118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA : STUDI KASUS KERETA UAP JALADARA DI KOTA SURAKARTA Skripsi Dimaksudkan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: RAHADIAN SEPTIADI F0106066 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA :

STUDI KASUS KERETA UAP JALADARA

DI KOTA SURAKARTA

Skripsi

Dimaksudkan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

RAHADIAN SEPTIADI

F0106066

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA :

STUDI KASUS KERETA UAP JALADARA

DI KOTA SURAKARTA

Surakarta, 24 Januari 2011

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

(Drs. BRM Bambang Irawan, M.Si) NIP. 196705231994031002

Page 3: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

Surakarta, Februari 2011

Dr. Agustinus Suryantoro, M.S. ( .................................. ) NIP. 195909111987021001 Ketua

Drs. BRM Bambang Irawan, M.Si ( .................................. ) NIP. 196705231994031002 Pembimbing Lukman Hakim, SE, M.Si. ( .................................. ) NIP. 196805182003121002 Anggota

Page 4: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN MOTTO

“...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib satu kaum kecuali

mereka sendiri mengubah keadaan jiwanya...”

QS Ar Ra’d 13:11

“Hidup begitu lengkap ketika kita bisa melengkapi kehidupan orang lain...”

Iklan Toyota Kijang Innova

“Kegagalan merupakan sebuah kesuksesan yang tertunda…”

anonim

Page 5: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada:

· Ibu dan Bapak tersayang yang selalu mendoakan dan memberikan

restunya yang senantiasa mengiringi setiap langkahku dalam meraih cita-

cita.

· Adik-adikku (Indra dan Angga) tersayang

· My lovely Retno Ningrum, yang selalu menginspirasi untuk berkarya dan

memberi support disaat susah maupun senang

· Mbah putri dan Mbah kakung, Semua Om dan Tanteq, serta Adik-adik

sepupuku Andi, Icha, Fauzan, dan Reyhan

· Semua sahabat-sahabat terbaikku Raka, Tino, Dimas, Apri, Mario, Site,

Indro, Riza, Ita, Tia, Windi, Alfi.

· Almamaterku Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 6: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan guna memenuhi

syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi dengan judul “Analisis Ekonomi Usaha Jasa Produk Pariwisata

: Studi Kasus Kereta Uap Jaladara Di Kota Surakarta” penulis susun

berdasarkan penelitian yang dilakukan pada objek wisata “Sepur Kluthuk

Jaladara” di Kota Surakarta untuk menganalisis dampak ekonomi yang

ditimbulkan adanya objek wisata tersebut.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang penulis hadapi.

Namun, seiring dengan berlalunya waktu serta usaha yang tidak kenal lelah,

kendala yang muncul bisa teratasi. Tidak lupa penulis menghaturkan ucapan

terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang secara langsung maupun

tidak langsung memberikan bantuannya sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.

Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam penulis

menghaturkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. BRM Bambang Irawan, M.Si, selaku dosen pembimbing yang

telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam

membimbing dan memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan

skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Akt., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surkarta yang secara langsung

maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut

ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 7: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

4. Ibu Izza Mafruhah, S.E., M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis.

6. Pimpinan dan seluruh staff Dinas Perhubungan Surakarta.

7. Pimpinan dan seluruh staff Dinas Pariwisata Surakarta.

8. Pimpinan dan seluruh staff PT Aqsa International Tour & Leasure.

9. Ibu, bapak, dan adik-adik yang selalu mendoakan penulis.

10. Teman-teman EP, Manajeman, dan Akuntansi angkatan 2005, 2006, 2007.

11. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara

langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga

terselesaikannya penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam

rangka kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan

sumbangan pikiran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 8: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

ABSTRAK ...................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8

D. Manfaat ..................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Dasar ....................................................................... 9

1. Pengertian Kereta Api ........................................................ 9

2. Teori dan Kriteria Kelayakan Usaha .................................. 11

a. Konsep Nilai Sekarang (Present Value) ....................... 12

Page 9: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

b. Arus Kas Usaha (Cash Flow) ....................................... 13

c. Biaya Modal (Cost of Capital) ..................................... 15

d. Ukuran Kelayakan Usaha ............................................. 15

e. NPV, IRR, atau Payback Period? ................................ 16

3. Aspek Umum dan Organisasi ............................................. 17

a. Gambaran Umum Usaha .............................................. 17

1) Tujuan pendirian usaha ........................................... 17

2) Perizinan ................................................................. 18

3) Kegiatan usaha ........................................................ 19

4) Bentuk hukum badan usaha .................................... 19

5) Permodalan ............................................................. 19

b. Organisasi dan Personalia ............................................. 20

4. Aspek Pemasaran ................................................................ 20

5. Teori dan Kriteria Kelayakan Proyek ................................. 21

a. Pengertian Proyek ......................................................... 21

b. Pengertian Kelayakan Proyek ....................................... 24

c. Maksud dan Tujuan Studi Kelayakan ........................... 26

d. Analisa Finansial dan Analisa Ekonomi ....................... 28

e. Analisis Biaya dan Manfaat .......................................... 31

f. Manfaat Proyek ............................................................ 32

1) Manfaat langsung ................................................... 32

2) Manfaat tidak langsung .......................................... 32

g. Biaya Proyek ................................................................ 33

Page 10: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

h. Umur Proyek ................................................................ 37

i. Kriteria Investasi .......................................................... 38

1) Net Present Value (NPV) ....................................... 38

2) Internal Rate of Return (IRR) ................................. 39

3) Benefit – Cost Ratio (B/C Ratio) ............................ 40

4) Profitability Ratio (PV/K) ....................................... 40

5) Payback Period (PBP) ........................................... 41

B. Penelitian Terdahulu ................................................................. 42

C. Kerangka Teoritis ..................................................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 47

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 47

B. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 47

C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 48

D. Definisi Operasional Variabel .................................................. 49

E. Alat Analisis Data ..................................................................... 49

1. Net Present Value (NPV) ................................................... 50

2. Internal Rate of Return (IRR) ............................................. 50

3. Benefit – Cost Ratio (B/C Ratio) ........................................ 51

4. Payback Period (PBP) ....................................................... 51

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................... 53

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ........................................ 53

1. Letak Geografis .................................................................. 53

2. Luas Daerah dan Pembagian Administratif ........................ 53

Page 11: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

3. Keadaan Alam .................................................................... 54

4. Aspek Demografi ................................................................ 55

5. Aspek Sosial Ekonomi ....................................................... 57

a. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ...... 57

b. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ......... 57

c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) .................... 58

6. Aspek Pariwisata ................................................................ 59

a. Wisata budaya dan sejarah ............................................. 60

b. Wisata seni ..................................................................... 60

c. Wisata taman .................................................................. 62

d. Wisata museum dan bangunan bersejarah ..................... 63

e. Wisata belanja ................................................................ 64

f. Wisata kuliner ................................................................ 66

B. Gambaran Umum Usaha Kereta Jaladara ................................. 68

C. Analisis Data dan Pembahasan ................................................. 69

1. Aspek Umum dan Pengelolaan .......................................... 69

a. Latar Belakang Usaha .................................................... 69

b. Maksud dan Tujuan ........................................................ 71

c. Sifat Usaha ..................................................................... 71

d. Pengelolaan .................................................................... 71

2. Aspek Pemasaran ................................................................ 72

a. Potensi Pasar .................................................................. 72

Page 12: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

b. Strategi Pemasaran ......................................................... 75

1) Produk ...................................................................... 75

2) Harga jual (price) ..................................................... 77

3) Promosi .................................................................... 77

4) Target pasar .............................................................. 78

3. Aspek Keuangan ................................................................. 78

a. Pembelanjaan Investasi Barang Modal .......................... 78

b. Biaya operasional ........................................................... 79

c. Biaya dan Estimasi Pendapatan/Manfaat ....................... 79

1) Biaya ....................................................................... 79

2) Estimasi pendapatan/manfaat ................................. 80

d. Payback Period (PBP) ................................................... 85

4. Simulasi Aspek Finansial dengan Alternatif Investasi ....... 86

a. Estimasi biaya dan manfaat selama 20 tahun ................. 87

b. Perhitungan kelayakan usaha ......................................... 88

1) Net Present Value (NPV) ......................................... 89

2) Internal Rate of Return (IRR) .................................. 90

3) Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio) ................................ 92

4) Payback Periods ...................................................... 94

5. Analisis Ekonomi ............................................................... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 98

A. Kesimpulan ............................................................................... 98

Page 13: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 100

C. Saran ........................................................................................ 100

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia

Menurut Pintu Masuk Bandara Tahun 1997-2009 ................................ 2

1.2 Jumlah Wistawan yang berkunjung ke Kota Surakarta

Tahun 2003-2008 ................................................................................... 3

4.1 Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan

Di Kota Surakarta Tahun 2008 .............................................................. 54

4.2 Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2004-2008 .................. 55

4.3 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2004-2008 ................................................................................... 56

4.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tiap Kecamatan

di Kota Surakarta Tahun 2008 ............................................................... 56

4.5 Banyaknya Penduduk Umur 5 Tahun Ke atas Menurut

Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2008 .............................. 57

4.6 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kota Surakarta Tahun 2008 ............................................................... 58

4.7 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000, Kota Surakarta Tahun 2008 ............. 59

4.8 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Obyek dan

Page 15: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Daya Tarik Wisata (ODTW) di Kota Surakarta .................................... 73

4.9 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Surakarta

Melalui Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) dan TIC .................. 74

4.10 Perhitungan Estimasi Manfaat multiplier effect dari

Kereta Uap Sepur Kluthuk Jaladara setiap paket perjalanan ................ 84

4.11 Perhitungan pendapatan yang diterima Pemkot Surakarta

melalui pajak dan retribusi .................................................................... 85

4.12 Perhitungan Payback Period (PBP) Bila Dilihat Dari Manfaat

Bagi Kota Surakarta Secara Keseluruhan .............................................. 86

4.13 Perhitungan Payback Period (PBP) Bila Dilihat Dari

Keuntungan yang Diterima Pemkot Surakarta ...................................... 86

4.14 Perhitungan Pendapatan Pemkot Surakarta Selama 1 Tahun ................ 88

4.15 Perhitungan Net Present Value .............................................................. 90

4.16 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) ........................................... 91

4.17 Perhitungan Benefit-Cost Ratio ............................................................. 93

4.18 Perhitungan Payback Periods ................................................................ 94

Page 16: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Siklus Suatu Proyek ................................................................................ 23

2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 45

Page 17: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

ABSTRAK

ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA : STUDI KASUS KERETA UAP JALADARA

DI KOTA SURAKARTA

Rahadian Septiadi F0106066

Penciptaan sebuah atraksi pariwisata merupakan upaya untuk memajukan sektor pariwisata di kota Surakarta. Sebagai kota budaya, maka atraksi wisata baru yang diciptakan juga kental akan nuansa budaya. Objek wisata baru tersebut harus memiliki sebuah keunikan yang dapat menjadi daya tarik wisata sehingga mampu mendatangkan wisatawan dari luar daerah maupun dari luar negeri.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi objek wisata baru yang dimiliki kota Solo yaitu kereta uap Sepur Kluthuk Jaladara, mengetahui dan menganalisis manfaat yang ditimbulkan dari adanya kereta uap wisata Sepur Kluthuk Jaladara, serta mengetahui dan menganalisis kelayakan usaha kereta uap wisata tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yang didalamnya terdapat data primer dan data sekunder dan dua teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan studi pustaka. Untuk melakukan analisis kelayakan usha dan melakukan simulasi alternatif cara penganggaran modal dan investasi yang ditanamkan pada suatu usaha, penulis menggunakan metode kriteria investasi yang terdiri dari NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate Return), B/C Ratio (Benefit Cost Ratio), PBP (Pay Back Period).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kereta uap wisata Sepur Kluthuk Jaladara dapat menarik wisatawan dari luar Solo karena memiliki keunikan yang tidak dapat ditandingi oleh daerah lain. Usaha kereta uap wisata ini dapat dianggap layak bila ditinjau dari manfaat multiplier effect yang ditimbulkan bagi kota Solo secara keseluruhan sedangkan bila dilihat dari pendapatan asli daerah (PAD) yang diterima pemkot Solo maka usaha pariwisata ini tidak layak, karena uang yang dikeluarkan dari APBD tidak dapat terbayar kembali. Dari hasil simulasi kelayakan finansial, usaha kereta ini dapat menguntungkan bagi pemkot Solo dan layak untuk dijalankan jika dilakukan investasi untuk beberapa tahun ke depan, bukan secara sewa bulanan. Key Word : Usaha pariwisata, Manfaat, Biaya, Kelayakan usaha

Page 18: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah harus mencari alternatif sektor ekonomi yang dianggap pas

untuk mempercepat pembangunan di Indonesia. Pembangunan yang dilakukan

sekarang ini pada hakekatnya adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. Salah

satu bentuk pembangunan yang ditempuh adalah pembangunan di bidang

industri pariwisata. Sektor pariwisata diyakini tidak hanya sekedar mampu

menjadi sektor andalan dalam usaha meningkatkan perolehan devisa untuk

pembangunan yang sekarang sedang giat-giatnya dilakukan pemerintah,

industri pariwisata juga digunakan sebagai pendorong perkembangan

perekonomian suatu daerah.

Harapan bahwa sektor pariwisata akan mampu menjadi pengganti

pemasok devisa utama setelah Migas bukanlah harapan kosong semata, dalam

kenyataannya Indonesia memang memiliki potensi alam dan budaya yang luar

biasa melimpah dan benar-benar layak untuk dibanggakan sebagai sumber

industri pariwisata yang masih luas dan belum banyak terjamah oleh tangan

manusia. Sektor pariwisata diharapkan akan dapat menciptakan produk-

produk yang memang berkualitas dengan keragaman alam dan budaya ini.

1

Page 19: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Tabel 1.1 Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Menurut Pintu Masuk Bandara 1997-2009

Tahun Jumlah

Wisatawan 1997 5,185,243 1998 4,606,416 1999 4,727,520 2000 5,064,217 2001 5,153,620 2002 5,033,400 2003 4,467,021 2004 5,321,165 2005 5,002,101 2006 4,871,351 2007 5,505,759 2008 6,234,497 2009 6,323,730

Sumber : www.bps.go.id

Dari tabel 1.1 di atas terlihat bahwa pada tahun 2008 dan 2009 jumlah

wisatawan mancanegara ke Indonesia melalui pintu masuk bandara

mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya yang berkisar antara 4

juta sampai 5 juta menjadi 6.234.497 orang pada tahun 2008 dan 6.323.730

pada tahun 2009. Hal ini dapat menjadi indikator bahwa perkembangan

pariwisata di Indonesia mulai tahun 2008 meningkat.

Pembangunan di bidang industri pariwisata sendiri tidak terlepas dari

pemilihan penciptaan suatu bentuk atraksi wisata sebagai daya tarik utama

sehingga diharapkan dengan adanya atraksi wisata baru akan meningkatkan

kedatangan wisatawan sehingga akan tercipta sinergi antara sektor pariwisata

dengan sektor lainnya, seperti sektor ekonomi (sumber devisa dan pajak),

sektor sosial (penciptaan lapangan kerja baru), dan sektor kebudayaan

Page 20: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

(memperkenalkan kebudayaan setempat kepada wisatawan). Pada aspek

ekonomi, diharapkan akan tercipta peningkatan perekonomian masyarakat.

Salah satu kota di Jawa tengah yang menjadi tujuan wisata baik

domestik maupun mancanegara yaitu kota Surakarta atau lebih dikenal dengan

sebutan kota Solo, karena kota Solo merupakan kota budaya dan pusat

kesenian jawa serta keberadaan industri batik tulisnya yang sampai saat ini

masih tetap dilestarikan. Dalam hal ini kota Surakarta harus mampu mengolah

budayanya sendiri sehingga menjadi penopang bagi perkembangan industri

pariwisata. Upaya-upaya membangkitkan industri pariwisata di Surakarta ini

tidak akan bisa apabila hanya dikerjakan oleh orang-orang pariwisata saja,

tetapi peran masyarakat dan sektor lain akan sangat dibutuhkan.

Perkembangan pariwisata di Kota Solo dari tahun ke tahun mengalami

kenaikan. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan ke kota Solo yang

selalu meningkat.

Tabel 1.2 Jumlah Wistawan yang berkunjung ke Kota Surakarta 2003-2008

Tahun Wisatawan

Mancanegara (Wisman)

Wisatawan Nusantara (Wisnus)

Jumlah Wisman

Dan Wisnus 2003

2004

2005

2006

2007

2008

7.629

7.585

9.649

10.626

11.922

13.859

737.025

722.890

760.685

904.984

960.625

1.029.003

744.654

730.475

769.744

915.610

972.547

1.042.862

Sumber : Dinas Pariwisata Surakarta, 2009

Page 21: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Dari tabel 1.2, terlihat bahwa pada tahun 2004 jumlah wisatawan yang

berkunjung ke kota Solo mengalami penurunan tapi pada tahun 2005 sampai

2008 mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah kunjungan yang cukup

signifikan terjadi pada tahun 2008. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008

terdapat event berskala internasional yang digelar di Surakarta seperti Solo

Batik Carnival (SBC) dan Solo International Ethnic Music (SIEM). Melihat

jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke

kota Surakarta selalu bertambah berarti permintaan akan jasa pariwisata pun

bertambah. Pariwisata di Surakarta ini masih dapat dikembangkan lagi dengan

memanfaatkan potensi-potensi yang ada, salah satunya dengan cara

menciptakan suatu event atau atraksi wisata dari potensi yang dimiliki kota

Surakarta. Secara garis besar ada empat kelompok yang merupakan daya tarik

bagi wisatawan datang pada suatu daerah tujuan wisata, yaitu natural

attraction (seperti pemandangan, danau, air terjun, agro wisata, flora dan

fauna, dan sebagainya) build attraction (seperti bangunan yang menarik,

rumah adat, dan lain-lain), cultural attraction (diantaranya peninggalan

sejarah, cerita-cerita rakyat, kesenian tradisional, museum, festival kesenian,

dan semacamnya), dan social attraction (meliputi tata cara hidup suatu

masyarakat, ragam bahasa, upacara perkawinan, khitanan, dan kegiatan sosial

lainnya) (Yoeti, 2009: 167-168).

Produk pariwisata di Kota Surakarta tidak akan lepas dari hal yang

berkaitan dengan budaya. Sebagai wujud kepedulian pemerintah kota

Surakarta dalam menyediakan produk atraksi wisata yang bercorak budaya

Page 22: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

bagi masyarakat umum dalam suasana yang menyenangkan serta tidak

terlepas dari nilai-nilai kearifan Pemkot Surakarta, maka pada Selasa tanggal

20 Oktober 2009 dirut PT KA Ignasius Jonan dan pemeritah kota Solo Joko

Widodo telah sepakat dan menandatangani perjanjian kerja sama operasional

Lokomotif Uap untuk operasional kereta uap wisata di Loji Gandrung Solo.

Pengoperasian kereta uap wisata “Sepur Kluthuk Jaladara” ini diresmikan oleh

menteri perhubungan (Menhub) Jusman Syafi’i Djamal. Menhub Jusman

Syafi’i Djamal, dalam sambutannya mengungkapkan pengoperasian kereta

wisata uap kuno itu merupakan terobosan yang sangat berani dari Pemerintah

Kota (Pemkot) Solo dalam bidang perhubungan dan pariwisata. Menhub

berharap langkah inovatif semacam itu bisa diikuti oleh daerah-daerah lain,

khususnya yang memiliki keistimewaan berupa rel kereta api di tengah kota

agar memberdayakan potensi tersebut (Solopos.com 27 September 2009).

Makna dari diaktifkannya kereta uap tersebut yaitu untuk

melestarikan benda bersejarah heritage milik PT KA tidak hanya dilakukan

dalam wujud monumen yang statis akan tetapi dapat dilakukan dalam bentuk

monumen yang dinamis, sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat ataupun

wisatawan yang berkunjung ke kota Solo. Kota Solo telah mendeklarasikan

diri sebagai kota pusaka dan kota budaya maka keberadaan lokomotif uap

kuno ini selain mendukung pelestarian heritage, juga sebagai salah satu upaya

mem-branding kota.

Kereta uap wisata ini beroperasi di jalur kereta api Stasiun

Purwosari hingga Stasiun Solo Kota, jalur yang melintas menelusuri Kota

Page 23: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Solo itu sepanjang enam kilometer tepat bersisian dengan Jl Slamet Riyadi

hingga berakhir di Stasiun Sangkrah (Solo Kota). Apabila menggunakan KA

melewati jalur itu, seolah-olah kita dihidangkan dengan sebagian wajah Kota

Solo. Jalan rel itu membentang sepanjang Jl Slamet Riyadi yang merupakan

jalan utama di tengah Kota Solo.

Rencananya, KA Uap akan dioperasionalkan pada hari Sabtu dan

Minggu. Sementara pada hari lain, akan disewakan untuk tur. Sepanjang jalur

kereta bisa berhenti di Solo Grand Mall, Loji Gandrung, Sriwedari, Museum

Radyapustaka, Museum Batik, Pasar Ngarsapura, dan Gladak atau tergantung

pesanan (Prasetyo, 2009). Tarif kereta api wisata yang ditarik dengan loko

ketel uap "Sepur Kluthuk Jaladara" yaitu Rp 150.000,00 untuk wisatawan luar

Solo dan Rp 30.000,00 untuk masyarakat yang memiliki KTP Solo.

Masyarakat menilai harga tiket yang ditawarkan cukup tinggi dan dengan

harga tiket setinggi itu, tentu kereta ini menjadi ekslusif karena hanya

kalangan tertentu yang bisa menikmatinya. Biaya operasional lokomotif uap

kuno ini memang cukup mahal, sebab menggunakan bahan bakar kayu jati

yang kini sudah mulai langka sehingga sekali pengoperasian (PP) dari Stasiun

Purwosari hingga Sangkrah sepanjang 5,6 KM menelan biaya Rp 3,2 juta,

belum lagi menyangkut biaya perawatan padahal kapasitas dua gerbong yang

disediakan hanya 80 penumpang. Pada awal kedatangan KA itu, Wali Kota

menyatakan optimistis bahwa pengoperasian kereta uap ini akan bisa

mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD) (Prasetyo, 2009).

Page 24: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Penciptaan dan biaya operasional event atau atraksi wisata ini

memerlukan biaya yang tidak sedikit, padahal daya tampung gerbong hanya

berkapasitas sekitar 80 orang akibatnya untuk menutup biaya operasional,

harga tiket yang ditawarkannya pun tergolong tinggi untuk masyarakat yang

berpenghasilan menengah sehingga tidak menutup kemungkinan akan

menghadapi suatu kegagalan. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang lebih

mendalam untuk menganalisa secara ekonomi usaha jasa pariwisata kereta uap

wisata “Jaladara” ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan suatu

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah deskripsi usaha kereta uap wisata Sepur Kluthuk Jaladara?

2. Bagaimanakah manfaat ekonomi pariwisata yang ditimbulkan dari usaha

kereta uap wisata Sepur Kluthuk Jaladara?

3. Bagaimanakah kelayakan usaha produk pariwisata kereta uap wisata

“Sepur Kluthuk Jaladara” di kota Surakarta ?

Page 25: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan usaha kereta uap wisata Sepur Kluthuk Jaladara.

2. Mengetahui dan menganalisis manfaat ekonomi pariwisata yang

ditimbulkan dari usaha kereta uap wisata Sepur Kluthuk Jaladara.

3. Mengetahui dan menganalisis kelayakan usaha kereta uap wisata Sepur

Kluthuk Jaladara.

D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan kebijakan atau keputusan,

dalam hal ini adalah Dinas Perhubungan Surakarta pada khususnya dan

Pemperintah Kota Surakarta pada umumnya.

2. Sebagai acuan / referensi bagi penelitian berikutnya.

3. Menambah studi kepustakaan dalam bidang analisis ekonomi sebuah

usaha jasa pariwisata.

Page 26: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Dasar

1. Pengertian Kereta Api

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan

tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan

kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api

merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif

(kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian

kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian

kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu

memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya

sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha

memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama

angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antar negara.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api, 20 September 2009).

9

Page 27: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Kereta api dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api, 20 September 2009) :

a. Dari segi propulsi (tenaga penggerak)

propulsi kereta api dibedakan menjadi 3, yaitu :

1) Kereta api uap

Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap

air yang dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang

dipanaskan dengan kayu bakar, batu bara ataupun minyak

bakar, oleh karena itu kendaraan ini dikatakan sebagai kereta

api dan terbawa sampai sekarang. Sejak pertama kali kereta api

dibangun di Indonesia tahun 1867 di Semarang telah memakai

lokomotif uap, pada umumnya dengan lokomotif buatan

Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Paling banyak

ialah buatan Jerman.

2) Kereta api diesel

Lokomotif diesel adalah jenis lokomotif yang bermesin diesel

dan umumnya menggunakan bahan bakar mesin dari solar. Ada

dua jenis utama kereta api diesel ini yaitu kereta api diesel

hidraulik dan kereta api diesel elektrik.

3) Kereta api listrik

Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta yang

bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia,

kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan

Page 28: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat KRL

Jabotabek). Kereta rel listrik berbeda dengan lokomotif listrik.

b. Dari segi rel

1) Kereta api rel konvensional

Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang umum

dijumpai. Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi

yang diletakan di bantalan. Di daerah tertentu yang memliki

tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang

diletakkan di tengah tengah rel tersebut serta menggunakan

lokomotif khusus yang memiliki roda gigi.

2) Kereta api monorel

Kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api

yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai.

Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta

api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena

efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota

khususnya di kota-kota metropolitan dunia dan dirancang mirip

seperti jalan layang.

2. Teori dan Kriteria Kelayakan Usaha

Dalam ruang lingkup ilmu pengetahuan manajemen secara luas,

studi kelayakan bukanlah sebuah disiplin ilmu tersendiri. Studi ini

merupakan bidang terapan dari berbagai disiplin ilnu manajemen,

ekonomi, dan berbagai ilmu sosial lainnya. Secara lebih khusus, untuk

Page 29: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

melakukan studi kelayakan usaha digunakan peralatan analisis yang ada

dalam bidang ilmu manajemen keuangan, manajemen pemasaran,

manajemen sumber daya manusih, manajemen operasi, dan manajemen

um1im (general nrunagement). Di samping itu, juga diperlukan

peralatan analisis ilmu ekonomi (mikoekonomi, seperti struktur pasar dan

persaingan, dan makroekonomi, seperti kecenderungan inflasi, tingkat

bunga, dan kurs).

Sebelum masuk ke dalam suatu bidang usaha, pemodal (investor)

akan menilai terlebih dahulu apakah kas yang dikeluarkannya untuk

membangun dan mengoperasikan usaha tersebut dapat menghasilkan

kas yang lebih besar. Kas yang dihasilkan oleh perusahaan akan

diperoleh dalam beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu arus kas di

masa yang akan datang tersebut dinilai saat ini (present value). ltulah

sebabnya, perhitungan kelayakan suatu usaha yang paling utama

didasarkan atas kriteria yang disebut Net Present Value (NPV). Inti dari

konsep NPV, sesuai dengan namanya, adalah nilai bersih dari arus kas

masuk dan keluar yang dihitung pada saat ini, atau periode nol (Zubir,

2005: 5).

a. Konsep Nilai Sekarang (Present Value)

Dalam teori capital budgeting kita berhadapan dengan konsep

nilai waktu dari uang (time value of money). Uang sebesar Rp100,00

saat ini lebih tinggi nilainya dibanding uang sejumlah sama jika

diterima setahun kemudian. Uang yang kita miliki saat ini, jika

Page 30: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

diinvestasikan atau didepositokan di bank dengan tingkat bunga

10% per tahun akan menjadi Rp110,00 pada akhir tahun pertama. Jika

pada tahun kedua tingkat bunga tetap l0%, maka pada akhir tahun

kedua investasi atau deposito tersebut akan bernilai Rp121,00.

Dengan demikian, uang yang diterima sebesar Rp100,00 saat ini

setara nilainya dengan Rp110,00 jika uang tersebut diterima

setahun kemudian atau Rp121,00 jika diterima dua tahun kemudian

(Zubir, 2005: 6).

b. Arus Kas Usaha (Cash Flow)

Arus kas usaha terdiri dari arus kas keluar (cash outfow) dan

arus kas rnasuk (cash inflow) antara keduanya disebut sebagai arus

kas bersih (net cash flow). Dalam praktik dikenal dua macam arus

kas, yaitu arus kas operasional dan arus kas proyek. Arus kas

operasi merupakan penerimaan dan pengeluaran kas dalam operasi

perusahaan sehari-hari. Arus kas operasional dinyatakan dalam

laporan arus kas, baik dalam bentuk langsung (direct method),

maupun tidak langsung (indirect method). Pada umumnya manajer

keuangan lebih banyak menggunakan laporan arus kas dalam bentuk

langsung karena berkaitan langsung dengan penerimaaan,

pengeluaran, dan saldo kas setiap akhir periode. Laporan arus kas

langsung menginformasikan besarnya kas yang tersedia pada akhir

periode Sedangkan arus kas tak langsung dapat kita jumpai pada

laporan keuangan audit yang dibuat oleh Kantor Akuntan Publik

Page 31: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

(KAP). Laporan ini dimaksudkan untuk menjelaskan penggunaan

setiap rupiah uang perusahaan selama satu periode yang tercantum

dalam neraca dan laporan rugi-laba perusahaan tersebut. Laporan arus

kas tak langsung pada akhirnya akan memberikan besarnya perubahan

kas selama satu periode (Zubir, 2005: 7).

Arus kas kelayakan usaha merupakan proyeksi beberapa tahun

ke depan yang terdiri dari arus kas keluar dan arus kas masuk. Selisih

antara arus kas masuk dan arus kas keluar disebut arus kas bersih.

Besarnya arus kas masuk suatu usaha berasal dari laba operasi setelah

dikurangi dengan pajak atas laba operasi tersebut setiap periode,

kemudian ditambah dengan biaya penyusutan, nilai sisa harta tetap dan

modal kerja bersih pada akhir periode proyeksi. Arus kas keluarnya

adalah untuk pembelian barang modal (harta tetap) dan penambahan

modal kerja setiap periode (incremental working capital). Dalam

perhitungan arus kas usaha tersebut tidak dimasukkan pembayaran

bunga, deviden, dan cicilan. Pembayaran bunga dan deviden tidak

dimasukkan sebagai arus kas keluar karena keduanya merupakan

imbalan atas modal patungan para pemilik proyek (investor dan

kreditur/bank). Demikian pula, pembayaran cicilan juga tidak

diperhitungkan dalam arus kas keluar karena cicilan juga merupakan

pengembalian terhadap modal dari kreditur/bank sebagai pemilik

proyek itu sendiri (Zubir, 2005: 10).

Page 32: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c. Biaya Modal (Cost of Capital)

Sumber dana yang digunakan oleh perusahaan, baik pinjaman

maupun modal sendiri, menanggung beban yang disebut sebagai biaya

modal (cost of capital). Biaya pinjaman disebut sebagai cost of debt

dan biaya modal sendiri disebut cost of equity. Biaya usaha yang

menggunakan modal pinjaman dan modal sendiri adalah rata-rata

tertimbang dari cost of debt dan cost of equity dengan pembobotnya

adalah porsi masing-masing sumber dana yang digunakan (Zubir,

2005: 21).

d. Ukuran Kelayakan Usaha

Ukuran kelayakan usaha yang umum digunakan adalah net

present value (NPV), internal rate of return (IRR) dan payback period

(Zubir, 2005: 30-32)

1) Net Present Value (NPV)

NPV adalah nilai sekarang dari arus kas usaha pada masa yang

akan datang yang didiskontokan dengan biaya modal rata-rata yang

digunakan kemudian dikurangi dengan nilai investasi yang telah

dikeluarkan. Dapat dikatakan bahwa suatu usaha akan diambil jika

NPV lebih besar atau sama dengan nol. Namun demikian, proyek

yang mempunyai NPV positif perlu dicermati lebih lanjut dengan

menguji sensitivitas NPV tersebut terhadap besaran beberapa

asumsi yang digunakan.

Page 33: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2) Internal Rate Of Return (IRR)

IRR adalah discount rate yang menyamakan nilai sekarang

(present value) dari arus kas masuk dan nilai investasi suatu usaha.

Dengan kata lain, IRR adalah discount rate yang menghasilkan

NPV sama dengan nol.

3) Payback Period (PBP)

Ukuran kelayakan usaha lainnya yang banyak digunakan oleh

investor adalah payback period, yaitu jangka waktu yang

dibutuhkan untuk mengembalikan investasi yang telah dikeluarkan

dengan total nilai sekarang arus kas yang akan dihasilkan. Semakin

cepat investasi tersebut dapat dikembalikan, semakin baik usaha

tersebut untuk dipilih.

e. NPV, IRR, atau Payback Period?

Pada umumnya, dalam menilai suatu usulan investasi ketiga

kriteria tersebut dapat ditampilkan. Jika investor hanya menekankan

pada payback period saja, karena adanya keterbatasan waktu yang

harus dipenuhi oleh setiap investasi yang diambil, misalnya,

investasi disuatu usaha tidak boleh lebih dari tiga tahun, maka usaha

yang akan dipilih adalah yang mempunyai payback period di bawah

tiga tahun, tanpa memperhatikan bahwa ada usaha tersebut akan

mernberikan arus kas bersih yang besar pada tahun selanjutnya dan

NPV yang lebih besar pula daripada usaha yang dipilih. Sehingga

pilihan investasi tersebut tidak rnemberikan nilai tambah maksimum

Page 34: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

bagi investor. Manajer keuangan lebih suka mernilih usaha

berdasarkan IRR karena lebih menekankan pada return (dinyatakan

dalam persentase) sebagai hasil relatif terhadap investasi yang

dikeluarkan. NPV merupakan pendekatan terbaik dikaitkan dengan

tujuan perusahaan untuk memaksimumkan nilai atau kekayaan

perniliknya. NPV rnenggarnbarkan nilai tambah bagi pemilik yang

diciptakan oleh suatu usaha dengan cost of capital yang realistis.

Dalam kenyataannya, perhitungan ketiga kriteria investasi tersebut

ditampilkan untuk mendukung suatu usulan (proposal) usaha baru.

3. Aspek Umum dan Organisasi

a. Gambaran Umum Usaha

Gambaran umum usaha ini meliputi latar belakang pendirian

usaha, kegiatan usaha, bentuk badan hukum, izin-izin yang diperlukan,

dan sumber-sumber permodalannya (Zubir, 2006:45-47).

1) Tujuan pendirian usaha

Tujuan pendirian perusahaan biasanya dinyatakan dalam akta

pendiriannya. Jika usaha tersebut merupakan proyek perluasan,

maka dalam studi kelayakannya sering juga dicantumkan sejarah

berdirinya perusahaan tersebut sampai mencapai kondisi saat ini

dan rencana di masa yang akan dating, biasanya dinyatakan dalam

bentuk perkembangan operasi dan keuangannya. Jika usaha baru

tersebut berbeda dari kegiatan induknya, atau bukan perluasan

usaha dan belum mempunyai akta, maka pendirian perusahaan itu

Page 35: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

disebut sebagai diversifikasi usaha dari perusahaan yang

bersangkutan. Dalam tujuan pendirian atau perluasan usaha dapat

pula dinyatakan manfaat langsung dan tidak langsung dari proyek

tersebut, baik terhadap pemilik maupun terhadap lingkungannya.

Pada intinya, tujuan perusahaan tersebut adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan pemilik dan masyarakat di sekitarnya.

2) Perizinan

Dokumen-dokumen perizinan harus sudah diperoleh sebelum

usaha tersebut siap dioperasikan. Dalam tahap perencanaan proyek

sudah diperhitungkan segala macam jenis perizinan yang akan

harus dipenuhi. Misalnya, surat izin penanaman modal dari Badan

Koordinasi Penanaman Modal, khususnya untuk penanaman modal

asing, surat izin usaha perdagangan (SIUP) dan Surat Tanda Daftar

Perusahaan dari Departemen Perdagangan, Surat Daftar Rekanan,

Surat Keterangan Domisili, dan Surat Izin Mendirikan Bangunan

dari Pemerintah Daerah, Nomor Pokok Wajib Pajak, Angka

Pengenal Impor Terbatas (APIT) untuk keperluan mengimpor

barang-barang modal, bahan baku, dan lain-lain. Jika usaha

tersebut merupakan proyek perluasan maka surat-surat izinnya

akan mengikuti surat-surat izin perusahaan yang sudah ada, kecuali

beberapa surat izin baru yang harus diperoleh, yaitu IMB untuk

memperluas bangunan dan surat izin penanaman modal dari

BKPM.

Page 36: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3) Kegiatan usaha

Dalam bagian ini akan dijelaskan lokasi usaha dan bidang kegiatan

yang akan dilaksanakan, termasuk juga segment pasar dan daerah

atau wilayah yang akan dilayani. Disamping itu, diuraikan pula

manfaat yang akan diberikan oleh usaha tersebut terhadap

lingkungan dan perekonomian sekitarnya. Pada umumnya, manfaat

yang diberikan oleh usaha baru tersebut dinyatakan secara

kualitatif. Pada proyek-proyek pemerintah atau public service

perhitungan biaya dan manfaat (cost benefit analysis) dari segi

social juga merupakan variable utama yang menjadi dasar

pertimbangan dibangunnya suatu usaha.

4) Bentuk hukum badan usaha

Bentuk hukum dan badan usaha sesuai dengan akta pendiriannya.

Pada umumnya berbentuk perseroan terbatas (PT) atau koperasi.

Usaha baru mungkin saja tidak memiliki akta tersendiri karena

usaha tersebut bernaung sebagai unit usaha dibawah induknya. Jika

badan usaha tersebut dijadikan suatu badan usaha tersendiri maka

harus dilengkapi dengan perizinan atau persyaratan yang berlaku

sesuai dengan bentuk hukum badan usahanya.

5) Permodalan

Dalam bagian ini dijelaskan kebutuhan modal dan sumber

pendanaannya (modal pemilik, pinjaman bank, dan lain-lain). Jika

Page 37: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

usaha tersebut didirikan oleh beberapa orang, maka komposisi atau

porsi modal masing-masing pemilik sudah dinyatakan di dalam

akte pendiriannya. Kebutuhan dana yang dicantumkan dalam

bagian ini disesuaikan dengan harapan pemilik dan peraturan

perbankan dalam pembiayaan investasi tersebut. Jika usaha

tersebut merupakan proyek perluasan, sumber permodalannya

dapat pula berasal dari dana yang disisihkan dari kekayaan

perusahaan (sumber dana internal) atau modal cadangan dan dana

pensiun karyawan.

b. Organisasi dan Personalia

Dalam aspek organisasi dibahas komposisi pengurus (komisaris

dan direksi), struktur organisasi, jabatan-jabatan dan uraian tugasnya,

serta jumlah kebutuhan tenaga kerja dan penggajian. Organisasi

perusahaan disusun sesuai dengan bentuk usaha dan besarnya kegiatan

yang akan dilakukan, sehingga pengoperasiannya dapat berjalan

dengan lancar (Zubir, 2006:47).

4. Aspek Pemasaran

Aspek pemasaran menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan

posisi permintaan dan penawaran produk atau jasa yang sama yang sudah

ada saat ini serta perkembangannya di masa yang akan datang. Jika

permintaan terhadap produk atau jasa yang ada serta prospeknya di masa

yang akan datang lebih kecil daripada penawarannya, maka pembangunan

proyek yang menghasilkan produk yang sama dan teknologi yang sama

Page 38: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dengan perusahaan yang sudah ada di pasar tidak layak untuk

dilaksanakan. Sebaliknya, jika tersedia market space, maka perlu

diperhitungkan apakah pasar yang tersedia dan perkembangannya akan

mampu menampung proyek baru tersebut. Selain itu, perlu diingat bahwa

market space yang cukup besar akan menarik pesaing untuk masuk ke

dalam usaha yang sama atau memperluas kapasitas yang sudah ada.

Atas dasar hal-hal tersebut maka yang dibahas dalam aspek

pemasaran adalah sebagai berikut (Zubir, 2006:55) :

a. Produk (barang/jasa) yang ditawarkan

b. Perkembangan permintaan dan prospeknya

c. Perkembangan penawaran dan prospeknya

d. Market space dan market share

e. Program pemasaran yang meliputi :

1) Daerah pemasaran dan pengembangannya

2) Kebijakan harga jual dan sistem pembayaran

3) Saluran distribusi

4) Promosi.

5. Teori dan Kriteria Kelayakan Proyek

a. Pengertian Proyek

Proyek adalah suatu keseluruhan rangkaian aktivitas (activity)

yang dapat direncanakan, yang didalamnya menggunakan sumber-

sumber (input) untuk mendapatkan manfaat (benefit) atau hasil

(return) di masa yang akan datang. Aktivitas proyek ini mempunyai

Page 39: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

saat mulai (starting point) dan saat berakhir (ending point) (Kadariah,

1999:1).

Pengertian proyek menurut Gray yaitu kegiatan-kegiatan yang

dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan

dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit.

(Gray, 2002:1)

Proyek merupakan kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan

dan dapat dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan

menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat (benefit).

Aktivitas suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan

(objective) yang mempunyai suatu titik tolak (starting point) dan suatu

titik akhir (ending point) (Kadariyah, 1999:1).

Sumber-sumber (input) dalam pelaksanaan suatu proyek, yang

dapat dipergunakan antara lain yang berbentuk barang-barang modal,

tanah, barang setengah jadi, bahan-bahan mentah, tenaga kerja, dan

waktu. Sumber-sumber tersebut sebagian atau seluruhnya dapat

dianggap sebagai barang dan jasa konsumsi yang dikorbankan dari

penggunaan masa sekarang untuk memperoleh benefit yang lebih besar

di masa datang.

Suatu proyek, baik proyek publik maupun proyek swasta

biasanya dimulai dengan timbulnya suatu gagasan pengusutan dari

seseorang atau lembaga, kemudian dari gagasan tersebut,proyek akan

melalui tahapan (Gray, 2002 : 3-4 ).

Page 40: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Gambar 2.1 Siklus Suatu Proyek

Sumber : Gray (2002)

a. Identifikasi

Tahap pertama yang dilakukan adalah identifikasi, yaitu

menentukan calon-calon proyek yang perlu dipertimbangkan untuk

dilaksanakan.

b. Formulasi

Mengadakan persiapan dengan mengadakan pra studi kelayakan

dengan meneliti sejauh mana calon – calon proyek tersebut dapat

dilaksanakan menurut aspek – aspek teknis,institusional,social,dan

eksternalitas.Setelah mempertimbangkan aspek – aspek tersebut

barulah studi kelayakan dapat disusun.

c. Analisis

Mengadakan evaluasi terhadap laporan – laporan studi kelayakan

yang ada.Studi kelayakan proyek tersebut dianalisis untuk memilih

I Identifikasi

II

Formulasi

III Analisis

IV Implementasi

VI Evaluasi

V Operasi

Page 41: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

yang terbaik di antara berbagai alternatif proyek yang

ada,berdasarkan suatu ukuran tertentu.

d. Implementasi

Implementasi merupakan tahap pelaksanaan proyek tersebut.Pada

tahap ini,tanggung jawab dari para perencana serta penilaian

proyek adalah mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan

pembangunan fisik proyek agar sesuai dengan final desaign-nya.

e. Operasi

Tahap operasi ini dipertimbangkan metode – metode pembuatan

laporan atas pelaksanaan operasinya.Laporan tersebut diperlukan

untuk tahap selanjutnya.

f. Evaluasi Hasil

Tahap yang terakhir yaitu evaluasi atas hasil-hasil pelaksanaan

serta operasi proyek,berdasarkan laporan-laporan yang masuk pada

tahap-tahap sebelumnya.Di sini dibandingkan antara apa yang

direncanakan dan hasil yang dicapai. Hasil evaluasi ini diperlukan

untuk mengadakan perbaikan bagi proyek-proyek berikutnya atau

untuk mengembangkan gagasan satu dalam memilih proyek –

proyek baru.

b. Pengertian Kelayakan Proyek

Studi kelayakan atau feasibility study pada hakekatnya adalah

metode penjajagan dari suatu gagasan proyek tentang kemungkinan

layak atau tidaknya gagasan usaha tersebut dilaksanakan.

Page 42: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Studi Kelayakan Proyek adalah penelitian tentang dapat

tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin

bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam

artian yang lebih terbatas, ada juga yang mengartikan dalam artian

yang lebih luas. Artian yang lebih terbatas terutama dipergunakan oleh

pihak swasta yang terutama lebih berminat tentang manfaat ekonomis

suatu investasi sedangkan dari pihak pemerintah, atau lembaga non

profit, pengertian menguntungkan bisa dalam arti yang lebih relatif.

Mungkin dipertimbangkan berbagai manfaat bagi masyarakat luas

yang bisa berwujud penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber

daya yang melimpah di tempat tersebut dan sebagainya (Husnan,

2000:4).

Studi kelayakan proyek atau yang juga dikenal dengan evaluasi

proyek adalah penilaian proyek berdasarkan efisiensi operasional

secara teknis, ekonomis, maupun manajerial. Inti dari evaluasi proyek

adalah dengan menimbang manfaat dan biaya dari proyek tersebut,

apabila manfaat proyek tersebut lebih besar dari biaya yang digunakan

maka proyek dikatakan efisien dan sebaliknya apabila manfaat proyek

tersebut lebih kecil dari biaya proyek maka proyek tersebut tidak

efisien. Oleh karena itu evaluasi proyek merupakan alat bantu yang

penting bagi penentu kebijakan.

Page 43: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c. Maksud dan Tujuan Studi Kelayakan

Umumnya investasi memerlukan dana yang cukup besar dan

mempengaruhi perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Oleh

karena itu perlu dilakukan suatu studi kelayakan terhadap proyek yang

akan dilaksanakan. Studi kelayakan perlu dilakukan agar investasi

yang terlanjur ditanamkan mampu menghasilkan keuntungan bagi

perusahaan.

Tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk

menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk

kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi

kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil

apabila dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang

menyangkut investasi dalam jumlah yang sangat besar (Husnan,

2000:7).

Pada umumnya suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut

tiga aspek, yaitu (Husnan, 2000:4-5):

1) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri

(sering juga disebut sebagai manfaat finansial), yang berarti

apakah proyek itu dipandang cukup menguntungkan apabila

dibandingkan dengan risiko proyek tersebut.

2) Manfaat ekonomi proyek tersebut bagi negara tempat proyek

itu dilaksanakan (sering juga disebut sebagai manfaat ekonomi

Page 44: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

nasional). Yang menunjukkan manfaat proyek tersebut bagi

ekonomi makro suatu negara.

3) Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek

tersebut. Ini merupakan studi yang relatif paling sulit untuk

dilakukan.

Dalam pengevaluasian proyek suatu proyek terdapat 6 aspek

yang perlu diperhatikan, yaitu (Kadariah, 1999:1) :

1) Aspek teknis, meliputi evaluasi tentang input dan output dari

barang dan jaa yang akan diperlukan dan diproduksi oleh produsen.

2) Aspek manajerial dan administratif, menyangkut kemampuan staf

proyek untuk menjalankan administrasi aktivitas dalam ukuran

besar (large scale activities).

3) Aspek organisasi, perhatian utamanya ditujukan pada hubungan

antara administrasi proyek dengan bagian administrasi pemerintah

lainnya dan untuk melihat apakah hubungan antara masimg-masing

wewenang dan tanggung jawab dapat diketahui dengan jelas.

4) Aspek komersial, menyangkut penawaran barang dan jasa (input)

yang diperlukan proyek baik pada saat membangun proyek

maupun pada saat proyek sudah diproduksi dan menganalisa

pemasaran output yang akan diproses oleh produsen.

5) Aspek finansial, menyangkut terutama perbandingan antara

pengeluaran uang dengan revenue earning proyek, apakah proyek

itu terjamin dana yang diperlukannya, apakah proyek mampu

Page 45: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

membayar kembali dana itu akan berkembang sedemikian rupa

sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri.

6) Aspek ekonomis, diperlukan dalam rangka apakah proyek tersebut

akan memberikan sumbangan atau memiliki peranan positif dalam

pembangunan ekonomi seluruhnya dan apakah peranan tersebut

cukup besar untuk membenarkan penggunaan sumber-sumber

langka yang dibutuhkan.

d. Analisa Finansial dan Analisa Ekonomi

Perhitungan manfaat (benefit) dan biaya (cost) proyek pada

dasarnya dapat dilakukan lewat dua macam pendekatan, tergantung

pada pihak yang berkepentingan langsung dalam proyek. Suatu

perhitungan dikatakan sebagai analisis privat atau analisis finansial,

bila yang berkepentingan langsung dalam manfaat dan biaya proyek

adalah individu atau pengusaha. Dalam hal ini yang dihitung sebagai

benefit adalah apa yang diperoleh orang-orang atau badan-badan

swasta yang menanamkan modalnya dalam proyek tersebut.

Sebaliknya suatu perhitungan dikatakan perhitungan sosial atau

perhitungan ekonomi apabila yang berkepentingan langsung dalam

manfaat dan biaya proyek adalah pemerintah atau masyarakat secara

keseluruhan. Menurut pendekatan ini yang dihitung sebagai benefit

adalah seluruh manfaat yang terjadi di masyarakat sebagai hasil dari

proyek, tanpa melihat siapa yang menerima hasil dari proyek tersebut

dan siapa mengorbankan sumber-sumber tersebut.

Page 46: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Pada dasarnya perhitungan dalam analisis privat dan analisis

ekonomi berbeda menurut lima hal, yaitu sebagai berikut (Gray,

2002:8-11) :

1) Harga

Harga di dalam analisis finansial yang digunakan adalah harga-

harga pasar baik untuk sumber-sumber yang dipergunakan dalam

proses maupun untuk hasil-hasil produksi dari proyek. Sementara

dalam analisis ekonomi yang dipergunakan adalah shadow prices

atau accounting prices, yaitu hatga-harga yang disesuaikan

sedemikian rupa untuk menggambarkan nilai ekonomi yang

sebenarnya dari suatu barang atau jasa tersebut.

2) Pajak

Pajak di dalam analisis finansial, pajak merupakan biaya yang

dibayarkan kepada pemerintah sehingga akan mengurangi benefit.

Sedangkan dalam analisis ekonomi, pajak merupakan transfer,

yaitu bagian dari benefit yang diserahkan kepada pemerintah, jadi

tidak mengurangi benefit.

3) Subsidi

Subsidi adalah transfer yang perhitungannya merupakan kebalikan

dari pajak. Dalam analisis finansial, penerimaan subsidi berarti

pengurangan biaya yang harus ditanggung oleh pemilik proyek,

sehingga subsidi akan mengurangi biaya. Namun dalam analisis

ekonomi subsidi dianggap sebagai sumber-sumber yang dialihkan

Page 47: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dari masyarakat yang digunakan dalam proyek. Oleh sebab itu

subsidi yang diterima oleh proyek merupakan beban masyarakat,

jadi jika dilihat dari segi ekonomi tidak mengurangi proyek.

4) Biaya investasi dan pelunasan pinjaman

Biaya investasi pada permulaan proyek dalam analisis finansial

hanyalah yang dibiayai dengan modal saham si penanam modal itu

sendiri. Namun arus pelunasan pinjaman serta bunganya yang

berlaku pada tahap produksi menjadi beban penanam modal.

Sementara pada analisis ekonomi, seluruh biaya investasi, apakah

dibiayai dengan modal yang dihimpun dari dalam maupun luar

negeri, dengan modal saham / pinjaman dianggap sebagai biaya

proyek pada saat dikeluarkannya. Jadi pelunasan pinjaman yang

digunakan untuk membiayai sebagian investasi diabaikan guna

menghindari penghitungan ganda (double counting). Pengecualian

terjadi bila bagian yang dibiayai dengan pinjaman luar negeri yang

diperuntukkan hanya untuk proyek itu sendiri. Sehingga dana

tersebut tidak dapat diperuntukkan untuk membiayai proyek lain.

5) Bunga

Bunga atas pinjaman dari dalam atau luar negeri dalam analisis

finansial, merupakan biaya proyek sedangkan dalam analisis

ekonomi, bunga atas pinjaman dalam negeri tidak dimasukkan

sebagai biaya karena modal tersebut dapat dianggap sebagai modal

masyarakat sehingga bunganya saja dapat dianggap sebagai bagian

Page 48: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dari benefit ekonomi. Pembayaran bunga dari pendapatan yang

timbul karena adanya kegiatan operasi hanyalah merupakan

transfer paymens dari satu pihak kepada pihak lain.

Apabila investasi proyek tersebut dibiayai oleh pemerintah

dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat, maka titik berat

analisis adalah pada aspek sosial profitabilitas (social profitability),

yang menekankan sampai seberapa jauh manfaat proyek tersebut

kepada perekonomian secara keseluruhan. Hal ini berarti, seandainya

suatu rencana investasi pemerintah ditinjau dari segi finansialnya

menunjukkan hasil analisis didasarkan pada perbandingan benefit dan

cost-nya adalah lebih kecil dari satu (B/C < 1), tetapi ditinjau dari

manfaat sosialnya akan memberikan pengaruh positif terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat maupun kehidupan

perekonomian secara keseluruhan, proyek tersebut akan dilaksanakan

(Khotimah, 2002: 17-18).

e. Analisis Biaya dan manfaat

Tujuan dari studi kelayakan proyek atau evaluasi proyek adalah

membandingkan antara manfaat dengan biaya yang dikeluarkannya.

Suatu proyek dianggap layak (feasible) apabila manfaatnya lebih besar

dari biaya atau pengorbanannya.

Manfaat (benefit) adalah apa saja yang dapat menambah

pendapatan nasional atau yang secara langsung maupun tidak

menambah persediaan barang-barang konsumsi. Sedangkan yang

Page 49: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dimaksud dengan biaya adalah apa saja yang mengrangi persediaan

barang-barang konsumsi baik secara langsung maupun tidak langsung.

f. Manfaat Proyek.

Pelaksanaan proyek bertujuan untuk memperoleh manfaat atau

hasil. Manfaat yang dihasilkan suatu proyek dapat dibagi dalam

(Khotimah: 35-37) :

1) Manfaat langsung

Adalah adanya kenaikan dalam nilai keluaran fisik dari kegiatan

yang ditangani proyek. Manfaat ini berupa :

a) Kenaikan dalam nilai hasil/output dapat disebabkan oleh hal-

hal berikut ini :

(1) Kenaikan dalam produksi fisik

(2) Perbaikan mutu produk (quality improvement)

(3) Perubahan dalam lokasi dan waktu penjualan

(4) Perubahan dalam bentuk (grading and processing)

b) Penurunan biaya dapat berupa :

(1) Keuntungan dari mekanisasi

(2) Penurunan biaya pengangkutan

(3) Penurunan atau penghindaran kerugian

2) Manfaat tidak langsung atau manfaat sekunder

Manfaat tidak langsung adalah manfaat yang timbul atau dirasakan

di luar proyek karena adanya realisasi sesuatu proyek. Ada tiga

macam manfaat tidak langsung, yaitu:

Page 50: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

a) Manfaat yang disebabkan (induced) oleh adanya proyek yang

biasanya disebut multiplier effect dari proyek.

b) Manfaat yang disebabkan oleh adanya keunggulan skala besar

(economics of scale).

c) Manfaat yang ditimbulkan oleh adanya pengaruh sekunder

dinamik (dynamic secondary effect).

3) Manfaat yang tidak dapat dinyatakan dengan jelas (intangible

benefits) adalah manfaat yang sulit dinilai dengan uang, seperti:

a) Perbaikan lingkungan hidup

b) Perbaikan pemandangan karena adanya taman yang indah

c) Perbaikan distribusi pendapatan

d) Integrasi nasional

e) Pertahanan nasional, dan lain sebagainya.

g. Biaya Proyek

Macam-macam biaya dalam suatu proyek adalah (Gray, 2002:

15-18) :

1) Modal

Opportunity cost modal adalah benefit yang dapat diperoleh bila

modal tersebut diinvestasikan dalam proyek marjinal. Shadow

price modal adalah opportunity cost tiap-tiap unit modal tersebut

yang besarnya sama dengan tingkat bunga sosial.

Page 51: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2) Tanah

Adakalanya kita harus membeli atau menyewa sebidang tanah

untuk suatu proyek. Dalam hal ini, harga pembelian tanah dapat

dianggap sebagai investasi. Bila tanah disewa dan sewa dibayar

tiap tahun, sewa tersebut dianggap sebagai biaya yang

perhitungannya dilakukan tiap tahun.

3) Bahan-bahan mentah dan barang setengah jadi

Shadow prices bahan-bahan mentah dan barang setengah jadi yang

digunakan dalam suatu proyek pada dasarnya dinilai menurut

social opportunity cost dari tiap unit barang tersebut, yaitu benefit

tiap-tiap barang itu dalam alternatif penggunaan lain. Khususnya

untuk barang-barang yang dapat diperdagangkan di pasar dunia

(tradeable goods, barang-barang yang diimpor atau dapat

diekspor), digunakan harga-harga lepas pantai (border price)

sebagai shadow price yaitu harga-harga f.o.b untuk barang-barang

yang dapat diekspor dan harga-harga c.i.f untuk barang-barang

yang diimpor.

4) Tenaga kerja

Menentukan biaya tenaga kerja ini perlu dibedakan tenaga kerja

yang terdidik/terlatih (skilled labor) dan tenaga kerja yang tidak

terdidik/terlatih (unskilled labor), sebab yang biasa dinilai dengan

tingkat upah bayangan (shadow wage rate) adalah tenaga kerja

yang tidak terdidik/terlatih. Banyak penilai proyek beranggapan

Page 52: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

bahwa shadow wage tenaga kerja tidak terdidik/terlatih adalah nol.

Ini didasarkan asumsi bahwa proyek akan mengambil tenaga kerja

tidak terdidik itu dari kelompok penganggur, jadi opportunity cost-

nya sama dengan nol, atau walaupun di desa asal mereka dianggap

bekerja, produktifitas marginal mereka di desa sama dengan nol.

Namun apabila diasumsikan opportunity cost tenaga kerja tidak

terdidik/terlatih tidak sama dengan nol maka pendapatan dan

tingkat konsumsi mereka (tenaga kerja tidak terdidik/terlatih) akan

bertambah. Pertambahan konsumsi ini akan mengurangi jumlah

investasi masyarakat. dengan kata lain tenaga kerja tidak

terdidik/terlatih yang dipekerjakan di proyek mempunyai social

opportunity cost paling sedikit sama dengan benefit yang diperoleh

seandainya pertambahan konsumsi mereka tersebut diinvestasikan.

5) Pelunasan utang dan bunga

Terdapat dua jenis pinjaman, pertama pinjaman dari dalam negeri

dan pinjaman dari luar negeri melalui pool dana pemerintah yang

penggunaanya dipengaruhi oleh pemerintah setempat termasuk

bantuan luar negeri yang berasal dari sumber-sumber resmi, seperti

Bank Dunia, atau melalui perjanjian bilateral. Dana semacam ini

dapat digunakan untuk berbagai alternatif proyek. Jadi,

penggunaan dana pinjaman untuk suatu proyek mempunyai beban

sosial berupa social opportunity cost di berbagai alternatif lain.

Page 53: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Oleh sebab itu pengeluaran dana dari pinjaman dianggap sebagai

investasi, artinya bersifat biaya.

Kedua, terdapat pinjaman dari luar negeri yang penggunaanya

terikat pada suatu proyek tertentu. Artinya, bila proyek tersebut

tidak jadi dilaksanakan maka pinjaman dibatalkan. Jadi,

penggunaan dana pinjaman ini dalam proyek tersebut, dana

pinjaman tersebut tidak menimbulkan social opportunity cost.

Beban tersebut baru timbul pada saat pengembalian pinjaman dan

pembayaran bunganya. Oleh karena itu, beban sosial pinjaman

diperhitungkan pada saat investasi dilakukan, melainkan tiap-tiap

tahun sepanjang pembayaran pinjaman beserta bunganya. Dalam

hal ini pelunasan pinjaman beserta bunganya termasuk kedalam

biaya proyek.

6) Penyusutan

Penyusutan adalah bagian dari benefit proyek yang dicadangkan

tiap-tiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek sedemikian rupa

sehingga merupakan dana yang mencerminkan jumlah biaya

modal.

7) Sunk cost

Sunk cost adalah biaya yang sudah tertanam / dikeluarkan yang

menyangkut proyek, sebelum keputusan untuk menjalankan proyek

tersebut diambil.

Page 54: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

8) Salvage values

Salvage values adalah nilai sisa dari modal investasi yang tidak

habis terpakai selama umur ekonomis proyek.

9) Negative externalities

Negative externalities sukar untuk diukur atau dinilai dengan

satuan mata uang. Idealnya akibat-akibat yang timbul dari negative

externalities ini sepanjang dapat diukur dan dinilai, perlu

dimasukkan sebagai bagian dari biaya (benefit) proyek.

h. Umur Proyek

Terdapat beberapa pedoman untuk menentukan panjangnya umur

proyek, antara lain (Pudjosumarto, 1995: 18-19) :

1) Sebagai ukuran umum dapat diambil suatu periode (jangka waktu)

yang kira-kira sama dengan umur ekonomis daripada proyek. Yang

dimaksudkan umur ekonomis sesuatu asset ialah jumlah tahun

selama pemakaian asset tersebut dapat meminimumkan biaya

tahunan dari padanya.

2) Untuk proyek-proyek yang mempunyai investasi modal yang besar

sekali, lebih mudah untuk menggunakan umur tekhnis daripada

unsur-unsur pokok investasi. Di dalam hal ini perlu diingat bahwa

untuk proyek-proyek tertentu umur teknis daripada unsur-unsur

pokok investasi adalah lama, tetapi umur ekonomisnya dapat jauh

lebih pendek karena absolescence (ketinggalan jaman karena

penemuan teknologi baru yang lebih efisien). Keadaan ini banyak

Page 55: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

terdapat pada proyek-proyek industri dan pengangkutan, tetapi

jarang terdapat dalam proyek-proyek pertanian.

3) Untuk proyek-proyek yang umurnya lebih lama daripada 25 tahun

dapat diambil 25 tahun, karena nilai-nilai sesudah itu jika

didiscount dengan discount rate sebesar 10% ke atas, maka present

value-nya sudah kecil sekali (misalnya pada rate 10 present value

of an annuity factor untuk seluruh jangka waktu mulai tahun ke-26

sampai dengan tahun ke 100 hanya sebesar 0,923 yakni kurang dari

nilai nominal annuity tersebut dalam satu tahun saja).

i. Kriteria Investasi

Dalam analisis proyek terdapat babarapa kriteria yang sering

dipakai untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan

proyek, atau untuk menentukan pilihan antara berbagai macam usulan

proyek. Kriteria ini dinamakan kriteria investasi. Beberapa kriteria

investasi tersebut adalah sebagai berikut (Gray, 2002: 64-78) :

1) Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara benefit (penerimaan) dengan

cost (pengeluaran) yang telah dipresent-valuekan. Dalam mengkaji

usulan suatu proyek dengan menggunakan metode NPV apabila

hasil yang di dapat dari perhitungan menggunakan metode ini

positif (NPV ≥ 0) maka proyek tersebut layak untuk dijalankan.

Sebaliknya bila hasil yang didapat negatif (NPV < 0) maka proyek

tersebut dianggap tidak layak.

Page 56: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Dimana :

= Benefit sosial bruto proyek pada tahun t.

= Cost sosial bruto proyek pada tahun t.

n = Umur ekonomis proyek

= tingkat bunga (social discount rate)

2) Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah suatu tingkat bunga yang menggambarkan bahwa

antara benefit (penerimaan) yang telah dipresent-valuekan dan cost

(pengeluaran) yang telah dipresent-valuekan sama dengan nol.

Dengan demikian IRR ini menunjukkan kemampuan suatu proyek

untuk menghasilkan suatu returns, atau tingkat keuntungan yang

akan dicapai oleh proyek tersebut. IRR akan selalu mendekati

besarnya (i) sehingga sering dijadikan pedoman tingkat bunga yang

berlaku (i).

Berdasarkan kriteria investasi IRR, suatu proyek akan dipilih

apabila IRR ≥ social discount rate, sedangkan IRR < social

discount rate maka proyek tersebut akan ditolak.

Dimana :

= tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif

Page 57: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

= tingkat bunga yang menghasilkan NPV negative

= NPV positif

= NPV negatif

3) Benefit – Cost Ratio (B/C Ratio)

Benefit – Cost Ratio merupakan perbandingan antara benefit

yang telah dipresent-valuekan dengan biaya yang telah dipresent-

valuekan. Suatu proyek akan dipilih apabila B/C Ratio > 1, apabila

B/C Ratio < 1 maka usulan proyek akan ditolak.

Dimana :

Bt = benefit sosial bruto proyek pada tahun t

Ct = cost sosial bruto proyek pada tahun t

= social discount rate

= tahun yang bersangkutan

4) Profitability Ratio (PV/K)

Profitability Ratio menunjukkan perbandingan antara

penerimaan (benefit) dikurangi biaya rutin (EPt) dengan biaya

modal (Kt) yang digunakan setelah dipresent-valuekan. Kedua

unsure biaya EPt dan Kt merupakan bagian dari biaya Ct yang

terkait dengan investasi lainnya, yaitu EPt + Kt = Ct.

Page 58: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Profitability Ratio lebih mendekati B/C Ratio sehingga suatu

proyek akan diterima apabila PV/K > 1, sebaliknya apabila PV/K <

1 maka proyek akan ditolak.

Dimana :

Bt = benefit bruto dalam tahun t yang sudah didiscount-

faktorkan

EPt= Biaya eksploitasi dan pemeliharaan atau biaya rutin pada

tahun t yang sudah didiscountfactorkan

Kt = biaya modal pada tahun t

n = umur ekonomis proyek

i = social discount rate

5) Payback Period (PBP)

Payback Period merupakan jangka waktu yang diperlukan

untuk membayar kembali (mengembalikan) semua biaya-biaya

yang telah dikeluarkan di dalam investasi suatu proyek. Di dalam

hal ini, biasanya yang dijadikan pedoman untuk menentukan suatu

proyek yang akan dipilih adalah suatu proyek yang dapat paling

cepat mengembalikan biaya investasi. Semakin cepat

pengembaliannya maka semakin baik dan kemungkinan besar akan

dipilih. Metode ini tidak memperhitungkan periode setelah periode

Page 59: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

payback period dan belum memperhatikan time value of money

(Pudjosumarto, 1995:51-52).

Dimana :

I = besarnya biaya investasi yang diperlukan

= benefit bersih yang diperoleh pada setiap tahunnya

B. Penelitian Terdahulu

Brown dan Kwansa (1999) melakukan sebuah penelitian dengan judul

Menggunakan Model IRR dan NPV Untuk Menilai Biaya Sosial dari Proyek-

proyek Pariwisata di Negara-negara Berkembang. Penelitian ini membahas

beberapa biaya sosial yang terlibat dalam pengembangan pariwisata di negara-

negara berkembang, dengan menggunakan teori ekonomi pembangunan.

Meskipun nilai sosial dari suatu investasi pariwisata harus melebihi biaya

sosial tapi teknik penilaian yang digunakan untuk memperkirakan biaya-biaya

selama proses keputusan investasi tidak sepenuhnya dikembangkan. Dengan

menggunakan model Internal Rate of Return (IRR) dan Net Present Value

(NPV) sebagai alat ukur mungkin dapat dipertimbangkan dalam kriteria

investasi untuk membantu mengatasi masalah ini. Para pembuat kebijakan

dapat menggabungkan model ini ke dalam studi dari keseluruhan proyek

pariwisata. Jika NPV > 0 dan IRR > country’s cost of capital maka proyek

Page 60: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

layak untuk dijalankan dan jika NPV < 0 dan IRR < country’s cost of capital

maka proyek tidak layak untuk dijalankan.

Suthanaya (2009) telah melakukan penelitian dengan judul Analisis

Kinerja Dan Kelayakan Pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal

Trans Sarbagita Di Provinsi Bali. Hasil yang diperoleh adalah dari kajian

finansial menunjukkan hasil yang tidak layak, namun secara ekonomi layak

untuk diterapkan. Hal ini antara lain karena besarnya tarif ditentukan

berdasarkan kemampuan masyarakat dan bukan dari biaya operasional

kendaraan (BOK). Untuk menutupi BOK tersebut diperlukan adanya subsidi

dari pemerintah.

Supriyadi, Bambang, Ismiyati (2002) telah melakukan penelitian

dengan judul Analisa Pelayanan Angkutan Kota di Kota Purwokerto. Hasil

yang diperoleh adalah untuk trayek F2 (rute Sokaraja - Kebondalem) dan K

(rute Karanglewas – Kebondalem) usaha angkutan umum masih

menguntungkan. Hal ini dapat teridentifikasi dari analisis finansial yang telah

dilakukan pada kedua rute menunjukan angka yang positif atau

menguntungkan pada sisi pengusaha menurut parameter yang digunakan, yaitu

: NPV, IRR, dan B/C ratio dimana menunjukan nilai NPV > 0 (F2 :

16.262.018, K : 1.243.279 ), BCR > 1 (F2 : 1,81 , K : 1,06 ), IRR > sosial

discount rate : 18 % (F2 : 0,19, K : 0,28 ). Sementara untuk trayek F1 (rute

Patikraja – Kebondalem) usaha angkutan umum merugi, hal ini dapat

teridentifikasi dari analisa finansial yang telah dilakukan pada trayek F1

menunjukan angka yang negatif atau rugi pada sisi pengusaha menurut

Page 61: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

parameter yang digunakan, yaitu NPV <0 (F1 : - 17.508.035), BCR <1 ( F1 :

0,08 ) sementara IRR < 18% (F1 : 0,12).

Syahrani (2003), telah melakukan penelitian dengan judul Analisis

Kelayakan Finansial Pengusahaan Kebun Hutan Dengan Tanaman Buah

Durian (Durio Zibethis Murr) di Kabupaten Kutai Kertanegara Propinsi

Kalimantan Timur. Hasil yang diperoleh adalah Pengusahaan kebun hutan

dengan tanaman buah durian layak untuk dilakukan dengan jangka waktu

usaha 52 tahun, dengan Net Present Value sebesar Rp. 7.982.175 dan

Net B/C Ratio sebesar 2,12 dinilai pada tingkat bunga 15%, sedangkan

dengan model Internal Rate of Return, diperoleh nilai IRR sebesar

20,95%.

Ratnayanti, Bernardinus, dan Yudhistira (2006) telah melakukan

penelitian dengan judul Analisis Kelayakan Investasi Pada Rumah Sakit X Di

Cimahi. Hasil yang diperoleh adalah pembangunan Rumah Sakit ‘X’

merupakan invetasi yang layak. Hal ini dapat dilihat dari : Net Present Value

(NPV) : Rp 6.187.604,321 > 0 menunjukkan investasi yang layak, Internal

Rate of Return (IRR) = 9,75 % > MARR (Minimum Attractive Rate of Return)

= 7%, menunjukkan investasi yang layak, Benefit Cost Ratio (BCR) = 1,31 >

1, maka proyek layak untuk dilaksanakan, dan Payback Period (jangka waktu

pengembalian investasi) = 9 tahun 3 bulan, sehingga proyek dapat dikatakan

layak untuk dilaksanakan.

Page 62: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

C. Kerangka Teoritis

Untuk mempermudah dan membantu pelaksanaan dan penganalisaan

maka dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Dari kerangka pemikiran di atas, dapat dijelaskan bahwa munculnya

usaha kereta uap wisata “Sepur Kluthuk Jaladara” merupakan pertemuan

permintaan dan penawaran wisata yang terjadi di Kota Surakarta. Dalam hal

ini Pemerintah Kota merespon permintaan pariwisata tersebut dengan

diwujudkannya sebuah atraksi wisata yang sekaligus dapat memperkuat citra

kota Surakarta sebagai World Heritage City atau kota warisan budaya dunia.

Selanjutnya untuk mewujudkannya diperlukan investasi. Setiap investasi suatu

Usaha Kereta Uap Wisata “Sepur

Kluthuk Jaladara”

Penawaran wisata

Investasi

Analisis Ekonomi

Layak Tidak Layak

GO (Diteruskan)

Permintaan wisata

Page 63: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

usaha tentunya akan melibatkan suatu resiko tertentu. Dengan dasar itulah

maka diperlukan suatu analisis ekonomi untuk mengetahui suatu usaha layak

atau tidak baik dari segi ekonomi maupun finansial. Bilamana berkategori

layak maka usaha tersebut dijalankan. Namun bila tidak layak maka perlu

dikaji ulang pembentukan usaha tersebut.

Page 64: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah analisis ekonomi usaha dan yang

dianalisis adalah usaha kereta uap wisata “Sepur Kluthuk Jaladara”.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan untuk kemudian diolah dalam penelitian ini

adalah :

1. Data Primer

Menurut Sekaran (2006:77) yang dimaksud dengan data primer

adalah data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual

terjadinya peristiwa.

Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan wawancara

langsung kepada Bpk Agus Karnadi sebagai Kepala Bidang Angkutan

Dinas Perhubungan Surakarta dan Bpk Oka Zakaria sebagai Pengelola

Kereta Jaladara.

47

Page 65: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2. Data Sekunder

Menurut Sekaran (2006:77) yang dimaksud dengan data sekunder

adalah data yang diperoleh melalui sumber yang ada. Data tersebut

diperoleh dari:

a. Dinas Perhubungan Surakarta

b. Dinas Pariwisata

c. Surakarta Dalam Angka 2008, BPS Kota Surakarta

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya

langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden. Dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan kepada Bpk Agus Karnadi sebagai Kepala Bidang

Angkutan Dinas Perhubungan Surakarta dan Bpk Oka Zakaria sebagai

Pengelola Kereta Jaladara.

2. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu dengan cara mencari literatur-literatur yang

diperlukan berupa data dan teori yang berhubungan dengan masalah yang

akan diteliti. Data tersebut diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota

Surakarta, Dinas Pariwisata, Pengelola Kereta Jaladara, dan Badan Pusat

Statistik.

Page 66: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

D. Definisi Operasional Variabel

1. Capital (modal)

Capital adalah modal awal yang digunakan untuk investasi proyek kereta

uap yang diukur dalam satuan rupiah.

2. Benefit (manfaat)

Manfaat terdiri dari manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Dari

kegiatan suatu proyek yang diukur dalam satuan rupiah. Manfaat langsung

yang diterima berupa pendapatan dari retribusi tiket. sedangkan manfaat

tidak langsung meliputi pendapatan masyarakat yang memanfaatkan

adanya kereta uap wisata tersebut.

3. Cost (biaya)

Cost adalah pengeluaran yang dikeluarkan pada saat pengadaan kereta dan

biaya operasional yang diukur dalam satuan rupiah.

4. Discount rate (tingkat bunga)

Tingkat bunga yang digunakan adalah tingkat bunga yang berlaku pada

saat dilakukan investasi awal. Diukur dalam satuan persen (%).

E. Alat Analisis Data

Untuk melakukan analisis ekonomi dan melakukan simulasi alternatif

cara penganggaran modal dan investasi yang ditanamkan pada suatu usaha,

digunakan metode kriteria investasi.

Page 67: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Kriteria Investasi yang digunakan sebagai formula perhitungan yaitu:

1. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara benefit (penerimaan) dengan cost

(pengeluaran) yang telah dipresent-valuekan (Gray, 2005:65).

Dimana :

= Benefit sosial bruto proyek pada tahun t.

= Cost sosial bruto proyek pada tahun t.

n = Umur ekonomis proyek

= tingkat bunga (social discount rate)

Investasi dianggap layak (feasible) apabila NPV > 0

2. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah suatu tingkat bunga yang menggambarkan bahwa

antara benefit (penerimaan) yang telah dipresent-valuekan dan cost

(pengeluaran) yang telah dipresent-valuekan sama dengan nol (Gray,

2005:69).

Dimana :

= tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif

= tingkat bunga yang menghasilkan NPV negative

= NPV positif

Page 68: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

= NPV negative

Investasi dianggap layak (feasible) bila IRR > tingkat bunga

3. Benefit – Cost Ratio (B/C Ratio)

B/C Ratio merupakan perbandingan antara benefit yang telah

dipresent-valuekan dengan biaya yang telah dipresent-valuekan (Gray,

2005:75).

Dimana :

Bt = benefit sosial bruto proyek pada tahun t

Ct = cost sosial bruto proyek pada tahun t

= social discount rate

= tahun yang bersangkutan

Investasi dianggap menguntungkan (profitable) bila B/C Ratio > 1

Untuk mengetahui kapan investasi awal dapat terbayar kembali, maka

digunakan alat sebagai berikut:

4. Payback Period (PBP) (Pudjosumarto, 1995:51-52)

Merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk membayar

kembali (mengembalikan) semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di

dalam investasi suatu proyek. Metode ini tidak memperhitungkan periode

setelah periode payback period dan belum memperhatikan time value of

Page 69: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

money (perhitungan payback period terhadap nilai sekarang dengan tanpa

memperhitungkan nilai waktu dari uang).

Dimana :

I = besarnya biaya investasi yang diperlukan

= benefit bersih yang diperoleh pada setiap tahunnya

Page 70: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Letak Geografis

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah.

Wilayah Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan “Kota Solo”

terletak antara 110o 45’ 15” – 110o 45’ 35” Bujur Timur dan antara 7o 36’

00” – 7o 56’ 00” Lintang Selatan, merupakan dataran rendah yang terletak

di cekungan lereng pegunungan lawu dan pegunungan Merapi dengan

ketinggian ± 92 meter dari permukaan laut.

Batasan fisik Kota Surakarta meliputi :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali

b. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo

d. Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten

Karanganyar.

2. Luas Daerah dan Pembagian Administratif

Luas wilayah Kota Surakarta mencapai 4.404,0593 ha yang secara

administrative terdiri dari 5 Kecamatan yang terbagi atas 51 Kelurahan.

Jumlah Rukun Warga (RW) tercatat sebanyak 595 dan jumlah Rukun

Page 71: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tetangga (RT) sebanyak 2.669. Dengan jumlah Keluarga sebanyak

134.811 KK. Maka rata-rata jumlah KK setiap RT berkisar sebesar 50 KK.

Jumlah penduduk dan tingkat kepadatan tiap kecamatan di Kota Surakarta

tahun 2008 terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan Di Kota Surakarta Tahun 2008

Sumber: BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa Kecamatan

Banjarsari merupakan Kecamatan terluas di Kota Surakarta dengan luas

14,81 km2 atau menempati 33,63 persen dari seluruh wilayah Kota

Surakarta. Tingkat kepadatan penduduk Kota Surakarta pada tahun 2008

mencapai 12.849 jiwa/km2. Pada tahun 2008 tingkat kepadatan penduduk

tertinggi terdapat di Kecamatan Serengan yang mencapai angka 19.899

jiwa/km2. Sedangkan tingkat kepadatan terendah terdapat di Kecamatan

Banjarsari sebesar 10.945 jiwa/km2. Dengan tingkat kepadatan yang tinggi

akan berdampak pada masalah-masalah sosial seperti perumahan,

kesehatan, dan juga tingkat kriminalitas.

No. Kecamatan Luas Wilayah (km2)

Jumlah Penduduk

(jiwa)

Tingkat Kepadatan (jiwa/km2)

1.

2.

3.

4.

5.

Laweyan

Serengan

Pasar Kliwon

Jebres

Banjarsari

8,64

3,19

4,82

12,58

14,81

109.930

63.558

87.980

142.292

162.093

12.723

19.899

18.272

11.311

10.945

Jumlah 44,04 565.853 12.849

Page 72: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

3. Keadaan Alam

Suhu udara rata-rata di Kota Surakarta berkisar antara 24,7oC –

27,9 oC. Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 64% sampai dengan

85%. Hari hujan terbanyak jatuh pada bulan Februari dengan jumlah hari

hujan sebanyak 25. Sedangkan curah hujan terbanyak sebesar 699 mm

jatuh pada bulan Oktober. Sementara itu rata-rata curah hujan saat hari

hujan terbesar jatuh pada bulan Nopember sebesar 33,1 mm per hari hujan.

4. Aspek Demografi

Penduduk merupakan salah satu unsur penting untuk terciptanya

suatu negara. Salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah jumlah

penduduk yang besar sebagai sumber daya manusia yang produktif dan

potensial bagi terwujudnya pembagunan.

Tabel 4.2 Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2004-2008

Tahun Jumlah

Penduduk (jiwa)

Pertambahan Jiwa dari kurun waktu sebelumnya

(jiwa)

Pertumbuhan Penduduk

(%) 2004

2005

2006

2007

2008

510.711

534.540

512.898

515.372

522.935

13.477

23.829

-21.642

2.474

7.563

2,71

4,66

-4,05

0,48

1,47

Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008

Dalam tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008

penduduk Kota Surakarta mengalami pertumbuhan penduduk sebesar

1,47% dari tahun 2007 yaitu mengalami pertambahan penduduk sebesar

Page 73: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

7.563 jiwa. Dampak dari pertumbuhan penduduk salah satunya adalah

tingkat kepadatan penduduk yang semakin meningkat.

Pertumbuhan penduduk Kota Surakarta dari tahun 2004-2008 yang

tertinggi terjadi pada tahun 2005, yaitu sebesar 4,66 persen atau

mengalami pertambahan penduduk sebesar 23.829 jiwa. Sedangkan

pertumbuhan penduduk terendah terjadi pada tahun 2006 yang mengalami

penurunan jumlah penduduk sebesar 21.642 jiwa atau 4,05 persen.

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis Kelamin Tahun 2004-2008

Tahun Jenis Kelamin

Jumlah Rasio Jenis

Kelamin Laki-laki Perempuan 2004

2005

2006

2007

2008

249.278

250.868

254.259

246.132

247.245

261.433

283.672

258.639

269.240

275.690

510.711

534.540

512.898

515.372

522.935

95,35

88,44

98,31

91,42

89,68

Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008

Berdasarkan hasil Estimasi Survei Penduduk Antar Sensus (2005)

tahun 2008 penduduk Kota Surakarta mencapai 522.935 jiwa dengan rasio

jenis kelamin sebesar 89,68 yang artinya bahwa pada setiap 100 penduduk

perempuan terdapat sebanyak 89 penduduk laki-laki.

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2008

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Laweyan Serengan Pasar Kliwon Jebres Banjarsari

54.164 31.263 43.172 70.466 80.259

55.766 32.295 44.808 71.826 81.834

109.930 63.558 87.980

142.292 162.093

Page 74: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Jumlah 279.324 286.529 565.853 Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak

terdapat di Kecamatan Banjarsari yaitu 162.093 jiwa dengan jumlah laki-

laki sebanyak 80.259 jiwa dan perempuan 286.529 jiwa sedangkan jumlah

penduduk terkecil berada di kecamatan serengan yaitu sebesar 63.558

jiwa.

5. Aspek Sosial Ekonomi

a. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan adalah jumlah

penduduk menurut tingkat pendidikan yang telah dan sedang

ditempuh, dalam hal ini adalah pendidikan formal. Komposisi

penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.5 di

bawah ini.

Tabel 4.5 Banyaknya Penduduk Umur 5 Tahun Ke atas Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2008

No. Tingkat

Pendidikan 2007 2008

Perkembangan

Prosentase

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Tamat Akademi/PT Tamat SLTA Tamat SLTP Tamat SD Tidak Tamat SD Belum Tamat SD Tidak Sekolah

30.090 83.364 77.830 77.029 28.018 49.199 12.468

35.639 71.143

101.351 98.118 44.051 66.799 32.192

5.549 -12.221 23.521 21.089 16.033 17.600 19.724

18,44 -14,66 30,22 27,38 57,22 35,77

158,20 Jumlah 357.998 449.293

Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008

b. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Page 75: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian merupakan jumlah

penduduk yang bekerja menurut pekerjaan yang dijalaninya. Pada

tahun 2009 jenis pekerjaan penduduk Kota Surakarta ada berbagai

macam, seperti terlihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta Tahun 2008

No. Mata Pencaharian 2007 2008 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Petani Sendiri Buruh tani Pengusaha Buruh industri Buruh bangunan Pedagang Angkutan PNS/TNI/POLRI Pensiunan Lain-lain

450 438

8.752 74.655 63.114 32.710 15.347 26.445 16.974

162.526

456 429

8.254 70.034 62.759 32.374 15.776 26.424 22.683

162.290 Jumlah 401.411 401.479

Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008

c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan salah satu indikator pembangunan perekonomian

suatu daerah. Perhitungan PDRB yang dilakukan dengan harga konstan

berarti dalam perhitungan telah dihilangkan pengaruh-pengaruh

terhadap merosotnya nilai mata uang.

Page 76: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 4.7 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000, Kota Surakarta Tahun 2008 (Juta Rupiah).

No. Lapangan Usaha 2007 2008

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Pertanian

Penggalian

Industri pengolahan

Listrik, gas, dan air bersih

Bangunan

Perdagangan, hotel, dan restoran

Pengangkutan dan komunikasi

Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

Jasa-jasa

2.899,10

1.828,17

1.173.422,60

96.867,33

528.770,39

1.126.471,69

428.864,77

425.590,18

519.573,14

2.866,18

1.905,23

1.200.606,83

103.020,58

583.069,88

1.211.208,49

449.973,94

449.992,44

546.699,38

Produk Domestik Regional Bruto 4.304.287,37 4.549.342,95

Penduduk Pertengahan Tahun (orang) 515.372 522,935

PDRB Per Kapita 8.351.806,79 8.699.633,71

Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008

6. Aspek Pariwisata

Solo merupakan salah satu kota yang menjadi tempat tujuan wisata

di Jawa Tengah dan mampunyai atraksi wisata yang dapat menarik

wisatawan dari dalam atau luar negeri. Kota Solo memiliki slogan “Solo,

The Spirit of Java”. Slogan tersebut merupakan salah satu upaya kota Solo

untuk mencitrakan kota Solo sebagai kota pusat kebudayaan Jawa. Objek

wisata yang terdapat di Kota Solo kental dengan nuansa budaya.

Page 77: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Objek wisata yang terdapat di Kota Solo antara lain (Sari, 2010):

a. Wisata Budaya dan Sejarah :

1) Karaton Kasunanan Solo

Karaton Kasunanan dibangun pada tahun 1745. Di halaman istana

terdapat Panggung Sanggabuwana yang konon sebagai tempat

bertemu Raja dengan Kanjeng Ratu Kidul, sang penguasa Laut

Selatan. Di dalam keratin terdapat galeri seni dan museum dengan

pusaka-pusaka kerajaan, kereta kerajaan, keris, dan benda-benda

bersejarah lainnya.

2) Pura Mangkunegaran

Karaton ini terletak di pusat kota Solo. Karaton ini terdiri atas dua

bangunan utama yaitu Pendapa sebagai tempat menerima tamu dan

nDalem yang dikelilingi oleh tempat tinggal para keluarga Raja.

Bagian timur disebut Bale Peni, tempat tinggal putra/pangeran.

Bagian barat dinamakan Bale Warni, tempat tinggal para putri. Di

keraton ini terdapat naskah-naskah Jawa kuno, sebagian besar dari

zaman Majapahit (1293-1478) dan Mataram (1586-1755).

b. Wisata Seni

1) Kampung Batik Kauman

Masyarakat kauman bisa menghasilkan karya batik dengan motif-

motif batik yang sering dipakai oleh keluarga keraton. Hal ini

dikarenakan masyarakat kauman telah dibekali keahlian oleh

keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Di dalam

Page 78: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

perkembangannya, batik Kauman dapat dibedakan menjadi tiga,

yaitu batik tulis, batik murni cap, dan model kombinasi antara tulis

dan cap. Di kampung tersebut terdapat puluhan home industry

kerajinan batik yang telah memiliki pelanggan lokal dan wisatawan

mancanegara, yaitu dari Jepang, Eropa, Asia Tenggara, dan

Amerika Serikat. Di kampung batik Kauman, wisatawan bisa

berbelanja sambil mengetahui secara langsung proses pembuatan

batik.

2) Kampung Batik Laweyan

Kampung batik Laweyan sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang

tahun 1546M. Seni batik tradisional yang dulu banyak didominasi

oleh para juragan batik sebagai pemilik usaha batik, sampai

sekarang masih terus ditekuni masyarakat Laweyan. Kampung batik

Laweyan telah di desain sebagai kampung batik terpadu untuk

menciptakan suasana wisata dengan konsep fungsi ganda sebagai

showroom sekaligus rumah produksi. Di kampung ini juga terdapat

Makam Kyai Ageng Henis (tokoh yang menurunkan raja-raja

Mataram), bekas rumah Kyai Ageng Henis dan Sutawijaya

(Panembahan Senopati), bekas pasar laweyan, makam Jayengrana

(Prajurit Untung Suropati), dan rumah H. Samanhudi pendiri

Sarekat Dagang Islam. Laweyan juga terkenal dengan bentuk

bangunan rumah para juragan batik yang dipengaruhi arsitektur

tradisional Jawa, Eropa, China, dan Islam.

Page 79: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

c. Wisata Taman

1) Taman Balekambang

Taman Balekambang terletak di Jl. Ahmad Yani, di sisi belakang

Stadion Manahan dan Kantor Kepolisian Kota Besar Surakarta.

Tempat ini dahulu bernama “Partinah Bosch” yang dibangun oleh

kerabat Mangkunegara. Sekarang disebut Taman Balekambang

karena di taman tersebut terdapat sebuah kolam dan di samping

kolam terdapat sebuah balai pertemuan. Keasyikan berada di

Balekambang adalah tempatnya yang sejuk karena dinaungi oleh

pohon-pohon besar di atas rumput hijau yang kini terawat dengan

sangat baik. Taman yang luas tersebut di dalamnya juga tampak

berkeliaran rusa-rusa yang jinak dan angsa yang berenang di kolam.

2) Taman Sriwedari

Taman Sriwedari pada mulanya berfungsi sebagai tempat rekreasi

dan peristirahatan bagi keluarga kerajaan. Tempat ini dibangun oleh

Paku Buwono X. Taman ini pada awalnya terletak di sebuah lokasi

yang dinamakan Kebon Rojo atau Taman Raja. Taman Sriwedari

pada saat ini telah memiliki beberapa fasilitas hiburan untuk anak

berupa bom-bom car, mini jet coaster, water park, komidi putar,

rumah hantu, dan permainan tunggangan. Kompleks taman hiburan

ini di dalamnya terdapat restoran-restoran kecil, sementara di sisi

luar terdapat beberapa kios penjualan souvenir. Pertunjukan musik

Page 80: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

yang membawakan lagu-lagu kenangan juga sering digelar di

komplek taman ini.

3) Taman Satwa Jurug

Taman rekreasi ini berada di Jl. Ir Sutami atau terletak di tepi

Bengawan Solo. Pengunjung bisa bersantai di bawah pepohonan

sambil menikmati keindahan Bengawan Solo dan menyaksikan

satwa-satwa yang saat ini ada 60 jenis. Terdapat pula monument

“Gesang” sang maestro keroncong pencipta lagu Bengawan Solo.

d. Wisata Museum dan Bangunan Bersejarah

1) Monumen Pers Nasional

Bangunan yang terletak di Jl. Gajahmada ini didirikan untuk

memperingati Hari Jadi Pers, yaitu hari pertemuan para wartawan

seluruh Indonesia (PWI) pada tanggal 9 Februari 1946. Monumen

ini di dalamnya tersimpan naskah dan dokumen kuno yang

merupakan bukti-bukti sejarah perjalanan pers nasional dan

perjuangan bangsa Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda,

Jepang, Kemerdekaan, hingga zaman pemerintahan saat ini.

2) Museum Radya Pustaka

Museum yang terletak di Jl Slamet Riyadi ini memiliki koleksi

beragam benda bersejarah bernilai tinggi seperti keris, gamelan,

patung-patung batu dan perunggu, wayang kulit, dan berbagai

koleksi keramik. Terdapat juga perpustakaan naskah-naskah Jawa

Kuno dan naskah-naskah zaman kolonial belanda.

Page 81: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

e. Wisata Belanja

1) Pasar Klithikan Notoharjo Solo

Pasar Notoharjo lebih dikenal dengan nama Pasar Klithikan karena

pasar tersebut merupakan tempat bagi para pedagang kaki lima yang

menjual berbagai barang bekas, seperti elektronik, pakaian, ponsel,

spare part kendaraan mobil-motor, dan barang-barang lainnya.

Berdirinya pasar ini merupakan kebijakan Pemkot Solo untuk

menampung pedagang kaki lima di sekitar Taman Monumen 45

Banjarsari yang terkena proyek relokasi. Pasar ini terletak di

Kalurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, di

atas lahan seluas 1.800 m2.

2) Pasar Kembang Solo

Pasar Kembang terletak di jalan Dr. Rajiman, Kelurahan Sriwedari,

Kecamatan Laweyan, Solo. Pasar tersebut diperuntukkan bagi

pedagang yang memiliki jenis dagangan bunga (kembang).

Terutama bunga tabor beserta perangkat (uba rampe) untuk orang

yang meninggal dunia. Semula lokasi pasar ini adalah taman, pada

tahun 1963 mulai bermunculan banyak pedagang di sebelah utara

taman tersebut karena jumlah pedagang semakin banyak, maka pada

tahun 1970 didirikan sebuah pasar yang bernama Pasar Kembang.

3) Pasar Legi Solo

Pasar Legi merupakan pasar bersejarah karena didirikan pada masa

pemerintahan Mangkunegara I (Pangeran Samber Nyawa). Pasar

Page 82: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

yang memiliki luas ± 16.640 m2 ini terletak di kelurahan Stabelan,

Kecamatan Banjarsari, Solo. Pasar Legi merupakan pasar induk

hasil bumi terbesar di Surakarta. Pasokan hasil bumi berasal dari

berbagai daerah baik dari wilayah sekitar Solo maupun dari luar

Solo.

4) Pasar Gedhe Hardjonegoro Solo

Pasar ini terletak di jalan Urip Sumoharjo, kelurahan Sudiroprajan,

kecamatan Jebres, Solo. Pasar tersebut dibangun oleh Sinuhun Paku

Buwono X pada tahun 1930. Arsitektur pasar Gedhe merupakan

perpaduan antara gaya Eropa dengan gaya tradisional. Pasar ini

didesain oleh arsitek Belanda bernama Thomas Karsten.

5) Pasar Malam Ngarsopuro

Pasar mala mini berkonsep seperti Galabo (Gladak Langen Boga)

tetapi barang yang dijual bukan makanan melainkan non makanan

seperti handycraft, souvenir, garmen, makanan kering hasil

produksi dari UKM (Usaha Kecil Menengah). Fasilitas yang

disediakan antara lain tenda, meja, dan seragam. Adapun jumlah

pedagang di pasar ini sebanyak 344 pedagang.

6) Pasar Singosaren

Awalnya tempat ini hanya sebuah pasar tradisional yang dikenal

dengan Pasar Singosaren. Seiring perkembangannya tempat ini

menjadikan perpaduan antara pasar tradisional dan modern.

Dikatakan demikian karena meskipun dibangun Plaza Singosaren

Page 83: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

yang di dalamnya terdapat supermarket, bioskop, pusat penjualan

telepon seluler, kebutuhan sandang, dan lain-lain, tapi pasar

tradisional yang menjual kebutuhan pangan itu masih ada di sisi lain

dalam Plaza Singosaren ini.

7) Solo Square dan Solo Grand Mall

Solo Square dan Solo Grand Mall adalah mall berkelas menengah

keatas dengan desain modern dan elegan. Lokasinya sangat strategis

dan sangat mudah dijangkau karena berada di pusat kota, keduanya

terletak di Jl. Slamet Riyadi.

f. Wisata Kuliner

1) Sate Buntel

Sate buntel adalah sate kambing khas Solo yang terbuat dari

cincangan daging kambing, dengan bumbu bawang, merica, kecap,

irisan cabe rawit, bawang merah, irisan kol, tomat, dan rempah-

rempah. Kekhasan sate ini adalah pada tampilan dan rasanya karena

dibungkus dengan lemak kambing.

2) Pecel nDeso Solo

Pecel nDeso adalah nasi pecel yang berasal dari beras merah, di

atasnya diberi sayuran jantung pisang, daun petai cina, bunga turi,

dan kacang panjang. Biasanya, warung ini juga menyediakan

hidangan pendamping seperti misalnya belut goreng, wader, telur

mata sapi, sosis solo, hingga iso goreng.

Page 84: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3) Timlo Solo

Timlo adalah makanan berkuah bening yang di dalamnya terdapat

ayam suwir atau potong dadu, telur pindang, dan irisan hati /

rempela ayam. Menu ini disantap dengan nasi putih yang ditaburi

bawang goreng. Berbeda dengan daerah lain, Timlo Solo tidak

memakai soup dan jamur.

4) Nasi Liwet

Nasi liwet merupakan makanan khas Solo yang terkenal. Nasi liwet

terdiri dari nasi yang terbuat dari beras yang dimasak dengan kaldu

ayam sehingga terasa gurih, sedikit asin, dan terkesan pulen, diatas

nasi tersebut dibubui sayur labu bumbu pedas, telur rebus, daging

ayam yang disuwir, dan kuah santan kental. Biasanya nasi liwet

disajikan dengan memakai daun pisang.

5) Gladag Langen Bogan

Kota Solo sangat terkenal akan wisata kuliner, bahkan salah satu

potensi wisata terbesar kota ini adalah wisata kuliner. Gladag

Langen Bogan (Galabo) merupakan salah satu tempat wisata kuliner

terbaik di Solo. Galabo adalah sebuah terobosan yang dilakukan

pemerintah kota Solo dengan menggabungkan semua objek wisata

kuliner di kota Solo dalam satu kawasan yaitu di daerah Gladag,

Solo. Kini, wisatawan kuliner dapat dengan mudah menikmati

kelezatan kuliner kota Solo dengan hanya mengunjungi satu

kawasan. Keunikan dari tempat wisata kuliner ini adalah lokasinya

Page 85: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

yang terletak di jalan raya. Wisatawan kuliner dapat menikmati

makanan di tengah jalan yang bersih dan telah ditutup bagi

kendaraan. Mengunjungi dan mencoba langsung kenikmatan kuliner

unggulan Solo yang beragam memang sangat mudah dilakukan

dengan adanya Galabo ini, mulai dari tengkleng pasar klewer, sate

kere, Yu Rebi, bebek goreng Pak Slamet, gudheg ceker Bu Kasno,

dan masih banyak lagi.

Lokasi : Gladhag – depan PGS (Pusat Grosir Solo) / BTC (Beteng

Trade Center).

6) Srabi Notosuman

Makanan ini terbuat dari bahan tepung beras yang dibuat

sedemikian rupa sehingga menjadikan srabi ini begitu diminati.

Bahkan dapat dikatakan makanan ini diminati banyak kalangan atas

maupun bawah. Makanan ini selain enak juga dapat digunakan

sebagai pengganti makanan pokok. Kita dapat dengan mudah

menjumpai makanan ini di sepanjang kota Solo, siang ataupun

malam hari.

B. Gambaran Umum Usaha Kereta Jaladara

Kereta uap wisata Jaladara ini merupakan sebuah objek wisata baru di

Kota Surakarta. Kereta Wisata Sepur Klutuk Jaladara adalah kereta uap yang

dijalankan dengan kayu bakar, kayu yang digunakan untuk bahan bakar adalah

kayu Jati. Kereta wisata Sepur Klutuk Jaladara didatangkan Pemerintah Kota

Page 86: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Surakarta dan PT Kereta Api dari Museum Ambarawa, Semarang, Jawa

tengah ke Stasiun Jebres Surakarta dengan menggunakan tiga truk. Kereta

wisata Sepur Klutuk ini buatan Jerman tahun 1896 dengan nomor loko C

1218. Kereta ini mampu membawa dua gerbong, dengan nomor seri TR 144

dan TR 16 dan memiliki daya tampung mencapai 80 penumpang. Kereta ini

diperkirakan berusia 113 tahun, kondisi kereta ini masih sangat terawat baik,

berwarna hitam legam, berat kereta ini sekitar 45 ton. Plakat lainnya

bertuliskan Hohenzollern A.G Lokomotiv Bau, Dusseldorf, 1927, tertempel di

sisi kiri dan kanannya. Lokomotif berbahan bakar kayu itu, dulunya berada di

Cepu. Oleh karena tidak sering digunakan, akhirnya dipindahkan ke

Ambarawa. Di Ambarawa pun ternyata lokomotif uap itu jarang digunakan

(www.solosteamloco.com).

Kereta Jaladara ini diresmikan pada tanggal 29 September 2009 oleh

Menteri Perhubungan Syafei Jamal bersama walikota dan seluruh jajaran

Pemkot Kota Solo. Sebuah paket wisata dikemas dalam setiap kali kereta

Jaladara ini berjalan dan diharapkan mampu membuai wisatawan baik

domestik maupun asing untuk menikmati sajian kereta wisata ini.

C. Analisis Data dan Pembahasan

1. Aspek Umum dan Pengelolaan

a. Latar Belakang Usaha

Kota Solo memiliki objek wisata yang sangat beraneka ragam.

Objek wisata di Kota Surakarta banyak berupa wisata budaya. Kota

Page 87: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Solo memiliki objek wisata budaya yang sangat kental dan yang

terbaru di Kota Solo adalah Kereta Wisata Sepur Klutuk Jaladara.

Upaya Pemkot Surakarta dalam pengembangan pariwisata Kota

Surakarta hanya terbatas pada penciptaan sebuah event tahunan seperti

Solo Batik Carnival, SIEM serta pengembangan dalam hal

pembangunan tempat-tempat wisata yang sudah ada tanpa bisa

menciptakan sebuah atraksi wisata baru yang dikarenakan Kota

Surakarta sudah tidak memiliki lahan baru yang dapat mendukung

diciptakannya sebuah atraksi wisata baru (interview Kabid Angkutan

Dishub Kota Surakarta).

Kota Solo memiliki jaringan kereta api dengan 4 bangunan

stasiun kereta api yang melayani perjalanan kereta api antar kota.

Keempat stasiun itu adalah Stasiun Purwosari, Stasiun Solo Balapan,

Stasiun Solo Kota (Stasiun Sangkrah) dan Stasiun Jebres. Jalur ini

dibangun pada tanggal 1 April 1923 dan kemudian dioperasikan oleh

Netherlands Indische Spoorwage (NIS), sebuah perusahaan kereta api

swasta Pemerintah Hindia Belanda. Panjang jalur 33 Km hingga

Wonogiri, sebagian darinya melintasi di tengah kota Solo. Jalur yang

melintasi menelusuri kota Solo itu sepanjang 5,8 Km tepat bersisihan

dengan Jalan Slamet Riyadi. Kota di Indonesia yang memiliki jalur

kereta api di tengah kota sangat jarang, maka dari sinilah timbul

gagasan dari Pemkot Surakarta untuk memanfaatkan jalur kereta api

tersebut untuk menciptakan sebuah atraksi wisata baru berupa Kereta

Page 88: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Uap kuno. Wisata baru ini memiliki keunikan tersendiri karena

merupakan satu-satunya di Indonesia atau bahkan di dunia, sebuah

kereta uap yang melintas di sepanjang jalan di pusat kota (interview

Kabid Angkutan Dishub Surakarta).

b. Maksud dan Tujuan

Maksud penciptaan atraksi wisata berupa Kereta Uap Jaladara

ini yaitu dalam rangka pengoperasian kereta api (kereta uap wisata) di

Surakarta sehingga dapat mendukung upaya pelestarian sarana alat

transportasi (heritage trail dan loko uap) guna mendukung Kota

Surakarta sebagai kota pusaka.

c. Sifat Usaha

Usaha Kereta uap wisata ini bukan bersifat profit oriented

melainkan public oriented karena tidak akan mungkin terjadi payback

periods dengan hasil penjualan tiket kereta ini. Tujuan atraksi kereta

wisata ini lebih kepada branding kota sebagai Heritage City dan

pengembangan pariwisata Kota Surakarta yang diharapkan memiliki

multiplier effect kepada semua kalangan (interview Kabid Transportasi

Dishub Surakarta).

d. Pengelolaan

Pengelolaan kereta wisata ini diserahkan kepada sebuah Event

Organizer (EO) swasta yaitu PT Aqsa International dengan masa

kontrak selama 3 tahun. PT Aqsa International akan menerima

sejumlah 8 kali perjalanan per bulan atau 96 kali perjalanan kereta uap

Page 89: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

wisata selama setahun. Dalam setiap perjalanan kereta uap ini, PT

Aqsa International diwajibkan menyerahkan setoran kepada Dinas

Perhubungan senilai Rp 3.200.000,00 per perjalanan. Semua biaya

baik beban operasional untuk paket wisata yang dirancang serta semua

biaya promosi Sepur Kluthuk Jaladara merupakan tanggung jawab EO

(Aqsa Travel & Leisure, 2010).

2. Aspek Pemasaran

a. Potensi Pasar

Kebutuhan terhadap jasa pariwisata akan terus meningkat

seiring dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan

kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sebuah hiburan. Di kota-

kota besar di Indonesia permintaan pariwisata didorong pula oleh

kejenuhan pikiran dalam kesibukan beraktivitas sehari-hari. Kejenuhan

setelah sibuk bekerja selama sekian waktu mendorong masyarakat

selalu memanfaatkan hari libur baik weekend ataupun hari libur

nasional untuk me-refresh diri dengan melakukan perjalanan wisata.

Hal ini tampak pada setiap hari libur semua tempat wisata selalu ramai

dikunjungi terutama tempat-tempat wisata yang memiliki keunikan dan

tidak ditemukan di daerah lain. Pada Tabel 4.8 tampak bahwa selama

periode 2005-2009, jumlah kunjungan wisatawan ke objek dan daya

tarik wisata (ODTW) di Surakarta mengalami pertumbuhan setiap

tahun. Pada tahun 2006 mengalami peningkatan kunjungan wisata

Page 90: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

sebesar 18,9% sedangkan pada tahun 2009 hanya mengalami

pertumbuhan sebesar 3,59% dari tahun 2008.

Tabel 4.8 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) di Kota Surakarta

No Tahun Wisatawan

Mancanegara

Wisatawan

Domestik Jumlah Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

2005

2006

2007

2008

2009

9.649

10.625

11.922

13.859

26.047

760.095

904.984

960.625

1.029.003

1.054.283

769.744

915.610

972.547

1.042.862

1.080.330

Naik 18,9%

Naik 6,2%

Naik 7,2%

Naik 3,59%

Sumber : Dinas Pariwisata Surakarta, 2010

Pada Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sampai pada tahun 2009

Kota Surakarta memiliki sejumlah objek wisata unggulan yang

ditawarkan kepada wisatawan. Hampir semua objek wisata tersebut

merupakan wisata budaya. Terlihat bahwa objek yang paling banyak

dikunjungi wisatawan domestik pada tahun 2009 yaitu Taman Satwa

Taru Jurug sebanyak 451.776 orang dan THR Sriwedari sebanyak

403.107 orang. Para wisatawan mancanegara lebih menyukai objek

wisata yang berbau budaya, hal ini terlihat pada jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara yang paling banyak di objek wisata Keraton

Mangkunegaran sebanyak 15.791 orang dan Keraton Kasunanan

Surakarta sebanyak 5.205 orang.

Page 91: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tabel 4.9 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Surakarta Melalui Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) dan TIC

NO. OBYEK WISATA WISATAWAN WISATAWAN

JUMLAH ASING DOMESTIK

1 Krt. Mangkunegaran 15,791 36,104 51,895 2 Krt. Kasunanan 5,205 123,867 129,072 3 THR Sriwedari 76 403,107 403,183 4 Satwa Taru Jurug 0 451,776 451,776 5 M. Radya Pustaka 1,360 9,191 10,551 6 Museum Batik 801 30,238 31,039 7 TIC 2,814 0 2,814

Jumlah 26,047 1,054,283 1,080,330 Sumber: Dinas Pariwisata 2010

Melihat permintaan dan penawaran produk pariwisata di Kota

Surakarta berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan ke ODTW pada

tabel 4.8 dan tabel 4.9 dapat ditarik kesimpulan bahwa dari tahun ke

tahun jumlah kunjungan wisatawan di Kota Surakarta selalu meningkat

baik oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Wisatawan Mancanegara dan wisatawan dari luar daerah Kota

Surakarta lebih cenderung memilih mengunjungi objek wisata budaya

karena memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri yang tidak dimiliki

dan tidak dapat ditandingi oleh daerah lain. Kecenderungan permintaan

pariwisata yang bersifat budaya diperkirakan akan semakin meningkat

seiring semakin langkanya penawaran produk pariwisata bersifat

budaya. Oleh karena itu, peluang inilah yang digunakan Pemkot

Surakarta untuk menciptakan sebuah atraksi wisata bersifat budaya

guna menarik wisatawan dari luar daerah Surakarta dan juga dari

mancanegara.

Page 92: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

b. Strategi Pemasaran

1) Produk

Produk atraksi wisata Kereta Uap Sepur Kluthuk Jaladara

ini akan beroperasi sebanyak delapan kali dalam satu bulan. Kereta

uap wisata ini dikemas dalam sebuah konsep wisata yang menarik.

Konsep (Aqsa Travel & Leisure, 2010):

· Kemasan dalam setiap perjalanan Sepur Kluthuk Jaladara

· Sajian berupa welcome drink jamu, putra-putri Solo, Guide,

Sitter/sinden akan senantiasa hadir setiap kali sepur beroperasi

· Pemberhentian di berbagai titik seperti Loji Gandrung,

Ngarsopuro, Kauman, Galabo, dan Museum Batik Danarhadi

· Setiap pemberhentian akan diadakan traditional / contemporer

art performer

· Bekerjasama dengan travel stakeholder.

Wisata Kereta Uap Sepur Kluthuk Jaladara ini juga

menawarkan dua pilihan paket wisata terhadap wisatawan, yaitu:

· Regular / Personal Package

- Start dari stasiun Purwosari pukul 09.00 dan Finished di

stasiun Purwosari pukul 11.30.

- Include:

ü welcome drink jamu

ü guide

ü art performance @ loji gandrung

Page 93: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

ü solo kota/sangkrah

ü jajanan kampung

ü kampoeng batik kauman visit – museum

ü shopping & workshop

ü sinden on train

ü train steward

ü samir as souvenir

· Group Package

Group Package ini dirancang untuk para wisatawan dari luar

daerah yang jauh dari kota Surakarta dan para wisatawan

mancanegara. Dalam paket ini wisatawan akan berangkat dari

kota Jakarta.

- Term :

ü min. 30 pax

ü 3 hari 2 malam

ü berangkat menggunakan KA Nusantara/Bali/Toraja

ü kembali menggunakan Pesawat

ü Hotel **** (Best Western, Novotel, Lor In, Sunan,

Sahid)

ü Termasuk Bis, Makan, Atraksi Seni di padepokan

Gedhong Putih

Selain kedua paket wisata yang ditawarkan tersebut, para

wisatawan juga dapat menikmati kereta uap wisata ini dengan cara

Page 94: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

menyewa kepada pengelola dan merancang sendiri paket

wisatanya. Masyarakat juga dapat menyewa kereta uap wisata ini

misalnya untuk keperluan pernikahan.

2) Harga jual (Price)

Harga jual atau price untuk regular / personal package

yaitu Rp. 150.000,00/pax, dan anak-anak di bawah 5 tahun

Rp. 75.000,00/pax, sedangkan bagi yang memiliki Kartu Tanda

Penduduk (KTP) Surakarta Rp. 30.000,00/pax. Sementara untuk

group package harga yang ditawarkan mulai dari Rp. 2.300.000 –

Rp. 3.500.000/pax tergantung paket wisata yang dipilih.

Harga jual bagi yang akan menyewa kepada pengelola bisa

melakukan negosiasi harga langsung dan besarnya biaya akan

sangat tergantung pada paket wisata yang akan dibuat.

3) Promosi

Kegiatan yang dilakukan untuk mempromosikan atau

mengenalkan Kereta Uap Wisata Sepur Kluthuk Jaladara ini yaitu :

- Roadshow ke DTW yang menjadi Target Market.

- Mengajak beberapa tokoh menikmati sepur kluthuk.

- Membuat website dan brosur atau sarana promosi lainnya.

- TV coverage, liputan acara-acara TV nasional / internasional

- Koran, liputan berita di Koran nasional / regional /

internasional

Page 95: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

- Majalah, diutamakan majalah travel dan gaya hidup

- Mengundang berbagai reporter menikmati Sepur Kluthuk dan

Kota Solo.

4) Target Pasar

Target pasar untuk kereta uap wisata ini adalah wisatawan

domestik dari luar Surakarta dan wisatawan mancanegara.

· Wisatawan Domestik

- Jakarta - Surabaya

- Bandung - Yogya

- Semarang - Makasar

- Medan - Bali

· Wisatawan Asing

- Singapore - Malaysia

- Jepang - China

- Rusia

3. Aspek Keuangan

a. Pembelanjaan Investasi Barang Modal

Total dana yang dibutuhkan untuk menyewa barang modal

sebuah kereta uap wisata beserta dua gerbong dari PT KAI adalah

Rp. 174.744.088,00 (seratus tujuh puluh empat juta tujuh ratus empat

puluh empat ribu delapan puluh delapan rupiah) per bulan sudah

termasuk biaya operasional, meliputi biaya operasi langsung, biaya

operasi tidak langsung, dan biaya umum. Biaya sewa Kereta dari PT

Page 96: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Kereta Api (Persero) ini sesuai dengan perjanjian kerjasama antara PT

Kereta Api (Persero) dengan Pemerintah Kota Surakarta tentang

pengoperasian Kereta Api (Kereta Uap Wisata) di Kota Surakarta

Nomor : HK.213/X/6/KA-2009 Nomor : 55/4390. Biaya investasi yang

digunakan untuk pengadaan Kereta Uap Wisata Sepur Kluthuk

Jaladara ini keseluruhan berasal dari APBD Kota Surakarta.

b. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya-biaya administratif di luar

kegiatan teknis kereta untuk mendukung kegiatan operasi kereta

wisata, termasuk di dalamnya biaya promosi dan pemasaran.

Keseluruhan biaya operasional merupakan tanggung jawab pengelola

yaitu PT Aqsa International. Pemkot Surakarta tidak mengeluarkan

dana untuk biaya operasional ini.

c. Biaya dan Estimasi Pendapatan atau Manfaat

Estimasi biaya dan pendapatan yang dihitung merupakan biaya

yang dikeluarkan oleh Pemkot Surakarta selaku pemilik atraksi wisata,

sedangkan estimasi pendapatan dihitung dari pendapatan multiplier

effect di Kota Surakarta yang ditimbulkan dari setiap perjalanan wisata

Kereta Uap Wisata Sepur Kluthuk Jaladara.

1) Biaya

Dalam penelitian ini, biaya yang digunakan untuk pengadaan

Kereta Wisata Jaladara ini berasal dari APBD Kota Surakarta yaitu

sebesar Rp. 174.744.088,00 per bulan.

Page 97: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

2) Estimasi Pendapatan atau Manfaat

Pendapatan yang dihitung adalah manfaat dapat

dirupiahkan. Manfaat yang dimaksud adalah manfaat multiplier

effect di Kota Surakarta yang ditimbulkan dari setiap perjalanan

wisata Kereta Uap Sepur Kluthuk Jaladara baik manfaat langsung

bagi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Surakarta dan manfaat

tidak langsung yang diterima masyarakat Surakarta.

a) Pendapatan langsung

Pendapatan langsung ini berasal dari setoran dari EO kepada

Pemerintah Kota Surakarta setiap Kereta Beroperasi, yaitu

sebesar Rp. 3.200.000,00 per perjalanan.

b) Pendapatan tidak langsung

Pendapatan tidak langsung ini merupakan pendapatan

multiplier effect dari adanya atraksi kereta wisata ini seperti

pendapatan hotel, kuliner, dan lain-lain.

c) Pendapatan hotel

Asumsi :

· Harga per kamar hotel bintang 4 Rp. 500.000,00

· Dalam satu perjalanan terdapat 80 orang wisatawan

Pendapatan setiap paket perjalanan :

Rp. 500.000,00 X 80 = Rp. 40.000.000,00

Page 98: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

d) Pendapatan kuliner

(1) Pecel solo

Asumsi :

· Harga per porsi Rp. 40.000,00

· Dalam satu perjalanan terdapat 80 orang wisatawan

Pendapatan setiap paket perjalanan :

Rp. 40.000,00 X 80 = Rp. 3.200.000,00

(2) Soga resto

Asumsi :

· Harga per orang Rp. 80.000,00

· Dalam satu perjalanan terdapat 80 orang wisatawan

Pendapatan dalam setiap paket perjalanan :

Rp. 80.000,00 X 80 = Rp. 6.400.000,00

(3) Soto gading

Asumsi :

· Harga per porsi Rp. 40.000,00

· Dalam satu perjalanan terdapat 80 orang wisatawan

Pendapatan dalam setiap paket perjalanan :

Rp. 40.000,00 X 80 = Rp. 3.200.000,00

(4) Padepokan Gedong Putih

Asumsi :

· Harga per orang Rp. 250.000,00

· Dalam satu perjalanan terdapat 80 orang wisatawan

Page 99: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Pendapatan dalam setiap paket perjalanan :

Rp. 250.000,00 X 80 = Rp. 20.000.000,00

(5) Susu “Si Jack”

Asumsi :

· Harga per rombongan Rp. 1.500.000,00

Pendapatan dalam setiap paket perjalanan :

Rp. 1.500.000,00 X 1 = Rp. 1.500.000,00

(6) Gala Dinner Hotel

Asumsi :

· Harga per orang Rp. 150.000,00

· Dalam satu perjalanan terdapat 80 orang wisatawan

Pendapatan dalam setiap paket perjalanan :

Rp. 150.000,00 X 80 = Rp. 12.000.000,00

e) Pendapatan Oleh-oleh

(1) Gunawan Setiawan

Asumsi :

· Dalam setiap kunjungan Rp. 20.000.000,00

Pendapatan dalam setiap paket perjalanan :

Rp. 20.000.000,00 X 1 = Rp. 20.000.000,00

(2) Orion

Asumsi :

· Dalam setiap kunjungan Rp. 15.000.000,00

Page 100: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Pendapatan dalam setiap paket perjalanan :

Rp. 15.000.000,00 X 1 = Rp. 15.000.000,00

f) Pendapatan rent a car

(1) Bus

Asumsi :

· Harga sewa 1 unit bus Rp. 2.000.000,00

· Dalam satu kali jalan terdapat 2 unit bis yang di sewa

· Bus disewa selama 2 hari

Pendapatan dalam setiap paket perjalanan :

Rp. 2.000.000,00 X 2 X 2 = Rp. 8.000.000,00

(2) Innova

Asumsi :

· Harga sewa 1 unit Rp. 600.000,00

· Dalam satu kali jalan terdapat 1 unit yang di sewa

· Mobil disewa selama 2 hari

Pendapatan dalam setiap paket perjalanan :

Rp. 600.000,00 X 1 X 2 = Rp. 1.200.000,00

g) Lain-lain

(1) Kesenian Sepur Kluthuk

Asumsi : Harga sekali perjalanan Rp. 3.500.000,00

Pendapatan dalam setiap paket perjalanan :

Rp. 3.500.000,00 X 1 = Rp. 3.500.000,00

Page 101: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Estimasi total pendapatan atau manfaat multiplayer effect

yang diterima Kota Surakarta dari adanya kereta uap wisata Sepur

Kluthuk Jaladara dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.10 Perhitungan Estimasi Manfaat multiplier effect dari Kereta Uap Sepur Kluthuk Jaladara setiap paket perjalanan

No. Perincian Jumlah Manfaat

(Rp) 1 Manfaat langsung a. Setoran 3,200,000 2 Manfaat tidak langsung

a. Hotel 40,000,000 b. Kuliner 1). pecel solo 3,200,000 2). soga resto 6,400,000 3). soto gading 3,200,000 4). gedong putih 20,000,000 5). susu si 'jack 1,500,000 6). gala dinner hotel 12,000,000 c. Oleh-oleh 1). gunawan setiawan 20,000,000 2). Orion 15,000,000 d. Rent a car 1). Bus 8,000,000 2). Innova 1,200,000

e. Kesenian sepur kluthuk 3,500,000

Jumlah 137,200,000 Sumber : Data diolah, 2010

Pendapatan langsung yang diterima Pemkot Surakarta

melalui pajak dan retribusi dapat dilihat pada tabel 4.11.

Page 102: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Tabel 4.11 Perhitungan pendapatan yang diterima Pemkot Surakarta melalui pajak dan retribusi

No. Perincian Jumlah

pendapatan Oleh Pemkot

1 Manfaat langsung a. Setoran 3,200,000 2 Manfaat tidak langsung

a. Hotel 4,000,000 b. Kuliner 1). pecel solo 320,000 2). soga resto 640,000 3). soto gading 320,000 4). gedong putih 2,000,000 5). susu si 'jack 300 6). gala dinner hotel 1,200,000 c. Oleh-oleh 1). gunawan setiawan 2,000,000 2). Orion 1,500,000 d. Rent a car 1). Bus 0 2). Innova 0 e. Kesenian sepur kluthuk 0

Jumlah 15,180,300 Sumber : Data diolah, 2010

d. Payback Period (PBP)

Payback period usaha produk wisata kereta uap Sepur Kluthuk

Jaladara ini dapat dilihat pada tabel 4.12. PBP usaha kereta uap Sepur

Kluthuk Jaladara ini bila dilihat dari manfaat yang diterima secara

keseluruhan bagi kota Surakarta akan tercapai pada perjalanan paket

wisata ke-2 pada setiap bulan investasinya. Selanjutnya pada

perjalanan ke-2 sampai dengan perjalanan ke-8 setiap bulannya akan

mengalami laba. Pada tabel 4.13 dapat diketahui apabila dilihat dari

Page 103: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

keuntungan Pemkot Surakarta (dari setoran, pajak, dan retribusi)

sebagai pemilik usaha kereta uap wisata “Sepur Kluthuk Jaladara”

maka PBP tidak akan terjadi selama 8 kali perjalanan dalam sebulan.

Pemkot Surakarta masih mengalami kerugian sebesar Rp

53.301.688,00 setelah 8 kali perjalanan.

Tabel 4.12 Perhitungan Payback Period (PBP) Bila Dilihat Dari Manfaat Bagi Kota Surakarta Secara Keseluruhan

Perjalanan Benefit Cash flow

0 -174,744,088 -174,744,088 1 137,200,000 -37,544,088 2 137,200,000 99,655,912

Sumber : Data diolah, 2010

Tabel 4.13 Perhitungan Payback Period (PBP) Bila Dilihat Dari Keuntungan yang Diterima Pemkot Surakarta

Perjalanan Benefit Cash flow

0 -174,744,088 -174,744,088 1 15,180,300 -159,563,788 2 15,180,300 -144,383,488 3 15,180,300 -129,203,188 4 15,180,300 -114,022,888 5 15,180,300 -98,842,588 6 15,180,300 -83,662,288 7 15,180,300 -68,481,988 8 15,180,300 -53,301,688

Sumber : Data diolah, 2010

4. Simulasi Aspek Finansial Dengan Alternatif Investasi

Model investasi Pemkot Surakarta dengan sistem bulanan yang

mencapai Rp. 174.744.088,00 per bulan dengan kerugian mencapi

Rp 53.301.688,00 per bulannya dinilai terlalu memberatkan APBD Kota

Surakarta, maka dari itu penulis mencoba menghitung kelayakan usaha

Page 104: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

kereta uap wisata “Sepur Kluthuk Jaladara” apabila Pemkot melakukan

investasi dengan menyewa kereta uap tersebut langsung selama 20 tahun

dengan perkiraan investasi Rp. 15.000.000.000,00.

a. Estimasi biaya dan manfaat selama 20 tahun

1) Estimasi investasi

Investasi yang dikeluarkan pemkot Surakarta untuk menyewa

kereta uap wisata tersebut selama 20 tahun diasumsikan Rp.

15.000.000.000,00

2) Estimasi biaya (cost)

Biaya operasional yang dikeluarkan pemkot per tahun diasumsikan

sebesar 1% dari total investasi yaitu sebesar Rp. 150.000.000,00

karena semua biaya perawatan ditanggung PT KAI dan biaya

operasional telah ditanggung oleh EO.

3) Estimasi Pendapatan

Estimasi pendapatan pemkot Surakarta dari setoran, pajak, dan

retribusi dengan asumsi selama satu tahun kereta berjalan sebanyak

96 kali dengan rincian 92 kali perjalanan paket wisata dan 4 kali

perjalanan regular serta setiap perjalanan diasumsikan dinaiki oleh

80 orang wisatawan. Pajak hotel yang ditetapkan yaitu 10% (Perda

Nomor: 9 Tahun 2002) dan pajak restoran yang ditetapkan yaitu

10% (Perda Nomor: 10 Tahun 2002).

Page 105: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Tabel 4.14 Perhitungan Pendapatan Pemkot Surakarta Selama 1 Tahun

No. Perincian Jumlah pendapatan

Pemkot 1 Manfaat langsung a. Setoran 307,200,000 2 Manfaat tidak langsung

a. Hotel 368,000,000 b. Kuliner 1). pecel solo 29,440,000 2). soga resto 58,880,000 3). soto gading 29,440,000 4). gedong putih 184,000,000 5). susu si 'jack 27,600 6). gala dinner hotel 110,400,000 c. Oleh-oleh 1). gunawan setiawan 184,000,000 2). Orion 138,000,000 d. Rent a car 1). Bus 0 2). Innova 0 e. Kesenian sepur kluthuk 0

Jumlah 1,409,387,600 Sumber : Data diolah, 2010

b. Perhitungan kelayakan usaha

Beberapa analisis pokok yang dapat digunakan sebagai alat bantu

untuk menilai kelayakan investasi suatu usaha yaitu Net Present Value

(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio)

dan Pay Back Periods (PBP).

Page 106: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

1) Net Present Value (NPV)

Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa pada tingkat discount

factor 12%, diperoleh NPV sebagai berikut:

= Rp 759.602.538,-

Perhitungan Net Present Value (NPV) selama 20 tahun

perjalanan menunjukan hasil sebesar Rp. 759.602.538,- yang

berarti bahwa NPV > 0. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa Usaha kereta uap wisata “Sepur Kluthuk Jaladara”

secara ekonomis layak untuk dilaksanakan.

Page 107: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Tabel 4.15 Perhitungan Net Present Value

Th Benefit Cost Net Benefit DF NPV 12%

(Rp) (Rp) (Rp) 12% (Rp) 0 0 15,000,000,000 -15,000,000,000 1.0000 -15,000,000,000 1 1,409,387,600 150,000,000 1,259,387,600 0.8929 1,124,453,214 2 1,508,044,732 150,000,000 1,358,044,732 0.7972 1,082,624,946 3 1,613,607,863 150,000,000 1,463,607,863 0.7118 1,041,767,168 4 1,726,560,414 150,000,000 1,576,560,414 0.6355 1,001,932,645 5 1,847,419,643 150,000,000 1,697,419,643 0.5674 963,161,491 6 1,976,739,018 150,000,000 1,826,739,018 0.5066 925,482,837 7 2,115,110,749 150,000,000 1,965,110,749 0.4523 888,916,305 8 2,263,168,501 150,000,000 2,113,168,501 0.4039 853,473,316 9 2,421,590,296 150,000,000 2,271,590,296 0.3606 819,158,234

10 2,591,101,617 150,000,000 2,441,101,617 0.3220 785,969,389 11 2,772,478,730 150,000,000 2,622,478,730 0.2875 753,899,968 12 2,966,552,241 150,000,000 2,816,552,241 0.2567 722,938,808 13 3,174,210,898 150,000,000 3,024,210,898 0.2292 693,071,083 14 3,396,405,661 150,000,000 3,246,405,661 0.2046 664,278,918 15 3,634,154,057 150,000,000 3,484,154,057 0.1827 636,541,920 16 3,888,544,841 150,000,000 3,738,544,841 0.1631 609,837,647 17 4,160,742,980 150,000,000 4,010,742,980 0.1456 584,142,018 18 4,451,994,989 150,000,000 4,301,994,989 0.1300 559,429,665 19 4,763,634,638 150,000,000 4,613,634,638 0.1161 535,674,248 20 5,097,089,063 150,000,000 4,947,089,063 0.1037 512,848,720

759,602,538 Sumber : Data diolah, 2010

2) Internal Rate of Return (IRR)

Berdasarkan tabel 4.15. dapat diketahui bahwa pada tingkat

discount factor 12% diperoleh NPV sebesar 759.602.538

sedangkan pada tingkat discount factor 13% diperoleh NPV

sebesar - 452.264.103. Kemudian dengan rumus :

Page 108: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

= 12,62680374 dibulatkan 12,63%

Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa nilai IRR

sebesar 12,63% , nilai IRR > social discount rate (12%). Ini

berarti usaha kereta uap wisata “Sepur Kluthuk Jaladara”

secara ekonomis layak untuk dilaksanakan.

Tabel 4.16 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)

Th Benefit Cost Net Benefit DF NPV 12% DF NPV 13%

(Rp) (Rp) (Rp) 12% (Rp) 0.13 (Rp) 0 0 15,000,000,000 -15,000,000,000 1.0000 -15,000,000,000 1.0000 -15,000,000,000 1 1,409,387,600 150,000,000 1,259,387,600 0.8929 1,124,453,214 0.8850 1,114,502,301 2 1,508,044,732 150,000,000 1,358,044,732 0.7972 1,082,624,946 0.7831 1,063,548,228 3 1,613,607,863 150,000,000 1,463,607,863 0.7118 1,041,767,168 0.6931 1,014,353,667 4 1,726,560,414 150,000,000 1,576,560,414 0.6355 1,001,932,645 0.6133 966,934,027 5 1,847,419,643 150,000,000 1,697,419,643 0.5674 963,161,491 0.5428 921,291,377 6 1,976,739,018 150,000,000 1,826,739,018 0.5066 925,482,837 0.4803 877,416,595 7 2,115,110,749 150,000,000 1,965,110,749 0.4523 888,916,305 0.4251 835,291,240 8 2,263,168,501 150,000,000 2,113,168,501 0.4039 853,473,316 0.3762 794,889,171 9 2,421,590,296 150,000,000 2,271,590,296 0.3606 819,158,234 0.3329 756,177,957

10 2,591,101,617 150,000,000 2,441,101,617 0.3220 785,969,389 0.2946 719,120,093 11 2,772,478,730 150,000,000 2,622,478,730 0.2875 753,899,968 0.2607 683,674,051 12 2,966,552,241 150,000,000 2,816,552,241 0.2567 722,938,808 0.2307 649,795,185 13 3,174,210,898 150,000,000 3,024,210,898 0.2292 693,071,083 0.2042 617,436,513 14 3,396,405,661 150,000,000 3,246,405,661 0.2046 664,278,918 0.1807 586,549,378 15 3,634,154,057 150,000,000 3,484,154,057 0.1827 636,541,920 0.1599 557,084,016 16 3,888,544,841 150,000,000 3,738,544,841 0.1631 609,837,647 0.1415 528,990,044 17 4,160,742,980 150,000,000 4,010,742,980 0.1456 584,142,018 0.1252 502,216,865 18 4,451,994,989 150,000,000 4,301,994,989 0.1300 559,429,665 0.1108 476,714,012 19 4,763,634,638 150,000,000 4,613,634,638 0.1161 535,674,248 0.0981 452,431,436 20 5,097,089,063 150,000,000 4,947,089,063 0.1037 512,848,720 0.0868 429,319,742

759,602,538 -452,264,103 Sumber : Data diolah, 2010

Page 109: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

3) Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio)

Dari tabel 4.16. dapat diketahui bahwa pada tingkat discount

factor 12%, diperoleh Benefit Cost Ratio sebagai berikut :

= 1,047120528 dibulatkan 1,05

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh Benefit Cost Ratio

sebesar 1,05 < 1, artinya secara ekonomis usaha kereta uap

wisata “Sepur Kluthuk Jaladara” layak untuk dilaksanakan.

Page 110: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tabel 4.17 Perhitungan Benefit-Cost Ratio

Sumber : Data diolah, 2010

Th Benefit Cost DF PV B PV C

(Rp) (Rp) 12% (Rp) (Rp) 0 0 15,000,000,000 1.0000 0 15,000,000,000 1 1,409,387,600 150,000,000 0.8929 1,258,381,786 133,928,571 2 1,508,044,732 150,000,000 0.7972 1,202,204,027 119,579,082 3 1,613,607,863 150,000,000 0.7118 1,148,534,205 106,767,037 4 1,726,560,414 150,000,000 0.6355 1,097,260,356 95,327,712 5 1,847,419,643 150,000,000 0.5674 1,048,275,519 85,114,028 6 1,976,739,018 150,000,000 0.5066 1,001,477,505 75,994,668 7 2,115,110,749 150,000,000 0.4523 956,768,688 67,852,382 8 2,263,168,501 150,000,000 0.4039 914,055,800 60,582,484 9 2,421,590,296 150,000,000 0.3606 873,249,737 54,091,504

10 2,591,101,617 150,000,000 0.3220 834,265,374 48,295,985 11 2,772,478,730 150,000,000 0.2875 797,021,384 43,121,416 12 2,966,552,241 150,000,000 0.2567 761,440,072 38,501,264 13 3,174,210,898 150,000,000 0.2292 727,447,212 34,376,129 14 3,396,405,661 150,000,000 0.2046 694,971,890 30,692,972 15 3,634,154,057 150,000,000 0.1827 663,946,359 27,404,439 16 3,888,544,841 150,000,000 0.1631 634,305,897 24,468,249 17 4,160,742,980 150,000,000 0.1456 605,988,669 21,846,651 18 4,451,994,989 150,000,000 0.1300 578,935,604 19,505,939 19 4,763,634,638 150,000,000 0.1161 553,090,264 17,416,017 20 5,097,089,063 150,000,000 0.1037 528,398,734 15,550,015

Total Present Value 16,880,019,082 16,120,416,544 B/C Ratio 1.047120528

Page 111: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

4) Payback Periods

Tabel 4.18 Perhitungan Payback Periods

Th Net Benefit Cash Flow 0 -15,000,000,000 -15,000,000,000 1 1,259,387,600 -13,740,612,400 2 1,358,044,732 -12,382,567,668 3 1,463,607,863 -10,918,959,805 4 1,576,560,414 -9,342,399,391 5 1,697,419,643 -7,644,979,748 6 1,826,739,018 -5,818,240,731 7 1,965,110,749 -3,853,129,982 8 2,113,168,501 -1,739,961,481 9 2,271,590,296 531,628,816

10 2,441,101,617 2,972,730,433 11 2,622,478,730 5,595,209,163 12 2,816,552,241 8,411,761,404 13 3,024,210,898 11,435,972,303 14 3,246,405,661 14,682,377,964 15 3,484,154,057 18,166,532,021 16 3,738,544,841 21,905,076,863 17 4,010,742,980 25,915,819,843 18 4,301,994,989 30,217,814,832 19 4,613,634,638 34,831,449,471 20 4,947,089,063 39,778,538,533

Sumber : Data diolah, 2010

Dari perhitungan tabel 4.17. dapat diketahui aliran kas yang

belum lunas setelah akhir tahun ke-8 adalah

Rp. 1.739.961.481,00 sedangkan aliran kas tahun operasional

ke-9 sebesar Rp. 531.628.816,00.

Page 112: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Hal ini berarti bahwa waktu yang diperlukan untuk

memperoleh dana sebesar Rp. 1.739.961.481,00 dalam tahun

operasional ke-9 adalah sebagai berikut :

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa payback

period investasi yang dilakukan pada awal penciptaan usaha

kereta uap wisata “Sepur Kluthuk Jaladara” dapat terbayar

kembali setelah 8 tahun 9 bulan.

5. Analisis Ekonomi

Kereta Jaladara ini secara ekonomi dapat memberikan banyak

manfaat bagi kota Surakarta. Manfaat tersebut merupakan manfaat

multiplier effect yang diterima masyarakat Surakarta seperti dari

pendapatan oleh-oleh, makanan, dan lain-lain. Selain itu, kereta Jaladara

ini menjadi sebuah ikon wisata yang dapat memperkuat branding kota

Surakarta sebagai kota budaya, sehingga meskipun dari sisi finansial

penciptaan atraksi wisata ini mengalami kerugian, tapi pemerintah kota

Surakarta terus melakukan subsidi guna mendukung berjalannya kereta

wisata ini (sesuai dengan hasil penelitian dari Suthanaya (2009) dengan

judul Analisis Kinerja dan Kelayakan Pengembangan Sistem Angkutan

Umum Massal Trans Sarbagita di Provinsi Bali dengan hasil meskipun

tidak layak tetapi tetapi tetap dijalankan dengan subsidi dari pemerintah

karena proyek tersebut memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat).

Page 113: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Dalam menilai kelayakan usaha kereta Jaladara ini hanya melihat

pada payback period saja karena tidak memungkinkannya untuk

menggunakan kriteria investasi yang lain seperti npv, irr, b/c ratio karena

investasi yang dilakukan berupa sewa bulanan.

Kriteria investasi digunakan untuk melakukan penilaian kelayakan

pada simulasi alternatif investasi agar usaha kereta Jaladara tersebut layak

dijalankan dan pemkot Surakarta tidak perlu melakukan subsidi. Kriteria

investasi yang digunakan yaitu npv, irr, b/c ratio, dan payback period

(sesuai dengan alat analisis yang digunakan untuk menilai kelayakan

proyek dalam penelitian yang dilakukan oleh Supriyadi (2002), Syahrani

(2003), dan Ratnayanti (2006). Hasil yang diperoleh yaitu dengan simulasi

investasi tersebut kereta Jaladara layak untuk dijalankan baik secara

ekonomi maupun finansial karena memiliki npv > 0, irr > discount rate,

b/c ratio > 0 dan biaya investasi yang dilakukan dapat terbayar kembali

sebelum umur kontrak berakhir (sesuai dengan penelitian sebelumnya

yang menghasilkan npv > 0, irr > discount rate, b/c ratio > 0 yang berarti

usaha tersebut layak untuk dijalankan; sesuai dengan penelitian terdahulu

dari Brown dan Kwansa (1999) jika NPV yang dihasilkan > 0 dan IRR >

country’s cost of capital maka proyek usaha pariwisata tersebut layak

untuk dijalankan).

Untuk menilai kelayakan sebuah proyek pariwisata menurut Brown

dan Kwansa (1999) menggunakan model NPV dan IRR yang telah

dimodifikasi dengan memasukkan biaya dan manfaat sosial agar penilaian

Page 114: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

kelayakan sebuah proyek pariwisata lebih komprehensif dan efektif. Jika

hasil yang diperoleh NPV > 0 maka proyek tersebut layak untuk

dijalankan. Begitu juga jika nilai IRR > country’s cost of capital maka

proyek tersebut layak untuk dijalankan.

Page 115: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini yang telah

diuraikan dalam Bab IV, secara keseluruhan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Usaha kereta uap wisata Sepur Kluthuk Jaladara merupakan sebuah atraksi

wisata yang diciptakan pemkot Surakarta dengan menggabungkan nuansa

klasik yaitu kereta uap itu sendiri dengan nuansa modern, yaitu melintas di

tengah kota Surakarta yang bernuansa modern. Sebuah paket wisata

dikemas dalam setiap kali kereta Jaladara beroperasi melewati sepanjang

Jl. Slamet Riyadi dari stasiun Purwosari sampai stasiun Sangkrah (Solo

Kota). Kereta Jaladara ini menjadi sebuah uniqueness yang diharapkan

menjadi salah satu pendukung brand image kota Solo sebagai The Spirit of

Java dan The Heritage City.

2. Usaha kereta uap wisata “Sepur Kluthuk Jaladara” dapat memberikan

manfaat multiplier effect kepada kota Solo. Hal ini terlihat dari besarnya

manfaat langsung yang diterima dari setiap kereta ini beroperasi yaitu

Rp. 137.200.000,00.

3. Usaha kereta ini lebih bersifat ke public oriented karena lebih

mementingkan kepada manfaat keseluruhan bagi kota Solo melalui usaha

98

Page 116: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

pariwisata. Pendapatan pemkot Surakarta yang ditimbulkan adanya kereta

wisata ini dari setoran, pajak, dan retribusi hanya sebesar

Rp. 15.180.300,00 setiap kereta beroperasi tidak akan menutupi

pengeluaran pemkot untuk menciptakan sebuah atraksi wisata ini yang

besarnya mencapai Rp 174.744.088,00 per bulan.

4. Usaha kereta wisata Sepur Kluthuk Jaladara ini dianggap layak dan dapat

terus dijalankan bila melihat manfaat secara keseluruhan yang ditimbulkan

bagi kota Surakarta, sedangkan dapat dianggap tidak layak jika melihat

dari sisi pendapatan Pemkot Surakarta sebagai pemilik usaha kereta wisata

ini.

5. Dari aspek finansial, usaha kereta ini dapat lebih menguntungkan pemkot

Surakarta jika dilakukan investasi secara langsung beberapa tahun ke

depan daripada melakukan sewa per bulan. Dari penelitian di atas, penulis

mengasumsikan investasi yang dilakukan untuk 20 tahun ke depan sebesar

Rp 15.000.000.000,00 dengan discount factor sebesar 12% dan setiap

tahunnya pendapatan naik 7% diperoleh hasil secara ekonomis usaha

kereta uap wisata “Sepur Kluthuk Jaladara” layak untuk dilaksanakan

dengan NPV = Rp 759.602.538,00 yang berarti layak dilaksanakan karena

NPV > 0. Nilai IRR sebesar 12,63% , nilai IRR > social discount rate

(12%) yang berarti secara ekonomis layak dilaksanakan. Benefit Cost

Ratio sebesar 1,05 < 1, artinya secara ekonomis usaha kereta uap wisata

“Sepur Kluthuk Jaladara” layak untuk dilaksanakan. Payback period

Page 117: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

investasi yang dilakukan pada awal penciptaan usaha kereta uap wisata

“Sepur Kluthuk Jaladara” dapat terbayar kembali setelah 8 tahun 9 bulan.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan penulis memiliki beberapa kelemahan dan

keterbatasan sebagai berikut:

1. Terbatasnya data yang diperoleh peneliti baik dari Dinas Perhubungan

maupun dari PT Aqsa International sebagai pengelola Kereta Jaladara.

2. Manfaat ekonomi yang dihitung hanya berupa setoran yang diterima

pemkot Solo dan banyaknya uang yang dikeluarkan oleh para wisatawan

yang menaiki Kereta Jaladara.

3. Hanya menghitung manfaat yang diperoleh dari group package saja,

sementara dari personal package / regular hanya dihitung setoran dari EO

ke pemkot saja.

4. Hanya melakukan satu kali simulasi kelayakan investasi usaha dengan satu

kali investasi untuk 20 tahun kedepan saja.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka ada beberapa hal yang dapat

penulis berikan sebagai saran, antara lain sebagai berikut:

1. Pemerintah Kota Surakarta perlu melakukan evaluasi dalam sistem

pembayaran sewa dan pengelolaan usaha kereta wisata ini.

2. Pengelola kereta wisata ini sebaiknya dapat mengoperasikan kereta ini

secara rutin dua kali dalam seminggu atau minimal satu kali dalam

Page 118: ANALISIS EKONOMI USAHA JASA PRODUK PARIWISATA: STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

seminggu untuk paket regular sehingga ada jadwal yang tetap bagi

wisatawan umum yang akan menikmati kereta ini.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah memasukkan

variabel-variabel manfaat yang lain selain jumlah uang yang dikeluarkan

wisatawan.