Upload
vannhu
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS DAMPAK REGULASI (RIA)Proses desentralisasi di Indonesia telah mengalihkan seba-gian besar kewenangan ke sekitar 500 pemerintah daerah(pemda) kabupaten/kota. Dalam jangka panjang, transisidramatis ini tentunya positif untuk meningkatkan kese-jahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saingdaerah. Namun demikian, tahap awal desentralisasi inidiwarnai dengan ”semangat” pemda untuk menerbitkanberbagai peraturan daerah (perda) yang sebagian diantaranya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan aslidaerah (PAD) setinggi-tingginya. Berbagai perda yang disusun tanpa analisis yang mendalam melalui proses konsultasi publik yang terbatas mengakibatkan beban bagi pelaku usaha di daerah.
Metode Analisis Dampak Regulasi (Regulatory ImpactAssessment atau RIA) merupakan salah satu cara yangbanyak digunakan di negara maju untuk mengkaji per-masalahan dan kebutuhan akan kebutuhan suatu regulasi,menghitung untung ruginya (analisis manfaat dan biaya),dan mempertimbangkan berbagai alternatif solusi atasmasalah yang diidentifikasi. Konsultasi kepada berbagaipemangku kepentingan (stakeholders) merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari metode ini. Metode ini ter-bukti efektif untuk meningkatkan iklim usaha di KoreaSelatan, Vietnam, China, Australia, dan Amerika Serikat,sehingga Organisasi Pembangunan dan KerjasamaEkonomi (OECD) mendorong penggunaannya di berba-gai negara lainnya.
PENDEKATAN PENDAMPINGAN TEKNIS RIA
Asia Foundation telah memperkenalkan metode RIAmelalui pendampingan teknis kepada tidak kurang dari 38pemda kabupaten/kota di 11 provinsi di Sumatera, Jawa,
Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi. Pendampingan teknisini dilakukan melalui mitra-mitra lokal – organisasi non-pemerintah atau perguruan tinggi – yang berlokasi di daerah yang didampingi. Hal ini dilakukan untuk memas-tikan bahwa bukan hanya pemda yang meningkat kapa-sitasnya untuk melakukan analisis regulasi, tetapi jugastakeholders nonpemerintah. Selain untuk memastikanbahwa ada sumberdaya yang relatif mudah diakses pemdasetelah program berakhir, diharapkan bahwa mitra-mitralokal Asia Foundation dapat terus mengadvokasi pemdauntuk terus menggunakan metode ini.
Untuk meningkatkan kapasitas stakeholders di daerahuntuk dapat menggunakan metode RIA, dilakukan berba-gai pendekatan. Pelatihan yang dirancang dengan banyakstudi kasus, selain teorinya, diberikan kepada mitra lokaldan aparat pemerintah yang ditunjuk pemda untuk melak-sanakan RIA. Berbagai pemda juga difasilitasi untuk bela-jar dari pemda lain yang telah melaksanakannya terlebihdahulu. Pendekatan lain yang digunakan adalah asistensilangsung dari staf Asia Foundation, tenaga ahli RIA, danmitra lokal kepada tim RIA pemda.
PROSES PENDAMPINGAN TEKNIS
Secara umum, proses pen-dampingan teknis diawali dengan membantu pemdauntuk memetakan semuaperda yang terkait dunia usahayang masih berlaku. Berbagaiperda tersebut dikaji oleh timyang dibentuk pemda untukmengidentifikasi masalah yangtidak mendukung iklim usahayang kondusif di daerah. Hasildari pemetaan perda ini kemu-dian dikonsultasikan kepadaberbagai stakeholders di daerahuntuk memilih beberapa perda yang dianggap prioritasuntuk dikaji lebih dalam dengan metode RIA.
Analisis atas perda yang dianggap bermasalah dimulai de-ngan mengkaji kembali alasan penerbitannya – masalahapa yang berusaha diatasi dengan regulasi? alternatif apayang ada untuk mengatasi masalah tersebut? apakah pener-bitan regulasi merupakan alternatif terbaik? Hasil dari tigalangkah pertama RIA ini kemudian dikonsultasikan kepa-da publik, terutama para pelaku usaha yang berkepentin-gan dan/atau akan terkena dampak atas peraturan tersebut.
HEADQUARTERS465 California Street, 9th FloorSan Francisco, CA 94104 USATel: (415) 982-4640Fax: (415) [email protected]
WASHINGTON, DC1779 Massachusetts Ave., NWSuite 815Washington, D.C. 20036 USATel: (202) 588-9420Fax: (202) [email protected]
INDONESIAPO BOX 6793 JKSRBJakarta 12067IndonesiaTel: +62 (21)7278-8424Fax: +62 (21)[email protected]
www.asiafoundation.org
Langkah selanjutnya adalah menganalisis manfaatdan biaya (cost-benefit analysis) dari berbagai alternatif yang teridentifikasi. Alternatif yangmemberikan manfaat-biaya terbesar kemudiandipilih untuk direkomendasikan. Setelah dikon-sultasikan dengan stakeholders terkait, strategiimplementasi dan pelembagaan alternatif yangdipilih kemudian disusun. Keseluruhan prosesdan hasil RIA ini dituliskan dalam dokumen yangdisebut RIA Statement.
Pada umumnya, dibutuhkan perda baru untukmelaksanakan rekomendasi RIA Statement ini,sehingga Asia Foundation dan mitra lokalnyabiasanya juga mendukung formulasi rancanganperda yang baru. Proses selanjutnya adalah prosespolitik pengesahan perda di DRPD.
DUKUNGAN PEMERINTAH PUSATDAN PROVINSI
Asia Foundation juga memperkenalkan metodeRIA kepada berbagai instansi di tingkat pusat.Bantuan teknis telah diberikan kepadaKementerian Perdagangan, KementerianKeuangan, Badan Perencanaan PembangunanNasional (Bappenas), dan Kantor Menteri
Koordinator Perekonomian untuk mengkajiberbagai peraturan tingkat nasional. Pada tahun2008-2009 Asia Foundation dan mitra lokalnyamembantu Bappenas untuk menerbitkan pandu-an RIA berdasarkan pengalaman penggunaan RIAdi berbagai daerah. Panduan ini diharapkan dapatmembantu penyebarluasan penggunaan metodeini oleh berbagai instansi pemerintah pusat danpemda. Beberapa pemerintah provinsi juga diban-tu untuk mendorong penggunaan metode RIAlebih luas lagi di daerah.
10/2010
The Asia Foundation
adalah organisasi swasta,
nirlaba, dan nonpemer-
intah. Melalui program-
programnya, The Asia
Foundation membangun
kepemimpinan, menyem-
purnakan kebijakan,
dan memperkuat kelem-
bagaan untuk men-
dorong keterbukaan yang
lebih luas dan pemer-
ataan kesejahteraan di
kawasan Asia Pasifik.
Lembaga ini dibiayai
oleh kontribusi perusa-
haan, yayasan, dan lem-
baga pemerintah
Amerika Serikat, Eropa,
Kanada, Australia, dan
Asia, serta pemberian
dana dari Kongres
Amerika Serikat.
Program analisis dampak regulasi Asia Foundation mendapatkan dukungan dana dari United States Agency for International Development (USAID), CanadianInternational Development Agency (CIDA), Department for International Development (DFID) dan Foreign and Commonwealth Office (FCO) Pemerintah Inggris Raya,Australian Agency for International Development (AusAID), Multi Donor Fund for Aceh and North Sumatra (MDF), Decentralization Support Facility (DSF), danInternational Finance Corporation (IFC).
Pelembagaan RIA di Kota Parepare Berbeda dengan daerah lain yang didampingi Asia Foundation, Pemda Kota Parepare (SulawesiSelatan) membentuk tim RIA yang beranggotakan wakil pengacara, aktivis dan pelaku usaha, selainpejabat pemda pada tahun 2005. Tim RIA ini kemudian dilatih dan didampingi untuk mengkajiperda mengenai pedagang kaki lima dan pengelolaan pasar tradisional. Berdasarkan RIA Statements,tim kemudian menyiapkan rancangan perda yang dibahas dan disetujui DPRD dalam waktu yangtidak terlalu lama. Lebih jauh lagi, pemda Kota Parepare sampai saat ini melanjutkan menggunakanmetode RIA untuk mengkaji seluruh rancangan perda terkait dunia usaha sebelum diajukan keDPRD, tanpa dukungan teknis dari Asia Foundation. Pelembagaan RIA ini dilakukan melaluiKeputusan Walikota pada tahun 2006.