123
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN PENILAIAN EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN SYARIAH BAGI USAHA KECIL PADA BMT DANA INSANI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROPINSI YOGYAKARTA Aulia Noviandi Barus A14104054 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

  • Upload
    lytruc

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN

DAN PENILAIAN EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN SYARIAH

BAGI USAHA KECIL PADA BMT DANA INSANI

KABUPATEN GUNUNG KIDUL

PROPINSI YOGYAKARTA

Aulia Noviandi Barus

A14104054

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

RINGKASAN

AULIA NOVIANDI BARUS. Analisis Faktor-Faktor Pengambilan Pembiayaan

dan Penilaian Efektivitas Pembiayaan Syariah Bagi Usaha Kecil pada BMT Dana

Insani Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta (Di bawah bimbingan

RATNA WINANDI)

Salah satu kendala bagi usaha kecil adalah lemahnya permodalan yang

dirasakan oleh para pelaku usaha baik yang bergerak disektor pertanian maupun

sektor non pertanian. Langkah awal yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi

lemahnya sumber modal untuk operasional usaha kecil adalah meningkatkan

permodalan melalui lembaga keuangan yang menawarkan sistem administrasi

lebih sederhana dari pada kalangan perbankan pada umumnya. Ini tercermin dari

jumlah syarat pengajuan yang lebih sedikit dan tidak memberatkan para pelaku

usaha kecil.

Lembaga keuangan seperti ini yang disebut sebagai lembaga keuangan

mikro (LKM). Lembaga keuangan mikro sebagai salah satu penopang

perekonomian negara indonesia dengan memberikan pembiayaan terhadap usaha

kecil sangat diharapkan dapat membantu dalam pengentasan kemiskinan di

Indonesia. Salah satunya adalah Baitul Maal wat Tamwil (BMT) yang memiliki

standar operasional yang berbasis syariah. BMT menyelenggarakan usaha

pelayanan jasa keuangan dalam skala mikro, kecil dan menengah memiliki misi

sosial dan bisnis.

BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di

Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem syariah

dalam operasionalnya sudah berdiri selama kurang lebih 7 tahun sejak tanggal 1

Juni 2001. Selama perkembangannya, BMT Dana Insani telah mendirikan dua

kantor cabang di dua kecamatan berbeda untuk meningkatkan pelayanan terhadap

para nasabahnya. Dalam penyaluran pembiayaan, BMT Dana Insani menerapkan

konsep prosedur yang sederhana sehingga memudahkan bagi para nasabahnya

yang ingin mendapatkan pembiayaan.

Tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) menganalisis tingkat efektivitas

pembiayaan yang berlangsung pada BMT Dana Insani, (2) menganalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi jumlah pengambilan pembiayaan syariah pada BMT

Dana Insani. Dari tujuan tersebut dilakukan analisis secara kualitatif dan

kuantitatif. Analisis menggunakan skala Likert dan regresi linear berganda yang

hasilnya disajikan secara deskriptif.

Selang penilaian penyaluran pembiayaan dinilai dari skor penilaian. Pada

tahap pengajuan pembiayaan memiliki nilai skor yang paling tinggi diantara

tahapan-tahapan lainnya dalam pembiayaan yaitu sebesar 334. Skor tersebut

mengindikasikan bahwa BMT Dana Insani memiliki kemudahan prosedur

pembiayaan yang dirasakan oleh seluruh nasabahnya. Aspek kemudahan prosedur

dan keramahan petugas dalam melayani pengajuan dinilai sangat baik oleh

responden dibanding aspek-aspek lainnya dalam tahap pengajuan pembiayaan

yaitu dengan skor 90. Sedangkan aspek jaminan pembiayaan memiliki skor paling

rendah yaitu 65, dalam mempengaruhi penilaian pengajuan pembiayaan.

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

Dari keseluruhan skor dalam tahap-tahap pembiayan sampai dampak

terhadap nasabah diperoleh rata-rata skor dengan nilai 310. Ini menunjukkan

bahwa tahapan prosedur pembiayaan sampai dengan dampak pembiayaan yang

dirasakan oleh nasabah sudah memenuhi kriteria efektif dalam penilaian. Ini

berarti bahwa keseluruhan prosedur sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi pada

bagian pemanfaatan pembiayaan, pihak BMT masih belum cukup optimal dalam

memberikan bantuan teknik dan pengawasan rutin terhadap nasabahnya yang

mendapatkan modal pembiayaan untuk menjalankan usaha. Seluruh responden

mengatakan bahwa tidak adanya bantuan teknik yang diberikan oleh pihak BMT.

Ini dikarenakan kekurangan sumber daya manusia pada pihak BMT itu sendiri

yang bertugas untuk memberikan pengawasan dan bantuan teknik secara

langsung.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pengambilan pembiayaan oleh

nasabah di BMT Dana Insani yaitu faktor skala usaha (lnSU) dan jangka waktu

realisasi pembiayaan (lnJWR) pada koefisien keyakinan 99 persen. Faktor jangka

waktu angsuran (lnJW) dan sektor usaha (D) berpengaruh terhadap jumlah

pembiayaan yang diambil pada koefisien keyakinan 90 persen. Dan faktor jumlah

karyawan (lnJK) berpengaruh terhadap jumlah pengambilan pembiayaan pada

koefisien kepercayaan 85 persen. Dari segi sektor usaha nasabah, pihak BMT

untuk saat ini lebih memfokuskan kepada nasabah yang memiliki usaha sebagai

pedagang. Hal ini dikarenakan perputaran uang di sektor ini lebih cepat

dibandingkan sektor-sektor usaha lainnya.

BMT Dana Insani dinilai perlu meningkatkan pengawasan, pembinaan dan

juga bimbingan teknik terhadap para nasabah yang meminjam pembiayaan untuk

modal kerja. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan terjadwal oleh pihak BMT

sehingga dapat mengetahui sejauh mana perkembangan usaha nasabah. Selain itu

juga dapat meminimalkan resiko pembiayaan yang bermasalah. Oleh karena itu,

pihak pemerintah diharapkan lebih fokus untuk mengentaskan masalah

kemiskinan dengan memfasilitasi pengadaan pelatihan-pelatihan bagi peningkatan

keahlian para pelaksana BMT.

Pihak BMT diharapkan memperhatikan sektor usaha selain perdagangan

dalam memberikan pembiayaan. Contohnya pada bidang pertanian, karena sektor

ini juga sangat membutuhkan sejumlah modal pembiayaan yang akan digunakan

untuk kegiatan usahanya. Dari penelitian ini menyebutkan bahwa sektor pertanian

berpengaruh nyata dan memiliki tanda estimasi negatif, yang berarti bahwa

nasabah yang memiliki usaha disektor pertanian mengalami penurunan jumlah

pengambilan pembiayaan bila dibandingkan sektor non petanian. Dalam

pelaksanaannya BMT harus selalu melakukan monitoring dan pembinaan

sehingga usaha dari nasabah yang bergerak dibidang pertanian dapat memperoleh

hasil yang diharapkan.

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN

DAN PENILAIAN EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN SYARIAH

BAGI USAHA KECIL PADA BMT DANA INSANI

KABUPATEN GUNUNG KIDUL

PROPINSI YOGYAKARTA

AULIA NOVIANDI BARUS

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

Judul : Analisis Faktor-Faktor Pengambilan Pembiayaan dan Penilaian

Efektivitas Pembiayaan Syariah Bagi Usaha Kecil pada BMT

Dana Insani Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta

Nama : Aulia Noviandi Barus

NRP : A14104054

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. Ir. Ratna Winandi, MS

NIP. 19530718 197803 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr

NIP. 19571222 198203 1 002

Tanggal Lulus : __________________

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA KARYA ILMIAH INI

BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA ILMIAH SENDIRI DAN

BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Agustus 2009

Aulia Noviandi Barus

A14104054

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 9 November 1986 dari ayah

Alm. Simpan Barus dan ibu Zusfiarti. Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara.

Pendidikan dasar diselesaikan penulis pada tahun 1998 di SD Al-Azhar

Medan. Pendidikan tingkat menengah diselesaikan penulis pada tahun 2001 di

SLTP MMA UISU Teladan Medan. Pendidikan tingkat atas diselesaikan penulis

pada tahun 2004 di SMU Negeri 3 Padang Sidempuan. Pada tahun 2004, penulis

diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan seleksi masuk IPB

(USMI) pada Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti pendikan, penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Islam

Komisariat Fakultas Pertanian periode 2007-2008 dan lembaga organisasi

mahasiswa daerah Ikatan Mahasiswa Tapanuli Selatan periode 2005-2006.

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan lancar tanpa ada hambatan berarti.

Skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Pengambilan Pembiayaan

dan Penilaian Efektivitas Pembiayaan Syariah Bagi Usaha Kecil pada BMT Dana

Insani Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta” ini, bertujuan untuk

menganalisisi prosedur pembiayaan yang terjadi, faktor-faktor penduga yang

mempengaruhi jumlah pengambilan pembiayaan serta efektivitas pembiayaan

tersebut pada nasabahnya.

Dalam skripsi ini menerangkan faktor-faktor penduga yang mempengaruhi

jumlah pengambilan pembiayaan syariah antara lain adalah: jumlah karyawan,

pengalaman usaha, penerimaan usaha, skala usaha, pengalaman pengambilan

pembiayaan, jagka waktu realisasi pembiayaan, jangka waktu angsuran

pembiayaan, dan sektor usaha nasabah, dalam hal ini dilihat dari sektor pertanian

dan sektor non pertanian.

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas

tentang dinamika lembaga keuangan mikro khususnya BMT dalam menyalurkan

pembiayaan kepada para nasabahnya untuk memenuhi kebutuhan modal

usahanya. Serta dapat juga digunakan sebagai bahan evaluasi pada BMT Dana

Insani dalam memberikan fasilitas layanan pembiayaan kepada pengusaha kecil

baik yang bergerak di sektor pertanian ataupun sektor lain.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, mengingat keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki oleh penulis,

karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari

pihak-pihak yang terkait. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Bogor, Agustus 2009

Penulis

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS sebagai dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, masukan, dan arahan kepada Penulis.

2. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen penguji utama dalam ujian sidang

penulis.

3. Arif Karyadi Uswandi, S.P selaku dosen penguji wakil komisi pendidikan

Departemen Agribisnis.

4. Mama yang telah mendidik dan membesarkan, memberi semangat, dan

mendo’akan setiap saat dengan kasih sayang dan juga kepada kakak dan adik

tercinta Kak Uli dan Mira atas perhatian, dukungan dan kasih sayang.

5. Seluruh keluarga besar penulis om Yan, om Rul, mak Ngah, mak Uncu, mak

Dang, tek Nen, tek Upik, tek Net, tek Atik, tek Rina, bi Uda, bi Tengah, uda

Rahmat, uda Syahril, tante Eva, tante Neng dan semua yang telah

memberikan dukungan kepada penulis.

6. Mas Fahmi selaku Manager Umum, Mas Joko selaku Manager Operasional,

Mas Aris selaku Kabag Marketing dan seluruh keluarga besar BMT Dana

Insani yang telah membantu dalam proses penelitian yang dijalani oleh

penulis.

7. Teman-teman AGB 41: Gandhi, Erik, Saut, Doni, Ricard, Haritz, Agus, Ica,

Nuy dan semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

8. Teman-teman angkatan 41 IMATAPSEL Bogor: Ilham, Insanul, Nina, Rika,

Kiki, Ana, Saleh, Epit, Nora, Ade, Zami dan semua yang tidak dapat

disebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungannya.

9. Pondok Saroha Crew: Bang Roy, Leo, Zamzami, Dedi, Andri terima kasih

atas kebersamaannya.

10. Semua orang yang penulis sayangi dan cintai.

Akhirnya, semoga Allah SWT memberikan kemudahan dalam segala hal

dan balasan yang setimpal atas amal baik Bapak/Ibu/Saudara/i. Amin.

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 8

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 11

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 11

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 13

2.1 Sistem dan Prosedur Pembiayaan Syariah ......................................... 13

2.2 Produk Pembiayaan Syariah .............................................................. 15

2.3 Lembaga Keuangan Mikro ................................................................ 22

2.3.1 Pengertian Lembaga Keuangan Mikro ..................................... 22

2.3.2 Prinsip Lembaga Keuangan Mikro ........................................... 23

2.3.3 Jenis-jenis LKM di Indonesia ................................................... 23

2.4 Karakteristik Usaha BMT .................................................................. 24

2.5 Aspek Legalitas BMT ........................................................................ 25

2.6 Visi Misi dan Tujuan BMT ................................................................ 26

2.7 Prinsip Operasional BMT .................................................................. 27

2.8 Efektivitas Pembiyaan ....................................................................... 29

2.9 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 32

III. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................ 36

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................. 36

3.2 kerangka Pemikiran Operasional ....................................................... 39

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

vi

IV. METODE PENELITIAN ..................................................................... 42

4.1 Lokasi danWaktu Penelitian .............................................................. 42

4.2 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 42

4.3 Penentuan dan Sumber Data .............................................................. 43

4.4 Metode Penenteuan Responden ......................................................... 43

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 44

4.6 Definisi Operasional .......................................................................... 52

V. GAMBARAN UMUM BMT ................................................................. 54

5.1 Sejarah Singkat BMT Dana Insani .................................................... 54

5.2 Ruang Lingkup dan Struktur Organisasi BMT Dana Insani .............. 56

5.2.1 Ruang Lingkup Organisasi BMT Dana Insani ......................... 56

5.2.2 Struktur Organisasi BMT Dana Insani ..................................... 57

5.3 Produk-Produk BMT Dana Insani ..................................................... 58

5.4 Perkembangan BMT Dana Insani ...................................................... 61

5.4.1 Kondisi Keanggotaan ................................................................ 61

5.4.2 Kondisi Keuangan..................................................................... 62

5.5 Pelaksanaan Pembiayaan di BMT Dana Insani ................................. 63

5.5.1 Tahap Pengajuan Pembiayaan .................................................. 63

5.5.2 Tahap Pencairan Pembiayaan ................................................... 65

5.5.3 Tahap Pemanfaatan dan Pengembalian Pembiayaan ................ 66

VI. ANALISIS EFEKTIVITAS DAN FAKTOR-FAKTOR

PENGAMBILAN PEMBIAYAAN SYARIAH .................................. 69

6.1 Analisis Efektivitas Prosedur Pembiayaan di BMT Dana Insani ...... 69

6.1.1 Analisis Efektivitas Tahap Pengajuan Pembiayaan .................. 69

6.1.2 Analisis Efektivitas Tahap Pencairan Pembiayaan ................... 71

6.1.3 Analisis Efektivitas Tahap Pemanfaatan Pembiayaan .............. 73

6.1.4 Analisis Efektivitas Tahap Pengembalian Pembiayaan ............ 75

6.1.5 Analisis Dampak Pembiayaan Bagi Nasabah ........................... 77

6.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengambilan Pembiayaan .................................................................. 80

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

vii

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 87

7.1 Kesimpulan ........................................................................................ 87

7.2 Saran .................................................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 89

LAMPIRAN ................................................................................................. 91

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Jumlah Bank Syariah di Indonesia dan Unit Usaha

Syariah Tahun 2002-2007 (unit) .......................................................... 3

2. Perbedaan Operasional antara BMT dan Koperasi Konvensional ...... 28

3. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Ketidakefektifan

Pembiayaan Sistem Syariah ................................................................. 31

4. Jumlah Nasabah Responden Dalam Menanggapi Pelaksanaan

Tahap Pengajuan Pembiayaan Pada BMT Dana Insani ...................... 69

5. Jumlah Nasabah Responden Dalam Menanggapi Pelaksanaan

Tahap Pencairan Pembiayaan Pada BMT Dana Insani ....................... 71

6. Jumlah Nasabah Responden Dalam Menanggapi Pelaksanaan

Tahap Pemanfaatan Pembiayaan Pada BMT Dana Insani .................. 74

7. Jumlah Nasabah Responden Dalam Menanggapi Pelaksanaan

Tahap Pengembalian Pembiayaan Pada BMT Dana Insani ................ 75

8. Jumlah Nasabah Responden Dalam Menanggapi Dampak

Pembiayaan Yang Diberikan Oleh BMT Dana Insani ........................ 78

9. Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Pembiayaan Yang

Diberikan Oleh BMT .......................................................................... 79

10. Hasil Penduga Koefisien Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengambilan Pembiayaan Pada BMT Dana Insani ............................ 81

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Jenis-jenis Pembiayaan ........................................................................ 14

2. Pembiayaan Musyarakah ..................................................................... 17

3. Pembiayaan Mudharabah .................................................................... 19

4. Pembiayaan Al-Muzara’ah .................................................................. 21

5. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ....................................... 41

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Struktur Organisasi BMT Dana Insani ................................................ 91

2. Penjelasan fungsi perangkat organisasi BMT Dana Insani ................. 92

3. Perkembangan Keanggotaan BMT Dana Insani.................................. 95

4. Perkembangan Keuangan BMT Dana Insani ...................................... 96

5. Contoh Akad Pembiayaan ................................................................... 97

6. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda .............................................. 98

7. Hasil Analisis Uji White Heterokedasticity ......................................... 99

8. Kuisioner Responden Mitra BMT Dana Insani ................................... 100

9. Kuisioner Responden Mitra BMT Dana Insani ................................... 105

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan bank syariah melaju dengan pesat di Indonesia.

Hal ini diawali sejak tahun 1992, yang ditandai dengan dikeluarkannya UU No. 7

tahun 1992 tentang perbankan sebagai landasan hukum yang menjadi dasar

perkembangan perbankan syariah nasional. Kemudian pada tahun 1998,

pemerintah dan DPR melakukan penyempurnaan undang-undang perbankan

tersebut menjadi UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang didalamnya

diatur mengenai perbankan syariah dengan lebih jelas.

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan

pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran

uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah islam dan dasar

operasionalnya menggunakan prinsip bagi hasil. Prinsip bagi hasil merupakan

karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank syariah secara

keseluruhan. Berbeda dengan pembiayaan menggunakan sistem bunga yang

diterapkan oleh bank konvensional, pembiayaan dengan sistem bagi hasil lebih

memberikan citra keadilan (Antonio, 2001). Sistem bagi hasil lebih adil karena

hasil yang diperoleh tergantung pada keberhasilan pengusaha yang mendapatkan

pembiayaan dari lembaga keuangan syariah. Sistem bunga bersifat lebih

eksploitasi karena tidak melihat kondisi ekonomi riil dari pengusaha. Jika tingkat

keuntungan lebih rendah, nasabah akan mengalami kesulitan mengembalikan

pinjaman pokok dan bunganya.

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

2

Tidak hanya pada bank syariah, penerapan skim atau pola bagi hasil

menjadi dasar pembiayaan yang diterpakan oleh lembaga keuangan mikro, yang

lebih lanjut dapat disebut dengan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS).

LKMS merupakan lembaga keuangan yang melakukan jasa keuangan untuk

pengusaha mikro dan masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan memakai

pola pembiayaan syariah. Lembaga yang termasuk pada LKMS antara lain: Bank

Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), Baitul Maal wat Tamwil (BMT), Koperasi

Baitul Maal wat Tamwil (KBMT), Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSP

Syariah).

Bagi Indonesia, perbankan syariah adalah sesuatu yang relatif baru

sekalipun konsep ini telah mulai dioperasikan oleh Bank Muamalat jauh sebelum

krisis terjadi di Indonesia yaitu pada tahun 1992. Perbankan syariah yang

menerapkan sistem bebas bunga di Indonesia saat ini telah memasuki periode

perkembangan yang ditandai dengan dibukanya unit layanan perbankan yang

berbasis syariah pada bank-bank konvensional. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1

dimana pada periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 mengalami

pertumbuhan yang signifikan, dengan volume pertumbuhan usaha perbankan

syariah hingga akhir tahun 2007 terjaga pada tingkat yang cukup tinggi yaitu 36,7

persen (Direktorat Perbankan Syariah BI, 2007).

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

3

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Bank Syariah di Indonesia dan Unit Usaha

Syariah 2002-2007 (unit).

Kelompok Bank Tahun

2002 2003 2004 2005 2006 2007

Bank Umum Syariah 2 2 3 3 3 3

PT. Bank Muamalat 1 1 1 1 1 1

PT. BSM 1 1 1 1 1 1

PT. Bank Syariah Mega Indonesia 0 0 0 1 1 1

Unit Usaha Syariah 6 8 8 8 8 8

PT. Bank IFI 1 1 1 1 1 1

PT. BNI 1 1 1 1 1 1

PT. Bank Jabar 1 1 1 1 1 1

PT. BRI 1 1 1 1 1 1

PT. Bank Danamon 1 1 1 1 1 1

PT. Bank Bukopin 1 1 1 1 1 1

PT. BII 0 1 1 1 1 1

HSBC.Ltd. 0 1 1 1 1 1

BPRS 83 84 88 92 105 114

Total 91 94 99 103 116 125 Sumber: Direktorat Perbankan Syariah BI (2007)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa perkembangan bank syariah

sangat signifikan yaitu mengalami pertumbuhan sebesar 72,8 persen dari tahun

2002 sampai tahun 2007. Dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya nilai

pertumbuhan pada periode tahun 2007 menunjukkan perbankan syariah akan terus

tumbuh, sehingga pada masa yang akan datang dapat diprediksi sektor syariah

menjadi unit pelayanan pembiayaan utama pada masyarakat disamping bank-bank

konvensional yang masih menerapkan sistem bunga pada proses pembiayaan.

Melihat perkembangan jumlah bank syariah maupun cabang unit usaha

syariah pada Tabel 1, bisa disimpulkan bahwa cabang unit syariah menjadi salah

satu unit ekonomi yang diharapkan dapat mendongkrak perekonomian Indonesia

menjadi lebih baik karena pada operasionalnya lembaga keuangan syariah baik

yang berbentuk bank ataupun lainnya lebih mengedepankan layanannya kepada

masyarakat kecil. Meskipun demikian, hal ini belum dapat dikatakan berhasil

untuk dapat mendongkrak perekonomian rakyat yang salah satunya dengan

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

4

penyaluran pembiayaan untuk menanggulangi kemiskinan. Ini dikarenakan

perkembangan bank syariah masih terbatas dalam hal jumlah jaringannya.

Peranan bank syariah belum dapat dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat

yang berada di pedesaan, dikarenakan masih terfokus di kota-kota besar

(Direktorat Perbankan Syariah BI, 2003)1. Pendirian jaringan kantor sebuah bank

umum syariah dalam upaya pemerataannya tentu membutuhkan investasi yang

besar. Dengan begitu perlu adanya pola kemitraan antara bank umum syariah

dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Keuangan mikro adalah merupakan

jasa keuangan untuk pengusaha mikro dan masyarakat yang berpenghasilan

rendah. Lembaga keuangan yang melakukan kegiatan jasa keuangan tersebut

adalah Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Jasa keuangan mikro yang

dilaksanakan oleh lembaga keuangan mikro (LKM) memiliki ragam yang luas,

antara lain memberikan jasa pinjaman (kredit), penghimpunan dana (saving) yang

terkait dengan persyaratan pinjaman atau bentuk pembiayaan lainnya.

Pengembangan lembaga keuangan pertanian pedesaan berada dibawah kerangka

keuangan mikro. Lembaga Keuangan tersebut dikembangkan berdasarkan

semangat untuk membantu dan memfasilitasi masyarakat miskin, baik untuk

kegiatan produktif yang dilakukan oleh berbagai kegiatan mikro, maupun kegiatan

konsumtif keluarga masyarakat miskin tersebut (Deptan, 2002).

Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia belakangan

ini semakin pesat. Salah satu jenis LKM yang pesat berkembang di Indonesia

adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) yang menjalankan prinsip syariah agama

Islam. Pada tahun 2007 Bank Muamalat Indonesia (BMI) bersama dengan Pusat

1 www.bi.go.id, Direktorat Perbankan Syariah (diakses pada 2 April 2008)

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

5

Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) mendirikan sebanyak 525 BMT2. BMT

adalah lembaga keuangan yang termasuk kepada lembaga keuangan mikro

disamping lembaga keuangan formal dan memiliki peranan penting untuk

menyalurkan kredit UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Pembiayaan

kepada UMKM memiliki potensi dan peluang. Berdasarkan salah satu hasil survei

Bank Indonesia (BI) tahun 2005 mengenai profil UMKM di Indonesia adalah

bahwa UMKM masih enggan mengambil kredit ke bank konvensional karena

tidak adanya agunan atau terlalu tingginya suku bunga bank. Selain itu, survei BI

tersebut juga mendukung realita mengapa jumlah UMKM di Indonesia hanya

sekitar 12 persen saja yang mengambil kredit ke bank. Hal ini dikarenakan pada

umumnya bank konvensional telah mensyaratkan dilengkapinya berbagai

dokumen seperti ijin usaha dan legalitas perusahaan (badan hukum), sedangkan

kedua hal ini masih jarang dimiliki oleh sebagian besar UMKM.

Munculnya Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) yang memfokuskan kegiatan

usahanya kepada pengusaha mikro, kecil dan menengah termasuk sektor pertanian

diduga dapat memberikan dampak yang positif bagi para pengusaha, misalnya

dengan peningkatan kesejahteraan keluarga pengusaha tersebut yang diakibatkan

dari terpenuhinya modal usaha, sehingga usaha dapat berjalan dengan lancar

seperti yang diharapkan. Sistem bagi hasil yang ditawarkannya mengakibatkan

para pengusaha kecil menjadi leluasa bergerak karena tidak terbebani akan adanya

bunga yang terus bertambah. BMT dipandang sebagai salah satu alternatif

sehubungan dengan usaha untuk memperjuangkan nasib pengusaha kecil. BMT

2 www.republika.co.id, BMI Gandeng Pinbuk Dirikan 525 BMT Tahun Ini (Senin, 02 April 2007)

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

6

dapat mengurangi atau meniadakan syarat-syarat yang dipandang memberatkan

pengusaha kecil dan petani tersebut.

Perkembangan BMT dari sisi kuantitas telah mencatat hasil yang cukup

mengesankan. Pada tahun 1992 adalah awal mulanya berdiri BMT, sampai tahun

2000 berjumlah 2938 unit yang lokasinya tersebar di berbagai provinsi di

Indonesia. Pada tahun 2001, pertumbuhan BMT mengalami kenaikan sebesar 2,7

persen atau jumlahnya menjadi 3017 unit (PINBUK, 2004). Pertumbuhan tersebut

sangatlah kecil bila dibandingkan dengan awal-awal pertumbuhannya yaitu sekitar

tahun 1998, dimana pada tahun tersebut terdapat program dari pemerintah berupa

perancangan pendirian 10.000 BMT.

Sebagai salah satu lembaga keuangangan mikro yang berbasis syariah,

BMT memiliki peran langsung dalam penyediaan jasa-jasa keuangan kepada

penduduk yang berpendapatan rendah dan termasuk dalam kelompok miskin.

Pemerintah melalui departemen terkait bekerja sama dengan Pusat Inkubasi Bisnis

Usaha Kecil (PINBUK) untuk memfasilitasi fakir miskin dalam memanfaatkan

fasilitas pembiayaan yang mudah melalui BMT. BMT yang didirikan merupakan

wadah kegiatan usaha simpan pinjam dalam membantu fakir miskin untuk

mempermudah penambahan pemupukan modal usaha, pembinaan produksi,

pemasaran dan jaringan usaha3. Rakyat miskin dalam cakupan luas pada

umumnya membutuhkan dana bagi tiga kebutuhan utama mereka, yaitu kebutuhan

siklus kehidupan (life cycles needs), kebutuhan darurat (emergency needs), dan

kebutuhan untuk memenfaatkan peluang (opportunity needs). Melihat situasi dan

3 M. Amin Azis, Pedoman Pendirian BMT, Pinbuk Press, Jakarta 2004

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

7

karakteristik yang dihadapi oleh rakyat miskin, maka LKM dalam berbagai

pendekatannya perlu mencakup dua elemen penting, yaitu:

1. Menyediakan beragam jenis pelayanan keuangan.

Dalam cakupan ini LKM diharuskan menyediakan pelayanan keuangan yang

beragam seperti tabungan, pinjaman, pembayaran, deposito, maupun asuransi.

Beragamnya pelayanan keuangan yang diberikan karena memang keuangan

mikro didesain tidak dari prinsip dan metodologi perbankan modern akan

tetapi didesai dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan riil rakyat yang

dilayani.

2. Melayani rakyat miskin.

Keuangan mikro hidup dan berkembang karena melayani rakyat yang

terpinggirkan oleh sistem keuangan formal yang ada, karenanya keuangan

mikro memiliki karakteristik yang khas sesuai dengan rakyat miskin.

Menurut laporan program Dana Bergulir Syariah (DBS) Kementrian

Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM), kinerja BMT semakin baik yang

diindikasikan dengan dana yang disalurkan sejak tahun 2003 kepada 127 BMT

mencapai Rp. 6,35 milyar. Sedangkan kredit macetnya (Non Performing Loan)

juga kecil, yaitu 2 persen. Implikasi dari keberhasilan tersebut, pada tahun 2005

dana untuk program ditambah menjadi Rp. 53 milyar yang diberikan kepada 256

BMT di seluruh Indonesia.

Peningkatan BMT dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor usaha kecil

dan menengah tidak terlepas dari sistem yang diterapkan di BMT (PINBUK,

2007). Sistem yang diterapkan di BMT merupakan prinsip syariah yang

pelaksanaannya mengutamakan kesejahteraan bersama tanpa ada salah satu pihak

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

8

yang dirugikan, kejujuran, kepercayaan dan mendukung peran serta nasabahnya.

Untuk itu BMT harus mampu berkembang tidak hanya kuantitas lembaganya saja,

tetapi kualitas harus selalu dijaga dan pada akhirnya diarahkan pada efisiensi dan

efektivitas kerja.

Efektivitas pembiayaan suatu lembaga keuangan (BMT) menjadi satu hal

yang mendesak terutama bagi masyarakat ekonomi lemah. Apabila efektivitas

pembiayaan dapat dicapai maka akan berdampak positif bagi nasabah dan BMT

itu sendiri. Meningkatnya kesejahteraan nasabah melalui peningkatan produksi,

peningkatan pendapatan nasabah, peningkatan nilai asset, perbaikan rumah,

mampu membuka usaha baru, peningkatan modal, dan peningkatan konsumsi.

Bagi BMT yaitu terjaminnya keberlangsungan kegiatan pembiayaan karena

perputaran modal lancar, sehingga penting kiranya topik analisis efektivitas

pembiayaan syariah pada lembaga keuangan mikro (LKM) untuk dikaji.

1.2. Perumusan Masalah

Lembaga keuangan mikro sebagai salah satu penopang perekonomian

negara Indonesia dengan memberikan pembiayaan terhadap usaha kecil sangat

diharapkan dapat membantu dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia. Salah

satunya adalah BMT yang memiliki standar operasional yang berbasis syariah.

Berbeda dengan lembaga keuangan konvensional lainnya, BMT sebagai lembaga

keuangan mikro syariah dinilai lebih memudahkan bagi setiap pengusaha untuk

memenuhi kebutuhan modalnya yang menjadi salah satu kendala utama dalam

setiap usaha. Disebutkan memudahkan karena melayani pembiayaan bebas bunga

atau biasa dikenal dengan sistem bagi hasil (loss and profit sharing), dan juga

memudahkan dengan memberikan pembiyaan dengan meniadakan agunan seperti

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

9

yang biasanya menjadi ciri khas utama setiap lembaga keuangan konvensional

dalam memberikan pinjaman modal.

Pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan mikro tersebut

memiliki prospek berkembang yang sangat baik, terlihat dari komposisi

pembiayaan yang relatif lebih tinggi dibandingkan perbankan nasional, serta rasio

pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang mencapai (FDR) 99,8 persen (BI,

2007). FDR adalah besarnya penggunaan dana yang diterima dalam penyaluran

kredit. Semakin tinggi nilai persentasi FDR mengindikasikan bahwa semakin

tinggi nilai dana yang disalurkan. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan

syariah berfungsi sangat baik sebagai financial intermediary institution.

Selain itu ditunjukkan bahwa Non Performing Financings (NPFs)

perbankan syariah mengalami peningkatan per Desember 2007 sebesar 4,05

persen dibandingkan pada akhir tahun 2006 masih mencapai 4,27 persen. nilai

NPFs yang masih dibawah 5 persen ini menunjukkan relatif terkendalinya

pembiayaan bermasalah yang menerapkan pola syariah (BI, 2007). NPFs

mengindikasikan pembiayaan non lancar atau kredit macet yang terjadi. Dengan

kata lain bahwa semakin rendah nilai persentasi NPFs maka semakin kecil pula

tunggakan terhadap pengembalian pinjaman yang terjadi. Rendahnya nilai NPFs

disebabkan oleh sistem operasional bank syariah yang kebanyakan menerapkan

pola kemitraan, yaitu pola keterikatan antara pihak bank dan nasabah sehingga

nasabah selalu mendapatkan perhatian dari pihak bank untuk menjalankan

usahanya tersebut.

Dari data yang tersebut di atas dapat terlihat bahwa pertumbuhan usaha

perbankan syariah melalui lembaga keuangan mikro yang berbasiskan syariah

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

10

diimbangi dengan kinerja yang cukup baik. Ini tercermin dari kualitas pembiayaan

non lancar (NPFs) lembaga keuangan mikro syariah yang relatif rendah bila

dibandingkan dengan rata-rata kredit non lancar perbankan nasional, yaitu 4,27

persen pada perbankan syariah dan 8,19 persen pada perbankan nasional.

Pemilihan BMT sebagai media pembiayaan untuk pemenuhan modal dari

para pemilik usaha tidak terlepas dari sistem dan kemudahan yang mungkin

ditawarkan oleh pihak pengelola BMT sehingga dengan leluasa para pemilik

usaha dapat meminjam sejumlah dana untuk modal kerja. Kemudian terdapat

faktor-faktor penduga yang menimbulkan ketertarikan para pemilik usaha untuk

meminjam modal kepada lembaga keuangan mikro khususnya BMT diantaranya

adalah jumlah tanggungan keluarga, jangka waktu anggsuran, dan lain

sebagainya. Pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan

pembiayaan dilakukan untuk melihat hal-hal yang berpengaruh maupun tidak

begitu mempengaruhi nasabah untuk mengambil pembiayaan yang diberikan oleh

pihak BMT.

BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di

Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem syariah

dalam operasionalnya telah berdiri selama kurang lebih 7 tahun. Dalam

perkembangannya, BMT Dana Insani dinilai telah membantu masyarakat dalam

menajalankan usaha mereka dengan memberikan pembiayaan modal kerja. Dalam

penyaluran pembiayaan, BMT Dana Insani menerapkan konsep prosedur yang

sederhana sehingga memudahkan bagi para nasabahnya yang ingin mendapatkan

pembiayaan. Dengan penjelasan tersebut dapat ditarik beberapa permasalahan

yang menarik untuk dibahas, yang dirumuskan sebagai berikut:

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

11

1. Bagaimanakah tingkat efektivitas pembiayaan pada BMT Dana Insani?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi jumlah pengambilan pembiayaan

syariah pada BMT Dana Insani?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Menganalisis tingkat efektivitas pembiayaan yang berlangsung pada BMT

Dana Insani.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pengambilan

pembiayaan syariah pada BMT Dana Insani.

1.4. Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

penulis khususnya ataupun untuk berbagai kalangan umumnya. Manfaat yang

diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Memberikan pemahaman yang mendalam tentang lembaga keuangan mikro

dan dinamikanya.

2. Memberikan informasi yang berguna bagi BMT dan instansi terkait tentang

efektivitas produk-produk layanan pembiayaan yang diberikan dan

ditawarkan.

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

12

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang sistem dan prosedur pembiayaan syariah

serta efektivitasnya terhadap nasabah dalam hal ini nasabah yang melakukan

peminjaman pembiayaan untuk modal kerja atau dengan kata lain untuk

menjalankan usaha baik di sektor pertanian maupun lainnya. Dalam penelitian ini

hanya mengkaji sejauh mana kinerja pembiayaan yang telah dilakukan BMT Dana

Insani yang dilihat dari sistem dan prosedur pembiayaan, faktor-faktor

pengambilan pembiayaan, tahap-tahap pembiayaan serta dampak yang

ditimbulkan dari pembiayaan tersebut terhadap nasabahnya. Kinerja pembiayaan

didasarkan pada efektivitas pembiayaannya yang diukur berdasarkan persepsi

nasabah.

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem
Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Dan Prosedur Pembiayaan Syariah

Pembiayaan menurut Karim dalam Antonio (2001) merupakan salah satu

pokok tugas bank, yaitu pemberian fasilitas penyedia dana untuk memenuhi

kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit atau pihak yang

membutuhkan. Menurut sifat penggunaanya, pembiayaan dapat dibagi menjadi

dua hal, yaitu:

1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik

usaha produksi, perdagangan maupun investasi.

2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakanuntuk memenuhi kebutuhan.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua:

1. Pembiayaan Modal Kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan:

a. Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi,

maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil

produksi.

b. Untuk keperluan perdagangan atau peningkataan utility of place dari suatu

barang.

2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang

modal/capital goods serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

14

Prosedur pembiayaan adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk

memperoleh pembiayaan. Serangkaian proses tersebut dilakukan untuk

meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dari kegiatan usaha calon peminjam.

Setiap lembaga keuangan mikro memiliki kriteria dalam melakukan analisa

pembiayaan yang diajukan peminjam. Dalam melakukan analisia pihak lembaga

keuangan mikro menentukan beberapa aspek untuk menentukan kelayakan

pemberian pembiayaan. Diantaranya adalah:

1. Layak nilai, yaitu kualitas akhlak calon peminjam pada lembaga keuangan

mikro dapat memberikan jaminan kepercayaan.

2. Layak pembiayaan, yaitu bantuan modal yang diberikan oleh lembaga

keuangan mikro dinilai dapat meningkatkan omset usaha calon peminjam

sekaligus menaikkan pendapatannya.

Secara umum jenis-jenis pembiayaan dapat digambarkan sebagai berikut

(Antonio, 2001):

Gambar 1. Jenis-jenis Pembiayaan

Sumber: Antonio (2001).

Modal Kerja

Produktif

Investasi

Konsumtif

Pembiayaan

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

15

2.2 Produk Pembiayaan Syariah

Ada beberapa produk pembiayaan syariah yang ditawarkan oleh lembaga

keuangan baik bank ataupun non bank antara lain4:

1. Produk simpanan (al-wadi’ah)

Al-wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari suatu pihak kepihak

lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan

dikembalikan kapan saja sipenitip menghendaki. Atau dengan kata lain al-

wadi’ah adalah perjanjian antara pemilik barang (termasuk uang), dimana

pihak penyimpan bersedia menyimpan dan menjaga keselamatan barang yang

dititipkan kepadanya. Bentuk produk simpanan, yaitu: giro wadi’ah dan

tabungan wadi’ah.

2. Produk bagi hasil (syirkah)

a. Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk

suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi

dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan

resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Secara

spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja sama dapat berupa

dana, barang perdagangan (trading asset), kewiraswastaan

(entrepreneurship), keahlian (skill), kepemilikan (property), peralatan

(equipment), atau integible asset (seperti hak paten), kepercayaan/reputasi

dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Dengan

merangkum seluruh kombinasi dari bentuk kontribusi masing-masing

4 Muhammad Syafi’i Antonio,Buku Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insani, Jakarta

2001

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

16

pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat

fleksibel. Secara teknis bank menyediakan sebagian dana dan mitra usaha

(nasabah) menanggung selebihnya dalam membiayai suatu proyek. Dalam

hal ini bank dapat turut serta mengelolanya. Seandainya bank turut serta

mengelola proyek tersebut, maka terlebih dahulu diadakan kesepakatan

tentang pembagian keuntungan. Pembagian keuntungan tidak harus

sebanding dengan jumlah yang disetor, tetapi berdasarkan perjanjian

kedua belah pihak. Namun, kerugian yang terjadi ditanggung bersama

sesuai dengan pangsa pembiayaan masing-masing.

Manfaat pembiayaan Musyarakah:

Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tetentu pada saat

keuntungan usaha nasabah meningkat.

Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada

nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan

pendapatan/hasil usaha bank, sehingga bank tidak akan pernah

mengalami negative-spread.

Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan arus kas

usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.

Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang benar-

benar halal, aman, dan menguntungkan. Hal ini karena

keuntungan yang riil benar-benar terjadi itulah yang dibagikan.

Prinsip bagi hasil dalam mudharabah/musyarakah ini berbeda

dengan prinsip bunga dimana bank akan menagih penerimaan

pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapapun

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

17

keuntungan yang dihasilkan nasabah, bahkan sekalipun merugi

dan terjadi krisis ekonomi.

Skmema Musyarakah

Gambar 2. Pembiayaan Musyarakah Sumber: Pusat Pembiayaan Pertanian DEPTAN (2007)

5

Berdasarkan Direktorat Perbankan Syariah BI tahun 2001 terdapat

beberapa ketentuan umum untuk pembiayaan musyarakah, antara lain:

Semua modal disatukan untuk jadi modal proyek musyarakah dan

dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam

menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.

Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek musyarakah dan tidak

boleh melakukan tindakan seperti:

1. Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi

2. Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin pemilik

modal lainnya

3. Memberi pinjaman kepada pihak lain

5 Skim Pola Pembiayaan Bagi Hasil/Syariah Untuk Usaha Sektor Pertanian, Pusat Pembiayaan

Pertanian DEPTAN 2007

Perjanjian

Bagi Hasil

Nasabah Bank

Syariah

Proyek

Usaha

Pembagian

Keuntungan

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

18

4. Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan

oleh pihak lain

5. Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila: menarik

diri dari perserikatan, meninggal dunia, tidak cakap hukum

6. Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek

harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan

sedangkan kerugian dibagi dengan porsi kontribusi modal

7. Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad dan setelah

proyek selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi

hasil yang telah disepakati untuk bank

b. Mudharabah

Mudharabah merupakan hubungan berserikat antara dua pihak, yaitu

pemilik dana menyediakan dana dan pihak yang memiliki pengalaman,

keahlian (entrepreneur) menyalurkan dana tersebut sehingga menciptakan

nilai tambah, misalnya bank.

Secara teknis, mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak

dimana pihak pertama (Shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)

modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha

secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam

kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama

kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola. Seandainya kerugian itu

diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola

harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

19

Modal

100% Keahlian/

Keterampilan

Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan

pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, Mudharabah diterapkan pada:

1. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan

khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, deposito biasa, dan

sebagainya.

2. Special Investment (deposito spesial), dimana dana yang dititipkan

nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau

ijarah saja.

Adapun dari sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk:

1. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa.

2. Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqqayadah, dimana

sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-

syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.

Skema Mudharabah

Gambar 3. Pembiayaan Mudharabah Sumber: Pusat Pembiayaan Pertanian DEPTAN (2007)

Perjanjian

Bagi Hasil

Nasabah

(Mudharib) Bank

(Shahibul Maal)

Usaha/Proyek

Pembagian

Keuntungan Nisbah Y % Nisbah X %

MODAL

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

20

Berdasarkan Direktorat Perbankan Syariah BI tahun 2001 terdapat

beberapa ketentuan umum untuk pembiayaan mudharabah, antara lain:

1. Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal

harus diserahkan tunai dan dapat berupa uang atau barang yang

dinyatakan nilainya dalam satuan uang. Apabila modal diserahkan

secara bertahap, harus jelas tahapannya dan disepakati bersama.

2. Hasil dari pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat

diperhitungkan dengan dua cara:

a. Perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing)

b. Perhitungan dari keuntungan proyek (profit sharing)

3. Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap

bulan atau waktu yang disepakati. Bank selaku pemilik modal

menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan

penyimpangan pihak nasabah, seperti penyelewengan, kecurangan dan

penyalahgunaan dana.

4. Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan nasabah,

namun tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah. Jika

nasabah cedera janji dengan sengaja, misalnya tidak mau membayar

kewajiban atau menunda pembayaran kewajiban, dapat dikenakan

sanksi administrasi.

c. Al-Muzara’ah

Al-Muzara’ah adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik

lahan dan penggarap, dimana pemilik lahan memberikan lahan pertanian

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

21

kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan

bagian tertentu (persentase) dari hasil panen.

Skema Al-Muzara’ah

Gambar 4. Pembiayaan Al-Muzara’ah Sumber: Pusat Pembiayaan Pertanian DEPTAN (2007)

3. Produk jual beli (ba’i)

a. Murabahah, yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan

nasabah untuk membeli suatu barang atau jasa dengan kewajiban

mengembalikan talangan dana tersebut seluruhnya pada waktu jatuh

tempo. Bank memperoleh margin keuntungan dari transaksi jual-beli yang

telah disepakati.

b. Salam, yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah

untuk membeli suatu barang atau jasa yang sudah wujud tetapi masih

harus menunggu waktu penyerahannya, dengan kewajiban mengembalikan

Perjanjian

Bagi Hasil

Pemilik

lahan

Penggarap

Lahan

Pertanian

Lahan

Pertanian

Keahlian

Tenaga

Waktu

Lahan

Benih

Pupuk

Dsb.

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

22

talangan dana tersebut secara menyicil atau dibayar sekaligus sampai lunas

dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan.

c. Istishna, yaitu kontrak atau order yang ditanda tangani bersama antara

pemesan dengan produsen untuk pembuatan suatu jenis barang tertentu.

4. Produk sewa (ijarah)

Prinsip antara pemilik barang dengan penyewa untuk memanfaatkan barang

tersebut dengan membayar sewa sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.

5. Produk biaya administrasi (al qard al hasan)

Perjanjian pinjam meminjam uang atau barang dengan tujuan untuk

membantu penerima pinjaman.

2.3 Lembaga Keuangan Mikro

2.3.1 Pengertian Lembaga Keuangan Mikro

Keuangan mikro adalah merupakan jasa keuangan untuk pengusaha mikro

dan masyarakat berpenghasilan rendah, baik formal, semi formal dan informal.

Lembaga keuangan yang melakukan kegiatan jasa keuangan tersebut disebut

lembaga keuangan mikro. Jasa keuangan mikro yang dilaksanakan oleh lembaga

keuangan mikro (LKM) memiliki ragam yang luas, antara lain memberikan jasa

pinjaman (kredit), penghimpunan dana (saving) yang terkait dengan persyaratan

pinjaman atau bentuk pembiayaan lainnya. Pengembangan lembaga keuangan

pertanian pedesaan berada dibawah kerangka keuangan mikro. Lembaga

keuangan tersebut dikembangkan berdasarkan semangat untuk membantu dan

memfasilitasi masyarakat miskin, baik untuk kegiatan produktif yang dilakukan

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

23

oleh berbagai kegiatan mikro, maupun kegiatan konsumtif keluarga masyarakat

miskin tersebut.

2.3.2 Prinsip Lembaga Keuangan Mikro

Dalam pedoman pemberdayaan Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP),

terdapat prinsip lembaga keuangan mikro merupakan bentuk pelayanan

pembiayaan dengan prinsip-prinsip, yaitu:

1. Lembaga keuangan mikro tumbuh dari, oleh dan untuk anggota atas dasar

kesadaran.

2. Lembaga keuangan mikro harus berpedoman pada prinsip kehati-hatian.

3. Modal lembaga keuangan mikro harus bersumber dari anggotanya sendiri

yang dihimpun dari simpanan pokok dan simpanan wajib dan dapat pula

ditambahkan simpanan pokok khusus sebagai penguat modal serta dapat pula

membuka jenis-jenis tabungan (simpanan sukarela).

4. Pelayanan kredit/pinjaman (pembiayaan) hanya diberikan kepada anggota

LKM saja, tidak boleh kepada bukan anggota.

5. Jaminan barang (collateral) boleh diterapkan, namun pertimbangan yang

terbaik tetap atas watak/karakter peminjam sendiri.

2.3.3 Jenis-jenis LKM di Indonesia

Secara umum LKM di Indonesia dikelompokkan menjadi dua jenis,

bersifat formal dan informal6.

6 Buku Kemiskinan dan Keuangan Mikro, Gema PKM Indonesia 2003

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

24

1. LKM formal terdiri dari:

a. Bank : BKD (Badan Kredit Desa), BPR (Bank Perkreditan Rakyat), BKK

(Bank Kredit Kecamatan), BRI Unit, Mandiri Unit Mikro, DSP

(Danamon Simpan Pinjam), ULM BNI (Unit Layanan Mikro BNI).

b. Non Bank : LDKP (Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan), KSP (Koperasi

Simpan Pinjam, dan KUD (Koperasi Unit Desa), Perum Pegadaian.

2. LKM Non Formal terdiri dari:

LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), KSM (Kelompok Swadaya

Masyarakat), BMT (Baitul Maal Wa Tamwil), LEPM (Lembaga Ekonomi

Produktif Masyarakat Mandiri), UEDSP (Unit Ekonomi Desa Simpan

Pinjam), dan lain-lain.

2.4 Karakteristik Usaha BMT

BMT adalah singkatan dari Baitul Maal Wat Tamwil. Baitul Maal adalah

lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola dana yang bersifat nirlaba dan

Baitut Tamwil yang kegiatannya menghimpun dana serta menyalurkannya kepada

masyarakat dan bersifat profit motive. Sumber dana diperoleh dari zakat, infak,

dan sedekah atau sumber lain yang halal. Kemudian seluruh dana yang sudah

terhimpun disalurkan kepada mustahik yang berhak ataupun untuk kebaikan.

Dalam segi operasi, BMT tidak lebih dari sebuah koperasi. Karena ia

dimiliki oleh masyarakat yang menjadi anggotanya, menghimpun simpanan

anggota dan menyalurkannya kembali kepada anggota melalui produk

pembiayaan/kredit. Oleh karena itu, legalitas BMT pada saat ini yang paling

cocok adalah berbadan hukum koperasi. Baitul Maal-nya sebuah BMT, berupaya

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

25

menghimpun dana dari anggota masyarakat yang berupa zakat, infak, dan

shodaqoh dan disalurkan kembali kepada pihak yang berhak menerimanya

ataupun dipinjamkan kepada anggota yang benar-benar membutuhkan melalui

produk pembiayaan qordhul hasan (pinjaman dengan bunga nol persen).

Sementara Baitut Tamwil, berupaya menghimpun dana masyarakat yang

berupa simpanan pokok, simpanan wajib, sukarela dan simpanan berjangka serta

penyertaan pihak lain, yang sifatnya merupakan kewajiban BMT untuk

mengembalikannya. Dana yang terhimpun diputar secara produktif bisnis kepada

para anggotanya dengan pola syariah.

2.5 Aspek Legalitas BMT

Ketentuan pembentukan BMT berbadan hukum koperasi diperkuat oleh

PP No.9/1995, dimana dalam penjelasan pasal 2 ayat 1 membolehkan penerapan

sistem bagi hasil pada koperasi, sebagai berikut:

1. Jumlah pendiri minimal 20 orang.

2. Jumlah pengurus minimal 3-5 orang

3. Jumlah pengelola mnimal 3-5 orang, dimana mereka telah mengikuti

pelatihan BMT dan manejer dengan pendidikan formal terakhir minimal D3.

4. Anggota terdiri dari anggota pendiri dan anggota biasa. Anggota pendiri

meliputi tokoh masyarakat yang bersedia menjadi sponsor dalam

menyediakan modal awal. Anggota biasa adalah para penyimpan (penabung)

dan debitur.

5. Simpanan-simpanan yang ada meliputi: simpanan pokok, simpanan wajib,

simpanan sukarela, dan simpanan pendiri. Simpanan pokok adalah simpanan

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

26

tertentu yang harus disimpan oleh anggota pada saat pendaftaran diri atau saat

transaksi untuk pertama kalinya. Simpanan wajib adalah simpanan dalam

jumlah tertentu yang diberikan anggota secara rutin. Simpanan pendiri adalah

modal awal yang berasal dari para pendiri dalam jumlah tertentu berdasarkan

hasil kesepakatan bersama, dimana simpanan ini tidak dapat diambil dan

tidak memperoleh imbalan jasa bagi hasil tabungan.

6. Tumbuh dan berkembang di tempat-tempat yang belim atau tidak terjangkau

oleh lembaga-lembaga keuangan yang ada, dengan bentuk awal berupa KSM

(kelompok swadaya masyarakat).

7. Pengurus BMT sekaligus berfungsi sebagai Badan Pemeriksa dan

mensupervisi manajemen (pelaksanaan) BMT.

2.6 Visi Misi dan Tujuan BMT

Visi BMT adalah menjadi lembaga yang profesional, terpercaya, dan

terkemuka di Indonesia dalam penanggulangan kemiskinan melalui

pengembangan LKM BMT dan Kelompok-kelompok usaha Mikro yang mandiri,

berkelanjutan dan mengakar di masyarakat (Aryati, 2006). Selanjutnya Misi yang

diemban BMT dapat dirumuskan sebagai berikut: “Pemberdayaan masyarakat

bawah sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan tawar, kemampuan

mengakses sumber daya ekonomi, politik dan sosial. Sehingga terwujud hubungan

kemanusiaan yang adil dengan berlandaskan pada syariat Islam”. (Hidayat, 2004)

Tujuan BMT diantaranya adalah:

1. Mewujudkan ekonomi umat yang produktif dan berkesinambungan.

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

27

2. Menciptakan peluang lapangan pekerjaan dalam rangka pencapaian sasaran

pembangunan ekonomi.

3. Memperluas kesempatan berusaha serta menumbuhkan wira usaha yang

mandiri.

4. Membangun lembaga mikro yang kuat tatanan kelembagaannya dengan

menciptakan sumber daya manusia yang handal, terdidik dan terampil.

2.7 Prinsip Operasional BMT

Menurut Hamidi (2002), prinsip operasional BMT tidak jauh berbeda

dengan prinsip-prinsip yang digunakan oleh bank-bank Islam yaitu prinsip simpan

(tabungan), bagi hasil, jual beli, sewa, jasa. Ada tiga prinsip yang dilaksanakan

oleh BMT, yaitu:

1. Sistem Bagi Hasil, dimana sistem ini meliputi tata cara pembagian hasil usaha

antara pemodal (penyedia dana) dengan pengelola dana. Pembagian hasil ini

dilakukan antara BMT dengan pengelola dana dan antara BMT dengan

penyedia dana (penabung). Bentuk yang berdasarkan prinsip ini adalah

mudharabah dan musyarakah.

2. Sistem jual beli dengan Mark Up (keuntungan), dimana sistem ini merupakan

tata cara jual beli yang dalam pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah

sebagai agen yang diberikan kuasa untuk melakukan pembelian barang atas

nama BMT, kemudian BMT bertindak sebagai penjual yang menjual barang

tersebut kepada nasabah dengan sejumlah harga beli ditambah keuntungan

bagi BMT (mark up/margin). Keuntungan yang diperoleh BMT akan

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

28

dibagikan juga kepada penyedia/penyimpan dana. Bentuk produk ini adalah

murabahah dan Ba’i Bit’tsaman Ajil.

3. Sistem Non Profit, atau disebut juga dengan pembiayaan kebajikan atau lebih

bersifat sosial. Sumber dana untuk pembiayaan ini tidak memerlukan biaya,

tidak seperti bentuk-bentuk pembiayaan tersebut diatas. Bentuk pembiayaan

ini disebut Qordhul Hasan.

Koperasi syariah (BMT) dan koperasi konvensional tetap memiliki

kekhasasan dalam operasionalnya yang berbeda satu sama lain. Perbedaan

tersebut dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Perbedaan Operasional antara BMT dan Koperasi Konvensional

Keterangan Koperasi Syariah

(BMT)

Koperasi Konvensional

Orientasi Laba dan sosial Laba

Bentuk Usaha Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM)

Koperasi

Landasan Operasional Syariah Islam dan

perundang-undangan

Peraturan

perundang-undangan

Operasional Pembiayaan Bagi hasil

(Profit and loss sharing)

Menetapkan jasa

pinjaman pada anggota

dengan sistem bunga

Sumber Laba Laba dari pengelolaan

dana anggota

dengan sistem bagi hasil/

mark up/sewa

Sisa Hasil Usaha

(SHU)

Pelayanan Proaktif ke lapang

dengan sistem

“jemput bola”

Pasif, sebatas di kantor

Permodalan Tabungan dan dana ZIS Simpanan Pokok,

Simpanan Wajib,

Simpanan Sukarela

Anggota Dibedakan atas anggota

pendiri dan anggota biasa

Tidak membedakan

status keanggotaan Sumber: Hidayat (2004) dalam Aryati (2006)

7

7 Dikutip dari skripsi Aryati dengan judul “Analisis Permintaan Dan Efektivitas Pembiayaan

Usaha Kecil Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah”, IPB 2006

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

29

2.8 Efektivitas Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan

uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi

hasil (Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998).

Menurut Aryati (2006) dalam skripsinya menyatakan bahwa efektif atau

tidaknya suatu penyaluran pembiayaan pada BMT dapat dinilai berdasarkan

beberapa parameter antara lain: persyaratan peminjaman, prosedur peminjaman,

realisasi kredit, besar kecilnya biaya administrasi, pelayanan petugas bank, lokasi

bank, jaminan/agunan, pengetahuan dan partisipasi nasabah/calon nasabah, serta

memberikan dampak positif.

Hamid dalam Hidayat (2004) menyatakan bahwa efektivitas pembiayaan

dapat diukur dengan cara melihat kemantapan prosedur pembiayaan yang

berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Jumlah nasabah yang menunjukkan bahwa sistem pembiayaan dapat diterima

dan mampu menjangkau sasaran secara luas

b. Keragaman mata pencaharian nasabah yang menunjukkan fleksibilitas

prosedur pembiayaan yang dijalankan

c. Frekuensi pinjaman nasabah, sebagai tingkat keseringan nasabah dalam

mengambil pembiayaan

d. Frekuensi tunggakan, sebagai tingkat keseringan nasabah dalam menunggak

pembayaran dalam satu proses peminjaman

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

30

e. Pelayanan pembiayaan, sejauh mana tingkat pelayanan yang dilakukan, mulai

dari pengajuan pembiayaan sampai realisasi pembiaayaan.

Sementara itu penelitian ini ditujukan untuk melihat efektivitas

pembiayaan yang terjadi dan juga melihat faktor-faktor penduga yang

mempengaruhi pengambilan pembiayaan pada lembaga keuangan mikro tersebut.

Rora (2007) dalam skripsinya menyebutkan ada beberapa faktor-faktor penduga

yang mempengaruhi pengambilan pembiayaan pada lembaga keuangan miko,

antara lain adalah:

11. Jumlah karyawan, jumlah anggota pekerja usaha tersebut

12. Pengalaman usaha, lama seseorang dalam menjalankan usahanya tersebut

13. Penerimaan usaha perbulan, besar pemasukan yang diperoleh dari usaha

tersebut setiap bulannya

14. Skala usaha yang diukur dengan besar modal yang digunakan untuk

menjalankan usaha tersebut

15. Pengalaman pengambilan pembiayaan, adalah frekuensi nasabah dalam

melakukan permohonan pembiayaan

16. Jangka waktu realisasi pembiyaan adalah rentang waktu pencairan

pembiayaan dari awal permohonan sampai pemberian pembiayaan

17. Jangka waktu angsuran, selang waktu yang diberikan oleh lembaga keuangan

untuk mengangsur pengembalian pembiayaan

Jika dilihat dari segi ketidakefektifannya, menurut Yumanita dalam Syafar

(2005) bahwa beberapa pakar telah mengidentifikasi sumber-sumber penyebab

tidak efektifnya pembiayaan sistem syariah dapat dilihat dari empat aspek, yaitu:

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

31

1) internal lembaga keuangan syariah, 2) nasabah, 3) regulasi dan 4) pemerintah

dan institusi lain. Dengan rincian yang diperlihatkan pada Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Ketidakefektifan Pembiayaan

Sistem Syariah

Aspek Masalah Utama

1. Internal

Lembaga

Keuangan

Syariah

a. Kualitas sumber daya insani (SDI) yang belum memadai

untuk menangani, memproses, memonitor, menyelia dan

mengaudit beberapa proyek syariah.

b. Lembaga Keuangan Syariah belum dapat menanggung resiko

besar, karena belum memiliki bentuk keahlian yang

dibutuhkan untuk memroses, memonitor, menyelia bagi hasil.

c. Kompetisi ketat dengan bank konvensional memaksa bank

syariah harus menyediakan pembiayaan alternatif yang

beresiko lebih kecil.

d. Tidak dapat membiayai proyek jangka panjang, karena rumit

dan makan waktu dari sisi prosedur, kurangnya pengalaman

dan keahlian SDI, dan kurangnya penggunaan dana akibat

modal tertanam untuk jangka waktu lama.

2. Nasabah

a. Sebagian nasabah penyimpan/peminjam bersifat risk averse,

karena belum terbiasa dengan kemungkinan rugi dan sudah

terbiasa dengan sistem bunga.

b. Moral hazard, karena pengusaha enggan menyampaikan

laporan keuangan/laba yang sebenarnya untuk menghindar

pajak dan menyembunyikan keuntungan sebenarnya.

c. Permintaan pembiayaan masih kecil dari nasabah.

3. Regulasi

a. Kurangnya dukungan dari regulator, karena tidak melakukan

inesiatif-inesiatif untuk mengadakan perubahan-perubahan

peraturan dan institusional yang diperlukan untuk

mendukung bekerjanya sistem perbankan dengan baik.

b. Tidak adanya institusi pendukung untuk mendorong

penggunaan bagi hasil.

c. Tidak adanya prosedur operasional yang seragam.

4. Pemerintah

a. Tidak adanya kebijakan pendukung yang mendorong

penggunaan pembiayaan bagi hasil untuk proyek-proyek

pemerintah.

b. Perlakuan pajak yang tidak adil, yang memperlakukan

keuntungan sebagai objek pajak sedangkan bunga bebas dari

pajak.

c. Pasar sekunder instrumen keuangan syariah belum ada,

sehingga menyulitkan bank untuk menyalurkan atau

mendapatkan akses likuiditas. Sumber: Yuanita dalam Syafar (2005)

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

32

Dalam penelitian ini efektivitas pembiayaan akan dilihat dari:

1. Prosedur pembiayaannya, yaitu:

a. Mekanisme pengajuan pembiayaan.

b. Mekanisme penyaluran pembiayaan.

c. Mekanisme pengembalian pembiayaan.

2. Dampak pembiayaan terhadap kondisi usaha nasabah, yaitu:

a. Peningkatan pendapatan perbulan.

b. Penigkatan keuntungan.

Pembiayaan ini diberikan kepada nasabah untuk modal atau tambahan

modal usaha dikatakan efektif apabila prosedur pembiayaan tergolong mudah,

pembiayaan yang diberikan dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan

usaha nasabah.

2.9 Penelitian Terdahulu

Rora (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Penilaian dan

Faktor-Faktor Penyaluran Pembiayaan Syariah dalam Pembiayaan Agribisnis

Pada KBMT Khidmatul Ummah”, menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi penyaluran pembiayaan bagi hasil (mudharabah), antara lain:

kepercayaan antara mitra dan BMT, keterbukaan atau transparansi dalam

mengelola usaha, pemahaman mengenai sistem bagi hasil, kemampuan

manajemen usaha. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan pembiayaan

mudharabah oleh mitra antara lain: rasa aman dalam pembagian bagi hasil,

pendampingan usaha yang diberikan KBMT, dan kerugian yang ditanggung

KBMT.

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

33

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyaluran pembiayaan

murabahah, antara lain: kejelasan barang yang akan diperjual belikan, pengenalan

calon mitra dalam hal karakter dan usahanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengambilan pembiyaan murabahah, antara lain: variabel skala usaha (SU),

jangka waktu angsuran (JWA), jumlah tanggungan (JT), pendapatan usaha (PDU),

frekuensi pembiayaan (FP), dan sektor usaha (D2) yang berpengaruh sangat nyata

pada koefisien keyakinan 85 persen.

Selang penilaian penyaluran pembiayaan dinilai dari skor penilaian. Skor

85 menunjukkan penyaluran pembiayaan yang dilakukan KBMT dinilai cukup

baik oleh mitra pembiayaan. Faktor persyaratan awal dinilai sangat baik oleh

responden bila dibandingkan dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi

penilaian penyaluran dengan skor 84. Sedangkan faktor pengetahuan mengenai

prinsip syariah menurut responden memiliki skor yang paling rendah yaitu 45,

dalam mempengaruhi penilaian penyaluran.

Hidayat (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Efektifitas

Pembiayaan Pola Bagi Hasil Pada Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Hubbul

Wathon, Kecamatan Cimalaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat”, menyatakan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pengambilan pembiayaan oleh

nasabah di BMT Kopontren Hubbul Wathon yaitu faktor besar tunggakan dan

jangka waktu angsuran pada taraf nyata 90 persen. Diantara faktor-faktor tersebut

faktor jangka waktu angsuran yang memiliki tingkat elastisitas tertinggi.

Secara keseluruhan pembiayaan yang telah diberikan oleh pihak BMT

Kopontren Hubbul Wathon dapat dirasakan manfaatnya oleh nasabah dan sesuai

dengan apa yang diharapkannya, seperti prosedur yang sederhana, kemudahan

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

34

dalam prasaratannya dengan tidak adanya jaminan, realisasinya relatif cepat,

kecilnya biaya administrasi, pelayanan petugas BMT yang ramah dan tidak kaku

dalam berhubungan, lokasi BMT yang dekat, dan yang terpenting yaitu sebagian

besar nasabah responden merasakan dampak positif atas pembiayaan yang

diberikan oleh BMT. Namun, hal tersebut tidaklah cukup karena dampak

pembiayaan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak

BMT, sehingga efektivitas atas pembiayaan yang telah dilakukan belum

sepenuhnya tercapai. Hal ini dibuktikan dengan frekuensi pinjaman yang rendah

serta tunggakan pembiayaan yang semakin meningkat.

Putra (1995) dalam penelitiannya yang berjudul “Evaluasi Efektivitas

Penyaluran Kredit Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bagi Usaha Kecil Pedesaan,

BMT Dompet Dhuafa Al-Abror, Kabupaten Garu, Jawa Barat”, menyatakan hasil

evaluasi terhadap penyaluran kredit BMT DD Al-Abror menunjukkan bahwa

penyaluran kredit tersebut efektf menurut kriteria nasabah BMT. Sedangkan

efektivitas menurut pengelola terlihat dari besarnya jumlah kredit yang diberikan

disertai dengan kelancaran dalam pengembaliannya, diantaranya tidak terjadinya

kredit macet ataupun ragu-ragu.

Menurut kriteria nasabah penyaluran kredit BMT belum efektif,

tercermin dari sangat lambatnya realisasi kredit (70 persen nasabah membutuhkan

waktu lebih dari 16 hari dalam realisasi kredit). Namun variabel lainnya sudah

menunjukkan kriteria yang baik. Seperti persyaratan yang mudah, yaitu tidak

mutlaknya unsur jaminan (90 persen menggunakan jaminan immaterial). Prosedur

sederhana karena fleksibelnya pengelola BMT terutama dalam pengangsuran

kredit (40 persen nasabah didatangi petugas dalam mengangsur).

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

35

Penelitian yang saya lakukan menggunakan analisis regresi linear

berganda dengan memasukkan faktor-faktor penduga dalam keputusan

pengambilan pembiayaan berbeda dengan kedua penelitian terdahulu diatas.

Sementara itu penentuan efektivitas dinilai dari persepsi nasabah, yaitu menilai

keefektifan prosedur pembiayaan yang dilakukan pihak BMT juga dampak yang

ditimbulkan dari pembiayaan tersebut terhadap kondisi usaha nasabah dan

peningkatan kesejahteraan nasabah. Pengukuran ini menggunakan teknik

pemberian skor-skor pada kategori penilaian efektivitas yang telah ditentukan

sebelumnya jenjang nilai yang menentukan efektif atau tidak pembiayaan yang

dilakukan.

Persamaan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama menilai

keefektifan dari pembiayaan yang diberikan menurut persepsi nasabah dari

lembaga keuangan mikro tersebut. Pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi

pengambilan pembiayaan dalam penelitian ini menggunakan perpaduan faktor-

faktor penting yang digunakan oleh Hidayat (2004), Putra (1995), dan Rora

(2007).

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Lembaga-lembaga keuangan, baik bank konvensional, bank syariah bagi

hasil maupun BMT menjadi penengah dalam kebutuhan keuangan. Ia mengambil

posisi tengah diantara orang-orang yang memiliki kelebihan dana (penyimpan,

penabung atau deposan) dan orang-orang yang membutuhkan atau kekurangan

dana (peminjam, debitor atau investor).

Lembaga keuangan syariah dapat bertahan dan berkembang jika mampu

menawarkan keserbapraktisan dan kelebihpraktisan bagi masyarakat dalam urusan

keuangan, baik dari sisi pengerahan dana maupun sisi penyaluran dana terutama

untuk usaha kecil (Putra, 1995). Lembaga keuangan syariah harus mampu

memberikan kepastian kepada masyarakat calon nasabahnya dalam mendapatkan

kredit berikut dengan segala konsekuensinya, dalam menyediakan imbalan bagi

simpanan yang dititipkan nasabahnya, serta harus berhasil menekan resiko,

ongkos informasi dan ongkos transaksi, agar masyarakat tertarik menjadi nasabah.

Program pembiayaan berdasarkan prinsip syariah merupakan suatu

program pembiayaan yang bertujuan untuk mengayomi dan mengangkat kaum

golongan menengah kebawah. Dengan demikian, kriteria efesiensi dalam

pengertian ekonomis tidak sepenuhnya dapat diterapkan dalam mengevaluasi

program pembiayaan sejenis ini. Kriteria efektivitas dirasakan lebih tepat

dibandingkan dengan kriteria efesiensi, dalam arti sejauh mana program

pembiayaan tersebut dapat dengan cepat dan luas menjangkau sasaran mereka.

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

37

Efektivitas pembiayaan pada BMT dapat dinilai dari efektivitas tahap

pengajuan pembiayaan, tahap penyaluran pembiayaan, tahap pemanfaatan

pembiayaan dan tahap pengembalian pembiayaan. Keberhasilan suatu program

pembiayaan ditandai dengan adanya hubungan timbal balik antara pihak shahibul

maal (pemilik dana) dan mudharib (debitur) sehingga manfaat yang dihasilkan

dapat diperoleh oleh keduanya. Dilihat melalui perbandingan dengan bank

konvensional yang masih menerapkan sistem bunga dalam penyaluran

pembiayaan, BMT dinilai lebih memberikan kemudahan dalam pelaksanaannya.

Dalam pemberian pembiayaan bank konvensional dalam tahap pengajuan

pembiayaannya selalu meminta agunan yang mungkin dirasakan berat oleh para

pelaku usaha kecil dan menengah. Kemudian prosedur yang sulit karena bank

akan melakukan seleksi tertentu untuk permohonan pembiayaan dan memakan

waktu yang lama untuk mendapatkan jawaban dari pihak bank konvensional atas

pengajuan permohonan pembiayaan. Berbeda dengan BMT yang langsung

menjadikan nasabah sekaligus anggota dalam pemberian pembiayaan.

Prosedur yang diberikan juga tidak dianggap menyulitkan nasabah karena

biasanya BMT tidak mensyaratkan adanya agunan dalam permohonan

pembiayaan. Dan juga terdapatnya pendampingan yang ditujukan untuk

membantu pelaku usaha dalam menjalankan usahanya dinilai menjadi nilai

tambah yang biasanya tidak dimiliki oleh bank konvensional pada umumnya. Juga

BMT tidak mensyaratkan adanya legalitas hukum dari usaha para nasabahnya

karena kebanyakan pelaku usaha kecil tidak memiliki hal tersebut dalam

menjalankan usahanya.

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

38

Efektivitas pembiayaan menurut mudharib berdasarkan beberapa

parameter, antara lain (Hidayat, 2004):

a. Prosedur pembiayaan yang menunjukkan kemudahan bagi calon nasabah

untuk memahaminya

b. Persyaratan pembiayaan yang menunjukkan kesanggupan/kemudahan bagi

calon nasabah pembiayaan untuk memenuhinya, termasuk ada/tidak adanya

jaminan

c. Waktu pencairan atau realisasi yang menunjukkan kecepatan pihak BMT

untuk mewujudkan pembiayaanyang diajukan

d. Lokasi BMT yang menunjukkan kemudahan bagi nasabah pembiayaan untuk

mengakses sumber permodalan yang disediakan

e. Dampak pembiayaan yang menunjukkan tingkat kemanfaatan pembiayaan

Menurut Tomo dalam Hidayat (2004), suatu lembaga keuangan yang

melayani golongan ekonomi menengah kebawah dalam upaya memperluas

jangkauan pemberian pembiayaannya di pedesaan harus memperhatikan beberapa

unsur yaitu: hubungan antara kreditur dengan nasabah harus bersifat hubungan

informal, dalam pemberian pembiayaan maupun penagihannya harus aktif dalam

arti harus sering mengunjungi tempat tinggal atau tempat usaha nasabah,

pengawasan serta pembinaan harus dilakukan secara terus-menerus, kondisi sosial

budaya setempat, bantuan teknik perlu ditingkatkan disamping bantuan dana yang

selama ini diberikan.

Jadi, keberhasilan suatu program keuangan tidak hanya dilihat dari jumlah

pembiayaan yang dapat disalurkan oleh lembaga keuangan yang bersangkutan,

tetapi juga dilihat dari tingkat pengembaliannya karena tingkat pengembalian

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

39

pembiayaan akan mempengaruhi program keuangan selanjutnya. Suatu program

keuangan dikatakan efektif apabila dapat menghapuskan hambatan-hambatan

yang timbul akibat dari kebiasaan pinjam-meminjam untuk keperluan konsumsi,

salah satunya yaitu hambatan berupa kelemahan dalam melunasi hutang.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Tahapan pertama dalam penelitian ini yaitu mencari informasi tentang

prosedur pembiayaan syariah yang dilakukan oleh BMT dan selanjutnya

penelitian difokuskan kepada tahapan-tahapan pembiayaan, faktor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan pembiayaan serta dampak yang ditimbulkan dari

pembiayaan terhadap nasabah. Selanjutnya dilihat dari sisi nasabah yang dalam

hal ini difokuskan nasabah mengambil pembiayaan modal kerja.

Pembiayaan pola bagi hasil ini selanjutnya akan dianalisis tahapan-tahapan

pembiayaan yang meliputi (Hidayat, 2004):

1. Tahap pengajuan pembiayaan

2. Tahap pencairan/penyaluran pembiayaan

3. Tahap penggunaan dana pembiayaan

4. Tahap pengembalian pembiayaan

Serta dampaknya terhadap nasabah berupa:

1. Kondisi usaha

2. Peningkatan pendapatan

3. Peningkatan kesejahteraan

4. Pemilikan asset

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

40

Dari sisi nasabah yang dalam hal ini adalah para pemilik usaha, dampak

pembiayaan adalah mengacu kepada tingkat kesejahteraan. Asumsi keberhasilan

atau efektivitas pembiayaan syariah bagi nasabah adalah terpenuhinya kebutuhan

sehari-hari dari setiap anggota keluarga serta kesinambungan dalam usaha yang

dikelola oleh nasabah itu sendiri.

Analisis yang dilakukan mencakup analisis kualitatif dan analisis

kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan guna mengatahui tingkat efektivitas

prosedur pembiayaan syariah yang telah dilakukan oleh BMT Dana Insani serta

dampak pembiayaan tersebut terhadap nasabah, sedangkan analisis kuantitatif

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembiayaan syariah

yang diambil oleh nasabahnya. Hasil dari kedua analisis tersebut berupa langkah-

langkah perbaikan dalam mencapai pengelolaan pembiayaan yang efektif.

Kerangka pemikiran operasional penelitian ini dapat terlihat pada Gambar 5

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

41

aa

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian

Lemahnya permodalan UKM sektor pertanian dan

sektor non pertanian

BMT Dana Insani

Analisis Faktor-Faktor Penduga

Berpengaruh Terhadap Pengambilan

Pembiayaan Syariah Melalui Analisis

Kuantitatif Menggunakan Model

Regresi Linear Berganda

Penilaian Efektivitas

Pembiayaan Melalui Analisis :

1. Skala Likert

2. Deskriptif

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Penilaian Efektivitas

1. Tidak Efektif

2. Kurang Efektif

3. Cukup Efektif

4. Efektif

1. Bagaimana Tingkat Efektivitas Pembiayaan di BMT

2. Faktor-Faktor Apa yang Mempengaruhi Jumlah

Pengambilan Pembiayaan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

1. Jumlah Karyawan

2. Pengalaman Usaha

3. Penerimaan Usaha

4. Skala Usaha

5. Pengalaman Pengambilan Pembiayaan

6. Jangka Waktu Realisasi Pembiayaan

7. Jangka Waktu Agsuran Pembiayaan

8. Sektor Usaha

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan di BMT Dana Insani yang berlokasi di kabupaten

Gunung Kidul propinsi Yogyakarta. Periode penelitian dilakukan pada bulan

September-Oktober 2008. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan berbagai pertimbangan diantaranya adalah sejak berdirinya

BMT tersebut mengalami pertumbuhan yang melaju dengan pesat sehingga telah

mampu membuka beberapa kantor cabang pembantu untuk memudahkan

pelayanan kepada nasabahnya.

4.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan metode wawancara. Dalam hal ini, informasi yang diperoleh langsung dari

responden atau informan dengan cara tatap muka serta berbincang-bincang dan

alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi adalah berupa kuisioner

yang akan diberikan kepada responden yang merupakan anggota dari BMT

tersebut yang telah mendapatkan pembiayaan. Kuisioner yang diberikan terdiri

dari tiga bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai identitas

responden, kuisioner bagian kedua berisi pertanyaan-pertanyaan tentang

karakteristik keragaan usaha dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi

pengambilan pembiayaan, dan kuisioner bagian tiga berisi tentang penilaian

efektivitas penyaluran pembiayaan beserta dampak dari pembiayaan itu sendiri

terhadap nasabah. Kuisioner bagian tiga terdiri dari 20 pertanyaan yang

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

43

didistribusikan masing-masing secara merata kepada responden, yang isinya

menyangkut tahap pembiayaan yang meliputi pengajuan pembiayaan, penyaluran

pembiayaan, pemanfaatan/penggunaan dana pembiayaan, pengembalian

pembiayaan dan dampak pembiayaan terhadap nasabah.

Pengumpulan data tersebut dimaksudkan untuk menganalisis kegiatan

pembiayaan dari BMT tersebut untuk menilai apakah sudah efektif atau belum.

Penilaian ini berdasarkan persepsi para responden yang dengan ini adalah nasabah

dari BMT itu sendiri dengan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas pembiayaan di BMT dan dari faktor-faktor tersebut akan diketahui

faktor-faktor mana yang sudah baik dan juga faktor-faktor mana yang perlu

diperbaiki lagi.

4.3 Penentuan Data dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, sedangkan sifatnya

adalah data kualitatif dan kuantitatif yang berkaitan dengan penelitian ini. Data

primer didapatkan dari wawancara kepada pihak pengelola BMT dan penyebaran

kuisioner kepada para responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari

berbagai arsip dan administrasi BMT yang mendukung penelitian ini serta

berbagai pustaka dan literatur-literatur yang juga mendukung untuk penulisan

tugas akhir ini.

4.4 Metode Penentuan Responden

Pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (purposive sampling).

Jumlah dari sampel yang diambil adalah 30 orang. Pengambilan sampel secara

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

44

sengaja ini dengan mempertimbangkan kemudahan dan juga keterwakilan dari

seluruh nasabah BMT tersebut.

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Sebelum diolah

dan dianalisa, data terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan faktor-faktor

penduga yang mempengaruhi pengambilan pembiayaan dan penilaian efektivitas

pembiayaan. Kemudian melakukan skoring terhadap data agar data bisa

digolongkan dan dikelompokkan dalam beberapa kategori jawaban. Cara

penentuan total skor tiap katagori adalah:

Total Skor = Jumlah responden × Nilai skor tiap kategori

Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk uraian, gambar dan

tabel. Pengolahan data dan analisis data untuk menjawab tujuan penelitian

dilakukan dengan dua metode, yaitu:

a. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui apakah pembiayaan yang

dilakukan pihak BMT telah efektif dalam pengelolaannya serta dampak yang

ditimbulkan terhadap nasabah, baik dalam peningkatan usaha, pendapatan,

penambahan jumlah asset, modal usaha, peningkatan kesejahteraan, serta

pemenuhan kebutuhan hidup juga tanggungan keluarga. Analisis dilakukan

dengan melakukan perbandingan kondisi sebelum pembiayaan dengan sesudah

pembiayaan.

Data kualitatif yang diperoleh dari kuisioner diukur dengan skala Likert.

Pemilihan penggunaan skala Likert dikarenakan skala ini dapat mengukur sikap

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

45

masyarakat terhadap masalah yang sedang diteliti. Jenjang skor yang digunakan

yaitu tiga, ini mempertimbangkan karakteristik dari polpulasi nasabah yang

memiliki kemungkinan berpendidikan rendah sehingga dapat membedakan

pendapatnya dengan lebih tajam. Sedangkan skor yang diberikan ada tiga, yaitu

skor tiga untuk responden yang menjawab meningkat, dua untuk yang menjawab

tetap, dan satu untuk responden yang menjawab menurun.

Penilaian tanggapan responden terhadap tahapan-tahapan pembiayaan

pada BMT serta dampaknya akan dibagi kepada empat kategori yaitu efektif,

cukup efektif, kurang efektif dan tidak efektif. Pembagian skor penilaian

digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan pada pengelolaan

pembiayaannya dan juga dampak terhadap nasabah. Total skor untuk setiap

prosedur adalah antara 120-360. Skor ini diperoleh dari pengalian skor terendah

dan tertinggi dengan jumlah pertanyaan dalam setiap prosedur dan juga jumlah

responden. Selang diperoleh dari selisih total skor tertinggi yang mungkin dibagi

jumlah kategori jawaban kemudian dikurangi satu (Hidayat, 2004).

Selang = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛− 1

Kemudian diperoleh selang untuk setiap penilaian adalah 59. Kemudian

dari selang tersebut akan diperoleh pengelompokan kategori beserta nilai skornya,

yaitu:

1. Tidak efektif bila total skor antara 120-179

2. Kurang efektif bila total skor antara 180-239

3. Cukup efektif bila total skor antara 240-299

4. Efektif bila total skor antara 300-360

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

46

Setelah data diolah dan kemudian didapatkan skor-skor untuk penilaian,

kemudian skor penilaian tersebut diinterpretasikan sehingga diketahui tahapan-

tahapan pembiayaan serta dampaknya terhadap nasabah yang memiliki penilaian

efektif, cukup efektif, kurang efektif dan tidak efektif. Dari penilaian tersebut bisa

diberikan alternatif-alternatif untuk memperbaiki hal-hal yang masih dianggap

kurang di BMT tersebut.

b. Analisis Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh dari responden penelitian kemudian diolah

dan dianalisis dengan menggunakan metode statistik guna memberikan dasar

bertolak untuk menjelaskan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi jumlah

pengambilan pembiayaan syariah oleh nasabah.

Analisis yang dilakukan menggunakan persamaan regresi linier berganda.

Persamaan regresi linier berganda digunakan untuk menguji keterkaitan antara

variabel bebas dan tidak bebas di dalam model yang kemudian akan diuraikan

secara deskriptif. Penelitian ini dalam menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan pembiayaan pada BMT dilakukan dengan melalui

pendekatan fungsi permintaan dimana pembiayaan dipandang sebagai barang

ekonomi (Hidayat, 2004).

Fungsinya dapat ditulis dalam bentuk matematis sebagai berikut:

Yi=f(X1, X2, X3,......, Xn)

Dimana Yi diasumsikan sebagai jumlah pembiayaan yang diambil

nasabah, sedangkan X1, X2, X3,....., Xn adalah faktor-faktor yang diduga

mempengaruhi pengambilan pembiayaan. Penelitian ini dalam mengestimasi

fungsi permintaan tersebut menggunakan model Cobb-Douglas. Model ini cocok

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

47

untuk mengestimasi fungsi produksi dan fungsi permintaan karena persamaan

tersebut adalah fungsi paling logis dari fungsi permintaan dan bentuk aljabar

fungsi ini dapat ditransformasikan menjadi sebuah hubungan linear dengan

menggunakan logaritma sehingga dapat diestimasi dengan metode OLS (Hidayat,

2004). Model ini dapat ditulis dengan notasi Yule dengan cara sebagai berikut

(Guzarati, 1978):

Yi = aX1b1

X2b2

.......e

Persamaan ini dapat dinyatakan dengan lebih mudah dalam bentuk

logaritma sebagai berikut:

lnYi = ao + b1 lnX1 + b2 lnX2 + bk lnXk + e

dimana : Y = peubah tidak bebas (dependent)

X = peubah bebas (independent)

b = koefisien persamaan

a0 = intercept

e = galat (peubah pengganggu)

Dalam penelitian ini faktor-faktor yang diduga mempengaruhi

pengambilan pembiayaan adalah sebagai berikut:

18. Jumlah karyawan adalah jumlah anggota pekerja usaha tersebut. Faktor

diduga ini berimplikasi terhadap anggaran pembiayaan usaha.

19. Pengalaman usaha adalah lama seseorang dalam menjalankan usahanya

tersebut. Semakin lama memiliki pengalaman usaha maka akan lebih

memiliki kemampuan untuk memperhitungkan jumlah kebutuhan

pembiayaan dalam menjalankan usahanya tersebut. Sehingga dapat

memanfaatkan pembiayaan yang diberikan.

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

48

20. Penerimaan usaha perbulan adalah besar pemasukan yang diperoleh dari

usaha tersebut setiap bulannya. Adalah suatu indikator dalam menilai

kemampuan untuk membayar angsuran dari pembiayaan.

21. Skala usaha adalah besar kecilnya usaha yang dijalankan. Diukur dengan

besar modal yang digunakan untuk menjalankan usaha tersebut. Semakin

besar modal yang digunakan untuk menjalankan usah tersebut, maka semakin

besar pula skala usaha tersebut.

22. Pengalaman pengambilan pembiayaan, adalah frekuensi nasabah dalam

melakukan permohonan pembiayaan. Semakin tinggi frekuensi melakukan

pinjaman maka akan semakin menimbulkan kepercayaan pihak BMT kepada

nasabah.

23. Jangka waktu realisasi pembiyaan adalah rentang waktu pencairan

pembiayaan dari awal permohonan sampai pemberian pembiayaan.

24. Jangka waktu angsuran, selang waktu yang diberikan oleh lembaga keuangan

untuk mengangsur pengembalian pembiayaan. Semakin lama waktu yang

diberikan oleh BMT untuk mengangsur maka akan memberikan keleluasaan

nasabah dalam mengembalikan pembiayaan

25. Sektor usaha responden dibagi menjadi dua kategori yaitu sektor pertanian

dan non sektor pertanian. Sektor pertanian yang dimaksud adalah sektor

pertanian dalam arti luas, termasuk peternakan, kehutanan, dan perikanan.

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka faktor-faktor yang diduga

mempengaruhi jumlah pengambilan pembiayaan secara matematis dapat

dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

49

lnYi = a0 + b1 lnJK + b2 lnPU + b3 lnPRU + b4 lnSU + b5 lnPPM + b6 lnJWR

+ b7 lnJW + cD + ei

Dugaan nilai parameter:

b2, b3, b4, b6 > 0 dan b1, b5, b7, c > 0

Dimana:

lnYi = Jumlah pembiayaan yang diambil (Rp)

lnJK = Jumlah karyawan (orang)

lnPU = Pengalaman usaha (tahun)

lnPRU = Penerimaan usaha (Rp/bulan)

lnSU = Skala usaha dengan besar modal (Rp)

lnPPM = Pengalaman pengambilan pembiayaan (kali)

lnJWR = Jangka waktu realisasi (hari)

lnJW = Jangka waktu angsuran (bulan)

D = Sektor usaha responden (dummy)

= 1, jika sektor pertanian

= 0, jika non sektor pertanian

e = galat (disturbance term)

a0 = intercept

Untuk menentukan faktor yang berpengaruh nyata atau tidak berpengaruh

nyata digunakan uji, sebagai berikut:

1. Pengujian serentak seluruh parameter dugaan (uji-F)

Statistik uji: Fhitung = 𝑆𝑆𝑅/(𝑘−1)

𝑆𝑆𝐸/(𝑛−1)

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

50

Dimana:

SSR = jumlah kuadrat regresi

SSE = jumlah kuadrat residual

k = banyaknya parameter dugaan termasuk intercept

n = jumlah sampel

Hipotesa:

H0 : seluruh variabel bebas dalam model tidak berpengaruh nyata

terhadap variabel tidak bebas

H1 : ada sedikitnya satu variabel bebas dalam model berpengaruh nyata

terhadap variabel tidak bebas

Kriteria uji:

H0 ditolak apabila : Fhitung > Ftabel, derajat bebas tertentu

H0 diterima apabila : Fhitung < Ftabel, derajat bebas tertentu

2. Pengujian parameter dugaan (uji-t)

Statistik uji: t hitung = 𝑏𝑖

𝑆(𝑏𝑖 )

Dimana:

bi = parameter dugaan

S(bi) = standar deviasi parameter bi

Hipotesa:

H0 : masing-masing variabel bebas dalam model tidak berpengaruh

nyata terhadap variabel tidak bebas

H1 : masing-masing variabel bebas dalam model berpengaruh nyata

terhadap variabel tidak bebas

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

51

Kriteria uji:

H0 ditolak apabila : thitung > ttabel, derajat bebas tertentu

H1 diterima apabila : thitung < ttabel, derajat bebas tertentu

3. Pengujian terhadap adanya masalah multikolinear, autokorelasi, dan

heterokedastisitas.

Pengujian dilakukan multikolinear dengan melihat nilai Value Inflation

Factor (VIF) yang diperoleh dari setiap variabel bebas yang diperoleh.

Kemudian autokorelasi diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson yang

dianalisa menggunakan software Minitab versi 14, dan heterokedastisitas

diuji dengan menggunakan White Heteroskedasticity yaitu dengan cara

melihat nilai probabilitas obs*R-squared-nya yang dianalisa dengan

menggunakan software E-Views versi 4. Apabila nilai probabilitasnya lebih

besar daripada taraf nyata yang digunakan dalam analisis maka hasil estimasi

tersebut lolos dari adanya masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai

probabilitasnya lebih kecil daripada taraf nyata yang digunakan maka hasil

estimasi tersebut mempunyai masalah dengan heteroskedastisitas.

4. Pengujian kebaikan suatu model.

Pengujian dilakukan dengan melihat besarnya nilai koefisien determinasi

(R2) yang bertujuan untuk mengetahui berapa jauh keragaman besarnya

pembiayaan dapat diterangkan oleh variabel penjelas yang dipilih. Koefisien

determinasi dirumuskan sebagai berikut:

𝑅2 =𝐽𝐾𝑅

𝐽𝐾𝑇= 1 −

∑𝑒𝑖2

∑𝑦𝑖2

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

52

Dimana:

∑ei2 = Jumlah kuadrat unsur sisa (galat)

∑yi2 = Jumlah kuadrat total

Semakin besar nilai dari R2

berarti model yang dijelaskan akan semakin

baik dan eror yang ditimbulkan akan semakin kecil. Untuk taraf uji (α) yang

digunakan adalah 1 persen, 10 persen dan 15 persen.

4.6 Defenisi Operasional

1. Pembiayaan syariah adalah pola pembiayaan yang berdasarkan syariat Islam

yang bebas bunga dan bebas dari riba.

2. Jumlah pembiayaan yang diambil nasabah adalah merupakan besarnya

realisasi pembiyaan yang diberikan pihak BMT kepada nasabah (dalam

satuan rupiah)

3. Jumlah tanggungan keluarga merupakan besarnya jiwa yang ditanggung oleh

nasabah, baik anggota keluarga sendiri maupun anggota keluarga lain (orang)

4. Pengalaman usaha adalah lamanya nasabah dalam menjalankan usaha baik

sebelum maupun sesudah mendapat pembiayaan (tahun)

5. Penerimaan usaha keluarga adalah pendapatan yang diperoleh nasabah dari

seluruh kegiatan usaha yang dijalankan dalam memanfaatkan pembiayaan

dikurangi modal yang digunakan (Rp/bulan)

6. Skala usaha adalah ukuran besar atau kecilnya usaha yang dijalankan. Skala

usaha diukur dengan modal yang digunakan pada usaha tersebut (rupiah)

7. Pengalaman pengambilan pembiayaan, adalah frekuensi nasabah dalam

melakukan permohonan pembiayaan.

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

53

8. Jangka waktu realisasi pembiyaan adalah rentang waktu pencairan

pembiayaan dari awal permohonan sampai pemberian pembiayaan.

9. Jangka waktu angsuran adalah selang waktu yang diberikan pihak BMT

kepada nasabah untuk mengangsur dan melunasi pinjamannya yang lamanya

telah disepakati bersama antara pihak BMT dan pihak nasabah (bulan)

10. Sektor usaha responden dibagi menjadi dua kategori yaitu sektor pertanian

dan non sektor pertanian.

11. Tahap pengajuan pembiayaan adalah permohonan dari nasabah untuk

mendapatkan pembiayaan dari BMT Dana Insani.

12. Tahap penyaluran pembiayaan adalah pencairan dana pembiayaan dari pihak

BMT kepada nasabah yang besarnya disesuaikan dengan kesepakatan kedua

belah pihak.

13. Tahap pengelolaan pembiayaan adalah kemampuan nasabah dalam

memanfaatkan pembiayaan yang diberikan BMT.

14. Tahap pengembalian adalah kemampuan nasabah dalam mengangsur

sejumlah pembiyaan yang dipinjamnya dari BMT. Pengembalian pinjaman

ini dibatasi oleh jangka waktu angsuran yang telah disepakati oleh kedua

belah pihak.

15. Dampak pembiayaan yang diberikan oleh BMT dilihat dari kondisi usaha,

peningkatan pendapatan, peningkatan kesejahteraan, dan pemilikan asset.

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

V. GAMBARAN UMUM BMT

5.1. Sejarah Singkat BMT Dana Insani

BMT Dana Insani merupakan lembaga keuangan yang operasionalnya

berdasarkan prinsip syariah dan prinsip koperasi atas dasar azas kekeluargaan.

Dalam usahanya BMT Dana Insani berperan sebagai lembaga perantara

(intermediary) antara mereka yang memiliki dana berlebih tapi tidak memiliki

kemampuan untuk berniaga dengan mereka yang memiliki kemampuan berniaga

tetapi tidak memiliki dana. BMT Dana Insani terdiri dari dua lembaga yaitu:

1. Baitul Maal yaitu lembaga yang bertugas menghimpun dana anggota dan

masyarakat dalam bentuk zakat, infaq, shadaqoh dan hibah serta

didistribusikan kepada yang berhak (8 asnaf dalam Al Qur’an yaitu faqir,

miskin, ghorim, hamba sahaya, fisabilillah, mualaf, amil).

2. Baitul Tamwil yaitu lembaga yang bertugas menghimpun dana dari

anggota dan masyarakat luas dalam bentuk simpanan, kemudian dana

tersebut digunakan untuk pembiayaan produktif anggota.

Dana yang disimpan di BMT Dana Insani merupakan amanah yang harus

ditunaikan oleh BMT Dana Insani untuk mengembangkan usaha sehingga

menghasilkan keuntungan. Selain itu karena BMT diberi amanah menggunakan

dana tersebut untuk memperoleh keuntungan, maka BMT memberika bagi hasil

atau bonus kepada para penabung/penyimpan sesuai pendapatan yang diperoleh

BMT setiap bulannya.

Kehadiran BMT Dana Insani berawal dari hasil kajian dan pendampingan

dari ekonomi akar rumput yang diadakan oleh aktivis pemuda Yogyakarta dengan

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

55

beberapa aktivis pemuda Gunung Kidul pada akhir tahun 1999 sampai awal tahun

2001. Dari hasil pendampingan dan kajian yang dilakukan diperoleh bahwa

banyak masyarakat yang mempunyai usaha ekonomi produktif seperti pedagang-

pedagang kecil di pasar dan para pengusaha kecil lainnya sulit untuk

memanfaatkan jasa perbankan. Sementara mereka terjerat dengan lembaga non

formal atau rentenir yang memberikan bunga terlalu tinggi.

Hal ini terpaksa mereka lakukan karena tidak ada lembaga keuangan

alternatif lain yang memberikan pelayanan kepada mereka. Selepas dari

pendampingan tersebut beberapa aktivis pemuda, tokoh agama, dan masyarakat

yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan ekonomi kerakyatan, pada

tanggal 1 Februari 2001 diprakarsai berdirinya BMT Dana Insani dan mulai

beroperasi pada tanggal 1 Juni 2001.

Pada tanggal 31 Desember 2002, BMT Dana Insani telah memiliki badan

hukum koperasi dengan nomor badan hukum 518.003/BH/XII/2002 sebagai

lembaga keuangan alternatif yang dapat memberikan pembiayaan/pinjaman

kepada masyarakat yang mempunyai usaha ekonomi produktif. Setelah perjalanan

selama 7 tahun, BMT telah membuka 2 kantor cabang di wilayah Kabupaten

Gunung Kidul. Kantor cabang pertama dibuka pada tanggal 19 Maret 2005,

berlokasi di Kecamatan Semin yang sebagian besar anggotanya adalah pedagang.

Kantor cabang kedua dibuka pada tanggal 15 Februari 2008, berlokasi di

Kecamatan Ponjong yang sebagian besar anggotanya adalah petani yang

tergabung dalam kelompok tani binaan BMT Dana Insani.

Pada tanggal 30 Desember 2004, BMT Dana Insani memperoleh dana

bantuan dari Kementrian Koperasi yang akan disalurkan kepada anggota yang

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

56

membutuhkan sebagai pembiayaan usaha produktif. Setelah itu pada bulan Juni

2007 BMT Dana Insani bekerja sama dengan Kementrian Perumahan Rakyat

guna menyalurkan kredit perumahan rakyat swadaya bersubsidi yang memang

sudah menjadi program kerja pemerintah guna memberantas kemiskinan.

5.2. Ruang Lingkup dan Struktur Organisasi BMT Dana Insani

5.2.1. Ruang Lingkup Organisasi BMT Dana Insani

Kegiatan-kegiatan usaha yang telah dilakukan BMT Dana Insani hingga

tahun 2008 sudah memuaskan yang dapat dilihat dari perkembangan usahanya

dan telah mempu membuka dua kantor cabang untuk memperluas wilayah

pelayanannya. Dengan dilakukannnya kerja sama antara BMT Dana Insani

dengan Kementrian Perumahan Rakyat membuktikan bahwa BMT Dana Insani

memiliki eksistensi yang cukup baik dikalangan lembaga keuangan alternatif

lainnya. Kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan oleh BMT Dana Insani terdiri

dari kegiatan-kegiatan intern dan ekstern.

Kegiatan yang bersifat intern dilakukan di dalam ruangan oleh para staf,

antara lain: mengadakan transaksi simpan pinjam dan menabung, menganalisis

ulang calon mitra pembiayaan, mengolah data pembiayaan, dan mengadakan rapat

evaluasi. Sedangkan kegiatan yang bersifat eksten meliputi funding

(penghimpunan dana) dan landing (pembiayaan).

Funding meliputi:

a. Menjelaskan visi dan misi BMT Dana Insani kepada pemilik dana dengan

harapan mereka dapat mempercayakan dananya kepada BMT untuk

disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

57

b. Mengenalkan produk-produk BMT Dana Insani kepada pemilik dana.

Sedangkan kegiatan landing seperti mencari calon mitra pembiayaan yang benar-

benar amanah terhadap dana yang diberikan. Untuk kegiatan landing

(pembiayaan), BMT Dana Insani selalu melakukan survei lokasi usaha dan juga

survei lokasi tempat tinggal terhadap calon mitra yang kemudian hasil survei

tersebut dibawa ke dalam rapat evaluasi untuk memutuskan layak atau tidaknya

calon mitra tersebut mendapatkan pembiayaan.

5.2.2. Struktur Organisasi BMT Dana Insani

BMT Dana Insani memiliki dasar hukum koperasi, sehingga keputusan

tertinggi ada pada Rapat Anggota Tahunan (RAT). Dalam menjalankan organisasi

RAT mengamanahkan kepada Badan Pengawas dan Badan Pengurus. Selanjutnya

Badan Pengurus membawahi manajemen BMT sebagai pelaksana teknis

operasional yang dipimpin oleh seorang manajer umum yang berfungsi sebagai

orang yang merencanakan, mengkordinasikan dan mengendalikan seluruh

aktivitas lembaga yang meliputi penghimpunan dana dan penyaluran dana yang

merupakan kegiatan utama lembaga serta kegiatan-kegiatan yang secara langsung

berhubungan dengan aktivitas utama tersebut dalam upaya mencapai target.

Struktur organisasi dan fungsi perangkat organisasi BMT Dana Insani dapat

dilihat pada lampiran 1.

Perangkat manajemen yang diterapkan BMT Dana Insani memungkinkan

setiap perangkat menjalankan fungsinya secara profesional. Pada perangkat

manajemen tidak terdapat sumber daya manusia yang menjalankan dua peran

sekaligus. Setiap perangkat menjalankan perannya masing-masing sesuai fungsi

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

58

kerja yang telah ditentukan. Dalam hal ini kebutuhan SDM di BMT Dana Insani

sudah sangat mencukupi, sehingga sampai saat ini dapat menjalankan kegiatan

usahanya secara optimal tanpa terkendala oleh kekuarangan sumber daya

manusia.

5.3. Produk-Produk BMT Dana Insani

BMT sebagai lembaga keuangan alternatif yang berlandaskan syariah

Islam menjalankan perannya dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana. Pada

penghimpunan dana BMT akan berhadapan dengan penyimpan dana sedangkan

pada penyaluran dana BMT akan berhadapan dengan pengguna dana.

Produk-produk keuangan dalam penghimpunan dana dan penyaluran dana

yang dijalani oleh BMT Dana Insani adalah sebagai berikut:

A. Modal

1. Produk Simpanan Umum

a. Simpanan Wadiah yaitu simpanan dengan model titipan yang

memungkinkan anggota melakukan transaksi penyimpanan dan penarikan

dananya setiap saat. Setiap bulan akan diberikan bonus sesuai pendapatan

BMT.

b. Simpanan Mudhorobah yaitu simpanan yang dikelola dengan prinsip

syariah. Anggota dapat melakukan transaksi penyimpanan dan penarikan

dananya setiap saat. Setiap bulan akan diberikan bagi hasil sesuai proporsi

nisbah.

c. Simpanan Qurban yaitu simpanan yang direncanakan oleh anggota untuk

mewujudkan niatnya beribadah Qurban. Penarikan simpanan dilakukan

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

59

menjelang Hari Raya Idul Adha dalam bentuk tunai ataupun hewan

Qurban.

d. Simpanan Masa Depan (SIMAPAN) yaitu simpanan yang direncanakan

oleh anggota untuk mempersiapkan masa depan putra/putri dan masa

depan keluarga. Setoran simpanan dilakukan setiap bulan dan jumlah

setoran bersifat tetap setiap bulannya sesuai kesepakatan. Penarikan

simpanan dilakukan sesuai dengan jangka waktu simpanan yang

diinginkan, pilihan jangka waktu: 5, 10 dan 15 tahun.

e. Simpanan Perumahan yaitu simpanan yang diperuntukan bagi anggota

yang mengikuti program perumahan bersubsidi KPRS. Penarikan

simpanan dilakukan sesuai dengan berakhirnya program KPRS.

f. Simpanan Walimah yaitu simpanan yang dimaksudkan untuk

merencanakan niat suci Walimah/Pernikahan. Penarikan simpanan

dilakukan menjelang pelaksanaan pernikahan dalam bentuk dana tunai.

g. Simpanan Haji yaitu simpanan yang dimaksudkan untuk merencanakan

niat suci menunaikan Ibadah Haji. Penarikan simpanan dilakukan setelah

simpanan akan digunakan untuk membayar Ongkos Naik Haji (ONH).

2. Produk Simpanan Berjangka

Adalah bentuk simpanan bagi anggota dalam bentuk investasi yang halal

dan berprinsip syariah dengan jangka waktu: 3, 6, 12 dan 24 bulan. Dana dari

anggota disalurkan pada berbagai macam usaha halal dan produktif guna

mendukung peningkatan ekonomi umat.

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

60

3. Produk Modal Penyertaan

Modal penyertaan merupakan produk eksklusif BMT bagi anggota dalam

bentuk investasi yang halal dan berprinsip syariah dengan jangka waktu minimal

36 bulan. Dana dari anggota akan disalurkan pada berbagai macam usaha halal

dan produktif guna mendukung peningkatan ekonomi umat.

B. Pembiayaan

Pembiayaan yang diberikan oleh pihak BMT meliputi segala bentuk usaha

nasabahnya baik usaha di bidang pertanian maupun non pertanian. Menurut

sifat penggunaanya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Pembiayaan Produktif

a. Musyarakah merupakan pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai

dengan proporsi penyertaannya, selanjutnya pembagian hasil dilakukan

sesuai kesepakatan bersama berdasarkan proporsi pendapatan.

b. Mudharabah merupakan pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, BMT

selaku pemilik dana memberikan modal kepada anggota untuk usaha yang

telah disepakati bersama dan nisbah bagi hasil disepakati kedua belah

pihak.

2. Pembiayaan Konsumtif

a. Jual beli (Murabahah)

Murabahah yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli dengan pembayaran

cicilan barang yang dijual oleh pihak BMT. Pihak BMT memperoleh kadar

keuntungan dari harga barang yang dibeli anggota.

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

61

b. Pembiayaan Ijarah

Ijarah pembiayaan dengan prinsip sewa, dimana BMT akan membelikan

barang tertentu sesuai pesanan anggota dan selanjutnya disewakan kepada

anggota untuk diangsur sesuai kemampuan. Apabila jangka waktu

pembiayaan selesai maka barang tersebut menjadi hak milik anggota.

c. Pinjaman (Qordhul Hasan)

Qordhul Hasan adalah pembiayaan kebajikan tanpa dikenakan bagi hasil

atau keuntungan dan pengembalian pinjaman hanya dituntut

mengembalikan modal pinjaman saja.

5.4. Perkembangan BMT Dana Insani

5.4.1. Kondisi Keanggotaan

Keanggotaan BMT Dana Insani mengalami kenaikan setiap tahunnya ini

dapat dilihat hingga pada bulan Juli 2008 tercatat sekitar 200 orang calon anggota

yang telah mendaftar, terjadi kenaikan jumlah pendaftar sebanyak 120 orang dari

tahun 2007 yang berjumlah 80 orang calon anggota (Lampiran 3). Semakin

banyaknya calon anggota yang mendaftar didasarkan kepada ketersediaan dana di

BMT Dana Insani tersebut sehingga para calon anggota mempercayakan lembaga

keuangan ini untuk penyaluran pembiayaan. Pertanggal 31 Juli 2008 tercatat

sebanyak 2.018 orang yang menjadi penabung aktif. Dihitung dari tahun 2007,

tercatat kenaikan jumlah penabung sebanyak 631 orang dari catatan jumlah

terakhir sebanyak 1.387 orang penabung.

Sementara itu jumlah peminjam mengalami penurunan sebanyak 144

orang dari catatan tahun 2007 sebanyak 846 orang menjadi 702 orang peminjam

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

62

per tanggal 31 Juli 2008 (Lampiran 3). Penurunan jumlah peminjam tersebut

mungkin disebabkan oleh peningkatan taraf ekonomi nasabah yang telah

melakukan pinjaman modal usaha dari BMT Dana Insani. Ini tidak terlepas dari

peran aktif BMT dalam melakukan kontrol usaha mitranya, sehingga BMT dapat

meminimalkan resiko kemacetan pengembalian pinjaman oleh nasabah.

5.4.2. Kondisi Keuangan

Perkembangan perputaran pembiayaan dan penerimaan pada BMT Dana

Insani semakin meningkat terhitung sampai pada bulan Agustus 2008. Hal ini

mengindikasikan bahwa jarang sekali terjadi pembiayaan yang bermasalah yang

dapat menyebabkan terjadinya kemacetan pengembalian pembiayaan oleh para

anggota yang telah melakukan pinjaman modal pada BMT Dana Insani. Semua ini

tidak terlepas dari kinerja seluruh staff BMT Dana Insani yang bekerja secara

profesional dan amanah.

Pada awal-awal tahun berdirinya tahun 2001, BMT Dana Insani memiliki

asset modal sebesar Rp 42.380.947,00 yang digunakan untuk pembiayaan kepada

anggota sebesar Rp 24.150.250,00. Terhitung per tanggal 31 Agustus 2008 BMT

memiliki asset modal sebesar Rp 3.266.302.921,00. Secara keseluruhan akumulasi

pembiayaan yang telah diberikan oleh BMT Dana Insani hingga bulan Agustus

2008 sebesar Rp 2.791.708.998,00 dan penerimaannya sebesar Rp 291.024.657,00

(Lampiran 4). Dalam jangka waktu tujuh tahun operasional BMT telah memiliki

asset modal sebesar kurang lebih 3,26 miliyar rupiah. Dengan kata lain BMT

tersebut dinilai berhasil dalam menjalankan usahanya untuk memberikan

pembiaayan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

63

5.5. Pelaksanaan Pembiayaan di BMT Dana Insani

Pembiayaan yang diberikan oleh BMT Dana Insani kepada mitranya yang

keseluruhan dananya diperoleh dari perputaran uang, keuntungan nisbah bagi

hasil dan juga dari modal penyertaan dana pihak ke tiga. Prosedur pembiayaan

telah ditetapkan oleh pihak BMT dengan mempertimbanggakan kemudahan dan

juga minimalisasi resiko pembiayaan tersebut.

5.5.1. Tahap Pengajuan Pembiayaan

Pada tahap pengajuan pembiayaan, calon nasabah/mitra disyaratkan

mempersiapkan beberapa hal:

a. Aplikasi permohonan pembiayaan (APP) serta pendapatan dan

pengeluaran keluarga (PPK)

b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)

c. Fotokopi Kartu Keluarga (KK)

d. Fotokopi surat nikah (bagi yang sudah menikah)

e. Fotokopi jaminan pembiayaan

f. Uang pendaftaran menjadi anggota koperasi (simpanan pokok) sebesar Rp

10.000,00 bagi yang belum menjadi anggota

g. Uang simpanan wajib Rp 2.000,00

Selanjutnya syarat-syarat tersebut diberikan kepada Customer Service (CS) untuk

diperiksa kelengkapannya. Kemudian pihak CS menanyakan pertanyaan dasar

tentang usaha dan keluarga mitra dan selanjutnya menerangkan kepada calon

mitra pembiayaan tentang proses pembiyaan di BMT tersebut. Kemudian berkas

pengajuan pembiayaan dan kelengkapan lainnya diserahkan kepada Account

Officer (AO) untuk diperiksa lebih lanjut. Setelah itu pihak CS mencatat pada

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

64

buku pengajuan pembiayaan tentang permohonan pembiayaan dan kemudian

membuat formulir pembiayaan. Setelah semuanya selesai kemudian mitra

dipersilahkan pulang dan akan dihubungi kembali oleh pihak BMT dalam jangka

waktu maksimal tiga hari untuk proses lebih lanjut.

Kemudian pihak AO melakukan wawancara kepada calon mitra untuk

memperoleh informasi yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan putusan

pembiayaan. Dalam hal ini pihak AO BMT telah mempersiapkan form

wawancara yang berisi berbagai pertanyaan yang menjauhi dari kesan

mengintrogasi calon mitra. Analisa dan wawancara yang dilakukan mengenai:

a. Karakter, meliputi keadaan pribadi dan keluarga nasabah, kepatuhan

memenuhi kewajiban (PBB, simpanan pokok, simpanan wajib bagi

nasabah yang telah menjadi anggota, dll.)

b. Kemampuan usaha dan kemampuan mengembalikan pembiayaan, meliputi

bidang usahanya, penghasilan usaha per hari/per minggu/per bulan dan

jumlah tanggungan keluarga

c. Modal, meliputi modal yang ditananmkan dan sarana usaha yang dimiliki

d. Jaminan. Dalam hal ini pihak BMT Dana Insani mensyaratkan adanya

jaminan pembiayaan yang gunanya adalah untuk meminimalkan resiko

yang mungkin terjadi dari pembiayaan tersebut

e. Kondisi usaha. Dalam hal ini pihak BMT melakukan kunjungan ke lapang

(On The Spot/OTS). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan

usaha yang dijalankan calon nasabah.

Kemudian setelah melakukan wawancara, semua hasil wawancara dicatat oleh

AO dan selanjutnya dibuatkan memorandum analisis pembiayaan (MAP) yang

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

65

kemudian akan dibawa dalam rapat komite untuk menentukan keputusan layak

atau tidaknya mitra tersebut diberikan pembiayaan oleh BMT.

5.5.2. Tahap Pencairan Pembiayaan

Pencairan pembiayaan akan dilakukan setelah hasil rapat komite

menyetujui permintaan pembiayaan calon nasabah. Lamanya pencairan

pembiayaan tergantung dari jumlah dana pembiayaan yang diajukan oleh nasabah

dan juga tenggang waktu setelah prosedur terpenuhi sampai diadakannya rapat

komite untuk mengambil keputusan. Rata-rata lamanya pencairan pembiayaan

yaitu antara tiga sampai dengan tujuh hari. Dalam melakukan pembiayaan pihak

BMT tidak memberikan batas maksimal dalam satu kali pengajuan permohonan

pembiayaan. Hal ini dikarenakan BMT Dana Insani memiliki jumlah asset modal

yang cukup besar yang akan digunakan untuk pembiayaan kepada para

nasabahnya.

Setelah permohonan disetujui, maka mitra akan dipanggil ke BMT untuk

menandatangani slip pembiayaan dan juga pembacaan akad pembiayaan yang

akan dilakukan oleh AO. Di dalam akad dijelaskan tentang jumlah pembiayaan,

nisbah bagi hasil yang telah disepakati bersama, dan jumlah angsuran pokok yang

harus dibayarkan oleh nasabah.

Selanjutnya kasir akan menerima slip penarikan, akad pembiayaan, kartu

angsuran dan kartu pengawasan pembiayaan yang telah dibuat oleh Administrasi

Legal yang telah diperiksa dan disetujui oleh manajer. Setelah itu kasir akan

menyerahkan sejumlah uang yang sesuai dengan jumlah yang tertera pada kuitansi

yang telah ditandatangani oleh nasabah beserta kartu angsuran, dan kartu

pembiayaan kepada nasabah pembiayaan.

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

66

5.5.3. Tahap Pemanfaatan dan Pengembalian Pembiayaan

Dana yang telah cair, dapat langsung digunakan oleh nasabah untuk

menambah modal usaha. BMT hanya merekomendasikan pembiayaannya hanya

kepada nasabah yang telah menjalankan usahanya bukan yang memulai dari nol.

Dalam memanfaatkan pembiayaan ini, mitra BMT mempunyai kekuasaan penuh

untuk mengelola usahanya. Namun pihak BMT selalu mengadakan pengawasan

secara aktif kepada nasabah untuk mengontrol keadaan usahanya, tidak ada jadwal

pasti yang dibuat oleh pihak BMT untuk melakukan kunjungan ke lokasi usaha

nasabah yang mendapatkan pembiayaan. Pihak BMT juga melakukan pembinaan

usaha kepada seluruh mitra usahanya yang mendapatkan pembiayaan untuk

menambah modal usaha.

Pengembalian pembiayaan dalan BMT Dana Insani berbentuk angsuran

baik harian, mingguan maupun bulanan. Jangka waktu angsuran ditetapkan

berdasarkan hasil kesepakatan antara kedua belah pihak, sedangkan besarnya

angsuran telah ditetapkan oleh BMT Dana Insani dari perhitungan nisbah bagi

hasil yang telah disepakati bersama dalam akad perjanjian. Dalam pelaksanaannya

pembayaran angsurannya, pihak BMT langsung mengunjungi lokasi usaha mitra.

Karena BMT telah membuat ketetapan untuk memberikan kemudahan kepada

mitra dalam proses pengembalian angsuran dengan sistem jemput bola.

Angsuran yang dibayarkan oleh mitra terdiri dari 3 macam pembayaran,

yaitu angsuran pokok, bagi hasil untuk BMT dan tabungan pembiayaan.

a. Angsuran pokok adalah angsuran yang dibayarkan oleh mitra untuk

mengembalikan pinjaman pembiayaan. Besarnya ditentukan berdasarkan

besarnya jumlah pembiayaan dibagi dengan jangka waktu pembiayaan.

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

67

Misalkan: Jumlah Pembiayaan = Rp 5.000.000,00

Jangka waktu = 10 bulan/250 hari

Angsuran pokok perhari (A) = Rp 20.000,00/hari

b. Profit BMT adalah besarnya keuntungan yang diterima oleh BMT atas

modal yang telah diberikan, dalam hal ini pihak BMT Dana Insani biasa

disebut dengan bagi hasil. Nisbah bagi hasil ini sebelumnya telah

disepakati bersama antara kedua belah pihak yaitu mitra yang

mendapatkan pembiayaan dengan pihak BMT. Penetapan bagi hasil yang

berlaku di BMT Dana Insani yaitu berdasarkan pendapatan (revenue

sharing), bukan berdasarkan keuntungan yang diperoleh nasabah (profit

sharing). Besarnya nisbah bagi hasil mempertimbangkan pada tingkat

keuntungan yang ingin diperoleh BMT.

Misakan: Nisbah bagi hasil yang telah disepakati adalah 80 : 20

80 persen untuk mitra sementara 20 persen adalah keuntungan

yang diharapkan oleh pihak BMT.

Maka perhitungannya adalah:

Rp 5.000.000,00/10 bulan = Rp 500.000,00/bulan

Keuntungan per bulan yang diharapkan BMT adalah:

Rp 500.000,00 : 20 persen = Rp 100.000,00/bulan

Maka:

Keuntungan yang diharapkan BMT = Rp 100.000,00

Bagi hasil (B) = Rp100.000,00 : 25 hari = Rp 4.000,00/hari

Maka, besar angsuran per hari (A+B) = Rp 24.000,00

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

68

c. Tabungan pembiayaan adalah simpanan anggota yang mendapatkan

fasilitas pembiayaan dari BMT. Besar tabungan ini disesuaikan dengan

kemampuan nasabah atau bahkan hanya untuk menggenapkan total

angsuran saja. Tabungan ini dapat diambil bila pembiayaan telah lunas dan

jika yang bersangkutan tidak membayar angsuran pembiayaan, maka pihak

BMT berhak memotong sejumlah dana di tabungan pembiayaan. Selain

itu, tabungan pembiayaan ini tidak mendapatkan imbalan bagi hasil.

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

VI. ANALISIS EFEKTIFITAS DAN FAKTOR-FAKTOR

PENGAMBILAN PEMBIAYAAN SYARIAH

6.1. Analisis Efektifitas Prosedur Pembiayaan di BMT Dana Insani

6.1.1. Analisis Efektivitas Tahap Pengajuan Pembiayaan

Pada tahap pengajuan pembiayaan ada beberapa prosedur yang telah

ditetapkan oleh pihak BMT untuk meminimalkan pembiayaan yang bermasalah.

Seluruh mitra yang berkehendak untuk mendapatkan pembiayaan dari pihak BMT

terlebih dahulu harus memenuhi segala prosedur yang diberlakukan BMT. Dari

beberapa mitra yang menjadi responden penelitian ini mengatakan bahwa

prosedur pembiayaan yang dilakukan oleh BMT Dana Insani sangat sederhana

dan mudah untuk dipenuhi oleh para mitranya (Tabel 4)

Tabel 4. Jumlah Nasabah Responden dalam Menanggapi Pelaksanaan Tahap

Pengajuan Pembiayaan pada BMT Dana Insani Tahun 2008

No Aspek Pengajuan Pembiayaan Skor 3 Skor 2 Skor 1 Total Skor

1 Kemudahan prosedur 30 0 0 90

2 Persyaratan pembiayaan 29 1 0 89

3 Jaminan 7 21 2 65

4 Keramahan petugas dalam melayani

pengajuan pembiayaan 30 0 0 90

Total Skor 334

Keterangan :

Skor 3 untuk jawaban mudah, ringan, kecil dan ramah

Skor 2 untuk jawaban sedang dan biasa saja

Skor 1 untuk jawaban berbelit-belit, berat, besar dan tidak ramah

Berdasarkan Tabel 4 diperoleh keterangan bahwa proses pengajuan

pembiayaan yang terjadi di BMT Dana Insani sudah efektif, dalam artian prosedur

pada tahap pengajuannya dapat diterima oleh nasabah. Hal ini diharapkan dapat

menjadi daya tarik bagi calon nasabah lainnya untuk mengajukan pembiayaan.

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

70

Efektivitas proses pengajuan pembiayaannya dapat dilihat dari

sederhananya prosedur pembiayaan menurut nasabah yang ditetapkan BMT

walaupun pihak BMT meminta banyak persyaratan yang antara lain: fotokopi

KTP, fotokopi KK (kartu keluarga), fotokopi surat nikah (bagi yang sudah

menikah) dan uang pendaftaran menjadi anggota BMT. Uang pendaftarannya

(simpanan pokok) masih terhitung murah yaitu sebesar Rp 10.000,00 yang masih

dibawah rata-rata koperasi lainnya yang biasanya menetapkan uang pendaftaran

diatas Rp 20.000,00.

Untuk meminimalkan resiko bermasalahnya pengembalian pembiayaan

oleh nasabah, pihak BMT mensyaratkan adanya jaminan pembiayaan. Biasanya

jaminan tersebut adalah surat-surat berharga seperti BPKB kendaraan bermotor,

surat tanah dan sebagainya. Ada 21 orang atau 70 persen dari 30 orang nasabah

yang menjadi responden mengatakan bahwa jaminan tersebut sebanding dengan

jumlah pembiayaan yang diperoleh, 7 orang atau sekitar 23 persen mengatakan

jaminan tersebut lebih ringan dari jumlah pembiayaan yang diambil dan 2 orang

atau sekitar 7 persen nasabah mengatakan bahwa jaminan tersebut lebih mahal

nilainya dibandingkan jumlah pembiayaan yang diambil. Jaminan yang

disyaratkan oleh BMT tidak menjadi kendala besar bagi sebagian nasabah yang

mendapatkan pembiayaan dari BMT Dana Insani. Berdasarkan total skor yang

didapat yaitu sebesar 334, maka prosedur tahap pengajuan pembiayaan di BMT

Dana Insani sudah efektif.

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

71

6.1.2. Analisis Efektivitas Tahap Pencairan Pembiayaan

Kateristik nasabah pada umumnya mengajukan pinjaman pada saat

membutuhkan tambahan modal bagi usahanya. Sehingga mereka sangat

membutuhkan dana pinjaman dalam waktu cepat untuk keberlangsungan

usahanya. Pihak BMT Dana Insani mengusahakan sesingkat mungkin waktu

pencairan atau realisasi pembiayaan. Rata-rata waktu yang diperlukan dari proses

pengajuan sampai pencairan kurang lebih satu minggu. Jika realisasi pembiayaan

lebih dari satu minggu, ini biasanya disebabkan waktu pengajuan merupakan

moment hari libur nasional, hari raya atau terlambatnya proses pengecekan ke

tempat usaha.

Tabel 5. Jumlah Nasabah Responden dalam Menanggapi Pelaksanaan Tahap

Pencarian Pembiayaan pada BMT Dana Insani Tahun 2008

No Aspek Pencairan Pembiayaan Skor 3 Skor 2 Skor 1 Total Skor

1 Realisasi pembiayaan 27 3 0 87

2 Biaya administrasi saat pencairan 30 0 0 90

3 Besar pembiayaan yang diberikan 4 26 0 64

4 Kemampuan dalam memenuhi

permintaan pembiayaan 30 0 0 90

Total Skor 331

Keterangan :

Skor 3 untuk jawaban cepat, ringan, besar dan mampu

Skor 2 untuk jawaban sedang dan kurang mampu

Skor 1 untuk jawaban lama, berat, kecil dan tidak mampu

Berdasarkan Tabel 5 diperoleh keterangan bahwa tanggapan nasbah

responden terhadap lamanya realisasi pembiayaan yaitu sebesar 90 persen

mengatakan cepat dan sisanya sebanyak 10 persen mengatakan jangka waktu

realisasi pencairan pembiayaan sedang (jangka waktu 1 minggu sampai dengan 1

bulan sejak pengajuan). Beberapa responden yang mengatakan jangka waktu

pencairan lebih dari 1 minggu dikarenakan kebanyakan adalah nasabah dari BMT

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

72

yang baru pertama kali mengajukan permohonan pembiayaan. Sebagian besar

nasabah BMT Dana Insani setelah melunasi pembiayaannya langsung

mengajukan permohonan kembali.

Dalam hal biaya administrasi yang harus dikeluarkan tersebut diperlukan

untuk materai, buku tabungan, infak, serta biaya administrasi lainnya. Dari

keseluruhan responden mengatakan biaya yang administrasi yang dikeluarkan

pada saat permohonan pembiaayaan adalah ringan. Ini menunjukkan bahwa tidak

adanya kendala yang dirasakan oleh nasabah berkaitan dengan jumlah biaya

administrasi yang harus dikeluarkan mitra untuk memperoleh pembiayaan dari

BMT tersebut.

Dari segi besarnya jumlah pembiayaan yang diberikan oleh pihak BMT

Dana Insani, sebanyak 13 persen dari jumlah responden mengatakan jumlah

pembiayaan yang diberikan oleh pihak BMT besar dan sisanya sebanyak 87

persen dari jumlah responden mengatakan jumlahnya mencukupi untuk modal

usaha, dalam artian jumlah yang diperoleh lebih kecil dari pada yang diajukan

oleh nasabah dalam permohonan pembiayaan. Hal ini dilakukan BMT karena

kebanyakan dari pemohon adalan mitra yang baru ingin bergabung dengan BMT

Dana Insani. BMT Dana Insani dalam memberikan pembiayaan kepada

nasabahnya dilakukan secara bertahap, menurut frekuensi peminjaman yang telah

dilakukan terutama bagi nasabah baru. Semakin sering nasabah melakukan

peminjaman maka jumlah modal yang diberikan akan semakin besar dan

sebaliknya, nasabah yang baru mengajukan pembiayaan akan diberi modal yang

sedikit dahulu. Strategi tersebut dilakukan oleh BMT Dana Insani untuk melihat

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

73

kesungguhan dari nasabah dalam pemenuhan kewajibannya untuk membayar

angsuran kepada BMT.

Kemampuan BMT dalam memenuhi permohonan pembiayaan yang

diajukan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya penerimaan angsuran

pembiayaan. Terlihat dari keseluruhan responden mengatakan bahwa BMT Dana

Insani mampu memenuhi permintaan mereka dalam pembiayaan. Secara

keseluruhan berdasarkan total skor yang didapat yaitu sebesar 331, BMT Dana

Insani dapat dikatakan sudah efektif dalam hal prosedur penyaluran pembiayaan.

6.1.3. Analisis Efektivitas Tahap Pemanfaatan Pembiayaan

Efektivitas pemanfaatan pembiayaan mengukur sejauh mana ketepatan

BMT Dana Insani dalam memberikan pembiayaannya serta pengelolaannya. Hal

ini bertujuan agar pembiayaan yang diberikan benar-benar dimanfaatkan untuk

usaha produktif, sehingga pengembalian pembiayaannya tidak mengalami

kemacetan. Dalam hal pemanfaatannya seluruh nasabah menggunakannya untuk

modal kerja. Namun dalam pengelolaannya, pihak BMT kurang melakukan

pengawasan dan pembinaan atas pembiayaan yang telah diberikan kepada

nasabahnya.

Berdasarkan Tabel 6 di bawah ini, diperoleh keterangan bahwa sebagian

kecil tidak mendapatkan pengawasan dan pembinaan dari pihak BMT Dana Insani

yaitu sebesar 40 persen dari jumlah responden. Sementara itu sisanya sebesar 60

persen mengatakan bahwa pihak BMT kurang aktif dalam melakukan pengawasan

dan pembinaan terhadap usaha mereka.

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

74

Tabel 6. Jumlah Nasabah Responden dalam Menanggapi Pelaksanaan Tahap

Pemanfaatan Pembiayaan pada BMT Dana Insani Tahun 2008

No Aspek Pemanfaatan Pembiayaan Skor 3 Skor 2 Skor 1 Total Skor

1 Pengawasan dan pembinaan terhadap

usaha nasabah 0 18 12 48

2 Bantuan teknik 0 0 30 30

3 Sikap dalam hal konsultasi 30 0 0 90

4 Keaktifan petugas dalam kunjungan

ke tempat usaha nasabah 18 12 0 78

Total Skor 246

Keterangan :

Skor 3 untuk jawaban aktif, sering dan ramah

Skor 2 untuk jawaban kurang aktif, jarang dan biasa saja

Skor 1 untuk jawaban tidak aktif, tidak pernah dan tidak ramah

Hal ini disadari oleh pihak BMT Dana Insani yang mengatakan bahwa

program kerja untuk pengawasan, pembinaan dan bantuan teknik kepada para

nasabah yang memiliki usaha belum sepenuhnya diberlakukan secara optimal. Ini

didasarkan kepada belum tersedianya staff di BMT Dana Insani yang memiliki

fungsi kerja untuk melakukan pembinaan secara terjadwal. Selama ini hanya staff

AO yang bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap para nasabahnya yang

telah mendaptkan pembiayaan dari BMT tersebut.

Sementara itu seluruh responden mengatakan tidak adanya bantuan teknik

yang diberikan oleh pihak BMT untuk menunjang kemajuan usaha mereka. Pihak

BMT. Hal ini disadari oleh BMT Dana Insani yang merasa bahwa hampir seluruh

nasabahnya merasa mampu untuk menjalankan usahanya sendiri, terutama pada

usaha yang membutuhkan skill khusus seperti pengrajin tembaga. Dalam hal

konsultasi mengenai pembiayaan ataupun mengenai usaha seluruh responden

mengatakan bahwa sudah dilakukan dengan baik oleh pihak BMT Dana Insani.

Berdasarkan total skor yang didapat yaitu sebesar 246 menunjukkan bahwa tahap

pemanfaatan pembiayaan di BMT Dana Insani dapat dikatakan cukup efektif.

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

75

6.1.4. Analisis Efektivitas Tahap Pengembalian Pembiayaan

Jangka waktu pembayaran angsuran dan pelunasan pembiayaan oleh

nasabah ditentukan oleh kesepakatan bersama. Biasanya untuk pembayaran

angsuran pihak BMT menanyakan kepada nasabah tentang jadwal pengambilan

angsuran. Kebanyakan dari anggota nasabah yang mendapatkan pembiayaan

adalah para pedagang di pasar tradisional Kepek Kecamatan Wonosari Kabupaten

Gunung Kidul, yang membayar angsurannya perhari. Ini dirasakan lebih

memudahkan para nasabah karena jumlahnya yang dibayarkan setiap harinya

lebih kecil nilainya dibandingkan apabila pembayaran dilakukan setiap bulan

ataupun pada saat jatuh tempo.

Tabel 7. Jumlah Nasabah Responden dalam Menanggapi Pelaksanaan Tahap

Pengembalian Pembiayaan pada BMT Dana Insani Tahun 2008

No Aspek Pengembalian Pembiayaan Skor 3 Skor 2 Skor 1 Total Skor

1 Besar angsuran 29 1 0 89

2 Jangka waktu angsuran 14 16 0 74

3 Presentase bagi hasil yang diberikan 6 24 0 66

4 Keaktifan petugas dalam penagihan 30 0 0 90

Total Skor 319

Keterangan :

Skor 3 untuk jawaban kecil, lama, ringan dan aktif

Skor 2 untuk jawaban sedang dan kurang aktif

Skor 1 untuk jawaban besar, cepat, berat dan tidak aktif

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh keterangan bahwa sebesar 97 persen dari

jumlah responden mengatakan besarnya angsuran yang ditetapkan ringan,

sedangkan sisanya sebesar 3 persen mengatakan besarnya anggsuran sedang

(masih terjangkau tapi terkadang telat dibayar). Hal ini menunjukkan secara

umum besarnya angsuran pembiayaan tidak memberatkan, karena sebelumnya

pihak BMT sudah menganalisis kemampuan calon nasabah dalam membayar

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

76

angsuran. Sedangkan dalam hal jangka waktu angsuran yang diberikan oleh pihak

BMT, sebanyak 47 persen dari jumlah responden mengatakan lama dan sisanya

sebanyak 53 persen mengatakan sedang yang terutama disebabkan jumlah

pinjaman yang dirasakan oleh nasabah tidak sebanding dengan waktu yang

diberikan BMT untuk melunasi pinjamannya tersebut.

Mengenai bagi hasil atau keuntungan yang harus diberikan kepada BMT,

sebagian besar nasabah yang menjadi responden mengatakan sedang (nasabah

merasa sama-sama untung dengan pihak BMT) sebesar 80 persen dan sisanya

sebesar 20 persen mengatakan ringan (nasabah tidak merasa dirugikan). Sebagian

besar nasabah kurang paham tentang prinsip bagi hasil ini dan mereka

menganggapnya sebagai bunga, sehingga sering dibandingkan dengan bunga

rentenir yang rata-rata tiap bulannya 10 hingga 15 persen.

Untuk penarikan pembiayaan pihak BMT menerapkan metode jemput bola

yang artinya pihak BMT yang selalu melakukan penarikan angsuran nasabahnya

langsung ke lokasi usahanya ataupun ke tempat tinggal dari nasabah yang

mendapatkan pembiayaan. Dari Tabel 7 dapat dilihat seluruh responden

mengatakan bahwa pihak BMT selalu aktif dalam melakukan penagihan. Ini

menunjukkan bahwa BMT Dana Insani telah memiliki SDM yang menjalankan

tugas dan fungsinya dengan baik. Dari total skor yang didapat yaitu sebesar 319,

tahap pengembalian pembiayaan pada BMT Dana Insani dapat dikatakan sudah

efektif.

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

77

6.1.5. Analisis Dampak Pembiayaan Bagi Nasabah

Kehadiran BMT Dana Insani di wilayah Kecamatan Wonosari Kabupaten

Gunung Kidul dirasakan sangat bermanfaat bagi warga setempat. Alasannya yaitu

dapat membuka akses permodalan diluar dari akumulasi keuntungan usaha

sendiri, membantu menjaga keberlangsungan usaha khususnya dirasakan oleh

para pedagang di pasar tradisional setempat. Selain itu juga berperan menutup

akses masyarakat yang terjerat kepada para rentenir dalam peminjaman modal

usaha. Dampak ekonomi yang cukup banyak dirasakan oleh nasabah responden

yaitu perbaikan kondisi usaha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Pembiayaan yang didapat para nasabah dari BMT Dana Insani sebagian

besar digunakan untuk modal usaha, sehingga manfaatnya secara langsung yang

dirasakan adalah perbaikan kondisi usaha. Perbaikan usaha yang dirasakan oleh

nasabah berbeda-beda tergantung jenis usahanya, seperti penigkatan modal

sehingga omset penjualan dapat meningkat bagi nasabah yang berusaha di bidang

perdagangan dan menjaga keberlangsungan usaha bagi para pengrajin, nasabah

yang bergerak di bidang usaha peternakan serta para nasabah yang menjadi petani

sawah.

Sebagian besar nasabah responden mengatakan bahwa pembiayaan yang

diberikan oleh BMT Dana Insani bermanfaat bagi peningkatan usaha mereka,

yaitu sebesar 93 persen. Dimana sebesar 7 persen mengatakan bahwa tidak ada

perubahan bagi usahanya. Perbaikan kondisi usaha yang dirasakan oleh para

nasabah yang menjadi responden mempengaruhi kepada pendapatan yang mereka

dapatkan. Sedangkan 77 persen nasabah mengatakan bahwa tingkat pendapatan

mereka meningkat seiring dengan perbaikan usaha yang dirasakan setelah

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

78

mendapatkan pembiayaan dari BMT Dana Insani, sisanya sebanyak 23 persen

mengatakan tidak ada perubahan pendapatan baik sebelum ataupun sesudah

mendapat pembiayaan. Adapun respon nasabah dalam menanggapi dampak

pembiayaan yang diberikan BMT Dana Insani dapat dilihat pada Tabel 8 berikut

ini:

Tabel 8. Jumlah Nasabah Responden dalam Menanggapi Dampak Pembiayaan

yang Diberikan oleh BMT Dana Insani Tahun 2008

No Aspek Ekonomi Skor 3 Skor 2 Skor 1 Total Skor

1 Kondisi usaha 28 2 0 88

2 Tingkat pendapatan 23 7 0 83

3 Kesejahteraan keluarga 20 10 0 80

4 Asset yang dimiliki 8 22 0 68

Total Skor 319

Keterangan :

Skor 3 untuk jawaban meningkat

Skor 2 untuk jawaban tetap

Skor 1 untuk jawaban menurun

Peningkatan pendapatan yang diperoleh nasabah tersebut sebagian besar

digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk kebutuhan

konsumsi dan kebutuhan sekolah anaknya. Sedangkan penggunaan tambahan

pendapatan adalah untuk memperbesar volume usaha. Ini terlihat dari pendapat

nasabah mengenai kesejahteraanya yang meningkat setelah mendapatkan

pembiayaan. Kesejahteraan tersebut sebagian besar berupa kemampuan

pemenuhan kebutuhan konsumsi yang meningkat dan kemampuan untuk

menyekolahkan anaknya. Sebesar 67 persen nasabah responden mengatakan

kesejahteraannya meningkat dan 33 persen mengatakan tidak ada yang berubah

dari kesjahteraan mereka.

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

79

Jarang sekali nasabah yang menggunakan kelebihan pendapatannya untuk

menambah asset mereka dengan artian bahwa kelebihan pendapatan digunakan

sepenuhnya untuk modal usaha dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Asset

ini tidak terbatas pada barang-barang elektronik semata, tetapi juga mencakup

pada peralatan usaha. Hal ini dikarenakan peningkatan pendapatan yang diperoleh

tidak terlalu besar sehingga habis untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Nasabah responden yang mengatakan adanya peningkatan asset hanya sebesar 27

persen dan sebagian besar mengatakan tetap yaitu sebesar 73 persen. Berdasarkan

skor yang didapat yaitu sebesar 319, maka manfaat pembiayaan yang diberikan

oleh BMT Dana Insani sudah efektif.

Secara keseluruhan dapat diperoleh rata-rata skor data dari data yang telah

diolah dan ditampilkan pada Tabel 5 sampai dengan Tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 9. Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Pembiayaan Yang

Diberikan Oleh BMT

No Tanggapan Mitra BMT Total Skor

1 Tahap Pengajuan Pembiayaan 334

2 Tahap Pelaksanaan Pembiayaan 331

3 Tahap Pemanfaatan Pembiayaan 246

4 Tahap Pengembalian Pembiayaan 319

5 Dampak Pembiayaan Terhadap Nasabah 319

Rata-Rata Skor 310

Dari keseluruhan skor dalam tahap-tahap pembiayan sampai dampak

terhadap nasabah diperoleh rata-rata skor dengan nilai 310. Ini menunjukkan

bahwa tahapan prosedur pembiayaan sampai dengan dampak pembiayaan yang

dirasakan oleh nasabah sudah memenuhi kriteria efektif dalam penilaian. Ini

berarti bahwa keseluruhan prosedur sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi pada

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

80

bagian pemanfaatan pembiayaan, pihak BMT masih belum cukup optimal dalam

memberikan bantuan teknik dan pengawasan rutin terhadap nasabahnya yang

mendapatkan modal pembiayaan untuk menjalankan usaha. Seluruh responden

mengatakan bahwa tidak adanya bantuan teknik yang diberikan oleh pihak BMT.

Ini dikarenakan kekurangan sumber daya manusia pada pihak BMT itu sendiri

yang bertugas untuk memberikan pengawasan dan bantuan teknik secara

langsung.

6.2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Pembiayaan

Penelitian ini dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

pengambilan pembiayaan adalah menggunakan analisis ekonometrika dengan

model persamaan regresi linear berganda. Model persamaan regresi linear

berganda digunakan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan nyata atau

tidak berpengaruh nyata. Model persamaan yang didapat dari hasil analisis regresi

linear selanjutnya dianalisa secara deskriptif.

Variabel yang digunakan dalam analisis regresi linear berganda adalah

jumlah karyawan (lnJK), pengalaman usaha (lnPU), penerimaan usaha (lnPRU),

skala usaha (lnSU), pengalaman pengambilan pembiayaan (lnPPM), jangka waktu

realisasi pembiayaan (lnJWR), jangka waktu angsuran (lnJW) serta sektor usaha

yang terbagi menjadi sektor pertanian dan sektor non pertanian (D) yang diduga

mempengaruhi pengambilan oleh mitra BMT Dana Insani. Hasil regresi linear

berganda dari responden BMT Dana Insani dapat dilihat pada Tabel 10 dan hasil

secara terperinci dengan menggunakan software Minitab versi 14 dapat dilihat

pada Lampiran 6.

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

81

Tabel 10. Hasil Penduga Keofisien Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengambilan Pembiayaan pada BMT Dana Insani dengan Peubah

Tak Bebas Ln Y (jumlah pembiayaan yang diambil nasabah)

Variabel Koefisien T-hitung P-value

lnJK (jumlah karyawan) 0,395 1,65 0,115 *

lnPU (pengalaman usaha) - 0,153 - 1,21 0,239

lnPRU (penerimaan usaha) 0,0012 0,01 0,990

lnSU (skala usaha) 0,373 4,71 0,000 ***

lnPPM (pengalaman pembiayaan) - 0,289 - 1,25 0,225

lnJWR (jangka waktu realisasi) 0,972 4,95 0,000 ***

lnJW (jangka waktu angsuran) 0,642 2,90 0,009 **

D (sektor usaha. D1: sektor pertanian, D2:

sektor non pertanian ) - 0,223 - 1,74 0,096 **

Intercept 2,61 4,58 0,000 ***

R2 = 88,3 persen

Keterangan :

*** (nyata pada taraf 1 persen)

** (nyata pada taraf 10 persen)

* (nyata pada taraf 15 persen)

Pengujian pertama dilakukan terhadap koefisien-koefisien yang diperoleh

dengan menggunakan uji F. Nilai P-value yang diperoleh pada uji F adalah 0 yang

mana lebih kecil dari α (α = 1 persen), berarti sedikitnya ada satu variabel bebas

yang mempengaruhi variabel tak bebas. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat

nilai P-value dari masing-masing parameter (uji t), ternyata ada dua variabel yang

berpengaruh secara nyata pada selang kepercayaan 99 persen yaitu lnSU (skala

usaha dan lnJWR (jangka waktu realisasi pembiayaan). Ada dua variabel yang

berpengaruh secara nyata pada selang kepercayaan 90 persen yaitu variabel

jangka waktu angsuran (lnJW) dan sektor usaha mitra pembiayaan (D).

Sementara itu variabel jumlah karyawan (lnJK) berpengaruh secara nyata

pada selang kepercayaan 85 persen. Nilai koefisien determinasi (R2) yang

diperoleh sebesar 88,3 persen, artinya bahwa 88,3 persen variasi pengambilan

pembiayaan oleh nasabah responden dapat dijelaskan oleh variabel-variabel yang

terdapat dalam model, sedangkan 11,7 persen lainnya diterangkan oleh error.

Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

82

Pengujian selanjutnya yaitu pengujian asumsi kenormalan regresi linear

klasik. Pengujian pertama yaitu pengujian multikolinearitas untuk memastikan

tidak ada hubungan linear antara variabel penjelas. Pengujian ini dapat dilakukan

dengan cara melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila VIF sama

dengan satu berarti tidak ada masalah multikolinearitas dan bila nilai VIF lebih

dari 10 maka menunjukkan adanya gejala multikolinearitas. Nilai VIF yang

diperoleh dari hasil perhitungan berkisar antara 1,4 sampai dengan 4,4. Hasil ini

dapat menunjukkan bahwa pendugaan model yang diperoleh tidak menunjukkan

gejala multikolinearitas (Lampiran 6).

Pengujian kedua adalah uji autokorelasi yang digunakan untuk melihat ada

atau tidaknya hubungan/korelasi antara faktor pengganggu. Salah satu caranya

adalah dengan menggunakan metode Durbin-Watson. Hasil yang didapatkan dari

uji Durbin-Watson sebesar 2,81244. Hal ini menunjukkan bahwa model yang

diperoleh tidak memperlihatkan gejala autokorelasi karena nilai yang didapatkan

masih dalam kisaran angka 2.

Pengujian ketiga adalah uji heterokedastisitas yang digunakan untuk

melihat ada atau tidaknya variasi dari faktor pengganggu yang berbeda. Uji yang

digunakan untuk melihat masalah heterokedastisitas adalah uji White

Heteroskedasticity (Lampiran 7). Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai

probability obs*R-squared pada model persamaan yaitu sebesar 0,094828, artinya

nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata yang digunakan yaitu sebesar 1 persen.

Oleh karena itu model pada persamaan yang digunakan dalam penelitian ini tidak

memiliki masalah heterokedastisitas.

Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

83

Berdasarkan hasil analisis, variabel yang tidak berpengaruh secara nyata

pada selang kepercayaan 85 persen adalah variabel pengalaman usaha (lnPU),

variabel penerimaan usaha (lnPRU) dan variabel pengalaman pengambilan

pembiayaan (lnPPM). Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pengalaman

usaha tidak berpengaruh secara nyata. Hal ini terjadi karena dalam penyaluran

pembiayaan, pihak BMT tidak terlalu mempermasalahkan penerimaan usaha per

bulan dan pengalaman usaha dari mitra pembiayaan. Karena pihak BMT

sebelumnya telah melakukan wawancara untuk melihat karakter mitra calon

pembiayaan, sehingga mitra yang dinilai amanah dalam pembiayaan yang akan

diberikan pembiayaan. Tetapi untuk meminimalkan resiko BMT selalu

memprioritaskan bagi mitra yang telah menjalankan usahanya sebelum melakukan

permohonan pembiayaan.

Variabel penerimaan usaha tidak berpengaruh secara nyata dikarenakan

pihak BMT telah mensyaratkan adanya jaminan dalam pembiayaan. Sehingga

pihak BMT secara tidak langsung memiliki kepercayaan kepada mitra

pembiayaan akan lancarnya dalam proses pengembalian angsuran pinjaman. Dan

juga karena BMT memiliki asset modal pembiayaan dalam jumlah besar yang

belum tersalurkan, maka dari itu faktor penerimaan usaha nasabah tidak menjadi

tolak ukur utama dalam penilaian layak atau tidaknya seorang mitra mendapatkan

pembiayaan dari BMT.

Variabel pengalaman pengambilan pembiayaan juga tidak berpengaruh

secara nyata dikarenakan BMT Dana Insani kurang mempertimbangkannya dalam

mengambil keputusan suatu pengajuan pembiayaan. Dalam hal ini BMT

memandang semua orang yang benar-benar membutuhkan pembiayaan layak

Page 100: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

84

untuk diberikan pembiayaan tersebut. Dalam pelaksanaannya pihak BMT selalu

memantau mitra yang baru pertama kali mendapatkan pembiayaan sehingga dapat

memperkecil resiko pengembalian pembiayaan yang bermasalah.

Berdasarkan hasil analisis variabel yang berpengaruh secara nyata pada

selang kepercayaan 85 persen, antara lain:

1. Jumlah Karyawan

Variabel jumlah karyawan dalam model dugaan memiliki nilai probability

untuk menerima kesalahan taraf α sebesar 0,115 dan tanda estimasi yang

sesuai dengan parameter dugaan yaitu positif. Hal tersebut menjelaskan

bahwa semakin bertambahnya jumlah karyawan maka akan bertambah

pula biaya operasional usaha sehingga berimplikasi pada modal usaha

yang harus dikeluarkan untuk menjalankan usaha atau sebaliknya. Ini akan

menjadi pertimbangan pihak BMT dalam pemberian pembiayaan untuk

melihat kemampuan dalam mengangsur pembiayaan. Nilai koefisien

jumlah karyawan dalam persamaan model adalah 0,395 yang artinya

apabila jumlah karyawan naik (turun) sebesar 1 persen maka akan jumlah

pembiayaan akan naik (turun) sebesar 0,395 persen, cateris paribus.

2. Skala Usaha

Variabel skala usaha dalam model dugaan memiliki nilai probability untuk

menerima kesalahan taraf α sebesar 0,000 dan tanda estimasi yang sesuai

dengan parameter dugaan yaitu positif. Hal tersebut menjelaskan bahwa

dengan meningkatnya skala usaha akan berpengaruh terhadap peningkatan

jumlah pembiayaan atau sebaliknya. Skala usaha merupakan ukuran besar

atau kecilnya usaha yang dijalankan. Pada penelitian ini skala usaha

Page 101: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

85

diukur dengan besarnya modal yang digunakan dalam usaha tersebut.

Untuk meningkatkan skala usaha seorang pengusaha perlu menambah

modal untuk usaha tersebut. Dengan asumsi modal sendiri yang digunakan

dalam usaha relatif terbatas, maka diperlukan tambahan modal dari sumber

pembiayaan yang lain. Semakin besar skala usaha maka akan semakin

besar pula modal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha tersebut.

Nilai koefisien skala usaha dalam model persamaan adalah 0,373 yang

artinya apabila skala usaha naik (turun) sebesar 1 persen maka jumlah

pembiayaan akan naik (turun) sebesar 0,373 persen, cateris paribus.

3. Variabel jangka waktu realisasi pencairan pembiayaan dalam model

dugaan memiliki nilai probability untuk menerima kesalahan taraf α

sebesar 0,000 dan tanda estimasi sesuai dengan parameter dugaan yaitu

positif. Hal ini menjelaskan bahwa semakin cepatnya realisasi pembiayaan

menunjukkan bahwa seorang mitra pembiayaan memiliki seluruh

persyaratan yang dibutuhkan dalam permohonan pengajuan. Pihak BMT

dalam hal ini sangat mempertimbangkan seluruh kelengkapan yang

disyaratkan kepada mitra sebelum memberikan keputusan pembiayaan.

Semakin besarnya jumlah nominal pembiayaan yang diminta akan

berimplikasi terhadap waktu realisasinya pembiayaan tersebut atau

sebaliknya. Nilai koefisien jangka waktu realisasi pembiayaan dalam

model dugaan adalah sebesar 0,972 yang artinya apabila jangka waktu

realisasi naik (turun) sebesar 1 persen maka jumlah pembiayaan akan naik

(turun) sebesar 0,972 persen, cateris paribus.

Page 102: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

86

4. Variabel jangka waktu angsuran dalam model dugaan memiliki nilai

probability untuk menerima kesalahan taraf α sebesar 0,009 dan tanda

estimasi sesuai dengan parameter dugaan yaitu positif. Hal ini menjelaskan

bahwa dengan bertambahnya jangka waktu angsuran akan berpengaruh

pada peningkatan jumlah pembiayaan atau sebaliknya. Jangka waktu

angsuran merupakan selang waktu dalam mengangsur pembiayaan.

Semakin lama waktu yang digunakan dalam angsuran maka semakin

mudah mitra dalam melakukan pemnembalian pembiayaan. Nilai koefisien

jangka waktu angsuran adalah sebesar 0,642 yang artinya apabila jangka

waktu angsuran naik (turun) 1 persen maka jumlah pembiayaan yang

diambil akan naik (turun) sebesar 0,642 persen, cateris paribus.

5. Variabel sektor usaha dalam model memiliki nilai probability untuk

menerima kesalahan taraf α sebesar 0,096 dan tanda estimasi yang sesuai

dengan parameter dugaan yaitu negatif. Hal tersebut menjelaskan bahwa

mitra dengan sektor usaha pertanian berpengaruh negatif, artinya nasabah

yang memilki usaha di sektor pertanian pembiayaan akan mengalami

penurunan atau berkurang dari pada sektor non pertanian.

Page 103: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan kajian dan analisis yang dilakukan mengenai pembiayaan

pola bagi hasil pada BMT Dana Insani, Maka beberapa kesimpulan yang dapat

diambil adalah sebagai berikut :

1. Pembiayaan yang diberikan oleh BMT dinilai efektif, hal ini dibuktikan dari

keseluruhan rata-rata skor pada tahap pengajuan pembiayaan sampai dengan

dampak yang dirasakan oleh nasabah dari pembiayaan tersebut sudah masuk

dalam selang penilaian efektif yaitu skornya adalah 310.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pengambilan pembiayaan oleh

nasabah di BMT Dana Insani yaitu faktor skala usaha dan jangka waktu

realisasi pembiayaan pada koefisien keyakinan 99 persen. Faktor jangka

waktu angsuran dan sektor usaha berpengaruh terhadap jumlah pembiayaan

yang diambil pada koefisien keyakinan 90 persen. Dan faktor jumlah

karyawan berpengaruh terhadap jumlah pengambilan pembiayaan pada

koefisien kepercayaan 85 persen. Dari segi sektor usaha nasabah, pihak BMT

untuk saat ini lebih memfokuskan kepada nasabah yang memiliki usaha

sebagai pedagang. Hal ini dikarenakan perputaran uang di sektor ini lebih

cepat dibandingkan sektor-sektor usaha lainnya.

Page 104: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

88

7.2. SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis-analisis

yang telah dilakuakan, maka saran-saran yang dapat menjadi pertimbangan dan

masukan dalam penelitian ini yaitu :

1. BMT Dana Insani perlu meningkatkan pengawasan, pembinaan dan juga

bimbingan teknik terhadap para nasabah yang meminjam pembiayaan untuk

modal kerja. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan terjadwal oleh pihak BMT

sehingga dapat mengetahui sejauh mana perkembangan usaha nasabah. Selain

itu juga dapat meminimalkan resiko pembiayaan yang bermasalah. Oleh

karena itu, pihak pemerintah diharapkan lebih fokus untuk mengentaskan

masalah kemiskinan dengan memfasilitasi pengadaan pelatihan-pelatihan

bagi peningkatan keahlian para pelaksana BMT.

2. Pihak BMT diharapkan mau memperhatikan sektor usaha selain perdagangan

dalam memberikan pembiayaan. Contohnya pada bidang pertanian, karena

sektor ini juga sangat membutuhkan sejumlah modal pembiayaan yang akan

digunakan untuk kegiatan usahanya. Dalam pelaksanaannya BMT harus

selalu melakukan monitoring dan pembinaan sehingga usaha dari nasabah

yang bergerak dibidang pertanian dapat memperoleh hasil yang diharapkan.

Page 105: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Kemiskinan dan Keuangan Mikro. Gema PKM Indonesia. Jakarta.

Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek. Gema Insani Press.

Jakarta.

Aryati. 2006. Analisis Permintaan dan Efektivitas Pembiayaan Usaha Kecil Pada

Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Kasus KBMT Khidmatul

Ummah, Kecamatan Cibungbulang, Bogor). Skripsi. Ilmu Ekonomi.

Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Aziz, A. 2004. Pedoman Pendirian BMT. Pinbuk Press. Jakarta.

_________. et al 2004. Penaggulangan Kemiskinan Melalui POKUSMA dan

BMT. Pinbuk Press. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2007. Skim Pola Pembiayaan Bagi Hasil/Syariah Untuk

Usaha Sektor Pertanian. Jakarta.

_________. 2002. Buku Pedoman Pemberdayaan Lembaga Dana Kredit

Pedesaan (Peningkatan Kapasitas Manajemen Keuangan dan

Organisasi LKM). Jakarta.

Gujarati, D dan Sumarno, Z. 1997. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.

Hidayat, Y. 2004. Efektivitas Pembiayaan Pola Bagi Hasil Pada Baitul Maal Wat

Tamwil (BMT) Koperasi Pondok Pesantren (KOPPONTREN)

Hubbul Wathon, Kecamatan Cimalaya, Kabupaten Karawang, Jawa

Barat. Skripsi. Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Hilman, I. et al. 2003. Perbankan Syariah Masa Depan. Senayan Abadi

Publishing. Jakarta.

Kwartono, A.M. 2003. Analisis Usaha Kecil dan Menengah. Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Ma’turidi, D.H. 2007. Peran Pembiayaan Syariah Dalam Pembangunan

Pertanian di Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Page 106: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

90

Perwataatmadja, K.A. et al. Bank Syariah :Teori, Praktik, dan Peranannya.

Calestial Publishing. Jakarta.

Putra, A.S. 1995. Evaluasi Efektivitas Penyaluran Kredit Baitul Maal Wat Tamwil

(BMT) Bagi Usaha Kecil Pedesaan (Studi Kasus di BMT Dompet

Dhuafa Al-Abror Kabupaten Garut Jawa Barat). Skripsi. Sosial

Ekonomi Pertanian. Fakultas pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Rora, F. 2007. Analisis Penilaian dan Faktor-Faktor Penyaluran Pembiayaan

Syariah Dalam Pembiayaan Agribisnis Pada KBMT Khidmatul

Ummah. Skripsi. Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Simorangkir, O.P. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank.

Ghalia Indonesia. Bogor.

Syafar, M. 2006. Analisis Efektivitas Pembiayaan Sistem Syariah Terhadap

Petani Agribisnis Sayuran Pada Program UPK Ikhtiar Yayasan

Peramu Bogor (Studi Kasus Petani Sayuran Desa Ciaruteun Ilir

Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor). Skripsi. Ilmu

Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Walpole, E.R. 1992. Pengantar Statistika. Edisi Ke-3. PT Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Page 107: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

LAMPIRAN

Page 108: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

91

Lampiran 1. Struktur Organisasi BMT Dana Insani

RAPAT

ANGGOTA

TAHUNAN

PENGURUS

KETUA

SEKRETARIS

BENDAHARA

MANAJER

UMUM

KABAG.

MARKETING

KABAG.

OPERSIONAL KABAG ADM. PERSONALIA

dan LEGAL

AO

OFFICER

FO

OFFICER

TELLER CS REMEDIAL ADM.

LEGAL

PERSONALIA PEMBUKUAN

KEPALA

CABANG

ACCOUNT

OFFICER

ADM. dan

PEMBUKUAN

CS/

TELLER

Page 109: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

92

92

Lampiran 2. Penjelasan fungsi perangkat organisasi BMT Dana Insani

a. Rapat Anggota Tahunan (RAT)

Rapat Anggota Tahunan merupakan kekuasan tertinggi dalam koperasi

dengan tugas menetapkan anggaran dasar. Rapat anggota merupakan

perangkat organisasi koperasi yang menentukan arah dari kegiatan usaha dan

organisasi melalui suatu kesepakatan bersama diantara seluruh anggota. Hasil

kesepakatan tersebut kemudian dimandatkan kepada pengurus selaku wakil

anggota.

b. Badan Pengurus

Badan pengurus memiliki fungsi untuk melakukan kontrol/pengawasan

secara keseluruhan atas aktivitas lembaga dalam rangka menjaga kekayaan

BMT dan memberikan arahan dalam upaya lebih mengembangkan dan

meningkatkan kualitas BMT.

c. Manajer Umum

Merencanakan, mengkordinasikan dan mengendalikan seluruh aktivitas

lembaga yang meliputi penghimpunan dana dan pihak ketiga serta penyaluran

dana yang merupakan kegiatan utama lembaga serta kegiatan-kegiatan yang

secara langsung berhubungan dengan aktivitas utama tersebut dalam upaya

mencapai target.

d. Kabag. Operasional

Merencanakan, mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi seluruh

aktivitas dibidang operasional baik yang berhubungan dengan pihak internal

maupun eksternal yang dapat meningkatkan profesionalisme BMT khususnya

dalam pelayanan mintra maupun anggota BMT.

d. Kabag. Marketing

Merencanakan, mengarahkan serta mengevaluasi target landing dan funding

serta memastikan strategi yang digunakan sudah tepat dalam upaya mencapai

sasaran termasuk dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah.

Page 110: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

93

93

Lanjutan Lampiran 2.

e. Kabag. Administrasi Personalia dan Legal

Merencanakan mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi seluruh

aktivitas di bidang administrasi, legal dan personalia yang berhubungan

dengan pihak internal dan eksternal dan meningkatkan profesionalitas SDM

BMT.

f. Kepala Cabang

Merencanakan, mengkordinasikan dan mengendalikan seluruh aktivitas

cabang operasional BMT yang meliputi penghimpunan dana dan pihak ketiga

serta penyaluran dana yang merupakan kegiatan utama lembaga serta

kegiatan-kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan aktivitas utama

tersebut dalam upaya mencapai target.

g. Pembukuan

Mengelola administrasi keuangan hingga hingga pelaporan keuangan.

h. Customer Service (CS)

Memberikan pelayanan prima kepada mitra sehubungan dengan produk

funding (penghimpunan dana) yang dimiliki oleh BMT, dalam hal ini

tabungan (simpanan lancar) dan deposito (simpanan berjangka).

i. Teller

Merencanakan dan melaksanakan segala sesuatu termasuk yang sifatnya

tunai.

j. Account Officer (AO)

Melayani pengajuan pembiayaan, melakukan analisis kelayakan serta

memberikan rekomendasi atas pengajuan pembiayaan sesuai dengan hasil

analisis yang telah dilakukan.

k. Funding Officer (FO)

Menerapkan strategi dan pola-pola tertentu dalam rangka menghimpun dana

masyarakat.

l. Administrasi Legal

Mengelola administrasi pembiayaan mulai dari pencairan hingga pelunasan

dan membuat surat-surat perjanjian lain.

Page 111: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

94

94

Lanjutan Lampiran 2.

m. Remedial

Menjemput setoran baik angsuran pembiayaan maupun setoran tabungan

mitra.

n. Personalia

Mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia sesuai dengan tujuan

kebijakan BMT.

Page 112: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

95

95

Lampiran 3. Perkembangan Keanggotaan BMT Dana Insani

Jenis Keanggotaan Tahun 2006 Tahun 2007 PER 31

JULI 2008

Anggota 68 orang 76 orang 76 orang

Calon Anggota 80 orang 80 orang 200 orang

Pemegang Sertifikat Saham 36 orang 36 orang 36 orang

Masyarakat Yg Dilayani :

- Penyimpan 1.253 orang 1.387 orang 2,018 orang

- Penerima Pinjaman/Kredit 913 orang 846 orang 702 orang

Page 113: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

96

Lampiran 4. Perkembangan Keuangan BMT Dana Insani

Tahun Asset Landing Funding Pendapatan Biaya

2001 42.380.947 24.150.250 28.919.160 3.577.607 8.061.170

2002 95.648.094 77.418.900 63.547.765 16.689.050 17.391.930

2003 151.051.014 94.145.025 101.031.146 33.919.137 32.733.448

2004 395.536.046 177.170.875 148.733.767 45.818.890 44.786.222

2005 703.789.169 615.383.075 337.187.020 138.126.857 129.411.301

2006 1.004.655.667 885.748.200 541.053.061 226.459.609 216.565.852

2007 1.346.450.377 1.093.038.855 870.200.081 299.469.490 288.417.209

31-Agust-08 3.266.302.921 2.791.708.998 1.799.485.365 291.024.657 254.926.717

Page 114: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

97

97

Lampiran 5. Contoh Akad Pembiayaan

LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH

BMT DANA INSANI

Amanah, Mandiri & Profesional

Kantor Pusat

Jl. KH Agus Salim 109 Kepek, Wonosari, Gunungkidul

Telp. 0274-7435726

Kantor Cabang

Semin, Semin, Gunungkidul

Jl. Raya Ponjong Wonosari km 1 Ponjong, Gunungkidul

Jl. Raya Trowono-Ngrenean (Barat Pasar Trowono) Paliyan

AKAD PEMBIAYAAN MUSYAROKAH Nomor: 2649/BMT-DI/MSA/06/IX/2008

Dari Abu Hurairoh R.A. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa meminjam dari saudaranya dengan tekad mengembalikannya, maka Allah akan membantu melunasinya. Dan barang siapa meminjam dengan niat tidak mengembalikannya maka Allah akan membuatnya bangkrut” (Hadits) Dengan memohon petunjuk dan Ridho Alloh SWT, pada hari Sabtu, 06 September 2008 kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Arisno, S.Pd.I 2. Jabatan : Manajer Marketing

Dalam akad ini bertindak untuk dan atas nama BMT Dana Insani, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 1. Nama : Sumaryanto 2. Alamat : Ngeleri Lor, Ngeleri,,Playen Gunungkidul Dalam akad ini bertindak untuk dan atas namanya sendiri, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat melakukan perjanjian pembiayaan Musyarokah dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Perjanjian ini dilandaskan pada ketaqwaan kepada Allah SWT, saling percaya, ukhuwah Islamiyah dan rasa tanggung

jawab. 2. Pihak Kedua dengan ini mengakui dengan sebenarnya telah menerima uang sebesar Rp 2.000.000,- dari Pihak

Pertama sebagai pembiayaan Musyarokah. 3. Bahwa dana tersebut dalam butir (2) oleh Pihak Kedua akan dipergunakan dengan sebenarnya untuk Tambah Modal 4. Pihak Kedua memberikan Bagi Hasil sebesar Rp 735.000,- mengembalikan dana kepada Pihak Pertama secara

Bulanan sebanyak 15 kali dan jatuh tempo tanggal 06 Desember 2009 5. Besarnya angsuran adalah : Rp. 183.000,-

a. Angsuran Pokok b. Bagi Hasil c. CDR

: Rp. : Rp. : Rp.

133.400,- 49.000,- 600,-

6. Sebagai jaminan atas Pembiayaan sebagaimana tersebut butir (3), maka bersama ini Pihak Kedua menjaminkan Tabungan. Apabila masa jatuh tempo belum bisa melunasi, maka jaminan akan dilelang oleh Pihak Pertama.

7. Hal-hal yang belum diatur dalam butir-butir tersebut di atas akan ditetapkan kemudian dengan kesepakatan kedua belah pihak.

Demikian akad pembiayaan ini dibuat dan ditandatangani dengan sebenarnya tanpa unsur paksaan dari manapun. Semoga Allah SWT memudahkan segala ikhtiar kita. Amien.

Pihak Pertama

(Arisno, S.Pd.I)

Pihak Kedua

(Sumaryanto)

Saksi : 1. Edi Haryono (………………………..) 1. ……………………. (………….……………)

2. ……………………….. (………………………..) 2. …………………….. (……………………….)

Page 115: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

98

98

Lampiran 6. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Regression Analysis: Ln Y versus Ln JK; Ln PU; ... The regression equation is

lnY = 2,61 + 0,395 lnJK - 0,153 lnPU + 0,0012 lnPRU + 0,373 lnSU

- 0,289 lnPPM + 0,972 lnJWR + 0,642 lnJW - 0,223 D

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 2,6072 0,5698 4,58 0,000

lnJK 0,3947 0,2398 1,65 0,115 2,4

lnPU -0,1526 0,1260 -1,21 0,239 2,5

lnPRU 0,00118 0,09479 0,01 0,990 2,9

lnSU 0,37348 0,07926 4,71 0,000 2,7

lnPPM -0,2892 0,2313 -1,25 0,225 4,4

lnJWR 0,9725 0,1964 4,95 0,000 1,4

lnJW 0,6424 0,2214 2,90 0,009 2,0

D -0,2226 0,1279 -1,74 0,096 4,3

S = 0,168814 R-Sq = 88,3% R-Sq(adj) = 83,8%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 8 4,51374 0,56422 19,80 0,000

Residual Error 21 0,59846 0,02850

Total 29 5,11220

Source DF Seq SS

lnJK 1 0,26445

lnPU 1 0,33924

lnPRU 1 1,07959

lnSU 1 1,66904

lnPPM 1 0,05783

lnJWR 1 0,73537

lnJW 1 0,28187

D 1 0,08635

Unusual Observations

Obs lnJK lnY Fit SE Fit Residual St Resid 8 0,301 6,3010 5,9696 0,0980 0,3315 2,41R

9 0,000 5,6990 6,0070 0,1123 -0,3080 -2,44R

R denotes an observation with a large standardized residual.

Durbin-Watson statistic = 2,81244

Page 116: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

99

99

Lampiran 7. Hasil Analisis Uji White Heterokedasticity

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 2.811025 Probability 0.030284 Obs*R-squared 22.52208 Probability 0.094828

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 01/17/09 Time: 21:42 Sample: 1 30 Included observations: 30 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.58E+09 8.95E+09 -0.288062 0.7775 LN_JK -1046.784 783.9830 -1.335212 0.2031

LN_JK^2 0.001350 0.001187 1.137087 0.2746 LN_PU 7849.939 9377.615 0.837093 0.4166

LN_PU^2 -0.030745 0.041066 -0.748682 0.4664 LN_PRU 19555.91 24895.42 0.785522 0.4452

LN_PRU^2 -0.014086 0.020015 -0.703763 0.4931 LN_SU -8294.185 14438.53 -0.574448 0.5748

LN_SU^2 0.005637 0.010426 0.540606 0.5973 LN_PPM -41.89016 935.1191 -0.044797 0.9649

LN_PPM^2 0.001471 0.001097 1.340587 0.2014 LN_JWR 3654.163 20171.36 0.181156 0.8588

LN_JWR^2 -0.054408 0.099017 -0.549481 0.5913 LN_JW -28023.98 11333.95 -2.472569 0.0269

LN_JW^2 0.133558 0.052531 2.542445 0.0235 DUMMY 3.05E+08 2.23E+08 1.370308 0.1922

R-squared 0.750736 Mean dependent var 1.99E+08 Adjusted R-squared 0.483668 S.D. dependent var 2.66E+08 S.E. of regression 1.91E+08 Akaike info criterion 41.27868 Sum squared resid 5.11E+17 Schwarz criterion 42.02598 Log likelihood -603.1802 F-statistic 2.811025 Durbin-Watson stat 2.185969 Prob(F-statistic) 0.030284

Page 117: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

100

100

Lampiran 8. Kuisioner Responden Mitra BMT Dana Insani

KUISIONER PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN

PENILAIAN EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN SYARIAH

BAGI USAHA KECIL

(Studi Kasus di BMT Dana Insani Kabupaten Gunung Kidul

Propinsi Yogyakarta)

Kuisioner ini digunakan dalam rangka penyusunan bahan penelitian untuk

skripsi oleh Aulia Noviandi Barus, mahasiswa Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor. Mohon Bapak/Ibu berkenan mengisi kuisioner dengan

jujur dan objektif sesuai dengan kondisi yan sebenarnya. Karena hal ini

sangat membantu keberhasilan penelitian ini. TerimaKasih.

Bagian I: identitas responden nasabah BMT Dana Insani

Nama :

Umur :

Jenis kelamin : Pria Wanita

Status : Menikah Belum menikah

Pendidikan : SD SLTP SLTA lain-lain

Jenis usaha :

Alamat :

Data keluarga : Suami/Istri : (orang)

Anak : (orang)

Jumlah pembiayaan yang diambil : (rupiah)

Page 118: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

101

101

Lanjutan Lampiran 8.

Bagian II: Kuisioner untuk perhitungan penduga faktor-faktor pengambilan

dan pemanfaatan pembiayaan

Petunjuk Pengisian: isilah pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat

1. Pengalaman usaha : (tahun)

2. Jumlah karyawan : (orang)

3. Pengalaman mengambil pembiayaan : (kali)

4. Jangka waktu realisasi pembiayaan : (hari)

5. Jangka waktu angsuran : (bulan)

6. Besar modal sendiri (skala usaha) : (rupiah)

7. Penerimaan usaha : (Rp/bulan)

Bagian III. Kuisioner penilaian efektivitas penyaluran pembiayaan (skala

likert)

Petunjuk Pengisian: lingkarilah jawaban yang sesuai

Aspek pengajuan pembiayaan

1. Kemudahan prosedur

Tahapan yang harus dilalui sejak proses permohonan pembiayaan hingga

realisasi pembiayaan kepada nasabah

a. mudah (tidak berbelit-belit/tidak terlalu banyak tahapan pencairan

dana)

b. sedang (tidak terlalu berbelit-belit, tapi prosesnya lambat)

c. berbelit-belit (berbelit-belit/prosesnya panjang dan lambat)

2. Persyaratan pembiayaan

Ketentuan yang harus dipenuhi oleh seorang calon nasabah.

a. ringang (mudah dipenuhi oleh nasabah)

b. sedang (ada item yang tidak bisa dipenuhi)

c. berat (sulit dipenuhi oleh nasabah)

3. Jaminan

Jaminan umumnya diberlakukan pada nasabah baru dengan melampirkan

sertifikat/akta jual beli tanah/bangunan, BPKB kendaraan (mobil/motor)

a. kecil (jaminan lebih kecil daripada pinjaman)

b. sedang (jaminan sebanding dengan nilai pinjaman)

c. besar (jaminan lebih besar dari nilai pinjaman)

Page 119: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

102

102

Lanjutan Lampiran 8.

4. Keramahan petugas dalam melayani pengajuan pembiayaan

Keramahan petugas yaitu penilaian responden pada saat pertama kali

mengajukan pinjaman.

a. ramah

b. biasa saja

c. tidak ramah

Aspek pencairan pembiayaan

1. Realisai pembiayaan

Cairnya pembiayaan setelah melalui tahapan proses dengan melihat

ketepatan pada setiap tahap proses yang dilakukan sejak pembiayaan

disetujui

a. cepat (jangka waktu paling lambat 7 hari sejak pengajuan

pembiayaan)

b. sedang (jangka waktu 1 minggu-1 bulan sejak pengajuan pembiayaan)

c. lama (jangka waktu melebihi 1 bulan sejak pengajuan pembiayaan)

2. Biaya administrasi saat pencairan

Biaya yang dikeluarkan selama proses permohonan pembiayaan hingga

direalisasikan

a. ringan (tidak memberatkan kepada nasabah)

b. sedang (nasabah mengalami kesulitan untuk mencari dana awal)

c. berat (memberatkan kepada nasabah)

3. Besar pembiayaan yang diberikan

Pembiayaan yang diberikan tergolong besar apabila melebihi dari

kebutuhan pembiayaan, sedang apabila cukup untuk memenuhi

kebutuhan pembiayaan, kecil apabila pembiayaan yang diberikan tidak

mencukupi sebagai tambahan modal usaha

a. besar

b. sedang

c. kecil

4. Kemampuan dalam memenuhi permintaan pembiayaan

Batasan terhadap kemampuan BMT dalam memenuhi permintaan

pembiayaan adalah pihak BMT selalu menyetujui permohonan

pembiayaan yang diminta di mana besar pengajuan sama dengan realisasi

pembiayaan (mampu), besar pembiayaan yang terealisasi jurang dari

besar pengajuan (kurang mampu), besar pembiayaan jauh dari pengajuan

(tidak mampu)

a. mampu

b. kurang mampu

c. tidak mampu

Page 120: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

103

103

Lanjutan Lampiran 8.

Aspek pemanfaatan pembiayaan

1. Pengawasan dan pembinaan terhadap usaha nasabah

Pihak BMT selalu datang terjadwal untuk melihat perkembangan usaha

(aktif), terkadang tidak datang sesuai jadwal (kurang aktif), tidak pernah

datang untuk melihat perkembangan usaha (tidak aktif)

a. aktif

b. kurang aktif

c. tidak aktif

2. Bantuan teknik

Pihak BMT memberikan arahan dalam menjalankan usaha agar berjalan

dengan semestinya dan hasil yang didapat sesuai dengan yang

diharapkan. Batasan ini dilihat dari komitmen pihak BMT untuk

memberikan arahan untuk kemajuan usaha nasabah

a. sering (dilakukan minimal 1 bulan sekali)

b. jarang (dilakukan dalam rentang 1 bulan-3 bulan sekali)

c. tidak pernah

3. Sikap dalam hal konsultasi

Pelayanan BMT kepada nasabah ketika nasabah melakukan konsultasi

untuk perkembangan usaha

a. ramah

b. biasa saja

c. tidak ramah

4. Keaktifan petugas dalam kunjungan ke tempat usaha

Pihak BMT selalu melakukan kunjungan untuk memberikan masukan

maupun arahan dan motivasi dalam menjalankan usaha mnasabah

tersebut

a. aktif

b. kurang aktif

c. tidak aktif

Aspek pengembalian pembiayaan

1. Besar angsuran

Jumlah angsuran pembiayaan yang harus dibayar nasabah setelah

pengambilan pembiayaan. Besarnya angsuran ini telah disepakati kedua

belah pihak dengan mempertimbangkan kemampuan nasabah dalam

mengangsur

a. kecil (angsuran tidak memberatkan)

b. sedang (angsuran masih terjangkau namun terkadang telat dibayar)

c. besar (angsuran memberatkan)

Page 121: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

104

104

Lanjutan Lampiran 8.

2. Jangka waktu angsuran

Selang waktu nasabah harus mengangsur dan melunasi pinjamannya

(bulan). Lama angsuran ini telah disepakati bersama oleh pihak nasabah

dengan BMT

a. lama

b. sedang

c. cepat

3. Persentase bagi hasil yang diberikan

Biaya yang harus dibayar nasabah sebagai bentuk dukungan operasional

kegiatan bagi pengelola BMT. Bisanya hal tersebut telah disepakati

bersama antara pihak nasabah dengan BMT

a. ringan (nasabah tidak merasa dirugikan)

b. sedang (sama-sama untung)

c. berat (nasabah merasa rugi)

4. Keaktifan petugas dalam penagihan

Petugas selalu datang untuk mengambil angsuran (aktif), terkadang tidak

datang untuk mengambil angsuran (kurang aktif), angsuran diantarkan

sendiri oleh nasabah (tidak aktif)

a. aktif

b. kurang aktif

c. tidak aktif

Aspek ekonomi (Dampak pembiayaan yang diberikan)

1. Kondisi usaha

a. meningkat b. tetap c. menurun

2. Tingkat pendapatan

a. meningkat b. tetap c. menurun

3. Kesejahteraan keluarga

a. meningkat b. tetap c. menurun

4. Asset yang dimiliki

a. meningkat b. tetap c. menurun

Page 122: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

105

Lampiran 9. Data-Data Nasabah Responden BMT Dana Insani

Jumlah

Pembiayaan yang

Diambil

(Rp)

Jumlah

Karyawan

(orang)

Pengalaman

Usaha

(tahun)

Penerimaan

Usaha (Rp)

Skala Usaha

(Rp)

Pengalaman

Pengambilan

Pembiayaan

(kali)

Jangka

Waktu

Realisasi

(hari)

JangkaWaktu

Angsuran

(bulan)

Dummy

1500000 1 10 1000000 1000000 1 7 12 0

1000000 1 14 1000000 1000000 2 7 12 0

1500000 1 5 500000 1500000 2 7 8 0

2000000 2 10 500000 2000000 3 7 10 0

1000000 2 15 1500000 1000000 5 15 5 0

1500000 1 3 500000 1000000 2 7 8 0

5000000 2 10 6000000 10000000 4 15 10 0

2000000 2 25 750000 2000000 6 7 6 0

500000 1 3 3600000 3000000 6 7 5 0

9000000 2 14 6000000 11000000 2 7 24 0

2000000 2 5 1500000 500000 3 7 10 0

1500000 2 5 7500000 300000 1 7 15 0

3000000 5 2 24800000 24000000 1 2 12 1

3000000 2 5 450000 5500000 5 7 20 0

1000000 3 31 675000 1000000 1 7 12 1

1000000 3 40 450000 525000 1 7 12 1

1000000 5 28 600000 970000 1 7 12 1

1000000 2 30 337500 455000 1 7 12 1

1000000 2 30 337500 455000 1 7 12 1

1000000 2 9 300000 590000 1 7 12 1

Page 123: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN … · BMT Dana Insani adalah salah satu lembaga keuangan mikro di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta yang berlandaskan sistem

106

Lanjutan Lampiran 9.

Jumlah

Pembiayaan yang

Diambil

(Rp)

Jumlah

Karyawan

(orang)

Pengalaman

Usaha

(tahun)

Penerimaan

Usaha (Rp)

Skala Usaha

(Rp)

Pengalaman

Pengambilan

Pembiayaan

(kali)

Jangka

Waktu

Realisasi

(hari)

JangkaWaktu

Angsuran

(bulan)

Dummy

1000000 2 46 337500 455000 1 7 12 1

1000000 3 20 2250000 1625000 1 7 12 1

1000000 3 31 450000 325000 1 7 12 1

1000000 2 40 1125000 860000 1 7 12 1

1000000 4 31 500000 800000 1 7 12 1

1000000 3 21 450000 360000 1 7 12 1

1000000 2 30 125000 600000 1 7 12 1

5000000 5 23 3000000 60000000 2 5 10 0

75000000 3 19 6000000 75000000 1 30 36 1

5000000 3 4 15000000 5000000 4 15 3 0