Upload
dangtruc
View
253
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KEGIATAN MGMP DALAM
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
KEWIRAUSAHAAN DI SMK NEGERI WILAYAH
JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Alpina Ilham
1110018200008
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Alpina Ilham
NIM : 1110018200008
Program Studi : Manajemen Pendidikan
Alamat : Jalan Raya Ciracas Gg. Iklas Rt 003/ Rw 006
Kel. Ciracas Kec. Ciracas 13740, Jakarta Timur
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Analisis Kegiatan MGMP dalam Pengembangan
Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah
Jakarta Timur adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing I : Mu’arif SAM.,M.Pd
NIP : 19560717 199403 1 005
Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan
Nama Pembimbing II : Dr. Salman Tumanggor,M.Pd
NIP : 19570710 197903 1 002
Program Studi : Manajemen Pendidikan
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 20 September 2014
Yang Menyatakan
Alpina Ilham
i
ABSTRAK
Alpina Ilham, NIM : (1110018200008), Analisis Kegiatan MGMP dalam
Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri
Wilayah Jakarta Timur, Skripsi Program Strata Satu (S-1), Program Studi
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mendeskripsikan manajement,
kegiatan, dan strategi MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Kewirausahaan
dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan pada SMK
Negeri Wilayah Jakarta Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai
kegiatan yang dilakukan dalam MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Teknik
pengumpulan data yang digunakan, meliputi wawancara, studi dokumentasi, dan
observasi.dengan interviewe, yaitu 3 pengurus MGMP Kewirausahaan (Ketua,
Bidang pendidikan dan Pelatihan, Bidang Hubungan Masyarakat), serta 4 anggota
MGMP Kewirausahaan (guru Kewirausahaan SMK Negeri 24, 51, dan 58).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa MGMP Kewirausahaan masih belum
optimal dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan. Hal
ini karena, kegiatan yang dilakukan masih sebatas kegiatan rutin pada program
inti, bahkan itupun belum semuanya dilaksanakan. Selain itu, MGMP
Kewirausahaan terdapat beberapa masalah yang dihadapi, meliputi kurangnya
koordinasi Ketua MGMP dengan pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan,
ada beberapa guru yang masih sulit untuk menghadiri dan mengikuti kegiatan
MGMP Kewirausahaan, dan dana yang dimiliki oleh MGMP Kewirausahaan
tidak mencukupi dalam melaksanakan kegiatan.
Berikut rekomendasi yang dapat diberikan agar MGMP Kewirausahaan dapat
berjalan optimal dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru
Kewirausahaan. Pertama, perlu dilaksanakan pemilihan ulang untuk Ketua
MGMP yang baru. Kedua, pengurus MGMP sebaiknya memberikan pemahaman
bagi guru untuk wajib mengikuti kegiatan MGMP. Ketiga, Kepala Sekolah
sebaiknya mengatur ulang jadwal mengajar dengan kegiatan MGMP
Kewirausahaan sehingga guru Kewirausahaan dapat mengikuti kegiatan MGMP
tanpa harus meninggalkan jam mengajar. Keempat, kegiatan MGMP harus lebih
bervariasi lagi tidak hanya melaksanakan kegiatan inti saja, serta melakukan
kerjasama dengan lembaga atau instansi lain.
Kata Kunci : Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan, MGMP
Kewirausahaan
ii
ABSTRAK
Alpina Ilham, NIM : (1110018200008), Analisis Kegiatan MGMP dalam
Pengembangan Kompeteni Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri
Wilayah Jakarta Timur, Skripsi Program Strata Satu (S-1), Program Studi
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.
This research as aims to know and describe the management, activity, and
strategy of MGMP (deliberation of subject teachers) in fostering pedagogic
competence of entrepreneurship teacher in Vocational High School East Jakarta
district. The methods used in this study is a qualitative approach to describe about
activities conducted in MGMP Entrepreneurship in East Jakarta. Data collection
techniques that are used, include interviews, study documentation and
observations who interviewes are 3 administrators of MGMP Entrepreneurship
(Chairman, field of education and Training and the field of public relations),and
also four members of the MGMP Entrepreneurship (Entrepreneurial teachers in
24, 51 and 58 Vocational High School).
The results of this research showed that the MGMP Entrepreneurship is still
not optimal in fostering pedagogic competence of Entrepreneurial teacher. This is
because, the activities performed are still limited to regular activity on the core
program, even then not all of them are implemented. In addition, there are several
Entrepreneurial MGMP problems that encountered. Those are lack of
coordination between the Chairman of MGMP with the Board and members of the
MGMP entrepreneurship, there are a few teachers who are still difficult to attend
and follow the MGMP activities in entrepreneurship, and the funds which are
owned by the MGMP Entrepreneurship insufficient in carrying out activities.
These are recommendations that can be given so that the MGMP
entrepreneurship can run optimally in developing the competence of pedagogic
teacher of entrepreneurship. First, it needs to re-election the new Chairman of
MGMP. Second, the board should give the MGMP understanding mandatory for
the teachers to follow the MGMP activities. Third, the principal should rearrange
the teaching schedule with the MGMP’s activities in order to teacher could follow
that activities without having to leave teaching hours. Fourth, MGMP activities
should be more varied, not only carry out the core activities, but also establish
cooperation to the order institutions.
Key words: Pedagogic Competence Of Entrepreneurship Teacher,
Entrepreneurial MGMP
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan ridho-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Kegiatan MGMP dalam
Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah
Jakarta Timur”. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, beserta staf.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan.
3. Drs. H. Mu’arif SAM., M.Pd., dan Dr.H. Salman Tumanggor, M.Pd.,
Dosen Pembimbing yang telah sabar meluangkan waktunya untuk
membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. H. Fathi Ismail, MM., Dosen Penasehat Akademik yang telah
memberikan arahan dan nasehat penulis dalam pelaksanaan akademik
selama penulis kuliah dan menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
penulis untuk meminjam buku yang diperlukan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
iv
7. Kepala Sekolah SMK Negeri 51. 24, 58, dan 52 yang telah memberikan
izin bagi penulis dalam melakukan penelitian dan wawancara kepada guru
Kewirausahaan (pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan Wilayah
Jakarta Timur).
8. Drs. H. Adju Sasmita, MM, Ketua MGMP Kewirausahaan 2012/2015 yang
telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai
MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur.
9. Drs. MPA. Saputra, Ketua MGMP Kewirausahaan 2008/2012 yang telah
membantu penulis dalam memberikan data dan informasi terkait MGMP
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
10. Rina Kartika, S.Pd., Siswanto,S.E., Pengurus MGMP Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur yang telah membantu memberikan data dan
informasi bagi penulis.
11. Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih, Hj. Eny Elastri, S.Pd., Sri Rahayu
S.E., Drs. Bukhari, Guru Kewirausahaan dan anggota MGMP
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur yang telah memberikan data dan
informasi bagi penulis.
12. Ayahanda (Alm) Amsori dan Ibunda Sulimah yang telah memberikan cinta,
kasih sayang, dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah dan
skripsi.
13. Kakak dan saudara yang telah memberikan semangat, motivasi, kepedulian,
dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi.
14. Teman-Teman MP A dan B yang telah memberikan pengalaman, kasih
sayang, kepedulian, motivasi, dan doa bagi penulis selama masa
perkuliahan dan penyelesaian skripsi.
15. Teman-teman HMJ Manajemen Pendidikan 2012 dan 2013 yang telah
memberikan informasi, pengalaman, pelajaran, dan semangat bagi penulis
untuk saling belajar dan bekerja dalam membantu sesama.
v
16. Sahabat terbaik dan selalu menemani (Aditya Rini Kusuma Wardhani,
Ainur Rochmah, Dwi Setyaningsih, Evita Mawiriyanti, Febrian Wulandari,
Julian Eka Riyanti, Mardhiyah, Sri Purwanti, Tri Wahyuni, Wulan Sari)
yang telah memberikan semangat, motivasi, kasih sayang, kepedulian,
pengalaman berharga, dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah
dan skripsi.
17. Teman-teman mentoring LQ Az-Zahra yang telah memberikan semangat,
motivasi, kasih sayang, kepedulian, dan doa bagi penulis dalam
menyelesaikan kuliah dan skripsi.
18. Teman-teman LDK (Lembaga Dakwah Kampus) Komda FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
untuk saling belajar, berbagi pengalaman, kasih sayang, kepedulian, dan
motivasi selama penulis kuliah dan menyelesaikan skripsi.
19. Teman-teman Postar (Pojok Seni Tarbiyah) Elemen Degung Sunda yang
telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengenal dan belajar alat
musik khas sunda, berbagi pengalaman, dan motivasi selama masa
perkuliahan dan pembuatan skripsi.
20. Akademik dan guru GO (Ganesha Operation) yang telah memberikan
penulis kesempatan untuk saling belajar, berbagi pengalaman, dan
kepedulian selama penulis bekerja dan menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan
skripsi ini, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran bagi para pembaca
dengan senang hati
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Jakarta, September 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 7
D. Perumusan Masalah .................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
F. Kegunaan Penelitian ................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kompetensi Pedagogik Guru ...................................................... 10
1. Definisi Kompetensi Pedagogik ............................................ 11
2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik................................ 16
a. Memahami Wawasan dan Landasan Kependidikan ......... 16
b. Memahami tentang Peserta Didik .................................... 19
c. Mengembangkan Kurikulum/ Silabus .............................. 23
d. Merancang Pembelajaran ................................................. 27
e. Melaksanakan Pembelajaran yang Mendidik dan
dialogis ............................................................................. 30
f. Mengevaluasi Hasil Belajar .............................................. 32
g. Mengembangkan Peserta Didik untuk
Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang
Dimilikinya ...................................................................... 35
B. Pengembangan Guru ................................................................... 37
1. Definisi Pengembangan Kompetensi Guru ........................... 37
vii
2. Strategi Pengembangan Kompetensi Guru ........................... 40
3. Tanggung Jawab Pengembangan Kompetensi Guru............. 42
4. MGMP sebagai Wadah Pengembangan Kompetensi Guru .. 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Penelitian ................................................................ 52
B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 54
C. Subjek Data Penelitian ................................................................ 54
D. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data ................................ 55
E. Teknik Analisa Data ................................................................... 60
F. Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 63
1. Latar Belakang Terbentuknya MGMP Kewirausahaan ........ 63
2. Data Pendidik Kewirausahaan di SMK Negeri Jakarta
Timur .................................................................................... 64
B. Deskripsi Analisis dan Interpretasi Data ................................... 66
1. Manajemen MGMP Kewirausahaan ..................................... 66
a. Proses Pembentukan Pengurus dan Anggota MGMP
Kewirausahaan ................................................................. 66
b. Pelaksanaan Pertemuan Khusus Bagi Pengurus
MGMP Kewirausahaan .................................................... 70
c. Tujuan Diadakannya Pertemuan Khusus Bagi
Pengurus MGMP Kewirausahaan .................................... .73
d. Pihak yang Bertanggung jawab dalam Pertemuan
Khusus Bagi Pengurus MGMP Kewirausahaan .............. 74
2. Pengembangan Diri Guru Kewirausahaan Melalui
Kegiatan MGMP Kewirausahaan ......................................... 76
a. Pihak yang Bertanggung jawab dalam Mengembangkan
Kompetensi Guru pada Kegiatan MGMP
Kewirausahaan .................................................................. 76
b. Program dan Kegiatan Pengembangan Kompetensi
viii
Pedagogik Guru dalam MGMP Kewirausahaan .............. 79
c. Program dan Kegiatan Bagi Pengembangan Kompetensi
Pedagogik Guru MGMP Kewirausahaan yang Paling Sering
Dilakukan.......................................................................... 82
d. Kendala yang Dihadapi MGMP dalam Mengembangkan
Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan .................. 90
e. Kegiatan Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru
yang Berhubungan dengan Peningkatan Kemampuan
Guru dalam Berwirausaha ................................................ 94
f. Manfaat yang didapat Guru dari Mengikuti Kegiatan
MGMP Kewirausahaan .................................................... 98
3. Kegiatan dan Strategi yang dilakukan MGMP
Kewirausahaan Bagi Guru dalam Mengembangkan
Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan ...................... 99
a. Mengembangkan Wawasan/ Landasan Kependidikan
Guru Kewirausahaan ........................................................ 99
b. Mengembangkan Pemahaman Mengenai Peserta Didik
bagi Guru Kewirausahaan ................................................ 100
c. Mengembangkan Kemampuan untuk Mengembangkan
Kurikulum/ Silabus bagi Guru Kewirausahaan................ 102
d. Mengembangkan Kemampuan Merancang Pembelajaran
bagi Guru Kewirausahaan ................................................ 103
e. Mengembangkan Kemampuan Melaksanakan
Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis ..................... 104
f. Mengembangkan Kemampuan Melakukan Evaluasi
Hasil Belajar bagi Guru Kewirausahaan .......................... 105
g. Mengembangkan Kemampuan Mengembangkan
Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai
Potensi yang Dimiliki bagi Guru Kewirausahaan ............. 105
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 107
B. Saran ........................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Agenda Kegiatan Penelitian
Tabel 3.2 : Pedoman Wawancara Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK
Negeri Wilayah Jakarta Timur
Tabel 3. 3 : Pedoman Wawancara Guru MGMP Kewirausahaan SMK Negeri
Wilayah Jakarta Timur
Tabel 3.4 : Lembar Observasi Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta
Timur
Tabel 3.5 : Lembar Studi Dokumentasi MGMP Kewirausahaan SMK Negeri
Wilayah Jakarta Timur
Tabel 4.1 : Data Guru Kewirausahaan SMK Negeri Jakarta Timur
Tabel 4.2 : Program Kerja dan Kegiatan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur
Tahun 2012
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Keputusan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur
Lampiran 2 : Data Guru Kewirausahaan SMK Wilayah Jakarta Timur
Lampiran 3 : Data Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
tahun 2009, 2010,dan 2012
Lampiran 4 : Data Kehadiran Guru pada Kegiatan MGMP Kewirausahaan
Wilayah JakartaTimur tahun 2009 dan 2010
Lampiran 5 : Lembar Studi Dokumentasi MGMP Kewirausahaan SMK
Negeri Wilayah Jakarta Timur
Lampiran 6 : Daftar Referensi
Lampiran 7 : Pertanyaan wawancara Pengurus MGMP Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur
Lampiran 8 : Pertanyaan wawancara Anggota MGMP Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur
Lampiran 9 : Hasil Wawancara Drs. MPA. Saputra (Pengurus MGMP
Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)
Lampiran 10 : Hasil Wawancara Rina Kartika,S.Pd. (Pengurus MGMP
Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)
Lampiran 11 : Hasil Wawancara Siswanto, S.E. (Pengurus MGMP
Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)
Lampiran 12 : Hasil Wawancara Drs. Bukhari (Anggota MGMP
Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)
Lampiran 13 : Hasil Wawancara Hj. Eny Elastri,S.Pd. (Anggota MGMP
Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)
Lampiran 14 : Hasil Wawancara Sri Rahayu, S.E. (Anggota MGMP
Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)
Lampiran 15 : Hasil Wawancara Dra. Siti Nurdjanah Kusumaning (Anggota
xii
MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)
Lampiran 16 : Lembar Observasi Kegiatan MGMP Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur
Lampiran 17 : Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 18 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 19 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 20 : Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan
Drs. MPA. Saputra
Lampiran 21 : Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan
Rina Kartika,S.Pd.
Lampiran 22 : Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan
Siswanto, S.E.
Lampiran 23 : Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan
Drs. Bukhari
Lampiran 24 : Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan
Hj. Eny Elastri,S.Pd.
Lampiran 25 : Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan
Sri Rahayu, S.E.
Lampiran 26 : Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan
Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih
Lampiran 27 : Biodata Penulis
xiii
DAFTAR SINGKATAN
1. Dikmenti : Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi
2. Ditjen : Direktorat Jenderal
3. LPMP : Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
4. MGMP : Musyawarah Guru Mata Pelajaran
5. PKG : Pemantapan Kerja Guru
6. PMPTK : Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
7. PNS : Pegawai Negeri Sipil
8. Puslatdikjur : Pusat Latihan Pendidikan Kejuruan
9. RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
10. SK : Surat Keputusan
11. SMP : Sekolah Menengah Pertama
12. SMA : Sekolah Menengah Atas
13. SMK : Sekolah Menengah Kejuruan
14. TIK : Teknologi Informasi dan Komunikasi
15. TIPD : Teachers International ProfessionalDevelopment
16. UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
mampu bersaing dan mengikuti kemajuan teknologi dan budaya yang terus
berkembang dalam masyarakat, karena pendidikan merupakan upaya untuk
mewujudkan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional pada
sektor pendidikan dinyatakan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.1
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal bertanggung jawab untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar
dengan melibatkan komponen masyarakat sekolah, salah satunya yaitu guru.
Guru menjadi penyempurna kesuksesan bagi peserta didik sehingga sosok guru
sulit untuk dipisahkan dari dunia pendidikan. Guru merupakan komponen
paling menentukan dalam sistem pendidikan, maka guru perlu mendapatkan
perhatian pertama dan utama dalam melaksanakan profesinya terkait
pengembangan dan peningkatan kemampuan yang dimiliki.
Guru diakui sebagai suatu profesi khusus. Dikatakan demikian, karena
profesi keguruan bukan saja memerlukan keahlian tertentu sebagaimana profesi
1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Bab II, Pasal 3.
2
lain, tetapi juga mengemban misi yang paling berharga, yaitu pendidikan dan
peradaban. Atas dasar itu, dalam kebudayaan bangsa yang beradab, guru
senantiasa diagungkan, disanjung, dikagumi, dan dihormati karena perannya
yang penting bagi eksistensi bangsa di masa depan. Guru memiliki peran
strategis dalam bidang pendidikan karena menentukan kuantitas dan kualitas
pengajaran yang dilaksanakannya. Peran guru dalam pendidikan tidak hanya
mengajar, tetapi juga sebagai pendidik, pembina, dan pelatih.
Guru juga memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun di
luar dinas, yakni dalam bentuk pengabdian. Tugas guru sebagai profesi meliputi
mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.2 Beberapa tugas guru
tersebut sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen Bab I Pasal 1 mengenai tugas guru bahwa “Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah”.3 Terkait peran dan tugas guru tersebut, maka guru perlu
memiliki kualifikasi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas profesinya.
Tanpa adanya kualifikasi yang memadai akan memungkinkan guru mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelaksana kegiatan
pendidikan.
Dalam Bab IV Pasal 8 pada Undang-Undang yang sama dinyatakan bahwa
“Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
2 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Proesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 22,
h. 7.
3 Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab I, Pasal 1.
3
pendidikan nasional”.4
Guru sebagai agen pembelajaran dalam dunia
pendidikan dan supaya mampu melaksanakan berbagai peran, maka guru wajib
memiliki syarat tertentu, salah satunya adalah kompetensi. Selanjutnya pada
Undang-Undang yang sama Bab IV Pasal 10 ayat 1 dijelaskan mengenai
kompetensi guru bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.5 Dari
empat kompetensi tersebut, kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang
menjadi perhatian dan fokus utama dalam peningkatan kualitas guru. Hal ini
karena kompetensi pedagogik adalah kompetensi dasar dan menjadi landasan
bagi guru untuk mampu melakukan tugas utamanya, yakni mengajar.
Pengembangan kompetensi pedagogik merupakan suatu hal yang harus
menjadi pusat perhatian bagi seorang guru, agar dapat melaksanakan peran dan
tugasnya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi
pedagogik guru perlu dilakukan agar guru selalu memiliki sikap terbuka dan
mengikuti perkembangan baru yang positif dalam dunia pendidikan. Pada
dasarnya, pengembangan kompetensi pedagogik guru adalah untuk menambah
wawasan atau pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan membangkitkan
semangat dalam mengajar.
Dengan adanya pengembangan kompetensi pedagogik diharapkan guru
mampu meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan kualitas dalam mengajar.
Selain itu, masalah pengembangan kompetensi guru juga diperkuat dengan
adanya penjelasan pada Undang-Undang yang sama Bab IV Pasal 34 ayat 1,
bahwa: “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru pada satuan
4 Ibid., Bab IV, Pasal 8.
5 Ibid., Bab IV, Bagian 1, Pasal 10 ayat 1.
4
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat”.6
Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran telah banyak
dilakukan, baik oleh pemerintah maupun oleh berbagai pihak yang peduli
terhadap pembelajaran di sekolah. Berbagai upaya tersebut antara lain dalam
bentuk: 1) penataran; 2) kualifikasi pendidikan guru; 3) pembaharuan
kurikulum; 4) implementasi model atau metode pembelajaran baru; dan 5)
penelitian tentang kesulitan dan kesalahan siswa dalam belajar atau yang sering
dilakukan guru seperti penelitian tindakan kelas.7 Selain itu, menurut sumber
lain dikatakan bahwa peningkatan kemampuan profesional guru dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti: pendidikan lanjutan dalam jabatan, inservice
training, pembentukan wadah-wadah peningkatan kualitas guru seperti
penyeliaan, Pemantapan Kerja Guru (PKG), dan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP).8
Pelaksanaan berbagai upaya tersebut bertujuan agar para guru diharapkan
mampu untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas, baik dalam
pengetahuan maupun keterampilan dalam mengajar. Wadah peningkatan
kualitas guru, khususnya MGMP merupakan wadah untuk pertemuan para guru
mata pelajaran yang sama dalam tingkatan atau jenjang pendidikan menengah
(SMP, SMA/SMK) dan digunakan oleh guru untuk memecahkan segala
permasalahan dalam proses belajar mengajar di sekolah. MGMP ini berfungsi
sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar, dan bertukar pikiran dan
pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi atau
pelaku perubahan reorientasi pembelajaran di kelas. Terdapat berbagai kegiatan
positif yang dilakukan dalam wadah MGMP sehingga banyak manfaat yang
6 Ibid., Bab IV, Bagian 5, Pasal 34, ayat 1.
7 J.M. Tedjawati, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study: Kasus di Kabupaten Bantul,
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, No. 4, 2011, h. 480.
8 Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran: Menciptakan Keterampilan Mengajar yang
Efektif dan Edukatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), Cet. VI, h. 27.
5
dapat diambil oleh para guru dengan berperan aktif dalam mengikuti MGMP.
Namun, MGMP juga akan menjadi kurang bermanfaat jika kegiatan MGMP
atau para gurunya kurang aktif dan peduli terhadap peningkatan kompetensi
guru.
Berdasarkan data dan informasi yang penulis dapat dari Dinas Pendidikan
Menengah dan Tinggi Jakarta Timur dan Drs. MPA Saputra, sebagai Pengurus
MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur bahwa guru yang mengajar
Kewirausahaan hampir semuanya bukanlah dari latar belakang pendidikan
Kewirausahaan. Selain itu, guru Kewirausahaan tidaklah semuanya aktif dan
berpengalaman dalam bidang berwirausaha, padahal mata pelajaran
Kewirausahaan dituntut bagi para siswa agar mampu membuat suatu karya yang
dapat dipasarkan. Maka dari itu, MGMP Kewirausahaan dapat membantu bagi
guru dalam melatih kemampuannya untuk membuat suatu karya atau produk
yang dapat dipasarkan sebelum diterapkan kepada peserta didik sehingga guru
yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam berwirausahaan
dapat terus belajar dan mengembangkan kemampuannya dalam berwirausaha.
Namun, kenyataannya MGMP Kewirausahaan mengalami beberapa
masalah, yaitu pertama, kesulitan dalam menentukan waktu kegiatan MGMP
Kewirausahaan karena terdapat adanya perbedaan jam mengajar antara guru di
sekolah yang satu dengan guru di sekolah lain. Selain itu, terkadang mereka
harus mengorbankan jam mengajarnya untuk mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan oleh MGMP Kewirausahaan, dan konsekuensinya dari hal
tersebut adalah kosongnya kelas sehingga siswa yang menjadi dirugikan. Kalau
kegiatan MGMP Kewirausahaan dilakukan setelah pulang sekolah, hal ini
menjadi kurang efektif karena tidak semua guru memiliki waktu luang setelah
pulang sekolah sehingga menyebabkan beberapa guru tidak menghadiri
kegiatan MGMP. Kedua, minimnya dana yang dimiliki. Dana merupakan hal
yang paling krusial dalam melaksanakan suatu kegiatan, jika terjadi masalah
dalam hal ini, seperti kekurangan dana, maka kegiatan akan sulit untuk
6
dijalankan. MGMP Kewirausahaan tidak mendapatkan dana dari Pemerintah
maupun pihak sekolah, melainkan sumbangan dari anggota MGMP
Kewirausahaan. Namun, terkadang sumbangan ini juga sulit terkumpul
disebabkan karena ketidakhadiran beberapa anggota MGMP Kewirausahaan
sehingga dana yang dimiliki semakin berkurang dan sulit untuk menjalankan
kegiatan MGMP Kewirausahaan..9
Dari berbagai masalah yang penulis temukan di lapangan, ternyata kegiatan
MGMP Kewirausahaan jauh dari bayangan yang kita harapkan. Dengan kurang
aktifnya kegiatan MGMP Kewirausahaan ini maka pengembangan kompetensi
pedagogik guru bidang studi Kewirausahaan akan terhambat, otomatis hal ini
berbanding lurus dengan kurang meningkatnya kemampuan guru dalam
melakukan pembelajaran Kewirausahaan. Hal ini membuat peneliti tertarik
untuk mengambil masalah terkait dengan kegiatan MGMP sebagai judul
penelitian. Pada penelitian ini, penulis mengetahui dan menelaah bagaimana
manajemen MGMP Kewirausahaan, kegiatan apa saja yang dilakukan oleh
MGMP Kewirausahaan, serta apa manfaat yang dapat diperoleh oleh guru
dalam mengikuti kegiatan MGMP Kewirausaahaan di SMK Negeri Wilayah
Jakarta Timur. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka untuk skripsi ini, penulis
membuat judul mengenai “Analisis Kegiatan MGMP dalam Pengembangan
Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah
Jakarta Timur ”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah
yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
9 Drs. MPA Saputra. Wawancara.. SMK Negeri 51, (Senin, 17 Maret 2014/ pukul 08.30 WIB).
7
1. Masih rendahnya guru Kewirausahaan dalam memahami wawasan/
landasan kependidikan
2. Masih rendahnya guru Kewirausahaan dalam memahami mengenai
kondisi/keadaan peserta didik karena masih menyamaratakan antara
peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya;
3. Sebagian guru Kewirausahaan masih belum mampu secara optimal dalam
membuat perancangan pembelajaran;
4. Masih terdapatnya sebagian guru Kewirausahaan yang belum mampu
memahami kebijakan tentan kurikulum/ silabus;
5. Sebagian guru Kewirausahaan masih belum menggunakan metode
pembelajaran yang menarik;
6. Sebagian guru Kewirausahaan masih belum optimal dalam melakukan
evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan;
7. Masih terdapatnya sebagian guru Kewirausahaan yang belum optimal
mengembangkan peserta didik dalam mengaktualisasikan potensi yang
dimiliki;
8. Manajemen dan kegiatan MGMP dalam mengembangkan kompetensi
pedagogik guru bidang studi Kewirausahaan masih belum optimal.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup permasalahan yang masih meluas, maka
peneliti membatasi penelitian pada:
1. Kegiatan MGMP sebagai wadah pengembangan kompetensi pedagogik
2. Kompetensi pedagogik guru, dibatasi pada kemampuan guru dalam
menguasai pemahaman terhadap peserta didik yang diajar, kemampuan
dalam membuat perancangan pembelajaran, kemampuan dalam
mengembangkan kurikulum/silabus, kemampuan dalam melaksanakan
pembelajaran, kemampuan dalam mengevaluasi pembelajaran,
8
kemampuan guru dalam mengoptimalkan dan mengaktualisasikan potensi
peserta didik;
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka
permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana
Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Kegiatan MGMP
Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur?”
E. Tujuan Penelitian
Kegiatan penelitian yang dilaksanakan memiliki beberapa tujuan, sebagai
berikut:
1. Mengetahui manajemen MGMP Kewirausahaan
2. Mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan MGMP Kewirausahaan
dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan;
3. Mengetahui manfaat apa saja yang dapat diterima oleh guru
Kewirausahaan dalam mengikuti MGMP Kewirausahaan.
F. Manfaat Penelitian
Dari kegiatan penelitian yang dilakukan terdapat hasil yang diperoleh.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi guru, sebagai bahan referensi untuk terus mengembangkan
kompetensi pedagogik melalui kegiatan MGMP;
2. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk terus mendukung para guru,
khususnya guru Kewirausahaan dalam mengembangkan kompetensi
pedagogik, melalui kegiatan MGMP;
9
3. Bagi peneliti lain, memberikan informasi dan wawasan baru mengenai
pentingnya kegiatan MGMP sebagai wadah pengembangan guru dalam
mengembangkan kompetensi pedagogik.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kompetensi Pedagogik Guru
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen Bab 1 Pasal 1 dinyatakan bahwa “Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.”1 Dilihat dari tugasnya, guru merupakan profesi yang
memiliki tugas dan peran yang cukup banyak, yakni tidak hanya mengajar,
tetapi juga membimbing, mendidik, melatih, mengembangkan, dan menilai
potensi peserta didik supaya dapat berkembang dan bermanfaat untuk dirinya
dan masyarakat.
Untuk itu, guru diharuskan memiliki berbagai kompetensi yang
diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik. Dalam
Bab I Pasal 1 ayat 10 pada Undang-Undang yang sama dinyatakan bahwa
“Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.”2 Jadi, seorang guru harus memiliki
kompetensi yang mumpuni terkait dengan pengetahuan, keterampilan,
maupun perilaku dalam rangka memudahkan pelaksanaan tugas, khususnya
mengajar, mendidik, serta mengembangkan potensi peserta didik.
Selanjutnya dalam Bab IV Pasal 10 ayat 1 pada Undang-Undang yang
sama dinyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Bab I,
Pasal 1.
2 Ibid., Bab I, Pasal 1 ayat 10.
11
sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.”3Keempat kompetensi tersebut penting untuk dimiliki oleh guru.
Kompetensi paling penting dan tertua adalah kompetensi pedagogik.
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi utama dan menjadi
kompetensi paling dasar yang wajib dimiliki dan dikuasai oleh guru. Guru
tidak hanya bertugas sebagai pengajar dan pentransfer ilmu pengetahuan saja,
melainkan juga sebagai pendidik dan pembimbing peserta didik dalam
mengembangkan segala potensi yang dimilikinya dalam bidang akademik
maupun non akademik. Melalui peran dan tugas tersebut, guru harus mampu
untuk menjadi orang yang dapat membuat peserta didik mau dan berkeinginan
untuk belajar.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai definisi kompetensi
pedagogik guru, yaitu sebagai berikut:
1. Definisi Kompetensi Pedagogik
Sebagaimana telah disebutkan bahwa salah satu kompetensi yang dituntut
dari seorang guru adalah kompetensi pedagogik. Lukmanul Hakim
menyatakan kompetensi pedagogik bahwa “Kemampuan guru untuk
mengelola proses belajar mengajar, termasuk di dalamnya perencanaan dan
pelaksanaan, evaluasi hasil belajar mengajar dan pengembangan siswa sebagai
individu-individu.4
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa
kompetensi pedagogik merupakan salah satu kemampuan guru dalam kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan manajemen,
yakni mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan juga
pengembangan. Guru harus mampu membuat perencanaan terlebih dahulu
terkait dengan materi dan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan;
3 Ibid., Pasal 10 ayat 1.
4 Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), Cet. I, h.
243.
12
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menyesuaikan pada perencanaan
yang telah dibuat; penilaian, yakni menilai hasil belajar mengajar setelah
dilaksanakan; dan juga pengembangan, yakni mengembangkan kemampuan
siswa berdasarkan bakat dan minat melalui kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan.
Sudarwan Danim dan Yunan Danim menyatakan bahwa kompetensi
pedagogik meliputi:
(a) Memahami peserta didik secara mendalam; (b) merancang
pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran; (c) melaksanakan pembelajaran; (d)
merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; (e)
mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya.5
Sesuai dengan pernyataan tersebut kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yang mengacu kepada lima aspek,
yaitu: pertama, memahami peserta didik secara mendalam adalah kemampuan
guru dalam memahami siswa secara keseluruhan, yakni tidak hanya dari aspek
fisik, moral, atau sosial saja, tetapi juga mencakup kultural, emosional, dan
juga intelektual. Kedua, merancang pembelajaran, termasuk memahami
landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, yaitu kemampuan guru
dalam merancang rencana pembelajaran dengan mengutamakan sesuai
pedoman kegiatan pembelajaran dan materi pembelajaran. Ketiga,
melaksanakan pembelajaran, yaitu guru harus mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode dan bahan ajar sesuai
dengan materi pembelajaran agar kegiatan yang dilaksanakan tidak
membosankan. Keempat, merancang dan melaksanakan evaluasi
pembelajaran, yakni kemampuan guru dalam melakukan penilaian terhadap
proses dan hasil belajar peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui
5 Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas: Strategi
Membangun Disiplin Kelas dan Suasana Edukatif di Sekolah, (Bandung: CV Pustaka Setia, Februari
2011), Cet. I, h. 69.
13
kemampuan peserta didik dalam memahami dan menangkap materi yang telah
dipelajari. Kelima, mengembangkan peserta didik dalam mengaktualisasikan
berbagai potensinya, yakni kemampuan guru dalam memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi
peserta didik melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Syaiful Sagala menyatakan kompetensi pedagogik meliputi:
(a) Menguasai landasan-landasan pendidikan; (b) menguasai
bahan pelajaran; (c) kemampuan mengelola program belajar
mengajar; (d) kemampuan mengelola kelas; (e) kemampuan
mengelola interaksi belajar mengajar; (f) menilai hasil belajar siswa;
(g) kemampuan mengenal dan menterjemahkan kurikulum; (h)
mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan; (i)
memahami prinsip-prinsip dan hasil pengajaran; dan (j) mengenal dan
menyelenggarakan administrasi pendidikan.6
Dari rumusan tersebut, kompetensi pedagogik adalah kemampun guru
mengelola peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi
pedagogik ini meliputi sepuluh aspek, yakni: pertama, memahami dan
menguasai landasan kependidikan merupakan kemampuan seorang guru tidak
hanya dalam memahami pengetahuan mengenai materi yang akan diajarkan,
tetapi juga memahami pengetahuan terkait cara mendidik dan membelajarkan.
Kedua, guru harus memiliki pengetahuan serta memahami terkait materi yang
akan diajarkan kepada peserta didik. Ketiga, guru diharuskan mampu dalam
merencanakan program belajar mengajar yang akan berlangsung. Hal ini
bertujuan agar kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan.
Keempat, guru harus mampu mengelola kelas pada saat pembelajaran,
hal ini dimaksudkan agar peserta didik dalam belajar di kelas tidak cepat
merasa jenuh ataupun bosan. Kelima, kegiatan belajar mengajar tidak akan
membosankan apabila terjadinya interaksi yang aktif dari peserta didik, tidak
6 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, Mei 2012), Cet. 6, h.
210.
14
hanya oleh guru saja. Maka dari itu, guru perlu memahami dan mampu dalam
mengelola interaksi belajar mengajar. Keenam, guru perlu untuk menilai hasil
belajar siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terkait materi yang
dipelajari, serta untuk menilai tingkat perkembangan siswa. Ketujuh, guru
diharuskan mengenal dan memahami kurikulum yang ada, serta
menterjemahkannya dalam bentuk rencana pembelajaran yang disesuaikan
berdasarkan materi dan peserta didik serta terkait dengan tujuan pembelajaran.
Kedelapan, guru perlu memahami fungsi bimbingan dan penyuluhan
serta tindakan yang harus diberikan. Hal ini berguna untuk membimbing serta
memberikan bantuan bagi peserta didik, baik dalam masalah akademik, sosial,
ataupun pribadi. Kesembilan, guru perlu memahami terkait hasil pengajaran
yang telah dilakukan dengan melihat dan menilai dari hasil belajar peserta
didik. Dari kegiatan tersebut, maka guru bisa menilai apakah pengajaran yang
telah dilakukan berjalan dengan efektif ataukah tidak. Kesepuluh, guru
diharuskan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan terkait
dengan kegiatan merencanakan, mencatat, mengimplementasikan, serta
melaporkan kegiatan pembelajaran.
Buchory menyatakan kompetensi pedagogik meliputi: “(a) memahami
peserta didik; (b) merancang dan melaksanakan pembelajaran; (c)
mengevaluasi hasil belajar; dan (d) mengembangkan diri secara
profesional”.7
Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa kompetensi
pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi empat aspek, yaitu: pertama, kemampuan dalam
memahami peserta didik adalah kemampuan guru mengenal dan
mengidentifikasi berbagai hal tentang peserta didik, baik kemampuan dan
kelemahan yang dimiliki oleh tiap peserta didik. Kedua, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran adalah kemampuan guru untuk merancang proses
7 Buchory, Guru: Kunci Pendidikan Nasional, ( Yogyakarta: Leutikaprio, September 2012), Cet. 1,
h. 94.
15
pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan mengacu kepada materi, peserta
didik, sarana prasarana, serta strategi pembelajaran, sekaligus kemampuan
dalam melaksanakan pembelajaran secara efektif, mendidik, dan dialogis
sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah ditentukan.
Ketiga, evaluasi hasil belajar adalah proses dalam menilai kemampuan
belajar peserta didik, serta guru harus mampu dalam melakukan penilaian
secara objektif. Keempat, berusaha untuk mengembangkan diri secara
profesional melalui pendidikan dan pelatihan agar semakin terasah dan lebih
meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan kegiatan positif bagi
peserta didik.
Jamil Suprihatiningrum menyatakan bahwa “Kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman siswa dan
pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis”.8 Guru adalah seorang
tokoh yang berperan dalam mengelola proses pembelajaran dan berkaitan erat
dengan siswa. Keterkaitan siswa dalam pembelajaran mengharuskan guru
mampu memahami tentang karakter siswa. Dua kemampuan ini membantu
guru dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang wajib
dimiliki oleh individu yang berprofesi sebagai guru. Kompetensi pedagogik
tidak hanya mengacu pada kemampuan guru dalam kegiatan belajar mengajar,
tetapi kemampuan guru dalam mengelola peserta didik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
Sebenarnya sebelum mengelola kegiatan pembelajaran ada baiknya bagi guru
untuk menentukan dan mengelola peserta didik, baik dalam faktor
perkembangan, kemampuan, dan kebutuhan. Hal ini bertujuan agar peserta
didik mampu untuk mengikuti dan menerima kegiatan serta materi yang
dipelajari.
8 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), Cet. I, h. 101.
16
2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik
Agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik dan efektif, maka guru
diharuskan merencanakan dan membuat rancangan mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan berlangsung. Namun, untuk dapat melaksanakan hal
tersebut, guru harus terlebih dahulu memahami mengenai potensi dan
karakteristik peserta didik sehingga guru dapat menentukan kegiatan dan
metode pembelajaran yang akan digunakan dengan menyesuaikan pada
peserta didik. Hal ini bertujuan agar setiap peserta didik dapat mengikuti dan
melakukan pembelajaran yang dilaksanakan.
Sebenarnya dalam kompetensi pedagogik terdapat banyak lingkup yang
harus dipelajari dan dikuasai oleh guru. Tidak hanya dalam merencanakan dan
membuat rancangan pembelajaran serta pemahaman terhadap peserta didik,
tetapi juga kemampuan dalam memahami akan landasan kependidikan,
kemampuan mengevaluasi hasil belajar peserta didik, serta kemampuan
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Untuk pembahasan
lebih lanjut mengenai ruang lingkup kompetensi pedagogik, berikut ini adalah
penjelasan mengenai hal tersebut.
a. Memahami Wawasan atau Landasan Kependidikan
Uhar Suharsaputra menyatakan mengenai pemahaman
wawasan/landasan kependidikan bahwa:
Guru harus memiliki kemampuan dalam memahami wawasan
kependidikan yang meliputi: (1) memahami visi dan misi
pendidikan nasional; (2) memahami hubungan pendidikan dan
pengajaran; (3) memahami konsep pendidikan dasar dan
menengah; (4) memahami fungsi sekolah; (5) identifikasi
permasalahan umum pendidikan dalam proses dan hasil
pendidikan; (6) membangun sistem yang menunjukan keterkaitan
pendidikan sekolah dan luar sekolah.9
9 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, Juni 2010), Cet. I, h.
213.
17
Dari pernyataan tersebut, maka dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa
guru harus memiliki kemampuan dalam memahami akan wawasan
kependidikan agar guru dapat melaksanakan kegiatan pendidikan sesuai
dengan dasar dan kebijaksanaan pendidikan nasional. Dalam pemahaman
ini, terdapat enam indikator yang perlu diperhatikan, yaitu pertama, guru
memiliki pemahaman akan visi dan misi pendidikan nasional; kedua,
guru harus mampu memahami kegiatan pendidikan dan pengajaran agar
tidak mengalami kesalahan dalam pelaksanaannya; ketiga, memahami
konsep pendidikan dasar dan menengah; keempat, guru memiliki
pemahaman akan fungsi sekolah sehingga guru mengetahui kegiatan apa
saja yang harus dilaksanakan dalam ruang lingkup sekolah; kelima, guru
mampu mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang terjadi
dalam pendidikan, baik mengacu pada proses maupun hasil pendidikan;
keenam, guru diharapkan mampu untuk bekerja sama dengan
membangun hubungan antara pihak sekolah dengan masyarakat atau luar
sekolah.
Fachrudddin Ali menyatakan bahwa “Kemampuan menguasai
landasan-landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan sebagai
berikut: (1) mempelajari konsep, landasan, dan asas kependidikan; (2)
mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial; (3) mengenali
kemampuan dan karakteristik fisik dan psikologis peserta didik”.10
Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa kemampuan dalam
menguasai landasan kependidikan tidak hanya berfokus pada aspek dasar
atau asas kependidikan saja, akan tetapi terdapat tiga aspek yang
diperlukan, yaitu; pertama, mempelajari dan menguasai konsep, landasan,
dan asas kependidikan merupakan landasan pokok bagi guru dalam
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang pendidik. Pada aspek
10 Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Persada,
2011), h. 58.
18
ini, guru harus memahami dengan benar tentang tujuan dan hakikat
pendidikan dan pembelajaran.
Kedua, mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial merupakan
kemampuan guru dalam memahami lembaga pendidikan yang
menyangkut pada visi dan misi lembaga pendidikan sehingga guru
mampu menjalankan profesinya sesuai dengan visi dan misi lembaga
pendidikan yang menjadi naungannya. Ketiga, mengenali kemampuan
dan karakteristik fisik dan psikologis peserta didik merupakan
kemampuan guru untuk dapat mengenal dan memahami potensi peserta
didik dalam rangka memudahkan guru maupun peserta didik untuk
melaksanakan pembelajaran.
Menurut pendapat Sardiman “Guru sebagai salah satu unsur
manusiawi dalam kegiatan pendidikan harus memahami hal-hal yang
berkaitan dengan pendidikan nasional baik dasar, arah/tujuan, dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan pelaksanaannya”.11
Guru merupakan salah
satu pendukung penting dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan sehingga
guru tidak hanya dituntut memiliki pengetahuan dalam bidangnya, namun
juga memiliki pengetahuan dalam pelaksanaan pendidikan. Guru harus
memiliki pemahaman akan dasar dari kegiatan pendidikan, tujuan
pelaksanaan pendidikan, dan juga kebijaksanaan dalam kegiatan
pendidikan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan guru dalam
mendidik dan membimbing peserta didik.
Barnawi dan Mohammad Arifin menyatakan bahwa:
Guru harus memiliki wawasan kependidikan yang luas dan dalam.
Wawasan yang luas dan mendalam akan memudahkan guru untuk
mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan tindakan
11 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Ed. 1, Cet.
19, h. 171.
19
pendidikan. Keputusan yang tepat akan meminimalisasi kesalahan
guru (malpraktik) dalam menangani peserta didiknya.12
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dijelaskan lebih lanjut
bahwa guru sebagai tiang penyangga dalam pendidikan peserta didik di
sekolah, maka diharuskan bagi guru untuk memiliki wawasan yang luas
dan mendalam, yakni tidak hanya dalam bidang materi yang diajarkan,
tetapi juga dalam kegiatan kependidikan. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi terjadinya kesalahan yang fatal dalam menentukan dan
mengambil keputusan ketika menangani peserta didik. Jika guru tidak
memiliki dasar pengetahuan tentang kependidikan, maka guru akan sulit
menentukan tindakan yang harus dilakukan dalam mendidik sesuai
dengan nilai dan norma.
Seorang guru wajib memahami landasan kependidikan agar mampu
melaksanakan kegiatan pendidikan secara benar sesuai dengan standar
nasional pendidikan. Namun, Fachruddin dan Ali juga menegaskan
bahwa selain memahami akan landasan kependidikan, guru juga perlu
untuk memahami dan mengenal tentang visi dan misi serta tujuan dari
sebuah institusi atau lembaga pendidikan sebagai sebuah lembaga sosial.
Dan yang lebih penting lagi bahwa guru harus memahami dan mengenal
terhadap karakteristik dan psikologis peserta didik. Hal ini bertujuan agar
guru lebih mudah dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.
b. Memahami Tentang Peserta Didik
Menurut Fachruddin dan Ali, “Guru dituntut memiliki pemahaman
yang lebih mendalam tentang ciri-ciri dan perkembangan peserta didik,
lalu menyesuaikan bahan yang akan diajarkan sesuai dengan karakteristik
12 Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Profesi Kependidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), Cet. I, h. 122.
20
peserta didik”.13
Definisi tersebut memberi makna bahwa setiap peserta
didik memiliki keunikan berbeda-beda. Untuk itu, guru diharuskan
memiliki pemahaman secara lebih mendalam terkait dengan ciri-ciri dan
perkembangan peserta didik. Berkaitan dengan ciri-ciri, setiap peserta
didik memiliki fisik yang berbeda, ada peserta didik dengan memiliki
fisik normal, namun ada pula yang memiliki kekurangan. Selain itu, dari
segi perkembangan, ada siswa dengan kemampuan dalam hal belajar dan
berkembang secara cepat, namun ada juga yang memiliki keterlambatan.
Perbedaan ini bukanlah suatu penghalang atau hambatan bagi guru dalam
melakukan pembelajaran. Melainkan dengan kemampuan akan
pemahaman ini, membuat guru menjadi lebih kreatif dan inovatif karena
guru dituntut untuk merancang bahan, metode, dan juga strategi dalam
pembelajaran dengan disesuaikan pada peserta didik sehingga bertujuan
agar setiap peserta didik mampu mengikuti dan menerima materi dalam
kegiatan pembelajaran dengan baik.
Menurut Marselus, “Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik
dan berbagai aspek perkembangannya dan faktor-faktor yang
memengaruhinya merupakan syarat mutlak bagi guru agar guru dapat
berhasil dalam pembelajarannya.”14
Sesuai dengan pendapat tersebut,
maka kemampuan guru untuk memahami peserta didik merupakan suatu
syarat bagi guru dalam keberhasilan melakukan pembelajaran. Karena
dengan memahami karakteristik peserta didik, guru mampu membuat
rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan memperhatikan
kemampuan dari setiap peserta didik. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan peserta didik dalam mengikuti dan melakukan kegiatan
13 Fachruddin, op. cit., h. 61.
14
Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika, dan
Implementasinya, (Jakarta: Indeks, 2011), Cet. I, h. 30.
21
pembelajaran yang telah dirancang, serta mampu untuk menerima materi
dengan baik.
Barnawi dan Mohammad Arifin mengemukakan bahwa guru
diharuskan memiliki kompetensi pedagogik salah satunya adalah
memahami peserta didik. Dalam memahami peserta didik terdapat dua
hal yang perlu ditekankan, yakni kecakapan dan kepribadian. Berkaitan
dengan kecakapan, ada peserta didik yang cepat menerima pelajaran dan
ada juga yang lambat dalam belajar. Sedangkan, dari segi kepribadian
bahwa peserta didik memiliki pribadi yang unik dan khas.15
Kemampuan akan memahami peserta didik menjadi salah satu bagian
terpenting dalam kompetensi pedagogis. Pada dasarnya setiap peserta
didik berbeda, baik dalam kecakapan atau kemampuan dan juga
kepribadian. Berkaitan dengan kecakapan atau kemampuan, terdapat
peserta didik yang memang memiliki kelebihan, yakni mampu menerima
dan menangkap pelajaran dengan cepat dan mudah, namun ada juga
peserta didik yang memiliki kekurangan dalam menerima pelajaran
dengan cepat. Selain itu, jika dilihat dari aspek kepribadian, akan banyak
ditemui peserta didik yang memiliki kepribadian secara khas dan unik,
seperti ada peserta didik dengan pribadi humoris, pendiam, pemalu,
periang, serta mudah bersosialisasi. Oleh karena itu, guru penting untuk
memiliki pemahaman terhadap peserta didik dalam membantu
pelaksanaan kegiatan pembelajaran maupun pendidikan.
Suyanto dan Asep Jihad menyatakan bahwa “Memahami siswa secara
mendalam, dengan indikator esensial: memahami siswa dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami siswa
dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
15 Barnawi, op. cit., h. 125.
22
bekal-ajar awal siswa”.16
Kemampuan dalam memahami peserta didik
merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada
kemampuan ini terdapat tiga indikator utama, yaitu pertama, memahami
siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif
merupakan kemampuan guru untuk dapat mengidentifikasi tingkat
perkembangan pengetahuan dan berpikir peserta didik, karena setiap
peserta didik memiliki perbedaan, yakni ada yang dengan mudah dan
cepat menerima pelajaran, namun ada juga yang memiliki keterlambatan.
Dengan kemampuan akan pemahaman ini, guru dapat menggunakan
berbagai strategi dan metode secara kreatif sehingga pembelajaran
menjadi tidak monoton, serta memudahkan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Selain itu, guru akan lebih mampu dalam mengidentifikasi
peserta didik yang membutuhkan pengayaan dan remedial.
Kedua, memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
kepribadian merupakan kemampuan guru dalam memahami karakteristik
dan kepribadian peserta didik. Pada dasarnya, peserta didik memiliki
kepribadian yang unik. Oleh sebab itu, guru perlu mengenali dan
memahami secara mendalam. Hal ini bertujuan untuk membantu guru
dalam melaksanakan pembelajaran dengan mengaitkan terhadap
karakteristik dan kepribadian peserta didik. Agar peserta didik lebih
mudah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan mudah menerima
materi yang dipelajari. Ketiga, mengidentifikasi bekal-ajar awal siswa
merupakan kemampuan guru memahami pengalaman belajar siswa,
dalam artian guru mengetahui materi telah dipelajari dan dipahami oleh
siswa. Hal ini bertujuan sebelum guru memulai pembelajaran, maka guru
harus mengetahui terlebih dahulu, apakah siswa telah mengetahui materi
atau sesuatu hal yang memiliki keterkaitan dengan materi tersebut
16 Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan
Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 41.
23
ataukah belum. Agar guru menjadi lebih mudah dalam memberikan,
menjelaskan, dan melaksanakan pembelajaran dari pengetahuan atau
pemahaman yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya.
Guru dituntut untuk memahami peserta didik, baik terhadap
kemampuan, perkembangan kognitif, kepribadian, serta pengalaman
belajar peserta didik secara mendalam. Peserta didik merupakan individu
dengan kemampuan dan kepribadian yang berbeda-beda, baik secara fisik,
mental, dan juga emosional. Begitu pun juga dengan cara penanganannya,
yakni dibutuhkan kemampuan yang berbeda dalam mengatasinya. Dan
hal ini sangat diperlukan oleh guru agar memudahkan dalam pelaksanaan
pembelajaran sehingga setiap peserta didik mampu mengikuti dan
menerima dengan baik. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru
diharuskan merancang dan membuat rencana terhadap kegiatan
pembelajaran. Rencana pembelajaran digunakan untuk membantu guru
dalam menemukan kegiatan apa saja yang harus dilakukan, agar
pembelajaran dapat berjalan terarah dan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Selain itu kemampuan yang dimiliki oleh guru, yakni mengenal
dan memahami peserta didik secara mendalam membantu guru untuk
membuat rancangan kegiatan pembelajaran dengan disesuaikan pada
peserta didik, baik bahan atau alat ajar, kegiatan pembelajaran, dan
metode pembelajaran. Lebih lanjut Fachruddin dan Ali berpandangan
bahwa memiliki ketepatan dalam memahami peserta didik terdapat
kesinambungan terhadap pembuatan rancangan pembelajaran dengan
disesuaikan pada pemahaman kemampuan peserta didik.
c. Mengembangkan Kurikulum/Silabus
Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan bahwa “Menjadi tugas
gurulah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat, memilih dan
24
menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan
tahap perkembangan anak, memiliki metode dan media mengajar yang
bervariasi, serta menyusun program dan alat evaluasi yang tepat”.17
Pernyataan tersebut memberi makna bahwa guru dituntut untuk memiliki
kemampuan dan keahlian dalam merumuskan, menyusun, dan merancang
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Rencana pembelajaran
yang dirancang harus memenuhi berbagai indikator, yakni terdapat
adanya tujuan yang hendak dicapai dari materi yang diajarkan; bahan,
sumber, dan alat apa saja yang diperlukan dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan disesuaikan pada tingkat perkembangan peserta
didik dan kebutuhan; memilih dan menggunakan berbagai metode dan
strategi yang beragam agar peserta didik tidak mudah bosan; serta
menyusun penilaian yang akan digunakan untuk mengukur tingkat
penguasaan peserta didik akan materi yang dipelajari.
Lukmanul Hakim menyatakan bahwa:
Guru harus mampu dalam mengembangkan kurikulum yang terkait
dengan bidang pengembangan yang diampu, meliputi: (1)
memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum; (2)
menentukan tujuan pembelajaran yang diampu; (3) menentukan
pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan; (4)
memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan
pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran; (5) menata materi
pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih
dan karakteristik siswa; (6) mengembangkan indikator dan
instrument penilaian.18
Dari pernyataan tersebut, bahwa guru sebelum melakukan
pembelajaran diharapkan bagi guru dalam membuat dan merancang, serta
mengembangkan materi yang akan diajarkan. Pengembangan materi
memiliki keterkaitan terhadap kurikulum/silabus. Kurikulum/silabus
17 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, Januari 2009), Cet. XI, h. 200.
18
Lukmanul, op. cit., h. 244.
25
merupakan sebuah pegangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, penting sekali bagi guru dalam memiliki
pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan kurikulum/silabus.
Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara optimal dan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan.
Lukmanul Hakim juga mengemukakan enam indikator bagi guru
dalam mengembangkan kurikulum/silabus. Pertama, guru harus
memahami prinsip pengembangan kurikulum, yaitu suatu dasar terkait
aspek apa saja yang ingin ditekankan bagi perkembangan peserta didik
terhadap materi pembelajaran. Kedua, guru harus mampu dalam
menentukan tujuan dari materi pembelajaran, serta apa saja yang dapat
diperoleh bagi peserta didik. Ketiga, guru harus mampu menentukan
pengalaman belajar peserta didik terkait apakah peserta didik tersebut
telah memahami dan menerima materi yang berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan.
Keempat, guru diharuskan mampu memilih materi yang akan
diajarkan dengan disesuaikan pada tingkatan pendidikan serta tujuan
yang akan dicapai oleh peserta didik. Kelima, guru harus memiliki
kemampuan dalam merancang kegiatan pembelajaran dengan berbagai
metode dan strategi yang disesuaikan pada tingkat perkembangan peserta
didik. Keenam, penilaian merupakan salah satu bentuk untuk mengetahui
tingkat perkembangan peserta didik terhadap kemampuan dalam kegiatan
pembelajaran.
Menurut pendapat Marselus “Tugas para guru adalah
mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ini ke dalam
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain itu, para
guru diberikan kewenangan untuk mengembangkan bahan ajar dan
berbagai perangkat pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran
26
yang optimal”.19
Dari pendapat tersebut, lebih lanjut dapat diketahui
bahwa guru harus memiliki kemampuan yang luas, tidak hanya
memahami materi yang akan diajarkan tetapi juga kemampuan dalam
membuat, merancang, serta mengembangkan rencana pembelajaran
untuk dilaksanakan kepada peserta didik. Rencana pembelajaran
merupakan suatu gambaran yang menjadi pedoman bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, yakni mencakup tentang materi
pelajaran; bahan-bahan yang akan digunakan; kegiatan, metode, dan
strategi yang akan dilakukan; serta penilaian peserta didik. Hal ini perlu
diperhatikan oleh seorang guru agar mampu melakukan proses
pembelajaran secara optimal sehingga peserta didik menjadi lebih mudah
dalam menerima dan menangkap materi yang dipelajari.
Guru harus memiliki pemahaman untuk mengembangkan
kurikulum/silabus, yakni tidak hanya memahami akan kemampuan dan
perkembangan peserta didik, bahan dan alat yang digunakan, serta
metode yang akan dilakukan. Akan tetapi, terdapat beberapa aspek
lainnya yang juga penting, yaitu mampu mengetahui dan menentukan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, mampu untuk memilih materi
pembelajaran yang akan diterapkan sesuai dengan kemampuan dan
pengalaman belajar peserta didik, mampu merancang kegiatan
pembelajaran yang tepat dengan disesuaikan pada materi dan
kemampuan peserta didik, serta mengembangkan dan menentukan aspek
penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan belajar dan
peserta didik dalam pembelajaran.
Lebih lanjut Lukmanul Hakim berpandangan bahwa kemampuan
guru dalam mengembangkan kurikulum/silabus secara rinci dan tepat
memiliki keterkaitan terhadap aspek pemahaman akan kemampuan dan
19 Marselus, op. cit., h. 34.
27
perkembangan peserta didik, bahan dan metode yang akan digunakan,
tujuan yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari dan dibahas,
pengalaman belajar peserta didik, serta penilaian yang akan digunakan.
Tanpa adanya pemahaman terhadap berbagai aspek tersebut, maka
kegiatan pembelajaran menjadi kurang optimal. Jika guru tidak mampu
untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai maka kemungkinan
pembelajaran yang dilaksanakan pun menjadi kurang optimal, karena
guru kurang memahami apa yang akan dicapai oleh peserta didik.
Jika guru tidak mampu menentukan materi yang akan dipelajari
dengan berdasarkan pada kemampuan dan pengalaman peserta didik atau
tidak sesuai dengan jenjang pendidikan, maka siswa akan mengalami
kesulitan dalam memahami dan menerima materi sehingga kegiatan
pembelajaran akan menjadi kurang efektif. Selain itu, jika guru tidak
mampu memahami bentuk dan tujuan penilaian yang akan digunakan,
maka guru akan kesulitan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar
peserta didik sehingga guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan
kegiatan remedial dan pengayaan.
d. Merancang Pembelajaran
Fachruddin dan Ali menyatakan mengenai perancangan pembelajaran
bahwa:
Kemampuan mengelola program pembelajaran mencakup
kemampuan merumuskan standar kompetensi dan kompetensi
dasar, merumuskan silabus, tujuan pembelajaran, kemampuan
menggunakan metode/model mengajar, kemampuan menyusun
langkah-langkah kegiatan pembelajaran, kemampuan melakukan
evaluasi, kemampuan mengenal potensi (entry behavior) peserta
didik, serta kemampuan merencanakan dan melaksanakan
pengajaran remedial”.20
20 Fachruddin, op. cit., h. 57.
28
Pernyataan tersebut memberi makna bahwa seorang guru tidaklah
diharuskan hanya memiliki satu kemampuan saja, yakni kemampuan
dalam melakukan pembelajaran. Namun, seorang guru juga dituntut
untuk memiliki kemampuan dan keahlian yang lain, seperti halnya
merumuskan dan menyusun silabus; menentukan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai oleh peserta didik; kemampuan dalam memilih dan
menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan kreatif;
kemampuan dalam menyusun berbagai kegiatan pembelajaran dan
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran; kemampuan dalam memilih
dan menentukan berbagai bentuk penilaian; kemampuan dalam mengenal
dan memahami potensi, bakat, dan minat peserta didik; serta
kemampuan bagi guru dalam melaksanakan pengayaan dan remedial.
Menurut Suyanto dan Asep Jihad, guru sebagai perancang
pembelajaran dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan
pelaksanaan belajar mengajar tersebut dengan memperhatikan berbagai
komponen dalam sistem pembelajaran yang meliputi:
(a) Memahami landasan kependidikan; (b) menerapkan teori
belajar dan pembelajaran; (c) menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik siswa; (d) menetapkan kompetensi yang
ingin dicapai, dan materi ajar; serta (e) menyusun rancangan
pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.21
Berdasarkan pendapat tersebut bahwa guru dituntut untuk berperan
aktif, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan berbagai komponen, yakni meliputi memahami landasan
kependidikan; menerapkan belajar dan pembelajaran dengan disesuaikan
pada tujuan pembelajaran dan peserta didik; menentukan strategi
pembelajaran dengan menyesuaikan pada perkembangan dan kebutuhan
peserta didik dan juga bahan ajar; menetapkan kompetensi dan standar
21 Suyanto dan Asep Jihad, op. cit., h. 41.
29
yang akan dicapai dari materi yang diajarkan; serta menyusun dan
membuat rancangan pembelajaran untuk digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan pembelajaran.
Jamil Suprihatiningrum menyatakan bahwa “Perancangan
pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang akan
bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran
sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan,
perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran”.22
Pernyataan tersebut memberi makna bahwa guru harus memiliki
kemampuan dalam menyusun dan merancang kegiatan pembelajaran. Hal
ini dikarenakan rancangan pembelajaran dijadikan sebagai suatu alat
pengukur dan pengendali kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, agar
kegiatan pembelajaran dapat berjalan optimal dan sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai, maka guru diharuskan untuk menyusun langkah-
langkah kegiatan pembelajaran.
Rancangan pembelajaran yang dibuat biasanya tidak terlepas dari
beberapa komponen, di antaranya pertama, identifikasi kebutuhan
merupakan suatu kegiatan dalam memilih dan menentukan apa saja
kebutuhan dalam melaksanakan pembelajaran, seperti halnya
perkembangan peserta didik, sumber belajar, alat, dan juga bahan materi.
Kedua, perumusan kompetensi dasar merupakan kegiatan dalam
menentukan kompetensi dasar apa yang hendak dicapai oleh peserta didik
dalam mempelajari suatu materi. Ketiga, penyusunan program
pembelajaran merupakan aktifitas dalam menentukan metode, strategi,
dan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan ketika kegiatan
pembelajaran berlangsung.
22 Jamil, op. cit., h. 102.
30
Lebih lanjut, Fachruddin dan Ali berpandangan bahwa kemampuan
guru dalam merancang pembelajaran memiliki beberapa aspek penting
yang lebih kompleks, yakni salah satunya adalah kemampun guru dalam
melaksanakan evaluasi atau penilaian terhadap kegiatan pembelajaran
dan hasil belajar peserta didik. Kegiatan ini penting dilakukan oleh guru,
agar guru mampu melakukan perbaikan jika memang masih terdapat
kekurangan, serta dapat melakukan penguatan kembali jika memang hasil
penilaian sudah cukup baik. Dan akhirnya pembaharuan dalam kegiatan
pembelajaran dapat terus berlangsung untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
e. Melaksanakan Pembelajaran yang Mendidik dan
Dialogis
Lukmanul Hakim berpendapat mengenai pelaksanaan pembelajaran
yang mendidik dan dialogis bahwa:
Guru harus mampu menyelenggarakan pengembangan yang
mendidik, meliputi: (1) memahami prinsip-prinsip perancangan
pembelajaran yang mendidik; (2) mengembangkan komponen-
komponen rancangan pembelajaran; (3) menyusun rancangan
pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun lapangan; (4) melaksanakan pembelajaran
yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan
memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan; (5)
menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang
relevan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran yang
diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh; (6)
mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang
diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.23
Guru harus mampu dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran
secara mendidik, yakni pertama, guru harus memiliki pemahaman akan
prinsip atau dasar perancangan pembelajaran. Kedua, guru harus mampu
23 Lukmanul. loc. cit.
31
dalam menentukan dan mengembangkan komponen pembelajaran,
seperti halnya tujuan pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran,
serta alat dan bahan yang dibutuhkan. Ketiga, guru harus mampu dalam
menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Keempat, guru harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
mendidik dan menyenangkan. Kelima, guru harus mampu menggunakan
berbagai media dan sumber belajar yang relevan dengan materi yang
akan dipelajari dan sesuai dengan perkembangan peserta didik. Keenam,
guru harus mampu mengambil suatu tindakan atau keputusan dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Marselus menyatakan bahwa “Pembelajaran mendidik adalah
pembelajaran yang memotivasi siswa untuk belajar, tidak hanya
pembelajaran yang mentransfer pengetahuan dan keterampilan. Karena
itu guru dalam pembelajaran yang mendidik hendaknya memposisikan
diri sebagai motivator dan pemberi semangat (inspirator) bagi siswa”.24
Definisi tersebut memberi makna bahwa guru sebagai tenaga
pendidik tidak hanya bertugas dalam memberikan dan mentransfer ilmu
kepada peserta didik. Namun, dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya
sikap memotivasi dan memberikan inspirasi kepada peserta didik.
Dengan sikap memotivasi, maka peserta didik akan semakin bersemangat
dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam melakukan
pembelajaran sehingga hal ini dapat meningkatkan prestasi belajar
peserta didik. Selain itu, guru juga diharapkan mampu mencerminkan
sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma di masyarakat
sehingga mampu menjadi sosok yang menginspirasi bagi peserta didik
dalam berperilaku.
24 Marselus, op. cit., h. 36.
32
Menurut Jamil Suprihatiningrum “Tugas guru yang paling utama
adalah mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik dan pembentukan kompetensi siswa.
Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pre-test,
proses, dan post-test”.25
Dari pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan
lebih lanjut bahwa tugas guru tidaklah hanya satu, yakni mengajar dan
memberikan pengetahuan. Akan tetapi, lebih penting lagi, yaitu mendidik
dan menanamkan pemahaman akan sikap dan perilaku yang baik kepada
peserta didik. Kegiatan ini dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun
di luar kelas dengan menyesuaikan pada kondisi lingkungan terkait
kegiatan pembelajaran. Perubahan perilaku ini jika disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran dapat diterapkan ke dalam tiga aktifitas, yaitu
ketika pre-test, proses pembelajaran, dan juga post-test.
Secara lebih lanjut, Marselus berpandangan bahwa guru memiliki
tugas dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran ini tidak
hanya terkait pada pemberian dan pentransferan ilmu pengetahuan,
namun juga memberikan motivasi dan inspirasi kepada peserta didik.
Kegiatan pembelajaran yang mendidik adalah kemampuan guru untuk
dapat memposisikan dirinya sebagai penyemangat, pemberi kekuatan
positif, serta pemberi contoh dan teladan yang baik bagi peserta didik.
Sehingga peserta didik tidak hanya mampu memiliki pengetahuan yang
memadai, tetapi juga sikap dan mental yang kuat.
f. Mengevaluasi Hasil Belajar
Fachruddin dan Ali mendefinisikan evaluasi bahwa “Kemampuan
menilai prestasi belajar peserta didik adalah kemampuan mengukur
perubahan tingkah laku peserta didik dan juga kemampuan dalam
25 Jamil. loc. cit.
33
mengukur kemahiran dirinya dalam mengajar dan dalam membuat
program”.26
Definisi tersebut memberi makna bahwa evaluasi hasil
belajar merupakan kemampuan yang diperlukan oleh guru untuk dapat
melakukan pengukuran dan penilaian terhadap perubahan dan
perkembangan peserta didik, baik dalam materi maupun tingkah laku.
Namun, Fachruddin dan Ali menekankan kembali bahwa dalam
pelaksanaan evaluasi tidak hanya melakukan penilaian terhadap peserta
didik saja, tetapi juga kemampuan untuk menilai dan mengukur
keterampilan mengajar, membuat program dan kegiatan pembelajaran,
serta pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Jadi, pada evaluasi hasil belajar
tidak hanya satu objek saja yang dinilai, yakni peserta didik, melainkan
diri sendiri sebagai guru juga penting untuk dinilai dan diukur
kemampuan dalam menyelenggarakan pembelajaran.
Marselus memberikan pernyataan bahwa “Tugas utama guru dalam
pembelajaran adalah menilai proses dan hasil pembelajaran. Guru harus
bisa mengembangkan alat penilaian yang tepat dan sahih untuk dapat
mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar siswa secara
komprehensif”.27
Berdasarkan pernyataan tersebut memberi makna
bahwa guru mempunyai tugas utama selain mengajar adalah melakukan
penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran. Seorang guru harus
mampu menilai tidak hanya pada peserta didik saja, melainkan
kemampuan dirinya dalam menyelenggarakan pembelajaran serta
kemampuan mengajar juga perlu untuk dinilai. Dalam pelaksanaannya
tidak terlepas dari alat dan indikator penilaian sehingga guru perlu
memahami dan mampu menentukan alat dan indikator apa saja yang
digunakan dalam penilaian. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan
26 Fachruddin, op. cit., h. 58-59.
27
Marselus, op. cit., h. 40.
34
penilaian bisa tepat dan terarah pada aspek yang akan dinilai, selain itu
memudahkan dalam proses penilaian jika sudah terancang dengan baik.
Berdasarkan rumusan Peraturan Pemerintah Tahun 2013 Nomor 32
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Tahun 2005 Nomor 19
Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat 24 bahwa “Penilaian
adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik”.28
Sesuai dengan rumusan tersebut,
maka dapat dijelaskan bahwa penilaian adalah suatu aktifitas yang perlu
dilakukan oleh guru dengan cara mengumpulkan berbagai data dan
informasi yang diperlukan dalam penilaian, pengolahan data dan
informasi, penafsiran, dan pengambilan keputusan mengenai kemampuan
dan perkembangan peserta didik. Hal ini diperlukan untuk melihat dan
mengukur mengenai seberapa jauh pencapaian peserta didik terhadap
proses belajar yang telah dilakukan.
Secara lebih lanjut, Fachruddin dan Ali berpandangan bahwa guru
harus memiliki kemampuan dalam melakukan penilaian dan evaluasi
terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh peserta didik mampu dalam memahami dan menerima
pelajaran yang telah disampaikan. Fachruddin dan Ali menekankan
bahwasanya guru tidak hanya mampu dalam mengukur, menilai, dan
menafsirkan hasil belajar peserta didik, tetapi juga guru harus mampu
dalam menilai dan mengukur kegiatan pembelajaran dan kemampuan
mengajar guru. Kegiatan seperti ini diperlukan untuk mengetahui apakah
guru telah melakukan pembelajaran dengan tepat atau belum, selain itu
sebagai alat pengukur pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.
28 Peraturan Pemerintah Tahun 2013 Nomor 32 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Tahun 2005 Nomor 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 ayat 24.
35
g. Mengembangkan Peserta Didik untuk
Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang dimilikinya
Hamzah mendefinisikan bahwa “Guru harus mengembangkan sikap
peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun
di luar kelas”.29
Definisi tersebut memberi makna bahwa tugas guru
tidaklah hanya mendidik dan membimbing peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran, namun juga membantu dan mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam membangun dan membina hubungan secara sosial.
Hubungan sosial yang ingin dibina tidak hanya dibentuk dalam kegiatan
di kelas saja, tetapi juga di luar kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk
memupuk dan menanamkan rasa kepedulian dan jiwa sosial yang tinggi
terhadap sesama.
Menurut pendapat Marselus “Kemampuan guru lain adalah
membantu peserta didik mengaktualisasikan segenap potensinya. Siswa
sebagai individu memiliki berbagai bakat dan kemampuan yang beragam.
Karena itu tugas guru adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa agar
berbagai potensi dan kemampuan yang beragam itu dapat dikembangkan
secara optimal”.30
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa
guru harus memiliki kemampuan selain mengajar, yaitu membantu dan
membimbing peserta didik dalam mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Karena peserta didik merupakan individu yang
memiliki potensi unik dan beragam, maka cara membimbing dan
menanganinya pun beragam. Maka diperlukan kemampuan guru untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan dan mengasah
potensinya dengan berbagai kegiatan yang kreatif.
29 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h. 16.
30
Marselus, op. cit., h. 38.
36
Barnawi dan Mohammad Arifin menyatakan bahwa “Pengembangan
peserta didik merupakan kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat sesuai
dengan kondisi sekolah”.31
Dari pernyataan tersebut memberikan makna
bahwa peserta didik merupakan individu yang memiliki berbagai
kemampuan dan keterampilan yang unik. Berbagai kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik patut untuk dikembangkan,
agar kemampuan dan keterampilan dapat terasah serta menjadi lebih baik
lagi. Dalam pengembangannya, maka guru diharapkan mampu untuk
membantu peserta didik dalam mengekspresikan kemampuan dan
keterampilan melalui kegiatan pembelajaran di kelas.
Secara lebih lanjut, Marselus memiliki pandangan bahwa seorang
guru harus mampu untuk mengembangkan dan mengekpresikan berbagai
potensi, bakat, dan minat peserta didik. Pada dasarnya, setiap individu
merupakan mahkluk yang unik, yakni memiliki berbagai perbedaan satu
sama lain. Begitu juga dengan peserta didik yang pasti memiliki potensi
berbeda pula. Potensi, bakat, dan minat peserta didik dapat berkembang
serta tersalurkan dengan baik, jika guru mampu untuk melakukan dan
melaksanakan berbagai kegiatan dengan tujuan memberikan kesempatan
bagi peserta didik dalam mengekpresikan berbagai potensi yang dimiliki.
Guru harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan potensi peserta
didik. Kegiatan pengembangan potensi peserta didik tidak akan optimal,
jika guru kurang mampu dalam menciptakan kondisi dan situasi yang
sesuai untuk tujuan yang akan dicapai.
31 Barnawi, op. cit., h. 137.
37
B. Pengembangan Guru
Dalam kegiatan pembelajaran, selain guru diwajibkan memiliki
pengetahuan dan wawasan luas terhadap materi yang diajarkan, guru juga
wajib untuk memiliki berbagai keterampilan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar pembelajaran yang
berlangsung lebih kreatif sehingga menjadi lebih menyenangkan karena tidak
monoton.
Untuk membantu guru dalam memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang sesuai dengan kebutuhan terdapat banyak cara maupun kegiatan yang
dapat dilakukan. Berbagai kegiatan tersebut, seperti halnya pengembangan.
Dengan adanya pengembangan, guru dapat belajar maupun saling berdiskusi
dan bertukar pengalaman. Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan akan
membuat kemampuan guru semakin meningkat, baik dalam pengetahuan,
teknologi, maupun metode dalam pembelajaran. Pengembangan merupakan hal
yang wajib dilakukan baik oleh Pemerintah, organisasi keguruan, sekolah,
maupun dari pribadi guru itu sendiri. Tanpa adanya pengembangan, maka guru
akan kesulitan dalam meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Jika hal ini
terjadi, maka kemampuan guru baik pengetahuan dan keterampilan akan
semakin menurun dan kurang sesuai dengan perkembangan zaman. Berikut ini
adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pengembangan untuk guru.
1. Definisi Pengembangan Kompetensi Guru
Jamil Suprihatinigrum memberikan pernyataan bahwa “Pengembangan
adalah suatu proses untuk membantu organisasi atau individu dalam
melakukan pekerjaan secara efektif.”32
Pernyataan tersebut dapat diartikan
bahwa pengembangan menjadi kegiatan yang penting dilakukan dalam rangka
membantu pelaksanaan pekerjaan agar menjadi lebih efektif. Kegiatan
32
Jamil, op.cit., h. 72.
38
pengembangan dapat dilakukan baik oleh organisasi secara berkelompok
maupun juga individu.
Menurut Hopkisn sebagaimana yang telah dikutip oleh Suyanto dan Asep
Jihad bahwa “Pengembangan kompetensi adalah cara guru untuk menilai
secara terus menerus dirinya sendiri dengan tetap membuka diri akan
perubahan zaman yang terjadi.”33
Berdasarkan penjelasan dari kutipan
tersebut dapat diartikan bahwa pengembangan kompetensi guru merupakan
hal yang penting agar guru dapat terus memperbaiki dirinya dengan
menambah berbagai ilmu pengetahuan maupun keterampilan dengan
disesuaikan pada perubahan zaman. Kegiatan pengembangan kompetensi guru
dapat dilakukan secara individu, yakni dengan menilai dirinya untuk
mengetahui ilmu pengetahuan dan keterampilan yang belum dikuasainya.
Abd. Kadim Masaong menjelaskan bahwa “Supervisi diartikan sebagai
layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi, serta menilai
guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesinya secara
efektif.”34
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa supervisi
tidak lain adalah kegiatan membimbing, memotivasi, dan memfasilitasi guru
agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan yang dimilikinya.
Kegiatan supervisi hampir sama dan dapat dimaknai sebagai kegiatan yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru dengan cara melakukan
penilaian terlebih dahulu.
Piet A. Sahertian memberikan definisi bahwa “Supervisi tidak lain dari
usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun
secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran.” 35
Berdasarkan
definisi tersebut dapat dimaknai bahwa supervisi atau kegiatan pengembangan,
33 Suyanto dan Asep Jihad, op. cit., h. 40.
34
Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru:
Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 3.
35 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, Juni 2000), Cet. I, h. 19.
39
baik secara individual maupun kelompok memiliki tujuan dalam membina
guru-guru untuk dapat terus memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
yang dibutuhkan dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas.
Selain itu, menurut Harold P. Adams dan Frank C. Dickey sebagaimana
yang telah dikutip oleh Sudjana bahwa “Supervisi adalah upaya yang
dilakukan oleh para petugas pendidikan agar para pendidik atau sumber
belajar yang disupervisi dapat meningkatkan proses kegiatan belajar
membelajarkan, mengembangkan profesi kependidikan, memilih dan merevisi
tujuan dan komponen-komponen pendidikan.”36
Dari kutipan tersebut dapat
diketahui bahwa supervisi bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru
agar kegiatan pendidikan khususnya belajar mengajar dalam berjalan secara
efektif. Supervisi atau kegiatan pengembangan guru ini dapat dilakukan oleh
petugas khusus atau pihak yang memiliki keahlian dalam melakukan supervisi
atau pengembangan.
Guru harus diberikan stimulus agar dapat meningkatkan kemampuannya,
khususnya dalam mendidik dan melakukan pembelajaran di kelas. Stimulus
yang diberikan tersebut dapat berupa pengembangan yang bertujuan
membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, serta
dapat memberikan guru berbagai informasi dan solusi yang memang
dibutuhkan oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya, baik yang
dilakukan secara individu maupun kelompok. Selain itu, perlu ditekankan
bahwa kegiatan pengembangan bagi guru tidak harus dilaksanakan dan
dilakukan oleh Kepala Sekolah, penilik sekolah, dan juga pengawas,
melainkan pengembangan dapat juga dilakukan oleh guru itu sendiri atau
dengan rekan sesame guru. Jadi, pengembangan guru bertujuan untuk
membantu guru dalam mendapatkan pengetahuan, informasi, dan juga
36 Sudjana, Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia, (Bandung: Falah, Januari 2004), Cet. III, h. 222.
40
kegiatan bagi pengembangan keterampilan yang nantinya sangat diperlukan
untuk kegiatan kepmbelajaran di kelas.
2. Strategi Pengembangan Kompetensi Guru
Usaha dalam mengembangkan kompetensi guru, tidak bisa dilaksanakan
secara sembarangan sebaliknya dibutuhkan sebuah strategi yang matang dan
berkelanjutan. Strategi dapat diartikan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
dengan sebuah program yang telah disusun secara baik. Pengembangan yang
dilakukan dapat menggunakan dua strategi, yaitu secara individual maupun
kelompok. Pengembangan secara individual adalah pengembangan yang
dilakukan oleh orang yang bertanggung jawab melakukan pengembangan
kepada satu orang guru. Sedangkan, pengembangan secara kelompok adalah
pengembangan oleh orang yang bertanggung jawab melakukan pengembangan
kepada beberapa guru atau lebih dari satu orang guru. Dari kedua strategi
tersebut, baik secara individual maupun kelompok memiliki berbagai cara atau
kegiatan yang berbeda-beda dalam pelaksanaannya. Begitu juga dalam
melakukan pengembangan guru dapat dilakukan cara atau kegiatan tertentu
sesuai dengan tujuan pelaksanaan pengembangan.
Sudarwan Danim mengemukakan bahwa pengembangan profesi dan
karier guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentik pendidikan
dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat. Melalui pendidikan dan pelatihan
(diklat), yaitu in house training, program magang, kemitraan sekolah, belajar
jarak jauh, pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus, kursus singkat di
lembaga pendidikan, pembinaan internal oleh sekolah, pendidikan lanjut.
Sedangkan kegiatan selain diklat, yaitu diskusi masalah pendidikan, seminar,
41
workshop, penelitian, penulisan buku/bahan ajar, pembuatan media
pembelajaran, pembuatan karya teknologi/karya seni.37
Jamil Suprihatiningrum mengemukakan bahwa “Pengembangan
profesional guru sains (matematika dan IPA) dapat ditempuh melalui beberapa
cara, yaitu studi lanjut, inservice training, memberdayakan Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP), memberdayakan organisasi profesi, mengevaluasi
kinerja mengajar di dalam kelas, sertifikasi dan uji kompetensi.”38
Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat diketahui beberapa kegiatan dalam mengembangkan
kemampuan guru sains dengan guru mata pelajaran lainnya adalah sama. Dari
beberapa kegiatan tersebut, ada salah satu kegiatan yang dilakukan, yakni
melakukan pemberdayaan kegiatan MGMP yang bertujuan agar sesama guru
bidang studi dapat aktif untuk mengembangkan diri dan kemampuannya secara
bersama-sama.
Abd. Kadim Masaong mengemukakan bahwa teknik yang dapat
digunakan dalam supervisi atau pengembangan guru, yaitu kunjungan kelas,
pertemuan pribadi, rapat dewan guru/ staf, kunjungan antar sekolah, kunjungan
antar kelas, pertemuan dalam kelompok kerja guru MGMP (Musyawarah Guru
Mata Pelajaran), penerbitan bulletin profesional, simposium, dan seminar.39
Sesuai dengan penjelasan tersebut bahwa ada beberapa teknik yang dapat
dilakukan dalam mengembangan guru, salah satunya melalui pertemuan dalam
kelompok kerja guru/ MGMP. Dalam kegiatan MGMP ini, para guru dalam
bidang studi atau mata pelajaran yang sama diberikan bimbingan terkait
berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Secara lebih lanjut, Masaong memiliki pandangan bahwa guru perlu
dilakukannya pengembangan untuk meningkatkan profesionalnya dalam
37 Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru: Tilikan Indonesia dan Mancanegara,
(Bandung: Alfabeta, 2013),h. 30-33.
38 Jamil Suprihatiningrum, op. cit., h. 174-176.
39
Abd. Kadim Masaong, op. cit., h. 231.
42
mendidik dan melaksanakan pembelajaran. Dari pendapat tersebut telah
dikemukakan beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam pengembangan
secara kelompok serta hampir sama dengan pendapat para ahli lainnya. Namun,
hal yang paling ditekankan dalam teknik kelompok, yakni terdapatnya kegiatan
pertemuan yang dilakukan antara guru dalam bidang studi yang sama atau
biasa disebut dengan MGMP. Jadi, MGMP merupakan teknik pengembangan
secara berkelompok yang dapat bermanfaat bagi guru dalam bidang studi yang
sama untuk saling belajar dan mengembangkan kemampuan dirinya secara
bersama-sama. Kegiatan MGMP bertujuan bagi guru untuk memudahkan
dalam melakukan sharing mengenai materi pelajaran, metode pembelajaran
yang tepat, perkembangan peserta didik, sampai kepada informasi yang aktual.
3. Tanggung Jawab Pengembangan Kompetensi Guru
Kegiatan pengembangan diperlukan adanya pihak atau orang yang
bertanggung jawab dalam melakukan pengembangan. Hal ini ditujukan agar
pengembangan dapat terlaksana dengan baik sesuai prosedur dan tujuan yang
telah ditetapkan. Sebenarnya pihak yang melakukan pengembangan sama
halnya dengan pihak yang melakukan kegiatan pembinaan. Berikut adalah
penjelasan terkait siapa saja pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan
pengembangan.
Menurut Sudjana “Pihak pembina (pimpinan, pengelola, pengawas,
supervisor, dsb.) melakukan pembinaan melalui tatap muka dengan pihak
yang dibina atau dengan pelaksanan program.”40
Dari pendapat tersebut dapat
dijelaskan lebih lanjut bahwa pengembangan guru dilakukan dengan cara
pembinaan, yaitu bertemu antara guru yang dibina dengan pihak yang
membina. Pendapat tersebut jika ditelaah lebih lanjut, maka dapat diketahui
bahwa pihak yang melakukan pembinaan untuk mengembangkam kompetensi
40 Sudjana, Op. Cit., h. 230.
43
guru cukup banyak. Pertama, pimpinan. Pimpinan ini merupakan pihak
tertinggi dari suatu lembaga pendidikan yang dipimpinnya, yakni Kepala
Sekolah. Kepala Sekolah tidak hanya bertugas sebagai pemimpin, tetapi juga
bertugas mengembangkan kompetensi bagi guru-guru yang mengajar di
lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Kedua, pengelola. Pengelola merupakan pihak yang mengatur dan
mengelola suatu lembaga pendidikan maupun sebuah organisasi yang menjadi
naungannya. Pengelola ini di dalamnya bisa termasuk Kepala Sekolah yang
bertugas mengelola sekolah yang dipimpinnya maupun juga pengelola dari
organisasi, seperti organisasi guru bidang studi atau biasa disebut MGMP.
Sedangkan, ketiga, pengawas maupun supervisor memiliki makna yang sama,
yakni pihak yang mengawasi terhadap kegiatan pengembangan yang
dilaksanakan. Pengawas maupun supervisor ini di dalamnya bisa termasuk
Kepala Sekolah maupun pengawas dari pihak luar, seperti dari LPMP
(Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) yang merupakan naungan dari Suku
Dinas. Pengawas maupun supervisor dari pihak luar, seperti LPMP kurang
memiliki kepentingan dalam melakukan pengembangan kompetensi guru,
tetapi lebih kepada mengawasi, dan mendampingi organisasi yang ada di
lembaga pendidikan, seperti MGMP itu sendiri. Selain itu, jika LPMP
mengadakan pengembangan untuk guru maka tidak semua guru dapat
dilibatkan dalam pelaksanaan pengembangan, jadi hanya sebagian guru saja
yang dapat merasakan kegiatan pengembangan kompetensi oleh LPMP. Jadi,
pihak yang bertanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi guru
secara langung lebih terkait kepada Kepala Sekolah maupun pengelola
organisasi guru, seperti MGMP.
Made Pidarta menjelaskan bahwa “Kepala Sekolah mempunyai lima
macam posisi, yaitu sebagai manajer, administrator, motor penggerak
44
hubungan dengan masyarakat, pemimpin, dan sebagai supervisor.”41
Pendapat
tersebut menjelaskan bahwa kepala sekolah memiliki berbagai tugas dalam
memimpin lembaga pendidikan, salah satunya adalah sebagai supervisor.
Kepala Sekolah dalam menjalankan tugas tersebut bertindak mengawasi
kinerja para guru dan melakukan pengembangan kompetensi bagi para guru
yang berada di lembaga pendidikan yang dipimpinnya agar memiliki berbagai
macam kompetensi yang dibutuhkan dalam menunjang profesinya.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rincian mengenai tugas dan tanggung
jawab Kepala Sekolah, pengelola atau pengurus MGMP, dan LPMP dalam
melakukan pengembangan kompetensi guru.
a. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai supervisor.
1. Mendiskusikan tentang tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan
dengan guru-guru di sekolah.
2. Mendiskusikan tentang metode-metode dan teknik-teknik
mengajar dalam rangka pembinaan dan pengembangan proses
belajar mengajar kepada guru-guru.
3. Membimbing guru-guru dalam penyusunan satuan pelajaran,
program semesteran, dan pengembangan silabus.
4. Membimbing guru-guru dalam memilih dan menilai buku-buku
untuk perpustakaan sekolah,buku-buku pelajaran untuk murid,
dan buku-buku referensi mengajar untuk guru.
5. Membimbing guru-guru dalam menganalisis dan menginterpretasi
hasil tes dan penggunaannya bagi perbaikan proses belajar
mengajar.
6. Melakukan kunjungan kelas dalam rangka supervisi klinis.
7. Mengadakan kunjungan observasi kepada guru-guru demi
perbaikan cara mengajarnya.
8. Mengadakan pertemuan individual dengan guru-guru tentang
masalah yang mereka hadapi.42
Dari penjelasan mengenai rincian tugas dan tanggung jawab Kepala
Sekolah dalam melakukan pengembangan kompetensi guru, maka dapat
dipahami bahwa terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, seperti:
41 Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rineka Cipta,2009), h. 13.
42
Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 119-120.
45
Mendiskusikan tentang tujuan dan filsafat pendidikan, serta metode dan
teknik yang tepat dalam pembelajaran; Membimbing guru dalam menyusun
satuan pelajaran, program semesteran, pengembangan silabus, memilih dan
menilai buku sebagai bahan ajar, serta menganalisis dan menginterpretasikan
hasil belajar peserta didik; Melakukan kunjungan kelas; Mengadakan
kunjungan observasi kepada guru dalam rangka memperbaiki cara mengajar
dan pertemuan individual dengan guru-guru tentang masalah yang dihadapi.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus KKG (Kelompok Kerja Guru) dan
MGMP
1. Menetapkan sekolah inti sebagai pusat pertemuan KKG atau
MGMP yang memiliki kemudahan akses bagi anggota lainnya
dan memiliki sarana prasarana lengkap.
2. Menyusun program kegiatan sesuai dengan rambu-rambu
penyelenggaraan KKG dan MGMP, Prosedur Operasional
Standar Penyelenggaraan KKG dan MGMP, dan Prosedur
Operasional Standar Pengembangan KTSP.
3. Mengusulkan program kegiatan.
4. Melaksanakan kegiatan KKG dan MGMP sesuai program yang
telah disusunnya.
5. Membuat pertanggung jawaban kegiatan, administrasi, dan
keuangan pelaksanaan program.
6. Membuat laporan administratif dan akademik pelaksanaan
kegiatan.
7. Membuat rencana rinci keberlanjutan program untuk tahun
berikutnya.
8. Membantu tim pemantau dan evaluasi dari tingkat pusat, LPMP,
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, UPTD Dinas Pendidikan
Kabupaten di Kecamatan, dan Pengawas Sekolah.
9. Membuat laporan kegiatan KKG dan MGMP dan
mengirimkannya kepada penyandang dana dan/atau UPTD
Pendidikan Kabupaten/Kota.43
43 Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP. (Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian
Pendidikan Nasional, 2010), h. 136.
46
Dari penjelasan mengenai rincian tugas dan tanggung jawab pengurus
KKG dan MGMP dalam melakukan pengembangan kompetensi guru, maka
dapat dipahami bahwa terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan,
seperti: Menetapkan sekolah inti yang memiliki berbagai kemudahan dan
fasilitas sebagai pusat pertemuan kegiatan KKG/MGMP; Menyusun program
kegiatan KKG/ MGMP dengan menyesuaikan rambu-rambu penyelenggaraan
KKG/MGMP dan prosedur operasional standar penyelenggaraan
KKG/MGMP; mengusulkan program kegiatan KKG/MGMP; Melaksanakan
kegiatan KKG/MGMP sesuai program yang telah disusun; Membuat
pertanggungjawaban kegiatan, laporan administratif dan pelaksanaan kegiatan,
rencana rincian keberlanjutan program untuk tahun berikutnya, laporan
kegiatan KKG/MGMP serta mengirimkannya kepada penyandang dana
dan/atau UPTD Pendidikan Kabupaten/Kota; Membantu tim pemantau dan
evaluasi dari tingkat pusat, LPMP, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, UPTD
Dinas Pendidikan Kabupaten di Kecamatan, dan Pengawas Sekolah.
c. Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP
1. Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP, menghimpun,
menyediakan profil dan data KKG dan MGMP yang ada di
daerahnya.
2. Melaksanakan pendampingan kegiatan KKG dan MGMP yang
ada di daerahnya.
3. Menyediakan pelayanan konsultasi pelaksanaan kegiatan
KKGdan MGMP yang ada di daerahnya.
4. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan KKG dan
MGMP dengan menggunakan contoh instrument yang disusun
oleh Ditjen PMPTK.
5. Dinas Pendidikan Provinsi bersama-sama dengan LPMP
membuat laporan hasil pemantauan dan evaluasi kegiatan KKG
dan MGMP dan mengirimkannya kepada KKG, MGMP, dan/atau
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan.44
44 Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP, op.cit., h. 134.
47
Dari penjelasan mengenai rincian tugas dan tanggung jawab Dinas
Pendidikan Provinsi dan LPMP dalam melakukan pengembangan kompetensi
guru, maka dapat dipahami bahwa terdapat beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan, seperti: Menghimpun dan menyediakan profil dan data
KKG/MGMP yang ada di daerahnya, pelayanan konsultasi pelaksanaan
KKG/MGMP yang ada di daerahnya; Melaksanakan pendampingan kegiatan
KKG/MGMP di daerahnya; Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan KKG/MGMP sesuai dengan contoh instrument dari Ditjen PMPTK
(Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan); Membuat laporan
hasil pemantauan dan evaluasi kegiatan KKG/MGMP bersama dengan LPMP
serta mengirimkannya kepada KKG/MGMP dan Ditjen PMPTK.
4. MGMP sebagai Wadah Pengembangan Kompetensi Guru
MGMP ini adalah suatu wadah yang dibentuk dalam rangka membantu
para guru dalam bidang studi yang sama untuk mengembangkan dan
meningkatkan kompetensi yang diperlukan dalam menjalankan profesinya.
Sebenarnya MGMP ini bertujuan untuk membantu guru dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran,
meningkatkan pemahaman dalam mata pelajaran/bidang studi, tempat untuk
saling bertukar gagasan tentang strategi dan teknik mengajar yang efektif dan
masalah lainnya yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pembelajaran
di kelas.
Pada dasarnya MGMP memiliki berbagai program yang akan
dilaksanakan sebagai bagian utama dalam pengembangan MGMP. Program
tersebut harus selalu merujuk pada usaha peningkatan kompetensi guru.
48
Program yang terdapat dalam MGMP terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
program umum, program inti, dan program penunjang.45
a. Program Umum merupakan program yang dilaksanakan dengan tujuan
untuk memberikan wawasan kepada guru mengenai kebijakan pendidikan
yang berada di tingkat daerah sampai pusat, seperti halnya kebijakan
terkait pengembangan profesionalisme guru.
b. Program Inti merupakan program utama yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kompetensi dan profesionalisme guru. Dalam
program inti ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu program
rutin dan pengembangan.
1.) Program rutin adalah program yang sering diadakan dan dilaksanakan
setiap semester. Biasanya kegiatan dalam program rutin ini bersifat
pengulangan dan penguatan agar guru semakin baik dan terus terasah
kemampuannya dalam melaksanakan profesinya. Kegiatan yang
biasanya dilaksanakan pada program rutin, seperti berikut: (a) Diskusi
permasalahan pembelajaran; (b) Penyusunan dan pengembangan
silabus, program semester, dan rencana program pembelajaran;
Analisis kurikulum; (c) Penyusunan laporan hasil belajar siswa; (d)
Pendalaman materi; (e) Pelatihan terkait dengan penguasaan materi
yang mendukung tugas mengajar; (f) Pembahasan materi dan
pemantapan menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.
2.) Program Pengembangan merupakan program yang dilaksanakan
setelah program rutin berjalan dengan lancar. Program ini bertujuan
untuk mengembangkan kompetensi guru secara lebih lanjut agar guru
semakin berkualitas serta termotivasi untuk mengembangkan dirinya.
Dalam program pengembangan dapat dilaksanakan kegiatan, seperti
45 Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP, loc. cit.
49
berikut: (a) Penelitian, di antaranya Penelitian Tindakan Kelas/Studi
Kasus; (b) Penulisan Karya Ilmiah; (c) Seminar, lokakarya, kolokium
(paparan hasil penelitian), dan diskusi panel; (d) Pendidikan dan
pelatihan berjenjang (diklat berjenjang); (e) Penerbitan jurnal dan
bulletin MGMP; (f) Penyusunan dan pengembangan website MGMP;
(g) Kompetensi kinerja guru; (h) Pendampingan pelaksanaan tugas
guru oleh pembimbing /tutor/instruktur/fasilitator di MGMP; (i)
Lesson Study (studi pengkajian praktik pembelajaran yang memiliki
tiga komponen, yaitu plan, do, see yang dalam pelaksanaannya harus
terjadi kolaborasi antara pakar, guru pelaksana, dan guru mitra); (j)
Professional Learning Community (komunitas belajar profesional); (k)
TIPD (Teachers International Professional Development); (l) Global
Gateaway; (m) Program lain yang sesuai dengan kebutuhan setempat.
Dari beberapa kegiatan dalam program pengembangan yang telah
dijelaskan, maka program tersebut dapat dipilih sekurang-kurangnya
lima kegiatan untuk dilaksanakan.
c. Program Penunjang merupakan program yang dilaksanakn dengan tujuan
untuk menambah pengetahuan dan keterampilan bagi guru-guru sebagai
peserta MGMP dengan materi yang bersifat penunjang. Kegiatan yang
dapat dilakukan, seperti: (a) bahasa asing; (b) Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK); dan lain-lain.
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
siswa pada jalur pendidikan formal. Guru dalam menjalankan tugas
profesinya diharuskan memiliki kompetensi yang mendukung, khususnya
kompetensi pedagogik. Kompetensi ini menjadi titik utama dari tugas sebagai
seorang guru karena peran guru tidak dapat terlepas dari kegiatan mendidik
maupun mengajar peserta didik. Dalam mengajar guru perlu memiliki
50
keahlian khusus, seperti memahami wawasan atau landasan kependidikan,
memahami tentang peserta didik, mengembangkan kurikulum/silabus,
merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis, mengevaluasi hasil belajar, mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Hal tersebut perlu dipahami
secara mendalam oleh setiap guru agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat
berlangsung secara efektif.
Guru hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, kelalaian,
maupun lupa. Maka dari itu, guru perlu melakukan pengembangan dan
peningkatan kemampuan dalam menjalankan tugas profesinya. Dalam
menjawab permasalahan tersebut, maka dibentuklah organisasi guru secara
khusus, yakni kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam bidang studi yang
sama atau biasa disebut dengan MGMP. Pembentukan MGMP ini bertujuan
untuk memfasilitasi guru dalam pengembangan kompetensi guru, khususnya
adalah kompetensi pedagogik. Jadi, guru dalam bidang studi yang sama
melakukan pertemuan dan berkumpul secara bersama-sama untuk membahas
mengenai gagasan, informasi, materi pelajaran, maupun permasalahan yang
sedang dialami untuk dipecahkan dan dicari solusi yang tepat. Maka MGMP
sangat bermanfaat bagi guru sebagai wadah mengembangkan kompetensi
guru dalam ruang lingkup yang lebih kecil, yakni dalam tingkat kotamadya
ataupun kabupaten.
Secara lebih lanjut, MGMP memiliki beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan untuk mencapai tujuan pada pengembangan dan peningkatan
kompetensi guru. Pada MGMP ada tiga program, yakni program umum,
program inti (program rutin dan pengembangan), dan program penunjang.
Dari ketiga program tersebut, terdapat program yang memang sering
dilakukan dan bersifat rutin terdapat pada setiap MGMP dengan kegiatan
yang dilakukan, sebagai berikut: (a) Diskusi permasalahan pembelajaran; (b)
Penyusunan dan pengembangan silabus, program semester, dan rencana
51
program pembelajaran; Analisis kurikulum; (c) Penyusunan laporan hasil
belajar siswa; (d) Pendalaman materi; (e) Pelatihan terkait dengan penguasaan
materi yang mendukung tugas mengajar; (e) Pembahasan materi dan
pemantapan menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah. Selain dari
kegiatan tersebut, ada juga kegiatan lain yang termasuk ke dalam program
umum, pengembangan, dan juga penunjang, namun diberikan hanya sesekali
dan tidak terlalu sering. Hal ini terkait lagi dengan dana yang dimiliki dan
juga pihak yang melakukan kegiatan pengembangan.
Kegiatan yang dilakukan dalam MGMP diharapkan mampu untuk
memperluas wawasan dan pengetahuan bagi guru dalam berbagai hal,
khususnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran; Memberikan kesempatan
bagi guru dalam berbagi pengalaman untuk saling memberikan bantuan;
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan;
Mengembangkan profesionalisme guru dalam rangka menjamin mutu
pendidikan; Mengembangkan kegiatan mentoring maupun sharing antar guru
yang senior dengan junior.
52
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai saat penyerahan surat izin penelitian kepada
Ketua MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur tanggal 1
April 2014 sampai bulan Agustus 2014. MGMP Kewirausahaan Wilayah Timur
ini mencakup seluruh SMK dan guru Kewirausahaan yang berada di daerah
Jakarta Timur, baik negeri maupun swasta, dimana terdapat 136 SMK swasta
dan juga 13 SMK Negeri (lampiran 2). Dari SMK swasta terdapat guru yang
mengajar Kewirausahaan sebanyak 198 orang, sedangkan untuk SMK Negeri
sebanyak 24 orang. Berdasarkan data kehadiran guru pada kegiatan MGMP
(lampiran 5) lebih banyak guru yang hadir atau pada kegiatan tersebut berasal
dari SMK Negeri, oleh sebab itu penulis hanya membatasi penelitian pada SMK
Negeri saja. Dengan agenda kegiatan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Agenda Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan Waktu (bulan)
April Mei
I II III IV I II III IV
1. Melakukan observasi awal terkait
MGMP Kewirausahaan dengan
melakukan wawancara kepada Ketua
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta
Timur
53
2. Menyerahkan surat izin penelitian kepada
Ketua MGMP Kewirausahaan Wilayah
Jakarta Timur
3. Meminta data kepada Suku Dinas
Dikmenti Kotamadya Jakarta Timur
terkait jumlah guru Kewirausahaan SMK
Negeri Wilayah Jakarta Timur
4. Meminta data tentang struktur organisasi
kepengurusan dan Surat Keputusan (SK)
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta
Timur.
5. Meminta data tentang kegiatan
pelaksanaan MGMP Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur
No. Kegiatan Waktu (bulan)
Juni Juli
I II III IV I II III IV
7. Meminta surat persetujuan izin penelitian
kepada Ketua MGMP Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur dan Kepala
Sekolah (SMK Negeri 51, 58, dan 24)
untuk melakukan wawancara kepada
guru yang mengikuti MGMP
Kewirausahaan dan pengurus MGMP
Kewirausahaan
No. Kegiatan Waktu (bulan)
Agustus
I II III IV
54
1. Melakukan wawancara kepada pengurus
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta
Timur terkait MGMP Kewirausahaan dan
kegiatannya
2. Melakukan wawancara kepada guru
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta
Timur terkait kegiatan MGMP
Kewirausahaan
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penulis
menggunakan pendekatan tersebut dikarenakan penelitian ini membutuhkan
data-data yang didapat dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
Data yang telah didapat selanjutnya diolah dan dihasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis dengan menghubungkan antara data secara lisan maupun
tulisan.
Tujuan pendekatan ini untuk mengungkapkan tentang fakta dan keadaan
yang terdapat pada MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi pedagogik guru
Kewirausahaan. Dalam penelitian kualitatif lebih bersifat terbuka, yakni proses
penelitian ini memberikan kesempatan kepada subjek untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan menurut pemahaman dan kerangka berpikir subjek
tersebut.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah individu maupun benda yang dijadikan sebagai
sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Subjek
55
penelitian adalah sumber data informasi yang didapat dari orang, benda, dan/atau
suatu proses alamiah yang dibutuhkan penulis dalam mengumpulkan data supaya
lebih akurat. Sumber data dapat dibagi menjadi tiga macam, berikut penjelasan
secara rinci :
1. Person (manusia)
Person adalah sumber data berupa manusia. Person atau manusia yang
menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Pengurus MGMP Kewirausahaan,
yaitu terdiri dari Ketua, Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Bidang Hubungan
Masyarakat, serta anggota MGMP, yaitu terdiri dari empat guru
Kewirausahaan dari SMK Negeri 51, SMK Negeri 58, dan SMK Negeri 24
yang aktif dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur.
2. Place (tempat)
Place adalah sumber data berupa tempat. Tempat yang dijadikan penelitian ini
adalah MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur yang hanya mencakup
SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan sekolah inti di SMK Negeri 51
Jakarta Timur.
3. Paper (kertas /simbol)
Paper disini bukan saja bermaksud kertas, tetapi juga simbol. Paper disini
dapat berupa struktur organisasi MGMP Kewirausahaan, Surat Keputusan
(SK) MGMP Kewirausahaan, data guru dan kegiatan MGMP Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur.
D. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa
metode dalam mengumpulkan data penelitian, di antaranya:
1. Teknik Wawancara
Wawancara adalah proses penelitian yang dilakukan dalam bentuk
komunikasi secara verbal antara penulis dengan subjek yang diteliti.
56
Wawancara ini dilaksanakan secara langsung, dalam artian bahwa penulis
bertatap muka atau berhadapan dengan subjek melalui percakapan dengan
cara penulis mengajukan berbagai pertanyaan yang telah disusun sebelum
wawancara dilakukan. Hasil wawancara berbentuk verbal, oleh karena itu
penulis merekam dan mencatat hasil jawaban ke dalam bentuk tulisan.
Teknik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan informasi secara
akurat dari beberapa sumber yang telah ditetapkan untuk menguatkan hasil
data yang diperoleh melalui observasi maupun studi dokumentasi. Dalam
penelitian ini, sebelum penulis melakukan teknik wawancara, maka penulis
menggunakan pedoman wawancara untuk dapat memfokuskan aspek yang
diperlukan agar terhindar dari persoalan yang tidak relevan dengan tujuan
penelitian sehingga teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara
semistruktur, yakni penulis menanyakan beberapa pertanyaan yang sudah
terstruktur kemudian satu persatu diperjelas untuk mendapatkan keterangan
lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua
variabel dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
Teknik wawancara ini digunakan untuk mewawancarai Pengurus
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur, yaitu terdiri dari Ketua,
Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Bidang Hubungan Masyarakat, serta
anggota MGMP, yaitu terdiri dari empat guru Kewirausahaan dari SMK
Negeri 51, SMK Negeri 58, dan SMK Negeri 24 yang aktif dalam kegiatan
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur.
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Fokus Sub Fokus
57
Pengembangan Kompetensi Pedagogik
Guru Kewirausahaan Melalui Kegiatan
MGMP Kewirausahaan di SMK Negeri
Wilayah Jakarta Timur
a. Manajemen MGMP Kewirausahaan
b. Program MGMP dalam
mengembangkan kemampuan guru
Kewirausahaan
c. Strategi yang dilakukan MGMP bagi
pengembangan kompetensi
pedagogik guru kewirausahaan
d. Pihak yang bertanggung jawab dalam
pengembangan guru di MGMP
e. Peran MGMP sebagai wadah
pengembangan guru dan manfat
yang didapat dari kegiatan MGMP
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara
Anggota MGMP Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Fokus Sub Fokus
Pengembangan Kompetensi Pedagogik
Guru Kewirausahaan Melalui Kegiatan
MGMP Kewirausahaan di SMK Negeri
Wilayah Jakarta Timur
a. Program MGMP dalam
Mengembangkan guru
Kewirausahaan
b. Strategi yang dilakukan MGMP bagi
pengembangan kompetensi
pedagogik guru kewirausahaan
c. Pihak yang bertanggung jawab
dalam pengembangan guru di
MGMP
58
d. Peran MGMP sebagai wadah
pengembangan guru dan manfaat
yang didapat dari kegiatan MGMP
2. Teknik Observasi
Observasi merupakan proses yang dilakukan oleh penulis berupa
kegiatan mengamati dan mencatat segala keadaan dan kejadian dari
berbagai hal yang diamati di lapangan dengan tujuan untuk memperoleh
data supaya data yang dihasilkan menjadi akurat karena teknik ini secara
langsung berinteraksi dengan kegiatan dan peristiwa yang terjadi pada
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur yang berkaitan dengan
pengembangan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan.
Tabel 3.4
Lembar Observasi Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
No. Kegiatan Keterangan
1. Kegiatan yang dilakukan MGMP
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
2. Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta
Timur
3. Siapa yang melakukan pengembangan guru
dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur
4. Teknik yang dilakukan dalam
pengembangan guru kegiatan MGMP
59
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
5. Kehadiran guru Kewirausahaan pada
kegiatan pengembangan yang dilakukan
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta
Timur
6. Sikap yang ditunjukkan guru dalam
mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur
3. Teknik Studi Dokumentasi
Dokumen adalah bahan tertulis maupun foto/video baik yang tercetak
ataupun tidak. Teknik dokumentasi merupakan proses dalam
mengumpulkan data yang dibutuhkan baik itu mencakup bahan tertulis
ataupun foto/video. Teknik ini digunakan untuk memperoleh berbagai data
penting berupa struktur organisasi MGMP Kewirausahaan, Surat Keputusan
(SK) MGMP Kewirausahaan, data guru dan kegiatan MGMP
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur.
Tabel 3.5
Lembar Studi Dokumentasi MGMP Kewirausahaan SMK Negeri
Wilayah Jakarta Timur
No. Nama Dokumentasi Keterangan
Ada Tidak
1. Struktur Organisasi MGMP Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur
2. Surat Keputusan MGMP Kewirausahaan Wilayah
Jakarta Timur
60
3. Waktu dan Nama Kegiatan yang telah
dilaksanakan MGMP Kewirausahaan Wilayah
Jakarta Timur
4. Data Guru Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
E. Teknik Analisa Data
Jenis penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif sehingga metode analisis
data yang digunakan, yaitu analisis data deskriptif dengan mengklasifikasikan
berbagai data yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan untuk dianalisis dan
diambil kesimpulan. Sedangkan, pola pikir yang digunakan dalam menganalisis
penelitian ini menggunakan pola pikir induktif, yaitu cara berpikir dengan
dimulai dari fakta-fakta yang bersifat umum maupun peristiwa atau keadaan
yang konkrit kemudian ditarik kesimpulan yang lebih bersifat khusus.
1. Pengumpulan Data
Penulis membuat catatan data yang dikumpulkan melalui wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan terkait
dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.
2. Reduksi Data
Penulis melakukan proses analisis data dengan menelaah seluruh data yang
tersedia, baik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Setelah itu,
penulis membaca, mempelajari,dan memfokuskan mengenai data apa saja
yang yang dibutuhkan terkait judul penelitian.
3. Penyajian Data
Setelah melalui reduksi data, maka selanjutnya penulis menganalisa data
dengan cara menyajikan beberapa data temuan, mulai dari wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi dalam bentuk teks naratif.
4. Penarikan Kesimpulan
61
Setelah data telah dikumpulkan, direduksi, dan dianalisa,maka langkah
selanjutnya penulis menarik kesimpulan dari data yang telah dijabarkan
dalam bentuk naratif. Penarikan kesimpulan dilakukan sejak penulis
berusaha mencari makna dari data yang telah didapatkan.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Penelitian ini memerlukan data yang valid dan juga sah, maka dari itu perlu
dilakukannya pemeriksaan terhadap data yang ada. Hal ini ditujukan agar dapat
diketahui data tersebut memiliki keabsahan, maka penulis menggunakan teknik
triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaaan data dengan memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data yang diteliti untuk pengecekan dan sebagai pembanding
terhadap data tersebut. Dalam teknik triangulasi ini digunakan sumber ganda dan
metode ganda. Pada sumber ganda menggunakan dua cara, yaitu
membandingkan data hasil observasi dengan hasil wawancara dan
membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.
Dalam penelitian ini, terdapat langkah-langkah pemeriksaan data dengan
menggunakan teknik triangulasi, sebagai berikut:
1. Membandingkan data hasil observasi kegiatan pengembangan MGMP
Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan data hasil
wawancara dari semua subjek yang telah ditetapkan;
2. Membandingkan data hasil observasi kegiatan pengembangan MGMP
Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan data hasil
dokumentasi MGMP Kewirausahaan yang ada;
3. Membandingkan data hasil wawancara terkait pengembangan MGMP
Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan data hasil
wawancara dari semua subjek yang telah ditentukan;
62
4. Membandingkan data hasil wawancara terkait pengembangan MGMP
Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan hasil data
dokumentasi MGMP Kewirausahaan yang ada.
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Latar Belakang Terbentuknya MGMP Kewirausahaan
Mata pelajaran Kewirausahaan bisa terbilang sesuatu yang bersifat
baru dalam pendidikan di Indonesia khususnya bagi SMK, karena mata
pelajaran tersebut baru dibentuk sekitar tahun 2000. Tujuan utama dari
pembelajaran Kewirausahaan adalah merubah pola pikir siswa SMK dari
pekerja untuk menjadi pengusaha. Dengan kata lain, pelajaran
Kewirausahaan membekali siswa agar mampu menjadi pengusaha dengan
keterampilan yang dimiliki.
Materi Kewirausahaan tergolong masih baru, maka guru yang
mengajar juga terbilang baru dan kebanyakan bukan dari bidang
Kewirausahaan, bahkan awalnya Kewirausahaan ini hanya sebagai
pelengkap yang terkadang diberikan bagi peserta didik kelas X dan XI saja.
Selain itu, guru yang bertugas mengajar mata pelajaran Kewirausahaan
bukanlah guru yang khusus memiliki kemampuan di bidang tersebut.
Biasanya Kepala Sekolah menunjuk guru mata pelajaran lain yang masih
kekurangan jam mengajar untuk mengajar Kewirausahaan.
Banyak permasalahan yang timbul akibat hal tersebut, yakni guru
kurang memahami materi dari mata pelajaran Kewirausahaan, sulit dalam
mengembangkan silabus dan menyusun RPP, serta sulit untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai. Untuk itu, Drs. MPA.
Saputra sebagai guru Kewirausahaan di SMK Negeri 51 pada tahun 2008
mencoba mengusulkan diadakannya pembentukan dan kegiatan MGMP
Kewirausahaan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman bagi guru
Kewirausahaan agar mampu dalam memahami dan mengajarkan materi
64
tersebut. Kegiatan memberikan usul tersebut dilakukan pada saat
diadakannya kegiatan pertemuan antara guru Kewirausahaan dengan Suku
Dinas Pendidikan yang dilaksanakan di Puncak pada tahun 2004. Setelah
usulan tersebut, maka mulai diadakannya kegiatan dan pertemuan dengan
guru Kewirausahaan untuk membahas segala persoalan dan permasalahan
yang dihadapi terkait kegiatan pembelajaran Kewirausahaan dengan
dimotori dan diketuai oleh MPA. Saputra. Pada tahun 2008, barulah
dikeluarkannya Surat Keputusan Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah
dan Tinggi Kotamadya Jakarta Timur dengan Nomor: 165/ 2008 tentang
Pengesahan Pengurus MGMP Kewirausahaan Kotamadya Jakarta Timur
Periode 2008/ 2012 (terlampir 1). Surat Keputusan tersebut membantu
sebagai bukti adanya landasan formal dalam melaksanakan tugas dan
kegiatan pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur.
Sejak adanya MGMP Kewirausahaan 2008/2012, maka dibentuk
pengesahan pengurus pertama yang dipimpin oleh MPA Saputra, serta
untuk tahun 2012/ 2015 sudah ditetapkan pengurus baru secara aklamasi
dan terpilih Drs. Adju Sasmita, MM., akan tetapi sampai saat ini belum ada
SK. Hal ini disebabkan, belum adanya usulan dan laporan oleh Adju
Sasmita kepada Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi mengenai nama-
nama pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Padahal, untuk
mendapatkan Surat Keputusan perlu adanya pengesahan yang menyatakan
bahwa terdapat perubahan kepengurusan MGMP Kewirausahaan Jakarta
Timur.
2. Data Pendidik Kewirausahaan di SMK Negeri Jakarta Timur
Pendidik menjadi bagian terpenting dan tidak dapat dipisahkan dalam
proses pembelajaran. Begitu juga dengan mata pelajaran Kewirausahaan
tidak akan berjalan jika tidak didukung dengan adanya guru
65
Kewirausahaan, walaupun memang guru tersebut bukanlah lulusan dari
bidang tersebut.
Dari dokumen yang diperoleh dapat diketahui bahwa ada 24 guru yang
mengajar Kewirausahaan, yaitu terdiri dari 11 guru perempuan dan 13 guru
laki-laki. Selanjutnya, terdapat 22 guru memiliki jam mengajar rata-rata 24
jam seminggu dan bahkan ada yang lebih. Lalu, ada 2 guru yang jam
mengajarnya kurang dari 24 jam seminggu dan biasanya guru tersebut
masih berstatus honorer. Selain itu, semua guru yang mengajar
Kewirausahaan sudah menyelesaikan pendidikan sarjana, bahkan ada 3
guru yang telah menyelesaikan S2. Namun, guru yang mengajar
Kewirausahaan bukanlah lulusan dari bidang Kewirausahaan. Akan tetapi,
latar pendidikannya masih memiliki hubungan dan keterkaitan dengan
pembelajaran Kewirausahaan. Lebih lanjut, dapat diketahui hampir semua
guru Kewirausahaan bisa dibilang sudah memasuki usia 40 tahun ke atas.
Berbagai hal tersebut dapat diketahui melalui data guru
Kewirausahaan, maka memang diperlukan adanya kegiatan MGMP bagi
guru Kewirausahaan. Supaya, guru yang memang belum dan tidak
memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai Kewirausahaan dapat
belajar dan mengembangkan kemampuannya melalui kegiatan MGMP.
Jika usia seseorang yang bisa dibilang sudah tidak muda lagi, maka
biasanya akan sulit dalam mempelajari hal-hal baru, untuk itu MGMP
Kewirausahaan membantu guru agarden gan mudah menerima dan
memahami hal-hal yang baru sesuai dengan materi Kewirausahaan yang
akan diajarkan kepada siswa.
Tabel 4.1
Data Guru Kewirausahaan SMK Negeri Jakarta Timur*
66
B. Deskripsi Analisis dan Interpretasi Data
1. Manajemen MGMP Kewirausahaan
a. Proses Pembentukan Pengurus dan Anggota MGMP
Kewirausahaan
Setelah terbentuknya MGMP Kewirausahaan secara sementara, yakni
belum disahkannya melalui Surat Keputusan, maka MGMP Kewirausahaan
Jakarta Timur melakukan pendekatan kepada berbagai guru Kewirausahaan
untuk membentuk pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan. Dalam
pembentukan pengurus MGMP Kewirausahaan ada beberapa hal yang
harus dilewati, berbeda dengan menjadi anggota MGMP Kewirausahaan.
Berikut terdapat penjelasan dari Siswanto, S.E. sebagai Bidang
Hubungan Masyarakat periode kepengurusan tahun 2008/ 2012 bahwa
“Pada saat pemilihan, kita berkumpul secara bersama-sama secara aklamasi,
yaitu peserta yang berkumpul dalam acara tersebut bebas memilih secara
langsung siapa sosok yang paling tepat untuk menjadi pengurus. Ketika
sudah ditunjuk, maka kita harus siap untuk menjadi pengurus MGMP
selama masa kepengurusan”.1
Selanjutnya ada penjelasan kembali dari Rina Kartika, S.Pd. sebagai
Bidang Pendidikan dan Pelatihan periode kepengurusan 2008/ 2012
bahwa:
Pemilihan kepengurusan dalam MGMP Kewirausahaan lebih
bersifat kesadaran dalam arti jika seorang guru yakin memiliki
kemampuan dan potensi, maka guru tersebut diperbolehkan
mengajukan dirinya sebagai pengurus MGMP. Selain itu, juga
dilakukannya voting atau demokrasi dengan memilih suara
terbanyak mengenai siapa saja yang berhak untuk menjadi
pengurus MGMP kewirausahaan.2
1 Siswanto, S.E., Wawancara, SMK Negeri 52, (Selasa, 19 Agustus 2014/ pukul 08.11 WIB).
2 Rina Kartika, S.Pd., Wawancara. SMK Negeri 24, (Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul 10.35 WIB).
67
Sejalan dengan penjelasan tersebut, hal ini diperkuat dengan
pernyataan MPA. Saputra bahwa:
Dalam pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan dilakukan
secara demokrasi, yaitu memilih dengan berkumpul antar sesama
guru Kewirausahaan. Sebenarnya untuk pengurus tidak memiliki
syarat tertulis, namun secara umum ada syarat yang harus dimiliki,
pertama, harus guru Kewirausahaan; kedua, untuk menjadi
pengurus inti guru tersebut diharuskan sudah PNS. Hal ini karena
ketika ada kegiatan yang dikelola oleh Suku Dinas (Sudin), guru
tersebut lebih mampu untuk dihubungi dan bisa melaksanakan
kegiatan yang harus dilakukan dalam MGMP. Selain itu, untuk
menjadi pengurus harus siap untuk terlibat aktif, mau meluangkan
waktu, tenaga, dan siap jika dipanggil oleh Suku Dinas jika ada
keperluan tertentu. Sebab, MGMP merupakan organisasi yang non
profit, dalam artian tidak mencari keuntungan dalam hal material.3
Berdasarkan uraian data di atas, nampak secara umum pemilihan
pengurus MGMP Kewirausahaan sama halnya dengan pemilihan yang
biasanya terjadi dalam suatu organisasi, yakni semua anggota berkumpul
dan bebas untuk memilih siapa saja yang dianggap memiliki kemampuan,
selanjutnya barulah dipilih melalui voting, yaitu ditentukan dari suara
terbanyak anggota yang hadir pada acara tersebut. Jadi, sebenarnya
pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur ini lebih
fleksibel, karena anggota MGMP Kewirausahaan dapat mengajukan diri
sebagai pengurus jika memang yakin memiliki kemampuan manajerial dan
dapat bertanggung jawab terhadap organisasi yang dipimpinnya.
Namun, memang tidak semua anggota MGMP dapat berkecimpung
untuk menjadi pengurus karena ada beberapa penekanan, yaitu anggota
MGMP memang benar-benar guru Kewirausahaan, serta sudah menjadi
guru PNS. Akan tetapi, jika memang ada guru PNS yang belum bersedia
menjadi pengurus MGMP, maka diperbolehkan memilih guru honorer jika
3 Drs. MPA. Saputra , di Puslatdikjur, Jakarta Selatan, (Senin, 18 Agustus 2014/ pukul 15.21 WIB).
68
bersedia menjadi pengurus MGMP, namun tidak bisa menjadi ketua.
Beberapa penekanan atau syarat itu memang harus dipenuhi karena
organisasi MGMP Kewirausahaan bukanlah organisasi yang menghasilkan
profit, jadi dibutuhkan pengurus yang memang mau merelakan pikiran,
tenaga, dan juga waktunya demi keberlangsungan kegiatan MGMP dalam
membantu guru Kewirausahaan.
Sebenarnya, untuk guru honorer bukanlah tidak diperbolehkan
menjadi ketua atau pengurus, sebab, biasanya guru honorer memiliki
jadwal yang tidak pasti jika dibandingkan dengan guru PNS. Padahal
pengurus MGMP itu harus aktif, tidak hanya bagi ruang lingkup MGMP
Kewirausahaan Jakarta Timur, melainkan juga harus aktif jika memang ada
undangan dari Suku Dinas Pendidikan.
Pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2008/ 2012
terdiri dari 5 orang pengurus inti, yaitu Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,
Wakil Sekretaris, Bendahara, serta 4 orang pengurus penunjang, yaitu
Bidang Pendidikan dan Pelatihan 2 orang, serta Bidang Hubungan
Masyarakat 2 orang. Berdasarkan studi dokumentasi yang dilakukan
menunjukkan bahwa tidak adanya data mengenai kepengurusan terbaru dan
hanya tersedia data kepengurusan pada periode 2008/ 2012. Hal ini karena
untuk kepengurusan terbaru belum dibentuk dan juga disahkan oleh Suku
Dinas. Padahal untuk pemilihan Ketua MGMP terbaru telah dilaksanakan
dan diputuskan kepada Adju Sasmita untuk menjadi Ketua MGMP
Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2012/ 2015, namun karena kurang
koordinasi dengan para pengurus dan anggotanya, maka sampai saat ini
belum ada data mengenai susunan kepengurusan terbaru, yaitu periode
2012/ 2015. Oleh sebab itu, keterangan dari interviewe dan data yang
tersedia hanya diperoleh dari periode lama, yaitu 2008/ 2012.
Dari informasi yang didapat diketahui bahwa Ketua MGMP periode
2012/ 2015 yang telah terpilih, yaitu Adju Sasmita telah pensiun atau masa
69
jabatannya telah berakhir tahun 2014 sebagai guru Kewirausahaan, begitu
juga berakhir pula sebagai Ketua MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur.
Namun, sampai saat ini belum dilaksanakannya pemilihan ulang untuk
Ketua MGMP Kewirausahaan yang terbaru. Tidak hanya mengenai data
atau dokumen terkait susunan pengurus, melainkan untuk data mengenai
kegiatan MGMP periode 2012/2015 saja tidaklah tersedia.
Ketidaktersedianya dokumen tersebut dikarenakan tidak adanya kegiatan
yang dilaksanakan oleh MGMP Kewirausahaan yang mengakibatkan
organisasi MGMP Kewirausahaan ini belum berjalan dengan efektif karena
tidak adanya berbagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
pengembangan kompetensi guru Kewirausahaan. Padahal MGMP
Kewirausahaan dibentuk untuk melakukan berbagai kegiatan demi
terwujudnya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran
Kewirausahaan.
Selanjutnya, hasil wawancara menunjukkan bahwa untuk menjadi
anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur yang dijelaskan oleh Rina
Kartika bahwa “Setiap guru Kewirausahaan merupakan anggota MGMP
Kewirausahaan.”4 Sama halnya seperti yang dipaparkan oleh Siswanto
bahwa “Guru Kewirausahaan tidak perlu melakukan pendaftaran anggota
MGMP, sebab jika guru tersebut sering mendapatkan undangan terkait
kegiatan MGMP, maka otomatis guru tersebut sudah secara langsung
menjadi anggota MGMP Kewirausahaan.”5
Hal ini juga diperkuat dengan penjelasan dari MPA. Saputra bahwa
“Setiap guru Kewirausahaan merupakan bagian atau anggota dari MGMP,
namun semua itu balik lagi ke individu apakah mau terlibat aktif dalam
kegiatan MGMP ataukah tidak.”6
Berdasarkan hasil wawancara dapat
4 Rina Kartika, Loc.Cit.
5 Siswanto, Loc. Cit.
6 MPA. Saputra, Loc. Cit.
70
diketahui secara umum, untuk menjadi anggota MGMP Kewirausahaan
Jakarta Timur tidaklah memerlukan berbagai persyaratan yang berlebihan.
Syarat utama yang harus dimiliki adalah guru tersebut mengajar mata
pelajaran Kewirausahaan dan mengumpulkan data diri. Jadi, siapa pun guru
yang memang mengajar mata pelajaran Kewirausahaan merupakan bagian
dan anggota dari MGMP Kewirausahaan itu sendiri. Namun, semua ini
kembali lagi pada pribadi guru, jika memang guru tersebut merasa perlu
untuk mengikuti kegiatan MGMP, maka guru tersebut secara sadar akan
aktif dalam menghadiri dan mengikuti kegiatan MGMP.
b. Pelaksanaan Pertemuan Khusus Bagi Pengurus MGMP
Kewirausahaan
Kegiatan MGMP yang dilaksanakan tidak terlepas dari berbagai
rencana yang dilakukan sebelumnya. Biasanya dalam pembahasan rencana
kegiatan dilakukan terlebih dahulu oleh pengurus yang memang bertugas
dan bertanggung jawab dalam mengelola dan memotori suatu kegiatan di
MGMP Kewirausahaan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
membahas mengenai hal-hal penting yang memang harus dilaksanakan
oleh pengurus, salah satu caranya adalah melalui pertemuan khusus bagi
pengurus MGMP Kewirausahaan. Jadi, pengurus tidak hanya melakukan
pertemuan dengan para anggota saja, melainkan juga dengan para pengurus
lainnya melalui pertemuan khusus bagi pengurus.
Seperti yang diungkapkan oleh Rina Kartika bahwa “Pertemuan
pengurus MGMP itu dilaksanakan sebulan sekali dengan cara Ketua
MGMP memberikan kabar melalui sms (short message service) mengenai
kapan waktu dan tempat pelaksanaan untuk pertemuan pengurus MGMP.”7
Berikut sama halnya dengan penjelasan oleh Siswanto yang
7 Rina Kartika, Loc.Cit.
71
mengungkapkan bahwa “Terdapat adanya pertemuan yang dilakukan oleh
pengurus dan dilakukan paling tidak sebulan sekali atau ketika akan
melaksanakan suatu kegiatan di MGMP Kewirausahaan. Sebelum
pertemuan dilakukan, Ketua terlebih dahulu memberikan informasi
mengenai waktu dan tempat pertemuan pengurus, setelah ditetapkan
barulah kegiatan pertemuan pengurus dilaksanakan.”8
Hal ini kemudian diperkuat dengan penjelasan dari MPA. Saputra
bahwa:
Iya, memang terdapat adanya pertemuan bagi pengurus MGMP
Kewirausahaan dan pertemuan tersebut dilakukan seminggu sekali
atau setidaknya sebulan sekali harus dilakukan. Sebelum dilakukan
pertemuan pengurus, biasanya kita menyepakati terlebih dahulu
untuk melakukan pertemuan di sekolah mana dengan cara
memberikan informasi melalui telepon atau sms, serta memberikan
surat undangan bagi pengurus agar bisa mendapatkan izin keluar
dari pihak sekolah.9
Berdasarkan data hasil wawancara tersebut dapat diketahui secara
umum bahwa ada kegiatan yang dilakukan secara intensif oleh pengurus
MGMP Kewirausahaan dimana biasanya dilakukan dalam kurun waktu
minimal sebulan sekali. Untuk mengadakan pertemuan dengan pengurus
tersebut tetap dipelopori oleh Ketua MGMP yang mengelola pertemuan
dengan cara menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan pertemuan MGMP
dan selanjutnya diinformasikan kepada pengurus melalui sms, telepon, dan
surat undangan yang ditujukan kepada pihak sekolah untuk memberikan
izin bagi guru tersebut mengikuti pertemuan pengurus MGMP.
Dalam melakukan pertemuan pengurus tidak hanya untuk menjalin
silahturahmi dengan sesama pengurus, melainkan ada beberapa yang
dibahas dalam pertemuan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh
Siswanto bahwa “Ada beberapa pembahasan yang dilakukan pada
8 Siswanto, Loc. Cit.
9 MPA. Saputra, Loc. Cit
72
pertemuan pengurus, yaitu membahas terkait kurikulum karena kurikulum
bersifat dinamis, membahas mengenai kegiatan apa saja yang akan
dilaksanakan oleh MGMP beserta materi apa yang ingin dibahas. Biasanya
teknik yang dilakukan hanya bersifat pada kegiatan pembahasan dan
berdiskusi bersama.”10
Lebih lanjut, terdapat penjelasan terkait pelaksanaan pengurus MGMP
oleh MPA. Saputra bahwa:
Pada pertemuan pengurus MGMP dilakukan pembahasan
mengenai kegiatan apa saja yang akan dan harus dilakukan,
mengapa perlu dilakukan kegiatan tersebut, serta berapa kisaran
dana yang harus dikeluarkan. Selain itu, untuk membahas terkait
masalah pembelajaran, seperti penyusunan RPP yang belum
dilaksanakan, maka pengurus membahasnya terlebih dahulu
sebelum mengundang para guru untuk hadir.11
Kemudian, penjelasan tersebut juga diperkuat oleh Rina Kartika
bahwa “Pelaksanaan pertemuan pengurus MGMP lebih membahas terkait
kurikulum, kegiatan apa yang harus dilakukan untuk menyamakan persepsi
guru dari berbagai sekolah, membahas kegiatan apa saja yang memang
dibutuhkan bagi guru Kewirausahaan kemudian baru kita mem-follow up
untuk dilakukan.”12
Jadi, dari berbagai penjelasan yang telah dikemukakan oleh berbagai
interviewe dapat diketahui bahwa pertemuan pengurus MGMP
Kewirausahaan Jakarta Timur terdapat beberapa kegiatan yang
dilaksanakan, yakni lebih terkait pada pembahasan kurikulum, membahas
kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan serta materi yang ingin dibahas
dengan disesuaikan pada kebutuhan guru Kewirausahaan. Baru langkah
selanjutnya yang akan dilakukan adalah menetapkan kegiatan dan
mengajukan dana kepada Suku Dinas Jakarta Timur agar dapat terlaksana.
10 Siswanto, Loc. Cit.
11
MPA. Saputra, Loc. Cit
12 Rina Kartika, Loc.Cit.
73
c. Tujuan Diadakannya Pertemuan Khusus Bagi Pengurus MGMP
Kewirausahaan
Pertemuan pengurus MGMP dilakukan karena mengemban berbagai
tujuan yang harus terlaksana. Tujuan yang ingin terlaksana semata-mata
untuk mempererat hubungan antar pengurus dan dapat tercapainya kegiatan
yang memang dibutuhkan bagi pengembangan guru Kewirausahaan.
Berikut ada penjelasan yang dikemukakan oleh Rina Kartika terkait
perlu diadakan pertemuan khusus bagi pengurus MGMP, yaitu:
Setiap manusia membutuhkan komunikasi dan silahturahmi
dengan manusia lainnya. Untuk itu, sama halnya dengan
pertemuan pengurus MGMP Kewirausahaan dilakukan agar guru
dari berbagai sekolah dapat saling bertemu dan membahas
mengenai kegiatan apa yang harus dilaksanakan untuk kemajuan
dan peningkatan guru Kewirausahaan.13
Lebih lanjut, terdapat penjelasan dari Siswanto yang memberi
penguatan dari penjelasan sebelumnya bahwa:
Kegiatan ini diperlukan apabila ada pemberitahuan penting dari
Suku Dinas atau pihak lain, maka pengurus bisa mengetahui
terlebih dahulu sehingga bisa disampaikan kepada guru
Kewirausahaan. Selain itu, jika memang MGMP akan mengadakan
suatu kegiatan, maka pengurus perlu melakukan pertemuan agar
dapat memahami terlebih dahulu materi apa saja yang akan
dibahas sehingga tidak menimbulkan persepsi yang berbeda jika
kegiatan sedang berlangsung.14
Selain itu, ada penjelasan dari MPA. Saputra yang lebih menguatkan
dari penjelasan sebelumnya bahwa:
Diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus MGMP karena
memiliki beberapa masalah, baik teknik maupun non teknik untuk
kegiatan MGMP yang akan dilakukan, supaya tidak terjadi miss
communication. Jadi, sebelum dibahas kepada guru lain, maka
13 Rina Kartika, Loc.Cit.
14
Siswanto, Loc. Cit.
74
pengurus harus memahami terlebih dahulu materi yang akan
menjadi bahan pembahasan.15
Setelah dipaparkan hasil wawancara dengan para narasumber, maka
dapat dipahami bahwa pelaksanaan pertemuan khusus bagi pengurus
MGMP memang penting. Pertama, hal ini memang dilandasi dari
kebutuhan setiap individu yang memerlukan adanya hubugan silahturahmi
untuk saling bertemu dan berkomunikasi satu sama lain dengan guru dari
berbagai sekolah. Kedua, MGMP Kewirausahaan juga perlu adanya
kegiatan yang harus dilakukan demi membantu masalah yang dialami oleh
guru ketika mengajar Kewirausahaan, serta memfasilitasi kebutuhan guru
untuk mengajar. Maka diperlukan adanya suatu kegiatan dalam MGMP
Kewirausahaan, namun sebelum terlaksananya kegiatan tersebut sangat
dianjurkan adanya perencanaan terlebih dahulu dengan pembahasan secara
bersama antar pengurus untuk memilih kegiatan dan materi seperti apa
yang akan dilaksanakan. Ketiga, sebelum melaksanakan kegiatan, maka
pengurus juga perlu untuk memahami apa saja materi yang akan dibahas
agar tidak terjadi miss communication secara teknik maupun non teknik
dalam pelaksanaan kegiatan.
d. Pihak yang Bertanggung Jawab dalam Pertemuan Khusus Bagi
Pengurus MGMP Kewirausahaan
Dalam pelaksanaaan pertemuan pengurus MGMP, walaupun hanya
dihadiri oleh beberapa orang saja yang termasuk dalam pengurus, namun
tetap ada pihak yang memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan dan
membina terhadap pertemuan tersebut. Seperti yang telah dikemukakan
oleh MPA. Saputra melalui kegiatan wawancara bahwa “Pihak yang
15 MPA. Saputra, Loc. Cit
75
bertanggung jawab terhadap pertemuan pengurus MGMP bisa dari pihak
sekolah, yakni Kepala Sekolah, bisa dari Sudin maupun LPMP.”16
Lalu, diperjelas kembali dengan adanya penekanan yang sedikit
berbeda oleh Siswanto bahwa “Pertemuan pengurus MGMP yang
dilaksanakan terkadang dilakukan pembinaan oleh Kasi SMK, namun ini
tidak bersifat rutin karena biasanya yang lebih sering membina, yaitu dari
pengurus MGMP itu sendiri.”17
Berikut pernyataan dari Rina Kartika yang
memperkuat pernyataan Siswanto bahwa “Pertemuan pengurus MGMP
Kewirausahaan dilaksanakan dan dibina oleh pengurus MGMP
Kewirausahaan .”18
Dari berbagai pendapat narasumber, maka secara umum diketahui
bahwa pihak yang bertanggung jawab dalam pertemuan pengurus MGMP
bisa dari berbagai pihak, mulai dari Kepala Sekolah, yaitu jika sekolah
yang dipimpinnya dijadikan sebagai tempat pertemuan pengurus MGMP.
Bisa juga dari Kasi SMK atau dari Dinas, jika memang MGMP
Kewirausahaan mengundang pihak tersebut atau memang sedang ada
kerjasama dalam melaksanakan kegiatan MGMP Kewirausahaan. Namun,
berbagai pihak tersebut tidaklah begitu sering bertanggung jawab ataupun
membina pertemuan pengurus MGMP, karena biasanya yang paling sering
melakukan, yakni dari pihak pengurus MGMP Kewirausahaan.
Pertanggung jawaban yang diemban oleh pihak lain, yakni bukan dari
pengurus hanya lebih bersifat membantu dan memperlancar kegiatan
pertemuan bagi pengurus MGMP, seperti memberikan fasilitas berupa
tempat, peralatan, konsumsi, atau alat lainnya yang menunjang pertemuan
pengurus MGMP. Akan tetapi, berbeda dengan pengurus MGMP yang
16 MPA. Saputra, Loc. Cit.
17
Siswanto, Loc. Cit.
18
Rina Kartika, Loc. Cit.
76
memiliki tanggung jawab terhadap hasil yang dibahas dalam pertemuan
pengurus untuk dilaksanakan dan diterapkan bagi guru Kewirausahaan.
2. Pengembangan Diri Guru Kewirausahaan Melalui Kegiatan
MGMP
a. Pihak yang Bertanggung Jawab dalam Mengembangkan
Kompetensi Pedagogik Guru pada Kegiatan MGMP
Kewirausahaan
Pengembangan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan melalui
kegiatan MGMP dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak. Biasanya
pihak yang dilibatkan untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru
tergantung dari kegiatan yang dilakukan. Hal ini karena disesuaikan
dengan narasumber yang memiliki keahlian dalam memberikan materi
dari kegiatan tersebut. Pihak yang terlibat selain dari pengurus dan
anggota MGMP Kewirausahaan terdapat pula pihak dari Suku Dinas
setempat wilayah Jakarta Timur atau dari LPMP. Hal ini sesuai dari hasil
wawancara yang didapat melalui Rina Kartika bahwa “Dalam
pengembangan kompetensi Pedagogik guru, banyak pihak yang
bertanggung jawab, tidak hanya dari pihak MGMP Kewirausahaan saja,
melainkan juga dari pihak Suku Dinas.”19
Kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dengan berbagai
jangka waktu, yaitu terkadang dilaksanakan secara rutin, namun terkadang
tidak. Biasanya jika dilakukan secara rutin, maka pihak yang
mengembangkan dan membimbing guru lebih sering kepada pengurus
MGMP itu sendiri maupun juga dari guru Kewirausahaan yang memiliki
keahlian sesuai dengan materi yang dibahas. Berikut ada penjelasan oleh
Sri Rahayu, S.E. sebagai anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur
19
Rina Kartika, Loc. Cit.
77
periode 2008/ 2012 “Pengembangan biasanya dilakukan dari pihak LPMP
maupun perwakilan dari Suku Dinas dalam membantu mengembangkan
kompetensi guru, namun itu tidak bersifat rutin. Pengembangan lebih
sering dilakukan dari pengurus dan guru MGMP itu sendiri.”20
Penjelasan
ini pun kemudian diperkuat oleh Hj. Eny Elastri, S.Pd. sebagai anggota
MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2008/ 2012 bahwa
"Biasanya jika kegiatan yang dilakukan bersifat rutin, maka yang
melakukan pengembangan, yaitu dari pihak pengurus MGMP itu sendiri.
Namun, jika memang kegiatan yang dilaksanakan dari Suku Dinas
biasanya ada pengawas yang membantu pengembangan kompetensi
pedagogik guru, tetapi tidak secara intens.”21
Selain itu, terdapat penjelasan oleh Drs. Siti Nurdjanah
Kusumaningsih sebagai guru dan anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta
Timur periode 2008/ 2012 yang memberikan penguatan dari penjelasan
sebelumnya bahwa:
Untuk ruang lingkup MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur yang
melakukan pengembangan bagi guru Kewirausahaan adalah
pengurus dan guru Kewirausahaan. Namun, jika MGMP
Kewirausahaan bekerja sama dengan pihak lain, seperti adanya
proyek dari Suku Dinas Jakarta Timur maka biasanya yang
melakukan pengembangan adalah narasumber dari luar, baik dari
Sudin maupun tidak.22
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat diketahui bahwa
biasanya kegiatan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur dilakukan
pengembangan oleh pengurus maupun guru Kewirausahaan jika kegiatan
tersebut bersifat rutin atau sering dilaksanakan. Namun, ada juga
pembimbing dari Suku Dinas, seperti halnya pengawas, akan tetapi
pelaksanaannya tidak berlangsung secara terus menerus dan tidak dapat
20 Sri Rahayu, S.E., di SMK Negeri 58, (Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul 11.08 WIB)
21 Hj. Eny Elastri, S.Pd., di SMK Negeri 24, (Senin, 25 Agustus 2014/ pukul 07.52 WIB)
22
MPA. Saputra, Loc. Cit.
78
dipastikan waktu pelaksanaan untuk mengembangan kompetensi
pedagogik guru oleh pengawas. Pengembangan kompetensi pedagogik
guru dari Suku Dinas dilaksanakan biasanya jika ada kerja sama yang
akan dicapai dari MGMP maupun dengan pihak yang diajak kerja sama,
seperti Suku Dinas. Jika pengembangan dilaksanakan oleh Suku Dinas,
untuk narasumber tidaklah diambil dari Suku Dinas saja, namun bisa juga
dari pihak lain yang memang memiliki keahlian sesuai dengan materi dari
kegiatan yang akan dilakukan.
Secara intensif, pengembangan kompetensi pedagogik guru
Kewirausahaan di MGMP lebih sering dilaksanakan oleh pengurus
maupun guru Kewirausahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Drs.
Bukhari sebagai guru dan anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur
periode 2008/ 2012 bahwa “Biasanya kegiatan pengembangan kompetensi
pedagogik guru dilakukan oleh pengurus maupun guru di MGMP
Kewirausahaan, selain itu juga adanya bimbingan dari narasumber yang
diundang oleh MGMP.”23
Selanjutnya, hal tersebut diperkuat dengan
adanya penjelasan dari Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih bahwa
“Biasanya kegiatan pengembangan kompetensi pedagogik guru dilakukan
oleh pengurus maupun anggota di MGMP Kewirausahaan.”24
Jadi,
kegiatan MGMP Kewirausahaan untuk mengembangkan kompetensi
pedagogik guru dilaksanakan secara intensif oleh pengurus dan anggota
Kewirausahaan, namun juga sering diadakannya kerja sama dari berbagai
pihak untuk menyampaikan materi sesuai dengan tujuan yang akan
dilakukan.
23 Drs. Bukhari, SMK Negeri 24, (Senin, 25 Agustus 2014/ pukul 08.27 WIB)
24
Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih, SMK Negeri 51, (Rabu, 20 Agustus 2014/ pukul 09.38
WIB)
79
b. Program dan Kegiatan Pengembangan Kompetensi Pedagogik
Guru dalam MGMP Kewirausahaan
Kegiatan MGMP dilaksanakan dengan prinsip dari guru, oleh guru,
dan untuk guru sehingga dengan prinsip ini guru dapat mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya, terutama dalam meningkatkan mutu
pembelajaran yang bermuara pada hasil pembelajaran yang optimal. Secara
umum, MGMP bertujuan untuk membantu guru-guru dalam
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
mengajar, begitu juga sama halnya dengan tujuan dilaksanakan program
dan kegiatan MGMP Kewirausahaan.
Untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru, maka
perlu ditetapkan program apa saja yang akan dicapai dengan adanya
berbagai kegiatan yang akan dilakukan. Secara umum, MGMP
Kewirausahaan memiliki tiga program yang harus dijalankan, yaitu
program umum, program inti, dan program penunjang. Dari ketiga program
tersebut, maka dapat dihasilkan berbagai kegiatan yang berbeda untuk
dilaksanakan walaupun tujuan pengadaan kegiatan tersebut hampir sama,
yaitu mengembangkan kemampuan guru.
Namun, untuk MGMP Kewirausahaan terdapat penekanan pada
pogram yang dijalankan, berikut hasil wawancara oleh Siti Nurdjanah
Kusumaningsih bahwa “Program yang biasanya dilakukan adalah program
inti, yaitu program yang memang ditujukan untuk meningkatkan
kompetensi pedagogik guru.”25
Penjelasan tersebut diperkuat kembali oleh
MPA. Saputra bahwa “Program inti sering dilaksanakan, karena program
ini yang harus dilakukan dan dikuasai oleh guru Kewirausahaan.”26
Berdasarkan data hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa
MGMP Kewirausahaan hanya melaksanakan program lebih kepada
25
Siti Nurdjanah, Loc. Cit.
26
MPA. Saputra, Loc. Cit.
80
program inti saja karena MGMP Kewirausahaan memiliki tujuan yang
ingin dicapai terlebih dahulu, yaitu guru dapat memahami materi
Kewirausahaan yang akan diajarkan kepada peserta didik, serta guru dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran Kewirausahaan yang sesuai dengan
materi dan kondisi peserta didik. Hal ini karena materi Kewirausahaan
terbilang masih baru dan guru yang mengajar pun bukanlah ahli dalam
bidang Kewirausahaan, maka dari itu melalui MGMP Kewirausahaan dapat
meningkarkan pemahaman dan kegiatan pembelajaran bagi guru
Kewirausahaan.
Seperti penjelasan oleh Rina Kartika dari wawancara yang telah
dilakukan bahwa “MGMP Kewirausahaan lebih terkait pada pembahasan
silabus dan juga RPP. Secara otomatis berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, juga
berusaha untuk meningkatkan kemampuan guru terhadap pemahaman akan
kewirausahaan itu sendiri.”27
Hal ini kemudian diperkuat dengan adanya
penjelasan oleh MPA. Saputra bahwa “MGMP secara khusus, untuk
pengembangan kemampuan guru mengenai strategi yang dilakukan dalam
proses pembelajaran dan hal itu balik lagi kepada kompetensi pedagogik
guru.”28
Selanjutnya, dapat diketahui dari data hasil wawancara tersebut
bahwa kegiatan MGMP dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam memahami materi Kewirausahaan dan kegiatan
dalam pembelajaran sehingga guru tersebut dapat melakukan proses
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang ada.
Kegiatan akan terlaksana jika memang sudah menetapkan program
yang akan dilaksanakan. Dikarenakan MGMP Kewirausahaan lebih
menekankan untuk melaksanakan program inti, maka kegiatan yang
dilakukan pun tidak akan jauh berbeda dari program tersebut. Kegiatan
27 Rina Kartika, Loc. Cit.
28
MPA. Saputra, Loc. Cit.
81
yang dilakukan, seperti pembahasan terkait materi pembelajaran,
pembahasan mengenai kurikulum, pembahasan terhadap silabus,
pembahasan dan penyusunan RPP, penyusunan kisi-kisi dan soal, seminar,
pelatihan guru, dan lain sebagainya. Kegiatan yang dilakukan bertujuan
untuk menyatukan persepsi antara guru dari satu sekolah dengan sekolah
lainnya agar tidak memiliki penyimpangan dalam menyampaikan materi
Kewirausahaan.
Berikut data hasil wawancara dengan Eny Elastri mengenai kegiatan
dalam MGMP Kewirausahaan bahwa “Kegiatan yang dilakukan tidak
terlepas dari pembahasan Kurikulum, penyusunan RPP, dan pembahasan
terkait kegiatan pembelajaran.”29
Selain itu, ada penjelasan dari Rina
Kartika yang menguatkan dan menekankan penjelasan sebelumnya bahwa
“MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sendiri lebih menekankan pada
pembahasan materi, silabus, dan juga RPP. Namun, jika MGMP
Kewirausahaan tingkat Provinsi lebih terkait pada kegiatan seperti
pelatihan guru dan seminar.”30
Berdasarkan data wawancara tersebut dapat
diketahui bahwa kegiatan yang dilakukan dalam MGMP Kewirausahaan
lebih terkait pada pembahasan kurikulum, penyusunan RPP, dan juga
pembahasan mengenai materi dan konsep pembelajaran yang akan
dilakukan. Hal ini termasuk ke dalam program rutin dari program inti yang
ditetapkan. Ada juga kegiatan seperti pelaksanaan seminar dan juga
pelatihan guru, serta kegiatan tersebut termasuk ke dalam program
pengembangan dari program inti, akan tetapi lebih sering dilaksanakan oleh
tingkat Provinsi.
29 Eny Elastri, Loc. Cit.
30
Rina Kartika, Loc. Cit.
82
c. Program dan Kegiatan bagi Pengembangan Kompetensi
Pedagogik Guru MGMP Kewirausahaan yang Paling Sering
Dilakukan
Berikut merupakan dokumen Program Kerja MGMP Kewirausahaan
Sudin Jakarta Timur yang terbaru, yaitu Tahun 2012. Dokumen yang
digunakan sebagai data hanya diambil dari tahun 2012 saja karena sifatnya
masih baru jika dibandingkan dengan dokumen tahun 2009 atau 2010. Hal
ini karena untuk tahun 2013 belum tersedia dokumen kegiatan yang akan
dilaksanakan setelah terbentuknya perubahan kepengurusan MGMP
Kewirausahaan Jakarta Timur. Tidak tersedianya dokumen tersebut
dikarenakan tidak adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP
Kewirausahaan sehingga mengakibatkan organisasi MGMP
Kewirausahaan priode terbaru, yaitu 2012/ 2015 belum berjalan dengan
efektif karena tidak adanya berbagai kegiatan yang dilakukan dengan
tujuan bagi pengembangan kompetensi guru Kewirausahaan.
Tabel 4.2
Program Kerja dan Kegiatan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur
Tahun 2012
No. Program Kegiatan Tempat dan
Waktu
Pelaksanaan
Materi Narasumber Ket.
1. Pemilihan
kepengurusan
baru
Februari 2012
di SMK N 51
Kesepakatan
menentukan
pengurus yang
baru atau yang
lam dikukuhkan
Pengurus
MGMP
Sudah
dilaksanak
an
2. Program Membuat Maret 2012 di 1. Pengenalan STI Sudah
83
Penunjang media
pembelajaran
berbasis IT
SMK Negeri
5
Teknologi IT
dan internet
2. Membuat
materi
pembelajara
n dengan
power point
Komputer dilaksanak
an
3. Program
Inti
Program
Rutin
Pembuatan
bahan ajar
April 2012 di
SMK N 26
1. Bedah
silabus
2. Merevisi
RPP
3. Membuat
materi bahan
ajar
LPMP Sudah
dilaksanak
an
4. Program
Inti
Program
Pengemba
ngan
Pelatihan
pembuatan
produk
Mei 2012 1. Membuat
produk dari
bahan daur
ulang
2. Membuat
produk
jajanan pasar
3. Membuat
produk dari
bahan baru
Produsen
dari home
industry
Belum
dilaksanak
an
5. Program
Inti
Program
Pengemba
ngan
Membuat PTK
(Penelitian
Tindakan
Kelas)
Juni 2012 1. Cara
membuat
PTK yang
benar
LPMP Sudah
dilaksanak
an
6. Program
Inti
Program
Pengemba
ngan
Studi banding September
2010 di luar
Kota Jakarta
1. Berkunjung
ke sekolah
yang telah
melaksanaka
n
pembelajara
n
Sekolah yang
berhasil
Belum
dilaksanak
an
84
Kewirausah
aan dengan
baik
2. Berkunjung
ke beberapa
home
industry
yang
membuat
produk unik
dan kreatif
7. Program
Inti
Program
Pengemba
ngan
Lomba
Kewirausahaan
TK DKI
Jakarta
1. Kegiatan
lomba
dengan
menggunaka
n soal yang
kreatif dan
menantang
Siswa dari
perwakilan
sekolah yang
lulus seleksi
dari Sudin
Belum
dilaksanak
an
Pada data di atas mengenai kegiatan yang dilakukan tahun 2012, dapat
diketahui bahwa kegiatan tersebut lebih banyak dilaksanakan dalam
mencapai program pengembangan yang termasuk ke dalam program inti.
Jika dilihat dari data tahun 2009 dan 2010 (terlampir 2) dapat diketahui
bahwa program kegiatan di tahun 2012 direncanakan untuk dilakukan
secara lebih menarik dan bervariasi, dalam artian tidak hanya untuk
mengembangkan program rutin dari program inti saja, tetapi juga kepada
program pengembangan dan juga penunjang. Sebab, untuk tahun 2009
MGMP Kewirausahaan yang mendapatkan dana dari Block Grant program
yang dilaksanakan hanya pada program rutin dari program inti saja. Hal
tersebut dapat diketahui karena kegiatan yang dilakukan hanya sebatas
pada pembahasan silabus, penyusunan RPP, penyusunan kisi-kisi soal dan
soal, dan pembuatan modul (bahan ajar). Begitupun sama halnya dengan
85
program kegiatan yang dilakukan tahun 2010. Walaupun memang untuk
kegiatan tahun 2012 belum berjalan secara optimal, namun rencana
program yang akan dilakukan dibuat lebih bervariasi untuk pengembangan
kompetensi guru secara lebih lanjut.
Dari data pada tabel maupun data yang terlampir, dapat diketahui
bahwa ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dan belum
dilaksanakan. Kegiatan tersebut dilakukan bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi guru Kewirausahaan dalam melakukan
pembelajaran. Berikut penjelasan pelaksanaan kegiatan yang telah
berlangsung, yaitu:
1. Penyusunan bahan ajar (membedah silabus, menyusun RPP, dan
menyusun materi bahan ajar)
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan
pemahaman dan kemampuan guru dalam membuat rencana
pembelajaran sebelum dilaksanakan kepada peserta didik. Penyusunan
bahan ajar dilaksanakan dengan cara melakukan pertemuan bersama
guru Kewirausahaan untuk membahas silabus, menyusun RPP dan
materi yang bisa membantu guru dalam memudahkan pelaksanaan
pembelajaran. Biasanya pihak yang mengisi atau menjadi narasumber
dalam kegiatan tersebut, yaitu pengurus MGMP itu sendiri, namun
jika memang MGMP memiliki dana atau sedang mengadakan
kerjasama, maka ada pihak luar yang bertugas sebagai narasumber,
seperti data kegiatan tahun 2012 yang diisi oleh LPMP.
Pada pelaksanaannya, MGMP mengundang beberapa guru untuk
menghadiri kegiatan tersebut, namun ada beberapa guru yang memang
tidak hadir. Bagi guru yang menghadiri kegiatan, selain mendapatkan
ilmu dan pengalaman mengikuti pelatihan, biasanya guru juga
mendapatkan contoh RPP dan materi bahan ajar yang dapat digunakan
dan dikembangkan oleh guru sesuai dengan kegiatan pembelajaran
86
yang akan dilakukan. Dan bagi guru yang tidak menghadiri kegiatan
MGMP, maka diharapkan guru tersebut mencari tahu atau bertanya
kepada guru yang mengikuti kegiatan.
2. Pembuatan media pembelajaran berbasis IT.
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini untuk membantu guru dalam
memahami dan meningkatkan kemampuannya dalam melakukan
pembelajaran melalui IT, seperti tampilan materi dalam bentuk power
point. MGMP melakukan pertemuan dengan guru Kewirausahaan
dalam rangka memberikan pelatihan bagi guru dalam membuat power
point. Biasanya pelaksanaan kegiatan ini diisi oleh narasumber, yaitu
pengurus MGMP atau guru yang sudah ahli dalam IT. Namun, jika
MGMP memiliki dana bisa memanggil narasumber dari luar, seperti
dari STI Komputer.
Pelaksanaan kegiatan tersebut biasanya guru diperkenalkan
mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan komputer dan internet,
seperti cara melakukan pencarian materi atau bahan ajar melalui
internet maupun cara membuat materi dengan power point. Setelah
dilakukan pembahasan, maka selanjutnya guru yang hadir diajak untuk
membuat materi yang diberikan dengan menggunakan power point
secara berkelompok untuk kemudian dipresentasikan. Setelah guru
melakukan kegiatan ini, maka guru bisa mendapatkan ilmu dalam
membuat pembelajaran secara menarik dengan menggunakan power
point, selain itu guru juga bisa mendapatkan contoh materi power
point dari kelompok yang lainnya.
Dalam pelaksanaannya, MGMP mengundang beberapa guru
Kewirausahaan, namun pada kenyataannya ada beberapa guru yang
tidak bisa hadir. Bagi guru yang tidak hadir, MGMP tetap memberikan
informasi mengenai kegiatan yang telah dilakukan, serta guru tersebut
87
diharapkan mencari tahu dan bertanya kepada guru yang telah
mengikuti kegiatan tersebut.
3. Penyusunan kisi-kisi dan soal semester
Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui pertemuan dengan guru
Kewirausahaan untuk membahas mengenai cara penyusunan kisi-kisi
beserta soal. Untuk selanjutnya, guru yang hadir dibentuk secara
berkelompok untuk menyusun kisi-kisi dan soal yang sesuai dengan
materi yang telah dibahas. Setelah penyusunan kisi-kisi dan soal
selesai, maka MGMP mengajukan soal tersebut kepada Sudin.
Tujuannya agar soal yang keluar pada saat ujian tidak jauh berbeda
dengan apa yang telah dibahas oleh guru kepada peserta didik.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan
kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi beserta soal. Biasanya
pihak yang membina kegiatan tersebut adalah pengurus MGMP itu
sendiri. Sama seperti kegiatan lainnya, MGMP juga mengundang
beberapa guru untuk menghadiri kegiatan tersebut.
4. Pelatihan pembuatan PTK
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
guru mengenai cara pembuatan PTK yang baik dan benar. Untuk
pelaksanaannya, kegiatan tersebut dibina oleh pihak yang memang
memiliki keahlian, seperti LPMP. Walaupun sudah dilakukan
pelatihan dalam pembuatan PTK bagi guru Kewirausahaan, namun
belum adanya PTK yang dilakukan.
Program dan kegiatan MGMP Kewirausahaan memiliki intensitas
yang berbeda, ada yang sering dilakukan dan ada juga yang jarang.
Pelaksanaan kegiatan MGMP biasanya tergantung pada kebutuhan yang
dirasakan oleh guru, serta perlu dilaksanakan bagi pengembangan
kompetensi guru Kewirausahaan. Berikut penjelasan oleh Siti Nurdjanah
88
Kusumaningsih mengenai kegiatan yang paling sering dilakukan bahwa
“Pembahasan mengenai informasi terbaru, kurikulum, silabus, dan
menyusun RPP.”31
Penjelasan tersebut dikuatkan kembali oleh Rina
Kartika bahwa “Lebih sering dilakukan pembahasan terkait materi, silabus,
dan juga penyusunan RPP. Hal ini dikarenakan untuk menyamakan
persepsi guru yang ada diberbagai sekolah agar pembelajaran yang
dilakukan bisa sesuai dengan materi yang telah dibahas dalam MGMP
Kewirausahaan.”32
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan
yang paling sering dilaksanakan pada MGMP Kewirausahaan tidak
terlepas dari tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi
guru Kewirausahaaan dalam melakukan pembelajaran. Maka dari itu
kegiatan yang dilakukan pun, seperti pembahasan materi Kewirausahaan,
pembahasan berita atau informasi penting terkait Kewirausahaan,
pembahasan silabus, penyusunan RPP, dan pembahasan terkait kegiatan
yang harus dilakukan dalam pembelajaran dengan disesuaikan pada materi
yang ada. Dari berbagai kegiatan tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan
MGMP memang ditujukan untuk pengembangan kompetensi guru dalam
bidang pedagogik yang bermanfaat dan dapat digunakan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran.
Selain diketahuinya kegiatan yang sering dilaksanakan, maka dapat
diketahui juga kegiatan yang jarang dilakukan, yakni kegiatan yang tidak
berhubungan dengan kemampuan mengajar guru. Berikut ini telah
dilakukan wawancara dengan Rina Kartika yang menjelaskan bahwa
“Belum pernah dilakukan adalah kegiatan studi banding dengan MGMP
Kewirausahaan pada wilayah lain, kemungkinan ini jarang bahkan belum
31
Siti Nurdjanah, Loc. Cit.
32 Rina Kartika, Loc. Cit.
89
pernah.”33
Selain itu, ada juga dari interviewe lain, yaitu Bukhari
menjelaskan “Kegiatan yang paling jarang dilakukan bahkan tidak pernah
adalah pelaksanaan kunjungan atau survey ke tempat usaha atau industri,
dimana berkaitan dengan peluang usaha.”34
Ada penjelasan dari interviewe
lain, yaitu Siti Nurdjanah Kusumaningsih yang memperkuat penjelasan
sebelumnya bahwa “Kegiatan paling jarang dilakukan adalah kegiatan
bazaar bersama, yaitu pengenalan dan penjualan produk dari tiap sekolah di
Jakarta Timur.”35
Selanjutnya, sesuai dengan hasil wawancara dengan interviewe
tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya masih banyak kegiatan yang
jarang bahkan belum pernah dilakukan pada MGMP Kewirausahaan.
Padahal kegiatan tersebut memiliki hubungan yang erat dengan mata
pelajaran Kewirausahaan dan dapat membantu bagi guru Kewirausahaan
untuk dapat mengembangkan kompetensi pedagogiknya serta
meningkatkan kemampuan dirinya dalam keterampilan berwirausaha.
Kegiatan yang paling jarang dilakukan, seperti kegiatan studi banding ke
MGMP Kewirausahaan yang berada di wilayah lain, kegiatan bazaar
produk hasil peserta didik, mapun kegiatan kunjungan bagi guru ke tempat
industri.
Hal ini dipertegas oleh MPA. Saputra bahwa:
Pelaksanaan MGMP Kewirausahaan lebih sering dilakukan kepada
program inti. Program penunjang merupakan program yang paling
jarang dilaksanakan karena program inti saja terkadang masih sulit
untuk terlaksana. Jadi untuk melaksanakan program penunjang pun
juga agak sulit. Sedangkan, kalau program umum biasanya lebih
dilaksanakan dari pihak Pemerintah.36
33 Ibid.
34
Bukhari, Loc. Cit.
35
Siti Nurdjanah, Loc. Cit.
36 MPA. Saputra, Loc. Cit.
90
Dari penjelasan tersebut, memberi penguatan kembali bahwa selain adanya
permasalahan dari kehadiran guru dan juga dana, terdapat masalah lain,
yaitu karena pelaksanaan program inti masih belum berjalan optimal
bahkan masih sulit untuk dilaksanakan. Hal itu kembali lagi pada
permasalahan sebelumnya, yakni kehadiran guru dan dana yang dimiliki.
Sehingga MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur belum mampu untuk
beranjak melakukan kegiatan selain dari program rutin pada program inti.
d. Kendala yang Dihadapi MGMP dalam Mengembangkan
Kompetensi Guru
Dari kegiatan yang jarang dilakukan tersebut biasanya ada berbagai
kendala yang dimiliki oleh MGMP Kewirausahaan sehingga tidak bisa
melakukan berbagai kegiatan tersebut. Hal ini kemungkinan karena guru
Kewirausahaan masih kurang terlibat untuk aktif dalam menghadiri dan
mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP. Selain itu, karena dana
yang dimiliki belum mencukupi, sebab dana MGMP Kewirausahaan itu
sendiri lebih banyak ditunjang dari kas para guru dan anggota MGMP
Kewirausahaan yang disetorkan kepada MGMP pada saat pertemuan
dilaksanakannya kegiatan. Namun, jika pada saat pelaksanaan kegiatan ada
guru yang tidak hadir, maka otomatis kas MGMP pun tidak bertambah
sehingga menyebabkan dana sulit terkumpul dan kegiatan sulit terlaksana.
Berikut diperkuat dengan adanya penjelasan oleh MPA. Saputra bahwa :
Kendala yang dihadapi dari guru itu sendiri dan juga dana. Untuk
guru itu sendiri, ada beberapa guru yang tidak hadir dalam
kegiatan MGMP. Selain itu, dana yang dimiliki MGMP juga
minim karena untuk MGMP tidak mendapatkan dana khusus dari
lembaga atau pihak lain, biasanya MGMP itu sendiri meminta
dana untuk uang kas kepada anggota atau guru Kewirausahaan.
Ketika kegiatan MGMP dilakukan dan ada beberapa guru
terkadang tidak hadir otomatis uang kas atau dana di MGMP
sendiri juga menjadi defisit. Padahal untuk melaksanakan
91
kegiatan sangat diperlukan dana, baik itu untuk fotokopian,
snack, makan siang, dan sebagainya.37
Seperti penjelasan yang disampaikan oleh Siti Nurdjanah Kusumaning
mengenai kendala yang dihadapi oleh MGMP Kewirausahaan bahwa
“Permasalahan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dari faktor
kehadiran guru karena ada beberapa guru atau bahkan banyak guru yang
tidak mengikuti dan aktif dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan.”38
Secara lebih lanjut, penjelasan ini diperkuat oleh Bukhari bahwa “Kendala
yang memang dihadapi adalah ketidakhadiran guru pada kegiatan MGMP,
Hal ini terjadi mungkin karena kurangnya koordinasi antara guru yang satu
dengan guru lainnya. Dimana mereka tidak mengetahui siapa yang
diundang maupun yang tidak, sehingga menyebabkan kesalahpahaman
antara guru Kewirausahaan tersebut.”39
Dari hasil wawancara tersebut, bisa diketahui bahwa kendala utama
yang dihadapi MGMP Kewirausahaan adalah karena ketidakhadiran guru
untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan. Sebab, jika yang hadir hanya
sedikit, maka informasi yang diberikan tidak merata kepada semua guru
dan anggota MGMP Kewirausahaan. Ketidakhadiran guru dalam mengikuti
kegiatan bisa disebabkan karena kurangnya koordinasi dan komunikasi
antar sesama guru Kewirausahaan di suatu sekolah sehingga tidak tahu atau
lupa jika ada kegiatan dari MGMP. Selain itu, karena ada faktor lain,
seperti memiliki jadwal mengajar yang bentrok dengan kegiatan MGMP
atau bahkan ada pihak sekolah yang memang tidak memberikan izin bagi
guru untuk keluar mengikuti kegiatan.
Berikut data hasil wawancara yang dilakukan oleh Saputra bahwa :
37 Ibid.
38
Siti Nurdjanah, Loc. Cit.
39 Bukhari, Loc. Cit.
92
Pada kegiatan MGMP yang dilakukan, biasanya guru-guru yang
diundang terkadang tidak menghadiri kegiatan tersebut.
Terkadang ada beberapa guru yang tidak hadir dikarenakan
jadwal kesibukan dan kekosongan guru dari tiap sekolah
berbeda. Ketika ada kegiatan MGMP Kewirausahaan, banyak
guru yang tidak bisa hadir karena ada jam mengajar yang tidak
boleh ditinggalkan.40
Selanjutnya, ada penjelasan oleh Siti Nurdjanah Kusumaning yang
dapat memberi penguatan terhadap penjelasan sebelumnya bahwa :
Banyak guru Kewirausahaan yang memang tidak hadir dalam
kegiatan yang dilakukan oleh MGMP Kewirausahaan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor dan yang paling utama karena
faktor kebijakan sekolah. Ada dari pihak sekolah, khususnya
Kepala Sekolah tidak memberikan izin bagi gurunya untuk
keluar mengikuti kegiatan MGMP karena memang terdapat jam
mengajar dan tidak diperbolehkan meninggalkan peserta didik.
Selain dari bentrokan jam, faktor selanjutnya adalah pihak
sekolah tidak mau mengeluarkan biaya transport bagi gurunya
untuk mengikuti kegiatan MGMP.41
Berdasarkan hasil wawancara tersebut secara umum diketahui bahwa
ketidakhadiran guru disebabkan karena guru memiliki jadwal mengajar
yang berbeda-beda antara guru yang satu dengan guru lainnya ketika
pelaksanaan kegiatan MGMP, serta sudah menjadi profesi dan tugas
sebagai guru, maka kegiatan mengajar tidak boleh ditinggalkan. MGMP
Kewirausahaan bukanlah organisasi yang ruang lingkupnya hanya satu
sekolah saja, namun terdiri dari beberapa sekolah baik swasta dan negeri,
maka jadwal mengajar gurunya pun pasti berbeda. Selain itu, ada
permasalahan yang timbul dari pihak sekolah guru tersebut, dimana pihak
sekolah, yaitu Kepala Sekolah tidak memberikan izin bagi gurunya untuk
keluar mengikuti kegiatan MGMP. Hal ini terjadi mungkin karena
memang tidak ada guru lain, serta pihak sekolah juga tidak ingin
40 MPA. Saputra, Loc. Cit.
41
Siti Nurdjanah, Loc. Cit.
93
mengeluarkan dana transport untuk guru yang mengikuti kegiatan MGMP.
Sebab, masih ada yang memiliki pemikiran bahwa mengikuti kegiatan
MGMP tidak ada manfaat yang didapat dan hanya membuang waktu saja.
Padahal, jika memang ditekuni secara lebih lanjut, banyak manfaat yang
bisa didapat oleh guru Kewirausahaan melalui kegiatan MGMP dan hal
tersebut belum tentu diperoleh di sekolah tempat guru tersebut mengajar.
Jadi, ada beberapa permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan MGMP
Kewirausahaan, mulai dari ketidakhadiran guru, dana yang tersedia,
hingga kebijakan pihak sekolah. Sehingga hal tersebut menimbulkan
berbagai upaya yang harus dilakukan, seperti penjelasan oleh MPA.
Saputra bahwa “Kita sebagai pengurus tetap mensosialisasikan dan
menginformasikan kepada guru Kewirausahaan ketika adanya kegiatan
MGMP yang akan dilaksanakan.”42
Lalu, ada penjelasan oleh Siswanto
yang memberikan penguatan mengenai penjelasan sebelumnya bahwa
“Upaya yang dilakukan, yaitu MGMP hanya bisa mengajak dan
mengingatkan kembali betapa pentingnya kegiatan MGMP kepada guru-
guru agar mau terlibat aktif.”43
Selain itu, ada penjelasan lain yang
menguatkan penjelasan sebelumnya, yaitu hasil wawancara oleh Siti
Nurdjanah bahwa “Untuk mengatasinya yang paling penting adalah
kesadaran dari kebijakan sekolah dimana Kepala Sekolah memberikan
pengertian dan izin bagi guru Kewirausahaan untuk mengikuti kegiatan
MGMP Kewirausahaan dalam rangka meningkatkan kemampuan guru,
serta dapat meningkatkan mutu sekolah secara tidak langsung”44
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat diketahui berbagai
upaya yang dapat dilakukan dari berbagai masalah yang timbul. MGMP
harus lebih aktif lagi dalam memberikan informasi dan komunikasi
42
MPA. Saputra, Loc. Cit.
43
Siswanto, Loc. Cit.
44
Siti Nurdjanah, Loc. Cit.
94
kepada pihak sekolah dan guru-guru yang terkait mengenai pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan di MGMP. Selain itu, bisa juga pengurus MGMP
mendatangi guru Kewirausahaan dan juga pihak sekolah untuk
memberikan penjelasan terkait kegiatan MGMP.
e. Kegiatan Pengembangan Kompetensi Pedadodik Guru yang
Berhubungan dengan Peningkatan Kemampuan Guru dalam
Berwirausaha
Guru Kewirausahaan bukanlah guru dengan bidang studi yang sesuai,
namun hampir semua guru Kewirausahaan memiliki ilmu dan keahlian
yang hampir sama dengan materi Kewirausahaan. Dari berbagai kegiatan di
MGMP Kewirausahaan yang termasuk kegiatan paling sering dilaksanakan
hanya mencakup pada program inti saja, seperti membedah silabus,
menyusun RPP, membahas dan menyusun kisi-kisi dan juga soal, serta
membahas mengenai kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran Kewirausahaan lebih banyak kegiatan secara praktek
yang dilakukan daripada membahas secara teori. Pada dasarnya guru yang
mengajar tidak hanya memahami secara teori aja, melainkan bahwa guru
juga harus memahami secara praktek bagaimana cara dalam melakukan
kegiatan wirausaha dengan membuat produk secara langsung. Untuk itu,
diperlukan adanya pemahaman terlebih dahulu bagi guru dalam
melakukannya, serta melalui MGMP ini guru bisa mendapatkan informasi
dan pemahaman mengenai kegiatan berwirausaha dalam membuat produk
secara langsung sebelum diajarkan kepada peserta didik. Kegiatan seperti
sangatlah bagus untuk pengembangan kompetensi guru Kewirausahaan,
namun hal ini belum optimal dalam pelaksanaannya.
Seperti yang dijelaskan oleh Sri Rahayu bahwa “Untuk kegiatan
tersebut sepertinya belum ada, karena kegiatan MGMP lebih terkait kepada
95
pembahasan silabus dan penyusunan RPP.”45
Selain itu, hal ini diperkuat
kembali oleh Eny Elastri bahwa “Dari yang saya tahu, selama ini belum
ada kegiatan MGMP yang membahas tentang kegiatan dalam pelaksanaaan
wirausaha secara bersama.”46
Berdasarkan wawancara tersebut dapat
diketahui bahwa secara umum, MGMP Kewirausahaan belum pernah
mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan cara mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan gruru dalam melakukan wirausaha.
Selanjutnya terdapat hasil wawancara oleh Rina Kartika yang
menekankan bahwa:
Untuk memiliki keterampilan dalam berwirausaha, tidak perlu
untuk bertemu dengan guru lain dalam MGMP. Hal ini karena guru
dapat melakukannya dengan guru lain dalam bidang studi yang
sama, namun dalam ruang lingkup sekolah. Tidak ada kegiatan
yang dilakukan di MGMP, karena guru Kewirausahaan biasanya
hampir semuanya telah memiliki pengalaman dan juga jiwa
berwirausaha.47
Selanjutnya, penjelasan tersebut diperkuat kembali oleh Siswanto dari
kegiatan wawancara bahwa:
Rata-rata guru Kewirausahaan sudah memiliki pengalaman dan
pengetahun sendiri dengan kegiatan wirausaha, walaupun masih
bersifat nonformal. Jika ada pertemuan dengan guru terkadang
membahas mengenai kegiatan wirausaha, dimana pelaksanaannya
dilakukan secara berdiskusi atau sharing. Namun, kalau untuk
kegiatan dalam pembuatan produk secara bersama lalu dijual
bersama, itu belum terlaksana. Kegiatan tersebut belum terlaksana
karena terkendala sama waktu dan kesediaan guru untuk mau
mengikutinya. Hal ini karena setiap guru memiliki kesibukan yang
berbeda-beda sehingga masih sulit untuk menentukan waktu yang
tepat untuk melakukan kegiatan tersebut.48
45
Sri Rahayu, Loc. Cit.
46
Eny Elastri, Loc. Cit.
47
Rina Kartika, Loc. Cit.
48
Siswanto, Loc. Cit.
96
Sama juga halnya dengan penjelasan oleh MPA. Saputra, namun ada
penekanan yang sedikit berbeda dari penjelasan sebelumnya bahwa:
Untuk kegiatan seperti pembuatan produk atau karya yang
dilakukan oleh guru Kewirausahaan di MGMP mungkin belum.
Namun, kita pernah MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur ini
membuat buku tentang materi Kewirausahaan untuk kelas X dan XI.
Pada pembuatannya dilakukan secara bersama-sama dengan
pembentukan kelompok untuk membahas dan mengkajii tiap-tiap
materi yang berbeda. Buku Kewirausahaan ini juga berjalan dengan
efektif dan sempat dijual kepada peserta didik di SMK Wilayah
Jakarta Timur. Dana dari penjualan buku tersebut, sebagian dibagi
kepada penulis dan sebagian lainnya masuk ke dalam uang kas
MGMP untuk pelaksanaan kegiatan MGMP selanjutnya.49
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijelaskan tersebut, dapat
diketahui bahwa di dalam kegiatan MGMP pernah dilaksanakannya
kegiatan untuk membuat suatu produk dan dipasarkan secara bersama-
sama layaknya seorang pengusaha, yaitu pembuatan buku Kewirausahaan
kelas X dan IX. Akan tetapi, kegiatan ini pun belum optimal dilakukan
oleh hampir semua guru Kewirausahaan, karena hanya beberapa guru
yang menyelesaikannya. Jadi kegiatan untuk membuat suatu produk masih
belum berjalan optimal dalam kegiatan MGMP. Hal ini terjadi disebabkan
oleh keterbatasan waktu yang dimiliki oleh masing-masing guru
Kewirausahaan dan juga ketersediaan dana yang dimiliki.
Padahal, ada sebagian guru yang menginginkan diadakannya kegiatan
terkait praktek pembuatan suatu produk di MGMP Kewirausahaan sebagai
modal yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Seperti
penjelasan oleh Sri Rahayu bahwa “Menginginkan ketika mengajar agar
peserta didik merasa enjoy dalam pembelajaran, peserta didik tidak mudah
bosan, dan sebagainya. Maka saya lebih menginginkan adanya kegiatan
MGMP yang membahas tentang metode pembelajaran dan prakek apa saja
49 MPA. Saputra, Loc. Cit.
97
yang harus dilakukan agar bisa dijadikan bekal dalam pelaksanaan
pembelajaran.”50
Hal ini pun juga diperkuat dengan adanya penjelasan
oleh Eny Elastri bahwa:
Selain dari Kurikulum yang lebih utama, saya menginginkan
adanya kesepakatan dari MGMP untuk materi praktek yang akan
diajarkan bagi kelas 1, 2, dan 3. Sehingga dari setiap tingkatan itu
ada perbedaan sehingga lebih ada peningkatan dalam pembelajaran
praktek. Kegiatan praktek yang terdapat di setiap jenjang
sebenarnya hampir sama, namun kembali lagi kepada permasalahan
gurunya yang memang harus lebih mampu dalam mengembangkan
kegiatan praktek sehingga tidak kembali lagi pada pembahasan teori
saja.51
Dari hasil wawancara tersebut, maka dapat diketahui bahwa masih ada
beberapa guru yang menginginkan diadakannya kegiatan yang mampu
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar,
seperti metode pembelajaran maupun juga kegiatan praktek dalam
membuat suatu produk. Hal ini memang diperlukan, karena tidak semua
guru Kewirausahaan telah memiliki keahlian dan pengalaman dalam
bidang berwirausaha. Walaupun memang sudah ada yang mempunyai
usaha, setidaknya hal ini juga perlu sebagai tambahan dalam
pengetahuannya. Selain itu, hampir semua guru Kewirausahaan sudah
terbilang cukup umur, dimana biasanya jika seperti ini akan sulit untuk
dirinya mencari tahu sendiri kegiatan apa saja yang harus dilakukan,
praktek apa saja yang terkait dengan materi dan harus dilakukan, dan
bagaimana cara melakukan praktek tersebut. Hal ini mungkin akan
membuat sulit bagi guru Kewirausahaan jika memang belum adanya
kesadaran bagi guru tersebut untuk mencari tahu sendiri melalui berbagai
cara. Maka dengan adanya MGMP yang menyediakan kegiatan yang
berhubungan dengan pembuatan produk dapat memudahkan bagi guru
50
Sri Rahayu, Loc. Cit.
51
Eny Elastri, Loc. Cit.
98
untuk mempelajarinya secara bersama-sama dan dapat digunakan pada
saat pembelajaran oleh peserta didik.
f. Manfaat yang Didapat Guru dari Mengikuti Kegiatan MGMP
Kewirausahaan
Setelah mengikuti kegiatan yang positif biasanya secara tidak
langsung akan menambah pengetahuan dan kemampuan diri secara positif
pula. Berikut ungkapan Sri Rahayu mengenai manfaat yang didapat setelah
mengikuti kegiatan MGMP bahwa:
Saya merasa sangat terbantu berkat kegiatan MGMP karena
pembelajaran Kewirausahaan menjadi lebih jelas dan tujuannya
lebih terarah. Selain itu, setelah saya mengikuti dan menghadiri
kegiatan MGMP, saya merasakan seperti „sehabis mandi‟, hal
tersebut dalam artian bahwa saya semakin memahami dan
termotivasi dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga
saya semakin segar atau fresh dalam mengajar.52
Selain itu, diperkuat oleh penjelasan Bukhari bahwa “Manfaat yang
dirasakan sangat banyak, disamping kita bisa menambah wawasan dan
pengetahuan, kita bisa saling berkoordinasi dan sharing dengan teman-
teman sehingga menambah ilmu dan pengetahuan bagi guru.”53
Begitu pun
juga dengan Eny Elatri dari hasil wawancara dapat memperkuat penjelasan
narasumber sebelumnya bahwa:
Kita bisa mendapatkan pencerahan dan pemahaman mengenai
informasi baru, kita juga membahas terkait materi yang akan
diajarkan dan cara pengajaran sehingga kita menjadi lebih mampu
dan paham untuk mengajarkan kembali kepada peserta didik
dengan cara pembelajaran yang menarik dan tidak monoton. Selain
itu, kita para guru juga bisa melakukan kegiatan saling sharing
terhadap masalah yang sedang kita alami sehingga kita secara tidak
52 Sri Rahayu, Loc. Cit.
53
Bukhari, Loc. Cit.
99
langsung bisa mendapatkan solusi yang tepat dan bisa saling belajar
satu sama lain.54
Berdasarkan beberapa pendapat dari interviewe, secara umum dapat
diketahui bahwa banyak manfaat yang dirasakan oleh guru Kewirausahaan
setelah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP. Berbagai
manfaat tersebut, yaitu guru dapat menambah wawasan dan
pengetahuannya baik mengenai mata pelajaran Kewirausahaan ataupun
hal-hal yang bersifat umum, memudahkan bagi guru dalam bertemu dengan
guru dari sekolah lain dan bisa menjalin komunikasi dan silaturahmi,
memudahkan bagi guru untuk bisa mendapatkan solusi jika menghadapi
masalah dalam pembelajaran atau hal lainnya, serta guru dapat semakin
termotivasi dan bersemangat untuk melakukan pembelajaran
Kewirausahaan bagi peserta didik karena pembelajaran yang diharapkan
semakin jelas dan terarah.
3. Kegiatan dan Strategi yang Dilakukan MGMP Kewirausahaan Bagi
Guru dalam Mengembangkan Kompetensi Pedagogik Guru
Kewirausahaan
a. Mengembangkan Wawasan/ Landasan Kependidikan Guru
Kewirausahaan
Guru diharuskan memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas tidak
hanya dalam materi atau bahan yang akan diajarkan, namun hal-hal yang
bersifat umum juga setidaknya harus dipahami. Guru melalui MGMP
diharapkan bisa selalu mengasah pemahaman dan pengetahuan yang
dimiliki dengan cara saling membahas mengenai suatu informasi atau bisa
juga saling sharing satu sama lain. Seperti hasil wawancara oleh Rina
54 Eny Elastri, Loc. Cit.
100
Kartika bahwa “MGMP Kewirausahaan melakukan pembahasan
mengenai berbagai informasi yang dibutuhkan dengan cara saling berbagi
serta juga melalui kegiatan seminar.”55
Selain itu, ada penjelasan oleh Siti Nurdjanah yang memberikan
penguatan dari penjelasan sebelumnya bahwa “Untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan bagi guru sudah pasti diadakannya pertemuan
dengan guru-guru Kewirausahaan setelah itu disampaikannya berbagai
informasi, biasanya terkait pada materi pelajaran yang disampaikan oleh
pengurus MGMP.” Lebih lanjut, terdapat penjelasan yang menguatkan
dari sebelumnya, yaitu Eny Elastri menyatakan “Diadakannya kegiatan
sharing atau diskusi secara bersama terkait informasi terbaru atau bisa
dilaksanakan kegiatan mengundang narasumber dalam memberikan
pengetahuan dan informasi penting.”
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka secara umum dapat diketahui
bahwa wawasan dan pengetahuan sangat penting bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Ada banyak cara untuk bisa mendapatkan
berbagai pengetahuan dan mengasah wawasan, salah satunya melalui
kegiatan MGMP. Jadi, dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan diadakan
berbagai kegiatan yang dilakukan, yaitu memberikan berbagai informasi
mengenai hal-hal penting tentang Kewirausahaan maupun yang bersifat
umum. Untuk mendapatkan informasi tersebut dilakukan secara berdiksusi
satu sama lain atau sharing.
b. Mengembangkan Pemahaman Mengenai Peserta Didik Bagi Guru
Kewirausahaan
Tanggung jawab guru tidaklah hanya sekedar mengajar dan mendidik,
namun bagaimana guru mampu untuk menjadikan peserta didik sebagai
55
Rina Kartika, Loc. Cit.
101
mitra dalam pelaksanaan pembelajaran. Untuk memudahkan peserta didik
sebagai rekan dalam melaksanakan tugas, maka guru harus memahami
terlebih dahulu mengenai peserta didik yang akan diajarkan. Berikut
penjelasan oleh Rina Kartika bahwa “Guru secara otomatis harus dan
perlu memahami peserta didik, melalui MGMP guru dapat saling berbagi
terkait masalah peserta didik dan bisa mendapatkan solusi yang baik.” 56
Selanjutnya, ada penjelasan oleh Siti Nurdjanah Kusumaningsih yang
memberikan penguatan dari penjelasan sebelumnya bahwa:
MGMP hanya memberikan arahan saja kepada para guru untuk
lebih meningkatkan kemampuannya dalam memahami peserta
didik, karena pada dasarnya peserta didik berbeda-beda. Namun,
dalam prakteknya lebih ditekankan pada guru itu sendiri karena
setiap sekolah pastilah berbeda-beda karakteristik dan penanganan
bagi peserta didik.57
Selain itu, ada penjelasan yang menguatkan oleh Sri Rahayu bahwa
“Melakukan kegiatan diskusi atau sharing antara guru dari satu sekolah
dengan sekolah lainnya mengenai permasalahan guru dalam menghadapi
peserta didik. Hal tersebut ditujukan agar guru bisa mendapatkan solusi
yang terbaik dari kegiatan sharing berdasarkan hasil pengalaman guru
masing-masing.”58
Berdasarkan paparan hasil wawancara tersebut, maka
dapat diketahui bahwa sebenarnya guru diharuskan untuk memahami dan
mengerti mengenai kondisi fisik dan psikis peserta didik. Hal ini bertujuan
agar guru dapat melaksanakn kegiatan pembelajaran dengan disesuaikan
pada peserta didik dan juga materi. Melalui kegiatan MGMP, guru bisa
mendapatkan berbagai informasi mengenai cara memahami peserta didik.
Terdapat berbagai cara MGMP dalam memberikan pemahaman kepada
guru mengenai peserta didik, yaitu dilaksanakan dengan berdiskusi antara
56 Ibid.
57
Siti Nurdjanah, Loc. Cit.
58
Sri Rahayu, Loc. Cit.
102
guru yang satu dengan lainnya mengenai pengalaman maupun
pengetahuan yang pernah dialami mengenai peserta didik, selain itu guru
bisa diberikan arahan dan motivasi yang menginformasikan bahwa peserta
didik pada dasarnya tidaklah sama, maka guru harus mampu dalam
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan peserta didik, yaitu setidaknya
memberikan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan
menarik.
c. Mengembangkan Kemampuan Untuk Mengembangkan
Kurikulum/ Silabus Bagi Guru Kewirausahaan
MGMP Kewirausahaan melakukan kegiatan dalam membahas dan
membedah silabus untuk mengetahui materi seperti apa saja yang harus
diajarkan kepada peserta didik. Namun, MGMP hanya memberikan
pemahaman dan arahan saja, karena pelaksanaannya lebih banyak dengan
berdiskusi secara bersama. Biasanya MGMP membentuk kelompok bagi
guru yang hadir untuk membahas indikator apa saja dari tiap isi yang
terdapat di silabus. Seperti yang dikemukakan oleh Eny Elastri bahwa:
Biasanya MGMP membagi guru dalam tiap-tiap kelompok untuk
bekerja sama membahas tentang silabus. Setelah dibentuk dan
dibagi kelompok, maka baru tiap kelompok yang ada dituntut untuk
membahas dan mengembangkan satu sub pokok yang terdapat
disilabus. setelah selesai barulah tiap kelompok menjelaskan
kembali hasil yang telah dibahas dalam kelompoknya agar
kelompok yang lainnya bisa menjadi lebih paham.59
Hal ini diperkuat dengan adanya penjelasan oleh MPA. Saputra
bahwa:
MGMP memberikan pemahaman dan arahan kepada guru
Kewirausahaan melalui pertemuan MGMP untuk membahas
59 Eny Elastri, Loc. Cit.
103
mengenai silabus. Pada pertemuan tersebut, akan dibahas tentang
materi apa yang harus diberikan dan diajarkan kepada peserta didik
yang sesuai dengan tujuan materi Kewirausahaan. Silabus tersebut
dibedah satu persatu sampai kepada indikator apa yang harus
disampaikan kepada peserta didik.60
d. Mengembangkan Kemampuan Merancang Pembelajaran Bagi
Guru Kewirausahaan
Setelah membahas dan membedah satu persatu mengenai isi silabus,
barulah dilakukan kegiatan untuk membahas mengenai penyusunan
RPP dari materi yang akan diajarkan. Biasanya MGMP
Kewirausahaan hanya memberikan pemahaman dan arahan kepada
guru Kewirausahaan mengenai cara penyusunan RPP. Setelah itu
barulah guru dibentuk secara berkelompok untuk membuat dan
menyusun RPP kemudian ada beberapa yang melakukan presentasi
terhadap hasil yang dikerjakan untuk didiskusikan secara bersama.
Seperti penjelasan yang diungkapkan oleh Bukhari bahwa “Untuk
kegiatan pembahasan dan penyusunan RPP pelaksanaannya hampir
sama dengan kegiatan dalam membahas kurikulum, yaitu dibentuknya
kelompok-kelompok untuk saling membahas dan membuat RPP yang
selanjutnya barus dijelaskan kepada kelompok atau guru lainnya.”61
Kemudian diperkuat dengan adanya penjelasan oleh MPA. Saputra
bahwa “MGMP memberikan arahan dan juga pemahaman kepada guru
mengenai cara penyusunan RPP. Jadi, pada pertemuan MGMP guru-
guru diharuskan untuk menyusun RPP sesuai dengan silabus yang
telah dibahas, setelah selesai barulah dibahas secara bersama mengenai
RPP yang telah dibuat untuk sama-sama ditindaklanjuti.”62
60 MPA. Saputra, Loc. Cit.
61
Bukhari, Loc. Cit
62
MPA. Saputra, Loc. Cit.
104
e. Mengembangkan Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran yang
Mendidik dan Dialogis
MGMP Kewirausahaan membantu guru Kewirausahaan dalam
melaksanakan pembelajaran yang mendidik melalui pemahaman dan
peringatan bahwa mata pelajaran Kewirausahaan harus diperbanyak
dengan praktek bukan teori, sehingga kegiatan pembelajaran yang
dilakukan pun menjadi lebih bervariasi dan tidak monoton. Selain itu,
membahas kegiatan apa saja yang harus dilakukan dengan disesuaikan
pada materi yang ada. Seperti yang dikemukakan oleh Siti Nurdjanah
bahwa:
MGMP hanya memberikan arahan dan motivasi saja bagi guru
Kewirausahaan dalam melaksanakan proses pembelajaran,
serta menekankan dan mengingatkan kepada guru bahwa
proses pembelajaran Kewirausahaan bagi peserta didik
diharuskan lebih banyak kegiatan praktek dibandingkan teori.
Kegiatan MGMP tidak membahas mengenai praktek
pembelajaran oleh guru secara langsung, karena untuk kegiatan
tersebut bukanlah termasuk dalam ranah MGMP itu sendiri.63
Jadi, secara pelaksanaannya MGMP hanya melakukan sharing,
memberikan motivasi, dan pemahaman kepada guru Kewirausahaan
agar tetap melaksanakan pembelajaran secara menarik dan tidak
membosankan dalam belajar Kewirausahaaan. Hal ini diperkuat
dengan penjelasan oleh Rina Kartika bahwa “Kegiatan yang dilakukan
hampir sama dengan kegiatan lainnya, yakni dilaksanakan secara
berdiskusi dan saling sharing dimana MGMP hanya lebih memberikan
pemahaman dan motivasi untuk guru-guru dalam melakukan
pembelajaran yang mendidik namun menyenangkan.”64
63 Siti Nurdjanah, Loc. Cit.
64
Rina Kartika, Loc. Cit.
105
f. Mengembangkan Kemampuan Melakukan Evaluasi Hasil Belajar
Bagi Guru Kewirausahaan
Setelah dilakukan pembahasan mengenai penyusunan RPP, maka
saat itu juga dilakukannya pembahasan secara bersama, serta guru
diberikan pemahaman mengenai penilaian dan evaluasi yang dapat
dilakukan sesuai dengan kegiatan dan materi yang diajarkan. Seperti
penjelasan oleh MPA. Saputra bahwa “Sama halnya dengan
pembahasan sebelumnya, bahwa ketika dilakukannya pembahasan
mengenai RPP, MGMP juga berusaha membantu guru dengan
memberikan pemahaman mengenai evaluasi apa saja yang bisa
dilakukan oleh guru dari materi yang diajarkan kepada peserta
didik.”65
Jadi, guru hanya diberikan pamahaman saja, karena pada
pembelajaran dan penilaian secara nyata, guru diberikan kebebasan
dalam melaksanakannya dengan disesuaikan lagi kepada peserta didik
yang ada. Hal ini diperkuat dengan penjelasan oleh Siswanto bahwa
“Guru diberikan motivasi dan sekedar mengingatkan dalam
melakukan evaluasi bagi peserta didik karena pada dasarnya peserta
didik berbeda antara yang satu dengan yang lain, maka proses
penilaian pun juga harus mencakup hal tersebut.”66
g. Mengembangkan Kemampuan Mengembangkan Peserta Didik
Untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang Dimilikinya
Bagi Guru Kewirausahaan
Guru Kewirausahaan berusaha untuk mengembangkan potensi
peserta didik melalui berbagai kegiatan yang dilakukan secara praktek.
Dalam MGMP Kewirausahaan memberikan bantuan bagi guru
65 MPA. Saputra, Loc. Cit.
66
Siswanto, Loc. Cit.
106
Kewirausahaan berupa arahan dan pemahaman mengenai kegiatan
praktek apa saja yang dapat dilakukan dengan melalui kegiatan
sharing dengan guru lainnya. Seperti dijelaskan oleh Sri Rahayu
bahwa “Dalam MGMP biasanya melakukan diskusi dengan sesama
guru mengenai kegiatan praktek seperti apa harus dilakukan dengan
disesuaikan lagi pada materi yang akan diajarkan. Jadi, MGMP hanya
memberikan arahan, motivasi, dan juga pemahaman bagi guru dalam
praktek untuk membuat produk.”67
Selain itu, ada penjelasan oleh MPA. Saputra yang menguatkan
penjelasan sebelumnya bahwa “MGMP mengadakan kegiatan lomba
bagi peserta didik dalam membuat suatu produk atau biasanya pada
saat ujian praktek diadakannya kegiatan bagi peserta didik untuk
membuat dan menghasilkan suatu produk atau karya.”68
Jadi, untuk
mengetahui potensi peserta didik bisa diketahui melalui kegiatan
praktek secara langsung dalam membuat suatu karya atau produk
sesuai dengan materi yang diajarkan. Kegiatan praktek ini dapat
dilakukan kapan saja, tidak harus dilaksanakan untuk mengambil nilai
ujian saja, namun juga dapat dilakukan ketika membahas suatu materi
Kewirausahaan.
67
Sri Rahayu, Loc. Cit.
68
MPA. Saputra, Loc. Cit.
107
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kepengurusan MGMP belum berjalan secara efektif, hal ini disebabkan
adanya pergantian kepengurusan Ketua MGMP Kewirausahaan Jakarta
Timur. Ketua MGMP yang baru memang kurang memiliki koordinasi
dengan pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan sehingga tidak
adanya data mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan maupun
telah dilakukan. Selain itu, Ketua MGMP Kewirausahaan periode 2012-
2015 telah pensiun sekitar pertengahan tahun 2014.
2. Pengembangan kompetensi pedagogik guru oleh MGMP dilaksanakan
melalui beberapa kegiatan, yaitu pelatihan penyusunan kisi-kisi soal dan
soal semester, pelatihan penyusunan bahan ajar (membedah silabus,
membuat RPP, membuat materi), pelatihan pembuatan media
pembelajaran berbasis IT, pelatihan pembuatan PTK. Beberapa kegiatan
yang telah terlaksana lebih terfokus pada pengembangan program rutin
walaupun memang ada salah satu kegiatan yang bukan termasuk ke dalam
program rutin.
3. Pada pelatihan penyusunan kisi-kisi soal dan soal semester; pelatihan
penyusunan bahan ajar (membedah silabus, membuat RPP, membuat
materi); pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis IT; dan
pelatihan pembuatan PTK dilaksanakan melalui pertemuan MGMP antara
guru Kewirausahaan. Pelaksanaannya hanya memberikan penjelasan
mengenai cara membuat bahan ajar, kisi-kisi soal dan soal, PTK, serta
selanjutnya guru yang hadir diharuskan membuat secara berkelompok dan
108
dipresentasikan. Setelah kegiatan tersebut, selanjutnya tidak dilaksanakan
tindak lanjut atau evaluasi mengenai kemampuan guru dalam membuat
bahan ajar, soal, maupun PTK. Dari mengikuti kegiatan tersebut, maka
guru bisa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman, selain itu guru bisa
mendapatkan beberapa contoh yang benar mengenai pembuatan bahan
ajar, soal, maupun PTK yang nantinya dapat dipelajari dan dikembangkan
kembali oleh guru.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis mengajukan saran yang
dapat diterapkan oleh MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sebagai berikut:
1. Pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sebaiknya
melakukan pertemuan untuk membahas dan menentukan Ketua MGMP
selanjutnya agar kegiatan yang seharusnya dilaksanakan bagi guru
Kewirausahaan dapat aktif kembali.
2. Guru sebaiknya memiliki inisiatif untuk mengembangkan dirinya melalui
berbagai kegiatan, seperti seminar, workshop, maupun pelatihan yang
menunjang profesinya dan tidak hanya mengandalkan kegiatan dari
MGMP saja, sehingga guru tersebut tetap meng-upgrade pengetahuan dan
kemampuanya walaupun MGMP tidak melaksanakan kegiatan.
3. Pengurus MGMP Kewirausahaan harus saling bekerja sama dalam
memberikan kesadaran bagi guru Kewirausahaan bahwa guru memiliki
kewajiban untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh MGMP demi
meningkatkan kemampuan guru tersebut, yaitu dengan cara memberikan
undangan kegiatan kepada semua guru Kewirausahaan maupun
memberikan penyuluhan ketika kegiatan berlangsung dalam rangka
menjelaskan dan mengingatkan kepada guru Kewirausahaaan.
4. Kepala Sekolah sebaiknya mengatur dan membuat jadwal ulang antara
jadwal mengajar dengan kegiatan MGMP. Hal ini bertujuan agar guru
109
Kewirausahaan dapat mengikuti kegiatan MGMP tanpa harus
meninggalkan kelas dan peserta didik.
5. Pelaksanaan kegiatan MGMP Kewirausahaan harus lebih bervariasi lagi.
Kegiatan yang berhubungan dengan wirausaha seharusnya lebih
ditekankan untuk dilaksanakan oleh MGMP bagi guru Kewirausahaan
sehingga terdapat adanya keselarasan antara kemampuan guru dalam
melakukan wirausaha dengan pelajaran yang harus disampaikan kepada
peserta didik, jadi guru tidak hanya menguasai konten materi, namun juga
mampu berwirausaha.
6. MGMP Kewirausahaan dapat melakukan kerja sama dengan lembaga atau
isntansi, bahkan individu yang telah berhasil dalam berwirausaha untuk
dilibatkan dalam menyelenggarakan pelatihan bagi guru Kewirausahaan
agar guru tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam berwirausaha.
7. MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur dapat mengusulkan kepada instansi
terkait, seperti LPTK untuk membuka program S1 Pendidikan
Kewirausahaan.Hal ini bertujuan agar guru yang mengajarkan
Kewirausahaan dapat linear antara latar belakang studi dengan bidang
studi yang diampunya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Mohammad dan Barnawi. Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media. Cet. I, 2012.
Buchory. Guru: Kunci Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Leutikaprio. Cet. I, 2012.
Danim, Yunan dan Danim, Sudarman. Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas:
Strategi Membangun Disiplin Kelas dan Suasana Edukatif di Sekolah.
Bandung: CV Pustaka Setia. Cet. I, 2011.
Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Cet. I,
2009.
Idrus, Ali dan Saudagar Fachruddin. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta:
Persada, 2011.
Imron, Ali. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Cet. 1, 199.
Jihad, Asep dan Suyanto. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan
Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Erlangga, 2013.
M. Idris, dan Mano. Strategi dan Metode Pengajaran: Menciptakan Keterampilan
Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Cet. VI,
2010.
Masaong, Abd. Kadim. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru:
Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru. Bandung: Alfabeta,
2013.
Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan. Jakarta: CV Haji Masaung. Cet. VII,
1989.
Payong, R. Marselus. Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika, dan
Implementasinya. Jakarta: Indeks. Cet. I, 2011.
Peraturan Pemerintah Tahun 2013 Nomor 32 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Tahun 2005 Nomor 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pidarta, Made. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya, 2004.
Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta. Cet. 6,
2012.
Sahertian, A. Piet. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. I, 2000.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta: Rajawali Pers. Cet. 19,
2011.
Sudjana. Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan Nonformal dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah. Cet. III, 2004.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. XI, 2009.
Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan
Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Cet. I, 2013.
Tedjawati, J.M. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study: Kasus di
Kabupaten Bantul. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2011.
Tim Penyusun. Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP.
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional,
2010.
Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Uno, B. Hamzah. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.
Uzer, Moh. Usman. Menjadi Guru Proesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Cet. 22, 2008.
DATA GURU SMK KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR*
1 /2544741644200050 Drs. Abdul Rojak Raji L Jakarta 12/12/1963 15/07/1993 Guru Bidang Studi 23/07/2011 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Perusahaan Kewirausahaan 12 SMK PGRI 1 Jakarta Makasar
2 /1134755656200003 Aco, S.Pd L Jakarta 08/02/1977 01/07/2002 Guru Bidang Studi 01/07/2001 Honor S-1 Tata Niaga Pemasaran Kewirausahaan 28 SMK Negeri 50 Jatinegara
3 195403071981031005/4639732633200012 Drs. H. Adju Sasmita,MM L KUNINGAN 07/03/1954 01/03/1981 Guru Bidang Studi 01/03/1981 PNS Gol IV/b S-2 KEUANGAN Kewirausahaan 24 SMK Negeri 5 Matraman
4 /0943757658200022 Agus Yunianto,S.Pd L Rembang, 11/06/1979 18/05/2005 Guru Bidang Studi 15/03/2007 Honor Sarjana/S-1 Pendidikan Tata Niaga Kewirausahaan 20 SMK Sahid Jakarta Ciracas
5 /6746759663200002 Al Farobi,S. Hum L Bekasi 18/04/1981 17/07/2004 Guru Bidang Studi 17/06/2004 Honor Sarjana/S-1 Sejarah Kewirausahaan 24 SMK Citra Mandiri Cakung
6 /3607516542000002 Amril, S.Pd L Bukit Tinggi 28/05/1975 02/02/2004 Guru Bidang Studi 02/02/2004 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Koperasi Kewirausahaan 16 SMK Pusaka 1 Jakarta Duren Sawit
7 /1038742643200004 Drs. Amru Rohman L Kebumen 07/06/1964 16/07/2002 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor Sarjana/S-1 Adm.Pendidikan Kewirausahaan 24 SMK Perbankan Nasional Jakarta Cakung
8 /1839759660300002 Amy Sundary,S.Hi P Jakarta, 05/07/1981 17/07/2006 Guru Bidang Studi 10/07/2006 Yayasan Sarjana/S-1 Muamalah (Ekonomi Islam) Kewirausahaan 36 SMK Mahadhika 1 Ciracas
9 196411121987031006/7444742643300053 Drs. Apri Budiantoro L Banyumas 12/11/1964 01/03/1987 Guru Bidang Studi 04/07/2013 PNS Gol IV/a S-1 Pendidikan Dunia Usaha Kewirausahaan 24 SMK Negeri 46 Jatinegara
10 /1237753655300003 Arnah Fajarwati,SE P Bogor, 09/05/1975 13/07/1998 Kepala Sekolah 01/10/2012 Yayasan Sarjana/S-1 Manajemen Pendidikan Kewirausahaan 6 SMK Eka Paksi Jakarta Ciracas
11 /0559758660200043 Asep Ihsan, S.Pd L Jakarta 27/12/1980 09/09/2001 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK PKP 2 Jakarta Ciracas
12 /1442752654200005 Asep Tatang Suryana, SE, MMPd L Jakarta 31/10/1974 01/07/1997 Kepala Sekolah 01/07/2005 Bantu S-2 Manajemen Pendidikan Kewirausahaan 16 SMK Cagar Budaya 1 Jakarta Cipayung
13 /1944757659200004 Atut Pujo Nugroho, S.Pd. L Jakarta 26/12/1979 01/07/2004 Guru Bidang Studi 01/07/2004 Yayasan Sarjana/S-1 Pend. Ekonomi Tata Niaga Kewirausahaan 24 SMK Cipta Karya Matraman
14 /1938755655300004 Ayuningsih, SPd P Jakarta 26/06/1977 14/07/2005 Guru Bidang Studi 10/08/2005 Honor Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 18 SMK Perdana Kusuma Makasar
15 /1433739640300002 Baikuni,Drs L Semarang 06/06/1958 02/01/1990 Guru Bidang Studi 17/07/2009 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 14 SMK Tridaya Jakarta Makasar
16 /1835755657200012 Bambang Hermawan, S.Pd L JAKARTA 03/05/1977 01/09/1999 Guru Bidang Studi 18/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 pdu/admin. perkantoran Kewirausahaan 30 SMK Islam PB Soedirman 1 Jakarta Pasar Rebo
17 / BAMBANG SUMARSONO L JAKARTA 26/01/1965 12/07/2012 Guru Bidang Studi 12/07/2012 Yayasan Sarjana/S-1 Ilmu Pengetahuan Sosial Kewirausahaan 8 SMK Analis Kesehatan Tunas Harapan Pasar Rebo
18 /3655749651200042 Bambang Yuwono,S.Pd L Kebumen, 21/03/1971 15/07/1994 Guru Bidang Studi 01/07/2012 Bantu Sarjana/S-1 PDU TATA NIAGA Kewirausahaan 24 SMK Bina Dharma Ciracas
19 196606192008011009/5951744647200022 Drs. Bukhari L Tanah Datar 19/06/1966 01/01/2008 Guru Bidang Studi 01/01/2008 PNS Gol III/a S-1 PDU/ Koperasi Kewirausahaan 24 SMK Negeri 24 Cipayung
20 /7538744647300032 Chusnul Chotimah P Brebes 06/02/1966 01/07/2003 Guru Bidang Studi 01/07/2003 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Jakarta Timur 1 Jatinegara
21 1955071119812200/8043733634300003 Dahlia Rusnawaty,Dra P JAKARTA 11/07/1955 01/12/1981 Guru Bidang Studi 01/12/1981 PNS Gol IV/a S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Negeri 40 Matraman
22 /1139755653300003 Darmaini ,S.Pd P Kerinci 07/08/1973 14/07/1997 Guru Bidang Studi 11/07/2011 Bantu Sarjana/S-1 Pemasaran Kewirausahaan 26 SMK Ristek KIKIN Cakung
23 /6540749651300073 Denia Winarti, S.Sos P JAKARTA 08/12/1971 15/06/1997 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Honor Sarjana/S-1 Hubungan Masyarakat Kewirausahaan 6 SMK Pelayaran Santa Lusiana Kramat Jati
24 /1344748651300003 Desy Tri Andriyani, S.Pd P Jakarta 10/12/1970 18/07/1996 Guru Bidang Studi 14/07/2011 Bantu Sarjana/S-1 PDU/Administrasi Kewirausahaan 24 SMK Respati II Kramat Jati
25 / Dewi Ariyanti Ningrum, SE P Jakarta 02/12/1981 15/07/2013 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Manajemen Kewirausahaan 12 SMK Sahid Jakarta Ciracas
26 /1341742645300004 Dra. Diah Imaria P Jakarta 20/09/1964 15/07/1997 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor Sarjana/S-1 PDU Kewirausahaan 28 SMK Perbankan Nasional Jakarta Cakung
27 / Diah Lina Setiyawati, SE P Temanggung 11/01/1973 01/04/2012 Guru Bidang Studi 01/04/2012 Yayasan Sarjana/S-1 Akuntansi Kewirausahaan 2 SMK Kesehatan Terpadu Ar Raisiyah Husada Cipayung
28 / Dosmariah Saragih, S.Pd. P Pardamean 20/08/1988 05/04/2011 Guru Bidang Studi 05/04/2011 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Akuntansi Kewirausahaan 16 SMK Caraka Nusantara Cakung
29 /0 Drs. Dovar Purwanto L Jakarta 05/04/1953 13/07/2010 Guru Bidang Studi 13/07/2010 Yayasan Sarjana/S-1 olah raga Kewirausahaan 8 SMK Kimia Tunas Harapan Pasar Rebo
30 /2842744647200004 Eferay Hia . S.Pd L Nias 25/10/1966 15/07/1998 Guru Bidang Studi 12/07/2013 Honor Sarjana/S-1 PDU Ekonomi Koperasi Kewirausahaan 20 SMK Corpatarin 2 Jakarta Duren Sawit
31 / Eka Rahmadania P Jakarta 20/04/1989 11/07/2009 Guru Bidang Studi 11/07/2009 Honor Sarjana/S-1 Tata Niaga Kewirausahaan 16 SMK Pertiwi Jakarta Pasar Rebo
32 / Dra. Eka Wina Herlina P Jakarta 27/02/1962 11/07/1992 Guru Bidang Studi 02/03/2004 Yayasan Sarjana/S-1 FP, IPS Kewirausahaan 24 SMK Nurul Iman Matraman
33 /1938742642300012 Dra. Eko Widarningsih P Jakarta 06/06/1964 01/07/1991 Guru Bidang Studi 16/07/2009 Yayasan Sarjana/S-1 Administrasi Niaga Kewirausahaan 24 SMK Adi Luhur 1 (Pariwisata) Kramat Jati
34 131764416/8755738639 Dra. Eky Marianingsih P Jakarta 23/04/1960 01/03/1988 Guru Bidang Studi 01/03/1988 PNS Gol IV/a S-1 IPS Kewirausahaan 24 SMK Negeri 51 Cipayung
35 /103474765030004 Elimawati. S.Pd P PADANG 17/02/1969 17/07/1997 Guru Bidang Studi 16/07/1997 Honor Sarjana/S-1 PKN Kewirausahaan 50 SMK BPS&K 2 Jakarta Duren Sawit
36 /1443753655300002 Elis Muliyawati, S.Pd P SUMEDANG 01/11/1975 30/08/2004 Guru Bidang Studi 30/07/2004 Yayasan Sarjana/S-1 PDU/Adm.Perkantoran Kewirausahaan 24 SMK Tirta Sari Surya Matraman
37 /4549742644300043 Dra. Elly Pratiwi P Semarang 17/12/1964 01/07/1989 Guru Bidang Studi 01/07/1989 Bantu Sarjana/S-1 PDU Tata Niaga Kewirausahaan 24 SMK Cahaya Sakti Jakarta Jatinegara
38 196704131992032009/9745745648 Hj. Eny Elastri, S.Pd. P Banyumas 13/04/1967 01/03/1992 Guru Bidang Studi 01/10/2008 PNS Gol IV/a S-1 Tata Busana Kewirausahaan 24 SMK Negeri 24 Cipayung
PR
OG
RA
M S
TU
DI
YA
NG
DIA
JA
RK
AN
JA
M/M
ING
GU
SE
KO
LA
H
KE
CA
MA
TA
N
TIN
GK
AT
No
NIP
/NU
PT
K
NA
MA
JE
NIS
KE
LA
MIN
TE
MP
AT
TA
NG
GA
L
TM
T K
ER
JA
JA
BA
TA
N
TA
NG
GA
L S
K
ST
AT
US
PE
GA
WA
I
GO
L./
RU
AN
G
39 /1539743646300004 ENY SETYOWATI P Klaten, 22/07/1965 17/07/1995 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Bantu Sarjana/S-1 EKONOMI Kewirausahaan 27 SMK PKP 1 Ciracas
40 /1533757656300002 Epi Prihatin, S.Pd P Jakarta 02/01/1979 19/07/2008 Guru Bidang Studi 19/07/2008 Honor Sarjana/S-1 EKONOMI Kewirausahaan 24 SMK Mardhika Kramat Jati
41 / Erestine Eldalina, B.Sc P Jambi 18/06/1960 16/05/2011 Guru Bidang Studi 16/05/2011 Yayasan Sarmud/D-3 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 12 SMK Insan Mulia Informatika Cipayung
42 / ERNI SUSIANINGSIH P Jakarta 12/07/1983 10/07/2007 Guru Bidang Studi 10/07/2007 Honor Sarmud/D-3 Manajemen Keuangan Kewirausahaan 10 SMK Gita Wisata Cakung
43 132280354/2558744646 Farah Rokhana S.Pd P Kalierang 26/12/1966 01/12/2000 Wakasek 01/12/2000 PNS Gol III/c S-1 D Usaha Kewirausahaan 24 SMK Negeri 51 Cipayung
44 /9038747649300053 Faudiana, S.Ag P Jakarta 06/07/1969 20/07/2001 Guru Bidang Studi 20/07/2012 Yayasan Sarjana/S-1 PAI Kewirausahaan 6 SMK Al Fathiyah Jakarta Kramat Jati
45 /1134749651300005 Febriani, S.Pd P Lampung 28/02/1971 16/07/1994 Guru Bidang Studi 16/07/1994 Honor Sarjana/S-1 Tata Niaga Kewirausahaan 18 SMK YP Darul Mukminin Jakarta Jatinegara
46 /1543758663300002 Feri Mulyati, S.Pd. P Kebumen 11/02/1980 11/07/2005 Guru Bidang Studi 11/07/2005 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 26 SMK Kawula Indonesia Jakarta Duren Sawit
47 /0563740644200203 Fredek Rusfader, S.E. L Waurtahait 31/12/1962 01/07/2004 Guru Bidang Studi 01/07/2004 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Pangudi Rahayu I Jakarta Pasar Rebo
48 /8642761663300050 Handayani . S Pd P Jakarta 10/03/1983 16/07/2008 Guru Bidang Studi 16/07/2008 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 12 SMK Imtaq Darurrohim Cakung
49 196505211993031010/4853743646200032 Hartrasno, S.Pd. MM. L Purworejo 21/05/1965 14/07/1989 Wakil Kepala Sekolah 16/07/2012 PNS Gol IV/a S-2 Manajemen Pemasaran Kewirausahaan 24 SMK Adi Luhur 2 Jakarta Kramat Jati
50 /3433743646300132 Haryani, S.PD P MALANG 01/01/1965 18/07/1995 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor Sarjana/S-1 Adm. Perkantoran Kewirausahaan 12 SMK YPIA Al-Falah Jakarta Cakung
51 / Haryanto L Sidoharjo 04/11/1974 02/07/2012 Wakil Kepala Sekolah 02/07/2012 Yayasan S-2 Ilmu Sosial Kewirausahaan 16 SMK Prestasi Prima Cipayung
52 195608081982102001/0140734637300013 Dra.Hasyumiati P Bukit tinggi 08/08/1956 01/07/1981 Guru Bidang Studi 11/07/2011 PNS Gol IV/a S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Negeri 48 Duren Sawit
53 / Hendrik Santoso L Pandeglang 15/05/1987 01/07/2007 Guru Bidang Studi 01/07/2007 Honor Sarjana/S-1 Pendidikan tata Niaga Kewirausahaan 24 SMK Jakarta Timur 1 Jatinegara
54 /3648741643200042 Drs. Heni Purwanto L Kota Gajah 16/03/1963 10/07/1989 Wakil Kepala Sekolah 06/07/2009 Yayasan Sarjana/S-1 PDU-Tata Perkantoran Kewirausahaan 24 SMK Pertiwi Jakarta Pasar Rebo
55 /153974364620003 Drs. Hermansyah L Jakarta 12/07/1965 28/06/1992 Kepala Sekolah 15/08/2006 Bantu Sarjana/S-1 PDU/ Adm. Perkantoran Kewirausahaan 8 SMK Perdana Kusuma Makasar
56 / Ir.Hertati Simanjuntak P Hutauruk Parjulu 14/08/1980 15/07/2012 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Honor Sarjana/S-1 PERTANIAN Kewirausahaan 36 SMK Otomindo Ciracas
57 /5558744646200013 Drs. Hobby H. Siregar, MM L Lobusingkam 26/12/1966 05/08/1991 Kepala Sekolah 15/07/2005 Bantu S-2 Manajemen Pemasaran Kewirausahaan 12 SMK Paskita Global Jakarta Pasar Rebo
58 /6851731635200002 Drs. Hotman Saragi L P.Siantar 19/05/1954 01/07/1990 Wakil Kepala Sekolah 18/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 Kewirausahaan Kewirausahaan 10 SMK Dharma Surya Makasar
59 /5236744646300053 Dra.Hj.Ida Kustidah P Kuningan 04/09/1966 01/08/1990 Guru Bidang Studi 01/08/1990 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Koperasi Kewirausahaan 14 SMK KAPIN Duren Sawit
60 /5236744646300053 Dra.Hj.Ida Kustidah P KUNINGAN 04/09/1966 16/07/2011 Guru Bidang Studi 16/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 PDU KOPERASI Kewirausahaan 6 SMK Kapin 2 Duren Sawit
61 / Ika Mustikawati P Jakarta 12/07/1971 16/07/2012 Guru Bidang Studi 14/07/2012 Honor Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 14 SMK Laboratorium Duren Sawit
62 /3852763664300102 Ima Rismaya, S Pd P Kuningan 25/05/1985 10/07/2010 Guru Bidang Studi 10/07/2010 Honor Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 10 SMK Perdana Kusuma Makasar
63 /1042750652300004 Indah Lestari. S.Pd P JAKARTA 17/10/1972 10/07/2002 Guru Bidang Studi 10/07/2002 Honor Sarjana/S-1 PEND. DUNIA USAHA Kewirausahaan 10 SMK Tadika Puri Jakarta Duren Sawit
64 /7447758659200002 Irpan Suryana, S.Pd L Jakarta 15/01/1980 10/07/2006 Guru Bidang Studi 13/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 10 SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta Cakung
65 /1444740643300013 Dra. Iswati P Pacitan 12/11/1962 01/08/2004 Guru Bidang Studi 01/08/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Tata Niaga (PDU) Kewirausahaan 24 SMK Paskita Global Jakarta Pasar Rebo
66 /0000000000000000 Hj.Itje Suratnawati.SE P Balikpapan 03/04/1972 19/07/1998 Guru Bidang Studi 01/07/1998 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi / Managemen Kewirausahaan 22 SMK Satya Bhakti I Matraman
67 / Iva Farkhanah, SE P Jakarta 14/04/1982 16/07/2012 Guru Bidang Studi 25/07/2013 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Manajemen Kewirausahaan 18 SMK PGRI 28 Jakarta Pasar Rebo
68 /1444734635200002 Drs. H. Jauhari MM L Tegal 01/12/1956 17/07/1986 Kepala Sekolah 17/07/1986 Yayasan S-2 Manajemen Kewirausahaan 6 SMK Jakarta Raya 2 Cipayung
69 / Joko Prasetiyo, M. Pd. L Jakarta 15/03/1979 01/06/2011 Guru Bidang Studi 01/06/2011 Honor S-2 Administrasi Pendidikan Kewirausahaan 12 SMK Insan Mulia Informatika Cipayung
70 /6442749652210032 Kanthi Murni, S.Pd P Batang 10/10/1971 16/07/2007 Guru Bidang Studi 13/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Ilmu Pengetahuan Sosial Kewirausahaan 50 SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta Cakung
71 /4552727630300000 Kastaria Rajaguguk,S.Pd P Taput 20/02/1949 22/07/1986 Guru Bidang Studi 25/07/2013 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 18 SMK PGRI 28 Jakarta Pasar Rebo
72 / H. Khamdari, S.Pd L Solo 23/04/1957 16/07/2012 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 10 SMK Karya Dharma 2 Jakarta Pasar Rebo
73 /1241743648300004 Dra. Khodijah P BREBES 19/09/1963 17/07/1998 Guru Bidang Studi 17/07/1999 Bantu S-2 Magester Tekno. Pendidikan Kewirausahaan 24 SMK Budi Mulia Utama Duren Sawit
74 / krisminto,S.Pd. L magelang 02/06/1968 07/07/2008 Guru Bidang Studi 07/07/2007 Honor Sarjana/S-1 kewirausahaan Kewirausahaan 22 SMK Pangudi Rahayu I Jakarta Pasar Rebo
75 /1946747660200002 Kris Sunarno Widadi, S.Pd L Gunung Kidul 14/06/1969 01/07/1997 Wakil Kepala Sekolah 16/07/2013 Bantu Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Adi Luhur 2 Jakarta Kramat Jati
76 196309081996011001/1240743644200043 Drs. Kusnowo L Tulung Agung 08/09/1963 01/12/1995 Guru Bidang Studi 01/04/2009 PNS Gol IV/a S-1 PDU Kewirausahaan 26 SMK Negeri 58 Cipayung
77 /1338745646300003 Kus Andayani S.Pd P Purbalingga 10/06/1967 17/07/1995 Guru Bidang Studi 17/07/1995 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 18 SMK Budi Murni 4 Jakarta Cipayung
78 /1338745646300003 Kus.Andayani,S Pd P Purbalingga 10/06/1967 17/07/1995 Guru Bidang Studi 17/07/1995 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 12 SMK Budi Murni 5 Jakarta Cipayung
79 197112132000122002/6545749653300003 Lailatus Sa'adah, S.PD P JAKARTA 13/12/1971 01/12/2000 Guru Bidang Studi 05/07/2013 PNS Gol III/d S-1 TATA NIAGA Kewirausahaan 38 SMK Negeri 22 Pasar Rebo
80 /1035750650300005 Dra. Larassih P PURWOREJO 27/03/1972 14/07/1997 Guru Bidang Studi 14/07/1997 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 36 SMK BPS&K 1 Jakarta Duren Sawit
81 /2446734636300033 Lasamahu Andriana, B.Sc P TG. PANDAN 14/12/1956 17/07/2005 Guru Bidang Studi 17/07/2011 Honor Sarmud/D-3 Ekonomi Perbankan Kewirausahaan 24 SMK Bhakti 3 Duren Sawit
82 /1547760661200042 M. Aandi Kurniawan, S.PdI L JAKARTA 15/02/1982 10/07/2011 Guru Bidang Studi 14/07/2011 Honor Sarjana/S-1 PEND. AGAMA ISLAM Kewirausahaan 24 SMK Tri Sastra 2 Jakarta Cipayung
83 /1838733636200003 H.M.Nurdin Ali, B.Sc, SE L PADANG 15/06/1955 07/07/1985 Wakil Kepala Sekolah 07/07/2008 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Manajemen Kewirausahaan 16 SMK Tri Sastra 1 Jakarta Cipayung
84 /154175065420000 M.Zamzuri,S.E L yogya 09/12/1972 01/01/1995 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor S-2 Manajemen/aktaIV Kewirausahaan 6 SMK Karya Dharma 1 Pasar Rebo
85 /154175065420000 M. Zamzuri, SE L Yogya 09/12/1972 01/01/1995 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor S-2 Manajemen/Akta iV Kewirausahaan 6 SMK Karya Dharma 2 Jakarta Pasar Rebo
86 /1451750654200003 M. Zamzuri,SE L Kulon Progo, 09/12/1972 14/07/2002 Guru Bidang Studi 14/07/2002 Bantu Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 35 SMK PGRI 20 Jakarta Ciracas
87 /1834747649200002 Drs. Machfuzin L JAKARTA 05/02/1969 14/07/1997 Guru Bidang Studi 11/07/2011 Bantu Sarjana/S-1 PDU/TATANIAGA Kewirausahaan 26 SMK Budaya Jakarta Duren Sawit
88 / MARYANTO, S.SOS L BANYUMAS 25/04/1981 18/07/2009 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor Sarjana/S-1 ILMU KOMUNIKASI Kewirausahaan 18 SMK YPIA Al-Falah Jakarta Cakung
89 /1339751654300004 Mahdiah, S.Pd P Jakarta 20/07/1973 17/07/2003 Guru Bidang Studi 17/07/2003 Yayasan Sarjana/S-1 Pend.Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Mahadhika 2 Kramat Jati
90 /1037747649300003 Dra. Maniur. M P Pangaribuan 07/05/1969 01/07/1995 Wakil Kepala Sekolah 01/07/1995 Bantu Sarjana/S-1 PDU Tata Niaga Kewirausahaan 20 SMK Bhakti - 2 Jakarta Makasar
91 0/5533741641200023 MASKUR , SE L Purworejo 01/02/1967 17/07/2003 Guru Bidang Studi 17/07/2003 Honor Sarjana/S-1 Kewirausahaan 6 SMK Tri Tunggal Nusantara Cakung
92 / MAWAR SUHESTI P JAKARTA 04/10/1974 30/06/2012 Guru Bidang Studi 30/06/2012 Yayasan Sarmud/D-3 EKONOMI Kewirausahaan 8 SMK Tunas Medika Cipayung
93 195911171986021002/5449737639200013 Drs. H. Memet Farajnuri, MM. L Serang 17/11/1959 01/02/1986 Wakasek 01/02/1986 PNS Gol IV/a S-2 SDM Kewirausahaan 24 SMK Negeri 10 Kramat Jati
94 /9841754655300042 MEYRNA SUSILARINI P JAKARTA 09/05/1976 05/05/2008 Guru Bidang Studi 10/07/2011 Honor Sarjana/S-1 Management Pariwisata Kewirausahaan 6 SMK PGRI 8 Jakarta Duren Sawit
95 /3850740642200022 MENCER SINAGA , SE L SAMOSIR 18/05/1962 12/07/2004 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 34 SMK Malaka Jakarta Duren Sawit
96 /7862740640200002 MICHAEL.TUE. BSC L Flores Timor 30/09/1962 17/07/1987 Kepala Sekolah 15/07/2013 Yayasan Sarmud/D-3 Illmu Keguruan Kewirausahaan 12 SMK Jayakarta Duren Sawit
97 /0948743644300052 MULIANINGSIH, S. Sos P JAKARTA 16/06/1965 17/12/2005 Guru Bidang Studi 17/12/2005 Yayasan Sarjana/S-1 Administras Niaga Kewirausahaan 11 SMK Petri Jaya Duren Sawit
98 /1833744645300002 Miyanti, S.Pd P Sukoharjo 05/01/1966 01/07/1992 Wakil Kepala Sekolah 01/07/1993 Bantu Sarjana/S-1 PDU/ Tata Niaga Kewirausahaan 12 SMK Respati I Kramat Jati
99 /5740753654200022 H. Moch Ali, SE L Jakarta 08/04/1975 20/06/1999 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 28 SMK IPTEK Jakarta Cakung
100 132173217/234774264420004 Drs. MPA Saputra L Pandeglang 15/10/1964 01/03/1997 Guru Bidang Studi 01/03/1997 PNS Gol IV/a S-1 T. Niaga Kewirausahaan 24 SMK Negeri 51 Cipayung
101 /6742741443200032 MUCHSIN . SE L PADANG 20/04/1963 17/07/1994 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 42 SMK Malaka Jakarta Duren Sawit
102 / Drs. Mubarok L Keumen 29/07/1961 25/06/1995 Guru Bidang Studi 25/06/1995 Honor Sarjana/S-1 PDU Kewirausahaan 23 SMK Mercusuar Cakung
103 /5640755656200012 Muhammad Arif, S.Pd L Jakarta 08/03/1977 19/07/2010 Guru Bidang Studi 19/07/2010 Yayasan Sarjana/S-1 Pend. Ekonomi / Admin. Kewirausahaan 8 SMK Dewi Sartika Jatinegara
104 196904101995121005/1336747650200003 MUHAMAD MUJI, S.Pd. L Blora 10/04/1969 01/12/1996 Wakasek 16/07/2012 PNS Gol IV/a S-1 TATA NIAGA Kewirausahaan 28 SMK Negeri 50 Jatinegara
105 /4854738639200022 Drs. Muhamad Sulendro, M.M. L Pringsewu 22/05/1959 14/07/1984 Kepala Sekolah 24/06/2008 Honor S-2 Manajemen Kewirausahaan 6 SMK Teknik 10 Nopember Kramat Jati
106 /9544741644200003 MULYANA, S.H L Gunungkidul 23/11/1963 30/07/1997 Kepala Sekolah 12/07/2012 Yayasan Sarjana/S-1 Hukum Perdata Kewirausahaan 6 SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta Cakung
107 /4559742643300043 MURNI SIHITE P SIHITE 27/12/1988 16/07/1990 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarmud/D-3 Tata Buku / FP IPS Kewirausahaan 24 SMK Jakarta 1 Duren Sawit
108 /5539740643200022 MURSIDI . S Pd L Bekasi 07/02/1962 15/07/1991 Kepala Sekolah 01/07/2008 Yayasan Sarjana/S-1 Pend. Sejarah Kewirausahaan 6 SMK Ristek KIKIN Cakung
109 / Nandang Maulana L Jakarta 03/10/1990 01/11/2013 Guru Bidang Studi 01/11/2013 Honor Sarjana/S-1 Pendidikan Kewirausahaan 8 SMK Pancasila Jakarta Jatinegara
110 /1242755656300005 NANI S.Pd P Jakarta, 29/10/1977 17/07/1997 Guru Bidang Studi 17/07/1998 Yayasan Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 24 SMK Era Pembangunan Umat Jakarta Ciracas
111 /1344741644300005 Dra. Nani Astuti P Jakarta 30/12/1963 01/07/1994 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Bantu Sarjana/S-1 PDU Tata Niaga Kewirausahaan 26 SMK Muara Indonesia Jakarta Jatinegara
112 /8039737638200023 Drs. Nekad Simaibang L Tiga Baru 07/07/1959 19/07/2010 Wakil Kepala Sekolah 19/07/2010 Yayasan Sarjana/S-1 Akuntansi Kewirausahaan 24 SMK Multimedia Nusantara Jakarta Jatinegara
113 /8433741642200052 Drs. Ngatmin L Boyolali 01/01/1963 17/07/1994 Guru Bidang Studi 13/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Umum Kewirausahaan 12 SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta Cakung
114 /1637743644300002 NINING HARYANI, S.Pd P Ciamis 03/05/1965 13/07/2011 Wakil Kepala Sekolah 16/07/2012 Honor Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 12 SMK Dinamika Pembangunan 2 Jakarta Cakung
115 /1937744646300004 Nining Ratnaningsih, SE P Garut 28/05/1966 18/07/2004 Guru Bidang Studi 18/07/2004 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi / Manajemen Kewirausahaan 18 SMK Angkasa 1 Jakarta Makasar
116 /1933741642390004 Nining Ratna,SE P GARUT 26/05/1966 02/07/2004 Guru Bidang Studi 02/07/2004 Yayasan Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 24 SMK Angkasa 2 Jakarta Makasar
117 /2534754656200013 NIXON MARPAUNG, S.Pd L Porsea, 02/12/1976 16/07/2001 Wakil Kepala Sekolah 16/07/2001 Honor Sarjana/S-1 EKO. / TATA NIAGA Kewirausahaan 24 SMK Otomindo Ciracas
118 /173774664730004 Dra. Nunu Ardhiana P Kep. Riau 24/05/1968 21/07/2003 Guru Bidang Studi 21/07/2003 Bantu Sarjana/S-1 Pendidikan Tata Niaga Kewirausahaan 24 SMK Wawasan Nusantara Jakarta Cakung
119 /0244741643300053 Dra. Nuraini P Jakarta 12/09/1963 05/01/1990 Guru Bidang Studi 01/07/2009 Bantu Sarjana/S-1 Adm. Perkantoran Kewirausahaan 24 SMK Nurul Huda Cakung
120 196007101988022001/6042738640300043 Nurhandari Puspasari P Jakarta 10/07/1960 20/10/1992 Guru Bidang Studi 15/07/2013 PNS Gol III/d Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Teknik 10 Nopember Kramat Jati
121 /1635745658300003 NURJANAH, S.Pd P Jakarta 13/05/1967 29/08/1988 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor Sarjana/S-1 Manajemen Pendidikan Kewirausahaan 10 SMK Perbankan Nasional Jakarta Cakung
122 195910251987032002/335773763830002 NURCHAYATI, M.Pd P PURWOREJO 25/10/1959 27/07/1982 Guru Bidang Studi 01/04/2008 PNS Gol IV/a S-2 IPS / EKONOMI Kewirausahaan 24 SMK Negeri 52 Ciracas
123 /1544743648300002 Dra. Nurhayati Sulistyaningtya P Karanganyar 02/12/1965 01/07/1994 Guru Bidang Studi 20/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Akuntansi Kewirausahaan 24 SMK Paskita Global Jakarta Pasar Rebo
124 /1544743648300002 Dra. Nurhayati. S P Karang Anyar 02/12/1965 19/07/1994 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Kontrak/PTT Sarjana/S-1 Pendidikan Akutansi Kewirausahaan 6 SMK Mitra Wisata Cipayung
125 /0852757658300082 Nursanti, S.Pd P Jakarta 20/05/1979 17/07/2000 Guru Bidang Studi 17/07/2000 Yayasan Sarjana/S-1 Manajemen Ekinomi Kewirausahaan 12 SMK Jayawisata 2 Jakarta Makasar
126 /5647760662210092 Pratiwi Titik Minarti, S.Pd P madiun 15/03/1982 12/07/2009 Guru Bidang Studi 12/07/2011 Honor Sarjana/S-1 akuntansi Kewirausahaan 10 SMK Pancasila Sakti Jakarta Cipayung
127 /5933755656 R. Wisnu Muhammad. Y, SE L Jakarta 06/01/1977 25/07/2001 Guru Bidang Studi 25/07/2001 Honor Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 18 SMK Pembangunan Matraman
128 196710281993032006/336074564720013 RAPEN GINTING, SPd L Deli Serdang 28/10/1967 04/10/1993 Guru Bidang Studi 04/10/1993 PNS Gol III/d S-1 Pend. Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Negeri 5 Matraman
129 /1833744646300004 Dra. Rayandri P Buo 25/01/1966 12/01/2010 Guru Bidang Studi 17/07/1993 Bantu Sarjana/S-1 Pendidikan Koperasi Kewirausahaan 28 SMK Angkasa 1 Jakarta Makasar
130 /3445745648300033 Reni Diarti.S.Pd P Riau 13/11/1967 13/07/1996 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Dunia Usaha Kewirausahaan 4 SMK Nasional Kramat Jati
131 / Reny Handayani P Jakarta 15/03/1983 13/11/2013 Guru Bidang Studi 13/11/2013 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi dan Koperasi Kewirausahaan 18 SMK Prestasi Prima Cipayung
132 /7437760652300043 Riama N. Yosephine, S.Pd P JAKARTA 05/10/1972 14/07/1997 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Administrasi Pendidikan Kewirausahaan 30 SMK Malaka Jakarta Duren Sawit
133 /6435744646200012 Drs. Richard Manalu L Tanjungpinang 01/03/1966 10/07/2006 Guru Bidang Studi 13/07/2013 Honor Sarjana/S-1 Administrasi Negara Kewirausahaan 50 SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta Cakung
134 / Rifa'ah, S.Pd P Jakarta 17/09/1981 01/08/2013 Guru Bidang Studi 01/08/2013 Honor Sarjana/S-1 Pendidikan Kewirausahaan 8 SMK Pancasila Jakarta Jatinegara
135 /20103658187001 Rika Yuniar Safitri, S.Pd. P Jakarta 04/06/1986 11/07/2011 Guru Bidang Studi 16/07/2011 Honor Sarjana/S-1 Pendidikan Tata Niaga Kewirausahaan 30 SMK Islam Malahayati Jakarta Pasar Rebo
136 /5759758659300032 Rina Kartika, S.Pd. P Purworejo 27/04/1980 01/07/2005 Guru Bidang Studi 01/07/2005 Honor S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 6 SMK Negeri 24 Cipayung
137 /1235748650300004 RITA KUSUMAWATI . S.Pd P SUKABUMI 19/03/1970 12/07/2003 Guru Bidang Studi 12/07/2003 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Dunia Usaha Kewirausahaan 24 SMK As Saadah Duren Sawit
138 /1235748650300000 RITA KUSUMAWATI. S.Pd P SUKABUMI 19/03/1970 30/01/2009 Guru Bidang Studi 30/01/2009 Honor Sarjana/S-1 PDU / AP Kewirausahaan 22 SMK BPS&K 2 Jakarta Duren Sawit
139 / Rita Yusnita, SE P Jakarta 14/06/1971 01/07/2011 Guru Bidang Studi 01/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi - Manaj. Keuangan Kewirausahaan 6 SMK Bakthi Negeri Pasar Rebo
140 /0450756658200023 Rizal Anopa,SE L Purwakarta 18/11/1978 17/02/2009 Guru Bidang Studi 11/07/2012 Honor Sarjana/S-1 Manajamen Ekonomi Kewirausahaan 10 SMK Mahadhika 3 Ciracas
141 / Rizka Febriana P Jakarta 05/02/1987 15/07/2013 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Honor Sarjana/S-1 Pendidikan Sosiologi Kewirausahaan 42 SMK IPTEK Jakarta Cakung
142 /6341762664200023 ROJALI L Tambun Selatan 10/09/1984 15/03/2006 Guru Bidang Studi 15/03/2006 Yayasan SLTA TEKNIK OTOMOTIF Kewirausahaan 22 SMK Mercusuar Cakung
143 /1262741642200013 ROAT SATRIAWAN. SE L BANDUNG 30/09/1963 15/07/1989 Guru Bidang Studi 17/07/1995 Honor Sarjana/S-1 EKONOMI Kewirausahaan 15 SMK BPS&K 2 Jakarta Duren Sawit
144 /1137744646200005 ROBINSON SIMBOLON, SE L JAKARTA 28/05/1966 14/07/1997 Guru Bidang Studi 19/08/2013 Bantu Sarjana/S-1 Ekonomi / Manajemen Kewirausahaan 18 SMK Corpatarin 01 Duren Sawit
145 /2841744648300002 Dra.Romlah Adek.AR P Muntok Bangka 05/01/1966 01/07/1998 Guru Bidang Studi 01/07/1998 Honor Sarjana/S-1 Sejarah / FP IPS Kewirausahaan 20 SMK Satya Bhakti I Matraman
146 /1244744644300004 Dra. Rumintang Sihombing P Deli Serdang 19/12/1966 01/07/2000 Guru Bidang Studi 01/07/2013 Bantu Sarjana/S-1 Pendidikan Tata Niaga Kewirausahaan 32 SMK Budi Murni 1 Jakarta Duren Sawit
147 /1244744644300004 Dra. Rumintang Sihombing P Janji Martogu 18/12/1966 16/07/1995 Guru Bidang Studi 16/07/1995 Yayasan Sarjana/S-1 Tata Niaga Kewirausahaan 24 SMK Budi Murni 3 Jakarta Duren Sawit
148 /1433748651200002 RUPRON DIANSYAH L Sekayun 01/01/1970 19/07/1999 Guru Bidang Studi 19/07/1999 Yayasan Sarjana/S-1 Administrasi Negara Kewirausahaan 16 SMK Trampil Kramat Jati
149 /1235747649200004 Rusyadi,S.Pd L KUNINGAN 19/03/1969 02/07/2007 Guru Bidang Studi 12/07/2010 Honor Sarjana/S-1 Pend. Ekonomi Kewirausahaan 13 SMK Jakarta Timur 2 Cakung
150 /8539756657200003 H. SARWANI ,SE L Jakarta 07/12/1978 15/07/2001 Kepala Sekolah 08/11/2006 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 6 SMK Imtaq Darurrohim Cakung
151 /1944746649200004 S a r j o n o L Klaten 26/12/1968 17/07/2004 Guru Bidang Studi 17/07/2000 Honor Sarjana/S-1 S1 Ekonomi Kewirausahaan 40 SMK Rahayu Mulyo Kramat Jati
152 /4355756658210083 SARI DWI HANDAYANI, S.E. P Gresik 23/10/1978 01/08/2006 Guru Bidang Studi 01/08/2010 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Akutansi Kewirausahaan 26 SMK Insan Teknologi Jakarta Ciracas
153 /5234750653300013 Safrida Dewi . S.Pd P Pematang Siantar 09/09/1972 15/07/1995 Wakil Kepala Sekolah 13/07/2009 Yayasan Sarjana/S-1 PDU - TATA NIAGA Kewirausahaan 19 SMK Bisnis Indonesia Jakarta Cakung
154 /0360749652200013 Syaeful Ma'ruf L Purwakarta 28/10/1971 17/07/2004 Guru Bidang Studi 17/07/2013 Honor Sarjana/S-1 PDU / Tata Niaga Kewirausahaan 26 SMK Mitra Kencana Duren Sawit
155 /1433749653200002 SAEFUDIN L Tegal 01/01/1971 18/07/1994 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Ristek JAYA Cakung
156 / Sarip Muchtar L Jakarta 11/09/1974 05/07/1999 Guru Bidang Studi 05/07/1990 Yayasan Sarjana/S-1 Sejarah Islam Kewirausahaan 16 SMK Nurul Iman Matraman
157 /1639751653300004 SALMAH, S.Pd P Aceh 23/07/1973 16/07/1999 Guru Bidang Studi 16/07/1999 Yayasan Sarjana/S-1 Tata Niaga Kewirausahaan 29 SMK Muhammadiyah 6 Matraman
158 /1634744965030004 SEMIYATI,S.Pd P Purworejo 23/02/1971 16/07/1997 Guru Bidang Studi 16/07/1997 Honor Sarjana/S-1 PDU Tata Niaga Kewirausahaan 36 SMK Karya Wijaya Kusuma Ciracas
159 /2756750653320002 Sigit Darsono, S.Ag L Jakarta 24/04/1972 01/07/2007 Guru Bidang Studi 01/07/2007 Yayasan Sarjana/S-1 Tarbiyah PAI Kewirausahaan 12 SMAK DITKESAD Cipayung
160 /4941744646200032 Drs. Sihar Butar-Butar L Porsea, 09/06/1966 17/07/1997 Wakil Kepala Sekolah 05/07/2013 Bantu Sarjana/S-1 AKUNTANSI Kewirausahaan 26 SMK Otomindo Ciracas
161 /7445749651200022 Siendon Sujoko L Jakarta 13/01/1971 16/07/2007 Guru Bidang Studi 16/07/2007 Honor SLTA IPA Kewirausahaan 16 SMK Hatawana Jakarta Jatinegara
162 470069482/5961750653200002 SISWANTO,SE L Kulon Progo, 29/06/1972 01/07/2003 Guru Bidang Studi 01/07/2009 CPNS Gol III/a S-1 Pend. Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Negeri 52 Ciracas
163 /1338757659300005 SITI MUALIMAH,SE P JAKARTA 30/06/1979 14/07/2008 Wakil Kepala Sekolah 14/07/2008 Yayasan Sarjana/S-1 EKONOMI Kewirausahaan 8 SMK Kawula Jakarta Ciracas
164 195905121986032004/4844737638 Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih P Semarang 12/05/1959 01/03/1986 Guru Bidang Studi 01/07/2010 PNS Gol IV/a S-1 B. Tata Niaga Kewirausahaan 24 SMK Negeri 51 Cipayung
165 /0844741644300012 Dra.Siti Syafur P Tanjung Alam 12/05/1963 09/07/1990 Guru Bidang Studi 04/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Luar Sekolah Kewirausahaan 24 SMK Satya Bhakti II Matraman
166 /1549744647300033 Dra. Siti Khodijah P JAKARTA 17/12/1966 18/07/1992 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Bahasa Perancis Kewirausahaan 24 SMK Jakarta 1 Duren Sawit
167 /3648721623200002 Drs. H. Slamet Rosyidi L Ngawi 16/03/1942 15/07/1985 Guru Bidang Studi 23/07/2011 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Perusahaan Kewirausahaan 14 SMK PGRI 1 Jakarta Makasar
168 /9848746648110052 Sotya Respati, Dewandaru, SE L Jakarta 16/05/1968 25/06/2004 Guru Bidang Studi 01/07/2011 Honor Sarjana/S-1 MANAJEMEN Kewirausahaan 24 SMK Cawang Jakarta Jatinegara
169 /1640744646300003 Dra. Sri Avilan P Klaten, 13/08/1966 19/07/1991 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan S-2 Manaj. Pemasaran Kewirausahaan 26 SMK Budhi Warman 1 Jakarta Kramat Jati
170 0/6442749651300073 SRI NURHAYATI , SH P Banjarnegara 10/11/1971 16/07/2006 Guru Bidang Studi 16/07/2006 Honor Sarjana/S-1 Kewirausahaan 6 SMK Tri Tunggal Nusantara Cakung
171 /5138744646300043 SRI INDRIASTUTI. SE P BOGOR 06/08/1966 03/10/2001 Guru Bidang Studi 04/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Manajemen Kewirausahaan 24 SMK Satya Bhakti II Matraman
172 /1837733634300003 Sri Kuswardani S.Pd,MM P Lampung 15/05/1955 29/10/1977 Guru Bidang Studi 29/01/1978 Yayasan S-2 Manaj. Keuangan Kewirausahaan 24 SMK Islam PB Soedirman 2 Jakarta Pasar Rebo
173 /1335743647300000 Sri Rahayu ,SE P Boyolali 10/03/1965 16/07/2000 Guru Bidang Studi 11/07/2011 Honor S-1 Manajemen Kewirausahaan 10 SMK Negeri 58 Cipayung
174 / Drs. Suprayitno L JAKARTA 08/09/2012 24/09/2012 Guru Bidang Studi 24/09/2012 Honor Sarjana/S-1 Adm. Negara Kewirausahaan 8 SMK PGRI 16 Jakarta Cipayung
175 /4636746649200074 Sularto, S.Pd L Ngawi 04/03/1968 03/01/2012 Kepala Sekolah 03/01/2012 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 8 SMK Medical High School Cipayung
176 /7746750655200002 Sukino, SE L Gunung Kidul 04/04/1972 07/12/1997 Guru Bidang Studi 01/07/1995 Honor Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 6 SMK Jakarta Raya 2 Cipayung
177 130677770/724973063330003 Hj. Suryani, SE, MM P Solo 17/09/1952 01/03/1978 Wakil Kepala Sekolah 01/07/2005 PNS Gol IV/b S-2 Magister Management Kewirausahaan 12 SMK Jakarta Timur 1 Jatinegara
178 /1344740641300005 Sunarti S.Pd,MM P Boyolali 30/12/1962 13/01/1987 Wakil Kepala Sekolah 30/06/2005 Yayasan S-2 TATA NIAGA Kewirausahaan 24 SMK Islam PB Soedirman 2 Jakarta Pasar Rebo
179 /1344747649300004 SUNDARI, S.Pd P MADIUN 16/03/1959 29/07/1994 Guru Bidang Studi 29/07/1994 Yayasan Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 8 SMK Analis Kesehatan Tunas Harapan Pasar Rebo
180 /8737754656200032 SUPRIYANTO, SPd L KEBUMEN 03/06/1970 20/07/1998 Guru Bidang Studi 18/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 PDU/ Tata Perkantoran Kewirausahaan 24 SMK Islam PB Soedirman 1 Jakarta Pasar Rebo
181 /8248738639200010 Sukriya, SE L Kuningan 16/09/1960 18/08/1998 Guru Bidang Studi 18/08/1998 Yayasan Sarjana/S-1 kewirausahaan Kewirausahaan 12 SMK Kimia Tunas Harapan Pasar Rebo
182 /1942739643200003 Drs. SUTIYO L Jombang, 06/10/1961 18/07/1992 Wakil Kepala Sekolah 17/07/1992 Bantu S-2 Managemen Pendidikan Kewirausahaan 12 SMK Karya Wijaya Kusuma Ciracas
183 / SURANI P SURAKARTA 17/03/1965 17/07/2010 Guru Bidang Studi 17/07/2011 Honor Sarmud/D-3 Bahasa Inggris Kewirausahaan 6 SMK Citra Dharma Jakarta Cipayung
184 / SURYA UBA, SE, MM L Jakarta 08/02/1964 04/07/2010 Wakil Kepala Sekolah 04/07/2010 Yayasan S-2 Manajemen Kewirausahaan 24 SMK Islam Al Makiyyah Cipayung
185 /7946744647200042 SUWARTO,SE L Purworejo 14/07/1966 18/07/1990 Wakil Kepala Sekolah 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 24 SMK PKP 2 Jakarta Ciracas
186 /4245743644300023 Dra. Sunarni P Klaten 13/09/1965 15/07/1991 Guru Bidang Studi 23/07/2011 Bantu Sarjana/S-1 PDU - Ekonomi Koperasi Kewirausahaan 27 SMK PGRI 1 Jakarta Makasar
187 /8752762663200012 Sugiyono, S.Pd L Banyumas 20/04/1984 12/07/2004 Guru Bidang Studi 12/07/2004 Honor Sarjana/S-1 Akuntansi Kewirausahaan 24 SMK Pancasila Jakarta Jatinegara
188 /3571740641300032 Supriyati, S.Pd P Magetan 19/04/1962 12/07/2010 Guru Bidang Studi 01/10/2011 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 14 SMK Berlian Jakarta Jatinegara
189 /3571740641300032 Supriyati, SPd P Magetan 19/04/1962 01/07/1986 Guru Bidang Studi 01/07/1986 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Gutama Jakarta Makasar
190 /1960744647200022 SUMARSO L KEBUMEN 28/06/1966 01/06/2003 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Bantu Sarjana/S-1 akuntansi Kewirausahaan 18 SMK Sriwijaya Jakarta Cakung
191 195905291983031006/2861737638200012 Drs. Subagio L Jakarta 29/05/1959 01/03/1983 Guru Bidang Studi 11/07/2011 PNS Gol IV/a S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Negeri 48 Duren Sawit
192 /0037743644200063 Drs. SUKIRNO L CIREBON 05/07/1965 14/07/1988 Guru Bidang Studi 14/07/1988 Yayasan Sarjana/S-1 Pend. Matematika Kewirausahaan 24 SMK Nurul Islam Jakarta Duren Sawit
193 /2659746647110022 SUMAJI, SE L TUBAN 27/03/1968 17/07/2009 Guru Bidang Studi 16/07/2009 Honor Sarjana/S-1 MANAJEMEN Kewirausahaan 10 SMK PAMI Jaya Duren Sawit
194 196807082008072015/1139746648300040 Sumini, SE P PACITAN 07/08/1968 01/01/2000 Guru Bidang Studi 01/10/2008 PNS Gol III/a S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Negeri 40 Matraman
195 / SUNARMI P MAGETAN 26/02/1966 15/07/2012 Guru Bidang Studi 15/07/2012 Honor SLTA IPS Kewirausahaan 12 SMK Mercusuar Cakung
196 / SUNARMI P MAGETAN 26/02/1966 13/07/2012 Guru Bidang Studi 13/07/2012 Honor SLTA 0 Kewirausahaan 10 SMK Pelayaran Dewaruci Cakung
197 /2445747649300023 Tri Winarsih,S.Pd P Kebumen 13/11/1969 11/07/1996 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Yayasan Sarjana/S-1 PDU-Tata Niaga Kewirausahaan 32 SMK Islam Malahayati Jakarta Pasar Rebo
198 /2635728630200012 T. SUHARSONO, SE L PACITAN 03/05/1950 12/07/1979 Kepala Sekolah 14/08/2009 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 22 SMK Pangudi Rahayu II Jakarta Pasar Rebo
199 /2336745647200003 Drs. Toto Ashari L Cirebon 10/04/1967 07/03/1991 Wakil Kepala Sekolah 08/04/1991 Bantu Sarjana/S-1 Administrasi Pendidikan Kewirausahaan 24 SMK Yamas Jakarta Makasar
200 /1749764665220002 TRI WAHYUNINGSIH, S.Pd P JAKARTA 17/04/1986 05/10/2009 Guru Bidang Studi 18/06/2011 Yayasan Sarjana/S-1 Adm. Perkantoran Kewirausahaan 14 SMK Islam PB Soedirman 1 Jakarta Pasar Rebo
201 /1534749651300004 Titi Handayani, S.Pd P Jakarta 22/02/1971 15/07/1997 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Bantu Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 13 SMK Pandawa Jakarta Jatinegara
202 /1836758659300002 TUTI AMALIAH S.Sos.I P Jakarta 05/04/1980 03/09/2003 Guru Bidang Studi 11/07/2011 Honor Sarjana/S-1 Kom.Penyiaran Islam Kewirausahaan 42 SMK Al-Akhyar 1 Jakarta Cakung
203 / Titin Nurhayati, S.E P Garut 13/04/1976 01/07/2010 Guru Bidang Studi 01/07/2010 Honor Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 18 SMK Mahadhika 4 Pasar Rebo
204 / TATOEM FERARY P JAKARTA 05/02/2012 30/06/2012 Guru Bidang Studi 30/06/2012 Yayasan Sarjana/S-1 AKUNTANSI Kewirausahaan 16 SMK Tunas Medika Cipayung
205 / TRI MULYANI P Purworejo 07/02/1980 19/07/2004 Guru Bidang Studi 19/07/2004 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 6 SMK Sriwijaya Jakarta Cakung
206 /1740746650200032 Drs. Thoha W L Ambon 08/04/1966 19/07/1999 Guru Bidang Studi 19/07/1999 Honor Sarjana/S-1 Sosiologi/Antopologi Kewirausahaan 10 SMK Jakarta Raya 1 Cipayung
207 /3736753653200002 TURMUDI, SE L Klaten 04/04/1975 01/07/2011 Guru Bidang Studi 01/07/2011 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 6 SMK Cipta Karya Matraman
208 195704201983052001/7752735636300022 Thresye M. Montolalu, SPd L MANADO 20/04/1957 01/05/1983 Guru Bidang Studi 01/05/1983 PNS Gol III/c S-1 EKONOMI KOPERASI Kewirausahaan 24 SMK Negeri 5 Matraman
209 /5238741645200003 Drs. Uming Sudrajat L KARAWANG 19/09/1959 06/07/2010 Guru Bidang Studi 06/07/2010 Yayasan Sarjana/S-1 Ilmu Pendidikan Sosial Kewirausahaan 4 SMK Analis Kesehatan Tunas Harapan Pasar Rebo
210 /1038750651300003 YUNI WULANDARI,S.Ag P Jakarta, 07/06/1973 09/07/1999 Guru Bidang Studi 09/07/1999 Yayasan Sarjana/S-1 Dakwah Kewirausahaan 24 SMK Al-Wahyu Jakarta Ciracas
211 /7057741643300043 YULIE PANTI AGRISTINI P Jakarta, 25/07/1963 17/07/1996 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Pend. Anak Usia Dini Kewirausahaan 6 SMK PKP 1 Ciracas
212 /1134742643300005 YUSMANIAR,S.Pd P Baserah, 28/02/1964 01/07/1993 Guru Bidang Studi 18/07/2005 Honor Sarjana/S-1 Tata Niaga Kewirausahaan 18 SMK Pelayaran Pembangunan Jakarta Ciracas
213 196412102000121002/1344742646200003 YUSRI, S.Pd L Kp.Pinang 10/12/1964 30/12/2000 Guru Bidang Studi 01/10/2012 PNS Gol III/d S-1 Adm. Perkantoran Kewirausahaan 24 SMK Negeri 50 Jatinegara
214 /9148736637200023 Yayan Setiawan, SE L Jakarta 16/08/1958 14/07/1995 Guru Bidang Studi 14/07/1995 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 31 SMK Farmasi IKIFA Duren Sawit
215 /4461757658300023 YULIA TARWATI,S.Pd. P MAGELANG 29/12/1980 15/07/2003 Guru Bidang Studi 11/06/2003 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 27 SMK Paramitha Duren Sawit
216 /4959757660200002 Yahya Ihsana, S.Pd. L Jakarta 27/07/1979 17/07/2000 Guru Bidang Studi 16/07/2011 Honor Sarjana/S-1 adm.perkantoran Kewirausahaan 24 SMK Pembangunan Matraman
217 /4754743646300032 Dra. Watini P Kebumen 22/04/1965 07/07/1993 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 FPIPS Kewirausahaan 19 SMK Bhakti Pertiwi Jakarta Jatinegara
218 /4449742644300043 Wiwiek Erinoviawati, SE P Jakarta 17/11/1964 15/07/2002 Guru Bidang Studi 15/07/2002 Bantu Sarjana/S-1 Eko. Manajemen + Akta IV Kewirausahaan 26 SMK Bina Pangudi Luhur Matraman
219 /8150758659300 Wieke Dewi Kemala Agustin, SE P Bogor 18/08/1980 12/07/2010 Guru Bidang Studi 12/07/2010 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Manajemen Kewirausahaan 26 SMK Dinamika Pembangunan 2 Jakarta Cakung
220 /0 ZAUHAR IBRAHIM , S Pd L Jakarta 26/04/1986 13/07/2009 Guru Bidang Studi 13/07/2009 Honor Sarjana/S-1 Mulok Kewirausahaan 33 SMK Dinamika Pembangunan 2 Jakarta Cakung
221 /5737739642200022 Drs. Zaenuddin, SE, MM. L Kuningan 05/04/1961 07/07/1986 Kepala Sekolah 12/07/2010 Yayasan S-2 Manajemen Kewirausahaan 6 SMK Adi Luhur 1 (Pariwisata) Kramat Jati
222 /1342750652200004 ZUWANTO, SPD L Kulon Progo 20/10/1972 18/07/1997 Wakil Kepala Sekolah 18/07/1997 Honor Sarjana/S-1 Pendidikan Tata Niaga Kewirausahaan 24 SMK Mardi Bakti Jakarta Pasar Rebo
*Sumber : Data dari Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Wilayah Kotamadya Jakarta Timur
Lampiran 3
Laporan Kegiatan dan Keuangan Pemanfaatan Dana Block Grant dalam
Rangka Revitalisasi MGMP Kewirausahaan Tahun 2009
No. Bulan Jenis Kegiatan Waktu Tempat Peserta Hasil yang
Dicapai
1. Januari Pembuatan
program kerja
7 Januari
2009
SMKN 51 9 orang Dokumen
program kerja
MGMP
Kewirausahaan
Jakarta Timur
2009
Telaah silabus SK
1
21 Januari
2009
SMKN 51 27 orang Dokumen
silabus SK
1yang direvisi
2. Februari Pembuatan RPP
SK 1 KD 1 dan 2
10 Februari
2009
SMKN 51 8 orang Dokumen RPP
SK 1 KD 1 dan
2 mata
pelajaran
Kewirausahaan
2009
Pembuatan RPP
SK 1 KD 3 dan 4
24 Februari
2009
SMKN 51 8 orang Dokumen RPP
SK 1 KD 3 dan
4 mata
pelajaran
Kewirausahaan
2009
3. Maret Pembuatan RPP
SK 1 KD 5 dan 6
10 Maret
2009
SMKN 51 7 orang Dokumen RPP
SK 1 KD 5 dan
6 mata
pelajaran
Kewirausahaan
2009
Pembuatan RPP
SK 1 KD 7
24 Maret
2009
SMKN 51 7 orang Dokumen RPP
SK 1 KD 7
mata pelajaran
Kewirausahaan
2009
4. April Pembuatan soal
mid semester
14 April
2009
SMKN 51 5 orang Dokumen soal
mid semester
mata pelajaran
Kewirausahaan
Jakarta Timur
2009
Pembuatan soal
semester genap
28 April
2009
SMKN 51 25 orang Dokumen soal
semester genap
mata pelajaran
Kewirausahaan
Jakarta Timur
2009
5. Mei Telaah silabus SK
2
5 Mei 2009 SMKN 51 4 orang Dokumen RPP
SK 2 KD 1
Pembuatan RPP
SK 2 KD 1
19 Mei
2009
SMKN 51 4orang Dokumen
silabus SK 2
KD 1 yang
direvisi
6. Juni Pembuatan RPP
SK 2 KD 2
2 Juni 2009 SMKN 51 13 orang Dokumen
silabus RPP
SK 2 KD 2
7. Juli Pembuatan RPP
SK 2 KD 3
21 Juli
2009
SMKN 51 8 orang Dokumen RPP
SK 2 KD 3
8. Agustus Telaah silabus SK
3
4 Agustus
2009
SMKN 51 16 orang Dokumen
silabus SK 3
9. September - - - - -
10. Oktober Mengikuti
pelatihan
pembuatan kisi-
kisi dan soal UTS
12-16
Oktober
2009
SMKN 51 2 orang Dokumen hasil
pelatihan tahun
2009 dan ada
sokumen
sosialisasi Sosialisasi hasil
pelatihan
pembuatan soal
21 Oktober
2009
SMKN 51 7 orang
11. November Pelatihan
pembuatan bahan
ajar (modul)
3
November
2009
SMKN 51 41 orang Dokumen
peserta
pelatihan
modul mata
pelajaran
Kewirausahaan
Jakarta Timur
2009
Penulisan modul
SK 1 dan SK 2
9
November
2009
SMKN 51 11 orang Dokumen
modul yang
ditulis guru
19
November
2009
SMKN 51 11 orang
Perencanaan Kegiatan dan Pemanfaatan Dana Block Grant dalam Rangka
Revitalisasi MGMP Kewirausahaan 2010
No. Bulan Jenis Kegiatan Waktu Tempat Jumlah
Peserta
Hasil yang
Dicapai
1. Januari Pembuatan
program kerja
7 Januari
2010
SMKN
51
24 orang Program kerja
MGMP
Kewirausahaan
Jakarta Timur
2010
Telaah silabus
SK 3
21 Januari
2010
SMKN
51
23 orang Silabus SK 3
dengan revisi
2. Februari Pembuatan RPP
SK 3 KD 1
10
Februari
2010
SMKN
51
22 orang RPP SK 3 KD 1
mata pelajaran
Kewirausahaan
2010
Lanjutan
Pembuatan RPP
SK 3 KD 1
24
Februari
2010
SMKN
51
23 orang RPP SK 3 KD 1
mata pelajaran
Kewirausahaan
2010
3. Maret Pembuatan kisi-
kisi soal UAS
kelas XII
5 Maret
2010
SMKN
51
40 orang Kisi-kisi soal
UAS kelas XII
mata pelajaran
Kewirausahaan
2010
Pembuatan soal
mid semester
19 Maret
2010
SMKN
51
40 orang Soal mid
semester genap
mata pelajaran
Kewirausahaan
2010
4. April Pembuatan soal
semester genap
5 April
2010
SMKN
51
23 orang Perangkat soal
semester genap
Pembuatan soal
UAS kelas XII
20 April
2010
SMKN
51
24 orang Perangkat soal
UAS kelas XII
5. Mei Pembuatan RPP
SK 3 KD 2
5 Mei
2010
SMKN
51
23 orang RPP SK 3 KD 2
dengan revisi
Lanjutan
pembuatan RPP
SK 3 KD 2
19 Mei
2010
SMKN
51
24 orang RPP SK 3 KD 2
dengan revisi
6. Juni Lanjutan RPP SK
3 KD 2
2 Juni
2010
SMKN
51
24 orang RPP SK 3 KD 2
Lanjutan RPP SK
3 KD 2
15 Juni
2010
SMKN
51
25 orang
7. Juli Pembuatan RPP
SK 3 KD 3
25 Juli
2010
SMKN
51
25 orang RPP SK 3 KD 3
8. Agustus Pelatihan
pembuatan bahan
ajar kelas XI
4 Agustus
2010
SMKN
51
25 orang Bahan ajar kelas
XI
9. September - - - - -
10. Oktober Lanjutan
pembuatan bahan
ajar kelas XI
2 Oktober
2010
SMKN
51
25 orang Bahan ajar kelas
XI
Kewirausahaan
Lanjutan
pembuatan bahan
ajar kelas XI
21
Oktober
2010
SMKN
51
24 orang
11. November Lanjutan
pembuatan bahan
ajar (modul)
10
November
2010
SMKN
51
17 orang Guru
Kewirausahaan
dapat memahami
dan mengerti tata
cara pembuatan
Penelitian
Tindakan Kelas
(PTK)
Materi Penelitian
Tindakan Kelas
(PTK)
19
November
2010
SMKN
51
23 orang
Lampiran 5
Lembar Studi Dokumentasi MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah
Jakarta Timur
No. Nama Dokumentasi Keterangan
Ada Tidak
1. Struktur Organisasi MGMP Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur
2. Surat Keputusan MGMP Kewirausahaan Wilayah
Jakarta Timur
3. Waktu dan Nama Kegiatan yang telah
dilaksanakan MGMP Kewirausahaan Wilayah
Jakarta Timur
4. Data Guru Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
Pertanyaan Wawancara
Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul
Nama :
Pengurus dalam MGMP :
Asal Sekolah :
(Wawancara dilakukan di SMKN )
Pertanyaan
Manajemen
MGMP
Kewirausahaan
1. Kapan pembentukan MGMP Kewirausahaan?
2. Bagaimana caranya atau proses yang dilakukan bagi guru jika
ingin menjadi anggota MGMP Kewirausahaan?
3. Bagaimana cara atau proses pemilihan pengurus MGMP
Kewirausahaan?
4. Untuk pengurus MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat
adanya pertemuan khusus bagi pengurus?
5. Bagaimana proses pertemuan khusus yang dilakukan dan
teknik seperti apa yang digunakan?
6. Apa saja yang dibahas dalam pertemuan khusus pengurus
MGMP Kewirausahaan?
7. Mengapa perlu diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus
MGMP Kewirausahaan?
8. Pertemuan khusus ini dilakukan berapa kali dalam
sebulan/semester/setahun?
9. Siapa saja yang memfasilitasi dan bertanggung jawab dalam
pelaksanaaan kegiatan pertemuan khusus bagi pengurus?
10. Secara umum, kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan
dalam rangka mencapai tujuan untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam bidang apa?
Lampiran 7
Program
MGMP dalam
membina guru
Kewirausahaan
11. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan program apa saja
yang dilaksanakan?
12. Bagaimana pelaksanaan program tersebut dan bentuk kegiatan
seperti apa yang dilakukan?
13. Program dan kegiatan seperti apa dan baagaimana yang sering
dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta
alasannya mengapa perlu dilaksanakan?
14. Selain itu, program dan kegiatan seperti apa yang jarang
dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta
alasannya mengapa jarang dilaksanakan?
15. Bagaimana sifat kehadiran guru pada setiap kegiatan MGMP
Kewirausahaan?
16. Mengapa banyak guru Kewirausahaan yang hadir/ tidak hadir
dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Apa alasannya?
17. Jika guru tidak hadir, apakah terdapat sanksi bagi guru
tersebut?
18. Pada umumnya, berapa jumlah guru yang diundang pada
kegiatan MGMP Kewirausahaan atau/ jumlah guru yang
dikirim oleh sekolah?
19. Kendala apa saja yang ditemui dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan? Dan apa alasannya?
20. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam memperbaiki atau
mengatasi setiap kendala atau permasalahan yang ada dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan?
21. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP
Kewirausahaan dapat berlangsung secara efektif?
22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan
wawasan/ landasan kependidikan bagi guru Kewirausahaan?
23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam
Strategi yang
dilakukan
MGMP bagi
peningkatan
kompetensi
pedagogik guru
kewirausahaan
kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan
pemahaman mengenai peserta didik bagi guru
Kewirausahaan?
24. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan
kemampuan untuk mengembangkan kurikulum/ silabus bagi
guru Kewirausahaan?
25. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan
kemampuan merancang pembelajaran bagi guru
Kewirausahaan?
26. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan
kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis bagi guru Kewirausahaan?
27. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan
kemampuan melakukan evaluasi hasil belajar bagi guru
Kewirausahaan?
28. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan
kemampuan mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi
guru Kewirausahaan?
29. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat
kegiatan yang terkait dengan usaha meningkatkan
keterampilan dalam berwirausaha?
30. Jika ada, bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan
dalam MGMP Kewirausahaan ?
31. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan bagi pembinaan guru?
32. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam
membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Pihak yang
bertanggung
jawab dalam
pembinaan guru
di MGMP
33. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah
sering dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti
halnya LPMP?
34. Bagaimana hal yang dilakukan Kepala Sekolah, pengurus
MGMP, dan LPMP dalam membina guru pada kegiatan
MGMP Kewirausahaan?
Peran MGMP
sebagai wadah
pembinaan guru
dan manfat yang
didapat dari
kegiatan MGMP
35. Apa saja manfaat yang bisa didapat oleh guru sebagai anggota
MGMP yang mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan?
36. Manfaat yang didapat oleh guru, secara umum lebih
menunjang dalam kompetensi di bidang apa?
37. Bagaimana saran Anda terkait MGMP Kewirausahaan ?
38. Bagamiana saran Anda mengenai kegiatan yang dilakukan
dalam MGMP Kewirausahaan?
Pertanyaan Wawancara
Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul
Nama :
Asal Sekolah :
(Wawancara dilakukan di SMKN )
Pertanyaan
Pengembangan
Diri Guru
Kewirausahaan
Melalui
Kegiatan
MGMP
1. Menurut Anda, program dan kegiatan di MGMP
Kewirausahaan secara umum seperti apa?
2. Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari
kegiatan MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau
kegiatan seperti apa?
3. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang
paling sering dilakukan berkaitan dengan pencapaian
kompetensi dalam bidang apa?
4. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang
paling jarang dilakukan berkaitan dengan pencapaian
kompetensi dalam bidang apa?
5. Untuk pengembangan diri, sebenarnya Anda lebih
menginginkan pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan
berapa kali?
6. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling
sering membimbing atau membina?
7. Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang
berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha?
Lampiran 8
Pelaksanaan
Kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
8. Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP?
9. Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir
dalam kegiatan MGMP?
10. Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap
kegiatan MGMP?
11. Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang
dihadapi dalam MGMP Kewirausahaan?
12. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan
tersebut?
13. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan
dapat berlangsung secara efektif?
14. Penghargaan apa saja yang diberikan oleh MGMP
Kewirausahaan atas partisipasi Anda mengikuti kegiatan?
15. Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti
kegiatan MGMP Kewirausahaan?
16. Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP
Kewirausahaan seperti apa?
Strategi yang
dilakukan
MGMP bagi
peningkatan
kompetensi
pedagogik guru
kewirausahaan
17. Bagaimana kegiatan dan stratei yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/
landasan kependidikan bagi guru Kewirausahaan?
18. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan
pemahaman mengenai peserta didik bagi guru Kewirausahaan?
19. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan
kemampuan untuk mengembangkan kurikulum/ silabus bagi
guru Kewirausahaan?
20. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan
kemampuan merancang pembelajaran bagi guru
Kewirausahaan?
21. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan
kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis bagi guru Kewirausahaan?
22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan
kemampuan melakukan evaluasi hasil belajar bagi guru
Kewirausahaan?
23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan
kemampuan mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi
guru Kewirausahaan?
Pihak yang
bertanggung
jawab dalam
pembinaan
guru di
MGMP
24. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan bagi pembinaan guru?
25. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam
membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
26. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah
sering dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti
halnya LPMP?
Lampiran 9
Hasil Wawancara
Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Senin, 18 Agustus 2014/ pukul 15.21 WIB
Nama : Drs. MPA. Saputra
Pengurus dalam MGMP : Ketua MGMP Kewirausahaan
Asal Sekolah : SMKN 51
(Wawancara dilakukan di Puslatdikjur Jakarta Selatan)
Pertanyaan
1. Kapan pembentukan MGMP Kewirausahaan?
Latar belakang pembinaan MGMP Kewirausahaan adalah untuk
menyamakan persepsi tentang Kewirausahaan itu sendiri bagi semua
guru Kewirausahaan. Hal ini karena materi Kewirausahaan salah satu
materi yang dianggap masih baru, karena pembentukan materi ini
sekitar tahun 2000 dan pada saat itu baru di SMK. Karena materi
Kewirausahaan jugam masih baru, maka otomatis guru yang mengajar
pun juga baru dan bukan dari bidang Kewirausahaan. Bahkan pada
saat itu, Kewirausahaan hanya pelengkap saja, maka Kepala Sekolah
menunjuk guru yang memang masih memiliki jam mengajar kurang
untuk mengajar materi Kewirausahaan, walaupun guru tersebut latar
belakang mengajar dalam bidang teknik, adminitrasi, dan sebagainya.
Hal ini menyebabkan guru yang diharuskan mengajar Kewirausahaan
akan menjadi bingung, karena guru tersebut juga bukan berasal dari
bidang Kewirausahaan.
Manajemen
MGMP
Kewirausahaan
Dari permasalahan tersebut, maka saya khususnya dari wilayah Jakarta
Timur mencoba untuk mengusulkan kegiatan MGMP Kewirausahaan
pada saat adanya pertemuan guru Kewirausahaan di Puncak yang
dilakukan pada tahun 2004 oleh Sudin. Biasanya jika ada yang
mengusulkan suatu kegiatan, maka orang yang mengusulkan tersebut
ditunjuk sebagai pengurus sehingga saya pun juga diunjuk oleh Sudin
untuk mengurusi dan mengepalai kegiatan MGMP Kewirausahaan
Jakarta Timur. Pada tahun 2006, baru MGMP Kewirausahaan tingkat
provinsi pun dibentuk.
Dari tahun 2004 sampai sekarang, kita berusaha untuk selalu
mengadakan kegiatan di MGMP. Pada tahun 2005/2006, Kepala Suku
Dinas menetapkan semuan MGMP harus mempunyai hari MGMP
sendiri, serta untuk MGMP Kewirausahaan ditetapkan pada hari Rabu.
2. Bagaimana caranya atau proses yang dilakukan bagi guru jika ingin
menjadi anggota MGMP Kewirausahaan?
Setiap guru Kewirausahaan merupakan bagian atau anggota dari
MGMP, namun semua itu balik lagi ke diri guru itu masing-masing
apakah mau terlibat aktif dalam kegiatan MGMP ataukah tidak.
3. Bagaimana cara atau proses pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan?
Biasanya dilakukan secara demokrasi, yaitu dengan cara pemilihan
dengan berkumpul antar sesama guru Kewirausahaan. Untuk pengurus
tidak memiliki syarat tertulis, namun secara umum ada syarat yang
dimiliki, pertama, harus guru Kewirausahaan; kedua, untuk menjadi
pengurus inti guru tersebut harus PNS. Hal ini karena ketika ada
kegiatan yang dikelola oleh Dinas, guru lebih mampu untuk
menghubungi dan diubungi. Selain itu, untuk menjadi pengurus harus
siap untuk terlibat aktif, mau meluangkan waktunya, tenaganya, dan
siap jika dipanggil oleh Dinas jika ada keperluan tertentu. Karena
MGMP itu sendiri merupakan organisasi yang non profit, dalam artian
tidak memiliki keuntungan dalam hal material.
4. Untuk pengurus MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat adanya
pertemuan khusus bagi pengurus?
Iya. Biasanya seminggu sekali melakukan pertemuan.
5. Bagaimana proses pertemuan khusus yang dilakukan dan teknik seperti apa
yang digunakan?
Biasanya pengurus menyepakati untuk melakukan pertemuan di
sekolah mana dengan cara memberikan informasi bisa melalui via sms
dan juga tetap membuat surat undangan bagi pengurus MGMP agar
bisa mendapatkan izin keluar dalam mengikuti kegiatan.
Biasanya disepakati terlebih dahulu oleh pengurus untuk kegiatannya
akan dilakukan di sekolah mana, baru setelah itu kita membuat surat
undangan untuk guru-guru menghadiri kegiatan MGMP
Kewirausahaan. Pada saat ini, mengundang guru melalui surat itu
penting karena sudah ada aturan dari Dinas bahwa jika guru ingin izin
keluar harus ada surat buktinya, karena saat ini agak ketat, yaitu jika
guru tidak memiliki surat maka guru tersebut tidak bisa izin untuk
keluar.
6. Apa saja yang dibahas dalam pertemuan khusus pengurus MGMP
Kewirausahaan?
Pada pertemuan ini dilakukannya pembahasan mengenai kegiatan apa
saja yang harus dilakukan, mengapa perlu dilakukannya kegiatan
tersebut, berapa dana yang akan dikeluarkan. Selain itu, juga untuk
membahas terkait masalah pembelajaran, jika memang ada hal-hal
terkait pembelajaran, seperti pembuatan RPP yang belum dilaksanakan,
maka pengurus membahasnya terlebih dahuku sebelum mengundang
para guru-guru untuk hadir.
7. Mengapa perlu diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus MGMP
Kewirausahaan?
Hal ini ditujukan karena memiliki beberapa masalah baik teknik
maupun non teknik untuk kegiatan MGMP yang akan dilakukan agar
tidak terjadinya miss communication. Jadi, sebelum dibahas kepada
guru-guru lainnya, maka otomatis pengurus harus memahami terlebih
dahulu materi yang akan menjadi bahan pembahasan.
8. Pertemuan khusus ini dilakukan berapa kali dalam
sebulan/semester/setahun?
Dilakukan seminggu sekali.
9. Siapa saja yang memfasilitasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaaan
kegiatan pertemuan khusus bagi pengurus?
Bisa dari pihak sekolah, yakni Kepala Sekolah, bisa dari Sudin, dan
dari Dinas, maupun LPMP. Kegiatan secara umum yang dilakukan
berbeda walaupun inti tujuannya adalah sama, seperti untuk
meningkatkan kemampuan guru, mengembangkan kepribadian guru,
mengembangkan karier guru. Secara khusus, pengembangan terkait
bagaimana cara dan proses yang tepat untuk guru dalam mengajar.
10. Secara umum, kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dalam rangka
mencapai tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam bidang apa?
Secara umum, untuk pengembangan kompetensi guru dalam bidang
Kewirausahaan, untuk pengembangan kepribadian guru dan juga
pengembangan karier. Sedangkan secara khusus, untuk pengembangan
kemampuan guru mengenai strategi yang dilakukan dalam proses
pembelajaran dan hal itu balik lagi kepada kompetensi pedagogik guru.
11. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan program apa saja yang
dilaksanakan?
Pelaksanaannya lebih kepada program inti. Program penunjang yang
paling jarang dilaksanakan karena program intinya saja terkadang
masih sulit untuk terlaksana, jadi untuk melaksanakan program
penunjang pun juga agak sulit. Sedangkan, kalau program umum
biasanya lebih dilaksanakan dari pihak Pemerintah.
12. Bagaimana pelaksanaan program tersebut dan bentuk kegiatan seperti apa
yang dilakukan?
Program
MGMP dalam
membina guru
Kewirausahaan
Program tersebut dilaksanakan dengan cara membahas mengenai
kurikulum yang diterapkan, membuat dan membahas RPP, serta
membahas dan membuat soal semester.
13. Program dan kegiatan seperti apa dan bagaimana yang sering dilakukan
dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta alasannya mengapa perlu
dilaksanakan?
Program inti sering dilaksanakan, karena program ini yang harus
dilakukan dan dikuasai oleh guru Kewirausahaan. Pada proram inti
dilakukannya berbagai kegiatan yang menunjang pada pembelajaran,
seperti perancangan silabus, pembuatan RPP, dan harus mampu
menganalisis kegiatan pembelajaran terlebih dahulu. Sebelum mengajar
guru harus membuat program semesteran dan tahunan, selain itu guru
juga harus mampu dalam membuat soal, guru harus mampu dalam
membuat evaluasi hasil belajar siswa, bahkan guru harus mampu dalam
melaksanakan pembelajaran kepada siswa secara tepat. Dari berbagai
keharusan tersebut, ternyata masih banyak guru yang belum memahami
dan belum mampu untuk melaksanakannya. Maka dari itu, perlu
dilakukannya pelatihan, pemahaman, dan pembimbingan melalui
MGMP Kewirausahaan. Oleh sebab itu, kita pun belum dapat beranjak
kepada program lain karena program intinya saja masih memiliki
permasalahan.
14. Selain itu, program dan kegiatan seperti apa yang jarang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta alasannya mengapa jarang
dilaksanakan?
Program penunjang yang memang jarang dilakukan karena kita masih
disibukkan dengan program inti yang memang masih memiliki
permasalahan.
15. Bagaimana sifat kehadiran guru pada setiap kegiatan MGMP
Kewirausahaan?
Pada kegiatan MGMP yang dilakukan, biasanya guru-guru yang
diundang terkadang tidak menghadiri kegiatan tersebut.
16. Mengapa banyak guru Kewirausahaan yang hadir/ tidak hadir dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan? Apa alasannya?
Terkadang ada beberapa guru yang tidak hadir dalam kegiatan MGMP
dikarenakan jadwal kesibukan dan kekosongan guru dari tiap sekolah
berbeda. Ketika ada kegiatan MGMP Kewirausahaan, banyak guru
yang tidak bisa hadir karena ada jam mengajar yang tidak boleh
ditinggalkan.
17. Jika guru tidak hadir, apakah terdapat sanksi bagi guru tersebut?
Untuk saat ini, MGMP belum memberikan sanksi bagi guru yang
memang tidak hadir karena tidak bisa dipungkiri setiap guru pasti
memiliki kesibukan masing-masing.
18. Pada umumnya, berapa jumlah guru yang diundang pada kegiatan MGMP
Kewirausahaan atau/ jumlah guru yang dikirim oleh sekolah?
Ketika ada kegiatan MGMP Kewirausahaan, kita sebagai pengurus
memberikan undangan bagi semua guru Kewirausahaan yang ada di
wilayah Jakarta Timur. Namun, pada kenyataannya memang tidak
semua guru yang diundang hadir karena terbatasnya waktu yang
dimiliki, serta sulitnya izin dari pihak sekolah.
19. Kendala apa saja yang ditemui dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Dan apa alasannya?
Kendala yang dihadapi dari guru itu sendiri dan juga dana. Untuk guru
itu sendiri, ada beberapa guru yang tidak hadir dalam kegiatan
MGMP. Selain itu, dana yang dimiliki MGMP juga minim karena
untuk MGMP tidak mendapatkan dana khusus dari lembaga atau pihak
lain, biasanya MGMP itu sendiri meminta dana untuk uang kas kepada
anggota atau guru Kewirausahaan. Ketika kegiatan MGMP dilakukan
dan ada beberapa guru terkadang tidak hadir otomatis uang kas atau
dana di MGMP sendiri juga menjadi defisit. Padahal untuk
melaksanakan kegiatan sangat diperlukan dana, baik itu untuk
fotokopian, snack, makan siang, dan sebagainya.
20. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam memperbaiki atau mengatasi
setiap kendala atau permasalahan yang ada dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan?
Kita sebagai pengurus tetap mensosialisasikan dan menginformasikan
kepada guru Kewirausahaan ketika adanya kegiatan MGMP yang akan
dilaksanakan.
21. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat
berlangsung secara efektif?
Sebetulnya MGMP ini merupakan suatu wadah untuk bisa menampung
permasalahan dan kebutuhan guru, namun permasalahan sekarang ada
kalanya beberapa guru yang tidak peduli atau merasa tidak penting
untuk mengikuti kegiatan MGMP. Padahal masih ada guru yang
kebingungan dalam melaksanakan pembelajaran atau cara pembuatan
RPP. Jika MGMP akan mengadakan suatu kegiatan, maka kita
membuat surat undangan ke sekolah untuk guru atas nama Sudin,
karena biasanya jika hanya atas nama MGMP sendiri khususnya
pengurus, maka hal tersebut terkadang tidak terlalu direspon oleh pihak
skolah, yakni kepala sekolah tidak mengizinkan guru untuk mengikuti
kegiatan MGMP.
22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan
bagi guru Kewirausahaan?
Dengan cara pertemuan dengan guru-guru Kewirausahaan dan
dilaksanakannya kegiatan berdiskusi serta membahas hal-hal yang
bersifat terbarukan dan sesuai dengan materi Kewirausahaan.
23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik
bagi guru Kewirausahaan?
Biasanya yang paling mudah dilakukan adalah MGMP memberikan
pemahaman dan mengingatkan kembali kepada para guru bahwa
sebenarnya peserta didik adalah mitra kita dalam melaksanakan
Strategi yang
dilakukan
MGMP bagi
peningkatan
kompetensi
pedagogik guru
kewirausahaan
pembelajaran. Guru juga diberikan pemahaman kembali bahwa guru
diharuskan melakanakan pembelajaran yang menyenangkan serta
menggunakan bahasa yang sesuai. Terkadang kita juga sesekali
mengadakan kegiatan peer teaching, dengan begitu guru bisa diberikan
masukan dan penilaian jika memang ada kekurangan dalam gaya
mengajarnya. Karena mengajar adalah seni, maka guru juga harus
mengajar secara menyenangkan agar peserta didik mudah memahami
dan menerima.
24. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan
kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
MGMP memberikan pemahaman dan arahan kepada guru-guru
Kewirausahaan melalui pertemuan MGMP untuk membahas mengenai
silabus. Pada pertemuan tersebut, akan dibahas tentang materi apa yang
harus diberikan dan diajarkan kepada peserta didik yang sesuai dengan
tujuan materi Kewirausahaan. Silabus tersebut dibedah satu persatu
sampai kepada indikator apa yang harus disampaikan kepada peserta
didik.
25. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan merancang
pembelajaran bagi guru Kewirausahaan?
MGMP memberikan arahan dan juga pemahaman kepada guru
mengenai cara pembuatan RPP. Jadi, pada pertemuan MGMP guru-
guru diharuskan untuk membuat RPP sesuai dengan silabus yang telah
dibahas, setelah selesai barulah dibahas secara bersama mengenai RPP
yang telah dibuat untuk sama-sama ditindaklanjuti.
26. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan?
MGMP juga bertujuan untuk membantu guru dalam melaksanakan
pembelajaran yang mendidik, untuk itu MGMP juga memberikan
arahan, motivasi, dan pemahaman kembali bagi guru-guru mengenai
kegiatan apa saja yang harus dilakukan dengan disesuaikan pada materi
yang akan diajarkan. Jadi, pada saat pembahasan RPP juga ada
pembahasan mengenai kegiatan apa saja yang dapat dilakukan oleh
guru Kewirausahaan.
27. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi hasil
belajar bagi guru Kewirausahaan?
Sama halnya dengan pembahasan sebelumnya, bahwa ketika
dilakukannya pembahasan mengenai RPP, MGMP juga berusaha
membantu guru dengan memberikan pemahaman mengenai evaluasi
apa saja yang bisa dilakukan oleh guru dari materi yang diajarkan
kepada peserta didik.
28. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi
guru Kewirausahaan?
MGMP mengadakan kegiatan lomba bagi peserta didik dalam membuat
suatu produk atau biasanya pada saat ujian praktek diadakannya
kegiatan bagi peserta didik untuk membuat dan menghasilkan suatu
produk atau karya.
29. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat kegiatan yang
terkait dengan usaha meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha?
Untuk kegiatan seperti pembuatan produk atau karya yang dilakukan
oleh guru Kewirausahaan di MGMP mungkin belum. Namun, kita
pernah MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur ini membuat buku
tentang materi Kewirausahaan untuk kelas X dan XI. Pada
pembuatannya dilakukan secara bersama-sama dengan pembentukan
kelompok untuk membahas dan mengkajii tiap-tiap materi yang
berbeda. Buku Kewirausahaan ini juga berjalan dengan efektif dan
sempat dijual kepada peserta didik di SMK Wilayah Jakarta Timur.
Dana dari penjualan buku tersebut, sebagian dibagi kepada penulis dan
sebagian lainnya masuk ke dalam uang kas MGMP untuk pelaksanaan
kegiatan MGMP selanjutnya.
30. Jika tidak ada, mengapa kegiatan tersebut tidak dilaksanakan dalam
MGMP Kewirausahaan?
Jika tidak adanya kegiatan tersebut, kembali lagi karena jadwal yang
dimiliki oleh tiap guru pun juga berbeda, jadi kita kesuitan untuk
menentukan hari dan kegiatan yang akan dilakukan.
Pihak yang
bertanggung
jawab dalam
pembinaan guru
di MGMP
31. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
bagi pembinaan guru?
MGMP itu ada dua, yakni tingkat wilayah dan juga provinsi. jika
memang berada di tingkat wilayah, maka biasanya yang membina
adalah guru itu sendiri, ada juga pengawas, dan juga Kasi SMK dalam
Dinas Kotamadya. Namun, jika berada di tingkat provinsi biasanya
dilakukan oleh Sudin, yakni Kepala Dinas itu sendiri. Akan tetapi,
secara lebih intens MGMP dibina oleh pengurus dan guru MGMP
Kewirausahaan itu sendiri.
32. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru
pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Lebih kepada pengurus dan guru MGMP Kewirausahaan.
33. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering
dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP?
Kalau Kepala Sekolah biasanya dilakukan di sekolah yang
dipimpinnya, karena di sekolah pun harus ada MGMP dalam ruang
lingkup yang kecil walaupun juga MGMP tesebut tidak nampak. Kalau
wilayah itu lebih kepada pengawas dan Kasi SMK dalam Dinas
Kotamadya, karena mereka juga memiliki kewajiban untuk membina
jika memang ada kesulitan dari MGMP. Dalam saat tertentu, pengawas
juga tidak hanya mengawasi saja, tetapi juga memberikan motivasi,
arahan, dan juga materi bagi guru-guru.
Sedangkan, kalau LPMP ruang lingkupnya luas karena dibawah
Kemendikbud dan dalam tingkat nasional, namun kalau Dinas itu
berada di bawah gubernur dan dalam tingkat provinsi. Terkadang
LPMP dan Dinas mengadakan kegiatan secara sendiri-sendiri dengan
kegiatan yang mungin saja berbeda, namun dengan tujuan yang sama.
Akan tetapi, LPMP dan Dinas juga bisa bekerja sama dalam
mengadakan kegiatan.
34. Bagaimana hal yang dilakukan Kepala Sekolah, pengurus MGMP, dan
LPMP dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Biasanya Kepala Sekolah hanya memberikan fasilitas bagi kegiatan
MGMP yang mengadakah kegiatan di sekolah yang dipimpinnya,
karena Kepala Sekolah lebih membina guru dalam MGMP yang berada
di sekolah dan ruang lingkupnya bersifat lebih kecil. Pembinaan
MGMP biasanya dilakukan oleh pengurus dan juga guru MGMP
Kewirausahaan itu sendiri. Sedangkan, untuk LPMP lebih memberikan
bantuan bagi MGMP dalam melakukan kegiatan, kalaupun ada
pembina dari LPMP itu berasal dari widyaiswara yang ada di LPMP.
35. Apa saja manfaat yang bisa didapat oleh guru sebagai anggota MGMP
yang mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh guru-guru Kewirausahaan,
pertama, guru menjadi paham mengenai materi apa saja yang harus
diajarkan kepada peserta didik dengan menyesuaikan pada tujuan
Kewirausahaan. Kedua, guru bisa mendapatkan berbagai informasi
terbaru dan terkait dengan materi Kewirausahaan atau informasi umum
lainnya. Ketiga, guru-guru bisa saling bekerjasama dalam memberikan
sebuah solusi jika memang terjadi permasalahan yang dialami oleh
guru dalam mengajar. Keempat, guru juga bisa saling bersilahturahmi
dengan bertemu melalui kegiatan MGMP.
36. Manfaat yang didapat oleh guru, secara umum lebih menunjang dalam
kompetensi di bidang apa?
Peran MGMP
sebagai wadah
pembinaan
guru dan
manfat yang
didapat dari
kegiatan
MGMP
Karena kegiatan MGMP Kewirausahaan lebih sering membahas
mengenai program inti, maka otomatis MGMP Kewirausahaan juga
berusaha untuk mengembangkan kemampuan guru dalam bidang
pedagogik.
37. Bagaimana harapan Anda terkait MGMP Kewirausahaan ?
Pertama, dari pengurus harus lebih aktif dan mampu merangkul guru
Kewirausahaan agar mau terlibat aktif dalam kegiatan yang dilakukan,
serta guru Kewirausahaan menjadi merasa diakui, selain itu pengurus
juga harus lebih banyak mencari informasi terkait pengembangan guru
terutama bidang Kewirausahaan, dan juga harus bisa mencari mitra
dalam bidang usaha. Karena dengan begitu akan banyak peluang dalam
bidang dana maupun narasumber yang bisa dijadikan sumber dalam
kegiatan MGMP. Kedua, bagi anggota atau guru Kewirausahaan
sendiri harus lebih proaktif, dalam artian jika mereka tidak
mendapatkan informasi tentang MGMP diusahakan mereka harus
mencari kegiatan MGMP itu sendiri.
38. Bagaimana harapan Anda mengenai kegiatan yang dilakukan dalam
MGMP Kewirausahaan?
Saya berharap agar kegiatan MGMP Kewirausahaan bisa menjadi lebih
bervariasi dan aktif dalam pelasksanaannya, serta guru yang diundang
untuk mengikutinya dapat berpatisipasi lebih giat lagi.
Jakarta, 15 September 2014
Mengetahui,
Drs. MPA. Saputra
(Ketua MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur)
Lampiran 10
Hasil Wawancara
Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul 10.35 WIB
Nama : Rina Kartika, S.Pd.
Pengurus dalam MGMP : Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Asal Sekolah : SMKN 24
(Wawancara dilakukan di SMKN 58)
Pertanyaan
Manajemen
MGMP
Kewirausahaan
1. Kapan pembentukan MGMP Kewirausahaan?
Saya mulai mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan pada tahun
2006, berarti MGMP Kewirausahaan ini sudah dibentuk jauh sebelum
saya masuk sebagai anggota.
2. Bagaimana caranya atau proses yang dilakukan bagi guru jika ingin
menjadi anggota MGMP Kewirausahaan?
Setiap guru Kewirausahaan merupakan anggota MGMP
Kewirausahaan juga.
3. Bagaimana cara atau proses pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan?
Pemilihan kepengurusan dalam MGMP Kewirausahaan lebih bersifat
kesadaran dalam artian jika seorang guru yakin memiliki kemampuan
dan potensi, maka guru tersebut diperbolehkan mengajukan dirinya
sebagai pengurus MGMP. Selain itu, juga dilakukannya voting atau
demokrasi dengan memilih suara terbanyak mengenai siapa saja yang
memang berhak untuk menjadi pengurus MGMP kewirausahaan.
4. Untuk pengurus MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat adanya
pertemuan khusus bagi pengurus?
Iya ada. Pertemuan pengurus ini dilakukan dalam kurun waktu tiap
bulan.
5. Bagaimana proses pertemuan khusus yang dilakukan dan teknik seperti apa
yang digunakan?
Tekniknya belum, namun biasanya cara pertemuannya dilakukan
melalui via sms dengan memberikan kabar mengenai kapan waktunya
dan tempat melakukan pertemuan pengurus MGMP.
6. Apa saja yang dibahas dalam pertemuan khusus pengurus MGMP
Kewirausahaan?
Membahas terkait kurikulum, kegiatan apa yang harus dilakukan agar
menyamakan persepsi guru dari berbagai sekolah, membahas kegiatan
apa saja yang memang dibutuhkan bagi guru Kewirausahaan kemudian
baru kita mem-follow up untuk dilakukan dengan mengajukan kegiatan
kepada Suku Dinas.
7. Mengapa perlu diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus MGMP
Kewirausahaan?
Setiap manusia membutuhkan komunikasi dan silahturahmi dengan
manusia lainnya. Untuk itu sama halnya dengan pertemuan pengurus
MGMP Kewirausahaan dilakukan agar guru dari berbagai sekolah lain
dapat saling bertemu dan membahas mengenai kegiatan apa yang
memang harus dilaksanakn untuk kemajuan dan peningkatan guru
Kewirausahaan.
8. Pertemuan khusus ini dilakukan berapa kali dalam
sebulan/semester/setahun?
Pertemuan khusus dengan pengurus dilakukan setiap sebulan sekali.
9. Siapa saja yang memfasilitasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaaan
kegiatan pertemuan khusus bagi pengurus?
Kegiatan pertemuan pengurus MGMP Kewirausahaan dilaksanakan
dan dibina oleh pengurus MGMP Kewirausahaan itu sendiri.
Program
MGMP dalam
membina guru
Kewirausahaan
10. Secara umum, kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dalam rangka
mencapai tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam bidang apa?
MGMP Kewirausahaan lebih terkait pada pembahasan silabus dan juga
RPP. Secara otomatis berfungsi untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, juga berusaha untuk
meningkatkan kemampuan guru terhadap pemahaman akan
kewirausahaan itu sendiri.
11. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan program apa saja yang
dilaksanakan?
MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sendiri lebih menekankan pada
pembahasan materi, silabus, dan juga RPP. Namun, jika MGMP
Kewirausahaan tingkat Provinsi lebih terkait pada kegiatan seperti
pelatihan guru dan seminar.
12. Bagaimana pelaksanaan program tersebut dan bentuk kegiatan seperti apa
yang dilakukan?
Program inti lebih kepada membahas silabus, materi, dan juga RPP.
Sedangkan, program pengembangan kegiatannya seperti seminar dan
pelatihan guru.
13. Program dan kegiatan seperti apa dan bagaimana yang sering dilakukan
dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta alasannya mengapa perlu
dilaksanakan?
Lebih sering dilakukan pembahasan terkait materi, silabus, dan juga
pembuatan RPP. Hal ini dikarenakan untuk menyamakan persepsi guru
yang ada diberbagai sekolah agar pembelajaran yang dilakukan bisa
sesuai dengan materi yang telah dibahas dalam MGMP Kewirausahaan.
14. Selain itu, program dan kegiatan seperti apa yang jarang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta alasannya mengapa jarang
dilaksanakan?
Belum pernah dilakukan adalah kegiatan studi banding dengan MGMP
Kewirausahaan pada wilayah lain, kemungkinan ini jarang bahkan
belum pernah karena terkait masalah dana dan juga jadwal yang
dimiliki.
15. Bagaimana sifat kehadiran guru pada setiap kegiatan MGMP
Kewirausahaan?
Kehadiran guru Kewirausahaan dalam mengikuti MGMP tidaklah
sama, terkadang ada yang memang hadir, tetapi ada juga yang tidak.
Setiap guru itu memiliki jadwal yang memang berbeda-beda ditiap
sekolah, jadi guru tidaklah selalu hadir dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan.
16. Mengapa banyak guru Kewirausahaan yang hadir/ tidak hadir dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan? Apa alasannya?
Jika guru tidak hadir, hal itu dikarenakan sebagian guru memiliki
jadwal mengajar dan kesibukan yang berbeda-beda antara satu guru
dengan guru lainnya.
17. Jika guru tidak hadir, apakah terdapat sanksi bagi guru tersebut?
Dalam MGMP Kewirausahaan tidak terdapat sanksi jika guru memang
tidak hadir.
18. Pada umumnya, berapa jumlah guru yang diundang pada kegiatan MGMP
Kewirausahaan atau/ jumlah guru yang dikirim oleh sekolah?
Guru yang hadir dalam kegiatan MGMP biasanya bersifat giliran dan
tidak semuanya mengikuti harus menghadiri kegiatan MGMP
Kewirausahaan.
19. Kendala apa saja yang ditemui dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Dan apa alasannya?
Kehadiran guru, karena setiap guru tidaklah sama dalam jadwal atau
kepentingan sehingga terkadang pada saat ada kegiatan MGMP
Kewirausahaan terdapat adanya guru yang tidak menghadiri kegiatan
tersebut. Hal ini menjadi suatu kendala dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan, karena jika dilihat dari jadwal maupun konsep
kegiatan, saya rasa tidak ada masalah dengan hal tersebut.
20. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam memperbaiki atau mengatasi
setiap kendala atau permasalahan yang ada dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan?
MGMP Kewirausahaan tetap memberikan informasi dan undangan
terkait dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tidak membeda-
bedakan atara guru yang sering menghadiri kegiatan dengan yang tidak.
21. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat
berlangsung secara efektif?
Sebuah kegiatan tidak akan berlangsung tanpa adanya fasilitasi berupa
dana. Begitupun juga dengan kegiatan MGMP Kewirausahaan akan
menjadi berjalan lancar jika ditunjang oleh dan yang tersedia.
Strategi yang
dilakukan
MGMP bagi
peningkatan
kompetensi
pedagogik guru
kewirausahaan
22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan
bagi guru Kewirausahaan?
MGMP Kewirausahaan melakukan pembahasan mengenai berbagai
informasi yang dibutuhkan dengan cara saling berbagi serta juga
melalui kegiatan seminar.
23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik
bagi guru Kewirausahaan?
Guru secara otomatis harus dan perlu memahami peserta didik, melalui
MGMP guru dapat saling berbagi terkait masalah peserta didik dan bisa
mendapatkan solusi yang baik.
24. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan
kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
MGMP Kewirausahaan melakukan pembagian kelompok dari tiap guru
yang hadir, setiap kelompok diharuskan membahas silabus, minimal
satu kelompok adalah satu bab, kemudian setelah selesai baru dibahas
dan didiskusikan secara keseluruhan.
25. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan merancang
pembelajaran bagi guru Kewirausahaan?
Sama halnya dengan kegiatan mengembangkan silabus. Jadi, guru
dibentuk perkelompok untuk membahas dan membuat RPP dari silabus
yang ada, kemudian didiskusikan secara bersama-sama.
26. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan?
Kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan lainnya, yakni
dilaksanakan secara berdiskusi dan saling sharing dimana MGMP
hanya lebih memberikan pemahaman dan motivasi untuk guru-guru
dalam melakukan pembelajaran yang mendidik namun menyenangkan.
27. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi hasil
belajar bagi guru Kewirausahaan?
MGMP memberikan arahan dan mengingatkan kembali kepada guru-
guru mengenai pelaksanaan evaluasi peserta didik karena untuk
pelaksanaan secara langsung lebih diberikan kebebasan kepada guru
dalam melakukan hal tersebut.
28. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi
guru Kewirausahaan?
Dengan melakukan kegiatan wirausaha secara langsung melalui praktek
yang dilaksanakan.
29. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat kegiatan yang
terkait dengan usaha meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha?
Untuk memiliki keterampilan dalam berwirausaha, tidak perlu untuk
bertemu dengan guru lain dalam MGMP. Hal ini karena guru dapat
melakukannya dengan guru lain dalam bidang studi yang sama, namun
dalam ruang lingkup sekolah.
30. Jika tidak ada, mengapa kegiatan tersebut tidak dilaksanakan dalam
MGMP Kewirausahaan?
Karena kita hanya sebagai guru Kewirausahaan bukan sebagai praktisi
Kewirausahaan, makanya kita tidak ada kegiatan seperti melakuka
Kewirausahaan itu karena akan lebih menghabiskan waktu. Dunia
sudah menjadi canggih saat ini, untuk melakukan kegiatan
berwirausaha guru hanya lebih melakukan pencarian secara aktif dan
memahami kegiatannya melalui pelaksanaan secara bersama dengan
peserta didik
Pihak yang
bertanggung
jawab dalam
pembinaan guru
di MGMP
31. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
bagi pembinaan guru?
Dalam pembinaan guru, banyak pihak yang bertanggung jawab tidak
hanya dari pihak MGMP Kewirausahaan saja, melainkan juga dari
pihak Suku Dinas.
32. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru
pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Dalam melakukan pembinaan guru, biasanya pengurus MGMP yang
melakukan pembinaan. Tetapi ada juga pihak luar yang melakukan
pembinaan setelah diundang oleh MGMP Kewirausahaan.
33. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering
dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP?
Biasanya memang dilakukan oleh Kepala Sekolah maupun dari pihak
luar, seperti halnya LPMP, namun ini tidak dilaksanakn secara rutin.
34. Bagaimana hal yang dilakukan Kepala Sekolah, pengurus MGMP, dan
LPMP dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Kepala Sekolah memberikan fasilitas bagi para guru jika terdapat
pelaksanaan kegiatan MGMP Kewirausahaan yang berada di sekolah
yang dipimpinnya. Pengurus MGMP memberikan informasi terkait
pelaksanaan kegiatan kepada guru dan juga bertugas untuk memberikan
pemahaman dan pembimbingan guru terkait suatu materi yang akan
dibahas. LPMP bertugas lebih kepada pemberian dana bagi MGMP
untuk melaksanakan suatu kegiatan, serta memberikan pemahaman dan
pembimbingan dari kegiatan tersebut.
Peran MGMP
sebagai wadah
pembinaan
guru dan
manfat yang
didapat dari
kegiatan
MGMP
35. Apa saja manfaat yang bisa didapat oleh guru sebagai anggota MGMP
yang mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Banyak, yang paling utama adalah guru menjadi terbantu dalam
memahami apa yang harus diajarkan kepada para peserta didik karena
menjadi lebih terarah maksud dari materi Kewirausahaan itu sendiri.
36. Manfaat yang didapat oleh guru, secara umum lebih menunjang dalam
kompetensi di bidang apa?
Meningkatkan kemampuan guru dalam bidang perancangan
pembelajaran agar guru mampu dalam memahami apa saja yang harus
dilakukan kepada peserta didik.
37. Bagaimana harapan Anda terkait MGMP Kewirausahaan ?
Saya berharap agar kegiatan MGMP serta guru Kewirausahaan bisa
aktif dan berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
38. Bagaimana harapan Anda mengenai kegiatan yang dilakukan dalam
MGMP Kewirausahaan?
Saya berharap untuk MGMP Kewirausahaan dapat lebih giat dalam
melaksanakan kegiatan MGMP Kewirausahaan untuk membina dan
membantu peningkatan kemampuan guru.
Jakarta, 15 September 2014
Mengetahui,
Rina Kartika, S.Pd.
(Pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur)
Lampiran 11
Hasil Wawancara
Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Selasa, 19 Agustus 2014/ pukul 08.11 WIB
Nama : Siswanto, S.E.
Pengurus dalam MGMP : Bidang Hubungan Masyarakat
Asal Sekolah : SMKN 52
(Wawancara dilakukan di SMKN 52)
Pertanyaan
1. Kapan pembentukan MGMP Kewirausahaan?
Pembentukan MGMP sudah dimulai sejak tahun 2006.
2. Bagaimana caranya atau proses yang dilakukan bagi guru jika ingin
menjadi anggota MGMP Kewirausahaan?
Guru Kewirausahaan tidak perlu melakukan pendaftaran angora
MGMP, karena jika guru tersebut sering mendapatkan undangan terkait
kegiatan MGMP , maka otomatis guru tersebut sudah secara langsung
menjadi anggota MGMP Kewirausahaan.
3. Bagaimana cara atau proses pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan?
Pada saat itu, kita berkumpul secara bersama-sama secara eklamasi,
yaitu peserta yang berkumpul dalam acara tersebut bebas memilih
secara langsung siapa sosok yang paling tepat untuk menjadi pengurus.
Ketika sudah ditunjuk, maka kita harus siap untuk menjadi pengurus
MGMP selama masa kepengurusan.
Manajemen
MGMP
Kewirausahaan
4. Untuk pengurus MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat adanya
pertemuan khusus bagi pengurus?
Pasti ada. Kegiatan ini dilaksanakan karena kurikulum itu bersifat
dinamis, maka dari itu perlu adanya pertemuan pengurus terkait
pembahasan terlebih dahulu mengenai kurikulum yang berubah, materi
yang akan dilaksanakan, dan kegiatan apa saja yang penting untuk
dilakukan. Namun, pertemuan khusus ini bersifat tidak rutin hanya
sebatas temporer saja. Selain membahas mengenai kurikulum, juga ada
pembahasan mengenai masalah apa saja dalam pelaksanaan
pembelajaran Kewirausahaan.
5. Bagaimana proses pertemuan khusus yang dilakukan dan teknik seperti apa
yang digunakan?
Proses yang dilakukan biasanya Ketua memberikan informasi
mengenai waktu dan tempat pertemuan pengurus, serta teknik yang
dilakukan hanya melakukan pembahasan saja dengan berdiskusi antar
sesama pengurus MGMP Kewirausahaan mengenai kebutuhan dalam
melaksanakan kegiatan dan dalam bentuk apa kegiatan tersebut
dilaksanakan.
6. Apa saja yang dibahas dalam pertemuan khusus pengurus MGMP
Kewirausahaan?
Membahas mengenai kurikulum, permasalahan kegiatan pembelajaran
yang dialami oleh guru, serta kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
MGMP bagi guru Kewirausahaan.
7. Mengapa perlu diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus MGMP
Kewirausahaan?
Kegiatan ini diperlukan apabila ada pemberitahuan penting dari Suku
Dinas atau pihak lain, maka pengurus bisa mengetahui terlebih dahulu
sehingga setelah itu baru bisa disampaikan kepada guru-guru
Kewirausahaan yang lain. Selain itu, jika memang MGMP akan
mengadakan suatu kegiatan, maka pengurus perlu melakukan
pertemuan terlebih dahulu agar pengurus dapat memahami terlebih
dahulu materi apa saja yang akan dibahas sehingga tidak meninbulkan
persepsi yang berbeda jika kegiatan telah terlaksana.
8. Pertemuan khusus ini dilakukan berapa kali dalam
sebulan/semester/setahun?
Bersifat temporer, sebab jika memang diperlukan adanya pertemuan
pengurus barulah diadakan pertemuan tersebut.
9. Siapa saja yang memfasilitasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaaan
kegiatan pertemuan khusus bagi pengurus?
Terkadang dalam pelaksanaan pertemuan dilakukan pembinaan oleh
Kasi SMK, namun ini tidak bersifat rutin karena biasanya yang lebih
sering membina adalah dari pengurus MGMP itu sendiri.
10. Secara umum, kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dalam rangka
mencapai tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam bidang apa?
Pada kegiatan MGMP biasanya dilakukan pembinaan bagi guri dalam
melakukan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi kegaiatn
pembelajaran. Jadi, dilakukan untuk pengembangan kemampuan guru
dalam bidang pedagogik guru Kewirausahaan.
11. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan program apa saja yang
dilaksanakan?
MGMP Kewirausahaan lebih sering melaksanakan program yang
terkait pada pengembangan kemampuan guru dalam mengajar, seperti
membahas kurikulum, membuat RPP, membahas dan membuat soal.
12. Bagaimana pelaksanaan program tersebut dan bentuk kegiatan seperti apa
yang dilakukan?
Program tersebut dilaksanakan dengan cara membahas mengenai
kurikulum yang diterapkan, membuat dan membahas RPP, serta
membahas dan membuat soal semester.
13. Program dan kegiatan seperti apa dan baagaimana yang sering dilakukan
dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta alasannya mengapa perlu
Program
MGMP dalam
membina guru
Kewirausahaan
dilaksanakan?
Lebih sering dilakukan pembahasan terkait materi, silabus, dan juga
pembuatan RPP. Hal ini dikarenakan untuk menyamakan persepsi guru
yang ada diberbagai sekolah agar pembelajaran yang dilakukan bisa
sesuai dengan materi yang telah dibahas dalam MGMP Kewirausahaan.
14. Selain itu, program dan kegiatan seperti apa yang jarang dilakukan dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta alasannya mengapa jarang
dilaksanakan?
Kegiatan dalam melakukan pelatihan dan pembinaan bagi guru dalam
meningkatkan keterampilan, seperti pembuatan produk. Hal ini
dikarenakan, setiap guru Kewirausahaan memiliki kesibukan masing-
masing dan jadwal yang berbeda-beda sehingga sulit untuk
melaksanakan kegiatan tersebut dengan menyamakan waktu dengan
guru lainnya.
15. Bagaimana sifat kehadiran guru pada setiap kegiatan MGMP
Kewirausahaan?
Jika ada kegiatan yang dilakukan MGMP, terkadang ada guru yang
memang bisa hadir, namun ada juga yang tidak, jadi tidak semua guru
Kewirausahaan dapat hadir.
16. Mengapa banyak guru Kewirausahaan yang hadir/ tidak hadir dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan? Apa alasannya?
Jika guru tidak hadir, dikarenakan pada dasarnya setiap guru memiliki
kesibukan yang berbeda, selain itu jadwal mengajar setiap guru
tidaklah sama karena MGMP ini terdiri atas guru-guru dari berbagai
sekolah. Selain itu, karena masih adanya kesulitan bagi guru untuk bisa
mendapatkan izin keluar dari pihak sekolah.
17. Jika guru tidak hadir, apakah terdapat sanksi bagi guru tersebut?
Untuk saat ini memang belum ada sanksi yang diberlakukan, namun
biasanya kita hanya bersifat teguran saja.
18. Pada umumnya, berapa jumlah guru yang diundang pada kegiatan MGMP
Kewirausahaan atau/ jumlah guru yang dikirim oleh sekolah?
Ketika ada kegiatan MGMP Kewirausahaan, kita sebagai pengurus
memberikan undangan bagi semua guru Kewirausahaan yang ada di
wilayah Jakarta Timur. Namun, pada kenyataannya memang tidak
semua guru yang diundang hadir karena terbatasnya waktu yang
dimiliki, serta sulitnya izin dari pihak sekolah.
19. Kendala apa saja yang ditemui dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Dan apa alasannya?
Kendala yang ditemui adalah masih banyaknya guru-guru
Kewirausahaan yang tidak hadir dalam kegiatan yang dilakukan
MGMP. Hal ini dikarenakan kesibukan dan jadwal mengajar guru dari
satu sekolah dengan sekolah lain tidaklah sama.
20. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam memperbaiki atau mengatasi
setiap kendala atau permasalahan yang ada dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan?
Upaya yang dilakukan, yaitu MGMP hanya bisa mengajak dan
mengingatkan kembali betapa pentingnya kegiatan MGMP kepada
guru-guru agar mau terlibat aktif.
21. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat
berlangsung secara efektif?
Pertama kali perlu adanya pengaktifan kembali guru-guru untuk
mengikuti dan menghadiri kegiatan MGMP dengan memberikan
pemahaman, selain itu perlu adanya kebijakan dari Kasi SMK
mengenai pentingnya kegiatan MGMP agar pihak sekolah menjadi
lebih paham dan bisa memberikan izin keluar bagi guru untuk
mengikuti kegiatan MGMP.
22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan
bagi guru Kewirausahaan?
Pada saat pertemuan dengan guru-guru Kewirausahaan, maka jika ada
Strategi yang
dilakukan
MGMP bagi
peningkatan
kompetensi
pedagogik guru
kewirausahaan
kebijakan , pemberitahuan penting, dan pengetahua yang bermanfaat
akan diinformasikan dan disampaikan kepada guru-guru melalui
pertemuan MGMP.
23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik
bagi guru Kewirausahaan?
MGMP hanya memberikan arahan dan mengingatkan kembali kepada
guru-guru mengenai pelaksanaan pembelajaran dapat menggunakan
berbagai metode dengan disesuaikan pada materi yang akan diajarkan.
Hal ini karena pada dasarnya setiap peserta didik berbeda, maka
diperlukan metode pembelajarn yang digunakan pun berbeda-beda.
24. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan
kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
Pada saat kegiatan MGMP untuk membahas silabus, maka MGMP
memberikan arahan bagi guru-guru untuk membahas bersama secara
kelompok dengan pembahasan yang berbeda baru setelah itu
dipresentasikan kepada guru yang lainnya untuk sama-sama diperbaiki.
25. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan merancang
pembelajaran bagi guru Kewirausahaan?
Sama halnya ketika kegiatan membahas silabus, untuk pembahasan
dalam pembuatan RPP guru juga dibentuk secara kelompok untuk
bersama membahas materi apa yang sesuai untuk diberikan kepda
peserta didik.
26. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan?
MGMP memberikan arah dan pemahaman bagi guru-guru bahwa
sebelum melakukan pembelajaran, guru diharuskan mempersiapkan
pelaksanaan pembelajaran, mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan juga
evaluasi yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
27. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi hasil
belajar bagi guru Kewirausahaan?
Guru diberikan motivasi dan sekedar mengingatkan dalam melakukan
evaluasi bagi peserta didik kaena pada dasarnya peserta didik berbeda
antara yang satu dengan yang lain, maka proses penilaian pun juga
harus mencakup hal tersebut.
28. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi
guru Kewirausahaan?
MGMP hanya memberikan arahan dan pemahaman saja kepada guru
Kewirausahaan terkait metode dan praktek apa saja yang bisa dilakukan
dari berbagai materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
29. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat kegiatan yang
terkait dengan usaha meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha?
Rata-rata guru Kewirausahaan sudah memiliki pengalaman dan
pengetahuan sendiri dengan kegiatan wirausaha, walaupun masih
bersifat nonformal. Jika ada pertemuan dengan guru-guru terkadang
sesekali membahas mengenai kegiatan wirausaha, dimana pelaksanaan
saling diskusi atau sharing. Namun, kalau untuk kegiatan dalam
pembuatan produk secara bersama lalu dijual bersama, itubelum
terlaksana.
30. Jika tidak ada, mengapa kegiatan tersebut tidak dilaksanakan dalam
MGMP Kewirausahaan?
Kegiatan tersebut belum terlaksana karena terkendala sama waktu dan
kesediaan guru untuk mau mengikutinya. Hal ini karena setiap guru
memiliki kesibukan yang berbeda-beda sehingga masih sulit untuk
menentukan waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan tersebut.
Pihak yang
bertanggung
jawab dalam
pembinaan guru
di MGMP
31. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
bagi pembinaan guru?
Ada berbagai pihak yang bertanggung jawab, yakni pengurus MGMP
itu sendiri, Kasi SMK, dan juga pengawas.
32. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru
pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Biasanya yang melakukan pembinaan adalah pengurus dan guru
MGMP Kewirausahaan, namun juga terkadang dari pihak Dinas,
pengawas, ataupun pihak luar lainnya, seperti dari perusahaan.
33. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering
dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP?
Kepala Sekolah terkadang sesekali membina guru, jika memang
kegiatan MGMP dilaksanakan di sekolah yang dipimpinnya. Jika dari
LPMP, biasanya dilakukan kalau ada kerjasama LPMP dengan MGMP
atau kalau MGMP yang mengundang pihak LPMP, maka barulah ada
pembinaan yang dilakukan oleh LPMP.
34. Bagaimana hal yang dilakukan Kepala Sekolah, pengurus MGMP, dan
LPMP dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Kepala Sekolah memberikan fasilitas bagi pengurus dan guru
Kewirausahaan dalam melaksanakan kegiatan MGMP Kewirausahaan
di sekolah yang dipimpinnya, pengurus MGMP berusaha untuk
mengadakan kegiatan MGMP bertujuan membina guru dalam
meningkatkan kemampuannya, sedangkan LPMP memberikan bantuan
bagi MGMP Kewirausahaan berupa bantuan dana demi
terselenggaranya kegiatan MGMP Kewirausahaan.
35. Apa saja manfaat yang bisa didapat oleh guru sebagai anggota MGMP
yang mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Banyak manfaat yang dapat diperoleh guru-guru, yaitu jika ada
Peran MGMP
sebagai wadah
pembinaan
guru dan
manfat yang
didapat dari
kegiatan
MGMP
informasi dan berita terbaru dari Pemerintah atau instansi lainnya,
maka kita bisa mengetahui dan memberikan informasi secara cepat.
Selain itu, dengan MGMP ini bisa memberikan bantuan bagi guru-guru
yang mengalami masalah dalam pelaksanaan pembelajaran.
36. Manfaat yang didapat oleh guru, secara umum lebih menunjang dalam
kompetensi di bidang apa?
Karena dalam kegiatan MGMP lebih banyak membahas mengenai
informasi dan materi terkait kegiatan pembelajaran, maka otomatis
MGMP bertujuan untuk mengembangkan kemampuan guru dalam
bidang pedagogik.
37. Bagaimana harapan Anda terkait MGMP Kewirausahaan ?
MGMP bisa lebih aktif dalam melaksanakan kegiatannya, serta guru-
guru juga bisa memiliki kesadaran untuk mengikuti dan menghadiri
kegiatan MGMP dalam membahas mengenai informasi dan
pengetahuan penting.
38. Bagamiana harapan Anda mengenai kegiatan yang dilakukan dalam
MGMP Kewirausahaan?
Saya berharap untuk MGMP dapat melaksanakan kegiatan yang
memang belum pernah dilakukan, seperti kegiatan dalam meningkatkan
keterampilan bagi guru untuk menghasilkan suatu karya yang bisa
berguna bagi penunjang pelaksanaan pembelajaran.
Jakarta, 15 September 2014
Mengetahui,
Siswanto, S.E.
(Pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur)
Lampiran 12
Hasil Wawancara
Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Senin, 25 Agustus 2014/ pukul 08.27 WIB
Nama : Drs. Bukhari
Asal Sekolah : SMKN 24
(Wawancara dilakukan di SMKN 24)
Pertanyaan
Pengembangan
Diri Guru
Kewirausahaan
Melalui
Kegiatan
MGMP
1. Menurut Anda, program dan kegiatan di MGMP Kewirausahaan secara
umum seperti apa?
Program yang biasa dilakukan terkait pembahasan mengenai
kepengurusan dan juga pertemuan untuk membahas kurikulum.
Kegiatannya ada yang rutin dan juga tidak. Jika memang bersifat
rutin, itu pun dilakukan pertemuan terkadang tidak terlalu sering, bisa
sekali dalam sebulan atau sekali setahun. Biasanya dilakukan
pembahasan mengenai materi apa yang mesti diajarkan dengan
menyesuaikan pada sekolah masing-masing. Hal ini dikarenakan,
sekolah kejuruan memiliki jurusan yang memang berbeda, maka
penerapan Kewirausahaan pun juga sedikit berbeda walaupun tidak
semuanya.
2. Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari kegiatan
MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau kegiatan seperti apa?
Sebenarnya kalau saya sendiri menginginkan adanya kegiatan
pembahasan mengenai teknik Kewirausahaan dengan diundangnya
narasumber yang memang sudah ahli dalam bidang usaha.
3. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling sering
dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Karena MGMP Kewirausahaan lebih banyak membahas mengenai
kurikulum maupun rancangan pembelajaran, maka MGMP memiliki
keterkaitan dengan pengembangan kompetensi pedagogik guru.
4. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling jarang
dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Kegiatan yang paling jarang dilakukan bahkan tidak pernah adalah
pelaksanaan kunjungan atau survey ke tempat usaha atau industri,
dimana berkaitan dengan peluang usaha.
5. Pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan berapa kali?
Dalam pelaksanaannya tidak sering, terkadang sebulan sekali, tiga
bulan sekali, atau enam bulan sekali.
6. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling sering
membimbing atau membina?
Biasanya yang paling sering adalah pengurus, namun selain itu juga
adanya pembinaan guru dari pihak pengawas walaupun memang
tidak terlalu sering. Biasanya pengawas itu berasal dari sub rayon
sekolah kejuruan.
7. Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang
berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha?
Untuk saat ini belum ada. Hal ini dikarenakan memang adanya
keterbatasan dalam hal waktu dan juga biaya.
8. Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP?
Jika dilihat bersifat aktif atau tidaknya, mungkin bisa dikatakan
sedang karena jika memang mendapat undangan untuk menghadiri
kegiatan, maka terkadang diusahakan untuk hadir.
9. Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir dalam
kegiatan MGMP?
Tidak ada sanksi.
Pelaksanaan
Kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
10. Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap kegiatan
MGMP?
Terkadang ada beberapa guru yang diundang untuk menghadiri
kegiatan MGMP, namun ternyata ada yang memang tidak dapat
untuk datang pada kegiatan MGMP.
Ketika menghadiri kegiatan MGMP, biasanya guru lebih bersifat
aktif dalam memberikan masukan dari kegiatan yang dilaksanakan.
11. Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam
MGMP Kewirausahaan?
Kendala yang memang dihadapi adalah dari ketidakhadiran guru pada
kegiatan MGMP, hal ini terjadi mungkin karena kurangnya
koordinasi antara guru yang satu dengan guru lainnya. Dimana
mereka tidak mengetahui siapa yang diundang maupun yang tidak,
sehingga menyebabkan kesalahpahaman antara guru Kewirausahaan
tersebut.
12. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan tersebut?
Biasanya MGMP akan mendatangi sekolahan tersebut dan berusaha
untuk memastikan siapa saja yang berhak dan bisa datang untuk
menghadiri kegiatan MGMP sebelum dibuatnya surat undangan
kegiatan.
13. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat
berlangsung secara efektif?
Menurut saya, sangat diperlukan adanya kemauan, keaktifan, dan niat
dari para guru untuk menghadiri dan ikut serta pada kegiatan MGMP.
Selain itu, saya juga mengaharapkan ada pihak lain yang ikut
memberikan fasilitasi terhadap kegiatan MGMP agar dapat berjalan
lebih baik, seperti dari LPMP, dinas pendidikan, perusahaan, dan lain
sebagainya.
14. Penghargaan apa saja yang diberikan oleh MGMP Kewirausahaan atas
partisipasi Anda mengikuti kegiatan?
Biasanya penghargaan, seperti uang transport dan juga sertifikat jika
memang ada dan dibuat oleh MGMP.
15. Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan
MGMP Kewirausahaan?
Manfaat yang dirasakan sangat banyak, disamping kita bisa
menambah wawasan dan pengetahuan, kita bisa saling berkoordinasi
dan sharing dengan teman-teman sehingga menambah kembali ilmu
dan pengetahuan guru.
16. Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan
seperti apa?
Untuk kesan selama saya mengikuti kegiatan MGMP telah berjalan
cukup baik, karena MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur telah
menerbitkan buku untuk peserta didik kelas X dan XI, komunikasi
juga berjalan secara baik dan cukup kompak dengan para guru
MGMP Kewirausahaan.
Untuk pesannya, karena saat ini sudah banyak guru yang telah dan
akan pension atau habis masa kerjanya, maka diusahakan agar ada
pengganti yang lebih aktif lagi, serta adanya peningkatan terhadap
kegiatan MGMP
17. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan
bagi guru Kewirausahaan?
Dengan cara mengadakan pertemuan antar guru Kewirausahaan, serta
mendatangkan narasumber yang sesuai dengan tema kegiatan
sehingga banyak ilmu yang berbeda bisa didapat dan juga
bermanfaat.
18. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik
bagi guru Kewirausahaan?
MGMP membantu guru dalam menangani hal tersebut dengan cara
Strategi yang
dilakukan
MGMP bagi
peningkatan
kompetensi
pedagogik guru
kewirausahaan
MGMP memanggil pihak atau guru dari BK (Bimbingan Konseling),
serta juga psikolog untuk saling berdiskusi. Hal ini bertujuan agar
guru semakin memiliki pemahaman terkait bagaimana cara mengenal
dan dekat kepada peserta didik.
19. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk
mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
Biasanya kita melakukan pertemuan secara berkelompok dan
melakukan pembahasan kurikulum dengan bersama-sama, setelah itu
baru dijelaskan dan dipresentasikan kepada guru yang lainnya.
20. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan merancang
pembelajaran bagi guru Kewirausahaan?
Untuk kegiatan pembahasan dan pembuatan RPP pelaksanaannya
hampir sama dengan kegiatan dalam membahas kurikulum, yaitu
dibentuknya kelompok-kelompok untuk saling membahas dan
membuat RPP yang selanjutnya barus dijelaskan kepada kelompok
atau guru lainnya.
21. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan?
Biasanya pada saat awal pembelajaran peserta didik, MGMP
berusaha untuk melakukan pertemuan dengan tujuan memberikan
arahan bagi guru-guru dalam membuat RPP. Selain itu, terkadang
dilaksanakannya kegiatan micro teaching walaupun hanya bersifat
sesekali saja.
22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi
hasil belajar bagi guru Kewirausahaan?
Jadi, pada pertemuan dalam membahas materi dan RPP untuk awal
pembelajaran, disaat itulah guru diberikan arahan dan informasi
terkait proses penilaian peserta didik terkait bagaimana proses
penilaian yang tepat untuk digunakan.
23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya bagi guru Kewirausahaan?
Pada saat pertemuan MGMP, guru berusaha untuk saling sharing dan
berdiskusi mengenai kegiatan praktek sesuai dengan materi
Kewirausahaan dan potensi peserta didik dari tiap jurusan yang ada di
sekolah.
Pihak yang
bertanggung
jawab dalam
pembinaan
guru di
MGMP
24. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan bagi pembinaan guru?
Tanggung jawab yang dilakukan biasanya lebih terkait kepada
pengurus MGMP itu sendiri, setelah itu baru dari pengawas. Untuk
pengawas ini berasal dari tiap sub rayon.
25. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru
pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Biasanya kegiatan pembinaan dilakukan oleh pengurus maupun guru
di MGMP Kewirausahaan, selain itu juga adanya bimbingan dari
narasumber yang diundang oleh MGMP.
26. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering
dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP?
Kepala Sekolah melakukan pembinaan guru jika memang sekolahnya
dijadikan sebagai tempat pertemuan antar guru MGMP
Kewirausahaan.
Jakarta, 15 September 2014
Mengetahui,
Drs. Bukhari
(Guru Kewirausahaan SMKN 24)
Lampiran 13
Hasil Wawancara
Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Senin, 25 Agustus 2014/ pukul 07.52 WIB
Nama : Hj. Eny Elastri, S.Pd.
Asal Sekolah : SMKN 24
(Wawancara dilakukan di SMKN 24)
Pertanyaan
Pengembangan
Diri Guru
Kewirausahaan
Melalui
Kegiatan
MGMP
1. Menurut Anda, program dan kegiatan di MGMP Kewirausahaan secara
umum seperti apa?
Kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari pembahasan Kurikulum,
pembuatan RPP, dan pembahasan terkait kegiatan pembelajaran.
2. Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari kegiatan
MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau kegiatan seperti apa?
Selain dari Kurikulum yang lebih utama, saya menginginkan adanya
kesepakatan dari MGMP untuk materi praktek yang akan diajarkan
bagi kelas 1, 2, dan 3. Sehingga dari setiap tingkatan itu ada
perbedaan, jadi lebih ada peningkatan dalam pembelajaran praktek.
Kegiatan praktek yang terdapat di setiap jenjang sebenarnya hampir
sama, namun kembali lagi kepada permasalahan gurunya yang
memang harus lebih mampu dalam mengembangkan kegiatan praktek
sehingga tidak kembali lagi pada pembahasan teori-teori saja.
3. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling sering
dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Karena kegiatan MGMP tidak dapat dipisahkan dari kegiatan dalam
membahas silabus, pembuatan RPP, dan pembahasan terkait
pembelajaran yang akan dilakukan, maka otomatis MGMP berusaha
untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
4. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling jarang
dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Kegiatan yang paling jarang dilakukan adalah studi banding ke
tempat dunia usaha dan juga kegiatan pengembangan bagi guru
dalam memiliki keterampilan berwirausaha.
5. Pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan berapa kali?
Pertemuan MGMP dilakukan tidak begitu sering, terkadang sebulan
sekali, tiga atau enam bulan sekali.
6. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling sering
membimbing atau membina?
Biasanya kegiatan MGMP dibina dan dibimbing oleh pengurus dan
guru senior di MGMP itu sendiri, setidaknya mereka yang memang
lebih aktif dan memiliki kemampuan yang lebih sering dalam
membina guru Kewirausahaan di MGMP.
Dalam melakukan pembinaan biasanya tidak terlepas dari kegiatan
mengingatkan kepada anggota MGMP, seperti bagaimana pembuatan
RPP, mempersiapkan pembelajaran, dan cara dalam menghadapi
peserta didik. Namun,untuk pembahasan pembuatan karya atau
produk itu tidak dilakukan karena hal tersebut kembali lagi kepada
kemampuan guru dalam melaksanakan praktek.
7. Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang
berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha?
Dari yang saya tahu selama ini, belum ada kegiatan MGMP yang
membahas tentang kegiatan dalam pelaksanaaan wirausaha secara
bersama.
Pelaksanaan
Kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
8. Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP?
Kalau boleh jujur, saya termasuk tidak aktif karena saya
mengutamakan guru yang lebih muda dari saya untuk mengikuti
kegiatan. Hal ini karena pada tahun lalu, ada guru yang lebih muda
dari saya, yaitu Ibu Rina Kartika. Jika pada saat sekarang saya terlihat
aktif, karena Ibu Rina Kartika sudah tidak mengajar Kewirausahaan
di SMKN 24 sehingga saya yang menggantikannya.
9. Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir dalam
kegiatan MGMP?
Tidak ada sanksi.
10. Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap kegiatan
MGMP?
Ada yang merespon positif dan ada juga yang menghadiri ataupun
tidak, karena itu semua kembali kepada kesibukan masing-masing.
11. Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam
MGMP Kewirausahaan?
Pertama, banyak orang yang memiliki kesibukan masing-masing.
Kedua, kita memiliki program yang telah terencanakan, namun belum
tentu terealisasi karena dari pihak atas yang kemungkinan belum
memiliki waktu dalam melaksanakannya.
12. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan tersebut?
Sebaiknya, pengurus MGMP lebih aktif dan giat dalam mengajak dan
menginformasikan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
MGMP bagi guru Kewirausahaan.
13. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat
berlangsung secara efektif?
Harus terdapat adanya agenda atau jadwal secara jelas dan juga pasti,
mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan, topik dari kegiatan
tersebut, waktu pelaksanaanya. Jika sudah terencanakan secara jelas,
maka menurut saya kegiatan MGMP dapat berjalan lebih efektif.
14. Penghargaan apa saja yang diberikan oleh MGMP Kewirausahaan atas
partisipasi Anda mengikuti kegiatan?
Tidak ada sama sekali penghargaan yang saya dapatkan dari MGMP
begitupun juga saya tidak pernah mendengar dari teman-teman yang
lainya bahwa ada penghargaan untuk anggot atau guru
Kewirausahaan.
15. Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan
MGMP Kewirausahaan?
Kita bisa mendapatkan pencerahan dan pemahaman mengenai
informasi baru, kita juga membahas terkait materi yang akan
diajarkan dan cara pengajaran sehingga kita menjadi lebih mampu
dan paham untuk mengajarkan kembali kepada peserta didik dengan
cara pembelajaran yang menarik dan tidak monoton. Selain itu, kita
para guru juga bisa melakukan kegiatan saling sharing terhadap
masalah yang sedang kita alami sehingga kita secara tidak langsung
bisa mendapatkan solusi yang tepat dan bisa saling belajar satu sama
lain.
16. Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan
seperti apa?
Kesan yang selama ini saya rasakan dari mengikuti kegiatan, yaitu
senang, bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai
materi pelajaran maupun hal yang bersifat umum, dan juga dapat
saling bertemu dengan guru lainnya secara lebih mudah.
Harapan saya untuk kegiatan MGMP, yaitu memiliki rencana dan
jadwal secara lebih jelas dalam melaksanakan kegiatan sehingga
guru-guru dapat mempersiapkan untuk pertemuan tersebut; adanya
kegiatan pengembangan, jangan cuma hanya membahas RPP dan
silabus saja, melainkan perlu adanya kegiatan melaksanakan praktek
secara langsung dalam membuat produk; dan juga diadakannya
kegiatan studi banding ke tempat usaha.
Strategi yang
dilakukan
MGMP bagi
peningkatan
kompetensi
pedagogik guru
kewirausahaan
17. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan
bagi guru Kewirausahaan?
Diadakannya kegiatan sharing atau diskusi secara bersama terkait
informasi terbaru atau bisa dilaksanakan kegiatan mengundang
narasumber dalam memberikan pengetahuan dan informasi penting.
18. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik
bagi guru Kewirausahaan?
Kita melakukan sharing dengan guru satu sama lain. MGMP
melakukan pembinaan berupa memberikan pemahaman dan motivasi
kepada guru bahwasanya peserta didik memiliki latar belakang yang
berbeda-beda.
19. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk
mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
Biasanya MGMP membagi guru dalam tiap-tiap kelompok untuk
bekerja sama membahas tentang silabus. Setelah dibentuk dan dibagi
kelompok, maka baru tiap kelompok yang ada dituntut untuk
membahas dan mengembangkan satu sub pokok yang terdapat
disilabus. setelah selesai barulah tiap kelompok menjelaskan kembali
hasil yang telah dibahas dalam kelompoknya agar kelompok yang
lainnya bisa menjadi lebih paham.
20. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan merancang
pembelajaran bagi guru Kewirausahaan?
Pembuatan rancangan pembelajaran hampir sama cara yang
dilaksanakan dengan pembahasan dan pengembangan silabus. Jadi,
guru-guru dibentuk dan dibagi dalam kelompok yang berbeda untuk
membahas dan mengembangkan materi yang akan diajarkan ke dalam
rancangan pembelajaran. Setelah waktu pembahasan kelompok
selesai, maka selanjutnya tiap kelompok menjelaskan kembali kepada
kelompok yang lainnya, begitupun seterusnya.
21. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan?
Kalau secara teori maupun praktek, jujur saja saya belum pernah
mendengar hal tersebut di MGMP maupun dari teman-teman di
MGMP.
22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi
hasil belajar bagi guru Kewirausahaan?
Tidak ada. Karena MGMP biasanya hanya memberikan bimbingan,
motivasi, dan saling mengingatkan satu sama lain untuk melakukan
evaluasi sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dimana guru menilai
peserta didik melalui kegiatan yang dilaksanakan.
23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya bagi guru Kewirausahaan?
Di MGMP ada kegiatan sharing dengan guru lainnya dimana dari
kegiatan tersebut para guru bisa saling belajar satu sama lain dengan
mendapatkan informasi dari yang telah diceritakan. Namun, untuk
kegiatan praktek langsung dalam MGMP belum ada.
24. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan bagi pembinaan guru?
Ketua dan juga pengurus lebih bertanggung jawab dalam kegiatan
MGMP.
25. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru
pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Pihak yang
bertanggung
jawab dalam
pembinaan
guru di
MGMP
Biasanya jika kegiatan yang dilakukan bersifat rutin, maka yang
melakukan pembinaan, yaitu dari pihak pengurus MGMP itu sendiri.
Namun, jika memang kegiatan yang dilaksanakan dari Suku Dinas
biasanya ada pengawas yang membina guru, tetapi tidak secara
intens.
26. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering
dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP?
Jika pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah masih jarang
dilakukan, karena Kepala Sekolah biasanya hanya memberikan
arahan dan motivasi saja terkait kegiatan yang akan dilaksanakan.
Jakarta, 15 September 2014
Mengetahui,
Hj. Eny Elastri, S.Pd.
(Guru Kewirausahaan SMKN 24)
Lampiran 14
Hasil Wawancara
Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul 11.09 WIB
Nama : Sri Rahayu, S.E.
Asal Sekolah : SMKN 58
(Wawancara dilakukan di SMKN 58)
Pertanyaan
Pengembangan
Diri Guru
Kewirausahaan
Melalui
Kegiatan
MGMP
1. Menurut Anda, program dan kegiatan di MGMP Kewirausahaan secara
umum seperti apa?
Kegiatan dilakukan untuk menyamakan visi dan misi terkait materi
apa saja yang harus dilaksanakan, RPP yang harus dibuat, dan konsep
pembelajaran yang digunakan kepada peserta didik.
2. Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari kegiatan
MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau kegiatan seperti apa?
Menginginkan ketika mengajar peserta didik agar kita merasa enjoy
dalam pembelajaran, peserta didik tidak mudah bosan, dan
sebagainya. Maka saya lebih mengingkan adanya kegiatan yang
membahas tentang metode pembelajaran dan prakek apa saja yang
harus dilakukan.
3. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling sering
dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Biasanya MGMP Kewirausahaan melaksanakan kegiatan seperti
membedah silabus dan juga membahas pembuatan RPP, selain itu
jugaberdiskusi mengenai pelaksanaan pembelajaran bagi peserta
didik sesuai dengan materi Kewirausahaan.
4. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling jarang
dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan dan pengembangan
keterampilan guru dalam berwirausaha.
5. Pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan berapa kali?
Untuk pertemuan MGMP biasanya dilakukan jika memang ada suatu
kegiatan yang akan dilaksanakan, biasanya sebulan sekali, tiga bulan
sekali, atau 6 bulan sekali.
6. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling sering
membimbing atau membina?
Biasanya yang sering membina dari pengurus dan guru
Kewirausahaan iu sendiri, walaupun pernah ada dari LPMP atau
perwakilan dari Dinas, namun itu tidak sering.
7. Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang
berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha?
Untuk kegiatan tersebut sepertinya belum ada, karena kegiatan
MGMP lebih terkait kepada pembahasan silabus dan pembuatan RPP.
Namun, untuk pembelajaran Kewirausahaan kepada peserta didik
memang ada keharusan bagi peserta didik dalam melakukan kegiatan
berwirausaha dengan membuat produk.
8. Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP?
Saya sering untuk menghadiri kegiatan MGMP Jakarta Timur karena
tempat pelaksanaan terkadang juga dekat dari sekolah. Namun, jika
saya sedang ada jadwal, maka tugas untuk menghadiri MGMP yakni
bergiliran dengan guru Kewirausahaan lainnya.
9. Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir dalam
kegiatan MGMP?
Pelaksanaan
Kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
Untuk saat ini belum ada sanksi bagi guru yang tidak hadir pada
kegiatan MGMP.
10. Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap kegiatan
MGMP?
Ada beberapa guru yang memang terkadang tidak menghadiri
kegiatan MGMP, hal tersebut karena setiap guru memiliki kesibukan
dan jadwal mengajar yang berbeda-beda apalagi MGMP ini terdiri
dari beberapa sekolah.
11. Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam
MGMP Kewirausahaan?
Permasalahan yang mungkin dialami hanya dari sifat guru yang
menghadiri kegiatan MGMP saja, karena terkadang ada guru yang
tidak menghadiri dan mengikuti MGMP.
12. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan tersebut?
MGMP harus bisa aktif dalam mengajak guru-guru untuk mau
mengikuti kegiatan MGMP, serta harus lebih banyak komunikasi
antara MGMP dengan guru yang lain.
13. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat
berlangsung secara efektif?
Agar efektif maka diperlukan adanya keaktifan guru dalam mengikuti
kegiatan MGMP, serta dana yang mencukupi supaya kegiatannya
dapat berjalan dengan lancar.
14. Penghargaan apa saja yang diberikan oleh MGMP Kewirausahaan atas
partisipasi Anda mengikuti kegiatan?
Biasanya tergantung dari kegiatan yang dilakukan, adanya pemberian
sertifikat bagi guru, mendapatkan RPP yang telah disusun dan
dibahas secara bersama-sama untuk diterapkan dalam pelaksanaan
kepada peserta didik. tetapi yang lebih penting, saya bisa
mendapatkan pemahaman dan ilmu dalam melakukan pembelajaran
Kewirausahaan.
15. Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan
MGMP Kewirausahaan?
Saya merasa sangat terbantu berkat kegiatan MGMP karena
pembelajaran Kewirausahaan menjadi lebih jelas dan tujuannya lebih
terarah.
16. Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan
seperti apa?
Setelah saya mengikuti dan menghadiri kegiatan MGMP, saya
merasakan seperti ‘sehabis mandi’, hal tersebut dalam artian bahwa
saya semakin memahami dan termotivasi dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar sehingga saya semakin segar atau fresh dalam
mengajar.
17. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan
bagi guru Kewirausahaan?
Melakukan kegiatan seminar dan juga memberikan referensi buku
kepada guru Kewirausahaan yang akan menunjang pada
pembelajaran Kewirausahaan.
18. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik
bagi guru Kewirausahaan?
Melakukan kegiatan diskusi atau sharing antara guru dari sekolah
saru dengan sekolah lainnya mengenai permasalahan guru yang
dihadapi dalam menghadapi peserta didik. Hal tersebut ditujukan agar
guru bisa mendapatkan solusi yang terbaik dari kegiatan sharing
berdasarkan hasil pengalaman guru masing-masing.
19. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk
mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
Kegiatan dalam membahas silabus dilakukan dengan cara membahas
Strategi yang
dilakukan
MGMP bagi
peningkatan
kompetensi
pedagogik guru
kewirausahaan
terlebih dahulu dengan sesama guru yang biasanya dibentuk
berkelompok, baru setelah itu dilakukan pembahasan secara bersama-
sama mengenai isi silabus dan materi apa yang harus diajarkan.
20. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan merancang
pembelajaran bagi guru Kewirausahaan?
MGMP memberikan pemahaman kepada guru mengenai cara
pembuatan RPP dan apa saja yang harus ada dalam RPP tersebut,
setelah itu guru diharuskan untuk membuat RPP terlebih dahulu baru
dilakukan pembahasan secara bersama-sama untuk ditindaklanjuti.
21. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan?
MGMP tidak membantu kegiatan pembelajaran secara praktek
langsung. Namun MGMP membantu guru-guru dengan
mengingatkan kembali serta menanamkan pemahaman kepada guru
agar melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, selain itu
melalui MGMP juga membantu guru dalam mendapatkan metode apa
saja yang dapat diberikan kepada peserta didik sesuai dengan materi
yang diajarkan.
22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi
hasil belajar bagi guru Kewirausahaan?
Biasanya dalam RPP ada kegiatan dalam penilaian bagi peserta didik.
Ketika pembedahan RPP, maka MGMP memberikan arahan dan
pemahaman bagi guru untuk melaksanakan penilaian sesuai dengan
materi yang diajarkan.
23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya bagi guru Kewirausahaan?
Dalam MGMP biasanya melakukan diskusi dengan sesama guru
mengenai kegiatan praktek yang seperti apa harus dilakukan dengan
disesuaikan lagi pada materi yang akan diajarkan. Jadi, MGMP hanya
memberikan arahan, motivasi, dan juga pemahaman bagi guru dalam
praktek untuk membuat produk.
Pihak yang
bertanggung
jawab dalam
pembinaan
guru di
MGMP
24. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan bagi pembinaan guru?
Biasanya yang bertanggung jawab adalah pengurus MGMP
Kewirausahaan itu sendiri.
25. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru
pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Biasanya ada dari pihak LPMP maupun perwakilan dari Suku Dinas
dalam membina guru, namun itu tidak bersifat rutin. Pembinaan lebih
sering dilakukan dari pengurus dan juga guru MGMP itu sendiri.
26. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering
dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP?
Kalau Kepala Sekolah tidak melakukan pembinaan, jika memang
membina itu pun tidak bersifat rutin.
Jakarta, 15 September 2014
Mengetahui,
Sri Rahayu, S.E.
(Guru Kewirausahaan SMKN 58)
Lampiran 15
Hasil Wawancara
Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Rabu, 20 Agustus 2014/ pukul 09.38 WIB
Nama : Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih
Asal Sekolah : SMKN 51
(Wawancara dilakukan di SMKN 51)
Pertanyaan
1. Menurut Anda, program dan kegiatan di MGMP Kewirausahaan secara
umum seperti apa?
MGMP merupakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang memiliki
keutamaan untuk menyamakan persepsi guru Kewirausahaan
terhadap materi yang akan diajarkan kepada peserta didik sehingga
bertujuan agar materi yang disampaikan tidak memiliki
penyimpangan antara guru Kewirausahaan dari satu sekolah dengan
sekolah lainnya.
Program yang biasanya dilakukan adalah program inti, yaitu program
yang memang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi atau
kemampuan guru. Lalu, kegiatan yang biasa dilakukan adalah
membahas mengenai informasi terbaru, membahas tentang
kurikulum, mendiskusikan silabus dan pembuatan RPP.
2. Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari kegiatan
Pengembangan
Diri Guru
Kewirausahaan
Melalui
Kegiatan
MGMP
MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau kegiatan seperti apa?
Program dan kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan saya
sebagai guru, yaitu dalam pembahasan materi pelajaran
Kewirausahaan, pembahasan silabus dan pembuatan RPP.
3. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling sering
dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Dalam MGMP Kewirausahaan kegiatan yang paling sering dilakukan
adalah pembahasan mengenai informasi terbaru, kurikulum, silabus,
dan membuat RPP. Dari berbagai kegiatan tersebut dapat diketahui
bahwa kegiatan MGMP memang ditujukan untuk peningkatan
kemampuan guru dalam bidang pedagogik yang bermanfaat dan
dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
4. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling jarang
dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Paling jarang dilakukan adalah kegiatan bazaar bersama, yaitu
pengenalan dan penjualan produk dari tiap sekolah di Jakarta Timur.
Hal ini disebabkan karena masih kesulitan dalam hal dana, selain itu
masih sulitnya dalam menentukan waktu karena masih adanya
kesibukkan dan program yang berbeda dari masing-masing sekolah.
5. Pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan berapa kali?
Kegiatan dilakukan per tiga bulan, yaitu 3 sampai 4 kali dalam
setahun. Biasanya dilakukan pada saat sebelum kegiatan
pembelajaran dan akhir kegiatan pembelajaran dengan melihat waktu
ketika pembelajaran sudah tidak efektif. Selain itu, juga dilaksanakan
jika memang terdapat kebutuhan bagi guru untuk melaksanakan
pertemuan kegiatan MGMP.
6. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling sering
membimbing atau membina?
Kegiatan pembinaan di MGMP dilakukan oleh guru Kewirausahaan
sebagai anggota MGMP dan juga pengurus MGMP Kewirausahaan.
Pelaksanaan
Kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
7. Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang
berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha?
Iya terdapat adanya kegiatan untuk mengembangkan kewirausahaan
bagi guru-guru sebagai anggota MGMP
8. Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP?
Jika MGMP Kewirausahaan mengadakan kegiatan maka saya selalu
hadir.
9. Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir dalam
kegiatan MGMP?
MGMP merupakan organisasi yang bersifat non formal sehingga
dalam MGMP sendiri tidaklah ada kebijakan pemberian sanksi bagi
guru yang tidak hadir, jikalau ada itu hanya berupa teguran saja.
Sanksi yang ada mungkin tidak bersifat hukuman fisik atau psikis,
tetapi lebih kepada kerugian yang diterima oleh guru itu sendiri. Hal
ini dikarenakan kegiatan MGMP Kewirausahaan dilakukan oleh guru
yang memang mau dan peduli akan peningkatan kemampuan dirinya
sehingga jika guru tidak hadir dalam kegiatan MGMP, maka
kerugiannya adalah guru tersebut tidak mendapatkan dan tidak
meningkatnya pengetahuan dan keterampilan yang memang
diperlukan untuk kegiatan pembelajaran.
10. Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap kegiatan
MGMP?
Banyak guru Kewirausahaan yang memang tidak hadir dalam
kegiatan yang dilakukan oleh MGMP Kewirausahaan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor dan yang paling utama karena faktor
kebijakan sekolah. Ada dari pihak sekolah, khususnya Kepala
Sekolah tidak memberikan izin bagi gurunya untuk keluar mengikuti
kegiatan MGMP karena memang terdapat jam mengajar dan tidak
diperbolehkan meninggalkan peserta didik. Selain dari bentrokan
jam, faktor selanjutnya adalah pihak sekolah tidak mau mengeluarkan
biaya transport bagi gurunya untuk mengikuti kegiatan MGMP.
11. Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam
MGMP Kewirausahaan?
Permasalahan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan adalah dari
faktor kehadiran guru karena ada atau bahkan banyak guru yang tidak
mengikuti dan aktif dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan.
12. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan tersebut?
Untuk mengatasinya yang paling penting adalah kesadaran dari
kebijakan sekolah dimana Kepala Sekolah memberikan pengertian
dan iin bagi guru Kewirausahaan untuk mengikuti kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam rangka meningkatkan kemampuan guru, serta
dapat meningkatkan mutu sekolah secara tidak langsung.
13. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat
berlangsung secara efektif?
Hal yang diperlukan adalah menyamakan persepsi baik oleh
pimpinan sekolah maupun guru MGMP sendiri, karena ada beberapa
orang atau pihak yang berpikir bahwa kegiatan MGMP hanya
membuang-buang waktu dan tidak ada manfaat. Maka dari itu, masih
terdapatnya guru yang tidak menghadiri kegiatan MGMP karena
faktor tersebut, jadi agar lebih efektif perlu adanya penyatuan visi dan
misi secara bersama.
14. Penghargaan apa saja yang diberikan oleh MGMP Kewirausahaan atas
partisipasi Anda mengikuti kegiatan?
Penghargaan spesifik tidak ada, namun kita untuk mengikuti kegiatan
MGMP otomatis kita akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan,
selain itu kita juga biasanya mendapatkan sertifikat (jika memang
dibuat oleh MGMP) dan juga terkadang diberikan uang transport.
Jadi, penghargaan yang diberikan hanyalah bersifat penunjang demi
terlaksananya kegiatan.
15. Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan
MGMP Kewirausahaan?
Ketika saya mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan banyak
manfaat yang dapat saya ambil dan pelajari, yaitu :
a. Dapat meningkatkan pengetahuan baik dalam hal Kewirausahaan
maupun secara umum. Hal ini dikarenakan MGMP
Kewirausahaan juga melakukan pembahasan dan pemberitahuan
mengenai berbaga informasi terbaru.
b. Dapat melakukan silahturahmi dengan bertemu guru-guru
Kewirausahaan dari berbagai sekolah lain
c. Dapat melakukan sharing dengan guru-guru lain terkait kegiatan
yang dilakukan dalam pembelajaran Kewirausahaan di kelas serta
membahas tentang usaha yang dilakukan dari guru-guru lainnya.
16. Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan
seperti apa?
Dengan mengikuti kegiatan MGMP saya merasakan ada hal positif
yang memang dapat saya terapkan ketika saya melakukan
pembelajaran terkait praktek Kewirausahaan. Hal ini karena pada saat
kegiatan MGMP, saya bisa melakukan sharing dan berkomunikasi
dengan guru-guru lainnya mengenai usaha apa saja yang dilakukan
dalam pembelajaran Kewirausahaan sehingga dapat saling belajar
satu sama lain.
17. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan
bagi guru Kewirausahaan?
Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi guru sudah
pasti diadakannya pertemuan dengan guru-guru Kewirausahaan
setelah itu disampaikannya berbagai informasi, biasanya terkait pada
materi pelajaran yang disampaikan oleh pengurus MGMP.
Strategi yang
dilakukan
MGMP bagi
peningkatan
kompetensi
pedagogik guru
kewirausahaan
18. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik
bagi guru Kewirausahaan?
MGMP hanya memberikan arahan saja kepada para guru untuk lebih
meningkatkan kemampuannya dalam memahami peserta didik,
karena pada dasarnya peserta didik berbeda-beda. Namun, dalam
prakteknya lebih ditekankan pada guru itu sendiri karena setiap
sekolah pastilah berbeda-beda karakteristik dan penanganan bagi
peserta didik.
19. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk
mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
Dalam mengembangkan silabus, MGMP membentuk guru secara
berkelompok untuk membaca silabus, membedah isinya, dan
melakukan pembahasan mengenai materi yang sesuai untuk
diajarkan.
20. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan merancang
pembelajaran bagi guru Kewirausahaan?
Kegiatan dalam membuat RPP, MGMP juga membantu bagi guru-
guru dengan cara membentuk kelompok, serta dari kelompok tersebut
baru dilakukannya pembahasan dan pembuatan RPP secara bersama
dalam kelompok, setelah itu baru dipresentasikan kepada guru-guru
yang lain.
21. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan?
MGMP hanya memberikan arahan dan motivasi saja bagu guru
Kewirausahaan dalam melaksanakan proses pembelajaran, serta
menekankan dan mengingatkan kepada guru bahwa proses
pembelajaran Kewirausahaan bagi peserta didik diharuskan lebih
banyak kegiatan praktek dibandingkan teori. Kegiatan MGMP tidak
membahas mengenai praktek pembelajaran oleh guru secara
langsung, karena untuk kegiatan tersebut bukanlah termasuk dalam
ranah MGMP itu sendiri.
22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi
hasil belajar bagi guru Kewirausahaan?
MGMP memberikan arahan bagi guru Kewirausahaan bahwa untuk
penilaian pembelajaran dilakukan tidak hanya oleh guru itu sendiri,
tetapi juga dari penilaian teman. MGMP berusaha mengingatkan guru
dalam pemberian nilai bagi peserta didik, tidak hanya dari tgas
individu atau hasil ulangan saja, melainkan juga tugas kelompok.
23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya bagi guru Kewirausahaan?
MGMP melakukan sharing bersama dengan guru-guru lainnya terkait
prktek yang telah dilakukan oleh guru-guru dalam pembelajaran
Kewirausahaan, namun untuk praktek lebih ditekankan kembali
kepada guru itu sendiri bagaimana pelaksanaan di sekolah.
Pihak yang
bertanggung
jawab dalam
pembinaan
24. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan bagi pembinaan guru?
Pengurus MGMP Kewirausahaan beserta anggota MGMP
bertanggung jawab dalam kegiatan yang dilakukan terkait untuk
pembinaan guru Kewirausahaan.
25. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru
pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Untuk ruang lingkup MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sendiri
yang melakukan pembinaan bagi guru Kewirausahaan adalah
guru di
MGMP
pengurus dan guru Kewirausahaan sendiri. namun, jika MGMP
Kewirausahaan bekerja sama dengan pihak lain, seperti adanya
proyek dari Suku Dinas Jakarta Timur maka biasanya yang
melakukan pembinaan adalah narasumber dari luar, baik dari Sudin
ataupun tidak.
26. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering
dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP?
MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur juga dibina oleh Kepala
Sekolah maupun dari Sudin dan LPMP. Cara yang dilakukan MGMP
Kewirausahaan, yaitu dengan memberikan laporan mengenai dana
dan juga kegiatan apa saja yang telah dilakukan. Sehingga Kepala
Sekolah maupun pihak lainnya hanya bertugas lebih kepada kegiatan
monitoring dan evaluasi
Jakarta, 15 September 2014
Mengetahui,
Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih
(Guru Kewirausahaan SMKN 51)
Lampiran 16
Lembar Observasi Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur Tahun 2014
No. Kegiatan Keterangan
1. Nama kegiatan yang dilakukan MGMP
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur -----
2. Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur -----
3. Siapa yang melakukan pembinaan guru dalam
kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah
Jakarta Timur
-----
4. Teknik yang dilakukan dalam pembinaan guru
kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah
Jakarta Timur
-----
5. Kehadiran guru Kewirausahaan pada kegiatan
pembinaan yang dilakukan MGMP
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
-----
6. Sikap yang ditunjukkan guru dalam mengikuti
kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah
Jakarta Timur
-----
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2014 Jakarta, 6 Februari 2014
Lamp. : -
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Mu’arif. SAM, M.Pd
Pembimbing Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama : Alpina Ilham
NIM : 1110018200008
Prodi : Manajemen Pendidikan
Semester : VII (Delapan)
Judul Skripsi : Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Bidang Studi
Kewirausahaan Melalui Kegiatan MGMP di SMK Negeri
Wilayah Jakarta Timur
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 6 Februari 2014,
abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul
tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi
Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
Kajur Manajemen Pendidikan
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd
NIP. 19661009 199303 1 004 Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs.
Lampiran 17
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2014 Jakarta, 6 Februari 2014
Lamp. : -
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Dr. Salman Tumanggor, M.Pd
Pembimbing Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama : Alpina Ilham
NIM : 1110018200008
Prodi : Manajemen Pendidikan
Semester : VII (Delapan)
Judul Skripsi : Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Bidang Studi
Kewirausahaan Melalui Kegiatan MGMP di SMK Negeri
Wilayah Jakarta Timur
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 6 Februari 2014,
abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul
tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi
Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
Kajur Manajemen Pendidikan
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd
NIP. 19661009 199303 1 004 Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs.
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2014 Jakarta, 6 Maret 2014
Lamp. : -
Hal : Permohonan Izin Penelitian
Kepada Yth.
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama : Alpina Ilham
NIM : 1110018200008
Prodi : Manajemen Pendidikan
Semester : VII (Delapan)
Judul Skripsi : Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Bidang Studi
Kewirausahaan Melalui Kegiatan MGMP di SMK Negeri
Wilayah Jakarta Timur
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 6 Februari 2014,
abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul
tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi
Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
Kajur Manajemen Pendidikan
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd
NIP. 19661009 199303 1 004 Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs.
Lampiran 18
Lampiran 20 Lampiran 21
Lampiran 22 Lampiran 23
Lampiran 24 Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
BIODATA PENULIS
Alpina Ilham lahir di Jakarta pada tanggal 17 September 1991 dan
merupakan anak kedua dari pasangan (Alm) Amsori dan Sulimah. Pendidikan TK
(Taman Kanak-kanak) ditempuh tahun 1996 di TK Suci, kemudian lulus dari
pendidikan dasar di SDN 11 pagi tahun 2003, selanjutnya penulis melanjutkan di
SMPN 171 pada tahun 2006, dan pada tahun 2009 penulis menamatkan pendidikan
menengah di SMAN 105 Jakarta. Setelah itu, penulis melanjutkan jenjang pendidikan
tinggi di Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010.
Selama menempuh pendidikan, penulis juga pernah aktif dalam mengikuti
berbagai organisasi dan kegiatan, seperti (Rohis) Rohani Islam di SMPN 171 tahun
2003-2005, ( (Palang Merah Remaja) di SMAN 105 tahun 2006-2008, Pencak Silat
Merpati Putih tahun di SMAN 105 tahun 2006-2007, LDK (Lembaga Dakwah
Kampus) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011-2014, Postar (Pojok Seni
Tarbiyah), dan HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) tahun 2011-2013.