Upload
vanthuan
View
241
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA
DALAM IKLAN BARANG DAN IKLAN JASA
KORAN PONTIANAK POST EDISI OKTOBER 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Natalis Haryo Widyanto
NIM: 121224026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA
DALAM IKLAN BARANG DAN IKLAN JASA
KORAN PONTIANAK POST EDISI OKTOBER 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Natalis Haryo Widyanto
NIM: 121224026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, terima kasih atas rahmat dan berakt-
NYA yang melimpah.
2. Kedua orangtua terkasih, Drs. Yohanes Seno Suharyo dan Yuliana
Sumiati, terima kasih atas segala bimbingan, dukungan, dan motivasi
yang tak henti-hentinya selalu diberikan kepada saya.
3. Ketiga saudara terkasih, Agustinus Harry Pradata, Alexander Arya
Pamungkas, dan Anya Gracia Evivania, terima kasih atas dukungan yang
selalu membangkitkan semangat.
4. Giovanni Mararami, S.KM, terima kasih atas dukungan, semangat dan
perhatiannya.
5. Teman-teman kontrakan lepet, Yodhi Kurniawan, Yoga Tryadhani,
Sergius Yoel, Pepen, Fransiskus Xaverius, Maria Agustini, dan Daniel
Christ, terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
6. Teman-teman terkasih Stefanus Candra Saputra, S.Pd, Cosmas Krisna
Widyahananda, S.Pd, Christian Adven Saputra, Stefanus Edo Cristianto,
S.Pd, Ignatius Ajie Pamungkas, S.Pd, Septian Purnomo Ajie, S.Pd,
Brigitta Swaselia Kasita, S.Pd, terima kasih atas dukungan dan
semangatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
FAITH CAN
MOVE
MOUNTAINS (Mattew 17: 20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Februari 2018
Peneliti
Natalis Haryo Widyanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Natalis Haryo Widyanto
Nomor Mahasiswa : 121224026
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA
DALAM IKLAN BARANG DAN IKLAN JASA
KORAN PONTIANAK POST EDISI OKTOBER 2016
Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 13 Februari 2018
Yang menyatakan
Natalis Haryo Widyanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Widyanto, Natalis Haryo. 2018. Analisis Diksi dan Gaya Bahasa dalam Iklan
Barang dan Iklan Jasa Koran Pontianak Post Edisi Oktober 2016. Skripsi.
Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Dalam penelitian ini secara khusus dikaji diksi dan gaya bahasa. Peneliti
memilih surat kabar Pontianak Post sebagai objek penelitian. Surat kabar tersebut
mengandung beragam diksi dan gaya bahasa. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan diksi dan gaya bahasa dalam iklan pada koran Pontianak Post.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode dokumentasi dan metode catat. Data
yang terkumpul dianalisis satu per satu. Tahap analisis data berupa identifikasi,
klasifikasi, dan interpretasi.
Hasil penelitian ini, yaitu: (1) jenis diksi yang digunakan pada iklan
barang dan iklan jasa Pontianak Post edisi Oktober 2016, meliputi kata abstrak,
kata konkret, kata umum, kata khusus, kata populer, kata kajian, kata nonbaku,
kata asli dan kata serapan, serta kata denotasi dan kata konotasi; (2) jenis gaya
bahasa yang digunakan, meliputi hiperbola, metafora, personifikasi, aliterasi.
Penggunaan diksi dan gaya bahasa dalam iklan barang dan iklan jasa memberikan
kesan persuasif terhadap barang atau jasa yang ditawarkan. Dengan adanya kesan
persuasif tersebut diharapkan konsumen yang membaca iklan tersebut terbujuk
dan tertarik untuk membeli barang atau menggunakan jasa yang ditawarkan.
Kata kunci: diksi, gaya bahasa, iklan barang dan iklan jasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Widyanto, Natalis Haryo. 2018. The Analysis of Diction and Figure of Speech in
Goods Advertisement and Services of Pontianak Post October 2016 Edition.
Thesis. Yogyakarta: Indonesian Education and Literature Studies Program,
Faculty of Teachership and Education, Sanata Dharma University.
This study specifically research the diction and style of language on
mass media Pontianak Post. The researcher chose the Pontianak Post newspaper
as a research object. The newspaper contains a variety of diction and style of
language. The purpose of this research is to describe diction and style of
language in advertisement on Pontianak Post newspaper.
This research includes descriptive qualitative research type. The research
method used was the method of documentation and method of record. The
collected data was analyzed one by one. Phase data analysis in the form of
identification, classification, and interpretation.
The results of this study were: (1) the type of diction used in Pontianak
Post's advertisement of goods and services of the October 2016 edition, including
abstract words, concrete words, common words, special words, popular words,
study words, nonbasic words, the word absorption, as well as the word denotation
and the word connotation; (2) the type of language style used, including
hyperbole, metaphor, personification, alliteration. The use of diction and style of
language in the advertising of goods and advertising services gives a persuasive
impression of the goods or services offered. With the persuasive impression is
expected that consumers who read the ad persuaded and interested to buy goods
or use the services offered.
Keywords: diction, figure of speech, goods advertisement, services advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang
senantiasa mencurahkan rahmat dan berkat-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam
segala proses kelancaran dan keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada.
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan
kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs. J. Prapta Diharja, SJ, M.Hum., selaku dosen pembimbing pertama yang
telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing,
memberikan masukan, dan memberikan kritikan yang membangun dalam
proses penyusunan skripsi ini.
4. Septina Krismawati, M.A., selaku dosen pembimbing kedua yang telah
bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing, memberikan
masukan, dan memberikan kritikan yang membangun dalam proses
penyusunan skripsi ini.
5. Segenap dosen Prodi PBSI, dosen MKU, dan dosen MKK yang telah
mendidik dan membimbing penulis selama mengikuti kuliah.
6. Staf sekretariat Prodi PBSI yang selama ini telah banyak membantu dan
memberi kemudahan dalam administrasi yang diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Kedua orangtua terkasih, Drs. Yohanes Seno Suharyo dan Yuliana Sumiati,
terima kasih atas segala bimbingan, dukungan, dan motivasi yang tak henti-
hentinya selalu diberikan kepada saya.
8. Sahabat-sahabatku PBSI 2012 kelas A yang selalu memberikan keceriaan,
kebahagiaan, dan dukungan.
9. Teman-teman PBSI Angkatan 2012 yang selalu memberikan dukungan.
10. Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
11. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan doa, dukungan, dan semangat hingga skripsi ini terselesaikan
dengan baik.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan
keterbatasan. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 13 Februari 2018
Peneliti
Natalis Haryo Widyanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 4
E. Batasan Istilah ..................................................................................................... 5
F. Sistematiks Penelitian .......................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 7
A. Penelitian yang Relevan ...................................................................................... 7
B. Kajian Teori ....................................................................................................... 10
1. Diksi ............................................................................................................. 10
2. Gaya Bahasa ................................................................................................. 15
3. Jenis Gaya Bahasa ........................................................................................ 17
4. Iklan ............................................................................................................... 19
5. Jenis Iklan Berdasarkan Wujud Produk yang Diiklankan ............................ 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
6. Koran Sebagai Media Periklanan .................................................................. 22
7. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 25
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 25
B. Sumber Data dan Data ...................................................................................... 25
C. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 26
E. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 29
A. Deskripsi Data .................................................................................................. 29
B. Analisis Data .................................................................................................... 30
1. Hasil Analisis Jenis Diksi ............................................................................. 30
2. Hasil Analisis Jenis Gaya Bahasa ................................................................ 45
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 51
1. Jenis Diksi dalam Iklan Barang dan Iklan Jasa Pontianak Post edisi Oktober
2016 .................................................................................................................. 51
2. Jenis Gaya Bahasa dalam Iklan Barang dan Iklan Jasa Pontianak Post edisi
Oktober 2016 .................................................................................................... 58
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 62
A. Simpulan Hasil Penelitian ................................................................................. 62
B. Implikasi ........................................................................................................... 63
C. Saran .................................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66
LAMPIRAN ......................................................................................................... 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Contoh Kata Abstrak dan Kata Konkret ................................................... 12
Tabel 2 Contoh Kata Umum dan Kata Khusus ..................................................... 12
Tabel 3 Contoh Kata Populer dan Kata Kajian ...................................................... 13
Tabel 4 Contoh Kata Baku dan Kata Nonbaku ..................................................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1Data Iklan Barang dan Iklan Jasa Pontianak Post Oktober 2016 ...... 69
Lampiran 2Tabel Data dan Analisis Data Jenis Diksi ........................................... 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Iklan diartikan sebagai berita pesanan untuk mendorong dan membujuk
khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan (KBBI, 2005:
421). Iklan biasanya menawarkan produk barang yang dijual seperti barang
elektronik, produk kecantikan, dan kendaraan bermotor. Iklan bertujuan
memberitahukan kepada masyarakat mengenai barang atau jasa yang dijual. Iklan
biasa ditemukan di televisi, tepi-tepi jalan, dan media cetak, seperti surat kabar
atau majalah.
Iklan pada dasarnya merupakan pemakaian bahasa, gambar dan gerak
yang berstruktur kata-kata yang menggunakan emosi dan membentuk imajinasi
sehingga memengaruhi pembaca maupun pendengarnya untuk berbuat seperti
yang diharapkan oleh pembuat iklan. Bahasa yang digunakan dalam iklan
diharapkan dapat dimengerti oleh konsumen dan dapat menarik perhatian mereka
terhadap produk tersebut. Inti dari bahasa iklan adalah unsur persuasif, yaitu
bertujuan memengaruhi orang lain untuk menggunakan produk atau jasa yang
ditawarkan (Repinus, 2011: 1). Oleh karena itu, pilihan kata dan penggunaan gaya
bahasa perlu dipertimbangkan oleh pembuat iklan.
Koran yang beredar di Kalimantan Barat meliputi Rakyat Kalbar, Kapuas
Post, dan Pontianak Post. Dari ketiga koran tersebut, koran Pontianak Post lebih
banyak memunculkan iklan barang dan iklan jasa. Banyaknya iklan barang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
iklan jasa dalam koran tersebut menarik untuk diteliti. Dalam koran tersebut, iklan
digunakan untuk memberikan informasi tentang barang dan jasa yang ditawarkan.
Oleh karena itu, koran tersebut dipilih sebagai subjek penelitian.
Dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober
2016, dijumpai penggunaan diksi yang bervariasi. Diksi atau pilihan kata bukan
merupakan persoalan yang sederhana (Keraf, 2009: 23). Sejalan dengan
penjelasan tersebut, pemanfaatan diksi dalam iklan bertujuan supaya iklan
menarik bagi konsumen. Hal itu dimaksudkan agar konsumen membeli barang
dan menggunakan jasa yang ditawarkan.
Selain diksi, iklan barang dan iklan jasa dalam koran Pontianak Post edisi
Oktober 2016 juga memanfaatkan gaya bahasa. Tarigan (2013:5),
mengungkapkan bahwa gaya bahasa digunakan untuk memberikan efek tertentu.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan gaya bahasa mampu membuat
iklan lebih menarik. Dengan adanya gaya bahasa, sebuah kalimat untuk
penyampaian gagasan akan terlihat lebih menarik daripada menggunakan kata-
kata biasa.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti bermaksud meneliti penggunaan
diksi dan gaya bahasa dalam iklan koran Pontianak Post edisi Oktober 2016.
Penelitian ini dilakukan karena diksi dan gaya bahasa dalam iklan koran tersebut
memiliki efek persuasif untuk menarik perhatian konsumen untuk membeli
barang dan jasa yang ditawarkan. Selain itu, penelitian ini juga belum pernah
dilakukan oleh peneliti lain. Dengan demikian, hasil akhir penelitian ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
deskripsi mengenai penggunaan diksi dan gaya bahasa iklan dalam koran
Pontianak Post edisi Oktober 2016.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apa sajakah jenis diksi atau pilihan kata yang dipergunakan dalam iklan
barang dan iklan jasa pada koran Pontianak Post edisi Oktober 2016?
2. Apa sajakah jenis gaya bahasa yang ada dalam iklan barang dan iklan jasa
pada koran Pontianak Post edisi Oktober 2016?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan diksi atau pilihan kata yang dipergunakan dalam iklan
barang dan iklan jasa pada koran Pontianak Post edisi Oktober 2016.
2. Mendeskripsikan jenis gaya bahasa yang digunakan dalam iklan barang
dan iklan jasa pada koran Pontianak Post edisi Oktober 2016.
1.4 Manfaat Penelitian
Ada dua manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menambah kekayaan
penelitian dalam bidang linguistik yang berhubungan dengan diksi dan gaya
bahasa iklan barang dan iklan jasa yang terdapat dalam koran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat dari penelitian ini sebagai berikut.
a. Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
pengetahuan tentang diksi dan jenis-jenis gaya bahasa.
b. Bagi mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan wawasan terhadap keanekaragaman diksi dan gaya
bahasa dalam iklan kepada mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia.
c. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan dapat menambah referensi penelitian selanjutnya.
d. Bagi pembuat iklan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada pembuat iklan mengenai diksi dan gaya bahasa dalam iklan yang
digunakan. Hal ini perlu diperhatikan oleh pembuat iklan karena seorang
konsumen akan tertarik untuk membeli produk barang yang ditawarkan
tergantung dari diksi dan gaya bahasa yang digunakan.
1.5 Batasan Istilah
Beberapa istilah penting yang digunakan dalam penelitian ini perlu
ditegaskan agar tidak menimbulkan salah penafsiran.
1. Diksi
Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata yang dipakai untuk
menyampaikan suatu gagasan, membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat
atau menggunakan ungkapan yang tepat, dan gaya yang paling baik digunakan
dalam suatu situasi (Keraf, 2009: 24).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan
efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau
hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum (Tarigan, 2013: 5).
3. Iklan
Secara prinsip, iklan adalah bentuk penyajian pesan yang ditujukan oleh
komunikator secara nonpersonal melalui media untuk ditujukan pada komunikan
dengan cara membayar (Widyatama, 2009: 13).
4. Iklan Barang
Iklan barang adalah iklan yang menawarkan produk berupa barang nyata
(terlihat/berwujud). Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang tahan lama
(misalnya mobil, pakaian, lemari es, peralatan dapur, dan sebagainya) dan barang
tidak tahan lama (misalnya makanan dan minuman) (Widyatama, 2009: 125).
5. Iklan Jasa
Iklan jasa merupakan iklan yang disampaikan berisi informasi dan tawaran
tentang layanan jasa tertentu. Misalnya jasa pendidikan, wisata, perbankan,
penanaman investasi, hiburan, angkutan dan pengantaran barang, dan sebagainya
(Rendra Widyatama, 2009: 125).
1.6 Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri atas lima bab. Bab I adalah pendahuluan. Pada bab
ini, peneliti menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II
merupakan landasan teori. Pada bab ini, peneliti menguraikan mengenai penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang relevan dan kajian teori. Bab III berisi metode penelitian. Pada bab ini
diuraikan tentang jenis penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian. Pada
bab ini, peneliti menguraikan tentang jenis diksi dan jenis gaya bahasa digunakan
serta peran diksi dan gaya bahasa dalam iklan barang dan iklan jasa pada koran
Pontianak Post edisi Oktober 2016. Bab V adalah penutup. Pada bab ini berisi
simpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini berisi hasil-hasil penelitian sejenis yang pernah ada sebelumnya.
Selain itu, dijabarkan pula pengertian diksi, gaya bahasa, iklan dan jenis iklan,
serta koran sebagai media periklanan. Uraian tersebut digunakan sebagai landasan
teori untuk menganalisis diksi dan gaya bahasa dalam iklan barang dan iklan jasa
koran Pontianak Post edisi oktober 2016.
2.1 Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan jenis penelitian ini ada dua
penelitian. Dua penelitian itu digunakan peneliti sebagai acuan penelitian. Dua
penelitian itu adalah sebagai berikut.
Penelitian pertama dilakukan oleh Nur Wijayanti. Nur Wijayanti
merupakan mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Sanata Dharma angkatan 2003. Penelitian yang dilakukan berjudul
Diksi dan Gaya Bahasa Pada Kolom “Dari Redaksi” dan “Liputan” Majalah
Sekolah Eksperana SMP Bentara Wacana Muntilan. Penelitian tersebut bertujuan
mendeskripsikan diksi atau pilihan kata dan gaya bahasa yang dipergunakan pada
kolom “Dari Redaksi” dan “Liputan” Majalah Sekolah Eksperana Bentara
Wacana Muntilan. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut, yaitu (1)
diksi berupa kata umum-baku: tanggal, pertandingan, latihan, lawan, pemain.
Untuk kata umum-nonbaku: malah, separuh, kaget, tipis, aku. Untuk kata khusus-
baku: edisi, tim,turnamen, SMP, februari, difentif, dan untuk kata khusus-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
nonbaku: scor, semi final, final, quarter, foul out, center. (2) Gaya bahasa yang
ditemukan adalah simile, personifikasi, hiperbola, metafora, paradoke, sinekdoke,
metonimia.
Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada analisis
diksi dan gaya bahasa. Pembeda penelitian tersebut dengan penelitian ini ada dua.
Pembeda pertama, dari segi sumber data, peneliti mengambil data dari surat kabar
Pontianak Post, bukan majalah sekolah eksperana. Pembeda kedua terletak pada
objek penelitian. Objek penelitian yang dikaji dalam penelitian ini adalah iklan
jasa dan iklan barang dalam surat kabar Pontianak Post edisi Oktober 2016.
Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Repinus. Repinus
merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Sanata Dharma angkatan 2006. Penelitian yang dilakukan berjudul
“Gaya Bahasa Dalam Iklan Obat-Obatan di SCTV”. penelitian ini bertujuan
untuk (1) mendeskripsikan tipe-tipe gaya bahasa yang digunakan dalam iklan
obat-obatan di SCTV, (2) mendeskripsikan ciri-ciri yang terdapat dalam gaya
bahasa yang digunakan dalam iklan obat-obatan di SCTV, (3) mengetahui
kegunaan gaya bahasa dalam iklan obat-obatan di SCTV, (4) mengetahui apa gaya
bahasa yang paling menonjol dalam iklan obat-obatan di SCTV. Hasil dari
penelitiannya adalah (1) terdapat 30 buah iklan obat-obatan yang dianalisis
sedangkan gaya bahasa yang ditemukan berjumlah 10 jenis. Gaya bahasa tersebut,
yaitu gaya bahasa repetisi atau perulangan (tujuh iklan), gaya bahasa metonomia
(enam iklan), gaya bahasa personifikasi (empat iklan), gaya bahasa hiperbola (dua
iklan), gaya bahasa erotesis (dua iklan), gaya bahasa asidenton (lima iklan), gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
bahasa polisidenton (satu iklan), gaya bahasa perumpamaan (satu iklan), gaya
bahasa pertentangan (dua iklan), dan gaya bahasa sinekdoke (satu iklan); (2) ciri-
ciri setiap tipe gaya bahasa ini memiliki kekhasan masing-masing tetapi secara
umum bermaksud memengaruhi perilaku penonton supaya membeli dan
menggunakan produk yang diiklankan. Setiap gaya bahasa yang dipakai
dimaksudkan untuk menstimulus dan menciptakan ketertarikan, juga meyakinkan
bahwa produk yang diiklankan layak dipercaya, layak dibeli dan layak
dipergunakan; (3) kegunaan gaya bahasa dalam iklan obat-obatan di SCTV adalah
untuk menarik perhatian audience supaya menyimak informasi yang disampaikan,
diharapkan informasi tersebut menggugah penonton untuk melaksanakan apa
yang disarankan, dalam hal ini membeli dan menggunakan produk yang
diiklankan; (4) gaya bahasa yang paling banyak dipakai, pertama gaya bahasa
repetisi, kedua gaya bahasa metonomia, ketiga gaya bahasa asidenton, dan
keempat gaya bahasa hiperbola. Penggunaan gaya-gaya bahasa ini agar mudah
diingat.
Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada analisis
gaya bahasa. Pembeda penelitian tersebut dengan penelitian ini ada tiga. Pembeda
pertama, selain menganalisis gaya bahasa, peneliti juga menganalisis diksi yang
terdapat pada iklan barang dan iklan jasa dalam koran Pontianak Post edisi
Oktober 2016. Pembeda kedua terletak pada sumber data. Peneliti mengambil data
dari surat kabar Pontianak Post edisi Oktober 2016, bukan dari televisi. Objek
penelitian yang dikaji dalam penelitian ini adalah iklan jasa dan iklan barang
dalam surat kabar Pontianak Post edisi Oktober 2016, bukan iklan obat-obatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.2 Kajian Teori
Pada bagian ini akan diuraikan kerangka teori yang berfungsi sebagai
bantuan peneliti dalam menjawab rumusan masalah. Teori-teori tersebut adalah
teori tentang diksi, gaya bahasa, jenis gaya bahasa, iklan, jenis iklan berdasarkan
wujud produk yang diiklankan, serta koran sebagai media periklanan. Teori-teori
tersebut sebagai berikut.
2.2.1 Diksi
Diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam
penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
seperti yang diharapkan (KBBI, 2005: 264). Pilihan kata tidak hanya
mempersoalkan ketepatan penggunaan kata, tetapi juga mempersoalkan kata yang
dipergunakan itu tidak merusak suasana yang ada (Keraf, 2009: 24).
Keraf (2009) menjelaskan tiga hal utama mengenai diksi. Pertama, pilihan
kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata yang dipakai untuk menyampaikan
suatu gagasan. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan
kemampuan untuk menemukan bentuk kata yang sesuai dengan situasi. Ketiga,
pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah
besar kosa kata.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan, diksi adalah kemampuan
seseorang dalam memilih kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan
gagasan. Hal itu agar gagasan tersebut memiliki efek tertentu sesuai yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
diharapkan. Pilihan kata tidak hanya mempersoalkan ketepatan penggunaan kata,
tetapi juga efek yang ditimbulkan bagi pembaca.
Terdapat beberapa macam pilihan kata yang umum digunakan dalam media
komunikasi. Pilihan kata dibagi menjadi tiga bagian, yaitu penggolongan kata,
makna kata, dan perubahan makna (Soedjito, 1988). Berikut penjelasan mengenai
tiga bagian tersebut.
a. Penggolongan Kata
Menurut Soedjito (1988: 39-47), dalam kaitannya dengan pilihan kata atau
diksi, kosakata bahasa Indonesia dapat digolongkan menjadi sepuluh jenis
penggolongan kata, yaitu (1) kata abstrak, (2) kata konkret, (3) kata umum, (4)
kata khusus, (5) kata populer, (6) kata kajian, (7) kata baku, (8) kata nonbaku, (9)
kata asli, dan (10) kata serapan. Berikut penjelasan mengenai kesepuluh jenis
penggolongan kata tersebut.
1) Kata Abstrak dan Kata Konkret
Kata abstrak merupakan kata yang mempunyai rujukan berupa konsep
atau pengertian, sedangkan kata konkret merupakan kata yang mempunyai
rujukan berupa objek yang dapat dicerap oleh pancaindra (dilihat, diraba,
dirasakan, atau dicium) (Soedjito, 1988: 39). Contoh kata abstrak dan kata konkret
dapat dicermati dalam Tabel 1 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tabel 1 Kata Abstrak dan Kata Konkret
Kata Abstrak Kata Konkret
Kemakmuran Sandang, pangan, rumah
Kemajuan Membuat rumah, mendirikan pabrik,
membuat jalan
Demokrasi Bermusyawarah, berunding
Kerajinan Bekerja, belajar, membaca
2) Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup
banyak hal, sedangkan kata khusus ialah kata yang sempit atau terbatas ruang
lingkupnya (Soedjito, 1988: 41). Contoh kata umum dan kata khusus dapat
dicermati Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Kata Umum dan Kata Khusus
Kata Umum Kata Khusus
Jatuh Roboh, rebah, runtuh, ambruk
Melihat Menonton, menatap, memandang
Besar Raya, agung, akbar, makro
Memotong Menebang, memangkas, membelah
3) Kata Populer dan Kata Kajian
Kata populer merupakan kata yang dikenal dan dipakai oleh semua lapisan
masyarakat dalam komunikasi sehari-hari, sedangkan kata kajian ialah kata yang
dikenal dan dipakai oleh para ilmuwan/kaum terpelajar dalam karya-karya ilmiah.
Kata kajian itu banyak yang diserap dari bahasa asing atau daerah (Soedjito, 1988:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
43). Contoh kata populer dan kata kajian dapat dicermati dalam Tabel 3 berikut
ini.
Tabel 3 Kata Populer dan Kata Kajian
Kata Populer Kata Kajian
Sementara Tentatif
Keahlian Profesi
Harapan Prospek
Contoh Sampel
4) Kata Baku dan Kata Nonbaku
Kata baku merupakan kata yang mengikuti kaidah atau ragam bahasa yang
telah ditentukan atau dilazimkan, sedangkan kata nonbaku merupakan kata yang
tidak mengikuti kaidah atau ragam bahasa yang telah ditentukan atau dilazimkan
(Soedjito, 1988: 44). Contoh kata baku dan kata nonbaku dapat dicermati dalam
Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4 Kata Baku dan Kata Nonbaku
Kata Baku Kata Nonbaku
Senin Senen
Kamis Kemis
Kemarin Kemaren
Lubang Lobang
Metode Metoda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
5) Kata Asli dan Kata Serapan
Kata asli merupakan kata yang berasal dari bahasa kita sendiri, sedangkan
kata serapan ialah kata yang berasal (diserap) dari bahasa daerah atau asing. Kata
serapan tersebut misalnya strategi, social, moral, rujukan, sarana, wacana, dan
luwes (Soedjito, 1988: 47).
b. Makna Kata
Makna kata ialah hubungan antara bentuk dan barang (hal) yang diacunya
(Soedjito, 1988: 51). Ada bermacam-macam makna kata di antaranya (1) makna
leksikal dan makna gramatikal, (2) makna denotatif dan makna konotatif, (3)
makna lugas dan makna kiasan, serta (4) makna kontekstual.
c. Perubahan Makna
Sebab-sebab perubahan makna menurut Soedjito (1988: 64), yaitu (1)
peristiwa ketatabahasaan, (2) perubahan waktu, (3) perbedaan tempat, (4)
perbedaan lingkungan, dan (5) perbedaan konotasi. Dalam penelitian kali ini
peniliti hanya akan membahas tentang penggolongan kata dalam kaitannya
dengan pilihan kata.
Selain tentang penggolongan kata, peneliti juga membahas pemakaian kata
bermakna denotasi dan konotasi. Makna kata dibedakan atas makna yang bersifat
denotatif dan makna kata yang bersifat konotatif (Keraf, 2009: 27). Berikut
penjelasan makna kata menurut Keraf tersebut.
1) Makna Denotatif
Makna denotatif disebut makna konseptual (Keraf, 2009: 28). Kata makan,
misalnya, bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Makna makan seperti itu adalah makna denotatif. Makna denotatif juga disebut
sebagai makna kognitif karena makna itu bertalian dengan pengetahuan stimulus
(dari pihak pembicara) dan respons (dari pihak pendengar) menyangkut hal-hal
yang dapat dicerap pancaindera. Dalam bentuk murni, makna denotatif
dihubungkan dengan bahasa ilmiah karena pengarahan yang jelas tentang fakta
yang khusus adalah tujuan utamanya (Keraf, 2009: 28).
2) Makna Konotatif
Makna konotatif adalah suatu jenis makna yang stimulus dan responsnya
mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena
pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju atau tidak setuju, senang atau tidak
senang, dan sebagainya pada pihak pendengar. Pilihan kata atau diksi lebih
banyak bertalian dengan pilihan kata yang bersifat konotatif. Konotasi pada
dasarnya muncul karena adanya masalah hubungan sosial atau hubungan
interpersonal, yang mempertalikan seseorang yang satu dengan seseorang lainnya
(Keraf, 2009: 29).
2.2.2 Gaya Bahasa
Gaya bahasa dalam retorika sering disebut dengan istilah style. Kata style
tersebut diturunkan dari kata latin stilus, yaitu „semacam alat untuk menulis atau
mengukir pada lempengan lilin‟. Selanjutnya dalam perkembangan kata style
berubah makna menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau
mempergunakan kata-kata secara indah (Keraf, 2009: 112).
Secara umum, gaya adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui
bahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagainya. Dilihat dari segi bahasa, gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
bahasa adalah cara menggunakan bahasa. Gaya bahasa memungkinkan kita dapat
menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa
itu. Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang
terhadapnya, semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian
diberikan kepadanya (Keraf, 2009: 113).
Gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui
bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai
bahasa). Sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur berikut:
kejujuran, sopan-santun, dan menarik. Dengan adanya tiga unsur tersebut, gaya
bahasa dapat dibedakan menjadi gaya bahasa baik atau gaya bahasa buruk (Keraf,
2009: 113).
Menurut Kridalaksana (2009: 70), gaya bahasa adalah pemanfaatan atas
kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur kata atau menulis. (Dale [et al],
1971 : 220, dalam Tarigan, 2013:4-5) mengungkapkan bahwa gaya bahasa adalah
bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan
memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan
benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata penggunaan gaya bahasa
tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu.
Gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam
berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan
pembaca. Kata retorik berasal dari bahasa Yunani kuno rhetor yang berarti orator
atau ahli pidato (Tarigan, 2013: 5). Dalam perkembangannya gaya bahasa menjadi
masalah atau bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tidaknya pemakaian kata, frasa atau klausa tertentu untuk menghadapi situasi
tertentu. Gaya bahasa meliputi seluruh hirarki kebahasaan: pilihan kata secara
individual, frasa, klausa, dan kalimat, bahkan mencakup pula sebuah wacana
secara keseluruhan (Keraf, 2009: 112).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian gaya bahasa adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan
dalam bentuk lisan atau tulisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini terletak pada
pemilihan kata-katanya. Gaya bahasa digunakan untuk memberi efek dalam
kalimat.
2.2.3 Jenis Gaya Bahasa
Teori yang digunakan dalam membahas jenis-jenis gaya bahasa adalah
menurut pendapat Tarigan. Tarigan (2013: 5) membagi jenis gaya bahasa menjadi
empat kelompok yaitu gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya
bahasa pertautan, dan gaya bahasa perulangan. Gaya bahasa perbandingan
meliputi perumpamaan, metafora, personifikasi, alegori, antithesis, pleonasme dan
tautologi, perifrasis, antisipasi, dan koreksi (Tarigan, 2013: 9-34).
Gaya bahasa pertentangan meliputi hiperbola, litotes, ironi, oksimoron,
paranomasia, paralepsis, zeugma, satire, innuendo, antifrasis, paradox, klimaks,
antiklimaks, apostrof, anostrof atau inversi, apofasis, histeron proteron, hipalase,
sinisme, sarkasme (Tarigan, 2013: 55-92). Gaya bahasa pertautan meliputi
metonomia, sinekdoke, alusi, eufimisme, eponim, epitet, antonomasia, erotesis,
paralelisme, ellipsis, gradasi, asidenton, dan polisidenton (Tarigan, 2013: 121-
137). Gaya bahasa perulangan meliputi aliterasi, asonansi, antanaklasis, kiasmus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
epizeukis, tautotes, anaphora, episfora, simploke, mesodiplosis, epanalepsis dan
anadilopsis (Tarigan, 2013: 175-191).
Menurut Keraf (2009), jenis gaya bahasa dilihat dari segi bahasanya yaitu
gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, berdasarkan nada yang terkandung dalam
wacana, struktur kalimat, dan langsung tidaknya makna. Gaya bahasa berdasarkan
pilihan kata mempersoalkan penggunaan kata yang paling tepat dan sesuai untuk
posisi tertentu dalam kalimat, serta tepat tidaknya penggunaan kata-kata dilihat
dari lapisan pemakaian bahasa dalam masyarakat. Gaya bahasa ini terbagi menjadi
tiga, yaitu gaya bahasa resmi, gaya bahasa tak resmi, dan gaya bahasa percakapan
(Keraf, 2009: 117-120).
Gaya bahasa berdasarkan nada yang terkandung dalam wacana pada
sugesti yang dipancarkan dari rangkaian kata-kata yang terdapat dalam seluruh
wacana. Gaya bahasa ini terbagi menjadi tiga yaitu gaya sederhana, gaya mulia
dan bertenaga, dan gaya menengah (Keraf, 2009: 121-124). Gaya bahasa
berdasarkan struktur kalimat terbagi menjadi lima yaitu klimaks, antiklimaks,
paralelisme, repetisi, dan antithesis (Keraf, 2009: 124-128).
Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna dibagi menjadi dua,
gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa retoris meliputi aliterasi,
asosansi, anastrof, apofrasis, apostrof, asidenton, polisidenton, kiasmus, elipsis,
eufimismus, litotes, histeron proteron, pleonasme dan tautologi, perifrasis,
prolepsis, erotesis, silepsis dan zeugma, koreksio, hiperbol, paradoks, dan
oksimoron (Keraf, 2009: 129-136). Gaya bahasa kiasan meliputi persamaan atau
simile, metafora, alegori, parabel dan fabel, personifikasi, alusi, eponim, epitet,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sinekdoke, metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, sinisme dan sarkasme, satire,
inuendo, antifrasis, dan paronomia (Keraf, 2009: 136-145).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis
gaya bahasa menurut Tarigan terbagi ke dalam empat kelompok yaitu, gaya
bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, dan gaya
bahasa perulangan. Keraf membagi jenis gaya gaya bahasa berdasarkan dari segi
bahasanya ke dalam empat bagian yaitu, gaya bahasa berdasarkan pilihan kata,
berdasarkan nada yang terkandung dalam wacana, struktur kalimat, dan langsung
tidaknya makna.
2.2.4 Iklan
Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi. Dalam penyampaiannya
ada iklan yang diucapkan secara lisan, seperti melalui radio dan media elektronik
lain dan ada juga yang muncul dalam tulisan, seperti dalam surat kabar, majalah,
dan papan reklame. Iklan berisi suatu pemberitahuan yang disiarkan kepada
masyarakat agar masyarakat pembacanya tertarik pada isi pemberitahuan tersebut.
Pada umumnya iklan berisi sesuatu yang disuguhkan, yang ditawarkan, atau yang
akan dijual. Agar tawaran tersebut menarik perhatian pembacanya, pengungkapan
dalam iklan tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga pembaca terbujuk ingin
membeli barang dan jasa yang ditawarkan (Arifin, 1992: 3).
Menurut Liliweri (1992: 20), iklan adalah proses komunikasi yang
mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu
menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran
dalam bentuk informasi yang persuasif. Pengertian ini mempunyai dua makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
yaitu iklan dipandang sebagai alat pemasaran dan iklan sebagai proses komunikasi
yang bersifat persuasif, namun demikian keduanya mengandung pengertian yang
sama, yaitu kegiatan menjual barang, jasa, dan ide kepada khalayak. Kasali (1992:
26, mengungkapkan bahwa iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk
yang ditujukan kepada masyarakat luas lewat suatu media.
Menurut beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa iklan
merupakan sarana untuk menginformasikan sesuatu dengan tujuan dapat menarik
perhatian orang banyak. Iklan juga merupakan sarana pemberitahuan sesuatu
pesan yang di dalamnya terdapat penawaran barang atau jasa yang disampaikan
kepada khalayak luas. Iklan dibuat sedemikian rupa supaya informasi dan
penawaran produk barang atau jasa dapat membujuk pembaca untuk membelinya.
2.2.5 Jenis Iklan Berdasarkan Wujud Produk yang Diiklankan
Menurut Rendra (2009), iklan dapat dibedakan berdasarkan wujud produk
yang diiklankan. Menurut kategori ini, iklan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
iklan barang, iklan jasa, dan iklan barang-jasa. Berikut penjelasan ketiga jenis
iklan menurut Rendra tersebut.
1. Iklan Barang
Rendra (2009: 125) mengatakan bahwa iklan barang adalah iklan yang
menawarkan produk berupa barang nyata (terlihat/berwujud). Produk yang
ditawarkan tersebut meliputi baik barang tahan lama (misalnya; mobil, pakaian,
lemari es, peralatan dapur, dan sebagainya) maupun tidak tahan lama (misalnya;
makanan dan minuman), barang konsumsi, dan barang industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Barang konsumsi dapat berupa kebutuhan sehari-hari yang bersifat pokok.
Barang kebutuhan pokok dibeli secara tetap, dan keberadaannya sangat
dibutuhkan misalnya beras, sabun, pasta gigi, dan sebagainya. Bahan baku dan
suku cadang merupakan barang produksi.
2. Iklan Jasa
Iklan jasa merupakan iklan yang disampaikan berisi informasi dan tawaran
tentang layanan jasa tertentu. Misalnya jasa pendidikan, wisata, perbankan,
penanaman investasi, hiburan, angkutan dan pengantaran barang, konsultan bisnis
dan penelitian, dan sebagainya. Pada media cetak, iklan jasa dapat berbenyuk
iklan baris, iklan kolom, iklan display, maupun advertorial. Dalam iklan radio
maupun televisi, semua bentuk iklan yang ada, dapat digunakan sebagai iklan jasa
(Rendra, 2009: 125).
3. Iklan Barang-Jasa
Rendra (2009: 126) mengatakan bahwa iklan yang menawarkan produk
barang maupun jasa sekaligus merupakan pengertian dari iklan barang-jasa. Iklan
ini sering dijumpai pada media massa cetak maupun elektornik. Misalnya sebuah
iklan menawarkan sepatu sekaligus servisnya bilamana sepatu tersebut rusak.
2.2.6 Koran Sebagai Media Periklanan
Koran atau surat kabar merupakan sarana untuk menyampaikan suatu
informasi dari sumber informasi kepada orang atau masyarakat lainnya. Pada
awalnya, koran merupakan pengembangan lebih lanjut dari model pengumuman
dalam bentuk selembar kertas. Syarifudin (2010: 29) menyebutkan bahwa sejak
dulu surat kabar menjadi media informasi dan periklanan. Surat kabar adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
media komunikasi yang berisikan informasi aktual dari berbagai aspek kehidupan,
seperti politik, ekonomi, kriminal, seni, olahraga, luar negeri, dalam negeri, dan
sebagainya.
Di Indonesia, surat kabar atau koran memiliki peran penting bagi
pemasangan iklan. Secara nasional, surat kabar merupakan media untuk beriklan
terbesar kedua setelah televisi. Surat kabar kebanyakan terbit setiap hari sehingga
disebut juga surat kabar harian. Namun, terdapat pula surat kabar mingguan yang
terbit setiap satu minggu sekali. Hal yang perlu dipahami adalah kehidupan
manusia tidak dapat dipisahkan dari keberadaan media massa.
Jenis iklan yang terdapat dalam surat kabar atau koran.
1.Iklan Display
Iklan display adalah iklan yang terdiri atas judul dan teks serta kombinasi dari
foto, gambar, dan tampilan visual lainnya. Iklan kategori ini biasanya dapat
muncul pada setiap halaman surat kabar, dan biasanya menjadi penyumbang
terbesar bagi pemasukan rata-rata surat kabar. Iklan display terbagi menjadi dua
tipe yaitu iklan lokal dan iklan nasional (Morissan, 2010: 305).
2.Iklan Baris
Iklan baris memberikan sumbangan pendapatan yang cukup signifikan bagi
surat kabar. Iklan baris adalah jenis iklan dalam bentuk rangkaian kata atau
kalimat dan hanya diletakkan di rubrik iklan. Iklan baris dalam surat kabar tidak
disertai gambar (Morissan, 2010: 305).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3.Iklan Khusus dan Sisipan
Iklan khusus mencakup iklan pengumuman pemerintah, pengumuman laporan
keuangan perusahaan dan pemberitahuan mengenai perubahan bisnis. Iklan
politik juga termasuk dalam iklan khusus. Iklan sisipan adalah iklan yang tidak
muncul di halaman surat kabar. Iklan ini harus dicetak terlebih dahulu oleh
pemasang iklan dan kemudian disisipkan di antara halaman surat kabar sebelum
di antar kepada pelanggan atau pengecer (Morissan, 2010: 306).
Menurut Morissan (2010), iklan dalam surat kabar memiliki keunggulan
dan kelemahan. Keunggulan iklan surat kabar atau koran yaitu daya jangkaunya
yang ekstensif khususnya pada pemasaran lokal, fleksibilitas, keterlibatan
pembaca dan pelayanan khusus. Surat kabar juga memiliki kelemahan yang juga
harus dipertimbangkan para pengguna jasa iklan. Kelemahan tersebut meliputi
kualitas produksi, jangka waktu hidup yang singkat, keterbatasan pilihan, dan
persaingan iklan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
surat kabar adalah media komunikasi yang berisikan informasi aktual dari
berbagai aspek kehidupan. Surat kabar memiliki peran penting bagi pemasangan
iklan. Iklan display, iklan baris serta iklan khusus dan sisipan merupakan jenis
iklan yang terdapat dalam surat kabar.
2.2.7 Kerangka Berpikir
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis diksi dan jenis gaya
serta dalam koran Pontianak Post edisi Oktober 2016. Penelitian ini berdasar pada
teori kajian diksi dan gaya bahasa. Melalui teori kajian diksi dan gaya bahasa data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
iklan barang dan iklan jasa yang menjadi objek penelitian dianalisis berdasarkan
jenis diksi dan jenis gaya bahasa. Untuk mempermudah dalam melakukan
penelitian ini, peneliti membuat kerangka berpikir. Kerangka berpikir dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Analisis Diksi Dan Gaya Bahasa dalam Iklan Barang dan Iklan Jasa
Koran Pontianak Post Edisi Oktober 2016
Iklan Barang dan
Iklan Jasa
Jenis Diksi Jenis Gaya Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Bogdan
dan Taylor (1975: 5 dalam Moleong, 2014: 4) mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sejalan
dengan penjelasan itu, penelitian ini bertujuan mendeskipsikan jenis diksi dan
jenis gaya bahasa serta peran diksi dan gaya bahasa dalam iklan barang dan iklan
jasa Pontianak Post edisi Oktober 2016. Penelitian ini tergolong penelitian
kualitatif dapat dilihat dari tujuan penelitian, kerangka berpikir, metode penelitian
yang mencakup teknik pengumpulan data, jenis data berupa iklan barang dan
iklan jasa, teknik analisis data.
3.2 Sumber Data dan Data
Arikunto (2013: 172) memaparkan bahwa sumber data adalah subjek
tempat data dapat diperoleh. Sumber data terkait dengan dari siapa, apa, darimana
informasi mengenai fokus penelitian diperoleh (Muhammad, 2014: 167). Sumber
data dalam penelitian ini adalah koran Pontianak Post edisi Oktober 2016.
Sudaryanto (1995: 9, dalam Kesuma, 2007: 25) menjelaskan bahwa data
adalah bahan jadi penelitian. Dalam analisis, data itulah yang diorakkan. Data
dalam penelitian ini adalah iklan barang dan iklan jasa dalam koran Pontianak
Post edisi Oktober 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3.3 Instrumen Penelitian
Menurut Moleong (2014: 9) menjelaskan bahwa dalam penelitian
kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat
pengumpul data utama. Sejalan dengan penjelasan itu, Sugiyono (2014: 59)
menyatkan bahwa instrumen kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Selain itu,
Muhammad (2014: 32) juga menjelaskan bahwa instrument penelitian kualitatif
adalah manusia atau peneliti.
Selaras dengan penjelasan para ahli di atas, instrumen penelitian ini adalah
peneliti sendiri. Sebagai instrumen penelitian, peneliti melakukan identifikasi
terhadap koran Pontianak Post edisi Oktober 2016 sehingga memperoleh data
berupa iklan barang dan iklan jasa. Dalam menjalankan tugas sebagai instrumen
penelitian, peneliti berbekal pengetahuan mengenai bidang diksi dan gaya bahasa.
Bekal tersebut dimiliki peneliti supaya penelitian dapat berlangsung dengan baik.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
(Sugiyono, 2014:62). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
dokumentasi. Basrowi dan Suwandi (2008:158) menjelaskan bahwa teknik
dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan
penting yang berhubungan dengan data. Dalam melaksanakan teknik dokumentasi
peneliti membaca surat kabar Pontianak Post edisi Oktober 2016. Hal itu
dilakukan untuk memperoleh data yang dicari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Teknik lanjutan yang akan dilakukan dalam penelitiaan ini adalah teknik
catat. Basrowi dan Suwandi (2008:158) mendefinisikan pencatatan dokumen
dilakukan agar data dari sumber dapat dikumpulkan secara terseleksi sesuai
keperluan penelitian. Pengumpulan data pada penelitian ini berupa diksi dan gaya
bahasa. Hasil dari gaya bahasa yang ditemukan, diklasifikasikan berdasarkan
jenisnya untuk dianalisis lebih lanjut. Setelah diksi dan gaya bahasa dianalisis,
peneliti melakukan kesimpulan berdasarkan jenis diksi serta jenis gaya bahasanya.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengorganisasikan data, mengolahnya menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menentukan pola, menemukan yang penting dan
dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain
(Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2014: 248). Muhammad (2014: 196)
berpendapat bahwa analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengklasifikasikan data atau mengelompokkan data. Analisis data penelitian ini
dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
3.5.1 Identifikasi Data
Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah mengidentifikasi data.
Menurut KBBI (2005:517) identifikasi berarti penentu atau penetapan identitas
seseorang, benda, dsb. Dalam penelitian ini, identifikasi dilakukan peneliti
terhadap data iklan barang dan iklan jasa. Data iklan barang dan iklan jasa
diidentifikasi berdasarkan jenis diksi dan jenis gaya bahasa. Identifikasi data iklan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
barang dan iklan jasa berdasarkan jenis diksi dan gaya bahasa dilakukan dengan
menggunakan teori yang diacu.
3.5.2 Klasifikasi Data Iklan Barang dan Iklan Jasa Berdasarkan Diksi dan
Jenis Gaya Bahasa
Setelah data iklan barang dan iklan jasa diidentifikasi, peneliti
mengklasifikasikannya sesuai jenis diksi dan jenis gaya bahasa. Menurut KBBI
(2005:706), klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau
golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Data iklan barang dan
iklan jasa diklasifikasikan berdasarkan jenis diksi, meliputi: kata abstrak, kata
konkret, kata umum, kata khusus, kata kajian, kata populer, kata nonbaku, kata
asli, dan kata serapan. Jenis gaya bahasa, meliputi : hiperbola, personifikasi,
metafora, dan aliterasi
3.5.3 Penafsiran Data Iklan Barang dan Iklan Jasa
Data iklan barang dan iklan jasa yang telah diklasifikasikan berdasarkan
jenis diksi dan jenis gaya bahasa ditafsirkan. Menurut KBBI, (2005:1373)
Penafsiran adalah proses, cara, perbuatan menafsirkan; upaya untuk menjelaskan
arti sesuatu yang kurang jelas. Dalam langkah ini, peneliti menafsirkan jenis diksi
dan jenis gaya yang terdapat dalam iklan barang dan jasa dalam koran Pontianak
Post edisi Oktober 2016 berdasarkan teori diksi dan gaya bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari iklan barang dan iklan jasa dalam
surat kabar Pontianak Post Edisi Oktober 2016. Iklan biasanya muncul pada
media massa cetak, seperti majalah dan surat kabar. Iklan muncul pada kolom
surat kabar yang selalu ada setiap harinya. Objek penelitian ini adalah jenis diksi
atau pilihan kata yang terdapat dalam iklan, yaitu (1) kata abstrak, (2) kata
konkret, (3) kata umum, (4) kata khusus, (5) kata popular, (6) kata kajian, (7) kata
nonbaku, (8) kata asli, dan (9) kata serapan serta (10) kata denotatif dan (11) kata
konotatif. Selain itu, peneliti juga menganalisis gaya bahasa yang terdapat di
dalam iklan tersebut. Gaya bahasa yang ditemukan yaitu (1) hiperbola, (2)
personifikasi, (3) metafora, dan (4) aliterasi.
Dari 43 iklan barang dan iklan jasa yang ditemukan terdapat 10 buah kata
abstrak, 3 buah kata konkret, 3 buah kata umum, 13 kata khusus, 1 buah kata
popular, 8 buah kata kajian, 4 buah kata nonbaku, 22 buah kata asli, dan 15 kata
serapan. Selain itu, peneliti juga menemukan 9 buah penggunaan kata denotasi
dan kata konotasi. Peneliti juga menemukan 23 buah gaya bahasa hiperbola, 3
buah gaya bahasa aliterasi, 3 buah gaya bahasa personifikasi, dan 3 buah gaya
bahasa metafora.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
4.2 Analisis Data
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis diksi yang digunakan
mendeskripsikan jenis gaya bahasa yang digunakan. Peneliti menyajikan beberapa
data yang mewakili keseluruhan data. Data lain yang tidak dicantumkan oleh
penulis dalam analisis data dapat dilihat dalam lampiran. Analisis data itu adalah
sebagai berikut.
4.2.1 Hasil Analisis Jenis Diksi
Hasil analisis jenis diksi dalam iklan Pontianak Post edisi Oktober 2016
dapat dilihat dalam tabel yang telah dimunculkan pada bagian deskripsi data.
Dalam kolom yang disajikan, dituliskan jumlah kalimat tiap iklan dan banyaknya
temuan tentang diksi dalam setiap iklan. Diksi yang dimaksud (1) kata abstrak, (2)
kata konkret, (3) kata umum, (4) kata khusus, (5) kata popular, (6) kata kajian, (7)
kata nonbaku, (8) kata asli, dan (9) kata serapan serta (10) kata denotatif dan (11)
kata konotatif. Secara khusus analisis mengenai diksi dalam iklan Pontianak Post
edisi Oktober 2016 akan dibahas dalam uraian di bawah ini.
4.2.1.1 Hasil Analisis Kata Abstrak
Kata abstrak merupakan kata yang mempunyai rujukan berupa konsep
atau pengertian (Soedjito, 1988: 39). Berikut penjelasan mengenai contoh
penggunaan kata abstrak dalam iklan Pontianak Post edisi Oktober 2016.
1) Aviatech GPS Tracker Solusi keamanan kendaraan anda.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 1 kata abstrak nomor 3)
2) PT. OJA amanah, terpercaya, dan komitmen.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 1 kata abstrak nomor 4)
3) Melayani pemecahan solusi masalah yang berkaitan dengan komputer
Anda termasuk software, hardware, dan jaringan.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 1 kata abstrak nomor 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Kata keamanan dalam kalimat (1) merupakan kata abstrak karena
rujukannya berupa konsep atau pengertian (Soedjito, 1988: 39). Penggunaan kata
keamanan dalam kalimat tersebut terlihat lebih menarik minat konsumen
daripada menggunakan kata tenteram. Kata keamanan setelah kata solusi
memberikan efek kepada konsumen agar menggunakan produk yang ditawarkan
karena kendaraan konsumen akan lebih aman.
Kata amanah dan kata terpercaya dalam kalimat (2) merupakan kata
abstrak karena rujukannya berupa konsep atau pengertian (Soedjito, 1988).
Penggunaan kata amanah dan kata terpercaya dalam kalimat tersebut
memberikan efek menarik pada konsumen karena PT. OJA menyatakan dirinya
sebagai PT yang menjalankan amanah serta dipercayai oleh konsumen.
Kata masalah dalam kalimat (3) merupakan kata abstrak karena
rujukannya berupa konsep atau pengertian (Soedjito, 1988: 39). Penggunaan kata
masalah dalam kalimat tersebut terlihat lebih menarik minat konsumen dari pada
menggunakan kata soal atau persoalan.
Berdasarkan hasil analisis tersebut ketiga iklan di atas menggunakan kata
abstrak. Pada iklan (1) terdapat kata keamanan di dalamnya. Hal ini dimaksudkan
agar konsep atau pengertian yang hendak disampaikan pembuat iklan mengena
kepada pembaca. Kata keamanan memiliki konsep berupa keadaan yang aman.
Hal tersebut dapat membuat konsumen untuk berpikir menggunakan barang atau
jasa yang ditawarkan agar kendaraan mereka aman dari pencurian. Kata amanah
dan terpercaya dalam iklan (2) memiliki konsep atau pengertian masing-masing
berupa sesuatu yang dipercayakan dan telah diyakini oleh orang lain. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
adanya rujukan tersebut dimaksudkan agar iklan terlihat lebih meyakinkan
terhadap pembaca iklan. Pada iklan (3) terdapat kata masalah didalamnya. Hal ini
dimaksudkan agar rujukan atau konsep yang hendak disampaikan pembuat iklan
mengena kepada pembaca iklan. Konsep atau pengertian dari kata masalah itu
sendiri adalah sesuatu yang harus diselesaikan (persoalan). Berdasarkan rujukan
tersebut, dapat membuat konsumen atau pembaca iklan yang membaca iklan
tersebut yang kebetulan komputer atau laptopnya sedang bermasalah berpikir
untuk menggunakan jasa yang ditawarkan.
4.2.1.2 Hasil Analisis Kata Konkret
Kata konkret merupakan rujukannya berupa objek yang dicerap oleh
pancaindra (Soedjito, 1988: 39). Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan
kata konkret dalam iklan Pontianak Post edisi Oktober 2016.
1) Tenda Adi Desain menarik, harga bersaing, kualitas dijamin, cepat dan
tepat.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 2 kata konkret nomor 1)
2) Harga paling murah sekalbar. Kualitas SEVEN PVDF terbukti paling
awet.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 2 kata konkret nomor 2)
3) KANG BANG material bangunan mewah, modern, rapi, dan bersih tanpa
cacat.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 2 kata konkret nomor 3)
Kata menarik dan kata cepat dalam kalimat (1) merupakan kata konkret
karena rujukannya berupa objek yang dicerap oleh pancaindra (Soedjito, 1988).
Penggunaan kata menarik dan kata cepat dalam kalimat tersebut memiliki tujuan
agar konsumen tertarik menggunakan jasa tenda adi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Kata awet dalam kalimat (2) merupakan kata konkret karena rujukannya
berupa objek yang dicerap oleh pancaindra (Soedjito, 1988). Penggunaan kata
awet dalam kalimat tersebut memiliki tujuan untuk menegaskan kata kualitas.
Kata mewah dalam kalimat (3) merupakan kata konkret karena rujukannya
berupa objek yang dicerap oleh pancaindra (Soedjito, 1988). Penggunaan kata
mewah dalam kalimat tersebut memberikan kesan bahwa material bangunan
KANG BANG merupakan material bangunan yang mewah.
Berdasarkan hasil analisis tersebut ketiga iklan di atas menggunakan kata
konkret. Pada iklan (1) terdapat kata menarik dan kata cepat di dalamnya. Hal ini
dimaksudkan agar rujukan berupa objek yang dapat dicerap oleh pancaindra yang
hendak disampaikan pembuat iklan dapat dipahami oleh konsumen atau pembaca
iklan. Kata menarik dan kata cepat dalam kalimat (1) dapat dicerap oleh
pancaindra. Kedua kata tersebut memiliki tujuan untuk membuat konsumen dapat
melihat tenda adi sebagai penyedia jasa tenda yang paling baik di antara penyedia
jasa tenda lainnya. Kata awet dalam kalimat (2) merupakan kata konkret karena
rujukannya berupa objek yang dapat dicerap oleh pancaindra. Kata awet dalam
iklan tersebut memiliki maksud penegas kata kualitas. Kata awet dalam kalimat
tersebut memiliki tujuan untuk mengungkapkan bahwa barang yang ditawarkan
yaitu PVDF dapat dirasakan dalam kurun waktu yang cukup lama. Pada iklan (3)
terdapat kata mewah didalamnya. Kata mewah termasuk dalam kata konkret
karena rujukannya berupa objek yang dapat dicerap oleh pancaindra. Kata mewah
dalam iklan (3) memiliki maksud menerangkan bahwa material bangunan yang
dijual oleh KANG BANG merupakan barang yang sangat indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
4.2.1.3 Hasil Analisis Kata Umum
Kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup
banyak hal (Soedjito, 1988: 41). Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan
kata umum dalam iklan Pontianak Post edisi Oktober 2016.
1) Aviatech GPS Tracker Solusi keamanan kendaraan anda.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 3 kata umum nomor 1)
2) KANG BANG material bangunan mewah, modern, rapi, dan bersih tanpa
cacat.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 3 kata umum nomor 2)
3) Bingung mempromosikan usaha anda? Temukan jawabannya hanya di
Lifestyle tempatnya iklan khusus untuk gaya hidup efektif dan penuh warna.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 3 kata umum nomor 3)
Kata kendaraan dalam iklan (1) merupakan kata umum, karena kata-kata
ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal (Soedjito,
1988). Penggunaan kata kendaraan dalam kalimat iklan tersebut memberikan
gambaran yang luas terhadap konsumen karena ruang lingkup kata kendaraan itu
sendiri luas. Karena yang hendak disampaikan oleh iklan tersebut adalah produk
yang ditawarkan memberikan perlindungan dan rasa aman terhadap semua
kendaraan misalnya saja mobil dan motor.
Kata material bangunan dalam iklan (2) merupakan kata umum, karena
kata-kata ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal
(Soedjito, 1988: 41). Penggunaan kata material bangunan dalam kalimat iklan
tersebut memberikan gambaran yang luas terhadap konsumen karena ruang
lingkup kata material bangunan itu sendiri luas. Karena yang hendak
disampaikan oleh iklan tersebut adalah produk yang ditawarkan berupa kayu,
beton, baja, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Kata warna dalam iklan (3) merupakan kata umum, karena kata-kata ialah
kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal (Soedjito, 1988:
41). Penggunaan kata warna dalam kalimat iklan tersebut memberikan gambaran
yang luas terhadap konsumen karena ruang lingkup kata warna itu sendiri luas.
Karena yang hendak disampaikan oleh iklan tersebut sebenarnya adalah produk
yang ditawarkan berupa majalah tempat mempromosikan usaha.
Dari analisis di atas, ketiga iklan tersebut terdapat kata umum. Penggunaan
kata kendaraan dalam iklan (1) memberikan gambaran yang luas terhadap
konsumen atau pembaca iklan. Maksud dari kata kendaraan itu sendiri belum
terlihat jelas. Pembuat iklan tidak memberikan penjelasan jenis kendaraan yang
dapat menikmati atau menggunakan jasa keamanan tersebut. Seperti yang
diketahui bahwa kendaraan itu memiliki jenis yang beragam misalnya mobil,
motor, bus, dan lain-lain. Sehingga dapat menimbulkan pertanyaan terhadap
konsumen yang membaca iklan tersebut. Kata material bangunan dalam iklan (2)
memberikan gambaran yang luas terhadap konsumen atau pembaca iklan. Namun,
penggunaan kata tersebut tidak membuat konsumen kebingungan karena
konsumen dapat langsung memahami maksud yang hendak disampaikan oleh
pembuat iklan. Konsumen yang membutuhkan material bangunan misalnya
berupa kayu, beton, baja, dan lain-lain dapat langsung mengunjungi atau
menghubungi penjualnya. Pada iklan (3) terdapat kata warna. Kata warna dalam
iklan tersebut memiliki maksud ragam atau corak. Ragam atau corak tersebut
bertujuan untuk menggambarkan frasa gaya hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
4.2.1.4 Hasil Analisis Kata Khusus
Kata khusus ialah kata yang sempit atau terbatas ruang lingkupnya
(Soedjito, 1988: 41). Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata
khusus dalam iklan Pontianak Post edisi Oktober 2016.
1) Nissan promo paling cetar.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 4 kata khusus nomor 2)
2) HARMONY Pertama di Pontianak!!! Steam sarang walet.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 4 kata khusus nomor 4)
3) Jasa konsultan teknik kontraktor teknik kayu, baja, beton.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 4 kata khusus nomor 5)
Kata Nissan, kata walet, dan kata kayu, baja, serta beton dalam ketiga
iklan di atas merupakan kata khusus karena kata-kata tersebut terbatas ruang
lingkupnya (Soedjito, 1988: 41). Penggunaan kata-kata tersebut dalam iklan
membatasi pengertian konsumen terhadap isi iklan sehingga konsumen dapat
mengetahui isi iklan tersebut. Misalnya, penggunaan kata walet dalam iklan (2),
membatasi pengertian konsumen terhadap isi iklan tersebut sehingga konsumen
dapat mengetahui bahwa HARMONY menawarkan steam sarang walet pertama
di Pontianak.
Dari analisis di atas, ketiga iklan tersebut terdapat kata khusus.
Penggunaan kata nissan dalam iklan (1) memberikan gambaran yang sempit
terhadap konsumen atau pembaca iklan. Maksud dari kata nissan itu sendiri sudah
terlihat jelas, yaitu salah satu merk mobil yang terkenal di dunia. Pembuat iklan
tidak perlu lagi menjelaskan bahwa nissan merupakan merk mobil karena hal
tersebut sudah diketahui oleh konsumen yang membaca iklan tersebut. Konsumen
juga dapat mendapatkan informasi bahwa nissan sedang melakukan promosi pada
bulan Oktober 2016. Kata walet dalam iklan (2) memiliki maksud berupa burung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Penggunaan kata walet dalam iklan tersebut memberikan informasi kepada
konsumen bahwa HARMONY menyediakan steam yang bahan bakunya berasal
dari sarang burung walet. Tanpa perlu adanya kata burung dalam iklan tersebut,
konsumen sudah dapat mengetahui informasi yang terdapat dalam iklan. Hal
tersebut juga berlaku untuk kata kayu, baja, dan beton dalam iklan (3). Ketiga
kata tersebut tidak perlu dijelaskan sebagai material bangunan oleh pembuat iklan,
karena konsumen juga sudah mengetahui bahwa ketiga kata tersebut merujuk
pada material bangunan.
4.2.1.5 Hasil Analisis Kata Populer
Kata populer merupakan kata yang dikenal dan dipakai oleh semua lapisan
masyarakat dalam komunikasi sehari-hari (Soedjito, 1988: 43). Berikut penjelasan
mengenai contoh penggunaan kata populer dalam iklan Pontianak Post edisi
Oktober 2016.
1) Terapi kejantanan alat vital menjadi jumbo, besar panjang, dan tahan
lama.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 5 kata populer nomor 1)
Kata besar dalam iklan (1) merupakan contoh kata populer karena kata
tersebut merupakan kata yang dikenal dan dipakai oleh semua lapisan masyarakat
dalam komunikasi sehari-hari (Soedjito, 1988: 43). Penggunaan kata besar dalam
kalimat tersebut memudahkan konsumen dalam memahami isi yang hendak
disampaikan dalam iklan tersebut.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, iklan di atas menggunakan kata
populer. Iklan tersebut memberikan informasi kepada konsumen bahwa jasa yang
ditawarkan yaitu berupa terapi alat vital khususnya kaum pria. Penggunaan kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
besar itu sendiri memiliki maksud bahwa ukuran alat vital akan mengalami
perubahan ukuran dari yang berukuran sedang atau kecil, menjadi lebih besar.
4.2.1.6 Hasil Analisis Kata Kajian
Kata kajian ialah kata yang dikenal dan dipakai oleh para ilmuwan/kaum
terpelajar dalam karya-karya ilmiah. Kata kajian itu banyak yang diserap dari
bahasa asing atau daerah (Soedjito, 1988: 43). Berikut penjelasan mengenai
contoh penggunaan kata kajian dalam iklan Pontianak Post edisi Oktober 2016.
1) Pusat pengobatan spesialis alat vital terbesar dan terpercaya.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 6 kata kajian nomor 1)
2) Palapa Beach Hotel meeting, training, outbound, gathering, outing,
seminar retreat, rekreasi atau kegiatan apa saja.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 6 kata kajian nomor 4)
3) Jasa Konsultan Teknik Kontraktor teknik kayu, baja, beton.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 6 kata kajian nomor 2)
Kata pengobatan dan kata spesialis dalam iklan (1), kata rekreasi dan kata
seminar dalam iklan (2), serta kata konsultan dalam iklan (3) merupakan contoh
kata kajian karena kata yang dikenal dan dipakai oleh para ilmuwan/kaum
terpelajar dalam karya ilmiah (Soedjito, 1988: 43). Penggunaan kata-kata tersebut
diharapkan dapat meyakinkan konsumen terhadap jasa yang ditawarkan.
Misalnya, penggunaan kata konsultan dalam iklan (3) terlihat lebih meyakinkan
daripada menggunakan kata penasihat. Karena kata konsultan itu merupakan kata
yang ilmiah.
Berdasarkan analisis di atas, dalam ketiga iklan di atas terdapat kata
kajian. Iklan-iklan tersebut terlihat lebih menarik menggunakan kata-kata kajian
karena konsumen yang membaca iklan tersebut dapat memiliki gambaran yang
baik terhadap jasa yang ditawarkan. Dapat dilihat dalam iklan (1), kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pengobatan dan kata spesialis memberikan kesan bahwa jasa yang ditawarkan
merupakan jasa yang paling baik karena pengobatan tersebut ditangani langsung
oleh seseorang yang khusus dalam bidangnya. Dengan demikian, konsumen yang
sedang memerlukan jasa yang ditawarkan seperti yang ada di dalam iklan (1)
dapat langsung memilih jasa tersebut karena terlihat meyakinkan.
4.2.1.7 Hasil Analisis Kata Nonbaku
Kata nonbaku merupakan kata yang tidak mengikuti kaidah atau ragam
bahasa yang telah ditentukan atau dilazimkan (Soedjito, 1988: 44). Setelah
melakukan analisis terhadap masing-masing kalimat, peneliti tidak menemukan
adanya penggunaan kata baku tetapi peneliti menemukan kata nonbaku. Berikut
penjelasan mengenai contoh penggunaan kata nonbaku dalam iklan Pontianak
Post edisi Oktober 2016.
1) Kwalitas terbaik mutu terjamin.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 7 kata nonbaku nomor 2)
2) Gak pakai kuota, gak bayar lebih.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 7 kata nonbaku nomor 3)
3) Mau pasang iklan? Di sini efektif bro.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 7 kata nonbaku nomor 4)
Kata kwalitas dalam iklan (1), kata gak dalam iklan (2), dan kata bro
dalam iklan (3) merupakan kata nonbaku karena kata tersebut tidak mengikuti
kaidah atau ragam bahasa yang telah ditentukan atau dilazimkan (Soedjito, 1988:
44). Penggunaan kata kwalitas dalam iklan (1) ingin memberikan kesan bahwa
produk yang ditawarkan memiliki tingkat yang sangat baik. Dalam iklan (2) dan
iklan (3), kata gak dan kata bro digunakan agar iklan tersebut lebih luwes ketika
dibaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dari hasil analisis di atas, ketiga iklan tersebut terdapat kata nonbaku.
Penggunakan kata nonbaku di dalam ketiga iklan tersebut memiliki maksud agar
lebih luwes ketika dibaca oleh konsumen. Misalnya, kata gak dalam iklan (2)
diganti dengan kata tidak yang merupakan kata baku akan menjadikan iklan
tersebut kaku ketika dibaca. „Tidak pakai kuota, tidak bayar lebih’. Iklan tersebut
terkesan kaku dan tidak menarik ketika dibaca konsumen. Penggunaan kata bro
dalam iklan (3) membuat iklan tersebut terasa akrab bagi konsumen atau pembaca
iklan. Hal ini karena kata bro itu sendiri merupakan sapaan yang biasa digunakan
dalam kehidupan pertemanan anak-anak muda sehari-hari. Kata bro sendiri
berasal dari bahasa Inggris, yaitu brother yang berarti saudara.
4.2.1.8 Hasil Analisis Kata Asli
Kata asli merupakan kata yang berasal dari bahasa kita sendiri (Soedjito,
1988: 47). Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata asli dalam iklan
Pontianak Post edisi Oktober 2016.
1) ALYA fotokopi ATK, print, press, jilid.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 8 kata asli nomor 4)
2) Varian terbaru dari Ninja 250, untuk tipe ABS dan non-ABS, dilengkapi
dengan beragam part-part asessori, untuk meningkatkan performa dan
penampilan.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 8 kata asli nomor 7)
3) Melayani pemecahan solusi masalah yang berkaitan dengan komputer
Anda termasuk software, hardware, dan jaringan.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 8 kata asli nomor 5)
Kata print dan kata press dalam iklan (1), kata part dalam iklan (2), dan
kata software serta kata hardware dalam iklan (3) merupakan kata asli karena
merupakan kata yang berasal dari bahasa kita sendiri/bahasa Inggris (Soedjito,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1988: 47). Penggunaan kata bahasa Inggris dalam iklan memberikan kesan yang
menarik terhadap jasa atau produk yang ditawarkan.
Berdasarkan analisis di atas, ketiga iklan tersebut menggunakan kata asli.
Kata-kata asli tersebut yaitu: print, press, part, dan software serta hardware.
Dengan menggunakan kata asli (bahasa Inggris), iklan tersebut terlihat lebih dapat
mempengaruhi daripada menggunakan bahasa Indonesia. Misalnya, penggunaan
kata software dan kata hardware dalam iklan (3) diganti menjadi perangkat lunak
dan perangkat keras. Iklan tersebut akan kurang menarik untuk dibaca dan
terkesan boros karena cukup menggunakan kata software dan hardware saja
konsumen sudah dapat memahami maksud iklan tersebut.
4.2.1.9 Hasil Analisis Kata Serapan
Kata serapan ialah kata yang berasal (diserap) dari bahasa daerah atau
asing. Kata serapan tersebut misalnya strategi, social, moral, rujukan, sarana,
wacana, dan luwes (Soedjito, 1988: 47). Berikut penjelasan mengenai contoh
penggunaan kata serapan dalam iklan Pontianak Post edisi Oktober 2016.
1) Lengkapi juga koleksi merk eksklusif hanya di MATAHARI.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 9 kata serapan nomor 2)
2) Jasa konsultan teknik kontraktor teknik kayu, baja, beton.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 9 kata serapan nomor 5)
3) PT. OJA amanah, terpercaya, dan komitmen.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 9 kata serapan nomor 6)
Kata eksklusif dalam iklan (1) merupakan kata serapan karena kata
tersebut diserap dari bahasa daerah atau bahasa asing (Soedjito, 1988). Kata
eksklusif diserap dari bahasa Inggris, yaitu exclusive. Dalam iklan (2) juga
terdapat kata serapan, yaitu kata teknik. Kata teknik merupakan kata serapan
karena kata tersebut diserap dari bahasa daerah atau bahasa asing (Soedjito, 1988:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
47). Kata teknik diserap dari bahasa Belanda, yaitu techniek. Kata komitmen
dalam iklan (3) merupakan kata serapan karena kata tersebut diserap dari bahasa
daerah atau bahasa asing (Soedjito, 1988). Kata komitmen diserap dari bahasa
Inggris, yaitu commitment.
Berdasarkan analisis di atas, iklan-iklan di atas menggunakan kata
serapan. Penggunaan kata eksklusif pada iklan (1) memberikan kesan wah
terhadap merk produk yang ditawarkan dalam iklan tersebut. Konsumen yang
membaca iklan tersebut dapat terpengerahu oleh kata eksklusif yang ada dalam
iklan tersebut. Hal ini karena kata eksklusif menjelaskan bahwa produk yang
ditawarkan khusus dan hanya tersedia di MATAHARI. Penggunaan kata teknik
pada iklan (2) memberikan keterangan terhadap dua kata sebelumnya yaitu kata
jasa dan kata konsultan sehingga dapat menjelaskan jasa yang ditawarkan dalam
iklan tersebut kepada para konsumen. Penggunaan kata komitmen pada iklan (3)
memberikan gambaran pada konsumen bahwa PT. OJA dalam iklan tersebut
bertanggungjawab terhadap para konsumennya.
4.2.1.10 Hasil Analisis Penggunaan Kata Denotasi
Makna denotatif adalah makna sebenarnya. Kata yang mengandung makna
denotatif mudah dipahami karena tidak mengandung makna yang rancu walaupun
masih bersifat umum. Makna yang bersifat umum ini maksudnya ialah makna
yang telah diketahui secara jelas oleh semua orang (Keraf, 2009: 28). Berikut
penjelasan mengenai penggunaan kata denotasi yang digunakan dalam iklan
Pontianak Post edisi Oktober 2016.
1) Studio Bangunan belanja di sini segalanya lebih baik.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 10 kata denotasi nomor 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
2) DUTRO panjang umurnya. Dapatkan promo menarik DP & bunga ringan
free service program kontrak service & part.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 10 kata denotasi nomor 2)
Frasa segalanya lebih baik dalam iklan (1) merupakan makna denotasi.
Karena segalanya lebih baik merujuk pada makna yang sebenarnya yaitu Studio
Bangunan merupakan tempat belanja yang memiliki harga dan produk yang lebih
baik. Frasa panjang umurnya dalam iklan (2) juga merupakan makna denotatif.
Karena panjang umurnya merupakan makna sebenarnya yaitu DUTRO memiliki
umur yang panjang.
Berdasarkan analisis di atas, kedua iklan tersebut menggunakan kata
denotasi. Penggunaan kata denotasi itu sendiri membuat iklan tidak
membingungkan. Misalnya, dalam iklan (2), frasa panjang umurnya tidak
memiliki makna yang rancu dan dapat dipahami. Frasa tersebut memiliki makna
bahwa DUTRO yang merupakan varian dari truk Hino dan tahan lama.
4.2.1.11 Hasil Analisis Penggunaan Kata Konotasi
Makna konotatif adalah suatu makna stimulus dan respon yang
mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian muncul karena
adanya perasaan yang berlawanan (setuju atau tidak setuju) (Keraf, 2009: 29).
Berikut penjelasan mengenai penggunaan kata konotasi yang digunakan dalam
iklan Pontianak Post edisi Oktober 2016.
1) Lengkapi juga koleksi merk eksklusif hanya di MATAHARI.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 11 kata konotasi nomor 1)
2) Banjir hadiah periode Oktober.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 11 kata konotasi nomor 2)
3) Varian terbaru dari Ninja 250, untuk tipe ABS dan non-ABS, dilengkapi
dengan beragam part-part asessori, untuk meningkatkan performa dan
penampilan.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 11 kata konotasi nomor 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Kata matahari pada iklan (1) bermakna konotasi. Karena matahari itu
sendiri, artinya titik pusat tata surya berupa bola berisi gas yang mendatangkan
terang dan panas pada bumi pada siang hari. Maksud penulis matahari tersebut
adalah sebuah tempat perbelanjaan.
Frasa banjir hadiah pada iklan (2) bermakna konotasi. Frasa banjir
hadiah merupakan makna konotasi karena kata banjir dalam frasa tersebut
memiliki arti berair banyak dan deras. Maksud penulis banjir dalam frasa banjir
hadiah tersebut adalah jumlah hadiah yang sangat banyak.
Kata ninja pada iklan (3) bermakna konotasi. Kata ninja merupakan
makna konotasi karena kata ninja tersebut memiliki arti orang yang terlatih dan
menguasai ilmu bela diri Jepang. Ninja sendiri merupakan varian motor dari
KAWASAKI. Penggunaan kata Ninja dalam varian motor tersebut memiliki
maksud bahwa motor tersebut diharapkan dapat seperti ninja sebenarnya yang
sangat baik.
Berdasarkan analisis di atas, iklan-iklan tersebut menggunakan kata
konotasi. Penggunaan kata konotasi itu sendiri memunculkan stimulus dan respon
kepada pembaca sehingga pembaca memiliki nilai-nilai emosional ketika
membaca iklan tersebut. Misalnya, dalam iklan (2), frasa banjir hadiah memiliki
makna jumlah hadiah yang sangat banyak. Dalam iklan tersebut dapat
menimbulkan perasaan setuju dan tidak setuju dengan iklan yang ditawarkan.
Pembaca iklan atau konsumen dapat memiliki persepsi sendiri-sendiri tentang
jumlah hadiah yang banyak tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4.2.2 Hasil Analisis Jenis Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan
dalam bentuk lisan atau tulisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini terletak pada
pemilihan kata-katanya. Gaya bahasa digunakan untuk memberi efek dalam
kalimat.
Berdasarkan analisis terhadap penggunaan gaya bahasa yang terdapat
dalam iklan, ditemukan beberapa jenis gaya bahasa. Jenis gaya bahasa tersebut,
yaitu (1) gaya bahasa hiperbola, (2) gaya bahasa aliterasi, (3) gaya bahasa
personifikasi, dan (4) gaya bahasa metafora. Berikut penjelasan mengenai jenis
gaya bahasa yang digunakan dalam iklan Pontianak Post edisi Oktober 2016.
4.2.3.1 Gaya Bahasa Hiperbola
Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang
berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi
penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan
kesan dan pengaruhnya (Tarigan, 2013: 55). Berikut penjelasan mengenai contoh
jenis gaya bahasa hiperbola.
1) Dijamin! Termurah se-KALBAR.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 12 hiperbola nomor 4)
2) Bisnis air galon kualitas terbaik.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 12 hiperbola nomor 12)
3) Harga terbukti paling murah sekalbar. Kualitas SEVEN PVDF terbukti
paling awet.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 12 hiperbola nomor 20)
Kata termurah dalam iklan (1) merupakan gaya bahasa hiperbola. Dalam
kalimat tersebut mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya,
ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pernyataan untuk memperhebat, meningkatkan kesan, dan pengaruhnya (Tarigan,
2013: 55). Penggunaan kata termurah dalam iklan (1) meningkatkan kesan
terhadap iklan tersebut.
Kata terbaik dalam iklan (2) merupakan gaya bahasa hiperbola. Kata
terbaik dalam kalimat tersebut mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan
jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada
suatu pernyataan untuk memperhebat, meningkatkan kesan, dan pengaruhnya
(Tarigan, 2013: 55). Penggunaan kata terbaik dalam iklan (2) melebih-lebihkan
sifatnya dan meningkatkan kesan terhadap iklan tersebut.
Kata terbukti dalam iklan (3) merupakan gaya bahasa hiperbola karena
mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau
sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan untuk
memperhebat, meningkatkan kesan, dan pengaruhnya (Tarigan, 2013: 55).
Berdasarkan hasil analisis di atas, ketiga iklan tersebut menggunakan gaya
bahasa hiperbola. Hal ini dapat dilihat pada penggunaan kata termurah, kata
terbaik, dan kata terbukti dalam iklan (1), (2), dan (3). Ketiga kata tersebut
melebih-lebihkan sifatnya dan meningkatkan kesan terhadap iklan. Hal ini dapat
dilihat pada kata terbukti dalam iklan (3) yang menyatakan bahwa produk atau
jasa yang ditawarkan telah dibuktikan memiliki harga paling murah di seluruh
Kalimantan Barat. Padahal belum tentu yang dikatakan tersebut adalah benar. Hal
ini wajar dalam iklan karena digunakan untuk menarik konsumen. Hal yang sama
juga terdapat pada kata termurah dalam iklan (1). Kata termurah dalam iklan
tersebut menyatakan bahwa barang atau jasa yang ditawarkan paling murah se-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Kalimantan Barat. Dalam iklan (2), kata terbaik menyatakan bahwa produk yang
ditawarkan memiliki kualitas yang sangat baik. Kata terbaik juga meningkatkan
kesan terhadap iklan tersebut.
4.2.3.2 Gaya Bahasa Aliterasi
Aliterasi adalah sejenis gaya bahasa yang memanfaatkan purwakanti atau
pemakaian kata-kata yang permulaannya sama bunyinya (Tarigan, 2013: 175).
Berikut penjelasan mengenai contoh jenis gaya bahasa aliterasi.
1) Apapun kebutuhan air panas anda wika ada, wika aja.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 13 aliterasi nomor 1)
2) Gak pakai kuota, gak bayar lebih.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 13 aliterasi nomor 2)
3) Murah dan mudah cepat mudah menjadi master dealer.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 13 aliterasi nomor 3)
Kata wika dalam iklan (1) merupakan gaya bahasa aliterasi karena
pemakaian kata-kata yang pemulaannya sama bunyinya (Tarigan, 2013: 175).
Penggunaan gaya bahasa aliterasi dalam iklan memberikan kesan sebagai
penghias iklan tersebut. Konsumen yang membaca iklan akan merasa tertarik
dengan produk yang ditawarkan dalam iklan tersebut.
Kata gak dalam iklan (2), merupakan gaya bahasa aliterasi karena
pemakaian kata-kata yang pemulaannya sama bunyinya (Tarigan, 2013: 175).
Penggunaan gaya bahasa aliterasi dalam iklan memberikan kesan sebagai
penghias iklan tersebut. Konsumen yang membaca iklan akan merasa tertarik
dengan produk yang ditawarkan dalam iklan tersebut.
Kata murah, mudah dalam iklan (3) merupakan gaya bahasa aliterasi
karena pemakaian kata-kata yang pemulaannya sama bunyinya (Tarigan, 2013:
175). Penggunaan gaya bahasa aliterasi dalam iklan memberikan kesan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
penghias iklan tersebut. Konsumen yang membaca iklan akan merasa tertarik
dengan produk yang ditawarkan dalam iklan tersebut.
Berdasarkan hasil analisis di atas, ketiga iklan tersebut menggunakan gaya
bahasa aliterasi. Dalam iklan (1), kata wika merupakan kata yang mengalami
pengulangan. Kata wika dalam iklan tersebut merupakan merk pemanas air.
Pengulangan kata wika dalam iklan tersebut menekankan bahwa wika dapat
memenuhi kebutuhan air panas konsumen. Dalam iklan (2) dan iklan (3), kata
gak, kata murah dan kata mudah, menjadi penghias dalam kedua iklan tersebut.
Pengulangan kata gak dalam iklan (2) menekankan kepada konsumen bahwa jasa
internet yang ditawarkan tidak memiliki kuota dan tidak memerlukan biaya lebih.
Sedangkan kata murah dan kata mudah dalam iklan (3) menekankan kepada
konsumen bahwa biaya untuk menjadi seorang master dealer murah dan tidak
sulit.
4.2.3.3 Gaya Bahasa Personifikasi
Personifikasi adalah sejenis gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani
kepada benda yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak (Tarigan, 2013: 17).
Berikut penjelasan mengenai contoh jenis gaya bahasa personifikasi.
1) Ko Pel membangkitkan stamina pria dewasa.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 14 personifikasi nomor 1)
2) MIO Z Sobat libas jalanan.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 14 personifikasi nomor 2)
3) Dutro panjang umurnya. Dapatkan promo menarik DP & bunga ringan
free service program kontrak service & part.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 14 personifikasi nomor 3)
Pada iklan (1) terdapat gaya bahasa personifikasi, yaitu membangkitkan.
Alasannya, karena sifat-sifat insani dilekatkan kepada benda yang tidak bernyawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dan ide yang abstrak (Tarigan, 2013: 17). Kata membangkitkan dalam iklan (1)
dilekatkan pada kata Ko Pel.
Kata sobat libas dalam iklan (2), merupakan gaya bahasa personifikasi.
Alasannya, karena sifat-sifat insani dilekatkan kepada benda yang tidak bernyawa
dan ide yang abstrak (Tarigan, 2013). Frasa sobat libas dilekatkan pada kata MIO
Z. MIO Z merupakan salah satu varian motor YAMAHA dan merupakan benda
yang tidak bernyawa.
Pada iklan (3) di atas, terdapat gaya bahasa personifikasi, yaitu panjang
umurnya. Alasannya, karena sifat-sifat insani dilekatkan kepada benda yang tidak
bernyawa dan ide yang abstrak (Tarigan, 2013: 17). Frasa panjang umurnya
dilekatkan dengan kata Dutro. Dutro merupakan salah satu varian HINO dan
merupakan benda yang tidak bernyawa.
Berdasarkan hasil analisis di atas, ketiga iklan tersebut menggunakan gaya
bahasa personifikasi. Kata membangkitkan dalam iklan (1) mengibaratkan Ko Pel
dapat menaikkan stamina pria dewasa. Padahal Ko Pel itu sendiri adalah obat
yang merupakan benda yang tidak bernyawa. Dalam iklan (2), MIO Z diibaratkan
sebagai seorang sahabat yang dapat melibas jalanan. Pengibaratan MIO Z sebagai
seorang sahabat tersebut memiliki tujuan untuk mempengaruhi konsumen yang
masih berusia muda agar tertarik membeli dan menggunakan motor tersebut.
Dutro diibaratkan sebagai makhluk hidup yang memiliki umur yang panjang pada
iklan (3) oleh frasa panjang umurnya. Sebenarnya hal yang ingin diungkapkan
oleh pembuat iklan tersebut adalah Dutro memiliki daya tahan yang cukup lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
4.2.3.4 Gaya Bahasa Metafora
Metafora adalah sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat,
padat, tersusun rapi. Di dalamnya terlihat dua gagasan : yang satu adalah suatu
kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi objek; dan yang satu lagi
merupakan pembanding terhadap kenyataan tadi (Tarigan, 2013: 14). Berikut
penjelasan mengenai contoh jenis gaya bahasa metafora.
1) Lokasi tepat di jantung kota.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 15 metafora nomor 1)
2) YAMAHA New 2016 VEGA YM JET_FI 115cc FUEL INJECTION SI
RAJA IRIT DAN AWET.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 15 metafora nomor 2)
3) CB 150 R Performa Sang Penakluk.
(Data dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 15 metafora nomor 3)
Pada iklan (1) terdapat gaya bahasa metafora, yaitu jantung kota.
Alasannya, karena terdapat dua gagasan, yaitu suatu kenyataan yang menjadi
objek dan pembanding terhadap kenyataan (Tarigan, 2013). Frasa jantung kota
dalam iklan (1) memiliki maksud yaitu lokasi tempat tersebut berada tepat di
tengah-tengah kota.
Pada iklan (2) terdapat gaya bahasa metafora, yaitu si raja irit dan awet.
Alasannya, karena terdapat dua gagasan, yaitu suatu kenyataan yang menjadi
objek dan pembanding terhadap kenyataan (Tarigan, 2013). Frasa si raja irit dan
awet dalam iklan (2) memiliki maksud yaitu motor YAMAHA New 2016 VEGA
YM JET_FI 115cc FUEL INJECTION adalah motor yang paling irit dan tahan
lama. Penggunaan frasa si raja irit dan awet tersebut membuat kalimat dalam
iklan menjadi indah untuk dibaca. Sehingga dapat menarik minat para konsumen
untuk membeli produk yang ditawarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Pada iklan (3) terdapat gaya bahasa metafora, yaitu sang penakluk.
Alasannya, karena terdapat dua gagasan, yaitu suatu kenyataan yang menjadi
objek dan pembanding terhadap kenyataan (Tarigan, 2013). Frasa sang penakluk
pada iklan (3) memiliki maksud yaitu CB 150 R yang merupakan varian motor
HONDA memiliki penampilan yang sangat baik.
Berdasarkan hasil analisis di atas, ketiga iklan tersebut menggunakan gaya
bahasa metafora. Penggunaan frasa jantung kota dalam iklan (1) membuat
kalimat dalam iklan menjadi indah untuk dibaca. Hal ini dapat menarik minat para
konsumen untuk berkunjung ke hotel tersebut dan sebagainya. Dalam iklan (2),
penggunaan frasa si raja irit dan awet membandingkan YAMAHA New 2016
VEGA dengan pesaing dikelasnya. YAMAHA New 2016 VEGA merupakan
penguasa yang tidak boros serta memiliki kualitas yang tahan lama. Sang
penakluk dalam iklan (3) melukiskan atau menggambarkan CB 150 R sebagai
salah satu motor yang memiliki kemampuan dapat menaklukan jalanan.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis diksi atau pilihan kata,
dan jenis gaya bahasa dalam iklan barang dan iklan jasa Pontianak Post edisi
Oktober 2016. Berikut ini akan dibahas mengenai temuan jenis diksi dan gaya
bahasa dalam iklan.
4.3.1 Jenis Diksi dalam Iklan Barang dan Iklan Jasa Pontianak Post edisi
Oktober 2016
Analisis Diksi dan Gaya Bahasa dalam Iklan Barang dan Iklan Jasa Koran
Pontianak Post edisi Oktober 2016 bertujuan untuk mengetahui jenis diksi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
digunakan dalam iklan Pontianak Post edisi Oktober 2016. Penelitian ini
mengacu pada jenis diksi menurut Soedjito (1998: 39-47). Soedjito (1998: 39-47)
mengatakan bahwa pilihan kata atau diksi, kosakata dalam bahasa Indonesia dapat
digolongkan menjadi kata abstrak, kata konkret, kata umum, kata khusus, kata
popular, kata kajian, kata baku, kata nonbaku, kata asli dan kata serapan. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Keraf (2009: 27-31) menjelaskan bahwa jenis diksi
berupa kata denotasi dan kata konotasi.
Dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober
2016, peneliti menemukan sembilan jenis diksi yang relevan dengan teori Soedjito
(1988: 39-47), yaitu meliputi kata abstrak, kata konkret, kata umum, kata khusus,
kata populer, kata kajian, kata nonbaku, kata asli, dan kata serapan. Selain itu,
peneliti menemukan dua jenis diksi berupa kata denotasi dan kata konotasi yang
relevan dengan teori Keraf (2009: 27-31).
Dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober
2016 ditemukan jenis diksi berupa kata abstrak. Ada 10 buah kata abstrak yang
ditemukan. Kata abstrak dalam iklan tersebut berupa konsep atau pengertian. Hal
itu sejalan dengan Soedjito (1988: 39) yang menjelaskan bahwa kata abstrak
memiliki rujukan berupa konsep atau pengertian. Kata abstrak dalam iklan
tersebut mempunyai rujukan berupa konsep atau pengertian yang sukar
digambarkan karena tidak dapat diserap dengan panca indra manusia. Hal itu
sejalan dengan Keraf (2009: 93) yang menyatakan kata abstrak adalah kata yang
mempunyai referen berupa konsep, kata abstrak sukar digambarkan karena
referensinya tidak dapat diserap dengan panca indra manusia. Penggunaan kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
abstrak dalam iklan dimaksudkan agar konsep atau pengertian kata abstrak yang
hendak disampaikan pembuat iklan mengena kepada pembaca.
Kata konkret ditemukan dalam iklan barang dan iklan jasa koran
Pontianak Post edisi Oktober 2016. Kata konkret yang ditemukan berjumlah 4
buah. Kata konkret dalam iklan tersebut berupa objek yang dicerap oleh
pancaindra. Hal ini sesuai dengan Soedjito (1988:39) yang mengatakan bahwa
kata konkret rujukannya berupa objek yang dicerap oleh pancaindra. Kata konkret
digunakan dalam iklan dimaksudkan agar rujukan berupa objek yang dapat
dicerap oleh pancaindra yang hendak disampaikan pembuat iklan dapat dipahami
oleh konsumen atau pembaca iklan.
Dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober
2016 ditemukan jenis diksi berupa kata umum. Ada tiga buah kata umum yang
ditemukan oleh peneliti. Kata umum dalam iklan tersebut memiliki ruang lingkup
yang luas dan mencakup banyak hal. Hal ini sesuai dengan Soedjito (1988: 41)
yang menyatakan bahwa kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan
dapat mencakup banyak hal. Selain itu, kata umum dalam iklan juga menunjuk
kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Keraf (2009: 90) yang mengatakan bahwa kata umum adalah
kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas. Kata umum juga
menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan.
Penggunaan kata umum dalam iklan dimaksudkan memberikan gambaran yang
luas terhadap konsumen atau pembaca iklan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kata khusus merupakan jenis diksi yang ditemukan dalam iklan barang
dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober 2016. Dalam iklan tersebut,
peneliti menemukan 13 kata khusus. Kata khusus yang ditemukan memiliki ruang
lingkup yang sempit dan terbatas. Sejalan dengan hal itu, Soedjito (1988: 41)
mengatakan bahwa kata khusus ialah kata yang sempit atau terbatas ruang
lingkupnya. Kata khusus dalam iklan mengacu kepada objek yang khusus dan
konkret. Hal ini sejalan dengan pendapat Keraf (2009: 90) yang menyebutkan
bahwa kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan-
pengarahan yang khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek
yang khusus. Kata khusus digunakan dalam iklan dimaksudkan agar memberikan
gambaran yang sempit terhadap konsumen atau pembaca iklan sehingga informasi
yang disampaikan dapat terlihat jelas.
Dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober
2016 ditemukan jenis diksi berupa kata populer. Terdapat 1 buah kata populer
dalam iklan barang dan iklan jasa Pontianak Post edisi Oktober 2016. Kata
populer dalam iklan tersebut dikenal dan digunakan oleh semua lapisan
masyarakat. Sejalan dengan hal itu, Soedjito (1988: 43) mengatakan bahwa kata
populer merupakan kata yang dikenal dan dipakai oleh semua lapisan masyarakat
dalam komunikasi sehari-hari. Selain sesuai dengan pendapat Soedjito, kata
populer yang ditemukan juga selaras dengan pendapat Keraf (2009: 105) yang
mengatakan bahwa Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua
lapisan masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Penggunaan kata populer dalam iklan dimaksudkan agar memudahkan konsumen
dalam memahami isi yang hendak disampaikan dalam iklan tersebut.
Kata kajian merupakan jenis diksi yang ditemukan dalam iklan barang
dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober 2016. Peneliti menemukan 8
buah kata kajian. Kata kajian yang ditemukan berupa kata yang dikenal dan
dipakai oleh kaum terpelajar dalam karya-karya ilmiah. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Soedjito (1988: 43) yang menyebutkan bahwa kata kajian ialah
kata yang dikenal dan dipakai oleh para ilmuwan/kaum terpelajar dalam karya-
karya ilmiah. Kata kajian itu banyak yang diserap dari bahasa asing atau daerah.
Sejalan dengan pendapat Soedjito, Keraf (2009: 105) menyebutkan bahwa kata
ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-
tulisan ilmiah. Terjadi perbedaan penyebutan jenis diksi tersebut. Soedjito
mengatakan jenis diksi itu dengan sebutan kata kajian, sedangkan Keraf
menyebutnya dengan sebutan kata ilmiah. Namun, inti dua pernyataan itu
sebenarnya sama. Dalam iklan, kata kajian digunakan agar iklan tersebut terlihat
lebih menarik karena konsumen yang membaca iklan tersebut dapat memiliki
gambaran yang baik terhadap barang atau jasa yang ditawarkan.
Dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober
2016 ditemukan jenis diksi berupa kata nonbaku. Dalam iklan tersebut, peneliti
menemukan 4 buah kata nonbaku. Kata nonbaku yang ditemukan dalam iklan
tidak sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan atau dilazimkan. Selaras dengan
hal tersebut, Soedjito (1988: 44) mengatakan bahwa kata nonbaku merupakan
kata yang tidak mengikuti kaidah atau ragam bahasa yang telah ditentukan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dilazimkan. Penggunaan kata nonbaku di dalam iklan memiliki maksud agar lebih
luwes ketika dibaca oleh konsumen. Kata nonbaku memberikan kesan yang akrab
terhadap konsumen yang membacanya.
Kata asli merupakan jenis diksi yang ditemukan dalam iklan barang dan
iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober 2016. Peneliti menemukan 22 kata
asli. Kata asli yang ditemukan dalam iklan berasal dari bahasa Inggris. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Soedjito (1988: 47) yang mengatakan bahwa kata
asli merupakan kata yang berasal dari bahasa kita sendiri (Soedjito, 1988: 47).
Kata asli yang ditemukan berasal dari bahasa asli yaitu bahasa Inggris.
Penggunaan kata bahasa Inggris dalam iklan memberikan kesan yang menarik
terhadap jasa atau produk yang ditawarkan.
Dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober
2016 ditemukan jenis diksi berupa kata serapan. Dalam iklan tersebut, peneliti
menemukan 15 buah kata serapan. Kata serapan yang ditemukan dalam iklan
berasal dari bahasa asing. Sejalan dengan hal itu, Soedjito (1988: 47) mengatakan
bahwa kata serapan ialah kata yang berasal (diserap) dari bahasa daerah atau
asing. Dalam iklan, kata serapan digunakan untuk memberikan kesan wah dan
sebagai penjelas produk atau jasa yang ditawarkan.
Dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober
2016 ditemukan jenis diksi berupa kata denotasi. Ada 2 buah kata denotasi yang
ditemukan dalam penelitian ini. Kata denotasi yang ditemukan dalam iklan berupa
makna yang mudah dipahami karena merupakan makna yang sebenarnya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Keraf (2009: 28) yang mengatakan bahwa makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
denotatif merupakan makna sebenarnya. Kata yang mengandung makna denotatif
mudah dipahami karena tidak mengandung makna yang rancu walaupun masih
bersifat umum. Makna yang bersifat umum ini maksudnya ialah makna yang telah
diketahui secara jelas oleh semua orang. Kata denotasi yang ditemukan bersifat
lugas dan objektif. Hal ini sejalan dengan pendapat Kridalaksana (2009: 46) yang
mengatakan bahwa makna denotatif adalah makna kata yang didasarkan atas
penunjukkan yang lugas dan pengertian yang dikandung bersifat obektif.
Penggunaan kata denotatif dalam iklan dimaksudkan agar iklan tersebut tidak
membingungkan ketika dibaca oleh konsumen.
Kata konotasi merupakan jenis diksi yang ditemukan dalam iklan barang
dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober 2016. Kata konotasi yang
ditemukan berjumlah 7 buah. Kata konotasi yang ditemukan mengandung nilai-
nilai emosional dan menimbulkan perasaan setuju atau tidak setuju terhadap iklan.
Hal itu sesuai dengan pendapat Keraf (2009: 29) yang mengatakan bahwa makna
konotasi adalah suatu makna stimulus dan respon yang mengandung nilai-nilai
emosional. Makna konotatif sebagian muncul karena adanya perasaan yang
berlawanan (setuju atau tidak setuju). Sejalan dengan pendapat tersebut, Tarigan
(2015: 50) mengatakan bahwa konotasi merupakan responsi emosional yang
bersifat perorangan. Penggunaan kata konotasi dimaksudkan untuk memunculkan
stimulus dan respon kepada pembaca sehingga pembaca memiliki nilai-nilai
emosional ketika membaca iklan tersebut.
Jenis diksi kata asli merupakan yang paling banyak ditemukan dalam iklan
barang dan iklan jasa Pontianak Post edisi Oktober 2016. Kata asli yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
ditemukan dalam iklan tersebut menggunakan bahasa Inggris. Dengan
menggunakan kata asli (bahasa Inggris), iklan diharapkan lebih dapat
memengaruhi konsumen daripada menggunakan bahasa Indonesia.
4.3.2 Jenis Gaya Bahasa dalam Iklan Barang dan Iklan Jasa Pontianak Post
edisi Oktober 2016
Analisis Diksi dan Gaya Bahasa dalam Iklan Barang dan Iklan Jasa Koran
Pontianak Post edisi Oktober 2016 bertujuan untuk mengetahui jenis gaya bahasa
yang digunakan dalam iklan Pontianak Post edisi Oktober 2016. Penelitian ini
mengacu pada jenis gaya bahasa menurut Tarigan (2013: 4-5). Tarigan (2013: 4-
5) membagi jenis gaya bahasa menjadi empat kelompok, yaitu gaya bahasa
perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, dan gaya bahasa
perulangan. Dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi
Oktober 2016, peneliti menemukan empat jenis gaya bahasa yang relevan dengan
teori Tarigan (2013: 4-5). Gaya bahasa tersebut, meliputi gaya bahasa hiperbola,
gaya bahasa aliterasi, gaya bahasa personifikasi, dan gaya bahasa metafora.
Dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober
2016 ditemukan jenis gaya bahasa berupa hiperbola. Ada 23 jenis gaya bahasa
hiperbola yang ditemukan. Hiperbola yang ditemukan dalam iklan mengandung
pernyataan yang berlebih-lebihan sifatnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Tarigan (2013: 55) yang mengatakan hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang
mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau
sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi
untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Sejalan dengan hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tersebut, Keraf (2009: 135) mengatakan hiperbola adalah semacam gaya bahasa
yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan
sesuatu hal. Penggunaan hiperbola diharapkan mampu meningkatkan kesan dan
pengaruh iklan terhadap konsumen yang membacanya.
Aliterasi merupakan jenis gaya bahasa yang ditemukan dalam iklan barang
dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober 2016. Peneliti menemukan tiga
buah aliterasi dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi
Oktober 2016. Dalam iklan tersebut, aliterasi yang ditemukan menggunakan
pengulangan kata-kata yang permulaanya sama bunyinya. Sejalan dengan hal
tersebut, Tarigan (2013: 175) menyebutkan bahwa aliterasi adalah sejenis gaya
bahasa yang memanfaatkan purwakanti atau pemakaian kata-kata yang
permulaannya sama bunyinya. Selain itu, pendapat Tarigan juga sesuai dengan
pendapat Keraf (2009: 130) yang mengatakan bahwa aliterasi adalah semacam
gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan yang sama. Aliterasi menjadi
penghias dan menekankan hal yang ingin disampaikan dalam iklan kepada
konsumen yang membaca iklan tersebut.
Dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober
2016 ditemukan jenis gaya bahasa berupa personifikasi. Personifikasi yang
ditemukan berjumlah tiga buah. Dalam iklan tersebut, personifikasi yang
ditemukan berupa pelekatan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa.
Hal itu sesuai dengan pendapat Tarigan (2013: 17) yang mengatakan bahwa
personifikasi adalah sejenis gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani kepada
benda yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Sejalan dengan pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tarigan, Keraf (2009: 140) mengatakan bahwa personifikasi merupakan gaya
bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang tidak
bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. Penggunaan personifikasi
diharapkan mampu menginsankan barang atau jasa yang diiklankan sehingga
konsumen yang membacanya terbujuk dengan apa yang ditawarkan oleh iklan
tersebut.
Metafora merupakan jenis gaya bahasa yang ditemukan dalam iklan
barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober 2016. Peneliti
menemukan tiga buah metafora di dalam iklan barang dan iklan jasa Pontianak
Post edisi Oktober 2016. Metafora yang ditemukan dalam iklan berupa
perbandingan dua gagasan yang singkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan
(2013: 14) yang mengatakan bahwa metafora adalah sejenis gaya bahasa
perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi. Di dalamnya terlihat dua
gagasan : yang satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang
menjadi objek; dan yang satu lagi merupakan pembanding terhadap kenyataan
tadi. Sejalan dengan pendapat Tarigan tersebut, Keraf (2009: 139) mengatakan
bahwa metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung. Penggunaan metafora diharapkan mampu memberikan kesan indah
dalam iklan agar dapat membujuk konsumen untuk menggunakan produk atau
jasa yang ditawarkan.
Gaya bahasa hiperbola merupakan gaya bahasa yang paling menonjol atau
dominan penggunaannya dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post
edisi Oktober 2016. Hiperbola yang terdapat dalam iklan tersebut bertujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca iklan karena hiperbola
sendiri merupakan gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu yang akan dengan
mudah memengaruhi pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan Hasil Penelitian
Penelitian ini mengangkat dua rumusan masalah, yaitu jenis diksi dan jenis
gaya bahasa dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi
Oktober 2016. Berdasarkan hasil pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut. Pertama, jenis diksi yang ditemukan adalah kata abstrak, kata
konkret, kata umum, kata khusus, kata populer, kata kajian, kata nonbaku, kata
asli, dan kata serapan serta kata denotasi dan kata konotasi. Peneliti tidak
menemukan jenis diksi kata baku dalam iklan. Diksi yang ditemukan jumlahnya
bervariasi. Peneliti menemukan sepuluh kata abstrak, empat kata konkret, tiga
kata umum, 14 kata khusus, satu kata populer, delapan kata kajian, empat kata
nonbaku, 22 kata asli, dan 15 kata serapan, serta dua kata denotasi dan tujuh kata
konotasi. Jenis diksi kata asli merupakan yang paling banyak ditemukan dalam
iklan barang dan iklan jasa Pontianak Post edisi Oktober 2016. Kata asli yang
ditemukan dalam iklan tersebut menggunakan bahasa Inggris. Dengan
menggunakan kata asli (bahasa Inggris), iklan diharapkan lebih dapat
memengaruhi konsumen daripada menggunakan bahasa Indonesia.
Kedua, peneliti menemukan empat jenis gaya bahasa yang terdapat dalam
iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober 2016. Keempat
jenis gaya bahasa tersebut adalah gaya bahasa metafora, gaya bahasa aliterasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
gaya bahasa personifikasi, dan gaya bahasa metafora. Gaya bahasa hiperbola
merupakan jenis gaya bahasa yang paling banyak digunakan. Peneliti menemukan
23 gaya bahasa hiperbola, tiga gaya bahasa aliterasi, tiga gaya bahasa
personifikasi, dan tiga gaya bahasa metafora. Gaya bahasa hiperbola merupakan
gaya bahasa yang paling menonjol atau dominan penggunaannya dalam iklan
barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober 2016. Hiperbola yang
terdapat dalam iklan tersebut bertujuan meningkatkan kesan dan pengaruhnya
kepada pembaca iklan karena hiperbola sendiri merupakan gaya bahasa yang
melebih-lebihkan sesuatu yang akan dengan mudah memengaruhi pembaca.
5.2 Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, dapat diketahui bahwa diksi yang digunakan
dalam iklan barang dan iklan jasa koran Pontianak Post edisi Oktober 2016
bervariasi jumlahnya. Meskipun bervariasi, tetapi dari sepuluh jenis penggolongan
kata ditemukan sembilan jenis penggolongan kata karena satu jenis diksi, yaitu
jenis kata baku tidak ditemukan dalam iklan tersebut. Demikian juga jenis diksi
kata denotasi dan kata konotasi. Peneliti menemukan sembilan jenis kata denotasi
dan kata konotasi.
Penggunaan jenis gaya bahasa dalam iklan barang dan iklan jasa koran
Pontianak Post edisi Oktober 2016 yang digunakan merupakan pendukung dari
sebuah iklan. Adanya pemakaian gaya bahasa memberikan keindahan dalam
sebuah iklan. Pada iklan barang dan iklan jasa, gaya bahasa yang digunakan,
meliputi 23 jenis gaya bahasa hiperbola, tiga jenis gaya bahasa aliterasi, tiga jenis
gaya bahasa personifikasi, dan tiga jenis gaya bahasa metafora. Secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
keseluruhan terdapat 32 pemakaian gaya bahasa yang digunakan dalam iklan
barang dan iklan jasa. Dalam iklan, pembuat iklan menggunakan gaya bahasa
yang bertujuan memberikan efek persuasif kepada konsumen atau pembaca.
Secara keseluruhan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran
dan salah satu referensi bagi pembuat iklan. Diksi dan gaya bahasa yang
digunakan oleh perusahaan iklan harus menarik bagi pembaca atau konsumen,
pihak perusahaan atau pemilik produk barang dan jasa dapat menerapkan hasil
penelitian ini dalam pembuatan iklan. Pemilihan kalimat yang tepat dalam sebuah
iklan akan memengaruhi pembaca atau konsumen sehingga mereka tertarik untuk
membeli produk barang yang ditawarkan.
5.3 Saran
Sehubungan dengan simpulan dan implikasi yang telah dipaparkan, maka
peneliti menyampaikan saran-saran berikut ini.
1) Bagi peneliti lain
Penelitian ini mengkaji penggunaan diksi dan gaya bahasa.
Penelitiaan lain dapat mengembangkan dengan topik-topik lain. Misalnya
dengan struktur kalimat dan sebagainya.
Penelitian ini membatasi tulisan pada surat kabar harian Pontianak
Post. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengambil dari surat kabar
lainnya sesuai dengan daerah peneliti atau menggunakan surat kabar
nasional. Misalnya, surat kabar Sindo, Kompas, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Penelitian ini mengkhususkan pada iklan barang dan iklan jasa.
Peneliti selanjutnya diharapkan meneliti bagian lainnya yang terdapat di
dalam surat kabar seperti tajuk rencana dan lainnya.
2) Bagi pembuat iklan
Para pembuat iklan surat kabar dapat menjadikan penelitian ini
sebagai pedoman dalam membuat iklan. Selain itu, pemakaian gaya
bahasa juga penting sebagai pendukung iklan yang dibuat. Para pembuat
iklan diharapkan mampu memanfaatkan gaya bahasa terutama untuk
memperindah iklan dan memberikan efek kepada pembaca atau
konsumen.
3) Pelajar dan mahasiswa
Penelitian ini diharapkan berguna bagi pelajar dan mahasiswa.
Penelitian yang telah dilakukan dapat menjadi referensi dalam
pembelajaran tentang diksi dan gaya bahasa khususnya dalam iklan yang
ada pada surat kabar. Penelitian ini juga dapat memperkaya wawasan
dalam penggunaan diksi dan gaya bahasa. Selain itu, penelitian ini dapat
menjadi daya tarik pelajar dan mahasiswa untuk menjadi seorang pembuat
iklan di media massa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
DAFTAR PUSTAKA
Addy Sukma Bharata & Dendy Triadi. 2010. Ayo Bikin Iklan! Teori dan Praktek
Iklan Media Lini Bawah. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Alwi, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Arifin, dkk. 1992. Pemakaian Bahasa dalam Iklan Berita dan Papan Reklame.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta
Belch, George E., and Michael A. Belch. 2007. Advertising and Promotion.
Boston: McGraw Hill
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Jefkins, Frank, 1996. Periklanan. Jakarta: Erlangga.
Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasi di Indonesia.
Jakarta: Penerbit Pustaka Utama Grafiti.
Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Penerbit Gramedia.
Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa.
Yogyakarta: Penerbit Carasvatibooks.
Kotler, P and G. Amstrong. 1998. Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid 2 (Edisi Bahasa
Indonesia dari Principles of Marketing 7e). Jakarta: Penerbit PT
Prenhalindo
Kridalaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik. Jakarta: Penerbit Gramedia.
Liliweri, Alo. 1992. Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan. Bandung: Penerbit
Cipta Aditya Bakti.
Muhammad. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Moleong, Lexy. 2014. Metodologi Penelitian, Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Penerbit
Kencana.
Repinus. 2011. Gaya Bahasa Dalam Iklan Obat-Obatan Di SCTV. Skripsi.
Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Soedjito. 1988. Kosa Kata Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Penerbit
Angkasa.
---------------------------- 2015. Pengajaran Semantik. Bandung: Penerbit Angkasa.
---------------------------- 2015. Pengajaran Kosa Kata. Bandung: Penerbit
Angkasa.
Wahyuningsih, Diah Yohanita. 2005. Gaya Bahasa Dalam Iklan Produk Barang
Berbahasa Indonesia pada Harian Kompas Edisi Februari 2005. Skripsi.
Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas
Sanata Dharma.
Wijayanti, Nur. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa pada Kolom “Dari Redaksi” dan
“Liputan” Majalah Sekolah Eksperana SMP Bentara Wacana Muntilan.
Skripsi. Yogyakarta: USD.
Widyatama, Rendra. 2009. Pengantar Periklanan. Jakarta: Buana Pustaka
Indonesia.
Yunus, Syarifudin. 2010. Jurnalistik Terapan. Bandung: Ghalia Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 2. Tabel Analisis
TABEL JENIS DIKSI DAN GAYA BAHASA
Tabel 1 Jenis Diksi Kata Abstrak
No Kalimat Jenis Diksi Analisis
1 Hadirkan solusi kebutuhan AC
untuk ruangan manapun……
KAb: kebutuhan Kata “kebutuhan”
merupakan kata
abstrak. Kata
konkretnya
sandang, pangan,
papan.
2 Paket angsuran ringan!!! +
Gratis 1x angsuran
KAb: ringan Kata ringan
merupakan kata
abstrak. Kata
konkretnya
gram/ons.
3 Aviatech GPS Tracker Solusi
keamanan kendaraan anda
KAb: keamanan Kata keamanan
merupakan kata
abstrak karena
rujukannya berupa
konsep atau
pengertian
(Soedjito, 1988).
Kata konkretnya
adalah tenteram.
Penggunaan kata
keamanan dalam
kalimat tersebut
terlihat lebih
menarik minat
konsumen dari
pada
menggunakan kata
tenteram. Kata
keamanan setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
kata solusi
memberikan efek
kepada konsumen
agar menggunakan
produk yang
ditawarkan karena
kendaraan
konsumen akan
lebih aman.
4 PT. OJA
Amanah, terpercaya, dan
komitmen
KAb: amanah,
terpercaya
Kata amanah dan
kata terpercaya
dalam kalimat
merupakan kata
abstrak karena
rujukannya berupa
konsep atau
pengertian
(Soedjito, 1988).
Kata konkretnya
adalah pesan dan
yakin. Penggunaan
kata amanah dan
kata terpercaya
dalam kalimat
tersebut
memberikan efek
menarik pada
konsumen karena
PT. OJA
menyatakan
dirinya sebagai PT
yang menjalankan
amanah serta
dipercayai oleh
konsumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
5 Melayani pemecahan solusi
masalah yang berkaitan dengan
komputer Anda termasuk
software, hardware, dan
jaringan
KAb: masalah Kata masalah
dalam kalimat (3)
merupakan kata
abstrak karena
rujukannya berupa
konsep atau
pengertian
(Soedjito, 1988).
Kata konkretnya
adalah soal.
Penggunaan kata
masalah dalam
kalimat tersebut
terlihat lebih
menarik minat
konsumen dari
pada
menggunakan kata
soal atau
persoalan. Kata
masalah setelah
kata solusi
memberikan efek
kepada konsumen
agar menggunakan
jasa yang
ditawarkan karena
komputer yang
bermasalah dapat
diperbaiki.
6 Varian terbaru dari Ninja 250,
untuk tipe ABS dan non-ABS,
dilengkapi dengan beragam
part-part asessori, untuk
meningkatkan performa dan
penampilan
KAb:
meningkatkan
Kata
meningkatkan
merupakan kata
absrtak. Kata
konkretnya taraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
7 Bingung mempromosikan usaha
anda? Temukan jawabannya
hanya di Lifestyle tempatnya
iklan khusus untuk gaya hidup
efektif dan penuh warna
KAb: usaha Kata usaha
merupakan kata
abstrak. Kata
konkretnya daya
juang.
8 Laser dengan teknologi terkini
yang akan merangsang proses
kologenisasi kulit menjadi lebih
kencang dan muda
KAb: kencang Kata kencang
merupakan kata
abstrak. Kata
konkretnya tidak
kendur.
9 ALYA FOTOKOPI Pilihan
terbaik tidak pakai mahal
KAb: mahal Kata mahal
merupakan kata
abstrak. Kata
konkretnya
perhiasan.
Tabel 2 Jenis Diksi Kata Konkret
No Kalimat Jenis Diksi Analisis
1 TENDA ADI Desain menarik,
harga bersaing, kualitas
dijamin, cepat dan tepat
KKn: menarik,
cepat
Kata cepat
merupakan kata
konkret. Kata
abstraknya
kecepatan
Kata menarik
dalam kalimat
merupakan kata
konkret karena
rujukannya berupa
objek yang
dicerap oleh
pancaindra
(Soedjito, 1988).
Kata abstraknya
adalah daya tarik.
Penggunaan kata
menarik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kalimat tersebut
memiliki tujuan
agar konsumen
tertarik
menggunakan jasa
tenda adi. Dapat
dilihat kata
menarik setelah
kata desain
seolah-olah
memberikan
gambaran bahwa
tenda adi tersebut
memiliki desain
yang indah.
2 KANG BANG Material
Bangunan
Mewah, modern, rapi, dan
bersih tanpa cacat
KKn: mewah Kata mewah
merupakan kata
konkret. Kata
abstraknya
kemewahan.
3 Harga terbukti paling murah
sekalbar.
Kualitas seven PVDF terbukti
paling awet.
KKn: awet Kata awet
merupakan kata
konkret. Kata
abstraknya
kualitas.
Tabel 3 Jenis Diksi Kata Umum
No Kalimat Jenis Diksi Analisis
1 Aviatech GPS Tracker Solusi
keamanan kendaraan anda
KU: kendaraan Kata kendaraan
merupakan kata
umum, karena
kata-kata ialah
kata yang luas
ruang lingkupnya
dan dapat
mencakup banyak
hal (Soedjito,
1988). Kata
khususnya adalah
mobil, motor.
Penggunaan kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kendaraan dalam
kalimat iklan
tersebut
memberikan
gambaran yang
luas terhadap
konsumen karena
ruang lingkup kata
kendaraan itu
sendiri luas.
Karena yang
hendak
disampaikan oleh
iklan tersebut
adalah produk
yang ditawarkan
memberikan
perlindungan dan
rasa aman
terhadap semua
kendaraan
misalnya saja
mobil dan motor.
2 KANG BANG Material
Bangunan
Mewah, modern, rapi, dan
bersih tanpa cacat
KU: material
bangunan
Kata material
bangunan
merupakan kata
umum. Kata
khususnya kayu,
beton
3 Bingung mempromosikan usaha
anda? Temukan jawabannya
hanya di Lifestyle tempatnya
iklan khusus untuk gaya hidup
efektif dan penuh warna
KU: warna Kata warna
merupakan kata
umum. Kata
khususnya merah,
kuning, hijau, dll.
Tabel 4 Jenis Diksi Kata Khusus
No Kalimat Jenis Diksi Analisis
1 Banjir hadiah periode Oktober KKh: Banjir Kata banjir
merupakan kata
khusus. Kata
umumnya bencana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
alam.
2 NISSAN promo paling cetar KKh: NISSAN Kata Nissan
merupakan kata
khusus. Kata
umumnya adalah
mobil.
3 Lantai parquet berkualitas KKh: parquet Kata parquet
merupakan kata
khusus. Kata
umumnya adalah
lantai.
4 HARMONY Pertama di
Pontianak!!! Steam sarang
walet
KKh: walet Kata walet
merupakan kata
khusus. Kata
umumnya burung
5 Jasa Konsultan Teknik
Kontraktor teknik kayu, baja,
beton
KKh: baja, beton Kata baja dan kata
beton merupakan
kata khusus. Kata
umumnya material
bangunan.
6 Lokasi tepat di jantung kota KKh: jantung Kata jantung
merupakan kata
khusus. Kata
umumnya organ
tubuh.
7 YAMAHA New 2016 VEGA
YM JET_FI 115cc FUEL
INJECTION
SI RAJA IRIT DAN AWET
KKh: YAMAHA Kata YAMAHA
merupakan kata
khusus. Kata
umumnya motor.
8 New Fino 125cc Istimewakan KKh: New Fino Kata New Fino
125 cc merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dirimu 125cc kata khusus. Kata
umumnya motor.
9 CB 150 R Performa Sang
Penakluk
KKh: CB 150 R Kata CB 150 R
merupakan kata
khusus. Kata
umumnya motor.
10 Ko Pel Membangkitkan
Stamina Pria Dewasa
KKh: pria Kata pria
merupakan kata
khususnya. Kata
umumnya
manusia.
11 MIO Z Sobat libaZ jalanan
CC paling besar di kelasnya
KKh: MIO Z Kata MIO Z
merupakan kata
khusus. Kata
umumnya motor.
12 DUTRO Panjang Umurnya.
Dapatkan promo menarik DP &
bunga ringan free service
program kontrak service & part
KKh: DUTRO Kata DUTRO
merupakan kata
khusus. Kata
umumnya mobil.
Tabel 5 Jenis Diksi Kata Popular
No Kalimat Jenis Diksi Analisis
1 TERAPI KEJANTANAN
ALAT VITAL
Menjadi Jumbo, Besar Panjang,
dan Tahan Lama.
KP: Besar Kata besar
merupakan kata
popular. Kata
kajiannya mega.
Tabel 6 Jenis Diksi Kata Kajian
No Kalimat Jenis Diksi Analisis
1 Pusat pengobatan spesialis alat
vital terbesar dan terpercaya
KKj: pengobatan,
spesialis
Kata pengobatan
merupakan kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
kajian. Kata
popularnya
berobat.
Kata spesialis
merupakan kata
kajian. Kata
popularnya
khusus.
2 Jasa Konsultan Teknik
Kontraktor teknik kayu, baja,
beton
KKj: konsultan Kata konsultan
merupakan kata
kajian. Kata
popularnya
penelitian dagang
(penasihat).
3 Varian terbaru dari Ninja 250,
untuk tipe ABS dan non-ABS,
dilengkapi dengan beragam
part-part asessori, untuk
meningkatkan performa dan
penampilan
KKj: varian Kata varian
merupakan kata
kajian. Kata
popularnya bentuk
yang berbeda.
4 PALAPA BEACH HOTEL
Meeting, training, outbound,
gathering, outing, seminar
retreat, rekreasi atau kegiatan
apa saja
KKj: rekreasi,
seminar
Kata rekreasi
merupakan kata
kajian. Kata
popularnya
liburan.
Kata seminar
merupakan kata
kajian. Kata
popularnya
pertemuan.
5 Gak pakai kuota, gak bayar
lebih
KKj: kuota Kata kuota
merupakan kata
kajian. Kata
popularnya
kapasitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
6 MIO Z Sobat libaZ jalanan
CC paling besar di kelasnya
KKj: kelas Kata kelas
merupakan kata
kajian. Kata
popularnya
kelompok.
Tabel 7 Jenis Diksi Kata nonbaku
No Kalimat Jenis Diksi Analisis
1 NISSAN promo paling cetar. Knb: cetar Kata cetar
merupakan kata
nonbaku karena
kata bro tidak
terdapat di dalam
KBBI.
2 Kwalitas terbaik mutu terjamin. Knb: kwalitas Kata kwalitas
merupakan kata
nonbaku. Kata
bakunya kualitas.
3 Gak pakai kuota, gak bayar
lebih.
Knb: gak Kata gak
merupakan kata
nonbaku karena
kata gak tidak
terdapat di dalam
KBBI. Kata
bakunya tidak.
4 Mau pasang iklan? Di sini
efektif bro.
Knb: bro Kata bro
merupakan kata
nonbaku karena
kata bro tidak
terdapat di dalam
KBBI.
Tabel 8 Jenis Diksi Kata Asli
No Kalimat Jenis Diksi Analisis
1 Promo terbatas dapatkan KAs: cashback, Kata cashback
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
cashback + 5 juta + extra
service
extra service merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa
Inggris itu sendiri.
Kata extra service
merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa
Inggris itu sendiri.
2 Asli Chinese massager bukan
sekedar nama
KAs: massager Kata massager
merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa
Inggris itu sendiri.
3 HARMONY Pertama di
Pontianak!!! Steam sarang
walet
KAs: harmony Kata harmony
merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa
Inggris itu sendiri.
4 ALYA fotokopi ATK, print,
press, jilid
KAs: print, press Kata print
merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa
Inggris itu sendiri.
Kata press
merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa
Inggris itu sendiri.
5 Melayani pemecahan solusi
masalah yang berkaitan dengan
komputer Anda termasuk
software, hardware, dan
jaringan
KAs: software,
hardware
Kata software
merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa
Inggris itu sendiri.
Kata Hardware
merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Inggris itu sendiri.
6 KANG BANG Material
Bangunan
Mewah, modern, rapi, dan
bersih tanpa cacat
KAs: modern Kata modern
merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa
Inggris itu sendiri.
7 Varian terbaru dari Ninja 250,
untuk tipe ABS dan non-ABS,
dilengkapi dengan beragam
part-part asessori, untuk
meningkatkan performa dan
penampilan
KAs: part Kata part
merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa
Inggris itu sendiri.
8 PALAPA BEACH HOTEL
Meeting, training, outbound,
gathering, outing, seminar
retreat, rekreasi atau kegiatan
apa saja
KAs: Meeting,
training,
outbound,
gathering, outing,
retreat
Kata meeting,
training,
outbound,
gathering, outing,
dan retreat
merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa inggris
itu sendiri.
9 Murah dan mudah cepat mudah
menjadi master dealer
KAs: master Kata master
merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa
Inggris itu sendiri.
10 YAMAHA New 2016 VEGA
YM JET_FI 115cc FUEL
INJECTION
SI RAJA IRIT DAN AWET
KAs: injection Kata injection
merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa
Inggris itu sendiri.
11 Studio Bangunan Belanja Di
sini Segalanya Lebih Baik
KAs: studio Kata studio
merupakan kata
asli karena kata
studio berasal dari
bahasa Inggris itu
sendiri.
12 Promosikan usaha anda di
COMMUNITY ZONE
KAs: Community Kata community
zone merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Dapatkan penawaran khusus
dari kami
Zone kata asli karena
berasal dari
bahasa Inggris itu
sendiri.
13 Harga terbukti paling murah
sekalbar.
Kualitas SEVEN PVDF terbukti
paling awet
KAs: seven Kata seven
merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa
Inggris itu sendiri.
14 DUTRO Panjang Umurnya.
Dapatkan promo menarik DP &
bunga ringan free service
program kontrak service & part
KAs: free service Kata free service
merupakan kata
asli karena berasal
dari bahasa
Inggris itu sendiri.
Tabel 9 Jenis Diksi Kata Serapan
No Kalimat Jenis Diksi Analisis
1 Hadirkan solusi kebutuhan AC
untuk ruangan manapun……
KSr: AC Kata AC
merupakan kata
serapan. Kata
aslinya Air
Conditioner.
2 Lengkapi juga koleksi merk
eksklusif hanya di MATAHARI
KSr: eksklusif,
koleksi
Kata eksklusif
merupakan kata
serapan. Kata
aslinya exclusive.
Kata koleksi
merupakan kata
serapan. Kata
aslinya collection.
3 Banjir hadiah periode Oktober KSr: periode Kata periode
merupakan kata
serapan. Kata
aslinya period.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
4 Bisnis air galon kualitas terbaik KSr: bisnis Kata bisnis
merupakan kata
serapan. Kata
aslinya business.
5 Jasa Konsultan Teknik
Kontraktor teknik kayu, baja,
beton
KSr: teknik Kata teknik
merupakan kata
serapan. Kata
aslinya techniek.
6 PT. OJA
Amanah, terpercaya, dan
komitmen
KSr: komitmen Kata komitmen
merupakan kata
serapan. Kata
aslinya
commitment.
7 PT. RAHAYU ARTA
MANDIRI Pengadaan,
transporter, dan ekspedisi
KSr: ekspedisi Kata ekspedisi
merupakan kata
serapan. Kata
aslinya expedition.
8 TENDA ADI Desain menarik,
harga bersaing, kualitas
dijamin, cepat dan tepat
KSr: desain Kata desain
merupakan kata
serapan. Kata
aslinya design.
9 Varian terbaru dari Ninja 250,
untuk tipe ABS dan non-ABS,
dilengkapi dengan beragam
part-part asessori, untuk
meningkatkan performa dan
penampilan
KSr: tipe Kata tipe
merupakan kata
serapan. Kata
aslinya type.
10 Lokasi tepat di jantung kota KSr: lokasi Kata lokasi
merupakan kata
serapan. Kata
aslinya locatie.
11 TERAPI KEJANTANAN
ALAT VITAL
Menjadi Jumbo, Besar Panjang,
dan Tahan Lama.
KSr: terapi Kata terapi
merupakan kata
serapan. Kata
aslinya therapy.
12 Bingung mempromosikan usaha
anda? Temukan jawabannya
KSr: efektif Kata efektif
merupakan kata
serapan. Kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
hanya di Lifestyle tempatnya
iklan khusus untuk gaya hidup
efektif dan penuh warna
aslinya effective.
13 DUTRO Panjang Umurnya.
Dapatkan promo menarik DP &
bunga ringan free service
program kontrak service & part
KSr: program Kata program
merupakan kata
serapan. Kata
aslinya program.
14 Laser dengan teknologi terkini
yang akan merangsang proses
kologenisasi kulit menjadi lebih
kencang dan muda
KSr: proses Kata proses
merupakan kata
serapan. Kata
aslinya process.
Tabel 10 Jenis Diksi Kata Denotasi
No Kalimat Jenis Diksi Analisis
1 Studio Bangunan belanja di sini
segalanya lebih baik
Kata Denotasi:
segalanya lebih
baik
Frasa segalanya
lebih baik
merupakan makna
denotasi. Karena
segalanya lebih
baik merujuk pada
makna yang
sebenarnya yaitu
Studio Bangunan
merupakan tempat
belanja yang
memiliki harga
dan produk yang
lebih baik.
2 DUTRO panjang umurnya.
Dapatkan promo menarik DP &
bunga ringan free service
program kontrak service & part
Kata Denotasi:
panjang umurnya
Frasa panjang
umurnya
merupakan makna
denotatif. Karena
panjang umurnya
merupakan makna
sebenarnya yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DUTRO memiliki
umur yang
panjang.
Tabel 11 Jenis Diksi Kata Konotasi
No. Kalimat Jenis Diksi Analisis
1 Lengkapi juga koleksi merk
eksklusif hanya di MATAHARI.
Kata Konotasi:
matahari
Kata matahari
merupakan makna
konotasi. Karena
matahari itu
sendiri artinya
titik pusat tata
surya berupa bola
berisi gas yang
mendatangkan
terang dan panas
pada bumi pada
siang hari. Yang
dimaksud penulis
matahari itu
adalah sebuah
tempat
perbelanjaan.
2 Banjir hadiah periode Oktober. Kata Konotasi:
banjir hadiah
Frasa banjir
hadiah merupakan
makna konotasi.
Karena kata banjir
dalam frasa
tersebut memiliki
arti berair banyak
dan deras. Yang
dimaksud penulis
banjir dalam frasa
banjir hadiah itu
adalah jumlah
hadiah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
sangat banyak.
3 Varian terbaru dari Ninja 250,
untuk tipe ABS dan non-ABS,
dilengkapi dengan beragam
part-part asessori, untuk
meningkatkan performa dan
penampilan
Kata Konotasi:
ninja
Kata ninja pada
kalimat tersebut
bermakna
konotasi. Kata
ninja merupakan
makna konotasi
karena kata ninja
tersebut memiliki
arti orang yang
terlatih dan
menguasai ilmu
bela diri Jepang.
Ninja sendiri
merupakan varian
motor dari
KAWASAKI.
Penggunaan kata
Ninja dalam
varian motor
tersebut memiliki
maksud bahwa
motor tersebut
diharapkan dapat
seperti ninja
sebenarnya yang
sangat baik.
4 Lokasi tepat di jantung kota Kata Konotasi:
jantung kota
Frasa jantung kota
merupakan makna
konotasi. Karena
kata jantung
dalam frasa
tersebut memiliki
arti bagian tubuh
yang menjadi
pusat peredaran
darah. Yang
dimaksud penulis
dalam frasa
jantung kota itu
adalah pusat atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
tengah kota.
5 YAMAHA New 2016 VEGA
YM JET_FI 115cc FUEL
INJECTION
SI RAJA IRIT DAN AWET
Kata Konotasi: si
raja irit dan awet
Frasa si raja irit
dan awet
merupakan makna
konotasi. Kata raja
dalam frasa
tersebut memiliki
arti yang dianggap
berkuasa terhadap
sesamanya. Yang
dimaksud penulis
dalam frasa si raja
irit dan awet itu
adalah yang paling
irit dan tahan lama
di antara yang
lain.
6 CB 150 R Performa Sang
Penakluk
Kata Konotasi:
performa sang
penakluk
Frasa performa
sang penakluk
merupakan makna
konotasi. Kata
penakluk memiliki
arti yang
menaklukkan.
Yang dimaksud
penulis dalam
frasa performa
sang penakluk
adalah CB 150 R
memiliki performa
yang dapat
menaklukkan
jalanan.
7 DUTRO panjang umurnya.
Dapatkan promo menarik DP &
bunga ringan free service
program kontrak service & part
Kata Konotasi:
bunga
Kata bunga
merupakan kata
konotasi. Karena
bunga itu sendiri
memiliki arti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
bagian tumbuhan
yang akan menjadi
buah, biasanya
elok warnanya dan
harum baunya.
Yang dimaksud
penulis bunga itu
adalah imbalan
jasa untuk
penggunaan uang
atau modal yang
dibayar pada
waktu tertentu
berdasarkan
ketentuan atau
kesepakatan.
Tabel 12 Jenis Gaya Bahasa Hiperbola
No. Kalimat Jenis Gaya
Bahasa
Analisis
1 Hadirkan solusi kebutuhan AC
untuk ruangan manapun……
Hiperbola hadirkan solusi
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
2 Lengkapi juga koleksi merk
eksklusif hanya di
MATAHARI
Hiperbola hanya di
MATAHARI
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
3 Banjir hadiah periode Oktober Hiperbola banjir hadiah
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
4 Dijamin! Termurah se-
KALBAR
Hiperbola Kata termurah
dalam kalimat ini
merupakan gaya
bahasa hiperbola
karena
mengandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
Penggunaan kata
termurah dalam
kalimat (28)
meningkatkan
kesan terhadap
iklan tersebut. Hal
ini dapat dilihat
pada kata
termurah yang
menyatakan
bahwa produk
atau jasa yang
ditawarkan adalah
yang paling murah
di seluruh
Kalimantan Barat.
Padahal belum
tentu yang
dikatakan tersebut
adalah benar. Hal
ini wajar dalam
iklan karena
digunakan untuk
menarik
konsumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
5 Paket angsuran ringan!!! +
Gratis 1x angsuran
Hiperbola Hiperbola : Paket
angsuran ringan
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
6 NISSAN promo paling cetar Hiperbola Hiperbola : paling
cetar mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
7 Promo terbatas dapatkan
cashback + 5 juta + extra
service
Hiperbola Hiperbola :
terbatas
mengandung
pernyataan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
8 Lantai parquet berkualitas Hiperbola Hiperbola:
berkualitas
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
9 Jangan salah pilih! Pastikan
anda mendapatkan yang terbaik
Hiperbola Hiperbola :
mendapatkan yang
terbaik
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
10 Kwalitas terbaik mutu terjamin Hiperbola Hiperbola :
terbaik, mutu
terjamin
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
11 Aviatech GPS Tracker Solusi
keamanan kendaraan anda
Hiperbola Hiperbola : solusi
keamanan
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
12 Bisnis air galon kualitas terbaik Hiperbola Kata terbaik
dalam kalimat ini
merupakan gaya
bahasa hiperbola
karena
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
Penggunaan kata
terbaik dalam
kalimat ini
melebih-lebihkan
sifatnya dan
meningkatkan
kesan terhadap
iklan tersebut. Hal
ini dapat dilihat
pada kata terbaik
yang menyatakan
bahwa produk
atau jasa yang
ditawarkan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
yang paling baik.
Padahal belum
tentu yang
dikatakan tersebut
adalah benar. Hal
ini wajar dalam
iklan karena
digunakan untuk
menarik
konsumen.
13 Asli Chinese massager bukan
sekedar nama
Hiperbola Hiperbola : bukan
sekedar nama
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
14 Pusat pengobatan spesialis alat
vital terbesar dan terpercaya
Hiperbola Hiperbola :
terbesar dan
terpercaya
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
15 Harga pasti lebih oke! Hiperbola Hiperbola : pasti
lebih oke!
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
16 HARMONY Pertama di
Pontianak!!! Steam sarang
walet
Hiperbola Hiperbola :
pertama
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
17 New Fino 125cc Istimewakan
dirimu
Hiperbola Hiperbola :
istimewakan
dirimu
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
18 Studio Bangunan Belanja Di
sini Segalanya Lebih Baik
Hiperbola Hiperbola :
belanja di sini
segalanya lebih
baik mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
(Tarigan, 2013).
19 Bingung mempromosikan usaha
anda? Temukan jawabannya
hanya di Lifestyle tempatnya
iklan khusus untuk gaya hidup
efektif dan penuh warna
Hiperbola Hiperbola :
temukan
jawabannya hanya
di Lifestyle
tempatnya iklan
khusus untuk gaya
hidup efektif dan
penuh warna
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
20 Harga terbukti paling murah
sekalbar.
Kualitas SEVEN PVDF terbukti
paling awet
Hiperbola Kata terbukti
dalam kalimat
merupakan gaya
bahasa hiperbola
karena
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
Penggunaan kata
terbukti dalam
kalimat melebih-
lebihkan sifatnya
dan meningkatkan
kesan terhadap
iklan tersebut. Hal
ini dapat dilihat
pada kata terbukti
yang menyatakan
bahwa produk
atau jasa yang
ditawarkan adalah
yang paling murah
di seluruh
Kalimantan Barat.
Padahal belum
tentu yang
dikatakan tersebut
adalah benar. Hal
ini wajar dalam
iklan karena
digunakan untuk
menarik
konsumen.
21 Laser dengan teknologi terkini
yang akan merangsang proses
kologenisasi kulit menjadi lebih
kencang dan muda
Hiperbola Hiperbola : Laser
dengan teknologi
terkini
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
22 Mau pasang iklan? Di sini
efektif bro
Hiperbola Hiperbola : di sini
efektif bro
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
23 ALYA FOTOKOPI Pilihan
terbaik tidak pakai mahal
Hiperbola Hiperbola : pilihan
terbaik tidak pakai
mahal
mengandung
pernyataan yang
berlebih-lebihan
jumlahnya,
ukurannya atau
sifatnya dengan
maksud memberi
penekanan pada
suatu pernyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
untuk
memperhebat,
meningkatkan
kesan, dan
pengaruhnya
(Tarigan, 2013).
Tabel 13 Jenis Gaya Bahasa Aliterasi
No. Kalimat Jenis Gaya
Bahasa
Analisis
1 Apapun kebutuhan air panas
anda wika ada, wika aja
Aliterasi Kata wika dalam
kalimat ini
merupakan gaya
bahasa aliterasi
karena pemakaian
kata-kata yang
pemulaannya
sama bunyinya
(Tarigan, 2013).
Penggunaan gaya
bahasa aliterasi
dalam iklan
memberikan kesan
sebagai penghias
iklan tersebut.
Konsumen yang
membaca iklan
akan merasa
tertarik dengan
produk yang
ditawarkan dalam
iklan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
2 Gak pakai kuota, gak bayar
lebih
Aliterasi Kata gak dalam
kalimat ini
merupakan gaya
bahasa aliterasi
karena pemakaian
kata-kata yang
pemulaannya
sama bunyinya
(Tarigan, 2013).
Penggunaan gaya
bahasa aliterasi
dalam iklan
memberikan kesan
sebagai penghias
iklan tersebut.
Konsumen yang
membaca iklan
akan merasa
tertarik dengan
produk yang
ditawarkan dalam
iklan tersebut.
3 Murah dan mudah cepat mudah
menjadi master dealer
Aliterasi Kata murah,
mudah dalam
kalimat ini
merupakan gaya
bahasa aliterasi
karena pemakaian
kata-kata yang
pemulaannya
sama bunyinya
(Tarigan, 2013).
Penggunaan gaya
bahasa aliterasi
dalam iklan
memberikan kesan
sebagai penghias
iklan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Konsumen yang
membaca iklan
akan merasa
tertarik dengan
produk yang
ditawarkan dalam
iklan tersebut.
Tabel 14 Jenis Gaya Bahasa Personifikasi
No. Kalimat Jenis Gaya
Bahasa
Analisis
1 Ko Pel Membangkitkan
Stamina Pria Dewasa
Personifikasi Pada kalimat ini
terdapat gaya
bahasa
personifikasi,
yaitu
membangkitkan.
Alasannya, karena
sifat-sifat insani
dilekatkan kepada
benda yang tidak
bernyawa dan ide
yang abstrak
(Tarigan, 2013).
Kata
membangkitkan
dalam kalimat ini
dilekatkan pada
kata Ko Pel. Ko
Pel diibaratkan
dapat menaikkan
stamina pria
dewasa. Padahal
Ko Pel itu sendiri
adalah obat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
merupakan benda
yang tidak
bernyawa.
2 MIO Z Sobat libaZ jalanan
CC paling besar di kelasnya
Personifikasi Kata sobat libas
dalam kalimat di
atas, merupakan
gaya bahasa
personifikasi.
Alasannya, karena
sifat-sifat insani
dilekatkan kepada
benda yang tidak
bernyawa dan ide
yang abstrak
(Tarigan, 2013).
Frasa sobat libas
dilekatkan pada
kata MIO Z. MIO
Z merupakan
salah satu varian
motor YAMAHA
dan merupakan
benda yang tidak
bernyawa. MIO Z
diibaratkan
sebagai seorang
sahabat yang
dapat melibas
jalanan.
3 DUTRO Panjang Umurnya.
Dapatkan promo menarik DP &
bunga ringan free service
program kontrak service & part
Personifikasi Pada kalimat ini
terdapat gaya
bahasa
personifikasi,
yaitu panjang
umurnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Alasannya, karena
sifat-sifat insani
dilekatkan kepada
benda yang tidak
bernyawa dan ide
yang abstrak
(Tarigan, 2013).
Frasa panjang
umurnya
dilekatkan dengan
kata Dutro. Dutro
merupakan salah
satu varian HINO
dan merupakan
benda yang tidak
bernyawa. Dutro
diibaratkan
sebagai makhluk
hidup yang
memiliki umur
yang panjang.
Tabel 15 Jenis Gaya Bahasa Metafora
No. Kalimat Jenis Gaya
Bahasa
Analisis
1 Lokasi tepat di jantung kota Metafora Pada kalimat ini
terdapat gaya
bahasa metafora,
yaitu jantung kota.
Alasannya, karena
terdapat dua
gagasan, yaitu
suatu kenyataan
yang menjadi
objek dan
pembanding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
terhadap
kenyataan
(Tarigan, 2013).
Frasa jantung kota
dalam kalimat ini
memiliki maksud
yaitu lokasi
tempat tersebut
berada tepat di
tengah-tengah
kota. Penggunaan
frasa jantung kota
tersebut membuat
kalimat dalam
iklan menjadi
indah untuk
dibaca. Sehingga
dapat menarik
minat para
konsumen untuk
berkunjung dan
sebagainya.
2 YAMAHA New 2016 VEGA
YM JET_FI 115cc FUEL
INJECTION
SI RAJA IRIT DAN AWET
Metafora Pada kalimat ini
terdapat gaya
bahasa metafora,
yaitu si raja irit
dan awet.
Alasannya, karena
terdapat dua
gagasan, yaitu
suatu kenyataan
yang menjadi
objek dan
pembanding
terhadap
kenyataan
(Tarigan, 2013).
Frasa si raja irit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
dan awet dalam
kalimat ini
memiliki maksud
yaitu motor
YAMAHA New
2016 VEGA YM
JET_FI 115cc
FUEL
INJECTION
adalah motor yang
paling irit dan
tahan lama.
Penggunaan frasa
si raja irit dan
awet tersebut
membuat kalimat
dalam iklan
menjadi indah
untuk dibaca.
Sehingga dapat
menarik minat
para konsumen
untuk membeli
produk yang
ditawarkan.
3 CB 150 R Performa Sang
Penakluk
Metafora Pada kalimat ini
terdapat gaya
bahasa metafora,
yaitu sang
penakluk.
Alasannya, karena
terdapat dua
gagasan, yaitu
suatu kenyataan
yang menjadi
objek dan
pembanding
terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
kenyataan
(Tarigan, 2013).
Frasa sang
penakluk pada
kalimat ini
memiliki maksud
yaitu CB 150 R
yang merupakan
varian motor
HONDA memiliki
penampilan yang
sangat baik.
Penggunaan frasa
sang penakluk
tersebut membuat
kalimat dalam
iklan menjadi
indah untuk
dibaca. Sehingga
dapat menarik
minat para
konsumen untuk
membeli produk
yang ditawarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
BIODATA
Natalis Haryo Widyanto yang akrab dipanggil Widy adalah
anak pertama dari empat bersaudara yang lahir di Pontianak
pada tanggal 22 Desember 1993. Putra pertama dari pasangan
Yohanes Seno Suharyo dan Yuliana Sumiati ini mengawali pendidikan formalnya
pada tahun 1999-2000 di TK Swasta Gembala Baik Pontianak. Pada tahun 2000-
2006, ia melanjutkan pendidikannya di SD Swasta Gembala Baik I Pontianak.
Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikannya di SMP N 1 Pontianak dari tahun
2006-2009. Pada tahun 2009-2012, ia melanjutkan sekolahnya di SMA Swasta
Santo Paulus Pontianak.
Setelah tamat SMA, ia melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi di Universitas
Sanata Dharma. Sejak 2012 hingga tahun 2018, ia terdaftar sebagai mahasiswa
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Masa pendidikan di
Universitas Sanata Dharma diselesaikan dengan menulis skripsi berjudul Analisis
Diksi Dan Gaya Bahasa Dalam Iklan Barang Dan Iklan Jasa Koran Pontianak Post
Edisi Oktober 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI