28
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pentingnya Penanaman Investasi Asing di Provinsi Jawa Timur Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Investasi merupakan salah satu cara mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana telah ditegaskan dalam UU No. 25/2007 bahwa tujuan penyelenggaraan investasi meliputi: (a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional; (b) menciptakan lapangan pekerjaan; (c) meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan; (d) meningkatkan kapasitas kemampuan teknologi nasional; (e) meningkatkan kapasitas kemampuan teknologi nasional; (f) mendorong pengembangan ekonomi kerakyataan; (g) mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri Andistya Oktaning Listra

Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

merupakan kajian teori dari analisis investasi asing terhadap kesejahteraan masyarakat jawa timur yang pertumbuhan investasi asing ini dilihat dari perspektif industri pariwisata di jawa timur

Citation preview

Page 1: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pentingnya Penanaman Investasi Asing di Provinsi Jawa Timur

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang

dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Investasi

merupakan salah satu cara mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.

Sebagaimana telah ditegaskan dalam UU No. 25/2007 bahwa tujuan

penyelenggaraan investasi meliputi: (a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi

nasional; (b) menciptakan lapangan pekerjaan; (c) meningkatkan

pembangunan ekonomi berkelanjutan; (d) meningkatkan kapasitas

kemampuan teknologi nasional; (e) meningkatkan kapasitas kemampuan

teknologi nasional; (f) mendorong pengembangan ekonomi kerakyataan; (g)

mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan

menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun luar negeri;

dan (h) meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Penanaman investasi pada dasarnya merujuk pada ketentuan pasal 33

Undang Undang Dasar 1945. Esensialisasi pada pasal 33 Undang - Undang

Dasar 1945 adalah perekonomian Indonesia yang berorientasi pada ekonomi

kerakyatan. Hal itu merupakan penuangan yuridis konstitusional dari amanat

yang dikandung di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu

mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Andistya Oktaning Listra

(0910210022)

Page 2: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

Penanaman Investasi Asing berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun 1967 dan No.11 Tahun 1970 dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang di Indonesia, dalam arti bahwa investor secara langsung, menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. Pengertian modal asing antara lain:

a) Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.

b) Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan barumilik orang asing dan bahan-bahan, yang dimasukkan dari luar kedalam wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia.

c) Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun 1967 No.11 Tahun 1970 diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan Indonesia.1

Secara teori, Penanaman Investasi Asing berpengaruh positif terhadap pembangunan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi pada khususnya di negara tuan rumah lewat beberapa jalur (Gambar 1), yaitu :

1. Pembangunan pabrik-pabrik baru (PP) yang berarti juga penambahan output atau produk domestic bruto (PDB), total ekspor (X) dan kesempatan kerja (KK). Ini adalah suatu dampak langsung. Pertumbuhan X berarti penambahan cadangan devisa (CD) yang selanjutnya peningkatan kemampuan dari negara penerima untuk membayar utang luar negeri (ULN) dan impor (M).

2. Dari sisi suplai, namun sifatnya tidak langsung, adalah sebagai berikut: adanya PP baru berarti ada penambahan permintaan di dalam negeri terhadap barang-barang modal, barang-barang setengah jadi, bahan baku dan input-input lainnya. Jika permintaan antara ini sepenuhnya dipenuhi oleh sektor-sektor lain (SSL) di dalam negeri (tidak ada yang diimpor), maka dengan sendirinya efek positif dari keberadaan atau kegiatan produksi di pabrik-pabrik baru tersebut sepenuhnya dinikmati oleh sektor-sektor domestik lainnya; jadi output di SSL tersebut mengalami pertumbuhan. Ini berarti telah terjadi suatu efek penggandaan dari keberadaan Penanaman Investasi Asing terhadap output aggregat di negara penerima.

3. Peningkatan kesempatan kerja akibat adanya pabrik-pabrik baru tersebut berdampak positif terhadap ekonomi domestik lewat sisi permintaan: peningkatan kesempatan

1 Warta Warga. “Investasi dan Penanaman Modal”. 20 April 2011. wartawarga.gunadarma.ac.id

Page 3: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

kerja menambah kemampuan belanja masyarakat dan selanjutnya meningkatkan permintaan di pasar dalam negeri.

4. Peran investasi asing sebagai sumber penting peralihan teknologi dan knowledge lainnya. Peran ini bisa lewat dua jalur utama. Pertama, lewat pekerja-pekerja lokal yang bekerja di perusahaan-perusahaan asing. Saat pekerja-pekerja tersebut pindah ke perusahaan-perusahaan domestik, maka mereka membawa pengetahuan atau keahlian baru dari perusahaan asing ke perusahaan domestik. Kedua, lewat keterkaitan produksi atau subcontracting antara perusahaan asing dan perusahaan-perusahaan lokal, termasuk usaha kecil dan menengah, seperti kasus PT Astra Internasional dengan banyak subkontraktor skala kecil dan menengah.2

Sumber: Pusat Studi Industri dan UKM, Universitas Trisakti & Kadin Indonesia

Dalam hal ini Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang cukup potensial dalam berinvestasi baik lokal maupun asing. Menurut data Badan Penanaman Modal (BPM) di semester I/2010, investasi yang masuk ke Jawa Timur cukup terealisasikan yaitu sebesar 37% atau mencapai Rp 35,9 triliun, padahal di tahun 2009 total investasi dalam setahun hanya mencapai Rp 45 triliun. Peningkatan investasi tersebut disebabkan gencarnya promosi investasi yang dilakukan Jawa Timur ke luar

2 Tambunan, Tulus. “Daya Saing Indonesia dalam Menarik Investasi Asing”. 20 April 2011. kadin – Indonesia.or.id

Page 4: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

negeri pada semester I Tahun 2010, sebanyak 13 proyek penanaman investasi asing telah masuk ke Jawa Timur dengan nilai investasi mencapai 1,1 miliar dollar AS. Dari catatan Badan Penanaman Modal (BPM) Jawa Timur, 13 proyek tersebut telah menyerap sekitar 8.613 tenaga kerja lokal. 3

(Sumber : Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur)

(Sumber : Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur

3 Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur. “Perkembangan Investasi di Jawa Timur”. bpm. jatimprov.go.id

Page 5: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

Salah satu proyek dalam rangka mempromosikan investasi di Jawa Timur adalah kunjungan Gubernur Jawa Timur ke Jepang, Prancis, dan Belgia pada 20 Juni – 2 Juli 2010 lalu. Secara tidak langsung, peningkatan investasi dapat meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang juga akan meningkatkan kesejahteraan serta pertumbuhan di masing-masing kabupaten. Adapun beberapa poin yang dihasilkan terkait kunjungan Gubernur Jawa Timur tersebut, antara lain:

JAWA TIMUR - JEPANG1. Teken kerjasama perwakilan dagang, pariwisata, investasi

Pemerintah Provinsi (Pemprov) dengan Konjen RI di OSAKA untuk memfasilitasi perizinan, promosi investasi, perdagangan dan pariwisata DI Jatim antara KJRI Osaka dengan BPM jatim.Perjanjian memfasilitasi lokasi industri dan investasi antara PT Sier dengan Management Consultant International (MV International Jepang.

2. Kerjasama pengiriman tenaga kerja bidang perikanan kelautan antara Dinas Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan Penduduk (Disnakertranduk) dengan Jaya Indonesia Co. Ltd Matsue City Shimane prefecture.

3. Kerjasama dengan Nikan Kongyo Shimbun untuk Bussines Matching melalui website dengan bahasa Indonesia dan Jepang yang difasilitasi Nikkan Kogyo Shimbun

4. Kerjasama penguat inkubasi dan pemasaran UKMK Jatim dengan Core Higashi

5. Kerjasama dengan ASEAN Japan Center untuk mempromosikan potensi dagang, wisata, dan industrial estate di Jawa Timur

JAWA TIMUR – PRANCIS – BELGIA1. Kerjasama kelembangaan perwakilan dagang, pariwisata,

investasi dengan Kedubes RI di Paris (Prancis) dan Brussel (Belgia)

2. Kerjasama peningkatan kesepakatan usaha pertambangan Dolomit dipantai utara Gresik dan Lamongan antara Lhoist Limelette Belgium dengan PT Polowijo Gosari yang didukung Pemprov untuk pembangunan infrastrukturnya.4

4 Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur. “Pemprov Jatim teken kerjasama dengan Jepang, Perancis, dan Belgia”. bpm. jatimprov.go.id

Page 6: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

2.1 Kebijakan Pemerintah Terkait Penanaman Investasi Asing di

Provinsi Jawa Timur

Dalam upaya menarik investor menanamkan investasinya di Jawa

Timur berbagai kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah yang

dituangkan dalam beberapa paket kebijaksanaan yang memperlonggar

ketentuan – ketentuan dalam menyederhanakan prosedur penanaman

investasi yang telah ditetapkan pemerintah guna menciptakan iklim

penanaman investasi yang lebih baik sehingga dapat diharapkan

merangsang niat penanaman modal.

Untuk mewujudkan sasaran di atas, arah kebijakan bagi peningkatan investasi dan ekspor nasional antara lain dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :

a) Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang -undangan penanaman modal, yang diharapkan dapat diundangkan pada tahun 2006.

b) Menyederhanakan prosedur dan meningkatkan pelayanan penanaman modal baik di tingkat pusat maupun daerah.

c) Peningkatan fungsi manajemen dan pelayanan publik.d) Peningkatan promosi investasi yang terintegrasi baik di

dalam dan di luar negeri.e) Pengembangan sistem informasi penanaman modal yang

terintegrasi (di pusat dan daerah yang mudah diakses oleh investor).

f) Memberikan insentif penanaman modal yang menarik.g) Pengembangan potensi daerah dan kawasan khusus.h) Fasilitasi kerjasama investasi asing dan domestic dengan

UKM (match-making).5

Hal ini terwujud melalui penghargaan dari Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM) ini adalah yang kedua kali diterima Pemprov

Jatim. Akhir tahun lalu, Pemprov menerima penghargaan berupa invesment

award atas prestasi dalam menciptakan iklim investasi yang baik. Fokus

5 Bappenas. “Peningkatan Investasi dan Ekspor”. 20 April 2011. kppo.bappenas.go.id

Page 7: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

penilaian saat itu di bidang pelayanan perizinan dan pelayanan sistem

informasi penanaman modal. Kriteria penilaian di antaranya meliputi

kelembagaan pelayanan penanaman modal, iklim investasi daerah, promosi

investasi daerah, komitmen, infrastruktur, akses lahan, tenaga kerja, kondisi

keamanan usaha, kinerja ekonomi, dan peran dunia usaha. Provinsi Jawa

Timur kembali peroleh penghargaan dari Pemerintah Pusat. Kali ini

penghargaan sebagai Penyelenggara Terbaik Pertama Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (PTSP) di bidang Penanaman Investasi.

Selain jaminan kemudahan yang kini ditawarkan pemerintah, rekomendasi iklim investasi juga sangat diperlukan terutama dalam meningkatkan ketertarikan dari investasi asing untuk menanamkan modalnya. Dengan rekomendasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman perangkat promosi investasi dengan memberikan gambaran tentang sifat, penyebab, pengaruh dan manfaat investasi asing langsung (Foreign Direct Invesment – FDI). Di dalam lingkup kerja FDI yang menjadi faktor utamanya adalah perusahaan transnasional (transnational corporation – TNC) yang melakukan investasi di luar negeri dan juga berinvestasi pada lokasi yang bertindak sebagai tuan rumah untuk investasi tersebut.

1. Memahami Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment - FDI)

Tujuan setiap FDI tidaklah sama, perusahaan investor tergerak oleh berbagai ragam alasan untuk berinvestasi di luar negeri. Mereka memiliki proses pengambilan keputusan dan prioritas yang berbeda – beda saat memilih sebuah lokasi investasi. Terdapat empat jenis utama FDI yaitu pencari sumber daya, pencari pasar, pencari efisiensi dan pencari asset strategi. FDI dapat memberikan beragam manfaat ekonomi dan lainnya untuk lokasi tuan rumah, manfaat ini termasuk meningkatkan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dampak menguntungkan untuk investasi lokal, alih teknologi, membaiknya keterampilan buruh, meningkatnya ekspor, meningkatkan kebersaingan internasional dari perusahaan – perusahaan lokal dan meningkatnya persaingan domestik.

2. Membangun sebuah Badan Promosi Investasi (Investment Promotion Agency – IPA)

Di banyak Negara, IPA berperan sebagai tuan rumah investasi dalam upaya nasional untuk memasarkan lokasinya. Suatu daerah / lokasi menggunakan berbagai

Page 8: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

cara untuk menarik para investor. Salah satu pendekatan paling penting dan umum digunakan adalah memakai institusi khusus sebuah badan promosi investasi (IPA). Seperti halnya dengan bagian penjualan dan pemasaran dari perusahaan – perusahaan yang ada, elemen ini berusaha untuk menarik para pelanggan. IPA merupakan titik awal dari upaya daerah – daerah tersebut untuk menarik para “klien” yang dalam hal ini adalah para investor.

3. Menciptakan Strategi Promosi Investasi Strategi promosi investasi adalah peta untuk

membantu sebuah IPA mencapai tujuan yang di tetapkan. Strategi ini harus dimulai dengan sebuah pengertian awal mengenai apa yang dapat ditawarkan oleh lokasi kepada para calon investor. Strategi promosi harus tidak hanya berfokus pada sektor industri apa yang akan di bidik dalam jangka pendek, tetapi juga harus mencerminkan apa yang akan di bidik dalam jangka menengah dan idealnya dalam jangka panjang, dengan asumsi adanya perbaikan dalam lingkungan investasi.

4. Membangun Kemitraan yang Efektif Keberhasilan dalam promosi investasi membutuhkan

kerjasama yang efektif antara perantara promosi investasi dan organisasi lain.Saat membangun strategi promosi investasi juga harus mempertimbangkan badan pemerintahan ataupun swasta lainnya sebagai mitra kerja yang cukup berpotensi untuk membantu mengembangkanserta menyampaikan pembangunan citra, pembangkit investasi, dan layanan jasa investasi.

5. Memperkuat Citra Daerah / Lokasi Kegiatan membangun kesadaran dan citra

merupakan dasar dari promosi investasi. Jika para investor mempunyai presepsi negatif yang tidak benar atau hanya mengetahui sedikit informasi tentang sebuah daerah / lokasi dan keuntungan yang di tawarkan, maka upaya yang harus dilakukan untuk menarik investasi akan menjadi kurang efektif. Tugas dari membangun citra dimulai dengan menilai bagaimana para investor, baik secara umum maupun di sektor sasaran memandang sebuah daerah/ lokasi.Informasi ini memungkinkan untuk mengidentifikasi dan kemudian memusatkan perhatian pada kekurangan – kekurangan serta memelihara presepsi yang positif.

6. Membidik dan Membangkitkan Peluang Investasi Membangun dan memelihara hubungan dengan

bisnis yang menghasilkan investasi merupakan fungsi dasar perantara promosi investasi di seluruh dunia. Salah satu gambaran paling umum yang berhubungan dengan investasi adalah menghubungi calon investor untuk

Page 9: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

membahas peluang di daerah/lokasinya. Sebelum terjalin dan terlaksananya hubungan tersebut diharapkan IPA melakukan sejumlah langkah kegiatan yang bila di gabungkan di sebut pembangkit atau penghasil investasi (Investment generation).

7. Pelayanan Investor Pelayanan investor dimulai pada saat seorang

investor memutuskan untuk mengunjungi sebuah lokasi. Ini adalah titik awal dimana aktifitas layanan jasa bagi para investor dimulai. Dengan mengusai dan mengintegrasikan layanan bagi para investor berarti meningkatkan kemungkinan secara signifikan untuk mengubah kunjungan para investor menjadi sebuah investasi yang sesungguhnya.

8. Memonitor dan Mengevalusi Aktifitas dan Hasil Memantau dan melakukan evaluasi tidak dapat mendorong atau membantu investasi, namun merupakan kegiatan pendukung yang penting dalam menilai keaktifan badan promosi serta untuk mengembangkan ukuran kinerja kualitatif dan kuantitatif.

9. Memanfaatkan Teknologi Informasi Meningkatnya penggunaan dan perkembangan teknologi informasi telah mengubah cara berbisnis pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia, hal ini berlaku juga untuk promosi investasi. 6

2.1 Substansi Industri Pariwisata sebagai Stimulator Investasi Asing

di Jawa Timur

Menurut Spilane (1987:21), dalam arti luas pariwisata adalah perjalanan

dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan

maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian

dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya,

alam dan ilmu. Ditambahkan pula bahwa pariwisata terbagi atas beberapa

jenis, yaitu: a) pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism), b)

pariwisata untuk berekreasi (recreation tourism), c) pariwisata untuk

kebudayaan (culture tourism), d) pariwisata untuk olahraga (sports tourism),

6 The World Bank Group. “Rekomendasi Promosi Iklim Investasi”. 19 April 2011. [email protected]

Page 10: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

e) pariwisata untuk urusan usaha dagang (business tourism), f) pariwisata

untuk berkonvensi (convention tourism).

Industri Pariwisata merupakan sektor penting dalam upaya penerimaan

Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata adalah segala

sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan

daya tarik wisata serta usaha yang terkait dengan bidang tersebut. Terkait

pemberdayaan industri pariwisata, Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

telah memberikan keleluasaan kepada daerah untuk mandiri dan demokratis

terutama dalam menyelenggarakan rumah tangganya. Dalam undang-undang

tersebut dijelaskan bahwa Kabupaten/Kota berhak untuk mengangkat

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi

unggulan daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu, pemerintah berhak

untuk menjadikan keindahan alam, kesenian, dan kebudayaan tradisional

Indonesia sebagai wahana bagi pengembangan pariwisata nasional dan

mempromosikan ke luar negeri.

Seperti halnya dalam industri-industri lainnya, industri pariwisata juga harus ditegakkan di atas landasan prinsip-prinsip dasar yang nyata. Prinsip-prinsip dasar ini banyak tergantung di atas sepuluh landasan pokok pariwisata yang dinamakan dasasila pariwisata yang pelaksanaannya membutuhkan kebijakan yang tepat terpadu dan konsisten, tenaga-tenaga terampil yang kompeten dan penuh tanggung jawab serta berkejujuran, organisasi profesional yang dijauhkan dari segala bentuk birokrasi, peraturan-peraturan teknis yang progresif dari pemerintah serta kontrol masyarakat serta kontrol masyarakat yang demokratis secara luas. Adapun yang dimaksud dengan dasasila pariwisata tersebut, antara lain meliputi:

1. Politik Pemerintah Yaitu sikap pemerintah terhadap kunjungan ke daerah wisata bersangkutan. Dalam hubungan ini, ada dua faktor penting yang terkait dengan politik pemerintah, yaitu yang langsung adalah sikap pemerintah terhadap kunjungan wisatawan dan yang tidak langsung adalah adanya situasi dan kondisi yang stabil dalam perkembangan

Page 11: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

politik, ekonomi, serta keamanan daerah yang bersangkutan.

2. Perasaan Ingin Tahu Hakikat awal paling utama yang melahirkan pariwisata adalah perasaan manusia yang terdalam, yang serba ingin mengetahui segala sesuatu selama hidup di dunia. Manusia ingin tahu segala sesuatu di dalam dan di luar lingkungannya, ingin tahu tentang kebudayaan di daerah lain, cara hidup dan adat-istiadat daerah lain, cuaca dan hawa udara yang berbeda-beda di berbagai daerah, keindahan dan keajaiban alam dengan bukit, gunung, lembah serta pantainya, dan berbagai hal yang tidak ada dalam lingkungannya sendiri.

3. Sifat Ramah Tamah Hasil penelitian dan peninjauan PATA (Pasific Area Travel Association) menyatakan bahwa rakyat Indonesia memiliki kebudayaan tinggi, anggun dan merupakan bangsa yang sangat ramah. Sifat ramah tamah rakyat Indonesia ini merupakan salah satu modal potensial yang besar dalam bidang pariwisata karena merupakan daya tarik tersendiri di samping keindahan alam dan atraksi yang menarik.

4. Jarak dan Waktu Di era teknologi canggih seperti sekarang ini, jarak dan waktu tidak lagi menjadi masalah yang memberatkan hati wisatawan untuk mengadakan kunjungan ke mana saja. Ketepatan, kecepatan, dan kelancaran inilah sesungguhnya yang banyak dapat mengurangi jarak yang harus ditempuh dan waktu yang harus dipergunakan oleh wisatawan yang memang menjadi harapan dan keinginan awal saat hendak memutuskan akan mengadakan perjalanan.

5. Atraksi Dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi atau lazim pula dinamakan obyek wisata. Atraksi atau obyek wisata, baik yang hadir secara natural maupun yang biasa berlangsung tiap harinya serta yang khusus diadakan pada waktu tertentu. Atraksi-atraksi ini misalnya panorama keindahan alam yang menakjubkan seperti gunung, lembah, ngarai, air terjun, danau, pantai, matahari terbit/terbenam, cuaca/iklim, dan lain-lain yang berkaitan dengan kedaan alam sekitarnya. Selain itu, ada juga atraksi yang merupakan budaya hasil cipta karya manusia, seperti monumen, candi, bangunan klasik, peninggalan purbakala, museum, mandala budaya, arsitektur kuno, seni tari/musik, prosesi agama/kepercayaan, dan sebagainya.

6. Akomodasi Akomodasi dalam industri pariwisata lazimnya berbentuk

Page 12: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

penginapan (hotel, motel, pension, bungalow, losmen, mess, griyawisata, pondok, sanatorium, perkemahan, hostel, dan sebagainya). Dalam penyediaan akomodasi ini, yang lebih utama adalah corak dan suasana dekor dari akomodasi tersebut benar-benar khas dan menggambarkan situasi daerah tersebut.

7. Pengangkutan Sebagaimana halnya dengan akomodasi, pengangkutan dalam industri pariwisata membutuhkan syarat-syarat tertentu, antara lain kondisi jalan-jalan yang baik, lalu lintas yang lancar, alat-alat angkutan yang cepat disertai dengan persyaratan secukupnya dalam bahasa asing yang lazim dipergunakan dalam bidang kepariwisataan.

8. Harga-harga Wisatawan pada umumnya sama halnya dengan orang-orang biasa, di mana mereka tidaklah selalu orang yang berada dan karenanya segala sesuatu yang hendak dibelinya ingin berharga murah. Obyek-obyek wisata yang mempunyai harga-harga barang atau ongkos-ongkos perjalanan lebih murah dan lebih baik akan banyak dipilih oleh wisatawan. Jadi, dalam menentukan harga-harga (baik berupa ongkos transpor, sewa kamar hotel, maupun harga barang-barang suvenir) hendaknya lebih berani untuk bersaing dengan obyek wisata lainnya.

9. Publisitas dan Promosi Yaitu propaganda kepariwisataan dengan didasarkan atas rencana atau program secara teratur dan kontinu dengan maksud dan tujuan untuk menggugah pandangan masyarakat agar mempunyai kesadaran akan kegunaan pariwisata sehingga dengan demikian industri pariwisata diharapkan akan memperoleh dukungan daari masyarakat.

10. Kesempatan Berbelanja Kesempatan berbelanja atau lazim disebut shopping adalah kesempatan untuk membeli barang oleh-oleh atau souvenir untuk dibawa pulang ke rumah wisatawan yang bersangkutan sebagai barang kenang-kenangan dari obyek wisata yang telah dikunjungi.7

Ditilik dari segi investasi asing pariwisata juga dapat menjadi stimulator

pertumbuhan investasi asing dengan menawarkan prospek yang menjanjikan.

Industri pariwisata juga merupakan solusi bagi daerah yang tidak berpotensi

di sektor industri migas dan pertambangan karena ketiadaan sumberdaya

7 Majalah Provinsi Probolinggo. “Industri Pariwisata Dalam Wacana (Secuil Ilmu Sebagai Upaya Menggagas Pengembangan Sektor Pariwisata”. 20 April 2011. provisi.awardspace.com

Page 13: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

alamnya. Selain sebagai stimulator investasi asing dan domestik, pariwisata

turut berperan dalam peningkatan devisa yang berasal dari pembelanjaan

para wisatawan dan pengembangan retribusi internasional (Marpaung,

2002). Selain itu, industri pariwisata merupakan cerminan dari ekonomi

kerakyatan, dimana terbukti mampu menyokong ekonomi rakyat yang

berbasis pada Usaha Kecil Menengah (UKM) sehingga tercipta pendapatan

dan kesempatan kerja bagi masyarakat menengah ke bawah (Menneg

Budpar, 2000).

Dalam hal ini, industri pariwisata Jawa Timur berpeluang sebagai alat

promosi investasi asing, hal ini dikarenakan Jawa Timur sebagai salah satu

tujuan wisata di Indonesia populer karena alamnya yang indah, latar belakang

sejarah kerajaan di Jawa Timur, penduduknya yang ramah, serta

keterampilan warganya dalam menerapkan ide dalam berbagai bentuk

kerajinan tangan dan cinderamata yang merupakan daya tarik untuk menjadi

potensi pariwisata. Dibuktikan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang

datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda pada bulan Februari 2011

mencapai 13.086 orang atau turun 3,64 persen dibanding jumlah wisman

bulan Januari 2011 yang sebanyak 13.580 orang. Secara kumulatif, jumlah

wisman Januari – Februari 2011 mencapai 26.666 orang atau naik sebesar

2,05 persen dibanding jumlah wisman periode yang sama tahun 2010 yang

mencapai 26.130 orang (jatim.bps.go.id : 2011).

Salah satu upaya promosi investasi asing pemerintah melalui industri

pariwisata yaitu dengan cara mensosialisasikan industri pariwisata Jawa

Timur melalui situs khusus atau selebaran yanrg berisikan beragam tempat

wisata, kerajinan, dan juga mempekenalkan budaya khas Jawa Timur. Dalam

Page 14: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

sosialisasi pariwisata ini, pemerintah juga dapat mempromosikan salah satu

hasil UKM di Jawa Timur khususnya dalam menarik investor asing untuk

menghibahkan dananya dalam membangun UKM di Jawa Timur yang

merupakan penyokong ekonomi kerakyatan.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, pemerintah tentunya diharapkan

mampu tampil sebagai pendorong dalam pembangunan sektor pariwisata.

Selama ini pengelolaan sektor pariwisata di Indonesia dirasakan masih jauh

dari ideal. Minimnya sarana dan prasarana bagi para turis untuk dapat

menikmati obyek-obyek wisata yang tersebar di berbagai daerah menjadi hal

yang paling sering dikeluhkan para wisatawan. Apabila hal ini tidak dapat

diantisipasi oleh pemerintah, kondisi tersebut akan menjadi faktor pelemah

bagi pariwisata nasional. Dengan diberlakukannya asas desentralisasi fiskal di

Indonesia, maka pemerintah daerah memiliki kesempatan lebih besar untuk

mengelola potensi pariwisata di daerahnya masing-masing secara lebih baik.

Page 15: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

Adapun kebijakan pembangunan industri pariwisata diarahkan untuk mendorong intensitas pariwisata melalui pembangunan pariwisata berbasis masyarakat dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan tatakelola yang baik (Good Governance) dengan fokus pada:

a. Penyebaran pengembangan destinasi pariwisata unggulan dalam rangka mengurangi ketergantungan industri pariwisata pada daerah -daerah tertentu, dengan pendekatan profesionalisme, pembangunan berkelanjutan yang berbasis masyarakat (Pro-poor tourism/Community Based Tourism), dan kemitraan pemerintah-swasta-masyarakat.

b. Pengembangan dan peningkatan koordinasi pemasaran dan promosi di dalam dan luar negeri, terutama melalui media elektronik, teknologi informasi, dan media cetak.

c. Pengembangan dan peningkatan kemitraan Pemerintah dan Swasta –Masyarakat (Public-Private Partnership) dan koordinasi antar pelaku pariwisata dan antara pelaku pariwisata dengan pelaku ekonomi, sosial dan budaya, terutama yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas jasa, sarana dan prasarana yangmendukung keamanan dan kenyamanan destinasi pariwisata.

Dalam upaya pengembangan industri pariwisata di Jawa Timur, beberapa permasalahan dan kendala yang dihadapi antara lain:

1) Potensi sumberdaya pariwisata sebagai peluang usaha belum dimanfaatkan secara optimal. Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang sudah dijual Biro Perjalanan Wisata (BPW) dalam bentuk paket wisata yang dikemas dengan Objek dan Daya Tarik Wisata dari Propinsi lain jumlahnya relatif kecil;

2) Kurangnya personil yang professional dalam menangani industri pariwisata Jawa Timur;

3) Belum teridentifikasinya secara jelas segmen pasar yang sesuai dengan produk wisata yang ditawarkan atau dengan kata lain pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata masih bersifat parsial dan kurang berorientasi pada pasar;

4) Terbatasnya pusat-pusat informasi pariwisata dan lemahnya pemutakhiran data/informasi, khususnya mengenai benda bersejarah dan peninggalan budaya yang mendukung pariwisata budaya; Investasi usaha pariwisata masih berorientasi pada kawasan lokal dengan tingkat konsentrasi yang cukup tinggi. 8

8 Bappenas. “Peningkatan Investasi dan Ekspor”. 20 April 2011. kppo.bappenas.go.id

Page 16: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

2.1 Pengaruh Keberadaan Investasi Asing Terhadap Kemajuan

Industri Pariwisata di Jawa Timur

Pengaruh investasi asing bagi kemajuan industri pariwisata sangatlah

besar. Pariwisata telah bergerak menjadi sebuah industri yang digerakkan

oleh pasar. hal ini menghadirkan dan mempromosikan pertumbuhan potensial

dan menarik perhatian para investor dan Pemerintah. Pemberian kesuksesan

dari FDI masuk kedalam industri pariwisata Jawa Timur, penambahan volume

perdagangan negara, serta ikatan dan komitmen yang lebih besar dari suatu

negara di dalam pasar bebas dan liberal. Hal itu menjamin negara

mempertimbangkan kembali pendekatan terhadap FDI.

Kondisi ini akan lebih menantang suatu negara untuk mengidentifikasi

dan membuat kebijakan yang menyeimbangkan antara pergerakan kepada

investor- keramahan negara dengan pengaturan perlakuan atas kemerdekaan

dan kerentanan kepada investasi asing. Pembahasan ini berdasarkan pada

model “Tourism Industrial Development Life Cycle” (Daur Hidup

Perkembangan Industri Pariwisata) atau disingkat TIDL, yang dikembangkan

oleh Wong K.Y ketika mempresentasikan lima atribut dari industri yang

bertanggungjawab terhadap kesinambungan pengembangan industri

pariwisata. Model tersebut menyarankan suatu wilayah untuk

mengembangkan secara bersamaan pertumbuhan kualitas industri khususnya

dengan memanfaatkan pariwisata dengan memastikan adanya:

1) Pengembangan modal manusia,

2) Hubungan industri atau sektor,

3) Daya saing firma- firma lokal,

Page 17: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

4) Keberlanjutan modal uang, dan

5) Ekuitas destinasi yang positif.

Dengan memastikan kualitas mendasar dari perkembangan industri

tersebut, pemerintah tidak hanya akan dapat melihat transfer teknologi yang

besar dan kelebihan produktivitas dalam industri pariwisata, tetapi juga secara

terus-menerus mengembangkan kemampuan negara untuk mengatur

pertumbuhan dan kapasitas untuk pertumbuhan di masa mendatang. Lebih

jauh, pendekatan ini akan membantu mengembangkan kemampuan melalui

perbandingan ganda yang lebih tinggi.

Terdapat empat elemen stategis yang spesifik yang dipandang bertanggungjawab dalam memberdayakan industri pariwisata terkait keberadaan investasi asing, antara lain:

Strategi 1: Membantu Mengembangkan Pertumbuhan kluster Pariwisata Kreatif.

Pemprov Jawa Timur perlu untuk menginternalisasikan pengembalian perekonomian melalui bantuan pertumbuhan kluster pariwisata. Format organisasi dari produk pariwisata memungkinkan lokalisasi dari manfaat pariwisata dan mempromosikan perbandingan harga yang lebih besar di dalam wilayah ini. Dalam jangka menengah maupun jangka panjang, strategi ini mendorong perkembangan infrastruktur fisik memperomosikan konektivitas dari sumber daya. Jadi, terdapat kebutuhan untuk membantu mengembangkan keterkaitan- keterkaitan atau hubungan- hubungan baik ke depan maupun ke belakang.

Strategi 2: Menciptakan dan Bisnis yang ramah pada lingkungan investasi pariwisata.

Terdapat tuntutan yang besar bagi industri pariwisata Jawa Timur untuk menawarkan lingkungan bisnis atau investasi yang kondusif. Ini adalah tepat bagi negara anggota dengan mengembangkan status dan kebutuhan negara menjadi prioritas yang harus diberikan. Setelah itu, elemen ini akan mempromosikan equitas destinasi yang positif yang dapat menghasilkan pertumbuhan yang berkesinambungan.

Strategi 3: Mengembangkan Tenaga Manusia dalam Mendukung Pertumbuhan Sektor Pariwisata.

Page 18: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

Elemen ini menyediakan bentuk- bentuk pengakuan, spesialisasi dan profesionalisme untuk menumbuhkan dan menginternalisasikan sumber daya manusia di setiap wilayah di Jawa Timur. Jika elemen ini diimplemantasikan dengan efektif, kesuksesannya akan melahirkan kapasitas yang lebih besar bagi keberlanjutan pertumbuhannya.

Strategi 4: Mengembangkan Dana Investasi Pariwisata Jawa Timur

Unsur ini berkaitan dengan inti dari perkembangan industri, yaitu, modal uang. untuk mempromosikan perkembangan yang berkesinambungan, pertimbangan utamanya adalah memastikan strategi- strategi untuk menarik FDI dab mendorong keterlibatan jangka panjang. Namun penelitian ini akan bertujuan untuk menginternalisasikan FDI di wilayah potensial wisata di Jawa Timur. Implimentasi dari strategi ini adalah sebuah hal yang penting diantara negara yang bertetangga serta pencarian FDI yang agresif. Oleh karena itu, implementasi yang segera dari strategi internalisasi modal uang diperlukan untuk mendukung kemajuan industri pariwisata wilayah Jawa Timur setempat.9

2.2 Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Manusia sebagai Penunjang

Pertumbuhan Investasi Asing di Industri Pariwisata

Sumberdaya alam merupakan penunjang pertumbuhan investasi asing

di Indonesia khususnya di industri pariwisata. Hal ini dikarenakan sumberdaya

masih menjadi pertimbangan penting keberhasilan suatu investasi. Misalnya

potensi sumberdaya alam yang ditawarkan pada industri pariwisata, bila

sumberdaya alam yang dipergunakan sebagai ajang menarik minat investor

asing tidak terawat, kotor, dan gersang maka bisa dipastikan minim sekali

investor asing yang tertarik untuk menanamkan investasinya. Oleh karena itu,

setiap obyek wisata di Jawa Timur yang kiranya cukup potensial dan memilki

ciri khas daerah yang kental diperlukan adanya petugas kebersihan dan

diberlakukan pemugaran setiap satu tahun sekali. Bahkan untuk area

9 Berita Daerah.”Pengembangan Investasi Pariwisata”. 20 April 2011. Beritadaerah.com

Page 19: Analisis Investasi Asing Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus Industri Pariwisata Jawa Timur)

konservasi binatang atau tumbuhan diperlukan proses pengembangbiakan

dan pembibitan agar kelestariannya tetap terjaga. Bila tercapai kondisi yang

kondusif seperti ini maka bisa dipastikan industri pariwisata Jawa Timur akan

kembali dilirik investor asing.

Dalam sumberdaya manusia hal yang menunjang adanya ketertarikan

investor asing adalah sektor informal dan UKM yang biasanya berada

disekitar tempat wisata tersebut. Sektor informal dan UKM memiliki daya tarik

sendiri bagi investor asing apalagi bagi usaha yang menjual aneka barang

yang memiliki ciri khas daerah tersebut dengan harga terjangkau namun

kualitas masih terjamin. Keberadaan keduanya sangat menunjang persepsi

investor asing bahwa tempat wisata tersebut akan banyak dikunjungi

wisatawan lokal dan mancanegara mengingat eksistensi mereka berdagang

di tempat wisata tersebut.

Selain pertimbangan dari usaha yang banyak bergerak di sekitar tempat

wisata tersebut, kenyamanan pelayanan dan keramahan warga sekitar juga

menjadi poin penting untuk meluluhkan hati para investor asing untuk mulai

berinvestasi di Jawa Timur. Oleh karena itu untuk memenuhi kriteria di atas

Pemprov harus segera mensosialisasikan kesadaran tersebut ke masyarakat

sekaligus membuka wacana mayarakat yang terkadang cukup sempit

menyikapi keberadaan investasi asing di berbagai sektor karena paham

mereka yang masih menganggap investasi sebagai usaha pemerintah

meliberalisasikan pasar dan juga merauap keuntungan lebih besar dari hasil

investasi yang berjalan pada usaha asing yang didirikan dimana secara tidak

langsung beresiko meminggirkan usaha lokal.