12
VOLUME 21, NO. 1, JULI 2015 23 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir Pranoto Samto Atmodjo Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang E-mail: [email protected] Sri Sangkawati Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang E-mail: [email protected] Arief Bayu Setiaji Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang E-mail: [email protected] Abstract The flood disaster is one of the natural phenomena that are difficult to avoid. The risk of flood losses that occur in urban areas is generally greater than that occur in the countryside, which it is more due to the differences in the level of public welfare facilities and population density factors The increase in population and the high cost of residential land in urban areas, the greater the pressure of land use for settlement penetrated even in areas that have the potential to floodwaters. To avoid big losses due to flooding and loss of life, it is necessary to disaster management which includes the establishment of alternative evacuation routes, the storage location of refugee. This study will analyze and choose the path of evacuation of the population that are effective and safe as a result of flood-based Geographic Information System (GIS). Stages study began with an analysis of the magnitude of flooding, inundation extents, data collection and analysis of population, density and location of concentrations of residential quarters, global topography and the existing road network system. The study used a case in West Semarang Regency, with a fairly dense population and prone to flooding. Results of this study are expected to be applied to the area of research and can be used as a model for the evacuation of residents due to floods elsewhere. Keywords: Evacuation routes, Flood disaster, Road system. Abstrak Bencana banjir adalah salah satu fenomena alam yang sulit dihindari. Resiko kerugian banjir yang terjadi di perkotaan pada umumnya lebih besar dari pada yang terjadi di pedesaan, yang hal ini lebih dikeranakan pada perbedaan tingkat fasilitas kesejahteraan masyarakat dan faktor kepadatan penduduk. Bertambahnya penduduk dan mahalnya lahan hunian di perkotaan, maka makin besar tekanan pemanfaatan lahan untuk pemukiman bahkan merambah pada areal yang berpotensi/riskan terhadap genangan banjir. Untuk menghindari kerugian yang besar akibat banjir dan korban jiwa, maka perlu pengelolaan bencana yang antara lain meliputi penetapan alternatif arah jalur evakuasi, lokasi tampungan pengungsi. Penelitian ini akan menganalisis dan memilih jalur evakuasi penduduk yang efektif dan aman akibat bencana banjir berbasis Sistem Informasi Geografis (GIS). Tahapan penelitian dimulai dengan analisis besarnya banjir, luasan genangan banjir, pendataan dan analisis jumlah penduduk, kepadatan dan lokasi konsentrasi tempat tinggal penduduk, kondisi topografi global dan sistem jaringan jalan yang ada. Penelitian menggunakan kasus di Kecamatan Semarang barat, dengan penduduk yang cukup padat dan rawan banjir. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat diaplikasikan pada daerah penelitian dan dapat digunakan sebagai model evakuasi penduduk akibat bencana banjir ditempat lain. Kata-kata Kunci: Bencana banjir, Jalur evakuasi, Sistem jaringan jalan

Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

VOLUME 21, NO. 1, JULI 2015

23 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

Pranoto Samto Atmodjo

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang

E-mail: [email protected]

Sri Sangkawati

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang

E-mail: [email protected]

Arief Bayu Setiaji

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang

E-mail: [email protected]

Abstract

The flood disaster is one of the natural phenomena that are difficult to avoid. The risk of flood losses that

occur in urban areas is generally greater than that occur in the countryside, which it is more due to the

differences in the level of public welfare facilities and population density factors The increase in population

and the high cost of residential land in urban areas, the greater the pressure of land use for settlement

penetrated even in areas that have the potential to floodwaters. To avoid big losses due to flooding and loss

of life, it is necessary to disaster management which includes the establishment of alternative evacuation

routes, the storage location of refugee. This study will analyze and choose the path of evacuation of the

population that are effective and safe as a result of flood-based Geographic Information System (GIS). Stages

study began with an analysis of the magnitude of flooding, inundation extents, data collection and analysis of

population, density and location of concentrations of residential quarters, global topography and the existing

road network system. The study used a case in West Semarang Regency, with a fairly dense population and

prone to flooding. Results of this study are expected to be applied to the area of research and can be used as

a model for the evacuation of residents due to floods elsewhere.

Keywords: Evacuation routes, Flood disaster, Road system.

Abstrak

Bencana banjir adalah salah satu fenomena alam yang sulit dihindari. Resiko kerugian banjir yang terjadi di

perkotaan pada umumnya lebih besar dari pada yang terjadi di pedesaan, yang hal ini lebih dikeranakan

pada perbedaan tingkat fasilitas kesejahteraan masyarakat dan faktor kepadatan penduduk. Bertambahnya

penduduk dan mahalnya lahan hunian di perkotaan, maka makin besar tekanan pemanfaatan lahan untuk

pemukiman bahkan merambah pada areal yang berpotensi/riskan terhadap genangan banjir. Untuk

menghindari kerugian yang besar akibat banjir dan korban jiwa, maka perlu pengelolaan bencana yang

antara lain meliputi penetapan alternatif arah jalur evakuasi, lokasi tampungan pengungsi. Penelitian ini

akan menganalisis dan memilih jalur evakuasi penduduk yang efektif dan aman akibat bencana banjir

berbasis Sistem Informasi Geografis (GIS). Tahapan penelitian dimulai dengan analisis besarnya banjir,

luasan genangan banjir, pendataan dan analisis jumlah penduduk, kepadatan dan lokasi konsentrasi tempat

tinggal penduduk, kondisi topografi global dan sistem jaringan jalan yang ada. Penelitian menggunakan

kasus di Kecamatan Semarang barat, dengan penduduk yang cukup padat dan rawan banjir. Hasil penelitian

ini diharapkan akan dapat diaplikasikan pada daerah penelitian dan dapat digunakan sebagai model

evakuasi penduduk akibat bencana banjir ditempat lain.

Kata-kata Kunci: Bencana banjir, Jalur evakuasi, Sistem jaringan jalan

Page 2: Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati, Arief Bayu Setiaji

Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

24 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Pendahuluan

Bencana banjir adalah salah satu fenomena alam

yang sulit dihindari. Resiko kerugian banjir yang

terjadi di perkotaan pada umumnya lebih besar dari

pada yang terjadi di pedesaan, yang hal ini lebih

dikeranakan pada perbedaan tingkat fasilitas

kesejahteraan masyarakat dan faktor kepadatan

penduduk. Bertambahnya penduduk dan mahalnya

lahan hunian di perkotaan, maka makin besar

tekanan pemanfaatan lahan untuk pemukiman

bahkan merambah pada areal yang

berpotensi/riskan terhadap genangan banjir

Kerugian akibat banjir dapat berupa materi,

rusaknya infrastruktur, hilangnya kesempatan

beraktifitas (misalnya: terganggunya kerja mencari

nafkah) dan bahkan korban jiwa. Risiko kerugian

akibat banjir akan meningkat pada daerah yang

padat penduduknya (Suprapto, 2011). Kerugian

dapat diminimalisir dengan perencanaan tataguna

lahan yang baik, ketaatan pada aturan, dan

pengelolaan bencana mitigasi non fisik misalnya

penetapan jalur evakuasi penduduk akibat banjir

yang baik dan sosialisasi yang benar. Analisis

penetapan jalur evakuasi yang efektif (terdekat)

dan aman (tidak membahayakan) dalam rangka

mitigasi sangat penting. Mitigasi adalah salah satu

tindakan kesiap-siagaan dengan proses yang

panjang dan terus menerus. Perencanaan tindakan

kesiap-siagaan banjir merupakan serangkaian

rencana termasuk perencanaan dan pelatihan

tanggap darurat, meningkatkan kesadaran

masyarakat, peramalan dan peringatan banjir,

pengembangan kebijakan, regulasi penggunaan

lahan, flood proofing, pengaturan alternatif lokasi

(Gambar 1).

Peta rawan bencana, mitigasi bencana, jalur

evakuasi dan tempat evakuasi di definisikan

sebagai berikut:

- Peta rawan bencana adalah adalah peta petunjuk

zonasi tingkat risiko satu jenis ancaman bencana

pada suatu daerah pada waktu tertentu. Peta ini

bersifat dinamis, sehingga harus direvisi tiap

waktu tertentu dan merupakan hasil perpaduan

antara peta bahaya (hazard map) dan peta

kerentanan (vulnerability map)

- Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk

mengurangi risiko bencana, baik melalui

pembangunan fisik maupun penyadaran dan

peningkatan kemampuan menghadapi ancaman

bencana (Peraturan Pemerintah RI No.21, 2008).

Mitigasi bencana dilakukan untuk mengurangi

risiko dan dampak yang diakibatkan oleh

bencana terhadap masyarakat yang berada pada

kawasan rawan bencana.

- Jalur Evakuasi. Di dalam Pedoman

Penanggulangan Bencana Banjir Bakornas PB

(2007) pola penangan bencana banjir

mengutamakan kesiapsiagaan. Selain penyiapan

peta rawan bencana, kegiatan yang termasuk

kesiapsiagaan bencana banjir adalah penyiapan

jalur evakuasi. Penyiapan jalur evakuasi

merupakan salah satu upaya untuk mengurangi

dampak kerugian yang diakibatkan oleh bencana

banjir.

- Tempat evakuasi atau penampungan sementara

adalah tempat tinggal sementara selama korban

bencana mengungsi, baik berupa tempat

penampungan massal maupun keluarga, atau

individual (Peraturan Kepala BNBP No.7,

2008). Penduduk yang harus dievakuasi adalah

penduduk yang terkena risiko genangan banjir

(berdasarkan peta genangan banjir yang telah

dibuat) dan wajib dievakuasi, dikarenakan

wilayahnya terkena genangan banjir.

Gambar 1. Tindakan kesiap-siagaan banjir (Andjelkovic, 2001)

Institutional

strengthening

Institutional

strengthening

Disaster

management plan

Mobilization

plan

Evacuation

plan

Flood preparedness

measures

Local social structure

strengthening

Emergency response

planning & training

Land Use

Regulation

Raising public

awareness

Development

policy

Alternative plans Flood

forecasting &

warning Food proofing

Page 3: Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

VOLUME 21, NO. 1, JULI 2015

25 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Pemilihan jalur evakuasi yang tepat, pemilihan

lokasi pengungsian (tampungan) yang memenuhi

syarat, sangat membantu mengurangi kerugian dan

khususnya penyelamatan jiwa. Pada penelitian ini,

dipilih Kecamatan Semarang Barat sebagai study

kasus karena sering terjadi banjir, penduduknya

padat, dan mewakili wilayah perkotaan. Penelitian

dimaksudkan guna menjawab pertanyaan:

1. Bagaimana analisis banjir yang terjadi dan

penyediaan peta rawan bencana banjir di

Kecamatan Semarang Barat.

2. Bagaimana memilih lokasi tempat evakuasi

yang aman dari genangan banjir.

3. Belum adanya jalur evakuasi akibat bencana

banjir yang disepakati bersama dan dapat

digunakan oleh setiap stakeholder.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan disajikan di

dalam bagan alir pada Gambar 2. Data hujan yang

digunakan adalah dari 4 stasiun hujan yaitu Sta.42

Simongan, Sta. 44 Mijen, Sta. 65 Ungaran dan Sta.

41 Tugu, dengan panjang data hujan 23 tahun

dimulai dari 1991 – 2013. Pada lokasi penelitian

terdapat 3 (tiga) daerah aliran sungai (DAS), yaitu

DAS Silandak, DAS Siangker, dan DAS Garang.

Gambar 2. Metode penelitian

Skenario A

Sungai Silandak banjir

Skenario B

Sungai Siangker banjir

Skenario C

Kanal banjir, Barat banjir

Skenario D

Semua sungai banjir

Skenario A

Sungai Silandak banjir

Skenario B

Sungai Siangker banjir

Skenario C

Kanal banjir, Barat banjir

Skenario D

Semua sungai banjir

Penggambaran Peta Genangan Banjir Auto CAD

Potongan melintang sungai

Analisis profil muka air sungai

dengan HEC-RAS

Analisis Hidrologi

Metode Poligon Thiessen

Mulai

Analisis debit banjir

HEC-HMS

Peta DAS

Data hujan

Peta tata guna lahan

Peta jenis tanah

Peta jaringan

sungai

Peta topografi

Peta administrasi

Kec. Semarang Barat

Penentuan tempat evakuasi

Peta jaringan jalan Kota Semarang

Analisis jaringan jalan dengan SIG

Jalur evakuasi

Skenario A

Jalur evakuasi

Skenario B

Jalur evakuasi

Skenario C

Jalur evakuasi

Skenario D

Data jumlah penduduk Kec. Semarang Barat

Apakah semua penduduk sudah

dievakuasi

Ya

Analisis evakuasi penduduk

Tidak

Selesai

Page 4: Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati, Arief Bayu Setiaji

Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

26 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Hasil dan Pembahasan Analisis debit banjir

Luas pengaruh keempat stasiun hujan pada

masing-masing daerah aliran sungai disajikan pada

Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar 5. Sedangkan

jenis distribusi yang paling mendekati untuk semua

DAS adalah Log Normal. Curah hujan rencana

periode ulang 100 tahun untuk masing-masing

DAS adalah sebagai berikut:

1. DAS Silandak adalah 322 mm.

2. DAS Siangker adalah 560 mm.

3. DAS Garang adalah 401 mm.

Gambar 3. Poligon Thiessen DAS Silandak

Tabel 1. Bobot Thiessen untuk DAS Silandak

No Stasiun hujan Luas (m2) Bobot

1 Simongan (sta. 42) 1248210,53 8,70

2 Mijen (Sta. 44) 0,00 0,00

3 Ungaran (Sta. 65) 0,00 0,00

4 Tugu (Sta. 41) 13098590,37 91,30

Total 14346800,9. 100,00

Page 5: Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

VOLUME 21, NO. 1, JULI 2015

27 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Gambar 4. Poligon Thiessen DAS Garang

Tabel 2. Bobot Thiessen untuk DAS Garang

No Stasiun hujan Luas (m2) Bobot

1 Simongan (sta. 42) 43096892,81 20,94

2 Mijen (Sta. 44) 47480305,24 23,07

3 Ungaran (Sta. 65) 109544064,07 53,24

4 Tugu (Sta. 41) 5647034,25 2,74

Total 205768296,36 100,00

Page 6: Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati, Arief Bayu Setiaji

Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

28 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Gambar 5. Poligon Thiessen DAS Siangker

Tabel 3. Bobot Thiessen untuk DAS Siangker

No Stasiun hujan Luas (m2) Bobot

1 Simongan (sta. 42) 6980088,01 97,55

2 Mijen (Sta. 44) 0,00 0,00

3 Ungaran (Sta. 65) 0,00 0,00

4 Tugu (Sta. 41) 175648,60 2,45

Total 7155736,61 100,00

Analisis debit banjir dilakukan dengan

menggunakan software HEC-HMS. Sehingga

output yang dihasilkan adalah debit banjir rencana

(grafik dan tabel). Curah hujan rencana yang

digunakan sebagai input direncanakan

menggunakan periode ulang 100 tahun. Model

basin untuk masing-masing daerah aliran sungai

seperti terlihat pada Gambar 6, Gambar 7, dan

Gambar 8.

Gambar 6. Basin Model DAS Silandak

Gambar 7. Basin Model DAS Siangker

Gambar 8. Basin Model DAS Garang

Page 7: Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

VOLUME 21, NO. 1, JULI 2015

29 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Gambar 9. Luas genangan banjir Sungai Silandak

Gambar 10. Luas genangan banjir Sungai Siangker

Gambar 11. Luas genangan banjir Kanal Banjir Barat

Hasil running HEC-HMS menunjukkan debit

puncak untuk DAS Silandak sebesar 258,5 m3/s.

Debit puncak untuk DAS Siangker sebesar 285,2

m3/s. Debit puncak DAS Garang sebesar 3.591,9

m3/s.

1. Analisis Hidrolika

Analisis profil muka air sungai (hidrolika)

menggunakan software HEC-RAS, dan dengan

bantuan HEC-RAS dan RAS Mapper, penelitian

ini mampu mengetahui berapa luas genangan

banjir yang meluap di masing-masing sungai.

Batas (luasan) genangan yang terjadi berdasarkan

hasil running HES-RAS ditampilkan dengan RAS

Mapper dan disajikan pada Gambar 9, Gambar 10,

dan Gambar 11.Peta Genangan Banjir

Hasil analisis dengan HEC-RAS dan RAS Mapper

menghasilkan peta genangan banjir yang terdiri

dari dua jenis yaitu kedalaman dan kecepatan

banjir. Ploting kedua jenis peta tersebut ke dalam

peta administrasi dengan 4 skenario adalah sebagai

berikut :

a. Skenario A: Peta genangan banjir didasarkan

pada meluapnya Sungai Silandak saja seperti

terlihat pada Gambar 12 dan Gambar 13.

b. Skenario B: Peta genangan banjir didasarkan

pada meluapnya Sungai Siangker saja seperti

terlihat pada Gambar 14 dan Gambar 15.

c. Skenario C: Peta genangan banjir didasarkan

pada meluapnya Kanal Banjir Barat saja seperti

terlihat pada Gambar 16 dan Gambar 17.

d. Skenario D: Peta genangan banjir didasarkan

pada meluapnya ketiga sungai (keseluruhan)

seperti terlihat pada Gambar 18 dan Gambar

19.

Gambar 12. Peta kedalaman banjir Sungai Silandak

420000

420000

430000

430000

440000

440000

450000

450000

9210000

9210000

9220000

9220000

9230000

9230000

9240000

9240000

KecamatanSemarang Barat

Kecamatan Tugu

0 200 400 600 Meters

LAUT JAWA

JUDUL PETA

Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

N

EW

S

SUMBER

SKALA

KETERANGAN

PETA KEDALAMAN BANJIRSUNGAI SILANDAK

INSET

Kedalaman genangan banjir :

1,26 - 1,40 meter

0,00 - 0,30 meter

0,31 - 0,60 meter

0,61 - 1,00 meter

1,01 - 1,25 meter

Sungai

Jalan

Batas kecamatan

> 1,40 meter

Kec. lainnya

Kec. Semarang Barat

Page 8: Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati, Arief Bayu Setiaji

Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

30 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Gambar 13. Peta kecepatan banjir Sungai Silandak

Gambar 14. Peta kedalaman banjir Sungai Siangker

Gambar 15. Peta kecepatan banjir Sungai Siangker

420000

420000

430000

430000

440000

440000

450000

450000

9210000

9210000

9220000

9220000

9230000

9230000

9240000

9240000

Kec. Semarang Barat

INSET

PETA KECEPATAN BANJIRSUNGAI SILANDAK

KETERANGAN

SKALA

SUMBER

N

EW

S

Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

JUDUL PETA

LAUT JAWA

Kecepatan banjir :

Sungai

Jalan

Batas kecamatan

Kec. lainnya

Kec. Semarang Barat

0 200 400 600 Meters

Kecamatan Tugu

KecamatanSemarang Barat

1,51 - 2,00 m/s

1,01 - 1,50 m/s

0,51 - 1,00 m/s

0,00 - 0,50 m/s

> 2.00 m/s

420000

420000

430000

430000

440000

440000

450000

450000

9210000

9210000

9220000

9220000

9230000

9230000

9240000

9240000

INSET

PETA KEDALAMAN BANJIRSUNGAI SIANGKER

KETERANGAN

SKALA

SUMBER

N

EW

S

Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

JUDUL PETA

LAUT JAWA

0 200 400 600 Meters

KecamatanTugu

KecamatanSemarang Barat

Kedalaman genangan banjir :

1,26 - 1,40 meter

0,00 - 0,30 meter

0,31 - 0,60 meter

0,61 - 1,00 meter

1,01 - 1,25 meter

Sungai

Jalan

Batas kecamatan

> 1,40 meter

Kec. lainnya

Kec. Semarang Barat

420000

420000

430000

430000

440000

440000

450000

450000

9210000

9210000

9220000

9220000

9230000

9230000

9240000

9240000

KecamatanSemarang Barat

KecamatanTugu

0 200 400 600 Meters

Kec. Semarang Barat

Kec. lainnya

Batas kecamatan

Jalan

Sungai

Kecepatan banjir :

LAUT JAWA

JUDUL PETA

Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

N

EW

S

SUMBER

SKALA

KETERANGAN

PETA KECEPATAN BANJIRSUNGAI SIANGKER

INSET

1,51 - 2,00 m/s

1,01 - 1,50 m/s

0,51 - 1,00 m/s

0,00 - 0,50 m/s

> 2.00 m/s

Page 9: Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

VOLUME 21, NO. 1, JULI 2015

31 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Gambar 16. Peta kedalaman banjir Kanal Banjir Barat

Gambar 17. Peta kecepatan banjir Kanal Banjir Barat

Gambar 18. Peta kedalaman banjir keseluruhan

420000

420000

430000

430000

440000

440000

450000

450000

9210000

9210000

9220000

9220000

9230000

9230000

9240000

9240000

KecamatanSemarang

Utara

KecamatanSemarang Barat

0 200 400 600 Meters

LAUT JAWA

JUDUL PETA

Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

N

EW

S

SUMBER

SKALA

KETERANGAN

PETA KEDALAMAN BANJIRBANJIR KANAL BARAT

INSET

Kedalaman genangan banjir :

1,26 - 1,40 meter

0,00 - 0,30 meter

0,31 - 0,60 meter

0,61 - 1,00 meter

1,01 - 1,25 meter

Sungai

Jalan

Batas kecamatan

> 1,40 meter

Kec. lainnya

Kec. Semarang Barat

420000

420000

430000

430000

440000

440000

450000

450000

9210000

9210000

9220000

9220000

9230000

9230000

9240000

9240000

INSET

PETA KECEPATAN BANJIRBANJIR KANAL BARAT

KETERANGAN

SKALA

SUMBER

N

EW

S

Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

JUDUL PETA

LAUT JAWA

Kecepatan banjir :

> 2.00 m/s

0,00 - 0,50 m/s

0,51 - 1,00 m/s

1,01 - 1,50 m/s

1,51 - 2,00 m/s

Sungai

Jalan

Batas kecamatan

Kec. lainnya

Kec. Semarang Barat

0 200 400 600 Meters

KecamatanSemarang Barat

KecamatanSemarang

Utara

420000

420000

430000

430000

440000

440000

450000

450000

9210000

9210000

9220000

9220000

9230000

9230000

9240000

9240000

KecamatanSemarang Barat

KecamatanTugu

0 200 400 600 Meters

LAUT JAWA

JUDUL PETA

Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

N

EW

S

SUMBER

SKALA

KETERANGAN

PETA KEDALAMAN BANJIRKESELURUHAN

INSET

Kedalaman genangan banjir :

1,26 - 1,40 meter

0,00 - 0,30 meter

0,31 - 0,60 meter

0,61 - 1,00 meter

1,01 - 1,25 meter

Sungai

Jalan

Batas kecamatan

> 1,40 meter

Kec. lainnya

Kec. Semarang Barat

Page 10: Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati, Arief Bayu Setiaji

Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

32 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Gambar 19. Peta kecepatan banjir keseluruhan

2. Skenario Evakuasi Penduduk

Empat skenario untuk mengevakuasi penduduk

berdasarkan banjir yang terjadi adalah sebagai

berikut:

1) Skenario A (Sungai Silandak banjir).

Pada skenario A, ditentukan 3 lokasi untuk

tempat evakuasi. Semua tempat evakuasi

tersebut telah di survey untuk mengetahui

kelengkapan sarana prasarananya kemudian

dievaluasi untuk mengetahui kesesuaiannya

dengan kriteria tempat evakuasi yang

disyaratkan. Setelah itu dilakukan analisis

jaringan jalan (network analysis) untuk

mendapatkan jalur evakuasi seperti terlihat

pada Gambar 20. Waktu evakuasi adalah

lamanya waktu yang diperlukan untuk

mengevakuasi penduduk dari tempat kumpul

menuju tempat evakuasi. Waktu evakuasi

diperhitungkan antara ketika banjir mulai

datang (menggenangi daerah/pemukiman di

sekitarnya) sampai dengan banjir mencapai

debit puncak (debit maksimal Q 100 th).

Banjir mulai datang adalah pada saat air sungai

meluap melewati tanggul Sungai Silandak yaitu

209 m3/detik dan terjadi pada jam 03:26

(dengan cara coba-coba memasukkan debit

kemudian di-running dengan HEC-RAS)

sedangkan debit maksimalnya sebesar 258,50

m3/detik dan terjadi pada jam 04:00. Maka

waktu evakuasinya adalah selisih antara jam

04:00 dengan jam 03:26 yaitu 34 menit.

Dengan mengetahui waktu evakuasi maksimal

yang diperbolehkan pada Skenario A, maka

dapat diketahui alternatif jalur evakuasi mana

saja yang mendekati atau bahkan melebihi

batas waktu yang ditentukan. Demi

keselamatan, penduduk yang termasuk di

kedua kategori tersebut diharapkan untuk

melakukan evakuasi lebih cepat, salah satunya

dengan mengurangi waktu persiapan evakuasi.

Saran tersebut juga berlaku untuk Skenario B,

Skenario C dan Skenario D.

2) Skenario B (Sungai Siangker banjir).

Pada skenario B, ditentukan 9 lokasi untuk

tempat evakuasi. Semua tempat evakuasi

tersebut juga telah di survey dan dievaluasi.

Kemudian dilakukan analisis jaringan jalan

(network analysis) serta perhitungan waktu

evakuasi. Jalur evakuasi pada Skenario B dapat

dilihat pada Gambar 21.

Banjir mulai datang pada jam 01:49 saat debit

mencapai 170 m3/detik sedangkan debit

maksimalnya sebesar 285,20 m3/detik dan

terjadi pada jam 03:00. Maka waktu

evakuasinya adalah selisih antara jam 03:00

dengan jam 01:49 yaitu 71 menit.

420000

420000

430000

430000

440000

440000

450000

450000

9210000

9210000

9220000

9220000

9230000

9230000

9240000

9240000

> 2.00 m/s

0,00 - 0,50 m/s

0,51 - 1,00 m/s

1,01 - 1,50 m/s

1,51 - 2,00 m/s

INSET

PETA KECEPATAN BANJIRKESELURUHAN

KETERANGAN

SKALA

SUMBER

N

EW

S

Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

JUDUL PETA

LAUT JAWA

Kecepatan banjir :

Sungai

Jalan

Batas kecamatan

Kec. lainnya

Kec. Semarang Barat

0 200 400 600 Meters

KecamatanTugu

KecamatanSemarang Barat

Page 11: Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

VOLUME 21, NO. 1, JULI 2015

33 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Gambar 20. Beberapa jalur tercepat menuju tempat evakuasi pada Skenario A

Gambar 21. Beberapa jalur tercepat menuju tempat evakuasi pada Skenario B

Gambar 22. Beberapa jalur tercepat menuju tempat evakuasi pada Skenario C

3) Skenario C (Kanal Banjir Barat banjir).

Pada skenario C, ditentukan 6 lokasi untuk

tempat evakuasi. Jalur evakuasi pada Skenario

C dapat dilihat pada Gambar 22. Banjir mulai

datang pada jam 07:15 saat debit mencapai

3000 m3/detik sedangkan debit maksimalnya

sebesar 3717,60 m3/detik dan terjadi pada jam

420000

420000

430000

430000

440000

440000

450000

450000

9210000

9210000

9220000

9220000

9230000

9230000

9240000

9240000

c

c

c

b

bBandara Ahmad Yani

Ja lan Gisik drono

SDN Tam bakhar jo

Mas jid N uru l Falah

Kantor Lurah Tam bakhar jo

ccccccccc

c c c

b

b

b

bbb

INSET

PETA JALUR EVAKUASISKENARIO A

KETERANGAN

SKALA

SUMBER

N

EW

S

Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

JUDUL PETA

LAUT JAWA

0 200 400 600 Meters

Kecamatan Tugu

KecamatanSemarang Barat Kecamatan Lainnya

Kecamatan Semarang Barat

Jalan Raya

Batas Kecamatan

Jalur 3

Jalur 2

Jalur 1

c Tempat Evakuasi

b Titik acuan

Genangan banjir

Jl. Sta

siu

n J

era

kah

420000

420000

430000

430000

440000

440000

450000

450000

9210000

9210000

9220000

9220000

9230000

9230000

9240000

9240000

ccc

cc

c

c

c

b

b

bb

b

PRPP

Bandara Ahmad Yani

Jalan di Gisikdrono

SPBU Puri Anjasmoro

Kantor Lurah Krobokan

Kantor Lurah Tawangmas

SMPN 30

Pasar Karangayu

Masjid Baitul Atiq

Museum Ronggowarsito

Polsek Semarang Barat

Kantor Lurah Tambakharjo

Polisi Militer RE Martadi

Kantor Lurah SalamanMulyo

Kantor Lurah Kalibanteng K

ccccccccc

c c c

b

b

b

bbb

0 200 400 600 Meters

JUDUL PETA

Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

N

EW

S

SUMBER

SKALA

KETERANGAN

PETA JALUR EVAKUASISKENARIO B (2)

INSET

Kecamatan Lainnya

Kecamatan Semarang Barat

Jalan Raya

Batas Kecamatan

Jalur 3

Jalur 2

Jalur 1

c Tempat Evakuasi

b Titik acuan

Genangan banjir

Jl. Bandara A

hmad Y

ani

Jl. J

em

baw

an R

aya

Jl. Jenderal Sudirman

Jl. Siliwangi

Jl. R

E M

art

adin

ata

Jl. Pu

ri Anja

sm

oro

Jl. Madukoro

Jl. Ro

ngg

ol a

we B

ara

t

420000

420000

430000

430000

440000

440000

450000

450000

9210000

9210000

9220000

9220000

9230000

9230000

9240000

9240000

ccc

c

c

c

c

bb

b

Pasar Karangayu

Masjid Baitul Atiq

Museum Ronggowarsito

Polsek Semarang BaratKantor Kecamatan SmgBarat

Polisi Militer RE Martadi Kantor Lurah SalamanMulyo

PRPP

Bandara Ahmad Yani

SPBU Puri Anjasmoro

Kantor Lurah Krobokan

Kantor Lurah Tawangmas

SMPN 30

Pasar Karangayu

Masjid Baitul Atiq

Museum Ronggowarsito

Polsek Semarang BaratKantor Kecamatan SmgBarat

Polisi Militer RE Martadi Kantor Lurah SalamanMulyo

ccccccccc

cc c

b

b

b

bbb

INSET

PETA JALUR EVAKUASISKENARIO C (1)

KETERANGAN

SKALA

SUMBER

N

EW

S

Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

JUDUL PETA

0 200 400 600 Meters

Kecamatan Lainnya

Kecamatan Semarang Barat

Jalan Raya

Batas Kecamatan

Jalur 3

Jalur 2

Jalur 1

c Tempat Evakuasi

b Titik acuan

Genangan banjir

Jl. K

enco

now

ung

u R

Jl. Pringgo Dalam

Jl. Wiroto 1

Jl. C

okro

ke

mba

ng

Page 12: Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati, Arief Bayu Setiaji

Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir

34 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

08:00. Maka waktu evakuasinya adalah selisih

antara jam 08:00 dengan jam 07:15 yaitu 45

menit.

4) Skenario D (Sungai Silandak, Siangker dan

Kanal Banjir Barat banjir).

Pada skenario D, 12 lokasi untuk tempat

evakuasi. Semua tempat evakuasi tersebut

merupakan gabungan dari ketiga skenario

sebelumnya. Waktu evakuasi untuk wilayah di

sekitar Sungai Silandak adalah 34 menit

mengacu pada hasil analisis waktu evakuasi

untuk Skenario A (Sungai Silandak banjir).

Waktu evakuasi untuk wilayah di sekitar

Sungai Siangker adalah 71 menit mengacu

pada hasil analisis waktu evakuasi untuk

Skenario B (Sungai Siangker banjir). Waktu

evakuasi untuk wilayah di sekitar Kanal Banjir

Barat adalah 45 menit mengacu pada hasil

analisis waktu evakuasi untuk Skenario C

(Kanal Banjir Barat banjir).

Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan diatas dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada 3 (tiga) sungai penyebab terjadi banjir di

Kecamatan Semarang Barat, yaitu S.Silandak,

S.Siangker dan S.Kanal Banjir Barat. Kapasitas

sungai tidak mampu melewatkan debit rencana

Q100.

2. Areal yang tergenang meliputi pemukiman dan

areal lain seluas 10,80 Km2.

3. Berdasarkan genangan ketiga sungai

bersamaan, ada 12 lokasi tempat penampungan

yang aman.

4. Dari lokasi yang tergenang menuju lokasi

tampungan ada 18 alternatif jalur evakuasi.

5. Ada 3 jalur evakuasi yang memerlukan waktu

lebih besar dari waktu evakuasi ijin, yaitu dari

areal PRPP dengan asumsi Jalan Kaki. Tetapi

bila dengan menggunakan sepeda motor, semua

jalur aman.

Saran

Dari hasil dan pembahasan ada beberapa saran

yang disampaikan sebagai berikut:

1. Bila hasil penelitian ini akan diaplikasikan,

maka sebaiknya diadakan kalibrasi kecepatan

sepeda motor dan pejalan kaki di lokasi.

2. Kondisi jalan/data teknis jalan perlu dicek

dilapangan agar asumsi yang digunakan pada

analisis lebih cepat.

Daftar Pustaka

Andjelkovic, Ivan, 2001. Guidelines on Non-

Structural Meusures in Urban Flood Management,

International Hidrological Pragamme, UNESCO,

Paris.

Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2014. Kota

Semarang dalam Angka Tahun 2014, Badan Pusat

Statistik Kota Semarang, Semarang.

Bakornas P. B., 2007. Pedoman Penanggulangan

Bencana Banjir, Jakarta.

Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan

Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Marga,

Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Buchori, I., Rudianto, I., Wijaya, H. B., Pigawati,

B., Rahayu, S., Widjanarko, Sejati, A. W., Astuti,

K. D, dan Pangi, 2010. Modul Pelatihan Sistem

Informasi Geografis untuk Perencanaan Tata

Ruang, Laboratorium Geomatika dan Perencanaan,

Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Semarang.

Corps of Engineers, 2006. Hydrologic Engineering

Center’s River Analysis System User’s Manual, U.

S. Army, Washington DC.

Corps of Engineers, 2010. Hydrologic Engineering

Center’s Hydrologic Modeling System User’s

Manual, U.S. Army, Washington DC.

Engelberg, Miriam, 1990. Understanding GIS: The

ArcInfo Method, CA: Environmental System

Research Institute, Redlands, USA.

ESRI, 2008. Geographic Information Systems:

Providing the Platform for Comprehensive

Emergency Management, Redlands, USA.

Kurniawan, L., Yunus, R., Amri, M. R., dan

Narwawi Pramudiarta, 2011. Indeks Rawan

Bencana Indonesia, BNPB, Jakarta.

Prahasta, E., 2009. Sistem Informasi Geografis:

Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi dan

Geomatika), Informatika Bandung, Bandung.

Peraturan Kepala BNBP Nomor 7, 2008. Tata

Cara Pemberian Bantuan Pemenuhan Kebutuhan

Dasar, Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

21, 2008. Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana, Jakarta.

Suprapto, 2011. Statistik Pemodelan Bencana

Banjir Indonesia (Kajian 2001-2010), Jurnal

Penenggulangan Bencana Volume 2 Nomor 2, hal

36.