27
1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING Evy Dwi Wijayani Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Indira Djanuarti, M.Si., Akt Universitas Diponegoro ABSTRACT Issue about independence is the main cause of the auditor switching existence in Indonesia. Auditor switching could happen mandatorily (because of the rules which persistent it) and also voluntarily. Many question rise when a company voluntarily switches its auditor because happen outside rules which has been specified. This research aim to know the factors that influence companies in Indonesia to do such auditor switching. Variables that used in this research are management changes, audit opinion, financial distress, change percentage of Return on Assets, public accountant firm’s size, client size, and auditor switching. This research uses financial statements data of non-financial company listed in Bursa Efek Indonesia (BEI) from year 2003-2009. Data collecting method which used in this research is method purposive sampling, that based on criterion which has been determined before. Based on method purposive sampling, research sample total is 912 companies. Hypothesis in this research are tested by logistics regression analytical method. Result of this research indicates that variables having which significantly effect the auditor switching are management changes and public accountant firm’s size. On the other hand, other variables in this research like audit opinion, financial distress, change percentage of Return on Assets, and client size do not have significant effect on company decision to do auditor switching. Keyword : independence, auditor switching, mandatory, voluntary.

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

  • Upload
    vucong

  • View
    232

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERUSAHAAN DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR

SWITCHING

Evy Dwi Wijayani

Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Indira Djanuarti, M.Si., Akt

Universitas Diponegoro

ABSTRACT

Issue about independence is the main cause of the auditor switching

existence in Indonesia. Auditor switching could happen mandatorily (because of the rules which persistent it) and also voluntarily. Many question rise when a company voluntarily switches its auditor because happen outside rules which has been specified. This research aim to know the factors that influence companies in Indonesia to do such auditor switching. Variables that used in this research are management changes, audit opinion, financial distress, change percentage of Return on Assets, public accountant firm’s size, client size, and auditor switching.

This research uses financial statements data of non-financial company listed in Bursa Efek Indonesia (BEI) from year 2003-2009. Data collecting method which used in this research is method purposive sampling, that based on criterion which has been determined before. Based on method purposive sampling, research sample total is 912 companies. Hypothesis in this research are tested by logistics regression analytical method.

Result of this research indicates that variables having which significantly effect the auditor switching are management changes and public accountant firm’s size. On the other hand, other variables in this research like audit opinion, financial distress, change percentage of Return on Assets, and client size do not have significant effect on company decision to do auditor switching. Keyword : independence, auditor switching, mandatory, voluntary.

Page 2: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu

menjembatani benturan kepentingan antara pihak prinsipal (pemegang saham)

dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai pengelola perusahaan. Dalam hal ini

peran akuntan publik adalah memberi opini terhadap kewajaran laporan keuangan

yang disajikan perusahaan. Untuk dapat menjalankan fungsi dan tugasnya dengan

baik, auditor harus mampu menghasilkan opini audit yang berkualitas yang akan

berguna tidak saja bagi dunia bisnis, tetapi juga masyarakat luas (Wibowo dan

Hilda, 2009).

Independensi merupakan kunci utama bagi profesi akuntan publik.

Independensi ini mutlak harus ada pada diri auditor ketika ia menjalankan tugas

pengauditan yang mengharuskan ia memberi atestasi atas kewajaran laporan

keuangan kliennya. Sikap independensi bermakna bahwa auditor tidak mudah

dipengaruhi, (Standar Profesinal Akuntan Publik/SPAP 2001), sehingga auditor

akan melaporkan apa yang ditemukannya selama proses pelaksanaan audit.

Pada satu sisi muncul berbagai keraguan mengenai independensi tersebut

yaitu, apakah hubungan kerja yang panjang antara KAP dan klien kemungkinan

menciptakan ancaman terhadap hubungan yang terjalin diantara mereka sehingga

mempengaruhi obyektifitas dan independensi KAP. Auditor yang memiliki

hubungan lama dengan klien diyakini akan membawa konsekuensi

ketergantungan tinggi yang dapat menciptakan hubungan kesetiaan kuat dan pada

akhirnya mempengaruhi sikap mental serta opini mereka (Sumarwoto, 2006).

Pembatasan tenure (masa perikatan audit) merupakan usaha untuk

mencegah auditor terlalu dekat berinteraksi dengan klien sehingga menggangu

independensi auditor. Salah satu anjuran adalah ketentuan pergantian KAP secara

wajib (mandatory) yang dilandasi alasan teoritis bahwa penerapan pergantian

auditor dan KAP secara wajib diharapkan akan meningkatkan independensi

auditor baik secara penampilan maupun secara fakta (Giri, 2010).

Page 3: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

3

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memberlakukan adanya

pergantian KAP secara wajib. Pemerintah telah mengatur kewajiban pergantian

KAP dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 359/KMK.06/2003 tentang “Jasa Akuntan Publik” (pasal 2) sebagai

perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002.

Peraturan ini membahas mengenai pemberian jasa audit umum atas laporan

keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik paling

lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik

paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

Kemudian peraturan tersebut disempurnakan dengan dikeluarkannya

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008

tentang “Jasa Akuntan Publik”. Perubahan yang dilakukan adalah, pertama,

pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan suatu entitas dapat dilakukan

oleh Kantor Akuntan Publik paling lama 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan

oleh seorang Akuntan Publik 3 (tiga) tahun buku berturut-turut (pasal 3 ayat 1).

Kedua, akuntan publik dan Kantor Akuntan Publik dapat menerima kembali

penugasan audit umum untuk klien setelah 1 (satu) tahun buku tidak memberikan

jasa audit umum atas laporan keuangan klien yang sama (pasal 3 ayat 2 dan 3).

Sinason et al. (2001) melakukan penelitian mengenai sifat audit tenure

dan auditor switching. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengetahui

pengaruh ukuran KAP, ukuran klien, tingkat pertumbuhan klien, risiko klien, dan

opini audit qualified terhadap auditor switching. Penelitian Sinason et al. (2001)

memberikan hasil bahwa variabel ukuran klien dan tingkat pertumbuhan klien

mempunyai pengaruh terhadap auditor switching. Sedangkan variabel yang lain,

yaitu ukuran KAP, risiko klien, dan opini audit qualified tidak memiliki pengaruh

terhadap auditor switching.

Penelitian yang dilakukan Mardiyah pada tahun 2002 bertujuan untuk

mengetahui pengaruh perubahan kontrak, keefektifan auditor, reputasi klien, biaya

audit, faktor klien, dan faktor auditor terhadap auditor changes dengan

menggunakan analisis regresi dan model RPA (Recursive Partitioning Algorithm).

Page 4: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

4

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel memiliki pengaruh terhadap

auditor changes.

Penelitian Nasser et al. (2006) bertujuan untuk menguji aspek hubungan

auditor-klien, yaitu masa perikatan audit dan auditor switching, dan faktor yang

mempengaruhinya. Sampel yang digunakan adalah perusahaan publik yang

terdaftar di KLSE (Kuala Lumpur stock Exchange) pada periode 1990-2000.

Penelitian memberikan bukti tentang hubungan antara auditor switching dan tiga

variabel, yaitu ukuran klien, ukuran KAP, dan financial distress. Sedangkan

untuk variabel tingkat pertumbuhan klien tidak berpengaruh terhadap auditor

switching.

Penelitian yang dilakukan Damayanti dan Sudarma (2008) menggunakan

variabel fee audit, ukuran KAP, pergantian manajemen, opini akuntan, kesulitan

keuangan perusahaan, dan persentase perubahan ROA. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hanya variabel fee audit dan ukuran KAP yang

mempengaruhi perusahaan publik di Indonesia untuk berpindah KAP. Variabel

yang paling signifikan adalah variabel ukuran KAP yang merupakan salah satu

proksi dari kualitas audit sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas audit

merupakan faktor penting yang mempengaruhi perusahaan berpindah KAP. Selain

itu, variabel fee audit juga merupakan variabel yang signifikan sebagai faktor

kesesuaian harga yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan

perpindahan KAP.

1.2 Perumusan Masalah

Motivasi penelitian ini adalah untuk mengkonfirmasi penelitian

Damayanti dan Sudarma (2008) yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi

perusahaan di Indonesia untuk berpindah Kantor Akuntan Publik. Penelitian

sangat menarik untuk diteliti karena hasil penelitian-penelitian terdahulu berbeda-

beda. Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah : “apakah pergantian manajemen, opini audit, financial distress, persentase

perubahan ROA, ukuran KAP, dan ukuran klien berpengaruh terhadap keputusan

perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor switching ?”.

Page 5: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

5

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai

pengaruh pergantian manajemen, opini audit, financial distress, persentase

perubahan ROA, ukuran KAP, dan ukuran klien terhadap keputusan perusahaan

di Indonesia untuk melakukan auditor switching.

1.3 Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi Profesi Akuntan Publik

Menjadi bahan informasi untuk profesi akuntan publik tentang praktik

perpindahan KAP yang dilakukan perusahaan.

2. Bagi Regulator

Menjadi salah satu sumber bagi pembuat regulasi yang berkaitan dengan

praktik perpindahan KAP oleh perusahaan go public yang sangat erat

kaitannya dengan UUPT dan UUPM.

3. Bagi Akademisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan

wawasan terhadap pengembangan mengenai pengauditan khususnya

mengenai auditor switching.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dan informasi untuk

kemunkinan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya mengenai

pembahasan auditor switching.

Page 6: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

6

II. TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Teori tentang Auditor Switching

Auditor switching merupakan pergantian auditor atau Kantor Akuntan

Publik yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa

faktor yang bisa berasal dari faktor klien maupun faktor auditor. Mardiyah (2002)

juga menyatakan dua faktor yang mempengaruhi perusahaan berganti KAP adalah

faktor klien (Client-related Factors), yaitu: kesulitan keuangan, manajemen yang

gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering (IPO) dan faktor auditor

(Auditor-related Factors), yaitu: fee audit dan kualitas audit.

Bukti teoritis mengenai auditor switching didasarkan pada teori agensi.

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan masalah agensi disebabkan oleh konflik

kepentingan dan informasi asimetri antara principle (pemegang saham) dan agent

(manajemen). Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena

kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal,

sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). Dalam teori agensi, auditor

independen berperan sebagai penengah kedua belah pihak (agent dan principle)

yang berbeda kepentingan. Auditor independen juga berfungsi mengurangi biaya

agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri oleh agen (manajer).

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Auditor Switching

Peneliti (tahun) Variabel yang diuji dalam Penelitian Auditor

Switching

Signifikan Tidak Signifikan Chow dan Rice (1982)

Opini qualified Perubahan manajemen Merjer Pembelanjaan baru Alasan lain

Schwartz dan Menon (1985)

Financial distress Kualifikasi audit Pelaporan sengketa

Page 7: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

7

Sumber: Review dari beberapa artikel.

Perubahan manajemen Audit fee Kebutuhan asuransi

Lubis (2000) Opini qualified Tidak ada Sinason et al. (2001)

Ukuran klien Tingkat pertumbuhan klien

Ukuran KAP Risiko klien opini audit qualified

Mardiyah (2002) Perubahan kontrak Keefektifan auditor Reputasi klien Fee audit Faktor klien Faktor auditor

Tidak ada

Hudaibe dan Cooke (2005)

Pergantian manajemen Financial distress Opini audit

Tidak ada

Nasser et al. (2006) Ukuran klien Ukuran KAP Financial distress

Tingkat pertumbuhan klien

Sheng dan Wang (2006)

Opini audit Lokal proteksionisme dan Faktor geografis

Ukuran klien Fee audit

Damayanti dan Sudarma (2008)

Fee audit Ukuran KAP

Pergantian Manajemen Opini akuntan Financial distress Persentase perubahan ROA

Sinarwati (2010) Pergantian manajemen Financial distress

Opini going concern Reputasi auditor

Suparlan dan Andayani (2010)

Kepemilikan publik Penambahan jumlah saham Ukuran klien

Kepemilikan institusional Dewan komisaris Pergantian manajemen Leverage ROE (Return on Equity)

Wijayanti (2010) Ukuran KAP Fee audit

Pergantian manajemen Opini audit Ukuran klien Tingkat pertumbuhan klien Financial distress

Page 8: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

8

2.3 Perumusan Hipotesis

Pergantian manajemen disebabkan karena keputusan rapat umum

pemegang saham atau pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri

sehingga pemegang saham harus mengontrak atau mengganti manajemen baru

yaitu direktur utama atau CEO (Chief Executive Officer). CEO yang baru

mungkin juga diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi,

keuangan, dan pemilihan KAP (Damayanti dan Sudarma, 2010). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa dengan adanya pergantian manajemen memungkinkan klien

untuk memilih auditor baru yang lebih berkualitas dan sepakat dengan kebijakan

akuntansi perusahaan. Oleh karena itu, untuk hipotesis pertama dinyatakan

sebagai berikut :

H1: Pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap auditor

switching.

Kawijaya dan Juniarti (2002) menyatakan hal yang sama bahwa opini

qualified memang cenderung kurang disukai oleh klien. Perusahaan klien lebih

menginginkan auditor memberi opini wajar tanpa pengecualian atas laporan

keuangannya. Oleh karena itu, klien berusaha sedapat mungkin menghindari

untuk mendapat opini qualified.

Opini audit memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna

eksternal laporan keuangan dan bermanfaat untuk keputusan investasi.

Manajemen perusahaan akan memberhentikan auditornya karena memberikan

opini audit yang tidak diharapkan perusahaan atas laporan keuangannya dan akan

mencari auditor yang lebih mudah diatur (Carcello dan Neal, 2003). Chow dan

Rice (1982) mendapatkan bukti empiris bahwa perusahaan cenderung berpindah

KAP setelah menerima qualified opinion atas laporan keuangannya. Jadi dapat

disimpulkan bahwa klien yang mendapat opini audit yang tidak diharapkan atas

laporan keuangannya akan cenderung mengganti KAP. Dari uraian di atas dapat

dirumuskan hipotesis :

H2: Opini audit berpengaruh positif terhadap auditor switching.

Page 9: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

9

Perusahaan yang terancam bangkrut lebih sering berpindah KAP dari pada

perusahaan yang tidak terancam bangkrut. Ketidakpastian dalam bisnis pada

perusahaan-perusahaan yang terancam bangkrut (mempunyai kesulitan keuangan)

menimbulkan kondisi yang mendorong perusahaan berpindah KAP (Schwartz dan

Soo, 1995). Perusahaan yang bermasalah memiliki kecenderungan yang lebih

besar untuk beralih auditor daripada perusahaan yang sehat (Schwartz dan Menon,

1985). Selain itu, Hudaib dan Cooke (2005) juga menyatakan bahwa perusahaan

dengan tekanan finansial cenderung untuk mengganti KAP dibandingkan dengan

perusahaan yang lebih sehat. Dengan demikian, perusahaan yang sedang

mengalami financial distress akan cenderung berganti KAP dibandingkan

perusahaan yang sehat. Hipotesis berikutnya dinyatakan sebagai berikut:

H3: Financial distress berpengaruh positif terhadap auditor switching.

Persentase perubahan ROA (Return on Asset) merupakan salah satu proksi

dari reputasi klien/client reputation (Mardiyah, 2002). Selain itu perubahan ROA

juga dapat digunakan sebagai indikator kondisi keuangan perusahaan untuk

melihat prospek bisnis dari perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai ROA berarti

semakin efektif pengelolaan aktiva yang dimiliki perusahaan dan semakin baik

pula prospek bisnisnya (Damayanti dan Sudarma, 2008). Perusahaan yang

memiliki nilai ROA semakin rendah cenderung mengganti auditornya karena

mengalami penurunan kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun. Dalam hal ini

berarti kondisi keuangan perusahaan menurun yang mengakibatkan manajemen

cenderung mencari auditor baru yang bisa menyembunyikan keadaan perusahaan.

Hipotesis berikutnya adalah :

H4: Persentase penurunan ROA berpengaruh negatif terhadap

auditor switching.

Wibowo dan Hilda (2009) berpendapat bahwa KAP besar mempunyai

kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit dibandingkan KAP kecil,

Page 10: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

10

sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi. Menurut

Wijayanti (2010), perusahaan akan lebih memilih KAP dengan kualitas yang lebih

baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan untuk meningkatkan

reputasi perusahaan di mata pemakai laporan keuangan. KAP yang besar biasanya

memiliki reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis, sehingga mereka akan selalu

berusaha mempertahankan independensi. Berdasarkan argumen di atas dapat

disimpulkan bahwa perusahaan lebih memilih KAP besar yang dianggap lebih

berkualitas dibandingkan KAP kecil. Oleh karena itu, perusahaan yang telah

menggunakan jasa KAP besar memiliki kemungkinan kecil untuk berganti KAP.

Sehingga hipotesis berikutnya adalah :

H5: Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap auditor switching.

Auditee yang lebih besar, karena kompleksitas operasi mereka dan

peningkatan pemisahan antara manajemen dan kepemilikan, sangat memerlukan

KAP yang dapat mengurangi agency cost (Watts dan Zimmerman, 1986) dan

ancaman kepentingan pribadi auditor (Hudaib dan Cooke, 2005). Hal ini berarti,

klien besar memiliki kecenderungan lebih rendah untuk berganti auditor

dibandingkan klien yang kecil. Untuk hipotesis terakhir dinyatakan sebagai

berikut :

H6: Ukuran klien berpengaruh negatif terhadap auditor switching.

Page 11: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

11

III. METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel terikat, variabel yang dipengaruhi atau

akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependen

yang digunakan adalah Auditor switching. Auditor Switching merupakan

pergantian auditor atau Kantor Akuntan Publik yang dilakukan oleh perusahaan

klien karena beberapa faktor, baik faktor klien maupun faktor auditor. Variabel

auditor switching disini menggunakan variabel dummy, nilainya hanya 1 atau 0.

Nilai 1 disini menunjukan adanya pergantian KAP yang dilakukan oleh

perusahaan klien, dan nilai 0 bila tidak ada pergantian KAP yang dilakukan oleh

perusahaan klien.

3.2 Variabel Independen

Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen, yaitu variabel

bebas, variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pergantian manajemen, opini audit, financial distress,

persentase perubahan ROA, ukuran KAP, dan ukuran klien.

1. Pergantian Manajemen

Variabel pergantian manajemen menggunakan variabel dummy. Jika

perusahaan klien mengganti direksi atau CEO maka diberikan nilai 1.

Sedangkan jika perusahaan klien tidak mengganti direksi atau CEO, maka

diberikan nilai 0 (Damayanti dan sudarma, 2008).

2. Opini Audit

Variabel opini audit menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien

menerima opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified) maka diberikan

nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien menerima opini wajar tanpa

pengecualian (unqualified), maka diberikan nilai 0 (Damayanti dan Sudarma,

2008).

Page 12: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

12

3. Financial Distress

Dalam penelitian ini variabel financial distress diproksikan dengan rasio DER

(Debt to Equity Ratio) mengacu pada penelitian yang dilakukan Sinarwati

(2010); Suparlan dan Andayani (2010). Rasio DER dalam penelitian ini

dihitung dengan membandingkan total hutang dengan total ekuitas. Adapun

cara menghitungnya adalah sebagai berikut :

DER (Debt to Equity Ratio) = ����� ����

����� ��� ���………….….………….(3.1)

Tingkat rasio DER yang aman adalah 100%. Rasio DER di atas 100%

merupakan salah satu indikator memburuknya kinerja keuangan sehingga

perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan atau financial distress

(Sinarwati, 2010). Variabel financial distress menggunakan variabel dummy.

Jika perusahaan klien memiliki rasio DER di atas 100%, maka diberikan nilai

1. Sedangkan jika perusahaan klien memiliki rasio DER di bawah 100%,

maka diberikan nilai 0.

4. Persentase Perubahan ROA

Dalam penelitian ini variabel persentase perubahan ROA dihitung dengan

membagi selisih antara ROA tahun tertentu dan tahun sebelumnya dengan

ROA tahun sebelumnya itu kemudian mengalikannya dengan 100%

(Damayanti dan Sudarma, 2008). Cara menghitungnya sebagai berikut :

∆ROA = �����������

������ X 100%..............................................................(3.2)

Keterangan:

∆ROA = persentase perubahan ROA periode t dari periode t-1

ROAt = ROA pada periode t

ROAt-1 = ROA pada periode t-1

5. Ukuran KAP

Variabel ukuran KAP menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan diaudit

oleh KAP Big 4 maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan diaudit

oleh KAP non Big 4, maka diberikan nilai 0 (Nasser et al., 2006). Adapun

auditor yang termasuk dalam kelompok The Big 4 yaitu (berdasarkan

alphabet):

Page 13: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

13

a) Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans

Tuanakotta Mustofa & Halim; Osman Ramli Satrio & Rekan; Osman

Bing Satrio & Rekan.

b) Ernest & Young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko &

Sandjaja; Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.

c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan

Siddharta Siddharta & Widjaja.

d) PricewaterhouseCoopers (PwC) yang berafiliasi dengan Haryanto Sahari

& Rekan; Tanudiredja, Wibisana & Rekan; Drs. Hadi Susanto & Rekan.

6. Ukuran Klien

Ukuran klien merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang diukur

berdasarkan total aset. Semakin besar total aset sebuah perusahaan

mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar, sebaliknya

semakin kecil total aset sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran

perusahaan tersebut kecil. Variabel ukuran klien dalam penelitian ini dihitung

dengan melakukan logaritma natural atas total aset perusahaan (Nasser et al.,

2006).

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang

bergerak bukan di bidang keuangan dan telah terdaftar di BEI (Bursa Efek

Indonesia) pada tahun 2003-2009. Dasar penentuan pemilihan sampel adalah

sampel yang memenuhi kelengkapan data. Metode pengumpulan sampel

(sampling method) yang digunakan adalah purposive sampling. Adapun beberapa

kriteria sampel penelitian, antara lain:

1. Perusahaan publik non keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun

2003-2009.

2. Perusahaan yang menyajikan informasi keuangan lengkap berupa

informasi nama CEO, opini audit yang diberikan auditor, total aset, total

hutang, total ekuitas, ROA (Return on Assets), nama KAP.

3. Perusahaan yang laporan keuangannya telah diaudit.

Page 14: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

14

Proses seleksi sampel dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.2 Proses Seleksi Sampel

Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2009 315

Perusahaan keuangan (bank, kredit, asuransi dan sekuritas) (54)

Data laporan keuangan tidak lengkap (109)

Jumlah perusahaan sampel 152

Tahun pengamatan (tahun) 6

Jumlah perusahaan sampel selama tahun pengamatan 912

Sumber : data sekunder yang diolah tahun 2011

3.4 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder ini

bersumber pada laporan keuangan perusahaan publik bukan dari sektor keuangan

pada tahun 2003-2009. Sumber data ini diperoleh melalui Indonesian Capital

Market Directory (ICMD) yang tersedia di Pojok Bursa Efek Indonesia Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang serta dapat pula diperoleh dengan

menggunakan cara download melalui internet dari situs resmi BEI diantaranya

dengan alamat website www.idx.co.id.

3.4 Metode Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

logistik (logistic regression). Alasan penggunaan alat analisis regresi logistik

(logistic regression) adalah karena variabel dependen bersifat dikotomi

(melakukan auditor switching dan tidak melakukan auditor switching). Model

regresi logistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

SWITCHt = bo + b1CEO + b2OPINI + b3DEBT + b4ROA + b5KAP + b6LnTA

+ ε.................................................................................................(5.3)

Keterangan:

SWITCH : auditor switching

bo : konstanta

b1-b6 : koefisien regresi

Page 15: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

15

CEO : pergantian manajemen

OPINI : opini audit

DER : financial distress

ROA : persentase perubahan ROA

KAP : ukuran KAP

LnTA : ukuran klien

ε : error

3.5 Pengujian Hipotesis

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation (MLE).

Ho = b1 = b2 = b3 = …= bi = 0

Ho � b1 � b2 � b3 � …� bi � 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak mempunyai

pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian

terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan

keputusan adalah:

1. Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif didukung.

2. Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung.

Page 16: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Sampel Penelitian Berdasarkan Sifat Pergantian KAP

Sumarwoto (2006) dan Febrianto (2009) menyatakan bahwa pergantian

KAP bisa bersifat mandatory karena peraturan yang mengharuskan dan juga bisa

secara voluntary. Pergantian KAP dikategorikan berdasarkan perusahaan yang

melakukan pergantian KAP secara mandatory, secara voluntary dan tidak

melakukan pergantian KAP. Tabel 4.1 menunjukkan rincian perusahaan sampel

berdasarkan sifat pergantian KAP selama tahun 2003-2009.

Tabel 4.1

Perusahaan Sampel Berdasarkan Sifat Pergantian KAP

Sifat Pergantian KAP Jumlah Persentase Mandatory 26 17% Voluntary 69 45% Tidak Melakukan Pergantian KAP 57 38% Jumlah 152 100%

Sumber : data yang diolah tahun 2011 4.2 Statisitik Deskripstif

Jenis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu data

nominal atau kategori (CEO, OPINI, DER, dan KAP) dan data rasio (ROA dan

LnTA).

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah observasi data

penelitian (N) adalah 912. Hasil analisis statistik deskriptif variabel Persentase

perubahan ROA (ROA) dari 912 perusahaan sampel menunjukkan nilai minimum

Descriptive Statistics

912 -112.30 22417.59 24.4453 742.53613

912 20.16 32.21 27.5012 1.70055

912

ROA

LnTA

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 17: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

17

sebesar -11230% dan nilai maksimum 2241759% dengan rata-rata sebesar

2444,53%. Hasil analisis deskriptif variabel ukuran klien (LnTA) dari 912

perusahaan sampel menunjukkan nilai minimum sebesar 20,16 dan nilai

maksimum 32,21 dengan rata-rata sebesar 27,50.

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

1. Menilai keseluruhan model (overall model fit).

Pengujian overall model fit dilakukan dengan membandingkan nilai -2 log

likehood (-2LL) pada awal dengan nilai -2 log likehood (-2LL) pada akhir. Nilai

-2LL pada awal sebelum dimasukkan keenam variable sebesar 925,344.

Sedangkan setelah dimasukkan keenam variabel bebas, nilai -2LL akhir menjadi

839,473. Sehingga terjadi penurunan cukup besar yaitu 85,871. Penurunan ini

menunjukkan model yang baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data.

Tabel 4.3

Menilai Keseluruhan Model

Sumber : output SPSS

2. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square).

Koefisien determinasi menunjukkan kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Besarnya nilai

koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai

Iteration Historya,b,c,d

862.837 .867 .311 .149 -.144 .000 -.810 -.060

840.600 1.609 .453 .226 -.226 .000 -1.296 -.089

839.504 1.759 .482 .243 -.245 .000 -1.450 -.094

839.481 1.767 .483 .244 -.246 .000 -1.461 -.095

839.475 1.769 .483 .244 -.246 .000 -1.461 -.095

839.474 1.770 .483 .244 -.246 .000 -1.461 -.095

839.473 1.771 .483 .244 -.246 .000 -1.461 -.095

Iteration1

2

3

4

5

6

7

Step1

-2 Loglikelihood Constant CEO OPINI DER ROA KAP LnTA

Coefficients

Method: Entera.

Constant is included in the model.b.

Initial -2 Log Likelihood: 925.344c.

Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.d.

Page 18: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

18

Nagelkerke R Square. Hasil pengujian menunjukkan nilai Nagelkerke R Square

adalah sebesar 0,141. Hal ini berarti variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh

variabel-variabel independen adalah sebesar 14,1%, sedangkan sisanya sebesar

85,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian ini.

Tabel 4.4

Koefisien Determinasi

Sumber : output SPSS

3. Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai menggunakan uji Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hasil pengujian menunjukkan nilai Chi-square

sebesar 6,673 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,572. Berdasarkan hasil

pengujian dengan tingkat signifikansi (p) yang lebih besar dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi mampu memprediksi nilai observasinya.

Tabel 4.5

Menguji Kelayakan Model Regresi

Sumber : output SPSS

4. Uji Multikolonieritas

Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi gejala korelasi di

antara variabel independen (Ghozali, 2006). Hasil pengujian menunjukkan bahwa

Model Summary

839.473a .090 .141Step1

-2 Loglikelihood

Cox & SnellR Square

NagelkerkeR Square

Estimation terminated at iteration number 7 becauseparameter estimates changed by less than .001.

a.

Hosmer and Lemeshow Test

6.673 8 .572Step1

Chi-square df Sig.

Page 19: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

19

tidak terdapat nilai koefisien korelasi antar variabel independen yang nilainya di

atas 0,90. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala

multikolonieritas antar variabel independen.

Tabel 4.6

Uji Multikolinieritas

Sumber : output SPSS

5. Matrik Klasifikasi.

Matrik Klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi

untuk memprediksi kemungkinan pergantian KAP yang dilakukan perusahaan.

Tabel 4.7

Matrik Klasifikasi

Sumber : output SPSS

kekuatan prediksi dari model regresi untuk perusahaan yang tidak

melakukan pergantian KAP adalah sebesar 99,6 %. Hal ini menunjukkan bahwa

dari total 725 yang tidak melakukan pergantian KAP, terdapat sebanyak 722

Correlation Matrix

1.000 -.062 -.053 .040 -.046 .343 -.996

-.062 1.000 .013 -.044 .002 -.079 .041

-.053 .013 1.000 -.085 .003 -.012 .042

.040 -.044 -.085 1.000 -.013 .047 -.100

-.046 .002 .003 -.013 1.000 -.023 .047

.343 -.079 -.012 .047 -.023 1.000 -.374

-.996 .041 .042 -.100 .047 -.374 1.000

Constant

CEO

OPINI

DER

ROA

KAP

LnTA

Step1

Constant CEO OPINI DER ROA KAP LnTA

Classification Tablea

722 3 99.6

184 3 1.6

79.5

Observed0

1

SWITCH

Overall Percentage

Step 10 1

SWITCH PercentageCorrect

Predicted

The cut value is .500a.

Page 20: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

20

perusahaan (99,6%) yang secara tepat dapat diprediksi oleh model regresi.

Sedangkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan

perusahaan melakukan pergantian KAP adalah sebesar 1,6%. Hal ini

menunjukkan bahwa dari total 187 perusahaan yang melakukan pergantian KAP,

terdapat sebanyak 3 perusahaan (1,6%) yang secara tepat dapat diprediksi oleh

model regresi.

6. Model Regresi Logistik Yang Terbentuk

Hasil pengujian dengan menggunakan model regresi logistik ditunjukkan

dalam Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

Variabel B S.E. Wald Sig. Keterangan CEO .483 .231 4.384 .036 Signifikan OPINI .244 .339 .519 .471 Tidak Signifikan DER -.246 .174 2.000 .157 Tidak Signifikan ROA .000 .001 .019 .890 Tidak Signifikan KAP -1.461 .219 44.522 .000 Signifikan LnTA -.095 .056 2.840 .092 Tidak Signifikan Constant 1.771 1.500 1.394 .238 -

Sumber : Output SPSS

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan model

sebagai berikut :

SWITCH = 1,771 + 0,483CEO + 0,244OPINI – 0,246DER + 0,000 ROA –

1,461KAP – 0,095LnTA

4.4 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis

4.4.1 Pengaruh Pergantian Manajemen (CEO) terhadap Auditor switching

(SWITCH)

Variabel pergantian manajemen (CEO) menunjukkan koefisien regresi

positif sebesar 0,483 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,036 lebih kecil dari

α (0,05). Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α (0,05) maka hipotesis 1

Page 21: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

21

berhasil didukung. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Hudaibe

dan Cooke (2005) serta Sinarwati (2010) tetapi bertentangan dengan hasil

penelitian Chow dan Rice (1982), Schwartz dan Menon (1985), Damayanti dan

Sudarma (2008), Suparlan dan Andayani (2010) serta Wijayanti (2010).

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa adanya pergantian manajemen

juga diikuti oleh perubahan kebijakan perusahaan dalam pemilihan KAP sehingga

memungkinkan perusahaan untuk melakukan pergantian KAP. Hasil penelitian ini

mendukung teori keagenan yang menyatakan bahwa terdapat konflik kepentingan

antara manajemen (agent) dan pemegang saham (principles). Konflik kepentingan

dapat terjadi karena agent tidak selalu berbuat sesuai dengan keinginan principles.

Hal ini cenderung menyebabkan pergantian manajemen dan diikuti oleh

pergantian KAP.

4.4.2 Pengaruh Opini Audit (OPINI) terhadap Auditor Switching

(SWITCH)

Variabel opini audit (OPINI) menunjukkan koefisiensi regresi positif

sebesar 0,244 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,471 yang lebih besar dari

α (0,05). Dengan demikian hipotesis 2 tidak berhasil didukung. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian Sinason et al. (2001), Damayanti dan Sudarma

(2008), serta Wijayanti (2010) yang tidak menemukan bukti bahwa perusahaan

yang mendapatkan opini selain unqualified akan berpindah KAP. Di sisi lain,

hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Chow dan Rice (1982), Lubis

(2000), Hudaibe dan Cooke (2005), serta Sheng dan Wang (2006).

Hasil penelitian yang gagal diduga karena perusahaan yang menggunakan

jasa KAP Big 4 cenderung tidak melakukan pergantian KAP ketika mendapat

opini selain unqualified. Pergantian kelas KAP dari Big 4 dikhawatirkan dapat

menyebabkan anggapan negatif dari para pengguna laporan keuangan terhadap

kualitas pelaporan keuangan yang dimiliki perusahaan.

Page 22: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

22

4.4.3 Pengaruh financial distress (DER) terhadap Auditor Switching

(SWITCH)

Variabel financial distress (DER) menunjukkan koefisien regresi negatif

sebesar 0,246 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,157, lebih besar dari α

(0,05). Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α (0,05) maka hipotesis 3

ditolak. Hasil penelitian ini bertentangan dengan Schwartz dan Menon (1985),

Hudaibe dan Cooke (2005), Nasser et al. (2006) serta Sinarwati (2010). Di sisi

lain, hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Damayanti dan Sudarma (2008) serta Wijayanti (2010).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan keuangan tidak menjadi

faktor penyebab perusahaan untuk melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik.

Perusahaan dalam kondisi financial distress cenderung tidak berganti KAP

karena memperhatikan persepsi pemegang saham sebagai pemilik dana di

perusahaan, jika perusahaan sering berganti KAP timbul anggapan yang negatif.

4.4.4 Pengaruh Persentase perubahan ROA (ROA) terhadap Auditor

Switching (SWITCH)

Variabel persentase perubahan ROA (ROA) menunjukkan koefisien

regresi positif sebesar 0,000 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,890, lebih

besar dari α (0,05). Dengan demikian hipotesis 4 tidak berhasil didukung. Hasil

penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Damayanti dan

Sudarma (2008). Hal ini menunjukkan bahwa Persentase penurunan ROA tidak

berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan auditor switching.

Persentase ROA yang semakin menurun menandakan kinerja perusahaan

memburuk, sehingga mengalami kesulitan untuk membayar KAP baru yang

membutuhkan biaya besar. Oleh karena itu perusahaan tetap mempertahankan

KAP lama. Alasan lain disebabkan pertimbangan pihak manajemen untuk

mempertahankan reputasi perusahaan berkaitan dengan ukuran KAP dimata para

pemegang saham.

Page 23: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

23

4.4.5 Pengaruh Ukuran KAP (KAP) terhadap Auditor Switching

(SWITCH)

Variabel ukuran KAP (KAP) menunjukkan koefisiensi regresi negatif

sebesar 1,461 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,000, lebih kecil dari α

(0,05). Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α (0,05) maka hipotesis 5

berhasil didukung. Hasil penelitian konsisten dengan hasil penelitian Mardiyah

(2002), Nasser et al. (2006), Damayanti dan Sudarma (2008), serta Wijayanti

(2010). Namun bertentangan dengan hasil penelitia Sinason et al. (2001).

Hasil pengujian yang menghasilkan arah hubungan negatif menunjukkan

bahwa perusahaan yang telah menggunakan jasa KAP Big 4 memiliki

kemungkinan kecil untuk melakukan pergantian KAP. Perusahaan lebih memilih

KAP Big 4 karena kualitas audit yang tinggi untuk meningkatkan kualitas laporan

keuangan dan untuk meningkatkan reputasi perusahaan di mata pemakai laporan

keuangan.

4.4.6 Pengaruh Ukuran Klien (LnTA) terhadap Auditor Switching

(SWITCH)

Variabel ukuran klien (LnTA) menunjukkan koefisien regresi negatif

sebesar 0,095 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,092, lebih besar dari α

(0,05). Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α (0,05) maka hipotesis 6 tidak

berhasil didukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sheng dan

Wang (2006) serta Wijayanti (2010). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sinason et al. (2001), Nasser et al. (2006), serta Suparlan dan Andayani

(2010) bertentangan dengan hasil penelitian ini.

Secara teori, perusahaan dengan total aset kecil cenderung melakukan

pergantian KAP, tetapi penelitian ini belum berhasil membuktikan adanya

pengaruh ukuran klien terhadap auditor switching. Hasil penelitian yang gagal ini

diduga karena sebagian besar sampel penelitian merupakan perusahaan besar.

Alasan lain mungkin karena perusahaan kecil dalam penelitan ini sudah

menggunakan jasa KAP non Big 4 sehingga cenderung tidak melakukan

pergantian KAP.

Page 24: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

24

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor switching.

Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel dependen, yaitu auditor

switching. Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah pergantian

manajemen, opini audit, financial distress, persentase perubahan ROA, ukuran

KAP, dan ukuran klien. Penelitian terdiri dari enam hipotesis yang diuji dengan

menggunakan analisis regresi logistik (logistic Regression). Data sampel

penelitian sebanyak 912 perusahaan non keuangan yang terdaftardi BEI tahun

2003-2009.

Variabel yang mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor switching

adalah variabel pergantian manajemen dan ukuran KAP. Variabel yang tidak

mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor switching adalah opini audit,

financial distress, persentase perubahan ROA, dan ukuran klien. Untuk opini

audit dan ukuran klien arah hubungan sudah sesuai dengan yang dihipotesiskan,

sedangkan financial distress dan persentase perubahan ROA arah hubungan tidak

sesuai dengan yang dihipotesiskan.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang diharapkan dapat

diperbaiki pada penelitian selanjutnya. Keterbatasan dalam penelitian ini antara

lain :

1. Penelitian hanya menguji pengaruh variabel pergantian manajemen, opini

audit, financial distress, persentase perubahan ROA, ukuran KAP, dan

ukuran klien terhadap auditor switching. Hasil pengujian regresi logistik

menunjukkan nilai �� yang masih kecil, yaitu sebesar 14,1 % sehingga

ada variabel-variabel lain yang mungkin juga berpengaruh terhadap

auditor switching yang tidak diuji dalam penelitian ini.

Page 25: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

25

2. Penelitian ini hanya memperhatikan pergantian KAP dan tidak

memperhatikan pergantian auditor independen yang bertanggung jawab

terhadap opini audit. Hal ini terkait adanya peraturan yang dikeluarkan

oleh pemerintah Indonesia mengenai rotasi wajib baik bagi KAP (Kantor

Akuntan Publik) maupun AP (Akuntan Publik).

3. Pengukuran variabel financial distress dalam penelitian ini menggunakan

proksi rasio DER (Debt to Equity Ratio). Dalam penelitian ini rasio DER

digunakan untuk mengukur resiko jika terjadi kondisi ekonomi perusahaan

yang tidak baik (financial distress). Proksi tersebut kurang bisa

menggambarkan kondisi kesulitan keuangan yang sedang dialami

perusahaan.

5.3 Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel

independen lain yang mungkin berpengaruh terhadap auditor switching.

Variabel yang mungkin dapat digunakan dalam penelitian, misalnya :

variabel tingkat pertumbuhan klien atau variabel yang berkaitan dengan

karakteristik corporate governance (Kepemilikin institusional,

kepemilikan publik, pertumbuhan jumlah saham, dll).

2. Penelitian selanjutnya hendaknya juga meneliti mengenai pergantian

auditor independen yang bertanggung jawab terhadap opini audit.

3. Penelitian ini menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai proksi

financial distress. Penelitian selanjutnya bisa menggunakan proksi lain yang

mungkin lebih bisa menunjukkan kondisi perusahaan yang sedang mengalami

kesulitan keuangan.

Page 26: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

26

DAFTAR PUSTAKA

Barton, Jan. 2005. “Who Cares about Auditor Reputation ?”. Contemporary Accounting Research, Vol. 22, Issue 3.

Carcello, J.V. dan Neal, T.L. 2003. “ Audit Committee Characteristis and auditor

Dismissals Following “New” Going-Concern Reports. The Accounting Review, Vol. 78, No. 1, pp. 95-117.

Chow, C.W. dan S.J. Rice. 1982. “Qualified Audit Opinions and Auditor

Switching”. The Accounting Review, Vol. LVII, No. 2, pp. 326-335. Damayanti, S. dan M. Sudarma. 2008. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, hal. 1-13.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Giri, Efraim Ferdinan. 2010. “Pengaruh Tenur Akuntan Publik (KAP) dan

Reputasi KAP terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, hal. 1-26.

Hudaib, M. dan T.E. Cooke. 2005. “The Impact of Managing Director Changes

and Financial Distress on Audit Qualification and Auditor Switching”. Journal of Business Finance & Accounting, Vol. 32, No. 9/10, pp. 1-29.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta :

Salemba Empat. Jensen, M. dan Meckling, W., 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behaviour,

Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4, pp. 305-360.

Kawijaya, N. dan Juniarti, 2002, “Faktor-faktor yang Mendorong Perpindahan

Auditor (Auditor Switch) pada Perusahaan-perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4, No. 2, November 2002:93-105.

Lubis, F. 2000. “Hubungan Dua Arah (Simultaneous) antara Pendapat Audit

dengan Pergantian Akuntan”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 2, pp. 171-181.

Mardiyah, A.A. 2002. “Pengaruh Faktor Klien dan Faktor Auditor terhadap

Auditor Changes: Sebuah Pendekatan dengan Model Kontinjensi RPA”.

Page 27: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di indonesia

27

Simposium Nasional Akuntansi V, Semarang, hal. 425-445. Menteri Keuangan, 2003, Keputusan Menteri Keuangan Nomor

359/KMK.06/2003 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta. Menteri Keuangan, 2008, Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta. Nasser, et.al. 2006. “Auditor-Client Relationship: The Case of Audit tenure and

Auditor Switching in Malaysia”. Managerial Auditing Journal, Vol. 21, No. 7, pp. 724-737.

Schwartz, K.B. dan K. Menon. 1985. “Auditor Switches by Failing Firm”. The

Accounting Review, Vol. LX, No. 2, pp. 248-261. Schwartz, K.B. dan Soo, B.S. 1995. “ An Analysis of Form 8-K Disclosures of

Auditor Changes by Firms Approaching Bankruptcy”. Auditing: A Journal of Practice and Theory, Vol. 14, No. 1, pp. 125-136.

Sinarwati, Ni Kadek. 2010.” Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik?”. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, hal. 1-20.

Sinason, D.H., J.P. Jones, dan S.W. Shelton. 2001. “An Investigation of Auditor

and Client Tenure”. Mid-American Journal of Business, Vol. 16, No. 2, pp. 31-40.

Sumarwoto, 2006.” Pengaruh Kebijakan Rotasi KAP terhadap Kualitas Laporan

Keuangan”. Tesis tidak dipublikasikan, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Univeristas Diponegoro, Semarang.

Suparlan dan Andayani, Wuryan. 2010. “Analisis Empiris Pergantian Kantor

Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit”. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, hal. 1-25.

Watts, R.L. dan Zimmerman, J.L. 1986. Positive Accounting Theory. Englewood

Cliffs: Prentice-Hall. Wibowo, Arie dan Rossieta, Hilda. 2009. “Faktor-Faktor Determinasi Kualitas

Audit-Suatu Studi dengan Pendekatan Earning Surprise Benchmark”. Simposium nasional Akuntansi XII, Palembang, hal. 1-34.

Wijayanti, Martina Putri. 2010. “Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Auditor Switching di Indonesia”. Skripsi tidak Dipublikasikan, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.