46
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KELANCARAN KREDIT DAN PENILAIAN KESEHATAN PADA AMARTHA MICROFINANCE DI KABUPATEN BOGOR PUTERI NURANI NUR SYARI’ATI PRAMONO DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

KELANCARAN KREDIT DAN PENILAIAN KESEHATAN

PADA AMARTHA MICROFINANCE

DI KABUPATEN BOGOR

PUTERI NURANI NUR SYARI’ATI PRAMONO

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota
Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-Faktor

yang Memengaruhi Kelancaran Kredit dan Penilaian Kesehatan pada Amartha

Microfinance di Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari

komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan

tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

Puteri Nurani Nur Syari’ati Pramono

NIM H24110079

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

ABSTRAK

PUTERI NURANI NUR SYARI’ATI PRAMONO. Analisis Faktor-Faktor yang

Memengaruhi Kelancaran Kredit dan Penilaian Kesehatan pada Amartha

Microfinance di Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ABDUL KOHAR IRWANTO

dan YUSRINA PERMANASARI.

Amartha Microfinance memiliki nilai Portofolio at Risk > 30 hari sebesar

0% sejak tahun 2011 sampai dengan 2014. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis pengelolaan dan faktor-faktor yang memengaruhi kelancaran kredit

serta menganalisis tingkat kesehatan dan peramalan keuangan. Penelitian ini

menggunakan analisis deskriptif, analisis faktor, analisis rasio, analisis tren dan

peramalan. Hasil penelitian menunjukkan kunci utama pengelolaan penyaluran

kredit adalah proses pembentukan kelompok yang dilakukan sendiri oleh anggota,

sistem tanggung renteng selalu berjalan, serta disiplin kehadiran dan angsuran

zero tollerant. Faktor SDM yang memengaruhi kelancaran kredit adalah aspek

moral hazard dan morale hazard masing-masing sebesar 75.1%, sedangkan faktor

anggota yang memengaruhi kelancaran kredit adalah aspek capital sebesar 64.3%,

aspek capacity 52.2% dan aspek character 50.2%. Rasio likuiditas dan

solvabilitas berada pada kondisi sehat, peramalan rasio likuiditas dan solvabilitas

cenderung menurun.

Kata kunci : kelancaran kredit, kesehatan keuangan, lembaga keuangan mikro,

portofolio at risk

ABSTRACT

PUTERI NURANI NUR SYARI'ATI PRAMONO. Analysis of Factors Affecting

Performing Loan and Health Assessment on Amartha Microfinance in Bogor

Regency. Supervised by ABDUL KOHAR IRWANTO and YUSRINA

PERMANASARI.

Amartha Microfinance has a Portfolio at Risk value > 30 days on 0% since

2011 until 2014. This research aimed to analyze how Amartha organizes its credit

and factors of human resources and customer that affecting performing loan and

analyze the level of financial health and forecasting. This research used

descriptive analysis, factor analysis, ratio analysis, trend analysis and forecasting.

The results showed the key factors on credit organizations are the community-

making system that is chosen personally by its members, back-up funding system

that is always happened, absencing dedications and zero tollerant paying. Human

resources factors affecting performing loan were moral hazard and morale hazard,

respectively by 75.1%, while the customer factors that affecting performing loan

were capital aspect amounted to 64.3%, capacity aspects 52.2% and of the

character aspect of 50.2%. Liquidity and solvency ratios were at a healthy

condition, forecasting liquidity and solvency ratios tend to decrease.

Keywords : financial health, microfinance institutions, performing loan, portfolio

at risk

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

KELANCARAN KREDIT DAN PENILAIAN KESEHATAN

PADA AMARTHA MICROFINANCE

DI KABUPATEN BOGOR

PUTERI NURANI NUR SYARI’ATI PRAMONO

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota
Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota
Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas

segala limpahan hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya ilmiah yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelancaran

Kredit dan Penilaian Kesehatan pada Amartha Microfinance di Kabupaten Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Abdul Kohar Irwanto,

MSc dan Ibu Yusrina Permanasari, SSos, ME selaku pembimbing yang begitu

sabar sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Ayahanda, Ibunda,

Adik-Adik, serta seluruh keluarga dan teman-teman Kamajaya 48 dan Manajemen

48 yang membantu penulis dari segi moril maupun materiil. Semoga karya ilmiah

ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015

Puteri Nurani Nur Syari’ati Pramono

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 3 Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 4

Lembaga Keuangan Mikro 4 Kredit 4 Risiko Kredit 5

Studi Terdahulu yang Relevan 6

METODE 6 Kerangka Pemikiran 6

Lokasi dan Waktu Penelitian 7 Jenis dan Sumber Data 7

Metode Pengumpulan Data 8 Metode Pengambilan Sampel 8 Uji Instrumen 9

Pengolahan dan Analisis Data 9

HASIL DAN PEMBAHASAN 12

Gambaran Umum Amartha Microfinance 12 Pengelolaan Penyaluran Kredit Amartha 13 Faktor-faktor yang Memengaruhi Gagal Bayar 16 Kesehatan Keuangan Amartha serta Tren dan Peramalannya 19

Implikasi Manajerial 22

SIMPULAN DAN SARAN 22

DAFTAR PUSTAKA 23

LAMPIRAN 26

RIWAYAT HIDUP 36

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

DAFTAR TABEL

1 Communalities SDM 16 2 Communalities anggota 17

3 Peramalan rasio likuiditas 20

DAFTAR GAMBAR

1 Peningkatan penyaluran kredit Amartha 2 2 Kerangka pemikiran penelitian 7

3 Grafik rasio likuiditas 19 4 Analisis tren solvabilitas 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Tabel studi terdahulu yang relevan 26 2 Uji validitas dan reliabilitas SDM 26 3 Uji validitas dan reliabilitas anggota 27

4 Analisis faktor indikator dan variabel SDM 27 5 Analisis faktor indikator dan variabel anggota 29

6 Rasio likuiditas 34 7 Rasio solvabilitas 35

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lembaga keuangan non bank saat ini menjadi perhatian utama pemerintah,

khususnya Otoritas Jasa Keuangan. Pemberdayaan lembaga keuangan non bank

dimaksudkan untuk memberikan kontribusi dalam pengentasan kemiskinan di

Indonesia. Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah

lembaga keuangan mikro. Perhatian pemerintah tersebut terbukti dengan

diberlakukannya UU No 1 tahun 2013 pada 8 Januari 2015 dan Peraturan OJK No

12, 13 dan 14 tahun 2014 yang mendukung UU tersebut. Lembaga keuangan

mikro seperti yang didefinisikan oleh Undang-undang Republik Indonesia Nomor

1 Tahun 2013 merupakan lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk

memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik

melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan

masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi

pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.

Kabupaten Bogor menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2013)

merupakan kabupaten dengan jumlah keluarga prasejahtera sebesar 195 706 atau

15.7% dari keseluruhan jumlah keluarga di kabupaten Bogor pada tahun 2013, hal

ini mengindikasikan bahwa masih banyak masyarakat di kabupaten Bogor yang

membutuhkan bantuan untuk diangkat menjadi keluarga sejahtera. Lembaga

keuangan mikro memiliki dua bentuk badan hukum, yaitu koperasi dan perseroan

terbatas. Data Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor serta Sekretariat

Bagian Ekonomi Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor menunjukkan pada tahun

2013 hanya terdapat 65 koperasi yang tergolong lembaga keuangan mikro dan 1

lembaga keuangan mikro dalam bentuk perseroan terbatas. Jika dibandingkan

dengan jumlah keluarga prasejahtera yang ada di kabupaten Bogor,

perbandingannya cukup besar yaitu 1 : 2 965. Oleh karena itu sangat diperlukan

lembaga keuangan mikro yang memiliki sistem pembiayaan yang baik untuk

memberikan bantuan pada masyarakat agar terbebas dari kondisi kemiskinan dan

prasejahtera dengan memberikan pinjaman modal dan pelatihan kewirausahaan.

Lembaga keuangan mikro juga dibutuhkan agar masyarakat tidak melakukan

pinjaman pada rentenir yang memiliki bunga sangat tinggi sehingga tidak semakin

memperburuk kondisi keuangan keluarga.

Amartha Microfinance merupakan salah satu lembaga keuangan mikro di

Kabupaten Bogor yang berbadan hukum koperasi dengan sistem pembiayaan

syariah tanpa jaminan. Lembaga ini telah membantu masyarakat 67 desa di

Kabupaten Bogor yang jauh dari jangkauan perbankan dengan jumlah anggota per

Desember 2014 adalah sebesar 6 763 anggota dan 100% adalah perempuan (4th

Quarterly Report Amartha Microfinance 2014).

Sistem pembiayaan yang dilakukan tanpa jaminan tentunya memiliki

risiko yang sangat tinggi terkait dengan kemampuan anggota dalam

mengembalikan pinjaman yang telah disalurkan. Setiap lembaga keuangan mikro

sangat identik dengan risiko kredit yang menyebabkan non performing loan

(lembaga keuangan mikro menyebutnya PAR atau portofolio at risk > 30 hari)

pada lembaga tersebut tinggi. Sedangkan pada Amartha, sejak tahun 2011 sampai

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

2

dengan tahun 2014 memiliki PAR>30 hari sebesar 0%. Tetapi selama 2 tahun

terakhir sejak April 2013 sampai dengan Maret 2015, jumlah penyaluran kredit

Amartha semakin meningkat, dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Peningkatan penyaluran kredit Amartha

Kenaikan jumlah penyaluran kredit disertai dengan nilai PAR > 30 hari

yang selalu 0% memicu pertanyaan apakah lembaga ini tidak memiliki risiko

kredit sama sekali dan bagaimana sistem yang dilakukan oleh Amartha selama ini

untuk mempertahankan nilai PAR > 30 hari selalu pada angka nol. Oleh karena itu,

diperlukan analisa sistem manajemen risiko kredit yang dilakukan oleh Amartha

Microfinance dengan menganalisa faktor-faktor apa saja yang memengaruhi

kelancaran kredit, untuk mengetahui bagaimana harus mengelola risiko tersebut

dengan baik untuk kelangsungan lembaga ini ke depannya.

Perumusan Masalah

Risiko kredit merupakan risiko yang dapat dikelola, tetapi tidak semua

lembaga keuangan mikro dapat mengelola risikonya dengan baik. Gagal bayar

merupakan indikator apakah risiko kredit pada lembaga keuangan mikro bisa

dikatakan baik atau tidak dengan melihat angka PAR > 30 hari yang dihasilkan

lembaga setiap periodenya. Oleh karena itu, diperlukan analisis lebih lanjut serta

peramalan yang dapat digunakan untuk mengantisipasi risiko pada Amartha

Microfinance yang terjadi ke depannya. Berdasarkan latar belakang yang telah

dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelolaan penyaluran kredit yang dilakukan oleh lembaga

sehingga PAR > 30 hari menjadi nol persen?

2. Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota yang memengaruhi kelancaran

kredit sehingga PAR > 30 hari menjadi nol persen?

3. Bagaimana kesehatan keuangan serta tren dan peramalan dilihat dari rasio

likuiditas dan solvabilitas?

02468

101214161820

Jum

lah (

mil

iar

rup

iah)

Penyaluran Kredit

Waktu (bulan)

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagi berikut :

1. Menganalisis pengelolaan penyaluran kredit yang dilakukan oleh lembaga

sehingga PAR > 30 hari menjadi nol persen.

2. Menganalisis apa saja faktor-faktor SDM dan anggota yang memengaruhi

kelancaran kredit sehingga PAR > 30 hari menjadi nol persen.

3. Menganalisis kesehatan keuangan serta tren dan peramalan dilihat dari rasio

likuiditas dan solvabilitas.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan bagi peneliti ketika melakukan penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menerapkan

konsep dan teori yang selama ini dipelajari di bangku kuliah pada keadaan

yang sebenarnya.

2. Bagi lembaga

Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengelola risiko

kredit yang dihadapi dengan baik.

3. Bagi pihak lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya

agar dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik, serta diharapkan mampu

membantu masyarakat untuk belajar mengenai risiko kredit terutama faktor-

faktor yang memengaruhi gagal bayar.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini terbatas pada pembahasan mengenai risiko kredit saja

terutama faktor gagal bayar, risiko-risko lain seperti risiko pasar dan operasional

tidak dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan pada satu lembaga

keuangan mikro yaitu Amartha Microfinance yang terletak di Kabupaten Bogor

sebagai lembaga keuangan yang perlu untuk dikaji mengenai sistem manajemen

risiko kreditnya. Amartha memiliki 6 cabang perusahaan, tetapi dalam penelitian

ini hanya berfokus di Ciseeng sebagai lokasi pusat dari Amartha karena

keterbatasan waktu, tenaga serta biaya dari peneliti, dan agar lebih efektif dan

efisien dalam pengambilan data.

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

4

TINJAUAN PUSTAKA

Lembaga Keuangan Mikro

Lembaga keuangan mikro merupakan sebuah institusi yang memiliki

tujuan profit dan sosial, kegiatan dari lembaga ini lebih bersifat community

development tetapi tanpa mengesampingkan peran utama sebagai lembaga

intermediasi keuangan (Bagaskara 2013). Lembaga keuangan mikro mempunyai

aktivitas berupa simpan pinjam dan juga mendorong anggotanya agar memiliki

kesadaran untuk menabung, terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Menurut

UU No 1 tahun 2013, tujuan dari lembaga keuangan mikro adalah :

1. Meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat;

2. Membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas

masyarakat; dan

3. Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama

masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah

Sedangkan kegiatan usaha dari lembaga keuangan mikro adalah :

1. Kegiatan usaha LKM meliputi jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan

masyarakat, baik melalui Pinjaman atau Pembiayaan dalam usaha skala mikro

kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan Simpanan, maupun pemberian

jasa konsultasi pengembangan usaha.

2. Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dapat dilakukan secara konvensional

atau berdasarkan Prinsip Syariah.

Jenis-jenis lembaga keuangan mikro yang dimaksud menurut Otoritas Jasa

Keuangan (2015) adalah sebagai berikut :

1. Bank Desa

2. Lumbung Desa

3. Bank Pasar

4. Bank Pegawai

5. Badan Kredit

Desa (BKD)

6. Badan Kredit

Kecamatan

(BKK)

7. Kredit Usaha

Rakyat Kecil

(KURK)

8. Lembaga

Perkreditan

Kecamatan (LPK)

9. Bank Karya

Produksi (BKPD)

10. Badan Usaha

Kredit Pedesaan

(BUKP)

11. Baitul Maal wa Tamwil

(BMT)

12. Baitul Tamwil

Muhammadiyah (BTM)

13. Dan/atau lembaga-lembaga

lainnya yang dipersamakan

dengan itu

Kredit

Pengertian Kredit

Kredit merupakan istilah dari bahasa Latin “credere” yang berarti

kepercayaan (Usman 2003). Sedangkan kredit menurut UU No. 10 tahun 1998

merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

yang berdasarkan pada kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

5

lain yang mengharuskan peminjam mengembalikan pinjamannya dalam jangka

waktu tertentu dan dengan pemberian bunga pada setiap pinjaman.

Prinsip Kredit

Prinsip kredit yang digunakan untuk mengukur risiko gagal bayar suatu

perusahaan menurut Djohanputro (2008) dikenal dengan 5C yaitu :

1. Character

Karakter ini berkaitan dengan sikap atau perilaku calon debitur dalam

keinginannya untuk memenuhi atau membayar kewajiban.

2. Capacity

Kapasitas menunjukkan kemampuan dari calon debitur dalam membayar

kewajiban pinjam-meminjam.

3. Capital

Kapital dapat dilihat dari perbandingan antara pinjaman dan modal sendiri

dari calon debitur, sejauh mana modal yang dimiliki dalam membayar

pinjaman yang telah dilakukan.

4. Collateral

Jaminan merupakan piranti pengaman pinjaman yang diberikan oleh debitur

yang digunakan apabila debitur menyatakan tidak dapat membayar dan

pinjaman tidak mungkin direstrukturisasi.

5. Condition

Kondisi ini mengacu pada kondisi eksternal perusahaan yang memengaruhi

kelangsungan perusahaan, seperti kondisi ekonomi, politik, selera konsumen,

lingkungan, dan faktor lain yang terkait dengan kepentingan pihak tertentu

(stakeholders).

Risiko Kredit

Pengertian Risiko

Djohanputro (2008) mengungkapkan bahwa risiko merupakan

ketidakpastian yang telah diketahui probabilitas kejadiannya. Menurut Silalahi

(1997) dalam Umar (2001), risiko merupakan potensi atau kesempatan akan

timbul kerugian pada suatu hal, serta penyimpangan yang terjadi yang tidak sesuai

dengan keinginan yang diharapkan.

Manajemen Risiko

Manajemen risiko merupakan pengelolaan risiko yang dilakukan organisasi

agar organisasi dapat bertahan dan dapat mengelola risiko secara optimal (Hanafi,

2009). Sedangkan menurut Ali (2006) manajemen risiko merupakan proses yang

dilakukan secara berkelanjutan untuk menekan pengaruh dari risiko buruk yang

terjadi.

Risiko Kredit

Menurut Ali (2006) risiko kredit merupakan sebuah risiko kerugian kredit

yang diderita oleh suatu bank akibat counterparty tidak mampu memenuhi

kewajibannya pada saat masa jatuh tempo pembayaran. Seperti yang dipaparkan

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

6

oleh Hanafi (2009) risiko kredit akan terjadi jika counterparty tidak dapat

memenuhi kewajiban pembayaran kredit yang dilakukan.

Portfolio at Risk (PAR)

LKM menggolongkan kolektibilitas menggunakan istilah yang berbeda

yaitu PAR (Portfolio at Risk), dan sebagian besar LKM di dunia menggolongkan

PAR berdasarkan kelipatan setiap 30 hari tunggakan. Sedangkan kredit yang

digolongkan sebagai Non Performing Loan (NPL) apabila kredit tersebut

termasuk dalam kategori PAR > 30 hari. Penggolongan PAR adalah sebagai

berikut (Microsave 2008 dalam Rachmawan 2014) :

1. PAR 0 hari : tunggakan 0

2. PAR 1 – 30 hari : tunggakan 1 sd 30 hari

3. PAR 31 – 90 hari : tunggakan 31 sd 90 hari

4. PAR 91 – 180 hari : tunggakan 91 sd 180 hari

5. PAR > 180 hari : tunggakan lebih dari 180 hari

Portfolio at risk atau portofolio berisiko merupakan sisa pokok pinjaman

yang belum terbayar dari semua pinjaman yang tertunggak. PAR digunakan untuk

mengukur nilai pinjaman berisiko terhadap total portofolio pinjaman. Pinjaman

berisiko tersebut terdiri dari pinjaman yang mengalami keterlambatan lebih dari

30 hari atau PAR > 30 hari (Tim Penyusun Panduan Pengembangan LKMP di

Maluku 2012).

Studi Terdahulu yang Relevan

Ketiga studi terdahulu yang relevan menjelaskan mengenai faktor-faktor

yang memengaruhi risiko kredit, sedangkan penelitian ini juga membahas

mengenai risiko kredit tetapi lebih tepatnya membahas faktor-faktor yang

memengaruhi kelancaran kredit dari suatu lembaga keuangan mikro. Metode yang

umum digunakan dalam penelitian terdahulu adalah analisis deskriptif serta

regresi, tetapi dalam penelitian ini menggunakan metode analisis faktor. Rincian

mengenai penelitian terdahulu yang relevan dapat dilihat pada Lampiran 1.

METODE

Kerangka Pemikiran

Seluruh lembaga keuangan mikro pasti memiliki risiko kredit, baik dengan

kapasitas risiko yang rendah maupun tinggi. Risiko kredit tersebut biasanya

diukur dengan seberapa banyak anggota yang mengalami kredit macet atau

bahkan gagal bayar. Tetapi Amartha memiliki nilai PAR > 30 hari sebesar nol

persen. Lebih lanjut, sistem manajemen yang baik perlu dilihat mulai dari cara

pengelolaan kredit yang dilakukan oleh Amartha, faktor-faktor SDM dan anggota

apa saja yang selama ini memengaruhi kelancaran kredit Amartha, serta

bagaimana tingkat kesehatan keuangan sekaligus tren dan peramalan dari

kesehatan tersebut selama 2 tahun terakhir. Ketiga analisis tersebut dapat

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

7

dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis faktor, serta analisis

rasio dan tren berturut-turut. Selanjutnya dapat dianalisis implikasi manajerial dan

rekomendasi strategi apa yang dapat diterapkan pada Amartha kedepannya.

Kerangka Pemikiran Penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Amartha Microfinance yang berlokasi di Bukit

Indraprasta D3/No. 1 Telaga Kahuripan, Parung, Kabupaten Bogor. Waktu

penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu Maret sampai dengan Mei 2015.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer terdiri dari data yang didapatkan langsung dari sumber

yaitu berupa hasil survey menggunakan kuesioner dengan SDM Amartha

Microfinance serta anggota. Sedangkan data sekunder terdiri dari laporan

keuangan Amartha, studi pustaka yang berasal dari buku, jurnal, skripsi, thesis,

dan media elektronik.

Amartha Microfinance

PAR > 30 hari = 0%

Pengelolaan

penyaluran kredit Faktor SDM dan

nasabah yang

memengaruhi

Kelancaran kredit

Kesehatan keuangan

serta tren dan peramalan

1. Likuiditas

2. Solvabilitas

Analisis deskriptif Analisis faktor Analisis rasio serta tren

dan peramalan

Implikasi manajerial

Rekomendasi strategi

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

8

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data mengenai manajemen risiko kredit pada Amartha

Microfinance adalah sebagai berikut :

1. Survey dan wawancara

Survey dilakukan dengan cara memberikan kuesioner pada sejumlah

anggota dan juga SDM Amartha. Sedangkan wawancara dilakukan dengan

pihak manajemen Amartha yang memiliki keterkaitan dengan penelitian

ini.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan data secara sekunder

yang dilakukan dengan analisis data keuangan historis Amartha

Microfinance serta studi literatur, penelusuran, dan kepustakaan, buku,

media cetak dan media elektronik.

Metode Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling yaitu

pengambilan sampel secara acak untuk sampel anggota, seperti menurut Umar

(2001) semua populasi (anggota) pada probability sampling dianggap memiliki

peluang yang sama untuk dijadikan sampel, dan metode yang digunakan adalah

simple random sampling. Populasi yang cukup besar membuat penelitian ini harus

membatasi jumlah sampel, dan jumlah sampel yang akan diambil yaitu

menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi ( )

sebesar 10% dengan rumus 1.

.....................................................(1)

Keterangan :

= Jumlah sampel

= Populasi

= Tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi

Jumlah anggota cabang Ciseeng sebanyak 1 927 anggota per akhir april

2015. Oleh karena itu setelah dimasukkan kedalam rumus Slovin, sampel yang

diambil yaitu sebanyak :

Setelah dilakukan pembulatan keatas maka didapatkan responden sebanyak 96

anggota. Sedangkan responden dari SDM Amartha diambil secara sensus, yaitu

dengan memberikan kuesioner kepada seluruh karyawan di kantor cabang Ciseeng

dan kantor pusat yang berada di Ciseeng karena keterbatasan SDM yaitu sebanyak

9 karyawan di kantor cabang dan 23 karyawan di kantor pusat, agar data yang

digunakan dapat diuji validitas dan reliabilitasnya.

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

9

Uji Instrumen

Uji Validitas

Suliyanto (2005) menjelaskan bahwa validitas merupakan sejauh mana

ketepatan dan kecermatan yang dapat dihasilkan oleh suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya. Jadi valid atau tidaknya suatu alat ukur tergantung

pada sejauh mana kemampuan alat tersebut mengukur objek dengan cermat dan

tepat. Suatu alat ukur yang tepat, belum temtu cermat. Oleh karena itu instrumen

tersebut harus dapat memberikan gambaran yang cermat mengenai data yang diuji,

gambaran yang cermat adalah gambaran tentang perbedaan yang sekecil-kecilnya

antara suatu objek dengan objek yang lain. Setelah dilakukan uji validitas, dari 13

pertanyaan untuk anggota dan 6 pertanyaan untuk SDM menunjukkan

keseluruhan pertanyaan valid atau setiap pertanyaan memiliki nilai sign. < 0.05.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas menggambarkan sejauh mana hasil dari suatu pengukuran

dapat dipercaya (Suliyanto 2005). Jika suatu hasil pengukuran dilakukan secara

berulang kali dan menghasilkan hasil yang relatif sama, maka pengukuran tersebut

bisa dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Meskipun demikian tetap

ada batas toleransi dari perbedaan hasil pengukuran, tetapi jika perbedaan tersebut

terlalu besar, maka dapat dikatakan hasil pengukuran tersebut tidak reliabel.

Setelah dilakukan uji reliabilitas terhadap 13 pertanyaan dari kuesioner anggota,

maka didapatkan hasil Alpa Cronbach’s sebesar 0.624 atau lebih dari batas

minimum nilai Alpha yaitu 0.6 (Bahri dan Zamzam 2014). Sedangkan hasil uji

reliabilitas dari 6 pertanyaan yang diajukan pada karyawan Amartha

menghasilkan nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0.8 artinya seluruh pertanyaan

reliabel.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 5 alat

analisis yaitu analisis deskriptif, analisis faktor, analisis rasio, peramalan serta

analisis tren.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu bentuk transformasi dari data-data

mentah menjadi suatu informasi yang mudah dimengerti dan diterjemahkan

(Wibisono 2002). Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk

menjelaskan secara merinci tentang sistem pengelolaan kredit dari Amartha.

Analisis Faktor

Analisis faktor menurut Widagdo dan Widayat (2011) merupakan suatu

analisis yang digunakan untuk meringkas variabel dengan jumlah yang banyak

kedalam satu atau beberapa faktor. Analisis faktor banyak digunakan untuk

penelitian eksplorasi, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan pada

penelitian eksplanasi atau sekedar menguji instrumen atau alat penelitian untuk

mengambil data penelitian, yaitu validitas instrumen. Sedangkan menurut

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

10

Suliyanto (2005), analisis faktor merupaka suatu teknik untuk menganalisis

tentang ketergantungan dari beberapa variabel dengan tujuan untuk

menyederhanakan beberapa variabel yang saling berhubungan menjadi sejumlah

faktor yang lebih sedikit daripada variabel yang diteliti, dan juga dapat

menggambarkan tentang struktur data dari suatu penelitian. Tahapan yang harus

dilakukan dalam analisis faktor adalah sebagai berikut :

1. Menentukan variabel-variabel yang akan dianalisis

a. Faktor SDM terdiri dari variabel/aspek moral hazard dan morale hazard

(Gumayantika dan Irwanto 2010). Indikator moral hazard terdiri dari

kesengajaan membantu saudara yang menjadi anggota meskipun tidak

layak dan kesengajaan tidak melakukan survey ke rumah calon anggota

karena malas. Sedangkan indikator dari morale hazard terdiri dari

kejujuran, integritas, kerja keras, dan motivasi.

b. Faktor anggota terdiri dari variabel/aspek 5C (Hanis dan Nursyamsi 2013).

Tetapi dalam penelitian ini, karena Amartha tidak menggunakan jaminan,

maka aspek collateral tidak dianalisis. Indikator dari aspek character

terdiri dari anggota merasa diri sendiri adalah jaminan di Amartha, rasa

malu saat tidak dapat membayar angsuran, menghindari tanggung renteng,

dan mendahulukan angsuran daripada kebutuhan lain. Aspek capacity

terdiri dari catatan pendapatan usaha, pinjaman dana di tempat lain,

penyisihan uang angsuran dari pendapatan, dan sumber pendapatan lain.

Aspek capital terdiri dari pendapatan setiap hari yang tidak menentu,

penggunaan pinjaman, kepemilikan lahan dan tabungan sebagai modal

usaha. Terakhir adalah aspek condition yang terdiri dari bencana alam

yang memengaruhi kemampuan anggota membayar angsuran.

2. Melakukan uji variabel-variabel dengan uji korelasi atau keterkaitan antar

variabel, uji KMO dan MSA.

a. Uji korelasi dilakukan dengan uji Bartlett’s Test of Spericity yaitu uji

statistik yang dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa suatu variabel

tidak saling berkorelasi dalam populasi. Tetapi dalam analisis faktor, hasil

yang diinginkan adalah antarvariabel saling berkorelasi dengan kuat, oleh

karena itu variabel harus memiliki nilai Bartlett hitung > Bartlett tabel atau

Sign < Alpha 5%, hal itu menunjukkan adanya korelasi yang kuat

antarvariabel sehingga pengolahan data dapat dilanjutkan.

b. Uji Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA), uji

KMO menunjukkan indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi

dengan koefisien korelasi parsialnya secara keseluruhan harus kecil. Jika

jumlah kuadrat koefisien korelasi parsial diantara seluruh pasangan

variabel bernilai kecil dibandingkan dengan jumlah kuadrat koefisien

korelasi, maka akan menghasilkan nilai KMO yang mendekati satu.

Sedangkan untuk dapat dilakukan analisis faktor, nilai KMO yang

dianggap cukup adalah jika nilai KMO ≥ 0.5.

c. Uji Measures of Sampling Adequacy memiliki tujuan sama dengan uji

KMO. Untuk dapat dilakukan analisis faktor, nilai MSA yang dianggap

cukup adalah jika nilai MSA ≥ 0.5. Apabila ada variabel yang memiliki

nilai MSA ≤ 0.5, maka variabel tersebut harus dikeluarkan dari analisis

faktor secara bertahap satu persatu karena variabel tidak dapat diprediksi

dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut (Santoso 2010)

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

11

3. Analisis Communalities

Nilai ekstraksi yang terdapat pada tabel communalities menunjukkan

seberapa besar suatu variabel atau aspek mendefinisikan faktor. Atau dengan

kata lain, jumlah varians (bisa dalam presentase) dari suatu variabel mula-

mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada (Santoso 2010). Suatu

variabel dapat dikatakan baik dalam mendefinisikan faktor adalah jika nilai

ekstraksi lebih dari 0.5, begitu pula sebaliknya, sebuah variabel dikatakan

kurang baik dalam mendefinisikan faktor apabila nilai ekstraksi berada

dibawah 0.5.

Tahapan analisis faktor dilakukan sebanyak 2 kali untuk masing-masing faktor,

yaitu proses menentukan keeratan hubungan indikator dengan variabel, dan yang

kedua menentukan keeratan hubungan variabel dengan faktor. Karena kebutuhan

pengolahan hanya sampai dengan tahap ini, maka tahap selanjutnya seperti proses

factoring, rotasi faktor, dan penamaan faktor yang terbentuk tidak dilakukan

dalam penelitian ini.

Analisis Rasio

Analisis rasio merupakan suatu teknik untuk mengetahui secara cepat

kondisi keuangan perusahaan (Rangkuti 2006). Analisis rasio keuangan

digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan saat ini dan untuk memprediksi

kondisi keuangan di masa depan. Analisis rasio keuangan terdiri dari 5 jenis rasio

pengukuran, tetapi pada LKM hanya dilakukan analisis pada rasio likuiditas dan

solvabilitas (Peraturan OJK No. 13 pasal 15 tahun 2014). Rumus dari masing-

masing rasio menurut Peraturan OJK No. 13 pasal 16 dan 17 tahun 2014 adalah

sebagai berikut :

................................(2)

....................................(3)

Batas minimum nilai likuiditas adalah sebesar 3%, jika nilai likuiditas lebih dari

3% maka LKM tersebut dapat dianggap likuid atau sehat. Sedangkan batas

minimum untuk nilai solvabilitas adalah 110%, jika nilai solvabilitas berada pada

angka lebih dari sama dengan 110% maka LKM tersebut dapat dikatakan sehat

atau solvable.

Peramalan

Peramalan menurut Gofur dan Widianti (2013) merupakan teknik yang

digunakan untuk mengidentifikasi model yang dapat digunakan untuk

meramalkan kondisi pada masa yang akan datang. Hasil peramalan tersebut dapat

digunakan untuk membuat perencanaan sebagai dasar pengambilan keputusan di

masa depan. Jenis peramalan ada dua yaitu kualitatif dan kuantitatif, dalam

penelitian ini yang digunakan adalah peramalan kuantitatif menggunakan metode

autoregresi dengan model AR atau Autoregressive. Autoregresi merupakan model

yang dikembangkan untuk menganalisis data runtun waktu (Wibowo, Kusnandar

dan Satyahadewi 2013). Peramalan menggunakan metode ini hanya dilakukan

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

12

pada rasio likuiditas saja karena data bersifat stasioner dan homoskedastik.

Setelah dilakukan uji otokorelasi maka didapatkan rumus 4.

.............................................(4)

Analisis Tren

Analisis tren merupakan suatu teknik analisis laporan keuangan dan

merupakan metode analisis horizontal yang menggambarkan kecenderungan

perubahan suatu pos laporan keuangan selama beberapa periode (Praptiwi dan

Senda 2010). Analisis tren dilakukan pada nilai rasio dari solvabilitas yang

digunakan untuk mengetahui tingkat kesehatan LKM. Analisis tren ini digunakan

untuk mengetahui bagaimana kecenderungan data dan memprediksi peramalan

rasio solvabilitas selama 3 bulan kedepan. Sedangkan asumsi untuk peramalan 3

bulan kedepan dari kedua rasio tersebut adalah ceteris paribus, yaitu semua

variabel lain dianggap konstan atau sama.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Amartha Microfinance

Amartha Microfinance merupakan sebuah lembaga keuangan mikro yang

memiliki badan hukum koperasi dan terdaftar resmi sebagai Koperasi Amartha

Indonesia yang berorientasi pada bisnis sosial. Lembaga ini berdiri sejak tahun

2010 sampai dengan saat ini. Lembaga ini bergerak di bidang pembiayaan dengan

keseluruhan anggota yang dibiayai adalah perempuan. Amartha mengadopsi

sistem dari Grameen Bank yaitu pemberian kredit tanpa agunan yang dilakukan

dengan sistem tanggung renteng per kelompok apabila ada anggota yang

menunggak. Kantor pusat Amartha berada di Bukit Indraprasta D3/No. 1 Telaga

Kahuripan, Parung, Kabupaten Bogor. Amartha memiliki moto “Life for Greater

Purpose” dengan visinya yaitu menjadi LKM skala nasional yang menyediakan

jasa keuangan terjangkau bagi 100 000 keluarga prasejahtera pada tahun 2017.

Sedangkan misi dari Amartha yaitu memfokuskan kepada pelayanan jasa

keuangan terjangkau untuk masyarakat prasejahtera di pelosok pedesaan, sehingga

mereka dapat mengejar kehidupan dengan tujuan yang lebih besar. Misi sosial

tersebut dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui layanan pendidikan

keuangan dasar dan pengorganisasian masyarakat yang melengkapi pelayanan

jasa keuangannya.

Amartha memiliki badan hukum koperasi dan pelaksanaannya berdasar

pada aturan koperasi yang berlaku, tetapi kegiatan usahanya berupa microfinance

karena ingin mengedepankan misi sosial. Amartha telah memiliki 6 cabang usaha

yang tersebar sebagian besar di kabupaten Bogor, dan satu cabang baru berada di

kabupaten Bandung pada awal 2015. Sedangkan saat ini Amartha sedang dalam

proses menuju pembaruan badan hukum yaitu perseroan terbatas (PT).

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

13

Pengelolaan Penyaluran Kredit Amartha

Amartha menerapkan sistem penyaluran kredit yang terintegrasi dan

terkendali, sehingga seluruh tahapan dan prosesnya harus dilakukan dengan

seksama. Berikut tahapan penyaluran kredit yang dilakukan oleh Amartha :

1. Survey wilayah cabang baru

Survey wilayah pada cabang baru dilakukan oleh tim pembukaan wilayah,

yaitu dengan melihat data BPS tentang seberapa banyak penduduk miskin di

wilayah tersebut dan kategori-kategori lain yang mendukung pembukaan

cabang pada wilayah tersebut. Survey lapangan juga dilakukan dengan tujuan

mengetahui situasi dan kondisi sebenarnya dari wilayah tersebut. Jumlah

LKM dan ketersediaan bank pada wilayah tersebut juga menjadi

pertimbangan apakah pembukaan cabang baru berpotensi baik dilakukan di

wilayah tersebut. Setelah semua survey dilakukan, kemudian diputuskan buka

wilayah atau tidak. Ketika keputusan berada pada buka wilayah, maka

langsung diadakan pertemuan umum yaitu sosialisasi mengenai produk-

produk yang dimiliki oleh Amartha yang dilakukan di kantor kelurahan, RT

dan RW. Kemudian setelah penyuluhan tingkat RT, dilakukan pengumpulan

data orang-orang yang ingin melakukan pembiayaan dengan Amartha.

2. Proses pembentukan kelompok dan majelis

Proses pembentukan kelompok ini merupakan tahap awal dalam penyaluran

kredit atau pembiayaan, tetapi proses ini sangat penting dan perlu untuk

diperhatikan. Proses pembentukan kelompok ini dilakukan sendiri oleh

anggota dengan memilih teman sekelompok yang dirasa baik dan dapat

diandalkan.

3. Uji kelayakan

Setiap orang yang ingin melakukan pembiayaan di Amartha harus diuji

apakah layak ataukah tidak. Pengujian kelayakan dilakukan setelah adanya

pembentukan kelompok yang dilakukan oleh anggota sendiri. Uji kelayakan

dilakukan dengan wawancara mendalam dengan calon anggota dan pengisian

formulir uji kelayakan, kemudian melakukan survey tempat tinggal atau

rumah, dan survey mengenai kepribadian dari orang tersebut melalui

tetangga-tetangga yang mengenal orang tersebut.

4. Latihan wajib kumpulan

Ketika uji kelayakan telah selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah dengan

latihan wajib kumpulan yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Latihan

tersebut menjelaskan lebih lanjut kepada anggota apa saja kewajiban yang

harus dilakukan oleh anggota selama menjadi anggota dari Amartha.

5. Pelayanan majelis

Pelayanan majelis pada Amartha dilakukan setiap minggu oleh pendamping

lapang. Setiap pelayanan majelis, harus selalu mengedepankan disiplin

kehadiran dan angsuran. Pelayanan majelis ini memiliki 5 kegiatan utama,

yaitu :

a. Pengajuan

Pengajuan dilakukan ketika anggota baru pertama kali melakukan pinjaman

di Amartha, atau ketika anggota telah menyelesaikan pinjaman di Amartha

dan ingin mengajukan pinjaman selanjutnya. Pengajuan pinjaman pertama

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

14

maksimal Rp1 500 000 dan pinjaman selanjutnya (tahun berikutnya)

maksimal bertambah Rp1 000 000 sejak pengajuan pertama. Pengajuan

pinjaman dilakukan dengan cara anggota memberikan pernyataan kepada

anggota majelisnya kalau anggota tersebut ingin mengajukan pinjaman

sebesar berapa dan untuk apa, kemudian menanyakan apakan seluruh anggota

majelis setuju dan apakah siap untuk tanggung renteng. Ketika semua sudah

terpenuhi, pengajuan pinjaman tersebut baru dapat diproses.

b. Pencairan

Setelah proses pengajuan pinjaman dilakukan, kantor akan melakukan

evaluasi mengenai anggota tersebut, apakah layak untuk diberikan pinjaman

secara penuh dan tepat waktu, atau harus dilakukan penundaan untuk

pencairannya, atau juga harus dikurangi jumlah uang yang dicairkan, tidak

sesuai dengan jumlah uang yang diajukan. Setelah keputusan tersebut didapat,

maka pencairan dilakukan. Uang akan diterima oleh anggota apabila telah

dilaksanakan akad antara anggota dengan pendamping lapang yang

disaksikan oleh seluruh anggota majelis tanpa terkecuali. Proses pengajuan

dan pencairan hanya dapat dilakukan apabila seluruh anggota majelis hadir,

apabila ada satu anggota yang tidak hadir karena alasan apapun, maka

pengajuan dan pencairan tidak dapat dilakukan pada hari tersebut.

c. Angsuran dan tabungan

Angsuran dilaksanakan setiap minggu selama 50 minggu sejak diterimanya

dana pinjaman, oleh karena itu setiap minggu selalu dilaksanakan proses

angsuran yang diikuti dengan tabungan wajib dan atau tabungan sukarela.

Tabungan wajib merupakan tabungan yang menyertai angsuran dan wajib

dibayar setiap minggu dengan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya,

serta hanya dapat diambil ketika anggota tersebut keluar dari Amartha.

Tabungan sukarela merupakan tabungan yang dilakukan sukarela oleh

anggota, waktu dan jumlah tabungannya sesuai dengan kehendak anggota

tersebut dan dapat diambil kapanpun tanpa ada batasan.

d. Pembinaan

Pembinaan oleh pendamping lapang dilakukan setiap minggu dengan materi

yang berbeda-beda setiap minggunya. Pembinaan dilakukan dengan tujuan

untuk menambah wawasan para anggota, baik wawasan tentang pengetahuan

umum maupun mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keuangan dan

wirausaha.

e. Pelaksanaan tanggung renteng

Setiap anggota pasti sudah mengerti mengenai aturan tanggung renteng, yaitu

ketika anggota tidak dapat membayar angsuran dengan alasan apapun,

anggota yang lain harus siap untuk melakukan tanggung renteng, yaitu sistem

pembayaran yang menggunakan uang seluruh anggota (patungan) untuk

membayarkan angsuran anggota yang tidak dapat membayar pada saat itu

6. Home visit

Kunjungan rumah dilakukan kepada seluruh anggota. Kunjungan ini biasanya

dilakukan oleh pendamping lapang, tetapi tidak menutup kemungkinan

Branch Manager atau karyawan lain yang melakukan kunjungan. Kunjungan

rumah dilakukan terutama pada anggota yang tidak hadir pada saat

pembinaan dengan alasan apapun. Kunjungan ini dilakukan untuk

meminimalisir tingkat gagal bayar dan untuk mempererat silaturahmi antara

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

15

pendamping lapang atau karyawan Amartha dengan anggota Amartha itu

sendiri.

7. Penyelesaian tunggakan

Hal terakhir yang menjadi perhatian dalam penyaluran kredit adalah dengan

penyelesaian tunggakan. Penyelesaian tunggakan ini dilakukan untuk anggota

yang bermasalah ketika melakukan kredit di Amartha. Bermasalah dalam hal

ini didefinisikan dengan tidak pernah hadir pada saat pelayanan majelis, tidak

pernah membayar angsuran atau kabur, dan berbagai macam hal lain yang

merugikan anggota majelisnya serta merugikan Amartha.

Proses penyaluran kredit telah secara terang menjelaskan sistem

pengelolaan penyaluran kredit, tetapi jika diperhatikan secara seksama, terdapat 3

poin penting yang dapat dijadikan kunci utama dalam pengelolaan penyaluran

kredit sehingga PAR > 30 hari 0%. Poin pertama ada pada proses pembentukan

kelompok dan majelis yang dilakukan sendiri oleh anggota, pembentukan

kelompok yang dilakukan sendiri oleh anggota mendorong anggota untuk

memilih teman-teman sekelompok yang menurut mereka nyaman. Pemilihan

tersebut pasti juga didorong oleh sikap baik yang dimiliki oleh teman

sekelompoknya. Jika anggota tersebut tidak baik, pasti anggota yang lain tidak

mau menerima. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin akrab satu anggota

kelompok dengan anggota yang lain, semakin baik pula masa depan dari

kelompok tersebut karena tidak akan ada anggota yang melakukan tanggung

renteng. Ketika tidak ada anggota yang melakukan tanggung renteng, maka PAR

> 30 hari akan tetap bertahan pada angka nol persen karena tidak ada anggota

yang macet pembiayaannya atau bahkan gagal bayar.

Poin kedua terletak pada sistem tanggung renteng yang harus terus

berjalan, tanggung renteng ini harus berjalan setiap kali ada anggota yang tidak

dapat membayar angsuran, karena hal ini salah satu cara untuk menghindari risiko

gagal bayar terkait dengan sistem kredit di Amartha yang sama sekali tidak

meminta jaminan dari anggotanya. Tanggung renteng merupakan kunci utama

dari Amartha, karena jaminan dari pembiayaannya bergantung pada tanggung

renteng. Poin 1 diatas menunjukkan pembentukan kelompok yang dilakukan

sendiri akan meminimalisir tanggung renteng yang terjadi, tetapi masih ada angka

“minimal” yang dimungkinkan akan terjadinya tanggung renteng pada suatu

majelis atau kelompok. Tidak menjadi masalah ketika terdapat tanggung renteng,

tetapi anggota yang lain mau menanggung angsuran anggota yang tanggung

renteng tersebut. Lain masalahnya bila terdapat anggota yang tanggung renteng,

tetapi anggota yang lain tidak mau menanggungnya, maka akan muncul angka

adanya tunggakan atau kredit macet pada laporan keuangan Amartha. Oleh karena

itu, kunci dari pertahanan PAR > 30 hari tetap pada angka nol persen selama ini

adalah tanggung renteng yang selalu berjalan pada setiap kelompok dan juga

majelis. Ketika ada anggota yang tanggung renteng dan anggota lain mau

menanggung angsurannya, maka laporan keuangan mengenai kredit macet akan

terselamatkan dan PAR > 30 hari akan bertahan pada angka nol persen.

Poin terakhir ada pada disiplin kehadiran dan angsuran zero tolerant,

disiplin merupakan kunci sukses saat melakukan pertemuan atau pelayanan

majelis. Kedisiplinan dimulai dari pendamping lapang yang memberikan contoh

kepada para anggota untuk tidak terlambat dan hadir maksimal 15 menit sebelum

pelayanan dimulai. Hal ini akan mendorong anggota untuk ikut menjadi disiplin.

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

16

Disiplin dalam hal ini tidak hanya disiplin tentang kehadiran, tetapi angsuran juga.

Disiplin kehadiran juga berarti bahwa tidak akan absen selama pelayanan

berlangsung yaitu sepanjang 50 minggu harus selalu hadir pelayanan apapun yang

terjadi, karena sudah menjadi perjanjian di awal bahwa kehadiran merupakan

jaminannya. Ketika ketidakhadiran menjadi sesuatu yang dibiasakan, maka

peluang gagal bayar juga akan semakin tinggi, karena ketidakhadiran

mengindikasikan bahwa anggota tersebut bisa saja kabur dan tidak mau

membayar angsuran. Oleh karena itu, tidak ada toleransi untuk tidak hadir pada

pelayanan dan pembayaran angsuran. Jika anggota tidak hadir, maka pendamping

lapang harus segera menindaklanjuti dengan mendatangi rumah anggota yang

tidak hadir tersebut, dan menanyakan apa alasan anggota tersebut tidak hadir pada

pertemuan mingguan. Poin disiplin ini menjadi salah satu kunci untuk tetap

mempertahankan anggota agar tetap hadir dan membayar angsuran. Jika anggota

suatu majelis memiliki kedisiplinan tinggi terhadap kehadiran dan pembayaran

angsuran, maka sudah dapat dipastikan bahwa PAR > 30 hari tidak akan terusik

dan akan tetap pada angka nol persen.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kelancaran Kredit

Faktor Sumber Daya Manusia

Menurut Gumayantika dan Irwanto (2010), aspek SDM yang

memengaruhi risiko kredit dalam hal ini gagal bayar terdiri dari moral hazard dan

morale hazard. Moral hazard merupakan suatu tindakan yang secara sengaja

dilakukan oleh karyawan untuk kepentingan dirinya sendiri dan merugikan

perusahaan sehingga menimbulkan risiko kredit. Sedangkan morale hazard

merupakan tindakan kurang hati-hati yang dilakukan oleh karyawan pada saat

melakukan transaksi dengan anggota sehingga menimbulkan risiko kredit, hal ini

erat kaitannya dengan mutu SDM pada perusahaan tersebut. Penelitian ini

menggunakan aspek tersebut untuk menganalisis faktor SDM. Hasil dari analisis

faktor setelah dilakukan pengolahan data hasil kuesioner yang dibagikan kepada

32 karyawan Amartha mulai dari pengujian kelayakan indikator dan variabel

sampai dengan hasil analisis communalities (lihat Lampiran 5) menunjukkan

bahwa moral hazard dan morale hazard memiliki tingkat kepentingan yang sama,

hal ini ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Communalities SDM

Variabel/Aspek Nilai

Ekstraksi Indikator Nilai Ekstraksi

Moral Hazard 0.751 Meloloskan anggota yang tidak layak

karena saudara 0.804

Tidak melakukan survey karena malas 0.821

Morale Hazard 0.751 Kejujuran 0.691

Integritas 0.716

Kerja Keras 0.813

Nilai ekstraksi pada Tabel 3 menunjukkan kekuatan aspek tersebut dalam

mendefinisikan faktor SDM yang berpengaruh pada gagal bayar. Moral hazard

dan morale hazard masing-masing menunjukkan nilai 0.751 atau 75.1%, dapat

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

17

dikatakan bahwa kedua aspek tersebut sama-sama kuat dalam mendefinisikan

faktor SDM karena kedua nilai tersebut berada di atas 0.5. Atau dapat dikatakan

bahwa aspek moral hazard dan morale hazard dapat mendefinisikan faktor SDM

sebesar masing-masing 75.1%. Sedangkan komponen atau indikator dari moral

hazard yang paling besar mendefinisikan aspek/variabel adalah tidak melakukan

survey pada calon anggota karena malas dengan nilai ekstraksi sebesar 0.821 atau

82.1%. Indikator selanjutnya yaitu meloloskan anggota yang tidak layak karena

saudara dengan nilai ekstraksi sebesar 0.804 atau 80.4%. Nilai ekstraksi dari

indikator dapat dikatakan cukup tinggi karena mendekati 1, oleh karena itu perlu

perhatian khusus dari perusahaan tentang hal-hal tersebut.

Variabel atau aspek dari faktor SDM selanjutnya adalah morale hazard

dengan indikator yang dapat mendefinisikan variabel paling tinggi adalah kerja

keras dengan nilai ekstraksi sebesar 0.813 atau 81.3%, kemudian indikator

integritas dapat mendefinisikan variabel sebesar 0.716 atau 71.6%, dan terakhir

adalah indikator kejujuran yang dapar mendifinisikan variabel sebesar 0.691 atau

69.1%. SDM memang sangat penting dan sangat erat kaitannya dengan gagal

bayar. Amartha sendiri memiliki aturan-aturan khusus yang dilakukan untuk

mengantisipasi terjadinya hazard yang dapat merugikan perusahaan. Salah

satunya adalah dengan sistem perekrutan yang selektif, pengadaan pelatihan

sebelum resmi bekerja dan melakukan evaluasi kinerja selama kurang lebih 6

bulan sekali untuk melihat kinerja karyawan.

Faktor Anggota

Hanis dan Nusyamsi (2013) menyebutkan bahwa prasyarat kredit (5C)

memiliki pengaruh terhadap kelancaran pembayaran kredit oleh anggota. Tetapi

dalam kasus pada Amartha, lembaga ini tidak menggunakan jaminan sehingga

aspek collateral dihilangkan dalam pengambilan sampai dengan pengolahan data.

Berdasarkan aspek 4C (character, capacity, capital dan condition) yang telah

dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 96 anggota Amartha yang

diambil secara acak, menggunakan analisis faktor dari proses uji indikator dan

variabel sampai dengan tahap analisis communalities (lihat Lampiran 6)

didapatkan hasil pada Tabel 2.

Tabel 2 Communalities anggota

Variabel/Aspek Nilai

Ekstraksi Indikator Nilai Ekstraksi

Character 0.502 Merasa diri sendiri adalah jaminan 0.683

Malu saat tidak dapat membayar angsuran 0.779

Menghindari tanggung renteng 0.596

Mendahulukan angsuran daripada

kebutuhan lain 0.258

Capacity 0.522 Pendapatan di luar usaha 0.601

Capital 0.643 Pendapatan tidak menentu 0.690

Penggunaan pinjaman untuk modal usaha 0.758

Memiliki lahan untuk usaha 0.602

Memiliki tabungan untuk usaha 0.405

Analisis awal dilakukan menggunakan 4C, tetapi pada tahap pegujian

MSA atau Measure of Sampling Adequacy menunjukkan bahwa aspek condition

memiliki nilai MSA < 0.5, sehingga aspek tersebut tidak dapat dilanjutkan ke

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

18

pengolahan lebih lanjut karena aspek tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak

dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil dari pengolahan tanpa menggunakan condition

didapatkan hasil ekstraksi terbesar ada pada aspek capital yaitu sebesar 0.643 atau

64.3%. Aspek ini cukup kuat dalam mendefiniskan faktor anggota karena

memiliki nilai diatas 0.5. Atau dapat dikatakan bahwa aspek capital dapat

mendefinisikan faktor nasabar sebesar 64.3%. Selama ini Amartha memiliki

anggota yang memiliki aspek capital yang perlu untuk diperhatikan, indikator

terpenting yang dapat mendefinisikan aspek capital adalah penggunaan pinjaman

untuk modal usaha dengan nilai ekstraksi sebesar 0.758 atau 75.8%. Indikator

terpenting selanjutnya adalah pendapatan yang tidak menentu dengan nilai 0.690

atau 69.0% dapat mendefinisikan aspek. Indikator ketiga dari aspek capital

dengan nilai 0.602 atau 60.2% dapat mendefinisikan aspek yaitu kepemilikan

lahan untuk modal usaha. Sedangkan indikator terakhir yaitu memiliki tabungan

untuk modal usaha dengan nilai ekstraksi sebesar 0.405 atau 40.5%, indikator ini

tidak terlalu kuat mendefinisikan variabel karena berada di bawah 0.5. Indikator-

indikator tersebut penting untuk diperhatikan, karena jika tidak diperhatikan

dengan baik akan berdampak pada gagal bayar oleh anggota. Meskipun tanggung

renteng tetap berjalan, jika anggota terus menerus tidak dapat membayar angsuran

akan menyebabkan kerugian pada anggota yang lain dan berdampak buruk lebih

lanjut.

Aspek kedua yang dengan kuat dapat mendefinisikan faktor anggota

adalah aspek capacity. Aspek ini memiliki nilai ekstraksi sebesar 0.522 atau

52.2% dalam mendefinisikan faktor anggota. Sedangkan indikator yang menjadi

perhatian dari aspek capacity adalah pendapatan anggota di luar usaha yang ia

jalankan yang memiliki nilai ekstraksi sebesar 0.601 atau 60.1% dapat

mendefinisikan variabel/aspek. Data awal terdapat indikator catatan pendapatan

usaha, pinjaman dana di tempat lain, penyisihan uang angsuran dari pendapatan,

tetapi karena nilai MSA < 0.5 oleh karen itu indikator-indikator tersebut tidak

dapat dilanjutkan dalam pengolahan. Setiap hal yang berkaitan dengan kapasitas

anggota dalam membayar angsuran harus benar-benar diperhatikan batas-batasnya,

untuk mengetahui apakah anggota dapat membayar angsuran dengan baik di

kemudian hari.

Character memiliki nilai ekstraksi sebesar 0.502 atau 50.2%, artinya

aspek character dapat mendefinisikan faktor anggota secara cukup kuat yaitu

sebesar 50.2%. Terkait indikator-indikator penting yang perlu diperhatikan dalam

aspek character adalah dari itikad baik anggota untuk mengembalikan angsuran,

rasa malu anggota ketika tidak dapat membayar angsuran menjadi indikator yang

paling kuat mendefinisikan aspek character yaitu dengan nilai ekstraksi sebesar

0.779 atau 77.9%. Setelah rasa malu terdapat indikator anggota merasa diri sendiri

adalah jaminan meminjam di Amartha dengan nilai ekstraksi sebesar 0.683 atau

68.3% mendefinisikan aspek. Indikator ketiga adalah anggota menghindari

tanggung renteng dengan nilai ekstraksi 0.596 atau 59.6% mendefinisikan aspek.

Indikator terakhir adalah anggota yang mendahulukan angsuran daripada

kebutuhan lain dengan nilai ekstraksi sangat kecil dan jauh dari 0.5 yaitu sebesar

0.258 atau 25.8% dapat mendefinisikan faktor. Indikator-indikator ini

menunjukkan jika anggota Amartha tidak memiliki karakter dan itikad baik dalam

mengembalikan angsuran dan hal-hal tersebut tidak berada dalam diri anggota,

maka bisa saja suatu saat akan muncul kredit macet atau bahkan gagal bayar. Oleh

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

19

karena itu penanganan anggota harus benar-benar diperhatikan, kesehariannya

harus menjadi perhatian utama dengan mencari informasi-informasi dari tetangga

dan orang-orang terdekat yang menunjukkan sikap baik dari anggota.

Kesehatan Keuangan Amartha serta Tren dan Peramalannya

Penilaian tingkat kesehatan keuangan digunakan untuk mengetahui apakah

kondisi keuangan pada suatu perusahaan masih dalam batas sehat atau tidak.

Penilaian kesehatan keuangan dalam penelitian ini hanya dilakukan pada rasio

likuiditas dan solvabilitas, karena kedua rasio tersebut merupakan ukuran yang

digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan LKM (Peraturan OJK No. 13 Tahun

2014). Tren dan peramalan juga dilakukan terhadap kedua rasio keuangan tersebut

untuk melihat bagaimana kecenderungan data dan peramalan selama 3 bulan

kedepan. Analisis tren dilakukan untuk mengetahui apakah suatu data memiliki

tren tersendiri dengan rentang waktu tertentu. Analisis rasio serta tren dan

peramalan dari rasio-rasio diatas dilakukan melalui pengolahan pada data

keuangan kuartal selama 2 tahun yang dibagi menjadi bulanan dari rentang waktu

April 2013 sampai dengan Maret 2015.

Kesehatan Keuangan serta Tren dan Peramalan Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan finansial jangka pendeknya

(Arifin dan Sumaryono 2007). Peramalan yang dilakukan pada rasio likuiditas

menggunakan metode autoregresi dengan model AR menggunakan rumus 4 maka

didapatkan hasil pada Gambar 3.

Gambar 3 Grafik rasio likuiditas

Analisis rasio likuiditas selama 2 tahun terakhir sejak April 2013 sampai

dengan Maret 2015 menunjukkan bahwa nilai likuiditas Amartha berada pada

kondisi sehat, yaitu selalu berada di atas batas minimal sebesar 3%. Grafik pada

Gambar 3 didapatkan tren yang berfluktuasi mengikuti nilai aktualnya, tren ini

didapatkan dari rumus 4 yang menunjukkan posisi dari rasio likuiditas selama 2

tahun terakhir. Atau dapat dikatakan bahwa rasio likuiditas tidak memiliki tren

karena data aktual yang sangat berfluktuasi, analisis tren juga dilakukan tetapi

tidak dapat diterapkan pada rasio likuiditas. Data aktual menunjukkan fluktuasi

Waktu

Lik

uid

ita

s (

%)

01/05/201501/01/201501/09/201401/05/201401/01/201401/09/201301/05/2013

45

40

35

30

25

20

Variable

Actual

Fits

Scatterplot of Actual; Fits vs Waktu

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

20

yang cukup tinggi dari bulan ke bulan, hal ini menunjukkan adanya perubahan

nilai akun pada laporan keuangan. Selama periode analisis, liabilitas lancar relatif

naik dan stabil, tetapi nilai kas dan setara kas mengalami kenaikan dan penurunan

yang cukup signifikan sehingga membuat grafik liabilitas mengalami fluktuasi.

Penurunan rasio likuiditas biasanya terjadi pada awal tahun seperti bulan januari

dan februari pada 2014 dan 2015, hal ini disebabkan oleh penurunan nilai kas

karena setiap awal tahun memiliki banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.

Misalnya pada Januari 2015 kas Amartha banyak digunakan untuk biaya investasi

karyawan karena pembukaan cabang baru di kabupaten Bandung. Sedangkan

peramalan yang didapatkan selama 3 bulan selanjutnya untuk April – Juni 2015

dengan menggunakan rumus 4 didapatkan hasil seperti pada Tabel 4.

Tabel 3 Peramalan rasio likuiditas

Bulan Peramalan

April 2015 29.39084925

Mei 2015 29.31332788

Juni 2015 29.27290049

Peramalan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa terjadi sedikit penurunan rasio

likuiditas pada 3 bulan setelah periode analisis, hal ini patut diwaspadai karena

semakin rendah likuiditas maka semakin buruk kinerja dari lembaga ini. Fluktuasi

nilai kas dapat memengaruhi rasio likuiditas, perusahaan yang tidak likuid akan

mudah bangkrut karena sewaktu-waktu utang tersebut ditagih, perusahaan tidak

dapat membayar sebagian besar utangnya. Oleh karena itu, jumlah utang atau

kewajiban Amartha perlu diperhatikan agar tidak terlalu tinggi dan harus

seimbang dengan penambahan kas dan setara kas sehingga tidak menurunkan

rasio likuiditas kurang dari batas minimal yaitu 3%. Atau dapat dikatakan juga,

modal kerja atau selisih dari aktiva lancar dengan utang lancar merupakan kunci

likuiditas perusahaan yang baik, yaitu semakin besar jumlah modal kerja yang

dimiliki perusahaan maka semakin baik likuiditasnya (Kuswadi 2008).

Kesehatan Keuangan serta Tren dan Peramalan Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya

atau kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban ketika terjadi

likuidiasi (Leon dan Ericson 2007). Hasil analisis tren pada rasio solvabilitas

didapatkan metode dengan tingkat eror terkecil yaitu menggunakan quadratic

trend model yang dapat dilihat pada Lampiran 7 poin perbandingan tingkat eror

rasio solvabilitas. Analisis yang dilakukan sama dengan rasio likuiditas yaitu

menghitung rasio solvabilitas sehingga didapatkan hasil pada Lampiran 7 poin

perhitungan rasio solvabilitas, kemudian menganalisis tren serta peramalan

sehingga didapat grafik seperti pada Gambar 4.

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

21

Gambar 4 Analisis tren solvabilitas

Analisis rasio solvabilitas menunjukkan hasil yang positif atau baik,

artinya Amartha solvabel dalam mendanai aktiva perusahaan. Kriteria sehat dapat

ditetapkan pada kondisi solvabilitas Amartha karena selama periode analisis, nilai

rasio berada diatas batas minimum yaitu 110%. Meskipun demikian, hasil analisis

tren menunjukkan hasil yang kurang baik yaitu tren yang cenderung menurun

pada setiap periode analisis. Penurunan ini menyebabkan peramalan selama 3

bulan ke depan ikut mengalami penurunan, bahkan pada bulan ketiga hasil

peramalan berada di bawah 110% yaitu sebesar 109.271%. Hasil peramalan ini

patut diwaspadai karena jika terjadi penurunan secara terus menerus dapat

berdampak buruk pada kondisi kesehatan keuangan Amartha.

Kecenderungan penurunan rasio solvabilitas yang terus menerus ini lebih

banyak disebabkan oleh penurunan nilai total aktiva, karena Amartha memiliki

masalah dalam loan disbursement disebabkan karena keterbatasan dana, oleh

karena itu total aset Amartha lebih banyak mengalami penurunan dan tidak

disertai dengan penurunan kewajiban sehingga rasio solvabilitas cenderung

menurun setiap bulannya. Rasio likuiditas mengukur kemampuan lembaga

membayar utang jangka pendek menggunakan kas dan setara kas, sedangkan rasio

solvabilitas mengukur kemampuan lembaga dalam membayar seluruh total utang

dengan seluruh aset. Ketika perusahaan dalam keadaan insovable tetapi likuid,

maka perusahaan tersebut tidak akan segera mengalami kesulitan karena keadaan

ini sangat erat hubungannya dengan modal kerja yang harus selalu dijaga

keamanannya atau margin of safety (Amrin 2009). Oleh karena itu perusahaan

dapat mengantisipasi kesulitan jika terjadi insovable adalah dengan menjaga

selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar (modal kerja) agar kondisi

perusahaan tetap likuid, sehingga dengan modal kerja yang memadai perusahaan

tetap dapat membayar kewajiban jangka pendeknya, mempunyai cukup cadangan

untuk menghindari kekurangan persediaan, serta memberikan piutang kepada

pelanggan sehingga hubungan dengan pelanggan dapat terus dipertahankan

(Mardiyanto 2009).

Selain menggunakan modal kerja sebagai pembantu dalam kasus penurunan

solvabilitas, penggunaan ekuitas sebagai sumber pendanaan juga dapat dilakukan.

Penyaluran kredit yang dilakukan dengan menggunakan ekuitas akan menambah

jumlah aktiva tetapi tidak menambah jumlah kewajiban sehingga dapat menaikkan

nilai solvabilitas di kemudian hari.

Waktu (bulan)

So

lva

bili

tas (

%)

272421181512963

135

130

125

120

115

110

Accuracy Measures

MAPE 1,59975

MAD 1,95967

MSD 5,59737

Variable

Forecasts

Actual

Fits

Trend Analysis Plot for SolvabilitasQuadratic Trend Model

Yt = 132,863 - 0,459282*t - 0,0153526*t**2

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

22

Implikasi Manajerial

Penerapan sistem penyaluran kredit yang dilakukan oleh Amartha

Microfinance sudah cukup baik dengan menuangkan kegiatan kunci utama

sebagai acuan agar tidak terjadi gagal bayar yaitu pembentukan kelompok oleh

anggota, tanggung renteng berjalan serta disiplin kehadiran dan angsuran. Tetapi

kegiatan keseluruhan harus tetap diperhatikan, karena hal terkecil sekalipun

seperti kejujuran anggota bisa menjadi hal yang sangat berpengaruh terhadap

kelancaran pembayaran anggota. Sedangkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan

oleh Amartha untuk menjaga nilai PAR adalah faktor SDM dan anggota. Faktor

SDM yang perlu diperhatikan oleh pihak manajemen adalah itikad baik karyawan

dan kualitas karyawan yang baik agar tidak terjadi hazard yang menimbulkan

kerugian pada perusahaan di kemudian hari.

Faktor kedua adalah faktor anggota yaitu aspek kapital atau modal. Aspek

permodalan yang dimiliki anggota memiliki peran penting, oleh karena itu

Amartha harus memerhatikan kondisi usaha yang dimiliki oleh anggota, semakin

baik kondisi usahanya maka kemungkinan gagal bayar akan semakin rendah. Oleh

karena itu diperlukan pendampingan kewirausahaan yang intensif dan mendalam

agar anggota memiliki kemampuan untuk mengelola usahanya secara baik,

sehingga tidak akan terjadi kredit macet atau gagal bayar di kemudian hari.

Penilaian terhadap tingkat kesehatan keuangan Amartha menunjukkan

bahwa rasio likuiditas dan solvabilitas berada pada kondisi sehat. Tetapi

peramalan keduanya menunjukkan penurunan, oleh karena itu untuk rasio

likuiditas perlu diperhatikan lagi jumlah utang atau kewajiban Amartha agar tidak

terlalu tinggi dan harus seimbang dengan penambahan kas dan setara kas sehingga

tidak menurunkan rasio likuiditas. Sedangkan penurunan rasio solvabilitas dapat

diantisipasi dengan cara memperbesar modal kerja misalnya menambahkan nilai

aktiva lancar seperti memperbesar pembiayaan yang dilakukan Amartha atau

memberbesar jumlah aktiva lancar lainnya agar modal kerja semakin besar dan

likuiditas perusahaan tetap baik sehingga mengurangi kemungkinan kesulitan

dana perusahaan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Setelah dialakukan pembahasan mengenai 3 permasalahan yang dianalisis

dalam penelitian ini, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Amartha memiliki 7 langkah dalam proses penyaluran kreditnya, tetapi ada 3

kunci utama yang digunakan untuk pencegahan dan meminimalisir gagal bayar.

Pertama, proses pembentukan kelompok dan majelis yang dilakukan sendiri

oleh anggota. Kedua, tanggung renteng harus terus berjalan setiap ada anggota

yang tidak dapat membayar angsuran. Ketiga, disiplin kehadiran dan angsuran

zero tolerant.

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

23

2. Analisis mengenai faktor SDM menunjukkan tingkat kepentingan yang sama

antara moral hazard dan morale hazard yaitu sebesar 75.1% dalam

mendefinisikan faktor. Sedangkan analisis pada faktor anggota menghasilkan

nilai terbesar ada pada aspek capital dengan presentase 63.4%, kemudian aspek

kedua yaitu capacity dengan presentase 52.2%, dan aspek terakhir dalam

mendefinisikan faktor anggota yaitu aspek capacity dengan presentase sebesar

50.2%. Kedua faktor sama-sama memiliki aspek dengan nilai ekstraksi diatas

0.5, hal ini menujukkan bahwa selama ini faktor SDM dan anggota sama-sama

kuat dalam mendukung tingkat PAR yang selalu berada pada angka 0%.

3. Hasil penilaian tingkat kesehatan menunjukkan bahwa rasio likuiditas dan

solvabilitas selama 2 tahun terakhir dari April 2013 sampai dengan Maret 2015

pada Amartha berada pada kondisi sehat atau seluruh rasio berada diatas batas

minimum yaitu 3% untuk rasio likuiditas dan 110% untuk rasio solvabilitas.

Sedangkan tren dan peramalan menunjukkan kondisi yang kurang baik pada

rasio likuiditas dan solvabilitas karena peramalan menunjukkan kecenderungan

menurun selama 3 bulan selanjutnya.

Saran

Penelitian ini masih perlu diperbaiki, oleh karena itu bagi peneliti

selanjutnya diharapkan dapat menganalisa faktor-faktor yang lebih banyak seperti

faktor keuangan internal serta faktor eksternal yaitu berupa kondisi diluar dugaan

dari LKM sehingga akan lebih terlihat faktor-faktor mana yang lebih dominan

dalam mendefinisikan gagal bayar. Penelitian ini hanya berfokus pada satu LKM

sehingga penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan membandingkan 2

atau lebih LKM yang memiliki kondisi berbeda. Sedangkan untuk pengambilan

data pada anggota diharapkan lebih dibimbing lagi para anggotanya dalam

pengisian kuesioner, karena persepsi mereka sangat berbeda-beda dan agar tidak

menimbulkan hasil data yang kurang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ali M. 2006. Manajemen Risiko (Strategi Perbankan dan Dunia Usaha

Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis). Jakarta (ID) : PT. Raja

Grafindo Persada.

Amartha Microfinance. 2014. Laporan Kuartal 4 Amartha Microfinance Tahun

2014. Bogor : Amartha Microfinance. [Internet] [Diunduh pada 4 Maret

2015] Tersedia pada http://amartha.co.id/index.php/partners/quarter_report

Amrin A. 2009. Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Keuangan Syariah. Jakarta :

Grasindo.

Arifin J, Sumaryono A. 2007. Buku Kerja Berbasis Komputer : Manajer

Keuangan dan Akuntan. Jakarta (ID) : PT. Elex Media Komputindo.

Bagaskara IGK. 2013. Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia. Jurnal Buletin

Studi Ekonomi. 18 (2) [Internet] [Diunduh pada 12 Mei 2015] Tersedia

pada ojs.unud.ac.id/index.php/bse/article/download/7788/5873

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

24

Bahri S, Zamzam F. 2014. Model Penelitian Kuantitatif Berbasis SEM-AMOS.

Yogyakarta (ID) : Deepublish.

Djohanputro B. 2008. Manajemen Risiko Korporat. Jakarta (ID) : Penerbit PPM.

Gofur AA, Widianti UD. 2013. Sistem Peramalan untuk Pengadaan Material Unit

Injection di PT XYZ. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika. 2 (2)

[Internet] [Diunduh 7 Juli 2015] Tersedia pada

http://komputa.if.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/vol.2-no.2/2.2.3.2013-13-18-

2089-9033.pdf/pdf/2.2.3.2013-13-18-2089-9033.pdf

Gumayantika R, Irwanto AK. 2010. Analisis Sistem Manajemen Risiko Kredit

dan Pengaruhnya terhadap Laba Perusahaan dengan Penerapan Model

Program Komputer (Studi Kasus PT Bank JABAR Cabang Ciamis).

Jurnal Manajemen dan Organisasi. 1 (3) [Internet] [Diunduh 10 April

2015] Tersedia pada

manajemen.fem.ipb.ac.id/images/uploads/6._Analisis_Sistem_Manajemen

_Risiko.pdf

Hanafi MM. 2009. Manajemen Risiko. Yogyakarta (ID) : Unit Penerbit dan

Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Hanis U, Nursyamsi J. 2013. Pengaruh Prasyarat Kredit terhadap Kelancaran

Pembayaran Anggota (Studi Kasus Anggota pada PT. Bank Bukopin

Kantor Cabang Pembantu Cilegon). UG Jurnal. 7 (5) [Internet] [Diunduh

23 Maret 2015] Tersedia pada

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=94297&val=1448

Kabupaten Bogor dalam Angka. 2014. Kabupaten Bogor dalam Angka : Bogor

Regency in Figures 2014. Bogor (ID) : Penerbit BPS Kabupaten Bogor.

Kuswadi. 2008. Memahami Rasio-Rasio Keuangan bagi Orang Awam. Jakarta

(ID) : PT. Elex Media Komputindo.

Leon B, Ericson S. 2007. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa. Jakarta (ID) :

Grasindo.

Mardiyanto H. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta (ID) : Grasindo.

Mishkin FS. 2008. Ekonomi, Uang, Perbankan, & Pasar Keuangan. Jakarta (ID) :

Salemba Empat.

[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Lembaga Keuangan Mikro. Jakarta.

[Internet] [Diakses pada 18 Mei 2015] Tersedia pada

http://www.ojk.go.id/lembaga-keuangan-mikro

[POJK] Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan no. 13 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Lembaga

Keuangan Mikro. Jakarta.

Praptiwi D, Senda I. 2010. Cara Mudah Bagi UKM Mendobrak Kebekuan Bisnis.

Jakarta (ID) : PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia Jakarta.

Rachman DK. 2011. Analisis Manajemen Risiko Kredit Bermasalah pada Produk

Kredit Masyarakat Desa di Bank X Bogor [skripsi]. Bogor (ID) : Institiut

Pertanian Bogor.

Rachmawan A. 2014. Strategi Peningkatan Jumlah Debitur Berbasis Analisis

Penilaian Rasio Kecukupan Modal Pada LKMS Koperasi Sejahtera

Bangsaku [tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Rangkuti F. 2006. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis – Reorientasi

Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta (ID) :

Gramedia Pustaka Utama.

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

25

Santoso S. 2010. Satistik Multivariat. Jakarta (ID) : PT. Elex Media Komputindo.

Siamat D. 2005. Manajemen Lembaga Kueuangan ; Kebijakan Moneter dan

Perbankan (Edisi Kelima). Jakarta (ID) : Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor (ID) : Penerbit

Ghalia Indonesia.

Tim Penyusun Panduan Pengembangan LKMP di Maluku. 2012. Panduan

Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro di Maluku. Ambon. [Internet]

[Diunduh pada 7 Juli 2015] Tersedia pada

http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-

jakarta/documents/publication/wcms_317600.pdf

Umar H. 2001. Strategic Management in Action. Jakarta (ID) : PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Umar H. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta (ID) : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Usman R. 2003. Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia. Jakarta (ID) : PT.

Gramedia Pustaka Utama.

[UU RI] Undang-Undang Republik Indonesia. 2013. Undang-Undang Republik

Indonesia no 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro. Jakarta.

Wibisono D. 2003. Riset Bisnis : Panduan bagi Praktisi dan Akademisi. Jakarta

(ID) : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wibowo DA, Kusnandar D, Satyahadewi N. 2013. Teknik Peramalan dengan

Model Autoregressive Conditionalheteroscedastic (ARCH) (Studi Kasus

pada PT Astra Agro Lestari Indonesia Tbk). Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan

Terapannya. 2 (2) [Internet] [Diunduh pada 7 Juli 2015] Tersedia pada

http://komputa.if.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/vol.2-no.2/2.2.3.2013-13-18-

2089-9033.pdf/pdf/2.2.3.2013-13-18-2089-9033.pdf

Widagdo B, Widayat. 2011. Pemodelan Persamaan Struktural : Aplikasi dalam

Penelitian Manajemen. Malang (ID) : UMM Press.

Yuliana RRRRD. 2011. Analisis Manajemen Risiko Kredit Pada PT ABC Finance

dengan Metode Value at Risk (VaR) [skripsi]. Bogor (ID) : Institut

Pertanian Bogor.

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

26

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel studi terdahulu yang relevan

Penulis Variabel Metode

Analisis Hasil Penelitian

Rachman,

2010

Faktor Internal

Debitur dan

Bank serta

Faktor

Eksternal

Analisis

Deskriptif

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan

didapat faktor-faktor yang mempengaruhi

permasalahan bahkan kegagalan pengembalian

kredit adalah faktor internal berupa internal

debitur dan internal bank, sedangkan faktor

eksternal berupa kegiatan ekonomi makro atau

kegiatan pemerintah yang tidak dapat

diperkirakan oleh bank serta bencana alam dan

kejadian-kejadian lain yang diluar dugaan dan

juga persaingan yang tajam antar lembaga

bank.

Yuliana, 2011 IT, SDM,

Agunan,

Anggota

Analisis

Deskriptif

Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kredit

PT ABC Finance antara lain adalah terjadinya

manipulasi data dan informasi, kualitas dan

kuantitas SDM, penyalahgunaan agunan oleh

pihak yang tidak bertanggung jawab,

pengalihan agunan secara tidak resmi,

angsuran yang dititipkan pada pihak yang tidak

bertanggung jawab, serta faktor internal

anggota.

Gumayantika

dan Irwanto,

2010

Faktor Internal

Perusahaan,

Debitur, dan

Lingkungan

Eksternal

Regresi

Linear

Sederhana

Faktor-faktor yang memengaruhi risiko kredit

adalah faktor internal perusahaan (SDM dan

keuangan), faktor debitur (jangka waktu dan

suku bunga), dan lingkungan eksternal

(persaingan dengan bank lain).

Lampiran 2 Uji validitas dan reliabilitas SDM

Uji validitas

Correlations

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Total Q

Total Q Pearson Correlation ,660** ,796

** ,759

** ,807

** ,675

** ,596

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 N 32 32 32 32 32 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Uji reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

,800 ,811 6

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

27

Lampiran 3 Uji validitas dan reliabilitas anggota

Uji validitas Correlations

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10

Q11 Q12

Q13

Total

Total Pearson Correlation

,511** ,312

* ,409

** ,380

** ,321

** ,34

2**

,352

**

,469

**

,430** ,49

2**

,687** ,56

7**

,303

*

1

Sig. (2-tailed)

,000 ,011 ,001 ,002 ,008 ,005

,004

,000

,000 ,000

,000 ,000

,013

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

Uji reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,624 ,639 13

Lampiran 4 Analisis faktor indikator dan variabel SDM

Uji KMO dan bartlett’s indikator SDM awal

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,564 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 81,615

Df 15

Sig. ,000

Uji MSA indikator SDM awal

Anti-image Matrices

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6

Anti-image Covariance Q1 ,459 -,188 ,135 -,171 ,003 ,014

Q2 -,188 ,253 -,197 -,001 ,125 -,167

Q3 ,135 -,197 ,320 -,110 -,164 ,169

Q4 -,171 -,001 -,110 ,465 -,136 ,017

Q5 ,003 ,125 -,164 -,136 ,437 -,278

Q6 ,014 -,167 ,169 ,017 -,278 ,489

Anti-image Correlation Q1 ,606a -,552 ,353 -,371 ,007 ,030

Q2 -,552 ,541a -,692 -,002 ,375 -,474

Q3 ,353 -,692 ,501a -,286 -,438 ,427

Q4 -,371 -,002 -,286 ,796a -,301 ,036

Q5 ,007 ,375 -,438 -,301 ,507a -,602

Q6 ,030 -,474 ,427 ,036 -,602 ,471a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Tabel communalities indikator SDM awal

Communalities

Initial Extraction

Q1 1,000 ,680 Q2 1,000 ,826 Q3 1,000 ,561 Q4 1,000 ,655 Q5 1,000 ,872 Q6 1,000 ,582

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

28

Lanjutan Lampiran 4

Uji KMO dan bartlett’s indikator SDM setelah reduksi Q6

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,632 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 62,197

Df 10

Sig. ,000

Uji MSA indikator SDM setelah reduksi Q6

Anti-image Matrices

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5

Anti-image Covariance Q1 ,459 -,237 ,159 -,172 ,018

Q2 -,237 ,327 -,220 ,007 ,060

Q3 ,159 -,220 ,391 -,142 -,130

Q4 -,172 ,007 -,142 ,466 -,198

Q5 ,018 ,060 -,130 -,198 ,686

Anti-image Correlation Q1 ,539a -,611 ,376 -,373 ,031

Q2 -,611 ,605a -,615 ,017 ,127

Q3 ,376 -,615 ,599a -,333 -,251

Q4 -,373 ,017 -,333 ,750a -,351

Q5 ,031 ,127 -,251 -,351 ,722a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Tabel communalities indikator SDM setelah reduksi Q6

Communalities

Initial Extraction

Q1 1,000 ,804 Q2 1,000 ,821 Q3 1,000 ,691 Q4 1,000 ,716 Q5 1,000 ,813

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Uji KMO dan bartlett’s variabel SDM

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,500 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 8,593

Df 1

Sig. ,003

Uji MSA variabel SDM

Anti-image Matrices

Moral Hazard Morale Hazard

Anti-image Covariance Moral Hazard ,747 -,376

Morale Hazard -,376 ,747

Anti-image Correlation Moral Hazard ,500a -,503

Morale Hazard -,503 ,500a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

29

Lanjutan Lampiran 4

Tabel communalities variabel SDM

Communalities

Initial Extraction

Moral Hazard 1,000 ,751 Morale Hazard 1,000 ,751

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Lampiran 5 Analisis faktor indikator dan variabel anggota

Uji KMO dan bartlett’s indikator anggota awal

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,586 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 151,133

Df 78

Sig. ,000

Uji MSA indikator anggota awal

Indikator MSA

Q1 0.550

Q2 0.496

Q3 0.656

Q4 0.682

Q5 0.535

Q6 0.472

Q7 0.453

Q8 0.677

Q9 0.595

Q10 0.493

Q11 0.680

Q12 0.708

Q13 0.463

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

30

Lanjutan Lampiran 5

Tabel communalities indikator anggota awal

Communalities

Initial Extraction

Q1 1,000 ,757 Q2 1,000 ,820 Q3 1,000 ,613 Q4 1,000 ,555 Q5 1,000 ,613 Q6 1,000 ,707 Q7 1,000 ,800 Q8 1,000 ,648 Q9 1,000 ,730 Q10 1,000 ,755 Q11 1,000 ,653 Q12 1,000 ,391 Q13 1,000 ,667

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Uji KMO dan bartlett’s setelah reduksi Q7

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,612 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 128,591

Df 66

Sig. ,000

Uji MSA indikator anggota setelah reduksi Q7

Indikator MSA

Q1 0.592

Q2 0.528

Q3 0.687

Q4 0.727

Q5 0.541

Q6 0.469

Q8 0.688

Q9 0.630

Q10 0.487

Q11 0.660

Q12 0.595

Q13 0.509

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

31

Lanjutan Lampiran 5

Tabel communalities indikator anggota setelah reduksi Q7

Communalities

Initial Extraction

Q1 1,000 ,713 Q2 1,000 ,784 Q3 1,000 ,585 Q4 1,000 ,305 Q5 1,000 ,615 Q6 1,000 ,694 Q8 1,000 ,623 Q9 1,000 ,719 Q10 1,000 ,760 Q11 1,000 ,623 Q12 1,000 ,418 Q13 1,000 ,612

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Uji KMO dan bartlett’s indikator anggota setelah reduksi Q6

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,640 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 107,323

Df 55

Sig. ,000

Uji MSA indikator anggota setelah reduksi Q6

Indikator MSA

Q1 0.588

Q2 0.572

Q3 0.698

Q4 0.728

Q5 0.411

Q8 0.685

Q9 0.639

Q10 0.509

Q11 0.687

Q12 0.727

Q13 0.459

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

32

Lanjutan Lampiran 5

Tabel communalities indikator anggota setelah reduksi Q6

Communalities

Initial Extraction

Q1 1,000 ,720 Q2 1,000 ,777 Q3 1,000 ,591 Q4 1,000 ,317 Q5 1,000 ,799 Q8 1,000 ,628 Q9 1,000 ,721 Q10 1,000 ,756 Q11 1,000 ,618 Q12 1,000 ,419 Q13 1,000 ,698

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Uji KMO dan bartlett’s indikator anggota setelah reduksi Q5

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,652 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 102,698

df 45

Sig. ,000

Uji MSA indikator anggota setelah reduksi Q5

Indikator MSA

Q1 0.596

Q2 0.573

Q3 0.692

Q4 0.728

Q8 0.683

Q9 0.637

Q10 0.509

Q11 0.698

Q12 0.740

Q13 0.507

Tabel communalities indikator anggota setelah reduksi Q5

Communalities

Initial Extraction

Q1 1,000 ,683 Q2 1,000 ,779 Q3 1,000 ,596 Q4 1,000 ,258 Q8 1,000 ,601 Q9 1,000 ,690 Q10 1,000 ,758 Q11 1,000 ,602 Q12 1,000 ,405 Q13 1,000 ,572

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

33

Lanjutan Lampiran 5

Uji KMO dan bartlett’s variabel anggota awal

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,583 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 32,375

Df 6

Sig. ,000

Uji MSA variabel anggota awal

Anti-image Matrices

Character Capacity Capital Condition

Anti-image Covariance Character ,830 -,102 -,252 ,145

Capacity -,102 ,841 -,258 ,015

Capital -,252 -,258 ,765 -,102

Condition ,145 ,015 -,102 ,969

Anti-image Correlation Character ,602a -,122 -,316 ,161

Capacity -,122 ,636a -,322 ,016

Capital -,316 -,322 ,566a -,118

Condition ,161 ,016 -,118 ,342a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Tabel communalities variabel anggota awal

Communalities

Initial Extraction

Character 1,000 ,585 Capacity 1,000 ,535 Capital 1,000 ,679 Condition 1,000 ,920

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Uji KMO dan bartlett’s variabel anggota setelah reduksi condition

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,617 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 29,548

Df 3

Sig. ,000

Uji MSA variabel anggota setelah reduksi condition

Anti-image Matrices

Character Capacity Capital

Anti-image Covariance Character ,852 -,107 -,246

Capacity -,107 ,841 -,260

Capital -,246 -,260 ,776

Anti-image Correlation Character ,645a -,126 -,303

Capacity -,126 ,633a -,322

Capital -,303 -,322 ,588a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

34

Lanjutan Lampiran 5

Tabel communalities variabel anggota setelah reduksi condition

Communalities

Initial Extraction

Character 1,000 ,502 Capacity 1,000 ,522 Capital 1,000 ,643

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Lampiran 6 Rasio likuiditas

Perhitungan rasio likuiditas

Bulan Kas dan Setara Kas

(a)

Liabilitas Lancar

(b)

Rasio

c = (a/b)x100%

Apr-13 742 455 850 2 293 547 697 32.3715025

Mei-13 891 077 075 2 392 060 346 37.25144629

Jun-13 974 341 754 2 844 355 980 34.25526765

Jul-13 959 628 260 2 664 356 057 36.01726794

Agust-13 1 172 652 084 2 761 669 026 42.46171692

Sep-13 1 164 123 261 2 873 612 271 40.51079795

Okt-13 855 277 572 2 865 147 304 29.85108552

Nop-13 700 967 913 3 027 804 399 23.15103027

Des-13 955 651 212 3 700 465 554 25.82516167

Jan-14 866 985 079 4 018 818 866 21.57313151

Feb-14 728 175 792 4 345 445 179 16.75721962

Mar-14 1 574 458 736 5 394 638 897 29.18561865

Apr-14 1 439 676 089 5 140 989 838 28.00386957

Mei-14 1 168 135 568 5 079 133 829 22.99871607

Jun-14 1 207 118 407 5 548 087 480 21.75737876

Jul-14 1 501 855 370 5 238 903 557 28.66736052

Agust-14 1 781 701 953 5 124 506 971 34.76826089

Sep-14 1 605 819 888 5 006 632 705 32.07385048

Okt-14 1 268 354 146 5 221 914 237 24.28906505

Nop-14 2 722 295 741 7 145 502 805 38.09802914

Des-14 2 713 714 017 8 139 170 240 33.34140873

Jan-15 1 829 869 994 7 986 891 252 22.9109166

Feb-15 1 692 726 610 7 685 232 734 22.02570395

Mar-15 2 189 130 539 7 410 860 860 29.53949049

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

35

Lampiran 7 Rasio solvabilitas

Perhitungan rasio solvabilitas

Bulan Total Aset

(a)

Total Liabilitas

(b)

Rasio

c = (a/b)x100%

Apr-13 2 989 839 573 2 293 547 697 130.3587267

Mei-13 3 207 209 699 2 392 060 346 134.0772905

Jun-13 3 674 576 629 2 844 355 980 129.1883525

Jul-13 3 514 288 846 2 664 356 057 131.9001204

Agust-13 3 613 467 987 2 761 669 026 130.8436294

Sep-13 3 732 844 198 2 873 612 271 129.9007606

Okt-13 3 757 403 826 2 865 147 304 131.1417329

Nop-13 3 970 096 001 3 027 804 399 131.1212839

Des-13 4 685 587 930 3 700 465 554 126.6215794

Jan-14 5 038 058 084 4 018 818 866 125.361661

Feb-14 5 368 373 821 4 345 445 179 123.5402496

Mar-14 6 436 255 590 5 394 638 897 119.3083673

Apr-14 6 400 662 029 5 140 989 838 124.5025225

Mei-14 6 347 949 503 5 079 133 829 124.9809459

Jun-14 6 829 162 377 5 548 087 480 123.0903875

Jul-14 6 408 121 481 5 238 903 557 122.3179891

Agust-14 6 277 824 383 5 124 506 971 122.5059195

Sep-14 6 180 325 691 5 006 632 705 123.4427619

Okt-14 6 336 431 443 5 221 914 237 121.3430776

Nop-14 8 192 488 173 7 145 502 805 114.652368

Des-14 9 153 663 580 8 139 170 240 112.4643337

Jan-15 9 053 482 994 7 986 891 252 113.354279

Feb-15 8 783 525 243 7 685 232 734 114.2909466

Mar-15 8 552 148 426 7 410 860 860 115.4002023

Perbandingan tingkat eror rasio solvabilitas menggunakan analisis tren

Alat Ukur Linear Quadratic Exponential Growth S-Curve

MAPE 1.68998 1.59975 1.70880 1.76090

MAD 2.06970 1.95967 2.09321 2.15159

MSD 5.59737 5.59737 6.20896 7.24340

Peramalan rasio solvabilitas (%)

Periode Peramalan

April 111.786

Mei 110.544

Juni 109.271

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN ... Lembaga keuangan non bank yang dimaksud salah satunya adalah ... Apa saja faktor-faktor SDM dan anggota

36

RIWAYAT HIDUP

Penulis mempunyai nama lengkap Puteri Nurani Nur Syari’ati Pramono,

dilahirkan di Magetan pada tanggal 30 Oktober 1994. Penulis merupakan anak

pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Hari Adi Joko Pramono, SH

dan Ibu Hartatik serta memiliki 3 adik yaitu adik pertama Ayu Nur Hidayah

Pramono, adik kedua Mohammad Alimul Adin Pramono, dan adik terakhir Amin

Nur Shofa Rizqi Pramono.

Penulis menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri (SDN)

Manisrenggo pada tahun 2000-2006, pendidikan menengah pertama di Sekolah

Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kediri pada tahun 2006-2009, dan

pendidikan menengah atas di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kediri

pada tahun 2009-2011 di kelas akselerasi. Pada tahun 2011, penulis diterima di

Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN) jalur Undangan pada Mayor Manajemen, Fakultas Ekonomi

dan Manajemen (FEM) dan mengambil Minor Komunikasi, Fakultas Ekologi

Manusia.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan organisasi di

Manajemen yaitu Himpunan Profesi Centre of Management (COM@) sebagai

Staff Finance pada periode 2012/2013 dan sebagai Direktur Finance pada periode

berikutnya. Penulis juga aktif sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera

(Paskibra) IPB angkatan 48. Selain itu, penulis juga berperan aktif dalam seluruh

kegiatan Organisasi Mahasiswa Daerah Asal (OMDA) Kamajaya Kediri dan

menjabat sebagai Bendahara 2 pada periode 2011/2012 dan Bendahara Umum

pada periode 2012/2013. Penulis merupakan penerima beasiswa BIDIK MISI.

Tidak hanya dalam organisasi, penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan pada

acara yang diselenggarakan BEM FEM dan BEM KM IPB. Kegiatan praktik

lapang dilaksanakan penulis di Amartha Microfinance pada bulan Maret tahun

2015 dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelancaran Kredit

dan Penilaian Kesehatan pada Amartha Microfinance di Kabupaten Bogor.