77
i ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO RIAJA ATAS DAN SUNGAI LOMPO RIAJA BAWAH DI SUB DAS RALLA OLEH NUR AENI M111 13 072 FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

i

ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT

SUNGAI LOMPO RIAJA ATAS DAN SUNGAI LOMPO

RIAJA BAWAH DI SUB DAS RALLA

OLEH

NUR AENI

M111 13 072

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

ii

Page 3: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

iii

ABSTRAK

NUR AENI (M111 13 072) Analisis Karakteristik Biofisik dan Debit Sungai

Lompo Riaja Atas dan Sungai Lompo Riaja Bawah di Sub DAS Ralla Dibawah

Bimbingan Usman Arsyad dan Beta Putranto

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik biofisik dan debit

sungai Lompo Riaja Atas dan sungai Lompo Riaja Bawah di Sub DAS Ralla, DAS

Lisu. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November 2016 sampai Bulan

Agustus 2017. Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengukuran debit sungai dan curah

hujan selama 34 hari pengamatan sedangkan data sekunder diperoleh dari badan

pemerintah atau instant terkait seperti data geologi dari Puslitbang Geologi Lembar

Ujung Pandang Tahun 1982, data kelerengan dari Aster DEM, data jenis tanah dari

RePPProt 1987, data penutupan lahan dari citra google earth tahun 2015 dan data

yang diperoleh dari hasil perhitungan serta secara visual. Data hasil penelitian

dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa karakteristik biofisik pada kedua sungai dalam hal ini curah

hujan lebih mempengaruhi perilaku debit sungai dibandingkan dengan karakteristik

biofisik lainnya. Sungai Lompo Riaja Atas dan sungai Lompo Riaja bawah

memiliki variasi fluktuasi debit yang hampir sama, meskipun memiliki nilai yang

berbeda.

Kata kunci: Debit sungai, sungai Lompo Riaja Atas, sungai Lompo Riaja Bawah,

karakteristik biofisik.

Page 4: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil ‘Aalamiin.

Puji dan dan syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah

melimpahkan anugerah, rahmat, karunia dan izin-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penelitian dengan judul “Analisis

Karakteristik Biofisik dan Debit Sungai Lompo Riaja Atas dan Sungai Lompo Riaja

Bawah”. Shalawat dan salam juga penulis panjatkan kepada Baginda Rasulullah

Shallallahu’alaihi wa Sallam yang selalu menjadi suri tauladan bagi kita semua.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama

kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Usman Arsyad, M.S. dan Bapak Dr. Ir. Beta Putranto, M.Sc.

selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan

dan perhatian dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Prof.Dr.Ir. Djamal Sanusi, Prof.Dr.Ir. Daud Malamassam, M.Agr, Dr

Syamsu Rijal, S.Hut.,M.Si,. selaku dosen penguji atas segala masukan dan

saran untuk perbaikan skripsi ini.

3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas Kehutanan Universitas

Hasanuddin Makassar yang telah membantu dalam segenap administrasi.

4. Pemerintah Kabupaten Barru yang telah memberikan ruang dan izin untuk

melakukan penelitian ini.

5. Keluarga Bapak H.A.Muh.Nuhung Azis Rapi yang telah menyediakan tempat

dan fasilitas selama melakukan penelitian ini.

6. Asmawati, Patmawati, Muhammad Agung, Muhammad Fajar Bahari, Fikri

Wijanna Bogang, Kiki Ulya Ningsih, S.Hum, Erviyani, S.Hut dan

Muhammad Rozali Mirzaq, S.Hut atas persaudaraan, semangat dan

bantuannya selama kuliah, penelitian, penyusunan skripsi dan sampai saat ini.

7. Ahyari Rahman, Muhammad Irfan, Muh Syafiq, Salmon Suppu, Gufriadi,

Dian Dirga P, Tarmizi, Sudarmanto Hamzah, Rusmansyah, Zulqadri, Andi

Page 5: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

v

Irwan Amrullah, Elmatiana, Arga Setiawan, Haidir S.Hut, Muh Fadli Juanda

S.Hut, Samsul S.Hut, Muhammad Sahid, M.Fadhil Muis S.Hut, Armin Rida

S.Hut yang telah menemani penulis mulai dari awal sampai akhir penelitian

di laboratorium ataupun di lapangan, terkhusus Leprina Sambolangi, Iin

Suraeni dan A.Nurazizah Fatwal S.Hut yang menemani penulis selama proses

penelitian dan sebagai sahabat, serta teman seperjuangan.

8. Teman-teman GEMURUH 13, SEPATU, KKMB, dan Biangkeke Squad atas

persaudaraannya selama ini dan teman-teman serta kakak-kakak di

Laboratorium Pengelolaan Daerah Aliran Sungai atas bantuan serta masukan

selama penulis melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.

9. Keluarga Mahasiswa Kehutanan Sylva Indonesia (PC.) Universitas

Hasanuddin atas pengetahuan dan kebersamaan selama penulis berada di

Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.

Ucapan terkhusus penulis haturkan rasa hormat dan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Ayahanda, Ibunda dan nenek tercinta Caking, Rosmiati,

dan Peddi atas doa, kasih sayang, motivasi, kerja keras, semangat dan

bimbingannya dalam mendidik dan membesarkan penulis selama ini, saudara-

saudaraku Sulfawati, AMD.Kep., Andi Muh. Asrwar Akmar AMD.Kep, Nurcahaya

dan keponakanku Andi Zahratunnafisya atas semangat dan doanya.

Meskipun penulis telah berusaha untuk menyempurnakan penulisan skripsi

ini, namun apabila masih ada kekurangan di dalamnya penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap

juga semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Penulis

Nur Aeni

Page 6: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2.Tujuan Dan Kegunaan ....................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Daerah Aliran Sungai (DAS) ............................................................ 3

2.1.1. Pengertian Daerah Aliran Sungai ........................................... 3

2.1.2. Komponen Daerah Aliran Sungai .......................................... 4

2.1.3. Ekosistem Daerah Aliran Sungai............................................ 6

2.1.4. Karakteristik Biofisik DAS .................................................... 7

2.2. DAS Berpasangan (Paired watershed) ............................................. 13

2.3. Debit .................................................................................................. 13

2.3.1. Pengertian Debit ..................................................................... 13

2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Debit ............................... 14

2.3.3. Pengukuran Debit ................................................................... 15

2.4. Hidrograf ........................................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Tempat ........................................................................... 20

3.2. Alat dan Bahan .................................................................................. 20

3.3.Metode Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 20

3.4. Pengolahan Data dan Analisis Data .................................................. 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Karakteristik Biodisik ........................................................................ 26

Page 7: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

vii

4.2.Analisis Fluktuasi Debit Sungai ......................................................... 32

4.3. Analisis Karakteristik Biofisik dan Debit Sungai pada wilayah

Sungai Lompo Riaja Atas dan Sungai Lompo Riaja Bawah ............. 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan ......................................................................................... 40

5.2.Saran .................................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 41

LAMPIRAN .................................................................................................. 44

Page 8: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Klasifikasi DAS Berdasarkan Luasannya ............................................... 9

2. Perincian Luas Berdasarkan Geologi di Wilayah Sungai Lompo Riaja

Atas dan Wilayah Sungai Lompo Riaja Bawah ...................................... 26

3. Kemiringan Lereng Di Wilayah Sungai Lompo Riaja Atas dan Wilayah

Sungai Lompo Riaja Bawah ................................................................... 27

4. Perincian Luas Berdasarkan Jenis tanah di wilayah sungai Lompo Riaja

Atas dan wilayah sungai Lompo Riaja Bawah ....................................... 28

5. Hasil Analisis Regresi Antara Curah Hujan dengan Rata-rata Debit Sungai

di Sub DAS Ralla .................................................................................... 30

6. Perincian Jenis dan Luas Penutupan Lahan di Sungai Lompo Riaja Atas

dan Sungai Lompo Riaja Bawah ............................................................ 32

Page 9: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS) ..................................................... 11

2. Komponen Hidrograf .............................................................................. 17

3. Pengaruh Bentuk DAS pada Aliran Permukaan ..................................... 18

4. Pengaruh Kerapatan Parit/Saluran pada Hidrograf Aliran Permukaan ... 19

5. Contoh Bentuk Penampang Melintang Sungai ....................................... 21

6. Pengukuran Kecepatan Aliran ................................................................ 22

7. Grafik Curah Hujan Harian Pada Sub DAS Ralla .................................. 30

8. Grafik Hubungan Regresi Antara Curah Hujan dan Rata-Rata Debit

Sungai Lompo Riaja Atas ....................................................................... 31

9. Grafik Hubungan Regresi Antara Curah Hujan dan Rata-Rata Debit

Sungai Lompo Riaja Bawah ................................................................... 31

10. Grafik pergerakan debit sungai Lompo Riaja Atas setiap pukul 08.00,

12.00, dan 16.00 ...................................................................................... 33

11. Grafik pergerakan debit sungai Lompo Riaja Bawah setiap pukul 8.00,

12.00, dan 16.00 ...................................................................................... 33

12. Grafik Pergerakan Debit Rata-Rata Harian Sungai Lompo Riaja Atas

dan Sungai Lompo Riaja Bawah ............................................................. 35

Page 10: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Rekapitulasi Data Pengukuran Debit Sungai pada Sungai Lompo

Riaja Atas ................................................................................................ 45

2. Rekapitulasi Data Pengukuran Debit Sungai pada Sungai Lompo

Riaja Bawah ............................................................................................ 50

3. Kondisi Cuaca di Sub DAS RAlla .......................................................... 55

4. Hasil Analisis Ragam dan Penduga Parameter regresi Hubungan antara

Curah Hujan dan Debit Sungai Lompo Riaja Atas ................................. 58

5. Hasil Analisis Ragam dan Penduga Parameter regresi Hubungan antara

Curah Hujan dan Debit Sungai Lompo Riaja Bawah ............................. 59

6. Peta Lokasi penelitian ............................................................................. 60

7. Peta Pola Aliran ...................................................................................... 61

8. Peta Jenis Tanah ...................................................................................... 62

9. Peta Penutupan Lahan ............................................................................. 63

10. Peta Kelerengan ...................................................................................... 64

11. Peta Geologi ............................................................................................ 65

12. Dokumentasi Penelitian .......................................................................... 66

Page 11: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Debit sungai sebagai output atau keluaran dari suatu sistem Daerah Aliran

Sungai (DAS) merupakan salah satu indikator dalam penilaian kualitas DAS,

dengan cara mengamat fluktuasi (perubahan) debitnya. Fluktuasi debit sungai yang

sangat bervariasi menandakan DAS tersebut memiliki kualitas yang kurang baik

sebaliknya jika fluktuasi debitnya rendah berarti kualitas DAS tersebut dalam

keadaan baik. Tinggi rendahnya fluktuasi debit sangat bergantung pada semua

komponen-komponen penyusun DAS.

Arsyad (2010) menyatakan, DAS tersusun atas beberapa komponen utama

yaitu air, vegetasi, tanah dan manusia. Semua komponen tersebut saling berinteraksi

dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Dalam sistem DAS, keempat

komponen tersebut saling mempengaruhi dalam memproses air hujan untuk

menghasilkan output berupa debit. Apabila salah satu dari keempat komponen

tersebut terganggu maka komponen yang lainnya akan terpengaruh, peristiwa ini

dapat mempengaruhi besar kecilnya debit sungai.

Besarnya fluktuasi debit sungai merupakan cerminan dari pola penggunaan

lahan dan kondisi fisik lingkungan yakni besarnya curah hujan, luas DAS, koefisien

bentuk sungai dan sebagainya (Asdak, 2010). Fluktuasi debit sungai sangat

bergantung kepada karakteristik biofisik DASnya. Karakteristik biofisik DAS

meliputi morfometri DAS, morfologi DAS, penutupan lahan dan curah hujan.

DAS Lisu merupakan salah satu DAS yang terdapat di wilayah Kabupaten

Barru. DAS lisu memiliki luas 38.775,14 ha (BPDAS, 2010) dimana ukurannya

meliputi ¾ bagian dari luas Kabupaten Barru (117.472 ha). Berdasarkan

perbandingan luas tersebutmenandakan bahwa DAS Lisu memegang peranan

penting bahkan dapat menjadi salah satu sumber air utama khususnya bagi

masyarakat didalam dan sekitar DAS serta masyarakat Kabupaten Barru secara

umum.

Berdasarkan analisis spasial GIS (2016) Sub DAS Ralla merupakan salah satu

Sub DAS yang berada di DAS Lisu dengan luas 7.388,24 ha. Sub DAS Ralla berada

pada daerah hulu dengan bentuk DAS bulat. Menurut Sosrodarsono dan Takeda

Page 12: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

2

(1999) umumnya bentuk DAS yang bulat cenderung memiliki aliran air yang besar

di dekat pertemuan anak-anak sungai. Berdasarkan pada analisis spasial gambaran

penutupan lahan yang ada lebih di dominasi oleh semak belukar dan sawah,

sedangkan tutupan lahan berupa hutan sangat sedikit. Hal tersebut dapat

mempengaruhi kondisi DAS sehingga menimbulkan pengaruh fluktuasi debit yang

aliran yang besar. Menurut Muchtar dan Abdullah (2007), penutupan lahan

merupakan salah satu penentu terjadinya fluktuasi debit.

Sub DAS Ralla memiliki dua anak sungai yaitu Sungai Lompo Riaja Atas dan

Sungai Lompo Riaja Bawah. Kedua anak sungai ini mempunyai daerah tangkapan

yang hampir sama mulai dari arah aliran, curah hujan, jenis tanah, dan luas yang

hampir sama pula dimana luas Sungai Lompo Riaja Atas 3390,69 ha dan luas

Sungai Lompo Riaja Bawah 2973,58 ha, sedangkan kondisi penutupan lahannya

tidak sama. Dalam teori yang dikemukakan Clausen (1993) kondisi daerah

tangkapan kedua sungai tersebut memenuhi syarat sebagai DAS berpasangan.

Kondisi lahan yang tidak sama pada DAS berpasangan tersebut sangat

berpotensi untuk menghasilkan fluktuasi debit pada dua sungai yang terletak pada

DAS berpasangan yang dimaksud. Data dan informasi tentang karakteristik debit

Sungai Lompo Riaja Atas dan Sungai Lompo Riaja Bawah sampai saat ini belum

ada. Padahal informasi tersebut sangat diperlukan karena dapat dijadikan sebagai

landasan pengambilan keputusan dalam pengelolaan kondisi lingkungan yang baik.

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian ini yang dilaksanakan Sungai

Lompo Riaja Atas dan Sungai Lompo Riaja Sub DAS Ralla, DAS Lisu.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik biofisik dan debit

sungai Lompo Riaja Atas dan Sungai Lompo Riaja Bawah di Sub DAS Ralla, DAS

Lisu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang debit

air sungai dari dua DAS berpasangan.

Page 13: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Daerah Aliran Sungai (DAS)

2.1.1 Pengertian Daerah Aliran Sungai

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Tentang Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai Nomor 37 Tahun 2012, mengemukakan bahwa Daerah

Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan

dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan

dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara

alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai

dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Daerah Aliran

Sungai yang sering disingkat dengan DAS adalah suatu daerah atau wilayah dengan

kemiringan lereng bervariasi yang dibatasi oleh punggung bukit-bukit atau gunung,

yang dapat menampung sehingga curah hujan sepanjang tahun dimana air

terkumpul di sungai utama yang dialirkan terus sampai ke laut, sehingga merupakan

suatu ekosistem kesatuan wilayah tata air (Sarief, 1985 dalam Triwanto, 2012).

Asdak (2010) menyatakan, Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah

daratan yang secara topografi dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang

menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut

melalui sungai utama. Wilayah daratan tersebut dinamakan daerah tangkapan air

(DTA atau catchment area) yang merupakan suatu ekosistem dengan unsur

utamanya terdiri atas sumberdaya alam (tanah, air, dan vegetasi) dan sumberdaya

manusia sebagai pemanfaat sumberdaya alam. Sedangkan Sub DAS menurut

Peraturan Direktur Jendral Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Dan Perhutanan

Sosial Nomor P.3 Tahun 2013 adalah bagian dari DAS yang menerima air hujan

dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai utama dan setiap DAS terbagi

habis di dalam Sub-sub DAS.

Page 14: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

4

2.1.2. Komponen Daerah Aliran Sungai

Soerjono (1987) dalam Rustang (2006) mengemukakan komponen-

komponen DAS terdiri dari vegetasi, tanah dan air/sungai serta manusia dengan

segala aktifitas sehari-harinya.

a. Vegetasi

Styezen dan Morgan (1995) dalam Arsyad (2010) mengemukakan bahwa

vegetasi mempengaruhi siklus hidrologi melalui pengaruhnya terhadap air

hujan yang jatuh dari atmosfer ke permukaan tanah dan batuan dibawahnya.

Oleh karena itu, vegetasi mempengaruhi volume air yang masuk ke sungai dan

danau serta kedalam tanah dan cadangan air dibawah tanah. Bagian vegetasi

yang ada di atas permukaan tanah seperti batang dan daun menyerap energi

perusak hujan sehingga dapat mengurangi dampaknya terhadap tanah.

Sedangkan bagian vegetasi yang ada didalam tanah berupa sistem perakaran

dapat meningkatkan kekuatan mekanik tanah.

b. Tanah

Arsyad (2010) mendefinisikan tanah sebagai suatu benda alami

heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair, dan gas yang

mempunyai sifat dan perilaku yang dinamik. Sumber daya alam tanah

mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai tempat unsur hara bagi tumbuhan,

dan sebagai tempat akar tumbuhan berjangkar dan air tanah tersimpan serta

tempat unsur hara serta air ditambahkan.

Kedua fungsi tersebut dapat habis atau hilang disebabkan oleh kerusakan

tanah. Kehilangan peranan pertama tersebut dapat dipulihkan kembali dengan

pemupukan yang terus-menerus, sedangkan hilangnya peranan yang kedua

tidak mudah diperbaharui karena sangat lama. Selanjutnya dikatakan berbagai

tipe tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yag berbeda-beda. Faktor-

faktor yang mempengaruhi kepekaan terhadap erosi adalah laju infiltrasi,

permeabilitas dan kapasitas memegang air.

Suripin (2001) mengemukakan secara fisik, tanah terdiri atas partikel

mineral dan organik dengan berbagai ukuran. Partikel-partikel tersebut

tersusun dalam bentuk matriks yang pori-porinya kurang lebih 50%, sebagian

Page 15: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

5

terisi oleh air dan sebagian lagi terisi oleh udara. Secara esensial, semua

penggunaan tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah. Dalam kaitannya

dengan konservasi tanah dan air, sifat fisik tanah yang berpengaruh meliputi:

struktur, tekstur, infiltrasi, dan kandungan bahan organik.

Struktur tanah dalam DAS memegang peranan penting terhadap

pertumbuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh

langsung yaitu terhadap pertumbuhan akar tanaman. Bila tanah padat, akar

akan sukar menembus tanah tersebut, tetapi bila struktur tanah remah, maka

akar akan tumbuh dengan baik. Pengaruh yang tidak langsung yaitu terhadap

tata air, tata udara, dan temperatur tanah. Pengaruh struktur tanah terhadap tata

air dan tata udara tanah, terutama terhadap permeabilitas atau kemampuan

tanah untuk mengalirkan air dan udara dalam tanah (Suripin, 2001).

Rahmisari (2014) mengemukakan tekstur tanah juga menentukan tata air

dalam tanah berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan

air oleh tanah. Menurut Soepardi (1979) tekstur tanah yang halus dapat

memperlambat pergerakan udara dan air walaupun dijumpai jumlah pori yang

banyak. Sedangkan tekstur tanah yang kasar akan mempermudah pergerakan

air kedalam tanah. Tanah juga mengandung banyak bahan organik yang

mempunyai lapisan humus yang tebal dan mempunyai sifat fisik yang baik,

yaitu mempunyai kemampuan mengisap air sampai beberapa kali berat

keringnya dan juga memiliki porositas yang tinggi sehingga dapat mengurangi

terjadinya aliran permukaan dan mengurangi perbedaan kandungan air dalam

tanah dan sungai antara musim hujan dan musim kemarau.

c. Air Sungai

Sosrodarsono dan Takeda (1999) mengemukakan bahwa sungai

disamping menerima curah hujan juga berfungsi mengalirkan air ke danau atau

ke laut. Aliran tersebut dapat digunakan sebagai alat pembangkit tenaga listrik,

perikanan dan obyek pariwisata. Sebagai produk hidrologi limpasan yang

akhirnya menuju ke sungai dapat dipengaruhi oleh karakteristik jaringan sungai

dalam hubungannya dengan karakteristik DAS.

Air sungai berasal dari hujan yang masuk ke dalam sungai dalam bentuk

aliran permukaan, aliran air bawah permukaan, air bawah tanah dan butir-butir

Page 16: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

6

hujan yang langsung jatuh dipermukaan sungai. Debit aliran sungai akan naik

setelah terjadi hujan yang cukup, kemudian akan turun kembali setelah hujan

selesai. Naik dan turunnya debit sungai menurut waktu disebut hidrograf.

Bentuk hidrograf suatu sungai bergantung pada sifat hujan dan sifat-sifat DAS

yang bersangkutan (Arsyad, 2010).

d. Manusia

DAS merupakan suatu wilayah kesatuan ekosistem dimana manusia

termasuk didalamnya. Manusia mempunyai peran dan fungsi ganda yakni

sebagai bagian dari komponen ekosistem DAS dan berperan pula dalam

pemanfaatan sumberdaya alam. Kerusakan DAS yang selama ini telah terjadi

dapat disebabkan oleh aktivitas manusia dan atau oleh bencana alam (Mawardi,

2012).

2.1.3. Ekosistem Daerah Aliran Sungai

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terdiri atas komponen-komponen

yang saling berinteraksi sehingga membentuk suatu kesatuan. Sistem tersebut

mempunyai sifat tertentu, tergantung pada jumlah dan jenis komponen yang

menyusunnya. Besar kecilnya ukuran ekosistem tergantung pada pandangan dan

batas yang diberikan pada ekosistem tersebut. Daerah aliran sungai dapat dianggap

sebagai ekosistem (Asdak, 2010).

Daerah aliran sungai dibagi menjadi daerah hulu, tengah, dan hilir. Secara

biogeofisik, DAS dicirikan dengan daerah huulu, daerah tengah dan daerah hilir.

Daerah hulu DAS merupakan daerah konservasi, mempunyai kerapatan drainase

lebih tinggi, merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar (lebih besar dari

15%), bukan merupakan daerah banjir, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh

pola drainase, dan jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan. Ekosistem

DAS hulu merupakan bagian yang penting karena mempunyai fungsi perlindungan

terhadap seluruh bagian DAS. Perlindungan ini, antara lain, dari segi fungsi tata air.

Daerah aliran sungai bagian tengah merupakan daerah transisi dari kedua

karakteristik biogeofisik DAS yang berbeda tersebut di atas. Daerah hilir DAS

merupakan daerah pemanfaatan, kerapatan drainase lebih kecil, merupakan daerah

dengan kemiringan lereng kecil sampai dengan sangat kecil (kurang dari 8%), pada

Page 17: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

7

beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan), pengaturan pemakaian air

ditentukan oleh bangunan irigasi, dan jenis vegetasi di dominasi hutan

bakau/gambut (Asdak, 2010).

2.1.4. Karakteristik Biofisik DAS

a. Morfologi DAS

Menurut Peraturan Direktur Jendral Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Dan Perhutanan Sosial Nomor P.3 Tahun 2013, karakteristik morfologi DAS

dibagi atas bentuk geologi, geomorfologi, topografi dan tanah.

1) Geologi

Variabel geologi merupakan variabel yang sangat penting dalam

pembentukan karakteristik DAS dalam kaitannya dengan air permukaan

maupun air tanah. Sifat-sifat geologi lahan yang tercermin dalam litologi

(jenis batuan), stratigrafi maupun struktur geologi akan sangat

mempengaruhi keberadaan dan potensi air permukaan dalam DAS

tersebut.

Menurut Rahayu, dkk (2009) jenis batuan (geologi) akan

mempengaruhi hidrograf aliran dimana DAS yang jenis batuan kedap air

batu lempung atau granit akan menghasilkan debit puncak yang tinggi dan

waktu konsentrasi relatif singkat. Sebaliknya jenis batuan porus seperti

batu kapur atau gamping akan menghasilkan debit puncak yang yang

rendah dan waktu konsentrasi yang relatif lama.

2) Geomorfologi

Bentuk lahan terbentuk dari proses struktural (lipatan, patahan, dan

pengangkatan), proses pelapukan batuan induk (geologi), erosi,

pengendapan dan vulkanisme yang dapat menghasilkan konfigurasi ragam

bentuk muka bumi berupa pegunungan, perbukitan dan dataran.

Karakteristik geomorfologi akan mempengaruhi besarnya potensi

limpasan permukaan, erosi, banjir, dan tanah longsor yang terjadi

diwilayah DAS.

Page 18: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

8

3) Topografi

Variabel topografi dalam karakteristik DAS ini dibagi ke dalam 4

variabel, yaitu ketinggian (elevasi) DAS, orientasi DAS, kemiringan

lereng DAS dan bentuk lereng DAS. Keempat variabel topografi tersebut

mempunyai peranan yang erat dengan proses terjadinya infiltrasi, limpasan

permukaan dan erosi yang terjadi akibat air hujan yang turun.

Elevasi rata-rata dan variasi ketinggian pada suatu DAS yang

merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap temperatur dan pola

aliran, khususnya pada daerah dengan topografi bergunung. Ketinggian

suatu tempat dapat diketahui dari peta topografi, diukur dilapangan atau

melalui foto udara, jika terdapat salah satu titik kontrol sebagai titik ikat.

Hubungan antara elevasi dengan luas DAS dapat dinyatakan dalam bentuk

hipsometrik (Hypsometric curve).

Transpirasi, evaporasi dan faktor–faktor yang berpengaruh ada

jumlah air yang tersedia untuk aliran sungai, seluruhnya dipengaruhi oleh

orientasi umum atau arah dari DAS. Orientasi DAS secara normal

dinyatakan dalam derajat azimuth atau arah kompas seperti arah utara,

timur laut, timur dan sebagainya. Tanda arah anak panah yang

menunjukkan arah DAS dapat dipakai sebagai muka DAS (faces). Arah

aliran sungai utama dapat juga dipakai sebagai petunjuk umum orientasi

DAS.

Kemiringan rata-rata DAS adalah faktor yang berpengaruh terhadap

limpasan permukaan. Kecepatan dan tenaga erosif dari overland flow

sangat dipengaruhi oleh tingkat kelerengan lapangan. Menurut Rahayu,

dkk (2009) semakin besar kelerengan, maka peresapan air ke dalam tanah

menjadi lebih kecil sehingga limpasan permukaan dan erosi semakin besar.

4) Tanah

Tipe dan distribusi tanah dalam suatu daerah aliran sungai sangat

berpengaruh dalam mengontrol aliran bawah permukaan (Subsurface flow)

melalui infiltrasi. Variasi dalam tipe tanah dengan kedalaman dan luas

tertentu akan mempengaruhi karakteristik infiltrasi dan timbunan

kelembaban tanah (soil moisture storage).

Page 19: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

9

b. Morfometri DAS

Soewarno (1991) dalam Rahmisari (2014) morfometri DAS merupakan

istilah yang digunakan untuk menyatakan keadaan jaringan alur sungai secara

kuantitatif. Keadaan yang dimaksud untuk analisa aliran sungai adalah luas dan

bentuk DAS, panjang dan lebar DAS, orde sungai, kemiringan (gradien sungai),

dan kerapatan sungai.

1) Luas DAS

Batas DAS merupakan punggung bukit atau pegunungan yang

memungkinkan presipitasi yang jatuh menjadi aliran air mengalir melalui

saluran sungai didalamnya yang terpisah dari kawasan DAS lainnya. Garis

batas antara DAS adalah punggung permukaan bumi yang dapat

memisahkan dan membagi air hujan ke masing-masing DAS. Setelah

mengetahui batas DAS, maka akan dapat di ukur luas DAS (Purwanto,

2013). Ramdan (2004) menyatakan semakin kecil luas DAS yang diamati

memerlukan peta topografi dengan skala yang semakin besar.

Peraturan Direktur Jendral Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan

Perhutanan Sosial Nomor P.3 Tahun 2013, luas DAS di klasifikasikan

seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi DAS berdasarkan Luasannya.

No. Luas DAS (Ha) Klasifikasi DAS

1. >1.500.000 DAS Sangat Besar

2. 500.000 - ˂ 1.500.000 DAS Besar

3. 100.000 - <500.000 DAS Sedang

4. 10.000 - < 100.000 DAS Kecil

5. <10.000 DAS sangat kecil

2) Bentuk DAS

Rahayu, dkk (2009) menyatakan bahwa bentuk DAS mempengaruhi

waktu konsentrasi air hujan yang mengalir menuju outlet. Semakin bulat

bentuk DAS berarti semakin singkat waktu konsentrasi yang diperlukan,

sehingga semakin tinggi fluktuasi banjir yang terjadi. Sebaliknya semakin

lonjong bentuk DAS, waktu konsentrasi yang diperlukan semakin lama

Page 20: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

10

sehingga fluktuasi banjir semakin rendah. Dalam Sosrodarsono dan

Takeda (1999) bentuk DAS terdiri atas:

a) Daerah aliran sungai berbentuk bulu burung merupakan jalur daerah

di kiri dan kanan sungai utama, dimana anak-anak sungai mengalir ke

sungai utama. Daerah aliran demikian mempunyai debit banjir yang

kecil, oleh karena waktu tiba banjir dari anak-anak sungai itu berbeda-

beda. Sebaliknya banjir berlangsung agak lama.

b) Daerah aliran sungai radial merupakan bentuk DAS yang berbentuk

kipas atau lingkaran dan dimana anak-anak sungainya terkonsentrasi

ke suatu titik secara radial. Daerah aliran seperti ini mempunyai banjir

yang besar di dekat titik peremuan anak-anak sungai.

c) Daerah aliran sungai paralel merupakan bentuk DAS dengan corak

dimana dua jalur daerah aliran yang bersatu di bagian aliran yang

bersatu bagian hilir. Banjir itu terjadi di sebelah hilir titik pertemuan

sungai-sungai.

Rahayu, dkk (2009) menyatakan bentuk DAS secara kuantitatif

dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai nisbah kebulatan

(circularity ratio/Rc) melalui persamaan:

Circulation Ratio (Rc) = 4π A/ P2

Dimana : Rc = Faktor bentuk

A = Luas DAS (km2)

P = Keliling (perimeter) DAS (km)

a. DAS Bulat b. DAS Memanjang c. DAS Paralel

Gambar 1. Bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS)

Sumber: Ramdan (2004)

Page 21: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

11

Menurut Soewarno dalam Purwanto (2013) :

a. Rc > 0,5 maka DAS berbentuk bulat,

b. Rc < 0,5 DAS berbentuk memanjang,

c. Rc = 0,5 DAS berbentuk peralihan

3) Panjang Sungai

Panjang sungai adalah sama dengan jarak datar dari muara sungai ke

arah hulu sepanjang sungai induk. Sedangkan lebar sungai adalah

perbandingan antara luas DAS dan panjang sungai DAS (Purwanto, 2013).

4) Orde Sungai

Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam

urutannya terhadap induk sungai pada suatu DAS. Semakin banyak jumlah

orde sungai, semakin luas dan semakin panjang pula alur sungainya.

Berdasarkan metode Strahler, alur sungai paling hulu yang tidak

mempunyai cabang disebut dengan orde pertama (orde 1), pertemuan

antara orde pertama disebut orde kedua (orde 2), demikian seterusnya

sampai pada sungai utama ditandai dengan nomor orde yang paling besar

(Rahayu,dkk. 2009).

5) Kemirigan Sungai (Gradien Sungai)

Gradien atau kemiringan sungai merupakan perbandingan beda

tinggi antara hulu dengan hilir panjang sungai induk (Purwanto, 2013).

Rahayu, dkk. (2009) mengemukakan gradien menunjukkan tingkat

kecuraman sungai, semakin besar kecuraman, semakin tinggi kecepatan

aliran airnya. Gradien sungai dapat diperkirakan dengan persamaan:

𝑺𝒖 = 𝒉𝟖𝟓 − 𝒉𝟏𝟎

𝟎, 𝟕𝟓 𝑳𝒃 × 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan : Su = Kemiringan sungai utama

h85 = Ketinggian titik yang terletak pada jarak 0,85 Lb

h10 = Ketinggian titik yang terletak pada jarak 0,1 Lb

Lb = Panjang alur sungai utama

Paimin, dkk (2012) menyatakan bahwa klasifikasi gradien sungai

berdasarkan kerentanan banjir suatu DAS adalah sebagai berikut:

a. Su = < 0,5 % = sangat rendah

Page 22: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

12

b. Su = 0,5 % – 1,0 % = rendah

c. Su = 1,1 % – 1,5 % = sedang

d. Su = 1,6 % – 2,0 % = tinggi

e. Su = > 2,0 % = sangat tinggi

6) Kerapatan Sungai

Rahayu, dkk, (2009) mengemukakan kerapatan aliran sungai

menggambarkan kapasitas penyimpanan air permukaan dalam cekungan-

cekungan seperti danau, rawa dan badan sungai yang mengalir di suatu

DAS. Kerapatan aliran sungai dapat dihitung dari rasio total panjang

jaringan sungai terhadap luas DAS yang bersangkutan. Semakin tinggi

tingkat kerapatan aliran sungai, berarti semakin banyak air yang dapat

tertampung di badan-badan sungai. Kerapatan aliran sungai adalah suatu

angka indeks yang menunjukkan banyaknya anak sungai di dalam suatu

DAS. Indeks tersebut dapat diperoleh dengan persamaan :

Dd = L/A

Keterangan : Dd = indeks kerapatan aliran sungai (km/km2)

L= Total panjang sungai (km)

A= Luas DAS (km2)

Dari persaman di atas dapat diartikan bahwa semakin besar nilai Dd

semakin baik sistem pengaliran (drainase) di daerah tersebut. Artinya

semakin besar jumlah air larian total (semakin kecil infiltrasi), semakin

kecil air tanah yang tersimpan di daerah tersebut. Dengan demikian, Dd

mempunyai korelasi dengan perilaku lajur air larian, jumlah air larian total

yang terjadi, dan jumlah air tanah yang tersimpan. Indeks kerapatan aliran

sungai diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Dd: < 0,25 km/km2 : rendah

b) Dd: 0,25-10 km/km2 : sedang

c) Dd: 10-25 km/km2 : tinggi

d) Dd: > 25 km/km2 : sangat tinggi

Page 23: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

13

2.2. DAS berpasangan (Paired Watershed)

Dalam teorinya Clausen (1993) menyatakan, DAS berpasangan atau Paired

Watershed adalah dua buah DAS yang mempunyai kesamaan antara lain lokasi,

ukuran, kelerengan, arah, jenis tanah dan penutupan lahan. Lyon (2004)

mengatakan bahwa paired watershed atau DAS berpasangan digunakan untuk

memperhitungkan variabilitas iklim. Reinhart (1967); Bishop et al (2005) dalam

Lyon (2004) mengemukakan bahwa sejarah penggunaan DAS berpasangan adalah

untuk mengevaluasi efek dari praktek kehutanan terhadap hasil air, aliran sungai

dan kualitas air yang bervariasi dalam jangka panjang. Spooner et al (1985) dalam

Lyon (2004) menjelaskan bahwa DAS berpasangan juga digunakan untuk

mengevaluasi efek dari praktek penggunaan pertanian. Brown et al (2004)

mengemukakan bahwa beberapa literatur telah membagi DAS berpasangan ke

dalam empat kategori percobaan yaitu percobaan agroforestry, percobaan

deforestasi, percobaan pertumbuhan kembali (regrowth), dan percobaan konversi

hutan.

DAS berpasangan dilakukan pada kurung waktu yang diperlukan untuk

mengetahui variabilitas hidrologi pada daerah aliran sungai atau pada Sub DAS.

Pengamatan biasanya dilakukan pada wilayah atau daerah melalui jaringan sungai

(Davenport, 2003). Menurut Harto (2000) dalam Junaidi dan Tarigan (2011)

analisis dalam menggambarkan kondisi hidrologi DAS dapat dilakukan dengan

menggambarkan kondisi biofisik DAS dalam proses transformasi yang disusun

dalam sebuah model hidrologi. Pemilihan model ini diperlukan untuk menentuka

model yang paling sesuai dengan keadaan DAS.

2.3. Debit

2.3.1. Pengertian Debit

Debit (kecepatan aliran) dan sedimen merupakan komponen penting yang

berhubungan dengan permasalahan DAS seperti erosi, sedimentasi, banjir, dan

longsor. Oleh karena itu, pengukuran debit dan sedimen harus dilakukan dalam

monitoring DAS (Rahayu dkk,2009). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam

bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan

waktu. Sistem satuan Satuan Internasional (SI) besarnya debit dinyatakan dalam

Page 24: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

14

satuan meter kubik per detik (m3/dt). Debit aliran biasanya ditunjukkan dalam

bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respons

adanya perubahan karakteristk biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS

(oleh adanya kegiatann pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi

musiman atau tahunan) iklim lokal (Asdak, 2010).

Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting bagi

pengelola sumberdaya air. Debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang

bangunan pengendali banjir. Sementara data debit aliran kecil diperlukan untuk

perencanaan alokasi (pemanfaatan air) untuk berbagai macam keperluan, terutama

pada musim kemarau panjang. Debit aliran rata-rata tahunan dapat memberikan

gambaran potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran

sungai (Asdak, 2010).

2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Debit

Soebarkah (1978) dalam Muchtar dan Abdullah (2007), faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya debit sungai adalah:

a. Hujan, intensitas dan lamanya hujan sangat mempengaruhi besarnya

infiltrasi, aliran air tanah dan aliran permukaan. Lama waktu hujan sangat

penting dalam hubungan dengan lamanya waktu pengaliran air hujan menuju

sungai.

b. Topografi, terutama bentuk dan kemiringan lereng mempengaruhi lama

waktu mengalirnya air hujan melalui permukaan tanah ke sungai dan

intensitas banjirnya. Kelerengan daerah yang miring akan mengakibatkan

aliran permukaan yang deras dan besar bila dibandingkan dengan kelerengan

daerah yang agak datar.

c. Geologi, karakteristik geologi terutama jenis dan struktur tanah sangat

mempengaruhi bentuk dan kepadatan darinase, sedangkan karakteristik tanah

mempengaruhi kapasitas infiltrasi dan perkolasi kepadatan drinase yang

rendah menunjukkan secara relatif pengaliran melalui permukaan tanah yang

panjang menuju sungai, kehilangan air yang besar sehingga peningkatan air

sungai menjadi lambat.

Page 25: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

15

d. Keadaan tumbuh-tumbuhan akan mempengaruhi intersepsi, transpirasi,

infiltrasi dan perkolasi. Makin banyak tumbuh-tumbuhan atau pohon-

pohonan akan mengakibatkan makin banyaknya air yang hilang, baik melalui

evapotranspirasi maupun melalui infiltrasi sehingga aliran permukaan

berkurang yang akan mempengaruhi debit sungai.

e. Manusia, dengan pembuatan bangunan-bangunan, pembukaan tanah

pertanian, urbanisasi dapat merubah keadaan dan sifat Daerah Aliran Sungai.

f. Penutupan lahan, perubahan luas vegetasi hutan mempengaruhi debit sungai,

semakin luas vegetasi hutan maka debit sungai juga berkurang, dan semakin

sempit luas vegetasi hutan debit sungai akan meningkat (Muchtar dan

Abdullah, 2007).

g. Pengalihan hutan menjadi lahan pertanian, resiko penebangan hutan untuk

dijadikan lahan pertanian sama besarnya dengan penggundulan hutan.

Penurunan debit air sungai dapat terjadi akibat erosi. Selain akan

meningkatnya kandungan zat padat tersuspensi (suspended solid) dalam air

sungai sebagai akibat dari sedimentasi, juga akan diikuti oleh meningkatnya

kesuburan air dengan meningkatnya kandungan hara dalam air

sungai.Kebanyakan kawasan hutan yang diubah menjadi lahan pertanian

mempunyai kemiringan diatas 25%, sehingga bila tidak memperhatikan

faktor konservasi tanah, seperti pengaturan pola tanam, pembuatan teras dan

lain-lain (Hidayat, 2012).

2.3.3. Pengukuran Debit

Pengukuran debit dengan bantuan alat ukur current meter atau sering dikenal

sebagai pengukuran debit melalui pendekatan velocity-area method (Asdak, 2010).

Alat ukur arus ini merupakan alat pengukur kecepatan yang paling banyak

digunakan karena memberikan ketelitian yang cukup tinggi. Kecepatan aliran yang

diukur adalah kecepatan aliran titik dalam satu penampang aliran tertentu. Prinsip

yang digunakan adalah adanya kaitan antara kecepatan aliran dengan kecepatan

putaran baling-baling current meter. Pengukuran kecepatan pada umumnya

dilakukan tidak hanya untuk memperoleh kecepatan titik dalam satu penampang,

akan tetapi umumnya dilakukan untuk memperoleh kecepatan rata-rata dalam satu

Page 26: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

16

vertikal dalam satu penampang aliran tertentu, misalnya pengukuran dengan satu

titik dengan menempatkan current meter pada kedalaman 0,60 H diukur dari muka

air, pengukuran dengan dua titik pada kedalaman 0,2 H dan 0,8 H diukur dari muka

air, dan pengukuran dengan tiga titik yang dilakukan berturut-turut pada kedalaman

0,2 H, 0,6 H, dan 0,8 H. Kemudian dilakukan perhitungan rata-rata pada hasil

pengukuran dengan dua titik atau tiga titik untuk mendapatkan hasil kecepatan rata-

rata dalam satu penampang aliran menggunakan current meter (Harto, 1993).

Perhitungan debit sungai dengan menggunakan alat ukur arus

Improvised Current Meter Mappangaja dapat dirumuskan sebagai berikut

(Mappangaja,1983):

Q =𝐴

𝑎 × 𝑄𝑚

Keterangan: Q = Debit sungai (m3/detik)

A = Luas penampang sungai (m2)

a = Luas penampang alat Improvised Current Meter

Mappangaja (0,000491 m2)

Qm = Debit pada alat Improvised Current meter Mappangaja

(m3/detik)

2.4. Hidrograf

Hidrograf merupakan penyajian grafis antara salah satu unsur aliran yaitu

debit sungai atau tinggi muka air dengan waktu, tetapi hidrograf yang dimaksudkan

pada uraian selanjutnya adalah hidrograf debit. Debit sungai yang diperoleh dari

pengamatan digambarkan sebagai ordinat dan waktu pengamatan sebagai absis.

Bentuk lengkung hidrografnya tergantung pada karakteristik hujan yang

mengakibatkan aliran. Pada umumnya semakin besar intensitas hujannya semakin

tinggi puncak hidrografnya. Daerah Aliran Sungai dengan intensitas hujan tetap,

semakin lama durasi hujannya sehingga melebihi waktu konsentrasi semakin lama

durasi puncak hidrografnya (Sobriyah dan Sudjarwadi (1998) dalam Susilowati,

2007).

Suatu hidrograf dapat dianggap sebagai suatu gambaran dari karakteristik

fisiografis dan klimatis yang mengendalikan hubungan antara curah hujan dan

pengaliran dari suatu DAS tertentu. Komponen yang merupakan sumber penyebab

Page 27: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

17

aliran di sungai antara lain; air yang berasal langsung dari hujan (precipitation),

limpasan permukaan (surface runoff), aliran bawah tanah (subsurface flow,

interflow) dan aliran air tanah (groundwater flow), (Chow,1964 dalam Sri Harto

(1993:144) dalam Susilowati, 2007).

Hidrograf aliran terdiri dari tiga komponen, yaitu sisi naik (rising limb),

bagian puncak (crest), sisi resesi (recession limb) sebagai ditunjukkan pada Gambar

2. Sisi naik menandakan masih adanya kontribusi hujan terhadap debit aliran.

Puncak hidrograf adalah debit maksimum yang terjadi dalam suatu aliran dengan

waktu naik yang merupakan selang waktu antara mulai bertambahnya aliran sampai

tercapainya debit puncak. Sisi turun merupakan proses pengatusan daerah

tangkapan. Waktu dasar yaitu waktu mulai bertambahnya debit aliran sampai

kembali ke debit aliran dasar. Hidrograf tersebut adalah hidrograf tunggal yang

dihasilkan oleh hujan periode tunggal, sedang hidrograf kompleks yang mempunyai

puncak ganda atau lebih merupakan aliran dari hujan periode panjang dengan

intensitas yang bervariasi (Susilowati, 2007).

Gambar 2. Komponen Hidrograf (Susilowati, 2007)

Bentuk DAS dan kerapatan sungai mempunyai pengaruh pada pola aliran

dalam sungai yang dapat ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf

yang terjadi pada dua buah DAS yang bentuknya berbeda, namun mempunyai luas

yang sama dan menerima hujan dengan intensitas yang sama.

Page 28: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

18

Gambar 3. Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan (Susilowati,

2007)

Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung menghasilkan laju aliran

permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS yang berbentuk melebar

atau melingkar.Hal ini terjadi karena waktu konsentrasi DAS yang memanjang

lebih lama dibandingkan dengan DAS melebar, sehingga terjadinya konsentrasi air

di titik kontrol lebih lambat yang berpengaruh pada laju dan volume aliran

permukaan.Faktor bentuk juga dapat berpengaruh pada aliran permukaan apabila

hujan yang terjadi tidak serentak di seluruh DAS, tetapi bergerak dari ujung yang

satu ke ujung lainnya, misalnya dari hilir ke hulu DAS. Pada DAS memanjang laju

aliran akan lebih kecil karena aliran permukaan akibat hujan di hulu belum

memberikan kontribusi pada titik kontrol ketika aliran permukaan dari hujan di hilir

telah habis, atau mengecil. Sebaliknya pada DAS melebar, datangnya aliran

permukaan dari semua titik di DAS tidak terpaut banyak, artinya air dari hulu sudah

tiba sebelum aliran dari hilir mengecil/habis (Susilowati, 2007).

Page 29: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

19

Gambar 4. Pengaruh Kerapatan parit/Saluranpada Hidrograf Aliran Permukaan

(Susilowati, 2007)

DAS dengan kemiringan curam disertai parit/saluran yang rapat akan

menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan DAS yang landai dengan parit yang jarang dan adanya cekungan-cekungan.

Pengaruh kerapatan parit, yaitu panjang parit per satuan luas DAS pada aliran

permukaan adalah memperpendek waktu konsentrasi, sehingga memperbesar laju

aliran permukaan (Susilowati, 2007).

Page 30: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

20

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November 2016 sampai bulan

Agustus 2017 di sungai Lompo Riaja Atas dan sungai Lompo Riaja Bawah Sub

DAS Ralla, DAS Lisu. Secara administratif Sungai Lompo Riaja Atas dan sungai

Lompo Riaja Bawah berada di Desa Lompo Riaja Kecamatan Tanete Riaja,

Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Positioning

System), alat ukur Current Meter Improvised Mappangaja, tongkat ukur (tongkat

berskala), meteran roll, penakar curah hujan tipe observatorium, tali rafia,

stopwatch, kalkulator, kamera, alat tulis menulis, seperangkat komputer yang

dilengkapi dengan software Arc.GIS dan Microsoft Excel. Bahan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Peta batas DAS diperoleh dari Aster DEM, peta

penutupan lahan diperoleh dari Citra Google Earth, peta kelerengan diperoleh dari

Aster DEM, peta jenis tanah diperoleh dari RePPProt 1987, dan data curah hujan

diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan.

3.3. Metode Pelaksanaan Penelitian

a. Penentuan Lokasi Penelitian

Pengukuran debit diawali dengan menentukan lokasi penelitian pada peta

Sub DAS Ralla, DAS Lisu. Mendelinasi batas Sub DAS Ralla. Selanjutnya

melihat peta kelerengan, peta jenis tanah dan peta penutupan lahan/penggunaan

lahan. Kemudian dipilih dua anak sungai yaitu percabangan dari Sub DAS

Ralla yaitu Sungai Lompo Riaja Atas dan sungai Lompo Riaja Bawah untuk

dilakukan pengukuran debit.

b. Pengumpulan data

Pengumpulan data yang telah dilakukan adalah sebagai berikut

1. Pengambilan data primer berupa data pengamatan langsung di lapangan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 31: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

21

a) Pengukuran Penampang Sungai

Penampang sungai dapat diukur dengan cara mengukur

penampang basah sungai, yaitu dengan membentangkan meteran roll

dari tepi sungai yang satu ke tepi sungai yang lainnya yang masih

dilalui oleh air. Selanjutnya mengukur kedalaman muka air

maksimum (hmaks) dengan cara membagi penampang melintang

sungai menjadi beberapa bagian pada setiap jarak satu meter. pada

setiap jarak satu meter dilakukan pengukuran kedalaman dengan

menggunakan tongkat ukur (tongkat berskala). Penampang sungai

yang paling dalam merupakan kedalaman maksimum (hmaks).

hmaks

Gambar 5. Contoh Bentuk Penampang Melintang Sungai

Luas penampang sungai dapat dihitung dengan persamaan :

A= 𝑎1 + 𝑎2 …. + 𝑎𝑛

Keterangan:

A = Luas penampang (m2)

𝑎1 + 𝑎2 …. + 𝑎𝑛 = Luas bentuk penampang sungai pada Jarak ke-i

meter

b) Pengukuran Debit Sungai

Pengkuran debit dilakukan pada beberapa bagian sungai yaitu pada

kedua bagian pinggir dan bagian tengah penampang melintang sungai.

Setiap bagian penampang melintang sungai dilakukan pengukuran

pada kedalama yang berbeda, yaitu:

1) Kedalaman 20%

2) Kedalaman 60%

3) Kedalaman 80%

Page 32: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

22

Penampang I Penampang II Penampang III

Kedalaman 0%

Gambar 6. Pengukuran Kecepatan Aliran

Selanjutnya dilakukan pengukuran kecepatan air. Adapun alat yang

digunakan dalam pengukuran kecepatan air adalah Improvised

Current Meter Mappangaja. Pengukuran kecepatan aliran air

dilakukan sebanyak tiga kali sehari,yaitu :

1. Pagi (pukul 08.00)

2. Siang (pukul 12.00)

3. Sore (pukul 16.00)

c) Pengukuran Curah Hujan

Data curah hujan diambil dari hasil pengukuran setiap hari (satu hari

hujan) dengan menggunakan satu penakar curah hujan tipe

observatorium. Penakar curah hujan diletakkan pada tempat yang

memenuhi syarat yaitu permukaan tanah yang landai, hindarkan

punggung gunung yang bergelombang, khususnya daerah miring

yang menentang arus angin (Asdak, 2010). Data curah hujan akan

diamati setiap pukul 08.00 pagi, sebab pada waktu ini diharapkan

belum terjadi penguapan yang bisa mempengaruhi jumlah curah hujan

yang sebenarnya.

2. Pengambilan data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang dapat

menunjang penelitian berupa data yang diperoleh dari badan pemerintah

atau instansi yang terkait dan selanjutnya data yang diperoleh di analisis

melalui Sistem Informasi Geografis (SIG).

Kedalaman 20%

Kedalaman 60%

Kedalaman 80%

Page 33: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

23

3.4. Pengolahan Data dan Analisis Data

a. Karakteristik Biofisik DAS

Analisis karakteristik biofisik DAS meliputi morfologi, morfometri,

penutupan lahan dan curah hujan serta waktu konsentrasi.

1. Morfologi DAS terdiri atas geologi, topografi, orientasi DAS, dan jenis

tanah. Data topografi bersumber dari Aster DEM, data geologi diperoleh

dari puslitbang Geologi lembar ujung pandang tahun 1982 dan jenis tanah

diperoleh dari RePProt 1983 kemudian di analisis dengan analisis SIG.

Sedangkan orientasi DAS dideskripsikan dengan mengamati secara visual

dari arah aliran sungai.

2. Morfometri DAS terdiri atas luas DAS, bentuk DAS, jaringan sungai, pola

aliran, kerapatan aliran, dan gradien sungai. Luas DAS diketahui dengan

analisis SIG dan pola aliran dideskripsikan dengan mengamati secara

visual dari peta Rupa Bumi Indonesia. Sedangkan untuk gradien sungai,

bentuk DAS, dan kerapatan pengaliran dilakukan dengan menggunakan

persamaan matematis sebagai berikut :

a) Gradien sungai (Rahayu, dkk, 2009)

𝑆𝑢 = (ℎ85 − ℎ10)

0,75 𝐿𝑏 × 100%

Keterangan: Su = gradien sungai (%),

h85 = Elevasi pada titik sejauh 85% dari outlet DAS

(mdpl),

h10 = Elevasi pada titik sejauh 10% dari outlet DAS

(m dpl),

Lb = Panjang sungai utama (m).

b) Bentuk DAS (Rahayu, dkk, 2009)

Circulation Ratio(Rc) = 4π A/ P2

Keterangan: Rc (Circulation Ratio) = Faktor bentuk,

A = Luas DAS (km2)

P (perimeter) = Keliling DAS (km)

Page 34: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

24

Menurut Soewarno dalam Purwanto (2013):

1) jika nilai Rc > 0,5 maka DAS berbentuk bulat,

2) Rc < 0,5 DAS berbentuk memanjang

c) Kerapatan pengaliran (Rahayu, dkk, 2009)

Dd = L/A

Keterangan: Dd = indeks kerapatan aliran sungai (km/km2),

L = jumlahpanjang sungaitermasuk panjang anak-

anak sungai(km),

A= luas DAS (km2)

3. Penutupan lahan diperoleh dari Citra Google Earth 2015 tanggal 31

Desember.

4. Curah hujan

Curah hujan diperoleh dari hasil pengukuran setiap hari. Data curah

hujan dan debit sungai rata-rata pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 yang

diperoleh kemudian dianalisis menggunakan regresi linear sederhana.

Analisis hubungan antara curah hujan dengan rata-rata debit Sungai

Lompo Riaja Atas dan Sungai Lompo Riaja Bawah menggunakan analisis

regresi linear dengan debit selaku variable dependent dan curah hujan

sebagai variable independent. Persamaan statistik yang digunakan adalah:

Y = a + b X2

Keterangan: Y = Debit sungai yang diprediksi

a = Nilai intercept menunjukkan persediaan air

b = Koefisien regresi menunjukkan kepekaan

DAS terhadap perubahan curah hujan

X = Nilai curah hujan

5. Waktu konsentrasi (Tc)

Waktu konsentrasi aliran (Tc) dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan matematik yang dikembangkan oleh Kirpich (1940) dalam

Asdak (2010):

Tc = 0,0195 L0,77 S-0,385

Kirpich (1940) dalam Chow (1964) memaparkan waktu konsentrasi

dalam satuan jam dengan persamaan matematik sebagai berikut:

Tc = 0,00013 L0,77 S-0,385

Page 35: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

25

Keterangan: Tc = Waktu konsentrasi (menit atau jam); L = Panjang

maksimum aliran dari outlet ke hulu DAS, h = Beda ketinggian antara outlet

dengan lokasi terjauh pada DAS, S = Beda ketinggian antara outlet dengan

lokasi terjauh pada DAS dibagi panjang maksimum aliran dari outlet ke hulu

DAS.

b. Analisis Debit Sungai

Besarnya debit sungai (Q) diperoleh dengan rumus (Mappangaja, 1983):

Q =𝐴

𝑎 × 𝑄𝑚

Keterangan: Q = Debit sungai (m3/detik)

A = Luas penampang sungai (m2)

a = Luas penampang alat Improvised Current Meter

Mappangaja (0,000491 m2)

Qm = Debit pada alat Improvised Current meter Mappangaja

(m3/detik)

Page 36: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Biofisik

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu ekosistem yang memiliki

komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi. Karakteristik setiap DAS

maupun Sub-sub DAS berbeda-beda satu dengan lainnya yang mencakup morfologi

DAS, morfometri DAS, curah hujan, dan penutupan lahan. Keseluruhan

karakteristik DAS tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi sistem hidrologi.

Hasil analisis Arc GIS tentang karakteristik biofisik Sub DAS Ralla seperti berikut.

1. Karakteristik Morfologi DAS

a. Geologi

Berdasarkan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang)

Geologi Lembar Ujung Pandang Tahun 1982 dapat diketahui formasi

geologi pada lokasi penelitian seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Perincian Luas Berdasarkan Geologi di Wilayah Sungai Lompo Riaja

Atas dan Wilayah Sungai Lompo Riaja Bawah

No Formasi

Penyusun Penyusun

Wilayah Sungai

Lompo Riaja Atas

Wilayah Sungai

Lompo Riaja

Bawah

Luas

(ha) (%)

Luas

(ha) (%)

1

Anggota Batuan

Gunung Api

Camba

Extrusive, Felsic,

Pyroclastic 1699,89 50,13 84,23 2,83

2 Formasi Tonasa

Sediment,

Chemical,

Limestone

5,13 0,15 107,37 3,61

3 Formasi Camba Sediment, Clastic,

Fine 45,74 1,35 215,06 7,23

4 Tefrit Leusit Extrusive,

Intermediate, Lava 1639,93 48,37 2566,93 86,32

Jumlah 3390,69 100,00 2973,59 100,00

Berdasarkan Tabel 2 terlihat kedua wilayah sungai memiliki

perbedaan luas formasi penyusun batuan. Pada wilayah sungai Lompo

Riaja Atas lebih didominasi oleh batuan dengan formasi penyusun anggota

batuan gunung api camba dan tefrit leusit sebesar 98,50%, sedangkan pada

Page 37: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

27

wilayah sungai Lompo Riaja Bawah didominasi oleh batuan dengan

formasi penyusun tefrit leusit sebesar 86,32%.

b. Topografi

Keadaan topografi pada wilayah sungai Lompo Riaja Atas dan sungai

Lompo Riaja Bawah berdasarkan analisis peta kelas kemiringan lereng

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kemiringan Lereng Di Wilayah Sungai Lompo Riaja Atas dan Wilayah

Sungai Lompo Riaja Bawah

No. Kelas

Topografi

Kelas

lereng

Sungai Lompo

Riaja Atas

Sungai Lompo Riaja

Bawah

Luas (ha) (%) Luas (ha) (%)

1 Datar 0-8 711,108 20,97 153,457 5,16

2 Landai 8 – 15 843,258 24,87 501,783 16,87

3 Agak Curam 15 – 25 1199,505 35,38 1217,27 40,94

4 Curam 25 – 45 635,085 18,73 1066,50 35,87

5 Sangat

Curam

> 45 1,732 0,05 34,5595 1,16

Total 3390,69 100,00 2973,58 100,00

BerdasarkanTabel 3 dapat dilihat bahwa wilayah sungai Lompo Riaja

Atas mempunyai lereng agak curam sebesar 58,10% dariluasan totalnya,

sedangkan wilayah sungai Lompo Riaja bawah didominasi oleh kelerengan

agak curam dan curam sebesar 76,81% dari luas.

c. Jenis Tanah

Berdasarkan peta land system RePPProt 1987 di wilayah sungai

Lompo Riaja Atas dan wilayah sungai Lompo Riaja Bawah diketahui jenis

tanah yang mendominasi adalah tanah dari sub ordo dystropepts dengan

potensi kerusakan yang tinggi. Perincian luas setiap jenis tanah di wilayah

sungai Lompo Riaja Atas dan wilayah sungai Lompo Riaja Bawah dapat

dilihat pada Tabel 4.

Page 38: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

28

Tabel 4. Perincian Luas Berdasarkan Jenis tanah di wilayah sungai Lompo Riaja

Atas dan wilayah sungai Lompo Riaja Bawah

No. Ordo Sub Ordo

Potensi

Kerusakan

Tanah

Wilayah sungai

Lompo Riaja Atas

Wilayah sungai

Lompo Riaja

Bawah

Luas

(ha) %

Luas

(ha) %

1 Inseptisol Dystropepts Tinggi 3386,98 99,89 2831,49 95,22

2 Mollisols Rendolls Sedang 0,31 0,01 142,09 4,78

3 Inseptisol Eutropepts Tinggi 3,4 0,1 - -

Jumlah 3390,69 100,00 2973,58 100,00

d. Orientasi DAS

Berdasarkan hasil pengamatan secara visual, sub DAS Ralla

menghadap ke Barat laut. Penentuan ini didasarkan pada arah aliran sungai

utama yang dapat dipakai sebagai petunjuk umum orientasi DAS. Orientasi

DAS secara normal dinyatakan dalam derajat Azimuth atau arah kompas

seperti arah utara, timur laut, timur dan sebagainya.

2. Karakteristik Morfometri DAS

a. Luas DAS

Luas Sub DAS Ralla yaitu 7.388,24 ha sedangkan untuk luasan

wilayah sungai Lompo Riaja Atas sebesar 3390,69 ha danwilayah sungai

Lompo RiajaBawah sebesar 2.973,58 ha. hasil luasan tersebut diperoleh

dengan membuat batas Sub DAS Ralla terlebih dahulu. Berdasarkan

Peraturan Dirjen BDPDAS dan Perhutanan Sosial (2013), Luasan DAS

tersebut masuk dalam klasifikasi DAS sangat kecil yaitu kurang dari 10.000

ha. Semakin kecil luasan suatu DAS maka semakin kecil pula tempat

pengumpulan presipitasi pada DAS tersebut begitupun sebaliknya.

b. Bentuk DAS

Berdasarkan hasil perhitungan dengan persamaan Circulation Ratio

untuk wilayah sungai Lompo Riaja Atas memiliki nilai indeks sebesar 0.25,

sedangkan untuk wilayah Sungai Lompo Raija Bawah Sebesar 0.33. Dari

hasil tersebut menunjukkan kedua wilayah sungai memiliki bentuk bulu

burung (memanjang). Bentuk DAS mempengaruhi kecepatan aliran air.

Page 39: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

29

Apabila bentuk das memanjang, maka kecepatan aliran lebih lambat

daripada bentuk DAS lebar/bulat.

c. Panjang Sungai dan Ordo Sungai

Sungai Lompo Riaja Atas memiliki jaringan sungai 3 tingkat ordo

dengan total panjang sungai sebesar 17,39 km, sedangkan Sungai Lompo

Riaja Bawah memiliki jaringan sungai 2 tingkat ordo dengan total panjang

sungai sebesar 12,39 km. Menurut Rahayu, dkk (2009) orde sungai adalah

posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai

pada suatu DAS. Semakin banyak jumlah orde sungai, semakin luas dan

semakin panjang pula alur sungainya.

d. Gradien Sungai

Gradien sungai atau kemiringan sungai merupakan perbandingan beda

tinggi antara hulu dengan hilir panjang sungai induk (Purwanto, 2013).

Besarnya gradien sungai pada sungai Lompo Riaja Atas diperoleh sebesar

11,26%, sedangkan sungai Lompo Riaja Bawah sebesar 11,91%. Menurut

Paimin, dkk (2013) gradien sungai yang termasuk dalam kategori sangat

tinggi karena memiliki nilai >2,0%.

e. Pola Aliran

Berdasarkan hasil pengamatan secara visual wilayah sungai Lompo

Riaja Atas memiliki pola aliran dendritik, sedangkan sungai Lompo Riaja

Bawah memiliki pola aliran parallel.

f. Kerapatan Aliran

Kerapatan aliran sungai diperoleh dengan cara menghitung dari rasio

total panjang jaringan sungai di bagi luas DAS. Berdasarkan hasil

perhitungan tersebut diperoleh pada wilayah sungai Lompo Riaja Atas

memiliki kerapatan sebesar 0.51 km/km2, sedangkan untuk wilayah sungai

Lompo Riaja Bawah memiliki kerapatan sebesar 0.41 km/km2. Rahayu, dkk

(2009) mengklasifikasikan indeks kerapatan aliran kedua sungai temasuk

dalam kerapatan aliran sedang dengan kisaran 0.25-10 km/km2.

Page 40: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

30

3. Curah Hujan

Data curah hujan diperoleh dari hasil pengukuran setiap hari (satu hari

hujan) yang disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Grafik Curah Hujan Harian Pada Sub DAS Ralla

Hasil analisis regresi antara curah hujan dan debit sungai di wilayah sungai

Lompo Riaja Atas dan sungai Lompo Riaja Bawah dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Antara Curah Hujan dengan Rata-rata Debit Sungai di

Sub DAS Ralla

No. Nama Sungai Persamaan Regresi Koefisien

Determinasi (R2)

1. Sungai Lompo Riaja Atas Y = 1,057 + 0,002 X2 0,621

3. Sungai Lompo Riaja Bawah Y = 0,378 + 0,001 X2

0,616

Berdasarkan analisis regresi pada Tabel 5 diperoleh grafik hubungan

regresi antara curah hujan dan rata-rata debit Sungai Lompo Riaja Atas dan

Sungai Lompo Riaja Bawah yang dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9.

0

5

10

15

20

25

30

35

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33

Cura

h H

uja

n (

mm

)

Hari pengukuran

Page 41: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

31

Gambar 8. Grafik Hubungan Regresi Antara Curah Hujan dan Rata-rata Debit

Sungai Lompo Riaja Atas

Gambar 9. Grafik Hubungan Regresi Antara Curah Hujan dan Rata-rata Debit

Sungai Lompo Riaja Bawah

4. Penutupan Lahan

Penutupan lahan tahun 2015 pada wilayah Sungai Lompo Riaja Atas dan

Sungai Lompo Riaja Bawah berdasarkan hasil interpretasi citra, diperoleh hasil

Page 42: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

32

klasifikasi penutupan lahan tahun 2015 dengan rincian luas dan persentase

penutupan lahan 2015 dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Perincian Jenis dan Luas Penutupan Laha Tahun 2015 di Wilayah Sungai

Lompo Riaja Atas dan Sungai Lompo Riaja Bawah

No. Penutupan lahan

Sungai Lompo Riaja

Atas

Sungai Lompo

Riaja Bawah

Luas (ha) (%) Luas (ha) (%)

1. Hutan Lahan Kering

Kerapatan Rendah 325,34 9,60 651,24 21,90

2. Hutan Tanaman 190,12 5,61

3. Padang Rumput - 77,13 2,59

4. Permukiman 6,25 0,18 26,58 0,89

5. Pertanian Lahan Kering 680,93 20,08 643,25 21,63

6. Sawah 1449,38 42,75 1195,38 40,20

7. Semak Belukar 719,17 21,21 380,00 12,78

8. Tubuh Air 19,50 0,58

Total 3390,69 100,00 2973,58 100,00

5. Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi aliran (Tc) dihitung dengan menggunakan persamaan

matematik oleh Kirpich (1940) dalam Arsyad (2010). Berdasarkan hasil

perhitungan dengan persamaan tersebut di peroleh nilai Tc pada sungai Lompo

Riaja Atas sebesar 65,36 menit, sedangkan sungai Lompo Riaja Bawah sebesar

45,10 menit. Waktu konsentrasi tersebut menjelaskan bahwa dibutuhkan waktu

65 menit 36 detik curah hujan yang jatuh di daerah hulu untuk sampai ke outlet

(titik pengukuran debit sungai) pada sungai Lompo Riaja Atas, sedangkan

sungai Lompo Riaja Bawah membutuhkan waktu 45 menit 10 detik curah hujan

yang jatuh di daerah hulu untuk sampai ke outlet (titik pengukuran debit

sungai).

4.2 Analisis Fluktuasi Debit Sungai

Pergerakan debit dua anak sungai Ralla (Sub-sub DAS) yaitu Sungai Lompo

Riaja Atas dan Sungai Lompo Riaja Bawah diperoleh melalui data pengukuran dan

dianalisis dengan menggunakan grafik. Hasil analisis memperlihatkan pergerakan

Page 43: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

33

debit sungai pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00. Grafik pergerakan debit Sungai

Lompo Riaja Atas dan Sungai Lompo Riaja Bawah dapat dilihat pada Gambar 10

dan Gambar 11.

Gambar 10. Grafik pergerakan debit sungai Lompo Riaja Atas setiap pukul

08.00,12.00, dan 16.00

Gambar 11. Grafik pergerakan debit sungai Lompo Riaja Bawah setiap pukul

08.00,12.00 dan 16.00

Berdasarkan analisis yang ditunjukkan grafik pergerakan debit sungai pada

Gambar 10 dan Gambar 11, terlihat bahwa debit sungai lompo riaja atas dan sungai

lompo riaja bawah pada pukul 08.00,12.00 dan 16.00 memiliki pergerakan yang

bervariasi. Pada beberapa hari tertentu terlihat adanya kecenderungan debit yang

menurun dari pukul 08.00 ke pukul 12.00 sedangkan dari pukul 12.00 ke pukul

0

5

10

15

20

25

30

35

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33

Cu

rah

Hu

jan

(m

m)

Deb

it S

un

gai

(m

3/d

etik

)

Hari Pengukuran

Pukul 08.00 Pukul 12.00 Pukul 16.00 Curah Hujan

0

5

10

15

20

25

30

35

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33

Cura

h H

uja

n (

mm

)

Deb

it S

ungai

(m

3/d

etik

)

Hari Pengukuran

Pukul 08.00 Pukul 12.00 Pukul 16.00 Curah Hujan

Page 44: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

34

16.00 meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah curah hujan dan lamanya

penyinaran yang terjadi dalam satu hari. Kejadian hujan yang kadang terjadi

menjelang sore, malam, pagi dan siang hari, sedangkan lamanya penyinaran

matahari yang cukup tinggi dimulai dari pagai hari sampai sore hari. Gambaran

kondisi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2.

Grafik pergerakan debit sungai pada Gambar 10 menunjukkan debit tertinggi

sungai Lompo Riaja Atas selama 34 hari terjadi pada hari ke-23 pukul 16.00 sebesar

2,89 m3/detik dan debit terendah terjadi pada hari ke-1 pukul 16.00 sebesar 0,56

m3/detik. Sedangkan untuk Sungai Lompo Riaja Bawah berdasarkan Gambar 2

menunjukkan debit tertinggi terjadi pada hari ke-23 pukul 16.00 sebesar 1,27

m3/detik dan debit terendah terjadi pada hari ke-20 pukul 12.00 sebesar 0,25

m3/detik. Perbedaan debit sungai tersebut disebabkan oleh perbedaan kondisi cuaca.

Pada hari ke-23 terjadi hujan hampir sepanjang hari sehingga proses untuk

terjadinya evapotranspirasi sangat kecil. Hujan yang cukup lama pada hari tersebut

menyebabkan tanah menjadi jenuh terhadap air. Hal tersebut dapat menyebabkan

kemampuan tanah dalam melakukan infiltrasi kecil sehingga terjadi aliran

permukaan dan debit sungai pun meningkat. Seperti yang dijelaskan Marwadi

(2012), hujan yang terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kondisi tanah

dalam keadaan jenuh, sehingga laju infiltrasi melambat dan peluang

meningkatkannya aliran permukaan meningkat dan menambah debit. Debit

terendah pada Sungai Lompo Riaja Atas terjadi pada hari ke-1 pukul 16.00

yangdiduga terjadi karena pengaruh faktor curah hujan sebelum pengamatan

dimulai. Curah hujan yang terjadi tersebutdirespon lebih cepat oleh sungai Lompo

Riaja Bawah sehingga debitnya lebih tinggi dari debit sungai Lompo Riaja Atas

yang memiliki bentuk memanjang. Sedangkan debit terendah untuk sungai Lompo

Riaja Bawah terjadi pada hari ke-20 pukul 12.00 terjadi karena penyinaran yang

terjadi mulai dari pagi hari sampai pada saat pengukuran dilakukan. Hal tersebut

juga disebabkan karena pada hari sebelumnya tidak terjadi hujan selama delapan

hari.

Variasi debit sungai yang diperlihatkan oleh grafik pergerakan debit pada

kedua sungai pada Gambar 10 dan Gambar 11, menghasilkan pola pergerakan debit

sungai pada pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 yang berbeda-beda. Pergerakan debit

Page 45: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

35

sungai tersebut menggambarkan adanya perbedaan debit sungai menurut waktu

yaitu pagi hari, siang hari dan sore hari yang dipengaruhi oleh kejadian hujan

maupun tanpa hujan sehingga menghasilkan penurunan dan penambahan debit

sungai.

Pola pergerakan debit sungai yang mengalami penurunan dari pukul 08.00,

12.00 sampai pukul 16.00 umumnya terjadi pada saat tidak terjadi hujan yang

disebabkan karena adanya evapotranspirasi. Harto (1993) menyatakan bahwa

kurang lebih 95% evapotranspirasi terjadi pada siang hari sehingga memungkinkan

terjadinya penguapan air. Evapotranspirasi tersebit disebut dengan evapotranspirasi

potensial yaitu evapotranspirasi yang dipengaruhi oleh radiasi matahari dan suhu.

Pada hari ke-16 terjadi peningkatan debit dari pukul 08.00 kepukul 12.00.

Peningkatan debit terjadi karena pada hari tersebut penyinaran matahari dari pagi

ke siang hari rendah dan ditambah kondisi cuaca yang mengindikasikan proses

penguapan terjadi pada siang hingga sore hari.

Pola pergerakan debit sungai yang mengalami peningkatan dari pukul 08.00

ke pukul 12.00 dan terus meningkat pada pukul 16.00 umumnya terjadi hujan

menjelang siang sampai sore hari. Debit sungai yang mengalami peningkatan

tersebut disebabkan oleh terjadinya hujan yang cukup lama sehingga kemampuan

tanah untuk melakukan infiltrasi kecil, menyebabkan limpasan permukaan sehingga

debit sungai menjadi meningkat. Seperti yang diuangkapkan (Handayani, 2011)

kejadian hujan yang tinggi menyebabkan debit sungai juga menjadi tinggi karena

material erosi terangkut dalam limpasan permukaan ke sungai.

Pergerakan debit sungai harian (pukul 08.00, 12.00 dan 16.00) juga dianalisis

menggunakan grafik untuk melihat pergerakan rata-rata debit harian dikedua

sungai. Hasil analisis memperlihatkan variasi debit dikedua sungai yang hampir

sama meskipun nilainya berbeda. Grafik pergerakan debit rata-rata harian di kedua

sungai dapat dilihat pada Gambar 12.

Page 46: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

36

Gambar 12. Grafik Pergerakan Debit Rata-Rata Harian Sungai Lompo Riaja

Atas dan Sungai Lompo Riaja Bawah

4.3 Analisis Karakteristik Biofisik dan Debit Sungai pada Wilayah

Sungai Lompo Riaja Atas dan Sungai Lompo Riaja Bawah di Sub

DAS Ralla

Karakteristik Biofisik DAS merupakan faktor yang mempengaruhi output

dari proses terjadinya siklus hidrologi dalam suatu DAS. Salah satu output yang

dipengaruhi oleh karakteristik biofisik tersebut adalah perilaku besar kecilnya debit

sungai yang dihasilkan sebagai bentuk respon terhadap curah hujan yang jatuh

dalam DAS tersebut.

Grafik Debit sungai pada Gambar 12 menunjukkan nilai rata-rata debit sungai

Lompo Riaja Atas dan sungai Lompo Riaja Bawah yang sangat berbeda meskipun

fluktuasi debit sungainya hampir sama. Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, seperti faktor fisik sungai dan karakteristik biofisiknya. Sungai

Lompo Riaja Atas memiliki luas penampang sungai yang lebih besar dibandingkan

dengan sungai Lompo Riaja Bawah sehingga memungkinkan debit sungai Lompo

Riaja Atas lebih besar.

Berdasarkan hasil analisis bentuk DAS pada wilayah tangkapan sungai

Lompo Riaja Bawah dikategorikan kedalam bentuk bulu burung (memanjang)

sehingga menyebabkan waktu konsentrasi atau waktu perjalanan air dari hulu ke

tempat pengukuran debit sungai lebih lama dibandingkan sungai Lompo Riaja Atas.

Akan tetapi nilai debit sungai Lompo Riaja Atas tetap tinggi karena kerapatan aliran

0

5

10

15

20

25

30

35

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33

Cu

rah

Hu

jan

(m

m)

Deb

it S

un

gai (

m3

/det

ik)

Hari Pengukuran

Sungai Lompo Riaja Atas Sungai Lompo Riaja Bawah

Curah Hujan

Page 47: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

37

pada sungai Lompo Riaja Atas lebih tinggi sebesar 0,51 km/km2 daripada sungai

Lompo Riaja Bawah sebesar 0,41 km/km2. Hal ini didukung oleh Asdak (2010)

bahwa semakin tinggi nilai kerapatan aliran, maka debit akan semakin tinggi juga.

Aspek DAS lainnya yang dapat memperbesar debit sungai adalah pola aliran.

Sungai Lompo Riaja Atas memiliki pola aliran dendritik, sedangkan sungai Lompo

Riaja Bawah memiliki pola aliran parallel. Menurut Soewarno (1991) dalam Juanda

(2016) salah satu karakteristik pola aliran paralel adalah memiliki tingkat

kelerengan yang curam dan sangat curam. Tingkat kemiringan curam dan sangat

curam pada sungai Lompo Riaja Bawah sebesar 37,03 %, sedangkan pada sungai

Lompo Riaja Atas sebesar 18,78%. Black dalam Asdak (2010) menyatakanpola

aliran mempunyai peranan yanglebih menentukan dalam mempengaruhi besarnya

debit dan lama waktu berlangsungnya debit tersebut.

Tinggi dan rendahnya debit sungai yang dihasilkan juga dapat dipengaruhi

dari aspek kemiringan sungai (gradien sungai) yang menunjukkan kecuraman suatu

sungai. Gradien sungai Lompo Riaja Atas sebesar 11,26%, sedangkan gradien

sungai Lompo Riaja Bawah sebesar 11,91%, yang keduanya menurut Paimin, dkk

(2013) termasuk dalam kategori gradien sungai sangat tinggi. Menurut Rahayu, dkk

(2009) gradien sungai menunjukkan tingkat kecuraman sungai yang apabila

semakin besar kecuraman maka semakin tinggi pula kecepatan aliran airnya.

Namun, cepat atau lambatnya debit aliran yang terjadi dapat dipengaruhi pula dari

aspek penutupan lahan.

Penutupan lahan yang diperoleh menunjukkan bahwa pada wilayah sungai

Lompo Riaja Bawah memiliki penutupan lahan berhutan sebesar 21,90%

dibandingkan dengan sungai Lompo Riaja Atas sebesar 9,60% sehingga dapat

mengurangi limpasan permukaan yang terjadi. Wibowo (2005), menjelaskan lebih

lanjut rendah atau tingginya debit dipengaruhi oleh pola penggunaan lahan dimana

dengan semakin banyaknya penutupan lahan yang relatif kedap air (bangunan) dan

berubahnya hutan menjadi penggunaan lain akan mengurangi kapasitas penyerapan

air hujan ke dalam tanah sehingga meningkatnya limpasan permukaan dan

memperbesar peluang terjadinya banjir. Wahyuni (2012) menyatakan bahwa air

hujan yang jatuh pada lahan berhutan akan mengalami intersepsi, infiltrasi,

Page 48: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

38

perkolasi yang besar sehingga debit tidak terlalu besar ketika hujan dan tetap

mengalir ketika tidak terjadi hujan.

Selain aspek penutupan lahan, aspek lain yang juga berpengaruh adalah aspek

jenis tanah. Berdasarkan RePPProt 1987 untuk jenis tanah yang mendominasi pada

kedua wilayah sungai dalah jenis tanah Dystropepts dari ordo Inseptisol masing-

masing sebesar 99,27% pada sungai Lompo Riaja Atas dan sungai Lompo Riaja

Bawah sebesar 95,22% (Tabel 4). Sebaran ordo Inseptisol tersebut berada hampir

diseluruh wilayah kedua sungai seperti ditunjukkan pada Lampiran 6. Jenis tanah

dari ordo inseptisol memiliki potensi kerusakan tanah yang tinggi. Menurut Rahayu

(2009) karakteristik tanah dan sebarannya dalam suatu DAS, sangat menentukan

besar kecilnya infiltrasi, limpasan, dan aliran bawah permukaan. Munir (1996)

menjelaskan bahwa kerusakan tanah yang tinggi menandakan tanah tersebut peka

terhadap erosi. Apabila tanah tersebut peka terhadap erosi maka berpotensi terjadi

erosi setiap kali terjadi limpasan permukaan. Hasil limpasan permukaan yang besar

menyebabkan debit sungai pun ikut menjadi besar pada musim hujan.

Debit sungai Lompo Riaja Atas dan Sungai Lompo Riaja Bawah juga sangat

dipengaruhi oleh faktor curah hujan yang bervariasi. Kadang terjadi hujan pada

siang, sore dan malam hari setelah itu tidak terjadi hujan selama sehari bahkan lebih.

Berdasarkan Gambar 7 curah hujan tertinggi terjadi pada hari ke-23 dengan jumlah

curah hujan sebesar 28,9 mm dan curah hujan terendah terjadi pada hari ke-21

sebesar 6,7 mm dengan rata-rata curah hujan sebesar 13,68 mm. Sementara hari

tidak terjadi hujan pada hari ke-1, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 24, 25, 26, 27, 31,

32, 33, dan 34. Menurut Dirjen BPDAS dan Perhutanan Sosial (2013) intensitas

hujan pada lokasi pengamatan termasuk pada kategori rendah dengan kisaran 13,61-

20,70 mm/hari.

Curah hujan yang tinggi pada hari ke-23 tersebut menyebabkan debitsungai

menjadi meningkat. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Muchtar (2007)

semakin tinggi curah hujan maka semakin tinggi pula debit sungai cenderung

mengikuti dinamika curah hujan, dan semakin rendah curah hujan maka debit

sungai mengalami penurunan.

Hasil analisis hubungan antara curah hujan dengan debit rata-rata harian

sungai Lompo Riaja Atas diperoleh nilai R2 sebesar 0,621. Nilai ini menunjukkan

Page 49: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

39

bahwa debit rata-rata harian dipengaruhi oleh curah hujan sebesar 62,1% dan 37,9%

oleh faktor lain selain curah hujan. Sedangkan sungai Lompo Riaja Bawah memiliki

R2 sebesar 0,616 yang berarti 38,4% dipengaruhi oleh faktor lain selain curah hujan.

Faktor lain tersebut yang berkaitan dengan karakteristik biofisik suatu DAS seperti

yang telah dibahas sebelumnya. Hal tersebut sesuai dengan Wahyuni (2012), bahwa

berdasarkan nilai penjelas yang di simbolkan dengan R2 (koefisien determinasi)

maka secara statistika dapat dikaitkan dengan kondisi dan keadaan biofisik DAS.

Jika suatu DAS memiliki nilai R2 yang tinggi, maka kondisi biofisik DAS tersebut

kurang bekerja dengan baik sebagai faktor penghambat curah hujan, dan sebaliknya

jika R2 suatu DAS rendah maka kondisi biofisik DAS tersebut bekerja dengan baik

sebagai faktor penghambat curah hujan.

Menurut Amaliah (2016) aspek yang lain yang berpengaruh dalam tinggi dan

rendahnya debit sungai yaitu dari segi orientasi DAS. Orientasi DAS ditentukan

berdasarkan dari arah aliran sungai utamanya. Berdasarkan pengamatan secara

visual, orientasi sungai utama sungai Lompo Riaja Atas dan Sungai Lompo Riaja

Bawah menghadap ke barat laut. Arah DAS yang menghadap ke e laut seperti pada

kedua sungai tersebut cenderung kurang mendapatkan sinar matahari tetapi hujan

yang sering terjadi. Menurut Rahmisari (2014), arah DAS yang menghadap ke Barat

cenderung mendapatkan sinar matahari langsung yang kurang intensif tetapi curah

hujan yang terjadi lebih intensif sehingga mempengaruhi besarnya debit, sebaliknya

pada arah DAS yang menghadap timur cenderung mendapatkan sinar matahari yang

kurang intensif sehingga berlangsung evapotranspirasi maksimal tetapi curah hujan

yang terjadi kurang intensif.

Page 50: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

40

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Karakteristik Biofisik pada kedua wilayah sungai dalam hal topografi,

panjang sungai, pola aliran, waktu konsentrasi, penutupan lahan dan

curah hujan berpotensi mempengaruhi debit sungai.

b. Sungai Lompo Riaja Atas dan sungai Lompo Riaja bawah memiliki

variasi fluktuasi debit yang hampir sama, meskipun memiliki nilai yang

berbeda.

5.2. Saran

Untuk menyempurnakan hasil dalam penelitian ini, maka disarankan untuk

mengukur debit pada saat hujan berlangsung dan sesudah hujan agar diketahui

perbedaan debit yang terjadi dan juga menambah waktu pengamatan dengan

interval waktu yang lebih pendek dalam satu hari.

Page 51: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

xli

Page 52: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

41

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.

Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Amaliah, R. 2016. Deskripsi Karakteristik Biofisik dan Kaitannya Dengan Debit

Air Daerah Tangkapan Air Je’ne Rakikang. Universitas Hasanuddin.

Makassar.

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. 2010. Statistik Pembangunan Balai

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jeneberang Walanae Tahun 2010.

Departemen Kehutanan. Makassar.

Brown, A.E. Zhang, L. McMahon, T.A. Western, A.W. Vertessy, R.A. 2004. A

Review Of Paired Catchment Studies For Determining Changes In Water

Yield Resulting From Alterations In Vegetation. Melbourne University.

Australia.

Clausen, J.C. 1993. Paired Watershed Study Design. United States Environmental

Protection Agency. Washington, D.C

Davenport, T.E. 2003. The Watershed Project Management Guide. Lewis

Publishers. A CRC Press Company Boca Raton London New York

Washington, D.C.

Dirjen BPDAS dan Perhutanan Sosial. 2013.Peraturan Direktur JendralBina

PengelolaanDASdanPerhutananSosialNo.P.3/V-Set/2013tentang Pedoman

IdentifikasiKarakteristik DAS.Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.

Handayani, W, dan Indrajaya, Y. 2011. Analisis Hubungan Curah Hujan dan Debit

Sub-Sub DAS Ngatabaru, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Hutan dan

Konservasi Alam Vol. 8 No. 2.

Junaidi, E. Tarigan, S.D. 2011. Penggunaan Model Hidrologi SWAT (Soil And

Water Assessment Tool) Dalam Pengelolaan DAS Cisadane. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Juanda, D.S. 2016. Deskripsi Karakteristik Biofisik dan Kaitannya dengan Debit

Air Sungai Sapaya, Sub DAS Jenelata. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Page 53: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

42

Lyon, A.S. 2004. Paired Watershed Analysis To Evaluate Phosphorus In Spavinaw

And Beaty Creeks, Oklahoma. Kansas State University. Manhattan: Kansas.

Mappangaja, B. 1983. The Improvised Current Meter for Stream Discharge

Measurement. Submitted to The Faculty of The Graduate School, University

of The Philipppines at Los Banos.

Mawardi, M. 2012. Rekayasa Konservasi Tanah dan Air. Bursa Ilmiah.

Yogyakarta.

Muchtar, A dan Abdullah, N. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Debit Sungai Mamasa. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 2 (1); 174-187.

Makassar.

Munir, M. 1996. Tanah-tanah Utama Indonesia.DuniaPustakaJaya. Jakarta

Paimin, Pramono, I., Purwanto, dan Indrawati, D. 2012. Sistem Perencanaan

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Konservasi dan Rehabilitasi. Bogor.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor: 37 Tahun 2012.

TentangPengelolaan Daerah Aliran Sungai. Jakarta.

Peraturan Direktur Jendral Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Dan Perhutanan

Sosial Nomor P.3 Tahun 2013. Tentang Pedoman Identifikasi Karakteristik

Daerah Aliran Sungai. Jakarta.

Purwanto, T, H.2013. Ekstraksi Morfometri Daerah Aliran Sungai dari Data

Digital Surface Model (Studi Kasus DAS Opak). Jurnal Staf Pengajar Prodi

D3 PJSIG SV UGM.

Rahayu, S., Widodo, R, H., Noordwijk van M., Suryadi, I., dan Verbist, B. 2009.

Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. Bogor. Indonesia. World

Agroforestry Centre-Southeast Asia Regional Office 104 p.

Rahmisari, S, N. 2014. Fluktuasi Debit Harian di Sungai Balang Malino, Sub DAS

Malino, DAS Je’neberang. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.

Ramdan, H. 2004. Prinsip Dasar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Univeritas Winaya Mukti.

Bandung.

Soepardi. 1979. Sifat Dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah Fakultas

Pertanian. Institit Pertanian Bogor. Bogor.

Page 54: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

43

Sosrodarsono, S dan Takeda, K. 1999. Hidrologi Untuk Pengairan. PT Pradnya

Paramita. Jakarta.

Susilowati, 2007. Analisis Hidrograf Aliran Sungai Dengan Adanya Beberapa

Bendung Kaitannya Dengan Konservasi Air. Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret. Surakarta

Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air. Andi. Yogyakarta.

Triwanto, J. 2012. Konservasi Lahan Hutan dan Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai. Universitas Muhammadiyah Malang Press. Malang.

Wahyuni. 2012. Analisis Karakteristik Debit Sungai pada DAS Tallo Hulu (Sub

DAS Jenepangkalung dan Sub DAS Jenetalinggoa. Tesis. Program

Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

Wibowo, M. 2005. Analisis Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap

Debit Sungai. Jurnal Tek.Lingkungan P3TL-BPPT 6 (1): 283-290.

Page 55: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

44

LAMPIRAN

Page 56: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

41

Lampiran 1. Rekapitulasi Data Pengukuran Debit Sungai pada Sungai Lompo Riaja Atas

No. Tanggal Waktu Lebar Sungai

(m) h max (m) A (m2) a (m2) Qm (m3/detik) V (m/s) Q (m3/detik)

1 26/01/2017

08:00 14 133 11.47 0.000491 3.17778E-05 0.0647 0.742

12:00 14 130 11.08 0.000491 2.71111E-05 0.0552 0.612

16:00 14 126 10.56 0.000491 2.62222E-05 0.0534 0.564

2 27/01/2017

08:00 14 127 10.69 0.000491 3.83333E-05 0.0781 0.835

12:00 14 125 10.43 0.000491 3.72222E-05 0.0758 0.791

16:00 14 129 10.95 0.000491 3.73333E-05 0.0760 0.833

3 28/01/2017

08:00 14 137 12.06 0.000491 4.03333E-05 0.0821 0.991

12:00 14 135 11.8 0.000491 3.91111E-05 0.0797 0.940

16:00 14 140 12.45 0.000491 3.97778E-05 0.0810 1.009

4 29/01/2017

08:00 14 145 13.1 0.000491 3.96667E-05 0.0808 1.058

12:00 14 158 14.73 0.000491 3.66667E-05 0.0747 1.100

16:00 14 162 15.25 0.000491 3.87778E-05 0.0790 1.204

5 30/01/2017

08:00 14 163 15.38 0.000491 3.64444E-05 0.0742 1.142

12:00 14 160 14.99 0.000491 3.30000E-05 0.0672 1.007

16:00 14 162 15.26 0.000491 3.26667E-05 0.0665 1.015

6 31/01/2017

08:00 14 167 15.91 0.000491 3.95556E-05 0.0806 1.282

12:00 14 166 15.78 0.000491 3.82222E-05 0.0778 1.228

16:00 14 171 16.43 0.000491 3.81111E-05 0.0776 1.275

7 01/02/2017 08:00 16 181 18.13 0.000491 4.42222E-05 0.0901 1.633

12:00 16 184 18.58 0.000491

4.06667E-05 0.0828 1.539

Page 57: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

42

No. Tanggal Waktu Lebar Sungai

(m) h max (m) A (m2) a (m2) Qm (m3/detik) V (m/s) Q (m3/detik)

16:00 16 194 20.08 0.000491

4.21111E-05 0.0858 1.722

8 02/02/2017

08:00 19 199 22.05 0.000491 3.94444E-05 0.0803 1.771

12:00 19 198 21.85 0.000491 3.72222E-05 0.0758 1.656

16:00 19 202 22.59 0.000491 3.96667E-05 0.0808 1.825

9 03/02/2017

08:00 19 206 23.29 0.000491 3.87778E-05 0.0790 1.839

12:00 19 205 23.1 0.000491 3.65556E-05 0.0745 1.720

16:00 19 209 23.8 0.000491 3.71111E-05 0.0756 1.799

10 04/02/2017

08:00 19 212 24.35 0.000491 3.81111E-05 0.0776 1.890

12:00 19 210 24 0.000491 3.22222E-05 0.0656 1.575

16:00 19 206 23.27 0.000491 3.13333E-05 0.0638 1.485

11 05/02/2017

08:00 19 208 23.62 0.000491 3.82222E-05 0.0778 1.839

12:00 19 205 23.1 0.000491 3.40000E-05 0.0692 1.600

16:00 19 207 23.42 0.000491 3.54444E-05 0.0722 1.691

12 06/02/2017

08:00 19 202 22.49 0.000491 3.33333E-05 0.0679 1.527

12:00 16 192 19.78 0.000491 3.11111E-05 0.0634 1.253

16:00 16 180 17.99 0.000491 3.01111E-05 0.0613 1.103

13 07/02/2017

08:00 16 176 17.39 0.000491 3.25556E-05 0.0663 1.153

12:00 16 174 17.09 0.000491 3.15556E-05 0.0643 1.098

16:00 14 171 16.3 0.000491 3.34444E-05 0.0681 1.110

14 08/02/2017 08:00 14 172 16.43 0.000491 3.40000E-05 0.0692 1.138

12:00 14 171 16.3 0.000491 3.02222E-05 0.0616 1.003

Page 58: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

43

No. Tanggal Waktu Lebar Sungai

(m) h max (m) A (m2) a (m2) Qm (m3/detik) V (m/s) Q (m3/detik)

16:00 14 170 16.17 0.000491 2.95556E-05 0.0602 0.973

15 09/02/2017

08:00 14 171 16.3 0.000491 3.31111E-05 0.0674 1.099

12:00 14 169 16.04 0.000491 2.95556E-05 0.0602 0.966

16:00 14 166 15.65 0.000491 2.95556E-05 0.0602 0.942

16 10/02/2017

08:00 14 168 15.91 0.000491 4.02222E-05 0.0819 1.303

12:00 14 169 16.04 0.000491 4.24444E-05 0.0864 1.387

16:00 14 166 15.65 0.000491 3.41111E-05 0.0695 1.087

17 11/02/2017

08:00 14 165 15.52 0.000491 3.68889E-05 0.0751 1.166

12:00 14 162 15.13 0.000491 3.18889E-05 0.0649 0.983

16:00 14 157 14.48 0.000491 2.96667E-05 0.0604 0.875

18 12/02/2017

08:00 14 158 14.61 0.000491 3.18889E-05 0.0649 0.949

12:00 14 148 13.31 0.000491 2.73333E-05 0.0557 0.741

16:00 14 143 12.66 0.000491 2.47778E-05 0.0505 0.639

19 13/02/2017

08:00 14 144 12.79 0.000491 3.18889E-05 0.0649 0.831

12:00 14 142 12.56 0.000491 3.10000E-05 0.0631 0.793

16:00 14 140 12.3 0.000491 2.42222E-05 0.0493 0.607

20 14/02/2017

08:00 14 141 12.44 0.000491 3.53333E-05 0.0720 0.895

12:00 14 138 12.07 0.000491 2.93333E-05 0.0597 0.721

16:00 14 148 13.37 0.000491 3.15556E-05 0.0643 0.859

21 15/02/2017

08:00 14 151 13.76 0.000491 3.54444E-05 0.0722 0.993

12:00 14 150 13.63 0.000491 3.15556E-05 0.0643 0.876

16:00 14 159 14.9 0.000491 3.14444E-05 0.0640 0.954

22 16/02/2017 08:00 16 198 20.63 0.000491 4.12222E-05 0.0840 1.732

Page 59: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

44

No. Tanggal Waktu Lebar Sungai

(m) h max (m) A (m2) a (m2) Qm (m3/detik) V (m/s) Q (m3/detik)

12:00 16 197 20.48 0.000491 3.80000E-05 0.0774 1.585

16:00 19 207 23.1 0.000491 3.72222E-05 0.0758 1.751

23 17/02/2017

08:00 19 217 24.89 0.000491 5.37778E-05 0.1095 2.726

12:00 19 216 24.71 0.000491 5.22222E-05 0.1064 2.628

16:00 19 224 26.03 0.000491 5.44444E-05 0.1109 2.886

24 18/02/2017

08:00 19 221 25.48 0.000491 3.97778E-05 0.0810 2.064

12:00 19 211 23.59 0.000491 3.36667E-05 0.0686 1.618

16:00 16 202 21.04 0.000491 3.41111E-05 0.0695 1.462

25 19/02/2017

08:00 16 203 21.19 0.000491 3.86667E-05 0.0788 1.669

12:00 16 201 20.89 0.000491 3.11111E-05 0.0634 1.324

16:00 16 192 19.54 0.000491 2.94444E-05 0.0600 1.172

26 20/02/2017

08:00 16 189 19.09 0.000491 3.40000E-05 0.0692 1.322

12:00 16 186 18.64 0.000491 2.85556E-05 0.0582 1.084

16:00 16 182 18.04 0.000491 2.64444E-05 0.0539 0.972

27 21/02/2017

08:00 14 175 16.88 0.000491 3.37778E-05 0.0688 1.161

12:00 14 172 16.49 0.000491 3.14444E-05 0.0640 1.056

16:00 14 169 16.1 0.000491 3.02222E-05 0.0616 0.991

28 22/02/2017

08:00 14 168 15.97 0.000491 3.30000E-05 0.0672 1.073

12:00 14 165 15.58 0.000491 3.05556E-05 0.0622 0.970

16:00 14 170 16.23 0.000491 3.57778E-05 0.0729 1.183

29 23/02/2017

08:00 14 177 17.16 0.000491 3.87778E-05 0.0790 1.355

12:00 14 176 17.03 0.000491 3.66667E-05 0.0747 1.272

16:00 16 181 17.92 0.000491 3.97778E-05 0.0810 1.452

Page 60: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

45

No. Tanggal Waktu Lebar Sungai

(m) h max (m) A (m2) a (m2) Qm (m3/detik) V (m/s) Q (m3/detik)

30 24/02/2017

08:00 16 186 18.67 0.000491 3.81111E-05 0.0776 1.449

12:00 16 185 18.52 0.000491 3.47778E-05 0.0708 1.312

16:00 16 187 18.82 0.000491 3.78889E-05 0.0772 1.452

31 25/02/2017

08:00 16 190 19.28 0.000491 3.80000E-05 0.0774 1.492

12:00 16 188 18.97 0.000491 3.03333E-05 0.0618 1.172

16:00 16 185 18.51 0.000491 2.88889E-05 0.0588 1.089

32 26/02/2017

08:00 14 179 17.42 0.000491 3.82222E-05 0.0778 1.356

12:00 14 178 17.29 0.000491 3.32222E-05 0.0677 1.170

16:00 14 176 17.03 0.000491 3.02222E-05 0.0616 1.048

33 27/02/2017

08:00 14 175 16.9 0.000491 3.75556E-05 0.0765 1.293

12:00 14 172 16.51 0.000491 2.52222E-05 0.0514 0.848

16:00 14 163 15.34 0.000491 2.82222E-05 0.0575 0.882

34 28/02/2017

08:00 14 165 15.6 0.000491 3.72222E-05 0.0758 1.183

12:00 14 172 16.51 0.000491 3.34444E-05 0.0681 1.125

16:00 14 170 16.25 0.000491 3.07778E-05 0.0627 1.019

Page 61: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

46

Lampiran 2. Rekapitulasi Data Pengukuran Debit Sungai pada Sungai Lompo Riaja Bawah

No. Tanggal Waktu Lebar Sungai

(m) h max (m) A (m2) a (m2) Qm (m3/detik) V (m/s) Q (m3/detik)

1 26/01/2017

08:00 12 83 6.15 0.00049 2.500E-05 0.051 0.313

12:00 12 82 6.05 0.00049 2.467E-05 0.050 0.304

16:00 12 79 5.77 0.00049 2.400E-05 0.049 0.282

2 27/01/2017

08:00 12 81 5.95 0.00049 2.589E-05 0.053 0.314

12:00 12 80 5.84 0.00049 2.456E-05 0.050 0.292

16:00 12 84 6.28 0.00049 2.900E-05 0.059 0.371

3 28/01/2017

08:00 12 87 6.61 0.00049 3.178E-05 0.065 0.428

12:00 12 86 6.5 0.00049 2.900E-05 0.059 0.384

16:00 12 89 6.82 0.00049 3.233E-05 0.066 0.449

4 29/01/2017

08:00 12 89 7.13 0.00049 3.100E-05 0.063 0.450

12:00 12 88 7.02 0.00049 2.867E-05 0.058 0.410

16:00 12 92 7.45 0.00049 3.056E-05 0.062 0.464

5 30/01/2017

08:00 12 92 7.41 0.00049 2.556E-05 0.052 0.386

12:00 12 91 7.3 0.00049 2.844E-05 0.058 0.423

16:00 12 92 7.38 0.00049 2.689E-05 0.055 0.404

6 31/01/2017

08:00 12 93 7.49 0.00049 2.689E-05 0.055 0.410

12:00 12 91 7.27 0.00049 2.444E-05 0.050 0.362

16:00 12.5 96 7.82 0.00049 2.711E-05 0.055 0.432

Page 62: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

47

No. Tanggal Waktu Lebar Sungai

(m) h max (m) A (m2) a (m2) Qm (m3/detik) V (m/s) Q (m3/detik)

7 01/02/2017

08:00 13 110 9.55 0.00049 3.322E-05 0.068 0.646

12:00 13 110 9.54 0.00049 3.222E-05 0.066 0.626

16:00 13.7 128 11.92 0.00049 3.433E-05 0.070 0.834

8 02/02/2017

08:00 15 137 13.15 0.00049 3.211E-05 0.065 0.860

12:00 15 136 13.01 0.00049 3.111E-05 0.063 0.824

16:00 15 138 13.27 0.00049 3.056E-05 0.062 0.826

9 03/02/2017

08:00 15 138 13.33 0.00049 3.178E-05 0.065 0.863

12:00 15 137 13.19 0.00049 2.922E-05 0.060 0.785

16:00 15 140 13.61 0.00049 3.211E-05 0.065 0.890

10 04/02/2017

08:00 15 141 13.75 0.00049 2.944E-05 0.060 0.825

12:00 15 138 13.32 0.00049 2.822E-05 0.057 0.766

16:00 15 138 13.27 0.00049 3.011E-05 0.061 0.814

11 05/02/2017

08:00 15 139 13.41 0.00049 2.989E-05 0.061 0.816

12:00 15 138 13.28 0.00049 2.889E-05 0.059 0.781

16:00 15 141 13.67 0.00049 3.167E-05 0.064 0.882

12 06/02/2017

08:00 14 134 12.66 0.00049 2.356E-05 0.048 0.607

12:00 13.4 110 10.12 0.00049 2.311E-05 0.047 0.476

16:00 13 108 9.65 0.00049 2.233E-05 0.045 0.439

13 07/02/2017

08:00 12 105 9.15 0.00049 2.333E-05 0.048 0.435

12:00 12 102 8.83 0.00049 2.289E-05 0.047 0.412

16:00 12 97 8.28 0.00049 2.122E-05 0.043 0.358

14 08/02/2017 08:00 12 96 8.17 0.00049 2.111E-05 0.043 0.351

Page 63: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

48

No. Tanggal Waktu Lebar Sungai

(m) h max (m) A (m2) a (m2) Qm (m3/detik) V (m/s) Q (m3/detik)

12:00 12 95 8.06 0.00049 2.156E-05 0.044 0.354

16:00 12 94 7.97 0.00049 1.989E-05 0.041 0.323

15 09/02/2017

08:00 12 95 8.08 0.00049 2.178E-05 0.044 0.358

12:00 12 92 7.75 0.00049 2.100E-05 0.043 0.331

16:00 12 87 7.2 0.00049 1.933E-05 0.039 0.284

16 10/02/2017

08:00 12 85 6.98 0.00049 2.289E-05 0.047 0.325

12:00 12 83 6.76 0.00049 2.156E-05 0.044 0.297

16:00 12 84 6.87 0.00049 2.089E-05 0.043 0.292

17 11/02/2017

08:00 12 87 7.19 0.00049 2.622E-05 0.053 0.384

12:00 12 86 7.08 0.00049 2.411E-05 0.049 0.348

16:00 12 85 6.97 0.00049 2.011E-05 0.041 0.285

18 12/02/2017

08:00 12 83 6.75 0.00049 2.322E-05 0.047 0.319

12:00 12 82 6.64 0.00049 2.000E-05 0.041 0.270

16:00 12 83 6.73 0.00049 1.867E-05 0.038 0.256

19 13/02/2017

08:00 12 82 6.62 0.00049 2.356E-05 0.048 0.318

12:00 12 83 6.72 0.00049 2.556E-05 0.052 0.350

16:00 12 84 6.84 0.00049 1.989E-05 0.041 0.277

20 14/02/2017

08:00 12 85 6.95 0.00049 1.956E-05 0.040 0.277

12:00 12 84 6.82 0.00049 1.811E-05 0.037 0.252

16:00 12 87 7.2 0.00049 1.878E-05 0.038 0.275

21 15/02/2017 08:00 12 92 7.75 0.00049 2.567E-05 0.052 0.405

12:00 12 94 7.85 0.00049 2.489E-05 0.051 0.398

Page 64: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

49

No. Tanggal Waktu Lebar Sungai

(m) h max (m) A (m2) a (m2) Qm (m3/detik) V (m/s) Q (m3/detik)

16:00 12 98 8.29 0.00049 1.933E-05 0.039 0.326

22 16/02/2017

08:00 12 103 8.84 0.00049 3.311E-05 0.067 0.596

12:00 12 104 8.95 0.00049 3.256E-05 0.066 0.593

16:00 13.8 132 12.818 0.00049 0.000033 0.067 0.861

23 17/02/2017

08:00 15 149 14.89 0.00049 3.644E-05 0.074 1.105

12:00 15 153 15.45 0.00049 3.678E-05 0.075 1.157

16:00 15 160 16.43 0.00049 0.000038 0.077 1.272

24 18/02/2017

08:00 15 157 16.01 0.00049 0.000031 0.063 1.011

12:00 13.7 128 12.084 0.00049 2.956E-05 0.060 0.727

16:00 13 100 8.58 0.00049 2.656E-05 0.054 0.464

25 19/02/2017

08:00 13 93 7.74 0.00049 2.411E-05 0.049 0.380

12:00 12 88 6.99 0.00049 2.244E-05 0.046 0.320

16:00 12 87 6.88 0.00049 2.211E-05 0.045 0.310

26 20/02/2017

08:00 12 89 7.1 0.00049 2.578E-05 0.053 0.373

12:00 12 88 7 0.00049 2.289E-05 0.047 0.326

16:00 12 86 6.78 0.00049 2.133E-05 0.043 0.295

27 21/02/2017

08:00 12 87 6.89 0.00049 2.544E-05 0.052 0.357

12:00 12 85 6.67 0.00049 2.322E-05 0.047 0.315

16:00 12 82 6.34 0.00049 2.167E-05 0.044 0.280

28 22/02/2017

08:00 12 84 6.56 0.00049 2.633E-05 0.054 0.352

12:00 12 84 6.58 0.00049 2.478E-05 0.050 0.332

16:00 12 86 6.8 0.00049 2.856E-05 0.058 0.395

Page 65: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

50

No. Tanggal Waktu Lebar Sungai

(m) h max (m) A (m2) a (m2) Qm (m3/detik) V (m/s) Q (m3/detik)

29 23/02/2017

08:00 12 94 7.67 0.00049 2.989E-05 0.061 0.467

12:00 12 93 7.56 0.00049 2.956E-05 0.060 0.455

16:00 12 101 8.44 0.00049 2.767E-05 0.056 0.476

30 24/02/2017

08:00 12 106 8.99 0.00049 3.189E-05 0.065 0.584

12:00 12 105 8.88 0.00049 2.967E-05 0.060 0.537

16:00 12 109 9.31 0.00049 2.778E-05 0.057 0.527

31 25/02/2017

08:00 12 111 9.54 0.00049 2.933E-05 0.060 0.570

12:00 12 106 8.99 0.00049 2.656E-05 0.054 0.486

16:00 12 103 8.66 0.00049 2.211E-05 0.045 0.390

32 26/02/2017

08:00 12 101 8.44 0.00049 2.611E-05 0.053 0.449

12:00 12 99 8.22 0.00049 2.522E-05 0.051 0.422

16:00 12 100 8.33 0.00049 2.278E-05 0.046 0.386

33 27/02/2017

08:00 12 95 7.79 0.00049 2.644E-05 0.054 0.420

12:00 12 92 7.46 0.00049 2.444E-05 0.050 0.371

16:00 12 89 7.13 0.00049 2.333E-05 0.048 0.339

34 28/02/2017

08:00 12 87 6.91 0.00049 2.489E-05 0.051 0.350

12:00 12 88 7.01 0.00049 2.689E-05 0.055 0.384

16:00 12 87 6.92 0.00049 2.256E-05 0.046 0.318

Page 66: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

51

Lampiran 3. Kondisi Cuaca di Sub DAS RAlla

No. Tanggal Kondisi Cuaca

1 26/01/2017 Cerah jam 8.00-11.20, cerah dan cerah berawan silih berganti sampai pukul 17.25.

2 27/01/2017 Cerah jam 08.00-10.30, cerah berawan sampai jam 13.28. Kemudian mendung sampai jam 14.00 tejadi hujan

sampai pukul 15.10, kembali mendung sampai jam 17.30

3 28/01/2017

Cerah jam 08.00-11.25, cerah berawan sampai jam 12.57, kemudian cerah berawan silih berganti dengan

mendung dan terjadi hujan jam 13.34 sampai jam 15.30, kembali mendung sampai jam 16.30, kemudian

terjadi hujan jam 17.50-18.20

4 29/01/2017 Cerah jam 08.00-10.40, cerah berawan silih berganti sampai pukul 14.00, terjadi hujan sampai pukul 16.30,

kembali cerah sampai pukul 17.30

5 30/01/2017 Cerah jam 8.00-12.30, cerah berawan silih berganti mendung sampai pukul 15.57, terjadi hujan pukul 16.50-

17.25

6 31/01/2017 Cerah berawan 08.00-09.30, cerah sampai pukul 12.20, cerah berawan sampai pukul 13.32, mendung jam

13.50, dan terjadi hujan pukul 14.00 - 16.20

7 01/02/2017 Cerah jam 08.00-09.50, cerah dan cerah berawan silih berganti sampai pukul 13.10, mendung sampai jam

13.57, terjadi hujan sampai jam 16.50, mendung sampai 17.30, terjadi hujan malam pukul 19.30-22.00

8 02/02/2017

Cerah berawan 08.00-10.21, cerah sampai jam 11.52, cerah berawan silih berganti mendung sampai pukul

14.23, terjadi hujan sampai pukul 16.20, cerah berawan sampai pukul 17.30. Terjadi hujan malam pukul

20.13-20-49.

9 03/02/2017 Cerah jam 08.00-12,20, cerah berawan berganti mendung sampai jam 13.30, terjadi hujan sampai pukul

15.50, kembali cerah berawan sampai pukul 16.20, mendung sampai jam 17.30

Page 67: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

52

No. Tanggal Kondisi Cuaca

10 04/02/2017 Cerah jam 08.00-14.20, mendung sampai jam 14.54, terjadi hujan pukul 16.50-17.30

11 05/02/2017 Cerah jam 08.00-11.40, cerah berawan sampai jam 14.10, terjadi hujan 14.15-15.00, kembali cerah sampai

jam 16.50, cerah berawan sampai pukul 17.30

12 06/02/2017 Cerah jam 08.00-13.00, cerah berawan silih berganti sampai jam 15.00, cerah sampai 15.50, cerah berawan

sampai 17.45

13 07/02/2017 Cerah berawan 08.00-10.10, cerah sampai 15.49, cerah berawan sampai 17.45

14 08/02/2017 Cerah jam 08.00-15.00, cerah berawan sampai 17.45

15 09/02/2017 Cerah berawan 08.00-09.07, cerah berawan silih berganti sampai jam 16.30, cerah sampai 17.00 cerah

berawan sampai 17.45

16 10/02/2017 Cerah berawan berganti mendung pukul 08.00-16.58, cerah berawan sampai 17.10, cerah sampai 17.30

17 11/02/2017 Cerah 08.00-11.40, cerah berawan sampai 14.00, kembali cerah sampai pukul 16.43, cerah berawan sampai

17.30

18 12/02/2017 Cerah berawan 08.00-10.14, cerah sampai 13.20, cerah berawan sampai 14.15, kembali cerah sampai 17.45

19 13/02/2017 Cerah berawan 08.00-09.13, cerah sampai 12.40, cerah berawan sampai 14.50, cerah sampai 16.58, cerah

berawan sampai 17.45

20 14/02/2017 Cerah 08.00-13.12, mendung jam 13.50 dan terjadi hujan sampai 14.56, mendung sampai pukul 16.40,

kembali cerah berawan sampai 17.00

21 15/02/2017 Cerah 08.00-14.00, cerah berawan sampai 14.30 mendung sampai 15.00 terjadi hujan sampai 15.37, kembali

cerah sampai 15.50, cerah berawan sampai 17.30

22 16/02/2017 Cerah 08.00-10.13, cerah berawan sampai jam 14.10, mendung jam 14.15, kembali cerah berawan sampai

14.31 mendung dan terjadi hujan sampai 17.10, mendung dan terjadi hujan malam hari jam 19.13-22.40

Page 68: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

53

No. Tanggal Kondisi Cuaca

23 17/02/2017

Cerah berawan 08.00-11.16, cerah sampai 12.20, cerah berawan sampai 13.40, mendung dan terjadi hujan

sampai 16.50, mendung sampai 17.09, dan terjadi hujan sampai 19.10, terjadu hujan malam pukul 20.14-

22.00

24 18/02/2017 Cerah berawan 08.00-09.50, cerah sampai 14.30, cerah berawan sampai 15.27, cerah sampai 16.50, mendung

sampai 17.04, kembali cerah sampai pukul 17.30

25 19/02/2017 Cerah 08.00-15.43, cerah berawan sampai sampai 17.45

26 20/02/2017 Cerah 08.00-11.50, cerah berawan sampai 12.48, cerah sampai 15.00, cerah berawan sampai 16.20, cerah

sampai 17.30

27 21/02/2017 Cerah jam 08.00-12.30, cerah berawan sampai 14.15, cerah sampai 16.00 cerah berawan sampai 17.30

28 22/02/2017 Cerah jam 08.00-13.20, cerah berawan sampai jam 14.27 mendung dan terjadi hujan sampai 15.03, mendung

sampai 15.40, kembali cerah berawan sampai 17.30

29 23/02/2017 Cerah jam 08.00-09.26, cerah berawan sampai 11.00, kembali cerah sampai 14.10, mendung dan terjadi

hujan sampai 15.50 kembali cerah sampai 17.30 terjadi hujan malam 18.30-18.55

30 24/02/2017

Cerah jam 08.00-10.29, cerah berawan sampai jam 11.50, kembali cerah sampai 13.20, mendung dan terjadi

hujan jam 13.43-14.28, cerah berawan sampai 15.00, mendung jam 15.13 dan terjadi hujan sampai 15.30,

kembali cerah sampai 17.30

31 25/02/2017 Cerah jam 08.00-11.46, cerah berawan sampai 15.00, kembali cerah sampai 16.50, cerah berawan sampai

17.45

32 26/02/2017 Cerah 08.00-15.20, cerah berawan sampai 16.40, kembali cerah sampai 17.30

33 27/02/2017 Cerah berawan 08.00-10.25, cerah sampai 16.50, cerah berawan sampai 17.45

34 28/02/2017 Cerah 08.00-09.21, cerah berawan sampai 11.40, cerah sampai 14.30, mendung sampai 14.41, kembali cerah

dan cerah berawan silih berganti sampai 17.30

Page 69: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

41

Lampiran 4. Hasil Analisis Ragam dan Penduga Parameter regresi Hubungan

antara Curah Hujan dan Debit Sungai Lompo Riaja Atas

Tabel Analisis Ragam

Sumber

Keragaman

Jumlah

Kuadrat

Derajat

Bebas

Kuadrat

Tengah F Sig.

Regresi 3.442 1 3.442 52.332 .000b

Galat 2.105 32 .066

Total 5.547 33

Tabel Penduga Parameter

Penduga Parameter

t Sig.

Nilai Penduga Galat

Konstanta 1.057 .052 20.485 .000

X2 .002 .000 7.234 .000

X = Curah Hujan

Page 70: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

42

Lampiran 5. Hasil Analisis Ragam dan Penduga Parameter regresi Hubungan

antara Curah Hujan dan Debit Sungai Lompo Riaja Bawah

Tabel Analisis Ragam

Sumber

Keragaman

Jumlah

Kuadrat

Derajat

Bebas

Kuadrat

Tengah F Sig.

Regresi .955 1 .955 51.352 .000b

Galat .595 32 .019

Total 1.550 33

Tabel Penduga Parameter

Penduga Parameter

t Sig.

Nilai Penduga Galat

Konstanta .378 .027 13.789 .000

X2 .001 .000 7.166 .000

X = Curah Hujan

Page 71: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

43

Lampiran 6. Peta Lokasi Penelitian

Page 72: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

44

Lampiran 7. Peta Pola Aliran

Page 73: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

45

Lampiran 8. Peta Jenis Tanah

Page 74: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

46

Lampiran 9. Peta Penutupan Lahan

Page 75: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

47

Lampiran 10. Peta Kelerengan

Page 76: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

48

Lampiran 11. Peta Geologi

Page 77: ANALISIS KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN DEBIT SUNGAI LOMPO …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 16. · 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas

49

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian

Gambar Penempatan Penakar Curah Hujan

Gambar Pembuatan profil Sungau

Gambar Pengukuran Kecepatan ALiran