Upload
doanthu
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI UNTUK MINAT
MENGGUNAKAN E-FILING
(Studi Empiris Pada WP OP yang Terdaftar di KPP Semarang Tengah Satu)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Universitas Negeri Semarang
Disusun oleh: MUTIARA
SINDI PRICILIA
NIM 7211412090
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS
EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan
jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu (QS Al Isra ayat 7).
Keadaan paling dekat dengan seorang hamba dari RabbNya adalah ketika dia
dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa (HR.Muslim).
Jika ingin dikasihi Allah, kasihilah orang lain, jika ingin ditolong Allah,
tolonglah orang lain, jika ingin dimaafkan Allah, maafkanlah orang lain dan
jika ingin dimudahkan Allah, mudahkanlah orang lain.
Persembahan
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, penyusun
mempersembahkan skripsi ini untuk:
1. Orang tuaku (alm) Bapak Budi Utomo,BA dan (almh) Ibu Sri
Indah yang telah menjadi semangatku disetiap hariku.
2. Kakakku Syafier Sindu Septianto,S.Kom dan Catur Septiana
yang senantiasa mendoakan, memberikan dorongan semangat
maupun materi dan kasih sayangnya.
3. Budheku Anna Indriati dan pakdhe Samino yang senantiasa
berperan sebagai orang tuaku yang selalu mendoakan dan
memberi dorongan semangat maupun materi.
4. Kakekku tersayang Hj.Haroen Alrasyid yang tiada hentinya
mendoakanku dan menasehatiku untuk selalu taat beribadah.
5. Sahabat-sahabatku Ivan, Evi, Nurfiani, Auliya, Intan, Fitria,
Yunan, Bastian, Ghanang, Adnan, Sarwo dan Panji yang
selalu menghibur, membantu dan memotivasi.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah AWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat mendapat bimbingan dan kemudahan dalam
menyelesaikan penyusuna skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Orang Pribadi untuk Menggunakan E-filing”
walaupun penulis sadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Segala rintangan tidak akan mampu dilalui tanpa jalan terang yang ditunjukkan
dan digariskan-Nya.
Maksud dan tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menempuh studi strata 1 di Universitas Negeri Semarang guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang. Penulis telah menerima banyak bantuan baik secara langsung maupun
tidak langsung, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak dalam
penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini, dengan segenap kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan pendidikan dan penelitian
2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kemudahan dalam segala urusan yang berhubungan
dengan penyusunan skripsi.
3. Drs. Fachrurrozie, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
vi
SARI
Pricilia, Mutiara Sindi. 2016. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Minat Wajib Pajak Orang Pribadi untuk Menggunakan E-filing”. Skripsi. Jurusan
Akuntansi, Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing. Drs.
Kusmuriyanto, M.Si.
Kata Kunci: Pengalaman Wajib Pajak, Kompleksitas, Keamanan dan
Kerahasiaan, Kepatuhan Wajib Pajak, Kesiapan Teknologi Informasi, Minat
Wajib Pajak Orang Pribadi untuk Menggunakan E-filing.
Minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing yaitu ketertarikan wajib
pajak untuk mau menggunakn e-filing dalam pelaporan pajak. Tujuan dilakukan
penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pengalaman wajib pajak,
kompleksitas, kemanan dan kerahasiaan, kepatuhan wajib pajak dan kesiapan
teknologi informasi terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan
e-filing.
Sampel yang digunakan sebanyak 107 wajib pajak orang pribadi yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Semarang Tengah Satu.
Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner (angket) yang disebar
tanggal 16-22 Maret 2016. Pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah
analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda, dengan
menggunakan bantuan aplikasi SPSS windows 21.
Hasil penelitian ini berdasarkan analisis deskriptif, diperoleh minat wajib
pajak pada kriteria berminat, pengalaman wajib pajak pada kriteria kurang
berpengalaman, kompleksitas pada kriteria rumit, keamanan dan kerahasiaan pada
kategori terjamin, kepatuhan wajib pajak pada kriteria patuh, sedangkan kesiapan
teknologi informasi pada kriterian cukup siap. Pengujian hipotesis secara parsial
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pengalaman wajib pajak,
kompleksitas, dan kesiapan teknologi informasi dengan minat wajib pajak orang
pribadi untuk menggunakan e-filing. Sedangkan tidak terdapat pengaruh
signifikan antara keamanan dan kerahasiaan serta kepatuhan wajib pajak terhadap
minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua
variabel yang tidak mempengaruhi minat wajib pajak orang pribadi untuk
menggunakan e-filing, yaitu keamanan dan kerahasiaan serta kepatuhan wajib
pajak. Saran yang berkaitan dengan penelitian yaitu peluadanya peningkatan dari
sistem e-filing, berkaitan dengan peningkatan kapasitas, fitur dan penyederhanaan
cara pelaporan melalui e-filing. Selain itu juga diperlukannya penyesuaian dengan
perangkat yang mayoritas dimiliki wajib pajak orang pribadi. Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya sesuai
dengan topik ini dengan menambahkan berbagai variasi.
viii
ABSTRACT
Pricilia, Mutiara Sindi. 2016. "Analysis of Factors that InfluencesInterest of
Individual Taxpayers to use E-Filing ". Thesis. Department of Accounting,
Economics, State University of Semarang. Supervisor. Drs. Kusmuriyanto, M.Sc.
Keyword : Taxpayer Experience, Complexity, Security and Secrecy, Taxpayer
Compliance, Readiness of Information Technology, Interest of individual
Taxpayer to use E-Filing.
Interest of individual taxpayer to use e-filing is Interest of individual
taxpayer to use e-filing as a device to report their tax The purpose of this
research is to analyze the effect of taxpayer experience, complexcity, security and
secrecy, taxpayer compliance, readiness of information technology tointerest of
individual taxpayer to use E-Filing.
The sample is 107 individual taxpayer that registered in Tax Office (KPP)
Semarang Tengah Satu. This research use primary data by using questionnaire
that were deployed on March 16 to 22, 2016. Processing and data analysis that is
used is descriptive statistic analysis and multiple linear regression analysis using
SPSS Windows 21 Application.
According to descriptive analysis, obtained that interest of taxpayer is on
interest criteria, taxpayer experience is on unexperience level, complexity is on
the complicated criteria, security and secrecy is on the guaranted level, taxpayer
compliance is on obedient criteria, and readiness of information technology is on
quite ready level. Partial hypothesis testing shows that there is influence between
the taxpayer experience, complexity and readiness of information technology with
the personal interest of taxpayers to use e-filing. Meanwhile, there is no
significant effect between security and confidentiality as well as tax compliance
against the interest of individual taxpayers to use e-filing.
Based on the results, it can be concluded that there are two variables that
do not affect the interests of individual taxpayers to use e-filing, which is the
security and confidentiality as well as tax compliance. Suggestion in this research
is the E-filing information technology need to be upgraded, including capacity
upgrading, fitur and simplication of the E-filing reporting. There is also the need
of adjustment in the device which is majority owned individual taxpayers. The
results of this study can be used as consideration for further research in
accordance with this topic by adding variety.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PESETUJUAN PEMBIMBING ...................................................ii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................v
KATA PENGANTAR .......................................................................................vi
SARI...................................................................................................................viii
ABSTRAK .........................................................................................................ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................x
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................13
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................14
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................15
BAB II TELAAH TEORI................................................................................16
2.1 Landasan Teori .......................................................................................16
2.1.1 Theory of Reasoned Action ...........................................................16
2.1.2 Theory of Acceptance Model ........................................................17
2.1.3 Teori Kewajiban Pajak Mutlak/Teori Bakti..................................20
x
2.2 Administrasi Perpajakan ........................................................................20
2.3 Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaporan ................................................23
2.3.1 Pendaftaran Wajib Pajak ...............................................................23
2.3.2 Pelaporan Pajak .............................................................................26
2.4 Pelaporan Pajak Menggunakan E-filing .................................................27
2.5 Minat Wajib Pajak..................................................................................29
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak ........................31
2.6.1 Pengalaman Wajib Pajak ..............................................................37
2.6.2 Kompleksitas ................................................................................38
2.6.3 Keamanan dan Kerahasiaan ..........................................................40
2.6.4 Kepatuhan Wajib Pajak ................................................................41
2.6.5 Kesiapan Teknologi Informasi......................................................43
2.7 Penelitian Terdahulu ..............................................................................44
2.8 Perumusan Hipotesis ..............................................................................50
2.8.1 Pengaruh Pengalaman Wajib Pajak terhadap Minat Wajib
Pajak untuk Menggunakan E-filing ..............................................50
2.8.2 Pengaruh Kompleksitas terhadap Minat Wajib Pajak
untuk Menggunakan E-filing ........................................................52
2.8.3 Pengaruh Keamanan dan Kerahasian terhadap Minat Wajib
Pajak untuk Menggunakan E-filing ..............................................54
2.8.4 Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Minat Wajib
Pajak untuk Menggunakan E-filing ..............................................56
xi
2.8.5 Pengaruh Kesiapan Teknologi Informasi terhadap Minat
Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing....................................58
2.9 Kerangka Berfikir...................................................................................60
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................61
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................61
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............................61
3.3 Variabel Penelitian .................................................................................64
3.3.1 Minat Wajib Pajak ........................................................................64
3.3.2 Pengalaman Wajib Pajak ..............................................................65
3.3.3 Kompleksitas ................................................................................66
3.3.4 Keamanan dan Kerahasiaan ..........................................................66
3.3.5 Kepatuhan Wajib Pajak ................................................................66
3.3.6 Kesiapan Teknologi Informasi......................................................67
3.4 Teknik Pengumpulan Data .....................................................................68
3.5 Pengujian Instrumen Penelitian..............................................................68
3.5.1 Uji Validasi ...................................................................................68
3.5.2 Uji Reliabilitas...............................................................................70
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................................71
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ..........................................................71
3.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda .................................................79
3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik.............................................................80
3.6.2.1.1 Uji Normalitas ..................................................80
3.6.2.1.2 Uji Multikolinieritas .........................................81
xii
3.6.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas .....................................81
3.6.2.2 Uji Hipotesis Penelitian ....................................................83
3.6.2.2.1 Uji Statistik F....................................................83
3.6.2.2.2 Uji Statistik t .....................................................83
3.6.2.2.3 Koefisien Determinasi ......................................84
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................85
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................85
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian ...........................................................85
4.1.2 Hasil Deskripsi Responden ...........................................................86
4.1.3 Hasil Statistik Deskriptif Variabel ................................................90
4.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .................................................100
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik.........................................................................102
4.3.1 Hasil Uji Normalitas .....................................................................103
4.3.2 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................105
4.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................107
4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................................109
4.4.1 Hasil Uji Statistik F.......................................................................109
4.4.2 Hasil Uji Statistik t........................................................................110
4.4.3 Hasil Koefisien Determinasi (R2) .................................................113
4.5 Pembahasan ............................................................................................114
4.5.1 Pengaruh Variabel Pengalaman Wajib Pajak terhadap Minat
Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing....................................114
xiii
4.5.2 Pengaruh Variabel Kompleksitas terhadap Minat Wajib Pajak
untuk Menggunakan E-filing ........................................................115
4.5.3 Pengaruh Variabel Keamanan dan Kerahasiaan terhadap
Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing .........................116
4.5.4 Pengaruh Variabel Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Minat
Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing....................................118
4.5.5 Pengaruh Variabel Kesiapan Teknologi Informasi terhadap
Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing .........................120
BAB V PENUTUP............................................................................................122
5.1 Simpulan.................................................................................................122
5.2 Saran ......................................................................................................123
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................124
LAMPIRAN......................................................................................................127
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penerimaan SPT Tahunan PPH OP Tahun Pajak 2014 hingga
31 Maret 2015 ...................................................................................6
Tabel 1.2 Penerimaan SPT Tahunan PPH OP KPP Semarang Tengah Satu
Tahun 2013-2015 ..............................................................................7
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulua........................................................................45
Tabel 3.1 Ringkasan Hasil Uji Validasi ...........................................................69
Tabel 3.2 Ringkasan Hasil Uji Realibilitas ......................................................70
Tabel 3.3 Kategori Jawaban Variabel Minat Wajib Pajak ...............................73
Tabel 3.4 Kategori Jawaban Variabel Pengalaman Wajib Pajak ......................74
Tabel 3.5 Kategori Jawaban Variabel Kompleksitas ........................................75
Tabel 3.6 Kategori Jawaban Variabel Keamanan dan Kerahasiaan ..................76
Tabel 3.7 Kategori Jawaban Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ........................77
Tabel 3.8 Kategori Jawaban Variabel Kesiapan Teknologi Informasi..............78
Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data ..................................................................85
Tabel 4.2 Data Statistik Responden ..................................................................87
Tabel 4.3 Rangkuman Statistik Deskriptif ........................................................90
Tabel 4.4 Kategori Varibel Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing..91
Tabel 4.5 Kategori Varibel Pengalaman Wajib Pajak .......................................93
Tabel 4.6 Kategori Varibel Kompleksitas ........................................................95
Tabel 4.7 Kategori Varibel Keamanan dan Kerahasiaan ..................................96
Tabel 4.8 Kategori Varibel Kepatuhan Wajib Pajak .........................................98
xv
Tabel 4.9 Kategori Varibel Kesiapan Teknologi Informasi ..............................99
Tabel 4.10 Nilai Koefisien Regresi ...................................................................100
Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov.......................................................105
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinieritas...............................................................106
Tabel 4.13 Hasil Uji Glejser..............................................................................108
Tabel 4.14 Hasil Uji-F .......................................................................................109
Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik t ..........................................................................110
Tabel 4.16 Rekapitulasi Pengujian Hipotesis ....................................................112
Tabel 4.17 Hasil Koefisien Determinasi ...........................................................113
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir .........................................................................60
Gambar 4.1 Uji Grafik P-Plot...........................................................................103
Gambar 4.2 Uji Grafik Histogram ....................................................................104
Gambar 4.3 Uji Scatterplot...............................................................................107
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kuesioner Penelitian .....................................................................................127
2. Data Statistik Responden ..............................................................................133
3. Hasil Jawaban Responden .............................................................................138
4. Hasil Uji Instrumen .......................................................................................141
5. Hasil Uji Asumsi Klasik................................................................................146
6. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................................149
7. Data WPOP di KPP Pratama Semarang Tengah Satu ..................................150
8. Surat Izin Penelitian ......................................................................................151
9. Surat Persetujuan Izin Penelitian ..................................................................152
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 16 tahun 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang tercantum dalam Undang-
undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya, pajak merupakan kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak memberikan
imbalan secara langsung digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya
bagi keperluan rakyat. Pajak telah menjadi sumber penerimaan negara,
terutama pada negara-negara maju maupun negara berkembang yang
menganut asas demokrasi dalam sistem pemerintahannya. Pajak juga dapat
menjadi tolok ukur untuk mengetahui seberapa jauh dan sebesar apakah
kepedulian serta jiwa patriotisme masyarakat sebagai warga negara kepada
bangsa dan negaranya.
Guna peningkatan sumber penerimaan negara melalui pajak, Direktorat
Jendral Pajak telah melaksanakan upaya ekstensifikasi salah satunya dengan
peningkatan jumlah wajib pajak sedangkan upaya intensifikasi dengan
peningkatan penerimaan pajak. Menurut Sumitro (1990) dikutip dari
Prasedyawati (2013) ekstensifikasi pajak adalah upaya memperluas subjek
dan objek pajak serta penyesuaian tarif yang dapat ditempuh melalui,
perluasan wajib pajak, penyempurnaan tarif, dan perluasan wajib pajak.
Intensifikasi adalah peningkatan intensitas pemungutan terhadap subjek dan
1
2
objek yang potensial namun belum terjaring pajak serta memperbaiki kinerja
pemungutan pajak. Upaya intensifikasi ini dapat ditempuh dengan cara
penyempurnaan administrasi perpajakan dan peningkatan mutu pegawai dan
petugas pemungut.
Salah satu upaya intensifikasi ditempuh melalui penyempurnaan
administrasi perpajakan yaitu dengan modernisasi administrasi perpajakan
yakni dengan diterapkannya sistem informasi dan teknologi. Perkembangan
zaman yang pesat ini telah mempengaruhi pengelolaan administrasi, baik itu
administrasi pemerintah maupun bisnis. Perpajakan di Indonesia juga
memanfaatkan sistem informasi dan teknologi informasi dalam pengelolaan
administrasi perpajakan, baik untuk keperluan Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) maupun masyarakat atau wajib pajak. Pengelolaan pajak sebelumnya
dilakukan secara manual yang membutuhkan banyak waktu dan kertas
kemudian dikembangkan dengan menggunakan sistem informasi dan
teknologi yang mana hal ini bertujuan untuk memudahkan wajib pajak dalam
pelaporan pajak.
Sistem informasi dan teknologi dalam pengelolaan administrasi
perpajakan tidak hanya mengenai bagaimana masyarakat atau wajib pajak
melaksanakan kewajiban perpajakan, melainkan dengan adanya sistem
informasi dan teknologi tersebut dapat melakukan perubahan penekanan
dalam sistem pemenuhan kewajiban perpajakan, yaitu yang semula official
assessment system kini menjadi mengedepankan self assessment system.
Menurut Pandiangan (2014) official assessment system merupakan sistem
3
pemenuhan kewajiban perpajakan di mana wajib pajak melaksanakan
kewajiban perpajakannya setelah adanya penetapan pajak dari kantor pajak.
Self assessment system sistem pemenuhan kewajiban perpajakan di mana
wajib pajak melaksanakan sendiri kewajiban perpajakannya sesuai dengan
data dan informasi yang ada padanya serta berdasarkan ketentuan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku.
Official assessment system Direkrorat Jenderal Pajak yang aktif
menetapkan pajak agar masyarakan atau wajib pajak melaksanakan
kewajiban pajaknya. Self assessment system, masyarakat atau wajib pajak
sendiri yang aktif dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, sementara
DJP hanya melakukan fungsi pelayanan dan pengawasan. Sistem informasi
dan teknologi dalam pengelolaan administrasi perpajakan ini dapat
mendorong pelaksanaan self assessmen system menjadi lebih baik lagi karena
dengan sistem elektronik ini wajib pajak akan mempunyai kewajiban penuh
untuk memenuhi kewajiban membayar pajaknya sendiri sehingga wajib pajak
akan memiliki kesadaran untuk melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-41/Pj/ 2015 tentang
Pengamanan Transaksi Elektronik Layanan Pajak Online menyebutkan
bahwa sistem elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur
elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan,
dan/atau menyebarkan informasi elektronik. Layanan Pajak Online adalah
4
sistem elektronik yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak atau pihak
lain yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak (DJP) yang digunakan oleh
wajib pajak untuk melakukan transaksi elektronik dengan Direktorat Jenderal
Pajak meliputi DJP online dan Penyedia Layanan SPT Elektronik.
Sistem elektronik pajak ini memudahkan wajib pajak untuk melaporkan
pajak karena wajib pajak tidak diharuskan untuk mendatangi secara langsung
ke Kantor Pelayanan Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya atau
dengan mengirimnya melalui Kantor Pos secara tercatat atau ketentuan lain
sesuai dengan Undang-undang. Salah satu sistem elektronik yang dibuat oleh
DJP untuk memudahkan wajib pajak yaitu dapat melaporkan pajak yang
sudah dapat dilakukan secara online melalui program e-filing dengan e-SPT
sehingga WP tidak harus datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Berdasarkan yang dijelaskan pada situs DJP di www.pajak.go.id (19 April
2016) menyebutkan bahwa e-filing merupakan suatu cara penyampaian SPT
Tahunan PPh secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time
melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak atau Penyedia Jasa
Aplikasi atau Application Service Provider (ASP). ASP yang telah ditunjuk
oleh DJP adalah www.spt.co.id, www.pajakku.com, www.eform.bri.co.id,
dan pada www.online-pajak.com.
E-filing sudah diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sejak tahun 2005
dengan adanya Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-05/PJ/2005.
Saat itu e-filing harus dilakukan melalui ASP (Application Service Provider)
atau perusahaan penyedia jasa aplikasi, namun sejak bulan Februari 2012,
5
DJP telah menyediakan layanan e-filing gratis untuk SPT PPh OP 1770 S dan
1770 SS. Untuk saat ini, SPT yang dapat diunggah pada loader e-SPT DJP
Online adalah SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 1770 Formulir Tahun 2014,
SPT Masa PPh Pasal 21/26 Formulir Tahun 2014, SPT Masa PPh Pasal 4 ayat
(2) Formulir Tahun 2009 dan SPT Tahunan PPh Badan Formulir 1771.
Penyampaian SPT menggunakan e-filing memiliki banyak kelebihan yaitu
penyampaian SPT dapat dilakukan kapansaja, tidak mengeluarkan biaya yang
mahal, praktis, serta memiliki perhitungan yang akurat dan lengkap kerena
perhitungannya menggunakan sistem.
Layanan e-filing Direktorat Jendral pajak dapat diakses melalui
www.efiling.pajak.go.id dan telah terintegrasi dalam layanan DJP online
(www.djponline.pajak.go.id). Wajib Pajak juga tidak perlu khawatir tidak
dapat menggunakan aplikasi e-filing tersebut, karena tata cara pengisiannya
pun telah disediakan untuk membimbing Wajib Pajak dalam pengisian. Saat
ini, penyampain SPT menggunakan e-filing masih belum diwajibkan oleh
DJP atau masih bersifat optional, sehingga wajib pajak masih bisa memilih
untuk penyampaian SPT secara manual atau melalui e-filing. Hal ini
menunjukkan perlunya penelitian mengenai faktor-faktor yang dapat menarik
minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing daripada melalui manual.
Berdasarkan data pada sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
dalam artikel berita di www.pajak.go.id (03 Mei 2016) menyebutkan bahwa,
penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2014 melalui e-
filing mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan periode yang sama di
6
tahun sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyampaian SPT PPh
Orang Pribadi Tahun Pajak 2014 melalui e-filing mengalami pertumbuhan.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan e-filing, penyampaian SPT Orang
Pribadi Tahun 2014 secara manual mengalami penurunan dibandingkan
periode yang sama di tahun sebelumnya.
Tabel 1.1 Penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak
2014 hingga 31 Maret 2015 Uraian Tahun Pertumbuhan
2014 2013 Manual 6,429,925 6,510,408 -1.24%
e-filing 2,496,397 1,081,164 130.90%
Total 8,926,322 7,591,572 17.58%
Sumber: www.pajak.go.id, 2016
Berita tersebut dapat menjadi salah satu bukti bahwa fitur yang terdapat
dalam e-filing secara umum sudah dapat menarik minat wajib pajak di
Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari adanya peningkatan jumlah penyampaian
surat pemberitahuan (SPT) tahunan PPh orang pribadi dari tahun 2014 ke
2015 melalui e-filing. Kenyataannya masih terdapat banyak berita yang
menunjukkan bahwa wajib pajak lebih menyukai melaporkan pajak secara
manual dibandingkan dengan menggunakan e-filing. Artikel yang ditulis oleh
Afriyadi di m.liputan6.com/bisnis/ tahun 2014 (03 Mei 2016) yang berisi
wawancaranya dengan beberapa wajib pajak, yang mana wajib pajak tersebut
masih belum percaya dan yakin untuk menggunakan e-filing, mereka
beranggapan jika lewat manual mereka dapat langsung menyampaikan
keluhan dan selain itu mereka juga masih meragukan apabila melalui e-filing
manakala sisten e-filing bisa saja sewaktu-waktu dapat terganggu.
7
Tahun 2015 pun masih terdapat artikel-artikel berita yang menunjukkan
kurangnya minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Menurut Ariyanti
di m.liputan6.com/bisnis/ pada tahun 2015(03 Mei 2016), yang berisi
wawancara dengan wajib pajak yang mengungkapkan bahwa masih banyak
wajib pajak yang memiliki kekhawatiran mengenai keamanan dan
kerahasiaan data mereka apabila melaporkan pajak menggunakan e-filing,
mereka masih merasa aman melaporkan secara manual. Ada wajib pajak yang
berpendapat bahwa repot melaporkan pajak melalui e-filing karena harus
membuat e-FIN terlebih dahulu, sehingga harus datang ke KPP. Seakan
sesuai dengan artikel-artikel tersebut, kondisi yang sama juga terdapat pada
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Semarang Tengah Satu juga masih banyak
wajib pajaknya yang belum melaporkan pajak melalui e-filing. Berdasarkan
data yang penulis peroleh, wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP
Semarang Tengah Satu masih banyak wajib pajak orang pribadi yang belum
menggunakan e-filing. Berikut data wajib pajak orang pribadi yang
menggunakan e-filling dan secara manual di KPP Semarang Tengah Satu:
Tabel 1.2 Penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi KPP Semarang
Tengah Satu Tahun 2013-2015
Uraian Tahun
2013 2014 2015 Manual 4.165 3.926 4.280
e-filing 5 425 502 Sumber: Penerimaan SPT Tahunan SIDJP, MasterfileLokal KPP
Wajib pajak orang pribadi yang menggunakan e-filing setiap tahun
mengalami peningkatan, namun jumlah tersebut masih menunjukkan lebih
besar wajib pajak orang pribadi yang memilih melaporkan SPT tahunannya
8
secara manual. Meningkat atau menurunnya penggunaan e-filing ini dapat
terbentuk dari suatu ketertarikan atau minat dari wajib pajak untuk
menggunkan e-filing dalam penyampaian surat pemberitahuan (SPT).
Berdasarkan artikel dan kondisi pada KPP Pratama Semarang Tengah Satu
tersebut, penulis beranggapan perlunya mengatahui faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi wajib pajak khususnya orang pribadi dalam menggunakan e-
filing. Ketertarikan seorang wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-
filing dapat ditentukan oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya
diantaranya keamanan dan kerahasiaan, pengalaman yang dimiliki wajib
pajak, wajib pajak menilai e-filing memiliki kompleksitas atau tidak,
kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan pajak, serta kesiapan dari sistem
teknologi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat tersebut berasal dari
bagaimana seorang wajib pajak mempersepsikan suatu sistem perpajakan (e-
filing) berkaitan keamanan dan kerahasiaan, dan kompleksitas. Seberapa
banyak pengalaman yang dimiliki serta seberapa patuh wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban pajaknya, selain itu juga dapat berasal dari kesiapan
teknologi informasi itu sendiri. Kurang tersediannya peraturan yang
mengharuskan wajib pajak untuk menggunakan e-filing yang masih belum
tegas dapat menjadi pendorong ketidakminatan wajib pajak untuk
menggunakan e-filing. Banyak peraturan yang masih tersedia sekarang yaitu
untuk mengharuskan wajib pajak badan untuk menggunakan sistem
elektronik untuk melaporkan pajaknya sedangkan orang pribadi belum
9
tersedia, namun pengaruh yang lebih besar bersumber dari dalam diri wajib
pajak itu sendiri tentang bagaimana ia mempersepsikan akan kebermanfaatan
e-filing dibandingkan dengan kekurangannya.
Analisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat wajib pajak untuk
menggunakan e-filing telah cukup banyak dilakukan penelitian. Berdasarkan
beberapa penelitian sebelumnya masih menunjukkan hasil yang tidak sama
sehingga masih diperlukannya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi minat wajib pajak untuk menggunakan e-
filing. Faktor yang ditemukan peneliti yang masih terdapat perbedaan hasil
pada penelitian sebelumnya adalah pengalaman dan kompleksitas. Faktor
pengalaman pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Lai dan Choong
(2010) dan Wowor,dkk (2014) bertentangan dengan hasil yang ditemukan
oleh Sugihanti (2011), sedangkan kompleksitas pada hasil penelitian
Desmayanti dan Zulaikha (2012) menunjukkan pertentangan terhadap hasil
penelitian dari Sugihanti (2011).
Berdasarkan research gap di atas pada penelitian ini penulis mengangkat
kembali dua faktor tersebut dengan menggunakan indikator pengukuran yang
di modifikasi oleh penulis sehingga berbeda dari peneliti sebelumnya. Selain
itu, mengingat semakin berkembangnya sistem teknologi dan ilmu
pengetahuan di zaman modern sekarang ini mengharuskan wajib pajak untuk
berkembang dan memiliki penguasaan dalam penggunaan sistem teknologi,
serta pemahaman yang baik dalam penggunaan e-filing. Semua itu bisa
didapat apabila wajib pajak memiliki pengalaman dalam penggunaan sistem
10
informasi khususnya sistem pajak online (e-filing) sebelumnya. Wajib pajak
yang memiliki pengalaman akan memiliki minat yang baik terhadap
pengguanan e-filing, karena ia merasa akan mudah menggunakannya dengan
pengalaman yang ia miliki. Pengalaman wajib pajak dalam penggunaan
teknologi juga dapat berpengaruh terhadap minat wajib pajak dalam
penggunaan e-filing.
Tidak hanya pengalaman saja yang dapat mempengaruhi minat untuk
menggunakan e-filing, melainkan juga tingkat kerumitan dari sistem e-filing
tersebut juga berpengaruh. Wajib pajak cenderung tidak menyukai sesuatu
yang rumit dan berbelit-belit apabila tata cara pelaporan kewajiban pajak
dalam e-filing rumit maka akan membuat masyarakat tidak minat
menggunakannya, selain itu efektifitas waktu penggunaan e-filing yang tidak
lebih cepat dari yang manual maka bisa saja masyarakat akan lebih memilih
melaporkan kewajiban pajaknya melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Selain pengalaman dan kompleksitas, faktor keamanan dan kerahasiaan serta
kesiapan teknologi informasi juga masih diyakini sebagai faktor yang dapat
mempengaruhi minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing.
Fenomena dan kasus-kasus yang sedang terjadi di Indonesia sekarang ini
sering sekali terjadi kejahatan yang memanfaatkan sistem teknologi informasi
(cyber crime) membuat wajib pajak memiliki krisis kepercayaan akan
teknologi infomasi ini, mereka memiliki ketakuatan apabila data-data yang
mereka input atau yang mereka laporkan bisa saja disalah gunakan oleh pihak
yang tidak bertanggung jawab. Hal ini membuat wajib pajak merasa tidak
11
aman untuk menggunakan sistem e-filing dan khawatir akan bocor
kerahasiaannya, oleh karena itu tingkat kepercayaan wajib pajak terhadap
keamanan dan kerahasiaan suatu informasi menjadi salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi minatnya terhadap penggunaan e-filing.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Carter et,.
al,.(2011), Desmayanti dan Zulaikha(2012), Wibisino dan Toly (2014), serta
Wowor,dkk (2014) yang menunjukkan bahwa keamanan dan kerahasiaan
dapat mempengaruhi minat wajib pajak dalam menggunkan e-filing.
Keamanan dan kerahasiaan seharusnya merupakan faktor yang dapat
berpengaruh terhadap minat wajib pajak dalam menggunakan e-filing, kerana
sistem teknologi yang semakin berkembang sesuai zaman tidak hanya
diharuskan memiliki sistem yang canggih melainkan akan dituntut pula
jaminan akan keamanannya.
Wajib pajak diharuskan untuk memilki kesiapan untuk menerima ilmu
pengetahuan dan teknologi baru di zaman yang modern sekarang ini untuk
dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin pesat. Menurut
Desmayanti dan Zulaikha (2012) dalam Wibisono dan Toly (2014) kesiapan
teknologi pada dasarnya dipengaruhi oleh individu itu sendiri, apakah dari
dalam diri individu siap menerima teknologi khususnya dalam hal ini e-filing.
Wajib pajak yang tidak memiliki kesiapan akan membuat ia kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan dunia yang semakin berkembang. Kesiapan wajib
pajak dalam menerima hal baru dalam hal ini sistem e-filing dapat mendorong
12
minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing, wajib pajak yang telah siap
akan dengan mudah menerapkan e-filing.
Kesiapan dari sistem e-filing itu sendiri juga menjadi pengaruh mau atau
tidaknya wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Sistem e-filing tersebut
masih memiliki kesiapan yang belum baik sehingga sering terjadinya
gangguan koneksi, maka akan membuat wajib pajak tidak mau menggunakan
e-filing. Artikel berita yang ditulis oleh Prianggono di jateng.tribunnews.com/
tahun 2016 (03 Mei 2016) yang menunjukkan bahwa sistem e-filing
mengalami gangguan sehingga batas waktu pelaporan SPT tahunan
diperpanjang. Ditjen Pajak Mekar Sari Utama menyampaikan permintaan
maaf terkait dengan kendala teknis tersebut. Desmayanti dan Zulaikha (2012)
menyimpulkan bahwa Kesiapan Teknologi Informasi Wajib Pajak
berpengaruh signifikan positif terhadap Intensitas Perilaku Dalam
Penggunaan e-filing.
Selain keempat faktor tersebut peneliti menambahkan satu variabel
lainnya yang diyakini peneliti belum pernah diteliti oleh peneliti lain
sebelumnya untuk mempengaruhi minat wajib pajak dalam menggunakan e-
filing yaitu kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak yang dikatakan taat atau
patuh tidak sama dengan wajib pajak yang memiliki predikat pembayar pajak
dalam jumlah besar. Wajib pajak yang memberikan kontribusi yang besar
belum tentu memandakan bahwa ia taat dalam membayar pajak. Patuh atau
tidaknya wajib pajak dapat diukur dari ketepatannya dalam pelaporan pajak,
kepemilikan NPWP, serta tidak mempunyai tunggakan pajak. Seseorang
13
khususnya wajib pajak yang memiliki tingkat kepatuhan akan pelaporan
kewajiban pajak yang tinggi akan memiliki minat yang tinggi pula untuk
menggunakan e-filing, karena dengan adanya e-filing akan memudahkan
wajib pajak untuk melaporkan pajaknya sehingga dapat membuat wajib pajak
dapat membayarkan kewajiban pajaknya tepat waktu. Wajib pajak yang patuh
pasti sudah terbiasa untuk membayar pajak tepat waktu, sehingga dengan
kepatuhannya akan membayaran pajak secara tepat waktu tersebut akan
membuat wajib pajak tertarik menggunakan e-filing.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti
mengenai “Analisis Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Persepsi
Wajib Pajak Orang Pribadi untuk Minat Menggunakan E-filing”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan pada
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing?
2. Apakah pengalaman berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk
mengguanakan e-filing?
3. Apakah kompleksitas berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk
mengguanakan e-filing?
4. Apakah keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap minat wajib
pajak untuk mengguanakan e-filing?
5. Apakah kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap minat wajib pajak
untuk mengguanakan e-filing?
14
6. Apakah kesiapan teknologi informasi berpengaruh terhadap minat wajib
pajak untuk mengguanakan e-filing?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui minat wajib pajak orang pribadi dalam menggunakan e-
filing.
2. Menganalisis pengalaman berpengaruh terhadap minat wajib pajak
untuk mengguanakan e-filing.
3. Menganalisis kompleksitas berpengaruh terhadap minat wajib pajak
untuk mengguanakan e-filing.
4. Menganalisis keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap minat
wajib pajak untuk mengguanakan e-filing.
5. Menganalisis kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap minat
wajib pajak untuk mengguanakan e-filing.
6. Menganalisis kesiapan teknologi informasi berpengaruh terhadap
minat wajib pajak untuk mengguanakan e-filing.
15
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi para
akademisi dalam mengembangkan penelitian dimasa yang akan
datang. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
referensi khususnya dibidang akuntansi mengenai minat wajib pajak
dalam menggunakan e-filing.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Direktorat Jendral Pajak (DJP)
i. Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan umpan
balik untuk meningkatkan pelayanan terutama bagian sistem
informasi dan pemeliharaan sistem informasi perpajakan.
ii. Menjadi dasar pertimbangan untuk Direktorat Jendral Pajak
(DJP) dalam melakukan pembinaan, pengawasan, pengelolaan
dan tindak lanjut terhadap sistem perpajakan.
b. Bagi Akademisi
Hasil yang diharapkan dari tujuan penelitian dapat digunakan
sebagai informasi dan wawasan kepada akademisi untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat wajib
pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing sehinnga dapat
dijadikan acuan apabila ingin melakukan penelitian lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Theory of Reasoned Action (TRA)
Awalnya Theory of Reasoned Action (TRA) dicetuskan oleh Ajzen pada
tahun 1975 (Jogiyanto,2007) dalam Susanto (2011). Asumsi dasar yang
disusun pada teori ini adalah bahwa manusia berperilaku dengan cara yang
sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. TRA ini,
dilakukan atau tidaknya suatu perilaku ditentukan oleh niat seseorang. Lebih
lanjut, Ajzen mengemukakan bahwa niat melakukan atau tidak melakukan
perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang pertama
berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior) dan yang lain
berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu norma subjektif (subjective norms).
Penelitian ini menggunakan TRA sebagai landasan untuk berfikir
mengenai bagaimana seseorang mempertimbangkan segala informasi yang ada
untuk membentuk minat atau ketertarikan terhadap sesuatu. Kaitannya dengan
e-filing, penerimaan pengguna untuk menggunakan e-filing ditentukan oleh
minat sedangkan minat itu sendiri dibentuk dari sikap dan norma subjektif.
Sikap yang dapat membentuk minat dapat muncul dari bagaimana ia
berperilaku, dalam hal ini bagaimana perilaku wajib pajak yang telah bertahun-
tahun atau terbiasa untuk menggunakan sistem teknologi. Perilakunya yang
sudah memiliki kebiasaan tersebut yang nantinya dapat mendorong minatnya
untuk menggunakan e-filing dan dapat memudahkan ia dalam beradaptasi
16
17
menggunakan e-filing. Setelah mempertimbangkan sikap tersebut akan muncul
norma-norma subjektif yang berasal dari kepercayaan wajib pajak akan
kebermanfaatan yang diberikan e-filing lebih tinggi dari cara pelaporan pajak
manual. Sikap pada penelitian ini diartikan sebagai sikap yang biasa ia lakukan
berdasarkan kebiasaannya yang dapat berasal dari pengalaman. Teori TRA ini
digunakan untuk mendasari variabel pengalaman.
2.1.2 Theory of Acceptance Model (TAM)
Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Davis pada tahun 1986. Teori ini
diadopsi dari Theory of Reasoned Action oleh Ajzen (1975). Davis, Bagozzi
dan Warshaw (1989) mengusulkan TAM ini untuk menjelaskan individu
menerima atau menolak untuk penggunaan teknologi informasi (Park, 2009).
Model TAM berasumsi bahwa seseorang mengadopsi suatu teknologi pada
umumnya ditentukan oleh proses kognitif dan bertujuan untuk memuaskan
pemakainya atau memaksimalkan kegunaan teknologi itu sendiri (Adiwibowo
dkk, 2009). Teori ini menjelaskan bagaimana faktor eksternal dapat
mempengaruhi sikap, niat dan kepercayaan individu. Menurut TAM,
penggunaan teknologi dapat dipengaruhi secara langsung maupun tidak
langsung oleh niat, perilaku pengguna, persepsi pengguna akan manfaat sistem
teknologi dan persepsinya tentang kemudahan dari sistem tersebut. Tujuan dari
TAM adalah menjelaskan faktor penentu penerimaan teknologi berbasis
informasi dan menjelaskan perilaku pengguna teknologi informasi dengan
variasi yang cukup luas populasi penggunanya (Siregar, 2011).
18
Teori model penerimaan (TAM) ini dapat digunakan untuk identifikasi
mengapa suatu sistem dapat diterima atau tidak diterima. Model TAM
menunjukkan bahwa ketika pengguna disajikan dengan teknologi baru, ada
sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi keputusan mereka tentang
bagaimana dan kapan mereka akan menggunakannya. Model TAM ini
memiliki dua faktor utama untuk menilai penerimaan suatu teknologi yaitu
Perceived Usefulness (PU) dan Perceived Ease of Use (PEOU). Faktor
Perceived Usefulness (PU) pada penelitian ini digunakan untuk melandasi
variabel keamanan dan kerahasiaan serta kesiapan teknologi informasi.
Keamanan dan kerahasiaan disini diartikan bagaimana wajib pajak memiliki
persepsi bahwa sistem e-filing mampu menjaga keamanan dan kerahasiaan data
yang wajib pajak isikan dalam sistem, dengan adanya persepsi tersebut akan
memunculkan persepsi kebermanfaan dari sistem e-filing itu sendiri. Persepsi
kebermanfaat muncul karena dengan tingkat keamanan dan kerahasiaan yang
baik, akan membuat wajib pajak menilai bahwa e-filing memiliki manfaat yang
lebih. Minat untuk menerima teknologi dalam hai ini menggunakan e-filing
akan muncul setelah persepsi kebermanfaatan.
Variabel kesiapan teknologi informasi diartikan bahwa sejauh mana
wajib pajak siap untuk menerima teknologi baru yakni e-filing selain itu, e-
filing juga harus memiliki kesiapan untuk mendukung kesiapan dari wajib
pajak supaya pelaporan pajak dapat berjalannya dengan baik sesuai dengan
harapan DJP. Hal ini dapat dikaitkan dengan faktor utama pada teori TAM
yakni Perceived Usefulness (PU) atau persepsi kebermanfaatan yang mana
19
sistem (e-filing) diluncurkan pastilah karena memiliki manfaat untuk wajib
pajak, yaitu untuk memudahkan wajib pajak dalam pelaporan pajak. Persepsi
kebermanfaatan ini muncul ketika e-filing telah memiliki kesiapan yang baik
sehingga dapan membuat wajib pajak menilai bahwa e-filing memiliki
kesiapan yang dapat memberikan ia manfaat yang lebih dari pada manual,
sehingga persepsi ini akan mendorong keinginan wajib pajak untuk mau
menggunakan e-filing.
Faktor utama yang kedua yang digunakan untuk menilai penerimanaan
suatu teknologi pada teori TAM ini adalah Perceived Ease of Use (PEOU) atau
persepsi kemudahan untuk menggunakan. Penelitian ini, faktor Perceived Ease
of Use (PEOU) digunakan untuk mendasari variabel kompleksitas, yang mana
wajib pajak akan mau atau minat menggunakan e-filing apabila e-filing
memiliki kemudahan atau tidak memiliki kompleksitas dalam tata cara
pelaporan pajaknya. Kompleksitas berkaitan dengan e-filing ini yang nantinya
akan membentuk persepsi wajib pajak akan kemudahan dalam menggunakan.
Wajib pajak akan menilai e-filing memiliki kemudahan untuk menggunakan
apabila tatacara pelaporan pajak melalui e-filing tidak memiliki kompleksitas.
Setelah persepsi kemudahan penggunaan terbentuk yang dilihat dari
kompleksitasnya, maka persepsi itu yang akan berdampak pada minat wajib
pajak untuk mau menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya.
20
2.1.3 Teori Kewajiban Pajak Mutlak atau Teori Bakti
Teori ini mendasarkan pada paham Organische Staatsleer yang mana
paham ini mengajarkan bahwa karena sifat suatu negara maka timbullah hak
mutlak untuk memungut pajak. Orang-orang tidaklah berdiri sendiri dengan
tidak adanya persekutuan tidaklah akan ada individu, oleh karenanya
persekutuan (yang menjelma menjadi negara) berhak atas satu sama lain.
Akhirnya setiap orang menginsyafi bahwa menjadi suatu kewajiban asli untuk
membuktikan tanda baktinya terhadap negara dalam bentuk pembayaran pajak
(Resmi,2005).
Teori ini digunakan sebagai landasan berfikir bahwa setiap warga negara
memiliki suatu kewajiban yakni untuk membayar pajak. Wajib pajak tidak
hanya diharuskan untuk membayar pajak saja, melainkan ia juga diharuskan
untuk patuh dalam melaporkan kewajiban pajaknya serta melaporkan pajak
sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Kepatuhan
wajib pajak tersebut itulah yang menjadi tanda bakti wajib pajak sebagai warga
negara kepada bangsa dan negara.
2.2. Administrasi Perpajakan
Pajak merupakan salah satu kewajiban masyarakat sebagai wajib pajak
kepada negara yang bersifat memaksa, sehingga apabila wajib pajak tidak
atau belum melaksanakan kewajiban perpajakan sebagaimana mestinya, maka
negara akan melakukan penagihan pajak yang bersifat memaksa sesuai
undang-undang bahkan dapat mengakibatkan wajib pajak dikenakan sanksi
21
perpajakan. Perpajakan adalah keseluruhan dari suatu proses atau suatu
kegiatan yang berkaitan dengan pajak, mulai dari pendaftaran, perhitungan,
pembayaran, serta pelaporan pajak (Pandiangan,2014). Pengelolaan
perpajakan tersebut harus dilakukan dengan baik dan benar oleh wajib pajak
sesuai dengan ketentuan perundanga-undangan perpajakan yang berlaku agar
terhindar dari pengenaan sanksi perpajakan. Wajib pajak harus
memperjatikan sistem perpajakan yang berlaku agar pengelolaannya dapat
dilakukan secara efektif, efisien, dan optimal.
Pajak dapat dijadikan tolok ukur untuk mengetahui seberapa besar
kepedulian dan jiwa patriotisme masyarakat sebagai warga negara kepada
bangsa dan negaranya. Hal pokok yang harus dilakukan wajib pajak dalam
melaksanakan kegiatan mengelola pajak(Pandiangan,2014):
a. Pendaftaran sebagai wajib pajak
Subjek pajak (baik orang pribadi maupun badan) yang telah memenuhi
kriteria sebagai wajib pajak sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan perpajakan, wajib mendaftarkan diri sebagai Wajib
Pajak. Pendaftaran dilakukan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal/tempat kedudukan/tempat
kegiatan usaha/ lokasi wajib pajak menurut keadaan sebenarnya dengan
membawa dokumen yang dipersyaratkan. Pendaftaran dapat dilakukan
dengan kesadaran sendiri (voluntary compliance) dengan mendaftar
sendiri (self assesment system) atau secara jabatan oleh KPP (official
assesment system).
22
b. Penghitungan pajak
Ada 3 pihak yang dapat melakukan perhitungan pajak yaitu dilakukan
sendiri oleh wajib pajak (self assesment system), dilakukan oleh KPP
KPP (official assesment system), dan dilakukan oleh pihak ketiga yang
melakukan pembayaran (withholding system). Rumus perhitungan pajak
dengan ketiga tersebur pada dasarnya sama yaitu tarif pajak dikalikan
dengan dasar pengenaan pajak.
c. Pemotongan atau pemungutan pajak
Salah satu kewajiban WP yang adadaam sistem perpajakan adalah
melakukan pemotongan atau pemungutan pajak atas setiap pembayaran
atau pengeluaran yang dilakukan kepada pihak lain yang menimbulkan
pajak terutang.
d. Pembayaran pajak
Pajak yang terutang harus dibayar atau disetor ketempat pembayaran
pajak. Tempat pembayaran pajak dilakukan di bank persepsi dan kantor
pos, jadi bukan di kantor pajak.
e. Pelaporan pajak
Kewajiban perpajakan yang telah dilaksanakan wajib pajak harus
dilaporkan ke kantor pajak. Pelaporan pajak terutama menyangkut pajak
yang telah disetor atau dipotong atau dipungut yang menjadi
kewaibannya. Pelaporan pajak dilakukan setiap masa pajak dan ada juga
hanya setahun sekali. Sarana yang digunakan untuk melaporkan pajak
adalah Surat Pemberitahuan (SPT).
23
2.3. Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaporan
2.3.1 Pendaftaran Wajib Pajak
Menurut Pandiangan (2014) terdapat beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mendaftarkan diri yaitu:
1. Secara langsung ke KPP/KP2KP.
Tata cara pendaftaran atau pelaporan usaha :
i. WP mengisi formulir permohonan pendaftaran WP atau formulir
permohonan pengukuhan PKP secara lengkap, benar dan jelas
serta ditandatangani.
ii. WP menyerahkan formulir permohonan kepada petugas
pendaftaran WP.
iii. Jika formulir permohonan belum diisi secara lengkap, maka
petugas akan mengembalikan formulir permohonan kepada
pemohon untuk dilengkapi.
iv. Jika formulir permohonan sudah diisi lengkap demikian juga
dengan dokumen yang dipersyaratkan, WP akan menerima Bukti
Penerimaan Surat (BPS).
2. Melalui Pojok Pajak, Mobil Pajak, dan sejenisnya yang ada di tempat-
tempat keramaian.
Pendaftaran NPWP yang diberikan Pojok Pajak dan Mobil Pajak
hanyalah kepada WP Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan
usaha. Berikut tata caranya:
24
i. WP menyerahkan persyaratan pendaftaran NPWP orang pribadi
kepada petugas.
ii. Apabila persyaratan tidak lengkap maka permohonan pendaftaran
ditolak dan dikembalikan kepada WP.
iii. Jika persyaratan sudah lengkap, maka WP akan menerima NPWP.
3. Mengirimkan permohonan melaui pos atau melalui perusahaan jasa
ekspedisi atau jasa kurir.
WP dapat menyampaikan permohonan pendaftaran WP atau pengukuhan
PKP yang telah diisi lengkap dan jelas dengan mengirimkannya melalui
kantor pos atau melalui jasa ekspedisi atau jasa kurir. Tanda terima
pengiriman dari kantor pos, atau perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir
dianggap sebagai tanda terima permohonan dari KPP.
4. Secara online (e-registration)
Pertama, WP mengajukan permohonan pendaftaran secara elektronik
dengan mengisi formulir pendaftaran wajib pajak di aplikasi e-
registration pada laman Direktorat Jenderal Pajak di www.pajak.go.id.
Setelah itu mengirimkan dokumen yang disyaratkan ke KPP, dengan cara
mengunggah salinan digital dokumen melalui e-registration. Dokumen
yang disyaratkan telah diterima secara lengkap, KPP akan menerbitkan
BPS secara elektronik. Berikut tata cara pendaftaran NPWP/ pengukuhan
PKP secara online melalui internet :
i. Membuka situs DJP dengan alamat www.pajak.go.id
ii. Memilih menu sistem e-registration
25
iii. Membuat account dengan melakukan login pada sistem e-registration.
iv. Login ke sistem e-registration dengan mengisi username dan
password yang telah dibuat.
v. Memilih menu “permohonan pendaftaran NPWP atau pengukuhan
PKP”.
vi. Memilih jenis WP yang sesuai (orang pribadi, badan atau bendahara)
vii. Mengisi formulir permohonan pada layar komputer dengan lengkap
dan benar
viii. Memilih tombol “daftar” untuk mengisi formulir permohonan
pendaftaran NPWP/ pengukuhan PKP.
ix. Mencetak formuir permohonan yang sudah diisi secara lengkap dan
SKTS melalui aplikasi e-registration.
x. Menerima SKT,NPWP, atau SPPKP dari KPP dimana WP terdaftar.
5. Melalui pemberi kerja (swasta) atau bendahara (instansi pemerintah atau
kembaga negara) secara massal.
Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:
i. Membuat daftar normatif
ii. Mengumpulkan fotokopi KTP/identitas diri sesuai dengan daftar
normatif sesuai kelompok-kelompoknya
iii. Mengisi e-NPWP sesuai dengan daftar normatif dan identitas diri.
iv. Menyampaikan daftar normatif dan data isian e-NPWP dalam bentuk
media beserta fotokopi KTP/ identitas diri dan fotokopi NPWP kepada
KPP lokasi, dengan surat pengantar.
26
v. Meneruskan kartu NPWP yang diterima dari KPP lokasi kepada
masing-masing WP OP dengan dilengkapi rekapitulasi dan tanda
terima NPWP.
vi. Mengembalikan tanda terima NPWP yang telah ditandatangani oleh
WP OP ke KPP lokasi.
vii. Memberikan keterangan, data, dan dokumen lainnya yang diperlukan
kepada petugas pendataan WP dalam hal pemberi kerja/bendahara
tidak merespon surat permintaan data dalam jangkat waktu yang
ditetapkan.
2.3.2. Pelaporan Pajak
Pelaporan pajak yang dilakukan dengan menggunakan SPT ke
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) ada 2 (Pandiangan,2014) yaitu:
1. Secara Manual
a. Langsung ke KPP atau KP2KP
WP atau PKP dapat langsung datang ke KPP atau KP2KP tempatnya
terdaftar. Tempat penyampaian SPT yaitu di Tempat Pelayanan
Terpadu (TPT) sebagai front office pelayanan perpajakan kepada
masyarakat, apabila setelah diteliti terbukti SPT itu telah lengkap
sesuai ketentuan, maka petugas TPT akan memberikan BPS kepada
WP.
27
b. Melalui tempat khusus
Pelaporan pajak melalui tempat khusus ini sama seperti penyampaian
secara langsung ke KPP diatas, apabila SPT sudah lengkap maka WP
akan diberikan BPS oleh KPP.
c. Dikirim melalui pos atau jasa ekspedisi atau jasa kurir
WP dapat mengirimkan SPT yang talh lengkap dan benar melalui pos
atau jasa ekspedisi atau jasa kurir. WP harus meminta bukti
pengiriman surat yang ditujukan ke KPP tempat WP terdaftar. Bukti
itu nantinya menjadi bukti resmi dalam penyampaiaan SPT yang harus
disimpan WP.
2. Secara Elektronik (online)
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga memanfaatkan perkembangan
teknologi sebagai salah satu cara penyampaian SPT. Penyampaiannya
dilakukan secara online yang dikenal dengan e-filing. Sementara ini,
belum semua SPT dapat menggunakan e-filing, SPT yang tersedia masih
terbatas formulir SPT tahunan 1770 S atau formulir tahunan 1770 SS
dan SPT Masa PPN.
2.4. Pelaporan Pajak Menggunakan E-filing
E-filing merupakan salah satu sistem yang dibuat oleh Direktorat
Jenderal Pajak (DJP). E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT yang
dilakukan dengan sistem on-line dan real time melalui media internet pada
website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) maupun Penyedia Jasa
Aplikasi (Pandiangan,2014). Wajib pajak dapat menyampaikan SPT secara
28
elektronik (e-filing) melalui satu atau beberapa Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)
yang ditunjuk oleh DJP. Menurut Susanto (2011) Penyedia Jasa Aplikasi atau
Application Service Provider (ASP) adalah perusahaan Penyedia Jasa
Aplikasi yang telah ditunjuk oleh DJP sebagai perusahaan yang dapat
menyalurkan penyampaian SPT secara elektronik ke DJP. Perusahaan
penyedia jasa aplikasi harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Berbentuk badan,
2. Memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi (ASP)
3. Mempunyai NPWP dan telah dikukuhkan sebagai PKP dan
4. Menandatangani perjanjian dengan DJP
E-filing dapat berupa Surat Pemberitahuan (SPT) Masa atau SPT
tahunan yang berbentuk elektronik dengan media komputer. Wajib pajak
yang menyampaikan e-SPT harus memenuhi syarat yaitu memiliki Elektronic
Filling Identification Number (e-FIN),dan memperoleh sertifikat (digital
certificate) dari DJP. Menurut Direktorat Jendral Pajak pada laman
www.pajak.go.id (20 April 2016) Elektronic Filling Identification Number (e-
FIN) adalah nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak
tempat Wajib Pajak terdaftar kepada wajib pajak yang mengajukan
permohonan untuk menyampaikan SPT secara elektronik (e-filing).
Penyampaian SPT secara elektronik dapat dilakukan selama 24 jam
sehari dan 7 hari seminggu dengan standar Waktu Indonesia Bagian Barat.
SPT yang disampaikan secara elektronik pada akhir batas waktu penyampaian
SPT yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu. Tatacara
29
pelaporan dengan menggunakan e-filing dilakukan oleh wajib pajak seperti
berikut ini:
1. SPT yang telah diisi dengan benar, jelas dan lengkap disampaikan secara
elektronik melalui suatu perusahaan ASP oleh WP ke DJP
2. Atas SPT yang disampaikan secara elektronik melalui perusahaan ASP
yang telah ditunjuk oleh DJP diberikan Bukti penerimaan secara
elektronik apabila SPT telah lengkap.
3. SPT yang tidak lengkap, oleh kepala KPP diberitahukan kepada wajib
pajak secara elektronik.
2.5. Minat Wajib Pajak
Menurut Suryabrata (1988 : 109) dalam www.sarjanaku.com (05
Februari 2016) minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik
pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek. Menurut Crow dalam
Killis, (1988 : 26) minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang
memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu.
Menurut Munabari dan Aji (2014) mendefinisikan minat adalah suatu
kecenderungan yang tinggi terhadap suatu hal atau aktivitas tanpa adanya
paksaan, dengan kata lain minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa adanya paksaan dari pihak
lain. Diantara faktor-fakotr yang memepengaruhi yaitu dari (1) Faktor
dorongan dari dalam (2) Faktor motif sosial dan (3) Faktor emosional.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah
30
ketertarikan seseorang akan sesuatu hal dibandingkan dengan hal yang
lainnya, yang menurut persepsinya hal tersebut memiliki keunggulan
daripada yang lainnya, sehingga dapat menggerakkan perilaku atau
mendorong seseorang untuk memilihnya.
Dorongan tersebut dapat timbul karena adannya perhatian, rasa senang
serta pengalaman dari seseorang. Dorongan tersebut nantinya dapat
mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menentukan keputusan dalam
berperilaku. Perilaku seseorang dapat ditentukan oleh kombinasi dua
kekuatan yaitu kekuatan internal (internal forces) dan kekutatan eksternal
(external forces). Kekuatan internal (internal forces) yaitu faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri seseorang seperti persepsi seseorang terhadap sesuatu,
pengalaman yang dimiliki seseorang, kepatuhan seseorang terhadap
pertauran, serat bagaimana kesiapan dari orang tersebut menanggapi suatu hal
baru. Kekutatan eksternal (external forces) yaitu faktor-faktor yang berasal
dari luar diri seseorang yang mana faktor tersebut berada diluar kendalinya,
seperti kesulitan akan suatu pekerjaan, atau keberuntungan seseorang, serta
pengaruh dari lingkungan kerja.
Minat wajib pajak adalah ketertarikan dari wajib pajak dalam
penggunaan sistem pelaporan kewajiban pajak secara online (e-filing).
Ketertarikan wajib pajak disini didefinisikan sebagai ketertarikan dari dalam
diri wajib pajak akan adanya sistem e-filing. Faktor-faktor dari dalam diri
wajib pajak sangat berpengaruh dalam menerima atau penentuan keputusan
wajib pajak dalam beperilaku dalam hal ini menggunakan e-filing daripada
31
faktor dari luar, apabila faktor dari luar telah sangat baik dalam
mempengaruhi keputusan atau ketertarikan wajib pajak namun dari dalam diri
wajib pajak tidak mendukung, maka faktor dari luar tersebut tidak dapat
mendorong wajib pajak untuk memilih menggunakan e-filing. Hal ini
dikarenakan dorongan seseorang dalam berperilaku berasal dari kombinasi
dua kekuatan yaitu kekuatan internal (internal forces) dan kekutatan eksternal
(external forces) namun yang paling utama berasal dari dalam diri wajib
pajak.
Minat wajib pajak yang berasal dari kekuatan internal seperti
bagaimana ia memiliki persepsi terhadap penggunaan e-filing, misalnya
persepsi akan keamanan dan kerahasiaan dari sistem e-filing serta persepsi
tentang kompleksitas sistem e-filing. Minat wajib pajak lainnya berasal dari
pengalaman yang dimiliki wajib pajak dalam penggunaan teknologi, selain
itu, kepatuhan wajib pajak dan kesiapan diri wajib pajak dalam menerima
teknologi informasi juga menjadi pengaruh dari ketertarikan wajib pajak
untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan kewajiban pajaknya.
2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak
Minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing merupakan ketertarikan
wajib pajak terhadap e-filing yang muncul ketika wajib pajak menemukan
kelebihan dari e-filing setelah membandingkan dengan cara manual. Terdapat
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat wajib pajak untuk
menggunakan e-filing. Menurut Carter et al,. (2011) faktor-faktor yang dapat
32
mempengaruhi minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing adalah sebagai
berikut:
1. Harapan usaha (EE)
Harapan usaha terdapat tiga konstruksi yang membuat konsep harapan
usaha yaitu persepsi kemudahan penggunaan, kompleksitas, dan
kemudahan penggunaan. E-filing diharapkan mudah untuk digunakan dan
mudah dinavigasi, apabila sistem terlalu rumit atau membutuhkan usaha
yang berlebihan maka warga akan memanfaatkan alternatif pilihan lain.
2. Harapan kinerja (PE)
Terdapat lima indikator yang dapat membangun harapan kinerja yaitu
kegunaan yang dirasakan, motivasi ekstrinsik, sesuai pekerjaan,
keuntungan relatif, dan harapan akan hasil dari suatu sistem. Penyedia jasa
sistem dan opemerintah perlu menekankan manfaat dari e-filing, karena
setelah warga memahami bagaimana berguna dan menguntungkannya e-
filing maka mereka akan memiliki minat untuk menggunakan e-filing.
3. Pengarus sosial (SI)
Pengaruh sosial adalah sejauh mana seorang individu merasakan bahwa
orang lain yang ia anggap penting membuat mereka percaya bahwa ia
harus menggunakan sistem (Venkatesh et al., 2003). Seseorang lebih
mungkin untuk mengambil keuntungan dari suatu pilihan apabila oarang
lain yang disekitarnya juga menggunakannya.
33
4. Persepsi Manfaat (WSSE)
Kepercayaan adalah suatu kepercayaan akan kemampuan diri sendiri
terhadap suatu teknologi yang diperlukan untuk keberhasialan dalam
berinteraksi dengan situs web tertentu.
5. Persepsi Keamanan (PSC)
Persepsi keamanan adalah pengguna harus memiliki kepercayaan bahwa
mekasisme yang berada di sistem untuk menjaga elektronik aman.
Persepsi ini dipengaruhi oleh pemahaman pengguna dari mekanisme
keamanan ditempatnya, kehadiran fitur keamanan, otentifikasi dan
kebijakan pada situs web.
6. Kepercayaan pada perantara independen (TII)
Warga harus memiliki kepercayaan pada pihak ketiga atau penyedia jasa
elektronik, karena mereka akan menyerahkan data-data hasil keuntungan
mereka yang berkaitan dengan pelaporan pajak elektronik. Semakin tinggi
tingkat kepercayaan warga terhadap perantara independen atau pihak
ketiga penyedia jasa elektronik makan akan meningkatkan minat ia untuk
menggunakan suatu sistem.
Menurut Sugihanti (2011) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing adalah sebagai berikut:
1. Ekspektasi kinerja
Ekspektasi kinerja didefinisikan sebagai tingkat dimana seorang individu
meyakini bahwa menggunakan sistem akan membantu dalam
meningkatkan kinerjanya.
34
2. Ekspektasi usaha
Ekspektasi usaha sebagai tingkat kemudahan yang dihubungkan dengan
penggunaan suatu sistem informasi.
3. Komplesitas
Kompleksitas (Complexity) adalah ukuran kemampuan pengguna yang
mempersepsikan suatu sistem itu mudah dipahami atau sulit dipahami.
4. Kesukarelaan
Penggunaan e-filling, kesukarelaan merupakan bentuk persepsi pengguna
(user) untuk memutuskan menggunakan e-filling tanpa paksaan dari luar.
5. Pengalaman
Pengalaman dapat didefinisikan sebaagai bentuk pengetahuan pengguna
(user) yang diperolehnya ketika pengguna telah pernah menggunakan TI
tersebut sebelumnya.
6. Keamanan dan kerahasiaan
Isu keamanan dan kerahasiaan menjadi isu yang paling diperhatikan oleh
pengguna dalam penggunaan SI.
7. Kecepatan
Kecepatan didefinisikan sebagai sejauh mana atau seberapa lama waktu
yang digunakan dalam mengakses sesuatu sistem atau hal.
35
Menurut Wibisono dan Toly (2014) faktor yang dapat mempengaruhi
minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing adalah sebagai berikut:
1. Keamanan dan kerahasiaan
Keamanaan dan kerahasian yang dimaksud adalah seberapa kuatnya
perangkat teknologi untuk menjaga keamaanan dan kerahasiaan data
Wajib Pajak. Hal ini berkaitan dengan keamaanan data yang dilaporkan
oleh Wajib Pajak bahwa hanya orang yang bersangkutan yang dapat
mengakses data tersebut. Indikator keamanan dan kerahasiaan meliputi 3
hal yaitu resiko pengguna berkaitan dengan resiko terhadap pihak luar
(hacker), penyimpanan data berkaitan dengan resiko terhadap pihak dalam
(pegawai pajak) dan kemampuan e-filing berkaitan dengan kemampuan
sistem dalam mengantisipasi masalah-masalah terkait data.
2. Kesiapan teknologi informasi
Kesiapan Teknologi Informasi yang dimaksud adalah sekumpulan sumber
daya informasi organisasi, peran penggunaannya, serta manajemen yang
menjalankannya apakah sudah kompeten di bidangnya. Kesiapan teknologi
informasi juga di pengaruhi dengan adanya perkembangan media internet
mengingat bahwa media internet adalah sarana utama dalam menggunakan
system e-filing, sedangkan tidak semua Wajib Pajak dapat mengakses
media internet. Indikator kesiapan teknologi informasi meliputi 3 hal yaitu
pemahaman Sumber Daya Manusia berkaitan dengan penerimaan,
penggunaan dan penggolahan data menggunakan teknologi, keandalan
internet berkaitan dengan kemampuan internet sebagai sarana
36
menggunakan sistem e-filing, dan keandalan software dan hardware
komputer berkaitan dengan kemampuan komputer sebagai sarana
menggunakan sistem e-filing.
3. Persepsi kegunaan
Persepsi kegunaan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan
suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang
menggunakannya. Indikator persepsi kegunaan meliputi 3 hal yaitu
peningkatan kinerja berkaitan dengan peningkatan kinerja, produktivitas,
efektifitas dan kualitas hasil pekerjaan, membuat pekerjaan jadi lebih
mudah berkaitan dengan pekerjaan dilakukan kapan saja, menjadi lebih
cepat, lebih prakis dan lebih efisien dan bermanfaat berkaitan dengan
waktu tidak terbuang percuma, menghemat biaya dan menghemat kertas.
4. Persepsi kemudahan
Persepsi Kemudahan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana sebuah
system dapat dengan mudah di pahami dan digunakan. Indikator persepsi
kemudahaan meliputi 3 hal yaitu sistem mudah digunakan berkaitan
dengan sistem sesuai dengan kebutuhan, fleksibel digunakan, tidak rumit,
tidak melakukan kesalahan dan tidak membutuhkan usaha yang keras.
Tampilan jelas berkaitan dengan tampilan jelas, mudah dibaca dan tidak
mengalami kebingungan. Mudah di pelajari berkaitan dengan mudah
menguasai software dan hardware computer dan mudah mempelajari cara
menggunakan e-filing.
37
Berdasarkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat wajib pajak
untuk menggunakan e-filing yang telah diteliti dari berbagai peneliti tersebut,
maka penulis akan meneliti pengalaman wajib pajak, kompleksitas, keamanan
dan kerahasiaan, kepatuhan wajib pajak serta kesiapan teknologi informasi.
Penelitian ini menggunakan indikator pengukuran minat wajib pajak yang
berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya minat wajib pajak
diukur dengan menggunakan indikator pengukuran yang menilai seseorang
minat setelah ia sudah menggunakan e-filing, namun dalam penelitian ini
penulis menggunakan indikator pengukuran minat yang akan muncul sebelum
ia menggunakan. Selain itu penulis menambahkan pula variabel kepatuhan
wajib pajak, yang diyakini penulis memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap munculnya ketertarikan seseorang untuk menggunakan e-filing
dalam pelaporan pajaknya.
2.6.1. Pengalaman Wajib Pajak
Menurut Wikipedia pengalaman ialah hasil persentuhan alam dengan
panca indra manusia. Berasal dari kata peng-alam-an. Pengalaman
memungkinkan seseorang menjadi tahu atau mengerti dan hasil tahu ini
kemudian disebut pengetahuan. Hasil yang disebut pengetahuan ini diperoleh
dari keterlibatan dari seseorang yang mengerjakan suatu hal selama periode
tertentu. Pengalaman yang dianggap bernilai merupakan faktor yang turut
membuat minat pada diri individu. Pengalaman dapat memberikan dorongan
serta kekuatan pada diri individu untuk melakukan sesuatu. Kebanyakan,
38
pengalaman berisi tentang cara mengetahui sesuatu atau pengetahuan akan
prosedural daripada dengan pengetahuan proporsisional.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengalaman
adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh seseorang tentang apa yang ia
pernah kerjakan atau ia lalui selama suatu periode yang membuat ia memiliki
ketrampilan hasil pengalamannya tersebut. Pengalaman yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengalaman seseorang yang pernah menggunakan sistem
informasi. Pengalaman akan sistem informasi tersebut yaitu sistem informasi
administrasi perpajakan modern yang mana didalamnya terdapat e-filing.
Pengalaman wajib pajak adalah ketrampilan yang telah dimiliki oleh wajib
pajak akibat dari suatu pengalaman dimasa yang lalu akan penggunakan
sistem teknologi dalam hal ini administrasi perpajakan modern yaitu
penyampaian kewajiban pajak menggunakan e-filing.
2.6.2. Kompleksitas
Susanto (2011) mendefinisikan complexity sebagai tingkat harapan
pengguna bahwa teknologi bebas dari usaha. Thomson, et al. (1991) dalam
Gardner (2004) dikutip dari Desmayanti dan Zulaikha (2012) menemukan
bahwa semakin kompleks (rumit) suatu inovasi, maka semakin rendah tingkat
penyerapannya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kompleksitas adalah seberapa tinggi persepsi yang dimiliki seseorang
terhadap suatu inovasi baru dalam bidang teknologi, apakah inovasi tersebut
lebih banyak memberikan kebermanfaatan dan kemudahan atau tidak.
Persepsi kompleksitas ini akan muncul apabila teknologi yang menjadi
39
inovasi baru memiliki tingkat kerumitan yang tinggi dalam penggunaannya
atau teknologi tersebut malah dapat menyita banyak waktu penggunannya,
sehingga pengguna akan berfikir atau memiliki persepsi bahwa sistem
tersebut memiliki kompleksitas.
Inovasi baru yang telah diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Pajak
adalah modernisasi administrasi perpajakan. E-filing menjadi salah satu
sistem yang dibuat untuk memudahkan wajib pajak untuk penyampaian
pajaknya. Perubahan dari sistem perpajakan tersebut dapat memunculkan
persepsi akan kompleksitas e-filing tersebut. Persepsi kompleksitas yang
dapat timbul karena adanya perubahan dari sistem informasi, yaitu sistem
tersebut mengandung ketidaksederhanaan, ketidaknormalan dan bisa juga
karena ketidakbiasaan dari pengguna. Proses perubahan tersebut terdapat
dampak positif dan negatif. Sistem perpajakan yang tadinya menggunakan
sistem manual yang beralih dengan sistem yang memanfaatkan teknologi
akan membuat wajib pajak membandingkan antara kedua metode tersebut.
Pembandingan tersebut nantinya akan mempengaruhi dalam bagaimana
wajib pajak berperilaku terhadap pembaruan sistem ini, dan memutuskan
untuk menggunakan sistem e-filing tersebut, bila sistem yang baru (e-filing)
dinilai tidak memiliki kompleksitas yang lebih rumit daripada sistem
pembayaran manual maka wajib pajak akan tertarik untuk beralih
menggunakan e-filing. Sehingga kompleksitas ini juga dapat dijadikan
sebagai suatu ukuran yang dapat menilai seberapa minat wajib pajak pada
suatu sistem (e-filing).
40
2.6.3. Keamanan dan Kerahasiaan
Menurut Desmayanti dan Zulaikha (2012), keamanan sistem informasi
adalah manajemen pengelolaan keamanan yang bertujuan mencegah,
mengatasi, dan melindungi berbagai sistem informasi dari resiko terjadinya
tindakan ilegal seperti penggunaan tanpa izin, penyusupan, dan perusakan
terhadap berbagai informasi yang di miliki. Hal ini berkaitan dengan
keamaanan data yang dilaporkan oleh Wajib Pajak bahwa hanya orang yang
bersangkutan yang dapat mengakses data tersebut. Kerahasiaan/secrecy
dikutip dari Wibisono dan Toly (2014) adalah praktik pertukaran informasi
antara sekelompok orang, bisa hanya sebanyak satu orang, dan
menyembunyikannya terhadap orang lain yang bukan anggota kelompok
tersebut. Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
keamanan dan kerahasiaan adalah seberapa tingkat jaminan keamanan dan
kerahasiaan dari suatu sistem informasi untuk menjaga keamanan dan
kerahasiaan data yang dilaporkan wajib pajak.
Jaminan akan keamanan dan kerahasiaan ini dapat dinilai dari
bagaimana wajib pajak memiliki persepsi akan sistem informasi. Hal ini
berkaitan dengan isu keamanan dan kerahasiaan yang terjadi dimasyarakat
menjadi isu yang paling diperhatikan oleh pengguna dalam penggunaan
sistem informasi. Isu-isu ini dapat mempengaruhi persepsi dari seseorang
akan keamanan dan kerahasiaan suatu sistem informasi. Persepsi keamanan
dan kerahasiaan adalah bagaimana wajib pajak memiliki persepsi akan suatu
sistem informasi apakah aman dan terjamin kerahasiaan datanya. Wajib pajak
41
memiliki persepsi keamanan dan kerahasiaan yang baik maka ia akan tertarik
atau terdorong untuk menggunakan e-filing karena ia memiliki perasaan
tenang dan senang dalam menggunakannya.
Menurut Dewi(2009) dalam Desmayanti dan Zulaikha (2012) suatu
sistem informasi dapat dikatakan baik jika keamanan sistem tersebut dapat
diandalkan. Keamanan sistem ini dapat dilihat melalui data pengguna yang
aman disimpan oleh suatu sistem informasi. Data pengguna ini harus terjaga
kerahasiaannya dengan cara data disimpan oleh sistem sehingga pihak lain
tidak dapat mengakses data pengguna secara bebas.
2.6.4. Kepatuhan Wajib Pajak
Konsep dasar kepatuhan, menurut Mahon (2001) dalam Adiasa (2013)
mengungkapkan bahwa kepatuhan adalah sebuah sikap yang rela untuk
melakukan segala sesuatu, yang di dalamnya didasari kesadaran maupun
adanya paksaan, yang membuat perilaku seseorang dapat sesuai dengan yang
diharapkan. Menurut Undang-undang Nomor 16 tahun 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Wajib Pajak adalah orang
pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut
pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib Pajak dibagi
menjadi 2, antara lain:
1. Wajib Pajak Orang Pribadi, adalah setiap orang pribadi yang memiliki
penghasilan di atas pendapatan tidak kena pajak. Di Indonesia, setiap orang
42
wajib mendaftarkan diri dan mempunyai nomor pokok wajib pajak (NPWP),
kecuali ditentukan dalam undang-undang.
2. Wajib Pajak Badan, adalah setiap perusahaan yang didirikan di Indonesia
dan sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) serta mempunyai
hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan pajak yang
berlaku di Indonesia. Pengertian badan adalah sekumpulan orang dan atau
modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang
tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara atau Daerah dengan
nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial
politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk
badan
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK.04/2000 dalam
Devano dan Rahayu (2006:112) yang dikutip dari Adiasa (2013), menyatakan
bahwa Kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan
kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu
negara.
Wajib pajak dapat dilatakan patuh apabila :
a. Tepat waktu dalam menyampaikan surat pemberitahuan untuk semua jenis
pajak dalam dua tahun terakhir.
43
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah
mempunyai izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
c. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir.
d. Dua tahun pajak terakhir menyelenggarakan pembukuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (UU KUP), dan dalam hal terhadap wajib pajak pernah dilakukan
pemeriksaan, koreksi pada pemeriksaan yang terakhir untuk tiap-tiap jenis
pajak yang terutang paling banyak 5%.
e. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk dua tahun terakhir diaudit
oleh akuntan public dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau pendapat
dengan pengecualian.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan
wajib pajak adalah suatu keadaan yang mengharuskan wajib pajak untuk
tunduk atau patuh pada peraturan yang berlaku. Perpajakan, aturan yang
digunakan adalah aturan perpajakan. Kepatuhan wajib pajak ini dapat dinilai
dari bagaimana wajib pajak dalam mentaati peraturan dalam pelaporan
kewajibannya.
2.6.5. Kesiapan Teknologi Informasi
Menurut Wibisono dan Toly (2014) kesiapan teknologi informasi
adalah sekumpulan sumber daya informasi organisasi, peran penggunaannya,
serta manajemen yang menjalankannya apakah sudah kompeten di bidangnya.
44
Kesiapan teknologi informasi juga di pengaruhi dengan adanya
perkembangan media internet mengingat bahwa media internet adalah sarana
utama dalam menggunakan system e-filing, sedangkan tidak semua Wajib
Pajak dapat mengakses media internet. Kesiapan teknologi informasi pada
penelitian ini adalah sejauh mana seseorang telah siap dalam menerima
perkembangan teknologi inormasi. Kesiapan tersebut bersumber dari dalam
diri seseorang dan dari luar atau dari teknologi informasi itu sendiri.
Kesiapan teknologi informasi yang berasal dari dalam diri seseorang
dalam hal ini yaitu seberapa siap orang tersebut dalam menerima
perkembangan teknologi informasi. Kesiapan teknologi dinilai berdasarkan
kesiapan dari wajib pajak untuk menerima pembaruan sistem perpajakan
yakni e-filing. Kesiapan yang bersumber dari luar diri seseorang yaitu tentang
seberapa siapnya teknologi informasi itu sendiri. Seberapa siap fitur-fitur
yang ada di dalamnya untuk mendukung kelancaran suatu sistem (e-filing).
2.7. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai minat wajib pajak menggunakan e-filing sudah
cukup banyak dilakukan, baik di Indonesia maupun di luar Indonesia.
Penelitian dari Indonesia yaitu Wibisono dan Toly (2014), Wowor,dkk
(2014), Adiasa (2013), Desmiyanti dan Zulaikha (2012) dan Sugihanti
(2011), sedangkan dari luar Indonesia yaitu Carter et al., (2011) dan Lymer et
al.,(2012). Ringkasan penelitian terdahulu baik dari daam maupun luar
Indonesia dapat diihat pada Tabel 2.1 berikut ini:
45
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul
Penelitian
Peneliti
Variabel
Hasil Penelitian
1
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Minat Wajib
Pajak Dalam
Penggunaan E-
Filing Di
Surabaya
Lisa
Tamara
Wibisono
dan Agus
Arianto Toly (2014)
Variabel
dependen :
minat wajib
pajak dalam
penggunaan
e-filing di
Surabaya
Variabel
independen :
Keamanan
dan
kerahasiaan,
Kesiapan
teknologi
Informasi,
Persepsi
kegunaan,
Persepsi
Kemudahan
1. Keamanan dan kerhasiaan secara individual mempengaruhi minat Wajib Pajak dalam menggunakan e-filing di Surabaya
2. Kesiapan teknologi informasi secara individual mempengaruhi minat Wajib Pajak dalam menggunakan e-filing di Surabaya
3. Persepsi kegunaan secara individual mempengaruhi minat Wajib Pajak dalam menggunakan e-filing di Surabaya
4. Persepsi kemudahan secara individual mempengaruhi minat Wajib Pajak dalam menggunakan e-filing di Surabaya
5. Variabel keamanan dan kerahasiaan, kesiapan teknologi informasi, persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan secara besama-sama mempengaruhi minat wajib pajak dalam menggunakan e-filling di Surabaya.
46
No Judul
Penelitian
Peneliti
Variabel
Hasil Penelitian
2
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Perilaku Wajib
Pajak Untuk
Menggunakan
E-Filling
Ricky
Alfiando
Wowor,
Jenny
Morasa,
Inggriani
Elim (2014)
Variabel
dependen :
minat
perilaku
penggunaan
e-Flling.
Variabel
independen :
X1 : Persepsi
pengalaman
X2 : Persepsi
keamanan
dan
pengalaman
X3 : Persepsi
kecepatan
1. Persepsi pengalaman
berpengaruh terhadap
perilaku penggunaan e-
Filling pada wajib pajak
badan di Kota Manado.
2. Keamanan dan
kerahasiaan
berpengaruh terhadap perilaku penggunaan e- Filling pada wajib pajak badan di Kota Manado
3. Persepsi kecepatan
tidak berpengaruh
terhadap perilaku
penggunaan e-Filling
pada wajib pajak badan
di Kota Manado.
3
Pengaruh
Pemahaman
Peraturan
Pajak
Terhadap
Kepatuhan
Wajib Pajak
Dengan
Preferensi
Risiko Sebagai
Variabel
Moderating
Nirawan
Adiasa
(2013)
Variabel
dependen :
Kepatuhan
Wajib Pajak
Variabel
independen :
X :
Pemahaman
tentang
Peraturan
Pajak
Moderating:
Preferensi
Risiko
1. Pemahaman
peraturan perpajakan
berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak.
2. Preferensi risiko
tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan
wajib pajak.
3. Preferensi risiko
tidak memoderasi
hubungan antara
variabel pemahaman
peraturan perpajakan
dengan kepatuhan
wajib pajak
47
No Judul
Penelitian
Peneliti
Variabel
Hasil Penelitian
4
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Penggunaan
Fasilitas E-
Filling Oleh
Wajib Pajak
Sebagai Sarana
Penyampaian
Spt Masa
Secara Online
Dan Realtime
Esy
Desmayanti
,Zulaikha
(2012)
Variabel
dependen :
Intensitas
Perilaku
dalam
Penggunaan
E-filling
Variabel
independen :
X1 : Persepsi
Kegunaan
X2 : Persepsi
Kemudahan
X3:
Kerumitan
X4 :
Keamanan
dan
Kerahasiaan
X5 :
Kesiapan
teknologi
informasi
wajib pajak
1. Persepsi Kegunaan
secara signifikan dapat
berpengaruh tehadap
intensitas perilaku
dalam penggunaan e-
filling.
2. Persepsi kemudahan
secara signifikan dapat
berpengaruh tehadap
intensitas perilaku
dalam penggunaan e-
filling.
3. Kerumitan secara
signifikan dapat
berpengaruh negatif
tehadap intensitas
perilaku dalam
penggunaan e-filling.
4. Keamanan dan
kerahasiaan secara
signifikan dapat
berpengaruh tehadap
intensitas perilaku
dalam penggunaan e-
filling.
5. Kesiapan teknologi
informasi wajib pajak
secara signifikan dapat
berpengaruh tehadap
intensitas perilaku
dalam penggunaan e-
filling.
48
No Judul
Penelitian
Peneliti
Variabel
Hasil Penelitian
5
Analisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Minat perilaku
wajib pajak
untuk
Menggunakan
e-filling
Winna Titis
Sugihanti
(2011)
Variabel
dependen :
minat
perilaku
penggunaan
e-Flling.
Variabel
independen :
X1 :
Ekspektasi
Kinerja
X2 :
Ekspektasi
Usaha
X3 :
Kompleksitas
X4 :
Kesukarelaan
X5 :
Pengalaman
X6 :
Keamanan
dan
Kerahasiaan
X7 :
Kecepatan
1. Ekspektasi kinerja e-
filling secara signifikan
dapat berpengaruh
terhadap minat
penggunaan e-filling.
2. Ekspektasi usaha
secara signifikan dapat
berpengaruh terhadap
minat penggunaan e-
filling 3. Kompeksitas e-filling tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat menggunakan e- filling. 4. Semakin besar tingkat kesukarelaan untuk menggunakan e- filling maka semakin besar minat untuk menggunakan e-filling tersebut. 5. Pengalaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat perilaku penggunaan e-filling. 6. Tidak adanya jaminan keamanan dan kerahasiaan yang diberikan oleh pihak ASP pada sistem e- filling, wajib pajak kurang berminat untuk menggunakan e-filling. 7.Tidak diminatinya penggunaan e-filling tidak terkait langsung dengan kecepatan pembayaran pajak dengan e-filling
49
No Judul
Penelitian
Peneliti
Variabel
Hasil Penelitian
6
The role of
security and
trust in the
adoption of
online tax
filing
Lemuria
Carter,Lud
wig
Christian
Shaupp,Jeff
rey Hobbs,
Ronald
Campbell
(2011)
Variabel
dependen :
minat untuk
menggunakan
e-Flling.
Variabel
independen :
X1 : Harapan
Usaha
X2 : Harapan
Prestasi
X3 :
Pengaruh
Sosial
X4 :
Kepercayaan
Pelayanan
X5 :
Kompetensi
diri
X6 :
Keamanan
1.Harapan Usaha variabel yang signifikan dalam diusulkan Model niat e- file 2.Harapan prestasi adalah faktor penting dalam memprediksi e- file niat 3.Pengaruh sosial memainkan peran penting dalam niat e- file pembayar pajak. 4.Kepercayaan pelayanan signifikan terhadap niat dalam penggunaan e-filling 5.Kompetensi diri berpengaruh terhadap niat pembayar pajak untuk menggunakan sistem e-filling. 6.Keamanan merupakan prediktor signifikan niat pembayar pajak untuk menggunakan e-filing sistem
7
Motivators,
Barriers and
Concern in
Adoption of
Electronic
Filling System
: Survey
Evidence from
Malaysian
Profesional
Accountants
Ming Ling
Lai and
Kwai – Fatt
Choong
(University
Teknology
MARA,
Shah Alam,
Malaysia),
2010
Y : Minat
menggunakan
e-filing
X1 : Gender
X2 :
Pengalaman
X3 :
Keamanan
dan
kerahasiaan
1.Gender tidak
berpengaruh terhadap
minat penggunaan e-
filing
2. Pengalaman
berpengaruh terhadap
minat penggunaan e-
filing 3.Keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap minat penggunaan e- filing
50
2.8. Perumusan Hipotesis Penelitian
2.8.1.Pengaruh Pengalaman Terhadap Minat Wajib Pajak untuk
menggunakan e-filing
Penelitian yang dilakukan oleh Lai dan Choong (2010), menunjukkan
bahwa pengalaman berpengaruh terhadap minat penggunaan e-filing. Hasil
penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh Sugihanti (2011) yang
menunjukkan bahwa pengalaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap minat perilaku penggunaan e-filing. Sugihanti (2011)
mendefinisikan pengalaman sebaagai bentuk pengetahuan pengguna (user)
yang diperolehnya ketika pengguna telah pernah menggunaakan TI tersebut
sebelumnya. Pengguna yang berpengalaman dan yang tidak berpengalaman
menunjukkan bahwa ada korelasi yang kuat antara minat menggunakan
suatu teknologi dan perilaku penggunaan (behavioral usage) suatu teknologi
bagi pengguna yang berpengalaman.
Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang mana
pengalaman tersebut dapat digunakan/mempengaruhi seseorang dalam
bersikap/menanggapi hal yang baru. Begitu pula dengan pengalaman wajib
pajak dalam penggunaan teknologi juga dapat berpengaruh terhadap minat
wajib pajak dalam penggunaan e-filing. Wajib pajak yang yang memiliki
pengalaman dalam penggunaan teknologi akan memudahkan wajib pajak
dalam menggunakan e-filing sehingga dapat mempengaruhi minat dari
wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Hal ini disebabkan wajib pajak
51
yang sudah memliki pengalaman dalam menggunakan teknologi akan
senang menggunakan e-filing karena ia sudah terbiasa menggunakan
teknologi sehingga akan memudahkan ia dalam pelaporan pajaknya.
Ketika seorang wajib pajak memiliki pengalaman akan teknologi
sedikit maka akan membuat ia tidak tertarik untuk menggunakan e-filing
karena ia menganggap e-filing hanya akan menambah pekerjaannya
sehingga ia harus melakukan penyesuaian yang lebih untuk dapat
memahami tatacara pelaporan dengan e-filing. Penyesuaian tersebut pastilah
membutuhkan waktu untuk memahaminya. Hal tersebut diperjelas oleh
Theory of Reasoned Action (TRA) yang menjelaskan bahwa penerimaan
pengguna untuk menggunakan e-filing ditentukan oleh minat, dimana minat
itu dibentuk dari sikap dan norma subjektif. Wajib pajak orang pribadi akan
berminat untuk menerima suatu teknologi dalam hal ini yaitu e-filing ketika
wajip pajak telah biasa menyikapi atau berhadapan dengan suatu teknologi,
sehingga dengan pengalamannya terhadap teknologi tersebut dapat
memudahkan ia untuk beradaptasi menggunakan e-filing. Norma subjektif
akan muncul ketika wajib pajak yang memiliki pengalaman tersebut telah
percaya akan kelebihan dari e-filing. Berdasarkan uraian tersebut serta hasil
penelitian sebelumnya yang belum konsisten, maka penulis menduga
hipotesis sebagai berikut:
H1: Pengalaman berpengaruh terhadap Minat Wajib Pajak untuk
menggunakan e-filing
52
2.8.2.Pengaruh Kompleksitas Terhadap Minat Wajib Pajak untuk
menggunakan e-filing
Menurut Sugihanti (2011) kompleksitas adalah ukuran kemampuan
penguna mempersepsikan suatu sistem itu mudah dipahami atau sulit
dipahami. Penelitian Sugihanti (2011) tersebut tidak berhasil menunjukkan
bahwa kompleksitas berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk
menggunakan e-filing. Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Desmayanti dan Zulaikha (2012), menunjukkan bahwa
kompleksitas berpengaruh terhadap intensitas perilaku dalam menggunakan
e-filing. Desmayanti dan Zulaikha (2012) menjelaskan bahwa kerumitan
akan muncul, jika Wajib Pajak belum bisa menerima sebuah teknologi baru
dalam pelaporan pajaknya (e-filing) dengan alasan belum terbiasa dan
mereka menginterpretasikan bahwa teknologi yang baru ini dapat menyita
waktu dalam mempelajarinya atau bahkan sulit untuk dipahami, sehingga
Wajib Pajak enggan untuk menggunakan e-filing. Menurut Suhiganti (2011)
kompleksitas muncul ketika wajib pajak mempersepsikan bahwa
penggunaan e-filing dapat menyita waktu, sulit untuk dipadukan dengan
pekerjaan, dan dapat membahayakan data wajib pajak.
Kompleksitas dari suatu teknologi akan mempengaruhi
ketertarikan/minat seseorang dalam penggunaan teknologi tersebut. Begitu
pula dengan sistem e-filing ini, sistem yang awalnya dirancang oleh DJP
untuk memudahkan wajib pajak dalam pelaporan kewajiban pajak sehingga
53
nantinya dapat meningkatkan pendapatan negara melalui pajak ini dapat
berubah menjadi menyulitkan bagi wajib pajak apabila sistem e-filing
memiliki kompleksitas yang tinggi dalam tata cara pelaporanya. Selain
dalam tata cara pelaporannya, kompleksitas sistem ini dapat dinilai dari
bagaimana cara awal untuk memenuhi persyaratan untuk menggunakan e-
filing, apabila persyaratan yang diperlukan dinilai wajib pajak tidak
memudahkannya maka ia tidak akan tertarik untuk menggunakannya,
karena orang akan enggan untuk menggunakan sesuatu yang tidak
memberikan ia kemudahan, sehingga kompleksitas e-filing ini dapat
mempengaruhi minat wajib pajak dalam menggunakan e-filing, karena
wajib pajak yang merasa kesulitan dan lebih memilih langsung melaporkan
kewajiban pajaknya di Kantor Pelayanan Pajak tempat ia terdaftar sebagai
wajib pajak.
Theory of Acceptance Model (TAM) menjelaskan bahwa untuk menilai
penerimaan dari suatu teknologi adalah dari persepsi kemudahaan untuk
menggunakan. Persepsi kemudahan untuk menggunakan ini dapat dilihat
ketika suatu teknologi mudah dipelajari, mudah dikuasai, mudah digunakan
dan mudah dipahami oleh pengguna. Sehubungan dengan teori ini yang
menilai penerimaan teknologi dari persepsi kemudahan menggunkannya,
ketika teknologi (e-filing) dipandang oleh wajib pajak memiliki
kompleksitas maka hal tersebut membuat wajib pajak tidak mau menerima
teknologi (e-filing). Berdasarkan uraian dan hasil penelitian serta perbedaan
hasil peneliti sebelumnya maka penulis menduga bahwa kompleksitas
54
memiliki pengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing,
sehingga hipotesa yang dibangun adalah :
H2 : Kompleksitas berpengaruh terhadap Minat Wajib Pajak untuk
menggunakan e-filing
2.8.3.Pengaruh Keamanan dan Kerahasiaan Terhadap Minat Wajib Pajak
untuk menggunakan e-filing
Keamanan berarti bahwa penggunaan sistem informasi itu aman,
resiko hilangnya data atau informasi sangat kecil, dan resiko pencurian
rendah. Kerahasiaan berarti segala hal yang berkaitan dengan informasi
pribadi pengguna terjamin kerahasiaannya, tidak ada orang yang
mengetahuinya (Sugihanti,2011). Sugihanti (2011) juga menyebutkan
bahwa isu mengenai keamanan dan kerahasiaan menjadi isu yang paling
diperhatikan oleh pengguna dalam penggunaan sisnten informasi. Menurut
Wowor, dkk (2014) menyatakan bahwa dalam hal penggunaan e-filing,
kebanyakan pengguna (user) tidak memahami betul resiko keamanan dan
kerahasiaan dari e-filing. Hasil penelitian yang dilakukan Wowor, dkk
(2014), menunjukkan bahwa keamanan dan kerahasiaan dapat berpengaruh
terhadap perilaku penggunaan e-filing.
Keamanan dan kerahasiaan dalam penelitian ini yang dimaksud adalah
persepsi seorang wajib pajak akan keamanan dan kerahasiaan dari sistem e-
filing. Persepsi akan keamanan dan kerahasiaan ini akan berpengaruh
terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan
55
kewajiban pajak. Ketika wajib pajak memiliki persepsi keamanan dan
kerahasiaan wajib pajak terhadap e-filing baik, maka persepsi tersebut akan
mempengaruhi minatnya untuk menerima dan menggunakan sistem
tersebut. Ketika wajib pajak memiliki persepsi yang buruk mengenai
keamanan dan kerahasiaan dari e-filing maka akan menurunkan minat wajib
pajak dalam menggunakan e-filing.
Melihat perkembangan zaman saat ini banyak terjadi kejahatan yang
memanfaatkan teknologi informasi yang sering disebut dengan cyber crime
yang dapat membuat wajib pajak ragu untuk menggunakan teknologi dalam
pelaporan pajaknya, karena pelaporan pajak tersebut menyangkut data-data
pribadinya termasuk aset yang ia miliki, akan sangat berbahaya apabila data
tersebut disalah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab,sehingga
keamanan dan kerahasiaan sistem e-filing dapat menjadi pengaruh dalam
keputusan wajib pajak untuk menggunakannya. Persepsi akan keamanan
dan kerahasiaan tersebut akan membuat wajib pajak memiliki persepsi akan
kebermanfaatan dari e-filing, karena ketika wajib pajak memandang e-filing
aman dan dapat menjaga kerahasiaan maka e-filing dianggap dapat
digunakan karena dapat memberikan manfaat yang lebih. Hal tersebut
sesuai dengan Theory of Acceptance Model (TAM) yang menunjukkan
bahwa ketika pengguna disajikan dengan teknologi baru, ada sejumlah
faktor yang dapat mempengarui keputusan mereka untuk menggunakan
teknologi baru, penerimaan tersebutdinilai dari persepsi kebermanfaatan
56
pengguna akan teknologi. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang
dibangun adalah :
H3: Keamanan dan Kerahasiaan berpengaruh terhadap Minat Wajib
Pajak untuk menggunakan e-filing
2.8.4.Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Minat Wajib Pajak untuk
menggunakan e-filing
Kepatuhan wajib pajak mengarah pada James, et al dalam Santoso
(2008) dikutip dari Adiasa (2013), menjelaskan bahwa kepatuhan pajak (tax
compliance) adalah kesediaan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban
pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya
pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan, ataupun ancaman dan
penerapan sanksi baik hukum maupun administratif . Menurut Keputusan
Menteri Keuangan No. 544/KMK.04/2000 dalam Devano dan Rahayu
(2006:112) dikutid dari Adiasa(2013), menyatakan bahwa kepatuhan
perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban
perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara.
Kepatuhan dari wajib pajak akan memberi pengaruh pada minat wajib pajak
untuk menggunakan e-filing, karena wajib pajak yang memiliki kepatuhan
yang tinggi pasti akan patuh pula untuk menggunakan atau menerapkan e-
filing yang mana sistem ini telah diberikan oleh DJP sesuai dengan
peraturan. Wajib pajak yang patuh akan mematuhi aturan-aturan yang
57
berlaku dalam perpajakan termasuk dalam menerima penggunaan e-filing
dalam pelaporan pajak. E-filing dirancang untuk memudahkan wajib pajak
dalam pelaporan pajaknya selain itu diharapkan dapat meminimalkan
keterlambatan dalam pelaporan karena pelaporannya tidak harus datang
langsung ke Kantor Pelayanan Pajak untuk melaporkan kewajiban pajaknya.
Wajib pajak dapat dimana saja dan kapan saja melaporkan wajib
pajaknya sehingga keterlambatan pelaporan pajak dapat dihindari, oleh
karena itu kepatuhan wajib pajak akan memiliki pengaruh terhadap minat
wajib pajak untuk mau menggunakan e-filing, wajib pajak yang patuh akan
memiliki minat untuk menggunakan e-filing karena wajib pajak yang patuh
terbiasa untuk melaporkan pajaknya tepat waktu. Hal tersebut diperjelas
dengan teori kewajiban mutlak atau teori bakti yang menjelaskan bahwa
bukti tanda bakti seorang terhadap negaranya yakni dengan pembayaran
pajak. Pelaporan pajak tepat waktu dapat menjadi tanda jika wajib pajak
memiliki kepatuhan untuk membayar pajak, pelaporan tepat waktu bisa
terjaga apabila wajib pajak juga patuh untuk mau menggunakan e-filing
sebagai tanda baktinya terhadap negara. Berdasarkan uraian dan teori
tersebut maka penulis menduga bahwa kepatuhan wajib pajak memiliki
pengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing, sehingga
hipotesa yang dibangun adalah :
H4 : Kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh terhadap Minat Wajib
Pajak untuk menggunakan e-filing
58
2.8.5.Pengaruh Kesiapan Teknologi Informasi Terhadap Minat Wajib Pajak
untuk menggunakan e-filing
Menurut Wibisono dan Toly (2014) faktor yang mempengaruhi
kesiapan teknologi informasi yaitu teknologi itu sendiri yaitu internet dan
komputer yang merupakan sarana dalam menggunakan pajak berbasis
internet. Tidak semua wajib pajak menggunakan akses internet dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya karena itulah internet juga merupakan
faktor penting yang mempengaruhi penggunaan pajak berbasis internet.
Kesiapan teknologi tersebut juga dapat dilihat dari kemampuan Sumber
Daya Manusia dalam menggunakan teknologi informasi, tersedianya
koneksi internet dan fasilitas software dan hardware yang baik, dapat
memproses transaksi dengan tepat, setiap saat dan sesuai dengan kebutuhan.
Kesiapan teknologi informasi wajib pajak berarti bahwa individu dalam hal
ini siap menerima perkembangan teknologi yang ada termasuk dengan
munculnya sistem e-filing (Desmayanti dan Zulaikha,2012).
Selain dari software dan hardware yang dimiliki oleh wajib pajak yang
harus memadai, sistem e-filing itu sendiri juga harus sudah miliki tingkat
kesiapan yang tinggi untuk mendukung kelancaran dalam pelaporannya.
Sistem e-filing ini apabila tidak memiliki kesiapan maka akan dapat
menghambat wajib pajak dalam pelaporan pajaknya, sehingga kesiapan
teknologi informasi dapat mempengaruhi minat wajib pajak untuk mau
menggunakan e-filing. Ketika sistem e-filing telah memiliki kesiapan yang
59
baik, akan membuat wajib pajak bekerja lebih cepat dalam pelaporan
pajaknya, dan dapat mempermudah tugas wajib pajak hal ini memandakan
bahwa kegunaan dari sistem e-filing telah baik, dengan begitu dapat
membuat wajib pajak menerima e-filing. Melihat hal tersebut sesuai dengan
Theory of Acceptance Model (TAM) yang menjelaskan bahwa seseorang
mau menggunakan suatu teknologi dapat dipengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung oleh persepsi pengguna akan manfaat yang
diberikan sistem tersebut. Berdasarkan uraian tersebut maka diperoleh
hipotesis sebagai berikut:
H5 : Kesiapan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Minat
Wajib Pajak untuk menggunakan e-filing
60
2.9. Kerangka Berfikir
Berdasar dari teori dan rumusan hipotesis yang telah dikembangkan,
penelitian ini memiliki kerangka pemikiran bahwa minat wajib pajak untuk
menggunakan e-filing dipengaruhi oleh lima faktor, antara lain pengalaman,
komplesitas, keamanan dan kerahasiaan, kepatuhan wajib pajak dan
kesiapan teknologi informasi. Secara sederhana, penelitian ini dapat dilihat
dalam Gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1 Kerangka berfikir
BAB III METODE
PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang
menguantitifikasikan data yang diperoleh peneliti. Data yang digunakan
adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada
sejumlah narasumber yang berasal dari wajib pajak orang pribadi yang telah
mencoba menggunakan e-filing maupun yang belum. Data primer merupakan
sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pihak yang
diteliti.
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi penelitian ini yaitu wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Semarang Tengah Satu. Wajib pajak
orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Semarang Tengah Satu pada
tahun 2015 yaitu 7.493. Alasan penelitian ini dilakukan di KPP Semarang
adalah untuk mengetahui minat wajib pajak orang pribadi di wilayah
Semarang, terutama pada KPP Semarang Tengah Satu wajib pajak orang
pribadi yang terdaftar masih banyak yang menggunakan cara lama yaitu
manual daripada menggunakan cara baru yaitu sistem e-filing. Sampel yang
digunakan adalah Wajib Pajak Orang Pribadi wilayah Semarang Tengah Satu
yang telah menggunakan atau menerapkan sistem perpajakan e-filing maupun
61
62
yang belum menerapkannya. Sampel adalah cuplikan yang diambil dari
populasi yang akan mewakili populasi (Wahyudin,2015).
Menurut Wahyudin(2015) teknik pengukuran sampel penelitian dapat
ditentukan dengan dua cara yaitu dengan cara statistik dan non statistik.
Penentuan ukuran sampel dengan cara statistik yaitu dengan menggunakan
suatu formula-formula yang telah dirancang khusus untuk mendapatkan
ukuran sampel minimum yang dapat mewakili populasi, sedangkan ukuran
sampel non statistik, peneliti mempertimbangkan-faktor-faktor yang diluar
statistik. Penelitian ini peneliti menggunakan penentuan ukuran sampel
statistik, yakni dengan menggunakan rumus Slovin sebagai formula
penentuan ukuran sampelnya, sebagai berikut:
N n = 1 + ����2
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persentase kelonggaran ketidaktelitian kerena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir yaitu 10%.
Rumus tersebut dimasukan angka-angka yang sesuai dengan data
penelitian maka akan didapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan. Besarnya
sampel wajib pajak orang pribadi KPP Semarang Tengah Satu yang
dibutuhkan yaitu:
63
N n = 1 + ����2
7.493 n = 1 + 7.493(0.1)2
7.493 = 1 + 74,93
7.493 = 75,93
= 98,682
Jumlah sampel yang dibutuhkan tersebut dibulatkan menjadi 99
responden, kuesioner disebarkan mulai tanggal 16 Maret 2016 sampai dengan
22 Maret 2016. Wajib pajak orang pribadi yang datang ke KPP Pratama
Semarang Tengah Satu untuk menyampaikan atau melaporkan pajak setiap
harinya sedikit, oleh karena itu penulis membuat rata-rata penyebaran
kuesioner setiap harinya sebanyak 20-25 kuesioner. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan
metode Accidental Sampling atau teknik sampel seadanya, atau secara
sembarangan asalkan yang bersangkutan meliki data atau informasi yang
dibutuhkan peneliti, yakni dengan menghampiri setiap orang yang berada
dalam lokasi yang sama yang kebetulan dijumpai oleh peneliti. Pemilihan
sampel ini dilakukan karena pertimbangan banyaknya populasi dalam
penelitian serta kemudahan akses yang dapat dijangkau oleh peneliti.
Berdasarkan teknik dan keadaan KPP Pratama Semarang Tengah Satu
tersebut peneliti mendapatkan sampel sebanyak 120 sampel, namun dari 120
kuesioner yang kembali hanya 107 kuesioner yang dapat diolah, hal ini
dikarenakan ada kuesioner yang belum terisi dengan lengkap oleh responden.
64
3.3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian menjelaskan variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian. Penelitian ini terdiri atas satu variabel dependen yang
dinotasikan dengan Y dan lima variabel independen yang dinotasikan dengan
X dijelaskan sebagai berikut :
3.3.1. Minat Wajib Pajak (Y)
Minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing, yaitu suatu
ketertarikan seseorang khususnya wajib pajak dalam penggunaan sistem
pelaporan kewajiban pajak secara online (e-filing). Minat wajib pajak
dalam penelitian ini adalah sebagai variabel dependen. Variabel dependen
adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen, variabel ini
bersifat terikat. Variabel mainat wajib pajak ini diukur menggunakan skala
likert 5 poin (5-point likert scale) dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju
(STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 ragu-ragu (R), poin 4 setuju (S),
poin 5 sangat setuju (SS).
Indikator pengukuran :
1. Keinginan untuk mencari informasi e-filling
2. Persepsi kemudahaan akan penggunaan e-filling
3. Keinginan unuk menggunakan (diadopsi dari Susanto (2011) dengan
modifikasi penulis)
65
3.3.2. Pengalaman Wajib Pajak (X1)
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami sebelumnya
terutama pengalaman pernah menggunakan teknologi sebelumnya.
Variabel pengalaman wajib pajak diukur menggunakan skala likert 5 poin
(5-point likert scale) dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2
tidak setuju (TS), poin 3 ragu-ragu (R), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat
setuju (SS).
Indikator pengukuran:
1. Penguasaan pengguna akan sistem informasi (diadopsi dari Susanto
(2011) dengan modifikasi penulis)
2. Pemahaman pengguna akan e-filing
3. Kebermanfaatan telah menggunakan e-filing
3.3.3. Kompleksitas (X2)
Komplestitas adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menilai
sesuatu benda/sistem tersebut apakah mudah dipahami atau tidak,
memiliki kerumitan yang tinggi atau tidak. Komplesitas disini yang
dimaksud adalah bagaimana cara wajib pajak dalam mempersepsikan dan
menilai kemudahan atau kesulitan dari e-filing. Variabel kompleksitas
diukur menggunakan skala likert 5 poin (5-point likert scale) dimulai dari
poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 ragu-ragu
(R), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS).
Indikator pengukuran :
1. Tata cara pelaporan
66
2. Efektifitas waktu dalam penggunaan (diadopsi dari Susanto (2011)
dengan modifikasi penulis)
3. Persepsi pengguna (diadopsi dari Susanto (2011) dengan modifikasi
penulis)
3.3.4. Keamanan dan Kerahasiaan (X3)
Keamanan dan kerahasiaan adalah bagaimana seseorang memiliki
persepsi akan suatu sistem informasi yang memiliki keamaan dan
kerahasiaan yang baik. Variabel keamanan dan kerahasiaan diukur
menggunakan skala likert 5 poin (5-point likert scale) dimulai dari poin 1
sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 ragu-ragu (R),
poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS)
Indikator pengukuran :
1. Jaminan Keamanan (diadopsi dari Desmayanti dan Zulaikha (2012)
dengan modifikasi penulis)
2. Kepercayaan akan jaminan kerahasiaan (diadopsi dari Desmayanti dan
Zulaikha (2012) dengan modifikasi penulis)
3. Persepsi akan isu mengenai sistem teknologi
3.3.5. Kepatuhan Wajib Pajak (X4)
Kepatuhan adalah bagaimana sikap/perilaku seseorang untuk tunduk
atau patuh pada suatu aturan yang telah berlaku. Kepatuhan wajib pajak
adalah sikap wajib pajak dalam taat atau patuh dalam melaporkan
kewajiban pajaknya dan patuh pada peraturan perpajakan yang berlaku.
Variabel Kepatuhan wajib pajak diukur menggunakan skala likert 5 poin
67
(5-point likert scale) dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2
tidak setuju (TS), poin 3 ragu-ragu (R), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat
setuju (SS).
Indikator pengukuran :
1. Membayar pajak tepat waktu (diadopsi dari Handayani (2009) dalam
Muliari dan Setiawan dengan modifikasi penulis)
2. Memiliki NPWP
3. Tidak memiliki tunggakan pajak
3.3.5. Kesiapan Teknologi Informasi (X5)
Kesiapan adalah tingkat kemampuan seseorang untuk menerima
sesuatu hal baru atau ilmu pengetahuan seiring perkembangan zaman.
Kesiapan teknologi informasi wajib pajak berarti bahwa wajib pajak dalam
hal ini siap menerima perkembangan teknologi yang ada termasuk dengan
munculnya sistem e-filing. Variabel kesiapan teknologi diukur
menggunakan skala likert 5 poin (5-point likert scale) dimulai dari poin 1
sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 ragu-ragu (R),
poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS).
Indikator pengukuran :
1. Tersedianya software dan hardware yang memadai (diadopsi dari
Desmayanti dan Zulaikha (2012) dengan modifikasi penulis)
2. Tersedianya koneksi internet (diadopsi dari Desmayanti dan Zulaikha
(2012) dengan modifikasi penulis)
3. Kesiapan teknologi wajib pajak
68
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Angket
(Kuesioner). Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia
memberikan respon sesuai permintaan pengguna (Arikunto, 2007:102
dalam Adiasa,2013). Penelitian ini menggunakan konsep sebagai berikut,
variabel bebas yang datanya berasal dari kuesioner adalah pemahaman
wajib pajak orang pribadi tentang e-filing. Dalam penelitian ini
menggunakan angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang
disajikan sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda
centang (√) pada kolom atau tempat yang sesuai (Arikunto, 2007:101
dalam Adiasa, 2013). Kuesioner yang digunakan diperoleh dari hasil
mengadopsi dari beberapa sumber peneliti terdahulu yang meneliti
variebel yang sama, dengan menyesuaikannya kembali sesuai kebutuhan
peneliti.
3.5 Pengujian Instrumen Penelitian
3.5.1 Uji Validasi
Uji Validasi digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam
kuesioner mampu untuk mengunkapkan sesuatu yang di ukur dengan
69
menggunakan kuesioner tersebut (Ghozali,2013). Pengujian ini dapat
dilakukan dengan bantuan SPSS v.21. Pengujian data dinyatakan valid
apabila r-hitung > r-tabel.
Tabel 3.1 Ringkasan Hasil Uji Validitas
Sumber:Data Primer diolah,2016
Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden penelitian, peneliti
telah meakukan uji coba validitas. Uji coba tersebut dilakukan dengan
memberikan kuesioner pada sampel kecil yakni 30 orang wajib pajak
untuk kemudian hasil kuesioner dari sampel kecil tersebut diuji apakah
tiap butir pernyataan yang digunakan sudah valid atau belum, dengan cara
membandingkan nilai Correlated Item–Total Correlation dengan hasil
perhitungan r tabel. Berdasarkan Tabel 3.2 dapat disimpulkan bahwa
semua butir pernyataan yang digunakan adalah valid, karena nilai
Correlated Item–Total Correlation tiap butir pernyataan lebih besar dari r
tabel=0,3610.
70
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang tersebut terhadap
pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu(Ghozali,2013). Alat uji
yang digunakan dalam penelitian ini untuk uju reliabilitas adalah uji sekali
pengukuran (one shot measure). Kriteria yang digunakan adalah suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,70 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali 2013).
Tabel 3.2 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach’s Alpha Based on Standardized
Item
Keterangan
Minat 0,948 Reliable
Pengalaman 0,933 Reliable
Kompleksitas 0,79 Reliable
Keamanan dan kerahasiaan 0,905 Reliable
Kepatuhan wajib pajak 0,944 Reliable
Kesiapan teknologi informasi 0,87 Reliable
Sumber: Data primer diolah,2016
Berdasarkan Tabel 3.2 tersebut dapat dilihat bahwa nilai
Cronbach’s Alpha Based on Standardized Item masing-masing variabel
lebih besar dibandingkan dengan nilai standar yang dibentuk yaitu 0,70
sehingga dapat disimpulkan kelima variabel dalam penelitian ini
dinyatakan reliabel.
71
3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik analisis yaitu analisis
statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan
model regresi linier berganda dan bantuan SPSS sebagai alat analisisnya.
Teknik yang dipilih harus sesuai dengan variabel yang akan diteliti. Analisis
data dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan profil
variabel penelitian atau data yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Penelitian
ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai profil dari responden
yang diteliti yang dapat dilihat pada hasil kuesioner yang telah disebar
peneliti. Data tersebut kemudian dikelompok-kelompokan agar tersaji secara
baik. Menurut Ghozali (2013) statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata(mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness. Analisis
deskriptif pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu analisis deskripsi
responden dan analisis deskriptif variabel dependen penelitian.
a. Analisis Deskripsi Responden
Deskripsi responden ini digunakan untuk menjelaskan dan memberikan
informasi mengenai reponden yang yang menjadi objek penelitian, sesuai
dengan data yang diperoleh berdasarkan kuesioner yang telah kembali. Data
responden ini yaitu jenis kelamin, usia responden, tingkat pendidikan,
72
pekerjaan, kepemilikan usaha serta keterangan pernah atau belum pernah
menggunakan e-filing.
b. Analisis Deskripsi variabel
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata(mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali,2013). Penelitian ini
hanya menggunakan nilai rata-rata(mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, dan menggunakan frekuensi sebagai pengukuran
deskriptif dari variabel minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing, guna
mengetahui seberapa minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing dalam
pelaporan pajaknya.
Analisis ini digunakan dengan memberi skor jawaban angket yang telah
diisi oleh responden. Hasil penjumlahan masing-masing item dikategorikan
dalam beberapa jenjang kategori variabel. Berikut adalah langkah untuk
menentukan tabel kategori:
1. Menentukan rentang, yaitu skor data terbesar dikurangi skor data terkecil.
2. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5.
3. Menentukan panjang kelas interval.
Rentang + 1 p = Banyak Kelas
4. Pilih ujung bawah kelas sebagai interval pertama.
Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif untuk menjelaskan
seberapa besar tingkatan variabel penelitian ini terhadap responden yang telah
menjadi sampel. Berikut deskripsi variabel:
73
1. Analisis Deskriptif Variabel Terikat Minat Wajib Pajak (Y)
Langkah yang harus dilakukan untuk menentukan tabel kategori adalah:
i. Menentukan rentang, yaitu skor data terbesar dikurangi skor data terkecil.
Skor terbesar = 10 x 5 = 50
Skor terkecil = 10 x 1 = 10
Rentang = 50 – 10 = 40
ii. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5.
iii. Menentukan panjang kelas interval.
Rentang + 1 p = Banyak Kelas
40 + 1 p = 5
= 8,2 = 9
iv. Pilih ujung bawah kelas sebagai interval pertama.
Kategori total jawaban responden terhadap pertanyaan variabel
minat wajib pajak sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kategori Variabel Minat Wajib Pajak
No Interval Skor Kategori
1 46-54 Sangat Minat
2 37-45 Minat
3 28-36 Kurang Minat
4 19-27 Tidak Minat
5 10-18 Sangat Tidak Minat
Sumber: data primer diolah, 2016
74
2. Analisis Deskriptif Variabel Pengalaman Wajib Pajak (X1)
Langkah yang harus dilakukan untuk menentukan tabel kategori adalah:
i. Menentukan rentang, yaitu skor data terbesar dikurangi skor data terkecil.
Skor terbesar = 9 x 5 = 45
Skor terkecil = 9 x 1 = 9
Rentang = 45 – 9 = 36
ii. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5.
iii. Menentukan panjang kelas interval.
Rentang + 1 p = Banyak Kelas
36 + 1 p = 5
= 7,4 = 8
iv. Pilih ujung bawah kelas sebagai interval pertama.
Kategori total jawaban responden terhadap pertanyaan variabel
pengalaman wajib pajak sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kategori Variabel Pengalaman Wajib Pajak
No Interval Skor Kategori
1 44-52 Sangat Berpengalaman
2 35-43 Berpengalaman
3 26-34 Kurang Berpengalaman
4 17-25 Tidak Berpengalaman
5 9-16 Sangat Tidak Berpengalaman
Sumber: data primer diolah , 2016
75
3. Analisis Deskriptif Variabel Kompleksitas (X2)
Langkah yang harus dilakukan untuk menentukan tabel kategori adalah:
i. Menentukan rentang, yaitu skor data terbesar dikurangi skor data terkecil.
Skor terbesar = 3 x 5 = 15
Skor terkecil = 3 x 1 = 3
Rentang = 15 – 3 = 12
ii. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5.
iii. Menentukan panjang kelas interval.
Rentang + 1 p = Banyak Kelas
12 + 1 p = 5
= 2,6 = 3
iv. Pilih ujung bawah kelas sebagai interval pertama.
Kategori total jawaban responden terhadap pertanyaan variabel
kompleksitas sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kategori Variabel Kompleksitas
No Interval Skor Kategori
1 15-17 Sangat Rumit
2 12-14 Rumit
3 9-11 Cukup Rumit
4 6-8 Tidak Rumit
5 3-5 Sangat Tidak Rumit
Sumber: data primer diolah, 2016
76
4. Analisis Deskritif Variabel Keamanan dan Kerahasiaan (X3)
Langkah yang harus dilakukan untuk menentukan tabel kategori adalah:
i. Menentukan rentang, yaitu skor data terbesar dikurangi skor data terkecil.
Skor terbesar = 7 x 5 = 35
Skor terkecil = 7 x 1 = 7
Rentang = 35 – 7 = 28
ii. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5.
iii. Menentukan panjang kelas interval.
Rentang + 1 p = Banyak Kelas
28 + 1 p = 5
= 5,8 = 6
iv. Pilih ujung bawah kelas sebagai interval pertama.
Kategori total jawaban responden terhadap pertanyaan variabel
keamanan dan kerahasiaan sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kategori Variabel Keamanan dan Kerahasiaan
No Interval Skor Kategori
1 31-36 Sangat Terjamin
2 25-30 Terjamin
3 19-24 Kurang Terjamin
4 13-18 Tidak Terjamin
5 7-12 Sangat Tidak Terjamin
Sumber: data primer diolah, 2016
77
5. Analisis Deskriptif Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (X4)
Langkah yang harus dilakukan untuk menentukan tabel kategori adalah:
i. Menentukan rentang, yaitu skor data terbesar dikurangi skor data terkecil.
Skor terbesar = 9 x 5 = 45
Skor terkecil = 9 x 1 = 9
Rentang = 45 – 9 = 36
ii. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5.
iii. Menentukan panjang kelas interval.
Rentang + 1 p = Banyak Kelas
36 + 1 p = 5
= 7,4 = 8
iv. Pilih ujung bawah kelas sebagai interval pertama.
Kategori total jawaban responden terhadap pertanyaan variabel
kepatuhan wajib pajak sebagai berikut:
Tabel 3.7 Kategori Variabel Kepatuhan Wajib Pajak
No Interval Skor Kategori
1 44-52 Sangat Patuh
2 35-43 Patuh
3 26-34 Kurang Patuh
4 17-25 Tidak Patuh
5 9-16 Sangat Tidak Patuh
Sumber: data primer diolah, 2016
78
6. Analisis Deskripsi Variabel Kesiapan Teknologi Informasi (X5)
Langkah yang harus dilakukan untuk menentukan tabel kategori adalah:
i. Menentukan rentang, yaitu skor data terbesar dikurangi skor data terkecil.
Skor terbesar = 9 x 5 = 45
Skor terkecil = 9 x 1 = 9
Rentang = 45 – 9 = 36
ii. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5.
iii. Menentukan panjang kelas interval.
Rentang + 1 p = Banyak Kelas
36 + 1 p = 5
= 7,4 = 8
iv. Pilih ujung bawah kelas sebagai interval pertama.
Kategori total jawaban responden terhadap pertanyaan variabel kesiapan
teknologi informasi sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kategori Variabel Kesiapan Teknologi Informasi
No Interval Skor Kategori
1 44-52 Sangat Siap
2 35-43 Siap
3 26-34 Cukup Siap
4 17-25 Tidak Siap
5 9-16 Sangat Tidak Siap
Sumber: data primer diolah, 2016
79
3.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk
menguji dan menunjukkan arah hubungan variabel independen
mempengaruhi variabel dependen juga. Peneliti menggunakan analisis model
regresi linear berganda untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Model
regresi berganda diformulasikan sebagai berikut:
� = α + ��1. �1 + ��2. �2 + ��3. �3 + ��4. �4 + ��5. �5 + 𝑒
Keterangan :
Y = Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan e-filling
α = konstanta
β1 = koefisien regresi keamanan dan kerahasiaan
β2 = koefisien regresi pengalaman
β3 = koefisien regresi kompleksitas
β4 = koefisien regresi kepatuhan wajib pajak
β5 = koefisien regresi kesiapan teknologi informasi
�1 = Keamanan dan kerahasiaan
�2 = Pengalaman
X3 = Kompleksitas
X4 = Kepatuhan Wajib Pajak
X5 = Kesiapan Teknologi Informasi
e = Kesalahan (error)
Persamaan tersebut kemudian dianalisis menggunakan SPSS 21 dengan
tingkat signifikansi 5% (α = 0,05)
80
3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan agar dapat diketahui apakah model regresi
yang digunakan merupakan model regresi yang baik atau tidak (ghozali,2001
dalam Malikha,2010). Menurut Desmayanti(2012) menjelaskan bahwa uji
asumsi klasik dilakukan agar data sampel yang diolah benar-benar dapat
mewakili populasi secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan pengujian
uji normalitas,uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas.
3.6.2.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas ini untuk menguji apakah varibel-variabel yang gunakan
dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Normalitas
suatu variabel tidak selalu diperlukan dalam analisis akan tetapi hasil uji
statistik akan lebih baik jika semua vriabel terdiatribusi normal, bila variabel
tidak terdistribusi normal maka hasil uju statistik akan terdegradasi.
Normalitas suatu variabel umumnya dapat di deteksi dengan analisis grafik
atau uji statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov, dan uji grafik baik melalui histogram maupun
normal Probability Plot (P-P Plot).
Menurut Desmayanti 2012, uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan
melihat nilai probabilitas signifikansi, apabila nilai probabilitas signifikansi
kurang dari nilai α = 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Sebelumnya
perlu ditentukan hipotesis terlebih dahulu, yaitu:
Hipotesis Nol (H0) : data terdistribusi normal
Hipotesis Alternatif (Ha) : data tidak terdistribusi normal
81
Uji grafik baik melalui histogram, grafik histogram berada ditengah-
tengah atau tidak. Posisi histrogram sedikit menceng ke kiri atau kanan, maka
data tidak terdistribusi normal. Grafik normal Probability Plot (P-P Plot)
apabila terlihat titik-titik menyebar disekitas garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal maka menunjukkan pola distribusi secara normal.
3.6.2.1.2 Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2013) uji multikolinieritas untuk menguji apakah dalam
model regresi yang digunakan terdapat kolerasi/hubungan antar variabelnya.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
independennya, apabila variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinieritas dalam
penelitian ini menggunakan cara yaitu dengan memeriksa nilai tolerance dan
nilai variance inflation factor (VIF) pada saat tiap variabel independen
menjadi variabel dependen dan diregres dengan variabel independen lainnya.
Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10.
3.6.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan apabila berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
82
heteroskedastisitas (Ghozali,2013). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisitas. Menentukan ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan mengamati grafik plot serta melakukan uji
Glejser.
Uji heteroskedastisitas dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi
variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, yakni dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah
residual yang telah di-studentized.
Dasar Analisis:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatisitas.
Uji Glejser dilakukan yakni dengan meregresikan semua variabel
independen dengan nilai absolut Residual (AbsUt) sebagai variabel
dependennya, dimana U dapat dihitung dengan cara (Y-Ŷ), apabila
probibalitas signifikansinya diatas 5% maka model regresi tidak mengandung
heteroskedastisitas.
83
3.6.2.2 Uji Hipotesis Penelitian
3.6.2.2.1 Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali,2013).
Kriteria untuk pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Signifikan jika r value <α (0,05) maka menerima hipotesis alternatif.
2. Tidak signifikan jika r value >α (0,05) maka menolak hipotesis alternatif.
3.6.2.2.2 Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen atau terikat (Ghozali,2013). Cara melakukan uji t adalah sebagai
berikut :
a. Membandingkan nilai t hitung dengan t titik kritis menurut tabel.
1. Nilai t-hitung > t-tabel, maka kita menerima Ha yang menyatakan bahwa
suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen.
2. Nilai t-hitung < t-tabel, maka kita menolak Ha yang menyatakan bahwa
suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen.
b. Berdasarkan probabilitas dengan dasar pengambilan keputusan:
1. Signifikan jika r value <α (0,05) maka menerima hipotesis alternatif.
2. Tidak signifikan jika r value >α (0,05) maka menolak hipotesis alternatif.
84
3.6.2.2.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
independen amat terbatas. Nilai yang mendekati variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen (Ghozali,2013). Nilai yang digunakan bukanlah R2
melainkan Adjusted R Square.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi (WPOP)
yang terdaftar di wilayah Semarang Tengah Satu. Berdasarkan data yang
diperoleh jumlah WPOP yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Semarang Tengah Satu pada tahun 2015 sebanyak 7.493. Sampel yang
digunakan adalah WPOP yang pernah mencoba atau belum menggunakan e-filing.
Kuesioner yang disebar peneliti bulan Maret 2016 yaitu dari tanggal 16
Maret 2016 sampai 22 Maret 2016 dengan rata-rata penyebaran kuesioner 20-25
sehari di KPP Pratama Semarang Tengah satu yang beralamat di Gedung
Keuangan Negara (GKN) jalan Pemuda No.2 lantai 1 dan 2 Semarang. Jumlah
kuesioner yang berhasil diperoleh peneliti adalah sebanyak 120 kuesioner namun
tidak semua dapat diolah oleh peneliti. Tabel 4.1 berikut ini merupakan hasil
pengumpulan data:
Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner yang diperoleh 120 100 %
Kuesioner yang tidah bisa diolah ( 13 ) 10,8 %
Kuesioner yang bisa diolah 107 89,2%
Sumber: Data primer diolah,2016
85
86
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dari
semua kuesioner yang disebar terdapat 13 kuesioner yang tidak bisa diolah. Hal
ini dikarenakansetelah peneliti meneliti tiap kuesioner terdapat beberapa
kuesioner yang tidak terisi dengan lengkap oleh responden. Peneliti hanya
menggunakan kuesioner yang terisi dengan lengkap, maka kuesioner yang dapat
diolah sebanyak 107 kuesioner (89,2%).
4.1.2 Hasil Deskripsi Responden
Hasil deskripsi responden ini berdasarkan data informasi responden yang
sudah terisi dikuesioner. Deskripsi ini akan memberikan informasi demografi
responden penelitian seperti yang tercantum di kuesioner yaitu jenis kelamin, usia
responden, tingkat pendidikan dari responden, pekerjaan, kepemilikan usaha, serta
keterangan reaponden pernah mencoba atau menggunakan e-filing atau tidak.
Data tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan latarbelakang dari wajib pajak
yang menjadi sampel pada penelitian ini, sehingga dapat mendukung hasil
penelitian.
Terdapat 107 responden yang terdiri dari wajib pajak orang pribadi yang
dapat mewakili. Data mengenai karakteristik responden ditampilkan pada Tabel
4.2 sebagai berikut:
87
Tabel 4.2 Data Statistik Responden
Keterangan Jumlah Persentase
1 Jenis Kelamin
a. Pria 69 64,50%
b. Wanita 38 35,50% 107 100,00%
2 Usia
a. < 20 tahun 4 3,74%
b. 21-30 tahun 55 51,40%
c. 31-40 tahun 25 23,37%
d. 41-50 tahun 16 14,95%
e. > 51 tahun 7 6,54% 107 100,00%
3 Tingkat Pendidikan
a. SMU 39 36,45%
b. Sarjana 61 57%
c. Lainnya 7 6,55% 107 100,00%
4 Pekerjaan
a. PNS 8 7,48%
b. Swasta 96 89,72%
c. Lainnya 3 2,80% 107 100,00%
5 Kepemilikan usaha
a. Ya 0 0%
b. Tidak 107 100% 107 100%
6 Pernah menggunakan e-filing a. Ya 41 38,32%
b. Tidak 66 61,68% 107 100,00%
Sumber: Data primer diolah, 2016
88
Tabel 4.2 data statistik responden tersebut, menunjukkan bahwa dari 107
responden wajib pajak orang pribadi, didapati responden yang berjenis kelamin
pria menunjukkan hasil sebanyak 69 orang atau 64,50% dan 38 orang atau
35,50% merupakan responden wanita. Berdasarkan hasil kuesioner yang diperoleh
kategori jenis kelamin ini, dapat diketahui bagaimana minat wajib pajak untuk
menggunakan e-filing dilihat dari penggolongan jenis kelamin, karena biasanya
wajib pajak yang berjenis kelamin pria lebih memiliki ketertarikan yang tinggi
terhadap hal baru. Hasil data responden berdasarkan usia, yang memiliki usia
dibawah atau 20 tahun sebanyak 4 orang atau 3,74%, usia 21 sampai 30 tahun
sebanyak 55 orang atau 51,40%, usia 31 tahun sampai 40 tahun sebanyak 25
orang atau 23,37%, usia 41 tahun sampai dengan 50 tahun sebanyak 16 orang atau
14,95% dan responden yang miliki usia di atas 51tahun sebanyak 7 orang atau
6,54%. Responden yang memiliki usia 40 tahun keatas biasanya kurang memiliki
ketertarikan untuk menggunakan e-filing, hal ini diduga karena wajib pajak
dengan usia tersebut belum memiliki pengalaman akan sistem teknologi tidak
seperti wajib pajak dengan usia yang masih muda.
Hasil data statistik responden berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat 39
orang atau 36,45% memiliki tingkat pendidikan terakhir SMU/sederajat, dan
sebanyak 61 orang atau 57% responden bertingkat pendidikan terakhir sarjana.
Lainnya sebanyak 7 orang atau 6,55% memiliki tingkat pendidikan selain SMU
dan sarjana. Seorang wajib pajak yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi
akan mendorong keinginannya untuk menggunakan e-filing, hal ini diduga karena
dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan membuka wawasannya akan
89
kebermanfaatan dari sistem e-filing ini. Pekerjaan yang dimiliki responden
terdapat 8 orang atau 7,48% responden sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan 96
orang atau 89,72% reponden sebagai pegawai swasta, serta yang lainnya memiliki
pekerjaan lainnya yang tidak ingin disebutkan oleh responden. Pekerjaan yang
dimiliki responden ini telah terbiasa menggunakan teknologi, maka akan
memudahkan wajib pajak untuk beradaptasi dengan e-filing.
Berdasarkan dari kepemilikan usaha dari 107 responden, semua responden
tidak menjalankan atau memiliki usaha. Responden yang datang di KPP
Semarang Tengah Satu mayoritas adalah karyawan atau pegawai negeri sipil
sehingga data tersebut menunjukkan bahwa tidak ada responden yang memiliki
usaha. Kesimpulannya yaitu wajib pajak yang tidak memiliki usaha telah
memiliki ketertarikan untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya.
Data statistik responden menunjukkan bahwa responden yang pernah mencoba
menggunakan e-filing hanya sebesar 38,32% atau sebanyak 41 orang sedangkan
61,68% atau 66 orang belum atau tidak menggunakan e-filing. Berdasarkan pada
data yang diterima oleh peneliti, hal ini disebabkan karena memang wajib pajak
orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Semarang Tengah Satu sampai pada
tahun 2015 masih banyak yang melaporkan pajak secara manual dari pada
melaporkan pajak melalui e-filing. Wajar apabila responden yang diperoleh
peneliti mayoritas belum pernah menggunakan, mereka hanya mengetahui secara
umum saja mengenai e-filing, oleh karena itu responden dapat mengisi kuesioner
berdasarkan dari persepsinya akan e-filing.
90
4.1.3 Analisis Statistik Deskriptif Variabel
Analisis statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan
gambaran secara umum suatu data yang dilihat dari mean,standar deviasi,
maksimum, minimum dan sum. Variabel yang diukur ialah semua variabel
penelitian, baik variabel dependen yaitu minat wajib pajak untuk menggunakan e-
filing maupun variabel independen. Minat ini diukur dengan tujuan agar
mengetahui seberapa minat wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Semarang
Tengah Satu terhadap e-filing, dan variabel independen yaitu pengalaman wajib
pajak, kompleksitas, keamanan dan kerahasiaan, kepatuhan wajib pajak, dan
kesiapan teknologi. Berikut ini hasil deskripsi tiap variabel:
Tabel 4.3 Rangkuman Descriptive Statistics
Variabel
Mean
Std.
Deviation
Minat Wajib Pajak 38,79 4,783
Pengalaman 33,13 4,493
Kompleksitas 11,41 1,572
Keamanan dan kerahasiaan 25,74 4,34
Kepatuhan Wajib pajak 38,6 4,056
Kesiapan teknologi informasi 32,76 4,756
Sumber: Data Primer diolah,2016
Rangkuman statistik deskriptif pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa minat
wajib pajak mempunyai nilai rata-rata sebesar 38,79 dengan standar deviasi
sebesar 4,783. Pengalaman mempunyai nilai rata-rata sebesar 33,13 dengan
standar deviasi sebesar 4,493. Kompleksitas mempunyai nilai rata-rata sebesar
91
11,41 dengan standar deviasi sebesar 1,572. Keamanan dan kerahasiaan
mempunyai nilai rata-rata sebesar 25,74 dengan standar deviasi sebesar 4,340.
Kepatuhan wajib pajak mempunyai nilai rata-rata sebesar 38,60 dengan standar
deviasi sebesar 4,056. Kesiapan teknologi informasi mempunyai nilai rata-rata
sebesar 32,76 dengan standar deviasi sebesar 4,756. Standar deviasi untuk
variabel-variabel tersebut lebih rendah dibanding mean hal ini menunjukkan
bahwa varians data tidak jauh berbeda atau hampir sama, dengan kata lain sebaran
data untuk variabel kecil..
1. Minat Wajib Pajak
Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa variabel minat wajib pajak
untuk menggunakan e-filing memiliki rata-rata sebesar 38,79. Sesuai dengan
Tabel 3.3 mengenai kategori total jawaban dari minat wajib pajak, diketahui
bahwa nilai rata-rata tersebut masuk pada kategori minat. Nilai rata-rata tersebut
dapat menunjukkan bahwa wajib pajak orang pribadi di Semarang Tengah Satu
memiliki keminatan untuk menggunakan e-filing, meskipun dari data yang
terdaftar di KPP Pratama Semarang Tengah Satu pada tahun 2015 masih banyak
wajib pajak yang menggunakan sistem manual daripada e-filing, namun pada
tahun 2016, sudah banyak wajib pajak yang memiliki keminatan untuk
menggunakan e-filing. Diharapkan akan terjadi peningkatan wajib pajak orang
pribadi yang menggunakan e-filing di tahun 2016. Berikut ini adalah rangkuman
hasil distribusi kategori jawaban responden untuk pertanyaan dari variabel minat
wajib pajak untuk menggunakan e-filing, dapat dilihat dalam Tabel 4.4 berikut ini:
92
Tabel 4.4 Kategori Variabel Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-
filing
No Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori
1 46-54 10 9% Sangat Minat
2 37-45 64 60% Berminat
3 28-36 31 29% Kurang Minat
4 19-27 2 2% Tidak Minat
5 10-18 0 0% Sangat Tidak Minat
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut menunjukkan bahwa 60% dari 107
responden penelitian telah berminat untuk menggunakan e-filing atau sebanyak 64
orang wajib pajak orang pribadi yang menjadi sampel telah memiliki ketertariakn
untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya. Wajib pajak OP sudah
memiliki keinginan untuk mencari informasi mengenai e-filing, dengan mencari
informasi tersebut wajib pajak dapat membandingkan manfaat atau kelebihan
yang diberikan oleh e-filing dibandingkan dengan cara manual. Setelah
mengetahui manfaat yang akan diperoleh inilah yang dapat memunculkan
keinginan wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Hal ini diharapkan dapat
membuat wajib pajak orang pribadi pada tahun pajak 2016 yang melaporkan SPT
menggunakan e-filing akan meningkat, terutama di KPP Pratama Semarang
Tengah Satu.
93
2. Pengalaman Wajib Pajak
Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa variabel pengalaman wajib
pajak memiliki rata-rata sebesar 33,13. Sesuai dengan Tabel 3.4 mengenai
kategori total jawaban dari pengalaman wajib pajak, diketahui bahwa nilai rata-
rata tersebut masuk pada kategori kurang berpengalaman, sehingga dari nilai rata-
rata tersebut dapat disimpulkan bahwa wajib pajak orang pribadi di Semarang
Tengah Satu kurang memiliki pengalaman dalam penggunaan sistem informasi
terutama untuk menggunakan e-filing. Berikut ini adalah rangkuman hasil
distribusi kategori jawaban responden untuk pertanyaan dari variabel pengalaman
wajib pajak, dapat dilihat dalam Tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Kategori Variabel Pengalaman Wajib Pajak
No Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori
1 42-52 2 2% Sangat Berpengalaman
2 35-43 46 43% Berpengalaman
3 26-34 54 50% Kurang berpengalaman
4 17-25 5 5% Tidak berpengalaman
5 9-16 0 0% Sangat Tidak berpengalaman
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.5 tersebut menunjukkan bahwa 50% dari responden
penelitian memiliki pengalaman yang kurang cukup dalam menggunaan teknologi
informasi atau sebanyak 54 orang wajib pajak orang pribadi yang menjadi sampel.
94
Hal tersebut dikarenakan penguasaan responden akan sistem informasi kurang
atau masih sedikit. Penguasaan yang masih sedikit membuat responden memiliki
pemahaman akan e-filing pun juga terbatas. Pemahaman tersebut membuat
responden kurang mengetahui akan kebermanfaatan dari sistem e-filing, meskipun
pengalaman wajib pajak masih berada pada kategori kurang berpengalaman,
sudah banyak wajib pajak yang memiliki ketertarikan untuk mau mencoba untuk
menggunakan e-filing.
3. Kompleksitas
Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa variabel kompleksitas
memiliki rata-rata sebesar 11,41. Sesuai dengan Tabel 3.5 mengenai kategori total
jawaban dari variabel kompleksitas, diketahui bahwa nilai rata-rata tersebut
masuk pada kategori tinggi, sehingga dari nilai rata-rata tersebut dapat
disimpulkan bahwa wajib pajak orang pribadi di Semarang Tengah Satu memiliki
persepsi bahwa untuk menggunakan e-filing memiliki kompleksitas yang tinggi,
oleh karena itu masih banyak wajib pajak orang pribadi yang memilih untuk
melaporkan pajak secara manual yaitu dengan datang langsung ke KPP. Berikut
ini adalah rangkuman hasil distribusi kategori jawaban responden untuk
pertanyaan dari variabel kompleksitas untuk menggunakan e-filing, dapat dilihat
dalam Tabel 4.6 berikut ini:
95
Tabel 4.6 Kategori Variabel Kompleksitas
No Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori
1 15-17 4 4% Sangat Rumit
2 12-14 60 56% Rumit
3 9-11 40 37% Cukup Rumit
4 6-8 3 3% Tidak Rumit
5 3-5 0 0% Sangat Tidak Rumit
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut menunjukkan bahwa 56% dari responden
penelitian memiliki persepsi bahwa menggunakan atau sistem e-filing memiliki
kompleksitas yang tinggi. Sebanyak 60 orang wajib pajak orang pribadi yang
menjadi sampel memiliki persepsi bahwa tatacara pelaporan pajak menggunakan
e-filing masih memiliki tingkat kerumitan atau membingungkan.kerumitan
tersebut dilihat dari fitur-fitur layanan yang ada pada sistem e-filing menurut
responden belum memudahkan. Selain itu banyak dari responden yang
beranggapan jika menggunakan e-filing belum efektif untuk meringankan
pekerjaan mereka dan penggunaan e-filing belum dapat meningkatkan performa
pelaporan pajak responden.
96
4. Keamanan dan kerahasiaan
Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa variabel minat wajib pajak
untuk menggunakan e-filing memiliki rata-rata sebesar 25,74. Sesuai dengan
Tabel 3.6 mengenai kategori total jawaban dari keamanan dan kerahasiaan,
diketahui bahwa nilai rata-rata tersebut masuk pada kategori tinggi, sehingga dari
nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa wajib pajak orang pribadi di
Semarang Tengah Satu memiliki persepsi mengenai keamanan dan kerahasiaan
sistem e-filing yang tinggi dengan kata lain responden percaya bahwa sistem e-
filing dapat memberikan jaminan akan keamanan dan kerhasiaan data mereka.
Berikut ini adalah rangkuman hasil distribusi kategori jawaban responden untuk
pertanyaan dari variabel minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing, dapat
dilihat dalam Tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Kategori Variabel Keamanan dan Kerahasiaan
No Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori
1 31-36 13 12% Sangat Terjamin
2 25-30 56 52% Terjamin
3 19-24 34 32% Kurang Terjamin
4 13-18 4 4% Tidak Terjamin
5 7-12 0 0% Sangat Tidak Terjamin
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.7 tersebut menunjukkan bahwa 52% dari responden
penelitian memiliki kepercayaan dalam penggunaan e-filing, mereka memiliki
97
kepercayaan akan keamanan dan kerahasiaan data mereka dapat dijamin oleh e-
filing atau sebanyak 56 orang wajib pajak orang pribadi yang menjadi sampel.
Jaminan keamanan yang diberikan pada e-filing dianggap responden sudah tinggi
sehingga dapat menangani masalah-masalah berkaitan dengan kemanan data. Hal
tersebut membuat responden memiliki kepercayaan akan jaminan keamanan,
apabila jaminan keamanan sudah baik, jaminan kerahasiaannya pun juga baik.
Selain itu isu-isu mengenai masalah yang berkaitan dengan keamanan dan
kerahasian data tidak membuat mayoritas responden ragu dan khawatir
menggunakan e-filing. Hal ini dapat mendorong minat wajib pajak orang pribadi
dalam penggunaan e-filing untuk pelaporan pajak tahun selanjutnya.
5. Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa variabel kepatuhan wajib
pajak untuk menggunakan e-filing memiliki rata-rata sebesar 38,60. Sesuai
dengan Tabel 3.7 mengenai kategori total jawaban dari kepatuhan wajib pajak,
diketahui bahwa nilai rata-rata tersebut masuk pada kategori patuh, sehingga dari
nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa wajib pajak orang pribadi yang
terdaftar di KPP Semarang Tengah Satu memiliki tingkat kepatuhan yang sudah
baik. Responden memiliki kesadaran yang cukup tentang kewajibannya untuk
membayar pajak. Berikut ini adalah rangkuman hasil distribusi kategori jawaban
responden untuk pertanyaan dari variabel kepatuhan wajib pajak untuk
menggunakan e-filing, dapat dilihat dalam Tabel 4.8 berikut ini:
98
Tabel 4.8 Kategori Variabel Kepatuhan Wajib Pajak
No Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori
1 44-52 23 22% Sangat patuh
2 35-43 75 70% Patuh
3 26-34 9 8% Kurang patuh
4 17-25 0 0% Tidak patuh
5 9-16 0 0% Sangat Tidak patuh
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.8 tersebut menunjukkan bahwa 70% dari responden
penelitian memiliki tingkat kepatuhan dalam membayar pajak yang baik atau
sebanyak 75 orang wajib pajak orang pribadi yang menjadi sampel. Kepatuhan ini
berada pada kategori patuh dikarenakan responden mau dan memiliki kesadaran
untuk membayar dan melaporkan pajak tepat waktu. Kesadaran akan kewajiban
memiliki NPWP juga telah dipahami oleh responden, sehingga mayoritas
responden memiliki NPWP sebagai identitas wajib pajak. Selain itu, tidak terdapat
responden yang memiliki tunggakan pajak, dan apabila responden memiliki
tunggakan pajak maka ia akan membayar denda dengan tepat waktu.
6. Kesiapan teknologi Informasi
Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa variabel kesiapan teknologi
informasi memiliki rata-rata sebesar 32,76. Sesuai dengan Tabel 3.8 mengenai
kategori total jawaban dari kesiapan teknologi informasi, diketahui bahwa nilai
rata-rata tersebut masuk pada kategori sedang, sehingga dari nilai rata-rata
99
tersebut dapat disimpulkan bahwa wajib pajak orang pribadi di Semarang Tengah
Satu beranggapan bahwa sistem teknologi informasi sekarang ini masih pada
tingkatan sedang dengan kata lain belum benar-benar memiliki kesiapan. Hal ini
menunjukkan bahwa responden belum mempercayai akan kesiapan teknologi
informasi. Berikut ini adalah rangkuman hasil distribusi kategori jawaban
responden untuk pertanyaan dari variabel kesiapan teknologi informasi, dapat
dilihat dalam Tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9 Kategori Variabel Kesiapan Teknologi Informasi
No Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori
1 44-52 1 1% Sangat Siap
2 35-43 38 36% Siap
3 26-34 60 56% Cukup Siap
4 17-25 7 6% Tidak Siap
5 9-16 1 1% Sangat Tidak Siap
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.9 tersebut menunjukkan bahwa 56% dari responden
penelitian memiliki beranggapan bahwa kesiapan teknologi informasi masih pada
tingkatan sedang atau sebanyak 60 orang wajib pajak orang pribadi yang menjadi
sampel. Mayoritas responden menilai kesiapan teknologi informasi sekarang ini
masih belum benar-benar siap atau masih pada tingkatan sedang, ini dapat dilihat
dari bagaimana ketersediaan dari software dan hardware sudah memadahi atau
belum, karena sistem e-filing merupakan pelaporan pajak secara online maka
ketersediaan koneksi internet juga dijadikan penilai kesiapan teknologi informasi.
100100
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
(Constant)
PWP
K 1
KK
KWP
KTI
11,625
3,937
2,953
,004
,547
,122
,514
4,479
,000
,864
,323
,284
2,676
,009
,050
,094
,045
,529
,598
,126
,086
,106
1,466
,146
-,212
,088
-,211
-2,394
,019
Selain dari kesiapan sistem atau kesiapan teknologinya, kesiapan teknologi dari
wajib pajak juga harus mendukung, apakah wajib pajak telah siap menerima
perkembangan sistem teknologi.
4.2 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui apakah faktor
pengalaman wajib pajak, kompleksitas, keamanan dan kerahasiaan, kepatuhyan
wajib pajak dan kesiapan teknologi informasi dapat mempengaruhi variabel
terikatnya yaitu minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Nilai koefisien
regresi dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10 Nilai Koefisien Regresi
Coefficientsa
a. Dependent Variable: MWP
Sumber: data primer diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.10 tersebut, maka diperoleh persamaan regresi dari
faktor pengalaman wajib pajak, kompleksitas, keamanan dan kerahasiaan,
kepatuhyan wajib pajak dan kesiapan teknologi informasi dapat mempengaruhi
variabel terikatnya yaitu minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing sebagai
berikut:
101101
� = 11,625 + 0,547�1 + 0,864�2 + 0,050�3 + 0,126�4 − 0,212�5 + 𝑒
Nilai dari ℯ = √1 − ��² = √1 − 0,495 = √0,505 = 0,91. Nilai ℯ sebesar
0,91 merupakan variance variabel pengalaman, kompleksitas, keamanan dan
kerahasiaan, kepatuhan wajib pajak dan kesiapan teknologi informasi.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diatas menunjukkan konstanta sebesar
11,625. Nilai koefisien regresi pengalaman wajib pajak (X1) sebesar 0,547
menyatakan bahwa jika setiap peningkatan variabel pengalaman wajib pajak
sebesar satu persen maka akan menyebabkan kenaikan minat wajib pajak untuk
menggunakan e-filing 0,547 persen ditambah konstanta sebesar 11,625 dengan
catatan varibel kompleksitas (X2), keamanan dan kerahasiaan (X3), kepatuhan
wajib pajak (X4) dan kesiapan teknologi informasi (X5) tetap. Koefisen regresi
kompleksitas (X2) sebesar 0,864 menyatakan apabila terjadi peningkatan satu
persen maka akan menyebabkan minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing
meningkat sebesar 0,864 ditambah konstanta sebesar 11,625dengan catatan
variabel pengalaman wajib pajak (X1), keamanan dan kerahasiaan (X3), kepatuhan
wajib pajak (X4) dan kesiapan teknologi informasi (X5) tetap.
Koefisien regresi keamanan dan kerahasiaan (X3) sebesar 0,050
menyatakan apabila setiap peningkatan variabel keamanan dan kerahasiaan
sebesar satu persen maka akan menyebabkan kenaikan minat wajib pajak untuk
menggunakan e-filing sebesar 0,050 ditambah konstanta sebesar 11,625 dengan
catatan apabila variabel pengalaman wajib pajak (X1), kompleksitas (X2),
kepatuhan wajib pajak (X4) dan kesiapan teknologi informasi (X5) tetap. Koefisen
regresi kepatuhan wajib pajak (X4) sebesar 0,126 menyatakan apabila terjadi
102102
peningkatan kepatuhan wajib pajak satu persen maka akan menyebabkan minat
wajib pajak untuk menggunakan e-filing meningkat sebesar 0,126 ditambah
konstanta sebesar 11,625dengan catatan variabel pengalaman wajib pajak (X1),
kompleksitas (X2), keamanan dan kerahasiaan (X3) dan kesiapan teknologi
informasi (X5) tetap. Koefisen regresi kesiapan teknologi informasi (X5) sebesar
0,212 menyatakan apabila terjadi peningkatan variabel kesiapan teknologi
informasi sebesar satu persen maka akan menyebabkan minat wajib pajak untuk
menggunakan e-filing mengalami penurunan sebesar 0,212 ditambah konstanta
sebesar 11,625dengan catatan variabel pengalaman wajib pajak (X1), kompleksitas
(X2), keamanan dan kerahasiaan (X3) dan kepatuhan wajib pajak (X4) tetap.
Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, maka terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis, yaitu uji asumsi klasik.
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu untuk memenuhi persyaratan
analisis data. Uji ini dimaksudkan untuk melihat apakah model regresi penelitian
merupakan model yang baik atau tidak. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah
uji normalitas, uji multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas. Alasan peneliti
tidak menggunakan uji autokolerasi yaitu karena penelitian ini menggunakan data
silang waktu (cross section) bukan runtut waktu (time series). Menurut Ghozali
(2013) pada data cross section masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena
“gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok
yang berbeda.
103103
4.3.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
dan uji grafik, baik melalui histrogam maupun normal Probability Plot (P-P Plot).
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah model dalam penelitian terdistribisi normal
atau tidak. Model tidak terdistribusi normal atau mendekati normal maka, hasil uji
statistik akan terdegradasi. Berikut ini adalah hasil uji normalitas data dengan
menggunakan uji grafik dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2:
Gambar 4.1 Hasil Uji Grafik Normal Probability Plot (P-P Plot)
Prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat persebaran data (titik)
pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Berdasarkan uji grafik Normal Probability Plot (P-P Plot), hasil output
memperlihatkan bahwa residual berdistribusi secara normal. Hal ini karena grafik
tersebut memperlihatkan titik – titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan
104104
titik-titik tersebut mengikuti arah garis diagonal pada grafik, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa model analisis regresi berganda pada penelitian ini telah
memenuhi asumsi dari uji normalitas.
Gambar 4.2 Hasil Uji Histogram
Berdasarkan hasil uji grafik melalui histogram menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal karena tidak terlihat menceng ke kanan maupun ke kiri,
meskipun terlihat sedikit menceng ke kanan namun masih bisa dikatakan
mendekati normal, dikarenakan hasil ini berdasarkan dari pengamatan seseorang,
yang mana pengamatan tiap orang dapat berbeda-beda dan dapat menimbulkan
bias, oleh karena untuk memastikan hasil yang lebih akurat peneliti menggunakan
uji statistik.
Guna mendukung uji grafik tersebut peneliti memutuskan untuk
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang mana hasilnya berupa angka statistik
bukan dari pengamatan semata sehingga hasil yang diberikan tidak menimbulkan
105105
Unstandardized
Residual
N
Mean Normal Parametersa b
Std. Deviation
Absolute
Most Extreme Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
107
,0534212
3,40033094
,089
,089
-,061
,919
,367
bias. Perhitungan dari rumus Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS for
windows release 21.00 dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data primer diolah, 2016
Berdasarkan hasil dari analisis uji statistik menunjukkan bahwa besarnya
nilai Kolmogorov Smirnov Z dengan minat wajib pajak untuk menggunakan e-
filing sebagai variabel dependen yaitu sebesar 0,919 dan signifikansinya adalah
sebesar 0,367 yang berarti bahwa nilainya berada di atas kriteria signifikansi yaitu
0,05 (5%), sehingga dapat dikatakan bahwa data residual berdistribusi normal,
karena telah memenuhi syarat asumsi normalitas.
4.3.2 Uji Multikolinieritas
Penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas
menggunkan cara yaitu dengan memeriksa nilai tolerance dan nilai variance
inflation factor (VIF). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apa ada
106106
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
(Constant)
PWP
K
1 KK
KWP
KTI
11,625
3,937
2,953
,004
,547
,122
,514
4,479
,000
,380
2,632
,864
,323
,284
2,676
,009
,444
2,251
,050
,094
,045
,529
,598
,687
1,457
,126
,086
,106
1,466
,146
,948
1,055
-,212
,088
-,211
-
2,394
,019
,646
1,548
hubungan atau korelasi antar variabelnya. Hasil uji multikolinierietas dapat dilihat
pada Tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinierietas
Coefficientsa
a. Dependent Variable: MWP
Sumber: data primer diolah, 2016
Berdasarkan dari hasil uji multikolonieritas pada Tabel 4.12 tersebut, dapat
dilihat dari besaran nilai Tolerance dan VIF. Nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama
dengan nilai VIF ≥ 10 menunjukkan adanya multikolonieritas. Hasil output SPSS
diatas, hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Tolerance ≤ 0.10 yang berarti tidak ada korelasi
antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal
yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF ≥ 10,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi pada penelitian ini.
107107
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang
lain. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat Grafik Plot anatara nilai prediksi terikat (dependen) yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Berikut ini hasil uji scatterplot:
Gambar 4.3 Hasil Uji Scatterplot
Grafik Scatterplot pada Gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing
berdasarkan masukan variabel independen pengalaman wajib pajak, kompleksitas,
keamanan dan kerahasiaan, kepatuhyan wajib pajak dan kesiapan teknologi
108108
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
(Constant)
PWP
K 1
KK
KWP
KTI
7,109
2,600
2,734
,007
-,077
,081
-,149
-,952
,343
-,089
,213
-,061
-,419
,676
-,028
,062
-,053
-,455
,650
,007
,057
,013
,127
,900
-,019
,058
-,039
-,325
,746
informasi. Guna mendukung uji scatterplot tersebut diperlukan uji statistik yang
lebih menjamin keakuratan hasil. Uji statistik yang digunakan yaitu uji glejser
yakni dengan melihat tingkat signifikansi dari hasil regresi nilai absolut residual
terhadap variabel independennya. Hasil uji glejser dapat dilihat pada Tabel 4.13
sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
a. Dependent Variable: absUT
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan hasil uji glejser pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa tidak
ada satupun variabel independen yang probabilitas signifikansinya dibawah 0,05
atau 5%, semua variabel memiliki signifikansi diatas 0,05 atau 5% sehingga
menunjukkan bahwa penelitia ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini
konsisten dengan hasil uji Scatterplots.
109109
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
1 Residual
Total
1200,947
5
240,189
19,811
,000b
1224,529
101
12,124
2425,477
106
4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian
4.4.1 Uji Statistik F
Uji Statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Pengujian
ini dilakukan melalui bantuan komputer program SPSS for windows 21.0. Hasil
uji statistik F ditunjukan seperti pada Tabel 4.14 sebagai berikut :
Tabel 4.14 Hasil Uji-F
ANOVAa
a. Dependent Variable: MWP
b. Predictors: (Constant), KTI, KWP, KK, K, PWP
Sumber: data primer diolah,2016
Uji ANOVA atau F-test didapat nilai F hitung sebesar 19.811 dengan
probabilitas 0.000 , karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05 maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi minat wajib pajak untuk
menggunakan e-filing atau dapat dikatakan bahwa variabel pengalaman wajib
pajak, kompleksitas, keamanan dan kerahasiaan, kepatuhyan wajib pajak dan
kesiapan teknologi informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat
wajib pajak untuk menggunakan e-filing.
110110
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
(Constant)
PWP
K 1
KK
KWP
KTI
11,625
3,937
2,953
,004
,547
,122
,514
4,479
,000
,864
,323
,284
2,676
,009
,050
,094
,045
,529
,598
,126
,086
,106
1,466
,146
-,212
,088
-,211
-2,394
,019
4.4.2 Uji Statistik t
Uji statistik T digunakan untuk mengetahui atau mengukur seberapa jauh
pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji
statistik t dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut:
Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
a. Dependent Variable: MWP
Sumber: data primer diolah,2016
Berdasarkan hasil uji statistik t tersebut maka dapat dijelaskan hal-hal sebagai
berikut:
1. Variabel pengalaman wajib pajak
Hasil uji statistik pada variabel pengalaman wajib pajak (PWP) diperoleh
nilai thitung sebesar 4,479 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 , artinya
bahwa Ho ditolak dan menerima Ha, sehingga Ha yang berbunyi “pengalaman
berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing”
diterima.
111111
2. Variabel kompleksitas
Hasil uji statistik pada variabel kompleksitas (K) diperoleh nilai thitung sebesar
2,676 dengan nilai signifikansi 0,009 < 0,05 , artinya bahwa Ho ditolak dan
menerima Ha, sehingga Ha yang berbunyi “kompleksitas berpengaruh
terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” diterima.
3. Variabel keamanan dan kerahasiaan
Hasil uji statistik pada variabel keamanan dan kerahasiaan (KK) diperoleh
nilai thitung sebesar 0,529 dengan nilai signifikansi 0,598 > 0,05 , artinya
bahwa Ho diterima dan menolak Ha, sehingga Ha yang berbunyi “keamanan
dan kerahasiaan berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan
e-filing” ditolak.
4. Variabel kepatuhan wajib pajak
Hasil uji statistik pada variabel kepatuhan wajib pajak (KWP) diperoleh nilai
thitung sebesar 1,466 dengan nilai signifikansi 0,146 > 0,05 , artinya bahwa Ho
diterima dan menolak Ha, sehingga Ha yang berbunyi “kepatuhan wajib pajak
berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing”
ditolak.
5. Variabel kesiapan teknologi informasi
Hasil uji statistik pada variabel kesiapan teknologi informasi (KTI) diperoleh
nilai thitung sebesar -2,394 dengan nilai signifikansi 0,019 < 0,05 , artinya
bahwa Ho ditolak dan menerima Ha, sehingga Ha yang berbunyi “kesiapan
teknologi informasi berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk
menggunakan e-filing” diterima.
112112
Berdasarkan pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
tiga faktor independen yang dapat berpengaruh terhadap variabel dependen (minat
wajib pajak untuk menggunakan e-filing) adalah pengalaman wajib pajak,
kompleksitas, dan kesiapan teknologi inofrmasi. Tabel 4.16 berikut ini merupakan
hasil rekapitulasi pengujian hipotesis pada penelitian ini:
Tabel 4.16 Rekapitulasi Pengujian Hipotesis
Hipotesis Pernyataan Hasil
H1 Pengalaman berpengaruh terhadap minat wajib
pajak untuk menggunakan e-filing
Hipotesis
Diterima
H2 Kompleksitas berpengaruh terhadap minat wajib
pajak untuk menggunakan e-filing
Hipotesis
Diterima
H3 Keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap
minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing
Hipotesis
Ditolak
H4 Kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap
minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing
Hipotesis
Ditolak
H5 Kesiapan teknologi informasi berpengaruh
terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-
filing
Hipotesis
Diterima
Sumber: data primer diolah, 2016
113113
Model
R
R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1
,704a
,495
,470
3,482
1,655
4.4.3 Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Untuk uji ini dilakukan dengan melihat
besarnya nilai koefisien determinasi Adjusted R2 karena dianggap tidak bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model berbeda
dengan hanya koefisien determinasi yang mampu menimbulkan efek bias. Hasil
koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.17 sebagai berikut:
Tabel 4.17 Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), KTI, KWP, KK, K, PWP
b. Dependent Variable: MWP
Sumber: data primer diolah, 2016
Tampilan output SPSS Model Summary besarnya Adjusted R Square adalah
0.470, hal ini berarti 47% variasi minat wajib pajak dapat dijelaskan oleh variasi
dari kelima variabel independen yaitu pengalaman wajib pajak, kompleksitas,
keamanan dan kerahasiaan, kepatuhyan wajib pajak dan kesiapan teknologi
informasi, sedangkan sisanya (100%-47% = 53%) dijelaskan oleh sebab-sebab
yang lain di luar model penelitian ini.
114114
4.5 Pembahasan
4.5.1 Pengaruh Variabel Pengalaman Wajib Pajak terhadap Minat Wajib
Pajak untuk Menggunakan E-filing
Hipotesis pertama pada penelitian ini menyatakan bahwa pengalaman
wajib pajak berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing.
Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 4.15, diperoleh nilai thitung sebesar 4,479
dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh antara pengalaman wajib pajak dengan minat wajib pajak untuk
menggunakan e-filing. Hipotesis yang berbunyi “pengalaman berpengaruh
terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” diterima. Arah
hubungan antara pengalaman wajib pajak dengan minat wajib pajak untuk
menggunakan e-filing positif. Arah hubungan tersebut menunjukkan bahwa
apabila seorang wajib pajak memiliki pengalaman yang lebih banyak maka
semakin tinggi pula keinginannya untuk menggukan e-filing.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Theory of Reasoned Action (TRA)
yang menjelaskan bahwa niat seseorang untuk mau melakukan sesuatu
dipengaruhi oleh dua penentu dasar yakni sikap dan norma subyektif. Penelitian
ini mendefinisikan penentu dasar sikap sebagai bagaimana sikap seseorang akan
mempengaruhi niat untuk melakukan sesuatu atau tidak. Sikap yang biasa ia telah
lakukan berdasarkan kebiasaannya yang dapat berasal dari pengalaman.
Pengalaman seseorang dalam penggunaan teknologi informasi akan dapat
mempengaruhi bagaimana ia akan memiliki niat untuk menggunakan teknologi.
Seseorang dengan pengalaman dalam penggunaan teknologi informasi yang
115115
cukup banyak akan mempengaruhi niatnya yang semakin besar untuk mau
menggunakan e-filing.
Hasil pada penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan
oleh Lai dan Chong (2010) dan Wowor,dkk (2014) yang menyatakan bahwa
pengalaman berpengaruh terhadap perilaku penggunaan e-filing. Hasil penelitian
ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugihanti (2011) yang
menunjukkan bahwa pengalaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap minat perilaku penggunaan e-filing.
4.5.2 Pengaruh Variabel Kompleksitas terhadap Minat Wajib Pajak untuk
Menggunakan E-filing
Hipotesis kedua pada penelitian ini menyatakan bahwa kompleksitas
berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing.
Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 4.15, diperoleh nilai thitung sebesar 2,676
dengan nilai signifikansi 0,009 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh antara kompleksitas dengan minat wajib pajak untuk menggunakan e-
filing. Hipotesis yang berbunyi “kompleksitas berpengaruh terhadap minat wajib
pajak untuk menggunakan e-filing” diterima. Arah hubungan antara kompleksitas
dengan miant wajib pajak untuk menggunakan e-filing positif.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Theory of Acceptance Model (TAM)
yang berasumsi bahwa seseorang mengadopsi suatu teknologi pada umumnya
ditentukan oleh proses kognitif dan bertujuan untuk memuaskan pemakainya atau
memaksimalkan kegunaan teknologi itu sendiri (Adiwibowo, dkk (2009)).
116116
Persepsi akan kompleksitas dari suatu sistem dapat mempengaruhi pengguna
teknologi untuk mau mererima penggunakan teknologi dalam hal ini
menggunakan suatu sistem (e-filing). Suatu sistem yang dianggap memiliki
kerumitan yang tinggi akan membuat penggunannya enggan dan kesulitan dalam
menggunakannya, sehingga persepsi orang akan kompleksitas e-filing ini dapat
menjadi pengaruh niatnya untuk menggunakan e-filing, yang mana persepsi ini
bisa timbul dari apa kata orang yang ada disekitarnya yang pernah mencoba untuk
menggunakan atau juga bisa dari ia mencoba sistem itu sendiri.
Hasil pada penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan
oleh Desmayanti dan Zulaikha (2012) yang menyatakan bahwa kerumitan atau
kompleksitas berpengaruh terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan e-
filing. Arah yang dihasilkan penelitian ini positif berbeda dengan yang dilakukan
oleh Desmayanti dan Zulaikha (2012) yang menyatakan memiliki pengaruh yang
negatif. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugihanti (2011)
yang menunjukkan bahwa kompleksitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap minat perilaku penggunaan e-filing.
4.5.3 Pengaruh Variabel Keamanan dan Kerhasiaan terhadap Minat Wajib
Pajak untuk Menggunakan E-filing
Hipotesis ketiga pada penelitian ini menyatakan bahwa keamanan dan
kerahasiaan berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing.
Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 4.15, diperoleh nilai thitung sebesar 0,529
dengan nilai signifikansi 0,598 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
pengaruh antara keamanan dan kerahasiaan dengan minat wajib pajak untuk
117117
menggunakan e-filing. Hipotesis yang berbunyi “keamanan dan kerahasiaan
berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” ditolak.
Keamanan dan kerahasian ini diartikan bahwa wajib pajak memiliki persepsi dan
kepercayaan bahwa e-filing mampu menjamin keamanan data mereka serta dapat
menjamin kerahasiaannya, sehingga apabila mereka menggunakan e-filing untuk
melaporkan pajaknya, data yang mereka berikan tidah bocor dan disalah gunakan
oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Berdasarkan Tabel 4.7 tentang kategori variabel keamanan dan kerahasiaan,
yang menunjukkan bahwa 56 responden atau 52% dari 107 yang menjadi
responden memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi akan keamanan dan
kerahasiaan sistem e-filing. Mayoritas responden tidak memiliki kekhawatiran
mengenai isu-isu kejahatan yang memanfaatkan teknologi informasi, hal ini
ditunjukkan dengan hasil kategori tersebut. Alasan hipotesis ketiga ini ditolak
yaitu karena meskipun dari 107 responden terdapat 56 responden yang memiliki
tingkat kepercayaan akan keamanan dan kerahasiaan e-filing yang tinggi belum
dapat mempengaruhi minat wajib pajak untuk beralih menggunakan e-filing. Hal
ini diduga karena persepsi seseorang mengenai keamanan dan kerahasiaan
ketidaksiapan dari e-filing berbeda-beda, meskipun mayoritas sudah memiliki
tingkat kepercaayan namun masih terdapat 38 responden yang meragukan. Selain
itu, masih sering terjadi masalah atau eror terutama ketika memasuki batas waktu
pelaporan dapat membuat wajib pajak tidak percaya kemanan dan kerahasiaan
datanya dapat dijamin oleh sistem yang sering eror.
118118
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Theory of Acceptance Model
(TAM) yang berasumsi bahwa seseorang mengadopsi suatu teknologi pada
umumnya ditentukan oleh proses kognitif dan bertujuan untuk memuaskan
pemakainya atau memaksimalkan kegunaan teknologi itu sendiri (Adiwibowo
dkk, 2009), yang mana apabila wajib pajak memiliki persepsi keamanan dan
kerahasiaan yang baik akan meningkatkan persepsinya akan kebermanfaat dari e-
filing sehingga dapat meningkatkan minatnya. Hasil penelitian ini bertolak
belakang dengan penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh
Wibisono dan Toly (2014), Wowor dkk (2014), Desmayanti dan Zulaikha (2012),
Sugihanti (2011), serta Carter et al,. (2011) yang menyimpulkan bahwa keamanan
dan kerahasiaan berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-
filing, sedangkan pada penelitian ini keamanan dan kerahasiaan tidak berpengaruh
terhadap minat wajib pajak untuk menggunakn e-filing.
4.5.4 Pengaruh Variabel Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Minat Wajib
Pajak untuk Menggunakan E-filing
Hipotesis keempat pada penelitian ini menyatakan bahwa kepatuhan wajib
pajak berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing.
Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 4.15, diperoleh nilai thitung sebesar 1,466
dengan nilai signifikansi 0,146 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh antara kepatuhan wajib pajak dengan minat wajib pajak untuk
menggunakan e-filing. Hipotesis yang berbunyi “kepatuhan wajib pajak
berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” ditolak.
119119
Berdasarkan hasil kategori variabel kepatuhan wajib pajak pada Tabel 4.8
sebanyak 75 orang responden atau 70% memiliki tingkat kepatuhan yang sudah
baik dalam pe rpajakan. Kesadaran akan kapatuhan tersebut tidak bisa dijadikan
jaminan untuk dapat mempengaruhi minat responden untuk menggunakan e-
filing.
Alasan hipotesis keempat ini ditolak diduga karena terdapat faktor lain yang
dapat mendorong atau membuat seorang wajib pajak yang patuh untuk mau
menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya. Wajib pajak tidak bisa dinilai
patuh atau tidak patuh hanya dari cara pelaporannya yang menggunakan e-filing
saja, karena wajib pajak yang melaporkan pajak melalui manual pun bisa
dikatakan patuh. Bukan berarti wajib pajak yang sudah melaporkan pajak
menggunakan e-filing tersebut dikatakan patuh, masih terdapat pengukuran lain
yang menilai kepatuhan wajib pajak. Hal ini menjadi salah satu penyebab yang
diduga menjadi alasan mengapa kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh
terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Selain itu, wajib pajak
yang patuh pasti akan mempertimbangkan resiko apabila menggunakan e-filing,
yang mana e-filing masih sering terjadi eror, jika e-filing mengalami eror pastilah
membuat pelaporan pajaknya menjadi mundur atau bermasalah. Wajib pajak yang
patuh akan lebih memilih melaporkan pajak secara manual yang sudah jelas
keamanannya.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Bakti atau teori Kewajiban
Pajak Mutlak. Kewajiban mutlak sebagai warga negara yang baik adalah dengan
patuh membayar pajak. Kepatuhan tersebut juga diartikan mematuhi peraturan
120120
perpajakan yang berlaku, dan untuk saat ini peraturan yang berlaku yaitu untuk
melaporkan pajak dengan menggunakan e-filing. Kenyataannya, peraturan
tersebut belum mewajibkan wajib pajak untuk menggunakan e-filing, sehingga
wajib pajak masih bisa atau diperbolehkan menggunakan cara manual untuk
melaporkan pajaknya, oleh karena itu, wajib pajak yang melaporkan pajak
menggunakan cara manual tidak bisa dikatakan tidak patuh dan wajib pajak yang
patuh pasti akan tertarik atau minat untuk menggunakan e-filing, sehingga tingkat
kepatuhan dari wajib pajak bukan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
seorang wajib pajak untuk tertarik dalam menggunakan e-filing guna melaporkan
pajaknya.
4.5.5 Pengaruh Variabel Kesiapan Teknologi Informasi terhadap Minat
Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing
Hipotesis kelima pada penelitian ini menyatakan bahwa kesiapan teknologi
informasi berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing.
Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 4.20, diperoleh nilai thitung sebesar -2,394
dengan nilai signifikansi 0,019 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh antara kesiapan teknologi informasi dengan minat wajib pajak untuk
menggunakan e-filing. Hipotesis yang berbunyi “kesiapan teknologi informasi
berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” diterima.
Arah hubungan antara kesiapan teknologi informasi dengan minat wajib pajak
untuk menggunakan e-filing negatif.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Theory of Acceptance Model (TAM)
yang berasumsi bahwa seseorang mengadopsi suatu teknologi pada umumnya
121121
ditentukan oleh proses kognitif dan bertujuan untuk memuaskan pemakainya atau
memaksimalkan kegunaan teknologi itu sendiri (Adiwibowo dkk , 2009). Persepsi
akan kesiapan teknologi informasi yang telah tersedia dapat mempengaruhi
pengguna untuk mau menggunakan teknologi. Pengguna akan menggunakan
sistem teknologi informasi yang telah memiliki kesiapan yang baik, sehingga
nantinya teknologi tersebut benar-benar akan memudahkannya dalam bekerja
bukannya malah menghambat atau menambah pekerjaannya. Kesiapan teknologi
informasi ini juga berasal dari pengguna itu sendiri, apakah ia memiliki
kemampuan untuk dapat menerima suatu teknologi, apakah ia memiliki teknologi
untuk mendukung penggunaan e-filing.
Hasil pada penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh
Wibisono dan Toly (2014) yang menyatakan bahwa kesiapan teknologi informasi
secara individual mempengaruhi minat wajib pajak dalam menggunakan e-filing.
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Desmayanti dan Zulaikha
(2012) yang menunjukkan bahwa kesiapan teknologi informasi wajib pajak secara
signifikan dapat berpengaruh terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan e-
filing.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Semarang Tengah Satu, dengan responden wajib pajak orang pribadi yang telah
terdaftar di KPP Pratama Semarang Tengah Satu. Variabel-variabel yang
digunakan pada penelitian ini adalah pengalaman wajib pajak, kompleksitas,
keamanan dan kerahasiaan, kepatuhan wajib pajak, kesiapan teknologi informasi
serta minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman wajib pajak terhadap
minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan
pajaknya.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompleksitas terhadap minat wajib
pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya.
3. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara keamanan dan kerahasiaan
terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing dalam
pelaporan pajaknya.
4. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepatuhan wajib pajak
terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing dalam
pelaporan pajaknya.
122
123123
5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesiapan teknologi informasi
terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing dalam
pelaporan pajaknya.
5.2 Saran
Memperimbangkan hasil penelitian dan melihat kondisi yang terjadi, maka
saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan Direktorat Jendral Pajak maupun pihak ASP dapat membuat fitur-
fitur tahapan cara pelaporan menggunakan e-filing menjadi lebih sederhana
lagi, sehingga dapat memudahkan wajib pajak orang pribadi untuk
menggunakannya karena mayoritas wajib pajak orang pribadi di KPP
Semarang Tengah Satu memiliki persepsi bahwa e-filing rumit.
2. Diharapkan Direktorat Jendral Pajak maupun pihak ASP dapat lebih
mengefektifkan cara pelaporan menggunakan e-filing, sehingga wajib pajak
orang pribadi tidak perlu lagi mendatangi KPP secara langsung terlebih dahulu
karena masih banyak wajib pajak yang menganggap e-filing belum efektif.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti
yang selanjutnya apabila ingin meneliti sesuai topik pada penelitian ini dengan
penambahan berbagai variasi.
124124
DAFTAR PUSTAKA
Adiasa, Nirawan. 2013. “Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Moderating Preferensi Risiko”. Dalam
Accounting Analysis Journal 2. Universitas Negeri Semarang.
Adiwobowo, dkk. 2009. “Analisis Perilaku Pengguna Teknologi Informasi Pada
Perguruan Tinggi Berstatus SHMN”. Bandung:Universitas Pendidikan
Indonesia.
Ariyanti, Fiki. 2015. Wajib Pajak Masih Takut Lapor SPT Pakai E-Filing.
http://m.liputan6.com/bisnis/read/2195350/wajib-pajak-masih-takut-lapor-
spt-pakai-e-filing. (diunduh tanggal 30 Januari 2016)
Afriyadi, Achmad Dwi. 2014. Masyarakat Belum Terbiasa Setor Pajak Lewat e-
Filing. http://m.liputan6.com/bisnis/read/2030402/masyarakat-belum-
terbiasa-setor-pajak-lewat-e-filing. (diunduh tanggal 30 Januari 2016)
Desmayanti, Esy dan Zulaikha. 2012. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penggunaan Fasilitas E-Filling Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana
Penyampaian Spt Masa Secara Online Dan Realtime”. Diponegoro Journal
of Accounting, Vol.1, No.1, Tahun.2012,Hal.1-12. Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Uneversitas Diponegoro Semarang.
Direktorat Jenderal Pajak. 2013. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 35
Tahun 2013 Tentang Tata Cara Ekstensifikasi.
Direktorat Jenderal Pajak. 2013. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 36
Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor Per-47/Pj/2008 Tentang Tata Cara Penyampaian Surat
Pemberitahuan Dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat
Pemberitahuan Tahunan Secara Elektronik (E-Filing) Melalui
Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).
Direktorat Jenderal Pajak. 2014. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No.Per-
1/PJ/2014 Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Menggunakan Formulir
1770s Atau 1770ss Secara E-Filing Melalui Website Direktorat Jenderal
Pajak.
Direktorat Jenderal Pajak. 2015. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-
41/PJ/2015 Tentang Pengamanan Transaksi Elektronik Layanan Pajak
Online.
125125
Direktorat Jenderal Pajak. 2015. Sambut Baik e-Filing, Kepatuhan Penyampaian
SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Meningkat 14,34%.
http://www.pajak.go.id/content/article/ (diunduh tanggal 12 Maret 2016)
Carter,Lemuria, dkk. 2011. “The role of security and trust in the adoption of
online tax filing”.Transforming Goverment:people Process and
Policy,Vol.5, No.4, pp.303-318.
Fidel. 2010. Cara mudah & Praktis memahami masalah-masalah perpajakan
mulai dari konsep dasar sampai aplikasi. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Lai, Ling Ming dan Kwai Fatt Choong. 2010. “Motivators, Barriers and Concerns
in Adoption of Electronic Filing System: Survey Evidence from Malaysian
Professional Accountants”. American Journal Of Applied Sciences, ISSN
1554-3641, Vol. 7, Iss. 4, pp. 562-567.
Menteri Keuangan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Keuangan
No.74/PMK.03/2012 Tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan
Penetapam Wajib Pajak dengan Kriteria tertentu dalam Rangka
Pengembalian Pedahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
Muliari, Ni Ketut dan Putu Ery Setiawan. “Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi
Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan
Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar
Timur”. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Muljono, Djoko. 2008. Ketentuan Umum Perpajakan lengkap dengan Undang-
Undang No.20/2007. Yogyakarta : CV.Andi Offset.
Munabari, Fadheil Wiza dan Andri Waskita Aji. 2014.“Analisis Pengaruh
Pengetahuan Perpajakan, Persepsi tentang Konsultan Pajak, dan Persepsi
tentang Account Representative terhadap Minat Dalam Menggunakan Jasa
Konsultan Pajak Pada Wajib Pajak Badan Di KPP Pratama Bantul”. Jurnal
Akuntansi, Volume.2, Nomor.3. Fakultas Ekonomi Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa.
Pandiangan, Liberti. 2014. Administrasi Perpajakan. Jakarta:Penerbit Erlangga.
Park, Sung Youl. 2009. “An Analysis of the Technology Acceptance Model in
Understanding University Students’ Behavioral Intention to Use e-
Learning”. Department of Educational Technology, Konkuk University,
Seoul, South Korea.
126126
Prasedyawati, Lintan Gupita. 2013. “Analisis Penerimaan Pajak Reklame Di Kota
Semarang Tahun 1990-2011”. Skripsi. Semarang:Universitas Diponegoro.
Prianggono. 2016. Server Error, Pengisian E-Filling Diundur Hingga 30 April.
http://jateng.tribunnews.com/2016/03/31/server-error-pengisian-e-filling-
diundur-hingga-30-april (diunduh tanggal 15 April 2016)
Resmi,Siti.2005. Perpajakan:Teori dan Kasus Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat
Siregar, Khairani Ratnasari. 2011. “Kajian Mengenai Penerimaan Teknologi dan
Informasi Menggunakan Technology Accaptance Model (TAM)”.
Volume.4, Nomor.1. Telkom Institute of Management.
Sugihanti,Winna Titis. 2011. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minta
perilaku wajib pajak untuk menggunaan e-filing”. Skripsi tidak
dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Suryarini, Trisni dan Tarsis Tarmuji. 2012. Pajak Indonesia Edisi Pertama.
Yogyakarta:Graha Ilmu.
Susanto, Nugroho Agung.2011. “Analisis Perilaku Wajib Pajak Terhadap
Penerapan Sistem E-Filing Direktorat Jenderal Pajak”. Tesis. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan
Atas Undang-undang Nomor 06 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum
Dan Tata Cara Perpajakan.
Wahyudin, Agus. 2015. Metodologi Bisnis dan Pendidikan. Semarang:Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Wibisono,Lisa Tamara dan Agus Arianto Toly. 2014. “Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing di Surabaya”.
Dalam Jurnal Tax&Accounting Review, Volume.4, No.1. Universitas
Kristen Petra Surabaya.
Wowor, Ricky Alfiando, dkk. 2014. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku wajib pajak untuk menggunaan e-filing”. Jurnal EMBA, Vol.2,
No.3, September 2014,Hal.1341-1349. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Yasin, Sanjaya. 2014. Pengertian Minat Menurut Para Ahli Artikel Definisi
Minat, Faktor, Macam Fungsi, Peukuran, Proses.
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-minat-menurut-para-
ahli.html. (diunduh tanggal 02 Februari 2016).
127127
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
PENGANTAR
Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara/i
Wajib Pajak Orang Pribadi
di wilayah Semarang Tengah Satu
Responden yang saya hormati,
Bersama ini saya sampaikan bahwa saya adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang yang sedang menyusun skripsi. Kuesioner ini
digunakan dalam rangka penulisan Skripsi di Universitas Negeri Semarang.
Penelitian ini menggunakan topik Minat Wajib Pajak Orang Pribadi dengan
mengangkat judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Wajib
Pajak Orang Pribadi Untuk Menggunakan E-filing”. Sehubungan hal tersebut,
saya mohon kesediaan Anda untuk ikut berpartisipasi menjadi responden dalam
penelitian ini.
Anda bebas memilih jawaban atas persepsi yang anda miliki setelah anda
menggunakan sistem e-filing. Disini tidak ada jawaban yang benar atau salah.
Jawaban terbaik adalah yang paling sesuai dengan persepsi anda mengenai
pertanyaan yang diajukan.
Terima kasih atas partisipasi dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan
waktu untuk mengisi kuesioner peneitian skripsi ini. Setiap jawaban yang
diberikan merupakan bantuan yang tak ternilai harganya bagi peneliti ini.
Atas bantuan dan perhatiannya saya sampaikan terima kasih.
Mutiara Sindi Pricilia
NIM.7211412090
128128
1 2 3 4 5
√
A. Petunjuk Pengisian
a. Mohon lengkapi data responden pada tempat yang disediakan
b. Pada isian data responden, berikan tanda (√) pada setiap kotak nilai yang
dikehendaki atau garis bawahi pada pihan
Misalnya : Jenis kelamin : Pria Wanita
c. Pada isian kuesioner, berikan tanda check (√) pada setiap kotak nilai yang
dikehendaki.
Misalnya :
B. Skala Penelitian
1 : Sangat Tidak Setuju (STS)
2 : Tidak Setuju (TS)
3 : Ragu-ragu (R)
4 : Setuju (S)
5 : Sangat Setuju (SS)
C. Data Responden
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Usia : ............. tahun
Tingkat Pendidikan : SMU Sarjana Lainnya ......................
Pekerjaan : PNS Swasta Lainnya .....................
Kepemilikan usaha : Ya Tidak
Pernah menggunakan atau mencoba menggunakan e-filing Ya Tidak
129129
D. DAFTAR PERNYATAAN KUESIONER
Minat Wajib Pajak OP menggunakan e-filing
STS
TS
R
S
SS
1 Saya berkehendak untuk mencari informasi
berkaitan dengan penggunaan e-filing
2
Saya mengikuti perkembangan informasi mengenai pelaporan pajak menggunakan e-
filing
3 Informasi yang mengenai e-filing lebih baik
dibanding secara manual
4 Mudah bagi saya untuk beradaptasi
menggunakan e-filing
5
Secara umum e-filing mudah digunakan
6 Penggunaan e-filing dapat menyederhanakan
proses pelaporan pajak saya
7 Saya selalu mencoba menggunakan e-filing
untuk melaporkan pajak
8 Saya mengharapkan penggunaan e-filing akan
terus berlanjut dimasa yang akan datang
9 Saya berencana untuk terus menggunakan e-
filing
10 Saya merasa nyaman berinteraksi dengan e-
filing
Keamanan dan Kerahasiaan
STS
TS
R
S
SS
1
Layanan pelaporan pajak menggunakan e- filing dapat memberikan tingkat jaminan
keamanan yang tinggi bagi saya
2
Sistem e-filing memiliki kemampuan untuk mengantisipasi masalah-masalah berkaitan
dengan keamanan data
3 Saya merasa aman untuk menggunakan e-
filing dalam proses pelaporan pajak saya
130130
Keamanan dan Kerahasiaan
STS
TS
R
S
SS
4 Saya percaya bahwa e-filing dapat menjaga
kerahasiaan data-data saya
5 Sistem penyimpanan data dalam e-filing dapat
menjamin kerahasiaan data saya
6 Saya tidak memiliki rasa kekhawatiran
berkaitan dengan masalah keamanan e-filing
7
Isu mengenai sistem teknologi dalam menggunakan e-filing tidak mempengaruhi
saya dalam memanfaatkan sistem e-filing
Pengalaman Wajib Pajak
STS
TS
R
S
SS
1 Saya telah bertahun-tahun terbiasa
menggunakan sistem informasi
2
Saya menguasai penggunaan sistem informasi sehingga dapat mudah beradaptasi dengan e-
filing
3
E-filing mudah di pelajari berkaitan dengan mudahnya untuk menguasai software dan
hardware computer
4 Saya sudah sangat memahami tata cara
pelaporan pajak menggunakan e-filing
5
Saya sudah tidak memiliki kesulitan dalam mengaplikasikan tata cara pelaporan pajak
menggunakan e-filing
6 Saya sudah terbiasa dan paham dengan fitur-
fitur yang ada dalam e-filing
7 Menggunakan e-filing membuat pelaporan
pajak mudah bagi saya
8 Menggunakan e-filing saya dapat menghemat
biaya dan tidak membuang waktu
9
Kebermanfaat e-filing lebih tinggi daripada menggunakan sistem pelaporan pajak secara
manual
131131
Kompleksitas
STS
TS
R
S
SS
1
Fitur-fitur yang ada pada e-filing secara umum memiliki tahapan cara pelaporan yang
mudah
2 Menggunakan e-filing meringankan pekerjaan
saya karena e-filing efektif digunakan
3 Penggunaan e-filing dapat meningkatkan
performa pelaporan pajak saya
Kepatuhan Wajib Pajak
STS
TS
R
S
SS
1 Sebagai wajib pajak saya harus membayar
pajak tepat waktu
2 Sebagai wajib pajak saya harus menjaga tata
tertib administrasi perpajakan
3 Sebagai wajib pajak saya harus melaksanakan
kewajiban perpajakan
4 Wajib Pajak harus melaporkan pajak tepat
waktu
5
Wajib pajak harus mendaftar NPWP
6 Sebagai wajib pajak saya harus memiliki
NPWP sebagai identitas wajib pajak
7
Sebagai wajib pajak saya memiliki NPWP sebagai pemenuhan hak dan kewajiban wajib
pajak
8 Sebagai wajib pajak saya tidak memiliki
tunggakan pajak
9 Apabila saya terlambat membayar pajak, saya
akan membayar denda tepat waktu
132132
Kesiapan Teknologi Informasi
STS
TS
R
S
SS
1 Keandalan software dan hardware komputer
saya memadai
2 Saat ini software dan hardware teknologi
informasi telah tersedia cukup baik
3
Saya bisa dengan mudah menggunakan peralatan manapun untuk menggunakan
sistem e-filing sesuai cara saya
4 Koneksi internet mudah didapatkan dimana
saja
5 Kualitas koneksi internet yang saya akses
cukup baik
6
Saya dapat menangani ganggunan yang dapat terjadi bila menggunakan komputer atau
internet dirumah
7 Saya dapat menerima dan mengikuti
perkembangan teknologi dibidang perpajakan
8 Saya tidak memiliki keraguan untuk
menggunakan e-filing guna melaporkan pajak
9
Saya mampu menggunakan sistem e-filing walaupun tidak ada orang lain yang
membantu
133133
Lampiran 2
Data Statistik Responden
Responden
Jenis Kelamin
Usia
Tingkat Pendidikan
Pekerjaan
Kepemilikan Usaha
Menggunakan Efiling
1 Pria 36 tahun SMU Swasta Tidak Ya
2 Pria 41 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
3 Pria 47 tahun SMU Swasta Tidak Ya
4 Pria 38 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
5 Pria 32 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
6 Pria 35 tahun S1 Swasta Tidak Ya
7 Pria 26 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
8 Pria 22 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
9 Pria 35 tahun S1 Swasta Tidak Ya
10 Pria 21 tahun SMU Swasta Tidak Ya
11 Pria 33 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
12 Wanita 30 tahun S1 Swasta Tidak Ya
13 Pria 33 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
14 Pria 25 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
15 Pria 28 tahun SMU Swasta Tidak Ya
16 Wanita 29 tahun D3 PNS Tidak Ya
134134
17 Pria 65 tahun SMU Lainnya Tidak Tidak
18 Pria 34 tahun S1 Swasta Tidak Ya
19 Wanita 32 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
20 Pria 45 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
21 Pria 37 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
22 Pria 29 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
23 Pria 22 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
24 Pria 52 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
25 Pria 26 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
26 Wanita 43 tahun S1 PNS Tidak Ya
27 Wanita 26 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
28 Wanita 25 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
29 Wanita 22 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
30 Wanita 23 tahun S1 Swasta Tidak Ya
31 Pria 48 tahun D3 Swasta Tidak Tidak
32 Pria 24 tahun S1 Swasta Tidak Ya
33 Pria 24 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
34 Pria 24 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
35 Wanita 30 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
36 Pria 23 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
37 Pria 24 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
38 Wanita 25 tahun SMU Swasta Tidak Ya
39 Pria 41 tahun S1 Swasta Tidak Ya
135135
40 Pria 24 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
41 Pria 23 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
42 Pria 53 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
43 Wanita 23 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
44 Wanita 32 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
45 Wanita 28 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
46 Wanita 20 tahun SMU Swasta Tidak Ya
47 Pria 36 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
48 Pria 32 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
49 Pria 42 tahun S1 Swasta Tidak Ya
50 Wanita 22 tahun S1 Swasta Tidak Ya
51 Pria 54 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
52 Wanita 38 tahun D3 Swasta Tidak Ya
53 Pria 40 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
54 Pria 28 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
55 Pria 45 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
56 Pria 36 tahun SMU Swasta Tidak Ya
57 Wanita 32 tahun S1 Swasta Tidak Ya
58 Wanita 23 tahun SMU Swasta Tidak Ya
59 Wanita 30 tahun S1 Swasta Tidak Ya
60 Pria 30 tahun S1 PNS Tidak Ya
61 Wanita 41 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
62 Pria 49 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
136136
63 Wanita 21 tahun SMU Swasta Tidak Ya
64 Wanita 25 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
65 Wanita 19 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
66 Pria 27 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
67 Pria 28 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
68 Pria 50 tahun S1 Swasta Tidak Ya
69 Pria 36 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
70 Wanita 32 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
71 Pria 40 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
72 Wanita 24 tahun S1 Swasta Tidak Ya
73 Pria 27 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
74 Pria 47 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
75 Pria 21 tahun SMU Swasta Tidak Ya
76 Wanita 28 tahun S1 Swasta Tidak Ya
77 Pria 39 tahun SMU Swasta Tidak Ya
78 Wanita 30 tahun S1 Swasta Tidak Ya
79 Pria 28 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
80 Pria 35 tahun S1 Swasta Tidak Ya
81 Wanita 24 tahun S1 Swasta Tidak Ya
82 Wanita 26 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
83 Wanita 25 tahun S1 Swasta Tidak Ya
84 Pria 23 tahun S1 Lainnya Tidak Ya
85 Pria 22 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
137137
86 Pria 20 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
87 Pria 46 tahun S1 Swasta Tidak Ya
88 Wanita 23 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
89 Pria 40 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
90 Pria 29 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
91 Wanita 31 tahun S1 Swasta Tidak Ya
92 Pria 33 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
93 Pria 24 tahun D3 Lainnya Tidak Ya
94 Pria 23 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
95 Wanita 31 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
96 Pria 43 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
97 Pria 33 tahun SMU Swasta Tidak Tidak
98 Pria 27 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
99 Pria 41 tahun S1 PNS Tidak Ya
100 Wanita 55 tahun S1 PNS Tidak Ya
101 Wanita 27 tahun S1 Swasta Tidak Tidak
102 Wanita 21 tahun D1 PNS Tidak Ya
103 Wanita 19 tahun D1 CPNS Tidak Ya
104 Pria 23 tahun S1 Swasta Tidak Ya
105 Pria 46 tahun S1 PNS Tidak Ya
106 Pria 53 tahun SMU PNS Tidak Ya
107 Pria 56 tahun Lainnya Swasta Tidak Tidak
138138
Lampiran 3
Hasil Jawaban Responden
No
Responden Variabel
mwp pwp k kk kwp kti
1 38 29 10 28 42 25
2 41 37 12 29 38 38
3 48 40 13 29 44 38
4 40 30 11 28 36 36
5 43 40 14 31 37 38
6 40 37 13 30 36 36
7 38 30 10 27 45 32
8 43 36 13 28 36 36
9 34 32 10 25 37 33
10 27 30 8 21 34 30
11 35 32 11 26 36 33
12 40 36 12 24 40 34
13 46 36 12 31 36 35
14 47 37 15 34 43 32
15 40 36 12 28 36 34
16 43 35 12 21 38 32
17 33 34 7 28 36 34
18 32 30 10 21 36 29
19 42 32 11 21 36 35
20 36 29 10 20 45 35
21 31 26 10 27 45 36
22 37 32 12 25 35 33
23 43 32 10 24 35 29
24 40 36 12 28 34 33
25 40 36 12 23 36 35
26 33 30 10 22 42 32
27 40 36 12 28 36 36
28 40 27 9 28 36 34
29 39 39 11 20 36 41
30 42 35 12 21 45 34
31 44 38 11 26 37 39
32 40 36 12 28 36 36
33 35 31 12 22 36 36
34 40 31 12 28 44 36
139139
35 43 34 9 27 41 29
36 40 34 11 23 36 30
37 35 25 9 17 45 20
38 40 36 14 26 44 31
39 43 35 12 22 36 36
40 40 36 12 28 36 35
41 41 39 12 28 45 38
42 40 36 12 28 36 31
43 36 38 13 26 35 39
44 31 31 12 24 35 23
45 37 31 12 28 34 34
46 43 36 12 28 45 36
47 40 24 10 19 34 20
48 40 27 9 21 33 28
49 40 35 12 28 36 36
50 32 30 9 21 45 41
51 31 30 12 26 40 31
52 35 32 11 19 34 28
53 42 36 12 31 40 36
54 36 31 12 27 36 33
55 40 36 12 34 45 31
56 37 33 12 25 36 36
57 49 45 15 28 45 43
58 36 27 9 19 41 18
59 38 36 12 32 37 31
60 39 32 11 22 36 32
61 43 30 11 33 45 36
62 45 39 14 33 43 37
63 48 38 14 33 36 34
64 36 32 11 30 35 34
65 30 22 8 25 35 28
66 34 31 12 28 36 36
67 50 44 15 35 45 45
68 32 27 9 24 35 27
69 40 36 12 28 36 36
70 37 27 9 21 41 30
71 34 32 12 23 34 31
72 35 29 9 26 35 30
73 37 34 12 28 30 33
74 37 30 9 22 42 31
75 40 39 13 35 45 39
140140
76 47 40 15 20 40 28
77 43 24 9 14 37 25
78 46 29 11 20 38 16
79 47 42 12 29 43 25
80 40 35 12 24 36 33
81 44 38 13 28 45 35
82 36 32 12 23 42 33
83 39 35 11 22 36 34
84 40 33 12 31 40 32
85 40 36 12 32 42 38
86 38 27 12 28 45 32
87 34 34 9 22 45 31
88 37 30 11 28 32 26
89 43 35 13 27 40 32
90 41 36 12 26 36 34
91 40 32 12 27 39 28
92 37 31 12 28 42 30
93 32 33 12 24 45 35
94 35 30 11 28 34 34
95 34 32 11 25 44 34
96 34 28 10 21 33 28
97 39 31 12 27 38 33
98 40 36 11 27 36 29
99 34 30 12 28 36 30
100 46 39 13 28 45 39
101 24 29 9 25 36 31
102 39 35 12 19 45 34
103 36 33 12 14 37 32
104 30 18 9 16 36 32
105 40 36 12 26 36 36
106 45 36 12 28 36 36
107 39 32 12 28 36 32
141141
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,945
,948
10
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,929
,933
9
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,785
,790
3
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,905
,905
7
Lampiran 4
UJI INSTRUMEN
1. Uji Realibilitas
a. Minat Wajib Pajak untuk menggunakan e-filing
Reliability Statistics
b. Pengalaman Wajib Pajak
Reliability Statistics
c. Kompleksitas
Reliability Statistics
d. Keamanan dan Kerahasiaan
Reliability Statistics
142142
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,940
,944
9
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,871
,870
9
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
mwp1
mwp2
mwp3
mwp4
mwp5
mwp6
mwp7
mwp8
mwp9
mwp10
33,50
33,87
33,33
33,40
33,40
33,10
33,47
33,00
33,10
33,13
44,121
42,740
44,299
42,662
44,800
46,093
41,706
45,793
42,990
45,154
,664
,801
,696
,829
,845
,736
,807
,739
,859
,814
,629
,690
,513
,855
,862
,582
,810
,609
,801
,758
,945
,938
,943
,936
,937
,941
,938
,941
,935
,938
e. Kepatuhan Wajib Pajak
Reliability Statistics
f. Kesiapan Teknologi Informasi
Reliability Statistics
2. Uji Validitas
a. Minat Wajib Pajak untuk menggunakan e-filing
Item-Total Statistics
143143
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
pwp1
pwp2
pwp3
pwp4
pwp5
pwp6
pwp7
pwp8
pwp9
28,30
28,47
28,47
28,73
28,80
28,87
28,23
27,93
28,20
33,045
32,120
32,809
29,306
32,717
30,740
34,392
35,582
33,683
,618
,795
,857
,871
,642
,830
,776
,661
,717
,742
,842
,813
,860
,779
,755
,828
,692
,816
,929
,917
,915
,912
,928
,915
,921
,926
,922
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
k1
k2
k3
7,33
6,93
7,13
1,471
1,720
2,120
,680
,630
,595
,462
,401
,359
,653
,703
,753
b. Pengalaman Wajib Pajak
Item-Total Statistics
c. Kompleksitas
Item-Total Statistics
144144
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
kk1
kk2
kk3
kk4
kk5
kk7
kk8
21,00
21,13
21,03
20,97
21,10
21,00
20,97
14,069
15,637
14,999
15,068
15,334
15,862
16,309
,795
,658
,820
,810
,759
,613
,580
,729
,741
,792
,769
,662
,701
,703
,882
,897
,879
,880
,886
,902
,905
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
kwp1
kwp2
kwp3
kwp4
kwp5
kwp6
kwp7
kwp8
kwp9
33,27
33,33
33,27
33,23
33,20
33,27
33,27
33,27
33,37
17,513
16,713
18,271
17,564
18,372
17,857
16,478
17,375
18,792
,872
,853
,801
,831
,824
,714
,791
,742
,604
,882
,816
,791
,739
,856
,842
,810
,831
,591
,928
,929
,933
,930
,932
,937
,934
,936
,942
d. Keamanan dan kerahasiaan
Item-Total Statistics
e. Kepatuhan Wajib Pajak
Item-Total Statistics
145145
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
kti1
kti2
kti3
kti4
kti5
kti6
kti7
kti8
kti9
28,67
28,47
28,77
28,83
28,90
29,27
29,07
28,90
28,87
25,954
27,361
25,151
28,351
26,852
25,720
23,789
24,990
25,430
,618
,527
,690
,386
,533
,530
,738
,769
,676
,700
,777
,784
,769
,806
,476
,674
,670
,671
,856
,863
,849
,875
,863
,865
,843
,842
,850
f. Kesiapan Teknologi Informasi
Item-Total Statistics
146146
Unstandardized
Residual
N
Mean Normal Parametersa b
Std. Deviation
Absolute
Most Extreme Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
107
,0534212
3,40033094
,089
,089
-,061
,919
,367
Lampiran 5
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Perhitungan rumus Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil uji normalitas data dengan uji grafik:
147147
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
(Constant)
PWP
K
KK
KWP
KTI
11,625
3,937
2,953
,004
,547
,122
,514
4,479
,000
,380
2,632
,864
,323
,284
2,676
,009
,444
2,251
,050
,094
,045
,529
,598
,687
1,457
,126
,086
,106
1,466
,146
,948
1,055
-,212
,088
-,211
-2,394
,019
,646
1,548
2. Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
a. Dependent Variable: MWP
148148
asil uji glejser
3. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji Scatterplots.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
(Constant)
7,109
2,600
2,734
,007
PWP
-,077
,081
-,149
-,952
,343
K
-,089
,213
-,061
-,419
,676
KK
-,028
,062
-,053
-,455
,650
KWP
,007
,057
,013
,127
,900
KTI
-,019
,058
-,039
-,325
,746
a. Dependent Variable: absUT
149149
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
1 Residual
Total
1200,947
5
240,189
19,811
,000b
1224,529
101
12,124
2425,477
106
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
(Constant)
PWP
K 1
KK
KWP
KTI
11,625
3,937
2,953
,004
,547
,122
,514
4,479
,000
,380
2,632
,864
,323
,284
2,676
,009
,444
2,251
,050
,094
,045
,529
,598
,687
1,457
,126
,086
,106
1,466
,146
,948
1,055
-,212
,088
-,211
-2,394
,019
,646
1,548
Model
R
R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1
,704a
,495
,470
3,482
1,655
Lampiran 6
Uji Hipotesis
1. Uji Statistik F
ANOVAa
a. Dependent Variable: MWP
b. Predictors: (Constant), KTI, KWP, KK, K, PWP
2. Uji Statistik t
Coefficientsa
a. Dependent Variable: MWP
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), KTI, KWP, KK, K, PWP
b. Dependent Variable: MWP
150150
Lampiran 7
Data WPOP di KPP Pratama Semarang Tengah Satu
Jumlah WP OP Terdaftar KPP Pratama Semarang Tengah Satu
Tahun 2013-2015
2013 2014 2015
Jumlah WP OP 6.635 7.077 7.493
SPT Tahunan PPH OP KPP Pratama Semarang Tengah Satu
Tahun 2013-2015
2013 2014 2015
E-filing 5 425 502
Manual 4.165 3.926 4.280
Sumber :
Penerimaan SPT Tahunan SIDJP
Masterfile Lokal KPP
151151
152152
Lampiran 9
Surat Persetujuan Ijin Penelitian