111
ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA DI LOKET PENDAFTARAN BPJS RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH : SENO BAYU RW NIM: 10.910.10000.30 PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN … · Loket Pendaftaran BPJS Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2015”. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA

    BERDASARKAN BEBAN KERJA

    DI LOKET PENDAFTARAN BPJS RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

    TAHUN 2015

    SKRIPSI

    OLEH :

    SENO BAYU RW

    NIM: 10.910.10000.30

    PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1436 H / 2015 M

  • i

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran

    dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

    cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

    dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

    atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

    menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, Juli 2016

    Seno Bayu RW

  • ii

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN Skripsi, Juni 2016 Seno Bayu Rizki Wijaya, NIM : 109101000030 Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja di Loket Pendaftaran BPJS Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2015 xiii+94 halaman, 10 tabel, 2 bagan, 4 lampiran

    ABSTRAK

    Beban kerja merupakan salah satu komponen penting dalam menghitung kebutuhan tenaga. Artinya jumlah tenaga yang dibutuhkan disesuaikan dengan beban kerja yang ada. Metode Workload Indicators of Staffing Need (WISN) adalah metode untuk menghitung kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja nyata yang dilaksanakan oleh tenaga kerja.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya beban kerja yang ada di Loket Pendaftaran Pasien Peserta BPJS dengan teknik Work sampling dan selanjutnya digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga dengan Metode WISN

    Penelitian ini dilaksanakan di loket pendaftaran pasien peserta BPJS Rumah Sakit Haji jakarta selama sepuluh hari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian didapatkan penggunaan waktu kerja staf untuk aktivitas produktif rata-rata 77.71%, aktifitas non produiktif rata rata 5.31% dan aktifitas pribadi 16.98%. Hasil penghitungan tenaga dengan Metode WISN didapatkan jumlah tenaga loket pendaftaran BPJS adalah 6 orang dengan Ratio 0.8. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada Manajemen Rumah Sakit Haji Jakarta perlu adanya pertimbangan menambah tenaga staf loket pendaftaran BPJS sebanyak 1orang sesuai dengan beban kerja yang ada. Kata Kunci: Analisis beban kerja, loket pendaftaran pasien peserta BPJS, WISN Daftar Bacaan : 38 (1995-2015)

  • iii

    FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES PUBLIC HEALTH PROGRAM STUDY HEALTH CARE MANAGEMENT Skripsi, June 2016 Seno Bayu Rizki Wijaya, NIM : 109101000030 Workforce Requirements Analysis Based on Workload in Patient Registration Counter for BPJS Participants Haji Hospital Jakarta year 2015 xiii+94 pages, 10 tables, 2 charts, 4 attachment

    ABSTRACT

    Workload is one important component in calculating the workforce requirements. Thats means that the amount of workforce needed tailored to the existing workload. Workload Indicators of Staffing Need (WISN) is a method to calculating workforce requirements based on real workload undertaken by workforce. This study aims to determine the size of existing workload in Patient Registration Counter for BPJS Participants with Work Sampling techniques and then used to calculate workforce requirements with WISN method.

    This study was conducted in Patient Registration Counter for BPJS Participants Haji Hospital Jakarta for ten days. This study used a qualitative approach by cunducting observation, interview and documents analysis. The result showed the use of staff working time for productive activities are 77.71%, non productive activity are 5.31% and 16.98% for private activity. The result of calculation by using WISN method at Patient Registration Counter for BPJS Participants, it found the amount of force is 6 with WISN Ratio of 0.8. From these results the conclution is that its important for Haji Hospital management to concider on recuiting more staff at Patient Registration Counter for BPJS Participants as much as one person to addjust with the workload condition. Keyword : Workload Analysis, Patient Registration Counter for BPJS Participants, WISN Bibliography: 38 (1995-2015)

  • iv

    PERNYATAAN PERSETUJUAN

    Skripsi dengan judul

    ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN

    KERJA DI LOKET PENDAFTARAN BPJS RUMAH SAKIT HAJI

    JAKARTA TAHUN 2015

    Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skrpsi

    Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Disusun Oleh :

    SENO BAYU R W

    109101000030

    Jakarta, Juli 2016

    Pembimbing 1 Pembimbing 2

    Riastuti Kusumawardani, M.KM Fase Badriah, M.Kes, Ph.D

    NIP. 19800516 200901 2005 NIP. 19710605 200604 2012

  • v

    PANITIA SIDANG SKRIPSI

    Program Studi Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Jakarta, Juli 2016

    Penguji 1,

    Fajar Ariyanti, Ph.d NIP. 197612092006042003

    Penguji 2,

    Yuli Amran, M.KM NIP. 19800506 200801 2015

    Penguji 3,

    Susanti Tungka, MARS

  • vi

    RIWAYAT HIDUP PENULIS

    Nama : Seno Bayu Rizki Wijaya

    Jenis Kelamin : Laki - Laki

    Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Oktober 1991

    Alamat : Jl. Lingkar Sari RT 005 / RW 09 No.28

    Kel. Kali Sari, Pasar Rebo – Jakarta Timur

    Agama : Islam

    E-mail : [email protected]

    Pendidikan

    1997 - 2003 : SD Negeri Pekayon 17 Pagi Jakarta

    2003 - 2006 : SMP Negeri 103 Cijantung

    2006 - 2009 : SMA Negeri 39 Cijantung

    2009 – sekarang : Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK),

    Kesehatan Masyarakat

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Pengalaman Organisasi

    2002 - 2003 : Pramuka SDN 17 Pekayon

    2003 - 2004 : Anggota English Club SMPN 103 Cijantung

    2004 - 2006 : OSIS SMPN 103, Anggota Bidang Seni dan Olahraga

    2007 - 2008 : Ketua Paduan Suara SWARNA GITA SMAN 39 Cijantung

    2007 – 2009 : Anggota Majelis Perwakilan Kelas

    2009 - 2010 : Anggota Paduan Suara FKIK UIN JAKARTA, Conductor 2

    2010 – 2011 : BEMJ Kesehatan Masyarakat, Bidang HUMAS dan

    Publikasi

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu ‘Alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang,

    atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini

    sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana kesehatan masyarakat. Shalawat

    dan salam senantiasa tecurahkan kepada Rosul tercinta Nabi Muhammad .saw

    yang telah menjadi suri tauladan bagi umatnya.

    Dengan bekal pengetahuan, pengarahan serta bimbingan yang diperoleh

    selama perkuliahan dan selama berlangsungnya penelitian, penulis menyusun

    Skripsi mengenai “Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja Di

    Loket Pendaftaran BPJS Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2015”.

    Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Orang tua penulis H. Tumino Wibowo dan Hj. Wiwik Sukesih tercinta

    atas doa dan kasih sayang yang tak terhingga kepada ananda, semoga

    Allah menerima amal kebaikannya dan mengampuni segala dosanya.

    2. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M,Kes selaku Dekan Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3. Ibu Fajar Ariyanti M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan

    Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    4. Ibu Riastuti Kusuma Wardhani M.KM, selaku penanggung jawab

    Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Studi Kesehatan

    Masyarakat FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    sekaligus dosen pembimbing Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    atas konsultasi, arahan dan bimbingannya selama perkuliahan dan

    penelitian.

    5. Ibu Fase Badriah M.Kes, PhD dan Ibu Raihana Nadra Alkaff MMA,

    selaku dosen pembimbing penyusunan skripsi terimakasih sudah

    memberikan ilmu dan meluangkan waktunya untuk saya.

  • viii

    6. Ibu Fajar Aryanti Ph.D, Ibu Yuli Amran M.KM dan Ibu Susanti Tungka

    MARS selaku dosen penguji terima kasih atas ilmu, masukan, waktu dan

    perhatianya kepada penulis.

    7. Rumah Sakit Haji Jakarta dan para staf yang telah memberikan

    kesempatan penulis untuk penelitian di Loket Pendaftaran BPJS RS Haji

    Jakarta, terima kasih atas ilmu dan rasa kekeluargaan selama penulis

    menyusun penelitian ini, semoga Allah .swt memberi kesehatan dan

    keberkahan selalu.

    8. Teman-teman seperjuangan kelas MPK 2009 yang sudah saling

    membantu, memberi dukungan dan berbagi suka duka selama perkuliahan.

    9. Para kakak kelas Kesmas (Ka Vita, Ka Ami, Ka Septi dan kawan - kawan)

    dan adik Kelas Kesmas (Rahmania dan kelas MPK 2010 lainya) atas

    diskusi, dukungan dan doa.

    10. Karang Taruna RT 005 yang menemani penulis menyelesaikan penelitian

    ini dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari sempurna.

    Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar di

    masa mendatang akan lebih baik lagi. Semoga dengan disusunnya penelitian ini

    akan memberikan manfaat bagi banyak pihak, khususnya bagi penulis serta bagi

    pembaca.

    Wassalamu ‘Alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

    Jakarta, Juli 2016

    Seno Bayu RW

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK ............................................................................................... i

    LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ ii

    PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................ v

    RIWAYAT HIDUP PENULIS ... ............................................................... vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

    DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

    DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

    1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 7

    1.3 Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 8

    1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 9

    1.4.1 Tujuan Umum .............................................................................. 9

    1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 9

    1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 9

    1.5.1 Bagi Rumah Sakit ......................................................................... 9

    1.5.2 Bagi Peneliti ................................................................................. 9

    1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 10

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 11

    2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia ............................................ 11

    2.2 Definisi Manjemen Sumber Daya Manusia ............................... 12

    2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit .................. 13

  • x

    2.4 Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia .............................. 14

    2.5 Analisis Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja .............. 15

    2.5.1 Pengertian Beban kerja ...................................................... 15

    2.5.2 Penggunaan Waktu Kerja ................................................ 20

    2.5.3 Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Beban

    Kerja .............................................................................. 22

    2.6 Ketenagaan Rekam Medis di Rumah Sakit .................................. 27

    2.7 Kerangka Teori ......................................................................... 29

    BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ...... 31

    3.1 Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 31

    3.2 Definisi Istilah .......................................................................... 35

    BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................ 38

    4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 38

    4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 38

    4.3 Informan Penelitian .................................................................... 38

    4.4 Pengumpulan Data ....................................................................... 39

    4.4.1 Data Primer .................................................................... 39

    4.4.2 Data Sekunder ................................................................ 40

    4.5 Pengolahan Data ......................................................................... 40

    4.6 Instrumen Penelitian .................................................................. 40

    4.7 Analisis Data ............................................................................. 41

    4.7.1 Wawancara Mendalam .................................................... 41

    4.7.2 Perhitungan Beban Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja ........ 41

    4.8 Validasi Data ............................................................................. 43

  • xi

    BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................... 46

    5.1 . Analisis Kebutuhan SDM Berdasarkan Metode WISN ............. 46

    5.1.1 . Menetapkan Waktu Kerja Tersedia ............................... 50

    5.1.2 . Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM ................. 56

    5.1.3 Penggunaan Waktu Kerja Berdasarkan Work Sampling . 56

    5.1.4 Menyusun Standar Beban Kerja ..................................... 67

    5.1.5 Menyusun Standar Kelonggaran ................................... 68

    5.1.6 Kebutuhan Tenaga Kerja di Loket Pendaftaran BPJS

    RS Haji Jakarta ............................................................ 72

    5.2 . Rasio Kesenjangan Tenaga di Loket Pendaftaran BPJS .......... 73

    BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................... 75

    6.1 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 75

    6.2 Analisis Kebutuhan SDM Berdasarkan Metode WISN ............. 76

    6.2.1 . Menetapkan Waktu Kerja Tersedia ............................... 76

    6.2.2 . Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM ................. 77

    6.2.3 Penggunaan Waktu Kerja Berdasarkan Work Sampling . 77

    6.2.4 Menyusun Standar Beban Kerja ..................................... 80

    6.2.5 Menyusun Standar Kelonggaran ................................... 80

    6.2.6 Kebutuhan Tenaga Kerja di Loket Pendaftaran BPJS

    RS Haji Jakarta ............................................................. 81

    6.3 Rasio Kesenjangan Tenaga di Loket Pendaftaran BPJS ............. 82

    BAB VII PENUTUP ...................................................................................... 84

    7.1 Kesimpulan .............................................................................. 84

    7.2 Saran ........................................................................................ 84

  • xii

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 86

    LAMPIRAN .................................................................................................... 91

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Perbedaan Work Sampling dengan Time Motion Sudy ................... 21

    Table 3.1 Definis Operasional ...................................................................... 36

    Tabel 5.1 Gambaran Karakteristik Personil Loket Pendaftaran ..................... 48

    Tabel 5.2 Waktu Kerja Tersedia Dalam Waktu Satu Tahun .......................... 55

    Tabel 5.3 Unit Kerja dan Kategori SDM yang Diteliti .................................. 56

    Tabel 5.4 Jumlah Waktu Personil Loket Pendaftaran Dalam Sepuluh

    Hari Kerja .................................................................................... 57

    Tabel 5.5 Kuantitas Aktivitas di Loket Pendaftaran Berdasarkan Tanggal

    Pengamatan ................................................................................. 59

    Tabel 5.6 Standar Beban Kerja Aktifitas Pengamatan .................................... 68

    Tabel 5.7 Waktu Kelonggaran di Loket Pendaftaran BPJS ............................ 69

    Tabel 5.8 Kebutuhan Tenaga di Loket Pendaftaran Rumah Sakit Haji

    Jakarta Berdasarkan Perhitungan Beban Kerja ............................. 72

    Tabel 5.9 Kesenjangan Tenaga yang Ada dengan Kebutuhan Hasil Analisis

    WISN ........................................................................................... 74

  • xiv

    DAFTAR BAGAN

    Bagan 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 32

    Bagan 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................ 36

    Bagan 5.1 Alur Pelayanan di Loket Pendaftaran BPJS ................................... 47

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Berkembangnya pertumbuhan rumah sakit terutama di kota-kota

    besar, menyebabkan tingkat kompetisi antar rumah sakit cukup tinggi.

    Dengan tingkat kompetisi yang tinggi, maka akan diikuti dengan segala upaya

    setiap rumah sakit untuk mempertahankan keberadaannya. Tidak dapat

    dihindari bahwa peranan sektor swasta akan bertambah besar, yang

    disebabkan karena meningkatnya sosial ekonomi penduduk, bertambahnya

    jumlah penduduk yang dilayani dan adanya kesadaran akan kualitas

    pelayanan yang baik (Hosizah, 2012).

    Bergesernya konsep rumah sakit, dari konsep lama ke konsep baru,

    dimana rumah sakit adalah institusi sosial semata – mata, ke arah konsep

    rumah sakit sebagai institusi sosio – ekonomi. Artinya adalah bahwa

    pengelolaan rumah sakit harus menggunakan prinsip – prinsip ekonomi

    (pengendalian biaya, efektif dan efisien), dengan tetap menjalankan fungsi

    sosialnya. Keadaan ini mendorong rumah sakit untuk lebih memperhatikan

    efisiensi penggunaan sumber daya dalam melakukan kegiatanya dengan tetap

    menjaga mutu yang baik. (Gunadi, 1997)

    Rumah sakit kini sudah menjadi industri jasa dan sudah menjadi

    institusi yang multi disipliner. Berbagai jenis tenaga dari disiplin ilmu yang

    berbeda berkumpul menjadi satu disini. Peranan manusia di rumah sakit

    menjadi sangat penting. Produk jasa yang dihasilkan rumah sakit amat

    ditentukan oleh jenis tenaga manusianya (Gunadi, 1997).

    Berdasarkan Permenkes No. 269 tahun 2008 tentang Rekam

    Medis, tenaga kesehatan adalah tenaga yang ikut memberikan pelayanan

    kesehatan langsung kepada pasien selain dokter dan dokter gigi, dalam hal ini

    petugas pendaftaran pasien termasuk didalamnya. Tersedianya setiap kategori

    ketenagaan dengan kualitas dan kuantitas yang memadai dapat menjamin

    terselenggaranya pelayanan kesehatan di rumah sakit secara optimal.

  • 2

    Siregar (2004) menjelaskan dalam melaksanakan tugasnya, rumah

    sakit mempunyai berbagai fungsi yaitu menyelenggarakan pelayanan medis,

    pelayanan penunjang medis dan non medis, pelayanan dan asuhan

    keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

    pengembangan, serta administrasi umum dan keuangan.

    Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bermutu,

    merata dan terjangkau, salah satunya adalah peningkatan pelayanan

    kesehatan. Untuk memenuhi hal tersebut salah satunya adalah meningkatkan

    pelayanan loket. Petugas pendaftaran pasien merupakan tenaga kesehatan

    yang langsung memberikan pelayanan pada pasien pertama kali saat pasien

    tersebut akan berobat di suatu sarana pelayanan kesehatan. Peran petugas

    pendaftaran pasien sangatlah penting karena di tempat pendaftaran seorang

    pasien mendapatkan kesan baik ataupun buruk pada suatu pelayanan

    kesehatan. Oleh karena itu, petugas pendaftaran harus terampil, cepat dan

    tepat guna menunjang kelengkapan data rekam medis yang valid. Petugas

    pendaftaran pasien di suatu sarana pelayanan kesehatan/ rumah sakit biasanya

    diklasifikasikan berdasarkan pasien yang berobat, yaitu petugas pendaftaran

    pasien rawat jalan dan rawat inap. Berdasarkan jenis kunjungan pasien,

    pendaftaran dibedakan menjadi dua, yaitu pendaftaran pasien lama dan

    pendaftaran pasien baru. Selain itu untuk loket pendaftaran biasanya

    dibedakan berdasarkan jenis pasien yang ada di saryankes setempat, seperti

    loket pasien umum, loket pasien karyawan, loket pasien asuransi dan pasien

    gawat darurat (Rahmawati, 2015).

    Salah satu kegiatan yang perlu dilakukan petugas loket pendaftaran

    peserta BPJS di RS Haji Jakarta ialah rekam medis. Hatta (2011)

    menerangkan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan

    dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

    pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

    Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang

    dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit. Diteruskan kegiatan

    pencatatan data medis pasien selama pasien tersebut mendapatkan pelayanan

  • 3

    medis, dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi

    penyelenggaraan, penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat

    penyimpanan untuk melayani permintaan untuk keperluan lainya.

    Sejak tahun 1968, Pemerintah Indonesia memberlakukan sistem

    Asuransi Kesehatan bagi masyarakat kurang mampu. Dalam perjalanannya,

    asuransi kesehatan di Indonesia telah berevolusi sebanyak lima kali, hingga

    pada tahun 2014 berganti menjadi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

    Jaminan Kesehatan Nasional adalah suatu program masyarakat atau rakyat

    dengan tujuan memberikan kepastian jaminan yang menyeluruh bagi setiap

    rakyat Indonesia agar dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera. Sesuai

    dengan prinsip asuransi sosial dan prinsip equitas yang terdapat dalam

    Undang- undang No. 40 tahun 2004.

    Jaminan Kesehatan Nasional diselenggarakan oleh Badan

    Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Badan Penyelenggara

    Jaminan Sosial adalah badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada

    Presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi

    seluruh penduduk Indonesia termasuk warga negara asing yang bekerja paling

    singkat enam bulan di Indonesia. Dianing (2014) menyatakan dengan

    diselenggarakanya Program Jaminan Kesehatan Nasional pasien yang berobat

    di rumah sakit semakin meningkat. Hal ini disebabkan masyarakat Indonesia

    sudah sadar akan pentingnya arti kesehatan. Dengan meningkatnya pasien

    yang berobat maka beban kerja makin bertambah. Pendaftaran untuk pasien

    asuransi/BPJS di suatu rumah sakit/ sarana pelayanan kesehatan berbeda

    dengan pendaftaran pasien pada umumnya. Proses pendaftaran pasien BPJS

    terbilang lebih lama daripada proses pendaftaran pasien non BPJS. Oleh

    karena itu, petugas pendaftaran BPJS akan mendapatkan beban kerja serta

    tanggung jawab yang lebih besar.

    Salah satu upaya penting yang dapat dilakukan oleh rumah sakit

    untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan merencanakan kebutuhan

    sumber daya manusia yang dimilikinya secara tepat sesuai dengan fungsi

    pelayanan setiap unit, bagian, dan instalasi rumah sakit. Karena sumber daya

  • 4

    manusia yang berkualitas dan memiliki kemampuan kompetitif akan dapat

    melaksanakan fungsi dari organisasi (Indriana, 2009).

    Perencanaan SDM adalah sebagai proses untuk menentukan

    jumlah dan jenis manusia yang dibutuhkan oleh suatu organisasi dalam waktu

    dan tempat yang tepat serta melakukan tugas sesuai dengan yang diharapkan.

    Penyusunan rencana SDM bagi suatu organisasi dimaksudkan untuk

    menjamin agar kebutuhan SDM dapat terpenuhi secara konstan, baik dari segi

    kualitas maupun kuantitas. Proses perencanaan SDM dimaksudkan untuk

    pembuatan ramalan tentang kebutuhan jumlah SDM untuk masa yang akan

    datang dibandingkan dengan proyeksi persediaan SDM yang ada (Mudiartha,

    2001).

    Hasil penelitian yang dilakukan An Australian Graduate School of

    Management terhadap 541 organisasi, ternyata hanya 37% yang mempunyai

    perencanaan SDM yang berdasarkan analisis ilmiah, dan 41% tidak

    mempunyai sistem perencanaan SDM yang baik serta sisanya 12% sama

    sekali tidak memiliki perencanaan SDM. Hasil penelitian ini

    menggambarkan, walaupun di negara maju sekalipun hanya sepertiga

    organisasi saja yang melakukan fungsi perencanaan SDM, sedangkan

    mayoritas (63%) sama sekali belum melakukan fungsi perencanaan SDM

    yang akhirnya berefek terhadap rendahnya kualitas kinerja dan produktifitas

    rumah sakit (Stone, 1995).

    Elemen penting dalam melakukan perencanaan SDM rumah sakit

    adalah dengan melakukan analisis kebutuhan sumber daya manusia. Salah

    satu indikator untuk menentukan kebutuhan sumber daya manusia di institusi

    pelayanan kesehatan adalah berdasarkan beban pekerjaan nyata yang

    dilakukan oleh personil di bagian atau unit tempat kerja (Indriana, 2009).

    Pada tahun 2004 Departemen Kesehatan RI melalui Keputusan

    Menteri Kesehatan No. 81/MENKES/SK/2004 telah mengeluarkan pedoman

    penyusunan perencanaan SDM kesehatan di tingkat propinsi, kabupaten/kota

    serta rumah sakit. Dalam pedoman ini yang paling menarik dan tepat

    digunakan di rumah sakit adalah perhitungan kebutuhan SDM dengan

  • 5

    menggunakan Metode Workload Indicator Staf Need (WISN), yakni

    penghitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja. Pedoman

    perencanaan SDM dengan metoda WISN telah ditetapkan oleh Menteri

    Kesehatan untuk dipedomani dan dilaksanakan oleh seluruh unit pelayanan

    kesehatan (termasuk rumah sakit) dan sampai saat ini baru beberapa rumah

    sakit di Indonesia yang baru menggunakan metode ini (Nuryanto, 2005).

    Santoso (2013) dalam bukunya tentang konsep manajemen sumber

    daya manusia menjelaskan, konsep analisis beban kerja hadir sebagai suatu

    teknikal praktis yang dapat dipergunakan untuk mengkuantitatifkan dan

    menghitung produktifitas karyawan. Hasil dari analisis beban kerja juga dapat

    dipergunakan sebagai landasan dalam menentukan jumlah sumber daya

    manusia yang dibutuhkan organisasi secara efektif dan efisien.

    Beban kerja seseorang ditentukan dalam bentuk standar kerja

    perusahaan menurut jenis pekerjaannya (Mangkuprawira, 2003). Beban kerja

    yang dibebankan kepada karyawan dapat terjadi dalam tiga kondisi. Pertama,

    beban kerja sesuai standar. Kedua, beban kerja yang terlalu tinggi (over

    capacity). Ketiga, beban kerja yang terlalu rendah (under capacity). Beban

    kerja yang terlalu berat atau ringan akan berdampak terjadinya inefisiensi

    kerja. Beban kerja yang terlalu ringan berarti terjadi kelebihan tenaga kerja.

    Kelebihan ini menyebabkan organisasi harus menggaji jumlah karyawan

    lebih banyak dengan produktifitas yang sama sehingga terjadi inefisiensi

    biaya. Sebaliknya, jika terjadi kekurangan tenaga kerja atau banyaknya

    pekerjaan dengan jumlah karyawan yang dipekerjakan sedikit, dapat

    menyebabkan keletihan fisik maupun psikologis bagi karyawan. Akhirnya

    karyawan pun menjadi tidak produktif karena terlalu lelah.

    Indriana (2009) dalam penelitiannya tentang analisis kebutuhan

    tenaga kerja di Rumah Sakit Karya Bhakti mengatakan, bila dalam

    perencanaan sumber daya manusia belum pernah dilakukan analisis

    kebutuhan tenaga khususnya untuk tenaga penunjang, akibatnya akan muncul

    banyaknya keluhan mengenai tidak seimbangnya antara beban pekerjaan

    dengan jumlah sumber daya manusia yang ada di unit terkait. Dalam

  • 6

    bukunya, Illyas (2013) menjelaskan beban kerja didasarkan pada pemanfaatan

    waktu kerja yang tersedia untuk melakukan serangkaian pekerjaan. Beban

    kerja dapat dilihat dari aktivitas atau kegiatan yang dilakukan staf pada waktu

    kerja baik kegiatan langsung, kegiatan tidak langsung, dan kegiatan lain

    seperti kegiatan pribadi dan kegiatan yang tidak produktif. Waktu kerja ini

    dilihat dari kesesuaian dengan standar waktu kerja yang dikeluarkan oleh

    Depkes RI tahun 2004 yaitu waktu kerja nomal perhari adalah 8 jam (5 hari

    kerja), bila seorang staf bekerja diatas 80% dari waktu produktifnya maka

    dapat dikatakan bahwa beban kerjanya tinggi.

    Tingginya beban kerja dipengaruhi oleh jumlah staf yang tersedia

    di suatu unit di rumah sakit belum memadai. Selain itu, fasilitas juga

    merupakan faktor yang mempengaruhi beban kerja staf. Menurut hasil

    penelitian di Rumah Sakit Jiwa Dadi Makasar, menunjukkan bahwa fasilitas

    yang cukup lengkap dapat membantu meringankan beban kerja staf. Hasil

    penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa semakin jelas SOP (Standar

    Oprasional Pelayanan) dan Petunjuk Teknis seorang staf maka akan sangat

    membantu dalam meringankan beban kerja staf tersebut (Irwandy, 2007).

    Saat ini Loket Pendaftaran BPJS Rumah Sakit Haji Jakarta

    memiliki 5 orang personel, satu orang sebagai penanggung jawab, tiga orang

    staf pengelolaan dan pengolahan data rekam medis dan seorang staf coding.

    Staf Pendaftaran Pasien BPJS dibawah naungan instalasi Keuangan. Pasien

    BPJS di RS Haji Jakarta cukup banyak yaitu sekitar 4.500 peserta BPJS tiap

    bulanya. Pada saat dilakukan observasi terdapat keluhan dari pasien peserta

    BPJS mengenai lamanya waktu tunggu antrian proses pendaftaran sebelum ke

    poliklinik yang dituju, ditambah kondisi ruang tunggu yang terbatas karena

    hanya menyediakan sekitar 50 kursi sehingga puluhan pendaftar lain harus

    berdiri memadati area pelayanan pendaftaran BPJS kesehatan. Saat ini jumlah

    tenaga yang ada masih terbatas, semua staf di unit Pendaftaran BPJS harus

    melakukan pekerjaan rangkap, sehingga pekerjaan tidak maksimal bila ada

    staf yang tidak masuk.

  • 7

    Melihat dari pentingnya peranan pelayanan loket pendaftaran BPJS

    maka perencanaan jumlah kebutuhan sumber daya manusianya harus sesuai

    dengan beban kerja di unit tersebut. Karena kelebihan tenaga kerja akan

    mengakibatkan terjadinya penggunaan waktu kerja yang tidak produktif atau

    sebaliknya kekurangan tenaga kerja akan mengakibatkan beban kerja yang

    berlebihan. Untuk itu diperlukan analisis perhitungan kebutuhan tenaga

    berdasarkan beban pekerjaan yang ada sehingga diketahui jumlah staf yang

    ideal sesuai dengan beban pekerjaannya.

    1.2 Rumusan Masalah Loket Pendaftaran BPJS Rumah Sakit Haji Jakarta memiliki 5

    orang personel, satu orang sebagai penanggung jawab (D3 Akuntansi), tiga

    orang staf pengelolaan dan pengolahan data rekam medis (D3 Manajemen)

    dan seorang staf coding (D3 Rekam Medis). Staf Pendaftaran Pasien BPJS

    dibawah naungan instalasi Keuangan. Pasien BPJS di RS Haji Jakarta cukup

    banyak yaitu sekitar 4500 peserta BPJS tiap bulanya karena cakupan lokasi

    pelayanan yang tidak hanya untuk wilayah Jakarta Timur namun juga ke

    wilayah di perbatasan Bekasi. Seluruh Karyawan tetap RS Haji Jakarta dan

    keluarga nya juga bagian peserta pelayanan BPJS kesehatan.

    Pada saat dilakukan observasi terdapat keluhan dari pasien peserta

    BPJS mengenai lamanya waktu tunggu antrian proses pendaftaran sebelum ke

    poliklinik yang dituju, ditambah kondisi ruang tunggu yang terbatas karena

    hanya menyediakan sekitar 50 kursi sehingga puluhan pendaftar lain harus

    berdiri memadati area pelayanan Pendaftaran BPJS kesehatan. Pasien peserta

    BPJS biasanya mulai antri untuk ambil nomor urut sejak pukul 6 pagi untuk

    mendapatkan nomor antrian paling awal sedangkan waktu pelayanan dimulai

    pada pukul 8 pagi, sehingga kuota peserta BPJS di ruang tunggu loket

    pendaftaran banyak dan antri lebih lama.

    Ditengah waktu tunggu, kesabaran pasien peserta BPJS

    mempengaruhi pelayanan dari staf pendaftaran dalam menyambut kedatangan

    pasien ke loket dan memberi penjelasan. Tidak jarang masih banyak pasien

  • 8

    yang belum melengkapi berkas yang harus dilampirkan sehingga harus

    kembali ke loket beberapa kali untuk melengkapinya, dan juga untuk jaminan

    resep tertentu yang harus mendapat stempel dari petugas BPJS. Hal ini

    memakan waktu lebih lama karena staf di loket pendaftaran harus memberi

    penjelasan yang harus dimengerti oleh peserta BPJS.

    Saat ini jumlah tenaga yang ada masih terbatas, semua staf di unit

    Pendaftaran BPJS harus melakukan pekerjaan rangkap, sehingga pekerjaan

    tidak maksimal bila ada staf yang tidak masuk. Apalagi untuk petugas coding

    yang hanya berjumlah satu orang setidaknya melayani 300 data pasien dalam

    sehari, sehingga staf tambahan sangat diperlukan.

    Sejak diadakan sistem BPJS, Rumah Sakit Haji Jakarta belum

    pernah melakukan perhitungan kebutuhan tenaga kerja di bagian Pendaftaran

    BPJS. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi perubahan beban kerja petugas

    pendaftaran BPJS ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana beban kerja dan

    kebutuhan petugas pendaftaran BPJS di Rumah Sakit Haji Jakarta dengan

    menggunakan metode WISN (Workload Indicator Staf Need), yang nantinya

    dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak kepegawaian dalam

    melaksanakan perencanaan kebutuhan staf.

    1.3 Pertanyaan Penelitian 1.3.1 Berapa waktu kerja yang tersedia di Loket Pendaftaran BPJS RS

    Haji Jakarta tahun 2015?

    1.3.2 Bagaimana penggunaan waktu kerja berdasarkan work sampling staf di loket pendaftaran RS Haji Jakarta tahun 2015?

    1.3.3 Berapa besaran standar beban kerja staf loket pendaftaran BPJS di

    RS Haji Jakarta tahun 2015?

    1.3.4 Berapa besaran standar kelonggaran staf loket pendaftaran BPJS di RS Haji Jakarta tahun 2015?

    1.3.5 Berapa jumlah kebutuhan tenaga staf di loket Pendaftaran BPJS

    Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 2015 dengan menggunakan

    metode WISN?

  • 9

    1.4 Tujuan Penelitian

    1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja

    di loket pendaftaran BPJS di Rumah Sakit Haji Jakarta tahun

    2015.

    1.4.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya waktu kerja yang tersedia di Loket Pendaftaran

    BPJS RS Haji Jakarta tahun 2015

    2. Diketahuinya penggunaan waktu kerja berdasarkan work

    sampling staf di loket pendaftaran RS Haji Jakarta tahun 2015

    3. Diketahuinya besaran standar beban kerja staf loket

    pendaftaran BPJS di RS Haji Jakarta tahun 2015

    4. Diketahuinya besaran standar kelonggaran staf loket

    pendaftaran BPJS di RS Haji Jakarta tahun 2015

    5. Diketahuinya jumlah kebutuhan tenaga staf di loket

    Pendaftaran BPJS Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 2015 dengan

    menggunakan metode WISN

    1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi RS Haji Jakarta

    Penelitian yang dilakukan mahasiswa dapat menjadi

    pertimbangan bagi rumah sakit dalam melakukan perencanaan dan

    pengembangan pegawai khususnya di Loket Pendaftaran BPJS

    Rumah Sakit Haji Jakarta.

    1.5.2 Bagi Peneliti 1. Sebagai penambahan pengetahuan dan wawasan yang luas

    mengenai ilmu manajemen sumber saya manusia, terutama

    mengenai analisis kebutuhan sumber daya manusia di rumah

    sakit.

  • 10

    2. Menambah kemampuan dalam melakukan analisa dan

    penyelesaian terhadap masalah melalui pendekatan yang

    bersifat ilmiah serta memenuhi salah satu prasyarat dalam

    menyelesaikan program pendidikan Sarjana Kesehatan

    Masyarakat.

    1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Haji Jakarta yang berlokasi di Jl.

    Raya Pondok Gede Jakarta Timur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

    kebutuhan jumlah tenaga kerja ideal berdasarkan beban kerja nyata staf

    Pendaftaran BPJS Rumah Sakit Haji Jakarta. Sasaran penelitian adalah

    seluruh staf di Loket Pendaftaran pasien peserta BPJS. Objek dari penelitian

    ini adalah beban kerja yang dilakukan staf pada saat melakukan pekerjaan di

    Loket Pendaftaran pasien peserta BPJS di Rumah Sakit Haji Jakarta.

    Pengamatan dilakukan pada bulan April tahun 2015 selama sepuluh hari kerja

    dari tanggal enam sampai tanggal delapan belas April selama delapan jam

    kerja dari pukul delapan pagi hingga pukul empat sore dengan wawancara

    mendalam dan pengamatan langsung menggunakan metode Work Sampling,

    kemudian untuk perhitungan jumlah kebutuhan SDM menggunakan

    perhitungan dengan metode WISN (Workload Indicators Staf Need ).

  • 11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia Secara konseptual, Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

    makhluk yang unik dan mempunyai karakteristik yang multi kompleks dan

    hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek, diantaranya adalah (Ilyas, 2013) :

    a. SDM merupakan komponen kritis

    Semakin tinggi tingkat pemanfaatan sumber daya

    manusia akan mengakibatkan semakin tinggi pula hasil guna

    sumber daya lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa capital

    resource sangat bergantung terhadap adanya sumber daya

    manusia yang berkualitas

    b. SDM Tidak Instan

    Kebutuhan sumber daya manusia yang handal dan

    berkualitas tidak dapat diperoleh dengan seketika.

    Dibutuhkan perencanaan dengan seksama agar didapatkan

    orang yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan organisasi,

    disamping itu sumber daya yang ada harus diberikan

    pendidikan dan pelatihan yang continue sesuai dengan

    kebutuhan kerja dan minatnya.

    c. SDM Tidak dapat distok

    SDM tidak dapat disimpan untuk kebutuhan di masa

    depan, sehingga perlu direncanakan sesuai dengan kebutuhan

    organisasi yang berkembang.

    d. SDM adalah Subyek yang dapat Obsolete

    SDM bisa menjadi usang, dimana pengetahuan dan

    keterampilan yang dimilikinya tidak berkembang. Untuk

    mencegah terjadinya hal tersebut diperlukan pendidikan dan

    pelatihan lanjutan bagi SDM yang bersangkutan.

  • 12

    2.2 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2007) menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah

    kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu

    dimana perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan

    lingkungannya. Berikut adalah definisi manajemen sumber daya manusia

    yang disampaikan oleh para ahli:

    1. Sofyandi (2008), mendefinisikan manajemen personalia

    adalah serangkaian kegiatan yang pertama membuat

    kemampuan untuk pekerja dan perusahaan untuk membuat

    kesepakatan tujuan dan prosedur kerja. Manajemen Sumber

    Daya Manusia adalah seperangkat strategi, proses, dan

    kegiatan yang di desain untuk mendukung tujuan organisasi

    melalui integrasi individu dan kebutuhan organisasi.

    2. Hasibuan (2007) menyatakan bahwa Manajemen sumber

    daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan

    peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu

    terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

    3. Dessler (1997), mengatakan bahwa manajemen sumber daya

    manusia merupakan kebijakan dan praktik yang dibutuhkan

    seseorang untuk menjalankan aspek sumber daya manusia

    dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan,

    penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian.

    4. Soeroso (2003), mengatakan bahwa manajemen sumber daya

    manusia merupakan kebijakan dan praktik yang dibutuhkan

    oleh seseorang untuk menjalankan aspek sumber daya

    manusia dari posisi seorang manajer.

    Seluruh definisi di atas menggambarkan bahwa manajemen sumber

    daya manusia merupakan aktivitas atau kegiatan yang yang dilaksanakan

    agar sumber daya manusia di dalam organisasi dapat digunakan secara

    efektif dan efisien untuk mencapai berbagai tujuan.

  • 13

    Dapat disimpulkan bahwa manajemen personalia dan sumber daya

    manusia adalah “pengakuan” terhadap pentingnya satuan tenaga kerja

    organisasi sebagai sumber daya manusia yang vital bagi pencapaian tujuan-

    tujuan organisasi, dan pemanfaatan berbagai fungsi dan kegiatan personalia

    untuk menjamin bahwa mereka digunakan secara efektif dan bijak agar

    bermanfaat bagi individu, organisasi dan masyarakat. (Handoko, 1995)

    2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang

    dalam manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan,

    pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Karena sumber daya

    manusia dianggap semakin penting perannya dalam pencapaian tujuan,

    maka berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang sumber daya

    manusia dikumpulkan secara sistematis dalam manajemen sumber daya

    manusia (Rivai, 2008)

    Manajemen sumber daya manusia pada hakikatnya merupakan

    bagian integral dari keseluruhan manajemen rumah sakit. Strategi

    manajemen sumber daya manusia sebenarnya juga merupakan bagian

    integral dari strategi rumah sakit. Dengan pemahaman bahwa sumber daya

    manusia adalah aset utama rumah sakit, manajemen sumber daya manusia

    yang strategis memandang semua manajer pada tingkat pada tingkat

    apapun baik secara struktural maupun fungsional sebagai manajer sumber

    daya manusia (Soeroso, 2003).

    Saat ini keberhasilan sebuah rumah sakit sangat ditentukan oleh

    pengetahuan, keterampilan, kreativitas, dan motivasi staf dan

    karyawannya. Oleh karena itu peranan manajemen sumber daya manusia

    sangat menentukan keberhasilan rumah sakit untuk mencapai tujuannya

    (Soeroso, 2003).

  • 14

    2.4 Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia Fungsi perencanaan sumber daya manusia memiliki titik sentral,

    yaitu adanya kebutuhan organisasi terhadap sumber daya manusia. Yang

    membedakan adalah metode atau teknik perkiraan yang digunakan, dari

    yang bersifat intuitif sampai kompleks (Mangkuprawira, 2003).

    Manfaat yang didapat apabila suatu organisasi melakukan analisis

    kebutuhan SDM diantaranya adalah (Mangkuprawira, 2003):

    1. Optimalisasi sistem manajemen informasi utamanya tentang

    data karyawan

    2. Memanfaatkan SDM seoptimal mungkin

    3. Mengembangkan sistem perencanaan sumber daya manusia

    dengan efisien dan efektif

    4. Mengkoordinasi fungsi-fungsi manajemen sumber daya

    manusia secara optimal

    5. Mampu membuat perkiraan kebutuhan sumber daya

    manusia dengan lebih akurat dan cermat

    Patuwo (2005), menyatakan bahwa ada dua metoda yang dapat

    digunakan dalam penentuan jumlah kebutuhan tenaga kerja:

    1. Analisis beban kerja

    Analisis beban kerja adalah suatu proses penentuan jumlah jam

    kerja orang (man hours) yang dipergunakan atau yang diperlukan

    untuk menyelesaikan suatu beban kerja tertentu dalam waktu

    tertentu. Jumlah jam kerja setiap karyawan akan menunjukkan

    jumlah karyawan yang dibutuhkan

    2. Analisis tenaga kerja

    Analisis tenaga kerja adalah suatu proses penentuan kebutuhan

    tenaga kerja yang dipergunakan untuk dapat mempertahankan

    kontinuitas jalannya perusahaan secara normal. Karena itu pada

    dasarnya selain jumlah karyawan yang telah ditentukan dengan

    menggunakan analisis beban kerja, juga harus dipertimbangkan

  • 15

    persediaan tenaga kerja, tingkat absensi dan tingkat perputaran

    karyawan.

    Dalam peramalan kebutuhan personil jangka pendek metode yang

    sangat akurat adalah dengan menggunakan informasi mengenai beban

    kerja (work load) yang sebenarnya berdasarkan analisis pekerjaan

    terhadap kegiatan yang perlu disesuaikan. Teknik analisis beban kerja

    memerlukan pedoman penyusunan staff standar untuk menentukan

    kebutuhan personalia.

    Analisis beban kerja sangat berguna untuk menentukan personel

    yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu beban kerja tertentu pada

    waktu tertentu pula. Hasil yang diperoleh bukanlah merupakan suatu

    angka yang pasti, dimana prestasi kerja personel sangat dipengaruhi oleh

    berbagai faktor.

    2.5 Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja 2.5.1 Pengertian Beban Kerja

    Beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus

    diseleaikan oleh tenaga kesehatan professional dalam satu tahun dalam

    satu sarana pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2004). Beban kerja sebagai

    kegiatan yang diberikan kepada pegawai dalam suatu organisasi dalam

    suatu organisasi maupun institusi mempunyai peran yang penting untuk

    menetapkan kebutuhan akan pegawai yang perlukan dalam kelancaran

    suatu penyelesaian pekerjaan dimana perhitungan beban kerja tersebut

    memerlukan suatu mettode atau tehnik tertentu agar sesuai dengan

    keinginan dari institusi. Pengukuran waktu kerja pada pada operasi

    perusahaan disebut atau tidak biasanya didasarkan atas lama waktu untuk

    membuat suatu produk atau melaksanakan pelayanan (jasa). Pernyataan

    khusus tentang jumlah waktu yang harus digunakan untuk melaksanakan

    kegiatan tertentu di bawah kondisi kerja normal ini sering disebut tenaga

    standar kerja. Tehnik analisis beban kerja ini merupakan penggunaan rasio

  • 16

    atau pedoman penyusunan staf standar untuk menentukan kebutuhan

    personalia. Analisis beban kerja mengidentifikasikan baik jumlah

    karyawan maupun jenis karyawan yang diperlukan dalam mencapai tujuan

    organisasional (Yulhantoro, 2002).

    Metoda paling akurat untuk peramalan jangka pendek adalah

    menggunakan informasi mengenai beban kerja (work load) yang

    sesungguhnya berdasarkan analisis pekerjaan terhadap beban kerja yang

    perlu disesuaikan. Teknik analisis beban kerja (work load analysis) ini

    memerlukan penggunaan rasio atau pedoman penyusunan staf standar

    untuk menentukan kebutuhan personalia. (Patuwo, 2005)

    Dalam perhitungan beban kerja ada tiga cara yang dapat

    digunakan, diantaranya adalah (Ilyas, 2013):

    1. Work Sampling Barnes (1980), menyatakan bahwa work sampling digunakan

    untuk mengukur aktivitas pegawai dengan menghitung waktu yang

    digunakan untuk bekerja dan waktu yang tidak digunakan untuk bekerja

    dalam jam kerja mereka, kemudian disajikan dalam bentuk persentase.

    Menurut Niebel (1982) dalam Suharyono (2005), work sampling

    adalah suatu teknik untuk mengukur proporsi besaran masing-masing pola

    kegiatan dari total waktu kegiatan yang telah dilaksanakan dari suatu

    kelompok kerja atau unit kerja.

    Pada work sampling, yang diamati adalah apa yang dilakukan oleh

    responden dimana informasi yang dibutuhkan oleh penelitian ini adalah

    waktu dan kegiatannya, bukan siapanya. Jadi hal yang penting adalah apa

    yang dikerjakan oleh personil, dimana kegiatannya dilakukan pengamatan

    dari kejauhan (Indriana, 2009).

    Barnes (1980), menyatakan ada tiga kegunaan utama dari work

    sampling, diantaranya adalah:

    1. Activity and Delay Sampling, yaitu untuk mengukur aktivitas dan

    penundaan aktivitas dari seorang pekerja. Contohnya adalah

  • 17

    dengan mengukur persentase seseorang bekerja dan persentase

    seseorang tidak bekerja.

    2. Performance Sampling, yaitu untuk mengukur waktu yang

    digunakan untuk bekerja, dan waktu yang tidak digunakan

    untuk bekerja.

    3. Work Measurement, Untuk menetapkan waktu standar dari

    suatu kegiatan

    Hal-hal yang dapat diamati dengan work sampling

    dijelaskan Ilyas (2013):

    a. Aktivitas apa yang sedang dilakukan pegawai pada waktu jam

    kerja

    b. Apakah aktivitas pegawai berkaitan dengan fungsi dan tugasnya

    pada waktu jam kerja

    c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif

    atau tidak produktif

    d. Pola beban kerja pegawai dikaitkan dengan waktu, jadwal jam

    kerja

    Prosedur Work Sampling

    1) Menentukan jenis pegawai yang akan diteliti

    2) Memilih sampel sebagai subjek yang akan diteliti jika jumlah

    pegawai banyak) Membuat formulir daftar kegiatan pegawai

    yang diklasifikasikan, dikombinasikan dan disesuaikan dengan

    tujuan

    4) Melatih pengamat mengenai cara pengamatan kerja dengan

    menggunakan work sampling, pengamat sebaiknya memiliki

    latar belakang yang sejenis dengan subjek yang akan diamati

    untuk memudahkan pelatihan dan pelaksanaan pengamatan.

    Setiap pengamat yang mengamati 5-8 orang pegawai.

    5) Pengamat kegiatan pekerja dilakukan dengan interval waktu tiap

    2-15 menit, tergantung karakteristik pekerjaan. Semakin tinggi

  • 18

    tingkat kesibukan pekerja yang diamati, semakin pendek waktu

    pengamatan. Semakin pendek jarak waktu pengamatan, semakin

    banyak sampel pengamatan yang diamati oleh pengamat

    sehingga akurasi pengamatan menjadi lebih akurat. Pengamatan

    dilakukan selama jam operasional. Bila jenis tenaga yang akan

    diteliti berfungsi 24 jam maka pengamatan dilaksanakan

    sepanjang hari

    2. Time and Motion Study Pada Time and Motion Study pengamat melakukan

    pengamatan dan mengikuti dengan cermat tentang kegiatan yang

    dilakukan oleh personel yang sedang diamati. Pada teknik ini yang

    dihasilkan tidak hanya berupa beban kerja dari personel, tetapi

    yang lebih penting adalah mengetahui dengan baik kualitas kerja

    personel.

    Penelitian dengan menggunakan time and motion study

    dapat digunakan untuk mengevaluasi tingkat kualitas suatu

    pendidikan atau pelatihan bersertifikat keahlian. Pada metode ini

    dilakukan pengamatan secara terus menerus sampai pekerjaan

    selesai dan sampai selesainya jam kerja pada hari itu. Kegiatan ini

    dilakukan pengulangan pada keesokan harinya. Teknik ini

    merupakan pekerjaan yang sulit dilakukan, berat dan mahal

    sehingga sangat jarang dilakukan.

    Kemungkinan terjadinya bias dapat diminimalisir dengan

    ditambahnya lama waktu pengamatan, sehingga dapat dikatakan

    bahwa data yang didapatkan akurat. Bias dapat terjadi karena

    seseorang akan berperilaku kerja lebih baik apabila diamati secara

    dekat oleh orang lain. Namun pada hari-hari selanjutnya orang

    cenderung akan bekerja dalam ritme yang normal.

  • 19

    Tabel 2.1

    Perbedaan Work Sampling Dengan Time And Motion Study

    No. Work Sampling Time And Motion Study

    1 Yang disampling adalah kegiatanya Yang diamati seluruhnya

    2 Karyawan yang diamati lebih banyak karyawan umumnya disampling

    3 Kualitas kerja tak terdeteksi Kualitas kerja merupakan tujuan

    5 Lebih sederhana Lebih melelahkan

    6 Lebih murah Sangat mahal

    3. Daily Log Daily log merupakan bentuk sederhana dari work sampling,

    dimana orang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu

    yang digunakan untuk penelitian tersebut. Penggunaan teknik ini

    sangt bergantung terhadap kerjasama dan kejujuran dari personel

    yang sedang diteliti.

    Pada metode ini peneliti biasanya membuat pedoman dan

    formulir isian yang dapat dipelajari dan diisi sendiri oleh informan.

    Sebelum dilakukan penelitian perlu diberikan penjelasan mengenai

    tujuan dan cara pengisisan formulir kepada subyek personel yang

    diteliti. Perlu ditekankan bahwa yang dipentingkan adalah

    kegiatan, waktu, dan lamanya kegiatan. Sedangkan informasi

    mengenai personel tidak akan tercantum pada laporan penelitian.

    Hasil analisis dari daily log dapat digunakan untuk melihat

    pola beban kerja seperti kapan beban kerjanya tertinggi? Apa jenis

    pekerjaan yang membutuhkan waktu banyak? Metoda ini sangat

    memerlukan kerjasama karyawan yang diteliti agar hasil yang

    didapatkan akurat, artinya dituntut kejujuran dari responden.

  • 20

    Adanya beban kerja yang akan diukur (Depkes, 2004) :

    1. Under Load kondisi ini mencerminkan jumlah output yang

    dihasilkan pegawai kurang dari atau lebih kecil dari jumlah output

    yang seharusnya mampu dipenuhi dan dihasilkan oleh pegawai

    berdasarkan standar waktu kerja yang telah ditetapkan dan waktu

    normal penyelesaiannya.

    2. On Load kondisi ini mencerminkan jumlah output yang

    dihasilkan pegawai sama dengan jumlah output yang semestinya

    dihasilkan oleh pegawai berdasarkan standar waktu kerja yang

    telah ditetapkan dan waktu normal penyelesaiannya.

    3. Over Load kondisi ini mencerminkan jumlah output yang

    dihasilkan pegawai lebih besar dari target jumlah output yang

    dihasilkan oleh pegawai lainnya berdasarkan standar waktu kerja

    yang telah ditetapkan dan waktu normal penyelesaiannya.

    2.5.2 Penggunaan Waktu Kerja Waktu merupakan faktor utama dalam pencapaian

    organisasi. Semakin tinggi tingkat ketepatan waktu dan semakin

    efisien tingkat penggunaan waktu maka semakin berhasil suatu

    organisasi dalam menjalankan fungsinya. (Azhar, 2008)

    Pengukuran waktu kerja memberi cara kepada manajemen

    untuk mengukur waktu yang diperlukan untuk menjalankan suatu

    operasi atau rangkaian operasi, sehingga waktu tak efektif

    ditemukan dan dapat dipisahkan dari waktu efektif. Dengan cara

    ini akan diketahui bahwa ada waktu tak efektif, sifatnya serta

    berapa banyak sebelumnya terdapat waktu tak efektif tersembunyi

    dalam keseluruhan waktu pembuatan atau proses (ILO, 1983).

    Ruang lingkup waktu produktif dan waktu tidak produktif

    menurut ILO (1983) adalah:

  • 21

    a. Waktu produktif, waktu produktif terbagi menjadi dua:

    1. Waktu kerja dasar, yaitu waktu kerja minimal yang tidak

    dapat ditawar-tawar lagi yang secara teori diperlukan

    untuk menghasilkan suatu kegiatan.

    2. Waktu kerja tambahan, adalah waktu kerja yang

    bertambah atau melebihi waktu kerja dasar. Waktu kerja

    dapat bertambah karena cara kerja yang tidak efisien ,

    kelemahan metode, tidak adanya prosedur, dan lain-lain

    b. Waktu Tidak produktif

    Waktu kerja yang tebuang, yang menyebabkan

    terhentinya suatu proses atau operasional kegiatan sehingga

    akan mengurangi produktivitas. Waktu tidak produktif terjadi

    disebabkan oleh:

    1. Pihak manajemen gagal dalam merencanakan,

    mengendalikan, atau melakukan pengawasan secara

    efisien

    2. Faktor pekerja, seperti meninggalkan pekerjaan tanpa

    alasan yang cukup, keterlambatan, bermalas-malasan

    bekerja, dan sebagainya.

    Apabila dilakukan pengklasifikasian kegiatan yang diamati

    menjadi kegiatan produktif dan tidak produktif, maka dapat

    menjawab pertanyaan: Berapa waktu kerja yang digunakan untuk

    kegiatan produktif? Tidak mungkin mengharapkan personil untuk

    bekerja optimum, paling rasional mengharapkan personil bekerja

    pada titik optimum berkisar 80% (Ilyas, 2013).

  • 22

    2.5.3 Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Beban

    Kerja

    Departemen kesehatan mengadopsi metode perhitungan

    kebutuhan Tenaga Kerja berdasarkan beban pekerjaan yang

    dilaksanakan oleh setiap kategori sumber daya manusia, yaitu

    metode WISN (Work Indicator of Staffing Need). Metode ini di

    Indonesia digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan masing-

    masing kategori tenaga kesehatan yang dibutuhkan di kantor dinas

    kesehatan dan rumah sakit tingkat profinsi, kabupaten/kota dan

    telah di sahkan melalui Keputusan Menteri kesehatan R.I No.

    81/Menkes/SK/2004 (DepKes 2004).

    Metode perhitungan kebutuhan berdasarkan beban kerja

    (WISN) adalah indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan

    tenaga pada sarana kesehatan berdasarkan beban kerja, sehingga

    alokasi/relokasi tenaga akan lebih mudah dan rasional. Kelebihan

    metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis

    mudah diterapkan, komprehensif dan realistis. (Depkes, 2004)

    Keunggulan metode WISN menurut Depkes adalah:

    1. Mudah dilaksanakan karena menggunakan data yang

    dikumpulkan atau didapat dari laporan kegiatan rutin

    masing-masing unit pelayanan

    2. Mudah dalam melakukan prosedur perhitungan, sehingga

    manajer kesehatan di semua tingkatan dapat

    memasukkannya ke dalam perencanaan kesehatan

    3. Hasil perhitungannya dapat segera diketahui, sehingga

    dapat segera dimanfaatkan hasil perhitungan tersebut

    oleh para manajer kesehatan di semua tingkatan dalam

    mengambil kebijakan atau keputusan/kebijakan

    4. Metode perhitungan ini dapat digunakan bagi berbagai

    jenis ketenagaan, termasuk tenaga non kesehatan

  • 23

    5. Hasil perhitungannya realistis, sehingga memberikan

    kemudahan dalam menyusun perencanaan anggaran dan

    alokasi sumber daya lainnya.

    Kelemahan metode WISN diantaranya: Input data yang

    diperlukan bagi prosedur perhitungan berasal dari rekapitulasi

    kegiatan rutin satuan kerja atau institusi dimana tenaga yang

    dihitung bekerja, maka kelengkapan pencatatan data dan kerapihan

    penyimpanan data mutlak harus dilakukan dalam mendapatkan

    keakuratan hasil perhitungan jumlah tenaga secara maksimal

    (Depkes, 2004).

    Langkah-Langkah perhitungan kebutuhan tenaga

    berdasarkan metode WISN adalah (Depkes, 2004) :

    a. Menetapkan waktu kerja tersedia Menetapkan waktu kerja tersedia bertujuan agar

    diperolehnya waktu kerja efektif selama satu tahun untuk masing-

    masing kategori SDM yang bekerja di suatu unit atau institusi

    rumah sakit.

    Rumus penetapan waktu kerja tersedia adalah sebagai

    berikut:

    Dimana,

    A = Hari Kerja, sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang

    berlaku di rumah sakit

    B = Cuti tahunan, sesuai ketentuan hak SDM (12 hari kerja)

    C = Pendidikan dan Pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di

    rumah sakit

    Waktu Kerja Tersedia = {A-(B+C+D+E)} x F

  • 24

    D = Hari libur nasional berdasarkan keputusan bersama menteri

    terkait tentang hari libur nasional.

    E = Ketidakhadiran kerja karena alasan sakit, tidak masuk dengan

    atau tanpa pemberitahuan/ijin

    F = Waktu kerja, sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah

    sakit

    b. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitung Tujuan ditetapkannya unit kerja dan kategori SDM yang

    dihitung adalah diperolehnya unit kerja dan kategori SDM yang

    bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan

    kesehatan perorangan pada pasien, keluarga, dan masyarakat di

    dalam dan di luar rumah sakit

    Data dan informasi yang dibutuhkan untuk penetapan unit

    kerja dan kategori SDM didapatkan dari:

    1. Data pegawai berdasarkan pendidikan yang berkerja pada tiap unit

    kerja di rumah sakit

    2. Peraturan perundang-undangan berkaitan dengan jabatan

    fungsional SDM Kesehatan

    3. Standar Profesi, Standar pelayanan dan standar operasional

    prosedur (SOP) pada tiap unit kerja rumah sakit.

    c. Menyusun standar beban kerja Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja

    selama satu tahun per kategori SDM. Standar beban kerja untuk

    suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan

    untuk menyelesaikannya (ratarata waktu) dan waktu kerja tersedia

    yang dimiliki oleh masing-masing kategori SDM

    Rumus standar beban kerja adalah:

  • 25

    Data yang diperlukan:

    1. Waktu kerja tersedia

    2. Bagan struktur organisasi

    3. Kegiatan pokok (Kegiatan pokok dan uraian kegiatan, serta

    tanggung jawab masing-masing kategori SDM)

    4. Rata-rata waktu untuk menyelesaikan jenis kegiatan pokok

    5. Standar profesi

    6. Menetapkan waktu berdasarkan kesepakatan

    Rata-rata waktu untuk menyelesaikan kegiatan pokok diperoleh

    dari:

    1. Referensi hasil penelitian

    2. Melaksanakan penelitian

    3. Pencatatan waktu dalam menyelesaikan uraian kegiatan (Sesuai

    standar pelayanan dan SOP).

    d. Menyusun standar kelonggaran Penyusunan standar kelonggaran bertujuan untuk

    diperolehnya faktorfaktor kelonggaran setiap kategori SDM

    meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan

    suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi

    rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan.

    Penyusunan standar kelonggaran dapat dilaksanakan

    melalui pengamatan dan wawancara kepada setiap kategori

    tentang:

    Waktu Kerja tersedia Standar beban Kerja = _______________________________

    Rata-Rata Waktu Per Kegiatan Pokok

  • 26

    1. Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan,

    contoh: rapat, pelatihan, mengikuti seminar, penyusunan laporan

    kegiatan, menyusun kebutuhan obat dan barang habis pakai, dll

    2. Frekuensi tiap faktor kegiatan dalam satuan hari, minggu dan bulan

    3. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan

    setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah

    selanjutnya adalah menyusun standar kelonggaran dengan

    m,elakukan perhitungan berdasarkan rumus:

    Rumus standar kelonggaran :

    e. Menghitung kebutuhan tenaga per-unit kerja Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja memiliki tujuan

    untuk diperolehnya jumlah dan jenis/kategori SDM yang

    dibutuhkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan

    upaya pengembangan selama kurun waktu satu tahun

    Rumus Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja :

    Data yang diperlukan:

    1. Waktu kerja tersedia

    2. Standar beban kerja

    3. Standar kelonggaran masing-masing kategori SDM

    4. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama satu tahun (KK)

    Kuantitas Kegiatan Pokok Kebutuhan SDM = _____________________ + Standar Kelonggaran

    Standar Beban Kerja

    Rata-Rata Waktu per-Faktor Kelonggaran Standar kelonggaran = __________________________________

    Waktu Kerja Tersedia

  • 27

    2.6 Ketenagaan Rekam Medis di Rumah Sakit Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang

    Rekam Medis pada pasal 1, rekam medis adalah berkas yang berisikan

    catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,

    tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Setiap

    rumah sakit harus membuat rekam medis baik itu rekam medis rawat jalan

    maupun rekam medis rawat inap. Rekam medis juga berguna sebagai bukti

    tertulis atau tindakan-tindakan pelayanan terhadap seseorang pasien, juga

    mampu melindungi kepentingan hukum bagi pasien yang bersangkutan,

    rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya, apabila

    dikemudian hari terjadi suatu hal yang tidak diinginkan menyangkut

    rekam medis itu sendiri.

    Salah satu bagian Unit Rekam Medis yang bertanggung jawab

    dalam pencatatan data pasien yaitu Loket Pendaftaran Pasien. Dalam

    melakukan pendaftaran bagi pasien yang akan berobat membutuhkan suatu

    catatan atau formulir yang memuat data klinis maupun non klinis. Dari

    setiap dokumen rekam medis baik pasien baru atau pasien lama, setelah

    mendapatkan pelayanan di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan maka

    masing Unit Rawat Jalan atau poliklinik sesuai dengan kasus penyakit

    pasien, Ratna (2014).

    Joridawan (2015) menerangkan tujuan rekam medis adalah

    menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya

    peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa didukung suatu sistem

    pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib administrasi

    di tempat pelayanan kesehatan akan berhasil sebagaimana yang

    diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor

    yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan

  • 28

    Standar kompetensi perekam medis yang dikeluarkan oleh

    Perhimpunan Profesional Rekam Medis dan Informasi Kesehatan tahun

    2012 adalah :

    1. Klasifikasi dan kodifikasi penyakit, masalah – masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis

    Deskripsi kompetensi : Perekam medis mampu menetapkan kode

    penyakit dan tindakan dengan tepat sesuai klasifikasi yang

    diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang penyakit dan tindakan

    medis dalam pelayanan dan manajemen kesehatan.

    2. Aspek hukum dan etika profesi Deskripsi kompetensi : Perekam medis mampu melakukan tugas

    dalam memberikan pelayanan rekam medis dan informasi

    kesehatan yang bermutu tinggi dengan memperhatikan

    perundangan dan etika profesi yang berlaku.

    3. Manajemen rekam medis dan informasi kesehatan Deskripsi kompetensi : Perekam medis mampu mengelola rekam

    medis dan informasi kesehatan untuk memenuhi kebutuhan

    pelayanan medis, administrasi dan kebutuhan informasi kesehatan

    sebagai bahan pengambil keputusan di bidang kesehatan.

    4. Menjaga mutu rekam medis Deskripsi kompetensi: Administrator informasi kesehatan/perekam

    medis mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan

    menilai mutu rekam medis.

    5. Statistik kesehatan Deskripsi kompetensi: Administrator informasi kesehatan/perekam

    medis mampu menggunakan statistik kesehatan untuk

    menghasilkan informasi dan perkiraan (forecasting) yang bermutu

    sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan di bidang

    pelayanan kesehatan.

    6. Manajemen unit kerja manajemen informasi kesehatan/rekam medis

  • 29

    Deskripsi kompetensi: Unit kompetensi ini berhubungan dengan

    perencanaan, pengorganisasian, penataan, dan pengontrolan unit

    kerja manajemen informasi kesehatan (MIK)/rekam medis di

    institusi pelayanan kesehatan.

    7. Kemitraan profesi

    Deskripsi kompetensi: Perekam medis mampu berkolaborasi inter

    dan intra profesi yang terkait dalam pelayanan kesehatan.

    2.7 Kerangka Teori Beban kerja merupakan salah satu aspek penentuan yang menjadi

    dasar perhitungan tenaga kerja dalam Perencanaan SDM di Rumah Sakit.

    Dalam institusi rumah sakit, perhitungan kebutuhan tenaga berakar pada

    beban kerja personel (Ilyas, 2013), sehingga metode perhitungan yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah metode WISN (Workload Indicator

    Staff Need). Dimana dalam proses perhitungan jumlah tenaga kerja ideal

    berdasarkan kepada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh setiap

    personil yang bekerja di suatu unit kerja. WISN bermanfaat untuk

    menghitung kebutuhan saat ini dan masa mendatang, membandingkan

    SDM kesehatan pada daerah atau fasilitas kesehatan yang berbeda, dan

    melihat apakah tenaga kesehatan sudah bekerja sesuai profesinya atau

    tidak.

    Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode work

    sampling, yaitu kegiatan pengamatan sesaat dan berkala melihat aktivitas

    yang dilakukan di sebuah unit penelitian dan mengelompokanya kedalam

    aktivitas produktif, aktivitas non produktif dan aktivitas pribadi.

    Berdasarkan teori ini maka disusun kerangka teori dari penelitian ini

    sebagai berikut:

  • 30

    Bagan 2.1 Kerangka Teori

    Analisis Kebutuhan Tenaga/WISN

    Analisis Beban Kerja:

    Aktivitas Produktif Aktivitas Tidak Produktif Aktivitas Pribadi

    Standar Kelonggaran

    Waktu Kerja Tersedia

    Standar Beban Kerja Teknik Perhitungan Beban kerja:

    1. Work Sampling 2. Time and Motion Study 3. Daily Log

    Kategori SDM

    Jumlah Kebutuhan SDM

    Sumber : Kepmenkes RI

    No.81/MENKES/SK/1/2004

  • 31

    BAB III

    KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

    3.1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan Kepmenkes No. 81 tahun 2004, dijelaskan bahwa

    salah satu metode dalam melakukan perhitungan kebutuhan tenaga dapat

    dilakukan berdasarkan beban pekerjan yang dilaksanakan oleh setiap

    kategori sumber daya manusia. Dalam institusi rumah sakit, perhitungan

    kebutuhan tenaga kerja berakar pada beban kerja personel (Ilyas, 2013).

    Beban kerja yang ditetapkan organisasi harus mencukupi atau

    sesuai dengan standar jam kerja optimal. Setiap unit kerja atau jabatan di

    organisasi masing-masing memiliki beban kerja yang berbeda, sehingga

    jumlah karyawan harus disesuaikan dengan beban kerja yang diberikan

    pada tiap unit organisasi. Bila terdapat ketidaksesuaian antara beban

    kerja yang diberikan dengan jumlah karyawan yang ada maka perlu

    dilakukan penambahan atau pengurangan jumlah karyawan (Setyawan,

    2008).

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

    metode observasi, pedoman wawancara, dan telaah dokumen.

    Pengamatan terhadap aktivitas yang dilakukan karyawan dilakukan

    dengan menggunakan metode work sampling dalam interval waktu

    tertentu guna mengetahui gambaran penggunaan waktu kerja oleh

    karyawan. Selanjutnya dilakukan pencatatan terhadap frekuensi serta

    waktu untuk menyelesaikan aktivitas. Frekuensi dan waktu untuk

    menyelesaikan aktivitas mencerminkan nilai beban kerja yang

    selanjutnya digunakan untuk menentukan jumlah kebutuhan tenaga kerja

    melalui analisis perhitungan kebutuhan tenaga kerja di unit organisasi

    yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu adalah Staf di Loket

    Pendaftaran BPJS Rumah Sakit Haji Jakarta.

    Menghitung beban kerja unit organisasi yang padat karya

    merupakan suatu hal yang penting tapi sekaligus juga sangat sulit.

  • 32

    Metoda ilmiah yang telah dikembangkan para ahli seperti: Work

    Sampling dan Time and Motion Study sebenarnya dapat menghasilkan

    hasil yang akurat. Namun pada metoda Time and Motion Study

    dibutuhkan tenaga ahli, pengamat yang banyak dan waktu yang panjang.

    Hal ini membawa konsekwensi terhadap biaya dan biasanya harus

    dilaksanakan oleh pihak lain seperti: kosultan dan lembaga riset. Pihak

    manajemen rumah sakit akan kesulitan untuk melaksanakan metoda ini

    sendiri karena kesulitan instrumen dan pelaksanaan penelitiannya sendiri.

    Disamping itu, adanya kemungkinan bias karena faktor personel

    menghitung beban kerja sendiri. Pada metode daily log yang mencatat

    dan menghitung beban kerja sendiri sangat diragukan akurasinya

    sehingga dari aspek validitas dan realibilitas sulit dipakai sebagai rujukan

    beban kerja pegawai (Ilyas, 2013).

    Peneliti memilih metode work sampling dibandingkan metode

    time and motion study dan daily log. Hal ini dikarenakan metode work

    sampling memiliki empat kelebihan diantaranya : 1) lebih mudah dan

    rendah biaya dalam aplikasinya karena pengamatan terhadap pekerja

    tidak perlu dilakukan secara terus menerus. 2) metode ini dapat

    mengamati lebih dari satu staf pada waktu bersamaan 3) tidak harus

    profesional terlatih karena yang diamati hanya jenis kegiatanya. 4)

    pengamatan dapat dihentikan tanpa memberi dampak buruk pada hasil

    penelitian.

    Langkah selanjutnya yaitu dengan menganalisis jumlah beban

    kerja dan kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan Metode WISN

    (Workload Indicator Staff Need). Dimana kebutuhan jumlah personil

    loket pendaftaran dihitung berdasarkan kepada beban pekerjaan nyata

    yang dilaksanakan oleh setiap staf yang bekerja di Loket Pendaftaran

    BPJS Rumah Sakit Haji Jakarta. Kelebihan metode WISN ini adalah

    mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan,

    komprehensif dan realistis. Dengan menggunakan metode ini dapat

    mengetahui waktu kerja tiap kategori SDM, standar beban kerja, standar

  • 33

    kelonggaran, kuantitas kegiatan pokok dan akhirnya dapat mengetahui

    kebutuhan SDM pada unit kerja tersebut (Depkes, 2004).

    Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan kemudian dapat

    dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja riil yang ada di Loket

    Pendaftaran BPJS Rumah Sakit Haji Jakarta. Hasil analisis dan

    penghitungan tersebut kemudian dapat diajukan sebagai rekomendasi

    kepada organisasi sebagai bahan perencanaan sumber daya manusia.

    Aliran proses pemikiran kerangka konsep dari rumusan di atas dapat

    dilihat pada Bagan 3.1 sebagai berikut:

  • 34

    Bagan 3.1 Kerangka Konsep

    Aktivitas Produktif Aktivitas Non

    Produktif Aktivitas Pribadi

    Waktu Kerja Tersedia

    Kategori SDM

    Standar Beban Kerja

    Standar Kelonggaran

    Jumlah Kebutuhan Tenaga Staf Loket

    Pendaftaran BPJS di RS Haji Jakarta

    Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja

    Berdasarkan Beban Kerja

  • 35

    3.1 Definisi Istilah

    Tabel 3.1 Definisi Istilah

    Variabel Definisi Pengukuran

    Aktivitas

    Produktif

    Kegiatan yang terkait langsung dengan

    loket pendaftaran BPJS RS Haji Jakarta

    Alat ukur : form work

    sampling, jam digital

    Hasil ukur : jumlah kegiatan

    produktif staff loket

    pendaftaran dalam menit

    Aktivitas Non

    Produktif

    Kegiatan yang tidak berhubungan

    dengan pekerjaan di loket pendaftaran

    BPJS RS Haji Jakarta, seperti

    mengobrol yang tidak berhubungan

    dengan pekerjaannya, telepon yang

    tidak berhubungan dengan

    pekerjaannya.

    Alat ukur : form work

    sampling, jam digital

    Hasil ukur : jumlah kegiatan

    non produktif staff loket

    pendaftaran dalam menit

    Aktivitas

    Pribadi

    Kegiatan yang bersifat pribadi untuk

    memenuhi kebutuhan rohani dan

    jasmani, seperti sholat, makan, minum,

    Alat ukur : form work

    sampling, jam digital

    Hasil ukur : Jumlah kegiatan

    pribadi staff loket

    pendaftaran dalam menit

  • 36

    dan lain-lain.

    Analisis

    kebutuhan

    tenaga

    berdasarkan

    beban kerja

    Metode menghitung kebutuhan tenaga

    kerja berdasarkan beban kerja yang

    diukur melalui perhitungan WISN

    Alat ukur : formula

    WISN

    Hasil ukur : informasi

    kuantitatif berdasarkan

    tahapan perhitungan WISN

    Waktu Kerja

    Tersedia

    Angka kuantitatif yang menunjukan

    satuan waktu yang digunakan untuk

    bekerja setahun dalam satuan menit di

    Loket Pendaftaran BPJS RS Haji

    Jakarta.

    Alat ukur : formula

    waktu kerja tersedia

    Hasil ukur : informasi

    kuantitatif tentang jumlah

    waktu yang digunakan staff

    loket pendaftaran untuk

    bekerja setahun dalam menit

    Kategori SDM

    Adalah bagian atau unit kerja pelayanan

    yang akan diamati dan dihitung

    kebutuhan tenaganya.

    Alat ukur : dokumen Hasil ukur : berupa informasi

    kualitatif unit kerja dan

    kategori SDM yang diamati

    Standar Beban

    Kerja

    Banyaknya kerja (dalam satu kegiatan

    pelayanan utama) yang dapat dilakukan

    oleh seorang tenaga kesehatan dalam

    Alat ukur : formula

    standar beban kerja

    Hasil ukur : volume/kuantitas

    beban kerja staff loket

    pendaftaran selama satu

  • 37

    setahun di Loket Pendaftaran BPJS RS

    Haji Jakarta.

    tahun

    Standar

    Kelonggaran

    Besaran waktu yang diperlukan oleh

    staf untuk melakukan semua jenis

    kegiatan yang tidak terkait langsung

    atau mempengaruhi tinggi rendahnya

    kualitas atau jumlah kegiatan produksi

    unit layanan di RS Haji Jakarta.

    Alat ukur : formula

    standar kelonggaran

    Hasil ukur : jumlah waktu

    yang diperlukan oleh staff

    loket pendaftaran untuk

    melakukan semua jenis

    kegiatan yang tidak terkait

    langsung atau mempengaruhi

    tinggi rendahnya kualitas

    atau jumlah kegiatan

    produksi staff loket

    pendaftaran

    Jumlah

    Kebutuhan

    tenaga kerja

    Adalah angka kuantitatif personil yang

    dibutuhkan untuk menyelesaikan

    seluruh beban kerja yang ada di Loket

    Pendafftaran RS Haji Jakarta.

    Alat ukur : formula

    WISN

    Hasil ukur : Jumlah SDM

    staff loket pendaftaran sesuai

    dengan hasil perhitungan

  • 38

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

    observasi, pedoman wawancara, dan telaah dokumen. Untuk mendapatkan

    jumlah penggunaan waktu setiap pola aktivitas staf pelaksana di Loket

    Pendaftaran BPJS RS Haji, digunakan teknik work sampling. Dimana

    aktivitas staff yang diamati akan diteliti setiap waktu sepuluh menit selama

    sepuluh hari kerja. Selanjutnya penggunaan waktu produktif yang didapat,

    digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga dengan menggunakan metode

    WISN yang selanjutnya dianalisis terhadap hasil beban kerja dan kebutuhan

    tenaga yang telah diperoleh tersebut untuk menentukan strategi dalam

    pemenuhan kebutuhan staf loket pendaftaran.

    Kelebihan metode WISN ini adalah mudah dioperasikan, mudah

    digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.

    Dengan menggunakan metode ini dapat mengetahui waktu kerja tiap kategori

    SDM, standar beban kerja, standar kelonggaran, kuantitas kegiatan pokok dan

    akhirnya dapat mengetahui kebutuhan SDM pada unit kerja tersebut

    (Depkes, 2004).

    4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Loket Pendaftaran BPJS Rumah Sakit Haji

    Jakarta yang berada di Jalan Raya Pondok Gede No. 4 Jakarta Timur.

    Penelitian dilakukan pada bulan April 2015 selama sepuluh hari kerja dari

    jam 08.00 sampai dengan 16.00.

    4.3 Informan Penelitian Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah informan yang

    dipilih secara total sampling. Yang menjadi sample penelitian ini adalah

    seluruh staf yang bekerja di Loket Pendaftaran BPJS Rumah Sakit Haji

  • 39

    Jakarta sebanyak 5 orang, terdiri dari satu orang Penanggung Jawab, 3

    orang staf pelaksana dan 1 orang petugas coding.

    Kriteria Inklusi :

    Semua kegiatan staff di loket pendaftaran pada saat pengamatan yaitu lima

    orang staff dalam waktu pengamatan delapan jam kerja selama sepuluh

    hari

    Kriteria Eksklusi :

    Aktifitas staff diluar waktu pengamatan

    4.4 Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

    utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah

    mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

    peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

    yang ditetapkan (Sugiyono, 2012).

    4.4.1 Data Primer Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan

    (observasi) dan diperoleh melalui wawancara mendalam kepada para

    responden. Pengumpulan data pengamatan langsung dengan metode

    work sampling, yaitu pengamatan sesaat dan berkala kepada

    responden dalam melaksanakan aktivitasnya dilakukan selama 8 jam

    dalam sepuluh hari kerja. Pengamatan dilakukan dengan interval

    sepuluh menit dan hasilnya dicatat di formulir pengamatan work

    sampling. Selanjutnya hasil pengamatan dikelompokkan menjadi

    aktivitas produktif , tidak produktif, dan pribadi.

    Data Primer dari form work sampling yang telah

    dikelompokan, disajikan dalam bentuk tabel dan dibuat presentasenya.

    Data yang dihasilkan digunakan untuk menghitung standar beban

    kerja dan standar kelonggaran.

  • 40

    4.4.2 Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari telaah dokumen di Loket

    Pendaftaran BPJS Rumah Sakit Haji, data ketenagaan, Standar

    Pelayanan, serta profil rumah sakit. Data sekunder yang digunakan

    untuk menghitung waktu kerja tersedia staff loket pendaftaran adalah

    data jumlah hari kerja, waktu kerja, cuti tahunan, waktu diklat,

    ketidakhadiran kerja dan libur dalam satu tahun.

    4.5 Pengolahan Data 4.5.1 Data primer, proses pengolahan hasil observasi dihitung kemudian

    dikalikan sepuluh mneit karena pengamatan terhadap kegiatan staff

    loket pendaftaran dilakukan setiap sepuluh menit sekali. Untuk hasil

    dari wawancara mendalam yang sudah direkam, direkap untuk

    dimasukan kedalam hasil penelitian.

    4.5.2 Data Sekunder, data sekunder yang didapatkan digunakan untuk

    menentukan waktu kerja yang terdiri dari : 1) Lamanya hari kerja; 2)

    Banyaknya cuti tahunan staff; 3) Jumlah pendidikan dan pelatihan

    dalam setahun terakhir; 4) Menghitung rata-rata ketidakhadiran kerja.

    4.6 Instrumen Penelitian Tenaga pengamat dalam penelitian ini berjumlah satu orang,

    yaitu peneliti yang juga bertindak sebagai pengamat. Instrumen yang

    digunakan diantaranya adalah:

    1. Pedoman observasi

    2. Pedoman wawancara mendalam

    3. Formulir pengamatan work sampling

    4. Jam digital

  • 41

    4.7 Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

    sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi lapangan (work

    sampling), wawancara mendalam dan telaah dokumen, sehingga

    dapat dipahami dengan mudah dan dapat memberikan informasi

    kepada orang lain. Langkah-langkah dalam analisis data adalah

    reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.

    Reduksi data berarti merangkum, mengambil data yang penting,

    membersihkan data yang tidak cocok atau bias dan mencari tema dan

    pola yang sama. Reduksi data dibantu dengan komputer, dengan

    mengelompokkan data sesuai aspek atau kriteria tertentu,

    menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, tabel, grafik hasil

    pengamatan. Langkah selanjutnya dalam analisis data adalah

    penarikan kesimpulan dan verifikasi, yaitu bagaimana beban kerja

    yang ada, jumlah tenaga yang dibutuhkan berdasarkan perhitungan

    rumus WISN (Syukraa, 2012).

    4.7.1 Wawancara mendalam Analisis data kualitatif dilakukan proses reduksi, penyajian

    kemudian penarikan kesimpulan dari data, sesuai langkah amalisis

    data kualitatif Miles dan Huberman (1984). Data yang dituliskan

    merupakan data yang berhasil dikumpulkan selama kegiatan

    penelitian. Data disajikan dalam bentuk poin-poin yang diambil dari

    transkip wawancara dan telah dikelompokan sesuai dengan

    permasalahan yang dibahas. Penyajian data dilanjutkan dengan

    pembahasan secara naratif hingga mencapai kesimpulan.

    4.7.2 Perhitungan Beban Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja Analisis perhitungan kebutuhan tenaga staff loket

    pendaftaran BPJS Rumah Sakit Haji Jakarta dengan urutan:

  • 42

    1. Jumlah waktu tiap pola kegiatan

    Aktivitas personel dari hasil formulir pengamatan dan

    pencatatan aktivitas staff loket pendaftaran, aktivitas

    dikelompokkan menjadi aktivitas produktif dan aktivitas tidak

    produktif serta aktivitas pribadi.

    Langkah selanjutnya, jumlah waktu kegiatan diubah

    dalam bentuk menit, dengan cara dikalikan 10 karena

    pengamatan dan pencatatan kegiatan dilakukan setiap sepuluh

    menit. Hasilnya merupakan jumlah waktu setiap pola kegiatan

    selama waktu kerja. Jumlah waktu tersebut kemudian

    dijumlahkan sehingga didapatkan jumlah waktu setiap kegiatan

    staf selama sepuluh hari penelitian. Jumlah waktu setiap jenis

    kegiatan dibagi hari pengamatan sehingga didapat rata-rata

    jumlah waktu setiap jenis kegiatan selama satu hari. Data ini

    kemudian digunakan untuk menghitung rata-rata waktu

    penyelesaian setiap unit kegiatan pokok, standar beban kerja dan

    standar kelonggaran.

    2. Menghitung jumlah kebutuhan staf di Loket Pendaftaran Rumah

    Sakit Haji Jakarta

    Untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga, hasil

    pengamatan yang dilakukan menggunakan metode work

    sampling dijadikan dasar perhitungan (WISN), yaitu prosedur

    menghitung jumlah kebutuhan staff loket pendaftaran

    berdasarkan indikator beban kerja. Adapun tahapanya adalah

    (Depkes, 2004) :

    a. Menetapkan waktu kerja tersedia, dengan rumus :

    Waktu Kerja Tersedia = {A - (B+C+D+E)} X F , dimana

    A = Hari kerja yang mungkin dalam setahun

    B = Cuti tahunan

    C = Pendidikan dan pelatihan sesuai dengan a