Upload
vuongdung
View
223
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CASH EFFECTIVE
TAX RATE SEBAGAI ALAT UKUR DALAM TAX AVOIDANCE PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
SHELLA KURNIASARI SURONO
NIM. F1308589
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Hari kemarin adalah pengalaman, hari esok adalah tantangan, hari ini adalah
kenyataan yang harus diisi dengan penuh harapan, kegembiraan dan keberanian.
(Khalil Gibbran)
“Iman, doa, serta usaha merupakan kunci kesuksesan”
(Khalil Gibran)
Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka
bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi.
(Ernest Newman)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini aku persembahkan pada:
Allah SWT, puji syukurku kuucapkan kepadaMu atas bimbinganMu dan anugerahMu yang Kau berikan kepadaku .
Ayah,Ibu dan adik2ku tercinta, yang kusayangi
atas doa, bimbingan dan motivasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
kecil ini. Atas dukungan dan doa berbagai pihak , skripsi yang berjudul ”
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CASH
EFFECTIVE TAX RATE SEBAGI ALAT UKUR DALAM TAX
AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA” dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai tugas akhir yang harus
diselesaikan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret serta memberi masukan kepada pihak yang
berkepentingan.
Penulis menyadari tugas akhir ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa
bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Wisnu Untoro , MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret S urakarta.
3. Bapak Sri Suranta S.E., M.Si, Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
4. Bapak Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si, Ak selaku pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian
skripsi ini.
5. Bapak, Ibu, dan adik2ku tercinta dan tersayang yang telah mencurahkan kasih
sayang, motivasi, semangat, perhatian, dorongan baik moril ataupun material
serta doa yang tidak pernah putus sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. My best friends astrid, galuh, emi, ipit, sakti, edo, asep n cipop , terimakasih
atas segala support, bantuan, semangat, kritikan, saran dan cerita indah
persahabatan kita selama ini…luv u all.
7. Buat Eko yuniawan riyadi thanks ya pak buat les privat kilatnya…selalu tak
repoti…thanks a lot….
8. Buat zai dan zeisha makasih buat bantuan dan dukungannya.
9. Semua Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi UNS , terutama Pak Timin dan
para bapak satpam terimakasih atas semua bantuannya.
10. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini, yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah sebuah karya yang
sempurna karena berbagai keterbatasan dan kelemahan penulis, sehingga wajar
kiranya bila penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca supaya skripsi
ini bisa menjadi lebih bermanfaat.
Surakarta, 26 Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
MOTTO .......................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
ABSTRAK ...................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
BAB II LAND ASAN TEORI ..................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7
1. Pengertian Pajak ............................................................... 7
2. Pengertian Perencanaan Pajak ......................................... 8
3. Tujuan, Manfaat, Motivasi dan Tahapan Dalam Membuat
Perencanaan Pajak ............................................................ 11
4. Faktor -faktor yang Mempengaruhi Tax Avoidance .......... 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
B. Penelitian Terdahulu Pengembangan Hipotesis ...................... 27
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 37
A. Jenis Penelit ian ......................................................................... 37
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ................................. 37
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 38
D. Definisi Operational Dan Pengukuran Variabel ..................... 39
E. Teknik Analisis Data ................................................................ 41
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 47
A. Hasil Pengumpulan Data 47
B. Deskripsi Data .......................................................................... 47
C. Uji Asums i Klasik .................................................................... 49
D. Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan ....................................... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 59
A. Kesimpulan .............................................................................. 59
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 59
C. Saran ......................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1. Classification Of Business By Size ........................................................ 17 IV.1. Statistik Deskriptif .................................................................................. 45 IV.2. Hasil Uji Normalitas Data Kolmogorof Smirnov ................................... 47 IV.3 . Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 48 IV.4. Hasil Uji Multikolinieritas ...................................................................... 49 IV.5. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................ 50 IV.6. Hasil Analisis Regresi Beganda .............................................................. 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema Kerangka Berpikir ..................................................................... 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CASH EFFECTIVE TAX RATE SEBAGAI ALAT UKUR DALAM TAX
AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
Shella Kurniasari Surono
F1308589
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris signifikansi pengaruh leverage, firm size, profitability dan advertising secara parsial terhadap cash effective tax rate sebagai alat ukur dalam tax avoidance pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan ex post facto (data masa lalu), yaitu merupakan pencarian empirik yang sistematik, dimana peneliti tidak dapat mengontrol variabel independennya karena peristiwa telah terjadi atau karena sifatnya tidak dapat dimanipulasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 53 perusahaan, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda yang didukung dengan uji asumsi klasik, uji f, uji t, dan koefisien determinasi.
Hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Leverage, dan advertising pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap cash ETR. 2) Profitability pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap cash ETR. 3) Firm size pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap cash ETR. 4) Besar variasi variabel cash ETR yang dapat diterangkan oleh variasi variabel leverage, firm size, profitability dan advertising sebesar 24 persen, sedangkan sisanya sebesar 76 persen dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti Kata Kunci : leverage, firm size, profitability, advertising dan cash effective tax rate
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan adalah sebuah organisasi yang berorientasi pada perolehan
laba. Untuk dapat memperoleh laba yang maksimal dilakukan berbagai macam
efisiensi biaya, salah satunya efisiensi beban pajak. Perusahaan akan berusaha
membuat skema transaksi yang dapat menghindarkan pembayaran pajak yang
besar. Selain skema transaksi terdapat hal yang melanggar hukum yang dapat
dilakukan misalnya dengan menyuap petugas pajak sehingga pajak yang
dibayarkan tidak terlalu besar. Bahkan perusahaan akan memilih untuk
menyewa agen pajak dengan maksud untuk meminimalkan beban pajak.
Penghindaran pajak dapat dibedakan menjadi tax avoidance dan tax
evasion. Kedua jenis penghindaran pajak ini berbeda, namun sama-sama
mengurangi jumlah penerimaan pajak pemerintah. Darussalam (2009)
mendefinisikan istilah tax avoidance sebagai suatu skema transaksi yang
ditujukan untuk meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan kelemahan-
kelemahan (loophole) ketentuan perpajakan suatu negara. Dengan demikian,
banyak ahli pajak berpendapat bahwa tax avoidance tidak melanggar ketentuan
perpajakan. Tax avoidance tidak ditujukan untuk melanggar aturan perpajakan,
namun berusaha untuk mengelak dari aturan perpajakan (Deak, 2004). Lebih
lanjut, The Asprey Comittee of Australia menyatakan bahwa tax avoidance
umumnya menyangkut perbuatan yang masih dalam koridor hukum tetapi tidak
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
berdasarkan ”adequate consideration”, atau berlawanan dengan maksud dari
pembuat undang-undang (Darussalam, 2009).
Tax avoidance dapat dibedakan lagi menjadi penghindaran pajak yang
diperkenankan (acceptable tax avoidance) dan penghindaran pajak yang tidak
diperkenankan (unacceptable tax avoidance). Penghindaran pajak yang
diperkenankan dapat dilakukan melalui defensive tax planning, sedangkan
penghindaran pajak yang tidak diperkenankan dilakukan melalui aggressive tax
planning (Darussalam, 2009). Tax avoidance adalah upaya untuk
meminimalkan jumlah pajak yang dibayarkan dengan tujuan keuntungan
pribadi dengan cara-cara yang tidak melanggar undang-undang (Biron, 2010;
Murray, 2010).
Pengindaran pajak (tax avoidance) diproksikan dengan tarif pajak
efektif perusahaan (ETRs), banyak perusahaan menggunakan tarif pajak efektif
perusahaan (ETRs) sebagai alat ukur dalam tax avoidance. Tarif pajak efektif
perusahaan (ETRs) juga sering digunakan oleh para pembuat kebijakan dan
kelompok kepentingan sebagai alat untuk membuat kesimpulan-kesimpulan
tentang sistem pajak perusahaan karena ETRs memberikan sebuah ringkasan
statistik yang tepat tentang efek kumulatif dari berbagai perubahan insentif
pajak dan tarif pajak perusahaan. ETRs menyediakan ringkasan dasar statistik
kinerja pajak yang di gambarkan oleh jumlah pajak yang dibayarkan oleh
perusahaan relatif terhadap laba kotor (Harris & Feeny, 2000).
Terkait dengan tax avoidance, Dyreng et al., (2008) mengembangkan
sebuah deskripsi ukuran tax avoidance baru dengan mengggunakan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
penelitian jangka panjang (long-run) yang didasarkan pada kemampuan
perusahaan untuk membayar tiap dollar untuk pajak atas laba sebelum pajak
perusahaan. Ukuran baru ini kemudian dinamakan sebagai long run cash
effective tax rate. Dengan menggunakan ukuran ini, Dyreng et al., (2008)
menguji perusahaan yang mampu menghindari pembayaran pajak dalam
jangka panjang (10 tahun) dan memprediksi besarnya tingkat pajak dalam satu
tahun hingga sepuluh tahun ke depan. Bukti empiris penelitian ini adalah
bahwa hampir seperempat dari jumlah sampel sebanyak 2.077 perusahaan
mampu menjaga persistensi jumlah cash effective tax rate di bawah 20% dalam
jangka waktu sepuluh tahun. Selain itu, penelitian ini juga berhasil
membuktikan bahwa cash effective tax rate dapat menjadi ukuran tax
avoidance dalam jangka panjang, walaupun daya prediksinya tidak terlalu kuat.
Bukti lain yang ditunjukkan bahwa karakteristik perusahaan dapat
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam pengelolaan cash effective tax
rate, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan di antara perusahaan besar,
menengah, dan kecil dalam tax avoidance.
Sementara itu, Wilson (2009) menguji tax shelter perusahaan dengan
menggunakan data dalam laporan keuangan perusahaan. Tujuan yang ingin
dicapai penelitian Wilson (2009) adalah dapat diperolehnya bukti empiris
terkait pengaruh pelaporan keuangan terhadap tax shelter perusahaan. tax
shalter diukur dengan perbedaaan antara jumlah pajak yang dilaporkan dengan
utang pajak, sementara faktor yang diduga mempengaruhi adalah book-tax-
differens (BTD), size, leverage, ROA, R&D, dan foreign income serta DAP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Bukti empiris dari penelitian Wilson (2009) adalah bahwa leverage, DAP dan
BTD berpengaruh terhadap tax shelter perusahaan, sehingga dapat dinyatakan
bahwa tingkat leverage perusahaan, DAP, dan BTD merupakan faktor yang
mempengaruhi tax shelter perusahaan.
Richardson dan Lanis (2007) meneliti mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pembayaran pajak pada perusahaan-perusahaan yang go public
di Australia. Faktor-faktor tersebut meliputi karakteristik perusahaan berupa
ukuran perusahaan, struktur modal (leverage) dan komposisi aktiva (capital
intensity, inventory intensity dan R&D intensity). Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan dan leverage berdampak negatif
terhadap effective tax rate. Sedangkan komposisi aktiva yang terdiri dari
capital intensity, inventory intensity dan R&D intensity mempunyai pengaruh
positif terhadap effective tax rate (ETR).
Penelitian ini merupakan replikasi Richardson dan Lanis (2007)
meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran pajak pada
perusahaan-perusahaan yang go public di Australia. Sepengetahuan penulis,
belum banyak penelitian di Indonesia yang meneliti tax avoidance dengan
menggunakan data dalam laporan keuangan perusahaan. Hal tersebut didasari
dari Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi SNA (Simposium Nasional
Akuntansi) yang mempublikasikan penelitian mengenai tax avoidance sangat
jarang ditemukan. Penelitian terhadap penghindaran pajak atau meminimalkan
pajak masih jarang dijumpai di Indonesia karena keterbatasan data mengenai
pajak badan usaha (corporate tax) yang dibayar perusahaan yang dilaporkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
pada laporan keuangan khususnya laporan arus kas belum mencerminkan
keadaan yang sebenarnya, karena laporan arus kas untuk pembayaran pajak
bercampur dengan pajak-pajak yang lain yang menjadi kewajiban perusahaan.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait tav
avoidance dengan menggunakan cash effective tax rate sebagai alat ukur
terhadap tax avoidance perusahaan. Dimana dalam penelitian ini penulis ingin
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi cash ETR pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian
ini meliputi leverage, frim size, profitability dan advertising. dengan judul :
“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Cash Effective Tax Rate sebagai
alat ukur dalam tax avoidance pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan leverage terhadap cash effective tax
rate?
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan firm size terhadap cash effective tax
rate?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan profitability terhadap cash effective
tax rate?
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan advertising terhadap cash effective
tax rate?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang dapat dipaparkan seperti
berikut ini.
1. Untuk memperoleh bukti empiris signifikansi pengaruh leverage terhadap
cash effective tax rate.
2. Untuk memperoleh bukti empiris signifikansi pengaruh firm size terhadap
cash effective tax rate.
3. Untuk memperoleh bukti empiris signifikansi pengaruh profitability
terhadap cash effective tax rate.
4. Untuk memperoleh bukti empiris signifikansi pengaruh advertising
terhadap cash effective tax rate.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak-
pihak berikut ini.
1. Bagi Perusahaan Sebagai Wajib Pajak
Sebagai sarana untuk menilai apakah tax avoidance yang diterapkan sudah
efektif dan efisien, memberikan masukan-masukan dalam penerapan tax
avoidance terhadap perusahaan tersebut agar dapat membayar pajak
seminimal mungkin, serta sebagai bahan pertimbangan dalam membuat
strategi penghindaran pajak bagi perusahaan dalam pengendalian beban
pajak.
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi mereka yang
ingin mengetahui masalah penghindaran pajak (Tax Avoidance).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pajak
Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa
atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana
yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk
membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Oleh
karena itu sistem perpajakan yang berlaku di Indonesia adalah self
assessement system, maka perlu adanya pemahaman yang cukup tentang
perpajakan.
Berikut ini pengertian perpajakan yang dikemukakan oleh
beberapa ahli. Pengertian Pajak yang dikemukakan oleh Adriani yang
diterjemahkan oleh Brotodiharjo (1995), yaitu: “Pajak adalah iuran kepada
kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) yang
terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan,dengan tidak
dapat prestasi kembali,yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang
berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.“
Selain itu menurut Sumitro, yaitu: “Pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang ( yang dapat dipaksakan )
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat
ditujukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”
Menurut Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul “Pajak
Berdasarkan Asas Gotong Royong” yang dikutip oleh Waluyo (2006:3)
bahwa: “Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut
oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya
produksi barangbarang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum.”
Berdasarkan uraian pengertian diatas maka kita dapat melihat ciri-
ciri yang melekat pada pengertian pajak sebagai berikut:
a. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan
pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kotra
prestasi individual oleh pemerintah.
c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang
bila dari pemasukannya masih terdapat surplus,dipergunakan untuk
membiayai public investment, misalnya fasilitas umum seperti jalan
tol, penerangan jalan, dsb.
2. Pengertian Perencanaan Pajak
Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat
dilakukan melalui manajemen pajak. Namun perlu diingat bahwa legalitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dari tax manajemen tergantung instrumen yang dipakai. Legalitas baru
dapat diketahui secara pasti setelah ada putusan pengadilan. Dalam buku
Mohammad Zain (2006: 67) pengertian perencanaan pajak adalah sebagai
berikut:
“Perencanaan pajak merupakan tindakan penstrukturan yang
terkait dengan konsekuensi potensi pajaknya, yang tekanannya kepada
pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajaknya. Tujuannya
adalah bagaimana pengendalian tersebut dapat mengefisienkan jumlah
pajak yang akan di transfer ke pemerintah, melalui apa yang disebut
sebagai penghindaran pajak (tax avoidance) dan bukan penyeludupan
pajak (tax evasion) yang merupakan tindak pidana fiskal yang tidak akan
di toleransi. Walaupun kedua cara tersebut kedengarannya mempunyai
konotasi yang sama sebagai tindak kriminal, namun suatu hal yang jelas
berbeda disini bahwa penghindaran pajak adalah perbuatan legal yang
masih dalam ruang lingkup pemajakan dan tidak melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan, sedang penyeludupan pajak
jelas-jelas merupakan perbuatan illegal yang melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan”
Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan
perpajakan, dengan maksud dapat diseleksi tindakan penghematan pajak
yang akan dilakukan. Pada umumnya penekanan perencanaan pajak adalah
untuk meminimumkan kewajiban pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Jika tujuan perencanaan pajak adalah untuk merekayasa agar
beban pajak (tax burdens) serendah mungkin dengan memanfaatkan
peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuat undang-undang
maka perencanaan pajak disini sama dengan tax avoidance karena secara
hakekat ekonomis keduanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan
setelah pajak (after tax return) karena pajak merupakan unsur pengurang
laba yang tersedia baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun
untuk di inventasikan kembali.
Untuk meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan
berbagai cara baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan (lawful)
maupun yang melanggar peraturan perpajakan (unlawful). Ukuran yang
digunakan dalam mengukur kepatuhan perpajakan wajib pajak, adalah:
a. Tax saving, yaitu upaya wajib pajak mengelakkan hutang pajaknya
dengan jalan menahan diri untuk tidak membeli produk –produk yang
ada pajak pertambahan nilainya atau dengan sengaja mengurangi jam
kerja atau pekerjaan yang dapat dilakukannya sehingga
penghasilannya menjadi kecil dan dengan demikian terhindar dari
pengenaan pajak penghasilan yang besar.
b. Tax avoidance, yaitu upaya wajib pajak untuk tidak melakukan
perbuatan yang dikenakan pajak atau upaya-upaya yang masih dalam
kerangka ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk
memperkecil jumlah pajak yang terhutang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c. Tax evasion, yaitu upaya wajib pajak dengan penghindaran pajak
terhutang secara illegal dengan cara menyembunyikan keadaan yang
sebenarnya.
3. Tujuan, Manfaat, Motivasi, dan Tahapan Dalam Membuat
Perencanaan Pajak.
a. Tujuan Perencanaan Pajak
Menurt Suandy (2008: 6) tujuan perencanaan pajak adalah
merekayasa agar beban pajak (tax burden) dapat ditekan serendah
mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda
dengan tujuan Undang-Undang. Dengan kata lain tujuan utama
perencanaan pajak adalah meminimalkan beban pajak yang harus
ditanggung perusahaan sehingga menjaga cash flow perusahaan secara
keseluruhan.
Selain dari tujuan utama tersebut, perencanaan pajak juga
mempunyai tujuan lain seperti:
1) Tujuan yang bersifat kuantitatif.
Hasil tujuan ini berupa tax planning yaitu beban pajak paling
rendah dengan cara memilih jenis transaksi dan kebijakan yang
akan diambil oleh perusahaan.
2) Tujuan yang bersifat kualitatif
Dalam hal ini didasari pada pelaksanaan administrasi yang baik
dan terencana, tujuan ini dapat menghindari adanya konflik yang
dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian secara
kualitatif akibatnya harus menanggung beban pajak dan sanksi
pajak yang terhutang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Manfaat Perencanaan Pajak
Menurut Mardiasmo (2003: 277) menyatakan bahwa manfaat
perencanaan pajak adalah:
1) Penghematan Kas keluar, perencanaan pajak dapat menghemat
pajak yang merupakan biaya bagi perusahaan.
2) Mengatur aliran kas (cash flow), perencanaan pajak dapat
mengestimasi kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat
pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun budget.
c. Motivasi Perencanaan Pajak
Motivasi yang mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak
umumnya bersumber dari 3 unsur perpajakan,yaitu:
1) Kebijakan perpajakan ( tax policy )
2) Undang-Undang perpajakan ( tax law )
3) Administrasi perpajakan ( tax administration )
d. Strategi Perencanaan Pajak
Ada beberapa strategi perencanaan Pajak yang dapat digunakan untuk
meminimalkan kewajiban pembayaran pajak.
1) Penyusutan Aktiva tetap
2) Metode penilaian persediaan (FIFO & LIFO)
3) Revaluasi aktiva tetap
4) Pembelian aktiva tetap dalam akhir tahun
5) Pemberian Natura
6) Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan dengan
menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
e. Tahapan Dalam Membuat Perencanaan Pajak
Dalam arus globalisasi dan tingkat persaingan yang semakin
tajam seseorang manajer dalam membuat suatu perencanaan pajak
sebagaimana strategi perencanaan perusahaan secara keseluruhan
harus memperhitungkan adanya kegiatan yang bersifat lokal maupun
internasional, maka agar perencanaan pajak dapat berhasil sesuai
harapan, maka harus melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1) Menganalisa informasi yang ada
2) Membuat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya
pajak.
3) Mengevaluasi pelaksanaan rencana pajak.
4) Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana
pajak.
5) Memperbaharui dan memuthakirkan rencana pajak, hal ini harus
terus dilakukan mengingat peraturan dan perundang-undangan
pajak terus mengalami perubahan dan pembaharuan
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tax Avoidance
a. Leverage (LEV)
Financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang dengan equity yang dimilikinya. Dengan
demikian semakin baik tingkat financial leverage suatu perusahaan
maka berdampak pada tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Dalam sebuah perusahaan, baik itu perusahaan industri, jasa,
maupun perusahaan dagang dalam beroperasi selain menggunakan
modal kerja, juga menggunakan aktiva tetap, seperti tanah, bangunan
pabrik, mesin, kendaraan dan peralatan lainnya yang mempunyai masa
manfaat jangka panjang atau lebih dari satu tahun. Dengan penggunaan
aktiva tersebut perusahaan harus menanggung biaya yang bersifat
tetap, misalnya berupa penyusutan. Oleh karena itu masalah Leverage
dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva atau penggunaan dana yang
berakibat perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban
tetap. Seperti yang dijelaskan oleh Susan Irawati (2007: 64) dalam
bukunya “Manajemen keuangan”, menjelaskan bahwa : “Leverage
merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan
dalam hal menginvetasikan dana atau memperoleh sumber dana yang
disertai dengan adanya beban/biaya tetap yang harus ditanggung
perusahaan”.
Sedangkan menurut Abdul Halim (2007: 64) dalam bukunya
”Manajemen Keuangan Bisnis”, menerangkan bahwa yang dimaksud
dengan Leverage adalah : “Penggunaan asset atau dana, di mana atas
penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung beban tetap
berupa penyusutan atau berupa bunga”.
Dari pengertian diatas dijelaskan bahwa Leverage perusahaan
sangatlah dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan
yang memerlukan banyak biaya. Manfaat dari penggunaan Leverage
dalam perusahaan adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
1) Untuk memungkinkan perusahaan agar mengkhususkan pengaruh
suatu Leverage dalam jumlah penjualan atas laba bagi pemegang
saham biasa.
2) Memungkinkan perusahaan untuk menunjukan hubungan satu
sama lain antara pengaruh operasi dan pengaruh keuangan.
Selain itu leverage dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis,
diantaranya Leverage Operasi (Operating Leverage), Leverage
Keuangan (Financial Leverage), dan Leverage Total/Leverage
gabungan (Combine Leverage). Adapun penjelasan dari jenis-jenis
Leverage diatas adalah sebagai berikut :
1) Operating Leverage merupakan penggunaan aktiva dengan biaya
tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup
untuk menutup biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkna
profitabilitas.
Operating leverage dapat mengukur perubahan pendapatan atau
penjualan terhadap keuntungan operasi perusahaan. Maka pada
operating leverage ini dapat diketahui dengan cara menghitung
tingkat operating leverage untuk bisa menaksir perubahan laba
operasi sebagai akibat adanya perubahan penjualan. ukuran
leverage operasi atau sering disebut dengan Degree of Operating
Leverage (DOL), sebagai persentase perubahan dalam laba operasi
sebagai akibat prosentase perubahan dalam unit yang dijual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Leverage Keuangan (Financial Leverage) merupakan penggunaan
dana yang menyebabkan perusahaan harus menanggung beban
tetap dengan tujuan untuk meningkatkan atau mengoptimalkan
pendapatan perlembar saham. Ukuran Leverage keuangan adalah
Degree of Financial Leverage (DFL), yang didefinisikan sebagai
persentase perubahan pendapatan per lembar saham sebagai akibat
prosentase perubahan dalam laba operasi (EBIT).
3) Leverage Total/Leverage gabungan (Combine Leverage)
merupakan pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan laba
setelah pajak ataupun pendapatan per lembar saham (EPS). Untuk
mengukur secara langsung efek perubahan penjualan terhadap
perubahan laba rugi pemegang saham dengan Degree of Combine
Leverage (DCL) yang didefinisikan sebagai persentase perubahan
pendapatan per lembar saham sebagi akibat prosentase perubahan
dalam unit yang terjual.
b. Firm size (SIZE)
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu
perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aktiva atau total
penjualan bersih. Semakin besar total aktiva maupun penjualan maka
semakin besar pula ukuran suatu perusahaan. Semakin besar aktiva
maka semakin besar modal yang ditanam, sementara semakin banyak
penjualan maka semakin banyak juga perputaran uang dalam
perusahaan. Dengan demikian, ukuran perusahaan merupakan ukuran
atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Ukuran perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi
rendahnya aktivitas operasi suatu perusahaan. Pada umumnya semakin
besar suatu perusahaan maka akan semakin besar pula aktivitasnya.
Dengan demikian, ukuran perusahaan juga dapat dikaitkan dengan
besarnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan (Nisa Fidyati, 2003).
Menurut Weston dan Brigham (2000) menyatakan bahwa suatu
perusahaan yang besar dan mapan (stabil) akan lebih mudah untuk ke
pasar modal. Kemudahan untuk ke pasar modal maka berarti
fleksibilitas bagi perusahaan besar lebih tinggi serta kemampuan untuk
mendapatkan dana dalam jangka pendek juga lebih besar daripada
perusahaan kecil.
Definisi dari ukuran perusahaan menurut Bambang Riyanto
(2008: 313), yaitu : “Besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya
nilai equity, nilai penjualan, atau nilai total aktiva”. Menurut Undang-
undang No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil point b, menjelaskan
bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan menjelaskan
bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) digolongkan ke dalam
kelompok usaha kecil. Dengan adanya ketentuan ini, maka dapat
dinyatakan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan
di atas Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dapat dikelompokkan
ke dalam industri menengah dan besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Size Employement Size
Asset Size Sales Size
Small Business
0-500 employees $0- $25 million $0-$50 million
Medium Business
500- 999 employees $25 - $100 million $50 - $250 million
Large Business
1000 or more $100 million or more
$250 million or more
Selain itu, ukuran perusahaan yang didasarkan pada total assets
yang dimiliki oleh perusahaan diatur dengan ketentuan BAPEPAM
No. 11/PM/1997, yang menyatakan bahwa : “Perusahaan menengah
atau kecil adalah perusahaan yang memiliki jumlah kekayaan (total
assets) tidak lebih dari 100 milyar rupiah”
Menurut Small Business Organization, klasifikasi bisnis
berdasarkan ukuran perusahaan adalah sebagai berikut :
TABEL II.1 CLASSIFICATION OF BUSINESS BY SIZE
Sumber : Office of Economics Research, U.S Small Business Administration
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki
perusahaan. Dikarenakan total aktiva perusahaan bernilai milyaran
rupiah maka hal ini dapat disederhanakan dengan mentransfor-
masikannya ke dalam logaritma natural, sehingga ukuran perusahaan
juga dapat dihitung dengan : Size = Ln Total Assets (Kartika
Nuringsih, 2005).
c. Profitability
Setiap Perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kinerja
perusahaannya dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas
perusahaan. Tetapi, selain itu perusahaan juga harus dapat mengadakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
efektivitas dan efisiensi dalam melakukan operasional usaha
perusahaan. Peningkatan produktivitas dan dilakukannya program
efektivitas dan efisiensi merupakan langkah yang diambil perusahaan
dalam rangka untuk memperoleh keuntungan (Profit).
Kemampuan perusahaan untuk tetap dapat bersaing dalam
kompetisi dengan perusahaan-perusahaan lainnya, menuntut
perusahaan untuk dapat meningkatkan profitabilitas. Pengertian
profitabilitas seperti yang dikemukakan oleh Mamduh M. Hanafi dan
Abdul Halim (2003:75) sebagai berikut : “Profitabilitas adalah rasio
yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
(profitabilitas) “.
Sedangkan pengertian profitabilitas menurut S. Munawir
(2002: 152) mengemukakan bahwa : “Profitabilitas (Profitability) atau
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh
laba “. Menurut Soemarso S.R. (1999:4 46) yang dimaksud dengan
analisa rasio profitabilitas adalah : “Analisa rasio profitabilitas yaitu
hasil akhir dari berbagai keputusan dan kebijakan yang dijalankan
perusahaan. Analisa rasio profitabilitas memberikan jawaban akhir
tentang efisien tidaknya perusahaan dalam menghasilkan laba “.
Dari pengertian-pengertian diatas penulis mengambil
kesimpulan bahwa analisa rasio profitabilitas adalah gambaran akhir
dari kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba atau jawaban
akhir tentang efisien tidaknya perusahaan menghasilkan laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Menurut Kasmir (2008: 196), “ Rasio profitabilitas merupakan
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan ”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada dasarnya
penggunaan rasio ini yakni menunjukkan tingkat efesiensi suatu
perusahaan.
Ukuran likuiditas perusahaan yang sering digunakan adalah
current ratio yang merupakan perbandingan antara aktiva lancar
(current asset) dengan hutang lancar (current liabilities). Aktiva lancar
umumnya berupa kas, surat berharga, piutang dagang dan persediaan.
Sedangkan hutang lancar pada umumnya berupa hutang dagang, pajak
yang ditangguhkan, serta biaya-biaya yang ditangguhkan. Kim and
David et,al (1998) mengelompokkan faktor-faktor yang diperkirakan
mempengaruhi likuiditas perusahaan, yaitu :
1) Cash flow uncertainty
Cash flow uncertainty atau ketidakpastian arus kas dapat
menentukan keputusan manajer dalam menentukan tingkat
likuiditas perusahaan. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat
ketidakpastian arus kas yang tinggi akan cenderung melakukan
investasi dalam aktiva yang likuid dengan jumlah yang besar.
2) Current and future investment opportunity
Current and future investment opportunity merupakan kesempatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
investasi yang dihadapi perusahaan, baik saat ini maupun masa
yang akan datang. Berkaitan dengan current and future investment
opportunity ini manajemen akan mempertimbangkan apakah lebih
baik melakukan investasi dalam bentuk aktiva tetap atau
melakukan investasi dalam bentuk aktiva likuid.
3) Transaction Demand for Liquidy
Transaction demand for liquidy berkaitan dengan dana atau arus
kas yang diperlukan perusahaan untuk tujuan transaksi. Hal ini
juga merupakan faktor yang dipertimbangkan perusahaan dalam
menentukan likuiditas perusahaan. Perhitungan likuidtas
perusahaan memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang berkepentingan
adalah pemilik dan manajemen perusahaan untuk menilai
kemampuan mereka sendiri. Sedangkan dari pihak luar yang juga
memiliki kepentingan yaitu kreditur (penyedia dana) dan supplier
yang menyalurkan atau menjual barang pembayaran secara
angsuran kepada perusahaan. Bagi kreditur pengukuran likuiditas
merupakan jaminan untuk memberikan pinjaman selanjutnya.
Sementara bagi supplier, digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk menyetujui penjualan barang dagangan secara angsuran
(Kasmir, 2008).
Manfaat rasio profitabilitas tidak terbatas hanya pada pemilik
usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar perusahaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan
dengan perusahaan Kasmir (2008:197), menerangkan bahwa tujuan
dan manfaat penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun
bagi pihak luar perusahaan yakni :
1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode tertentu
2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang
3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu
4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri
5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri
6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan
menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di
laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba
rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi.
Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan posisi keuangan
perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau
kenaikan, sekaligus sebagai evaluasi terhadap kinerja manajemen
sehingga dapat diketahui penyebab dari perubahan kondisi keuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
perusahaan tersebut. semakin lengkap jenis rasio yang digunakan,
semakin sempurna hasil yang akan dicapai, sehingga posisi dan
kondisi tingkat profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara
sempurna.
Secara umum ada empat jenis analisis utama yang digunakan
untuk menilai tingkat profitabilitas yakni terdiri dari: Net Profit
Margin (NPM) , Gross Profit Margin (GPM), Return On Assets
(ROA), Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA).
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah
rasio Return On Assets (ROA). Return On Asset (ROA) merupakan
bagian dari rasio profitabilitas dalam menganalisa laporan keuangan
atas laporan kinerja keuangan perusahaan. Pengertian ROA menurut
beberapa ahli yaitu : Return on Asset adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total
asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan
biaya-biaya untuk menandai asset tersebut (Abdul Halim dan Mamduh
M. Hanafi, 2000:83).
Sedangkan pengertian lain yaitu: “Return On Asset
merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil
atas sumber daya keuangan yang ditanamkan oleh perusahaan” (S.
Munawir, 2002: 269).
Menurut Eduardus Tandelilin (2010: 372) menyatakan bahwa:
“Return On Asset menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
yang dimiliki perusahaaan bisa menghasilkan laba”. Sedangkan Return
On Asset menurut Henry Simamora (2000: 529), yaitu: “Return On
Asset merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan”.
Return On Asset (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari
total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu
memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila Return On Asset
(ROA) yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang
dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu
perusahaan mempunyai Return On Asset (ROA) yang tinggi maka
perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan
pertumbuhan modal sendiri. Tetapi sebaliknya, jika total aktiva yang
digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan
mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan modal
sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Return On Asset (ROA) adalah
suatu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam menghasilkan laba berdasarkan penggunaan aktiva
perusahaan.
Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
Laba Bersih Return On Aset (ROA) = -------------------- x 100%
Total Asset
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Menurut L.Thian Hin (2008:69) menjelaskan bahwa “rasio ini
menunjukkan seberapa besar asset perusahaan digunakan secara efektif
untuk menghasilkan laba”.
Menurut Munawir (2001: 91-92) keunggulan Return On
Assets adalah sebagai berikut :
1) Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapat
diketahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini
merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi.
2) Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis Return On
Asset (ROA) juga berguna untuk kepentingan perencanaan.
3) Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan
baik maka dengan analisis Return On Asset (ROA) dapat diukur
efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif
terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan
perusahaan.
Menurut Abdul Halim dan Supomo (2001: 151) keunggulan Return On
Asset (ROA) adalah sebagai berikut :
1) Perhatian manajemen dititik beratkan pada maksimalisasi laba atas
modal yang diinvestasikan.
2) ROA dapat dipergunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh setiap divisinya dan pemanfaatan
akuntansi divisinya. Selanjutnya dengan ROA akan menyajikan
perbandingan berbagai macam prestasi antar divisi secara obyektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
ROA akan mendorong divisi untuk menggunakan dalam
memperoleh aktiva yang diperkirakan dapat meningkatkan ROA
tersebut.
3) Analisa ROA dapat juga digunakan untuk mengukur profitabilitas
dari masing-masing produksi yang dihasilkan oleh perusahaan.
Menurut Munawir (2001: 94) kelemahan yang terdapat pada Return
On Asset (ROA) yaitu :
1) Return On Asset (ROA) sebagai pengukur divisi sangat
dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap.
2) Return On Asset (ROA) mengandung distorsi yang cukup besar
terutama dalam kondisi inflasi. Return On Asset (ROA) akan
cenderung tinggi akibat dan penyesuaian (kenaikan) harga jual,
sementara itu beberapa komponen biaya masih dinilai dengan
harga distorsi.
Menurut Lisa Linawati Utomo (2000:34) Return On Asset (ROA) juga
memiliki kelemahan diantaranya yaitu :
1) Pengukuran kinerja dengan menggunakan Return On Asset (ROA)
membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk
melewatkan project-project yang menurunkan divisional Return On
Asset (ROA), meskipun sebenarnya project-project tersebut dapat
meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan.
2) Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka
pendek dan bukan tujuan jangka panjang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3) Sebuah project dalam Return On Asset (ROA) dapat meningkatkan
tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai
konsekuensi negatif dalam jangka panjang.Yang berupa pemutusan
beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan
penggunaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan
kualitas produk dalam jangka panjang.
d. Advertising
Biaya Advertising (AD) merupakan biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam rangka untuk memasarkan produknya. Tujunnya
adalah untuk promosi dan meningkatkan volume penjualan. Biaya
advertising (AD) merupakan proksi dari relational capital (Chen et.
al., 2005).
Biaya Advertising merupakan salah satu bentuk strategi
perusahaan dalam melakukan tax avoidance, biaya Advertising yang
tinggi menyebabkan berkurangnya laba bersih yang diperoleh
perusahaan, dengan demikian semakin tinggi biaya advertising maka
berdampak negative terhadap cash ETR perusahaan.
B. Penelitian Terdahulu Pengembangan Hipotesis
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terhadap penghindaran pajak atau meminimalkan pajak
masih jarang dijumpai di Indonesia karena keterbatasan data mengenai pajak
badan usaha (corporate tax) yang di bayar perusahaan yang dilaporkan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
laporan keuangan khususnya laporan arus kas belum mencerminkan keadaan
yang sebenarnya, karena laporan arus kas untuk pembayaran pajak bercampur
dengan pajak-pajak yang lain yang menjadi kewajiban perusahaan seperti
pajak pertambahan nilai,pajak bumi dan bangunan,denda dan sangsi pajak.
Desai, Dharmapala (2007) dalam penelitian mereka mengatakan
bahwa untuk mengukur penghindaran pajak adalah sulit dan data untuk
pembayaran pajak dalam Surat Pemberitahuan Pajak sulit didapat untuk itu
perlu pendekatan untuk menaksir berapa pajak yang sebenarnya yang dibayar
perusahaan kepada pemerintah,oleh karena itu dalam penelitian mereka
diadopsi pendekatan tidak langsung untuk mengukur variabel dependen
penghindaran pajak yaitu dengan memulai menghitung perbedaan laba
akuntansi dengan penghasilan /laba kena pajak (gap between financial and
taxable income), Perbedaan yang dilaporkan ke pemegeng saham atau investor
mengunakan GAAP/SAK, sedangkan ke Kantor Pelayanan Pajak dengan
Peraturan Perundang-undangan pajak, perbedan ini terkenal dengan sebutan
Perbedaan Buku-Pajak (Book-Tax Gap). Metode ini menarik minat para
peneliti untuk mendalaminya dan telah menjadi proxi untuk mengukur
pengindaran pajak disamping proxi yang lain,disebabkan oleh pajak yang
dibayar ke pemerintah tidak dapat diketahui secara langsung maka diperlukan
suatu taksiran dengan pendekatan “Grossup” (Manzon, Plesko, 2002) yang
diikuti oleh Desai dan Dharmapala (2004, 2007), metode ini men-gross-up
beban pajak (tax expense) atau utang pajak (tax liability) dengan memakai
tarif pajak. Selanjutnya untuk mencari estimasi book-tax gap, di lakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dengan cara mengurangkan penghasilan kena pajak (taxable income) dari laba
sebelum pajak yang di laporkan di laporan laba rugi (Pretax Financial
Income). Untuk mengontrol perbedaan dalam skala perusahaan, dan juga
book-tax gap yang dinaikan oleh nilai buku asset, maka book-tax gap juga di
skala dengan membaginya dengan nilai buku asset.
Terkait dengan tax avoidance, Dyreng et al., (2008) mengembangkan
mendeskripsikan ukuran tax avoidance baru dengan mengggunakan data
penelitian jangka panjang (long-run) yang didasarkan pada kemampuan
perusahaan untuk membayar tiap dollar untuk pajak atas laba sebelum pajak
perusahaan. Bukti empiris penelitian ini adalah bahwa hampir seperempat dari
jumlah sampel sebanyak 2.077 perusahaan mampu menjaga persistensi jumlah
cash effective tax rate di bawah 20% dalam jangka waktu sepuluh tahun.
Selain itu, penelitian ini juga berhasil membuktikan bahwa cash effective tax
rate dapat menjadi ukuran tax avoidance dalam jangka panjang.
Sementara itu, Wilson (2009) menguji tax shelter perusahaan dengan
menggunakan data dalam laporan keuangan perusahaan. Tujuan yang ingin
dicapai penelitian Wilson (2009) adalah dapat diperolehnya bukti empiris
terkait pengaruh pelaporan keuangan terhadap tax shelter perusahaan. Bukti
empiris dari penelitian Wilson (2009) adalah bahwa LEVERAGE, DAP dan
BTD berpengaruh terhadap tax shelter perusahaan, sehingga dapat dinyatakan
bahwa tingkat LEVERAGE perusahaan, DAP, dan BTD merupakan faktor
yang mempengaruhi tax shelter perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Richardson dan Lanis (2007) meneliti mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pembayaran pajak pada perusahaan-perusahaan yang go public
di Australia. Faktor-faktor tersebut meliputi karakteristik perusahaan berupa
ukuran perusahaan, struktur modal (leverage) dan komposisi aktiva (capital
intensity, inventory intensity dan R&D intensity). Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan dan leverage berdampak negatif
terhadap effective tax rate. Sedangkan komposisi aktiva yang terdiri dari
capital intensity, inventory intensity dan R&D intensity mempunyai pengaruh
positif terhadap effective tax rate (ETR).
Mnzawa (2009) meneliti mengenai dampak perubahan tarif pajak tahun
1984 terhadap resiko sistematis pada perusahaan-perusahaan di Inggris.
Sampel diambil pada periode 1974-2005. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menguji pentingnya pajak korporasi sebagai penentu risiko sistematis
dengan menggunakan perubahan pajak perusahaan tahun 1984 di Inggris.
Studi ini memanfaatkan data time series dan cross sectional analisis untuk
memberikan bukti empiris bahwa pajak korporasi sebenarnya adalah salah
satu faktor yang mempengaruhi risiko sistematis dan perubahan pajak
perusahaan menyebabkan penurunan yang signifikan pada risiko sistematis.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa leverage, ROA, resiko keuangan,
profitability, pertumbuhan laba dan risiko asset berpengaruh positif terhadap
kebijakan perusahaan dalam menghadapi perubahan tarif pajak yang terjadi di
Inggris pada tahun 1984.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Sabli dan Noor (2012) meneliti tentang perencanaan pajak dan tata
kelola yang baik pada perusahaan. Sampel yang digunakan adalah perusahaan
non-keuangan yang terdaftar di Pasar Utama Bursa Malaysia, yaitu pada
sektor produk konsumen, produk industri, properti, hotel, infrastruktur (IPC),
perdagangan dan jasa, konstruksi, perkebunan, dan teknologi, sumber data
berupa laporan keuangan tahunan periode 2007-2010. Hasil penelitian
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan nilai ETR dan STR pada masing-
masing perusahaan kelompok perusahaan non-keuangan yang terdaftar di
Pasar Utama Bursa Malaysia. Lebih lanjut hasil penelitian Sabli dan Noor
(2012) menyimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan, leverage, ROA, dan
investasi modal memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap cash ETR,
sedangkan profitability memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap cash
ETR.
Bauer (2011) meneliti mengenai pengendalian internal terhadap tax
avoidance. Penelitian ini menggunakan data tahun 2004-2006 pada 1.763
perusahaan go publik untuk mengevaluasi pengaruh kualitas pengendalian
internal terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian dengan menggunakan
analisis OLS menunjukkan bahwa perusahaan sistem pengendalian internal
yang baik memiliki rata-rata Cash ETR sebesar 4% (ETR Kas) lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki kelemahan dalam sistem
pengendalian internal. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa
pengungkapan laporan keuangan berupa ROA, profitabilitas, biaya penjualan
dan leverage pada perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik
berdampak terhadap pembayaran pajak perusahaan (Cash ETR).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Amiram (2012) meneliti mengenai pengaruh kebijakan deviden
pemegang saham terhadap tax avoidance. Hasil analisis menunjukkan bahwa
penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan kurang diinginkan oleh
para pemegang saham, hal tersebut dikarenakan penghindaran pajak tidak
memberikan manfaat terhadap para pemegang saham. Hasil penelitian
Amiram (2012) juga menyimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan di
beberapa negara yang menggunakan sistem imputasi memiliki tax avoidance
yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan
sistem imputasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ROA, leverage, size,
advertising, profitability dan R&D berpengarug signifikan terhadap tax
avoidance.
Kim (2010) meneliti mengenai tax avoidance pada perusahaan yang
melakukan pinjaman kredit pada lembaga perbankan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas penyajian akutansi dan pinjaman jangka panjang
tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap tax avoidance pada
perusahaan yang melakukan pinjaman kredit pada lembaga perbankan.
Sedangkan variabel ukuran perusahaan, leverage, ROE, dan arus kas
berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance pada perusahaan yang
melakukan pinjaman kredit pada lembaga perbankan.
2 Hipotesis
a. Pengaruh leverage terhadap cash effective tax rate
Leverage merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dalam hal menginvetasikan dana atau memperoleh sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
dana yang disertai dengan adanya beban/biaya tetap yang harus
ditanggung perusahaan. Penggunaan utang yang tinggi akan menyebabkan
penurunan cash effective tax rate karena sebagian besar keuntungan yang
diperoleh dialokasikan sebagai cadangan pelunasan utang, sehingga
mengurangi laba bersih yang diperoleh perusahaan. Dengan laba bersih
yang semakin rendah, maka pajak yang dibayar oleh perusahaan juga akan
semakin kecil. Sebaliknya pada tingkat penggunaan utang yang rendah,
maka berdampak terhadap tingginya cash effective tax rate yang dibayar
oleh perusahaan.
Leverage memiliki pengaruh negatif terhadap cash effective tax rate
yang dibayar oleh perusahaan. Hal tersebut dinyatakan oleh Wilson
(2009), Richardson dan Lanis (2007), Sabli dan Noor (2012), Bauer
(2011), Amiram (2012), dan Kim (2010) yang menyimpulkan bahwa
besarnya leverage yang dimiliki oleh perusahaan berdampak negatif
terhadap cash effective tax rate yang dibayar oleh perusahaan.
Berdasarkan paparan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut.
H1 : Leverage berpengaruh negatif terhadap terhadap cash effective
tax rate
b. Pengaruh firm size terhadap cash effective tax rate
Semakin besarnya ukuran perusahaan maka kebutuhan akan dana
juga akan semakin besar yang salah satunya dapat berasal dari pendanaan
eksternal yaitu hutang. Perusahaan besar memiliki keuntungan aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
serta lebih dikenal oleh publik dibandingkan dengan perusahaan kecil
sehingga berdampak terhadap penentuan kebijakan tax avoidance. Selain
itu, semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula laba yang
diperoleh perusahaan, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap cash
effective tax rate yang dibayarkan oleh perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Richardson dan Lanis (2007),
Sabli dan Noor (2012), Amiram (2012) dan Kim (2010) menyatakan
bahwa firm size berpengaruh negatif terhadap cash effective tax rate.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
H2 : Firm size berpengaruh negatif terhadap terhadap cash effective
tax rate
c. Pengaruh profitability terhadap cash effective tax rate
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dibandingkan dengan aset yang dimilikinya. Aspek ini
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
berdasarkan nilai aktiva yang dimilikinya. Dengan demikian, suatu
perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi, berarti
bahwa perusahaan tersebut mampu membayar kewajibannya berupa cash
effective tax rate.
Amiram (2012), Sabli dan Noor (2012), Mnzawa (2009)
menyatakan bahwa profitability memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap cash ETR. Hal tersebut diperkuat hasil penelitian yang dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
oleh Bauer (2011) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki
profitabilitas dengan pengendalian internal yang baik berdampak positif
terhadap pembayaran pajak perusahaan (Cash ETR).
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
H3 : Profitability berpengaruh positif terhadap terhadap cash effective
tax rate
d. Pengaruh advertising terhadap cash effective tax rate
Biaya Advertising (AD) merupakan biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam rangka untuk memasarkan produknya. Tujunnya adalah
untuk promosi dan meningkatkan volume penjualan. Biaya advertising
(AD) merupakan proksi dari relational capital. Biaya Advertising
merupakan salah satu bentuk strategi perusahaan dalam melakukan tax
avoidance, biaya Advertising yang tinggi menyebabkan berkurangnya laba
bersih yang diperoleh perusahaan, dengan demikian semakin tinggi biaya
advertising maka berdampak negative terhadap cash ETR perusahaan.
Hal tersebut diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Amiram (2012), Dyreng et al., (2008) dan Wilson (2009) yang
menyatakan bahwa biaya advertising maka berdampak negatif terhadap
cash ETR perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
H4 : Advertising berpengaruh negatif terhadap terhadap cash effective
tax rate
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan gambar
seperti berikut ini.
Karakteristik perusahaan:
a. Leverage (LEV)
b. Firm size (SIZE)
c. Profitability
d. Advertising
Cash ETR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian ex post facto (kausal komparatif), yaitu
merupakan pencarian empirik yang sistematik, dimana peneliti tidak dapat
mengontrol variabel independennya karena peristiwa telah terjadi atau karena
sifatnya tidak dapat dimanipulasi (Karlinger dalam Irniawan dan Payamta,
2004).
B. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadian atau
sesuatu yang ingin peneliti investigasi atau diteliti (Sekaran, 2003: 265).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di dalam
Bursa Efek Indonesia. Sampel merupakan bagian dari populasi yang
karakteristiknya hendak diteliti dan dianggap dapat mewakili keseluruhan
populasi. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki kriteria tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti.
Di dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan metode
purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel penelitian dari populasi
yang mana perusahaan dijadikan sampel tersebut harus memenuhi kriteria
yang dikehendaki oleh peneliti. Penggunaan dari metode ini diharapkan agar
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
memperoleh sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan. Adapun kriteria penilaian sampel, yaitu:
1. Perusahaan manufaktur yang telah go public di Bursa Efek Indonesia
dengan periode 2010.
2. Perusahaan manufaktur di BEI yang menerbitkan laporan keuangan
tahunan dalam periode 31 Desember 2010.
3. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan tahunan yang
menyajikan seluruh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
4. Perusahaan manufaktur yang telah go public di Bursa Efek Indonesia
dalam laporan keuangan tahunan dalam periode 31 Desember 2010
memiliki laba bersih positif.
5. Perusahaan manufaktur yang telah go public di Bursa Efek Indonesia
dalam laporan keuangan tahunan dalam periode 31 Desember 2010
terdapatt biaya advertising.
Berdasarkan kriteria di atas, maka perusahaan manufaktur yang telah go
public di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 53
perusahaan.
C. Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
Bursa Efek Indonesia. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data publikasi
laporan keuangan perusahaan sampel, yaitu seluruh perusahaan yang yang
listing di BEI. Data publikasi tersebut diperoleh dengan download di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
www.idx.co.id, mencatat data dari Indonesian Capital Market Directory
(ICMD), media yang mempublikasikan laporan keuangan, arsip-arsip yang
ada di beberapa sumber seperti pojok BEI FE UNS, Perpustakaan FE dan
internet dan sumber-sumber lain yang relevan dan yang dibutuhkan.
D. Definisi Operational Dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan ukuran sebagai berikut :
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tav avoidance.
Tax Avoidance
Tav Avoidance adalah upaya wajib pajak untuk tidak melakukan perbuatan
yang dikenakan pajak atau upaya-upaya yang masih dalam kerangka
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk memperkecil
jumlah pajak yang terhutang. Tav Avoidance dalam penelitian ini
dinyatakan dengan cash effective tax rate (Cash ETR). Dalam penentuan
ETR, penelitian menggunakan formula yang dikembangkan Dyreng et al.
(2008) seperti berikut ini.
Cash tax paid Cash ETR = ---------------------- Pretax income
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini menggunakan enam karakteristik
perusahaan yang diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan.
Adapun keempat karakteristik perusahaan tersebut adalah seperti berikut
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
a. Leverage (LEV)
Leverage adalah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka panjangnya. Leverage dapat dihitung dengan
membandingkan antara total debt dengan total modal.
Leverage dalam penelitian ini ditentukan dengan formula seperti
berikut ini.
Total debt DER = ------------------------------------
Total modal
b. Firm size (SIZE)
Firm size (SIZE) adalah besarnya total aktiva pada satu tanggal
laporan keuangan yang diperoleh dari neraca perusahaan. Faktor
ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan,
perusahaan yang besar adalah perusahaan yang dianggap telah
mencapai tahap kedewasaan, yang merupakan gambaran bahwa
perusahaan relatif stabil dan mampu menghasilkan laba
dibandingkan perusahaan kecil.
Firm Size merupakan ukuran perusahaan yang dinyatakan dengan
logaritma natural atas jumlah total assets perusahaan.
c. Profitability
Profitability merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan sumber daya yang digunakan. Dalam
penelitian ini, profitability dinyatakan dengan return on asset
(ROA) yang dalam penentuanya menggunakan formula seperti
berikut ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Laba Bersih Return On Aset (ROA) = --------------------
Total Asset
d. Advertising
Advertising adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam
rangka untuk memasarkan produknya. Tujunnya adalah untuk
promosi dan meningkatkan volume penjualan. Biaya advertising
(AD) merupakan proksi dari relational capital
Advertising dalam penelitian ini merupakan perbandingan antara
jumlah advertising expense terhadap total assets perusahaan yang
dalam penentuanya menggunakan formula seperti berikut ini.
ADV =
E. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Descriptive statistic memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai mean, standar deviasi, maksimum, dan minimum.
Descriptive statistic dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai
distribusi dan perilaku data sampel tersebut.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan yang berarti antara masing-masing variabel independen
dalam model regresi. Metode untuk menguji ada tidaknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
multikolinieritas dapat dilihat pada tolerance value atau variance
inflation factor (VIF) yang dapat dihitung melalui program SPSS.
Batas dari tolerance value adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Jika
tolerance value di atas 0,10 dan nilai VIF di bawah 10 maka tidak
terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2005: 80).
b. Uji Autokorelasi
Salah satu cara untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan
menggunakan Uji Run test, yaitu untuk menguji apakah antar residual
terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat
hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau
random. Jadi pengujiannya adalah :
Jika probabilitas ³ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (Ghozali,
2005: 80)
c. Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas terjadi apabila kesalahan atau residual dari model
yang diamati memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke
observasi yang lain (Kuncoro, 2002: 96). Artinya bahwa jika variasi
variabel independen semakin besar maka sebaran variabel dependen
makin lebar atau menyempit. Konsekuensi adanya heterokedastisitas
adalah penaksir (estimator) yang diperoleh tidak efisien, dengan
demikian penaksir yang diperoleh menggambarkan populasi yang
bias.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Adapun uji yang digunakan adalah dengan uji Glejser dengan
persamaan sebagai berikut:
çutç = a + bXt + vi (Ghozali, 2005: 81).
Jika b ternyata signifikan secara statistik, ini menyatakan bahwa
dalam data terdapat heteroskedastisitas. Apabila tidak signifikan, kita
bisa menerima asumsi Homoskedastisitas (Gujarati, 1999: 94).
d. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk
mengukur data berskala ordinal, interval maupun risiko. Jika analisis
menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus
terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data
tidak berdistribusi normal, maka metode alternatif yang bisa
digunakan adalah statistik non parametrik. Dalam penelitian ini uji
normalitas dilakukan terjadap Nilai Residual dengan menggunakan
metode Kolmogorov Smirnov Test. Data dinyatakan berdistribusi
normal jika signifikasi lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2005: 78).
3. Uji Hipotesis
Untuk mencapai hasil analisis yang menuju sasaran, maka dalam
menganalisis data digunakan serangkaian analisis sebagai berikut :
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel
bebas terhadap variabel terikat. Adapun rumus yang digunakan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
CETR = a + b1Lev + b2Size + b3Prof + b4Advt + e
(Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo, 2000 : 299)
Dimana :
Y = Cash effective tax rate
X1 = Leverage
X2 = Firm size (SIZE)
X3 = Profitability
X4 = Advertising
a = Konstanta
b1,b2,b3,b4 = Koefisien regresi
e = Error
b. Uji t
Digunakan untuk membuktikan signifikansi pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat secara parsial. Adapun langkah-langkah yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif
Ho : b = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas
yaitu Leverage (X1), Firm size (SIZE) (X2), Profitability (X3) dan
advertising (X4) secara parsial terhadap variabel terikat yaitu
cash effective tax rate (Y).
Ha : b ¹ 0, ada pengaruh yang signifikan variabel bebas yaitu
Leverage (X1), Firm size (SIZE) (X2), Profitability (X3) dan
advertising (X4) secara parsial terhadap variabel terikat yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
cash effective tax rate (Y).
2) Menentukan level of significance ( ) = 0,05
3) Kriteria pengujian :
Ho diterima apabila nilai p-value
Ho ditolak apabila nilai p-value < 0,10
4) Menentukan Kesimpulan
Dengan melihat p-value dengan 0,10 maka dapat ditentukan
apakah Ho diterima atau ditolak.
c. Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikat
yang ditunjukkan dengan persentase. Adapun rumus yang digunakan
adalah :
Adjusted R2 = 1-(1-R2) kN1N
--
Keterangan:
R2 = besarnya koefisien determinasi sampel
N = banyaknya observasi / jumlah sampel
k = banyaknya variabel
Apabila nilai Adjusted R² mendekati angka 1, maka semakin tinggi
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Sebaliknya apabila nilai Adjusted R2 sangat kecil, maka pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen sangat lemah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Berdasarkan kriteria nilai Adjusted R², maka nilai yang diharapkan
adalah nilai Adjusted R² yang mendekati angka 1, sehingga variabel
yang diujikan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel
dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
2Hasil Pengumpulan Data
Data pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari
website Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu www.idx.co.id. Dalam
pengambilan sampel, peneliti menetapkan kriteria seperti dalam tabel di
bawah ini:
Tabel IV. 1. Kriteria Pengambilan Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2010 1216
Perusahaan non manufaktur 659
Perusahaan manufaktur 557
Berdasarkan tabel IV.1 di atas, dari 557 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI, hanya ada 59 perusahaan manufaktur yang melaporkan
biaya advertising untuk periode 2010. Kemudian dihilangkannya enam
sampel yang karena dalam laporan laba rugi perusahaan tersebut mengalami
kerugian, sehingga dihasilkan sampel akhir sebanyak 53 perusahaan
manufaktur yang melaporkan biaya advertising dan menghasilkan laba pada
akhir periode 2010.
3Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini adalah berupa data leverage, Firm size
(SIZE), Profitability, advertising dan cash ETR yang diperoleh dari data
laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis
statistik deskriptif untuk mengetahui gambaran nilai masing-masing variabel
yang dimiliki perusahaan yang menjadi sampel, dilihat dari nilai mean (nilai
rata-rata), maximum (nilai tertinggi), minimum (nilai terendah) dan nilai 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
standar deviasi.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh hasil analisis deskriptif
sebagai berikut:
Tabel IV.2
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Leverage (X1) 53 .16 21.58 1.6468 3.28545
Firm Size
(X2) 53 10.47 13.67 12.0115 .61040
Profitability
(X3) 53 -.02 .43 .1342 .10524
Advertising
(X4) 53 .01 1.16 .2151 .19847
Cash ETR (Y) 53 .01 .76 .2645 .13645
Valid N
(listwise) 53
Sumber: Data penelitian diolah
Berdasarkan tabel IV.2 diketahui hasil statistik dari kelima variabel
penelitian. Dari 53 sampel dapat diketahui bahwa variabel leverage
mempunyai nilai mean sebesar 1,6468 dan standar deviasi 3,28545. Nilai
minimum leverage yaitu sebesar 0,16 yang dimiliki oleh PT. Argha Karya
Prima Industry, sedangkan nilai leverage maksimumnya yaitu sebesar 21,58
yang dimiliki oleh PT. Schering-Plough Indonesia.
Variabel firm size yang diukur dengan log natural asset mempunyai
nilai rata-rata sebesar 12,0115 dengan standar deviasi 0,61040. Proporsi firm
size terbesar dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sebesar 13,67.
Sedangkan proporsi firm size terkecil dimiliki oleh PT. United Tractors Tbk
sebesar 10,47. Hal ini menunjukkan rata-rata sampel memiliki aset yang relatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
besar.
Variabel profitability yang diukur dengan return on asset (ROA)
mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,1342 dengan standar deviasi 0,10524.
Proporsi profitability terbesar dimiliki oleh PT. Panasia Filament Inti sebesar
0,43. Sedangkan proporsi profitability terkecil dimiliki oleh PT. Tirta
Mahakam Resources sebesar -0,02. Hal ini menunjukkan rata-rata sampel
memiliki profitability yang relatif rendah.
Variabel advertising yang diukur dengan membandingkan antara
jumlah advertising expense terhadap total assets perusahaan mempunyai nilai
rata-rata sebesar 0,2151 dengan standar deviasi 0,19847. . Proporsi biaya
advertising terbesar dimiliki oleh PT. Fast Food Indonesia sebesar 1,16.
Sedangkan proporsi biaya advertising terkecil dimiliki oleh PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food sebesar 0,01. Hal ini menunjukkan rata-rata sampel memiliki
biaya advertising yang relatif rendah.
Variabel cash ETR mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,2645 dengan
standar deviasi 0,13645. . Proporsi cash ETR terbesar dimiliki oleh PT.
Panasia Filament Inti sebesar 0,76. Sedangkan proporsi cash ETR terkecil
dimiliki oleh PT. Arwana Citra Mulia sebesar 0,01. Hal ini menunjukkan rata-
rata sampel memiliki biaya advertising yang cash ETR yang tinggi.
4Uji Asumsi Klasik
Suatu model dinyatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai
sifat best linier unbiased estimator (Gujarati, 2003). Di samping itu suatu
model dikatakan cukup baik dan dapat dipakai untuk memprediksi apabila
sudah lolos dari serangkaian uji asumsi ekonometrik yang melandasinya. Uji
asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat
menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Uji asumsi klasik
dalam penelitian ini terdiri dari uji Kolmogorof-Smirnov untuk menguji
normalitas data secara statistik; uji heteroskedastisitas dengan menggunakan
metode chart (diagram Scatterplot); uji multikolinearitas dengan
menggunakan Variance Inflation Factors (VIF); dan uji otokorelasi dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
menggunakan Durbin Watson statistik.
Uji Normalitas
Tabel IV. 3
Hasil Uji Normalitas Data Kolmogorof Smirnov
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1,260 0,083
Sumber: Data penelitian diolah
Uji normalitas data dilakukan untuk melihat bahwa suatu data
terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam
penelitian ini dilakukan berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov. Hair et
aldalam Fauzan (2002) memberikan rule of thumb sebagai berikut: Jika
nilai statistik Kolmogorov-Smirnov signifikan di atas signifikan tertentu
maka dapat disimpulkan terpenuhinya asumsi normalitas. Level of
Significant yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. Dari tabel
IV.2 menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,260 dan besarnya
nilai signifikan di atas 0,05 yaitu sebesar 0,083. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi secara normal.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu observasi ke
observasi lain. Hasil uji heteroskedastisitas dapat ditunjukkan dari gambar
di bawah ini.
Tabel IV. 4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .008 .260 .032 .975
Leverage (X1) .000 .004 -.007 -.045 .964
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Firm Size (X2) .007 .022 .046 .305 .762
Profitability
(X3) .016 .132 .019 .123 .902
Advertising
(X4) -.052 .066 -.116 -.779 .440
a. Dependent Variable: ABRESID
Sumber: Data penelitian diolah
Hasil output perhitungan uji Heteroskedastisitas menggunakan
uji Glejser dengan bantuan program SPSS 16.00 for Windows
menunjukkan nilai probabilitas value untuk variabel independen leverage
(X1) sebesar 0,964, frim size (X2) sebesar 0,762, profitability (X3) sebesar
0,902, dan advertising (X4) sebesar 0,440, semuanya memiliki nilai p-
value > 0,05 ini berarti model regresi yang digunakan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk
memprediksi cash ETR berdasarkan masukan variabel independen yaitu
leverage (X1), frim size (X2), profitability (X3), dan advertising (X4).
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan yang berarti antara masing-masing variabel
independen dalam model regresi. Metode untuk menguji ada tidaknya
multikolinieritas dapat dilihat pada tolerance value atau variance inflation
factor (VIF) yang dapat dihitung melalui program SPSS versi 16.0. Batas
dari tolerance value adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10 jika tolerance
value dibawah 0,10 dan nilai VIF diatas 10 maka terjadi multikolinieritas.
Hasil analisis dengan menggunakan program SPSS versi 12.0 adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel IV. 5
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Leverage (X1) 0,894 1,118 Tidak terjadi multikolinieritas
Firm Size (X2) 0,903 1,107 Tidak terjadi multikolinieritas
Profitability (X3) 0,832 1,202 Tidak terjadi multikolinieritas
Advertising (X4) 0,933 1,072 Tidak terjadi multikolinieritas
Sumber: Data penelitian diolah
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa variabel leverage (X1), frim size
(X2), profitability (X3), dan advertising (X4) memiliki nilai tolerance
diatas 0,10. Tidak adanya variabel bebas yang mempunyai nilai tolerance
kurang dari 0,10, berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas. Hasil
perhitungan nilai VIF (Variance Inflation Factor) juga menunjukkan hal
yang sama, dimana tidak satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF
lebih besar dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
multikolinearitas antar variabel bebas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa model regresi layak dipakai.
Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi menggunakan Run Test menunjukkan hasil
signifikan sebesar 0,675 lebih besar dari 0,05, ini berarti antara residual
tidak terdapat hubungan korelasi (Imam Gozali, 2001: 104). Hasil analisis
uji autokorelasi adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel IV.6
Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardize
d Residual
Test Valuea -.01853
Cases < Test Value 26
Cases >= Test
Value 27
Total Cases 53
Number of Runs 29
Z .419
Asymp. Sig. (2-
tailed) .675
Sumber: Data penelitian diolah
5Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan
Dalam penelitian ini, alat analisis yang digunakan adalah analisis
regresi linier berganda (Multiple Regression) dengan lima variabel independen
yaitu leverage (X1), frim size (X2), profitability (X3), dan advertising (X4).
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16. Berikut
ini adalah hasil dari analisis regresi linier berganda yang disajikan dalam
bentuk tabel beserta penjelasannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel IV.7
Hasil Analisis Regresi Beganda
Variabel Koefisien T Sig.
(Constant)
Leverage (X1)
Firm Size (X2)
Profitability (X3)
Advertising (X4)
-0.046
-0.010
0.028
0.262
-0.226
-0.131
-1.726
0.953
1.459
-2.516
0.896
0.091
0.345
0.151
0.015
R Square = 0,234
Adjusted R Square = 0,170
* Signifikan
Sumber: Data penelitian diolah
Berdasarkan Tabel IV.6 tersebut, maka dapat ditulis persamaan
regresi sebagai berikut:
Y = -0,046 - 0,010X1 + 0,028X2 + 0,262X3 - 0,226X4
Penjelasan mengenai analisis pengaruh secara simultan maupun
secara parsial dari masing-masing variabel indenden yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu leverage (X1), frim size (X2), profitability (X3), dan
advertising (X4), akan dijelaskan di bagian selanjutnya.
e. Pengaruh Secara Simultan
Koefisien multipel korelasi antara variabel independen dengan
variabel dependen dari persamaan regresi berganda adalah sebesar 0,234
(R = 23,4%), ini berarti bahwa tingkat keeratan hubungan antara variabel
independen dan dependen adalah 23,4%. Nilai koefisien determinasi
(R² = 0,170), ini berarti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh
variabel independen sebesar 17%. Dengan kata lain bahwa 17% cash ETR
dalam perusahaan yang terdaftar di BEI (perusahaan manufaktur) mampu
dijelaskan oleh variabel leverage (X1), frim size (X2), profitability (X3),
dan advertising (X4), sedangkan sisanya sebesar 83% dijelaskan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model.
f. Pengaruh Secara Parsial dan Pembahasan Hipotesis
2. Pengaruh leverage terhadap cash ETR
Berdasarkan tabel IV.6 pengujian pertama dilakukan terhadap
leverage (X1) diperoleh t-hitung -1,726 dengan nilai signifikansi 0,091
yang lebih besar dari tingkat signifikan yang ditetapkan sebelumnya
yaitu 0,10. Hasil tersebut menunjukkan variabel leverage (X1)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cash ETR. Dengan
demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa : “Leverage
berpengaruh negatif terhadap terhadap cash effective tax rate”,
diterima (Ho ditolak).
Temuan ini sesuai dengan temuan penelitian sebelumnya
yaitu penelitian Wilson (2009), Richardson dan Lanis (2007), Sabli
dan Noor (2012), Bauer (2011), Amiram (2012), dan Kim (2010) yang
menyimpulkan bahwa besarnya leverage yang dimiliki oleh
perusahaan berdampak negatif dan signifikan terhadap cash effective
tax rate yang dibayar oleh perusahaan.
3. Pengaruh firm size terhadap cash effective tax rate
Berdasarkan tabel IV.6 pengujian kedua dilakukan terhadap
firm size (X2) diperoleh t-hitung 0,953 dengan nilai signifikansi 0,345
yang lebih besar dari tingkat signifikan yang ditetapkan sebelumnya
yaitu 0,10. Hasil tersebut menunjukkan variabel firm size (X2) tidak
berpengaruh signifikan terhadap cash ETR. Dengan demikian,
hipotesis yang menyatakan bahwa : “Firm size berpengaruh negatif
terhadap terhadap cash effective tax rate”, ditolak (Ho diterima).
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa firm size tidak
terbukti mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
cash ETR pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil
penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Richardson dan Lanis (2007), Sabli dan Noor (2012),
Amiram (2012) dan Kim (2010) menyatakan bahwa firm size
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
berpengaruh negatif terhadap cash effective tax rate.
Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan kondisi
ukuran perusahaan yang besar maka kebutuhan akan dana juga akan
semakin besar. Salah satu alternatif pemenuhan dana tersebut berasal
dari pendanaan eksternal yaitu hutang. Dengan demikian, semakin
besar ukuran perusahaan maka semakin besar dana investasi yang
dapat diperoleh dari hutang. Perusahaan besar memiliki keuntungan
aktivitas serta lebih dikenal oleh publik dibandingkan dengan
perusahaan kecil sehingga sehingga berdampak terhadap penentuan
kebijakan tax avoidance. Selain itu, semakin besar ukuran perusahaan
maka semakin besar pula total asset yang dimiliki perusahaan, yang
pada akhirnya berpengaruh terhadap cash effective tax rate yang
dibayarkan oleh perusahaan.
4. Pengaruh profitability terhadap cash effective tax rate
Hasil pengujian menunjukkan bahwa profitability
berpengaruh positif dan signifikan terhadap cash ETR. Hal ini dapat
dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 1,459 serta nilai probabilitas
demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa : “Profitability
berpengaruh positif terhadap terhadap cash effective tax rate”,
ditolak (Ho diterima). Temuan ini tidak sesuai dengan temuan
penelitian sebelumnya yaitu penelitian Amiram (2012), Sabli dan Noor
(2012), Mnzawa (2009) menyatakan bahwa profitability memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap cash ETR. Hal tersebut
diperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Bauer (2011)
menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas dengan
pengendalian internal yang baik berdampak positif terhadap
pembayaran pajak perusahaan (Cash ETR).
5. Pengaruh advertising terhadap cash effective tax rate
Berdasarkan hasil pengujian dilakukan terhadap advertising
diperoleh t-hitung -2,516 dengan nilai signifikansi 0,015 lebih besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
dari tingkat signifikan yang ditetapkan sebelumnya yaitu 0,10. Hasil
tersebut menunjukkan variabel advertising berpengaruh negative dan
signifikan terhadap cash ETR. Dengan demikian, hipotesis yang
menyatakan bahwa: “Advertising berpengaruh negatif terhadap
terhadap cash effective tax rate”, diterima (Ho diolak). Temuan ini
sesuai dengan temuan penelitian sebelumnya yaitu Amiram (2012),
Dyreng et al., (2008) dan Wilson (2009) yang menyatakan bahwa
biaya advertising maka berdampak negatif terhadap cash ETR
perusahaan.
Biaya Advertising (AD) merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam
rangka untuk memasarkan produknya. Tujunnya adalah untuk promosi dan
meningkatkan volume penjualan. Biaya advertising (AD) merupakan proksi dari
relational capital. Biaya Advertising merupakan salah satu bentuk strategi
perusahaan dalam melakukan tax avoidance, biaya Advertising yang tinggi
menyebabkan berkurangnya laba bersih yang diperoleh perusahaan, dengan
demikian semakin tinggi biaya advertising maka berdampak negative terhadap
cash ETR perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
58
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
g. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
h. Leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan terhadap cash ETR.
i. Advertising pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap cash ETR.
j. Profitability pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap cash ETR.
k. Firm size pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI mempunyai
pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap cash ETR.
l. Besar variasi variabel cash ETR yang dapat diterangkan oleh variasi
variabel leverage, firm size, profitability dan advertising sebesar 17
persen, sedangkan sisanya sebesar 83 persen dipengaruhi variabel lain
yang tidak diteliti.
m. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dari penelitian ini adalah hasil koefisien determinasi
yang diperoleh dari hasil analisis sebesar 17 persen yang menunjukkan bahwa
sebesar 22,8 persen variasi variabel cash ETR pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI yang dapat diterangkan oleh variasi variabel leverage,
firm size, profitability dan advertising sedang sisanya 83 persen dipengaruhi
variabel lain di luar model penelitian. Dengan demikian, perlu adanya
penambahan variabel pada penelitian mendatang.
n. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
o. Dalam penelitian mendatang perlu menambahkan variabel-variabel lain
yang mempengaruhi cash ETR. Variabel yang dapat ditambahkan dalam
penelitian ini adalah kepemilikan institusional, tingkat inflasi, suku bunga,
indeks harga konsumen, tingkat risiko pasar dan lain-lain.
Menambahkan jumlah sampel dalam waktu pengamatan yang lebih lama sehingga
nantinya diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user