Upload
others
View
22
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS KESIAPAN BELAJAR MENJELANG UJIAN AKHIR
PADA PESERTA DIDIK KELAS IX MTS AINUS SYAMSI
(STUDY KASUS MENURUT TEORI THRONDIKE)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Fisika
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Oleh:
NURAENI
NIM: 20600114042
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2018
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat ALLAH swt yang telah melimpahkan
berkah, rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan judul “Analisis Kesiapan Belajar Menjelang Ujian
Akhir Pada Peserta Didik kelas IX MTS AINUS SYAMSI (Study Kasus Menurut Teori
Throndike)” sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana S1 Program Studi
Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Tak lupa pula
penulismengirimkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabiullah
Muhammad saw. Beliau adalah nabi uswatun hasanah dan suri tauladan yang patut
jadikan contoh, yang membawa umat islam dari alam jahiliyah menuju alam
keislaman seperti yang sekarang ini.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Skripsi
ini tidak bisa terlaksana dan terselesaikan tanpa didukung oleh banyak pihak. Skripsi
ini terselesaikan berkat dukungan dan motivasi yang senantiasa diberikan oleh orang-
orang yang istimewa yang tak hentinya mendoakan penulis agar selalu dimudahkan
dalam segala urusanya, termasuk dalam penulisan skripsi ini. Orang teristimewa
tersebut yaitu orang tua penulis, Patawari dan Nurjannah.Selanjutnya ucapan
terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya, penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si selaku Rektor UIN Alauddin Makassar,
Prof. Dr. Mardan, M.Ag. Selaku Wakil Rektor Bidang Akademik,
Pengembangan Lembaga, Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M,A. selaku Wakil Rektor
Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Prof. Hj. Sitti Aisyah,
v
M.A., Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni dan Prof.
Hamdan Juhannis, M.Pd., Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Kerja Sama beserta
jajarannya.
2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
KeguruanUIN Alauddin Makassar. Dr. Muljono Damopolii, M.Ag. Selaku Wakil
Dekan Bidang Akademik, Dr. Misykat Malik Ibrahim, M.Si., selaku Wakil
Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Prof. Dr. H. Syahruddin M.Pd. Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan.
3. Dr. H. Muhammad Qaddafi, S.SI., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang senantiasa memberikan dorongan,
motivasi, nasehat dan berbagai macam cara lain agar penulis cepat
menyelesaikan skripsi dan segera mendapatkan gelar S.Pd., semoga ALLAH swt
ridho dalam setiap langkahnya.
4. Rafiqah, S.Si., M.Pd., selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan motivasi kepada mahasiswanya.
5. Drs. Hading M.Ag., selaku Pembimbing Pertama yang telah menyempatkan
waktunya untuk membimbing sampai skrispi ini selesai.
6. Eka Damayanti, S.Psi., M.A., selaku Pembimbing Kedua yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk membimbing dan sangat sabar menghadapi semua
keluh kesah yang dialami oleh penulis pada saat penyusunan skripsi.
7. Suhardiman S.Pd., M.Pd., selaku dosen penguji seminar proposal.
8. Terima kasih untuk seluruh dosen di Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan yang telah membagi ilmu dan bantuannya.
vi
9. Terima kasih kepada guru Madrasah Aliyah Darul Ulum yang sangat berjasa
demi kelancaran kuliah saya, terkhusus Arsyad S.Si., dan Yusida Yususf S.Pd.,
yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan semangat dalam mencapai gelar
sarjana.
10. Terima kasih kepada Madrasah dan guru-gurudi Madrasah Tsanawiyah AINUS
SYAMSI yang telah mengizinkan penulis meneliti di sekolah tersebut dan
membantu penulis memperoleh informasi tentang subyek yang diteliti.
Khususnya Aisyah Tola, S.Pd.,Raodah S. Ag., Nurjannah S.Pd., Dra. Jumaina
dan Nuryanti S.Pd.
11. Terima kasih kepada peserta didik Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah
AINUS SYAMSI yang telah bersedia untuk membagikan waktunya kepada
penulis melakukan penelitian. Terkhusus Asriandi, Nismawati, Nadia, Ismail,
Syahril, Nuraisyah, Rais dan Akbar.
12. Terima kasih kepadaMadrasah dan guru-guru Madrasah Aliyah AINUS
SYAMSI yang memberikan motivasi agar semangat dalam mencapai gelar
sarjana.
13. Teman-teman KKN UIN Alauddin Makassar Angkatan 57 Kecamatan Bungaya
Desa Bissoloro, khususnya Ayu, Insana, Rani, Arma, Syahria, Uni, Aldi dan
Syam yang selalu membantu dan memberikan motivasinya kepada penulis dan
selalu mendorong penulis untuk semangat dalam mencapai gelar sarjana.
14. Teman-teman PPL Nasional Flores UIN Alauddin Makassar yang memberikan
motivasinya kepada penulis dan selalu mendorong penulis untuk semangat dalam
mencapai gelar sarjana.
vii
15. Saudara seperjuangankuRadiasi 2014 yang telah menginspirasi dan penuh
apresiasi dan selalu memberikan semangat untuk sama-sama mencapai gelar
Sarjana Pendidikan.
16. Teman-teman yang ada disekelilingku, kakak, adik dan keluarga besarku yang
telah memberi semangat tanpa batas. Maaf kalau saya tidak bisa sebutkan satu
persatu. Kalian sangat luar biasa dalam hidup penulis.
Akhir kata penulis berharap seomga karya yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Segala yang benar hanya milik
ALLAH SWT dan keterbatasan terdapat pada penulis.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.
Makassar, Mei2018
Penulis,
Nuraeni
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL JUDUL ...................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv-vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................... x-xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus................................................ 6 C. Rumusan Masalah .............................................................................. 8 D. Kajian Pustaka .................................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 9 F. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 9
BAB II TINJUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Belajar ......................................................................... 10 B. Teori-Teori Belajar ............................................................................. 15 C. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................................... 21 D. Evaluasi Belajar dalam Bentuk Ujian ................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 27 B. Lokasi Penelitian ................................................................................ 27 C. Penelitian Penelitian ........................................................................... 28 D. Sumber Data ....................................................................................... 28 E. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 29 F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 30 G. Desain Penelitian Studi Kasus ............................................................ 31 H. Kriteria Penetapan Kualitas Desain Penelitian ................................... 32 I. Teknik Analisis Data ................................................................ …… 32 J. Teknik Keabsahan Data ...................................................................... 33
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian ............................................................ 35 B. Hasil Penelitian ................................................................................ 37 C. Pembahasan ..................................................................................... 53 D. Kerangka Hasil Penelitian ............................................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 63 B. Implikasi ......................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 64
LAMPIRAN ..................................................................................................... 66-169
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Wawancara Tertulis ................................................................... 66
Lampiran B : Pedoman Wawancara Mendalam............................................... 105
Lampiran C :Dokumentasi ............................................................................... 164
Lampiran D : Surat-Surat Penelitian
xi
ABSTRAK
Nama : Nuraeni
Nim : 20600114042
Judul :“Analisis Kesiapan Belajar Siswa Menjelang Ujian Akhir pada
Peserta Didik Kelas IX MTS AINUS SYAMSI (Study Kasus
Menurut Teori Throndike) ”
Tujuan penelitian ini untuk: 1) mengetahui bagaimana kesiapan belajar
dalam menghadapi ujian akhir pada peserta didik kelas IX MTS AINUS SYAMSI, 2)
mengetahui penghambat peserta didik dalam menghadapi ujian akhir pada peserta
didik kelas IX MTS AINUS SYAMSI.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif
dengan pendekatan studi kasus. Teknik pemilihan sumber data dilakukan dengan
purposive sampling yaitu maximum variation sampling. Penarikan sampel dilakukan
dengan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. Adapun
kriteria yang pilih adalah peserta didik yang tergolong siap menghadapi ujian dan
kurang siap dalam menghadapi ujian. Peneliti melakukan wawancara mendalam
untuk menemukan informasi lebih akurat mengenai peserta didik yang menjadi
sampel penelitian. Wawancara mendalam yang dilakukan dengan orang terdekat,
teman kelas ataupun dari guru. Subjek yang diteliti adalah Si Ndan Si A.
Hasil penelitian diperoleh bahwa Si N menyiapkan diri dalam menghadapi
ujian sebagaimana dalam tiga hukum belajar throndike, Si N menyiapkan fisik dan
mentalnya dan sering melakukan latihan dalam menghadapi ujian. Si A kurang
mempersiapkan diri baik fisik maupun mental dalam menghadapi ujian, Si A sangat
jarang masuk sekolah, sering bolos dan jarang melakukan latihan mengerjakan soal.
Selain itu, keretakan hubungan rumah tangga orang tuanya yang mengakibatkan Si A
merasa tidak diperdulikan.
Implikasi yang diajukan dalam penelitian ini agar guru menjalin komunikasi
yang baik kepada orang tua. Agar peserta didik tidak bertindak ke hal-hal yang dapat
merusak dan merugikan diri mereka dan tidak mencontoh hal-hal yang buruk, seperti
bolos dan malas ikut pelajaran.
Kata kunci: Kesiapan, Ujian, Belajar
xii
ABSTRACT
Name : Nuraeni
Nim : 20600114042
Tittle : Analysis of Student Preparedness toward Final Examination at
the ninth-grade students of MTS AINUS SYAMSI (A Case Study
based on Throndike Theory)
The aims of this study were : 1) to find out how students' learning
preparedness in facing the final examination at the ninth-grade students of MTS
AINUS SYAMSI, 2) to know the obstacles of students in facing the final examination
at the ninth-grade students of MTS AINUS SYAMSI. This research, a descriptive
qualitative research, used case study approach. Furthermore, data source selection
technique was done by purposive sampling particularly maximum variation sampling.
Sampling was done by selecting subjects based on the specific criteria considered by
the researcher. The criteria selected are learners who are classified ready to face the
exam and less ready to face the exam. The researchers conducted in-depth interviews
to find more accurate information about the students who were research subjects by
interviewing the close people, classmates or teachers. Hence, research subjects were
Si N dan Si A.
The results obtained that Si N prepared himself to face the test as in the
throndike three laws of learning , Si N were ready physically and mentally, and
frequently did exercises to face the exam. Meanwhile, Si A was not ready either
physically or mentally to face the test, Si A rarely went to school, often skept and
rarely did the exercises. In addition, the parents household relationship made Si A
uncared.
Implications proposed in this study for teachers were to establish good
communication to the parents. Therefore, the learners did not act damaged and
harmed thing and did not imitate negative thing , such as skipping and lazy to learn.
Keyword : Preparednees, Examination, Learn
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ujian atau evaluasi adalah suatu penilaian yang digunakan untuk mengukur
tingkat pemahaman peserta didik. Evaluasi biasanya diberikan setelah terlaksananya
kegiatan belajar mengajar. Dalam belajar sangatlah dibutuhkan persiapan diri untuk
mengahadapinya. Belajar adalah cara seseorang untuk mengetahui suatu perihal yang
belum bisa dilakukan. Seseorang baru dapat dikatakan belajar tentang sesuatu apabila
dalam dirinya sudah terdapat kesiapan untuk mempelajari sesuatu itu. Akan tetapi
belajar yang sesungguhnya bukan hanya semata-mata mengumpulkan atau
mnghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran.
Pelaksanaan proses belajar mengajar, merupakan kejadian atau peristiwa
interaksi antara pendidik dan peserta didik yang diharapkan menghasilkan perubahan
pada peserta didik, dari belum mampu menjadi mampu, dari belum terdidik menjadi
terdidik, dari belum kompeten menjadi kompeten. Inti dari proses belajar mengajar
adalah efektivitasnya. Tingkat efektivitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
perilaku pendidik dan perilaku peserta didik. Perilaku peserta didik yang efektif,
antara lain motivasi atau semangat belajar, keseriusan, perhatian, kerajinan,
kedisiplinan, keingintahuan, pencatatan, pertanyaan, senang melakukan latihan soal,
dan sikap belajar yang positif. Sebagaimana pendapat (Dimyati dan Mudjono) dalam
buku belajar dan pembelajaran menyatakan bahwa guru adalah pemegang kunci
pembelajaran dan pelaku aktif dalam pembelajaran adalah peserta didik.
2
Proses belajar mengajar merupakan proses yang terpenting karena dari sinilah
terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Di sini pula campur
tangan langsung antara pendidik dan peserta didik berlangsung sehingga dapat
dipastikan bahwa hasil pendidikan sangat tergantung dari perilaku pendidik dan
perilaku peserta didik. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang
terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut
merupakan rangkaian utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Peristiwa pembelajaran
adalah gambaran sederhana tentang paradigma aktivitas peserta didik dan pendidik
yang terjadi secara komplementer (saling isi mengisi) dan saling ketergantungan
dalam situasi pembelajaran (Yaumi, 2012: 46)
Sebagaimana Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 pasal 40, ayat (2) tahun
2003 tentang sistem pendidikan Nasional disebutkan bahwa “ Guru dan tenaga
kependidikan berkewajiban: menciptakan (1) suasana pendidikan yang
bermakna,menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; (2) mempunyai komitmen
secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan (3) memberi teladan
dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan
yang diberikan kepadanya”. Dari tuntutan perundang-undangan tersebut, jelaslah
bahwa seorang guru selain mengajar dan mendidik, juga memberikan stimulus untuk
menyiapkan mental peserta didik yang berbudi pekerti baik, misalnya dengan belajar
yang tekun agar dapat membanggakan nama baik sekolah.
Guru dituntun agar dapar memberikan stimulus yang baik agar peserta didik
dapat menyadari pentingnya belajar. Peserta didik yang paham akan pentingnya
belajar akan menyiapakan diri menghadapi ujian sebaik mungkin untuk memperoleh
pengetahuan dan mencapai keberhasilan di masa yang akan datang. Bukan hanya
3
undang-undang, dalam Al-qur’an dijelaskan tentang pentingnya mempersiapkan diri
dalam belajar dalam menghadapi ujian, sebagaimana dalam Al-quran Surah Al-Anfal
ayat 60 yang bacaannya seperti:
Artinya:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan
itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka
yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apasaja yang kamu
nafkahkan kepada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan
kamu tidak akan di aniaya (dirugikan).
Berdasarkan ayat tersebut, pentingnya peserta didik mempersiapkan diri
dalam menghadapi ujian. Persiapan yang dilakukan baik berupa fisik maupun mental.
Peserta didik harus meningkatkan waktu belajar dan melatih diri mengerjakan soal-
soal ujian untuk memudahkannya dalam mengerjakan soal ujian. Dan percaya Allah
akan memberikan kemudahan dalam menghadapi ujian.
Hal ini sejalan dengan definisi belajar menurut Throndike menurut (Ulfiani
Rahman) dalam buku Memahami Psikologi dalam Pendidikan Teori dan Aplikasi,
dimana menurutnya belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.
Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti
pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.
Sedangkan respon yaitu interaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang
4
juga dapat berupa pikiran, perasaan atau gerakan/tindakan. Dalam teori ini orang
yang bisa menguasai hubungan stimulus dan respon sebanyak-banyaknya maka dapat
dikatakan orang ini merupakan orang yang berhasil dalam belajar. Adapun cara untuk
membentuk hubungan stimulus dan respon dengan melakukan pengulangan.
Berdasarkan pemahaman saya, belajar bukan hanya sekedar menghadiri kegiatan
pembelajaran di dalam kelas. Belajar adalah bagaimana seorang peserta didik dapat
memperoleh pengetahuan setelah guru memberikan pelajaran. Peserta didik dapat
memperoleh informasi dan mengaplikasikan pelajaran yang diterimanya. Peserta
didik dapat merespon baik pembelajaan dengan aktif pada saat belajar.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat,akan lebih luas dari itu. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Tak bisa dipungkiri bahwa
dalam dalam belajar, peserta didik terkadang lupa dengan tugas yang diberikan. Lupa
merupakan sesuatu yang tercela dalam belajar. Tetapi lupa adalah sifat umum
manusia. Setiap orang dapat lupa, penyelidikan menunjukkan bahwa sehari sesudah
para peserta didik mempelajari sesuatu bahan pelajaran atau mendengarkkan suatu
ceramah, mereka banyak melupakan apa yang telah mereka peroleh sejam setelah
pelajaran tersebut. Sehubungan dengan kenyataan itu, untuk mengatasi
kelupaan,diperlukan kegiatan “ulangan”. Mengulang- ulang suatu pekerjaan atau
fakta yang sudah dipelajari membuat kemampuan para peserta didik untuk
mengingatnya akan semakin bertambah. Mengulang atau memeriksa dan mempelajari
kembali apa yang sudah dipelajari, maka kemungkinan untuk mengingat bahan
pelajaran menjadi lebih besar.
5
Kesiapan belajar peserta didik sangat dibutuhkan. Akan tetapi, tidak semua
peserta didik mampu menerapkan. Sebagian hasil wawancara tertulis yang yang
dilakukan kepada peserta didik yang pertama kali dilakukan peneliti untuk
mengetahui bagaimana kesiapan peserta didik MTS AINUS SYAMSI dalam
menghadapi ujian. Alasan mereka pun berbeda-beda ada yang mengatakan mereka
siap, tetapi secara prakteknya belum nampak, misalnya belum pernah latihan
menjawab soal UN SMP/MTS, ada pula yang mengatakan masih lama. Namun ada
juga peserta didik yang mengatakan mereka sudah siap menghadapi ujian, kesiapan
mereka dengan belajar, menyiapkan mental dan sering membaca buku. Selain itu,
belum diberikannya kelas tambahan (les) oleh guru kepada peserta didik. Menurut
mereka ujian merupakan suatu hal yang penting, karena dengan ujian dapat mengasah
otak dan mengetahui pelajaran-pelajaran yang telah diajarkan oleh guru, dan nilai
sangatlah penting untuk masa depan. Adapula yang beranggapan bahwa ujian adalah
penentu kelulusan dan mengajarkan diri untuk lebih giat untuk belajar. Guru
memberikan motivasi kepada peserta didik agar giat belajar, tetapi guru tidak pernah
memberitahu peserta didik tentang peserta didik yang tidak lulus pada tahun
sebelumnya. Padahal itu bisa menjadi motivasi agar mereka belajar dengan sungguh-
sungguh agar tidak terulang lagi adanya peserta didik yang tidak lulus.
Sebagaimana berdasarkan wawancara yang dilakukan pada guru menyatakan
bahwa kesiapan belajar peserta didik menghadapi ujian sudah hampir 70%, setiap
guru memberikan himbauan bahwa tak lama lagi mereka akan melakukan ujian,
mereka diberikan motivasi untuk menghadapi ujian dengan membentuk kelompok
belajar. Dalam kelompok belajar tersebut mereka hanya sekedar bertukar pikiran
tentang pelajaran yang mereka pelajari. Kelompok belajar ini pun masih kurang
6
efisien dimana hanya beberapa peserta didik saja yang melakukan kelompok belajar
tersebut. Selain itu, pandangan guru tentang bagaimana pentingnya peserta didik
menghadapi ujian, gurunya mengatakan bahwa UN penting untuk peserta didik sebab
UN merupakan tolak ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik
dalam belajar selama 3 tahun. Ada juga yang beranggapan bahwa ujian sangat
penting sebab untuk menghadapi ujian harus ada persiapan yang matang dari peserta
didik. Menurut beberapa guruperilaku yang tampak dari peserta didik ketika
diinfokan akan dilakukan ujian, ada beberapa peserta didik yang gembir, kaget, ada
yang biasa-biasa saja, ada juga terlihat khawatir dan was-was. Selain itu guru juga
memberikan arahan-arahan kepada peserta didik dalam mengerjakan ujian dalam
bentuk simulasi. Adapun strategi yang diberikan guru untuk meningkatkan kesiapan
belajar peserta didik dalam menghadapi ujian adalah dengan mengajarkan
pembahasan soal-soal ujian tahun sebelumnya, berdasarkan SKL. Selain itu,
bimbingan ekstra les dan cara mengerjakan soal pilihan ganda dengan menjawab soal
yang dianggap mudah terlebih dahulu. Peserta didik belum menyiapkan diri dalam
menghadapi ujian, dikarenakan peserta didik masih menganggap ujian adalah hal
yang menakutkan sehingga menjadikannya beban (fisiologis), dan kurangnya
motivasi dari orang tua. Selain itu materi pembelajaran tidak dikuasai khususnya
materi pembelajaran pemahaman dan perhitungan dan malas masuk belajar.
Oleh karena itu, maka peneliti akan melakukan penelitian terhadap beberapa
peserta didik di MTS AINUS SYAMSI, untuk mengetahui bagaimana perkembangan
kesiapan belajar peserta didik, apakah akan tetap sama dengan wawancara yang
dilakukan ataukah akan meningkat seiring dengan semakin dekatnya ujian akhir
7
sekolah dan hambatan apa saja yang menyebabkan mereka tidak menyiapkan diri
dalam menghadapi ujian.
B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
1. Fokus Penelitian
Karena adanya keterbatasan peneliti, baik tenaga, dana dan waktu serta agar
hasil penelitian lebih terfokus, maka peneliti tidak akan melakukan penelitian
terhadap keseluruhan hal yang ada pada obyek atau situasi sosial tertentu.
Berdasarkan studi pendahuluan di atas dan referensi yang penulis temukan,
maka peneliti memfokuskan pada “Bagaimana kesipan peserta didik kelas IX MTS
AINUS SYAMSI dalam menghadapi ujian akhir sekolah berdasarkan teori throndike
dan apa saja hambatan peserta didik dalam menyiapkan diri menghadapi ujian akhir
sekolah”. Fokus penelitian tersebut kemudian diuraikan dalam beberapa aspek-aspek,
yaitu:
a. Kesiapan peserta didik dalam menghadapi ujian peserta didik kelas IX MTS
AINUS SYAMSI dengan berlandaskan pada hukum teori throndike.
b. Penghambat peserta didik kelas IX MTS AINUS SYAMSI dalam menghadapi
ujian akhir sekolah.
2. Deskripsi Fokus
Untuk mendapatkan gambaran konkrit tentang arah, objek dan tujuan
penulisan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ilmiah, maka perlu
diuraikan deskripsi fokus penelitian yang jelas agar tercapai tujuan yang diinginkan.
Teori Throndike menjelaskan bahwa yang menjadi dasar belajar adalah
asosiasi antara kesan pancaindera (stimulus) dengan impuls untuk bertindak (respon).
8
Dalam teori throndike dijelaskan tiga hukum utama belajar yaitu hukum kesiapan,
hukum latihan dan hukum efek/kesan.
Hukum kesiapan menunjukkan keadaan-keadaan dimana peserta didik
cenderung untuk mendapatkan kepuasan atau ketidakpuasan, menerima atau menolak
sesuatu atau dikenal juga dengan taraf kematangan untuk mulai belajar.
Hukum latihan adalah latihan yang diulangan-ulangan untuk ditingkatkan
kemahiran. Hukum ini menyatakan bahwa respon terhadap stimulus dapat diperkuat
dengan seringnya respon itu dipergunakan. Hal ini menghasilkan implikasi bahwa
praktik, khususnya pengulangan dalam pengajaran adalah penting dilakukan.
Hukum Kesan (efek) dimana kesan yang menyenangkan meningkatkan
hubungan antara rangsangan dan gerak balas. Hukum menyatakan bahwa tercapainya
keadaan yang memuaskan akan memperkuat hubungan antara stimulus dan respon.
Hambatan merupakan segala hal yang menghalangi dan melemahkan
penerapan suatu kegiatan. Hambatan yang dimaksudkan adalah hal-hal yang
menghambat peserta didik menyiapkan diri belajar untuk menghadapi ujian akhir
sekolah.
Upaya adalah usaha yang dilakukan sebagai bentuk pemecahan masalah atau
persoalan yang dialami. Upaya yang dimaksudkan adalah usaha yang dilakukan
sebagai solusi dari hambatan yang dialami dalam menyiapkan peserta didik kelas IX
MTS AINUS SYAMSI menghadapi ujian akhir sekolah.
C. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana kesiapan peserta didik dalam menghadapi ujian peserta didik
kelas IX MTS AINUS SYAMSI?
9
2. Apa saja hambatan peserta didik dalam menyiapkan diri menghadapi ujian
akhir sekolah?
D. Kajian Pustaka
Adapun penelitian sebelumnya yang dianggap relevan dengan penelitian ini
diantaranya penelitian yang akan dilakukan oleh Akhmad Wahid Abdillah. Dimana
hasil penelitiannya yang terdapat pengaruh yang signifikan antara kesiapan belajar
terhadap hasil pembelajaran bahasa Arab Kajian Kitab Ibnu Aqil Di Kelas Alfiyyah 2
Pondok Pesantren Al-Luqmaniyah Yogyakarta Tahun akademik 2014/2015.
Terdapat hubungan yang cukup kuat antara kesiapan belajar terhadap hasil
pembelajaran bahasa Arab. Penelitian Sintia Novita Sari juga menjelaskan terdapat
pengaruh yang signifikan antara kesiapan belajar dengan keaktifan peserta didik.
Selain penelitian tersebut, terdapat pula yang dilakukan oleh Zuklarnain, dimana hasil
penelitian yang dilakukan yang menyatakan bahwa beberapa SMA di kota Jambi
memeiliki kesiapan belajar yang sangat baik dalam mengikuti pembelajaran Biologi.
Hal tesebut dikarenakan terdapat faktor internal dan eksternal yang sangat baik,
seperti indikator jasmaniah dan indikator dari keluarga yang baik.
Berdasarkan kajian yang penulis dapatkan di atas maka penulis beranggapan
bahwa penelitian ini merupakan sesuatu yang perlu dilakukan karena penelitian yang
dilakukan peneliti memfokuskan pada tiga aspek hukum Teori Throndike mengenai
kesediaan, latihan dan apa akibat yang diperoleh jika peserta didik mengabaikan
ujian. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus untuk mengetahui apa-apa saja
yang menjadi faktor ketidaksiapan peserta didik dalam menghadapi ujian.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
10
1. Untuk mengetahui bagaimana kesiapan peserta didik dalam menghadapi ujian
peserta didik kelas IX MTS AINUS SYAMSI
2. Untuk mengetahui penghambat peserta didik kelas IX MTS AINUS SYAMSI
dalam menghadapi ujian akhir sekolah
F. Kegunaan penelitian
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pengembangan ilmu pengetahuan. Adapun secara praktis bagi guru sebagai masukan
dalam menentukan langkah yang tepat dalam meningkatkan kesiapan belajar peserta
didik mengahadapi ujian akhir sekolah berdasarkan teori throndike tersebut.Bagi
Peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan membantu peserta
didik dalam menyiapkan diri dalam menghadapi ujian akhir sekolah. Adapun bagi
penulis dapat menambah pengalaman dan wawasan baik dalam bidang penelitian
pendidikan maupun penulisan karya ilmiah. Bagi Sekolah untuk perkembangan
kualitas sekolah secara institusional, berupa peningkatkan proses belajar mengajar
serta untuk peningkatkan hasil belajar peserta didik di sekolah. Dan bagi pembaca
untuk menambah wawasan dan bahan referensi dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik khususnya pada mata pelajaran fisika.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Belajar
1. Definisi Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih
Sukmadinata, menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu
berlangsung melalui kegiatan belajar. Pengertian belajar dari para ahli , sebagaimana
menurut Moh.Surya: “Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang
dilakukanoleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya”. Menurut Witherington, ”Belajar merupakan perubahan
dalam kepribadian yang di manifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru
berbentuk keterampilan sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapannya”.Menurut
Crow, “Belajar adalah diperolehnya perasaan kebiasaan, pengetahuan dan sikap
baru”. Adapun Hilgard: “Belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul atau
berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”. Selain itu, menurut Di
Vesta dan Thompson, “Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap
sebagai hasil dari pengalaman”. Menurut Gage & Berliner: “Belajar adalah suatu
proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman”.
Dari beberapa pengertian belajar tersebut di atas, kata kunci dari belajar
adalah perubahan perilaku (Yudhawati dan Dany Haryanto, 2011:32).
Belajar merupakan proses yang harus terus-menerus, yang tidak pernah
berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal ini berdasarkan pada asumsi
11
bahwa sepanjang kehidupan manusia akan selalu dihadapkan pada masalah atau
tujuan yang ingin dicapainya. Dalam proses mencapai tujuan itu, manusia akan
dihadapkan pada berbagai rintangan. Manakala rintangan sudah dilaluinya, maka
manusia akan dihadapkan pada tujuan atau masalah baru; untuk mencapai tujuan baru
itu manusia akan dihadapkan pada rintangan baru pula, yang kadang-kadang
rintangan itu semakin berat. Demikianlah siklus kehidupan dari mulai lahir sampai
kematian manusia akan senantiasa dihadapkan pada tujuan dan rintangan yang terus
menerus. Dikatakan manusia yang sukses dan berhasil manakala ia dapat menembus
rintangan itu; dan dikatakan manusia gagal manakala ia tidak dapat melewati
rintangan yang dihadapinya. Atas dasar itulah, sekolah yang berperan sebagai wahana
untuk memberikan latihan bagaimana cara belajar. Melalui kemampuan bagaimana
cara belajar peserta didik akan dapat belajar memecahkan setiap rintangan yang
dihadapi sampai akhir hayatnya (Sanjaya, 2006: 110).
2. Kesiapan Belajar
Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan berkenaan dengan bahan
belajar. Aktivitas belajar yang dilakukan peserta didik merupakan sebagai suatu
proses, dalam mempelajari sesuatu, karena belajar merupakan kegiatan pokok, selain
itu juga belajar merupakan kunci dalam pembentukan kompetensi peserta didik
karena peserta didik baru belajar apabila semua yang berkaitan dengan proses belajar
sudah ada kesiapan dari dalam dirinya.
Diera globalisasi ini peserta didik dituntut harus lebih aktif dan mandiri dalam
proses belajar, tidak pasif dan hanya mengharapkan atau mengandalkan guru dan
orang lain sebagai pemberi materi. Misalnya dalam suatu sekolah ada seorang guru
yang tidak bisa hadir di dalam kelas untuk memberikan materi pelajaran maka peserta
12
didik harus berinisiatif mencari bahan atau sumber belajar sendiridengan cara
memanfaatkan perpustakaan sekolah, dengan mencari buku pelajaran yang sesuai dan
belajar mandiri untuk memahami materi atau pelajaran yang belum atau yang sudah
diberikan oleh guru tersebut.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran. Pengalaman belajar yang dimaksud adalah kecakapan yang perlu
dikuasai oleh peserta didik sehingga pembelajaran disini lebih ditekankan pada proses
belajarnya (Warsita, 2001: 86).
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat penting.
Guru menentukan segalanya, mau diapakan peserta didik? Apa yang harus dilakukan
peserta didik?. Semuanya tergantung guru. Oleh karena itu, pentingnya peran guru,
maka biasanya proses pengajaran hanya berlangsung manakala ada guru; dan tak
mungkin ada proses pembelajaran tanpa ada guru. Sehubungan dengan proses
pembelajaran yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga peran utama yang
harus dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai informasi
dan guru sebagai evaluator. Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses
pengajaran, guru harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan, misalnya materi
pelajaran apa yang harus disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, media apa
yang harus digunakan dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan perannya sebagai
penyampai informasi, sering guru menggunakan metode ceramah sebagai metode
utama. Metode ini merupakan metode yang dianggap ampuhdalam proses
pembelajaran. Karena pentingnya metode ini, biasanya guru merasa mengajar apabila
13
sudah melakukan ceramah dan tidak mengajar jika tidak menggunakan metode
ceramah. Sedangkan sebagai evaluator, gurujuga berperan dalam menentukan alat
evaluasi keberhasilan pengajaran. Biasanya kriteria keberhasilan proses pengajaran
diukur dari sejauh mana peserta didik dapat menguasai materi yang disampaikan
guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran, proses interaksi antara peserta pelatihan dan
pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang
telah dipersiapkan sebelumnya dalam rangka mencapai tujuan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran ini harus selalu mengingat prinsip pembelajaran yait mengalirkan
kompetensi kunci dalam setiap kegiatan dan aktivitasnya yang selalu bersentral pada
fokus peserta pendidikan dan pelatihan. Untuk itu hal yang perlu dipertimbangkan
dalam pelaksanaan pembelajaran, antara lain pendekatan pembelajaran, metode
pembelajaran, tahap pembelajaran dan tempat pelaksanaan pembelajaran (Sanjaya,
2006: 96-97).
Pengelolaan kegiatan belajar mengajar merupakan pembelajaran utuh dan
menyeluruh yang dimulai dari perencanaan dan pelaksaan hingga evaluasi
pembelajaran, termasuk evaluasi program dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
seperti yang telah ditentukan. Keberhasilan kegiatan mengajar atau pendidikan
pelatihan untuk mewujudkan mutu tamatan yang sesuai dengan profil kompetensi
yang telah diformulasikan dalam kurikulum sangat ditentukan oleh mutu pengelolaan
kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan tuntas. Ketuntasan kegiatan
pembelajaran sangat ditentukan oleh kepedulian, kemauan, kepabilitas dan kerja
keras semua unsur (Daryanto, 2013: 312).
Dengan kesiapan belajar yang dimilikinya maka peserta didik mampu menjadi
generasi penerus bangsa ini serta mampu bersaing hidup secara mandiri, mampu
14
menghadapi tantangan kehidupan dan memiliki kualitas serta karakter yang baik. Ada
beberapa aspek yang menyebabkan peserta didik tidak mempunyai kesiapan dalam
belajar yaitu:
a. Kondisi fisik, mental dan emosional,
b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan,
c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.
Kondisi fisik yang sehat, mental (emotional) yang baik, kebutuhan belajar
yang mendukung maka proses belajar serta tujuan pembelajaran dapat berjalan
dengan baik dimana kesiapan (readness) mempengaruhi hasil belajar peserta didik,
jika hasil belajar peserta didik tidak tercapai dengan baik pula, maka tujuan
pembelajaran juga tidak dapat tercapai dengan baik pula. Menurut Slameto
(2010:113) “kesiapan belajar adalah keseluruhan kondisi seseorang yang
membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap
suatu situasi”. Sedangkan menurut Cronbach (2006:191) “kesiapan belajar adalah
segenap sifat atau kelakuan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara
tertentu”.
Pendapat-pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa, kesiapan belajar
merupakan suatu kesatuan usaha untuk melengkapi kemampuan yang dimilikinya
dalam mengambil tindakan atau memberi respon dari apa yang akan atau sedang
dihadapinya dalam belajar.
Faktor yang membentuk kesiapan belajar menurut Soemanto (2006:191)
meliputi:
15
1) Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologi, ini menyangkut pertumbuhan
terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat indra, dan
kapasitas intelektual,
2) Motivasi, yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan-tujuan
individuuntuk mempertahankan serta mengembangkan diri.
Adapun prinsip-prinsip kesiapan meliputi:
a) Semua aspek perkembangan beriteraksi (saling mempengaruhi),
b) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari
pengalaman,
c) Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan,
dan
d) Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama
masa pembentukan dalam masa perkembangan.
(Sinta, 2017 :12-13)
B. Teori-Teori Belajar
Beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
1. Teori- teori Belajar Behaviorisme
Behaviorisme merupakan adalah aliran psikologi yang memandang individu
hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaiakan aspek-aspek mental. Dengan
kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat, dan
perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-
refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Dalam
teori-teori belajar Behaviorisme termasuk teori Pavlov, skinner dan Throndike
a. Teori Belajar Pavlov
16
Teori belajar gagasan Ivan Pavlov disebut dengan teori pembiasaan klasik
(classical conditioning). Kata classical yang mewakili nama teori ini semata-mata
dipakai untuk menghargai karya Pavlov yang dianggap paling dahulu di bidang
conditioning (upaya pembiasaan) dan untuk membedakannya dari teori conditioning
lainnya (Gleitment, 1986). Selanjutnya, mungkin karena fungsinya, teori Pavlov juga
dapat disebut respondent conditioning (pembiasaan yang dituntut). Teori ini sering
disebut juga contemporary behavioris atau juga disebut S-R psychologists yang
berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward)
atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan (Hergenhanh & Olson, 1997). Jadi,
tingkah laku belajar mendapat jalinan yang erat antara reaksi behavioral dengan
stimulasinya. Guru yang menganut pandangan ini bahwa masa lalu dan masa
sekarang dan segenap tingkah laku merupakan reaksi terhadap lingkungan mereka
merupakan hasil belajar. Teori ini menganalisis kejadian tingkah laku dengan
mempelajari latar belakang penguatan (reinforcement) terhadap tingkah laku tersebut
(Rahman, 2014:33-34).
b. Teori Belajar Burrhus Frederic Skinner
Menurut Skinner (Hall & Lindzey dalam Ulfiani Rahman, 2014: 47-48) unsur
yang terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement) dan hukuman
(punishment). Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan
probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment)
adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa teori belajar operan kondisioning Skinner
(Ulfiani, 2014:52-53) memberi banyak konstribusi untuk praktik pengajaran.
Konsekuensi penguatan dan hukuman adalah bagian dari kehidupan dan murid. Jika
17
dipakai secara efektif, pandangan teori ini akan mendapat bantuan para guru dalam
pengelolaan kelas. Demikian pula prinsip-prinsip dan hukum-hukum belajar yang
tertuang dalam teori ini akan membantu guru dalam menggunakan pendekatan
pengajaran yang cocok untuk mencapai hasil belajar dan perubahan tingkah laku yang
positif bagi anak didik.
c. Teori Belajar Kognitif
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor
aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan
sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu. Menurut Piaget
bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu sensor motorik,
pra operasional, operasioanal konkret, dan operasional formal.
d. Teori Belajar Gestalt
Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan
dipandang sebagai sesuatu keseluruhan atau terorganisasikan. Terdapat empat asumsi
yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:
1) Perilaku “Molar” hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku
“Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam bentuk konstruksi
otot atau keluarannya kelenjer, sedangkan perilaku “Molar” adalah perilaku
dalam keterkaitan dengan lingkungan luar. Perilaku “Moral” lebih
mempunyai makna dibandingkan dengan perilaku “Molecular”.
2) Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara
lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis
adalah lingkungan yang sebenarnya, sedangkan lingkungan behavioral
merujuk pada sesuatu yang nampak.
18
3) Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu
bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau
peristiwa.
4) Pemberian makna merupakan suatu rangsangan sensoris atau merupakan suatu
proses yang dinamis dan bukan merupakan suatu proses yang statis. Proses
pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran
terhadap rangsangan yang diterima (Yudhawati dan Dany Haryanto, 2011: 41-
47).
e. Teori Koneksionisme Throndike
1) Pengertian Teori Throndike
Menurut Throndike, belajar merupakan peristiswa terbentuknya asosiasi-
asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus (s) dengan respon (R). Stimulus
adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk
mengaktifkan organisme untuk bereaksi atau berbuat. Sedangkan respon adalah
tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang (Hergenhahn & Olson,
1997). Adapaun teori Throndike ini disebut teori koneksionisme. Belajar adalah
pembentukan hubungan stimulus dan respon sebanyak-banyaknya. Dalam artian
dengan adanya stimulus itu maka diharapkan timbullah respon yang maksimal, teori
ini juga sering disebut dengan teori trial and error. Dalam teori trial and error ini,
berlaku bagi semua organisme dan apabila organisme ini dihadapkan dengan keadaan
atau situasi yang baru maka secara otomatis organisme ini memberikan respon atau
tindakkan-tindakkan yang bersifat coba-coba atau bisa juga berdasarkan naluri karena
pada dasarnya disetiap stimulus itu ditemukan respon. Apabila dalam tindakan-
tindakan yang dilakukan itu memerlukan perbuatan atau tindakan yang cocok atau
19
memuaskan maka tindakan ini akan disimpan dalam benak seseorang atau organisme
lainnya karena dirasa diantara tindakan-tindakan yang paling cocok adalah itu, selama
yang telah dilakukan dalam menanggapi stimulus dan situasi baru. Jadi dalam teori
ini pengulangan-pengulangan respon atau tindakan dalam menanggapi stimulus atau
situasi baru itu sangat penting sehingga seseorang atau organise mampu menemukan
tindakan-tindakan yang tepat dan dilakukan secara terus menerus agar lebih tajam dan
tidak terjadi kemunduran dalam tindakan atau respon terhadap stimulus (Rahman,
2014:56-57).
2) Tiga Hukum Dalam Belajar
Thorndike memandang belajar sebagai suatu usaha memecahkan problem.
Berdasarkan eksprimen yang dilakukanya,ia memperoleh tiga buah hukum dalam
belajar (Hergenhahn & Olson,1997),yaitu:
a) Hukum Kesediaan
Yaitu kesediaan dari segi psikimotor, efektif, kognitif sebelum boleh belajar.
Hukum ini mengajarkan bahwa dalam memberikan respon, subjek harus siap dan
disiapkan. Hukum ini menyangkut syarat kematangan dalam pengajaran, baik
kematangan fisik, maupun mental dan intelek. Stimulus tidak akan direspon atau
responya akan lemah saja, bila pelajar kurang atau belum siap.
b) Hukum Latihan
Latihan yang diulang-ulang untuk ditingkatkan kemahiran. Hukum ini
menyatakan bahwa respon terhadap stimulus dapat diperkuat dengan seringnya
respon itu dipergunakan. Hal ini menghasilkan implikasi bahwa praktik, khususnya
pengulangan dalam pengajaran adalah penting dilakukan.
c) Hukum Kesan (efek)
20
Kesan yang menyenangkan meningkatkan hubungan antara rangsangan dan
gerak balas. Hukum menyatakan bahwa tercapainya keadaan yang memuaskan akan
memperkuat hubungan antara stimulus dan respon. Maksudnya bila respon terhadap
stimulus menimbulkan sesuatu yang memuaskan, misalnya menyenangkan, maka
subjek akan memberikan respon yang lebih cepat dan intens. Bila hubungan stimulus
dan respon tidak diikat oleh sesuatu maka respon itu akan melemah bahkan tidak
akan ada respon sama sekali.
Secara umum hukum ini berbunyi “sesuatu yang menimbulkan efek yang
mengenakkan akan cenderung diulangi dan sebaliknya”. Hukum ini dapat bermanfaat
didalam proses belajar mengajar bila program pengajaran menghasilkan keuntungan
pada murid. Kalau demikian, hadiah dalam ukuran yang tepat serta hukuman yang
wajar akan bermanfaat bagi keberhasilan pendidikan. Selain itu, hasil belajar itu
sendiri berfungsi sebagai hadiah (yang mengenakkan) bagi murid.
3) Prinsip-Prinsip Belajar Thorndike
Terdapat beberapa prinsip belajar yang dikemukakan oleh thorndike
(Hergenhahn&Olson, 1997),antara lain:
a) Pada saat orang saat seseorang berhadapan dengan situasi yang baru, berbagai
respon yang dilakukan. Adapun respon tiap-tiap individu tidak sama walaupun
menghadapi situasi yang sama, sehingga akhirnya tiap individu mendapatkan respon
atau tindakan yang cocok dan memuaskan. Seperti seseorang yang sedang
dihadapkan dengan problema keluarga maka seseorang akan menghadapi dengan
respon yang berbeda-beda walaupun situasinya sama, orang tua dihadapkan dengan
perilaku anak yang kurang wajar.
21
b) Dalam diri setiap orang sebenarnya sudah tertanam potensi untuk mengadakan
seleksi terhadap unsur-unsur yang penting dan kurang penting, hingga akhirnya
menemukan respon yang tepat. Seperti orang yang dalam masa perkembangan dan
menyongsong masa depan maka sebenarnya dalam diri orang tersebut sudah
mengetahui unsur penting yang harus dilakukan demi mendapatkan hasil yang sesuai
dengan yang diinginkan.
c) Orang cenderung memberikan respon yang sama tehadap situasi yang sama.
Seperti apabila seseoarang dalam keadaan stress karena diputus oleh kekasihnya dan
ia mengalami ini berulang kali, maka sudah barang tentu ia akan merespon situasi
tersebut seperti yang dilakukan dahulu (Rahman. 2014:58-59).
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
1. Faktor Internal Dalam Belajar
Dalam belajar, ada beberapa faktor yang memengaruhi yaitu: faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek fisik dan aspek psikis.
a. Aspek fisik
Aspek fisik yang mempengaruhi belajar adalah aspek fisiologis berupa
kesehatan jasmani. Jasmani yang sehat akan mempengaruhi keberhasilan seseorang
didalam menjalani pekerjaan, termasuk studi. Seorang sehat secara jasmani, seperti
tidak buta, tidak tuli, pusing, sakit kepala, dan lain-lain. Akan dapat mempengaruhi
konsentrasi seseorang didalam mencapai tujuan pembelajaran.
b. Aspek psikologis
Aspek psikologis adalah aspek yang bersifat rohaniah meliputi beberapa hal:
1) Intelegensi
22
Santrock mengemukakan definisi tentang intelegensi yaitu memecahkan
masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada dan belajar dari pengalaman hidup
sehari-hari. Lalu mengikuti pendapat tradisi, kecerdasan, upaya mental seseorang
individu yang dapat diukur. Alfred Binet berhasil membuat uji kecerdasan yang
dikenal dengan skala (1905) seperti menguji kecerdasan peserta didik dengan
berdasarkan ingatan mereka dari aspek kemampuan menyentuh dan membuat desain
hingga kemampuan mendefinisikan konsep yang abstrak. Dari hal tersebut maka
definisi tentang intelegensi merefleksikan kekuatan masing-masing kerangka fikir
(Campbell, Campbell & Dickinson, dalam Santrock 2007), meliputi: kecerdasan
verbal, kecerdasan matematika, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan tubuh-
kinestetik, kecerdasan linguistik, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial
2) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk melakukan
tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.
3) Motivasi
Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorong melakukan sesuatu.
Motivasi terbagi menjadi 2 yaitu:
a) Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik keadaan dari dalam diri individu, terdiri dari dorongan dan
minat individu untuk melakukan suatu aktivitas tanpa berharap adanya ganjaran.
b) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah keadaan dari luar diri individu untuk melakukan
aktivitas. Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi, yaitu motivasi dan minat,
23
motivasi dengan naluri dan inkuri, motivasi dengan desakan dan kebutuhan, serta
motivasi dengan sikap, harapan, dan aspirasi (Rahman, 2014: 116-126).
2. Faktor-faktor Ekstern Belajar
Proses belajar didorong oleh motivasi instrinsik peserta didik. Di samping itu
proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh
lingkungan peserta didik. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat bila
program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa
pendidikan guru di sekolah merupakan faktor ekstern belajar. Ditinjau dari segi
peserta didik, maka ditemukan beberapa faktor ekstern yang berpengaruh pada
aktivitas belajar. Faktor-faktor tersebut adalah guru sebagai pembina peserta didik
belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial
peserta didik di sekolah, dankurikulum sekolah (Mudjiono dan Dimyati, 2002: 247-
253).
3. Kebiasaan Belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang
baik. Kebiasaan tersebut antara lain berupa belajar pada akhir semester, belajar tidak
teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi,
datang terlambat bergaya pemimpin, bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui
teman yang lain, dan bergaya minta”belas kasihan” tanpa belajar. Kebiasaan-
kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah yang ada di kota besar, kota
kecil, dan pelosok tanah air. Untuk sebagian, kebiasaan belajar tersebut disebabkan
oleh ketidak mengertian peserta didik pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat
diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri. Pemberian penguatan
24
dalam keberhasilan belajar dapat mengurangi kebiasaan kurang baik dan dapat
membangkitkan harga diri (Mudjiono dan Dimyati, 2002:246).
D. Evaluasi Belajar dalam Bentuk Ujian
Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan
adalah tujuan evaluasi. Penentuan tujuan evaluasi sangat bergantung pada jenis
evaluasi yang digunakan. Jika tujuan evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan
tersebut perlu diperinci menjadi tujuan khusus sehingga dapat menuntun guru dalam
menyusun soal atau mengembangkan instrumen evaluasi lainnya (Arifin, 2014: 14).
Evaluasi hasil belajar merupakan suatu proses untuk mengumpulkan informasi,
mengadakan pertimbangan mengenai informasi tersebut, serta mengambil keputusan
berdasarkan pertimbangan yang telah dilakukan. Dalam proses kegiatan belajar
mengajar diperlukan adanya evaluasi untuk menetukan sejauh mana peserta
pendidikan dan pelatihan telah mencapai tujuan pembelajaran.Ada tiga hal yang
saling berkaitan dalam kegiatan evaluasi pembelajaran yaitu evaluasi, pengukuran
dan tes. Ketiga istilah itu sering disalah artikan sehingga tidak jelas makna dan
kedudukannya. Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan,
analisis dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana peserta didik
telah mencapai tujuan pembelajaran. Kemudian pengukuran adalah suatu proses
yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka mengenai tingkatan ciri-ciri
khusus yang dimiliki oleh individu (peserta didik). Sedangkan tes adalah suatu alat
atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel perilaku(Arifin, 2014:
14).
Istilah evaluasi dikacaukan dengan pengukuran. Keduanya memang ada kaitan
yang erat, tetapi sebenarnya mengandung titik beda. Menurut Sumadi Suryabrata,
25
pengertian pengukuran mencakup segala cara untuk memperoleh informasi yang
dapat dikuantifikasikan, baik dengan tes maupun dengan cara-cara lain. Sedangkan
pengertian evaluasi menekankan penggunaan informasi yang diperoleh dengan
pengukuran maupun dengan cara lain untuk menemukan pendapat dan membuat
keputusan-keputusan pendidikan. Evaluasi dilaksanakan berkenaan dengan situasi
sesuatu aspek dibandingkan dengan situasi aspek lain akhirnya terjadilah suatu
gambaran yang menyeluruh yang dapat dipandang dari berbagai segi. Evaluasi juga
dilakukan dengan cara membanding-bandingkan situasi sekarang dengan situasi yang
lampau atau situasi yang sudah lewat. Adapun jenis-jenis evaluasi ditinjau dari segi
fungsi, tujuan aspek yang dinilai dan waktu pelaksanaannya.
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah jenis evaluasi yang fungsinya untuk memperbaiki
proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik, atau memperbaikiprogram satuan
pelajaran yang telah dilakukan. Tujuannya untuk mengetahui hingga dimana
penguasaan murid tentang bahan yang telah diajarkan dalam suatu program satuan
pelajaran. Adapun aspek-aspek yang dinilai yang berkenaan dengan hasil kemajuan
belajar murid, meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan terhadap
bahan pelajaran yang disajikan. Waktu pelaksanaannya setiap akhir pelaksanaan
satuan program belajar mengajar.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah jenis evaluasi yang fungsinya untuk menentukan
angka/nilai murid setelah mengikuti program pengajaran dalam satu catur wulan,
semester, akhir tahun atau akhir dari suatu program bahan pengajaran dari suatu unit
pendidikan. Di samping itu, untuk memperbaiki situasi proses belajar mengajar ke
26
arah yang lebih baik serta untuk kepentingan penilaian selanjutnya. Tujunnya untuk
mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid setelah menyelesaikan
program bahan pengajaran dalam satu catur wulan, semester, atau akhir suatu
program bahan pengajaran pada suatu unit pendidikan tertentu. Adapun aspek-aspek
yang dinilai ialah kemajuan belajar meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan
penguasaan murid tentang materi pelajaran yang sudah diajarkan. Waktu pelaksanaan
akhir catur wulan, semester atau akhir tahun (Ahmad Abu dan Widodo
Supriyono1991:187-192).
Evaluasi selalu menyangkut pemeriksaan ketercapaian tujuan yang ditetapkan.
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil dari proses kegiatan
dapat mencapai tujuannya. Tujuan dibentuk dari keseluruhan proses kegiatan yang
melibatkan komponen-komponen kegiatan. Evaluasi dilakukan atas hasil belajar atau
proses. Dalam evaluasi hasil belajar, pemeriksaan dilakukan atas hasil saja dengan
melihat pencapaian tujuan hasil kegiatan (Purwanto, 2014: 5).
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J.Moleong adalah suatu jenis penelitian
yang menggunakan data deskriptif, yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang atau pelaku yang diamati (Steren, 1993: 5).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, karena
dalam penelitian ini berusaha menggambarkan suatu obyek tertentu yang dijadikan
penelitian. Dimana penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, dan pemikiran orang secara individual maupun kelompok
(Sukamadinata, 2010: 60).
Menurut J. Supranto data yang baik dalam suatu penelitian adalah data yang
dapat dipercaya kebenarannya (reliable), mencakup ruang yang luas serta dapat
memberikan gambaran yang jelas untuk menarik kesimpulan (Supranto, 1998:18)
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTS AINUS SYAMSI tepatnya Jl. Masembo No.
80 Kel. Bajubodoa Kabupaten Marosdengan alasan karena sekolah tersebut
merupakan sekolah tempat peneliti mengajar sebagai guru pengganti mata pelajaran,
sehingga dari pengalaman tersebut dan observasi ke sekolah diperoleh informasi
bahwa peserta didik dalam mengahadapi ujian akhir sekolah, kebanyakan yang tidak
28
belajar, mereka mengharapakan bantuan dari temannya yang lebih pintar, bahkan
mengharapkan bantuan dari guru mata pelajaran.
C. Pendekatan Penelitian
Secara metodologi pendekatan penelitian yang dilakukan adalah studi kasus.
Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang berusaha menemukan makna,
menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari
individu, kelompok atau situasi (Emzir, 2014: 20)
Desain Deskriptif Kualitatif studi kasus merupakan penelitian eksplorasi dan
memainkan peranan yang amat penting dalam menciptakan hipotesis atau
pemahaman orang tentang berbagai sosial (Bungin, 2007:69).
Dari sudut pandang keilmuan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
ilmu psikologi pendidikan dan strategi pembelajaran. Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari segala tingkah laku organisme yang hidup terutama manusia. Psikologi
pendidikan adalah aplikasi atau penerapan prinsip-prinsip psikologi dalam dunia
pendidikan (Nurwanita, 2003: 5).
D. Sumber Data
Peneliti harus menetapkan sampling purposive mana yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi orang-orang yang akan diobservasi dan diwawancarai.
Pemilihan partisispan harus didasarkan pada kemampuan mereka memberikan
konstribusi pada pemahaman tentang fenomena yang akan diteliti (Emzir, 2014: 20-
21).
Dalam penelitian ini teknik pemilihan sumber data dilakukan dengan
purposive sampling yaitu maximum variation sampling. Penarikan sampel secara
29
purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan dengan memilih subjek
berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti (Kuntjojo, 2009: 32).
Maximum variation sampling atau pemilihan kuota merupakan strategi untuk
menjelaskan aspek -aspek yang berbeda dari masalah penelitian (Satori dan
Komariah, 2011: 57).
Sumber data berhubungan dengan subjek penelitian, dimana subjek penelitian
adalah subjek yang ditujukan untuk diteliti oleh peneliti. Jika kita bicara tentang
subjek penelitian, sebetulnya berbicara tentang unit analisa, yaitu subjek yang
menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti (Arikunto, 2010: 131).
Adapun kriteria pemilihan sampel adalah peserta didik kelas IX MTS AINUS
SYAMSI yang akan menghadapi ujian. Dimana tidak semua peserta didikmenyadari
pentingnya kesiapan belajar dalam menghadapi ujian, pentingnya melakukan latihan-
latihan dalam menjawab soal, khususnya soal-soal UN MTS/sederajat. Agar tidak
muncul penyesalan saat tidak lulus ujian sebagai akibat dari tidak mempersiapak diri
dengan belajar sebelumnya.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Metode yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dari
narasumber diantaranya, yaitu wawancara mendalam. Wawancara yang mendalam
adalah tanya jawab yang terbuka untuk memperoleh data tentang maksud hati
partisipan, bagaimana menggambarkan dunia mereka dan bagaimana mereka
menjelaskan atau menyatakan perasaannya tentang kejadian yang penting dalam
hidupnya (Satori dan Komariah, 2011:130). Wawancara dilakukan kepada warga
sekolah yaitu peserta didik dan guru.
30
2. Observasi
Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai “perhatian yang
terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu”. Perhatian terfokus terhadap gejala,
kejadian atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor
penyebabnya, dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya.Observasi yang
dilakukan adalah observasi nonpartisipan, dimana observasi nonpartisipan adalah
observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan mengumpulkan data, tidak
terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Pemilihan subyek penelitian,
berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terhadap tingkah laku peserta didik di
lingkungan sekolah.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan,
foto-foto, file documenter, file recorder dan data lain yang relevan dengan
penelitian.Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Keuntungan menggunakan dokumentasi
ialah biayanya relatif murah, waktu dan tenaga lebih efisien.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan diantaranya adalah Pedoman
wawancara. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan peserta
didik mengenai kesiapannya dalam menghadapi ujian dan hambatan apa saja yang
dialami peserta didik. Setelah melakukan wawanncara, lalu memilah manakah subyek
yang termasuk dalam kategori yang akan diteliti oleh pengamat yang selanjutnya
akan diwawancarai secara mendalam hingga menggambarkan atau mendeskripsikan
31
tentang subyek, dan bagaimana kesiapan subyek dalam menghadapi ujian serta
hambatan atau kendala apa yang dialami oleh subyek dalam menghadapi ujian.
G. Desain Penelitian Studi Kasus
Untuk studi kasus, ada lima komponen desain penelitian yang sangat penting,
yaitu:
1. Pertanyaan Penelitan
Desain ini menyarankan agar bentuk pertanyaa tersebut berkenaan dengan
strategi studi kasus yang paling cocok untuk pertanyaan-pertanyaan “bagaimana” dan
“mengapa”. Sehingga tugas pertama-tama mengklarifikasi secara persis hakikat
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
2. Proposisi Penelitian
Setiap proposisi mengarahkan perhatian peneliti kepada sesuatu yang harus
diselidiki dalam ruang lingkup studinya. Dengan menangkap apa yang betul-betul
diminati untuk dijawab, mengarahkan anda ke studi kasus sebagai strategi yang cocok.
Namun demikian, pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak menunjukkan kepada apa
yang seharusnya diteliti. Pada saat yang sama, beberapa studi mungkin memiliki
alasan yang dapat diterima untuk memiliki alasan yang dapat diterima untuk tidak
mempunyai satupun proposisi.
3. Unit Analisis
Berkaitan dengan masalah apa yang dimaksud dengan kasus dalam penelitian
yang bersangkutan dengan suatu problema yang telah mengganggu banyak peneliti di
awal studi kasusnya. Terkadang kasus didefinisikan sebagai suatu cara tertentu
walaupun fenomena yang akan diuji menuntut definisi yang berbeda (Robert,
2004:29-30).
32
H. Kriteria Penetapan Kualitas Desain Penelitian
Karena suatu desain penelitian diharapkan mengetengahkan serangkaian
pernyataan logis, maka kita dapat menetapkan kualitas desain menurut uji logika
tertentu, uji yang dimaksud adalah reabilitas. Realibilitas menunjukkan bahwa
pelaksanaan suatu penelitian seperti prosedur, pengumpulan data, dapat
diinterpretasikan, dengan hasil yang sama. Pada umumnya orang telah terbiasa dengan
uji ini. Tujuan uji ini adalah mendapatkan keyakinan bahwa jika seorang peneliti
berikutnya mengikuti secara tepat prosedur yang sama sebagaimana yang
dideskripsikan oleh peneliti sebelumnya dan menyelenggarakan lagi studi kasus yang
sama, peneliti yang terakhir akan sampai pada temuan dan konklusi yang sama pula
(Robert, 2004:38-45).
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan berupa teknik koding yang bersifat
deskriptif. Analisis pada penelitian ini bersifat deskriftif karena berusaha
menggambarkan suatu obyek tertentu yang dijadikan penelitian, dimana hal ini
dimaksud adalah proses kesiapan belajar yang dilakukan dalam menghadapi ujian.
Alur analisis datanya meliputi data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.
1) Telaah data, kegiatan ini diawali dengan mendeskripsikan data hasil
pengamatan sejak awal secara menyeluruh kemudian menganalisis,
menyintesis, memaknai, dan menerangkan.
2) Reduksi data, penyederhanaan data dengan cara pengkategorian dan
pengklasifikasikan data. Penyajian data, pengklasifikasikan berdasarkan hasil
33
reduksi data kemudian memaparkan menurut jenisnya sesuai dengan masalah
penelitian.
3) Penyimpulan dan verifikasi, merupakan kegiatan interpretasi sebelum
dihasilkan temuan. Penelitian manafsirkan data yang telah terkumpul yang
diikuti dengan pengecekan keabsahan hasil analisis( Usman, 2009: 69).
J. Teknik Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data yang diperoleh pada penelitian maka
diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas empat
kriteria tertentu yaitu derajat kepercayaan (credibelity), keteralihan (transferability),
kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability). Adapun langkah-
lanhkah yang dilakukan yaitu :
1. Kredibilitas (derajat kepercayaan)
Berfungsi melaksanakan inkuiri sdemikian rupa sehingga tingkat
kepercayaan penemuannya dapat dicapai. Teknik pemeriksaannya yaitu :
a. Perpanjangan keikutsertaan
b. Ketekunan pengamatan
c. Triangulasi
d. Pengecekan sejawat
e. Kecukupan referensial
f. Kajian kasus negatif
g. Pengecekan anggota
2. Keteralihan (transferability)
Konsep ini menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat
34
berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar
penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representatif mewakili populasi
itu. Validitas ini dilakukan dengan cara mengurakan informasi penelitian secara rinci
(Emzir, 2014: 50).
3. Kebergantungan (dependability)
Kriteria ini secara esensial berhubungan dengn apakah kita akan
memperoleh hasil yang sama jika kita melakukan pengamatan yang sama untuk kali
yang kedua. dalam penelitian kualitatif diperlukan peneliti untuk memperhitungkan
konteks yang berubah-ubah dalam penelitian yang dilakukan. Langkah yang
dilakukan disebut audit kebergantungan (Emzir, 2014: 50).
Standar defendabilitas ini boleh dikatakan mirip dengan standar reabilitas.
Dalam penelitian kualitatif, reabilitas sering kali dirujuk pada stabilitas respon
terhadap beragam pengode dari serangkaian data. (Creswell, 2015: 353). Makin
konsisten peneliti dalam keseluruhan proses penelitian, baik dalam kegiatan
pengumpulan data, interpretasi temuan maupun dalam melaporkan hasil penelitian,
akan semakin memenuhi standar dependabilitas (Bungin, 2001: 62).
4. Kepastian (Confirmability)
Kriteria konfirmabilitas atau objektivitas merujuk pada tingkat
kemampuan hasil penelitian dapat dikonfirmasi oleh orang lain. Terdapat sejumlah
strategi untuk meningkatkan konfirmabilitas. peneliti dapat mendokumnetasikan
prosedur untuk mengecek dan mengecek kembali data penelitian (Emzir, 2014: 51).
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian
Yayasan Pendidikan Ainus Syamsi adalah sebuah lembaga pendidikan formal
keagamaan yang bernaung di bawah pembina lembaga pondok pesantren yang
beralamat di Jalan MasemboNo.8 Kelurahan Baju Bodoa Kecamatan Maros Baru
Kabupaten Maros. Yayasan Pendidikan Ainus Syamsi dengan luas lokasi pesantren
4500 m2
yang merupakan milik sendiri Yayasan Ainus Syamsi tersebut.
Yayasan Pendidikan Ainus Syamsi didirikan pada tahun 1993 oleh beberapa
orang yang diketuai oleh KH.Abd. Azis M., S.Pd. I. Pada awal pendiriannya dengan
landasan keagamaan yang diarahkan untuk menciptakan insan-insan yang berilmu
dan mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari dalam wujud ibadah, baik
ibadah maqdah maupun ibadah qhairu maqdah. Yayasan Pendidikan Ainus Syamsi
terdidri atas jenjang RA seringkat TK, jenjang MI setingkat SD, jenjang MTS
setingkat SMP dan jenjang MA setingkat SMA.
KH. Abd. Azis M., S.Pd. I selaku pimpinan mengemukakan VISI dari
Pondok Pesantren Ainus Syamsi yaitu: “Berilmu Amaliah, Beramal Ilmiah”.Rumusan
ini mengandung makna bahwa ilmu yang diikuti dengan amal dan amal yang
dibarengi dengan ilmu akan membuahkan aktifitas yang berkualitas.
Strategi pengembangan Yayasan pendidikan Ainus Syamsi mengacu kepada
MISI sebagai berikut:
1. Membina sumber daya manusia menjadi generasi yang ceria ilmu dan gemar
beramal
36
2. Menjadi teladan dalam akhlakul kharimah
3. Membina ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai tindak lanjut dari keinginan tersebut diatas, maka pembina Yayasan
Pendidikan Ainus Syamsi memprioritaskan beberapa kegiatan utama sebagai berikut:
a. Melakukan pengkajian keagamaan terutama Al-Qur’an dan Hadits sebagai
sumber utama ajaran agama islam yang dilaksakan secara rutin dalam bentuk
kegiatan kepesantrenan. Hal ini juga sebagai upayapembiasaan untuk menjadikan
anak didik cinta kepada kitab suci Al-Qur’an dan gemar membacanya.
b. Melakukan kegiatan pelatihan dakwah/ceramah untuk melahirkan bibit-bibit da’i
dan muballiq artinya belajar materi dakwah dan melatihan materi dakwah
tersebut sebagai upaya pembiasaan yang akan menjadi modal dasar memasuki
pembinaan yang lebih tinggi pada jenjang pendidikan selanjutnya. Melalui
pelatihan ini, kenyataannya memberikan dorongan kepada peserta didik untuk
mengembangkan bakatnya dalam hal keterampilan berdakwah di depan kelas dan
dilanjutkan di depan jamah masjid yang terdapat di kompleks Pesantren Ainus
Syamsi yang menjadi pusat pembinaan peserta didik
c. Mengadakan pengkajian rutin sekali sepekan dengan materi utama pemberian
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini merupakan kegiatan
pengamalan materi pelajaran yang diberikan secara klasikal di masing-masing
kelas tingkatannya oleh para guru kelas/bidang studi masing-masing. Selain
pengkajian sekali sepekan, diadakan pula pengkajian rutin setiap pagi sebelum
belajar yang di rangkaikan dengan shalat dhuha. Dan pengkajian sebelum shalat
dhuhur.
37
Selain itu kegiatan yang berbasis olahraga dan ilmiah yang sering
diperlombakan antar madrasah juga sering dilatihani sepulang sekolah sebagai
kegiatan Ekstrakurikuler, seperti pelatihan bulutangkis, bola voli, pramuka dan
BSMR.
B. Hasil Penelitian
1. Subyek Si N
a) Identitas Subyek
Si N adalah anak dari pasangan bapak Dg. Maudu dan Ibu Muliati. mereka
tinggal di Dusun Taipa, Desa Majannang Kecamatan Maros Baru. Bapaknya
berprofesi sebagai petani tambak. Sedangkan ibunya seorang pengurus rumah tangga
(IRT).
Si N pertama kali memasuki dunia pendidikan di TK Manrimisi, dan
melanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar di SDN 125 Inpres Taipa, kemudian
melanjutkan sekolah ke MTS Ainus Syamsi.Sekarang usia Si N sudah 14 tahun. Si N
mempunyai 5 saudara, dimana salah satu kakaknya juga peserta didik di MA Ainus
Syamsi.
Dikalangan teman-temannya, Si N dikenal sebagai anak yang baik, pendiam
dan rajin. Tidak hanya rajin belajar, tetapi ia juga rajin beribadah. Ia selalu
menyempatkan diri shalat di Masjid bersama teman-temannya. Ia jarang bergaul
bersama teman-temannya yang mengajaknya keluyuran atau sekedar keluar jalan
saja. Ia hanya menghabiskan waktu bersama keluarganya di rumah dengan belajar
atau apabila jenuh ia biasanya menonton TV atau menjaga adiknya.
b) Kesiapaan belajar
1) Kesediaan
38
Si N secara fisik dan mental menyiapkan diri untuk menghadapi ujian dengan
giat belajar dan menjaga kesehatan serta taat beribadah. Si N selalu meluangkan
waktunya untuk belajar sepulang sekolah.
Si N terkenal akan kepintaran dan kepandaiannya juga kerajinannya di kelas
sehingga selalu mendapatkan peringkat.
“...kalau yang perempuan (paling pintar), Si N”(Ra. W.1:20-26).
Pada akhir tahun 2017, Si N belum siap menghadapi ujian dikarenakan belum
pernah mengerjakan soal ujian.
“...belum terlalu. Belum”(N. W.1: 27-31).
Meskipun guru sudah pernah memperlihatkan soal-soal ujian tahun
sebelumnya, tetapi saat itu guru belum memberikan kelas tambahan (les).
“...pernah...iyye”(N. W.1:32-35).
“...belum”(N. W.1:36-38).
Hal ini pun dibenarkan oleh salah satu guru yang mengatakan bahwa
pemberian les pada pertengahan bulan Desember, sedangkan saat mewawancarai Si N
pada awal bulan Desember
“...Eee pertengahan pi itu Desember kayaknya itu baru dianu (diberikan les)”(Ra. W.2:15-27).
Dalam menghadapi ujian, tentunya perlu beberapa persiapan. Bukan hanya
dari segi belajarnya saja, tetapi dari mental juga. Hal-hal yang harus dipersiapakan
dalam menghadapi ujian adalah menjaga kesehatan, baik fisik maupun mental, belajar
dan melengkapi catatan.
“...eeh, belajar, jaga kesehatan, fisik mental, melengkapi catatan juga”(N. W.1:39-44).
39
Sedangkan kesiapan belajar Si N menjelang ujian menurut kakaknya, kesiapan
belajar Si N menjelang ujian meningkat, Si N jadi anak yang rajin sekali belajar dan
fokus mengerjakan tugas yang diberikan guru.
“...Adik saya seperti anak-anakyang lain rajin belajar. Malah sekarang rajin sekali belajar dia. Sembarang na pelajari kalau ada Pr-nya fokus pada yang dia kerja nda ada yang lain” (Ak. W:6-11).
Dikalangan teman-temannya ia disebut sebagai anak yang baik, rajin belajar,
pendiam,disiplin, sopan dan juga taat beribadah. Si N jarang bergaul bersama teman
sekelasnya dan teman di sekitar lingkungan rumahnya. Si N hanya bergaul dengan
teman-teman akrabnya saja.
“...anu bu baikji. Biasa. Tidak na kayak teman-temannya yang lain yang pergi-pergi toh. Pergi- pergi anu nda na sekolah. Pergi sekolah, nda nha begitu. Misalnya belajar.Belajarki mungkin di rumah, bukan pi bu, belumpi umur begitu bu SMA pi itu bru masuk remaja masjid.Tapi rajingi kemasjid bu,iyye rajinji bu. Nda pernahki pergi-pergi bu. Jalan-jalan apa. Tidak pernahki. Tinggal tonji di rumahnya bu”(Ai. W:6-11).
Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pngetahuan yang
didapat disekolah. Sehingga ujian bisa di katakan sebagai sesuatu yang penting
karena ujian dapat mengasah pikiran atau otak setiap peserta didik. Selain itu, ujian
juga suatu keharusan.
“...Penting karena ujian dapat mengasah pikiran atau otak setiap peserta didik”(N. W. 1:1).
Selain itu antara ulangan semester dan ujian nasional memiliki perbedaan,
baik dari segi bentuk soal maupun cara menjawabnya. Ujian Nasional berbasis
komputer dan lebih sulit , dan UAS hanya menggunakan kertas saja.
“...eee, soalnya sama cara menja Wabnya”(N. W.1:21-26).
“ ...Tidak sama karena UN berbasis komputer dan lebih sulit , dan UAS hanya menggunakan kertas saja” (N. W. 1 :2).
40
Setelah mengkonfirmasi kepada seorang guru MTS, ternayata guru sepakat
dengan apa yang dikatakan Si N bahwa UN berbeda dengan UAS karena UN
menggunakan komputer, sedangkan US hanya menggunakan kertas (tidak pake
komputer). Selain itu menurutnya pula UN adalah suatu keharusan, UN itu wajib,
karena seseorang tidak bisa dikatakan selesai ujian tanpa melakukan Ujian
“...berbeda iyya. Karena UN kan pake komputer, kalau UAS kan tidak pake komputer dih(bertanya pada guru lain)... ialah Wajib itu,keharusan betul UN.karen tanpa UN tidak bisa dikatakan seseorang selesai ujian.terakhir itu UN”(Ra. W.2:1-9).
Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian,memperbanyak waktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan. Hal-
hal tersebut sudah dilakukan oleh Si N Walaupun belum terlalu optimal, ia belum
terlalu mengoptimalkan waktu belajarnya
“...Sudah, saya sudah mengerjakan soal-soal ujian dan mengikuti les tambahan”(N. W. 1:3).
Hambatan Si N dalam belajar adalah masalah kesehatan, ia biasanya
mengeluh sakit pada dadanya, sehingga kalau sakit ia tidak belajar dan memilih tidur
saja. Selain itu, hambatan lain yang di alami Si N dalam belajar adalah jaga adik dan
nonton TV.
“...Biasanya nda nha belajar kalau sakit pergiki tidur, biasa sakit dadanya”(Ak. W:12-15).
“...Jaga adik sama nonton TV “(N. W .2:9-12).
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kesediaan belajar
Si N sudah optimal mendekati ujian. Sudah nampak persiapan diri yang dilakukan. Ia
sudah mempersiapkan fisik dan mentalnya dalam menghadapi ujian. Keseimbangan
antara kematangan fisik dan mentalnya yang membuat Si N sadar akan pentingnya
belajar menghadapi ujian. Di kalangan teman-temannya, Si N dikenal anak yang baik,
41
rajin belajar, pendiam, disiplin, sopan dan juga taat beribadah. Si N hanya bergaul
bersama teman sekelasnya dan teman di sekitar lingkungan rumahnya. Si N hanya
bergaul dengan teman-temannya akrabnya saja. Si N juga termasuk anak yang rajin
beribadah, utamanya shalat lima waktu. Ia biasanya keluar rumah jika ke Masjid
shalat. Kesadaran akan pentingnya belajar dalam menghadapi ujian rupanya sudah
menjadi stimulus yang diterima baik oleh Si N dan merespon stimulus tersebut
dengan baik pula.
2) Latihan
Di rumah Si N menyibukkan diri dengan belajar, hingga menjelang ujian pun
ia sibuk belajar di rumah dan juga rajin ikut les di sekolah. Sepulang sekolah ia
belajar mengerjakan soal-soal ujian utamanya pelajaran matematika dan IPA.
Menjelang Ujian akhir yang akan dihadapinya, ia sering menghabiskan
Waktu belajar dan melatih diri mengerjakan soal-soal ujian tahun 2017 dan tahun
2016.
“...Adik saya seperti anak-anak yang lain rajin belajar. Malah sekarang rajin sekali belajar dia. Sembarang na pelajari kalau ada PR-nya fokus pada yang dia kerja nda ada yang lain”(Ak. W:6-11)
Si N lebih sering menghabiskan waktunya di rumah daripada keluar bergaul
bersama teman-temannya. Dan apabila belajar ia lebih sering belajar tanpa bimbingan
orang dewasa (belajar mandiri).
“...ehh, minimal 1 jam...Belajar sendiri”(N. W.2:7-16)
Menjelang ujian, Si N semakin kiat dalam belajar. soal-soal ujian ia kerjakan
untuk melatih dan mengasah kemampuannya. Adapun soal-soal yang dikerjakan atau
Si N paling sering mengerjakan soal-soal matematika dan juga Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA).
42
“...Matematika sama IPA paling sering (dipelajari)”(N. W.2:4-5)
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Si N sudah
mempergunakan respon dari stimulus yang diberikan guru dengan baik. Guru
memberikan stimulus agar belajar dengan giat. Si Npun sangat giat dalam belajar. Si
Nsemakin giat belajar menghadapi ujian, ia menyibukkan diri dengan belajar.
sepulang sekolah ia belajar mengerjakan soal-soal ujian utamanya pelajaran
matematika dan IPA. Seringnya ia mengulangi pelajaran di rumah dan melengkapi
catatan.Pengulangan yang dilakukan dapat menjadi salah satu tolak ukur bagaimana
kesiapan Si N dalam menghadapi Ujian. Dengan seringnya melakukan pengulangan
atau latihan,maka akan menjadikannya lebih mampu menjawab soal-soal ujian.
3) Kesan/ Efek
Dengan rajin belajar, ia yakin mampu menghadapi ujian dan siap menjawab
soal-soal ujian dengan benar.Dengan rajinnya ia belajar dan berlatih mengerjakan
soal-soal ujian akan membuat ia siap menhadapi ujian.
Seiring dengan Prestasinya yang meningkat ketika SMP/MTS. Pada waktu
masih duduk dijenjang SD Si N tidak mendapatkan peringkat, tetapi setelah naik ke
jenjang SMP/MTS ia mendapatkan peringkat dan bisa dikatakan sebagai salah satu
peserta didik terpintar di kelasnya. Adapun hal yang dilakukan agar bisa mendapat
peringkat dan menjadi pintar adalah belajar dengan sungguh-sungguh.
“...tidak pernah dapat peringkat, SMP pi sekarang, belajar dengan sungguh-sungguh”(N. W.2:13-23).
Hal ini pun dibenarkan olh ibu Si Ra yang juga mengajar di kelas Si N
“...iyya, tapi lama-lama itu baguski itu si N, nda terlalui itu waktu kelas satu. Kan kalau kelas satu itu memang belumpi terlalu nampakki itu anunya (kepintarannya) anak-anak. Kelas duapi itu, naik kelas dua itu baru kentarai, ohh ini sudah ada motivasi belajarnya lebih tinggi toh. Nah, naik kelas itu Si N sudah tawwa (tinggi motivasi belajarnya), iyya, bagusmi anunya (prestasinya)”(Ra. W.2:36-50).
43
Kesadaran akan pentingnya ujian yang membuat Si N rajin belajar, ia
menyadari bahwa ujian merupaka suatu keharusan. Si N selalu meluangkan waktu
untuk belajar. Selain itu Si N juga melakukan kiat-kiat yang diberikan guru dalam
menghadapi ujian, dan motivasi yang diberikan, yaitu belajar dengan giat.
“... eee suatu keharusan” (N. W.1:17-20)
“...iyye ada, belajar dengan giat”(N. W.1:48-51).
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kesan yang
baik akan mengakibatkan pengulangan terhadap hal-hal tersebut. Sama halnya
dengan Si N yang prestasinya meningkat karena rajinnya ia belajar. Sehingga ia kan
lebih giat lagi dalam belajar agar dapat menghadapi ujian dengan baik dan nilai yang
memuaskan. Sudah ada kesadaran akan pentingnya belajar menghadapi ujian. Selain
itu prestasi Si Nyang sering meningkat karena belajar dengan sungguh-sungguh
merupakan faktor penunjang yang membuatnya semakin giat belajar, agar bisa
menjawab soal ujian dan baik dan benar. Selain itu lingkungan dan keadaan
keluarganya yang taat beribadah yang membuatnya juga jadi anak yang taat
beribadah.
2. Identitas Si A
a) Identitas Subyek Si A
Si A adalah peserta didik kelas IX A. ia sekolah di MTS AINUS SYAMSI. Si
A lahir dari pasangan bapak Tetta Tanga dan ibu Dati’no. Si A tinggal di Panaikang.
Sekarang ia berusia 14 tahun.
Si A tinggal bersama Neneknya, setelah bapak dan ibunya berpisah dan
memiliki pasangan masing-masing. Si A adalah anak tunggal setelah saudaranya
meninggal. Namun dia memiliki saudara tiri dari bapak dan ibunya setelah mereka
44
menikah. Walaupun demikian, Si A tidak akrab dengan saudara tirinya, bahkan
dengan bapak dan ibu tirinya.
Si A adalah anak yang mengikuti pelajaran di sekolah, ia lebih sering bolos
daripada belajar di dalam kelas. Karena keseringan bolos, sehingga ia malas shalat
berjamaah dan mengikuti pengajian di sekolah. Dan menjelang ujian, ia pun jarang
mengikuti les yang diberikan oleh guru. Teman bergaul Si A adalah anak yang
kurang baikdan anak yang tidak sekolah. Sehingga kelakuannya pun ikut kurang
baikdan jarang masuk sekolah.
b) Kesiapan Belajar
1) Kesediaan
Si A tidak menyiapakan diri untuk belajar, baik secara fisik maupun
mentalnya. Si A lebih memilih berkeliaran bersama teman-temannya daripada belajar
di rumah. Dukungan atau motivasi dari kedua orang tuanya yang tidak ada yang
mengakibatkan dia malas untuk belajar. Kurangnya perhatian dari keluarganya yang
mengakibatkan dia tidak siap menghadapi ujian. Selain itu juga ia malas masuk
sekolah bahkan sangat jarang mengikuti les.
Keseharian Si A berdasarkan yang dipaparkan teman dan sepupunya
mengatakan bahwa Asri jarang masuk belajar, apabila ia ke sekolah ia jarang masuk
kelas bahkan biasa ia tak sampai di sekolah.
“...Nda juga ji, kalau anu bu kalau nda di kasiki motor nda na sampai di sekolah na,tapi kalau dikasi ki motor tallalloi(lewat) hahahahah”. (Sy. W:1-9).
Menurut sepupunya, orang tuanya apalagi dari pihak bapak tirinya tidak
terlalu memperhatikan dirinya. Orang tuanya pernah disurati karena kenakalannya
tapi ia tidak datang. Yang datang hanya neneknya. Baik pihak bapak dan ibunya tidak
45
terlalu memperhatikan Si A karena mereka berada jauh dan tidak bisa mengontrol
pergaulan Si A, dikarenakan kesibukan dan pekerjaan mereka.
“...Nenekna seringi na marahi-marahii. Tapi mamanya nda. Anu juga mama kandungnya sering di larang. Kalau Tetta tirinya nda pernah na perhatikan kalau tetta kandungnya sering juga di larang.Kalau mama tirinya juga nda di perhatikan ki”(Na. W: 24-31).
Si A juga sering bergaul bersama anak-anak jalanan, ia bahkan pernah
bergabung bersama anak jalanan (anak punk). Si A bergaul bersama anak jalanan dan
bergaya seperti anak jalan yang biasa ikut pada mobil-mobil besar dan berjalan di
sekitar pinggir jalan raya sambil memba Wa gitar.
“...Pernah juga jadi anak PUNK.Pernah ikut jalan naik makassar nebeng sama mobil open cup. Anak PUNK kan begitu spending spending ji nebeng nebeng sampai sini sampai sini itulah”.(Sy. W:45-49).
Setelah mengkonfirmasi kepada salah satu keluarga Si A, ia mengatakan
bahwa ia tidak mengetahui seputar hal tersebut, ia tidak tahu kalau Si A sering
bergaul di hutan kota, PTB atau di kota Makassar. Yang ia tahu apabila Si A ke kota,
ia menemui bapaknya (tettanya)
“...kalau pergi di kota misalnya pergi dianu (tettanya), dikolaka”(N. W.4:1-10).
Kenakalan yang biasa ia lakukan adalah sering bolos dan jarang mengikuti les
serta jarang mengikuti pelajaran, bahkan sudah mendekati ujian ia sangat jarang
masuk les. Hanya beberapa kali saja ia masuk belajar dan juga les. Si A sesuka
hatinya saja datang ke sekolah, kemarin datang dan hari ini tidak datang lagi ke
sekolah
“...Mau-mau na pi bu ke sekolah. Kalau datang lagi rajinnya datang lagi kesekolah”(Is. W:20-27).
Hal yang sama pun dikatakan oleh keluarga dan guru Si A bahwa ia malas ke
sekolah dan kelas tambahan (les)
46
“...Malaski masuk... Te’na punna nakke (tidak kalau saya yang mengajar)...tidak pernah ikut les...Nah malaski ke sekolah itu Si A” (Ay. W:1-10).
Karena seringnya ia bolos dan malas ke sekolah,orang tua Si A pernah datang
ke sekolah, orang tuanya disurati oleh pihak sekolah karena kekurang baikannya
tersebut. Orang tua Si A pernah disurati oleh pihak sekolah karena sering bolos.
Orang tuanya yang datang adalah ibu tirinya. Si A tidak menyukai ibu tirinya, ia
bahkan tidak pulang ke rumahnya selama beberapa hari setelah di berikan motor
dengan uang
“...itu hari pernah datang orang tuanya ke sekolah karena seringki bolos...datangi mama tirinya, nda na sukaki mama tirinya, baru itu hari beberapa hari mi tidak pulang ke rumahnya. Motorji di kasikangi sama uang.Bukan,anu ikutki sama anak-anak yang tidak sekolah”(Ai. W:37-45)
Setelah mengkonfirmasi kepada guru lain, ternyata orang tua Si A pernah
datang ke sekolah karena Si A sering bolos. Tetapi Si A tetap saja masih sering bolos,
karena kurangnya perhatian orang tua, apalagi dalam hal, sekolah Si A
“...pernah tonji di surati,datangji , dikasih tauji begitu tapi , anaknya toh jarangi datang. Datang ji juga. Tapi begitu orang tua, tidak sama perhatiannya ke anaknya, anu juga begitu tonji sudah di kasih tau tidak mendengar”(Ra. W.2:67-75).
Pergaulannya pun makin tak terkontrol karena kurangnya perhatian dari orang
tuanya. Bahkan bapak dan ibu tirinya tidak memperdulikannya. Ia yang tinggal hanya
bersama neneknya dan jarang bersama orang tua kandungnya yang mengakibatkan
tidak terkontrolnya pergaulannya. Walaupun materinya selalu terpenuhi oleh
bapaknya, bahkan dia dibelikan motor dan ia takut dengan tetta(bapaknya),tapi itu
tidak mengubah sifatnya yang kurang baik.
“...Sudah ki itu di belikan motor,itu di belikan ki supaya rajin ki pi sekolah.itu mi na rajin karena ada mi motornya,tapi kalau misalkan nda disuruh mi Tettana apa nda na mau.Takut tonji sama Tettana “(Na. W.2:101-106).
47
Akan tetapi akhir-akhir ini, semenjak selesai Isra Mi’raj dan menjelang ujian,
perubahan sifatnya mulai nampak.
“...Tapi ini dulu Waktu Isra mi’raj kayak berubah mi Asriandy”(Na. W.2:57-62).
Si A jarang bersama teman-temannya yang biasa menemaninya keluyuran di
kota. Bahkan ia bersama dengan teman kakak sepupunya yang selalu menegur dan
menasehatinya.
“...Eeeh pulang sekolah tinggal mi di rumahnya...Itupun kala W keluar ki bu di situ ji ee di atas...Dulu ta W Wa bu,dulu ji sekarang tidak terlalu mi.Bahhh betulan ka bu,jujur ka. Sama ja sering keluar pernah selama belum pa pindah di sini”. (R. W:29-31)
Perlahan dia mulai tinggal di rumah belajar dan bergaul bersama teman-
temannya yang baik. Menurut para guru pun sebenarnya Si A tidak kurang baik, ia
hanya terpengaruh oleh teman-temannya yang tidak sekolah yang mengakibatkan ia
jarang ke sekolah.
“...Ikutki sama anak-anak yang tidak sekolah na merah dulu rambutnya sudah di gunting”(Ay. W:46-49).
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Kesedian
belajar Si A sangatlah lemah. Ia tidak mempersiapkan diri untuk belajar baik secara
fisik maupun mental. Dari segi fisik sebenarnya ia mampu belajar dan menyiapakn
diri menghadapi ujian, tetapi faktor kemalasan dalam mengikuti mata
pelajaran,bahkan sangat jarang mengikuti les yang diberikan guru. Selain itu faktor
pergaulan juga. Ia terbiasa bergaul dengan anak yang kurang baikyang membawa
pengaruh yang buruk untuknya. Si A terpengaruh dengan anak-anak yang sering
bolos dan anak-anak yang tidak sekolah, sehingga ia juga ikut-ikutan malas ke
sekolah. Adapun dari segi mental, Si A kurang menyadari akan pentingnya ujian, ia
bersifat cuek saja dan lebih memilih mengerjakan pekerjaannya yang lain. Tidak
48
adanya motivasi dan dukungan dari orang tuanya yang mengakibatkan ia merasa
tidak diperhatikan sehingga pergaulannya pun tidak terkontrol. Selain itu Si A juga
sangat jarang melaksanakan shalat lima waktu, Si A sangat jarang ke Masjid untuk
shalat.
2) Latihan
Si A jarang mengikuti pelajaran di sekolah bahkan sangat jarang mengikuti
les, sehingga untuk melatih diri untuk mengerjakan soal-soalnya ujian sangat kurang.
Si A sangat jarang ke sekolah. Di sekolah dia juga di kenal sebagai anak yang malas.
Ia jarang mengikuti pelajaran dan juga les yang diberikan guru.
“...Malaski masuk. Te’na punna nakke (tidak kalau saya yang mengajar), tidak pernah ikut les. Nah malaski ke sekolah itu Si A” (Ay. W:1-10).
Melatih diri menja Wab soal-soal ujian bisa dikatakan sangat kurang. Ketika
di tanya pun seputar bagaimana kegiatan belajarnya di rumah, ia hanya menjawab
bahwa ia rajin belajar gergaji
“...Iye biasaka. Belajar anu gergaji (tertawa) “(A. W:52-53).
Setelah mengkonfirmasi kepada keluarganya, ternyata benar bahwa Si A
sering keluar didekat kampungnya kerja sebagai tukang pembuat lemari. Ia lebih
sering menghabiskan waktunya menjadi tukang pembuat lemari, ia lebih sering
menggergaji daripada belajar
“...iyye, disini di panaikang. Itu dekat penjahit sendal sepatu (penjual lemari)kerjai”(N. W.4:56-66).
Si A biasa mengerjakan soal ujian bahasa indonesia dan Matematika. Dan
tidak mengerjakan soal Bahasa Inggris karena tidak mengerti arti dari soal bahasa
inggris tersebut.
“...Bahasa Indonesia bu sama Matematika, Bahasa Inggris tidak ku tau apa mau dipelajari,tidak ku tau apa nha bilang, tidak di tauki artinya bu”(A. W:54-57).
49
Tetapi setelah mengkonfirmasi kepada temannya, ternyata ia sangat malas ke
sekolah bahkan jarang masuk les. Ia hanya satu kali ikut les matematika di minggu-
minggu terakhir les
“...Mau-mau na pi bu ke sekolah. Kalau datang lagi rajinnya datang lagi kesekolah”(I. W:20-27).
“...Pernah satu kali Matematika ji bu ikut les. Na mauimi berakhir les ini minggu”(I. W:35-37).
Si A menuturkan bahwa guru tidak memberikan soal-soal ujian ketika les.
Hanya beberapa guru yang memberikan soal dan ia hanya mengambil soal-soal yang
diberikan oleh guru.
“...Tidak karena tidak dikasi ka. Itu ji anua yang dikasi ka les, bah itu ji yang masukka les ku ambil”(A. W:25-30).
Setelah mengkonfirmasi pada guru, ternyata bukan guru yang tidak
memberikan soal-soal ujian, tetapi Si A yang jarang masuk les, dan apabila diberikan
soal untuk di gandakan (fotocopy), untuk dimiliki pribadi. Tetapi Si A tidak
menggandakannya. Soal ujian yang diberikan oleh guru biasanya hanya di bagikan
pada saat les saja dan tidak diperkenankan untuk di bawa pulang. Tetapi jika ingin
memiliki soal tersebut dan membawanya pulang, maka bisa di gandakan.
“...tidak pernah memang di bawa ke rumah, tetapi kalau masuk orang membahas soal-soal ki, di suruh juga fotocopy (menggandakan), tidak fotocopy(menggandakan) tonk, apa mau di kasihki nilai”(Ra. W.2:122-131).
Tapi menjelang ujian, Si A sudah mengalami sedikit perubahan, sudah mulai
belajar, apabila tidak keluar bergaul bersama teman-temannya, ia biasanya belajar di
rumah
“...Si A rajin belajar jika tidak bergabung bersama teman-temannya. Tetapi kalau Si A bergabung bersama teman-temannya, ia jadi malas belajar”(N. W.3:57-66).
50
Menjelang Ujian, Si A pun sudah berubah, ia jarang lagi bergaul bersama
temannya. Sepulang sekolah ia menghabiskan waktu belajar di rumah, itupun kalau
keluar hanya di sekitar kampungnya
“...Eeeh pulang sekolah tinggal mi di rumahnya. Itupun kalau keluar ki bu di situ ji ee di atas”(R. W:29-32).
Setelah mengkomfirmasi kepada salah seorang guru, ternyata menjelang
ujian, Si A memang sedikit berubah, salah satu hal yang di beritahu guru kepada Si A
bahwa guru mengancam Si A tidak akan meluluskan Si A. Guru memberikan sedikit
penekan kepada Si A, agar ia rajin ke sekolah dan ikut les.
“...iyya, ka di ancamki kalau tidak ikut anu (belajar dan les) nda usah lulus...iyya, begitu. Bagaimana mau dululuskan kalau tidak ada nilainya masuk, kehadiran apa dalam ujian”(Ra. W.2:115-121).
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Si A sangat
jarang melakukan pengulangan atau latihan menja Wab soal ujian. Hal tersebut
membuat semakin kurang siapnya ia menghadapi ujian. Sebagaimana diketahui
keseharian Si A lebih sering keluar bersama teman-temannya daripada belajar di
rumah. Ia lebih sering ke tukang pembuat lemari dan membantunya membuat lemari
daripada belajar di rumah. Selain itu jarangnya ia masuk belajar dan masuk les
membuatnya juga tidak mempergunakan waktu belajar dengan sebaik-baiknya. Si A
hanya sadar akan pentingnya belajar setelah beberapa minggu menghadapi ujian.
Sehingga latihannya yang dilakukan dalam menjawab soal ujian masih sangat kurang.
3) Kesan/Efek
Akibat dari kemalasan mengikuti pelajaran dan jarangnya mengerjakan soal-
soal ujian dapat dikatakan bahwa Si A sangat kurang mempersiapakan diri
menjelang ujian. Faktor inilah nantinya yang menyulitkan Si A untuk bisa menjawab
soal-soal ujian dengan benar.
51
Dalam belajar perlu persiapan yang metang untuk menghadapinya, bukan
hanya belajar, dukungan dari keluarga atau pun orang tua menjadi penentu juga agar
anak ada yang bisa mengontrol dan memperhatikan bagaimana kesiapan belajarnya,
terkhusus di rumah. Tetapi hal itu tidak di rasakan oleh Si A. Si A kurang
mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. Apalagi sejak orang tuanya
berpisah. Sebelum orang tuanya pisah, Si A anak yang rajin belajar dan tidak ikut
pergaulan yang buruk, rajin belajar dan tidak merokok dan tidak kenal pacaran. Sejak
orang tuanya pisah Si A jdi anak yang malas ke sekolah dan belajar, serta ikut
pergaulan yang buruk. Ia mengikuti kakak kelasnya yang menyuruhnya merokok.
”...Itu Waktuna masih baku anu ki (masih akur) orang tuanya Asriandy Tettanya dengan mamanya ehhh kayak rajin ke sekolah, kan sama SD ka, rajin sekali ji pergi sekolah,rajin ji apa belajar kalau siang malahan nda pernah ji apa merokok. Anu apa kaya fokus sama pacaran tidak pernah ji,sekarang ini semenjak pisahki orang tuanya mulai mi begitu... Baru juga ini kayak kakak kelaska ini, kayak ini suruh merokok”(Na. W.2:12-23)
Karena kurangnya perhatian dari orang tua, serta hubungan rumah tangga
orang tua Si A yang membuat Asriadi yang awalnya rajin belajar menjadi sangat
malas belajar, bahkan sangat jarang ikut les. Si A pun merasakan kurangnya perhatian
tersebut, ia merasa tidak diperdulikan lagi, walaupun ia sudah tinggal bersama
neneknya. Si A pernah ditegur oleh neneknya karena sifatnya yang buruk tersebut,
tetapi ia hanya menja Wab kalau tidak ada yang mau perduli dan mau mengurusnya,
padahal neneknya yang selalu mengurus dan menanggung kebutuhan Si A.
“...iyye, pergaulannya, biasa juga ditegur ji sama Ye’na (neneknya) bilang kenapa mako itu kau asri berubah sekalimako ehh semenjak pisahki orang tuamu. Langsung bilangmi Asri nda adami urusuki jadi bilang mi Ye’na na saya mi itu urusko orang tuanu nda ada mi jadi saya mi yang urusiko.Jadi itu uang belanjana Asri Ye’ na tanggung ki”(Na. W.2:24-21)
52
Selain itu Si A tidak akrab dengan saudara tiri dari pihak bapaknya. Begitu
pun Ibunya juga kurang perhatian dengan Si A karena mengurus anaknya. Sehingga
pergaulan Si A tidak ada yang mengontrol karena tidak ada yang memperdulikan
“...Karena itu suami tirinya ada juga mi anaknya dua. Baru itu juga anaknya yang laki laki patoa toaii juga ki. Nda pernah ki,karena nda pernah baku sama,puasa yang lalu ji na ada sekarang nda pernah mi.Itu juga mama tirinya nda pernah juga mi ada, di Makassar ki nda bisa juga ki na jagai Asriandy ka ada juga anaknya dua”(Ni. W.2:1-11)
Walaupun sering dimarahi, tetapi Si A mendengar pada neneknya. Si A
paling takut pada bundanya. Bundanya adalah saudara ibu kandungnya. Si A biasa di
tegur dan di pukul oleh ibu kandungnya, Walaupun mereka tidak serumah.
“...iye mendengar ji,yang paling natakuti itu bunda na. Anu na Sodarana mama na sodarana mama kandung na...Biasa sering dipukul sama mama kandung na”(Na. W.2:32-47)
Waktu nenek Si A ke Kolaka, ibu kandungnya tidak mengurusi Si A, ibunya
hanya sibuk dengan kerjanya, tidak memperhatikan pekerjaan rumah, sehingga
neneknya marah-marah ketika pulang dan meihat kondisi rumahnya
“Itu mama kandung na,pernah juga Waktu pergi Ye’na (neneknya) di Kolaka tapi itu mama kandung na kayak nda na tau mengurus rumah tangga,nda na tau ki.Itu kalau bangun tidur ki langsung ji apa pi mandi baru pi kerja nda na tau ma’paluppung (membereskan) apa. Jadi kalau pulang mi marah-marah mi Ye’ (nenek) na Si A”(Na. W.2:48-56).
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Si A tidak
akan optimal dalam menjawab soal ujian. Kurang siapnya Si A disebabkan oleh
faktor internal seperti keretakan hubungan keluarga atau orang tuanya, kurang
perhatiannya orang tua Si A, serta tidak adanya kesadaran dalam diri Si A untuk
belajar menghadapi ujian. Adapun faktor eksternalnya karena Si A terpengaruh oleh
lingkungan dan pergaulannya. Dimana teman yang ia selalu bergaul adalah anak yang
malas masuk belajar, bahkan anak yang tidak sekolah pun ia temani bergaul. Hal ini
53
akan terus berlangsung jika dukungan dan perhatian dari orang tua Si A tidak
diberikan sehingga Si A akan tetap melakukan hal yang serupa seperti bolos, malas
masuk belajar dan tetap bergaul bersama anak kurang baik. Sehingga bisa dikatakan
Si A kurang siap menghadapi ujian karena tidak adanya dukungan dan perhatian dari
orang tuanya. Kesadaran akan pentingnya belajar menghadapi ujian pun tidak ada
pada diri Si A.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa subyek dalam
penelitian ini belum secara optimal memiliki kesiapan belajar. Masih terdapat peserta
didik yang kurang mempersiapkan diri dengan belajar dalam menghadapi ujian, baik
secara fisik maupun mental. Mempersiapkan diri dalam belajar mengadapi ujian tidak
hanya semata-mata ikut pelajaran pada saat les. Tetapi mengulangi pelajaran ataupun
les yang sudah diberikan guru di kelas. Sehingga mengetahui kemampuan dalam
mengerjakan soal-soal ujian yang akan di hadapi nantinya. Jadi belajar tidak hanya
dilakukan di sekolah saja, tetapi di rumah juga. Peserta didik di haruskan untuk lebih
giat belajar, apalagi menjelang ujian. Motivasi dan dukungan dari pihak guru, teman
dan keluarga, utamanya orang tua juga, menjadi hal yang sangat penting sebagai
penunjang peserta didik tersebut agar rajin belajar. Tanpa adanya perhatian dari
keluarga maka tindakan akan tidak ada yang mengontrol, apalagi jika anak tersebut
merasa kurang diperhatikan, maka akan berusaha mencari teman yang menurutnya
sama dan mnegerti akan kondisinya, sehingga ia pun akan ikut-ikutan dengan
temannya tersebut. Apabila yang ditemani itu berperilaku kurang baik maka anak
tersebut akan berperilaku kurang baik pula, sebaliknya jika yang ditemani bergaul
anak yang baik, maka akan baik pula perilaku anak tersebut.
54
Sebagaimana dalam penelitian yang saya lakukan, di peroleh bahwa kesiapan
belajar menghadapi ujian berdasarkan tiga aspek, yaitu:
1. Kesediaan
Salah satu peserta didik yang mengoptimalkan kesediaan dalam belajar adalah
Si N. Si N adalah anak kelas IX C. Si N termasuk anak yang pintar. Ia sudah
mempersiapkan fisik dan mentalnya dalam menghadapi ujian. Di kalangan teman-
temannya, Si N dikenal anak yang baik, rajin belajar, pendiam, disiplin, sopan dan
juga taat beribadah. Si N hanya bergaul bersama teman sekelasnya dan teman di
sekitar lingkungan rumahnya. Si N hanya bergaul dengan teman-temannya akrabnya
saja. Si N juga termasuk anak yang rajin beribadah,utamanya shalat lima waktu. Ia
biasanya keluar rumah jika ke Masjid shalat. Keseimbangan antara kematangan fisik
dan mentalnya yang membuat Si N sadar akan pentingnya belajar menghadapi ujian.
Kesadaran akan pentingnya belajar dalam menghadapi ujian rupanya sudah menjadi
stimulus yang diterima baik oleh Si N dan merespon stimulus tersebut dengan baik
pula.
Kesedian belajar Si A sangatlah kurang. Ia tidak mempersiapkan diri untuk
belajar baik secara fisik maupun mental. Dari segi fisik sebenarnya ia mampu belajar
dan menyiapakn diri menghadapi ujian, tetapi faktor kemalasan dalam mengikuti
mata pelajaran,bahkan sangat jarang mengikuti les yang diberikan guru. Selain itu
faktor pergaulan juga. Ia terbiasa bergaul dengan anak yang kurang baikyang
membawa pengaruh yang buruk untuknya. Si A terpengaruh dengan anak-anak yang
sering bolos dan anak-anak yang tidak sekolah, sehingga ia juga ikut-ikutan malas ke
sekolah. Adapun dari segi mental, Si A kurang menyadari akan pentingnya ujian, ia
bersifat cuek saja dan lebih memilih mengerjakan pekerjaannya yang lain. Selain itu
55
Si A juga sangat jarang melaksanakan shalat lima waktu, Si A sangat jarang ke
Masjid untuk shalat.
Penelitian ini sesuai dengan hukum belajar yang dikemukakan oleh
Throndike, yaitu hukum kesediaan. Dalam hukum kesediaan mengajarkan bahwa
dalam memberikan respon, subyek harus siap dan disiapkan.hukum ini menyangkut
syarat kematangan dalam pengajaran, baik kematangan fisik, maupun mental dan
intelek. Stimulus tidak akan di respon atau responnya akan lemah saja, bila pelajar
kurang atau belum siap.
2. Latihan
Si N sudah mempergunakan respon dari stimulus yang diberikan guru dengan
baik. Guru memberikan stimulus agar belajar dengan giat. Si N pun sangat giat dalam
belajar. Hal tersebut di benarkan oleh kakak dan juga tetangganya yang juga teman
kecilnya. Si N semakin giat belajar menghadapi ujian, ia menyibukkan diri dengan
belajar. sepulang sekolah ia belajar mengerjakan soal-soal ujian utamanya pelajaran
matematika dan IPA. Seringnya ia mengulangi pelajaran di rumah dan melengkapi
catatan merupakan salah satu bentuk respon yang diberikan untuk hukum latihan ini.
Dengan jarangnya melakukan pengulangan atau latihan menjawab soal ujian
yang dilakukan oleh Si A, membuatnya semakin kurang siap ia menghadapi ujian.
Sebagaimana diketahui keseharian Si A lebih sering keluar bersama teman-temannya
daripada belajar di rumah. Selain itu jarangnya ia masuk belajar dan masuk les
membuatnya juga tidak mempergunakan respon dengan sebaik-baiknya. Si A hanya
sadar akan pentingnya belajar setelah beberapa minggu menghadapi ujian. Sehingga
latihannya yang dilakukan dalam menjawab soal ujian masih sangat kurang.
56
Hal yang dilakukan Si N sesuai dengan hukum dalam belajar yang
dikemukakan oleh Throndike, yaitu hukum latihan. Hukum ini menyatakan bahwa
respon terhadap stimulus dapat diperkuat dengan seringnya respon dipergunakan. Hal
ini menghasilkan implikasi bahwa praktik, khususnya pengulangan dalam
pembelajaran dan pengajaran adalah hal yang penting dilakukan.
3. Efek/Kesan
Pada diri Si N, sudah ada kesadaran akan pentingnya belajar menghadapi
ujian. Selain itu prestasi Si N yang sering meningkat karena belajar dengan sungguh-
sungguh merupakan faktor penunjang yang membuatnya semakin giat belajar, agar
bisa menjawab soal ujian dan baik dan benar. Selain itu lingkungan dan keadaan
keluarganya yang taat beribadah yang membuatnya juga jadi anak yang taat
beribadah.
Karena kurangnya kesiapan serta latihan yang dilakukan oleh Si A dalam
menghadapi ujian, mengakibatkan Si A tidak akan optimal dalam menjawab soal
ujian. Kurang siapnya Si A disebabkan oleh faktor internal seperti tidak adanya
kesadaran dalam diri Si A untuk belajar menghadapi ujian. Adapun faktor
eksternalnya karena Si A terpengaruh oleh lingkungan dan pergaulannya. Dimana
teman yang ia selalu bergaul adalah anak yang malas masuk belajar, bahkan anak
yang tidak sekolah pun ia temani bergaul. Hal ini akan terus berlangsung jika
dukungan dan perhatian dari orang tua Si A tidak diberikan sehingga Si A akan tetap
melakukan hal yang serupa seperti bolos, malas masuk belajar dan tetap bergaul
bersama anak kurang baik. Sehingga bisa dikatakan Si A kurang siap menghadapi
ujian karena tidak adanya dukungan dan perhatian dari orang tuanya. Kesadaran akan
57
pentingnya belajar menghadapi ujian pun tidak ada pada diri Si A. Si A tidak
memberikan respon yang baik dalam menghadapi ujian.
Hal ini sesuai dengan hukum dalam belajar yang dilakukan oleh Throndike,
yaitu Hukum Efek / Kesan. Hukum ini menyatakan bahwa tercapainya keadaan yang
memuaskan, akan memperkuat hubungan antara stimulus dan respon. Maksudnya
bila respon terhadap stimulus menimbulkan sesuatu yang memuaskan, misalnya
menyenangkan, maka subyek akan memberikan respon yang lebih cepat dan intens.
Bila hubungan stimulus dan respon tidak diikat oleh sesuatu yang menyenangkan,
maka respon akan melemah bahkan tidak akan ada respon sama sekali.
Adapun penelitian sebelumnya yang dianggap relevan dengan penelitian ini
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Wahid Abdillah. Dimana hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kesiapan
belajar terhadap hasil pembelajaran bahasa Arab Kajian Kitab Ibnu Aqil Di Kelas
Alfiyyah 2 Pondok Pesantren Al-Luqmaniyah Yogyakarta Tahun akademik
2014/2015. Terdapat hubungan yang cukup kuat antara kesiapan belajar terhadap
hasil pembelajaran bahasa Arab. Sedangkan untuk penelitian saya ini, terdapat
hubungan yng relevan pula antara kesiapan belajar peserta didik yang seperti
menyiapkan diri, baik jasmani dan rohani, memperbanyak latihan dan menyadari
akan pentingnya belajar menghadapi ujian. Sehingga hasil ujian yang didapatkan juga
akan memuaskan.
Penelitian Sintia Novita Sari juga menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara kesiapan belajar dengan keaktifan peserta didik. Keaktifan peserta
didik dalam mengikuti pelajaran dapat menjadi salah satu bentuk kesiapan peserta
didik dalam belajar. Unsur keaktifannya meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
58
Faktor internal meliputi kesiapan belajar peserta didik dalam mengikuti proses
belajar, mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru, dan melengkapi catatan dengan
mengerjakan tugas yang diberikan guru. Faktor internal ini sudah dilakukan oleh Si
N, ia sering mengerjakan tugas yang diberikan guru, melengkapi catatan dan lebih
banyak meluangkan waktu belajar di rumah daripada bergaul bersama temannya. Si
N tidak terpengaruh oleh pergaulan diluar, seperti teman-temannya yang kebanyakan
terpengaruh pergaulan, sering keluyuran apabila pulang sekolah. Si N hanya tinggal
di rumah ataupun dilingkungan rumahnya saja. Ia terkenal juga dengan sosoknya
yang pendiam dan hanya bergaul bersama orang-orang yang ia rasa akrab.
Sedangkan Si A sangat malas belajar di sekolah karena kemalasannya di
sekolah. Bisa dipastikan ia tidak melengkapi catatan dan malas mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru. Ia hanya sering keluar bergaul bersama teman-temannya.
Adapun faktor eksternal meliputi dukungan atau motivasi dari keluarga dan
masyarakat. Kurangnya perhatian dan dukungan dari orang tua Si A yang
membuatnya merasa tidak ada yang memperdulikannya, sehingga ia mencari orang-
orang yang mengerti akan dirinya dan merasa nyaman bergaul bersama orang-orang
tersebut tanpa memikirkan apakah itu baik untuknya atau tidak. Walaupun neneknya
sering memperhatikannya dan memenuhi keinginannya, tetapi itu tidak membuat Si
A masih merasa kurang diperhatikan. Perhatian yang diinginkan adalah dari orang
tuanya, utamanya orang tua kandungnya. Apalagi orang tua kandung Si A sudah
memilih berpisah dan mempunyai kelurga masing-masing. Keakraban dengan
saudara tirinya pun tidak dimiliki oleh Si A. Ia tidak pernah bergaul bersama saudara
tirinya. Si A juga tidak diperhatikan oleh ibu tiri dari bapaknya dan bapak tiri dari ibu
59
kandungnya. Selain itu Si A tidak tinggal bersama bapak maupun ibu kandungnya, Si
A hanya tinggal bersama neneknya.
Pada faktor eksternal ini pula yang membuat Si N jadi giat belajar, karena
dukungan dari keluarganya untuk belajar, apalagi dilingkungan rumahnya dan
masyarakat, orang-orang yang taat beribadah. Dimana di kampungnya merupakan
salah satu kelompok Remaja Masjid yang rajin dan aktif melakukan kegiatan, seperti
pengajian. Sedangkan Si A mengalami masalah dari segi keluarganya yang mana
orang tuanya berpisah, ia kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya dan
teman bergaul atau lingkungannyakebanyakan adalah anak yang kurang baik. Si A
sangat membutuhkan perhatian dari kedua orang tunya. Tetapi orang tua Si A
utamanya orang tua kandungnya kurang memperhatikannya. Mereka memberikan
fasilitas berupa motor dan uang, tetapi tidak mengontrol kegiatan dan hal apa saja
yang dilakukanoleh Si A. Sehingga Si A bebas melakukan apa saja yang ingin
dilakukannya, entah itu baik atau buruk.
Sebagaimana penelitian yang dilakuakan oleh Rahmiati, bahwa banyaknya
peserta didik yang tidak tuntas pada mata pelajaran IPA biologi. Ini mungkin di
sebabkan oleh faktor yang salah satunya faktor kesiapan belajar. Sebagaimana
menurut Mulyani (2003:28) bahwa kurangnya kesiapan peserta didik dalam belajar
apabila terus dilakukan dapat mengganggu peserta didik dalam menyerap mata
pelajaran yang diberikan. Apabila kesiapan belajar tidak diperhatikan oleh guru,
maka akan berakibat semakin bertambahnya materi yang tidak mampu diserap dan
dipahami oleh peserta didik. Hal ini dapat mengakibatkan kekurangmampuan peserta
didik dalam menjawab pertanyaan yang diberikan dan akhirnya berdampak pada
rendahmya hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, kesiapan belajar yang terjadi
60
pada peserta didik harus dianalisis dan diperbaiki agar tujuan dari pembelajaran bisa
terpenuhi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika peserta
didik belajar dan peserta didik tersebut sudah memiliki kesiapan, maka hasil
belajarnya akan lebih baik.
Penelitan Rahmiati ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti,
dimana kesiapan belajar peserta didik bukan hanya dipersiapkan oleh peserta didik
saja, tetapi guru juga, guru memiliki peran penting dalammengarahkan peserta didik
bagaimana caranya agar bisa memahami materi yang diberikan sehingga mampu
menjawab soal-soal ujian dengan benar. Guru juga memilihkan strategi yang tepat
yang mudah dipahami oleh peserta didik dalam menjawab soal-soal ujian. Guru juga
selalu memberikan motivasi agar peserta didik semakin giat belajar, utamanya di
rumah. Kurangnya kesiapan yang dilakukan peserta didik dapat mengakibatkan ia
akan kesulitan dalam menghadapi ujian. Guru juga dapat berkomunikasi dengan
orang tua untuk menanyakan bagaimana kesiapan belajar peserta didik di rumah,
sebagai penyambung kontrol guru di rumah. Peran orang tua dan guru yang terjalin
dengan baik, akan membantu juga peserta didik menyiapkan diri dalam belajar.
Sebagaimana dalam penelitian yang dilakukan oleh Dwi Indah Maharani yang
menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar sangat membutuhkan motivasi orang tua
utamanya aktivitas belajarnya harus dikontrol.Motivasi orang tua merupakan
dorongan/dukungan dari orang tua kepada anak dalam mencapai sesutu yang
diharapkan karena orang tua merupakan orang yang paling mempengaruhi pola pikir
dan tingkah laku anak. Hal ini sudah diterapka pada keluarga Si N, dimana orang tua
bahkan keluarag dan teman-temannyaapalgi pihak guru sealu memotivasi Si N untuk
rajin belajar dan mengoptimalkan belajar di rumah. Sedangkan pada diri Si A,
61
tidakadanya motivasi yang diberikan orang tua kepada Si A, karena orang tua Si A
sudah berpisah dan memiliki keluarga masing-masing. Sehingga tidak bisa mengurus
dan mengawasi pergaulan dan tingkah laku dari Si A. Ia hanya sering mendapatkan
motivasi belajar dari neneknya saja. Hal itu lantas tak membuat Si A tidak
memperdulikan neneknya. Si A sangat ingin merasakan perhatian dan juga motivasi
dan kasih sayang dari orang tuanya. Dimana dulu waktu orang tuanya masih tinggal
bersama, Si A anak yang rajin, baik dan patuh kepada orang tuanya. Tetapi setelah
orang tuanya berpisah, ia merasa kurang diperhatikan lagi, Si A kurang kasih sayang
dari orang tuanya, sehingga Si A hanya berbuat sesuatu yang membuatnya nyaman,
tanpa memikirkan apakah hal yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Sehingga
dilihat dari kesehariannya, Si A malah jadi anak yang kurang baik, karena bergaul
bersama anak yang kurang baik pula.
62
D. Kerangka Hasil Penelitian
Adapun kerangka hasil penelitian dapat di rumsukan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Kesiapan BelajarBerdasarkan
Tiga Hukum Belajar
Throndike
Latihan Si N semakin giat belajar
menghadapi ujian, Si N mengulangi pelajaran dan latihan menjawab soal ujian baik di rumah maupun di sekolah.
Si A jarang melakukan pengulangan atau latihan menjawab soal ujian, baik di rumah maupun di sekolah
Efek/Kesan • Si N mempersiapkan diri
menghadapi ujian dengan optimal. Dukungan dan motivasi dari keluarga dan guru yang di respon dengan baik, menjadikan Si N siap menghadapi ujian.
• Kurangnya perhatian dan motivasi belajar yang diberikan orang tua, mengakibat Si A tidak mempersiapkan diri dengan belajar sehingga Si A kesulitan menghadapi ujian
Kesediaan • Kesediaan belajar Si N sangat baik, Si N
mempersiapakan diri untuk belajar menghadapi ujian baik secara fisik maupun mental.
• Kesedian belajar Si A sangat kurang. Si A tidak mempersiapkan diri untuk belajar menghadapi ujian baik secara fisik maupun mental.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Kesiapan belajar Si N menghadapi ujian sudah optimal. Si N sudah
mempersiapakan diri menghadapi ujian baik dari segi fisik dan mentalnya.
Sementara kesiapan belajar Si A menghadapi ujian belum optimal
dikarenakan karena jarangnya ia mengikuti pelajaran yang diberikan guru dan
seringnya ia bolos.
2. Penghambat peserta didik dalam menghadapi ujian, karena kurangnya
motivasi dan dukungan yang diberikan orang tua dan pengaruh pergaulan
lingkungan.
B. Implikasi
Setelah melakukan penelitian di MTS AINUS SYAMSI,maka saran yang
disampaikan yaitu:
a. Bagi Guru
Menjalin komunikasi yang baik kepada orang tua, agar masalah anak dapat diketahui
bersama. Agar mereka tidak bertindak ke hal-hal yang dapat merusak dan merugikam
diri anak tersebut.
b. Bagi peserta didik
Agar tidak mencontoh hal-hal yang buruk, seperti bolos dan malas ikut pelaran.
Diharapkan agar belajar dengan giat agar dapat meningkatkan prestasi dan mencapai
cita-cita yang diinginkan.
64
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Akhmad Wahid.Pengaruh Kesiapan Belajar terhadap Hasil Pembelajaran Bahasa Arab Kajian Kitab Ibnu Aqil Di Kelas Alfiyyah 2 Pondok Pesantren Al-Luqmaniyah Yogyakarta Tahun Akademik 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. 2015.
Ahmad Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar; Jakarta: Rineka Cipta. 1991.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung; PT Remaja Rosdakarya. 2014.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet. 13.Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2006.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta; Kencana. 2007.
Daryanto. Inovasi Pembelajaran efektif. Bandung: Yrama Widya. 2013.
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2014.
Maharani,Dwi Indah. Hubungan AntaraMotivasiOrang Tua dan Aktivitas Belajar Dengan Hasil Belajar. Skripsi. Bandar Lampung: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. 2014
Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet XXXV; Bandung: Remaja Rosdakarya. 2016.
Mudjiono dan Dimyati.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2002.
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Cet.IV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014.
Rahman Ulfiani. Memahami Psikologi dalam Pendidikan Teori dan Aplikasi. Makassar: Alauddin University Press. 2014.
Rahmiati.Analisis kesiapan belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA Biologi dikelas VIII SMP NEGERI 1 HULU GURUNG. Skripsi. Pontianak: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Pontianak. 2016.
Robert.Studi Kasus Desain & Metode.Cet V;Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2004.
Sanjaya,Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Cet I. Jakarta: Kencan. 2006.
Sari, Sintia Novita. Analisis Kesiapan Belajar Peserta didik dalam mengikuti Proses pembelajaran Biologi Kelas X di beberapa SMA Negeri Kota Jambi. Skripsi. Jambi:Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi. 2014.
Sintia, Vivo. 2017. Pengaruh Kesiapan Belajar terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi kelas X di SMA BINA JAYA Palembang. Skripsi. Palembang. 2017.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
65
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2011.
Steren, C.D Robert.Kuantitatif Dasar-Dasar Penelitian: Usaha Nasional, 1993.Supranto J. Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran; Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI. 1990.
Sukmadinata, Syaodih Nana. Metode Penelitian Pendidikan,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2010.
Usman, Husaini. Metodologi Penelitian Sosial, Cet. 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2009.
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Erlangga. 2001.
Yaumi, Muhammad. Desain Pembelajaran Efektif. Makassar: Alauddin University Press. 2012.
Yudhawati Ratna dan Dany Haryanto.Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. 2011.
Zulkarnain.Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Keaktifan Peserta didik dalam Pembelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII MTS Madrasah Tsanawiyah Negeri Pekanbaru. Skripsi. Pekanbaru: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarifa Kasim Riau. 2010.
66
Wawancara Tertulis (Wawancara Awal)
A. Wawancara dengan Siswa
1. Asria Agustina
a. Waktu :10 : 38
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Usia : 14 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Pangkasalo
g. Kelas : 9C
Daftar Pertanyaan
1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan yang
didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?
Jawaban : Penting karena ujian itu diadakan apakah kita lulus atau tidak.
2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : Tidak sama karena UN bisa berbasis komputer atau tidak, dan UAS
banyak berbasis kertas saja.
3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian,memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas
tambahan.sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian,apakah sudah
melakukan hal-hal tersebut?
67
Jawaban : Ya, kami melakukan hal-hal tersebut seperti memperbanyak waktu
belajar dan ikut Les.
4. Pernahkan anda berlatih ,mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban : Pernah,mengerjakan soal ujian tahun sebelumnya dikerjakan pada saat
les.
5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : Hampir sama, kdang ada kisi-kisi yang masuk, dan tidak ada sama
sekali.
6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : menyuruh rajin belajar dan banyak berdoa.
7. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : Ada hambatan seperti main hp, dan diganggu orang lain.
8. Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam
menghadapi ujian?
Jawaban : Tidak pernah sama sekali.
68
2. Fatimah Ukhwanul Ummah
a. Waktu :10 : 42
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Usia : 16 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Kanjitongan
g. Kelas : 9C
Daftar Pertanyaan
ii. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan yang
didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?
Jawaban : Iya, karena kita lebih bisa mengetahui pelajaran-pelajaran yang telah
diajarkan oleh guru, dan nilai ujian sangatlah penting untuk masa depan.
2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : Tidak karena UN menggunakan komputer dan UAS menggunakan
kertas dan pensil.
3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian, memperbanyak waktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.
Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian,apakah sudah melakukan
hal-hal tersebut?
69
Jawaban : Persiapan yang sudah kusiapkan menghadapi ujian dengan belajar giat.
4. Pernahkan anda berlatih , mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban : Pernah, pada sat ibu atau bapak guru memberikan soal di papan tulis.
5.Kiis-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : sebagian ada yang sama dan sebagian ada yang berbeda.
6.Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : harus belajar dengan giat.
7.Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : Hp, karena setiap belajar sambil main hp saya tidak fokus pada
pelajaran ibu.
8.Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam
menghadapi ujian?
Jawaban : Tidak pernah, karena ibu atau bapak guru tidak pernah memberitahu
kami.
70
3. Firda
a. Waktu :10 : 38
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Usia : 14 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Pangkajene
g. Kelas : 9C
Daftar Pertanyaan
1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan
yang didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting
dilakukan?
Jawaban : Penting karena ujian itu diadakan apakah kita lulus atau tidak.
2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : Tidak sama karena UN berbasis komputer, dan UAS hanya
menggunakan kertas saja.
3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian,memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.
Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian, apakah sudah melakukan
hal-hal tersebut?
Jawaban : Ya, kami sudah melakukan hal-hal tersebut seperti memperbanyak
71
waktu belajar dan masuk Les.
4. Pernahkan anda berlatih, mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban : Pernah, mengerjakan soal ujian tahun sebelumnya dikerjakan pada
waktu les.
5.Kiis-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : Hampir sama, kadang-kadang ada kisi-kisi yang masuk, dan tidak ada
sama sekali.
6.Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : Belajar dengan baik dan berdoa.
7.Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : Bermain hp, TV, main dan diganggu orang lain.
8.Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam
menghadapi ujian?
Jawaban : Tidak pernah.
72
4. Nismawati
a. Waktu :10 : 38
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Usia : 14 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Taipa
g. Kelas : 9C
Daftar Pertanyaan
1.Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan
yang didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting
dilakukan?
Jawaban : Penting karena ujian dapat mengasah pikiran atau otak setiap peserta
didik.
2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : Tidak sama karena UN berbasis komputer dan lebih sulit, dan UAS
hanya menggunakan kertas saja.
3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian, memperbanyak waktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.
Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian, apakah sudah melakukan
73
hal-hal tersebut?
Jawaban : Sudah, saya sudah mengerjakan soal-soal ujian dan mengikuti les
tambahan.
4. Pernahkan anda berlatih, mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban : Pernah, saya pernah mengerjakan soal -soal ujian tahun 2017 dan 2016.
5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : Ada juga yang sama persis dan ada juga yang tidak sama.
6.Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : Belajar dengan baik karena itu nilai akan dibawa sampai kita dewasa,
jangan terlalu banyak main, dan banyak berdoa kepada Allah swt.
7.Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : Bermain hp, nonton TV, menjaga adik dan membantu orangtua serta
kadang-kadang saya malas.
8.Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam
menghadapi ujian?
Jawaban : Tidak pernah.
74
5. Ikhsan Efendi
a. Waktu :10 : 25
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Usia : 14 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Taipa
g. Kelas : 9A
Daftar Pertanyaan
1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan epngetahuan yang
didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?
Jawaban : Sangat penting untuk mengsah kemampuan diri kita.
2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : Tidak karena UN susah untuk di jawab karena harus berusaha.
3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian,memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.
Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian, apakah sudah melakukan
hal-hal tersebut?
75
Jawaban : Dalam menghadapi ujian kita harus mempersiapkanlatihan-latihan agar
nanti ujian kita bisa menghafal-hafal soalnya.
4. Pernahkan anda berlatih, mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban : Pernah, seperti les.
5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : hampir sama dengan kisi-kisi.
6.Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : kurang-kurangi bermain.
7.Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : sering bermain-main.
8.Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam
menghadapi ujian?
Jawaban : Tidak pernah
76
6. Ismail Wahid
a. Waktu :10 : 30
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Usia : 13 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Pangkajene
g. Kelas : 9A
Daftar Pertanyaan
1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan yang
didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?
Jawaban : Penting karena tanpa mengikuti ujian, kita tidak dapat melanjutkan
sekolah ke tempat pendidikan yang lebih maju.
2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : Beda, karena UN menunjukkan hari dimana kita bisa melanjutkan
pendidikan. Karena UAS dibuat dari kabupaten/sekolah. Sedangkan UN dari pusat.
3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian, memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.
Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian,apakah sudah melakukan
hal-hal tersebut?
Jawaban : Les dan menerjakan tugas-tugas sekolah.
77
4. Pernahkan anda berlatih , mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban : Pernah,mengerjakan soal seperti matematika, ipa, bahasa indonesia dan
bahasa inggris.
5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : Sama.
6.Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : Rajin belajar dan rajin mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
7.Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : Main hp, mainbola dan membantu orangtua.
8.Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam
menghadapi ujian?
Jawaban : Tidak pernah.
78
7. Kaharuddin
a. Waktu :10 : 25
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Usia : 15 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Taipa
g. Kelas : 9B
Daftar Pertanyaan
1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan yang
didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?
Jawaban : Penting karena untuk mengasah kemampuan yang kita miliki tentang
apa yang selama ini kita pelajari.
2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : Tidak sama karena UN itu soalnya sangat rahasia
3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian, memperbanyak waktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.
Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian,apakah sudah melakukan
hal-hal tersebut?
Jawaban : Saya harus belajar lebih giat untuk menghadapi ujian.
79
4. Pernahkan anda berlatih, mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban : Pernah, supaya kita tahu cara-caranya.
5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : Tidak terlalu karena hanya sedikit kisi-kisi yang masuk dalam ujian.
6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : memberikan kita semangat dalam belajar lebih giat.
8. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : adanya gangguan oleh teman-teman yang bermain-main.
9. Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam
menghadapi ujian?
Jawaban : Tidak pernah
80
8. M. Salman
a. Waktu : 11: 13
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Usia : 14 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : -
g. Kelas : 9B
Daftar Pertanyaan
1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan yang
didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?
Jawaban : Penting karena ujian adalahpenentu kita lulus.
2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : Tidak sama.
3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian, memperbanyak waktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.
Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian, apakah sudah melakukan
hal-hal tersebut?
Jawaban : Masuk les dan belajar dengan benar.
4. Pernahkan anda berlatih, mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
81
Jawaban : Iya.
5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : Sama.
6.Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : Belajar.
7.Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : Sangat susah.
8.Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam
menghadapi ujian?
Jawaban : Tidak Pernah
82
9. M. Tahir
a. Waktu : 10 :25
b. Tempat : Mts ainus syamsi
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Usia : 13 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : -
g. Kelas : 9A
Daftar Pertanyaan
1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan yang
didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?
Jawaban :Untuk mengasah kemampuan yang kita miliki sampai sekarang tentang
apa yang kita pelajari sampai sekarng.
6. Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban :tidak sama. Karena UN adalah ujian yangbpaling susah dan diperlukan
konsentrasi tinggi untuk menjawab semua soal
7. Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian, memperbanyak waktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.
Sejauh ini bagaimana menurut anda tentang kesiapan belajar anda meghadapi
ujian, apakah sudah melakukan hal-hal tersebut?
83
Jawaban : Dalam menghadapi ujian banyak persiapan seperti menghafal rumus-
rumus dan berani mengerjakan sol-soal susah dan sering mengikuti kelas tambahan
seperti les.
8. Pernahkan anda berlatih ,mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban : Pernah
9. Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : Materi pelajaran hampir sama dengan ulangan.
10. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : Meluangkan waktu untuk belajar dan kurang-kurangi bermain hp atau
game.
11. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi
dalam belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi
ujian yang membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : Sering bermain-main dan tidak terlalu konsentrasi
12. Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam
menghadapi ujian?
84
Jawaban : Tidak Pernah
10. M. Hidayat
a. Waktu :11: 13
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Usia : 14 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Mangalekana
g. Kelas : 9B
Daftar Pertanyaan
2. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan yang
didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?
Jawaban : Penting dengan penaikan pendidikan agar dapat meraih cita-cita
2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : Berbeda UN dibuat diPusat sedangkan UAS dibuat oleh guru
disekolah.
3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian,memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.
Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian,apakah sudah melakukan
85
hal-hal tersebut?
Jawaban : Les diadakan disekolah dan bersungguh-sungguh agar dapat meraih
cita-cita
4. Pernahkan anda berlatih, mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban : pernah seperti mengerjakan soal bahasa inggris,bahasa
indonesia,matematika,ips,ipa dan Bahasa Arab
5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : Sama
6.Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : perbanyak belajar dengan sungguh- sungguh dan jangan bermain
7.Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : Keributan
8.Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam
menghadapi ujian?
Jawaban : pernah
86
11. Muh. Imran Anugrah
a. Waktu :10 :30
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Usia : 15 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Griya Maros Indah Tamarampa
g. Kelas : 9B
Daftar Pertanyaan
1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pngetahuan yang
didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?
Jawaban : karena ujian adalah penentu dari ke kelulusan jadi bila kita tidak
mengikuti ujian pasti kita akan menyesal (tidak lulus).
2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : kalau ujian nasional adalah ujian yang dari pusat sedangkan kalau ujian
sekolah adalah ujian yang dari sekolah atau kementrian pendidikan.Jadi ujian
sekolah dan ujian nasional beda.
3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian, memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas
tambahan.sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian, apakah sudah
87
melakukan hal-hal tersebut?
Jawaban :Iya, yang biasa kita lakukan adalah kelas tambahan dan rajin belajar.
4. Pernahkan anda berlatih mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban :iya, biasa kita mengerjakan soal-soal yang di berikan soal kepada kita.
5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : Ada yang sama ada yang tidak sama.
6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : biasa guru menyuruh kita untuk rajin belajar dan bersungguh-sungguh
dalam mengerjakan sal-soal, jangan terlalu banyak main game.
7. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban :
Karena capek mengantuk dan malas. Sehingga kita tidak fokus dalam mengerjakan
ujian, baik ujian nasional maupun ujian sekolah .
8. Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam
menghadapi ujian?
88
Jawaban : Pernah. Dia menceritakan anak yang gagal itu karena dia malas pergi
sekolah sehingga dia tidak tahu mau menjawab apa.
12. Muammar
a. Waktu :11: 13
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Usia : 17 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Rukjar
g. Kelas : 9B
Daftar Pertanyaan
1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan siswa dan pengetahuan yang
didapat di sekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?
Jawaban : Penting karena dengan ujian menentukan kita naik ke jenjang/kelas
yang lebih tinggi.
2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : Beda. UN diawasi dengan petugas sedangkan UAS diawasi oleh guru
sekolah dari luar.
3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian, memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.
89
Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian, apakah sudah melakukan
hal-hal tersebut?
Jawaban : iya pernah tapi sekali-kali saja.
4. Pernahkan anda berlatih , mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban : IyaPernah.
5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : Ada yang masuk kisi-kisi dan ada yang tidak.
6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : Perbanyak belajar.
7. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : Karena adanya murid yang saling meminta jawaban dengan murid lain
sehingga lama kelamaan mereka mengeluarkan suara yang patutnya tidak perlu di
perdengarkan.
3. Pernahkan guru anda membahas mengenai siswa yang gagal dalam menghadapi
ujian?
Jawaban : Iya.
90
13. Muh. Nur Husain
a. Waktu :11: 13
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Usia : 14 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Allu
g. Kelas : 9B
Daftar Pertanyaan
1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan siswa dan pengetahuan yang
didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?
Jawaban : Penting karena menentukan kelulusan.
2. Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : Beda. UN adalah penentu kelulusan sedangkan UAS adalah penentu
nilai sekolah.
3. Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian, memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.
Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian, apakah sudah melakukan
hal-hal tersebut?
Jawaban : Belajar Les.
91
4. Pernahkan anda berlatih , mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban : Pernah.
5. Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : Ada yang masuk kisi-kisi dan ada yang tidak, seperti ipa, matematika
dan bahasa indonesia.
6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : Perbanyak belajar di rumah lupakan bermain.
7. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : Tidak konsentrasi karena ribut, karena bermain hp.
8.Pernahkan guru anda membahas mengenai siswa yang gagal dalam menghadapi
ujian?
Jawaban : Tidak pernah.
92
14. Sahid Fadil
a. Waktu :11: 13
C. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
D. Jenis Kelamin : Laki-laki
E. Usia : 14 tahun
F. Agama : Islam
G. Tempat Tinggal : -
H. Kelas : 9B
Daftar Pertanyaan
1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan siswa dan pengetahuan yang
didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?
Jawaban : Penting karena ujian menentukan kelulusan dan mengasah diri untuk
lebih giat belajar
2. Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : Tidak, US soalnya berasal dari sekolah sedangkan UN berstandar
Nasional
3. Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian, memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.
Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian,apakah sudah melakukan
hal-hal tersebut?
Jawaban : Giat untuk masuk les dan lebih banyak membaca contoh Soal UN
93
4. Pernahkan anda berlatih , mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban : Sering contoh Ipa, Ips, Matemtika, Bahasa Arab dll
5. Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : Sama
6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : Giat belajar
7. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : Ada hambatan
8. Pernahkan guru anda membahas mengenai siswa yang gagal dalam menghadapi
ujian?
Jawaban : Pernah
94
15. Nurul Fauziah
a. Waktu :10 :38
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Usia : 13 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Pangkaje’ne
g. Kelas : 9C
Daftar Pertanyaan
1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan siswa dan pengetahuan yang
didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?
Jawaban : Penting, karena ujian menentukan apakah kita pantas atau dapat lulus
atau tidak dan ujian dilakukan untuk nilai ahkir kita.
2. Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : Tidak sama karena UN bisa berbasis komputer atau tidak. Dan ujian
sekolah hanya berbasis kertas saja.
3. Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian, memperbanyak waktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.
Sejauh ini bagaimana menurut anda tentang kesiapan belajar anda meghadapi
95
ujian, apakah sudah melakukan hal-hal tersebut?
Jawaban : Ya, kami melakukan hal-hal tersebut. Seperti memperbanyak waktu
belajar dan ikut les.
4. Pernahkan anda berlatih ,emgerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban : Pernah, soal ujian tahun sebelumnya dikerjakan pada saat les.
5. Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : Hampir sama, kadang ada kisi-kisi yang masuk dan tidak ada sama
sekali.
6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : Menyuruh untuk rajin belajar dan banyak berdoa.
7. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : Ada Hambatan seperti hp, diganggu oleh orang lain.
8. Pernahkan guru anda membahas mengenai siswa yang gagal dalam menghadapi
ujian?
96
Jawaban : Tidak Pernah sama sekali
16. Riska
a. Waktu :10 : 38
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Nama : Riska
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Usia : 15 tahun
f. Agama : Islam
g. Tempat Tinggal : Taipa
h. Kelas : 9C
Daftar Pertanyaan
1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang
namanya ujian untuk mengetahui kemampuan siswa dan pengetahuan yang
didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?
Jawaban : Penting karena dengan ujianlah dapat memperluas otak kita untuk
belajar dan dari ujianlah kita memperoleh nilai terkhir kita di ijazah.
2. Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa
alasan anda?
Jawaban : Tidak sama karena UN dikerjakan dengan komputer , dan UAS hanya
dengan kertas.
97
3. Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan
soal-soal ujian, memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.
Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian,apakah sudah melakukan
hal-hal tersebut?
Jawaban : Sudah, dan kita telah mengerjakan soal-soal latihan dan mengikuti
kelas tambahan
4. Pernahkan anda berlatih , mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?
Jawaban : Pernah,kita pernah mengerjakan soal-soal tahun 2016 dan 2017.
5. Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut
anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?
Jawaban : Kisi-kisi yang diberikan ada yang sama dan ada juga yang tidak sama.
6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?
Jawaban : Rajin belajar dan mempelajari kembali soal-soal yang diberikan serta
memperbanyak doa.
7. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam
belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang
membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?
Jawaban : Menonton TV, membantu orangtua serta sering juga malas.
8. Pernahkan guru anda membahas mengenai siswa yang gagal dalam menghadapi
ujian?
Jawaban : Tidak.
98
B. Wawancara dengan Guru
1. Ibu Aisyah Tola, S. Pd
a. Waktu : Sabtu 13 januari 2018
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Usia : 28 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Dusun Taipa Desa Majannang
g. Pendidikan : S1
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimanakah pandangan ibu/bapak tentang pentingnya siswa dalam
menghadapi ujian?
Jawaban : UN penting untuk siswa sebab UN merupakan tolak ukur yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam belajar selama 3 tahun.
2. Apa-apa saja perilaku yang tampak dari siswa ketika diinfokan akan dilakukan
ujian?
Apa yang mereka lakukan?
Jawaban : Perilaku siswa yang tampak, diantaranya:
- Ada yang gembira
- Ada yang kaget
- Ada yang biasa-biasa saja
- Ada yang terlihat khawatirdan was-was
99
3. Apakah ibu/bapak pernah memberikan arahan tentang mengerjakan ujian?
Jawaban : Memberikan arahan tentang mengerjakan soal dengan cara memberi
simulasi mengerjakan soal-soal ujian..
4. Adakah strategi yang diberikan untuk meningkatkan kesiapan belajar siswa
dalam menghadapi ujian?
Jawaban : Strategi yang diberikan:
- Selalu memberi motivasi belajar
- Selalu memberi informasi seputar ujian tahun ini
- Memberikan pelajaran tambahan berupa les
- Memberikan pembahasan soal-soal ujian berdasarkan SKL.
5. Bagaimanakah bentuk strategi yang diberikan untuk meningkatkan kesiapan
belajar siswa menghadapi ujian?
Jawaban : Strategi yang diberikan berupa:
- Pembahsan soal-soal ujian tahun sebelumnya
- Pembahasan soal berdasarkan SKL
6. Menurut ibu/bapak apakah semua siswa siap menghadapi ujian?
Apakah indikator yang tampak dari perilaku siswa?
Jawaban :
- Sebagian tampak siap dengan giat mengerjakan soal-soal ujian
- Sebagian tampak belum siap karena menganggap ujian adalah hal yang
menakutkan.
7. Menurut ibu/bapak hambatan apa saja yang membuat siswa belum siap
menghadapi ujian ?
100
Jawaban : Hambatannya berupa:
- Siswa masih menganggap ujian adalah hal yang menakutkan sehingga
menjadikannya beban.
- Kurangnya motivasi dari orang tua.
2. Ibu Nurjannah, S. Pd
a. Waktu : Sabtu 13 januari 2018
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Usia : 47 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Lingkungan Betang Maros
h. Pendidikan : S1
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimanakah pandangan ibu/bapak tentang pentingnya siswa dalam
menghadapi ujian?
Jawaban : Sangat penting sebab untuk menghadapi ujian harus ada persiapan
yang matang dari siswa.
2. Apa-apa saja perilaku yang tampak dari siswa ketika diinfokan akan dilakukan
ujian?
Apa yang mereka lakukan?
101
Jawaban : Perilaku siswayang tampak, diantaranya:
- Ada siswa yang aktif mencari soal-soal kemudian menjawab.
- Ada hanya belajar saja dari buku catatan
- Ada siswa yang acuh
3. Apakah ibu/bapak pernah memberikan arahan tentang mengerjakan ujian?
Jawaban : Pernah.
4. Adakah strategi yang diberikan untuk meningkatkan kesiapan belajar siswa
dalam menghadapi ujian?
Jawaban : Ada.
13. Bagaimanakah bentuk strategi yang diberikan untuk meningkatkan
kesiapan belajar siswa menghadapi ujian?
Jawaban : Strategi yang diberikan berupa:
- Merangkum / mempelajari semua materi pembelajaran (kelas 7-9) yang
masuk dalam kisi-kisi UN
- Mengerjakan soal-soal pada akhir bab
- Mengerjakan soal-soal UN lima tahun terakhir
14. Menurut ibu/bapak apakah semua siswa siap menghadapi ujian?
Apakah indikator yang tampak dari perilaku siswa?
Jawaban :
- Tidak semua siswa siap menghadapi ujian
- Indikatornya masih ada siswa yang tidak dapat menjawab soal-soal dengan
benar.
102
7. Menurut ibu/bapak hambatan apa saja yang membuat siswa belum siap
menhadapi ujian ?
Jawaban : Hambatannya adalah materi pembelajaran tidak dikuasai khususnya
materi pembelajaran pemahaman dan perhitungan.
3. Dra. Jumaina
a. Waktu : Sabtu 13 januari 2018
b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Usia : 45 tahun
e. Agama : Islam
f. Tempat Tinggal : Pakkasalo
g. Pendidikan : S1
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimanakah pandangan ibu/bapak tentang pentingnya siswa dalam
menghadapi ujian?
Jawaban : Ujian merupakan suatu hal yang harus dihadapi siswa, yang
merupakan tolak ukur pembelajaran yang dihadapi siswa selama 3 tahun.
2. Apa-apa saja perilaku yang tampak dari siswa ketika diinfokan akan dilakukan
ujian?
Apa yang mereka lakukan?
103
Jawaban : Perilaku siswayang tampak, diantaranya:
- Ada sebagian siswa bergembira
- Ada sebagian siswa gugup
- Ada sebagian siswa was-was
3. Apakah ibu/bapak pernah memberikan arahan tentang mengerjakan ujian?
Jawaban : Ya, berupa bimbingan dalam mengerjakan soal ujian.
4. Adakah strategi yang diberikan untuk meningkatkan kesiapan belajar siswa
dalam menghadapi ujian?
Jawaban : Strategi yang diberikan salah satunya adalah mengerjakan soal yang
lebih mudah kemudian soal yang dianggap susah.
5. Bagaimanakah bentuk strategi yang diberikan untuk meningkatkan kesiapan
belajar siswa menghadapi ujian?
Jawaban : Strategi yang diberikan berupa:
- Bimbingan Ekstra Les
- Cara mengerjakan soal pilihan ganda
6. Menurut ibu/bapak apakah semua siswa siap menghadapi ujian?
Apakah indikator yang tampak dari perilaku siswa?
Jawaban :
- Siswa belajar dengan giat
- Siswa telah uji coba UN
104
7. Menurut ibu/bapak hambatan apa saja yang membuat siswa belum siap
menhadapi ujian ?
Jawaban : Hambatannya berupa:
- Fisikologis (takut)
- Malas masuk belajar.
- Kurangnya motivasi dari orang tua.
105
B. Wawancara Mendalam
Subjek : Raodah, S.Ag (Guru Agama)
Waktu : Ahad, 25 Maret 2018
Tempat : Perpustakan MTS Ainus Syamsi
No Narasi Koding
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
P: ibu e, mauka bertanya, eh seputar itue...
siapa kira-kira paling nakal kelas tiga?
N: kelas tiga?
P: iyye, paling bandel na?
N: Muliadi,
P: siapa lagi?
N:eeee (berfikir)
P: kelas 9A
P: kelas 9A... iyanu ji ee iyanuu di Ahmad
Alfian.
P: Kalau Asri iyya nda?
N: kalau Asri tawwa nda, ta satu-satu kali ji.
P: ihhh...bannaki (nakal) itu toh Seringji ia
masuk belajar.
N: seringji iyya masuk.
P: Hmm...
Saya seringi terlambat (jawab salah satu guru
yang mengajar juga di kelas asriandi)
Asriandi salah satu murid
yang nakal
Asriandi sering terlambat
masuk belajar
106
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Ibu sibuk berbicara dengan guru lain yang
ingin menanyakan bahan buat acara bubur.
P: tapi kalau yang anuka, menurut ta yang
paling pintar, mauka ambil anunya kayak
riwayatnya toh, keterangan tentang di,
deskripsi tentang dia. Kalau yang paling
pintar iyya?
N: kalau di 9A sahid fadil
P: yang perempuan?
N: kalau yang perempuan. Nismawati
P: nismwati,Sama?
N: sama Nurul Fauziah
P: hmm...paling aktif mi itu?
N:haaa...smbil berbicara dengan guru lain..
cuci dulu saying
Nismawati salah satu murid
yang pintar
Subjek : Nismawati (Subyek Yang Rajin Belajar)
Waktu : 9 Desember 2018
Tempat : Kelas IX A
No Narasi Koding
1
2
3
4
P: Assalamualaikum wr.wb
N: waalaikumslaam wr.wb
P: Adek namanya siapa?
N: Nismawati.
Nismawati kelas IX C
107
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
P: Kelas berapa?
N: Kelas IX C.
P: di sisni saya ada beberapa pertanyaan
seputar kegitan ta ee untuk menghdapi ujian.
Kira-kira kita kalau di rumah itu
melaksanakan belajar?
N: Iyye
P: berapa lama kira-kira kita belajar, apakah
sejam atau berapa?
N: ehh... minimal 1 jam.
P: minimal 1 jam, biasanya kalau belajarki di
rumah di bimbing atu belajar sendiri?
N: Belajar sendiri.
P: Belajar sendiri. Kalau seputar ujian sendiri,
menurut ta bagaimana itu tentang ujian,
apaka ujian itu menurut ta?
N: eee suatu keharusan.
P: apakah sama ujian denga ulangan
semester?
N: Tidak
P: dari segi apanya yang beda?
Nismawati biasanya sejam
belajar di rumah tanpa
bimbingan orang dewasa
(belajar mandiri)
Ujian dianggap sebagai suatu
keharusan
Ujian beda dengan ulangan
semester dari segi cara
menjawabnya
108
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
N: eee, soalnya sama cara menjawabnya
P: cara menjawab ujian?
N: iyee
P: apakah ade sudah, menurut ade sendiri.
Apakah ade sudah siap melaksanakan atau
menghadapi ujian?
N: belum terlalu
P: apakah ade sering mengerjakan soal ujian?
N: Belum
P: pernah melihat soal ujian?
N: pernah
P: atau diberikan sama guru
N: iyye
P: pernah guru ta kasihki kelas tambahan atau
mengajar les begitu untuk pengajar anuu?
N: belum
P: kalau menurut ade sendiri yang bagaimna
itu di bilang kesiapan belajar, bagaimana atau
kapan kita dikatakan siap belajar atau siap
ujian yang bagaimana itu?apa yng harus
Nismawati belum siap
menghadapi ujian di
karenakan belum pernah
mengerjakan soal ujian
Nismawati pernah melihat
soal ujian yang diberikan
oleh guru
Guru belum pernah
mengajarkan les (kelas
tambahan)
Hal-hal yang harus
dipersiapakan dalam
menghadapi ujian adalah
menjaga kesehatan, baik
109
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
dipersiapakan?
N: eeh.. belajar, jaga kesehatan, fisik mental ,
melengkapi catatan juga.
P: pernah tidak guru ta tanyaki tentang senior
ta yang gagal dalam menghadapi ujian
N: tidak
P: ada tidak kiat-kiat atau motivasi yang
diberikan guru ta untuk menghadapi ujian?
N: iyye ada, belajar dengan giat
P: oh iyya...
fisik maupun mental, belajar
dan melengkapi catatan
Guru tidak pernah
memberitahu seputar peserta
didik yang gagal
menghadapi ujian pada tahun
sebelumnya
Motivasi yang diberikan
guru adalah belajar dengan
giat.
Subjek : Akbar (kakak Nismawati)
Waktu : Ahad, 22 April 2018
Tempat : Di Rumah(telpon)
No Narasi Koding
1
2
3
4
5
P: Siapa namanya orang tua ta?
N: Nama orang tua saya Dg. Maudu dan Ibu
Muliati. P: apa pekerjaannya orang tua ta?
N: Pekerjaan ayah saya seorang petani
tambak dan ibu saya IRT.
Nama orag tuanya Dg.
Maudu dan Muliati dimana
pekerjaan ayahnya seorang
petani tambak dan ibunya
seorang IRT
110
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
P: oh iyya, bagaimana mi diliat kesiapannya
adek ta menjelang ujian, ka nda lamami ini
ujian?
N: Adik saya seperti anak-anakyang lain rajin
belajar. Malah sekarang rajin sekali belajar
dia. Sembarang na pelajari kalau ada Prnya
fokus pada yang dia kerja nda ada yang lain.
P: hambatan apa yang membuat adek ta tidak
belajar?
N:Biasanya nda nha belajar kalau sakit
pergiki tidur,
P: hmm..,sakit apa biasa adek ta?
N: biasa sakit dadanya.
P: apa biasa kebiasaan buruknya adek ta?
N: Kebiasaan buruknya suka mojjo/ngambek.
Kesiapan belajar Nismawati
menjelang ujian meningkat,
Nismawati jadi anak yang
rajin sekali belajar dan fokus
mengerjakan tugas yang
diberikan guru
Hambatan Nismawati dalam
belajar adalah sakit, ia
biasanya mengeluh sakit
pada dadanya, sehingga
kalau sakit ia tidak belajar
dan memilih tidur saja
Kebiasaan buruk Nismawati
sering ngambek.
Subjek : Nismawati (Subyek yang Rajin Belajar)
Waktu : Rabu 28 Maret 2018
Tempat : Kelas IX A
No Narasi Koding
1 P: ya... hmm,,bagaimana mi kesipan ta Kesiapan Nismawati
111
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
menghadapi ujian? Berapa persenmi kira-kira,
bisaki persenkanki?
N: Paling 70%.
P: di rumah ta, pelajaran apa sering di anu
(pelajari)?
N: Matematika sama ipa paling sering.
P: apa yang biasa kita anukan, maksudnya
kalau belajarki pada waktu-waktu apa?
N: malam...iyye
P: hambatan ta yang paling susah bikinki
belajar apa?
N: Jaga adik sama nonton tv.
(suasana kelas yang ribut dan suara meja yang
di geser)
P: dulu SD ki pernahki dapat peringkat?
N:tidak pernah dapat peringkat, SMP pi
sekarang
P: kira-kira apa kiat-kiat ta sehingga bisa
meningkat, kan pertamanya waktu SD ki nda
dapatki peringkat toh? Sekalinya SMA ki eh
menghadapi ujian sudah 70%.
Pelajaran yang sering dipeljari
adalah matematika dan ipa
Nismawati biasanya belajar
pada malam hari
Hambatan belajar jaga adik dan
nonton TV
Prestasinya meningkat ketika
SMP/MTS. Pada waktu SD
Nismawati tidak mendapatkan
peringkat, tetapi setelah naik ke
jenjang SMP/MTS
iamendapatkan peringkat dan
112
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
SMPki meningkatki. Apa kira-kira kiat-
kiatnya itu?
N: maksudnya?
P: maksudkuapa atau bagaimana cara ta
sehingga bisa meningkat prestasita, awalnya
yang SD ki nda terlalu bisa. Sekalinya ini
baekmi, langsungi dapat peringkat.
N: belajar dengan sungguh-sungguh
P: Jadi yang paling sering kita latihani ini
toh? (sambil memperlihatkan catatan hasil
wawancara)
N: iyye
Bingung mau menanyakan apa
P: hmm... pa lagi mau ku tanyakan dih?
Hmm...berapa jamki biasa belajar kalau
malam?
N: .Iye.paling 1 Jam.
bisadikatakan sebagai salah
satu peserta didik terpintar di
kelasnya. Adapun hal yang
dilakukan agar bisa mendapat
peringkat dan menjadi pintar
adalah belajar dengan sungguh-
sungguh.
Nismawati biasa menghabiskan
belajar pada waktu malam
selama 1 jam
Subjek : Nuraisyah (Peserta didik sekaligus tetangga Nismawati)
Waktu : Ahad, 22 April 2018
Tempat : Kelas X IPA B
No Narasi Koding
113
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
P : Yach eee..siapa lagi namata?
N: Nuraisyah bu!
P: oo..iyya Nuraisyah!kita tetangga atau
keluarga dengan Nisma?
N:Tetangga bu.
P: hmm...tetangga, bagaimana diliat ini
keseharianna, eee ini menjelang ujian Nisma?
N: anu bu baikji. Biasa Tidak na kayak
teman-temannya yang lain yang pergi-pergi
toh . pergi- pergi anu nda na sekolah. Pergi
sekolah, nda nha begitu. Misalnya
belajar.Belajarki mungkin di rumah.
P: hmm.. jarangi. Maksudnya seringki
bergaul sama dia kah?
N: Iyye waktuta SMP, waktuku SMP
P:tapi kalau sekarang ini?
N: Sekarang jarang mi, anu ji misalnya
seringji natemani toh.
P: Dia nda terlalu bergaul sama orang yang
tidak terlalu nakenali kapang dih?
Nuraisyah adalah tetangga
Nismawati
Nismawati anak yang baik,
rajin belajar dan jarang
bergaul bersama teman-
temannya, apalagi keluar
jalan bersama temannya
Nuraisyah sering bergaul
bersama Nismawati pada
saat duduk di bangku
SMP/MTS, tapi setelah
duduk di bangku MA, ia
jarang bergaul bersama
Nismawati
Nismawati tidak bergaul
dengan orang yang tidak
dikenalinya
114
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
N: Iyee..adik kelaski bu
P: ohh...Waktunya dulu jadi adik kelas ta
seringki sma?
N: iyye bu,,Sd ku juga sama teruska
P: Tapi menurutta akhir-akhir ini bagaimana
diliat, rajinji belajar atau bagaimanai?
N: rajingi belajar bu
P: tapi kalau misalnya kayak shalat ashar
biasa ke masjid kah? Atau ada kegiatan
lainnya selain belajar begitu?
N: seringi kemasjid.
P: ana remaja masjid kah?
N: bukan pi bu, belumpi umur begitu bu
SMA pi itu bru masuk remaja masjid.
Tapi rajingi kemasjid bu,,,iyye rajinji bu
P: Kalau kesehariannya sama teman-
temannya bagaimana diliat?
N: Nda pernahki pergi-pergi bu. Jalan-jalan
apa. Tidak pernahki. Tinggal tonji di
rumahnya bu
Nuraisyah sering bersama
dengan Nismawati pada saat
duduk di bangku SD
Akhir-akhir ini Nismawati
semakin rajin belajar
Nismawati rajin ke masjid ,
walaupun ia belum menjadi
anak remaja masjid, karena
yang masuk kategori anak
remaja masjid adalah mereka
yang sudah duduk di bangku
MA/SMA
Nismawati mengahabiskan
waktu luangnya di rumah,
tidak keluar keluyuran
bersama teman-temannya.
115
Subjek : Aisyah Tola S,pd (Guru Matematika)
Waktu : Rabu, 28 Maret 2018
Tempat : Perpustakaan MTS Ainus Syamsi
No Narasi Koding
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
P: pertanyaanku adalah bagaimana menurut ta
itu asriandi di kelas?gaya-gayanya
(Saling menunjuk) kita mo bu e?
N: Malaski masuk.
P: malaski masuk, seringji ikut les?
N: Te’na punna nakke (tidak kalau saya yang
mengajar)...tidak pernah ikut les.
P: kalau mengajarki iyya, kayak mengajar
biasaki seringji datang?
N: Nah malaski ke sekolah itu Asriandi.
P: kan sampelku rajin sama yang malas.
Diamai ku ambil satu, baru kalau ku liat dari
sisi kehidupannya anu tongi toh, maksudnya
kayak nda mendukungi memang karena kayak
orang tua
N: Anu Broken Heart.
Asriandi malas masuk
belajar
Asriandi tidak pernah
masuk les pada pelajaran bu
Aisyah
Asriandi malas datang ke
sekolah
Asriandi kurang perhatian
dari orang tuanya,karena
orang tua mereka berpisah
(broken heart). Selain itu
Asriandi juga tidak tinggal
bersama orang tuanya, baik
116
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
27
28
29
30
31
32
33
P: iyya kayak begitu. Broken heart
N: baru tidak tinggal sama orang tua
itu.kurang perhatian dari orang tuanya,
P: iyya mungkin itumi juga yang jadikanki
begitu perpisahan orang tua
Berbicara dengan guru yang lain seputar jilbab
yang dibeli
P: apa lagi itu mau ku bilang, intinya ibu
kenapa itu asriandi, nda siap mentongi
menghadapi ujian?
N: bukan Cuma Asriandi,sebenarnya bukan
tidak siap cuma anak-anak tidak
mempersiapkan dirinya. Cuek mentongji
P: tidak na jampangi(peduli)
N: samaji Subli,Habli,Lailahaillallah. Muliadi
sebenarnya mu ambil sampel
P: banna(nakal) ki itu kah ?
N: tidak pernah masuk.
ibu maupun ayahnya
Asriandi merupakan salah
satu dari beberapa peserta
didik yang belum siap
menghadapi ujian.
Sebenarnya mereka bukan
tidak siap menghadapi
ujian, tetapi kurang
mempersiapkan diri dan
bersifat cuek terhadap ujian
yang akan di hadapi nanti.
Alasan memilih Asriandi
sebagai sampel, karena dari
segi kehidupan rumah
tangga orang tuanya yang
117
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
P: ini bagusmi, ku suka mi, dari kata broken
heartnya, setidaknya ada alasanku yang lebih
N: dimana mu wawancarai?
P: bukan dia ku wawancarai, sepupunya sama
teman-teman kelasnya.
P: Pernah datang keluarganya ke sekolah, atau
di surati begitu?
N:itu hari pernah datang orang tuanya ke
sekolah karena seringki bolos
P: baru datangji orang tuanya?
N: datangi mama tirinya, nda na sukaki mama
tirinya, baru itu hari beberapa hari mi tidak
pulang ke rumahnya. Motorji di kasikangi
sama uang.Bukan,anu ikutki sama anak-anak
yang tidak sekolah .
P: ada itu hari na bilang temannya ikutki sama
anak-anak punk (anak jalanan)
N: bukan, ikutki sama anak-anak yang tidak
sekolah.Na merah dulu rambutnya sudah di
berpisah sehingga akan
menimbulkan efek pada
Asriandi. Pengamat
mengetahui informasi
kehidupn orang tuanya yang
broken heart dari sepupu
Asriandi dan teman-
temannya.
Orang tua Asriandi pernah
disurati oleh pihak sekolah
karena sering bolos. Orang
tuanya yang datang adalah
ibu tirinya. Asriandi tidak
menyukai ibu tirinya, ia
bahkan tidak pulang ke
rumahnya selama beberapa
hari setelah di berikan
motor dengan uang
Asriandi bergaul bersama
anak-anak yang tidak
sekolah, sehingga ia ikut-
ikutan malas ke sekolah,
118
53
gunting. bahkan gaya rambutnya
yang di cat merah hingga di
gunting oleh gurunya
Subjek : Nadia (sepupu Asriandi)
Waktu : Ahad, 25 Maret 2018
Tempat : Kelas VII
No Narasi Koding
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
P: oh...nda samaii orang tuanya ?
N: iyye
P: tapi maksudnya, kalau kita sendiri biasai
kah diliat di rumahnya?
N: iyye
P: di tau nama orang tuanya?
N: iyye
P: siapa namanya?
N: orang tua asli atau tiri?
P:orang tua aslinya, nama ayahnya?
N: Anu naji nama panggilnya ji
P: iyye siapa?
N: Tetta Tanga,
P:kalau mamanya?
N: mamanya Dati’no.
Orang tua kandungnya
bernama bapak Tetta
Tanangnga dan ibu Dati’no.
119
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
P: berapai bersaudara, eh ada mama tirinya?
N: Iye, mama tiri sama bapak tiri
P: siapa nama mama tirinya, di tauki?
N: nda ku tauki
P: bagaimana kesehariannya itu, maksudnya
biasaji diliat belajar?
N: Nda pernah belajar
P: jarangi kesekolah kah?
N: iyye, jarangi
P: nda pernah ji bikin masalah di
kampungnya? Nda pernah ji?
N: Nda pernah ji
P: apa kerjanya orang tuanya kah?
N: Tettanya kerja di atas di Makassar
Tettanya.
P: kima?
N: iyye
P:kalau mamanya nda?
N: Eee... mamana menjualki.
Asriandi memiliki ibu tiri
dan bapak tiri setelah orang
tua kandungnya menikah lagi
Asriandi tidak pernah belajar
di rumah dan jarang ke
sekolah.
Asriandi tidak pernah
membuat masalah di
kampungnya
Ayahnya bekerja di
Makassar dan ibunya
seorang penjual
120
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
N: Saudarana dua tapi meninggalki satu.
P: jadi sendiri?
N: iyye
P:Ada saudara tirinya?
N: Ada saudara tirinya dari mamanya di
Makassar dua. Saudara tiri dari Tettanya
orang Daya dua orang juga.
P: maksudnya tapi kalu di liat pergaulannya
sama teman-temannya sanging anak-anak
nakal na temani, begitu?
N: iyye,,,
P: apa lagi mau ku tanyakanki dih (bingung),
pokoknya menurut ta bagaimana itu anu,
sifatnya atau kelakuannya?
N: Sering na bentak anunya Neneknya.
P: ohh,,,samaii neneknya tinggal?
N: iyye, samaii neneknya tinggal nda na sama
Tettanya sama Mamanya.
P: pisahki?
N: Tettanya dekat rumah ji. Mamanya samaki
tapi tidak terlalu akrab ki. Mamanya juga
yang di makassar sering juga pergi.
Orang tuanya sudah berpisah
dan memiliki pasangan
masing-masing, dan
memiliki saudara tiri dari
orang tua tirinya. Saudara tiri
dari ibunya dua dan saudara
tiri dri ayahnya dua juga
Asriandi bergaul bersama
anak-anak yang nakal,
sehingga kelakuannya pun
nakal
Asriandi tinggal bersama
neneknya dan ia sering
membentak neneknya
121
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
P: hmm, jadi dari anunya itu, kayak nda
mentongmi na belajar, seringi bolos apa?
N: iyye sering ki bolos.
P: tapi nda pernah itu di surati orng tuanya?
N:nda tau...eee Nenekna seringi na marahi-
marahii. Tapi mamanya nda. Anu juga mama
kandungnya sering di larang. Kalau Tetta
tirinya nda pernah na perhatikan
P: nda pernah diperhatikan?
N: iyye,,,kalau tetta kandungnya sering juga
di larang.Kalau mama tirinya di makassar
juga nda di perhatikan ki.
P: itumi jug na nakal dih, ka nda di
jampangi(perduli)N: pergaulan juga bu
P: iyye pale na, makasih
Asriandi sering bolos
Asriandi sering di marahi
sama neneknya. Ibu
kandungnya masih
memperhatikannya.
Sedangkan
Bapak dan ibu tirinya tidak
memperhatikannya.
Begitupun dengan ayah
kandungnya masih
memperhatikan Asriandi,
sedangkan ibu tirinya tidak
memperhatikannya
122
Subjek : Syahril (Teman Asriandi)
Waktu : Ahad, 25 Maret2018
Tempat : Kelas X Ipa A
No Narasi Koding
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
P: bagaimana itu orangnya?
N: maksudnya bagaimana kah?
P: maksudnya kan dia terkenal dengan
kenakalannya toh, kenakalan yang
bagaimanai?
N: Eeee... kenakalan.Semua kenakalan ada
pada dia.
P: rajin ke sekolah?
N: Nda juga ji, kalau anu bu kalau nda di
kasiki motor nda na sampai di sekolah na,tapi
kalau dikasi ki motor tallalloi(lewat)
hahahahah.
P: berarti jarang masuk les, nda pernahki
masuk les?
N: Nda tau juga ka tidak pernah, gurua
mentong malas anu, masuk kasiki pelajaran
les.
P: maksudnya?
N: nda pernah masuk gurua di situ, pulangji ku
Asrandi anak yang nakal,
semua kenakalan ada pada
Asriandi, salah satu
kenakalannya adalah jarang
masuk belajar . selain itu
apabila Asriadi tidak
diberikan motor, maka ia
tidak ke sekolah. Tetapi
kalau diberikan motor, ia
tidak sampai ke sekolah,
tetapi keluyuran di luar
sekolah
Guru tidak pernah masuk
memberikan les
123
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
liat
P: dia nda pernah masuk? Kelas berapai kah?
N: Kelas dua kayaknya Asri,
P: kelas 3.
N: ehh kelas tiga pale kelas tiga ki kapang dia.
P: IX A tu yang ditengah kah? Kan ada itu
yang perempuannya yang IX C
N: Paling ujung baru di tengah itu kelasnya.
P: yang mana itu dibilang asri dih?
N: Itu yang punya motor warna putih pink
eeeh yang Mio.
P: ohh ku ingatmi. Yang gemuk-gemuk
N: Ya...ya...ya...(Mengangguk)
P: jarangki kesekolah kah?
N: nda ku tauki
P: kira temanki?
N: Teman memangka kalau tidak pake baju
sekolah.
P: dimana biasa bergaul?
N: Dia itu bergaul di Hutko,hutan kota dihutan
PTB
P: jarangi ke sekolah memang dia?
Asriandi kelas IX A
Asriandi sering bergaul di
hutan kota PTB dan jarang
bergaul bersama teman-
temannya di kampung
(sekitar rumah)
124
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
N: Kalau diliat sering ji kesekolah
P: biasa malam samaki dia
N: kalau malam di kampungnya ji , kalau
malam nda pernah ku liat
P: (tertawa) kira teman
nongkrongmu?mentong inie.
N: Kan di bilang nongkrong bisa siang bisa
malam (tertawa).
P: mu pattol-pattol (bidohi) ka ku rasa kau inie
N: Nda mentong.....nda pernah ada di
kampungnya kalau malam.
P: tapi dari orang tuanya nda pernah...
N: Pernah juga jadi anak PUNK.Pernah ikut
jalan naik makassar nebeng sama mobil open
cup.
P: pergi mengamen, ank punk begitu?
N: Anak PUNK kan begitu spending spending
ji nebeng nebeng sampai sini sampai sini
itulah.
P: tapi maksudnya pernah di surati dari
Asriandi jarang ada di
kampungnya kalau malam
hari
Asriandi juga pernah
bergabung bersama anak-
anak jalanan, ia Ikut sama
anak jalan (Anak Punk)
keluyuran di kota sehingga
jarang ke sekolah
Orang tua Asriandi pernah
datang ke sekolah,
keluarganya di surati oleh
pihak sekolah karena
kenakalannya dan sering
bolos
125
62
63
64
65
66
67
68
sekolah itu ke gurunya
N: begitulah,,,tapi pernah datang orang tuanya
kesini
P: Pernah orang tuanya ke sini?Banyak banna
(nakal) ba’ kayak Muliadi,itumi kurang tau
pasti biasa ka ke sebelah main bola.Jadi
penjaga gawang ji iyya(tertawa).
Subjek : Ismail (Teman kelas Asriandi)
Waktu : Rabu,28 Maret 2018
Tempat : Depan kelas IX B
No Narasi Koding
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
P: nda ke sekolah Asriandi?
N: Nda.
P: dimana ki tinggal itukah?ehh liatka dulu
N: ito saja tanya e (pergi)
P: kita mo anu siapa lgi namanya ini?
N: ismail wahid.
P: ismail, nda pergi asriandi sekolah?
N: oh..nda adai bu
P: jarang memangi kah, jarangki ke sekolah?
N: iyye nda tau ma itu juga
P: kira satu kelasnyako?
Tidak rajin ke sekolah,
terserah dia kapan mau
datang ke sekolah dan
Asriandi hanya satu kali
mengikuti kelas
tambahan(les)
126
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
N: aaahhh iyye..
N: berapa harimi ke sekolah ini minggu?
N: Ahhh...kemaren adai
P: kemaren adai? biasa mentong begitu?
N: iyye.
P waktu kelas satu begitu juga gayanya?
Berlalu menghampiri temannya..
P: apa je’ ini?
P: Eh, siniki dulu mauka dulu bertanya?
N: Itu mo bu e
P: Kau mi..bagaimana itu orangnya
asriandi,nakalki kah?
N: Iye nda ku tau ki juga kemarin adai ini
tidak adai.
P: mau-mauna pi?
N: Mau-mau na pi bu ke sekolah. Kalau
datang lagi rajinnya datang lagi kesekolah.
P: disini kah dulu SD?
N: Bukan, diluar ki bu SD.
P: Kira temannako, jadi jarang ki memang di
sekolahmu, ta seminggu biasa berapa kali
masuk?
Asriandi jarang ke sekolah
Asriandi sesuka hatinya saja
datang ke sekolah, kemarin
datang, hari ini tidak datang
lagi ke sekolah
Asriandi paling sering masuk
4 hari dalam seminggu
127
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
N: Baru 4 kali selama seminggu ini.
P apaji itu na bikin, belajar ji itu di sekolah?
N: Belajar ji bu.
P: Nda pernah ikut les?
N: Pernah satu kali Matematika ji bu ikut les.
Na mauimi berakhir les ini minggu
P: nakal mentong itu kah? Kenapa na begitu?
N: Datang- datanganki bu
P: tapi kenapa na malas sekali ke sekolah
pale? datang ke sekolah.
N: Nda tau mi bu.
P: tapi nda pernah ji di surati orang tuanya
begitu?
N: pernah
P: datangji oran tuanya?
N: Pernah itu kelas 2 datang ji orang tuanya.
P: gara-gara apa na di surati?
N: .Anuiii...sering ki bolos.
Asriandi pernah satu kali
ikut les matematika, padahal
lesnya akan berakhir di
minggu tersebut
Asriandi kadang nakal,
kadang juga baek (tidak
nakal)
Orang tuanya pernah di
surati karena sering bolos.
128
Subjek : Nadia (Sepupu Asriandi)
Waktu : Rabu, 18 April 2018
Tempat : MTS Ainus Syamsi
No Narasi Koding
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
N: Karena itu suami tirinya ada juga mi
anaknya dua.
P: De’eee..
N: Baru itu juga anaknya yang laki laki
patoa toaii juga ki.
P: tapi nda pernah bergaul sama asriandi?
N: Nda pernah ki,karena nda pernah baku
sama,puasa yang lalu ji na ada sekarang nda
pernah mi.Itu juga mama tirinya nda pernah
juga mi ada, di Makassar ki nda bisa juga ki
na jagai Asriandy ka ada juga anaknya dua.
P: ,,,itumi dia nda toh makin bebaski
berkeliaran karena tidak ada yang
perhatikanki kasiiankk.
N: Itu waktuna masih baku anu ki (masih
akur) orang tuanya Asriandy Tettanya
dengan mamanya ehhh kayak rajin ke
sekolah, kan sama SD ka, rajin sekali ji
pergi sekolah,rajin ji apa belajar kalau siang
Asriandi tidak akrab dengan
saudara tiri dari pihak
ayahnya. Begitu pun Ibunya
juga kurang perhatian dengan
asriandi karena mengurus
anaknya. Sehingga pergaulan
Asriandi tidak ada yang
mengontrol karena tidak ada
yang memperdulikan
Sebelum orang tuanya pisah,
asriandi anak yang rajin
belajar dan tidak ikut
pergaulan yang buruk, rajin
belajar dan tidak merokok
dan tidak kenal pacaran
Sejak orang tuanya pisah
asriandi jdi anak yang malas
129
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
malahan nda pernah ji apa merokok. Anu
apa kaya fokus sama pacaran tidak pernah
ji,sekarang ini semenjak pisahki orang
tuanya mulai mi begitu.
P: mulaimi begitu?berarti itu mentonk yang
anui dih, faktor utamanya kasiiank, retak
hubungan keluarganya
N: Baru juga ini kayak kakak kelaska ini,
kayak ini suruh merokok,
P: hmm,,,pergaulannya
N: iyye,,,pergaulannya, biasa juga ditegur ji
sama Ye’na bilang kenapa mako itu kau asri
berubah sekalimako ehh semenjak pisahki
orang tuamu. Langsung bilangmi Asri nda
adami urusuki jadi bilang mi Ye’na na saya
mi itu urusko orang tuanu nda ada mi jadi
saya mi yang urusiko.Jadi itu uang belanjana
Asri Ye’ na tanggung ki.
P: tapi mendengarji sama Ye’ (nenek)nya?
N: iye mendengar ji,yang paling natakuti itu
bunda na.
ke sekolah dan belajar, serta
ikut pergaulan yang buruk.
Asriandi mengikuti kakak
kelasnya yang menyuruhnya
merokok
Asriandi pernah ditegur oleh
neneknya karena sifatnya
yang buruk tersebut, tetapi ia
hanya menjawab kalau tidak
ada yang mau perduli dan
mau mengurusnya, padahal
neneknya yang selalu
mengurus dan menanggung
kebutuhan Asriandi.
Walaupun sering dimarahi,
tetapi Asriandi mendengar
pada neneknya. Asriandi
130
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
P: mama kandungnya?
N: anu na Sodarana mama na sodarana
mama kandung na.
P: biasa di tegur apa?
N: iye.
P: tapi nda pernahji dipukul begitu, nda
pernah ji?
N: Biasa sering di pukul sama mama
kandung na.
N: iye.
P: mama kandungnya?
N: iyye
P: deh (kaget) biar tidak samai na pukuli
tonk?
N: iyye...
P: oh kodonk
N: Itu mama kandung na,pernah juga waktu
pergi Ye’na di Kolaka tapi itu mama
kandung na kayak nda na tau mengurus
rumah tangga,nda na tau ki. Itu kalau
bangun tidur ki langsung ji apa pi mandi
baru pi kerja nda na tau ma’paluppung apa.
paling takut pada bundanya.
Bundanya adalah saudara ibu
kandungnya.
Asriandi biasa di tegur dan di
pukul oleh ibu kandungnya,
walaupun mereka tidak
serumah
Waktu nenek Asriandi ke
Kolaka, ibu kandungnya
tidak mengurusi Asriandi,
ibunya hanya sibuk dengan
kerjanya, tidak
memperhatikan pekerjaan
131
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
P: edeee e, jadi itumi juga kayaknya di’, nda
terlalu na anui rumah tangganya na urusi
N: Jadi kalau pulang mi marah-marah mi
Ye’ na Asriandy.
N: Tapi ini dulu waktu Isra mi’raj kayak
berubah mi Asriandy,
P: ohh,,yang baru-baru ini?
N: iyye
P: hmm...bagusmi itu, mungkin na sadarimi
bilang maumi ujian dih.
N: Seringki kah di tegur kak?
P: siapa?
N: Sering ki di tegur Asriandy?
P: jarang ja iyya bicara, tapi begitumi, kuliat
ji toh, pernah ka bicara sama dia, bagusji,
kalau soal nakal nda terlalu
N: Itu kalau bicara ki sama orang lain baik ji
bicara pake” Ki”ji apa bilang ji “iye”bicara
begitu ji.Tapi kalau bergaulmi sama orang
lain baru mi berubah.
P: nda itu juga, pengaruh pergaulannya,
retaknya rumah tangganya, kayak begitu-
begitu
rumah, sehingga neneknya
marah-marah ketika pulang
dan meihat kondisi rumahnya
Semenjak selesai Isra Mi’raj
ad perubahan pada diri
Asriandi
Caranya berbicara kepada
orang lain sudah sopan,
tetapi bergaul dengan orang
lain berubah (nakal) lagi
132
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
N: Tapi ini yang sekarang na temani tinggal
Asriandy orangnya itu negatif (maksudnya
positif) sekali.
P: ku kira tinggal sama neneknya?
N: Iye sering tinggal sama neneknya.Selama
di sini SMA tidak ji na berubah,
P: na ajar baek-baekji?
N: itu kakak A’mal na anu ji bilang kau Asri
jangan mako merokok ka masi kecilko.
P: kelas berapa itu? Siapa namanya?
N: Iye.kakak A’mal.
P: kelas berapa itu?
N: Kelas 3 SMA.Iye temanya Rais.Biasa
juga itu Rais na tegurki kan itu rais kakak ku
to,kalau misalkan eeehh salah pergaulanki
itu Asri biasa na tegurki, ditanyaki sama
Asri pergi ko sholat,jadi biasa itu bilang mi
Asri baru mi goyang kalau di tegurki.
P: hmm...sebenarnya kalau di bilang nakal,
nda terlalu nakal dih?
Orang yang serumah dengan
Asriandi membawa pengaruh
yang positif
Asriandi tinggal bersama
neneknya
Semenjak tinggal bersama
teman kakak nadia (A’mal).
Asriandi Sering di tegur dan
dinasehati apabila berbuat
kesalahan seperti dilarang
merokok dan di suruh shalat.
Asriandi terkadang
melakukannya setelah di
suruh oleh A’mal
Asriandi adalah anak yang
tidak terlalu nakal, pergaulan
133
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
N: Iye nda ji na nakal itu,
P: Cuma begitumi, efek pergaulannya
N: itumi pergaulannya sama orang tuanya.
P: hmm...itumi terlupakanki kasiiank...oh
kakakta Rais?
N: Iye.
P: hmm... itu rais paling lucu
N: Nakal juga ki?
P: tidakji, suka sekali teriak-teriak kalau na
liatki
N: Sudah ki itu di belikan motor,itu di
belikan ki supaya rajin ki pi sekolah.itu mi
na rajin karena ada mi motornya,tapi kalau
misalkan nda disuruh mi Tettana apa nda na
mau.Takut tonji sama Tettana .
P: kalau diliat dari segi materi baik ji, cukup
ji toh, cuma begitumi, anui tidak bisai
dengan keadaan rumah
tangga orang tuanya yang
mengakibatkan ia memilih
bergaul bersama anak-anak
yang bersifat nakal, karena
merasa tidak
dipedulikan/terlupakan
Meskipun sudah di fasilitasi
motor, Asriandi tidak rajin ke
sekolah, jarang ke
sekolah.hal ini tidak di
ketahui bapaknya, karena
sebenarnya Asriandi takut
sama bapaknya
134
Subjek : Asriandi (Subyek yang Malas Belajar)
Waktu : Sabtu, 31 Maret 2018
Tempat : Samping Mushollah Ainus Syamsi
No Narasi Koding
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
P: dimanaki tinggal?
N: Dirumahku.
P: apa namanya?
N: ehh.. anu rumah kayu (tertawa)
P: Astaga seriuska, dimanaki tinggal?
N: anu e..di Panaikang
P: dimanaki dulu SD?
N: di SD 16 Pakkasalo.
P: hmm.. disitu?, TK ta iyya?
N: TK nda
Langsung pintar tawwa (tertawa) (sahut
temannya menyela pembicaraan kami)
P: berapa tahunmi umurta sekrang?
N: ,iye 13 tahun.
P: 3 tahun,,, ehh biasaki belajar di rumah ta?
N:Iye biasaka. Belajar anu gergaji (tertawa) .
P: (tertawa) Belajar di rumah
N: belajar apa dulu ?
P: kayak belajar UN?
Asriandi tinggal di
Panaikang, ia tidak
memasuki jenjang TK, tetapi
langsung masuk jenjang SD,
d SD 16 Pakkasalo. Umur
Asriandi 13 tahun
Asriandi hanya
menghabiskan waktu belajar
di rumah selama 1 menit
saja (malas belajar) dan
tidak di dampingi (belajar
135
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
N: Iye biasaka
P : berapa jam ki biasa belajar di rumah?
N: 1 menit belajar(tertawa).
P: biasa kalau belajar ki siapa dampingiki?
N: Tidak ada ji dampingika lampu ji.
P: ehh,,biasa jaki kerjakan soal-soal ujan?
N: Tidak karena tidak dikasi ka. Itu ji anua
yang dikasi ka les
Bah bu di kasih jaki kalau soal ujian (sahut
temannya)
P: nda pernahki masuk les kah?
N: bah itu ji yang masukka les ku ambil
P: sering jaki masuk les? Jarangki kapang
N: kuda itu bu kalau jarang
P: berapa hari ki itu ke sekioah,
N: iyye
P: dalam satu minggu berapa hariki ke
sekolah?
N: 7 hari(tertawa).
P: ihhh (tertawa) 6 hari ji sotta
N: nda pergika juga anu
P: dimanaki sekolah?
sendiri)
Asriandi mengerjakan soal-
soal ujian yang diberikan
pada saat les
Asriandi 7 kali dalam
seinggu ke sekolah
136
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
N: disini ji
P: cocokmi (tertawa) masa 7 hari
N:pika sini pengajian kalau hari jumatki
P: (tertawa) tanja’ko. Bilang mki jarangka ke
sekolah toh?
N: Kuda (dalam bahasa makassar jarang) ku
ke sekolah
P: jujur maki waenk?
N: ihhh,,maksudnya?
P: jarangki ke sekolah toh?
N: kuda itu kalau jarang bu (tertawa)
P: mdd.. kau toh,,, nda adami kesiapan mu
belajar
N: bah bu... adaji bu
P: biasa jki belajar?
N: iyye bu,,mdd
P: pelajaran apa biasa dipelajari?
N: bahasa indonesia bu sama matematika,
bahasa inggris tidak ku tau apa mau di
pelajari ,tidak ku tau apa nha bilang, tidak di
tauki artinya bu
Asriandi pengajian di
sekolah pada hari jumat
Asriandi memiliki kesiapan
belajar
Asriandi biasa belajar
Asriandi biasa mengerjakan
soal ujian bahasa indonesia
dan matematika. Ia tidak
mempelajari soal ujian
bahasa inggris karea tidak
137
63
64
65
66
67
68
69
70
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
P: dimanaki tinggal kah sama mamamu atau
sama nenekmu atu sama siapa?
N: sama mamaku, sama nenekku, sama
tanteku
P: deh, banyaknya
N: sama anaknya tanteku, semuanya
P: kau bergaul sama? Teman bergaulmu
siapa-siapa?
N: Yang pake songko ka,
P: ha?
N: yang seringka pergi sembayang teman-
temanku
P: ihhh...jadi percaya ma ini?
N: Kita mami kalau nda mau ki,nda apa apa
ji.
P: ishhh,,, kalau ku liatki tidak banna’(nakal)
ki sebenarnya
N: iyye, tidak banna (nakal) mentonga
P: tapi ada, na bilang teman-temanmu
tahu apa arti dari soal
tersebut
Asriandi tinggal bersama
neneknya, kadang juga
tinggal bersama ibu dan
tantenya
Asriandi bergaul bersama
anak-anak yang memakai
peci dan rajin shalat
Asriandi anak yang tidak
banna’( nakal)
138
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
bannaki(nakal), jarang ki masuk sekolah
N: kenapa jarang bu...mddd Tidak kunaik
kuda pergi sekolah(tertawa)
P: seriuska dek
N: iyye bu
P: kenapa jarang sekaliki ke sekolah?
N: nda ku jarang pergi sekolah
P: dulu ku cariki tidak adaki, na bilang
temanmu tidak datangi
N: eeehh, sakitki bu toh.. ada itu di bilang
sakit
Bertanya sama teman kelasnya
P: rajinji pergi sekolah ini (asriandi)
Temannya menjawab “iyye bu,, rajin-rajinji
bu”
N: rajinga saya bu
P: kau nda banna ji sebenarnya.Cuma?
N: saya rajinga bu kalau tidak sakitka. Ini
saja ada influensa ku sedikit.
P: betulan, rajin betulan jaki? Nda percayaka
seddink
N: tanyami pale guru waliku bu
P: nha bilang tidak banna(nakal) jaki cuma
Asriandi jarang ke sekolah
karena sakit
Teman Asriandi mengatakan
Asriandi rajin ke sekolah
139
104
105
106
107
108
109
110
pergaulanmu ji, anu bergaul saking ana-ana
banna jarang ke sekolah
N: nda banna(nakal) ka saya bu
P: (tertawa) mana ada orang banna(nakal) na
bilangi dirinya banna. Jadi rajin jaki ke
sekolah toh?
N: iyye bu
Asriandi tidak
banna’(nakal)
Asriandi rajin ke sekolah
Subjek : Rais (Sepupu Asriandi)
Waktu : 18 April 2018
Tempat : Samping Mushollah Ainus Syamsi
No Narasi Koding
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
P: Bisa ka minta tolong ku wawancaraiki dulu
seputar Asriandi. Mauja tauki bagaimana
kesehariannya itu di sana,Asriandi.
(Begini..begini..begini)
N: jangki saya tanya bu deh, Jarang ka saya
sama
P: Kenpa saimi ini, mauja tauki bagaimana
kesehariannya di sana?
N: baik ji...
P: seringji muliat belajar?
N:(Hahahaha) nda tau mi bu’
P: Jawabanmu aihh (sedikit jengkel)
140
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
N: Tidak ku tau ki bu.Kenapa ka mau di tau
bukan ji SMA dia.
P: cocokmi, kan keluargaki toh? Nda pernahki
gabung-gabung sama dia kah?
N: Tidak pernah (hahahah)
P: tidak pernah?? Ada ku dengar berita kauji
yang sering ajar-ajarki.
N: Siapa bilang bu? Ku ajar-ajar bagaimana?
P: mu ajar ke hal-hal yang baek-baekki,biasa
mu nasehati begitu...biasa munasehati?
N: ha...na rekamki ibu.
P :Ngapa saimi inie?
N:Massuna bu?
P: biasa munasehati,misalnya bagaimana mu
liat gayanya na mu nasehati?
N: Bagaimana di’ ehhhh..ehh malu-malu ka
(tersipu). Anu apakah ini bu?
P: eee..anu bagaimana keseharianna?
N: Eeeh pulang sekolah tinggal mi di
rumahnya.
P: nda pernah muliat keluar-keluar?
N:Itupun kalaw keluar ki bu di situ ji ee di
Asriandi tidak pernah
bergaul bersama sepupunya
(Rais)
Akhir-akhir ini, Asriandi di
ajar ke hal-hal yang baik
oleh sepupunya, Rais yang
sering menasehati Asriandi
Sekarang sepulang sekolah
Asriandi tinggal di
rumahnya, itupun kalau
keluar tidak jauh dari
kampungnya
141
35
36
37
38
39
40
41
42
44
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
atas.
P: kenapa banyak orang yang bilang nakal ki
benk?
N: Dulu tawwa bu,dulu ji sekarang tidak
terlalu mi.Bahhh betulan ka bu,jujur ka. Sama
ja sering keluar pernah selama belum pa
pindah di sini.
Pulangi.. dekat rumahki sama sita kah ehh
saja..siapa orang Allu diknal selain fitri?Iiiih
Dodo,Jokowi Dodo.Apa bu apa?
P: sejak kapan na mulai berubah?
N: Saya ku toba’ sejak ku anu saya sini.
P: dia,dia ku bilang?
N: (tertawa)Ode’eeeh
P: kan aku bertanya tentang dia?
N: anu bu baru baru juga ki.
P: baru-barui? Jadi biasa mu ajak pergi shalat
apa begitu begitu?mauji pergi?
N: Tidak pernah,eehhhh bagaimana di,sudah ji
Dulu asriandi Nakal dan
sekarang sudah tidak terlalu
nakal
Semenjak mendekati ujian
sudah ada sedikit perubahan
pada Asriandi karena yang
ditemani adalah sepupunya
yang sifatnya baik, tidak
mengajarkan yang buru-
buruk.
Terkadang juga Asriandi di
ajak shalat oleh sepupunya
142
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
ku ajak begitu tapi sekali-kaliji.
P: tapi maksudnya biasa kalau mu nasehati na
dengar jako?
N:Patoa toaii (tidak mau mendengar) bu.
P: patoa-toai (tidak mau mendengar) sama
kau?
N: Iiii parodongi di nasehati kalau orang
begitu bu,
P: ehhh..justru saking selalu di nasehati orang
begitua supaya bosan ki patoa-toai nanti baek
ki toh?
N: Ehh padodongi bu.
P: tapi adami di liat sifat-sifat toba’na
begitue?
N: Ada mi ku liat,tapi tidak na seperti saya
(Hahahah)
P: Makasih pale nah!
Apabila di nasehati sama
sepupunya, Asriandi tidak
menghiraukan dan tidak
mendengarkan (patoa-toai)
sehingga sepupunya malas
menasehati
143
Subjek : Nadia (Sepupu Asriandi)
Waktu :Rabu, 18 April 2018
Tempat : Parkiran Ainus Syamsi
No Narasi Koding
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
P: siapa lagi namata?
N: iyye...
P: Siapa lgi Namata?
N: Nadia...iyye
P: kelas duaki dih?
N: iyye...
P: eh,, apa ta itu asriandi?
N: termasuk kelurga ji
P: keluarga dari mama, atau?
N: keluarga dari mama
P: hmm...bagaimana mi diliat sekarang itu
asriandi belajarmi?karena dekat sekalimi ini
ujian?
N: iye...biasaji, kalau pergima di rumahnya
biasa belajarmi juga
P: hmm...belajarji?
N: iyye,,,hmm mulaimi juga na ubah
anunya,sifatnya
Nadia keluarga dengan
asriandi, ia adalah sepupu
asriandi
Menjelang ujian Asriandi
mulai berubah sifatnya, ia
sudah mulai belajar
144
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
P: hmm..tapi biasa kalau di liatki maksudnya
jarangki bergaul sama teman-temannya itu
yang nakal kah,jarangmi keluar rumah atau
seringki?
N:Biasa kalau keluar rumah ki tidak terlalu
jauh ji,palingan di sini ji di penjahit sendalka
paling lama.
P: nda mi na keluar keluar ke kota dih?
N: Nda pernah mi,ituji kalau keluar kota ki di
rumahnya ji Tetta na atau pergi di rumahnya
mama na.
P: oh...dimanaki tinggal tettanya kah?
N: Kalau Tettanya di Kolaka.
P:ohh...jarangi diliat keluar?
N: Iye Jarang mi,Biasa kalau keluar,ehhh
biasa kalau anu libur ki baru bermalam di
rumah.
P: di rumah ta i? Biasa belajar di rumah ta?
N: Iye.Nda pernah.
P: dimana rumahnya tettana itu? Dimna?
P: Rumahnya Tettanya di dekat rumah
ji,kalau rumahnya Tettana yang sekarang na
Pergaulannya pun sudah
berubah, ia tidak terbiasa
lagi pergi jauh. Kalau keluar
rumah biasanya di penjahit
sendal sekitar kampungnya
Asriandi biasa ke kota, jika
ingin bertemu dengan
ayahnya, tidak pergi lagi
bersama teman-temannya
Orang tua asriandi jarang
memperhatikan asriandi,
karena orang tuanya kerja di
145
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
tinggali ehhh di anuu di luar pulau kayaknya.
P: di pulau?
N: iyye...kerja ki disana,jadi kalau rumah
yang na tinggali dekat rumahna ji rumahna
Asriandi.
P: hmm...tapi nda pernahmi di dengar kabar-
kabar bermasalahki itu asriandi, nda?
N: Nda pernah mi.
P: kah maumi juga tamat dih, jadi kayak nda
mi na anu
N: Mama na nda pernah na perhatikan anak
na,
P: mama tiri tau mama kandungnya?
N: mama kandungnya,mama tirinya juga nda
pernah iiih.
P: di rumahnya siapa tinggal kah?
N: Siapa?
P: itu anu...
N: Asriandy?
P: iyya.
N: Di rumahnya yeknya.
P: (bingung) apa ? Neneknya?
N: iyye...
luar pulau, sehingga susah
mngontrol kegiatan ataupun
pergaulan Asriandi. Orang
tuanya baaik ibu kandung
maupun ibu tirinya tiak
terlalu memperdulikan
Asriandi lagi
Asriandi tinggal bersama
neneknya, dimana Asriandi
mau mendengar neneknya
yang menyuruhnya untuk
belajar, pada saat asriandi
tidak bersama dengan teman-
temannya.
146
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
P: hmm... anu dih, kayak nda terlalu di
jampangi jadi begitui, kirang perhatianki
kasiiank.
P: tapi biasaji di dengar di suruh belajar sama
neneknya?
N: Kalau belajar ki di rumah?
P: hmmm...
N: Iye biasa ji,misalkan tidak ada na
temani,nda ada ki teman na biasaji belajar,
P: ohh...kalau tidak ada na temani rajinki
belajar?
N: iyye...tapi kalu misalkan gabung ki lagi
nda mi na belajar.
P: oh iyye...makasih nah
Asriandi rajin belajar jika
tidak bergabung bersama
teman-temannya. Tetapi
kalau Asriandi bergabung
bersama teman-temannya, ia
jadi malas belajar
Subjek : Raodah, S.Ag
Waktu :Ahad, 06 Mei 2018
Tempat : Perpustakaan MTS Ainus Syamsi
No Narasi Koding
1
2
3
P: Begini bu, kan pernah ku wawancarai
Nismawati, baru dia bilang kalau menurutnya
itu menjawab UN dan UAS itu berbeda dari
UN berbeda dengan UAS
karena UN menggunakan
komputer, sedangkan US
147
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
segi menjawabnya. Menurutta Bagaimana?
N: UN dengan ?
P: UN dengan UAS
N: berbeda iyya. Karena UN kan pake
komputer, kalau UAS kan tidak pake
komputer dih(bertanya pada guru lain).
P: ini juga bu, Menurutnya kalau UN itu suatu
keharusan?
N: ialah wajib itu,keharusan betul UN.karen
tanpa UN tidak bisa dikatakan seseorang
selesai ujian.terakhir itu UN
P: kalau itu waktu, bulan Desember belum
memang mi kah di kasih soal ujian anak-
anak?
N: sudah, bulan desember sudah di kasihmi
itu waktu perkenalan toh,bagaimana bentuk-
bentuk soalnya nanti
P: kalau les iyya bu?
N: les, dikasih itu les
P: les pada bulan itu,awal-awal bulan
desember katanya belum?
N: oh, belumpi kalau awal-awal desember.
hanya menggunakan kertas
(tidak pake komputer)
UN adalah suatu hal yang
wajib. Seseorang tidak bisa
dikatakan selesai belajar
tanpa UN
Les pertama kali diberikan/
diperkenalkan pada
pertengah bulan Desember,
bukan awal bulan Desember
148
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Eee,,,pertengahan pi itu desember kayaknya
itu baru di anu
P: baru diperkenalkanki
P: kalau itu peserta didik ta yang bermasalah
tahun lalu, pernah tidak ditanya anak-anak
sebagai motivasinya?
N: apanya?
P: kayak yang tidak lulus begitu?
N: iyya
P: biasaki di tanya?
N: harus dipermantap anunya, makanya selalu
di kasih motivasi untuk selalu belajar.
P: menurutta, apa benar prestasinya
Nismawati meningkatki?
N: Nismawati?
P: iyye, karena dulu katanya nda peringkatki
N: iyya, tapi lama-lama itu baguski itu i
Nisma.
P: kalau dia kelas satu begitu juga tidak
terlalui?
N: nda terlalui itu waktu kelas satu. Kan kalau
kelas satu itu memang belumpi terlalu
Guru menyampaikan peserta
didik yang tidak lullus tahun
sebelumnya kpada peserta
didik sebagai motivasi
untuk sellau belajar
Prestasi Nismawati
meningkat, waktu kelas satu
belum terlalu nampak,
setelah duduk di bangku
kelas 2, kepintarannya
sudah mulai nampak
motivasi belajarnya yang
tinggi
149
48
49
50
51
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
nampakki itu anunya (kepintarannya)anak-
anak. Kelas duapi itu
P: baru kentarai?
N: naik kelas dua itu baru kentarai.ohh ini
sudah ada motivasi belajarnya lebih tinggi
toh. Nah, kelas itu Nismawati sudah tawwa
P: kelas dua?
N: iyya, bagusmi anunya (prestasinya)
P: kalau ianu iyya bu, Asriandi menurutta?
N: Asriandi itu awalnya rajin ji, hanya karena
faktor ada kelurganya kodonk broken ki toh,
berpisahki orng tuanya,
P: makanya begitu?
N: tidak ada perhatian orang tua ke anak,
jadinya begitumi dia kodonk.akhirnya untuk
dengan alasan tidak ada uang ini-ininya, uang
belanjanya apa toh, akhirnya na paksami lagi
itu orang tuanya belikanki motor.
P:ohh. Tapi kalau diliat bu, jarang memang
masuk les itu Asriandi?
N: ah,,,iyya kalau itu iyya Asriandi jarangi
Faktor keretakan hubungan
orang tua yang
mengakibatkan Asriandi
jadi tidak rajin
Asriandi kurang perhatian
dari orang tuanya, walaupun
Asriandi sering di berikan
uang saku dan dibelikan
motor
Asriandi jarang masuk les
dan sering bolos pada jam
pelajaran
150
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
masuk(les), sekolah juga jarang
P: ohh,,biar jam pelajaran jarangi masuk
N: kadangi bolos
Berbicara dengan guru lain
P:kalau orang tuanya pernah tidak datang
kesini atau disurati begitu?
N: pernah
P: kenapai bede?
N: pernah tonji di surati,datangji , dikasih
tauji begitu tapi , anaknya toh jarangi datang.
Datang ji juga. Tapi begitu orang tua, tidak
sama perhatiannya ke anaknya, anu juga
begitu tonji sudah di kasih tau tidak
mendengar
P: kalau itu yang...ditauki kalau sudah lagi
menikah orang tuanya. Sudah lagi menikah
dua-duanya?
N: tidak taumi kalau mamanya, bapaknyaji ku
dengar itu sudah menikah.
P: karna na bilang anak-anak dua-duanya?
N:oh barangkali begitu karena anak-anak
lebih tau daripada kita
Orang tua Asriandi pernah
datang ke sekolah karena
Asriandi sering bolos.
Tetapi Asriani tetap saja
masih sering bolos, karena
kurangnya perhatian orang
tua, apalagi dalam hal,
sekolah Asriandi
Orang tua Asriandi menikah
lagi
151
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
P: ini ada anak-anak bilangi, bilang jarangi
kuliat guru masuk kasih les disitu kelasnya
Asriandi?
N: tidak tawwa, dia yang tidak masuk. Di
gabungki juga biasa itu.
P: ohh, iyye itumi kapang na bilang(guru
tidak masuk)
N: dia tidak masuk.
P: ada juga bilang Asriandi itu paling rajin, 4
kali ji ke sekolah?
N:iyya
P: tapi kalau na bilang orang tidak terlalu
nakal ji dia?
N: hanya butuh perhatian, butuh perhatian
orang tuanya, arahkanki. Ndaji dia itu nakal-
nakal bagaimana itu, nda ji.kalau mauji di
anui terus,rajin ji menulis apa toh. Tapi
begitumi pengaruh lingkungan
P: sama kurang perhatian dari orang tuanya
dih?
P: orngtua
Peserta didik sering di
gabung pada saat les,
sehingga kelas Asrindi
kosong, tetapi tetap saja
Asriandi jarang masuk les
Asriandi paling rajin 4 kali
ke sekolah
Asriandi butuh perhatian
dan arahan dari orang
tuanya. Apabila sering di
perhatikan, ia akan rajin dan
jadi anak yang penurut,
selain itu Asriandi juga
terkena pengaruh pergaulan.
152
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
P: apakah judulnya anumu(penelitian)?
N: kesiapan belajar menghadapi ujian, studi
kasus ini, studi kasus
P: itu juga kalau menurutta, kalau versi saya
sendiri kalau berbicarai nda sopani
N: iyya itumi, kurang perhatian orang tua,
karena di didik paki itu dari orang tua
awalnya na bagus carata ngomong sama
orang lain , tapi komunikasi antara anak dan
orang tua (kurang) susahi. Barangkali caranya
orang tuanya ngomong sama anaknya
bagaimana.
P: iyya
N: sampe nda tau kekurangannya kalau dia
ngomong sama orang lain, nda bisa tegur
anaknya,didikan orang tuanya yang kurang.
Perhatikanmi
P: tapi menjelang ini ujian, rajinmi sama agak
berubahmi na bilang temannya.
N: iyya, ka diancamki kalau tidak ikutko anu
(les) nda usah lulus
Orang tua kurang mendidik
Asriandi untuk berbicara
sopan kepada orang lain.
Selain itu komunikasi antara
Asriandi dengan orang
tuanya kurang sopan.
Penyebab berubahnya sifat
Asrindi, karena di ancam
tidak akan diluluskan
153
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
P: jadi kayak ada penekan dikasihkanki na
begitu?
N: iyya,bagaimana mau luluskan kalau tidak
ada nilainya masuk, kehadirannya apa dalam
ujian.
P: Pernah juga ku tanya pernahki na kasih
soal ujian guruta, na bilang tidak pernah na
kasihka. Ituji masukka kalau masukka na
kasihka.
N: tidak pernah memang dibawa ke ruamh,
tetapi kalau masuk orang pembahasan saol-
soal
P: jarang mentongi ia les. Jadi jarang
dikasihki
N: di suruh juga fotocopy (menggandakan) ,
tidak na fotocopy tonk. Apa mau dikasihki
nilai. Itu tonji yng rajinga. Apalgi kalau anak
waliku
(berbicara dengan guru lain)
P: pernah juga ini Asriandi ku tanya bilanga,
eh sering ke sekolah, na bilang seingka ikut
pengajian, di sekolah (tertawa)
Guru memfasilitasi peserta
didik soal dengan cara
memberikan pada saat les,
dan bisa menggadakan
(fotocopy), jika ingin
membawa pulang ke rumah
atau memilikinya.
Asriandi tidak pernah ikut
pengajian di sekolah pada
hari jumat, karena hari
154
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
N: Hmm... pengajian dimana?
P: na bilang pengajian hari jumat,bialngki
juga 7 kalika saya ke sekolah
N:kapan pengajian hari jumat. Na libur orang
hari jumat.
P: issengi. Ku bilang ini toh lain ku tanyakan
lain juga na jawabkanki
Seandainya anak pondokji (jawab salah
seorang guru yang duduk bersama bu
Raodah)
P: ini iyya, apalagi mau ku bilang. Anu benk
yng natemani benk(katanya) sanging(selalu)
anak-anak pake peci yang rajinka shalat
(tertawa)
N: hmm... cari-cari perhatianki, bohong-
bohongi.
P: tapi ini tidak tinggal sama orang tuanya
Asriandi kah?
N: sama neneknya itu
P: sama neneknya?
N: selama pisah bapak sama mamanya toh,
nda diperhatikanki, uang saja
jumat peserta didik libur
Asrinadi tidak bergaul
bersama ana-anak yang
memakai peci atau yang
rajin shalat
Asriandi tinggal bersama
neneknya
Asriandi mengancam
155
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
dikasihkankisama motor. Itumu dulu selalu na
bilang tidak sampai di rumah, tidak sampe ka
bu. Jadi e.. na ancam bapaknya suruh
belikanki motor, rajin maka ke sekolah,
padahal nalewati sekolah iyya
P: (tertawa) banna’ (nakal) pa iyya
N: ituji na bilang bapaknya, gara-gara itu na
datang bapaknya.
P: pernah datang bapaknya?
N: itu ku belikanki motor karena na bilang
kalau pergi tidak ada uangnya, tidak ada
kendaraannya. Dibelikanmi motor itu.
Dibelikanki motor lewatki lagi.
P; itu juga na bilang saya itu bu tidak ke
sekolahka kalau sakit jaka. Kalau tidak ke
sekolahka jaka (tertawa) anak-anak dih
N: nda bisa memang dipercaya anak-anak
ngomongnya. Itu muliadi tidak mentongmi.
Kalau Asriandi masih bisa komunikasi, kalau
muliadi tidak, tidak ada ngomongnya juga
biar ku tanya
bapaknya untuk
membelikannya motor, agar
ia rajin ke sekolah. Namun
ternyata setelah di belikan
motor, ia melewati sekolah
(bolos)
Bapak Asrindi pernah
datang ke sekolah karena
Asriandi sering bolos dan
tidak sampe di sekolah
semenjak di belikan motor
Alasan Asriandi tidak ke
sekolah jika sakit saja, tidak
bisa di percaya. Walaupun
bisa di ajak berkomuniksi
156
196
197
198
199
200
201
202
P: jadi itu Asriandi termasuk anak yang
mudah dinasehati dih atau bagaimana?
N: mauji dinasehati, tapi...mendengarji, Cuma
begitumi, itu hari tonji, besoknya laingi
senk,tidak mi lagi, mudah terpengaruh
P: maksih pale bu
N: ok sayang
tapi terkadang berbohong
Asriandi termasuk anak
yang susah di
nasehati,karena dia mudah
terpengaruh, hari ini
mendengar, besok tidak lagi
Subjek : Nadia (Peserta didik/sepupu Asriandi)
Waktu :Ahad, 06 Mei 2018
Tempat : Kelas X IPS A
No Narasi Koding
1
2
3
4
5
6
P: apakah benar bahwa asriandi sering
bergaul di hutan kotai dulu atau di makassar
N: nda tong kutaui
P: kira bilang ditauki.kira waktunya masih
jarang di kampung dimana tempat
bergaulnya.katanya di kota ,di hutankota
Apabila Asriandi keluar
hanya ke bapaknya di kolaka
157
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
begitu
N: kalau pergi di kota misalnya pergi di anu
(tettanya)..dikolaka
P:Di kolaka
N: di kolaka iye
P: tapi maksudnya nda seringki kalau
misalnya keluarki,keluar daerah keluarki
maksudnya ketempat lain begitu, bukan di
kampunya, dimana biasa pergi?
N: di situ bagian anuji, kalau misalnya pergi
paling jauh di sini ji ee (menunjuk) sana-
sananya pasar
P: pasar mana?
N: pasar baru
P: tapi na bilang, dia pergi ke anu...hutan kota
kayak PTB begitu atau ke makassar begitu.
Jadi ank punk di tauki?
N: nda ku tauki ka cari kerja kapang
(mungkin) begitu
P: waktu masih sekolah, baru dia katanya
Asriandi terserah dia ke sekolah, mau-
Asriandi sering keluar di
sekitar pasar dekat dari
kampungnya
Kemungkinan Asriandi
pergi kerja ke kota
Asriandi terserah kapan
dirinya ingin ke sekolah
158
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
maunya pi ke sekolah
Begitu orangnya.
N:Iyye
P:Kalau malam iyya ada ji dikampungta?
N:Asriandi?
P:Iyye
N:Nda Pernahmi keluar kalau malam
P:Nda,sebelumnya waktu masih nakak-
nakalnya
N:iyye sering
P:sering jalan dikampungta kalau malam?
N:iyye sering.diluar ji disini di pinggir sana
P:pinggir apa?
N:pinggir sanaee d panaikang
P:ohh panaikang.kalau itu dibilang 4 kali ji
datang begitu memang?
N:iyye
P:ehh...kalau menurutta kalau Asriandi
berbicara kepada orang lain itu bagaimana
caranya sopan atau tidak?
N: kalau sama orang tuaku sopan ji kalau
ditanya baek-baek sama orang tuaku kalau
Setelah mulai berubah,
Asriandi surah jarang keluar
malam keluyuran bersama
teman-temannya. Ia hanya
berada di sekitar
kampungnya di Panaikang
Asriandi sopan berbicara
kepada keluarganya atau
orang yang lebih tua darinya
159
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
misalnya bilangi ada atta ta na bilang iyye
begitu ji.
P: tapi kalau sama orang lain iyya?
N: nda tong itu ku tauki
P:kalau sama kita iyya?
N:baik ji sama saya
P:kalau sama temannya kalau diliat?
N:kalau sama temannya nd terlalau anu
P:nda terlalau baikki?
N:iyye
P:TK ki dulu itu Asriandi ka?
N:nda ku tauki ka
P:karna dia bilang nda TK bedeng
P:ini iyya,biasa diliat mageregaji dirumahnya
atau kerja
N:iyye
P:ohh.ada mentong anunya
N: disini di panaikang
P: kerjaki di situ?
N: itu dekat penjahit sendal sepatu
P: hmm...disitu biasa ma’ gergaji dih
Asriandi tidak sopan
berbicara kepada teman
sejawatnya
Sepupunya tidak mengetahui
apakah Asriandi TK atau
tidak
Asriandi kerja di pembuat
lemari di Panaikang,
sehingga ia sering
menggergaji
160
71
72
73
74
75
77
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
N: kerjai,
P: ohh, itumi ku tanya, belajar apaki di rumah
na bilang belajar, ma’ gergaji
P: yang pastinya kalau belajar , nda di
dampingi kalau belajar?
N: iyye
P: biasa ikut pengajian hari jumat di sini,
Asriandi...di sekolah?
N: dimana?
P: di sekolah
N: nda pernah ku rasa pengajian hari jumat
P: baru dia bilang, biasa ikut pengajain kalau
hari jumat
N: malam kapang(mungkin) dulu sama Rais
kapang (mungkin)
P: tidak ada, maen-maenki kapang (mungkin)
itu
P: kalau sekarang Asriandi tinggalnya sama
siapai?
N: sama Ye’ (nenek)nya
P: sama neneknya
Asriandi tidak didampingi
jika ingin belajar
Asriandi tidak pernah ikut
pengajian
Asriandi tinggal bersama
neneknya
161
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
P: kalau yang na temani bergaul, yang pake
peci atau yang shalat kah?
N: samaki kakakku juga
P: sebelum-sebelumnya, sebelum sama kakak
ta, kan belumpi berubah toh?sama siapai?
N: samaji kaka sepupunya apa
P: yang rajinka shalat/pake peci?
N: nda
P: hmm.. bru itu ji benk nda ke sekolah kalau
sakitki
N: biasa juga kalau nda n ke sekolah karena
ada disuruhkanki sama tettanya (bapaknya)
P: kalau gara-gara sakit, jarangji?
N: nda pernahji sakit Asriandi
P: jadi Asriandi, sering bergaul sama kakak ta
Rais?
N: iyye
P: hmm.. kakak ta sering na nasehati Asriandi
begitu?
N: iyye,
P: itu iyya kalau pulang sekolah, di rumahnya
Asriandi tidak bergaul
bersama anak yang sering
memakia peci atau anak
yang rajin shalat
Asriandi anak yang jarang
sakit,ia tidak ke sekolah jika
ada hal yang di suruhkan
oleh bapaknya
Sekarang Asriandi sering
bergaul bersama kakak
sepupunya yang sering
menasehatinya
Mendekati ujian , biasanya
162
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
tinggal sekarang mendekati ujian?
N: iyye, sering di rumahnya belajar
P: di rumah ta nginap/tinggal?
N: bukanji
P: maksudku, dimana biasanya bergaul
Asriandi kalau pulang sekolah, di rumahnya
saja?
N: biasa disini (Panaikang) terusji tinggal
kalau pulang sekolah
P: dimana di penjual sepatu?
N: di penjual lemari
P: jadi sekarang Asriandi kalau keluar
rumahki, di sekitar kampungmi?nda keluar ke
kotami toh?
N: iyye, ituji kalau di panggilki sama tettanya
P: pernah di ajak ee Asriandi shalat sama
kakakta?
N: ndaji kalau misalnya hari jumat dia sendiri
pergi
P: maksudnya kalau hari lain, diajak
shalat,biasa pergi shalat di liat?
Asriandi Sepulang sekolah
tinggal di rumahnya belajar
atau ke panaikang di d
penjual lemari bergaul
bersama temannya
Asriandi keluar rumah
hanya di sekitr kampungnya
bukan ke kota, ia ke kota
jika dipanggil oleh ayahnya
Asriandi pergi shalat jumat
sendiri, tanpa diajak oleh
kakak sepupunya
Nenek Asriandi biasanya
menyuruh Asriandi shalat
163
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
N: anu na ji, neneknya yang suruh shalat
P: eee...itu Asriandi kalau di nasehati, tidak
peduli kah atau bagaimana?
N: biasa ji kalau dinasehati sama Ye’
(neneknya) anuji mendengarkanji.. na
dengarji yang na bilang Ye’ (neneknya)
P: hmm.. di kolaka tinggal tettanya
(bapaknya)
N: sekarang di pulauki
P: duluji di kolaka. Makasih pale nah.
Asriandi mendengarkan apa
yang di perintahkan oleh
neneknya
Sekarang ayah Asriandi
tinggal di pulau (makassar)
bukan di kolaka
165
Wawancara awal dengan beberapa peserta didik
Observasi kegiatan belajar siswa
Wawancara dengan peserta didik