Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
Oleh
NUREMA
105731123716
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
i
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
KABUPATEN ENREKANG
Oleh
NUREMA
105731123716
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Pada
Program Studi Strata 1 Akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Bukan sulit yang membuatmu takut, tapi takutlah yang membuatmu sulit”
ا إن مع ٱلعس يس
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”. (Q.S AL-Insyirah:6)
نفسهم وا ما بأ يغي ما بقوم حت ل يغي إن ٱلل
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”. (Q.s Ar-Ra’d:11)
Persembahan:
Skripsi ini saya persembahkan kepada keluargaku, khususnya kepada kedua
orang tuaku yang tercinta yang telah memberikan doa, dukungan serta motivasi
baik secara moril maupun materil.
Adik-adikku yang tersayang yang telah memberikan inspirasi serta motivasi serta
teman-temanku yang telah memberikan semangat
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
NUREMA, 2020 “Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Pada Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang”.
Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Dan is. Universitas Muhammadiyah
Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I Bapak Jamaluddin M dan pembimbing II
Ibu Wa Ode Rayyani.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas dan
efisiensi penggunaan anggaran pendapatan dan belanja daerah pada badan
pengelola keuangan daerah kabupaten enrekang. Dalam penelitian ini metode
yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu menjelaskan
fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk memperoleh
gambaran terkait objek penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efektivitas pendapatan daerah
pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang T.A 2015-2019
dikatakan efektif dengan presentasi masing-masing sebesar 97,17%; 93,55;
94,58%; 93,12%; dan 91,83%. Sedangkan untuk tingkat efisiensi anggaran belanja
daerah pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang T.A 2015
dikategorikan cukup efisien dengan persentase 87,18% berada pada predikat
80%-90% sedangkan untuk tahun 2016-2019 dikatakan kurang efisien dengan
presentasi masing-masing sebesar 90,48%; 90,22%; 92,65%; dan 90,16%.
Kata Kunci: Efektivitas Dan Efisiensi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
vii
ABSTRACT
NUREMA, 2020 "Analysis of the Effectiveness and Efficiency of the Regional
Revenue and Expenditure Budget in the Regional Financial Management of
Enrekang Regency". Thesis. Accounting major. Faculty of Economics and
Business. Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by mentor I Mr.
Jamaluddin M and mentor II Mrs. Wa Ode Rayyani.
This study aims to determine the effectiveness and efficiency of the use of
the regional revenue and expenditure budget in the regional financial management
agency of Enrekang Regency. In this study, the method used is a descriptive
quantitative analysis method, namely explaining the existing phenomena by using
numbers to obtain a picture related to the object of research.
The results showed that the level of effectiveness of regional income at the
Regional Financial Management Agency of Enrekang T.A 2015-2019 was said to
be effective with a presentation of 97.17% each; 93.55; 94.58%; 93.12%; and
91.83%. As for the level of efficiency of the regional expenditure budget at the
Regional Financial Management Agency of Enrekang Regency, the 2015 fiscal
year is categorized as quite efficient with a percentage of 87.18% in the predicate
80% -90% while for 2016-2019 it is said to be less efficient with each presentation
of 90, 48%; 90.22%; 92.65%; and 90.16%.
Keywords: Effectiveness and Efficiency of the Regional Expenditure Budget.
viii
KATA PENGANTAR
حمن ٱلرحيم ٱلر بسم ٱلل
Assalamualaikum wr.wb
Tiada untaian kata yang paling indah selain Puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta,ala, Tuhan semesta alam yang telah
melimpahkan Berkah, rahmat dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat di
selesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad Shallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai suri tauladan di muka bumi serta
penyempurna akhlak umat manusia.
Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik
guna menyelesaikan studi pada Program Studi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Adapun judul skripsi
ini adalah “Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten
Enrekang”.
Pada Kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
khususnya kepada kedua orang tuaku tercinta Ibunda Salmah dan Ayahanda
Tahir, yang telah mengasuh, mendidik, membesarkan serta telah mendoakan,
memberi dukungan dan motivasi. Tidak lupa juga adik-adikku tersayang Ermawan,
Eriansa dan Ikbal yang telah memberikan inspirasi dan motivasi. Serta sahabat
JNE Keluarga Kepma Lemba, HPMM, MASSAMPU dan teman-teman lainnya
yang selalu memberikan dukungannya kepada penulis.
ix
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menghadapi hambatan,
namun semua dapat teratasi berkat bantuan, dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu
penulis tak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP., selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Jamaluddin M, SE.,M.Si selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktu untuk memberikan arahan serta bimbingan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Wa Ode Rayyani, SE.,M.Si.Ak.CA selaku Pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktu untuk memberikan arahan serta bimbingan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Asisten Dosen serta Karyawan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Seluruh Pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang
yang telah membantu dalam penelitian ini.
8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi khususnya kelas AK.16.F yang telah memberikan dorongan dan
semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. sahabat JNE Keluarga Kepma Lemba, HPMM, MASSAMPU dan teman-
teman lainnya yang selalu memberikan dukungannya kepada penulis.
x
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari unsur
kesempurnaan disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan penulis serta
minimnya pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan demi
kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bernilai ibadah di sisi-Nya serta bermanfaat bagi
siapapun yang membutuhkan khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Akuntansi dan segala bentuk bantuan yang penulis terima baik
secara langsung maupun tidak langsung dibalas oleh Allah SWT.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Makassar, 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................. v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7
A. Standar Akuntansi Pemerintah .......................................................... 7
B. Anggaran .......................................................................................... 8
C. Pendapatan ....................................................................................... 13
D. Belanja Daerah ................................................................................. 15
E. Efektivitas .......................................................................................... 16
xii
F. Efisiensi .............................................................................................. 23
G. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 24
H. Kerangka Pikir ................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 35
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 35
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 36
D. Metode Analisis Data ........................................................................ 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 39
A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ....................................... 39
B. Laporan Anggaran dan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang ... 66
C. Perhitungan Dan Analisis Rasio Efektivitas Dan Efisiensi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ...................................... 70
D. Analisis Rasio Efektivitas dan Efisiensi Pendapatan dan Belanja
Daerah .............................................................................................. 93
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 96
A. Kesimpulan ...................................................................................... 96
B. Saran .............................................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 98
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 100
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL JUDUL TABEL HALAMAN
Tabel 2.1 Tinjauan Empiris 29
Tabel 4.1 Ringkasan Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kabupaten Enrekang T.A 2015-2019 67
Tabel 4.2 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan
Daerah Kabupaten Enrekang T.A 2015-2019 68
Tabel 4.3 Ringkasan dan Pendapatan Belanja Daerah pada Badan
Pengelola keuangan Daerah Kabupaten Enrekang
Tahun 2015 72
Tabel 4.4 Ringkasan Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Badan
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang
Tahun 2016 76
Tabel 4.5 Ringkasan Pendapatan dan Belanja Daerah Pada
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten
Enrekang Tahun 2017 79
Tabel 4.6 Ringkasan Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang
Tahun 2018 83
Tabel 4.7 Ringkasan Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Badan
xiv
Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang
Tahun 2019 86
Tabel 4.8 Rasio Efektivitas Anggaran Pendapatan Daerah Pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah Kab. Enrekang
T.A 2015-2019 90
Tabel 4.9 Rasio Efisiensi Anggaran Belanja Daerah Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang T.A 2015-2019 91
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir 33
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPKD 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem anggaran sektor publik dalam pengembangannya telah menjadi
instrumen kebijakan yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Proses
penentuan kebijakan dalam sektor publik melibatkan seluruh komponen
masyarakat, untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan masyarakat
luas, yang terdiri atas anggota dewan, organisasi sosial dan politik, lembaga
swadaya masyarakat (LSM), akademisi, yayasan dan masyarakat umum.
Proses ini merupakan proses penjaringan aspirasi publik yang tidak ada dalam
mekanisme penentuan kebijakan pada sektor swasta/privat/bisnis.
Perkembangan akuntansi keuangan sektor publik khususnya di
pemerintahan telah ditandai dengan adanya standar akuntansi pemerintahan.
Standar akuntansi pemerintahan akan menjadi pedoman bagi para pihak yang
berkepentingan terhadap pelaporan keuangan pemerintahan dalam menilai
dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pemerintah. Akuntansi
keuangan sektor publik meliputi proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas sektor
publik yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan
pada organisasi sektor publik.
2
Standar akuntansi pemerintah adalah acuan dalam penyajian laporan
keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak diluar organisasi yang
mempunyai otoritas tertinggi dalam kerangka akuntansi berterima umum
(Hardian, Restianto, dan Bawono:2010). Salah satu upaya konkrit untuk
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara
yaitu dengan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan
pemerintahan yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan
mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang diterima secara umum.
Berdasarkan penyajian keuangan laporan pemerintah daerah sisi
pengeluaran daerah atau belanja daerah terdiri atas belanja operasional,
belanja modal, belanja tak terduga dan belanja transfer. Pengklarifikasian jenis-
jenis belanja ini sesuai dengan yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah dalam
pelaksanaan belanja tersebut, pemerintah diwajibkan untuk mengelola
anggaran berdasarkan asas efektivitas, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas
sebagaimana yang telah diamanatkan dalam pasal 280 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Berdasarkan pemaparan diatas, sangat jelas bahwa pengukuran nilai
efektivitas dan efisiensi sangatlah dibutuhkan oleh instansi pemerintah untuk
menjalankan tugasnya dalam pencapaian tujuan. Berbagai tuntutan
masyarakat kepada pemerintah untuk dapat memberikan pelayanan secara
efektif dan efisien sudah menjadi tuntutan umum masyarakat beberapa tahun
belakangan ini. Untuk itu, setiap instansi dalam pemerintahan sudah sepatutnya
berusaha untuk memperbaiki kinerja guna mengetahui pencapaian visi dan misi
dari instansi yang bersangkutan.
3
Hal yang menarik juga terkait permasalahan mengenai penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Rusdi (2018) yang relevan dan dijadikan sebagai
pembanding dalam penelitian ini yaitu dengan judul "Analisis Laporan Realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Enrekang", dengan hasil penelitian pada Badan Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang mengenai Analisis Laporan Realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), menunjukkan bahwa
kinerja pendapatan belum mencapai target namun termasuk kategori efektif hal
ini terlihat dari lebih kecilnya jumlah yang terealisasi dengan yang dianggarkan.
Sedangkan kinerja belanja pemerintah Kabupaten Enrekang dinilai mampu
menghemat anggaran belanja dengan sangat efisien. Hal ini terlihat dari tidak
adanya angka Realisasi yang melebihi anggaran yang ditargetkan. Namun
Rusdi (2018) juga menyatakan masih ada kekurangan yang perlu dibenahi,
masalah kinerja pendapatan yang belum mencapai target. Pemerintah
Kabupaten Enrekang harus lebih berusaha lagi dalam meningkatkan
penghasilan asli daerah (PAD) melalui pendapatan pajak dengan
memaksimalkan penagihan pajak daerah, retribusi daerah, potensi sumber
daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) serta mengembangkan
potensi-potensi baru yang ada di daerah Enrekang.
Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2014, tentang pemerintah
daerah menjelaskan bahwa, “Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang ditetapkan
dengan peraturan daerah”. APBD terdiri dari anggaran pendapatan, belanja
daerah dan pembiayaan, pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli Daerah
(PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
4
kekayaan daerah dan penerimaan lain-lain. Bagian dana perimbangan, yang
meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus
(DAK), kemudian pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat.
Belanja daerah terdiri atas empat bagian yaitu belanja pegawai, belanja modal,
belanja barang dan jasa dan belanja lainnya. Pembiayaan yaitu semua
penerimaan yang perlu dikeluarkan yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang berjalan maupun pada tahun anggaran berikutnya.
Pemerintah daerah kabupaten enrekang merupakan salah satu
pemerintah daerah yang telah menyelenggarakan otonomi daerah. Menurut
pasal 1 butir h Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 otonomi daerah adalah
kewenangan daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dengan
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah,
sebagai daerah otonom pemerintah kabupaten diberi wewenang dalam
mengelola dan mempertanggungjawabkan keuangan daerah.
Berdasarkan berita dari makassar.tribunnews.com edisi 1 April 2018
(https://makassar.tribunnews.com/2018/04/01/soal-pemangkasan-apbd-ketua-
bpkd-enrekang-itu-hanya-rasionalisasi). Ketua Badan Pengelola Keuangan
Daerah (BPKD) Enrekang, Andi Ulung Tiro, mengakui adanya perubahan
anggaran dalam APBD 2018 yang telah disepakati oleh Pemkab dan DPRD
Enrekang. Hanya saja, menurut Andi Ulung, perubahan tersebut hanya bersifat
rasionalisasi anggaran. “Memang ada pengaruh anggaran tapi itu sifatnya
5
rasionalisasi dan tidak terlalu signifikan. Mayoritas yang kita rasionalkan adalah
belanja operasional pegawai sebagai Bimtek di beberapa SKPD,” kata Andi
Ulung , Minggu (1/4/2018). Ia menjelaskan, rasionalisasi anggaran dalam APBD
itu dibolehkan dalam undang-undang. Apalagi rasionalisasi anggaran bertujuan
untuk menyesuaikan dengan kondisi keuangan daerah.
Sesuai fakta tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
tema “analisis efektivitas dan efisiensi anggaran pendapatan dan belanja
daerah pada badan pengelola keuangan daerah kabupaten enrekang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah
yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah “bagaimana tingkat efektivitas
dan efisiensi penggunaan anggaran pendapatan dan belanja daerah pada
badan pengelola keuangan daerah kabupaten enrekang?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi
penggunaan anggaran pendapatan dan belanja daerah pada badan pengelola
keuangan daerah kabupaten enrekang.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini terdiri atas
dua macam, yaitu teoritis dan praktis.
a. Manfaat Teoritis
1. Bagi pengembangan teori, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
kajian terutama dibidang Akuntansi Sektor Publik yang berhubungan
dengan pengelolaan anggaran belanja dan pendapatan secara efektivitas
dan efisiensi.
6
2. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti
lebih dalam terkait bahasan ini.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat dalam rangka penyelesaian studi
akhir strata 1 program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis di
Universitas Muhammadiyah Makassar
2. Bagi Pemerintah Daerah, diharapkan menjadi rujukan khususnya pada
Badan pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang pada bidang
pengkajian nilai efektivitas dan efisiensi dalam kaitannya dengan
anggaran belanja dan pendapatan yang akan datang.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Standar Akuntansi Pemerintah
Menurut Eko Santoso (2011:9) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya
penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat. Pasal 96 Peraturan
Pemerintahan Nomor 58 tahun 2005 tentang Akuntansi Keuangan Daerah,
Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun sistem akuntansi pemerintahan
daerah dengan mengacu pada standar akuntansi Pemerintahan. Sistem
akuntansi pemerintah daerah tersebut ditetapkan dengan peraturan kepala
daerah yang mengacu pada peraturan daerah tentang pengelolaan keuangan
daerah.
Standar akuntansi pemerintah adalah acuan dalam penyajian laporan
keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak diluar organisasi yang
mempunyai otoritas tertinggi dalam kerangka akuntansi berterima umum
(Hardian, Restianto, dan Bawono: 2010). Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 pasal 1 ayat (3) tentang standar akuntansi
pemerintahan, SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.
Menurut Abdul Hakim dikutip dari Kemendagri Nomor 29 tahun 2002
pasal 70 ayat (1) Sistem akuntansi Keuangan Daerah adalah sistem akuntansi
yang meliputi pencatatan, pengelolaan, penafsiran, peringkasan transaksi atau
kejadian keuangan serta laporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan
8
APBD, dilaksanakan dalam prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum.
Berdasarkan Kemendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang terdapat pada pasal 232
menyatakan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah merupakan
serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual
atau menggunakan komputer.
Beberapa batasan tentang keuangan Daerah pada dasarnya menetapkan
bahwa keuangan daerah tidak lain adalah segala hak atau kewajiban daerah
yang dinilai dengan uang, termasuk didalamnya aset berupa barang yang dapat
dijadikan sebagai kekayaan daerah, maka ruang lingkup keuangan daerah
akan dihadapkan kepada persoalan jenis-jenis kekayaan yang dapat dimiliki
oleh pemerintah daerah, yang dapat dikelola langsung berupa uang maupun
berupa barang milik daerah terutama digunakan untuk melaksanakan tugas-
tugas dan kegiatan yang bersangkutan, Hasdiana (2015:259).
B. Anggaran
a. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang
hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam
ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode
untuk mempersiapkan suatu anggaran, Mardiasmo (2011:61). Sedangkan
menurut Wiratna (2015:28) anggaran adalah pertanggungjawaban dari
pemegang manajemen organisasi untuk memberikan segala aktivitas dan
9
kegiatan organisasi atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan berupa
rencana-rencana program yang dibiayai dengan uang publik.
Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang dibuat secara
tepat dan cermat berdasarkan kegiatan yang telah ditetapkan untuk jangka
waktu satu periode (Erna wijaya: 2015). Anggaran yang telah disusun akan
digunakan oleh pihak manajemen untuk mengarahkan jalannya kondisi
organisasi atau perusahaan agar berjalan dengan baik dan lancar.
Mardiasmo (2018:98) menjelaskan bahwa anggaran adalah suatu pekerjaan
yang pada satu pihak mengandung jumlah pengeluaran yang setinggi-
tingginya yang mungkin diperlukan untuk membiayai kepentingan Negara
pada masa depan dan pihak lain perkiraan pendapatan (penerimaan) yang
mungkin akan diterima dalam masa tersebut.
Anggaran merupakan dokumen yang berisi estimasi kinerja, baik
berupa penerimaan dan pengeluaran, yang disajikan dalam ukuran moneter
yang akan dicapai pada periode waktu tertentu dan menyertakan data masa
lalu sebagai bentuk pengendalian dan penilaian kinerja (Halim dan Kusufi
2016:48). Sedangkan menurut Jones dan Pendlebury dalam Halim Abdul
(2016:235) Anggaran merupakan suatu kinerja pemerintah yang diwujudkan
dalam bentuk uang (Rupiah) selama masa periode tertentu (satu tahun).
Anggaran tersebut digunakan sebagai alat untuk menentukan besarnya
pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan rencana
pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa-masa yang akan datang,
sumber pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja
sebagai alat memotivasi para pegawai dan alat koordinasi bagi semua dari
berbagai unit kinerja.
10
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa anggaran merupakan kebijakan pemerintah dalam bentuk Rupiah
untuk merealisasikan rencana kerja suatu organisasi yang tersusun secara
sistematis dalam suatu periode tertentu baik untuk membiayai pengeluaran
serta membantu dalam pengambilan keputusan.
b. Fungsi dan Manfaat Anggaran
Anggaran dalam akuntansi berada di ruang lingkup akuntansi
manajemen. Mardiasmo (2009) mengidentifikasi beberapa fungsi anggaran
dalam manajemen sektor publik adalah sebagai berikut :
1. Anggaran sebagai alat perencanaan
Mardiasmo (2009) menyatakan bahwa anggaran merupakan alat
perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi sehingga
organisasi akan tahu apa yang harus dilakukan oleh pemerintah, berapa
biaya yang dibutuhkan dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja
pemerintah tersebut.Anggaran sebagai alat perencanaan, digunakan
untuk:
a) Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi
dan misi yang ditetapkan;
b) Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai
tujuan organisasi serta alternatif pembiayaannya;
c) Mengalokasikan dana pada berbagai program kegiatan yang telah
disusun; dan
d) Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
11
2. Anggaran sebagai alat pengendalian
Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk
menghindari adanya pengeluaran yang terlalu besar (overspending),
terlalu rendah (underspending), salah sasaran (misappropriation) atau
adanya penggunaan yang tidak semestinya (misspending). Anggaran
merupakan alat untuk mengawasi kondisi keuangan dan pelaksanaan
operasional program atau kegiatan pemerintah. Sebagai alat
pengendalian manajerial anggaran sektor publik digunakan untuk
meyakinkan bahwa pemerintah mempunyai uang yang cukup untuk
memenuhi kewajibannya. Pengendalian anggaran sektor publik dapat
dilakukan dengan empat cara yaitu :
a) Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan;
b) Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavorable variances);
c) Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan
tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) atas suatu varians;
d) Merevisi standar biaya untuk target anggaran untuk tahun berikutnya.
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal
Melalui anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah
atas kebijakan tertentu. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal
pemerintah, digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Sehingga dapat dilakukan prediksi dan estimasi
ekonomi.
4. Anggaran sebagai alat politik
Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik, sebagai
bentuk komitmen eksklusif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan
12
dana publik untuk kepentingan tertentu. Anggaran digunakan untuk
memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap
prioritas tertentu. Para manajer publik perlu pemahaman tentang
manajemen keuangan sektor publik yang memadai serta anggaran tidak
sekedar alat teknik melainkan diperlukannya keterampilan berpolitik
(political skill), membangun koalisi dan keahlian bernegosiasi. Oleh
karena itu, kegagalan dalam melaksanakan anggaran akan dapat
menjatuhkan kepemimpinan dan kredibilitas pemerintah.
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi
Sebuah bagian unit kerja atau departemen yang merupakan sub-
organisasi dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang
dilakukan oleh bagian/unit kerja lainnya melalui dokumen anggaran yang
komprehensif. Oleh karena itu, anggaran dapat digunakan sebagai alat
koordinasi dan komunikasi antara dan seluruh bagian dalam
pemerintahan.
6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja
Pencapaian target anggaran, efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
anggaran merupakan penilaian kinerja eksklusif. Tingkatan hasil yang
dicapai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan merupakan
penilaian kinerja manajemen publik. Anggaran merupakan alat efektif
untuk pengendalian dan penilaian kinerja.
7. Anggaran sebagai alat motivasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer
dan stafnya agar dapat bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien
dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang ditetapkan maka alat
13
yang dapat digunakan salah satunya adalah anggaran. Selain dapat
memotivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifat challenging but
attainable atau demanding but achievable. Hendaknya anggaran jangan
terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai, namun jangan
terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi.
8. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik
Fungsi ini hanya berlaku pada organisasi sektor publik, karena pada
organisasi swasta anggaran merupakan dokumen rahasia yang tertutup
oleh publik. Elemen-elemen yang harus terlibat dalam penganggaran
publik masyarakat dan elemen masyarakat lainnya non pemerintah,
seperti LSM, Perguruan Tinggi, Organisasi Keagamaan, dan Organisasi
masyarakat lainnya. Keterlibatan mereka dapat bersifat langsung di mana
masyarakat dalam proses penganggaran dapat dilakukan mulai dari
proses penyusunan perencanaan pembangunan maupun rencana kerja
pemerintah (daerah) sedangkan keterlibatan secara tidak langsung dapat
melalui perwakilan mereka di lembaga legislatif (DPR/DPRD).
C. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Beberapa sumber menjelaskan mengenai definisi dari pendapatan,
para ahli memiliki definisi yang berbeda dari pendapatan. Samryn (2014:07)
menjelaskan bahwa pendapatan merupakan hasil moniter dari pengalihan
hak atau barang jasa melalui transaksi penjualan kepada pelanggan.
Sedangkan menurut Kieso, Warfield dan Weygandt (2011:955)
mendefinisikan pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus
14
masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan perusahaan
dalam satu periode. Pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi antara lain
penjualan barang, jasa, penggunaan aktiva perusahaan, pihak lain yang
menghasilkan keuntungan, royalti dan deviden. Pendapatan merupakan
jumlah yang dibebankan kepada langganan atas barang dan jasa yang di
jual. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk
memperoleh pendapatan yang diharapkan. Menurut Hery (2013:26)
pendapatan merupakan arus aktiva atau peningkatan lainnya atas aktiva
atau penyelesaian kewajiban entitas (kombinasi dari keduanya) dari
pengirim barang, penerima barang, pemberian jasa atau aktiva lainnya yang
merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan. Secara
konseptual pendapatan dapat diartikan aliran masuk aktiva atau
pengurangan hutang yang diperoleh dari hasil penyerahan barang atau jasa
kepada para pelanggan, Samryn (2014:45).
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pendapatan merupakan penghasilan yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas
perusahaan dalam suatu periode.
b. Tujuan penyusunan pendapatan
Tujuan prosedur penyusunan pendapatan menurut Bastian (2009:147)
adalah:
15
1. Memberikan informasi prosedur yang baku atas aktivitas yang berkaitan
dengan perolehan informasi mengenai pendapatan, mulai dari
pengakuan sampai pada proses pencatatannya.
2. Memberikan informasi yang tepat maupun prediktif mengenai jumlah
pendapatan yang dimiliki oleh pemerintah daerah (pemda), sehingga
dapat diperhitungkan seberapa besar dana yang dimiliki oleh pemda
untuk membiayai kegiatan pemda seperti yang dianggarkan.
D. Belanja Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005, belanja adalah semua
pengeluaran rutin dari rekening kas umum yang menguraikan ekuitas dana
lancar dalam periode tahun anggaran. Sedangkan menurut Siregar (2017:32)
belanja daerah adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah
yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah daerah.
Standar Akuntansi Pemerintah SAP menyatakan belanja diakui pada saat
terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Definisi lain
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
sebagaimana telah diubah dengan permendagri Nomor 59 Tahun 2007 dan
adanya perubahan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011 tentang perubahan kedua, Belanja dikelompokkan menjadi:
1. Belanja Langsung, adalah belanja yang dianggarkan terkait secara langsung
dengan program dan kegiatan. Belanja langsung terdiri dari belanja:
a. Belanja pegawai
16
b. Belanja barang dan jasa
c. Belanja modal
2. Belanja Tidak Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok
belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:
a. Belanja pegawai
b. Belanja bunga
c. Belanja subsidi
3. Belanja Modal, merupakan pengeluaran pemerintah daerah yang
manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau
kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat
rutin seperti biaya operasi dan pemeliharaan.
E. Efektivitas
1. Definisi Efektivitas
Menurut Beni (2016:69) efektivitas adalah hubungan antara output dan
tujuan atau dapat juga dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat
output, kebijakan dan prosedur dari organisasi. Efektivitas juga berhubungan
dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sektor publik sehingga
suatu kegiatan dapat dikatakan efektif jika suatu kegiatan tersebut
mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan
masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditentukan. Menurut
Danumihardja (2014) efektivitas ialah suatu ukuran yang mengungkapkan
seberapa jauh (kuantitas, kualitas dan waktu) telah mampu dicapai. Jika
digambarkan dalam bentuk persamaan maka efektivitas sama dengan hasil
nyata dibagi dengan hasil yang diharapkan.
17
Menurut Mardiasmo (2017:134) efektivitas adalah ukuran berhasil
tidaknya organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi telah
mencapai tujuan maka organisasi tersebut telah berjalan efektif. Indikator
efektif menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari
keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program. semakin besar
kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran
yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.
Sedangkan Mahmudi (2015:86) menjelaskan bahwa efektivitas berkaitan
dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang
sesungguhnya dicapai.
Sedarmayanti (2015:59) menyatakan bahwa, efektivitas adalah suatu
ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai.
Menurut Makmur (2011:5) efektivitas berhubungan dengan tingkat
kebenaran atau keberhasilan dan kesalahan. Untuk menentukan tingkat
efektivitas keberhasilan seseorang, kelompok, organisasi bahkan sampai
kepada Negara kita harus melakukan perbandingan antara kebenaran atau
ketepatan dengan kekeliruan atau yang dilakukan.
Secara umum efektivitas menunjukkan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan target (kuantitas,
kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh perusahaan, yang mana target
tersebut telah ditentukan terlebih dahulu. Indikator efektivitas dalam arti
tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai
dengan apa yang telah direncanakan.
18
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas
merupakan tingkat keberhasilan suatu kegiatan dalam mewujudkan tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Pengukuran Efektivitas
Indra Bastian (2006:77) menyatakan bahwa tolak ukur dalam
anggaran belanja suatu organisasi, baik organisasi berorientasi laba
(swasta) maupun organisasi non profit (sektor publik) adalah value for money
yang meliputi penilaian efisiensi, efektivitas, dan ekonomi. Dimana
penjelasan masing-masing elemen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pengukuran Ekonomi
Pengukuran efektivitas hanya memperhatikan keluaran yang didapat,
sedangkan pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan
yang digunakan ekonomi berupa ukuran relatif. Pertanyaan sehubungan
dengan pengukuran ekonomi adalah:
a. Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh
organisasi?
b. Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain
yang sejenis yang dapat diperbandingkan?
c. Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya
secara optimal?
19
2) Pengukuran Efisiensi
Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar
output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu
organisasi.
3) Pengukuran Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya. Indikator efektif menggambarkan jangkauan akibat dan
dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan
program (mardiasmo 2009:132).
Hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak
menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh jadi melebihi apa yang telah
dianggarkan, boleh jadi dua kali lebih besar atau bahkan lebih. Efektivitas
hanya melihat suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Mardiasmo, 2004; 134).
Makmur (2011:7-9) mengungkapkan indikator efektivitas dilihat dari
beberapa segi kriteria efektivitas, sebagai berikut :
a. Ketepatan Waktu
Keberhasilan suatu kegiatan yang dilakukan dalam sebuah
organisasi tapi juga dapat berakibat terhadap kegagalan suatu
aktivitas organisasi ditentukan oleh waktu. Penggunaan waktu yang
tepat akan menciptakan efektivitas pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
20
b. Ketepatan Perhitungan Biaya
Tidak mengalami kekurangan juga sebaliknya tidak mengalami
kelebihan pembiayaan sampai suatu kegiatan dapat dilaksanakan dan
diselesaikan dengan baik dalam arti berkaitan dengan ketepatan
dalam pemanfaatan biaya. Ketepatan dalam menetapkan satuan-
satuan biaya merupakan bagian daripada efektivitas.
c. Ketepatan Dalam Pengukuran
Gambaran daripada efektivitas yang menjadi tanggung jawab
dalam sebuah organisasi sebenarnya merupakan ketepatan ukuran
sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya.
d. Ketepatan Dalam Menentukan Pilihan
Menentukan yang terbaik di antara yang baik atau yang terjujur
di antara yang jujur atau kedua-duanya yang terbaik dan terjujur di
antara yang baik dan jujur pilihan bukanlah suatu persoalan yang
gampang dan juga bukan hanya tebakan tapi melalui suatu proses.
e. Ketepatan Berpikir.
Kesuksesan yang senantiasa diharapkan itu dalam melakukan
suatu bentuk kerja sama dalam memberikan hasil yang maksimal
dibutuhkan ketepatan berfikir sehingga melahirkan pemikiran yang
efektif.
f. Ketepatan Dalam Melakukan Perintah.
Kemampuan seorang pemimpin, salah satunya kemampuan
memberikan perintah yang jelas dan mudah dipahami oleh bawahan
sangat banyak mempengaruhi keberhasilan aktivitas suatu organisasi.
21
Jika perintah yang diberikan tidak dapat dipahami maka akan
mengalami kegagalan yang akan merugikan organisasi.
g. Ketepatan Dalam Menentukan Tujuan
Ketepatan dalam menentukan tujuan merupakan aktivitas
organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tujuan yang ditetapkan secara tepat akan sangat
menunjang efektivitas pelaksanaan kegiatan terutama yang
berorientasi kepada jangka panjang.
h. Ketepatan Sasaran.
Penentuan sasaran yang ditetapkan kurang tepat, maka akan
menghambat pelaksanaan berbagai kegiatan itu sendiri. Demikian
pula sebaliknya, penentuan sasaran yang tepat baik yang ditetapkan
secara individu maupun secara organisasi sangat menentukan
keberhasilan aktivitas organisasi.
Berdasarkan uraian indikator efektivitas oleh Makmur diatas
intinya dapat dilihat bahwa efektivitas merupakan ukuran-ukuran
ketepatan efektivitas dimana suatu target atau sasaran dapat tercapai
sesuai dengan apa yang telah direncanakan merupakan suatu
pengukuran dalam tercapainya sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
22
Selain itu perlu diketahui alat ukur efektivitas kinerja, menurut
Richard dan M. Steers yang meliputi:
1. Kemampuan menyesuaikan diri
Kemampuan menyesuaikan terbatas dalam segala hal, sehingga
dengan keterbatasannya itu menyebabkan manusia tidak dapat
mencapai pemenuhan kebutuhannya tanpa melalui kerja sama
dengan orang lain. Kunci keberhasilan organisasi adalah kerja sama
dalam mencapai tujuan. Setiap orang yang masuk kedalam organisasi
dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan orang yang bekerja
dalam organisasi tersebut.
2. Prestasi Kerja
Prestasi Kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada seorang
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, dan
waktu. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu yang dimiliki oleh
seorang pegawai maka tugas yang diberikan dapat dilaksanakan
sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
3. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja yang dimaksud adalah tingkat kesenangan yang
dirasakan seorang atas peranan atau pekerjaan dalam organisasi.
Tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang
23
setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan
organisasi tempat mereka berada.
4. Kualitas
Kualitas dari jasa atau produk primer yang dihasilkan oleh
organisasi menentukan efektivitas kinerja dari organisasi itu.Kualitas
mungkin mempunyai banyak bentuk operasional, terutama ditentukan
oleh jenis produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi tersebut.
5. Penilaian Oleh Pihak Luar
Penilaian mengenai organisasi dan unit organisasi diberikan oleh
mereka (individu atau organisasi) dalam lingkungan organisasi itu
sendiri, yaitu pihak-pihak dengan siapa organisasi itu berhubungan.
Kesetiaan, kepercayaan dan dukungan yang diberikan kepada
organisasi oleh kelompok-kelompok seperti para petugas dan
masyarakat umum.
F. Efisiensi
Menurut Mahmudi (2015:143) efisiensi adalah suatu proses yang
dilakukan untuk mengukur dan membandingkan keluaran dan masukan.
Sedangkan Winarno (2010:178) menyatakan bahwa, efisiensi adalah
hubungan atau perbandingan antara faktor keluaran (output) barang dan jasa
dengan masukan (input) yang langka dalam suatu unit kerja atau ketepatan
cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang-
buang waktu, tenaga dan biaya).
24
Efisiensi dapat menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan
yang diterima (Yulianti, 2015). Menurut Sedarmayanti (2014:22) efisiensi
adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses. Semakin
hemat atau sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya dikatakan
semakin efisien. Proses efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga
menjadi lebih murah dan lebih cepat.
Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa,
efisiensi merupakan keberhasilan yang dinilai berdasarkan perbandingan
antara faktor output (keluaran) dan faktor input (masukan). Suatu unit kegiatan
ekonomi dikatakan efisien secara teknis apabila menghasilkan output maksimal
dengan sumber daya tertentu atau memproduksi sejumlah tertentu output
menggunakan sumber daya yang minimal.
G. Penelitian Terdahulu
Dari beberapa penelusuran daftar pustaka, diketahui bahwa penelitian
terkait objek efektivitas dan efisiensi anggaran pendapatan dan belanja, telah
banyak diteliti oleh mahasiswa yang relevan untuk dibandingkan dengan
penelitian ini. Hasil penelitian tersebut antara lain, pertama, Pangkey (2015)
“Analisis Efektivitas dan efisiensi Anggaran Belanja Pada Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara”. Metode analisis yang digunakan yaitu
analisis deskriptif dan analisis data perhitungan pengukuran efektivitas dan
efisiensi. Hasil penelitian untuk tingkat efektivitas pada tahun 2010-2014
keseluruhannya tidak efektif dan tingkat efisien dari tahun 2010-2014
keseluruhannya tidak efisien. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
25
Sulawesi Utara sebaiknya meningkatkan efektivitas dan efisiensi anggaran
belanja, dibutuhkan koordinasi yang baik dengan pemerintah daerah maupun
swasta serta masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan, program kegiatan
maupun perencanaan anggaran.
Kedua, Widiyana (2016) “Analisis Efektivitas dan Efisiensi Anggaran
Belanja Dalam Menilai Kinerja Pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kota Palembang”. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat dan kriteria efektivitas anggaran
belanja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Palembang Tahun 2011
- 2014 sangat bervariasi. Tingkat efektivitas tertinggi terjadi pada tahun 2012
dan terendah terjadi pada tahun 2014. Pelaksanaan anggaran belanja tahun
2011, 2012, 2013 dan 2014 dikatakan efektif. Tetapi pada tahun 2014 tingkat
efektivitasnya masih cukup efektif karena realisasi anggaran belanja memiliki
perbedaan yang jauh dengan target anggaran belanja. Perbedaan ini terjadi
karena ada beberapa kegiatan yang dianggarkan tetapi tidak dilaksanakan.
Tetapi untuk kegiatan lain yang telah dianggarkan sudah cukup efektif.
Pelaksanaan anggaran belanja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota
Palembang tahun 2011-2014, secara keseluruhan telah dikelola secara efisien.
Pelaksanaan anggaran belanja tahun 2011-2014 dikategorikan sangat efisien.
Kinerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palembang didalam
pelaksanaan anggaran belanja sudah cukup baik.
Ketiga, Azmi (2017) “Analisis Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Belanja
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pengembangan (Bappeda
Litbang) Kota Palembang”. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode
deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 2013 tingkat
26
efektivitas dari anggaran belanja pada presentasi 83,73% dan dapat dikatakan
cukup efektif. Pada tahun 2014 tingkat efektivitas mengalami penurunan yaitu
sebesar 1,27% dengan persentase sebesar 82,47%, penurunan terjadi tidak
terlalu signifikan dan masih dikatakan cukup efektif. Pada tahun 2015 terjadi
penurunan sebesar 64,30%, penurunan terjadi karena capaian PAD tidak
sesuai dengan target yang telah direncanakan dan juga ada beberapa
program/kegiatan yang dibatalkan.
Keempat, Apriliyana (2017) “Analisis Efektivitas dan Efisiensi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Pada Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga
Kabupaten Magelang tahun 2012-2016”. Metode penelitian yang digunakan
yaitu metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas
anggaran PAD DISPARPORA kabupaten Magelang tahun 2012 sudah sangat
efektif, tahun 2013, 2014, 2016 sudah cukup efektif, dan tahun 2015 kriteria
kurang efektif. Tingkat efektivitas anggaran belanja tahun 2012, 2015, dan 2016
kriteria efektif tetapi tahun 2013 dan 2014 cukup efektif. Hasil analisa efisien
anggaran biaya memperoleh pendapatan DISPARPORA Kabupaten Magelang
tahun 2013 memenuhi kriteria sangat efisien. Sedangkan hasil analisa efisien
anggaran belanja langsung DISPARPORA tahun 2012-2016 memenuhi kriteria
efisien.
Kelima, Muryanti (2017) “Analisis Realisasi Anggaran Untuk Menilai
Efektivitas dan Efisiensi Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun
Anggaran 2011-2015”. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode
deskriptif dengan menggunakan teknik analisis efisiensi dan efektivitas untuk
menilai kinerja pemerintah daerah kabupaten wonogiri. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perkembangan tingkat efektivitas pengelolaan keuangan
27
daerah di kabupaten Wonogiri selama tahun anggaran 2011-2015 dapat
dikatakan sangat efisien, yaitu dengan memiliki rasio efektivitas rata-rata diatas
100%, sedangkan perkembangan tingkat efisiensi pengelolaan keuangan
daerah di Kabupaten Wonogiri selama tahun anggaran 2011-2015 dapat
dikatakan efisien dalam mengelola anggaran keuangan daerah dengan
menunjukkan adanya penurunan tingkat efisiensi yang mendekati angka 100%
atau lebih dari 100% menunjukkan tingkat efisiensi yang kurang baik dengan
indikasi adanya kecenderungan pemborosan anggaran.
Keenam, Rusdi (2018) “Analisis Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang”. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu teknik dokumenter, survey dan
observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pendapatan belum
mencapai jumlah terealisasi dengan yang dianggarkan. Sedangkan kinerja
belanja pemerintah daerah Kab. Enrekang dinilai mampu menghemat
anggaran belanja dengan sangat efisien. Hal ini terlihat dari tidak adanya angka
realisasi yang melebihi anggaran belanja yang ditargetkan.
Ketujuh, Sukmawati (2019) “Analisis Efektivitas dan Efisiensi
Penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pada STKIP Muhammadiyah
Enrekang”. Metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efisien pada tahun
2016/2017 adalah 67,66% menandakan bahwa pada periode tersebut APB
telah efisien, kemudian pada tahun 2017/2018 menjadi 95,58% yang berarti
kurang efisien disebabkan karena adanya peningkatan belanja personalia yang
cukup besar yaitu dari Rp. 479.240.000 meningkat menjadi Rp. 1.499.541.000.
28
Peningkatan terbesar juga terjadi pada Belanja Akademik yang dari Rp.
327.710.800 meningkat menjadi Rp. 618.237.600 pada tahun 2017/2018.
29
Tabel 2.1
Tinjauan Empiris
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Pangkey
(2015)
Analisis
efektivitas dan
efisiensi
anggaran
belanja pada
Dinas
Kebudayaan
dan Pariwisata
Provinsi
Sulawesi
Utara.
Metode analisis
yang digunakan
yaitu analisis
deskriptif dan
analisa data
perhitungan
pengukuran
efektivitas dan
efisiensi.
Hasil penelitian untuk tingkat efektivitas
pada tahun 2010-2014 keseluruhannya
tidak efektif dan tingkat efisien dari tahun
2010-2014 keseluruhannya tidak efisien.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Sulawesi Utara sebaiknya meningkatkan
efektivitas dan efisiensi anggaran belanja,
dibutuhkan koordinasi yang baik dengan
pemerintah daerah maupun swasta serta
masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan
program kegiatan maupun perencanaan
anggaran.
2 Widiyana
(2016)
Analisis
efektivitas dan
efisiensi
anggaran
belanja dalam
menilai kinerja
pada Dinas
Pendidikan,
Pemuda dan
Olahraga Kota
Palembang
Metode yang
digunakan yaitu
metode
deskriptif
kualitatif
Hasil penelitian menunjukkan tingkat dan
kriteria dan efektivitas anggaran belanja
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kota Palembang tahun 2011-2014 sangat
bervariasi. Tingkat efektivitas terjadi pada
tahun 2012 dan terendah terjadi pada tahun
2014. Pelaksanaaan anggaran belanja
tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014
dikatakan efektif tetapi pada tahun 2014
tingkat efektivitasnya masih cukup efektif
karena realisasi anggaran belanja memiliki
perbedaan yang jauh dengan target
anggaran belanja. Perbedaan ini terjadi
karena ada beberapa kegiatan yang
30
dianggarkan tetapi tidak dilaksanakan.
Tetapi untuk kegiatan lain yang telah
dianggarkan sudah cukup efektif.
Pelaksanaan anggaran belanja Dinas
Pendidikan, pemuda dan Olahraga Kota
Palembang tahun 2011-2014 secara
keseluruhan telah dikelola secara efektif.
Pelaksanaan anggaran belanja tahun 2011-
2014 dikategorikan sangat efisien. Kinerja
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kota Palembang didalam pelaksanaan
anggaran belanja sudah cukup baik.
3 Azmi (2017) Analisis
efektivitas
pelaksanaan
anggaran belanja
Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah dan
Pengembangan
(Bappeda
Litbang) Kota
Palembang
Metode
penelitian yang
digunakan yaitu
metode
deskriptif
kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan pada tahun
2013 tingkat efektivitas dari anggaran
belanja pada presentasi 83,73% dan dapat
dikatakan cukup efektif, pada tahun 2014
tingkat efektivitas mengalami penurunan
yaitu sebesar 1,27% dengan persentase
sebesar 82,47% penurunan terjadi tidak
terlalu signifikan dan masih dikatakan cukup
efektif.Pada tahun 2015 terjadi penurunan
sebesar 64,30%, penurunan terjadi karena
capaian PAD tidak sesuai dengan target
yang telah direncanakan dan juga ada
beberapa program/kegiatan yang
dibatalkan
4 Apriliyana
(2017)
Analisis
Efektivitas dan
Efisiensi
Anggaran
Pendapatan
Metode
penelitian
yang
digunakan
yaitu metode
Hasil penelitian menunjukkan efektivitas
anggaran PAD DISPARPORA Kabupaten
Magelang tahun 2012 sudah sangat efektif,
tahun 2013, 2014, 2016 sudah cukup efektif,
dan tahun 2015 kriteria kurang efektif.
31
dan Belanja
Pada Dinas
Pariwisata,
Kepemudaan
dan Olahraga
Kabupaten
Magelang
Tahun 2012-
2016
deskriptif
kualitatif
Tingkat efektivitas anggaran belanja tahun
2012, 2015 dan 2016 kriteria efektif tetapi
tahun 2013 dan 2014 cukup efektif. Hasil
analisa efisien anggaran biaya memperoleh
pendapatan DISPARPORA Kabupaten
Magelang tahun 2013 memenuhi kriteria
sangat efisien. Sedangkan hasil analisa
efisien anggaran belanja langsung
DISPARPORA tahun 2012-2016 memenuhi
kriteria efisien.
5 Muryanti
(2017)
Analisis realisasi
Anggaran Untuk
Menilai
Efektivitas dan
Efisiensi kinerja
pemerintah
Daerah Wonogiri
Tahun Anggaran
2011-2015
Metode
penelitian yang
digunakan yaitu
metode
deskriptif
dengan
menggunakan
teknik analisis
efisiensi dan
efektivitas
untuk menilai
kinerja
pemerintah
daerah
kabupaten
wonogiri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perkembangan tingkat efektivitas
pengelolaan keuangan daerah di kabupaten
Wonogiri selama tahun anggaran 2011-
2015 dapat dikatakan sangat efisien, yaitu
dengan memiliki rasio efektivitas rata-rata
diatas 100%, sedangkan perkembangan
tingkat efisiensi pengelolaan keuangan
daerah di Kabupaten Wonogiri selama
tahun anggaran 2011-2015 dapat dikatakan
efisien dalam pengelolaan anggaran
keuangan daerah dengan menunjukkan
adanya penurunan tingkat efisiensi yang
mendekati angka 100% atau lebih dari
100% menunjukkan tingkat efisiensi yang
kurang baik dengan indikasi adanya
kecenderungan pemborosan anggaran.
6 Rusdi
(2018)
Analisis Laporan
Realisasi
Anggaran
Pendapatan dan
Belanja Daerah
Pada Pemerintah
Metode analisis
yang digunakan
yaitu metode
deskriptif
kuantitatif
dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja
pendapatan belum mencapai jumlah
terealisasi dengan yang dianggarkan.
Sedangkan kinerja belanja pemerintah
daerah Kab. Enrekang dinilai mampu
menghemat anggaran belanja dengan
32
Daerah Kabupaten
Enrekang
menggunakan
teknik
pengumpulan
data yaitu teknik
dokumenter,
survey dan
observasi
sangat efisien. Hal ini terlihat dari tidak
adanya angka realisasi yang melebihi
anggaran belanja yang ditargetkan.
7 Sukmawati
(2019)
Analisis
Efektivitas dan
Efisiensi
Penggunaan
Anggaran
Pendapatan
dan Belanja
Pada STKIP
Muhammadiy
ah Enrekang
Metode analisis
yang digunakan
yaitu analisis
deskriptif
kualitatif.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat
efisien pada tahun 2016/2017 adalah
67,66% menandakan bahwa pada periode
tersebut APB telah efisien,kemudian pada
tahun 2017/2018 menjadi 95,58% yang
berarti kurang efisien disebabkan karena
adanya peningkatan Belanja Personalia
yang cukup besar yaitu dari Rp.
479.240.000 meningkat menjadi Rp.
1.499.541.000. Peningkatan terbesar juga
terjadi pada Belanja Akademik yang dari Rp.
327.710.800 meningkat menjadi Rp.
618.237.600 pada tahun 2017/2018.
33
H. Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini, penulis meneliti tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Pada Badan Pegelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang.
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang, dibutuhkan penanganan
dan mekanisme yang efektif dan efisien sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah dalam
pelaksanaan belanja tersebut, pemerintah diwajibkan untuk mengelola
anggaran berdasarkan asas efektivitas, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas
sebagaimana yang telah diamanatkan dalam pasal 280 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
GAMBAR 2.1
KERANGKA PIKIR
APBD
KAB. ENREKANG
Laporan Realisasi Anggaran BPKD
Efektif efisien
output outcome input output
34
Skema tersebut menggambarkan bahwa untuk menentukan tingkat
efektivitas dan efisiensi yaitu diukur dengan menggunakan rasio keuangan
daerah diantaranya rasio efektivitas dan rasio efisiensi. Rasio efektivitas
merupakan perbandingan outcome dengan output dengan cara
menggambarkan kemampuan pemerintah dalam merealisasikan Pendapatan
Asli Daerah dibanding dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil.
Sedangkan rasio efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input
yang diukur dengan cara membandingkan antara realisasi belanja dengan
anggaran belanja. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat penghematan
anggaran yang dilakukan pemerintah.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kuantitatif yaitu menjelaskan fenomena yang ada dengan
menggunakan angka-angka untuk memperoleh gambaran terkait objek
penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data berupa laporan
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang mulai tahun 2015 sampai tahun 2019.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi
Selatan Yaitu di Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang
tepatnya di Jl. Jendral Sudirman No.1 Enrekang Sulawesi Selatan. penelitian
ini berfokus pada efektivitas dan efisiensi anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Pada Badan Pengelola keuangan Daerah Kabupaten Enrekang.
2. Waktu Penelitian
Pengambilan data pada penelitian diperkirakan kurang lebih dua bulan.
36
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa Dokumentasi, dimana dapat
diperoleh melalui dokumen atau data berupa struktur organisasi Badan
Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang, Visi dan Misi, Fungsi dan
Tugas, dan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun 2015-
2019.
D. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif
kuantitatif. Proses analisa data dimulai dengan mengembangkan data-data yang
telah didapatkan di lapangan. Data laporan keuangan Pada Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang dalam bentuk laporan realisasi
anggaran pendapatan dan belanja daerah, dianalisis dengan menggunakan
rasio-rasio keuangan daerah sebagai berikut:
1. Efektivitas dan Efisiensi Pendapatan dan Belanja Daerah
Efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan
dengan hasil sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan hubungan antara
output dan tujuan. Maka semakin besar kontribusi output terhadap
pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan.
Efektivitas lebih berfokus pada pencapaian hasil (outcome). Rasio Efektivitas
menggambarkan kemampuan pemerintah dalam merealisasikan Pendapatan
Asli Daerah dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi
riil. Semakin tinggi rasio efektivitas berarti kinerja akan semakin baik dan
semakin rendah rasio efektivitas berarti kinerja semakin buruk (Yulianti, 2015).
37
Tingkat efektivitas diukur dengan cara membandingkan antara realisasi
penerimaan PAD dengan target penerimaan PAD (yang ditetapkan).
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑬𝒇𝒆𝒌𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔 =𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 𝑷𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏 𝑷𝑨𝑫
𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝑷𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏 𝑷𝑨𝑫 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏
𝑿 𝟏𝟎𝟎%
SUMBER: (Abdul Halim, 2007:169)
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690. 900-327 tahun 1996, kriteria
anggaran belanja sebagai berikut :
• > 100% Sangat Efektif
• 90% - 100% Efektif
• 80% - 90% Cukup Efektif
• 60% - 80% Kurang Efektif
• < 60% Tidak Efektif
2. Analisis Efisien Belanja
Tingkat efisien diukur dengan cara membandingkan antara realisasi
belanja dengan anggaran belanja. Rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah, pemerintah
daerah dinilai telah melakukan efisien anggaran jika rasio efisien nya kurang
dari 100%. Sebaliknya jika melebihi 100% maka mengindikasikan terjadinya
pemborosan anggaran (Mahmudi, 2007:152). Efisien Belanja diukur dengan
Rumus:
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑬𝒇𝒊𝒔𝒊𝒆𝒏 𝑩𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒂 =𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 𝑩𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒂
𝑨𝒏𝒈𝒈𝒂𝒓𝒂𝒏 𝑩𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒂 𝑿 𝟏𝟎𝟎%
Sumber: (Mahmudi, 2007:152)
38
Kemendagri Nomor 690.900.327 tahun 1996 tentang kriteria untuk mengukur
efisiensi pengelolaan keuangan daerah sebagai berikut:
• > 100% Tidak Efisien
• 90% - 100% Kurang Efisien
• 80% -90% Cukup Efisien
• 60% - 80% Efisien
• < 60% Sangat Efisien
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
1. Nama dan Sejarah singkat Badan Pengelola Keuangan Daerah
(BPKD) Kabupaten Enrekang.
Badan Pengelola Keuangan Daerah adalah Satuan Kerja Perangkat
Daerah pemerintah Kabupaten Enrekang yang merupakan satuan kerja
pengelola keuangan daerah. Cikal bakal dari Badan Pengelola Keuangan
Daerah Kabupaten Enrekang sebelumnya adalah berasal dari Bagian
Keuangan Sekretariat Daerah sehubungan dengan semakin kompleksnya
tugas-tugas pengelola keuangan daerah, maka dibentuklah suatu
organisasi perangkat daerah yang khusus menangani pengelolaan
keuangan daerah yang diberi nama Badan Pengelola Keuangan Daerah (
BPKD ) yang ditetapkan dengan peraturan daerah Kabupaten Enrekang
Nomor 03 Tahun 2004 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Enrekang dan keputusan
Bupati Enrekang Nomor 20 Tahun 2005 tentang Tugas Pokok dan Fungsi
Jabatan pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang.
Pada tahun 2008 pemerintah menerbitkan peraturan pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah.
Dengan diterbitkannya peraturan pemerintah tersebut maka dilakukan
perubahan kembali terhadap organisasi perangkat daerah di Kabupaten
Enrekang sehingga Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) berubah
nama menjadi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD)
40
sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang
Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Enrekang termasuk dalam peraturan
daerah ini melebur Dinas Pendapatan Daerah ( DISPENDA ) dan Bagian
Aset Sekretariat Daerah menjadi bagian dari struktur/susunan organisasi
dari Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah ( DPKAD ) Kabupaten
Enrekang sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Enrekang Nomor 21
Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja
Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Enrekang.
Pada tahun 2016, Pemerintah kembali menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor o18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang
ditindaklanjuti dengan penetapan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Enrekang. Dengan berlaku peraturan tersebut maka
kembali dilakukan perubahan terhadap organisasi perangkat daerah di
Kabupaten Enrekang termasuk Dinas Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah.Kembali menjadi Badan Pengelola Keuangan Daerah. Pada
perubahan ini Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dimekarkan
menjadi tiga Organisasi Perangkat Daerah yaitu Badan Pengelola
Keuangan Daerah (BPKD), Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) dan
khusus untuk Bidang Aset kembali menjadi salah satu Bagian di Sekretariat
Daerah.
41
2. Visi dan Misi Organisasi
a. Visi Badan Pengelola Keuangan Daerah, Kabupaten Enrekang:
“Terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang efektif, efisien,
ekonomis, transparansi, dan akuntabel, untuk gerakan membangun
Enrekang maju, aman, dan sejahtera. “
b. Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah, Kabupaten Enrekang:
a) Mengoptimalkan seluruh pendapatan daerah berdasarkan potensi
yang dimiliki.
b) Meningkatkan pengendalian pengelolaan keuangan dan aset
daerah sesuai ketentuan yang berlaku.
c) Meningkatkan sumber daya aparatur penatausahaan pengelola
keuangan dan aset daerah dapat berjalan secara efektif, efisien,
dan akuntabel.
3. Struktur Organisasi dan Job Description
1. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 18
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Enrekang yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati
Enrekang Nomor 55 tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas Pokok,
Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja, sebagai berikut:
42
GAMBAR 4..1
Struktur Organisasi BPKD
2. Susunan dan tugas pokok Organisasi Badan Pengelola Keuangan
Daerah Kabupaten Enrekang terdiri dari:
1. Kepala BPKD
Badan Pengelola Keuangan Daerah dipimpin oleh seorang
Kepala Badan yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan
Pemerintah Daerah di bidang Pengelolaan Keuangan Daerah lingkup
Anggaran, Perbendaharaan, Verifikasi, dan Akuntansi. Kepala Badan
43
Pengelola Keuangan Daerah mempunyai uraian tugas sebagai
berikut:
a. Memberikan petunjuk kepada Sekretariat dan Kepala Bidang
baik secara tertulis maupun lisan agas tugas-tugas dapat
diselesaikan sesuai peraturan sesuai peraturan perundang
undangan yang berlaku.
b. Mengkoordinir kegiatan Sekretariat dan Kepala Bidang lingkup
Badan Pengelola Keuangan Daerah sesuai petunjuk dan
ketentuan yang berlaku.
c. Menandatangani naskah dinas dalam bentuk nota dinas, konsep
naskah dinas, surat tugas, surat perintah perjalanan dinas, surat
undangan, nota dinas, disposisi dan daftar hadir serta surat-surat
lainnya.
d. Melaksanakan koordinasi dengan Sekretariat Daerah serta
unsur terkait.
e. Melaksanakan konsultasi baik secara horizontal maupun dengan
instansi yang lebih tinggi.
f. Menetapkan rencana strategis badan berdasarkan RPJM, Visi
dan Misi serta program Bupati di bidang pengelolaan keuangan
daerah.
g. Menetapkan usulan program, rencana kerja dan anggaran
tahunan berbasis kinerja dan berdasarkan rencana strategis
serta masukan dari Sekretariat dan Bidang-bidang lingkup
badan.
44
h. Mengkoordinasikan penyusunan rancangan APBD dan
rancangan perubahan APBD.
i. Mengkoordinasikan penyusunan Rancangan Laporan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.
j. Melaksanakan fungsi Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD) selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(PPKD).
k. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD).
l. Melaksanakan fungsi Bendahara Anggaran dan Pembantu
Pengelola Barang Milik Daerah.
m. Menetapkan kebijakan operasional pembinaan, pengaturan,
pengendalian, dan evaluasi pengelolaan keuangan daerah.
n. Menyiapkan kebijakan dan pelaksanaan APBD.
o. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD.
p. Melakukan evaluasi perkembangan penyelenggaraan program
dan kegiatan pengelola keuangan daerah.
q. Melaporkan segala kegiatan yang berkaitan dengan pengelola
keuangan daerah.
r. Menilai dan mengevaluasi kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang ada pada Badan Pengelola Keuangan Daerah.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris dan mempunyai tugas
membantu Kepala Badan menyiapkan bahan dalam rangka
penyelenggaraan dan koordinasi pelaksanaan sub bagian umum dan
kepegawaian, perencanaan dan keuangan serta memberikan
45
pelayanan administrasi dan fungsional kepada semua unsur dalam
lingkup Badan Pengelola Keuangan Daerah.Sekretariat mempunyai
uraian tugas sebagai berikut:
a. Menyusun dan menetapkan Rencana Strategis Sekretariat.
b. Penyusunan dan menetapkan Rencana Anggaran Satuan Kerja
Sekretariat.
c. Mengkoordinasikan rencana strategis dan rencana anggaran
satuan kerja Sekretariat dengan Kepala Badan serta para Kepala
Bidang lingkup Badan Pengelola Keuangan Daerah.
d. Membina dan mengkoordinasikan unit-unit kerja di lingkup
Sekretariat.
e. Mendistribusikan tugas kepada Sub Bagian Sekretariat.
f. Membantu Kepala Badan dalam membina dan pengembangan
pegawai di lingkup Sekretariat.
g. Mengkompilasi dan mengakselerasi rencana strategis dan
rencana anggaran satuan kerja dari masing-masing Bidang
lingkup Badan Pengelola Keuangan Daerah.
h. Membantu Kepala Badan mengkompilasi, mengakselerasi dan
merumuskan penetapan kinerja dari bidang-bidang menjadi
penetapan kinerja badan.
i. Menghimpun dan mengelola administrasi data dan informasi
badan.
j. Menyelenggarakan pembinaan kegiatan kehumasan di lingkup
Badan Pengelola Keuangan Daerah.
k. Menetapkan pengalokasian perlengkapan Badan.
46
l. Menata tata naskah dan ketatalaksanaan Badan.
m. Menyiapkan bahan koordinasi dalam melaksanakan tugas Badan
dan memberikan pelayanan administratif dan fungsional kepada
unsure di lingkungan Badan serta menyiapkan rencana anggaran
biaya operasional Badan.
n. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala Badan
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.
o. Mengadakan pembinaan dan pengendalian terhadap tugas Sub
Bagian lingkup Sekretariat.
p. Mengumpulkan bahan koordinasi dalam penyusunan dana
pengendalian program kerja Badan.
q. Menghimpun, mengolah, menggandakan dan menyimpan
dokumen perencanaan dan laporan Badan secara rapi.
r. Menyiapkan bahan data dalam rangka pembinaan teknis
fungsional dan penatausahaan kepegawaian Badan.
s. Menyelenggarakan urusan umum, perencanaan, perlengkapan,
keuangan, kepegawaian, surat menyurat dan rumah tangga
Badan.
t. Menyiapkan urusan anggaran Badan setiap tahun kepada instansi
terkait.
u. Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas
Kepala Badan.
v. Membuat telaahan staf dan pertimbanga kepada atasan.
w. Melakukan pengawasan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
secretariat.
47
x. Mengevaluasi pelaksanaan Rencana Strategis dan Rencana
Anggaran Satuan Kerja Bidang secara berkala.
y. Membantu kepala Badan dalam menyusun laporan secara berkala
dan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan.
z. Menyelenggarakan perumusan Laporan Sekretariat secara
berkala terhadap pelaksanaan kegiatan bagian.
aa. Melakukan penilaian hasil prestasi kerja dalam SKP.
bb. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
3. Sub Bagian Perencanaan
Sub bagian perencanaan dipimpin oleh seorang kepala sub bagian
yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris
dan mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan, pengendalian
data, pembinaan evaluasi program / kegiatan Badan Pengelola
Keuangan Daerah. Kepala Sub Bagian perencanaan mempunyai uraian
tugas sebagai berikut:
a. Menyiapkan rancangan rencana strategis Sub Bagian perencanaan;
b. Menyiapkan rancangan rencana anggaran satuan kerja Sub Bagian
Perencanaan;
c. Mengkoordinasikan rancangan rencana strategis dan rencana
anggaran satuan kerja Sub Bagian serta dokumen penetapan kinerja
bagian dengan Sekretaris Dinas, Kepala Sub Bagian Keuangan dan
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
d. Membina dan mengkoordinir tugas-tugas kerja di lingkup Sub
Bagiannya;
48
e. Membantu Sekretaris Badan dalam pembinaan dan pengembangan
pegawai di lingkup Sub Bagiannya;
f. Melaksanakan rencana strategis dan rencana anggaran satuan kerja
Sub Bagian;
g. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-Undangan,
Kebijakan Teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan
lainnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan perumusan
Visi, Misi, Renstra dan Renja Badan;
h. Mengkoordinasikan, menghimpun dan memverifikasi Renstra dan
Renja dari masing-masing bidang;
i. Mengumpulkan, mengelola data dan informasi, menginventarisasi
permasalahan serta melaksanakan pemecahan masalah yang
berhubungan dengan tugas - tugas perencanaan Badan;
j. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi instansi vertikal dan
perangkat daerah lainnya dengan Badan;
k. Menghimpun, mengklasifikasi dan menyusun data statistic
Perencanaan Badan Pengelola Keuangan Daerah;
l. Membantu Sekretaris dalam rangka menghimpun dan merumuskan
penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
(LAKIP) Badan Pengelola Keuangan Daerah;
m. Mengevaluasi pelaksanaan Rencana Strategis dan Rencana
Anggaran Satuan Kerja Sub Bagian Secara Berkala;
n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
dengan tugasnya; dan
49
o. Membantu Sekretaris Badan dalam menyusun laporan secara
berkala terhadap pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Perencanaan.
4. Sub Bagian Keuangan
Sub bagian keuangan dipimpin oleh seorang kepala sub bagian,
mempunyai tugas melaksanakan urusan penatausahaan administrasi
keuangan serta merumuskan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
Badan. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai uraian tugas sebagai
berikut:
a. Menyiapkan dan merumuskan rancangan rencana strategis Sub
Bagian Keuangan;
b. Menyiapkan dan merumuskan rencana kerja anggaran satuan Sub
Bagian Keuangan;
c. Mengkoordinasikan rencana strategis dan rencana anggaran satuan
kerja Sub Bagian Keuangan dengan Sekretaris Badan, Kepala Sub
Bagian Perencanan dan Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian;
d. Mengkoordinasikan tugas-tugas kerja di lingkup Sub Bagian;
e. Membantu Sekretaris dalam pengelolaan urusan-urusan Keuangan
Badan.
f. Membantu Sekretaris dalam pembinaan dan pengembangan
pegawai di lingkup Sub Bagian Keuangan;
g. Menerima dan memproses serta mendistribusikan surat dan
dokumen keuangan kegiatan Badan;
h. Melaksanakan Rencana Strategis dan Rencana Anggaran Sub
Bagian Keuangan;
50
i. Menghimpun dan memverifikasi terhadap dokumen
pertanggungjawaban keuangan Badan;
j. Melaksanakan telahan staf kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
k. Membantu Sekretaris dalam rangka menghimpun dan merumuskan
penetapan kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), Badan Pengelola Keuangan Daerah;
l. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
atasan sesuai tugas pokok dan fungsinya;
m. Mengevaluasi pelaksanaan Rencana Strategis dan Rencana
Anggaran Satuan Kerja Sub Bagian Keuangan secara berkala;
n. Membuat laporan secara berkala terhadap pelaksanaan kegiatan
Sub Bagian.
5. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub bagian umum dan kepegawaian dipimpin oleh seorang kepala
sub bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
sekretaris dan mempunyai tugas pokok membantu sekretaris dalam
menyelenggarakan ketatausahaan rumah tangga dan perlengkapan
serta pengelolaan administrasi kepegawaian. Kepala Sub Bagian Umum
dan kepegawaian mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
a. Menyiapkan dan merumuskan Rancangan Rencana Strategis Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Menyiapkan dan merumuskan Rancangan Rencana Anggaran
Satuan Kerja Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
51
c. Mengkoordinasikan Rencana Strategis dan Rencana Kerja Anggaran
Sub Bagian dengan Sekretaris dan Kepala Sub Bagian Perencanaan
dan Kepala Sub Bagian Keuangan;
d. Mengkoordinasikan tugas-tugas kerja di lingkup Sub Bagian;
e. Menyiapkan bahan koordinasi dalam melaksanakan tugas Badan
dan memberikan pelayanan administratif dan fungsional kepada
unsur di lingkup Badan;
f. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Sekretaris Badan
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pengelola Keuangan
Daerah;
g. Mengadakan pembinaan dan pengendalian terhadap Sub Bagian;
h. Menghimpun, mengolah, menggandakan dan menyimpan dokumen
laporan secara rapi;
i. Membantu Kepala Badan dalam mengelola urusan-urusan
administrasi barang inventaris dan kepegawaian Badan;
j. Menghimpun dan mengkompilasi dokumen kepegawaian surat
menyurat dan inventaris barang dari badan dan unit pelaksana teknis
badan;
k. Menghimpun, memverifikasi dan memelihara dokumen dan informasi
kepegawaian, surat menyurat dan barang inventaris serta
perpustakaan badan;
l. Mengelola administrasi kepegawaian dan barang Inventaris serta
perpustakaan Badan;
m. Membantu kepala badan dalam pembinaan dan pengembangan
pegawai di lingkup Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
52
n. Menerima dan memproses serta mendistribusikan surat, dokumen
barang inventaris dan kepegawaian;
o. Mengadakan dan mendistribusikan perlengkapan rumah tangga dan
inventaris barang badan;
p. Melaksanakan pengurusan administrasi perjalanan dinas;
q. Membuat telahan staf kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
r. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya;
s. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategis dan rencana anggaran
satuan kerja Sub Bagian secara berkala; dan
t. Membuat laporan secara berkala terhadap pelaksanaan kegiatan
Sub Bagian.
6. Bidang Anggaran
Bidang Anggaran dipimpin oleh seorang kepala bidang, mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup penyusunan
anggaran dan petunjuk teknis dalam menyelenggarakan Penyusunan
APBD, perubahan APBD, nota pengantar APBD, nota pengantar
perubahan APBD dan Otoritas Anggaran. Kepala Bidang Anggaran
mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana, program dan kegiatan Bidang Anggaran;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup anggaran yang meliputi
pendapatan, belanja tidak langsung dan belanja langsung dan
pembiayaan;
53
c. Pengkoordinasian penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dengan Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD);
d. Pengkoordinasian Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD dan
SKPKD;
e. Pengkoordinasian dan penyusunan rancangan APBD dan perubahan
APBD atas usulan SKPD;
f. Pengkoordinasian pelaksanaan evaluasi dan asistensi rancangan
APBD dan perubahan APBD dan perbup penjabaran APBD dan
perubahan APBD;
g. Penyiapan bahan anggaran kas pemerintah daerah;
h. Penyiapan SPD sesuai DPA/DPPA SKPD;
i. Penyusunan laporan realisasi SPD SKPD;
j. Penyusunan laporan kinerja program Bidang Anggaran;
k. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas; dan
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
7. Sub Bidang Penyusunan APBD
Sub Bidang penyusunan APBD dipimpin oleh seorang kepala Sub
Bidang, mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas bidang
perencanaan, pendapatan dan pendataan dalam urusan perencanaan
pendapatan daerah, pendaftaran dan pendataan pajak dan retribusi
daerah. Kepala Sub Bidang Penyusunan APBD mempunyai uraian tugas
sebagai berikut:
54
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Penyusunan
APBD;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan RKA SKPKD
dan RKA SKPD;
c. Pengkoordinasian pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
penyusunan RAPBD dan perubahan APBD;
d. Pengkoordinasian RKA SKPD dan RKA SKPKD;
e. Penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan Rancangan Perda
APBD dan perubahan APBD dan rancangan Perbup penjabaran
APBD dan perubahan APBD;
f. Pengumpulan dan pengolahan data serta informasi yang
berhubungan dengan penyusunan rancangan Perda APBD dan
perubahan APBD dan rancangan Perbup penjabaran APBD dan
perubahan APBD;
g. Penyiapan bahan dan koordinasi evaluasi dan asistensi rancangan
Perda APBD dan perubahan APBD dan rancangan Perbup
penjabaran APBD dan perubahan APBD;
h. Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup
penyusunan APBD;
i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
dan
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
55
8. Sub Bidang Otorisasi Anggaran
sub bidang otorisasi anggaran dipimpin oleh seorang seorang kepala
sub bidang, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
kepala bidang anggaran. mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas bidang anggaran lingkup Otorisasi Anggaran. Kepala
Sub Bidang Otorisasi Anggaran mempunyai uraian tugas sebagai
berikut:
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Otorisasi
Anggaran;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan DPA dan
DPPA SKPD dan SKPKD;
c. Pengkordinasian pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
penyusunan DPA dan DPPA SKPD dan SKPKD;
d. Pengkoordinasian DPA dan DPPA SKPD;
e. Penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rancangan anggaran
kas pemerintah daerah;
f. Pengumpulan dan pengelolaan data serta informasi yang
berhubungan dengan penyusunan DPA, DPPA, dan anggaran kas
pemerintah daerah;
g. Penyiapan bahan dan koordinasi penerbitan SPD sesuai DPA dan
DPPA SKPD;
h. Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup
otorisasi anggaran;
i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas; dan
56
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
9. Bidang Perbendaharaan
Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh seorang kepala bidang ,yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala badan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup
pembebanan belanja langsung ,belanja tidak langsung ,pembiayaan dan
pengelola kas daerah. Kepala Bidang Perbendaharaan mempunyai
uraian tugas sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang
Perbendaharaan;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup Bidang Perbendaharaan;
c. Melaksanakan fungsi kegiatan sebagai kuasa bendahara umum
daerah;
d. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang belanja langsung,
belanja tidak langsung, pembiayaan dan pengelolaan kas daerah;
e. Penyiapan SP2D belanja tidak langsung, belanja langsung dan
pengeluaran pembiayaan;
f. Pengujian terhadap pengajuan pembayaran belanja langsung,
belanja tidak langsung, pembiayaan dan pengelolaan kes daerah;
g. Penyiapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) belanja tidak
langsung, belanja langsung dan pengeluaran pembiayaan;
h. Penyusunan laporan pengelolaan kas daerah secara periodic;
57
i. Pencatatan data penerimaan dan belanja kedalam buku register
serta membuat laporan harian tentang penerimaan dan belanja
daerah;
j. Pelaksanaan rekonsiliasi dengan bank per periode;
k. Penyusunan laporan realisasi SP2D SKPD;
l. Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan;
m. Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan
perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi;
n. Menyiapkan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan tugas; dan
o. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
10. Sub Bidang Belanja Langsung
Sub Bidang Belanja Langsung dipimpin oleh seorang kepala Sub
Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala
bidang perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang perbendaharaan lingkup belanja Langsung.
Kepala Sub Bidang Belanja Langsung mempunyai uraian tugas sebagai
berikut:
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Belanja
Langsung;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Sub Bidang Belanja
Langsung;
c. Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di Sub
Bidang Belanja Langsung;
58
d. Melakukan pemeriksaan dan pengujian kelengkapan berkas
pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM) belanja langsung SKPD;
e. Penyiapan register penolakan Surat Perintah Membayar (SPM)
belanja langsung;
f. Memproses penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
belanja langsung;
g. Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran belanja
langsung;
h. Penyusunan laporan kinerja program lingkup Sub Bidang Belanja
Langsung;
i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas; dan
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
11. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung, Pembiayaan dan Pengelolaan
KASDA
Sub Bidang Belanja Tidak Langsung, pembiayaan dan pengelolaan
kas dipimpin oleh seorang kepala Sub Bidang, yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada kepala bidang perbendaharaan mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang perbendaharaan
lingkup Belanja Tidak Langsung, Pembiayaan dan Pengelolaan Kas
Daerah. Kepala Sub Bidang Belanja Tidak Langsung, Pembiayaan, dan
Pengelolaan Kas mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Belanja
Tidak Langsung, Pembiayaan, dan Pengelolaan Kas
59
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Sub Bidang Belanja Tidak
Langsung, Pembiayaan, dan Pengelolaan Kas;
c. Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di Sub
Bidang Belanja Tidak Langsung, Pembiayaan, dan Pengelolaan Kas;
d. Melakukan pemeriksaan dan pengujian kelengkapan berkas
pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM) belanja tidak langsung
dan pembiayaan dari SKPD;
e. Penyiapan register penolakan Surat Perintah Membayar (SPM)
belanja tidak langsung dan pembiayaan;
f. Memproses penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
belanja tidak langsung dan pembiayaan;
g. Penyiapan bahan pembuatan dan penyusunan daftar gaji SKPD;
h. Penyiapan bahan untuk penerbitan Surat Keputusan Pemberhentian
Pembayaran (SKPP) gaji;
i. Penyusunan laporan realisasi SP2D belanja tidak langsung dan
pembiayaan;
j. Memproses pembayaran kepada bendahara pengeluaran atau pihak
ketiga berdasarkan SP2D di Bank Sulselbar;
k. Mengkoordinasikan kegiatan administrasi yang berhubungan
penerimaan dan pengeluaran kas daerah;
l. Membukukan/mencatat bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran kas
daerah;
m. Penyusunan laporan kinerja program Bidang Perbendaharaan
lingkup Belanja Tidak Langsung, Pembiayaan, dan Pengelola Kas;
60
n. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas; dan
o. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
12. Bidang Verifikasi
Bidang verifikasi dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala badan yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas lingkup BPKD di
Bidang Verifikasi. Kepala Bidang Verifikasi mempunyai uraian tugas
sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Verifikasi;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup Bidang Verifikasi;
c. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di Bidang Verifikasi;
d. Memverifikasi dan memeriksa kelengkapan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) belanja tidak langsung, belanja langsung, dan
pengeluaran pembiayaan;
e. Pengujian terhadap Surat Perintah Membayar (SPM) belanja
langsung, belanja tidak langsung, dan pembiayaan yang diajukan
oleh SKPD;
f. Memverifikasi dan memeriksa kelengkapan Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) belanja langsung, belanja tidak
langsung, dan pengeluaran pembiayaan;
g. Menyusun rancangan sistem dan prosedur penatausahaan
keuangan daerah;
61
h. Melaksanakan verifikasi, evaluasi, dan analisis atas laporan
pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD;
i. Melaksanakan pembinaan penatausahaan keuangan SKPD;
j. Pelaksanaan pembinaan terhadap Pejabat Penatausahaan
Keuangan (PPK) dan bendahara pengeluaran SKPD;
k. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas; dan
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
13. Sub Bidang Verifikasi Penatausahaan Keuangan
Sub BIdang Verifikasi Penatausahaan Keuangan dipimpin oleh
seorang kepala sub bidang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada kepala bidang Verifikasi yang mempunyai tugas pokok
membantu kepala bidang melaksanakan sebagian tugas Bidang
Verifikasi lingkup Penatausahaan Keuangan. Kepala Sub Bidang
Penatausahaan Keuangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
a. Menyiapkan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Verifikasi
Penatausahaan Keuangan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Sub Bidang Verifikasi
Penatausahaan Keuangan;
c. Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di Sub
Bidang Verifikasi Penatausahaan Keuangan;
d. Melakukan verifikasi kelengkapan berkas pengajuan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) dari SKPD;
62
e. Melakukan verifikasi kelengkapan berkas pengajuan Surat Perintah
Membayar (SPM) dari SKPD;
f. Melakukan verifikasi Berita Acara Pembayaran (BAP) pihak ketiga
yang diajukan oleh SKPD;
g. Melaksanakan pembinaan penatausahaan keuangan SKPD;
h. Melaksanakan pembinaan kepada PPK dan bendahara pengeluaran
SKPD
i. Penyusunan laporan kinerja program bidang Verifikasi
Penatausahaan Keuangan;
j. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas; dan
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
14. Sub Bidang Verifikasi Pertanggungjawaban
Sub Bidang Verifikasi pertanggungjawaban dipimpin oleh kepala sub
bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala
Bidang Verifikasi mempunyai tugas pokok membantu kepala Bidang
Verifikasi lingkup verifikasi pertanggungjawaban. Kepala Sub Bidang
Verifikasi Pertanggungjawaban mempunyai uraian tugas sebagai
berikut:
a. Menyiapkan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Verifikasi
Pertanggungjawaban;
b. Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang
Verifikasi Pertanggungjawaban;
63
c. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Verifikasi
pertanggungjawaban;
d. Melakukan verifikasi atas kelengkapan serta bukti berkas Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) dari bendahara pengeluaran SKPD;
e. Melakukan varifikasi atas laporan pertanggungjawaban lembaga
penerima bantuan hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan;
f. Melakukan evaluasi laporan realisasi belanja SKPD;
g. Melakukan rekonsiliasi realisasi belanja secara berkala dengan
SKPD;
h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas; dan
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
15. Bidang Akuntansi
Bidang Akuntansi dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala badan yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup Akuntansi
dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Kepala Bidang
Akuntansi mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Akuntansi;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup Bidang Akuntansi;
c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di Bidang Akuntansi;
d. Pelaksanaan penyusunan, sosialisasi dan asistensi sistem
penatausahaan akuntansi pemerintah daerah;
64
e. Pengkoordinasian laporan keuangan, laporan kinerja dan laporan
manajerial dari SKPD menjadi laporan keuangan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
f. Penyajian data dan informasi di bidang analisa, bidang pelaporan
keuangan serta bidang penatausahaan keuangan;
g. Penatausahaan pembukuan keuangan pemerintah daerah dan
penyusunan laporan keuangan daerah;
h. Penyusunan laporan realisasi APBD setiap semester dan prognosis
6 (enam) bulan berikutnya;
i. Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan
pelaporan;
j. Penelitian kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja dan
pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan;
k. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan pengawasan dan
pengendalian di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan; dan
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
tugas dan fungsinya.
16. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan
Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan dipimpin oleh seorang
Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada kepala Bidang Akuntansi mempunyai tugas pokok membantu
kepala bidang melaksanakan sebagian tugas Bidang Akuntansi lingkup
pembukuan dan pelaporan. Kepala Sub Bidang Pembukuan dan
Pelaporan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
65
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Pembukuan
dan Pelaporan;
b. Menyusun bahan petunjuk teknis dan perumusan kebijakan lingkup
akuntansi;
c. Pelaksanaan verifikasi atas SP2D yang telah terbit;
d. Penghimpunan proyeksi pendapatan dari seluruh SKPD dalam
rangka pengelolaan anggaran kas;
e. Pelaksanaan pembukuan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
f. Pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan;
g. Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan
pelaporan lingkup akuntansi;
h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
dan
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
17. Sub Bidang Neraca
Sub Bidang Neraca dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Bidang
Akuntansi mempunyai tugas pokok membantu kepala Bidang
melaksanakan sebagian tugas Bidang Akuntansi dan pelaporan lingkup
penyusunan Neraca. Kepala Sub Bagian Neraca mempunyai uraian
tugas sebagai berikut:
a. Menyiapkan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Neraca;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Neraca;
66
c. Penghimpunan dan pengolahan data, serta informasi yang
berhubungan dengan laporan keuangan daerah;
d. Pelaksanaan konsolidasi dan rekonsiliasi laporan keuangan SKPD
dengan laporan keuangan SKPKD;
e. Pelaporan penerimaan daerah secara terpadu pada semua unit
pelaksana secara integrase;
f. Penyiapan bahan penyusunan laporan keuangan semester dan
prognosis 6 (enam) bulan berikutnya;
g. Penyusunan laporan keuangan tahunan;
h. Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan laporan berkala tentang
laporan keuangan daerah;
i. Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
j. Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan
pelaporan lingkup pelaporan;
k. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
dan
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
B. Laporan Anggaran dan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang
Menurut Mardiasmo (2018:98) menjelaskan bahwa anggaran adalah suatu
pekerjaan yang pada suatu pihak mengandung jumlah pengeluaran yang
setinggi-tingginya yang mungkin diperlukan untuk membiayai kepentingan
67
Negara pada masa depan dan pihak yang lain perkiraan pendapatan
(penerimaan) yang mungkin akan diterima dalam masa tertentu.
Tabel 4.1
Ringkasan Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pada
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang
T.A 2015-2019
Uraian Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan Yang
Sah
946.648.050.605,00
55.857.486.754,00
885.039.847.851,00
5.750.716.000,00
1.103.986.718.250,00
63.863.375.385,00
1.037.274.320.323,00
2.849.022.542,00
1.057.719.428.195,00
136.152.091.582,00
915.230.706.613,00
6.336.630.000,00
1.088.923.277.552,00
129.615.128.867,00
925.308.150.685,00
34.000.000.000,00
1.159.314.356.011,00
134.973.760.140,00
974.594.495.971,00
49.746.100.000,00
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Modal
Belanja Tidak Terduga
Transfer
1.035.884.730.402,00
662.849.722.628,00
323.990.191.974,00
750.000.000,00
48.294.815.800,00
1.206.155.278.726,00
707.040.121.137,00
402.667.852.324,00
1.110.457.973.461,00
95.697.305.265,00
1.094.641.986.179,00
707.508.330.458,00
239.221.872.318,00
250.000.000,00
147.661.783.400,00
1.086.284.012.289,00
717.941.986.575,00
212.301.479.614,00
750.000.000,00
155.290.547.100,00
1.165.226.358.882,00
760.417.874.923,00
230.273.065.363,00
750.000.000,00
173.785.805.596,00
PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
89.236.679.797,00
100.038.475.771,00
10.801.795.974,00
102.168.560.476,00
114.316.060.862,00
12.147.500.386,00
36.922.557.981,00
49.322.557.981,00
12.400.000.000,00
(2.639.265.263,00)
7.250.734.737,00
9.890.000.000,00
5.912.389.871,00
8.412.389.871,00
2.500.000.000,00
Sumber: Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang
Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang berisi tentang informasi
mengenai realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan dari suatu entitas yang
dibandingkan dengan anggaran ketiga pos tersebut. Sebagaimana yang telah
ditetapkan peraturan perundang-undangan (Bastian,2006:139) menjelaskan
bahwa tujuan standar Laporan Realisasi Anggaran adalah untuk menerapkan
dasar-dasar penyajian Laporan Realisasi Anggaran bagi Pemerintah dalam
rangka memenuhi tujuan akuntabilitas.
68
Tabel 4.2
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang
T.A 2015-2019
Uraian Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
919.862.386.647,46
49.214.800.279,44
864.593.294.839,02
6.054.291.529,00
1.032.816.629.667,45
56.383.446.988,95
975.149.855.136,50
1.283.327.542,00
1.000.408.602.312,37
99.669.276.952,37
894.212.079.102,00
6.527.246.258,00
1.014.028.741.574,23
66.043.333.304.23
916.237.210.284,00
31.748.197.966,00
1.064.623.987.507,58
73.225.816.038,35
949.009.943.554,23
42.388.327.915,00
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Modal
Belanja Tidak Terduga
Transfer
903.110.164.897,00
597.057.086.707,00
257.924.165.935,00
0,00
48.128.912.255,00
1.091.335.511.816,00
665.508.874.587,00
329.905.317.517,00
995.641.892.104,00
95.693.619.712,00
987.600.100.370,00
667.326.043.707,00
200.088.477.045,00
70.050.000,00
120.115.529.618,00
1.006.485.625.084,78
690.870.509.277,60
160.111.439.072,00
230.399.818,18
155.273.276.917,00
1.050.604.284.504,42
713.289.858.563,42
163.345.177.245,00
183.444.100,00
173.785.804.596,00
PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
62.384.059.850,08
72.384.059.850,08
10.000.000.000,00
64.741.440.129,54
76.023.582.671,54
11.282.142.542,00
(5.657.767.204,83)
6.342.232.795,17
12.000.000.000,00
(2.325.472.762,46)
7.164.527.237,54
9.490.000.000,00
3.121.978.726,99
5.221.978.726,99
2.100.000.000,00
Sumber: Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang
Dari kedua tabel diatas, dapat dilihat anggaran dan realisasi pendapatan,
anggaran dan realisasi belanja serta anggaran dan realisasi pembiayaan. Pada
Tahun 2015 jumlah realisasi pendapatan,belanja dan pembiayaan lebih rendah
daripada target anggaran. Realisasi pendapatan sebesar Rp.
919.862.386.647,46 sedangkan target anggaran sebesar Rp.
946.648.050.605,00. Pendapatan terdiri dari pendapatan asli daerah,
pendapatan transfer dan lain-lain pendapatan yang sah. Jumlah realisasi belanja
sebesar Rp. 903.110.164.897,00 sedangkan target anggaran sebesar Rp.
1.035.884.730.402,00. Belanja terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja
tidak terduga dan transfer. Jumlah realisasi pembiayaan sebesar
69
62.384.059.850,08 sedangkan target anggaran sebesar Rp. 10.000.000.000,00.
Pembiayaan terdiri atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Pada Tahun 2016 jumlah realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan
lebih rendah daripada target anggaran yang ditetapkan. Realisasi pendapatan
sebesar Rp. 1.032.816.629.667,45 sedangkan target anggaran yang ditetapkan
sebesar Rp. 1.103.986.718.250,00. Jumlah realisasi belanja sebesar Rp.
1.091.335.511.816,00 sedangkan target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.
1.206.155.278.726,00. Jumlah realisasi pembiayaan sebesar Rp.
64.741.440.129,54 sedangkan target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.
102.168.560.476,00.
Pada Tahun 2017 jumlah realisasi pendapatan,belanja dan pembiayaan
lebih rendah daripada target anggaran. Realisasi pendapatan sebesar Rp.
1.000.408.602.312,37 sedangkan target anggaran sebesar Rp.
1.057.719.428.195,00. Jumlah realisasi belanja sebesar Rp. 987.600.100.370,00
sedangkan target anggaran sebesar Rp. 1.094.641.986.179,00. Jumlah realisasi
pembiayaan sebesar (Rp. 5.657.767.204,83) sedangkan target anggaran
sebesar Rp. 36.922.557.981,00.
Pada tahun 2018 jumlah realisasi pendapatan relatif lebih rendah
dibandingkan dengan target anggaran sedangkan jumlah realisasi belanja dan
pembiayaan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan target anggaran. Realisasi
pendapatan sebesar Rp. 1.014.028.741.574,23 sedangkan target anggaran
sebesar Rp. 1.088.923.277.552,00, realisasi belanja sebesar Rp.
1.006.485.625.084,78 dengan target anggaran sebesar Rp.
70
1.086.284.012.289,00, dan realisasi pembiayaan sebesar (Rp.
2.325.472.762,46) sedangkan target anggaran sebesar (Rp. 2.639.265.263,00).
Pada tahun 2019 jumlah realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan
lebih rendah dibandingkan dengan target anggaran. Realisasi pendapatan
sebesar 1.064.623.987.507,58 sedangkan target anggaran sebesar Rp.
1.159.314.356.011,00, realisasi belanja sebesar Rp. 1.050.604.284.504,42
sedangkan target anggaran sebesar Rp. 1.159.314.356.011,00 dan realisasi
pembiayaan sebesar Rp. 3.121.978.726,99 sedangkan target anggaran sebesar
Rp. 5.912.389.971,00.
C. Perhitungan dan Analisis Rasio Efektivitas dan Efisiensi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
1. Efektivitas Pendapatan Daerah
Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah dalam
merealisasikan Pendapatan Asli Daerah dibandingkan dengan target yang
ditetapkan berdasarkan potensi riil. Semakin rasio efektivitas berarti kinerja
akan semakin baik dan semakin rendah rasio efektivitas berarti kinerja
semakin buruk (Yulianti, 2015). Tingkat efektivitas diukur dengan cara
membandingkan antara realisasi pendapatan PAD dengan target penerimaan
PAD (yang ditetapkan). Abdul Halim (2007:169) menyatakan bahwa
efektivitas diukur dengan rumus:
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑬𝒇𝒆𝒌𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔 =𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 𝑷𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏 𝑷𝑨𝑫
𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝑷𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏 𝑷𝑨𝑫 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏
𝑿 𝟏𝟎𝟎%
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690. 900-327 tahun 1996, kriteria
tingkat efektif penerimaan PAD sebagai berikut:
71
• > 100% Sangat Efektif
• 90% - 100% Efektif
• 80% - 90% Cukup Efektif
• 60% - 80% Kurang Efektif
• < 60% Tidak Efektif
2. Efisiensi Belanja Daerah
Tingkat efisien diukur dengan cara membandingkan antara realisasi
belanja dengan anggaran belanja. Rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah. Mahmudi,
2007:152 menyatakan efisien belanja diukur dengan rumus:
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑬𝒇𝒊𝒔𝒊𝒆𝒏 𝑩𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒂 =𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 𝑩𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒂
𝑨𝒏𝒈𝒈𝒂𝒓𝒂𝒏 𝑩𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒂 𝑿 𝟏𝟎𝟎%
Kemendagri Nomor 690.900.327 tahun 1996 tentang kriteria untuk mengukur
efisiensi pengelolaan keuangan daerah sebagai berikut:
• > 100% Tidak Efisien
• 90% - 100% Kurang Efisien
• 80% -90% Cukup Efisien
• 60% - 80% Efisien
• < 60% Sangat Efisien
72
Tabel 4.3
Ringkasan Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Badan Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2015
Uraian Jumlah (Rp) Selisih
Anggaran Realisasi Rp %
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan Yang
Sah
946.648.050.605,00
55.857.486.754,00
885.039.847.851,00
5.750.716.000,00
919.862.386.647,46
49.214.800.279,44
864.593.294.839,02
6.054.291.529,00
26.785.663.957,54
6.642.686.474,56
20.446.553.011,98
-303.575.529,00
97,17
88,11
97,69
105,28
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Modal
Belanja Tidak Terduga
Transfer
1.035.884.730.402,00
662.849.722.628,00
323.990.191.974,00
750.000.000,00
48.294.815.800,00
903.110.164.897,00
597.057.086.707,00
257.924.165.935,00
0,00
48.128.912.255,00
132.774.565.505,00
65.792.635.921,00
66.066.026.039,00
750.000.000,00
165.903.545,00
87,18
90,07
79,61
0,00
99,66
PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
89.236.679.797,00
100.038.475.771,00
10.801.795.974,00
62.384.059.850,08
72.384.059.850,08
10.000.000.000,00
26.852.619.946,92
27.654.415.920,92
801.795.974,00
69,91
72,36
92,58
Sumber: Data diolah Penulis (2020)
a. Efektif Pendapatan Daerah
Rasio Efektif= Realisasi penerimaan PAD
Target Penerimaan PAD yang ditetapkan𝐱 100%
Rasio Efektif = 919.862.386.647,46
946.648.050.605,00x 100%
Rasio Efektif = 97,17%
Dari perhitungan rasio efektivitas pendapatan diatas dapat diketahui bahwa
realisasi anggaran lebih kecil dibandingkan dengan target anggaran yang
ditetapkan sehingga tingkat efektif anggaran yang dicapai sebesar 97,17% yang
berarti untuk tahun 2015 dikatakan efektif.
73
b. Efisien Belanja Daerah
Rasio Efisien Belanja= Realisasi Belanja
Anggaran Belanjax 100%
1) Rasio Efisien Belanja= 903.110.164.897,00
1.035.884.730.402,00x 100%
Rasio Efisien = 87,18%
2) Belanja Operasi =597.057.086.707,00
662.849.722.628,00x 100%
Belanja Operasi = 90,07%
3) Belanja Modal = 257.924.165.935,00
323.990.191.974,00x 100%
Belanja operasi = 79,61%
4) Belanja Tidak Terduga = 0,00
750.000.000,00x 100%
Belanja Tidak Terduga = 0,00%
5) Transfer = 48.128.912.255,00
48.294.815.800,00x 100%
Transfer = 99,66%
Dari perhitungan rasio efisien belanja diatas dapat dikuetahui bahwa
realisasi belanja daerah lebih kecil dibandingkan target anggaran yang
ditetapkan sehingga tingkat efisien anggaran belanja yang dicapai sebesar
87,18% yang berarti untuk tahun anggaran 2015 dikatakan cukup efisien.
Adapun belanja daerah badan pengelola keuangan daerah kabupaten enrekang
telah dituangkan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun anggaran
2015 yang dipergunakan untuk membiayai Belanja Operasi, Belanja Modal,
Belanja Tak Terduga dan Belanja Transfer dengan masing-masing tingkat rasio
efisien sebesar 90,07%; 79,61%; 0,00%; dan 99,66%.
74
Surplus Rp. 16.752.221.750,46
Surplus/Defisit adalah selisih lebih/kurang antara Pendapatan dan Belanja
selama periode pelaporan.Pada laporan realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten
Enrekang Tahun Anggaran 2015 terdapat Surplus sebesar Rp. 16.752.221.750,46
dengan penjelasan sebagai berikut.
Jumlah Pendapatan Daerah 946.648.050.605,00 919.862.386.647,46
Jumlah Belanja Daerah 1.035.884.730.402,00 903.110.164.897,00
Surplus/Defisit -89.236.679.797,00 16.752.221.750,46
c. Pembiayaan
Pembiayaan Daerah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 merupakan setiap penerimaan yang perlu
dibayar dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Berikut
perhitungan rasio efisien pembiayaan:
1) Pembiayaan = 𝟔𝟐.𝟑𝟖𝟒.𝟎𝟓𝟗.𝟖𝟓𝟎,𝟎𝟖
89.236.679.797,00x 100%
Pembiayaan = 69,91%
2) Penerimaan Pembiayaan = 72.384.059.850,08
100.038.475.771,00x 100%
Penerimaan Pembiayaan = 72,36%
3) Pengeluaran Pembiayaan = 10.000.000.000,00
10.801.795.974,00x 100%
Pengeluaran Pembiayaan = 92,58%
Pembiayaan terdiri atas Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran
Pembiayaan dengan masing-masing rasio sebesar 72,36% dan 92,58%.
75
Pembiayaan Netto Rp. 62.384.059.850,08
Pembiayaan Netto adalah selisih antara Penerimaan Pembiayaan setelah
dikurangi dengan Pengeluaran Pembiayaan dalam periode tahun anggaran
tertentu. Laporan realisasi Anggaran Pembiayaan Neto pada tahun 2015 sebesar
Rp. 62.384.059.850,08 dengan penjelasan sebagai berikut:
Penerimaan Pembiayaan 100.038.475.771,00 72.384.059.850,08
Pengeluaran Pembiayaan 10.801.795.974,00 10.000.000.000,00
Pembiayaan Netto 89.236.679.797,00 62.384.059.850,08
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Rp. 7.150.734.737,54
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran adalah selisih antara penerimaan dan
pengeluaran selama periode tertentu. Pada tahun 2017 laporan realisasi
anggaran menunjukkan bahwa sisa lebih pembiayaan anggaran sebesar Rp.
7.150.734.737,54 dengan penjelasan sebagai berikut:
Surplus Rp. 16.752.221.750,46
Pembiayaan Neto Rp. 62.384.059.850,08
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Rp. 79.136.281.600,54
76
Tabel 4.4
Ringkasan Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Badan Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2016
Uraian Jumlah (Rp) Selisih
Anggaran Realisasi Rp %
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan Yang
Sah
1.103.986.718.250,00
63.863.375.385,00
1.037.274.320.323,00
2.849.022.542,00
1.032.816.629.667,45
56.383.446.988,95
975.149.855.136,50
1.283.327.542,00
71.170.088.582,55
7.479.928.396,05
62.124.465.186,50
1.565.695.000,00
93,55
88,29
94,01
45,04
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Modal
Belanja Tidak Terduga
Transfer
1.206.155.278.726,00
707.040.121.137,00
402.667.852.324,00
1.110.457.973.461,00
95.697.305.265,00
1.091.335.511.816,00
665.508.874.587,00
329.905.317.517,00
995.641.892.104,00
95.693.619.712,00
114.819.766.910,00
41.531.246.550,00
72.762.534.807,00
114.816.081.357,00
3.685.553,00
90,48
94,13
81,93
89,66
100,00
PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
102.168.560.476,00
114.316.060.862,00
12.147.500.386,00
64.741.440.129,54
76.023.582.671,54
11.282.142.542,00
37.427.120.346,46
38.292.478.190,46
865.357.844,00
-63,37
66,50
92,88
Sumber: Data diolah Penulis (2020)
a. Efektif Pendapatan Daerah
Rasio Efektif= Realisasi penerimaan PAD
Target Penerimaan PAD yang ditetapkan𝐱 100%
Rasio Efektif = 1.032.816.629.667,45
1.103.986.718.250,00x 100%
Rasio Efektif = 93,55%
Dari perhitungan rasio efektivitas pendapatan diatas dapat diketahui bahwa
realisasi anggaran lebih kecil dibandingkan dengan target anggaran yang
ditetapkan sehingga tingkat efektif anggaran yang dicapai sebesar 93,55% yang
berarti untuk tahun 2016 dikatakan efektif.
77
b. Efisien Belanja Daerah
Rasio Efisien Belanja= Realisasi Belanja
Anggaran Belanjax 100%
1) Rasio Efisien Belanja= 1.091.335.511.816,00
1.206.155.278.726,00x 100%
Rasio Efisien = 90,48%
2) Belanja Operasi =665.508.874.587,00
707.040.121.137,00x 100%
Belanja Operasi = 94,13%
3) Belanja Modal = 329.905.317.517,00
402.667.852.324,00x 100%
Belanja operasi = 81,93%
4) Belanja Tidak Terduga = 995.641.892.104,00
1.110.457.973.461,00x 100%
Belanja Tidak Terduga = 89,66%
5) Transfer = 95.693.619.712,00
95.697.305.265,00x 100%
Transfer = 100,00%
Dari perhitungan rasio efisien belanja diatas dapat dikuetahui bahwa
realisasi belanja daerah lebih kecil dibandingkan target anggaran yang
ditetapkan sehingga tingkat efisien anggaran belanja yang dicapai sebesar
90,48% yang berarti untuk tahun anggaran 2016 dikatakan kurang efisien.
Adapun belanja daerah badan pengelola keuangan daerah kabupaten enrekang
telah dituangkan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun anggaran
2017 yang dipergunakan untuk membiayai Belanja Operasi, Belanja Modal,
Belanja Tak Terduga dan Belanja Transfer dengan masing-masing tingkat rasio
efisien sebesar 94,13%; 81,93%; 89,66%; dan 100,00%.
78
Defisit Rp. -58.518.882.148,55
Defisit anggaran terjadi apabila pengeluaran pemerintah lebih besar dari
pada penerimaan pemerintah. Pada laporan realisasi Anggaran Pemerintah
Kabupaten Enrekang Tahun Anggaran 2016 terdapat Defisit sebesar Rp. -
58.518.882.148,55 dengan penjelasan sebagai berikut.
Jumlah Pendapatan Daerah 1.103.986.718.250,00 1.032.816.629.667,45
Jumlah Belanja Daerah 1.206.155.278.716,00 1.091.335.511.816,00
Surplus/Defisit -102.168.560.466,00 -58.518.882.148,55
c. Pembiayaan
Pembiayaan terdiri atas Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran
Pembiayaan dengan masing-masing rasio sebesar 66,50% dan 92,88%.
1) Pembiayaan = 64.741.440.129,54
102.168.560.476,00x 100%
Pembiayaan = -63,37%
2) Penerimaan Pembiayaan = 76.023.582.761,54
114.316.060.862,00x 100%
Penerimaan Pembiayaan = 66,50%
3) Pengeluaran Pembiayaan = 11.282.142.542,00
12.147.500.386,00x 100%
Pengeluaran Pembiayaan = 92,88%
Pembiayaan Netto adalah selisih antara Penerimaan Pembiayaan setelah
dikurangi dengan Pengeluaran Pembiayaan dalam periode tahun anggaran
tertentu. Laporan realisasi Anggaran Pembiayaan Neto pada tahun 2016 sebesar
Rp. 64.741.440.129,54 dengan penjelasan sebagai berikut:
79
Penerimaan Pembiayaan 114.316.060.862,00 76.023.582.671,54
Pengeluaran Pembiayaan 12.147.500.386,00 11.282.142.542,00
Pembiayaan Netto 102.168.560.476,00 64.741.440.129,54
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Rp. 7.150.734.737,54
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran adalah selisih antara penerimaan dan
pengeluaran selama periode tertentu. Pada tahun 2016 laporan realisasi
anggaran menunjukkan bahwa sisa lebih pembiayaan anggaran sebesar Rp.
7.150.734.737,54 dengan penjelasan sebagai berikut:
Defisit Rp. -58.518.882.148,55
Pembiayaan Neto Rp. 64.741.440.129,54
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Rp. 6.222.557.980,99
Tabel 4.5
Ringkasan Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Badan Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2017
Uraian Jumlah (Rp) Selisih
Anggaran Realisasi Rp %
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan Yang
Sah
1.057.719.428.195,00
136.152.091.582,00
915.230.706.613,00
6.336.630.000,00
1.000.408.602.312,37
99.669.276.952,37
894.212.079.102,00
6.527.246.258,00
57.310.825.882,63
36.482.814.629,63
21.018.627.511,00
-190.616.258,00
94,58
73,20
97,70
103,01
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Modal
Belanja Tidak Terduga
Transfer
1.094.641.986.179,00
707.508.330.458,00
239.221.872.318,00
250.000.000,00
147.661.783.400,00
987.600.100.370,00
667.326.043.707,00
200.088.477.045,00
70.050.000,00
120.115.529.618,00
107.041.885.809,00
40.182.286.751,00
39.133.395.273,00
179.950.000,00
27.546.253.782,00
90,22
94,32
83,64
28,02
81,35
80
PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
36.922.557.981,00
49.322.557.981,00
12.400.000.000,00
(5.657.767.204,83)
6.342.232.795,17
12.000.000.000,00
42.580.325.185,83
42.980.325.185,83
400.000.000,00
-15,32
12,86
96,77
Sumber: Data diolah Penulis (2020)
a. Efektif Pendapatan Daerah
Rasio Efektif= Realisasi penerimaan PAD
Target Penerimaan PAD yang ditetapkan𝐱 100%
Rasio Efektif = 1.000.408.602.312,37
1.057.719.428.195,00x 100%
Rasio Efektif = 94,58%
Dari perhitungan rasio efektivitas pendapatan diatas dapat diketahui bahwa
realisasi anggaran lebih kecil dibandingkan dengan target anggaran yang
ditetapkan sehingga tingkat efektif anggaran yang dicapai sebesar 94,58% yang
berarti untuk tahun 2017 dikatakan efektif.
b. Efisien Belanja Daerah
Rasio Efisien Belanja= Realisasi Belanja
Anggaran Belanjax 100%
1) Rasio Efisien Belanja= 987.600.100.370,00
1.094.641.986.179,00x 100%
Rasio Efisien = 90,22%
2) Belanja Operasi =667.326.043.707,00
707.508.330.458,00x 100%
Belanja Operasi = 94,32%
3) Belanja Modal = 200.008.477.045,00
239.221.872.318,00x 100%
Belanja operasi = 83,64%
4) Belanja Tidak Terduga = 70.050.000,00
250.000.000,00x 100%
Belanja Tidak Terduga = 28,02%
81
5) Transfer = 120.115.529.618,00
147.661.783.400,00x 100%
Transfer = 81,35%
Dari perhitungan rasio efisien belanja diatas dapat dikuetahui bahwa
realisasi belanja daerah lebih kecil dibandingkan target anggaran yang
ditetapkan sehingga tingkat efisien anggaran belanja yang dicapai sebesar
91,61% yang berarti untuk tahun anggaran 2017 dikatakan kurang efisien.
Adapun belanja daerah pemerintah daerah kabupaten enrekang telah
dituangkan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun anggaran
2017 yang dipergunakan untuk membiayai Belanja Operasi, Belanja Modal,
Belanja Tak Terduga dan Belanja Transfer dengan masing-masing tingkat rasio
efisien sebesar 94,32%; 83,64%; 28,02%; dan 81,35%.
Surplus Rp. 12.808.501.942,37
Pada laporan realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Enrekang Tahun
Anggaran 2017 terdapat Surplus sebesar Rp. 12.808.501.942,37 dengan
penjelasan sebagai berikut.
Jumlah Pendapatan Daerah 1.057.719.428.195,00 1.000.408.602.312,37
Jumlah Belanja Daerah 1.094.641.986.179,00 987.600.100.370,00
Surplus/Defisit -36.922.557.984,00 12.808.501.942,37
c. Pembiayaan
Pembiayaan terdiri atas Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran
Pembiayaan dengan masing-masing rasio sebesar 12,86% dan 96,77%.dengan
penjelasan sebagai berikut:
82
1) Pembiayaan = −5.657.767.204,83
36.922.557.981,00x 100%
Pembiayaan = -15,31%
2) Penerimaan Pembiayaan = 6.342.232.795,17
49.322.557.981,00x 100%
Penerimaan Pembiayaan = 12,86%
3) Pengeluaran Pembiayaan = 12.000.000.000,00
12.400.000.000,00x 100%
Pengeluaran Pembiayaan = 96,77%
Pembiayaan Netto adalah selisih antara Penerimaan Pembiayaan setelah
dikurangi dengan Pengeluaran Pembiayaan dalam periode tahun anggaran
tertentu. Laporan realisasi Anggaran Pembiayaan Neto pada tahun 2017 sebesar
Rp. -5.657.767.204.83 dengan penjelasan sebagai berikut:
Penerimaan Pembiayaan 49.322.557.981,00 12.400.000.000,00
Pengeluaran Pembiayaan 6.342.232.795,17 12.000.000.000,00
Pembiayaan Netto 36.922.557.981,00 - 5.657.767.204,83
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Rp. 7.150.734.737,54
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran adalah selisih antara penerimaan dan
pengeluaran selama periode tertentu. Pada tahun 2017 laporan realisasi
anggaran menunjukkan bahwa sisa lebih pembiayaan anggaran sebesar Rp.
7.150.734.737,54 dengan penjelasan sebagai berikut:
Surplus Rp. 12.808.501.942,37
Pembiayaan Neto Rp. -5.657.767.204.83
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Rp. 7.150.734.737,54
83
Tabel 4.6
Ringkasan Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2018
Uraian Jumlah (Rp) Selisih
Anggaran Realisasi Rp %
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan Yang
Sah
1.088.923.277.552,00
129.615.128.867,00
925.308.150.685,00
34.000.000.000,00
1.014.028.741.574,23
66.043.333.304,23
916.237.210.284,00
31.748.197.966,00
74.894.535.977,77
63.571.795.562,77
9.070.940.401,00
2.251.802.034,00
93,12
50,96
99,02
93,38
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Modal
Belanja Tidak Terduga
Transfer
1.086.284.012.289,00
717.941.986.575,00
212.301.479.614,00
750.000.000,00
155.290.547.100,00
1.006.485.625.084,78
690.870.509.277,60
160.111.439.072,00
230.399.818,18
155.273.276.917,00
79.798.387.204,22
27.071.477.297,40
52.190.040.542,00
519.600.181,82
17.270.183,00
92,65
96,23
75,42
30,72
99,99
PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
(2.639.265.263,00)
7.250.734.737,00
9.890.000.000,00
(2.325.472.762,46)
7.164.527.237,54
9.490.000.000,00
-313.792.500,54
86.207.499,46
400.000.000,00
88,11
98,81
95,96
Sumber: Data diolah Penulis (2020)
a. Efektif Pendapatan Daerah
Rasio Efektif= Realisasi penerimaan PAD
Target Penerimaan PAD yang ditetapkan𝐱 100%
Rasio Efektif = 1.014.028.741.574,23
1.088.923.277.552,00x 100%
Rasio Efektif = 93,12%
Dari perhitungan rasio efektivitas pendapatan diatas dapat diketahui bahwa
realisasi anggaran lebih kecil dibandingkan dengan target anggaran yang
ditetapkan sehingga tingkat efektif anggaran yang dicapai sebesar 93,12% yang
berarti untuk tahun 2018 dikatakan efektif.
84
b. Efisien Belanja Daerah
Rasio Efisien Belanja= Realisasi Belanja
Anggaran Belanjax 100%
1) Rasio Efisien Belanja= 1.006.485.625.084,78
1.086.284.012.289,00x 100%
Rasio Efisien = 92,65%
2) Belanja Operasi =690.870.509.277,60
717.941.986.575,00x 100%
Belanja Operasi = 96,23%
3) Belanja Modal = 160.111.439.072,00
212.301.479.614,00x 100%
Belanja operasi = 75,42%
4) Belanja Tidak Terduga = 230.399.818,18
750.000.000,00x 100%
Belanja Tidak Terduga = 30,72%
5) Transfer = 155.273.276.917,00
155.290.547.100,00x 100%
Transfer = 99,99%
Dari perhitungan rasio efisien belanja diatas dapat diketahui bahwa
realisasi belanja daerah lebih kecil dibandingkan target anggaran yang
ditetapkan sehingga tingkat efisien anggaran belanja yang dicapai sebesar
92,65% yang berarti untuk tahun anggaran 2018 dikatakan kurang efisien.
Adapun belanja daerah pemerintah daerah kabupaten enrekang telah
dituangkan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun anggaran
2018 yang dipergunakan untuk membiayai Belanja Operasi, Belanja Modal,
Belanja Tak Terduga dan Belanja Transfer dengan masing-masing tingkat rasio
efisien sebesar 96,23%; 75,42%; 30,72%; dan 99,99%.
85
Surplus/Defisit Rp. 7.543.116.489,45
Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Enrekang Tahun
Anggaran 2018 terdapat Surplus sebesar Rp. 7.543.116.489,45 dengan
penjelasan sebagai berikut.
Jumlah Pendapatan Daerah 1.088.923.277.552,00 1.014.028.741.574,23
Jumlah Belanja Daerah 1.086.284.012.289,00 1.006.485.625.084,78
Surplus/Defisit 2.639.265.263,00 7.543.116.489,45
c. Pembiayaan Netto Rp -2.325.472.762,46
Laporan realisasi Anggaran Pembiayaan Netto pada tahun 2018 sebesar
Rp. -2.325.472.762,46 dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Pembiayaan = −2.325.472.762,46
−2.639.265.263,00x 100%
Pembiayaan = -88,11%
2) Penerimaan Pembiayaan = 7.164.527.237,54
7.250.734.737,00x 100%
Penerimaan Pembiayaan = 98,81%
3) Pengeluaran Pembiayaan = 9.490.000.000,00
9.890.000.000,00x 100%
Pengeluaran Pembiayaan = 95,96%
Pembiayaan terdiri atas Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran
Pembiayaan dengan masing-masing rasio sebesar 98,81% dan 95,96%.
Penerimaan Pembiayaan 7.250.734.737,00 7.164.527.237,54
Pengeluaran Pembiayaan 9.890.000.000,00 9.490.000.000,00
86
Pembiayaan Neto -2.639.265.263,00 -2.325.472.762,46
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Rp. 5.217.643.726,99
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran adalah selisih antara penerimaan dan
pengeluaran selama periode tertentu. Pada tahun 2018 laporan realisasi
anggaran menunjukkan bahwa sisa lebih pembiayaan anggaran sebesar Rp.
5.217.643.726,99 dengan penjelasan sebagai berikut:
Surplus Rp. 7.543.116.489,45
Pembiayaan Neto Rp. -2.325.472.762,46
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Rp. 5.217.643.726,99
Tabel 4.7
Ringkasan Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2019
Uraian Jumlah (Rp) Selisih
Anggaran Realisasi Rp %
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan Yang
Sah
1.159.314.356.011,00
134.973.760.140,00
974.594.495.971,00
49.746.100.000,00
1.064.623.987.507,58
73.225.816.038,35
949.009.943.554,23
42.388.327.915,00
94.690.368.503,42
61.717.944.101,65
25.584.552.416,77
7.357.772.085,00
91,83
54,25
97,37
85,21
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Modal
Belanja Tidak Terduga
Transfer
1.165.226.358.882,00
760.417.874.923,00
230.273.065.363,00
750.000.000,00
173.785.805.596,00
1.050.604.284.504,42
713.289.858.563,42
163.345.177.245,00
183.444.100,00
173.785.804.596,00
114.622.074.377,58
47.128.016.359,58
66.927.888.118,00
566.555.900,00
1.000,00
90,16
93,80
70,94
24,46
100,00
PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
5.912.389.871,00
8.412.389.871,00
2.500.000.000,00
3.121.978.726,99
5.221.978.726,99
2.100.000.000,00
2.790.411.244,01
3.190.411.144,01
400.000.000,00
52,80
62,07
84,00
Sumber: Data diolah Penulis (2020)
87
a. Efektif Pendapatan Daerah
Rasio Efektif= Realisasi penerimaan PAD
Target Penerimaan PAD yang ditetapkan𝐱 100%
Rasio Efektif = 1.064.623.987.507,58
1.159.314.356.011,00x 100%
Rasio Efektif = 91,83%
Dari perhitungan rasio efektivitas pendapatan diatas dapat diketahui bahwa
realisasi anggaran lebih kecil dibandingkan dengan target anggaran yang
ditetapkan sehingga tingkat efektif anggaran yang dicapai sebesar 91,83% yang
berarti untuk tahun 2019 dikatakan efektif.
b. Efisien Belanja Daerah
Rasio Efisien Belanja= Realisasi Belanja
Anggaran Belanjax 100%
1) Rasio Efisien Belanja= 1.050.604.284.504,42
1.165.226.358.882,00x 100%
Rasio Efisien = 90,16%
2) Belanja Operasi =713.289.858.563,42
760.417.874.923,00x 100%
Belanja Operasi = 93,80%
3) Belanja Modal = 163.345.177.245,00
230.273.065.363,00x 100%
Belanja operasi = 70,94%
4) Belanja Tidak Terduga = 183.444.100,00
750.000.000,00x 100%
Belanja Tidak Terduga = 24,46%
5) Transfer = 173.785.804.596,00
173.785.805.596,00x 100%
Transfer = 100%
88
Dari perhitungan rasio efisien belanja diatas dapat diketahui bahwa realisasi
belanja daerah lebih kecil dibandingkan target anggaran yang ditetapkan
sehingga tingkat efisien anggaran belanja yang dicapai sebesar 90,16% yang
berarti untuk tahun anggaran 2019 dikatakan kurang efisien. Adapun belanja
daerah pemerintah daerah kabupaten enrekang telah dituangkan pada anggaran
pendapatan dan belanja daerah tahun anggaran 2019 yang dipergunakan untuk
membiayai Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tak Terduga dan Belanja
Transfer dengan masing-masing tingkat rasio efisien sebesar 93,80%; 70,94%;
24,46%; dan 100%.
Surplus Rp. 14.019.703.003,16
Laporan Realisasi Anggaran Pada Badan Pengelola keuangan Daerah
Kabupaten Enrekang Tahun Anggaran 2018 terdapat Surplus sebesar Rp.
14.019.703.003,16 dengan penjelasan sebagai berikut.
Jumlah Pendapatan Daerah 1.159.314.356.011,00 1.064.623.987.507,58
Jumlah Belanja Daerah 1.165.226.358.882,00 1.050.604.284.504,42
Surplus/Defisit -5.912.002.871,00 14.019.703.003,16
c. Pembiayaan Netto Rp 3.121.978.726,99
Laporan realisasi Anggaran Pembiayaan Netto pada tahun 2019 sebesar
Rp. 3.121.978.726,99 dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Pembiayaan = 3.121.978.726,99
5.912.389.871,00x 100%
Pembiayaan = -52,80%
2) Penerimaan Pembiayaan = 5.221.978.726,99
8.412.389.871,00x 100%
89
Penerimaan Pembiayaan = 62,07%
3) Pengeluaran Pembiayaan = 2.100.000.000,00
2.500.000.000,00x 100%
Pengeluaran Pembiayaan = 84,00%
Pembiayaan terdiri atas Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran
Pembiayaan dengan masing-masing rasio sebesar 62,07% dan 84,00%.
Penerimaan Pembiayaan 8.412.389.871,00 5.221.978.726,99
Pengeluaran Pembiayaan 2.500.000.000,00 2.100.000.000,00
Pembiayaan Neto 5.912.389.871,00 3.121.978.726,99
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Rp. 17.141.681.730,15
Pada tahun 2019 laporan realisasi anggaran menunjukkan bahwa sisa
lebih pembiayaan anggaran sebesar Rp. 17.141.681.730,15 dengan penjelasan
sebagai berikut:
Surplus Rp. 14.019.703.003,16
Pembiayaan Neto Rp. 3.121.978.726,99
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Rp. 17.141.681.730,15
90
Tabel 4.8
Rasio Efektivitas Anggaran Pendapatan Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang T.A 2015-2019
Tahun Anggaran Realisasi Presentasi
(%)
Analisis
Efektif
2015 946.648.050.605,00 919.862.386.647,46 97,17 Efektif
2016 1.103.986.718.250,00 1.032.816.629.667,45 93,55 Efektif
2017 1.057.719.428.195,00 1.000.408.602.312,37 94,58 Efektif
2018 1.088.923.277.552,00 1.014.028.741.574,23 93,12 Efektif
2019 1.159.314.356.011,00 1.064.623.987.507,58 91,83 Efektif
Sumber: Data diolah Penulis (2020)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rasio efektif pendapatan daerah
pada badan pengelola keuangan daerah kabupaten enrekang tahun anggaran
2015, 2016, 2017, 2018 dan 2019 belum mencapai target namun sudah dalam
kategori efektif dalam merealisasikan anggaran pendapatan. Hal ini disebabkan
karena realisasi pendapatan lebih kecil daripada target anggaran pendapatan
yang ditetapkan dengan masing-masing rasio sebesar 97,17%; 03,55%;
94,58%; 93,12; dan 91,83%.
Grafik Anggaran Pendapatan Daerah Pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang T.A
2015-2019
97,17%
93,55% 94,58% 93,12%91,83%
0,00
200.000.000.000,00
400.000.000.000,00
600.000.000.000,00
800.000.000.000,00
1.000.000.000.000,00
1.200.000.000.000,00
1.400.000.000.000,00
2015 2016 2017 2018 2019
Anggaran Realisasi
91
Berdasarkan grafik Realisasi Pendapatan Daerah Pada Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang Tahun Anggaran 2015-2019
menunjukkan bahwa realisasi pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan
target anggaran yang ditetapkan. Pada tahun 2015-2016 anggaran pendapatan
dan realisasinya mengalami peningkatan sedangkan pada tahun 2017
mengalami penurunan kemudian kembali meningkat pada tahun 2018-2019,
yaitu pada tahun 2015 target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.
946.648.050.605,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp. 919.862.386.647,46
dengan persentase sebesar 97,17%. Pada tahun 2016 target anggaran yang
ditetapkan sebesar Rp. 1.103.986.718.250,00 dan realisasi anggaran sebesar
1.032.816.629.667,45 dengan persentase sebesar 93,55%. Pada tahun 2017
target anggaran pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp. 1.057.719.428.195,00
dan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.000.408.602.312,37 dengan persentase
sebesar 94,58%. Pada tahun 2018 target anggaran pendapatan yang ditetapkan
sebesar Rp.1.088.923.277.552,00 dan realisasi sebesar Rp.
1.014.028.741.574,23 dengan presentasi sebesar 93,12%. Sedangkan pada
tahun 2019 target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 1.159.314.356.011,00
dan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.064.623.987.507,58 dengan persentase
sebesar 91,83%.
Tabel 4.9
Rasio Efisiensi Anggaran Belanja Daerah Pada Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang T.A 2015-2019
Tahun Anggaran Realisasi Presentasi
(%)
Analisis
Efisien
2015 1.035.884.730.402,00 903.110.164.897,00 87,18 Cukup Efisien
2016 1.206.155.278.726,00 1.091.335.511.816,00 90,48 Kurang Efisien
92
2017 1.094.641.986.179,00 987.600.100.370,00 90,22 Kurang Efisien
2018 1.086.284.012.289,00 1.006.485.625.084,78 92,65 Kurang Efisien
2019 1.165.226.358.882,00 1.050.604.284.504,42 90,16 Kurang Efisien
Sumber: Data diolah Penulis (2020)
Grafik Realisasi Anggaran Belanja Daerah Pada
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang
T.A 2017-2019
Berdasarkan grafik Realisasi Belanja Daerah Pada Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang Tahun Anggaran 2015-2019 menunjukkan
bahwa realisasi Belanja lebih kecil dibandingkan dengan target anggaran yang
ditetapkan. Pada tahun 2015-2016 anggaran Belanja dan Realisasinya mengalami
peningkatan sedangkan pada tahun 2017 mengalami penurunan seta kembali
mengalami peningkatan pada tahun 2018-2019. Pada Tahun 2015 target anggaran
yang ditetapkan sebesar Rp. 1.035. 884.730.402,00 dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 903.110.164.897,00 dengan persentasi sebesar 87,18%. Pada tahun 2016
87,18%
90,48%
90,22% 92,65%90,16%
0,00
200.000.000.000,00
400.000.000.000,00
600.000.000.000,00
800.000.000.000,00
1.000.000.000.000,00
1.200.000.000.000,00
1.400.000.000.000,00
2015 2016 2017 2018 2019
Chart Title
Anggaran Realisasi
93
target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 1.206.155.278.726,00 dan realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.091.335.511.816,00 dengan persentasi sebesar 90,48%.
Pada tahun 2017 target anggaran Belanja yang ditetapkan sebesar Rp.
1.094.641.986.179,00 dan realisasi anggaran belanja sebesar Rp.
987.600.100.370,00 dengan persentase sebesar 90,22 %. Pada tahun 2018 target
anggaran belanja yang ditetapkan sebesar Rp. 1.086.284.012.289,00 dan realisasi
sebesar Rp. 1.006.485.625.084,78 dengan persentase sebesar 92,65%.
Sedangkan pada tahun 2019 target anggaran belanja yang ditetapkan sebesar Rp.
1.165.226.358.882,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.050.604.284.504,42
dengan persentase sebesar 90,16%.
D. Pembahasan Analisis Rasio Efektivitas dan Efisiensi Pendapatan dan
Belanja Daerah
Anggaran adalah suatu pekerjaan pada satu pihak mengandung jumlah
pengeluaran setinggi-tingginya yang mungkin diperlukan untuk membiayai
kepentingan Negara dan masa depan dan pihak lain perkiraan pendapatan
(penerimaan) yang mungkin akan diterima dalam masa tersebut (Mardiasmo,
2018:98). Anggaran merupakan dokumen yang berisi estimasi kinerja, baik
berupa penerimaan dan pengeluaran, yang disajikan dalam ukuran moneter
yang akan dicapai pada periode waktu tertentu dan menyertakan data masa lalu
sebagai bentuk pengendalian dan penilaian kinerja (Halim dan Kusufi 2016:48).
1. Rasio Efektif
Anggaran Pendapatan Daerah Pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Enrekang Tahun Anggaran 2015-2019 berdasarkan hasil
penelitian rasio efektif pengelolaan anggaran pendapatan yaitu dengan
masing-masing presentasi sebesar 97,17%; 93,55%; 94,58%; 93,12%; dan
94
91,83%. Tingkat efektif anggaran pendapatan yang paling tinggi yaitu pada
tahun 2015 dengan presentasi 97,17%. Dengan demikian rasio keuangan
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang untuk tahun
anggaran 2015-2019 dikatakan efektif.
2. Rasio Efisien
Anggaran Belanja Daerah Pada Badan Pengelolaan keuangan Daerah
Kabupaten Enrekang Tahun Anggaran 2015-2019 berdasarkan hasil
penelitian rasio efisien berada pada presentasi masing-masing sebesar
87,18%; 90,48%; 90,22%; 92,65%; dan 90,16% dengan penggunaan
anggaran masing-masing sebesar Rp. 903.110.164.897,00; Rp.
1.091.335.511.816,00; Rp. 987.600.100.370,00; Rp. 1.006.485.625.084,78;
dan Rp. 1.050.604.284.504,42 dari total realiasasi anggaran belanja pada
tahun 2015 dikatakan cukup efisien karena berada pada tingkat predikat 80%-
90% dan pada tahun 2016-2019 dalam penggunaan anggaran dikatakan
kurang efisien dalam melakukan penghematan anggaran belanja.
Kurang efisiennya anggaran belanja pada Badan Pengelola Keuangan
Daerah Kabupaten Enrekang disebabkan Karena terjadinya perubahan
anggaran dan defisit anggaran serta realisasi anggaran belanja menghampiri
jumlah target anggaran belanja dan realisasi pendapatan. Hal ini menunjukkan
bahwa Badan Pengelola Keuangan Daerah Belum mengoptimalkan pelaksanaan
anggaran belanja baik dalam penggunaan, pengendalian serta pengawasan
dalam pengelolaan anggaran sehingga tercapai target efisiensi belanja.
Selain itu hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan Rusdi (2018). Penelitian yang dilakukan Rusdi bertujuan untuk melihat
tingkat efisiensi belanja menggunakan analisis varians belanja sedangkan pada
95
penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat efisiensi belanja menggunakan rasio
efisiensi belanja. Hasil penelitian yang dilakukan Rusdi menunjukkan tingkat
efisiensi belanja menggunakan analisis varians belanja, Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang dinilai mampu menghemat anggaran
belanja dengan sangat efisien. Sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan
tingkat efisiensi belanja menggunakan rasio efisiensi belanja dikatakan kurang
efisien dalam melakukan penghematan anggaran belanja.
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah
diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Tingkat efektivitas pendapatan daerah pada badan pengelola keuangan
daerah Kabupaten Enrekang tahun anggaran 2015-2019 belum mencapai
target anggaran yang telah ditetapkan namun telah memenuhi kriteria efektif
karena berada pada predikat 90%-100% dengan masing-masing presentasi
rasio efektif yaitu sebesar 97,17%; 93,55%; 94,58%; 93,12%; dan 91,83%.
2. Tingkat efisiensi belanja daerah pada badan pengelola keuangan daerah
Kabupaten Enrekang tahun anggaran 2015 dinilai sudah cukup efisien dengan
presentasi sebesar 87,18% berada pada predikat 80%-90% sedangkan untuk
tahun anggaran 2016-2019 dinilai kurang efisien karena belum berhasil
mencapai hasil yang maksimal dengan menggunakan sumber daya yang
minimal dan berada pada predikat 90%-100% dengan masing-masing
presentasi rasio efisien yaitu sebesar 90,48%; 90,22%; 92,65%; dan 90,16%.
B. Saran
1. Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang diharapkan
untuk dapat mengelola pendapatan dari sektor pajak, potensi Sumber Daya
Manusia (SDM) serta Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat menunjang
peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
97
2. dalam penggunaan anggaran belanja daerah disarankan untuk
mengoptimalkan pelaksanaan anggaran belanja baik dalam penggunaan,
pengendalian serta pengawasan dalam pengelolaan anggaran sehingga
tercapai target efisiensi belanja.
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi.2014. Teori, Konsep dan Aplikasi Akuntansi Sektor Publik. Jilid 2. Salemba Empat: Jakarta
Apriliyana Ina. 2017. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Pada Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang Tahun 2012-2016. Magelang: Universitas Tidar
Artanti Nining Yunia. 2010. Analisis Kinerja Keuangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD). (online). (https://repository.usd.ac.id/15779/, diakses pada tanggal 01 Oktober 2020.
Azmi Sayid Abdul Rahman. 2017. Analisis Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Belanja Bappeda Litbang Kota Palembang. Jurnal Media Wahana Ekonomika. (online) Vol. 14, No 2 (https://scholar.google.co.id/, diakses pada tanggal 23 Februari 2020)
http://eprints.umm.ac.id/35927/3/jiptummpp-gdl-danisuhend-48876-3-babii.pdf, Tanggal Akses 25 Februari 2020
https://parepos.co.id/2019/10/serapan-apbd-rendah-pengaruhi-kinerja-opd-enrekang/) Tanggal akses 15 agustus 2020
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3859/Bab%202.pdf?sequence=4, tanggal akses 28 Februari 2020
Majid Jamaluddin, 2019. Akuntansi Sektor Publik.Pustaka Almaida: Gowa-Sulawesi Selatan-Indonesia
Mardiasmo, 2018.Akuntansi Sektor Publik.Andi: Yogyakarta
Muryanti Kiky. 2017. Analisis Realisasi Anggaran Untuk Menilai Efektivitas dan Efisiensi Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2011-2015. Wonogiri: Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pangkey Imanuel. 2015. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA. (online) Vol 3, No 4 (https://scholar.google.co.id/, diakses pada tanggal 23 Februari 2020)
Puspitasari Intan. 2018. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Tekanan Anggaran dan Pengendalian Diri Terhadap Senjangan Anggaran (studi empiris pada satuan kerja perangkat daerah kabupaten Ponorogo). Ponorogo: Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Rusdi. 2018. Analisis Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang. Enrekang: Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
99
Sari Maharani Permata. 2019. Analisis efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Retribusi Daerah Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang. Palembang: Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Palembang
Sartika Dewi. 2018. Analisis Kinerja Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Sumatera Utara. (online). (https://repository.uinsu.ac.id/5473/, diakses pada tanggal 01 Oktober 2020
Sukmawati. 2019. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja STKIP Muhammadiyah Enrekang. Enrekang: Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
Widiyana Anita. 2016. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Dalam Menilai Kinerja Pada Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga Kota Palembang. (online). (https://scholar.google.co.id/, diakses pada tanggal 23 Februari 2020)
Zulfah Shofi Rifqi. 2017. Analisis Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas Kinerja Pengelolaan Dana Zakat pada Organisasi Pengelola Zakat (Studi Pada Baznas Kabupaten Sragen Tahun 2013-2015). Sragen: IAIN Surakarta
100
LAMPIRAN-LAMPIRAN
101
102
103
104
105
No. URAIAN ReffAnggaran 2017 Realisasi 2017
%Realisasi 2016
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 7.5.1.1
3 Pendapatan Pajak Daerah 7.5.1.1.a 9.965.000.000,00 9.023.051.580,00 90,55 9.147.403.707,00
4 Pendapatan Retribusi Daerah 7.5.1.1.b 30.165.130.944,00 26.044.548.348,00 86,34 19.878.129.053,00
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
7.5.1.1.c 12.600.000.000,00 12.355.808.162,48 98,06 4.826.158.746,00
6 Lain-lain PAD yang Sah 7.5.1.1.d 83.421.960.638,00 52.245.868.861,89 62,63 22.531.755.482,95
7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah 136.152.091.582,00 99.669.276.952,37 73,20 56.383.446.988,95
8
9 PENDAPATAN TRANSFER 7.5.1.2
10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA
PERIMBANGAN
7.5.1.2.1
11 Dana Bagi Hasil Pajak 7.5.1.2.1.a 17.628.988.184,00 13.136.161.539,00 74,51 16.948.689.099,00
12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 7.5.1.2.1.b 6.440.104.421,00 3.797.817.438,00 58,97 7.846.379.393,00
13 Dana Alokasi Umum 7.5.1.2.1.c 534.335.959.000,00 534.335.959.000,00 100,00 543.890.364.000,00
14 Dana Alokasi Khusus 7.5.1.2.1.d 229.688.040.000,00 213.747.024.586,00 93,06 264.434.758.356,00
15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan 788.093.091.605,00 765.016.962.563,00 97,07 833.120.190.848,00
16
17 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - LAINNYA 7.5.1.2.2
18 Dana Otonomi Khusus 0,00 0,00 0,00
19 Dana Penyesuaian 7.5.1.2.2.a 89.128.443.000,00 89.128.442.000,00 100,00 103.327.631.000,00
20 Jumlah Pendapatan Transfer Pusat - Lainnya 89.128.443.000,00 89.128.442.000,00 100,00 103.327.631.000,00
21
22 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI 7.5.1.2.3
23 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 7.5.1.2.3.a 32.874.681.408,00 36.068.762.539,00 109,72 31.381.322.861,50
24 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 5.134.490.600,00 3.997.912.000,00 77,86 7.320.710.427,00
25 Pendapatan Bantuan Keuangan 7.5.1.2.3.b 0,00 -
26 Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi 38.009.172.008,00 40.066.674.539,00 105,41 38.702.033.288,50
27 Total Pendapatan Transfer 915.230.706.613,00 894.212.079.102,00 97,70 975.149.855.136,50
28
29 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 7.5.1.3
30 Pendapatan Hibah 7.5.1.3.a 6.336.630.000,00 6.527.246.258,00 103,01 1.282.142.542,00
31 Pendapatan Dana Darurat 0,00 0,00 0,00
32 Pendapatan Lainnya 7.5.1.3.b 0,00 0,00 1.185.000,00
33 Jumlah Pendapatan Lain-lain yang Sah 6.336.630.000,00 6.527.246.258,00 103,01 1.283.327.542,00
34 JUMLAH PENDAPATAN 1.057.719.428.195,00 1.000.408.602.312,37 94,58 1.032.816.629.667,45
35
36 BELANJA
37 BELANJA OPERASI 7.5.1.4
38 Belanja Pegawai 7.5.1.4.a 391.499.847.204,00 369.600.973.631,00 94,41 426.236.939.323,00
39 Belanja Barang 7.5.1.4.b 276.627.152.938,00 265.801.742.751,00 96,09 213.139.899.544,00
40 Bunga 0,00 0,00 0,00
41 Subsidi 928.656.000,00 0,00 0,00
42 Hibah 7.5.1.4.c 37.707.674.316,00 31.716.827.325,00 84,11 26.085.035.720,00
43 Bantuan Sosial 7.5.1.4.d 745.000.000,00 206.500.000,00 27,72 47.000.000,00
44 Jumlah Belanja Operasi 707.508.330.458,00 667.326.043.707,00 94,32 665.508.874.587,00
45
46 BELANJA MODAL 7.5.1.5
47 Belanja Tanah 7.5.1.5.a 780.000.000,00 548.080.000,00 70,27 641.500.000,00
48 Belanja Peralatan dan Mesin 7.5.1.5.b 31.540.250.748,00 28.871.268.774,00 91,54 36.801.643.846,00
49 Belanja Gedung dan Bangunan 7.5.1.5.c 63.212.601.453,00 44.110.599.986,00 69,78 48.386.453.802,00
50 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 7.5.1.5.d 143.653.270.117,00 126.522.778.285,00 88,08 243.778.683.369,00
51 Belanja Aset Tetap Lainnya 7.5.1.5.e 35.750.000,00 35.750.000,00 100,00 297.036.500,00
52 Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00 0,00
53 Jumlah Belanja Modal 239.221.872.318,00 200.088.477.045,00 83,64 329.905.317.517,00
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA)
PEMERINTAH KABUPATEN ENREKANG
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Untuk tahun yang berakhir sampai dengan 31 Desember 2017 dan 2016
(SETELAH AUDIT)
106
No. URAIAN Reff Anggaran 2017 Realisasi 2017 % Realisasi 2016
55 BELANJA TAK TERDUGA 7.5.1.6
56 Belanja Tak Terduga 7.5.1.6 250.000.000,00 70.050.000,00 28,02 227.700.000,00
57 Jumlah Belanja Tak Terduga 250.000.000,00 70.050.000,00 28,02 227.700.000,00
58 Jumlah Belanja 946.980.202.776,00 867.484.570.752,00 91,61 995.641.892.104,00
59
60 TRANSFER 7.5.1.7
61 TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA 7.5.1.7.1
62 Bagi Hasil Pajak 0,00 0,00 0,00
63 Bagi Hasil Retribusi 0,00 0,00 0,00
64 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 0,00
65 Jumlah Transfer Bagi Hasil Ke Desa 0,00 0,00 0,00
66
67 TRANSFER/ BANTUAN KEUANGAN 7.5.1.7.2
68 Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya 7.5.1.7.2.a 0,00 0,00 94.879.163.447,00
69 Bantuan Keuangan ke Desa 7.5.1.7.2.b 147.013.230.600,00 119.466.976.818,00 81,26 -
70 Bantuan Keuangan Lainnya 7.5.1.7.2.c 648.552.800,00 648.552.800,00 100,00 814.456.265,00
71 Jumlah Transfer/Bantuan Keuangan 147.661.783.400,00 120.115.529.618,00 81,35 95.693.619.712,00
72 Jumlah Transfer 147.661.783.400,00 120.115.529.618,00 81,35 95.693.619.712,00
73 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 1.094.641.986.176,00 987.600.100.370,00 90,22 1.091.335.511.816,00
74
75 SURPLUS/DEFISIT (36.922.557.981,00) 12.808.501.942,37 (34,69) (58.518.882.148,55)
76
77 PEMBIAYAAN 7.5.1.8
78
79 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 7.5.1.8.1
80 Penggunaan SiLPA 7.5.1.8.1.a 6.222.557.981,00 6.221.468.702,99 99,98 75.981.714.116,54
81 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00
82 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0,00 0,00 0,00
83 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 0,00 0,00 0,00
84 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00 0,00
85 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 43.000.000.000,00 0,00 0,00
86 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,00 0,00 0,00
87 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi 0,00 0,00 0,00
88 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya 0,00 106.199.818,18 -
89 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara 0,00 0,00 0,00
90 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00 0,00
91 Penerimaan Kembali Pinjaman angsuran Berjangka 7.5.1.8.1.b 100.000.000,00 14.564.274,00 14,56 41.868.555,00
92 Jumlah Penerimaan 49.322.557.981,00 6.342.232.795,17 12,86 76.023.582.671,54
93
94 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 7.5.1.8.2
95 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00
96 Penyertaan Modal / Investasi Pemerintah Daerah 7.5.1.8.2.a 12.000.000.000,00 12.000.000.000,00 100,00 11.282.142.542,00
97 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 0,00 0,00 0,00
98 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah
Daerah Lainnya
0,00 0,00 0,00
99 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan
Bank
0,00 0,00 0,00
100 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga
Keuangan Bukan Bank
0,00 0,00 0,00
101 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi 0,00 0,00 0,00
102 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya 0,00 0,00 0,00
103 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara 0,00 0,00 0,00
104 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00 0,00
105 Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya 400.000.000,00 0,00
106 Jumlah Pengeluaran 12.400.000.000,00 12.000.000.000,00 96,77 11.282.142.542,00
107 PEMBIAYAAN NETO 36.922.557.981,00 (5.657.767.204,83) (15,32) 64.741.440.129,54
108
109 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran 7.5.1.9 7.150.734.737,54 6.222.557.980,99
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini.
Enrekang, 25 Mei 2018
BUPATI ENREKANG
DRS. H. MUSLIMIN BANDO, M.PD
107
108
109
K O D E U R A I A NANGGARAN 2019 REALISASI 2019
(%)REALISASI
2018
4 1
134.973.760.140,00 73.225.816.038,35 54,25 66.043.333.304,234
1 1 12.247.173.134,00 10.523.206.720,00 85,92 10.843.118.014,00
4 1 2 39.754.361.000,00 30.088.455.358,00 75,69 27.673.949.306,00
4 1 3 16.741.119.760,00 16.741.119.760,00 100,00 13.596.908.237,00
4 1 4 66.231.106.246,00 15.873.034.200,35 23,97 13.929.357.747,23
4 2 974.594.495.871,00 949.009.843.554,23 97,37 916.237.210.284,004
2 1 795.735.116.000,00 780.914.439.408,00 98,14 778.355.773.232,00
4 2 2 115.526.328.000,00 115.526.328.000,00 100,00 97.769.717.000,00
4 2 3 53.198.561.271,00 42.710.429.746,23 80,28 35.355.461.082,00
4 2 4 10.134.490.600,00 9.858.646.400,00 97,28 4.756.258.970,00
4 3 49.746.100.000,00 42.388.327.915,00 85,21 31.748.197.986,00
4 3 1 49.746.100.000,00 42.388.327.915,00 85,21 31.748.197.986,00
4 3 2 0,00 0,00 0,00 0,00
4 3 3 0,00 0,00 0,00 0,00
JUMLAH PENDAPATAN 1.159.314.356.011,00 1,064,623,987,507.58 91,83 1,014,028,741,574.23
BELANJA
5 1BELANJA O PERASI 760.417.874.923,00 713.289.858.563,42 93,80 690.870.509.277,60
5 1 1 Belanja Pegawai 412.893.976.473,00 405.334.158.344,00 98,17 398.111.283.801,00
5 1 2 Belanja Barang dan Jasa 299.792.665.391,00 279.744.097.229,42 93,31 245.110.192.357,60
5 1 3 Belanja Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00
5 1 4 Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00
5 1 5 Belanja Hibah 47.034.733.059,00 27.690.602.990,00 58,87 47.529.033.119,00
5 1 6 Belanja Bantuan Sosial 696.500.000,00 521.000.000,00 74,80 120.000.000,00
5 1 7 Belanja Bagi
Hasil Pajak
0,00 0,00 0,00 0,00
5 2BELANJA MO DAL 230.273.065.363,00 163.345.177.245,00 70,94 160.111.439.072,00
5 2 1 Belanja Modal Tanah 734.366.000,00 624.700.000,00 85,07 360.948.800,00
5 2 2 Belanja Modal Peralatan dan
Mesin
24.502.598.508,00 17.976.742.510,00 73,37 15.251.506.667,00
5 2 3 Belanja Modal
Gedung dan
68.236.801.518,00 57.841.972.980,00 84,77 36.358.966.504,00
PEMERINTAH KABUPATEN ENREKANG
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PER 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
PENDAPATAN - LRA
PENDAPATAN ASLI DAERAH
(PAD) - LRA
Pendapatan Pajak Daerah - LRA
Pendapatan Retribusi Daerah - LRA
Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan -
LRA
Lain-lain PAD Yang Sah - LRA
PENDAPATAN TRANSFER - LRA
Pendapatan Transfer Pemerintah
Pusat-Dana Perimbangan
- LRA
Pendapatan Transfer Pemerintah
Pusat - Lainnya - LRA Pendapatan
Transfer Pemerintah Daerah Lainnya -
LRA Bantuan Keuangan - LRA
LAIN-LAIN PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH - LR
Pendapatan Hibah - LRA Dana
Darurat - LRA Pendapatan Lainnya -
LRA
110
K O D E U R A I A NANGGARAN 2019 REALISASI 2019
(%)REALISASI
2018
5 2 4 128.120.891.337,00 83.385.052.403,00 65,08 107.990.725.576,00
5 2 5 8.678.408.000,00 3.516.709.352,00 40,52 149.291.525,00
5 2 6 0,00 0,00 0,00 0,00
5 3 750.000.000,00 183.444.100,00 24,46 230.399.818,18
5 3 1 Belanja Tak Terduga 750.000.000,00 183.444.100,00 24,46 230.399.818,18
JUMLAH BELANJA 991.440.940.286,00 876.818.479.908,42 88,44 851.212.348.167,78
TRANSFER
6 1TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN 0,00 0,00 0,00 0,00
6 1 1 Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00
6 1 2 Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00
6 2TRANSFER BANTUAN KEUANGAN 173.785.805.596,00 173.785.804.596,00 100,00 155.273.276.917,00
6 2 1 Transfer Bantuan Keuangan ke
Pemerintah Daerah Lainnya
0,00 0,00 0,00 0,00
6 2 2 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa 173.095.885.000,00 173.095.884.000,00 100,00 154.624.724.117,00
6 2 3 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya 689.920.596,00 689.920.596,00 100,00 648.552.800,00
6 2 4 Transfer Dana Otonomi Khusus 0,00 0,00 0,00 0,00
JUMLAH TRANSFER/BAGI HASIL
KE DESA
173.785.805.596,00 173.785.804.596,00 100,00 155.273.276.917,00
SURPLUS / DEFISIT (5.912.389.871,00) 14.019.703.003,16 7.543.116.489,45
PEMBIAYAAN
7 1PENERIMAAN PEMBIAYAAN 8.412.389.871,00 5.221.978.726,99 62,07 7.164.527.237,54
7 1 1 Penggunaan SiLPA 5.217.643.727,00 5.217.643.726,99 100,00 7.150.734.737,54
7 1 2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00
7 1 3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
0,00 0,00 0,00 0,00
7 1 4 Pinjaman Dalam Negeri 0,00 0,00 0,00 0,00
7 1 5 Penerimaan Kembali Piutang 3.194.746.144,00 4.335.000,00 0,14 13.792.500,00
7 1 6 Penerimaan Kembali Investasi Non
Permanen Lainnya
0,00 0,00 0,00 0,00
7 1 7 Pinjaman Luar Negeri 0,00 0,00 0,00 0,00
7 1 8 Penerimaan Utang Jangka Panjang
Lainnya
0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Penerimaan 8.412.389.871,00 5.221.978.726,99 62,07 7.164.527.237,54
7 2PENGELUARAN PEMBIAYAAN 2.500.000.000,00 2.100.000.000,00 84,00 9.490.000.000,00
7 2 1 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00
7 2 2 Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah
Daerah
2.100.000.000,00 2.100.000.000,00 100,00 9.490.000.000,00
7 2 3 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri
0,00 0,00 0,00 0,00
7 2 4 Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00
7 2 5 Pengeluaran Investasi Non Permanen
Lainnya
0,00 0,00 0,00 0,00
7 2 6 Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri 0,00 0,00 0,00 0,00
K O D E U R A I A NANGGARAN 2019 REALISASI 2019
(%)REALISASI
20187
2 77
2 8
Pembayaran Utang Jangka Panjang
Lainnya Pembayaran Piutang Pada Pihak
Ketiga
Jumlah Pengeluaran
0.00
400,000,000.00
2,500,000,000.00
0.00
0.00
2,100,000,000.00
0.00
0.00
84.0
0
0.00
0.00
9,490,000,000.00
PEMBIAYAAN NETTO 5.912.389.871,00 3.121.978.726,99 67,10 -2.325.472.762,46
SISA LEBIH
PEMBIAYAAN
ANGGARAN
0,00 17.141.681.730,15 5.217.643.726,99
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya Belanja
Modal Operasional BLUD
BELANJA TAK TERDUGA
BUPATI ENREKANG
DRS. H. MUSLIMIN BANDO, M.PD
111
112
113
114
115
Riwayat Hidup
Nurema, lahir di Bagean kec. Enrekang Kab. Enrekang pada
tanggal 11 Juli 1997. Anak pertama dari 4 bersaudara yang
merupakan buah kasih dan sayang dari pasangan Ayahanda
Tahir dan Ibunda Salma. Pendidikan Sekolah Dasar Penulis di
SDN 72 Lembang dan selesai pada tahun 2010. Setelah
menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar, penulis melanjutkan pendidikan di
SMPN 2 Enrekang dan selesai pada tahun 2013. Kemudian setelah menyelesaikan
pendidikan di SMP, penulis melanjutkan pendidikan di SMK PGRI Enrekang dan
selesai pada tahun 2016. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan
Tinggi Swasta Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar dan menyelesaikan studi pada tahun 2020.
Berkat Rahmat dan pertolongan Allah serta doa dan usaha orang tua, dengan
penuh rasa syukur, Alhamdulilah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan
skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas dan Efisiensi Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang.