72
ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN KELUARGA DI DESA PURWOHARJO KECAMATAN RIMBO BUJANG KABUPATEN TEBO SKRIPSI RIZAL ARIFIN NIM: EES 150842 PEMBIMBING: Prof. Dr. SUBHAN, M.Ag AGUSTINA MUTIA, S.E., M.EI PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTHAN THAHA SAIFUDIN JAMBI 2019

ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM

MEMENUHI KEBUTUHAN KELUARGA DI DESA PURWOHARJO

KECAMATAN RIMBO BUJANG KABUPATEN TEBO

SKRIPSI

RIZAL ARIFIN

NIM: EES 150842

PEMBIMBING:

Prof. Dr. SUBHAN, M.Ag

AGUSTINA MUTIA, S.E., M.EI

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SULTHAN THAHA SAIFUDIN

JAMBI

2019

Page 2: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

ii

Page 3: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

iii

Page 4: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

iv

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil‟alamin..

Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan

Maha Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah engkau

jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar

dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah

awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih, menadahkan

doa dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku

untukmu. Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk Ayah dan Ibuku

tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa,

dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan

hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada

didepanku.,,Ayah,.. Ibu...terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku

untuk membalas semua pengorbananmu.. dalam hidupmu demi hidupku kalian

ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang

separuh nyawa hingga segalanya.. Maafkan anakmu Ayah,,, Ibu,, masih saja

ananda menyusahkanmu..

Dalam silah di lima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam.. seraya tangaku

menadah”.. ya Allah ya Rahman ya Rahim... Terimakasih telah kau tempatkan

aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas

menjagaku,, mendidikku,,membimbingku dengan baik,, ya Allah berikanlah

balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti

dari panasnya sengat hawa api nerakamu..

Untukmu Ayahhandaku Asroji ,,,Ibundaku Muji Kustini...Terimakasih....

we always loving you...

Kepada adik saudara orang terdekatku Rohid Apriyansah , Rakhmad

Gusdaryanto, dan Reni Marleni, terimakasih buat segala dukungan dan doa.

Kepada Bapak dan Ibu pembimbingku, Bapak Prof. Dr . Subhan, M.Ag dan

Ibu Agustina Mutia, SE.,M. EI terimaksih selama ini telah bersebar dan mau

membimbing sehingga skripsi ini selesai.

Page 5: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

v

Terimakasih kuucapkan Kepada Teman sejawat Saudara seperjuangan lokal G

angkatan 2015

“Tanpamu teman aku tak pernah berarti,,tanpamu teman aku bukan siapa-

siapa yang takkan jadi apa-apa”, buat saudara sekaligus sahabatku selama

berada di Jambi, Wildan Arif Rohman, M Ridho Alfathir, M Setiaji Pangestu,

M Darwis, Juliana, Utari Pradita Sari, Rita Apryanti, Siti Wahyuni , suka cita

empat tahun lebih kita lalui bersama,, kini giliranku untuk terbang tinggi

mengejar kalian dan mimpi-mimpi yang pernah kita rangkai. Buat sobat

seperjuangan Energen dan Omah Kene Kono Adoh

Terimakasih atas segala bantuan dan motivasinya, kalian adalah obat pelipur

lara hatiku yang selalu menghiburku dalam keadaan terjatuh, spesial doa untuk

kalian semua semoga cepat terkejar target kalian untuk cepat wisuda.. Amiiin

ya robbal‟alamin...

Page 6: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

vi

Page 7: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

vii

MOTTO

Artinya : Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta

orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan

yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu

kerjakan. Q.S. At-Taubah ayat 1051

1 Tim penerjemah dan penafsiran Al-qur‟an dan, (Bandung: Jumanatul „Al-Art (J-

ART), 2004)

Page 8: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Analisis Etos Kerja Islam Petani Karet Dalam

Memenuhi Kebutuhan Keluarga Di Desa Purwoharjo Kecamatan Rimbo

Bujang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif

deskriptif, Pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi,

wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa etos kerja

petani karet berpengaruh terhadap hasil kerja mereka dan berpengaruh pula

terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan keluarganya berupa sandang, pangan,

papan, kesehatan, dan pendidikan. Etos kerja Islam para petani karet Desa

Purwoharjo sebagian telah sesuai dengan nilai-nilai dan syariat Islam, namun

sebagian besar tidak paham tentang nilai-nilai etos kerja Islam dan Islam yang

menjadi pedoman hidup seorang muslim, sehingga tidak sesuai dan masih

melakukan tindakan-tindakan yang bertolak belakang dengan etos kerja dalam

Islam seperti, tidak bekerja keras, tidak jujur, tidak hemat dan tidak memiliki

sikap tangguh. Etos kerja yang baik atau sebaliknya, pada akhirnya akan

berpengaruh terhadap hasil atau pendapatan mereka dan kemudian akan

berpengaruh dengan pemenuhuan kebutuhan keluarga mereka.

Kata Kunci : Etos Kerja, Petani Karet, Kebutuhan Keluarga

Page 9: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas berkat Rahmat Allah yang senantiasa

memberikannikmat dan karunia-Nya serta Kekuatan Lahir batin kepada

penulis. Sholawatbeserta salam selalu dan kita curahkan kepada junjungan kita

Nabibesar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan umatnya yang

selalutaat dengan ajarannya. Semangat pejuang dan harapan untuk selalu

berusaha danberupaya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

Judul “Analisis Etos Kerja Islam Petani Karet Dalam Memenuhi Kebutuhan

Keluarga Di Desa Purwoharjo Kec Rimbo Bujang”. Ini dimaksudkan untuk

memenuhi sebagian dari persyaratanguna menyelesaikan program sarjana (S1)

pada Fakultas Ekonomi dan BisnisIslam Universitas Islam Negeri (UIN)

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penyusun skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan saran yang diberikan oleh Prof. Dr. Subhan, M.Ag selaku dosen

Pembimbing I dan Ibu Agustina Mutia, SE.,M. EI selaku dosen Pembimbing

II dalam penulisan skripsi ini. Dan juga kepada Bapak Kepala Desa

Purwoharjo telah memberikan izin melakukan penelitian berkenaan dengan

etos kerja Islam petani karet tersebut dan membantu dalam memberikan

keterangan lisan maupu tulisan yaitu berupa data-data guna untuk

menyelesaikan skripsi ini. Dengan adanya kritik dan saran, maka skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis

ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Subhan, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam Universitas Islam Negeri Jambi.

Page 10: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

x

2. Ibu Dr. Rafidah, SE., M. EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE., ME, Ibu Dr.

Halimah Ja‟far, M. Fil. I, Selaku Wakil Dekan I, II, Dan III di Lingkungan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan

ThahaSaifuddin Jambi

3. Bapak Dr. Sucipto, S. Ag., MA dan ibu GWI Awal Habibah, SE, M.E.Sy

sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi

yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis

5. Bapak dan Ibu staf Tata Usaha dan Akademik di Lingkungan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi

6. Teman-teman lokal Ekonomi Syariah G 2015.

7. Di samping itu, penulis sadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan kepada semua pihak untuk dapat

memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Hanya Allah

SWT yang memiliki kesempurnaan sedangkan kehilafan tak lepas dari

pemikiran manusia. Oleh karena itu kita mohon ampunan kepada-Nya dan

kepada sesama manusia kita mohon kemaafannya. Semoga amal kebajika

kita dibalas oleh Allah SWT.

Jambi, 2019

Penulis

Rizal Arifin

NIM. EES 150842

Page 11: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... i

NOTA DINAS ................................................................................................ ii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................. v

MOTTO ......................................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

C. Batasan Masalah........................................................................................ 6

D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

F. Kerangka Teori.......................................................................................... 8

G. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 26

H. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 29

BAB II METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 30

B. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 31

C. Objek dan Subjek ...................................................................................... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 33

E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 35

F. Sistematika Penulisan................................................................................ 36

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Desa Purwoharjo ............................................................. 36

B. Struktur Organisasi Desa .......................................................................... 38

C. Keadaan Topografi dan Batas Wilayah..................................................... 39

Page 12: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

xii

D. Visi dan Misi Desa Purwoharjo ................................................................ 40

E. Keadaan Masyarakat ................................................................................. 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Etos Kerja Petani Karet Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga ....... 49

1. Etos Kerja Islam ................................................................................... 50

2. Pemenuhan Kebutuhan Keluarga ......................................................... 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 65

B. Saran .......................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

Page 13: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1Mata Pencaharian Penduduk Desa Purwoharjo ............................... 3

Tabel 1.2 Luas Tanaman Karet ....................................................................... 5

Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 6

Tabel 1.4 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 29

Tabel 3.1Nama-nama Kepala Desa Purwoharjo ............................................. 37

Tabel 3.2 Pertumbuhan Penduduk .................................................................. 40

Tabel 3.3 Data Keagamaan Desa Purwoharjo ................................................. 42

Tabel 3.4 Data Sekolahan ............................................................................... 43

Tabel 3.5 Jumlah Prasaranan Kesehatan ......................................................... 44

Tabel 4.1 Jumlah Pendapatan Petani ............................................................... 47

Tabel 4.2 Data Tingkat Pendidikan Petani Karet Desa Purwoharjo ............... 62

Page 14: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk bekerja (homo faber). Dengan bekerja manusia

menyatakan eksistensi dirinya dalam kehidupan masyaarakat. Bekerja pada

dasarnya merupakan realitas fundamental bagi manusia, dan karenanya menjadi

hakikat kodrat yang yang selalu terbawa dalam setiap jenjang perkembangan

kemanusiaannya. Bekerja sebagai pernyataana eksistensi diri manusia

sesungguhnya merupakan penjelmaan kesatuan diri yang melibatkan semua unsur

yang membentuk keakuanya yaitu jiwa,semangat,pikiran maupun tenaga serta

anggota tubuh fisiknya. Oleh karena itu, maka dalam bekerja eksistensi itu terlihat

dan terukur kadar kualitasnya. 2 Bekerja juga merupakan suatu hal yang mutlak

yang dilakukan oleh semua manusia. Hampir semua kebutuhan dengan bekerja.

Kerja juga suatau wujud tanggung jawab seseorang terhadap kebutuhan diri

maupun keluarga.

Bekerja adalah segala aktivitas dinamis yang mempunyai tujuan untuk

memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani), dan didalam mencapai

tujuannya tersebut dia berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan

prestasi yang optimal sebagai pengabdian dirinya kepada Allah SWT. Bekerja

dikatakan aktivitas dinamis, mempunyai makna bahwa seluruh kegiatan yang

dilakukan oleh seorang muslim harus dengan penuh tantangan (challenging), tidak

2Musa Asy‟arie, Etos Kerja & Pemberdayaan Ekonomi Umat Islam, (Yogyakarta:

Lesti , 1997), hlm.40.

Page 15: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

2

monoton, dan selalu berupaya untuk mencari terobosan-terobosan baru

(innovative) dan tidak pernah merasa puas dalam berbuat kebaikan.3 Dengan

demikian bekerja adalah sebuah kewajiban yang harus dipenuhi dan dilakukan

oleh setiap manusia didunia yang ingin mendapatkan rezeki guna mengcukupi

kebutuhan hidupnya, diri sendiri dan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya.

Etos kerja Islam adalah sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan

yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya,

menampakkan kemanusianya, melainkan juga manifestasi dari amal saleh dan

oleh karenanya mempunyai nilai ibadah yang sangat luhur.4 Dalam aspek

kehidupan perekonomian terdapat dua corak konsep penerapan ekonomi yang

dikemukan oleh Max Weber, yaitu ekonomi kapitalis dan ekonomi teradisional.

Ekonomi kapitalis diirasionalkan secara hati-hati dan teliti yang diarahkan pada

jangkauan masa depan dengan berusaha mengeksploitasi kesempatan-kesempatan

politik beserta spekulasi yang tidak bisa dirasionalkan. Sedangkan sistem ekonomi

tradisional atau tradisionalisme ekonomi, yakni suatu periaku yang sama bertolak

belakang dengan usaha untuk mendapatkan kekayaan. Usaha yang dilakukan

terbatas hanya untuk mencukupi jenis-jenis kebutuhan sebagaiman layaknya

kebanyakan orang. Mereka bukan mengejar pendapatan keuntungan, akan tetapi

menitik beratkan pada tercapainya dan terpenuhinya kebutuhan.5

Kebutuhan-kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi oleh manusia yaitu

sandang, pangan dan papan serta kesehatan dan pendidikan. Pangan dan sandang

adalah kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Tidak pun yang dapat

melepaskan diri dari dua hal tersebut.6 Adanya kebutuhan pada diri manusia

sangat mudah dibuktikan karena hal tersebut dapat diindahkan dan dirasakan

secara langsung dalam diri kita. Kita butuh makan, istirahat dan tempat tidur serta

bernafas setiap saat, ingin dihormati dan disegani oleh orang lain, juga butuh

kepuasaan spritual disamping yang bersifat materi. Semua dapat dirasakan semua

itu dapat dirasakan sebagai kebutuhan hidup. Semua itu merupakan fitrah yang

dimiliki manusia tanpa kecuali, fitrah ini diberikan oleh Allah SWT sebagai

potensi kehidupan yang memungkinkan manusia bertahan hidup.7

Masyarakat desa didefinisikan dengan pekerjaan disektor pertanian. Desa

dapat diartikan sebagai daerah-daerah masyarakat hukum terbawah, yang berada

dibawah kecamatan dengan sumber ekonomi utamanya adalah pertanian dengan

3 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2002),

hlm.27 4 Desmon Ginting, Etos kerja: Panduan Menjadi Karyawan Cerdas, Hlm 7

5 Ajat Sudrajad, Etika Protestan dan Kapitalisme Barat Relevansinya Dengan

Islam Indonesi, hlm 32-35. 6 Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam,

(Jakarta:Robbani, 2001), hlm. 41 7 M . Yusuf Yusanto, Peran Nilai Dan Moral Dalam Perekonomian Islam, (Jakarta:

Robbani, 2001) Hlm.41

Page 16: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

3

usaha sampingan memelihara ternak sedangkan masyarakat ditandai dengan

pergaulan yang akrab dan memegang teguh adat istiadat setempat.

Desa Purwoharjo Kecamatan Rimbo Bujang merupakan salah satu desa yang

memiliki tipologi masyarakat pertanian. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas

masyarakat di desa Purwoharjo yang sebagian besar bermata pencahariian sebagai

petani, baik petani pemilik, petani penggarap atau sebagai buruh tani.

Tabel 1.1

Mata Pencaharian Penduduk Desa Purwoharjo

NO Pekerjaan Jumlah/Jiwa

1 Buruh Tani 442

2 Petani 782

3 Pedagang 137

4 Tukang kayu 15

5 Tukang Batu 43

6 Penjahit 35

7 PNS 57

8 TNI/Polri 1/3

9 Pengerajin 5

10 Industri Kecil 15

11 Buruh Industri 10

12 Kontraktor 4

13 Supir 30

14 Montir/Mekanik 37

15 Guru Swasta 82

16 Lain-Lain 153

Page 17: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

4

Sumber: Data Desa Purwoharjo8

Pertanian yang banyak dikembangkan di Desa Purwoharjo salah satunya

pertaniaan karet. Para petani karet di Desa Purwoharjo mengandalkan hasil kebun

karet mereka untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka, meskipun harga karet

mengalami naik turun. Dari observasi yang penulis lakukan terdapat beberapa

petani karet yang melakukan kecurangan dan karena itulah berbagai macam cara

dilakukan oleh sebagian petani yang tidak jujur, mencampur hasil karet mereka

dengan air, tanah, daun-daunan, tatal dan sebagainya dengan tujuan untuk

menambah berat hasil timbangan karet tersebut. Padahal semestinya seorang

petani memiliki etos kerja yang baik, harus berlaku jujur , dilandasi keinginan

agar orang lain mendapat kebaikan dan kebahagian sebagaimana ia

mengininkanya dengan cara menjelaskan catatan barang yang diketahui dan yang

tidak diketahui oleh pembeli atau yang bisa disebut dengan pengumpul karet.

Karena kualitas karet yang tidak bagus di dalamnya terdapat seperti tatal, pasir ,

air, daun-daunan dan lain sebagainya. Berikut ayat Al-qur‟an yang berkaitan

tentang kezalimaan diuraikan dalam QS. An Nisaa‟ ayat 168:

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman,

Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula)

akan menunjukkan jalan kepada mereka”.9

Tabel 1.2

Luas Tanaman Karet10

No Kabupaten Tebo 2016 2017 2018

1 Tebo Ilir 6082 2345 2034

2 Muara Tabir 1369 1718 1700

3 Tebo Tengah 4420 4457 4434

4 Sumay 4351 4527 4670

5 Tengah Ilir 4043 2343 2343

8 Data Desa Purwoharjo, 2018

9Tim penerjemah dan penafsiran Al-qur‟an dan, (Bandung: Jumanatul „Al-Art (J-

ART), 2004) 10 Bapan Pusat Statistik, 2018

Page 18: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

5

6 Rimbo Bujang 13184 12803 12706

7 Rimbo Ulu 7977 7996 8000

8 Rimbo Ilir 6018 6073 6100

9 Tebo Ulu 9129 9183 9376

10 VII Koto 5823 6507 6879

11 Serai Serumpun 1123 1120 1199

12 VII Koto Ilir 2628 2637 2678

Sumber: Bapan pusat statistik.2018

Dilihat dari para peneliti terdahulu Nofi Mujharotun (2014) yang berjudul

Islam Dan Etos Kerja Petani Desa Agrosari Sedayu Yogyakarta Terhadap

Kelompok Agribisnis Jamur Tiram (Ajt), hasil dari penelitian ini adalah Bekerja

yang baik adalah melakukan pekerjaan sesuai dengan etos kerja islam, Islam

sendiri mengajarkan umatnya untuk memiliki etos kerja yang baik dalam bekerja

untuk memenuhi kebutuhannya. 11

Kemudian penelitian dari Sadatun Ni‟mah (2016), yang berjudul Etos

Kerja Berbasis Aspek Keagamaan Dan Praktek Pertaniaan Tradisional Studi

Masyarakat Agraris Kebon Blora Jawa Tengah dengan hasil penelitian sebagai

berikut menunjukan bahwa etos kerja petani terdapat dalam sikap kerja dan sikap

hidup petani. Etos kerja keagamaan membawa pengaruh terhadap pertanian

tradisional yang diterapkan sampai saat ini, praktek pertanian tersebut dilakukan

berdasarkan kesadaran dan potensi yang petani miliki sekarang.12

Para petani karet seharusnya memiliki etos kerja yang tinggi terhadap

pekerjaanya, dengan memiliki etos kerja yang tinggi maka masyarakat akan

bekerja atau bertani dengan seoptimal mungkin untuk memperoleh hasil berupa

pendapatan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, yang tentunya

harus bekerja dan berlandaskan Al-Qur‟an dan Hadits. Maka dari pemaparan latar

belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang : “Analisis

11 Nofi Mujharotun, Islam Dan Etos Kerja Petani Desa Agrosari Sedayu Yogyakarta

Terhadap Kelompok Agribisnis Jamur Tiram (AJT) skripsi, UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2016 12

Sadatun Ni‟mah, Etos Kerja Berbasis Aspek Keagamaan Dan Praktek Pertaniaan

Tradisional Studi Masyarakat Agraris Kebon Blora Jawa Tengah.skripsi, UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, (2016)

Page 19: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

6

Etos Kerja Islam Petani Karet Dalam Memenuhi Kebeutuhan Keluarga Di

Desa Purwoharjo Kecamatan Rimbo Bujang”

B. Rumusa Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana etos kerja Islam petani

karet di Desa Purwoharjo dalam memenui kebutuhan keluarganya?

C. Batasan Masalah

Karena adanya keterbatasan waktu, dana dan tenaga dan supaya penelitian

ini dapat dilakukan secara mendalam, maka tidak semua masalah yang telah

diidentifikasikan akan diteliti. Guna memperdalam kajian, penelitian ini akan

dibatasi hanya melihat bagaimana etos kerja islam petani karet didesa Purwoharjo

terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga.

D. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulisan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui etos kerja Islam yang dimiliki oleh petani karet desa

Purwoharjo terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian dan penulisan diharapkan mampu untuk memberikan

manfaat sendiri. Untuk itu penulis berharap hasil penelitian dari penelitian ini

dapat bermanfaat secara teoritis maupun bemanfaat untuk kepentingan secara

praktis.

1. Manfaat secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

tentang etos kerja petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan

dapat dijadika sebagai bahan pertimbangan pada kajian penelitian yang akan

datang.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai karya yang dapat disumbangkan kepada semua pihak, terutama

terhadap institusi-institusi pendidikan, para pelajar mahasiswa dan bahkan

pakar kemasyarakatan.

Page 20: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

7

b. Selain sebagai sebuah sajian namun dalam karya ini terdapat karya yang

penting untuk diketahui khususnya sebagai rujukan dalam

mengembangkan potensi desa khususnya petani karet.

F. Kerangka teori

1. Pengertian Etos Kerja

Etos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sesuatu yang diyakini,

cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja. Sedangkan etos kerja

Islam dapat didefinisikan sebagai cara pandang yang diyakini seorang muslim

bahwa bekerja tidak hanya bertujuan memuliakan diri, tetapi juga sebagai suatu

manifestasi dari amal sholeh dan mempunyai nilai ibadah yang luhur.

Harsono dan Santosos menyatakan bahwa etos kerja adalah semangat

kerja yang didasari oleh oleh nilai-nilai dan norma tertentu. Hal ini juga sesuai

dengan pendapat Sukriyanto yang menyatakan bahwa etos kerja adalah suatu

semangat kerja yang dimiliki oleh masyarakat untuk mampu bekerja lebih baik

guna memperoleh nilai-nilai kehidupan mereka. Etos kerja menentukan

penilaian manusia yang diwujudkan dalam suatu pekerjaan.13

Menurut Desmon ginting, etos kerja dapat didefinisikan sebagai

semangat bekerja yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang

yang bekerja, yang berlandaskan etika dan perspektif kerja yang diyakini, dan

diwujudkan melalui tekad dan prilaku konkret didunia kerja.14

Etos kerja Islam adalah sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan

yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan

dirinya, menampakkan kemanusianya, melainkan juga manifestasi dari amal

saleh dan oleh karenanya mempunyai nilai ibadah yang sangat luhur.15

Yang jelas seperti diuraikan oleh Alatas, etos kerja bukan suatu

fenomena kebudayaan, melainkan suatu fenomena sosiologis yang

eksistensinya terbentuk oleh hubungan produksi yang timbul sebagai akibat

dari struktur ekonomi yang ada dalam masyarakat itu. Untuk mampu bekerja

keras seseorang membutuhkan cukup energi. Energi yang cukup dapat

13 J. Harsono dan Santoso, Etos Kerja Pengusaha Muslim Perkotaan di Kota

Ponorogo, (Jurnal: Penelitian Humaniora), hlm 56 14 Desmon Ginting, Etos kerja: panduan menjadi karyawan cerdas, Hlm 7

15 Choiriyati Isny, Pengaruh Motivasi dan Etos Kerja Islam Terhadap Kinerja

Karyawan Studi Kasus Pada Karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati(skripsi). IAIN

Walisongo, 2011, hlm, 18-19

Page 21: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

8

diperoleh apabila orang tersebut mampu memperoleh gizi yang baik, sedang

gizi yang baik dapat diperoleh apabila orang tersebut memperoleh kesempatan

untuk bekerja guna memperoleh pendapatan yang cukup guna memperoleh

makanan bergizi tinggi agar memperoleh cukup energi agar orang itu dapat

bekerja lebeih baik.16

Etos Kerja merupakan totalitas kepribadian diri serta cara

mengekspresikan, memandang, meyakini, dan memberikan sesuatu yang

bermakna, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang

optimal (high performance).17 Etos kerja muslim didefenisikan sebagai sikap

kepribadian yang melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja

itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya,

melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh. Sehingga bekerja

yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja menunjukkan fitrah

seorang muslim, melainkan sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai

hamba Allah yang didera kerinduan untuk menjadikan dirinya sebagai sosok

yang dapat dipercaya, menampilkan dirinya sebagai manusia yang amanah,

menunjukkan sikap pengabdian sebagaimana firman Allah:

Artinya: “Dan tidak Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembah-Ku”, (Q.S. adz-Dzaariyat : 56).18

Seorang muslim yang memiliki etos kerja adalah mereka yang

selalu obsesif atau ingin berbuat sesuatu yang penuh manfaat yang merupakan

bagian amanah dari Allah. Dan cara pandang untuk melaksanakan sesuatu

harus didasarkan kepada tiga dimensi kesadaran, yaitu : dimensi ma‟rifat (aku

tahu), dimensi hakikat (aku berharap), dan dimensi syariat (aku berbuat).

a) Etos Kerja: Dimensi Ma‟rifat (Aku Tahu)

1) Tahu siapa aku, apa kekuatan dan kelemahanku,

2) Tahu apa pekerjaanku

16 Mubyanto,dkk, Etos Kerja dan Kohesi Sosial (Yogyakarta: Aditya Media,1993).

Hlm. 3-4 17

Musa Asy‟ari, Etos Kerja Islam & Pemberdayaan Umat,(Yogyakarata: Lesfi,

1997), hlm.34. 18

Tim penerjemah dan penafsiran Al-qur‟an dan, (Bandung: Jumanatul „Al-Art (J-

ART), 2004)

Page 22: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

9

3) Tahu siapa pesaingku dan kawanku

4) Tahu produk yang akan dihasilkan

5) Tahu apa bidang usahaku dan tujuanku

6) Tahu siapa relasiku

7) Tahu pesan-pesan yang akan kusampaikan

b) Etos Kerja: Dimensi Hakikat (Aku berharap)

Sikap diri untuk menetapkan sebuah tujuan kemana arah tindakan

dilangkahkan. Setiap pribadi muslim meyakini bahwa niat atau dorongan untuk

menetapkan cita-cita merupakan ciri bahwa dirinya hidup.

c) Etos Kerja: Dimensi Syariat (Aku Berbuat)

Pengetahuan tentang peran dan potensi diri, tujuan serta harapan-

harapan hendaklah mempunyai arti kecuali bila dipraktikkan dalam bentuk

tindakan nyata yang telah diyakini kebenarannya.19

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi

pembeda antara etos kerja dalam Islam yaitu kaitannya dengan nilai serta cara

meraih tujuannya. Bagi seorang muslim bekerja merupakan sebuah kewajiban

hakiki dalam upaya mendapatkan Ridho Allah sehingga dinamakan etos kerja

Islami, dimana etos kerja Islami merupakan semangat dan sikap kerja yang

total dengan niat Lillahita‟ala sehingga pekerjaannya mampu mendatangkan

materi sekaligus amal.

2. Etos Kerja Dalam Islam

Agama Islam selalu mengajarkan agar umatnya selalu berusaha dan

berdoa untuk meraih kebaikan dunia dan akhirat serta terhindar dari sengsara

siskasaan neraka. Untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat mereka harus

berupaya bekerja dan beribadah dengan baik.

19

Musa Asy‟ari, Etos Kerja Islam & Pemberdayaan Umat,(Yogyakarata: Lesfi,

1997), hlm.78

Page 23: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

10

Manusia adalah makhluk kerja yang ada persamaanya dengan hewan

yang bekerja dengan gayanya sendiri. Tetapi berbeda dengan caranya, hewan

bekerja semata dengan berdaasarkan naluri, tidak ada etos, atau permainan akal.

Sebaliknya manusia tidak hanya naluriah tetapi juga menggunakan akal fikiran,

etos dan pendayagunaan diperlukan untuk meringankan beban tenaga fisik yang

terbatas, maupun meraih prestasi hebat sekali pun.

Menurut Asifudin etos kerja Islam merupakan krakter dan kebiasaan

manusia berkenaan dengan kerja, terpancar dari sistem keimana/aqidah Islam

yang merupakan sikap hidup mendasar terhadapnya. Berdasarkan pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa etos kerja Islam ialah karakter dan kebiasaan

manusia dalam bekerja yang bersumber pada keyakinan/aqidah. Islam dan

didasarkan pada Al-Qur‟an dan Sunnah.manusia bekerja bukan hanya karna motif

mencari kehidupan di dunia tetapi bekerja merupakan perintah dari agama.20

Apabila manusia bekerja tanpa etos tanpa moral dan akhlak, maka gaya

kerja manusia meniru cara kerja hewan, turun ketingkat terendah. Dengan

demikian juga tanpa menggunakan akal maka hasil kerjanya tidak akan

memperoleh kemajuan apapun. Allah SWT mengagugrahkan akal fikiran,

kemudian yang lebih tinggi lagi iailah tuntutan, pedoman dan petunjuk melalui

risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW.

Dalam Islam banyak risalah yang mengandung pedoman hidup yang

lengkap dan lurus terdapat pula etos kerja, berupa pedoman dan tuntutan dalam

bekerja supaya karyanya sukses dan berkah. Etos kerja yang datang dari Allah

SWT inilah yang paling tepat dan paling yang paling benar.

Etos kerja Islam mencerminkan sebagai berikut:21

a) Bekerja keras

Bekerja penuh kegigihan atau bekerja keras merupakan sesuatau

keharusan dalam bekerja yang mendorong umat Islam memilki etos

kerja yang tinggi. Manusia sebagai khalifah dimuka bumi adalah selain

melaksanakan ibadah kepada Allah SWT, manusia dituntut untuk

bekerja dengan giat untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadi maupun

keluarganya. Bentuk kerja keras petani tersebut adalah pemanfaatan

waktu seoptimal mungkin, jam kerja normal yaitu 8 jam/ hari.22

b) Jujur

20 A.J Asifudin, Etos Kerja Islam,(Surakarta: Muhammadiyah University Prress

2004) , hlm. 234 21

Hasan Aedi, Teori dan Aplikasi Etika Bisnis Islam, (Bandung, Alfabet, 2011),

hlm. 47 22 Undang-Undang RI, Tentang Ketenaga Kerjaan No 13 Tahun 2003 Pasal 77

Page 24: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

11

Jujur merupakan sikap siddiq yakni benar dalam berkata dan b erbuat

sesuatu, mengakui kekurangan serta menjauhu berbuat bohong atau

menipu.23 Dalam kehidupan sehari-hari kita dianjurkan untuk selalu

bersikap jujur baik itu untuk diri sendiri maupun masyarajat banyak.

Berlaku jujur sangat penting dilakukan dan dimiliki oleh setiap orang

karena dengan berperilaku jujur maka hidup akan menjadi lebih aman

dan nyaman.

c) Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk

melekukan kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuan.

Dorongan-dorongan tersebut berupa alasan-alasan yang menjadi dasar

seseorang melakukan sesuatu.

d) Hemat

Hidup hemat atau menghindari berbuat boros adalah menggunakan

sesuatu dengan cermat dan hati-hati. Karena pemborosan adalah diantar

sifat tercela yang harus dihindari. Krekteria boros disini merujuk pada

membelanjakan harta melebihi kebutuhan atau membeli barang yang

manfaatnya rendah serta membelanjakan harta yang tidak pada

tempatnya, bukan cerminan adanya etos kerja yang tinggi.

e) Tangguh

Indikatir etos kerja dalam Islam terletak pada muslim yang tangguh,

tahan uji dan tidak lemah. Orang seperti ini akan bekerja sekuat tenaga

sebelum akhirnya mengembalikan semua ikhtiarnya kepada Allah

SWT.24 Petani karet yang seperti ini aka lebih mampu memikul amanah

yang memiliki tanggung jawab sebagai tulang punggung untuk

memenuhi kebutuhan keluarga.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja

Dalam etos kerja, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi. Adapun

faktor-faktor tersebut yaitu:25

a. Agama

23 Astri Fitria, Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikp Akuntan Dalam

Perubahan Organisasi Dengan Komitmen Organisasi Sebagi Intervening, (Jurnal Maksi,

Vo 3 Agustus 2012), Hlm. 19 24 Hasan Aedi, Tori dan Aplikasi Eika Bisnis Islam,(Bandung: Penerbit Alfabet,

2011), hlm.61 25

Taufik Abdullah, Agama, Etos Kerja Dan Pembangunan Ekonomi,(Jakarta:

LP3ES, 1979),hlm.3

Page 25: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

12

Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan

mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir,

bersikap dan bertindak seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dianut

jika seseorang sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama.

b. Budaya

Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat juga

disebut sebagai etos budaya dan secara operasional etos budaya ini juga disebut

sebagai etos kerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai

budaya masyarakat yang bersangkutan.

c. Sosial politik

Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau

tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan

dapat menikmati hasil kerja keras dengan penuh.

d. Kondisi Lingkungan/Geografis

Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang

berada di dalamnya melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil

manfaat, dan bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari

penghidupan di lingkungan tersebut.

e. Pendidikan

Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia.

Peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos

kerja keras.

f. Struktur Ekonomi

Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau

tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota

masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka

dengan penuh.

g. Motivasi Intrinsik Individu

Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu

yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap

yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang.

4. Ciri-ciri Etos Kerja Islam

Page 26: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

13

Ciri–ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos kerja Islam akan

tampak dalam dalam sikap dan tingkah lakunya yang dilandaskan pada suatu

keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu merupan bentuk ibadah,

suatu panggilian dan perintah Allah yang akan memuliakan dirinya,

memanusiakan dirinya sebagia bagian dari manusia pilihan.26

Al-Qur‟an menanamkan kesadaran bahwa dengan bekerja berarti kita

merealisasikan fungsi kehambaan kita kepada Allah, dan menempuh jalan menuju

ridha-Nya, mengangkat harga diri, meningkatkan taraf hidup, dan memberikan

manfaat kepada sesama, bahkan kepada makhluk lain. Dengan tertananmnya

kesadaran diri ini, seorang muslim atau muslimah akan berusaha mengisi setiap

waktunya hanya dengan aktivitas yang berguna. Semboyannya adalah “tiada

waktu tanpa bekerja, tiada waktu tanpa amal”. Adapun agar nilai ibadahnya tidak

luntur, maka perangkat kualitas etos kerja yang Islami diperhatikan.

Berikut ini adalah ciri-ciri etos kerja Islam yang terpenting untuk

dihayati:27

a. Baik dan Bermanfaat

Islam hanya memerintahkan atau menganjurkan pekerjaan yang baik

dan bermanfaat bagi kehidupan orang lain, agar setiap pekerjaan mampu

memberikan nilai tambah dan mengangkat derajat manusia baik secara

individu maupun kelompok. Diuraikan dalam QS. Al-An‟am ayat 132:

Artinya: “Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang)

dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang

mereka kerjakan 28

Pekerjaan yang standar adalah pekerjaan yang bermanfaat bagi

individu dan masyarakat, secara material dan moral-speritual. Jika tidak

26

Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami,(Jakarta:Gema Insani,2008),

hlm. 103 27

Muhamad sakura, Etos Kerja Dalam Pandangan Islam, 2015 28

Tim penerjemah dan penafsiran Al-qur‟an dan, (Bandung: Jumanatul „Al-

Art (J-ART), 2004)

Page 27: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

14

diketahuai adanya pesan khusus dari agama, maka seorang harus

memperhatikan pengakuan umum bahwa sesuatu iu bermanfaat, dan

berkonsultasi kepada orang yang lebih tau. Jika hal ini pun tidak dilakukan,

minimal kembali kepada pertimbangan akal akal sehat yang didukung secara

nurani yang sejuk, lebih-lebih jika dilakukan memalui media shalat minta

petunjuk (istikharah). Dengan prosedur ini, seorang muslim tidak perlu

bingung atau ragu dalam memilih suatu pekerjaan.29

b. Al-Itqan (Kemantapan atau Perfectness)

Kualitas kerja yang itqan atau perfect merupakan sifat pekerjaan,

kemudian menjadi kualitas pekerjaan yang Islami. Rahmat Allah telah

dijanjikan bagi setiap orang yang bekerja secara itqan, yakni mencapai

standar ideal secara teknis. Untuk itu, diperlukan itu, diperlukan itu,

diperlukan dukungan pengetahuan dan skill yang optimal. Dalam konteks ini,

Islam mewajibkan umatnya agar terus menambah atau mengembangkan

ilmunya dan tetap berlatih Suatu ketrampilan yang sudah dimiliki dapat saja

hilang, akibatmeninggalkan latihan, padahal manfaatnya besar untuk

masyarakat. Karena itu, melepas atau menelentarkan keterampilan tersebut

termasuk perbuatan dosa. Konsep Itqan memberikan penilaian lebih terhadap

hasil pekerjaan yang sedikit atau terbatas, tetapi berkualitas, dari pada output

yang banyak, tetapi kurang bermutu.

c. Al-Ihsan (Melakukan yang Terbaik atau Lebih Baik Lagi)

Kualitas ihsan mempunyai dua makna dan memberikan dua pesan,

yaitu sebagai berikut:

a. ihsan berarti „yang terbaik‟ dari yang dapat dilakukan.

Dengan makna pertama ini, maka pengertian ihsan sama dengan

„itqan‟. Pesan yang dikandungnya ialah agar setiap muslim mempunyai

komitmen terhadap dirinya untuk berbuat yang terbaik dalam segala hal

yang ia kerjakan. Seperti dalam QS. Al Qashash ayat 77:

29 Hafhidhudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik,( Jakarta:

Gema Insani, 2003), hlm. 40.

Page 28: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

15

Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah

kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu

melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah

(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu,

dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.30

b. Ihsan mempunyai makna „lebih baik‟ dari prestasi atau kualitas

pekerjaan sebelumnya.

Makna ini memberi pesan peningkatan yang terus menerus, seiring

dengan bertambahnya pengetahuan, pengalaman, waktu, dan sumber

daya lainnya. Adalah suatu kerugian jika prestasi kerja hari ini

menurun dari hari kemarin. Keharusan berbuat yang lebih baik juga

berlaku ketika seorang muslim membalas jasa atau kebaikan orang

lain. Bahkan, idealnya ia tetap berbuat yang lebih baik, ketika

membalas keburukan orang lain.

Semangat kerja yang ihsan ini akan dimiliki manakala seseorang

bekerja dengan semangat ibadah, dan dengan kesadaran bahwa

dirinya sedang dilihat oleh Allah SWT.

d. Al-Mujahadah (Kerja Keras dan Optimal)

Di dalam Al-Qur‟an meletakkan kualitas mujahadah dalam bekerja

pada konteks manfaatnya, yaitu untuk kebaikan manusia sendiri, dan agar

nilai guna dari hasil kerjanya semakin bertambah. Mujahadah dalam

maknanya yang luas seperti yang didefinisikan oleh Ulama adalah yakni

mengerahkan segenap daya dan kemampuan yang ada dalam

merealisasikan setiap pekerjaan yang baik. Dapat juga diartikan sebagai

mobilisasi serta optimalisasi sumber daya. Sebab, sesungguhnya Allah

SWT telah menyediakan fasilitas segala sumber daya yang diperlukan

melalui hukum „taskhir‟, yakni menundukkan seluruh isi langit dan bumi

untuk manusia. Tinggal peran manusia sendiri dalam memobilisasi serta

mendayagunakannya secara optimal, dalam rangka melaksanakan apa

30 Tim penerjemah dan penafsiran Al-qur‟an dan, (Bandung: Jumanatul „Al-Art (J-

ART), 2004)

Page 29: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

16

yang Allah ridhai. Bermujahadah atau bekerja dengan semangat jihad

(ruhul jihad) menjadi kewajiban setiap muslim dalam rangka tawakkal

sebelum menyerahkan (tafwidh) hasil akhirnya pada keputusan Allah.

Firman Allah dalam QS. Ali 'Imran ayat 159:

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah

lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati

kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu

ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila

kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-

Nya”.31

5. Pemenuhan Kebutuhan Keluarga

Kebutuhan adalah suatu keperluan asasi yang harus dipenuhi untuk

mencapai keseimbangan organisme. Kebutuhan muncul ketika seseorang merasa

kurang, ketidak sempurnaan yang dapat merusak kesejahteraanya. Dengan kata

lain, kebutuhan muncul karena ketidakseimbangan dalam individu, sehingga

membuat individu melakukan suatu tindakan yang mengarah pada suatu tujuan,

dan kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.32

Keluarga adalah sebuah institusi terkecil didalam masyarakat yang

berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan kehidupan yang tentram, aman,

damai, dan sejahtera dalam suasana cinta dan kasih sayang diantara anggotanya.

Keluarga diposisikan sebagai lembaga sosial yang paling dasar untuk mencetak

kualitas manusia.

Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari perhubungan laki-

laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk

menciptakan dan membesarkan anak-anak. Sedangkan keluarga dalam bentuk

31

Tim penerjemah dan penafsiran Al-qur‟an dan, (Bandung: Jumanatul „Al-

Art (J-ART), 2004) 32

0E. Koswara, Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang Tua

dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA, (Bandung:Remaja

Rosdakarya, 2009), Hlm. 59

Page 30: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

17

yang murni yaitu satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak

yang belum dewasa.33

6. Macam-macam Kebutuhan

Kebutuhan manusia sangat bermacam-macam. Kebutuhan tersebut dapat

digolongkan, sebagai berikut :

a. Kebutuhan Menurut Intensitas

1. Kebutuhan Primer

Kebutuhan primer adalah kebutuhan utama atau kebutuhan pokok

yang pertama harus dipenuhi untuk mempertahankan hidup. Kata primer

sendiri berasal dari kata primus, yang berarti pertama. Secara umum

kebutuhan primer terdiri atas pangan, sandang, dan papan; atau makanan,

pakaian, dan rumah. Tanpa makanan, pakaian, dan rumah manusia bisa

mati kelaparan, kedinginan, dan kepanasan.

2. Kebutuhan Sekunder

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan kedua yang dipenuhi,

setelah kebutuhan primer terpenuhi. Adapun kata sekunder berasal dari

kata scundus, yang berarti kedua. Contoh kebutuhan sekunder, yaitu

meja, kursi, lemari, sepatu, tas, sisir, kaos kaki, buku, pensil, televisi,

radio, tempat tidur, dan kendaraan.

3. Kebutuhan Tersier

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan ketiga yang dipenuhi,

setelahkebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Kata tersier berasal dari

kata tertius, yang berarti ketiga. Kebutuhan tersier disebut juga

kebutuhan mewah. Kebutuhan ini umumnya dipenuhi oleh orang yang

berpendapatan tinggi dan dilakukan untuk meningkatkan prestise atau

kebanggaan di mata masyarakat. Contoh kebutuhan tersier, yaitu pakaian

33

Tantri Ruswat,. Bentuk Pemenuhan Kebutuhan Keluarga Oleh Wanita Pekerja

Pembuat Bulu Mata Palsu (Tinjauan Teori Hierarki Kebutuhan Abraham

Maslow)(skripsi), 2018,Purwokerto: IAIN Purwokerto, hal :26

Page 31: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

18

mewah, tas mewah, mobil mewah, rumah mewah, dan kapal pesiar

mewah

b. Kebutuhan Menurut Sifat

1. Kebutuhan Jasmani

Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang diperlukan oleh jasmani

atau badan.

2. Kebutuhan Rohani

Kebutuhan Rohani adalah kebutuhan yang diperlukan oleh rohani

atau jiwa. Contoh: untuk menyegarkan pikiran manusia memerlukan

hiburan, untuk menguatkan iman manusia memerlukan siraman rohani

berupa petunjuk dan nasihat keagamaan, untuk mencerdaskan pikiran dan

meningkatkan keterampilan manusia memerlukan pendidikan.

c. Kebutuhan Menurut Bentuk

1. Kebutuhan Material

Kebutuhan material adalah kebutuhan yang berbentuk benda material

atau benda berwujud, seperti tas, makanan, rumah, pakaian, dan lain-

lain.

2. Kebutuhan Immaterial

Kebutuhan immaterial adalah kebutuhan yang berbentuk benda

immaterial atau benda yang tak berwujud, seperti nasihat ulama,

penjelasan guru, hiburan, petunjuk dokter, dan lain-lain.

d. Kebutuhan Menurut Waktu

1. Kebutuhan Sekarang

Page 32: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

19

Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang pemenuhannya tidak dapat

ditunda dan harus dipenuhi saat kebutuhan tersebut dirasakan. Contoh:

kebutuhan akan makan bagi orang yang lapar dan kebutuhan akan obat

bagi orang yang sakit.

2. Kebutuhan Masa Depan

Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang pemenuhannya dapat

ditunda, karena dibutuhkan pada saat yang akan datang. Contoh:

kebutuhan akan tempat tidur bayi bagi ibu yang sedang hamil muda dan

kebutuhan akan biaya kuliah bagi anak yang masih SMP. Pada umumnya

orang mempersiapkan diri untuk memenuhi kebutuhan masa depan, di

antaranya dengan menabung.

e. Kebutuhan Menurut Subjek

1. Kebutuhan Individu

Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang harus dipenuhi secara

individu atau perorangan. Contoh: kebutuhan makan, minum, pakaian,

sepatu, dan sikat gigi. Kebutuhan individu setiap orang berbeda.

2. Kebutuhan Kualitatif/Bersama

Kebutuhan kolektif adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk

kepentingan bersama dan dilakukan secara bersama-sama. Contoh :

kebutuhan akan jalan raya, listrik, pasar, sistem pengairan, tempat

pembuangan sampah, dan lain-lain.34

34

Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam,(Jakarta: Kencana,

2012),hlm,71

Page 33: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

20

G. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berisi tentang uraian sistematis tentang hasil-hasil

penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu yang berkaitan dengan penelitian

yang akan dilaksanakan oleh peneliti dan telah diringkas dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 1.3

Penelitian Terdahulu

No Nama & Tahun Judul Metode Hasil Penelitian

1 Nofi

Mujharotun

(2014)

Islam Dan Etos Kerja

Petani Desa

Agrosari Sedayu

Yogyakarta

Terhadap Kelompok

Agribisnis Jamur

Tiram (Ajt)

Kualitatif Bekerja yang baik

adalah melakukan

pekerjaan sesuai

dengan etos kerja

Islam, Islam sendiri

mengajarkan

umatnya untuk

memiliki etos kerja

yang baik dalam

bekerja untuk

memenuhi

kebutuhannya.35

2 Sadatun

Ni‟mah

(2016)

Etos Kerja Berbasis

Aspek Keagamaan

Dan Praktek

Pertaniaan

Tradisional Studi

Masyarakat Agraris

Kebon Blora Jawa

Tengah

Kualitatif Menunjukan bahwa etos

kerja petani terdapat

dalam sikap kerja

dan sikap hidup

petani. Etos kerja

keagamaan

membawa pengaruh

terhadap pertanian

tradisioanal yang

diterapkan sampai

saat ini, praktek

pertanian tersebut

35

Nofi Mujharotun, Islam Dan Etos Kerja Petani Desa Agrosari Sedayu

Yogyakarta Terhadap Kelompok Agribisnis Jamur Tiram (AJT) skripsi, 2016, UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

Page 34: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

21

dilakukan

berdasarkan

kesadaran dan

potensi yang petani

miliki sekarang.36

3 Yendri Nazahar

(2011)

Analisis Etos Kerja

Pegawai Negri Sipil

Pada Kantor Camat

Kampar Kabupaten

Kampar

Deskriptif

Kualitatif

Etos kerja pegawai

negri sipil pada

kantor camat

kampar

dikategorikan

rendah, dan ada tiga

faktor yang

membuat rendahnya

etos kerja pegawai

negri sipil pada

kantor camat

kampar yaitu

kurangnya

pembinaan,

pengawasan dari

atasan dan penilaian

prestasi yang tidak

sesuai peraturan.37

4 Syahril Sidiq

(2015)

Etos Kerja Pedagang

Perempuan Dalam

Menigkatkan

Ekonomi Rumah

Tngga Muslim Stusi

Pada Pasar Pasir

Gintung Bandar

Lmpung.

Kualitatif Persoalan ekonomi

merupakan faktor

yang melatar

belakangi

perempuan memilih

sebagai pedagang

perempuan memilih

sebagai pedagang

sayuran di pasar, jiki

dilihat dari aspek

keagamaan yang

menjadi indikator

etos kerja, pada saat

waktu shalat tiba

kebanyakan dari

pedagang tidak

mengindahkannya

dan bahkan tetap

36 Sadatun Ni‟mah , Etos Kerja Berbasis Aspek Keagamaan Dan Praktek Pertaniaan

Tradisional Studi Masyarakat Agraris Kebon Blora Jawa Tengah, skripsi, (2016), UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta. 37 Yendri Nazahar, Analisis Etos Kerja Pegawai Negri Sipil Pada Kantor Camat

Kampar Kabupaten Kampar, Skripsi, (2011), UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

Page 35: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

22

melanjutkannya

aktivitas

berdagangnya meski

waktu shalat tiba.

5 Khuzriyah

(2014)

Etos Kerja Pedagang

Sembako Muslim

Pasar Beringharjo

Yogyakarta

Kualitatif Bahwa para pedagang

sembako muslim

beringharjo

memiliki etos krja

yang baik, yang

dimotivasi oleh

motif biogenetis dan

theogenetis.

Biogenetis adalah

dorongan untuk

memenuhi

kebutuahan-

kebutuahan biologis

terlihat dari

kegigihan para

pedagang. Motif

theogenetis

merupakan

keinginan manusia

berbakti kepada

tuhan, keinginan

untuk melaksanakan

perintah-perintahnya

hal ini mendorong

untuk bekerja dan

berusaha secara

halal.38

Dari tabel di atas dilihat bahwa terdapat beberapa penelitian yang

berkaitan dengan etos erja. Dalam penelitian terdapat beberapa perbedaan dari

penelitian terdahulu seperti tempat penelitian yang berbeda dari penulis, dan

variabel yang diteliti juga berbeda.

H. Kerangka Pemikiran

38 Khuzriyah, Etos Kerja Pedagang Sembako Muslim Pasar Beringharjo

Yogyakarta. Skripsi, (2014), UIN Sunan kalijaga Yogyakarta

Page 36: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

23

Tabel 1.4

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa petani karet harus

bekerja sesuai dengan etos kerja yang baik, etos kerja yang baik adalah harus

bekerja keras, jujur, memiliki motivasi, hemat dan tangguh dalam bekerja. Etos

kerja yang baik akan menimbulkan semangat kerja maka akan tercukupinya

kebutuhan keluarga.

Petani Karet

Etos Kerja

Bekerja Keras

Jujur

Motivasi

Hemat

Tangguh

JT Tercukupinya

kebutuhan keluarga

Page 37: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

24

BAB II

METODE PENELITIAN

Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan

untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain,

metodologi adalah suatu ungkapan umum untuk mengkaji topik penelitian.

Metodologi ini dipengaruhi atau berdasarkan prespektif teoritis yang kita gunakan

untuk melakukan penelitian, sementara prespektif teoritis itu sendiri adalah suatu

krangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data

dan menghubungkan data yang rumit dengan pristiwa atau situasi lain39

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam metode ini adalah

pendekatan deskriptif-kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya prilaku persepsi, motivasi, tindakan dll.40

Sedangkan deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

gambar dan bukan angka. Selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan

menjadi kunci terhadap obyek yang sudah diteliti. Data yang mungkin berasal

dari naskah, wawancara, catatan,lapangan,dokumen dan sebagainya tersebut

dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau

realitas.41

B. Jenis dan Sumber Data

Untuk mengumpulkan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini

menggunakan data sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari sumber

asli.42Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data primer dari lapangan,

yaitu dari petani karet Desa Purwoharjo Kecamatan Rimbo Bujang

Kabupaten Tebo.

39

Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung;PT. Remaja

Rosdakarya 2004), hal 145 40

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung;PT.Remaja Putra 2009),

hal 6

41 Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta;PT. Rafindo Persada 1997) hal 66

42 Muhammad,Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kualitatif, (Jakatra;

Raja Grafindo Persada, 2004) hlm. 102.

Page 38: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

25

b. Data Sekunder

Selain data primer, sebagai pendukung dalam penelitian ini penulis juga

menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari

sumber eksternal maupun imternal.43

. Data yang diperoleh dari lembaga

atau pun instansi yaitu dari Kantor Desa Purwoharjo.

C. Objek dan Subjek Penelitian

a. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas:

Objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.44

Dari objek tersebut diambil contoh subjek yang

diharapkan dan dapat mewakili objek. Adapun jumlah objek dalam

penelitian ini adalah 391 yaitu para petani karet yang ada di Desa

Purwoharjo.

b. Subjek Penelitian

Subjek adalah bagian dari jumlah dan karaktristik yang dimiliki oleh

objek tersebut. Bila objek besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari

semaua semua yang ada di objek besar, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan subjek yang di ambil

dari populasi itu, apa yang dipelajari oleh subjek itu, kesimpulannya akan

dapat diberlakukannya oleh objek. Untuk itu subjek yang diambil dari

objek harus betul-betul Representatif (mewakili).45

Dalam menentukan subjek pada penelitian ini menggunakan metode

Nonprobality Sampling dengan teknik Purpousive Sampling yang

merupakan teknik nonproblality sampling yang memilih orang-orang yang

terseleksi oleh peneliti berdasarkan ciri khusus yang dimiliki oleh subjek

yang dipandang mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-

sifat objek yang diketahui sebelumnya.46 Dalam nonprobabilty sampling

setiap unsur dalam objek tidak memiliki kesempatan yang sama untuk

dipilih sebagai subjek.47 Dari jumlah objek sebagaimana yang tertera diatas

adalah 391 maka yang diambil sebagai subjek adalalah 22 dengan alasan 22

43 Ibid., hlm 103

44 Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kuantitatif dan R & D (Bandung Alfabet,

2017), hlm, 117 45 Ibid, hlm, 118 46

Muhammad , Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta, Rajawali Pres), 2008,

hlm, 175 47 Ibid, hlm, 173

Page 39: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

26

orang itu tersebut yang merupakan para petani karet yang memiliki lahan

luas, petani karet yang memiliki lahan kecil dan petani penggarap sehingga

dianggap lebih resfresentatif untuk mewakili objek.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk

mengumpulkan data. Adapun metode tersebut adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Dalam penelitian kualitatif, observasi dipahami sebagai pengamatan

langsung terhadap objek, untuk mengetahui kebenarannya, situasi, kondisi,

konteks, ruang, serta maknanya dalam upaya pengumpulan data.

Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi langsung pada petani

karet di Desa Purwoharjo untuk mengamati objek penelitian secara langsung

dan lebih mendalam guna mendapatkan informasi.

b. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya

jawab langsung oleh objek yang diteliti.48

Metode (interview) yaitu adalah

proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana

dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung

informasi-informasi yang diberikan.49

Sedangkan jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wawancara terstruktur yaitu peroses wawancara dimana peneliti

bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan tertulis yangb alternatif jawabannya

pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden

diberi pertanyaan yang sama, dan penulis mencatatnya. Tujuannya untuk

mendapatkan informasi yang menyangkut karakteristik atau sifat

permasalahan dari objek penelitian. Yang akan diwawancara dalam

penelitian ini adalah petani karet Desa Purwoharjo Kec Rimbo Bujang.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

48

Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kuantitatif dan R & D (Bandung Alfabet,

2017), hlm, 145 49

Ibid, hlm, 138

Page 40: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

27

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan (life historis), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen

yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa

gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif.50

Dari penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan melalui penulis yang

berkenaan dengan penelitian, makan dengan ini penulis menggunakan

metode dokumentasi untuk memperoleh data tentang kegiatan petani karet

Desa Purwoharjo Kecamatan Rimbo bujang dalam bekerja guna untuk

memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka.

E. Teknik Analisis Data

Setelah berbagai data terkumpul , maka untuk menganalisis digunakan

teknik deskritif analisi yaitu teknik untuk menggambarkan atau menjelaskan data

yang terkait dengan pembahasan, dimana teknik ini menggambarkan tentang

bagaimana etos kerja Islam petani karet terhadap pemenuhan kebutuhan hidup

keluarga. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat perlu adanya pengelolahan

data sebagai berikut:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Pada tahap ini adalah mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya.51

b. Data Display (Penyajian Data)

Pada tahap ini penulis mensinkronkan hubugan antara data yang satu

dengan data yang lainnya. Dalam artian penulis mengorganisir data

kemudian menghubungkan data-data tersebut secara terstruktur sesuai

dengan tujuan peneliti.

c. Verivikasi Data

Pada tahap ini penulis mulai melakukan analisis permasalahan dengan

melakukan penafsiran terhadap data yang telah diorganisir, sehingga dari

50 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung alfabet,

2017), hlm 240 51

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung alfabet,

2017), hlm 247

Page 41: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

28

tahap ini peneliti akan memperoleh jawaban dari apa yang terdapat pada

rumusan masalah.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini digunakan untuk memudahkan penulis

dalam penyusunan dan pemahaman tentang skripsi, agar nantinya peneliti ini

dapat berjalan sesuai dengan setting yang telah penulis tentukan sebelumnya.

Maka dari itu terlebih dahulu ditentukan susuan dan sistematikan penyusuna

skripsi sebagai berikut:

BAB I :Pendahuluan, Bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, batasan masalah, kerangka

teori, dan tinjauan pustaka.

BAB II :Metode penelitian, pada bab ini berisi mengenai tempat dan waktu

penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, dan

instrumen pengumpulan data sistematika penulisan dan jadwal

penelitian.

BAB III :Dalam bab ini penulis menerangkan gambaran tentang penelitian

yang akan diteliti oleh penulis.

BAB IV :Hasil Dan Pembahasan, Bab ini berisi analisis etos kerja Islam petani

karet dalam memenuhi kebeutuhan keluarga.

BAB V :Penutup, Bab ini bagian akhir dari skripsi berisi tentang kesimpulan

dan saran.

Page 42: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

29

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Desa Purwoharjo

Desa Purwoharjo berasalnya dari Desa transmigrasi yang penduduknya

berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur sejumlah 495 KK dengan jumlah

2.200 jiwa yang ditempatkan mulai dari tanggal 22 Desember 1976 s/d 1977.

Pembinaan masyarakat trasmigrasi pada saat itu dilakukan oleh Pemerintah

dengan Dapertemen Transmigrasi yang bernama Unit Pemukiman Trasmigrasi

(UPT) dan mulai tahun1982 UPT II deserahkan pada Pemerintah Daerah

sehingga pembinaanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah yangb

pada saat itu masuk Kabupaten Bungo Tebo. Berdasarkan Undang-undang No

54 tahun 1999 tentang otonomi daerah, bahwa Desa Purwoharjo masuk

kedalam wilayah Kabupaten Tebo sampai pada saat sekarang ini.52

Berikut adalah tabel nama-nama Kepala Dasa Purwoharjo dalam bentuk

tabel.

Tabel 3.1

Nama-nama Kepala Desa Purwoharjo dari tahun 1988 sampai

sekarang:

No Nama Kepala Desa Tahun Pemerintahan

1 Siswoco 1988 – 1993

2 Wiji Pranjono 1993 – 1998

3 Yahya 1998 – 2003

4 Sukidi 2003 - 2008

5 Sanudin 2008 – 2013

6 Suranto 2013 – 2018

7 Musaidi 2018 Sampai sekarang

Sumber: Data Desa Purwoharjo tahun 201853

52

Data Desa Purwoharjo 2018 53

Data Desa Purwoharjo 2018

Page 43: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

30

B. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Purwoharjo

C. Keadaan Topografi dan Batas wilayah

a. Keadaan Topografi

Desa Purwoharjo berada pada 10-20

0 lintang selatan dan 102

0 bujur timur,

keadan tanah bergelombang denga ketinggian 50-100 meter dari permukaan

lautsuhu rata-rata 27C0-30C

0, serta dengan curah hujan rata-rata 2.200

mm/th. Dengan luas wilayah lebih kurang 30.55 Km2 atau sama dengan

3.155 Ha.

b. Batas Wilayah

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pulau Temiang.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tirtakencana.

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tegal Arum.

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Perintis.

Kepala Desa

Musaidin A.Md

Sekertaris Desa

Hendrik MB, SH

Kepala Seksi

Pemerintahan

Musafak

Kepala Seksi

Kesejahteraa

n

M Sabarudin

Kepala Seksi

Pelayanan

Eva Indriani

Kepala TU

& Umum

Sri Tati

Kepala Urusan

Keuangan

Dery Arysandi

Kepala

Dusun

Mekarsari

Isman

Kepala

Dusun

Trukosari

Agus

Susiono

Kepala

Dusun

Argosari

Herman

Kepala

Dusun

Mekarsari

Hendrik

Kepala

Dusun

Tegal Sari

Danang

Kepala

Dusun

Tirtasari

Khoironi

Kepala

Dusun

Tambaksa

ri

Kuswanto

Kepala

Dusun

Purwosar

i

Puji R

Kepala Urusan

Perencanaan

Fitriyatun

Qomariyah

Page 44: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

31

c. Kependudukan

Data komposisi penduduk sngat penting untuk perencanaan

pemerintah dalam segala bidang maupun dalam dunia usaha. Jika

dihubungkan dengan kesejahteraan masyarakat maka, kesejahteraan

masyaratak diukur dari beberapa indikator, dimana indikator kesejahteraan

merupakan ukuran ketercapaian masyarakt dimana masyarakat dapat

dikatakan sejahtera atau tidak dan berkembang atau tidak.

Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor utama yang

menentukan kualitas perkembnagan sumber daya manusia didalam

masyarakat. Jumlah penduduk dapat dijadikan ukuran atas keberhasilan

pembanguna dalam perkembangan kependudukan didalam suatu daerah.

Berikut adalah data perkembangan penduduk Desa Purwoharjo tahun 2018

dan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dalam bentuk tabel.

Tabel 3.2

Pertumbuhan penduduk

Jumlah KK Jumlah Jiwa

1.329 Laki-laki : 2.484

Prempuan : 2.309

Sumber: Data Desa Purwoharjo 2018

54

D. Visi dan Misi Desa Purwoharjo

Demokrasi memlilki makna bahwa penyelenggaraan pemrintahan dan

pelaksanaan pembangunan didesa harus mengakomodasi aspirasi dari masyarakat

melalui Badan Permusyawaratan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan yang ada

sebagai mitra pemerintah desa yang mampu memwujudkan peran aktif

masayaratak agar masyarakat senantiasa memiliki dan turut serta

bertanggungjawab terhadap perkembangan kehidupan bersama sebagai sesama

warga desa sehingga diharapkan adanya peningkatan tafar hidup dan

kesejahteraan masyarakat memlalui penetapan kebijakan, program dan kegiatan

yang sesuai dengan esensi masalah dan priorotas kebutuhan masyarakat.

54

Data Desa Purwoharjo 2018

Page 45: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

32

Atas pertimbangan tersebut diatas, maka untuk jangka waktu 6

(Enam) tahun kedepan Penyelengaraan Pemerintahan dan Pelaksaan

Pembangunan dapat benar-benar mendasarkan pada prinsip keterbukaan dan

partisipasi masyarakat sehingga secara bertahap Desa Purwoharjo dapat

mengalami kemajuan. Untuk itu dirumuskan Visi dan Misi sebagai berikut:

a. Visi

“Terwujudunya masyarakat Desa Purwoharjo yang aman, sehat, dan

mandiri.”

Rumusan Visi tersebut merupakan suatu ungkapan dari niat yang luhur

untuk memperbaiki penyelenggaran pemerintah dan pelaksanaan pembangunan

di Desa Purwoharjo baik secara individu maupun kelembagaan sehingga 6

(enam) tahun kedepan Desa Purwoharjo mengalami suatu perubahan yang

lebih baik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dilihat dari segi

ekonominya, dengan dilandasi semangat kebersamaan dalam penyelenggaran

pemerintah dan pelaksanaan pembangunan.

b. Misi

1) Memwujudkan keamanan dan ketertiban dilingkungan Desa Puwoharjo.

2) Meningkatkan kesehatan masyarakat, serta mengusahakan jaminan

kesehatan masyarakat melalui program pemerintah.

3) Menigkatkan kinerja perangkat desa untuk memwujudkan pelayanan

yang maksimal kepada masyarakat Desa Purwoharjo.

4) Memperbaiki dan meningkatkan kinerja dan tata usaha badan usaha

milik desa (Bumdes) serta meningkatkan produksi rumah tangga kecil.

5) Meningkatkan sarana dan perasarana dari segi fisik, ekonomi,

pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan olah raga di Desa Purwoharjo.

Page 46: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

33

E. Keadaan masyarakat

a. Agama

Masyarakat Desa Purwoharjo semuanya memiliki agama yang

diakui oleh Negara Republik Indonesia yaitu mempunyai keyakinan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama yang dianut oleh penduduk Desa

Purwoharjo mayoritas adalah beragama Islam namun ada juga yang

beragama Khatolik dan Kristen. Sedangkan tempat beribadah hanya ada

Masjid, sedangkan Gereja tidak ada di Desa Purwoharjo jadi masyarat yang

beragama Kristen untuk beribadah ke Dea tetangga. Untuk Masjid yang ada

di Desa Purwoharjo berjumlah 10 Masjid. Berikut adalah data keagamaan

Desa Purwoharjo.

Tabel 3.3

Data Keagamaan Desa Purwoharjo Tahun 2018

No Nama Agama Jumlah Pemeluk

1 Islam 4.583

2 Kristen 100

3 Katolik 40

Sumber: Data Desa Purwoharjo 2018

b. Pendidikan

Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai ukuran untuk

menggambarkan standar hidup penduduk dalam suatu daerah. Pendidikan

akan dapat menambah produktifitas penduduk. Pendidikan merupakan

aspek penting dalam kehiduapan masyaratka yang berperan meningkatkan

kualitas hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakt, maka semakin

baik pula kualits sumber daya manusianya. Berikut adalah data sekolahan di

Desa Purwoharjo :

Page 47: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

34

Tabel 3.4

Data Sekolah

No Nama Pendidikan Jumlah Sekolah

1 TK/PAUD 10

2 SD/MI 5

3 SMP/MTS 2

4 SMA/MA 1

5 PESANTREN 1

Sumber: Data Desa Purwoharjo 201855

c. Kesehatan

Kesehatan memberikan peranan penting dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia untuk menompang pertumbuhan ekonomi.

Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan rakyat yang dapat

menggambarkan tingkat kesehatn masyarakat sehubung dengan kualitas

kehidupannya. Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan agar semua

lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan seraca mudah,

murah dan merata.

Untuk kesehatan di Desa Purwoharjo terdapat prasarana kesehatan

yang terdiri dari posyandu, apotek dan rumah bersalin. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Jumlah Prasarana Kesehatan

No Prasarana Kesehatan Jumlah

1 Apotik 1

2 Posyandu 2

3 Rumah Bersalin 2

Sumber: Data Desa Purwoharjo 201856

55 Data Desa Purwoharjo 2018 56 Data Desa Purwoharjo 2018

Page 48: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Etos kerja adalah semangat kerja yang dimiliki seseorang atau

golongan sosial terhadap suatu pekerjaan, tidak hanya semangat kerja tetapi etos

kerja Islam juga sangat menjunjung tinggi perilaku jujur, tanggung jawab,

disiplin, ikhlas, dan tidak mudah putus asa. Begitupun seorang petani, dalam

bertani mereka diharapkan untuk memiliki etos kerja yang baik meraka harus

bersemangat kerja, jujur, disisplin, bertanggung jawab dan ikhlas. Hal-hal tersebut

harus dimiliki dan juga sangat berpengaruh untuk para petani guna memenuhi

kebutuhan keluarga mereka sesuai dengan ajaran islam.

Di Desa Purwoharjo, khususnya para petani kebanyakan mereka

hanya tamatan SD bahkan ada juga dari meraka yang tidak tamat SD, sehingga

pengethuan mereka akan etos kerja dan bagaimana Islam sangat menganjurkan

etos kerja dalam setiap kegiatan ekonomi umatnya itu sangat kurang. Jadi yang

mereka tahu hanyalah bagaimana cara untuk mendapatkan penghasilan agar

kebutuhannya dan keluarganya terpenuhi, tidak memikirkan bahwa hal yang

mereka lakukan secara tidak sengaja akan merugikan orang lain atau tidak.

Etos kerja petani karet Desa Purwoharjo dalam mengelola kebutuhan

keluarga mereka dirasa masih sangat kurang, karena beberapa petani masih ada

yang tidak jujur dalam membuat lateks (bekuan karet), untuk memperoleh hasil

timbangan yang memuaskan mereka melakukan kecurangan, seperti memasukka

tatal, pasir, daun-daunan. Meskipun tidak semua petani karet di Desa Purwoharjo

melakukan hal tersebut. Padahal menurut beberapa pengumpul karet yang penulis

wawancarai, hal tersebut adalah salah satu penyebab harga karet sering

mengalami penurunan, kerena umumnya para pengumpul karet di Desa

Purwoharjo menyetor kembali ke pedagang besar atau pabrik olahan karet

langsung, dan harga karet disesuaikan dari pabrik olahan karet tersebut. Semakin

keras lateks maka semakin baik pula kualitasnya karena kandungan airnya sedikit.

Sebaliknya jika lateks tersebut lembek maka kualitasnya kurang bagus, karena

mengandung banyak air. Kualitas karet yang tidak bagus juga memiliki

kandungan yang terdapat didalam karet seperti tatal, pasir, tanah, daun-daunan.57

Tentunya hal tersebut sangat merugikan para pengumpul karet jika terus

dilakukan oleh para petani, karena satu malam saja lateks-lateks tersebut tidak

disetorkan maka berat lateks tersebut mengalami penyusutan yang sangat drastis

dari timbangan awal. Misalnya, petani menjual latek tersebut kepada pengumpul

karet dengan berat 45 kg dan pada saat pengumpul karet menjual lateks tersebut

bersama dengan lateks-lateks yang sudah terkumpul dari para petani lainnya,

57 Sumber Wawancara, Bapak Saryono, Tengkulak Karet Desa Purwoharjo, 19 April

2019.

Page 49: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

36

beratnya hanya 25 kg, jadi berat lateks menurun atau menyusut 29 kg.58 untuk

mendapatkan hasil yang baik atau bagus peteni karet harus mengetahui waktu dan

teknik menyadap karet yang tepat, yaitu sebagai berikut:59

1) Waktu Penyadapan

Pohon karet yang sudah dewasa dan siap untuk disadap adalah pohon yang

berumur 5-6 tahun dengan ukuran lingkar batang mencapai 45 cm dan

diukur pada bagian 100 cm di atas penyatuan okulasi. Hal itu dilakukan

untuk mencegah penyadapan yang terlalu dini dan berimbas pada

kurangnya volume lateks (getah karet) pada priode sadap selanjutnya.

Waktu yang baik untuk melakukan penyadapan adalah saat pukul 05:45,

penelitan menunjukkan bahwa penyadapan pada waktu itu mengeluarkan

lateks yang lebih banyak dibndingkan dengan waktu penyadapan yang

lain. Frekuensi penyadapan juga dibedakan berdasarkan umur setelah

dimulai penyadapan. Pada 2 tahun pertama penyadapan, sebaiknya

dilakukan penyadapan sebanyak 3 hari sekali. Pada tahun setelahnya, baru

bisa dilakukan penyadapan sebanyak 2 hari sekali.

2) Teknik Penyadapan

Menyadap adalah kegiatan melukai pembuluh lateks, maka dalam proses

penyadapan kita perlu sedikit berhati-hati agar pisau sadap tidak mengenai

kayu (xilem). Tanaman karet. Penyadapan dilakukan dengan mengiris kulit

pohon karet sampai batas kambium (batas antara kulit pohon karet dengan

kayu). Cara penyadapan yang baik adalah mengiris dari bagian kiri atas ke

bawah kanan membentuk jalur aliran lateks dengan kemiringan sekitar 30

derajat. Penyadapan tidak dilakukan secara vertikal dari atas kebawah,

cara vertikal hanya akan menghasilkan lateks yang lebih sedikit karena

jalur irisan lebih pendek. Panjangnya lintasan irisan lateks juga hanya

setengah lingkarannya saja, tidak mengitari keseluruhan lingkaran.

Saat ini harga karet hnya kisaran Rp.6000 sampai Rp.7000 per

kilonya.60

Harga karet yang tergolong murah membuat para petani di Desa

Purwoharjo selalu memutar otak bagaimana caranya dengan harga karet yang

begitu murah tetapi tetap bisa memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Karena para

petani karet Desa Purwoharjo untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka

hanya mengandalkan dari hasil kebun karet mereka, belum lagi yang hanya

58 Sumber Wawancara, Bapak Narto, Tengkulak Karet Desa Purwoharjo, 20 April

2019. 59 Tumpal H dan Irwan Suhendry, Budi Daya & Teknologi Karet, (Jakarta; Niaga

Swadaya, 2013) 60

Sumber Wawancara, Ibu Muji Kustini, Petani Karet Desa Purwoharjo, 20 April

2019

Page 50: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

37

memiliki lahan karet < 1.00 ha atau sebagai petani penggarap, ini sangat

menyulitkan bagi mereka. Itu sebabnya sebagian dari mereka masih melekukan

kecurangan-kecurangan dalam mereka bertani dan memeperoleh pendapatan.

Pendapatan petani karet setap minggunya cenderung tidak stabil

dikarenakan harga karet yang selalu naik turun. Dan antara petani satu dengan

petani lainnya juga berbeda pendapatan perminggunya tergantung pada luas lahan

yang dimiliki. Kemudian untuk petani penggarp mereka mendapat setangah

bagian dari sang pemilik kebun untuk hasil sadapan yang mereka sadap setiap

minggunya. Begitu pula dengan pengeluaran yang dikeluarkan para petani

berbeda-beda tergantung tinggkat konsumsi petani untuk kebutuhan pangan dan

non pangan. Sebagai seorang petani karet guna memenuhi kebutuhan hidup

keluarga mereka, tanpa memikirkan jika berlaku curang atau tidak jujur adalah hal

yang sangat tidak dibenarkan oleh ajaran Islam.

Tabel 4.1

Jumlah pendapatan petani karet Desa Purwoharjo

No Nama Status

Petani

Luas

Lahan

Pendapatan

Perminggu

Komulasi

Pendapatan

Perbulan

1 Badarudin Pemilik 1.5 Ha Rp. 800.000 Rp.3.200.000

2 Suheni Pemilik 1 Ha Rp. 550.000 Rp.2.200.000

3 Basuki Pemilik 1.5 Ha Rp. 800.000 Rp.3.200.000

4 Taryoko Pemilik 1.5 Ha Rp. 755.000 Rp.3.100.000

5 Tukijo Pemilik 1.5 Ha Rp. 750.000 Rp.3.000.000

6 Partiyah Pemilik 1 Ha Rp. 575.000 Rp.2.300.000

7 Sumarno Pemilik 1 Ha Rp. 500.000 Rp.2.00.0000

8 Sukiman Pemilik 1 Ha Rp. 600.000 Rp.2.400.000

9 Sumarjo Pemilik ⁄ Ha Rp. 400.000 Rp.1.600.000

10 Sanudin Pemilik ⁄ Ha Rp. 350.000 Rp.1.400.000

11 Karep Pemilik ⁄ Ha Rp. 300.000 Rp.1.200.000

12 Ngatiyem Pemilik ⁄ Ha Rp. 400.000 Rp.1.600.000

13 Suryadi Pemilik ⁄ Ha Rp. 280.000 Rp.1.120.000

14 Siti Pemilik 1 Ha Rp. 550.000 Rp.2.200.000

15 Partiyah Pemilik 1 Ha Rp. 600.000 Rp.2.400.000

16 Ngadimin Pemilik 1.5 Ha Rp. 800.000 Rp.3.200.000

17 Suladi Penggarap 1 Ha Rp. 375.000 Rp.1.500.000

18 Ngabadi Penggarap 1 Ha Rp. 250.000 Rp.1.000.000

Page 51: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

38

19 Leo Penggarap 1.5 Ha Rp. 400.000 Rp.1.600.000

20 Sarno Penggarap 1.5 Ha Rp. 380.000 Rp.1.520.000

21 Sugeng Penggarap 1 Ha Rp. 300.000 Rp.1.200.000

22 Suwardi Penggarap 1 Ha Rp. 280.000 Rp.1.120.000

Sumber: Data Desa Purwoharjo 201861

Etos kerja yang datang dari Allah SWT inilah yang paling tepat dan

yang paling baik. Yang memberikan keterampilan dan pengaturan kepada

makhluk yang telah digariskannya merupakan pengaturan yang tepat dan benar.

Allah berfirman dalam Al-Qur‟an sebagai pandangan asasi bagi orang yang

beriman dalam Q.S Al-An‟am : 71 yang berbunyi:

Artinya: "Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah,

sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan

tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita

akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita,

seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang

menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang

memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah

ikuti kami." Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang

sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada

Tuhan semesta alam.62

Dalam ayat tersebut mengandung makna bahwa orang-orang yang

berfikir secara wajar, tentun dapat membeda-bedakan mana yang baik mana yang

buruk , serta mana yang benar mana yang salah. Karena tidak dapat diragukan

lagi, bahwa menghambakan diri kepada zat yang dapat diharapkan manfaatnya

61

Data Desa Purwoharjo,2018 62 Tim penerjemah dan penafsiran Al-qur‟an dan, (Bandung: Jumanatul „Al-Art (J-

ART), 2004)

Page 52: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

39

dan ditakuti siksanya, lebih utama dan lebih baik dari pada menghambakan diri

kepada sesuatu yang bergelimang tak dapat diharapkan sesuatu apapun darinya.

Setelah penulis melakukan penelitian mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan pembahasan skripsi ini, baik secara secara teori yang

berdasarkan litelatur-litelatur maupun hasil penelitian tentang “Analisis Etos

Kerja Islam Peteni Karet Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga Di Desa

Purwoharjo Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo” maka selanjutnya

peneliti akan menganalisis data tersebut.

A. Etos Kerja Petani Karet Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga

Bekerja atau berusaha adalah suatu kewajiban setiap muslim yang yang

mampu bekerja, dan harus bekera karena hal itu adalah tanggung jawab moral

setiap masyarakat, keluarga dan dirinya sendiri. Mengenai hal tersebut Allah

dalam firmannya Q.S Ar-Ra‟ad 13:11 yaitu:

Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah

Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri.

Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak

ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka

selain Dia.63

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT tidak menghendaki

hambanya hanya berdoa saja tanpa berusaha. Manusia diharuskan mempunyai

semangat tinggi untuk selalu bergerak maju ke arah yang lebih baik, karena Islam

tidak suka sifat malas dan miskin, karena miskin mendekatkan pada kekufuran.

Setelah hasil wawancara diadakan pengolahan maka langkah

selanjutnya penulis akan mengintrepertasikan hasil jawaban sesuai dengan

item-item wawancara yang telah diajukan kepada para responden petani karet

63

Tim penerjemah dan penafsiran Al-qur‟an dan, (Bandung: Jumanatul „Al-Art (J-

ART), 2004)

Page 53: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

40

Desa Purwoharjo serta diambil kesimpulan. Hasil wawancara tersebut sebagai

berikut:

1. Etos Kerja Islam

a. Bekerja keras

Etos kerja dalam Islam yang pertama yaitu mereka para petani

karet harus bekerja keras. Bekerja penuh dengan kegigihan atau bekerja

keras merupakan suatu keharusan dalam bekerja yang mendorong umat

Islam memiliki etos kerja yang tinggi. Manusia sebagai khalifah dimuka

bumi adalah selain melaksanakan ibadah kepada Allah SWT, manusia

dituntut untuk bekerja dengan giat untuk memenuhi kebutuhan hidup

pribadi maupun keluarganya.64 Bentuk pelaksanaan kerja keras petani

tersebut adalah pemanfaat waktu secara seoptimal mungkin, jam kerja

normal yaitu 8 jam/hari.65 Pertanyaan yang tertera dalam wawancara tentang

bekerja keras:

1. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari responden

menghasilkan bahwa responden yang mengerti tentang etos kerja hanya

memperoleh 3 orang dan yang menjawab Tidak sebanyak 19 orang.

2. Berdasarkan pertanyaan wawancara mengenai dari jam berapa mulai

bekerja dan proses apa saja yang petani lakukan saat menyadap karet

hingga selesai dapat dilakukan bahwa yang menjawab mulai dari pagi

setelah subuh sekitar pukul 05:00-09:00 adalah 9 responden yang

menjawab mereka bekerja kurang dari jam tersebut atau mereka bekerja

tidak pada jam tersebut dalam artian bekerja semau mereka sebanyak 13

responden.

Bentuk pelaksanaan kerja keras petani tersebut adalah pemanfaatan

waktu seoptimal mungkin, jam kerja normal yaitu 8 jam/hari.66

Sedangkan hasil wawancara dari item pertanyaan diatas bahwa mayoritas

64 Mohammad Irham, Etos Kerja Dalam Perfektif Islam, (Jurnal Subtansial, Vol. 14,

No. 1, April 2012)Hlm 30 65 Undang-Undang RI, Tentang Ketenaga Kerjaan No. 13 Tahun 2003 Pasal 77 66 Undang-Undang RI, Tentang Ketenaga Kerjaan No. 13 Tahun 2003 Pasal 77

Page 54: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

41

responden yaitu petani karet Desa Purwoharjo belum mengerti apa itu

yang dimaksud dengan etod kerja Islam. Dan masih banyak petani karet

yang bekerja kurang dari 8 jam/ hari.

Jadi dari wawncara tentang item pertanyaan mengenai bekerja

keras adalah bahwa responden yaitu petani karet Desa Purwoharjo masih

belum mencerminkan indikator bekerja keras yang sesungguhnya.

Karena jika dilihat dari presentasinya, masing-masing item pertanyaan

menunjukan bahwa 86,36% responden tidak mengetahui apa itu yang

dimaksud dengan etos kerja dan 59,09% responden termasuk dalam

kategori yang jam kerjanya kurang dari 8 jam/hari, berarti petani karet

Desa Purwoharjo belum bisa dikatakan sebagai petani karet dalam

kategori bekerja keras. Karena seharusnya yang dikatakan seseorang itu

dalam kategori bekerja keras. Karena seharusnya yang dikatakan

seseorang itu dikategorikan bekerja keras yaitu mereka yang bekerja 8

jam/ hari atau lebih.

b. Jujur

Etos kerja dalam Islam yang kedua para petani karet harus jujur dalam

bekerja. Jujur merupakan sikap siddiq yakni benar dalam berkata dan

berbuat sesuatu, mengakui kekurangan serta menjauhi berbuat bohong atau

menipu.67

Pertanyaan yang tertera dalam wawancara tentang jujur yaitu:

1. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa pertanyaan kepada

responden tetntang kejujuran dalam bekerja ini adalah penting, karena

terbukti yang menjawab penting sebanyak 22 responden tidak ada yang

menjawab bahwa kejujuran dalam bekerja itu tidak penting.

2. Hanya 7 responden yang menjawab Ya, itu artinya banyak dari

responden yang menjawab Tidak yaitu sebanyak 15 responden yang

67 Astrid Fitria, Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikap Akuntan Dalam

Perubahan Organisasi dengan Komitmen Organisasi Sebagai Intervening, (Jurnal Maksi,

Vol 3Agustus 2012), hlm.19

Page 55: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

42

masih memasukkan bahan-bahan yang sebenarnya dilarang untuk

dimasukkan kedalam bekuan karet yang siap dijual (lateks).

3. Dari pertanyaan ini diperoleh jawaban bahwa semua responden yang

menjawab Ya 0 artinya seluruh responden yang menjawab tidak 22

orang.

c. Motivasi

Etos kerja dalam islam yang ketiga yaitu mereka para petani karet

harus mempunyi motivasi untuk bekerja. Motivasi yaitu adanya dorongan

dari dalam diri untuk mandiri dan mengenbangkan usaha yang dijalani.

Menjadikan diri sebagai sosok yang yang menginginkan petubahan. Serta

memiliki keperibadian yang kuat sehingga tidak goyah dengan pengaruh

negatif. Pengukuran motivasi didasarkan atas dua komponen yang

membentuknya yaitu: Motifasi dan mengharapan.68 Pertanyaan yang

tertera dalam wawncara tentang motivasi yaitu:

1. Dari pertanyaan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa responden

menjadikan keluarga sebagai motivasi mereka untuk bekerja agar

terpenuhinya kebutuhan keluarga mereka, hal ini dapat dibuktikan dari

responden yang menjawab Ya adalah 18 responden, dan yang menjawab

Tidak sebanyak 4 responden.

2. Dari pertanyaan tersebut secara garis besar menjawab Ya yaitu 22 orang

responden dan 0 untuk menjawab Tidak. Jadi responden

menggantungkan harapan besar untuk masa depan keluarga terutama

untuk pendidikan anak, itulah yang menjadikan motivasi untuk mereka.

d. Hemat

Etos kerja dalam Islam yang ke empat adalah mereka para petani

karet harus harus bersikap gemat. Hidup hemat atau menghindari berbuat

68

Vicky R.B Moniaga, Hubungan Antar Etos Kerja, Motivasi, Sikap dan

Produktifitas Usaha Tani, (Jurnal: Minahasa, 2012), hlm. 48

Page 56: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

43

boros adalah menggunakan sesuatu dengan cermat dan hati-hati. Karena

pemborosan adalah diantara sifat tercela yang harus dihindari, karekteria

boros disini meryjuk pada pembelanjaan harta yang melebihi kebutuhan

atau membeli barang yang manfaatnya yang rendah serta membelanjakan

harta yang tidak pada tempatnya, bukan cerminan adanya etos kerja yang

tinggi. Adapun indikator dari hidup hemat yaitu dengan menentukan atau

membuat skala prioritas kebutuhan. Pertanyaan yang berkaitan dengan

wawancara tentang hemat yaitu:

1. Dari pertanyaan tersebut responden yang menjawab selalu

membelanjakan hasil pendapatan keluarganya untuk keinginan

terlebih dahulu 12 responden, sedangkan yang menjawab

mendahulukan kebutuhan dalah 10 responden.

2. Dari pertanyaan diatas masih banyak petani yang menjawab Ya

dibandingkan mereka yang menjawab tidak, yaitu sebesar 6 responden

yang menjawab Ya, dan 16 responden yang menjawab Tidak.

Adapun indikator dari hidup hemat yaitu dengan menentukan atau

skala prioritas kebutuhan. Sedangkan hasil wawancar penulis bertentangan

dengan teori tersebut, karena 12 responden memilih mendahulukan apa

yang mereka inginkan dibandingkan dengan apa yang mereka butuhkan

saat membelanjakan hasil pendapatan mereka sebagai seorang petani karet.

Maka efeknya hanya 6 responden yang bisa menyisihkan atau menabung

sedikit dari hasil pendapatannya sebagai seorang petani tersebut untuk

keperluan masa yamg akan datang.

Jadi, petani karet Desa Purwoharjo termasuk boros dalam

menggunakan atau membelanjakan hasil dari pendapatan keluarga mereka.

Karena petani karet desa Purwoharjo masih mendahulukan keinginan dari

pada yang dibutuhkan, dan oleh kerena itu mereka tidak bisa menyisihkan

sedikit dari hasil pendapatannya. Karena seharusnya petani karet Desa

Purwoharjo harus hidup hemat yaitu dengan menentukan atau membuat

Page 57: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

44

skala prioritas kebutuhan agar bisa menyisihkan sedikit dari penghasilan

mereka.

Islam merupakan agama yang sempurna mengatur semua aspek

kehidupan yang berlandaskan pada Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Salah

satunya adalah mengenai etos kerja, etos kerja dalam islam adalah hasil

kepercayaan seorang muslim bahwa kerja memiliki kaitan dengan tujuan

hidup, yakni memperoleh keridhoan Allah SWT. Ini adalah implementasoi

dari kenyataan bahwa Islam adalah adalah aama amal atau kerja yang

mengajarkan orientasi kerja (achaevement orientation). Islam

menghendaki setiap individu hidup ditengah masyarakat secara layak

sebagai manusia, paling tidak ia dapat memenuhi kebutuhan pokok

keluarganya berupa berupa sandang, pangan dan papan, mmperoleh rasa

aman dilingkungan masyarakat, atau membina rumah tangga dengan bekal

yang cukup. Tuntutan ajaran Islam bagi kaum muslim seperti itu, jika

dijalankan dan dijadikan pegangan sepenuhnya, tentu akan melahirkan

kualitas kerja yang tinggi.69 Artinya bagi setiap anggota keluarga petani

karet ini maupun setiap orang harus tersedia tingkat kehidupannya sesuai

dengan kondisinya, sehingga mampu melaksanakan berbagai kewajiban

yang dibenbankan oleh Allah SWT, serta berbagai tugas lainnya. Untuk

memwujudkan hal itu Islam mengajarkan bahwa setiap orang dituntut

bekerja atau berusaha dan menfaatkan rezeki pemberia dari Alllah SWT

sebaik-baiknya. Bahwa ketakwaan dan kesalehan dalam menganut ajaran

Islam secara kaffah dalam kondisi tertentu akan mendomisikan pemeluk

ajaran agama Islam dalam melakukan kegiatan duniawi. Sebab itu etos

kerja para petani karet diharuskan dapat berusaha untuk bekerja dengan

penuh semangat, jujur dan mempunyai motivasi, hemat dan tangguh guna

mencapai tujuan mereka yaitu memnuhi kebutuhan hidup keluarga, serta

dapat memanfaatkan rezeki yang didapat dari kerja kerasnya sebagi petani

karet.

69

Ika Rochdjatun Sastrahidayat, Membangun Etos Kerja & Logika Berpikir

Islam,(Malang: UIN Malang,2009), hlm.2

Page 58: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

45

e. Tangguh

Etos kerja dalam Islam yang kelima yaitu mereka para petani karet

harus bersifat tangguh dalam keadaan apapun. Indikator eros kerja dalam

Islam terletak pada muslim yang tangguh, tahan uji dan tidak lemah.

Orang seperti ini akan bekerja sekuat tenaga sebelum akhirnya

mengenbalikan semua ikhtiarnya kepada Allah SWT. Ketangguhan

seorang petani karet dapat diketahui dari kekuatan secara fisik, dan

hambatan-hambatan apa yang membuat petani karet menurun seperti

pengaruh iklim dan harga karet itu sendiri.70 Pertanyaan yang tertera dalam

wawancara tentang tangguh yaitu:

1. Dari pertanyaan wawancara tersebut 9 orang yang menjawab Ya dan 13

orang menjawab Tidak untuk menyadap karet saat hujan dan musim

gugur.

2. Dari pertanyaan yang tersebut dapat diketahui bahwa mengeni

murahnya harga karet saat ini, 12 orang menjawab bahwa hal tersebut

mempengaruhi semangat kerja mereka, dan 10 orang mejawab tidak

mempengaruhi semangat kerja.

Ketangguhan seorang petani karet dapat diketahui dari kekuatan mereka

secara fisik, dan hambatan-hambatan yang apa yang membuat petani

karet menurun seperti pengaruh iklim dan harga karet itu sediri. Benar

bahwa pengaruh iklim dan harga mempengaruhi semangat kerja petani

karet seperti saat hujan atau saat pohon karet gugur 13 orang tidak

melakukan kegiatan menyadap karet, dan mengenai harga karet yang

turun seperti saat ini 12 orang petani menjadi bermalas-malasan

menyadap karet, dan beberapa petani menebas habis pohon karet dan

beralih menjadi petani sawit dan menanam sayuran,

Jadi para petani karet Desa Purwoharjo belum memiliki sikap

tangguh seperti apa yang dimaksud oleh peneliti. Karena jika

dibandingkan dengan teori yang sudah tertera diatas, seharusnya petani

karet Desa Purwoharjo tetap semangat dalam bekerja sebagai petani

70

Vicky R.B Moniaga, Hubungan Antara Etos Kerja, Mtivasi, Sikap Dan

Produktifitas Usaha Tani, (Jurnal: Minahasa, 2012), hlm. 48

Page 59: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

46

karet walau dalam keadaan apapun, seperti pengaruh iklim dan harga

karet yang tidak stabil dan selalu mengalami naik turun.

2. Pemenuhan Kebutuhan Keluarga

a. Tingkat Pendapatan Keluarga

Pemenuhan kebutuhan keluarga yaitu dapat diukur dari indiktor

yang pertama adalah tingkat pendapatan keluarga. Pendapatan seseorang

seseorang terdiri dari penghasilan gaji/upah , bunga sewa, deviden,

keuntungan merupakan arus uang yang diukur dalam satu jangka waktu,

umpamanya seminggu, sebulan atau setahun.71 Pertanyaan yang tertera

dalam wawancara tentang tingkat pendapatan yaitu:

1. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan diketahui bahwa pertanyaan

wawancara tentang luas lahan dan sistem kerja menentukan hasil

pendapatan adalah 22 responden menjawab Ya, dan 0 menjawab Tidak.

2. Dari pertanyaan di atas bahwa, apakah pendapatan petani karet dengan

luas lahan yang sama tidak menjamin pendapatan yang sama di setiap

minggunya, terdapat 14 responden yang menjawab Ya dan 8 responden

menjawab Tidak.

Jadi dari data yang didapatkan dari hasil wawancara yang penulis

lakukan kepada petani karet Desa Purwoharjo, ada beberapa perbedaan

antara petani karet, hal tersebut terjadi terjadi karena adanya beberapa

perbedaan system dalam bekerja, luas lahan, perawatan kebun, dan lain-

lain. Tergantung dari beberapa besar dan bagaimana cara atau usaha

petani karet untuk memperoleh hasil dari setiap pekerjaan. Dapat

dibuktikan dari hasil pertanyaan wawancara 22 responden menjawab luas

lahan dan sistem bekerja menentukan hasil pendapatan, dan responden

yang menjawab pendapatan petani karet dengan luas lahan yang sama

tidak menjamin seorang petani itu memiliki pendapatan yang sama

disetiap minggunya sebanyak 14 responden.

71

Khadariyah, Analisis Pendapatan Nasional, (Jakarta Bina Aksara, 1998), hlm. 26

Page 60: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

47

b. Komposisi Pengeluaran

Pemenuhan kebutuhan keluarga dapat diukur dari indikator yang

ke dua yaitu adalah komposisi pengeluaran. Pengeluaran rumah tangga

yaitu seluruh biaya pengeluaran yang dikeluarkan oleh seluruh anggota

rumah tangga yang terdiri dari pengeluaran pangan dan non pangan.72

Pertanyaan yang tertera dalam wawancara tentang komposisi pengeluaran

yaitu:

1. Dari wawancara yang dilakukan penulis mengenai apakah pengeluaran

lebih besar dari pendapatan adalah 12 responden menjawab Ya, sedangkan

10 responden menjawab Tidak.

2. Dari pertanyaan tersebut mengenai seluruh pendapatan responden

dikeluarkan untuk keperluan pangan dan non pangan adalah 22 responden

menjawab Ya dan 0 responen menjawab Tidak.

Pengeluaran rumah tangga adalah seluruh biaya pengeluaran yang

dikeluarkan oleh seluruh anggota rumah tangga yang terdiri dari

pengeluran pangan dan non pangan. Komposisi pengeluaran para petani

karet Desa Purwoharjo setiap bulannya dialokasikan untuk pemenuhan

kebutuhan hidup keluarganya, seperti makan 3 kali sehari, pendidikan

anak, listrik, pembelian sandang, biaya pengobatan, rekreasi dan keutuhan

lainya. Sebagian besar para petani memiliki jumlah pengeluaran yang lebih

besar ketimbangan dari pendapatanya, sehingga hal ini para petani karet

tidak memiliki peluang untuk menabung.

c. Tingkat Pendidikan

Pemenuhan kebutuhan keluarga yaitu dapat diukur dari dari

indikator yang ketiga yaitu dari segi tinggkat pendidikan pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memeliki kekuatan spritual keagamaan,

72

Agustina Arida, Analisis Ketahan Pangan Rumah Tangga Berdasarkan Proporisi

Pengeluaran Pangan Dan Konsumsi Energi, (Jurnal, Agrisep Vol 16 No,1, Aceh, 2015),

hlm, 5

Page 61: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

48

pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang dimilki dirinya, masyarakat bangsa dan negara.73

Pertanyaan yang tertera dari wawancara yang penulis lakukan adalah

sebagai berikut:

1. Dari wawancara yang penulis lakukan dapat diketahui bahwa pertanyaan

mengenai apakah anak usia 6-17 tahun semua bersekolah atau tidak, 14

responden menjawab Ya sedangkan 8 responden menjawab Tidak karena

anak mereka ada yang hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

2. Dari pertanyaan yang penulis lakukan, seluruh responden menjawab

ingin menyekolahkan anaknya lebih tinggi dari pada pendidikan orang

tuannya.

Jadi dari data yang didapatkan melalui wawancara kepada kepala

Desa Purwoharjo didapatkan bahwa pendidikan mereka paling tinggi

adalah lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat, dan sebagian

besar dari mereka hanya lulusan Sekolah Dasar (SD), namun semua

anggota keluarga petani karet yang berusia 6-17 tahun bersekolah, para

petani mempunyai harapan tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya

lebih tinggi dari pendidikan mereka.74

Tabel 4.2

Data Tingkat Pendidikan Petani Karet Desa Purwoharjo

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 SD 192

2 SMP 103

3 SMA 96

Sumber: Data Desa Purwoharjo 201875

d. Tingkat Kesehatan

73 UU RI NO. 20 Ayat 1 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Dan

Penjelasannya 74 Sumber Wawancara, Bapak Musaidi, Kepala Desa Purwoharjo, 20 April 2019

75 Data Desa Purwoharj, 2018

Page 62: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

49

Pemenuhan kebutuhan keluarga yaitu dapat diukur dari

indikator yang keempat yaitu kesehatan tingkat kesehatan adalah tinggi

atau rendahnya angka kesehatan disuatu lingkungan.76 Pertanyaan yang

tertera tingakat kesehatan yaitu:

Dari hasil wawancara yang penukis lakukan menegai apakah responden

menggunakan layanan kesehatan untuk pemenuhankebutuhan kesehatannya

adalah 17 responden menjawab Ya, sedangkan 5 respionden menjawab Tidak.

Jadi wawncara yang dilakukan peneliti kepada petani karet Desa

Purwoharjo, para petani karet dalam kondisi yang sehat saat mereka bekerja,

dan 17 responden telah menggunakan layanan medis untuk memenuhi

kebutuhan kesehatan mereka.

Dalam ekonomi Islam pemenuhan kebutuhan keluarga dapat dilihat

dari teori skala prioritas dan kemaslahatan yang berkaitan dengan tanggung

jawab dalam keluarga. Masalah adalah kepemilikan atau kekuatan barang

dan jasa yang mengandung elemen-elemen dasar dan tujuan hidup umat

manusia didunia dan diakhirat. Dan dalam ekonomi Islam terpenuhinya

kebutuhan hidup yaitu terhindar dari kelaparan, dahaga, penyakit, dan

kebodohan, rasa takut terhadap penindasan lingkungan dan masa depan diri.

Hal ini sesuai dengan kesahteraan surgawi yang dapat dilukiskan antara lain

dalam peringatan Allah SWT kepada Adam, terdapat pada Al-Qur‟an surat

Al Jumu‟ah ayat 9-10:

76

Sriyono, Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pemahaman Masyarakat Tentang

Ikan Berformalin Terhadap Kesehatan Masyarakat, (Jurnal, Volume 8, No.1,

Jakarta,2015)hlm, 30

Page 63: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

50

Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan

shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan

tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu

mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di

muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak

supaya kamu beruntung.77

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat diambil sebuah kesimpulan

bahwa panggilan untuk shalat jum‟at sangat tegas, bahkan seorang yang sedang

berniagapun harus menghentikan aktifitas berniaganya. Al-Qur‟an secara tegas

memberikan dorongan umat islam agar memiliki etos kerja yang tinggi, untuk

tampil sebagai pekerja keras dan berprestasi untuk menggapai keberuntungan

hidup, tidaklah hanya cukup tenggelam dalam masalah ritual formal. Tetapi

hendaknya dimanifestasikan dalam ibadah aktual.

Kemudian seseorang manusia akan bergantung apa yang akan dilakukan.

Ajaran inilah yang diterapkan oleh Islam, esensi ajaran tersebut menurut ulama

dan cendikiawan mengandung makna bahwa pandangan hidup seorang muslim

haruslah menjadi Islam sebagai sistem hidup yang mengatur semua sisi

kehidupan manusia, yang menjajjikan keselamatan didunia atau diakhirat.78

77

Tim penerjemah dan penafsiran Al-qur‟an dan, (Bandung: Jumanatul „Al-Art (J-

ART), 2004)

78 Alwi Shihab, Islam Inkusif: Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama, (Bandung:

Mizan, 1997), hlm. 172

Page 64: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dan analisis data maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahwa etos kerja Islam adalah mereka yang bekerja keras, jujur memiliki

motivasi, hemat dan tangguh. Sedangkan petani karet Desa Purwoharjo

tidak bisa dikatakan sebagai pekerja keras, karena sebagian responden yang

terdiri dari 22, 13 responden menjawab tidak melakukan pekerjaan

menyadap karet. 15 dari responden tidak memiliki sikap jujur, 18

responden memiliki motivasi untuk bekerja guna untuk memenuhi

kebutuhan keluarganya,12 dari mereka tidak memiliki sikap hemat 13

responden tidak memiliki sikap yang tangguh seperti yang dimaksud oleh

penulis. Etos kerja petani karet mempengaruhi hasil pendapatan mereka dan

juga mempengaruhi usaha mereka untuk meningkatkan pemenuhan

kebutuhan keluarga mereka.

2. Pemenuhan kebutuhan keluarga yaitu bisa dilihat dari tingkat pendapatan

keluarga, komposisi pengeluaran, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan,

kondisi perumahan. Pemenuhan kebutuhan keluarga petani karet Desa

Purwoharjo yaitu dari tingkat pendapatn keluarga, luas lahan dan sistem

bekerja menentukan hasil pendapatan. Komposisi pengeluaran petani karet

lebih besar dari pada pendapatan. Untuk tingkat pendidikan petani karet

sebagian besar hanya lulusa SD tetapi untuk anak usia 6-17 tahun masih

bersekolah bahkan orag tua menginginkan pendidikan anaknya lebih tinggi

dibandingkan dengan pendidikan orang tuanya.

Page 65: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

52

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis uraikan di atas, sebagi usaha

meningkatkan pemenuhan kebutuhan keluarga petani karet. Adapun saran-

saran yang dapat menjadi pertimbangan baik bagi petani maupun pelaku usaha

lainya adalah sebagai berikut:

1. Kepada para petani karet dan pelaku usaha lainya yang selama ini telah

mengaplikasikan etos kerja yang sesuai dengan syariat Islam agar tetap

diperbaiki dan ditingkatkan.

2. Kepada para petani karet maupun para usaha lainnya yang belum sesuai

dengan cerminan nilai-nilai etos kerja muslim agar dapat memperbaiki

system kerjanya agar tidak merugikan orang lain. Karena apa yang

diusahakan dan diperbuat akan mempengaruhi hasilnya.

Page 66: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

53

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Al-qur‟an dan Terjemahnya, Bandung: Jumanatul „Al-Art (J-ART), 2004

A.J Asifudin, Etos Kerja Islam, (Surakarta: Muhammadiyah University Press

2004)

Ajat Sudrajad, Etika Protestan dan Kapitalisme Barat Relevansinya Dengan

Islam Indonesi, (Bandung: PT. Remaja Putra 2010)

Alwi Shihab, Islam Inkusif: Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama,

(Bandung: Mizan, 1997)

Dedy mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung;PT. Remaja

Rosdakarya 2004)

Hafhidhudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, (

Jakarta: Gema Insani, 2003)

Hasan Aedi, Teori dan Aplikasi Etika Bisnis Islam, (Bandung, Alfabet, 2011)

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung;PT.Remaja Putra

2009)

M . Yusuf Yusanto, Peran Nilai Dan Moral Dalam Perekonomian Islam,

(Jakarta: Robbani, 2001)

Mubyanto,dkk, Etos Kerja dan Kohesi Sosial (Yogyakarta: Aditya

Media,1993).

Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kualitatif,

(Jakatra; Raja Grafindo Persada, 2004)

Musa Asy‟ari, Etos Kerja Islam & Pemberdayaan Umat, (Yogyakarata:

Lesfi, 1997)

Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,

2012)

Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta;PT. Rafindo Persada 1997)

Sugiyono, Metode penelitian Kualitatif, kuantitatif dan R & D (Bandung

alfabet, 2017)

Page 67: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

54

Taufik Abdullah, Agama, Etos Kerja Dan Pembangunan Ekonomi, (Jakarta:

LP3ES, 1979)

Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islam, (Jakarta: Gema Insani,

2002)

Tumpal H dan Irwan Suhendry, Budi Daya & Teknologi Karet,

(Jakarta; Niaga Swadaya, 2013)

Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian

Islam,(Jakarta:Robbani, 2001)

JURNAL/SKRIPSI

Agustina Arida, Analisis Ketahan Pangan Rumah Tangga Berdasarkan

Proporisi Pengeluaran Pangan Dan Konsumsi Energi, (Jurnal,

Agrisep Vol 16 No,1, Aceh, 2015)

Astri Fitria, Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikp Akuntan Dalam

Perubahan Organisasi Dengan Komitmen Organisasi Sebagi

Intervening, (Jurnal Maksi, Vo 3 Agustus 2012)

Choiriyati, Isny, Pengaruh Motivasi dan Etos Kerja Islam Terhadap Kinerja

Karyawan Studi Kasus Pada Karyawan KJKS BMT Fastabiq di

Pati(skripsi) (2014), IAIN Walisongo

Ika Rochdjatun Sastrahidayat, Membangun Etos Kerja & Logika Berpikir

Islam,(Malang: UIN Malang,2009)

J. Harsono dan Santoso, Etos Kerja Pengusaha Muslim Perkotaan di Kota

Ponorogo, (Jurnal: Penelitian Humaniora)

Khuzriyah, Etos Kerja Pedagang Sembako Muslim Pasar Beringharjo

Yogyakart,. Skripsi, 2014, UIN Sunan kalijaga Yogyakarta

Mohammad Irham, Etos Kerja Dalam Perfektif Islam, (Jurnal Subtansial,

Vol. 14, No. 1, April 2012)

Nofi Mujharotun, Islam Dan Etos Kerja Petani Desa Agrosari Sedayu

Yogyakarta Terhadap Kelompok Agribisnis Jamur Tiram (AJT)

skripsi, 2016, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

OE. Koswara, Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang

Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan

SMA, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2009)

Page 68: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

55

Sadatun Ni‟mah, Etos Kerja Berbasis Aspek Keagamaan Dan Praktek

Pertaniaan Tradisional Studi Masyarakat Agraris Kebon Blora Jawa

Tengah, skripsi, (2016), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Sriyono, Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pemahaman Masyarakat

Tentang Ikan Berformalin Terhadap Kesehatan Masyarakat, (Jurnal,

Volume 8, No.1, Jakarta,2015)

Tantri Ruswati, Bentuk Pemenuhan Kebutuhan Keluarga Oleh Wanita

Pekerja Pembuat Bulu Mata Palsu, skripsi, (2018), IAIN Purwokerto.

Vicky R.B Moniaga, Hubungan Antar Etos Kerja, Motivasi, Sikap dan

Produktifitas Usaha Tani, (Jurnal: Minahasa, 2012)

Yendri Nazahar (2011). Analisis Etos Kerja Pegawai Negri Sipil Pada

Kantor Camat Kampar Kabupaten Kampar, Skripsi, (2011), UIN

Sultan Syarif Kasim Riau.

Page 69: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

2

Page 70: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

3

Page 71: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

4

Page 72: ANALISIS ETOS KERJA ISLAM PETANI KARET DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1609/1/RIZAL ARIFIN... · analisis etos kerja islam petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di desa

5