25
12 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Unsur-Unsur Kredit Dalam kehidupan sehari-hari, kata kredit bukan merupakan perkataan yang asing bagi masyarakat kita. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau badan hukum yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa barang, uang, atau jasa (Suyatno, et al., 2007). Prestasi dan kontraprestasi dapat berbentuk barang terhadap barang, barang terhadap uang, barang terhadap jasa, jasa terhadap jasa, jasa terhadap uang, jasa terhadap barang, uang terhadap uang, uang terhadap barang, dan uang terhadap jasa. Diterimanya kontraprestasi pada masa yang akan datang, maka jelas tergambar bahwa kredit dalam arti ekonomi adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk uang, barang, maupun jasa. Disini terlihat pula bahwa faktor waktu merupakan faktor utama yang memisahkan prestasi dan kontraprestasi. Kredit berarti bahwa pihak kesatu memberikan prestasi baik berupa barang, uang, atau jasa kepada pihak lain, sedangkan kontraprestasi akan diterima kemudian (dalam jangka waktu tertentu). Dalam hitungan ini, kredit dapat pula diartikan sebagai hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang- barang sekarang (Kent, 1988).

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

  • Upload
    lyquynh

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

12

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Unsur-Unsur Kredit

Dalam kehidupan sehari-hari, kata kredit bukan merupakan perkataan yang

asing bagi masyarakat kita. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere)

yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit ialah

kepercayaan. Seseorang atau badan hukum yang memberikan kredit (kreditur)

percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup

memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu

dapat berupa barang, uang, atau jasa (Suyatno, et al., 2007).

Prestasi dan kontraprestasi dapat berbentuk barang terhadap barang,

barang terhadap uang, barang terhadap jasa, jasa terhadap jasa, jasa terhadap uang,

jasa terhadap barang, uang terhadap uang, uang terhadap barang, dan uang

terhadap jasa. Diterimanya kontraprestasi pada masa yang akan datang, maka jelas

tergambar bahwa kredit dalam arti ekonomi adalah penundaan pembayaran dari

prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk uang, barang, maupun jasa.

Disini terlihat pula bahwa faktor waktu merupakan faktor utama yang

memisahkan prestasi dan kontraprestasi. Kredit berarti bahwa pihak kesatu

memberikan prestasi baik berupa barang, uang, atau jasa kepada pihak lain,

sedangkan kontraprestasi akan diterima kemudian (dalam jangka waktu tertentu).

Dalam hitungan ini, kredit dapat pula diartikan sebagai hak untuk menerima

pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu

yang diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-

barang sekarang (Kent, 1988).

Page 2: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

13

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Pokok-Pokok

Perbankan, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Uang

sering dijumpai pada proses perkreditan karena uang dalam transaksi kredit lebih

mudah/lancar dibandingkan dengan barang dan jasa, terutama untuk mengukur

pembayaran di hari yang akan datang. Jalannya transaksi semakin diperlancar

dengan adanya ukuran yang tepat mengenai berapa yang akan diterima oleh

kreditur dan berapa yang harus dibayar oleh debitur pada masa yang akan datang.

Kredit juga memiliki konsekuensi penanggungan resiko bersama baik oleh

kreditur maupun debitur. Resiko yang mungkin ditanggung oleh kreditur adalah

apabila jasa kredit yang diberikan mempunyai masalah di dalam

pengembaliannya, sedangkan resiko yang mungkin ditanggung oleh debitur

adalah jika ia tidak mampu membayar lunas kredit yang ia terima sesuai dengan

perjanjian jatuh tempo maka debitur dapat dituntut dan akan kehilangan agunan

yang menjadi jaminan dalam pemberian kredit.

Unsur-unsur yang terdapat dalam kredit adalah:

1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

2. Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan

kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur

waktu ini terkandung pengertian nilai agio dari uang yaitu uang yang ada

Page 3: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

14

sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang diterima pada masa yang akan

datang.

3. Degree of risk, yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat

dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dan

kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit

diberikan, semakin tinggi pula tingkat resikonya karena terdapat unsur

ketidakpastian yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan

timbulnya unsur resiko. Adanya unsur resiko inilah yang mengakibatkan

perlunya jaminan dalam pemberian kredit.

4. Prestasi, atau objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa. Namun karena kehidupan modern sekarang

didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut

uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.

2.2 Tujuan dan Fungsi Kredit

Keuntungan atau profitability merupakan tujuan dari pembelian kredit

yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima, dan karena pancasila adalah

dasar dan falsafah negara kita, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari

keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara yaitu untuk mencapai

masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila. Dengan demikian maka

tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang

akan mengembangkan tugas sebagai agent of development adalah untuk (Suyatno,

et al.,2007):

Page 4: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

15

1. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan.

2. Meningkatkan aktifitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna

menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

3. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat

memperluas usahanya.

Pemberian kredit harus mencakup kepentingan yang seimbang antara

kepentingan pemerintah, kepentingan masyarakat, dan kepentingan pengusaha.

Dimana kredit tidak semata-mata menguntungkan pihak debitur maupun kreditur,

tapi juga bermanfaat bagi masyarakat luas.

Kredit yang diberikan oleh bank mempunyai pengaruh yang sangat luas

dalam segala bidang kehidupan. Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan

perekonomian dan perdagangan antara lain dapat meningkatkan daya guna uang,

meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, meningkatkan daya guna dan

peredaran barang, sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi, meningkatkan

kegairahan berusaha, meningkatkan pemerataan pendapatan, dan sebagai alat

untuk meningkatkan hubungan internasional.

2.3 Jenis-Jenis Kredit

Pemberian fasilitas kredit oleh bank dikelompokkan ke dalam jenis yang

masing-masing dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk

mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki

berbagai karakteristik tertentu.

Page 5: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

16

Kasmir (2008) mengklasifikasikan jenis-jenis kredit yaitu:

1. Dilihat dari Segi Kegunaan

a. Kredit Investasi

Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau

membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu

periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk

kegiatan utama suatu perusahaan.

b. Kredit Modal Kerja

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi

dalam operasionalanya. Kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan

baku, membayar gaji pegawai, atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan

dengan proses produksi perusahaan.

2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit

a. Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi.

Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Artinya, kredit ini

digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan sesuatu baik berupa

barang maupun jasa.

b. Kredit Konsumtif

Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara

pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang

dihasilkan karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau

badan usaha.

Page 6: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

17

c. Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan

perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang

pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang

akan membeli barang dalam jumlah tertentu.

3. Dilihat dari segi Jangka Waktu

a. Kredit Jangka Pendek

Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu

tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan

modal kerja.

b. Kredit Jangka Menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun,

kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa bank

mengklasifikasikan kredit menengah menjadi kredit jangka panjang.

c. Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling lama yaitu diatas tiga

tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka

panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur dan juga

untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

4. Dilihat dari Segi Jaminan

a. Kredit dengan Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan

tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya,

Page 7: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

18

setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan

si calon debitur.

b. Kredit tanpa Jaminan

Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit

jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas si

calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan.

5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha

a. Kredit Pertanian

Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian

rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka

panjang.

b. Kredit Peternakan

Dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek

misalnya peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjang seperti kambing

atau sapi.

c. Kredit Industri

Yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil,

menengah, atau besar.

d. Kredit Pertambangan

Yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang dibiayainya, biasanya dalam

jangka panjang, seperti tambang emas, minyak, atau tambang timah.

Page 8: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

19

e. Kredit Pendidikan

Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana

pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang

belajar.

f. Kredit Profesi

Diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter, atau

pengacara.

g. Kredit Perumahan

Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

2.4 Prinsip Penilaian Kredit

Ada berbagai faktor yang menjadi pertimbangan bagi pihak bank dalam

melakukan seleksi pengajuan kredit. Dua jenis prinsip yang biasa diterapkan

dalam mempertimbangkan pengajuan kredit (analisis kredit), yaitu prinsip ‘6C’

dan prinsip “6A”. Adapun prinsip “6C” (Dendawijaya, 2001) meliputi:

1. Character (Kepribadian)

Prinsip ini menyangkut sifat, kepribadian, dan citra calon debitur dalam

masyarakat. Hal ini terkait dengan kemauan dan kesungguhan dalam membayar

angsuran kredit (willingness to pay) yang tentunya sangat berpengaruh terhadap

integritas dalam memenuhi kewajiban pembayaran kredit dan pemanfaatan

pemberian kredit dengan benar. Karakter ini dapat dilihat dari:

a. Berkelakuan baik, dalam arti tidak membiasakan diri beringkar janji dan

selalu berupaya untuk memenuhi janjinya. Hal ini dapat diketahui dengan

melihat riwayat pinjaman terdahulu, atau riwayat pembayaran tagihan rutin

nasabah setiap bulan (tagihan listrik, air, telepon)

Page 9: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

20

b. Tidak mempunyai predikat penjudi, pencuri, pemabuk atau penipu.

c. Kedudukan calon debitur di lingkungan masyarakat.

2. Capacity (Kemampuan)

Terkait dengan kesanggupan dan kemampuan calon debitur untuk

melunasi pokok pinjamannya disertai bunga dan syarat-syarat lain dalam

perjanjian kredit. Kemampuan ini dapat diukur dari kondisi usaha,

pendapatan/omzet usaha yang dapat mencerminkan tingkat likuiditas dan

profitabilitas usaha. Semakin likuid dan semakin tinggi tingkat profitabilitasnya,

maka kemampuan membayar kembali pinjaman dan kewajiban lain akan semakin

besar.

3. Capital (Modal)

Merupakan kepemilikan terhadap modal dan kemampuan nasabah

(pengusaha) dalam membiayai perusahaannya. Perbandingan besarnya

pembiayaan dari bank dengan modal sendiri dapat dinilai melalui debt to equity

ratio. Hal ini dapat dilihat berdasarkan laporan keuangan perusahaan atau ditinjau

langsung oleh petugas kredit.

4. Condition of economy (Kondisi ekonomi)

Pertimbangan atas situasi ekonomi yang sedang terjadi dalam suatu

wilayah atau negara yang tentunya berpengaruh terhadap usaha calon debitur dan

pada akhirnya mempengaruhi keberhasilan pemanfaatan dan pengembalian kredit.

5. Collateral (Agunan)

Berupa ketersediaan jaminan yang sesuai dan seimbang dengan jumlah

kredit yang diberikan sehingga pihak bank tidak perlu merasa khawatir ketika

Page 10: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

21

terjadi kemacetan dalam pengembalian pinjaman (kredit) karena agunan tersebut

dapat menjadi pengganti pengembalian kredit yang macet.

6. Constraints (Keterbatasan)

Merupakan faktor-faktor yang menjadi penghambat atau pembatas berupa

faktor sosial psikologis dalam suatu wilayah tertentu yang menyebabkan suatu

proyek/usaha tidak memungkinkan untuk dijalankan.

Metode analisis “6A” adalah metode analisis kredit yang lebih teliti, tepat,

dan akurat. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, pihak bank (pemberi kredit)

diharuskan untuk melakukan penelitian yang seksama terhadap kesanggupan dan

kemampuan debitur untuk melaksanakan proyeknya dan pengembalian kredit

yang diterimanya. Adapun prinsip “6A” menurut Dendawijaya (2001) meliputi:

1. Aspek yuridis (hukum), bertujuan untuk meneliti ketentuan-ketentuan

legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memperoleh bantuan

kredit atau pembiayaan dari bank.

2. Aspek pasar dan pemasaran, mengkaji kemungkinan pangsa pasar yang dapat

diraih bagi produk/jasa perusahaan yang akan dibiayai oleh kredit serta

meneliti tentang strategi pemasaran yang akan dilakukan pengusaha dalam

menghadapi persaingan yang kompetitif.

3. Aspek teknis, bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan pengusaha

dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek/usaha serta

seberapa besar kesiapan teknik dalam menjalankan operasi usahanya nanti

sebagai suatu business entity.

4. Aspek manajemen, mengukur kemampuan dan kecakapan dalam mengelola

usaha atau manajemen perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya.

Page 11: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

22

5. Aspek keuangan, bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

mengelola keuangannya.

6. Aspek sosial ekonomi, suatu kajian terhadap value added yang dimiliki

perusahaan dari sudut pandang sosial dan makroekonomi terutama manfaat

sosial ekonomi yang diterima oleh pemerintah maupun masyarakat seperti

perluasan lapangan kerja dan pendapatan pajak pemerintah.

2.5 Kolektibilitas (Kualitas) Kredit

Kolektibilitas (kualitas) kredit adalah kemampuan debitur untuk

mengembalikan dana yang dipinjam dari bank, baik pinjaman pokok maupun

bunga kreditnya pada waktu yang telah ditentukan berdasarkan perjanjian yang

telah disepakati.

Penggolongan kolektibilitas (kualitas) kredit dapat diukur melalui ketepatan

pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan debitur baik ditinjau dari

usaha maupun nilai agunan kredit yang bersangkutan. Berdasarkan tingkat

kelancaran dalam pengembalian kredit, Bank Indonesia menggolongkan

kolektibilitas kredit ke dalam empat kategori yaitu:

1. Kredit lancar (Pass)

Kredit lancar adalah kredit yang pelunasan angsuran pokok dan/atau bunga

dilakukan tepat waktu (tidak pernah melakukan penunggakan).

2. Dalam Perhatian Khusus (Special mention)

Suatu kredit dikatakan daam perhatian khusus apabila terdapat penunggakan

pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui 90 hari.

3. Kredit kurang lancar (Sub-standard)

Page 12: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

23

Kredit kurang lancar adalah kredit yang mengalami penunggakan

pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 90 hari.

4. Kredit diragukan (Doubtful)

Kredit yang diragukan merupakan kredit yang mengalami penunggakan

angsuran pokok dan/atau bunga yan telah melampaui 180 hari.

5. Kredit macet (Loss)

Kredit macet adalah kredit yang mengalami penunggakan pembayaran

angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari.

2.6 Defenisi dan Ruang Lingkup Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003 tentang

Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil, pengertian usaha mikro adalah usaha

produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia yang memiliki

hasil penjualan paling banyak Rp 100 juta per tahun. Menurut Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, pengertian Usaha kecil adalah usaha

produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang

perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan

hukum termasuk koperasi, dan bukan merupakan anak perusahan atau cabang

perusahaan yang dimilki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak

langsung dengan Usaha Menengah atau Besar, serta memiliki kekayaan bersih

paling banyak Rp 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100 juta per tahun.

Berdasarkan Inpres Nomor 10 Tahun 1999, tentang Pemberdayaan Usaha

Menengah, pengertian usaha menengah adalah usaha produktif milik Warga

Page 13: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

24

Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang perorangan, badan usaha

yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk

koperasi, yang berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak

langsung dengan usaha besar, serta memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp

200 juta, sampai dengan Rp 10 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100 juta per tahun. Badan

Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu

usaha sebagai usaha kecil jika memiliki omzet kurang dari Rp 1 milyar per tahun.

Untuk usaha menengah, batasannya adalah usaha yang memiliki omzet antara Rp

1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun. BPS juga menggolongkan suatu usaha

berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja

1-19 orang, usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang.

Bank Indonesia (BI) menggolongkan Usaha Kecil dengan merujuk pada

UU Nomor 9 Tahun 1995, sedangkan untuk usaha menengah, BI menentukan

sendiri kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri

manufaktur (Rp 200 juta s/d Rp 5 miliar) dan non manufaktur (Rp 200 s/d 600

juta). BI juga mendefinisikan bahwa kredit mikro adalah kredit dengan plafond

Rp.0,- sampai dengan maksimum Rp.50 juta, kredit kecil adalah kredit dengan

plafon lebih dari Rp.50 juta sampai dengan maksimum Rp.500 juta, kredit

menengah adalah kredit dengan plafon lebih dari Rp.500 juta sampai dengan

maksimum Rp.5 miliar. Namun dalam penyaluran KMU, pihak BJB KCP

Dramaga medefinisikan kredit mikro adalah kredit dengan palfond Rp.0,- sampai

dengan maksimum Rp.100 juta.

Page 14: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

25

2.7 Lembaga Keuangan Bank

Lembaga keuangan merupakan suatu lembaga yang bertugas memberikan

layanan yang menyangkut keuangan, termasuk di dalamnya pemberian jasa

bantuan permodalan atau pembiayaan. Lembaga keuangan ini dibedakan menjadi

dua yaitu lembaga keuangan bank dan non bank.

Bank merupakan salah satu institusi yang menyediakan jasa keuangan, kata

‘bank’ berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang artinya adalah uang. Fungsi

utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan

perluasan kredit.

Pengertian bank dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, secara sederhana

pengertian bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2008).

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannnya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Prof. G.M. Verryn Stuart (2001) mendefinisikan bank adalah suatu badan

yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat

pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain,

maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.

Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan

utama yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank

lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok

Page 15: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

26

perbankan, sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah

merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas.

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian menyangkut kredit telah banyak dilakukan

diantaranya oleh Alamsyah (2007) yang meneliti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat pengembalian kredit macet pada kredit usaha pedesaan

(Kupedes) sektor agribisnis di BRI unit Ciomas, Bogor. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian

kredit macet Kupedes adalah jumlah tanggungan keluarga, jarak rumah debitur

dengan Bank, dan omzet usaha yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah

tanggungan keluarga dan semakin jauh jaraknya dari rumah ke bank serta semakin

kecil omzet usaha yang diperoleh maka kemungkinan timbulnya kredit macet

semakin besar. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

regresi logistik (logit).

Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2007) tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilan pengembalian kredit umum pedesaan

(Kupedes) untuk usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kabupaten Bogor (kasus

di BRI unit Leuwiliang) menggunakan model analisis logistik biner (logit biner).

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa karakteristik individu yang

berpengaruh nyata dan negatif terhadap pengembalian Kupedes adalah jarak

rumah debitur dengan BRI. Sedangkan karakteristik usaha yang berpengaruh

nyata dan positif terhadap pengembalian Kupedes adalah omzet, pengalaman

kredit, dan jangka waktu pinjaman.

Page 16: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

27

Asih (2007) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

berpengaruh pada pengembalian kredit pengusaha kecil dalam program kemitraan

Corporate Social Responsibility (studi kasus pada PT. Telkom Divre II Jakarta).

Dengan menggunakan teknik analisis model binar (probit) diperoleh kesimpulan

bahwa hanya ada dua faktor yang berpengaruh positif terhadap pengembalian

kredit yaitu jumlah pinjaman dan penghasilan bersih usaha. Sedangkan yang

terbukti berpengaruh negatif terhadap pengembalian kredit adalah tingkat suku

bunga, bencana, dan penghasilan di luar usaha.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammamah (2008) mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit oleh UMKM (studi kasus

nasabah Kupedes PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero) Unit Cigudeg,

Cabang Bogor) menyimpulkan bahwa hanya ada dua variabel yang berpengaruh

nyata bersifat positif/searah terhadap kelancaran pengembalian kredit yakni omzet

usaha dan frekuensi pinjaman. Sedangkan variabel lainnya yakni usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lama usaha, nilai

plafond, dan jangka waktu pengembalian tidak memiliki hubungan yang nyata

terhadap tingkat pengembalian kredit.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnnya ialah

lokasi penelitian yang tergolong masih tergolong baru dan belum pernah ada yang

meneliti di Bank Jabar Banten KCP Dramaga, Bogor. Ditambah lagi dengan

program pengucuran Kredit Mikro Utama dari Bank Jabar Banten kepada pelaku

usaha UMKM yang juga masih tergolong baru sehingga perlu dilakukan

penelitian seperti ini untuk penyusunan strategi yang tepat agar program

Page 17: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

28

penyaluran Kredit Mikro Utama dapat berjalan dengan lancar baik pada periode

awal dan seterusnya.

Disamping itu, dalam penelitian ini juga dilengkapi dengan analisis

deskriptif yang membandingkan karakteristik debitur responden yang tergolong

lancar dan menunggak dalam mengembalikan kredit. Variabel-variabel yang

dipakai dalam penelitian ini juga lebih beragam agar dapat diketahui dengan jelas

faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kelancaran Kredit Mikro Utama

dari semua kemungkinan faktor-faktor yang diduga berpengaruh, baik itu faktor

ekonomi maupun non-ekonomi.

2.9 Kerangka Pemikiran

2.9.1 Kerangka Pemikiran Konseptual

2.9.1.1 Kekuatan dan Kelemahan UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada kenyataannya mampu

bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang disebabkan inflasi atau

berbagai faktor lainnya. Tanpa subsidi maupun proteksi, UMKM mampu

menambah devisa negara khususnya industri kecil di sektor informal dan mampu

berperan sebagai penyangga perekonomian masyarakat kecil lapisan bawah.

Sebahagian besar UMKM merupakan kegiatan padat karya, yang banyak

memanfaatkan sumber daya lokal. Pada umumnya produk UMKM adalah produk

yang khusus, unik, dan spesial. Hal ini dilakukan agar UMKM mampu bersaing

dengan usaha besar yang memiliki banyak kekuatan dalam aktivitas produksinya.

Hal inilah yang justru menjadi salah satu keunggulan UMKM.

Ruang lingkup pemasaran yang tidak terlalu luas juga menjadikan UMKM

mampu memahami sifat dan tabiat dari konsumennya. Hal ini jelas menjadi

Page 18: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

29

kelebihan UMKM dibanding usaha besar yang jangkauan pemasarannya lebih

luas dan jauh sehingga kurang memiliki hubungan langsung dengan para

konsumennya. Kedekatan dengan konsumen tersebut dapat menjadi alat bagi

UMKM untuk mencapai keberhasilan usaha.

Disamping memiliki keunggulan yang sangat prospektif di atas, UMKM

juga menghadapi kelemahan yang tidak sedikit. Pemberdayaan UMKM sampai

sekarang ini masih bergelut pada masalah-masalah klasik seperti masalah

keuangan khususnya menyangkut permodalan baik dalam membiayai aktivitas

operasional maupun dalam pengembangan usaha. Dalam hal pemasaran juga

Page 19: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

30

terdapat banyak kekurangan diantaranya kurangnya kemampuan promosi, posisi

nilai tawar yang rendah ketika mengembangkan penetrasi usaha dalam konteks

kompetensi global dan juga persaingan antar perusahaan kecil.

Kelemahan juga terletak pada keberadaan UMKM sebagai usaha informal

yang tidak memliki struktur organisasi yang jelas dan bersifat sederhana tanpa

adanya aturan baku baik menyangkut status dan pembagian tugas karyawan dan

sistem pengupahan. Dalam bidang admistrasi dan pembukuan juga masih ada

kelemahan dimana pada umumnya UMKM tidak melakukan penganggaran dan

pencatatan yang memadai terkait dengan pendapatan dan pengeluaran usaha.

Masalah permodalan merupakan salah satu kelemahan dominan dalam

pertumbuhan dan perkembangan UMKM. Meskipun memiliki peran yang sangat

penting bagi perekonomian, namum UMKM memiliki kendala dalam

memperoleh dana sebagai modal usaha. Oleh karena itu diperlukan peranan dari

sektor perbankan maupun lembaga keuangan lainnya seperti pegadaian, modal

ventura, leasing, dan juga lembaga keuangan informal dalam menyalurkan

pendanaan dalam bentuk kredit.

Bank sebagai salah satu lembaga keuangan formal masih menjadi salah

satu alternatif sumber permodalan bagi UMKM. Perbedaan persepsi antar UMKM

dan bank khusunya mengenai kelayakan kredit kiranya dapat dipecahkan agar

pelaku UMKM tidak terjerumus pada lembaga keuangan informal dengan bunga

yang kredit yang tinggi.

2.9.1.2 Peran Kredit Bagi UMKM

Kredit dapat berperan sebagai salah satu alternatif pembiayaan dalam

mengatasi persoalan modal yang dihadapi UMKM. Pemberian kredit bagi pihak

Page 20: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

31

UMKM diharapkan dapat mendukung kelancaran arus barang dan jasa sebagai

sektor riil dan berguna dalam peningkatan produktivitas dalam masyarakat apabila

kredit tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan produktif.

Kredit bagi UMKM juga berperan dalam pemerataan pembangunan,

memperluas kesempatan kerja, dan memperluas kesempatan berusaha yang pada

ujungnya akan meningkatakan kesejahteraan, meningkatkan produktivitas, dan

meningkatkan pendapatan pelaku UMKM. Pada umumnya, pemberian kredit bagi

UMKM akan memberikan manfaat yang luas dalam perbaikan kehidupan

masyarakat, tidak hanya dalam dunia usaha tapi juga dalam hal-hal lain

menyangkut kesejahteraan dan kualitas hidup.

2.9.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Penyaluran Kredit Mikro Utama oleh Bank Jabar Banten yang

dioperasikan di tingkat cabang dan kantor cabang pembantu diharapkan mampu

membantu pelaku UMKM yang membutuhkan bantuan modal baik dalam

menjalankan usahanya maupun untuk memenuhi kebutuhannya. Pemberian Kredit

Mikro Utama yang tepat sasaran bagi sektor UMKM akan menjadi pendorong

berkembangnya skala usaha pada sektor ini dan meningkatkan produktivitas

usahanya yang diharapkan dapat menambah pendapatan yang diterima dan

menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi. Hal ini merupakan salah satu tolak

ukur penyaluran Kredit Mikro Utama oleh Bank Jabar Banten.

Namun permasalahan yang kadang muncul ialah adanya keterlambatan

pengembalian/pelunasan kredit yang dipengaruh oleh faktor-faktor dari sisi

nasabah. Hal ini tentu saja merugikan bagi pihak bank karena modal bank menjadi

beku dan menurunnya pendapatan yang semestinya diperoleh dari hasi pemberian

Page 21: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

32

kredit. Hal inilah yang mendorong perlunya dilakukan penelitian mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit.

Pengembalian Kredit Mikro Utama digolongkan lancar apabila

pembayaran angsuran dan bunga dilakukan tepat waktu berdasarkan perjanjian.

Sedangkan kredit digolongkan tidak lancar (menunggak) dalam pengembailannya

jika pembayaran angsuran dan bunga mengalami penundaan dari waktu yang

diperjanjikan. Pengembalian kredit yang tidak lancar digolongkan dalam empat

tingkatan/status oleh Bank Jabar Banten yaitu (1) DPK (dalam perhatian khusus),

status ini diberikan kepada debitur yang menunda pembayaran angsuran Kredit

Mikro Utama selama satu sampai tiga bulan dari tanggal yang ditentukan. (2)

Kurang lancar, status ini diberikan kepada debitur yang menunggak angsuran

Kredit Mikro Utama selama empat sampai lima bulan dari tanggal yang

ditentukan. (3) Meragukan, status ini diberikan kepada debitur yang menunggak

pembayaran angsuran Kredit Mikro Utama selama enam bulan. (4) Macet, status

ini diberikan kepada debitur yang menunggak pembayaran angsuran Kredit Mikro

Utama di atas tujuh bulan.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat kelancaran

pengembalian Kredit Mikro Utama dan membedakan kelompok debitur yang

tergolong lancar dan menunggak dalam pengembalian kredit tersebut diduga

terdiri dari faktor jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status nasabah, dan

jumlah tanggungan dalam keluarga yang merupakan karakteristik personal.

Sedangkan karakteristik usaha yang diduga berpengaruh terhadap kelancaran

pengembalian Kredit Mikro Utama meliputi pengalaman usaha, aset usaha, omzet

usaha, dan total pendapatan usaha bersih. Selain itu, karakteristik kredit yang

Page 22: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

33

diduga berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian Kredit Mikro Utama

meliputi plafond pinjaman, jangka waktu pelunasan, pengalaman kredit, jaminan

kredit, dan tingkat suku bunga. Pemilihan semua faktor atau variabel yang diduga

berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit tersebut berdasarkan hasil

diskusi terhadap pihak analis kredit Bank Jabar Banten KCP Dramaga serta

didukung oleh referensi dari penelitian sebelumnnya.

Pengaruh yang diduga berasal dari ketiga karakteristik tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Karakteristik Personal

Jenis kelamin wanita diduga memiliki loyalitas yang lebih besar dan lebih

mampu menjaga kepercayaan yang diberikan bank dalam memenuhi kewajiban

angsuran kredit (KMU Bank Jabar Banten KCP Dramaga) dibandingkan pria

sehingga wanita diduga memiliki peluang pengembalian kredit dengan lancar

lebih besar daripada pria. Usia diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran

pengembalian kredit karena usia yang lebih muda menunjukkan produktifitas

yang lebih tinggi dibanding dengan usia yang lebih tinggi.

Tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran

pengembalian kredit karena semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah

menunjukkan kemampuan manajerial yang semakin baik dalam pengelolaan

usaha. Status nasabah lama diduga memilki peluang pengembalian kredit dengan

lancar lebih besar daripada nasabah yang bersatatus masih baru karena nasabah

yang berstatus lama memiliki rekam jejak pengembalian kredit dengan lancar di

peminjaman sebelumnya. Jumlah tanggungan dalam keluarga diduga berpengaruh

negatif dalam kelancaran pengembalian kredit karena semakin banyak tanggungan

Page 23: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

34

dalam keluaraga maka semakin besar pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan

hidup mereka sehari hari. Hal ini mengakibatkan berkurangnya pendapatan yang

sedianya digunakan dalam pengembalian kedit.

2. Karakteristik Usaha

Pengalaman usaha debitur diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran

pengembalian kredit karena semakin lama keberadaan usaha debitur maka dapat

meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam mengelola usaha sehingga

mendukung usaha yang digeluti dan pada akhirnya akan meningkatkan

pendapatan serta memberikan peluang kemampuan pengembalian kredit secara

lancar. Aset usaha diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian

kredit karena tingginya aset usaha yang dimiliki menunjukkan kemampuan

membayar dan penalangan yang lebih besar dibandingkan dengan debitur yang

aset usahanya lebih kecil.

Omzet penjualan diduga berpengaruh positif dalam kelancaran

pengembalian kredit karena semakin tinggi omzet penjualan maka akan

berpeluang lebih tinggi untuk mengembalikan kredit sesuai jadwal yang

ditetapkan bank. Total pendapatan usaha bersih diduga berpengaruh positif

terhadap kelancaran pengembalian kredit karena semakin besar pendapatan bersih

usaha maka kemampuan membayar angsuran dan beban bunga akan semakin

besar sehingga peluang pengembalian kredit dengan lancar juga semakin besar.

3. Karakteristik Kredit

Plafond pinjaman diduga berpengaruh negatif terhadap kelancaran

pengembalian kredit karena semakin besar nilai plafond yang diterima maka akan

memperbesar beban angsuran dan bunga yang harus dibayar sehingga

Page 24: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

35

menurunkan peluang pengembalian kredit secara lancar. Jangka waktu pelunasan

diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit, dengan

asumsi semakin lama jangka waktu pelunasan kredit maka tanggungan angsuran

akan semakin kecil sehingga beban debitur dalam pelunasan kredit menjadi lebih

ringan dibandingkan dengan jangka waktu pelunasan yang lebih cepat dengan

besar pinjaman yang sama.

Pengalaman menerima kredit diduga berpengaruh positif terhadap

kelancaran pengembalian kredit karena semakin sering debitur memperoleh

pinjaman kredit menunjukkan bahwa kredibilitas debitur tersebut tidak diragukan

lagi dalam memenuhi angsuran kredit. Jaminan kredit diduga berpengaruh positif

terhadap kelancaran pengembalian kredit karena semakin besar nilai jaminan yang

diberikan debitur pada saat penerimaan kredit maka keseriusannya dalam

mengembalikan kredit akan semakin tinggi juga agar jaminnya kembali. Tingkat

suku bunga diduga berpengaruh negatif terhadap kelancaran pengembalian kredit

karena semakin tinggi tingkat suku bunga kredit maka beban angsuran bunga akan

semakin tinggi juga yang mengakibatkan peluang nasabah dalam pengembalian

kredit akan semakin kecil.

Faktor-faktor di atas akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, untuk

mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit.

Besarnya pengaruh masing-masing faktor akan dapat terlihat dengan melakukan

analisis regresi logistik biner. Hasil analisis akan menjadi bahan pertimbangan

dalam menentukan kebijakan yang akan ditempuh guna mengatasi permasalahan

kredit di Bank Jabar Banten KCP Dramaga. Kerangka pemikiran operasional yang

telah diuraikan di atas dapat dirangkum dalam Gambar 2.1

Page 25: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat ... · setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Yaitu

36

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Operasional

Bank Jabar Banten Cabang Cibinong

Bank Jabar Banten KCP Dramaga

Kredit Mikro Utama

Bahan evaluasi dan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten

KCP Dramaga pada masa yang akan datang

Output: 1. Karakteristik debitur yang lancar dan menunggak dalam pengembalian

kredit (Deskriptif) 2. Faktor-faktor yang secara nyata mempengaruhi dan memiliki keterkaitan

terhadap tingkat pengembalian kredit (Regresi Logistik dan Korelasi)

Analisis Kualitatif (Deskriptif) Analisis Kuantitatif (Regresi Logistik) dan Korelasi

Tidak Lancar Lancar

Tingkat Pengembalian Kredit

Karakteristik Kredit a. Plafond Pinjaman b. Jangka Waktu

Pelunasan Kredit c. Pengalaman

Memerima Kredit d. Jaminan Kredit e. Tingkat Suku

Bunga

Karakteristik Usaha a. Pengalaman

Usaha b. Aset Usaha c. Omzet Penjualan d. Total Pendapatan

Usaha Bersih

Karakteristik Personal a. Jenis Kelamin b. Usia c. Tingkat

Pendidikan d. Status Debitur e. Jumlah

Tanggungan dalam Keluaga

Penunggakan Kredit (Kredit Bermasalah)

UMKM