Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG
ILMU EKONOMI DAN MANAJEMEN
Judul Penelitian
ANALISIS FUNGSI TABUNGAN INDONESIA: PENGUJIAN MODEL HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN
Oleh
AMRIZAL
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur
Jakarta, Juni 1994
2
KATA PENGANTAR
Membuat Karya Ilmiah atau melalukan penelitian sudah merupakan tugas pokok
yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam
rangka memenuhi persyaratan pengusulan akreditasi atau jenjang kepangkatan pada
Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak
lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali
tentang isi karya Ilmiah yang dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai
dengan namanya, dan inipun sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.
Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah
berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu
penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat bisa untuk lebih disempurnakan.
Agaknya tidaklah terlalu berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan
bukanlah data main-mainan, akan tetapi merupakan data resmi yang telah dihimpun oleh
pemerintah atau badan-badan ilmiah lainya.
Karena selain karya Ilmiah ini diajukan terhadap Kopertis Wilayah III dan
sebagai pertinggal juga penulis sediakan untuk kepustakaan Fakultas Ekonomi
Universitas Borobudur, sehingga harapan penulis hanya sekedar untuk dapat dibaca oleh
mahasiswa atau pembaca lainya yang bernuansakan ilmiah pula, mungkin paling tidak
akan dapat membantu menambah khasanah pengetahuan sipembaca atau menjadi
semacam suatu pertanyaan ataupun tanggapan terhadap penulis atas kurang lebihnya
kemapuan yang penulis miliki.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Rektor Universitas
Borobudur Prof. DR. H. Basir Barthos, bapak Dekan Fakultas Ekonomi Prof. DR. H.
Masngudi, SE, APU beserta jajarannya serta mahasiswa semuanya. Tidak terlupa salam
yang istimewa terhadap fihak Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan pengusulan
akreditasi ini dan berbagai fihak yang telah disibukkan atas pengusulan akreditasi ini,
demikian dan terima kasih.
Jakarta, 06 Juni 1994
( Amrizal )
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1. PENDAHULUAN
2. KERANGKA TEORI MENGENAI TABUNGAN
2.1. Keseimbangan Pendapatan Nasional
2.2. Konsep-konsep Pendapatan Nasional
3. DASAR-DASAR PEMIKIRAN PERMANENT INCOME HYPOTESIS
3.1. Pembentukan Model Fungsi Tabungan
3.2. Perumusan Model Kedalam Bentuk Fungsi
4. HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA
4.1. Fungsi Tabungan Dengan Pendekatan Permanent
Income Hypotesis
4.2. Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Negara Lain
5. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran-saran
DAFTAR BACAAN
4
1. PENDAHULUAN
Melihat kebelakang sejak ordebaru mulai memegang kekuasaan, kita dapati
adanya beberapa perubahan dan kesinambungan pembangunan. Telah terjadi beberapa
perubahan ekonomi dan sosial yang diantaranya nyata-nyata memberikan manfaat kepada
masyarakat dan sebagiannya lagi tidak mempunyai manfaat sosial yang jelas ( Anne
Booth dan Peter Mc Cawley: 1982, h.9).
Perubahan ekonomi ditandai dengan adanya pertumbuhan ekonomi, secara singkat
pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang,
yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke
waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri (Boediono:1982, h.1).
Hal ini terlihat dengan banyaknya gagasan untuk memonitor atau untuk mengukur hasil-
hasil pembangunan yang telah dicapai, ukuran yang sama bisa dipergunakan adalah
dengan pendapatan nasional atau GNP ( Hendra Esmara: 1982, h.155 ).
Pencapaian besarnya basis PDB tersebut membutuhkan sejumlah investasi yang
besar tiap-tiap periode pembangunan. Oleh Keynes ( J.M Keynes: 1967, h63 ), investasi
tersebut merupakan stock of capital, secara sederhana investasi tersebut berasal dari
tabungan. Tabungan diperoleh dari pendapatan yang tidak dikonsumsi, sehingga dari
sudut penerimaan ( income side ) sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi merupakan
besarnya tabungan, sedangkan dari segi pengeluaran (outcome side ) maka investasi
tersebut merupakan sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan.
Dengan adanya suatu pengalokasian pendapatan masyarakat tersebut akan terjadi
suatu siklus antara rumah tangga sebagai pemilik faktor produksi ( kapital, tenaga kerja )
dan perusahaan firm sebagai penghasil yang diperlukan oleh rumah tangga. Dari siklus
ini akan lahir nantinya suatu mekanisme produksi, distribusi oleh perusahaan dan
konsumsi oleh rumah tangga.
Rumah tangga melakukan konsumsi dikarenakan adanya penerimaan atau balas
jasa yang diberikan sektor perusahaan atas pemakaian faktor-faktor produksi oleh
perusahaan, katakanlah lebih kurang 75 % dari pendapatan rumah tangga yang digunakan
untuk konsumsi, sehingga sisanya merupakan tabungan dari rumah tangga, sehingga
pendapatan akan menentukan besarnya proporsi untuk konsumsi dan tabungan.
Seiring dengan konsumsi dan tabungan itu, maka besarnya tabungan akan
tercermin dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi, sehingga besarnya tabungan
sesuai dengan turun naiknya pendapastan. Akan tetapi besarnya pendapatan yang
digunakan untuk tabungan secara agregat ( menyeluruh ) untuk Indonesia membutuhkan
suatu penelitian.
Dalam melihat besarnya proporsi pendapatan yang ditabungkan akan dituangkan
kedalam bentuk fungsi, fungsi akan menggambarkan hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya, dikatakan bahwa hubungan sebab akibat apabila perubahan
5
suatu variabel mengakibatkan berubahnya variabel lain ( Soediono: 1981, h.3 ), kemudian
hubungan fungsional akan menunjukan berubahnya nilai variabel yang satu otomatis
mempunyai arti bahwa variabel lainnya yang mempunya hubungan fungsional tersebut
akan berubah pula.
Lebih lanjut dikatakan bahwa hubungan fungsional secara matematis dinyatakan
dalam bentuk indentitas atau kesamaan, sedangkan hubungan sebab akibat dinyatakan
dalam bentuk persamaan ( Soediono: Ibid, h.4 ), sehingga fungsi akan memberikan suatu
indikasi pengaruh dari variabel makro bebas dengan variabel makro terkait melalui
pengukuran yang dapat dilihat artinya.
Simon Kuznet, menyatakan bahwa "banyak ilmu pengetahuan didasarkan pada suatu
kumpulan pengetahuan diskriptif dan pada pengukuran empiris sasngat membutuhkan
pengetesan tentang ketepatan yang dapat dipercayai. Akan tetapi kita tidak terkait dengan
satu teori saja, sehingga untuk kontek di Indonesia diperlukan suatu model-model yang
mempengaruhi tabungan, oleh Keynes pada persamaan fungsi tabungan sederhana maka
yang mempengaruhinya adalah pendapatan ( Simon Kuznets: 1981, h.7 ).
Analisa pendapatan lebih dijabarkan oleh beberapa ahli ekonomi stelah Keynes
yakni analisa pendapatan melalui analisa siklus hidup oleh A.Ando, R,Brumberg dan F.
Modiglani, kemudian pendekatan permanen incom oleh Milton Friedman, Relatif Income
oleh J.S. Duessemberry. Oleh karena penelitian terhadap bentuk fungsi tabungan dengan
analisa pendekatan permanen Income atau yang lainya belum ada yang bersifat khusus,
terkecuali penelitian terhadap kebutuhan tabungan dengan pendekatan Life Cycle
(Wirzon: 1985, h.4 ), maka dalam hal ini perlu kiranya dilakukan penelitian kearah
demikian.
2. KERANGKA TEORI MENGENAI TABUNGAN
2.1. Keseimbangan Pendapatan Nasional
Studi pembangunan ekonomi adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang paling
baru, paling menarik dan paling banyak tantangan dari disiplin-disiplin ilmu yang lebih
luar mengenai ekonomi dan ekonomi politik ( Michael P.Todaro: 1985, h.34 ). Dari studi
pembangunan ekonomi tersebut dibutuhkan suatu kerangka pembahasan melalui
persamaan-persamaan guna membuka jalan ke sistem pembukaan konsep yang bersifat
nasional murni ( Harry T. Oshima: 1981, h.16).
Kerangka pembahasan membutuhkan suatu teori, dan teori merupakan gambaran
kasar mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Dengan mengetahui
teori, sang peneliti dapat mengetahui sebab akibat yang terjadi dalam masyarakat tersebut
dan pengetahuan inipun sangat berguna pula untuk meramalkan peristiwa-peristiwa yang
mungkin terjadi dimasa mendatang ( Sadono Sukirno: 1976, h.64 ).
6
Dengan demikian metodologi akan banyak menyangkut pentahapan analisa,
metode perhitungan dan metode proyeksi, kesemuanya itu diperlukan untuk mewujudkan
analisa yang sistematik dan mendalam seta didasari oleh konsep ilmiah yang dpat
dipertanggung jawabkan ( Syafrizal: 1983, h.86 ).
2.2. Konsep-konsep Pendapatan Nasional
Gross National Product ( GNP ) adalah nilai dari seluruh barang-barang dan jasa-
jasa yang dihasilkan suatu negara dalam jangka waktu tertentu, bisanya dalam waktu
setahun ( Rudiger Dornbush: 1984, h.29 ). Pada dasarnya pendapatan nasional ini dalam
arus perekonomian negara dapat dilihat dari dua segi ( Bruce Glassburner: 1979, h.32 ),
pertama segi pengeluaran, kedua segi penerimaan.
Dari segi pertama untuk pengeluaran maka pendapatan nasional akan digunakan
untuk barang-barang konsumsi dan sisanya akan digunakan untuk investasi, kemudian
ditentukan suatu syarat keseimbangan, sehingga
D = C + I ( 1 )
dimana: D = Pengeluaran Agregatif
C = Konsumsi agregat
I = Investasi agregat
kemudian dari sudut penerimaan, maka
Y = C + S ( 2 )
dimana: Y = Penerimaan agregatif
C, S = Konsumsi dan Penabungan
Dari syarat keseimbangan dapat dilihat kombinasi dari persamaan (1) dan persamaan (2),
dimana
D = Y ( 3 )
C + I = C + S ( 4 )
I = S ( 5 )
ini berarti bahwa persamaan antara permintaan dan penawaran, akan didapatkan bahwa
investasi adalah sama dengan tabungan. Hubungan tersebut merupakan hubungan dasar
dari asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh John M. Keynes.
Dari persamaan-persamaan diatas, khususnya persamaan (2), dimana konsumsi
dan tabungan masing-masing varibel penentunya adalah pendapatan, sehingga dalam
betuk hubungan fungsional yang pada hakekatnya ditaksir secara statistik akan berupa
sebagai berikut:
7
C = f ( Y ) ( 6 )
C = a + b Y ( 7 )
S = Y - C ( 8 )
S = f ( Y ) ( 9 )
S = - a + (1-b) Y ( 10 )
masing-masing koefisien konsumsi dan tabungan diatas diartikan bahwa a merupakan
sebagai besarnya konsumsi pada saat pendapatan nol, sedangkan b menunjukan hasrat
marginal untuk mengkonsumsi. Semetara itu, -a merupakan besarnya tabungan pada saat
pendapatan nol dan (1-b) menunjukan hasrat maginal untuk menabung.
Khususnya persamaan (1) yang pada hakekatnya terkait erat dengan keberadaan
persamaan (2), sebagai upaya melihat peranan masing-masing parameter hasil
estimasinya dan berapa besarnya atau berapa kali lipat pendapatan tersebut dihasilkan
dapat dilihat sebagai berikut:
Y = C + I ( 11 )
Y = a + b Y + I ( 12 )
Y - b Y = a + I ( 13 )
Y = (a + I )/(1-b) ( 14 )
Y/I = 1/(1-b) =
Oleh karena MPS = 1 - MPC , Y/I = atau = 1/MPS ( = multiplier ), dimana
dalam analisis pendapatan nasional nilai multiplier digunakan sebagai upaya melihat
kelipatan, yaitu menaksir berapa besarnya peranan menabung tersebut meningkatkan
pendapatan nasional.
Setelah model Keynes sederhana, maka untuk melihat peranan tabungan dan
konsumsi, maka timbul beberapa teori pertumbuhan dalam membahas peranan tabungan
dalam meningkatkan pendapatan. Harrod-Dommar ( Gardner Ackley: 1983, h.666 ),
menyebutkan dua persoalan (issues ) dalam menyusun model pertumbuhan:
(1). Kemungkinan dari pertumbuhan yang mantap ( steady growth ) dalam model
dengan COR ( Capital-Output Ratio ) dan SOR ( Saving-Output Ratio ).
(2). Tidak stabilnya tingkah laku pertumbuhan yang mantap.
Selanjutnya Harrod-Dommar lebih melihat pengaruh investasi dalam jangka
waktu yang lebih panjang, sehingga pengeluaran investasi tidak hanya mempunya
pengaruh lewat proses multiplier terhadap permintaan agregatif, tetapi juga terhadap
penawaran agregatif melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi ( Qp ). Dan
penambahan kapasitas produksi ini akan meningkatkan suatu kekuatan potensial dalam
melihat besarnya perubahan produksi yang dihasilkan, yang dalam hal ini ditulis sebagai:
8
Qp = h I ( 16 )
semakin besar investasi, maka semakin besar pula penambahan output potensial, dimana
h nilainya sebesar 1/COR.
Dari bentuk persamaan keseimbangan dimana I = S, sedangkan S = f ( Y ), maka
pertambahan output diatas dapat dirobah menjadi:
Qp = 1/v s Qp ( 17 )
Qp/Qp = s/v ( 18 )
kemudian dari pertambahan investasi, Harrod-Dommar memberikan nilai yang sama
terhadap pertambahan output-potensial, sehingga untuk mencapai full-employment maka
tingkat pertumbuhan investasi harus sama dengan tingkat pertumbuhan pendapatan, dan
dapat ditulis menjadi:
Qp/Qp = I / I = s/v ( 19 )
dimana Qp/Qp = pertumbuhan produksi nasional, I / I = pertumbuhan investasi, s =
MPS dan v = ICOR.
3. DASAR-DASAR PEMIKIRAN PERMANENT INCOME HYPOTESIS
Permenent Income Hypotesis dikemukakan oleh Milton Friedman pada tahun
1857 dalam membahas fungsi konsumsi ( M. Friedman: 1957, h.3 ), Friedman memmulai
dengan memberikan asumsi ( William H. Branson and J. Litvak: 1981, h.192 ), sebagai
"Individual consumer utility maximization, which gives us consumption function relation
between an individual's consumption and present value".
Dari asumsi yang dikemukakan Friedman tersebut maka dirumuskan sebagai berikut:
ci = fi ( PVi ) , fi > 0 ( 20 )
dimana i dituliskan diatas menunjukan fungsi yang mewakili individu tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Kemudian hipotesa ini menganut pendirian yang dinyatakan
dahulu bahwa bentuk rumah tangga memilih arus konsumsi sedemikian rupa sehingga
fungsi utility dan konsumsi yang akan datang dimaksimalkan dalam jangka waktu yang
panjang. Selanjutnya permanent income tersebut besarnya diperoleh sebesar rate of
return ( r ) dikalikan sengan nilai sekarang sebesar
Y'p = r PV' ( 21 )
sehingga permanent income didefinisikan sebagai jumlah uang yang dapat
dikonsumsikan oleh konsumen tanpa mengganggu kekayaanya, karena permanent
9
income merupakan pendapatan yang dianggap normal oleh konsumer ( William H.
Branson and J. Litvak: Ibid, h.9 ).
Berbeda dengan fungsi konsumsi Keynes, Ando-Brumberg Modigliani maupun
Duessenberry, dimana semua variabel diukur 11). Tetapi variabel konsumsi permanent
maupun variabel pendapatan permanent dan juga konsumsi permanen seseorang atau
suatu masyarakat tidak dapat diukur secara langsung, sehingga tidak memungkinkan
untuk didapatkan datanya secara langsung.
Oleh karena itu Friedman membagi pendapatan keseluruhan dalam periode
tertentu atas dua bagian komponen pendapatan yakni pendapatan permanent ( Y'p )
yang dapat nilainya positif, negatif atau nol, dan pendapatan Transitori ( pendapatan
sementara ) yang nialinya adalah selisih dari pendapatan keseluruhan dengan pendapatan
permanent, pembagian pendapatan permanen ini sama halnya dengan pembagian
konsumsi, sehingga dapat diperlihatkan pada bentuk penjabaran pendapatan menurut
Friedman:
Y' = Y'p + Y't ( 22 )
dimana: Y' = pendapatan keseluruhan
Y'p = pendapatan permanen
Y't = pendapatan transitori
Pendapatan transitori merupakan pendapatan sementara yang meliputi pendapatan
tak terduga-duga yang diterima seorang konsumen ( Windfall profit ). Selanjutnya sesuai
dengan asumsi-asumsi tentang hubungan antara permanen dan transitori income,
permanent dan transitory Consumption, transitory income dan Consumption, oleh karena
fungsi utilitas adalah homogen pada tingkat positif terhadap konsumsi sekarang dan masa
datang dalam periode waktu, maka tidak ada hubungan antara pendapatan permanen
dengan pendapatan transitori. Dan ditegaskan bahwa kalau pendapatan keseluruhan sama
dengan pendapatan permanen ini akan mengakibatkan besarnya pendapatan transitori
sama dengan nol, dengan demikian menghasilkan rata-rata pendapatan keseluruhan sama
dengan rata-rata pendapatan permanent Y = Yp.
Akhirnya, Friedman juga memberikan asumsi bahwa tidak ada hubungan antara
permanent cosumption dengan transitory consumption, maksudnya marginal propensiy to
consume yang berasal dari transitory income adalah sama dengan nol, hal ini akan sama
dengan asumsi yang menyatakan tidak ada hubungan antara permanent income dengan
transitori income, ini akan mengakibatkan besarnya konsumsi rata-rata transitory akan
sama dengan nol, sehingga rata-rata konsumsi seseorang akan sama dengan rata-rata
konsumsi permanent C = Cp.
Kalau sekiranya pendapatan rata-rata trnsitori lebih besar dari 0, Yt > 0, maka ini
memberikan pengertian bahwa pendapatan keseluruhan lebih besar daripada rata-rata
pendapatan permanen, Y > Yp, dengan tidak adanya hubungan antara konsumsi
permanen dengan pendapatan transitori maka dapat dilihat hubungan konsumsi permanen
10
dengan pendapatan permanen. C = Cp = KYp, dimana K menunjukan hubungan antara
konsumsi permanen dengan pendapatan permanen,
Kalau saja digambarkan dalam bentuk kurva akan terlihat, bahwa sumbu
horizontal menunjukan jumlah pendapatan, sedangkan sumbu vertikal menjunjukan
tingkat konsumsi, garis yang bersal dari pusat ( K ) adalah tangen arah yang mewakili
hubungan antara konsumsi dengan pendapatan permanen.
Pada saat pendapatan rata-rata sama dengan pendapatan permanen rata-rata ( Y
= Yp ), maka besarnya konsumsi rata-rata akan sama dengan konsumsi permanan rata-
rata (C = Cp), keadaan ini memberikan indikasi bahwa pada saat tersebut ternyata bahwa
pendapatan rata-rata transitori adalah sebesar nol.
Kalau Yp merupakan tingkat pendapatan permanen rata-rata, maka pada tingkat
pendapatan rata-rata 0Y, maka besarnya pendapatan sementara sebesar - ( Y Yp ), dengan
pendapatan permanen sebesar 0Yp, besarnya konsumsi rata-rata permanen sebesar 0Cp,
oleh karena konsumsi rata-rata permanen tidak dipengaruhi oleh pendapatan rata-rata
transitori, maka besarnya pendapatan rata-rata transitor adalah sebesar 0Yj, sehingga
titik b menunjukan besarnya konsumsi permanen rata-rata pada saat pendapatan rata-rata
permanen sebesar 0Ypj1.
Pada tingkat pendapatan rata-rata sebesar 0Yj2, maka besarnya konsumsi
permanen rata-rata sebesar 0Cpj2, besarnya pendapatan permanen rata-rata sebesar 0Ypj2
dan besarnya pendapatan transitori rata-rata sebesar Ypj2 Yj2. Dari hubungan antara
pendapatan dan konsumsi selanjutnya Keynes ( William H. Branson and J. Litvak: Ibid,
h.192 ), berkesimpulan bahwa Marginal Propensity to Consume ( MPC ) lebih kecil dari
Average Propensity to Consume ( APC ), sedangkan Milton Friedman yang
menghubungkan pendapatan permanen dengan konsumsi permanen membuktikan bahwa
Marginal Propensity to Save ( MPS ) sama dengan Average Propensity to Consume (
APC ) dalam jangka panjang, sedangkan garis AB menunjukan bahwa funsi konsumsi
yang terjadi adalah MPC < APC ( Milton Frieedman: 1969, h.155 ).
3.1. Pembentukan Model Fungsi Tabungan
Sebagaimana persamaan (22) Menurut Friedman, pembagian pendapatan terdiri
atas dua komponen, yaitu pendapatan permanen dan pendapatan transitori ( William H.
Branson and J. Litvak: 1981, h.37 ), yaitu:
Yi = Yip + Yi
t ( 23 )
dimana: Yi = adalah pendapatan keseluruhan
Yip = adalah pendapatan permanent
Yit = adalah pendapatan transitori
11
Williamson mengukur besarnya permanent income adalah dari rata-rata tiga tahun
pendapatan actual, sedangkan transitory income adalah selisih dari actual income dengan
permanent income ( U.D. Roy. Choundary: 1968, h.27 ). Tetapi Williamson mendapatkan
besarnya pendapatan permanen adalah rata-rata pendapatan actual selama dua tahun ( K.
L. Gupta: 1970, h.245 ), yaitu:
Yp = [ Yt + Yt-1 ] / 2 ( 24 )
dari definisi bahwa pendapatan permanen diperoleh dari rata-rata dua tahun pendapatan
actual, sedangkan pendapatan transitory diperoleh dari selisih antara actual incom ( Yt )
dengan pendapatn transitory, maka:
YT = Yt - Yp ( 25 )
dengan mensubsitusikan persamaan (24) kedalam persamaan (25 ) maka dapat diperoleh
prosedur untuk mendapatkan pendapatan transitori sebagai berikut:
YT = Yt - [ Yt - Yt-1 ] / 2 ( 24 )
YT = Yt - 1/2 Yt - 1/2 Yt-1 ( 25 )
YT = [ Yt - Yt-1 ] / 2 ( 26 )
oleh karena pendapatan actual terdiri dari dua jenis pendapatan ( Yp ) dan ( YT ), maka
persamaan (10) St = - a + (1-b) Yt = a0 + b0 Yt dijabarkan menjadi:
St = a0 + b0 Yp + c0 YT ( 27 )
Model persamaan (27) ini telah pernah digunakan untuk mencari bentuk fungsi
tabungan agregate di India yang digunakan oleh Jeffrey G Williamson ( K.L Gupta:
1970, h.246 ). Dengan mensubsitusikan persamaan (24), (26) kedalam persamaan (27),
maka yang terjadi adalah:
St = a0 + b0 [ Yt + Yt-1 ] / 2 + c0 [ Yt - Yt-1 ] / 2 ( 28 )
St = a0 + [ ( b0 + c0 ) / 2 ] Yt + [ ( b0 - c0 ) / 2 ] Yt-1 ( 29 )
St = + Yt + Yt-1 ( 30 )
dimana besarnya = a0 , = ( b0 + c0 )/2 dan = ( b0 - c0 )/2. Dengan demikian
bentuk parameter-parameter dan dapat menentukan besarnya parameter b0 dan c0,
seperti berikut:
a0 = = Konstanta
b0 = ( + ) = Marginal Propensity to Save dengan permanent income ( MPSp )
c0 = ( - ) = Marginal Propensity to Save dengan transitory income ( MPST )
12
Selanjutnya model persamaan (30) oleh Nathaniel H. Leff dan Kazuo Sato telah
pernah digunakan untuk mencari bentuk fungsi tabungan di beberapao negara Asia
(Nathaniel H. Leff dan Kazuo Sato: 1978, h.1225). Dengan menggunakan pendapatan
normal dan pendapatan transitori sebagai tabungan, dimana nilai dari pendapatan normal
diperoleh dari Tubman dan Friend ( Nathaniel H. Leff dan Kazuo Sato: ibid, h.1225 ),
yang mendefinisikan besarnya nilai pendapatan normal ( YN ) adalah tara selama tiga
tahun pendapatan actual. Sedangkan pendapatan transitory ( YT ) adalah selisih dari
pendapatan actual dengan pendapatan normal.
Kemudian Surjit Bhalla dalam buku "The measurement of Permanent Income and
Its Application to Saving Behaviour" dalam mencari besarnya pengaruh pendapatan
terhadap tabungan menggunakan pendapatan permanent yang nilainya sebesar rata-rata
tahun pendapatan actual ( Surjit Bhalla: 1980, h.138 ), dan sama halnya dengan penelitian
Mohabbat dan Simons (1977), kemudian Friedman (1957).
3.2. Perumusan Model Kedalam Bentuk Fungsi
Sesuai dengan pembahasan yang telah dikemukan, dimana tabungan adalah fungsi
dari pendapatan, dan pendapatan tersebut terperinci menjadi pendapatan permanent
persamaan (24) dan pendapatan transitori persamaan (25), dan pendapatan Normal
dengan menggunakan definisi tiga tahun rata-rata pendapatan aktual.
Kemudian ciri-ciri sosial ekonomi masyarakat, penduduk dan faktor keuangan,
adalah yang akan mempengaruhi tindakan dalam melakukan tabungan. Akan tetapi sesuai
dengan fasilitas perhitungan yang ada, maka tidaklah mungkin untuk melakukan
pengujian dengan menggunakan bentuk persamaan yang memenuhi keseluruhan faktor
yang mempengaruhi keinginan untuk menabungkan bagian pendapatan.
Dengan demikian, bentuk fungsi yang akan dicari berdasarkan definisi-definisi
tersebut diatas, maka dalam studi ini dicoba pula untuk menerapkannya terhadap fungsi
tabungan di Indonsia, tentunya pendekatan yang digunakan adalah permanent income
hypotesis dan akhirnya fungsi-fungsi sesuai definisi tersebut adalah sebagai berikut:
St = a0 + b0 Yt + et ( 31 )
St = a1 + b1 Yp + et ( 32 )
St = a2 + b2 YN + et ( 33 )
St = a3 + b3 Yt + c3 Yt-1 + et ( 34 )
St = a4 + b4 Yp + c4 YT + et ( 35 )
St = a5 + b5 YN + c5 YT + et ( 36 )
dimana:
St = Tabungan Domestik Bruto ( Saving )
Yt = Produk Domestik Bruto ( Pendapatan Actual )
Yt-1 = Pendapatan Actual tahun sebelumnya
13
Yp = Pendapatan Permanen
YN = Pendapatan Normal
YT = Pendapatan Transitori
ai = Kontanta hasil estimasi ( i = 0,1...5 )
bi, ci = Koefisien Hasil Estimasi
et = Error term.
Dengan menggunakan persamaan (32), (31) dan (33), diperoleh bentuk fungsi
tabungan Indonesia , sebagai berikut:
Tabel 1. Fungsi Tabungan Model Keynes Sederhana
Negara Persamaan R2
1). India *) St = -898.86 + 0.14584 Yp 0.849
(0.0262)
St = -944.94 + 0.15276 Yt 0.848
(0.0276)
2). Indonesia **) St = -1181.55 + 0.377 Yp 0.9969
(56.976)
St = -1180.35 + 0.363 Yt 0.9976
(64.174)
St = -1287.42 + 0.375 YN 0.9946
(13,57)
Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5
*). Hasil Perhitungan Williamson, dalam K.L Gupta: Economic
Record, June 1970, untuk fungsi tabungan agregatif India, h.244
**). Hasil Perhitungan penulis dengan menggunakan Yt = PDB
berdasarkan harga konstan tahun 1993.
Dari hasil perhitungan untuk model fungsi Keynes sederhana terlihat baberapa
variasi hasil perhitungan untuk Indonesia hasil estimasi (1), (2) dan (3).
Untuk hasil estimasi (1), konstanta a4 menunjukan nilai yang negatif, hal ini sesuai
dengan teori artinya tanpa adanya pendapatan maka besarnya tabungan adalanh negatif,
oleh karena pendapatn permanen yang diukur adalah besarnya dua tahun pendapatan
aktual rata-rata, maka besarnya MPS adalah sebesar 0,337 dengan R2 = 0.9969.
14
Kemudian untuk menguji keberartian hipotesa yang dikemukakan diperoleh nilai
Thitung > Ttable, yaitu t56.976 > t4.781, dan hal ini menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara pendapatan pernanent dengan tabunganyang diterima.
Dilain fihak nilai konstanta untuk hasil estimasi (2) tidak menunjukan perbedaan
yang berarti, akan tetapi MPS dengan pendapatan actual lebih kecil jika dibandingkan
dengan menggunakan pendapatan permanen, yaitu sebesar 0.363. Artinya jika terjadi
kenaikan RP 1000 pendapatan actual maka yang ditabung adalah sebesar Rp 363,
sedangkan R2 untuk model hasil estimasi (2) menghasilkan nilai yang lebih kecil jika
dibanding dengan menggunakan model hasil estimasi (1) dan berarti pendapatan aktual
mampu menerangkan 99,76 % sebagai variabel yang mempengaruhi tingkat pendapatan.
Sedangkan hipotesa juga diterima, yang berati nilai t-hitung lebih besar daripada nilai t-
tabel, yaitu t0.0005 = 4,781 dan t64,17 > t4,781.
Pada model hasil estimasi (3) dengan menggunkan pendapatan normal, nilai
MPSN adalah antara MPS dengan pendapatan aktual dengan pendapatan permanen yaitu
sebesar 0.375. Artinya setiap kenaikan Rp 1000, maka bagian pendapatan yang
ditabungkan adalah sebesar Rp 375. Akan tetapi pendapatan normal lebih kecil
kemampuannya menerangkan jika dibanding dengan model hasil estimasi (1) dan (2),
yaitu R2 = 0,9946. Untuk nilai t-hitung menunjukan kondisi yang lebih besar dari t-tabel,
t13,57 > t4,781.
Syahrudin (1976) telah meneliti fungsi konsumsi di Sumatera Barat dengan
menggunakan model konsumsi Keynes. Dari cross section data menggunakan 484 sampel
untuk daerah perkotaan dan 349 sampel untuk daerah desa, maka diperoleh besarnya
MPC perkotaan adalah lebih kecil jika dibanding dengan MPS daerah desa. Sesuai
dengan formula dimana MPS = 1 - MPC, maka MPS kota sebesar 0,25 dan MPS desa
sebesar 0.36 ( Syahruddin: 1981, h.207 ). Penemuan ini persis sama denga Hananto Sigit
(1978), Krisnamurty (1965).
Selanjutnya zamzami Munaf telah mencoba menemukan fungsi konsumsi di
Indonesia dengan menggunakan data tahun 1960-1980 dan dengan menggunakan
pendapatan disposibel sebagai penentu besarnya konsumsi, maka diperoleh MPC jangka
panjang sebesar 0,83. penelitian ini menemukan tingkat perhitungan yang lebih besar dari
penemuan Syahruddin ( Zamzami Munaf: 1984, h.23 ), dengan tingkat R2 sebesar 0.962
dan nilai t-hitung sebesar 15,95. Dari nilai MPC jangka panjang tergambar MPS sebesar
0,17. Selanjutnya perhitungan MPC jangka pendek menunjukan nilai yang lebih kecil
dari jangka panjang, yaitu sebesar 0.81, sehingga MPC jangka pendek sebesar 0,19.
Kemudian dengan menggunakan pendapatan disposibel menurut harga yang berlaku
maka MPC sebesar 0,74.
Perhitungan yang telah dilakukan untuk negara India, dimana nilai MPS agregate
India adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan MPS Indonesia, dimana MPS untuk
pendapatan actual sebesar 0.15. Sedangkan perhitungan MPS untuk pendapatan
permanen memberikan hasil yang lebih kecil daripada hasil dengan menggunakan
pendapatan actual, yaitu sebesar 0,14.
15
Selanjutnya, penelitian fungsi tabungan di India yang dilakukan oleh K.L Gupta,
menemukan nilai MPS daerah kota sebesar 0,38 dan secara keseluruhannya MPS untuk
India sebesar 0.30, ini menggunakan pendapatan perkapita tabungan dan perkapita real
income periode data 1950/1951-1965/1966 ( K.L Gupta: 1970,h.580 ). Dengan
menggunakan persamaan (35) dan (34), diperoleh bentuk fungsi tabungan Indonesia
sebagai berikut:
Tabel 2. Fungsi Tabungan Dengan Menggunakan
Permanent dan Transitory Income
Negara Persamaan R2 F
1). India *) St = -106.54 + 0.14417 Yp - 0.27254 YT 0.861 -
(0.289) (0.1236)
St = -919.39 + 0.2066 Yt - 0.0573 Yt-1 0.856 -
(0.0760) (0.0751)
India**) Su = - 303.6975 + 0.4752 Ypu + 0.0010 YT 0.66 -
(74.143) (0.0956) (0.1738)
Sr = 1.5551 + 0.0249 Ypr + 0.0387 YTr 0.94 -
(0.4557) (0.0029) (0.0038)
2). Indonesia***) St = -1181.3 + 0.37 Yp + 0.25 YT 0.99765 1910.5
( 48.5) (1.60)
St = -1180.6 + 0.34 Yt + 0.03 Yt-1 0.99760 1868.1
(3.226) (0.269)
Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5
*). Hasil perhitungan Williamson **). Hasil perhitungan K.L Gupta ( u = urban atau kota, r = rural "desa" )
***). Hasil perhitungan peneulis dengan PDB.
Dari hasil perhitungan, maka diperoleh MPS dengan pendapatan permanen
sebesar 0.37 dan kemudian untuk MPS transitori lebih kecil dari MPS dengan pendapatan
permanen, yaitu sebesar 0.25. Pada analisa untuk permanen dapat dikemukan bahwa
setiap kenaikan 1 pendapatan transitori akan menyebabkan penabungan 0.37, sedangkan
setiap kenaikan yang sama pada pendapatan transitori akan menyebabkan penabungan
sebesar 0.25.
16
Dari model tersebut memberikan keterangan dengan nilaiR2 sebesar 0.99765,
artinya dengan ditambah pendapatan transitori kedalam model maka nilai R2 menjadi
lebih besar. Artinya dengan kedua komponen pendapatan tersebut telah mampu
menerangkan fungsi sebesar 0.997 dan sisanya diwakili oleh nilai ut dan konstanta.
Sedangkan nilai a menunjukan tidak begitu berbeda dengan pembentukan model dengan
satu variabel bebas saja. Sungguhpun begitu hipotesa yang dikemukan, namun tetap
diterima mengingat nilai tb ( t-observasi ) lebih besar daripada t-tabel pada tingkat
kepercayaan yang lebih dari 99 %, tetapi nilai tc menunjukan nilai yang lebih rendah dari
tb, namun masih significant pada tingkat antara 90 % dengan 95 % ( t1,6 > t1,383 ) dengan
derajat keyakinan sebesar 90 %.
Lain halnya dengan hasil perhitungan dengan menggunakan pendapatan actual tahun t
dan tahun t-1 yang menunjukan hasil MPS yang lebih kecil dibanding dengan pendapatan
permanen. Nialai tersebut adalah sebesar 0.34, namun demikian tetap significant dan
hipotesapun diterima, dan untuk pendapatan sebelumnya adalah menunjukan nilai yang
sangat kecil, yaitu sebesar 0.03 lagipula tidak significant. Artinya adalah ditolak untuk
menerima adanya hubungan positif antara penabungan dengan pendapatan satu tahun
sebelumnya.
Lain halnya dengan perhitungan Williamson nilai MPS dengan pendapatan
permanen jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan MPS yang menggunakan
pendapatan actual, sedangkan hubungannya dengan pendapatan transitori berbrntuk
negatif, sama halnya dengan pendapatan actual.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh K.L Gupta menunjukan hasil yang berbeda antara
MPS daerah kota dengan permanen dan transitori dibanding MPS daerah desa ( K.L
Gupta: Ibid, h.581 ). Hasil penemuannya adalah bahwa MPS permanen daerah perkotaan
lebih besar dari MPS permanen daerah pedesaan (lihat Tabel 2).
4.2. Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Negara Lain
Untuk pengujian model persamaan (36) dimana Indonesia dan dibanding dengan
beberapa negara lainya, hasil perhitungan tersebut dicantumkan pada tabel 3. Sesuai
dengan perkiraan secara teori, bahwa MPS dengan pendapatan transitori lebih tinggi
dengan pendapatan Normal ( Nathaniel H. Leff and Kazuo Sato: Op-cit, h.1126 ).,
ternyata perkiraan tersebut benar-benar menurut hasil perhitungan, akan tetapi parameter
hasil perhitungan untuk negara Israel mengalami pengecualian, karena hasil perameter
untuk MPS dengan pendapatan transitori nilainya negatif sedangkan untuk MPS dengan
pendapatan Normal nilainya paling kecil jika dibanding dengan hasil perhitungan dengan
negara-negara lainya. Hal ini disebabkan bahwa negara Israel lebih banyak menggunakan
"anggaran keuangannya untuk perang".
Hasil perhitungan untuk Indonesia menunjukan nilai t-observasi t34,8 > t4,781 dimana t-
tabel untuk derajat 0.0005 sehingga hipotesa yang menyatakan bahwa hubungan yang
17
positif antara pendapatan normal dengan tingkat tabungan, sedangkan untuk t-hitung
terhadap pendapatan transitori menunjukan tingkat significant dimana t0.90 < t1,833
terhadap derajat 0.05, sehingga hipotesa yang menyatakan adanya hubungan positif
antara pendapatan transitori dengan penabungan.
Secara keseluruhan pengujian tersebut, maka pendapatn normaldan pendapatan
transitori mampu menerangkan sebesar 0.99 ini terlihat dengan nilai R2, sedangkan lebih
kurang nilai 0.01 lagi diwakili oleh Ut dan nilai konstanta.
Tabel 3. Fungsi Tabungan Dengan Pendekatan Normal Income, dan
Transitory Income: St = a + b YN + c YT + et
Negara Nilai Koefisien
Konstanta YN YT R2
F D-W
Brazil -10.3 0.185 0.246 0.88 64.7 1.03
( 9.59 ) ( 1.32 )*
Costa Rica 12.7 0.130 0.822 0.92 96.6 1.53
( 7.00 ) ( 4.44 )
Israel 25.2 0.123 -0.058 0.89 30.9 0.81
( 5.48 ) ( 0.23 )
Fhilipines -1365.0 0.238 0.733 0.91 84.0 0.72 ( 10.54 ) ( 2.42 )
Taiwan -12.2 0.271 0.842 0.97 234.1 1.56
( 6.18 ) ( 2.20 )
Indonesia **) -1313.3 0.376 0.225 0.99 740.3 2.65
( 34.80 ) ( 0.90 )
Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5
*). Tidak significant pada derajat keyakinan 90 % **). Hasil perhitungan peneulis untuk Indonesia 1970-1981, denganmenggunakan PDB,
dan hasil perhitungan untuk negara lain,...liahat Leff and Kazuo Sato, table 3, p.1126.
Pengetesan secara keseluruhan dapat diperlihatkan dengan tingginya nilai Ftest
untuk Indonesia sebesar 740.3 dan hasil perhitungan D-W menunjukan nilai 2.65 artinya
dibanding dengan pengertian D-W, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol diterima,
akan tetapi terjadi no-autocorrelation, artinya tidak ada hubungan kedua-duanya antara
pendapatan normal dengan pendapatan transitori, sehingga dari kedua jenis pendapatan
ini tidak bisa dibuat bentuk fungsi , dan menurut hipotesa yang dinyatakan Friedman,
menunjukan tidak adanya hubungan antara pendapatan transitori dengan pendapatan
permanen atau konsumsi permanen.
18
Hasil perhitungan untuk negara lainya menunjukan bahwa pendapatan normal
samna-sama diterimasebagai penyebab dari tabungan ini terlihat tingginya nilai t-hitung
keenam negara tersebut (termasuk India). Akan tetapi untuk negara Brazil dan Israel
menunjukan nilai t-hitung yang tidak significant terhadap parameter pendapatn transitori,
sedangkan nilai konstanta menunjukan nilai yang negatif untuk negara Brazil, Indonesia,
Philippines dan Taiwan. Negara Israel dan Costa Rica tidak mengalami hal yang
demikian, dimana nilai tabungan pada saat pendapatan normal dan pendapatan transitori
sama dengan nol bernilai positif.
Penelaahan dapat dilakukan lebih mendalam dari hasil perhitungan tersebut,
dimana untuk Indonesia setiap peningkatan satu nilai pendapatan normal akan
ditabungkan sebesar 0.367. Kemudiansetiap penambahan satu pendapatan transitori akan
dilakukan penambahan tabungan sebesar 0.225.
Ternyata hasil perhitungan (lihat Surjit Bhalla: 1980, h.744), menunjukan bahwa konstnta
lebih kecil dari nol, dan MPS dengn pendapatan tarnsitori lebih besar dari MPS dengan
permanen income, hal ini dengan menggunakan pengelompokan tingkat pendapatan
menurut rumah tangga yang dilakukan pada thun 1976 untuk negara India, dimana hasil
terhadp survey 1980 jumlah rumah tangga menunjukan nilai MPS dengan pendapatan
tansitori sebesar 0.30, sedangkan nilai MPS dengan permanen income sebesar 0.22 .
5. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
5.1. Kesimpulan
Analisa ini dilatar belakngi oleh keinginan untuk menjawab bentuk tabungan Indonesia
dengan permanent Income Hypotesis, adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut:
(1) Rata-rat kenaikan pendapatan selama periode 1970-1982 adalah sebesar 7,5 %,
sedangkan tabungan yang tercermin atas nilai penanaman modal dalam negeri telah
mampu naik dari 715,1 milyar tahun 1970 meningkat menjadi 3218,6 milyar tahun
1981, suatu pertumbuhan diatas pertumbuhan pendapatan yaitu 13,4 %.
(2) Bentuk fungsi tabungan menunjukan hal yang tidak jauh berbeda dengan hipotesa
yang dikemukakan Friedman dimana hubungan yang positif antara pendapatan
permanen dengan tabungan di Indonesia. Baik menggunakan pendapatan aktual,
pendapatan permanen dan pendapatan normal menunjukan hasil yang tidak begitu
menjolok. Perbedaanya indikasi ini terletak pada nilai konstanta dari ketiga jenis hasil
perhitungan dengan menggunakan konsep pendapatan tersebut memberikan nilai
yang hampir bersamaan, yaitu 0.37.
(3) Nilai MPS dengan menggunakan pendapatan transitori relatif lebih besar dari nilai
MPS dengan menggunakan pendapatan normal, nilai perhitungan ini hampir
bersamaan dengan hasil perhitungan lainnya.
19
(4) Dari estimasi parameter-parameter yang didapat, menunjukan bahwa tabungan
memberikan respon yang significant terhadap pertumbuhan pendapatan di Indonesia
dalam jangka waktu penelitian yang dilakukan.
(5) Perbandingan hasil perhitungan MPS agregate, menunjukan hasil yang lebih besar
dengan menggunakan pendapatan permanen jika dibanding dengan negara India,
dilain fihak pengaruh pendapatan ransitori terhadap tabungan menunjukan hubungan
yang positif, sedangkan di negara India menunjukan hubungan yang negatif.
5.2. Saran-saran
Dari hasil penyusunan studi ini belumlah mencakup seluruh variabel yang
mungkin dapat dimasukan ke dalam model yang dapat mempengaruhi besarnya
tabungan. Kemudian perhitungan personal saving membutuhkan penelitian yang lebih
mendalam baik ditinjau terhadap tingkah laku tabungan daerah desa dan kota, sehingga
dengan terbukanya kemungkinan penelitian terhadap kekurangan ini dapat
kiranyamenambah manfaat untuk diketahui sejumlah variabel yang mempengaruhi
tingkat tabungan.
DAFTAR BACAAN
A, Koutsoyianis., "Theory of Econometrics: An Intoduction Econometric Methods,
MacMillan, 1978.
Ackley, Garder., "Teori Ekonomi Makro", Universitas Indonesia, Jakarta 1983.
Anne Booth dan Peter Mc Cawley., "Ekonomi Orde Baru", Lembaga Penelitian
Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta 1982.
Boediono, DR., "Teori Pertumbuhan Ekonomi", BPFE, Yokyakarta 1982.
Chounddury, U.D. Roy., "Income, Consumption and Saving in Urban and Rural India" ,
Review of Income and Wealth, Series 14, March 1968.
Esmara, Hendra dkk., "Beberapa Indikator Pembangunan Indonesia", dalam mayarakat
Indonesia, Tahun ke-IX, no.2, 1982.
Friedman, M., "A Theory of The Consumption Function", Priceton University
Press,1957.
Gupta, K.L., "On Some Determinant of Rural and Urban Household Saving Behaviour,
Economic Record, December 1970.
________., "Personal Saving in Developing Nation: Further Evidence", The Economic
Record, June 1970.
Glassburner, Bruce dan Aditiawan Chandra., "Teori Dan Kebijaksanaan Ekonomi
Makro", LP3ES, 1979.
H. Leff, Nathaniel and Kazuo Sato., "A Simultaneous Equation Models of Saving in
Developing Countries", Journal Political Economy, 1978.
20
Kamaluddin, Rustian., "Beberapa Aspek Pembangunan Nasional Dan Daerah", Ghalia
Indonesia, 1983.
________________., "Pengantar Teori Ekonomi Makro", Universitas Andalas, Padang
1978.
P. Todaro, Michael., "Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ke-Tiga", Ghalia Indonesia,
Jakarta 1985.
Keynes, John Maynard., "The General Theory of Employment Interest and Money",
MacMillan, London 1967.
Kuznets, Simon., "Economic Growth of Nation", dalam Teori Ekonomi dan
Penerapannya di Asia, PT Gramedia, Jakarta 1981.
Lewis, W. Arthur., "Development Planning: The Essential of Economic Policy", Happer
and Row, New York 1966.
Munaf, Zamzami., "Fungsi Konsumsi Di Indonesia", Laporan Penelitian, Universitas
Andalas, Padang 1984.
T. Oshima, Harry., "Penyerapan Tenaga Kerja di Asia Timur Dan Tenggara", PT
Gramedia, Jakarta 1981.
S. Bhalla, Surjit., "The Measurment of Permanent Income and Its Application to Saving
Bahaviour", Journal Political Economy, Vol.88, no.41, 1980.
Sukirno, Sadono., "Beberapa Aspek Dalam Persoalan Pembangunan Daerah", LP-FEUI,
Jakarta 1976.
Syafrizal., "Metodologi Perencanaan Pembangunan Wilayah Daerah Sumatera Barat",
Paper, FE-Univ.Andalas, Padang 1983.
Syahruddin., "Fungsi Konsumsi Dan Kenyataan Di Sumatera Barat., EKI, Vol XXIX,
no.2, Juni 1981.
William H. Branson and James M. Litvak., "Macroeconomic", Second edition, Harper
International edition, New York 1981.
Wirzon., "Kebutuhan Tabungan Di Indonesia", Skripsi Sarjana, Universitas Andalas,
Padang 1985.
------+++++------
Cara paling Mudah meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN
ILMIAH Dalam bentuk Files FDF sebagai berikut:
21
Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:
Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN
JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN
PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil
Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL
& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi
10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.
Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah
DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016
12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN
TRANSPORTASI 2014 s/d 2017
I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta
Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:
02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang
004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen
005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia
006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994
007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia
008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia
010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri
011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan
012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth 013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan
014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat
015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995
016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan
017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen
019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan
020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi
021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka
022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi
023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka
024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas
026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan
028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana
029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
22
004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara
031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth
034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif
035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan
037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen
038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia
039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan
040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)
041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka
042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)
043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia
044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal
046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana
047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana
049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia
050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi
051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera
052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan
054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada
Kemampuan Sendiri
055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan
056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan
057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional
059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat
061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi
Aliran Dana Luar Negeri
062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan
005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi
065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi
066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan
068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro
069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional
070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro
071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro
073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial
074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial
23
II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi
Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Hasil Estimasi
File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Non-Estimasi
File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi
File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA
Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA
Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL
ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation
Result Function (242 halaman)
008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan
080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia
009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA
083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-
STATE GROWTH
084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai
085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber
Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off
010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010
Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
24
011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010
Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna
Kendaraan Pribadi Dan Umum
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)
File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)
File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010
atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung
Pandang
012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011
Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan
File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011
Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan
File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011
Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia
File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011
Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik
File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia
File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik
File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau
File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik
File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011
Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara
File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011
Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri
File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011
Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik
File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional
25
10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009
Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil
Pribadi Di Jakarta
File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010
Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi
Dan Umum
File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010
Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI
File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010
Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-
UJUNG PANDANG
File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016
Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute
JAKARTA-UJUNG PANDANG
014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014
Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA
File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014
Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API
INDONESIA
File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014
Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN
PENERBANGAN DOMESTIK
015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,
Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017
Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan
Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara
File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017
Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA
LUAR NEGERI
26
III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017
File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015
Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017
Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey
Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt
135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h
137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h
138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h
139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h
141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h
27
12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014
Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015
Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016
Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017
Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017
Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017
Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
28
Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan
didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN
ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan
keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.
KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah
dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai
MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar
mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN
TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan
juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai
bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah
Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF
(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya
bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan
dalam sebuah Daftar Harga).
Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),
sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan
ilmiah yang disusun oleh Amrizal.
Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal
ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar
TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:
Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari
Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)
keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),
cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut
ke dalam Google.
Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah
files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat
tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......
-------- Jakarta, 14 September 2017--------