16
ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BANJIR DI INDONESIA STUDI KASUS: BANJIR DI DKI JAKARTA Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Budi Luhur Jakarta

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK PENGELOLAAN BANJIR DI KAWASAN IBU KOTA JAKARTA Studi Kasus: Banjir di Cipulir, Jakarta Selatan

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Kebijakan Penanggulangan Banjir di Indonesia Studi Kasus: Banjir di DKI Jakarta

Hubungan InternasionalFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Budi LuhurJakarta

KELOMPOK 7

Qorienza Ramadhan Antuli1242500831Adam Kurniawan1242500Dimas Pambudi1242500PENDAHULUAN

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIKadalah proses penciptaanpengetahuan dari dan dalam prosespembuatan kebijakanLANGKAH ANALISIS KEBIJAKAN(Ackoff dan Dunn, 2000)

1. Perumusan masalah2. Formulasi tujuan3. Penentuan kriteria4. Formulasi model5. Pengembangan alternatif6. Penilaian alternatif; dan7. Rekomendasi kebijakanMASALAH :

Bagaimana cara menerapkanlangkah-langkah analisiskebijakan dalam kasusBanjir Langganan di DKI Jakarta khususnya di DKI Jakarta??Latar BelakangFenomena banjir merupakan fenomena yang sangat krusial dalam proses pembangunanIndonesiasaat ini. Fenomena banjir merupakan fenomena saling terkait antara variabel sosial, alam dan lingkungan yang dapat diuraikan sebagai berikut.Beberapa literatur menyebutkan banjir disebabkan oleh curah hujan, tanah longsor, kualitas saluran air, topografi, dan kualitas daerah aliran sungai (DAS). Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam menyumbang tragedi banjir di tanah air adalah perilaku/budaya masyarakat yang kurang kondusif yang tercermin dari aktivitas ekonomi, sosial, politik dan seni serta aktivitas berlalulintas, baik di jalan raya maupun di air, yang semuanya itu terkait dengan masalah pentingnya pendidikan lingkungan hidup.

Di seluruhIndonesia, tercatat 5.590 sungai induk dan 600 di antaranyaberpotensimenimbulkan banjir. Daerah rawan banjir yang dicakup sungai-sungai induk ini mencapai 1,4 juta hektar. Dari berbagai kajian yang telah dilakukan, banjir yang melanda daerahdaerah rawan, pada dasarnya disebabkan tiga hal.(1)kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang dan berdampak pada perubahan alam. (2) peristiwa alam seperti curah hujan sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan sebagainya. (3)degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah padacatchment area, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur sungai dan sebagainyaBanjir bukan hanya menyebabkan sawah tergenang sehingga tidak dapat dipanen dan meluluh lantakkan perumahan dan permukiman, tetapi juga merusak fasilitas pelayanan sosial ekonomi masyarakat dan prasarana publik, bahkan menelan korban jiwa. Kerugian semakin besar jika kegiatan ekonomi dan pemerintahan terganggunya, bahkan terhentinya. Meskipun partisipasi masyarakat dalam rangka penanggulangan banjir sangat nyata. terutama pada aktivitas tanggap darurat, namun banjir menyebabkan tambahanbeban keuangan negara, terutama untuk merehabilitasi dan memulihkan fungsi sarana dan prasarana publik yang rusak.Terjadinya serangkaian banjir dalam waktu relatif pendek dan terulang tiap tahun, menuntut upaya lebih besar mengantisipasinya, sehingga kerugian dapat diminimalkan. Berbagai upaya pemerintah yang bersifat struktural (structural approach), ternyata belum sepenuhnya mampu menanggulangi masalah banjir di Indonesia. 8Akibat BanjirBanjir dapat merusah sarana dan prasarana (rumah, gedung, jembatan, jalan, dll)Banjir dapat mengakibatkan pemadaman listrik: karena tingginya air/luapan banjir, listrik harus kita padamkan atau bahkan dipadamkan oleh pihak PLN. Banjir dapat mencemari lingkungan sekitar kita: banjir dapat membawa kotoran, sampah, limbah pabrik, minyak dan mencemari sumber air bersih.Banjir dapat mendatangakan masalah/gangguan penyakit.Banjir menyebabkan wrosi atau bahkan longsor.Banjir dapat mengganggu atau bahkan merusak perekonomia.

Langkah 1Perumusan Masalah1. partisipasi masyarakat sebagai salah satu stakeholder masih sangat kurang2. kebijakan pemerintah daerah tentang penanggulangan bencana masih sangat terbatas3. peraturan perundang-undangan, terutama di daerah, masih terbatas4. pendanaan penanggulangan bencana masih sangat tergantung dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).Langkah 2Formulasi Tujuan

menghasilkan rekomendasi kebijakan tentang partisipasi masyarakat dalam penanggulangan banjir.Untuk mempertegas kembali bagaimana cara Pencegahan, Penanganan dan pemulihan Banjir.Untuk mengembangan kota yang tidak terkendali, tidak sesuai tata ruang daerah, dan tidak berwawasan lingkungan yang sehingga menyebabkan berkurangnya daerah resapan dan penampungan air

Langkah 3Penentuan KriteriaEfektifitas: Dalam hal ini kebijakan penanggulangan banjir dibutuhkan untuk menjamin kenyamanan daerah DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia. Sosial : Harus dapat meminimalisir dampak sosial. Karena salah satu dampak banjir adalah dapat mengganggu aktiditas sosial, seperti pertemuan-pertemuan penting, sekolah, bekerja, dll.Efisiensi (ekonomi): Dalam hal ini kebijakan penanggulangan banjir sangat dibutuhkan untuk mencegah adanya kerugian ekonomi. (Banjir yang merendam sawah sehingga panen terganggu)Lingkungan: Ini berfungsi untuk mengurangi dampak banjir seperti sampah, kotoran, penyakit, limbah dll.Langkah 4Penyusunan ModelLangkah 5Pengembangan Alternatif

SIKLUS KEGIATANPENCEGAHAN( Prevention) Upaya - upaya Struktural- Upaya di dalam badan Sungai ( In-Stream)- Upaya di luar badan Sungai ( Off- Stream) Upaya - upaya Non-Struktural- Upaya Pencegahan Banjir Jangka Panjang- Upaya Pengelolaan Keadaan Darurat Banjir dalam Jangka PendekPENANGANAN( Intervention/Response)Pemberitahuan dan Penyebaran Informasi PrakiraanBanjir Reaksi Cepat dan Bantuan Penanganan Darurat Banjir Perlawanan terhadap BanjirPEMULIHAN( Recovery) Bantuan Segera Kebutuhan Hidup Sehari-hari dan PerbaikanSarana dan Prasarana- Pembersihan dan Rekonstruksi Pasca Banjir- Rehabilitasi dan Pemulihan Kondisi Fisik dan Non-Fisik Penilaian Kerusakan/Kerugian dan Asuransi Bencana Banjir Kajian Penyebab Terjadinya Bencana Banjir1. kebijakan atau kegiatan yang memberi manfaat tidak langsung kepada masyarakat, tetapi menimbulkan biaya sosial. Contohnya, antara lain pembangunan insfrastruktur, keanekaragaman hayati, structural adjustment, dan privatisasi.2. kebijakan atau kegiatan yang jumlah penerima manfaat atau dampaknya sangat besar, tetapi hanya sedikit menimbulkan biaya sosial. Contoh kegiatan ini antara lain pembangunan kesehatan, pendidikan, penyuluhan pertanian, dan desentralisasi.3. kebijakan atau kegiatan yang kelompok dan jumlah penerima manfaat atau dampaknya telah terdefinisikan secara jelas. Contoh kegiatan ini antara lainpenanggulangan kemiskinan di suatu wilayah, penanganan pengungsi, reformasikelembagaan (institutional reform), dan korban bencana alamLangkah 6Penilaian Alternatif