Upload
nguyennhi
View
225
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN
PELANGGAN DALAM PERTUNJUKAN LIVE MUSIC
(Studi Kasus Pada Event Organizer Java Musikindo Jakarta)
Oleh:
EDWIN ARAHMAT
NIM: 104081002459
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUASAN PELANGGAN
DALAM PERTUNJUKAN LIVE MUSIC (Studi Kasus Pada Event Organizer Java Musikindo Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Edwin Arahmat
NIM: 104081002459
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Heryanto, SE, M.Si
NIP. 1949060219780310 NIP. 195902231986011002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN IIMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009 M
Hari ini Senin Tanggal 24 Bulan November Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Edwin Arahmat NIM: 104081002459
dengan judul skripsi “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan
Pelanggan Dalam Pertunjukan Live Music” (Studi Kasus Pada Event Organizer
Java Musikindo Jakarta). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 November 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Leis Suzanawaty, SE, M.Si
Ketua Sekertaris
Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
Hari ini Jumat Tanggal 4 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Edwin Arahmat NIM: 104081002459 dengan
judul skripsi “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan
Pelanggan Dalam Pertunjukan Live Music” (Studi Kasus Pada Event Organizer
Java Musikindo Jakarta). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 04 Desember 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Dr. Yahya Hamja, MM Heryanto, SE, M.Si
Penguji I Penguji II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Penguji Ahli
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Edwin Arahmat
Tempat/Tanggal Lahir : Ciamis / 4 Agustus 1985
Agama : Islam
Telp : 085692704702 / 021-94198010
Alamat : Jl. Flamboyan II No. 34 Rt. 005/Rw.003 Kelurahan
Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Tangerang
Email : [email protected]
PENDIDIKAN
1992-1998 : SDN 1 Rancah, Ciamis-Jawa Barat
1998-2001 : SLTP Negeri 1 Rancah, Ciamis-Jawa Barat
2001-2004 : SMA Negeri 1 Ciamis-Jawa Barat
2004-2009 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
PENGALAMAN ORGANISASI
2001-2002 : Anggota Bantara Pramuka SMA Negeri 1 Ciamis
2002-2003 : Anggota Tim SAR PANTERA Cabang Ciamis
2001-2004 : Anggota Tim Basket SMA Negeri 1 Ciamis
2004-2007 : Anggota Tim Basket Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of factors which
are affect customer satisfaction in live music performance. Data collected by distributing questionnaires to 120 respondents. The method of sampling using
convenience sampling (the data is taken based on ease). This research use primary data which are directly collected from respondents with questionnaires technic
and analyzed with analysis of factor. The result of this research shows that the result of 23 variables analyzed
with the model of factor analysis that influences customer satisfaction in live
music performance. Includes six factors below: facilities factor, musicians
appearance factor, stage appearance factor, audience interaction factor, musical
ability factor, and stage decoration factor.
Keyword: customer satisfaction, music, performing arts, facilities factor,
musicians appearance factor, stage appearance factor, audience interaction factor,
musical ability factor, stage decoration factor.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam pertunjukan live music. Data penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 120 responden. Metode
penentuan sampel yang digunakan adalah convenience sampling (pengambilan data berdasarkan kemudahan). Penelitian ini menggunakan data primer yang
langsung dikumpulkan dari responden dengan menggunakan teknik kuesioner dan dianalisa dengan analisis faktor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari 23 variabel yang dianalisa
dengan model analisis faktor yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan dalam pertunjukan live music. Faktor-faktor tersebut terdiri 6
faktor, yaitu faktor fasilitas, faktor penampilan musisi, faktor penampilan
panggung, faktor interaksi penonton, faktor kemampuan bermusik, dan faktor
dekorasi panggung.
Kata kunci: kepuasan pelanggan, musik, pertunjukan seni, faktor fasilitas, faktor
penampilan musisi, faktor penampilan panggung, faktor interaksi penonton, faktor
kemampuan bermusik, faktor dekorasi panggung.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang merajai hari akhir,
pengayom alam semesta, sumber ilmu pengetahuan, sang maha cahaya, pilar nalar
kebenaran dan kebaikan yang terindah yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia tak terhingga, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhamaad SAW yang telah membawa cahaya kebenaran, yang diutus
sebagai rahmatan lil’alamin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan serta dorongan
berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan pernah selesai, untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak dan Mama tercinta yang memiliki peran yang sangat penting dan
tidak terkira, yang telah memberikan do’a tulus ikhlas, motivasi, dan kasih
sayang serta dukungan moril dan materil kepada penulis untuk tetap
semangat. Dan adik-adikku tersayang (Fitri dan Deden) yang telah
memberikan do’a, motivasi, dan keceriaan kepada penulis. Aa Sayang
Kalian.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Lies Suzanawaty, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM, selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya dalam memberikan pengarahan serta bimbingan
dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Heryanto, SE, M.Si, selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya dalam memberikan pengarahan serta bimbingan dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah
memberikan ilmu yang tidak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi
di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. Segenap staf akademik (Pak Rahmat, Bu Umi, Bu Siska, dan Bang Hamdi)
dan staf perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Paman-Paman dan Bibi-Bibiku serta Saudara-Saudaraku semuanya yang
sangat saya hormati. Terima kasih atas dukungan dan do’anya. Semoga
Allah SWT membalas kebaikan Paman, Bibi, dan Saudaraku semua.
Amin.
10. Bidadari Penyelamatku “Mega Supriyatna, SE” yang telah memberikan
cinta, do’a, dan motivasi yang tak terhingga untukku. Semoga langkah dan
cita-cita kita diridhai Allah SWT dan semoga cinta kita abadi untuk
selamanya.Amin. Aq Sayang Kamu
11. Sahabat-Sahabat Terbaikku dari Manajemen B angkatan 2004 (Suryo,
Rifat, Safri, Wawan, Fahri, Artha, Andi, Bintang, Oman, Sobah, Shandi,
Imron, Anwar, Herdi, Hendro, Tato, Napay, Qori, Mulyadi, Ali, Dwi,
Mahbub, Mamat, Eko). Semoga langkah kita selalu mendapat ridho Allah
SWT dan semoga cita-cita kita tercapai. Amin. Hidup UKM Santai!
12. Teman-Teman seperjuanganku (Pany, Ekowati, Sarah, Cahyo, dll) dan
anak-anak Manajemen Pemasaran, Manajemen Perbankan, Manajemen
Keuangan, dan anak-anak Akuntansi angkatan 2004, yang tidak bisa
disebutin satu persatu. Makasih banyak buat semuanya, semoga Allah
SWT selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua.Amin.
13. Dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala
dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk
menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, November 2009
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... i
Abstract ........................................................................................................... ii
Abstrak ........................................................................................................... iii
Kata Pengantar ................................................................................................ iv
Daftar Isi.......................................................................................................... vii
Daftar Tabel..................................................................................................... x
Daftar Gambar ................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. ............................................................................................Lat
ar Belakang Penelitian ............................................................. 1
B. ............................................................................................Ru
musan Masalah ........................................................................ 6
C. ............................................................................................Tuj
uan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepuasan Pelanggan ................................................................. 8
1. Konsep Kepuasan Pelanggan .............................................. 8
2. Metode Mengukur Kepuasan Pelanggan ............................ 16
3. Manfaat Program Kepuasan Pelanggan .............................. 20
4. Faktor-Faktor Determinan Yang Mempengaruhi Kepuasan
Pelanggan .......................................................................... 24
B. Kepuasan Pelanggan pada Pertunjukan Live Music .................. 32
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan dalam
Pertunjukan Live Music ........................................................... 33
D. Penelitian Terdahulu ................................................................ 40
E. Kerangka Pemikiran ................................................................ 44
F. Hipotesis .................................................................................. 45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 49
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................... 49
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 50
D. Metode Analisis Data ............................................................... 52
1. Uji Validitas dan Reliabilitas............................................... 52
2. Analisis Faktor ................................................................... 53
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 58
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .............................. 61
1. Struktur Manajemen Java Musikindo ................................. 61
2. Konser yang Pernah Diselenggarakan ................................ 64
3. Perkembangan Usaha ......................................................... 69
B. Pembahasan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ....................... 71
C. Pembahasan Hasil Kuesioner .................................................... 74
D. Pembahasan Analisis Faktor ..................................................... 94
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ............................................................................. 111
B. Implikasi ........................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 115
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel.3.1. Tingkat Penilaian Jawaban .......................................................... 51
Tabel.3.2. Instrumen Penelitian .................................................................. 58
Tabel.4.1. Hasil Uji Validitas ...................................................................... 72
Tabel.4.2. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 74
Tabel.4.3. Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 75
Tabel.4.4. Proporsi Responden Berdasarkan Usia ........................................ 75
Tabel.4.5. Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Musik Yang Disukai ...... 76
Tabel.4.6. Penerangan Latar ........................................................................ 77
Tabel.4.7. Dekorasi Latar ............................................................................ 78
Tabel.4.8. Penerangan Panggung ................................................................. 78
Tabel.4.9. Dekorasi Panggung ..................................................................... 79
Tabel.4.10. Penampilan Panggung ................................................................. 80
Tabel.4.11. Temperatur/Suhu ........................................................................ 81
Tabel.4.12. Fasilitas Tempat Duduk .............................................................. 81
Tabel.4.13. Fasilitas Tempat Parkir ............................................................... 82
Tabel.4.14. Fasilitas Toilet ............................................................................ 83
Tabel.4.15. Fasilitas Tempat Pembelian Tiket ............................................... 83
Tabel.4.16. Kemampuan Musisi per Individu ................................................ 84
Tabel.4.17. Kontribusi Kreatif Dari Musisi per Individu ................................ 85
Tabel.4.18. Skill/Keahlian Bermusik Setiap Musisi ....................................... 86
Tabel.4.19. Pakaian Yang Dikenakan ............................................................ 86
Tabel.4.20. Ekspresi Muka Dan Gerakan ....................................................... 87
Tabel.4.21. Ajakan Musisi Kepada Penonton Untuk Bernyanyi ..................... 88
Tabel.4.22. Sound Quality ............................................................................. 89
Tabel.4.23. Sound Volume ............................................................................ 89
Tabel.4.24. Sound System ............................................................................. 90
Tabel.4.25. Antusiasme Penonton ................................................................. 91
Tabel.4.26. Kesesuaian Sosial Diantara Penonton ......................................... 92
Tabel.4.27. Interpretasi Dari Materi Lagu ...................................................... 93
Tabel.4.28. Grup Musik/Musisi Terkenal ...................................................... 93
Tabel.4.29. KMO and Bartlett’s .................................................................... 95
Tabel.4.30. Communalities ............................................................................ 97
Tabel.4.31. Total Variance Explained ............................................................ 101
Tabel.4.32. Component Matrix (a) ................................................................ 102
Tabel.4.33. Rotated Component Matrix ......................................................... 104
Tabel.4.34. Component Transformation Matrix ............................................. 110
DAFTAR GAMBAR
Gambar.2.1. Model Pertunjukan Live Music .................................................... 33
Gambar.2.2. Kerangka Pemikiran ................................................................... 46
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini dapat kita lihat di kehidupan sehari-hari, khususnya
fenomena di kota besar yang selalu sibuk dengan urusan pekerjaan bagi
karyawan maupun mahasiswa yang sibuk dengan kegiatan kuliahnya. Setiap
hari mereka bergelut dengan rutinitas yang seringkali membuat mereka bosan
terhadap kehidupan yang mereka alami.
Ketika hal tersebut mulai memuncak, setiap orang pasti membutuhkan
suatu sarana ataupun hiburan untuk melepaskan ketegangan akibat rutinitas
yang mereka lakukan. Hal tersebut dapat berupa dengan rekreasi, jalan-jalan,
menonton bioskop maupun mendengarkan musik. Jika seseorang dalam
melepaskan lelahnya untuk mendengarkan musik, tentunya mereka akan
memilih jenis musik yang mereka sukai.
Hiburan merupakan suatu bagian integral dan konsisten yang sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk hiburan adalah
pertunjukan seni. Pertunjukan seni yang baik dapat dinikmati oleh masyarakat
serta menumbuhkan kebanggaan bagi para pelakunya. Untuk menghasilkan
pertunjukan seni yang baik perlu suatu organisasi seni. Organisasi seni di
Indonesia tidak sedikit, di antara organisasi-organisasi itu belum banyak yang
memberi perhatian pada aspek manajemennya (Permas, et al., (2003) dalam
Ruby Anastasia Wenas, 2006:1).
Organisasi seni pertunjukan dapat berupa organisasi tradisional
maupun modern. Organisasi seni berbentuk sanggar tari, teater, grup musik
dan seni suara, yang mempertunjukan hasil karya seninya secara komersial
maupun nonkomersial untuk suatu tontonan atau tujuan lain. Dari sekian
banyaknya organisasi seni, studi ini meneliti tentang pertunjukan live music.
Sebelum adanya media elektronik seperti televisi dan radio, live
performance dilakukan di beberapa tempat seperti rumah pribadi, hall/aula
konser, dan rumah opera. Live performance sekarang ini masih menjadi suatu
pertunjukan dan memiliki peranan sosial yang penting. Pertunjukan live
music juga mendukung kegiatan komunitas penghimpun dana. Perusahaan
yang mengadakan kegiatan biasanya mengadakan live music untuk
menghibur stakeholders pada pertemuan-pertemuan, pesta, dan kegiatan
promosional. Pemilik café-café dan restoran juga mengadakan pertunjukan
live music beberapa kali dalam seminggu untuk menarik pelanggan ke tempat
mereka. Sukses dalam usaha ini dapat dilihat dari tingkat kepuasan yang
diperoleh konsumen melalui pertunjukan live music, oleh karena itu perlu
dilakukan identifikasi unsur-unsur yang mendukung kepuasan pelanggan.
Produk experiential, seperti live performance, membutuhkan input yang
berhubungan dengan perasaan dan memerlukan pengukuran yang berbeda
dari produk utilitarian untuk mengukur kepuasan pelanggan (Langrehr, 1991;
Holbrook dan Hirschman, (1982) dalam Minor et. al., 2004:7).
Seiring dengan perkembangan jaman, sekarang ini banyak
bermunculan penyanyi maupun grup band yang bertujuan sebagai sarana
pengekspresian potensi seni yang ada dalam diri mereka maupun yang
terbentuk atas dasar potensi pasar yang cukup terbuka terhadap jenis musik
tertentu yang pada saat itu sedang menjadi tren. Dengan banyaknya penyanyi
maupun grup band tersebut, sekarang ini banyak sekali pertunjukan-
pertunjukan live music ataupun konser-konser musik yang diselenggarakan
oleh event-event organizer maupun pihak-pihak tertentu seperti stasiun-
stasiun televisi, universitas-universitas, ataupun perusahaan-perusahaan.
Event organizer merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa penyelenggaraan suatu acara seperti: konser musik atau
pertunjukan live music, peluncuran produk (launching), promosi produk, dan
lain-lain yang dapat menjadi mitra bagi produsen. Peranan event organizer
adalah sebagai penyalur barang-barang yang di pasarkan oleh perusahaan yang
ikut serta dalam program yang diselenggarakan oleh event organizer dengan
menyelenggarakan suatu acara baik berskala besar ataupun kecil.
Java Musikindo Jakarta adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
event organizer, bidang yang sangat berperan bagi perusahaan-perusahaan
sponsorship, selain itu juga event organizer juga sangat berperan dalam bidang
musik untuk memberikan hiburan kepada para penonton dengan mengadakan
acara-acara musik, seperti konser musik ataupun pertunjukan live music.
Dalam bisnis event organizer, faktor utama yang harus diperhatikan
adalah kepuasan pelanggan, karena dalam setiap penyelenggaraan pertunjukan
live music ataupun konser musik, mengutamakan kepuasan pelanggan tersebut
dengan melihat faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kepuasan
pelanggan dalam pertunjukan live music ataupun konser musik. Dalam usaha
peningkatan kepuasan pelanggan atau penonton, maka pihak event organizer
ataupun pihak penyelenggara harus selalu mengedepankan kepentingan dan
kebutuhan pelanggan. Hal tersebut sangat diperlukan sekali selain untuk
menjaga agar pelanggan tetap menjadi pelanggan juga untuk menambah
jumlah pelanggan.
Pihak event organizer ataupun pihak penyelenggara seyogyanyalah
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Dengan
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan pihak
penyelenggara akan dapat mengetahui segmentasi pasar yang mana akan
terbentuk suatu umpan balik dan masukkan bagi pihak penyelenggara untuk
keperluan implementasi strategi pengembangan bisnis penyelenggara
pertunjukan live music ataupun konser musik.
Dalam permasalahan ini, penulis ingin mengetahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam pertunjukan live music,
dikarenakan sekarang ini banyak sekali pertunjukan-pertunjukan live music
atupun konser musik yang banyak diselenggarakan di Indonesia khususnya di
Jakarta yang sekarang ini menjadi suatu usaha atau bisnis yang cukup besar
dan harus diperhitungkan mengingat hampir semua orang Indonesia menyukai
musik.
Alasan penulis melakukan penelitian karena merujuk kepada
penelitian-penelitian terdahulu yang lebih mefokuskan pada musisinya dan
bukan pada pemasarannya (Koku, (1995); Lacher, (1989) dalam Minor et. al.,
2004:8). Gap riset ini meluas kepada sektor pertunjukan secara umum, seperti
halnya teori yang masih sangat sedikit sekali pada studi ini. Sampai saat ini,
untuk pertunjukan live music belum diketahui secara luas apa sebenarnya
faktor-faktor yang memotivasi konsumen untuk menghadiri pertunjukan
tersebut. Literatur pemasaran jasa sebagian besar hanya membahas sebatas
perilaku konsumen, harapan konsumen, dan sikap konsumen terhadap
berbagai jenis pertunjukan live music (Minor et.al., 2004:8).
Perbedaan pada penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-
penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini peneliti lebih menjelaskan
secara detail faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, selain
itu juga peneliti lebih memfokuskan penelitian kepada pemasarannya bukan
kepada musisinya.
Penelitian terhadap faktor-faktor yang memotivasi konsumen ini
diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi beberapa pihak, baik pihak
penyelenggara, para musisinya maupun kepada pihak yang bekerja sama
dengan mereka seperti sponsor dan penyedia tempat. Dengan adanya
pertunjukan live music yang baik, pelanggan atau penonton pertunjukan live
music akan lebih merasa nyaman untuk berlama-lama di tempat tersebut,
mendengarkan lagu atau bahkan meminta lagu kesenangan mereka. Hal
tersebut berdampak pada pemberian keuntungan yang lebih besar bagi pihak
penyelenggara atupun pihak-pihak yang terkait. Para musisi pun tak jarang
mendapatkan pujian dari pelanggan atau penonton yang merasa puas dengan
penampilan atau aksi panggung dari musisi tersebut.
Dengan memuaskan pelanggan, para musisi juga tidak “sepi order”.
Dari penyampaian mulut ke mulut yang bisa menyebar dengan cepat, tak
urung para musisi jadi banyak panggilan untuk pentas pada acara-acara
ulang tahun perusahaan-perusahaan, pesta tahun baru, atau kegiatan-
kegiatan lainnya.
Supaya bisa menemukan cara yang efektif untuk memuaskan konsumen
maka harus diketahui faktor-faktor apa saja yang memotivasi konsumen untuk
datang melihat pertunjukan live music.
Kepuasan konsumen dalam pertunjukan live music dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti kemampuan musisi dalam bermusik, penampilan
musisi, suara, penampilan panggung, fasilitas, dan interaksi penonton.
Faktor-faktor ini penting untuk diketahui agar dapat dimengerti bagaimana
kepuasan konsumen terhadap pertunjukan live music dapat terbentuk (Minor
et. al., 2004:8).
Sesuai dengan latar belakang masalah penelitian ini maka penulis
ingin mengangkat masalah dalam skripsi ini dengan judul : ”Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Dalam Pertunjukan Live
Music (Studi Kasus Pada Event Organizer Java Musikindo Jakarta)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan diatas
maka perumusan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini
adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam
pertunjukan live music pada event organizer Java Musikindo Jakarta.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, secara umum
penelitian ini bermaksud untuk menganalisa faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam pertunjukan live music pada
event organizer Java Musikindo Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
a. Memberikan kontribusi bagi manajer untuk menciptakan strategi
pemasaran yang memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan dan
meningkatkan kepuasan pelanggan dalam pertunjukan live music.
b. Memberikan masukan kepada organisasi yang menggunakan jasa
musisi band untuk mengatur segala sesuatunya agar acara berjalan
lancar.
c. Membantu musisi agar dapat lebih meningkatkan performance
mereka.
d. Sebagai tambahan informasi dan sebagai bahan perbandingan bagi
peneliti lain yang juga meneliti kepuasan konsumen dalam
pertunjukan live music.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan sudah menjadi semacam ‘mantra ajaib’ yang
dijumpai di hampir semua buku bidang pemasaran dan perilaku konsumen.
Dalam visi dan misi, slogan maupun iklan sebagian besar organisasi bisnis
dan non bisnis, kata “kepuasan pelanggan” seringkali dijumpai.
1. Konsep kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam teori dan
praktek pemasaran, serta merupakan salah satu tujuan esensial bagi
aktivitas bisnis. Kepuasan pelanggan memberikan kontribusi pada
sejumlah aspek krusial, seperti terciptanya loyalitas pelanggan,
meningkatnya reputasi perusahaan, berkurangnya elastisitas harga,
berkurangnya biaya transaksi masa depan, dan meningkatnya efisiensi
dan produktivitas karyawan (Anderson, et al., 1994; Anderson, et al.,
1997; Edvardsson, et al., 2000 dalam Tjiptono, 2006:349). Disamping itu
kepuasan pelanggan juga dipandang sebagai salah satu indikator terbaik
untuk laba masa depan (Fornell, 1992; Kotler, 2000 dalam Tjiptono,
2006:349). Fakta bahwa menarik pelanggan jauh lebih mahal daripada
mempertahankan pelanggan saat ini juga salah satu pemicu meningkatnya
perhatian pada kepuasan pelanggan (Fornell dan Wenerfelt, 1987 dalam
Fandy Tjiptono, 2006:349).
Kata ‘kepuasan atau satisfaction’ berasal dari bahasa latin “satis”
(artinya cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat).
Secara sederhana kepuasan dapat dapat diartikan sebagai ‘upaya
pemenuhan sesuatu’ atau ‘membuat sesuatu memadai’. Namun, ditinjau
dari perspektif perilaku konsumen, istilah ‘kepuasan pelanggan’ lantas
menjadi sesuatu yang kompleks.
Menurut Djaslim Saladin (2003:9), mengemukakan bahwa
kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil)
suatu produk atau harapan-harapannya. Selanjutnya menurut Hoffman
dan Bateson dalam Reni (2009:27), mengemukakan bahwa
kepuasan/ketidakpuasan pelanggan sebagai perbandingan antara harapan
pelanggan dengan persepsinya berkenaan dengan pelayanan aktual yang
diperoleh. Selanjutnya menurut Hutabarat dalam Reni (2009:27),
mengungkapkan bahwa kepuasan (dan kebahagiaan) merupakan
perbandingan antara layanan yang diterima (perceived service) dengan
layanan yang diharapkan (expected service).
Menurut Howard dan Steth (1969) dalam Tjiptono (2006:349),
mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan adalah situasi kognitif
pembeli berkenaan dengan kesepadanan atau ketidaksepadanan antara
haasil yang didapatkan dibandingkan dengan pengorbanan yang
dilakukan. Swan, et.al., (1980) dalam Tjiptono (2006:349) mendefinisikan
kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif
menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah
produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan
tujuan/pemakaiannya. Oliver (1981) dalam Tjiptono (2006:349)
mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi terhadap
surprise yang inheren atau melekat pada pemerolehan produk dan/atau
pengalaman konsumsi. Churchill dan Suprenant (1982) dalam Tjiptono
(2006:349) juga merumuskan kepuasan pelanggan sebagai hasil
pembelian dan pemakaian yang didapatkan dari perbandingan antara
reward dan biaya pembelian dengan konsekuensi yang diantisipasi
sebelumnya.
Westbrook dan Reilly (1983) dalam Tjiptono (2006:349) juga
berpendapat bahwa kepuasan pelanggan merupakan respons emosional
terhadap pengalaman-pengalaman berkaitan dengan produk atau jasa
tertentu yang dibeli, gerai ritel, atau bahkan pola perilaku (seperti
perilaku berbelanja dan perilaku pembeli), serta pasar secara
keseluruhan. Respons emosional dipicu oleh proses evaluasi kognitif yang
membandingakan persepsi (atau keyakinan) terhadap objek, tindakan atau
kondisi tertentu dengan nilai-nilai (atau kebutuhan, keinginan, dan hasrat)
individual.
Day (1984) dalam Tjiptono (2006:349) mendefinisikan kepuasan
pelanggan sebagai penilaian evaluatif pembeli menyangkut pilihan
pembelian spesifik. Cadotte, et. al., (1987) dalam Tjiptono (2006:349)
mengkonseptualisasikan kepuasan pelanggan sebagai perasaan yang
timbul sebagai hasil evaluasi terhadap pengalaman pemakaian produk
atau jasa. Westbrook (1987) dalam Tjiptono (2006:349) menyatakan
bahwa kepuasan pelanggan adalah penilaian evaluasi global terhadap
pemakaian/konsumsi produk. Tse dan Wilton (1988) dalam Tjiptono
(2006:349) mendefinisikan kepuasan/ketidakpuasan pelanggan sebagai
respons pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation)
yang dipersepsikan antara harapan awal sebelum pembelian (atau norma
kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dipersepsikan setelah
pemakaian atau konsumsi produk bersangkutan.
Wilkie (1990) dalam Tjiptono (2006:349) mendefinisikan kepuasan
pelanggan sebagai tanggapan emosional pada evaluasi terhadap
pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Sementara itu, Engel, et al.
(1990) dalam Tjiptono (2006:349) menyatakan bahwa kepuasan
pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih
sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan,
sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi
harapan. Menurut Fornell (1992) dalam Tjiptono (2006:349), kepuasan
merupakan evaluasi purnabeli keseluruhan yang membandingkan persepsi
terhadap kinerja produk dengan ekspektasi pra pembelian.
Mowen (1995) dalam Tjiptono (2006:349) merumuskan kepuasan
pelanggan sebagai sikap keseluruhan terhadap suatu barang atau jasa
setelah perolehan (acquisition) dan pemakaiannya. Dengan kata lain,
kepuasan pelanggan merupakan penilaian evaluatif purnabeli yang
dihasilkan dari seleksi pembelian spesifik.
Dalam buku Manajemen Pemasaran yang ditulis Kotler (2004:42),
dinyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan
dibandingkan dengan harapannya. Berbagai studi literatur menunjukkan
bahwa salah satu definisi yang banyak diacu dalam literatur pemasaran
adalah definisi berdasarkan disconfirmation paradigm (Oliver, 1997
dalam Tjiptono, 2006:350). Berdasarkan paradigma tersebut, kepuasan
pelanggan dirumuskan sebagai evaluasi purnabeli, dimana persepsi
terhadap kinerja alternatif produk atau jasa yang dipilih memenuhi atau
melebihi harapan sebelum pembelian. Apabila persepsi terhadap kinerja
tidak bisa memenuhi harapan, maka yang terjadi adalah ketidakpuasan.
Dengan demikian, ketidakpuasan dinilai sebagai bipolar opposite dari
kepuasan (Spreng, et al., 1996 dalam Tjiptono, 2006:350).
Menurut Husein Umar (2003:51), kepuasan terbagi menjadi dua
macam, yaitu:
a. Kepuasan Fungsional
Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi
suatu produk yang dimanfaatkan.
b. Kepuasan Psikologikal
Kepuasan psikologikal merupakan kepuasan yang diperoleh dari
atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk.
Konsep kepuasan pelanggan terdiri dari lima dimensi
(Parasuraman Zeithaml dan Berry, 1985:64) yaitu antara lain :
a. Kepercayaan (Reliability)
Dimensi ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan secara akurat dan andal, dapat dipercaya,
bertanggung jawab atas apa yang dijanjikan. Secara umum, dimensi
reliability merefleksikan konsistensi dan keandalan dari kinerja
perusahaan.
b. Penampilan (Tangibles)
Dimensi ini mencakup kondisi fisik fasilitas, peralatan serta
penampilan pekerja (karyawan). Karena jasa tidak dapat diamati
secara langsung, maka pelanggan sering kali berpedoman pada
kondisi yang terlihat mengenai jasa dalam melakukan evaluasi.
Kenyataan yang berkaitan dengan perusahaan itu mencakup objek
yang sangat bervariasi seperti: sistem antri, karpet, loket, pintu
masuk, lighting, penampilan karyawan, dll.
c. Tanggapan (Responsiveness)
Dimensi ini mencakup keinginan untuk membantu pelanggan
dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat. Dimensi
ketanggapan ini merefleksikan komitmen perusahaan untuk
memberikan pelayanannya tepat pada waktunya.
d. Perhatian (Empathy)
Adalah perhatian individu dari perusahaan kepada pelanggan.
Dimensi ini terdiri dari tiga hal sebagai berikut:
1) Kemudahan (Accessibility)
2) Hal ini mencakup kemudahan untuk mendekati dan menghubungi.
3) Keahlian komunikasi (Communication Skill)
Hal ini mencakup pemberian informasi kepada pelanggan dan
bahasa yang dapat dimengerti dan mendengarkan tanggapan dan
pertanyaan pelanggan.
4) Pemahaman konsumen (Understanding the customer)
Hal ini mencakup tentang perlunya usaha untuk mengetahui
pelanggan dan kebutuhan khususnya.
e. Jaminan (Assurance)
Adalah pengetahuan dan perilaku karyawan serta kemampuan
untuk menginspirasikan kepercayaan dan keyakinan. Dimensi ini
terdiri dari empat hal berikut ini:
1) Keunggulan (Competency)
Hal ini mencakup kepemilikan keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan.
2) Sopan-santun (Courtesy)
Hal ini mencakup kesopanan, rasa hormat, perhatian dan
keramahan pelayan.
3) Kepercayaan (Credibility)
Hal ini mencakup kepercayaan dan kejujuran dari si pemberi jasa.
4) Keamanan (Security)
Hal ini mencakup kebebasan dari bahaya, resiko atau keragu-
raguan.
Hingga saat ini belum dicapai kesepakatan atau konsensus
mengenai konsep kepuasan pelanggan, yakni apakah kepuasan merupakan
respon emosional ataukah evaluasi kognitif (Edwardson, 1998; Giese dan
Cote, 2000; Peterson dan Wilson, 1992; Yi, 1990 dalam Tjiptono,
2006:350). Pada prinsipnya, definisi kepuasan pelanggan dapat
diklasifikasikan ke dalam lima kategori pokok, yakni perspektif defisit
normatif, ekuitas/keadilan, standar normatif, keadilan prosedural, dan
atribusional Hunt, (1991) dalam Tjiptono, (2006:350). Menurut Giese dan
Cote (2000) dalam Tjiptono, (2006:350), ketiadaan konsensus mengenai
definisi kepuasan pelanggan bisa membatasi kontribusi riset kepuasan
pelangan, terutama dalam hal penentuan definisi yang sesuai untuk
konteks spesifik, pengembangan ukuran kepuasan yang sahih dan/atau
perbandingan dan penginterpretasian hasil riset empiris.
Berdasarkan kajian literatur dan hasil wawancara (kelompok dan
personal), kedua pakar dari Washington State University ini mengajukan
kerangka defisional untuk menyusun definisi kepuasan pelanggan yang
sifatnya spesifik kontekstual. Kerangka tersebut mengidentifikasi tiga
komponen utama dalam definisi kepuasan pelanggan sebagai berikut :
a. Tipe respons (baik respons emosional/afektif maupun kognitif) dan
intensitas respons (kuat hingga lemah, biasanya dicerminkan lewat
istilah-istilah seperti “sangat puas”, “netral”, “sangat
senang”,”frustasi”, dan sebagainya).
b. Fokus respons, berupa produk, konsumsi, keputusan pembelian,
wiraniaga, toko, dan sebagainya.
c. Timing respons, yaitu setelah konsumsi, setelah pilihan pembelian,
berdasarkan pengalaman akumulatif, dan seterusnya.
Sementara itu, menurut Craig-Lees (1998) dalam Tjiptono
(2006:351), pemahaman mengenai perilaku konsumen dalam konteks
ketidakpuasan jauh lebih mendalam daripada dalam konteks kepuasan
pelanggan. Pemahaman ini berasal dari dua bidang penelitian utama
yaitu, riset disonansi dan perilaku komplain. Disonansi kognitif dan
ketidakpuasan pelanggan merupakan dua konsep yang berbeda, namun
saling berkaitan. Dalam konsep disonansi kognitif dinyatakan bahwa
setiap orang membutuhkan kesimbangan/harmoni antara pikiran dan
tindakannya (Leon Festinger dalam Tjiptono, 2006:351). Bila
keseimbangan tidak tercapai, akan terjadi disonansi atau rasa tidak
tenang.
2. Metode Mengukur Kepuasan Pelanggan
Menurut Tjiptono (2006:366), mengatakan bahwa tidak satupun
ukuran tunggal ”terbaik” mengenai kepuasan pelanggan yang disepakati
secara universal. Meskipun demikian, ditengah beragamnya cara
mengukur kepuasan pelanggan terdapat kesamaan paling tidak dalam
enam konsep ini mengenai objek pengukuran, sebagai berikut:
a. Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (Overall Customer atisfaction).
Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan adalah
langsung menanyakan kepada pelanggan seberapa puas mereka
dengan produk atau jasa spesifik tertentu. Biasanya, ada dua bagian
dalam proses pengukurannya. Pertama, mengukur tingkat kepuasan
pelanggan terhadap produk dan atau jasa perusahaan bersangkutan.
Kedua, menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan
pelanggan keseluruhan terhadap produk dan atau jasa para pesaing.
b. Dimensi Kepuasan Pelanggan
Berbagai penelitian memilah kepuasan pelanggan ke dalam
komponen-komponennya. Umumnya, proses semacam ini terdiri atas
empat langkah, yaitu:
1) Mengidentifikasi dimensi-dimensi kepuasan pelanggan.
2) Meminta pelanggan menilai produk dan atau jasa perusahaan
berdasarkan item-item spesifik, seperti kecepatan layanan, fasilitas
layanan atau keramahan staf layanan pelanggan.
3) Meminta pelanggan menilai produk barang dan atau jasa pesaing
berdasarkan item-item spesifik yang sama.
4) Meminta para pelanggan untuk menentukan dimensi-dimensi yang
menurut mereka paling penting dalam menilai kepuasan
pelanggan.
c. Konfirmasi Harapan (Confirmation Of Expections)
Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun
disimpulkan berdasarkan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara
harapan pelanggan dengan kinerja aktual produk perusahaan pada
sejumlah atribut atau dimensi penting.
d. Minat Pembeli Ulang (Repurchase Intent)
Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan
menanyakan apakah pelanggan akan berbelanja atau menggunakan
jasaq perusahaan lagi.
e. Kesediaan Untuk Merekomendasi (Willingness to Recommend)
Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama atau
bahkan hanya terjadi satu kali pembelian, kesediaan pelanggan untuk
merekomendasi produk kepada teman atau keluarga menjadi ukuran yang
penting untuk dianalisis dan ditindak lanjuti.
f. Ketidakpuasan Pelanggan (Customer Dissatisfaction)
Beberapa aspek yang sering ditelaah guna mengetahui
ketidakpuasan pelanggan meliputi:
1) Komplain
2) Retur atau pengembalian produk
3) Biaya garansi
4) Penarikan kembali produk di pasar (product recall)
5) Konsumen yang beralih ke pesaing (defections)
Menurut Kotler (2004:45) ada empat buah ”tools” yang dapat
digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:
a. Sistem Keluhan dan Saran
Organisasi yang berpusat pada pelanggan (customer-centered)
memberikan kesempatan yang luas kepada pelanggannya untuk
menyampaikan saran dan keluhan. Misalnya, dengan cara menyediakan
kotak saran, kartu komentar, customer hot line, e-mail, atau halaman
web. Semua informasi yang mengalir tersebut memberikan perusahaan
banyak ide-ide bagus dan membuat mereka mampu bereaksi secara cepat
dalam menyelesaikan masalah pelanggan.
b. Ghost Shopping
Cara lain untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan
pelanggan adalah dengan cara mempekerjakan beberapa orang untuk
berperan atau bersikap seperti pembeli potensial. Selanjutnya, mereka
harus melaporkan temuan-temuannya. Baik yang positif maupun
negatif tentang produk perusahaan dan produk pesaing. Selain itu,
para ghost shopper juga mengamati cara penanganan setiap keluhan.
Selain menyewa orang, manajer perusahaan itu sendiri juga
dapat melakukan pengamatan langsung terhadap perusahaan pesaing.
Karena dia tidak dikenal oleh pesaing, maka dia akan diterima
sebagai pelanggan biasa. Varian dari tool ini adalah manajer
menelepon kepada perusahaannya sendiri, lalu menyampaikan
keluhan. Tujuannya, manajer ingin mengetahui bagaimana cara
penanganan terhadap keluhan tersebut.
c. Lost Customer Analysis
Selalu saja ada pelanggan yang berhenti membeli produk
perusahaan atau pindah ke produk pesaing. Untuk itu harus diketahui
dengan pasti ada penyebabnya. Oleh karenanya, perusahaan harus
menghubungi kembali pelanggan tersebut dan diadakan exit interview.
Selain itu, customer loss rate juga harus dimonitor secara kontinue.
Peningkatan customer loss rate menunjukkan kegagalan perusahaan
dalam memuaskan pelanggan.
d. Survei Kepuasan Pelanggan
Hasil studi menyatakan bahwa: meskipun pelanggan merasa
tidak puas, tetapi kurang dari 5 % dari mereka yang malakukan
komplain/mengeluh. Tindakan yang umum adalah membeli lebih
sedikit atau pindah ke produk pesaing. Dengan perkataan lain,
tingkatan komplain bukan merupakan indikator yang baik untuk
mengukur kepuasan pelanggan. Perusahaan yang responsif mengukur
secara langsung kepuasan pelanggan dengan cara mengadakan survei
secara periodik.
Caranya dengan menggunakan kuesioner/telepon. Perusahaan
juga meminta tolong pembeli untuk mengungkapkan cara pandang
mereka terhadap kinerja pesaing.
3. Manfaat Program Kepuasan Pelanggan
Terlepas dari perdebatan mengenai konsepnya, realisasi kepuasan
pelanggan melalui perencanaan, pengimplementasian, dan pengendalian
program khusus berpotensi memberikan beberapa manfaat pokok (Wells,
1993; Hughes, A. M., 1994 dalam Tjiptono, 2006:352), diantaranya
sebagai berikut :
a. Reaksi terhadap produsen berbiaya rendah
Persaingan dalam banyak industri ditandai dengan overcapacity dan
oversupply. Dalam berbagai kasus, hal ini menyebabkan pemotongan
harga sebagai senjata strategis untuk meraih pangsa pasar. Fokus
pada kepuasan pelanggan merupakan upaya mempertahankan
pelanggan dalam rangka menghadapi para produsen berbiaya
rendah. Banyak perusahaan yang mendapati cukup banyak pelanggan
yang bersedia membayar harga lebih mahal untuk pelayanan dan
kualitas yang lebih baik. Kosumen seperti ini tidak akan
mengorbankan tingkat kualitas yang bisa diterima hanya semata-mata
untuk penghematan biaya tertentu yang tidak begitu signifikan.
b. Manfaat ekonomis retensi pelanggan versus perpetual prospecting
Berbagai studi menunjukkan bahwa mempertahankan dan memuaskan
pelanggan saat ini jauh lebih murah dqripada terus-menerus
berupaya menarik pelanggan baru. Risat yang dilakukan Wells (1993)
dalam Tjiptono (2006:352), misalnya, menunjukkan bahwa biaya
untuk mempertahankan pelanggan lebih murah empat sampai enam
kali lipat daripada biaya mencari pelanggan baru. Ini karena
komponen biaya mencari pelanggan baru meliputi sejumlah hal,
seperti biaya iklan, biaya “mendidik” pelanggan agar memahami
sistem dan prosedur layanan perusahaan, biaya memahami kebutuhan
dan keinginan spesifik pelanggan baru, meyakinkan pelanggan agar
bersedia beralih dari pemasok sebelumnya (dalam beberapa kasus,ini
termasuk memberikan diskon dan penawaran yang lebih menarik
daripada pesaing), dan seterusnya.
c. Nilai kumulatif dari relasi yang berkelanjutan
Berdasarkan konsep “customer lifetime value”, upaya
mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap produk dan jasa
perusahaan selama periode waktu yang lama bisa menghasilkan
anuitas yang jauh lebih besar daripada pembelian individual.
d. Daya persuasif word of mouth
Dalam banyak industri (terutama sektor jasa), pendapat atau opini
positif dari teman dan keluarga jauh lebih persuasif dan kredibel
daripada iklan. Oleh sebab itu, banyak perusahaan yang tidak hanya
meneliti kepuasan total, namun juga menelaah sejauh mana
pelanggan bersedia merekomendasikan porduk perusahaan kepada
orang lain. Sebaliknya, word of mouth negatif bisa merusak reputasi
dan citra perusahaan. Pelanggan yang tidak puas bisa mempengaruhi
sikap dan penilaian negatif rekan atau keluarganya terhadap barang
dan jasa perusahaan. Word of mouth negatif biasanya tersebar jauh
lebih cepat daripada word of mouth positif. Bahkan biasanya
dikatakan bahwa gosip negatif bisa menyebar secepat virus. Apalagi
ada kecenderungan bahwa lebih besar kemungkinan seorang
pelanggan yang tidak puas menceritakan pengalaman buruknya
kepada orang lain daripada pelanggan yang puas menyampaikan
pengalaman positifnya. Belum lagi ada kecenderungan bahwa orang
suka melebih-lebihkan cerita pengalamannya. Itulah sebabnya
perusahaan yang mengadopsi program kepuasan pelanggan.
e. Reduksi sensitivitas harga
Pelanggan yang puas dan loyal terhadap sebuah perusahaan
cenderung lebih jarang menawar harga untuk setiap pembelian
individualnya. Hal itu disebabkan faktor kepercayaan (trust) telah
terbentuk. Pelanggan yakin bahwa perusahaan langganannya tidak
akan bersikap oportunistik dan memanfaatkan mereka untuk
kepentingan sesaat. Dalam banyak kasus, kepuasan pelanggan
mengalihkan fokus pada harga ke pelayanan dan kualitas.
f. Kepuasan pelanggan sebagai indikator kesuksesan bisnis di masa
depan
Pada hakekatnya kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka
panjang, karena dibutuhkan waktu cukup lama sebelum bisa
membangun dan mendapatkan reputasi atas layanan prima.
Seringkali, juga dituntut investasi besar pada serangkaian aktivitas
yang ditujukan untuk membahagiakan pelanggan saat ini dan masa
depan. Program kepuasan pelanggan relatif mahal dan tidak
mendatangkan laba jangka pendek. Akan tetapi, hasilnya bisa dituai
dalam jangka panjang dan manfaat tersebut dapat bertahan lama.
Oleh karena itu, kepuasan pelanggan merupakan indikator kesuksesan
bisnis di masa depan yang mengukur kecenderungan reaksi pelanggan
terhadap perusahaan di masa yang akan datang. Ukuran-ukuran
kinerja pasar lainnya (seperti penjualan dan pangsa pasar)
merupakan ukuran kesuksesan histories. Ukuran-ukuran semacam itu
hanya memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan di masa
lampau, namun tidak ‘berbicara banyak ‘ untuk kinerja masa depan.
Jadi, ukuran kepuasan pelanggan lebih prediktif untuk kinerja masa
depan daripada data akuntansi saat ini.
4. Faktor-Faktor Determinan Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan sangat tergantung pada pandangan dan
harapan pelanggan atau konsumen itu sendiri. Kebutuhan dan keinginan
yang dirasakan oleh konsumen tersebut pada saat melakukan pembelian
suatu produk atau jasa, pengalaman masa lalu saat menggunakan produk
atau jasa tersebut, serta pengalaman dari rekan-rekan, teman atau
kerabat yang telah menggunakan produk atau jasa tersebut, atau dari
periklanan, dapat dikatakan sebagai faktor-faktor yang dapat memberikan
pengaruh yang sangat penting terhadap pandangan dan harapan
konsumen ketika melakukan pembelian atau sebuah produk atau jasa
(Kotler, 2004:48).
Berdasarkan model kepuasan kualitatif yang dikembangkan oleh
Stauss dan Neuhaus (1997) dalam Kotler, (2004:57), mereka membedakan
tiga tipe kepuasan berdasarkan kombinasi antara emosi-emosi spesifik
terhadap penyedia jasa, ekspektasi menyangkut kapabilitas kinerja masa
depan pemasok jasa, dan minat berperilaku untuk memilih lagi penyedia
jasa bersangkutan. Tipe-tipe kepuasan tersebut adalah demanding
satisfaction, stable satisfaction, dan resigned satisfaction.
a. Demanding customer satisfaction. Tipe ini merupakan tipe kepuasan
yang aktif. Relasi dengan penyedia jasa diwarnai emosi positif,
terutama optimisme dan kepercayaan. Berdasarkan pengalaman
positif di masa lalu, pelanggan dengan tipe kepuasan ini berharap
bahwa penyedia jasa akan mampu memuaskan ekspektasi mereka yang
semakin meningkat di masa depan. Selain itu, mereka bersedia
meneruskan relasi yang memuaskan dengan penyedia jasa. Kendati
demikian, loyalitas akan tergantung pada kemampuan penyedia jasa
dalam meningkatkan kinerjanya seiring dengan meningkatnya tuntutan
pelanggan.
b. Stable customer satisfaction. Pelanggan dalam tipe ini memiliki tingkat
aspirasi pasif dan perilaku yang demanding. Emosi positifnya
terhadap penyedia jasa bercirikan steadiness dan trust dalam relasi
yang terbina saat ini. Mereka menginginkan segala sesuatunya tetap
sama. Berdasarkan pengalaman-pengalaman positif yang telah
terbentuk hingga saat ini, mereka bersedia melanjutkan relasi dengan
penyedia jasa.
c. Resigned customer satisfaction. Pelanggan dalam tipe ini juga merasa
puas. Namun, kepuasannya bukan disebabkan oleh pemenuhan
ekspektasi, namun lebih didasarkan pada kesan bahwa tidak realistis
untuk berharap lebih. Perilaku konsumen tipe ini cenderung pasif.
Mereka tidak bersedia melakukan berbagai upaya dalam rangka
menuntut perbaikan situasi.
Menurut Tjiptono (2006:354), pada umumnya kepuasan pelanggan
meliputi kombinasi dari tujuh faktor utama yaitu :
1. Barang dan Jasa Berkualitas
Perusahaan yang ingin menerapkan program kepuasan pelanggan
harus memiliki produk berkualitas baik dan layanan prima. Paling tidak,
standarnya harus menyamai para pesaing utama dalam industri. Untuk itu
berlaku prinsip “quality comes first, satisfaction programs follow”.
Biasanya perusahaan yang tingkat kepuasan pelanggannya tinggi
menyediakan tingkat layanan pelanggan yang tinggi pula. Seringkali, itu
merupakan cara mereka menjustifikasi harga yang lebih mahal.
2. Relationship Marketing
Kunci pokok dalam setiap program promosi loyalitas adalah
upaya menjalin relasi jangka panjang dengan para pelanggan. Asumsinya
adalah bahwa relasi yang kokoh dan saling menguntungkan antara
penyedia jasa dan pelanggan dapat membangun bisnis ulang (repeat
business) dan menciptakan loyalitas pelanggan.
Terdapat banyak perbedaan antara single-transaction marketing
(STM) dan relationship marketing (RM). STM berfokus pada penjualan
diskrit individual sehingga relasi antara perusahaan dan pelanggan
berakhir begitu transaksi penjualan selesai. Sebaliknya, jalinan relasi
dalam RM berlangsung terus-menerus dalam jangka panjang dan tidak
terhenti pada satu transaksi penjualan. Bila STM berfokus semata-mata
pada pada faktor harga, maka RM justru berfokus pada kepuasan
nonekonomis, seperti layanan, waktu pengiriman produk (penyampaian
jasa), dan kepastian mengenai kesinambungan pasokan. RM
mengutamakan peluang untuk menjalin hubungan yang saling
menguntungkan atas dasar kesepakatan yang memuaskan kdua belah
pihak. Sedangkan STM, seringkali didasarkan pada relasi yang diwarnai
‘pertentangan kepentingan’ (pembeli menginginkan harga murah,
sedangkan penjual menghendaki laba tinggi).
Tentu saja penerapan konsep relationship marketing mengandung
resiko. Perusahaan yang menjalin relasi jangka panjang dengan para
pelanggan biasanya meneapkan harga premium untuk layanan yang lebih
superior. Hal ini menyebabkan perusahaan bersangkutan rentan terhadap
kompetisi harga dengan perusahaan-perusahaan berharga murah yang
menawarkan layanan lebih sedikit. Selain itu, mungkin pula terjadi situasi
dimana pelanggan mengalihkan pesanannya yang besar dan relatif lebih
mudah dipenuhi kepada peaing berharga murah yang berspesialisasi pada
transaksi semacam itu. Sementara itu, perusahaan menyerahkan pesanan
yang lebih kecil dan lebih sukar dipenuhi kepada perusahaan layanan
superior. Relasi semacam itu harus diperbaiki atau diakhiri.
Upaya menjalin relasi dengan pelanggan juga bisa gagal karena
sebab-sebab lain, seperti:
a. Sebagian pelanggan menolak untuk tergantung kepada pemasok
tunggal
b. Mungkin saja tidak ada manfaat timbal balik bagi perusahaan dan
pelanggan, dan
c. Sebagian pelanggan lebih menyukai fokus jangka pendek yang
semata-mata didasarkan pada harga murah.
Meskipun demikian, relationship marketing seringkali sukses
(Schnaars, 1998; Sheth, et al., 1999 dalam Tjiptono, 2006:355). Menurut
(Lovelock, Patterson dan Walker, 2001 dalam Tjiptono, 2006:355),
kesuksesan ini dipengaruhi oleh determinan seperti:
a) Kepercayaan (trust)
b) Kepuasan terhadap produk dan jasa sebelumnya
c) Persepsi terhadap nilai (value) yang didapatkan
d) Efektivitas komunikasi
e) Ikatan sosial atau ‘persahabatan’, dan
f) Durasi relasi yang telah terjalin (length of patronage).
3. Program Promosi Loyalitas
Program promosi loyalitas banyak diterapkan untuk menjalin
relasi antara perusahaan dan pelanggan. Biasanya, program ini
memberikan semacam ‘penghargaan’ (rewards) khusus (seperti bonus,
diskon, voucher, dan hadiah yang dikaitkan dengan frekuensi pembelian
atau pemakaian produk atau jasa perusahaan) kepada pelanggan kelas
kakap atau pelanggan rutin (heavy users) agar tetap loyal pada produk
dari perusahaan bersangkutan. Program yang semula dipelopori industri
penerbangan ini kini telah merambah ke berbagai industri lainnya, seperti
hotel, penyewaan mobil, penyewaan VCD/DVD, pusat kebugaran, mail-
order catalogs, dan lain-lain. Selain itu, kemitraan antar perusahaan juga
banyak terbentuk. Misalnya, hotel bekerja sama dengan perusahaan
penerbangan dan penyewaan mobil untuk membentuk jaringan aliansi
stratgis. Melalui kerja sama sepert itu diharapkan kemampuan
menciptakan dan mempertahankan kepuasan serta loyalitas pelanggan
akan semakin besar.
4. Fokus pada pelanggan terbaik (best customers)
Sekalipun program promosi loyalitas beraneka ragam bentuknya,
namun semuanya meiliki kesamasan pokok dala hal focus pada pelanggan
yang paling berharga. Program-program semacam itu berfokus pada 20
persen dari pelanggan yang secara rutin mengonsumsi 80 persen dari
penjualan. Namun, pelanggan terbaikbukan sekedar mereka yang
termasuk heavy users. Tentu saja mereka berbelanja banyak, naun
criteria lainnya menyangkut pembyaran yang lancar dan tepat waktu,
tidakterlalu banyak membutuhkan layanan tambahan, danrelatif tidak
sensitive terhadap harga. Inheren di dalam konsep focus pada pelanggan
terbaik adalah kesediaan untuk ‘melepas’ bad customers (Bhote, 1996;
Schnaars, 1998 dalam Tjiptono, 2006:355).
5. Sistem penanganan komplain secara efektif
Penanganan komplain terkait erat dengan kualitas produk.
Perusahaan harus memastikan bahwa barang dan jasa yang
dihasilkannya benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya sejak awal.
Baru setelah itu, jika ada masalah, perusahaan segera berusaha
memperbaikinya lewat sistem penanganan komplain. Jadi, jaminan
kualitas harus mendahului penanganan komplain.
Fakta menunjukkan bahwa kebanyakan pelanggan mengalami
berbagai macam masalah, setidaknya berkaitan dengan konsumsi
beberapa jenis produk, waktu penyampaian, atau layanan pelanggan.
Oleh sebab itu, setiap perusahaan harus memiliki system penanganan
komplain yang efektif. Sudah bukan zamannya labi bagi perusahaan untuk
bersembunyi di balik pernyataan “Barang yang sudah dibeli tidak dapat
dikembalikan atau ditukar” atau jawaban semacam “Sudah menjadi
kebijakan perusahaan untuk tidak memberikan kompensasi atas barang
yang sudah dibeli”.
Sistem penanganan komplain yang efektif membutuhkaan beberapa
aspek (Tjiptono, 2006:355), seperti:
a) Permohonan maaf kepada pelanggan atas ketidaknyamanan yang
mereka alami
b) Empati terhadap pelanggan yang marah
c) Kecepatan dalam penanganan keluhan
d) Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan masalah atau keluhan,
dan
e) Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan (via
saluran telepon bebas pulsa, surat, e-mail, fax, maupun tatap muka
langsung) dalam rangka menyampaikan komentar, kritik, saran,
pernyataan, dan/atau komplain.
Keterlibatan langsung manajemen puncak dalam menangani
keluhan pelanggan juga sangat penting, karena bisa mengomunikasikan
secara nyata komitmen perusahaan dalam memuaskan setiap pelanggan.
Selain itu, para staf layanan pelanggan harus diseleksi dan dipantau
secara cermat guna memastikan bahwa mereka benar-benar berorientasi
pada pemuasan kebutuhan pelanggan
6. Unconditional guarantees
Unconditional guarantees dibutuhkan untuk mendukung
keberhasilan program kepuasan pelanggan. Disampaikan kepada para
pelanggan mengenai tingkat kinerja yang dapat diharapkan akan mereka
terima. Garansi ini bermanfaat dalam mengurangi resiko pembelian oleh
pelanggan, memberikan sinyal mengenai kualitas produk, dan secara
tegas menyatakan bahwa perusahaan bertanggung jawab atas
produk/jasa yang diberikannya. Garansi yang baik harus memiliki
bebereapa karakteristik pokok, seperti:
a) Tidak bersyarat (tidak dibebani dengan berbagai macam peraturan,
ketentuan, atau pengecualian yang membatasi/menghambat kebijakan
pengembalian atau kompensasi)
b) Spesifik (misalnya, Federal Express menjanjikan paket kiriman tiba di
tempat tujuan paling lambat pukul 10.30 pagi sehari setelah dikirim)
c) Realistis (tidak bombastis yang cenderung tidak bias dipenuhi, seperti
garansi 100 tahun untuk pulpen)
d) Berarti/meaningful (mencakup aspek-aspek penyampaian jasa yang
penting bagi pelanggan)
e) Dinyatakan dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami (tidak
dalam bahasa hukum yang berbelit-belit), dan
f) Mudah direalisasikan/ditagih bila menyangkut kompensasi atau ganti
rugi tertentu.
7. Program pay-for-performance
Program kepuasan pelanggan tidak bisa terlaksana tanpa adanya
dukungan sumber daya manusia organisasi. Sebagai ujung tombak
perusahaan yang berinteraksi langsung dengan para pelanggan dan
berkewajiban memuaskan mereka, karyawan juga harus dipuaskan
kebutuhannya. Dengan kata lain, total customer satisfaction harus
didukung pula dengan total quality reward yang mengaitkan sistem
penilaian kinerja dan kompensasi dengan kontribusi setiap karyawan
dalam penyempurnaan kualitas dan peningkatan kepuasan pelanggan.
B. Kepuasan Pelanggan pada Pertunjukan Live Music
Gambar 2.1 menggambarkan hubungan di antara unsur-unsur yang
terdapat pada pertunjukan live music yang diutarakan oleh Grove et al.
(1992) dalam Ruby Anastasia Wenas, 2006:24). Unsur yang paling luas dan
merupakan latar belakang dari model adalah setting, yang meliputi
lingkungan fisik dari pertunjukan musik (Grove et al., (1992) dalam Ruby
Anastasia Wenas, 2006:24). Dalam kaitannya dengan sifat yang berbeda dari
latar belakangnya, studi ini memaparkan dua unsur :
1. setting pertunjukan, termasuk panggung dan aula pertunjukan; dan
2. fasilitas fisik, mencakup tempat duduk, tempat parkir, toilet, tempat
pembelian tiket, dan temperatur/suhu.
Gambar 2.1
Model Pertunjukan Live Music
Komponen yang lain (musisi, penonton, dan penampilan) terletak di
bagian depan pada model, sesuai dengan konteks sosial dari model ini. Musisi
dan penonton ditempatkan di pusat untuk menekankan pentingnya interaksi
mereka di dalam service setting. Hubungan saling ketergantungan antara
Setting
Penampilan Musikal Penont
on
Musisi
musisi dan pendengar diwakili oleh panah dua arah diantara mereka (Grove
et. al., (1992) dalam Ruby Anastasia Wenas, 2006:25).
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan dalam
Pertunjukan Live Music
Dalam penelitian Minor et.al., (2004:10), diungkapkan faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam suatu pertunjukan live
music, yaitu :
1. Penampilan Panggung
Di dalam sebuah pertunjukan live msic ataupun konser musik,
penampilan panggung harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
menarik penonton untuk melihat pertunjukan live music. Untuk membuat
penampilan panggung yang menarik, perlu adanya pengaturan setting
atau latar tempat yang sesuai dengan tema acara atau konsep pertunjukan
yang akan diselenggarakan.
Setting adalah pengaturan fisik mewakili latar belakang untuk
pertunjukan musik dan interaksi antara musisi dan penonton. Secara
umum, lingkungan memainkan suatu peran yang sangat penting dalam
service encounter. Perubahan pada lingkungan jasa hampir selalu
mendorong perubahan dalam perilaku konsumen, yang mana membuat
manajemen terdahulu sebagai suatu persoalan utama untuk produksi dan
konsumsi jasa (Turley dan Fugate (1992) dalam Minor et.al., 2004:10).
Salah satu pendekatan yang populer untuk menyelidiki dampak
lingkungan jasa pada perilaku konsumen dan karyawan adalah kerangka
servicescapes (jasa hiburan) (Bitner’s (1992) dalam Minor et.al.,
2004:10). Servicescapes menjadi sangat penting untuk jasa experiential
seperti pertunjukan live music di mana pelanggan pada umumnya
memerlukan waktu yang relatif lama berada di lingkungan fisik dari si
penyedia jasa (Arnould dan Price (1993) dalam Minor et al., 2004:10).
Karenanya, mutu dari servicescapes secara signifikan mempengaruhi
kepuasan pelanggan melalui peristiwa atau aktivitasnya. Lagipula,
kepuasan yang diterima pada servicescapes mempengaruhi berapa banyak
waktu yang disediakan konsumen untuk menikmati fasilitas layanan dan
kemungkinan mereka untuk mengkonsumsinya lagi di masa yang akan
datang (Wakefield dan Blodgett, (1999) dalam Minor et.al., 2004:10).
Bitner (1992) dalam Minor et.al., 2004:10), menguraikan tiga
dimensi dari servicescapes (kondisi-kondisi yang berkenaan dengan
lingkungan; keleluasaan dan fungsi tata ruang; serta tanda, lambang, dan
artifak). Ketiga dimensi ini bertindak sebagai suatu acuan untuk
menghasilkan item instrumen survei. Sebagai tambahan, data kualitatif
mendapatkan bahwa aspek dari pementasan, dekorasi, dan setting
merupakan komponen yang paling penting pada acara pertunjukan live.
2. Fasilitas
Fasilitas di dalam sebuah pertunjukan live music ataupun konser
musik harus memadai, sehingga para penonton yang menonton
pertunjukan tersebut dapat merasa nyaman.
Aspek keleluasaan dan fungsi tata ruang memiliki arti yang sangat
penting pada penyediaan jasa dalam kaitannya dengan tujuan dasar
lingkungan jasa (Bitner (1992) dalam Minor et.al., 2004:10). Istilah yang
pertama mengacu pada bagaimana cara peralatan dan perlengkapan
diatur, ukuran dan bentuknya, dan korelasi diantaranya. Kemampuan
fungsional berhubungan dengan kemampuan semua item tersebut dalam
peranannya untuk memberikan kontribusi pada kenikmatan pelanggan
(Bitner (1992) dalam Minor et.al., 2004:10). Pengukuran yang
berdasarkan tingkat kepentingan dihubungkan dengan dimensi tata ruang
berdasarkan fungsi berkenaan dengan suatu pertunjukan live music,
dimasukkan ke dalam instrumen survei melalui lima item berikut (Minor
et.al., (2004) dalam Ruby Anastasia Wenas, 2006:27) : fasilitas tempat
duduk, temperatur/suhu, fasilitas tempat parkir, fasilitas toilet, dan
fasilitas tempat pembelian tiket.
Kondisi-kondisi yang berkenaan dengan lingkungan jasa pada
umumnya mempengaruhi panca indera dan mengacu pada karakteristik
latar belakang dari lingkungan seperti temperatur, pencahayaan, suara
gaduh, dan bau (Bitner (1992) dalam Minor et. al., 2004:10). Suara gaduh
seringkali menjadi karakteristik yang negatif, sama halnya seperti
pencahayaan yang berlebihan. Seperti dinyatakan lebih awal, unsur-unsur
servicescapes yang secara langsung berhubungan dengan panggung dan
penampilan, seperti penampilan berkaitan dengan pencahayaan dan
dekorasi, dipisahkan dari unsur-unsur yang berhubungan dengan fasilitas
itu sendiri, seperti lingkungan dan tempat parkir. Tanda, lambang, dan
artifak mewakili isyarat dan dekor yang digunakan untuk mengarahkan
pelanggan pada tujuan yang diinginkannya (Bitner (1992) dMinor et. al.,
2004:11). Aspek ini digunakan sebagai dasar item “dekorasi simbolis”
dalam survei.
3. Kemampuan Bermusik
Musisi individu atau para pemain musik, mempunyai suatu peran
yang terletak di pusat pada model dalam Gambar 2.1, dalam kaitannya
dengan kontribusi penting mereka di jasa experience. Pemain musik
merupakan titik fokus bagi penonton, dimana mereka dilihat sebagai suatu
unit (kelompok secara keseluruhan) dan sebagai individu yang
menyelenggarakan berbagai musik. Diasumsikan bahwa penonton
mendapatkan keseluruhan pertunjukan dari pemusik tunggal dalam dua
dimensi, yaitu aspek audio dan aspek visual. Tidak dapat dipungkiri lagi
bahwa perorangan yang berada di atas pentas, baik memainkan suatu
instrumen atau bernyanyi adalah suatu bagian integral dari pertunjukan
audionya. Instrumen survei berisi dua materi yang mengevaluasi pemusik
individu dari perspektif audio; kemampuan bermusik perorangan dan
kontribusi kreatif dari pemain tunggal (Minor et al., 2004:11).
4. Penampilan Musisi
Aspek visual dari pemusik tidak bisa diabaikan, karena penilaian
fisik adalah karakteristik pribadi yang jelas nyata dan dapat diakses
kepada orang yang lain di dalam hampir semua interaksi sosial.
Tingkatan perorangan dilihat dari daya pikat fisiknya, dapat dijadikan
suatu lambang atau indikator dari sedikit karakteristik yang terlihat
(Bersheid dan Walster (1974) dalam Minor et.al., 2004:11). Lagipula,
suatu studi yang dilakukan oleh Landy dan Sigall (1974) dalam Minor
et.al., (2004:11), menunjukkan bahwa daya pikat fisik dari individu yang
melakukan suatu tugas tertentu berdampak pada bagaimana cara
konsumen mengevaluasi kedua-duanya, baik pertunjukan maupun
pemainnya. Riset menunjukan bahwa penampilan fisik tidak hanya
mempengaruhi cara untuk bereaksi pada pemenuhan orang tersebut
(Minor et.al., 2004:11). Informan dalam penelitian (Minor et.al.,
2004:11), juga mengutip aspek musisi ini sebagai kontributor pada
kepuasan penonton dalam pertunjukan itu. Sebagai contoh, perlengkapan
mereka, cara bertindak mereka di atas pentas, tarian mereka, dan guratan
ekspresi mereka adalah faktor yang mendukung kepuasan informan
tersebut. Instrumen survei meliputi tiga materi untuk mengukur aspek
visual dari pemusik individu: penampilan fisik, pakaian, dan pergerakan
dan guratan ekspresi.
5. Suara
Istilah pertunjukan musik mempunyai dua sifat alami dan
digambarkan disini sebagai komponen audio, baik untuk musiknya sendiri
maupun total dari apa yang dipentaskan. Di dalam sebuah pertunjukan
live music ataupun konser musik, kualitas suara (sound quality) dan suara
volume (sound volume) sangat penting sekali, karena dengan kualitas
suara dan volume suara yang baik dari sound system, akan menambah
kepuasan bagi para penontonnya.
6. Interaksi Penonton
Selain musisi, penonton merupakan faktor pusat lain di dalam
model. Secara umum, seorang pelanggan dapat mempengaruhi kepuasan
atau ketidakpuasan pelanggan lainnya secara signifikan (Martin dan
Pranter (1989) dalam Minor et.al., 2004:11). Secara khusus, penonton
merupakan faktor penting ketika banyak konsumen yang berbeda, berbagi
ingkungan jasa yang sama. Banyaknya konsumen juga dapat
menimbulkan dampak positif atau negatif dalam jasa experience (Baker
(1987) dalam Minor et al., 2004:11).
Kepadatan konsumen didefinisikan sebagai banyaknya konsumen
yang hadir dalam suatu service setting (Hui dan Bateson (1991) dalam
Minor et.al., 2004:11) dan harus dipandang sebagai konteks faktor
pendengar. Orang-orang yang menghadiri suatu pertunjukan cenderung
menyukai jumlah konsumen yang cukup besar dalam jasa experience itu.
Bagaimanapun, preferensi ini ada hanya untuk tingkat derajat bahwa
pengunjung tidak merasa gelisah atau sesak dalam kaitannya dengan
ukuran pendengar besar (Wakefield dan Blodgett (1999) dalam Minor
et.al., 2004:12). Dalam penelitiannya, Minor et.al., (2004:12),
mengidentifikasi keramaian sabagai salah satu dari berbagai unsur yang
mereka sukai paling sedikit dari pertunjukan itu. Fenomena ini menjadi
inspirasi untuk menyertakan item “kepadatan penonton” dalam instrumen
survei. Berbeda halnya lagi, penelitian Minor et.al., (2004:12), juga
mengidentifikasi interaksi antara penonton (yaitu tarian penonton,
nyanyian, dan permintaan atau request lagu) sebagai salah satu unsur
yang paling mereka suka dari pertunjukan tersebut. Aspek dari suasana
hati atau tingkat kegembiraan yang dirasakan ini menjadikan hal tersebut
digunakan untuk mengevaluasi antusias penonton secara umum.
Kehadiran pada suatu pertunjukan merupakan suatu kegiatan
sosial. Pengunjung berbagi pengalaman dan perasaan yang sama, dan
mereka menyadari akan hal tersebut. Pada waktu pertunjukan istirahat
dan setelah pertunjukan selesai, penonton dapat berbagi pengalaman
mereka dan mendiskusikan pertunjukan tersebut (Diesing, (1997) dalam
Minor et.al., 2004:12). Konteks dari kegiatan sosial pada pertunjukan live
music memperlihatkan kecocokan sosial di antara penonton, yang mana
merupakan salah satu item pada instrumen survei. Informan dalam
penelitian Minor et.al., (2004:12) yang sering menghadiri pertunjukan
live dengan keluarga dan kerabat, mengutip hal ini sebagai suatu aspek
yang menyenangkan bagi mereka dari sebuah pertunjukan. Sebagai
tambahan, song familiarity dimasukkan pada dimensi ini yang didasarkan
pada pentingnya unsur ini untuk kepuasan pertunjukan. Informan tersebut
menyatakan bahwa mereka menikmati musik yang mereka ketahui,
terutama dalam konteks pemain musiknya tidak dikenal sebelumnya.
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ruby Anastasia Wenas
(2006) dengan judul ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan
Pelanggan Dalam Pertunjukan Live Music Dan Dampaknya Terhadap Word-
Of-Mouth”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
daru penampilan panggung, fasilitas, kemampuan bermusik, penampilan
musisi, suara, dan interaksi penonton terhadap kepuasan pelanggan dalam
pertunjukan live music, serta untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari
kepuasan pelanggan terhadap positive word-of-mouth. Data penelitian ini
diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden, baik
masyarakat umum maupun mahasiswa yang sedang menikmati pertunjukan
live music di beberapa cafe di Jakarta dengan metode convenience sampling.
Keseluruhan hipotesis diuji dengan metode SEM (Structural Equation
Modeling) menggunakan program AMOS. Hasil yang diperoleh menyatakan
bahwa terdapat pengaruh dari penampilan panggung, fasilitas, kemampuan
bermusik, penampilan musisi, suara, dan interaksi penonton terhadap
kepuasan pelanggan dalam pertunjukan live music. Dari faktor-faktor
tersebut, yang paling besar pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan jika
dilihat dari statistik deskriptifnya ialah faktor suara (mean=4.7350)
khususnya pada kualitas suara (mean=4.8000). Kualitas suara dianggap
sangat penting peranannya dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan itu
sendiri. Adapun pengaruh positif kepuasan pelanggan terhadap positive
word-of mouth (β=0.982 dan p-value =0.000). Pelanggan yang puas
cenderung berbagi pengalamannya dengan kerabat dan keluarganya. Dalam
penelitian ini, pelanggan yang puas terhadap pertunjukan live music akan
menyarankan kerabat dan keluarganya untuk melihat juga pertunjukan
tersebut. (mean=3.9000). Tingkat kepuasan pelanggan berbanding lurus
dengan tingkat positive word-of mouth, semakin puas pelanggan maka word-
of mouth yang disebarkan juga akan semakin positif.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Ni Nyoman Yuliarmi dan
Putu Riyasa (2007) yaitu melakukan penelitian terhadap PDAM Kota
Denpasar dengan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan PDAM Kota Denpasar. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan PDAM Kota Denpasar, selain itu juga untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh signifikan secara bersama-sama
keandalan (reliability), ketanggapan (responsivenes), keyakinan (assurance),
empati (emphaty), dan berwujud (tangible) terhadap kepuasan pelanggan
PDAM Kota Denpasar, serta untuk mengetahui pengaruh keandalan
(reliability), ketanggapan (responsivenes), keyakinan (assurance), empati
(emphaty), dan berwujud (tangible) secara parsial terhadap kepuasan
pelanggan PDAM Kota Denpasar. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat
kepuasan pelanggan PDAM Kota Denpasar yang diukur berdasarkan
kontinuitas air berada dalam kategori tingkat kepuasan rendah, pencatatan
meter air berada dalam kategori tingkat kepuasan sedang, lokasi pembayaran
berada dalam kategori tingkat kepuasan tinggi, dan kecepatan penanganan
keluhan berada dalam kategori tingkat kepuasan rendah, secara bersama-
sama atau simultan seluruh variabel, yaitu faktor keandalan (reliability),
faktor ketanggapan (responsivenes), faktor keyakinan (assurance), faktor
empati (emphaty), dan faktor berwujud (tangible) berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pelanggan PDAM Kota Denpasar, secara parsial faktor
ketanggapan (responsivenes), faktor keyakinan (assurance), faktor empati
(emphaty), dan faktor berwujud (tangible) berpengaruh nyata dan positif
terhadap kepuasan pelanggan PDAM Kota Denpasar, sedangkan faktor
keandalan (reliability) dalam model ini tidak berpengaruh nyata dan positif
terhadap kepuasan pelanggan PDAM Kota Denpasar.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Trisno Musanto (2004).
Penelitian ini menguji tentang faktor-faktor kepuasan pelanggan dan loyalitas
pelanggan CV. Sarana Media Advertising Surabaya. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana kepuasan pelanggan mempunyai pengaruh
signifikan terhadap loyalitas pelanggan iklan Jitu surat kabar Jawa Pos pada
CV. Sarana Media Advertising dan variabel mana yang memberikan
kontribusi terbesar pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan. Dalam
penelitian ini menggunakan empat variabel untuk mewakili kepuasan
pelanggan yang meliputi : reliability, response to and remedy of problems,
sales experience dan convenience of acquisition. Dari hasil penelitian ini
diketahui bahwa koefisien regresi sales experience bertanda positif (0.341),
berarti sales experience berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan.
Hal ini membuktikan bahwa sales experience mempunyai pengaruh signifikan
terhadap loyalitas pelanggan, sedangkan ketiga variabel lainnya reliability,
respons to and remedy of problems, dan convenience of acquisition terbukti
tidak berpengaruh.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Hatane Semuel (2006).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekspektasi pelanggan
dan aplikasi bauran pemasaran terhadap loyalitas toko moderen dengan
kepuasan pelanggan sebagai intervening. Penelitian tentang perilaku
pelanggan toko moderen untuk melihat pengaruh langsung antara ekspektasi
pelanggan, aplikasi bauran pemasaran eceran, terhadap loyalitas pelanggan
di Surabaya. Selain itu melihat pengaruh tidak langsung dengan kepuasan
pelanggan sebagai variabel intervening 400 pelanggan Carrefour Surabaya
diambil sebagai sampel, dan hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat
pengaruh langsung secara negatif antara ekspektasi pelanggan terhadap
loyalitas maupun kepuasan pelanggan, sedangkan aplikasi bauran pemasaran
eceran berpengaruh positif. Aplikasi bauran pemasaran eceran mempunyai
pengaruh yang lebih dominan dibandingkan dengan ekspektasi pelanggan.
Hasil penelitian juga membuktikan bahwa kepuasan pelanggan merupakan
intervening positif antara ekspektasi pelanggan dan aplikasi bauran
pemasaran eceran terhadap loyalitas pelanggan toko moderen di Surabaya.
E. Kerangka Pemikiran
Hanan dan Karp (1991) dalam Ruby Anastasia Wenas, (2006:31)
menyatakan bahwa kepuasan adalah suatu competitive advantage yang
sangat berarti. Suatu bisnis yang memiliki kepuasan terbesar akan unggul.
Kepuasan adalah suatu keuntungan yang bertingkat. Pelanggan yang puas
cenderung akan menyampaikan pengalaman positifnya kepada para kerabat.
Dalam banyak industri (terutama sektor jasa), pendapat/opini positif dari
teman dan keluarga jauh lebih persuasif dan kredibel daripada iklan. Itulah
sebabnya banyak perusahaan yang mengadopsi program kepuasan
pelanggan.
Grove et al. (1992) dalam Ruby Anastasia Wenas, 2006:31)
menyatakan jasa experiential sebagai suatu kejadian yang terdiri dari empat
unsur kritis, yaitu :
(1) pemain sama dengan para aktor, yang merupakan personil yang
mendukung dalam jasa itu;
(2) peserta sama dengan penonton (pelanggan);
(3) bukti fisik sama dengan service setting (lingkungan jasa); dan
(4) proses dari kumpulan jasa tersebut sama dengan pertunjukan jasa itu
sendiri.
Masing-masing dari unsur ini merupakan hasil dari para aktor,
permainan peran mereka, lingkungan fisik dan pementasan aktivitasnya, dan
penonton dengan keterlibatan dan interaksinya. Dimensi ini sukses diterapkan
dalam membentuk kerangka konseptual untuk pemahaman perilaku konsumen
dalam konteks dunia pertunjukan (Garbarino dan Johnson, (1999) dan disain
website Fisk et al. (2000) dalam Ruby Anastasia Wenas, 2006:31).
Kerangka teoritis ini dapat sangat berguna untuk menganalisa suatu
pertunjukan live music. Empat dimensi tersebut mencakup keseluruhan dari
suatu pertunjukan musik dan tidak dibatasi pada jenis pertunjukan musik yang
spesifik. Jadi, dapat diaplikasikan pada berbagai jenis musik (rock, pop,
country, jazz, gospel, classical music, dll), jumlah pemain (tunggal, trio, atau
paduan suara), lingkungan fisik (aula konser, klub, tempat terbuka, pinggiran
jalan), atau kapasitas penonton (penonton yang terbatas, atau yang dapat
dikonsumsi secara masal) di dalam analisa ini.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis membuat suatu model penelitian
sebagai berikut :
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Dalam Pertunjukan
Live Music
Faktor
Penampilan
Panggung
Faktor
Fasilitas
Faktor
Kemampuan
Bermusik
Faktor
Penampilan
Musisi
Faktor Suara
Faktor
Interaksi
Penonton
Analisis Faktor
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
1. Faktor penampilan panggung, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
variabel, yaitu: penerangan latar, dekorasi latar, penerangan panggung, dan
dekorasi panggung. Pengambilan variabel-variabel tersebut berdasarkan
penelitian Minor, et. al., (2004) dalam Ruby Anastasia Wenas, (2006:33).
2. Faktor fasilitas, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel, yaitu:
temperatur/suhu, fasilitas tempat duduk, dan fasilitas tempat parkir.
Pengambilan variabel tersebut berdasarkan penelitian Minor, et.al., (2004)
dalam Ruby Anastasia Wenas, (2006:34).
3. Faktor kemampuan bermusik, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
variabel, yaitu: kemampuan musisi per individu, dan kontribusi kreatif dari
musisi per individu. Pengambilan variabel tersebut berdasarkan penelitian
Minor, et.al., (2004) dalam Ruby Anastasia Wenas, (2006:35).
4. Faktor penampilan musisi, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
variabel, yaitu: penampilan fisik, pakaian yang dikenakan, ekspresi muka dan
gerakan. Pengambilan variabel tersebut berdasarkan penelitian Minor, et.
al., (2004) dalam Ruby Anastasia Wenas, (2006:36).
5. Faktor suara, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel, yaitu:
sound quality dan sound volume. Pengambilan variabel tersebut berdasarkan
penelitian Minor, et .al., (2004) dalam Ruby Anastasia Wenas, (2006:36).
6. Faktor interaksi penonton, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
variabel, yaitu: antusiasme penonton, kesesuaian sosial diantara penonton,
keakraban lagu, dan interpretasi dari materi lagu. Pengambilan variabel
tersebut berdasarkan penelitian Minor, et.al., (2004) dalam Ruby Anastasia
Wenas, (2006:36).
F. Hipotesis
Diduga faktor penampilan panggung, fasilitas, kemampuan bermusik,
penampilan musisi, suara dan interaksi penonton, merupakan faktor yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam pertunjukan live music event
organizer Java Musikindo Jakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sebagai pelanggan atau penonton pertunjukan live music yang
diselenggarakan oleh event organizer Java Musikindo Jakarta. Dalam
penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan dalam pertunjukan live music. Sehingga penelitian ini dilakukan
dengan cara menyebarkan langsung kuesioner pada sampel yang dipilih dari
suatu populasi dari objek penelitian di wilayah lingkungan kampus
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kuesioner
ini telah dirancang sesuai dengan tujuan penelitian, data yang terkumpul
kemudian disusun, diolah, dianalisa, dan diinterpretasikan.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah pelanggan atau penonton
pertunjukan live music event organizer Java Musikindo Jakarta yang
dilaksanakan di Jakarta. Sampel yang dipilih dari suatu populasi dari objek
penelitian di wilayah lingkungan kampus mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah convenience sampling yaitu istilah umum yang
mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden dimana unit sampel
yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur,
dan bersifat kooperatif. (Abdul Hamid, 2007:30). Jadi, sampel ditentukan
berdasarkan kemudahan dan kebutuhan bagi peneliti.
C. Metode Pengumpulan Data
Bila dilihat dari sumber data dalam penelitian ini, maka pengumpulan
data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah
data langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya orang lain atau melihat dokumen (Sugiyono, 2008).
Dalam pengumpulan data yang akan dianalisa, peneliti menggunakan
beberapa metode pengumpulan data, yaitu:
1. Penelitian Kepustakaan (library research)
Metode penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder
yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca, meneliti, atau
menelaah dan mengadakan pengkajian dari buku-buku atau tulisan ilmiah
para ahli, majalah-majalah atau buletin, dan bahan lain yang dapat
digunakan sebagai penunjang dalam penulisan yang dibahas.
2. Penelitian Lapangan
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara menyebarkan
kuesioner. Kuesioner merupakan sekumpulan daftar pertanyaan yang
berhubungan dengan masalah penelitian yang dijawab oleh pelanggan
atau penonton pertunjukan live music event organizer Java Musikindo
Jakarta yang dilaksanakan di Jakarta, yaitu mahasiwa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai responden.
Jenis skala yang dipergunakan untuk menjawab bagian pertanyaan
dalam kuesioner adalah skala likert yaitu metode yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial (Indriantoro dan Supomo, 2002:104). Skala likert
yang dipergunakan untuk menjawab bagian pertanyaan penelitian
memiliki lima kategori sabagaimana disajikan dalam tabel 3.1 di bawah
ini:
Tabel 3.1
Tingkat Penilaian Jawaban
No Jenis Jawaban Bobot
1 SS=Sangat Setuju 5
2 S=Setuju 4
3 R=Ragu-ragu 3
4 TS=Tidak Setuju 2
5 STS=Sangat Tidak Setuju 1
D. Metode Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas berasal dari kata Validity, yang berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiyono, 2008:172). Suatu skala dikatakan valid apabila skala tersebut
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian
ini, tehnik yang digunakan adalah korelasi product moment dari pearson
yaitu :
rxy = N∑ XY-(∑ X)(∑ Y)
)2(2()2(2 ∑∑∑ ∑ −− YYNXXN
Dimana :
X = Pertanyaan nomor tertentu
Y = Skor total
N = Jumlah responden
Uji hipotesis untuk validitas tiap butir pertanyaan suatu angket adalah
sebagai berikut :
Ho = Skor butir berkolerasi positif dengan skor faktornya
H1 = Skor butir tidak berkolerasi positif dengan skor faktornya
Dengan tingkat signifikan 5 % dengan Rhasil ≤ Rtabel = maka Ho
tidak ditolak, sedangkan jika Rhasil ≥ Rtabel = maka Hi butir pertanyaan
valid.
Reliabilitas adalah menunjuk pada adanya konsistensi dan
stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu, reliabilitas berkonsentrasi
pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya (Jonathan Sarwono,
2006:218). Reliabilitas dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas Alpha,
yaitu :
Rn =2
21
1 σ
σb
k
k ∑−
−
Dimana :
Rn = Relatif instrumen
K = Banyaknya pertanyaan
∑σb2 = Jumlah varians
σ2 = varians total
Dalam penelitian ini menggunakan model analisis, yaitu analisis
faktor. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
diperkirakan dapat mewujudkan suatu kepuasan bagi pelanggan dalam
menyaksikan pertunjukan live music.
2. Analisis Faktor
Analisis faktor adalah sebuah model, dimana tidak terdapat
variabel bebas dan tergantung. Analisis faktor tidak mengklarifikasi
variabel ke dalam kategori variabel bebas dan tergantung, melainkan
mencari hubungan interdependensi antar variabel agar dapat
mengidentifikasikan dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang
menyusunnya. Analisis faktor pertama kali dilakukan oleh Charles
Spearman, dengan tujuan utama analisis faktor adalah menjelaskan
hubungan diantara banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor, faktor-
faktor tersebut merupakan besaran acak (random quantities) yang dapat
diamati atau diukur secara langsung. Kegunaan utama analisis faktor
ialah melakukan pengurangan data atau dengan kata lain melakukan
peringkasan sejumlah variabel yang akan menjadi kecil jumlahnya.
Pengurangan dilakukan dengan melihat interdependensi beberapa
variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut faktor. Sehingga
ditemukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang dominan atau penting
untuk dianalisis lebih lanjut (Jonathan Sarwono, 2006:202). Persamaan
atau rumus analisis faktor adalah sebagai berikut :
Xi = Ai1F1+Ai2F2+Ai3F3+Ai4F4+..........+ViUi
Dimana :
Xi = Variabel terstandar ke-i
Ai1 = Koefisien regresi dari variabel ke-1 pada common faktor-i
F = Common faktor
Ui = Variabel unik untuk variabel ke-i
Vi = Koefisien regresi terstandar dari variabel ke-1 pada common faktor
unik ke-i
M = jumlah common faktor
Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut :
Fi = Wi1X1+Wi2X2+Wi3X3+.........+WikXk
Dimana :
Fi = Faktor ke-1 estimasi
Wi = Bobot faktor atau skor koefisien faktor
K = Jumlah variabel
Prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi-asumsi
yang terkait dengan metode statistik korelasi :
a. Besar korelasi atau korelasi antar independen variabel harus cukup
kuat.
b. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan
menganggap tetap variabel yang lain.
c. Pengujian sebuah matriks korelasi diukur dengan besaran Bartlett Test
of Sphericity atau dengan Measure Sampling Adequacy (MSA).
Setelah sampel didapat dan diuji asumsi terpenuhi, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan proses analisis faktor. Proses tersebut
meliputi :
a. Menguji variabel apa saja yang akan dianalisis
b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan
Bartlett Test of Sphericity dan MSA
c. Melakukan proses inti analisis faktor, yakni factoring, atau
menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah
lolos pada uji variabel sebelumnya.
d. Melakukan proses factor rotation, atau rotasi terhadap faktor yang
terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke
dalam faktor tertentu.
e. Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk, yang dianggap bisa
mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.
f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang
terbentuk telah valid.
Tahap pertama dalam analisis faktor adalah dengan menilai mana
saja variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis
selanjutnya. Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan semua variabel
yang ada, dan kemudian pada variabel-variabel tersebut dikenakan
sejumlah pengujian.
Logika pengujian adalah jika sebuah variabel memang mempunyai
kecenderungan mengelompok dan membentuk sebuah faktor, variabel
tersebut akan mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain.
Sebaliknya, variabel dengan korelasi yang lemah dengan variabel yang
lain, akan cenderung tidak akan mengelompok dalam faktor tertentu.
Uji KMO dan Bartlett Test, memiliki beberapa hal yaitu angka
KMO haruslah berada diatas 0,5 dan signifikan harus berada di bawah
0,05. Sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0 sampai
1, dengan kriteria :
a. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel
yang lain.
b. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih
lanjut.
c. MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis
lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
Setelah satu atau lebih faktor terbentuk, dengan sebuah faktor
berisi sejumlah variabel, mungkin saja sebuah faktor berisi sejumlah
variabel yang sulit ditentukan akan masuk ke dalam faktor mana, maka
proses selanjutnya adalah dengan melakukan proses rotasi yang akan
memperjelas kedudukan sebuah variabel di dalam sebuah faktor. Dalam
penentuan banyaknya faktor dapat ditentukan melalui berikut ini, nilai
eigenvalue, scree plot, percentage of variance accounted for, split half
reliability, dan significance test (Supranto, 2004:128). Sedangkan dua
pendekatan dalam analisis faktor adalah Principal component analysis
dan common factor analysis. Di dalam principal component analysis
jumlah varians dalam data yang terkandung dalam semua variabel asli
dipertimbangkan. Sedangkan dalam common factor analysis, faktor hanya
diperkirakan berdasarkan hanya pada common variance. Dan kebanyakan
penelitian menggunakan principal component analysis.
Sama dengan proses factoring, proses rotasi juga tersedia
berbagai macam cara, yang bisa dibagi menjadi orthogonal dan oblimin.
Orthogonal rotasi, yakni memutar sumbu 90 derajat. Proses rotasi dengan
metode orthogonal dibedakan menjadi quartimax, varimax, dan equimax.
Sedangkan oblique rotasi, yakni memutar sumbu ke kanan, tidak harus 90
derajat. Proses rotasi dengan metode oblique masih bisa dibedakan
menjadi oblimin, promax, orhoblique, dan lainnya (Singgih Santoso,
2004:35).
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian merupakan batasan pendefinisian dari
serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian, dengan
maksud menghindari kemungkinan adanya makna ganda, sekaligus
mendefinisikan variabel-variabel sampai dengan kemungkinan pengukuran
dan cara pengukurannya (Abdul Hamid, 2007:32). Jadi, operasional variabel
penelitian merupakan penjabaran atau penjelasan mengenai variabel-
variabel yang ada, dan juga merupakan penjelasan-penjelasan mengenai
variabel-variabel yang menjadi kajian dalam penelitian tersebut. Dalam
penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yang berjumlah 23 variabel.
Tabel 3.2.
Instrumen Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kepuasan
pelanggan dalam
pertunjukan live
music
1). Penampilan
panggung
1.1Penerangan
latar
1.2 Dekorasi latar
1.3Penerangan
panggung
1.4Dekorasi
panggung
Ordinal
(Minor et.al.,
dalam Ruby
Anastasia Wenas,
2006)
2). Fasilitas
3). Kemampuan
bermusik
4). Penampilan
musisi
1.5Penampilan
panggung
2.1Temperatur/suhu
2.2 Fasilitas tempat
duduk
2.3 Fasilitas tempat
parkir
2.4 Fasilitas toilet
2.5 Fasilitas tempat
pembelian tiket
3.1Kemampuan
musisi per
individu
3.2Kontribusi
kreatif dari
musisi per
individu
3.3Skill/keahlian
bermusik setiap
musisi
4.1Pakaian yang
dikenakan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
5). Suara
6). Interaksi
penonton
4.2Ekspresi muka
dan gerakan
4.3 Ajakan musisi
kepada
penonton untuk
bernyanyi
5.1 Sound quality
5.2 Sound volume
5.3 Sound system
6.1Antusiasme
penonton
6.2Kesesuaian
sosial diantara
penonton
6.3Interpretasi dari
materi lagu
Ordinal
Ordinal
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Java musikindo merupakan badan usaha yang bergerak di bidang
entertainment kepromotoran yang dibentuk pada bulan Oktober 1994 dengan
tujuan menampilkan “live entertainment” untuk menunjang kebutuhan
entertainment yang makin meningkat, sejalan dengan kemajuan dalam industri
entertainment tidak hanya di Jakarta, tapi juga mencakup seluruh kota-kota
lain di Indonesia.
Kata Java dipilih karena dianggap sudah cukup popular di luar negeri,
disamping itu juga lebih mudah diucapkan sehingga orang lebih mudah
mengingatnya. Kata berikutnya Musikindo adalah refleksi dari jenis pekerjaan
yang dilakukan oleh perusahaan ini yaitu bidang musik dan entertainment.
Tambahan Indo adalah untuk memperjelas posisi perusahaan ini yaitu berada
di Indonesia.
Java Musikindo didirikan oleh Adrie Soebono dan dibantu oleh
beberapa sahabatnya yaitu Rinny Noer, Malik Syafe’I, dan Imran Amir.
4. Struktur Manajemen Java Musikindo
Setelah digelar konser perdana Java Musikindo dengan menampilkan
konser Saigon Kick yaitu pada tahun 1994 yang bertempat di Plenary Hall
Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, maka dibentuklah struktur
manajemen Java Musikindo yang bertujuan agar dapat menangani tugas
sesuai dengan posisinya masing-masing walaupun dalam praktek di
lapangan tugas tersebut dapat diemban lebih dari satu posisi.
Adapun struktur manajemen yang terdapat pada Java Musikindo
adalah sebagai berikut :
Ketua : Adrie Soebono
Wakil Ketua : Eddy Wilijah
Divisi Artis dan Promosi : Crhisty Soebono
Divisi Pers : Nova
Divisi Kesekretarisan : Frida
Divisi Keuangan : Abas, Ricky, dan Yudit
Akan tetapi dalam persiapan penyelenggaraan suatu konser, Java
Musikindo membaginya dalam beberapa divisi yang akan diisi oleh orang
manajemen secara langsung atau bahkan merekrut karyawan baru yang
bersifat sementara. Berikut adalah divisi-divisi yang terdapat pada Java
Musikindo serta kinerjanya.
a. Divisi Promosi
Divisi ini adalah ujung tombak Java Musikindo dalam
menyebarkan informasi tentang konser yang akan diselenggarakan.
Penyebaran informasi yang benar kepada target yang tepat merupakan
keharusan mutlak bagi divisi ini.
Promosi ini dapat menjalin kerja sama dengan berbagai media
massa baik cetak maupun elektronik. Sifat kerja sama ini adalah barter,
yaitu media memperoleh wawancara ekslusif dengan artis dan Java
Musikindo memperoleh halaman iklan. Hal ini bertujuan untuk
meminimalisir pengeluaran biaya.
b. Divisi Tiket
Output divisi ini mudah dikenali, yaitu selembar tiket dengan
wajah artis yang akan tampil pada konser atau pertunjukan live music
tersebut. Namun, sebelum sampai ke tangan penonton, divisi ini harus
bekerja sangat keras. Mereka harus bisa memastikan bahwa tiket harus
sampai ke tangan orang yang berhak sesuai dengan kelas yang
diinginkan dan tidak boleh ada yang dipalsukan.
Bekerja sama dengan divisi desain, divisi ini harus
menyelesaikan rancangan tiket tiga minggu sebelum konser
berlangsung. Desain harus dibuat dengan hati-hati, di dalamnya harus
tercantum semua informasi tentang anjuran dan larangan ketika dalam
gedung pertunjukan, nomor tiket, nomor tempat duduk, pintu masuk,
posisi nomor urut tiket, warna yang berbeda dalam tiap kelas,denah
lokasi konser (venue), informasi tanggal-hari-waktu-tempat, harga tiket
serta judul konser.
c. Divisi Pers dan Humas
Divisi ini banyak berhubungan dengan media massa. Ada
sejumlah kegiatan yang berada di bawah kendali divisi ini, yaitu
menggelar jumpa pers, membuat daftar wartawan yang akan meliput
konser, menyusun jadwal wawancara artis dengan wartawan dan
mengatur peliputan konser.
d. Divisi Perizinan
Ada dua jenis izin yang harus diperoleh Java Musikindo sebelum
menggelar konsernya, yaitu izin mendatangkan artis dan izin kegiatan.
Untuk mendapatkan keduanya, Java Musikindo harus melalui beberapa
instansi yaitu, Departemen Luar Negeri, Departemen Imigrasi,
Departemen Kehakiman, Departemen Perindustrian dan Perdagangan,
Departemen Tenaga Kerja, Kepolisian, Kejaksaan Agung, Departemen
Pariwisata dan Kebudayaan, Kantor Ketertiban dan Ketentraman
Daerah, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Bea dan Cukai dan Dinas
Perpajakan.
Dalam urusan ini Java Musikindo menggunakan orang luar untuk
mempercepat proses perizinan, namun divisi perizinan harus
memastikan bahwa visa yang dikeluarkan untuk seluruh artis dan
karyawannya adalah visa kerja.
e. Divisi Operasional
Divisi operasional mempunyai pekerjaan yang cukup unik, ia
diperlukan oleh seluruh divisi. Namun tugas utamanya ialah
menyebarkan materi promosi yang telah dicetak. Kru divisi ini harus
bisa menentukan di titik mana penyebaran flyer, poster, baliho dan
media promosi lainnya harus ditempatkan.
5. Konser yang Pernah Diselenggarakan
Sejak berdirinya Java Musikindo hingga kini setidaknya telah
menyelenggarakan 34 kali pertunjukan yang mendatangkan artis dari
mancanegara serta artis lokal.
Sebagai perusahaan promotor, Java Musikindo telah memiliki
pengalaman dalam menampilkan berbagai artis, baik lokal maupun
mancanegara. Tujuan utama Java Musikindo adalah untuk mencapai
sukses di setiap konser ataupun pertunjukan live music yang
diselenggarakan.
Konser-konser yang pernah diadakan oleh Java Musikindo, yaitu :
1) Saigon Kick, band yang berasal dari USA, diadakan pada tahun 1994,
di 4 kota yaitu, Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali.
2) Supergroove, yang berasal dari New Zealand pada tahun 1994.
Konser ini diadakan di M-Club, Jakarta.
3) Jakarta Pop Alternative Festival pada bulan Januari tahun 1996,
yang diadakan sehari penuh di Parkir Timur Senayan dengan
menampilkan 3 band yang berasal dari USA (Beastie Boys, Sonic
Youth & Foo Fighters) dan 3 band dari Indonesia (Nugie, Netral &
Pas Band).
4) Mr. BIG, yang berasal dari USA, diadakan pada bulan Mei tahun
1996. Konser ini diadakan di dua tempat yaitu di Plenary Hall-JCC,
Jakarta (sebagai band pembuka tampil Sket Band) dan di Surabaya
(band pembuka oleh Jamrud).
5) Alanis Morissette, yang berasal dari Canada, pada bulan Desember
tahun 1996. Diadakan di Plenary Hall-JCC, Jakarta. Sebagai band
pembuka tampil Oppie & BoP.
6) Frente, yang berasal dari Australia, pada tahun 1997. Tampil dalam
pesta pribadi Bapak Adrie Soebono, dengan Oppie & PoP sebagai
band pembuka.
7) Hootie & The Blowfish pada tahun 1997, yang diadakan di Hard
Rock Café, Jakarta.
8) Gigi, berasal dari Indonesia, dan diadakan pada tahun 1997, tampil di
4 kota yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
9) Arkarna, yang berasal dari Inggris, tampil pada tahun 1998 dan
sebagai pembuka adalah Agus Sasongko. Konser ini diadakan di
Bengkel Night Park, Jakarta.
10) Indonesian Philharmonic Orchestra, pada tahun 1999. Menggelar
dua kali pertunjukan di Birawa Room, Wisma Bidakara, Jakarta.
11) Westlife, boysband yang berasal dari Irlandia pada bulan Mei 2000
menggelar konsernya di Istora Senayan, Jakarta dan sebagai band
Trade Mark & Cool Colors dari Indonesia.
12) Arkarna, band dari Inggris, pada bulan Maret 2001 tampil di dua kota
yaitu di Theater Tanah Airku-TMII, Jakarta dan Hard Rock Café, Bali,
dengan band pembuka The Fly.
13) Westlife, dari Irlandia pada bulan Mei 2001, diadakan di Stadion
Sepak Bola Soemantri Brojonegoro-Kuningan, Jakarta dengan dibuka
oleh Christian Wunderlich dari Jerman.
14) Ash jb Padi pada bulan September 2001, yang merupakan pementasan
bareng band dari Irlandia – Ash, dan band lokal-Padi. Pertunjukan
diadakan di Hall Tennis Indoor-Gelora Bung Karno, Jakarta.
15) The Corrs, dari Irlandia pada bulan Oktober 2001, yang digelar di
Plenary Hall, Jakarta Convention Center-Senayan, Jakarta.
16) Bond, dari Inggris dan Australia pada bulan Maret 2002, yang digelar
di Plenary Hall, Jakarta Convention Center-Senayan, Jakarta.
17) Diana Krall, dari Kanada pada bulan Agustus 2002, yang digelar di
Plenary Hall, Jakarta Convention Center-Senayan, Jakarta.
18) The Cranberries, dari Irlandia pada bulan Agustus 2002, diadakan di
Hall Tennis Indoor-Gelora Bung Karno, Jakarta.
19) SUEDE, dari Inggris pada bulan Januari 2003, yang digelar di Tennis
Indoor Senayan, Jakarta.
20) Ronan Keating, dari Irlandia pada bulan Februari 2003, yang digelar
di Plenary Hall, Jakarta Convention Center-Senayan, Jakarta, dengan
dibuka oleh band asal Indonesia, EL EM ENT.
21) LAS KETCHUP, dari Spanyol pada bulan April 2003, yang digelar di
Istora Senayan, Jakarta, dengan penyanyi pembuka Inul Daratista.
22) Spirit Of The Dance, dari Irlandia pada bulan Mei 2003, yang digelar
di Plenary Hall, Jakarta Convention Center-Senayan, Jakarta.
23) KORN, dari Amerika pada bulan Februari 2004, digelar di PRJ
Kemayoran, Jakarta dengan band pembuka /rif.
24) Mariah Carey, dari Amerika pada bulan Februari 2004, digelar di
Plenary Hall, Jakarta Convention Center-Senayan, Jakarta.
25) Enrique Iglesias, dari Amerika pada bulan Maret 2004, digelar di
Plenary Hall, Jakarta Convention Center-Senayan, Jakarta.
26) MAKSIM, dari Kroasia pada bulan April 2004, digelar di Tennis
Indoor Senayan, Jakarta.
27) HOOBASTANK, dari Amerika pada bulan Agustus 2004, digelar di
Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
28) BLUE, dari Inggris pada bulan September 2004, digelar di Istora
Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta. Dengan penyanyi pembuka
Derek McDonald & Delon.
29) The Prodigy, dari Inggris pada bulan Maret 2005, digelar di PRJ
Kemayoran, Jakarta dan menampilkan Agrikulture Feat. DJ Winky,
DJ Cream & Fan DFMC sebagai pembuka.
30) CAKE, dari Amerika pada bulan Maret 2005, digelar di Tennis Indoor
Senayan, Jakarta.
31) SIMPLE PLAN, dari Kanada pada bulan Maret 2005, digelar di
Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
32) Avril Lavigne, dari Kanada pada bulan April 2005, digelar di Tennis
Indoor Senayan, Jakarta.
33) MAKSIM, dari Kroasia kolaborasi dengan Twilite Orchestra pada
bulan April 2005, digelar di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
34) JA RULE, dari Amerika pada bulan April 2005, digelar di Grand
Manhattan Club Hotel Borobudur, Jakarta dengan penampilan Soul
Menace-Trigger Production-The Rhythm sebagai pembuka.
Komitmen Java Musikindo untuk selalu mendukung artis Indonesia
yang berbakat, telah dibuktikan dengan tampilnya mereka sebagai band
pembuka pada konser-konser yang diadakan oleh Java Musikindo.
Sejak awal, Java Musikindo telah menerima dukungan penuh dari
berbagai media, sponsor, dan label. Dengan dukungan berbagai pihak,
kami akan terus menggelar berbagai konser ataupun pertunjukan live
music.
6. Perkembangan Usaha
Ketika berdiri, Java Musikindo bukanlah satu-satunya promotor
(event organizer) di Jakarta. Ada beberapa promotor lain yang sudah lebih
dahulu berkiprah dalam bisnis ini. Bahkan, banyak di antara mereka yang
telah menggelar konser artis kondang dunia seperti, Bon Jovi, Dep
Leppard, Phill Collins, dan lain sebagainya. Namun frekuensi pertunjukan
tersebut sangat jarang, malah ada promotor yang hanya sekali-kalinya
menggelar konser kamudian tidak terdengar lagi kabarnya sehingga
hasilnya bisnis seperti ini sering tidak memiliki kegiatan atau vakum.
Dari kevakuman inilah Java Musikindo mengambil peluang dengan
menggelar konser perdananya pada tahun 1994 di Plenary Hall, Jakarta
Convention Center (JCC), Jakarta dengan bintang tamu Saigon Kick. Band
yang berasal dari Amerika Serikat ini merupakan band yang banyak
digandrungi remaja pada saat itu.
Dengan hanya menggunakan sedikit orang sebagai manajemen,
pilihan paling logis saat itu adalah melibatkan orang luar Java Musikindo
dengan pola outsourching. Merekrut sumber daya baru untuk menjadi
pegawai Java Musikindo merupakan hal yang sia-sia (mubajir) apabila
bidang serta deskripsi pekerjaan serta sistematika kerja belum ada.
Disamping itu juga Java Musikindo belum melihat adanya kontinuitas
konser.
Maka, kecuali menangani artis, semua pekerjaan dilakukan oleh
orang luar Java Musikindo. Mulai dari mencari gedung pertunjukan,
perizinan, penyewaan peralatan dan perlengkapan konser sampai
pembuatan tiket serta penjualannya.
Dalam perjalanan bisnis ini, Java Musikindo tidak selalu
memperoleh kesuksesan, terbukti terdapat beberapa konser yang batal
digelar karena faktor yang berubah-ubah. Karena kondisi pendapatan yang
selalu merugi, maka selama periode tahun 1998-1999 Java Musikindo
mengalami kevakuman dengan alasan karena pada saat itu, BJ Habibie
menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia yang secara kebetulan ia
sebagai paman kandung dari pendiri Java Musikindo, Adrie Soebono
sehingga tidak ingin kehadiran Java Musikindo memiliki keterkaitan
dengan jabatan pamannya.
B. Pembahasan Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada
responden sebanyak 120 buah kuesioner dari 23 pertanyaan. Dalam hal ini
penulis membagi dua sampel yang dibagi kepada 120 responden. 30 buah
untuk uji validitas dan reliabilitas atau dengan kata lain untuk tryout sebanyak
30 responden, sedangkan sisanya sebanyak 90 untuk mengolah data dengan
analisis faktor.
Menurut Sugiyono (2008:172), menjelaskan bahwa dalam hal
membedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen
yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
yang diteliti. Apabila dalam objek berwarna merah, sedangkan data yang
terkumpul memberikan data berwarna putih, maka hasil penelitian tidak valid.
Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Apabila dalam objek kemarin berwarna merah, maka
sekarang dan besok tetap berwarna merah. Instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Sedangkan menurut Jonathan Sarwono (2006:219)
menjelaskan bahwa dalam menguji validitas atau reliabilitas, untuk melihat
reliabilitas maka dapat dilihat pada nilai Cronbach Alpha nya, sedangkan
untuk melihat nilai validitas maka dapat dilihat pada kolom Corrected Item
Total Correlation, dengan merujuk pada nilai r tabel, pada tabel korelasi
product moment sebagai acuan untuk melihat valid atau tidaknya suatu
instrumen.
Berikut ini adalah hasil tryout yang dibagikan kepada 30 responden
untuk mengukur tingkat validitas masing-masing instrumen yang dijelaskan
pada tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
Item-Total Statistics
87,83 130,489 ,545 . ,928
87,97 129,895 ,566 . ,927
87,97 131,551 ,597 . ,927
88,13 131,706 ,400 . ,930
87,87 131,430 ,467 . ,929
88,27 126,340 ,479 . ,931
88,40 125,007 ,694 . ,925
88,10 120,921 ,843 . ,922
88,07 119,720 ,851 . ,922
88,17 118,971 ,853 . ,922
87,77 129,909 ,558 . ,927
88,03 131,413 ,607 . ,927
87,83 130,902 ,520 . ,928
88,70 132,217 ,315 . ,933
87,87 132,947 ,537 . ,928
87,80 131,545 ,548 . ,928
87,77 125,702 ,763 . ,924
88,07 124,547 ,740 . ,924
87,83 120,213 ,887 . ,921
87,70 134,907 ,482 . ,929
87,83 136,075 ,467 . ,929
88,17 133,040 ,392 . ,930
87,87 133,292 ,419 . ,929
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah
Hasil output SPSS pada tabel di atas digunakan untuk menilai
kevalidan dari masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan yang dilihat
dari nilai Corrected Item-Total Correlation. Suatu butir pernyataan dikatakan
valid jika nilai dari tiap butir pernyataan tersebut positif dan besarnya > 0,3
(Sugiyono, 2009: 178). Dari hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap butir
pertanyaan dari 23 pertanyaan pada nilai Corrected Item-Total Correlation,
semua nilainya sudah berada diatas atau sudah lebih besar dari 0.3. Dengan
demikian variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dinyatakan valid.
Setelah instrumen dipastikan akurasinya, kemudian dilakukan
pengujian reliabilitas dengan menggunakan cronbach’s alpha. Pengujian
reliabel adalah berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap alat tes
(instrumen). Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi
apabila hasil dari pengujian tersebut menunjukan hasil tetap. Dengan
demikian, masalah reliabilitas tes atau instrumen berhubungan dengan
masalah ketetapan hasil. Jika terjadi perubahan hasil tes atau instrumen, maka
perubahan itu dianggap tidak berarti. Jadi instrumen yang reliabel berarti
instrumen tersebut bila digunakan beberapa kali, untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama.
Reliabilitas suatu instrumen variabel dikatakan baik jika memiliki
cronbach’s alpha > 0.6 (Ghozali, 2004: 41). Reliabilitas dapat dilihat pada
tabel 4,2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
,930 ,931 23
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, nilai Cronbach Alpha 0,930>0,6. Maka
dapat disimpulkan bahwa ke-23 butir pertanyaan yang diajukan sudah reliabel.
Setelah melakukan pengujian validitas dan reliabilitas, maka dapat
disimpulkan bahwa ke-23 variabel untuk mengukur faktor yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam pertunjukan live music dinyatakan
valid dan reliabel. Sehingga ke-23 butir pertanyaan tersebut dapat digunakan
untuk keperluan menganalisis selanjutnya.
C. Pembahasan Hasil Kuesioner
Kuesioner yang disebar untuk menguji dengan menggunakan analisis
faktor adalah sebanyak 90 responden. Kuesioner tersebut disebar di
lingkungan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dipilih secara
acak untuk mewakili menjadi responden. Berikut ini adalah penjelasan dan
analisa mengenai hasil jawaban kuesioner dan juga gambaran responden yang
menjawab kuesioner.
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.3
Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Keterangan Frekuensi Persentase Pria 52 57.78
Wanita 38 42.22 Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas jenis kelamin terbesar yang menjadi
responden adalah pria dengan total sebanyak 52 orang, sedangkan responden
wanita sebanyak 38 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa pria lebih sering
menonton pertunjukan live music dibandingkan wanita.
2. Tingkat Usia Responden
Tabel 4.4
Proporsi Responden Berdasarkan Usia
Keterangan Frekuensi Persentase 18-19 20-21 22-23 24-25
26 29 31 4
28.89 32.22 34.44 4.45
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas tingkat usia responden yang terbanyak adalah
22 sampai 23 tahun yaitu sebanyak 31 orang, yang disusul terbanyak kedua
adalah 20 sampai 21 tahun yaitu sebanyak 29 orang. Kemudian dengan usia 18
sampai 19 tahun sebagai terbanyak ketiga yaitu sebanyak 26 orang. Kemudian
pada tingkat terbanyak terakhir atau terbanyak keempat adalah 24 sampai 25
tahun yaitu sebanyak 4 orang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
kebanyakan pelanggan atau penonton pertunjukan live music adalah pelanggan
atau penonton yang berada pada usia remaja dan usia kerja.
3. Jenis Musik
Tabel 4.5
Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Musik Yang Disukai
Keterangan Frekuensi Persentase Pop Rock Jazz Reggae Lainnya
44 21 11 8 6
48.89 23.33 12.22 8.89 6.67
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas, jenis musik yang paling banyak disukai
responden adalah jenis musik pop yaitu sebanyak 44 orang, kemudian untuk
jenis musik rock menjadi kedua terbanyak yang disukai responden yaitu
sebanyak 21 orang, untuk jenis musik jazz menjadi ketiga terbanyak yang
disukai responden yaitu sebanyak 11 orang, untuk jenis musik reggae menjadi
keempat terbanyak yang disukai responden yaitu sebanyak 8 orang, sedangkan
jenis musik lainnya yang disukai responden sebanyak 6 orang. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa kebanyakan pelanggan atau penonton pertunjukan
live music menyukai jenis musik pop, karena jenis musik ini sangat mudah
untuk diingat oleh semua kalangan.
Berikut ini adalah pembahasan hasil kuesioner berdasarkan pendapat
yang diberikan responden.
Tabel 4.6
Penerangan Latar
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
28 58 3 1 0
31.11 64.45 3.33 1.11 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 58 orang atau
sekitar 64.45% menyatakan setuju, 28 orang atau sekitar 31.11% menyatakan
sangat setuju, 3 orang atau sekitar 3.33% menyatakan ragu, 1 orang atau sekitar
1.11% menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang menyatakan sangat
tidak setuju tidak ada. Menurut Turley dan Fugute dalam Ruby Anastasia Wenas
(2006:25), menjelaskan bahwa pengaturan fisik mewakili latar belakang untuk
pertunjukan musik dan interaksi antara musisi dan penonton. Secara umum,
lingkungan memainkan suatu peran yang sangat penting dalam service encounter.
Perubahan pada lingkungan jasa hampir selalu mendorong perubahan dalam
perilaku konsumen, yang mana membuat manajemen terdahulu sebagai suatu
persoalan utama untuk produksi dan konsumsi jasa. Hal ini mengindikasikan
bahwa penerangan latar dalam sebuah pertunjukan live music ataupun konser
musik sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan atau
penonton yang mereka terima pada saat menonton pertunjukan live music.
Tabel 4.7
Dekorasi Latar
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
25 57 8 0 0
27.78 63.33 8.89 0.00 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 57 orang atau
sekitar 63.33% menyatakan setuju, 25 orang atau sekitar 27.78% menyatakan
sangat setuju, 8 orang atau sekitar 8.89% menyatakan ragu, sedangkan responden
yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Menurut Minor
et. al., dalam Ruby Anastasia Wenas (2006:26), menjelaskan bahwa aspek dari
pementasan, dekorasi, dan setting merupakan komponen yang paling penting pada
acara pertunjukan live music. Hal ini mengindikasikan bahwa dekorasi latar
merupakan hal yang sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kepuasan
pelanggan atau penonton yang mereka terima pada saat menonton pertunjukan
live music.
Tabel 4.8
Penerangan Panggung
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
26 59 5 0 0
28.89 65.55 5.56 0.00 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 59 orang atau
sekitar 65.55% menyatakan setuju, 26 orang atau sekitar 28.89% menyatakan
sangat setuju, dan 5 orang atau sekitar 5.56% menyatakan ragu, sedangkan
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini
mengindikasikan bahwa dalam sebuah pertunjukan live music penerangan
panggung merupakan hal yang sangat penting dalam pengaruhnya terhadap
kepuasan pelanggan atau penonton yang mereka terima pada saat menonton
pertunjukan live music.
Tabel 4.9
Dekorasi Panggung
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
17 51 19 3 0
18.89 56.67 21.11 3.33 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 51 orang atau
sekitar 56.67% menyatakan setuju, 17 orang atau sekitar 18.89% menyatakan
sangat setuju, 19 orang atau sekitar 21.11% menyatakan ragu, 3 orang atau sekitar
3.33% menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang menyatakan sangat
tidak setuju tidak ada. Menurut Minor et.al., dalam Ruby Anastasia Wenas
(2006:26), menjelaskan bahwa aspek dari pementasan, dekorasi, dan setting
merupakan komponen yang paling penting pada sebuah acara pertunjukan live
music. Tanda, lambing, dan artifak mewakili isyarat dan dekor yang digunakan
untuk mengkomunikasikan dan meningkatkan image atau suasana hati tertentu
atau untuk mengarahkan pelanggan pada tujuan yang diinginkannya. Hal ini
mengindikasikan bahwa dekorasi panggung merupakan hal yang sangat penting
dalam pertunjukan live music, karena dengan dekorasi panggung yang menarik,
dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan atau penonton.
Tabel 4.10
Penampilan Panggung
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
22 48 12 8 0
24.44 53.33 13.34 8.89 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 48 orang atau
sekitar 53.33% menyatakan setuju, 22 orang atau sekitar 24.44% menyatakan
sangat setuju, 12 orang atau sekitar 13.34% menyatakan ragu, 8 orang atau sekitar
8.89% menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang menyatakan sangat
tidak setuju tidak ada. Hal ini mengindikasikan bahwa penampilan panggung
merupakan hal yang sangat penting dalam pertunjukan live music, karena dengan
penampilan panggung yang bagus dan menarik, akan menarik lebih banyak
pelanggan atau penonton, sehingga pelanggan atau penonton dapat tinggal
berlama-lama untuk menonton pertunjukan live music tersebut, selain itu juga
kemungkinan menarik pelanggan atau penonton untuk kembali menonton di masa
yang akan datang.
Tabel 4.11
Temperatur/Suhu
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
30 23 22 11 4
33.33 25.56 24.44 12.23 4.44
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 30 orang atau
sekitar 33.33% menyatakan sangat setuju, 23 orang atau sekitar 25.56%
menyatakan setuju, 22 orang atau sekitar 24.44% menyatakan ragu, 11 orang atau
sekitar 12.23% menyatakan tidak setuju, sedangkan 4 orang atau sekitar 4.44%
menyatakan sangat tidak setuju. Menurut Minor et.al., dalam Ruby Anastasia
Wenas (2006:27), menjelaskan bahwa kondisi-kondisi yang berkenaan dengan
lingkungan jasa pada umumnya mempengaruhi panca indera dan mengacu pada
karakteristik latar belakang dari lingkungan seperti temperatur/suhu, pencahayaan,
suara gaduh, dan bau. Hal ini mengindikasikan bahwa temperatur/suhu dalam
sebuah pertunjukan live music sangat penting dalam pengaruhnya terhadap
kepuasan pelanggan atau penonton yang mereka terima pada saat menonton
pertunjukan live music.
Tabel 4.12
Fasilitas Tempat Duduk
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
23 37 16 13 1
25.56 41.11 17.78 14.44 1.11
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 37 orang atau
sekitar 41.11% menyatakan setuju, 23 orang atau sekitar 25.56% menyatakan
sangat setuju, 16 orang atau sekitar 17.78% menyatakan ragu, 13 orang atau
sekitar 14.44% menyatakan tidak setuju, sedangkan 1 orang atau sekitar 1.11%
menyatakan sangat tidak setuju. Menurut Minor et.al., dalam Ruby Anastasia
Wenas (2006:26), menjelaskan bahwa aspek keleluasaan dan fungsi tata ruang
memiliki arti yang sangat penting pada penyediaan jasa dalam kaitannya dengan
tujuan dasar lingkungan jasa. Hal ini mengindikasikan bahwa fasilitas tempat
duduk sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan atau
penonton pertunjukan live music.
Tabel 4.13
Fasilitas Tempat Parkir
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
35 36 14 5 0
38.89 40.00 15.55 5.56 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapt dilihat bahwa sebanyak 36 orang atau
sekitar 40% menyatakan setuju, 35 orang atau sekitar 38.89% menyatakan sangat
setuju, 14 orang atau sekitar 15.55% menyatakan ragu, 5 orang atau sekitar 5.56%
menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang menyatakan sangat tidak
setuju tidak ada. Hal ini mengindikasikan bahwa fasilitas tempat parkir
merupakan hal yang penting dalam pertunjukan live music, karena dengan adanya
fasilitas tempat parkir, penonton atau pelanggan pertunjukan live music akan
merasa tenang dan tidak perlu takut meninggalkan kendaraan mereka saat mereka
menonton pertunjukan live music.
Tabel 4.14
Fasilitas Toilet
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
25 35 22 8 0
27.78 38.89 24.44 8.89 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 35 orang atau
sekitar 38.89% menyatakan setuju, 25 orang atau sekitar 27.78% menyatakan
sangat setuju, 22 orang atau sekitar 24.44% menyatakan ragu, 8 orang atau sekitar
8.89% menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang menyatakan sangat
tidak setuju tidak ada. Hal ini mengindikasikan bahwa fasilitas toilet merupakan
hal yang sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan atau
penonton pertunjukan live music.
Tabel 4.15
Fasilitas Tempat Pembelian Tiket
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
29 35 20 6 0
32.22 38.89 22.22 6.67 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari table diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 35 orang atau
sekitar 38.89% menyatakan setuju, 29 orang atau sekitar 32.22% menyatakan
sangat setuju, 20 orang atau sekitar 22.22% menyatakan ragu, 6 orang atau sekitar
6.67% menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang menyatakan sangat
tidak setuju tidak ada. Hal ini mengindikasikan bahwa fasilitas tempat pembelian
tiket merupakan hal yang sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kepuasan
pelanggan atau penonton pertunjukan live music, karena dengan adanya fasilitas
tempat pembelian tiket yang memadai, maka pelanggan atau penonton
pertunjukan live music tidak perlu mengantri atau berdesak-desakan untuk
membeli tiket, sehingga pelanggan atau penonton pertunjukan live music dapat
merasa nyaman untuk menonton pertunjukan live music.
Tabel 4.16
Kemampuan Musisi per Individu
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
26 53 9 2 0
28.89 58.88 10.00 2.23 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 53 orang atau
sekitar 58.88% menyatakan setuju, 26 orang atau sekitar 28.89% menyatakan
sangat setuju, 9 orang atau sekitar 10.00% menyatakan ragu, 2 orang atau sekitar
2.23% menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang menyatakan sangat
tidak setuju tidak ada. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan musisi per
individu merupakan hal yang sangat penting dalam pengaruhnya terhadap
kepuasan pelanggan atau penonton pertunjukan live music, hal ini terbukti bahwa
sekitar 58.88% responden menyatakan setuju.
Tabel 4.17
Kontribusi Kreatif Dari Musisi per Individu
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
18 56 13 3 0
20.00 62.23 14.44 3.33 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 56 orang atau
sekitar 62.23% menyatakan setuju, 18 orang atau sekitar 20% menyatakan sangat
setuju, 13 orang atau sekitar 14.44% menyatakan ragu, 3 orang atau sekitar 3.33%
menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang menyatakan sangat tidak
setuju tidak ada. Menurut Minor et.al., dalam Ruby Anastasia Wenas (2006:28),
menjelaskan bahwa penonton mendapatkan keseluruhan pertunjukan dari pemusik
tunggal dalam dua dimensi, yaitu aspek audio dan aspek visual. Perorangan yang
berada diatas pentas, baik yang memainkan suatu instrumen atau bernyanyi adalah
suatu bagian integral dari pertunjukan audionya. Hal ini mengindikasikan bahwa
kontribusi kreatif dari musisi per individu merupakan hal yang sangat penting
dalam pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan atau penonton pertunjukan live
music.
Tabel 4.18
Skill/Keahlian Bermusik Setiap Musisi
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
29 49 10 2 0
32.22 54.44 11.11 2.23 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 49 orang atau
sekitar 54.44% menyatakan setuju, 29 orang atau sekitar 32.22% menyatakan
sangat setuju, 10 orang atau sekitar 11.11% menyatakan ragu, 2 orang atau sekitar
2.23% menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang menyatakan sangat
tidak setuju tidak ada. Hal ini mengindikasikan bahwa skill/keahlian bermusik
setiap musisi merupakan hal yang sangat penting dalam pengaruhnya terhadap
kepuasan pelanggan atau penonton, karena dengan skill/keahlian musisi akan
memberikan kepuasan kepada penonton, sehingga penonton atau pelanggan
pertunjukan live music akan merasa puas dan kemungkinan mereka untuk melihat
atau datang lagi untuk menonton musisi dalam pertunjukan live music tersebut di
masa yang akan datang.
Tabel 4.19
Pakaian Yang Dikenakan
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
15 33 30 10 2
16.67 36.66 33.33 11.11 2.23
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapar dilihat bahwa sebanyak 33 orang atau
sekitar 36.66% menyatakan setuju, 30 orang atau sekitar 33.33% menyatakan
ragu, 15 orang atau sekitar 16.67% menyatakan sangat setuju, 10 orang atau
sekitar 11.11% menyatakan tidak setuju, dan 2 orang atau sekitar 2.23%
menyatakan sangat tidak setuju. Menurut Landy dan Sigall dalam Ruby Anastasia
Wenas (2006:28), menjelaskan bahwa daya pikat fisik dari individu yang
melakukan suatu tugas tertentu berdampak pada bagaimana cara konsumen
mengevaluasi kedua-duanya, baik pertunjukan maupun pemainnya. Menurut
Minor et.al., dalam Ruby Anastasia Wenas (2006:28) juga menjelaskan bahwa
penampilan fisik tidak hanya mempengaruhi cara untuk bereaksi kepada orang,
tetapi juga mempengaruhi cara untuk bereaksi pada pemenuhan orang tersebut.
Hal ini mengindikasikan bahwa pakaian yang dikenakan musisi merupakan hal
yang cukup penting dalam pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan atau
penonton pertunjukan live music.
Tabel 4.20
Ekspresi Muka Dan Gerakan
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
27 49 10 4 0
30.00 54.45 11.11 4.44 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 49 orang atau
sekitar 54.45% menyatakan setuju, 27 orang atau sekitar 30% menyatakan sangat
setuju, 10 orang atau sekitar 11.11% menyatakan ragu, 4 orang atau sekitar 4.44%
menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang menyatakan sangat tidak
setuju tidak ada. Hal ini mengindikasikan bahwa ekspresi muka dan gerakan dari
setiap musisi yang tampil dalam sebuah pertunjukan live music merupakan hal
yang cukup penting dalam pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan atau
penonton yang mereka terima pada saat menonton pertunjukan live music.
Tabel 4.21
Ajakan Musisi Kepada Penonton Untuk Bernyanyi
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
32 47 9 2 0
35.55 52.22 10.00 2.23 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 47 orang atau
sekitar 52.22% menyatakan setuju, 32 orang atau sekitar 35.55% menyatakan
sangat setuju, 9 orang atau sekitar 10% menyatakan ragu, 2 orang atau sekitar
2.23% menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang menyatakan sangat
tidak setuju tidak ada. Menurut Minor et.al., dalam Ruby Anastasia Wenas
(2006:29), menjelaskan bahwa aspek musisi sebagai kontributor pada kepuasan
pelanggan atau penonton dalam pertunjukan live music tersebut. Sebagai contoh:
perlengkapan mereka, cara bertindak mereka diatas pentas, tarian mereka, dan
guratan ekspresi mereka adalah faktor yang mendukung kepuasan pelanggan atau
penonton tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa ajakan musisi kepada
penonton untuk bernyanyi merupakan hal yang sangat penting dalam pengaruhnya
terhadap kepuasan pelanggan atau penonton yang mereka terima pada saat
menonton pertunjukan live music.
Tabel 4.22
Sound Quality
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
42 41 7 0 0
46.67 45.55 7.78 0.00 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 42 orang atau
sekitar 46.67% menyatakan sangat setuju, 41 orang atau sekitar 45.55%
menyatakan setuju, 7 orang atau sekitar 7.78% menyatakan ragu, sedangkan
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini
mengindikasikan bahwa sound quality merupakan hal yang sangat penting dalam
pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan atau penonton pertunjukan live music,
karena dengan sound quality atau kualitas suara yang bagus dan enak didengar,
akan memberikan rasa puas kepada pelanggan atau penonton pertunjukan live
music.
Tabel 4.23
Sound Volume
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
17 54 18 1 0
18.89 60.00 20.00 1.11 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari table diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 54 orang atau
sekitar 60% menyatakan setuju, 18 orang atau sekitar 20% menyatakan ragu, 17
orang atau sekitar 18.89% menyatakan sangat setuju, 1 orang atau sekitar 1.11%
menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang menyatakan sangat tidak
setuju tidak ada. Hal ini mengindikasikan bahwa sound volume atau volume suara
merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah pertunjukan live music, karena
dengan volume suara yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau penonton,
sehingga penonton akan merasa nyaman untuk mendengar setiap musik yang
keluar dari sound system.
Tabel 4.24
Sound System
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
32 47 11 0 0
35.55 52.22 12.23 0.00 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 47 orang atau
sekitar 52.22% menyatakan setuju, 32 orang atau sekitar 35.55% menyatakan
sangat setuju, 11 orang atau sekitar 12.23% menyatakan ragu, sedangkan
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini
mengindikasikan bahwa sound system merupakan hal yang sangat penting dalam
sebuah pertunjukan live music, karena dengan sound system yang mempunyai
kualitas baik akan memberi kepuasan kepada pelanggan atau penonton pada saat
mereka menonton pertunjukan live music.
Tabel 4.25
Antusiasme Penonton
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
22 56 10 2 0
24.44 62.22 11.11 2.23 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 56 orang atau
sekitar 62.22% menyatakan setuju, 22 orang atau sekitar 24.44% menyatakan
sangat setuju, 10 orang atau sekitar 11.11% menyatakan ragu, 2 orang atau sekitar
2.23% menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang menyatakan sangat
tidak setuju tidak ada. Menurut Minor et.al., dalam Ruby Anastasia Wenas
(2006:30), menjelaskan bahwa interaksi antara penonton (yaitu tarian penonton,
nyanyian, dan permintaan/request lagu) sebagai salah satu unsur yang paling
mereka suka dari pertunjukan live music tersebut. Aspek dari suasana hati atau
tingkat kegembiraan yang dirasakan ini menjadikan hal tersebut digunakan untuk
mengevaluasi antusiasme penonton secara umum. Hal ini mengindikasikan bahwa
antusiasme penonton dalam sebuah pertunjukan live music sangat penting dalam
pengaruhnya terhadap kepuasan yang mereka terima pada saat menonton
pertunjukan live music.
Tabel 4.26
Kesesuaian Sosial Diantara Penonton
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
12 48 25 5 0
13.33 53.33 27.78 5.56 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 48 orang atau
sekitar 53.33% menyatakan setuju, 25 orang atau sekitar 27.78% menyatakan
ragu, 12 orang atau sekitar 13.33% menyatakan sangat setuju, 5 orang atau sekitar
5.56% menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang menyatakan sangat
tidak setuju tidak ada. Menurut Diesing dalam Ruby Anastasia Wenas (2006:30),
menjelaskan bahwa kehadiran pada suatu pertunjukan merupakan suatu kegiatan
sosial. Pengunjung atau penonton berbagi pengalaman dan perasaan yang sama,
dan mereka menyadari akan hal tersebut. Pada waktu pertunjukan istirahat dan
setelah pertunjukan selesai, penonton dapat berbagi pengalaman mereka dan
mendiskusikan pertunjukan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa kesesuaian
sosial diantara penonton merupakan hal yang sangat penting dalam pengaruhnya
terhadap kepuasan yang mereka terima pada saat menonton pertunjukan live
music.
Tabel 4.27
Interpretasi Dari Materi Lagu
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
14 57 15 4 0
15.56 63.33 16.67 4.44 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 57 orang
atau sekitar 63.33% menyatakan setuju, 15 orang atau sekitar 16.67%
menyatakan ragu, 14 orang atau sekitar 15.56% menyatakan sangat setuju, 4
orang atau sekitar 4.44% menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang
menyatakan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini mengindikasikan bahwa
interpretasi dari materi lagu merupakan hal yang sangat penting dalam
pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan atau penonton pertunjukan live
music.
Tabel 4.28
Grup Musik/Musisi Terkenal
Pernyataan Frekuensi Persentase Sangat Setuju
Setuju Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
28 42 13 7 0
31.11 46.67 14.44 7.78 0.00
Total 90 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 42
orang atau sekitar 46.67% menyatakan setuju, 28 orang atau sekitar 31.11%
menyatakan sangat setuju, 13 orang atau sekitar 14.44% menyatakan ragu, 7
orang atau sekitar 7.78% menyatakan tidak setuju, sedangkan responden yang
menyatakan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini mengindikasikan bahwa
grup musik/musisi terkenal merupakan hal yang sangat penting dalam
pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan atau penonton pertunjukan live
music, karena dengan menampilkan grup musik/musisi terkenal dapat
memberi kepuasan kepada penonton/pelanggan pertunjukan live music,
sehingga dapat menambah penonton lebih banyak lagi.
D. Pembahasan Analisis Faktor
Selanjutnya setelah pembahasan untuk analisis faktor. Berikut ini
adalah penjelasan dan langkah-langkah mengenai hasil pengolahan data
dengan menggunakan analisis faktor.
1. Menentukan variabel yang akan dianalisa
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebanyak 23
variabel yang pada tahap sebelumnya telah melalui uji validitas dan
reliabilitasnya. Untuk itu maka ke-23 variabel ini akan diuji dengan
analisis faktor.
2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan
Ke-23 variabel yang telah dianggap valid dan reliabel, kemudian
dimasukkan ke dalam analisis faktor untuk diuji apakah nilainya lebih
besar dari nilai KMO dan Bartlett’s Test dan MSA (Measures of Sampling
Adequacy) yang diatas 0.5. Berikut ini adalah tabel dari nilai KMO dan
Bartlett’s Test.
Tabel 4. 29
KMO and Bartlett’s Test
KMO and Bartlett's Test
,854
1188,846
253
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Approx. Chi-Square
df
Sig.
Bartlett's Test of
Sphericity
Sumber : Hasil output SPSS yang telah diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa angka KMO dan
Bartlett’s Test adalah 0.854 dengan tingkat signifikansi 0.000. Untuk patokan
nilai standar dari KMO dan Bartlett’s Test minimal 0.5, sedangkan nilai
signifikan harus lebih kecil dari 0.05 (0.000<0.05). Maka variabel dan sampel
yang ada sudah dapat dianalisis lebih lanjut.
Angka MSA dalam tabel Anti Image Matriks yang terdapat pada Anti-
Image Correlation, yaitu angka korelasi yang bertanda a (arah dari kiri atas ke
kanan bawah). Angka MSA untuk variabel penerangan latar (Q1) adalah
0.782, variabel dekorasi latar (Q2) adalah 0.854, variabel penerangan
panggung (Q3) adalah 0.805, variabel dekorasi panggung (Q4) adalah 0.857,
penampilan panggung (Q5) adalah 0.752, variabel temperatur/suhu (Q6)
adalah 0.845, variabel fasilitas tempat duduk (Q7) adalah 0.848, fasilitas
tempat parkir (Q8) adalah 0.887, variabel fasilitas toilet (Q9) adalah 0.852,
variabel fasilitas tempat pembelian tiket (Q10) adalah 0.905, variabel
kemampuan musisi per individu (Q11) adalah 0.873, variabel kontribusi
kreatif dari musisi per individu (Q12) adalah 0.882, variabel skill/keahlian
bermusik setiap musisi (Q13) adalah 0.871, variabel pakaian yang dikenakan
(Q14) adalah 0.826, variabel ekspresi muka dan gerakan (Q15) adalah 0.854,
variabel ajakan musisi kepada penonton untuk bernyanyi (Q16) adalah 0.838,
variabel sound quality (Q17) adalah 0.885, variabel sound volume (Q18)
adalah 0.907, variabel sound system (Q19) adalah 0.871, variabel antusiasme
penonton (Q20) adalah 0.861, variabel kesesuaian sosial diantara penonton
(Q21) adalah 0.867, variabel interpretasi dari materi lagu (Q22) adalah 0.757,
variabel grup musik/musisi terkenal (Q23) adalah 0.801.
Dari ke-23 variabel yang ada, maka selanjutnya dapat dilihat nilai
MSA nya. Apabila ada nilai MSA yang dibawah 0,5, maka variabel tersebut
tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Dari hasil output pada tabel 4.34, maka
dilihat bahwa nilai KMO and Bartlett’s Test secara keseluruhan nilai MSA
nya sudah diatas 0,5 dengan tingkat signifikansi jauh dibawah 0,05. Maka
variabel dan sampel yang ada secara keseluruhan sudah dapat dianalisis lebih
lanjut.
3. Melakukan Faktoring dan Rotasi
Setelah semua variabel yang telah memenuhi syarat untuk dianalisis,
langkah selanjutnya melakukan proses inti dari analisis faktor yaitu melakukan
ekstraksi terhadap semua variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau
beberapa faktor. Metode yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah
Principal Component Analysis. Setelah di ekstraksi, terbentuklah enam faktor.
Dimana dalam satu faktor terdiri dari beberapa variabel dan mungkin saja
sebuah variabel sulit untuk ditentukan akan masuk ke dalam faktor yang
mana. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan proses rotasi pada faktor
yang terbentuk sehingga memperjelas posisi sebuah variabel, akan
dimasukkan ke dalam faktor satu atau faktor lainnya. Metode yang digunakan
dalam proses rotasi adalah varimax.
Tabel 4. 30
Communalities
Communalities
1,000 ,605
1,000 ,704
1,000 ,577
1,000 ,683
1,000 ,678
1,000 ,626
1,000 ,750
1,000 ,685
1,000 ,747
1,000 ,640
1,000 ,629
1,000 ,663
1,000 ,617
1,000 ,641
1,000 ,426
1,000 ,620
1,000 ,697
1,000 ,640
1,000 ,711
1,000 ,631
1,000 ,577
1,000 ,778
1,000 ,582
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber : Hasil output SPSS yang telah diolah
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel penerangan latar (Q1)
angkanya adalah 0.605, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 60.5% varians dari
variabel penerangan latar dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk (jika pada
tabel Component Matrix ada enam component, yang berarti ada enam faktor yang
tebentuk). Untuk variabel dekorasi latar (Q2) angkanya adalah 0.704, hal ini
menunjukkan bahwa sekitar 70.4% varians dari variabel dekorasi latar dapat
dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel penerangan panggung (Q3)
angkanya adalah 0.577, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 57.7% varians dari
variabel penerangan panggung dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Variabel dekorasi panggung (Q4) angkanya adalah 0.683, hal ini menunjukkan
bahwa sekitar 68.3% varians dari variabel dekorasi panggung dapat dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel penampilan panggung (Q5) angkanya adalah
0.678, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 67.8% varians dari variabel penampilan
panggung dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel temperatur/suhu
(Q6) angkanya adalah 0.626, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 62.6% varians
dari variabel temperatur/suhu dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Variabel fasilitas tempat duduk (Q7) angkanya adalah 0.750, hal ini menunjukkan
bahwa sekitar 75% varians dari variabel fasilitas tempat duduk dapat dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel fasilitas tempat parkir (Q8) angkanya adalah
0.685, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 68.5% varians dari variabel fasilitas
tempat parkir dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel fasilitas toilet
(Q9) angkanya adalah 0.747, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 74.7% varians
dari variabel fasilitas toilet dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel
fasilitas tempat pembelian tiket (Q10) angkanya adalah 0.640, hal ini
menunjukkan bahwa sekitar 64% varians dari variabel fasilitas tempat pembelian
tiket dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel kemampuan musisi per
individu (Q11) angkanya adalah 0.629, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 62.9%
varians dari variabel kemampuan musisi per individu dapat dijelaskan oleh faktor
yang terbentuk. Variabel kontribusi kreatif dari musisi per individu (Q12)
angkanya adalah 0.663, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 66.3% varians dari
variabel kontribusi kreatif dari musisi per individu dapat dijelaskan oleh faktor
yang terbentuk. Variabel skill/keahlian bermusik setiap musisi (Q13) angkanya
adalah 0.617, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 61.7% varians dari variabel
skill/keahlian bermusik setiap musisi dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Variabel pakaian yang dikenakan (Q14) angkanya adalah 0.641, hal ini
menunjukkan bahwa sekitar 64.1% varians dari variabel pakaian yang dikenakan
dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ekspresi muka dan gerakan
(Q15) angkanya adalah 0.426, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 42.6% varians
dari variabel ekspresi muka dan gerakan dapat dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Variabel ajakan musisi kepada penonton untuk bernyanyi (Q16)
angkanya adalah 0.620, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 62% varians dari
variabel ajakan musisi kepada penonton untuk bernyanyi dapat dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk. Variabel sound quality (Q17) angkanya adalah 0.697, hal
ini menunjukkan bahwa sekitar 69.7% varians dari variabel sound quality dapat
dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.Variabel sound volume (Q18) angkanya
adalah 0.640, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 64% varians dari variabel sound
volume dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel sound system (Q19)
angkanya adalah 0.711, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 71.1% varians dari
variabel sound system dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel
antusiasme penonton (Q20) angkanya adalah 0.631, hal ini menunjukkan bahwa
sekitar 63.1% varians dari variabel antusiasme penonton dapat dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk. Variabel kesesuaian sosial diantara penonton (Q21)
angkanya adalah 0.577, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 57.7% varians dari
variabel kesesuaian sosial diantara penonton dapat dijelaskan oleh faktor yang
trebentuk. Variabel interpretasi dari materi lagu (Q22) angkanya adalah 0.778, hal
ini menunjukkan bahwa sekitar 77.8% varians dari variabel interpretasi dari
materi lagu dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel grup
musik/musisi terkenal (Q23) angkanya adalah 0.582, hal ini menunjukkan bahwa
sekitar 58.2% varians dari variabel grup musik/musisi terkenal dapat dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Demikian seterusnya untuk variabel lainnya, dengan
ketentuan semakin besar nilai Communalities sebuah variabel, maka semakin
berat hubungannya dengan faktor yang terbentuk (Singgih Santoso, 2004:42).
Menurut Singgih Santoso (2004:43), menjelaskan bahwa tabel Total
Variance Explained menggambarkan jumlah faktor yang terbentuk. Dalam
melihat faktor yang terbentuk, maka dapat dilihat pada nilai Eigenvaluenya.
Untuk menentukan faktor yang terbentuk, maka harus dilihat nilai Eigenvaluenya
harus berada diatas satu (1), jika sudah berada dibawah satu maka sudah tidak
dapat. Eigenvalue menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam
menghitung varians dari total variabel yang ada. Jumlah angka eigenvalue
susunannya selalu diurutkan pada nilai yang terbesar sampai yang terkecil.
Tabel 4. 31
Total Variance Explained Total Variance Explained
7,579 32,950 32,950 7,579 32,950 32,950 4,144 18,016 18,016
2,297 9,988 42,938 2,297 9,988 42,938 3,095 13,455 31,471
1,529 6,650 49,588 1,529 6,650 49,588 2,550 11,087 42,558
1,304 5,668 55,256 1,304 5,668 55,256 1,831 7,959 50,518
1,106 4,810 60,066 1,106 4,810 60,066 1,769 7,691 58,208
1,091 4,745 64,811 1,091 4,745 64,811 1,519 6,603 64,811
,899 3,910 68,721
,796 3,461 72,182
,757 3,290 75,471
,677 2,943 78,415
,644 2,801 81,216
,580 2,522 83,738
,503 2,185 85,923
,494 2,146 88,069
,447 1,942 90,011
,407 1,771 91,782
,380 1,653 93,435
,339 1,473 94,908
,283 1,229 96,137
,278 1,208 97,345
,234 1,016 98,361
,217 ,944 99,305
,160 ,695 100,000
Component
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Hasil output SPSS yang telah diolah
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 23 variabel (component)
yang dimasukkan ke dalam analisis faktor, yaitu penerangan latar, dekorasi latar,
penerangan panggung, dekorasi panggung, penampilan panggung,
temperatur/suhu, fasilitas tempat duduk, fasilitas tempat parkir, fasilitas toilet,
fasilitas tempat pembelian tiket, kemampuan musisi per individu, kontribusi
kreatif dari musisi per individu, skill/keahlian bermusik setiap musisi, pakaian
yang dikenakan, ekspresi muka dan gerakan, ajakan musisi kepada penonton
untuk bernyanyi, sound quality, sound volume, sound system, antusiasme
penonton, kesesuaian sosial diantara penonton, interpretasi dari materi lagu, grup
musik/musisi terkenal. Pada tebel diatas terlihat bahwa hanya 6 faktor yang
terbentuk, karena dengan 1 faktor angka eigenvalue masih diatas 1, dengan 2
faktor eigenvalue masih diatas 1, dengan 3 faktor masih diatas 1, dengan 4 faktor
masih diatas 1, dengan 5 faktor masih diatas 1, dengan 6 faktor masih diatas 1, 7
faktor sudah berada di bawah 1, oleh sebab itulah hanya terbatas 6 faktor saja.
Tabel 4. 32
Component Matrix (a)
Component Matrixa
,514 ,095 ,567 -,085 -,044 ,038
,567 -,075 ,589 -,059 ,027 -,160
,523 -,005 ,527 ,007 -,130 -,093
,483 ,018 ,062 ,417 ,056 ,518
,414 ,303 ,284 ,327 -,045 ,475
,569 -,510 -,174 ,036 -,063 ,084
,650 -,438 ,034 -,049 ,285 ,225
,670 -,466 -,082 -,005 -,094 -,054
,628 -,535 -,117 ,171 -,122 -,090
,618 -,473 -,158 ,035 -,033 ,082
,592 ,372 -,049 -,154 -,329 -,069
,598 ,167 ,054 -,425 -,022 ,306
,572 ,166 -,022 -,445 -,219 ,120
,440 -,079 -,298 -,497 ,277 ,168
,461 ,340 -,307 ,006 -,042 -,031
,543 ,356 -,313 -,083 -,281 ,117
,759 ,004 -,036 ,142 -,137 -,285
,720 ,079 -,025 -,006 ,054 -,335
,787 -,073 -,065 ,105 -,006 -,267
,436 ,561 -,167 ,247 -,170 -,091
,483 ,184 -,205 ,463 ,223 -,064
,457 ,325 ,154 -,119 ,613 -,225
,509 ,319 -,188 ,040 ,426 ,054
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
1 2 3 4 5 6
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.
6 components extracted.a.
Sumber : Hasil output SPSS yang telah diolah
Setelah diketahui bahwa enam faktor adalah jumlah yang paling optimal,
maka tabel Component Matrix menunjukkan ke-23 variabel tersebut pada enam
faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut
adalah factor loading, yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel
dengan faktor 1, faktor 2, faktor 3, faktor 4, faktor 5, dan faktor 6. Proses
penentuan variabel mana yang akan masuk ke faktor mana, dilakukan dengan
melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris.
a. Variabel Penampilan Panggung (Q5)
1) Korelasi antara variabel penampilan panggung dengan faktor 1 adalah
0.414 (lemah karena di bawah 0.5).
2) Korelasi antara variabel penampilan panggung dengan faktor 2 adalah
0.303 (lemah karena di bawah 0.5).
3) Korelasi antara variabel penampilan panggung dengan faktor 3 adalah
0.284 (lemah karena di bawah 0.5).
4) Korelasi antara variabel penampilan panggung dengan faktor 4 adalah 0.
327 (lemah karena di bawah 0.5).
5) Korelasi antara variabel penampilan panggung dengan faktor 5 adalah -
0.045 (sangat lemah karena di bawah 0.5).
6) Korelasi antara variabel penampilan panggung dengan faktor 6 adalah
0.475 (lemah karena di bawah 0.5).
Angka loading faktor yang mendekati 0.5 terdapat pada faktor 1 dan faktor
6. Oleh karena masih ada beberapa variabel yang belum jelas akan dimasukkan
ke faktor mana, maka perlu dilakukan proses rotasi agar semakin jelas perbedaan
sebuah variabel yang akan dimasukkan ke dalam faktor 1,2,3,4,5, atau 6.
Tabel 4. 33
Rotated Component Matrix
Rotated Component Matrixa
,086 ,093 ,716 ,080 ,170 ,203
,251 ,022 ,780 ,162 ,063 ,053
,202 ,131 ,709 ,024 ,027 ,123
,288 ,123 ,089 ,107 ,038 ,751
-,024 ,222 ,300 ,055 ,056 ,730
,767 ,053 ,044 -,012 ,155 ,098
,671 -,145 ,197 ,275 ,321 ,247
,777 ,133 ,207 ,027 ,142 ,010
,841 ,123 ,147 -,003 -,033 ,046
,763 ,079 ,077 ,038 ,172 ,117
,094 ,678 ,298 ,006 ,266 ,031
,144 ,269 ,288 ,099 ,666 ,186
,166 ,415 ,279 -,030 ,582 -,001
,300 ,065 -,095 ,305 ,663 -,074
,109 ,567 -,043 ,234 ,165 ,087
,137 ,689 -,006 ,014 ,316 ,163
,510 ,521 ,349 ,205 -,041 ,008
,400 ,451 ,350 ,377 ,063 -,093
,578 ,432 ,314 ,302 ,014 -,001
-,059 ,729 ,081 ,194 -,080 ,212
,267 ,377 -,032 ,466 -,220 ,312
-,038 ,108 ,326 ,793 ,169 -,024
,098 ,301 -,003 ,622 ,212 ,225
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
1 2 3 4 5 6
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Rotation converged in 11 iterations.a.
Sumber : Hasil output SPSS yang telah diolah
Komponen matrik hasil proses rotasi (Rotated Component Matrix)
memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Dari tabel diatas
terlihat bahwa factor loading yang dulunya kecil sekarang semakin diperkecil.
Sedangkan factor loading yang dulunya besar sekarang semakin diperbesar. Di
bawah ini akan dijelaskan akan masuk ke faktor mana sebuah variabel yang ada,
yaitu:
a. Variabel Penerangan Latar
Variabel ini masuk ke dalam faktor 3, karena factor loading variabel
penerangan latar dengan faktor 3 lebih besar dibandingkan faktor yang lain
yaitu 0.716.
b. Variabel Dekorasi Latar
Variabel ini masuk ke dalam faktor 3, karena factor loading variabel
dekorasi latar dengan faktor 3 lebih besar dibandingkan faktor yang lain yaitu
0.780.
c. Variabel Penerangan Panggung
Variabel ini masuk ke dalam faktor 3, karena factor loading variabel
penerangan panggung dengan faktor 3 lebih besar dibandingkan faktor yang
lain yaitu 0.709.
d. Variabel Dekorasi Panggung
Variabel ini masuk ke dalam faktor 6, karena factor loading variabel
dekorasi panggung dengan faktor 6 lebih besar dibandingkan faktor yang lain
yaitu 0.751.
e. Variabel Penampilan Panggung
Variabel ini masuk ke dalam faktor 6, karena factor loading variabel
penampilan panggung dengan faktor 6 lebih besar dibandingkan faktor yang
lain yaitu 0.730.
f. Variabel Temperatur/Suhu
Variabel ini masuk ke dalam faktor 1, karena factor loading variabel
temperatur/suhu dengan faktor 1 lebih besar dibandingkan faktor yang lain
yaitu 0.767.
g. Variabel Fasilitas Tempat Duduk
Variabel ini masuk ke dalam faktor 1, karena factor loading variabel
fasilitas tempat duduk dengan faktor 1 lebih besar dibandingkan faktor yang
lain yaitu 0.671.
h. Variabel Fasilitas Tempat Parkir
Variabel ini masuk ke dalam faktor 1, karena factor loading variabel
fasilitas tempat parkir dengan faktor 1 lebih besar dibandingkan faktor yang
lain yaitu 0.777.
i. Variabel Fasilitas Toilet
Variabel ini masuk ke dalam faktor 1, karena factor loading variabel
fasilitas toilet dengan faktor 1 lebih besar dibandingkan faktor yang lain yaitu
0.841.
j. Variabel Fasilitas Tempat Pembelian Tiket
Variabel ini masuk ke dalam faktor 1, karena factor loading variabel
fasilitas tempat pembelian tiket dengan faktor 1 lebih besar dibandingkan
faktor yang lain yaitu 0.763.
k. Variabel Kemampuan Musisi per Individu
Variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena factor loading variabel
kemampuan musisi per individu dengan faktor 2 lebih besar dibandingkan
faktor yang lain yaitu 0.678.
l. Variabel Kontribusi Kreatif Dari Musisi per individu
Variabel ini masuk ke dalam faktor 5, karena factor loading variabel
kontribusi kreatif dari musisi per individu dengan faktor 5 lebih besar
dibandingkan faktor yang lain yaitu 0.666.
m. Variabel Skill/Keahlian Bermusik Setiap Musisi
Variabel ini masuk ke dalam faktor 5, karena factor loading variabel
skill/keahlian bermusik setiap musisi dengan faktor 5 lebih besar
dibandingkan faktor yang lain yaitu 0.582.
n. Variabel Pakaian Yang Dikenakan
Variabel ini masuk ke dalam faktor 5, karena factor loading variabel
pakaian yang dikenakan dengan faktor 5 lebih besar dibandingkan faktor yang
lain yaitu 0.663.
o. Variabel Ekspresi Muka Dan Gerakan
Variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena factor loading variabel
ekspresi muka dan gerakan dengan faktor 2 lebih besar dibandingkan faktor
yang lain yaitu 0.567.
p. Variabel Ajakan Musisi Kepada Penonton Untuk Bernyanyi
Variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena factor loading variabel
ajakan musisi kepada penonton untuk bernyanyi dengan faktor 2 lebih besar
dibandingkan faktor yang lain yaitu 0.689.
q. Variabel Sound Quality
Variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena factor loading variabel
sound quality dengan faktor 2 lebih besar dibandingkan faktor yang lain yaitu
0.521.
r. Variabel Sound Volume
Variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena factor loading variabel
sound volume dengan faktor 2 lebih besar dibandingkan faktor yang lain yaitu
0.451.
s. Variabel Sound System
Variabel ini masuk ke dalam faktor 1, karena factor loading variabel
sound system dengan faktor 1 lebih besar dibandingkan faktor yang lain yaitu
0.578.
t. Variabel Antusiasme Penonton
Variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena factor loading variabel
antusiasme penonton dengan faktor 2 lebih besar dibandingkan faktor yang
lain yaitu 0.729.
u. Variabel Kesesuaian Sosial Diantara Penonton
Variabel ini masuk ke dalam faktor 4, karena factor loading variabel
kesesuaian sosial diantara penonton dengan faktor 4 lebih besar dibandingkan
faktor yang lain yaitu 0.466.
v. Variabel Interpretasi Dari Materi Lagu
Variabel ini masuk ke dalam faktor 4, karena factor loading variabel
interpretasi dari matrei lagu dengan faktor 4 lebih besar dibandingkan faktor
yang lain yaitu 0.793.
w. Variabel Grup Musik/Musisi Terkenal
Variabel ini masuk ke dalam faktor 4, karena factor loading variabel
grup musik/musisi terkenal dengan faktor 4 lebih besar dibandingkan faktor
yang lain yaitu 0.622.
Dengan demikian dari ke-23 variabel yang telah direduksi hanya
menjadi 6 faktor, yaitu:
1) Faktor 1 terdiri dari variabel temperatur/suhu, fasilitas tempat duduk,
fasilitas tempat parkir, fasilitas toilet, fasilitas tempat pembelian tiket, dan
sound system.
2) Faktor 2 terdiri dari variabel kemampuan musisi per individu, ekspresi
muka dan gerakan, ajakan musisi kepada penonton untuk bernyanyi, sound
quality, sound volume, dan antusiasme penonton.
3) Faktor 3 terdiri dari variabel penerangan latar, dekorasi latar, dan
penerangan panggung.
4) Faktor 4 terdiri dari variabel kesesuaian sosial diantara penonton,
interpretasi dari materi lagu, dan grup musik/musisi terkenal.
5) Faktor 5 terdiri dari variabel kontribusi kreatif dari musisi per individu,
skill/keahlian bermusik setiap musisi, dan pakaian yang dikenakan.
6) Faktor 6 terdiri dari variabel dekorasi panggung dan penampilan
panggung.
Menurut Singgih Santoso (2004:47), menjelaskan bahwa komponen
matrik dari proses rotasi (Rotated Component Matrix) memperlihatkan
distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Dengan adanya proses rotasi,
factor loading yang dulunya kecil semakin diperkecil dan factor loading yang
besar semakin diperbesar.
Tabel 4. 34
Component Transformation Matrix
Component Transformation Matrix
,603 ,483 ,416 ,314 ,284 ,224
-,739 ,593 ,054 ,263 ,063 ,163
-,249 -,379 ,864 -,092 -,117 ,158
,147 ,100 -,112 ,081 -,820 ,526
-,052 -,464 -,126 ,870 ,075 ,059
-,063 -,217 -,219 -,244 ,473 ,786
Component
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Sumber : Hasil output SPSS yang telah diolah
Dari tabel daitas terlihat adanya hubungan antara masing-masing
component dengan masing-masing faktor yang ditunjukan dengan nilai paling
besar. Component 1 dengan 1 yaitu 0.603, component 2 dengan 2 yaitu 0.593,
component 3 dengan 3 yaitu 0.864, component 4 dengan 6 yaitu 0.526,
component 5 dengan 4 yaitu 0.870, component 6 dengan 6 yaitu 0.786
4. Interpretasi Atas Faktor Yang Telah Terbentuk
Setelah melakukan faktoring dan rotasi, langkah atau tahap selanjutnya
adalah menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk. Hal ini dilakukan
agar dapat mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut. Interpretasi
didasarkan pada loading factor dari masing-masing variabel pada faktor yang
terbentuk. Pemberian nama dan konsep setiap faktor ditentukan berdasarkan
makna umum variabel yang tercakup di dalamnya (Fajar.S Saputro dalam Tato
Prihatno:2009).
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor fasilitas, faktor
penampilan musisi, faktor penampilan panggung, faktor interaksi penonton,
faktor kemampuan bermusik, faktor dekorasi panggung, sangat mempengaruhi
kepuasan pelanggan.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam pertunjukan live music, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui analisis faktor dapat diperoleh 6
faktor, faktor tersebut yaitu:
1. Faktor 1 dinamakan Faktor Fasilitas, yang terdiri atas beberapa variabel
yang meliputi: temperatur/suhu, fasilitas tempat duduk, fasilitas tempat
parkir, fasilitas toilet, fasilitas tempat pembelian tiket, dan sound system.
2. Faktor 2 dinamakan Faktor Penampilan Musisi, yang terdiri atas beberapa
variabel yang meliputi: kemampuan musisi per individu, ekspresi muka
dan gerakan, ajakan musisi kepada penonton untuk bernyanyi, sound
quality, sound volume, dan antusiasme penonton.
3. Faktor 3 dinamakan Faktor Penampilan Panggung, yang terdiri atas
beberapa variabel yang meliputi: penerangan latar, dekorasi latar, dan
penerangan panggung.
4. Faktor 4 dinamakan Faktor Interaksi Penonton, yang terdiri atas beberapa
variabel yang meliputi: kesesuaian sosial diantara penonton, interpretasi
dari materi lagu, dan grup musik/musisi terkenal.
5. Faktor 5 dinamakan Faktor Kemampuan Bermusik, yang terdiri atas
beberapa variabel yang meliputi: kontribusi kreatif dari musisi per
individu, skill/keahlian bermusik setiap musisi, dan pakaian yang
dikenakan.
6. Faktor 6 dinamakan Faktor Dekorasi Panggung, yang terdiri atas beberapa
variabel yang meliputi: dekorasi panggung dan penampilan panggung.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor fasilitas, faktor
penampilan musisi, faktor penampilan panggung, faktor interaksi penonton,
faktor faktor kemampuan bermusik, dan faktor dekorasi panggung, sangat
mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam pertunjukan live music. Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam pertunjukan live music. Penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan dalam pertunjukan live music, penelitian ini pula dapat berimplikasi
kepada pihak-pihak tertentu, seperti:
1. Bagi Pengusaha event organizer, dengan adanya penelitian ini maka dapat
dijadikan acuan bagi pengusaha event organizer yang menyelenggarakan
pertunjukan live music untuk dapat menyediakan lingkungan yang sesuai
dengan kondisi atau banyaknya penonton yang akan menonton
pertunjukan live music tersebut, fasilitas-fasilitas yang memadai, serta
penampilan panggung yang menarik, yang dapat memberikan kenyamanan
dan kepuasan bagi pelanggan atau penonton yang menonton pertunjukan
live music tersebut, karena pelanggan atau penonton mempunyai
pertimbangan yang berbeda untuk menghadiri acara yang menyediakan
live music. Selain itu juga pihak penyelenggara dianjurkan untuk
menggunakan peralatan sound system dengan kualitas suara yang bagus,
sehingga dapat mengoptimalkan unsur ini bagi pendengar. Dengan melihat
unsur-unsur tersebut, pihak penyelenggara diharapkan dapat meningkatkan
kinerja dalam menyelenggarakan sebuah pertunjukan live music yang
sesuai dengan harapan atau keinginan pelanggan atau penonton.
2. Bagi musisi, dengan adanya penelitian ini maka setiap musisi atau grup
musik yang akan tampil dalam sebuah pertunjukan live music dapat
meningkatkan kemampuan dan kreatifitas dalam bermusik mereka. Selain
itu juga musisi atau grup musik perlu mencoba untuk memilih bahan lagu
yang sudah dikenal oleh penonton, sehingga dapat memberikan tontonan
yang dapat menghibur dan memberikan kepuasan bagi penonton yang
menonton pertunjukan live music tersebut.
3. Bagi Masyarakat, dengan adanya penelitian ini maka masyarakat yang
akan menonton pertunjukan live music dapat mengetahui faktor-faktor
yang dapat memberikan kepuasan kepada mereka, sehingga penonton
dapat menonton pertunjukan live music tersebut dengan nyaman.
Dari hasil penelitian dan didasarkan pada kesimpulan yang ada, maka
dapat dikemukakan bahwa mengingat 6 faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan dalam pertunjukan live music, maka pihak penyelenggara
pertunjukan live music dalam hal ini pengusaha event organizer perlu
memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan ke-6 faktor tersebut yaitu:
faktor fasilitas, faktor penampilan musisi, faktor penampilan panggung, faktor
interaksi penonton, faktor kemampuan bermusik, dan faktor dekorasi
panggung. Keenam faktor tersebut berasal dari dalam dan luar diri pelanggan
atau penonton pertunjukan live music.
DAFTAR PUSTAKA
Carry, Nadeak. “Java Musikindo Presents WOW!!”, Cetakan Kedua, Java-Indo
Plus, Jakarta, 2004.
Diesing, P. “A note on the performing arts”, Journal of Economic Issues, Vol. 31, December, pp. 1059-60, 1997.
Fornell, C. “A National Customer Satisfaction Barometer The Swedish
Experience”, Journal of Marketing, Vol 55 No 1 January, pp.7-18, 1992.
Fisk, R., Grove, S. Dan John, J. “All the Web sites are a stage, so marketers, put
on a show”, Marketing News, Vol. 34, No. 23, p. 26, 2000.
Garbarino, E. Dan Johnson, M.S. “The different roles of satisfaction, trust, and
commitment in customer relationships”, Journal of Marketing, Vol. 63 No.
2, pp. 70-87, 1999.
Ghozali, Imam.”Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semaran, 2004.
Grove, S. J, Fisk,R.P, Bitner, M.J. “Dramatizing the service Experience : A
manajerial approach in schwartz”, T.A, Bowen. D. E & Brown. S. W
(Eds), Advances in Services Marketing and Management, JAI Press, San Francisco, CA, pp. 91-121, 1992.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Hanan, Mack dan Peter Karp. “Customer satisfaction: How to maximize,
measure, and market your company’s ultimate product (1st ed)”, New York:
Amacom, 1991.
Indriyanto, Nur dan Supomo, Bambang. “Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk
Akuntansi Dan Manajemen”. BPFE Yogyakarta, 2002.
Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran jilid 1” :Edisi Milenium, PT. Indeks
Kelompok Gramedia, 2004.
Minor, S.M., Tillmann W., F.J. Brewerton dan Angela H. “Rock on! An
elementary model of customer satisfaction with musical performances”,
Journal of Service Marketing, Vol. 18 No 1, pp.7-18, 2004.
Musanto, Trisno. “Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan
(Studi Kasus pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya”, FE
Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya, 2004.
Parasuraman, A. Valeriz, A. Zeithaml dan Leonard L. Berry. “SEVQUAL : Multi
Item Scale for Measuring Consumer Perseption of Quality”, Journal of
Retailing, Vol. 64, 1998.
Permas, Achsan, Chrysanti H., L.H. Pranoto, Triono S. “Manajemen Organisasi
Seni Pertunjukan”, Jakarta : Lembaga Manajemen PPM, 2003.
Prihatno, Tato. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam
Keputusan Pembelian Kopi Bubuk Kapal Api”. FEIS Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.
Robbiyanti, Reni. “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Citra Perusahaan, dan
Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan”. FEIS Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009
Saladin, Djasmin. “Intisari Pemasaran dan Unsur-Unsur Pemasaran (Ringkasan
Praktis Teori dan Tanya Jawab)”. Linda Karya, Bandung, 2003.
Sarwono, Jonathan. “Analisis Data Menggunakan SPSS “, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006.
Santoso, Singgih. “SPSS Analisis Multivariat, Statistik Non Parametrik, Latihan
SPSS “, PT. Elex Media Komputerindo, Jakarta, 2004.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2008.
Supranto, J. “Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi ”, PT. Andi Mahasatya,
Jakarta, 2004.
Semuel, Hatane. “Ekspektasi Pelanggan Dan Aplikasi Bauran Pemasaran
Terhadap Loyalitas Toko Moderen Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai
Intervening (Studi Kasus pada Hypermarket Carrefour di Surabaya)”, FE
Universitas Kristen Petra, Surabaya, 2006.
Tjiptono, Fandy. “Pemasaran Jasa (1st ed)”, Malang : Bayumedia, 2006.
Umar, Husein. “Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen”. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2003.
Wenas, Ruby Anastasia. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan
Pelanggan Dalam Pertunjukan Live Music Dan Dampaknya Terhadap
Word-Of-Mouth”. FE Universitas Trisakti, 2006.
Yuliarmi, Ni Nyoman dan Putu Riyasa. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan PDAM Kota
Denpasar”, FE Universitas Udayana, Denpasar, 2007.
http://javamusikindo.com
Kuesioner Penelitian :
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Dalam
Pertunjukan Live Music (Studi Kasus Pada Event Organizer Java Musikindo
Jakarta)
Identitas Responden :
Berilah tanda silang (X) sesuai dengan jawaban yang anda pilih
1. Nama : ……………………
2. Jenis kelamin : � Pria � Wanita
3. Usia : ……………………
4. Fakultas/Jurusan : ……………………
5. Apakah anda menyukai musik? � Ya � Tidak
6. Jenis musik apa yang anda sukai? � Pop � Rock
� Jazz � Reggae
� Lainnya……..
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan, pendapat dan perasaan anda yang sebenarnya.
Keterangan : SS : sangat setuju
S : setuju R : ragu
TS : tidak setuju
STS: sangat tidak setuju
NONONONO Daftar PertanyaanDaftar PertanyaanDaftar PertanyaanDaftar Pertanyaan SSSSSSSS SSSS RRRR TSTSTSTS STSSTSSTSSTS IIII Penampilan PanggungPenampilan PanggungPenampilan PanggungPenampilan Panggung 1. Pertunjukan live music yang anda tonton
mempunyai penerangan latar yang bagus, sehingga latar panggung terlihat jelas.
2. Dekorasi latar dari pertunjukan live music yang anda tonton sangat bagus sehingga latar panggung terlihat indah.
3. Pertunjukan live music yang anda tonton mempunyai penerangan panggung yang bagus sehingga anda dapat melihat dengan jelas panggung yang anda tonton.
4.
Dekorasi panggung dari pertunjukan live music yang anda tonton sangat bagus sehingga anda lebih tertarik untuk menonton pertunjukan live music tersebut.
5. Pertunjukan live music yang anda tonton mempunyai penampilan panggung yang besar dan menarik, sehingga anda tertarik untuk menonton pertunjukan live music tersebut.
IIIIIIII FasilitasFasilitasFasilitasFasilitas 6. Temperatur/suhu di sekitar tempat pertunjukan
live music yang anda tonton mempunyai temperatur/suhu yang sesuai dengan tingkat kepadatan penonton, sehingga anda merasa nyaman dalam menonton pertunjukan live music tersebut.
7. Fasilitas tempat duduk dari pertunjukan live music yang anda tonton sangat memadai, sehingga anda merasa nyaman untuk menonton pertunjukan live music tersebut.
8. Fasilitas tempat parkir dari pertunjukan live
music yang anda tonton mempunyai tempat parkir yang luas dan aman, sehingga anda tidak
khawatir untuk meninggalkan kendaraan anda di tempat parkir.
9. Fasilitas toilet dari pertunjukan live music yang anda tonton mempunyai toilet yang bersih dan memadai.
10. Fasilitas tempat pembelian tiket dari pertunjukan live music yang anda tonton mempunyai tempat pembelian tiket yang banyak dan teratur, sehingga anda tidak perlu mengantri untuk membeli tiket.
IIIIIIIIIIII Kemampuan BermusikKemampuan BermusikKemampuan BermusikKemampuan Bermusik 11. Pertunjukan live music yang anda tonton
menampilkan grup musik/band yang memiliki kemampuan musisi per individu yang baik.
12.
Setiap musisi dari pertunjukan live music yang anda tonton memberikan kontribusi kreatif dari musisi per individu kepada penonton
13. Pertunjukan live music yang anda tonton menampilkan grup musik/band yang mempunyai skill/keahlian bermusik yang baik dari setiap musisi.
IVIVIVIV PenaPenaPenaPenampilan Musisimpilan Musisimpilan Musisimpilan Musisi 14. Pakaian yang dikenakan oleh musisi dari
pertunjukan live music yang anda tonton sangat rapi dan sopan.
15. Penampilan musisi dari pertunjukan live music yang anda tonton mempunyai ekspresi muka dan gerakan yang atraktif, sehingga anda merasa terhibur.
16. Pertunjukan live music yang anda tonton menampilkan grup musik/musisi yang sering mengajak penontonnya untuk bernyanyi, sehingga anda sebagai penonton bisa ikut menyanyi dengan grup musik/musisi tersebut.
VVVV SuaraSuaraSuaraSuara 17. Suara musik yang keluar dari pertunjukan live
music yang anda tonton mempunyai kualitas suara (sound quality) yang baik.
18.
Suara musik yang keluar dari pertunjukan live music yang anda tonton mempunyai suara volume (sound volume) yang pas dengan telinga anda.
19. Pertunjukan live music yang anda tonton mempunyai sound system yang bagus, sehingga suara musik yang keluar dari sound system tersebut enak di dengar.
VIVIVIVI Interaksi PenontonInteraksi PenontonInteraksi PenontonInteraksi Penonton 20. Pertunjukan live music yang anda tonton
mempunyai antusiasme penonton yang besar.
21. Pertunjukan live music yang anda tonton mempunyai kesesuaian sosial diantara penonton.
22.
Pertunjukan live music yang anda tonton mempunyai interpretasi dari materi lagu yang disajikan.
23. Pertunjukan live music yang anda tonton menampilkan grup musik/band yang terkenal, sehingga anda merasa dekat/akrab dengan grup musik/band tersebut.
SKOR JAWABAN RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4
2 4 4 4 5 4 2 4 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 4
3 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 5 4 5 3 4 4 5 4 5 5 4 4 5
4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 5 4 5 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4
5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4
6 5 5 5 2 4 5 3 4 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4
8 4 4 5 4 3 5 3 5 4 5 5 4 4 2 4 5 5 5 4 5 4 4 3
9 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
10 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5
11 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 5 3 2 4 5 5 4 4 4 4 4 2 5
12 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 3
13 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
14 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5
15 4 4 4 4 4 2 2 1 1 1 3 3 3 1 3 3 2 2 2 4 4 3 3
16 4 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 5 5 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4
19 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 3 5
20 3 3 4 4 2 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 3
21 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4
22 4 4 4 2 4 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4
23 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4
24 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 5 4 4 4 5 5 4
25 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4
26 4 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 5
27 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3
28 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5
29 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 4 4 4
30 5 5 4 4 5 3 4 5 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 5 5
31 5 4 4 4 2 5 4 5 4 5 4 4 5 3 2 4 5 3 5 5 5 4 5
32 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5
33 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 3 3 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4
34 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
35 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
36 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5
37 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5
38 4 4 3 4 4 4 3 5 5 5 4 3 2 3 5 4 5 4 5 5 5 3 4
39 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3
40 5 3 4 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 5
41 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4
42 4 5 5 4 2 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5
43 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5
44 5 4 4 3 3 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 5 5 5 4 4 4 3
45 5 5 5 4 5 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
47 5 4 5 4 5 3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2
48 5 5 5 4 5 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
49 5 5 5 4 5 4 4 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
50 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4 2 2 3 4 4 4 2 3 4 4
51 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 3 4 4
52 5 4 4 4 4 5 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5
54 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4
55 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5
56 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 3
57 2 4 4 4 2 2 2 3 2 2 5 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
58 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 3 4 4 5 4 5 5 3 2 4
59 4 5 4 4 2 5 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 5 4 5 4 4 4 4
60 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
61 4 3 5 4 4 1 2 4 3 2 4 2 3 1 4 4 5 4 4 5 4 5 3
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
63 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4
64 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 3 5 4 3 4 5
65 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 2
66 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4
67 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4
68 4 4 5 3 3 5 3 5 4 5 3 4 3 3 5 5 5 3 4 4 3 3 4
69 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5
70 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5
71 5 4 3 5 5 3 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5
72 4 3 4 4 4 2 2 2 2 4 5 4 4 2 5 5 5 4 4 4 4 3 4
73 5 4 4 3 4 2 3 4 2 3 5 4 5 4 4 5 4 3 4 4 2 4 4
74 4 4 5 3 2 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5
75 4 3 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5
76 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5
77 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4
78 4 4 5 5 5 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 5 4 3 3 4 3 4 3
79 4 5 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3
80 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 5 3 5 3 2 3 3
81 4 5 5 4 4 2 4 5 5 2 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 4 4 4
82 4 4 4 3 5 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
84 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
85 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4
86 4 3 3 2 2 2 1 4 2 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4
87 4 3 4 4 3 5 5 4 5 5 4 4 3 3 4 5 4 4 4 3 3 4 3
88 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 2 5 4 5 4 4 4 3
89 4 5 4 2 2 3 2 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 2 4 4
90 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
91 5 4 4 4 3 5 2 5 5 4 4 3 5 3 4 4 4 3 4 4 4 2 2
92 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5
93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
94 5 4 4 4 5 2 3 3 2 2 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5
95 4 5 4 4 5 4 3 3 3 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4
96 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2
97 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
98 4 4 4 2 4 1 2 2 2 3 4 3 4 2 3 4 4 2 4 4 3 3 2
99 4 4 5 4 3 3 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 2 3 4
100 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
101 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
102 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3
103 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 3 4 5 2 4 5 5 5 4 5 5 4
104 5 4 4 4 3 3 3 5 3 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5
105 4 4 4 3 2 2 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 2
106 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
107 4 4 3 4 4 4 5 3 4 3 4 4 5 3 5 5 5 4 5 4 5 3 3
108 5 5 4 3 5 3 5 5 4 3 5 4 3 4 5 3 5 4 5 4 4 5 4
109 3 3 3 4 4 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
110 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
111 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5
112 5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3
113 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
114 5 4 4 3 5 4 2 4 5 4 4 4 5 2 4 5 5 4 5 4 4 3 2
115 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5
116 4 4 4 4 5 1 5 5 4 5 4 5 4 3 3 5 5 4 5 4 4 4 5
117 4 4 4 3 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
118 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
119 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4
120 4 4 4 5 5 4 2 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 4 4 4 4 2 4
LAMPIRAN
Factor Analysis
Descriptive Statistics
4,23 ,618 120
4,15 ,630 120
4,18 ,565 120
3,90 ,760 120
3,98 ,840 120
3,72 1,175 120
3,72 1,006 120
4,07 ,905 120
3,88 ,958 120
3,93 ,950 120
4,17 ,702 120
3,98 ,673 120
4,17 ,714 120
3,48 ,979 120
4,11 ,719 120
4,21 ,697 120
4,35 ,682 120
3,96 ,726 120
4,22 ,747 120
4,14 ,626 120
3,85 ,706 120
3,88 ,712 120
4,04 ,834 120
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Mean Std. Deviation Analysis N
Correlation Matrixa
1,000 ,492 ,430 ,193 ,364 ,219 ,242 ,257 ,177 ,256 ,316 ,332 ,349 ,145 ,094 ,159
,492 1,000 ,559 ,189 ,275 ,239 ,399 ,351 ,365 ,241 ,266 ,342 ,261 ,140 ,149 ,081
,430 ,559 1,000 ,297 ,219 ,281 ,299 ,338 ,245 ,195 ,304 ,251 ,215 ,112 ,158 ,244
,193 ,189 ,297 1,000 ,405 ,250 ,380 ,278 ,260 ,281 ,220 ,226 ,201 ,133 ,143 ,230
,364 ,275 ,219 ,405 1,000 ,046 ,223 ,068 ,144 ,146 ,233 ,282 ,173 ,010 ,267 ,279
,219 ,239 ,281 ,250 ,046 1,000 ,522 ,547 ,588 ,555 ,149 ,228 ,267 ,310 ,136 ,216
,242 ,399 ,299 ,380 ,223 ,522 1,000 ,593 ,548 ,516 ,151 ,415 ,265 ,388 ,182 ,145
,257 ,351 ,338 ,278 ,068 ,547 ,593 1,000 ,669 ,601 ,326 ,291 ,295 ,286 ,157 ,244
,177 ,365 ,245 ,260 ,144 ,588 ,548 ,669 1,000 ,600 ,156 ,231 ,240 ,208 ,215 ,178
,256 ,241 ,195 ,281 ,146 ,555 ,516 ,601 ,600 1,000 ,231 ,300 ,239 ,297 ,084 ,262
,316 ,266 ,304 ,220 ,233 ,149 ,151 ,326 ,156 ,231 1,000 ,432 ,464 ,188 ,330 ,444
,332 ,342 ,251 ,226 ,282 ,228 ,415 ,291 ,231 ,300 ,432 1,000 ,530 ,306 ,299 ,383
,349 ,261 ,215 ,201 ,173 ,267 ,265 ,295 ,240 ,239 ,464 ,530 1,000 ,353 ,194 ,386
,145 ,140 ,112 ,133 ,010 ,310 ,388 ,286 ,208 ,297 ,188 ,306 ,353 1,000 ,283 ,282
,094 ,149 ,158 ,143 ,267 ,136 ,182 ,157 ,215 ,084 ,330 ,299 ,194 ,283 1,000 ,424
,159 ,081 ,244 ,230 ,279 ,216 ,145 ,244 ,178 ,262 ,444 ,383 ,386 ,282 ,424 1,000
,323 ,405 ,378 ,295 ,274 ,408 ,391 ,479 ,467 ,438 ,404 ,324 ,380 ,198 ,333 ,464
,265 ,399 ,408 ,251 ,233 ,301 ,363 ,375 ,452 ,373 ,442 ,342 ,370 ,312 ,395 ,349
,363 ,412 ,264 ,305 ,247 ,386 ,508 ,526 ,543 ,518 ,459 ,358 ,389 ,258 ,331 ,300
,196 ,159 ,164 ,242 ,260 ,044 -,016 ,117 ,086 ,044 ,443 ,225 ,285 ,079 ,339 ,414
,216 ,127 ,133 ,332 ,208 ,272 ,236 ,213 ,270 ,223 ,237 ,136 ,183 ,118 ,264 ,269
,330 ,283 ,242 ,133 ,165 ,010 ,270 ,143 ,052 ,113 ,207 ,294 ,253 ,226 ,189 ,236
,128 ,212 ,144 ,258 ,253 ,209 ,245 ,230 ,112 ,226 ,375 ,345 ,200 ,253 ,300 ,289
,000 ,000 ,017 ,000 ,008 ,004 ,002 ,026 ,002 ,000 ,000 ,000 ,057 ,154 ,041
,000 ,000 ,019 ,001 ,004 ,000 ,000 ,000 ,004 ,002 ,000 ,002 ,063 ,052 ,189
,000 ,000 ,000 ,008 ,001 ,000 ,000 ,004 ,016 ,000 ,003 ,009 ,112 ,043 ,004
,017 ,019 ,000 ,000 ,003 ,000 ,001 ,002 ,001 ,008 ,006 ,014 ,073 ,060 ,006
,000 ,001 ,008 ,000 ,308 ,007 ,231 ,059 ,056 ,005 ,001 ,030 ,457 ,002 ,001
,008 ,004 ,001 ,003 ,308 ,000 ,000 ,000 ,000 ,052 ,006 ,002 ,000 ,069 ,009
,004 ,000 ,000 ,000 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000 ,050 ,000 ,002 ,000 ,023 ,057
,002 ,000 ,000 ,001 ,231 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,001 ,001 ,044 ,004
,026 ,000 ,004 ,002 ,059 ,000 ,000 ,000 ,000 ,044 ,006 ,004 ,011 ,009 ,026
,002 ,004 ,016 ,001 ,056 ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,004 ,000 ,180 ,002
,000 ,002 ,000 ,008 ,005 ,052 ,050 ,000 ,044 ,006 ,000 ,000 ,020 ,000 ,000
,000 ,000 ,003 ,006 ,001 ,006 ,000 ,001 ,006 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,002 ,009 ,014 ,030 ,002 ,002 ,001 ,004 ,004 ,000 ,000 ,000 ,017 ,000
,057 ,063 ,112 ,073 ,457 ,000 ,000 ,001 ,011 ,000 ,020 ,000 ,000 ,001 ,001
,154 ,052 ,043 ,060 ,002 ,069 ,023 ,044 ,009 ,180 ,000 ,000 ,017 ,001 ,000
,041 ,189 ,004 ,006 ,001 ,009 ,057 ,004 ,026 ,002 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
,000 ,000 ,000 ,001 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,015 ,000 ,000
,002 ,000 ,000 ,003 ,005 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,002 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000
,016 ,042 ,037 ,004 ,002 ,318 ,432 ,102 ,175 ,316 ,000 ,007 ,001 ,194 ,000 ,000
,009 ,084 ,074 ,000 ,011 ,001 ,005 ,010 ,001 ,007 ,005 ,069 ,022 ,100 ,002 ,001
,000 ,001 ,004 ,073 ,036 ,455 ,001 ,060 ,285 ,110 ,012 ,001 ,003 ,006 ,019 ,005
,082 ,010 ,058 ,002 ,003 ,011 ,004 ,006 ,112 ,006 ,000 ,000 ,014 ,003 ,000 ,001
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Correlation
Sig. (1-tailed)
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16
Determinant = ,000a.
Inverse of Correlation Matrix
1,916 -,485 -,392 ,116 -,551 -,294 ,352 -,134 ,313 -,236 -,163 -,160 -,221 -,107 ,104 ,199
-,485 2,085 -,766 ,189 -,123 ,199 -,307 ,057 -,461 ,174 ,000 -,208 -,001 -,004 ,055 ,398
-,392 -,766 1,962 -,353 ,114 -,286 -,099 -,271 ,210 ,181 -,182 ,074 ,168 ,145 -,007 -,243
,116 ,189 -,353 1,542 -,470 ,038 -,394 -,030 ,017 -,095 ,000 ,031 -,080 -,011 ,135 ,009
-,551 -,123 ,114 -,470 1,649 ,310 -,341 ,398 -,181 -,055 ,028 -,054 ,043 ,262 -,222 -,257
-,294 ,199 -,286 ,038 ,310 2,218 -,520 -,071 -,634 -,387 ,159 ,110 -,221 -,168 ,020 -,069
,352 -,307 -,099 -,394 -,341 -,520 2,716 -,716 -,135 -,094 ,289 -,592 ,128 -,445 -,034 ,239
-,134 ,057 -,271 -,030 ,398 -,071 -,716 2,692 -1,064 -,443 -,496 ,164 -,021 -,046 ,086 -,064
,313 -,461 ,210 ,017 -,181 -,634 -,135 -1,064 2,933 -,527 ,437 ,015 -,096 ,227 -,254 ,054
-,236 ,174 ,181 -,095 -,055 -,387 -,094 -,443 -,527 2,248 -,021 -,186 ,235 -,174 ,390 -,308
-,163 ,000 -,182 ,000 ,028 ,159 ,289 -,496 ,437 -,021 2,052 -,281 -,380 ,118 -,115 -,301
-,160 -,208 ,074 ,031 -,054 ,110 -,592 ,164 ,015 -,186 -,281 1,920 -,626 ,047 -,196 -,274
-,221 -,001 ,168 -,080 ,043 -,221 ,128 -,021 -,096 ,235 -,380 -,626 1,842 -,349 ,239 -,190
-,107 -,004 ,145 -,011 ,262 -,168 -,445 -,046 ,227 -,174 ,118 ,047 -,349 1,536 -,307 -,241
,104 ,055 -,007 ,135 -,222 ,020 -,034 ,086 -,254 ,390 -,115 -,196 ,239 -,307 1,588 -,366
,199 ,398 -,243 ,009 -,257 -,069 ,239 -,064 ,054 -,308 -,301 -,274 -,190 -,241 -,366 1,983
,172 -,272 -,234 -,001 -,158 -,409 ,260 -,279 ,156 -,009 ,205 ,100 -,118 ,247 -,032 -,712 3,021
,315 -,078 -,503 ,042 -,064 ,068 ,196 ,306 -,551 -,141 -,363 ,025 -,113 -,273 -,261 ,091
-,430 -,060 ,546 -,041 ,190 ,328 -,693 ,009 -,461 -,422 -,506 ,153 -,107 ,073 -,174 ,472 -1,688
-,024 -,104 ,001 -,150 -,063 ,120 ,431 -,054 -,048 ,235 -,263 ,018 -,136 ,042 -,137 -,324
-,180 ,155 ,158 -,281 ,046 -,274 -,118 ,150 -,199 ,013 -,020 ,193 ,050 ,111 -,118 -,036
-,449 -,018 -,072 ,144 ,195 ,538 -,440 ,021 ,247 ,114 ,326 -,047 -,113 -,057 ,103 -,167
,406 -,184 ,141 -,121 -,257 -,423 ,166 -,179 ,402 -,135 -,292 -,263 ,249 -,152 -,105 ,082
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17
KMO and Bartlett's Test
,854
1188,846
253
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Approx. Chi-Square
df
Sig.
Bartlett's Test of
Sphericity
Anti-image Matrices
,522 -,122 -,104 ,039 -,174 -,069 ,068 -,026 ,056 -,055 -,042 -,044 -,062 -,036 ,034
-,122 ,480 -,187 ,059 -,036 ,043 -,054 ,010 -,075 ,037 ,000 -,052 ,000 -,001 ,017
-,104 -,187 ,510 -,117 ,035 -,066 -,019 -,051 ,037 ,041 -,045 ,020 ,046 ,048 -,002
,039 ,059 -,117 ,649 -,185 ,011 -,094 -,007 ,004 -,028 ,000 ,011 -,028 -,005 ,055
-,174 -,036 ,035 -,185 ,606 ,085 -,076 ,090 -,037 -,015 ,008 -,017 ,014 ,103 -,085
-,069 ,043 -,066 ,011 ,085 ,451 -,086 -,012 -,097 -,078 ,035 ,026 -,054 -,049 ,006
,068 -,054 -,019 -,094 -,076 -,086 ,368 -,098 -,017 -,015 ,052 -,114 ,026 -,107 -,008
-,026 ,010 -,051 -,007 ,090 -,012 -,098 ,372 -,135 -,073 -,090 ,032 -,004 -,011 ,020
,056 -,075 ,037 ,004 -,037 -,097 -,017 -,135 ,341 -,080 ,073 ,003 -,018 ,050 -,055
-,055 ,037 ,041 -,028 -,015 -,078 -,015 -,073 -,080 ,445 -,005 -,043 ,057 -,051 ,109
-,042 ,000 -,045 ,000 ,008 ,035 ,052 -,090 ,073 -,005 ,487 -,071 -,101 ,038 -,035
-,044 -,052 ,020 ,011 -,017 ,026 -,114 ,032 ,003 -,043 -,071 ,521 -,177 ,016 -,064
-,062 ,000 ,046 -,028 ,014 -,054 ,026 -,004 -,018 ,057 -,101 -,177 ,543 -,123 ,082
-,036 -,001 ,048 -,005 ,103 -,049 -,107 -,011 ,050 -,051 ,038 ,016 -,123 ,651 -,126
,034 ,017 -,002 ,055 -,085 ,006 -,008 ,020 -,055 ,109 -,035 -,064 ,082 -,126 ,630
,053 ,096 -,062 ,003 -,079 -,016 ,044 -,012 ,009 -,069 -,074 -,072 -,052 -,079 -,116
,030 -,043 -,039 ,000 -,032 -,061 ,032 -,034 ,018 -,001 ,033 ,017 -,021 ,053 -,007
,070 -,016 -,108 ,011 -,016 ,013 ,030 ,048 -,079 -,027 -,075 ,005 -,026 -,075 -,069
-,062 -,008 ,077 -,007 ,032 ,041 -,071 ,001 -,043 -,052 -,068 ,022 -,016 ,013 -,030
-,007 -,028 ,000 -,055 -,022 ,031 ,090 -,011 -,009 ,059 -,073 ,005 -,042 ,016 -,049
-,060 ,047 ,051 -,116 ,018 -,079 -,028 ,035 -,043 ,004 -,006 ,064 ,017 ,046 -,047
-,128 -,005 -,020 ,051 ,065 ,132 -,088 ,004 ,046 ,028 ,087 -,013 -,033 -,020 ,035
,119 -,050 ,040 -,044 -,088 -,107 ,034 -,037 ,077 -,034 -,080 -,077 ,076 -,056 -,037
,782a -,243 -,202 ,067 -,310 -,143 ,154 -,059 ,132 -,114 -,082 -,084 -,117 -,062 ,060
-,243 ,854a -,379 ,105 -,066 ,092 -,129 ,024 -,187 ,081 ,000 -,104 ,000 -,002 ,030
-,202 -,379 ,805a -,203 ,063 -,137 -,043 -,118 ,088 ,086 -,091 ,038 ,088 ,084 -,004
,067 ,105 -,203 ,857a -,295 ,020 -,192 -,015 ,008 -,051 ,000 ,018 -,047 -,007 ,086
-,310 -,066 ,063 -,295 ,752a ,162 -,161 ,189 -,082 -,029 ,015 -,030 ,025 ,164 -,137
-,143 ,092 -,137 ,020 ,162 ,845a -,212 -,029 -,248 -,173 ,075 ,054 -,109 -,091 ,011
,154 -,129 -,043 -,192 -,161 -,212 ,848a -,265 -,048 -,038 ,123 -,259 ,057 -,218 -,016
-,059 ,024 -,118 -,015 ,189 -,029 -,265 ,887a -,379 -,180 -,211 ,072 -,010 -,023 ,042
,132 -,187 ,088 ,008 -,082 -,248 -,048 -,379 ,852a -,205 ,178 ,006 -,041 ,107 -,118
-,114 ,081 ,086 -,051 -,029 -,173 -,038 -,180 -,205 ,905a -,010 -,090 ,116 -,094 ,207
-,082 ,000 -,091 ,000 ,015 ,075 ,123 -,211 ,178 -,010 ,873a -,141 -,196 ,067 -,064
-,084 -,104 ,038 ,018 -,030 ,054 -,259 ,072 ,006 -,090 -,141 ,882a -,333 ,027 -,112
-,117 ,000 ,088 -,047 ,025 -,109 ,057 -,010 -,041 ,116 -,196 -,333 ,871a -,208 ,140
-,062 -,002 ,084 -,007 ,164 -,091 -,218 -,023 ,107 -,094 ,067 ,027 -,208 ,826a -,196
,060 ,030 -,004 ,086 -,137 ,011 -,016 ,042 -,118 ,207 -,064 -,112 ,140 -,196 ,854a
,102 ,196 -,123 ,005 -,142 -,033 ,103 -,028 ,023 -,146 -,149 -,140 -,100 -,138 -,206
,072 -,109 -,096 -,001 -,071 -,158 ,091 -,098 ,053 -,004 ,082 ,041 -,050 ,115 -,015
,148 -,035 -,234 ,022 -,032 ,030 ,077 ,121 -,209 -,061 -,165 ,012 -,054 -,143 -,134
-,164 -,022 ,205 -,017 ,078 ,116 -,221 ,003 -,142 -,148 -,186 ,058 -,041 ,031 -,073
-,013 -,054 ,000 -,091 -,037 ,061 ,197 -,025 -,021 ,118 -,138 ,010 -,075 ,026 -,082
-,104 ,086 ,090 -,181 ,028 -,147 -,057 ,073 -,093 ,007 -,011 ,111 ,029 ,071 -,074
-,240 -,009 -,038 ,085 ,112 ,267 -,197 ,010 ,106 ,056 ,168 -,025 -,061 -,034 ,060
,220 -,096 ,076 -,073 -,150 -,213 ,075 -,082 ,176 -,068 -,153 -,142 ,138 -,092 -,063
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Anti-image Covariance
Anti-image Correlation
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15
Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.
Communalities
1,000 ,605
1,000 ,704
1,000 ,577
1,000 ,683
1,000 ,678
1,000 ,626
1,000 ,750
1,000 ,685
1,000 ,747
1,000 ,640
1,000 ,629
1,000 ,663
1,000 ,617
1,000 ,641
1,000 ,426
1,000 ,620
1,000 ,697
1,000 ,640
1,000 ,711
1,000 ,631
1,000 ,577
1,000 ,778
1,000 ,582
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
7,579 32,950 32,950 7,579 32,950 32,950 4,144
2,297 9,988 42,938 2,297 9,988 42,938 3,095
1,529 6,650 49,588 1,529 6,650 49,588 2,550
1,304 5,668 55,256 1,304 5,668 55,256 1,831
1,106 4,810 60,066 1,106 4,810 60,066 1,769
1,091 4,745 64,811 1,091 4,745 64,811 1,519
,899 3,910 68,721
,796 3,461 72,182
,757 3,290 75,471
,677 2,943 78,415
,644 2,801 81,216
,580 2,522 83,738
,503 2,185 85,923
,494 2,146 88,069
,447 1,942 90,011
,407 1,771 91,782
,380 1,653 93,435
,339 1,473 94,908
,283 1,229 96,137
,278 1,208 97,345
,234 1,016 98,361
,217 ,944 99,305
,160 ,695 100,000
Component
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
,514 ,095 ,567 -,085 -,044 ,038
,567 -,075 ,589 -,059 ,027 -,160
,523 -,005 ,527 ,007 -,130 -,093
,483 ,018 ,062 ,417 ,056 ,518
,414 ,303 ,284 ,327 -,045 ,475
,569 -,510 -,174 ,036 -,063 ,084
,650 -,438 ,034 -,049 ,285 ,225
,670 -,466 -,082 -,005 -,094 -,054
,628 -,535 -,117 ,171 -,122 -,090
,618 -,473 -,158 ,035 -,033 ,082
,592 ,372 -,049 -,154 -,329 -,069
,598 ,167 ,054 -,425 -,022 ,306
,572 ,166 -,022 -,445 -,219 ,120
,440 -,079 -,298 -,497 ,277 ,168
,461 ,340 -,307 ,006 -,042 -,031
,543 ,356 -,313 -,083 -,281 ,117
,759 ,004 -,036 ,142 -,137 -,285
,720 ,079 -,025 -,006 ,054 -,335
,787 -,073 -,065 ,105 -,006 -,267
,436 ,561 -,167 ,247 -,170 -,091
,483 ,184 -,205 ,463 ,223 -,064
,457 ,325 ,154 -,119 ,613 -,225
,509 ,319 -,188 ,040 ,426 ,054
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
1 2 3 4 5 6
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.
6 components extracted.a.
Reproduced Correlations
,605b ,616 ,568 ,267 ,395 ,148 ,312 ,256 ,193 ,185 ,336 ,402 ,349 ,086 ,095
,616 ,704b ,619 ,203 ,283 ,241 ,396 ,373 ,328 ,277 ,291 ,334 ,300 ,090 ,059
,568 ,619 ,577b ,233 ,329 ,209 ,302 ,327 ,295 ,240 ,330 ,312 ,301 ,018 ,086
,267 ,203 ,233 ,683b ,603 ,309 ,420 ,274 ,304 ,335 ,171 ,276 ,143 ,088 ,194
,395 ,283 ,329 ,603 ,678b ,086 ,224 ,089 ,083 ,119 ,276 ,321 ,202 -,021 ,196
,148 ,241 ,209 ,309 ,086 ,626b ,586 ,635 ,657 ,631 ,165 ,257 ,252 ,321 ,142
,312 ,396 ,302 ,420 ,224 ,586 ,750b ,598 ,575 ,611 ,118 ,401 ,285 ,452 ,121
,256 ,373 ,327 ,274 ,089 ,635 ,598 ,685b ,696 ,646 ,263 ,306 ,324 ,324 ,181
,193 ,328 ,295 ,304 ,083 ,657 ,575 ,696 ,747b ,663 ,199 ,183 ,213 ,220 ,153
,185 ,277 ,240 ,335 ,119 ,631 ,611 ,646 ,663 ,640b ,198 ,293 ,280 ,344 ,172
,336 ,291 ,330 ,171 ,276 ,165 ,118 ,263 ,199 ,198 ,629b ,465 ,534 ,220 ,430
,402 ,334 ,312 ,276 ,321 ,257 ,401 ,306 ,183 ,293 ,465 ,663b ,600 ,491 ,305
,349 ,300 ,301 ,143 ,202 ,252 ,285 ,324 ,213 ,280 ,534 ,600 ,617b ,427 ,330
,086 ,090 ,018 ,088 -,021 ,321 ,452 ,324 ,220 ,344 ,220 ,491 ,427 ,641b ,248
,095 ,059 ,086 ,194 ,196 ,142 ,121 ,181 ,153 ,172 ,430 ,305 ,330 ,248 ,426b
,159 ,076 ,143 ,260 ,285 ,206 ,137 ,244 ,197 ,233 ,567 ,445 ,490 ,288 ,476
,353 ,442 ,424 ,268 ,223 ,425 ,380 ,537 ,545 ,459 ,496 ,308 ,368 ,188 ,378
,349 ,443 ,387 ,175 ,152 ,342 ,373 ,461 ,436 ,382 ,464 ,341 ,377 ,280 ,375
,341 ,449 ,404 ,280 ,193 ,478 ,474 ,581 ,584 ,513 ,446 ,329 ,362 ,273 ,367
,165 ,103 ,170 ,257 ,349 ,003 -,049 ,064 ,064 ,037 ,500 ,216 ,263 ,012 ,454
,098 ,129 ,124 ,396 ,308 ,214 ,253 ,235 ,287 ,248 ,225 ,088 ,049 ,081 ,344
,327 ,385 ,258 ,105 ,158 ,005 ,290 ,098 ,020 ,061 ,216 ,304 ,204 ,321 ,255
,165 ,155 ,106 ,309 ,274 ,138 ,317 ,165 ,121 ,185 ,279 ,338 ,244 ,363 ,382
-,124 -,138 -,074 -,031 ,071 -,070 ,001 -,015 ,071 -,020 -,070 ,000 ,059 -,001
-,124 -,059 -,014 -,009 -,001 ,003 -,023 ,037 -,036 -,025 ,008 -,039 ,050 ,090
-,138 -,059 ,065 -,110 ,072 -,003 ,010 -,051 -,045 -,027 -,061 -,086 ,094 ,071
-,074 -,014 ,065 -,198 -,059 -,040 ,004 -,044 -,054 ,049 -,049 ,059 ,045 -,051
-,031 -,009 -,110 -,198 -,039 -,001 -,022 ,061 ,027 -,043 -,039 -,030 ,031 ,071
,071 -,001 ,072 -,059 -,039 -,065 -,087 -,069 -,076 -,015 -,029 ,015 -,011 -,007
-,070 ,003 -,003 -,040 -,001 -,065 -,005 -,028 -,094 ,032 ,014 -,020 -,064 ,061
,001 -,023 ,010 ,004 -,022 -,087 -,005 -,027 -,045 ,063 -,015 -,029 -,038 -,025
-,015 ,037 -,051 -,044 ,061 -,069 -,028 -,027 -,062 -,043 ,049 ,027 -,011 ,062
,071 -,036 -,045 -,054 ,027 -,076 -,094 -,045 -,062 ,033 ,007 -,041 -,047 -,087
-,020 -,025 -,027 ,049 -,043 -,015 ,032 ,063 -,043 ,033 -,033 -,071 -,032 -,100
-,070 ,008 -,061 -,049 -,039 -,029 ,014 -,015 ,049 ,007 -,033 -,070 -,185 -,007
,000 -,039 -,086 ,059 -,030 ,015 -,020 -,029 ,027 -,041 -,071 -,070 -,074 -,137
,059 ,050 ,094 ,045 ,031 -,011 -,064 -,038 -,011 -,047 -,032 -,185 -,074 ,035
-,001 ,090 ,071 -,051 ,071 -,007 ,061 -,025 ,062 -,087 -,100 -,007 -,137 ,035
,000 ,006 ,101 -,030 -,006 ,010 ,008 ,000 -,019 ,030 -,123 -,062 -,104 -,006 -,052
-,030 -,038 -,046 ,027 ,052 -,017 ,011 -,058 -,079 -,020 -,092 ,016 ,012 ,010 -,045
-,084 -,044 ,020 ,076 ,081 -,041 -,010 -,086 ,016 -,009 -,021 ,001 -,007 ,032 ,020
,022 -,037 -,140 ,025 ,054 -,091 ,033 -,056 -,040 ,005 ,013 ,030 ,027 -,015 -,036
,031 ,056 -,006 -,015 -,088 ,041 ,033 ,053 ,022 ,007 -,056 ,009 ,023 ,067 -,115
,118 -,002 ,009 -,064 -,100 ,058 -,018 -,022 -,016 -,025 ,013 ,048 ,134 ,037 -,080
,002 -,102 -,017 ,029 ,007 ,005 -,020 ,045 ,032 ,051 -,009 -,010 ,050 -,094 -,066
-,038 ,057 ,039 -,050 -,021 ,071 -,072 ,065 -,009 ,041 ,096 ,007 -,044 -,110 -,081
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Reproduced Correlation
Residuala
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Residuals are computed between observed and reproduced correlations. There are 96 (37,0%) nonredundant residuals with absolute values greater than 0.05.a.
Reproduced communalitiesb.
Rotated Component Matrixa
,086 ,093 ,716 ,080 ,170 ,203
,251 ,022 ,780 ,162 ,063 ,053
,202 ,131 ,709 ,024 ,027 ,123
,288 ,123 ,089 ,107 ,038 ,751
-,024 ,222 ,300 ,055 ,056 ,730
,767 ,053 ,044 -,012 ,155 ,098
,671 -,145 ,197 ,275 ,321 ,247
,777 ,133 ,207 ,027 ,142 ,010
,841 ,123 ,147 -,003 -,033 ,046
,763 ,079 ,077 ,038 ,172 ,117
,094 ,678 ,298 ,006 ,266 ,031
,144 ,269 ,288 ,099 ,666 ,186
,166 ,415 ,279 -,030 ,582 -,001
,300 ,065 -,095 ,305 ,663 -,074
,109 ,567 -,043 ,234 ,165 ,087
,137 ,689 -,006 ,014 ,316 ,163
,510 ,521 ,349 ,205 -,041 ,008
,400 ,451 ,350 ,377 ,063 -,093
,578 ,432 ,314 ,302 ,014 -,001
-,059 ,729 ,081 ,194 -,080 ,212
,267 ,377 -,032 ,466 -,220 ,312
-,038 ,108 ,326 ,793 ,169 -,024
,098 ,301 -,003 ,622 ,212 ,225
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
1 2 3 4 5 6
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Rotation converged in 11 iterations.a.
Component Transformation Matrix
,603 ,483 ,416 ,314 ,284 ,224
-,739 ,593 ,054 ,263 ,063 ,163
-,249 -,379 ,864 -,092 -,117 ,158
,147 ,100 -,112 ,081 -,820 ,526
-,052 -,464 -,126 ,870 ,075 ,059
-,063 -,217 -,219 -,244 ,473 ,786
Component
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Reliability
Case Processing Summary
30 100,0
0 ,0
30 100,0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
,930 ,931 23
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
Item Statistics
4,17 ,747 30
4,03 ,765 30
4,03 ,615 30
3,87 ,860 30
4,13 ,776 30
3,73 1,172 30
3,60 ,932 30
3,90 ,995 30
3,93 1,048 30
3,83 1,085 30
4,23 ,774 30
3,97 ,615 30
4,17 ,747 30
3,30 ,988 30
4,13 ,571 30
4,20 ,664 30
4,23 ,817 30
3,93 ,907 30
4,17 ,986 30
4,30 ,466 30
4,17 ,379 30
3,83 ,747 30
4,13 ,681 30
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
87,83 130,489 ,545 . ,928
87,97 129,895 ,566 . ,927
87,97 131,551 ,597 . ,927
88,13 131,706 ,400 . ,930
87,87 131,430 ,467 . ,929
88,27 126,340 ,479 . ,931
88,40 125,007 ,694 . ,925
88,10 120,921 ,843 . ,922
88,07 119,720 ,851 . ,922
88,17 118,971 ,853 . ,922
87,77 129,909 ,558 . ,927
88,03 131,413 ,607 . ,927
87,83 130,902 ,520 . ,928
88,70 132,217 ,315 . ,933
87,87 132,947 ,537 . ,928
87,80 131,545 ,548 . ,928
87,77 125,702 ,763 . ,924
88,07 124,547 ,740 . ,924
87,83 120,213 ,887 . ,921
87,70 134,907 ,482 . ,929
87,83 136,075 ,467 . ,929
88,17 133,040 ,392 . ,930
87,87 133,292 ,419 . ,929
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Scale Statistics
92,00 140,345 11,847 23
Mean Variance Std. Deviation N of Items