109
ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM DAN REPUBLIKA ONLINE Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh Yudha Purnama Tias NIM: 111105110008 PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2018 M  

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM DAN REPUBLIKA ONLINE

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh Yudha Purnama Tias NIM: 111105110008

PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1439 H/ 2018 M

 

Page 2: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

 

Page 3: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

 

Page 4: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

 

Page 5: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

iv  

ABSTRAK

Yudha Purnama Tias

Analisis Framing Pemberitaan Vonis Hukum Ahok di Kompas.com dan Republika Online

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah ditetapkan sebagai tersangka pada kasus penistaan agama oleh Polri, Selasa (15/11/2016). Pemberitaan itu menarik perhatian masyarakat Jakarta dan juga daerah lainnya. Beberapa media secara masif memberitakan hal ini termasuk media nasional Kompas.com dan Republika Online (ROL). Pada saat itu, Ahok sedang mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022. Beberapa kelompok masyarakat bahkan menggelar aksi demo untuk menurunkan Ahok dari kursi jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta dan meminta penegakan hukum agar Ahok dipenjara.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti ingin mengetahui bagaimana framing Kompas.com dan Republika Online (ROL) dalam memberitakan kasus penodaan agama dan bagaimana Kompas.com dan Republika Online mengkonstruksi pemberitaan vonis hukum penodaan agama terhadap Ahok.

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis framing model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki yang menggunakan empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing. Struktur tersebut adalah sintaksis, skrip, tematik dan retoris.

Hasil penelitian terhadap Kompas.com dan Republika Online, ditemukan perbedaan dalam membingkai pemberitaan vonis hukum Ahok. Pemberitaan di Kompas.com, pandangannya pro terhadap Ahok meski sudah diputus bersalah. Apa pun keputusan yang dijatuhi hakim, pemberitaannya tetap membela tentang Ahok. Sedangkan Republika Online, tetap lebih mengikuti suara pembacanya. Di mana pembaca Republika banyak yang kontra terhadap Ahok. Republika Online juga memperkuat beritanya dengan pernyataan dan kutipan dari praktisi hukum dan perwakilan dari ulama.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kompas.com dan Republika Online mempunyai pandangannya sendiri dalam melihat sebuah peristiwa/isu di dalam masyarakat. Ditemukan dalam teks berita di kedua media, Kompas.com lebih kontra terhadap keputusan hakim dan sebaliknya Republika Online mendukung vonis yang dijatuhkan kepada Ahok.

Kata kunci: Vonis, Ahok, Hukum, Penistaan, Agama

 

Page 6: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

v  

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-

Nya yang diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya

ilmiah ini sebagai syarat kelulusan dan meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada

Program Studi Jurnalistik di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyelesaian skripsi ini, banyak masalah yang dialami oleh peneliti.

Oleh karena itu, skripsi ini bukan hanya karya peneliti semata, tetapi juga

merupakan hasil dari bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Dengan ini penulis

ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Dr. Arief Subhan, MA, Wakil Dekan Bidang Akademik, Suparto, M.

Ed, Ph. D, Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. Roudhonah, MA,

serta Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Dr. Suhaimi, M. Si.

2. Ketua Prodi Jurnalistik, Kholis Ridho, M. Si dan Sekretaris Prodi Jurnalistik,

Dra. Musfirah Nurlaily, MA, yang telah membantu peneliti pada masa

perkuliahan.

3. Dosen Pembimbing Skripsi, Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si, yang telah

membimbing dan menuntun peneliti dalam penulisan skripsi sehingga dapat

selesai dengan baik.

 

Page 7: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

vi  

4. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas ilmu

yang telah diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Ayahanda Drs. Asril Tanjung dan Ibunda Dra. Titi Masdarwati tercinta, yang

senantiasa sabar menyayangi dan mendidik saya hingga saat ini. Tak lupa

dengan adik saya, Lidya Octavia Asti, yang selalu menyemangati agar lekas

menyelesaikan studi.

6. Teman seperjuangan Jurnalistik 2011, khususnya Elsa Faturahmah, Achmad

Abdullah Nur, Eko Wahyudi, Shafrudin Makarim, Khoirur Roji, Fadhli Islami,

yang telah menyemangati dan berjuang bersama serta selalu mengingatkan

untuk segera menyelesaikan skripsi.

7. Teman-teman di CITACITABIKIN.FILM yang telah memberikan pengalaman

berharga, khususnya kepada Santosa Amin, membimbing dan pengayom yang

senantiasa memberi kesempatan kepada saya untuk berkarya.

8. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti dengan segala kerendahan hati

mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun skripsi ini. Semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.

Jakarta, 15 Juni 2018

Yudha Purnama Tias

 

Page 8: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

vii  

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................. iii

ABSTRAK ....................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................. 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5 D. Metodologi Penelitian ........................................................... 6 E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 10 F. Sistematika Penulisan ........................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penodaan Agama ................................................................... 12 1. Pengertian Penodaan Agama........................................... 12 2. Bentuk Penodaan Agama ................................................ 13 3. Landasan Hukum ............................................................ 15 4. Tujuan Sanksi .................................................................. 16

B. Analisis Framing ................................................................... 17 1. Konsep Framing ............................................................. 17 2. Efek Framing .................................................................. 18 3. Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki ........... 19

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Profil Kompas.com ................................................................ 23 B. Profil Republika Online......................................................... 28

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Framing Pemberitaan Vonis Ahok .......................... 32 1. Analisis Framing Pemberitaan di Kompas.com .............. 32

a. Analisis Berita 1 ........................................................ 32 1) Struktur Sintaksis ................................................ 32 2) Struktur Skrip ...................................................... 35 3) Struktur Tematik ................................................. 35

 

Page 9: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

viii  

4) Struktur Retoris ................................................... 37 b. Analisis Berita 2 ........................................................ 39

1) Struktur Sintaksis ................................................ 39 2) Struktur Skrip ...................................................... 40 3) Struktur Tematik ................................................. 41 4) Struktur Retoris ................................................... 42

c. Analisis Berita 3 ........................................................ 43 1) Struktur Sintaksis ................................................ 43 2) Struktur Skrip ...................................................... 45 3) Struktur Tematik ................................................. 46 4) Struktur Retoris ................................................... 47

2. Analisis Framing di Republika Online ............................ 48 a. Analisis Berita 1 ........................................................ 49

1) Struktur Sintaksis ................................................ 49 2) Struktur Skrip ...................................................... 52 3) Struktur Tematik ................................................. 53 4) Struktur Retoris ................................................... 54

b. Analisis Berita 2 ........................................................ 56 1) Struktur Sintaksis ................................................ 56 2) Struktur Skrip ...................................................... 58 3) Struktur Tematik ................................................. 58 4) Struktur Retoris ................................................... 60

c. Analisis Berita 3 ........................................................ 61 1) Struktur Sintaksis ................................................ 61 2) Struktur Skrip ...................................................... 63 3) Struktur Tematik ................................................. 64 4) Struktur Retoris ................................................... 65

3. Analisis Perbandingan Framing Pemberitaan Vonis Ahok ..................................................................... 66 a. Struktur Sintaksis ...................................................... 68 b. Struktur Skrip ............................................................ 74 c. Struktur Tematik ....................................................... 77 d. Struktur Retoris ......................................................... 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 82 B. Saran ...................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

Page 10: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

ix  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skema Framing Model Zhongdang dan Kosicki ............. 20

Tabel 3.1 Timeline profil Kompas.com ............................................ 24

Tabel 3.2 Awards Kompas.com ........................................................ 25

Tabel 3.3 Products Kompas.com ..................................................... 26

Tabel 3.4 Editors Kompas.com ........................................................ 26

Tabel 3.5 Redaksi dan Manajemen Republika Online ..................... 29

Tabel 3.6 Pimpinan PT Republika Media Mandiri .......................... 30

Tabel 4.1 Analisis Sintaksis Berita 1 Kompas.com .......................... 32

Tabel 4.2 Analisis Skrip Berita 1 Kompas.com ............................... 35

Tabel 4.3 Analisis Tematik Berita 1 Kompas.com ........................... 35

Tabel 4.4 Analisis Retoris Berita 1 Kompas.com ............................ 37

Tabel 4.5 Frame Berita 1 Kompas.com ............................................ 38

Tabel 4.6 Analisis Sintaksis Berita 2 Kompas.com .......................... 39

Tabel 4.7 Analisis Skrip Berita 2 Kompas.com ............................... 40

Tabel 4.8 Analisis Tematik Berita 2 Kompas.com ........................... 41

Tabel 4.9 Analisis Retoris Berita 2 Kompas.com ............................ 42

Tabel 4.10 Frame Berita 2 Kompas.com .......................................... 43

Tabel 4.11 Analisis Sintaksis Berita 3 Kompas.com ........................ 43

Tabel 4.12 Analisis Skrip Berita 3 Kompas.com ............................. 45

Tabel 4.13 Analisis Tematik Berita 3 Kompas.com ......................... 46

Tabel 4.14 Analisis Retoris Berita 3 Kompas.com .......................... 47

Tabel 4.15 Frame Berita 3 Kompas.com .......................................... 48

Tabel 4.16 Analisis Sintaksis Berita 1 Republika Online ................ 49

Tabel 4.17 Analisis Skrip Berita 1 Republika Online ...................... 52

Tabel 4.18 Analisis Tematik Berita 1 Republika Online ................. 53

Tabel 4.19 Analisis Retoris Berita 1 Republika Online ................... 54

Tabel 4.20 Frame Berita 1 Republika Online ................................... 55

 

Page 11: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

x  

Tabel 4.21 Analisis Sintaksis Berita 2 Republika Online ................. 56

Tabel 4.22 Analisis Skrip Berita 2 Republika Online ....................... 58

Tabel 4.23 Analisis Tematik Berita 2 Republika Online ................. 58

Tabel 4.24 Analisis Retoris Berita 2 Republika Online ................... 60

Tabel 4.25 Frame Berita 2 Republika Online ................................... 61

Tabel 4.26 Analisis Sintaksis Berita 3 Republika Online ................ 61

Tabel 4.27 Analisis Skrip Berita 3 Republika Online ...................... 63

Tabel 4.28 Analisis Tematik Berita 3 Republika Online ................. 64

Tabel 4.29 Analisis Retoris Berita 3 Republika Online .................... 65

Tabel 4.30 Frame Berita 3 Republika Online ................................... 66

Tabel 4.31 Pemberitaan Kompas.com dan Republika Online .......... 67

Tabel 4.32 Perbandingan Struktur Sintaksis Kompas.com

dan Republika Online ........................................................... 68

Tabel 4.33 Perbandingan Struktur Skrip Berita Kompas.com

dan Republika Online ........................................................... 74

Tabel 4.34 Perbandingan Struktur Tematik Berita Kompas.com

dan Republika Online .......................................................... 77

Tabel 4.35 Perbandingan Struktur Retoris Berita Kompas.com

dan Republika Online ........................................................... 80

 

Page 12: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media massa Indonesia pada awal tahun 2017 sedang gencar memberitakan

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017, khususnya di DKI Jakarta. Hal ini

menarik karena DKI Jakarta merupakan ibu kota negara yang menjadi pusat

pemerintahan, industri, dan bisnis. Sehingga beragam masyarakat dari seluruh

daerah di Indonesia mengadu nasib dan tinggal di ibu kota. Maka warga kota

Jakarta menjadi sangat beragam.

Pilkada yang digelar dua putaran pada 15 Februari dan 19 April 2017 akan

menentukan nasib warga Jakarta. Hal yang menjadi sorotan media adalah perihal

kandidat yang maju mencalonkan diri sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI

Jakarta. Berbagai sisi menjadi pertimbangan, mulai dari partai yang mengusung,

rekam jejak kinerja, hingga ke hal yang berbau rasis.

Sejak pendaftaran resmi ditutup oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum

(KPU) DKI, Sumarno, terdapat tiga pasang calon yang maju dalam Pilkada DKI

Jakarta tahun 2017, antara lain pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana

Murni; Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat; dan Anies Baswedan-

Sandiaga Uno. Kemudian di putaran kedua, yakni Basuki Tjahaja Purnama-Djarot

Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, yang dimenangkan oleh

pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

 

Page 13: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

2  

Meski Pilkada DKI Jakarta telah usai, Ahok tetap menjadi sorotan media

massa terutama soal kinerjanya dan kasus dugaan penistaan agama yang sedang

hadapi. Masih tingginya elektabilitas Ahok di mata masyarakatnya dimungkinkan

karena pemberitaan beberapa media yang menggambarkan Ahok sebagai pemimpin

yang cukup berhasil dalam membenahi DKI Jakarta. Dikarenakan kinerja Basuki

(Ahok) yang “terasa” perubahannya. Dari penggusuran daerah Kalijodo,

membangun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), netralisasi parkir liar

di Tanah Abang dan sebagainya. Dan sebagiannya menunjukkan menurunnya

elektabilitas Ahok dikarenakan tersangkut kasus penistaan agama.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah ditetapkan

sebagai tersangka pada kasus penistaan agama oleh Polri, Selasa (15/11/2016).

Beberapa kelompok masyarakat bahkan menggelar aksi demo untuk menurunkan

Ahok dari kursi jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta dan meminta penegakan

hukum agar Ahok dipenjara.

Pada tanggal 27 September 2016, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja

Purnama atau Ahok melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu. Ahok

menyatakan tidak memaksa warga untuk memilih dirinya pada Pilkada 2017.

Pernyataan itu disertai kutipan surah Al-Maidah ayat 51. 6 Oktober 2016, potongan

video Basuki di Kep. Seribu menyebar melalui postingan akun Facebook milik

Buni Yani. Lalu pada tanggal 10 Oktober 2016, Ahok meminta maaf atas

pernyataannya terkait surah Al-Maidah. Pada 14 Oktober 2016, demonstrasi dari

sejumlah Ormas Islam terjadi di depan Balai Kota DKI Jakarta. Di tanggal 24

Oktober 2016, Ahok mendatangi Bareskrim Mabes Polri untuk memberikan

 

Page 14: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

3  

klarifikasi terkait pernyataannya di Kep. Seribu. Kemudian 4 November 2016,

unjuk rasa di Jakarta menuntut Ahok dihukum secepatnya. Wakil Presiden Jusuf

Kalla berdialog dengan perwakilan demonstrans. Wakil Presiden Jusuf Kalla

menjanjikan proses hukum Ahok cepat dan transparan.1

Meski pada saat itu Ahok sedang menghadapi kasus tersebut, menurut

media Kompas.com, elektabilitas Ahok masih lebih tinggi dibandingkan dengan

pasangan calon yang lainnya. Media tersebut terlihat memberitakan sisi positif

Ahok sejak sebelum adanya kasus penistaan agama. Walau sudah dijatuhkan

sebagai tersangka, Ahok tetap mengikuti Pilkada DKI Jakarta 2017.

Kompas.com termasuk salah satu media massa yang berskala nasional.

Kompas.com termasuk salah satu media yang turut menyajikan banyak berita

terkait atas elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama. Dalam hal ini, Kompas.com lebih

banyak memuat berita tersebut ketika masa pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Sama halnya dengan Kompas.com, pada Republika Online (ROL) sebagai

media yang berideologi Islam. Hal tersebut dapat dilihat dari berita-berita yang

dibahas Republika Online (ROL) banyak memasukan unsur Islam dalam

pemberitannya. Antara Kompas.com dan Republika Online (ROL) memiliki

karakteristik yang berbeda. Masing-masing di antaranya memiliki cara yang

berbeda dalam mengemas atau membingkai suatu berita dengan tema yang sama,

                                                            1http://tv.Kompas.com/read/2016/11/07/5199221937001/kronologi.kasus.dugaan.penistaa

n.agama.oleh.ahok diakses pada 22 Februari 2017 pukul 16.15 WIB

 

Page 15: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

4  

seperti pada pemberitaan atas vonis hukum penodaan agama oleh Basuki Tjahaja

Purnama.

Penelitian ini dirasa menarik bagi penulis karena pemberitaan mengenai

vonis hukum Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sangat menyita perhatian masyarakat

di Indonesia khususnya DKI Jakarta. Sehingga berita tersebut diangkat dan

ditampilkan terus menerus oleh semua media, dalam penelitian ini khususnya oleh

media online yaitu Kompas.com dan Republika Online (ROL). Sehingga

pemberitaan ini dalam beberapa waktu yang lama masih melekat dipikiran

masyarakat. Lalu subjek yang dibahas dalam berita yang diteliti adalah Basuki

Tjahaja Purnama. Diharapkan data dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat

akademis, khususnya pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka melalui penelitian ini penulis

mengangkat judul yang diambil yaitu “Analisis Framing Pemberitaan Vonis

Hukum Penodaan Agama Oleh Basuki Tjahaja Purnama Di Kompas.Com Dan

Republika Online (ROL).”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

  Agar penelitian ini terarah dan tidak terlalu meluas, maka peneliti

membatasi penelitian ini dengan menggunakan analisis framing model

Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Peneliti merasa model framing ini

paling cocok dengan analisis yang akan dilakukan, dibandingkan dengan model

framing lainnya. Kemudian penelitian ini memfokuskan pada tema yang

 

Page 16: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

5  

menyangkut hasil vonis Basuki Tjahaja Purnama. Penulis mengambil masing-

masing tiga berita pada edisi 9 Mei 2017 dari Kompas.com dan Republika

Online.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah:

a. Bagaimana framing pemberitaan Kompas.com dan Republika Online

tentang vonis hukum penodaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama?

b. Bagaimana struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris pada pemberitaan

tentang vonis hukum penodaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama

Kompas.com dan Republika Online?

c. Bagaimana perbandingan framing pada Kompas.com dan Republika Online

dalam pemberitaan tentang vonis hukum penodaan agama oleh Basuki

Tjahaja Purnama?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yang ingin dicapai adalah;

a) Mengetahui framing pemberitaan vonis hukum penodaan agama oleh

Basuki Tjahaja Purnama pada Kompas.com dan Republika Online.

b) Mengetahui struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris pada pemberitaan

tentang vonis hukum penodaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama pada

Kompas.com dan Republika Online.

 

Page 17: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

6  

c) Mengetahui perbandingan framing pada Kompas.com dan Republika Online

dalam pemberitaan tentang vonis hukum penodaan agama oleh Basuki

Tjahaja Purnama.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi di bidang

komunikasi dengan fokus pada analisis framing.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk

mengetahui cara media massa online mengkonstruksi pemberitaan dengan

waktu yang sangat cepat. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan bagi penelitian serupa, baik untuk media massa maupun kelompok

masyarakat lain yang tertarik dalam kajian framing media.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan analisis framing model Zhongdan Pan dan

Gerald M Kosicki. Model ini berasumsi bahwa setiap frame yang dihubungkan

dengan teks, latar informasi, kutipan, sumber, pemakaian kata atau kalimat ke

dalam teks secara keseluruhan memliliki makna. Model framing ini digunakan

untuk mendapatkan gambaran isi pesan yang disampaikan dan bagaimana media

massa mengkonstruksi realitas. Maka penelitian ini masuk ke dalam paradigma

konstruktivis.

 

Page 18: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

7  

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena

ingin menjelaskan fenomena yang terjadi dalam pemberitaan vonis hukum

penodaan agama oleh Ahok di media online. Analisis yang dilakukan pada teks

berita yang disajikan oleh media online Kompas.com dan Republika Online.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-

dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini menekankan

persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data.2

Pada penelitian ini, peneliti menentukan sampel berita yang relevan dengan

tema penelitian ini. Sebanyak enam berita yang terkait dengan pemberitaan vonis

hukum penodaan agama oleh Basuki, yaitu tiga dari masing-masing Kompas.com

dan Republika Online.

Pemilihan sampel berita yang diambil dari masing-masing media online,

peneliti menggunakan sampling purposive. Menurut Prof. Dr. Sugiyono sampling

purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.3 Pada

penelitian ini, peneliti mempertimbangkan aspek kesesuaian judul dan isi berita

dengan judul skripsi. Enam berita yang dipilih merupakan berita-berita yang fokus

dan pembahasannya menurut peneliti paling menggambarkan judul skripsi. Berikut

keenam sampel berita yang dipilih:

                                                            2 Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup, 2010), h. 56. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2006), h. 124.

 

Page 19: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

8  

Tabel 1.1

Judul Berita Dikedua Media

Kompas.com Republika Online Bisakah Ahok Tidak Ditahan Meski Divonis Bersalah?

Pengamat: Vonis Ahok Tidak Bisa Diintervensi

Ahok Divonis 2 Tahun Penjara, Pelapor Tersenyum, Pendukung Menangis

Yusril: Vonis Ahok Cukup Ringan

Hendardi Sebut Ada “Trial by Mob” dalam Vonis Ahok

Vonis Kasus Penodaan Agama Dinilai Jaga Kemuliaan Alquran

Enam berita di atas kemudian dianalisis menggunakan framing model

Zhongdang dan Kosicki, untuk mengetahui struktur sintaksis, skrip, tematik, dan

retorisnya. Hasil yang didapat dari menganalisa berita di atas akan menggambarkan

tentang bagaimana framing di Kompas.com dan Republika Online, serta

perbandingan dikedua media tersebut dalam mengkonstruksi suatu peristiwa ke

dalam sebuah berita, dalam penelitian ini berita mengenai vonis hukum penodaan

agama yang dilakukan Basuki.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

Kompas.com dan Republika Online (ROL), sementara objek penelitiannya

adalah berita-berita yang berkaitan dengan vonis hukum Basuki Tjahaja

Purnama.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti sebagai berikut:

 

Page 20: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

9  

a. Observasi Teks

Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi teks, yaitu mengamati

tiga judul berita, yang sudah disinggung di atas, pada masing-masing media

online di Kompas.com dan Republika Online pada 9 Mei 2017 untuk dianalisis.

b. Wawancara

Penelitian ini melakukan wawancara untuk memperoleh data selain teks

berita. Narasumber pada penelitian ini ialah Dea Alvi Soraya sebagai wartawan

Republika Online dan Mutia Fauzia sebagai wartawan Kompas.com. Data yang

dihimpun digunakan untuk melengkapi company profile dan juga untuk

mengkonfirmasi pada bagian analisis sintaksis, skrip, tematik, dan retoris yang

dilakukan.

c. Dokumen

Peneliti juga mengumpulkan data melalui mengkaji buku tentang

analisis framing, konstruksi realitas dan penodaan agama. Website untuk

mendapatkan sampel pemberitaan, profil Kompas.com dan Republika Online.

Literatur lainnya yang berhubungan dengan materi penelitian untuk dijadikan

bahan penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis framing model Zhongdang

Pan dan Gerald M. Kosicki yang menggunakan empat dimensi struktural teks

berita sebagai perangkat framing. Teks berita tersebut dianalisis menggunakan

perangkat framing Zhongdang dan Kosicki, yaitu sintaksis, skrip, tematik dan

retoris.

 

Page 21: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

10  

5. Teknik Penulisan

Dalam melakukan penulisan penelitian ini, peneliti menggunakan buku

Pedoman Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk

yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Qualit And Assurance) Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Setelah melakukan peninjauan karya ilmiah tentang analisis wacana dan

pemberitaan pada media online, peneliti menemukan karya skripsi yang dijadikan

tinjauan pustaka. Skripsi ini merupakan karya mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu:

1. Skripsi karya Donie Kadewandana berjudul Konstruksi Realitas di Media

Massa (analisis Framing terhadap Pemberitaan Baitul Muslimin Indonesia

PDI-P di Harian Kompas dan Republika) pada tahun 2008. Skripsi ini meneliti

bagaimana pemberitaan Harian Kompas dan Republika mengemas pemberitaan

Baitul Muslimin Indonesia PDI-P dan apakah terdapat perbedaan struktur

wcana framing (sintaksis, skrip, tematik, retoris) dalam pemberitaan kedua

harian tersebut. Metodologi yang digunakan dalam skripsi ini adalah paradigma

konstruktivis, pendekatan kualitatif, sifat penelitian eksplanatif, dan analisis

data menggunakan framing, model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.

2. Skripsi yang ditulis oleh Rezza Fadhillah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Jurusan Jurnalistik dengan judul Konstruksi Berita Kekerasan

Densus 88 Kepada Terduga Teroris di Poso (Analisis Framing pada Harian

Republika), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konstruksi,

 

Page 22: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

11  

framing, pembingkaian pemberitaan kekerasan Densus 88 kepada terduga

teroris di Poso. Terdapat persamaan dengan skripsi terdahulu yaitu sama-sama

menggunakan Framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I: Pendahulan, pada bab pertama ini terdapat lima sub bab di antaranya ialah;

Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusann Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Peneltian, Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan

Sistematika Penulisan

Bab II. Kerangka Teoritis, dalam bab ini akan dijabarkan hal-hal yang meliputi

difinisi teoritis dan konsep.

Bab III. Gambaran Umum, bab ini berisi gambaran umum tentang domain yang

akan dibahas dalam penelitian ini.

Bab IV. Analisis Dan Temuan Data Lapangan, dalam bab ini penulis akan

menguraikan hasil temuan lapangan serta analisis.

Bab V. Penutup, bagian terakhir ini penulis akan menjabarkan kesimpulan dari

penelitian serta saran.

 

Page 23: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

12  

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penodaan Agama

1. Pengertian Penodaan agama

Penodaan dari asal kata kerjanya adalah penoda yang artinya orang yang

menodai atau mengkotori satu bendan dengan benda yang lain, maksud penodaan

disini yang artinya pencela yaitu pemberi nama buruk (merusak kesucian

leluhurnya), mencemarkan: menjelekkan nama (nama baik). Dalam nama lain

adalah penistaan, penistaan sama juga dengan nama penodaan. Penistaan dari kata

“nista” sebagian pakar menggunakan kata cela, nista berarti hina, rendah, noda.1

Menurut istilah penodaan atau penistaan agama adalah suatu anggapan atau

perkataan tercela dari seseorang atau suatu kelompok yang tidak membenarkan

agama. Penodaan agama sangat ramai di perbincangkan, disebabkan oleh

banyaknya kasus yang terjadi. Dalam hal ini, Basuki Tjahaja Purnama dalam

kunjungan kerjanya ke Kepulauan Seribu menyatakan tidak memaksa warga untuk

memilih dirinya pada Pilkada 2017. Pernyataan itu disertai dengan kutipan surat

Al-Maidah ayat 51. Potongan video tersebut menyebar di sosial media dan umat

Islam merasa tersinggung terhadap apa yang diucapkan Basuki. Sehingga berakhir

dengan putusan hakim dua tahun penjara kepada Ahok.

                                                            1 Leden Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Kehormatan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1997), h. 11.

 

Page 24: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

13  

2. Bentuk Penodaan Agama

Dilihat dari unsur-unsur penodaan agama Islam adalah sebagai berikut:

a. Perbuatan

Melakukan perbuatan yang diharamkan secara sengaja untuk menghina

Islam, meremehkan Allah SWT dan Rasul-Nya, atau menentang Islam.

Misalnya, membolehkan melakukan zina, menghalalkan meminuman yang

memabukkan, dan membunuh sebagai perbuatan yang dibolehkan. Adapun

perbuatan kelompok khawarij yang mencaci-maki, mengkafirkan, dan

mengangap halal darah sebagai sahabat Nabi; tidak membuat mareka dianggap

kafir oleh ulama. Mareka tetap tidak dianggap murtad karena mareka

melakukan ta’wil terhadap Al-quran dan hadis.2

b. Percakapan

Ucapan mencela Allah SWT dan Rasul-Nya, menjelek-jelekkan malaikat

atau salah seorang Rasul. Mengaku mengetahui ilmu gaib, mengaku sebagai

Nabi, membenarkan orang yang mengaku Nabi. Berdoa kepada selain Allah,

beristighotsah kepada selain Allah dalam urusan yang hanya dikuasai Allah atau

meminta perlindungan kepada selain Allah dalam urusan yang semacam itu.

Seseorang dapat menjadi kafir apabila menghina Allah dan mengatakan bahwa

Allah bukanlah Tuhan; Allah itu tidak Esa; Allah memiliki tandingan, pasangan

dan anak; malaikat dan Nabi itu tidak ada; Al- quran berisi kebohongan; hari

                                                            2 Adnan, Jurnal Hukum Islam dan Perundangan-undangan, (Sumatera Utara: Al-Qadha

2017), h. 12.

 

Page 25: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

14  

kiamat tidak pernah terjadi; syahadat itu dusta; syariat Islam tidak muncul untuk

mengatur kehidupan manusia; serta hukum manusia lebih cocok.

Ahok melalui percakapannya kepada warga Kepulauan Seribu menuai

kontroversi karena mengutip surat Al-Maidah ayat 51 dalam kunjungannya di

sana. Ucapannya dinilai melukai hati umat Islam, sehingga muncul demonstrasi

untuk melakukan pengusutan kasus penistaan agama oleh Ahok.

c. Niat Jahat dan Sesat

Seperti contohnya meyakini Allah memiliki sekutu, zina dan riba sebagai

sesuatu yang dibolehkan dan halal dilakukan. Atau meyakini bahwa sholat itu

tidak diwajibkan dan sebagainya. Atau meyakini keharaman sesuatu yang jelas

disepakati kehalalannya. Meyakini kehalalan sesuatu yang telah disepakati

keharamannya. Niat yang jahat dan sesat dapat menjadi Murtad adalah dapat

terjadi melalui keyakinan, seperti meyakini bahwa alam ini telah ada sebelum

adanya Allah, Allah ada setelah adanya alam, antara khalik dan makhluk dapat

bersatu, rainkarnasi itu ada, Al-quran tidak berasal dari Allah, Nabi Muhammad

itu pembohong, dan Ali adalah titisan Tuhan.3

Didalam hukum Islam jika telah melakukan penodaan agama walaupun

tanpa di muka umum, maka hal itu sudah musyrik dengan Allah dan ketentuan

syariat dalam hukum Islam. Penodaan agama dapat dikategorikan perbuatan

yang murtad jika ummat Islam menodai agamanya sendiri dengan membolak

                                                            3 Adnan, Jurnal Hukum Islam dan Perundangan-undangan, (Sumatera Utara: Al-Qadha

2017), h. 13.

 

Page 26: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

15  

balikkan (mempersendakan) hukum syar’i yang sudah qat’i. Sebagaimana Allah

mengatakan dalam Al-quran:

مهم  إسال

عد روا 

ف ر و

ف  ال

لمة الوا 

 قد ولق

Artinya: Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan

kekafiran dan telah menjadi kafir sesudah Isam [At-Taubah.9:74]

3. Landasan hukum

Dasar hukum pokok yang umumnya digunakan dalam kasus penodaan

agama adalah Undang-Undang No /PNPS/Tahun 1965 tentang Pencegahan

Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama (UU Penodaan Agama) dan Pasal 156a

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pidana penjara maksimal lima

tahun bagi pelaku penodaan agama. Sebagaimana yang dikatakan dalam Pasal 156a

KUH Pidana Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang

siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan

perbuatan:

a) Yang pada pokoknya bcrsifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan

terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia;

b) Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apa pun juga,

yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.4

Perbuatan yang bersifat penodaan agama tertentu adalah yang melakukan

perbuatan oleh umat penganut agama yang bersangkutan dinilai sebagai menandai

                                                            4 Andi Hamzah, KUHP & KUHAP, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 63.

 

Page 27: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

16  

agama tersebut penodaan disini mengandung sifat penghinaan, melecehan,

meremehkan dari suatu agama, karena itu menyakitkan perasaan bagi umat

pemeluk agama yang bersangkutan.

4. Tujuan Sanksi

Ada beberapa tujuan sanksi penodaan agama, yaitu:

a. Menjaga kesucian Agama; Agar agama terjaga dan tidak dinodai atau tidak

dinistakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

b. Menimbulakan efek jera bagi pelaku penodaan Agama; Dengan penjatuhan

hukuman, diharapkan pelaku atau pidana menjadi jera dan tidak mengulangi

lagi perbuatannya dan tidak mengulangi lagi perbuatannya.

c. Menjaga dan menghilangkan kekerasan terhadap Agama; Kurang

pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri agar dapat

terdidik dengan adanya hukuman bagi pelaku penodaan atau penista agama

dan agama pihak lain

d. Agar dapat perlindungan dari negara dan masyarakat yang beragama;

Negara bisa melindungi semua agama yang berbeda di Indonesia lewat

peraturan undang-undang yang ada di Indonesia.

e. Untuk mencegah orang yang melakukan penodaan terhadap Agama;

Mencegah dan jangan ada lagi penodaan agama untuk ketentraman bagi

masyarakat agama lain yang sedang menjalani ibadah bagi agamanya.

 

Page 28: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

17  

f. Agar dapat toleransi dari negara dan masyarakat (perhatian dari masyarakat)

terhadap agama; Dapat memberi perhatian dan menghargai agama lain yang

hidup disekitaranya dan tidak mengganggunya lagi.

g. Agar dapat kebebasan beribadah bagi agama manapun; Kebebasan

beragama sudah tercantum dalam peraturan Undangundang dasar 1945

dalam pasal 28 E. Dan juga dalam Islam juga memberi kebebasan bagi

pemeluk agama lain untuk beribadah sesuai agamanya sendiri.

h. Agar tidak mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarkat yang

beragama; Saling menjaga, saling menghormati, saling menghargai bagi

agama lain yang sedang hidup di Indonesia yang disebut dalam toleransi.5

B. Analisis Framing

1. Konsep Framing

Beterson orang yang pertama kali melontarkan gagasan mengenai framing

pada tahun 1955.6 Awalnya, frame dimaknai sebagai struktur konspetual atau

perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan

wacana, serta menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasikan

realitas. Framing mengacu pada suatu cara menyajikan realitas, di mana realitas

dikemas sedemikian rupa dengan menggunakan simbol-simbol yang terpilih,

diseleksi, ditekankan, dan ditonjolkan sehingga peristiwa tersebut dapat mudah

                                                            5 Leden Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Kehormatan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1997), h. 16. 6 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.161.

 

Page 29: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

18  

dipahami berdasarkan perspektif tertentu. Jadi framing membuat realitas yang

disampaikan bukanlah realitas yang utuh.

Menurut Agus Sudibyo, media massa dilihat sebagai media diskusi antara

pihak-pihak dengan ideologi dan kepentingan berbeda-beda. Media berusaha

menonjolkan kerangka, pemikiran, perspektif, konsep, dan klaim interpretatif

masing-masing memaknai objek wacana. Keterlibatan media dalam suatu diskusi

sangat dipengaruhi oleh status, wawasan, dan pengalaman sosial masing-masing.

maka dari itu setiap forum memiliki pandangan masing-masing karena media

tempat mereka untuk berdiskusi menonjolkan angle berita dari sudut pandang

media itu sendiri.7

2. Efek Framing

Framing mempunyai efek yang mendasar yaitu realitas sosial yang

kompleks, penuh dimensi dan tidak beraturan yang disajikan dalam berita sebagai

sesuatu yang sederhana, beraturan, dan memenuhi logika tertentu. Dalam artian jika

ada suatu peristiwa yang sulit dipahami, maka media massa akan menyajikan berita

tersebut dengan sederhana dan dapat dipahami.

Menonjolkan aspek tertentu dan mengaburkan aspek lain. Framing pada

umumnya menonjolkan aspek yang menurut media menarik untuk diberitakan.

Akibatnya ada aspek yang tidak mendapatkan sorotan media. Padahal, dalam suatu

peristiwa bisa melingkupi beberapa aspek, misalnya ekonomi, politik, sosial, dan

budaya. Dampaknya masyarakat akhirnya hanya fokus pada suatu aspek,

                                                            7 Agus Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h.63.

 

Page 30: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

19  

sementara, mungkin, ada aspek lain yang lebih penting yang harusnya juga

diketahui oleh khalayak.

Menampilkan sisi tertentu dan melupakan sisi lain. Media dapat melihat dari

berbagai sisi dari sebuah peristiwa, namun sisi yang akan dipilih oleh media yang

menarik dan sejalan dengan kepentingan media itu sendiri.

Menampilkan aktor tertentu dan menyembunyikan aktor lainnya. Media

seringkali menampilkan pemberitaan pada aktor tertentu saja. Karena yang terlihat

satu pihak menyebabkan aktor lain yang mempunyai peranan penting menjadi tidak

terlihat.

3. Framing Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki

Framing dapat diartikan sebuah proses membuat suatu pesan lebih terlihat,

memberikan informasi lebih dari yang lainnya sehingga khalayak lebih fokus pada

apa yang disajikan. Ada dua konsepsi dari framing yang berkaitan, menurut Pan

dan Kosicki adalah konsepsi psikologi yang menekankan bagaimana orang

memproses informasi dalam dirinya. Proses seseorang dalam mengolah informasi

berkaitan dengan struktur dan proses kognitif. Elemen-elemen yang diseleksi dari

suatu isu/peristiwa tersebut menjadi lebih penting dalam mempengaruhi

pertimbangan dalam membuat keputusan tentang realitas.

Kemudian konsepsi sosiologis, pandangan sosiologis lebih melihat

bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Di mana terdapat bagaimana seseorang

mengklarifikasikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan pengalaman sosialnya

untuk mengerti dirinya dan realitas di luar dirinya. Sehingga frame di sini berfungsi

 

Page 31: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

20  

membuat suatu realitas menjadi teridentifikasi, dipahami, dan dapat dimengerti

karena sudah dilabeli dengan label tertentu.8

Menurut Pan dan Kosicki, framing pada dasarnya melibatkan kedua

konsepsi tersebut. Dalam media, framing karenanya dipahami sebagai perangkat

kognisi yang digunakan dalam informasi untuk membuat kode, menafsirkan, dan

menyimpan untuk dikomunikasikan dengan khalayak yang kesemuanya

dihubungkan dengan konvensi, rutinitas, dan praktik kerja professional wartawan.9

Dalam mengkonstruksi suatu realitas, wartawan tidak hanya menggunakan

konsepsi yang ada dalam pemikirannya saja. Namun, menggabungkan nilai sosial

yang melekat dalam diri wartawan. Jadi, ketika menulis dan mengkonstruksikan

berita wartawan tidak hanya berhadapan dengan khalayak yang menjadi

pertimbangan wartawan, tapi ditentukan juga oleh proses produksi yang melibatkan

standar kerja, profesi jurnalistik, dan standar profesional dari wartawan.

Tabel 2.2

Skema Framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

STRUKTUR PERANGKAT FRAMING

UNIT YANG DIAMATI

SINTAKSIS Cara wartawan menyusun fakta

1. Skema Berita Headline, lead, latar informasi, kutipan sumber, pernyataan, penutup

SKRIP Cara wartawan mengisahkan fakta

2. Kelengkapan Berita 5W + 1H

                                                            8 Eriyanto, Analisis Framing (Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media), (Yogyakarta:

LKiS,2005), h. 253 9 Eriyanto, Analisis Framing (Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media), (Yogyakarta:

LKiS,2005), h. 253

 

Page 32: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

21  

TEMATIK Cara wartawan menuliskan fakta

3. Detail 4. Koherensi 5. Bentuk Kalimat 6. Kata Ganti

Paragraf. Proposisi, kalimat, hubungan antar kalimat

RETORIS Cara wartawan menekankan fakta

7. Leksikon 8. Grafis 9. Metafora

Kata, idiom, gambar/foto, grafik

Sumber: Eriyanto, Analisis Framing (Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media), (Yogyakarta: LKiS,2005), h. 253

Sintaksis tentang bagaimana wartawan menyusun fakta, opini, kutipan,

pengamatan atas peristiwa ke dalam bentuk sebuah berita. Unsur ini dapat terlihat

dari bagian berita yaitu lead yang dipakai, latar, headline, kutipan yang diambil, dan

sebagainya. Struktur sintaksis ini diamati bagaimana wartawan memahami

peristiwa yang dapat dilihat dari cara ia menyusun fakta ke dalam bentuk umum

berita.

Skrip merupakan bagaimana wartawan mengisahkan atau meceritakan

peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur ini melihat bagaimana strategi cara

bercerita yang digunakan oleh wartawan dalam menyajikan ke dalam bentuk berita.

Peristiwa diramu dengan mengaduk unsur emosi, menampilkan peristiwa tampak

sebagai sebuah kisah dengan awal, adegan, klimaks, dan akhir.10

Tematik berkaitan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan

pandangannya atas peristiwa ke dalam kalimat atau hubungan antar kalimat yang

membentuk teks secara keseluruhan. Pada struktur ini akan terlihat bagaimanna

pemahaman itu diwujudkan dalam bentuk yang lebih kecil.

                                                            10 Eriyanto, Analisis Framing (Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media), (Yogyakarta:

LKiS,2005), h. 260

 

Page 33: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

22  

Struktur retoris adalah tentang bagaimana wartawan menekankan arti

tertentu ke dalam berita. Struktur ini akan melihat bagaimana wartawan memakai

pilihan kata, idiom, grafik, dan gambar yang dipakai bukan hanya mendukung

tulisan, namun juga menekankan arti tertentu kepada khalayak. Wartawan

menggunakan perangkat retoris untuk membuat citra, meningkatkan kemenonjolan

pada sisi tertentu dan meningkatkan gambarang yang diinginkan dari suatu berita.11

Sudut pandang wartawan dapat dilihat melalui keempat struktur tersebut.

Bagaimana wartawan mengisahkan, menuliskan, mengungkapkan pandangannya,

dan menekankan sesuatu dari sebuah peristiwa. Mengisahkan sebuah peristiwa

yang berdasarkan pada fakta agar dapat meyakinkan khalayak bahwa berita tersebut

penting untuk dibaca.

                                                            11 Eriyanto, Analisis Framing (Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media), (Yogyakarta:

LKiS,2005), h. 264

 

Page 34: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

  

23  

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Kompas.com

Muncul pertama kali pada 14 September 1995 dengan nama Kompas Online

(KOL), Kompas.com menjadi salah satu pionir media online di Indonesia. Awalnya,

Kompas Online diakses dengan alamat kompas.co.id dan hanya menampilkan

replika dari berita-berita harian Kompas yang terbit pada hari itu.

Kehadiran Kompas Online diharapkan dapat memberikan layakan pada para

pembaca harian Kompas yang berlokasi di tempat yang sulit terjangkau oleh

jaringan distribusi Kompas. Tujuannya adalah memberikan layanan kepada para

pembaca harian Kompas di tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh jaringan

distribusi Kompas. Dengan hadirnya Kompas Online, para pembaca harian Kompas

terutama di Indonesia bagian timur dan di luar negeri dapat menikmati harian

Kompas hari itu juga, tidak perlu menunggu beberapa hari seperti biasanya.

Awal tahun 1996, alamat Kompas Online berubah menjadi

www.Kompas.com untuk memberikan layanan yang maksimal. Dengan alamat

baru, Kompas Online menjadi semakin populer buat para pembaca setia harian

Kompas di luar negeri.

Dengan melihat potensi dunia digital yang besar, Kompas Online kemudian

dikembangkan menjadi sebuah unit bisnis tersendiri di bawah naungan PT Kompas

Cyber Media (KCM) pada 6 Agustus 1998. Pada saat itu, Kompas Online lebih

dikenal dengan sebutan KCM. Di era ini, para pengunjung KCM tidak lagi hanya

 

Page 35: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

24  

  

mendapatkan replika harian Kompas, tapi juga mendapatkan update perkembangan

berita-berita terbaru yang terjadi sepanjang hari.

Dengan bertumbuhnya pengguna Internet di Indonesia, pengunjung KCM

meningkat pesat. Mengakses informasi dari Internet kini telah menjadi bagian tak

terpisahkan dari kegiatan kita sehari-hari. Dunia digital pun terus berubah dari

waktu ke waktu. KCM pun berbenah diri.

Pada 29 Mei 2008, portal berita ini me-rebranding dirinya menjadi

Kompas.com, merujuk kembali pada brand Kompas yang selama ini dikenal selalu

menghadirkan jurnalisme yang memberi makna. Kanal-kanal berita ditambah.

Produktivitas sajian berita ditingkatkan demi memberikan sajian informasi yang

update dan aktual kepada para pembaca. Rebranding Kompas.com ingin

menegaskan bahwa portal berita ini ingin hadir di tengah pembaca sebagai acuan

bagi jurnalisme yang baik di tengah derasnya aliran informasi yang tak jelas

kebenarannya.1

Tabel 3.1

Timeline

Perjalanan Kompas.com dalam linimasa.

1995 Pertama kali hadir di internet dengan domain kompas.co.id. Dikenal sebagai Kompas Online yang menampilkan replika harian Kompas.

1996 Berganti alamat domain menjadi Kompas.com. 1998 Berkembang menjadi unit bisnis tersendiri di bawah bendera PT.

Kompas Cyber Media (KCM). 2008 Rebranding menjadi Kompas.com (Reborn).

                                                            1 http://inside.Kompas.com/about-us diakses pada Selasa, 22 Januari 2018

 

Page 36: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

25  

  

Tabel 3.2

Awards

Berbagai penghargaan yang diterima Kompas.com dari masa ke masa.

2010 Kompas.com – WAN IFRA Silver Award – Best in Social Media

2011 Kompas.com – WAN IFRA Silver Award – Best in Online Media 2012 Kompas.com – Indonesia Brand Champion Award – Brand

Champion of Content Provider Kompas.com Dian Award - Kementerian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak : Media Inspirasi Perempuan Indonesia kategori Media Online

2014 Kompas.com - Digital Marketing Award – Great Performing Website (Category: News Portal)

2015 Kompas.com - Anugerah Adinegoro dalam rangka Hari Pers Nasional

Kompas.com - Hassan Wirajuda Award - Kementerian Luar Negeri RI: Terbaik Kategori A (Jurnalis/Media)

2016 Kompas.com – Influential Brands – Top Brand Online News Platform

Kompas.com - Digital Marketing Award – Great Performing Website (Category: News Site)

Kompaskarier.com – Influential Brands – Top Brand Online Job Search

Pijaru – Festival Film Indonesia – Pemenang Piala Citra kategori Film Animasi Terbaik (Surat Untuk Jakarta)

Pijaru – Hellofest Award – Best Picture (Surat Untuk Jakarta) Pijaru – Piala Maya – Dokumenter Pendek Terpilih (Teater Tanpa

Kata: Sena Didi Mime) 2017 Kompas.com – WOW Brand Award – Gold Champion (News

Website Category) Kompas.com – Superbrands - Superbrands Special Award (Online

News Category) Kompas.com – Anugerah Jurnalistik MH Thamrin – 3rd place

(Online Feature Category) Kompas.com – Anugerah Jurnalistik MH Thamrin – 3rd place

(Sports Feature Category) VIK (Visual Interaktif Kompas) – Bubu Awards v.10 – Best

Website Award (News / Entertainment Category) VIK (Visual Interaktif Kompas) – WAN IFRA Silver Award –

Best Innovation New Product

 

Page 37: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

26  

  

Tabel 3.3

Products

Produk yang ada di Kompas.com untuk para partner kami.

Brandzview

Produk advertisement bersifat softselling dan edukatif yang digarap menggunakan standar jurnalistik dan gaya bahasa Kompas.com.

Advertorial

Produk advertisement bersifat hardselling yang digarap menggunakan standar jurnalistik dan gaya bahasa Kompas.com untuk mendorong promosi brand, produk atau jasa.

Kilas

Produk turunan Brandzview untuk memperkenalkan potensi pemerintah daerah, kementerian, dan instansi BUMN.

Jixie

Jixie menawarkan pilihan berita yang disesuaikan dengan minat dan ketertarikan pembaca.

Sorot

Sorot merupakan produk turunan dari content marketing untuk mendorong potensi bisnis produk dan jasa dari bermacam sektor industri.

Dan produk lainnya.

Tabel 3.4

Editors

Editor In Chief Wisnu Nugroho Managing Editor Amir Sodikin Assistant Managing Editor

Johanes Heru Margianto, Ana Shofiana Syatiri, Laksono Hari Wiwoho, Moh. Latip, Aris Fertonny Harvenda

Editors Agustinus Wisnubrata, Sandro Gatra, Bayu Galih Wibisono, Sabrina Asril, Inggried Dwi Wedhaswary, Krisiandi, Egidius Patnistik, Icha Rastika, Dian Maharani, Caroline Sondang Andhikayani Damanik, Reni Susanti, Farid Assifa, Erlangga Djumena, Ervan Hardoko, Glori Kyrious Wadrianto, Bambang Priyo Jatmiko, Aprillia Ika, Hilda Hastuti, Kistyarini, Taslimah Widianti Kamil, Irfan Maullana, Aris Fertonny Harvenda, Agung Kurniawan, Azwar Ferdian, Lusia Kus Anna Maryati, Bestari Kumala Dewi, Ni Luh Made Pertiwi, I Made Asdhiana, Deasy Syafrina, Shierine Wangsa Wibawa, Muhammad Reza Wahyudi, Reska Koko Nistanto, Aloysius Gonsaga A.E.,

 

Page 38: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

27  

  

Jalu Wisnu Wirajati, Pipit Puspita Rini, Yunanto Wiji Utomo, Eris Eka Jaya, Palupi Annisa Auliani

Reporters Fabian Januarius Kuwado, Ihsanuddin, Dani Prabowo, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Abba Gabrillin, Nabilla Tashandra, Kristian Erdianto, Lutfi Mairizal Putra, Fachri Fachrudin, Rakhmat Nur Hakim, Robertus Belarminus, Kurnia Sari Aziza, Alsadadrudi, Jessi Carina, Andri Donnal Putera, Kahfi Dirga Cahya, Akhdi Martin Pratama, Nibras Nada Nailufar, David Oliver Purba, Nursita Sari, Dea Andriani, Estu Suryowati, Yoga Sukmana, Sakina Rakhma Diah Setiawan, Pramdia Arhando Julianto, Iwan Supriyatna, Achmad Fauzi, Arimbi Ramadhiani, Ridwan Aji Pitoko, Andi Muttya Keteng, Tri Susanto Setiawan, Dian Reinis Kumampung, Sintia Astarina, Ira Gita Natalia Sembiring, Donny Apriliananda, Febri Ardani Saragih, Ghulam Muhammad Nayazri, Stanly Ravel Pattiwaelapia, Aditya Maullana, Setyo Adi Nugroho, Wahyu Adityo Prodjo, Sri Anindiati Nursastri, Silvita Agmasari, Anggita Muslimah, Oik Yusuf Araya, Yoga Hastyadi Widiartanto, Fatimah Kartini Bohang, Ferril Dennys Sitorus, Anju Christian, Nugyasa Laksamana, Antonius Tjahjo Sasongko, Jodhi Yudono

Photographers Roderick Adrian Mozes, Heribertus Kristianto Purnomo, Dino Oktaviano Sami Putra, Ari Prasetyo, Garry Andrew Lotulung, Andreas Lukas A., Lulu Cinantya

Administrative & Secretary

Adinda Dwi Putri, Ira Fauziah

Content Marketing Josephus Primus, Sri Noviyanti, Mikhael Gewati,Erwin Kusuma Oloan Hutapea, Dimas Wahyu Trihardjanto

Sumber: http://inside.Kompas.com/about-us diakses pada Selasa, 22 Januari 2018

 

Page 39: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

28  

  

B. Profil Republika Online (ROL)

Republika Online hadir sejak 17 Agustus 1995, dua tahun setelah Harian

Republika terbit. ROL merupakan portal berita yang menyajikan informasi secara

teks, audio, dan video, yang terbentuk berdasakan teknologi hipermedia dan

hiperteks.2

Republika Online memiliki tujuan untuk melayani pembaca yang tidak

terjangkau oleh distribusi koran cetak dan untuk pembaca yang berada di luar

negeri. Kemudian ROL secara bertahap mulai berkembang sesuai dengan kemajuan

teknologi informasi. Tampilan desain dan berbagai layanan jaringannya dan materi

beritanya diperkaya.

Pada pertengahan 2008 Republika Online mengalami perubahan. Dari

portal berita sederhana menjadi jaringan portal multimedia. Perubahan ini dituntut

karena mulainya memasuki era konvergensi media yang menjadi tantangan dalam

industri media massa. Republika Online berusaha keras untuk memiliki dan

mendistribusikan konten medianya dalam format cetak, online, dan mobile.

Republika Online sendiri mempunyai falsafah yang tetap mengedepankan

komunitas Muslim sebagai asas depan pengungjungnya. Republika Online

diluncurkan kembali (relaunching) pada 6 Februari 2008 yang menjadikan ROL

memiliki tampilan baru.

                                                            2 http://www.republika.co.id/page/about diakses pada Rabu, 24 Januari 2018.

 

Page 40: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

29  

  

Dengan kemajuan informasi dan perkembangan sosial media, ROL kini

hadir dengan berbagai fitur baru yang merupakan percampuran komunikasi media

digital. Informasi yang disampaikan diperbarui secara berkelanjutan yang

terangkum dalam sejumlah kanal, menjadikannya sebuah portal berita yang bisa

dipercaya. Selain menyajikan informasi, ROL juga menjadi rumah bagi komunitas.

ROL kini juga hadir dalam versi Inggris.

Republika mempunyai visi, yaitu menjadikan Republika sebagai media

massa terpecaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran,

damai, cerdas, dan professional. Selain itu, mempunyai prinsip dalam

keterlibatannya menjaga persatuan bangsa dan kepentingan umat Islam yang

berdasarkan Rahmatan Lil Alamin. Kemudian Republika mempunyai misi, yaitu

mencipkatan dan menghidupkan sistem manajemen yang efisien dan efektif, serta

mampu dipertanggungjawabkan secara professional.

Tabel 3.5

REDAKSI DAN MANAJEMEN

Pemimpin Redaksi Irfan Junaidi

Wakil Pemimpin Redaksi Nur Hasan Murtiaji

Redaktur Pelaksana ROL Maman Sudiaman

Wakil Redaktur Pelaksana ROL Joko Sadewo

Asisten Redaktur Pelaksana ROL Didi Purwadi, Muhammad Subarkah,

Budi Rahardjo

Tim Redaksi Agung Sasongko, Bayu Hermawan,

Bilal Ramadhan, Esthi

Maharani,Hazliansyah, Ilham Tirta,

Indira Rezkisari, Israr Itah, Winda

 

Page 41: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

30  

  

Destiana Putri, Yudha Manggala Putra,

M.Amin Madani, Sadly Rachman,

Ririn Liechtiana, Fian Firatmaja, Ani

Nursalikah, Angga Indrawan, Dwi

Murdaningsih, Nidia Zuraya, Nur Aini,

Teguh Firmansyah, Andi Nur Aminah,

Karta Raharja Ucu, Andri Saubani,

Agus Yulianto, Reiny Dwinanda

Tim Sosmed Fanny Damayanti, Asti Yulia Sundari,

Dian Alfiah, Inarah

Tim IT dan Desain Mohamad Afif, Mufti Nurhadi, Abdul

Gadir, Nandra Maulana Irawan,

Mardiah, Kurnia Fakhrini

Kepala Support dan GA Slamet Riyanto

Tim Support Firmansyah

Sekred Erna Indriyanti

Rolshop Riky Romadon

Tabel 3.6

PT Republika Media Mandiri

Direktur Utama Republika Agoosh Yoosran

Wakil Direktur Utama Mira Rahardjo Djarot

Direktur Operasional Arys Hilman Nugraha

Direktur Marketing Ronggo Sadono

GM Marketing dan Sales Yulianingsih Yamin

 

Page 42: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

31  

  

Republika Online juga mempunyai prinsip dasar yaitu:

1. Mengutamakan berita dan berita interaktif dalam format natizen (citizen

journalism).

2. Memberi ruang luas bagi conten how to, tips, people, dan service.

3. Santun, ramah dan akrab dengan keluarga

4. Dekat dengan semua komunitas.

5. Mengutamakan berita dengan informasi keislaman.

6. Menyeimbangkan good news dengan bad news.

7. Menyajikan berita secara ringkas dan cepat.

8. Mudah diakses.

Republika Online juga mempunyai produk yaitu:

1. Portal Internet yang menampilkan content dalam format teks, voice, dan

mendistribusikan content secara online, mobile, print.

2. Media interaktif komunitas Muslim untuk membangun partisipasi dan

kesadaran umat terhadap pluralisme informasi berkualitas

3. Fokus pada pengembangan content berbasis keislaman.

4. Memberi ruang informasi sangat luas dan cepat ‘Tersaji begitu terjadi’.

5. Melayani segmen audiens level SES Class A-B dengan usia 18-50 tahun.3

 

                                                            3 http://www.republika.co.id/page/about diakses pada Rabu, 24 Januari 2018.

 

Page 43: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

 

32  

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Framing Pemberitaan Vonis Ahok

1. Pemberitaan Tentang Vonis Hukum Penistaan Agama oleh Basuki

Tjahaja Purnama di Media Online Kompas.com

Berdasarkan pemberitaan mengenai vonis hukum penistaan agama yang

dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih akrab disapa Ahok pada

media online Kompas.com 9 Mei 2017, yang berkaitan pada seputar teks berita

vonis hukum penistaan agama, maka kemudian peneliti melakukan analisis

dengan menggunakan metode analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald

M. Kosicki, yang memiliki empat struktur framing, yaitu sintaksis, skrip, tematik,

dan retoris. Pada dasarnya setiap masing-masing media mempunyai pandangan

yang berbeda dalam mengkonstruksi berita dan berita mana yang ditonjolkan dan

mana yang tidak diberitakan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

a. Analisis berita Kompas.com edisi 9 Mei 2017 (Bisakah Ahok Tidak

Ditahan meski Divonis Bersalah?)

Tabel 4.1 Analisis Sintaksis Berita 1

Struktur Unit Teks Keterangan

Sintaksis Headline Bisakah Ahok Tidak Ditahan meski Divonis Bersalah

Judul

Lead Jakarta, Kompas.com – Majelis hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara menilai Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terbukti menodai agama dengan melanggar pasal 156a KUHP.

Lead

Latar Majelis hakim pada Pengadilan Negeri Lead

 

Page 44: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

33  

  

Jakarta Utara menilai Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terbukti menodai agama dengan melanggar pasal 156a KUHP.

Kutipan “Maka seharusnya dia (Ahok) langsung diproses ke Kepaniteraan PN Jakut, supaya putusannya tidak berkekuatan hukum tetap”. “Selain itu, diktum putusan hakim pertama adalah non-executable terhadap upaya paksa pertahana, karena belum mengikat dan belum berkekuatan tetap”.

Paragraf 9 Paragraf 13

Sumber Ketua Majelis Hakim, Dwiarso Budi Santiarto. Pengajar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar. Ahli hukum pidana, Indriyanto Seno Adji.

Paragraf 13 Paragraf 6 Paragraf 12

Pernyataan Pengajar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar, menilai, Ahok bisa saja tidak ditahan meski divonis bersalah. Menurut dia (Fickar), sejak Pengadilan Negeri Jakarta Utara mengeluarkan putusan dan Ahok menyatakan banding, maka kewenangan penahanan beralih kepada pengadilan tinggi. Menurut Fickar, dengan Ahok menyatakan banding, maka putusan PN Jakut dinyatakan belum berkekuatan hukum tetap. Menurut dia (Fickar), ketentuan dalam undang-undang tersebut harus dibaca bahwa berakhirnya masa pemeriksaan di satu instansi seperti penyidik, jaksa penuntut, dan hakim, maka berakhir pula kewenangan untuk melakukan penahanan.

Paragraf 6 Paragraf 7 Paragraf 8 Paragraf 11

 

Page 45: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

34  

  

Hal serupa juga dikatakan ahli hukum pidana Indriyanto Seno Adji. Menurut Anto, sejak berlakunya KUHAP, istilah penahanan langsung tidak pernah dilaksanakan, karena ada upaya hukum banding/kasasi.

Paragraf 12

Penutup Ahok kemudian menjalani proses administrasi dan tes kesehatan di Rutan Cipinang.

Paragraf 4

Dilihat dari struktur sintaksis, Kompas.com mengangkat berita mengenai

kasus vonis hukum penistaan agama oleh Ahok dengan judul “Bisakah Ahok

Tidak Ditahan meski Divonis Bersalah?”. Judul berita Kompas.com

menggambarkan kalau penahanan langsung tidak seharusnya dilakukan karena

memungkinkan ada upaya hukum banding/kasasi. Pada lead berita, Kompas.com

menjelaskan bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terbukti menodai agama

dengan melanggar Pasal 156a KUHP.

Dalam teks berita tersebut, Kompas.com mewawancarai Pengajar hukum

pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar dan Ahli hukum pidana,

Indriyanto Seno Adji. Keduanya bersependapat bahwa tidak seharusnya

penahanan langsung dilakukan karena ada upaya hukum banding/kasasi.

Dilihat dari analisis struktur sintaksis di atas menunjukkan bahwa dalam

pandangan Kompas.com bisa saja Ahok tidak ditahan meski divonis bersalah jika

Ahok menyatakan banding, maka kewenangan penahanan beralih kepada

pengadilan tinggi. Dari kutipan yang dipakai telah menunjukkan sudut pandang

pada pemberitaan ini.

 

Page 46: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

35  

  

Tabel 4.2

Analisis Skrip Berita

Struktur Unit TeksSkrip What Majelis hakim menjatuhkan hukuman dua tahun penjara

dan memerintahkan agar Ahok ditahan.

Where Pengadilan Negeri Jakarta Utara di Auditorium

Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.

When 9 Mei 2017

Who Basuki Tjahaja Purnama

Why Majelis hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara

menilai Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terbukti

menodai agama dengan melanggar Pasal 156a KUHP.

How Ahok kemudian menjalani proses administrasi dan tes

kesehatan di Rutan Cipinang.

Struktur skrip pada berita “Bisakah Ahok Tidak Ditahan meski Divonis

Bersalah?” dapat dilihat bahwa sudah lengkap dengan memasukkan semua unsur

struktur skrip yaitu 5 W + 1 H. Kelengkapan unsur What, Who, When, Where,

Why, dan How telah mendukung pemberitaan di Kompas.com dalam menjelaskan

bahwa Basuki Tjahaja Purnama terbukti bersalah dan dijatuhkan hukuman dua

tahun penjara.

Tabel 4.3

Analisis Tematik Berita

Struktur Unit Teks Keterangan Tematik Detail Pengajar hukum pidana dari

Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar, menilai Ahok bisa saja tidak ditahan meski divonis bersalah. Ahli hukum pidana Indriyanto Seno

Paragraf 6 Paragraf 12

 

Page 47: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

36  

  

Adji, mengatakan, sejak berlakunya KUHAP, istilah penahanan langsung tidak pernah dilaksanakan, karena ada upaya hukum banding/kasasi.

Koherensi Penjelas

Menurut dia (Fickar), sejak Pengadilan Negeri Jakarta Utara mengeluarkan putusan dan Ahok menyatakan banding, maka kewenangan penahanan beralih kepada pengadilan tinggi. Menurut dia (Fickar), ketentuan dalam undang-undang tersebut harus dibaca bahwa berakhirnya masa pemeriksaan di satu instansi seperti penyidik, jaksa penuntut, dan hakim, maka berakhir pula kewenangan untuk melakukan penahanan. Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut menyarankan agar Ahok dan kuasa hukumnya mengajukan permohonan penangguhan penahanan atau pengalihan status tahanan kepada Pengadilan Tinggi.

Paragraf 7 Paragraf 11 Paragraf 14

Koherensi Sebab-akibat

Menurut Fickar, dengan Ahok menyatakan banding, maka putusan PN Jakut dinyatakan belum berkekuatan hukum tetap. Menurut Anto, sejak berlakunya KUHAP, istilah penahanan langsung tidak pernah dilaksanakan, karena ada upaya hukum banding/kasasi. “Selain itu, diktum putusan hakim pertama adalah non-executable terhadap upaya paksa pertahana, karena belum mengikat dan belum berkekuatan tetap”.

Paragraf 8 Paragraf 12 Paragraf 13

Koherensi Pembeda

-

 

Page 48: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

37  

  

Dari struktur tematik, Kompas.com menyusun berita ke dalam 14 paragraf.

Terdapat dua tema dalam teks berita, pertama, Majelis Pengadilan Negeri Jakarta

Utara menilai Ahok terbukti melakukan penodaan agama dengan melanggar pasal

156a KUHP. Tema tersebut diletakan pada lead berita. Tema kedua, Abdul Fickar

Hadjar dan Indriyanto Seno Adji menilai bahwa Ahok bisa saja tidak ditahan

meski divonis bersalah. Kompas.com meletakkan tema tersebut pada paragraph

ke-6 dan 12.

Sementara itu, Kompas.com meletakkan koherensi penjelas pada paragraf

7, 11, dan 14 yang ditandai dengan adanya penggunaan kata dan, yang, untuk,

maka. Kemudian koherensi sebab-akibat pada paragraph 8,12, dan 13 ditandai

dengan adanya penggunaan kata karena dan maka. Pada koherensi pembeda

tidak terlihat dalam teks berita ini.

Tabel 4.4

Analisis Retoris Berita 1

Struktur Unit Teks

Retoris Leksikon Menodai, melanggar, divonis, ditahan penanganan, pengalihan

Bold - Italic - Underline - Kapital KPK, KUHP, KUHAP Foto Basuki Tjahaja Purnama

Pada berita ini terdapat kalimat leksikon, yaitu menodai, melanggar,

divonis, ditahan, penanganan, dan pengalihan. Kemudian tidak ditemukan untuk

unit bold (dicetak tebal), italic (dicetak miring) dan underline (garis bawah).

 

Page 49: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

38  

  

Sementara itu untuk penggunaan huruf capital terdapat pada kalimat KPK, KUHP,

dan KUHAP. Pemberitaan kasus vonis hukum penistaan agama ini dilengkapi

dengan foto Basuki Tjahaja Purnama.

Tabel 4.5

Frame: Bisakah Ahok Tidak Ditahan meski Divonis Bersalah?

Elemen Strategis Penulisan

Skematik Wawancara pengajar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar dan ahli hukum pidana, Indriyanto Seno Adji yang menyatakan bisa saja tidak ditahan meski divonis bersalah. Kompas.com menempatkan pendapat tersebut dari paragraph 6 sampai 14.

Skrip Kompas.com menekankan mengenai penahanan langsung yang diperintahkan oleh majelis hakim. Penekanan pada berlakunya KUHAP, istilah penahanan langsung tidak pernah dilaksanakan, karena memungkinkan ada upaya hukum banding.

Tematik 1) Basuki Tjahaja Purnama terbukti menodai agama dengan melanggar pasal 156a KUHP oleh majelis hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

2) Abdul Fickar Hadjar dan Indriyanto Seno Adji menilai bahwa Ahok bisa saja tidak ditahan meski divonis bersalah.

Retoris Ahok dinyatakan bersalah atas kasus penodaan agama dengan melanggar 156a KUHP, namun tidak seharusnya dilakukan penahanan langsung. Hal tersebut terlihat dari pendapat beberapa pakar hukum pidana. Ini terlihat dari 9 dari 14 paragraf dalam berita.

 

Page 50: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

39  

  

b. Analisis Berita Kompas.com edisi 9 Mei 2017 (Ahok Divonis 2 Tahun

Penjara, Pelapor Tersenyum, Pendukung Menangis)

Tabel 4.6

Analisis Sintaksis Berita 2

Struktur Unit Teks Keterangan

Sintaksis Headline Ahok Divonis 2 Tahun Penjara, Pelapor Tersenyum, Pendukung Menangis

Judul

Lead Jakarta, Kompas.com – Majelis Hakim menjatuhkan vonis dua tahun penjara terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Hakim menilai Ahok terbukti menodai agama dan melanggar Pasal 156a KUHP.

Lead

Latar Basuki Tjahaja Purnama dijatuhi hukuman dua tahun penjara oleh majelis hakim. Ahok dinilai terbukti menodai agama dan melanggar Pasal 156a KUHP.

Lead

Kutipan “Akhirnya (divonis) 2 tahun”. “Kenapa? Yang korupsi saja enggak dipenjara”.

Paragraf 4 Paragraf 7

Sumber Majelis hakim Anggota Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) Pendukung Ahok

Lead Paragraf 3 Paragraf 7

Pernyataan Majelis hakim menjatuhkan vonis dua tahun penjara kepada Ahok. Hakim menilai dia (Ahok) terbukti menodai agama dan melanggar Pasal 156a KUHP

Paragraf 1

Penutup Di luar gedung, anggota ACTA langsung memekikkan takbir. Sementara itu, pendukung Ahok hanya diam sambal membawa bunga mawar. Ada yang menangis

Paragraf 5 Paragraf 6

 

Page 51: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

40  

  

sambal berpelukan. Wajah mereka memerah karena kecewa dengan putusan hakim.

Dilihat dari struktur sintaksis, Kompas.com mengangkat berita mengenai

kasus vonis hukum penistaan agama oleh Ahok dengan judul “Ahok Divonis 2

Tahun Penjara, Pelapor Tersenyum, Pendukung Menangis”. Judul berita

Kompas.com menunjukkan pandangannya dengan menggambarkan perbandingan

tanggapan antara kelompok pelapor dengan kelompok pendukung Ahok.

Pada lead berita, Kompas.com menjelaskan majelis hakim menjatuhi

hukuman dua tahun penjara kepada Ahok. Dari kutipan terlihat tanggapan bahagia

dari kubu pelapor dan kekecewaan dari pendukung Ahok. Dari penutup teks,

memberikan informasi kontrasnya tanggapan dari kedua belah pihak setelah

putusan majelis hakim.

Tabel 4.7

Analisis Skrip Berita 2

Struktur Unit Teks

Skrip What Terdapat perbedaan tanggapan antara kelompok ACTA dengan pendukung Ahok seusai putusan majelis hakim.

Where Pengadilan Jakarta Utara di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.

When Selasa 9 Mei 2017

Who Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) Pendukung Ahok

Why Majelis hakim memvonis dua tahun penjara Ahok atas kasus penodaan agama.

How Anggota ACTA memekikkan takbir di luar gedung. Sedangkan, pendukung Ahok hanya diam sambil membawa bunga mawar

 

Page 52: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

41  

  

Kelengkapan unsur 5W + 1H pada struktur skrip berita ini, Kompas.com

menjelaskan berita ini sebagai berita tanggapan pihak pelapor dengan pendukung

Ahok setelah putusan majelis hakim. Dalam pernyataan, majelis hakim

menjatuhkan vonis dua tahun penjara terhadap Ahok.

Tabel 4.8

Analisis Tematik Berita 2

Struktur Unit Teks Keterangan

Tematik Detail Di luar gedung, anggota ACTA langsung memekikkan takbir. Sementara itu, pendukung Ahok hanya terdiam sambil membawa bunga mawar. Ada yang menangis sambil berpelukan. Wajah mereka memerah karena kecewa dengan putusan hakim.

Paragraf 5 Paragraf 6

Koherensi Penjelas

Majelis hakim menjatuhkan vonis dua tahun penjara kepada Ahok. Hakim menilai Ahok terbukti menodai agama dan melanggar Pasal 156a KUHP Usai sidang, anggota Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) keluar dari ruang sidang dengan wajah tersenyum. Mereka mengungkapan kegembiraan. Adapun ACTA merupakan pihak pelapor dalam kasus penodaan agama.

Paragraf 1 Paragraf 3

Koherensi Sebab-akibat

Wajah mereka memerah karena kecewa dengan putusan hakim.

Paragraf 6

Koherensi Pembeda

Sementara itu, pendukung Ahok hanya terdiam sambil membawa bunga mawar. Ada yang menangis sambil berpelukan.

Paragraf 6

 

Page 53: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

42  

  

Dari struktur tematik, Kompas.com menyusun berita ini ke dalam tujuh

paragraph. Terdapat dua tema dalam teks berita, pertama, Basuki Tjahaja Purnama

terbukti menodai agama dengan melanggar pasal 156a KUHP oleh majelis hakim

pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Tema kedua, tanggapan pihak pelapor

dengan pendukung Ahok setelah putusan majelis hakim.

Sementara itu, Kompas.com meletakkan koherensi penjelas pada paragraf ke 1

dan 3 yang ditandai dengan adanya penggunaan kata dan dan adapun. Kemudian

koherensi sebab-akibat pada paragraf 6 yang ditandai dengan adanya penggunaan

kata karena. Pada koherensi pembeda terlihat pada paragraf 6 yang ditandai

dengan adanya penggunaan kata sementara itu.

Tabel 4.9

Analisis Retoris Berita 2

Struktur Unit Teks

Retoris Leksikon Menodai, pihak, pelapor, memekikkan. Bold - Italic - Underline - Kapital KUHP, ACTA Foto Basuki Tjahaja Purnama mengikuti sidang pembacaan

putusan, Pendukung Ahok menangis.

Pada berita ini terdapat kalimat leksikon, yaitu menodai, pihak, pelapor,

memekikkan. Selanjutnya unsur bold (cetak tebal), italic (cetak miring), underline

(garis bawah) tidak terlihat di dalam teks. Sedangkan pada huruf capital terdapat

pada kata KUHP, ACTA. Kemudian berita ini dilengkapi foto Ahok mengikuti

sidang dan pendukung Ahok menangis.

 

Page 54: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

43  

  

Tabel 4.10

Frame: Ahok Divonis 2 Tahun Penjara, Pelapor Tersenyum, Pendukung Menangis

Elemen Strategu Penulisan Skematik Kompas.com memandang tentang vonis Ahok menunjukkan

dengan menggambarkan perbandingan tanggapan antara kelompok pelapor dengan kelompok pendukung Ahok.

Skrip Kompas.com menggambarkan tentang reaksi antara pihak pelapor dan pendukung Ahok setelah putusan dibacakan.

Tematik 1) Basuki Tjahaja Purnama terbukti menodai agama dengan melanggar pasal 156a KUHP.

2) Tanggapan pihak pelapor dengan pendukung Ahok setelah putusan majelis hakim.

Retoris Hasil putusan hakim menimbulkan tanggapan baik dari pihak pelapor dan sebaliknya dari pendukung Ahok. Hal tersebut terlihat pada judul dan lima paragraf dari tujuh paragraf.

c. Analisis Berita Kompas.com edisi 9 Mei 2017 (Hendardi Sebut Ada “Trial

by Mob” dalam Vonis Ahok)

Tabel 4.11

Analisis Sintaksis Berita

Struktur Unit Teks Keterangan

Sintaksis Headline Hendardi Sebut Ada “Trial by Mob” dalam Vonis Ahok

Judul

Lead Ketua Setara Institute Hendardi menilai ‘trial by mob’ terjadi dalam putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara terhadap Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Lead

Latar Hendardi melihat hakim telah menerapkan standar ganda dalam mempertimbangkan konteks peristiwa hukum di mana Ahok awalnya diduga melakukan penodaan agama.

Paragraf 2

Kutipan “Di satu sisi hakim mempertimbangkan situasi ketertiban sosial yang diakibatkan oleh ucapan

Paragraf 3

 

Page 55: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

44  

  

Basuki”. “Tapi di sisi lain, hakim ahistoris dengan peristiwa yang melatarbelakangi pernyataan Basuki bahwa betapa politisasi identitas dan peristiwa hukum itu dijadikan alat penundukan yang efektif untuk memenangkan sebuah kontestasi”. “Kerumunan massa menjadi sumber legitimasi tindakan aparat penegak hukum. Majelis hakim pun memilih jalan pengutamaan koeksistensi sosial yang absurd dibandingkan melimpahkan jalan keadilan bagi seorang warga negara, Basuki”. “Lebih baik membebaskan 1.000 orang bersalah daripada menghukum satu orang tidak bersalah”. “Harus diakui bahwa majelis hakim bekerja di bawah tekanan gelombang massa yang sejak awal memberikan tekanan dan mendesak pemenjaraan Basuki”. “Delik penodaan agama rentan digunakan sebagai alat pendudukan bagi siapapun dan untuk kepentingan siapapun”.

Paragraf 4 Paragraf 6 Paragraf 11 Paragraf 14 Paragraf 16

Sumber Ketua Setara Institute Hendardi Paragraf 1 Pernyataan Putusan ‘trial by mob’ sudah barang

tentu bertentangan dengan prinsip ‘rule of law’ dan membahayakan demokrasi serta hukum di Indonesia. Hal itu jelas mengingkari prinsip-prinsip negara hukum. Putusan ‘trial by mob’, lanjut Hendardi, pada akhirnya juga mengikis kepercayaan diri hakim untuk menjalankan asas ‘in dubio pro reo’.

Paragraf 7 Paragraf 9

Penutup Vonis hakim atas Basuki tersebut sekaligus mempertegas bahwa delik

Paragraf 15

 

Page 56: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

45  

  

penodaan agama sangat rentan dijadikan alat untuk menekan kelompok manapun.

Pada berita ini dilihat dari struktur sintaksis, Kompas.com mengangkat

berita mengenai kasus penodaan agama dengan judul “Hendardi Sebut ada “Trial

by Mob” dalam Vonis Ahok”. Judul tersebut menggambarkan jika vonis yang

dijatuhkan hakim berdasarkan kerumunan massa, bukan berdasarkan kedaulatan

rakyat yang mendasarkan diri pada UUD 1945.

Kemudian pada lead Kompas.com mengungkapkan tanggapan ketua Setara

Institute terhadap putusan vonis Ahok. Dalam teks berita ini, Kompas.com

mewancarai Hendardi, menurutnya ‘trial by mob’ terjadi dalam putusan majelis

hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

Tabel 4.12

Analisis Skrip Berita 3

Struktur Unit Teks Skrip What Putusan majelis hakim terhadap Ahok yang dinilai

adanya ‘trial by mob’. Where Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan,

Jakarta. When 9 Mei 2017 Who Ketua Setara Institute Hendardi Why Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara

memutuskan di bawah tekanan gelombang massa yang sejak awal memberikan tekanan dan mendesak pemenjaraan Basuki.

How Memvonis Ahok hukuman dua tahun penjara.

 

Page 57: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

46  

  

Kompas.com mengisahkan kelengkapan 5W+1H dengan mengutip dari

wawancara yang menyayangkan putusan majelis hakim yang dinilai menerapkan

standar ganda dalam mempertimbangkan konteks peristiwa hukum. Hendardi

menyatakan, di satu sisi hakim mempertimbangkan situasi ketertiban sosial yang

diakibatkan oleh ucapan Basuki.

Tabel 4.13

Analisis Tematik Berita 3

Struktur Unit Teks Keterangan Tematik Detail Majelis hukum Pengadilan

Jakarta Utara dinilai melakukan ‘trial by mob’ dalam memutuskan hukuman terhadap Basuki.

Paragraf 1

Koherensi Penjelas

Hakim ahistoris dengan peristiwa yang melatarbelakangi pernyataan Basuki bahwa betapa politisasi identitas dan perits tiwa hukum itu dijadikan alat penundukan yang efektif untuk memenangkan sebuah kontestasi. Sebab, sumber legitimasi bukan lagi berdasarkan kedaulatan rakyat yang mendasarkan diri pada UUD 1945, melainkan kedaulatan kerumunan orang. Putusan ‘trial by mob’ pada akhirnya mengikis kepercayaan diri hakim untuk menjalankan asal ‘in dubio pro reo’. Dengan segala tekanan itu, hakim memutus Ahok bersalah dan terbukti melakukan penodaan agama sebagaimana yang diatur dalam Pasal 156a KUHP.

Pararaf 4 Paragraf 8 Paragraf 9 Paragraf 12

Koherensi Sebab-akibat

Sebab, sumber legitimasi bukan lagi berdasarkan kedaulatan rakyat yang mendasarkan diri

Paragraf 8

 

Page 58: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

47  

  

pada UUD 1945, melainkan kedaulatan kerumunan orang.

Koherensi Pembeda

“Kerumunan massa menjadi sumber legitimasi tindakan aparat penegak hukum. Majelis hakim pun memilih jalan pengutamaan koeksistensi sosial yang absurd dibandingkan melimpahkan jalan keadilan bagi seorang warga negara, Basuki,” ujar Hendardi.

Paragraf 6

Dari struktur tematik, Kompas.com menyusun berita ini menjadi 16

paragraf. Terdapat tema dalam teks berita, yaitu terdapat ‘trial by mob’ dalam

putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara terdahap Basuki.

Kompas.com meletakkan tema ini pada lead berita.

Kemudian Kompas.com meletakkan koherensi penjeleas pada paragraf 4,

8, 9, dan 12 yang ditandai dengan penggunaan kata dan, yang, untuk.

Selanjutnya, koherensi sebab-akibat pada paragraf 8 yang ditandai dengan adanya

penggunaan kata sebab. Pada koherensi pembeda terdapat pada paragraf 6 yang

ditandai dengan penggunaan kata dibandingkan.

Tabel 4.14

Analisis Retoris Berita 3

Struktur Unit Teks Retoris Leksikon Menyimak, penundukan, mengikis, menekan. Bold Hendardi Sebut Ada “Trial by Mob” dalam Vonis

Ahok Italic - Underline - Kapital UUD, KUHP Foto Direktur Eksekutif Setara Institute Hendardi

 

Page 59: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

48  

  

Pada berita ini terdapat kalimat leksikon, yaitu menyimak, penundukan,

mengikis, dan menekan. Kemudian ditemukan kalmat yang hurufnya dicetak tebal

(bold), yaitu Hendardi Sebut Ada “Trial by Mob” dalam Vonis Ahok. Kalimat

tersebut sengaja dicetak tebal karena judul berita. Kemudian untuk unit dicetak

miring (italic) dan garis bawah (underline) tidak terlihat dalam teks berita ini.

Namun, terdapat kata bahasa asing yaitu bahasa Inggris yang tidak dicetak miring

oleh Kompas.com. Selanjutnya penggunaan huruf kapital terdapat pada kata UUD

dan KUHP. Pemberitaan tentang vonis Ahok ini juga dilengkapi foto Direktur

Eksekutif Setara Institute Hendardi yang merupakan narasumber dalam berita.

Tabel 4.15

Frame: Hendardi Sebut Ada “Trial by Mob” dalam Vonis Ahok

Elemen Strategis Penulisan Skematis Wawancara Ketua Setara Institute Hendardi, menyatakan ‘trial

by mob’ terjadi dalam putusan hakim. Kompas.com menempatkan enam paragraf kutipan dari 16 paragraf.

Skrip Kompas.com menekankan pada pengambilan putusan oleh majelis hakim Pengadilan Jakarta Utara. Penekanan pada sumber legitimasi yang seharusnya berdasarkan pada UUD 1945.

Tematik Terdapat ‘trial by mob’ dalam putusan hakim Pengadilan Jakarta Utara

Retoris Direktur Eksekutif Setara Institute Hendardi mengatakan, seharusnya majelis hakim Pengadilan Jakarta Utara berpegang pada prinsip ‘rule of law’.

2. Pemberitaan Tentang Vonis Hukum Penistaan Agama oleh Basuki

Tjahaja Purnama di Media Online Republika Online (ROL).

Dalam pemberitaan tentang vonis hukum penistaan agama oleh Basuki

Tjahaja Purnama pada tanggal 9 Mei 2017 di ROL membingkai berita dalam

 

Page 60: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

49  

  

pandangan yang berbeda. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel struktur framing

Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki di bawah ini:

a. Analisis Berita Republika Online (ROL) tanggal 9 Mei 2017 (Pengamat:

Vonis Ahok tidak Bisa Diintervensi)

Tabel 4.16 Analisis Sintaksis Berita 1

Struktur Unit Teks Keterangan Sintaksis Headline Pengamat: Vonis Ahok tidak

Bisa Diintervensi Judul

Lead Praktisi Hukum LKBH IBLAM, Alungsyah menyatakan, vonis terhadap Gubernur DKI Ahok merupakan wujud dari independensi hakim yang menerima, memeriksa dan mengadili perkara atas dugaan penistaan Agama yang dilakukannya beberapa bulan lalu. Pasal 27 UUD 1945, lanjut dia menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang mandiri dan bebas.

Lead

Latar Hakim telah menunjukkan indepedensi dalam menerima, memeriksa dan mengadili atas perkara Ahok.

Paragraf 1

Kutipan “Ini mengandung arti bahwa hakim dalam menjalankan tugas dan kekuasaannya bebas dari intervensi siapapun”. “Tetapi lebih kepada pantas atau tidak pantasnya saja dengan kondisi yang terjadi sekarang, itu pun masih debatable sifatnya”. "Bagi pihak yang tidak terima silahkan menempuh jalur

Paragraf 2 Paragraf 4 Paragraf 7

 

Page 61: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

50  

  

hukum yang telah disediakan, toh mekanisme itu ada dan sangat di mungkinkan dalam sistem hukum kita" “Semoga vonis terhadap Ahok dapat memuaskan semua pihak dan di mengerti oleh semua kalangan, apapun itu vonisnya, maka disanalah kedewasaan negara hukum kita di uji”.

Paragraf 9

Sumber Praktisi Hukum LKBH IBLAM, Alungsyah.

Paragraf 1

Pernyataan Alungsyah menyatakan, vonis terhadap Gubernur DKI Ahok merupakan wujud dari independensi hakim yang menerima, memeriksa dan mengadili perkara atas dugaan penistaan Agama yang dilakukannya beberapa bulan lalu. Pasal 27 UUD 1945, lanjut dia menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang mandiri dan bebas.

Hakim, menurut dia tidak dapat di intervensi, walaupun pada tataran "faktualnya" banyak sekali komentar atau bahkan suara-suara yang menginginkan Ahok di vonis setinggi-tingginya seperti penista agama sebelumnya. Dia beranggapan, vonis terhadap ahok baik tinggi atau rendah bukanlah "representatif" dari keadilan, karena keadilan, lanjut dia bersifat subjektif, dan adil.

Yang terpenting dari vonisnya Ahok, menurut Alung ialah sandarannya jelas yaitu hakim tidak di intervensi oleh

Paragraf 1 Paragraf 3 Paragraf 5

 

Page 62: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

51  

  

siapapun dan kepentingan apapun. Jadi biarkan semuanya berjalan diatas rel hukum sebagaimana mestinya, terangnya.

Menurut dia, tidak dibenarkan jika vonis hakim dianggap tidak adil, kemudian melakukan tindakan-tindakan yang itu diluar jalur hukum. Dia menganggap hakim hanya memutus suatu perkara dengan pertanggungjawaban terhadap apa yang di putusnya pun bukanlah kepada manusia tapi langsung kepada tuhan. Pertanggung jawaban itu, lanjut dia harus dirasionalisaikan ke dalam pertimbangan-pertimbangan dan segala fakta-fakta yang terungkap selama proses persidangan berlangsung.

Paragraf 6 Paragraf 8

Penutup Hakim memutus suatu perkara dengan pertanggungjawaban terhadap apa yang diputusnya pun bukanlah kepada manusia tapi langsung kepada Tuhan.

Paragraf 8

Melihat teks berita ini dari struktur sintaksisnya, Republika Online

mengangkat berita mengenai vonis penistaan agama dengan judul “Pengamat:

Vonis Ahok tidak Bisa Diintervensi”. Judul di atas menggambarkan bahwa

keputusan hakim dalam memvonis Ahok sudah tepat sehingga tidak dapat

diintervensi siapapun.

Sedangkan lead pada berita Republika Online menjabarkan tanggapan

praktisi hukum LKBH IBLAM, Alungsyah mengenai kekuasaan kehakiman yang

 

Page 63: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

52  

  

mandiri dan bebas dan menunjukkan independensi hakim dengan menjatuhkan

vonis terhadap Basuki.

Tabel 4.17 Analisis Skrip Berita 1

Sktruktur Unit Teks Skrip What Tanggapan terhadap putusan vonis Ahok atas

perkara dugaan penistaan agama yang dilakukannya.

Where Kementerian Pertanian, Jakarta. When 9 Mei 2017 Who Basuki Tjahaja Purnama Why Hakim tidak di intervensi oleh siapapun dalam

memvonis Basuki Tjahaja Purnama. How Hakim memvonis Ahok atas dugaan penistaan

agama.

Dari struktur skrip, kelengkapan 5W+1H diceritakan oleh Republika

Online (ROL) dengan mengisahkan berita ini sebagai pujian terhadap hakim yang

bekerja secara independen menjatuhkan vonis terhadap Ahok. Menurut praktisi

hukum LKBH IBLAM, Alungsyah mengatakan, hakim dalam menjalankan tugas

dan kekuasannya bebas dari intervensi siapapun.

Republika Online (ROL) menyuguhi informasi bahwa tindakan hakim

dalam menjatuhkan vonis sandarannya harus jelas yaitu hakim tidak di intervensi

oleh siapapun dan kepentingan apapun. Jadi biarkan hukum jalan sebagaimana

mestinya.

 

Page 64: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

53  

  

Tabel 4.18

Analisis Tematik Berita 1

Struktur Unit Teks Keterangan Tematik Detail Keputusan hakim dalam

menjatuhkan vonis terhadap Ahok merupakan wujud dari independensi hakim.

Paragraf 1

Koherensi Penjelas

Vonis terhadap Gubernur DKI Ahok merupakan wujud dari independensi hakim yang menerima, memeriksa dan mengadili perkara atas dugaan penistaan Agama yang dilakukannya beberapa bulan lalu. Ini mengandung arti bahwa hakim dalam menjalankan tugas dan kekuasaannya bebas dari intervensi siapapun. Yang terpenting dari vonisnya Ahok ialah sandarannya jelas yaitu hakim tidak di intervensi oleh siapapun dan kepentingan apapun. Alungsyah menyetujui bahwa Indoensia negara hukum sebagaimana pasal 1 ayat 3 UUD 1945 berarti semua pihak tanpa terkecuali harus menghormati apapun yang menjadi vonis hakim. Bagi pihak yang tidak terima silahkan menempuh jalur hukum yang telah disediakan. Dia menganggap hakim hanya memutus suatu perkara dengan pertanggungjawaban terhadap apa yang di putusnya pun bukanlah kepada manusia tapi langsung kepada Tuhan. Semoga vonis terhadap Ahok dapat memuaskan semua pihak dan di mengerti oleh semua kalangan,

Paragraf 1 Paragraf 2 Paragraf 5 Paragraf 6 Paragraf 7 Paragraf 8 Paragraf 9

 

Page 65: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

54  

  

apapun itu vonisnya, maka di sanalah kedewasaan negara hukum kita di uji.

Koherensi Sebab-Akibat

-

Koherensi Pembeda

-

Dari struktur tematik, Republika Online (ROL) menyusun berita ini ke

dalam 9 paragraf. Terdapat tema dalam teks berita, yaitu putusan hakim dalam

menjatuhkan vonis terhadap Ahok merupakan wujud independensi hakim dalam

menjalankan tugasnya. ROL meletakkan tema ini pada lead berita. Pada lead

tersebut diisi dengan tanggapan oleh praktisi hukum.

Selanjutnya, Republika Online (ROL) menempatkan koherensi penjelas

pada paragraf 1, 2, 5, 6, 7, 8 dan 9 yang ditandai dengan adanya penggunaan kata

yang, dan. Sementara itu, koherensi sebab-akibat dan koherensi pembeda tidak

ditemukan di teks berita ini.

Tabel 4.19

Analis Retoris Berita 1

Struktur Unit Teks Retoris Leksikon Penistaan, kekuasaan, intervensi, sandaran,

memuaskan. Bold Pengamat: Vonis Ahok tidak Bisa Diintervensi Italic - Underline - Kapital LKBH IBLAM, UUD Foto Massa kontra Ahok berkumpul di depan

Kementerian Pertanian, Jakarta.

 

Page 66: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

55  

  

Pada berita ini terdapat kalimat leksikon, yaitu penistaan, kekuasaan,

intervensi, sandaran dan memuaskan. Selanjutnya ditemukan kalimat yang

hurufnya dicetak tebal (bold), yaitu Pengamat: Vonis Ahok tidak Bisa

Diintervensi. Kalimat tersebut sengaja dicetak tebal karena judul berita. Kemudian

tidak ditemukan untuk unit dicetak miring (italic), dan garis bawah (underline)

dalam teks berita ini. Sementara penggunaan huruf kapital terlihat pada kata

LKBH IBLAM dan UUD. Pemberitaan vonis kasus penistaan agama ini juga

dilengkapi dengan foto kerumunan massa kontra Ahok dari umat Islam berkumpul

di depan Kementerian Pertanian, Jakarta.

Tabel 4.20

Frame: Pengamat: Vonis Ahok tidak Bisa Diintervensi

Elemen Strategi Penulisan Skematis Wawancara pakar hukum yang mempunyai pandangan bahwa

keputusan hakim merupakan wujud independensi. Republika Online menempatkan pendapat pakar hukum di awal tulisan.

Skrip Penekanan pada aspek indepensi. Penekanan pada pasal 27 UUD 1945 yang menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang mandiri dan bebas.

Tematik Putusan hakim dalam menjatuhkan vonis terhadap Ahok merupakan wujud independensi hakim dalam menjalankan tugasnya.

Retoris Pakar hukum LKBH IBLAM, Alungsyah mengatakan, keputusan hakim adalah kekuasaan yang mandiri dan bebas. Semua pihak harus menghormati apapun yang menjadi vonis hakim.

 

Page 67: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

56  

  

b. Analisis Berita Republika Online (ROL) tanggal 9 Mei 2017 (Yusril: Vonis

Ahok Cukup Ringan)

Tabel 4.21

Analisis Sintaksis Berita 2

Struktur Unit Teks Keterangan Sintaksis Headline Yusril: Vonis Ahok Cukup

RinganJudul

Lead Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra mengatakan vonis terhadap terdakwa penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) cukup ringan jika dibandingkan kasus serupa di beberapa daerah.

Lead

Latar Yusril Ihza mengatakan bahwa vonis terhadap Ahok cukup ringan jika dibandingkan dengan kasus serupa di beberapa daerah.

Paragraf 1

Kutipan “Kalau kita bandingkan dengan kasus-kasus penodaan agama yang lain yang sudah divonis, vonis terhadap Ahok cukup ringan. Beberapa kasus penodaan agama di Jakarta, Bali dan Pangkal Pinang, dijatuhi hukuman 4 tahun, lebih lama dua tahun dibanding Ahok”. “Seperti saya katakana dua minggu yang lalu, hakim bisa saja menghukum Ahok lebih berat dari tuntutan jaksa. Vonis seperti itu disebut vonis petita. Hakim beralasan bahwa mereka bertugas untuk menegakkan hukum dan keadilan. Karena itu, rasa keadilanlah yang dikedepankan, bukan sekadar tuntutan jaksa yang dibacakan di persidangan”.

Paragraf 2 Paragraf 5

Sumber Pakar hukum tata negara, Yusril Paragraf 1

 

Page 68: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

57  

  

Ihza Mahendra Pernyataan Ia pun menegaskan apapun

vonis yang dijatuhkan pada seseorang, apalagi Ahok, pastilah menjadi vonis yang kontroversial. Bagi yang suka, vonis itu dianggap terlalu berat. Mereka bahkan ingin agar terdakwa diputus bebas karena anggap tidak bersalah. Sebaliknya, bagi mereka yang tidak suka, hukuman yang dijatuhkan kepada Ahok, pastilah dianggap terlalu ringan. Mereka, bahkan ingin agar terdakwa dihukum seberat-beratnya.

Paragraf 6 Paragraf 7

Penutup Ahok sendiri sudah menyatakan banding atas putusan pengadilan hari ini. Belum tahu seperti apa sikap jaksa.

Paragraf 8

Struktur sintaksis Republika Online (ROL) memperlihatkan mengangkat

berita mengenai kasus vonis penistaan agama dengan judul “Yusril: Vonis Ahok

Cukup Ringan”. Pada lead berita, ROL menjelaskan mengenai vonis Ahok

melalui wawancara dengan Yusril Ihza mengatakan bahwa vonis yang dijatuhi

hakim cukup ringan. Kasus penistaan yang terjadi di beberapa daerah mendapat

hukuman yang lebih berat dari pada Ahok. Meski vonis yang dijatuhkan majelis

hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara lebih berat dari tuntutan jaksa yang hanya

menuntut 1 tahun dengan masa percobaan 2 tahun.

 

Page 69: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

58  

  

Tabel 4.22

Analisis Skrip Berita 2

Struktur Unit Teks Skrip What Vonis Ahok cukup ringan dibanding dengan kasus

penistaan agama di beberapa daerah. Where Jakarta When 9 Mei 2017 Who Basuki Tjahaja Purnama Why Vonis yang dijatuhkan hakim cukup ringan dibanding

dengan kasus penistaan agama di beberapa daerah. Ahok di vonis dua tahun penjara, sedangkan kasus penistaan lainnya yang terjadi di Jakarta, Bali dan Pangkal Pinang dijatuhi hukuman empat tahun penjara.

How Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhi hukuman dua tahun penjara terhadap Basuki Tjahaja Purnama. Meski tuntutan tersebut lebih berat dari tuntutan jaksa yang menuntut 1 tahun dengan masa percobaan 2 tahun.

Dari struktur skrip, kelengkapan 5W+1H dijelaskan oleh Republika Online

(ROL) dengan menceritakan berita ini sebagai berita vonis hukum terhadap

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang jatuh pada tanggal 9 Mei 2017 di

Jakarta. Pembaca disuguhi informasi bahwa vonis yang dijatuhi majelis hakim

lebih berat dari tuntutan jaksa, namun vonis yang dijatuhkan masih cukup ringan

dibanding dengan kasus penistaan agama di beberapa daerah.

Tabel 4.23

Analisis Tematik Berita 2

Struktur Unit Teks Keterangan Tematik Detail Vonis yang dijatuhkan oleh majelis

hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara terhadap Ahok cukup ringan.

Lead

Koherensi Penjelas

Ahok terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan penodaan agama terkait Surah al Maidah, melanggar Pasal 156a KUHP. Tidak

Paragraf 3

 

Page 70: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

59  

  

hanya itu, Majelis Hakim juga memerintahkan agar Ahok dimasukkan ke dalam tahanan, yang harus dilaksanakan oleh jaksa penuntut umum. Vonis yang dijatuhkan majelis hakim PN Jakarta Utara itu memang lebih berat dari tuntutan jaksa yang hanya menuntut Ahok dipidana 1 tahun dengan masa percobaan 2 tahun. Ia pun menegaskan apapun vonis yang dijatuhkan pada seseorang, apalagi Ahok, pastilah menjadi vonis yang kontroversial. Hakim beralasan bahwa mereka bertugas untuk menegakkan hukum dan keadilan. Bagi mereka yang tidak suka, hukuman yang dijatuhkan kepada Ahok, pastilah dianggap terlalu ringan.

Paragraf 4 Paragraf 5 Paragraf 7

Koherensi Sebab-akibat

Ahok akhirnya divonis dua tahun penjara karena menurut majelis hakim, Ahok terbukti bersalah secarah sah dan meyakinkan melakukan penodaan agama terkait Surah al Maidah, melanggar Pasal 156a KUHP. Hakim beralasan bahwa mereka bertugas untuk menegakkan hukum dan keadilan. Karena itu, rasa keadilanlah yang dikedepankan, bukan sekadar tuntutan jaksa yang dibacakan di persidangan. Ia pun menegaskan apapun vonis yang dijatuhkan pada seseorang, apalagi Ahok, pastilah menjadi vonis yang kontroversial. Bagi yang suka, vonis itu dianggap terlalu berat. Mereka bahkan ingin agar

Paragraf 3 Paragraf 5 Paragraf 6

 

Page 71: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

60  

  

terdakwa diputus bebas karena anggap tidak bersalah.

Koherensi Pembeda

Yusril Ihza mengatakan bahwa vonis terhadap Ahok cukup ringan jika dibandingkan dengan kasus serupa di beberapa daerah.

Paragraf 1

Dari struktur tematik, Republika Online (ROL) mengungkapkan berita ini

ke dalam delapan paragraf. Terdapat tema dalam teks berita, yaitu vonis yang

dijatuhkan majelis hakim PN Jakarta Utara terhadap Ahok cukup ringan. ROL

meletakkan tema ini pada lead berita. Kemudian terdapat koherensi penjelas pada

paragraf 3, 4, 5, dan 7, yang ditandai dengan penggunaan kata yang, dan, untuk.

Koherensi sebab-akibat terlihat pada paragraf 3, 5, dan 6, yang terdapat

penggunaan kata karena dan akhirnya. Pada koherensi pembeda terlihat pada

paragraf 1 yang ditandai dengan penggunaan kata dibandingkan.

Tabel 4.24

Analisis Retoris Berita 5

Struktur Unit Teks Retoris Leksikon Penistaan, menghukum, memerintahkan Bold Yusril: Vonis Ahok Cukup Ringan Italic - Underline - Kapital KUHP, PN Foto Ahok berjalan memasuki ruang untuk menjalani

sidang.

Pada kalimat ini terdapat kalimat leksikon, yaitu penistaan, menghukum,

dan memerintahkan. Selanjutnya terlihat kalimat yang hurufnya dicetak tebal

(bold), yaitu Yusril: Vonis Ahok Cukup Ringan. Kalimat di atas memang sengaja

 

Page 72: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

61  

  

dicetak tebal karena judul berita. Kemudian untuk kalimat dicetak miring (italic)

dan garis bawah (underline) tidak terlihat dalam teks berita. Sementara

penggunaan huruf kapital terdapat pada kalimat KUHP dan PN. Pemberitaan

vonis Ahok dilengkapi dengan foto Ahok yang sedang berjalan memasuki ruang

sidang.

Tabel 4.25

Frame: Yusril: Vonis Ahok Cukup Ringan

Elemen Strategis Penulisan Skematik Republika Online menuliskan pendapat pakar hukum tata negara,

Yusril Ihza, mengatakan vonis Ahok cukup ringan. Skrip Republika Online menekankan bahwa vonis yang dijatuhkan

terhadap Ahok cukup ringan dibanding kasus serupa di beberapa daerah.

Tematik 1) Yusril mengatakan vonis yang dijatuhkan majelis hakim cukup ringan terhadap Ahok.

2) Rasa keadilan perlu dikedepankan, bukan sekadar tuntutan jaksa yang dibacakan.

Retoris Vonis terhadap Ahok cukup ringan dibandingkan dengan kasus-kasus penodaan agama yang lain. Hampir semua paragraf berisi tentang ketidakpuasan dengan putusan hakim yang dirasa kurang adil.

c. Analisa Berita Republika Online (ROL) tanggal 9 Mei 2017 (Vonis Kasus

Penodaan Agama Dinilai Jaga Kemuliaan Alquran)

Tabel 4.26

Analisis Sintaksis Berita 3

Struktur Unit Teks Keterangan Sintaksis Headline Vonis Kasus Penodaan Agama

Dinilai Jaga Kemuliaan Alquran Judul

Lead Basuki Tjahaja Purnama divonis dua tahun penjara atas kasus penodaan agama. Anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI, Abdul Chair Ramadhan mengaku, bersyukur dan mengucap

Lead

 

Page 73: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

62  

  

segala puji kepada Allah SWT atas putusan tersebut.

Latar Anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI, Abdul Chair Ramadhan mengaku bersyukur atas putusan hakim

Lead

Kutipan “Berbeda dengan JPU, yang berada pada koridor ultra vires (perbuatan yang melebih kewenangannya, red). Hakim dihargai MUI karena vonisnya itu menjaga rasa keagamaan umat Islam, menjaga kemuliaan dan kemurnian Alquranul Karim”. “Putusan ini mengedepankan hati nurani dan moralitas akan rasa keadilan yang selama ini terciderai. Semoga ini bisa jadi yurisprudensi ke depan”.

Paragraf 2 Paragraf 5

Sumber Anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI, Abdul Chair Ramadhan

Paragraf 1

Pernyataan Anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI, Abdul Chair Ramadhan mengaku, bersyukur dan mengucapkan segala puji kepada Allah SWT atas putusan tersebut. Chair menilai, Allah SWT telah mengetuk pintu hati hakim kasus penodaan agama. Dia berpendapat, vonis pengadilan yang dijatuhi kepada Basuki Tjahaja Purnama hari ini, merupakan bentuk responsifnya kepada kekuatan ultra petita yang ada di Indonesia.

Paragraf 1 Paragraf 3

Penutup Chair mengapresiasi putusan hakim yang mengedepankan hati nuraninya dan moralitas akan rasa keadilan masyarakat Indonesia. Dia berharap, perkara ini menjadi yurisprudensi di kasus-kasus sidang penistaan agama yang mungkin terjadi kembali.

Paragraf 5

 

Page 74: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

63  

  

Dilihat dari struktur sintaksis, bingkai Republika Online (ROL)

mengangkat berita di atas dengan judul “Vonis Kasus Penodaan Agama Dinilai

Jaga Kemuliaan Alquran”. Republika Online mendukung atas vonis kasus

penistaan agama terhadap Ahok dalam mengisahkan peristiwa tersebut. Dukungan

tersebut terlihat dari keseluruhan paragraf berita.

Pada lead berita, Republika Online mengungkapkan respon narasumber

yang bersyukur atas vonis yang dijatuhi majelis hakim. Dalam teks berita, ROL

mewawancarai anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI, Abdul

Chair Ramadhan, menurutnya vonis yang dijatuhkan majelis hakim

mengedepankan hati nurani dan moralitas akan rasa keadilan.

Tabel 4.27

Analisis Skrip Berita 3

Struktur Unit Teks Skrip What Tanggapan narasumber terhadap Ahok yang divonis dua

tahun penjara. Where Jakarta When 9 Mei 2017 Who Basuki Tjahaja Purnama Why Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok divonis majelis hakim

dua tahun penjara atas kasus penodaan agama. How Ahok dinilai menistakan agama ketika kunjungan kerja di

kepulauan seribu.

Republika Online (ROL) dalam struktur skrip, kelengkapan 5W+1H dalam

berita ini dikisahkan sebagai dukungan terhadap vonis Ahok. Menurut Anggota

Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI, Abdul Chair, vonis kasus

penodaan agama dinilai jaga kemulian Alquranul Karim. Majelis hakim

diapresiasi oleh Chair karena mengedepankan hati nuraninya.

 

Page 75: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

64  

  

Republika Online dalam menceritakan peristiwa ke dalam berita ini,

pembaca diberi informasi bahwa putusan hakim telah tepat. Putusan tersebut

diharapkan agar bisa menjadi yurisprudensi untuk kasus-kasus penistaan yang

munkin terjadi kembali.

Tabel 4.28

Analisis Tematik Berita 3

Struktur Unit Teks KeteranganTematik Detail Anggota Komisi Hukum dan

Perundang-undangan MUI, Abdul Chair Ramadhan merasa bersyukur atas putusan hakim.

Paragraf 1

Koherensi Penjelas

Anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI, Abdul Chair Ramadhan mengaku, bersyukur dan mengucapkan segala puji kepada Allah SWT atas putusan tersebut. Chair berpendapat, vonis pengadilan yang dijatuhi kepada Basuki Tjahaja Purnama hari ini, merupakan bentuk responsifnya kepada kekuatan ultra petita yang ada di Indonesia. Chair mengapresiasi putusan hakim yang mengedepankan hati nuraninya dan moralitas akan rasa keadilan masyarakat Indonesia. Chair berharap, perkara ini menjadi yurisprudensi di kasus-kasus sidang penistaan agama yang mungkin terjadi kembali. Putusan ini mengedepankan hati nurani dan moralitas akan rasa keadilan yang selama ini terciderai.

Paragraf 1 Paragraf 3 Paragraf 4 Paragraf 5

Koherensi Sebab-Akibat

Hakim dihargai MUI karena vonisnya itu menjaga rasa keagamaan umat Islam, menjaga kemuliaan dan kemurnian Alquranul Karim.

Paragraf 2

Koherensi Pembeda

-

 

Page 76: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

65  

  

Republika Online (ROL) dilihat dari struktur tematik, menyusun berita ini

ke dalam lima paragraf. Terdapat dua tema dalam teks berita, pertama, tanggapan

narasumber yang bersyukur atas vonis Ahok. ROL meletakkan tema ini pada lead

berita. Tema kedua, putusan hakim yang mengedepankan hati nurani dan

moralitas yang berharap menjadi yurisprudensi untuk kasus serupa.

Kemudian Republika Online meletakkan koherensi penjelas pada paragraf

1, 3, 4, dan 5 yang ditandai dengan adanya penggunaan kata yang, dan.

Selanjutnya koherensi sebab-akibat terlihat pada paragraf 2 yang ditandai dengan

penggunaan kata karena. Lalu untuk koherensi pembeda tidak terlihat dalam teks

berita.

Tabel 4.29

Analisis Retoris Berita 3

Struktur Unit Teks Retoris Leksikon Divonis, penodaan, putusan, dihargai, terciderai. Bold Vonis Kasus Penodaan Agama Dinilai Jaga Kemuliaan

Alquran Italic Ultra vires, ultra petita Underline - Kapital MUI, SWT, JPU Foto Basuki Tjahaja Purnama melambaikan tangan saat tiba

di rumah tahanan LP Cipinang, Jakarta.

Pada berita ini terdapat kalimat leksikon, yaitu divonis, penodaan, putusan,

dihargai dan terciderai. Kemudian terlihat kalimat yang hurufnya dicetak tebal

(bold), yaitu Vonis Kasus Penodaan Agama Dinilai Jaga Kemuliaan Alquran.

Kalimat tersebut sengaja dicetak tebal karena judul berita. Selanjutnya untuk

tulisan cetak miring (italic), yaitu ultra vires dan ultra petita. Kata tersebut

dicetak miring karena merupakan bahasa asing. Untuk unit kata yang bergaris

 

Page 77: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

66  

  

bawah (underline) tidak terlihat di dalam berita ini. Penggunaan huruf kapital

terlihat dalam teks berita, yaitu MUI, SWT, JPU. Pemberitaan vonis kasus

penodaan agama ini juga dilengkapi dengan foto Ahok melambaikan tangan saat

tiba di LP Cipinang.

Tabel 4.30

Frame: Vonis Kasus Penodaan Agama Dinilai Jaga Kemuliaan Alquran

Elemen Strategis Penulisan Skematis Republika Online (ROL) merangkai berita mengenai tanggapan

anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI, Abdul Chair Ramadhan yang bersyukur atas vonis terhadap Ahok.

Skrip ROL menekankan pada aspek moral dan keadilan. Hakim dinilai mengedepankan hati nurani dan moralitas dalam memputus perkara.

Tematik 1) Tanggapan narasumber yang bersyukur atas vonis Ahok. 2) Putusan hakim yang mengedepankan hati nurani dan moralitas

yang berharap menjadi yurisprudensi untuk kasus serupa. Retoris Abdul Chair mengungkapkan keputusan hakim sudah tepat

dengan mendahulukan hati nurani dan moral dalam memutus perkara kasus penistaan agama.

3. Analisis Perbandingan Framing Pemberitaan Vonis Basuki Tjahaja

Purnama

Pemberitaan tentang putusan vonis hukum Basuki Tjahaja Purnama menjadi

kontroversial karena menyangkut masalah agama. Awak media pun mempunyai

sudut pandang masing-masing dalam memberitakannya. Kompas.com dan

Republika Online (ROL) menjadi salah satu yang mempunyai sudut pandang yang

berbeda. Kompas.com mengutarakan kontra terhadap vonis Ahok yang dijatuhi

hukuman dua tahun penjara sebaliknya Republika Online (ROL) menganggap

putusan hakim sudah tepat.

 

Page 78: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

67  

  

Tabel 4.31

Pemberitaan Kompas.com dan Republika Online (ROL) pada tanggal 9 Mei

2017

Tanggal Judul Berita (Kompas.com)

Judul Berita (Republika Online)

9 Mei 2017 Bisakah Ahok Tidak Ditahan meski Divonis Bersalah?

Pengamat: Vonis Ahok tidak Bisa Diintervensi

Ahok Divonis 2 Tahun Penjara, Pelapor Tersenyum, Pendukung Menangis

Yusril: Vonis Ahok Cukup Ringan

Hendardi Sebut Ada “Trial by Mob” dalam Vonis Ahok

Vonis Kasus Penodaan Agama Dinilai Jaga Kemuliaan Alquran

Terlihat dari tabel di atas bahwa Kompas.com dan Republika Online

(ROL) dalam memberitakan vonis hukum Ahok layak mendapat sorotan. Dilihat

dari judul-judul yang diangkat, maka peneliti menilai kasus ini penting dan

menarik untuk diteliti.

Kompas.com mengangkat berita mengenai vonis Basuki Tjahaja Purnama

dan pendapat ahli hukum dengan judul “Bisakah Ahok Tidak Ditahan meski

Divonis Bersalah?”, “Ahok Divonis 2 Tahun Penjara, Pelapor Tersenyum,

Pendukung Menangis” dan “Hendardi Sebut Ada “Trial by Mob” dalam Vonis

Ahok”. Judul-judul di atas masih berkaitan dengan vonis Ahok.

Kemudian Republika Online (ROL) memberitakan tentang pandangan

praktisi hukum dan anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI

mengenai vonis hukum Ahok dengan judul yang masih berkaitan. Yaitu,

“Pengamat: Vonis Ahok tidak Bisa Diintervensi”, “Yusril: Vonis Ahok Cukup

Ringan” dan “Vonis Kasus Penodaan Agama Dinilai Jaga Kemuliaan Alquran”.

Agar lebih jelasnya peneliti akan menganalisis dengan melakukan perbandingan

 

Page 79: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

68  

  

pada pemberitaan vonis terhadap Basuki Tjahaja Purnama di Kompas.com dan

Republika Online (ROL)

Dilihat dari semua berita yang telah peneliti analisis, ditemukan perbandingan

berita yang dilakukan Kompas.com dan Republika Online. Dilihat dari empat

struktur, yaitu:

a. Struktur Sintaksis

Tabel 4.32

Perbandingan dari struktur sintaksis berita Kompas.com dan

Republika Online (ROL) pada tanggal 9 Mei 2017

Media Judul Berita Hasil Analisis

Kompas.com

Bisakah Ahok Tidak Ditahan meski Divonis Bersalah?

Kompas.com melihat putusan majelis hakim yang langsung menahan Ahok seharusnya tidak dilakukan, karena bisa saja Ahok mengajukan hukum banding. Dengan mengacu pada KUHAP, penahanan langsung sudah tidak dilakukan.

Ahok Divonis 2 Tahun Penjara, Pelapor Tersenyum, Pendukung Menangis

Kompas.com berpandangan dengan menggambarkan pihak ACTA tersenyum setelah putusan vonis dibacakan sedangkan ekspresi pendukung Ahok yang menangis dalam kekecewaan.

Hendardi Sebut Ada “Trial by Mob” dalam Vonis Ahok

Dalam pandangan Kompas.com vonis yang dijatuhkan hakim berdasarkan kerumunan massa, bukan berdasarkan kedaulatan rakyat yang mendasarkan diri pada UUD 1945. Karena banyaknya massa yang menghadiri sidang Ahok, hakim dirasa mempertimbangkan ketertiban sosial.

Republika Online

Pengamat: Vonis Ahok tidak Bisa Diintervensi

Republika Online memandang dalam vonis yang dijatuhkan oleh majelis hakim tidak bisa diintervensi siapapun. Hal ini dijabarkan oleh Republika Online dengan menggunakan penjelasan dari praktisi hukum LKBH

 

Page 80: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

69  

  

IBLAM. Yusril: Vonis Ahok Cukup Ringan

Dalam pandangan Republika Online, vonis yang dijatuhkan hakim cukup ringan. Kasus penistaan yang terjadi di beberapa daerah mendapat hukuman yang lebih berat dari pada Ahok.

Vonis Kasus Penodaan Agama Dinilai Jaga Kemuliaan Alquran

Dalam pandangan Republika Online, vonis yang dijatuhkan hakim dalam kasus penistaan agama terhadap Ahok sudah tepat. Keputusan tersebut dinilai mengedepankan rasa keadilan bagi masyarakat Indonesia.

Dapat dilihat dari berita di atas, keputusan majelis hakim dalam memvonis

Basuki Tjahaja Purnama menjadi kontroversial. Setelah melewati sidang yang

panjang, akhirnya 9 Mei 2017 dibacakan putusan hakim yang menyangkut

bersalah atau tidaknya Ahok. Basuki Tjahaja Purnama pun divonis bersalah

dan terbukti menodai agama yang menyangkut pasal 156a KUHP.

Kompas.com dan Republika Online pun memiliki pandangan yang berbeda

dalam mengangkat sudut berita. Dalam unsur sintaksis, media tersebut terlihat

mengangkat sudut berita dari pasal yang menjerat, vonis yang dijatuhkan

masih terbilang ringan sampai putusan hakim yang dinilai tidak berdasarkan

UUD 1945.

Kompas.com mengangkat judul berita “Bisakah Ahok Tidak Ditahan

meski Divonis Bersalah?” dan Republika Online mengangkat berita dengan

judul “Pengamat: Vonis Ahok tidak Bisa Diintervensi”. Dari judul berita

Kompas.com menggambarkan bahwa keputusan majelis hakim dalam

menahan Ahok setelah putusan dibacakan adalah kurang tepat. Sementara itu,

 

Page 81: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

70  

  

judul berita Republika Online menggambarkan jika keputusan hakim adalah

bebas dari intervensi siapapun.

Dalam lead berita Kompas.com, ingin menjelaskan meski divonis bersalah,

penahanan langsung seharusnya tidak dilakukan karena bisa adanya upaya

untuk banding. Sebaliknya Republika Online menjelaskan bahwa kekuasaan

kehakiman adalah kekuasaan yang mandiri dan bebas.

“Pengamatnya bisa dipilih dari redaktur tapi kemudian kita sebenarnya juga punya preferensi sendiri dari reporternya. Kira-kira pengamat apa yang cocok. Jadi dari editor gak ‘menyetir’ kita secara penuh. Editor mengarahkan tapi gak secara penuh.”1

Pada hasil wawancara di atas, Kompas.com memilih mewawancarai dua

orang yang berkecimpung dalam bidang hukum pidana. Abdul Fickar Hadjar

yang mengajar hukum pidana di Universitas Trisakti dan Indriyanto Seno Adji

yang merupakan ahli hukum pidana. Keduanya bersependapat jika penahanan

langsung yang dilakukan oleh PN Jakarta Utara tidak seharusnya dilakukan.

Pemilihan narasumber juga dilihat dari latar belakang yang kompeten dalam

masalah hukum pidana.

“Itu yang paling penting cover both side, kita nggak memihak, terus kita menyajikan apa adanya. Kita juga ngambil (wawancara) orang pertama, kedua, ketiga dan itu pasti ada dari MUI, dari Depag pokoknya pasti ada ulamanya. Harus dipandang dari sudut Islam juga.”2

Dari hasil wawancara di atas Republika Online mewawancarai praktisi

hukum LKBH IBLAM, Alungsyah. Ia berpendapat bahwa keputusan hakim

                                                            1 Wawancara Pribadi dengan Mutia Fauzia, Reporter Kompas.com, 2 Juli 2018. 2 Wawancara Pribadi dengan Dea Alvi Soraya, Reporter Republika Online, 2 Juli 2018

 

Page 82: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

71  

  

merupakan wujud dari independensi hakim dan terbebas dari intervensi

siapapun.

Kompas.com dalam beritanya mengutip pernyataan Abdul Fickar Hadjar

yang apabila Ahok menyatakan banding, maka kewenangan penahanan beralih

kepada pengadilan tinggi. Karena putusan PN Jakarta Utara belum menjadi

kekuatan hukum tetap. Sedangkan Republika Online mengutip pernyataan

Alungsyah yang menyatakan bahwa keputusan yang telah diambil oleh hakim

tidak bisa dicampuri oleh pihak manapun. Jika ada yang pihak yang keberatan

dengan putusan hakim silahkan menempuh jalur hukum yang sudah

disediakan.

Judul berikutnya Kompas.com mengangkat “Ahok Divonis 2 Tahun

Penjara, Pelapor Tersenyum, Pendukung Menangis”, sedangkan Republika

Online mengangkat berita dengan judul “Yusril: Vonis Ahok Cukup Ringan”.

Dilihat dari judul Kompas.com ingin menggambarkan bahwa keputusan hakim

membawa emosi yang sangat berbeda dari kedua belah pihak. Sementara itu,

judul berita Republika Online menggambarkan jika vonis yang dijatuhkan

hakim masih cukup ringan jika dibandingkan dengan kasus serupa yang ada di

daerah-daerah lainnya.

Menurut M. Lyle Spencer, dalam buku News Writing menyebutkan berita

merupakan kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian

sebagian besar para pembaca. Lalu, William S. Maulsby, dalam buku Getting

in News menulis, berita dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara

 

Page 83: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

72  

  

benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan

baru terjadi, yang menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat

berita tersebut.3

Pada teks berita Kompas.com menjelaskan betapa vonis hukum yang

dijatuhi hakim membawa kekecewaan bagi pendukung Ahok dan kebahagiaan

bagi pihak pelapor yakni ACTA. Kompas.com juga mengutip dari kubu

pelapor yang berkata “akhirnya (divonis) dua tahun”, sedangkan dari

pendukung Ahok “kenapa? Yang korupsi saja enggak dipenjara”.

Kompas.com tidak melakukan wawancara secara pribadi, hanya mengutip dari

orang yang meluapkan emosinya saja.

Sementara itu Republika Online menjelaskan mengenai vonis Ahok yang

cukup ringan dibandingkan dengan kasus serupa yang terjadi di daerah

lainnya. Dalam beritanya, Republika Online mewawancarai pakar hukum tata

negara yakni Yusril Ihza Mahendra. Dari kutipan yang terdapat dalam berita,

Yusril menyatakan hukuman kasus penodaan agama di daerah seperti Bali dan

Pangkal Pinang, dijatuhi vonis 4 tahun.

Kemudian Kompas.com mengangkat judul berita “Hendardi Sebut Ada

‘Trial by Mob’ dalam Vonis Ahok”. Sedangkan Republika Online mengangkat

berita dengan judul “Vonis Kasus Penodaan Agama Dinilai Jaga Kemuliaan

Alquran”. Dapat dilihat dari berita Kompas.com, menggambarkan bahwa

keputusan hakim juga menimbang situasi ketertiban sosial yang di mana

                                                            3 Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h.

32.

 

Page 84: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

73  

  

bukan termasuk aspek hukum. Selanjutnya Republika Online menggambarkan,

keputusan hakim dalam memvonis Ahok bersalah dinilai sudah tepat. Vonis

yang dijatuhkan hakim juga lebih berat dari tuntutan jaksa.

Lead berita pada Kompas.com menjelaskan terjadi ‘trial by mob’ dalam

putusan majelis hakim dalam vonis Ahok menurut Hendardi. Namun pada

lead berita Republika Online, Abdul Chair Ramadhan yang merupakan

anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI merasa bersyukur

terhadap putusan hakim.

Eric C. Hepwood juga mengemukakan, berita adalah laporan pertama dari

kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum. Definisi ini

mengungkapkan tiga unsur berita yakni actual, penting dan menarik.

Sementara itu pakar komunikasi lainnya, JB Wahyudi mengemukakan, berita

adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting,

menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara uas

melalui media massa periodik. Peristiwa atau pendapat tidak dipublikasikan

melalui media massa periodik.4

Kompas.com mengutip dari pernyataan Ketua Setara Institute Hendardi

yang mengatakan bahwa keputusan hakim juga dipengaruhi oleh kerumunan

massa. Hakim dirasa bekerja di bawah tekanan karena banyaknya massa yang

menginginkan pemenjaraan Basuki.

                                                            4 Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi: Teknis Memburu dan Menulis Berita, (Jakarta:

Indeks, 2006), h. 3.

 

Page 85: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

74  

  

Sementara itu Republika Online mewawancarai anggota Komisi Hukum

dan Perundang-undangan MUI Abdul Chair Ramadhan, mengatakan bahwa

keputusan hakim dalam memvonis Basuki mengedepankan hati nurani dan

moralitas.

Informasi yang bersifat mengandung unsur ketokohan biasanya menjadi

panutan bagi banyak orang.5 Misalnya ahli hukum yang sudah dipercaya oleh

masyarakat akan kredibilitasnya dalam menangani masalah hukum tindak

pidana. Sehingga perkataan atau tindakan seorang tokoh selalu menjadi

sorotan penting bagi masyarakat.

b. Struktur Skrip

Tabel 4.33

Perbandingan dari struktur skrip berita Kompas.com dan Republika

Online (ROL) pada tanggal 9 Mei 2017

Media Judul Berita Hasil Analisis

Kompas.com

Bisakah Ahok Tidak Ditahan meski Divonis Bersalah?

Kompas.com mewawancarai dua narasumber ahli hukum pidana untuk menegaskan bahwa keputusan hakim tidak tepat yang menahan langsung Basuki Tjahaja Purnama.

Ahok Divonis 2 Tahun Penjara, Pelapor Tersenyum, Pendukung Menangis

Kompas.com menggambarkan bagai-mana tanggapan pihak pelapor yang bahagia dan pendukung Ahok yang kecewa setelah putusan majelis hakim.

Hendardi Sebut Ada “Trial by Mob” dalam Vonis Ahok

Di sini Kompas.com mengutip dari Ketua Setara Institute, Hendardi yang mengatakan jika keputusan hakim tidak berdasarkan pada UUD 1945, namun turut menimbang

                                                            5 Helena Olii, Berita dan Informasi, (Jakarta: Indeks, 2007), h.27

 

Page 86: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

75  

  

situasi ketertiban sosial yang diucapkan Basuki.

Republika Online

Pengamat: Vonis Ahok tidak Bisa Diintervensi

Republika Online menjelaskan melalui kutipan dari praktisi hukum LKBH IBLAM, Alungsyah yang menyatakan keputusan hakim adalah kekuasaan yang bebas dan mandiri serta tidak bisa diintervensi oleh kepentingan siapapun.

Yusril: Vonis Ahok Cukup Ringan

Pada berita ini, Republika Online ingin menjelaskan bahwa vonis yang dijatuhi hakim masih terbilang ringan jika dibandingkan dengan kasus serupa yang berada di daerah lainnya.

Vonis Kasus Penodaan Agama Dinilai Jaga Kemuliaan Alquran

Republika Online mewawancarai anggota MUI, Abdul Chair yang bersyukur atas vonis terhadap Basuki.

Dari segi struktur skrip Kompas.com dan Republika Online memilih

narasumber yang memiliki kedekatan atau berhubungan dengan permasalahan

hukum. Selain itu, Republika Online juga menambahkan narasumber dari MUI

yang dapat disimpulkan mewakili umat Islam. Namun dalam bercara pandang,

media tersebut memiliki sudut pandang masing-masing dalam menentukan

berita yang akan diangkat ke publik.

Berita yang diburu oleh wartawan biasanya informasinya bersifat

kedekatan (nearness) yang berarti sesuatu yang dekat dengan khalayak.6

Dalam hal ini terkait tentang penodaan agama yang dilakukan Basuki.

Kompas.com mengangkat berita tentang bagaimana penjatuhan hukuman

tidak berdasarkan pada UUD 1945, penahanan langsung yang dilakukan PN

                                                            6 Helena Olii, Berita dan Informasi, (Jakarta: Indeks, 2007), h.27

 

Page 87: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

76  

  

Jakarta Utara dan ekspresi para kedua belah pihak. Melalui tanggapan Ketua

Setara Institute, Hendardi mengatakan, keputusan hakim dalam menimbang

vonis seharusnya tidak memasukkan situasi ketertiban sosial. Kompas.com

sudah mengetahui apa yang ingin diangkat, maka reporter hanya perlu

mengarahkannya. Seperti hasil wawancara yang didapat di bawah ini:

“Kita gak sepenuhnya mengarahkan narasumber tapi ketika kita tanya sebenarnya kita udah tau kira-kira jawaban seperti apa yang kita inginkan. Nah, kita mengarahkannya ke situ.”7

Sebaliknya Republika Online mengangkat beritanya mengenai vonis yang

dijatuhi kepada Basuki sudah tepat, putusan hakim tidak bisa diintervensi dan

hukuman yang dijatuhi cukup ringan. Mengutip dari narasumber anggota

Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI, Abdul Chair Ramadhan

mengatakan, keputusan yang diambil oleh majelis hakim sudah tepat dan

menjaga kemuliaan Alquran. Republika Online dalam memilih narasumbernya

berdasarkan pada keahliannya narasumbernya itu sendiri seperti dalam hasil

wawancara di bawah ini:

“Kita pasti melihat dulu narasumber, dia kompeten gak dibidang itu. Ada narsum yang suka sekadar berpendapat tapi gak didasarin sama ilmu jadi gak kita ambil. Pengamat yang udah jelas punya pengalaman dibidang itu, dosen besar (guru besar), sama yang concern banget dibidang itu.”8

                                                            7Wawancara Pribadi dengan Mutia Fauzia, Reporter Kompas.com, 2 Juli 2018. 8 Wawancara Pribadi dengan Dea Alvi Soraya, Reporter Republika Online, 2 Juli 2018

 

Page 88: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

77  

  

c. Struktur Tematik

Tabel 4.34

Perbandingan dari struktur tematik berita Kompas.com dan

Republika Online (ROL) pada tanggal 9 Mei 2017

Judul Berita

Kompas.com Judul Berita

Republika Online

Bisakah Ahok Tidak Ditahan meski Divonis Bersalah?

1) Majelis Pengadilan Negeri Jakarta Utara menilai Ahok terbukti melakukan penodaan agama dengan melanggar pasal 156a KUHP.

2) Abdul Fickar Hadjar dan Indriyanto Seno Adji menilai bahwa Ahok bisa saja tidak ditahan meski divonis bersalah.

Pengamat: Vonis Ahok tidak Bisa Diintervensi

1) Putusan hakim dalam menjatuhkan vonis terhadap Ahok merupakan wujud independensi hakim dalam menjalankan tugasnya.

Ahok Divonis 2 Tahun Penjara, Pelapor Tersenyum, Pendukung Menangis

1) Basuki Tjahaja Purnama terbukti menodai agama dengan melanggar pasal 156a KUHP.

2) Tanggapan pihak pelapor dengan pendukung Ahok setelah putusan majelis hakim.

Yusril: Vonis Ahok Cukup Ringan

1) Yusril mengatakan vonis yang dijatuhkan majelis hakim cukup ringan terhadap Ahok.

2) Rasa keadilan perlu dikedepankan, bukan sekadar tuntutan jaksa yang dibacakan.

Hendardi Sebut Ada “Trial by Mob” dalam Vonis Ahok

1) Terdapat ‘trial by mob’ dalam putusan hakim Pengadilan Jakarta Utara.

Vonis Kasus Penodaan Agama Dinilai Jaga Kemuliaan Alquran

1) Tanggapan narasumber yang bersyukur atas vonis Ahok.

2) Putusan hakim mengedepankan hati nurani dan moralitas yang berharap menjadi yurisprudensi untuk kasus serupa.

 

Page 89: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

78  

  

Dilihat dari struktur tematik, Kompas.com dan Republika Online

mempunyai temanya sendiri. Berbagai tanggapan dari pengamat ahli hukum

dan perwakilan dari MUI tentang vonis terhadap Ahok. Dapat dilihat di atas,

pada judul berita “Bisakah Ahok Tidak Ditahan meski Divonis Bersalah?”

Kompas.com mengangkat dua tema yaitu, Ahok terbukti bersalah dan Ahok

seharusnya tidak langsung ditahan. Karena meski bersalah, jika Ahok

mengajukan banding maka penahanan tidak dilakukan. Kompas.com lebih

mengangkat sudut pandang dari keputusan hakim yang memutuskan untuk

menahan langsung Basuki daripada vonis yang dijatuhkan hakim.

Sedangkan Republika Online mengangkat mengenai keputusan hakim

yang sudah tepat dalam menjatuhkan vonis terhadap Basuki. Praktisi hukum

LKBH IBLAM, Alungsyah yang mengatakan keputusan hakim bebas dari

intervensi siapapun dan semua pihak harus menghormati apapun yang menjadi

vonis hakim. Seperti hasil wawancara dibawah ini yang berusaha untuk

berimbang dalam menyajikan berita:

“Gak semua satu Republika itu tidak suka sama Ahok, tapi memang Republika itu balik ke pembaca. Pembaca Republika kebanyakan yang nggak suka sama Ahok, ya kita turutin. Tapi ya kaya tadi, untuk mewakili supaya gak terlalu ke kiri atau ke kanan, kita sajiin juga penetralnya gitu jadi biar imbang.”9

Pada judul berita Kompas.com “Ahok Divonis 2 Tahun Penjara,

Pelapor Tersenyum, Pendukung Menangis” mengangkat bagaimana kedua

belah pihak berekspresi terhadap putusan hakim. Pembaca disuguhkan

bagaimana pihak pelapor yakni ACTA melampiaskan kebahagiannya dan

                                                            9 Wawancara Pribadi dengan Dea Alvi Soraya, Reporter Republika Online, 2 Juli 2018 

 

Page 90: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

79  

  

pendukung Ahok yang merasa kecewa terhadap vonis yang dijatuhkan. Dapat

dilihat dari hasil wawancara di bawah ini, jika Kompas.com menginginkan

sudut pandang tertentu.

“Ketika nanti berita itu gak sesuai, editor bakal ngasih tau. Ketika berita itu tidak koheren, editor bakal menyarankan.”10

Sedangkan Republika Online mengangkat vonis yang dijatuhkan

hakim. Dalam beritanya, Republika Online mengutip pernyataan pakar hukum

tata negara, Yusril Mahendra yang mengatakan jika hukuman 2 tahun penjara

masih ringan jika dibandingkan dengan kasus serupa yang berada di daerah

lainnya.

Kemudian Kompas.com membicarakan bagaimana hakim menimbang

dan memutuskan hukuman terhadap Basuki dalam judul berita “Hendardi

Sebut Ada “Trial by Mob” dalam Vonis Ahok”. Sebaliknya, Republika Online

melihat bagaimana setelah putusan itu dibacakan dan pengaruhnya bagi umat

Islam.

Kedua media tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda dalam

melihat keputusan yang dijatuhkan hakim. Kompas.com lebih terlihat kontra

dengan putusan hakim dan sebaliknya Republika Online lebih pro kepada

putusan hakim yang menjatuhkan vonis dua tahun penjara.

                                                            10 Wawancara Pribadi dengan Mutia Fauzia, Reporter Kompas.com, 2 Juli 2018

 

Page 91: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

80  

  

d. Struktur Retoris

Tabel 4.35

Perbandingan dari struktur retoris berita Kompas.com dan Republika

Online (ROL) pada tanggal 9 Mei 2017

Media Judul Berita Hasil Analisis

Kompas.com

Bisakah Ahok Tidak Ditahan meski Divonis Bersalah?

Kompas.com memasukkan gambar Ahok yang sedang menjalani sidang dan Ahok dinyatakan bersalah atas kasus penodaan agama dengan melanggar 156a KUHP. Hal tersebut terlihat dari pendapat beberapa pakar hukum pidana.

Ahok Divonis 2 Tahun Penjara, Pelapor Tersenyum, Pendukung Menangis

Kompas.com memasukkan dua gambar foto. Basuki dalam menjalani sidang dan seorang pendukung Ahok yang menangis. Hal tersebut terjadi karena Ahok divonis dua tahun penjara.

Hendardi Sebut Ada “Trial by Mob” dalam Vonis Ahok

Kompas.com melengkapi dengan gambar Hendardi yang sedang diwawancara. Hendardi mengatakan, seharusnya majelis hakim Pengadilan Jakarta Utara berpegang pada prinsip ‘rule of law’.

Republika Online

Pengamat: Vonis Ahok tidak Bisa Diintervensi

Republika Online memasukkan gambar lautan massa kontra Ahok dari umat Islam yang berkumpul di depan Kementerian Pertanian, Jakarta. Mereka mengawal jalannya sidang kasus dugaan penistaan agama. Massa menuntut pemenjaraan Ahok karena telah menistakan agama Islam.

Yusril: Vonis Ahok Cukup Ringan

Republika Online memasukkan gambar Ahok yang sedang berjalan ke dalam ruang sidang. Meski tidak ada gambar ilustrasi Yusril yang merupakan narasumbernya.

Vonis Kasus Penodaan Agama Dinilai Jaga Kemuliaan Alquran

Republika Online memasukkan ilustrasi gambar foto Ahok melambaikan tangan saat tiba di rumah tahanan LP Cipinang.

 

Page 92: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

81  

  

Pada perbandingan dari struktur retoris dapat juga dilihat dari gambar

yang disertakan dalam berita. Gambar ilustrasi yang berupa foto di dalam

berita dapat memperkuat isi berita yang ditampilkan. Kompas.com dan

Republika Online menampilkan foto untuk melengkapi keutuhan berita yang

disajikan. Mulai dari Ahok memasuki ruang sidang, menjalani sidang sampai

saat tiba di rumah tahanan LP Cipinang.

Selain itu, gambar foto kerumunan massa umat Islam yang sedang

berkumpul di depan Kementerian Pertanian dan pendukung Ahok yang sedang

menangis pun dimuat di dalam berita. Dari keseluruhan gambar foto yang

dipakai untuk mengisi berita itu sendiri, yang terpenting adalah foto tersebut

masih berhubungan dengan berita yang dibahas.

 

Page 93: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

82  

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada akhirnya tujuan dari penelitian ini adalah menjawab pertanyaan yang

ada di rumusan masalah. Berdasarkan pada hasil penelitian berita kasus penodaan

agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama yang disajikan oleh

Kompas.com dan Republika Online dengan menggunakan analisis framing model

Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki, maka peneliti berkesimpulan bahwa

Kompas.com dan Republika Online (ROL) mengangkat aspek yang berbeda dalam

mengkonstruksi beritanya. Kompas.com lebih menonjolkan bagaimana majelis

hakim dalam memutuskan vonis Ahok. Misalnya seperti dalam putusan hakim

yang dinilai terpengaruh oleh kerumunan massa, penahanan yang langsung

dilakukan setelah vonis dibacakan dan keputusan yang dianggap tidak adil.

Dalam berita Kompas.com, didukung dengan pernyataan narasumber yang

merupakan praktisi hukum yang ahli dalam hukum pidana. Dari pernyataan dan

kutipan narasumber yang ada disesuaikan dengan keinginan Kompas.com

mengkonstruksi sehingga berita yang disajikan seperti sesuatu yang penting untuk

dikonsumsi oleh khalayak. Dengan demikian tanpa disadari oleh pembaca, berita

tersebut mewakili pandangan wartawan dalam melihat kasus vonis penodaan

agama yang dilakukan oleh Basuki. Pada akhirnya proses konstruksi yang

dilakukan Kompas.com membentuk cara pandang masyarakat kepada majelis

hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

 

Page 94: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

83  

Kemudian Kompas.com juga ingin membuat cara pandang masyarakat

terhadap minoritas agar diperlakukan adil sebagaimana mestinya. Dalam beritanya

Kompas.com menjelaskan bahwa kerumunan massa dinilai dapat mempengaruhi

keputusan hakim sehingga keputusan tersebut tidak berdasarkan fakta-fakta yang

diterima melainkan menimbang ketertiban sosial yang bisa terjadi.

Republika Online dalam membingkai beritanya menonjolkan hasil vonis

hukum yang dijatuhkan oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

Seperti putusan hakim sudah tepat, putusan hakim tidak bisa diganggu gugat dan

hasil vonis yang dijatuhkan dianggap masih ringan. Berita tersebut juga didukung

pada pernyataan narasumber dari perwakilan MUI, pengamat dan ahli hukum.

Pernyataan dan kutipan mereka digunakan sebagai memperkuat pandangan

Republika Online untuk membingkai berita yang ingin mereka sajikan kepada

khalayak. Sehingga isu yang diberitakan Nampak seperti sesuatu yang seharusnya

terjadi.

Selanjutnya Republika Online juga berupaya mengkonstruksi realitas

pandangan pembaca dengan menganggap penting kasus penodaan agama agar

tidak terulang lagi. Dalam beritanya Republika Online menjelaskan bahwa

penistaan yang dilakukan Ahok harus diadili. Berita yang disajikan juga

menjelaskan vonis yang dijatuhkan majelis hakim yakni masa tahanan dua tahun

sudah tepat. Selain itu, putusan yang dijatuhkan juga dinilai memuliakan Alquran.

Kedua media massa di atas membuktikan bahwa sesuatu yang dianggap penting

oleh media massa juga akan dianggap oleh khalayak.

 

Page 95: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

84  

B. Saran

1. Kompas.com dan Republika Online sebaiknya dalam menyajikan berita

yang adil dan berimbang karena dari hasil penelitian ini, berita dari kedua

media tersebut terlihat sangat jauh dalam segi sudut pandang serta dapat

membuat masyarakat yang membaca simpang siur tentang kebenarannya.

2. Kompas.com dan Republika Online sebaiknya dalam menyajikan berita

tidak memicu polemik di masyarakat. Dengan begitu fungsi media massa

sebagai pemersatu bangsa dapat terwujud.

3. Bagi khalayak baiknya bijak dalam mengkonsumsi berita yang disajikan

oleh media massa karena apa yang disajikan oleh media massa tidak

semuanya realitas yang tersaji apa adanya. Namun, semua itu telah

dikonstruksi sesuai dengan pandangan mereka.

 

Page 96: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

DAFTAR PUSTAKA

Asnawir, dan Basyiruddin, Usman M., Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

Bandara, Aris, Analisis Wacana: Teori dan Penerapannya pada Wacana Media.

Jakarta: Kencana, 2012. Basrowi, Sukidin, Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan

Cendekian, 2002. Bungin, Burhan, Konstruksi Sosial Media Massa. Surabaya: Kencana, 2008. ______, Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2006. Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta:

Lkis, 2012. Hamzah, Andi, KUHP & KUHAP, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008. Harahap, Arifin, S., Jurnalistik Televisi: Teknis Memburu dan Menulis Berita.

Jakarta: Indeks, 2006. Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006. Kriyantono, Rachmat, Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup, 2010. Marpaung, Leden, Tindak Pidana Terhadap Kehormatan, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1997.

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia, 2008.

Olii, Helena, Berita dan Informasi. Jakarta: Indeks, 2007. Sobur, Alex, Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Sudibyo, Agus. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarya, 2001. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta, 2006. Sumandiria, Haris, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung:

Simbiosa Rekatama, 2008.

 

Page 97: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

Tebba, Sudirman, Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia, 2005. Sumber Lainnya

http://tv.Kompas.com/read/2016/11/07/5199221937001/kronologi.kasus.dugaan.penistaan.agama.oleh.ahok diakses pada 22 Februari 2017 pukul 16.15 WIB

http://inside.Kompas.com/about-us diakses pada Selasa, 22 Januari 2018

http://www.republika.co.id/page/about diakses pada Rabu, 24 Januari 2018.

Adnan, Jurnal Hukum Islam dan Perundangan-undangan, Sumatera Utara: Al-Qadha 2017.

 

Page 98: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

LAMPIRAN

 

Page 99: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Mutia Fauzia

Jabatan : Wartawan Kompas.com

Tanggal Wawancara : 2 Juli 2018

Tempat Wawancara : Bentara Budaya Jakarta, Jl. Palmerah Selatan, Jakarta

1. Bagaimana strategi Kompas.com menyajikan berita dengan baik, sehingga

layak untuk diberitakan?

Kalau prosesnya kita biasanya mengambil isu-isu yang kira-kira lagi banyak

diomongin sama orang-orang atau isu yang sekiranya ketika orang baca mereka

tertarik, contohnya kalau belakangan ini isu yang lagi banyak dikejar itu tentang

anjloknya Rupiah, kan kemarin Rupiah sempet Rp14.400,00 kan, nah itu kita

ngejar isu itu selama running isu itu dari hari Kamis (28/06), Jumat, sampai hari

ini (02/07). Nah bagaimana kita memproduksi berita itu biasanya kita

menghubungi stakeholder terkait, contohnya Bank Indonesia (BI), nanti

dampak anjloknya nilai Rupiah ke pasar saham tuh kaya gimana, terus

kemudian kira-kira ke sektor real bakalan gimana. Ada gak sih lonjakan harga

di pasar kek gitu. Terus bisa dikejar ke pengamat-pengamat ekonom-ekonom

gitu, nanti mereka yang bakal menjelaskan secara lebih detil gitu. Terus kalo

gak kaya gitu, kita biasanya juga nerima kaya biasanya nanti dari pemerintah

atau perusahaan untuk ngundang kita buat liputan tapi disitu kita gak hanya

meliput acaranya aja. Tapi juga isu-isu apa sih yang bisa dikembangkan.

2. Bagaimana Kompas.com mempertimbangkan dan menentukan konten

pemberitaan?

Jadi pertimbangannya ya itu tadi, isu yang kira-kira bisa diulik secara lebih

lanjut itu apa, kemudian yang kira-kira bakal dibaca itu. Soalnya kan kalau

sekarang tidak bisa menampik kalau hit click berita itu kan penting, Cuma disisi

lain Kompas.com juga mempertimbangkan kalau sejauh mana hit click itu dan

koherensinya dengan isi berita. Kan kita juga tidak mungkin bikin berita yang

isinya tidak sesuai dengan kontennya.

 

Page 100: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

3. Bagaimana Kompas.com menentukan narasumber pada setiap

pemberitaannya?

Tentu yang sesuai dengan berita yang kita angkat, seperti yang aku bilang tadi

kalau umpamanya ngomongin tentang Rupiah ya, ekonom yang dihubungin.

Kalau kemarin ini harga Pertamax naik, berarti dari Kementerian ESDM yang

dihubungin gitu sih.

4. Bagaimana proses produksi dalam membuat sebuah berita? Apakah ada

tahapan editing?

Jadi awal kan liputan tuh biasa kemudian nanti, sebenernya malam sebelumnya

kita liputan tuh kita dikasih tau isu-isu apa sih yang bisa kita ulik dari lokasi

liputan kita gitu, isu apa yang bisa diangkat dari situ. Nah kemudian nanti kita

follow up ketika liputan itu tadi. Nah setelah bakal diedit, ketika editor proses

editing juga bakal dikasih masukan lagi sama editornya “Eh nanti kamu bisa

ngejar isu ini, menghubungi pengamat-pengamat ini”, kaya gitu sih.

Pengamatnya bisa dipilih dari redaktur tapi kemudian kita kan sebenarnya juga

punya preferensi sendiri gitu loh dari reporternya. Kira-kira pengamat apa sih

yang cocok. Kita juga punya preferensi sendiri sebenernya untuk

mengembangkan berita reporter punya hak buat mengembangkan beritanya

sendiri. Jadi dari editor gak ‘menyetir’ kita secara penuh. Editor mengarahkan

tapi gak secara penuh gitu. Kita bisa mengulik isu yang kita inginkan.

5. Apakah Kompas.com mempunyai waktu tertentu untuk mengunggah

berita?

Kalau aku biasanya selesai upload selesai upload, kecuali berita panjang. Jadi

di Kompas.com tidak hanya ada hard news, feature, terus ada berita panjang,

juga juga ada VIK (Visual Interaktif Kompas). Nah kalau kamu buka deh, di

situ ada berita yang panjang-panjang. Nah kalau berita yang panjang-panjang

gitu kita gak bisa langsung upload, biasanya butuh waktu 1-2 hari.

6. Bagaimana Kompas.com menyiapkan materi pemberitaan?

Karena kita portal online, jadi kan kita siklusnya cepat, walaupun kita tidak

‘kejar-kejaran’ dengan Detik atau Kumparan tapi kita tetep ngejar view kan.

Jadi misalnya meliput di BI tentang DP rumah, nah itu kan BI memaparkan

 

Page 101: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

panjang lebar. Di koran pemaparan itu bisa jadi satu berita, nah kalau di kita itu

bisa jadi tiga atau empat berita. Jadi kita memecah isu itu biar kira-kira pembaca

gak capek. Kita juga melihat pertimbangan itu sebenernya.

7. Apakah wartawan dibebaskan dalam menentukan sudut pandang

pemberitaan?

Iya iya, tapi tetep ketika nanti berita itu gak sesuai, editor bakal ngasih tau.

Maksudnya “Mut nih beritamu kurang sesuai nih mungkin kamu bisa ulik lebih

dalam lagi” atau “Mut, kok kamu melihatnya dari sisi ini sih, keliatannya kok

agak gak nyambung gitu.” Ketika berita itu tidak koheren, editor bakal

menyarankan.

8. Visi misi pemberitaan di Kompas.com?

Seperti dengan tagline, Jernih Melihat Dunia, Kompas.com ingin memosisikan

diri sebagai media yang selalu menyajikan informasi dalam perspektif yang

obyektif, utuh, independen, tidak bias oleh berbagai kepetingan politik,

ekonomi, dan kekuasaan.

9. Bagaimana pertimbangan Kompas.com dalam memilih diksi untuk

memberitakan suatu peristiwa?

Kalau diksi kita tidak jauh beda dengan Harian Kompas sebenernya, walaupun

di kita juga tetap menggunakan istilah-istilah yang populis maksudnya yang

bisa diterima oleh masyarakat umum gitu loh. Jadi ketika akademisi atau

narasumber kita menggunakan kata-kata yang kita kira terlalu sulit, kita tetap

harus nyari kata-kata lain atau kita menjabarkan makna dari kata tersebut.

Biasanya didalam tanda kurung atau dialiaskan kaya gitu.

10. Apakah Kompas.com mempunyai kriteria tertentu dalam mengutip

pernyataan narasumber?

Kalau di Kompas.com itu tentu yang sesuai dengan beritanya dong kalau

masalah kutipan dan kita membebaskan narasumber. Kita gak sepenuhnya

mengarahkan narasumber tapi ketika kita tanya sebenernya kita udah tau kira-

kira jawaban seperti apa yang kita inginkan. Nah kita mengarahkannya ke situ.

 

Page 102: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

11. Kalau di Kompas.com sendiri ada kepentingan politik di dalamnya atau

tidak?

Nggak ngerti juga sih, mungkin ada preferensi politik tapi tidak diumbar gimana

gitu. Mungkin kalau kita di dalam tahu tapi tidak sampai diumbar.

 

Page 103: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Dea Alvi Soraya

Jabatan : Wartawan Republika Online

Tanggal Wawancara : 3 Juli 2018

Tempat Wawancara : Bekasi

1. Bagaimana strategi Republika Online menyajikan berita dengan baik,

sehingga layak untuk diberitakan?

Jadi kalau di online sama di koran tuh kita beda sistemnya. Karena kita tuh

terintegrasi, jadi satu reporter beritanya bisa dijadikan online bisa juga untuk

koran tapi step-nya beda. Kalau di online, itu dari reporter masuk ke gudang

berita news room nanti diedit sama editor lalu langsung dipublish sama dia. Tapi

kalau di koran itu step-nya lebih banyak. Dari editor ke penyunting bahasa ke

layout dipotong-potong nih yang gak muat setelah fix baru bisa dicetak. Terus

kita juga yang namanya media punya framing sendiri. Nah kita walaupun

misalnya ada satu sisi yang dikejar trus ada reporter yang ngejar satu sisi lagi.

Walaupun disajiinnya beda-beda kalau di online. Tapi kalau di koran itu pasti

digabung. Jadi kita ngambil cover both side. Jadi pembaca juga enak nih

nentuinnya. Ada sajian A, ada sajian B, entar dia tinggal interpretasi sendiri.

2. Bagaimana Republika Online mempertimbangkan dan menentukan

konten pemberitaan?

Untuk menentukan pemberitaan biasanya kita mengikuti isu kalau isu

berkembang kita ikutin tapi kadang kita punya automeaning sendiri.

3. Bagaimana Republika Online menentukan narasumber pada setiap

pemberitaannya?

Itu sih yang paling penting cover both side, kita nggak memihak, terus kita

menyajikan apa adanya. Misalnya ada kasus apa gitu, kita juga ngambil si orang

pertama, kedua, ketiga pasti harus ada gitu dan itu pasti ada agamanya sih. Mau

dari MUI kek, dari Depag pokoknya pasti ada ulamanya. Harus dipandang dari

sudut Islam juga. Kalo kita kaya gitu, itu tuh yang paling banyak dibaca.

 

Page 104: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

4. Bagaimana proses produksi dalam membuat sebuah berita? Apakah ada

tahapan editing?

Pasti, kalau politik tuh lebih sensitif. Editornya kadang berlapis-lapis. Misalnya

gue udah dapet nih narsum, terus dia omongannya ‘cantik’ dah nih, gak

langsung dinaikin. Dikaji dulu nih, biasanya editor yang, kan ada beberapa

editor yang baru, ada yang udah lama, ada yang udah expert lah gitu gitu, nah

biasanya yang megang politik itu yang udah ngerti gitu. Dia biasanya juga

bilang “coba tanya lagi De”, dia lebih supaya beritanya gak setengah-setengah.

Kaya gitu sih kalo politik. Iya itu untuk online, apa lagi koran untuk politik dia

ngambil dari beberapa reporter. Jadi kalau reporter ini gak lengkap atau gak

cover both side dia ambil lagi dari reporter lain.

5. Apakah Republika Online mempunyai waktu tertentu untuk mengunggah

berita?

Untuk berita Republika Online itu 24 jam tapi emang lebih banyak waktu

unggah berita di prime time.

6. Bagaimana Republika Online menyiapkan materi pemberitaan?

Jadi kalau misalnya online, online ini kadang kita dikasih tor. Kalau tor tuh

misalnya dia pengen nih nitip berita misalnya kaya “Dea, gue mau lo ngejar

kasus Ahok dong yang kemaren baru sidang misalnya gitu. Lu tanya ini ini ini,

dia kasih tornya, pertanyaan ini itu, lu tanya ke dia, ke dia, ke dia. Ini list

pertanyaannya. Tapi kadang kaya “De, gue pengen lu fokus angle-nya ini”,

udah kita yang ngembangin sendiri untuk pertanyaannya. Tapi ya itu,

konsekuensinya kalau kita sendiri yang ngembangin, editor gak puas, kita yang

disuruh tanya lagi. Kadang gitu sih, biasanya di kasih tor pertanyaan, kadang

nggak.

7. Apakah wartawan dibebaskan dalam menentukan sudut pandang

pemberitaan?

Iya, kita sebenernya gini. Tergantung kontennya, kalau kontennya umum kaya

misalnya gw kan pernah megang gaya hidup, nah kita boleh nentuin angle mana

yang menurut kita eye catching gitu. Tapi kalau misalnya politik, kita bisa

 

Page 105: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

nentuin sudut pandang kita tapi pasti dikejar lagi sama sudut pandang lain.

“Coba lu liat angle ini bagus nih, lu kejar yang ini.” Misalnya kita ngambil sudut

pandang A, tapi ternyata yang B lebih bagus dari A menurut editor. Yaudah kita

ikutin. Kita lebih menarik (berita) sih tapi kadang yang menarik pun bakal kalah

sama yang diminati sama pembaca. Menurut kita menarik nih tapi menurut

pembaca nggak, gitu. Jadi lebih mengikuti ke arah pasarnya.

8. Visi misi pemberitaan di Republika Online apa?

Kita kan lebih ke Islam ya, jadi kaya koran untuk umat gitu. Jadi yaudah kita

tuh lebih mengarahnya ke hal-hal yang ke-Islaman gitu yang mewakili ormas

Islam. Baik itu NU, Muhammadiyah ya semuanya mewakili Islam. Jadi kalau

diambil sudut pandang, kita angle-nya lebih banyak yang Islam. Misalnya kaya

kemarin ada First Travel itu tuh kita ngejar banget, kan itu tentang umat dan itu

ada ke-Islamannya gitu kan. Dibandingkan (media lain) First Travelnya ke

Syahrini, kita gak ngambil ke sana tapi kita ambil ke korban-korban jamaah

yang ditipu.

9. Bagaimana pertimbangan Republika Online dalam memilih diksi untuk

memberitakan suatu peristiwa?

Kita punya EYD sendiri, mungkin kalau misalnya pembaca di Kompas sama di

ROL bandinginnya kita ada beberapa kata yang memang beda. Kaya misalnya,

kalau dari tulisan aja ya, kalo di Kompas tuh nyebutnya ‘pertahana’ buat yang

menjabat, kalo kita tuh biasa aja, ‘yang menjabat’. Terus gue dari awal selalu

diperingatin sama pemred supaya gak nulis sesuatu yang menggiring opini. Kan

ada orang yang kata-katanya tuh menggiring, lo bisa bedain gak sih antara kata

yang kita tulis apa adanya sama kata-kata yang menggiring. Menggiring dalam

artian pembaca harus ngikutin apa pemikiran si penulis. Itu gak bakal naik, mau

berita lo sebagus apapun kalau itu menggiring itu gak bakal naik kecuali

dirombak abis-abisan. Gue juga pernah waktu itu, jadi gue ngikutin kata

pengamat. Terus pengamatnya menggiring banget jadi gue tulis apa adanya

yang pengamat bilang. Akhirnya gue diomelin, “De lo gak boleh kaya gini, ini

namanya lo gak punya standar”. Jadi gue harus tetep nulis netral walaupun si

pengamat ini menggiring opini, kita gak boleh ngikutin. Biasanya tanpa kita

 

Page 106: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

sadarin nih, misalnya gue pengen dari sisi kontra, nah biasanya nih pengamat

yang ini kontra. Tapi yang kita hindarin yang terlalu kontra, misalnya kaya

kemarin Ahok-Anies, dia menjatuhkan Ahok banget, itu gak boleh. Yang

penting kita ada nih mewakili kontra udah itu aja.

10. Apakah Republika Online mempunyai kriteria tertentu dalam mengutip

pernyataan narasumber?

Kita pasti melihat dulu narsum (narasumber), dia kompeten gak dibidang itu.

Kan ada narsum yang suka sekedar berpendapat aja tapi gak didasarin sama

ilmu jadi gak kita ambil. Terus kita tuh pasti, kita kan pasti ngambil dari

pendapat-pendapat dari para pengamat tapi gak semua pengamat kita ambil.

Pengamat yang udah jelas punya pengalaman dibidang itu, dosen besar (guru

besar), sama yang concern banget dibidang itu. Jadi kita kaya gitu kalau

pengamat. Kalau pun kaya anggota DPR, kita nggak langsung semua anggota

DPR kita tanyain. Misalnya nih tentang agama, gak semua anggota komisi VIII

kita tanyain gitu. Kita pasti nanyain yang ketua, wakil, ketua, wakil, gitu gitu

aja. Kalau anggotanya kita masih dipilih-pilih dulu gitu lah.

11. Kalau di Republika Online sendiri ada kepentingan politik di dalamnya

atau tidak?

Republika ngga condong ke partai politik, karena pemilik kita juga bukan

anggota partai. Jadi kita netral aja.

12. Bagaimana Republika Online memandang kasus penodaan agama yang

dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama?

Kita sebenarnya beda-beda sih. Kita kan punya pilihan masing-masing nih.

Entah itu penulis, reporter, editor. Gak semua satu Republika itu benci sama

Ahok, tapi memang Republika itu balik ke pembaca. Pembaca Republika

kebanyakan yang nggak suka sama Ahok, ya kita turutin. Tapi ya kaya tadi,

untuk mewakili supaya gak terlalu ke kiri atau ke kanan, kita sajiin juga

penetralnya gitu jadi biar imbang. Biar pembaca juga tahu bahwa Ahok tuh

 

Page 107: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

gak seburuk itu juga. Melalui wawancara pengacaranya, ahli hukumnya,

keluarganya, pengamat juga yang pro sama dia

13. Bagaimana Republika mengkonstruksi berita tentang vonis hukum yang

dijatuhkan kepada Basuki Tjahaja Purnama?

Yang pertama itu pasti tanggapan, tanggapan dari pengacara Ahoknya, terus

juga tanya-tanya kepada ulama itu pasti dicecer banget. Ulama itu gak pernah

sepi pasti ditelpon terus. Dari berbagai ormas kita tanya tentang kasus ini.

Terus kita juga tanya pengamat hukum. Ya Republika lebih ke kontra.

 

Page 108: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

 

 

Foto Peneliti dengan Dea Alvi Soraya, Wartawan Republika Online

 

Page 109: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41146...ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN VONIS HUKUM PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA

 

Foto Peneliti dengan Mutia Fauzia, Wartawan Kompas.com