Upload
vocong
View
241
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
“ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN
PENANGANAN RISIKO KREDIT PADA KENDARAAN BERMOTOR”
(Studi pada Bank Muamalat cabang Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Disusun Oleh :
Fadlurrachman Hakim
NIM : 208046100034
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
_l
..A}[ALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAIY MURABAHAIT DAN
PENAI\GAI\AN RISIKO KREDIT PADA KEI\DARAAN BERMOTOR'
_(Studi Pada Bank Muar*ralat Cabang Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur)
SKRIPSI
Diajukan Untuk frIemenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
.t, ni
Oleh:
Fadlurrachman llakimNIM 208046100036
KONSENTRASI PERBANKAIY SYARIAH
PROGRAM STTIDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKT'LTAS SYARIATI DA.IY HUKUM
UIN SYARIF XIIDAYATULLAH
JAKARTA
I434rI&013rvr
II1
I
I
l
I
Yuke
B
PENGESAIIAN PAhIITIA UJIAN
skripsi yang berjudul "Analisis Kelayakan pembiayaan lwurabahah Dan
Penanganann Risiko Kredit Pada Kendaraar Bermotor,' telah di ujikan dalam
sidang munaqasah Fakulas Sryr,"h dan Hukum UIN Syarif Hidayatutlah Jakarta pada
tanggal 214l-2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
mempcroleh gslar Sarjana Program Sfiata I (Sl) pada Program Study Muamalat:
(Ekonomilslam).
Jakarta, 2l lanuari 2Al 4
195505051 98203 t0I2
PANITIA UJIAN MUNAQASAH
Ketua P-rof. Dr H. Muhamnrad Arniqr Suma S.H.. M"A."..M.M.NrP. r955050s t98203 t0r2
Sekretaris
Pernbirnbing
Penguji I
Mufidph. SHI
Yukp Rahrnawati. S.Aq.. MANrP. 197s0903?007012023
Drs.H. Bprhaquddin Yusuf. MMNIP. 1954061 81981 103 1005
Mulrnin Rouf, S.Ag.. MANrP, I 97407252AU1 2 100 I
iv
Penguji II
LEMBAR PER}IYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah s,atu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai aengl; ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
rnenerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
iii
v
ABSTRAK
Fadlurrachman Hakim. NIM 208046100034 “Analisis Kelayakan
Pembiayaan Murabahah Dan Penanganan Risiko Kredit Pada Kendaraan
Bermotor”. Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta/2014,
(X + 82 halaman + 11 Lampiran).
Pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat Indonesia. Pembiayaan
merupakan suatu fasilitas yang diberikan bank syariah pada masyarakat yang
ingin melakukan pembiayaan. Pembiayaan ini merupakan fungsi bank yang
terpenting dalam melaksanakan penggunaan pendanaanya. Tingkat keberhasilan
pembiayaan ini tergantung dari bagaimana bank menyeleksi nasabah yang ingin
melakukan pembiayaan.
Penelitian ini berjudul Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah Dan
Penanganan Risiko Kredit Pada Kendaraan Bermotor. Bertujuan untuk
mengetahui operasional pembiayaan Murabah kepada nasabah yang akan
mengajukan pembiayaan kendaraan bermotor. Penelitian ini menggunakan
analitis-deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena
yang terjadi di lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara,
kuisioner, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukan , pertama¸mengetahui sistem perhitungan
dari akad murabahah pada pembiayaan Kendaraan bermotor. Kedua untuk
mengetahui penanganan yang diberikan Bank Muamalat apabila terjadinya
nasabah yang bermasalah.
Kata Kunci :Pembiayaan Murabahah pada kendaraan bermotor di Bank
Muamalat Indonesia cabang Kupang.
Pembimbing : Yuke Rahmawati, S.Ag,MA
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas ridha dan
rahmat-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam rangka memenuhi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
segenap keluarga, sahabat dan bahkan umatnya. Insyaallah dan mudah-mudahan kita
ada didalamnya.
Dalam skripsi ini penulis mencoba menyusun hasil pengamatan pada Bank
Muamalat Indonesia cabang Kupang. Berdasarkan pada data-data yang ada dari hasil
pengamatan, serta hasil bimbingan pihak Bank Muamalat. Selama proses skripsi ini,
penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan untuk kemajuan yang
lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat
dan bernilai ibadah dalam pandangan Allah SWT. Amin.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan skripsi ini terutama kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
2. Euis Amalia, M.Ag dan Mu’min Rauf, MA. Ketua dan Sekretaris Prodi
Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Yuke Rahmawati, S.Ag.,MA. Dosen Pembimbing yang telah berkenan
memberikan waktu, petunjuk, serta arahan selama penyusunan skripsi ini
dan atas kesabaran Beliau dalam membimbing.
4. Dr. H. Ahmad Mukri Aji, MA. Selaku Dosen Penasehat Akademik Penulis.
5. Mufidah SH. selaku sekretaris program Non Reguler Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Direksi Bank Muamalat cabang Kupang atas kesempatan yang diberikan
kepada penulis untuk dapat melaksanakan penelitian pada Bank Muamalat
cabang Kupang.
7. Khoirul Faiq, Akhmad Kholil, dan Adi Untoro yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan serta memberi data dalam penyusunan skripsi
saya ini.
8. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Ibu, Bapak dan keluarga saya yang senantiasa memberikan dukungan material dan
moral (Orang tua saya adalah motivasi terbesar saya dalam menyelesaikan skripsi
ini dengan cepat, maka skripsi ini saya dedikasikan untuk orang tua saya).
10. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah Non Reguler Angkatan 2008.
yang telah memberikan pertemanan yang sangat berkesan selama saya menjalani
perkuliahan di Perbankan Syariah FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (it has
viii
been a lot of downs that we go through together, thanks for the cooperation. We
will always be friends for ever)
11. Sahabat-sahabat KKS Insan Cendekia atas kerjasama, pengorbanan, teladan,
dan ukhuwah yang terindah dan tak terlupakan.
12. Nanda Ayu Asmarani atas doa dan pengorbanannya dalam membantu proses
berjalannya skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat saya dan juga orang-orang di sekitar saya yang peduli serta turut
membantu dan mendukung saya dalam menyusun skripsi ini. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan balasan atas seluruh kebaikan yang telah diberikan
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas semua kebaikan
pihak-pihak yang telah membantu saya. Semoga skripsi ini dapat
memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Jakarta, 21 Januari 2014
Fadlurrachman Hakim
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ...................................................................... iv
ABSTRAK…………………………………………………………. .................. v
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 10
D. Metode Penelitian .......................................................................... 11
E. Kerangka Konsep .......................................................................... 13
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Review Study Terdahulu ............................................................... 18
B. Tinjauan Umum Murabahah .......................................................... 21
C. Konsep Pembiayaan Murabahah .................................................. 28
D. Manajemen Risiko dan Analisis Kelayakan Pembiayaan ............ 33
x
BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA
A. Sejarah Singkat dan Perkembangannya ......................................... 44
B. Visi dan Misi ................................................................................. 47
C. Struktur Organisasi ....................................................................... 48
D. Produk dan Jasa ............................................................................ 53
BAB IV ANALISIS KELAYAKAN
A. Karakteristik Pembiayaan Murabahah Bank Muamalat Cabang
Kupang .......................................................................................... 62
B. Alur Perolehan Pembiayaan Kendaraan Bermotor Bank Muamalat
Cabang Kupang ............................................................................. 65
C. Pendapatan Margin Pihak Bank Muamalat Dalam Akad
Murabahah .................................................................................... 71
D. Faktor-Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah ......................... 74
E. Langkah-Langkah Penyelesaian Pembiayaan yang Bermasalah .... 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 80
B. Saran-Saran ................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 83
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Skema 2.1 Alur Pembiayaan Murabahah .................................................................. 24
Skema 2.2 Skema Bai’ al-Murabahah ....................................................................... 32
Skema 3.1 Organization Chart Of PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk .................... 51
Tabel 3.2 Struktur Organisasi Bank Muamalat Cabang Kupang 2013 .................... 52
Skema 4.1 Alur Proses Perolehan Pembiayaan Murabahah ..................................... 65
Skema 4.2 Alur Pembiayaan Melalui Struktur Organisasi Bank .............................. 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bunga dalam ekonomi modern merupakan sebuah tantangan penting
dalam penalaran Islam, yaitu adanya bunga, yang juga semakin kehilangan
arti pentingnya. Telah terkenal bahwa Islam melarang pembiayaan dengan
adanya sistem bunga sebagai pembayaran yang ditentukan di muka atas dana
pinjaman. Terlepas dari maksud atau hasil penggunaanya. Bahkan Islam
menggairahkan pembagian keuntungan yang ditentukan kemudian di antara
peminjam dan pemberi pinjaman.1.
Bunga itu telah dilarang dalam kitab-kitab suci Yahudi dan Kristen.
Batas-batas bunga yang ditetapkan oleh perjanjian lama tidak ditaati oleh
orang-orang Yahudi, dan Gereja Katolik Roma melarang bunga selama
Gereja itu berkuasa. Kitab Islam, Kitab Suci Al-quran, telah melarang bunga
dengan sangat keras. Umat Islam mentaati batas-batas yang ditetapkan dalam
Al- Quran secara agama dan secara politik selama mereka tetap berkuasa di
dunia.2
Sistem keuangan dan perbankan Islam merupakan bagian dari konsep
yang lebih luas didalam ekonomi Islam, dimana tujuannya sebagaimana
dianjurkan oleh para ulama, adalah memberlakukan sistem nilai dan etika
1 Mahmudunnasir Syed, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994), h. 555. 2 Ibid., hal. 556.
2
Islam ke dalam lingkunan ekonomi.3
Dengan adanya dasar acuan seperti ini,
maka keuangan dan perbankan Islam bagi kebanyakan umat tidak hanya
sebagai sebuah transaksi yang bersifat komersial.
Pandangan Islam dalam transaksi finansial itu dipandang banyak
kalangan muslim sebagai sebuah kewajiban. Kemampuan lembaga keuangan
Islam menarik minat investor dangan sukses bukan hanya tergantung pada
tingkat kemampuan lembaga itu menghasilkan keuntungan, tetapi juga pada
pandangan bagaiman lembaga tersebut secara sunguh-sunguh memperhatikan
batas-batas yang digariskan oleh Islam itu sendiri.4
Dalam upaya merealisasikan nilai-nilai ekonomi Islam dalam aktifitas
nyata masyarakat adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga keuangan
yang berdasarkan syariah Islam. Di antara lembaga jenis keuangan yang ada,
yaitu BMT, Koperasi, BPRS, Asuransi, dan juga perbankan. Perbankan
merupakan sektor yang besar pengaruhnya dalam aktifitas masyarakat
modern.5
Bank sebagai salah satu lembaga keungan memiliki fungsi sebagai
perantara keuangan (financial intermediary), artinya lembaga yang
kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan
menyalurkan ke masyarakat yang kekurangan dana. Kegiatan bank
menghimpun dana disebut dengan funding, sementara kegiatan dana
3Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet,2006), h.
12. 4Ibid.
5Tim Pengembangan Perbankan Syariah: Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan
Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h. 10.
3
menyalurkan kemasyarakat oleh bank disebut dengan financing atau lending.6
Selain menjalankan fungsinya sebagai perantara keuangan antara pihak
surplus dan pihak minus dana, bank sebagai suatu lembaga keuangan juga
berperan menyediakan sebuah fasilitas modal dan memberikan kredit dan jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran.7
Sistem Keuangan Islam memperkenalkan prinsip-prinsip muamalah
yang sesuai syari’ah untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem
bunga (riba). Prinsip muamalah yang diperkenalkan itu berupa prinsip Bagi
Hasil lahir sebagai pengganti prinsip bunga sekaligus sebagai salah satu
solusi alternatif untuk menjawab persoalan pertentangan antara bunga bank
dengan riba. Dengan demikian, kerinduan umat Islam Indonesia yang
mendambakan kehadiran sistem lembaga keuangan yang sesuai dengan
tuntutan kebutuhan yang tidak hanya sebatas finansial namun juga tuntutan
moralitasnya serta yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah
menjawab dengan lahirnya Bank Islam.8
Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara Islam berpengaruh
ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah
sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam
kajian tersebut adalah Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawam Rahardjo,
A.M. Saefuddin, M. Amien Azis, dan lain-lain.9 Perkembangan perbankan
syariah pada era reformasi ditandai oleh dengan disetujuinya Undang-undang
6Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 41.
7Ahmad Anwari, Bank Rekan Terpercaya dalam Usaha Anda, (Jakarta: Balai Pustaka,
1987), h. 1. 8Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,2005) h.2.
9 M.Amin.Azis, Mengembangkan Bank Islam di Indonesia ( Jakarta:Bangkit,1992)
4
No. 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci
landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikandan
diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga
memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang
syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.10
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki
prospek yang baik dalam kegiatan ekonomi, hal ini dapat dilihat dengan
semakin banyaknya lembaga keuangan bank dan non bank yang berkembang
dengan baik. Pengembangan keuangan Indonesia juga ditandai dengan
adanya diversifikasi produk keuangan, yaitu dengan bermunculannya
lembaga pembiayaan oleh bank yang dapat dijadikan alternatif dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pembiayaan yang diinginkan.
Semakin berkembangnya lembaga keuangan yang menawarkan pembiayaan
alternatif bagi dunia usaha serta kebutuhan masyarakat indonesia dalam
sistem perekonomian Indonesia.
Perluasan lembaga keuangan pembiayaan disambut baik oleh
pemerintah, yaitu dengan adanya Kepres No 61 Tahun 1998, dimana dalam
Kepres ini didalamnya terdapat landasan operasional yang jelas. Adapun
beberapa jenis usaha dalam lebaga pembiayaan diantaranya adalah sewa guna
usaha (leasing), modal ventura (venture capital), piutang, (factoring),
10
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Depok, Gema Insani
,2001) h. 26
5
pembiayaan konsumen (consumers finance), dan perdagangan surat
berharga.11
Melihat karakteristik pembiayaan jenis usaha yang beragam, maka
perusahan pembiayaan yang melakukan lebih dari satu kegiatan sering
disebut dengan multifinance company.12
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses dalam
persaingan adalah berusaha mencapai tujuan dengan mempertahankan dan
meningkatkan pelanggan. Mempertahankan pelanggan berarti perusahaan
harus mampu memuaskan apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggannya
melebihi apa yang diberikan pesaing, sedangkan meningkatkan pelanggan
berarti perusahaan harus dapat menangkap setiap peluang yang ada melalui
strategi pemasarannya untuk mendapat pelanggan baru.13
Dalam perkembangan selanjutnya, landasan hukum perusahan
pembiayaan semakin kuat dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
84/PMK.012/2006 tentang perusahaan pembiayaan, yang menjelaskan
bahwa: “Perusahan pembiayaan adalah badan usaha diluar bank dan lembaga
keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang
termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan”.14
11
Ade Arthesa & Edie Handiaman, Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank, (Jakarta: PT.
Indeks, 2006)., h.248. 12
Andi Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana 2009)., h.332. 13
Taktik Suryani , Perilaku Konsumen Implikasi pada strategi pemasaran (Yogyakarta ,
graha ilmu 2008 ) h 2. 14
Peraturan Menteri Keuangan No 84/PMK.012/2006, Tentang Perusahaan Pembiayaan.
6
Peraturan Menteri Keuangan inilah yang membuat posisi lembaga
pembiayaan memiliki peluang yang besar dalam mengembangkan dan
menguatkan lembaga pembiayaan di Indonesia.
Sistem keuangan Islam yang bebas dari prinsip bunga diharapkan
mampu menjadi alternatif terbaik dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.
Penghapusan sistem bunga ini memiliki dampak makro yang cukup baik bagi
perkembangan ekonomi Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya
lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah dalam menjalankan
kegiatannya.15
Untuk mewujudkan sistem keuangan yang adil dan efisien, maka setiap
tipe lapisan masyarakat harus terwadahi keinginannya dalam berinvestasi dan
berusaha, sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka. Lembaga
pembiayaan harus memfasilitasi hal tersebut guna menampung seluruh
keinginan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan sumber dana yang
mereka inginkan. Disamping itu, peran dan kinerja perbankan tidak akan
optimal tanpa didukung oleh sistem keuangan yang tangguh (robust financial
system). Sistem keuangan yang tangguh harus mampu menghindari dan
memecahkan masalah keuangan yang dihadapi, yaitu potensi adanya risiko
sistemik ketidak stabilan sistem keuangan (sistemik risk), potensi adanya
risiko bank run, resiko kelebihan atau kekurangan likuiditas perbankan, dan
risiko terhadap buruknya pelayanan yang diberikan oleh bank. Dengan alasan
15
Ade & Edia, Bank & Lembaga, h 5
7
itulah, maka diperlukan institusi–institusi pendukung dalam sistem keuangan,
seperti lembaga pembiayaan yang ada saat ini.16
Setelah lahirnya UU No.10 Tahun 1998 yang mengatur seraca rinci
landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan
diimplementasikan oleh bank syariah, dan juga menganjurkan adanya dual
banking system. Yaitu adanya bank konvensional yang konversi menjadi
Bank Umum Syariah, dan juga menganjurkan setiap bank konvensional
memliki Unit Usaha Syariah, Hal tersebut memberikan respon yang cukup
baik dari masyarakat. Eksistensi bank syariah semakin diperkuat dengan
adanya UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah pada tanggal 17
juni 2008, sehingga memperkuat kedudukan bank syariah dalam perbankan
nasional.
Selain berfungsi sosial, bank syariah juga mempunyai fungsi yang
sama dengan bank konvesional, yaitu sebagai lembaga yang berfungsi
menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan dana masyarakat melalui
pembiayaan.
Dalam perbankan konvesional penyaluran dana kepada nasabah selalu
dalam bentuk uang yang kemudian terserah bagi nasabah debitur untuk
memakainya. Sedangkan diberikannya pembiayaan, diperlukan analisa
kelayakan pembiayaan oleh bank syariah dengan tujuan agar bank tersebut
yakin bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar aman dalam arti uang
yang disalurkan pasti kembali. Bank harus lebih selektif dan hati-hati dalam
16
Ibid, h. 7-8
8
menyalurkan dana ke masyarakat, agar bank tidak mengalami kerugian
dikemudian hari. Jika penyaluran dana tersebut mengalami kerugian maka
pihak bank dalam kegiatan operasionalnya akan terganggu.
Jika pembiayaan sudah mengalami penunggakan pembayaran, pihak
bank harus siaga memantau usaha nasabah agar tidak terjadi lagi
penunggakan dibulan berikutnya. Pembiayaan ini harus ditangani agar tidak
menjadi pembiayaan bermasalah (macet) yang nantinya menimbulkan
kerugian bagi pihak bank.
Pembiayaan dengan prinsip jual-beli ditunjukan untuk memiliki barang,
sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditunjukan untuk mendapatkan
jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerja sama yang ditunjukan
guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus.17
Dilihat dari kategori diatas pembiayaan adalah suatu proses, mulai dari
analisis kelayakan pembiayaan sampai kepada realisasinya. Namun
realisasinya pembiayaan bukanlah tahap terakhir dari proses pembiayaan
perlu adanya pemantauan terhadap nasabah yang telah disetujui, karena
berguna untuk mengurai risiko dari kegagalan pembiayaan murabahah
bermasalah dikemudian hari, karena setiap pengusaha berbeda karakternya,
ada yang bisa mencapai kesuksesan besar dan ada juga yang rugi dalam
menjalankan usahanya yang pada akhirnya mereka tidak bisa mengembalikan
modal yang dibiayai oleh bank syariah, pemantauan ini berguna untuk
17
Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keunangan ( Jakarta : PT Jasa
Grafindo Persada , 2008 ) h.97
9
menjaga uang nasabah investor yang telah mengamanahkannya ke bank
syariah untuk dikelola.
Berdasarkan paparan diatas yang telah dibahas tersebut, maka penulis
merasa tertarik untuk membahas dan meneliti permasalahan penyaluran
pembiayaan yang dianggap bermasalah, yang tentunya tidak boleh
menyimpang dari peraturan yang ditetapkan Bank Indonesia dan Syariat
Islam. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini, penulis mengangkat judul
“Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah dan Penanganan Risiko Kredit
pada kendaraan bermotor ” (Studi pada Bank Muamalat Cabang Kupang ,
Provinsi Nusa Tenggara Timur).
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus, maka penulis memberikan
batasan, yaitu dengan cara bagaimana bank syariah khusunya Bank
Muamalat cabang Kupang memberikan kelayakan dan penanganan
pembiayaan terutama dalam akad murabahah yang hanya difokuskan
pada pembiayaan kendaraan bermotor.
2. Perumusan Masalah
Masalah peneliti pun dirumuskan dalam beberapa pertayaaan
sebagai berikut:
1. Bagaimana mekanisme operasional dan pembiayaan pada akad
murabahah dalam kendaraan bermotor?
10
2. Peranan manajemen risiko yang digunakan oleh Bank Muamalat
dalam mengantisipasi pembiayaan yang bermasalah pada
kendaraan bermotor?
3. Bagaimana perhitungan margin oleh Bank Muamalat cabang
Kupang dalam pembiayaan murabahah pada kendaraan bermotor ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis kelayakan dan penanganan pembiayaan yang
bermasalah pada kendaraan dalam akad murabahah.
2. Untuk mengetahui seberapa besar keuntungan bagi Bank Muamalat
cabang Kupang dalam pembiayaan murabahah ini.
3. Mengetahui bagaimana penanganan dan pengelolaan manajemen
risiko dalam pembiayaan murabahah.
2. Manfaat Penelitian
Secara lebih spesifik manfaat yang di harapkan dari penelitian ini
adalah :
1. Manfaat bagi penulis : hasil penelitian ini di harapkan berguna bagi
kehidupan pelajar dan mahasiswa serta untuk menambah wawasan
lebih kepada penulis tentang produk Bank Muamalat cabang
Kupang khususnya pada pembiayaan murabahah pada pembiayaan
kendaraan bermotor.
11
2. Manfaat bagi Bank Muamalat : dapat menjadi solusi bagi pihak
Bank dalam pembiayaan murabahah yang baik dan tepat guna serta
tidak bertentangan dengan nilai syariah berdasarkan teori-teori
yang ada juga dapat menjadi bahan evaluasi serta masukan untuk
lebih memajukan pembiayaan tersebut.
3. Manfaat bagi akademisi : dapat menambah pengetahuan tentang
Pembiayaan murabahah dalam aspek perhitungan serta resiko.
Dapat menjadi referensi awal bagi akademis yang akan
melanjutkan penelitian yang serupa dengan penelitian ini, baik
dilakukan di lokasi yang sama maupun di lokasi yang berbeda.
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode empiris-kualitatif-deskriptif,
yaitu suatu pendekatan yang mencoba menggambarkan keadaan obyek
yang sedang diteliti secara apa adanya.
2. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dan
didukung oleh data literatur.
3. Sumber Data
a. Primer: data pokok yang didapat dari responden (pihak Bank
Muamalat) berupa hasil wawancara.
b. Sekunder: data literatur yang terkait dengan penelitian ini
berupa brosur, buku-buku maupun internet.
12
4. Teknik pengumpulan data
Penelitian ini berbentuk studi kasus (case study) dan bersifat
mencari penjelasan tentang “Analisis Kelayakan Pembiayaan
Murabahah dan Penanganan Risiko Kredit pada Kendaraan Bermotor”.
Untuk meneliti secara cermat masalah ini, maka ada beberapa
teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian, yaitu:
a. Observasi
Dalam penelitian ini melakukan sebuah pengamatan langsung ke
Bank Muamalat Indonesia untuk mendapatkan sebagian data dalam
melakukan penulisan ilmiah ini.
b. Wawancara
Dalam tahap selanjutnya pun penulis melakukan sebuah wawancara
langsung kepada salah satu narasumber yang berada di dalam lingkup
Bank Muamalat, agar mendapatkan data yang lebih akurat dalam
memperoleh data untuk penyusunan karya ilmiah ini.
c. Studi Dokumentasi
Hal ini dilakukan untuk menjadi data pendukung dalam
pembahasan karya ilmiah ini, dimana akan mendapatkan data-data
terdahulu khususnya yang bersangkutan dengan pembiayaan murabahah
agar dapat menjadi sebuah panutan bagi penulis.
13
d. Studi Pustaka.
Dilakukan untuk mendapat data tambahan yang bersumber dari
buku yang mendukung karya ilmiah ini yang berhunbungan dengan
pembiayaan ini, karena menjadi salah satu persyaratan.
5. Teknik pengelolaan data
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan
data dan informasi berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh di lapangan
mengenai strategi pemasaran produk.
6. Teknik penulisan laporan
Teknik penulisan laporan dalam penelitian ini mengacu pada buku
pedoman penulisan skripsi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1428/2012 M.
E. Kerangka Konseptual
1. Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya
mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang
menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh
hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan.
Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk
memperoleh keuntungan sebesar mungkin.
14
Pandangan Islam dalam transaksi finansial itu dipandang banyak
kalangan muslim sebagai sebuah kewajiban. Kemampuan lembaga
keuangan Islam menarik minat investor dangan sukses bukan hanya
tergantung pada tingkat kemampuan lembaga itu menghasilkan
keuntungan, tetapi juga pada pandangan bagaimana lembaga tersebut
secara sungguh-sungguh memperhatikan batas-batas yang digariskan oleh
Islam itu sendiri.18
Dalam upaya merealisasikan nilai-nilai ekonomi Islam dalam
aktifitas nyata masyarakat adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga
keuangan yang berdasarkan syariah Islam. Di antara lembaga jenis
keuangan yang ada, yaitu BMT, Koperasi, BPRS, Asuransi, dan juga
perbankan. Perbankan merupakan sektor yang besar pengaruhnya dalam
aktifitas masyarakat modern.19
2. Pembiayaan Murabahah
Murabahah didefinisikan oleh para fuquha penjualan biaya/harga
pokok (cost) barang tersebut ditambah dengan mark-up atau margin
keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah bahwa
penjual harus membeli tahu pembeli mengenai harga pembelian produk
dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost)
tersebut.20
Margin keuntungan merupakan selisih harga jual dikurangi
harga asal yang merupakan pendapatan atau keutungan bagi penjual, akad
18
Mahmudunnasir Syed, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994), h. 555. 19
Tim Pengembangan Perbankan Syariah: Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan
Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h. 10. 20
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, Vol, 1. 2005), h.13.
15
ini merupakan salah satu bentuk natural certainly contracts, karena dalam
murabahah ditentukan berapa recuired rate of profit-nya (keuntungan
yang ingin diperoleh).21
Murabahah adalah satu jenis jual beli yang dibenarkan oleh syariah
dan merupakan implementasi muamalat tijariah (interaksi bisnis).22
Pada
murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara
pembayarannya dilakukan secara tunai, tangguh ataupun dicicil. Untuk
pembayaran secara cicilan, di Malaysia lebih dikenal dengan istilah BBA
(Bai’ Bistaman ‘Ajil). Secara istilah, sebenarnya transaksi yang dilakukan
dengan pembayaran tangguh disebut bai al-muajjal, sedangkan dicicil
disebut bai; ut-taksid.23
3. Manajemen Risiko
Risiko muncul ketika terdapat lebih dari satu kemungkinan hasil
(output), dan hasil yang paling akhir ini tidak dapat diketahui. Risiko dapat
didefinisikan sebagai perubahan atau perbedaan hasil yang tidak
diharapkan. Risiko bisa diukur dengan standar deviasi dari hasil historis.
Meskipun semua bisnis mengandung ketidak pastian, lembaga keuangan
menghadapi jenis-jenis risiko yang secara alami muncul dari aktivitas yang
mereka jalankan. Tujuan dari setiap lembaga keuangan adalah untuk
memaksimalkan profit dan nilai tambah bagi pemegang saham dengan
21
A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keungan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, Vol. 3. 2004), h. 113. 22
Ah. Lathif Azharuddin, Fiqh Muamalat, (jakarta: UIN Jakarta Press, cet, 1. 2005) h.118. 23
Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (jakarta: Zikrul Hakim.
2003), h.39.
16
menawarkan berbagai bentuk layanan keuangan, terutama dengan
mengelola risiko.24
Terminologi atau istilah “Manajemen” penggunaan perkataan
tersebut dalam kamus bahasa indonesia disamakan dengan perkataan
“pengelolaan dan/atau pengendalian sejumlah manusia yang harus bekerja
sama didalam sebuah organisasi”. Menurut Stoner yang menyatakan
bahwa: “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan kegiatan anggota organisasi dan
mempergunakan sumber-sumber daya organisasi lainnya, agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.25
Jadi manajemen risiko adalah suatu proses yang digunakan oleh
perusahaan dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan
meminimalkan pengaruh yang merugikan dari suatu risiko dengan
mengidentifikasi, memantau, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko
teresebut dan menerapkan sebuah metode pengendalian efektif.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB I PENDAHULUAN yang meliputi: Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Kerangka Konsep dan Sistematika Penulisan.
24
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen risiko lembaga keuangan
syariah,(Jakarta: Bumi aksara, 2008), h. 9 25
Prof.Dr.H. Hadari Nawawi,Manajemen strategik organisasi non profit bidang
pemerintahan dengan ilustrasi dibidan pendidikan. (yogyakarta:Gadjah mada university press,
2000), h.36
17
BAB II LANDASAN TEORI yang meliputi: Review Studi Terdahulu,
Tinjauan Umum Murabahah, Konsep Pembiayaan Murabahah,
Manajemen Risiko dan Analisis Kelayakan Pembiayaan.
BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT yang meliputi:
Sejarah Singkat dan Perkembangannya, Visi dan Misi, Struktur
Organisasi, Produk dan Jasa.
BAB IV ANALISA KELAYAKAN yang meliputi: Karakteristik
Pembiayaan Murabahah Bank Muamalat Cabang Kupang,
Pendapatan Margin Pihak Bank Muamalat Dalam Akad
Murabahah, Faktor-Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah,
Langkah-Langkah Penyelesaian Pembiayaan yang Bermasalah.
BAB V PENUTUP yang meliputi: Kesimpulan dan Saran dari hasil
penelitian
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Review Study Terdahulu
Untuk menjaga nilai keaslian (orisinalitas) dalam penelitian kali
ini, maka perlu disajikan penelitian-penelitian terdahulu yang terkait
dengan judul yang penulis ajukan. Berikut ini adalah penelitian-penelitaian
yang pernah dilakukan berkaitan dengan materi yang dibahas.
Usman Chalid, 2005, dengan judul “Manajemen pembiayaan
murabahah pada bank syariah” (studi kasus Bank Syariah Mandiri cabang
Pondok Indah).
Dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana manajemen
pembiayaan murabahah dilakukan bank syariah mandiri serta menjelaskan
perinsip yang diterapkan bank syariah mandiri dalam manajemen
pembiayaan murabahah, dari penelitian ini dapat diketahui bagaimana
manajemen pembiayaan murabahah dilakukan yaitu sebelum dilakukan
penandatanganan pembiayaan murabahah terlebih dahulu terpenuhi
prosedur persyaratan legalitas dan administrasi dari nasabah. Selain itu,
manajemen yang diterapkan Bank Syariah Mandiri telah seseuai dengan
perinsip Islam, karena kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian tujuan
pembiayaan murabahah selalu berdasarkan konsep dan norma-norma yang
diterapkan oleh Allah SWT. Dan dalam melakukan tindakan-tindakan
tersebut dilatar belakangi oleh konsep amal sholeh seperti melakukan
perencanaan yang matang, dan terarah untuk menghindari kekeliruan yang
19
dapat merugikan, menggunakan konsep pembagian kerja yang didasarkan
pada kemampuan fisik, ilmu dan teknologi yang dimiliki oleh masing-
masing karyawan dan memeliahara nilai-nilai kemuliaan manusia.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan
data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari yang terlibat dalam objek
dilapangan. Sedangkan pengumpulan data yang berkenaan dengan
penelitian ini adalah menggunakan penelitian kepustakaan dan penelitian
lapangan.
Churmah, 2003 dengan judul skripsi “upaya penyelesaian
pembiayaan bermasalah dalam rangka meningkatkan aktifitas perbankan
syariah” (studi kasus Bank Muamalat).
Penelitian ini menjelaskan mengenai penyaluran atas dana
pembiayaan Bank Muamalat tidak diberikan batasan-batasan mengenai
sektor yang akan dibiayai. Bank Muamalat memberikan untuk semua
sektor usaha yang sesuai dengan yang telah ditetapkan bank indonesia,
yaitu melalui penyaluran yang produktif untuk keperluan yang konsumtif.
Selain itu juga menjelaskan faktor-faktor penyebab pembiayaan
bermasalah yang terjadi di bank muamalat dapat berasal dari dua faktor
yaitu internal dan eksternal. Untuk faktor internal yang berasal dari debitur
adalah dikarenakan pihak debitur belum memenuhi pengalaman dalam
bidang keuangan dan pengelolaan bermasalah. Penyebab lain adalah unsur
kesengajaan debitur memberikan data-data yang tidak benar pada saat
mengajukan permohonan dan pihak bank pun tidak mencermatinya.
20
Sedangkan penyebab eksternal yaitu akibat bencana alam seperti banjir,
kebakaran dan kerusuhan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kepustakaan dan penelitian lapangan dengan cara kualitatif yang deskriptif
M. Zaenal Muttaqin (2011) dalam skripsi yang berjudul “strategi
penyelesaian pembiayaan bermasalah sebagai upaya meminimalkan
pembiayaan bermasalah pada Bank Muamalat Indonesia (BMI) cabang
BSD Tanggerang”,
Dalam penelitian ini disebutkan dalam pelaksanaan pengawasan
pembiayaan pada BMI cabang BSD Tanggerang telah tersusun cukup
baik, hal ini bisa dilihat dari kegiatan pengawasan yang dilakukan
terhadap proses pertimbangan pra pemberian pembayaran pembiayaan
mudharabah, pelaksanaan pengawasan pasca pemenuhan pembiayaan dan
penyelesaian pembiayaan bermasalah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan cara kualitatif
deskriptif.
Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang analisis
kelayakan dan penangan pembiayaan kendaraan bermotor pada akad
murabahah. Dan bagaimana resiko yang dihadapi oleh pihak Bank
Muamalat dalam mengatasinya.
21
B. Tinjauan Umum Murabahah
1. Pengertian Murabahah
Murabahah didefinisikan oleh para fuquha penjualan
biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah dengan mark-up
atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah
adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli mengenai harga
pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang
ditambahkan pada biaya (cost) tersebut.1 Margin keuntungan
merupakan selisih harga jual dikurangi harga asal yang merupakan
pendapatan atau keutungan bagi penjual, akad ini merupakan salah
satu bentuk natural certainly contracts, karena dalam murabahah
ditentukan berapa recuired rate of profit-nya (keuntungan yang ingin
diperoleh).2
Murabahah adalah satu jenis jual beli yang dibenarkan oleh
syariah dan merupakan implementasi muamalat tijariah (interaksi
bisnis).3 Pada murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat
transaksi sementara pembayarannya dilakukan secara tunai, tangguh
ataupun dicicil. Untuk pembayaran secara cicilan, di Malaysia lebih
dikenal dengan istilah BBA (Bai‟ Bistaman „Ajil). Secara istilah,
1 Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, Vol, 1. 2005), h.13.
2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keungan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, Vol. 3. 2004), h. 113. 3 Ah. Lathif Azharuddin, Fiqh Muamalat, (jakarta: UIN Jakarta Press, cet, 1. 2005) h.118.
22
sebenarnya transaksi yang dilakukan dengan pembayaran tangguh
disebut bai al-muajjal, sedangkan dicicil disebut bai; ut-taksid.4
Ketentuan yang harus dipenuhi daalam jual beli murabahah
meliputi hal-hal berikut:
1. Jual beli murabahah harus dilakukan atas barang yang telah
dimiliki/hak kepemilikan telah berada ditsngan penjual. Artinya
bahwa keuntungan dan risiko barang tersebut ada pada penjual
sebagai konsekuensi dari kepemilikan yang timbul dari akad yang
sah.
2. Adanya kejelasan informasi mengenai besarnya modal (harga
pembelian/kulakan) dan biaya-biaya lain yang lazim dikeluarkan
dalam jual beli (capital outlay) pada suatu komoditi, semuanya
harus diketahui oleh pembeli saat akad dan ini merupakan salah
satu syarat sah murabahah.
3. Ada informasi yang jelas tentang keuntungan baik nominal maupun
persentase sehingga diketahui oleh pembeli sebagai salah satu
syarat sah murabahah.
4. Dalam sistem murabahah, penjual boleh menetapkan syarat kepada
pembeli untuk menjamin kerusakan yang tidak tampak pada
barang, tetapi lebih baik syarat seperti itu tidak ditetapkan, karena
pengawasan barang merupakan kewajiban penjual untuk menjaga
kepercayaan.
4 Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (jakarta: Zikrul Hakim.
2003), h.39.
23
5. Transaksi pertama (antara penjual dan pembeli pertama) haruslah
sah, jika tidak sah maka tidak boleh jual beli secara murabahah
(antara pembeli pertama yang menjadi penjual kedua dengan
pembeli murabahah), karena murabahah adalah jual beli dengan
harga pertama disertai tambahan keutungan.5
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI Nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang
murabahah, pada bagian pertama tentang ketentuan umum murabahah
dalam bank syariah:
1. Melakukan akad murabahah yang bebas riba.
2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari;ah islam.
3. Membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang
telah disepakati kualifikasinya.
4. Bank membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah atas nama
bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas dengan riba.
5. Bank harus menyampaikan semuanya yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakuakan secara hutang.
6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai dengan harga beli plus ditambah
keuntungannya. Dalam hal ini bank harus memberitahukannya
5 Ah.Lathif Azharuddin, Fiqh Muamalat, (jakarta: UIN Jakarta Press, cet, 1. 2005) h.119
s/d 120.
24
secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang
diperlukan.6
Secara konsep bank syariah dapat menjalankan usaha
supermarket atau perdagangan yang dijalankan dengan prinsip
murabahah. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang
cangkupan transaksi murabahah dapat dilihat dalam gambar berikut:7
Skema 2.1
Alur Pembiayaan Murabahah
Murabahah dalam gambar diatas dibagi menjadi dua macam,
yaitu murabahah tanpa pesanan, maksudnya disini adalah ada yang
pesan atau tidak, ada yang beli atau tidak bank syariah menyediakan
barang dagangannya. Penyediaan barang pada murabahah ini tidak
terpengaruhi atau terikat langsung dengan ada tidaknya pesanan atau
pembeli. Murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya bank syariah
6 Indonesia, Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Murabahah, No. 04/DSN-
MUI/IV/2000, bagian pertama angka 1 s/d 6. 7 Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, Vol, 1. 2005), h.37.
Murabahah
Berdasarkan
Pesanan
Tunai
Jenis
Tidak
Mengikat
Tanpa Pesanan
Tangguh
Mengikat
Cara Pembayaran
Cara ppppppPePembayaran
25
baru akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada
nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru
dilakukan jika ada pesanan. dalam hal ini pihak penjual boleh meminta
pembayaran hamish ghadiyah, yakni uang tanda jadi ketika ijab-kabul.8
Murabahah berdasarkan pesanan dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Murabahah berdasarkan pesanan yang bersifat terikat, maksudnya
apabila barang (produk) sudah dipesan maka pesan harus
membelinya.
b. Murabahah berdasarkan pesanan dan berdasarkan tidak mengikat,
maksudnya walaupun nasabah sudah memesan barang, tetapi
nasabah tidak terikat, nasabah dapat menerima atau membatalkan
barang tersebut.9
Sehingga dalam teknik pembayaran murabahah dapat dilakukan
secara tunai atau dicicil. Dalam murabahah juga diperkenankan adanya
perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda.
Murabahah muajjal dicirikan dengan adanya penyerahan barang diawal
akad dan pembayaran kemudian (setelah awal akad), baik dalam bentuk
angsuran maupun dalam bentuk lump sum (sekaligus).10
Dalam realisasi dalam perbankan syari’ah pada pembiayaan
murabahah nasabah mendapatkan sebuah dispensasi (potongan) apabila
nasabah ini mempercepat pembayaran cicilan dan melunasi piutang
8 A.Karim Adiwarman, “Bank Islam Analisis Fiqh dan Keungan”, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, Vol.3. 2007), h.115. 9 Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, Vol, 1. 2005), h.38.
10 A.Karim Adiwarman, “Bank Islam Analisis Fiqh dan Keungan”, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, Vol.3. 2007), h.115.
26
murabahah sebelum jatuh tempo.11
Seperti yang tertera dalam Fatwa
Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
Nomor: 46/DSN-MUI/II/2005 tentang Potongan Tagihan Murabahah,
pada bagian pertama poin pertama yaitu LKS boleh memberikan
potongan dari total kewajiban pembayaran kepada dalam transaksi
(akad) murabahah yang telah melakukan kewajiban pembayaran
cicilanya dengan tepat waktu dan/atau nasabah yang mengalami
penurunan kemampuan pembayaran.12
2. Landasan Hukum
واحل اهلل الب يع وحرم الربا“...padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba...”(QS. Al-Baqarah/1:275)
البيع الى اجل و المقارضة : ثال ث فيهن البر كة : انالنبيصلىهللاعليهوسلمقل (رواهابنماجهعنصهيب)وخلط البرباشعيرللبيتالللبيع
“...Nabi bersabda ada tiga hal yang mengandung berkah: jual
beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur
gandum dengan jerawut untuk keperluan rumah tanggga, bukan untuk
dijual...” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib)
3. Rukun dan Syarat
Rukun Murabahah
a. Penjual (bai‟)
b. Pembeli (musytari’)
c. Barang/objek (mabi’)
d. Harga (tsaman)
11
Hasbi Ramli, “Teori Dasar Akuntansi Syariah”, (Jakarta: Renaisan, 2005),h. 52. 12
Indonesia, Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional tentang Potongan Tagihan Murabahah,
No.46/DSN-MUI/II/2005, bagian pertama angka 1.
27
e. Ijab qabul (sighat)13
Syarat Murabahah
a. Syarat yang berakad diantaranya:
1. Cakap hukum
2. Sukarela (ridha), tidak dalam keadaan dipaksa/terpaksa/
dibawah tekanan.
b. Objek yang diperjualbelikan
1. Tidak termasuk yang diharamkan atau dilarang
2. Bermanfaat
3. Penyerahannya dari penjual kepembeli dapat dilakukan
4. Merupakan hak milik penuh yang berakad
5. Sesuai dengan spesifikasi antara yang serahkan penjual dan
yang diterima pembeli
c. Akad sighat
1. Harus jelas dan disebutkan secara spesifikasi dengan siapa
berakad.
2. Antara ijab qabul (serah terima) harus selaras baik dalam
spesifikasi barang maupun harga yang disepakati.
3. Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan
keabsahan transaksi pada hal atau kejadian yang akan datang.
4. Tidak membatasi jangka waktu.
13
Zulkifli Sutarno, “Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah”, (Jakarta: Zikrul
Hakim,2003), h.40.
28
C. Konsep Pembiayaan Murabahah
1. Pengertian pembiayaan murabahah
Salah satu skim fiqih yang paling popular digunakan oleh
perbankan syariah adalah skim jual-beli murabahah. Transaksi
murabahah ini lazim digunakan oleh Rasulullah Saw. Dan para
sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan
barang serharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati.
Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali
dengan keuntungan tertentu. Beberapa besar keuntungan tersebut dapat
dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam persentase dari
harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%.14
Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (Margin) yang disepakati
oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk
natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan
beberapa required rate of profit-nya (Keuntungan yang ingin
diperoleh).15
Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang
disepakati”, karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi
14
Ibnu Abidin, Rad al-Mukhtar „alal Ardh al-Mukhtar, VI, hlm. 19-50: al-Kurtubi,
Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid, II, hlm. 211. 15
A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keungan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, Vol. 3. 2004), h. 113.
29
tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah
keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.16
Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan.
Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan pembelian
barang setelah ada pemesanan dari nasabah, dan dapat bersifat mengikat
atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang dipesannya
(bank dapat meminta uang muka pembelian pada nasabah).
Dalam kasus jual beli biasa, misalnya seseorang ingin membeli
barang tertentu dengan spesifikasi tertentu, sedangkan barang tersebut
belum ada pada saat pemesanan, maka si penjual akan mencari dan
membeli barang yang sesuai dengan spesifikasinya, kemudian
menjualnya kepada si pemesanan. Contoh si Fulan ingin membeli mobil
dengan perlengkapan tertentu yang harus dicari, dibeli, dan dipasang
pada mobil pesanannya oleh dealer mobil. Tranksaksi murabahah
melalui pesanan ini adalah sah dalam fiqih Islam, antara lain dikatakan
oleh Imam Muhammad ibnul-Hasan Al-Syaibani, Imam Syafi’i dan
Imam Ja’far Al-Shiddiq.
Dalam murabahah melalui pesanan ini, si penjual beoleh meminta
pembayaran hamish ghadiyah¸ yakni uang tanda jadi ketika ijab-kabul.
Hal ini sekadar untuk menunjukan bukti keseriusan si pembeli. Bila
kemudian sipenjual telah membeli dan memasang berbagai perlengkapan
di mobil pesanannya, sedangkan si pembeli membatalkannya, hamish
16
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid, II¸ hlm. 293.
30
ghadiya ini dapat digunakan untuk menutup kerugian si dealer mobil.
Bila jumlah hamish ghadiyah-nya lebih kecil dibandingkan jumlah
kerusakan yang harus ditanggung oleh si penjual, penjual dapat meminta
kekurangannya. Sebaliknya, bila berlebih, si pembeli berhak atas
kelebihan itu.17
Dalam murabahah berdasarkan pesanan yang bersifat
mengikat, pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya. Pembayaran
murabahah dapat dilakukan secara tunai ataupun cicilan. Dalam
murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang
untuk cara pembayaran yang berbeda. Murabahah muajjal dicirikan
dengan adanya penyerahan barang diawal akad dan pembayaran
kemudian (setelah akad awal), baik dalam bentuk angsuran maupun
dalam bentuk lump sum (sekaligus).
2. Manfaat dan Risiko Pembiayaan Murabahah
Sesuai dengan sifat bisnis (tijarah), transaksi bai‟al-murabahah
memiliki beberapa manfaat, demikian juga risko yang harus diantisipasi.
Bai‟al-murabahah memberi banyak manfaat kepada bank syariah. Salah
satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli
dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem bai‟al-
murabahah juga sangat sederhana.Hal tersebut memudahkan penanganan
administrasinya di bank syariah. Diantara kemungkinan risiko yang harus
diantisipasi antara lain sebagai berikut.
17
A.Karim Adiwarman, “Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan”, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, Vol.3. 2007), h.115.
31
a. Default atau kelalaian; nasabah sengaja tidak membayar
angsuran.
b. Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang
dipasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank
tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut.
c. Penolakan nasabah; barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh
nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam
perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya. Karena
itu, sebaiknya dilindungin dengan asuransi. Kemungkinan lain
karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda
dengan yang ia pesan. Bila bank telah menandatangani kontrak
pembelian dengan penjualnya, barang tersebut akan menjadi
milik bank. Dengan demikian, bank mempunyai risiko untuk
menjualnya kepada pihak lain.
d. Dijual; karena bai‟ al-murabahah bersifat jual beli dengan
utang, maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi
milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset
miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi
demikian , risiko untuk default akan besar. 18
Secara umum, aplikasi perbankan dari bai‟ al-murabahah dapat
digambarkan dalam skema berikut ini.
18
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Depok,Gema Insani
,2001) h.107
32
Skema 2.2
Skema Bai’ al-Murabahah
2. Akad jual beli
6 . Bayar 5. Terima barang
1. Beli barang 4. Kirim
3. Cara Perhitungan MarginPihak Bank Dalam Akad Murabahah
Pembiayaan murabahah digunakan dalam kondisi dimana bank
tidak memiliki objek yang diinginkan pembeli, skim ini biasanya
digunakan untuk membantu pembeli untuk pengadaan objek tertentu
dimana pembeli tidak memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk
melakukan pembayaran secara tunai.
Contoh kasus:
Bapak Urfan berniat membeli mobil untuk keperluan pribadi
pribadi seharga Rp 120 juta, padahal pada saat itu dia hanya memiliki
dana Rp 30 juta. Untuk mengatasi permasalahannya, bapak Urfan pergi
ke Bank Syari’ah untuk mencari solusi. Bagaimana skim yang akan
diterima oleh Bapak Urfan?
(asumsi: ekspektasi keuntungan Bank Syariah adalah 12%/th)
Bank
1. Negosiasi dan
Persyaratan
Nasabah
Suplier
Penjual
33
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, bank syari’ah memberikan
solusi dengan skim Bai‟ al-murrabahah sebagai berikut:19
Perhitungan Bank:
Harga mobil = Rp 120 juta
Porsi nasabah = Rp 30 juta -
Porsi bank = Rp 90 juta
Margin keuntungan bank = Rp 90 juta x 12%/th x 2 th
= Rp 21,6 juta
Skim untuk nasabah:
Harga beli mobil = Rp 120 juta
Margin keuntungan bank = Rp 21,6 juta +
Harga jual bank = Rp 141, 6 juta
Angsuran pertama = Rp 30 juta -
Sisa angsuran = Rp 111,6 juta
Angsuran per bulan = Rp 4.650.000
D. Manajemen Risiko Pembiayaan dan Analisis Kelayakan Pembiayaan
1. Manajemen risiko
Manajamen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi
yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan
mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank. Hal ini
terkait dengan definisi umum risiko, yaitu pada setiap usaha/kegiatan
19
A.Karim Adiwarman, “Bank Islam Analisis Fiqh dan Keungan”, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, Vol.3. 2007), h.122
34
selalu terdapat kemungkinan tidak tercapainya suatu tujuan atau selalu
terdapat ketidakpastian atas keputusan apapun yang telah diambil.20
Manajemen risiko dikatakan pula sebagai “suatu kegiatan yang
dilakukan untuk menanggapi risiko yang telah diketahui (melalui rencana
analisis risiko atau bentuk observasi lain) dalam rangka meminimalisi
konsekuensi buruk yang mungkin muncul.” Dalam hal ini risiko
dijabarkan dalam bentuk rencana atau prosedur yang reaktif. Manajemen
risiko bermakna semua rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan
risiko, dimana didalamnya termasuk perencanaan (planning), penilaian
(assesment) atau identifikasi dan analisis, penanganan (handling), dan
pemantauan (monitoring) risiko. Manajemen risiko merupakan
serangkaian prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasikan,
mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari
kegiatan usaha bank, meliputi produk barang dan jasa perbankan, baik
pada bank konvesional maupun bank berdasarkan prinsip syariah.21
2. Fungsi dan Tujuan Manajemen Risiko
Manajemen didalam suatu badan usaha, baik industri, niaga dan
jasa, tidak terkecuali jasa perbankan, didorong oleh motif mendapatkan
keuntungan (profit). Untuk mendapatkan keuntungan yang besar
manajemen haruslah diselenggarakan dengan efisien. Sikap ini harus
dimiliki oleh setiap pengusaha dan manajer dimana pun mereka berada,
20
Prof. Dr. H. Veithzal Rifai,S.E., M.M., M.B.A. dan Rifki Ismail, S.E., M.Ec. , Ph. D.,
Islamic Risk Management For Islamic Bank ( Jakarta, Gramedia pustaka utama, 2013) h. 64 21
Ibid h.65
35
baik dalam organisasi bisnis, pelayanan publik maupun organisasi sosial
kemasyarakatan. 22
Fungsi dari manajemen risiko terbagi menjadi 4 yaitu :23
1. Menetapkan arah dan risk appetite dengan mengkaji ulang
secara berkala dan menyetujui risk exposure limits yang
mengikuti perubahan strategi perusahaan.
2. Menetapkan limit umumnya mencakup pemberian kredit,
penempatan non-kredit, asset liability management, trading dan
kegiatan lain seperti derivatif dan lain-lain.
3. Menetapkan kecukupan prosedur atau prosedur pemeriksaan
(audit) untuk memastikan adanya integrasi pengukuran risiko,
kontrol sistem pelaporan, dan kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur yang berlaku.
4. Menetapkan metodologi untuk mengelola risiko dengan
menggunakan sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi
dengan sistem komputerisasi segingga dapat diukur dan
dipantau sumber risiko utama terhadap organisasi bank.
Tentang Fungsi-fungsi manajemen tidak hanya sesuai dengan yang
disebutkan diatas unsur-unsur dari manajemen dilengkapi dengan
perencanaan yang baik harus dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:24
22
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet,2006),
h. 12 23
Prof. Dr. H. Veithzal Rifai,S.E., M.M., M.B.A. dan Rifki Ismail, S.E., M.Ec. , Ph. D.,
Islamic Risk Management For Islamic Bank ( Jakarta, Gramedia pustaka utama, 2013) h.83 24
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet,2006),
h.97
36
a. Forecasting adalah suatu peramalan usaha yang sistematis,
yang paling mungkin memperoleh sesuatu dimasa yang
akan datang dengan dasar penaksiran dan menggunakan
perhitungan yang rasional atas fakta yang ada. Fungsi
perkiraan adalah memberi informasi sebagai dasar
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
b. Objective atau tujuan adalah nilai yang akan dicapai atau
diinginkan oleh seseorang atau badan usaha. Untuk
mencapai tujuan dia bersedia memberi pengorbanan atau
usaha yang wajar agar nilai-nilai itu terjangkau.
c. Policies dapat berarti rencana kegiatan (plan of action) atau
juga dapat diartikan sebagai suatu pedoman pokok (guiding
principles) yang diadakan oleh suatu badan usaha untuk
menentukan kegiatan yang berulang-ulang.
d. Programmes adalah sederetan kegiatan yang digambarkan
untuk melaksanakan policies. Program itu merupakan
rencanan kegiatan yang dinamis yang biasanya
dilaksanakan sercara bertahap, dan terikat dengan ruang
(place) dan waktu (time). Program itu harus merupakan
suatu kesatuan yang terkait erat dan tidak dapat dipisahkan
dengan tujuan yang telah ditentukan dalam organisasi
(closely integrated).
37
e. Schedules adalah pembagian program yang harus
diselesaikan menurut urut-urutan waktu tertentu. Dalam
keadaan terpaksa schedules dapat berubah, tetapi program
dan tujuan tidak berubah.
f. Procedures adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan. Perbedaannya
dengan program adalah: program menyatakan apa yang
harus dikerjakan, sedangkan prosedur berbicara tentang
bagaimana melaksanakannya.
g. Budget adalah suatu taksiran atau perkiraan biaya yang
harus dikeluarkan oleh pendapatan yang diharapkan
diperoleh dimasa yang akan datang. Dengan demikian,
budget dinyatakan dalam waktu, uang, material dan unit-
unit yang melaksanakan pekerjaan guna memperoleh hasil
yang diharapkan.
3. Proses manajemen pada risiko kredit dan analisis kelayakan
pembiayaan murabahah
Pengertian dari risiko kredit dalah risiko dimana nasabah atau
debitur atau counterpart tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya
sesuai kontrak atau kesepakatan yang telah dilakukan. Definisi ini dapat
diperluas yaitu bahwa risiko kredit adalah risiko yang timbul dikarenakan
kualitas kredit semakin menurun. Memang penurunan kualitas kredit
38
dimaksud belum tentu berimplikasi pada terjadinya default, namun paling
tidak kemungkinan terjadinya default akan semakin besar. Hal-hal yang
termasuk dalam Risiko kredit adalah :25
A. Lending Risk, yaitu risiko akibat nasabah/debitur tidak mampu
melunasi fasilitas yang telah diberikan oleh bank, baik berupa
fasilitas kredit langsung maupun tidak langsung (cash loan maupun
non cash loan)
B. Counterparty Risk, risiko dimana counterpart tidak bisa melunasi
kewajibannya ke bank baik sebelum tanggal kesepakatan maupun
pada saat tanggal kesepakatan.
C. Issuer Risk, risiko dimana penerbit suatu surat berharga tidak bisa
melunasi kepada bank sejumlah nilai surat berharga yang dimiliki
bank.
Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan
yaitu dengan analisis 5C, analisis 7P. Kedua prinsip ini 5C dan 7P
memeliki persamaan, yaitu apa-apa yang terkandung dalam 5C dirinci
lebih lanjut dalam prinsip 7P dan didalam prinsip 7P lebih terinci juga
25 Ahza Anwari / Tuesday, 11 May 2010 12:29
http://bankirnews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=103
39
jangkauan analisisnya lebih luas dari 5C. Prinsip pemberian kredit dengan
analisis 5C dapat dijelaskan sebagai berikut:26
1. Character, adalah sifat watak seseorang dalam hal ini calon
debitur. Tujuannya adalah memberikan keyakinan kepada bank
bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit
benar-benar terpecaya. Character merupakan ukuran untuk menilai
“kemauan” nasabah membayar kreditnya.
2. Capacity (Capability), untuk melihat kemampuan calon nasabah
dalam membayar kreditnya yang dihubungkan dengan kemampuan
mengelola bisnis serta kemampuan mencari laba.
3. Capital, untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang
dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
4. Colleteral, merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik
yang bersifat fisik maupun non fisik.
5. Condition, dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi
ekonomi sekarang dan untuk dimasa yang akan datang seseuai
sektor masing-masing.
Sementara itu penilaian dengan 7P adalah sebagai berikut :27
1. Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau
tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.
26
Kasmir,S.E.,MM. Manajemen Perbankan (Jakarta,PT Raja Grafindo Persada,2008) h.
91-92 27
Ibid h.93-94
40
2. Party yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klafikasi
tertentu atau golongan-golongan berdasarkan modal, loyalitas
serta karakternya.
3. Perpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam
mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan
nasabah.
4. Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan
datang apakah menguntungkan atau tidak.
5. Payment yaitu merupakan ukuran bagaimana cara nasabah
mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana
saja dana untuk pengembalian kredit yang diperoleh.
6. Profitability untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah
dalam mencari laba.
7. Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang
dikucurkan oleh bank, tetapi melalui suatu perlindungan.
Analisis 5C dan 7P harus disempurnakan dengan 1S yaitu Syariah
Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan
dibiayai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah dan sesuai
dengan fatwa DSN.28
Seperti halnya bank konvesional, bank Islam juga menghadapi risiko
pembiayaan yang menyalurkan dananya kemasyarakat. Risiko pembiayaan
atau sering disebut pula default risk merupakan suatu risiko akibat
28 Hafsah freya/ Friday, diakses pada 18 Jan 2013 08:40 dari http://freyacatatanku.
blogspot.com/2013/01/pembiayaan-dalam-perbankansyariah-i_18.html
41
kegagalan atau ketidak mampuan nasabah (pengusaha) mengembalikan
pinjaman/pembiayaan yang diterima dari bank sesuai dengan jangka waktu
yang ditentukan atau dijadwalkan. Ketidakmampuan nasabah memenuhi
perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak secara teknis keadaan
tersebut merupakan default. Untuk mengantisipasi risiko pembiayaan
aktivitas manajemen risiko yang telah ditetapkan untuk bank Islam pada
produk murabahah dijelaskan sebagai berikut:29
Bank membeli barang atau komoditi khusus, kemudian dijual
kembali kepada nasabah dengan harga pokok ditambah dengan margin
yang telah disepakati bersama. Khusus untuk transaksi murabahah dengan
pesanan yang sifatnya mengikat, risiko yang dihadapi bank Islam hampir
sama dengan risiko dengan bank konvesional. Sedangkan dalam transaksi
murabahah tanpa pesanan atau dengan pesanan yang sifatnya tidak
mengikat nasabah untuk membeli, menyebabkan bank menghadapi dua
risiko. Pertama, tidak ada jaminan bagi bank islam seandainya pembeli
membatalkan transaksi. Kedua, bank Islam akan mengalami risiko
kerugian, dikarenakan menurunnya nilai barang tersebut akibat cacat atau
rusak selama masa penyimpanan.30
4. Identifikasi risiko dan antisipasinya
Identifikasi risiko yang dilakukan dalam bank Islam tidak hanya
mencakup berbagai risiko yang ada pada bank-bank pada umumnya,
29
Prof. Dr. H. Veithzal Rifai,S.E., M.M., M.B.A. dan Rifki Ismail, S.E., M.Ec. , Ph. D.,
Islamic Risk Management For Islamic Bank ( Jakarta, Gramedia pustaka utama, 2013) h.240 30
Ibid h.241-242
42
melainkan juga meliputi berbagai risiko yang khas hanya ada pada
bank-bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini,
keunikan bank Islam terletak pada enam hal:31
1. Proses transaksi pembiayaan. Karakteristik bank Islam dalam
proses ini setidaknya terlihat pada tiga aspek, yaitu proses
transaksi pembiayaan syariah, proses transaksi bagi hasil dana
pihak ketiga dan proses transaksi devisa.
2. Proses manajemen. Keunikan bank islam dalam proses
manajemen terlihat pada sistem dan prosedur operasional
akuntansi dan chart of account (CoA), sistem dan prosedur
operasional teknologi informasi, sistem dan prosedur
operasional tutup buku, serta sistem dan prosedur operasional
pengembangan produk.
3. Sumber daya manusia. Keunikan bank Islam dan sumber daya
manusia terlihat pada spesifikasi kapabilitas yang tidak hanya
mencakup dalam bidang perbankan secara umum tetapi juga
meliputi aspek-aspek syariah.
4. Teknologi. Keunikan bank Islam dalam bidang teknologi
terlihat pada Business Requirement Specification (BRS) untuk
pembiayaan berbasis bagi hasil dan Business Requirement
Specification (BRS) dana pihak ketiga.
31
A.Karim Adiwarman, “Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan”, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, Vol.3. 2007), h.256-257
43
5. Lingkungan eksternal. Keunikan bank Islam dalam hal ini
terlihat pada keberadaan dual regulatory body, yaitu bank
Indonesia dan Dewan Syariah Nasional.
6. Kerusakan. Keunikan bank Islam dalam hal ini terlihat
misalnya ketika terjadi kerusakan pada objek ijarah atau IMBT
(Ijarah Muntahia bit-Tamlik).
Antisipasi risiko dalam bank bertujuan untuk:32
a. Preventive. Dalam hal ini, bank Islam memerlukan
persetujuan DPS untuk mencegah kekeliruan proses dan
transaksi dari aspek syariah. Disamping itu, bank Islam
juga memerlukan opini bahwa fatwa DSN bila bank
Indonesia memandang persetujuan DPS belum memadai
atau berada diluar kewenangannya.
b. Detective. Pengawasan dalam bank Islam meliputi dua
aspek, yaitu aspek perbankan oleh bank Indonesia dan
aspek syariah oleh DPS. Kadangkala timbul pemahaman
yang berbeda atas suatu transaksi apakah melanggar syariah
atau tidak.
c. Recovery. Koreksi atas suatu kesalahan dapat melibatkan
bank Indonesia untuk aspek perbankan dan DSN untuk
aspek syariah.
32
Ibid., h. 258
44
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA
A. Sejarah Singkat dan Perkembangannya 1
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991,
diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah
Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada bulan Mei 1992.
Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-
Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank
Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen
pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara
silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh
tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam
modal senilai Rp 106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,
Bank Muamalat berhasil meraih predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan
ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama
dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang
terus dikembangkan.
Akhir tahun 90-an, Indonesia mengalami krisis moneter yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara.
Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen
1Bank Muamalat Indonesia
45
korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998,
rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan
mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah,
yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat
mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh
Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab
Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah
satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu
antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan
sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut,
Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba
berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh
kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta
ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.
Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari
keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana
seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank
Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan
penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para
pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber
daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong
hak Kru Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan dan rasa
46
percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama
kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakan landasan usaha baru dengan
menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun
kedua, dan (v) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan
serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada
tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank Muamalat,
dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki
tahun 2004 dan seterusnya.
Hingga akhir tahun 2007, Bank Muamalat tetap merupakan bank
syariah terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp 10,617
triliun, serta perolehan laba bersih sebesar Rp 221,71 miliar.
1. Sejarah Singkat Bank Muamalat cabang Kupang
Bank Muamalat cabang Kupang. BMI hadir di Kota Kupang
Sejak 09 September 2006. Bank Muamalat ini telah diresmikan oleh
gubernur Nusa Tenggara Timur yang menjabat pada tahun tersebut
yaitu Piet Alexander Tallo, SH. Modal awal pembukaan cabang
sebesar 1 Miliar rupiah dan Jumlah karyawan atau kru adalah 33
orang termasuk pimpinan cabang serta banking staff dan non banking
staff. BMI cabang Kupang mempunyai 1 (satu) kantor cabang yang
beralamat di Jln. Soekarno No.27 Fontein Kupang, NTT (Nusa
Tenggara Timur).
47
B. Visi, Misi dan Strategi Bank Muamalat Indonesia
a. Visi
Visi Bank Muamalat adalah menjadi bank syariah utama di
Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.
b. Misi
Misi Bank Muamalat adalah menjadi Role Model Lembaga
Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat
kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang
inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi stakeholder.
c. Strategi
Dalam menerapkan konsep-konsep syari’ah yang Islami dan
meningkatkan fee based income, untuk mencapai tujuannya, Bank
Muamalat Indonesia mendasarkan usahanya dengan kegiatan sebagai
berikut:
1) Sasaran pembinaan, yaitu membina dan mempercepat
perkembangan mayarakat ekonomi menengah ke bawah bangsa
Indonesia untuk menjembatani kesenjangan sosial ekonomi yang
terjadi karena dampak pembangunan, sehingga terbentuk dasar
yang kokoh bagi pengembangan manusia Indonesia seutuhnya
dalam pembangunan nasional jangka panjang 25 tahun ke-dua.
2) Strategi pengembangan yaitu:
48
a) Bekerjasama dengan baik dengan bank-bank perkreditan rakyat
(BPR) yang telah ada. Mendorong pengembangan BPR baru di
daerah-daerah potensial.
b) Bekerjasama dengan Badan Amil Zakat, Infaq dan Sedekah
(BAZIS) untuk menginsentifkan pengelolaan dana ZIS.
c) Meransang lembaga penyedia bantuan teknik menajemen
pengusaha kecil dan menengah untuk tumbuh dan berkembang
lebih baik.
d) Meransang lembaga penyedia bantuan pembinaan keterampilan
akuntasnsi untuk tumbuh dan berkembang lebih baik.
e) Mengembangkan peranan kelembagaan penyediaan teknologi
paska panen.
f) Mengembangkan peranan kelembagaan pemasaran hasil
produksi.
C. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia
Dalam struktur organisasi di Bank Muamalat Indonesia pemegang
saham bertindak sebagai pemilik modal yang terdiri dari umat Islam yang
telah berpartisipasi dalam saham. Struktur organisasi Bank Muamalat
Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.1. Secara garis besar organisasi
Bank Muamalat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
49
Adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan. RUPS
ini diadakan pada akhir tahun yang terdiri dari pemegang saham
perusahaan.
2. Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Terdiri dari cendikiawan muslim dan ulama yang berkompeten.
DPS bertugas untuk menyeleksi produk-produk dan jasa-jasa yang
dihasilkan oleh Bank Muamalat Indonesia, apakah sesuai dengan
ketentuan syariah atau tidak.
3. Dewan Komisaris
Dalam struktur kedudukannya sejajar dengan dewan pengawas
syariah. Dewan Komisaris terdiri dari pemegang saham serta
membawahi Dewan Direksi dan Dewan Audit.
4. Dewan Direksi
a. Direktur Operasi
Direkur operasi bertanggung jawab atas segala aktivitas yaitu
administrasi dari produk yang dihasilkan. Direktur Operasi
membawahi:
b. Urusan organisasi sumber daya insani
Yaitu divisi yang menangani produktivitas para karyawan agar
kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan efektif.
c. Urusan Operasi
Yaitu divisi yang menangani administrasi suatu bank yang
berhubungan dengan masyarakat.
50
d. Urusan teknologi sistem informasi
Yaitu divisi yang menangani dan bertanggung jawab atas
sistem teknologi informasi bank.
e. Direktur Pembiayaan Usaha Menengah
Direktur ini mengatur segala pembiayaan yang termasuk pada
golongan usaha menengah. Direktur ini membawahi:
1) Group marketing
2) Urusan support pembiayaan
3) Urusan penyelesaian pembiayaan
f. Direktur Pembiyaan Usaha Kecil
Direktur ini mengatur dan bertanggung jawa atas segala
pembiayaan yang termasuk pada golongan usaha kecil. Direktur ini
membawahi:
1) Urusan individual banking
2) Urusan lembaga keuangan mikro syariah
3) Urusan pembiayaan usaha kecil
Selain urusan-urusan tersebut di atas, terdapat pula beberapa
urusan yang berada di bawah naungan dewan direksi, yaitu:
1) Urusan sekretariat perusahaan
2) Urusan pengawasan SKIA
51
3) Urusan luar negeri dan institusional banking
4) Kantor cabang
Skema 3.1
44
Tabel 3.2
STRUKTUR ORGANISASI
BANK MUAMALAT CABANG KUPANG TAHUN 2013
Keterangan
Kantor cabang : 1
Jumlah Karyawan : 33 Orang
Bank Muamalat Cabang
Kupang
Head Lending
Syarifuddin
Bank Manager
Mastur
Head Funding
Fatwa M Syahril
Costumer service
Isna
Administration
Manager
Ma’ruf
Administration
Manager
Ahmad mujib
Administration
Manager
Intan
Operasional
Manager
Muh. Izzudin
USPD
(Unit support
penyediaan
dana)
Ajil
Bagian
Oprasional
dan Bagian
umum
Husein
Teller
Novi
Risk Manager
Marjan
Relationship
Manager
Nur
53
D. Produk dan Jasa
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Tabungan ummat
Merupakan sarana investasi murni sesuai syariah dalam
mata uang rupiah yang memungkinkan anda melakukan
penyetoran dan penarikan dengan sangat mudah yang dapat
dilakukan setiap saat di seluruh cabang maupun ATM Bank
Muamalat sesuai ketentuan yang berlaku. Segmen yang dituju
adalah semua kalangan tanpa pembatasan usia.
b. Tabungan Arafat
Merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk mewujudkan
niat nasabah untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini akan
membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan
kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan.
c. Tabungan Trendi
Merupakan tabungan yang dikhususkan bagi remaja dan
pelajar. Tersedia fasilitas asuransi kecelakaan dan juga hadiah
khusus bagi pelajar yang berprestasi.
d. Tabungan Ukhuwah
Tabungan yang bekerjasama dengan Dompet Dhuafa (DD)
Republika untuk kemudahan pembayaran ZIS secara teratur
54
dengan tiga paket pilihan yaitu Rp. 25.000, Rp. 50.000 dan Rp.
100.000. Nasabah tidak dikenakan biaya atas pembuatan kartu dan
jasa yang diberikan.
e. Deposito Mudharabah
Merupakan pilihan investasi dalam mata uang rupiah
maupun USD dalam jangka waktu 1, 3, 6, 12 bulan yang ditujukan
bagi anda yang ingin berinvestasi secara halal, murni sesuai
syari’ah. Dana akan diinvestasikan secara optimal untuk
membiayai berbagai macam usaha produktif yang berguna bagi
kepentingan umat.
f. Deposito Fulinves
Dalam produk ini bank menerima deposito berjangka (Time
and Investment Account) dari nasabahnya. Produk ini merupakan
jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan dengan
bagi hasil yang menarik dan tersedia dalam jangka waktu 6 dan 12
bulan.
g. Giro Wadiah
Merupakan dana titipan pihak ketiga berupa simpanan giro
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet, giri, dan pemindah bukuan.
55
h. Dana Pensiunan Lembaga Keuangan
Dana pensiuanan Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang
berusia minimal 18 tahun. Iuran sangat terjangkau, yaitu minimal
Rp. 20.000 perbulan dan pembayaran dapat didebet secara otomatis
dari rekening Muamalat atau dapat ditransfer dari bank lain. Peserta
juga dapat mengikuti program wasiat ummat, dimana masa
kepesertaan peserta akan dilindungi asuransi jiwa sebesar nilai
tertentu dengan jaminan premi tertentu.
2. Produk Pembiayaan
a. Murabahah
Adalah fasilitas penyaluran dana dengan sistem jual beli. Bank
akan membelikan barang-barang halal apa saja yang nasabah
butuhkan kemudian menjualnya kepada nasabah untuk diangsur
sesuai dengan kemampuan nasabah. Produk ini dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan usaha (modal kerja dan investasi:
pengadaan barang modal seperti mesin, peralatan, dll) maupun
pribadi (misalnya pembelian kendaraan bermotor, rumah, dll).
b. Istishna
Fasilitas penyaluran dana untuk pengadaan objek atau barang
investasi yang diberikan berdasarkan pesanan nasabah (barang
belum jadi) dengan kriteria tertentu seperti jenis, tipe dan model,
56
kualitas dan jumlah barangnya. Bank menerima barang pesanan
nasabah dengan kesepakatan yang telah dilakukan sebelumnya.
c. Salam
Pembelian dengan pembayaran di muka atas hasil pertanian
dengan kriteria tertentu dari petani (nasabah 1), dijual kepada pihak
lain (nasabah 2) yang membutuhkan dengan jangka waktu
pengiriman yang ditetapkan bersama. Sebelum membeli hasil
pertanian dari nasabah 1, bank terlebih dahulu telah menawarkan
kepada nasabah 2 untuk membeli hasil pertanian dari nasabah 1,
dan ketetapan harga pembelian dan penjualan disepakati bersama
antara nasabah 1 dan nasabah 2.
d. Ijarah Muntahia bit-Tamlik
Perjanjian bank sebagai lessor (yang menyewakan suatu
barang) dengan nasabah sebagai penyewanya (lesse). Penyewa
setuju akan membayar uang muka dan selama masa sewa terjadi
pemnindahan hak kepemilikan dari bank kepada penyewanya.
e. Mudharabah
Pembiayaan dalam bentuk modal/dana yang diberikan oleh
Bank untuk nasabah kelola dalam usaha yang telah disepakati
bersama. Selanjutnya dalam pembiayaan ini nasabah dan bank
sepakat untuk berbagi hasil atas pendapatan usaha tersebut. Resiko
kerugian ditanggung penuh oleh pihak bank kecuali kerugian yang
57
diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan
penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan
dan penyalahgunaan. Jenis usaha yang dapat dibiayai antara lain
perdagangan, industri/manufacturing, usaha atas dasar kontrak, dan
lain-lain berupa modal kerja dan investasi.
f. Mudharabah Muqayyadah
Perjanjian kerjasama antara nasabah dengan bank, dimana
nasabah hanya boleh menggunakan modal yang diberikan untuk
melaksanakan proyek yang sudah ditentukan. Pembagian
keuntungan dari proyek dilakukan sesuai nisbah yang disepakati
bersama.
g. Musyarakah
Pembiayaan Musyarakah adalah kerjasama perkongsian yang
dilakukan antara Nasabah dan Bank Muamalat dalam suatu usaha
dimana masing-masing pihak berdasarkan kesepakatan
memberikan kontribusi sesuai dengan kesepakatan bersama
berdasarkan porsi dana yang ditanamkan. Jenis usaha yang dapat
dibiayai antara lain perdagangan, industri atau manufacturing,
usaha atas dasar kontrak dan lain-lain.
h. Musyarakah mutanaqisah
Adalah musyarakah atau syirkah yang memiliki asset (barang)
atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan
58
pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya. Konsep ini dapat
digunakan untuk pembelian rumah, melalui pengajuan pembiayaan
kongsi pemilikan rumah (KPR) Syariah Baiti Jannati.
i. Qord
Perjanjian pemberian pinjaman bank kepada pihak kedua dan
pinjaman tersebut dikembalikan dengan jumlah yang sama (sebesar
yang sama). Pengembalian ditentukan dalam jangka waktu tertentu
(sesuai kesepakatan bersama) dan pembayaran dilakukan secara
angsuran dan tunai.
j. Rahn
Bekerja sama dengan Perum Pegadaian membentuk Unit
Layanan Gadai Syariah (ULGS). Rahn (Gadai Syariah) adalah
perjanjian penyerahan barang atau harta Nasabah sebagai jaminan
berdasarkan hukum gadai berupa emas atau perhiasan/kendaraan.
Nasabah hanya cukup mengisi dan menandatangani Surat Bukti
Rahn, serta kemudian dana segar pun dapat segera Nasabah terima
dengan jumlah maksimal 90% dari nilai taksir terhadap barang
yang diserahkan.
k. Wakalah
Perjanjian pemberian kekayaan dan hak dari lembaga atau
seseorang kepada pihak lain sebagai wakil dalam melaksanakan
transaksi. Segala hak dan kewajiban yang diemban wakil harus
59
mengatasnamakan yang memberikan kepercayaan. Wakil boleh
mendapatkan keuntungan di luar transaksi yang telah disepakati
bersama.
l. Hawalah
Perjanjian pengalihan hak dan kewajiban (piutang) nasabah
atau pihak pertama kepada bank atau pihak kedua dan nasabah lain
atau pihak ketiga. Pihak pertama meminta bank untuk
membayarkan terlebih dahulu piutang yang timbul, baik dari jual
beli maupun transaksi yang lain. Setelah piutang tersebut telah
jatuh tempo, pihak ketiga akan membayar kepada bank.
3. Jasa Perbankan Lainnya
a. ATM
Merupakan layanan on-line 24 jam yang memberikan
kemudahan transaksi kepada nasabah dalam melakukan transaksi
penarikan dana tunai, pemindahbukuan antar rekening,
pemeriksaan saldo, pembayaran saldo, pembayaran ZIS,
pembayaran tagihan telepon, perubahan pin atas kartu ATM dan
masih banyak lagi kemudahan yang didapatkan.
b. Phone Banking
Merupakan layanan tetlepon 24 jam yang memberikan
kemudahan kepada nasabah dalam mengakses Bank Muamalat dan
memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan informasi.
60
c. Payment Point
Merupakan jasa yang diberikan kepada masyarakat, baik
nasabah maupun bukan nasabah, untuk melakukan pembayaran
tagihan telepon dan zakat.
d. Shar-E
Merupakan layanan virtual banking melalui tabungan dan
transaksi isi ulang yang memadukan kemudahan akses ATM, debit,
phone banking dalam satu kartu yang dilayani oleh jaringan kantor
pos seluruh Indonesia yang belum terdapat bank syariah dan
merupakan solusi untuk mengatasi kondisi darurat setelah fatwa
MUI bahwa bunga bank haram.
e. Penukaran Mata Uang Riyal di Embarkasi Haji
Merupakan jasa yang diperuntukkan untuk jamaah haji yang
hendak melakukan penukaran mata uang Riyal, baik pada saat
berangkat maupun setelah kembali ke tanah air.
f. Pembayaran Zakat, Infak, Sedekah (ZIS)
Program ini bekerjasama dengan Dompet Dhuafa (DD)
Republika untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat
muslim dalam membayar ZIS.
61
g. Payroll
Merupakan jasa yang disediakan untuk memberikan
kemudahan kepada perusahaan atau institusi lainnya dalam
membayar gaji kepada karyawan.
h. Letter of Credit (L/C)
Merupakan jasa yang diperuntukkan bagi pengusaha ekspor-
impor yang akan melakukan transaksinya dengan L/C yang
berdasarkan prinsip-prinsip muamalat dalam Islam.
i. Layanan Pajak On-line
Merupakan layanan pembayaran pajak melalui Bank
Muamalat yang on-line dengan Dirjen Pajak. Layanan ini
memudahkan masyarakat dari sisi kecepatan dan ketepatan
membayar pajak.
j. Jasa-jasa lainnya
Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya
kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing
instruction, bank draft, referensi bank penyetoran pajak, dan
lainnya.
62
BAB IV
ANALISIS KELAYAKAN
A. Karakteristik Pembiayaan Murabahah Bank Muamalat cabang Kupang,
Nusa Tenggara Timur
1. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah, adalah pembiayaan dimana bank selaku
pemilik modal memberikan sebuah penangguhan untuk kepemilikan
khususnya kendaraan bermotor bagi nasabah yang ingin melakukan sebuah
pembiayaan pada bank syariah. Pada akad ini kepemilikan menjadi milik
nasabah hanya saja nasabah harus membayar kewajibannya yaitu dengan
mengangsur pembiayaan sesuai dengan kesepakatan yang sudah
disepakati. Adapun karakteristik dari pembiayaan tersebut ialah:
a. Peruntukan pembiayaan
Pembiayaan ini secara umum terdiri dari pembiayaan Kendaraan
bermotor dan project financing. Pembiayaan murabahah yang memiliki
nilai pricing yang lebih mahal dan jangka waktu pengembalian angsuran
yang lebih sedikit biasa diperuntukan untuk nasabah dengan kelas
menengah keatas. Nasabahnya terdiri dari pegawai swasta, pegawai negeri
dan pengusaha.
Pada pengelompokan nasabah pembiayaan pada pegawai swasta
sudah menjadi pegawai tetap pada perusahan tersebut apa bila masih
belum menjadi pegawai tetap minimal sudah bekerja selama 5 tahun. dan
63
lama pembiayaan tidak 15 tahun yaitu hanya 10 tahun. Untuk pegawai
negeri diberikan ingin berapa lama untuk angsurannya, untuk pengusaha
minimal sudah berjalan selama 1 tahun usahanya dan pengahasilan bersih
minimal 5 juta perbulan dan lama angsuran pun diberikan pilihan tetapi
maksimal 15 tahun. Pembiayaan ini juga bukan hanya untuk pembelian
Kendaraan bermotor, tetapi juga untuk pembelian apartement, ruko, kios
maupun pengalihan take over pembiayaan rumah dari bank lain.
b. Jangka waktu
Pada pembiayaan murabahah, untuk kendaraan bermotor jangka
waktu yang diberikan secara maksimal adalah 5 tahun. Sedangkan
untuk bahan bangunan, atau KPRS maksimalnya adalah 15 tahun.
c. Pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank
Bank Muamalat cabang Kupang memberikan besaran pembiayaan
Sesuai atau kurang dari nilai taksiran jaminan, maksimal pengeluaran
dana untuk pembiayaan Rp 25 Milliar untuk nasabahnya. Agar dapat
memberikan pembiayaan sesuai dengan kebutuhan nasabah, dan batas
minimum pembiayaan Bank Muamalat Indonesia adalah Rp. 100 juta.
d. Persyaratan Pembiayaan
Pada setiap pembiayaan memiliki beberapa persyaratan diantara
persyaratan dalam pembiayaan yaitu:
1) Formulir permohonan pembiayaan untuk individu
2) Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga
64
3) Fotocopy NPWP untuk plafond pembiayaan di atas Rp 100 juta
4) Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)
5) Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan)
6) Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan
terakhir
7) Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir
8) Laporan keuangan atau laporan usaha (untuk wiraswasta dan
profesional)
e. Angsuran
Pada produk pembiayaan murabahah secara garis besar nilai angsuran
ini tetap dari awal hingga berakhirnya akad pembiayaan. Apabila ada
perubahan dalam nilai taksiran harga kendaraan maka bank atau nasabah
yang akan menanggung resiko sesuai dengan ijab dan qabul diawal
perjanjian.
f. Pelunasan Keseluruhan
Pembiayaan murabahah ini walaupun harga yang diberikan sedikit
mahal oleh pihak bank hanya saja apabila nasabah memiliki uang lebih
untuk melakukan pelusanan keseluruhan atau sebagian. Nasabah hanya
cukup membayar jumlah besaran nilai angsuran pokok tanpa harus
membayar margin yang ditentukan oleh bank.
65
g. Asuransi
Bank Muamalat cabang Kupang memberikan asuransi kepada
nasabahnya dalam melakukan setiap transaksi pembiayaan dalam jangka
waktu yang lama, agar tidak terjadi sesuatau yang di inginkan. Sehingga,
pihak Bank Muamalat Indonesia memberikan asuransi jiwa apabila terjadi
insident seiring berjalannya pembiayaan nasabah meninggal dunia maka
pembiayaan ini akan dilunasi oleh pihak asuransi yang bekerja sama
dengan Bank Muamalat Indonesia.
h. Keuntungan Bank
Pada akad murabahah ini, bank mengambil keuntungan dari
besaran angsuran pokok dan nilai besaran margin yang telah disepakati
oleh nasabah dari awal berdiri akad hingga berakhirnya akad.
B. ALUR PEROLEHAN PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR
BANK MUAMALAT CABANG KUPANG
1) Alur proses perolehan pembiayaan
Untuk mengetahui gambaran alur pembiayaan kendaraan bermotor
di bank Muamalat cabang Kupang dihadirkan dalam proses berikut ini:
Skema 4.1
Alur Proses Perolehan Pembiayaan Murabahah
66
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Ya
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
Langkah 7
Tidak
Tidak Ya
Persyaratan lengkap ?
Mengumpulkan informasi
kendaraan bermotor yang
akan dibeli
Menigisi formulir aplikasi
pembiayaan atau kredit
Analisa kelayakan
pemberian pembiayaan
5 C + 1 S
Melengkapi persyaratan
Data nasabah
Data jaminan
Penyerahan dokumen ke
bank Muamalat
Konfirmasi data atau
berkas-berkas dokumen
Persyaratan Lengkap ?
Analisa Keuangan
Ok ?
Persetujuan
Pembiayaan atau kredit
Tidak
REVISI
Nasabah
yang
mengajukan
pembiayaan
Tugas
Bank
Muamalat
cabang
Kupang
REVISI
STOP
Tidak
67
a. Langkah pertama: Mengumpulkan informasi kendaraan bermotor yang
akan dibeli
Menentukan spesifikasi atas kendaraan apa yang akan dibeli sesuai
dengan kesanggupan nasabah dalam membiayaai cicilan pada pembiayaan
yang akan diajukan.
b. Langkah kedua : Mengisi formulir aplikasi pembiayaan atau kredit
Formulir aplikasi pembiayaan atau kredit bisa diperoleh dari bank
Muamalat cabang Kupang, temui petugas pada bagian pembiayaan pada
bank, dan utarakan maksud dan tujuan pembelian kendaraan bermotor,
petugas akan meminta nasabah mengisi formulir aplikasi pembiayaan atau
kredit
c. Langkah ketiga : Melengkapi persyaratan
Persyaratan yang perlu dilengkapi seperti data nasabah, berupa
identifikasi diri seperti nama, pekerjaan dan syarat-syarat yang diajukan
oleh formulir. Data jaminan, berupa jaminan apa saja yang diajukan untuk
pembiayaan kendaraan bermotor, seperti sertifikat tanah, Bpkb kendaraan
dan lain-lain.
d. Langkah keempat : Penyerahan dokumen ke bank Muamalat
Dilakukan apabila nasabah sudah merasa yakin bahwa dokumen
dokumen tersebut (Informasi kendaraan, Mengisi formulir, data persyarat-
an) sudah benar-benar lengkap. Jangan sungkan untuk bertanya dan
berkomunikasi dengan petugas bank atau dengan penulis.
68
e. Langka kelima: Bank akan melakukan pemerikasaan data dan konfirmasi
kelengkapan data
Apabila masih ada data dan dokumen yang belum lengkap, bank
akan mengembalikan atau meminta nasabah untuk melengkapinya.
Apabila sudah lengkap bank akan meneruskan pada Analisa kredit
f. Langkah keenam : Analisa kelayakan pembiayaan
Bank akan melakukan Analisa pembiayaan, faktor yang dianalisa
adalah istilah 5 C+1S, yaitu tentang Character, Capacity, Colaterral,
Capital, Condition dan syariah. Istilah 5 C+1 S ini adalah untuk
menandakan bahwa persyaratan yang nasabah berikan kepada bank,
mereka sebut Bankable (sudah sesuai dengan persyaratan bank).
Secara ringkas pengertian 5 C + 1 S ini dari hasil wawancara adalah:1
1. Character, untuk melihat riwayat kredit atau pinjaman sebelumnya,
apakah lancar, apabila ada yang macet (seperti kredit sepeda motor-
kartu kredit, bahkan pinjaman barang di toko elektronik, bisa
menghalangi permohonan nasabah). Saran yang diberikan oleh bank
Muamalat, jika ada pinjaman yang bermasalah, agar diselesaikan
dahulu, karena semua tercatat di komputer setiap bank, ke bank
manapun kita coba pasti akan ketahuan). Bank juga akan mengamati
karakter nasabah saat diskusi atau wawancara. Pernyataan harus
konsisten dan jujur, tidak berbelit-belit.
1 Wawancara Pribadi dengan Fatwa M. Syahril sebagai Head Funding, Kupang, 16
September 2013.
69
2. Capacity, sama pengertiannya dengan kapasitas nasabah, apakah
nasabah mempunyai kapasitas untuk melakukan pembiayaan yang
diajukan kepada bank. Termasuk kapasitas usaha yang sedang
berjalan.
3. Colateral, atau disebut barang jaminan atau barang agunan. Jelaskan
daftar barang jaminan atau agunan yang sudah diberikan kepada
bank. Bank biasanya akan melakukan cek ulang ke lapangan.
Siapkan dokumen-dokumen copy dan aslinya bila sewaktu-waktu
bank ingin melihat. Jenis jaminan biasa berupa barang tidak bergerak
atau yang bergerak, seperti tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan
lain-lain.
4. Capital, adalah modal atau dana yang nasabah miliki, Biasanya
bank tidak mau 100 % membiayai kredit atau pinjaman nasabah.
Yang normal biasanya bank akan memberi pembiayaan sebesar 70 %
dari kebutuhan modal. Sehingga capital yang nasabah miliki akan
dihitung oleh bank.
5. Condition, diartikan sebagai kondisi atau keadaan perekonomian
secara keseluruhan, apakah pembiayaan yang diajukan sedang
bergairah atau sedang dalam krisis.
6. Syariah, Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha
yang akan dibiayai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah
sesuai dengan fatwa DSN.
70
Kira-kira pengertian 5 C + 1S seperti diatas, kalau semua baik, bank
akan sebut pembiayaan nasabah sebagai pengajuan pembiayaan yang sudah
bankable.
g. Langkah ketujuh : Analisa finasial
Berdasarkan data keuangan yang nasabah berikan, berupa neraca,
laporan laba/rugi dan laporan keuangan lainnya.
Bila oke Persetujuan kredit atau pembiayaan
Bila belum oke Nasabah harus merevisi ulang
2) Alur pembiayaan melalui struktur organisasi bank
Lalu didalam alur struktur organisasi bank digambarkan dalam
skema 4.2 berikut ini.
Skema 4.2
Alur Pembiayaan Melalui Struktur Organisasi Bank
Dalam relationship manager terdapat kriteria pada nasabah yang
mengajukan pembiayaan yang terdiri dari 5 C+ 1 S (Character, Capital,
Condition of economic, Capacity, Collateral, Syariah). Dan nasabah
mengajukan sebuah persyaratan diantaranya:
1. Data pribadi (KTP, Kartu Keluarga, Pasport, Sim)
2. Data pengahilan (slip gaji, surat keterangan bila pegawai tetap)
3. Perusahaan (neraca perusahaan dan data pengurus)
4. Data jaminan/collateral (serifikat, PBB)
Nasabah Relationship
Manager
Suport Operation
Manager
71
Setelah ditransaksi atau proses lalu membuat surat proposal UP
(usulan pembiayaan) lalu diajukan dalam sebuah komite, yang minimal
terdiri dari 3 orang (2 angggota dan 1 limit) dalam komite pembiayaan
disetujui lalu diserahkan pada bagian legal.
Untuk support itu melakukan tugasnya sebagai berikut:
1. BI (Bank Indonesia) cek
2. Transaksi data jaminan
3. Legal dan cek
4. Administrasi/laporan dokumen
Baru diserahkan kepada OP(Operational Pembiayaan) diantaranya:
1. Mencatat pembukuan dan pencairan pembiayaan
2. Melakukan pendebetan setiap bulannya
3. Membuat laporan pelunasan apabila terdapat pelunasan sebagian
atau keseluruhan berdasarkan memo yang diberikan dari
relationship manager.
C. Pendapatan Margin pihak Bank Muamalat dalam akad Murabahah
Besaran dalam penentuan margin dalam akad murabahah itu
berdasarkan berapa lama nasabah melakukan pembiayaan tersebut. Pada akad
murabahah, jangka waktu 5 tahun dengan margin 13%, jangka waktu 10
tahun dengan margin 14%, dan jangka waktu 15 tahun dengan margin 15%.
1. Perhitungan Pembiayaan murabahah pada kendaraan bermotor
72
A. Murabahah
Kegunaan : Untuk pembelian Satu unit kendaraan roda
empat
Jumlah : Rp 250.000.000
Droping : Maret 2010
Tgl angsuran : 10
Jangka waktu (bulan) : 60
Grace period (bulan) : 0
Margin (p.a) : 17.00%
JADWAL ANGSURAN
Nasabah : Jk. Waktu : 60 bulan
Harga beli : Rp. 200.000.000 Grace period : bulan
Margin : Rp. 98.230.900 Dropping : Maret 2010
Harga Jual : Rp. 298.230.900 Margin 17.00% (p.a)
Perhitungan Pembiayaan
1. Pembiayaan Murabahah
Perhitungan margin pada akad murabahah;
A. Mencari total angsuran= Harga jual = 298.230.900 = 4.970.515
Jk. Waktu 60
B. Pokok = Total Angsuran–Margin=4.970.515 –2.833.330 = 2.137.190
Bln Tgl Pokok Margin Total Angsuran Sisa Pokok Sisa Margin Sisa Angsuran
1 10/4/10 2.137.190 2.833.330 4.970.515 197.862.810 95.397.570 293.260.385
2 10/5/10 2.167.460 2.803.060 4.970.515 195.695.350 92.594.510 288.289.870
3 10/6/10 2.198.165 2.772.350 4.970.515 193.497.185 89.822.160 283.319.355
73
C. Margin=Harga Beli x Margin= 200.000.000 x 17% = 2.833.330
i 12
D. Sisa Margin= Margin –(Harga Beli x Margin) = 98.230.900 –
12
2.833.330 = 95.397.57
E. Sisa Pokok = Harga Beli – Pokok = 200.000.000 – 2.137.190 =
197.862.810
F. Sisa angsuran = Harga Jual – total angsuran =298.230.900 –
4.970.515 = 293.260.385
Berikut data jumlah nasabah yang melakukan pembiayaan murabahah
pada tahun 2010 di Bank Muamalat cabang Kupang:2
Tabel Jumlah nasabah yang mengajukan pembiayaan murabahah tahun
2010 Bank Muamalat cabang Kupang
Jumlah
pembiayaan
yang diajukan
(Rp)
Jumlah nasabah (bulan)
Januari -
Maret
April -
Juni
July-
September
Oktober-
Desember
Total jumlah
nasabah
1jt – 15jt 5 8 18 15 56
15jt-50jt 7 10 13 17 30
50jt-100jt 3 5 8 12 28
100jt > 2 7 9 5 23
Total nasabah
(tahun) 137
Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah pembiayaan yang diajukan
dari 1 juta s/d 15 juta per tiga bulan sepanjang tahun 2010 sebanyak 56 nasabah.
Adapun jumlah pembiayaan yang diajukan dari 15 juta s/d 50 juta berjumlah 30
nasabah dan pembiayaan 50 juta s/d 100 juta total nasabah berjumlah 28 nasabah.
Sedangkan untuk jumlah pembiayaan yang diajukan diatas 100 juta sepanjang
tahun 2010 itu berjumlah total 23 nasabah.
2 Wawancara Pribadi dengan Nur sebagai Relationship Manager. Kupang, 17 September
2013
74
Dari Hasil wawancara Jumlah total pembiayaan sepanjang tahun 2010 baik
jumlah pembiayaan yang diajukan dan total jumlah nasabah Bank Muamalat
cabang Kupang terdapat 2 nasabah yang bermasalah yang kaitannya dengan
pembiayaan kendaraan bermotor yang diatas 100 juta dalam hal angsuran
dikarenakan nasabah terkendala faktor usaha, yang kemudian pihak Bank
Muamalat mengadakan reschedule dalam pengaturan waktu angsuran sehingga
memberi nasabah kesempatan untuk menyelesaikan masalah internal yang terjadi
pada nasabah tersebut yang telah mempengaruhi pembiayaanya terdahap bank.
D. Faktor-Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah
Dari Hasil wawancara, faktor-faktor umum yang mempengaruhi dan
menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah adalah sebagai berikut:3
1. Faktor dari debitur
a. Faktor dari debitur ini, bisa disebut juga faktor dari nasabah itu
sendiri, dalam hal ini dijelaskan bahwa setiap nasabah atau debitur
memiliki kualitas dan karakter yang berbeda antara satu nasabah
dengan nasabah lainnya.
b. Faktor Double Financing, atau peminjaman yang diajukan langsung
ke dua bank atau lebih. Sebagai contoh Pegawai Negeri Sipil atau
PNS yang mengajukan peminjaman dari bank NTT lalu mengajukan
peminjaman lagi kebank Muamalat.
3 Wawancara Pribadi dengan Syarifuddin sebagai Head Lending, Kupang, 16 September
2013
75
c. Faktor kondisi usaha, atau pengajuan pembiayaan untuk usaha
produktif, namum usaha yang diajukan mendapat masalah atau
macet ditengah jalan.
d. Faktor penyalahgunaan pembiayaan, hal ini terjadi dimana nasabah
yang melakukan pembiayaan untuk usaha produktif namun dipakai
untuk pembiayaan konsumtif.
2. Karakter Nasabah Debitur
Tidak semua debitur mempunyai itikad baik pada saat mengajukan
kredit ataupun pada saat kredit yang diberikan sedang berjalan. Itikad
tidak baik inilah memang sulit untuk diketahui dan dianalisis oleh pihak
bank, karena hal ini menyangkut soal moral ataupun akhlak dari debitur.
Bisa saja debitur saat mengajukan kredit menutup-nutupi kebobrokan
keuangan perusahaannya dan hanya mengharapkan dana segar dari bank,
atau debitur memberikan data keuangan palsu atau berbagai tindakan-
tindakan lainnya.
3. Perbandingan Tingkat Modal dengan Hutang
Aspek capital atau modal sebagai kontribusi dari kekayaan (equity)
oleh pemilik perusahaan dan rasionya terhadap utang (leverage). Ini
dipandang sebagai predictor kebangkrutan yang baik. Leverage yang
tinggi dipandang mempunyai probabilitas kebangkrutan yang lebih
besar.
76
4. Faktor dari kreditor
a. Tingkat Jumlah Jaminan
Berbagai ketentuan perundang-undangan yang menjadi koridor
bagi bank dalam melakukan kegiatan usaha penyaluran dana. Seperti
ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit atau BMPK, rasio
pemberian kredit dilihat dari nilai jaminan yang diberikan dan berbagai
aturan lainnya.
Namun kadang kala petugas dan pengambil keputusan pemberian
kredit tidak memperhatikan hal tersebut, dimana untuk mengejar target,
bank sangat agresif untuk menyalurkan dananya tanpa mempertimbangkan
faktor risiko yang dapat muncul sewaktu-waktu.
E. Langkah-langkah Penyelesaian Pembiayaan yang Bermasalah
1. Penanganan Apabila Terjadi Tidak Mampu Bayar
Risiko yang tekait dengan pembayaran risiko lain yang mungkin
terjadi dalam kontrak murabahah adalah risiko yang terkait dengan
pembayaran angsuran dari nasabahnya. Karenanya untuk menghindari
risiko ini, dalam klausul kotrak tertulis yang dibuat sebagian besar bank
Islam mengharuskan adanya jaminan.
Kaitannya dengan risiko yang terkait dengan pembayaran ini atau
kemungkinan penunggakan nasabah untuk membayar kewajibannya, Bank
Muamalat cabang Kupang membedakannya sebagai berikut 4:
4 Wawancara Pribadi dengan Marjan sebagai Risk Manager, Kupang, 17 September 2013
77
a) Jika tidak adanya pembayaran atau ketidakmampuan seorang
nasabah dalam membayar diakibatkan oleh adanya faktor-faktor di
luar kemampuan nasabah untuk mengontrolnya, maka bank Islam
secara moral berkewajiban menjadwal ulang pembayaran hutang
tersebut.
b) Jika nasabah memiliki kemampuan untuk membayar tepat waktu
dan tidak melakukannya, maka bank Islam dalam kondisi ini
menggunakan sistem denda kepada nasabahnya, yang jumlahnya
disesuaikan dengan “tingkat laba yang wajar” pada dana bank yang
diinvestasikan sebagai opportunity cost (biaya untuk menutupi
peluang yang hilang) dari modal tersebut.
c) Jika pelunasan pinjaman tidak mungkin dilakukan, maka bank
Islam dalam sebagian besar prakteknya akan menyita jaminan yang
diberikan beserta barang-barang yang diserahkan kepada nasabah.
Melihat beberapa kebijakan yang dilakukan oleh Bank Islam dalam
menyikapi risiko pembayaran yang timbul dari pinjaman
murabahah yang diberikan, pada dasarnya memiliki kesamaan
dengan apa yang dilakukan oleh bank konvensional ketika
debiturnya tidak mampu mengembalikan atau melunasi
pinjamannya sesuai kontrak yang dibuat, seperti adanya
penjadwalan hutang ataupun semacam denda yang diberikan.
Termasuk adanya keharusan untuk mengajukan jaminan dari
78
pinjaman yang diajukan, untuk memastikan pengembalian
pinjaman ketika jatuh tempo.
Pada proses penanganan masalah nasabah yang mengalami tidak
mampu bayar terdapat beberapa bagian:
1) Call 1, lancar, Nasabah masih membayar cicilan angsuran
hanya saja tidak sesuai dengan tanggal jatuh tempo.
2) Call 2, kurang lancar, nasabah menunggak pembayaran
angsuran selama 1 bulan. Dalam call 2 ini pihak Bank
Muamalat Indonesia memberikan surat peringantan kepada
nasabah dan nasabah pun dianjurkan untuk datang langsung ke
Bank Muamalat Indonesia.
3) Call 3, dalam perhatian, sudah terjadi keterlambatan selama 2
bulan. Pihak Bank Muamalat meberikan surat peringatan ke 2
dan ke 3 dan pemanggilan kembali ke Bank Muamalat dan
bank bertanya atas dasar apa terjadinya keterlambatan dan
bank akan memberikan solusi yaitu dengan adanya restruktur,
reschedule.
4) Call 4, perhatian khusus, nasabah melakukan eksekusi
terhadap kendaraan yang dibeli nasabah atau bank memberikan
keringanan kepada nasabah agar nasabah sendiri yang mejual
kendaraannya dalam waktu 3 bulan. Apabila, selama 3 bulan
tersebut nasabah tidak mampu menjualnya sendiri maka pihak
Bank Muamalat yang akan menjualnya. Pada saat kendaraan
79
sudah terjual maka uang tersebut akan dikurangi dengan
jumlah sisa angsuran pembayaran nasabah apabila terdapat sisa
maka uang tersebut akan dikembalikan kepada pihak nasabah.
5) Call 5, macet, sehingga bank melakukan penghapusan
pembiayaan (right off) terhadap nasabah yang bermasalah.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas maka penulis dapat mengambil sebuah
kesimpulan diantaranya:
1. Mekanisme operasional akad murabahah pada pembiayaan
kendaraaan bermotor yang diterapkan oleh Bank Muamalat cabang
Kupang yaitu, nasabah yang akan melakukan pembiayaan akan
datang kebank untuk memesan kendaraan dan yang dibutuhkan
pada langkah pertama adalah negosiasi terjadi antara nasabah dan
bank, berkenaan dengan jenis atau spesifikasi barang yang akan
dipesan serta pola pembayaran dan syarat-syarat yang diajukan
oleh bank, lalu bank akan memesan barang sesuai dengan
permintaan nasabah kepada supplier, selanjutnya barang kemudian
dikirim kepada nasabah, dan terakhir nasabah akan memulai
pembayaran dengan pola pembayaran yang telah disepakati.
2. Penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh Bank Muamalat
cabang Kupang dalam mengantisipasi pembiayaan yang
bermasalah pada kendaraan bermotor yaitu dengan melakukan
analisis kelayakan nasabah, ketika mengajukan pembiayaan
dengan sistem 5C + 1S yaitu Character, Capacity, Colateral,
Capital, Condition dan Syariah. Lalu apabila terjadi dalam
prosesnya ada nasabah yang mengalami masalah dalam
pembiayaannya, maka pihak Bank Muamalat akan melakukan
81
sistem call 1 sampai call 5 sebagai solusi untuk menyelesaikan
pembiayaan yang didapati oleh nasabah tersebut.
3. Perhitungan margin oleh Bank Muamalat cabang Kupang dalam
pembiayaan murabahah pada kendaraan bermotor adalah pada
murabahah, Besaran dalam penentuan margin dalam akad
murabahah itu berdasarkan berapa lama nasabah melakukan
pembiayaan tersebut. Pada akad murabahah, jangka waktu 5 tahun
dengan margin 13%, jangka waktu 10 tahun dengan margin 14%,
dan jangka waktu 15 tahun dengan margin 15%. Mencari total
angsuran, harga jual/jangka waktu. Mencari pokok, total angsuran-
margin. Margin, harga beli x margin/12. Sisa margin, margin-
(harga beli x margin)/12. Sisa pokok, harga beli-pokok. Sisa
angsuran, harga jual-total angsuran.
B. Saran
Namun ada beberapa hal yang menjadi cacatan penting dan perlu
dilakukan oleh Bank Muamalat mengenai pembahasan yang telah di
uraikan diatas, yaitu:
1. Perlunya adanya penambahan media untuk mensosialisasikan
keberadaan Bank Muamalat dan produk-produk yang tersedia
khususnya dalam pembiayaan murabahah dikarenakan mayoritas
masyarakat belum terlalu mengerti dan paham mengenai
perbankan syariah dan produk-produk yang ditawarkan di
dalamnya.
82
2. Membuat suatu inovasi dalam produk perbankan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat agar dapat menyentuh pada semua kalangan
masyarakat.
3. Melakukan pembinaan dan pendampingan yang mandiri dan
berkelanjutan bagi para nasabah.
4. Pentingnya pembuatan profil Bank Muamalat untuk cabang
Kupang, agar lebih memudahkan mahasiswa yang ingin mengkaji
dan mengenal Bank Muamalat cabang Kupang.
83
DAFTAR PUSTAKA
Ade Arthesa & Edie Handiaman, Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Jakarta: PT. Indeks, 2006.
Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keunangan. Jakarta : PT
Jasa Grafindo Persada, 2008.
Ah. Lathif Azharuddin, Fiqh Muamalat, Jakarta: UIN Jakarta Press, cet, 1. 2005.
Ahmad Anwari, Bank Rekan Terpercaya dalam Usaha Anda. Jakarta: Balai
Pustaka, 1987.
Andi Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana 2009.
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah .Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada,2008
Hasbi Ramli, “Teori Dasar Akuntansi Syariah”, Jakarta: Renaisan, 2005.
Herman Darmawi, Manajemen Risik. Jakarta, Bumi Aksara,2004.
Indonesia, Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Murabahah, No. 04/DSN-
MUI/IV/2000, bagian pertama angka 1 s/d 6.
Indonesia, Fatwa Dewan Syari’ah Nasional tentang Potongan Tagihan
Murabahah, No.46/DSN-MUI/II/2005, bagian pertama angka 1.
Kasmir,S.E.,MM. Manajemen Perbankan. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,
M.Amin.Azis, Mengembangkan Bank Islam di Indonesia .Jakarta:Bangkit,1992.
Mahmudunnasir Syed, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994.
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia, 2004.
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Depok, Gema
Insani ,2001.
Peraturan Menteri Keuangan No 84/PMK.012/2006, Tentang Perusahaan
Pembiayaan.
Prof.Dr.H. Hadari Nawawi,Manajemen strategik organisasi non profit bidang
pemerintahan dengan ilustrasi dibidan pendidikan. Yogyakarta:Gadjah
mada university press, 2000.
84
Prof. Dr. H. Veithzal Rifai,S.E., M.M., M.B.A. dan Rifki Ismail, S.E., M.Ec. , Ph.
D., Islamic Risk Management For Islamic Bank Jakarta, Gramedia pustaka
utama, 2013.
Taktik Suryani, Perilaku Konsumen Implikasi pada strategi pemasaran
.Yogyakarta , graha ilmu 2008.
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen risiko lembaga keuangan
syariah, Jakarta: Bumi aksara, 2008.
Tim Pengembangan Perbankan Syariah: Institut Bankir Indonesia, Konsep,
Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah. Jakarta: Djambatan,
2001.
Wiroso, Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press, Vol, 1. 2005.
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka
Alvabet,2006.
Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul
Hakim. 2003.
Zulkifli Sutarno, “Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah”, Jakarta:
Zikrul Hakim, 2003.
http://bankirnews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=103
http://freyacatatanku.blogspot.com/2013/01/pembiayaan-dalam perbankansyariah-
i_18.html
d)Bank Muamalat
Ass alamu' alaikum Wr. Wb.
yang b€rtanda tangan dibawah ini Pimpinan Bank Muamalat cabang Kupang menerangkan
: Fadlurrachman Hakim
:208046100034: Mahasiswa
: Syariah/ Perbankan Symiah
: Jln. Keuangan negara no 23 Kupang, NTT
bahwa:
Nama Lengkap
NIMStatus
Fakultas/Jurusan
Alarnat
Adalah benar telah selesai melakukan penetitian di Bank Mrumatat cabang Kupang Provinsi
NTT ( Nusa Tenggara Timur). Dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul :
"Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah a* f.n*g** Risiko Kredit pada Kendaraan
Beriaotor" (Studi pada Bank Muamalat cabang Kupang , Provinsi Nusa Tenggara Timur)
Tanggal selesai riset
LokasiAlarnat
: 17 September 2013
: Bank Muamalat cabang KuPang
: Jtn. Soekarno No.27 Fontein Kupang, NTT
Demikian Surat keterangan selesai penelitian ini dibuat untuk digunakan semestinya
Waalaikum salam Wr. Wb.
Dengan Hormat disampaikanpada :
1. Dekan Fakultas'syariah LnN symif Hidayatullah
2. Sdr. Fadlurrachman Hakim di tempat
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.Cabang Kupang :
ll. Sukarno No. 27 Fontein
Kupang
T *62 (380) 829557F ,62(380)827327
No. 442/BMI-KPG/DU20 1 3
Head Lending
KENIENTERIAI\ AGAN{AUNIVERSITAS ISLA.NI NEGERI (UIN)SYARIIF IIfDAI'AT ULLAH JA KARTA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUI\I
:Un.0l/F4|PP.00.9.7/ t2013:-: Mohon kesediaan menjadi pembimbing skripsi
Program Non Reguler
MrO,21e8s0310031
f e-.lbusan
Disai-npaikan iengan icrnat kepada
I Sekreiai'is Pi'cQi:= l.l:r Re,3,-r!er.
. ,, v,P
Nomor
tamp
Hal
Jakarta, 12 Juti 2013 t/03 Ramadhan 1434 H
Yang Terhormat
Bapak/lbu
1. YukeRahmawati, S.Ag., MA
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Uitt.ialarta
Assatamualaikumwarahmatullahwabarakatuh';''
)
Pimpiiiin Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengharapkan kesediaansaudara untuk menjadi pembimbing stripsi mahasiswa:Nama ; Fadlurrahman HakinrNll/ : 208046100034jU!USanl.D.^ri lrluamala'rt Pei'L,ankai, Slai,airjudul Skripsi : Pembiayaan lviuiaiahah D:i p;nanganan Risiko ,-iquir1iias paca
Kendaraan Bermotor (Study pada Bank lr,luamalat Cabang Kupang,Prov[mi Nusa Tenggara limur]
Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan adalah iebagai berikut:l. Topik bahasan dan out frne dimana perlu dapat diadakan perubahan dan penyempurnaan.2. Teknik penrulisan $paya meluiuk kepada buku ?edoman Penulisan Karya'ltmiin di Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta'
Dernikianlah alas kesediaan saudara kami ucapN.an terirna kasih.
W ass a! am u al aiku m w arah m atull ahi wa barakat u h
Akarlemik
An.
3 ':iiE'-TA
PEDOMAN WAWANCARA
Draft pertanyaan interview untuk pengajuan skripsi yang berjudul
“Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah dan Penanganan Risiko Kredit pada
kendaraan bermotor” (Studi pada Bank Muamalat Cabang Kupang , Provinsi
Nusa Tenggara Timur).
Pertanyaan
1. Bagaimana sejarah awal BMI cabang Kupang berdiri?
Jawab:
Bank Muamalat cabang Kupang. BMI hadir di Kota Kupang Sejak 09
September 2006. Bank Muamalat ini telah diresmikan oleh gubernur Nusa
Tenggara Timur yang menjabat pada tahun tersebut yaitu Piet Alexander
Tallo, SH. Modal awal pembukaan cabang sebesar 1 Miliar rupiah dan
Jumlah karyawan atau kru adalah 33 orang termasuk pimpinan cabang
serta banking staff dan non banking staff. BMI cabang Kupang
mempunyai 1 (satu) kantor cabang yang beralamat di Jln. Soekarno No.27
Fontein Kupang, NTT (Nusa Tenggara Timur).
2. Bagaimana persyaratan yang diberikan pihak BMI terdahap calon nasabah
pembiayaan Murabahah pada pembiayaan Kendaraan bermotor?
Jawab:
Mengisi permohonan pembiayaan untuk individu, Fotocopy Ktp dan Kartu
Keluarga, Fotocopy NPWP untuk plafond pembiayaan diatas Rp 100 juta,
Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah), Asli slip gaji & surat
keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan), Fotocopy mutasi rekening
buku tabungan/statment giro 3 bulan terakhir, Laporan keuangan atau
laporan usaha (untuk wiraswasta dan profesional), Fotocopy dokumen atau
Informasi Kendaraan yang akan dibeli.
3. Berapa besaran dana yang dikeluarkan untuk pembiayaan Murabahah
pada pembiayaan Kendaraan bermotor?
Jawab:
Pembiayaan pada sektor riil ini Bank Muamalat Indonesia memberikan
hingga Rp. 25 Milliar, dan batas minimum pembiayaan Rp. 100 juta.
4. Berapa lama jangka waktu pembiayaan yang diberikan BMI untuk
pembiayaan Murabahah pada pembiayaan Kendaraan bermotor?
Jawab:
Pembiayaan murabahah apabila nasabah mengambil pembiayaan 5 tahun
margin 13 % pembiayaan 10 tahun margin 14% dam pembiayaan 15 tahun
margin 15%.
5. Pada pembiayaan Murabahah apakah ada spesifikasi peruntukannya
pembiayaan kepada calon nasabah?
Jawab:
Pegawai Swasta, Pegawai Negeri dan pengusaha
6. Faktor-Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya pembiayaan yang
bermasalah?
a. Faktor dari debitur ini, bisa disebut juga faktor dari nasabah itu sendiri,
dalam hal ini dijelaskan bahwa setiap nasabah atau debitur memiliki
kualitas dan karakter yang berbeda antara satu nasabah dengan nasabah
lainnya.
b. Faktor Double Financing, atau peminjaman yang diajukan langsung ke
dua bank atau lebih. Sebagai contoh Pegawai Negeri Sipil atau PNS
yang mengajukan peminjaman dari bank NTT lalu mengajukan
peminjaman lagi kebank Muamalat.
c. Faktor kondisi usaha, atau pengajuan pembiayaan untuk usaha
produktif, namum usaha yang diajukan mendapat masalah atau macet
ditengah jalan.
d. Faktor penyalahgunaan pembiayaan, hal ini terjadi dimana nasabah
yang melakukan pembiayaan untuk usaha produktif namun dipakai
untuk pembiayaan konsumtif.
7. Bagaimana langkah yang dilakukan BMI apabila dalam pembiayaan
Murabahah terjadi gagal bayar?
Jawab:
a. Call 1, lancar, Nasabah masih membayar cicilan angsuran hanya saja
tidak sesuai dengan tanggal jatuh tempo.
b. Call 2, kurang lancar, nasabah menuggak pembayaran angsuran selama
1-2 bulan. Dalam call 2 ini pihak Bank Muamalat Indonesia
memberikan surat peringantan 1 kepada nasabah.
c. Call 3, dalam perhatian, sudah terjadi keterlambatan selama 3-4 bulan.
Pihak Bank Muamalat meberikan surat peringatan ke 2 dan
pemanggilan kembali ke Bank Muamalat dan bank bertanya atas dasar
apa terjadinya keterlambatan dan bank akan memberikan solusi yaitu
dengan adanya retruktur, reschedule.
d. Call 4, perhatian khusus, nasabah melakukan eksekusi terhadap
kendaraan bermotor yang dibeli nasabah atau bank memberikan
keringanan kepada nasabah agar nasabah sendiri yang mejual
Kendaraannya dalam waktu 3 bulan. Apabila, selama 3 bulan tersebut
nasabah tidak mampu menjualnya sendiri maka pihak Bank Muamalat
yang akan menjualnya. Pada saat kendaraan sudah terjual maka uang
tersebut akan dikurangi dengan jumlah sisa angsuran pembayaran
nasabah apabila terdapat sisa maka uang tersebut akan dikembalikan
kepada pihak nasabah.
e. Call 5, macet, sehingga bank melakukan penghapusan pembiayaan
(right off) terhadap nasabah yang bermasalah.
8. Bagaimana penentuan margin dalam akad Murabahah?
Jawab:
Berdasarkan jangka waktu yang akan diambil nasabah.
9. Asuransi seperti apa yang pihak BMI berikan kepada pembiayaan
Murabahah dan bagaimana spesifikasi asuransi ini?
Jawab:
Asuransi jiwa yang diberikan kepada nasabah apabila terjadi insident
seiring berjalannya pembiayaan nasabah meninggal dunia maka
pembiayaan ini akan dilunasi oleh pihak asuransi.
10. Bagaimana menentukan uang muka dalam pembiayaan Murabahah?
Jawab:
Untuk kedua pembiayaan ini minimal uang muka 10%, namun untuk
murabahah uang muka bisa 0% apabila nasabah memberikan jaminan
lebih.
11. Apakah ada konpensasi yang diberikan pihak BMI pada pembiayaan
Murabahah apabila nasabah melakukan pelunasan sebagaian atau
pelunasan secara keseluruhan?
Jawab:
Untuk dispensasi atau potongan hanya ada pada pembiayaan murabahah
dimana nasabah hanya perlu membayar angsuran pokoknya saja tanpa
harus membayar besaran margin,
No. /OLIBMI-KPcml09
Kepada Ykh.
Kupang, 19 Februari 2010 M05 RabiulArvu,al l43l H
Di
Perihal : Persetuiuan Fasilitas Pembiayaan Al-IVlurabahah
Ass al amu' alaik arn W'ara*ma ullahi Wabardkauh,
Sehubungan dengan permohonan Bapak perihal fasilitas pembiayaan, maka dengan ini kami sampaikanbahwa pada prinsipnya PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. dapat menyetujui permohonan tersebut d"ngonketentuan sebagai berikut i ,;. l
I. FasilitssPembiayaan
Al Murabahah
KegunaanHarga tvlobilHarga Beli (plafond)Harga JualUMMarginAngsurari/bulanSumberPengembalianJanglo W'aktuBiaya administrasiMedia PenarikanPengikatan
Pembelian Kendaraan Roda EnrpaiRp. 250.000.000,-Rp. 200.000.000,-Rp. 298230.900,-Rp. 50.000.000,-17 Yo p.a. effRp. 4.970.5ts,-
Pendapatan usaha
60 BulanRp. 3.000.000,-SPRP, TTIIN, Surat SanggupNotariil
tI. Jaminan
III. Persy'aratan-persyaratan lain yang mengikat :
!. Bpk. X rr'ajib mengendapkan danany'a minimal sebesar satu kali angsuran di Rekeningn!.a yansberada di Banak Muamalat Indonesia.
l. Fasilitas pembiavaan tersebut hanya digunakan untuk Pembelian Kendaraan Roda Empar-1. I,luta-ri keirangan usaha dilakukan melaiui Bank l,[uarnalar.i. Pettcairan dana dilaksanakan apabila tspk. X teiah melunasi fasilitas Al N,Ius.v-arakalr i,ang di
peroleh dari Bank Muamalat Cab. Kupang.
i. Seluruh bial'a -vang timbul atas pemberian fbsilitas pembia,vaan ini menjadi beban Bpk. X daldibay'ar dimuka.
6. Fasilitas pembia-vaan dan jaminan telah diikat secap- sempurna di hadapan Notaris yang dinrnjukBilil.
i-i:l 1
7. Debitur bertanggung jartab penuh atas kelancaran pembayaran kervajiban atas fasilitaspembiayaan yang diterima dari Bank Muamalat Indonesia.
8' Debitur memberi kuasa kepada Bank N{uamalat untuk mendebet rekening Debitur atas sejumlahkervajiban sesuai dengan jadrval yang telah ditentukan.
9' Debitur wajib menginformasikan ke BMI cab. Kupang jika pindah tempat tinggal atau tempatusaha agar memudahkan dalam monitoring.
10. Selama masa pembiayaan ini, Debitur rvajib mengikuti asuransi jiwa dengan nilai pertanggungansebesar Rp 200.000.000,- dengan Banker's clause Bank Muamalat.
I i. Ruko 1"ang dijaminkan wajib dicover dengan asuransi kebakaran dengan Banker's Clause Bat:[.Muamalat.
Angsuran paling lambat dibayarkad sesuai dengan jadwal angsuran setiap bulan dan jika terjadiketerlambatan pembayaran angsuran maka akan dikenakan denda per harinya sebesar0,00035068493 kali outstanding pembia5raan, yang dihitung akumulasi dari jumlah hari yangtertunggak- Hasil dendatersebut akan diserahkan ke rekening Dana Kebqiikan.Selama masa pembiayaan ini, Debitur tida'k diperkenankan menerima pembiayaan dari pihak laintanpa ijin tertulis dari Bank Muamalat.
14. Atas diterimanya fasilitas pembiayaan ini Debitur tidak boleh memberikan hadiah dalam bentukapapun kepada pejabat maupun kru Bank Muamalat.
Sebaeai tanda persetu-iua::. kami harap bapak dapat rnenandatangani surat ini di atas materai Rp.6000.-serta diserahkan kembali kepada kami dengan alamat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk,, Jl. SoekarnoNo.27 Fontein, Kupang selambat-lambatnya l0 hari kerja setelah tanggal surat ini.
lYa s s alam u' alsikam War ah mat ulloh i lYabarat5at uh,
PT. BAI\TK MUAMALAT INDONESIA TbK.CABANG KI'PANG
Branch Manager Account Manager
tsb diatas,i\'l e n,vetuj u i pers)'aratan
:l{ateraiRp.6.0C0.-
Debitur Istri
12.
13.
rJ- l '')
NAMANASABAIIHARGABEIJRATE
JANGXAWAXflJTANCGALDROPING
znmo.000t7J0.t
60Mamt ?)10
.-,*t!rp-. t$nuu futunualan'a-
HARGABEI.IMARCINHARGAJUALANGSU*AIItr/BLNNAMAA/M:
2m.000.000cam.9w
ffi.w.9m4E705L5
NAMAAIASAN:
NCH'EGABELI PORSIPOIOK PORSIMARGIN ANGSURAN 5X5A}f,{RGAFOKOX SISAMARGIN SIIiA}IARGA
rTAT TANGGhL
, 2(10.000.000 2.137_r90 2833.330 4.970.515 7E7.862l10 $.3E7.570 gt.2&.95 10 Aor-1{
rc7.852310 2.167.M 2f03.060 4.970.515 195.695.350 92.594.5r0 288.28/9.870 10 Mei.l(3 195.695.350 21S.155 L77LW ,r s70 515 7q7 1q7 1*6 8.4D,1ffi 283.319355 10 tutr-1(
4 19S.{97.1E5 2b9ffi 7:71121O 4.C70.515 1St_21i7-8flI a7$8Il460 2733{A-840 10 IuLl{s 1gl 267 g8fi Lral)aRs 2:70A-(tlll 1-E70-515 189-ffX-991; u_r71i20 271379_3L\ lo6 lmfir-9!15 2.N).C[5 2-6n.(trt 4-C70-515 186-7,[-080 *1.(t<B-7aO 26A.407_*tO to Spcl (
7 1A6n4.O8n 2-\25._!.8 2-645-1m 4-E70.575 184-38a-585 79-lJ44.$|A )A\,Lqags '10 f|ld-lt8 18,1-38&6X5 231i8345 2-672:90 4-9&515 182{X3034It "76-436-43,O ,54_4567&t 10 1\1os1l
9 182&10.340 2.rs1-755 2578.7ffi 4.E70s15 179.638.585 %457.670 25r-4X-265 l0 DB-l(10 179.638.585 2.425.635 2il4.880 ,4-C70.515 177.27L950 77312.7q 24a.5r5-?il 10 lan-l]t1 tn212.W 2.45,.W 2.510.520 4.970.515 t74.752.fi5 ffi.wz.no 2i13-555.235 tO FelFll
174.752JN5 z494'M5 2475.670 4.q70.515 17L258.71,0 66.326.600 w.584.7m 10 Mar-1113 174Lry110 2"530.195 L44n32It 4_97{1515 169??,915 53.8862E0 ?33.6142,6 10 Au-1l14 lC(Itlz_sti 2566-(ta5 2-it04.,$tl ,l-970.515 16r1fi.t,,fi 61-iul 400 27.R 441. &qt 10 Mei-1l15 t57-161-88{l L6tfl3a5 L36A-lEJ 4-q70-515 16455D.495 59.117.67f) 22l.-67!.175 1{l -ftm-175 164-55,-496 2:(39-255 L337260 Lq70-515 161-E20-24t 56-7f,;L470 ztL7iL66{t 10 Itrl-.1
ft t61:9rfr240 '2-676-ffi /8rfr70 497t515 159243.5S 54,4485!t1l 211732-145 10 Amst-l18 tsD24r.g5 L7t4-565 2255.950 4.90.515 156.529.(80 5L232.W 2lm-767-630 10 SeDl79 156.529.030 2.753.025 2277.4q 4.E70.575 $3.n6.Ns 50.015-100 N3-7\n.115 10 0kt-11fr $3.n6.N5 2.79Lv25 L17E.4X 4570.515 150.9&i.98{) 47.4M.610 1S8.8m,600 10 Noa1la 150.*3_980 2.431575 2.13E.940 4 90 5r5 148.152.rt05 45.697.670 193.850.085 l0 De&1Iz, laa 152 4tr5 2*71 (*q 2#R.*30 4q7i-515 1152gn.7rO 43598.840 188.479.570 10 IeliB 145.8fi.72A 2.q2375 2058.140 4.970515 142-168.34.ii &-54O70A 18i:t.9G.055 10 Feb-li
112.748,-345 2913-/ri5 2m5t80 4.C70l15 19-414-nn s0.s23J20 178 qrla540 t0 Man1lB 739-4t4-7lO zgeE-475 Lq15r4 4-E10575 1 -419.85 t?jlL7Bn 1?A-96A32\ IO Anr-l1% 136,419235 3r37.905 1- 2610 4,97t!515 13:a1-&m 36-616-1m 16a,g75rO 10 Men-l1
z, 133381330 3.080.945 rJ89.570 4.9705-15 1303D.385 st,,26'6iln 764-026-gt]E 10 Ixn-] i4 130.300385 3-124.W f45.920 4.970.575 7y.175:]90 31380J8{) 159.055.,[80 10 Iul-1 1
a \v.775.7W 3.168J55 .8m.660 4-E70515 124.006.qjs 30Jm-gm 154.08Ii_ 5 10 Amst-I i3{' 124.006.935 3.n3.755 ,7*.760 4S70515 t rn 7ry{ 1Rn 3?22fi 149.115.450 10 S6c1i!n 12.J 7.t41*$ 3259.45 1_71121{l 1.E70.575 117.533.905 26.611.020 144.1,14.9J5 10 ott-12& 117-(1!t q)5 3,1tr5 455 1 -665-060 4,970_515 114_2rA_Lafi 24.W.W 139..174.4m 10 NoD-li33 714,m!*t t-\\2.274 1-614-240 4-q70515 110.a76175 21i277Xt 134200.ql5 10 Deeli.4 710.8.76.175 3.tq)-765 1S?O_7il Lqos73 tM-176-4n n.zsA.q7t t29.L4.Mt 10 Tan-l !35 tM-476-&70 3^447- 5 15225m 4.970,575 It)4_028-475 2It23439{l r24262-An lo Eeb,1!
10d.02,-475 3.41t6.775 1,.4:/3.70 4.970515 100.531.700 18.7d).650 tt929,L3r/J 10 Mar-l!c, 100.531.700 3.5463-t6 7.424199 4970.515 96.985384 173%.#1 114321.845 10 Aor-13
3E 96.985.384 3.596.555 L373.W L970,5t' c4388329 15.96L491 109.351330 10 Mei-1:
I 93.388329 qAiT 4t 323.008 4 070 515 8.741322 14.639.483 r04380.a15 10 Im-1:/u| n.711-42' 3.@aN -?n-335 4.C70.515 *6M2_142 13.368.118 99.410.300 10 IuLlit1 ,/L04L142 3 7i1.5&B .na.%a Lq70s1s a2.2s0-{58 1211qr77 S4-,a3O.7RE 10 Aord-I3t!2 422S0-158 1a,J,I.7.12 165.183 Lq70575 U.il85-8 lO-s.B-43,0 ff -4(,9.2m 10 SeG13
!(l 7A-4AAl#16 3_858_612 -111 .883 1-C10_515 74_627191 9.87l-i52 84-4q. 5 10 r)ld-13
A 24-621gr 3-913-295 L0572r9 4970515 70-713.897 8.41/mi3 79-524-24I, 10 Norll45 70.7,fl.A97 3.968.73:t 1.001.780 4.q70s15 6.745.162 7Al2553 71.557-72s 10 D*136 6.745.162 4.024.fig 945.556 L970.515 6L72n.M 6.Mlm 69-587-ZtO 10 IaG14
47 6L7N.M 4.WLgn 888.536, 4-970.515 5&638225 5.E78.8n &616.68 10 Feb-1r
{a 58 619 225 a lis *rl7 R1IITIl8 4 S70 515 54.4, .41.4 5.147J52 59.646.180 10 Md-1/49 54-it*.4l8 L1q,&14 774.J61 4_qm-s15 *.294.W 4375.691 il.675.665 10 AG1llio il_xD-9(A 4.257-y32 vL5a1 4_970.515 6,MzW2 3.563,108 49.7(E.15{) 10 ldei-1!5l ! t blB2tr];z 431A253 (sL2A 4-E10.515 41_72U77(' 3.fl0446 M.73,..635 10 Ie1,!E2 qt.78-779 4379-4jB sCr,m7 4.q70.515 !7.3/,/.351 2419.759 9.7&lm 10 Iul-11
53 37344351 4.441.MO 529.045 4.97051s 32.9028At 1-atn_714 3A-7qA 6n5 10 Aflst-Ig 32m2881 4.504391 M.124 4.q70.515 E.3[,-4qJ 1.424-Aqt 29-8JL7-{An 10 5e811t5 a.?8.4, 4.ffi.W 40L3-t2 4.C70.515 23.8fi2a7 LULDA 24.fi257' 10 okt:lt55 &w.a7 4.532.Ct9 337.rD6 4.970.515 19:1C7 7 644-58i!t 19.882&0 10 NoG'llt7 19_1q1,t67 4 594 .t52 271 txi\ a, qlt 51s 14498.E15 41L720 14-911.545 10 D*.1158 14-4qgt5 4.7 1115 2(I5-ll{n 4-970.515 9.753.700 NruM 9.941.{rio r0 Im-lI5!) 9-7337lJ.J 4.a.12-({n 117-*r4 4.90-515 L9o,..C79 @.at 4.E70515 10 F€[>l5a 4-*t-l} ) 4.*t-ffn cfr-426 4-q7n.575 10 Mtr-l5
2In-(m-(m sa21t}(xxt ,q.23It-qxt
l'tenBelaftut
it-AMAnr-A5A&AH :0
-. -. HnncArnr , znm.m dE BaNrMua*talxr
lr.r. ...,.UtrltcAruAl- , z$.*n9go e ""'ne il"^i sv'tiahANcsu*AN/{}I : 49rla$
rc HAXGAJIIAI, ANGSU*AN SEAHAx'GA JUAL TA}'GGAL
1 2qH.9W L970515 ?g3.2&.*5 10 Apr-102 21Ij.2ffi345 4.970.575 N259.870 10 Mei-10
x 284.2f9.47D 4.W0.515 28l1,31g_aaB 10 lun-l(283.319.355 4.970_515 n8.348.840 10 lul-l0
5 278.348.U0 4.970.515 273.378.325 10 Acust-l06 325 4-970_515 258.407.810 10 Seo-1t
7 268'.N17.810 4.970515 26q_4C7 295 10 :f-1(
I t.437-295 4-810-515 2fi-ffi-7'}/J 10 Noo-1(9 258.M.7W 4.970.515 2:53.4%.265 10 Des-1(
10 4.WO-515 248_525-750 10 lan-11
11 248.525.750 4.970.515 2!trr.555.235 10 Feb.11
12 %5 ! qm 615 238.584.720 10 lvfar-11
13 238.584.7N 4.970.575 %3.6142fr5 10 Apr-1'lt4 n3.614 4.9m.515 228.ffi.(9{l 10 Mei-115 p2.did?.6N 4.gVO.575 ?p3.673.775 10 ltrrl-ll16 :t75 4.970_515 tlA.702.6{\{t 10 Iul-177 278.7u2ffi L570.515 273.732.745 10 Asust-1118 14 4_9m_515 2{18.761.(a\l 10 Sep-11
19 2ffi-767-6ffi {gru515 zI,-791.115 10 0Lt-11N t.11 4.574.515 19tt_l ro.5{x} 10 Nopl'l21 198,820.600 4.970.515 193.850.085 10 Des-11,, \s 4.\ 188. 70 10 Ian-]23 188.879.570 4.970.515 1S.9(D.ffis 10 Feb'1I24 909.055 4.E70-515 778.E3,A_il{t 10 lyfar-1i25 178.938.540 4.E70.515 173.W.08 10 Aor-1126 17 4.570,51 168_ 10 10 Mei-1227 rffi.997.510 4.970.515 1A.026.995 10 Iun-U% 164. 4. 10 IUI-I,29 159.056.4t80 4.E70.515 154.085.965 10 Asust-1!30 154.085, 4.970.515 149.115.450 10 Sep-1!31 149.115.450 4.970.515 LM.7&.%5 10 0kr-1ig2 1214.74d..9 4.qm.515 L9.174.4211 1(l Nolr-t,33 139.174.420 4.9m.515 7v.2t3.905 10 Des-12
34 4_9 10 Ian-1335 729.?33.39t) 4.970.515 724.262.875 10 Feb.13
35 T242( 4.970.515 11g.2g2.36Il 10 Mar-1337 119.292,360 4.970.515 174.321.U5 10 Aor-1338 t14.327.U5 4.970.515 9.351.330 10 Mei-1339 109.351.33{) 4-970.515 1(x.380.815 10 Im-1340 1U.380.E15 4.970.5L5 99.410.300 10 lul-1341 99.410.3m 4.E70-515 94..419J85 10 Agust-1342 94.89.745 4.y0.515 89.4619.40 10 Sep-134l 89.469.270 4.970.515 u-49A-755 10 0kt-13M 84.498.755 4.q70.515 79.52f..2N 10 Nop1345 79.52s..240 4-9m.515 74.557.725 10 Des-13
& '/4.5b/,/b 4.970.515 69.587.210 l0 lan-1469.5A7.21:0 4.970.515 &.616.695 10 Feb.l4
48 &.616.695 4.970.575 59.646.180 10 Mar-144 59.645.180 4_970.575 il.575.665 10 Anr-1450 54.675.6s 4.970.575 49.705.7fr 10 Mei-14
49-705-7il 4.E70.515 44.7U.(95 10
52 4.7y.635 4.970.5L5 39.7e.7m 10 lul-1453 t9.7AaX 4.970.315 34.783505 10 Arost-1454 u.7v3.ffis 4.974.ils 29.823.09{) 10 Senl{
5 29.8z.ffn 4.S70.515 24-852.57s 1055, 24.852.575 4.E70.515 19.882.ffi0 10 Noo-14
'7 19.&p-frfi 4_WO-575 -1/L o t1-545 10 Der-1458 14.911.545 4.970.515 9.941.030 10 lan-li
9. 0 4.\ 4. ).515 10 Feb-l!5t) 4.970.515 4.vo.575 10 Mar-l
298.2q(}_gfi)
Kupang Maret 2010
Debitur Istri