88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN ANGGARAN 2000-2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : Ratna Sholikhah F0107078 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

  • Upload
    lamphuc

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN

DAERAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN ANGGARAN

2000-2009

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

Ratna Sholikhah

F0107078

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Page 3: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

dengan judul : “Analisis Kemampuan Kemandirian Keuangan Daerah Dan

Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonogiri Tahun

Anggaran 2000-2009” yang diajukan guna memperoleh gelar sarjana, di Fakultas

Ekonomi jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan, dorongan dan bantuan baik materiil maupun spiritual dari berbagai pihak.

Oleh karena itu penulis mengucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

2. Ibu Izza Mafruhah, S.E., M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

3. Bapak Sumardi, SE selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran

membantu, membimbing, dan meluangkan waktu bagi penulis dalam proses

penulisan skripsi.

4. Bapak Drs.Sutanto, Msi selaku Dosen Pembimbing Akademik

5. Keluarga saya tercinta; Bapak, Ibu, Mas Vai, Mas Budi, Mas Ridwan, yang

senantiasa memberikan dorongan, kasih sayang, kesabaran dan doa hingga

terselesaikannya skripsi ini.

Page 5: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

6. Seseorang yang spesial di hidupku, Taufik Mufti, ST yang senantiasa setia

menemani dan mendengarkan keluh kesah serta memberikan perhatian,

semangat dan cinta.

7. Teman-teman Fakultas Ekonomi 2007 Yeyen, Diana, Oppie, Desta, Anind,

Fina, Rendi, Ari, Titut, Ebby, Johan, Jamus, dan teman-teman lainnya yang

tidak sempat disebutkan.

8. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak lain yang telah

membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, dimana dalam kesempatan

ini tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan tersebut.

Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi diri penulis dan pembaca

semua.

Surakarta, Marret 2011

Penulis

Page 6: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRAKSI

Analisis Kemampuan Kemandirian Keuangan Daerah Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2005-

2009

Ratna Sholikhah F0107078

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan

kemampuan dan kemandirian keuangan daerah serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wonogiri tahun 2000-2009. Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Wonogiri. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan APBD dan PDRB per kapita di Kabupaten Wonogiri tahun anggaran 2000-2009.

Metode analisis data pada penelitian ini ada 2 macam, yang pertama adalah rasio kemampuan keuangan daerah dan rasio kemandirian daerah. Yang kedua, untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan alat analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : rasio kemampuan keuangan daerah memiliki rata-rata 6,68 % yang tergolong rendah, sedangkan kemandirian keuangan daerah ditunjukkan dengan angka rasio rata-ratanya adalah 7,84% masih berada diantara 0% - 25% tergolong mempunyai pola hubungan instruktif. Kemampuan Keuangan Daerah berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap Pertumbuhan ekonomi (growth), artinya semakin tinggi tingkat kemampuan keuangan daearah tidak akan mengurangi tingkat pertumbuhan ekonomi. Kemandirian Daerah berpengaruh positif dan signifikan, artinya semakin tinggi rasio kemandirian daerahnya maka akan menambah tingkat pertumbuhan ekonomi

Ini berarti bahwa tingkat kemampuan keuangan Kabupaten Wonogiri masih rendah dalam melaksanakan otonominya yang berarti kemampuan Pemerintah Kabupaten Wonogiri dalam memenuhi kebutuhan dana untuk penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan Sosial masyarakat masih relatif rendah meskipun dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan. Kata kunci : Pemerintah daerah, Keuangan daerah, Kemandirian daerah

Page 7: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRACTION

Analysis of Regional Financial Independence And Its Influence On Economic Growth Fiscal Year 2005-2009 In Wonogiri

Ratna Sholikhah

F0107078

The purpose of this study was to determine the level of development of local financial ability and independence as well as effects on economic growth in Wonogiri year 2000-2009. This research takes place in Wonogiri. While the data used in this research is financial data and GDP per capita budget in fiscal year 2000-2009 Wonogiri.

Methods of data analysis in this study there are 2 kinds, the first is the ratio of local financial ability and the ratio of local independence. Secondly, to investigate the influence of independent variables on the dependent variable used multiple linear regression analysis tool. According to analysis results have been obtained as follows: the ratio of local financial ability to have an average of 6.68% which is low, while the financial independence of regions indicated by the ratio of the average rate was 7.84% still be between 0% - 25 % classified as having pattern instructive relationship. Regional Financial capability but not significant negative effect on economic growth (growth), meaning that the higherlevel of financial capability daearah will not reduce the rate of economic growth . Local Self-Reliance has positive and significant, meaning the higher ratio of local self-reliance it will increase the level of economic growth.

This means that the level of financial capability is still low Wonogiri meaningful autonomy in implementing the Government's ability Wonogiri in meeting funding requirements to perform the duties of Government, Development and Social Services community is still relatively low although from year to year has increased and decreased.

Keywords: Local government, local finance, local Independence

Page 8: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iii

KATA PENGANTAR................................................................................ iv

DAFTAR ISI.............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL...................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR................................................................................ x

ABSTRAKSI................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 9

A. Kajian Teori...................................................................................... 9

1. Otonomi Daerah.......................................................................... 9

2. Tinjauan Keuangan Daerah......................................................... 10

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.......................... 10

b. Pengelolaan Penerimaan Daerah.......................................... 12

c. Pengelolaan Pengeluaran Daerah......................................... 18

Kemampuan Keuangan Daerah ........................................ 20

Page 9: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

d. Kemandirian Keuangan Daerah......................................... 22

3. Pertumbuhan Ekonomi......................................................... 24

B. Penelitian Terdahulu................................................................... 25

C. Kerangka Pemikiran. ................................................................. 30

D. Hipotesis..................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 32

A. Definisi Opersional Variabel Penelitian........................................... 32

B. Jenis dan Sumber Data................................................................. 32

C. Metode Pengumpulan Data.......................................................... 33

D. Metode Analisis Data.................................................................. 33

1. Rasio Kemampuan Keuangan Daerah...................................... 33

2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah........................................ 34

3. Regresi Linier Berganda Metode Ordinary Least Square

(OLS) .............................................................................. 35

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN................................... 44

A. Gambaran Umum Indonesia....................................................... 44

1. Keadaan Geografis............................................................... 44

2. Luas Wilayah....................................................................... 45

3. Penduduk dan Tenaga Kerja....................................................... 47

4. Kondisi Perekonomian.....................................,,,,,,,,,,,,.... 49

B. Hasil Analisis dan Pembahasan................................................... 56

1. Analisis Rasio Kemampuan Keuangan Daerah.......................... 56

Analisis Rasio Kemandirian Daerah.......................................... 58

Page 10: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

2. Analisis Hubungan Kemampuan Keuangan Daerah Dan

Kemandirian Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi............. 61

a. Uji Statistik................................................................. 62

b. Uji Asumsi Klasik......................................................... 69

c. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi...................................... 72

BAB V PENUTUP................................................................................ 73

A. Kesimpulan............................................................................... 73

B. Saran ....................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 75

LAMPIRAN............................................................................................. 76

Page 11: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pola Hubungan Tingkat Kemampuan Keuangan Daerah.................. 22

Tabel 2.2 Pola Hubungan Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah ................ 24

Tabel 4.1 Pertumbuhan Alamiah Penduduk dan Prosentasenya

Kabupaten Wonogiri Diperinci per Kecamatan Tahun 2009 ......... 48

Tabel 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonogiri Tahun 2005-2009...... 52

Tabel 4.3 Struktur Ekonomi Kab. Wonogiri Tahun 2004-2008

Atas Dasar Harga Berlaku (Dalam Persen...................................... 53

Tabel 4.4 Pertumbuhan APBD Kabupaten Wonogiri

(Dalam Juta Rupiah) ................................................................. 54

Tabel 4.5 PDRB Atas Harga Berlaku, PDRB Perkapita dan

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran

2000-2009 (Dalam Juta Rupiah)………......................................... 56

Tabel 4.6 Perhitungan Rasio Kemampuan Keuangan Daerah

Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2000-2009 ......................... 57

Tabel 4.7 Perhitungan Rasio Kemandirian Daerah Kabupaten Wonogiri

Tahun Anggaran 2000-2009 (Dalam Juta Rupiah) .......................... 59

Tabel 4.8 Hasil Uji Ordinary Least Square................................................... 61

Tabel 4.9 Hasil Uji T F(KKD) ..................................................................... 62

Tabel 4.10 Hasil Uji T F(KMD)...................................................................... 66

Tabel 4.11 Hasil Uji Pendekatan Koutsoyiannis............................................. 69

Tabel 4.12 Hasil Uji LM ARCH......................................................................70

Tabel 4.13 Hasil Uji Breusch-Godfrey.............................................. ...................71

Page 12: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran …………………………………........ 30

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t ............………………………………... 38

Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F ...........………………………………... 39

Gambar 4.1 Uji t Untuk Variabel Kemampuan Keuangan Daerah

(KKD) …......………….…......………….…......…………. 65

Gambar 4.2 Uji t Untuk Variabel Kemandirian Daerah (KMD) …....….. 66

Gambar 4.3 Uji F…………………………..………………………….... 67

Page 13: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

Page 14: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan politik nasional yang sejalan dengan pergantian penguasa telah

memicu perubahan-perubahan penting disuatu pemerintahan, termasuk

pemerintah daerah. Perubahan yang dimaksud tertuang dalam kebijakan otonomi

daerah, khususnya dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2004. Otonomi daerah

menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dari sistem pemerintahan yang

bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem pemerintahan yang desentralisasi,

yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada daerah dalam mewujudkan daerah

otonom yang luas dan bertanggung jawab, untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat sesuai kondisi dan potensi wilayahnya. Dengan

adanya perubahan tersebut diharapkan kesejahteraan umum dapat terwujud.

Oleh karena itu dalam rangka mensejahterakan rakyat di daerahnya,

pemerintah daerah mengadakan pembangunan melalui sarana maupun

prasarananya. Pemberian otonomi kepada daerah pada dasarnya bertujuan

meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah daerah,

terutama dalam pelaksanakan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat

serta untuk meningkatkan pembinaan kesatuan politik dan kesatuan bangsa

(Halim, 2001).

Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, otonomi

yang seluas-luasnya bagi pemerintah kabupaten merupakan peluang dan sekaligus

Page 15: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

tantangan. Peluang disini bagi pemerintahan daerah yang memiliki potensi

sumber daya alam yang memadai untuk mengelola sendiri potensi tersebut,

sedangkan bagi pemerintah daerah yang mempunyai sumber daya alam yang

kurang memadai justru merupakan tantangan. Masalah yang sering muncul dalam

melaksanakan otonomi daerah adalah prospek kemampuan pembiayaan

pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai penyelenggara

pembangunan, penyelenggara pemerintah serta melayani masyarakat setempat

sejalan dengan dinamika kehidupan masyarakat. Oleh karena itu penyelenggaraan

kegiatan pemerintahan daerah harus terus meningkat sehingga biaya yang

dibutuhkan juga akan bertambah. Peningkatan penerimaan daerah harus selalu

diupayakan secara periodik oleh setiap daerah otonom melalui penataan

administrasi pendapatan daerah yang efisien dan efektif sesuai dengan pola yang

telah ditetapkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan dan petunjuk

pelaksanaan (Wulandari, 2001).

Tujuan otonomi daerah pada dasarnya diarahkan untuk memacu pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya, meningkatkan kesejahteraan rakyat,

menggalakkan prakarsa dan peran serta masyarakat, serta meningkatkan

pendayagunaan potensi daerah secara nyata, optimal, terpadu, dan dinamis, serta

bertanggung jawab sehingga memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,

mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan terhadap daerah dan

memberikan peluang untuk koordinasi tingkat lokal atau daerah (Bastian, 2001).

Dalam rangka memenuhi pembiayaan pembangunan dan penyelenggaraan

daerah, sumber penerimaan dapat diperoleh dari penerimaan daerah sendiri atau

Page 16: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

dapat pula dari luar daerah. Sumber-sumber pendapatan yang dapat dilaksanakan

oleh pemerintah daerah dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) adalah dengan cara meningkatkan pendapatan dari hasil Pajak Daerah,

Retribusi Daerah, hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan serta lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Upaya-upaya

peningkatan Pendapatan Asli Daerah ini tidak terlepas dari mekanisme sistem

pemerintahan daerah yaitu kerjasama antar Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) dengan cara pendekatan terpadu dan tidak

menghilangkan identitas, tugas serta fungsi masing-masing (Fajar, 2007).

Peranan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri dalam pembangunan

ekonomi daerah sangat dipertanyakan keberhasilannya. Keberhasilan otonomi

daerah merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan masing-masing daerah

dalam mengembangkan kemajuan pemerintahan, pembangunan sektor fisik,

sektor ekonomi, dan sektor lainnya. Apabila berbicara tentang otonomi daerah

menurut UU No. 32 Tahun 2004, maka tidak dapat lepas dari kebijakan

pemerintah melalui UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pusat dan Daerah, yang tentu saja memberikan peluang yang lebih luas

kepada daerah untuk meningkatkan potensinya terutama dalam bidang ekonomi.

Sebagai contoh, Pemkab Wonogiri tidak perlu lagi minta izin kepada Pemerintah

Pusat untuk berdagang, bahkan dalam bursa saham sekalipun. Hal ini terkait pula

dengan faktor dominan yang mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah itu

sendiri yaitu kemampuan keuangan daerah.

Page 17: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

Dalam hal ini pemerintah dituntut untuk melakukan perubahan yang

mendasar pada sistem pemerintahan yang ada. Salah satu perubahan mendasar

tersebut adalah penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung

jawab kepada daerah. Disamping sebagai strategi untuk menghadapi era

globalisasi, otonomi daerah merupakan tuntutan masyarakat daerah sebagai reaksi

atas ketidakadilan ekonomi yang mereka terima selama ini. Pemberian otonomi

secara luas kepada pemerintah daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan dan

peran serta masyarakat.

Dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,

keistimewaan, kekhususan, serta potensi keanekaragaman daerah, secara nyata

diharapkan bahaya disintegrasi yang selama ini mengancam kehidupan bernegara

dan bermasyarakat dapat diminimkan. Otonomi Daerah merupakan

pemberdayaan dalam pengambilan keputusan secara lebih leluasa untuk

mengelola sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan

potensi daerahnya sendiri. Dengan adanya otonomi daerah kabupaten dan kota,

maka pengelolaan keuangan sepenuhnya berada ditangan pemerintah daerah itu

sendiri (Mardiasmo, 2000).

Di tengah upaya Pemkab Wonogiri dalam perbaikan perekonomian saat ini,

berbagai tantangan dihadapkan pada masing-masing daerah, yang mana ditandai

dengan adanya kelesuan dari pelaku pasar ekonomi, pasar modal, dan ditambah

bencana alam yang sering terjadi saat ini. Hal tersebut berdampak kepada para

investor, terutama investor asing yang enggan untuk menanamkan investasinya di

Page 18: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

Indonesia. Mereka menilai kondisi pemerintahan Indonesia yang kian tidak stabil,

yang mana ditandai dengan perginya perusahaan atau investor asing dan beralih

ke negara lain. Akibatnya mereka lebih memilih untuk menjual sebagian

sahamnya karena dianggap tidak menguntungkan. Perubahan situasi ini salah

satunya mempengaruhi reaksi investor terhadap, pendapatan negara, dan juga

pendapatan daerah yang merupakan hasil dari investasi.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah indikator untuk mencapai

pembangunan di masing-masing daerah otonomi. Pada daerah yang tidak

memiliki sumber pendapatan, akan sangat merasakan pengaruh dari investasi

yang masuk ke daerahnya tersebut. Kabupaten Wonogiri adalah salah satu daerah

yang masih sedikit dalam memiliki PAD. Para investor mungkin belum melihat

potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Wonogiri secara keseluruhan, atau mungkin

kurangnya informasi dari pihak Pemkab dalam menarik investor untuk masuk dan

menanamkan ivestasinya ke Kabupaten Wonogiri.

Kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keuangannya dituangkan

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang menggambarkan

kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai kegiatan pelaksanaan tugas

pembangunan serta pemerataan dan keadilan dengan mengembangkan seluruh

potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Dalam menjalankan otonomi

daerah, pemerintah daerah dituntut untuk menjalankan pemerintahan secara

efisien dan efektif, mampu mendorong peran serta masyarakat dalam

pembangunan, serta meningkatkan pemerataan dan keadilan dengan

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah.

Page 19: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xix

Keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah tidak lepas dari kemampuan

dalam bidang keuangan yang merupakan salah satu indikator penting dalam

menghadapi otonomi daerah. Oleh karena itu penulis ingin mengkaji masalah

berdasarkan uraian di atas dengan mengambil judul “Analisis Kemampuan

Kemandirian Keuangan Daerah dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2000-2009.”

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diambil pokok

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tingkat rasio kemampuan keuangan daerah Kabupaten

Wonogiri tahun anggaran 2000 – 2009 ?

2. Bagaimanakah tingkat rasio kemandirian daerah Kabupaten Wonogiri

tahun anggaran 2000 – 2009 ?

3. Bagaimanakah hubungan tingkat rasio kemampuan dan kemandirian

keuangan daerah dengan tingkat rasio pertumbuhan ekonomi dilihat dari

PDRB Kabupaten Wonogiri tahun anggaran 2000 – 2009 ?

C. Tujuan

Tujuan dari analisis ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui tingkat rasio kemampuan keuangan daerah Kabupaten

Wonogiri tahun anggaran 2000 – 2009.

2. Mengetahui tingkat rasio kemandirian keuangan daerah Kabupaten

Wonogiri tahun anggaran 2000 – 2009.

Page 20: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xx

3. Mengetahui hubungan antara tingkat rasio kemampuan dan kemandirian

keuangan daerah dengan tingkat rasio pertumbuhan ekonomi dilihat dari

PDRB Kabupaten Wonogiri tahun anggaran 2000–2009.

D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai bahan informasi

maupun bahan pertimbangan berbagai pihak, antara lain :

1. Bagi Pemerintah Daerah

Diharapkan Pemerintah Daerah mampu mengoptimalkan sumber

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sebagai alternatif masukan untuk

meningkatkan pengelolaan keuangan pemerintah daerah secara ekonomis,

efisien dan efektif demi tercapainya keberhasilan pelaksanaan otonomi

daerah.

2. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar dan tambahan

pengetahuan maupun wawasan tentang bagaimana ruang lingkup dari

pemerintahan khususnya mengenai penilaian kinerja keuangan pemerintah

daerah yang diteliti, serta untuk membandingkan teori yang didapat dari

studi kuliah dengan kenyataan yang sebenarnya.

3. Bagi pembaca

Page 21: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxi

Dapat digunakan sebagai gambaran sejauh mana perkembangan

kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri. Selain itu

penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Otonomi Daerah

Dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 pasal 1 ayat 5, pengertian

otonomi derah adalah hak ,wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan

Page 22: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxii

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan menurut Suparmoko (2002) mengartikan otonomi daerah adalah

kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

masyarakat. Daerah otonomi adalah kesatuan masyarakat yang mempunyai

batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa

sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara kesatuan

Republik Indonesia.

Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004 pasal 1 ayat (8), (9), (10) tentang

Pemerintah Daerah, ada 3 dasar sistem hubungan antara pusat dan daerah

yaitu ; (i) Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintah pusat

kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia; (ii) Dekonsentrasi adalah

pelimpahan wewenang pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil

pemerintah dan atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu; (iii) Tugas

perbantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan atau desa

atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggung

jawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

2. Tinjauan Keuangan Daerah

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Page 23: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxiii

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berlaku untuk

pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Pembentukan dan

pengelolaannya disesuaikan dengan tata cara yang berlaku pada

pemerintahan pusat.

Pendapatan daerah provinsi seperti yang tertulis dalam UU No

28 Tahun 2009, pajak pusat diserahkan kepada daerah pemerintah pusat,

antara lain : Pajak Rumah Tangga, Pajak Kendaraan Bermotor, Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok. Pemerintah

kabupaten/kota mendapatkan penghasilan dari berbagai pajak daerah

antara lain Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame,

Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan,

Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi

Dan Bangunan Pedesaan Dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak Atas

Tanah dan Bangunan.

Dalam UU No 33 Tahun 2004 pasal 1 ayat 17, menyebutkan

bahwa APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah

yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD

dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD merupakan rencana

keuangan tahunan daerah, dimana disatu sisi menggambarkan anggaran

pengeluaran guna membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek

daerah dalam satu tahun anggaran dan disisi lain menggambarkan

Page 24: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxiv

penerimaan daerah guna membiayai pengeluaran yang telah

dianggarkan.

APBD merupakan dokumen anggaran tahunan, maka seluruh

rencana penerimaan dan pengeluaran Pemerintah Daerah yang akan

dilaksanakan pada satu tahun anggaran dicatat dalam APBD. Dengan

demikian APBD dapat menjadi cerminan kinerja dan kemampuan

Pemerintah Daerah dalam membiayai dan mengelola penyelenggaraan

pemerintah dan pelaksanaan pembangunan di daerah masing-masing

pada satu tahun anggaran (Kiflimansyah,2001).

Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) disusun

dengan pendekatan kinerja dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah

paling lambat 1 (satu) bulan setelah APBN ditetapkan, demikian juga

halnya dengan perubahan APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah

selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya tahun anggaran.

Sedangkan perhitungan APBD ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan

setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan. APBD yang

disusun dengan pendekatan kinerja tersebut memuat hal-hal sebagai

berikut (Nirzawan, 2001) :

1) Sasaran yang ditetapkan menurut fungsi belanja.

2) Standar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satuan

komponen kegiatan yang bersangkutan.

Page 25: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxv

3) Bagian pendapatan APBD yang membiayai belanja administrasi

umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal /

pembangunan.

b. Pengelolaan Penerimaan Daerah

Menurut UU No. 32 Tahun 2004 pasal 157 dan UU No. 33 tahun

2004 pasal 6, serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan UU

No.28 Tahun 2009, Total Pendapatan Daerah (TPD) diperinci sebagai

berikut :

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber

keuangan yang digali dari dalam wilayah yang bersangkutan.

Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari :

a) Pajak Daerah, sesuai dengan UU No.28 Tahun 2009 tentang

pajak daerah, yang dimaksud dengan pajak daerah yang

selanjutnya disebut dengan pajak adalah iuran wajib yang

dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa

imbalan langsung yang seimbang yang dapat dilaksakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Page 26: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxvi

b) Retribusi Daerah, menurut UU No.28 Tahun 2009 tentang

retribusi daerah, yang dimaksud dengan retribisi daerah

adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atau jasa atau

pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau

diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang

pribadi atau badan.

c) Hasil Perusahaan Milik Daerah, merupakan hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan. Jenis penerimaan yang

termasuk hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang

dipisahkan antara lain bagian laba, deviden dan penjualan

saham milik daerah.

d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, antara lain hasil

penjualan asset negara dan jasa giro.

2) Pendapatan Transfer

Sumber-sumber pendapatan transfer atau bisa disebut juga sebagai

bantuan dari pemerintah pusat/propinsi dapat diperinci sebagai

berikut :

a) Dana Perimbangan

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari

penerimaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai

kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Page 27: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxvii

Dana perimbangan tersebut saling mengisi dan melengkapi.

Adapun pos-pos dana perimbangan tersebut terdiri dari :

(1) Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan dan penerimaan dari Sumber Daya Alam

seperti : kehutanan, perikanan, pertambangan, minyak

dan gas.

(2) Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan

pemerataan keuangan antar daerah untuk mendanai

kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi. (UU No.33 tahun 2004 pasal 1 ayat 21)

(3) Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah

tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai

kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan

sesuai dengan prioritas nasional. (UU No. 33 tahun

2004 pasal 1 ayat 23).

b) Transfer Pemerintah Pusat lainnya yang terdiri dari dana

otonomi khusus dan dana penyesuaian.

3) Lain-lain pendapatan Daerah Yang Sah

Page 28: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxviii

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun

2009 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan

Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010 adalah :

a) Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menetapkan pendapatan

bagi hasil yang diterima dari provinsi pada Tahun Anggaran

2010 agar menggunakan pagu Tahun Anggaran 2009.

Sedangkan bagian pemerintah Kabupaten/Kota yang belum

direalisasikan oleh pemerintah provinsi akibat pelampauan

target Tahun Anggaran 2009 agar ditampung dalam

perubahan APBD Tahun Anggaran 2010.

b) Dana Darurat, Dana Bencana Alam dan Sumbangan Pihak

Ketiga yang diterima oleh pemerintah daerah bilamana

belum dapat diperkirakan dan dipastikan pada saat

penyusunan APBD Tahun Anggaran 2010 agar

penganggarannya dicantumkan pada Perubahan APBD

Tahun Anggaran 2010.

Langkah-langkah yang dapat dilaksanakan agar pendapatan

daerah dapat ditingkatkan antara lain sebagai berikut (Nirzawan,

2001):

a) Intensifikasi, dilaksanakan antara lain dengan cara sebagai

berikut :

Page 29: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxix

(1) Melaksanakan tertib penetapan pajak yang harus

dibayar oleh wajib pajak, tertib dalam pemungutan

kepada wajib pajak, tertib dalam administrasi serta

tertib dalam administrasi serta tertib dalam penyetoran.

(2) Melaksanakan secara optimal pemungutan pajak dan

retribusi daerah sesuai dengan potensi yang obyektif

berdasarkan peraturan yang berlaku.

(3) Melakukan pengawasan dan pengendalian secara

sistematis dan kontinyu (berkelanjutan) untuk

mengantisipasi terjadinya penyimpangan dalam

pelaksanaan pemungutan di lapangan oleh petugas.

(4) Membentuk tim satuan tugas (satgas) pada dinas terkait

yang bertugas mengawasi pemungutan di lapangan oleh

petugas.

(5) Memberikan insentif (rangsangan) secara khusus

kepada aparat pengelola PAD yang dapat melampui

penerimaan dari target yang telah ditetapkan.

(6) Mengadakan pendekatan persuasif kepada wajib pajak

agar memenuhi kewajibannya melalui kegiatan

penyuluhan.

(7) Melakukan langkah-langkah pengendalian lain guna

menghindari timbulnya penyimpangan terhadap

Page 30: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxx

pelaksanaan peraturan daerah mengenai pengelolaan

maupun penetapan pajak dan retribusi daerah.

b) Ekstensifikasi, dilaksanakan dengan cara antara lain sebagai

berikut:

(1) Menyusun program kebijakan dan strategi

pengembangan dan menggali obyek pungutan baru

yang potensial dengan lebih memprioritaskan kepada

retribusi daerah untuk ditetapkan dan dijabarkan dalam

peraturan daerah.

(2) Meninjau kembali ketentuan tarif dan pengembangan

sasaran sesuai dengan peraturan daerah yang ada dan

mengkaji ulang peraturan daerah untuk diajukan

perubahan.

(3) Mengadakan studi banding ke daerah lain guna

mendapat informasi terhadap jenis-jenis penerimaan

pajak dan retribusi lain yang memungkinkan untuk

dikembangkan.

c. Pengelolaan Pengeluaran Daerah

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, menyebutkan bahwa Pengeluaran

Daerah adalah semua pengeluaran kas daerah periode tahun anggaran

Page 31: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxxi

yang bersangkutan yang meliputi belanja langsung dan belanja tidak

langsung.

Belanja daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang

berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan, oleh

karena itu dalam penyusunan APBD agar Pemerintah Daerah berupaya

menetapkan target capaian baik dalam konteks daerah, satuan kerja, dan

kegiatan sejalan dengan urusan yang menjadi kewenangannya. Selain itu

diupayakan agar Belanja Langsung mendapat porsi alokasi yang lebih

besar dari Belanja Tidak Langsung, dan Belanja Modal mendapat porsi

alokasi yang lebih besar dari Belanja Pegawai atau Belanja Barang dan

Jasa.

1) Belanja Langsung

Belanja Langsung, yaitu belanja yang dipengaruhi secara

langsung oleh adanya program dan kegiatan yang direncanakan.

Jenis Belanja Langsung dapat berupa Belanja Pegawai/ Personalia,

Belanja Barang/ Jasa, Belanja Pemeliharaan dan Belanja

Perjalanan Dinas.

Keberadaan anggaran Belanja Langsung merupakan

konsekuensi karena adanya program atau kegiatan. Karakteristik

Belanja Langsung adalah bahwa input (alokasi belanja) yang

ditetapkan dapat diukur dan diperbandingkan der.gan Ouput yang

dihasilkan. Variabilitas jumlah komponen Belanja Langsung

Page 32: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxxii

sebagian besar dipengaruhi oleh target kinerja atau tingkat

pencapaian program atau kegiatan yang diharapkan.

2) Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung yaitu belanja yang tidak dipengaruhi

secara langsung oleh adanya program atau kegiatan. Jenis Belanja

Tidak Langsung dapat berupa Belanja Pegawai/Personalia, Belanja

Barang/Jasa. Belanja Pemeliharaan dan Belanja Perjalanan Dinas.

Keberadaan Anggaran Belanja Tidak Langsung bukan

merupakan konsekuensi dan atau tiada suatu program atau

kegiatan. Belanja Tidak Langsung digunakan secara periodik

(umumnya bulanan) dalam rangka koordinasi penyelenggaraan

kewenangan pemerintah Daerah yang bersifat umum.

Belanja Tidak Langsung pada dasarnya merupakan belanja

yang digunakan secara bersama-sama (common cost) untuk

melaksanakan seluruh program atau kegiatan unit kerja. Program

atau kegiatan yang memperoleh alokasi belanja tidak langsung

adalah program atau kegiatan Non Investasi. Program atau

kegiatan investasi yang menambahkan aset daerah tidak menerima

alokasi anggaran tahunan belanja tidak langsung, karena ouput

program atau kegiatan investasi adalah merupakan aset daerah

yang dimanfaatkan lebih satu tahun anggaran. Anggaran belanja

tidak langsung hanya digunakan untuk satu tahun anggaran seperti

halnya out put program atau kegiatan non investasi.

Page 33: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxxiii

d. Kemampuan Keuangan Daerah

Kriteria penting yang lain untuk mengetahui secara nyata

kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya

adalah kemampuan daerah dalam bidang keuangan. Dengan perkataan

lain, faktor keuangan merupakan faktor yang penting dalam mengatur

tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, menyebutkan

bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewjiban daerah dalam

rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan

uang temasuk didalamnya segala bentuk kekayaan lain yang

berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kerangka

APBD.

Sehubungan dengan pentingnya posisi keuangan tersebut,

keuangan daerah sebagai salah satu indikator untuk mengetahui

kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya

sendiri. Dengan dikeluarkannya undang-undang tentang Otonomi

Daerah, membawa konsekuensi bagi daerah yang akan menimbulkan

perbedaan antar daerah yang satu dengan yang lainnya, terutama dalam

hal kemampuan keuangan daerah, antara lain (Abdul Halim, 2001):

1) Daerah yang mampu melaksanakan otonomi daerah.

2) Daerah yang mendekati mampu melaksanakan otonomi daerah.

3) Daerah yang sedikit mampu melaksanakan otonomi daerah dan

Page 34: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxxiv

4) Daerah yang kurang mampu melaksanakan urusan otonomi daerah.

Selain itu ciri utama yang menunjukkan suatu daerah mampu

melaksanakan otonomi daerah adalah sebagai berikut (Abdul Halim,

2001):

1) Kemampuan keuangan daerah, artinya daerah harus memiliki

kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber

keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang

cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahannya.

2) Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin

agar Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus menjadi bagian sumber

keuangan terbesar, yang didukung oleh kebijakan perimbangan

keuangan pusat dan daerah, sehingga peranan pemerintah daerah

menjadi lebih besar.

Berikut adalah rumus untuk menghitung kemampuan keuangan

daerah dan pola tingkat hubungannya :

Rasio Kemampuan Keuangan Daerah : t

t

TPDPAD

x 100 % .................(2.1)

Keterangan :

PADt : Total Pendapatan Asli Daerah Tahun t

TPDt : Total Pendapatan Daerah Tahun t

Page 35: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxxv

Tabel 2.1 Pola Hubungan Tingkat Kemampuan Keuangan Daerah

Rasio Kemampuan Keuangan Daerah (%)

Pola Hubungan

0,00-10,00 Sangat Kurang 10,01-20,00 Kurang 20,01-30,00 Cukup 30,01-40,00 Sedang 40,01-50,00 Baik

>50,00 Sangat Baik Sumber : Anita Wulandari (2001)

e. Kemandirian Keuangan Daerah

Berkaitan dengan hakekat otonomi daerah mengenai pelimpahan

wewenang pengambilan keputusan kebijakan, pengelolaan dana publik

dan pengaturan kegiatan dalam penyelenggaraan pemerintah dan

pelayanan masyarakat, maka peranan data keuangan daerah sangat

dibutuhkan untuk mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan daerah

serta jenis dan besar balanja yang harus dikeluarkan agar perencanaan

keuangan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Data keuangan

daerah yang memberikan gambaran statistik perkembangan anggaran

dan realisasi, baik penerimaan maupun pengeluaran dan analisa

terhadapnya merupakan informasi yang penting terutama untuk

membuat kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah untuk melihat

kemampuan dan kemandirian daerah (Yuliati, 2001)

Page 36: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxxvi

Secara konseptual, pola hubungan antara pemerintah pusat dan

daerah harus dilakukan sesuai dengan kemandirian keuangan daerah

dalam membiayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan,

walaupun pengukuran kemampuan keuangan daerah ini akan

menimbulkan perbedaan. Paul Hersey dan Kenneth Blanchard

memperkenalkan “Hubungan Situasional” dalam pelaksanaan otonomi

daerah (Abdul Halim, 2001)

1) Pola Hubungan Instruktif, peranan pemerintah puasat lebih

dominan dari pada kemandirian pemerintah daerah (daerah yang

tidak mampu melaksanakan otonomi daerah)

2) Pola Hubungan Konsultif, campur tangan pemerintah pusat sudah

mulai berkurang, karena daerah dianggap sedikit lebih mampu

melaksanakan otonomi.

3) Pola Hubungan Partisipatif, peranan pemerintah pusat semakin

berkurang, mengingat daerah yang bersangkutan tingkat

kemandiriannya mendekati mampu melaksanakan urusan otonomi.

4) Pola Hubungan Delegatif, campur tangan pemerintah pusat sudah

tidak ada karena daerah telah benar-benar mampu dan mandiri

dalam melaksanakan urusan otonomi daerah.

Bertolak dari teori tersebut, karena adanya potensi sumber daya

alam dan sumber daya manusia yang berbeda, akan terjadi pula

perbedaan pola hubungan dan tingkat kemandirian antar daerah. Sebagai

Page 37: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxxvii

pedoman dalam melihat pola hubungan dengan kemandirian daerah

(dari sisi keuangan) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Rasio kemandirian : %100insiPusat/Prop PemerintahBantuan

Daerah Asli Pendapatanx ….(2.2)

Tabel 2.2

Pola Hubungan Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah

Sumber : Abdul Halim (2002)

3. Pertumbuhan Ekonomi

Secara umum pertumbuhan ekonomi dapat diartikan perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

meningkat. Pertumbuhan ekonomi dapat juga diartikan sebagai kenaikan

Gross Domestic Product (GDP) atau Gross National Product (GNP) tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat

pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau

tidak (Arsyad, 1999).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan

ekonomi merupakan kemampuan suatu negara dalam menyediakan kebutuhan

akan barang dan jasa kepada masyarakat dalam jumlah yang banyak sehingga

Rasio Kemandirian (%)

Pola Hubunggan

0 – 25 Instruktif > 25 – 50 Konsultatif > 50 – 75 Partisipatif

> 75 – 100 Delegatif

Page 38: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxxviii

memungkinkan untuk kenaikan standar hidup. Menurut Todaro (1997) secara

spesifik menyebutkan ada tiga faktor atau komponen utama pertumbuhan

ekonomi, yaitu akumulasi modal, pertumbuhan penduduk, dan hal-hal yang

berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja yang dianggap secara

positif merangsang pertumbuhan ekonomi. Untuk pertumbuhan ekonomi

regional sendiri dapat diukur melalui pendapatan domestik regional bruto

(PDRB) saat ini dikurangi dengan PDRB sebelumnya dibagi dengan PDRB

saat ini.

B. Penelitian Terdahulu

1. Adhidian Fajar Sakti

Penelitian ini mengambil judul ”Analisis Perkembangan Kemampuan

Keuangan Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah Di

Kabupaten Sukoharjo” dan menggunakan alat analisis Rasio Kemandirian

Keuangan Daerah, Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal, IKR (Indeks

Kemampuan Rutin), Rasio Keserasian, dan Rasio Pertumbuhan. Dari hasil

penelitian dan hasil analisis data dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan rasio kemandirian keuangan daerah yang ditunjukkan dengan

angka rasio rata-ratanya adalah 7,88 % masih berada diantara 0 %-25 %

tergolong mempunyai pola hubungan instruktif yang berarti kemampuan

Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam memenuhi kebutuhan dana

untuk penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan, Pembangunan, dan

Pelayanan Sosial masyarakat masih relatif rendah meskipun dari tahun

Page 39: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxxix

ke tahun terus meningkat. Sedangkan tingkat ketergantungan pada

sumber pendapatan dari pihak ekstern yang masih cukup tinggi

disebabkan karena sumber-sumber keuangan potensial negara adalah

milik pemerintah pusat.

2. Berdasarkan Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal, selama 5 (lima) tahun

Derajat Desentralisasi Fiskal adalah sangat kurang karena hanya

memiliki rata-rata 6,84 %, hal ini berarti bahwa tingkat kemandirian /

kemampuan keuangan Kabupaten Sukoharjo masih rendah dalam

melaksanakan otonominya.

3. Berdasarkan kemampuan PAD untuk membiayai pengeluaran rutin

daerah, yang sering disebut juga dengan IKR (Indeks Kemampuan

Rutin) rata-rata hanya sebesar 9,75 %, ini artinya IKR di Kabupaten

Sukoharjo sangat kurang karena masih berada dalam skala interval

antara 0,00-20,00. Hal ini berarti PAD memiliki kemampuan yang

sangat kurang untuk membiayai pengeluaran rutinnya dan pemerintah

Kabupaten Sukoharjo masih tergantung pada sumber penerimaan

keuangan dari pemerintah pusat.

4. Berdasarkan rasio Keserasian, pengeluaran belanja rutin lebih besar

dibandingkan dengan belanja pembangunan. Besarnya belanja rutin ini

dikarenakan besarnya belanja pegawai.

5. Berdasarkan Rasio Pertumbuhan, secara keseluruhan mengalami

peningkatan disetiap tahunnya yang disebabkan bertambahnya

penerimaan pajak dan retribusi daerah

Page 40: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xl

2. A.A.N.B Dwinandra

Dalam Penelitiannya, Dwinandra mengambil judul “Efektivitas Dan

Kemandirian Keuangan Daerah Otonom Kabupaten/Kota di Propinsi Bali

Tahun 2002 – 2006” Alat analisis yang digunakan adalah dengan Rasio

Kemandirian Keuangan Daerah dan Rasio Efektivitas Keuangan Daerah.

Dengan hasil sebagai berikut :

a. Daerah otonom kabupaten/kota di Bali dalam periode tersebut masuk

dalam kategori keuangan yang cukup efektif, efektif, dan sangat efektif,

serta tidak ada yang kurang dan tidak efektif atau dengan rasio

efektivitas keuangan (EKD) berkisar dari 75,01 % sampai dengan di atas

100%.

b. Daerah otonom kabupaten/kota di Bali dalam periode dua tahun terakhir

masuk dalam kategori kemandirian keuangan yang sedang (rasio KKD

lebih dari 50% sampai dengan 75%) dan rendah (rasio KKD lebih dari

25% sampai dengan 50%) masing-masing hanya satu kabupaten/kota,

sedangkan sisanya (tujuh kabupaten) masuk kategori kemandirian

keuangan yang sangat rendah (rasio KKD 1% sampai dengan 25%).

Pada dua tahun awal, Kabupaten Badung masuk kategori kemandirian

keuangan tinggi (rasio KKD lebih dari 75% sampai dengan 100%),

tetapi menurun pada dua tahun terakhir.

c. Pada tahun 2006, dibandingkan dengan tahun 2002, trend efektivitas

keuangan daerah otonom kabupaten/kota di Propinsi Bali semakin baik

Page 41: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xli

walaupun masih ada yang di bawah 100%, seperti Kabupaten Gianyar,

Buleleng, dan Denpasar.

d. Trend kemandirian keuangan Jembrana arahnya sangat baik dibandingkan,

tiga kabupaten lain, yaitu Tabanan, Gianyar, dan Badung menunjukkan

trend baik, sedangkan sisanya lima kabupaten trend kemandiriannya

cenderung berkurang dibandingkan dengan tahun 2002.

3. Ardi Hamzah

Penelitian ini mengambil judul “Analisa Kinerja Keuangan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Kemiskinan: Pendekatan Analisis

Jalur (Studi Pada 29 Kabupaten dan 9 Kota di Propinsi Jawa Timur Periode

2001 – 2006).

Variabel kinerja keuangan berupa rasio kemandirian1, rasio

kemandirian2, rasio efektifitas, dan rasio efisiensi. Rasio kemandirian1 diukur

dengan total Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibagi dengan bantuan pusat dan

pinjaman. Rasio Kemandirian2 diukur dengan total PAD dibagi dengan total

pendapatan. Rasio efektifitas diukur dengan realisasi penerimaan PAD dengan

target penerimaan PAD. Rasio efisiensi diukur dengan realisasi pengeluaran

dibagi dengan realisasi penerimaan. Untuk pertumbuhan ekonomi diukur

pendapatan domestik regional bruto (PDRB) saat ini dikurangi dengan PDRB

sebelumnya dibagi dengan PDRB saat ini. Untuk pengangguran diukur

dengan tingkat pengangguran yang ada di daerah tersebut, sedangkan

kemiskinan diukur dengan jumlah kemiskinan yang ada di daerah tersebut.

Page 42: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xlii

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kesenjanganan kinerja keuangan

berupa rasio kemandirian1 dan rasio kemandirian2 cukup besar, bahkan rasio

efektifitas dan efisiensi dapat dikatakan besar sekali. Pada tingkat kemiskinan

dan pengangguran juga mengalami kesenjangan yang cukup besar, sedangkan

pada pertumbuhan ekonomi kesenjangannya tidak terlalu besar. Hasil

pengujian secara langsung antara kinerja keuangan terhadap pertumbuhan

ekonomi menunjukkan rasio kemandirian1, rasio kemandirian2, dan rasio

efisiensiberpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,

sedangkan rasio efektifitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Untuk pengujian pengaruh pertumbuhan ekonomi

terhadap pengangguran menunjukkan terdapat pengaruh secara positif,

sedangkan pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan terdapat

pengaruh secara negatif.

Page 43: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xliii

C. Kerangka Pemikiran

Untuk lebih memudahkan dalam proses analisis permasalahan yang telah

dikemukakan diatas maka digunakan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Kemampuan Keuangan

Daerah

Total Pendapatan

Daerah (TPD)

Pertumbuhan Ekonomi

Bantuan Pemerintah

Pusat/Propinsi

Pendapatan Asli Daerah

(PAD)

Kemandirian Keuangan

Daeah

Page 44: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xliv

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis yang

akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel sumbangan dari pihak ekstern dan pendapatan asli daerah (PAD)

diduga mempunyai pola hubungan yang rendah terhadap kemandirian

keuangan daerah kabupaten Wonogiri tahun anggaran 2000-2009.

2. Variabel pendapatan Asli daerah (PAD) dan Total Pendapatan daerah (TPD)

diduga mempunyai pola hubungan yang rendah terhadap kemandirian

keuangan daerah kabupaten Wonogiri tahun anggaran 2000-2009.

3. Kemampuan dan kemandirian keuangan daerah diduga mempunyai pengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonogiri tahun anggaran 2000-

2009.

Page 45: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xlv

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan dianalisis dapat

dijelaskan melalui definisi operasional sebagai berikut :

1. Kemampuan Keuangan Daerah (KKD) adalah kemampuan pemerintah

daerah dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna

membiayai pembangunan daerahnya tahun 2000-2009.

2. Kemandirian Daerah (KMD) adalah kemampuan suatu daerah dalam

membiayai sendiri kegiatan pemerintahannya tahun 2000-2009.

3. Pertumbuhan Ekonomi (GRW), dinyatakan sebagai perubahan PDRB atas

dasar harga konstan di Kabupaten Wonogiri tahun 2000-2009.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung dan melalui perantara / diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Nur

Page 46: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xlvi

Indriantoro dan Bambang Supomo,2002). Data sekunder dalam penelitian ini

meliputi :

1. Profil dan potensi Kabupaten Wonogiri. Data tersebut diperoleh dari

Badan Pusat Statistik (BPS) melalui buku Wonogiri Dalam Angka.

2. Data keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan

PDRB Kabupaten Wonogiri tahun 2005-2009. Data tersebut diperoleh

dari beberapa instansi pemerintah terkait, dalam hal ini diperoleh dari

DPPKAD Kabupaten Wonogiri

3. Data dan informasi lainnya yang diperoleh melalui buku referensi, jurnal,

majalah, surat kabar yang berkaitan dengan penelitian ini.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi

kepustakaan. Studi pustaka adalah metode pengumpulan data yang dapat

dilakukan dengan cara melakukan pengamatan data dari literatur – literatur

dan buku – buku yang mendukung. Dalam penelitian ini pengumpulan data

diperoleh dari :

1. Badan Pusat Statistik (BPS)

2. Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Wonogiri

3. Data atau infomasi yang diperoleh dari buku refernsi, jurnal, majalah,

surat kabar yang berkaitan dengan penelitian ini

D. Metode Analisis Data

Page 47: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xlvii

1. Rasio Kemampuan Keuangan Daerah

Rasio Kemampuan Keuangan Daerah adalah kemampuan

pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) guna membiayai pembangunan. Rasio Kemampuan Keuangan

Daerah dihitung dengan cara membandingkan antara komponen

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Total Pendapatan Daerah

(TPD), atau dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Halim, 2002) :

Rasio Kemampuan Keuangan Daerah : t

t

TPD

PAD x 100 % .................(3.1)

Keterangan :

PADt : Total Pendapatan Asli Daerah Tahun t

TPDt : Total Pendapatan Daerah Tahun t

2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah menunjukkan tingkat

kemampuan suatu daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah,

pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar

pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah.

Rasio kemandirian ditunjukkan oleh besarnya pendapatan asli daerah

dibandingkan dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari

bantuan dari pemerintah pusat/propinsi antara lain : Bagi hasil pajak,

Bagi hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum dan

Page 48: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xlviii

Dana Alokasi Khusus, Dana Darurat dan Dana Pinjaman (Widodo,

2001).

Rumus yang digunakan adalah:

Rasio kemandirian : %100insiPusat/Prop PemerintahBantuan

Daerah Asli Pendapatanx ….(3.2)

Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah

terhadap sumber dana ekstern. Semakin tinggi resiko kemandirian

mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan

pihak ekstern semakin rendah dan demikian pula sebaliknya. Rasio

kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam

pembangunan daerah. Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi

partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah yang

merupakan komponen utama pendapatan asli daerah. Semakin tinggi

masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah menggambarkan bahwa

timgkat kesejahteraan masyarakat semakin tinggi.

3. Regresi Linier Berganda Metode Ordinary Least Square (OLS)

Alat yang digunakan untuk melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kemiskinan adalah regresi linier berganda dengan

metode Ordinary Least Square (OLS). Adapun model yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Page 49: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xlix

eiKMDα KKDα αGRW 210 +++= ……..(3.3)

Di mana:

GRW = Pertumbuhan Ekonomi

KKD = Kemampuan Keuangan Daerah

KMD = Kemandirian Daerah

a1-a2 = Koefisien regresi

a0 = konstanta

ei = variabel penganggu

a. Uji Statistik

Untuk memperoleh regresi yang terbaik secara statistik

disebut BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) beberapa kriteria

untuk memenuhi kriteria BLUE adalah 1) Uji F, 2) Uji T, 3) Uji R2

(Gujarati, 2003). Kriteria digunakan untuk menguji hipotesis secara

statika didalam analisis regresi sederhana dan regresi berganda

dilakukan melalui pendekatan uji signifikan (test significant). Uji

signifikan secara umum merupakan prosedur untuk mengetahui

seberapa besar signifikansi kebenaran suatu hipotesis nol (H0) atau

untuk menentukan apakah sample yang diamati berbeda secara nyata

dari hasil-hasil yang diharapkan.

Page 50: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user l

Perhitungan statistik dikatakan signifikan secara statistik

apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah

dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai

uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Dalam

pengujian hipotesis ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini:

1) Uji t

Dilakukan untuk melihat signifikasi dari pengaruh

variabel independen secara individu terhadap variabel dependen.

Uji t dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan hipotesis

H0 = β1 = 0 (variabel independen secara individu tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen)

H0 ≠ β1 ≠ 0 (variabel independen secara individu

berpengaruh terhadap variabel dependen)

b) Menentukan nilai α

c) Melakukan perhitungan nilai t seperti berikut:

...............................................(3.3)

Dimana: α = derajat signifikansi

N= banyaknya data yang digunakan

K=banyaknya parameter atau koefisien regresi

plus konstanta

...........................................................(3.4)

Page 51: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user li

Dimana: β1 = koefisien regresi variabel ke-1

Se = standar eror

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima

- t tabel t tabel

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t

Sumber: Gujarati (2003)

d) Kriteria Pengujian

H0 diterima apabila -tα/2 ≤ t ≤ tα/2

H0 ditolak apabila t < -tα/2 atau t > α/2

e) Kesimpulan

Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima Ha ditolak. Artinya

koefisien regresi variabel independen tidak mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak Ha diterima. Artinya

koefisien regresi variabel independen mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

2) Uji F

Page 52: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lii

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel

independen yang ada secara bersama-sama mempengaruhi

variabel dependennya. Langkah-langkah dalam melakukan uji F

ini adalah:

a) Menentukan hipotesis

H0 = β1 = β2 = β3 = 0 (variabel independen secara bersama-

sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen)

Ha ≠ β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 (variabel independen secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel dependen)

b) Menentukan nilai α

c) Melakukan perhitungan nilai t seperti berikut:

...................................(3.5)

Dimana: α = derajat signifikansi

N= banyaknya data yang digunakan

K=banyaknya parameter atau koefisien regresi

plus konstanta

..................................................(3.6)

Dimana: R2 = koefisien determinan berganda

K = banyaknya parameter total yang dipakai

N = banyaknya observasi

H0 ditolak

Page 53: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user liii

H0 diterima

F tabel

Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F Sumber: Gujarati (2003)

d) Kriteria Pengujian

H0 diterima apabila F hitung ≤ F tabel

H0 ditolak apabila F hitung > F tabel

e) Kesimpulan

Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima Ha ditolak.

Artinya koefisien regresi variabel independen secara

bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan.

Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak Ha diterima.

Artinya koefisien regresi variabel independen secara

bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan.

3) Koefisien Determinasi R2

Uji ini digunakkan untuk mengetahui seberapa jauh

variasi dari variabel, bebas dapat menerangkan dengan baik

variasi dari variabel terikat. Jika R2 mendekati nol, maka

variabel bebas tidak menerangkan dengan baik variasi dari

variabel terikatnya.

..............................................(3.7)

Page 54: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user liv

Dimana = R2 adalah 0 ≤ R2 ≤ 1

Jika R2 = 1, berarti ada kecocokan yang sempurna

Jika R2 = 0, berarti tidak ada hubungan variabel dependen

dengan variabel independen

4) Koefisien Korelasi (r)

Untuk mengetahui keeratan dependen (kuat lemahnya)

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

(1) Jika 0,7 £ r £ 1, maka hubungan antara variabel X dan Y

adalah kuat (khusus untuk 0,9 £ r £ 1 hubungan tersebut

sangat kuat)

(2) Jika 0,5 £ r £ 0,7, maka hubungan antara variabel X dan Y

dapat dikatakan sedang

(3) Jika 0,1 £ r £ 0,5, maka hubungan antara variabel X dan Y

dapat dikatakan lemah.

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah masalah yang timbul berkaitan

dengan adanya hubungan linier diantara variabel-variabel

penjelas. Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui

terjadi tidaknya korelasi diantara variabel independen. Untuk

menguji bermasalah atau tidaknya multikolinieritas dilakukan

Page 55: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lv

pengujian dengan pendekatan Koutsoyiannis, yaitu dengan cara

coba-coba memasukkan variabel bebas. Dari hasil tersebut

variabel dibedakan menjadi tiga macam, yaitu variabel berguna,

variabel tidak berguna dan variabel merusak (Siti Aisyah, 2007).

Apabila nilai R2 regresi setiap variabel bebas lebih besar

dibandingkan nilai R2 regresi utama, maka dapat disimpulkan

bahwa dalam persamaan tersebut terjadi multikolinearitas.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana sebaran atau

varian faktor penganggu tidak konstan sepanjang observasi.

Heteroskedastisitas terjadi jika muncul gangguan dalam fungsi

regresi yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien

baik dalam sampel kecil ataupun besar (tetapi masih tetap tidak

bias dan konsisten).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya masalah

heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji park yaitu

dengan meregresi residual yang dikuadratkan dengan variabel

independen. Jika regresi tersebut menghasilkan probabilitas

diatas 0,05 maka variabel bebas tersebut tidak signifikan pada

tingkat a = 5%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pada

tingkat a = 5% semua koefisien regresi tidak signifikan yang

berarti tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

Page 56: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lvi

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terdapat trend di dalam

variabel yang diteliti sehingga mengakibatkan e juga mengandung

trend. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Autokorelasi terjadi

karena adanya korelasi yang kuat antara et dengan series et-1.

Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi

autokorelasi adalah dengan uji Breusch & Godfrey Test (BG test)

(Siti Aisyah, 2007). Langkah-langkah pengujian ini adalah:

a) Estimasi persamaan regresi untuk mendapatkan nilai residual

(ut).

b) Regresi ut terhadap variabel bebas dan ut-i.... ut-p

c) Hitung (n-p)R2 – X2. Jika lebih besar dari tabel chi-square

dengan df p, menolak hipotesa bahwasetidaknya ada satu

koefisien autokorelasi yang berbeda dengan 0.

Apabila regresi dilakukan dengan menggunakan Eviews

maka dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Apabila nilai

probabilitasnya lebih besar dari 0,05 maka hipotesa yang

menyatakan pada model tidak terdapat autokorelasi ditolak. Berarti

model lolos dari masalah autokorelasi.

Page 57: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lvii

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Keadaan Geografis

Kabupaten Wonogiri yang terkenal dengan sebutan Kota Gaplek,

merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang

pembentukannya ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun

1950 tentang Pembentukan Daerah–daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kabupaten Wonogiri terletak pada

garis lintang 70 32' - 80 15' Lintang Selatan dan garis bujur 1100 41' -

1110 18' Bujur Timur. Keadaan alamnya sebagian besar terdiri dari

pegunungan yang berbatu gamping, terutama di bagian Selatan, termasuk

jajaran Pegunungan Seribu yang merupakan mata air dari Bengawan

Solo, oleh karena itu Wonogiri sangat potensial sebagai tujuan wisata.

Page 58: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lviii

Dengan topografi daerah yang tidak rata dan adanya perbedaan

antara satu kawasan dengan kawasan lain membuat kondisi sumber daya

alam juga saling berbeda. Di Wonogiri hampir sebagian besar tanahnya

tidak terlalu subur untuk pertanian, berbatuan dan kering. Kabupaten

Wonogiri mempunyai Waduk buatan yaitu Gajah Mungkur yang selain

menjadi sumber mata pencaharian petani nelayan dan sumber irigasi

persawahan juga merupakan aset wisata yang telah banyak dikunjungi

oleh para wisatawan domestik. Disamping itu Kabupaten Wonogiri juga

mempunyai 2 (dua) pantai yaitu Pantai Sembukan dan Pantai Nampu

yang mempunyai pasir putih yang sangat tebal dan cocok untuk

berwisata. Wonogiri beriklim Tropis, mempunyai 2 musim penghujan

dan kemarau dengan temperatur rata-rata 240 -320 C. Batas-batas

wilayah Wonogiri adalah :

a. Sebelah Selatan : Kab. Pacitan (Jawa Timur) dan Samudra

Indonesia.

b. Sebelah Utara : Kab. Sukoharjo dan Kab. Karanganyar.

c. Sebelah Timur : Kab. Karanganyar dan Kab. Ponorogo (Jawa

Timur).

d. Sebelah Barat : Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Luas Wilayah

Kabupaten Wonogiri mrupakan kabupaten dengan luas daerah 182

236,02 ha yang berada 32 km di sebelah selatan Kota Solo, sementara

jarak ke ibukota propinsi (Kota Semarang) sejauh 133 km. Dengan

Page 59: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lix

wilayah dataran, pegunungan maupun pantai. Wilayah pegunungan

memanjang dari sisi selatan sampai ke timur yang juga wilayah yang

berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur. Disamping itu di sisi selatan

juga memiliki wilayah pantai Samudera Indonesia.

Menurut data yang dihimpun BPS, luas wilayah Kabupaten

Wonogiri adalah 182.236,0236 Ha yang terdiri dalam 25 kecamatan dan

ke 25 Kecamatan tersebut adalah :

Kecamatan Pracimantoro dengan luas 14.214,3245 Ha, Kecamatan

Paranggupito dengan luas 6.475,4225 Ha, Kecamatan Giritontro dengan

luas 6.163,2230 Ha, Kecamatan Giriwoyo dengan luas 10.060,1306 Ha,

Kecamatan Batuwarno dengan luas 5.165,0000 Ha, Kecamatan

Karangtengah dengan luas 8.459,0000 Ha, Kecamatan Tirtomoyo

dengan luas 9.301,0885 Ha, Kecamatan Nguntoronadi dengan luas

8.040,5175 Ha, Kecamatan Baturetno dengan luas 8.910,3800 Ha,

Kecamatan Eromoko dengan luas 12.035,8598 Ha, Kecamatan

Wuryantoro dengan luas 7.260,7700 Ha, Kecamatan Manyaran dengan

luas 8.164,4365 Ha, Kecamatan Selogiri dengan luas 5.017,9805 Ha,

Kecamatan Wonogiri dengan luas 8.292,3600 Ha, Kecamatan Ngadirojo

dengan luas 9.325,5560 Ha Kecamatan Sidoharjo dengan luas 5.719,7045

Ha, dan Kecamatan Jatiroto dengan luas 6.277,3620Ha. Kecamatan

Kismantoro dengan luas 6.986,1125 Ha, Kecamatan Purwantoro dengan

luas 5.952,7837Ha, Kecamatan Bulukerto dengan luas 4.051,8455 Ha,

Kecamatan Puhpelem dengan luas 3.161,5400 Ha, Kecamatan Slogohimo

Page 60: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lx

dengan luas 6.414,7955 Ha, Kecamatan Jatisrono dengan luas 5.002,7400

Ha, Kecamatan Jatipurno dengan luas 5.546,4090 Ha, Kecamatan

Girimarto dengan luas 6.236,6815 Ha.

3. Penduduk dan Tenaga Kerja

a. Penduduk

Dari data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Wonogiri jumlah penduduk Tahun 2009 menurut

registrasi sebanyak 1.234.880 jiwa bertambah dari tahun

sebelumnya 1.212.677 jiwa. Dari jumlah penduduk akhir tahun

2009 tersebut 620.385 laki-laki dan 614.495 perempuan.

Sementara Warga Negara Asing yang tercatat hanya 1 orang.

Penduduk terbanyak tercatat di Kec. Wonogiri (95.802 jiwa) dan

paling sedikit di Kec. Paranggupito (21.339 jiwa). Dari jumlah

penduduk akhir tahun 2009 yang tercatat maka tingkat kepadatan

penduduk per kilometer adalah 678 jiwa.

Jumlah kelahiran tahun 2009 tercatat sebanyak 11.804 dan

kematian 4.760 jiwa, jumlah kematian lebih tinggi dari pada

tahun sebelumnya. Dengan demikian pertumbuhan penduduk

sebesar 22.203 atau 1,83 %, lebih kecil dari pertumbuhan

penduduk tahun sebelumnya. Jumlah kepala keluarga yang

tercatat adalah 357.343 KK maka rata-rata jiwa per KK adalah

2,2. Data pertumbuhan alamiah Kabupaten Wonogiri tahun 2009

Page 61: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxi

dan prosentasenya yang diperinci per kecamatan dapat dilihat

pada tabel berikut

Tabel 4.1

Pertumbuhan Alamiah Penduduk dan Prosentasenya Kabupaten Wonogiri Diperinci per Kecamatan Tahun 2009

Jumlah Pertumbuhan Alamiah Jumlah

Kecamatan Penduduk Laki- % Perempuan % L + P % laki

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Pracimantoro 76.088 147 0,19 135 0,18 282 0,37 2. Paranggupito 21.339 61 0,29 71 0,33 132 0,62 3. Giritontro 26.511 36 0,14 28 0,11 64 0,24 4. Giriwoyo 50.437 226 0,45 175 0,35 401 0,80 5. Batuwarno 22.048 79 0,36 72 0,33 151 0,18 6. Karangtengah 25.686 63 0,25 60 0,23 123 0,48 7. Tirtomoyo 64.083 74 0,12 41 0,06 115 0,18 8. Nguntoronadi 29.538 92 0,31 88 0,30 180 0,61 9. Baturetno 57.892 203 0,35 187 0,32 390 0,67 10. Eromoko 52.596 125 0,24 130 0,25 255 0,48 11. Wuryantoro 33.486 72 0,22 78 0,23 150 0,45 12. Manyaran 44.440 139 0,31 112 0,25 251 0,56 13. Selogiri 61.184 128 0,21 120 0,20 248 0,41 14. Wonogiri 95.802 276 0,29 295 0,31 571 0,60 15. Ngadirojo 68.997 269 0,39 227 0,33 496 0,72 16. Sidoharjo 51.285 127 0,25 159 0,31 286 0,56 17. Jatiroto 47.192 146 0,31 179 0,38 325 0,69 18. Kismantoro 44.964 111 0,25 110 0,24 221 0,49 19. Purwantoro 63.826 205 0,32 153 0,24 358 0,56 20. Bulukerto 38.870 113 0,29 88 0,23 201 0,52 21. Puhpelem 23.549 62 0,26 78 0,33 140 0,59 22. Slogohimo 60.611 195 0,32 155 0,26 350 0,58 23. Jatisrono 74.100 270 0,36 323 0,44 593 0,80 24. Jatipurno 45.773 185 0,40 217 0,47 402 0,88 25. Girimarto 54.583 196 0,36 163 0,30 359 0,66 Jumlah 1.234.880 3.600 7,23 3.444 6,97 7.044 14,19 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Wonogiri

Berdasarkan tabel 4.1. terlihat bahwa penyebaran

penduduk tidak merata. Daerah yang mempunyai kepadatan

Page 62: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxii

penduduk geografis paling tinggi terletak di Kecamatan

Wonogiri, sedangkan kepadatan penduduk geografis terendah

terletak di Kecamatan Paranggupito. Daerah yang mempunyai

kepadatan penduduk tinggi berarti mempunyai kuantitas Sumber

Daya Manusia yang tinggi, akan tetapi apabila tidak diikuti

dengan pertambahan lapangan kerja maka dimungkinkan

terjadinya peningkatan jumlah pengangguran

b. Tenaga Kerja

Besar atau kecilnya jumlah tenaga kerja dari suatu daerah

dapat mencerminkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut,

karena tenaga kerja merupakan salah satu indikator

pembangunan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang ditempatkan

oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Wonogiri

tahun 2009 tercatat sebanyak 2.147 jiwa, yang terdiri dari 1.278

orang laki-laki dan 869 orang perempuan.

4. Kondisi Perekonomian

a. Pertanian

Pada tahun 2009, rata-rata produksi padi sawah

mengalami kenaikan dari 56,09 kw/ha menjadi 59,73 kw/ha dan

padi gogo dari 32,89 kw/ha menjadi 38,26 kw/ha. Sedangkan

untuk palawija ada mengalami penurunan dan kenaikan rata-rata

produksinya.

Page 63: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxiii

Ketersediaan pangan untuk beras dan jagung di Kab.

Wonogiri surplus masing-masing sebesar 40.425 ton padi dan

215.335 ton jagung. Untuk tanaman hortikultura buah-buahan

terjadi penurunan produksi antara lain mangga, durian, dan

pisang, dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara untuk sayuran jumlah produksi bervariasi

untuk masing-masing komoditi ada yang naik dan ada pula yang

turun. Kenaikan tinggi terjadi pada bawang daun dari 1.766 kw

menjadi 3.480 kw, bayam dari 4.566 kw menjadi 7.920 kw,

demikian juga cabe, dan kubis. Produksi tanaman perkebunan

tahun 2009 bervariasi pertumbuhannya, beberapa tanaman

meningkat produksinya ada juga yang turun, adalah cengkeh

mengalami kenaikan dari 1.150 ton menjadi 1.945 ton, tebu dari

2.954 ton menjadi 3.250 ton. Sedangkan yang mengalami

penurunan adalah Kakao dari 527,9 ton menjadi 368 ton, dan

Kopi Robusta dari 28,30 ton menjadi 25,68 ton.

Untuk sektor peternakan, jumlah populasi ternak

meningkat, peningkatan populasi ternak terjadi pada ternak sapi

potong, kambing/domba dan babi. Sedangkan untuk unggas

kenaikan terjadi pada ayam ras potong dan ayam ras petelur.

Produksi daging juga meningkat, misalnya daging sapi potong

ditahun sebelumnya hanya 6.154.176kg naik menjadi

6.250.680kg. Di sub sektor perikanan tahun 2009 tercatat jumlah

Page 64: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxiv

produksi benih mencapai 5,3 juta ekor. Produksi ikan lauk dari

pemeliharaan mencapai 1.226 ton dan dari hasil penangkapan

sebesar 1.067 ton.

b. Industri dan Perdagangan

Jumlah industri sedang dan besar yang dicatat oleh BPS di

Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009 sebanyak 17 usaha. Yang

dimaksud dengan industri sedang adalah industri pengolahan

yang mempekerjakan karyawan 20 – 99 orang dan industri besar

yang mempekerjakan 100 orang atau lebih. Industri besar hanya

dijumpai di Kecamatan Wonogiri dan Selogiri.

Kemudian untuk ekspor tercatat volume ekspor tahun

2009 sebanyak 54.073.469,049 juta rupiah, yang didominasi oleh

ekspor mebel kayu dengan negara tujuan Belgia, Afsel, Belanda,

Perancis. Baru kemudian disusul ekspor gaplek ke negara Cina.

Volume ekspor gaplek tahun 2009 mencapai 14.977 ton dengan

nilai ekspor 27.932.625.000,-

c. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonogiri pada tahun

2009 secara agregat cukup dinamis yaitu diatas 4 persen. Selama

periode 2005 sampai 2009, perekonomian Kabupaten Wonogiri

menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahunya yaitu

tumbuh berkisar 4,07 – 5,07 persen.

Page 65: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxv

Tabel 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonogiri

Tahun 2005-2009

Sumber : BPS Kab.

Wonogiri, Wonogiri Dalam Angka

Struktur ekonomi Kabupaten Wonogiri dalam kurun 5

tahun terakhir, sektor pertanian masih merupakan sektor yang

menjadi andalan terbesar di Kabupaten Wonogiri. Hal ini

ditandai sumbangannya terhadap total PDRB Kabupaten

Wonogiri berkisar di atas 50 persen, paling tinggi dibanding

dengan sektor lain.

Selanjutnya yang memberikan sumbangan terbesar setelah

sektor pertanian adalah sektor jasa kemudian sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran. Tahun 2009 ini masing-

masing memberikan sumbangan sebesar 50,45 persen, 12,92

persen dan 13,64 persen. Sedangkan sektor Pertambangan dan

Penggalian memberikan sumbangan terkecil yakni hanya sebesar

0,56 persen.

Tahun / Year Pertumbuhan Ekonomi (persen) /

Economic Growth (percent) 2005 4,14 2006 4,07 2007 5,07 2008 4,27 2009 4,73

Page 66: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxvi

Secara keseluruhan, dalam lima tahun terakhir tidak

terjadi pergeseran struktur ekonomi yang berarti, masing-masing

sektor masih dalam posisi yang sama.

Tabel 4.3 Struktur Ekonomi Kab. Wonogiri Tahun 2004 - 2008 Atas Dasar Harga Berlaku

(Dalam Persen)

SEKTOR/SECTORS

ADH Berlaku/ Current prices

2004 2005 2006 2007 2008 1. Pertanian 49,56 48,71 50,07 50,04 50,66

2. Pertambangan dan Penggalian 0,70 0,70 0,65 0,60 0,56

3. Industri Pengolahan 4,84 5,21 5,31 5,39 5,48

4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,94 0,95 0,90 0,90 0,84

5. Bangunan 3,43 3,47 3,35 3,37 3,28

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,15 12,99 12,93 12,89 13,13

7. Pengangkutan dan Komunikasi 10,36 10,68 9,98 9,69 9,10

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

4,37 4,35 4,05 4,06 3,80

9. Jasa-jasa 12,64 12,92 12,78 13,07 13,15

JUMLAH 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kab. Wonogiri, Wonogiri Dalam Angka

d. Perkembangan APBD Kabupaten Wonogiri

Page 67: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxvii

Pertumbuhan APBD Kabupaten Wonogiri tahun anggaran

2000 sampai dengan tahun angaran 2009 mengalami peningkatan

setiap tahun rata-rata sebesar 32 % yaitu dari Rp. 115,333.00 juta

pada tahun 2000 meningkat menjadi Rp.31,023,631.00 juta pada

tahun 2009. Dilihat dari pertumbuhannya APBD Kabupaten

Wonogiri selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada

tahun 2000 sebesar Rp. 115,333.00 juta; tahun 2001 sebesar Rp.

278,981.00 juta; tahun 2002 sebesar Rp. 373,824.00 juta; tahun

2003 sebesar Rp. 438,194.00 juta; tahun 2004 sebesar Rp.

478,065.00 juta; tahun 2005 sebesar Rp. 507,239.00 juta; tahun

2006 sebesar Rp. 692,229.00 juta: tahun 2007 sebesar Rp.

818,958.00 juta: tahun 2008 sebesar Rp. 1,020,655.00 juta: dan

tahun 2009 sebesar Rp. 1,023,631.00 juta. Meskipun

pertumbuhan masing-masing tahun tidak sama, namun

kecenderungannya selalu meningkat. Gambaran tentang

perkembangan rata-rata pertumbuhan APBD Kabupaten

Wonogiri dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2009 dapat

dilihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Pertumbuhan APBD Kabupaten Wonogiri

(Dalam Juta Rupiah)

No Tahun anggaran Jumlah APBD Pertumbuhan (%)

1 2000 115,333.00 - 2 2001 278,981.00 141.89%

Page 68: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxviii

3 2002 373,824.00 34.00% 4 2003 438,194.00 17.22% 5 2004 478,065.00 9.10% 6 2005 507,239.00 6.10% 7 2006 692,229.00 36.47% 8 2007 818,958.00 18.31% 9 2008 1,020,655.00 24.63% 10 2009 1,023,631.00 0.29%

Rata-rata 574,710.90 32.00% Sumber : BPS Kab. Wonogiri, Wonogiri Dalam Angka

e. PDRB Perkapita

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita

merupakan salah satu indikator produktivitas penduduk dihitung

dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun yang bersangkutan. PDRB Perkapita

Kabupaten Wonogiri selama 3 tahun terakhir menunjukkan

kenaikan baik atas dasar harga berlaku maupun konstan. PDRB

perkapita tahun 2003 mencapai Rp. 3,795 juta, angka ini lebih

tinggi jika dibandingkan dengan PDRB Perkapita tahun 2001

dan 2002 yang sebesar Rp. 3,17 juta dan Rp. 3,48 juta. PDRB

Perkapita atas dasar harga yang berlaku ini belum mencerminkan

kemampuan daya beli masyarakat yang sesungguhnya karena

masih dipengaruhi oleh inflasi.

Di lain sisi, PDRB Perkapita atas dasar harga konstan

akan mencerminkan perubahan kemampuan daya beli

Page 69: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxix

masyarakat karena factor inflasi telah dihilangkan. Berikut ini

akan ditampilakan tabel PDRB atas dasar harga yang berlaku

dari tahun 1994 sampai dengan 2003 dalam Tabel 4.5 sebagai

berikut :

Tabel 4.5 PDRB Atas Harga Berlaku, PDRB Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2000-2009 (Dalam Juta Rupiah)

Tahun PDRB Perkapita Pertumbuhan

Berlaku Konstan Berlaku Konstan

2000 1,870,705.32 1,870,705.32 2001 2,049,264.89 1,898,437.11 9.55% 1.48% 2002 2,252,991.73 1,949,927.80 9.94% 2.71% 2003 2,530,484.76 2,016,696.23 12.32% 3.42% 2004 2,769,807.18 2,089,174.58 9.46% 3.59% 2005 3,054,779.01 2,170,894.90 10.29% 3.91% 2006 3,596,554.86 2,250,979.60 17.74% 3.69% 2007 3,952,245.47 2,307,121.99 9.89% 2.49% 2008 4,396,683.95 2,311,917.78 11.25% 0.21% 2009 4,679,948.16 2,368,010.27 6.44% 2.43%

Sumber : BPS Kab. Wonogiri, Wonogiri Dalam Angka

B. Hasil Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Rasio Kemampuan Keuangan Daerah

Page 70: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxx

Untuk mengukur tinggi rendahnya kemampuan keuangan daearah

Kabupaten Wonogiri tahun anggaran 2000-2009 dilakukan dengan cara

analisis rasio kemampuan keuangan daearah yang menggunakan rumus :

Rasio Kemampuan Keuangan Daerah : t

t

TPDPAD

x 100 % .................(4.1)

Keterangan :

PADt : Total Pendapatan Asli Daerah Tahun t

TPDt : Total Pendapatan Daerah Tahun t

Tabel 4.6 Perhitungan Rasio Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun

Anggaran 2000-2009

Sumber : BPS Kab. Wonogiri, Wonogiri Dalam Angka, data diolah.

Berdasar tabel 4.3 terlihat bahwa Rasio Kemampuan Keuangan

Daerah Kabupaten Wonogiri mengalami penurunan dan kenaikan

Tahun PAD TPD Rasio

Kemampuan Keterangan Jumlah (Juta Rp) Perkembangan Jumlah

(Juta Rp) Perkembangan

2000 10,366.00 - 113,779.00 - 9.11% Sangat Kurang 2001 14,224.00 37.22% 280,772.00 146.77% 5.07% Sangat Kurang

2002 23,108.00 62.46% 325,063.00 15.77% 7.11% Sangat Kurang

2003 26,119.00 13.03% 404,372.00 24.40% 6.46% Sangat Kurang

2004 29,486.00 12.89% 424,180.00 4.90% 6.95% Sangat Kurang

2005 35,201.00 19.38% 432,389.00 1.94% 8.14% Sangat Kurang

2006 47,864.00 35.97% 692,229.00 60.09% 6.91% Sangat Kurang

2007 50,329.00 5.15% 818,958.00 18.31% 6.15% Sangat Kurang

2008 54,129.00 7.55% 1,020,654.00 24.63% 5.30% Sangat Kurang

2009 57,093.00 5.48% 1,023,631.00 0.29% 5.58% Sangat Kurang

Rata-rata 22.13% 33.01% 6.68% Sangat Kurang

Page 71: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxi

meskipun nilainya relatif kecil. Pada tahun 2000 rasio kemampuan

keuangan daerah mencapai prosentase tertinggi yaitu sebesar 9,11 %.

Lalu pada tahun 2001 mengalami penurunan menjadi 5,07% dan pada

tahun 2002 mengalami kenaikan menjadi 7,11 %. Namun pada tahun

2003 kembali mengalami penurunan yaitu menjadi sebesar 6,46%. Pada

tahun 2004 dan 2005 rasio kemampuan keuangan daerah Kabupaten

Wonogiri mengalami sedikit kenaikan menjadi sebesar 6,95% dan

8,14%. Kemudian pada tahun 2006, 2007, dan 2008 mengalami sedikit

penurunan yaitu menjadi sebesar 6,91%, 6,15%, dan 5,30%. Dan pada

tahun 2009 terjadi sedikit kenaikan sebesar 0,28 sehingga menjadi

5,58%. Maka rata-rata Rasio Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten

Wonogiri adalah sebesar 6,68%.

Menurut uraian dan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa

Rasio Kemampuan Keuangan Daerah selama sepuluh tahun pada

pemerintahan Kabupaten Wonogiri masih dalam skala interval yang

sangat kurang, karena masih berada dalam skala interval antara 0,00-

10,00 yaitu sebesar 6,68 % dan ini berarti bahwa PAD mempunyai

kemampuan yang sangat kurang dalam membiayai pembangunan

daerah. Hal ini terjadi karena PAD di Kabupaten Wonogiri masih relatif

kecil dibandingkan dengan Total Pendapatan Daerahnya. Sehingga dalam

membiayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunannya, Kabupaten

Wonogiri masih sangat tergantung pada sumber keuangan yang berasal

dari pemerintah pusat.

Page 72: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxii

2. Analisis Rasio Kekemandirian Daerah

Rasio kemandirian daerah menunjukkan kemampuan pemerintah

daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan,

dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan

retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah, yang dapat

diformulasikan (Widodo, 2001) sebagai berikut:

Rasio kemandirian :

EksternPihakdari

PendapatanSumberDaerah Asli Pendapatan x 100% ……..(4.2)

Hasil perhitungan rasio kemandirian daerah dapat dilihat pada tabel

4.4 berikut ini :

Tabel 4.7 Perhitungan Rasio Kemandirian Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran

2000-2009 (Dalam Juta Rupiah)

Tahun PAD Sumber

Pendapatan dari Pihak Ekstern

Rasio Kemandirian

Keterangan

2000 10,366.00 98,811.00 10.49% Instruktif 2001 14,224.00 251,906.00 5.65% Instruktif 2002 23,108.00 325,064.00 7.11% Instruktif 2003 26,119.00 351,779.00 7.42% Instruktif 2004 29,486.00 370,668.00 7.95% Instruktif 2005 35,201.00 378,874.00 9.29% Instruktif 2006 47,864.00 608,530.00 7.87% Instruktif 2007 50,329.00 664,855.00 7.57% Instruktif 2008 54,129.00 705,842.00 7.67% Instruktif 2009 57,093.00 775,648.00 7.36% Instruktif

Rata-rata 7.84% Instruktif

Page 73: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxiii

Sumber : BPS Kab. Wonogiri, Wonogiri Dalam Angka, data diolah.

Menurut uraian dan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa

rasio kemandirian selama sepuluh tahun pada Kabupaten Wonogiri

memiliki rata-rata tingkat kemandirian masih rendah yaitu sebesar 7,84%

dan dalam kategori kemampuan keuangan kurang dengan pola hubungan

instruktif yaitu peranan pemerintah pusat sangat dominan dari pada

daerah, hal ini dapat dilihat dari rasio kemandirian yang dihasilkan masih

antara 0-25 %. Rasio kemandirian yang masih rendah mengakibatkan

kemampuan keuangan daerah Kabupaten Wonogiri dalam membiayai

pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan masih sangat terrgantung

pada penerimaan dari pemerintah pusat.

Rasio kemandirian yang masih rendah dapat disebabkan pada

sumber penerimaan daerah dan dasar pengenaan biaya, tampaknya

Pendapatan Asli Daerah masih belum dapat diandalkan bagi daerah untuk

otonomi daerah, karena relatif rendahnya basis pajak / retribusi yang ada

di daerah dan kurangnya pendapatan asli daerah yang dapat digali oleh

pemerintah daerah. Hai ini dikarenakan sumber-sumber potensial untuk

menambah Pendapatan Asli Daerah masih dikuasai oleh pemerintah

pusat. Sedangkan untuk basis pajak yang cukup besar masih dikelola oleh

pemerintah pusat, yang di dalam pemungutan/pengenaannya berdasarkan

undang-undang/peraturan pemerintah, dan daerah hanya menjalankan

serta akan menerima bagian dalam bentuk dana perimbangan. Dana

Page 74: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxiv

perimbangan itu sendiri terdiri dari : Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan

Pajak/SDA, DAU, DAK, penerimaan lainnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah daerah harus mampu

mengoptimalkan penerimaan dari potensi pendapatannya yang telah ada.

Inisiatif dan kemauan pemerintah daerah sangat diperlukan dalam upaya

meningkatkan PAD. Pemerintah daerah harus mencari alternatif-

alternatif yang memungkinkan untuk dapat mengatasi kekurangan

pembiayaannya, dan hal ini memerlukan kreaitifitas dari aparat pelaksana

keuangan daerah untuk mencari sumber-sumber pembiayaan baru baik

melalui program kerjasama pembiayaan dengan pihak swasta dan juga

program peningkatan PAD misalnya pendirian BUMD sektor potensial.

3. Analisis Hubungan Kemampuan Keuangan Daerah Dan

Kemandirian Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Dari hasil perhitungan dalam penelitian ini variabel independen

yakni Kemampuan Keuangan Daerah (KKD) dan Kemandirian Daerah

(KMD) diduga mempengaruhi variabel dependen yakni Pertumbuhan

Ekonomi (GRW). Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen, digunakan

alat analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Eviews 3.0

diperoleh persamaan sebagai berikut :

Tabel 4.8

Page 75: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxv

Hasil Uji Ordinary Least Square

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2189543. 301058.8 7.272807 0.0002 KKD -210688.7 79214.74 -2.659716 0.0325 KKM 171067.0 77631.62 2.203573 0.0634

R-squared 0.504638 Mean dependent var 2123387. Adjusted R-squared 0.363105 S.D. dependent var 184020.5 S.E. of regression 146858.8 Akaike info criterion 26.87566 Sum squared resid 1.51E+11 Schwarz criterion 26.96643 Log likelihood -131.3783 F-statistic 3.565534 Durbin-Watson stat 1.049481 Prob(F-statistic) 0.085552 Sumber: Print out Komputer. (2011). Eviews 3.0

Dan berikut adalah hasil dari regresi yang dimasukkan ke dalam

model :

GRW = 2189543 - 210688.7 KKD + 171067.0 KMD ………… (4.3) (0.0002) (0.0325) (0.0634) t = (7.272807) (-2.659716) (2.203573) R-squared 0.504638 F-statistic 3.565534 Adjusted R-squared 0.363105 Prob(F-statistic) 0.085552

Berdasarkan hasil regresi diatas maka selanjutnya akan

dilakukan uji statistik yang meliputi uji t (uji tiap-tiap individu secara

variabel) dan uji F (secara bersama-sama). Selain itu akan dilakukan

uji asumsi klasik yang meliputi multikolinearlitas, heteroskedastisitas,

dan autokorelasi.

a. Uji Statistik

1) Uji T

Uji t merupakan pengujian variabel independen secara

individual yang dilakukan untuk melihat apakah variabel

Page 76: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxvi

independen secara individu berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen. Apabila nilai t hitung yang

diperoleh lebih kecil daripada nilai t tabel yang digunakan,

maka Ho diterima yang berarti variabel independen tersebut

secara signifikan tidak berbeda dengan nol. Atau sebaliknya

jika nilai t hitung yang diperoleh lebih besar daripada nilai t

tabel yang digunakan, maka Ho ditolak yang berarti variabel

independen tersebut secara signifikan berbeda dengan nol.

Cara lain yaitu dengan melihat tingkat signifikansi pada tabel

hasil regresi, jika nilai signifikansinya < 0,05 berarti variabel

tersebut signifikan pada taraf 5% dan sebaliknya jika nilai

signifikansinya > 0,05 berarti variabel tersebut tidak

signifikan pada taraf 5%.

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis pertama yang

diajukan dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil uji

hipotesis tersebut:

a) Pengujian Hipotesis Variabel Kemampuan Kuangan

Daerah (KKD)

H0 : ≥ 0 Kemampuan Keuangan Daerah tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

Page 77: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxvii

H1 : < 0 Kemampuan Keuangan Daerah

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

Tabel 4.9 Hasil Uji T F (KKD)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2513458. 319841.1 7.858459 0.0000 KKD -58411.47 47140.59 -1.239091 0.2504

R-squared 0.161016 Mean dependent var 2123387. Adjusted R-squared 0.056143 S.D. dependent var 184020.5 S.E. of regression 178780.1 Akaike info criterion 27.20256 Sum squared resid 2.56E+11 Schwarz criterion 27.26307 Log likelihood -134.0128 F-statistic 1.535346 Durbin-Watson stat 0.445358 Prob(F-statistic) 0.250431 Sumber: Print out Komputer. (2011). Eviews 3.0

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa nilai

koefisien regresi variabel Kemampuan Keuangan

Daerah (KKD) mempunyai tanda negatif dan besarnya

adalah 210688.7, nilai t hitung variabel KKD adalah -

2.659716 dengan nilai probabilitas 0.0325. Dengan

menggunakan α= 5%, maka diperoleh t tabel sebesar

2,365, maka t hitung lebih kecil dari negatif t tabel, yaitu

-2.659716 < -2,365, serta nilai probabilitasnya lebih

kecil dari 0,05.

Page 78: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxviii

Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima

-2.659716 -2,365 2,365

Gambar 4.1 Uji t untuk variabel Kemampuan Keuangan Daerah

(KKD) Sumber: Gujarati (2003)

Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa KKD

mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap

tingkat pertumbuhan ekonomi, sehingga H0 ditolak dan

H1 diterima.

b) Pengujian Hipotesis Variabel Kemandirian Daerah

(KMD)

H0 : ≥ 0 Kemandirian Daerah tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

H1 : < 0 Kemandirian Daerah berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Tabel 4.10 Hasil Uji T F (KMD)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2194388. 399308.6 5.495470 0.0006 KKM -9058.616 50335.40 -0.179965 0.8617

R-squared 0.004032 Mean dependent var 2123387. Adjusted R-squared -0.120464 S.D. dependent var 184020.5 S.E. of regression 194789.3 Akaike info criterion 27.37408 Sum squared resid 3.04E+11 Schwarz criterion 27.43460 Log likelihood -134.8704 F-statistic 0.032387 Durbin-Watson stat 0.113048 Prob(F-statistic) 0.861655

Page 79: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxix

Sumber: Print out Komputer. (2011). Eviews 3.0

Berdasarkan persamaan 4.10 diketahui bahwa nilai

koefisien regresi variabel Kemandirian Daerah (KMD)

mempunyai tanda positif dan besarnya adalah 171067.0,

nilai t hitung variabel KMD adalah 2.203573 dengan

nilai probabilitas 0.0634. Dengan menggunakan α= 5%,

maka diperoleh t tabel sebesar 2,365, maka t hitung lebih

kecil dari t tabel, yaitu 2.203573 < 2,365, serta nilai

probabilitasnya lebih dari 0,05.

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima -2,365 2.203573 2,365

Gambar 4.2 Uji t untuk variabel Kemandirian Daerah (KMD)

Sumber: Gujarati (2003)

Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa Kemandirian

Daerah mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan

terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi, sehingga H0 diterima

dan H1 ditolak.

2) Uji F

Page 80: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxx

Uji F adalah uji untuk mengetahui apakah variabel

independen yang ada secara bersama-sama mempengaruhi

variabel dependennya. Nilai F hitung yang diperoleh dari

regresi model adalah sebesar 3.565534 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.085552. Dengan menggunakan α= 5%,

maka diperoleh F tabel sebesar 3,71, maka F hitung lebih

kecil dari F tabel, yaitu 3,565534 < 3,71, namun nilai

probabilitasnya lebih besar dari 0,05.

Ho ditolak Ho diterima

3,71 3.565534

Gambar 4.3 Uji F Sumber: Gujarati (2003)

Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel

Kemampuan keuangan daerah (KKD) dan Kemandiriran

Daearah (KMD) tidak berpengaruh terhadap pembentukan

tinggi-rendahnya pertumbuhan ekonomi.

3) Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Page 81: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxxi

Uji R2 dimaksudkan untuk menghitung seberapa besar

variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi

variabel independen. Besarnya nilai statistik koefisien

determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Squared)

yang diperoleh dari regresi linier berganda adalah sebesar

0.363105. Ini artinya bahwa sekitar 36,3105 persen variasi

variabel dependen (perubahan pertumbuhan ekonomi) dapat

dijelaskan oleh variasi independen yang dimasukan dalam

model yaitu KKD dan KMD. Sisanya sebanyak 63,6895

persen dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak

dimasukan dalam model.

4) Koefisien Korelasi

Uji ini digunakan untuk mengetahui keeratan (kuat

lemahnya) hubungan antara variabel dependen dengan

variabel independen. Dari hasil regresi model diperoleh

(Adjusted R Squared) sebesar 0.363105, berarti besarnya

koefisien korelasi (r) adalah 0.504638. sehingga dapat

disimpulkan hubungan antara variabel dependen dan variabel

independen sangat kuat.

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Page 82: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxxii

Multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana terdapat

korelasi atau hubungan antar variabel independen. Cara

untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas salah satunya

dengan pendekatan Koutsoyiannis, yaitu dengan cara coba-

coba memasukkan variabel bebas. Dari hasil coba-coba

tersebut variabel dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu

variabel berguna, variabel tidak berguna dan variabel

merusak. Apabila nilai R2 regresi setiap variabel bebas lebih

besar dibandingkan nilai R2 regresi utama, maka dapat

disimpulkan bahwa dalam persamaan tersebut terjadi

multikolinearitas.

Tabel 4.11 Hasil Uji Pendekatan Koutsoyiannis

Regresi R2* R2 K = ƒ (KKD) 0.161016 0.504638 K = ƒ (KMD) 0.004032 0.504638

Sumber: Print out Komputer. (2011), data diolah

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai R2

masing-masing variabel bebas tidak ada yang nilainya

melebihi R2 regresi awal, sehingga dapat disimpulkan bahwa

model terbebas dari masalah multikolonieritas.

Page 83: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxxiii

2) Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi jika muncul dalam fungsi

regresi yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga

penaksir OLS tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun

besar (tetapi masih tetap bias dan konsisten).

Salah satu cara untuk mendeteksi Heteroskedastisitas

adalah dengan Uji LM ARCH. Jika regresi tersebut

menghasilkan probabilitas diatas 0,05 maka variabel bebas

tersebut tidak signifikan pada tingkat a = 5%. Dari hasil

tersebut dapat dikatakan bahwa pada tingkat a = 5% semua

koefisien regresi tidak signifikan yang berarti tidak terdapat

masalah heteroskedastisitas.

Tabel 4.12 Hasil Uji LM ARCH

ARCH Test: F-statistic 0.990243 Probability 0.352829 Obs*R-squared 1.115384 Probability 0.290915

Sumber: Print out Komputer. (2011). Eviews 3.0

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai OBS*R2 adalah

1.115384, sedangkan nilai X2 tabel dengan df 1 dan α=5%

Page 84: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxxiv

adalah 3,84. Karena nilai OBS*R2 < X2 tabel maka dapat

disimpulkan model terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji

Breusch-Godfrey (BG-Test) untuk menguji ada tidaknya

autokorelasi. Hasil uji BG dapat dilihat pada tabel 4.10

berikut:

Tabel 4.13 Hasil Uji Breusch-Godfrey

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.430314 Probability 0.276828 Obs*R-squared 1.924971 Probability 0.165310

Sumber: Print out Komputer. (2011). Eviews 3.0

Dari hasil uji di atas, diketahui bahwa nilai probabilitas

lebih besar dari probabilitas 0,05. Maka hipotesa yang

menyatakan pada model tidak terdapat autokorelasi tidak

ditolak. Berarti model empirik lolos dari masalah

autokorelasi.

c. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi

Page 85: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxxv

Menurut hasil pengujian yang penulis lakukan di atas

ditemukan bebrapa interpretasi yang dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1) Apabila variabel di uji secara terpisah maka hanya

variabel Kemampuan Keuangan Daerah (KKD) yang

secara signifikan mempengaruhi Pertumbuhan Ekonmi

(GRW) namun hubungannya negatif. Ini berarti jika

Kemampuan Keuangan Daerah semakin menunjukkan

angka yang baik, maka pertumbuhan ekonominya justru

sebaliknya pada sektor-sektor tertentu.

2) Apabila variabel di uji secara bersama-sama maka

variabel Kemampuan Keuangan Daerah (KKD) dan

Kemandiriran Daearah (KMD) tidak berpengaruh

terhadap pembentukan tinggi-rendahnya pertumbuhan

ekonomi.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 86: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxxvi

Dari hasil penelitian dan hasil analisis data dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan rasio kemampuan keuangan daerah yang ditunjukkan dengan

angka rasio rata-ratanya adalah sangat kurang karena hanya memiliki rata-

rata 6,68 %, hal ini berarti bahwa tingkat kemandirian / kemampuan

keuangan Kabupaten Wonogiri masih rendah dalam melaksanakan

otonominya. Sedangakan rasio kemandirian daerah yang ditunjukkan

dengan angka rasio rata-ratanya adalah 7,84 % masih berada diantara 0 %-

25 % tergolong mempunyai pola hubungan instruktif yang berarti

kemampuan Pemerintah Kabupaten Wonogiri dalam memenuhi kebutuhan

dana untuk penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan, Pembangunan,

dan Pelayanan Sosial masyarakat masih relatif rendah meskipun dari

tahun ke tahun terus meningkat. Sedangkan tingkat ketergantungan pada

sumber pendapatan dari pihak ekstern yang masih cukup tinggi

disebabkan karena sumber-sumber keuangan potensial negara adalah

milik pemerintah pusat.

2. Kemampuan Keuangan Daerah berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap Pertumbuhan ekonomi (growth), artinya semakin tinggi tingkat

kemampuan keuangan daearah maka akan mengurangi tingkat

pertumbuhan ekonomi. Kemandirian Daerah berpengaruh positif namun

tidak signifikan.

B. Saran

Page 87: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxxvii

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan tentang kinerja keuangan

Pemerintah Kabupaten Wonogiri, penulis mencoba mengajukan beberapa

saran. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, kontribusi kemandirian daerah dan

kemampuan keuangan daerah sangat diperlukan agar tingkat

ketergantungan keuangan daerah kepada pemerintah pusat dapat dikurangi

baik melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi.

a. Intensifikasi

1) Pemkab Wonogiri harus lebih tertib lagi dalam menetapkan dan

penyetoran pajak.

2) Melaksanakan secara optimal pemungutan pajak dan retribusi

daerah sesuai dengan potensi yang obyektif berdasarkan peraturan

yang berlaku.

3) Melakukan langkah-langkah pengendalian lain guna menghindari

timbulnya penyimpangan terhadap pelaksanaan peraturan daerah

mengenai pengelolaan maupun penetapan pajak dan retribusi

daerah.

b. Ekstensifikasi

1) Menggali obyek pungutan baru yang potensial dengan lebih

memprioritaskan kepada retribusi daerah untuk ditetapkan dan

dijabarkan dalam peraturan daerah.

Page 88: ANALISIS KEMAMPUAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH … · daerah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten wonogiri tahun anggaran 2000-2009 skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user lxxxviii

2) Meninjau kembali ketentuan tarif dan pengembangan sasaran

sesuai dengan peraturan daerah yang ada dan mengkaji ulang

peraturan daerah untuk diajukan perubahan

2. Masyarakat harus selalu mendukung kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah daerah yang bersifat membangun. Oleh karena itu sumber

daya yang dimiliki pemerintah Kabupaten Wonogiri harus benar-benar

dikembangkan secara optimal agar tujuan pertumbuhan ekonomi dapat

tercapai.