Upload
ayu-novia-annisa
View
2.467
Download
276
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA SPANDUK
DAN SOLUSI PEMBINAANNYA
A. Analisis Kesalahan Ejaan
Gambar 1
Hasil Analisis
1. [Menyelenggarakan] bukan [menyelenggarakan]. Pada spanduk di atas, kata
[menyelenggarakan] adalah kata yang mengawali kalimat karena terdapat tanda titik yang
menutup kalimat sebelumnya. Oleh sebab itu, seharusnya ditulis dengan menggunakan
huruf kapital.
2. [Jalan] bukan [Jalan.]. Keterangan tempat pada spanduk di atas menyatakan di AULA
VIHARA MAITREYA Jalan. Ayani 2 (Arteri Supadio) Pontianak – Kalimantan Barat.
Peniulis seharusnya konsisten dalam pengguanaan huruf, jika ingin menggunakan huruf
kapital sebaiknya seluruh kalimat mematuhi aturan tersebut, begitu juga sebaliknya. Oleh
sebab itu. Kata [Jalan.] bukanlah sebuah singkatan, sehingga tidak seharusnya diakhiri
dengan tanda titik. Frasa [Ayani 2] adalah frasa penjelas kata [Jalan]. Sepengetahuan saya,
Ayani 2 bukan singkatan yang tepat untuk menyingkat nama jalan ini. Singkatan yang
tepat adalah [A. Yani 2] atau bisa saja tidak disingkat sehingga menjadi [Jenderal Ahmad
Yani 2]. Frasa [Arteri supadio] seharusnya juga dituliskan dengan huruf kapital supaya
terdapat konsistenti dengan frasa sebelumnya, sehingga menjadi [Arteri Supadio].
3. [Anda] bukan [anda]. Penulisan kata [anda] seharusnya menggunakan huruf kapital.
Gambar 2
Hasil Analisis
1. Tidak terdapat adanya konsistensi penggunaan huruf kapital pada spanduk di atas, kata
[VITAMIN] dan [GRATIS] ditulis dengan huruf kapital secara keseluruhan namun kata-
kata lain hanya huruf awalnya yang menggunakan huruf kapital. Pendapat saya, sebaiknya
spanduk ini konsisten menggunakan huruf kapital pada awal kata saya karena melihat
dominansi pengguanaan huruf secara keseluruhan oleh sebab itu, kara [VITAMIN] diubah
menjadi [Vitamin] dan kata [GRATIS] menjadi [Gratis].
2. Yang diberikan vitamin A adalah bayi dan balita, tanda koma tidak cocok menjadi
penghubung keduanya. Yang tepat adalah kata hubung [dan].
3. Agar kata-kata di atas dapat di anggap kalimat, sebaiknya bubuhkan tanda titik untuk
mengakhirinya.
Gambar 3
Hasil Analisis
1. Pengguanan tanda petik pada spanduk ini tidak tepat.
Tanda petik hanya dapat digunakan untuk:
a. mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain;
b. mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat;
c. mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang memunyai arti khusus;
d. tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung; dan
e. tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat yang ditempatkan di belakang tanda
petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat.
Sementara klausa [Makan 3 Gratis 1] dan [Makan 2 Gratis 1] buka merupakan petikan
lagsung, judul syair, karangan, atau bab buku, dan bukan juga istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang memunyai arti khusus. Oleh sebab itu, sebaiknya tanda petik
dibuang saja.
2. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf
kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian
dan pemaparan. Lambang bilangan 3, 1, dan 2 pada spanduk di atas tidak dipakai secara
berurutan dan dinyatakan dalam satu kata. Oleh sebab itu penulisan yang tepat adalah
[Makan Tiga Gratis Satu] dan [Makan Dua Gratis Satu].
3. Agar kata-kata di atas dapat di anggap kalimat, sebaiknya bubuhkan tanda titik untuk
mengakhirinya.
4. Singkatan yang lazim untuk kata [Jalan] adalah [Jln.] bukan [Jl.].
Gambar 4
Hasil Analisis
1. [Rp] adalah singkatan untuk Rupiah, namun dalam
penulisannya Rp tidak diakhiri dengan tenda titik.
Sehingga penulisan yang tepat adalah [Rp] bukan [Rp.]
Gambar 5
Hasil Analisis
1. Tidak ada kata [MIE] dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang ada kata [MI].
2. Lambang bilangan yang dinyatakan dengan satu
kata seharusnya ditulis dengan huruf. Sehingga
penilisan yang tepat adalah [TIGA].
3. Penulisan yang tepat adalah [MI AYAM BAROKAH TIGA CABANG PANCASILA].
Gambar 6
Hasil Analisis
1. [-Nya] hanya digunakan bagi Tuhan bukan yang
lain. Jika ingin tetap digunakan sebaiknya kata
hubungnya dibuang saja, sehingga menjadi
[brrrnya].
2. Singkatan [TOKO] yang ditulis dengan [TK.]
sungguh tidak efektif karena hanya menghilangka
satu space saja. Ada baiknya jangan disingkat demi
kejelasan makna.
Gambar 7
Hasil Analisis
1. Tidak semua orang dapat memahami bahwa huruf [X] dan [L] yang digandeng
dimaksudkan [SEL]. Oleh sebab itu, sebaiknya jangan diubah-ubah. Biarkan saja menjadi
[SELANGKAH LEBIH MAJU].
Gambar 8
Hasil Analisis
1. Kata depan [DI] di pisah dari kata yang mengikutinya
karena ketarangan tempat. Kata [SINI] adalah kata
keterangan tempat, oleh sebab itu peni=ulisan yang tepat
adalaha [DI SINI] bukan [DISINI].
Gambar 9
Hasil Analisis
1. Jika yang dimaksud [MALL] di sini adalah gedung
atau kelompok gedung yang berisi macam-macam
toko dengan dihubungkan oleh lorong (jalan
penghubung) maka kata yang tepat adalah [MAL]
bukan [MALL] karena kata [MALL] tidak ditemukan
artinya di kamus.
Gambar 10
Hasil Analisis
1. Penulisan gelar bagi sarjana hukum adalah S.H. bukan SH.
2. Penulisan gelar bagi sarjana humaniora adalah
[M.HUM.] bukan [M.HUM].
Gambar 11
Hasil Analisis
1. Konsistensi penggunan huruf kapital harus gencar
dilakukan. Kata [cap] sewajarnya menyesuaikan
dengan kata lain, yaitu ditulis dengan huruf kapital
secara keseluruhan. Sehingga penulisan yang tepat
adalah [CAP].
Gambar 12
Hasil Analisis
1. Tanda titik dua [:] menandakan adanya seuatu
rincian oleh sebab itu kata yang ditulis setelah
tanda titik dua sebaiknay menggunakan huruf
kecil.
2. Kata [REFLEXIOLOGI], [RHEUMATIK],
[MAAG], dan [PRAKTEK] tidak ditemukan
artinya dalam KBBI sehingga bukalah kata yang
dianggap baku. Oleh sebab itu agar diperoleh dan
diketaui maknanya, kata-kata tersebut sebaiknya
menjadi [REFLEKSIOLOGI], [REMATIK], dan
[MAG].
3. [DLL] adalah singkatan dari kata [DAN LAIN-LAIN]. Penyingkatan yang lazim dari kata
tersebut adalah [DLL.], bedanya adalah mengenai penyertaan tanda titik di akhir kata.
Gambar 13
Hasil Analisis
1. Kata [KWITANSI] adalah bentuk tidak
baku dari [KUITANSI]. Oleh sebab itu,
sebaiknya gunakan kata [KUITANSI]
saja.
2. Kata [RAPORT] bukan bahasa Indonesia
bukan pula bahasa asing. Bentuk tidak
baku ini adalah hasil asimilasi lidah
orang Indonesia dan kata dari bahasa
asing. Setelah diserap, kata ini berubah
menjadi [RAPOR] yang berarti laporan
resmi.
3. [DLL] adalah singkatan dari kata [DAN
LAIN-LAIN]. Penyingkatan yang lazim
dari kata tersebut adalah [DLL.], bedanya
adalah mengenai penyertaan tanda titik di
akhir kata.
4. Dalam KBBI memang ada arti dari kata
kaos, namun jika merujuk pada spanduk
ini sepertinya konteks kaos yang
dimaksud adalah sejenis pakaian bukan
suatu keadaan kacau balau. Oleh sebab
itu, jika disesuaikan dengan konteksnya
maka penilisan yang tepat adalah
[KAUS] bukan [KAOS].
5. Penggunaan istilah asing seperti [NEONBOX], [MUG DIGITAL], dan [ID CARD] dapat
saja digunakan namun sebaiknya ditulis dengan dimiringkan.
B. Solusi Pembinaan
Menurut saya ada beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan ejaan. Faktor-faktor
itu adalah sebagai berikut.
1. Pihak terkait yang terkait tidak mengetahui kaidah. Pihak terkait dalam ini adalah
lembaga milik pemerintah yang bertanggung jawab mengenai bahasa.
2. Kesalahan pencetakan dari pihak percetakan.
3. Masih terikat dan memperlakukan konsep lama.
4. Acuh tak acuh atau tidak peduli terhadap penggunaan bahasa Indonesia.
Adapun solusi pembinaan pada masyarakat pemakai bahasa Indonesia adalah sebagai
berikit.
1. Harapan saya agar Pemerinta Daerah (Pemda) dapat melaksanakan sosialisasi
secara merata bagi seluruh masyarakat pemakai bahasa Indonesia di Kota
Pontianak tentang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009,
tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan. Dalam UU ini
memuat aturan atau ketentuan tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar di tempat umum atau ruang publik. Tepatnya pada pasal 38 ayat 1 yang
berbunyi, “Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam rambu umum, penunjuk
jalan, fasilitas umum, spanduk, dan alat informasi lain yang merupakan pelayanan
umum.” Selain itu, juga sebaiknya diberlakukan sanksi administrasi kepada pihak
yang tidak menaati aturan yang berlaku.
2. Masyarakat seharusnya percaya diri dan bangga sebab, bahasa indonesia
merupakan jati diri bangsa, kebanggan nasional, sarana pemersatu seluruh rakyat
Indonesia yang berbeda-beda, dan sarana komunikasi dan ekspresi pikiran dan
perasaan. Cara menumbuh kembangkan perasaan tersebut adalah dengan
memperhatikan kebermanfaatan bahasa bagi kita sejak kecil hingga saat ini.
Dengan bahasa Indonesialah kita berkomunikasi dengan orang di sekiling kita.
Tak lupa betapa beratnya jasa pahlawan dalam memperjuangga penetapan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
3. Pihak percetakan seharusnya mawas diri dan bekerja lebih hati-hati karena sasaran
dari segala hal yang ingin disampaikan pada masyarakat adalah informasi yang
seharusnya diperhatikan dengan seksama oleh masyarak pemakai bahasa.
4. Membina masyarakat pemakai bahasa yang mampu mempertahankan eksistensi
pengguanaan bahasa Indonesia di daerrahnya dan memberikan penghargaan bagi
usahanya “menjaga” bahasa Indonesia di era global ini.
5. Dari bangku pendidikan dasar hingga atas sebaiknya diajarkan kebermanfaatan
bahasa atau fungsi bahasa bukan teori tentang bahasa Indonesia. Bahasa itu
skomunikatif.