Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN MASYARAKAT
DI KABUPATEN BANTAENG (Studi kasus pada masyarakat di Kelurahan Letta)
SKRIPSI
Oleh
RAHMAT HIDAYAT
NIM 105721100116
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2021
i
HALAMAN JUDUL
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN MASYARAKAT
DI KABUPATEN BANTAENG (Studi kasus pada masyarakat di kelurahan letta)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
Manajemen pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
RAHMAT HIDAYAT
105721100116
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2021
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Persembahan
Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:
1. Kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Mansyur dan Ibunda Eda yang
telah memberikan semangat dan doa sehingga saya bisa menyelesaikan
karya ilmiah ini.
2. Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini tulus
dan ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
3. Para sahabat saya yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan
bantuan.
Motto
“Memulai dengan penuh keyakinan, Menjalankan dengan penuh keikhlasan, Dan
menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan”
iii
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl.Sultan Alauddin No.259 Gedung Iqra Lt. 7 Telp.(0411)866972 Makassar
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan Masyarakat di Kabupaten Bantaeng
(Studi Kasus pada Masyarakat di Kelurahan Letta)
Nama Mahasiswa : Rahmat Hidayat
No. Stambuk/NIM : 105721100116
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah disetujui untuk dapat diseminarkan serta diuji pada Seminar Hasil
Makassar, Januari 2021
Menyetujui,
Pembimbing I
Dr. Muryani Arsal, SE.,MM.,Ak CA. NIDN : 0016116503
Pembimbing II
Muhammad Nur Abdi, SE.,MM. NIDN : 0907018605
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Muh. Nur Rasyid, SE., MM. NBM : 1085576
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : RAHMAT HIDAYAT
Stambuk : 105721100116
Jurusan : Manajemen
Dengan Judul :“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan
masyarakat di kabupaten bantaeng” (studi kasus pada masyarakat
di kelurahan letta)
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil Karya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan tidak benar.
Makassar, November 2020
Yang membuat pernyataan,
RAHMAT HIDAYAT
Diketahui Oleh:
Dekan Ketua Program Studi Manajemen
Ismail Rasulong, SE.,MM Muh. Nur Rasyid, SE.,MM
NBM: 903078 NBM : 1085576
Materai
6000
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjat kan ke hadirat Allah S.W.T atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW Beserta para
keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai
manakala penulisan skrip si yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat kemiskinan Masyarakat Kabupaten Bantaeng (Studi kasus
pada masyarakat di kelurahan letta)”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua penulis bapak Mansyur dan ibu Eda yang senantiasa memberi
harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan
saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan
semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala
pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan
penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada
penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang
setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:
vi
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE.,MM., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Muryani Arsal, S.E.,MM.,Ak.,CA selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi selesai dengan baik.
5. Bapak Muhammad Nur Abdi., S.E.,MM selaku Pembimbing II yang telah
berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lebih banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Manajemen Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan proposal ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para
vii
pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya
demi kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Billahi fii sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, November 2020
Rahmat Hidayat
viii
ABSTRAK
RAHMAT HIDAYAT, 2020 “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
tingkat Kemiskinan Masyarakat di kabupaten Bantaeng” (Studi kasus pada
masyarakat di kelurahan letta), Skripsi program studi manajemen fakultas
ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh
pembimbing I Muryani Arsal dan pembimbing II Muhammad Nur Abdi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Kemiskinan yang ada di
kabupaten Bantaeng. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 226. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 69 orang diperoleh dari rumus slovin. Jenis data yang digunakan adalah
data primer yang diambil dengan penyebaran kuesioner yang menggunakan
pengukuran skala likert 5 point. Teknik analisis data yang digunakan adalah data
kuantitatif dan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 25.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka diperoleh model
persamaan regresi sederhana Y = 1,103 + 0,361 X1 + 0,556 X2 + 0,038 X3 + e
yang berarti pengangguran, pendapatan dan pendidikan berpengaruh positif
terhadap tingkat kemiskinan dan dari hasil analisis uji t diperoleh nilai signifikan
0,000 dan 0,000 < 0,05 yang berarti variabel pengangguran, pendapatan dan
pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten
Bantaeng, dengan demikian hipotesis diterima.
Kata Kunci: Pendapatan
ix
ABSTRAK
RAHMAT HIDAYAT, 2020 “ Analysis of factors affecting people’s
poverty levels in bulaeng district’’ (case study in kelurahan letta ), thesis on
the management of makassar muhammadiyah university economics and
business. Guided by adviser I Muryani arsal dan adviser II Muhammad Nur
Abdi
It was meant to determine the levels of poverty that were in Bantaeng
country and the population in this study was 226. Sampling retrieval
technique USES an impressive sampling by the number of samples A total
of 69 persons derived from the slovin formula the type of data used is the
primary data taken with the spread of the questionnaire using. Likert scale
measurement 5 points. The data analysis tecniques used are data.
Quantitative and regression analysis with the help of SPSS 25. Based on data
analysis that’s been done then acquired models simple regression equition
y = 1,103 + 0, 361 x1 + 0,556 x2 + 0,038 x3 + which means unemployment,
income and education affect the positf on the poverty level and from a test
analysis T-gained a significant value of 0,000 and 0,000 which means
unemployment variabels, income and education affect significanly the
poverty rate of banteng district, and thus a hypothesis is accepted
Keywords: unemployment, income, education, and poverty
x
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL .................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6
A. Tinjauan Teori ............................................................................... 6
1. Kemiskinan ............................................................................. 6
2. Konsep Pertumbuhan Ekonomi ............................................... 12
3. Pengangguran ......................................................................... 13
4. Pendidikan ............................................................................... 13
5. pendapatan.............................................................................. 15
6. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan ........ 16
7. Hubungan Pengangguran Terhadap Kemiskinan..................... 17
8. Hubungan Pendidikan Terhadap Kemiskinan .......................... 18
B. Tinjauan Empiris ............................................................................ 18
C. Kerangka konsep .......................................................................... 23
D. Hipotesis ....................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 26
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 26
C. Populasi dan sampel ..................................................................... 26
D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ................ 27
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 29
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 33
xi
A. Gambaran Umum Objek penelitian ................................................ 33
B. Karakteristik Responden............................................................... 41
C. Uji Instrumen Penelitian ................................................................ 43
D. Analisis Regresi Linier Berganda.....................................................48
E. Uji Hipotesis.....................................................................................52
F. Pembahasan Hasil Penelitian......................................................... 53
G. Pembahasan...................................................................................56
BAB IV PENUTUP ..................................................................................60
A. Kesimpulan.................................................................................... 60
B. Saran............................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 62
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 19
3.1. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 29
4.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 34
4.2. Jumlah Penduduk berdasarkan kewarganegaraan ........................ 35
4.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ............................................. 35
4.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................... 36
4.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ....................... 37
4.6. Jumlah Lembaga Pendidikan Formal dan Non Formal .................. 38
4.7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama .......................................... 39
4.8. Jumlah Sarana Ibadah ................................................................... 39
4.9. Responden Berdasarkan Usia ....................................................... 42
4.10. Responden Terhadap Jenis Kelamin .......................................... 42
4.11. Responden Terhadap RT dan RW .............................................. 42
4.12. Jawaban Responden Terhadap Pengangguran ........................... 44
4.13. Jawaban Responden Terhadap Pendapatan ................................ 44
4.14 . Jawaban Responden Terhadap Pendidikan .............................. 45
4.15 Jawaban Responden Terhadap Kemiskinan ............................... 46
xiii
4.16. Analisis Statistik Deskriptif Variabel ............................................ 48
4.17. Hasil Uji Validitas ......................................................................... 49
4.18. Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................... 49
4.19. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ................................................ 50
4.20. Uji T (Parsial) ............................................................................... 50
4.21. Uji F (Simultan) ............................................................................. 51
4.22. Hasil Uji Koefisien Determinan ..................................................... 51
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Kerangka Konsep ....................................................................... 24
4.1. Peta Kelurahan Letta .................................................................. 34
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bangsa berupaya untuk menjadi bangsa maju dan sejahtera.
Upaya ini harus didukung oleh pembangunan, Membangun perubahan ialah
salah satu proses untuk mencapai tujuan menuju ke arah yang lebih baik
sehingga tujuan tersebut dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat
indonesia yang berkeadilan serta maju. pembangunan nasional ini menjadi
salah satu indikator yang sangat berpengaruh besar untuk mewujudkan
perubahan pembangunan yang lebih baik lagi, untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat sendiri. oleh karena itu, adanya tujuan serta mewujudkan
membangun perubahan ini dapat menurunkan tingkat kemiskinan.
Untuk memastikan tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga menjadi
salah satu indikator terpenting, dengan demikian tingkat kemiskinan di suatu
wilayah dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat di wilayah
tersebut. Kemiskinan ini salah satu pokok pembahasan paling utama dalam
pembangunan. Pencapaian berhasil dan tidaknya pembangunan bisa diukur
berdasarkan perubahan pada tingkat kemiskinan (Suryahadi dan Sumarto,
2001).
Masyarakat yang sangat miskin dan kurang mampu dalam berusaha
serta kurang memiliki jalur kegiatan sosial ekonomi, kemiskinan ini termasuk
masalah pembangunan ditandai dengan keterpurukan serta pengangguran
yang sangat berpengaruh.
2
Oleh karena itu dampak negatif dari kemiskinan ini timbulnya masalah
sosial yang mempengaruhi pembangunan ekonomi negara, masalah
kemiskinan ini hampir semua negara di dunia terutama di negara yang
berkembang. Secara luas juga sering diartikan sebagai situasi serba
kekurangan: kekurangan pendidikan, kondisi kesehatan yang buruk, dan
kekurangan ekonomi atau kebutuhan (konsumsi/kapita) Muh.Reza nofrianto,
(2016) Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah tentunya dalam hal
pengentasan kemiskinan.
Kemiskinan di indonesia ialah suatu masalah yang terjadi dari tahun ke
tahun yang belum diselesaikan dari berbagai peraturan yang sudah tentukan
pemerintah. Agar dapat menekan angka kemiskinan yang terjadi di Indonesia
harus memerlukan suatu strategi yang tersusun, termasuk diantaranya
melibatkan partisipasi masyarakat. Serta pemerintah juga terus berusaha
dalam menekan tingkat kemiskinan dengan program penanggulangan
kemiskinan di berbagai bidang.
Upaya untuk menurunkan tingkat kemiskinan telah dimulai sejak awal
tahun 1970-an, salah satunya melalui program Bimbingan Masyarakat (Bimas)
dan Bantuan Desa (Bandes) (Remi dan Tjiptoherijanto, 2002). Tetapi dalam
upaya tersebut mengalami beberapa tahapan jenuh pada pertengahan tahun
1980-an, yang berarti dalam upaya penurunan kemiskinan yang terjadi tidak
maksimal di tahun 1970-an. Disamping itu kecenderungan ketidakmerataan
dalam pendapatan yang melebar sehingga mencakup antar kelompok, sektor,
dan ketidakmerataan antar wilayah.
kemiskinan terlihat di beberapa daerah di Sulawesi Selatan contohnya
Kabupaten Bantaeng dengan banyaknya warga masyarakat yang kekurangan
3
makan dan minum, tidak memiliki tempat tinggal yang layak, anak jalanan atau
gelandangan berkeliaran, pekerja yang berunjuk rasa memprotes ancaman
pemutusan hubungan kerja (PHK), masalah politik pemerintahan, dan korupsi
yang mengurangi dana pemerintah (Heri Setiawan DK, 2016 :4).
Seiring dengan kemajuan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang
semakin baik telah menjadikan Kabupaten Bantaeng sebagai daerah yang
berpotensi bagi perkembangan sektor industri perdagangan dan pariwisata
dengan luas wilayah 395,83 km dan jumlah penduduknya sebesar 196.358 jiwa.
Hal ini merupakan daya tarik tersendiri yang dimiliki Kabupaten Bantaeng yang
menarik bagi penduduk daerah lain untuk datang, baik dengan tujuan wisata,
bisnis, atau untuk mencari pekerjaan. Hal ini tentunya membawa dampak yang
besar bagi dinamika kehidupan sosial masyarakat, karena dengan
perkembangan sektor tersebut dapat mendorong perkembangan sosial yang
semakin kompleks, seperti terbukanya lapangan pekerjaan dan meningkatkan
perekonomian masyarakat.
Kelurahan Letta adalah kelurahan yang berada di Kecamatan Bantaeng
Kabupaten Bantaeng. Kelurahan Letta menjadi suatu daerah yang masih
menghadapi permasalahan kemiskinan dengan jumlah penduduk miskin 226
yang memerlukan upaya-upaya dalam penanggulangan kemiskinan (Data pada
Kelurahan Letta tahun 2020). Jika tidak diatasi dengan segera akan berdampak
kepada pertumbuhan ekonomi yang sedang menggeliat dan dapat
mengakibatkan masyarakat tidak mampu memenuhi hak-hak dasar untuk
meningkatkan kehidupan yang lebih layak.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Seri Jefry Adil Waruru,
(2016). “Analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan pengangguran belanja
4
pemerintah dan investasi terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995
– 2014”. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan
ekonomi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat
kemiskinan, variabel pengangguran mempunyai pengaruh positif dan signifikan
mempengaruhi kemiskinan, variabel belanja pemerinatah mepunyai pengaruh
negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan, dan varabel investasi tida
berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis tertarik
meneliti mengenai “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan Masyarakat di Kabupaten Bantaeng (Studi Kasus pada
masyarakat Kelurahan Letta)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka rumusan masalah yang
diangkat yaitu: Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di
kabupaten Bantaeng?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan
yang akan di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di kabupaten Bantaeng.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan
penulis dan sebagai bahan informasi ilmiah bagi peneliti yang ingin
mengetahui tingkat kemiskinan di Kabupaten Bantaeng.
5
3. Masyarakat Kabupaten Bantaeng
Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan dapat dijadikan bahan
masukan bagi pihak instansi terkait pengambilan keputusan atau kebijakan-
kebijakan dalam usaha usahanya menanggulangi angka kemiskinan.
4. Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian atau
referensi dan menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian-penelitian
selanjutnya, terkhusus di bidang Sumber Daya Manusia (SDM).
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kemiskinan
Secara ekonomi, kemiskinan dapat dilihat dari tingkat kekurangan
sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta
meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang. Kemiskinan juga dapat
diartikan sebagai suatu kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki
dan perempuan, tidak mampu memenuhi yang menjadi hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
sajogyo (2009)
a. Pengertian Kemiskinan
Kata kemiskinan berasal dari suku kata “miskin” yang mendapat
awalan ke- dan akhiran –an, yang secara etimologi artinya susah atau
suatu keadaan “serba kekurangan” dalam hal material.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata miskin
diartikan sebagai tidak berhata benda, serba kekurangan atau
berpenghasilan rendah, Sedangkan fakir mempunyai arti orang yang
sangat kekurangan, orang sangat miskin, orang yang dengan sengaja
membuat dirinya menderita kekurangan untuk mencapai kesempurnaan
batin.
Kemiskinan adalah suatu keadaan atau ketidakmampuan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,
pendidikan, kesehatan. Kemiskinan juga dapat disebabkan karena
7
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan berarti tidak adanya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi
masalah kemiskinan dan untuk mendapatkan kehormatan yang layak
sebagai warga negara.
Menurut Lavita dan Ninik Sudarwati (2009) “kemiskinan adalah
kekurangan barang-barang dan pelayanan yang dibutuhkan untuk
mencapai suatu standar hidup yang layak”.
Secara ekonomi kemiskinan dapat diartikan sebagai kekurangan
sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
sekelompok orang. Menurut pengertian itu, kemiskinan sekelompok
orang dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan. Tingkat pendapatan
atau kebutuhan minimum merupakan garis batas antara miskin atau tidak
miskin. Garis pembatasan antara miskin dan tidak miskin disebut garis
kemiskinan. Sajogyo (2009).
Menurut Badan Pusat Statistik (2015), kemiskinan yaitu
ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang
meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Sedangkan bagi dinas
sosial orang miskin adalah mereka yang sama sekali tidak mempunyai
sumber mata pencaharian dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
mereka yang layak bagi kemanusiaan dan mereka yang sudah
mempunyai mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan
dasar yang layak bagi kemanusiaan.
Dari beberapa definisi kemiskinan tersebut, menitikberatkan pada
tingkat pemenuhan kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok yang minimal
8
untuk dapat hidup secara layak dan manusiawi. Kemiskinan dapat
dipahami melalui berbagai cara yaitu:
1) Gambaran kekurangan materi, kekurangan materi mencakup
kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan
kesehatan.
2) Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat, dalam hal ini termasuk pendidikan dan informasi.
3) Gambaran kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.
b. Konsep Kemiskinan
Pada Umumnya Kemiskinan yang terjadi di Indonesia melanda
penduduk yang tinggal di pedesaan. Salah satu golongan miskin di
pedesaan yaitu mereka yang termasuk dalam kategori petani kecil yang
tinggal di daerah terisolir dengan kondisi sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang kurang menguntungkan. Petani kecil yang hidup
dalam kemiskinan pada umumnya memiliki lahan pertanian yang sempit.
Sempitnya luas lahan yang dimiliki mengakibatkan mereka sangat sulit
untuk meningkatkan taraf hidupnya. Seiring berjalannya waktu jumlah
penduduk miskin di daerah pedesaan semakin berkurang, sementara di
perkotaan jumlah penduduk miskin semakin banyak. Hal ini disebabkan
karena banyak penduduk desa yang pergi ke kota untuk mencari
pekerjaan yang lebih baik. (soemitro,1995).
Kemiskinan merupakan masalah yang dapat dipengaruhi berbagai
faktor yang berkaitan, antara lain tingkat pendapatan, kesehatan,
9
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender
dan kondisi lingkungan.
c. Ciri-ciri kemiskinan
Menurut (Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad, 1987) yang dikutip oleh
Lathifah (2017). Masyarakat yang termasuk dalam kategori miskin
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Pada umumnya mereka tidak memiliki produksi sendiri, seperti tanah
yang cukup, modal ataupun keterampilan. Faktor produksi yang dimiliki
sedikit sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan sangat
terbatas.
2) Pada umumnya pendapatan yang diperoleh mereka tidak cukup untuk
memperoleh tanah garapan maupun modal usaha.
3) Tingkat pendidikan mereka pada umumnya rendah, tidak sampai
tamat Sekolah Dasar (SD). dikarenakan waktu mereka habis tersita
untuk mencari nafkah sehingga tidak memiliki waktu untuk belajar.
begitupun dengan anak-anak mereka, tidak dapat menyelesaikan
sekolahnya karena harus membantu orang tuanya.
4) Kebanyakan dari mereka tinggal di desa sebagai pekerja bebas dan
berusaha melakukan apa saja dengan upah yang rendah sehingga
membuat mereka selalu hidup dalam kemiskinan.
5) Banyak diantara mereka yang masih berusia muda hidup di kota dan
tidak mempeunyai keterampilan maupun pendidikan.
10
d. Bentuk-bentuk Kemiskinan
Kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu. (Ali Khomsan, 2015:3):
1) Kemiskinan Natural
Kemiskinan natural atau disebut juga kemiskinan alamiah
merupakan keadaan miskin karena pada awalnya memang sudah
miskin. Daerah yang biasanya mengalami kemiskinan natural adalah
daerah-daerah yang terisolir jauh dari sumber daya yang ada. Contoh
masyarakat yang mengalami kemiskinan natural yaitu masyarakat
yang tinggal di puncak gunung yang jauh dari pemukiman warga,
Sehingga sulit untuk mendapatkan bantuan.
2) Kemiskinan Kultural
Kemiskinan Kultural merupakan kemiskinan yang disebabkan
karena adanya faktor-faktor adat atau budaya suatu daerah tertentu
yang membelenggu seseorang atau sekelompok masyarakat
sehingga membuat mereka tetap pada kemiskinan.
3) Kemiskinan Struktural
Kemiskinan struktural merupakan kemiskinan yang terjadi akibat
ketidakberdayaan seseorang atau kelompok masyarakat terhadap
sistem atau tatanan sosial yang tidak adil sehingga mereka tidak
memiliki akses untuk mengembangkan dan membebaskan diri dari
kemiskinan.
11
Menurut Jenisnya, Kemiskinan dibagi menjadi dua antara lain:
1) Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif merupakan kemiskinan yang dilihat
berdasarkan perbandingan antara tingkat pendapatan dengan tingkat
pendapatan yang lainnya. Contohnya, seseorang yang tergolong kaya
atau mampu pada suatu daerah tertentu bisa jadi yang termiskin di
daerah lainnya.
2) Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut merupakan kemiskinan yang diderita
seseorang atau keluarga apabila hasil pendapatannya berada di
bawah garis kemiskinan dan pendapatan mereka tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya seperti pangan, sandang, kesehatan,
perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan
bekerja.
Dalam hal ini yang membedakan antara kemiskinan relatif dan
absolut terletak pada standar penilaiannya. kemiskinan relatif standar
penilaiannya ditentukan secara subyektif oleh masyarakat setempat.
Sedangkan kemiskinan absolut untuk standar penilaiannya ditentukan
dari kehidupan minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dasar yang diperlukan, baik makanan maupun non makanan.
e. Penyebab Kemiskinan
Penyebab utama kemiskinan yang terjadi di indonesia yaitu karena
adanya kebijakan ekonomi atau politik yang kurang menguntungkan bagi
rakyat. Selain itu, kemiskinan juga disebabkan karena seseorang tersebut
memiliki pendidikan yang rendah, terbatasnya lapangan pekerjaan,
12
pemalas, tidak memiliki modal dan keterampilan yang memadai serta
tidak adanya jaminan sosial dan hidup terpencil dengan sumber daya
alam dan infrastruktur yang terbatas.
2. Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Sukirno, (2011:9) mendefinisikan Pertumbuhan Ekonomi
sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksikan oleh masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat. Tingginya tingkat pertumbuhan
ekonomi menjadi indikator keberhasilan dalam pembangunan yang dijadikan
pemerintah sebagai suatu sasaran utama dalam pelaksanaan
pembangunan. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas
perekonomian dapat menghasilkan kenaikan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat pada periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi wilayah merupakan pertambahan pendapatan
masyarakat yang terjadi di suatu wilayah, dan kenaikan nilai tambah yang
terjadi di seluruh wilayah tersebut. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan
proses kenaikan output perkapita dalam jangka Panjang, (Amri, 2007).
Menurut Hermanto dan Dwi W (2007) menyatakan Ketika
perekonomian di suatu wilayah (Negara atau kawasan tertentu yang lebih
kecil) yang terdapat lebih banyak pendapatan untuk dibelanjakan dan
memiliki distribusi pendapatan dengan baik diantara wilayah tersebut, maka
akan dapat mengurangi kemiskinan.
3. Pengangguran
13
Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam
kategori angkatan kerja, tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang
mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu. Pengangguran dapat
disebabkan oleh ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah
tenaga kerja yang diminta. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat pengangguran, seperti tingkat teknologi, fasilitas modal, produktivitas
dan struktur perekonomian. (Waruru, 2016).
Selai itu pengangguran juga merupakan faktor yang tidak bisa
dihilangkan dalam pengentasan kemiskinan, keterkaitan kemiskinan dan
pendidikan karena pendidikan memberikan kemampuan untuk berkembang
lewat penguasaan ilmu yang dapat memberikan peluang atau kesempatan
memperoleh pekerjaan.
Pengangguran yang terjadi disuatu negara menimbulkan masalah
yang kompleks dan pembangunan yang dilakukan akan terhambat.
Pengangguran berdampak negatif terhadap kehidupan, baik pribadi maupun
masyarakat.
4. Pendidikan
a. Teori Pendidikan
Menurut Ki HajarDewantara (Bapak Pendidikan Nasional)
menyatakan bahwa pendidikan yaitu tuntutan dalam kehidupan
tumbuhnya anak-anak, maksudnya adalah pendidikan untuk menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka mampu
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang baik.
14
Pendidikan yaitu usaha membina dan mengembangkan
kepribadian manusia baik di bagian rohani atau dibagian jasmani.
Pendidikan juga merupakan suatu komponen modal manusia yang
membuat mereka produktif dan meningkat dalam memenuhi standar
hidup mereka. Pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang, dimana
melalui pendidikan seseorang dapat memperoleh banyak ilmu,
pengetahuan, dan informasi yang terus berkembang. Melalui pendidikan
orang dapat bersosialisasi secara baik dengan lingkungannya. Melalui
pendidikan warga masyarakat mendapatkan kesempatan untuk membina
kemampuannya dan mengatur hidupnya secara wajar .(Nina Fitriana,
2008) .
b. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan yaitu untuk mengambangkan dan membentuk petensi
peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang lebih, aktif, kreatif.
Serta menjadikan manusia yang sempurna dalam kehidupannya,
(Arikunto Suharsini, 2002: 20).
c. Jenis-jenis Pendidikan
Berdasarkan jenisnya pendidikan dibagi menjadi 3, yaitu, (Arikunto
Suharsini, 2002: 25).:
1) Pendidikan Formal
Adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Jenjang pendidikan
formal:
15
a) Pendidikan Dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah sanawiyah (MTS).
b) Pendidikan Menengah, merupakan lanjutan lanjutan dari
pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), dan Madrasah Aliyah (MA) dan bentuk lain yang sederajat.
c) Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
diploma, Sarjana dan lainya yang diselenggarakan oleh pendidikan
tinggi.
2) Pendidikan NonFormal
Merupakan jalur diluar pendidikan yang dapat dilaksanakan
dengan terstruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal hanya
diselenggarakan bagi masyarakat yang berfungsi sebagai penggati
atau penambah dan pelengkap pendidikan formal.
3) Pendidikan Informal
Yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan
belajar mandiri.
5. Pendapatan
Pendapatan yaitu seluruh penerimaan baik berupa uang maupun
berupa sejumlah uang dari harta yang berlaku saat ini. Pendapatan
merupakan sumber penghasilan yang didapatkan seseorang untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk kelangsungan hidup dan
penghidupan seseorang secara langsung maupun tidak langsung.
16
Pendapata dapat juga didefinisikan sebagai jumlah seluruh uang yang
diterima seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu yang
ditentukan. Pendapatan terdiri dari upah atau penerimaan tenaga kerja,
pendapatan kekayaan seperti sewa, bunga dan dividen, serta pembayaran
transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial atau
asuransi pengangguran. (suroto, 2000).
Adapun pendapatan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a. Gaji dan upah
Yaitu imbalan yang diperoleh seseorang setelah melakukan pekerjaan
untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu minggu atau
satu bulan.
b. Pendapatan dari usaha sendiri
Pendapatan yang merupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan
tenaga kerja berasal dari anggota keluarga sendiri, nilai sewa capital milik
sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.
c. Pendapatan dari usaha lain
Pendapatan yang didapatkan tanpa mencurahkan tenaga kerja dan
biasanya ini merupakan pendaptan sampingan seperti pendapatan dari
menyewakan asset yang dimiliki seperti rumah, bunga dari uang dan
pendapatan dari pension.
6. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan
Pertumbuhan dan kemiskinan mempunyai korelasi yang sangat kuat,
karena pada tahap awal proses pembangunan tingkat kemiskinan
cenderung meningkat dan pada saat mendekati tahap akhir pembangunan
jumlah orang miskin berangsur-angsur berkurang.
17
Menurut regar (2016) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
merupakan syarat keharusan bagi pengurangan kemiskinan. Adapun syarat
kecukupannya ialah bahwa pertumbuhan tersebut efektif dalam mengurangi
kemiskinan. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar di setiap
golongan pendapatan penduduk, termasuk dalam golongan penduduk
miskin. Hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi di sektor-sektor
dimana penduduk miskin bekerja (pertanian atau sektor yang padat karya).
7. Hubungan Pengangguran Terhadap Kemiskinan
Hubungan antara pengangguran dengan tingkat kemiskinan dapat
diartikan sebagai rendahnya produktivitas seseorang. Hal ini dikarenakan
penganggur tidak melakukan pekerjaan apapun untuk menghasilkan upah
yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Semakin banyak pengangguran maka akan menyebabkan tingkat
kemiskinan terus bertambah.
Kemiskinan dan pengangguran adalah masalah terbesar yang
dihadapi sebagian besar Negara, baik itu negara maju atau negara
berkembang. Secara langsung pengangguran dipengaruhi oleh kemiskinan
yang merupakan masalah terbesar yang dihadapi oleh sebagian besar
Negara.
Astriani dan Perbadharmaja (2013) menyatakan bahwa tingkat
pengangguran terbuka mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
kemiskinan, yang artinya semakin tinggi pengangguran maka kemiskinan
akan meningkat.
8. Hubungan Pendidikan Terhadap Kemiskinan
18
Hubungan Pendidikan dengan Kemiskinan sama pentingnya dengan
investasi dalam modal fisik untuk mencapai kesuksesan ekonomi dalam
jangka panjang suatu Negara. Pendidikan merupakan investasi yang dapat
menunjang kesuksesan ekonomi pada suatu wilayah. Semakin tinggi tingkat
pendidikan maka akan menunjang tingkat kemakmuran masyarakat dan
dapat menekan angka kemiskinan.
Menurut Rahmawati (2006) menyatakan Kondisi Kemiskinan dapat
disebabkan karena pendidikan rendah. Dimana dalam taraf pendidikan yang
rendah mengakibatkan kemampuan pengembangan diri terbatas sehingga
menyebabkan sempitnya lapangan kerja yang dapat dimasuki. Taraf
pendidikan yang rendah juga membatasi kemampuan untuk mencari dan
memanfaatkan peluang.
Tingkat pendidikan masyarakat dapat membuka kesempatan baru
untuk menemukan suatu lapangan baru yang memberi hasil yang lebih
tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah
dengan cara mengikuti program wajib belajar yang diselenggarakan oleh
pemerintah
B. Tinjauan Empiris
Dalam penelitian terdahulu ini intinya adalah agar dapat mendapatkan
gambaran umum atau hubungan topik yang akan diteliti dengan peneliti
selanjutnya yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sehingga
tidak ada pengulangan. Adapun penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
19
No
. Nama Jurnal/Judul
Pendekatan
Penelitian Hasil Penelitian
1. Muh. Reza
Nofrianto, 2016.
Implementasi
Hasil Kerja
Sosial
Terhadap
Kebutuhan
Ekonomi dan
Sosial
Masyarakat
Pedesaan di
Kabupaten
Bantaeng.
Deskriptif
Kualitatif
Berdasarkan
Hasil Penelitian
implementasi
hasil kerja
kebutuhan
ekonomi dan
sosial
masyarakat
pedesaan di
kabupaten
bantaeng
adalah
mengidentifikas
i jumlah
penyandang
masalah
kesejahteraan
sosial (PMKS)
yang mendapat
bantuan
pelayanan
kebutuhan
ekonomi dan
sosial di
bantaeng, dan
mengidentifikas
i jumlah
penyandang
disabilitas.
2. Seri Jefry Adil
Waruru,2016.
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, Belanja Pemerintah, Dan Investasi Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia
Deskriptif
Kualitatif
Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan,
20
Tahun 1995-2014.
variabel pengangguran mempunyai pengaruh positif dan signifikan mempengaruhi kemiskinan, variabel belanja pemerintah mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan, dan variabel investasi tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan, hasil uji simultan dapat disimpulkan bahwa secara simultan memiliki hubungan
3. Riyan Arpan Al
Ansori, 2019.
Analisis
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Kemiskinan di
Kabupaten
Tangerang
(Studi Kasus
Pada
Masyarakat
Desa Kadu
Kabupaten
Tangerang)
Deskriptif
Kuantitatif
Hasil penelitian
ini adalah
variabel
pertumbuhan
ekonomi, upah
minimum,
pendidikan dan
tingkat
pengangguran
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel tingkat
kemiskinan.
21
4. Riska Annisa,
Hedy Sutjipto
(2017)
Analisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi
jumlah
penduduk
miskin di
kabupaten dan
kota Provinsi
banten
Deskriptif
Kuantitatif
Hasil dari
penelitian ini
adalah bahwa
pendapat
keluarga,
tingkat
pendidikan
berpengaruh
signifikan
terhadap
kemiskinan.
5. Widiastuti,
(2010)
Analisis
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Kemiskinan di
jawa tengah
tahun 2004-
2008
Menggunaka
n variabel
pertumbuhan
penduduk,
jumlah
penduduk,
dan
desentralisasi
fisika
Hasil penelitian
ini adalah
bahwa
pertumbuhan
ekonomi
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
kemiskinan,
artinya
peningkatan
pertumbuhan
ekonomi akan
mengurangi
kemiskinan,
artinya semakin
tinggi jumlah
penduduk
maka semakin
tinggi pula
tingkat
kemiskinan.
6. Heri Setiawan
DK (2016)
Analisis
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tingkat
kemiskinan di
Sulawesi
selatan.
Deskriptif
kuantitatif
Hasil penelitian
ini adalah
bahwa
pertumbuhan
ekonomi dan
pendapatan
keluarga tingkat
pendidikan
22
berpengaruh
signifikan
terhadap
kemiskinan.
7. Riyan Arpan
(2019)
Analisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi
kemiskinan di
kabupaten
Tangerang
Deskriptif
Kuantitatif
Hasil dari
penelitian ini
adalah variabel
pertumbuhan
ekonomi, upah
minimum,
pendidikan dan
tingkat
pengangguran
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel tingkat
kemiskinan.
8 Tony Wirawan
Sudarsana Arka
(2015)
Analisis
Pengaruh
Pendidikan,
PDRB Per
kapita, dan
tingkat
pengangguran
terhadap
jumlah
penduduk
miskin Provinsi
Bali
Kuantitatif Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pendidikan, PDRB per kapita, dan tingkat pengangguran secara serempak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penduduk miskin. Pendidikan secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin, PDRB per kapita secara parsial
23
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin, sedangkan tingkat pengangguran secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin. Variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap jumlah penduduk miskin yaitu variabel PDRB perkapita.
C. Kerangka konsep
Menurut Notoatmojo (2012) menyatakan bahwa kerangka konsep
merupakan suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau kaitan antara
konsep-konsep atau variabel yang akan diamati dan diukur melalui penelitian
yang akan dilakukan. Arpan (2019) dalam penelitiannya mendapati pendidikan
dan pengangguran Merupakan salah satu faktor yang berpengaruh signifikan
terhadap tingkat kemiskinan di Tangerang, sementara Tony Wirawan
Sudarsana Arka (2015) mendapati faktor pengangguran mempengaruhi tingkat
penduduk kemiskinan di Bali. Demikian juga hasil penelitian Heri Setiawan DK
(2016) yang mendapati bahwa faktor pendapatan dan Pendidikan berpengaruh
terhadap tingkat kemiskinan di Sulawesi Selatan, serta Riska Annisa dan Hedy
24
Sutjipto (2017) mendapati pendapatan dan Pendidikan berpengaruh signifikan
terhadap tingkat kemiskinan di Banten. Muh Reza nofrianto, (2016)
berdasarkan hasil penelitian implementasi hasil kerja kebutuhan ekonomi dan
sosial masyarakat pedesaan kabupaten bantaeng adalah mengidentifikasi
jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang mendapat
bantuan pelayanan kebutuhan ekonomi dan sosial di bantaeng, dan
mengidentifikasi jumlah penyandang disabilitas,Seri Jefri Adil Waruru, (2016)
kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel pertumbuhan ekonomi
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan,
variabel pengangguran mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
kemiskinan. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teori khususnya hasil
penelitian empiris yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Maka
kerangka konsep yang akan digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konsep
Variabel independen Variabel dependen
Pengangguran (X1)
Tingkat kemiskinan
(Y) Pendapatan (X2)
Pendidikan (X3)
25
D. Hipotesis
Dengan mengacu pada dasar pemikiran yang bersifat teoritis dan
berdasarkan studi empiris yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya
berkaitan dengan penelitian ini maka akan diajukan hipotesis dari penelitian ini
adalah.
1. Pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah
kemiskinan di kelurahan letta kabupaten bantaeng
2. Pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di
kelurahan letta kabupaten bantaeng
3. Pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah kemiskinan
di kelurahan letta kabupaten bantaeng
4. Diduga faktor pengangguran, pendapatan dan Pendidikan berpengaruh
signifikan terhadap jumlah kemiskinan di kelurahan letta kabupaten
bantaeng
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut
pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data secara
bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat
penelitian (Mc Millian dan Schomater, 2001).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kelurahan Letta pada Kawasan
Permukiman Masyarakat Letta yang berlokasi di Jl. dr Ratulangi, Kabupaten
Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan waktu penelitian selama 2
bulan dimulai dari bulan juli-Agustus 2020.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek dan subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya (Sugiono,2013: 117). Populasi
pada penelitian ini sebanyak 226 jiwa.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013) Menjelaskan bahwa sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel
merupakan bagian dari populasi yang diambil untuk mewakili keseluruhan.
27
Maka teknik yang digunakan dalam menentukan sampel yaitu menggunakan
rumus slovin:
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁𝑒2
Keterangan:
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan 10%
𝑛 =226
1+226(0,1)2
𝑛 =226
3,26= 69,32 dibulatkan menjadi 69 sampel
Berdasarkan rumus slovin diperoleh jumlah sampel dalam penelitian
ini yaitu 69 jiwa.
D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel
1. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan penggambaran secara
singkat masing-masing variable, Variabel-variabel digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari variabel dependen (terikat) dan variabel independen
(bebas). Indikator yang diterapkan untuk masing-masing variabel tersebut
adalah:
a. Variabel dependen (terikat)
1) Tingkat kemiskinan (Y).
Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan (dalam
satuan persen).
b. Variabel independen (bebas)
1) Pengangguran (X1)
28
Keadaan yang menunjukkan bahwa responden tersebut tidak bekerja
atau tidak mendapat pendapatan, diukur dalam satuan hitung.
2) Pendapatan (X2)
Jumlah seluruh penghasilan atau penerimaan yang diperoleh
responden baik berupa gaji atau upah maupun pendapatan dari usaha
dan pendapatan lainnya selama satu bulan, diukur dalam satuan
rupiah.
3) Pendidikan (X3)
Menyatakan waktu yang ditempuh dalam menyelesaikan pendidikan
atau tahun sukses pendidikan, baik tingkat SD, SLTP, SLTA, S1 atau
akademi universitas, diukur dalam satuan hitung.
2. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel merupakan skala pengukuran yang digunakan
sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada
dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan mendapatkan data kuantitatif. Variabel diukur
menggunakan skala likert (Sugiono, 2017:133). Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena sosial. Skala ukur tersebut pada umumnya ditempatkan
berdampingan dengan pertanyaan atau pernyataan yang telah
direncanakan. Responden dianjurkan untuk memilih kategori jawaban yang
telah disediakan dengan memberikan tanda (√) pada jawaban dan setiap
jawaban diberikan bobot yang berbeda-beda. Berikut adalah tabel skor
alternatif jawaban:
29
Tabel 3.1 Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang relevan dengan data yang diharapkan,
maka peneliti akan menggunakan beberapa metode, diantaranya
angket/kuesioner dan Penelitian Pustaka.
1. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan berisi satu set pertanyaan
berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini akan diajukan
angket kepada Masyarakat Kelurahan Letta untuk mengetahui tingkat
kemiskinan di Kabupaten Bantaeng.
2. Penelitian pustaka yaitu mengumpulkan data dengan cara menelah berbagai
buku dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan topik dan masalah
yang dibahas.
30
F. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan penelitian, maka digunakan alat analisis
sebagai berikut:
1. Analisis kuantitatif adalah suatu analisis yang menguraikan variabel tentang
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di kabupaten
Bantaeng (kelurahan Letta)
2. Uji instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan
dari instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data.
Menurut Sugiyono (2017), kriteria pengambilan keputusan uji validitas
untuk setiap pertanyaan adalah corrected item total correlation atau nilai
r hitung harus berada diatas 0,3 hal ini dikarenakan jika r hitung lebih kecil
dari 0,3 maka item tersebut memiliki hubungan yang lebih rendah dengan
item-item pernyataan lainya daripada variabel yang diteliti sehingga item
tersebut dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan suatu keadaan
yang konsisten, ini merujuk pada Ghozali (2013), yang menjelaskan
bahwa uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsistensi indikator
(variabel) penelitian, selain itu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu.
31
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh pengangguran, pendapatan dan pendidikan terhadap
tingkat kemiskinan, Ini merujuk pada Siregar (2013) bahwa analisis regresi
linear berganda digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara
bersama mempengaruhi variabel terikat.
Model hubungan dengan jumlah kemiskinan variabel-variabel tersebut
dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut (Ghozali,
2005:82):
Y = b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Dimana :
Y = Tingkat kemiskinan
b1 = Koefisien regresi variabel X2 (pengangguran)
b2 = Koefisien regresi variabel X3 (pendapatan)
b3 = Koefisien regresi variabel X4 (pendidikan)
X1 = pengangguran
X2 = pendapatan
X3 = pendidikan
e = error / variable pengangguran
4. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji T)
Menurut Ghozali (2013) dalam Rachmi (2015), Uji T digunakan
untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah
variabel X1 (pengangguran), X2 (pendapatan), dan X3 (pendapatan),
32
apakah berpengaruh terhadap Y (tingkat kemiskinan) secara terpisah
atau parsial nilai t tabel 1,668.
b. Uji Simultan (Uji F)
Menurut Ghozali (2013) uji F digunakan untuk mengetahui tingkat
signifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-
sama (simultan) terhadap variabel dependen.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi yaitu analisis yang dipakai untuk mencari
hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif. Misalnya variabel
X dengan variabel Y. tujuannya yaitu untuk menentukan seberapa erat
hubungan antara dua variabel. Variabel X dan Y dinyatakan memiliki
korelasi jika X dan Y memiliki perubahan variasi yang satu sama lain
berhubungan, artinya jika variabel X berubah, maka Variabel Y pun
berubah. Variabel bebas disebut juga penyebab dan variabel terikat
disebut akibat (ghozali:2013).
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kelurahan Letta
1. Kondisi Geografis Kelurahan Letta
Kelurahan Letta merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di
Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi
Selatan.Kelurahan Letta memiliki luas wilayah 31, 56 Ha, yang terbagi dalam
5 RW dan 12 RT. Pada umumnya Kelurahan Letta memiliki kondisi lahan
yang datar dan berada pada wilayah pesisir pantai. Kelurahan Letta memiliki
ketinggian 0-9 meter diatas permukaan air laut dan kemiringan lereng
dengan kisaran 0–2%. Kelurahan Letta terletak sekitar 5 km dari ibu kota
kecamatan dan 122 km dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Batas-batas
wilayah Kelurahan Letta sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Malilingi
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Lembang
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Calendu
34
Gambar 4.1 Keluraha Letta
Sedangkan adapun data pokok kelurahan Letta adalah sebagai
berikut:
a. Kode Kelurahan : 73.03.02.1003
b. Nama Kelurahan : Kelurahan Letta
c. Kecamatan : Bantaeng
d. Kabupaten : Bantaeng
e. Provinsi : Sulawesi Selatan
Jumlah penduduk Kelurahan berjumlah 2880 jiwa dengan jumlah
kepala keluarga sebanyak 852 kepala keluarga (KK). Untuk lebih jelas terkait
kependudukan Kelurahan Letta dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.1.
Komposisi penduduk kelurahan letta menurut jenis kelamin
No Jenis kelamin Jumlah
1 Laki-laki 1444
2 Perempuan 1436
Jumlah 2880
35
Sumber: Balai Kelurahan Letta
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang berjenis
kelamin laki-laki lebih besar jumlahnya dibanding dengan jumlah penduduk
yang berjenis kelamin perempuan meskipun hanya memiliki persentase
perbedaan yang tipis yaitu jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 8 orang
dibanding dengan jumlah penduduk perempuan. Untuk mengetahui jumlah
penduduk berdasarkan kewarganegaraan di wilayah Kelurahan Letta
kecamatan Bantaeng kabupaten Bantaeng, dapat dilihat pada Tabel 4.2
berikut ini:
Tabel 4.2
No Uraian Jumlah
1 Warga Negara Indonesia 2880
2 Warga Negara Asing 0
Jumlah 2880
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan
Sumber: Dokumen sensus penduduk kelurahan Letta
Adapun jumlah penduduk Kelurahan Letta Kecamatan Bantaeng
kabupaten Bantaeng berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut
ini:
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
No Uraian Jumlah
1 Usia 0 – 7 Tahun 265
2 Usia 5 – 6Tahun 323
3 Usia 7 – 13 Tahun 390
4 Usia 14 – 16 Tahun 356
36
5 Usia 17 – 24 Tahun 358
6 Usia 25 – 54 Tahun 749
7 Usia 55 – Keatas 439
Jumlah 2.880
Sumber: Dokumen Sensus Penduduk kelurahan Letta
Sedangkan jumlah penduduk Kelurahan Letta Kecamatan Bantaeng
Kabupaten Bantaeng berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada
Tabel 4.4
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Uraian Jumlah
1 Belum Sekolah 685
2 Tidak Tamat SD 549
3 Tamat SD / Sederajat 479
4 Tamat SLTP / Sederajat 359
5 Tamat SLTA / Sederajat 378
6 Tamat Akademi / Sederajat 165
7 Tamat Perguruan Tinggi (S1) 160
8 Tamat Perguruan Tinggi (S2) 105
9 Tamat Perguruan Tinggi (S3)
Jumlah 2.880
Sumber: Dokumen Sensus Penduduk Kelurahan Letta
Berdasarkan Tabel 4.4. diketahui bahwa pendidikan warga Kelurahan
Letta Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng didominasi belum sekolah,
37
yaitu sebanyak 685 jiwa, yang jika dilihat dari tabel 4.3, banyaknya jumlah
yang belum bersekolah karena mereka berada di rentang usia 0 – 7 tahun.
2. Kondisi Demografis Kelurahan Letta
Pada umumnya masyarakat di wilayah Kelurahan Letta kecamatan
Bantaeng kabupaten Bantaeng mata pencahariannya adalah nelayan, di
samping mata pencaharian lain, seperti, petani, buruh, dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya jenis mata pencaharian warga kelurahan letta
Kabupaten bantaeng dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Uraian Jumlah
1 Petani 54
2 Nelayan 1.154
3 Buruh Tani 63
4 PNS 188
5 TNI/Polri 124
6 Tukang 266
7 Pedagang 283
8 Pegawai Swasta 254
9 Lain-lain 494
Jumlah 2.880
Sumber: Dokumen Sensus Penduduk Kelurahan Letta
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa Mata pencaharian masyarakat
Kelurahan Letta adalah mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan
yaitu sebanyak jiwa.1.154 Ini menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan
Letta memiliki ketergantungan secara ekonomi terhadap laut.
38
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikan dan memberantas
buta huruf, maka di wilayah Kelurahan Letta kecamatan Bantaeng
Kabupaten Bantaeng terdapat sarana pendidikan formal dan non formal.
Untuk lebih jelasnya lembaga pendidikan formal dan non formal di wilayah
Kelurahan Letta kecamatan Bantaeng kabupaten Bantaeng dapat dilihat
pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Lembaga Pendidikan Formal dan NonFormal
No Uraian Jumlah
1 TK 2
2 SD/Sederajat 1
3 SMP/Sederajat 1
4 SMA/Sederajat 1
5 SLB 0
6 Perguruan Tinggi 0
Jumlah 5
Sumber: Dokumen Sensus Penduduk Kelurahan Letta
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana bidang
pendidikan di Kelurahan Letta sudah memadai untuk menunjang
peningkatan pendidikan masyarakat di Kelurahan Letta.
3. Kondisi Kelurahan Letta
Berdasarkan data monografi Kelurahan Letta kecamatan Bantaeng
kabupaten Bantaeng, bahwa dari jumlah penduduk secara keseluruhan yang
berpenduduk di wilayah Kelurahan Letta, mayoritas memeluk Agama Islam.
Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas, dapat dilihat pada Tabel 4.7
berikut ini:
39
Tabel 4.7
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
No Uraian Jumlah
1 Islam 2865
2 Kristen 12
3 Katolik 3
4 Hindu 0
5 Budha 0
Jumlah 2880
Sumber: Dokumen Sensus Penduduk Kelurahan Letta
Perlu juga dikemukakan bahwa berdasarkan Tabel 4.7. sebagian
besar umat Islam yang berada di wilayah Kelurahan Letta Kecamatan
Bantaeng Kabupaten Bantaeng merupakan penduduk asli, dan hanya
sebagian kecil saja merupakan pendatang yang kemudian berdomisili di
wilayah Kelurahan Letta. Sebagai sarana penunjang pelaksanaan
peribadatan di wilayah Kelurahan Letta, terdapat sarana peribadatan
sebagaimana tergambar pada Tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8
Jumlah Sarana Ibadah
No Uraian Jumlah
1 Masjid 4
2 Mushallah 2
3 Majelis Ta’lim 3
Jumlah 9
Sumber: Dokumen Sensus Penduduk Kelurahan Letta
Berdasarkan Tabel 4.8. menunjukkan bahwa Islam merupakan agama
mayoritas di wilayah Kelurahan Letta Kecamatan Bantaeng Kabupaten
Bantaeng, sehingga nampak dengan jelas bahwa pelaksanaan peribadatan
keagamaan banyak didominasi oleh Islam.
40
Pelaksanaan syari’at agama, khususnya Islam, di wilayah Kelurahan
Letta Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng pada umumnya sama
dengan yang terjadi pada masyarakat agraris. Agama dijadikan sebagai
suatu pegangan dan norma yang dapat mengukur baik-buruknya perilaku
seseorang, walaupun pemahaman mengenai agama masih sangat
sederhana.
Waktu luang bagi para ibu rumah tangga di siang hari sering digunakan
untuk menghadiri pengajian-pengajian yang dijadwalkan oleh Majlis Ta’lim
di masing-masing tempat. Sebaliknya pada malam hari dipergunakan bagi
pelaksanaan pengajian bapak-bapak. Pelaksanaan pengajian di wilayah
Kelurahan Letta Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng pada umumnya
menggambarkan bahwa minat masyarakat terhadap pengamalan syariat
agama masih cukup kuat, walaupun masih perlu ditingkatkan.
Gambaran lain yang dapat penulis kemukakan sebagai bentuk
kecenderungan masyarakat terhadap pengamalan syari’at agama adalah
tampak pada pelaksanaan hari-hari besar Islam, seperti Tahun Baru Hijriyah,
Peringatan Maulid Nabi, Isra Mi’raj, Nuzulul Qur’an dan sebagainya.
Dengan demikian dapatlah penulis simpulkan bahwa kondisi
keagamaan di wilayah Kelurahan Letta cukup baik, terutama dalam
pelaksanaan syariat Agama Islam. Hanya saja kondisi ini masih perlu
mendapatkan perhatian untuk lebih ditingkatkan, terutama mengenai
pemahaman agama secara utuh.
B. Analisis Deskriptif Responden
41
Dalam penelitian ini, peneliti menyebar 69 kuesioner untuk memperoleh
gambaran tentang karakteristik responden yang akan diteliti. melalui
perhitungan statistik deskriptif. Data yang merupakan jawaban responden
dianalisis dengan bantuan program SPSS dengan teknik analisis data. Berikut
ini disajikan hasil analisis statistik deskriptif yang diperoleh dari jawaban
responden atas pernyataan yang diajukan oleh peneliti.
1. Berdasarkan Usia
Responden berdasarkan usia untuk mengetahui usia responden yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini. Adapun gambaran responden dari
hasil penyebaran kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9
Responden berdasarkan usia
Usia Jumlah Persentase
19-35 38 55%
36-50 31 45%
Total 69 100%
Sumber :data primer di olah, 2020
Berdasarkan tabel 4.9, diketahui bahwa jumlah responden terbanyak
adalah usia 19-35 sebanyak 38 atau 55% sedangkan jumlah responden usia
36-50 sebanyak 31 atau 45% berdasarkan usia responden diatas
disimpulkan bahwa responden yang paling dominan yaitu 19-35.
2. Berdasarkan Jenis kelamin
Karakteristik berdasarkan jenis kelamin responden dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok laki-laki dan perempuan. agar
lebih jelasnya maka disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
42
Tabel 4.10 Responden terhadap jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah Presentase
Laki-Laki 40 58%
Perempuan 29 42%
Total 69 100%
Sumber : Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar jumlah
responden terbanyak adalah laki-laki sebanyak 40 atau 58% dan responden
perempuan sebanyak 29 atau 42%. Berdasarkan responden diatas
menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih dominan dibandingkan
perempuan.
3. Berdasarkan RT dan RW
Responden dibagi menurut RT dan RW tujuan untuk mengetahui latar
belakang RT dan RW responden yang dijadikan sampel penelitian. Adapun
gambaran responden dari hasil penyebaran kuesioner dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.11
Responden terhadap RT dan RW
Alamat Jumlah Presentase
RW 01 -RT 01 8 12%
RW 01 -RT 02 10 14%
RW 01 -RT 02 8 12%
RW 02 -RT 01 5 7%
RW 02 -RT 02 2 3%
RW 02 -RT 03 3 4%
RW 03 -RT 01 7 10%
43
RW 03 -RT 02 4 6%
RW 04 -RT 01 5 7%
RW 04 -RT 02 3 4%
RW 05 -RT 01 8 12%
RW 05 -RT 02 6 9%
Total 69 100%
Sumber : Data primer diolah,2020
Berdasarkan tabel 4.11, diketahui bahwa jumlah responden terbanyak
adalah RW 01-RT 02 sebanyak 10 atau 14% sedangkan jumlah responden
RW 01-RT 01 dan RW 05-RT 01 sebanyak 8 atau 12% berdasarkan
responden diatas disimpulkan bahwa responden paling dominan yaitu RW
01-RT 02.
C. Analisis Deskriptif Variabel
1. Pengangguran (X1)
Dalam hal ini dapat dilihat kuesioner pengangguran yang merupakan
variabel bebas dalam penelitian, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.12
Jawaban Responden Terhadap Bukti Fisik
Buti
r
SS S N T
S STS Tota
l F
Tota
l % F % F % F % F % F %
P1 41 59,4 2
8 40,6 0 0 0 0 0 0 69 59
P2 31 44,9 3
8 55,1 0 0 0 0 0 0 69 45
P3 12 17,4 0 0 3
9 56,5
1
8 26,1 0 0 69 100
44
P4 30 43,5 3
9 56,5 0 0 0 0 0 0 69 100
P5 39 56,5 3
0 43,5 0 0 0 0 0 0 69 100
Sumber:Data primer diolah,2020
Berdasarkan gambaran tabel diatas dapat diketahui variabel bukti fisik yaitu:
a. Untuk item P1 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 59% (sangat
setuju) dan item terendah sebesar 0% (sangat tidak setuju)
b. Untuk item P2 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 44% (sangat
setuju) dan item terendah sebesar 0% (sangat tidak setuju)
c. Untuk item P3 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 56% (sangat
setuju) dan item terendah 0% (sangat tidak setuju)
d. Untuk item P4 menunjukkan frekuensi tertinggi 56% (sangat setuju) dan
item terendah 0% (sangat tidak setuju)
e. Untuk item P5 menunjukkan frekuensi tertinggi 56% (sangat setuju) dan
item terendah 0% (sangat tidak setuju).
2. Pendapatan (X2)
Dalam hal ini dapat dilihat kuesioner pendapatan yang merupakan variabel
bebas dalam penelitian, seperti yang terlihat dalam tabel 4.13 berikut ini
Tabel 4.13
Jawaban Responden Terhadap Variabel Bebas
Butir
SS S N TS 49 Total F
Total % F % F % F % F % F %
P1 28
40,6 34
49,3 7 10,1 0 0 0 0 69 100
P2 29
42 38
55,1 2 2,9 0 0 0 0 69 100
P3 8 11,6 28
40,6 18
26,1 15
21,7 0 0 69 100
45
P4 27
39,1 31
44,9 11
15,9 0 0 0 0 69 100
P5 45
65,2 29
42 5 7,25 0 0 0 0 69 100
Sumber:Data primer diolah.2020
Berdasarkan gambaran tabel 4.13 dapat diketahui pernyataan variabel bukti
fisik berikut ini:
a. Untuk item P1 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 49% (sangat
setuju) dan item terendah sebesar 0% (sangat tidak setuju)
b. Untuk item P2 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 55% (sangat
setuju) dan item terendah sebesar 0% (sangat setuju)
c. Untuk item P3 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 40% (sangat
setuju) dan item terendah sebesar 0% (sangat tidak setuju)
d. Untuk item P4 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 44% (sangat
setuju) dan item terendah sebesar 0% (sangat tidak setuju)
e. Untuk P5 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 65% (sangat setuju)
dan item terendah sebesar 0% (sangat tidak setuju).
3. Kemiskinan (X3)
Dalam hal ini dapat dilihat kuesioner kemiskinan yang merupakan variabel
bebas dalam penelitian, seperti yang terlihat pada tabel 4.14 berikut ini:
Tabel 4.14
Jawaban Responden Terhadap Variabel Bebas
Butir
SS
S
N
TS
STS Tota
l F Total %
F % F % F % F % F %
P1 27 39,1
38 55,1
4 5,8 0 0 0 0 69 100
P2 12 17,4
52 75,4
5 7,25
0 0 0 0 69 100
46
P3 31 44,9
34 49,3
3 4,35
1 1,45
0 0 69 100
P4 24 34,8
41 59,4
4 5,8 0 0 0 0 69 100
P5 22 31,9
43 62,3
4 5,8 0 0 0 0 69 100
Sumber : data primer diolah,2020
Berdasarkan gambaran tabel 4.14 dapat diketahui pernyataan variabel bukti
fisik yaitu:
a. Untuk item P1 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 55% (sangat
setuju) dan item terendah sebesar 0% (sangat tidak setuju)
b. Untuk item P2 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 75% (sangat
setuju) dan item terendah sebesar 0% (sangat tidak setuju)
c. Untuk item P3 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 49% (sangat
setuju) dan item terendah sebesar 0% (sangat tidak setuju)
d. Untuk item P4 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 59% (sangat
setuju) dan item terendah 0% (sangat tidak setuju)
e. Untuk item P5 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 62% (sangat
setuju) dan item terendah sebesar 0% (sangat tidak setuju).
4. Kemiskinan (Y)
Dalam hal ini dapat dilihat kuesioner kemiskinan yang merupakan
variabel terikat yang terlihat dalam tabel 4.15 berikut ini:
Tabel 4.15
Jawaban Responden Terhadap Variabel Terikat
Butir
SS
S
N
TS
STS Tota
l F Total %
F % F % F % F % F %
P1 27 39,1
38 55,1
4 5,8 0 0 0 0 69 100
47
P2 12 17,4
52 75,4
5 7,25
0 0 0 0 69 100
P3 31 44,9
34 49,3
3 4,35
1 1,45
0 0 69 100
P4 24 34,8
41 59,4
4 5,8 0 0 0 0 69 100
P5 22 31,9
43 62,3
4 5,8 0 0 0 0 69 100
Butir
SS
S
N
TS
STS Tota
l F Total
% F % F % F % F % F %
P1 23 33,3
37 53,6
9 13 0 0 0 0 69 100
P2 30 43,5
38 55,1
1 1,45
0 0 0 0 69 100
P3 25 36,2
26 37,7
18 26,1
0 0 0 0 69 100
P4 21 30,4
28 40,6
20 29 0 0 0 0 69 100
P5 29 42 36 52,2
4 5,8 0 0 0 0 69 100
Sumber :data primer diolah,2020
Berdasarkan gambaran tabel diatas dapat diketahui jawaban tingkat
kemiskinan
a. Untuk item P1 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 53% (sangat
setuju) dan item terendah sebesar 0% (sangat tidak setuju)
b. Untuk item P2 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 55% (sangat
setuju) dan item paling rendah 0% (sangat tidak setuju)
c. Untuk item P3 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 37% (sangat
setuju) dan item terendah sebesar 0% (sangat tidak setuju)
d. Untuk item P4 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 40% (sangat
setuju) dan item paling rendah 0% (sangat tidak setuju)
e. Untuk item P5 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 52% (sangat
setuju) dan item paling rendah sebesar 0% (sangat tidak setuju)
D. Analisis data
48
1. Uji Instrumen Penelitian
a. uji validitas
Uji validitas ialah Pengukuran suatu item pernyataan yang terdapat
pada angket atau kuesioner dilakukan dengan cara membandingkan r
hitung dengan r tabel .Dimana taraf signifikan yang digunakan adalah 0,05
atau 5% dengan n = 69 sehingga r tabel dalam penelitian ini adalah r (0,05:
69-2) = 0,236. Adapun hasil output dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.16
Uji validitas pengangguran (X1)
Variabel Pernyataa
n
t hitung R tabel Kesimpulan
pengangguran
(X1)
item 1 0,592 0,236 Valid
item 2 0,852 0,236 Valid
item 3 0,504 0,236 Valid
item 4 0,472 0,236 Valid
item 5 0,725 0,236 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS Versi 25
Berdasarkan tabel 4.16 terlihat bahwa seluruh item alat ukur pada
variabel X adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan r hitung dari
tiap item pernyataan variabel X lebih besar dari r tabel. Sesuai dengan
tujuan dilakukannya uji validitas adalah untuk melihat seberapa besar
kemampuan pernyataan dapat mengetahui jawaban responden.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan yang diajukan
peneliti dalam kuesioner yang dibagikan kepada responden, dapat
dijadikan sebagai alat ukur yang tepat.
Tabel 4.17
uji validitas variabel (X2)
49
Variabel Pernyataa
n t hitung r table Kesimpulan
Pendapatan (X2)
item 1 0,746 0,236 Valid
item 2 0,708 0,236 Valid
item 3 0,72 0,236 Valid
item 4 0,802 0,236 Valid
item 5 0,779 0,236 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS Versi 25
Berdasarkan tabel 4.17 terlihat bahwa seluruh item alat ukur pada
variabel X adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan r hitung
dengan r tabel yang dimana menunjukkan bahwa semua nilai r hitung dari tiap
item pernyataan variabel X lebih besar dari r tabel. Sesuai dengan tujuan
dilakukannya uji validitas adalah untuk melihat seberapa besar
kemampuan pernyataan dapat mengetahui jawaban responden.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan yang
diajukan oleh peneliti dalam kuesioner yang dibagikan kepada
responden, dapat dijadikan sebagai alat ukur yang tepat.
Tabel 4.18
uji validitas variabel Y
Variabel Pernyataan t hitung r tabel Kesimpulan
Kemiskinan (Y)
item 1 0,68 0,236 Valid
item 2 0,586 0,236 Valid
item 3 0,758 0,236 Valid
item 4 0,672 0,236 Valid
item 5 0,547 0,236 Valid Sumber: Hasil Olah Data SPSS Versi 25
Berdasarkan tabel 4.18 terlihat bahwa seluruh item alat ukur pada
variabel Y adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan r hitung
dengan r tabel yang dimana menunjukkan bahwa semua nilai r hitung dari tiap
50
item pernyataan variabel Y lebih besar dari r tabel. Sehingga seluruh item
benar-benar dapat mengukur variabel kemiskinan (Y)
b. Uji reliabilitas
Butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas
akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut. Jika r
alpha > r tabel maka pertanyaan reliabel jika r alpha < r tabel maka
pertanyaan tidak reliabel.
Tabel 4.19 Uji Reliabilitas Variabel Bukti Fisik
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,752 5
Sumber: Hasil Olah Data SPSS Versi 25
Pada item ini tingkat signifikan 5% koefisien alpha 0,752 kemudian
nilai ini dibandingkan dengan nilai r tabel dengan nilai N=69. Dan diperoleh
nilai r tabel sebesar 0,236, ini berarti r alpha > r tabel. Sehingga dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang diuji sangat reliabel,
karena nilai cronbach's Alpha = 0,752.
Tabel 4.20
uji reliabilitas variabel keandalan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,739 5
Sumber: Hasil Olah Data SPSS Versi 25
Pada item ini tingkat signifikan 5% koefisien alpha 0,739 kemudian
nilai ini dibandingkan dengan nilai r tabel dengan nilai N=69. Dan diperoleh
nilai r tabel sebesar 0,236, ini berarti r alpha > r tabel. Sehingga dari hasil
51
tersebut dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang diuji sangat reliabel,
karena nilai cronbach's alpha 0,739.
Tabel 4.21 uji reabilitas daya tanggap
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,804 5
Sumber: Hasil Olah Data SPSS Versi 25
Pada item ini tingkat signifikan 5% koefisien alpha 0,804 kemudian
nilai ini dibandingkan dengan nilai r tabel dengan nilai N=69. Dan diperoleh
nilai r tabel sebesar 0,236, ini berarti r alpha > r tabel. Sehingga dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang diuji sangat reliabel,
karena nilai cronbach's alpha = 0,804.
Tabel 4.22 uji reliabilitas variabel tingkat
kemiskinan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,758 5
SumbSumber: Hasil Olah Data SPSS Versi 25
Pada item ini tingkat signifikan 5% koefisien alpha 0,758 kemudian
nilai ini dibandingkan dengan nilai r tabel dengan nilai N=69 dan diperoleh
nilai r tabel sebesar 0,236, ini berarti r alpha > r tabel. Sehingga dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang diuji sangat reliabel,
karena nilai cronbach's alpha 0,758.
E. Analisis regresi berganda
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan
menggunakan aplikasi SPSS 25. Tujuan untuk membuktikan hipotesis
52
mengenai pengaruh variabel bebas secara parsial maupun bersama-sama
terhadap variabel terikat dengan bentuk persamaan yaitu:
Y= b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Maka berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 25
dapat disajikan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Tabel 4.23
Analisis Regresi berganda Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,103 2,514 0,439 0,662
PENGANGGURAN (X1)
0,361 0,087 0,327 4,141 0,000
PENDAPATAN (X2)
0,556 0,070 0,632 7,906 0,000
PENDIDIKAN (X3) 0,038 0,079 0,037 0,481 0,632
a. Dependent Variable: KEMISKINAN
Sumber: Hasil Olah Data SPSS Versi 25
Dari tabel diatas, maka dapat diketahui persamaan regresi berganda sebagai
berikut:
Y = 1,103 + 0,361 X1 + 0,556 X2 + 0,038 X3 + e
1. Nilai konstanta sebesar 1,103 artinya jika tidak ada pengangguran maka
tingkat kemiskinan akan sebesar 1,103.
2. Koefisien regresi variabel X1 pengangguran adalah 0,361 menunjukan
positif, artinya setiap peningkatan variabel bukti fisik sebesar 1 poin dan
53
variabel lainnya tetap, maka kepuasan konsumen akan mengalami kenaikan
sebesar 0,175.
3. Koefisien regresi variabel keandalan adalah 0,475 menunjukkan positif,
artinya setiap peningkatan variabel keandalan sebesar 1 poin dan variabel
lainnya tetap, maka jumlah kemiskinan akan mengalami kenaikan sebesar
0,475.
F. Uji hipotesis
Sebelum melihat hasil pengujian terhadap hipotesis, maka perlu diketahui
bahwa yang menjadi hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah: 1) Uji T Uji
parsial ini menggunakan Uji T, yaitu: Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 %
Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5 % Berikut ini akan dijelaskan pengujian
masing-masing secara parsial.
1. Uji T (Parsial)
Uji parsial ini menggunakan Uji T, yaitu: Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α
= 5 % Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5 % Berikut ini akan dijelaskan
pengujian masing-masing secara parsial.
Berdasarkan Hasil pengujian hipotesis secara parsial melalui uji t
diperoleh t hitung berdasarkan nilai koefisien yang dapat dilihat pada gambar
di atas menunjukkan bahwa :
a. Pengangguran berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat
kemiskinan. Oleh karena hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
dinyatakan “diterima”. Hal ini dikarenakan nilai probabilitas X1 0,000< dari
0,05 dan nilai thitung 4,141 > dari nilai t tabel 1,668.
b. Pendapatan berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat kemiskinan.
Oleh karena hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan
54
“diterima”. Hal ini dikarenakan nilai probabilitas X2 0,000 < dari 0,05 dan
nilai thitung 7,906 > dari nilai t tabel 1,668.
c. Pendidikan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat
kemiskinan. Oleh karena hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
dinyatakan “ditolak”. Hal ini dikarenakan nilai probabilitas X3 0,0632 > dari
0,05 dan nilai thitung 0,481 < dari nilai t tabel 1,668.
2. Uji F (Simultan)
Uji simultan ditunjukkan dengan hasil perhitungan F test, Uji F
digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana pengaruh variabel
independen (pengangguran,pendapatan dan pendidikan) berpengaruh
berpengaruh terhadap variabel dependen (tingkat kemiskinan). Pengaruh
dari variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat dari uji F, adapun
syarat dari uji F adalah:
Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5 %
Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5 %
Dari hasil pengujian statistik uji anova/uji F dapat dilihat dari tabel berikut
ini:
Tabel 4.24Uji F
Model
Sum of
Square
s Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 203,544 3 67,848 35,353 ,000b
Residual 124,746 65 1,919
Total 328,290 68
a. Dependent Variable: Kemiskinan
b. Predictors: (Constant), Pendidikan, Pengangguran, Pendapatan
Sumber: Hasil Olah Data SPSS Versi 25
55
Pada tabel di atas diperoleh bahwa nilai F = 35,353 dengan tingkat
probabilitas (0,000 < 0,05). Setelah mengetahui besarnya F hitung, maka
akan dibandingkan dengan F tabel. Untuk mencari nilai F tabel maka
memerlukan rumus: k; n – k
Keterangan: k = Jumlah variabel independen (bebas)
n = Jumlah responden
Jadi, F table = 5; 69 - 3
5; 66
Kemudian dicari pada distribusi nilai F tabel dan ditemukan nilai F tabel
sebesar 2,35. Karena nilai F hitung 35,353 lebih besar dari nilai F tabel 2,35
maka dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel bebas X1, X2, dan X3
(secara simultan) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).
3. Uji Koefisien Determinan (R2)
Uji koefisien determinan dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh
variabel independen (Bebas) terhadap variabel dependen (Terikat). Adapun
determinan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4.25 Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,787a 0,620 0,602 1,385
a. Predictors: (Constant), PENDIDIKAN, PENGANGGURAN, PENDAPATAN
Sumber: Hasil Olah Data SPSS Versi 25
Dari tabel di atas dapat dijelaskan R2 = 0,620 yang berarti menjelaskan
besarnya pengaruh pengangguran, pendapatan dan pendidikan adalah
sebesar 62% dan sisanya sebesar 38% dijelaskan variabel lainnya dan
kesalahan alat ukur.
56
G. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengangguran,
pendapatan dan pendidikan terhadap tingkat kemiskinan masyarakat
Kabupaten Bantaeng. Oleh karena itu dalam penelitian ini diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden dan mengumpulkan kembali.
Peneliti melakukan pengujian analisis data dengan menggunakan program
SPSS versi 25.
1. Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten
Bantaeng
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel pengangguran
berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Bantaeng. Hal ini
dibuktikan dengan hasil statistik uji t untuk variabel bukti fisik dengan nilai t
hitung sebesar 4,141 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
(0,000 > 0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,361.
Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial berpengaruh yang signifikan
antara variabel pengangguran terhadap variabel tingkat kemiskinan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Riyan Arpan (2019), Dengan judul Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kemiskinan di Kabupaten Tangerang menggunakan
Deskriptif Kuantitatif. Dimana hasil dari penelitian ini adalah variabel
pertumbuhan ekonomi, upah minimum, pendidikan dan tingkat
pengangguran berpengaruh signifikan terhadap variabel tingkat kemiskinan.
2. Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten
Bantaeng
57
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel pendapatan berpengaruh
terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Bantaeng. Hal ini dibuktikan
dengan hasil statistik uji t untuk variabel bukti fisik dengan nilai t hitung sebesar
7,906 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 >
0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,556. Hal ini
menunjukkan bahwa secara parsial berpengaruh yang signifikan antara
variabel pengangguran terhadap variabel tingkat kemiskinan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Heri Setiawan DK (2016), Analisis Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kemiskinan di Sulawesi selatan, menggunakan
Deskriptif kuantitatif dan hasil penelitian ini adalah bahwa pertumbuhan
ekonomi, pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan berpengaruh
signifikan terhadap kemiskinan.
3. Pengaruh Pendidikan Terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten
Bantaeng.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh positif dan
signifikan variabel pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di kabupaten
Bantaeng. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik uji t untuk variabel
pendidikan dengan nilai t hitung sebesar 0,481 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,632 lebih kecil dari 0,05 (0,0632 < 0,05), dan koefisien regresi
mempunyai nilai positif sebesar 0,038. Hal ini menunjukkan bahwa
secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
pendidikan terhadap variabel tingkat kemiskinan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
I Made Tony Wirawan dan Sudarsana Arka (2015) yang menyatakan
58
bahwa pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kemiskinan. Demikian juga berbeda dengan hasil penelitian Riyan Arpan
(2019), yang mendapati terdapat pengaruh Pendidikan terhadap tingkat
kemiskinan. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan adanya
perbedaan produktivitas individu, seperti yang dinyatakan dalam Human
Capital Theory bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah harus
dimulai dari produktivitas individu, jika setiap individu memperoleh hasil
yang lebih tinggi karena pendidikan yang diperolehnya, maka
pertumbuhan ekonomi masyarakat pun akan meningkat. Kemiskinan
akan muncul dari variabel pendidikan akibat perbedaan dari kualitas
SDM, Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini dikarenakan karena
rendahnya tingkat pendidikan.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengangguran,
pendapatan dan pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten
Bantaeng. Penelitian ini juga untuk mengetahui yang berpengaruh atau
dominan diantara banyak variabel bebas. Dari rumusan masalah maka dapat
ditarik kesimpulan yaitu:
1. Pengangguran berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat kemiskinan.
Oleh karena hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan
“diterima”. Hal ini dikarenakan nilai probabilitas X1 0,000< dari 0,05 dan nilai
thitung 4,141 > dari nilai t tabel 1,668.
2. Pendapatan berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat kemiskinan.
Oleh karena hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan
“diterima”. Hal ini dikarenakan nilai probabilitas X2 0,000 < dari 0,05 dan nilai
thitung 7,906 > dari nilai t tabel 1,668.
3. Pendidikan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat kemiskinan.
Oleh karena hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan
“ditolak”. Hal ini dikarenakan nilai probabilitas X3 0,0632 > dari 0,05 dan nilai
thitung 0,481 < dari nilai t tabel 1,668.
4. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua variabel
indevenden berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel devenden.
Adapun secara simultan variabel indevenden berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kemiskinan di kabupaten bantaeng. Hal ini dibuktikan
dengan hasil statistic Fhitung sebesar 35,353 lebih besar dari nilai Ftabel 2,35
dan nilai signifikasi 0,00 < 0,05
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis
mengemukakan beberapa saran berikut ini:
1. Kepada pemerintah Kabupaten Bantaeng memperhatikan jumlah
pengangguran dan pendapatan dengan cara memberikan lapangan
pekerjaan dan pemberian training wirausaha sehingga tingkat kemiskinan di
Kabupaten Bantaeng dapat teratasi.
2. Bagi pihak lain sebaiknya melakukan penelitian dengan jumlah sampel yang
lebih besar sehingga data-data yang akan dianalisis lebih banyak sehingga
memberikan gambaran lebih jelas terhadap kondisi objek yang diteliti dan
sebaiknya meneliti objek yang berbeda dari penelitian ini, kehandalan data
juga mesti menjadi prioritas bagi peneliti, dengan demikian diharapkan
memberikan kontribusi informasi yang lebih baik dan akurat untuk penelitian
di masa mendatang.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ali Khomsan dkk. 2015 . Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin,
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2010. Perhitungan dan Indikator Perhitungan Makro
2010, Jakarta; Badan Pusat Statistik 2010.
Darsil Arifin. 2013. Peran Dinas Sosial Terhadap Penanggulangan Angka
Kemiskinan di Kabupaten Siak (Studi kasus di kecamatan sei Mandau),
Skripsi,Thesis.universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru.
Eka Rostartina. 2013. Analisis Sosial Dan Ekonomi Kemiskinan Di Kelurahan
Sungai Lilin Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin. Jurnal.
Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya.
Ghozali, Imam 2013. Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 (Edisi
7). Cetakan ke VII. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadi Prayitno dan Licolin Arsyad. 2018: dalam jurnal “Analisis Kemiskinan Petani
Padi di Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2017”.
Haryano, 2012: dalam Arikel “pengertian pendidikan menurut para ahli
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/ diakses
pada tanggal 5 juli 2020.
Heri Setiawan Dk. 2016. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan
di Sulawesi Selatan, Journal. Universitas Negeri Makassar.
Ninik Sudarwati. 2009. Kebijakan Pengentasan kemiskinan, Malang; Intimedia.
Reza M.N. 2016. Implementasi Hasil Kerja Dinas Sosial Terhadap Kebutuhan
Ekonomi dan Sosial Masyarakat Pedesaan di Kabupaten Bantaeng.
Jurnal.Universitas Negeri Alauddin Makassar.
Rima Fitriani. 2013. Strategi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Yogyakarta dalam Penanggulangan Kemiskinan Melalui Kartu Menuju
Sejahtera, Skripsi, Thesis. Universita Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Riska Annisa, hedy Sutjipto. 2017. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah penduduk miskin di kabupaten dan kota Provinsi banten. Jurnal,
Universitas sultan ageng Tirtayasa
Riyan Arpan. A.A. 2019. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di
Kabupaten tangerang. Journal.UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sahdan Gregorius, “Menanggulangi Kemiskinan Desa”, diakses pada 10 April
2020 dari http:///www.ekonomirakyat.html.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Suharto Edi.2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia: Menggasa
Model Jaminan Sosial Universal Bidan Kesehatan, CV Alfabeta: Bandung.
Sukirno, Sadono. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi ketiga. Jakarta;
Rajawali Vers.
W.J.S. Poerwadarminta. 1986. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.X, Jakarta;
Balai Pusat.
Waruru, Seri Jefry Adil. 2016. Analisis Pengaruh pertumbuhan ekonomi,
pengangguran, belanja pemerintah, dan investasi terhadap tingkat
kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014. Skripsi Thesis, Sananta
Dharma University.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
Kepada Yth.
Saudara/i
Dengan hormat.
Dengan segala kerendahan hati, dalam rangka menyelesaikan studi di
Universitas Muhammadiyah Makassar, saya:
Nama : Rahmat Hidayat
Nim : 105721100116
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Prodi : Program Studi Manajemen
Judul Skripsi :”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan Masyarakat di Kabupaten Bantaeng (Studi
Kasus pada Masyarakat Kelurahan Letta kabupaten
Bantaeng).
Memberitahukan bahwa saat ini saya sedang melakukan penelitian dan
demi tercapainya penelitian ini, maka peneliti memohon kesediaan saudara/i untuk
mengisi kuesioner ini dengan keadaan yang sebenarnya.
Sebelumnya peneliti mengucapkan terima kasih atas kesedian saudara/i
yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.
Makassar, 06 Agustus 2020
Penulis,
Rahmat Hidayat Nim.105721100116
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KEMISKINAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BANTAENG
(Studi kasus pada Masyarakat Kelurahan Letta Kabupaten Bantaeng)
==========================================================
PETUNJUK PENGISIAN
1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan saudara untuk mengisi seluruh
pernyataan yang ada.
2. Mohon menjawab pernyataan dengan jujur dan sesuai dengan hati nurani dan
kondisi yang ada.
3. Kerahasiaan identitas akan dijamin sepenuhnya oleh peneliti dan pengisian
kuisioner ini murni hanya untuk kepentingan skripsi semata.
4. Berilah tanda silang ceklis (√) atau silang (X) pada skala penilaian pada
pertanyaan berikut sesuai dengan pengalaman saudara.
==========================================================
Identitas Responden
Nama : ......................................................................
Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan
Umur : ........... Tahun
Alamat : RT. ....................... RW. ............................
==========================================================
Petunjuk Pengisian Kuesioner:
SS : (Sangat Setuju) TS : (Tidak Setuju)
S : (Setuju) STS : (Sangat Tidak Setuju)
R : (Ragu-Ragu)
Bacalah setiap pernyataan yang dimaksud secara seksama, dan kemudian
pilihlah jawaban yang dianggap paling sesuai.
A. Pengangguran
No. Pertanyaan SS S R TS STS
1. Menganggur/tidak bekerja adalah hal
yang sulit bagi saya dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2. Pengangguran dapat menimbulkan
penurunan kesejahteraan ekonomi.
3. Pengangguran dapat menimbulkan
rasa depresi.
4. Saya mengerti pengangguran adalah
masalah pokok dalam kesejahteraan
sosial.
5. Malas bekerja dapat menjadikan
orang sulit untuk mendapatkan
penghasilan.
B. Pendapatan
No. Pertanyaan SS S R TS STS
1. Bekerja ini penting untuk
mendapatkan penghasilan.
2. Bagi saya penghasilan yang rendah
dapat mempengaruhi tingkat
kebutuhan.
3. Saya mengerti orang yang
berpenghasilan mampu memenuhi
kebutuhan.
4. Orang yang malas bekerja susah
untuk memenuhi tingkat kebutuhan.
5. Bagi saya besarnya upah atau
penghasilan dapat meningkatkan
kesejahteraan.
C. Pendidikan
No. Pertanyaan SS S R TS STS
1. Pendidikan yang tinggi dapat
meningkatkan kesejahteraan.
2. Masyarakat kurang memahami
betapa pentingnya pendidikan.
3. Rendahnya pendidikan
mempengaruhi taraf kebutuhan
ekonomi.
4. Saya mengerti bahwa pendidikan
wajib 12 tahun.
5. Saya mengerti pendidikan itu penting
D. Kemiskinan
No. Pertanyaan SS S R TS STS
1. Bagi saya upah atau penghasilan
rendah dapat mempengaruhi
kemiskinan.
2. Saya mengerti seseorang perlu
untuk mendapatkan pendapatan
demi kebutuhan hidup sehari-hari.
3. Bagi saya pendidikan hanya tamat
SD sulit untuk mencari pekerjaan.
4. Bagi saya pendidikan tamat diploma
atau sarjana mudah mencari
pekerjaan.
5. Saya mengerti informasi bahwa
banyaknya pengangguran
berpengaruh pada kemiskinan.
Lampiran 2
HASIL OLAH SPSS
1. Data Tabulasi Kuesioner Variabel X1 Pengangguran
Responden
PENGANGGURAN (X1) TOTAL X1 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5
1 5 5 5 5 5 25
2 5 4 3 4 4 20
3 5 4 2 4 5 20
4 5 4 3 4 4 20
5 4 4 3 5 4 20
6 5 5 5 5 5 25
7 4 5 5 5 5 24
8 5 5 5 5 5 25
9 5 5 2 5 5 22
10 5 5 5 5 5 25
11 5 4 3 4 4 20
12 5 4 3 4 4 20
13 5 5 2 5 5 22
14 5 4 3 4 5 21
15 5 5 5 5 4 24
16 5 5 5 5 5 25
17 5 4 3 4 5 21
18 5 5 5 5 5 25
19 4 4 3 4 4 19
20 4 5 3 5 4 21
21 5 5 3 4 5 22
22 4 5 3 4 5 21
23 5 5 3 5 5 23
24 5 5 3 5 5 23
25 5 5 3 5 4 22
26 4 4 3 4 5 20
27 5 4 3 4 5 21
28 4 5 2 5 4 20
29 4 4 2 5 4 19
30 4 4 3 4 4 19
31 4 4 2 4 5 19
32 5 4 3 4 4 20
33 4 4 3 4 5 20
34 5 4 3 4 4 20
35 5 4 3 5 5 22
36 5 5 3 4 4 21
37 4 4 3 5 4 20
38 5 5 2 5 4 21
39 5 4 3 4 4 20
40 4 4 2 4 5 19
41 5 5 3 5 5 23
42 5 4 3 4 5 21
43 4 4 2 4 4 18
44 5 4 2 4 5 20
45 5 5 2 4 4 20
46 4 5 3 4 4 20
47 4 4 2 5 4 19
48 5 5 3 4 4 21
49 4 4 3 4 4 19
50 4 4 3 5 4 20
51 5 5 3 4 4 21
52 5 4 2 5 4 20
53 5 5 3 4 5 22
54 4 4 2 4 5 19
55 4 4 3 4 5 20
56 4 4 2 5 4 19
57 5 5 5 5 5 25
58 4 4 3 4 5 20
59 4 4 3 5 4 20
60 4 4 2 4 5 19
61 5 5 3 4 5 22
62 4 4 2 4 5 19
63 5 5 3 4 5 22
64 5 5 5 4 5 24
65 4 4 3 4 5 20
66 4 4 2 5 4 19
67 4 4 3 4 5 20
68 5 5 5 5 5 25
69 5 5 5 5 5 25
2. Data Tabulasi Kuesioner Variabel X2 Pendapatan
Responden
PENDAPATAN (X2) TOTAL X2 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5
1 5 4 4 5 4 22
2 4 4 3 3 4 18
3 3 5 3 4 4 19
4 5 4 4 4 5 22
5 4 4 2 5 5 20
6 5 5 5 5 5 25
7 3 4 4 4 4 19
8 3 4 4 3 3 17
9 3 5 4 5 5 22
10 3 3 2 3 3 14
11 4 4 3 4 4 19
12 4 3 2 3 3 15
13 3 4 2 3 3 15
14 4 4 4 4 4 20
15 5 5 5 5 5 25
16 5 5 5 5 5 25
17 4 4 4 5 4 21
18 5 5 5 5 5 25
19 5 5 5 5 5 25
20 4 5 3 3 4 19
21 5 4 2 4 5 20
22 4 4 2 4 4 18
23 4 4 4 4 4 20
24 4 5 2 5 5 21
25 4 4 2 4 4 18
26 4 4 4 4 5 21
27 5 4 4 4 5 22
28 4 4 3 3 3 17
29 4 5 4 3 5 21
30 4 4 4 5 4 21
31 5 4 2 4 5 20
32 3 4 2 5 5 19
33 4 4 3 4 5 20
34 5 4 4 4 4 21
35 5 4 3 4 4 20
36 5 4 4 4 5 22
37 4 4 4 4 4 20
38 4 5 3 4 4 20
39 4 4 3 4 4 19
40 4 4 2 4 4 18
41 4 5 3 5 5 22
42 5 5 3 5 5 23
43 4 4 2 4 4 18
44 4 5 2 5 5 21
45 4 4 3 4 4 19
46 4 4 2 4 4 18
47 4 4 2 4 4 18
48 4 4 3 5 5 21
49 4 5 4 5 5 23
50 4 5 4 5 4 22
51 4 5 3 4 4 20
52 5 5 4 4 4 22
53 4 4 3 5 5 21
54 4 4 4 3 5 20
55 5 5 4 5 5 24
56 5 5 4 3 5 22
57 5 5 4 5 5 24
58 5 5 3 4 5 22
59 5 5 3 4 5 22
60 5 5 4 4 4 22
61 5 4 4 4 4 21
62 5 4 3 5 5 22
63 4 5 4 3 5 21
64 5 5 5 5 5 25
65 4 4 4 4 5 21
66 5 5 4 5 4 23
67 5 4 4 5 4 22
68 5 5 5 5 5 25
69 5 5 5 5 5 25
3. Data Tabulasi Kuesioner Variabel X3 Pendidikan
Responden
PENDIDIKAN (X3) TOTAL X3 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5
1 5 4 5 5 4 23
2 4 4 4 4 4 20
3 4 4 5 4 4 21
4 4 4 4 5 5 22
5 4 4 4 4 4 20
6 4 4 4 4 4 20
7 4 4 4 4 4 20
8 4 4 5 4 4 21
9 3 3 3 3 3 15
10 5 4 4 5 4 22
11 4 4 4 4 4 20
12 4 5 5 4 4 22
13 4 4 2 4 4 18
14 5 4 4 4 4 21
15 5 5 4 4 5 23
16 5 5 5 5 5 25
17 4 4 5 5 5 23
18 5 4 4 4 4 21
19 5 5 5 5 5 25
20 5 4 5 5 5 24
21 5 4 4 5 4 22
22 4 5 5 5 4 23
23 5 5 5 4 5 24
24 5 4 4 5 5 23
25 5 4 5 5 4 23
26 4 4 4 4 5 21
27 4 4 5 4 4 21
28 5 4 5 4 5 23
29 5 4 4 4 4 21
30 4 4 4 4 4 20
31 5 4 5 4 4 22
32 4 4 4 4 4 20
33 5 4 5 5 5 24
34 5 4 4 4 4 21
35 5 3 5 4 5 22
36 5 4 5 5 4 23
37 4 4 4 4 4 20
38 4 4 5 4 5 22
39 4 4 5 4 4 21
40 5 4 5 4 4 22
41 5 5 5 5 5 25
42 5 4 5 5 5 24
43 4 4 4 5 5 22
44 5 4 4 4 4 21
45 3 3 4 3 3 16
46 5 4 4 5 4 22
47 4 4 4 4 4 20
48 3 3 3 3 3 15
49 4 4 4 4 4 20
50 5 4 5 4 4 22
51 3 3 3 3 3 15
52 4 4 4 4 4 20
53 4 4 4 4 4 20
54 4 4 5 4 4 21
55 4 4 5 5 4 22
56 5 5 4 5 4 23
57 4 4 4 4 4 20
58 4 4 5 4 5 22
59 4 4 4 5 5 22
60 4 5 4 5 4 22
61 4 4 5 4 4 21
62 4 4 5 5 4 22
63 4 4 5 4 5 22
64 5 5 5 5 5 25
65 4 5 4 4 5 22
66 4 5 5 5 5 24
67 4 4 4 4 4 20
68 4 4 4 4 4 20
69 4 4 4 4 4 20
4. Data Tabulasi Kuesioner Variabel Y Kemiskinan
Responden
KEMISKINAN (Y) TOTAL Y Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
1 5 5 4 5 4 23
2 4 4 3 3 5 19
3 4 5 4 4 4 21
4 3 5 4 3 5 20
5 3 4 3 3 4 17
6 5 5 5 5 5 25
7 4 4 4 4 4 20
8 5 4 5 3 3 20
9 5 5 5 3 5 23
10 5 4 3 3 4 19
11 3 4 4 4 4 19
12 4 4 3 3 4 18
13 3 4 5 3 5 20
14 4 5 4 4 4 21
15 5 5 5 5 5 25
16 5 5 5 5 5 25
17 4 4 3 3 5 19
18 5 5 5 5 5 25
19 5 5 5 5 5 25
20 3 4 3 3 4 17
21 5 4 4 4 5 22
22 5 4 4 5 5 23
23 4 4 4 4 4 20
24 4 5 5 5 5 24
25 4 5 4 3 5 21
26 4 4 4 4 4 20
27 4 5 3 4 4 20
28 4 4 4 3 4 19
29 5 4 4 4 4 21
30 4 4 5 4 4 21
31 4 4 4 5 4 21
32 4 4 3 4 4 19
33 4 5 5 3 4 21
34 5 4 4 5 4 22
35 3 4 3 4 4 18
36 4 4 3 3 5 19
37 4 4 3 4 4 19
38 4 5 3 4 4 20
39 4 4 4 4 4 20
40 4 4 3 4 3 18
41 5 5 5 3 5 23
42 5 5 5 5 4 24
43 4 4 3 4 4 19
44 3 5 4 4 4 20
45 4 4 3 4 4 19
46 4 4 5 4 5 22
47 4 4 3 3 3 17
48 4 5 4 3 5 21
49 4 5 5 4 4 22
50 4 5 5 5 4 23
51 5 5 4 4 4 22
52 4 4 4 4 3 19
53 4 4 5 3 4 20
54 3 5 3 4 4 19
55 4 4 5 5 5 23
56 3 3 5 5 5 21
57 5 5 5 4 5 24
58 4 4 4 5 5 22
59 4 4 4 4 5 21
60 4 4 4 5 4 21
61 5 5 4 5 4 23
62 5 4 5 3 4 21
63 4 5 3 4 5 21
64 5 5 5 5 5 25
65 4 4 4 3 5 20
66 4 4 5 4 5 22
67 5 5 4 5 4 23
68 5 5 5 5 5 25
69 5 5 5 5 5 25
Lampiran 3
Uji validitas
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 PENGANGGURA
N
X1.1 Pearson Correlation
1 ,450** ,346** 0,070 0,168 ,592**
Sig. (2-tailed)
0,000 0,004 0,568 0,167 0,000
N 69 69 69 69 69 69
X1.2 Pearson Correlation
,450** 1 ,488** ,383** 0,204 ,751**
Sig. (2-tailed)
0,000 0,000 0,001 0,092 0,000
N 69 69 69 69 69 69
X1.3 Pearson Correlation
,346** ,488** 1 ,312** ,288* ,852**
Sig. (2-tailed)
0,004 0,000 0,009 0,016 0,000
N 69 69 69 69 69 69
X1.4 Pearson Correlation
0,070 ,383** ,312** 1 -0,056
,504**
Sig. (2-tailed)
0,568 0,001 0,009 0,645 0,000
N 69 69 69 69 69 69
X1.5 Pearson Correlation
0,168 0,204 ,288* -0,056
1 ,472**
Sig. (2-tailed)
0,167 0,092 0,016 0,645 0,000
N 69 69 69 69 69 69
PENGANGGURAN
Pearson Correlation
,592** ,751** ,852** ,504** ,472** 1
Sig. (2-tailed)
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
N 69 69 69 69 69 69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 PENDAPATA
N
X2.1 Pearson Correlation
1 ,322** ,429** ,323** ,427** ,695**
Sig. (2-tailed)
0,007 0,000 0,007 0,000 0,000
N 69 69 69 69 69 69
X2.2 Pearson Correlation
,322** 1 ,437** ,368** ,480** ,697**
Sig. (2-tailed)
0,007 0,000 0,002 0,000 0,000
N 69 69 69 69 69 69
X2.3 Pearson Correlation
,429** ,437** 1 ,286* ,301* ,750**
Sig. (2-tailed)
0,000 0,000 0,017 0,012 0,000
N 69 69 69 69 69 69
X2.4 Pearson Correlation
,323** ,368** ,286* 1 ,495** ,684**
Sig. (2-tailed)
0,007 0,002 0,017 0,000 0,000
N 69 69 69 69 69 69
X2.5 Pearson Correlation
,427** ,480** ,301* ,495** 1 ,725**
Sig. (2-tailed)
0,000 0,000 0,012 0,000 0,000
N 69 69 69 69 69 69
PENDAPATAN
Pearson Correlation
,695** ,697** ,750** ,684** ,725** 1
Sig. (2-tailed)
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
N 69 69 69 69 69 69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 PENDIDIKA
N
X3.1 Pearson Correlation
1 ,393** ,403** ,542** ,449** ,746**
Sig. (2-tailed)
0,001 0,001 0,000 0,000 0,000
N 69 69 69 69 69 69
X3.2 Pearson Correlation
,393** 1 ,343** ,524** ,492** ,708**
Sig. (2-tailed)
0,001 0,004 0,000 0,000 0,000
N 69 69 69 69 69 69
X3.3 Pearson Correlation
,403** ,343** 1 ,418** ,458** ,720**
Sig. (2-tailed)
0,001 0,004 0,000 0,000 0,000
N 69 69 69 69 69 69
X3.4 Pearson Correlation
,542** ,524** ,418** 1 ,542** ,802**
Sig. (2-tailed)
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
N 69 69 69 69 69 69
X3.5 Pearson Correlation
,449** ,492** ,458** ,542** 1 ,779**
Sig. (2-tailed)
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
N 69 69 69 69 69 69
PENDIDIKAN
Pearson Correlation
,746** ,708** ,720** ,802** ,779** 1
Sig. (2-tailed)
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
N 69 69 69 69 69 69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 KEMISKINA
N
Y1 Pearson Correlation
1 ,347** ,387** ,341** 0,149 ,680**
Sig. (2-tailed)
0,004 0,001 0,004 0,223 0,000
N 69 69 69 69 69 69
Y2 Pearson Correlation
,347** 1 ,286* ,237* 0,212 ,586**
Sig. (2-tailed)
0,004 0,017 0,050 0,081 0,000
N 69 69 69 69 69 69
Y3 Pearson Correlation
,387** ,286* 1 ,334** ,360** ,758**
Sig. (2-tailed)
0,001 0,017 0,005 0,002 0,000
N 69 69 69 69 69 69
Y4 Pearson Correlation
,341** ,237* ,334** 1 0,148 ,672**
Sig. (2-tailed)
0,004 0,050 0,005 0,225 0,000
N 69 69 69 69 69 69
Y5 Pearson Correlation
0,149 0,212 ,360** 0,148 1 ,547**
Sig. (2-tailed)
0,223 0,081 0,002 0,225 0,000
N 69 69 69 69 69 69
KEMISKINAN
Pearson Correlation
,680** ,586** ,758** ,672** ,547** 1
Sig. (2-tailed)
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
N 69 69 69 69 69 69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 4
Hasil Reliabitas
X1 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
0,752 5
X2 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
0,739 5
X3 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
0,804 5
Y Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
0,758 5
Lampiran 5
1) Usia
Usia Jumlah Persentase
19-35 38 55%
36-50 31 45%
Total 69 100%
2) Jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah Presentase
Laki-Laki 40 58%
Perempuan 29 42%
Total 69 100%
3) RT dan RW
Jenis kelamin Jumlah Presentase
Laki-Laki 40 58%
Perempuan 29 42%
Total 69 100%
Lampiran 6
Penganggura (X1)
Butir
SS S N TS STS Total F
Total % F % F % F % F % F %
P1 41 59,4 28
40,6 0 0 0 0 0 0 69 59
P2 31 44,9 38
55,1 0 0 0 0 0 0 69 45
P3 12 17,4 0 0 39
56,5
18 26,1
0 0 69 100
P4 30 43,5 39
56,5 0 0 0 0 0 0 69 100
P5 39 56,5 30
43,5 0 0 0 0 0 0 69 100
Pendapatan (X2)
Butir SS S N TS 49 Total
F Total
% F % F % F % F % F %
P1 28 40,6 34
49,3 7 10,1 0 0 0 0 69 100
P2 29 42 38
55,1 2 2,9 0 0 0 0 69 100
P3 8 11,6 28
40,6 18
26,1 15 21,7 0 0 69 100
P4 27 39,1 31
44,9 11
15,9 0 0 0 0 69 100
P5 45 65,2 29
42 5 7,25 0 0 0 0 69 100
Pendidikan (X3)
Butir SS
S
N
TS
STS Total
F Total
% F % F % F % F % F %
P1 27 39,1 38 55,1 4 5,8 0 0 0 0 69 100
P2 12 17,4 52 75,4 5 7,25 0 0 0 0 69 100
P3 31 44,9 34 49,3 3 4,35 1 1,45
0 0 69 100
P4 24 34,8 41 59,4 4 5,8 0 0 0 0 69 100
P5 22 31,9 43 62,3 4 5,8 0 0 0 0 69 100
Kemiskinan (Y)
Butir SS S N TS STS Total
F Total
% F % F % F % F % F %
P1 27 39,1 38 55,1 4 5,8 0 0 0 0 69 100
P2 12 17,4 52 75,4 5 7,25 0 0 0 0 69 100
P3 31 44,9 34 49,3 3 4,35 1 1,45
0 0 69 100
P4 24 34,8 41 59,4 4 5,8 0 0 0 0 69 100
P5 22 31,9 43 62,3 4 5,8 0 0 0 0 69 100
Lampiran 7
Uji Regresi berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,103 2,514 0,439 0,662
PENGANGGURAN 0,361 0,087 0,327 4,141 0,000
PENDAPATAN 0,556 0,070 0,632 7,906 0,000
PENDIDIKAN 0,038 0,079 0,037 0,481 0,632
a. Dependent Variable: KEMISKINAN
Lampiran 8
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,103 2,514 0,439 0,662
PENGANGGURAN 0,361 0,087 0,327 4,141 0,000
PENDAPATAN 0,556 0,070 0,632 7,906 0,000
PENDIDIKAN 0,038 0,079 0,037 0,481 0,632
a. Dependent Variable: KEMISKINAN
Lampiran 9
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 203,544 3 67,848 35,353 ,000b
Residual 124,746 65 1,919
Total 328,290 68
a. Dependent Variable: KEMISKINAN
b. Predictors: (Constant), PENDIDIKAN, PENGANGGURAN, PENDAPATAN
Lampiran 10
Hasil Uji Determinan (R2)
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,787a 0,620 0,602 1,385
a. Predictors: (Constant), PENDIDIKAN, PENGANGGURAN, PENDAPATAN
Lampiran 11
RIWAYAT HIDUP
RAHMAT HIDAYAT lahir di Bantaeng, Kabupaten
Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 30 Juli 1997.
Anak kedua dari dua bersaudara. Buah hati pasangan dari Bapak
Mansyur dengan Ibu Nuraeda. Riwayat pendidikan : Tamat
Pada Sekolah Dasar (SD) 7 Letta pada tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis
melanjutkan pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2
Bantaeng dan tamat pada tahun 2012. Pada tahun yang sama pula, penulis
melanjutkan pendidikan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bantaeng
dan tamat pada tahun 2015. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di Perguruan
Tinggi Negeri pada program Strata Satu (S1) di Universitas Muhammadiyah
Makassar (UNISMUH) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis (FEBIS) dan terdaftar
sebagai jurusan Manajemen.