Upload
truongthuy
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FRAKTAL GARIS PANTAI DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Yosep Cahyo Ardi
NIM : 131414029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS FRAKTAL GARIS PANTAI DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Yosep Cahyo Ardi
NIM : 131414029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
ANALISIS FRAKTAL GARIS PANTAI DI YOGYAKARTA
Oleh :
Yosep Cahyo Ardi
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
Beni Utomo, M.Sc. Tanggal : 7 Juni 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
ANALISIS FRAKTAL GARIS PANTAI DI YOGYAKARTA
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Yosep Cahyo Ardi
NIM : 131414029
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
pada tanggal 15 Juni 2017
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ...........................
Sekretaris : Dr. Hongki Julie, M.Si. ...........................
Anggota I : Beni Utomo, M.Sc. ...........................
Anggota II : Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. ...........................
Anggota III : Febi Sanjaya, M.Sc. ...........................
Yogyakarta, 15 Juni 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Energi Mengikuti Imajinasi
(Albert Einstein)
... Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan
janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.
(Lukas, 12 : 22)
Kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus
Bunda Maria
Ibuku Tarmi dan bapakku Haryono
Almamaterku : Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASILAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Juni 2017
Penulis
Yosep Cahyo Ardi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Yosep Cahyo Ardi, 2017. Analisis Fraktal Garis Pantai di Yogyakarta. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sanata Dharma.
Garis pantai memiliki bentuk yang tidak beraturan, karena
tetidakteraturannya sulit untuk menentukan panjang garis pantai secara tepat.
Garis pantai mempunyai pola-pola yang mirip dengan bangun- bangun fraktal.
Garis pantai yang utuh dapat didekati dengan mengulangi pola-pola dasar
sehingga mendekati bentuk garis pantai aslinya. Berdasarkan sifat kemiripan yang
sesuai dengan sifat fraktal yaitu self similarity, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan fraktal. Metode yang digunakan adalah pengolahan citra satelit yang
diambil dari Google Maps. Gambar garis pantai Yogyakarta terlebih dahulu
dipotong-potong sesuai dengan karakteristiknya. Kemudian, dicari dimensi
fraktalnya untuk tiap-tiap bagian menurut metode Dimensi Kotak
( )
dengan beberapa nilai Penghitungan dilakukan dengan bantuan
software MATLAB. Hasil dimensi fraktal inilah yang akan digunakan untuk
menentukan nilai prediksi panjang garis pantai di Yogyakarta.
Hasil penelitian menunjukkan prediksi panjang garis pantai Yogyakarta
adalah 134 . Panjang garis pantai berdasarkan pengukuran langsung
menggunakan Google Maps adalah 127 yang artinya selisih 7 atau dengan
nilai galat 5,51%. Menurut Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa
Yogyakarta (BLH DIY) panjang garis pantai Yogyakarta adalah 113 , yang
berarti bahwa selisih 21 atau dengan nilai galat 18,58%. Prediksi dengan
pendekatan fraktal ini memberikan arti bahwa panjang garis pantai Yogyakarta
lebih panjang 5,51% dari pengukuran langsung dengan Google Maps, dan lebih
panjang 18,58% dari data panjang garis pantai Yogyakarta berdasarkan BLH DIY.
Kata kunci : garis pantai, MATLAB, dimensi fraktal, panjang prediksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Yosep Cahyo Ardi, 2017. Fractal Analysis of Coastline in Yogyakarta. Thesis
Mathematics Education Study Program, Mathematics and Sciene Education
Department, Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma
University.
The coastline has irregular shape, since it is difficult to determine the exact
length of the coastline. The coastline has patterns that are similar to fractal builds.
The intact coastline can be approached by repeating the basic patterns so as to
approximate the shape of the original coastline. Based on the similarity
characteristic in accordance with fractal characteristic is self similarity, this
research uses fractal approach. The method used is the processing of satellite
images taken from Google Maps. The image of Yogyakarta’s coastline first cut
into pieces according to their characteristics. Then, looking for the fractal
dimension for each section according to the Box Dimension method
( )
with multiple values . The calculation is done by using
MATLAB software. The result of this fractal dimension will be used to determine
the predicted value of coastline length in Yogyakarta.
The result shows that the predicted length of Yogyakarta’s coastline is 134
. The length of the coastline based on the direct measurement using Google
Maps is 127 which means the difference of 7 or with the error rate of 5,51
%. According to Yogyakarta’s Environment Agency (BLH DIY) the length of
Yogyakarta’s coastline is 113 , which means that the difference is 21 with
an error rate of 18,58 %. The prediction with this fractal approach gives the mean
that the long of Yogyakarta’s coastline is 5,51% longer than the direct
measurement with Google Maps, and 18,58% longer than the long coastline data
of Yogyakarta based on BLH DIY.
Keywords : coastline, MATLAB, fractal dimension, length of prediction.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Yosep Cahyo Ardi
NIM : 131414029
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
ANALISIS FRAKTAL GARIS PANTAI DI YOGYAKARTA
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 15 Juni 2017
Yang menyatakan
Yosep Cahyo Ardi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Fraktal Garis Pantai di Yogyakarta” ini dengan
baik dan tepat waktu. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menemui banyak masalah yang
menghambat penulisan. Penulis menyadari skripsi ini tidak akan selesai dengan
baik tanpa dukungan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Beni Utomo, M.Sc. selaku dosen pembimbing skripsi yang juga
sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga, dan masukan selama penulisan skripsi dan selama penulis
menjalani kuliah di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
4. Bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma yang telah mendidik penulis selama kuliah di Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Seluruh staf sekretariat JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang telah
membantu dalam hal administrasi.
6. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan buku-buku
yang menunjang perkuliahan selama kuliah di Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Kedua orang tua penulis Ibu Tarmi dan Bapak Haryono yang telah
membiayai kuliah, mendukung, memberi semangat, dan berdoa untuk
kesuksesan penulis.
8. Van Deventer-maas Stichting yang telah membantu membiayai kuliah dalam
bentuk beasiswa.
9. Kakek penulis Mbah Mitro dan keluarga besar Mbah Mitro yang telah
mendukung, dan berdoa untuk penulis.
10. Saudara sepupu penulis Nidia yang telah meminjamkan laptop selama penulis
menulis skripsi.
11. Teman-teman seperjuangan Dhevin, Dora, Emi, Tri, Ipo, Dina, Gerar, dan
Ardian yang telah memberi dukungan, semangat, dan motivasi.
12. Teman-teman Pendidikan Matematika Kelas A yang telah berdinamika
berbagi pengetahuan suka, dan duka selama kuliah.
13. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2013 yang telah berdinamika
berbagi pengetahuan suka, dan duka selama kuliah.
14. Teman-teman UKM Seni Karawitan yang telah berbagi pengetahuan tentang
seni Jawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
15. Teman-teman PPL yang telah memberikan semangat dan dukungan Ines,
Shella, Ana, Clara, Agnes, Stephani, dan Br. Anton.
16. Semua pihak yang telah bermurah hati membantu penulis selama kuliah dan
selama menulis skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Yogyakarta, 15 Juni 2017
Penulis
Yosep Cahyo Ardi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASILAN KARYA ................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Batasan Masalah........................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
F. Metode Penelitian......................................................................................... 6
G. Sistematika Penulisan .................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
A. Ruang Metrik ............................................................................................. 10
B. Ruang Fraktal ............................................................................................. 33
C. Transformasi .............................................................................................. 37
D. Sistem Fungsi Iterasi .................................................................................. 41
BAB III ANALISIS FRAKTAL ........................................................................... 49
A. Regresi Linear ............................................................................................ 49
B. Dimensi Fraktal .......................................................................................... 52
BAB IV ANALISIS FRAKTAL GARIS PANTAI DI YOGYAKARTA............ 73
A. Dimensi Fraktal Garis Pantai Yogyakarta.................................................. 74
B. Prediksi Panjang Garis Pantai Yogyakarta ................................................ 88
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 91
A. Kesimpulan ................................................................................................ 91
B. Saran ........................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 94
LAMPIRAN .......................................................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Contoh data hasil penelitian .................................................................. 51
Tabel 3.2 Nilai residual dari contoh hasil penelitian............................................. 51
Tabel 3.3 Perolehan jumlah selimut- untuk Citra Lena ...................................... 71
Tabel 3.4 Nilai residual masing-masing untuk Citra Lena ........................ 72
Tabel 4.1 Perolehan jumlah selimut- untuk garis pantai bagian I ...................... 75
Tabel 4.2 Perolehan jumlah selimut- untuk garis pantai bagian II ..................... 77
Tabel 4.3 Perolehan jumlah selimut- untuk garis pantai bagian III .................... 79
Tabel 4.4 Perolehan jumlah selimut- untuk garis pantai bagian IV .................... 81
Tabel 4.5 Perolehan jumlah selimut- untuk garis pantai bagian V ..................... 83
Tabel 4.6 Perolehan jumlah selimut- untuk garis pantai bagian VI .................... 85
Tabel 4.7 Perolehan jumlah selimut- untuk garis pantai bagian VII .................. 87
Tabel 4.8 Prediksi panjang garis pantai untuk tiap-tiap bagian ............................ 89
Tabel 4.9 Hasil pengukuran langsung menggunakan Goolge Maps ..................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 (a) Segitiga Sierpinski ........................................................................ 4
Gambar 1.1 (b) Kurva Koch................................................................................... 4
Gambar 2.1 Contoh afinitas ............................................................................ 39
Gambar 2.2 Contoh similaritas ....................................................................... 40
Gambar 2.3 (a) Ilustrasi algoritma Deterministik untuk Segitiga Sierpinski............... 47
Gambar 2.3 (b) Ilustrasi algoritma Random Iterasi untuk Segitiga Sierpinski ............ 47
Gambar 3.1 Himpunan Cantor ........................................................................ 59
Gambar 3.2 Segitiga Sierpinski ...................................................................... 61
Gambar 3.3 Kurva Von Koch ......................................................................... 63
Gambar 3.4 Karpet Sierpinski ......................................................................... 66
Gambar 3.5 (a) Citra Asli Lena ............................................................................ 69
Gambar 3.5 (b) Citra Biner Lena dengan deteksi tepi Canny .............................. 69
Gambar 3.6 Diagram Alir pencacahan selimut ............................................... 69
Gambar 3.7 List program pencacahan selimut untuk Citra Lena.................... 70
Gambar 3.8 Garis Regresi untuk dimensi citra Lena ...................................... 71
Gambar 3.9 Nilai residual untuk citra Lena ......................................... 72
Gambar 4.1 (a) Garis pantai Yogyakarta via google maps .................................. 74
Gambar 4.1 (b) Pemotongan garis pantai menjadi 7 bagian ................................ 74
Gambar 4.2 (a) Garis Pantai bagian I setelah diedit dengan Photo Scape ........... 75
Gambar 4.2 (b) Citra biner garis pantai bagian I dengan deteksi tepi Canny ...... 75
Gambar 4.3 Garis Regresi untuk dimensi garis pantai bagian I ...................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 4.4 Nilai residual untuk garis pantai bagian I ........................ 76
Gambar 4.5 (a) Garis Pantai bagian II setelah diedit dengan Photo Scape .......... 77
Gambar 4.5 (b) Citra Biner garis pantai bagian II dengan deteksi tepi Canny .... 77
Gambar 4.6 Garis Regresi untuk dimensi garis pantai bagian II .................... 78
Gambar 4.7 Nilai residual untuk garis pantai bagian II ....................... 78
Gambar 4.8 (a) Garis pantai bagian III setelah diedit dengan Photo Scape ......... 79
Gambar 4.8 (b) Citra biner garis pantai bagian III dengan deteksi tepi Canny ... 79
Gambar 4.9 Garis Regresi untuk dimensi garis pantai bagian III ................... 80
Gambar 4.10 Nilai residual log untuk garis pantai bagian III ..................... 80
Gambar 4.11(a) Garis pantai bagian IV setelah diedit dengan Photo Scape ........ 81
Gambar 4.11(b) Citra biner garis pantai bagian IV dengan deteksi tepi Canny ... 81
Gambar 4.12 Garis Regresi untuk dimensi garis pantai bagian IV ................... 82
Gambar 4.13 Nilai residual untuk garis pantai bagian IV ..................... 82
Gambar 4.14(a) Garis pantai bagian V setelah diedit dengan Photo Scape .......... 83
Gambar 4.14(b) Citra biner garis pantai bagian V dengan deteksi tepi Canny ..... 83
Gambar 4.15 Garis Regresi untuk dimensi garis pantai bagian V .................... 84
Gambar 4.16 Nilai residual untuk garis pantai bagian V ....................... 84
Gambar 4.17(a) Garis Pantai bagian VI setelah diedit dengan Photo Scape ........ 85
Gambar 4.17(b) Citra Biner garis pantai bagian VI dengan deteksi tepi Canny ... 85
Gambar 4.18 Garis Regresi untuk dimensi garis pantai bagian VI ................... 86
Gambar 4.19 Nilai residual untuk garis pantai bagian VI ..................... 86
Gambar 4.20(a) Garis pantai bagian VII setelah diedit dengan Photo Scape ....... 87
Gambar 4.20(b) Citra biner garis pantai bagian VII dengan deteksi tepi Canny .. 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 4.21 Garis Regresi untuk dimensi garis pantai bagian VII ................. 88
Gambar 4.22 Nilai residual untuk garis pantai bagian VII .................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR SIMBOL
: Himpunan semua bilangan real
: Himpunan semua bilangan asli
( ) : Jarak titik ke titik
: Untuk semua
: Elemen
: Tidak sama dengan
: Tak hingga
: Ruang dimensi atas bilangan real
* + : Barisan
* ( )+ : Barisan pemetaan-pemetaan kontraksi
( ) : Bola terbuka di dengan jari-jari , berpusat di
( ) : Bola tertutup di dengan jari-jari , berpusat di
: Himpunan bagian
: Himpunan bagian sejati
: Gabungan
: Irisan
: Himpunan kosong
( ) : * ( ) untuk suatu +, Himpunan semua titik
interior
: yang memenuhi ( ( ) * +)⋂ himpunan semua titik
limit
: Komplemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
: Bukan elemen
: Himpunan titik closure
( ) : * kompak+, keluarga himpunan bagian tak kosong
yang kompak dari
( ) : * ( ) ( )+ jarak Hausdorff antara titik dan di
( )
: Skalar bernilai real
( ) : Dimensi Hausdorff-Besicovitch
: Nilai pendekatan
: Implikasi kiri ke kanan
: Implikasi kanan ke kiri
: Dimensi Kotak bawah
: Dimensi Kotak atas
( ) : Jumlah minimum selimut berukuran yang dapat menyelimuti
: End of Proof atau bukti selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
List Program Tampilan GUI (Graphical User Interface) MATLAB ................... 96
Hasil Eksekusi Program dengan Tampilan GUI ................................................. 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yogyakarta adalah salah satu tempat destinasi wisata populer di
Indonesia. Yogyakarta memiliki keindahan panorama pantai yang indah.
Secara umum pantai di Yogyakarta terbagi menjadi 3 wilayah pantai yaitu :
Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul. Berdasarkan yogyalagi.com Kulon
Progo memiliki 4 pantai, Bantul memiliki 8 pantai, sedangkan Gunung Kidul
berdasarkan noyvesto.net memiliki 70 pantai. Kulon Progo dan Bantul
tersusun oleh dataran Aluvial, sedangkan di Gunung Kidul berupa kawasan
perbukitan Batu Gamping.
Garis Pantai adalah pertemuan antara daratan dengan lautan yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut (UU No 4 Tahun 2011). Garis pantai
memiliki bentuk yang tak beraturan. Pembentukan garis pantai ini
dipengaruhi oleh faktor abrasi dan struktur batuan. Panjang garis pantai
dahulu dengan panjang garis pantai pada masa sekarang mungkin berbeda.
Hai ini dikerenakan faktor abrasi dan struktur batuan dari pantai tersebut.
Sulit untuk ditentukan panjang garis pantai secara tepat. Berbeda cara
pengukuran dimungkinkan akan menghasilkan hasil yang berbeda. Menurut
Dodi Sukmayadi dalam www.bakosurtanal.go.id terdapat beberapa metode
dalam menentukan dan mengukur garis pantai diantaranya : survei terestris
(dilaksanakan langsung ke lapangan), interpretasi foto udara, interpretasi citra
satelit, dan penghitungan dengan pemodelan garis pantai. Setiap metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
memiliki kelebihan dan kekurangan. Interpretasi foto udara memberikan hasil
yang akurat namum membutuhkan biaya yang mahal, foto citra satelit
membutuhkan biaya yang lebih murah namun hasilnya kurang akurat,
sedangkan dengan metode survei terestris menghasilkan hasil yang cukup
akura namun kurang efektif karena hanya dapat dilakukan untuk daerah-
daerah yang mudah dijangkau.
Matematika adalah ilmu yang dipelajari untuk membantu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi manusia. Secara sadar ataupun tidak sadar kita
mengetahui bahwa alam berkaitan erat dengan matematika. Matematika dapat
ditemukan di alam. Salah satu cabang matematika yang berkaitan dengan
alam adalah geometri. Geometri berasal dari dua kata bahasa Yunani yang
berarti bumi, dan ukuran, tampak bahwa Geometri muncul untuk kebutuhan
pengukuran tanah (bumi) (Burton, 2011:53). Pada mulanya geometri
digunakan oleh bangsa Mesir untuk menentukan batas-batas tanah yang
hilang karena banjir di sungai Nil. Salah satu pelopor geometri adalah
Euclides (325-265 SM) yang kini karyanya disebut sebagai Geometri Euclid.
Geometri Euclid banyak diterapkan dalam bidang teknik seperti : Arsitektur,
gambar-gambar perspektif, maupun gambar-gambar teknik lain. Geometri
Euclid juga dapat ditemui disekitar kita. Benda-benda yang menyerupai
segitiga, persegi panjang, trapesium, balok, kerucut, dan tabung dapat kita
temukan di sekitar kita.
Benda-benda alam disekitar kita mungkin secara umum menyerupai
bangun pada Geometri Euclid. Namun demikian, ada benda-benda dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
fenomena alam yang tidak dapat dikaji dengan geometri Euclid. Geometri
Euclid terlalu umum untuk mempresentasikan benda-benda alam. Seorang
matematikawan mengatakan bahwa Clouds are not spheres, mountains are
not cones, coastlines are not circles, and bark is not smooth, nur does
lighting trevel in a straight line. More generally, I claim that many patterns
of nature are so irregular and fragmented Mandelbrot (1983:1). Secara tidak
langsung Mandelbrot mengatakan bahwa dengan Geometri Euclid saja alam
tidak dapat dikaji dengan baik. Awan tidak dapat digambarkan hanya dengan
gambar bulatan saja, gunung tidak dapat digambarkan hanya dengan sebuah
kerucut, garis pantai tidak dapat digambarkan hanya dengan lingkaran, dan
permukaan kulit kayu tidaklah halus. Secara umum Mandelbrot mengatakan
bahwa alam terdiri dari pola-pola tidak beraturan dan terpecah-pecah.
Seiring berkembangnya geometri muncullah gagasan-gagasan lain yang
bertentangan dengan geometri Euclid yang disebut sebagai Geometri Non-
Euclid. Salah satu Geometri Non-Euclid adalah Geometri Fraktal. Istilah
Fraktal pertama kali dipakai Beniot Mandelbrot pada tahun 1975. Fraktal atau
fractal dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin frangere yang berarti
“rusak” kata ini untuk mendeskripsikan bentuk yang tidak beraturan
(Mandelbrot, 1983:4). Tokoh matematikawan lain yang berperan dalam
perkembangan Geometri Fraktal adalah Waclaw Sierpinski yang dikenal
dengan temuannya yaitu Segitiga Sierpinski, Helge von Koch yang dikenal
dengan kurva von Koch, Gaston Julia dengan Himpunan Julia, dan George
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
(Sumber : http://wiki.eanswers.com/id/Fraktal) (Sumber : Falconer, 2003)
Cantor dengan himpunan Cantor. Temuan-temuan itulah yang menjadi dasar
berkembangnya Fraktal.
Fraktal dikenal dengan kemampunannya dalam menyajikan alam. Alam
yang “rumit” dapat direpresentasikan dengan cukup baik oleh geometri
fraktal. Garis Pantai adalah salah satu bentuk alam yang tak teratur. Garis
Pantai memiliki lekukan-lekukan yang berbeda-beda di sepanjang garis
pantai. Namun demikian, lekukan ini mirip satu sama lain. Kemiripan adalah
sifat utama Fraktal, sebab bangun Fraktal bisa dihasilkan dengan mengulang
pola-pola sehingga membentuk suatu bangun yang mirip dengan bangun
aslinya. Ketika suatu bangun fraktal dipotong kemudian diperbesar akan
terlihat bangun itu mirip dengan bangun sebelumnya. Secara terus-menerus
dengan pemotongan di tak hingga dan diperbesar tetap mirip dengan bangun
sebelumnya sifat ini disebut self-similarity.
Berbeda dengan Geometri Euclid, Geometri Euclid mempunyai dimensi
bulat misalnya berdimensi : 0, 1, 2, atau 3. Titik mempunyai dimensi 0, garis
mempunyai dimensi 1, bidang mempunyai dimensi 2, dan benda pejal
mempunyai dimensi 3. Bangun Fraktal mempunyai dimensi yang berbeda
Gambar 1.1 (b) Kurva Koch Gambar 1.1 (a) Segitiga Sierpinski
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dengan dimensi Geometri Euclid. Dimensi ini bisa tidak bulat tetapi pecahan.
Bangun fraktal bisa memiliki dimensi antara 0 dan 2, atau antara 2 dan 3.
Pegunungan, awan, pohon, dan bunga semua mempunyai dimensi antara 2
dan 3 (Oliver, 1997:32). Dimensi pecahan pada geometri fraktal ini lebih
dikenal dengan nama Dimensi Fraktal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mencari dimensi fraktal garis pantai Yogyakarta?
2. Bagaimana cara menentukan nilai prediksi panjang garis pantai di
Yogyakarta?
3. Apa manfaat hasil penelitian bagi masyarakat yang tinggal di daerah
pesisir pantai Yogyakarta?
C. Batasan Masalah
Penulisan ini membahas mengenai geometri fraktal sebagai dasar
penelitian. Penelitian mengabaikan faktor susunan batuan Pantai di
Yogyakarta. Peneliti hanya fokus kepada bentuk gambar citra satelit oleh
Google Maps. Peneliti juga mempercayai keakuratan Google Maps sebab
Google Maps telah menjadi salah satu aplikasi maps terpopuler di dunia.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
1. Mengetahui dimensi fraktal garis pantai Yogyakarta.
2. Mengetahui nilai prediksi panjang garis pantai Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Mengetahui relevansi penelitian bagi masyarakat di daerah pesisir
pantai.
E. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Penulis mendapatkan pengetahuan baru tentang Geometri Fraktal.
Disamping itu penulis juga dapat mengetahui penerapan geometri
Fraktal untuk menentukan nilai prediksi panjang garis pantai di
Yogyakarta.
b. Bagi Pembaca
Pembaca dapat mengetahui geometri lain selain geometri Euclides.
Pembaca juga dapat mengetahui cara mencari dimensi fraktal dan
dapat mengetahui penerapan ilmu pengetahuan khususnya penerapan
Geometri Fraktal untuk menemukan panjang garis pantai di
Yogyakarta. Penelitian ini juga bermanfaat bagi pembaca yang ingin
mengetahui metode lain yang dapat digunakan untuk menentukan
panjang garis pantai.
F. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk ke dalam
Penelitian Terapan. Penelitian menggunakan teori matematika
khususnya Geometri Fraktal untuk diterapkan dalam konteks dunia
nyata berkaitan dengan panjang garis pantai. Jika ditinjau berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
jenis data yang digunakan dalam penelitian, maka penelitian ini
termasuk dalam penelitian Kuantitatif. Data yang diperoleh berupa
data numerik yang diperoleh dari pengolahan objek yang digunakan.
b. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah studi pustaka, yaitu
dengan mempelajari buku, e-book, karya ilmiah, dan jurnal yang
berkaitan dengan topik skripsi.
c. Objek Penelitian
Objek penelitian ini berupa citra digital yaitu representasi suatu
objek yang dapat diolah dengan komputer. Objek berupa representasi
garis pantai Yogyakarta dalam bentuk citra digital berformat jpg.
d. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi.
Data diperoleh dari pengolahan objek yang diunduh dari Google Maps.
e. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah Google
Maps dan MATLAB. Google Maps digunakan untuk memperoleh
objek berupa citra digital representasi garis pantai Yogyakarta.
Sedangkan MATLAB, digunakan untuk memperoleh data yang akan
digunakan untuk menentukan dimensi fraktal garis pantai Yogyakarta.
f. Analisis Data
Berdasarkan tujuannya, analisis data dibedakan menjadi dua
macam yaitu analisis data untuk memperoleh dimensi fraktal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
analisis data untuk memperoleh prediksi panjang garis pantai. Untuk
memperoleh dimensi garis pantai Yogyakarta analisis data dilakukan
dengan menggunakan MATLAB. Sedangkan untuk memperoleh
prediksi panjang garis pantai Yogyakarta, digunakan suatu rumus.
g. Langkah-langkah Penelitian
Secara umum, penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Menentukan topik skripsi.
2. Membaca referensi-referensi yang berkaitan dengan topik skripsi
dari buku, e-book, skripsi, maupun jurnal.
3. Mengambil gambar objek citra satelit melalui Google Maps.
4. Membagi objek menjadi beberapa bagian.
5. Mencari dimensi fraktal masing-masing bagian dengan membuat
program terlebih dahulu pada software MATLAB.
6. Mencari nilai prediksi panjang garis pantai di Yogyakarta.
7. Menyusun hasil penelitian.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Pembatasan Masalah
d. Tujuan Penelitian
e. Manfaat Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
f. Metode Penelitian
g. Sistematika Peneltian
BAB II LANDASAN TEORI
a. Ruang Metrik
b. Ruang Fraktal
c. Transformasi
d. Sistem Fungsi Iterasi
BAB III ANALISIS FRAKTAL
a. Regresi Linear
b. Dimensi Fraktal
BAB IV ANALISIS FRAKTAL GARIS PANTAI DI YOGYAKARTA
a. Dimensi Fraktal Garis Pantai
b. Prediksi Panjang Garis Pantai Yogyakarta
BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas berbagai teori yang mendasari geometri fraktal.
Teori yang dibahas diantaranya : ruang metrik, ruang fraktal, afinitas, similaritas,
dan Sistem Fungsi Iterasi. Ruang metrik mendasari ruang fraktal, sedangkan
afinitas dan similaritas adalah sifat utama fraktal. Sistem Fungsi Iterasi adalah
suatu sistem yang membentuk bangun fraktal atau mengkonstruksi fraktal.
A. Ruang Metrik
Ruang metrik penting untuk dibahas di awal, karena teori-teori tentang
fraktal didasarkan pada ruang metrik seperti halnya barisan dan ruang fraktal.
Secara umum pada pembahasan ini didasarkan pada ruang Euclid dimensi
atau . Ketika maka yang berarti himpunan semua bilangan
real. Ketika maka akan menjadi bidang datar. Titik pada
dinotasikan dengan ( ) Jika suatu himpunan bagian dari
dengan suatu fungsi jarak yang bekerja padanya dengan beberapa aksioma
yang berlaku maka disebut sebagai ruang metrik. Berikut ini adalah syarat yang
harus dipenuhi dari suatu ruang metrik yang disajikan dalam definisi ruang
metrik.
Definisi 2.1.1 (Barnsley, 1988:11)
Misalkan adalah himpunan tak kosong. Metrik pada adalah fungsi bernilai
real yang memenuhi aksioma berikut.
( ) ( ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
Metrik juga disebut sebagai fungsi jarak. Himpunan tak kosong yang
dilengkapi dengan metrik pada disebut sebagai ruang metrik, dituliskan
dengan ( ).
Contoh 2.1.1
Misalkan fungsi didefinisikan ( ) | | buktikan
bahwa ( ) adalah metrik di .
Penyelesaian :
Untuk membuktikan bahwa ( ) merupakan metrik, maka perlu dibuktikan
( ) memenuhi aksioma-aksioma pada definisi 2.1.1.
( ) ( ) | |
| |
( )
( ) Nilai mutlak bilangan real adalah tak negatif. Untuk
berlaku
| | ( )
( ) ( ) | |
( ) ( ) | |
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
| |
(| | | |)
| | | |
( ) ( )
( ) ( ) ( )
Dari ( ) ( ) ( ) dan ( ) ( ) adalah metrik di .
Contoh 2.1.2
Misalkan didefinisikan ( ) jarak Euclides dengan ( )
√( ) ( ) ( ) dan ( )
buktikanlah bahwa ( ) adalah metrik di .
Penyelesaian :
( ) ( ) √( ) ( )
√( ) ( )
( )
( ) Akar dari suatu bilangan real adalah tak negatif. Untuk
berarti bahwa atau sehingga berlaku
√( ) ( ) ( )
( ) ( ) √( ) ( )
√
( ) ( ) √( ) ( )
√( ) ( ) ( ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dengan ( ), (menurut ketaksamaan
segitiga)
√( ) ( ) √( ) ( )
Dari ( ) ( ) ( ) dan ( ) ( ) adalah metrik di .
Setelah mengetahui tentang ruang metrik, selanjutnya melihat hubungan
antar metrik. Dua metrik yang berbeda pada bisa memiliki keterkaitan satu
sama lain. Keterkaitan ini misalnya, metrik yang satu bisa dibangun oleh
metrik yang lain dengan mengalikan terhadap suatu konstanta. Dua metrik
yang demikian disebut dua metrik yang ekuivalen. Secara umum dua metrik
yang ekuivalen dicirikan oleh definisi 2.1.2 berikut ini.
Definisi 2.1.2 (Barnsley, 1988:12)
Dua metrik dan pada ruang dikatakan ekuivalen jika terdapat dan
konstan dengan sedemikian sehingga
( ) ( ) ( ) ( ) .
Contoh 2.1.3
Misalkan metrik ( ) | | | | dan ( ) | | | |, metrik
( ) dan ( ) adalah dua metrik yang ekuivalen.
Bukti :
Akan dibuktikan bahwa metrik ( ) dan ( ) dapat dinyatakan sebagai
( ) ( ) ( ) dengan dan konstan.
Dipilih , maka jelas bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
| | | | | | | |
Dengan maka diperoleh
| | | | | | | | (| | | |) | | | |
yang artinya bahwa ( ) ( ) ( ) ( )
dengan demikian ( ) dan ( ) adalah dua metrik yang ekuivalen.
Definisi 2.1.3 (Barnsley, 1988:13)
Dua ruang metrik ( ) dan ( ) adalah ekuivalen jika terdapat fungsi
dengan fungsi bijektif sedemikian sehingga metrik pada
dengan definisi ( ) ( ( ) ( )) ekuivalen dengan .
Contoh 2.1.4
Misalkan , -, , - dan fungsi . Didefinisikan
sebagai metrik Euclides dan | |. Buktikanlah bahwa ( ) dan
( ) adalah dua ruang metrik yang ekuivalen.
Bukti :
Terdapat ( ) . Selanjutnya akan dibuktikan bahwa
( ) ( ) ( ) ( ) . Menurut definisi 2.1.3
berlaku bahwa
( ) ( ( ) ( ))
| ( ) ( )|
Berdasarkan yang diketahui ( ) | | .
Dipilih
maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
| ( ) ( )| | |
Dengan diperoleh
| ( ) ( )| | | | ( ) ( )|
( ) ( ) ( ) ( )
Selanjutnya, akan dibahas tentang kekontinuan suatu fungsi di dalam
ruang metrik. Fungsi yang kontinu di titik pasti mempunyai limit di tetapi
tidak sebaliknya. Berikut ini adalah definisi dari fungsi yang kontinu.
Definisi 2.1.4 (Barnsley, 1988:14)
Misalkan suatu fungsi adalah pemetaan dari ruang metrik ( )
ke ruang metrik ( ). Fungsi dikatakan kontinu jika, untuk setiap
dan terdapat sedemikian sehingga ( )
( ( ) ( )) .
Contoh 2.1.5
Misalkan diberikan ( ) dan ( ) adalah ruang metrik. Tunjukkanlah
bahwa fungsi konstan kontinu.
Bukti :
Diberikan sebarang , untuk sebarang dengan fungsi konstan
( ) berlaku ( ( ) ( )) ( )
Dengan demikian terbukti kontinu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Contoh 2.1.6
Diketahui ruang metrik di dengan metrik Euclides. Diberikan fungsi
dengan definisi ( ) untuk setiap . Tunjukkanlah
bahwa kontinu.
Bukti :
Diberikan untuk sebarang . Harus dicari sedemikian
sehingga untuk setiap yang memenuhi | | berlaku | ( )
( )|
Dipilih maka | |
| ( ) ( )| | ( )| | |
dengan demikian terbukti kontinu.
Suatu barisan dalam ruang metrik dapat dibedakan menjadi dua macam
barisan, yaitu barisan konvergen dan barisan divergen. Kedua macam barisan
tersebut mempengaruhi kelengkapan dari suatu ruang metrik. Ruang metrik
dikatakan lengkap jika setiap barisan Cauchy di dalamnya konvergen ke suatu
titik di ruang metriknya. Berikut ini adalah definisi dari barisan Cauchy yang
dilanjutkan dengan definisi barisan konvergen.
Definisi 2.1.5 (Barnsley, 1988:17)
Barisan * + dalam ruang metrik ( ) disebut barisan Cauchy jika
untuk sebarang terdapat bilangan bulat sehingga ( )
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Suku-suku pada suatu barisan jika diperhatikan untuk nilai suku ke- yang
semakin besar, dapat dibedakan menjadi barisan divergen dan barisan
konvergen. Barisan yang menunjukkan sifat suku ke- yang semakin besar
mendekati suatu nilai tertentu disebut barisan konvergen. Sebaliknya, jika
untuk nilai suku ke- yang semakin besar dari suatu barisan tidak
menunjukkan semakin dekat dengan nilai tertentu disebut sebagai barisan
divergen. Berikut ini definisi 2.1.6 mendefinisikan secara matematis suatu
barisan konvergen.
Definisi 2.1.6 (Barnsley, 1988:17)
Barisan * + dalam ruang metrik ( ) dikatakan konvergen ke
jika untuk sebarang terdapat bilangan bulat sehingga ( )
. Titik konvergensi adalah limit dari barisan * + dinotasikan
dengan . Titik yang merupakan konvergensi dari barisan * +
memenuhi ( ) * ( ) + atau bola tertutup dengan jari-jari
dan berpusat di .
Kekonvergenan suatu barisan tidak lepas dengan adanya titik konvergensi.
Ketika suatu barisan diketahui konvergen, pastilah barisan tersebut mempunyai
titik konvergensi. Berikut ini adalah suatu teorema (2.1.1) yang menyatakan
bahwa titik konvergensi dari suatu barisan adalah tunggal. Selanjutnya melalui
teorema 2.1.2 ditunjukkan bahwa barisan yang konvergen merupakan barisan
Cauchy. Mengutip dari buku Metric Spaces (Shirali dan Vasudeva, 2006) pada
definisi 2.1.7 dijelaskan bahwa adanya keterkaitan antara barisan dan barisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
bagian (subbarisan). Pada definisi 2.1.7 tersebut dikatakan bahwa, jika suatu
barisan konvergen ke suatu titik maka subbarisannya juga konvergen ke titik
yang sama. Hal ini berlaku juga untuk subbarisan dari suatu barisan yang
konvergen ke suatu titik, barisannya juga akan konvergen ke titik yang sama
dengan subbarisannya. Sebagai akibat dari definisi 2.1.7 pada proposisi 2.1.1
keterkaitan antar barisan dan subbarisan ini juga berlaku untuk barisan Cauchy.
Teorema 2.1.1 (Searcoid, 2007:86)
Misalkan ( ) adalah suatu ruang metrik, barisan * + di yang konvergen
akan konvergen ke tepat satu titik di .
Bukti :
Diberikan barisan * + yang konvergen. Misalkan * + konvergen ke titik
dan titik yang berbeda. Ambil sebarang . Maka ada
sedemikian sehingga ( )
dan ( )
.
Dipilih * + sehingga untuk menurut ketaksamaan
segitiga
( ) ( ) ( )
Jadi ( ) berarti bahwa . Terbukti bahwa barisan * +
konvergen ke satu titik.
Teorema 2.1.2 (Barnsley, 1988:18)
Jika barisan * + pada ruang metrik ( ) konvergen ke maka
barisan * + merupakan barisan Cauchy.
Bukti :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Diberikan ruang metrik ( ) dan barisan * + di ( ) yang konvergen ke .
Menurut definisi 2.1.6 untuk sebarang terdapat bilangan bulat positif
dan sehingga ( )
. Demikian juga untuk setiap
berlaku ( )
. Menurut ketaksamaan segitiga ( ) ( )
( )
untuk setiap * +. Diperoleh ( )
sehingga * + barisan Cauchy.
Contoh 2.1.7
Diketahui barisan * + =
di ruang metrik ( ) dengan dan
adalah metrik Euclides. Buktikanlah bahwa barisan * + adalah barisan
Cauchy dan konvergen ke 0.
Bukti :
Diberikan sebarang , maka terdapat sehingga
. Untuk
dan misalkan berlaku
( ) (
) |
|
Selanjutnya jelas bahwa ( )
Diperoleh ( ) dan ( ) maka terbukti bahwa barisan * +
barisan Cauchy dan konvergen ke 0.
Definisi 2.1.7 (Shirali dan Vasudeva, 2006:48)
Misalkan barisan * + dalam ruang metrik ( ) dan barisan bilangan
bulat positif * + dengan . Barisan { }
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dikatakan subbarisan dari * + . Jika { } konvergen, limitnya
merupakan limit dari * + . Jelas bahwa barisan * + di
konvergen ke jika dan hanya jika setiap subbarisannya konvergen ke .
Proposisi 2.1.1 (Shirali dan Vasudeva, 2006:48)
Jika barisan Cauchy dalam metrik ( ) memuat sub barisan yang konvergen
maka barisan itu konvergen ke limit yang sama dengan limit sub barisannya.
Bukti :
Diberikan barisan Cauchy * + di ( ) maka untuk setiap terdapat
bilangan bulat ( ) sehingga ( ) dengan ( ). Barisan
{ } sub barisan dari * + konvergen, misal konvergen ke . Diperhatikan
bahwa * + barisan bilangan bulat positif yang naik maka ( )
untuk ( ). Dengan ketaksamaan segitiga diperoleh ( )
( ) (
) ( ) untuk ( ). Jika ,
maka ( ) . Sehingga ( ) yang artinya bahwa * +
konvergen ke
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas tentang : ruang metrik,
barisan Cauchy, dan barisan konvergen. Selanjutnya, pada definisi berikut ini
menunjukkan hubungan ketiganya yaitu tentang ruang metrik lengkap.
Definisi 2.1.8 (Barnsley, 1988:18)
Ruang metrik ( ) dikatakan lengkap jika setiap barisan Cauchy * + di
mempunyai limit , dengan kata lain konvergen ke suatu titik di .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Contoh 2.1.8
Ruang metrik ( ) dengan merupakan jarak Euclides adalah ruang metrik
lengkap.
Bukti :
( ) √( ) ( ) dengan ( ) dan
( ) . Misalkan diberikan barisan * + untuk ,
(
) didefinisikan barisan Cauchy di sehingga ( )
untuk . Kemudian untuk terdapat bilangan bulat ( )
sedemikian sehingga ( ) √( )
(
)
untuk setiap ( ). Menggunakan prinsip kekonvergenan * + akan
konvergen ke suatu titik katakanlah . Berlaku untuk setiap
( ) * + akan konvergen ke suatu titik ( ) .
Contoh 2.1.9
Diketahui ruang metrik ( ) dengan metrik Euclides dan ( ). Ruang
metrik ( ) merupakan ruang metrik tidak lengkap.
Bukti :
Terdapat barisan * +
, akan dibuktikan barisan * + barisan Cauchy.
Diberikan maka terdapat sehingga
. Untuk setiap
berlaku
,
. Barisan * + adalah barisan Cauchy namun
barisan * + konvergen ke sehingga ( ) bukan ruang metrik lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Sistem bilangan real mempunyai dua tipe sifat. Sifat yang pertama adalah
aljabar dengan penjumlahan, perkalian dan yang lainnya. Sifat yang kedua
adalah topologi yang ada kaitannya dengan jarak antar bilangan dan konsep
limit (Shirali dan Vasudeva, 2006:64). Pembahasan selanjutnya yaitu tentang
topologi dalam ruang metrik khususnya himpunan terbuka dan himpunan
tertutup. Sebelum membahas tentang dua hal tersebut perlu diketahui terlebih
dahulu tentang : persekitaran, titik interior, dan titik limit.
Definisi 2.1.9 (Shirali dan Vasudeva, 2006:64)
Misalkan ruang metrik ( ) himpunan ( ) * ( ) + di
mana dan , disebut bola buka dengan jari-jari dan pusat .
Himpunan ( ) * ( ) + di mana dan ,
disebut bola tertutup dengan jari-jari dan pusat .
Contoh 2.1.10
Bola buka ( ) di garis real adalah selang terbuka ( ). Contoh
bola tertutup ( ) di garis real adalah selang tertutup , -.
Definisi 2.1.10 (Shirali dan Vasudeva, 2006:66)
Diberikan ruang metrik ( ) persekitaran di adalah sebarang bola
buka di ( ) dengan pusat di .
Definisi 2.1.11 (Shirali dan Vasudeva, 2006:66)
Himpunan bagian dari ruang metrik ( ) dikatakan terbuka jika untuk
sebarang , terdapat sehingga ( ) .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Berikut ini adalah suatu teorema 2.1.3 yang menyatakan bahwa setiap bola
buka merupakan himpunan terbuka. Terorema 2.1.4 menunjukkan keterkaitan
antar himpunan-himpunan terbuka dimana gabungan himpunan-himpunan
terbuka merupakan himpunan terbuka, demikian juga untuk irisan himpunan-
himpunan terbuka juga merupakan himpunan terbuka.
Teorema 2.1.3 (Shirali dan Vasudeva, 2006:66)
Dalam sebarang ruang metrik ( ), setiap bola buka adalah himpunan
terbuka.
Bukti :
Misalkan ( ) adalah bola buka tak kosong maka ( ). Ambil
sebarang titik ( ) maka ( ) . Misalkan ( ) .
Akan dibuktikan ( ) ( ). Untuk sebarang ( ) berlaku
( ) ( ) ( ) ( ) , berarti bahwa ( ).
Dengan demikian ( ) ( ) dan merupakan bola buka. Sehingga
( ) adalah himpunan terbuka di
Teorema 2.1.4 (Shirali dan Vasudeva, 2006:67)
Diberikan ruang metrik ( ), maka
( ) dan adalah himpunan terbuka di ( ).
( ) Gabungan dari keluarga berhingga himpunan-himpunan terbuka adalah
himpunan terbuka.
( ) Irisan dari keluarga berhingga himpunan terbuka adalah terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Bukti :
( ) Himpunan kosong tidak memuat titik di dalamnya, syarat bahwa setiap
titik di adalah titik pusat bola buka otomatis terpenuhi yaitu himpunan
kosong juga. Selanjutnya, ruang terbuka karena setiap titik pusat bola
buka ada di .
( ) Diberikan sebarang himpunan dan * : + yang merupakan
keluarga himpunan terbuka. Akan dibuktikan ⋃ . Jika
maka jelas bahwa terbuka menurut ( ) Asumsikan bahwa ,
ambil sebarang maka terdapat sedemikian sehingga
.
adalah himpunan terbuka maka terdapat sehingga
( )
. Jadi terdapat sehingga ( ) .
terbuka.
( ) Diberikan himpunan * + keluarga himpunan terbuka di
dan ⋂ Akan dibuktikan terbuka. Jika maka jelas
bahwa terbuka menurut ( ). Asumsikan bahwa , ambil sebarang
maka terdapat , - sedemikian sehingga . adalah
himpunan terbuka, maka terdapat sedemikian sehingga ( )
. Dipilih * + maka ( ) ( ) dengan
. Dengan demikian ( ) ⋂ ( ) .
terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Titik interior dari suatu himpunan akan dibahas pada definisi 2.1.12. Dari
definisi 2.1.12 diturunkan teorema 2.1.5 yang menunjukkan keterkaitan antara
titik interior dengan himpunan terbuka.
Definisi 2.1.12 (Shirali dan Vasudeva, 2006:69)
Misalkan himpunan bagian dari ruang metrik ( ). Titik disebut titik
interior jika terdapat bola buka dengan pusat di sedemikian sehingga
( ) untuk suatu Himpunan semua titik interior
dinotasikan ( ) * ( ) untuk suatu +.
Contoh 2.1.11
Diketahui *( ) +, ( ) dengan
dan didefinisikan ( ) | | | | | | dengan
( ) ( ) . Titik ( ) adalah titik
interior .
Bukti :
Jelas bahwa ( ) sebab . Menurut definisi
( ) ( ) dengan dipilih
maka ( ) | |
| | | |
dengan ( ). Akan dibuktikan .
/
. Ambil sebarang ( ) .
/ perhatikan bahwa
| | | | | | | |
| |
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
, dengan cara yang sama diperoleh
dan
. Kemudian
yang berarti ( ) . Dengan demikian
.
/
Teorema 2.1.5 (Shirali dan Vasudeva, 2006:69)
Diberikan himpunan bagian dari ruang metrik ( ).
( ) adalah himpunan bagian terbuka dari yang memuat setiap
himpunan bagian terbuka dari .
( ) terbuka jika dan hanya jika .
Bukti :
( ) Diberikan sebarang . Menurut definisi terdapat bola buka ( )
. Berdasarkan teorema 2.1.3 ( ) adalah himpunan terbuka, setiap titik
di ( ) merupakan titik pusat dari bola buka dalam ( ) dan juga di
dalam . Oleh karena itu setiap titik dalam ( ) adalah titik interior
maka ( ) . Dengan demikian adalah titik pusat bola buka dalam
. Karena dan ( ) berarti bahwa terbuka. Misalkan
dan adalah himpunan terbuka. Ambil sebarang maka
terdapat bola buka ( ) . Jadi menurut definisi 2.1.12 .
Berarti bahwa dengan kata lain .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
( )
Diketahui terbuka. Berdasarkan ( ) diperoleh bahwa dan
yang berarti bahwa .
Diketahui , seperti halnya pada ( ) diperoleh bahwa terbuka
yang artinya juga terbuka.
Suatu titik di disebut sebagai titik limit jika memenuhi definisi 2.1.13.
Jika setiap titik limit dari suatu himpunan adalah himpunan bagian dari
himpunan tersebut, maka himpunan itu dikatakan himpunan tertutup. Lebih
jelasnya himpunan tertutup didefinisikan pada definisi 2.1.14. Teorema 2.1.6
mengatakan hubungan antar himpunan terbuka dan himpunan tertutup. Melalui
teorema 2.1.6 ini dapat diketahui bahwa jika suatu himpunan adalah tertutup
maka komplemennya terbuka, demikian pula jika komplemen suatu himpunan
adalah terbuka maka himpunannya tertutup. Dengan kata lain berlaku
biimplikasi antara himpunan dan komplemen himpunannya.
Definisi 2.1.13 (Shirali dan Vasudeva, 2006:70)
Diberikan ruang metrik dan . Titik disebut titik limit jika
setiap bola buka dengan titik pusat memuat setidaknya satu titik yang
berbeda dengan di , dengan kata lain ( ( ) * +)⋂ . Himpunan
semua titik limit dinotasikan dengan .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Definisi 2.1.14 (Shirali dan Vasudeva, 2006:71)
Himpunan bagian dari ruang metrik ( ) dikatakan tertutup jika memuat
setiap titik limitnya dengan kata lain .
Teorema 2.1.6 (Shirali dan Vasudeva, 2006:74)
Diberikan ruang metrik ( ) dan . tertutup di jika dan hanya jika
terbuka di .
Bukti :
Andaikan tertutup di , akan dibuktikan terbuka di . Jika maka
dan merupakan himpunan terbuka menurut teorema 2.1.4. Asumsikan
bahwa . Ambil sebarang maka . Karena tertutup
dan maka bukan titik limit sehingga terdapat sedemikian
sehingga ( ) . Oleh karena itu ( ) yang berarti bahwa
terbuka.
Sebaliknya, andaikan terbuka akan dibuktikan tertutup. Ambil dan
titik limit . Andaikan bahwa maka . Karena terbuka maka
terdapat sehingga ( ) yang berarti ( ) . Akibatnya
bukan titik limit , kontradiksi dengan titik limit . Sehingga haruslah
.
Seperti halnya pada himpunan terbuka. Pada terorema 2.1.7 di bawah ini
menunjukkan keterkaitan antar himpunan-himpunan tertutup dimana gabungan
himpunan-himpunan tertutup merupakan himpunan tertutup, demikian juga
untuk irisan himpunan-himpunan tertutup juga merupakan himpunan tertutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gabungan himpunan dengan himpunan titik limitnya disebut sebagai closure
(penutup). Lebih jelasnya, pada definisi 2.1.15 didefinisikan closure dari suatu
himpunan.
Teorema 2.1.7 (Shirali dan Vasudeva, 2006:74)
Diberikan ruang metrik ( ) maka
( ) dan adalah himpunan tertutup
( ) Irisan dari himpunan-himpunan tertutup adalah tertutup
( ) Gabungan berhingga dari himpunan-himpunan tertutup adalah tertutup
Bukti :
( ) Himpunan kosong tidak memuat titik di dalamnya, syarat bahwa himpunan
tertutup memuat semua titik limitnya terpenuhi oleh himpunan kosong.
Sebarang ruang memuat semua titik, berarti bahwa memuat semua titik
limitnya.
( ) Diberikan himpunan * + keluarga himpunan tertutup di dan ⋂ .
Menurut teorema 2.1.6, tertutup jika terbuka. Dengan hukum De
Morgan
(⋂
)
⋃
Diketahui tertutup, menurut teorema 2.1.6 adalah himpunan
terbuka. Dengan teorema 2.1.4 ( ) ⋃
adalah himpunan terbuka
sehingga terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
( )Diberikan keluarga berhingga himpunan-himpunan tertutup
* + dan misalkan ⋃ . Menurut teorema 2.1.6
tertutup jika terbuka. Dengan hukum De Morgan diperoleh
(⋃
)
⋂
Diketahui untuk setiap adalah tertutup maka menurut
teorema 2.1.6 untuk setiap adalah terbuka. Dengan
menggunakan teorema 2.1.4 ( ) ⋂
adalah himpunan terbuka.
Karena ⋂
maka terbuka sehingga tertutup.
Definisi 2.1.15 (Shirali dan Vasudeva, 2006:72)
Misalkan himpunan bagian dari ruang metrik ( ). Himpunan
disebut closure (penutup) dari dan dinotasikan dengan .
Contoh 2.1.12
Diberikan ruang metrik ( ) adalah jarak Euclides di dan himpunan
dengan 2
3. Titik limit adalah 2, maka * +.
Sebelum mempelajari tentang ruang metrik yang kompak perlu diketahui
terlebih dahulu tentang selimut. Pada definisi 2.1.16 didefinisikan suatu selimut
terbuka dari ruang metrik.
Definisi 2.1.16 (Shirali dan Vasudeva, 2006:84)
Diberikan ruang metrik ( ) dan adalah keluarga himpunan terbuka di .
Jika untuk setiap terdapat suatu anggota sedemikian sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
, maka disebut selimut terbuka dari . Keluarga bagian dari yang
merupakan selimut terbuka dari disebut selimut bagian.
Contoh 2.1.13
Gabungan keluarga interval-interval terbuka pada
* ( ) ( ) ( ) ( ) + adalah selimut terbuka di .
Definisi 2.1.17 (Shirali dan Vasudeva, 2006:171)
Ruang metrik ( ) dikatakan kompak jika setiap selimut terbuka dari
mempunyai suatu selimut bagian berhingga yaitu keluarga bagian berhingga
* + sedemikian sehingga ⋃ .
Contoh 2.1.14
Diberikan himpunan bagian terbatas dari ruang metrik ( ). adalah
himpunan kompak
Bukti :
Misalkan * + dan selimut terbuka dari dengan
* + maka ⋃ . Untuk ada , sedemikian sehingga
. Demikian juga untuk ada , sedemikian sehingga
.
Berlaku seterusnya hingga untuk ada sedemikian sehingga
. Dengan demikian diperoleh keluarga bagian dari yaitu
{
}. Kerena memuat selimut bagian berhingga maka
kompak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Definisi 2.1.18 (Shirali dan Vasudeva, 2006:76)
Diberikan ruang metrik ( ) dan himpunan bagian tak kosong dari .
dikatakan terbatas jika terdapat sedemikian sehingga ( )
.
Definisi 2.1.18 mendefinisikan tentang keterbatasan suatu himpunan.
Himpunan yang terbatas adalah himpunan yang memiliki nilai maksimum
untuk setiap titik-titik pada himpunannya. Nilai maksimum jarak dalam definisi
2.1.18 ditandakan dengan suatu konstantan real . Selanjutnya, melalui
teorema 2.1.8 ditunjukkan bahwa himpunan kompak dari suatu ruang metrik
adalah tertutup dan terbatas. Melalui teorema 2.1.8 ini secara tidak langsung
menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara kekompakan, ketertutupan, dan
keterbatasan dari suatu himpunan.
Teorema 2.1.8 (Shirali dan Vasudeva, 2006:172)
Diberikan ruang metrik ( ) dan . Jika himpunan kompak dari
( ) maka tertutup dan terbatas.
Bukti :
Diberikan himpunan bagian kompak dari ruang metrik ( ) dan ,
. Untuk suatu bilangan real positif ( ) dipilih ( )
( ) maka
terdapat bola buka ( ( )) dan ( ( )) sedemikian sehingga
( ( )) ( ( )) . Jelas bahwa ⋃ ( ( )) . adalah
himpunan kompak maka terdapat sedemikian sehingga
⋃ ( ( )) . Untuk setiap bola buka ( ( ))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
memenuhi ( ( )) ( ( )) . Misalkan ⋂ ( ( ))
maka himpunan bagian terbuka dari yang memuat . Selanjutnya
dibuktikan bahwa . Jika maka ( ( )) untuk
suatu dalam * + dan ( ( )). Akibatnya ( ( ))
( ( )) maka kontradiksi dengan ( ( )) ( ( ))
sehingga tidak ada titik di yang dapat menjadi titik limit di . Akibatnya
semua titik di titik limit , sehingga tertutup.
Selanjutnya akan dibuktikan terbatas. Jika tidak terbatas maka
terdapat dan di sedemikian sehingga untuk sebarang bilangan positif ,
( ) . Mengingat kembali untuk titik pusat bola buka di , untuk
jelas bahwa ⋃ ( ) . Karena kompak maka terdapat
sedemikian sehingga ⋃ ( ) . Misalkan { ( )
}. Terdapat dan di sedemikian sehingga ( ) .
Karena maka terdapat dan sedemikian sehingga ( ) dan
( ). Menurut ketaksamaan segitiga diperoleh ( ) ( )
( ) ( ) . Kontradiksi dengan ( ) , sehingga
terbatas.
B. Ruang Fraktal
Pembahasan sebelumnya mempelajari ruang metrik dengan himpunan-
himpunan di yang dilengkapi dengan metrik , dan dengan beberapa
aturan menjadi ruang metrik kompak. Pada pembahasan kali ini akan dibahas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
gabungan dari himpunan-himpunan kompak yang membentuk suatu ruang.
Ruang tersebut dilengkapi dengan metrik yang dinamakan metrik/jarak
Hausdorff. Ruang yang terbentuk dengan gabungan himpunan-himpunan
kompak yang dilengkapi dengan metrik Hausdorff tersebut dinamakan ruang
Fraktal. Pada definisi 2.2.1 berikut ini didefinisikan ( ) yang merupakan
ruang yang titik-titiknya (elemen-elemennya) merupakan himpunan bagian tak
kosong yang kompak.
Pada definisi 2.1.1 telah didefinisikan sebagai metrik pada . Pada
ruang fraktal himpunan yang dipakai bukan lagi tetapi ( ) yang telah
disinggung sebelumnya. Konsep jarak/metrik pada ( ) berbeda dengan jarak
pada . Definisi 2.2.2, 2.2.3, dan 2.2.4 mendefinisikan tentang pengertian jarak
pada ( ). Dari definisi-definisi jarak pada ( ) ini, diturunkanlah suatu
teorema yang menyatakan adalah suatu metrik pada ( ). Sehingga, jika
dalam ada sebagai metrik maka di dalam ( ) ada sebagai metriknya.
Definisi 2.2.1 (Barnsley, 1988:30)
Misalkan ( ) adalah ruang metrik lengkap. Kemudian ( ) didefinisikan
sebagai ruang yang titik-titiknya adalah himpunan bagian yang kompak dari
yang tak kosong.
Definisi 2.2.2 (Barnsley, 1988:30)
Diberikan ruang metrik lengkap ( ), dan ( ) didefinisikan
( ) * ( ) + kemudian ( ) disebut jarak dari titik ke
himpunan .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Definisi 2.2.3 (Barnsley, 1988:31)
Diberikan ruang metrik lengkap dan ( ) didefinisikan ( )
* ( ) +. ( ) adalah jarak dari himpunan ( ) ke
himpunan ( ).
Contoh 2.2.1
Tentukan ( ) jika ( ) adalah ( ) dengan jarak Euclides,
dan
2 ( )
3⋃ * +
Penyelesaian :
Infimum dari dicapai ketika yaitu . Jadi ( )
.
Contoh 2.2.2
Diketahui ( ) ruang metrik lengkap. Buktikan bahwa jika ( )
maka ( ) ( ) ( )
Bukti :
( ) * ( ) +
* ( ) + * ( ) +
( ) ( )
Definisi 2.2.4 (Barnsley, 1988:34)
Diberikan ruang metrik lengkap ( ). Jarak Hausdorff antara titik dan di
( ) didefinisikan oleh
( ) ( ) ( ) * ( ) ( )+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Teorema 2.2.1 (Edgar, 2008:72)
Diberikan ruang metrik . Fungsi Hausdorff adalah metrik pada ( ).
Bukti :
metrik jika memenuhi aksioma-aksioma pada definisi 2.1.1. Maka akan
dibuktikan memenuhi aksioma-aksioma tersebut.
( ) ( ) * ( ) ( )+ * ( ) ( )+ ( )
( ) Untuk maka terdapat sehingga dan . Jadi jelas bahwa
( ) . ( ) * ( ) + maka ( ) . Karena
( ) * ( ) ( )+ dan ( ) maka ( )
( ) ( ) * ( ) ( )+ ( ) * ( ) +
( ) Akan dibuktikan terlebih dahulu bahwa ( ) ( ) ( )
Ambil sebarang maka
( ) * ( ) +
* ( ) ( ) +
* ( ) + * ( ) +
( ) ( )
* ( ) + * ( ) +
( ) ( )
Jadi ( ) ( ) ( ) dengan cara yang sama akan diperoleh
juga bahwa ( ) ( ) ( )
Selanjutnya akan dibuktikan ( ) ( ) ( )
( ) * ( ) ( )+
*( ( ) ( )) ( ( ) ( ))+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
* ( ) ( )+ * ( ) ( )+
( ) ( )
Berdasar ( ) ( ) ( ) dan ( ) terbukti bahwa metrik di ( ).
Himpunan ( ) yang dilengkapi dengan metrik atau dinotasikan
dengan ( ( ) ) ini disebut sebagai ruang fraktal.
C. Transformasi
Transformasi menjadi salah satu bagian yang penting dari Geometri
Fraktal. Secara khusus geometri fraktal dicirikan dengan transformasi Afin.
Pada bagian ini juga akan dibahas tentang similaritas. Similaritas dan Afin
menjadi sifat utama dari fraktal. Bangun fraktal seperti : Segitiga Sierpinski
dan Kurva Salju Von Koch dapat dibentuk melalui dua sifat ini. Sifat inilah
yang menyebabkan suatu bangun fraktal mempunyai kemiripan diri di setiap
skala.
a. Transformasi Afin
Transformasi Afin di diperoleh dengan menerapkan transformasi
linear dan diikuti dengan translasi. Transformasi Afin melibatkan beberapa
macam transformasi diantaranya : rotasi, translasi, dilatasi dan refleksi.
Gabungan dari transformasi tersebut membentuk transformasi baru yang
disebut dengan transformasi Afin. Sebelum membahas tentang transformsi
Afin, pada definisi 2.3.1 didefinisikan suatu transformasi dari ke .
Definisi 2.3.2 mendefinisikan suatu translasi yang perlu untuk diketahui
sebelum mempelajari transformasi Afin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Definisi 2.3.1 (Crownover, 1995:62)
Suatu transformasi dari ke adalah suatu pemetaan yang
memenuhi ( ) ( ) ( ) untuk setiap dan skalar
Contoh 2.3.1
Sebuah contoh transformasi linear di bidang
( ) ( ) ,
Jika disajikan dalam bentuk matriks sebagai berikut :
.0
1/ 0
1 0
1
Definisi 2.3.2 (Crownover, 1995:64)
Translasi pada adalah pemetaan dengan bentuk ( ) ,
dengan adalah ketetapan atau vektor konstan.
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, setiap transformasi Afin
pada dapat direpresentasikan dengan matriks vektor sebagai berikut
( ) ,
Dalam menjadi
.0
1/ [
] 0
1 0
1
Berikut ini adalah suatu gambar yang menunjukkan ilustrasi transformasi
Afin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 2.1 Contoh Afinitas
b. Similaritas
Ciri khas lain dari Geometri Fraktal selain Afin diri adalah similaritas
atau kesebangunan. Sebelum membahas tentang similaritas terlebih dahulu
perlu diketahui tentang pengertian Isometri. Similaritas lekat kaitannya
dengan isometri. Kemiripan (similaritas) penting untuk mengkonstruksi
bangun fraktal.
Definisi 2.3.3 (Crownover, 1995:65)
Transformasi disebut isometri jika memenuhi | ( )
( )| | |, .
Definisi 2.3.4 (Crownover, 1995:67)
Suatu transformasi disebut similar dengan rasio similaritas
jika memenuhi syarat berikut
| ( ) ( )| | |
Berikut ini adalah definisi similar untuk suatu transformasi di .
Definisi 2.3.5 (Barnsley, 1988:54)
Suatu transformasi disebut similar jika transformasi afin
yang mempunyai salah satu dari bentuk
(Sumber : Falconer, 2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
0
1 0
1 0
1 0
1
0
1 0
1 0
1 0
1
Untuk translasi ( ) , bilangan real , dan sudut dengan
. disebut rotasi sudut sedangkan adalah skala. Transformasi
linear
0
1 0
1 0
1
adalah suatu rotasi. Transformasi linear
0
1 0
1 0
1
adalah suatu pencerminan.
Berikut ini adalah suatu gambar yang menunjukkan transformasi dan
similaritas yang dapat dilakukan untuk suatu gambar
(Sumber : Barnsley, 1988)
Gambar 2.2 Contoh Similaritas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
D. Sistem Fungsi Iterasi
Konstruksi bangun fraktal tidak cukup dilakukan hanya dengan satu
fungsi. Pembentukan (konstruksi) bangun fraktal membutuhkan banyak
fungsi. Kumpulan fungsi-fungsi yang membentuk suatu bangun fraktal inilah
yang disebut dengan Iterated Function System (IFS) atau Sistem Fungsi
Iterasi. Sistem Fungsi Iterasi atau disingkat SFI terdiri dari himpunan
berhingga pemetaan-pemetaan kontraksi. Berikut ini pada definisi 2.4.1
didefinisikan terlebih dahulu tentang invarian (titik tetap). Suatu titik dalam
ruang metrik yang jika ditransformasikan menghasilkan titik itu sendiri
disebut titik tetap. Selanjutnya pada definisi 2.4.2 menjelaskan tentang
pemetaan kontraksi secara umum. Pemetaan kontraksi inilah yang akan
membentuk Sistem Fungsi Iterasi.
Definisi 2.4.1 (Barnsley, 1988:73)
Misalkan merupakan transformasi pada ruang metrik. Titik
sedemikian sehingga ( ) disebut titik tetap.
Contoh 2.4.1
Diketahui suatu pemetaan dengan dan ( )
. Carilah
titik tetap ( ).
Jawab :
Misalkan titik tetap dari ( ) adalah maka berlaku ( )
.
Selanjutnya diperoleh bahwa yang berarti bahwa . Sehingga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
titik tetap ( ) adalah dan .
Definisi 2.4.2 (Barnsley, 1988:75)
Transformasi pada ruang metrik ( ) disebut kontraktif atau
pemetaan kontraktif jika terdapat sedemikian sehingga
( ( ) ( )) ( ) Sebarang bilangan disebut faktor
kontraksi .
Contoh 2.4.1
Misalkan transformasi pada ruang metrik ( ), dengan
adalah metrik Euclid. Pemetaan didefinisikan oleh ( )
,
tunjukkanlah bahwa pemetaan kontraktif.
Bukti :
Untuk menunjukkan bahwa adalah pemetaan kontraktif maka perlu
ditunjukkan ( ( ) ( )) ( ) dengan .
Ambil sebarang titik pada misalkan titik dan . Metrik adalah metrik
Euclid maka
( ( ) ( )) ((
) (
))
( )
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dengan
terbukti bahwa ( ( ) ( )) ( )
sehingga, adalah pemetaan kontraktif.
Berikut ini adalah suatu teorema yang menunjukkan hubungan antara
pemetaaan kontraksi dengan titik tetap.
Teorema 2.4.1 (Barnsley, 1988:76)
Misalkan pemetaan kontraksi pada ruang metrik lengkap ( ).
Maka memiliki tepat satu titik tetap dan bahkan untuk sebarang titik
, barisan * ( ) + konvergen ke . Atau berlaku
( )
Bukti :
Diberikan barisan * + dengan ( ) dengan dan
. Berdasarkan ketidaksamaan segitiga berlaku
adalah pemetaan kontraktif, maka untuk berlaku
( ) ( ( ) ( ))
. ( )( ) ( )( )/
. ( )( ) ( )( )/
( ( )( ))
Diperoleh
. ( )/ ( ( )) ( ( ) ( )) . ( )( ) ( )/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
( ( )) ( ( )) ( ( ))
( ( ))
( ( ))( )
( ( ))( )
( ( ))
Maka untuk diperoleh
( ( ) ( ))
( ( ))
Untuk setiap dipilih sedemikian sehingga
( ( )) .
Untuk , diperoleh ( ( ) ( ))
( ( ))
( ( )) , sehingga * + merupakan barisan Cauchy. Karena lengkap
barisan Cauchy * + mempunyai titik limit . Selanjutnya akan
dibuktikan bahwa adalah titik tetap .
( ) .
( )/
( )( )
Akan dibuktikan juga bahwa titik tetap adalah tunggal. Misalkan ada titik
tetap lain yaitu dengan . Karena dan adalah titik tetap maka
( ) dan ( ).
( ) . ( ) ( )/ ( )
Diperoleh bahwa ( ) ( ) , karena dan ( )
maka ( ) yang berarti bahwaa . Terjadi kontradiksi dengan
asumsi bahwa sehingga titik tetap adalah tunggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berikut ini adalah Lemma 2.4.1 yang menyatakan hubungan antara
pemetaan kontraksi dengan kekontinuan dari suatu fungsi. Jika adalah
suatu pemetaan kontraksi pada ruang metrik maka kontinu. Kekontinuan
dari suatu fungsi pada ruang metrik ( ), juga mengakibatkan fungsi yang
akan memetakan ( ) kedirinya sendiri. Lemma 2.4.2 menunjukkan hal
tersebut. Pada definisi 2.4.2 telah didefinisikan suatu pemetaan kontraksi
pada ( ). Pada Lemma 2.4.3 menunjukkan pemetaan kontraksi pada
( ( ) ( )) sebagai akibat dari Lemma 2.4.1 dan Lemma 2.4.2.
Lemma 2.4.1 (Barnsley, 1988:80)
Misalkan adalah pemetaan kontraksi pada ruang metrik ( ).
Maka kontinu.
Bukti :
Diberikan misalkan adalah fraktor kontraksi . Terdapat
sedemikian sehingga ( ) Dipilih
maka diperoleh
( ( ) ( )) ( ) .
Lemma 2.4.2 (Barnsley, 1988:80)
Misalkan adalah pemetaan kontinu pada ruang metrik ( ),
maka memetakan ( ) ke dirinya sendiri.
Bukti :
Misalkan adalah himpunan bagian tak kosong dari yang kompak. Maka
( ) * ( ) + tidak kosong. Akan ditunjukkan bahwa ( ) kompak.
Misalkan * ( )+ adalah barisan tak hingga di . Maka * + juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
barisan tak hingga di . Karena kompak maka tedapat subbarisan { }
yang konvergen ke titik Tetapi karena kontinu maka {
( )} adalah subbarisan * + yang konvergen ke ( ) ( ).
Sehingga ( ) kompak.
Lemma 2.4.3 (Barnsley, 1988:80)
Misalkan adalah pemetaan kontraksi pada ruang metrik ( )
dengan faktor kontraksi . Maka ( ) ( ) yang didefinisikan
dengan ( ) * ( ) + ( ) adalah pemetaan kontraksi pada
( ( ) ( )) dengan faktor kontraksi .
Bukti :
Berdasarkan Lemma 2.4.1 kontinu dan berdasarkan Lema 2.4.2
memetakan ( ) ke dirinya sendiri. Misalkan ( ) maka.
( ( ) ( )) { { ( ( ) ( )) } }
* * ( ) + +
( )
Dengan cara yang sama diperoleh ( ( ) ( )) ( ) akibatnya
( ( ) ( )) . ( ( ) ( )) ( ( ) ( ))/
( ( ) ( ))
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Definisi 2.4.3 (Barnsley, 1988:82)
Sistem Fungsi Iterasi terdiri atas ruang metrik lengkap ( ) dengan
himpunan berhingga pemetaan kontraksi yang masing-masing
faktor kontraksinya adalah dengan . Sistem Fungsi Iterasi
atau disingkat SFI dinotasikan dengan * + dan faktor
kontraksinya * +.
Untuk mengkonstruksi bangun fraktal ada dua algoritma yang digunakan.
Kedua algoritma untuk mengkonstruksi bangun fraktal yaitu Random
Iteration Algorithm (Algoritma Random Iterasi) dan Deterministic Algorithm
(Algoritma Deterministik). Kedua algoritma ini tidak dibahas secara
mendalam karena penelitian ini bukan membentuk/mengkonstruksi bangun
fraktal, namun menganalisis bangun fraktal yang sudah ada. Untuk
menunjukkan perbedaan keduanya berikut ini disajikan gambar 2.3 sebagai
ilustrasi dari dua algoritma tersebut.
Gambar 2.3 (a) Ilustrasi algoritma
Deterministik untuk Segitiga Sierpinski
Gambar 2.3 (b) Ilustrasi algoritma
Random Iterasi untuk Segitiga
Sierpinski
(Sumber : Crownover, 1995) (Sumber : Crownover, 1995)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Contoh 2.4.2
Untuk mengkonstruksi bangun fraktal Segitiga Sierpinski seperti pada
gambar 2.3 dibutuhkan Sistem Fungsi Iterasi seperti berikut ini.
0 1 [
] 0 1
0 1 [
] 0 1 0
1
0 1 [
] 0 1 [
]
Sehingga, SFI untuk Segitiga Sierpinski gambar 2.3 adalah *
+ dengan fraktor kontraksi .
Contoh 2.4.3
Untuk mengkonstruksi bangun fraktal Kurva Koch seperti pada gambar 1.1
(b) dibutuhkan Sistem Fungsi Iterasi seperti berikut ini.
0 1 0
1 0 1
0 1 [
] 0 1 0
1
0 1 [
] 0 1 [
]
0 1 0
1 0 1 0
1
Sehingga, SFI untuk Kurva Koch pada gambar 1.1 (b) adalah *
+ dengan fraktor kontraksi .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB III
ANALISIS FRAKTAL
Analisis Fraktal dilakukan dengan menggunakan teori Regresi Linear dan
Dimensi Fraktal. Langkah awal dari analisis fraktal adalah menentukan dimensi
fraktal dari suatu bangun fraktal. Pada bab ini dibahas dua metode untuk
menentukan dimensi fraktal yaitu metode dimensi Hausdorff dan metode dimensi
Kotak. Persamaan garis regresi diperlukan untuk menentukan dimensi fraktal
dengan metode dimensi Kotak. Gradien dari persamaan garis regresi inilah yang
menjadi dimensi fraktalnya. Untuk membantu menentukan dimensi fraktal dari
citra digital, pada penelitian ini digunakan program yang dibuat dalam MATLAB.
A. Regresi Linear
Penelitian yang melibatkan data statistik ada kalanya membutuhkan untuk
diketahuinya hubungan antar variabel. Misalkan variabel dan variabel ,
akan diselidiki apakah variabel yang diperoleh dari penelitian mempunyai
hubungan dengan variabel . Hubungan yang dimaksud adalah seberapa besar
pengaruh variabel terhadap variabel . Pada kasus ini variabel disebut
sebagai variabel bebas, dan variabel adalah variabel terikat. Variabel hasil
penelitian yaitu dan jika direpresentasikan sebagai sebuah titik ( )
kemudian digambarkan dalam bidang kartesius akan membentuk suatu pola.
Pola titik-titik yang menyerupai garis lurus atau dengan kata lain mempunyai
hubungan linear, disebut dengan Regresi Linear. Regresi Linear membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mencari nilai prediksi bagi , sehingga dengan hanya mengetahui nilai akan
dapat diprediksi besar nilai .
Definisi 3.1.1 (Walpole, et. al., 2012:396)
Persamaan Garis Regresi ditentukan oleh :
dengan dan adalah koefisien regresi, dan ditentukan oleh
∑ (∑
)(∑
)
∑ (∑
)
∑ ( )( )
∑ ( )
∑ ∑
Dengan
: banyaknya pengamatan
: nilai variabel pengamatan ke-
: nilai variabel pengamatan ke-
: rata-rata
: rata-rata
Sebuah pengamatan tak lepas dari adanya nilai error atau galat. Nilai error
yang dibandingkan dengan data sampel disebut dengan nilai residual. Definisi
3.1.2 memberikan arti bagi nilai residual yang ditentukan oleh nilai
pengamatan dikurangi dengan nilai prediksi. Pada pembahasan berikutnya
terutama dalam menentukan dimensi dengan metode Dimensi Kotak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
diperlukan sebuah data. Nilai residual memberikan arti seberapa akuratnya
prediksi suatu variabel terikat terhadap variabel bebas.
Definisi 3.1.2 (Walpole, et. al., 2012:395)
Diberikan himpunan data regresi *( ) + dan persamaan
garis regresi residual ke- didefinisikan dengan
dan .
Contoh 3.1.1
Misalkan diberikan data seperti pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1 Contoh data hasil penelitian
2 5
5 6
8 8
12 15
15 16
Berdasarkan penghitungan diperoleh bahwa persamaan garis regresi dari data
3.1 adalah . Nilai residual untuk prediksi nilai disajikan
pada tabel 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2 Nilai residual dari contoh data hasil penelitian
2 5 3,9048 1,0952
5 6 6,7620 -0,7620
8 8 9,6192 -1,6192
12 15 13,4288 1,5712
15 16 16,2860 -0,2860
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B. Dimensi Fraktal
Dimensi adalah suatu ukuran dari suatu objek. Bangun Fraktal adalah
bangun geometri yang memiliki dimensi tak harus bulat atau biasa dikatakan
dengan dimensi fraktal. Semakin besar dimensi fraktalnya menunjukkan
semakin besar pula tingkat kepadatannya. Sebaliknya, semakin kecil
dimensinya menunjukkan semakin kecil tingkat kepadatannya. Ada beberapa
cara untuk menentukan dimensi Fraktal dari bangun Fraktal. Pada pembahasan
ini akan dibahas dua metode yaitu Dimensi Hausdorff-Besicovitch dan
Dimensi Kotak.
a. Dimensi Hausdorf-Besicovitch
Dimensi Hausdorff-Besicovitch dari himpunan bagian terbatas dari
adalah bilangan real yang dapat digunakan untuk mengkarakteristikkan
komplektisitas geometri dari himpunan bagian terbatas di (Barnsley,
1988:200). Sebelum membahas tentang dimensi Hausdorff pada definisi
3.2.1 didefinisikan terlebih dahulu tentang selimut.
Definisi 3.2.1 (Falconer, 2003:27)
Misalkan ( ) adalah ruang metrik dengan adalah metrik Euclid
. Jika * + adalah koleksi berhingga dari himpunan-himpunan yang
menyelimuti yaitu ⋃ dengan | | untuk setiap
dengan | | *| | +, maka * + disebut selimut-
dari .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Definisi 3.2.2 (Falconer, 2003:27)
Misalkan adalah himpunan bagian dan . Untuk sebarang
didefinisikan
( ) {∑| |
* + adalah selimut dari }
Dari definisi 3.2.2 dengan mengambil limit ( ) untuk diperoleh
definisi 3.2.3 yaitu tentang ukuran Hausdorff.
Definisi 3.2.3 (Falconer, 2003:27)
Misalkan himpunan bagian dari dan ukuran Hausdorff dimensi-
s dari didefinisikan sebagai
( )
( )
Berikut ini pada teorema 3.2.1 menjelaskan hubungan antara pemetaan
kontraksi dengan ukuran Hausdorff.
Teorema 3.2.1 (Murwani, 2006:50)
Jika merupakan pemetaan kontraksi maka untuk ,
berlaku ( ( )) ( ).
Bukti :
Ambil sebarang , misalkan * + adalah selimut- dari dan * +
adalah selimut- dari ( ) diperoleh
| | *| | ( )+
*| ( ) ( )| +
* | | +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
*| | +
| |
Diperoleh bahwa | | | | sehingga
∑| |
∑ | |
{∑| |
} {∑ | |
}
{∑| |
} {∑| |
}
( ( ))
( )
Dengan mengambil limit kedua ruas untuk diperoleh ( ( ))
( ).
Berikut ini pada definisi 3.2.4 didefinisikan dimensi Hausdorff.
Dimensi Hausdorff merupakan suatu konstanta real yang tak negatif. Suatu
bilangan real tak negatif disebut dimensi Hausdorff dari jika memenuhi
( ) * ( ) + * ( ) +.
Definisi 3.2.4 (Falconer, 2003:31)
Misalkan dimensi Hausdorff-Besicovitch dari yaitu ( )
didefinisikan sebagai
( ) 2
jika ( ) ika ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
b. Dimensi Kotak
Dimensi Kotak merupakan salah satu metode dalam menentukan
dimensi Fraktal. Gagasan mendasar dari metode dimensi Kotak ini adalah
pengukuran pada skala . Objek yang akan dicari dimensinya dibagi-bagi
dalam kotak-kotak persegi (grid) berukuran sebagai selimut dari objek,
kemudian dihitung banyaknya kotak yang memuat objek tersebut.
Selanjutnya dilihat perilaku pengukuran untuk . Sebagai contoh,
misalkan adalah kurva pada bidang datar, maka ( ) adalah banyaknya
kotak yang menyelimuti . Dimensi ditentukan oleh power law yang
dipenuhi oleh ( ) untuk (Falconer, 2003:39). Jika
( )
Untuk konstantan dan , dikatakan mempunyai dimensi pembagi
dengan dianggap sebagai panjang dimensi-s dari . Dengan mengambil
logaritma diperoleh
( )
hal Ini berarti bahwa selisih antara kedua ruas mendekati dan berlaku
( )
karena maka diperoleh
( )
Berikut ini pada definisi 3.2.5 didefinisikan dimensi kotak atas yang
diperoleh dari nilai supremum dan dimensi kotak bawah yang diperoleh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
nilai infimum. Jika nilai keduanya sama maka nilai itulah yang akan menjadi
dimensi fraktalnya.
Definisi 3.2.5 (Falconer, 2003:41)
Misalkan adalah himpunan terbatas dengan dan ( ) adalah
minimum banyaknya himpunan dengan diameter yang dapat menyelimuti
. Dimensi kotak bawah dan dimensi kotak atas dari didefinisikan sebagai
( )
( )
Jika maka nilai yang sama tersebut disebut sebagai
dimensi kotak
( )
Untuk melihat hubungan antara dimensi Hausdorff dan dimensi kotak,
berikut ini disajikan dua teorema yang menunjukkan hubungan keduanya.
Teorema 3.2.4 secara umum menunjukkan bahwa dimensi hausdorff kurang
dari atau sama dengan dimensi kotak bawah. Sedangkan, pada teorema 3.2.5
menunjukkan bahwa dalam kasus tertentu dimensi hausdorff akan sama
dengan dimensi kotak.
Teorema 3.2.4 (Murwani, 2006:60)
Untuk setiap , berlaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Bukti :
Jika , maka jelas bahwa . Misalkan
akan ditunjukkan bahwa . Karena maka
berdasarkan definisi 3.2.4 ( ) ( ) . Jika dapat
diselimuti oleh ( ) dengan himpunan berdiameter , maka menurut
definisi 3.2.2 berlaku ( ) ( ) . Dengan diambil yang
cukup kecil maka ( ) diperoleh
( ) ( )
( )
( )
( )
( )
( )
dengan mengambil limit untuk diperoleh
( )
terbukti bahwa
Teorema 3.2.5 (Murwani, 2006:61)
Misalkan dengan adalah pemetaan
kontraksi dengan konstanta kontraksi . Jika adalah titik tetap dari
pemetaan , maka ( ) ( ) dengan memenuhi
∑
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Bukti :
Ambil sedemikian sehingga ( ) ( ) ( )
( ) saling asing. Jika ( ) adalah jumlah minimum kotak-
kotak (grid) yang dapat memuat , maka ( ) ( ( ))
( ( )) ( ( )) ( ( )). Karena merupakan
pemetaan kontraksi dengan konstanta , maka
( )
( ( ))
( ( ))
( ( ))
(
)
Dari persamaan di atas, maka ( ) dan memenuhi ∑
.
Selanjutnyaakan dibuktikan bahwa ( ) . Misalkan adalah
selimut- dari dan adalah selimut- dari ( ). Dengan Teorema 3.2.1
( ( )) ( ) maka
∑ ( ( )) ∑ ( )
Karena ∑
, maka
∑ ( ( )) ∑ ( )
barisan * + merupakan selimut- dari ( ), maka
| |
| |
∑| |
∑
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Infimum dari ( ( )) tidak akan melebihi anggotanya maka
( ( )) ∑| |
∑
dengan mengambil limit untuk maka
( ( ))
Sehingga diperoleh
( ) ∑ ( ( ))
Jadi, ( ) , dengan demikian ( ) ( ) .
c. Dimensi Fraktal dari Beberapa Bangun Fraktal
Berikut ini akan dibahas cara menentukan dimensi Fraktal dari
beberapa bangun Fraktal. Dimensi Fraktal secara khusus dicari dengan
metode Dimensi Kotak, hal ini karena metode dimensi kotak dinilai lebih
mudah diterapkan.
1. Himpunan Cantor
Himpunan Cantor merupakan himpunan dalam selang tertutup
, -, Himpunan Cantor dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini :
𝐶
𝐶
𝐶
𝐶
𝐶
(Sumber : Edgar, 2008)
Gambar 3.1 Himpunan Cantor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Himpunan Cantor diperoleh dengan cara membagi garis dengan
panjang menjadi bagian kemudian menghilangkan
bagiannya.
Langkah ini diulangi secara terus-menerus dengan menghilangkan
bagian dari langkah sebelumnya sehingga dihasilkan seperti pada
gambar 3.1.
Himpunan Cantor ⋂ pada iterasi ke- diperoleh garis-
garis yang saling asing sebanyak dengan panjang
. Oleh karena
itu ( ) dengan
. Misalkan
maka
( ) sehingga
( )
( )
Diperoleh dim
Selanjutnya misalkan
maka ( ) sehingga
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
( )
Diperoleh dim
Karena
dim
dim
maka dim
dim
, yang berarti bahwa dim
.
2. Segitiga Sierpinski
Segitiga Sierpinski diperoleh dengan cara melubangi suatu
segitiga dengan segitiga baru yang berukuran setengah dari masing-
masing sisinya. Langkah ini diulangi secara terus-menerus sampai
takhingga. Segitiga Sierpinski dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut
ini :
Gambar 3.2 Segitiga Sierpinski
𝐸 𝐸 𝐸 𝐸 (Sumber : Falconer, 2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Pada gambar 3.2 segitiga dilubangi dengan segitiga baru yang titik
sudutnya adalah titik tengah masing-masing sisi segitiga sehingga
diperoleh segitiga . Cara yang sama dilakukan secara berulang-
ulang maka akan diperoleh segitiga .
Segitiga Sierpinski ⋂ , untuk iterasi ke- akan terdapat
segitiga sebanyak dengan panjang sisi
. Oleh karena itu ( )
dan
. Selanjutnya akan dicari dimensi Kotak bawah dan
dimensi Kotak atas dari . Misalkan
maka ( )
sehingga
( )
( )
Diperoleh dim
Selanjutnya misalkan
maka ( ) sehingga
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
( )
Diperoleh dim
Karena
dim
dim
maka dim
dim
, yang berarti bahwa dim
.
3. Kurva Von Koch
Kurva Von Koch atau dikenal juga dengan nama Snowflake Koch
adalah bangun Fraktal yang diperoleh dengan cara membagi suatu
garis menjadi tiga bagian sama panjang dan membentuk segitiga sama
sisi dibagian tengahnya. Kurva Von Koch dapat dilihat pada gambar
3.3 berikut ini.
𝐹
𝐹
𝐹
𝐹
𝐹
Gambar 3.3 Kurva Von Koch
(Sumber : Falconer, 2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pada gambar 3.3 jika garis dibagi tiga sama panjang dan dibentuk
segitiga sama sisi ditengahnya akan terbentuk seperti pada .
Demikian juga dengan cara yang sama diperoleh dengan membagi
tiga sama panjang setiap sisinya dan membentuk segitiga sama sisi di
tengahnya. Jika langkah ini dilakukan secara terus-menerus akan
diperoleh seperti pada .
Pada iterasi pertama diperoleh ruas garis sebanyak dengan
panjang
. Iterasi ke- menghasilkan ruas garis sebanyak 16 dengan
panjang
. Secara umum untuk iterasi ke- akan diperoleh ruas garis
sebanyak dengan panjangnya adalah
. Oleh karena itu untuk
iterasi ke- diperoleh ( ) dengan
. Selanjutnya akan
dicari dimensi Kotak bawah dan dimensi Kotak atas dari . Misalkan
maka ( ) sehingga
( )
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Diperoleh dim
Selanjutnya misalkan
maka ( ) sehingga
( )
( )
Diperoleh dim
Karena
dim
dim
maka dim
dim
, yang berarti bahwa dim
.
4. Karpet Sierpinski
Karpet Sierpinski tidak jauh berbeda dengan segitiga Sierpinski.
Pembangun dari karpet Sierpinski adalah persegi. Persegi berukuran
satu satuan dilubangi pada tengah-tengahnya dengan persegi yang
berukuran
. Dilanjutkan dengan melubangi persegi tersebut dengan
ukuran
seperti tampak pada gambar 3.4 berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Karpet Sierpinski ⋂ pada iterasi ke- akan diperoleh
persegi sebanyak dengan panjang sisinya
. Oleh karena itu
( ) dan
. Selanjutnya akan dicari dimensi Kotak
bawah dan dimensi Kotak atas dari . Misalkan
maka
( ) sehingga
( )
( )
Diperoleh dim
Selanjutnya misalkan
maka ( ) sehingga
( )
Gambar 3.4 Karpet Sierpinski
(Sumber : http://mathworld.wolfram.com/SierpinskiCarpet.html)
𝑆 𝑆 𝑆 𝑆 𝑆
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
( )
Diperoleh dim
Karena
dim
dim
maka dim
dim
,
yang berarti bahwa dim
.
d. Dimensi Fraktal Citra Digital
Pada bagian ini akan dibahas mengenai dimensi Fraktal dari sebuah
Citra Digital. Pemprosesan citra digital dilakukan dengan program yang
dibuat menggunakan software MATLAB. Pada pembahasan sebelumnya
bangun Fraktal dapat dikenali melalui pola-pola yang jelas dan kemudian
ditentukan dimensinya, pada pembahasan kali ini input berupa citra digital
yang tidak dapat diketahui polanya dengan mudah. Dimensi Kotak
menjadi alternatif untuk mencari dimensi Fraktal suatu citra digital.
Dimensi dicari dari hasil deteksi tepi dari suatu citra dengan intensitas
RGB. Citra input berupa citra RGB (Red Green Blue) berukuran
piksel kemudian diubah ukurannnya menjadi berukuran piksel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
untuk mempermudah penentuan selimut citra. Selanjutnya mengubah tipe
citra dari RGB menjadi citra grayscale untuk proses deteksi tepi. Deteksi
tepi pada pemprosesan digital ini digunakan deteksi tepi metode Canny
karena dikatakan bahwa deteksi tepi yang paling baik adalah metode
Canny (Wijaya dan Prijono, 2007:156). Hasil deteksi tepi menghasilkan
citra tipe biner (hitam putih) berukuran piksel. Penyusun citra
biner ini berupa matriks biner dengan ukuran yang elemen-
elemen penyusunnya adalah 0 dan 1 dimana 0 mewakili warna hitam dan 1
mewakili warna putih. Matriks biner inilah yang akan diproses selanjutnya
dengan membaginya menjadi submatriks-submatriks persegi berukuran
. Submatriks berukuran ini yang akan digunakan sebagai
selimut dari Citra yang akan dicari dimensinya. Untuk memperjelas
langkah-langkah dalam mencari dimensi Fraktal dari sebuah citra digital,
berikut ini akan disajikan contoh penghitungan dimensi Fraktal dari citra
Lena.
1. Penghitungan banyaknya Selimut
Seperti pada penjelasan sebelumnya, citra input diproses terlebih
dahulu untuk mempermudah penghitungan. Citra input dirubah
menjadi resolusi 1024 x 1024 piksel kemudian diproses hingga
mendapatkan citra biner seperti tampak pada gambar 3.5 (b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Berikut ini adalah diagram alir penghitungan banyaknya submatriks
berukuran untuk beberapa nilai yang dapat memuat citra
(memuat paling sedikit satu elemen bilangan 1).
Gambar 3.5 (a) Citra Asli Lena
(Sumber : https://www.npmjs.com/package/lena)
Gambar 3.5 (b) Citra Biner
Lena dengan deteksi tepi Canny
Matriks Biner
𝑘 𝑘
𝑁𝛿(𝐴𝑖) Jika jumlahan
elemen-elemen
𝐴𝑖
𝑚 𝑘
Penentuan ukuran matriks
𝛿 𝛿, dengan 𝛿 𝑚
Mempartisi matriks dengan
membentuk matriks 𝐴𝑖 berukuran 𝛿 𝛿 dengan
𝑖 𝑘/𝛿
End
𝑁𝛿(𝐴)
Start
Tidak
Ya
𝑁𝛿(𝐴𝑖)
Gambar 3.6 Diagram alir pencacahan selimut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Berikut ini adalah list program MATLAB untuk penghitungan
banyaknya submatriks berukuran untuk beberapa nilai yang
dapat memuat citra (memuat paling sedikit satu elemen bilangan 1).
% Program penghitungan banyaknya matriks yang memuat
elemen 1 untuk setiap submatriks berukuran 2^n x 2^n % input : citra RGB Lena dengan format jpg % output : banyaknya submatriks yang memuat elemen 1 clear; P=imread('lena.jpg'); m=1024; P=imresize(P,[m,m]); Q=rgb2gray(P); B=edge(Q,'canny'); jumlah=0; C=zeros(1,log10(m)/log10(2)); D=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for n=1:(log10(m)/log10(2)) jumlah=0; for i=1:2.^n:m for k=1:2.^n:m A=[B((i:i+(2.^n-1)),(k:k+(2.^n-1)))]; if sum(sum(A))>=1 jumlah=jumlah+1; end end end D(n)=jumlah C(n)=2.^n end;
2. Penghitungan Dimensi Fraktal
Hasil pada langkah (a) akan menghasilkan sejumlah sampel untuk
beberapa nilai . Berikut ini adalah hasil yang diperoleh untuk
pengolahan citra Lena.
Gambar 3.7 List program pencacahan selimut untuk citra Lena
gambar 3.5 (a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 3.3 Perolehan jumlah selimut- untuk Citra Lena
(piksel)
2 39730 0,3010 4,5991
4 20589 0,6021 4,3136
8 7686 0,9031 3,8857
16 2411 1,2041 3,3822
32 759 1,5051 2,8802
64 221 1,8062 2,3444
128 63 2,1072 1,7993
256 16 2,4082 1,2041
512 4 2,7093 0,6021
1024 1 3,0103 0
Selanjutnya untuk menentukan dimensinya digunakan persamaan garis
regresi. Harga mutlak dari persamaan garis regresi dan
inilah yang akan menjadi dimensi Fraktalnya. Dengan menggunakan
Microsoft Excel diperoleh persamaan garis regresi seperti pada gambar
3.8 berikut ini.
Dengan demikian diperoleh dimensi Fraktal dari gambar Lena adalah
1,7327.
y = -1,7327x + 5,3699
R² = 0,9938
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5
𝛿
𝑁𝛿
Gambar 3.8 Garis Regresi untuk dimensi citra Lena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
3. Penghitungan Nilai Galat dari Sampel (Residual)
Sesuai dengan definisi 3.1.2 nilai Residual diperoleh dari hasil selisih
antara nilai prediksi dengan nilai berdasarkan
pencacahan sebelumnya. Berikut ini adalah tabel 3.4 yang menyatakan
nilai residual untuk setiap nilai .
Tabel 3.4 Nilai residual masing masing untuk Citra Lena
prediksi Residual
2 4,5991 4,8483 -0,2492
4 4,3136 4,3267 -0,0131
8 3,8857 3,8051 0,0806
16 3,3822 3,2835 0,0987
32 2,8802 2,7619 0,1183
64 2,3444 2,2403 0,1041
128 1,7993 1,7187 0,0806
256 1,2041 1,1971 0,0070
512 0,6021 0,6755 -0,0735
1024 0,0000 0,1540 -0,1540
jika ditampilkan dalam bentuk grafik diperoleh
-0,40
-0,20
0,00
0,20
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50
𝛿
Res
idu
al
𝑁𝛿
Gambar 3.9 Nilai residual 𝑁𝛿 untuk Citra Lena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB IV
ANALISIS FRAKTAL GARIS PANTAI DI YOGYAKARTA
Pada bab ini akan dibahas penggunaan konsep Geometri Fraktal untuk
mencari prediksi panjang garis pantai Yogyakarta. Garis pantai Yogyakarta
terlebih dahulu dicari dimensi fraktalnya. Metode yang digunakan adalah analisis
citra satelit, dalam hal ini penulis menggunakan bantuan Google Maps untuk
memetakan gambar garis pantai Yogyakarta. Langkah pengambilan citra dari
Google Maps adalah menyematkan terlebih dahulu peta dari Google Maps dengan
ukuran yang cukup besar dan disimpan dalam format html. Peta dalam format
html kemudian dirubah ke format jpg. Langkah ini akan memberikan citra digital
yang lebih baik dibandingkan dengan pengambilan citra secara screenshot.
Citra yang diperoleh kemudian dipotong-potong berdasarkan karakteristik
dan sifat keserupaan (similar) yang menjadi sifat utama dari bangun fraktal.
Langkah selanjutnya menentukan dimensi fraktal dari masing-masing bagian garis
pantai dengan metode Hitung Kotak. Untuk mencari dimensi fraktal dari masing-
masing bagian garis pantai ini penulis menggunakan bantuan MATLAB. Setelah
diperoleh dimensi fraktal dari masing-masing bagian garis pantai, langkah
selanjutnya adalah menentukan panjang garis pantai dari masing-masing bagian.
Jumlahan panjang garis pantai dari masing-masing bagian inilah yang menjadi
nilai pendekatan panjang garis pantai yang dicari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
A. Dimensi Fraktal Garis Pantai Yogyakarta
Dimensi Fraktal dihitung dengan menggunakan bantuan software
MATLAB. Algoritma yang dipakai sama seperti pada contoh dimensi citra
digital gambar Lena pada bab 3. Sebelum garis pantai Yogyakarta dihitung
dimensinya gambar input dipotong-potong terlebih dahulu. Pemotongan ini
disesuaikan dengan karakteristik pantai berdasarkan bentuk pantai. Guna
pemotongan ini adalah untuk mendapatkan gambar yang lebih detail sesuai
dengan bentuk garis pantai yang aslinya. Semakin banyak potongan akan
semakin detail hasilnya.
Terdapat tujuh bagian garis pantai, selanjutnya akan dicari dimensi fraktal
dari masing-masing bagian. Namun, sebelum dicari dimensinya citra input
untuk masing-masing bagian diproses terlebih dahulu. Langkah ini bertujuan
untuk menghapus keterangan-keterangan lokasi dan jalan pada citra sehingga
diperoleh citra RGB yang tersusun atas dua warna. Pada proses ini penulis
menggunakan bantuan software Photo Scape. Hasil dari proses editing citra
Gambar 4.1 (a) Garis pantai
Yogyakarta via google maps
Gambar 4.1 (b) Pemotongan
garis pantai menjadi 7 bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
input ini akan mempermudah proses selanjutnya, yaitu proses deteksi tepi.
Berikut ini adalah pembahasan untuk masing-masing bagian garis pantai.
a. Garis Pantai I
Berikut ini adalah hasil pemrosesan setelah citra input untuk garis
pantai bagian I yang telah diproses menggunakan Photo Scape dan setelah
diproses dengan deteksi tepi Canny.
Hasil penghitungan banyaknya selimut untuk garis pantai bagian I
ditunjukkan pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Perolehan jumlah selimut- untuk garis pantai bagian I
(piksel)
2 639 0,3010 2,8021
4 354 0,6021 2,5502
8 182 0,9031 2,2648
16 94 1,2041 1,9731
32 47 1,5051 1,6721
64 24 1,8062 1,3802
128 12 2,1072 1,0792
256 6 2,4082 0,7782
512 3 2,7093 0,4771
1024 1 3,0103 0
Gambar 4.2 (a) Garis pantai I
setelah diproses dengan Photo Scape
Gambar 4.2 (b) Citra biner garis
pantai I dengan deteksi tepi Canny
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Berikut ini adalah persamaan garis regresi untuk dimensi garis pantai bagian
I.
Dari gradien persamaan garis regresi pada gambar 4.3 di atas diperoleh
bahwa dimensi garis pantai bagian I adalah 1,0094.
b. Garis Pantai II
Berikut ini adalah hasil pemrosesan setelah citra input untuk garis
pantai bagian II yang telah diproses menggunakan Photo Scape dan setelah
diproses dengan deteksi tepi Canny.
y = -1,0094x + 3,169
R² = 0,9963
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5
-0,20
0,00
0,20
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50
𝑁𝛿
𝛿
Gambar 4.3 Garis regresi untuk dimensi garis pantai bagian I
Res
idu
al
𝑁𝛿
𝛿
Gambar 4.4 Nilai residual 𝑁𝛿 untuk garis pantai bagian I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Hasil penghitungan banyaknya selimut untuk garis pantai bagian II
ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Perolehan jumlah selimut- untuk garis pantai bagian II
(piksel)
2 600 0,3010 2,7782
4 324 0,6021 2,5105
8 168 0,9031 2,2253
16 86 1,2041 1,9345
32 44 1,5051 1,6435
64 22 1,8062 1,3424
128 12 2,1072 1,0414
256 5 2,4082 0,6990
512 3 2,7093 0,4771
1024 1 3,0103 0
Berikut ini adalah persamaan garis regresi untuk dimensi garis pantai bagian
II.
Gambar 4.5 (a) Garis pantai II
setelah diproses dengan Photo Scape Gambar 4.5 (b) Citra biner garis
pantai II dengan deteksi tepi Canny
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Dari gradien persamaan garis regresi pada gambar 4.6 di atas diperoleh
bahwa dimensi garis pantai bagian II adalah 1,0036.
c. Garis Pantai III
Berikut ini adalah hasil pemrosesan setelah citra input untuk garis
pantai bagian III yang telah diproses menggunakan Photo Scape dan setelah
diproses dengan deteksi tepi Canny.
y = -1,0036x + 3,1268
R² = 0,9972
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5
-0,20
-0,10
0,00
0,10
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50
𝑁𝛿
𝛿
Gambar 4.6 Garis regresi untuk dimensi garis pantai bagian II
Res
idu
al
𝑁𝛿
𝛿
Gambar 4.7 Nilai residual 𝑁𝛿 untuk garis pantai bagian II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Hasil penghitungan banyaknya selimut untuk garis pantai bagian III
ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Perolehan jumlah selimut- untuk garis pantai bagian III
(piksel)
2 819 0,3010 2,9133
4 445 0,6021 2,6484
8 228 0,9031 2,3579
16 120 1,2041 2,0792
32 60 1,5051 1,7782
64 30 1,8062 1,4771
128 14 2,1072 1,1461
256 7 2,4082 0,8451
512 3 2,7093 0,4771
1024 1 3,0103 0
Berikut ini adalah persamaan garis regresi untuk dimensi garis pantai bagian
III.
Gambar 4.8 (a) Garis pantai III
setelah diproses dengan Photo Scape Gambar 4.8 (b) Citra biner garis
pantai III dengan deteksi tepi Canny
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dari gradien persamaan garis regresi pada gambar 4.9 di atas diperoleh
bahwa dimensi garis pantai bagian III adalah 1,0486.
d. Garis Pantai IV
Berikut ini adalah hasil pemrosesan setelah citra input untuk garis
pantai bagian IV yang telah diproses menggunakan Photo Scape dan setelah
diproses dengan deteksi tepi Canny.
y = -1,0486x + 3,3083
R² = 0,9947
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5
-0,20
-0,10
0,00
0,10
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50
𝑁𝛿
𝛿
Gambar 4.9 Garis regresi untuk dimensi garis pantai bagian III
Res
idu
al
𝑁𝛿
𝛿
Gambar 4.10 Nilai residual 𝑁𝛿 untuk garis pantai bagian III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Hasil penghitungan banyaknya selimut untuk garis pantai bagian IV
ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Perolehan jumlah selimut- untuk garis pantai bagian IV
(piksel)
2 819 0,3010 2,9133
4 433 0,6021 2,6365
8 222 0,9031 2,3464
16 104 1,2041 2,0170
32 45 1,5051 1,6532
64 23 1,8062 1,3617
128 11 2,1072 1,0414
256 5 2,4082 0,6990
512 3 2,7093 0,4771
1024 1 3,0103 0
Berikut ini adalah persamaan garis regresi untuk dimensi garis pantai bagian
IV.
Gambar 4.11 (a) Garis pantai IV
setelah diproses dengan Photo Scape Gambar 4.11 (b) Citra biner garis
pantai IV dengan deteksi tepi Canny
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
.
Dari gradien persamaan garis regresi pada gambar 4.12 di atas diperoleh
bahwa dimensi garis pantai bagian IV adalah 1,0628.
e. Garis Pantai V
Berikut ini adalah hasil pemrosesan setelah citra input untuk garis
pantai bagian V yang telah diproses menggunakan Photo Scape dan setelah
diproses dengan deteksi tepi Canny.
y = -1,0628x + 3,2742
R² = 0,9981
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5
-0,10
0,00
0,10
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50
𝑁𝛿
Gambar 4.12 Garis regresi untuk dimensi garis pantai bagian IV
𝛿
Res
idu
al
𝑁𝛿
Gambar 4.13 Nilai residual 𝑁𝛿 untuk garis pantai bagian IV
𝛿
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Hasil penghitungan banyaknya selimut untuk garis pantai bagian V
ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Perolehan jumlah selimut- untuk garis pantai bagian V
(piksel)
2 767 0,3010 2,8848
4 410 0,6021 2,6128
8 212 0,9031 2,3263
16 99 1,2041 1,9956
32 46 1,5051 1,6628
64 25 1,8062 1,3979
128 13 2,1072 1,1139
256 5 2,4082 0,6990
512 3 2,7093 0,4771
1024 1 3,0103 0
Berikut ini adalah persamaan garis regresi untuk dimensi garis pantai
bagian V.
Gambar 4.14 (a) Garis pantai V
setelah diproses dengan Photo Scape Gambar 4.14 (b) Citra biner garis
pantai V dengan deteksi tepi Canny
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Dari gradien persamaan garis regresi pada gambar 4.15 di atas diperoleh
bahwa dimensi garis pantai bagian V adalah 1,0461.
f. Garis Pantai VI
Berikut ini adalah hasil pemrosesan setelah citra input untuk garis
pantai bagian VI yang telah diproses menggunakan Photo Scape dan setelah
diproses dengan deteksi tepi Canny.
y = -1,0461x + 3,249
R² = 0,997
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5
-0,20
-0,10
0,00
0,10
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50
𝑁𝛿
𝛿
Gambar 4.15 Garis regresi untuk dimensi garis pantai bagian V
Res
idu
al
𝑁𝛿
𝛿
Gambar 4.16 Nilai residual 𝑁𝛿 untuk garis pantai bagian V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Hasil penghitungan banyaknya selimut untuk garis pantai bagian VI
ditunjukkan pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Perolehan jumlah selimut- untuk garis pantai bagian VI
(piksel)
2 767 0,3010 2,8848
4 410 0,6021 2,6128
8 212 0,9031 2,3263
16 99 1,2041 1,9956
32 46 1,5051 1,6628
64 25 1,8062 1,3979
128 13 2,1072 1,1139
256 5 2,4082 0,6990
512 3 2,7093 0,4771
1024 1 3,0103 0
Berikut ini adalah persamaan garis regresi untuk dimensi garis pantai bagian
VI.
Gambar 4.17 (a) Garis pantai VI
setelah diproses dengan Photo Scape
Gambar 4.17 (b) Citra biner garis
pantai VI dengan deteksi tepi Canny
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Dari gradien persamaan garis regresi pada gambar 4.18 di atas diperoleh
bahwa dimensi garis pantai bagian VI adalah 1,0885.
g. Garis Pantai VII
Berikut ini adalah hasil pemrosesan setelah citra input untuk garis
pantai bagian VII yang telah diproses menggunakan Photo Scape dan
setelah diproses dengan deteksi tepi Canny.
y = -1,0885x + 3,3373
R² = 0,9981
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5
-0,10
0,00
0,10
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50
𝑁𝛿
𝛿
Gambar 4.18 Garis Regresi untuk dimensi garis pantai bagian VI
Res
idu
al
𝑁𝛿
𝛿
Gambar 4.19 Nilai residual 𝑁𝛿 untuk garis pantai bagian VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Hasil penghitungan banyaknya selimut untuk garis pantai bagian VII
ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Perolehan jumlah selimut- untuk garis pantai bagian VII
(piksel)
2 843 0,3010 2,9258
4 454 0,6021 2,6571
8 231 0,9031 2,3636
16 116 1,2041 2,0645
32 57 1,5051 1,7559
64 23 1,8062 1,3617
128 10 2,1072 1
256 6 2,4082 0,7782
512 4 2,7093 0,6021
1024 1 3,0103 0
Berikut ini adalah persamaan garis regresi untuk dimensi garis pantai
bagian VII
Gambar 4.20 (a) Garis pantai VII
setelah diproses dengan Photo Scape Gambar 4.20 (b) Citra biner garis
pantai VII dengan deteksi tepi Canny
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Dari gradien persamaan garis regresi pada gambar 4.21 di atas diperoleh
bahwa dimensi garis pantai bagian VII adalah 1,0516.
B. Prediksi Panjang Garis Pantai Yogyakarta
Untuk memprediksikan panjang garis pantai Yogyakarta perlu dicari
panjang garis pantai untuk tiap-tiap bagian. Panjang garis pantai ( ) dapat
ditentukan oleh ( ) (Mojica et.al). Panjang dari garis pantai
Yogyakarta dipengaruhi juga dengan skala pada gambar. Oleh karena itu,
pengukuran diukur secara langsung dengan bantuan Geogebra dengan
memperhatikan skala yang terdapat pada citra dari Google Maps. Pada
y = -1,0516x + 3,292
R² = 0,9934
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5
-0,20
0,00
0,20
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50
𝑁𝛿
𝛿
Gambar 4.21 Garis regresi untuk dimensi garis pantai bagian VII
Res
idu
al
𝑁𝛿
𝛿
Gambar 4.22 Nilai residual 𝑁𝛿 untuk garis pantai bagian VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
pengukuran ini diambil adalah ukuran kotak terkecil yang dapat memuat
gambar dengan . Berikut ini adalah tabel perolehan hasil prediksi
panjang garis pantai dengan menggunakan dimensi yang sudah dicari
sebelumnya.
Tabel 4.8 Prediksi panjang garis pantai tiap-tiap bagian
Garis Pantai (meter) Dimensi Panjang (meter)
I 21.059,9113 1,0094 23.125,8140
II 15.316,2991 1,0036 15.856,9769
III 8.028,9834 1,0486 12.428,7388
IV 11.426,8560 1,0628 20.547,7634
V 15.156,7543 1,0461 23.622,8427
VI 12.030,5390 1,0885 27.630,6000
VII 6.838,8655 1,0516 10.786,2192
Total Panjang 133.998,9550
Dengan demikian berdasarkan tabel 4.8 diperoleh prediksi panjang garis pantai
Yogyakarta adalah 133.998,9550 atau sekitar 134 .
Berdasarkan pengukuran langsung melalui google maps dengan fasilitas
Ukur Jarak yang dimiliki google maps hasil yang diperoleh adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.9 Hasil pengukuran langsung pada google maps
Garis
Pantai
Banyak titik
pengukuran
Panjang
(meter)
I 74 23.91
II 43 16.39
III 84 11.90
IV 420 18.78
V 577 22.62
VI 426 22.60
VII 280 11.11
Total 1940 127.31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Dari tabel 4.8 tersebut menunjukkan bahwa prediksi panjang garis pantai
Yogyakarta adalah 133.998,9550 atau sekitar 134 . Berdasarkan
pengukuran langsung pada Google Maps pada tabel 4.9 menunjukkan panjang
garis pantai Yogyakarta adalah 127,31 atau sekitar 127 . Jika
diasumsikan panjang garis pantai yang sebenarnya adalah 127 maka
prediksi panjang garis pantai memiliki galat 5,51%. Galat tersebut berarti
bahwa prediksi panjang garis pantai dengan pendekatan fraktal lebih panjang
5,51% dari hasil pengukuran langsung pada Google Maps. Berdasarkan sumber
lain dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Daerah Istimewa Yogyakarta,
Yogyakarta memiliki panjang garis pantai sepanjang 113 Jika
dibandingkan dengan hasil prediksi, berarti bahwa nilai prediksi lebih panjang
dari panjang garis pantai menurut BLH dengan selisih 21 atau dengan nilai
galat 18,58%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dimensi fraktal adalah suatu ukuran yang menggambarkan kepadatan dari
suatu bangun fraktal. Analisis fraktal garis pantai di Yogyakarta dilakukan
dengan memotong citra garis pantai Yogyakarta menjadi beberapa bagian.
Langkah selanjutnya adalah mencari dimensi fraktal untuk tiap-tiap bagian.
Dimensi fraktal dari citra digital garis pantai untuk tiap-tiap bagian dicari
dengan menggunakan bantuan Software MATLAB. Dimensi fraktal yang
diperoleh inilah yang digunakan untuk memprediksi panjang garis pantai
Yogyakarta. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pembahasan sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa :
a. Cara mencari dimensi fraktal dari garis pantai Yogyakarta adalah
sebagai berikut :
1. Citra digital yang diperoleh dari Google Maps diproses terlebih
dahulu dengan menggunakan editor foto untuk menghilangkan
objek-objek lain yang tampak pada citra digital seperti jalan dan
keterangan-keterangan tempat.
2. Potong citra digital dengan rasio 1 : 1 untuk mendapatkan citra
digital berbentuk persegi. Tujuan pemotongan ini adalah untuk
mempertahankan kesebangunan ketika citra digital dirubah
ukurannya menjadi ukuran yang lebih besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
3. Setelah melalui tahap editing, langkah selanjutnya adalah
menentukan dimensi fraktal dengan bantuan MATLAB sesuai
dengan program yang telah dibuat.
b. Cara memprediksi panjang garis pantai Yogyakarta adalah dengan
menggunakan rumus ( ) dengan ( ) panjang prediksi
garis pantai, panjang selimut (ukuran grid), banyaknya selimut
atau kotak-kotak persegi (grid) yang dapat memuat garis pantai, dan
dimensi garis pantai.
c. Data atau pemetaan lokasi oleh Google Maps dari waktu ke waktu selalu
mengalami pembaharuan. Untuk dapat memprediksi panjang garis
pantai Yogyakarta dengan pendekatan fraktal tidak membutuhkan waktu
yang lama. Dua hal ini dapat dimanfaatkan untuk selalu memperbaharui
panjang garis pantai Yogyakarta dengan cepat. Oleh karena itu, hasil
penelitian bermanfaat untuk meningkatkan kesiagaan masyarakat yang
tinggal di daerah pesisir pantai untuk selalu waspada terhadap abrasi.
Mengingat bahwa, salah satu faktor yang mempengaruhi panjang garis
pantai adalah faktor abrasi.
B. Saran
Penelitian ini tak lepas dari adanya hambatan-hambatan yang ditemui
penulis selama penelitian. Oleh karena itu, saran-saran yang dapat penulis
berikan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan analisis fraktal
citra digital adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
1. Penelitian ini didasarkan pada citra satelit yang diambil dari google
maps. Citra hasil pengambilan dari google maps bisa menghasilkan
beragam ukuran (resolusi). Besar kecilnya resolusi mempengaruhi
dimensi yang diperoleh, oleh karena itu sebaiknya download gambar
dari google maps menggunakan resolusi yang tinggi.
2. Untuk menghasilkan gambar input yang baik pada penelitian ini
diperlukan proses editing menggunakan Photo Scape. Jika
dimungkinkan adanya pemetaan web yang lebih baik atau editor foto
yang lebih baik, sebaiknya digunakan aplikasi tersebut untuk
memperoleh hasil yang lebih optimal.
3. Penelitian ini mengabaikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
bentuk garis pantai. Penelitian selanjutnya dapat mengikutsertakan
faktor-faktor alam yang dapat mempengaruhi garis pantai seperti
struktur batuan dan abrasi. Faktor-faktor ini dapat digunakan untuk
melihat kecederungan besar dimensi fraktal terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi bentuk garis pantai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Ardian, Arfi. 2016. 70 Destinasi Wisata Pantai di Wonosari, Gunung Kidul, Jogja.
Diakses tanggal 17 April 2017 dari http://www.noyvesto.net/2016/04/70-
tempat-wisata-pantai-di-Gunung-Kidul-Jogja-Wonosari.html.
Badan Informasi Geospasial. 2016. BIG Kembali Melakukan Pemotretan Garis
Pantai menggunakan LSU (LAPAN Surveilance UAV). Diakses tanggal
17 April 2017 dari http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/big-
kembali-melakukan-pemotretan-garis-pantai-menggunakan-lsu-lapan
surveilance-uav-.
Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta. 2016. Laporan Status
Lingkungan Hidup Daerah SLDH DIY. Diakses tanggal 15 Mei 2017
dari http://www.blh.jogjaprov.go.id/detailpost/laporan-status-lingkungan-
hidup-daerah-slhd-diy.
Barnsley, M. 1988. Fractals Everywhere. Buston : Academic Press, Inc.
Burton, David M. 2007. The History of Mathematics an Introduction Seventh
Edition. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.
Crownover, Richard M. 1995. Introduction to Fractals and Chaos. Boston : Jones
and Bartlett Publishers.
Tanpa nama. 2016. Daftar Obyek Wisata di Kulon Progo Yogyakarta yang Indah
Terpopuler. Diakses tanggal 17 April 2017 dari http://www.yogyalagi
.com/2016/12/daftar-obyek-wisata-di-kulonprogo.html.
Tanpa nama. 2016. Daftar Wisata di Bantul Yogyakarta Terpopuler dan Paling
Asik Dikunjungi. Diakses tanggal 17 April 2017 dari
http://www.yogyalagi.com/ 2016/10/daftar-wisata-di-bantul-
yogyakarta.html.
Edgar, Gerald. 2008. Measure, Topology, and Fractal Geometry Second Edition.
New York : Springer.
Falconer, Kenneth. 2003. Fractal Geometry Mathematical Foundations and
Applications Second Edition. Chichester : John Wiley and Sons Ltd.
Hanzelman, Duane dan Bruce Littlefield. 2002. Matlab Bahasa Komputasi
Teknis, terj. Jozep Edyanto. Yogyakarta : Andi
Mandelbrot, Beniot B. 1983. The Fractal Geometry of Nature. New York : W. H.
Freeman and Company.
Mojica, Alexis et. al. 2011. Fractal Analysis of the Complexity of Panama City
Coastline, Central America dalam Revista Geografica 149 : 33-45.
Murwani, Titik. 2011. Dimensi Fraktal Himpunan Julia (skripsi). Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Oliver, Dick. 1997. Memandang Realita dengan Fractalvision terj. P. Insap
Santosa. Yogyakarta : Andi.
Pramadhana, Wahyu Indra. 2014. MATLAB-Latihan GUI dan Interaksi dengan
Handles. Diakses tanggal 4 Juni 2017 dari https://www.youtube.com
/watch?v=Q6dRW6Fml3A.
Searcóid, Mícheál Ó. 2007. Metric Spaces. London : Springer.
Shirali, Satish dan Harkrishan L. Vasudeva. 2006. Metric Spaces. London :
Springer.
Wahyuono, Yakobus Dwi. 1998. Geometri Fraktal (skripsi). Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma.
Walpole, Ronald. E. et. al. 2012. Probability & Statistics for Engineers &
Scientists ninth edition. Boston : Pearson Education, Inc.
Wijaya, Marvin Ch dan Agus Prijono. 2007. Pengolahan Citra Digital
Menggunakan Matlab. Bandung : Informatika Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN
A. LIST PROGRAM TAMPILAN GUI (GRAPHICAL USER INTERFACE)
MATLAB
% Program tampilan GUI penghitungan dimensi fraktal % input : citra RGB pantai 1-7 dengan format jpg % output : dimensi fraktal, garis regresi, residual, citra
asli, citra biner function varargout = dimensi_gp(varargin) gui_Singleton = 1; gui_State = struct('gui_Name', mfilename, ... 'gui_Singleton', gui_Singleton, ... 'gui_OpeningFcn',
@dimensi_gp_OpeningFcn, ... 'gui_OutputFcn',
@dimensi_gp_OutputFcn, ... 'gui_LayoutFcn', [] , ... 'gui_Callback', []); if nargin && ischar(varargin{1}) gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1}); end if nargout [varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State,
varargin{:}); else gui_mainfcn(gui_State, varargin{:}); end function dimensi_gp_OpeningFcn(hObject, eventdata,
handles, varargin) handles.output = hObject; guidata(hObject, handles); function varargout = dimensi_gp_OutputFcn(hObject,
eventdata, handles) varargout{1} = handles.output; % menampilkan untuk garis pantai bagian I function pushbutton1_Callback(hObject, eventdata, handles) p=imread('pantai1.jpg'); m=1024; p=imresize(p,[m,m]); q=rgb2gray(p); b=edge(q,'canny'); jumlah=0; C=zeros(1,log10(m)/log10(2)); D=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for n=1:(log10(m)/log10(2)) jumlah=0; for i=1:2.^n:m for k=1:2.^n:m A=[b((i:i+(2.^n-1)),(k:k+(2.^n-1)))]; if sum(sum(A))>=1 jumlah=jumlah+1; end
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
end end D(n)=log10(jumlah); C(n)=log10(2.^n); end %menampilkan citra asli garis pantai I axes(handles.axes1); t=imread('pantai1.jpg'); imshow(t); title('Citra Input Garis Pantai I'); %menampilkan citra deteksi canny garis pantai I axes(handles.axes2); imshow(b); title('Deteksi Tepi canny'); %menampilkan garis regresi garis pantai I axes(handles.axes3); C2=C*C'; CD=C*D'; Sx=sum(C); Sy=sum(D); a=(C2*Sy-Sx*CD)/(n*C2-Sx^2); b=(n*CD-Sx*Sy)/(n*C2-Sx^2); xx=0:log10(2.^n)+1; yy=a+b*xx; plot(C,D,'o',xx,yy); title('Garis Regresi'); xlabel('2log(n)'); ylabel('log(N,n)'); %menampilkan dimensi garis pantai I dim=num2str(abs(b)); set(handles.text1,'string',dim); %menampilkan residual garis pantai I axes(handles.axes4); E=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for w=1:(log10(m)/log10(2)) E(w)=D(w)-(a+b*C(w)); end plot(C,E,'O'); title('Nilai Residual'); xlabel('2log(n)'); ylabel('Residual log(N,n)'); % menampilkan untuk garis pantai bagian II function pushbutton2_Callback(hObject, eventdata, handles) p=imread('pantai2.jpg'); m=1024; p=imresize(p,[m,m]); q=rgb2gray(p); b=edge(q,'canny'); jumlah=0; C=zeros(1,log10(m)/log10(2)); D=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for n=1:(log10(m)/log10(2)) jumlah=0; for i=1:2.^n:m for k=1:2.^n:m A=[b((i:i+(2.^n-1)),(k:k+(2.^n-1)))];
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
if sum(sum(A))>=1 jumlah=jumlah+1; end end end D(n)=log10(jumlah); C(n)=log10(2.^n); end %menampilkan citra asli garis pantai II axes(handles.axes1); t=imread('pantai2.jpg'); imshow(t); title('Citra Input Garis Pantai II'); %menampilkan citra deteksi canny garis pantai II axes(handles.axes2); imshow(b); title('Deteksi Tepi canny'); %menampilkan garis regresi garis pantai II axes(handles.axes3); C2=C*C'; CD=C*D'; Sx=sum(C); Sy=sum(D); a=(C2*Sy-Sx*CD)/(n*C2-Sx^2); b=(n*CD-Sx*Sy)/(n*C2-Sx^2); xx=0:log10(2.^n)+1; yy=a+b*xx; plot(C,D,'o',xx,yy); title('Garis Regresi'); xlabel('2log(n)'); ylabel('log(N,n)'); %menampilkan dimensi garis pantai II dim=num2str(abs(b)); set(handles.text1,'string',dim); %menampilkan residual garis pantai II axes(handles.axes4); E=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for w=1:(log10(m)/log10(2)) E(w)=D(w)-(a+b*C(w)); end plot(C,E,'O'); title('Nilai Residual'); xlabel('2log(n)'); ylabel('Residual log(N,n)'); % menampilkan untuk garis pantai bagian III function pushbutton3_Callback(hObject, eventdata, handles) p=imread('pantai3.jpg'); m=1024; p=imresize(p,[m,m]); q=rgb2gray(p); b=edge(q,'canny'); jumlah=0; C=zeros(1,log10(m)/log10(2)); D=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for n=1:(log10(m)/log10(2)) jumlah=0;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
for i=1:2.^n:m for k=1:2.^n:m A=[b((i:i+(2.^n-1)),(k:k+(2.^n-1)))]; if sum(sum(A))>=1 jumlah=jumlah+1; end end end D(n)=log10(jumlah); C(n)=log10(2.^n); end %menampilkan citra asli garis pantai III axes(handles.axes1); t=imread('pantai3.jpg'); imshow(t); title('Citra Input Garis Pantai III'); %menampilkan citra deteksi canny garis pantai III axes(handles.axes2); imshow(b); title('Deteksi Tepi canny'); %menampilkan garis regresi garis pantai III axes(handles.axes3); C2=C*C'; CD=C*D'; Sx=sum(C); Sy=sum(D); a=(C2*Sy-Sx*CD)/(n*C2-Sx^2); b=(n*CD-Sx*Sy)/(n*C2-Sx^2); xx=0:log10(2.^n)+1; yy=a+b*xx; plot(C,D,'o',xx,yy); title('Garis Regresi'); xlabel('2log(n)'); ylabel('log(N,n)'); %menampilkan dimensi garis pantai III dim=num2str(abs(b)); set(handles.text1,'string',dim); %menampilkan residual garis pantai III axes(handles.axes4); E=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for w=1:(log10(m)/log10(2)) E(w)=D(w)-(a+b*C(w)); end plot(C,E,'O'); title('Nilai Residual'); xlabel('2log(n)'); ylabel('Residual log(N,n)'); % menampilkan untuk garis pantai bagian IV function pushbutton4_Callback(hObject, eventdata, handles) p=imread('pantai4.jpg'); m=1024; p=imresize(p,[m,m]); q=rgb2gray(p); b=edge(q,'canny'); jumlah=0; C=zeros(1,log10(m)/log10(2));
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
D=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for n=1:(log10(m)/log10(2)) jumlah=0; for i=1:2.^n:m for k=1:2.^n:m A=[b((i:i+(2.^n-1)),(k:k+(2.^n-1)))]; if sum(sum(A))>=1 jumlah=jumlah+1; end end end D(n)=log10(jumlah); C(n)=log10(2.^n); end %menampilkan citra asli garis pantai IV axes(handles.axes1); t=imread('pantai4.jpg'); imshow(t); title('Citra Input Garis Pantai IV'); %menampilkan citra deteksi canny garis pantai IV axes(handles.axes2); imshow(b); title('Deteksi Tepi canny'); %menampilkan garis regresi garis pantai IV axes(handles.axes3); C2=C*C'; CD=C*D'; Sx=sum(C); Sy=sum(D); a=(C2*Sy-Sx*CD)/(n*C2-Sx^2); b=(n*CD-Sx*Sy)/(n*C2-Sx^2); xx=0:log10(2.^n)+1; yy=a+b*xx; plot(C,D,'o',xx,yy); title('Garis Regresi'); xlabel('2log(n)'); ylabel('log(N,n)'); %menampilkan dimensi garis pantai IV dim=num2str(abs(b)); set(handles.text1,'string',dim); %menampilkan residual garis pantai IV axes(handles.axes4); E=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for w=1:(log10(m)/log10(2)) E(w)=D(w)-(a+b*C(w)); end plot(C,E,'O'); title('Nilai Residual'); xlabel('2log(n)'); ylabel('Residual log(N,n)'); % menampilkan untuk garis pantai bagian V function pushbutton5_Callback(hObject, eventdata, handles) p=imread('pantai5.jpg'); m=1024; p=imresize(p,[m,m]); q=rgb2gray(p);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
b=edge(q,'canny'); jumlah=0; C=zeros(1,log10(m)/log10(2)); D=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for n=1:(log10(m)/log10(2)) jumlah=0; for i=1:2.^n:m for k=1:2.^n:m A=[b((i:i+(2.^n-1)),(k:k+(2.^n-1)))]; if sum(sum(A))>=1 jumlah=jumlah+1; end end end D(n)=log10(jumlah); C(n)=log10(2.^n); end %menampilkan citra asli garis pantai V axes(handles.axes1); t=imread('pantai5.jpg'); imshow(t); title('Citra Input Garis Pantai V'); %menampilkan citra deteksi canny garis pantai V axes(handles.axes2); imshow(b); title('Deteksi Tepi canny'); %menampilkan garis regresi garis pantai V axes(handles.axes3); C2=C*C'; CD=C*D'; Sx=sum(C); Sy=sum(D); a=(C2*Sy-Sx*CD)/(n*C2-Sx^2); b=(n*CD-Sx*Sy)/(n*C2-Sx^2); xx=0:log10(2.^n)+1; yy=a+b*xx; plot(C,D,'o',xx,yy); title('Garis Regresi'); xlabel('2log(n)'); ylabel('log(N,n)'); %menampilkan dimensi garis pantai V dim=num2str(abs(b)); set(handles.text1,'string',dim); %menampilkan residual garis pantai V axes(handles.axes4); E=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for w=1:(log10(m)/log10(2)) E(w)=D(w)-(a+b*C(w)); end plot(C,E,'O'); title('Nilai Residual'); xlabel('2log(n)'); ylabel('Residual log(N,n)'); % menampilkan untuk garis pantai bagian VI function pushbutton6_Callback(hObject, eventdata, handles) p=imread('pantai6.jpg');
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
m=1024; p=imresize(p,[m,m]); q=rgb2gray(p); b=edge(q,'canny'); jumlah=0; C=zeros(1,log10(m)/log10(2)); D=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for n=1:(log10(m)/log10(2)) jumlah=0; for i=1:2.^n:m for k=1:2.^n:m A=[b((i:i+(2.^n-1)),(k:k+(2.^n-1)))]; if sum(sum(A))>=1 jumlah=jumlah+1; end end end D(n)=log10(jumlah); C(n)=log10(2.^n); end %menampilkan citra asli garis pantai VI axes(handles.axes1); t=imread('pantai6.jpg'); imshow(t); title('Citra Input Garis Pantai VI'); %menampilkan citra deteksi canny garis pantai VI axes(handles.axes2); imshow(b); title('Deteksi Tepi canny'); %menampilkan garis regresi garis pantai VI axes(handles.axes3); C2=C*C'; CD=C*D'; Sx=sum(C); Sy=sum(D); a=(C2*Sy-Sx*CD)/(n*C2-Sx^2); b=(n*CD-Sx*Sy)/(n*C2-Sx^2); xx=0:log10(2.^n)+1; yy=a+b*xx; plot(C,D,'o',xx,yy); title('Garis Regresi'); xlabel('2log(n)'); ylabel('log(N,n)'); %menampilkan dimensi dim=num2str(abs(b)); set(handles.text1,'string',dim); %menampilkan residual garis pantai VI axes(handles.axes4); E=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for w=1:(log10(m)/log10(2)) E(w)=D(w)-(a+b*C(w)); end plot(C,E,'O'); title('Nilai Residual'); xlabel('2log(n)'); ylabel('Residual log(N,n)');
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
% menampilkan untuk garis pantai bagian VII function pushbutton7_Callback(hObject, eventdata, handles) p=imread('pantai7.jpg'); m=1024; p=imresize(p,[m,m]); q=rgb2gray(p); b=edge(q,'canny'); jumlah=0; C=zeros(1,log10(m)/log10(2)); D=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for n=1:(log10(m)/log10(2)) jumlah=0; for i=1:2.^n:m for k=1:2.^n:m A=[b((i:i+(2.^n-1)),(k:k+(2.^n-1)))]; if sum(sum(A))>=1 jumlah=jumlah+1; end end end D(n)=log10(jumlah); C(n)=log10(2.^n); end %menampilkan citra asli garis pantai VII axes(handles.axes1); t=imread('pantai7.jpg'); imshow(t); title('Citra Input Garis Pantai VII'); %menampilkan citra deteksi canny garis pantai VII axes(handles.axes2); imshow(b); title('Deteksi Tepi canny'); %menampilkan garis regresi garis pantai VII axes(handles.axes3); C2=C*C'; CD=C*D'; Sx=sum(C); Sy=sum(D); a=(C2*Sy-Sx*CD)/(n*C2-Sx^2); b=(n*CD-Sx*Sy)/(n*C2-Sx^2); xx=0:log10(2.^n)+1; yy=a+b*xx; plot(C,D,'o',xx,yy); title('Garis Regresi'); xlabel('2log(n)'); ylabel('log(N,n)'); %menampilkan dimensi garis pantai VII dim=num2str(abs(b)); set(handles.text1,'string',dim); %menampilkan residual garis pantai VII axes(handles.axes4); E=zeros(1,log10(m)/log10(2)); for w=1:(log10(m)/log10(2)) E(w)=D(w)-(a+b*C(w)); end plot(C,E,'O');
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
title('Nilai Residual'); xlabel('2log(n)'); ylabel('Residual log(N,n)'); % menampilkan menu exit function pushbutton8_Callback(hObject, eventdata, handles) close;
B. HASIL EKSEKUSI PROGRAM DENGAN TAMPILAN GUI
a. Tampilan Ketika Pushbutton Garis Pantai I Dijalankan
b. Tampilan Ketika Pushbutton Garis Pantai II Dijalankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
c. Tampilan Ketika Pushbutton Garis Pantai III Dijalankan
d. Tampilan Ketika Pushbutton Garis Pantai IV Dijalankan
e. Tampilan Ketika Pushbutton Garis Pantai V Dijalankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
f. Tampilan Ketika Pushbutton Garis Pantai VI Dijalankan
g. Tampilan Ketika Pushbutton Garis Pantai VI Dijalankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI