2

Click here to load reader

analisis jurnal spondilitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal

Citation preview

Page 1: analisis jurnal spondilitis

Tata Laksana Spondilitis Tuberkulosis Menggunakan Instrumentasi Lokal

Agus Hadian Rahim, Bambang Tiksnadi, Ahmad Ramdan, Harry Kamijantono,Herry Setiawan, Andreas Vincent Handoyo, Arrio yusman

Bagian Orthopaedi & Traumatologi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung

Spondilitis tuberkulosis merupakan tuberkulosis pada tulang dan sendi yang paling sering terjadi dan menempati kurang leblh 50% dari seluruh kejadian tuberkulosis tulang dan sendi. Penanganan yang dilakukan berupa terapi dasar tuberkulosis dengan obat anti tuberkulosis (OAT) dan medikamentosa lain, konservatif dengan penggunaan ortosis, dan operatif dengan tindakan debridement, evakuasi pus, serta stabilisasi segmen tulang belakang bila didapatkan ketidakstabilan tulang belakang. Salah satu stabilisasi segmen tulang belakang pada penyakit spondilitis tuberculosis adalah dengan menggunakan instrumentasi posterior seperti pedicle screw sublaminary wiring, pedicle screw and rods system, dan posterior cervical plating system

Peningkatan kebutuhan instrumen tulang belaknng pada beberapa dekade terakhir diakibatkan oleh meningkatnya jumlah kasus spondilitis tuberkulosis, terutama pada golongan masyarakat ekonomi lemah. Harga instrument bermerek yang mahal menyebabkan dibutuhkannya instrumen lokal dalam tata laksana operasi spondilitis tuberkulosis untuk masyarakat ekonomi lemah.

Penelitian dengan menggunakan metode pengambilan data rekam medis pasien spondilitis tuberkulosis yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung periode 3 tahun terakhir dikumpulkan, beserta dengan prosedur operasi dan waktu pemulihannya sebagai bahan evaluasi, mendapatkan hasil 69 kasus spondilitis tuberkulosis yang telah dilakukan stabilisasi dengan pemasangan instrumen posterior. Empat puluh kasus (62%) menggunakan instrumen local sedangkan 29 kasus (38%) menggunakan instrument bermerek. Dari 40 kasus, 29 kasus (72,5%) menggunakan pedicle screw and road sementara 11 kasus (27,5%) menggunakan pedicle screw sublaminary wiring. Hanya sebagian besar pasien yang telah dipasang instrument lokal yang kembali datang ke RS untuk melakukan kontrol, hasilnya mereka yang kembali untuk kontrol mengalami penyembuhan vertebrata dalam waktu 12-17 bulan pasca operasi.

Selain untuk meningkatkan atau menjaga stabilitas segmen tulang belakang, stabilisasi posterior torakolumbar juga bertujuan untuk mengurangi deformitas (koreksi) dan membagi beban yang diterima oleh struktur jaringan tubuh dan graft. Instrument lokal untuk pasien spondilitis ini umumnya terbuat dari bahan stainless steel, karena proses pembuatannya lebih mudah dibandingkan dengan instrument dari bahan lain seperti cobalt atau titanium. Selain itu stainless steel juga lebih kuat dan lebih elastis sehingga instrument ini tahan korosi. Namun, kelemahan dari bahan ini adalah stainless steel dapat rusak akibat gesekan, terutama pada kontake antara plate dan screw yang menyebabkan korosi lokal.

Penggunaan instrumen lokal ataupun instrumen bermerek tidak memperlihatkan waktu penyembuhan yang berbeda. Namun, penjelasan lebih lanjut harus dilakukan uji statistik terlebih dahulu. Kesimpulan pada penelitian ini adalah pada instrumen lokal dapat memberikan stabilitas pada vertebra yang rusak serta perbaikannya.

Vianny Refania Putri220110110096