11
ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA SPANDUK DAN SOLUSI PEMBINAANNYA A. Analisis Kesalahan Ejaan Gambar 1 Hasil Analisis 1. [Menyelenggarakan] bukan [menyelenggarakan]. Pada spanduk di atas, kata [menyelenggarakan] adalah kata yang mengawali kalimat karena terdapat tanda titik yang menutup kalimat sebelumnya. Oleh sebab itu, seharusnya ditulis dengan menggunakan huruf kapital. 2. [Jalan] bukan [Jalan.]. Keterangan tempat pada spanduk di atas menyatakan di AULA VIHARA MAITREYA Jalan. Ayani 2 (Arteri Supadio) Pontianak – Kalimantan Barat. Peniulis seharusnya konsisten dalam pengguanaan huruf, jika ingin menggunakan huruf kapital sebaiknya seluruh kalimat mematuhi aturan tersebut, begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu. Kata [Jalan.] bukanlah sebuah singkatan, sehingga tidak

Analisis Kesalahan Ejaan Pada Spanduk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Kesalahan Ejaan Pada Spanduk

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA SPANDUK

DAN SOLUSI PEMBINAANNYA

A. Analisis Kesalahan Ejaan

Gambar 1

Hasil Analisis

1. [Menyelenggarakan] bukan [menyelenggarakan]. Pada spanduk di atas, kata

[menyelenggarakan] adalah kata yang mengawali kalimat karena terdapat tanda titik yang

menutup kalimat sebelumnya. Oleh sebab itu, seharusnya ditulis dengan menggunakan

huruf kapital.

2. [Jalan] bukan [Jalan.]. Keterangan tempat pada spanduk di atas menyatakan di AULA

VIHARA MAITREYA Jalan. Ayani 2 (Arteri Supadio) Pontianak – Kalimantan Barat.

Peniulis seharusnya konsisten dalam pengguanaan huruf, jika ingin menggunakan huruf

kapital sebaiknya seluruh kalimat mematuhi aturan tersebut, begitu juga sebaliknya. Oleh

sebab itu. Kata [Jalan.] bukanlah sebuah singkatan, sehingga tidak seharusnya diakhiri

dengan tanda titik. Frasa [Ayani 2] adalah frasa penjelas kata [Jalan]. Sepengetahuan saya,

Ayani 2 bukan singkatan yang tepat untuk menyingkat nama jalan ini. Singkatan yang

tepat adalah [A. Yani 2] atau bisa saja tidak disingkat sehingga menjadi [Jenderal Ahmad

Yani 2]. Frasa [Arteri supadio] seharusnya juga dituliskan dengan huruf kapital supaya

terdapat konsistenti dengan frasa sebelumnya, sehingga menjadi [Arteri Supadio].

3. [Anda] bukan [anda]. Penulisan kata [anda] seharusnya menggunakan huruf kapital.

Page 2: Analisis Kesalahan Ejaan Pada Spanduk

Gambar 2

Hasil Analisis

1. Tidak terdapat adanya konsistensi penggunaan huruf kapital pada spanduk di atas, kata

[VITAMIN] dan [GRATIS] ditulis dengan huruf kapital secara keseluruhan namun kata-

kata lain hanya huruf awalnya yang menggunakan huruf kapital. Pendapat saya, sebaiknya

spanduk ini konsisten menggunakan huruf kapital pada awal kata saya karena melihat

dominansi pengguanaan huruf secara keseluruhan oleh sebab itu, kara [VITAMIN] diubah

menjadi [Vitamin] dan kata [GRATIS] menjadi [Gratis].

2. Yang diberikan vitamin A adalah bayi dan balita, tanda koma tidak cocok menjadi

penghubung keduanya. Yang tepat adalah kata hubung [dan].

3. Agar kata-kata di atas dapat di anggap kalimat, sebaiknya bubuhkan tanda titik untuk

mengakhirinya.

Gambar 3

Hasil Analisis

1. Pengguanan tanda petik pada spanduk ini tidak tepat.

Tanda petik hanya dapat digunakan untuk:

a. mengapit petikan langsung yang berasal dari

pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain;

b. mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang

dipakai dalam kalimat;

c. mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata

yang memunyai arti khusus;

Page 3: Analisis Kesalahan Ejaan Pada Spanduk

d. tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung; dan

e. tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat yang ditempatkan di belakang tanda

petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung

kalimat atau bagian kalimat.

Sementara klausa [Makan 3 Gratis 1] dan [Makan 2 Gratis 1] buka merupakan petikan

lagsung, judul syair, karangan, atau bab buku, dan bukan juga istilah ilmiah yang kurang

dikenal atau kata yang memunyai arti khusus. Oleh sebab itu, sebaiknya tanda petik

dibuang saja.

2. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf

kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian

dan pemaparan. Lambang bilangan 3, 1, dan 2 pada spanduk di atas tidak dipakai secara

berurutan dan dinyatakan dalam satu kata. Oleh sebab itu penulisan yang tepat adalah

[Makan Tiga Gratis Satu] dan [Makan Dua Gratis Satu].

3. Agar kata-kata di atas dapat di anggap kalimat, sebaiknya bubuhkan tanda titik untuk

mengakhirinya.

4. Singkatan yang lazim untuk kata [Jalan] adalah [Jln.] bukan [Jl.].

Gambar 4

Hasil Analisis

1. [Rp] adalah singkatan untuk Rupiah, namun dalam

penulisannya Rp tidak diakhiri dengan tenda titik.

Sehingga penulisan yang tepat adalah [Rp] bukan [Rp.]

Gambar 5

Hasil Analisis

1. Tidak ada kata [MIE] dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia yang ada kata [MI].

2. Lambang bilangan yang dinyatakan dengan satu

kata seharusnya ditulis dengan huruf. Sehingga

penilisan yang tepat adalah [TIGA].

Page 4: Analisis Kesalahan Ejaan Pada Spanduk

3. Penulisan yang tepat adalah [MI AYAM BAROKAH TIGA CABANG PANCASILA].

Gambar 6

Hasil Analisis

1. [-Nya] hanya digunakan bagi Tuhan bukan yang

lain. Jika ingin tetap digunakan sebaiknya kata

hubungnya dibuang saja, sehingga menjadi

[brrrnya].

2. Singkatan [TOKO] yang ditulis dengan [TK.]

sungguh tidak efektif karena hanya menghilangka

satu space saja. Ada baiknya jangan disingkat demi

kejelasan makna.

Gambar 7

Hasil Analisis

1. Tidak semua orang dapat memahami bahwa huruf [X] dan [L] yang digandeng

dimaksudkan [SEL]. Oleh sebab itu, sebaiknya jangan diubah-ubah. Biarkan saja menjadi

[SELANGKAH LEBIH MAJU].

Gambar 8

Hasil Analisis

1. Kata depan [DI] di pisah dari kata yang mengikutinya

karena ketarangan tempat. Kata [SINI] adalah kata

keterangan tempat, oleh sebab itu peni=ulisan yang tepat

adalaha [DI SINI] bukan [DISINI].

Gambar 9

Hasil Analisis

1. Jika yang dimaksud [MALL] di sini adalah gedung

atau kelompok gedung yang berisi macam-macam

toko dengan dihubungkan oleh lorong (jalan

penghubung) maka kata yang tepat adalah [MAL]

Page 5: Analisis Kesalahan Ejaan Pada Spanduk

bukan [MALL] karena kata [MALL] tidak ditemukan

artinya di kamus.

Gambar 10

Hasil Analisis

1. Penulisan gelar bagi sarjana hukum adalah S.H. bukan SH.

2. Penulisan gelar bagi sarjana humaniora adalah

[M.HUM.] bukan [M.HUM].

Gambar 11

Hasil Analisis

1. Konsistensi penggunan huruf kapital harus gencar

dilakukan. Kata [cap] sewajarnya menyesuaikan

dengan kata lain, yaitu ditulis dengan huruf kapital

secara keseluruhan. Sehingga penulisan yang tepat

adalah [CAP].

Gambar 12

Hasil Analisis

1. Tanda titik dua [:] menandakan adanya seuatu

rincian oleh sebab itu kata yang ditulis setelah

tanda titik dua sebaiknay menggunakan huruf

kecil.

2. Kata [REFLEXIOLOGI], [RHEUMATIK],

[MAAG], dan [PRAKTEK] tidak ditemukan

artinya dalam KBBI sehingga bukalah kata yang

dianggap baku. Oleh sebab itu agar diperoleh dan

diketaui maknanya, kata-kata tersebut sebaiknya

Page 6: Analisis Kesalahan Ejaan Pada Spanduk

menjadi [REFLEKSIOLOGI], [REMATIK], dan

[MAG].

3. [DLL] adalah singkatan dari kata [DAN LAIN-LAIN]. Penyingkatan yang lazim dari kata

tersebut adalah [DLL.], bedanya adalah mengenai penyertaan tanda titik di akhir kata.

Gambar 13

Hasil Analisis

1. Kata [KWITANSI] adalah bentuk tidak

baku dari [KUITANSI]. Oleh sebab itu,

sebaiknya gunakan kata [KUITANSI]

saja.

2. Kata [RAPORT] bukan bahasa Indonesia

bukan pula bahasa asing. Bentuk tidak

baku ini adalah hasil asimilasi lidah

orang Indonesia dan kata dari bahasa

asing. Setelah diserap, kata ini berubah

menjadi [RAPOR] yang berarti laporan

resmi.

3. [DLL] adalah singkatan dari kata [DAN

LAIN-LAIN]. Penyingkatan yang lazim

dari kata tersebut adalah [DLL.], bedanya

adalah mengenai penyertaan tanda titik di

akhir kata.

4. Dalam KBBI memang ada arti dari kata

kaos, namun jika merujuk pada spanduk

ini sepertinya konteks kaos yang

dimaksud adalah sejenis pakaian bukan

suatu keadaan kacau balau. Oleh sebab

itu, jika disesuaikan dengan konteksnya

maka penilisan yang tepat adalah

[KAUS] bukan [KAOS].

Page 7: Analisis Kesalahan Ejaan Pada Spanduk

5. Penggunaan istilah asing seperti [NEONBOX], [MUG DIGITAL], dan [ID CARD] dapat

saja digunakan namun sebaiknya ditulis dengan dimiringkan.

B. Solusi Pembinaan

Menurut saya ada beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan ejaan. Faktor-faktor

itu adalah sebagai berikut.

1. Pihak terkait yang terkait tidak mengetahui kaidah. Pihak terkait dalam ini adalah

lembaga milik pemerintah yang bertanggung jawab mengenai bahasa.

2. Kesalahan pencetakan dari pihak percetakan.

3. Masih terikat dan memperlakukan konsep lama.

4. Acuh tak acuh atau tidak peduli terhadap penggunaan bahasa Indonesia.

Adapun solusi pembinaan pada masyarakat pemakai bahasa Indonesia adalah sebagai

berikit.

1. Harapan saya agar Pemerinta Daerah (Pemda) dapat melaksanakan sosialisasi

secara merata bagi seluruh masyarakat pemakai bahasa Indonesia di Kota

Pontianak tentang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009,

tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan. Dalam UU ini

memuat aturan atau ketentuan tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik

dan benar di tempat umum atau ruang publik. Tepatnya pada pasal 38 ayat 1 yang

berbunyi, “Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam rambu umum, penunjuk

jalan, fasilitas umum, spanduk, dan alat informasi lain yang merupakan pelayanan

umum.” Selain itu, juga sebaiknya diberlakukan sanksi administrasi kepada pihak

yang tidak menaati aturan yang berlaku.

2. Masyarakat seharusnya percaya diri dan bangga sebab, bahasa indonesia

merupakan jati diri bangsa, kebanggan nasional, sarana pemersatu seluruh rakyat

Indonesia yang berbeda-beda, dan sarana komunikasi dan ekspresi pikiran dan

perasaan. Cara menumbuh kembangkan perasaan tersebut adalah dengan

memperhatikan kebermanfaatan bahasa bagi kita sejak kecil hingga saat ini.

Dengan bahasa Indonesialah kita berkomunikasi dengan orang di sekiling kita.

Tak lupa betapa beratnya jasa pahlawan dalam memperjuangga penetapan bahasa

Indonesia sebagai bahasa pemersatu.

Page 8: Analisis Kesalahan Ejaan Pada Spanduk

3. Pihak percetakan seharusnya mawas diri dan bekerja lebih hati-hati karena sasaran

dari segala hal yang ingin disampaikan pada masyarakat adalah informasi yang

seharusnya diperhatikan dengan seksama oleh masyarak pemakai bahasa.

4. Membina masyarakat pemakai bahasa yang mampu mempertahankan eksistensi

pengguanaan bahasa Indonesia di daerrahnya dan memberikan penghargaan bagi

usahanya “menjaga” bahasa Indonesia di era global ini.

5. Dari bangku pendidikan dasar hingga atas sebaiknya diajarkan kebermanfaatan

bahasa atau fungsi bahasa bukan teori tentang bahasa Indonesia. Bahasa itu

skomunikatif.