Upload
nguyenkien
View
232
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS
AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE
Oleh:
LATIF
Oleh:
LATIFA AGUSTIN NIM: 205082000266
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010
i
ANALISIS FAKTOR-FAKOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS
AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
LATIFA AGUSTIN NIM: 205082000266
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Rahmawati., SE., MM NIP. 196902032001121003 NIP. 197708142006042003
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ii
Hari ini Senin, Tanggal 16 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Latifa Agustin NIM:205082000266 dengan judul Skripsi “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Agustus 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Rahmawati., SE., MM Yulianti., SE., M.Si Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid., MS Penguji Ahli
iii
Hari ini Jumat Tanggal 17 September Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Latifa Agustin NIM: 205082000266 dengan judul Skripsi “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 September 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Rahmawati., SE., MM Penguji I Penguji II
Yusro Rahma, SE., M.Si Dr. Yahya Hamja, MM Penguji Ahli I Penguji Ahli II
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Latifa Agustin
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Agustus 1986
Alamat : Jl. Sunan Giri No. 78 Rt/Rw 02/02
Pondok Bahar Karang Tengah Tangerang
Telepon : (021) 55746097/085691864066
PENDIDIKAN
TK Pertiwi Brebes Tahun 1991-1993
MI Muhammadiyah Brebes Tahun 1993-1999
SMP 1 Wanasari Brebes Tahun 1999-2002
MAN 1 Cipondoh Tangerang Tahun 2002-2005
S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2005-2010
LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : Azminah Gustin
Ibu : Takiman
Alamat : Jl. Sunan Giri No. 78 Rt/Rw 02/02
Pondok Bahar Karang Tengah Tangerang
Telepon : (021) 55746097
v
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of audit competence and independence of the audit of the effectiveness of internal audit in achieving good corporate governance. In this study used primary data in the form of dissemination of the questionnaire conducted in Jakarta with the internal auditor respondents who worked in banking. determination of the samples was done using convenience sampling method. Questionnaire distributed amounted to 45 but again only 40 and 37 which can be processed. Analyzing the data for hypothesis testing was done by multiple regression.
The result of research indicates that audit competence, audit
independence, and relationship between internal auditor have significantly influence to audit efectiveness in good corporate governance . Key Words: Competence, independence, internal auditor, good corporate governance.
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh kompetensi audit dan independensi audit terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Pada penelitian ini digunakan data primer dalam bentuk penyebaran kuesioner yang dilakukan di Jakarta dengan responden auditor internal yang bekerja pada perbankan. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling. kuesioner yang disebarkan berjumlah 45 tetapi kembali hanya 40 dan yang bisa diolah 37. Penganalisaan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan regresi berganda.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa kompetensi audit dan independensi audit berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peran audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Kata kunci: Kompetensi, independensi, internal auditor, good corporate governance.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbill ’Aalamiin, segala puji dan syukur kepada sumber
dari suara-suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu pengetahuan, sumber
segala kebenaran, sang maha cahaya, penabur cahaya ilham, pilar nalar kebenaran
dan kebaikan yang terindah, sang kekasih tercinta yang tak terbatas pencahayaan
cinta-Nya, Allah SWT. Berkat limpahan taufik dan hidayah-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam teruntuk Nabi
akhir zaman baginda Muhammad SAW, yang telah menyampaikan ajaran islam
yang telah terbukti kebenarannya.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-
syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua serta nenekku yang telah memberikan semangat serta doa
yang tiada henti-hentinya kepada penulis. Do’a yang kalian panjatkan dan
kepercayaan yang kalian berikan disetiap langkahku. Semangat yang kalian
berikan disetiap putus asa ku.
2. Terimakasih untuk kakakku dan kedua adikku yang telah memberikan warna
begitu indah dalam hidupku.
3. Untuk Hambali terimakasih buat semuanya. Semua yang indah dan tak
terlupakan. Semua jadi serba jadi manis karena ada kamu... tetap jadi kismis
manis yach...
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yessi Fitri SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
7. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini.
8. Ibu Rahmawati SE., MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini.
9. Dr. Yahya Hamja, MM, selaku dosen penguji ahli I yang telah memberikan
masukan dalam proses ujian skripsi saya dengan penuh kesabaran.
10. Yusro Rahma, SE., M.Si, selaku dosen penguji ahli II yang telah memberikan
masukan dalam proses ujian skripsi saya dengan penuh kesabaran
11. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
12. Teman-teman akuntansi B, ’wahyu’ thanks ya bantuannya dalam penyusunan
skripsi ini, teman seperjuanganku ’muthe, veris, dewi dan adi’ dan semua
teman-temanku di akuntansi B 2005, terimakasih atas silaturrahmi yang telah
terjalin selama ini. Waktu yang telah kita lewati bersama akan menjadi
kenangan tak terlupakan. Tetap semangat untuk kalian.
13. Rekan-rekan Akuntansi Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi
Perpajakan angkatan 2005 yang telah memberikan dukungannya selama ini
kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Agustus 2010
(Latifa Agustin)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .................................................. 1
B. Perumusan Masalah ............................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektivitas .......................................................................... 8
1. Pengertian Efektivitas ................................................... 8
B. Audit Intern ........................................................................ 8
1. Definisi Audit Intern ..................................................... 11
2. Fungsi Audit Intern ....................................................... 12
3. Misi dan Peran Auditor Intern ...................................... 14
x
4. Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern ....... 15
C. Kompetensi Auditor ........................................................... 23
D. Independensi Auditor ......................................................... 27
F. Good Corporate Governance (GCG) ................................. 30
G. Keterkaitan antar Variabel ................................................. 34
1. Kompetensi terhadap Efektivitas Audit Internal dalam
Mewujudkan Good Corporate Governance.................. 34
2. Independensi terhadap Efektivitas Audit Internal dalam
Mewujudkan Good Corporate Governance.................. 35
3. Kompetensi dan Independensi Audit terhadap
Efektivitas Audit Internal dalam Mewujudkan Good
Corporate Governance…………………………….. .. 36
H. Penelitian Terdahulu .......................................................... 37
I. Model Penelitian ................................................................. 38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 39
B. Metode Penentuan Sampel ................................................. 39
C. Metode Pengumpulan Data ................................................ 40
1. Data Primer ................................................................... 40
2. Data Sekunder ............................................................... 41
D. Metode Analisis Data ......................................................... 42
1. Statistik Deskriptif ........................................................ 42
2. Uji Kualitas Data ........................................................... 42
a. Uji Reliabilitas ......................................................... 42
b. Uji Validitas ............................................................ 43
xi
3. Uji Asumsi Klasik ......................................................... 43
a. Uji Multikolonieritas ............................................... 43
b. Uji Normalitas ......................................................... 44
c. Uji Heteroskedastisitas ............................................ 45
4. Uji Hipotesis ................................................................. 45
a. Koefisien Determinasi ............................................. 47
b. Uji Statistik t ........................................................... 47
c. Uji Statistik F .......................................................... 48
E. Operasional Variabel Penelitian ......................................... 49
1. Efektivitas Audit Intern dalam Mewujudkan Good
Corporate Governance .................................................. 49
2. Kompetensi Audit ......................................................... 50
3. Independensi Audit ....................................................... 51
BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ........................ 54
1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 54
2. Karakteristik Responden ............................................... 55
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ........................................... 56
1. Hasil Uji Kualitas Data ................................................. 56
a. Hasil Uji Validitas ................................................... 56
b. Hasil Uji Reliabilitas ............................................... 60
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................... 62
a. Hasil Uji Multikolonieritas ...................................... 62
b. Hasil Uji Normalitas ............................................... 62
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas................................... 63
3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................ 64
a. Hasil Koefisien Determinasi ................................... 64
b. Hasil Uji Statistik t .................................................. 65
c. Hasil Uji Statistik F ................................................. 68
C. Pembahasan ........................................................................ 69
xii
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 71
B. Saran ................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 75
LAMPIRAN ................................................................................................... 75
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern 15
2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya 37
3.1 Operasional Variabel Penelitian 52
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian 54
4.2 Data Sampel Penelitian 55
4.3 Deskripsi Responden 55
4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Audit 57
4.5 Hasil Uji Validitas Variabel setelah Kompetensi Audit
dikeluarkan
58
4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Independensi Audit 58
4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Good
CorporateGovernance
59
4.8 Hasil Uji Validitas Variabel setelah Good Corporate
Governance (GCG) 2 dan 13 dikeluarkan
60
4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Audit 60
4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independensi Audit 61
4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Good Corporate
Governance
61
4.12 Hasil Uji Multikolonieritas 62
4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi 65
4.14 Hasil Uji Secara Individual (Uji Statistik t) 66
4.15 Hasil Uji Secara Simultan (Uji Statistik F) 68
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Perumusan Masalah 38
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot 63
4.2 Grafik Scatterplot 64
xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan
1 Daftar Kuesioner Penelitian
2 Daftar Jawaban Responden
3 Hasil Uji Data SPSS
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Krisis ekonomi yang melanda Asia Timur dan Asia Tenggara, khususnya
Indonesia yang dimulai pada pertengahan tahun 1987, isu mengenai
Corporate Governance telah menjadi salah satu bahasan penting dalam rangka
mendukung pemulihan ekonomi dan pertumbuhan perekonomian yang stabil
di masa yang akan datang (Herwidayatmo, 2003:25). Beberapa dekade
terakhir, Corporate Governance menjadi topik bahasan penting para pelaku
usaha, akademisi, dan regulator. Tercermin dari pernyataan Presiden World
Bank, James D. Wolfensohn:
“Bahwa bagi perekonomian dunia tata kelola perusahaan yang tepat (The proper governance of companies) sama krusialnya dengan tata kelola Negara yang tepat (The proper governing of countries). Bank Dunia juga menyadari bahwa Corporate Governance yang kuat akan menghasilkan kemajuan sosial yang baik” Tidak berlebihan jika abad ke-19 disebut sebagai “century of the
enterpreneur” setelah abad ke-20 merupakan “century of management” dan
abad ke-21 disebut akan menjadi “century of governance” (Danu Febrianto,
2007:98). Organisasi dunia seperti Bank Dunia dan The Organization for
economic Cooperation and Development (OECD) telah dikembangkan
Principles of Corporate Governance yang dijadikan acuan oleh banyak
Negara dalam menyusun pedoman Corporate Governance. Kajian OECD
tersebut kemudian dirumuskan menjadi empat prinsip utama Good Corporate
1
Governance (GCG) yang berlaku universal, yaitu kewajaran (fairness),
keterbukaaan (transparency), akuntabilitas (accountability), dan pertanggung
jawaban (responsibility) (Akhmad Syakhroza, 2003:13)
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan sarana bagi pemerintah
untuk melayani kesejahteraan rakyatnya. Berdasarkan peran tersebut, BUMN
senantiasa diawasi pemerintah khususnya di bawah pengawasan Kementrian
Badan Usaha Milik Negara mempunyai karakteristik khusus, tidak hanya
menyangkut kepemilikannya oleh Negara tetapi juga peran yang diembannya
sebagai pelaku bisnis yang melaksanakan fungsi komersial, dan sekaligus
sebagai “Agent of Development” yaitu sebagai lembaga yang bertujuan
mendukung pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional, mempunyai
kegiatan utama menghimpun dana (fanding), dan menyalurkan dana (lending)
(Gusnardi, 2006:5)
Salah satu pihak yang terkait dalam pelaksanaan prinsip-prinsip GCG
adalah Audit Intern. Audit Intern pada BUMN dilaksanakan guna membantu
manajemen agar mereka dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif
dan efesien. Dengan adanya mekanisme Audit Intern, diharapkan manajemen
dapat mencurahkan perhatiannya pada tugas pengelolaan, sedangkan tugas
pengendalian sehari-hari atas perubahan milik Negara (BUMN) tersebut dapat
dilaksanakan secara lebih intensif dan efektif tanpa mengurangi tanggung
jawabnya. Hubungan Audit Intern dengan Good Corporate Governance di
sebutkan oleh Organisasi Profesi Internal Auditor Indonesia yaitu: “Fungsi
Internal Audit (Satuan Pemeriksaan Internal) yang efektif mampu
2
menawarkan sumbangan penting dalam meningkatkan proses Corporate
Governance, pengelola risiko, dan pengendalian manajemen”. “Internal
Auditor merupakan dukungan penting bagi komisaris, komite audit, direksi,
dan manajemen senior dalam membentuk fondasi bagi pengembangan
Corporate Governance”. Di Indonesia, kurang efektifnya pelaksanaan
Corporate Governance merupakan akar permasalahan krisis ekonomi. Annual
Report Bapepam tahun 2004 mencatat beberapa kasus sehubungan dengan
tidak berperan dan sangat lemahnya Pengadilan Intern dan Audit Intern
sehingga tidak mampu mendeteksi terjadinya kesalahan dalam tubuh
perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan-perusahaan tersebut tidak
dijalankan dengan prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate
Governance). Pengendalian Intern yang memadai harus dapat dipercaya,
kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur, hukum dan peraturan, pengamatan
aset, pemanfaatan sumber daya secara ekonomis dan efisien, pencapaian
tujuan yang ditetapkan (Gusnardi, 2006:11).
Baik buruknya Good Corporate governance BUMN di Indonesia memiliki
keterkaitan dengan pelaksanaan Pengendalian Intern pada BUMN tersebut.
Lingkungan pengendalian merupakan kondisi obyektif yang ada pada
organisasi. Kondisi ini sebagian terbesar ditentukan oleh pimpinan organisasi,
dimana lingkungan pengendalian meliputi nilai integritas dan etika, komitmen
terhadap kompetensi, partisipasi dewan pengawas, filosofi manajemen dan
gaya operasi, struktur organisasi, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab,
kebijaksanaan dan praktik sumber daya manusia (Arens et al, 2006:274).
3
Karena sangat mendasarnya komponen lingkungan pengendalian sebagai
aspek Pengendalian Intern, jenis perusahaan merupakan salah satu aspek
lingkungan pengendalian yang dapat memiliki keterkaitan dengan Good
Corporate Governance BUMN. Dengan berfungsinya Pengendalian Intern
dan Audit Intern serta terwujudnya transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan
efektifitas maka terwujudlah prinsip Good Corporate Governance.
Menyadari pentingnya Good Governance sebagai salah satu agenda
reformasi untuk merehabilitasi perekonomian nasional yang terpuruk akibat
krisis ekonomi, maka sejak ditanda tanganinya Letter Of Intent pertama
dengan IMF pada tanggal 31 Oktober 1997 Pemerintah telah mencanangkan
rencana untuk memperbaiki praktek Governance di Indonesia yang dimulai
dari sektor perbankan dan terus berlanjut ke sektor-sektor lain.
Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan replikasi dari penelitian
yang telah dilakukan oleh Herlianti Utami dan Puji Handayati (2007). Adapun
yang membedakannya antara lain dalam hal:
1. Populasi penelitian
Pada penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah auditor internal
pada bank, sedangkan pada penelitian sebelumnya, populasi penelitian
yang digunakan adalah Kantor Akuntan Publik yang berdomisili di
Malang dan Surabaya.
2. Periode penelitian
Penelitian ini menggunakan data pada tahun 2010, sedangkan pada
penelitian sebelumnya, data yang digunakan yaitu data dari tahun 2007.
4
3. Variabel penelitian
Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor
kompetensi audit dan faktor independensi audit, sedangkan pada penelitian
sebelumnya memasukan 4 variabel, yaitu variabel komposisi komite audit,
variabel keberadaan pernyataan secara tertulis misi dan tugas komite audit,
variabel kepemimpinan komite audit, dan variabel evaluasi kinerja.
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, berdasarkan tinjauan penulis
terhadap peneliti sebelumnya, penulis tertarik untuk mengetahui Faktor-faktor
yang mempengaruhi audit intern dalam mewujudkan GCG serta membahas
peran Audit Internal perusahaan dalam mendukung pengembangan dan
implementasi Good Corporate Governance. Untuk itu penulis mencoba
menelitinya dalam bentuk skripsi yang berjudul, “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Efektivitas Audit Internal Dalam Mewujudkan Good
Corporate Governance”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas
peran auditor internal dalam mewujudkan good corporate governance?
2. Apakah independensi berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas
peran auditor internal dalam mewujudkan good corporate governance?
5
3. Apakah kompetensi dan independensi berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap efektivitas peran auditor internal dalam mewujudkan
good corporate governance?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian mengenai analisis faktor-
faktor yang mempengaruhi efektivitas audit internal dalam mewujudkan good
corporate governance adalah sebagai berikut:
1. Menguji pengaruh kompetensi terhadap efektivitas audit internal dalam
mewujudkan good corporate governance
2. Menguji pengaruh independensi terhadap efektivitas audit internal dalam
mewujudkan good corporate governance
3. Menguji pengaruh kompetensi dan independensi terhadap efektivitas audit
internal dalam mewujudkan good corporate governance
D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Peneliti
a. Memunculkan kesadaran dan kepekaan terhadap isu-isu yang dihadapi
bisnis, dan profesi auditor.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis berkaitan dengan
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Audit Internal
dalam mewujudkan Good Corporate Governance.
6
2) Bagi Perusahaan
a. Mendorong Perusahaan terutama personil yang ada di dalam Audit
Intern untuk mengenali dan peka terhadap permasalahan yang terjadi.
b. Praktek, implikasi dan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
mutu dari Audit Intern agar mampu menjalankan fungsinya dalam
perusahaan.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang
terkait dengan mewujudkan Good Corporate Governance dalam
sebuah perusahaan.
3) Bagi Masyarakat
Sebagai sarana informasi tentang faktor-faktor auditor internal serta dapat
menambah wawasan pada bidang akuntansi serta dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu sumber referensi bagi penelitian selanjutnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Menurut (Mardiasmo, 2004:132) mendefinisikan efektivitas adalah:
“Pengertian efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (Spending wisely) Indikator efektivitas menggambarkan jangkauanya akibatnya dan dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program semakian besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu organisasi”.
Menurut (N. Anthony, 2004:14) mendefinisikan efektivitas:
“Efektivitas adalah hubungan antar output yang dihasilkan oleh pusat pertanggung jawaban dengan tujuan jangka pendek (objektivitas), semakin besar output yang dikontribusikan terhadap jangka pendek perusahaan, maka semakin efektiflah unit tersebut “.
Jadi, efektivitas adalah hubungan antar variabel satu dengan yang lainnya yang saling berkaitan dan berpengaruh untuk mencapai tujuan atau hasil akhir sasaran.
B. Audit Intern
1. Definisi Audit Intern
Pengertian menurut Institute of Internal Auditor dalam penelitian
Muh. Arief Effendi (2006:1)
“Intern auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization operations.
8
It help an organization accomplish its objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk manajement, control and governance process” (Intern Auditing adalah suatu aktivitas independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Intern Auditing membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen risiko, pengendalian dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi). American Accounting Association mendefinisikan Audit Intern sebagai,
“Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan”. (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H.Scheiner, 2005:8)
Definisi tersebut ditujukan untuk menggambarkan proses yang
dilakukan di semua jenis audit, tetapi istilah “tindakan dan kejadian
ekonomi” mengarah pada aspek keuangan atau akuntansi. Audit intern
sendiri dapat di definisikan sebagai “suatu fungsi penilaian independen
yang dibentuk dalam suatu organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi
aktivitas organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi”.
(Muh. Arief Effendi, 2006:1)
Dewan direksi Institute of Internal Auditors dalam Sawyer
(2005:9-10) memberikan definisi:
“Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupan kontrol, dan pengelolaan organisasi.”
9
Selain itu definisi untuk menggambarkan ruang lingkup audit
internal modern dan tak terbatas adalah:
“Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasikan dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima dan telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.” “Istilah Intern Auditor terdiri dari dua kata yaitu internal (intern) dan auditing (audit). Bila di artikan secara sederhana adalah suatu audit yang dilakukan oleh pihak intern dalam arti oleh perusahaan dengan menggunakan pegawai perusahaan itu sendiri” (Sucipto, 2007:2) Internal Audit adalah Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijaksanaan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. (Agoes, 2004:2) Menurut Sawyer, et al (2003:10) mengartikan Audit Intern adalah
sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor
internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi
untuk menentukan apakah:
a. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan
b. Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan
diminimalisasi
10
c. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa
diterima telah diikuti
d. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis
e. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan
tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu
anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif.
Menurut Assegaf (2001:233) pengertian Internal Auditing adalah:
“Pemerikasaan yang dilakukan oleh auditor internal yang merupakan karyawan perusahaan tersebut, untuk menilai dan mendapatkan bukti ketaatan terhadap kebijaksanaan perusahaan, keyakinan pelaksanaan pengendalian intern yang baik, menghindari penyimpangan, mengungkapkan penyelewengan serta meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Internal Auditing pada umumnya di anggap sebagai bagian dari sistem pengendalian intern (internal control)”.
Jadi, auditor Internal memberikan informasi yang diperlukan
manajer atau dewan direksi dalam menjalankan tanggung jawab mereka
secara efektif. Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk
menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi
sistem kontrol secara efisien dan efektivitas terhadap kinerja perusahaan.
2. Fungsi Audit Intern
Fungsi audit Internal menurut Hiro Tugiman (2000:11):
“Fungsi audit internal adalah suatu fungsi penilaian bebas dalam suatu organisasi, guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saran-saran kepada manajemen, agar tanggung jawab dapat dilaksanakan secara efektif”.
Tanggung jawab auditor internal menurut Amin Widjaja Tunggal
(2000:21) adalah sebagai berikut:
11
a. Tanggung jawab direktur audit internal adalah merupakan program
audit internal perusahaan. Direktur audit internal mengarahkan
personil dan aktivitas-aktivitas departemen audit internal, juga
menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit
perusahaan dan menyajikan program yang telah dibuat untuk
persetujuan.
b. Tanggung jawab auditing supervisor adalah membantu direktur audit
internal dalam mengkoordinasi usaha auditing dengan auditor
independen agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa
duplikasi usaha.
c. Tanggung jawab senior adalah menerima program audit dan instruksi
untuk era audit yang ditugaskan dari auditing supervisor. Senior
auditor memimpin staf auditor dalam pekerjaan laporan audit.
d. Tanggung jawab staf auditor adalah melaksanakan tugas audit pada
suatu lokasi audit.
Di dalam Standar Profesi Audit Internal (2004), ruang lingkup audit
internal adalah sebagai berikut:
Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi
terhadap peningkatan proses pengelolaan resiko, pengendalian dan
governance dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan
menyeluruh.
12
a. Pengelolaan risiko
Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara
mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap
peningkatan pengelolaan dan memberikan kontribusi terhadap
peningkatan pengelolaan resiko dan sistem pengendalian intern.
b. Pengendalian
Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara
mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan
kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan resiko dan sistem
pengendalian intern.
1) Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi.
2) Keandalan informasi.
3) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4) Pengaman aset organisasi.
c. Proses governance
Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang
sesuai untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan-
tujuan berikut:
1) Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai dalam
organisasi.
2) Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan
akuntabilitas.
13
3) Secara efektif mengkomunikasikan resiko dan pengendalian
kepada unit-unit yang tepat di dalam organisasi.
4) Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dari dan
mengkomunikasikan informasi di antara pimpinan, dewan
pengawas, auditor internal dan eksternal serta manajemen.
Lebih lanjut penulis lain menyebutkan bahwa fungsi Auditor Intern
adalah:
a. Menentukan baik tidaknya internal auditor dengan memperhatikan
pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah
dilaksanakan
b. Bertanggung jawab dan menentukan apakah pelaksanaannya mentaati
peraturan, rencana dan prosedur yang telah ditentukan sampai menilai
apakah hal-hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak
c. Memverifikasi dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem
akuntansi (accounting system) dan pelaporan
d. Menilai kehematan, efisiensi dan efektivitas kegiatan
e. Melaporkan secara obyektif apa yang diketahuinya kepada manajemen
disertai rekomendasi perbaikannya (Sucipto, 2007:4)
3. Misi dan Peran Auditor Intern
Auditor Intern memberikan informasi yang diperlukan manajer
dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor Intern
bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasionalnya
14
perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta
efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor Intern memiliki
peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan
perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha.
4. Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern
Tabel 1.1. Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern
Auditor Intern Auditor Ekstren
a. Merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen.
b. Melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan.
c. Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi.
d. Langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah.
e. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkatan manajemen.
f. Menelaah aktivitas secara terus-menerus
a. Merupakan orang yang independen di luar perusahaan.
b. Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalkan.
c. Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian-kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan.
d. Sekali-kali memperhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material.
e. Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun secara mental.
f. Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik, biasanya setahun sekali.
Sumber : (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, (2005:8)
15
Menurut sawyer, et al (2003:10) teknik-teknik audit internal terdiri
dari 6 tahap pendekatan, diantaranya :
1) Penentuan risiko
Penentuan risiko (risk assessment) merupakan hal penting bagi
manajemen dan auditor internal. Auditor internal harus memiliki
pemahaman mengenai proses penentuan resiko dan sarana yang
digunakan untuk melakukannya. Selain itu, auditor internal harus
memasukkan hasil penentuan risiko kedalam program audit untuk
memastikan bahwa pengendalian yang dibutuhkan memang survei
pendahuluan diterapkan untuk mengurangi resiko. Resiko audit terdiri
atas:
a) Risiko bawaan (inherent risk) adalah kerentanan suatu asersi atas
terjadinya salah saji material, dengan mengasumsikan bahwa tidak
ada kebijakan atau prosedur struktur pengendalian internal terkait
yang ditetapkan.
b) Risiko pengendalian (control risk) adalah risiko bahwa salah saji
material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah
atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan atau
prosedur pengendalian internal suatu entitas. Resiko ini ditentukan
saat mengevaluasi pengendalian dan strategi entitas yang diaudit.
c) Risiko deteksi (detection risk) adalah risiko bahwa auditor tidak
dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu
asersi.
16
2) Survei pendahuluan
Survei pendahuluan berguna untuk memperoleh gambaran lebih
dahulu mengenai aktifitas yang akan direview dimana seorang auditor
bisa mendapatkan keadaan perusahaan secara umum baik kekuatan
maupun kelemahannya. Terdapat 6 langkah dasar dalam melakukan
survei pendahuluan, yaitu :
a) Melakukan studi awal
Studi awal yang dilakukan mencakup penelahaan atas kerja tahun
sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan, organisasi dan
dokumen-dokumen yang akan membantu untuk lebih memahami
subjek audit.
b) Mendokumentasikan
Auditor akan melakukan beberapa langkah yang akan mengarah
pada pertemuan awal antara auditor dengan manajer klien, seperti
pembuatan daftar pengingat dan daftar isi untuk kertas kerja dan
pembuatan kuesioner untuk wawancara dan diskusi dengan
manajer klien.
c) Bertemu klien
Pertemuan auditor dengan manajer klien memberi peluang bagi
auditor untuk menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan
dijelaskan. Pada kesempatan ini, auditor menjelaskan tujuan,
sasaran dan standar operasi serta mengenali gaya manajemen yang
diterapkan.
17
d) Mendapatkan informasi. Informasi yang diperlukan dapat
diklasifikasikan ke dalam 4 fungsi dasar manajemen, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
e) Mengamati
Pengamatan yang dilakukan dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran lebih nyata mengenai kegiatan yang direview. Observasi
dapat memberikan gambaran dan kesan tersendiri atas aktivitas
yang diamati.
f) Membuat bagan alir
Bagan alir dapat menjadi alat yang berguna bagi semua auditor.
Bagan alir memberikan gambaran sistem dan merupakan sarana
untuk menganalisis operasi yang kompleks.
g) Melaporkan
Jika hasil-hasil survei kemudian membutuhkan audit, ringkasan
audit seharusnya mencakup langkah-langkah audit yang disarankan
dan rasional. Auditor juga harus mengidentifikasi aktivitas-
aktivitas yang tidak akan diaudit dan menjelaskan alasannya.
Estimasi awal untuk waktu dan kebutuhan sumber daya harus
dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan lapangan dan
fase pelaporan.
3) Program audit
Program audit merupakan alat yang menghubungkan survei
pendahuluan dengan pekerjaan lapangan. Auditor internal harus
18
menyiapkan program audit segera setelah survei pendahuluan program
audit harus menunjukkan lingkup pekerjaan audit. Program tersebut
harus memperjelas hal-hal apa yang akan tercakup dalam audit dan
yang tidak.
Program audit harus mencakup estimasi waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan setiap segmen audit. Estimasi ini memang
merupakan estimasi awal, tetapi membantu penanggung jawab audit
dan supervisor audit mengontrol dan menelaah kemajuan audit,
penyesuaian-penyesuaian terhadap estimasi mungkin dilakukan, sesuai
kemajuan audit, jika keadaan berbeda dari yang diantisipasi.
4) Pekerjaan lapangan
Pekerjaan lapangan merupakan suatu proses sistematis untuk
mendapatkan keyakinan dengan mengumpulkan bukti mengenai
kegiatan suatu aktivitas operasi, termasuk pula penilaian atas bukti
yang terkumpul dan temuan yang didapat, apakah operasi dilaksanakan
sesuai standar yang telah ditetapkan.
Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk melengkapi prosedur audit
yang tertuang dalam audit program, dalam rangka mencapai tujuan
audit.
Auditor dapat mencapai tujuan audit melalui proses yang disebut
pengujian. Pengujian dilaksanakan dengan memilih beberapa transaksi
sebagai sampel untuk direview. Tujuannya untuk untuk memberikan
19
auditor suatu dasar opini untuk pembentukan opini audit. Langkah-
langkah pengujian pokok adalah :
a) Penentuan standar
b) Perumusan populasi
c) Pemilihan sampel transaksi
d) Pengujian atas transaksi yang telah dipilih
Pada prinsipnya terdapat dua jenis bukti, yaitu bukti hukum dan
bukti audit. Bukti hukum dan bukti audit memiliki banyak kesamaan.
Keduanya memiliki tujuan yang sama untuk memberikan bukti, yang
mendorong keyakinan tentang kebenaran atau kesalahan setiap
pernyataan atas suatu masalah. Namun bukti hukum sangat
mengandalkan pengakuan lisan, sedang bukti audit lebih
mengandalkan bukti-bukti dokumen.
5) Temuan Audit
Selama pelaksanaan pekerjaan, Auditor Intern mengidentifikasi
akan kondisi-kondisi yang membutuhkan tindakan perbaikan.
Penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang
dapat diterima disebut temuan audit (audit findings).
Beberapa kelemahan (temuan) bersifat kecil dan tidak
membutuhkan perhatian manajemen. Semua temuan audit yang
dilaporkan haruslah:
a) Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.
20
b) Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti
yang memadai, kompeten, dan relevan
c) Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka
d) Relevan dengan masalah-masalah yang ada
e) Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk
memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.
Dalam temuan audit ini auditor memberikan rekomendasi kepada
manajemen. Rekomendasi menggambarkan tindakan yang mungkin
dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang
salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol.
Mengidentifikasi kondisi yang tidak memuaskan adalah tanggung
jawab audit. Sedangkan memperbaikinya adalah tanggung jawab
manajemen. Lebih disukai Auditor Intern mengusulkan metode
tindakan perbaikan untuk pertimbangan manajemen.
Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit
adalah membahasnya dengan manajemen operasional sebelum laporan
audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai kesepakatan
mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan untuk
memperbaiki kekurangan.
6) Kertas Kerja
Kertas kerja (working paper) berisi catatan informasi yang
diperoleh dan analisis yang dilakukan selama proses audit. Kertas kerja
21
disiapkan sejak auditor memulai pekerjaannya hingga auditor
menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit.
Kertas kerja berisi dokumentasi atas langkah-langkah berikut ini
dalam proses audit:
a) Rencana audit, termasuk program audit.
b) Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem kontrol
internal.
c) Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh,
dan kesimpulan yang dicapai.
d) Penelaahan kertas kerja.
e) Laporan audit.
f) Tindak lanjut dari tindakan perbaikan.
Audit intern menyiapkan kertas kerja untuk beberapa tujuan yang
berbeda, yaitu:
a) Untuk mendukung laporan audit.
b) Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya jawab,
penelaahan instruksi dan arahan, analisis sistem dan proses,
pengamatan kondisi, dan pemeriksaan transaksi.
c) Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuan-temuan
audit, mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menentukan
terjadi dan luasnya kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan
d) Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi.
22
e) Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah yang
melibatkan kecurangan, tuntutan hukum, dan klaim asuransi.
f) Untuk menjadi sarana bagi auditor ekstern dalam mengevaluasi
pekerjaan Audit Intern dan kemudian menggunakannya dalam
penilaian audit ekstern atas sistem kontrol internal organisasi.
g) Menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelaahan
selanjutnya.
h) Untuk membantu memfasilitasi penelaahan. Baik auditor ekstern
atau konsultan perlu mengevaluasi aktivitas Audit Intern.
i) Menjadi bagian dokumentasi.
C. Kompetensi Auditor
Menurut Webster’s Ninth Collegiate Dictionary (1983) dalam Rani
Widyastuti (2009:21) kompetensi atau keahlian adalah keterampilan dari
seorang ahli.
Robert A. Roe (2001) mengemukakan definisi dari kompetensi yaitu:
“Competence is definined as the ability to adequately perform a task, duty of role. Competence integrates knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is acquired through work experience and learning by doing.” Berdasarkan definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai
kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas, peran atau tugas, kemampuan
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap, dan
nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan
23
keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang
dilakukan.
Menurut Mahrissa Kusumamelati (2007:18) kompetensi dapat diartikan
sebagai kemampuan, keterampilan, kecakapan, pengetahuan, pemahaman, dan
wawasan seseorang terhadap suatu bidang. Secara awam kompetensi juga
dapat diartikan sebagai tingkat latar belakang pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang yang mungkin akan dapat memberikan pengaruh terhadap orang itu
sendiri dalam menjalankan tugasnya.
Kualifikasi audit internal menurut Amin W. Tunggal (2000:22-27) antara
lain :
1. Audit Internal harus memiliki pendidikan dan latihan yang memadai
karena Audit berhubungan dengan analisis dan pertimbangan. Oleh karena
itu, Audit Internal harus mengerti catatan keuangan dan Akuntansi
sehingga dapat memverifikasi dan menganalisis dengan baik.
2. Selain pendidikan dan pelatihan seorang Auditor Internal juga harus
berpengalaman dibidangnya. Apabila ia seorang Auditor yang baru, ia
harus dibimbing oleh Auditor yang kompeten.
Seorang Auditor dikatakan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Auditor Internal harus tertarik dan ingin mengetahui semua operasi,
selain itu juga harus mempunyai perhatian terhadap prestasi dan
persoalan karyawan perusahaan mulai dari tingkat bawah sampai
tingkat atas.
b) Seorang Auditor Internal harus tekun dalam pekerjaannya.
24
c) Auditor Internal harus memandang suatu kesalahan sebagai sesuatu
yang harus diselesaikan dan kesalahan yang telah dibuat sebisa
mungkin harus bisa dihindari.
d) Auditor Internal menelaah semua pengaruh yang terjadi terhadap
Profitabilitas dan Efesiensi kegiatan perusahaan.
e) Mempertimbangkan Audit sebagai mitra, karena tujuan dari Audit
Internal bukanlah mengkritik tetapi untuk meningkatkan operasi
perusahaan.
f) Seorang Auditor Internal harus mempunyai ide-ide cemerlang untuk
membangun organisasi.
Konsorsium organisasi Profesi Audit Internal (2004:9), menyatakan
bahwa penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan
kecermatan profesional.
1. Keahlian
Ada lima komponen-komponen keahlian seperti yang dikemukakan oleh
Abdolmohammadi, Searfoss, dan Seanteau (1992) dalam Rani Widyastuti
(2009) yaitu:
a) Komponen Pengetahuan
Merupakan komponen penting dalam suatu keahlian. Komponen-
kompunen pengetahuan meliputi pengetahuan terhadap fakta,
prosedur, dan pengalaman.
b) Ciri-ciri Psikologis
25
Komponen ini meliputi kemampuan di dalam berkomunikasi,
kreativitas, kerjasama, dan percaya pada keahlian.
c) Kemampuan Berpikir
Kemampuan ini merupakan kemampuan untuk mengakumulasi dan
mengolah informasi. Beberapa karakteristik yang dapat dimasukan ke
dalam unsur kemampuan berpikir seperti kemampuan untuk
beradaptasi pada situasi baru dan abigius, keamampuan untuk
memfokuskan pada fakta-fakta relevan dan kemampuan untuk
mengabaikan fakta yang tidak relevan, dan kemampuan untuk
menghindari tekanan.
d) Strategi Penentuan Keputusan
Kemampuan seorang dalam membuat keputusan secara sistematis baik
formal maupun informal akan membantu dalam mengatasi
keterbatasan manusia.
e) Analisis Tugas
Banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan analisis tugas
ini akan mempunyai pengaruh terhadap penentuan keputusan. Audit
Internal harus memiliki keahlian, ketrampilan dan kompetensi yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan.
2. Kecermatan Profesional
Auditor Internal harus menerapkan kecermatan dan layaknya
dilakukan oleh seorang Auditor internal yang bijaksana dan kompeten,
dengan mempertimbangkan ruang lingkup penugasan, di antaranya
26
kompleksitas dan materialitas yang dicakup dalam penugasan, kecukupan
dan Efektifitas manajemen resiko, pengendalian dan proses governance,
biaya dan manfaat penggunaan sumber daya dalam penugasan,
penggunaan teknik-teknik Audit berbasis komputer dan teknik-teknik
analisis lainnya.
Menurut Mahrisa Kusumamelati (2008), audit internal yang kompeten
dapat dilihat dari:
a. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh audit internal merupakan
orang-orang yang memiliki pengetahuan yang memadai dan
pengalaman dibidang audit.
b. Setiap orang yang menjadi seorang auditor internal diwajibkan untuk
mengembangkan diri melalui peningkatan-peningkatan pengetahuan di
bidang audit, akuntasi dan bidang-bidang lainnya yang berkaitan
dengan aktivitas perusahaan.
c. Setiap staf audit internal diwajibkan untuk mengikuti pelatihan
pendidikan keahlian dalam bidang audit internal.
D. Independensi Auditor
Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar
auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang
menyatakan bahwa dalam semua yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
27
Berdasarkan ketentuan yang dimuat dalam Pernyataan Standar Audit
(PSA) No. 04 (SA Seksi 220), standar ini mengharuskan auditor bersikap
independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan
pekerjaannya untuk kepentingan umum, dalam hal ini dibedakan dengan
auditor yang berpraktik sebagai auditor intern. Dengan demikian, ia tidak
memihak kepada kepentingan siapapun, sebab sebagaimanapun sempurnanya
keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang
justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan berpendapatnya.
The Indonesian Institite of Corporate Governance (IIGC) dalam Forum
for Good Corporate Governance (2001:8) menyebutkan bahwa independensi
profesional adalah suatu bentuk sikap mental yang sulit untuk dapat
dikendalikan karena berhubungan dengan integritas seseorang. Melakukan fit
and proper test terhadap kandidat yang akan menduduki jabatan tertentu di
perusahaan merupakan salah satu usaha mengetahui independensi profesional.
Akan tetapi, integritas independensi seseorang lebih ditentukan oleh apa yang
sebenarnya diyakininya dan dilaksanakannya dalam kenyataan (in fact) dan
bukan oleh apa yang terlihat (in appereance).
Auditor Intern yang professional harus memiliki independensi objektif,
tidak bias, dan tidak dibatasi, serta melaporkan masalah apa adanya, bukan
melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga. Audit Intern harus bebas
dari hambatan dalam melaksanakan auditnya. Hanya dengan begitu Auditor
Intern bisa disebut melaksanakan audit professional.
28
Seperti yang dikemukakan IIA (1999:97), sebagai berikut :
“ Internal auditor should Be independent of the objective of the activities they audit. Internal auditors are independen when they carry out their work freely and objectively. Independence permits internal auditor to render to impartial and unbiased judgments and essential to the proper conduct of audits. It is achieved throught organization status and objectivity.” (Independensi memungkinkan auditor internal dapat melakukan pekerjaan secara bebas dan objektif juga dapat membuat pertimbangan penting secara netral dan tidak menyimpang. Independensi dapat dicapai melalui status organisasi dan objektifitas).
Menurut Hiro Tugiman (2003:16), status organisasi dan objektifitasnya
harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu :
a. Status Organisasi
Status organisasi adalah kedudukam formal dalam organisasi secara
keseluruhan. Status organisasi auditor internal haruslah memberikan
keleluasaan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, dan memberikan
dukungan dari manajemen sehingga mereka dapat bekerjasama dengan
pihak yang diperiksa dan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara bebas
dari berbagai campur tangan pihak lain. Dalam melaksanakan audit agar
pelaksanaan audit internal memadai maka seorang audit internal harus
mempunyai independensi yang tinggi dan bertindak secara objektif.
b. Objektifitas
Objektifitas adalah sikap mental yang independen yang harus
dikembangkan oleh auditor internal dalam melaksanakan
pemeriksaannya. Auditor tidak boleh menempatkan penilaian sehubungan
dengan pemeriksaan yang dilakukan secara lebih rendah dibandingkan
dengan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain atau menilai sesuatu
29
berdasarkan penilaian orang lain. Para pemeriksa internal haruslah
melakukan tugasnya secara objektif. Independensi merupakan standar
umum nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) yang menyatakan bahwa dalam semua yang
berhubungan dengan perikatan, independensi dan sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor. Berdasarkan ketentuan yang dimuat dalam
Pernyataan Standar Audit (PSA) No. 04 (SA Seksi 220), standar ini
mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah
dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan
umum, dalam hal ini dibedakan dengan auditor yang berpraktik sebagai
auditor intern. Dengan demikian, ia tidak memihak kepada kepentingan
siapapun, sebab sebagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia
miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting
untuk mempertahankan kebebasan berpendapatnya.
E. Good Corporate Governance (GCG)
Akhmad Syakhroza (2003:14) mendefinisikan Corporate Governance
sebagai berikut:
“Corporate Governance adalah suatu sistem yang dipakai “Board” untuk mengarahkan dan mengendalikan serta mengawasi (directing, controlling, and supervising) pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif, ekonomis, dan produkif (E3P) dengan prinsip-prinsip transparan, accountable, responsible, independent, dan fairness (TARIF) dalam rangka mencapai tujuan organisasi”.
30
Definisi corporate governance menurut Forum for Corporate Governance
in Indonesia (2001:1) dalam publikasi yang pertamanya mempergunakan
definisi Cadbury Committee, yaitu:
"Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan."
Selanjutnya Finance Committee On Corporate Governance Malaysia
mendefinisikan,
“Corporate Governance sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan akuntabilitas perusahaan. Adapun tujuan akhirnya adalah meningkatkan kemakmuran pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Definisi ini menekankan bahwa sebaik apapun suatu struktur Corporate Governance namun jika prosesnya tidak berjalan sebagaimana mestinya maka tujuan akhir melindungi kepentingan pemegang saham dan stakeholders tidak akan pernah tercapai” (Herwidayatmo, 2000:25)
Corporate governance mempunyai tujuan untuk menciptakan nilai tambah
bagi pihak yang berkepentingan (stakeholders). Secara lebih rinci terminologi
corporate governance dapat digunakan untuk menjelaskan peranan dan
perilaku dari dewan direksi, dewan komisaris, pengelola perusahaan, dan
pemegang saham (Forum for Corporate Governance, 2001:1).
Jadi, Corporate Governance merupakan proses yang diterapkan dalam
menjalankan suatu perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang, dengan memperhatikan kepentingan
stakeholders lainnya. Jadi yang dimaksud dengan stakeholder lainnya adalah
pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, yaitu bagian internal
31
dan eksternal perusahaan seperti kreditor, karyawan, pemasok, pelanggan,
pemerintah dan masyarakat.
Good corporate governance pada lembaga keuangan, khususnya bank
memiliki keunikan bila dibandingkan good corporate governance pada
lembaga keuangan non-bank. Hal ini lebih disebabkan oleh kehadiran deposan
sebagai suatu kelompok stakeholders yang kepentingannya harus diakomodir
dan dijaga. Corporate governance merupakan suatu konsepsi yang secara riil
dijabarkan dalam bentuk ketentuan/peraturan yang dibuat oleh lembaga
otoritas, norma-norma dan etika yang dikembangkan oleh asosiasi industri dan
diadopsi oleh pelaku industri, serta lembaga-lembaga yang terkait dengan
tugas dan peran yang jelas untuk mendorong disiplin, dan melaksanakan
fungsi check and balance. Sejumlah perangkat dasar yang diperlukan untuk
pembentukan good corporate governance pada perbankan antara lain: sistem
pengendalian intern, manajemen risiko, ketentuan yang mengarah pada
peningkatan keterbukaan informasi, sistem akuntansi, dan audit ekstern.
Ditinjau secara yuridis bank bertanggung jawab kepada banyak pihak
(stakeholders). Pihak dimaksud antara lain terdiri dari nasabah penabung,
pemegang saham, investor obligasi, bank koresponden, regulator, pegawai
perseroan, pemasok serta masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian
penerapan good corporate governance merupakan suatu kebutuhan bagi setiap
bank (Sekar Ayu, 2009).
Di dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI 2009 ruang lingkup
pelaksanaan good corporate governance adalah:
32
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi.
b. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.
c. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern.
d. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas audit intern dan satuan kerja yang
menjalankan fungsi pengandalian intern, mengidentifikasi dan
mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap
peningkatan pengelolaan resiko.
1. Prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance
a. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan
informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan. Dalam mewujudkan
transparansi ini sendiri, perusahaan harus menyediakan informasi yang
cukup, akurat, dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Selanjutnya jika prinsip
transparansi dilaksanakan dengan baik dan tepat, akan dimungkinkan
terhindarnya benturan kepentingan (conflict of interest) berbagai pihak
dalam manajemen.
b. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan
pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan
secara efektif. Bila prinsip accountability ini diterapkan secara efektif,
maka ada kejelasan fungsi, hak, kewajiban, dan wewenang dan
tanggungjawab antara pemegang saham, dewan komisaris serta direksi.
33
Dengan adanya kejelasan inilah maka perusahaan akan terhindar dari
kondisi agency problem (benturan kepentingan peran).
c. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan
bank dengan peraturan perundang undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip pengelolaan bank yang sehat.
d. Independensi (independency) yaitu suatu keadaan dimana perusahaan
dikelola secara professional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan
harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ
perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh
pihak lain.
e. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi
hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
F. Kerterkaitan antar variabel
1. Kompetensi terhadap Efektivitas Audit Internal dalam Mewujudkan
Good Corporate Governance
Audit internal harus memiliki keahlian, ketrampilan dan
kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab
perorangan. Menurut Mahrisa Kusumamelati (2008) dalam penelitiannya
audit internal yang kompeten dapat dilihat dari Sumber daya manusia yang
34
dimiliki oleh audit internal merupakan orang-orang yang memiliki
pengetahuan yang memadai dan pengalaman dibidang audit, Setiap orang
yang menjadi seorang auditor internal diwajibkan untuk mengembangkan
diri melalui peningkatan pengetahuan di bidang audit, akuntansi dan
bidang-bidang lainnya yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan.
Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizki
Nurfajri (2009) yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh
signifikan terhadap efektivitas komite audit. Kompetensi dianggap
merupakan faktor penting untuk menunjang tugas dari komite audit yang
memiliki peranan strategis dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dan
pengendalian perusahaan secara efektif. Pengalaman dan pengetahuan di
bidang keuangan, bisnis, akuntansi, maupun audit akan sangat
mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh komite audit. Dan dari
penelitian tersebut hasilnya kompetensi sangat berpengaruh terhadap
efektivitas audit internal dalam mewujudkan Good Corporate
Governance.
Ha1 = Kompetensi berpengaruh terhadap efektifitas audit internal dalam
mewujudkan good corporate governance
2. Independensi terhadap Efektivitas Audit Internal dalam Mewujudkan
Good Corporate Governance
Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga
standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
yang menyatakan bahwa dalam semua yang berhubungan dengan
35
perikatan, independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor, hal ini sesuai dengan pernyataan dalam Penelitian yang dilakukan
oleh Mahrisa Kusumamelati (2008). Independensi juga merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi efektivitas komite audit (Rizki Nurfajri,
2009). Aspek independensi komite audit merupakan hal yang sering
dipersoalkan. Dalam hal ini anggota komite audit dirangkap oleh orang
yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, jelas hal ini akan menjadi
permasalahan, karena hal tersebut akan mengurangi kemandirian komite
dalam menyatakan sikap atau pendapat. Independensi menjadi alasan
utama untuk meme lihara integritas dan penilaian yang objektif dari
komite audit dalam laporan dan rekomendasi yang dibuat. Untuk itu dalam
melaksanakan audit agar pelaksanaan audit internal memadai maka
seorang audit internal harus mempunyai independensi yang tinggi dan
bertindak secara objektif. Dan dari penelitian tersebut hasilnya
independensi sangat berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam
mewujudkan Good Corporate Governance.
Ha2 = Independensi berpengaruh terhadap efektifitas audit internal dalam
mewujudkan good corporate governance
3. Kompetensi dan Independensi Audit terhadap Efektivitas Audit
Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance
Kualifikasi audit internal menurut Amin W. Tunggal (2000:22-27)
antara lain Audit Internal harus memiliki pendidikan dan latihan yang
memadai karena Audit berhubungan dengan analisis dan pertimbangan.
36
Oleh karena itu, Audit Internal harus mengerti catatan keuangan dan
Akuntansi sehingga dapat memverifikasi dan menganalisis dengan baik.
Menurut Mahrisa Kusumamelati (2008) dalam penelitiannya audit internal
yang kompeten dapat dilihat dari Sumber daya manusia yang dimiliki oleh
audit internal merupakan orang-orang yang memiliki pengetahuan yang
memadai dan pengalaman dibidang audit, Setiap orang yang menjadi
seorang auditor internal diwajibkan untuk mengembangkan diri melalui
peningkatan-peningkatan pengetahuan di bidang audit, akuntansi dan
bidang-bidang lainnya yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. Audit
intern dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dituntut untuk
selalu mempertahankan sikap independen karena setiap kali melaksanakan
audit, audit internal berkewajiban untuk memberikan laporan mengenai
pelaksanaan serta hasil auditnya kepada pimpinan dan audit internal tidak
mudah dipengaruhi dan tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan
siapapun untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Dan dari
penelitian tersebut hasilnya kompetensi sangat berpengaruh terhadap
efektivitas audit internal dalam mewujudkan Good Corporate
Governance.
Ha3 = Kompetensi dan independensi berpengaruh terhadap efektifitas audit
internal dalam mewujudkan good corporate governance
37
G. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya
Peneliti Judul Perbedaan Persamaan Alat
analisis Hasil
Helianti Utami dan Puji Handayati(2007)
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komite audit dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.
1. Komposisi anggota komite audit.
2. Piagam komite audit dan pembagian tugas serta wewenang.
3. Kepemimpin
Hubungan dengan internal auditor
Regresi berganda
Hubungan dengan internal auditor dan eksternal auditor kurang berpengaruh signifikan terhadap efektivitas komite audit.
Resa Dewita Sari (2009)
Pengaruh Audit Intern dan Pengendalian Intern terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Studi kasus pada PT.BNI.Tbk
Pengendalian Intern
Implementasi Good Corporate Governance, Hubungan dengan internal auditor
Regresi berganda
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Audit Intern terhadap GCG, dan terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengendalian Intern terhadap GCG
Mahrisa Kusuma Melati
Fungsi Audit Internal dalam Meningkatkan Good Corporate Governance
Pelaksanaan audit internal dan laporan yang dihasilkan
Kompetensi, independensi audit internal
Regresi berganda
Terdapat pengaruh yang signifikan antara fungsi audit internal dalam meningkatkan GCG
38
H. Kerangka Pemikiran
Variabel Independen Variabel Dependen
Standar Uji
1. Normalitas Data
2. Asumsi Klasik
3. Validitas
4. Reliabilitas
5. Uji Statistik t
6. Uji Statistik F
Efektivitas audit internal dalam mewujudkan
Good Corporate Governance
Independensi Auditor Internal
Kompetensi Auditor Internal
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
1. Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance
2. Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance
3. Kompetensi dan independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini
adalah Deskriptif Kualitatif, yakni dengan cara menggambarkan atau
menjelaskan secermat mungkin suatu hal dari data-data yang tersedia, setelah
itu kemudian peneliti menganalisis data-data tersebut kedalam rumusan
masalah yang akan dijadikan objek analisis oleh peneliti.
Penelitian ini dibatasi pada pengungkapan masalah yang akan dikaji
oleh peneliti terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas audit
internal dalam mewujudkan good corporate governance. Populasi penelitian
ini adalah auditor internal pada perbankan di Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Pemilihan perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode convinience sampling. Menurut Hamid (2007:30)
convenience sampling adalah istilah umum yang mencakup variasi luasnya
prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampel
yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur,
dan bersifat kooperatif.
Metode ini dipilih untuk menentukan sampel penelitian dengan
pertimbangan calon responden yang dihubungi termasuk ke dalam bagian
40
objek penelitian atau sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan
yaitu pegawai yang bekerja di bagian internal audit pada bank yang terdapat di
Jakarta. Para pegawai tersebut dipilih tanpa adanya kriteria-kriteria tertentu
seperti tingkat pendidikan, lamanya bekarja, atau jabatan tertentu.
C. Metode Pengumpulan Data
Data merupakan suatu keterangan yang dapat memberikan gambaran
tentang suatu keadaan atau persoalan. Data yang baik adalah data yang penuh
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi serta tepat waktu melalui penjajakan
dalam observasi.
Menurut Sugiono (2008:139) bila dilihat dari sumber datanya maka
pengumpulan data menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.
“ Sumber primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul, misal melalui orang lain atau melihat dokumen”.
Dalam pengumpulan data yang akan di analisis, penulis menggunakan
beberapa metode pengumpulan data, yaitu:
1. Data Primer (Primery Data)
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa
persepsi (opini, sikap, pengalaman) secara individual atau kelompok, hasil
observasi suatu kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data
primer yang penulis gunakan yaitu:
41
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar
pertanyaan langsung kepada responden, yaitu Auditor Intern yang
bekerja pada Perbankan yang ada di Jakarta. Skala yang digunakan
adalah skala likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang tentang kejadian atau gejala sosial. Kuesioner ini terdiri dari
dari 2 bagian, yaitu bagian A yang berisi pernyataan data dan
keterangan pribadi responden, bagian B berisi pernyataan yang
merupakan penjabaran dari operasional variabel untuk Audit Intern,
dan Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG).
b. Observasi
Penelitian ini dilakukan dengan observasi berupa pengamatan
langsung dan pengambilan data objek penelitian.
2. Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Adapun data
sekunder yang penulis pakai yaitu:
a. Riset kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
membaca buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data
dari internet.
42
b. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait,
yang berhubungan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas
data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)
(Imam Ghozali, 2005:19).
2. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji reliabilitas dan validitas.
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang.
43
2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali
dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach Alfa (α).
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s
Alfa > 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya data tersebut dikatakan tidak
reliabel (Imam Ghozali, 2005:41-42).
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
keusioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson
Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang
diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation
yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh
adalah valid (Imam Ghozali, 2005:45).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
44
multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi
adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi
antar variabel independen.
Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika
mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka
tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi
antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan
bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen
haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi
problem multiko (Singgih Santoso, 2000:203-206).
b. Uji Normalitas
Pengujian normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel
independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal. Cara mendeteksinya yaitu dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari garfik. Jika data menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari
garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka
45
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Singgih Santoso,
2000:212-214).
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heterokedastisitas ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda, disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola
tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi,
dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang
telah di studentized. Jika pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin)
yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Singgih Santoso, 2000:208-210).
4. Uji Hipotesis
regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk
memprediksi Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan
model besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel
46
independen yang sudah diketahui besarnya (Singgih Santoso, 2000:163).
Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua
atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala
pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Nur
Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:211). Analisis regresi linier
berganda yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan
memasukkan dua buah variabel independen yang terdiri atas kompetensi
dan independensi auditor internal yang dilakukan serta satu variabel
dependen yaitu dalam mewujudkan good corporate governance. Secara
umum formulasi dari regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 +e
Keterangan:
Y = Efektivitas audit internal dalam mewujudkan
good corporate governance
a = Konstanta
b1b2b3 = Koefisien
X1 = Kompetensi audit internal
X2 = Independensi audit internal
e = Error
47
Hipotesis:
Ha1: Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate
governance.
Ha2: Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate
governance.
Ha3 : Kompetensi dan independensi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam
mewujudkan good corporate governance.
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R²
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Imam Ghozali, 2005: 83).
b. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
48
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05
(Imam Ghozali, 2005:84). Menurut Singgih Santoso (2000:168) dasar
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau
bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen
atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
c. Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F
digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Imam
Ghozali, 2005:84).
Menurut Singgih Santoso (2000:120) dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
49
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
a. Efektivitas audit intern dalam mewujudkan good corporate
governance (Y)
Variabel dependen efektivitas audit intern dalam mewujudkan good
corporate governance adalah variabel dependen yang diukur dengan
seberapa jauh audit intern ini melaksanakan fungsinya secara
maksimal seperti disebutkan dalam Forum for Corporate Governance
in Indonesia (2001). Indikatornya berupa pengawasan terhadap proses
pelaporan keuangan, pemeriksaan terhadap laporan keuangan,
pengawasan dan penilaian audit laporan keuangan, pengawasan
terhadap proses manajeman resiko dan pengendalian, identifikasi
resiko dan evaluasi resiko, pengawasan terhadap laporan auditor
internal dan eksternal, mendorong manajemen melaksanakan
50
rekomendasi auditor eksternal dan internal, mengawasi proses
corporate governance, memonitor kepatuhan perusahaan terhadap
perundang-undangan yang berlaku, dan mengerti pokok persoalan
yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Diduga
variabel ini dipengaruhi oleh variabel-variabel independen. Variabel
ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari sangat tidak
setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat
setuju (5).
b. Kompetensi audit (X1)
Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan, untuk melaksanakan
tugas, peran, kemampuan untuk mengintegrasikan pengetahuan,
keterampilan, kecakapan dan wawasan seseorang terhadap suatu
bidang Robert A. Roe (2001). Indikator pengukuran kompetensi
mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Mahrissa Kusumamelati
(2008) yaitu pengalaman di bidang bisnis maupun profesional,
kemampuan dan pengalaman memimpin, latar belakang pendidikan
akuntansi dan keuangan, pemahaman yang baik mengenai resiko dan
control, kemampuan berkomunikasi yang baik, dan pengetahuan yang
memadai tentang peraturan undang-undang di bidang pasar modal dan
undang-undang yang terkait. Variabel ini diukur dengan menggunakan
skala likert 5 poin dari tidak setuju (1), kurang setuju (2), netral (3),
setuju (4) sampai sangat setuju (5).
51
c. Independensi audit (X2)
Independensi adalah cara pandang yang tidak memihak di dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan atau wewenang (Arbyantoro, 2007).
Indikator untuk menilai independensi menggunakan peraturan
Bappepem No. IX.I.5 tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan
kerja komite audit yaitu anggota komite audit bukan orang dalam KAP
yang memberikan jasa pada perusahaan, tidak memiliki hubungan
afiliasi dengan perusahaan, komisaris, direksi, dan pemegang saham
utama perusahaan, tidak memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan,
tidak memiliki saham pada perusahaan, dan tidak merangkap sebagai
komite audit di perusahaan lain. Variabel ini diukur dengan
menggunakan skala likert 5 poin dari tidak setuju (1), kurang setuju
(2), netral (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).
52
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Skala Ordinal
Kompetensi (Sumber: Forum Surat Keputusan Ketua Bappepam KEP-41/PM/2003 tanggal 2 Desember 2003)
1. Pengetahuan 2. pengalaman
3. Memiliki pengalaman di bidang bisnis maupun profesional.
4. Memiliki kemampuan dan pengalaman memimpin.
5. Memiliki latar belakang pendidikan akuntansi dan keuangan.
6. Memiliki pemahaman mengenai resiko dan control perusahaan.
7. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
8. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan undang-undang yang terkait.
Ordinal
Independensi (Sumber: Hiro Tugiman (2003))
1. Status organisasi
2. Objektivitas
1. Status organisasi dari unit audit internal (bagian pemeriksaan internal) haruslah memberikan keleluasaan untuk memenuhi dan menyelesaikan tanggungjawab pemeriksaan yang diberikan kepadanya
2. Sikap mental yang tidak mudah dipengaruhi yang harus dikembangkan oleh audit internal dalam melaksanakan pemeriksaaan
Ordinal
Efektivitas audit intern (Sumber: Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001)).
1. Transparansi 2. Akuntabilitas
1. Keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan
2. Kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ
Ordinal
53
3. Pertanggung
jawaban 4. Independensi 5. Kewajaran
bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.
3. Kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat.
4. Perusahaan dikelola secara professional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
54
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada karyawan yang bekerja pada
perbankan di DKI Jakarta. Pengumpulan data dilaksanakan melalui
penyebaran kuesioner penelitian secara langsung maupun melalui
perantara kepada responden. Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal
29 Juli sampai 19 Agustus 2010 dan dilakukan ke 3 bank di wilayah DKI
Jakarta dengan distribusi sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Perbankan Kuesioner
dikirim Kuesioner
dikembalikan 1. Bank Permata 15 14 2. Bank Niaga 15 12 3. Bank Mandiri 15 14 Total 45 40
Sumber: Data Primer yang diolah
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 45 buah dan jumlah yang
kembali adalah sebanyak 40 buah atau 88,89%. Jumlah kuesioner yang
tidak kembali adalah 5 buah atau 11,11%. Kuesioner yang dapat diolah
berjumlah 37 buah atau 82,22%, sedangkan yang tidak dapat diolah karena
tidak diisi secara lengkap berjumlah 3 buah atau 6,67%.
55
Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian
No.
Keterangan Auditor internal
Persentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 45 100% 2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 5 11,11% 3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 3 6,67% 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 37 82,22% Sumber: Data primer yang diolah
2. Karakteristik Responden
Dibawah ini merupakan tabel 4.3 yang menyajikan identitas
responden yaitu auditor internal pada bank di wilayah Jakarta berdasarkan
usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan lamanya bekerja.
Tabel 4.3 Deskripsi Responden
No. Deskripsi Responden
Kriteria Jumlah Persentase
Jumlah Sampel
37 100%
1
Usia
21 – 30 Tahun 31 – 40 Tahun
> 41 Tahun
23 9 5
62,16% 24,32% 13,52%
2 Jenis Kelamin Pria Wanita
25 12
67,57% 32,43%
3
Pendidikan
Terakhir
D3 S1 S2
2 29 6
05,41% 78,38% 16,21%
4
Lama Bekerja
1 – 3 Tahun 3 – 10 Tahun > 10 Tahun
10 24 3
27,03% 64,86% 08,11%
Sumber: Data primer yang diolah
Dalam tabel 4.3 berdasarkan usia menunjukkan bahwa sebesar 23
orang atau 62,16% responden berumur 21-30 tahun, lalu sebesar 9 orang
atau 24,32% responden berumur 31-40 tahun, dan sisanya sebesar 5 orang
atau 13,52% responden berumur lebih dari 41 tahun.
56
Dalam tabel 4.3 berdasarkan jenis kelamin menunjukan bahwa
sebesar 25 orang atau 67,57% responden berjenis kelamin pria, dan
sebesar 12 orang atau 32,43% berjenis kelamin wanita.
Dalam tabel 4.3 berdasarkan jenjang pendidikan menunjukan
bahwa sebesar 2 orang atau 5,41% responden berpendidikan D3, lalu
sebesar 29 orang atau 78,38% responden berpendidikan S1, dan sebesar 6
orang atau 16,21% berpendidikan S2.
Dalam tabel 4.3 berdasarkan lama bekerja menunjukan bahwa
sebesar 10 orang atau 27,03% responden bekerja selama 1-3 tahun, lalu
sebesar 24 orang atau 64,86% responden bekerja selama 3-10 tahun, dan
sebesar 3 orang atau 8,11% responden bekerja lebih dari 10 tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner
tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid, tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari tiga
variabel dengan 37 sampel responden.
57
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas
Variabel Kompetensi Audit (KA)
Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
Pertanyaan 1 0,643** 0,000 Valid Pertanyaan 2 0,374* 0,023 Valid Pertanyaan 3 0,446** 0,006 Valid Pertanyaan 4 0,129 0,446 Tidak Valid Pertanyaan 5 0,610** 0,000 Valid Pertanyaan 6 0,396* 0,015 Valid Pertanyaan 7 0,636** 0,000 Valid Pertanyaan 8 0, 742** 0,000 Valid Pertanyaan 9 0, 577** 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 menunjukkan variabel Kompetensi Audit mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05, terkecuali satu pertanyaan dari variabel
Kompetensi Audit yaitu KA4 yang dinyatakan tidak valid karena
memiliki nilai signifikan diatas 0,05, sehingga harus dikeluarkan dan
tidak diikutsertakan dalam pengujian data selanjutnya. Adapun hasil
pertanyaan yang tidak valid kemungkinan disebabkan oleh kesibukan
responden dan waktu. Pengujian dilakukan kembali berdasarkan
pertanyaan KA4 yang sudah dikeluarkan. Hasil pengujian berdasarkan
pertanyaan yang sudah dikeluarkan yaitu KA4 dapat dilihat pada tabel
4.5.
58
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas
Variabel Kompetensi Audit (KA) 4 yang dikeluarkan
Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
Pertanyaan 1 0, 643** 0,000 Valid Pertanyaan 2 0, 374** 0,023 Valid Pertanyaan 3 0, 446** 0,006 Valid Pertanyaan 5 0, 610** 0,000 Valid Pertanyaan 6 0, 396** 0,015 Valid Pertanyaan 7 0, 636** 0,000 Valid Pertanyaan 8 0, 742** 0,000 Valid Pertanyaan 9 0,577** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.5 menunjukkan variabel Kompetensi Audit mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas
Variabel Independensi Audit (IA)
Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
Pertanyaan 1 0, 507** 0,001 Valid Pertanyaan 2 0, 853** 0,000 Valid Pertanyaan 3 0, 626** 0,000 Valid Pertanyaan 4 0, 653** 0,000 Valid Pertanyaan 5 0, 662** 0,000 Valid Pertanyaan 6 0, 626** 0,000 Valid Pertanyaan 7 0, 853** 0,000 Valid Pertanyaan 8 0, 662** 0,000 Valid Pertanyaan 9 0, 626** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.6 menunjukkan variabel Independensi Audit
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
59
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas
Variabel Good Corporate Governance (GCG)
Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
Pertanyaan 1 0, 431** 0,008 Valid Pertanyaan 2 0, 235 0,161 Tidak Valid Pertanyaan 3 0, 410** 0,012 Valid Pertanyaan 4 0, 866** 0,000 Valid Pertanyaan 5 0, 491** 0,002 Valid Pertanyaan 6 0, 866 ** 0,000 Valid Pertanyaan 7 0, 443** 0,006 Valid Pertanyaan 8 0, 705** 0,000 Valid Pertanyaan 9 0, 557** 0.000 Valid Pertanyaan 10 0, 726** 0,000 Valid Pertanyaan 11 0, 368** 0,025 Valid Pertanyaan 12 0, 463** 0,004 Valid Pertanyaan 13 0, 282 0,091 Tidak Valid Pertanyaan 14 0, 565** 0,000 Valid Pertanyaan 15 0, 558** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.7 menunjukkan variabel Good Corporate Governance
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05, terkecuali dua pertanyaan dari
variabel Good Corporate Governance yaitu GCG2 dan GCG13 yang
dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai signifikan diatas 0,05,
sehingga harus dikeluarkan dan tidak diikutsertakan dalam pengujian
data selanjutnya. Adapun hasil pertanyaan yang tidak valid
kemungkinan disebabkan oleh kesibukan responden dan waktu.
Pengujian dilakukan kembali berdasarkan pertanyaan GCG2 dan
GCG13 yang sudah dikeluarkan. Hasil pengujian berdasarkan
pertanyaan yang sudah dikeluarkan yaitu GCG2 dan GCG13 dapat
dilihat pada tabel 4.8.
60
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas
Variabel Good Corporate Governance (GCG) 2 dan 13 yang dikeluarkan
Butir Pertanyaan Pearson
Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan
Pertanyaan 1 0, 431** 0,008 Valid Pertanyaan 3 0, 410* 0,012 Valid Pertanyaan 4 0, 866** 0,000 Valid Pertanyaan 5 0, 491** 0,002 Valid Pertanyaan 6 0, 866** 0,000 Valid Pertanyaan 7 0, 443** 0,006 Valid Pertanyaan 8 0,705** 0.000 Valid Pertanyaan 9 0, 557** 0,000 Valid Pertanyaan 10 0, 726** 0,000 Valid Pertanyaan 11 0, 368* 0,025 Valid Pertanyaan 12 0, 463** 0,004 Valid Pertanyaan 14 0, 565** 0,000 Valid Pertanyaan 15 0, 558** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menunjukkan variabel Good Corporate Governance
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menilai konsistensinya dari
instrument penelitian, instrument dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha diatas 0,6.
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Kompetensi Audit
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.715 .754 10
Sumber: Data primer yang diolah
61
Tabel 4.9 menunjukkan nilai croanbach’s alpha atas variabel
Kompetensi Audit sebesar 0,715, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
croanbach’s alpha lebih besar dari 0,6.
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Independensi Audit
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.764 .889 10
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukkan nilai croanbach’s alpha atas variabel
Independensi Audit sebesar 0,764, sehingga dapat disimpulkan
bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai
nilai croanbach’s alpha lebih besar dari 0,6.
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Good Corporate Governance
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.728 .793 16
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukkan nilai croanbach’s alpha atas variabel good
corporate governance sebesar 0,728, sehingga dapat disimpulkan
62
bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai
nilai croanbach’s alpha lebih besar dari 0,6.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)
serta besaran korelasi antar variabel independen.
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolonieritas
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 Constant 18.160 7.955 2.283 .029 KA .603 .403 .337 1.496 .144 .289 3.465 IA .558 .315 .399 1.770 .086 .289 3.465
a Dependent Variable: GCG
Sumber: Data primer yang diolah Pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa masing-masing variabel
mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance
inflation factor (VIF) dibawah angka 10. Dimana Kompetensi Audit,
dan Independensi audit mempunyai nilai Tolerance 0,289, 0,289 dan
mempunyai nilai VIF 3,465, 3,465. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak terdapat problem multiko.
63
b. Hasil Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Sumber: Data primer yang diolah
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Expe
cted C
um Pr
ob
Dependent Variable: GCG
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Gambar 4.1 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
64
dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas.
-2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
-3
-2
-1
0
1
2
Regre
ssion
Stud
entiz
ed Re
sidua
l
Dependent Variable: GCG
Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot
Gambar 4.2 menunjukkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak
membentuk pola tertentu serta tersebar diatas dan dibawah angka 0 (nol)
pada sumbu Y. Ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model
regresi layak digunakan untuk memprediksi Good Corporate Governance
berdasarkan masukan atas variabel Kompetensi Audit, dan Independensi
Audit.
3. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model
analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu:
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
65
Uji Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel
independen.
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .708(a) .501 .471 4.526
a Predictors: (Constant), IA, KA b Dependent Variable: GCG Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.13 menunjukkan nilai R sebesar 0,708 atau 70,8%. Hal ini
berarti bahwa hubungan atau korelasi antara Good Corporate
Governance dengan kompetensi audit dan independensi audit adalah
kuat dikarenakan berada dikisaran 0,60-0,799 (Riduwan dan Engkos
Achmad Kuncoro, 2007:62). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,471
atau 47,1%, ini menunjukkan bahwa variabel Good Corporate
Governance yang dapat dipengaruhi oleh variabel kompetensi audit
dan indepedensi audit adalah sebesar 47,1%, sedangkan sisanya
sebesar 0,529 atau 52,9% (1- 0,471) dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.
b. Hasil Uji Statistik t
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.14, jika nilai probability t
lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika
nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak
Ha.
66
Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik t
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.315 6.568 2.027 .050 KA .815 .401 .477 2.056 .045 IA .984 544 .653 2.466 .038
a Dependent Variable: GCG Sumber: Data primer yang diolah
Hipotesis 1: Pengaruh kompetensi audit terhadap good corporate governance
Hasil uji statistik t pada tabel 4.14 hipotesis pertama menyatakan
bahwa variabel kompetensi audit mempunyai tingkat signifikansi
sebesar 0,045.
Hal ini berarti menerima Ha1 sehingga dapat dikatakan bahwa
kompetensi audit berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam
mewujudkan good corporate governance karena tingkat signifikan
yang dimiliki variabel kompetensi audit lebih kecil dari dari 0,05.
Hipotesis 2: Pengaruh independensi audit terhadap good corporate governance
Hasil uji hipotesis kedua menyatakan bahwa variabel independensi
audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,038. hal ini berarti
menerima Ha2 sehingga dapat dikatakan bahwa independensi audit
berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan
good corporate governance karena tingkat signifikan yang dimiliki
variabel independensi audit lebih kecil dari dari 0,05.
67
c. Hasil Uji Statistik F
Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.16, jika nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika
nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak
Ha.
Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik F
Model Sum of Squares df Mean
Square F Sig. 1 Regression 698.039 2 349.019 17.040 .000(a) Residual 696.394 34 20.482 Total 1394.432 36
a Predictors: (Constant), IA, KA b Dependent Variable: GCG Sumber: Data primer yang diolah
Hipotesis 3: Pengaruh kompetensi dan independensi audit terhadap good corporate governance
Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.15 nilai F diperoleh
sebesar 17.040 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha3 diterima, sehingga dapat
dikatakan bahwa kompetensi audit dan independensi audit berpengaruh
secara simultan dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam
mewujudkan good corporate governance.
68
C. Pembahasan
1. Kompetensi audit berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam
mewujudkan good corporate governance.
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor Kompetensi audit
berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good
corporate governance. Dengan demikian semakin tinggi kompetensi audit
maka efektivitas audit internal dalam pelaksanaan good corporate
governance pada bank akan semakin baik, hal ini menunjukan bahwa
audit internal yang memiliki kompetensi yang tinggi akan dapat
melakukan pengawasan dengan baik dan dapat mengetahui celah-celah
mana saja yang menjadi kekurangan dalam mewujudkan good corporate
governance pada perusahaan untuk dapat diperbaiki. Hal ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahrissa Kusumamelati (2008).
2. Independensi audit berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam
mewujudkan good corporate governance.
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor independensi audit
berpengaruh signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam
mewujudkan good corporate governance. Dengan demikian semakin
tinggi independen audit maka efektivitas audit internal dalam mewujudkan
good corporate governance pada bank akan semakin baik, karena untuk
melakukan tugas pengawasan audit internal dituntut agar terbebas dari
segala macam kepentingan yang menyebabkan audit internal menjadi tidak
69
obyektif. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mahrissa Kusumamelati (2008).
3. Pengaruh kompetensi audit dan independensi audit terhadap efektivitas
audit internal dalam mewujudkan good corporate governance.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi audit dan
independensi audit berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance.
Dengan demikian semakin tinggi kompetensi audit dan independensi audit
maka efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate
governance pada bank akan semakin baik. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian oleh Mahrissa Kusumamelati (2000).
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kompetensi audit dan
independensi audit terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good
corporate governance. Responden penelitian ini berjumlah 37 orang auditor
internal pada perbankan yang terletak di Jakarta. Berdasarkan pada data yang
telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan
dengan menggunkan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pengaruh kompetensi audit terhadap efektivitas audit internal dalam
mewujudkan good corporate governance menunjukkan hasil yang
signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mahrissa Kusumamelati (2008).
2. Pengaruh independensi audit terhadap efektivitas audit internal dalam
mewujudkan good corporate governance menunjukkan hasil yang
signifikan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mahrissa Kusumamelati (2008).
3. Pengaruh kompetensi audit dan independensi audit terhadap efektivitas
audit internal dalam mewujudkan good corporate governance
menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mahrissa Kusumamelati (2008).
71
Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukkan bahwa variabel kompetensi,
independensi berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas audit internal
dalam mewujudkan good corporate governance. Di dalam menjalankan
tugasnya audit internal dituntut untuk selalu profesional dalam pekerjaannya
pada perusahaan serta dapat berperan dalam mewujudkan tata kelola
perusahaan yang baik atau good corporate governance. Kehadiran auditor
internal diharapkan dapat memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan
sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, karena itulah
diperlukan auditor internal yang memiliki kompetensi yang memadai dan
independensi agar dapat melakukan pengawasan, menegakan peraturan, dan
dapat menjadi penengah antara manajemen dan pihak auditor baik itu internal
maupun eksternal. Namun apabila seorang auditor internal kurang memiliki
kompetensi, lemah dalam koordinasi, serta mudah dipengaruhi maka akan
berpengaruh buruk bagi proses good corporate governance, sebab perusahaan
akan menjadi tidak transparan dan rawan akan tindak kecurangan. Apabila hal
tersebut dibiarkan akan membuat perusahaan pailit dan akan merugikan para
stakeholders. Oleh karena itu audior internal harus memiliki kompetensi yang
baik, serta independen, sehingga akan mewujudkan suatu good corporate
governance.
72
B. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai
beberapa hal diantaranya:
1. Untuk penelitian mendatang, dapat memperluas objek penelitian dengan
meneliti perusahaan dari berbagai bidang.
2. Untuk penelitian mendatang, diharapkan menyebarkan dan mengumpulkan
kuesioner pada waktu yang tepat, sehingga jumlah responden dapat lebih
banyak dan hasilnya dapat lebih akurat.
3. Untuk penelitian mendatang, sebaiknya menambah variabel independen
atau variabel moderating guna mengetahui variabel-variabel lain yang
dapat mempengaruhi dan memperkuat atau memperlemah variabel
dependen.
4. Untuk penelitian mendatang, disarankan survei dengan metode lain,
misalnya wawancara secara langsung agar dapat dilakukan pengawasan
atas jawaban responden dalam menjawab pertanyaaan.
5. Untuk penelitian mendatang, hendaknya pihak bank, dalam hal ini audit
intern, dewan komisaris, serta direksi bersama saling mendukung
mengefektifkan mewujudkan Good Corporate Governance dilingkungan
bank, karena dengan melaksanakan prinsip-prinsip Corporate Governance
tersebut, diharapkan dapat memperbaiki kinerja bank secara keseluruhan,
yang pada akhirnya dapat meningkatkan shareholder value, memperoleh
citra yang baik oleh pemerintah dan masyarakat, mendapatkan dan
73
menjaga kepercayaan investor dan kreditor, timbul kepercayaan terhadap
produk dan jasa bank sehingga terjadi peningkatan pasar bagi produk dan
jasa bank.
74
DAFTAR PUSTAKA
Arbyantoro “Analisa Efektivitas Komite Audit pada Pengelolaan Perusahaan Property dan Real Estate tahun 2007 yang tercatat di Bursa Efek Jakarta” Skripsi Universitas Tri Sakti, Jakarta, 2007.
Assegaf, Ibrahim Abdullah (2001). Kamus Akuntansi, edisi revisi. PT Mario
Grafika : Jakarta Dewitasari, Resa “Pengaruh Audit Intern dan Pengendalian Intern terhadap
Penerapan Good Corporate Governance”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.
Febrianto, Danu “Konsep Strategis Corporate Governance Perbankan Nasional”
Info Bank Artikel, April, 2007. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS”,
Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
“Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2001.
Gusnardi “Pengaruh Peran Komite Audit, Pengendalian Internal dan Audit
Iternal terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance dan Pencegahan Fraud” Usulan Penelitian Universitas Padjajaran, 2006.
Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2007. Herwidayatmo, “Implementasi Good Corporate Governance Untuk Perusahaan
Publik Indonesia” ketua BAPEPAM Usahawan No. 10 th XXIX Oktober, 2000.
Irawati, Susan . “Auditing”, Penerbit Pustaka, Bandung, 2008 Kaihatu, Thomas. “Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 2006.
Kusumamelati, Mahrisa, “Fungsi Audit Internal dalam meningkatkan Good Corporate Governance”, Skripsi Universitas Semarang, 2008.
Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner “Sawyer’s
Internal Auditing” Salemba Empat, Jakarta, 2005.
75
76
Mardiasmo, “Akuntansi Sektor Publik.” Andi Publisher, yogyakarta, 2004. Moeller, Robert. “Brink’s Modern Internal Auditng” 7th Edition, Jhon Willey and Sons, New Jersey, 2009.
Mujani, Syaiful “Sisi lain memakai Good Governance sebagai penerjemahan kongkrit dari demokrasi” 2002.
Mulyadi. “Auditing buku 1”, Salemba empat, Jakarta, 2002. N. Antony, Rober dan Vijay Govindarajan. “Sistem Pengendalian Manajemen”.
Salemba Empat, Jakarta, 2002. Nurfajri, Rizki “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Komite Audit
dalam Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.
Priantara, Diaz (2002). Peran Akuntan Perusahaan pada Good Corporate
Governance. Jurnal Akuntansi/Th.VI/01/Mei/2002. Rosyada, dede. “Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) demokrasi, Hak
Asasi Manusia dan Masyarakat Madani”, ICCE UIN Syarif Hidayatullah, Theasia Fondation, Prenada Media, Jakarta, 2003.
Sayidah, Nur (2007). Pengaruh Kualitas Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perusahaan Publik (Studi Kasus Peringkat 10 Besar CGPI Tahun 2003, 2004, 2005). Jurnal Akuntansi/Th.VI/01/Juni/2007.
Singgih, Santoso, “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2000. Sucipto, “Internal Auditor” Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara Digitized by USU digital library 5, 2003. Syakhroza, Ahmad “Best Practices Corporate Governance dalam Konteks
Kondisi Lokal Perbankan Indonesia” Kepala pusat pengembangan Akuntansi FEUI, Ketua kajian Corporate Governace FEUI, Juni, 2003.
Tugiman, Hiro (2000), Pandangan Baru Internal Auditing, Bandung Tunggal, Amin, W (2000), COSO Based Auditing, Jakarta : Harvarindo Utami, Helianti (2007). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komite
Audit dalam Mewujudkan Tata Kelola Perusahaan yang baik. Jurnal Keuangan dan Perbankan/Th.XI/02/Mei/2007.
Correlations
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA Pearson Correlation 1 .196 .162 .170 .371(*) .052 .474(**) .295 .204 .643(*
Sig. (2-tailed) . .245 .338 .316 .024 .761 .003 .080 .227 .00N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3Pearson Correlation .196 1 .181 -.149 .172 .143 .004 .307 .221 .374
Sig. (2-tailed) .245 . .284 .379 .309 .399 .980 .069 .190 .02N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3Pearson Correlation .162 .181 1 -.345(*) .015 .254 .359(*) .323 .301 .446(*
Sig. (2-tailed) .338 .284 . .037 .930 .129 .029 .055 .070 .00N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3Pearson Correlation .170 -.149 -.345(*) 1 -.033 -.163 .148 -.040 .039 .12
Sig. (2-tailed) .316 .379 .037 . .845 .336 .382 .819 .820 .44N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3Pearson Correlation .371(*) .172 .015 -.033 1 .103 .135 .516(**) .151 .610(*
Sig. (2-tailed) .024 .309 .930 .845 . .543 .425 .001 .372 .00N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3Pearson Correlation .052 .143 .254 -.163 .103 1 .279 .178 .090 .396
Sig. (2-tailed) .761 .399 .129 .336 .543 . .095 .298 .595 .01N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3Pearson Correlation .474(**) .004 .359(*) .148 .135 .279 1 .194 .324 .636(*
Sig. (2-tailed) .003 .980 .029 .382 .425 .095 . .256 .051 .00N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3Pearson Correlation .295 .307 .323 -.040 .516(**) .178 .194 1 .511(**) .742(*
Sig. (2-tailed) .080 .069 .055 .819 .001 .298 .256 . .001 .00N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 3Pearson Correlation .204 .221 .301 .039 .151 .090 .324 .511(**) 1 .577(*
Sig. (2-tailed) .227 .190 .070 .820 .372 .595 .051 .001 . .00N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3Pearson Correlation .643(**) .374(*) .446(**) .129 .610(**) .396(*) .636(**) .742(**) .577(**)
Sig. (2-tailed) .000 .023 .006 .446 .000 .015 .000 .000 .000N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3
n is significant at the 0.05 level (2-tailed). on is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
IA1 IA2 IA3 IA4 IA5 IA6 IA7 IA8 IA9 IA Pearson Correlation 1 .337(*) .055 .120 .275 .392(*) .337(*) .055 .275 .507(*
Sig. (2-tailed) . .041 .746 .479 .100 .016 .041 .746 .100 .00N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3Pearson Correlation .337(*) 1 .511(**) .551(**) .395(*) .461(**) 1.000(**) .511(**) .395(*) .853(*
Sig. (2-tailed) .041 . .001 .000 .015 .004 . .001 .015 .00N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3Pearson Correlation .055 .511(**) 1 .366(*) .135 .115 .511(**) 1.000(**) .135 .626(*
Sig. (2-tailed) .746 .001 . .026 .427 .496 .001 . .427 .00N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3Pearson Correlation .120 .551(**) .366(*) 1 .437(**) .325(*) .551(**) .366(*) .437(**) .653(*
Sig. (2-tailed) .479 .000 .026 . .007 .050 .000 .026 .007 .00N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3Pearson Correlation .275 .395(*) .135 .437(**) 1 .395(*) .395(*) .135 1.000(**) .662(*
Sig. (2-tailed) .100 .015 .427 .007 . .015 .015 .427 . .00N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3Pearson Correlation .392(*) .461(**) .115 .325(*) .395(*) 1 .461(**) .115 .395(*) .626(*
Sig. (2-tailed) .016 .004 .496 .050 .015 . .004 .496 .015 .00N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3Pearson Correlation .337(*) 1.000(**) .511(**) .551(**) .395(*) .461(**) 1 .511(**) .395(*) .853(*
Sig. (2-tailed) .041 . .001 .000 .015 .004 . .001 .015 .00N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3Pearson Correlation .055 .511(**) 1.000(**) .366(*) .135 .115 .511(**) 1 .135 .626(*
Sig. (2-tailed) .746 .001 . .026 .427 .496 .001 . .427 .00N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3Pearson Correlation .275 .395(*) .135 .437(**) 1.000(**) .395(*) .395(*) .135 1 .662(*
Sig. (2-tailed) .100 .015 .427 .007 . .015 .015 .427 . .00N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3Pearson Correlation .507(**) .853(**) .626(**) .653(**) .662(**) .626(**) .853(**) .626(**) .662(**)
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3
n is significant at the 0.05 level (2-tailed). on is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
GCG1 GCG2 GCG3 GCG4 GCG5 GCG6 GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GCG12 GCG13 GCG14 GCG15 GCG1 Pearson Correlation 1 .213 .040 .349(*) .220 .349(*) .171 .163 -.310 .345(*) -.215 .494(**) -.027 .350(*) .175
Sig. (2-tailed) . .205 .815 .035 .190 .035 .312 .334 .062 .036 .202 .002 .874 .033 .301
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG2 Pearson Correlation .213 1 .036 .143 .043 .143 -.048 -.040 -.089 .072 .106 .022 -.103 .128 .342(*)
Sig. (2-tailed) .205 . .832 .398 .800 .398 .779 .815 .598 .670 .532 .899 .544 .450 .038
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG3 Pearson Correlation .040 .036 1 .326(*) .142 .326(*) .206 .219 -.350(*) .071 .261 .136 .264 .205 .082
Sig. (2-tailed) .815 .832 . .049 .403 .049 .222 .193 .034 .677 .119 .421 .114 .224 .631
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG4 Pearson Correlation .349(*) .143 .326(*) 1 .264 1.000(**) .366(*) .572(**) -.551(**) .534(**) .258 .481(**) .144 .413(*) .402(*)
Sig. (2-tailed) .035 .398 .049 . .114 . .026 .000 .000 .001 .123 .003 .396 .011 .014
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG5 Pearson Correlation .220 .043 .142 .264 1 .264 .209 .452(**) -.192 .314 .089 .257 -.053 .133 .200
Sig. (2-tailed) .190 .800 .403 .114 . .114 .215 .005 .254 .058 .599 .124 .756 .431 .235
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG6 Pearson Correlation .349(*) .143 .326(*) 1.000(**) .264 1 .366(*) .572(**) -.551(**) .534(**) .258 .481(**) .144 .413(*) .402(*)
Sig. (2-tailed) .035 .398 .049 . .114 . .026 .000 .000 .001 .123 .003 .396 .011 .014
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG7 Pearson Correlation .171 -.048 .206 .366(*) .209 .366(*) 1 .277 -.088 .442(**) -.129 -.129 -.052 .176 .237
Sig. (2-tailed) .312 .779 .222 .026 .215 .026 . .097 .605 .006 .445 .446 .762 .298 .158
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG8 Pearson Correlation .163 -.040 .219 .572(**) .452(**) .572(**) .277 1 -.495(**) .616(**) .340(*) .242 .275 .251 .200
Sig. (2-tailed) .334 .815 .193 .000 .005 .000 .097 . .002 .000 .040 .149 .100 .134 .236
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG9 Pearson Correlation -.310 -.089 -.350(*) -.551(**) -.192 -.551(**) -.088 -.495(**) 1 -.463(**) -.261 -.500(**) -.002 -.507(**) -.244
Sig. (2-tailed) .062 .598 .034 .000 .254 .000 .605 .002 . .004 .119 .002 .992 .001 .145
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG10 Pearson Correlation .345(*) .072 .071 .534(**) .314 .534(**) .442(**) .616(**) -.463(**) 1 .183 .167 .077 .562(**) .449(**)
Sig. (2-tailed) .036 .670 .677 .001 .058 .001 .006 .000 .004 . .278 .322 .650 .000 .005
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG11 Pearson Correlation -.215 .106 .261 .258 .089 .258 -.129 .340(*) -.261 .183 1 .169 .308 .196 .054
Sig. (2-tailed) .202 .532 .119 .123 .599 .123 .445 .040 .119 .278 . .319 .064 .244 .753
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG12 Pearson Correlation .494(**) .022 .136 .481(**) .257 .481(**) -.129 .242 -.500(**) .167 .169 1 .055 .337(*) -.016
Sig. (2-tailed) .002 .899 .421 .003 .124 .003 .446 .149 .002 .322 .319 . .746 .042 .925
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG13 Pearson Correlation -.027 -.103 .264 .144 -.053 .144 -.052 .275 -.002 .077 .308 .055 1 -.106 .131
Sig. (2-tailed) .874 .544 .114 .396 .756 .396 .762 .100 .992 .650 .064 .746 . .534 .440
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG14 Pearson Correlation .350(*) .128 .205 .413(*) .133 .413(*) .176 .251 -.507(**) .562(**) .196 .337(*) -.106 1 .407(*)
Sig. (2-tailed) .033 .450 .224 .011 .431 .011 .298 .134 .001 .000 .244 .042 .534 . .012
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG15 Pearson Correlation .175 .342(*) .082 .402(*) .200 .402(*) .237 .200 -.244 .449(**) .054 -.016 .131 .407(*) 1
Sig. (2-tailed) .301 .038 .631 .014 .235 .014 .158 .236 .145 .005 .753 .925 .440 .012 .
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
GCG Pearson Correlation .431(**) .235 .410(*) .866(**) .491(**) .866(**) .443(**) .705(**) -.557(**) .726(**) .368(*) .463(**) .282 .565(**) .558(**)
Sig. (2-tailed) .008 .161 .012 .000 .002 .000 .006 .000 .000 .000 .025 .004 .091 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
nificant at the 0.05 level (2-tailed). gnificant at the 0.01 level (2-tailed).
Case Processing Summary
N % Valid 36 97.3 Excluded(a) 1 2.7
Total 37 100.0 eletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
's
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items 715 .754 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N 4.25 .604 36 3.97 .506 36 4.08 .649 36 4.33 .632 36 3.94 .893 36 3.89 .747 36 4.08 .692 36 4.14 .762 36 3.94 .754 36
36.64 3.226 36
Inter-Item Correlation Matrix
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA 1.000 .210 .164 .150 .292 .063 .428 .295 .220 .591.210 1.000 .181 -.149 .186 .143 .007 .307 .220 .413.164 .181 1.000 -.348 .008 .255 .366 .323 .302 .479.150 -.149 -.348 1.000 -.067 -.161 .131 -.040 .040 .103.292 .186 .008 -.067 1.000 .119 .054 .516 .165 .548.063 .143 .255 -.161 .119 1.000 .295 .178 .090 .445.428 .007 .366 .131 .054 .295 1.000 .194 .338 .603.295 .307 .323 -.040 .516 .178 .194 1.000 .511 .742.220 .220 .302 .040 .165 .090 .338 .511 1.000 .638.591 .413 .479 .103 .548 .445 .603 .742 .638 1.000
nce matrix is calculated and used in the analysis.
Inter-Item Covariance Matrix
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA .364 .064 .064 .057 .157 .029 .179 .136 .100 1.150.064 .256 .060 -.048 .084 .054 .002 .118 .084 .675.064 .060 .421 -.143 .005 .124 .164 .160 .148 1.002.057 -.048 -.143 .400 -.038 -.076 .057 -.019 .019 .210.157 .084 .005 -.038 .797 .079 .033 .351 .111 1.579.029 .054 .124 -.076 .079 .559 .152 .102 .051 1.073.179 .002 .164 .057 .033 .152 .479 .102 .176 1.345.136 .118 .160 -.019 .351 .102 .102 .580 .294 1.823.100 .084 .148 .019 .111 .051 .176 .294 .568 1.551
1.150 .675 1.002 .210 1.579 1.073 1.345 1.823 1.551 10.409nce matrix is calculated and used in the analysis.
Item-Total Statistics
Scale Mean if tem Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted 69.03 37.399 .524 . .69069.31 39.190 .345 . .70769.19 38.047 .395 . .69968.94 41.197 .005 . .73169.33 36.114 .440 . .68869.39 37.902 .345 . .70169.19 36.733 .528 . .68569.14 34.923 .681 . .66669.33 36.000 .560 . .67936.64 10.409 1.000 . .647
Scale Statistics
Variance Std. Deviation N of Items 41.635 6.453 10
ANOVA(a)
Sum of Squares df Mean Square F Sig
eople 145.722 35 4.163 ple Between Items 34372.156 9 3819.128 3221.431 .000
Residual 373.444 315 1.186 Total 34745.600 324 107.240
34891.322 359 97.190 = 7.33
riance matrix is calculated and used in the analysis.
Case Processing Summary
N % Valid 37 100.0 Excluded(a) 0 .0
Total 37 100.0 eletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
's
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items 764 .889 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N 4.16 .898 37 4.14 .751 37 3.95 .743 37 4.30 .571 37 4.19 .660 37 3.84 .866 37 4.14 .751 37 3.95 .743 37 4.19 .660 37
36.84 4.457 37
Inter-Item Correlation Matrix
IA1 IA2 IA3 IA4 IA5 IA6 IA7 IA8 IA9 IA 1.000 .337 .055 .120 .275 .392 .337 .055 .275 .507.337 1.000 .511 .551 .395 .461 1.000 .511 .395 .853.055 .511 1.000 .366 .135 .115 .511 1.000 .135 .626.120 .551 .366 1.000 .437 .325 .551 .366 .437 .653.275 .395 .135 .437 1.000 .395 .395 .135 1.000 .662.392 .461 .115 .325 .395 1.000 .461 .115 .395 .626.337 1.000 .511 .551 .395 .461 1.000 .511 .395 .853.055 .511 1.000 .366 .135 .115 .511 1.000 .135 .626.275 .395 .135 .437 1.000 .395 .395 .135 1.000 .662.507 .853 .626 .653 .662 .626 .853 .626 .662 1.000
nce matrix is calculated and used in the analysis.
Inter-Item Covariance Matrix
IA1 IA2 IA3 IA4 IA5 IA6 IA7 IA8 IA9 IA .806 .227 .037 .062 .163 .305 .227 .037 .163 2.027.227 .565 .285 .236 .196 .300 .565 .285 .196 2.856.037 .285 .553 .155 .066 .074 .285 .553 .066 2.074.062 .236 .155 .326 .164 .161 .236 .155 .164 1.661.163 .196 .066 .164 .435 .226 .196 .066 .435 1.948.305 .300 .074 .161 .226 .751 .300 .074 .226 2.417.227 .565 .285 .236 .196 .300 .565 .285 .196 2.856.037 .285 .553 .155 .066 .074 .285 .553 .066 2.074.163 .196 .066 .164 .435 .226 .196 .066 .435 1.948
2.027 2.856 2.074 1.661 1.948 2.417 2.856 2.074 1.948 19.862nce matrix is calculated and used in the analysis.
Item-Total Statistics
Scale Mean if tem Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted 69.51 72.146 .426 . .75069.54 68.589 .827 . .72769.73 71.703 .571 . .74469.38 73.131 .614 . .74869.49 72.090 .618 . .74469.84 70.529 .561 . .74169.54 68.589 .827 . .72769.73 71.703 .571 . .74469.49 72.090 .618 . .74436.84 19.862 1.000 . .842
Scale Statistics
Variance Std. Deviation N of Items 79.447 8.913 10
ANOVA(a)
Sum of Squares df Mean Square F Sig
eople 286.011 36 7.945 ple Between Items 35711.416 9 3967.935 2112.463 .000
Residual 608.584 324 1.878 Total 36320.000 333 109.069
36606.011 369 99.203 = 7.37
riance matrix is calculated and used in the analysis.
Case Processing Summary
N % Valid 37 100.0 Excluded(a) 0 .0
Total 37 100.0 eletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
's
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items 728 .793 16
Item Statistics
Mean Std. Deviation N 4.16 .374 37 3.86 .631 37 4.11 .658 37 3.76 1.164 37 4.19 .967 37 3.76 1.164 37 4.03 .799 37 3.84 .898 37 4.38 .545 37 4.11 .936 37 4.30 .618 37 4.08 .829 37 4.22 .821 37 4.05 .780 37 3.81 .908 37
60.65 6.224 37
orrelation Matrix
GCG1 GCG2 GCG3 GCG4 GCG5 GCG6 GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GC1.000 .213 .040 .349 .220 .349 .171 .163 -.310 .345 -.215.213 1.000 .036 .143 .043 .143 -.048 -.040 -.089 .072 .106.040 .036 1.000 .326 .142 .326 .206 .219 -.350 .071 .261.349 .143 .326 1.000 .264 1.000 .366 .572 -.551 .534 .258.220 .043 .142 .264 1.000 .264 .209 .452 -.192 .314 .089.349 .143 .326 1.000 .264 1.000 .366 .572 -.551 .534 .258.171 -.048 .206 .366 .209 .366 1.000 .277 -.088 .442 -.129.163 -.040 .219 .572 .452 .572 .277 1.000 -.495 .616 .340
-.310 -.089 -.350 -.551 -.192 -.551 -.088 -.495 1.000 -.463 -.261.345 .072 .071 .534 .314 .534 .442 .616 -.463 1.000 .183
-.215 .106 .261 .258 .089 .258 -.129 .340 -.261 .183 1.000.494 .022 .136 .481 .257 .481 -.129 .242 -.500 .167 .169
-.027 -.103 .264 .144 -.053 .144 -.052 .275 -.002 .077 .308.350 .128 .205 .413 .133 .413 .176 .251 -.507 .562 .196.175 .342 .082 .402 .200 .402 .237 .200 -.244 .449 .054.431 .235 .410 .866 .491 .866 .443 .705 -.557 .726 .368
nce matrix is calculated and used in the analysis.
Inter-Item Covariance Matrix
GCG1 GCG2 GCG3 GCG4 GCG5 GCG6 GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GC.140 .050 .010 .152 .080 .152 .051 .055 -.063 .121 -.050.050 .398 .015 .105 .026 .105 -.024 -.023 -.031 .043 .041.010 .015 .432 .249 .090 .249 .108 .129 -.125 .044 .106.152 .105 .249 1.356 .297 1.356 .340 .598 -.350 .583 .185.080 .026 .090 .297 .935 .297 .161 .393 -.101 .285 .053.152 .105 .249 1.356 .297 1.356 .340 .598 -.350 .583 .185.051 -.024 .108 .340 .161 .340 .638 .199 -.038 .330 -.064.055 -.023 .129 .598 .393 .598 .199 .806 -.242 .518 .188
-.063 -.031 -.125 -.350 -.101 -.350 -.038 -.242 .297 -.236 -.088.121 .043 .044 .583 .285 .583 .330 .518 -.236 .877 .106
-.050 .041 .106 .185 .053 .185 -.064 .188 -.088 .106 .381.153 .011 .074 .465 .206 .465 -.086 .180 -.226 .130 .086
-.008 -.053 .143 .137 -.042 .137 -.034 .203 -.001 .059 .156.102 .063 .105 .375 .101 .375 .110 .176 -.215 .411 .095.059 .196 .049 .425 .176 .425 .172 .163 -.121 .382 .030
1.003 .923 1.678 6.273 2.957 6.273 2.204 3.941 -1.891 4.233 1.413nce matrix is calculated and used in the analysis.
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted 117.14 151.065 .406 . .724117.43 151.641 .187 . .727117.19 148.658 .365 . .720117.54 131.200 .839 . .681117.11 144.044 .429 . .713117.54 131.200 .839 . .681117.27 146.758 .390 . .717117.46 139.977 .666 . .701116.92 162.799 -.586 . .750117.19 138.880 .688 . .699117.00 149.667 .324 . .722117.22 146.063 .408 . .716117.08 149.854 .219 . .725117.24 144.578 .520 . .712117.49 143.146 .505 . .710
60.65 38.734 1.000 . .783
Scale Statistics
Variance Std. Deviation N of Items 154.937 12.447 16
ANOVA(a)
Sum of Squares df Mean Square F Sig
eople 348.608 36 9.684 ple Between Items 111164.86
5 15 7410.991 2817.004 .000
Residual 1420.635 540 2.631 Total 112585.50
0 555 202.857
112934.108 591 191.090
= 7.58 riance matrix is calculated and used in the analysis.
ON
Variables Entered/Removed(b)
Variables Entered
Variables Removed Method
IA, KA(a) . Enter ted variables entered.
nt Variable: GCG
Model Summary
R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
.708(a) .501 .471 4.526 s: (Constant), IA, KA
ANOVA(b)
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 698.039 2 349.019 17.040 .000(a)
Residual 696.394 34 20.482 Total 1394.432 36
s: (Constant), IA, KA nt Variable: GCG
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 18.160 7.955 2.283 .029
KA .603 .403 .337 1.496 .144IA .558 .315 .399 1.770 .086
nt Variable: GCG
Coefficient Correlations(a)
IA KA Correlations
IA 1.000 -.843 KA -.843 1.000
Covariances
IA .099 -.107 KA -.107 .162
nt Variable: GCG
ables Entered/Removed(b)
Variables Entered
Variables Removed Method
IA, KA(a) . Enter ted variables entered.
nt Variable: GCG
Model Summary(b)
R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
.708(a) .501 .471 4.526 s: (Constant), IA, KA nt Variable: GCG
ANOVA(b)
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 698.039 2 349.019 17.040 .000(a)
Residual 696.394 34 20.482 Total 1394.432 36
s: (Constant), IA, KA nt Variable: GCG
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 18.160 7.955 2.283 .029
KA .603 .403 .337 1.496 .144IA .558 .315 .399 1.770 .086
nt Variable: GCG
Coefficient Correlations(a)
IA KA Correlations
IA 1.000 -.843 KA -.843 1.000
Covariances
IA .099 -.107 KA -.107 .162
nt Variable: GCG
Residuals Statistics(a)
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Value 52.46 68.66 60.65 4.403 37ted Value -1.859 1.820 .000 1.000 37rror of
Value .760 2.566 1.229 .394 37
redicted Value 51.28 69.03 60.58 4.553 37-12.937 7.865 .000 4.398 37
ual -2.859 1.738 .000 .972 37dual -2.900 1.826 .007 1.010 37sidual -13.312 8.680 .071 4.765 37ed Residual -3.293 1.894 -.006 1.055 37ance .042 10.596 1.946 2.053 37tance .000 .236 .029 .046 37everage Value .001 .294 .054 .057 37
nt Variable: GCG
-2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
Dependent Variable: GCG
Scatterplot
es Entered/Removed(b)
Variables Entered
Variables Removed Method
IA, KA(a) .
ted variables entered. nt Variable: GCG
Model Summary(b)
R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
.708(a) .501 .471 4.526 s: (Constant), IA, KA nt Variable: GCG
ANOVA(b)
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 698.039 2 349.019 17.040 .000(a)
Residual 696.394 34 20.482 Total 1394.432 36
s: (Constant), IA, KA nt Variable: GCG
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 18.160 7.955 2.283 .029
KA .603 .403 .337 1.496 .144IA .558 .315 .399 1.770 .086
nt Variable: GCG
KUESIONER
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS AUDIT
INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Latifa Agustin
NIM : 205082000266
Fak/Jur : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance”.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dengan mengisi kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu bekerjanya. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu merupakan faktor kunci untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak di isi maka kuesioner dianggap tidak berlaku
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih. Dosen Pembimbing, Hormat Saya,
Peneliti
(Prof. Dr. Ahmad Rodoni) (Latifa Agustin)
Petunjuk Pengisian
1. Isilah semua nomor dalam kuesioner ini dengan member tanda silang (X) untuk setiap
pertanyaan berisi satu jawaban dan jangan sampai ada yang terlewatkan.
2. Pilihlah jawaban untuk pertanyaan:
STS : Sangat Tidak Setuju (1)
TS : Tidak Setuju (2)
R : Ragu-ragu apakah setuju atau tidak (3)
S : Setuju (4)
SS : Sangat Setuju (5)
Bagian 1: Pertanyaan Umum
Nama Responden : ………………………………………………..
Umur : ………………………………………………..
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Jenjang Pendidikan : S1 S2 S3
Lama Bekerja : 2-4 Tahun Di atas 4 Tahun
Bagian II: Pertanyaan Tentang Kompetensi Audit
No Pertanyaan STS TS R S SS
1. Memiliki pengetahuan, keahlian dan kompetensi untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan
2. Mampu berkomunikasi dan beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan perusahaan
3. Auditor Intern cermat dan terampil dalam melakukan audit
4. Setiap staf Audit Intern mendapatkan sanksi jika pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan standar profesi yang berlaku
5. Auditor Intern memiliki kemampuan yang baik dalam mewujudkan good corporate governance
6. Staf Audit Intern telah dan lulus dalam menjalani pelatihan bidang audit intern lewat masa pendidikan (masa percobaan di perusahaan)
7. Auditor Intern memiliki pengalaman di bidang akuntansi
8. Mampu mengambil keputusan
9. Bagian Audit Intern memiliki pegawai yang berkualifikasi dalam berbagai disiplin ilmu untuk melaksanakan tanggung jawab pemeriksaan
Bagian III: Pertanyaan Tentang Independensi Audit
No Pertanyaan STS TS R S SS
1. Hubungan departemen Audit Intern dengan departemen yang diperiksa berlaku hanya pada saat dilakukan audit, bukan sebagai mitra dalam menyelesaikan tugas lainnya
2. Hasil pekerjaaan Auditor Intern ditinjau sebelum dilaporkan, dengan tujuan untuk memberikan jaminan bahwa pekerjaan audit intern telah dilaksanakan secara objektif
3. Auditor Intern bebas dari pengaruh manajemen
4. Auditor internal melakukan perencanaan mengenai sasaran jadwal pelaksanaan audit
5. Auditor internal menyusun prosedur dan kebijakan secara tertulis sebagai pedoman bagi staf auditor
6. Auditor internal melakukan evaluasi, pengawasan dan pengontrolan dalam pelaksanaan good corporate governance
7. Bertindak sebagai penilai independen
8. Auditor Internal melakukan penilaian terhadap program-program yang telah berjalan untuk memastikan bahwa telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
9. Dalam menjalankan tugasnya, Audit Intern tidak memeriksa kegiatan dimana mereka memiliki kewenangan atau tanggung jawab didalamnya
Bagian V: Pertanyaan Tentang Perwujudan Good Corporate Governance
Transparansi
No Pertanyaan STS TS R S SS
1. Perusahaan menempatkan laporan keuangan yang telah diaudit melalui internet dan informasi lainnya sebagai perluasan informasi
2. Nilai kualitas internal audit di perusahaan sangat baik
3. Pemeriksa laporan keuangan sesuai peraturan yang berlaku di perusahaan
4. Perusahaan selalu menerbitkan laporan keuangan dan analisa manajemennya untuk dibagikan kepada para analisis
Akuntabilitas
No Pertanyaan STS TS R S SS
1. Perusahaan mempunyai pejabat khusus (semacam compliance officer) yang bertugas untuk memastikan bahwa Perusahaan tersebut sepenuhnya taat pada hukum dan aturan perundangan yang ada
2. Perusahaan memiliki kode etik dan tingkah laku yang tertulis
3. Pedoman kode etik didistribusikan kepada semua karyawan perusahaan untuk dipelajari dan dimengerti
4. Perusahaan memiliki pedoman Corporate Governance yang tertuli dimana di dalamnya mengatur secara rinci mengenai pengungkapan (disclosure)
Pertanggungjawaban
No Pertanyaan STS TS R S SS
1. Internal Audit memonitor pertanggungjawaban Perusahaan pada peraturan yang berlaku
2. Manajemen Perusahaan ikut berperan dalam menyeleksi karyawan baru
Independensi
No Pertanyaan STS TS R S SS
1. Pelaksanaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perusahaan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten untuk semua karyawan perusahaan
2. Perusahaan memiliki standar professional untuk pegawainya
3. Perusahaan dikelola secara professional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kewajaran
No Pertanyaan STS TS R S SS
1. Kinerja karyawan sesuai dengan kode etik
2. Pelaporan yang di audit sesuai dengan standar yang ada
Keterbukaan
No Pertanyaan STS TS R S SS
1. Terdapat usaha untuk mendorong semua Pemegang saham untuk menghadiri, dan memberikan suaranya dalam RUPS
2. Terdapat waktu yang diberikan kepada pemegang saham untuk memeriksa laporan keuangan agar dapat menyiapkan pertanyaan dalam RUPS tahunan