33
OLEH : NOVINDRA

ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

  • Upload
    amos

  • View
    182

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA. OLEH : NOVINDRA. KEUNGGULAN KELAPA SAWIT DAN TURUNANNYA. Komoditi Utama tanaman perkebunan Sumber penghasil devisa non migas bagi indonesia Produktivitas minyak Kelapa Sawit tertinggi dibanding edibel oil lai . - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

OLEH :NOVINDRA

Page 2: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

KEUNGGULAN KELAPA SAWIT DAN TURUNANNYAKEUNGGULAN KELAPA SAWIT DAN TURUNANNYA

• Komoditi Utama tanaman perkebunan• Sumber penghasil devisa non migas bagi

indonesia• Produktivitas minyak Kelapa Sawit tertinggi

dibanding edibel oil lai. • Biaya Produksi terendah dibandingkan edible

oil lain. • Memiliki produk turunan (FAME) sebagai

sumber bahan bakar nabati dan oleochemichal/oleofood.

• Seluruh produknya (main product & by product) memiliki nilai tambah.

Page 3: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Yield Beberapa Komoditi Minyak

Nabati

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

(Ton)

Protas (T/Ha) 3.88 0.67 0.48 0.38 0.33 0.21 0.14

K. Sawit Rapeseed B. Matahari Kedele Kelapa Nyiur K. Tanah Kapas

Page 4: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Proyeksi Produksi CPO Indonesia

2020

JutaTon

Thn (20..)

Page 5: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

CPO Indonesia Thd. Edible Oil

DuniaIndonesia

7%EU

14%

Cina12%

Malaysia11%

USA14%

Others42%

Th. 1999Indonesia

13%

EU13%

Cina12%

Malaysia12%

USA11%

Others39%

Th. 2008

Total Oils + Fats110

MT Total Oils + Fats

160 MT

2020: Dunia 200 MT, Indonesia 50 MT (25

%)

Page 6: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Advantage Palm Oil Indonesia

• Wilayah Indonesia berada di sekitar khatulistiwa sehingga memenuhi syarat untuk pertumbuhan kelapa sawit .

• Produsen terbesar di dunia dengan produksi sebesar 19,44 juta ton dari luas areal 7,322 juta Ha pada 2009.

• Perluasan areal masih tersedia ( +/- 24 juta Ha).

Page 7: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Luas hutan di Indonesia priode1994 - 2002 menyusut seluassebanyak 8,84 %. Penyusutanpaling menonjol terjadi di PulauSumatera dan di Kalimantanmasing-masing 4,1juta Ha dan4.7 juta Ha. Untuk pulau Jawa,Bali, NT, Maluku penyusutanrelatif kecil

Lokus Perubahan dalam priode1994-1998 adalah Pulausumatera (51 %) danKalimantan ( 70%) untuk kurun1998-2002.

Penyusutan Hutan di Indonesia Berdasarkan Kelompok Pulau (1994-1988-2002)

1994-1998

Persentase per Pulau dari Total Penyusutan Hutan di Indonesia 1994-1998

Kalimantan14%

Jawa & Bali 2%

Sulawesi20%

NT & Maluku1%

Irian12%

Sumatera51%

Persentase per Pulau dari Total Penyusutan Hutan di Indonesia 1998-2002

Sumatera18%

Jawa & Bali 0,38%

Sulawesi5%

NT & Maluku0,02%

Irian7%

Kalimantan70%

Iwan Isa

Page 8: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

PP 16/2004 :Penggunaaan tanah harus sesuai dengan Rencana tata ruang wilayah Kabupaten/ kota

UU 26/2007Rencana tata ruang wilayah Kabupaten/ kota menjadi dasar perijinan dan penyelesaiaan administrasi pertanahan

Disusun dengan mengacu pada RTRWN

Arahan Kawasan strategis nasional;Lindung / budidaya Nasional; Antar sektor, antar provinsi

Page 9: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

HAK GUNA USAHA (HGU)

Hak untuk mengusahakan tanah yang langsung dikuasai oleh negara dalam jangka waktu paling lama 35 tahun, guna usaha pertanian, perikanan dan peternakan

HGU dapat diperpanjang selama paling lama 30 tahun dan diperbarui untuk jangka paling lama 35 tahun

Page 10: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

HGU dapat diperpanjang dan diperbaharui atas permohonan pemegang hak, dengan persyaratan :

- Tanah masih diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat dan tujuan pemberian hak;

- Syarat-syarat pemberian hak dipenuhi dengan baik oleh pemegang hak;

- Pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang hak.

Page 11: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

IZIN LOKASI

1. Ijin lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak, dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modalnya

2. Pelaksanaan pemberian Izin Lokasi oleh Pemerintah Kabupaten / Kota.

3. Sejak diterbitkan PP 38 / 2007, maka dalam penerbitan Ijin Lokasi oleh Pemda diperlukan pertimbangan teknis pertanahan

Page 12: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Izin lokasi harus sesuai dengan rencana tata ruang Izin lokasi bukan hak atas tanah dan tidak dapat

diperjual belikan Izin lokasi bukan izin membuka, melaksanakan aktivitas

pembangunan diatas tanah Sk. Izin lokasi dapat menentukan luasan yang lebih kecil

dari luas tanah yang disetujui dalam persetujuan penanaman modal,

KETENTUAN IZIN LOKASI (antara lain):

Page 13: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Tabel 1. Luas Hutan Produksi dan Hutan Konversi yang menjadi areal perkebunan Tahun 1999

Propinsi

Hutan Produksi Yang telah dikonversi

menjadi areal perkebunan (Ha)

Hutan Konversi Yang telah dikonversi

menjadi areal perkebunan (Ha)

Wilayah Sumatera 297.560,91 2.006.158.57

Wilayah Jawa - -

Wilayah Sulawesi 14.627,83 165.729,50

Wilayah Kalimantan 118.950,62 985.863,87

Wilayah Timur Indonesia

23.870 154.311,92

TOTAL 455.009,36 3.312.063,86

Sumber : Departemen Kehutanan.

Page 14: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

1) Lahan kritis dan lahan terlantar

2) Hutan konversi

3) Hutan produksi

• Lahan jadi terawat• Menghasilkan Devisa

• Kerusakan hutan

• Biaya lingkungan

• Biaya sosial

Page 15: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

• Menambah devisa Negara• Menyerap tenaga kerja• Memanfaatkan lahan tidur yang terlantar

DAMPAKDAMPAK

POSITIF

NEGATIF • Muncul serangan hama/penyakit (karena monokultur)• Perubahan aliran air permukaan tanah• Meningkatnya erosi tanah• Pencemaran lingkungan akibat pemakaian

pupuk/pestisida• Saat pembukaan areal (paksa, pembakaran)• Kehilangan keanekaragaman hayati ekosistem• Hutan konversi jadi terlantar, karena penanaman kelapa

sawit harus tepat waktu• Pemindahan masyarakat lokal dari wilayah

pengembangan (masalah ganti rugi)

Page 16: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

DEFINISI ISTILAHDEFINISI ISTILAH

1. Biaya lingkungan (environmental costs), adalah semua biaya yang timbul karena terjadinya kerusakan lingkungan dan/atau dampak eksternalitas negatif yang merugikan sebagai akibat pelaksanaan kegiatan tertentu.

2. Biaya sosial (social costs), adalah semua biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya permasalahan dan/atau konflik sosial dalam pelaksanaan kegiatan tertentu.

3. Nilai guna langsung (direct use values), adalah nilai yang bersumber dari penggunaan secara langsung oleh individu/masyarakat atau perusahaan terhadap komoditas hasil hutan,

4. Nilai guna tidak langsung (indirect use values), adalah nilai yang bersumber dari penggunaan secara tidak langsung terhadap manfaat fungsional proses ekologis (eco function) dari hutan, yang berjasa untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Jasa hutan dihasilkan dari suatu proses ekologis oleh komponen biofisik ekosistem hutan.

Page 17: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

5. Nilai pilihan (option value), adalah alternatif pilihan saat memanfaatkan sumber daya alam. Merupakan manfaat yang “disimpan atau dipertahankan” untuk kepentingan yang akan datang, dalam satu generasi manusia.

6. Nilai warisan (bequest value), adalah nilai yang diberikan masyarakat yang hidup saat ini terhadap suatu daerah tertentu agar tetap terjaga untuk dimanfaatkan oleh generasi mendatang.

7. Pengendali gangguan (disturbance regulation), adalah kemampuan dan keterpaduan respon ekosistem terhadap berbagai perubahan lingkungan.

8. Pengatur tata air (water regulation), mengatur aliran-aliran air. Contohnya: menyediakan air untuk pertanian (misalnya, irigasi), atau untuk proses industri (misalnya pabrik pengolahan), atau transportasi. Penyediaan air (Water supply), adalah penangkapan dan penyimpanan air.

9. Pengendali erosi (erosion control), adalah penahanan (pemeliharaan) tanah di dalam suatu ekosistem.

LANJUTAN

Page 18: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

LANJUTAN

10. Pembentukan lapisan tanah (Soil formation), adalah proses-proses pembentukan tanah.

11. Siklus hara (nutrient cycling), adalah penyimpanan, siklus internal, pemrosesan, dan perolehan berbagai unsur hara.

12. Perlakuan pemrosesan limbah (waste treatment), adalah pemulihan berbagai unsur hara yang bergerak dan pelepasan atau penghancuran unsur hara majemuk yang berlebihan.

13. Nilai pada masa kini (present value), adalah nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua biaya tahunan yang dikeluarkan (atau manfaat/benefits yang didapat) selama jangka waktu umur pembangunan setelah didiskonto dengan tingkat suku bunga tertentu.

14. Nilai kini bersih (net present value/NPV), adalah nilai pada masa kini yang diperoleh dari selisih present value of benefits dikurangi dengan present value of costs.

Page 19: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

VALUASI EKONOMIVALUASI EKONOMI

Jenis pendekatan penilaian ekonomis (Barbier, 1997)

1. Impact analysis : nilai ekonomi dilihat dari dampak akibat adanya aktivitas tertentu

2. Partial analysis : dengan menetapkan 2 atau lebih alternatif pilihan pemanfaatan ekosistem

3. Total Valuation : untuk menduga total kontribusi ekonomi dari sebuah ekosistem tertentu kepada masyarakat.

Nilai Ekonomi atau TEV adalah penjumlahan WTP dari banyak individu

WTP ini merefleksikan preferensi individu

Page 20: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

TEV = UV + NUVTEV = (DUV + IUV +OV) + (XV + BV)

Dimana : TEV = Total Economic ValueUV = Use ValueNUV = Non Use ValueDUV = Direct Use ValueIUV = Indirect Use ValueOV = Option Value (nilai pilihan)XV = Existance Value (nilai kehidupan)BV = Bequest Value (nilai warisan)

Page 21: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Gambar 3. Taksonomi ekonomi untuk valuasi sumberdaya lingkungan

Taksonomi ekonomi untuk valuasi sumberdaya lingkungan

Page 22: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Beberapa cara pengukuran yang dapat dilakukan menyangkut surplus konsumen dan surplus produsen.

Surplus Konsumen Surplus konsumen adalah pengukuran

kesejahteraan di tingkat konsumen yang diukur berdasarkan selisih keinginan membayar dari seseorang dengan apa yang sebenarnya dia bayar. Di dalam valuasi ekonomi sumberdaya, surplus konsumen ini dapat digunakan untuk mengukur besarnya kehilangan (loss) akibat kerusakan ekosistem dengan mengukur perubahan konsumer surplus.

Surplus Produsen Surplus produsen diukur dari sisi manfaat dan

kehilangan dari sisi produsen atau pelaku ekonomi. Dalam bentuk yang sederhana, nilai ini dapat diukur tanpa harus mengetahui kurva penawaran dari barang yang diperdagangkan.

Page 23: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Eksternalitas adalah dampak yang diterima oleh beberapa pihak sebagai akibat kegiatan ekonomi, baik produksi, konsumsi atau transaksi yang dilakukan oleh pihak lain. Eksternalitas dapat disebut juga sebagai efek limpahan atau efek kepada pihak ketiga, artinya ada pengaruh dari suatu transaksi tertentu kepada pihak lain yang tidak terlibat transaksi. Dampak dari suatu kegiatan atau transaksi ekonomi bisa bersifat positif (positive external effects, external economic) maupun bersifat negatif (negative external effects, external diseconomic).

EKSTERNALITASEKSTERNALITAS

Dampak • Eksternalitas negatif• Eksternalitas positif

Jenis kegiatan • Eksternalitas produksi• Eksternalitas konsumsi• Eksternalitas distribusi

Keberadaan • Eksternalitas kepemilikan• Eksternalitas teknik• Eksternalitas barang publik

Page 24: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Penentuan Output Sebagai Dampak Adanya Eksternalitas.

Pada pasar persaingan sempurna

Harga awal sebesar P1, tetapi setelah ada

biaya eksternalitas, maka tingkat harga meningkat menjadi P2.

P

P2

MSC = MPC + biaya eksternalitas

MPC

Eksternalitas

AR = D =MR

P1

Q Q1 Q2

P

P2

P1

MSC = MPC + biaya eksternalitas

MPC

Eksternalitas

AR = D MR

QQ1Q2

Pada pasar monopoli

Harga awal sebesar P1, tetapi setelah ada biaya eksternalitas, maka tingkat harga meningkat menjadi P2.

Page 25: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

III. PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWITIII. PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

• Keragaan investasi perkebunan kelapa sawit

1. Biaya dan manfaat bagi perusahaan

Total biaya = penjumlahan semua pengeluaran• biaya pengurusan mendapat HGU• Investasi tanaman kelapa sawit• Pemeliharaan tanaman• Pemanenan TBS• Pemupukan• Pengangkutan TBS ke pabrik pengolahan• Investasi pembangunan pabrik• Biaya pengolahan CPO menjadi CPO/KPO• Biaya pengangkutan CPO/KPO ke pelabuhan

ekspor• Biaya overhead• Biaya depresiasi

Page 26: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

2. Analisis finansial investasi perkebunan kelapa sawit

Kelayakan Finansial1. NPV (Net Present Value)2. B/C Ratio (Benefit / Cost Ratio)3. IRR (Internal Rate of Return)

Layak secara finansial

NPV positif B/C Ratio >1IRR > r

Page 27: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Tabel 2. Beberapa Contoh Biaya Lingkungan dan Biaya Sosial (US$/ha)

1. Nilai lahan dan ekosistem Asumsi Tingkat Nilai

1.1. Nilai guna langsung: lahan & N. Rendah N.Tinggi Kepercayaan Min

ekosistem .

Kayu (2 m3/ha @ $35/m3) 70 70 100% 70

Nonkayu 100 401 75% 75

1.2. Nilai guna tidak langsung

Pengendali gangguan 2 5 75% 2

Pengatur tata air 4 15 75% 3

Pengendali erosi 71 283 75% 53

Pembentukan lapisan tanah 11 11 75% 8

Siklus hara 107 1,067 75% 80

Pemrosesan limbah 100 100 75% 75

2. Biaya lingkungan

Keanekaragaman hayati 3 3 75% 2

Pencemaran, penyakit & hama 10 30 40% 4

Penyerap karbon 272 272 30% 82

3. Intangibel: Nilai pilihan & warisan 4 12 30% 1

4. Biaya sosial: konflik & keamanan 9 36 30% 3

TOTAL 763 2,305 458

3. Biaya Lingkungan dan Biaya Sosial

Page 28: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA

4. Analisis valuasi ekonomi investasi perkebunan kelapa sawit

Didalam valuasi ekonomi yang diperhitungkan adalah :

• Total biaya investasi (valuasi finansial)

• Biaya lingkungan dan

• Biaya sosial

Page 29: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA
Page 30: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA
Page 31: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA
Page 32: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA
Page 33: ANALISIS EKONOMI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA