193
i ANALISIS KESIAPAN BELAJAR MENJELANG UJIAN AKHIR PADA PESERTA DIDIK KELAS IX MTS AINUS SYAMSI (STUDY KASUS MENURUT TEORI THRONDIKE) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Fisika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Oleh: NURAENI NIM: 20600114042 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2018

ANALISIS KESIAPAN BELAJAR MENJELANG UJIAN AKHIR P ADA ...repositori.uin-alauddin.ac.id/11743/1/Analisis Kesiapan Belajar... · i analisis kesiapan belajar menjelang ujian akhir p

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

i

ANALISIS KESIAPAN BELAJAR MENJELANG UJIAN AKHIR

PADA PESERTA DIDIK KELAS IX MTS AINUS SYAMSI

(STUDY KASUS MENURUT TEORI THRONDIKE)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Fisika

pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh:

NURAENI

NIM: 20600114042

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2018

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat ALLAH swt yang telah melimpahkan

berkah, rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini dengan judul “Analisis Kesiapan Belajar Menjelang Ujian

Akhir Pada Peserta Didik kelas IX MTS AINUS SYAMSI (Study Kasus Menurut Teori

Throndike)” sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana S1 Program Studi

Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Tak lupa pula

penulismengirimkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabiullah

Muhammad saw. Beliau adalah nabi uswatun hasanah dan suri tauladan yang patut

jadikan contoh, yang membawa umat islam dari alam jahiliyah menuju alam

keislaman seperti yang sekarang ini.

Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Skripsi

ini tidak bisa terlaksana dan terselesaikan tanpa didukung oleh banyak pihak. Skripsi

ini terselesaikan berkat dukungan dan motivasi yang senantiasa diberikan oleh orang-

orang yang istimewa yang tak hentinya mendoakan penulis agar selalu dimudahkan

dalam segala urusanya, termasuk dalam penulisan skripsi ini. Orang teristimewa

tersebut yaitu orang tua penulis, Patawari dan Nurjannah.Selanjutnya ucapan

terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya, penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si selaku Rektor UIN Alauddin Makassar,

Prof. Dr. Mardan, M.Ag. Selaku Wakil Rektor Bidang Akademik,

Pengembangan Lembaga, Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M,A. selaku Wakil Rektor

Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Prof. Hj. Sitti Aisyah,

v

M.A., Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni dan Prof.

Hamdan Juhannis, M.Pd., Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Kerja Sama beserta

jajarannya.

2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

KeguruanUIN Alauddin Makassar. Dr. Muljono Damopolii, M.Ag. Selaku Wakil

Dekan Bidang Akademik, Dr. Misykat Malik Ibrahim, M.Si., selaku Wakil

Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Prof. Dr. H. Syahruddin M.Pd. Wakil

Dekan Bidang Kemahasiswaan.

3. Dr. H. Muhammad Qaddafi, S.SI., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang senantiasa memberikan dorongan,

motivasi, nasehat dan berbagai macam cara lain agar penulis cepat

menyelesaikan skripsi dan segera mendapatkan gelar S.Pd., semoga ALLAH swt

ridho dalam setiap langkahnya.

4. Rafiqah, S.Si., M.Pd., selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan motivasi kepada mahasiswanya.

5. Drs. Hading M.Ag., selaku Pembimbing Pertama yang telah menyempatkan

waktunya untuk membimbing sampai skrispi ini selesai.

6. Eka Damayanti, S.Psi., M.A., selaku Pembimbing Kedua yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membimbing dan sangat sabar menghadapi semua

keluh kesah yang dialami oleh penulis pada saat penyusunan skripsi.

7. Suhardiman S.Pd., M.Pd., selaku dosen penguji seminar proposal.

8. Terima kasih untuk seluruh dosen di Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan yang telah membagi ilmu dan bantuannya.

vi

9. Terima kasih kepada guru Madrasah Aliyah Darul Ulum yang sangat berjasa

demi kelancaran kuliah saya, terkhusus Arsyad S.Si., dan Yusida Yususf S.Pd.,

yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan semangat dalam mencapai gelar

sarjana.

10. Terima kasih kepada Madrasah dan guru-gurudi Madrasah Tsanawiyah AINUS

SYAMSI yang telah mengizinkan penulis meneliti di sekolah tersebut dan

membantu penulis memperoleh informasi tentang subyek yang diteliti.

Khususnya Aisyah Tola, S.Pd.,Raodah S. Ag., Nurjannah S.Pd., Dra. Jumaina

dan Nuryanti S.Pd.

11. Terima kasih kepada peserta didik Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah

AINUS SYAMSI yang telah bersedia untuk membagikan waktunya kepada

penulis melakukan penelitian. Terkhusus Asriandi, Nismawati, Nadia, Ismail,

Syahril, Nuraisyah, Rais dan Akbar.

12. Terima kasih kepadaMadrasah dan guru-guru Madrasah Aliyah AINUS

SYAMSI yang memberikan motivasi agar semangat dalam mencapai gelar

sarjana.

13. Teman-teman KKN UIN Alauddin Makassar Angkatan 57 Kecamatan Bungaya

Desa Bissoloro, khususnya Ayu, Insana, Rani, Arma, Syahria, Uni, Aldi dan

Syam yang selalu membantu dan memberikan motivasinya kepada penulis dan

selalu mendorong penulis untuk semangat dalam mencapai gelar sarjana.

14. Teman-teman PPL Nasional Flores UIN Alauddin Makassar yang memberikan

motivasinya kepada penulis dan selalu mendorong penulis untuk semangat dalam

mencapai gelar sarjana.

vii

15. Saudara seperjuangankuRadiasi 2014 yang telah menginspirasi dan penuh

apresiasi dan selalu memberikan semangat untuk sama-sama mencapai gelar

Sarjana Pendidikan.

16. Teman-teman yang ada disekelilingku, kakak, adik dan keluarga besarku yang

telah memberi semangat tanpa batas. Maaf kalau saya tidak bisa sebutkan satu

persatu. Kalian sangat luar biasa dalam hidup penulis.

Akhir kata penulis berharap seomga karya yang sederhana ini dapat

bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Segala yang benar hanya milik

ALLAH SWT dan keterbatasan terdapat pada penulis.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.

Makassar, Mei2018

Penulis,

Nuraeni

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL JUDUL ...................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv-vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix

ABSTRAK ....................................................................................................... x-xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus................................................ 6 C. Rumusan Masalah .............................................................................. 8 D. Kajian Pustaka .................................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 9 F. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 9

BAB II TINJUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Belajar ......................................................................... 10 B. Teori-Teori Belajar ............................................................................. 15 C. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................................... 21 D. Evaluasi Belajar dalam Bentuk Ujian ................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 27 B. Lokasi Penelitian ................................................................................ 27 C. Penelitian Penelitian ........................................................................... 28 D. Sumber Data ....................................................................................... 28 E. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 29 F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 30 G. Desain Penelitian Studi Kasus ............................................................ 31 H. Kriteria Penetapan Kualitas Desain Penelitian ................................... 32 I. Teknik Analisis Data ................................................................ …… 32 J. Teknik Keabsahan Data ...................................................................... 33

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian ............................................................ 35 B. Hasil Penelitian ................................................................................ 37 C. Pembahasan ..................................................................................... 53 D. Kerangka Hasil Penelitian ............................................................... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 63 B. Implikasi ......................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 64

LAMPIRAN ..................................................................................................... 66-169

RIWAYAT HIDUP

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Wawancara Tertulis ................................................................... 66

Lampiran B : Pedoman Wawancara Mendalam............................................... 105

Lampiran C :Dokumentasi ............................................................................... 164

Lampiran D : Surat-Surat Penelitian

xi

ABSTRAK

Nama : Nuraeni

Nim : 20600114042

Judul :“Analisis Kesiapan Belajar Siswa Menjelang Ujian Akhir pada

Peserta Didik Kelas IX MTS AINUS SYAMSI (Study Kasus

Menurut Teori Throndike) ”

Tujuan penelitian ini untuk: 1) mengetahui bagaimana kesiapan belajar

dalam menghadapi ujian akhir pada peserta didik kelas IX MTS AINUS SYAMSI, 2)

mengetahui penghambat peserta didik dalam menghadapi ujian akhir pada peserta

didik kelas IX MTS AINUS SYAMSI.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif

dengan pendekatan studi kasus. Teknik pemilihan sumber data dilakukan dengan

purposive sampling yaitu maximum variation sampling. Penarikan sampel dilakukan

dengan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. Adapun

kriteria yang pilih adalah peserta didik yang tergolong siap menghadapi ujian dan

kurang siap dalam menghadapi ujian. Peneliti melakukan wawancara mendalam

untuk menemukan informasi lebih akurat mengenai peserta didik yang menjadi

sampel penelitian. Wawancara mendalam yang dilakukan dengan orang terdekat,

teman kelas ataupun dari guru. Subjek yang diteliti adalah Si Ndan Si A.

Hasil penelitian diperoleh bahwa Si N menyiapkan diri dalam menghadapi

ujian sebagaimana dalam tiga hukum belajar throndike, Si N menyiapkan fisik dan

mentalnya dan sering melakukan latihan dalam menghadapi ujian. Si A kurang

mempersiapkan diri baik fisik maupun mental dalam menghadapi ujian, Si A sangat

jarang masuk sekolah, sering bolos dan jarang melakukan latihan mengerjakan soal.

Selain itu, keretakan hubungan rumah tangga orang tuanya yang mengakibatkan Si A

merasa tidak diperdulikan.

Implikasi yang diajukan dalam penelitian ini agar guru menjalin komunikasi

yang baik kepada orang tua. Agar peserta didik tidak bertindak ke hal-hal yang dapat

merusak dan merugikan diri mereka dan tidak mencontoh hal-hal yang buruk, seperti

bolos dan malas ikut pelajaran.

Kata kunci: Kesiapan, Ujian, Belajar

xii

ABSTRACT

Name : Nuraeni

Nim : 20600114042

Tittle : Analysis of Student Preparedness toward Final Examination at

the ninth-grade students of MTS AINUS SYAMSI (A Case Study

based on Throndike Theory)

The aims of this study were : 1) to find out how students' learning

preparedness in facing the final examination at the ninth-grade students of MTS

AINUS SYAMSI, 2) to know the obstacles of students in facing the final examination

at the ninth-grade students of MTS AINUS SYAMSI. This research, a descriptive

qualitative research, used case study approach. Furthermore, data source selection

technique was done by purposive sampling particularly maximum variation sampling.

Sampling was done by selecting subjects based on the specific criteria considered by

the researcher. The criteria selected are learners who are classified ready to face the

exam and less ready to face the exam. The researchers conducted in-depth interviews

to find more accurate information about the students who were research subjects by

interviewing the close people, classmates or teachers. Hence, research subjects were

Si N dan Si A.

The results obtained that Si N prepared himself to face the test as in the

throndike three laws of learning , Si N were ready physically and mentally, and

frequently did exercises to face the exam. Meanwhile, Si A was not ready either

physically or mentally to face the test, Si A rarely went to school, often skept and

rarely did the exercises. In addition, the parents household relationship made Si A

uncared.

Implications proposed in this study for teachers were to establish good

communication to the parents. Therefore, the learners did not act damaged and

harmed thing and did not imitate negative thing , such as skipping and lazy to learn.

Keyword : Preparednees, Examination, Learn

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ujian atau evaluasi adalah suatu penilaian yang digunakan untuk mengukur

tingkat pemahaman peserta didik. Evaluasi biasanya diberikan setelah terlaksananya

kegiatan belajar mengajar. Dalam belajar sangatlah dibutuhkan persiapan diri untuk

mengahadapinya. Belajar adalah cara seseorang untuk mengetahui suatu perihal yang

belum bisa dilakukan. Seseorang baru dapat dikatakan belajar tentang sesuatu apabila

dalam dirinya sudah terdapat kesiapan untuk mempelajari sesuatu itu. Akan tetapi

belajar yang sesungguhnya bukan hanya semata-mata mengumpulkan atau

mnghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran.

Pelaksanaan proses belajar mengajar, merupakan kejadian atau peristiwa

interaksi antara pendidik dan peserta didik yang diharapkan menghasilkan perubahan

pada peserta didik, dari belum mampu menjadi mampu, dari belum terdidik menjadi

terdidik, dari belum kompeten menjadi kompeten. Inti dari proses belajar mengajar

adalah efektivitasnya. Tingkat efektivitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh

perilaku pendidik dan perilaku peserta didik. Perilaku peserta didik yang efektif,

antara lain motivasi atau semangat belajar, keseriusan, perhatian, kerajinan,

kedisiplinan, keingintahuan, pencatatan, pertanyaan, senang melakukan latihan soal,

dan sikap belajar yang positif. Sebagaimana pendapat (Dimyati dan Mudjono) dalam

buku belajar dan pembelajaran menyatakan bahwa guru adalah pemegang kunci

pembelajaran dan pelaku aktif dalam pembelajaran adalah peserta didik.

2

Proses belajar mengajar merupakan proses yang terpenting karena dari sinilah

terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Di sini pula campur

tangan langsung antara pendidik dan peserta didik berlangsung sehingga dapat

dipastikan bahwa hasil pendidikan sangat tergantung dari perilaku pendidik dan

perilaku peserta didik. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang

terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut

merupakan rangkaian utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Peristiwa pembelajaran

adalah gambaran sederhana tentang paradigma aktivitas peserta didik dan pendidik

yang terjadi secara komplementer (saling isi mengisi) dan saling ketergantungan

dalam situasi pembelajaran (Yaumi, 2012: 46)

Sebagaimana Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 pasal 40, ayat (2) tahun

2003 tentang sistem pendidikan Nasional disebutkan bahwa “ Guru dan tenaga

kependidikan berkewajiban: menciptakan (1) suasana pendidikan yang

bermakna,menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; (2) mempunyai komitmen

secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan (3) memberi teladan

dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan

yang diberikan kepadanya”. Dari tuntutan perundang-undangan tersebut, jelaslah

bahwa seorang guru selain mengajar dan mendidik, juga memberikan stimulus untuk

menyiapkan mental peserta didik yang berbudi pekerti baik, misalnya dengan belajar

yang tekun agar dapat membanggakan nama baik sekolah.

Guru dituntun agar dapar memberikan stimulus yang baik agar peserta didik

dapat menyadari pentingnya belajar. Peserta didik yang paham akan pentingnya

belajar akan menyiapakan diri menghadapi ujian sebaik mungkin untuk memperoleh

pengetahuan dan mencapai keberhasilan di masa yang akan datang. Bukan hanya

3

undang-undang, dalam Al-qur’an dijelaskan tentang pentingnya mempersiapkan diri

dalam belajar dalam menghadapi ujian, sebagaimana dalam Al-quran Surah Al-Anfal

ayat 60 yang bacaannya seperti:

Artinya:

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu

sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan

itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka

yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apasaja yang kamu

nafkahkan kepada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan

kamu tidak akan di aniaya (dirugikan).

Berdasarkan ayat tersebut, pentingnya peserta didik mempersiapkan diri

dalam menghadapi ujian. Persiapan yang dilakukan baik berupa fisik maupun mental.

Peserta didik harus meningkatkan waktu belajar dan melatih diri mengerjakan soal-

soal ujian untuk memudahkannya dalam mengerjakan soal ujian. Dan percaya Allah

akan memberikan kemudahan dalam menghadapi ujian.

Hal ini sejalan dengan definisi belajar menurut Throndike menurut (Ulfiani

Rahman) dalam buku Memahami Psikologi dalam Pendidikan Teori dan Aplikasi,

dimana menurutnya belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.

Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti

pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.

Sedangkan respon yaitu interaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang

4

juga dapat berupa pikiran, perasaan atau gerakan/tindakan. Dalam teori ini orang

yang bisa menguasai hubungan stimulus dan respon sebanyak-banyaknya maka dapat

dikatakan orang ini merupakan orang yang berhasil dalam belajar. Adapun cara untuk

membentuk hubungan stimulus dan respon dengan melakukan pengulangan.

Berdasarkan pemahaman saya, belajar bukan hanya sekedar menghadiri kegiatan

pembelajaran di dalam kelas. Belajar adalah bagaimana seorang peserta didik dapat

memperoleh pengetahuan setelah guru memberikan pelajaran. Peserta didik dapat

memperoleh informasi dan mengaplikasikan pelajaran yang diterimanya. Peserta

didik dapat merespon baik pembelajaan dengan aktif pada saat belajar.

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya mengingat,akan lebih luas dari itu. Hasil belajar bukan suatu

penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Tak bisa dipungkiri bahwa

dalam dalam belajar, peserta didik terkadang lupa dengan tugas yang diberikan. Lupa

merupakan sesuatu yang tercela dalam belajar. Tetapi lupa adalah sifat umum

manusia. Setiap orang dapat lupa, penyelidikan menunjukkan bahwa sehari sesudah

para peserta didik mempelajari sesuatu bahan pelajaran atau mendengarkkan suatu

ceramah, mereka banyak melupakan apa yang telah mereka peroleh sejam setelah

pelajaran tersebut. Sehubungan dengan kenyataan itu, untuk mengatasi

kelupaan,diperlukan kegiatan “ulangan”. Mengulang- ulang suatu pekerjaan atau

fakta yang sudah dipelajari membuat kemampuan para peserta didik untuk

mengingatnya akan semakin bertambah. Mengulang atau memeriksa dan mempelajari

kembali apa yang sudah dipelajari, maka kemungkinan untuk mengingat bahan

pelajaran menjadi lebih besar.

5

Kesiapan belajar peserta didik sangat dibutuhkan. Akan tetapi, tidak semua

peserta didik mampu menerapkan. Sebagian hasil wawancara tertulis yang yang

dilakukan kepada peserta didik yang pertama kali dilakukan peneliti untuk

mengetahui bagaimana kesiapan peserta didik MTS AINUS SYAMSI dalam

menghadapi ujian. Alasan mereka pun berbeda-beda ada yang mengatakan mereka

siap, tetapi secara prakteknya belum nampak, misalnya belum pernah latihan

menjawab soal UN SMP/MTS, ada pula yang mengatakan masih lama. Namun ada

juga peserta didik yang mengatakan mereka sudah siap menghadapi ujian, kesiapan

mereka dengan belajar, menyiapkan mental dan sering membaca buku. Selain itu,

belum diberikannya kelas tambahan (les) oleh guru kepada peserta didik. Menurut

mereka ujian merupakan suatu hal yang penting, karena dengan ujian dapat mengasah

otak dan mengetahui pelajaran-pelajaran yang telah diajarkan oleh guru, dan nilai

sangatlah penting untuk masa depan. Adapula yang beranggapan bahwa ujian adalah

penentu kelulusan dan mengajarkan diri untuk lebih giat untuk belajar. Guru

memberikan motivasi kepada peserta didik agar giat belajar, tetapi guru tidak pernah

memberitahu peserta didik tentang peserta didik yang tidak lulus pada tahun

sebelumnya. Padahal itu bisa menjadi motivasi agar mereka belajar dengan sungguh-

sungguh agar tidak terulang lagi adanya peserta didik yang tidak lulus.

Sebagaimana berdasarkan wawancara yang dilakukan pada guru menyatakan

bahwa kesiapan belajar peserta didik menghadapi ujian sudah hampir 70%, setiap

guru memberikan himbauan bahwa tak lama lagi mereka akan melakukan ujian,

mereka diberikan motivasi untuk menghadapi ujian dengan membentuk kelompok

belajar. Dalam kelompok belajar tersebut mereka hanya sekedar bertukar pikiran

tentang pelajaran yang mereka pelajari. Kelompok belajar ini pun masih kurang

6

efisien dimana hanya beberapa peserta didik saja yang melakukan kelompok belajar

tersebut. Selain itu, pandangan guru tentang bagaimana pentingnya peserta didik

menghadapi ujian, gurunya mengatakan bahwa UN penting untuk peserta didik sebab

UN merupakan tolak ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik

dalam belajar selama 3 tahun. Ada juga yang beranggapan bahwa ujian sangat

penting sebab untuk menghadapi ujian harus ada persiapan yang matang dari peserta

didik. Menurut beberapa guruperilaku yang tampak dari peserta didik ketika

diinfokan akan dilakukan ujian, ada beberapa peserta didik yang gembir, kaget, ada

yang biasa-biasa saja, ada juga terlihat khawatir dan was-was. Selain itu guru juga

memberikan arahan-arahan kepada peserta didik dalam mengerjakan ujian dalam

bentuk simulasi. Adapun strategi yang diberikan guru untuk meningkatkan kesiapan

belajar peserta didik dalam menghadapi ujian adalah dengan mengajarkan

pembahasan soal-soal ujian tahun sebelumnya, berdasarkan SKL. Selain itu,

bimbingan ekstra les dan cara mengerjakan soal pilihan ganda dengan menjawab soal

yang dianggap mudah terlebih dahulu. Peserta didik belum menyiapkan diri dalam

menghadapi ujian, dikarenakan peserta didik masih menganggap ujian adalah hal

yang menakutkan sehingga menjadikannya beban (fisiologis), dan kurangnya

motivasi dari orang tua. Selain itu materi pembelajaran tidak dikuasai khususnya

materi pembelajaran pemahaman dan perhitungan dan malas masuk belajar.

Oleh karena itu, maka peneliti akan melakukan penelitian terhadap beberapa

peserta didik di MTS AINUS SYAMSI, untuk mengetahui bagaimana perkembangan

kesiapan belajar peserta didik, apakah akan tetap sama dengan wawancara yang

dilakukan ataukah akan meningkat seiring dengan semakin dekatnya ujian akhir

7

sekolah dan hambatan apa saja yang menyebabkan mereka tidak menyiapkan diri

dalam menghadapi ujian.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Karena adanya keterbatasan peneliti, baik tenaga, dana dan waktu serta agar

hasil penelitian lebih terfokus, maka peneliti tidak akan melakukan penelitian

terhadap keseluruhan hal yang ada pada obyek atau situasi sosial tertentu.

Berdasarkan studi pendahuluan di atas dan referensi yang penulis temukan,

maka peneliti memfokuskan pada “Bagaimana kesipan peserta didik kelas IX MTS

AINUS SYAMSI dalam menghadapi ujian akhir sekolah berdasarkan teori throndike

dan apa saja hambatan peserta didik dalam menyiapkan diri menghadapi ujian akhir

sekolah”. Fokus penelitian tersebut kemudian diuraikan dalam beberapa aspek-aspek,

yaitu:

a. Kesiapan peserta didik dalam menghadapi ujian peserta didik kelas IX MTS

AINUS SYAMSI dengan berlandaskan pada hukum teori throndike.

b. Penghambat peserta didik kelas IX MTS AINUS SYAMSI dalam menghadapi

ujian akhir sekolah.

2. Deskripsi Fokus

Untuk mendapatkan gambaran konkrit tentang arah, objek dan tujuan

penulisan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ilmiah, maka perlu

diuraikan deskripsi fokus penelitian yang jelas agar tercapai tujuan yang diinginkan.

Teori Throndike menjelaskan bahwa yang menjadi dasar belajar adalah

asosiasi antara kesan pancaindera (stimulus) dengan impuls untuk bertindak (respon).

8

Dalam teori throndike dijelaskan tiga hukum utama belajar yaitu hukum kesiapan,

hukum latihan dan hukum efek/kesan.

Hukum kesiapan menunjukkan keadaan-keadaan dimana peserta didik

cenderung untuk mendapatkan kepuasan atau ketidakpuasan, menerima atau menolak

sesuatu atau dikenal juga dengan taraf kematangan untuk mulai belajar.

Hukum latihan adalah latihan yang diulangan-ulangan untuk ditingkatkan

kemahiran. Hukum ini menyatakan bahwa respon terhadap stimulus dapat diperkuat

dengan seringnya respon itu dipergunakan. Hal ini menghasilkan implikasi bahwa

praktik, khususnya pengulangan dalam pengajaran adalah penting dilakukan.

Hukum Kesan (efek) dimana kesan yang menyenangkan meningkatkan

hubungan antara rangsangan dan gerak balas. Hukum menyatakan bahwa tercapainya

keadaan yang memuaskan akan memperkuat hubungan antara stimulus dan respon.

Hambatan merupakan segala hal yang menghalangi dan melemahkan

penerapan suatu kegiatan. Hambatan yang dimaksudkan adalah hal-hal yang

menghambat peserta didik menyiapkan diri belajar untuk menghadapi ujian akhir

sekolah.

Upaya adalah usaha yang dilakukan sebagai bentuk pemecahan masalah atau

persoalan yang dialami. Upaya yang dimaksudkan adalah usaha yang dilakukan

sebagai solusi dari hambatan yang dialami dalam menyiapkan peserta didik kelas IX

MTS AINUS SYAMSI menghadapi ujian akhir sekolah.

C. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana kesiapan peserta didik dalam menghadapi ujian peserta didik

kelas IX MTS AINUS SYAMSI?

9

2. Apa saja hambatan peserta didik dalam menyiapkan diri menghadapi ujian

akhir sekolah?

D. Kajian Pustaka

Adapun penelitian sebelumnya yang dianggap relevan dengan penelitian ini

diantaranya penelitian yang akan dilakukan oleh Akhmad Wahid Abdillah. Dimana

hasil penelitiannya yang terdapat pengaruh yang signifikan antara kesiapan belajar

terhadap hasil pembelajaran bahasa Arab Kajian Kitab Ibnu Aqil Di Kelas Alfiyyah 2

Pondok Pesantren Al-Luqmaniyah Yogyakarta Tahun akademik 2014/2015.

Terdapat hubungan yang cukup kuat antara kesiapan belajar terhadap hasil

pembelajaran bahasa Arab. Penelitian Sintia Novita Sari juga menjelaskan terdapat

pengaruh yang signifikan antara kesiapan belajar dengan keaktifan peserta didik.

Selain penelitian tersebut, terdapat pula yang dilakukan oleh Zuklarnain, dimana hasil

penelitian yang dilakukan yang menyatakan bahwa beberapa SMA di kota Jambi

memeiliki kesiapan belajar yang sangat baik dalam mengikuti pembelajaran Biologi.

Hal tesebut dikarenakan terdapat faktor internal dan eksternal yang sangat baik,

seperti indikator jasmaniah dan indikator dari keluarga yang baik.

Berdasarkan kajian yang penulis dapatkan di atas maka penulis beranggapan

bahwa penelitian ini merupakan sesuatu yang perlu dilakukan karena penelitian yang

dilakukan peneliti memfokuskan pada tiga aspek hukum Teori Throndike mengenai

kesediaan, latihan dan apa akibat yang diperoleh jika peserta didik mengabaikan

ujian. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus untuk mengetahui apa-apa saja

yang menjadi faktor ketidaksiapan peserta didik dalam menghadapi ujian.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

10

1. Untuk mengetahui bagaimana kesiapan peserta didik dalam menghadapi ujian

peserta didik kelas IX MTS AINUS SYAMSI

2. Untuk mengetahui penghambat peserta didik kelas IX MTS AINUS SYAMSI

dalam menghadapi ujian akhir sekolah

F. Kegunaan penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pengembangan ilmu pengetahuan. Adapun secara praktis bagi guru sebagai masukan

dalam menentukan langkah yang tepat dalam meningkatkan kesiapan belajar peserta

didik mengahadapi ujian akhir sekolah berdasarkan teori throndike tersebut.Bagi

Peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan membantu peserta

didik dalam menyiapkan diri dalam menghadapi ujian akhir sekolah. Adapun bagi

penulis dapat menambah pengalaman dan wawasan baik dalam bidang penelitian

pendidikan maupun penulisan karya ilmiah. Bagi Sekolah untuk perkembangan

kualitas sekolah secara institusional, berupa peningkatkan proses belajar mengajar

serta untuk peningkatkan hasil belajar peserta didik di sekolah. Dan bagi pembaca

untuk menambah wawasan dan bahan referensi dalam meningkatkan hasil belajar

peserta didik khususnya pada mata pelajaran fisika.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Belajar

1. Definisi Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih

Sukmadinata, menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu

berlangsung melalui kegiatan belajar. Pengertian belajar dari para ahli , sebagaimana

menurut Moh.Surya: “Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang

dilakukanoleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi

dengan lingkungannya”. Menurut Witherington, ”Belajar merupakan perubahan

dalam kepribadian yang di manifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru

berbentuk keterampilan sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapannya”.Menurut

Crow, “Belajar adalah diperolehnya perasaan kebiasaan, pengetahuan dan sikap

baru”. Adapun Hilgard: “Belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul atau

berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”. Selain itu, menurut Di

Vesta dan Thompson, “Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap

sebagai hasil dari pengalaman”. Menurut Gage & Berliner: “Belajar adalah suatu

proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman”.

Dari beberapa pengertian belajar tersebut di atas, kata kunci dari belajar

adalah perubahan perilaku (Yudhawati dan Dany Haryanto, 2011:32).

Belajar merupakan proses yang harus terus-menerus, yang tidak pernah

berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal ini berdasarkan pada asumsi

11

bahwa sepanjang kehidupan manusia akan selalu dihadapkan pada masalah atau

tujuan yang ingin dicapainya. Dalam proses mencapai tujuan itu, manusia akan

dihadapkan pada berbagai rintangan. Manakala rintangan sudah dilaluinya, maka

manusia akan dihadapkan pada tujuan atau masalah baru; untuk mencapai tujuan baru

itu manusia akan dihadapkan pada rintangan baru pula, yang kadang-kadang

rintangan itu semakin berat. Demikianlah siklus kehidupan dari mulai lahir sampai

kematian manusia akan senantiasa dihadapkan pada tujuan dan rintangan yang terus

menerus. Dikatakan manusia yang sukses dan berhasil manakala ia dapat menembus

rintangan itu; dan dikatakan manusia gagal manakala ia tidak dapat melewati

rintangan yang dihadapinya. Atas dasar itulah, sekolah yang berperan sebagai wahana

untuk memberikan latihan bagaimana cara belajar. Melalui kemampuan bagaimana

cara belajar peserta didik akan dapat belajar memecahkan setiap rintangan yang

dihadapi sampai akhir hayatnya (Sanjaya, 2006: 110).

2. Kesiapan Belajar

Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan berkenaan dengan bahan

belajar. Aktivitas belajar yang dilakukan peserta didik merupakan sebagai suatu

proses, dalam mempelajari sesuatu, karena belajar merupakan kegiatan pokok, selain

itu juga belajar merupakan kunci dalam pembentukan kompetensi peserta didik

karena peserta didik baru belajar apabila semua yang berkaitan dengan proses belajar

sudah ada kesiapan dari dalam dirinya.

Diera globalisasi ini peserta didik dituntut harus lebih aktif dan mandiri dalam

proses belajar, tidak pasif dan hanya mengharapkan atau mengandalkan guru dan

orang lain sebagai pemberi materi. Misalnya dalam suatu sekolah ada seorang guru

yang tidak bisa hadir di dalam kelas untuk memberikan materi pelajaran maka peserta

12

didik harus berinisiatif mencari bahan atau sumber belajar sendiridengan cara

memanfaatkan perpustakaan sekolah, dengan mencari buku pelajaran yang sesuai dan

belajar mandiri untuk memahami materi atau pelajaran yang belum atau yang sudah

diberikan oleh guru tersebut.

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang

melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik

dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian tujuan

pembelajaran. Pengalaman belajar yang dimaksud adalah kecakapan yang perlu

dikuasai oleh peserta didik sehingga pembelajaran disini lebih ditekankan pada proses

belajarnya (Warsita, 2001: 86).

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat penting.

Guru menentukan segalanya, mau diapakan peserta didik? Apa yang harus dilakukan

peserta didik?. Semuanya tergantung guru. Oleh karena itu, pentingnya peran guru,

maka biasanya proses pengajaran hanya berlangsung manakala ada guru; dan tak

mungkin ada proses pembelajaran tanpa ada guru. Sehubungan dengan proses

pembelajaran yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga peran utama yang

harus dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai informasi

dan guru sebagai evaluator. Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses

pengajaran, guru harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan, misalnya materi

pelajaran apa yang harus disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, media apa

yang harus digunakan dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan perannya sebagai

penyampai informasi, sering guru menggunakan metode ceramah sebagai metode

utama. Metode ini merupakan metode yang dianggap ampuhdalam proses

pembelajaran. Karena pentingnya metode ini, biasanya guru merasa mengajar apabila

13

sudah melakukan ceramah dan tidak mengajar jika tidak menggunakan metode

ceramah. Sedangkan sebagai evaluator, gurujuga berperan dalam menentukan alat

evaluasi keberhasilan pengajaran. Biasanya kriteria keberhasilan proses pengajaran

diukur dari sejauh mana peserta didik dapat menguasai materi yang disampaikan

guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran, proses interaksi antara peserta pelatihan dan

pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang

telah dipersiapkan sebelumnya dalam rangka mencapai tujuan. Dalam pelaksanaan

pembelajaran ini harus selalu mengingat prinsip pembelajaran yait mengalirkan

kompetensi kunci dalam setiap kegiatan dan aktivitasnya yang selalu bersentral pada

fokus peserta pendidikan dan pelatihan. Untuk itu hal yang perlu dipertimbangkan

dalam pelaksanaan pembelajaran, antara lain pendekatan pembelajaran, metode

pembelajaran, tahap pembelajaran dan tempat pelaksanaan pembelajaran (Sanjaya,

2006: 96-97).

Pengelolaan kegiatan belajar mengajar merupakan pembelajaran utuh dan

menyeluruh yang dimulai dari perencanaan dan pelaksaan hingga evaluasi

pembelajaran, termasuk evaluasi program dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

seperti yang telah ditentukan. Keberhasilan kegiatan mengajar atau pendidikan

pelatihan untuk mewujudkan mutu tamatan yang sesuai dengan profil kompetensi

yang telah diformulasikan dalam kurikulum sangat ditentukan oleh mutu pengelolaan

kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan tuntas. Ketuntasan kegiatan

pembelajaran sangat ditentukan oleh kepedulian, kemauan, kepabilitas dan kerja

keras semua unsur (Daryanto, 2013: 312).

Dengan kesiapan belajar yang dimilikinya maka peserta didik mampu menjadi

generasi penerus bangsa ini serta mampu bersaing hidup secara mandiri, mampu

14

menghadapi tantangan kehidupan dan memiliki kualitas serta karakter yang baik. Ada

beberapa aspek yang menyebabkan peserta didik tidak mempunyai kesiapan dalam

belajar yaitu:

a. Kondisi fisik, mental dan emosional,

b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan,

c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.

Kondisi fisik yang sehat, mental (emotional) yang baik, kebutuhan belajar

yang mendukung maka proses belajar serta tujuan pembelajaran dapat berjalan

dengan baik dimana kesiapan (readness) mempengaruhi hasil belajar peserta didik,

jika hasil belajar peserta didik tidak tercapai dengan baik pula, maka tujuan

pembelajaran juga tidak dapat tercapai dengan baik pula. Menurut Slameto

(2010:113) “kesiapan belajar adalah keseluruhan kondisi seseorang yang

membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap

suatu situasi”. Sedangkan menurut Cronbach (2006:191) “kesiapan belajar adalah

segenap sifat atau kelakuan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara

tertentu”.

Pendapat-pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa, kesiapan belajar

merupakan suatu kesatuan usaha untuk melengkapi kemampuan yang dimilikinya

dalam mengambil tindakan atau memberi respon dari apa yang akan atau sedang

dihadapinya dalam belajar.

Faktor yang membentuk kesiapan belajar menurut Soemanto (2006:191)

meliputi:

15

1) Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologi, ini menyangkut pertumbuhan

terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat indra, dan

kapasitas intelektual,

2) Motivasi, yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan-tujuan

individuuntuk mempertahankan serta mengembangkan diri.

Adapun prinsip-prinsip kesiapan meliputi:

a) Semua aspek perkembangan beriteraksi (saling mempengaruhi),

b) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari

pengalaman,

c) Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan,

dan

d) Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama

masa pembentukan dalam masa perkembangan.

(Sinta, 2017 :12-13)

B. Teori-Teori Belajar

Beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

1. Teori- teori Belajar Behaviorisme

Behaviorisme merupakan adalah aliran psikologi yang memandang individu

hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaiakan aspek-aspek mental. Dengan

kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat, dan

perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-

refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Dalam

teori-teori belajar Behaviorisme termasuk teori Pavlov, skinner dan Throndike

a. Teori Belajar Pavlov

16

Teori belajar gagasan Ivan Pavlov disebut dengan teori pembiasaan klasik

(classical conditioning). Kata classical yang mewakili nama teori ini semata-mata

dipakai untuk menghargai karya Pavlov yang dianggap paling dahulu di bidang

conditioning (upaya pembiasaan) dan untuk membedakannya dari teori conditioning

lainnya (Gleitment, 1986). Selanjutnya, mungkin karena fungsinya, teori Pavlov juga

dapat disebut respondent conditioning (pembiasaan yang dituntut). Teori ini sering

disebut juga contemporary behavioris atau juga disebut S-R psychologists yang

berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward)

atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan (Hergenhanh & Olson, 1997). Jadi,

tingkah laku belajar mendapat jalinan yang erat antara reaksi behavioral dengan

stimulasinya. Guru yang menganut pandangan ini bahwa masa lalu dan masa

sekarang dan segenap tingkah laku merupakan reaksi terhadap lingkungan mereka

merupakan hasil belajar. Teori ini menganalisis kejadian tingkah laku dengan

mempelajari latar belakang penguatan (reinforcement) terhadap tingkah laku tersebut

(Rahman, 2014:33-34).

b. Teori Belajar Burrhus Frederic Skinner

Menurut Skinner (Hall & Lindzey dalam Ulfiani Rahman, 2014: 47-48) unsur

yang terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement) dan hukuman

(punishment). Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan

probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment)

adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa teori belajar operan kondisioning Skinner

(Ulfiani, 2014:52-53) memberi banyak konstribusi untuk praktik pengajaran.

Konsekuensi penguatan dan hukuman adalah bagian dari kehidupan dan murid. Jika

17

dipakai secara efektif, pandangan teori ini akan mendapat bantuan para guru dalam

pengelolaan kelas. Demikian pula prinsip-prinsip dan hukum-hukum belajar yang

tertuang dalam teori ini akan membantu guru dalam menggunakan pendekatan

pengajaran yang cocok untuk mencapai hasil belajar dan perubahan tingkah laku yang

positif bagi anak didik.

c. Teori Belajar Kognitif

Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor

aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan

sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu. Menurut Piaget

bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu sensor motorik,

pra operasional, operasioanal konkret, dan operasional formal.

d. Teori Belajar Gestalt

Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan

dipandang sebagai sesuatu keseluruhan atau terorganisasikan. Terdapat empat asumsi

yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:

1) Perilaku “Molar” hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku

“Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam bentuk konstruksi

otot atau keluarannya kelenjer, sedangkan perilaku “Molar” adalah perilaku

dalam keterkaitan dengan lingkungan luar. Perilaku “Moral” lebih

mempunyai makna dibandingkan dengan perilaku “Molecular”.

2) Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara

lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis

adalah lingkungan yang sebenarnya, sedangkan lingkungan behavioral

merujuk pada sesuatu yang nampak.

18

3) Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu

bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau

peristiwa.

4) Pemberian makna merupakan suatu rangsangan sensoris atau merupakan suatu

proses yang dinamis dan bukan merupakan suatu proses yang statis. Proses

pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran

terhadap rangsangan yang diterima (Yudhawati dan Dany Haryanto, 2011: 41-

47).

e. Teori Koneksionisme Throndike

1) Pengertian Teori Throndike

Menurut Throndike, belajar merupakan peristiswa terbentuknya asosiasi-

asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus (s) dengan respon (R). Stimulus

adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk

mengaktifkan organisme untuk bereaksi atau berbuat. Sedangkan respon adalah

tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang (Hergenhahn & Olson,

1997). Adapaun teori Throndike ini disebut teori koneksionisme. Belajar adalah

pembentukan hubungan stimulus dan respon sebanyak-banyaknya. Dalam artian

dengan adanya stimulus itu maka diharapkan timbullah respon yang maksimal, teori

ini juga sering disebut dengan teori trial and error. Dalam teori trial and error ini,

berlaku bagi semua organisme dan apabila organisme ini dihadapkan dengan keadaan

atau situasi yang baru maka secara otomatis organisme ini memberikan respon atau

tindakkan-tindakkan yang bersifat coba-coba atau bisa juga berdasarkan naluri karena

pada dasarnya disetiap stimulus itu ditemukan respon. Apabila dalam tindakan-

tindakan yang dilakukan itu memerlukan perbuatan atau tindakan yang cocok atau

19

memuaskan maka tindakan ini akan disimpan dalam benak seseorang atau organisme

lainnya karena dirasa diantara tindakan-tindakan yang paling cocok adalah itu, selama

yang telah dilakukan dalam menanggapi stimulus dan situasi baru. Jadi dalam teori

ini pengulangan-pengulangan respon atau tindakan dalam menanggapi stimulus atau

situasi baru itu sangat penting sehingga seseorang atau organise mampu menemukan

tindakan-tindakan yang tepat dan dilakukan secara terus menerus agar lebih tajam dan

tidak terjadi kemunduran dalam tindakan atau respon terhadap stimulus (Rahman,

2014:56-57).

2) Tiga Hukum Dalam Belajar

Thorndike memandang belajar sebagai suatu usaha memecahkan problem.

Berdasarkan eksprimen yang dilakukanya,ia memperoleh tiga buah hukum dalam

belajar (Hergenhahn & Olson,1997),yaitu:

a) Hukum Kesediaan

Yaitu kesediaan dari segi psikimotor, efektif, kognitif sebelum boleh belajar.

Hukum ini mengajarkan bahwa dalam memberikan respon, subjek harus siap dan

disiapkan. Hukum ini menyangkut syarat kematangan dalam pengajaran, baik

kematangan fisik, maupun mental dan intelek. Stimulus tidak akan direspon atau

responya akan lemah saja, bila pelajar kurang atau belum siap.

b) Hukum Latihan

Latihan yang diulang-ulang untuk ditingkatkan kemahiran. Hukum ini

menyatakan bahwa respon terhadap stimulus dapat diperkuat dengan seringnya

respon itu dipergunakan. Hal ini menghasilkan implikasi bahwa praktik, khususnya

pengulangan dalam pengajaran adalah penting dilakukan.

c) Hukum Kesan (efek)

20

Kesan yang menyenangkan meningkatkan hubungan antara rangsangan dan

gerak balas. Hukum menyatakan bahwa tercapainya keadaan yang memuaskan akan

memperkuat hubungan antara stimulus dan respon. Maksudnya bila respon terhadap

stimulus menimbulkan sesuatu yang memuaskan, misalnya menyenangkan, maka

subjek akan memberikan respon yang lebih cepat dan intens. Bila hubungan stimulus

dan respon tidak diikat oleh sesuatu maka respon itu akan melemah bahkan tidak

akan ada respon sama sekali.

Secara umum hukum ini berbunyi “sesuatu yang menimbulkan efek yang

mengenakkan akan cenderung diulangi dan sebaliknya”. Hukum ini dapat bermanfaat

didalam proses belajar mengajar bila program pengajaran menghasilkan keuntungan

pada murid. Kalau demikian, hadiah dalam ukuran yang tepat serta hukuman yang

wajar akan bermanfaat bagi keberhasilan pendidikan. Selain itu, hasil belajar itu

sendiri berfungsi sebagai hadiah (yang mengenakkan) bagi murid.

3) Prinsip-Prinsip Belajar Thorndike

Terdapat beberapa prinsip belajar yang dikemukakan oleh thorndike

(Hergenhahn&Olson, 1997),antara lain:

a) Pada saat orang saat seseorang berhadapan dengan situasi yang baru, berbagai

respon yang dilakukan. Adapun respon tiap-tiap individu tidak sama walaupun

menghadapi situasi yang sama, sehingga akhirnya tiap individu mendapatkan respon

atau tindakan yang cocok dan memuaskan. Seperti seseorang yang sedang

dihadapkan dengan problema keluarga maka seseorang akan menghadapi dengan

respon yang berbeda-beda walaupun situasinya sama, orang tua dihadapkan dengan

perilaku anak yang kurang wajar.

21

b) Dalam diri setiap orang sebenarnya sudah tertanam potensi untuk mengadakan

seleksi terhadap unsur-unsur yang penting dan kurang penting, hingga akhirnya

menemukan respon yang tepat. Seperti orang yang dalam masa perkembangan dan

menyongsong masa depan maka sebenarnya dalam diri orang tersebut sudah

mengetahui unsur penting yang harus dilakukan demi mendapatkan hasil yang sesuai

dengan yang diinginkan.

c) Orang cenderung memberikan respon yang sama tehadap situasi yang sama.

Seperti apabila seseoarang dalam keadaan stress karena diputus oleh kekasihnya dan

ia mengalami ini berulang kali, maka sudah barang tentu ia akan merespon situasi

tersebut seperti yang dilakukan dahulu (Rahman. 2014:58-59).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

1. Faktor Internal Dalam Belajar

Dalam belajar, ada beberapa faktor yang memengaruhi yaitu: faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek fisik dan aspek psikis.

a. Aspek fisik

Aspek fisik yang mempengaruhi belajar adalah aspek fisiologis berupa

kesehatan jasmani. Jasmani yang sehat akan mempengaruhi keberhasilan seseorang

didalam menjalani pekerjaan, termasuk studi. Seorang sehat secara jasmani, seperti

tidak buta, tidak tuli, pusing, sakit kepala, dan lain-lain. Akan dapat mempengaruhi

konsentrasi seseorang didalam mencapai tujuan pembelajaran.

b. Aspek psikologis

Aspek psikologis adalah aspek yang bersifat rohaniah meliputi beberapa hal:

1) Intelegensi

22

Santrock mengemukakan definisi tentang intelegensi yaitu memecahkan

masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada dan belajar dari pengalaman hidup

sehari-hari. Lalu mengikuti pendapat tradisi, kecerdasan, upaya mental seseorang

individu yang dapat diukur. Alfred Binet berhasil membuat uji kecerdasan yang

dikenal dengan skala (1905) seperti menguji kecerdasan peserta didik dengan

berdasarkan ingatan mereka dari aspek kemampuan menyentuh dan membuat desain

hingga kemampuan mendefinisikan konsep yang abstrak. Dari hal tersebut maka

definisi tentang intelegensi merefleksikan kekuatan masing-masing kerangka fikir

(Campbell, Campbell & Dickinson, dalam Santrock 2007), meliputi: kecerdasan

verbal, kecerdasan matematika, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan tubuh-

kinestetik, kecerdasan linguistik, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal dan

intrapersonal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial

2) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk melakukan

tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.

3) Motivasi

Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorong melakukan sesuatu.

Motivasi terbagi menjadi 2 yaitu:

a) Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik keadaan dari dalam diri individu, terdiri dari dorongan dan

minat individu untuk melakukan suatu aktivitas tanpa berharap adanya ganjaran.

b) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah keadaan dari luar diri individu untuk melakukan

aktivitas. Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi, yaitu motivasi dan minat,

23

motivasi dengan naluri dan inkuri, motivasi dengan desakan dan kebutuhan, serta

motivasi dengan sikap, harapan, dan aspirasi (Rahman, 2014: 116-126).

2. Faktor-faktor Ekstern Belajar

Proses belajar didorong oleh motivasi instrinsik peserta didik. Di samping itu

proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh

lingkungan peserta didik. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat bila

program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa

pendidikan guru di sekolah merupakan faktor ekstern belajar. Ditinjau dari segi

peserta didik, maka ditemukan beberapa faktor ekstern yang berpengaruh pada

aktivitas belajar. Faktor-faktor tersebut adalah guru sebagai pembina peserta didik

belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial

peserta didik di sekolah, dankurikulum sekolah (Mudjiono dan Dimyati, 2002: 247-

253).

3. Kebiasaan Belajar

Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang

baik. Kebiasaan tersebut antara lain berupa belajar pada akhir semester, belajar tidak

teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi,

datang terlambat bergaya pemimpin, bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui

teman yang lain, dan bergaya minta”belas kasihan” tanpa belajar. Kebiasaan-

kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah yang ada di kota besar, kota

kecil, dan pelosok tanah air. Untuk sebagian, kebiasaan belajar tersebut disebabkan

oleh ketidak mengertian peserta didik pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat

diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri. Pemberian penguatan

24

dalam keberhasilan belajar dapat mengurangi kebiasaan kurang baik dan dapat

membangkitkan harga diri (Mudjiono dan Dimyati, 2002:246).

D. Evaluasi Belajar dalam Bentuk Ujian

Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan

adalah tujuan evaluasi. Penentuan tujuan evaluasi sangat bergantung pada jenis

evaluasi yang digunakan. Jika tujuan evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan

tersebut perlu diperinci menjadi tujuan khusus sehingga dapat menuntun guru dalam

menyusun soal atau mengembangkan instrumen evaluasi lainnya (Arifin, 2014: 14).

Evaluasi hasil belajar merupakan suatu proses untuk mengumpulkan informasi,

mengadakan pertimbangan mengenai informasi tersebut, serta mengambil keputusan

berdasarkan pertimbangan yang telah dilakukan. Dalam proses kegiatan belajar

mengajar diperlukan adanya evaluasi untuk menetukan sejauh mana peserta

pendidikan dan pelatihan telah mencapai tujuan pembelajaran.Ada tiga hal yang

saling berkaitan dalam kegiatan evaluasi pembelajaran yaitu evaluasi, pengukuran

dan tes. Ketiga istilah itu sering disalah artikan sehingga tidak jelas makna dan

kedudukannya. Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan,

analisis dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana peserta didik

telah mencapai tujuan pembelajaran. Kemudian pengukuran adalah suatu proses

yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka mengenai tingkatan ciri-ciri

khusus yang dimiliki oleh individu (peserta didik). Sedangkan tes adalah suatu alat

atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel perilaku(Arifin, 2014:

14).

Istilah evaluasi dikacaukan dengan pengukuran. Keduanya memang ada kaitan

yang erat, tetapi sebenarnya mengandung titik beda. Menurut Sumadi Suryabrata,

25

pengertian pengukuran mencakup segala cara untuk memperoleh informasi yang

dapat dikuantifikasikan, baik dengan tes maupun dengan cara-cara lain. Sedangkan

pengertian evaluasi menekankan penggunaan informasi yang diperoleh dengan

pengukuran maupun dengan cara lain untuk menemukan pendapat dan membuat

keputusan-keputusan pendidikan. Evaluasi dilaksanakan berkenaan dengan situasi

sesuatu aspek dibandingkan dengan situasi aspek lain akhirnya terjadilah suatu

gambaran yang menyeluruh yang dapat dipandang dari berbagai segi. Evaluasi juga

dilakukan dengan cara membanding-bandingkan situasi sekarang dengan situasi yang

lampau atau situasi yang sudah lewat. Adapun jenis-jenis evaluasi ditinjau dari segi

fungsi, tujuan aspek yang dinilai dan waktu pelaksanaannya.

1. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif adalah jenis evaluasi yang fungsinya untuk memperbaiki

proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik, atau memperbaikiprogram satuan

pelajaran yang telah dilakukan. Tujuannya untuk mengetahui hingga dimana

penguasaan murid tentang bahan yang telah diajarkan dalam suatu program satuan

pelajaran. Adapun aspek-aspek yang dinilai yang berkenaan dengan hasil kemajuan

belajar murid, meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan terhadap

bahan pelajaran yang disajikan. Waktu pelaksanaannya setiap akhir pelaksanaan

satuan program belajar mengajar.

2. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif adalah jenis evaluasi yang fungsinya untuk menentukan

angka/nilai murid setelah mengikuti program pengajaran dalam satu catur wulan,

semester, akhir tahun atau akhir dari suatu program bahan pengajaran dari suatu unit

pendidikan. Di samping itu, untuk memperbaiki situasi proses belajar mengajar ke

26

arah yang lebih baik serta untuk kepentingan penilaian selanjutnya. Tujunnya untuk

mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid setelah menyelesaikan

program bahan pengajaran dalam satu catur wulan, semester, atau akhir suatu

program bahan pengajaran pada suatu unit pendidikan tertentu. Adapun aspek-aspek

yang dinilai ialah kemajuan belajar meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan

penguasaan murid tentang materi pelajaran yang sudah diajarkan. Waktu pelaksanaan

akhir catur wulan, semester atau akhir tahun (Ahmad Abu dan Widodo

Supriyono1991:187-192).

Evaluasi selalu menyangkut pemeriksaan ketercapaian tujuan yang ditetapkan.

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil dari proses kegiatan

dapat mencapai tujuannya. Tujuan dibentuk dari keseluruhan proses kegiatan yang

melibatkan komponen-komponen kegiatan. Evaluasi dilakukan atas hasil belajar atau

proses. Dalam evaluasi hasil belajar, pemeriksaan dilakukan atas hasil saja dengan

melihat pencapaian tujuan hasil kegiatan (Purwanto, 2014: 5).

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J.Moleong adalah suatu jenis penelitian

yang menggunakan data deskriptif, yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang atau pelaku yang diamati (Steren, 1993: 5).

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, karena

dalam penelitian ini berusaha menggambarkan suatu obyek tertentu yang dijadikan

penelitian. Dimana penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,

kepercayaan, persepsi, dan pemikiran orang secara individual maupun kelompok

(Sukamadinata, 2010: 60).

Menurut J. Supranto data yang baik dalam suatu penelitian adalah data yang

dapat dipercaya kebenarannya (reliable), mencakup ruang yang luas serta dapat

memberikan gambaran yang jelas untuk menarik kesimpulan (Supranto, 1998:18)

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTS AINUS SYAMSI tepatnya Jl. Masembo No.

80 Kel. Bajubodoa Kabupaten Marosdengan alasan karena sekolah tersebut

merupakan sekolah tempat peneliti mengajar sebagai guru pengganti mata pelajaran,

sehingga dari pengalaman tersebut dan observasi ke sekolah diperoleh informasi

bahwa peserta didik dalam mengahadapi ujian akhir sekolah, kebanyakan yang tidak

28

belajar, mereka mengharapakan bantuan dari temannya yang lebih pintar, bahkan

mengharapkan bantuan dari guru mata pelajaran.

C. Pendekatan Penelitian

Secara metodologi pendekatan penelitian yang dilakukan adalah studi kasus.

Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang berusaha menemukan makna,

menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari

individu, kelompok atau situasi (Emzir, 2014: 20)

Desain Deskriptif Kualitatif studi kasus merupakan penelitian eksplorasi dan

memainkan peranan yang amat penting dalam menciptakan hipotesis atau

pemahaman orang tentang berbagai sosial (Bungin, 2007:69).

Dari sudut pandang keilmuan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

ilmu psikologi pendidikan dan strategi pembelajaran. Psikologi adalah ilmu yang

mempelajari segala tingkah laku organisme yang hidup terutama manusia. Psikologi

pendidikan adalah aplikasi atau penerapan prinsip-prinsip psikologi dalam dunia

pendidikan (Nurwanita, 2003: 5).

D. Sumber Data

Peneliti harus menetapkan sampling purposive mana yang dapat digunakan

untuk mengidentifikasi orang-orang yang akan diobservasi dan diwawancarai.

Pemilihan partisispan harus didasarkan pada kemampuan mereka memberikan

konstribusi pada pemahaman tentang fenomena yang akan diteliti (Emzir, 2014: 20-

21).

Dalam penelitian ini teknik pemilihan sumber data dilakukan dengan

purposive sampling yaitu maximum variation sampling. Penarikan sampel secara

29

purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan dengan memilih subjek

berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti (Kuntjojo, 2009: 32).

Maximum variation sampling atau pemilihan kuota merupakan strategi untuk

menjelaskan aspek -aspek yang berbeda dari masalah penelitian (Satori dan

Komariah, 2011: 57).

Sumber data berhubungan dengan subjek penelitian, dimana subjek penelitian

adalah subjek yang ditujukan untuk diteliti oleh peneliti. Jika kita bicara tentang

subjek penelitian, sebetulnya berbicara tentang unit analisa, yaitu subjek yang

menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti (Arikunto, 2010: 131).

Adapun kriteria pemilihan sampel adalah peserta didik kelas IX MTS AINUS

SYAMSI yang akan menghadapi ujian. Dimana tidak semua peserta didikmenyadari

pentingnya kesiapan belajar dalam menghadapi ujian, pentingnya melakukan latihan-

latihan dalam menjawab soal, khususnya soal-soal UN MTS/sederajat. Agar tidak

muncul penyesalan saat tidak lulus ujian sebagai akibat dari tidak mempersiapak diri

dengan belajar sebelumnya.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Metode yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dari

narasumber diantaranya, yaitu wawancara mendalam. Wawancara yang mendalam

adalah tanya jawab yang terbuka untuk memperoleh data tentang maksud hati

partisipan, bagaimana menggambarkan dunia mereka dan bagaimana mereka

menjelaskan atau menyatakan perasaannya tentang kejadian yang penting dalam

hidupnya (Satori dan Komariah, 2011:130). Wawancara dilakukan kepada warga

sekolah yaitu peserta didik dan guru.

30

2. Observasi

Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai “perhatian yang

terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu”. Perhatian terfokus terhadap gejala,

kejadian atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor

penyebabnya, dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya.Observasi yang

dilakukan adalah observasi nonpartisipan, dimana observasi nonpartisipan adalah

observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan mengumpulkan data, tidak

terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Pemilihan subyek penelitian,

berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terhadap tingkah laku peserta didik di

lingkungan sekolah.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data langsung dari tempat

penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan,

foto-foto, file documenter, file recorder dan data lain yang relevan dengan

penelitian.Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data

yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Keuntungan menggunakan dokumentasi

ialah biayanya relatif murah, waktu dan tenaga lebih efisien.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan diantaranya adalah Pedoman

wawancara. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan peserta

didik mengenai kesiapannya dalam menghadapi ujian dan hambatan apa saja yang

dialami peserta didik. Setelah melakukan wawanncara, lalu memilah manakah subyek

yang termasuk dalam kategori yang akan diteliti oleh pengamat yang selanjutnya

akan diwawancarai secara mendalam hingga menggambarkan atau mendeskripsikan

31

tentang subyek, dan bagaimana kesiapan subyek dalam menghadapi ujian serta

hambatan atau kendala apa yang dialami oleh subyek dalam menghadapi ujian.

G. Desain Penelitian Studi Kasus

Untuk studi kasus, ada lima komponen desain penelitian yang sangat penting,

yaitu:

1. Pertanyaan Penelitan

Desain ini menyarankan agar bentuk pertanyaa tersebut berkenaan dengan

strategi studi kasus yang paling cocok untuk pertanyaan-pertanyaan “bagaimana” dan

“mengapa”. Sehingga tugas pertama-tama mengklarifikasi secara persis hakikat

pertanyaan-pertanyaan penelitian.

2. Proposisi Penelitian

Setiap proposisi mengarahkan perhatian peneliti kepada sesuatu yang harus

diselidiki dalam ruang lingkup studinya. Dengan menangkap apa yang betul-betul

diminati untuk dijawab, mengarahkan anda ke studi kasus sebagai strategi yang cocok.

Namun demikian, pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak menunjukkan kepada apa

yang seharusnya diteliti. Pada saat yang sama, beberapa studi mungkin memiliki

alasan yang dapat diterima untuk memiliki alasan yang dapat diterima untuk tidak

mempunyai satupun proposisi.

3. Unit Analisis

Berkaitan dengan masalah apa yang dimaksud dengan kasus dalam penelitian

yang bersangkutan dengan suatu problema yang telah mengganggu banyak peneliti di

awal studi kasusnya. Terkadang kasus didefinisikan sebagai suatu cara tertentu

walaupun fenomena yang akan diuji menuntut definisi yang berbeda (Robert,

2004:29-30).

32

H. Kriteria Penetapan Kualitas Desain Penelitian

Karena suatu desain penelitian diharapkan mengetengahkan serangkaian

pernyataan logis, maka kita dapat menetapkan kualitas desain menurut uji logika

tertentu, uji yang dimaksud adalah reabilitas. Realibilitas menunjukkan bahwa

pelaksanaan suatu penelitian seperti prosedur, pengumpulan data, dapat

diinterpretasikan, dengan hasil yang sama. Pada umumnya orang telah terbiasa dengan

uji ini. Tujuan uji ini adalah mendapatkan keyakinan bahwa jika seorang peneliti

berikutnya mengikuti secara tepat prosedur yang sama sebagaimana yang

dideskripsikan oleh peneliti sebelumnya dan menyelenggarakan lagi studi kasus yang

sama, peneliti yang terakhir akan sampai pada temuan dan konklusi yang sama pula

(Robert, 2004:38-45).

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan berupa teknik koding yang bersifat

deskriptif. Analisis pada penelitian ini bersifat deskriftif karena berusaha

menggambarkan suatu obyek tertentu yang dijadikan penelitian, dimana hal ini

dimaksud adalah proses kesiapan belajar yang dilakukan dalam menghadapi ujian.

Alur analisis datanya meliputi data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.

1) Telaah data, kegiatan ini diawali dengan mendeskripsikan data hasil

pengamatan sejak awal secara menyeluruh kemudian menganalisis,

menyintesis, memaknai, dan menerangkan.

2) Reduksi data, penyederhanaan data dengan cara pengkategorian dan

pengklasifikasikan data. Penyajian data, pengklasifikasikan berdasarkan hasil

33

reduksi data kemudian memaparkan menurut jenisnya sesuai dengan masalah

penelitian.

3) Penyimpulan dan verifikasi, merupakan kegiatan interpretasi sebelum

dihasilkan temuan. Penelitian manafsirkan data yang telah terkumpul yang

diikuti dengan pengecekan keabsahan hasil analisis( Usman, 2009: 69).

J. Teknik Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data yang diperoleh pada penelitian maka

diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas empat

kriteria tertentu yaitu derajat kepercayaan (credibelity), keteralihan (transferability),

kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability). Adapun langkah-

lanhkah yang dilakukan yaitu :

1. Kredibilitas (derajat kepercayaan)

Berfungsi melaksanakan inkuiri sdemikian rupa sehingga tingkat

kepercayaan penemuannya dapat dicapai. Teknik pemeriksaannya yaitu :

a. Perpanjangan keikutsertaan

b. Ketekunan pengamatan

c. Triangulasi

d. Pengecekan sejawat

e. Kecukupan referensial

f. Kajian kasus negatif

g. Pengecekan anggota

2. Keteralihan (transferability)

Konsep ini menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat

34

berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar

penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representatif mewakili populasi

itu. Validitas ini dilakukan dengan cara mengurakan informasi penelitian secara rinci

(Emzir, 2014: 50).

3. Kebergantungan (dependability)

Kriteria ini secara esensial berhubungan dengn apakah kita akan

memperoleh hasil yang sama jika kita melakukan pengamatan yang sama untuk kali

yang kedua. dalam penelitian kualitatif diperlukan peneliti untuk memperhitungkan

konteks yang berubah-ubah dalam penelitian yang dilakukan. Langkah yang

dilakukan disebut audit kebergantungan (Emzir, 2014: 50).

Standar defendabilitas ini boleh dikatakan mirip dengan standar reabilitas.

Dalam penelitian kualitatif, reabilitas sering kali dirujuk pada stabilitas respon

terhadap beragam pengode dari serangkaian data. (Creswell, 2015: 353). Makin

konsisten peneliti dalam keseluruhan proses penelitian, baik dalam kegiatan

pengumpulan data, interpretasi temuan maupun dalam melaporkan hasil penelitian,

akan semakin memenuhi standar dependabilitas (Bungin, 2001: 62).

4. Kepastian (Confirmability)

Kriteria konfirmabilitas atau objektivitas merujuk pada tingkat

kemampuan hasil penelitian dapat dikonfirmasi oleh orang lain. Terdapat sejumlah

strategi untuk meningkatkan konfirmabilitas. peneliti dapat mendokumnetasikan

prosedur untuk mengecek dan mengecek kembali data penelitian (Emzir, 2014: 51).

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

Yayasan Pendidikan Ainus Syamsi adalah sebuah lembaga pendidikan formal

keagamaan yang bernaung di bawah pembina lembaga pondok pesantren yang

beralamat di Jalan MasemboNo.8 Kelurahan Baju Bodoa Kecamatan Maros Baru

Kabupaten Maros. Yayasan Pendidikan Ainus Syamsi dengan luas lokasi pesantren

4500 m2

yang merupakan milik sendiri Yayasan Ainus Syamsi tersebut.

Yayasan Pendidikan Ainus Syamsi didirikan pada tahun 1993 oleh beberapa

orang yang diketuai oleh KH.Abd. Azis M., S.Pd. I. Pada awal pendiriannya dengan

landasan keagamaan yang diarahkan untuk menciptakan insan-insan yang berilmu

dan mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari dalam wujud ibadah, baik

ibadah maqdah maupun ibadah qhairu maqdah. Yayasan Pendidikan Ainus Syamsi

terdidri atas jenjang RA seringkat TK, jenjang MI setingkat SD, jenjang MTS

setingkat SMP dan jenjang MA setingkat SMA.

KH. Abd. Azis M., S.Pd. I selaku pimpinan mengemukakan VISI dari

Pondok Pesantren Ainus Syamsi yaitu: “Berilmu Amaliah, Beramal Ilmiah”.Rumusan

ini mengandung makna bahwa ilmu yang diikuti dengan amal dan amal yang

dibarengi dengan ilmu akan membuahkan aktifitas yang berkualitas.

Strategi pengembangan Yayasan pendidikan Ainus Syamsi mengacu kepada

MISI sebagai berikut:

1. Membina sumber daya manusia menjadi generasi yang ceria ilmu dan gemar

beramal

36

2. Menjadi teladan dalam akhlakul kharimah

3. Membina ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai tindak lanjut dari keinginan tersebut diatas, maka pembina Yayasan

Pendidikan Ainus Syamsi memprioritaskan beberapa kegiatan utama sebagai berikut:

a. Melakukan pengkajian keagamaan terutama Al-Qur’an dan Hadits sebagai

sumber utama ajaran agama islam yang dilaksakan secara rutin dalam bentuk

kegiatan kepesantrenan. Hal ini juga sebagai upayapembiasaan untuk menjadikan

anak didik cinta kepada kitab suci Al-Qur’an dan gemar membacanya.

b. Melakukan kegiatan pelatihan dakwah/ceramah untuk melahirkan bibit-bibit da’i

dan muballiq artinya belajar materi dakwah dan melatihan materi dakwah

tersebut sebagai upaya pembiasaan yang akan menjadi modal dasar memasuki

pembinaan yang lebih tinggi pada jenjang pendidikan selanjutnya. Melalui

pelatihan ini, kenyataannya memberikan dorongan kepada peserta didik untuk

mengembangkan bakatnya dalam hal keterampilan berdakwah di depan kelas dan

dilanjutkan di depan jamah masjid yang terdapat di kompleks Pesantren Ainus

Syamsi yang menjadi pusat pembinaan peserta didik

c. Mengadakan pengkajian rutin sekali sepekan dengan materi utama pemberian

diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini merupakan kegiatan

pengamalan materi pelajaran yang diberikan secara klasikal di masing-masing

kelas tingkatannya oleh para guru kelas/bidang studi masing-masing. Selain

pengkajian sekali sepekan, diadakan pula pengkajian rutin setiap pagi sebelum

belajar yang di rangkaikan dengan shalat dhuha. Dan pengkajian sebelum shalat

dhuhur.

37

Selain itu kegiatan yang berbasis olahraga dan ilmiah yang sering

diperlombakan antar madrasah juga sering dilatihani sepulang sekolah sebagai

kegiatan Ekstrakurikuler, seperti pelatihan bulutangkis, bola voli, pramuka dan

BSMR.

B. Hasil Penelitian

1. Subyek Si N

a) Identitas Subyek

Si N adalah anak dari pasangan bapak Dg. Maudu dan Ibu Muliati. mereka

tinggal di Dusun Taipa, Desa Majannang Kecamatan Maros Baru. Bapaknya

berprofesi sebagai petani tambak. Sedangkan ibunya seorang pengurus rumah tangga

(IRT).

Si N pertama kali memasuki dunia pendidikan di TK Manrimisi, dan

melanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar di SDN 125 Inpres Taipa, kemudian

melanjutkan sekolah ke MTS Ainus Syamsi.Sekarang usia Si N sudah 14 tahun. Si N

mempunyai 5 saudara, dimana salah satu kakaknya juga peserta didik di MA Ainus

Syamsi.

Dikalangan teman-temannya, Si N dikenal sebagai anak yang baik, pendiam

dan rajin. Tidak hanya rajin belajar, tetapi ia juga rajin beribadah. Ia selalu

menyempatkan diri shalat di Masjid bersama teman-temannya. Ia jarang bergaul

bersama teman-temannya yang mengajaknya keluyuran atau sekedar keluar jalan

saja. Ia hanya menghabiskan waktu bersama keluarganya di rumah dengan belajar

atau apabila jenuh ia biasanya menonton TV atau menjaga adiknya.

b) Kesiapaan belajar

1) Kesediaan

38

Si N secara fisik dan mental menyiapkan diri untuk menghadapi ujian dengan

giat belajar dan menjaga kesehatan serta taat beribadah. Si N selalu meluangkan

waktunya untuk belajar sepulang sekolah.

Si N terkenal akan kepintaran dan kepandaiannya juga kerajinannya di kelas

sehingga selalu mendapatkan peringkat.

“...kalau yang perempuan (paling pintar), Si N”(Ra. W.1:20-26).

Pada akhir tahun 2017, Si N belum siap menghadapi ujian dikarenakan belum

pernah mengerjakan soal ujian.

“...belum terlalu. Belum”(N. W.1: 27-31).

Meskipun guru sudah pernah memperlihatkan soal-soal ujian tahun

sebelumnya, tetapi saat itu guru belum memberikan kelas tambahan (les).

“...pernah...iyye”(N. W.1:32-35).

“...belum”(N. W.1:36-38).

Hal ini pun dibenarkan oleh salah satu guru yang mengatakan bahwa

pemberian les pada pertengahan bulan Desember, sedangkan saat mewawancarai Si N

pada awal bulan Desember

“...Eee pertengahan pi itu Desember kayaknya itu baru dianu (diberikan les)”(Ra. W.2:15-27).

Dalam menghadapi ujian, tentunya perlu beberapa persiapan. Bukan hanya

dari segi belajarnya saja, tetapi dari mental juga. Hal-hal yang harus dipersiapakan

dalam menghadapi ujian adalah menjaga kesehatan, baik fisik maupun mental, belajar

dan melengkapi catatan.

“...eeh, belajar, jaga kesehatan, fisik mental, melengkapi catatan juga”(N. W.1:39-44).

39

Sedangkan kesiapan belajar Si N menjelang ujian menurut kakaknya, kesiapan

belajar Si N menjelang ujian meningkat, Si N jadi anak yang rajin sekali belajar dan

fokus mengerjakan tugas yang diberikan guru.

“...Adik saya seperti anak-anakyang lain rajin belajar. Malah sekarang rajin sekali belajar dia. Sembarang na pelajari kalau ada Pr-nya fokus pada yang dia kerja nda ada yang lain” (Ak. W:6-11).

Dikalangan teman-temannya ia disebut sebagai anak yang baik, rajin belajar,

pendiam,disiplin, sopan dan juga taat beribadah. Si N jarang bergaul bersama teman

sekelasnya dan teman di sekitar lingkungan rumahnya. Si N hanya bergaul dengan

teman-teman akrabnya saja.

“...anu bu baikji. Biasa. Tidak na kayak teman-temannya yang lain yang pergi-pergi toh. Pergi- pergi anu nda na sekolah. Pergi sekolah, nda nha begitu. Misalnya belajar.Belajarki mungkin di rumah, bukan pi bu, belumpi umur begitu bu SMA pi itu bru masuk remaja masjid.Tapi rajingi kemasjid bu,iyye rajinji bu. Nda pernahki pergi-pergi bu. Jalan-jalan apa. Tidak pernahki. Tinggal tonji di rumahnya bu”(Ai. W:6-11).

Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pngetahuan yang

didapat disekolah. Sehingga ujian bisa di katakan sebagai sesuatu yang penting

karena ujian dapat mengasah pikiran atau otak setiap peserta didik. Selain itu, ujian

juga suatu keharusan.

“...Penting karena ujian dapat mengasah pikiran atau otak setiap peserta didik”(N. W. 1:1).

Selain itu antara ulangan semester dan ujian nasional memiliki perbedaan,

baik dari segi bentuk soal maupun cara menjawabnya. Ujian Nasional berbasis

komputer dan lebih sulit , dan UAS hanya menggunakan kertas saja.

“...eee, soalnya sama cara menja Wabnya”(N. W.1:21-26).

“ ...Tidak sama karena UN berbasis komputer dan lebih sulit , dan UAS hanya menggunakan kertas saja” (N. W. 1 :2).

40

Setelah mengkonfirmasi kepada seorang guru MTS, ternayata guru sepakat

dengan apa yang dikatakan Si N bahwa UN berbeda dengan UAS karena UN

menggunakan komputer, sedangkan US hanya menggunakan kertas (tidak pake

komputer). Selain itu menurutnya pula UN adalah suatu keharusan, UN itu wajib,

karena seseorang tidak bisa dikatakan selesai ujian tanpa melakukan Ujian

“...berbeda iyya. Karena UN kan pake komputer, kalau UAS kan tidak pake komputer dih(bertanya pada guru lain)... ialah Wajib itu,keharusan betul UN.karen tanpa UN tidak bisa dikatakan seseorang selesai ujian.terakhir itu UN”(Ra. W.2:1-9).

Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian,memperbanyak waktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan. Hal-

hal tersebut sudah dilakukan oleh Si N Walaupun belum terlalu optimal, ia belum

terlalu mengoptimalkan waktu belajarnya

“...Sudah, saya sudah mengerjakan soal-soal ujian dan mengikuti les tambahan”(N. W. 1:3).

Hambatan Si N dalam belajar adalah masalah kesehatan, ia biasanya

mengeluh sakit pada dadanya, sehingga kalau sakit ia tidak belajar dan memilih tidur

saja. Selain itu, hambatan lain yang di alami Si N dalam belajar adalah jaga adik dan

nonton TV.

“...Biasanya nda nha belajar kalau sakit pergiki tidur, biasa sakit dadanya”(Ak. W:12-15).

“...Jaga adik sama nonton TV “(N. W .2:9-12).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kesediaan belajar

Si N sudah optimal mendekati ujian. Sudah nampak persiapan diri yang dilakukan. Ia

sudah mempersiapkan fisik dan mentalnya dalam menghadapi ujian. Keseimbangan

antara kematangan fisik dan mentalnya yang membuat Si N sadar akan pentingnya

belajar menghadapi ujian. Di kalangan teman-temannya, Si N dikenal anak yang baik,

41

rajin belajar, pendiam, disiplin, sopan dan juga taat beribadah. Si N hanya bergaul

bersama teman sekelasnya dan teman di sekitar lingkungan rumahnya. Si N hanya

bergaul dengan teman-temannya akrabnya saja. Si N juga termasuk anak yang rajin

beribadah, utamanya shalat lima waktu. Ia biasanya keluar rumah jika ke Masjid

shalat. Kesadaran akan pentingnya belajar dalam menghadapi ujian rupanya sudah

menjadi stimulus yang diterima baik oleh Si N dan merespon stimulus tersebut

dengan baik pula.

2) Latihan

Di rumah Si N menyibukkan diri dengan belajar, hingga menjelang ujian pun

ia sibuk belajar di rumah dan juga rajin ikut les di sekolah. Sepulang sekolah ia

belajar mengerjakan soal-soal ujian utamanya pelajaran matematika dan IPA.

Menjelang Ujian akhir yang akan dihadapinya, ia sering menghabiskan

Waktu belajar dan melatih diri mengerjakan soal-soal ujian tahun 2017 dan tahun

2016.

“...Adik saya seperti anak-anak yang lain rajin belajar. Malah sekarang rajin sekali belajar dia. Sembarang na pelajari kalau ada PR-nya fokus pada yang dia kerja nda ada yang lain”(Ak. W:6-11)

Si N lebih sering menghabiskan waktunya di rumah daripada keluar bergaul

bersama teman-temannya. Dan apabila belajar ia lebih sering belajar tanpa bimbingan

orang dewasa (belajar mandiri).

“...ehh, minimal 1 jam...Belajar sendiri”(N. W.2:7-16)

Menjelang ujian, Si N semakin kiat dalam belajar. soal-soal ujian ia kerjakan

untuk melatih dan mengasah kemampuannya. Adapun soal-soal yang dikerjakan atau

Si N paling sering mengerjakan soal-soal matematika dan juga Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA).

42

“...Matematika sama IPA paling sering (dipelajari)”(N. W.2:4-5)

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Si N sudah

mempergunakan respon dari stimulus yang diberikan guru dengan baik. Guru

memberikan stimulus agar belajar dengan giat. Si Npun sangat giat dalam belajar. Si

Nsemakin giat belajar menghadapi ujian, ia menyibukkan diri dengan belajar.

sepulang sekolah ia belajar mengerjakan soal-soal ujian utamanya pelajaran

matematika dan IPA. Seringnya ia mengulangi pelajaran di rumah dan melengkapi

catatan.Pengulangan yang dilakukan dapat menjadi salah satu tolak ukur bagaimana

kesiapan Si N dalam menghadapi Ujian. Dengan seringnya melakukan pengulangan

atau latihan,maka akan menjadikannya lebih mampu menjawab soal-soal ujian.

3) Kesan/ Efek

Dengan rajin belajar, ia yakin mampu menghadapi ujian dan siap menjawab

soal-soal ujian dengan benar.Dengan rajinnya ia belajar dan berlatih mengerjakan

soal-soal ujian akan membuat ia siap menhadapi ujian.

Seiring dengan Prestasinya yang meningkat ketika SMP/MTS. Pada waktu

masih duduk dijenjang SD Si N tidak mendapatkan peringkat, tetapi setelah naik ke

jenjang SMP/MTS ia mendapatkan peringkat dan bisa dikatakan sebagai salah satu

peserta didik terpintar di kelasnya. Adapun hal yang dilakukan agar bisa mendapat

peringkat dan menjadi pintar adalah belajar dengan sungguh-sungguh.

“...tidak pernah dapat peringkat, SMP pi sekarang, belajar dengan sungguh-sungguh”(N. W.2:13-23).

Hal ini pun dibenarkan olh ibu Si Ra yang juga mengajar di kelas Si N

“...iyya, tapi lama-lama itu baguski itu si N, nda terlalui itu waktu kelas satu. Kan kalau kelas satu itu memang belumpi terlalu nampakki itu anunya (kepintarannya) anak-anak. Kelas duapi itu, naik kelas dua itu baru kentarai, ohh ini sudah ada motivasi belajarnya lebih tinggi toh. Nah, naik kelas itu Si N sudah tawwa (tinggi motivasi belajarnya), iyya, bagusmi anunya (prestasinya)”(Ra. W.2:36-50).

43

Kesadaran akan pentingnya ujian yang membuat Si N rajin belajar, ia

menyadari bahwa ujian merupaka suatu keharusan. Si N selalu meluangkan waktu

untuk belajar. Selain itu Si N juga melakukan kiat-kiat yang diberikan guru dalam

menghadapi ujian, dan motivasi yang diberikan, yaitu belajar dengan giat.

“... eee suatu keharusan” (N. W.1:17-20)

“...iyye ada, belajar dengan giat”(N. W.1:48-51).

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kesan yang

baik akan mengakibatkan pengulangan terhadap hal-hal tersebut. Sama halnya

dengan Si N yang prestasinya meningkat karena rajinnya ia belajar. Sehingga ia kan

lebih giat lagi dalam belajar agar dapat menghadapi ujian dengan baik dan nilai yang

memuaskan. Sudah ada kesadaran akan pentingnya belajar menghadapi ujian. Selain

itu prestasi Si Nyang sering meningkat karena belajar dengan sungguh-sungguh

merupakan faktor penunjang yang membuatnya semakin giat belajar, agar bisa

menjawab soal ujian dan baik dan benar. Selain itu lingkungan dan keadaan

keluarganya yang taat beribadah yang membuatnya juga jadi anak yang taat

beribadah.

2. Identitas Si A

a) Identitas Subyek Si A

Si A adalah peserta didik kelas IX A. ia sekolah di MTS AINUS SYAMSI. Si

A lahir dari pasangan bapak Tetta Tanga dan ibu Dati’no. Si A tinggal di Panaikang.

Sekarang ia berusia 14 tahun.

Si A tinggal bersama Neneknya, setelah bapak dan ibunya berpisah dan

memiliki pasangan masing-masing. Si A adalah anak tunggal setelah saudaranya

meninggal. Namun dia memiliki saudara tiri dari bapak dan ibunya setelah mereka

44

menikah. Walaupun demikian, Si A tidak akrab dengan saudara tirinya, bahkan

dengan bapak dan ibu tirinya.

Si A adalah anak yang mengikuti pelajaran di sekolah, ia lebih sering bolos

daripada belajar di dalam kelas. Karena keseringan bolos, sehingga ia malas shalat

berjamaah dan mengikuti pengajian di sekolah. Dan menjelang ujian, ia pun jarang

mengikuti les yang diberikan oleh guru. Teman bergaul Si A adalah anak yang

kurang baikdan anak yang tidak sekolah. Sehingga kelakuannya pun ikut kurang

baikdan jarang masuk sekolah.

b) Kesiapan Belajar

1) Kesediaan

Si A tidak menyiapakan diri untuk belajar, baik secara fisik maupun

mentalnya. Si A lebih memilih berkeliaran bersama teman-temannya daripada belajar

di rumah. Dukungan atau motivasi dari kedua orang tuanya yang tidak ada yang

mengakibatkan dia malas untuk belajar. Kurangnya perhatian dari keluarganya yang

mengakibatkan dia tidak siap menghadapi ujian. Selain itu juga ia malas masuk

sekolah bahkan sangat jarang mengikuti les.

Keseharian Si A berdasarkan yang dipaparkan teman dan sepupunya

mengatakan bahwa Asri jarang masuk belajar, apabila ia ke sekolah ia jarang masuk

kelas bahkan biasa ia tak sampai di sekolah.

“...Nda juga ji, kalau anu bu kalau nda di kasiki motor nda na sampai di sekolah na,tapi kalau dikasi ki motor tallalloi(lewat) hahahahah”. (Sy. W:1-9).

Menurut sepupunya, orang tuanya apalagi dari pihak bapak tirinya tidak

terlalu memperhatikan dirinya. Orang tuanya pernah disurati karena kenakalannya

tapi ia tidak datang. Yang datang hanya neneknya. Baik pihak bapak dan ibunya tidak

45

terlalu memperhatikan Si A karena mereka berada jauh dan tidak bisa mengontrol

pergaulan Si A, dikarenakan kesibukan dan pekerjaan mereka.

“...Nenekna seringi na marahi-marahii. Tapi mamanya nda. Anu juga mama kandungnya sering di larang. Kalau Tetta tirinya nda pernah na perhatikan kalau tetta kandungnya sering juga di larang.Kalau mama tirinya juga nda di perhatikan ki”(Na. W: 24-31).

Si A juga sering bergaul bersama anak-anak jalanan, ia bahkan pernah

bergabung bersama anak jalanan (anak punk). Si A bergaul bersama anak jalanan dan

bergaya seperti anak jalan yang biasa ikut pada mobil-mobil besar dan berjalan di

sekitar pinggir jalan raya sambil memba Wa gitar.

“...Pernah juga jadi anak PUNK.Pernah ikut jalan naik makassar nebeng sama mobil open cup. Anak PUNK kan begitu spending spending ji nebeng nebeng sampai sini sampai sini itulah”.(Sy. W:45-49).

Setelah mengkonfirmasi kepada salah satu keluarga Si A, ia mengatakan

bahwa ia tidak mengetahui seputar hal tersebut, ia tidak tahu kalau Si A sering

bergaul di hutan kota, PTB atau di kota Makassar. Yang ia tahu apabila Si A ke kota,

ia menemui bapaknya (tettanya)

“...kalau pergi di kota misalnya pergi dianu (tettanya), dikolaka”(N. W.4:1-10).

Kenakalan yang biasa ia lakukan adalah sering bolos dan jarang mengikuti les

serta jarang mengikuti pelajaran, bahkan sudah mendekati ujian ia sangat jarang

masuk les. Hanya beberapa kali saja ia masuk belajar dan juga les. Si A sesuka

hatinya saja datang ke sekolah, kemarin datang dan hari ini tidak datang lagi ke

sekolah

“...Mau-mau na pi bu ke sekolah. Kalau datang lagi rajinnya datang lagi kesekolah”(Is. W:20-27).

Hal yang sama pun dikatakan oleh keluarga dan guru Si A bahwa ia malas ke

sekolah dan kelas tambahan (les)

46

“...Malaski masuk... Te’na punna nakke (tidak kalau saya yang mengajar)...tidak pernah ikut les...Nah malaski ke sekolah itu Si A” (Ay. W:1-10).

Karena seringnya ia bolos dan malas ke sekolah,orang tua Si A pernah datang

ke sekolah, orang tuanya disurati oleh pihak sekolah karena kekurang baikannya

tersebut. Orang tua Si A pernah disurati oleh pihak sekolah karena sering bolos.

Orang tuanya yang datang adalah ibu tirinya. Si A tidak menyukai ibu tirinya, ia

bahkan tidak pulang ke rumahnya selama beberapa hari setelah di berikan motor

dengan uang

“...itu hari pernah datang orang tuanya ke sekolah karena seringki bolos...datangi mama tirinya, nda na sukaki mama tirinya, baru itu hari beberapa hari mi tidak pulang ke rumahnya. Motorji di kasikangi sama uang.Bukan,anu ikutki sama anak-anak yang tidak sekolah”(Ai. W:37-45)

Setelah mengkonfirmasi kepada guru lain, ternyata orang tua Si A pernah

datang ke sekolah karena Si A sering bolos. Tetapi Si A tetap saja masih sering bolos,

karena kurangnya perhatian orang tua, apalagi dalam hal, sekolah Si A

“...pernah tonji di surati,datangji , dikasih tauji begitu tapi , anaknya toh jarangi datang. Datang ji juga. Tapi begitu orang tua, tidak sama perhatiannya ke anaknya, anu juga begitu tonji sudah di kasih tau tidak mendengar”(Ra. W.2:67-75).

Pergaulannya pun makin tak terkontrol karena kurangnya perhatian dari orang

tuanya. Bahkan bapak dan ibu tirinya tidak memperdulikannya. Ia yang tinggal hanya

bersama neneknya dan jarang bersama orang tua kandungnya yang mengakibatkan

tidak terkontrolnya pergaulannya. Walaupun materinya selalu terpenuhi oleh

bapaknya, bahkan dia dibelikan motor dan ia takut dengan tetta(bapaknya),tapi itu

tidak mengubah sifatnya yang kurang baik.

“...Sudah ki itu di belikan motor,itu di belikan ki supaya rajin ki pi sekolah.itu mi na rajin karena ada mi motornya,tapi kalau misalkan nda disuruh mi Tettana apa nda na mau.Takut tonji sama Tettana “(Na. W.2:101-106).

47

Akan tetapi akhir-akhir ini, semenjak selesai Isra Mi’raj dan menjelang ujian,

perubahan sifatnya mulai nampak.

“...Tapi ini dulu Waktu Isra mi’raj kayak berubah mi Asriandy”(Na. W.2:57-62).

Si A jarang bersama teman-temannya yang biasa menemaninya keluyuran di

kota. Bahkan ia bersama dengan teman kakak sepupunya yang selalu menegur dan

menasehatinya.

“...Eeeh pulang sekolah tinggal mi di rumahnya...Itupun kala W keluar ki bu di situ ji ee di atas...Dulu ta W Wa bu,dulu ji sekarang tidak terlalu mi.Bahhh betulan ka bu,jujur ka. Sama ja sering keluar pernah selama belum pa pindah di sini”. (R. W:29-31)

Perlahan dia mulai tinggal di rumah belajar dan bergaul bersama teman-

temannya yang baik. Menurut para guru pun sebenarnya Si A tidak kurang baik, ia

hanya terpengaruh oleh teman-temannya yang tidak sekolah yang mengakibatkan ia

jarang ke sekolah.

“...Ikutki sama anak-anak yang tidak sekolah na merah dulu rambutnya sudah di gunting”(Ay. W:46-49).

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Kesedian

belajar Si A sangatlah lemah. Ia tidak mempersiapkan diri untuk belajar baik secara

fisik maupun mental. Dari segi fisik sebenarnya ia mampu belajar dan menyiapakn

diri menghadapi ujian, tetapi faktor kemalasan dalam mengikuti mata

pelajaran,bahkan sangat jarang mengikuti les yang diberikan guru. Selain itu faktor

pergaulan juga. Ia terbiasa bergaul dengan anak yang kurang baikyang membawa

pengaruh yang buruk untuknya. Si A terpengaruh dengan anak-anak yang sering

bolos dan anak-anak yang tidak sekolah, sehingga ia juga ikut-ikutan malas ke

sekolah. Adapun dari segi mental, Si A kurang menyadari akan pentingnya ujian, ia

bersifat cuek saja dan lebih memilih mengerjakan pekerjaannya yang lain. Tidak

48

adanya motivasi dan dukungan dari orang tuanya yang mengakibatkan ia merasa

tidak diperhatikan sehingga pergaulannya pun tidak terkontrol. Selain itu Si A juga

sangat jarang melaksanakan shalat lima waktu, Si A sangat jarang ke Masjid untuk

shalat.

2) Latihan

Si A jarang mengikuti pelajaran di sekolah bahkan sangat jarang mengikuti

les, sehingga untuk melatih diri untuk mengerjakan soal-soalnya ujian sangat kurang.

Si A sangat jarang ke sekolah. Di sekolah dia juga di kenal sebagai anak yang malas.

Ia jarang mengikuti pelajaran dan juga les yang diberikan guru.

“...Malaski masuk. Te’na punna nakke (tidak kalau saya yang mengajar), tidak pernah ikut les. Nah malaski ke sekolah itu Si A” (Ay. W:1-10).

Melatih diri menja Wab soal-soal ujian bisa dikatakan sangat kurang. Ketika

di tanya pun seputar bagaimana kegiatan belajarnya di rumah, ia hanya menjawab

bahwa ia rajin belajar gergaji

“...Iye biasaka. Belajar anu gergaji (tertawa) “(A. W:52-53).

Setelah mengkonfirmasi kepada keluarganya, ternyata benar bahwa Si A

sering keluar didekat kampungnya kerja sebagai tukang pembuat lemari. Ia lebih

sering menghabiskan waktunya menjadi tukang pembuat lemari, ia lebih sering

menggergaji daripada belajar

“...iyye, disini di panaikang. Itu dekat penjahit sendal sepatu (penjual lemari)kerjai”(N. W.4:56-66).

Si A biasa mengerjakan soal ujian bahasa indonesia dan Matematika. Dan

tidak mengerjakan soal Bahasa Inggris karena tidak mengerti arti dari soal bahasa

inggris tersebut.

“...Bahasa Indonesia bu sama Matematika, Bahasa Inggris tidak ku tau apa mau dipelajari,tidak ku tau apa nha bilang, tidak di tauki artinya bu”(A. W:54-57).

49

Tetapi setelah mengkonfirmasi kepada temannya, ternyata ia sangat malas ke

sekolah bahkan jarang masuk les. Ia hanya satu kali ikut les matematika di minggu-

minggu terakhir les

“...Mau-mau na pi bu ke sekolah. Kalau datang lagi rajinnya datang lagi kesekolah”(I. W:20-27).

“...Pernah satu kali Matematika ji bu ikut les. Na mauimi berakhir les ini minggu”(I. W:35-37).

Si A menuturkan bahwa guru tidak memberikan soal-soal ujian ketika les.

Hanya beberapa guru yang memberikan soal dan ia hanya mengambil soal-soal yang

diberikan oleh guru.

“...Tidak karena tidak dikasi ka. Itu ji anua yang dikasi ka les, bah itu ji yang masukka les ku ambil”(A. W:25-30).

Setelah mengkonfirmasi pada guru, ternyata bukan guru yang tidak

memberikan soal-soal ujian, tetapi Si A yang jarang masuk les, dan apabila diberikan

soal untuk di gandakan (fotocopy), untuk dimiliki pribadi. Tetapi Si A tidak

menggandakannya. Soal ujian yang diberikan oleh guru biasanya hanya di bagikan

pada saat les saja dan tidak diperkenankan untuk di bawa pulang. Tetapi jika ingin

memiliki soal tersebut dan membawanya pulang, maka bisa di gandakan.

“...tidak pernah memang di bawa ke rumah, tetapi kalau masuk orang membahas soal-soal ki, di suruh juga fotocopy (menggandakan), tidak fotocopy(menggandakan) tonk, apa mau di kasihki nilai”(Ra. W.2:122-131).

Tapi menjelang ujian, Si A sudah mengalami sedikit perubahan, sudah mulai

belajar, apabila tidak keluar bergaul bersama teman-temannya, ia biasanya belajar di

rumah

“...Si A rajin belajar jika tidak bergabung bersama teman-temannya. Tetapi kalau Si A bergabung bersama teman-temannya, ia jadi malas belajar”(N. W.3:57-66).

50

Menjelang Ujian, Si A pun sudah berubah, ia jarang lagi bergaul bersama

temannya. Sepulang sekolah ia menghabiskan waktu belajar di rumah, itupun kalau

keluar hanya di sekitar kampungnya

“...Eeeh pulang sekolah tinggal mi di rumahnya. Itupun kalau keluar ki bu di situ ji ee di atas”(R. W:29-32).

Setelah mengkomfirmasi kepada salah seorang guru, ternyata menjelang

ujian, Si A memang sedikit berubah, salah satu hal yang di beritahu guru kepada Si A

bahwa guru mengancam Si A tidak akan meluluskan Si A. Guru memberikan sedikit

penekan kepada Si A, agar ia rajin ke sekolah dan ikut les.

“...iyya, ka di ancamki kalau tidak ikut anu (belajar dan les) nda usah lulus...iyya, begitu. Bagaimana mau dululuskan kalau tidak ada nilainya masuk, kehadiran apa dalam ujian”(Ra. W.2:115-121).

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Si A sangat

jarang melakukan pengulangan atau latihan menja Wab soal ujian. Hal tersebut

membuat semakin kurang siapnya ia menghadapi ujian. Sebagaimana diketahui

keseharian Si A lebih sering keluar bersama teman-temannya daripada belajar di

rumah. Ia lebih sering ke tukang pembuat lemari dan membantunya membuat lemari

daripada belajar di rumah. Selain itu jarangnya ia masuk belajar dan masuk les

membuatnya juga tidak mempergunakan waktu belajar dengan sebaik-baiknya. Si A

hanya sadar akan pentingnya belajar setelah beberapa minggu menghadapi ujian.

Sehingga latihannya yang dilakukan dalam menjawab soal ujian masih sangat kurang.

3) Kesan/Efek

Akibat dari kemalasan mengikuti pelajaran dan jarangnya mengerjakan soal-

soal ujian dapat dikatakan bahwa Si A sangat kurang mempersiapakan diri

menjelang ujian. Faktor inilah nantinya yang menyulitkan Si A untuk bisa menjawab

soal-soal ujian dengan benar.

51

Dalam belajar perlu persiapan yang metang untuk menghadapinya, bukan

hanya belajar, dukungan dari keluarga atau pun orang tua menjadi penentu juga agar

anak ada yang bisa mengontrol dan memperhatikan bagaimana kesiapan belajarnya,

terkhusus di rumah. Tetapi hal itu tidak di rasakan oleh Si A. Si A kurang

mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. Apalagi sejak orang tuanya

berpisah. Sebelum orang tuanya pisah, Si A anak yang rajin belajar dan tidak ikut

pergaulan yang buruk, rajin belajar dan tidak merokok dan tidak kenal pacaran. Sejak

orang tuanya pisah Si A jdi anak yang malas ke sekolah dan belajar, serta ikut

pergaulan yang buruk. Ia mengikuti kakak kelasnya yang menyuruhnya merokok.

”...Itu Waktuna masih baku anu ki (masih akur) orang tuanya Asriandy Tettanya dengan mamanya ehhh kayak rajin ke sekolah, kan sama SD ka, rajin sekali ji pergi sekolah,rajin ji apa belajar kalau siang malahan nda pernah ji apa merokok. Anu apa kaya fokus sama pacaran tidak pernah ji,sekarang ini semenjak pisahki orang tuanya mulai mi begitu... Baru juga ini kayak kakak kelaska ini, kayak ini suruh merokok”(Na. W.2:12-23)

Karena kurangnya perhatian dari orang tua, serta hubungan rumah tangga

orang tua Si A yang membuat Asriadi yang awalnya rajin belajar menjadi sangat

malas belajar, bahkan sangat jarang ikut les. Si A pun merasakan kurangnya perhatian

tersebut, ia merasa tidak diperdulikan lagi, walaupun ia sudah tinggal bersama

neneknya. Si A pernah ditegur oleh neneknya karena sifatnya yang buruk tersebut,

tetapi ia hanya menja Wab kalau tidak ada yang mau perduli dan mau mengurusnya,

padahal neneknya yang selalu mengurus dan menanggung kebutuhan Si A.

“...iyye, pergaulannya, biasa juga ditegur ji sama Ye’na (neneknya) bilang kenapa mako itu kau asri berubah sekalimako ehh semenjak pisahki orang tuamu. Langsung bilangmi Asri nda adami urusuki jadi bilang mi Ye’na na saya mi itu urusko orang tuanu nda ada mi jadi saya mi yang urusiko.Jadi itu uang belanjana Asri Ye’ na tanggung ki”(Na. W.2:24-21)

52

Selain itu Si A tidak akrab dengan saudara tiri dari pihak bapaknya. Begitu

pun Ibunya juga kurang perhatian dengan Si A karena mengurus anaknya. Sehingga

pergaulan Si A tidak ada yang mengontrol karena tidak ada yang memperdulikan

“...Karena itu suami tirinya ada juga mi anaknya dua. Baru itu juga anaknya yang laki laki patoa toaii juga ki. Nda pernah ki,karena nda pernah baku sama,puasa yang lalu ji na ada sekarang nda pernah mi.Itu juga mama tirinya nda pernah juga mi ada, di Makassar ki nda bisa juga ki na jagai Asriandy ka ada juga anaknya dua”(Ni. W.2:1-11)

Walaupun sering dimarahi, tetapi Si A mendengar pada neneknya. Si A

paling takut pada bundanya. Bundanya adalah saudara ibu kandungnya. Si A biasa di

tegur dan di pukul oleh ibu kandungnya, Walaupun mereka tidak serumah.

“...iye mendengar ji,yang paling natakuti itu bunda na. Anu na Sodarana mama na sodarana mama kandung na...Biasa sering dipukul sama mama kandung na”(Na. W.2:32-47)

Waktu nenek Si A ke Kolaka, ibu kandungnya tidak mengurusi Si A, ibunya

hanya sibuk dengan kerjanya, tidak memperhatikan pekerjaan rumah, sehingga

neneknya marah-marah ketika pulang dan meihat kondisi rumahnya

“Itu mama kandung na,pernah juga Waktu pergi Ye’na (neneknya) di Kolaka tapi itu mama kandung na kayak nda na tau mengurus rumah tangga,nda na tau ki.Itu kalau bangun tidur ki langsung ji apa pi mandi baru pi kerja nda na tau ma’paluppung (membereskan) apa. Jadi kalau pulang mi marah-marah mi Ye’ (nenek) na Si A”(Na. W.2:48-56).

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Si A tidak

akan optimal dalam menjawab soal ujian. Kurang siapnya Si A disebabkan oleh

faktor internal seperti keretakan hubungan keluarga atau orang tuanya, kurang

perhatiannya orang tua Si A, serta tidak adanya kesadaran dalam diri Si A untuk

belajar menghadapi ujian. Adapun faktor eksternalnya karena Si A terpengaruh oleh

lingkungan dan pergaulannya. Dimana teman yang ia selalu bergaul adalah anak yang

malas masuk belajar, bahkan anak yang tidak sekolah pun ia temani bergaul. Hal ini

53

akan terus berlangsung jika dukungan dan perhatian dari orang tua Si A tidak

diberikan sehingga Si A akan tetap melakukan hal yang serupa seperti bolos, malas

masuk belajar dan tetap bergaul bersama anak kurang baik. Sehingga bisa dikatakan

Si A kurang siap menghadapi ujian karena tidak adanya dukungan dan perhatian dari

orang tuanya. Kesadaran akan pentingnya belajar menghadapi ujian pun tidak ada

pada diri Si A.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa subyek dalam

penelitian ini belum secara optimal memiliki kesiapan belajar. Masih terdapat peserta

didik yang kurang mempersiapkan diri dengan belajar dalam menghadapi ujian, baik

secara fisik maupun mental. Mempersiapkan diri dalam belajar mengadapi ujian tidak

hanya semata-mata ikut pelajaran pada saat les. Tetapi mengulangi pelajaran ataupun

les yang sudah diberikan guru di kelas. Sehingga mengetahui kemampuan dalam

mengerjakan soal-soal ujian yang akan di hadapi nantinya. Jadi belajar tidak hanya

dilakukan di sekolah saja, tetapi di rumah juga. Peserta didik di haruskan untuk lebih

giat belajar, apalagi menjelang ujian. Motivasi dan dukungan dari pihak guru, teman

dan keluarga, utamanya orang tua juga, menjadi hal yang sangat penting sebagai

penunjang peserta didik tersebut agar rajin belajar. Tanpa adanya perhatian dari

keluarga maka tindakan akan tidak ada yang mengontrol, apalagi jika anak tersebut

merasa kurang diperhatikan, maka akan berusaha mencari teman yang menurutnya

sama dan mnegerti akan kondisinya, sehingga ia pun akan ikut-ikutan dengan

temannya tersebut. Apabila yang ditemani itu berperilaku kurang baik maka anak

tersebut akan berperilaku kurang baik pula, sebaliknya jika yang ditemani bergaul

anak yang baik, maka akan baik pula perilaku anak tersebut.

54

Sebagaimana dalam penelitian yang saya lakukan, di peroleh bahwa kesiapan

belajar menghadapi ujian berdasarkan tiga aspek, yaitu:

1. Kesediaan

Salah satu peserta didik yang mengoptimalkan kesediaan dalam belajar adalah

Si N. Si N adalah anak kelas IX C. Si N termasuk anak yang pintar. Ia sudah

mempersiapkan fisik dan mentalnya dalam menghadapi ujian. Di kalangan teman-

temannya, Si N dikenal anak yang baik, rajin belajar, pendiam, disiplin, sopan dan

juga taat beribadah. Si N hanya bergaul bersama teman sekelasnya dan teman di

sekitar lingkungan rumahnya. Si N hanya bergaul dengan teman-temannya akrabnya

saja. Si N juga termasuk anak yang rajin beribadah,utamanya shalat lima waktu. Ia

biasanya keluar rumah jika ke Masjid shalat. Keseimbangan antara kematangan fisik

dan mentalnya yang membuat Si N sadar akan pentingnya belajar menghadapi ujian.

Kesadaran akan pentingnya belajar dalam menghadapi ujian rupanya sudah menjadi

stimulus yang diterima baik oleh Si N dan merespon stimulus tersebut dengan baik

pula.

Kesedian belajar Si A sangatlah kurang. Ia tidak mempersiapkan diri untuk

belajar baik secara fisik maupun mental. Dari segi fisik sebenarnya ia mampu belajar

dan menyiapakn diri menghadapi ujian, tetapi faktor kemalasan dalam mengikuti

mata pelajaran,bahkan sangat jarang mengikuti les yang diberikan guru. Selain itu

faktor pergaulan juga. Ia terbiasa bergaul dengan anak yang kurang baikyang

membawa pengaruh yang buruk untuknya. Si A terpengaruh dengan anak-anak yang

sering bolos dan anak-anak yang tidak sekolah, sehingga ia juga ikut-ikutan malas ke

sekolah. Adapun dari segi mental, Si A kurang menyadari akan pentingnya ujian, ia

bersifat cuek saja dan lebih memilih mengerjakan pekerjaannya yang lain. Selain itu

55

Si A juga sangat jarang melaksanakan shalat lima waktu, Si A sangat jarang ke

Masjid untuk shalat.

Penelitian ini sesuai dengan hukum belajar yang dikemukakan oleh

Throndike, yaitu hukum kesediaan. Dalam hukum kesediaan mengajarkan bahwa

dalam memberikan respon, subyek harus siap dan disiapkan.hukum ini menyangkut

syarat kematangan dalam pengajaran, baik kematangan fisik, maupun mental dan

intelek. Stimulus tidak akan di respon atau responnya akan lemah saja, bila pelajar

kurang atau belum siap.

2. Latihan

Si N sudah mempergunakan respon dari stimulus yang diberikan guru dengan

baik. Guru memberikan stimulus agar belajar dengan giat. Si N pun sangat giat dalam

belajar. Hal tersebut di benarkan oleh kakak dan juga tetangganya yang juga teman

kecilnya. Si N semakin giat belajar menghadapi ujian, ia menyibukkan diri dengan

belajar. sepulang sekolah ia belajar mengerjakan soal-soal ujian utamanya pelajaran

matematika dan IPA. Seringnya ia mengulangi pelajaran di rumah dan melengkapi

catatan merupakan salah satu bentuk respon yang diberikan untuk hukum latihan ini.

Dengan jarangnya melakukan pengulangan atau latihan menjawab soal ujian

yang dilakukan oleh Si A, membuatnya semakin kurang siap ia menghadapi ujian.

Sebagaimana diketahui keseharian Si A lebih sering keluar bersama teman-temannya

daripada belajar di rumah. Selain itu jarangnya ia masuk belajar dan masuk les

membuatnya juga tidak mempergunakan respon dengan sebaik-baiknya. Si A hanya

sadar akan pentingnya belajar setelah beberapa minggu menghadapi ujian. Sehingga

latihannya yang dilakukan dalam menjawab soal ujian masih sangat kurang.

56

Hal yang dilakukan Si N sesuai dengan hukum dalam belajar yang

dikemukakan oleh Throndike, yaitu hukum latihan. Hukum ini menyatakan bahwa

respon terhadap stimulus dapat diperkuat dengan seringnya respon dipergunakan. Hal

ini menghasilkan implikasi bahwa praktik, khususnya pengulangan dalam

pembelajaran dan pengajaran adalah hal yang penting dilakukan.

3. Efek/Kesan

Pada diri Si N, sudah ada kesadaran akan pentingnya belajar menghadapi

ujian. Selain itu prestasi Si N yang sering meningkat karena belajar dengan sungguh-

sungguh merupakan faktor penunjang yang membuatnya semakin giat belajar, agar

bisa menjawab soal ujian dan baik dan benar. Selain itu lingkungan dan keadaan

keluarganya yang taat beribadah yang membuatnya juga jadi anak yang taat

beribadah.

Karena kurangnya kesiapan serta latihan yang dilakukan oleh Si A dalam

menghadapi ujian, mengakibatkan Si A tidak akan optimal dalam menjawab soal

ujian. Kurang siapnya Si A disebabkan oleh faktor internal seperti tidak adanya

kesadaran dalam diri Si A untuk belajar menghadapi ujian. Adapun faktor

eksternalnya karena Si A terpengaruh oleh lingkungan dan pergaulannya. Dimana

teman yang ia selalu bergaul adalah anak yang malas masuk belajar, bahkan anak

yang tidak sekolah pun ia temani bergaul. Hal ini akan terus berlangsung jika

dukungan dan perhatian dari orang tua Si A tidak diberikan sehingga Si A akan tetap

melakukan hal yang serupa seperti bolos, malas masuk belajar dan tetap bergaul

bersama anak kurang baik. Sehingga bisa dikatakan Si A kurang siap menghadapi

ujian karena tidak adanya dukungan dan perhatian dari orang tuanya. Kesadaran akan

57

pentingnya belajar menghadapi ujian pun tidak ada pada diri Si A. Si A tidak

memberikan respon yang baik dalam menghadapi ujian.

Hal ini sesuai dengan hukum dalam belajar yang dilakukan oleh Throndike,

yaitu Hukum Efek / Kesan. Hukum ini menyatakan bahwa tercapainya keadaan yang

memuaskan, akan memperkuat hubungan antara stimulus dan respon. Maksudnya

bila respon terhadap stimulus menimbulkan sesuatu yang memuaskan, misalnya

menyenangkan, maka subyek akan memberikan respon yang lebih cepat dan intens.

Bila hubungan stimulus dan respon tidak diikat oleh sesuatu yang menyenangkan,

maka respon akan melemah bahkan tidak akan ada respon sama sekali.

Adapun penelitian sebelumnya yang dianggap relevan dengan penelitian ini

diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Wahid Abdillah. Dimana hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kesiapan

belajar terhadap hasil pembelajaran bahasa Arab Kajian Kitab Ibnu Aqil Di Kelas

Alfiyyah 2 Pondok Pesantren Al-Luqmaniyah Yogyakarta Tahun akademik

2014/2015. Terdapat hubungan yang cukup kuat antara kesiapan belajar terhadap

hasil pembelajaran bahasa Arab. Sedangkan untuk penelitian saya ini, terdapat

hubungan yng relevan pula antara kesiapan belajar peserta didik yang seperti

menyiapkan diri, baik jasmani dan rohani, memperbanyak latihan dan menyadari

akan pentingnya belajar menghadapi ujian. Sehingga hasil ujian yang didapatkan juga

akan memuaskan.

Penelitian Sintia Novita Sari juga menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara kesiapan belajar dengan keaktifan peserta didik. Keaktifan peserta

didik dalam mengikuti pelajaran dapat menjadi salah satu bentuk kesiapan peserta

didik dalam belajar. Unsur keaktifannya meliputi faktor internal dan faktor eksternal.

58

Faktor internal meliputi kesiapan belajar peserta didik dalam mengikuti proses

belajar, mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru, dan melengkapi catatan dengan

mengerjakan tugas yang diberikan guru. Faktor internal ini sudah dilakukan oleh Si

N, ia sering mengerjakan tugas yang diberikan guru, melengkapi catatan dan lebih

banyak meluangkan waktu belajar di rumah daripada bergaul bersama temannya. Si

N tidak terpengaruh oleh pergaulan diluar, seperti teman-temannya yang kebanyakan

terpengaruh pergaulan, sering keluyuran apabila pulang sekolah. Si N hanya tinggal

di rumah ataupun dilingkungan rumahnya saja. Ia terkenal juga dengan sosoknya

yang pendiam dan hanya bergaul bersama orang-orang yang ia rasa akrab.

Sedangkan Si A sangat malas belajar di sekolah karena kemalasannya di

sekolah. Bisa dipastikan ia tidak melengkapi catatan dan malas mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru. Ia hanya sering keluar bergaul bersama teman-temannya.

Adapun faktor eksternal meliputi dukungan atau motivasi dari keluarga dan

masyarakat. Kurangnya perhatian dan dukungan dari orang tua Si A yang

membuatnya merasa tidak ada yang memperdulikannya, sehingga ia mencari orang-

orang yang mengerti akan dirinya dan merasa nyaman bergaul bersama orang-orang

tersebut tanpa memikirkan apakah itu baik untuknya atau tidak. Walaupun neneknya

sering memperhatikannya dan memenuhi keinginannya, tetapi itu tidak membuat Si

A masih merasa kurang diperhatikan. Perhatian yang diinginkan adalah dari orang

tuanya, utamanya orang tua kandungnya. Apalagi orang tua kandung Si A sudah

memilih berpisah dan mempunyai kelurga masing-masing. Keakraban dengan

saudara tirinya pun tidak dimiliki oleh Si A. Ia tidak pernah bergaul bersama saudara

tirinya. Si A juga tidak diperhatikan oleh ibu tiri dari bapaknya dan bapak tiri dari ibu

59

kandungnya. Selain itu Si A tidak tinggal bersama bapak maupun ibu kandungnya, Si

A hanya tinggal bersama neneknya.

Pada faktor eksternal ini pula yang membuat Si N jadi giat belajar, karena

dukungan dari keluarganya untuk belajar, apalagi dilingkungan rumahnya dan

masyarakat, orang-orang yang taat beribadah. Dimana di kampungnya merupakan

salah satu kelompok Remaja Masjid yang rajin dan aktif melakukan kegiatan, seperti

pengajian. Sedangkan Si A mengalami masalah dari segi keluarganya yang mana

orang tuanya berpisah, ia kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya dan

teman bergaul atau lingkungannyakebanyakan adalah anak yang kurang baik. Si A

sangat membutuhkan perhatian dari kedua orang tunya. Tetapi orang tua Si A

utamanya orang tua kandungnya kurang memperhatikannya. Mereka memberikan

fasilitas berupa motor dan uang, tetapi tidak mengontrol kegiatan dan hal apa saja

yang dilakukanoleh Si A. Sehingga Si A bebas melakukan apa saja yang ingin

dilakukannya, entah itu baik atau buruk.

Sebagaimana penelitian yang dilakuakan oleh Rahmiati, bahwa banyaknya

peserta didik yang tidak tuntas pada mata pelajaran IPA biologi. Ini mungkin di

sebabkan oleh faktor yang salah satunya faktor kesiapan belajar. Sebagaimana

menurut Mulyani (2003:28) bahwa kurangnya kesiapan peserta didik dalam belajar

apabila terus dilakukan dapat mengganggu peserta didik dalam menyerap mata

pelajaran yang diberikan. Apabila kesiapan belajar tidak diperhatikan oleh guru,

maka akan berakibat semakin bertambahnya materi yang tidak mampu diserap dan

dipahami oleh peserta didik. Hal ini dapat mengakibatkan kekurangmampuan peserta

didik dalam menjawab pertanyaan yang diberikan dan akhirnya berdampak pada

rendahmya hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, kesiapan belajar yang terjadi

60

pada peserta didik harus dianalisis dan diperbaiki agar tujuan dari pembelajaran bisa

terpenuhi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika peserta

didik belajar dan peserta didik tersebut sudah memiliki kesiapan, maka hasil

belajarnya akan lebih baik.

Penelitan Rahmiati ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti,

dimana kesiapan belajar peserta didik bukan hanya dipersiapkan oleh peserta didik

saja, tetapi guru juga, guru memiliki peran penting dalammengarahkan peserta didik

bagaimana caranya agar bisa memahami materi yang diberikan sehingga mampu

menjawab soal-soal ujian dengan benar. Guru juga memilihkan strategi yang tepat

yang mudah dipahami oleh peserta didik dalam menjawab soal-soal ujian. Guru juga

selalu memberikan motivasi agar peserta didik semakin giat belajar, utamanya di

rumah. Kurangnya kesiapan yang dilakukan peserta didik dapat mengakibatkan ia

akan kesulitan dalam menghadapi ujian. Guru juga dapat berkomunikasi dengan

orang tua untuk menanyakan bagaimana kesiapan belajar peserta didik di rumah,

sebagai penyambung kontrol guru di rumah. Peran orang tua dan guru yang terjalin

dengan baik, akan membantu juga peserta didik menyiapkan diri dalam belajar.

Sebagaimana dalam penelitian yang dilakukan oleh Dwi Indah Maharani yang

menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar sangat membutuhkan motivasi orang tua

utamanya aktivitas belajarnya harus dikontrol.Motivasi orang tua merupakan

dorongan/dukungan dari orang tua kepada anak dalam mencapai sesutu yang

diharapkan karena orang tua merupakan orang yang paling mempengaruhi pola pikir

dan tingkah laku anak. Hal ini sudah diterapka pada keluarga Si N, dimana orang tua

bahkan keluarag dan teman-temannyaapalgi pihak guru sealu memotivasi Si N untuk

rajin belajar dan mengoptimalkan belajar di rumah. Sedangkan pada diri Si A,

61

tidakadanya motivasi yang diberikan orang tua kepada Si A, karena orang tua Si A

sudah berpisah dan memiliki keluarga masing-masing. Sehingga tidak bisa mengurus

dan mengawasi pergaulan dan tingkah laku dari Si A. Ia hanya sering mendapatkan

motivasi belajar dari neneknya saja. Hal itu lantas tak membuat Si A tidak

memperdulikan neneknya. Si A sangat ingin merasakan perhatian dan juga motivasi

dan kasih sayang dari orang tuanya. Dimana dulu waktu orang tuanya masih tinggal

bersama, Si A anak yang rajin, baik dan patuh kepada orang tuanya. Tetapi setelah

orang tuanya berpisah, ia merasa kurang diperhatikan lagi, Si A kurang kasih sayang

dari orang tuanya, sehingga Si A hanya berbuat sesuatu yang membuatnya nyaman,

tanpa memikirkan apakah hal yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Sehingga

dilihat dari kesehariannya, Si A malah jadi anak yang kurang baik, karena bergaul

bersama anak yang kurang baik pula.

62

D. Kerangka Hasil Penelitian

Adapun kerangka hasil penelitian dapat di rumsukan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Kesiapan BelajarBerdasarkan

Tiga Hukum Belajar

Throndike

Latihan Si N semakin giat belajar

menghadapi ujian, Si N mengulangi pelajaran dan latihan menjawab soal ujian baik di rumah maupun di sekolah.

Si A jarang melakukan pengulangan atau latihan menjawab soal ujian, baik di rumah maupun di sekolah

Efek/Kesan • Si N mempersiapkan diri

menghadapi ujian dengan optimal. Dukungan dan motivasi dari keluarga dan guru yang di respon dengan baik, menjadikan Si N siap menghadapi ujian.

• Kurangnya perhatian dan motivasi belajar yang diberikan orang tua, mengakibat Si A tidak mempersiapkan diri dengan belajar sehingga Si A kesulitan menghadapi ujian

Kesediaan • Kesediaan belajar Si N sangat baik, Si N

mempersiapakan diri untuk belajar menghadapi ujian baik secara fisik maupun mental.

• Kesedian belajar Si A sangat kurang. Si A tidak mempersiapkan diri untuk belajar menghadapi ujian baik secara fisik maupun mental.

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Kesiapan belajar Si N menghadapi ujian sudah optimal. Si N sudah

mempersiapakan diri menghadapi ujian baik dari segi fisik dan mentalnya.

Sementara kesiapan belajar Si A menghadapi ujian belum optimal

dikarenakan karena jarangnya ia mengikuti pelajaran yang diberikan guru dan

seringnya ia bolos.

2. Penghambat peserta didik dalam menghadapi ujian, karena kurangnya

motivasi dan dukungan yang diberikan orang tua dan pengaruh pergaulan

lingkungan.

B. Implikasi

Setelah melakukan penelitian di MTS AINUS SYAMSI,maka saran yang

disampaikan yaitu:

a. Bagi Guru

Menjalin komunikasi yang baik kepada orang tua, agar masalah anak dapat diketahui

bersama. Agar mereka tidak bertindak ke hal-hal yang dapat merusak dan merugikam

diri anak tersebut.

b. Bagi peserta didik

Agar tidak mencontoh hal-hal yang buruk, seperti bolos dan malas ikut pelaran.

Diharapkan agar belajar dengan giat agar dapat meningkatkan prestasi dan mencapai

cita-cita yang diinginkan.

64

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Akhmad Wahid.Pengaruh Kesiapan Belajar terhadap Hasil Pembelajaran Bahasa Arab Kajian Kitab Ibnu Aqil Di Kelas Alfiyyah 2 Pondok Pesantren Al-Luqmaniyah Yogyakarta Tahun Akademik 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. 2015.

Ahmad Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar; Jakarta: Rineka Cipta. 1991.

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung; PT Remaja Rosdakarya. 2014.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet. 13.Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2006.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta; Kencana. 2007.

Daryanto. Inovasi Pembelajaran efektif. Bandung: Yrama Widya. 2013.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2014.

Maharani,Dwi Indah. Hubungan AntaraMotivasiOrang Tua dan Aktivitas Belajar Dengan Hasil Belajar. Skripsi. Bandar Lampung: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. 2014

Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet XXXV; Bandung: Remaja Rosdakarya. 2016.

Mudjiono dan Dimyati.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2002.

Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Cet.IV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014.

Rahman Ulfiani. Memahami Psikologi dalam Pendidikan Teori dan Aplikasi. Makassar: Alauddin University Press. 2014.

Rahmiati.Analisis kesiapan belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA Biologi dikelas VIII SMP NEGERI 1 HULU GURUNG. Skripsi. Pontianak: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Pontianak. 2016.

Robert.Studi Kasus Desain & Metode.Cet V;Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2004.

Sanjaya,Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Cet I. Jakarta: Kencan. 2006.

Sari, Sintia Novita. Analisis Kesiapan Belajar Peserta didik dalam mengikuti Proses pembelajaran Biologi Kelas X di beberapa SMA Negeri Kota Jambi. Skripsi. Jambi:Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi. 2014.

Sintia, Vivo. 2017. Pengaruh Kesiapan Belajar terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi kelas X di SMA BINA JAYA Palembang. Skripsi. Palembang. 2017.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

65

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2011.

Steren, C.D Robert.Kuantitatif Dasar-Dasar Penelitian: Usaha Nasional, 1993.Supranto J. Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran; Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI. 1990.

Sukmadinata, Syaodih Nana. Metode Penelitian Pendidikan,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2010.

Usman, Husaini. Metodologi Penelitian Sosial, Cet. 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2009.

Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Erlangga. 2001.

Yaumi, Muhammad. Desain Pembelajaran Efektif. Makassar: Alauddin University Press. 2012.

Yudhawati Ratna dan Dany Haryanto.Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. 2011.

Zulkarnain.Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Keaktifan Peserta didik dalam Pembelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII MTS Madrasah Tsanawiyah Negeri Pekanbaru. Skripsi. Pekanbaru: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarifa Kasim Riau. 2010.

66

Wawancara Tertulis (Wawancara Awal)

A. Wawancara dengan Siswa

1. Asria Agustina

a. Waktu :10 : 38

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Usia : 14 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Pangkasalo

g. Kelas : 9C

Daftar Pertanyaan

1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan yang

didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?

Jawaban : Penting karena ujian itu diadakan apakah kita lulus atau tidak.

2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : Tidak sama karena UN bisa berbasis komputer atau tidak, dan UAS

banyak berbasis kertas saja.

3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian,memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas

tambahan.sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian,apakah sudah

melakukan hal-hal tersebut?

67

Jawaban : Ya, kami melakukan hal-hal tersebut seperti memperbanyak waktu

belajar dan ikut Les.

4. Pernahkan anda berlatih ,mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban : Pernah,mengerjakan soal ujian tahun sebelumnya dikerjakan pada saat

les.

5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : Hampir sama, kdang ada kisi-kisi yang masuk, dan tidak ada sama

sekali.

6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : menyuruh rajin belajar dan banyak berdoa.

7. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : Ada hambatan seperti main hp, dan diganggu orang lain.

8. Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam

menghadapi ujian?

Jawaban : Tidak pernah sama sekali.

68

2. Fatimah Ukhwanul Ummah

a. Waktu :10 : 42

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Usia : 16 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Kanjitongan

g. Kelas : 9C

Daftar Pertanyaan

ii. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan yang

didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?

Jawaban : Iya, karena kita lebih bisa mengetahui pelajaran-pelajaran yang telah

diajarkan oleh guru, dan nilai ujian sangatlah penting untuk masa depan.

2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : Tidak karena UN menggunakan komputer dan UAS menggunakan

kertas dan pensil.

3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian, memperbanyak waktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.

Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian,apakah sudah melakukan

hal-hal tersebut?

69

Jawaban : Persiapan yang sudah kusiapkan menghadapi ujian dengan belajar giat.

4. Pernahkan anda berlatih , mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban : Pernah, pada sat ibu atau bapak guru memberikan soal di papan tulis.

5.Kiis-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : sebagian ada yang sama dan sebagian ada yang berbeda.

6.Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : harus belajar dengan giat.

7.Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : Hp, karena setiap belajar sambil main hp saya tidak fokus pada

pelajaran ibu.

8.Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam

menghadapi ujian?

Jawaban : Tidak pernah, karena ibu atau bapak guru tidak pernah memberitahu

kami.

70

3. Firda

a. Waktu :10 : 38

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Usia : 14 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Pangkajene

g. Kelas : 9C

Daftar Pertanyaan

1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan

yang didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting

dilakukan?

Jawaban : Penting karena ujian itu diadakan apakah kita lulus atau tidak.

2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : Tidak sama karena UN berbasis komputer, dan UAS hanya

menggunakan kertas saja.

3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian,memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.

Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian, apakah sudah melakukan

hal-hal tersebut?

Jawaban : Ya, kami sudah melakukan hal-hal tersebut seperti memperbanyak

71

waktu belajar dan masuk Les.

4. Pernahkan anda berlatih, mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban : Pernah, mengerjakan soal ujian tahun sebelumnya dikerjakan pada

waktu les.

5.Kiis-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : Hampir sama, kadang-kadang ada kisi-kisi yang masuk, dan tidak ada

sama sekali.

6.Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : Belajar dengan baik dan berdoa.

7.Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : Bermain hp, TV, main dan diganggu orang lain.

8.Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam

menghadapi ujian?

Jawaban : Tidak pernah.

72

4. Nismawati

a. Waktu :10 : 38

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Usia : 14 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Taipa

g. Kelas : 9C

Daftar Pertanyaan

1.Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan

yang didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting

dilakukan?

Jawaban : Penting karena ujian dapat mengasah pikiran atau otak setiap peserta

didik.

2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : Tidak sama karena UN berbasis komputer dan lebih sulit, dan UAS

hanya menggunakan kertas saja.

3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian, memperbanyak waktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.

Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian, apakah sudah melakukan

73

hal-hal tersebut?

Jawaban : Sudah, saya sudah mengerjakan soal-soal ujian dan mengikuti les

tambahan.

4. Pernahkan anda berlatih, mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban : Pernah, saya pernah mengerjakan soal -soal ujian tahun 2017 dan 2016.

5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : Ada juga yang sama persis dan ada juga yang tidak sama.

6.Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : Belajar dengan baik karena itu nilai akan dibawa sampai kita dewasa,

jangan terlalu banyak main, dan banyak berdoa kepada Allah swt.

7.Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : Bermain hp, nonton TV, menjaga adik dan membantu orangtua serta

kadang-kadang saya malas.

8.Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam

menghadapi ujian?

Jawaban : Tidak pernah.

74

5. Ikhsan Efendi

a. Waktu :10 : 25

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Usia : 14 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Taipa

g. Kelas : 9A

Daftar Pertanyaan

1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan epngetahuan yang

didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?

Jawaban : Sangat penting untuk mengsah kemampuan diri kita.

2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : Tidak karena UN susah untuk di jawab karena harus berusaha.

3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian,memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.

Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian, apakah sudah melakukan

hal-hal tersebut?

75

Jawaban : Dalam menghadapi ujian kita harus mempersiapkanlatihan-latihan agar

nanti ujian kita bisa menghafal-hafal soalnya.

4. Pernahkan anda berlatih, mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban : Pernah, seperti les.

5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : hampir sama dengan kisi-kisi.

6.Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : kurang-kurangi bermain.

7.Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : sering bermain-main.

8.Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam

menghadapi ujian?

Jawaban : Tidak pernah

76

6. Ismail Wahid

a. Waktu :10 : 30

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Usia : 13 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Pangkajene

g. Kelas : 9A

Daftar Pertanyaan

1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan yang

didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?

Jawaban : Penting karena tanpa mengikuti ujian, kita tidak dapat melanjutkan

sekolah ke tempat pendidikan yang lebih maju.

2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : Beda, karena UN menunjukkan hari dimana kita bisa melanjutkan

pendidikan. Karena UAS dibuat dari kabupaten/sekolah. Sedangkan UN dari pusat.

3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian, memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.

Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian,apakah sudah melakukan

hal-hal tersebut?

Jawaban : Les dan menerjakan tugas-tugas sekolah.

77

4. Pernahkan anda berlatih , mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban : Pernah,mengerjakan soal seperti matematika, ipa, bahasa indonesia dan

bahasa inggris.

5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : Sama.

6.Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : Rajin belajar dan rajin mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

7.Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : Main hp, mainbola dan membantu orangtua.

8.Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam

menghadapi ujian?

Jawaban : Tidak pernah.

78

7. Kaharuddin

a. Waktu :10 : 25

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Usia : 15 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Taipa

g. Kelas : 9B

Daftar Pertanyaan

1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan yang

didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?

Jawaban : Penting karena untuk mengasah kemampuan yang kita miliki tentang

apa yang selama ini kita pelajari.

2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : Tidak sama karena UN itu soalnya sangat rahasia

3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian, memperbanyak waktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.

Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian,apakah sudah melakukan

hal-hal tersebut?

Jawaban : Saya harus belajar lebih giat untuk menghadapi ujian.

79

4. Pernahkan anda berlatih, mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban : Pernah, supaya kita tahu cara-caranya.

5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : Tidak terlalu karena hanya sedikit kisi-kisi yang masuk dalam ujian.

6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : memberikan kita semangat dalam belajar lebih giat.

8. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : adanya gangguan oleh teman-teman yang bermain-main.

9. Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam

menghadapi ujian?

Jawaban : Tidak pernah

80

8. M. Salman

a. Waktu : 11: 13

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Usia : 14 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : -

g. Kelas : 9B

Daftar Pertanyaan

1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan yang

didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?

Jawaban : Penting karena ujian adalahpenentu kita lulus.

2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : Tidak sama.

3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian, memperbanyak waktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.

Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian, apakah sudah melakukan

hal-hal tersebut?

Jawaban : Masuk les dan belajar dengan benar.

4. Pernahkan anda berlatih, mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

81

Jawaban : Iya.

5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : Sama.

6.Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : Belajar.

7.Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : Sangat susah.

8.Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam

menghadapi ujian?

Jawaban : Tidak Pernah

82

9. M. Tahir

a. Waktu : 10 :25

b. Tempat : Mts ainus syamsi

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Usia : 13 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : -

g. Kelas : 9A

Daftar Pertanyaan

1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan yang

didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?

Jawaban :Untuk mengasah kemampuan yang kita miliki sampai sekarang tentang

apa yang kita pelajari sampai sekarng.

6. Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban :tidak sama. Karena UN adalah ujian yangbpaling susah dan diperlukan

konsentrasi tinggi untuk menjawab semua soal

7. Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian, memperbanyak waktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.

Sejauh ini bagaimana menurut anda tentang kesiapan belajar anda meghadapi

ujian, apakah sudah melakukan hal-hal tersebut?

83

Jawaban : Dalam menghadapi ujian banyak persiapan seperti menghafal rumus-

rumus dan berani mengerjakan sol-soal susah dan sering mengikuti kelas tambahan

seperti les.

8. Pernahkan anda berlatih ,mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban : Pernah

9. Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : Materi pelajaran hampir sama dengan ulangan.

10. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : Meluangkan waktu untuk belajar dan kurang-kurangi bermain hp atau

game.

11. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi

dalam belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi

ujian yang membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : Sering bermain-main dan tidak terlalu konsentrasi

12. Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam

menghadapi ujian?

84

Jawaban : Tidak Pernah

10. M. Hidayat

a. Waktu :11: 13

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Usia : 14 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Mangalekana

g. Kelas : 9B

Daftar Pertanyaan

2. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pengetahuan yang

didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?

Jawaban : Penting dengan penaikan pendidikan agar dapat meraih cita-cita

2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : Berbeda UN dibuat diPusat sedangkan UAS dibuat oleh guru

disekolah.

3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian,memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.

Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian,apakah sudah melakukan

85

hal-hal tersebut?

Jawaban : Les diadakan disekolah dan bersungguh-sungguh agar dapat meraih

cita-cita

4. Pernahkan anda berlatih, mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban : pernah seperti mengerjakan soal bahasa inggris,bahasa

indonesia,matematika,ips,ipa dan Bahasa Arab

5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : Sama

6.Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : perbanyak belajar dengan sungguh- sungguh dan jangan bermain

7.Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : Keributan

8.Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam

menghadapi ujian?

Jawaban : pernah

86

11. Muh. Imran Anugrah

a. Waktu :10 :30

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Usia : 15 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Griya Maros Indah Tamarampa

g. Kelas : 9B

Daftar Pertanyaan

1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan pngetahuan yang

didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?

Jawaban : karena ujian adalah penentu dari ke kelulusan jadi bila kita tidak

mengikuti ujian pasti kita akan menyesal (tidak lulus).

2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : kalau ujian nasional adalah ujian yang dari pusat sedangkan kalau ujian

sekolah adalah ujian yang dari sekolah atau kementrian pendidikan.Jadi ujian

sekolah dan ujian nasional beda.

3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian, memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas

tambahan.sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian, apakah sudah

87

melakukan hal-hal tersebut?

Jawaban :Iya, yang biasa kita lakukan adalah kelas tambahan dan rajin belajar.

4. Pernahkan anda berlatih mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban :iya, biasa kita mengerjakan soal-soal yang di berikan soal kepada kita.

5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : Ada yang sama ada yang tidak sama.

6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : biasa guru menyuruh kita untuk rajin belajar dan bersungguh-sungguh

dalam mengerjakan sal-soal, jangan terlalu banyak main game.

7. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban :

Karena capek mengantuk dan malas. Sehingga kita tidak fokus dalam mengerjakan

ujian, baik ujian nasional maupun ujian sekolah .

8. Pernahkan guru anda membahas mengenai peserta didik yang gagal dalam

menghadapi ujian?

88

Jawaban : Pernah. Dia menceritakan anak yang gagal itu karena dia malas pergi

sekolah sehingga dia tidak tahu mau menjawab apa.

12. Muammar

a. Waktu :11: 13

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Usia : 17 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Rukjar

g. Kelas : 9B

Daftar Pertanyaan

1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan siswa dan pengetahuan yang

didapat di sekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?

Jawaban : Penting karena dengan ujian menentukan kita naik ke jenjang/kelas

yang lebih tinggi.

2 . Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : Beda. UN diawasi dengan petugas sedangkan UAS diawasi oleh guru

sekolah dari luar.

3.Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian, memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.

89

Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian, apakah sudah melakukan

hal-hal tersebut?

Jawaban : iya pernah tapi sekali-kali saja.

4. Pernahkan anda berlatih , mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban : IyaPernah.

5.Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : Ada yang masuk kisi-kisi dan ada yang tidak.

6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : Perbanyak belajar.

7. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : Karena adanya murid yang saling meminta jawaban dengan murid lain

sehingga lama kelamaan mereka mengeluarkan suara yang patutnya tidak perlu di

perdengarkan.

3. Pernahkan guru anda membahas mengenai siswa yang gagal dalam menghadapi

ujian?

Jawaban : Iya.

90

13. Muh. Nur Husain

a. Waktu :11: 13

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Usia : 14 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Allu

g. Kelas : 9B

Daftar Pertanyaan

1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan siswa dan pengetahuan yang

didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?

Jawaban : Penting karena menentukan kelulusan.

2. Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : Beda. UN adalah penentu kelulusan sedangkan UAS adalah penentu

nilai sekolah.

3. Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian, memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.

Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian, apakah sudah melakukan

hal-hal tersebut?

Jawaban : Belajar Les.

91

4. Pernahkan anda berlatih , mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban : Pernah.

5. Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : Ada yang masuk kisi-kisi dan ada yang tidak, seperti ipa, matematika

dan bahasa indonesia.

6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : Perbanyak belajar di rumah lupakan bermain.

7. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : Tidak konsentrasi karena ribut, karena bermain hp.

8.Pernahkan guru anda membahas mengenai siswa yang gagal dalam menghadapi

ujian?

Jawaban : Tidak pernah.

92

14. Sahid Fadil

a. Waktu :11: 13

C. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

D. Jenis Kelamin : Laki-laki

E. Usia : 14 tahun

F. Agama : Islam

G. Tempat Tinggal : -

H. Kelas : 9B

Daftar Pertanyaan

1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan siswa dan pengetahuan yang

didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?

Jawaban : Penting karena ujian menentukan kelulusan dan mengasah diri untuk

lebih giat belajar

2. Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : Tidak, US soalnya berasal dari sekolah sedangkan UN berstandar

Nasional

3. Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian, memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.

Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian,apakah sudah melakukan

hal-hal tersebut?

Jawaban : Giat untuk masuk les dan lebih banyak membaca contoh Soal UN

93

4. Pernahkan anda berlatih , mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban : Sering contoh Ipa, Ips, Matemtika, Bahasa Arab dll

5. Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : Sama

6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : Giat belajar

7. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : Ada hambatan

8. Pernahkan guru anda membahas mengenai siswa yang gagal dalam menghadapi

ujian?

Jawaban : Pernah

94

15. Nurul Fauziah

a. Waktu :10 :38

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Usia : 13 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Pangkaje’ne

g. Kelas : 9C

Daftar Pertanyaan

1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan siswa dan pengetahuan yang

didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?

Jawaban : Penting, karena ujian menentukan apakah kita pantas atau dapat lulus

atau tidak dan ujian dilakukan untuk nilai ahkir kita.

2. Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : Tidak sama karena UN bisa berbasis komputer atau tidak. Dan ujian

sekolah hanya berbasis kertas saja.

3. Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian, memperbanyak waktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.

Sejauh ini bagaimana menurut anda tentang kesiapan belajar anda meghadapi

95

ujian, apakah sudah melakukan hal-hal tersebut?

Jawaban : Ya, kami melakukan hal-hal tersebut. Seperti memperbanyak waktu

belajar dan ikut les.

4. Pernahkan anda berlatih ,emgerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban : Pernah, soal ujian tahun sebelumnya dikerjakan pada saat les.

5. Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : Hampir sama, kadang ada kisi-kisi yang masuk dan tidak ada sama

sekali.

6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : Menyuruh untuk rajin belajar dan banyak berdoa.

7. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : Ada Hambatan seperti hp, diganggu oleh orang lain.

8. Pernahkan guru anda membahas mengenai siswa yang gagal dalam menghadapi

ujian?

96

Jawaban : Tidak Pernah sama sekali

16. Riska

a. Waktu :10 : 38

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Nama : Riska

d. Jenis Kelamin : Perempuan

e. Usia : 15 tahun

f. Agama : Islam

g. Tempat Tinggal : Taipa

h. Kelas : 9C

Daftar Pertanyaan

1. Untuk naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi, pasti akan diadakan yang

namanya ujian untuk mengetahui kemampuan siswa dan pengetahuan yang

didapat disekolah. Menurut pendapat anda, apakah ujian itu penting dilakukan?

Jawaban : Penting karena dengan ujianlah dapat memperluas otak kita untuk

belajar dan dari ujianlah kita memperoleh nilai terkhir kita di ijazah.

2. Menurut anda, apakah UN sama dengan ujian akhir sekolah! Jelaskan apa

alasan anda?

Jawaban : Tidak sama karena UN dikerjakan dengan komputer , dan UAS hanya

dengan kertas.

97

3. Dalam menghadapi ujian banyak persiapan dengan melatih diri mengerjakan

soal-soal ujian, memperbanyakwaktu belajar dan masuk dalam kelas tambahan.

Sejauh ini bagaimana menurut anda menghadapi ujian,apakah sudah melakukan

hal-hal tersebut?

Jawaban : Sudah, dan kita telah mengerjakan soal-soal latihan dan mengikuti

kelas tambahan

4. Pernahkan anda berlatih , mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya?

Jawaban : Pernah,kita pernah mengerjakan soal-soal tahun 2016 dan 2017.

5. Kisi-kisi ujian diberikan sebagai pedoman untuk membuat soal ujian. Menurut

anda, apakah materi pelajaran yang diberikan sama dengan kisi-kisi soal ujian?

Jawaban : Kisi-kisi yang diberikan ada yang sama dan ada juga yang tidak sama.

6. Jelaskan kiat-kiat apa saja yang diberikan guru dalam menghadapi ujian?

Jawaban : Rajin belajar dan mempelajari kembali soal-soal yang diberikan serta

memperbanyak doa.

7. Dalam belajar perlu keseriusan didalamnya, seperti fokus dan konsentrasi dalam

belajar. Menurut anda hambatan yang anda rasakan dalam menghadapi ujian yang

membuat anda tidak fokus dan serius dalam mengerjakan ujian?

Jawaban : Menonton TV, membantu orangtua serta sering juga malas.

8. Pernahkan guru anda membahas mengenai siswa yang gagal dalam menghadapi

ujian?

Jawaban : Tidak.

98

B. Wawancara dengan Guru

1. Ibu Aisyah Tola, S. Pd

a. Waktu : Sabtu 13 januari 2018

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Usia : 28 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Dusun Taipa Desa Majannang

g. Pendidikan : S1

Daftar Pertanyaan

1. Bagaimanakah pandangan ibu/bapak tentang pentingnya siswa dalam

menghadapi ujian?

Jawaban : UN penting untuk siswa sebab UN merupakan tolak ukur yang

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam belajar selama 3 tahun.

2. Apa-apa saja perilaku yang tampak dari siswa ketika diinfokan akan dilakukan

ujian?

Apa yang mereka lakukan?

Jawaban : Perilaku siswa yang tampak, diantaranya:

- Ada yang gembira

- Ada yang kaget

- Ada yang biasa-biasa saja

- Ada yang terlihat khawatirdan was-was

99

3. Apakah ibu/bapak pernah memberikan arahan tentang mengerjakan ujian?

Jawaban : Memberikan arahan tentang mengerjakan soal dengan cara memberi

simulasi mengerjakan soal-soal ujian..

4. Adakah strategi yang diberikan untuk meningkatkan kesiapan belajar siswa

dalam menghadapi ujian?

Jawaban : Strategi yang diberikan:

- Selalu memberi motivasi belajar

- Selalu memberi informasi seputar ujian tahun ini

- Memberikan pelajaran tambahan berupa les

- Memberikan pembahasan soal-soal ujian berdasarkan SKL.

5. Bagaimanakah bentuk strategi yang diberikan untuk meningkatkan kesiapan

belajar siswa menghadapi ujian?

Jawaban : Strategi yang diberikan berupa:

- Pembahsan soal-soal ujian tahun sebelumnya

- Pembahasan soal berdasarkan SKL

6. Menurut ibu/bapak apakah semua siswa siap menghadapi ujian?

Apakah indikator yang tampak dari perilaku siswa?

Jawaban :

- Sebagian tampak siap dengan giat mengerjakan soal-soal ujian

- Sebagian tampak belum siap karena menganggap ujian adalah hal yang

menakutkan.

7. Menurut ibu/bapak hambatan apa saja yang membuat siswa belum siap

menghadapi ujian ?

100

Jawaban : Hambatannya berupa:

- Siswa masih menganggap ujian adalah hal yang menakutkan sehingga

menjadikannya beban.

- Kurangnya motivasi dari orang tua.

2. Ibu Nurjannah, S. Pd

a. Waktu : Sabtu 13 januari 2018

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Usia : 47 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Lingkungan Betang Maros

h. Pendidikan : S1

Daftar Pertanyaan

1. Bagaimanakah pandangan ibu/bapak tentang pentingnya siswa dalam

menghadapi ujian?

Jawaban : Sangat penting sebab untuk menghadapi ujian harus ada persiapan

yang matang dari siswa.

2. Apa-apa saja perilaku yang tampak dari siswa ketika diinfokan akan dilakukan

ujian?

Apa yang mereka lakukan?

101

Jawaban : Perilaku siswayang tampak, diantaranya:

- Ada siswa yang aktif mencari soal-soal kemudian menjawab.

- Ada hanya belajar saja dari buku catatan

- Ada siswa yang acuh

3. Apakah ibu/bapak pernah memberikan arahan tentang mengerjakan ujian?

Jawaban : Pernah.

4. Adakah strategi yang diberikan untuk meningkatkan kesiapan belajar siswa

dalam menghadapi ujian?

Jawaban : Ada.

13. Bagaimanakah bentuk strategi yang diberikan untuk meningkatkan

kesiapan belajar siswa menghadapi ujian?

Jawaban : Strategi yang diberikan berupa:

- Merangkum / mempelajari semua materi pembelajaran (kelas 7-9) yang

masuk dalam kisi-kisi UN

- Mengerjakan soal-soal pada akhir bab

- Mengerjakan soal-soal UN lima tahun terakhir

14. Menurut ibu/bapak apakah semua siswa siap menghadapi ujian?

Apakah indikator yang tampak dari perilaku siswa?

Jawaban :

- Tidak semua siswa siap menghadapi ujian

- Indikatornya masih ada siswa yang tidak dapat menjawab soal-soal dengan

benar.

102

7. Menurut ibu/bapak hambatan apa saja yang membuat siswa belum siap

menhadapi ujian ?

Jawaban : Hambatannya adalah materi pembelajaran tidak dikuasai khususnya

materi pembelajaran pemahaman dan perhitungan.

3. Dra. Jumaina

a. Waktu : Sabtu 13 januari 2018

b. Tempat : MTS. Ainus Syamsi

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Usia : 45 tahun

e. Agama : Islam

f. Tempat Tinggal : Pakkasalo

g. Pendidikan : S1

Daftar Pertanyaan

1. Bagaimanakah pandangan ibu/bapak tentang pentingnya siswa dalam

menghadapi ujian?

Jawaban : Ujian merupakan suatu hal yang harus dihadapi siswa, yang

merupakan tolak ukur pembelajaran yang dihadapi siswa selama 3 tahun.

2. Apa-apa saja perilaku yang tampak dari siswa ketika diinfokan akan dilakukan

ujian?

Apa yang mereka lakukan?

103

Jawaban : Perilaku siswayang tampak, diantaranya:

- Ada sebagian siswa bergembira

- Ada sebagian siswa gugup

- Ada sebagian siswa was-was

3. Apakah ibu/bapak pernah memberikan arahan tentang mengerjakan ujian?

Jawaban : Ya, berupa bimbingan dalam mengerjakan soal ujian.

4. Adakah strategi yang diberikan untuk meningkatkan kesiapan belajar siswa

dalam menghadapi ujian?

Jawaban : Strategi yang diberikan salah satunya adalah mengerjakan soal yang

lebih mudah kemudian soal yang dianggap susah.

5. Bagaimanakah bentuk strategi yang diberikan untuk meningkatkan kesiapan

belajar siswa menghadapi ujian?

Jawaban : Strategi yang diberikan berupa:

- Bimbingan Ekstra Les

- Cara mengerjakan soal pilihan ganda

6. Menurut ibu/bapak apakah semua siswa siap menghadapi ujian?

Apakah indikator yang tampak dari perilaku siswa?

Jawaban :

- Siswa belajar dengan giat

- Siswa telah uji coba UN

104

7. Menurut ibu/bapak hambatan apa saja yang membuat siswa belum siap

menhadapi ujian ?

Jawaban : Hambatannya berupa:

- Fisikologis (takut)

- Malas masuk belajar.

- Kurangnya motivasi dari orang tua.

105

B. Wawancara Mendalam

Subjek : Raodah, S.Ag (Guru Agama)

Waktu : Ahad, 25 Maret 2018

Tempat : Perpustakan MTS Ainus Syamsi

No Narasi Koding

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

P: ibu e, mauka bertanya, eh seputar itue...

siapa kira-kira paling nakal kelas tiga?

N: kelas tiga?

P: iyye, paling bandel na?

N: Muliadi,

P: siapa lagi?

N:eeee (berfikir)

P: kelas 9A

P: kelas 9A... iyanu ji ee iyanuu di Ahmad

Alfian.

P: Kalau Asri iyya nda?

N: kalau Asri tawwa nda, ta satu-satu kali ji.

P: ihhh...bannaki (nakal) itu toh Seringji ia

masuk belajar.

N: seringji iyya masuk.

P: Hmm...

Saya seringi terlambat (jawab salah satu guru

yang mengajar juga di kelas asriandi)

Asriandi salah satu murid

yang nakal

Asriandi sering terlambat

masuk belajar

106

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

Ibu sibuk berbicara dengan guru lain yang

ingin menanyakan bahan buat acara bubur.

P: tapi kalau yang anuka, menurut ta yang

paling pintar, mauka ambil anunya kayak

riwayatnya toh, keterangan tentang di,

deskripsi tentang dia. Kalau yang paling

pintar iyya?

N: kalau di 9A sahid fadil

P: yang perempuan?

N: kalau yang perempuan. Nismawati

P: nismwati,Sama?

N: sama Nurul Fauziah

P: hmm...paling aktif mi itu?

N:haaa...smbil berbicara dengan guru lain..

cuci dulu saying

Nismawati salah satu murid

yang pintar

Subjek : Nismawati (Subyek Yang Rajin Belajar)

Waktu : 9 Desember 2018

Tempat : Kelas IX A

No Narasi Koding

1

2

3

4

P: Assalamualaikum wr.wb

N: waalaikumslaam wr.wb

P: Adek namanya siapa?

N: Nismawati.

Nismawati kelas IX C

107

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

P: Kelas berapa?

N: Kelas IX C.

P: di sisni saya ada beberapa pertanyaan

seputar kegitan ta ee untuk menghdapi ujian.

Kira-kira kita kalau di rumah itu

melaksanakan belajar?

N: Iyye

P: berapa lama kira-kira kita belajar, apakah

sejam atau berapa?

N: ehh... minimal 1 jam.

P: minimal 1 jam, biasanya kalau belajarki di

rumah di bimbing atu belajar sendiri?

N: Belajar sendiri.

P: Belajar sendiri. Kalau seputar ujian sendiri,

menurut ta bagaimana itu tentang ujian,

apaka ujian itu menurut ta?

N: eee suatu keharusan.

P: apakah sama ujian denga ulangan

semester?

N: Tidak

P: dari segi apanya yang beda?

Nismawati biasanya sejam

belajar di rumah tanpa

bimbingan orang dewasa

(belajar mandiri)

Ujian dianggap sebagai suatu

keharusan

Ujian beda dengan ulangan

semester dari segi cara

menjawabnya

108

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

N: eee, soalnya sama cara menjawabnya

P: cara menjawab ujian?

N: iyee

P: apakah ade sudah, menurut ade sendiri.

Apakah ade sudah siap melaksanakan atau

menghadapi ujian?

N: belum terlalu

P: apakah ade sering mengerjakan soal ujian?

N: Belum

P: pernah melihat soal ujian?

N: pernah

P: atau diberikan sama guru

N: iyye

P: pernah guru ta kasihki kelas tambahan atau

mengajar les begitu untuk pengajar anuu?

N: belum

P: kalau menurut ade sendiri yang bagaimna

itu di bilang kesiapan belajar, bagaimana atau

kapan kita dikatakan siap belajar atau siap

ujian yang bagaimana itu?apa yng harus

Nismawati belum siap

menghadapi ujian di

karenakan belum pernah

mengerjakan soal ujian

Nismawati pernah melihat

soal ujian yang diberikan

oleh guru

Guru belum pernah

mengajarkan les (kelas

tambahan)

Hal-hal yang harus

dipersiapakan dalam

menghadapi ujian adalah

menjaga kesehatan, baik

109

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

dipersiapakan?

N: eeh.. belajar, jaga kesehatan, fisik mental ,

melengkapi catatan juga.

P: pernah tidak guru ta tanyaki tentang senior

ta yang gagal dalam menghadapi ujian

N: tidak

P: ada tidak kiat-kiat atau motivasi yang

diberikan guru ta untuk menghadapi ujian?

N: iyye ada, belajar dengan giat

P: oh iyya...

fisik maupun mental, belajar

dan melengkapi catatan

Guru tidak pernah

memberitahu seputar peserta

didik yang gagal

menghadapi ujian pada tahun

sebelumnya

Motivasi yang diberikan

guru adalah belajar dengan

giat.

Subjek : Akbar (kakak Nismawati)

Waktu : Ahad, 22 April 2018

Tempat : Di Rumah(telpon)

No Narasi Koding

1

2

3

4

5

P: Siapa namanya orang tua ta?

N: Nama orang tua saya Dg. Maudu dan Ibu

Muliati. P: apa pekerjaannya orang tua ta?

N: Pekerjaan ayah saya seorang petani

tambak dan ibu saya IRT.

Nama orag tuanya Dg.

Maudu dan Muliati dimana

pekerjaan ayahnya seorang

petani tambak dan ibunya

seorang IRT

110

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

P: oh iyya, bagaimana mi diliat kesiapannya

adek ta menjelang ujian, ka nda lamami ini

ujian?

N: Adik saya seperti anak-anakyang lain rajin

belajar. Malah sekarang rajin sekali belajar

dia. Sembarang na pelajari kalau ada Prnya

fokus pada yang dia kerja nda ada yang lain.

P: hambatan apa yang membuat adek ta tidak

belajar?

N:Biasanya nda nha belajar kalau sakit

pergiki tidur,

P: hmm..,sakit apa biasa adek ta?

N: biasa sakit dadanya.

P: apa biasa kebiasaan buruknya adek ta?

N: Kebiasaan buruknya suka mojjo/ngambek.

Kesiapan belajar Nismawati

menjelang ujian meningkat,

Nismawati jadi anak yang

rajin sekali belajar dan fokus

mengerjakan tugas yang

diberikan guru

Hambatan Nismawati dalam

belajar adalah sakit, ia

biasanya mengeluh sakit

pada dadanya, sehingga

kalau sakit ia tidak belajar

dan memilih tidur saja

Kebiasaan buruk Nismawati

sering ngambek.

Subjek : Nismawati (Subyek yang Rajin Belajar)

Waktu : Rabu 28 Maret 2018

Tempat : Kelas IX A

No Narasi Koding

1 P: ya... hmm,,bagaimana mi kesipan ta Kesiapan Nismawati

111

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

menghadapi ujian? Berapa persenmi kira-kira,

bisaki persenkanki?

N: Paling 70%.

P: di rumah ta, pelajaran apa sering di anu

(pelajari)?

N: Matematika sama ipa paling sering.

P: apa yang biasa kita anukan, maksudnya

kalau belajarki pada waktu-waktu apa?

N: malam...iyye

P: hambatan ta yang paling susah bikinki

belajar apa?

N: Jaga adik sama nonton tv.

(suasana kelas yang ribut dan suara meja yang

di geser)

P: dulu SD ki pernahki dapat peringkat?

N:tidak pernah dapat peringkat, SMP pi

sekarang

P: kira-kira apa kiat-kiat ta sehingga bisa

meningkat, kan pertamanya waktu SD ki nda

dapatki peringkat toh? Sekalinya SMA ki eh

menghadapi ujian sudah 70%.

Pelajaran yang sering dipeljari

adalah matematika dan ipa

Nismawati biasanya belajar

pada malam hari

Hambatan belajar jaga adik dan

nonton TV

Prestasinya meningkat ketika

SMP/MTS. Pada waktu SD

Nismawati tidak mendapatkan

peringkat, tetapi setelah naik ke

jenjang SMP/MTS

iamendapatkan peringkat dan

112

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

SMPki meningkatki. Apa kira-kira kiat-

kiatnya itu?

N: maksudnya?

P: maksudkuapa atau bagaimana cara ta

sehingga bisa meningkat prestasita, awalnya

yang SD ki nda terlalu bisa. Sekalinya ini

baekmi, langsungi dapat peringkat.

N: belajar dengan sungguh-sungguh

P: Jadi yang paling sering kita latihani ini

toh? (sambil memperlihatkan catatan hasil

wawancara)

N: iyye

Bingung mau menanyakan apa

P: hmm... pa lagi mau ku tanyakan dih?

Hmm...berapa jamki biasa belajar kalau

malam?

N: .Iye.paling 1 Jam.

bisadikatakan sebagai salah

satu peserta didik terpintar di

kelasnya. Adapun hal yang

dilakukan agar bisa mendapat

peringkat dan menjadi pintar

adalah belajar dengan sungguh-

sungguh.

Nismawati biasa menghabiskan

belajar pada waktu malam

selama 1 jam

Subjek : Nuraisyah (Peserta didik sekaligus tetangga Nismawati)

Waktu : Ahad, 22 April 2018

Tempat : Kelas X IPA B

No Narasi Koding

113

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

P : Yach eee..siapa lagi namata?

N: Nuraisyah bu!

P: oo..iyya Nuraisyah!kita tetangga atau

keluarga dengan Nisma?

N:Tetangga bu.

P: hmm...tetangga, bagaimana diliat ini

keseharianna, eee ini menjelang ujian Nisma?

N: anu bu baikji. Biasa Tidak na kayak

teman-temannya yang lain yang pergi-pergi

toh . pergi- pergi anu nda na sekolah. Pergi

sekolah, nda nha begitu. Misalnya

belajar.Belajarki mungkin di rumah.

P: hmm.. jarangi. Maksudnya seringki

bergaul sama dia kah?

N: Iyye waktuta SMP, waktuku SMP

P:tapi kalau sekarang ini?

N: Sekarang jarang mi, anu ji misalnya

seringji natemani toh.

P: Dia nda terlalu bergaul sama orang yang

tidak terlalu nakenali kapang dih?

Nuraisyah adalah tetangga

Nismawati

Nismawati anak yang baik,

rajin belajar dan jarang

bergaul bersama teman-

temannya, apalagi keluar

jalan bersama temannya

Nuraisyah sering bergaul

bersama Nismawati pada

saat duduk di bangku

SMP/MTS, tapi setelah

duduk di bangku MA, ia

jarang bergaul bersama

Nismawati

Nismawati tidak bergaul

dengan orang yang tidak

dikenalinya

114

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

N: Iyee..adik kelaski bu

P: ohh...Waktunya dulu jadi adik kelas ta

seringki sma?

N: iyye bu,,Sd ku juga sama teruska

P: Tapi menurutta akhir-akhir ini bagaimana

diliat, rajinji belajar atau bagaimanai?

N: rajingi belajar bu

P: tapi kalau misalnya kayak shalat ashar

biasa ke masjid kah? Atau ada kegiatan

lainnya selain belajar begitu?

N: seringi kemasjid.

P: ana remaja masjid kah?

N: bukan pi bu, belumpi umur begitu bu

SMA pi itu bru masuk remaja masjid.

Tapi rajingi kemasjid bu,,,iyye rajinji bu

P: Kalau kesehariannya sama teman-

temannya bagaimana diliat?

N: Nda pernahki pergi-pergi bu. Jalan-jalan

apa. Tidak pernahki. Tinggal tonji di

rumahnya bu

Nuraisyah sering bersama

dengan Nismawati pada saat

duduk di bangku SD

Akhir-akhir ini Nismawati

semakin rajin belajar

Nismawati rajin ke masjid ,

walaupun ia belum menjadi

anak remaja masjid, karena

yang masuk kategori anak

remaja masjid adalah mereka

yang sudah duduk di bangku

MA/SMA

Nismawati mengahabiskan

waktu luangnya di rumah,

tidak keluar keluyuran

bersama teman-temannya.

115

Subjek : Aisyah Tola S,pd (Guru Matematika)

Waktu : Rabu, 28 Maret 2018

Tempat : Perpustakaan MTS Ainus Syamsi

No Narasi Koding

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

P: pertanyaanku adalah bagaimana menurut ta

itu asriandi di kelas?gaya-gayanya

(Saling menunjuk) kita mo bu e?

N: Malaski masuk.

P: malaski masuk, seringji ikut les?

N: Te’na punna nakke (tidak kalau saya yang

mengajar)...tidak pernah ikut les.

P: kalau mengajarki iyya, kayak mengajar

biasaki seringji datang?

N: Nah malaski ke sekolah itu Asriandi.

P: kan sampelku rajin sama yang malas.

Diamai ku ambil satu, baru kalau ku liat dari

sisi kehidupannya anu tongi toh, maksudnya

kayak nda mendukungi memang karena kayak

orang tua

N: Anu Broken Heart.

Asriandi malas masuk

belajar

Asriandi tidak pernah

masuk les pada pelajaran bu

Aisyah

Asriandi malas datang ke

sekolah

Asriandi kurang perhatian

dari orang tuanya,karena

orang tua mereka berpisah

(broken heart). Selain itu

Asriandi juga tidak tinggal

bersama orang tuanya, baik

116

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

27

28

29

30

31

32

33

P: iyya kayak begitu. Broken heart

N: baru tidak tinggal sama orang tua

itu.kurang perhatian dari orang tuanya,

P: iyya mungkin itumi juga yang jadikanki

begitu perpisahan orang tua

Berbicara dengan guru yang lain seputar jilbab

yang dibeli

P: apa lagi itu mau ku bilang, intinya ibu

kenapa itu asriandi, nda siap mentongi

menghadapi ujian?

N: bukan Cuma Asriandi,sebenarnya bukan

tidak siap cuma anak-anak tidak

mempersiapkan dirinya. Cuek mentongji

P: tidak na jampangi(peduli)

N: samaji Subli,Habli,Lailahaillallah. Muliadi

sebenarnya mu ambil sampel

P: banna(nakal) ki itu kah ?

N: tidak pernah masuk.

ibu maupun ayahnya

Asriandi merupakan salah

satu dari beberapa peserta

didik yang belum siap

menghadapi ujian.

Sebenarnya mereka bukan

tidak siap menghadapi

ujian, tetapi kurang

mempersiapkan diri dan

bersifat cuek terhadap ujian

yang akan di hadapi nanti.

Alasan memilih Asriandi

sebagai sampel, karena dari

segi kehidupan rumah

tangga orang tuanya yang

117

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

P: ini bagusmi, ku suka mi, dari kata broken

heartnya, setidaknya ada alasanku yang lebih

N: dimana mu wawancarai?

P: bukan dia ku wawancarai, sepupunya sama

teman-teman kelasnya.

P: Pernah datang keluarganya ke sekolah, atau

di surati begitu?

N:itu hari pernah datang orang tuanya ke

sekolah karena seringki bolos

P: baru datangji orang tuanya?

N: datangi mama tirinya, nda na sukaki mama

tirinya, baru itu hari beberapa hari mi tidak

pulang ke rumahnya. Motorji di kasikangi

sama uang.Bukan,anu ikutki sama anak-anak

yang tidak sekolah .

P: ada itu hari na bilang temannya ikutki sama

anak-anak punk (anak jalanan)

N: bukan, ikutki sama anak-anak yang tidak

sekolah.Na merah dulu rambutnya sudah di

berpisah sehingga akan

menimbulkan efek pada

Asriandi. Pengamat

mengetahui informasi

kehidupn orang tuanya yang

broken heart dari sepupu

Asriandi dan teman-

temannya.

Orang tua Asriandi pernah

disurati oleh pihak sekolah

karena sering bolos. Orang

tuanya yang datang adalah

ibu tirinya. Asriandi tidak

menyukai ibu tirinya, ia

bahkan tidak pulang ke

rumahnya selama beberapa

hari setelah di berikan

motor dengan uang

Asriandi bergaul bersama

anak-anak yang tidak

sekolah, sehingga ia ikut-

ikutan malas ke sekolah,

118

53

gunting. bahkan gaya rambutnya

yang di cat merah hingga di

gunting oleh gurunya

Subjek : Nadia (sepupu Asriandi)

Waktu : Ahad, 25 Maret 2018

Tempat : Kelas VII

No Narasi Koding

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

P: oh...nda samaii orang tuanya ?

N: iyye

P: tapi maksudnya, kalau kita sendiri biasai

kah diliat di rumahnya?

N: iyye

P: di tau nama orang tuanya?

N: iyye

P: siapa namanya?

N: orang tua asli atau tiri?

P:orang tua aslinya, nama ayahnya?

N: Anu naji nama panggilnya ji

P: iyye siapa?

N: Tetta Tanga,

P:kalau mamanya?

N: mamanya Dati’no.

Orang tua kandungnya

bernama bapak Tetta

Tanangnga dan ibu Dati’no.

119

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

P: berapai bersaudara, eh ada mama tirinya?

N: Iye, mama tiri sama bapak tiri

P: siapa nama mama tirinya, di tauki?

N: nda ku tauki

P: bagaimana kesehariannya itu, maksudnya

biasaji diliat belajar?

N: Nda pernah belajar

P: jarangi kesekolah kah?

N: iyye, jarangi

P: nda pernah ji bikin masalah di

kampungnya? Nda pernah ji?

N: Nda pernah ji

P: apa kerjanya orang tuanya kah?

N: Tettanya kerja di atas di Makassar

Tettanya.

P: kima?

N: iyye

P:kalau mamanya nda?

N: Eee... mamana menjualki.

Asriandi memiliki ibu tiri

dan bapak tiri setelah orang

tua kandungnya menikah lagi

Asriandi tidak pernah belajar

di rumah dan jarang ke

sekolah.

Asriandi tidak pernah

membuat masalah di

kampungnya

Ayahnya bekerja di

Makassar dan ibunya

seorang penjual

120

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

N: Saudarana dua tapi meninggalki satu.

P: jadi sendiri?

N: iyye

P:Ada saudara tirinya?

N: Ada saudara tirinya dari mamanya di

Makassar dua. Saudara tiri dari Tettanya

orang Daya dua orang juga.

P: maksudnya tapi kalu di liat pergaulannya

sama teman-temannya sanging anak-anak

nakal na temani, begitu?

N: iyye,,,

P: apa lagi mau ku tanyakanki dih (bingung),

pokoknya menurut ta bagaimana itu anu,

sifatnya atau kelakuannya?

N: Sering na bentak anunya Neneknya.

P: ohh,,,samaii neneknya tinggal?

N: iyye, samaii neneknya tinggal nda na sama

Tettanya sama Mamanya.

P: pisahki?

N: Tettanya dekat rumah ji. Mamanya samaki

tapi tidak terlalu akrab ki. Mamanya juga

yang di makassar sering juga pergi.

Orang tuanya sudah berpisah

dan memiliki pasangan

masing-masing, dan

memiliki saudara tiri dari

orang tua tirinya. Saudara tiri

dari ibunya dua dan saudara

tiri dri ayahnya dua juga

Asriandi bergaul bersama

anak-anak yang nakal,

sehingga kelakuannya pun

nakal

Asriandi tinggal bersama

neneknya dan ia sering

membentak neneknya

121

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

P: hmm, jadi dari anunya itu, kayak nda

mentongmi na belajar, seringi bolos apa?

N: iyye sering ki bolos.

P: tapi nda pernah itu di surati orng tuanya?

N:nda tau...eee Nenekna seringi na marahi-

marahii. Tapi mamanya nda. Anu juga mama

kandungnya sering di larang. Kalau Tetta

tirinya nda pernah na perhatikan

P: nda pernah diperhatikan?

N: iyye,,,kalau tetta kandungnya sering juga

di larang.Kalau mama tirinya di makassar

juga nda di perhatikan ki.

P: itumi jug na nakal dih, ka nda di

jampangi(perduli)N: pergaulan juga bu

P: iyye pale na, makasih

Asriandi sering bolos

Asriandi sering di marahi

sama neneknya. Ibu

kandungnya masih

memperhatikannya.

Sedangkan

Bapak dan ibu tirinya tidak

memperhatikannya.

Begitupun dengan ayah

kandungnya masih

memperhatikan Asriandi,

sedangkan ibu tirinya tidak

memperhatikannya

122

Subjek : Syahril (Teman Asriandi)

Waktu : Ahad, 25 Maret2018

Tempat : Kelas X Ipa A

No Narasi Koding

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

P: bagaimana itu orangnya?

N: maksudnya bagaimana kah?

P: maksudnya kan dia terkenal dengan

kenakalannya toh, kenakalan yang

bagaimanai?

N: Eeee... kenakalan.Semua kenakalan ada

pada dia.

P: rajin ke sekolah?

N: Nda juga ji, kalau anu bu kalau nda di

kasiki motor nda na sampai di sekolah na,tapi

kalau dikasi ki motor tallalloi(lewat)

hahahahah.

P: berarti jarang masuk les, nda pernahki

masuk les?

N: Nda tau juga ka tidak pernah, gurua

mentong malas anu, masuk kasiki pelajaran

les.

P: maksudnya?

N: nda pernah masuk gurua di situ, pulangji ku

Asrandi anak yang nakal,

semua kenakalan ada pada

Asriandi, salah satu

kenakalannya adalah jarang

masuk belajar . selain itu

apabila Asriadi tidak

diberikan motor, maka ia

tidak ke sekolah. Tetapi

kalau diberikan motor, ia

tidak sampai ke sekolah,

tetapi keluyuran di luar

sekolah

Guru tidak pernah masuk

memberikan les

123

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

liat

P: dia nda pernah masuk? Kelas berapai kah?

N: Kelas dua kayaknya Asri,

P: kelas 3.

N: ehh kelas tiga pale kelas tiga ki kapang dia.

P: IX A tu yang ditengah kah? Kan ada itu

yang perempuannya yang IX C

N: Paling ujung baru di tengah itu kelasnya.

P: yang mana itu dibilang asri dih?

N: Itu yang punya motor warna putih pink

eeeh yang Mio.

P: ohh ku ingatmi. Yang gemuk-gemuk

N: Ya...ya...ya...(Mengangguk)

P: jarangki kesekolah kah?

N: nda ku tauki

P: kira temanki?

N: Teman memangka kalau tidak pake baju

sekolah.

P: dimana biasa bergaul?

N: Dia itu bergaul di Hutko,hutan kota dihutan

PTB

P: jarangi ke sekolah memang dia?

Asriandi kelas IX A

Asriandi sering bergaul di

hutan kota PTB dan jarang

bergaul bersama teman-

temannya di kampung

(sekitar rumah)

124

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

N: Kalau diliat sering ji kesekolah

P: biasa malam samaki dia

N: kalau malam di kampungnya ji , kalau

malam nda pernah ku liat

P: (tertawa) kira teman

nongkrongmu?mentong inie.

N: Kan di bilang nongkrong bisa siang bisa

malam (tertawa).

P: mu pattol-pattol (bidohi) ka ku rasa kau inie

N: Nda mentong.....nda pernah ada di

kampungnya kalau malam.

P: tapi dari orang tuanya nda pernah...

N: Pernah juga jadi anak PUNK.Pernah ikut

jalan naik makassar nebeng sama mobil open

cup.

P: pergi mengamen, ank punk begitu?

N: Anak PUNK kan begitu spending spending

ji nebeng nebeng sampai sini sampai sini

itulah.

P: tapi maksudnya pernah di surati dari

Asriandi jarang ada di

kampungnya kalau malam

hari

Asriandi juga pernah

bergabung bersama anak-

anak jalanan, ia Ikut sama

anak jalan (Anak Punk)

keluyuran di kota sehingga

jarang ke sekolah

Orang tua Asriandi pernah

datang ke sekolah,

keluarganya di surati oleh

pihak sekolah karena

kenakalannya dan sering

bolos

125

62

63

64

65

66

67

68

sekolah itu ke gurunya

N: begitulah,,,tapi pernah datang orang tuanya

kesini

P: Pernah orang tuanya ke sini?Banyak banna

(nakal) ba’ kayak Muliadi,itumi kurang tau

pasti biasa ka ke sebelah main bola.Jadi

penjaga gawang ji iyya(tertawa).

Subjek : Ismail (Teman kelas Asriandi)

Waktu : Rabu,28 Maret 2018

Tempat : Depan kelas IX B

No Narasi Koding

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

P: nda ke sekolah Asriandi?

N: Nda.

P: dimana ki tinggal itukah?ehh liatka dulu

N: ito saja tanya e (pergi)

P: kita mo anu siapa lgi namanya ini?

N: ismail wahid.

P: ismail, nda pergi asriandi sekolah?

N: oh..nda adai bu

P: jarang memangi kah, jarangki ke sekolah?

N: iyye nda tau ma itu juga

P: kira satu kelasnyako?

Tidak rajin ke sekolah,

terserah dia kapan mau

datang ke sekolah dan

Asriandi hanya satu kali

mengikuti kelas

tambahan(les)

126

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

N: aaahhh iyye..

N: berapa harimi ke sekolah ini minggu?

N: Ahhh...kemaren adai

P: kemaren adai? biasa mentong begitu?

N: iyye.

P waktu kelas satu begitu juga gayanya?

Berlalu menghampiri temannya..

P: apa je’ ini?

P: Eh, siniki dulu mauka dulu bertanya?

N: Itu mo bu e

P: Kau mi..bagaimana itu orangnya

asriandi,nakalki kah?

N: Iye nda ku tau ki juga kemarin adai ini

tidak adai.

P: mau-mauna pi?

N: Mau-mau na pi bu ke sekolah. Kalau

datang lagi rajinnya datang lagi kesekolah.

P: disini kah dulu SD?

N: Bukan, diluar ki bu SD.

P: Kira temannako, jadi jarang ki memang di

sekolahmu, ta seminggu biasa berapa kali

masuk?

Asriandi jarang ke sekolah

Asriandi sesuka hatinya saja

datang ke sekolah, kemarin

datang, hari ini tidak datang

lagi ke sekolah

Asriandi paling sering masuk

4 hari dalam seminggu

127

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

N: Baru 4 kali selama seminggu ini.

P apaji itu na bikin, belajar ji itu di sekolah?

N: Belajar ji bu.

P: Nda pernah ikut les?

N: Pernah satu kali Matematika ji bu ikut les.

Na mauimi berakhir les ini minggu

P: nakal mentong itu kah? Kenapa na begitu?

N: Datang- datanganki bu

P: tapi kenapa na malas sekali ke sekolah

pale? datang ke sekolah.

N: Nda tau mi bu.

P: tapi nda pernah ji di surati orang tuanya

begitu?

N: pernah

P: datangji oran tuanya?

N: Pernah itu kelas 2 datang ji orang tuanya.

P: gara-gara apa na di surati?

N: .Anuiii...sering ki bolos.

Asriandi pernah satu kali

ikut les matematika, padahal

lesnya akan berakhir di

minggu tersebut

Asriandi kadang nakal,

kadang juga baek (tidak

nakal)

Orang tuanya pernah di

surati karena sering bolos.

128

Subjek : Nadia (Sepupu Asriandi)

Waktu : Rabu, 18 April 2018

Tempat : MTS Ainus Syamsi

No Narasi Koding

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

N: Karena itu suami tirinya ada juga mi

anaknya dua.

P: De’eee..

N: Baru itu juga anaknya yang laki laki

patoa toaii juga ki.

P: tapi nda pernah bergaul sama asriandi?

N: Nda pernah ki,karena nda pernah baku

sama,puasa yang lalu ji na ada sekarang nda

pernah mi.Itu juga mama tirinya nda pernah

juga mi ada, di Makassar ki nda bisa juga ki

na jagai Asriandy ka ada juga anaknya dua.

P: ,,,itumi dia nda toh makin bebaski

berkeliaran karena tidak ada yang

perhatikanki kasiiankk.

N: Itu waktuna masih baku anu ki (masih

akur) orang tuanya Asriandy Tettanya

dengan mamanya ehhh kayak rajin ke

sekolah, kan sama SD ka, rajin sekali ji

pergi sekolah,rajin ji apa belajar kalau siang

Asriandi tidak akrab dengan

saudara tiri dari pihak

ayahnya. Begitu pun Ibunya

juga kurang perhatian dengan

asriandi karena mengurus

anaknya. Sehingga pergaulan

Asriandi tidak ada yang

mengontrol karena tidak ada

yang memperdulikan

Sebelum orang tuanya pisah,

asriandi anak yang rajin

belajar dan tidak ikut

pergaulan yang buruk, rajin

belajar dan tidak merokok

dan tidak kenal pacaran

Sejak orang tuanya pisah

asriandi jdi anak yang malas

129

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

malahan nda pernah ji apa merokok. Anu

apa kaya fokus sama pacaran tidak pernah

ji,sekarang ini semenjak pisahki orang

tuanya mulai mi begitu.

P: mulaimi begitu?berarti itu mentonk yang

anui dih, faktor utamanya kasiiank, retak

hubungan keluarganya

N: Baru juga ini kayak kakak kelaska ini,

kayak ini suruh merokok,

P: hmm,,,pergaulannya

N: iyye,,,pergaulannya, biasa juga ditegur ji

sama Ye’na bilang kenapa mako itu kau asri

berubah sekalimako ehh semenjak pisahki

orang tuamu. Langsung bilangmi Asri nda

adami urusuki jadi bilang mi Ye’na na saya

mi itu urusko orang tuanu nda ada mi jadi

saya mi yang urusiko.Jadi itu uang belanjana

Asri Ye’ na tanggung ki.

P: tapi mendengarji sama Ye’ (nenek)nya?

N: iye mendengar ji,yang paling natakuti itu

bunda na.

ke sekolah dan belajar, serta

ikut pergaulan yang buruk.

Asriandi mengikuti kakak

kelasnya yang menyuruhnya

merokok

Asriandi pernah ditegur oleh

neneknya karena sifatnya

yang buruk tersebut, tetapi ia

hanya menjawab kalau tidak

ada yang mau perduli dan

mau mengurusnya, padahal

neneknya yang selalu

mengurus dan menanggung

kebutuhan Asriandi.

Walaupun sering dimarahi,

tetapi Asriandi mendengar

pada neneknya. Asriandi

130

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

P: mama kandungnya?

N: anu na Sodarana mama na sodarana

mama kandung na.

P: biasa di tegur apa?

N: iye.

P: tapi nda pernahji dipukul begitu, nda

pernah ji?

N: Biasa sering di pukul sama mama

kandung na.

N: iye.

P: mama kandungnya?

N: iyye

P: deh (kaget) biar tidak samai na pukuli

tonk?

N: iyye...

P: oh kodonk

N: Itu mama kandung na,pernah juga waktu

pergi Ye’na di Kolaka tapi itu mama

kandung na kayak nda na tau mengurus

rumah tangga,nda na tau ki. Itu kalau

bangun tidur ki langsung ji apa pi mandi

baru pi kerja nda na tau ma’paluppung apa.

paling takut pada bundanya.

Bundanya adalah saudara ibu

kandungnya.

Asriandi biasa di tegur dan di

pukul oleh ibu kandungnya,

walaupun mereka tidak

serumah

Waktu nenek Asriandi ke

Kolaka, ibu kandungnya

tidak mengurusi Asriandi,

ibunya hanya sibuk dengan

kerjanya, tidak

memperhatikan pekerjaan

131

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

P: edeee e, jadi itumi juga kayaknya di’, nda

terlalu na anui rumah tangganya na urusi

N: Jadi kalau pulang mi marah-marah mi

Ye’ na Asriandy.

N: Tapi ini dulu waktu Isra mi’raj kayak

berubah mi Asriandy,

P: ohh,,yang baru-baru ini?

N: iyye

P: hmm...bagusmi itu, mungkin na sadarimi

bilang maumi ujian dih.

N: Seringki kah di tegur kak?

P: siapa?

N: Sering ki di tegur Asriandy?

P: jarang ja iyya bicara, tapi begitumi, kuliat

ji toh, pernah ka bicara sama dia, bagusji,

kalau soal nakal nda terlalu

N: Itu kalau bicara ki sama orang lain baik ji

bicara pake” Ki”ji apa bilang ji “iye”bicara

begitu ji.Tapi kalau bergaulmi sama orang

lain baru mi berubah.

P: nda itu juga, pengaruh pergaulannya,

retaknya rumah tangganya, kayak begitu-

begitu

rumah, sehingga neneknya

marah-marah ketika pulang

dan meihat kondisi rumahnya

Semenjak selesai Isra Mi’raj

ad perubahan pada diri

Asriandi

Caranya berbicara kepada

orang lain sudah sopan,

tetapi bergaul dengan orang

lain berubah (nakal) lagi

132

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

N: Tapi ini yang sekarang na temani tinggal

Asriandy orangnya itu negatif (maksudnya

positif) sekali.

P: ku kira tinggal sama neneknya?

N: Iye sering tinggal sama neneknya.Selama

di sini SMA tidak ji na berubah,

P: na ajar baek-baekji?

N: itu kakak A’mal na anu ji bilang kau Asri

jangan mako merokok ka masi kecilko.

P: kelas berapa itu? Siapa namanya?

N: Iye.kakak A’mal.

P: kelas berapa itu?

N: Kelas 3 SMA.Iye temanya Rais.Biasa

juga itu Rais na tegurki kan itu rais kakak ku

to,kalau misalkan eeehh salah pergaulanki

itu Asri biasa na tegurki, ditanyaki sama

Asri pergi ko sholat,jadi biasa itu bilang mi

Asri baru mi goyang kalau di tegurki.

P: hmm...sebenarnya kalau di bilang nakal,

nda terlalu nakal dih?

Orang yang serumah dengan

Asriandi membawa pengaruh

yang positif

Asriandi tinggal bersama

neneknya

Semenjak tinggal bersama

teman kakak nadia (A’mal).

Asriandi Sering di tegur dan

dinasehati apabila berbuat

kesalahan seperti dilarang

merokok dan di suruh shalat.

Asriandi terkadang

melakukannya setelah di

suruh oleh A’mal

Asriandi adalah anak yang

tidak terlalu nakal, pergaulan

133

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

N: Iye nda ji na nakal itu,

P: Cuma begitumi, efek pergaulannya

N: itumi pergaulannya sama orang tuanya.

P: hmm...itumi terlupakanki kasiiank...oh

kakakta Rais?

N: Iye.

P: hmm... itu rais paling lucu

N: Nakal juga ki?

P: tidakji, suka sekali teriak-teriak kalau na

liatki

N: Sudah ki itu di belikan motor,itu di

belikan ki supaya rajin ki pi sekolah.itu mi

na rajin karena ada mi motornya,tapi kalau

misalkan nda disuruh mi Tettana apa nda na

mau.Takut tonji sama Tettana .

P: kalau diliat dari segi materi baik ji, cukup

ji toh, cuma begitumi, anui tidak bisai

dengan keadaan rumah

tangga orang tuanya yang

mengakibatkan ia memilih

bergaul bersama anak-anak

yang bersifat nakal, karena

merasa tidak

dipedulikan/terlupakan

Meskipun sudah di fasilitasi

motor, Asriandi tidak rajin ke

sekolah, jarang ke

sekolah.hal ini tidak di

ketahui bapaknya, karena

sebenarnya Asriandi takut

sama bapaknya

134

Subjek : Asriandi (Subyek yang Malas Belajar)

Waktu : Sabtu, 31 Maret 2018

Tempat : Samping Mushollah Ainus Syamsi

No Narasi Koding

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

P: dimanaki tinggal?

N: Dirumahku.

P: apa namanya?

N: ehh.. anu rumah kayu (tertawa)

P: Astaga seriuska, dimanaki tinggal?

N: anu e..di Panaikang

P: dimanaki dulu SD?

N: di SD 16 Pakkasalo.

P: hmm.. disitu?, TK ta iyya?

N: TK nda

Langsung pintar tawwa (tertawa) (sahut

temannya menyela pembicaraan kami)

P: berapa tahunmi umurta sekrang?

N: ,iye 13 tahun.

P: 3 tahun,,, ehh biasaki belajar di rumah ta?

N:Iye biasaka. Belajar anu gergaji (tertawa) .

P: (tertawa) Belajar di rumah

N: belajar apa dulu ?

P: kayak belajar UN?

Asriandi tinggal di

Panaikang, ia tidak

memasuki jenjang TK, tetapi

langsung masuk jenjang SD,

d SD 16 Pakkasalo. Umur

Asriandi 13 tahun

Asriandi hanya

menghabiskan waktu belajar

di rumah selama 1 menit

saja (malas belajar) dan

tidak di dampingi (belajar

135

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

N: Iye biasaka

P : berapa jam ki biasa belajar di rumah?

N: 1 menit belajar(tertawa).

P: biasa kalau belajar ki siapa dampingiki?

N: Tidak ada ji dampingika lampu ji.

P: ehh,,biasa jaki kerjakan soal-soal ujan?

N: Tidak karena tidak dikasi ka. Itu ji anua

yang dikasi ka les

Bah bu di kasih jaki kalau soal ujian (sahut

temannya)

P: nda pernahki masuk les kah?

N: bah itu ji yang masukka les ku ambil

P: sering jaki masuk les? Jarangki kapang

N: kuda itu bu kalau jarang

P: berapa hari ki itu ke sekioah,

N: iyye

P: dalam satu minggu berapa hariki ke

sekolah?

N: 7 hari(tertawa).

P: ihhh (tertawa) 6 hari ji sotta

N: nda pergika juga anu

P: dimanaki sekolah?

sendiri)

Asriandi mengerjakan soal-

soal ujian yang diberikan

pada saat les

Asriandi 7 kali dalam

seinggu ke sekolah

136

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

N: disini ji

P: cocokmi (tertawa) masa 7 hari

N:pika sini pengajian kalau hari jumatki

P: (tertawa) tanja’ko. Bilang mki jarangka ke

sekolah toh?

N: Kuda (dalam bahasa makassar jarang) ku

ke sekolah

P: jujur maki waenk?

N: ihhh,,maksudnya?

P: jarangki ke sekolah toh?

N: kuda itu kalau jarang bu (tertawa)

P: mdd.. kau toh,,, nda adami kesiapan mu

belajar

N: bah bu... adaji bu

P: biasa jki belajar?

N: iyye bu,,mdd

P: pelajaran apa biasa dipelajari?

N: bahasa indonesia bu sama matematika,

bahasa inggris tidak ku tau apa mau di

pelajari ,tidak ku tau apa nha bilang, tidak di

tauki artinya bu

Asriandi pengajian di

sekolah pada hari jumat

Asriandi memiliki kesiapan

belajar

Asriandi biasa belajar

Asriandi biasa mengerjakan

soal ujian bahasa indonesia

dan matematika. Ia tidak

mempelajari soal ujian

bahasa inggris karea tidak

137

63

64

65

66

67

68

69

70

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

P: dimanaki tinggal kah sama mamamu atau

sama nenekmu atu sama siapa?

N: sama mamaku, sama nenekku, sama

tanteku

P: deh, banyaknya

N: sama anaknya tanteku, semuanya

P: kau bergaul sama? Teman bergaulmu

siapa-siapa?

N: Yang pake songko ka,

P: ha?

N: yang seringka pergi sembayang teman-

temanku

P: ihhh...jadi percaya ma ini?

N: Kita mami kalau nda mau ki,nda apa apa

ji.

P: ishhh,,, kalau ku liatki tidak banna’(nakal)

ki sebenarnya

N: iyye, tidak banna (nakal) mentonga

P: tapi ada, na bilang teman-temanmu

tahu apa arti dari soal

tersebut

Asriandi tinggal bersama

neneknya, kadang juga

tinggal bersama ibu dan

tantenya

Asriandi bergaul bersama

anak-anak yang memakai

peci dan rajin shalat

Asriandi anak yang tidak

banna’( nakal)

138

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

bannaki(nakal), jarang ki masuk sekolah

N: kenapa jarang bu...mddd Tidak kunaik

kuda pergi sekolah(tertawa)

P: seriuska dek

N: iyye bu

P: kenapa jarang sekaliki ke sekolah?

N: nda ku jarang pergi sekolah

P: dulu ku cariki tidak adaki, na bilang

temanmu tidak datangi

N: eeehh, sakitki bu toh.. ada itu di bilang

sakit

Bertanya sama teman kelasnya

P: rajinji pergi sekolah ini (asriandi)

Temannya menjawab “iyye bu,, rajin-rajinji

bu”

N: rajinga saya bu

P: kau nda banna ji sebenarnya.Cuma?

N: saya rajinga bu kalau tidak sakitka. Ini

saja ada influensa ku sedikit.

P: betulan, rajin betulan jaki? Nda percayaka

seddink

N: tanyami pale guru waliku bu

P: nha bilang tidak banna(nakal) jaki cuma

Asriandi jarang ke sekolah

karena sakit

Teman Asriandi mengatakan

Asriandi rajin ke sekolah

139

104

105

106

107

108

109

110

pergaulanmu ji, anu bergaul saking ana-ana

banna jarang ke sekolah

N: nda banna(nakal) ka saya bu

P: (tertawa) mana ada orang banna(nakal) na

bilangi dirinya banna. Jadi rajin jaki ke

sekolah toh?

N: iyye bu

Asriandi tidak

banna’(nakal)

Asriandi rajin ke sekolah

Subjek : Rais (Sepupu Asriandi)

Waktu : 18 April 2018

Tempat : Samping Mushollah Ainus Syamsi

No Narasi Koding

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

P: Bisa ka minta tolong ku wawancaraiki dulu

seputar Asriandi. Mauja tauki bagaimana

kesehariannya itu di sana,Asriandi.

(Begini..begini..begini)

N: jangki saya tanya bu deh, Jarang ka saya

sama

P: Kenpa saimi ini, mauja tauki bagaimana

kesehariannya di sana?

N: baik ji...

P: seringji muliat belajar?

N:(Hahahaha) nda tau mi bu’

P: Jawabanmu aihh (sedikit jengkel)

140

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

N: Tidak ku tau ki bu.Kenapa ka mau di tau

bukan ji SMA dia.

P: cocokmi, kan keluargaki toh? Nda pernahki

gabung-gabung sama dia kah?

N: Tidak pernah (hahahah)

P: tidak pernah?? Ada ku dengar berita kauji

yang sering ajar-ajarki.

N: Siapa bilang bu? Ku ajar-ajar bagaimana?

P: mu ajar ke hal-hal yang baek-baekki,biasa

mu nasehati begitu...biasa munasehati?

N: ha...na rekamki ibu.

P :Ngapa saimi inie?

N:Massuna bu?

P: biasa munasehati,misalnya bagaimana mu

liat gayanya na mu nasehati?

N: Bagaimana di’ ehhhh..ehh malu-malu ka

(tersipu). Anu apakah ini bu?

P: eee..anu bagaimana keseharianna?

N: Eeeh pulang sekolah tinggal mi di

rumahnya.

P: nda pernah muliat keluar-keluar?

N:Itupun kalaw keluar ki bu di situ ji ee di

Asriandi tidak pernah

bergaul bersama sepupunya

(Rais)

Akhir-akhir ini, Asriandi di

ajar ke hal-hal yang baik

oleh sepupunya, Rais yang

sering menasehati Asriandi

Sekarang sepulang sekolah

Asriandi tinggal di

rumahnya, itupun kalau

keluar tidak jauh dari

kampungnya

141

35

36

37

38

39

40

41

42

44

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

atas.

P: kenapa banyak orang yang bilang nakal ki

benk?

N: Dulu tawwa bu,dulu ji sekarang tidak

terlalu mi.Bahhh betulan ka bu,jujur ka. Sama

ja sering keluar pernah selama belum pa

pindah di sini.

Pulangi.. dekat rumahki sama sita kah ehh

saja..siapa orang Allu diknal selain fitri?Iiiih

Dodo,Jokowi Dodo.Apa bu apa?

P: sejak kapan na mulai berubah?

N: Saya ku toba’ sejak ku anu saya sini.

P: dia,dia ku bilang?

N: (tertawa)Ode’eeeh

P: kan aku bertanya tentang dia?

N: anu bu baru baru juga ki.

P: baru-barui? Jadi biasa mu ajak pergi shalat

apa begitu begitu?mauji pergi?

N: Tidak pernah,eehhhh bagaimana di,sudah ji

Dulu asriandi Nakal dan

sekarang sudah tidak terlalu

nakal

Semenjak mendekati ujian

sudah ada sedikit perubahan

pada Asriandi karena yang

ditemani adalah sepupunya

yang sifatnya baik, tidak

mengajarkan yang buru-

buruk.

Terkadang juga Asriandi di

ajak shalat oleh sepupunya

142

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

ku ajak begitu tapi sekali-kaliji.

P: tapi maksudnya biasa kalau mu nasehati na

dengar jako?

N:Patoa toaii (tidak mau mendengar) bu.

P: patoa-toai (tidak mau mendengar) sama

kau?

N: Iiii parodongi di nasehati kalau orang

begitu bu,

P: ehhh..justru saking selalu di nasehati orang

begitua supaya bosan ki patoa-toai nanti baek

ki toh?

N: Ehh padodongi bu.

P: tapi adami di liat sifat-sifat toba’na

begitue?

N: Ada mi ku liat,tapi tidak na seperti saya

(Hahahah)

P: Makasih pale nah!

Apabila di nasehati sama

sepupunya, Asriandi tidak

menghiraukan dan tidak

mendengarkan (patoa-toai)

sehingga sepupunya malas

menasehati

143

Subjek : Nadia (Sepupu Asriandi)

Waktu :Rabu, 18 April 2018

Tempat : Parkiran Ainus Syamsi

No Narasi Koding

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

P: siapa lagi namata?

N: iyye...

P: Siapa lgi Namata?

N: Nadia...iyye

P: kelas duaki dih?

N: iyye...

P: eh,, apa ta itu asriandi?

N: termasuk kelurga ji

P: keluarga dari mama, atau?

N: keluarga dari mama

P: hmm...bagaimana mi diliat sekarang itu

asriandi belajarmi?karena dekat sekalimi ini

ujian?

N: iye...biasaji, kalau pergima di rumahnya

biasa belajarmi juga

P: hmm...belajarji?

N: iyye,,,hmm mulaimi juga na ubah

anunya,sifatnya

Nadia keluarga dengan

asriandi, ia adalah sepupu

asriandi

Menjelang ujian Asriandi

mulai berubah sifatnya, ia

sudah mulai belajar

144

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

P: hmm..tapi biasa kalau di liatki maksudnya

jarangki bergaul sama teman-temannya itu

yang nakal kah,jarangmi keluar rumah atau

seringki?

N:Biasa kalau keluar rumah ki tidak terlalu

jauh ji,palingan di sini ji di penjahit sendalka

paling lama.

P: nda mi na keluar keluar ke kota dih?

N: Nda pernah mi,ituji kalau keluar kota ki di

rumahnya ji Tetta na atau pergi di rumahnya

mama na.

P: oh...dimanaki tinggal tettanya kah?

N: Kalau Tettanya di Kolaka.

P:ohh...jarangi diliat keluar?

N: Iye Jarang mi,Biasa kalau keluar,ehhh

biasa kalau anu libur ki baru bermalam di

rumah.

P: di rumah ta i? Biasa belajar di rumah ta?

N: Iye.Nda pernah.

P: dimana rumahnya tettana itu? Dimna?

P: Rumahnya Tettanya di dekat rumah

ji,kalau rumahnya Tettana yang sekarang na

Pergaulannya pun sudah

berubah, ia tidak terbiasa

lagi pergi jauh. Kalau keluar

rumah biasanya di penjahit

sendal sekitar kampungnya

Asriandi biasa ke kota, jika

ingin bertemu dengan

ayahnya, tidak pergi lagi

bersama teman-temannya

Orang tua asriandi jarang

memperhatikan asriandi,

karena orang tuanya kerja di

145

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

tinggali ehhh di anuu di luar pulau kayaknya.

P: di pulau?

N: iyye...kerja ki disana,jadi kalau rumah

yang na tinggali dekat rumahna ji rumahna

Asriandi.

P: hmm...tapi nda pernahmi di dengar kabar-

kabar bermasalahki itu asriandi, nda?

N: Nda pernah mi.

P: kah maumi juga tamat dih, jadi kayak nda

mi na anu

N: Mama na nda pernah na perhatikan anak

na,

P: mama tiri tau mama kandungnya?

N: mama kandungnya,mama tirinya juga nda

pernah iiih.

P: di rumahnya siapa tinggal kah?

N: Siapa?

P: itu anu...

N: Asriandy?

P: iyya.

N: Di rumahnya yeknya.

P: (bingung) apa ? Neneknya?

N: iyye...

luar pulau, sehingga susah

mngontrol kegiatan ataupun

pergaulan Asriandi. Orang

tuanya baaik ibu kandung

maupun ibu tirinya tiak

terlalu memperdulikan

Asriandi lagi

Asriandi tinggal bersama

neneknya, dimana Asriandi

mau mendengar neneknya

yang menyuruhnya untuk

belajar, pada saat asriandi

tidak bersama dengan teman-

temannya.

146

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

P: hmm... anu dih, kayak nda terlalu di

jampangi jadi begitui, kirang perhatianki

kasiiank.

P: tapi biasaji di dengar di suruh belajar sama

neneknya?

N: Kalau belajar ki di rumah?

P: hmmm...

N: Iye biasa ji,misalkan tidak ada na

temani,nda ada ki teman na biasaji belajar,

P: ohh...kalau tidak ada na temani rajinki

belajar?

N: iyye...tapi kalu misalkan gabung ki lagi

nda mi na belajar.

P: oh iyye...makasih nah

Asriandi rajin belajar jika

tidak bergabung bersama

teman-temannya. Tetapi

kalau Asriandi bergabung

bersama teman-temannya, ia

jadi malas belajar

Subjek : Raodah, S.Ag

Waktu :Ahad, 06 Mei 2018

Tempat : Perpustakaan MTS Ainus Syamsi

No Narasi Koding

1

2

3

P: Begini bu, kan pernah ku wawancarai

Nismawati, baru dia bilang kalau menurutnya

itu menjawab UN dan UAS itu berbeda dari

UN berbeda dengan UAS

karena UN menggunakan

komputer, sedangkan US

147

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

segi menjawabnya. Menurutta Bagaimana?

N: UN dengan ?

P: UN dengan UAS

N: berbeda iyya. Karena UN kan pake

komputer, kalau UAS kan tidak pake

komputer dih(bertanya pada guru lain).

P: ini juga bu, Menurutnya kalau UN itu suatu

keharusan?

N: ialah wajib itu,keharusan betul UN.karen

tanpa UN tidak bisa dikatakan seseorang

selesai ujian.terakhir itu UN

P: kalau itu waktu, bulan Desember belum

memang mi kah di kasih soal ujian anak-

anak?

N: sudah, bulan desember sudah di kasihmi

itu waktu perkenalan toh,bagaimana bentuk-

bentuk soalnya nanti

P: kalau les iyya bu?

N: les, dikasih itu les

P: les pada bulan itu,awal-awal bulan

desember katanya belum?

N: oh, belumpi kalau awal-awal desember.

hanya menggunakan kertas

(tidak pake komputer)

UN adalah suatu hal yang

wajib. Seseorang tidak bisa

dikatakan selesai belajar

tanpa UN

Les pertama kali diberikan/

diperkenalkan pada

pertengah bulan Desember,

bukan awal bulan Desember

148

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

Eee,,,pertengahan pi itu desember kayaknya

itu baru di anu

P: baru diperkenalkanki

P: kalau itu peserta didik ta yang bermasalah

tahun lalu, pernah tidak ditanya anak-anak

sebagai motivasinya?

N: apanya?

P: kayak yang tidak lulus begitu?

N: iyya

P: biasaki di tanya?

N: harus dipermantap anunya, makanya selalu

di kasih motivasi untuk selalu belajar.

P: menurutta, apa benar prestasinya

Nismawati meningkatki?

N: Nismawati?

P: iyye, karena dulu katanya nda peringkatki

N: iyya, tapi lama-lama itu baguski itu i

Nisma.

P: kalau dia kelas satu begitu juga tidak

terlalui?

N: nda terlalui itu waktu kelas satu. Kan kalau

kelas satu itu memang belumpi terlalu

Guru menyampaikan peserta

didik yang tidak lullus tahun

sebelumnya kpada peserta

didik sebagai motivasi

untuk sellau belajar

Prestasi Nismawati

meningkat, waktu kelas satu

belum terlalu nampak,

setelah duduk di bangku

kelas 2, kepintarannya

sudah mulai nampak

motivasi belajarnya yang

tinggi

149

48

49

50

51

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

nampakki itu anunya (kepintarannya)anak-

anak. Kelas duapi itu

P: baru kentarai?

N: naik kelas dua itu baru kentarai.ohh ini

sudah ada motivasi belajarnya lebih tinggi

toh. Nah, kelas itu Nismawati sudah tawwa

P: kelas dua?

N: iyya, bagusmi anunya (prestasinya)

P: kalau ianu iyya bu, Asriandi menurutta?

N: Asriandi itu awalnya rajin ji, hanya karena

faktor ada kelurganya kodonk broken ki toh,

berpisahki orng tuanya,

P: makanya begitu?

N: tidak ada perhatian orang tua ke anak,

jadinya begitumi dia kodonk.akhirnya untuk

dengan alasan tidak ada uang ini-ininya, uang

belanjanya apa toh, akhirnya na paksami lagi

itu orang tuanya belikanki motor.

P:ohh. Tapi kalau diliat bu, jarang memang

masuk les itu Asriandi?

N: ah,,,iyya kalau itu iyya Asriandi jarangi

Faktor keretakan hubungan

orang tua yang

mengakibatkan Asriandi

jadi tidak rajin

Asriandi kurang perhatian

dari orang tuanya, walaupun

Asriandi sering di berikan

uang saku dan dibelikan

motor

Asriandi jarang masuk les

dan sering bolos pada jam

pelajaran

150

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

masuk(les), sekolah juga jarang

P: ohh,,biar jam pelajaran jarangi masuk

N: kadangi bolos

Berbicara dengan guru lain

P:kalau orang tuanya pernah tidak datang

kesini atau disurati begitu?

N: pernah

P: kenapai bede?

N: pernah tonji di surati,datangji , dikasih

tauji begitu tapi , anaknya toh jarangi datang.

Datang ji juga. Tapi begitu orang tua, tidak

sama perhatiannya ke anaknya, anu juga

begitu tonji sudah di kasih tau tidak

mendengar

P: kalau itu yang...ditauki kalau sudah lagi

menikah orang tuanya. Sudah lagi menikah

dua-duanya?

N: tidak taumi kalau mamanya, bapaknyaji ku

dengar itu sudah menikah.

P: karna na bilang anak-anak dua-duanya?

N:oh barangkali begitu karena anak-anak

lebih tau daripada kita

Orang tua Asriandi pernah

datang ke sekolah karena

Asriandi sering bolos.

Tetapi Asriani tetap saja

masih sering bolos, karena

kurangnya perhatian orang

tua, apalagi dalam hal,

sekolah Asriandi

Orang tua Asriandi menikah

lagi

151

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

P: ini ada anak-anak bilangi, bilang jarangi

kuliat guru masuk kasih les disitu kelasnya

Asriandi?

N: tidak tawwa, dia yang tidak masuk. Di

gabungki juga biasa itu.

P: ohh, iyye itumi kapang na bilang(guru

tidak masuk)

N: dia tidak masuk.

P: ada juga bilang Asriandi itu paling rajin, 4

kali ji ke sekolah?

N:iyya

P: tapi kalau na bilang orang tidak terlalu

nakal ji dia?

N: hanya butuh perhatian, butuh perhatian

orang tuanya, arahkanki. Ndaji dia itu nakal-

nakal bagaimana itu, nda ji.kalau mauji di

anui terus,rajin ji menulis apa toh. Tapi

begitumi pengaruh lingkungan

P: sama kurang perhatian dari orang tuanya

dih?

P: orngtua

Peserta didik sering di

gabung pada saat les,

sehingga kelas Asrindi

kosong, tetapi tetap saja

Asriandi jarang masuk les

Asriandi paling rajin 4 kali

ke sekolah

Asriandi butuh perhatian

dan arahan dari orang

tuanya. Apabila sering di

perhatikan, ia akan rajin dan

jadi anak yang penurut,

selain itu Asriandi juga

terkena pengaruh pergaulan.

152

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

P: apakah judulnya anumu(penelitian)?

N: kesiapan belajar menghadapi ujian, studi

kasus ini, studi kasus

P: itu juga kalau menurutta, kalau versi saya

sendiri kalau berbicarai nda sopani

N: iyya itumi, kurang perhatian orang tua,

karena di didik paki itu dari orang tua

awalnya na bagus carata ngomong sama

orang lain , tapi komunikasi antara anak dan

orang tua (kurang) susahi. Barangkali caranya

orang tuanya ngomong sama anaknya

bagaimana.

P: iyya

N: sampe nda tau kekurangannya kalau dia

ngomong sama orang lain, nda bisa tegur

anaknya,didikan orang tuanya yang kurang.

Perhatikanmi

P: tapi menjelang ini ujian, rajinmi sama agak

berubahmi na bilang temannya.

N: iyya, ka diancamki kalau tidak ikutko anu

(les) nda usah lulus

Orang tua kurang mendidik

Asriandi untuk berbicara

sopan kepada orang lain.

Selain itu komunikasi antara

Asriandi dengan orang

tuanya kurang sopan.

Penyebab berubahnya sifat

Asrindi, karena di ancam

tidak akan diluluskan

153

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

P: jadi kayak ada penekan dikasihkanki na

begitu?

N: iyya,bagaimana mau luluskan kalau tidak

ada nilainya masuk, kehadirannya apa dalam

ujian.

P: Pernah juga ku tanya pernahki na kasih

soal ujian guruta, na bilang tidak pernah na

kasihka. Ituji masukka kalau masukka na

kasihka.

N: tidak pernah memang dibawa ke ruamh,

tetapi kalau masuk orang pembahasan saol-

soal

P: jarang mentongi ia les. Jadi jarang

dikasihki

N: di suruh juga fotocopy (menggandakan) ,

tidak na fotocopy tonk. Apa mau dikasihki

nilai. Itu tonji yng rajinga. Apalgi kalau anak

waliku

(berbicara dengan guru lain)

P: pernah juga ini Asriandi ku tanya bilanga,

eh sering ke sekolah, na bilang seingka ikut

pengajian, di sekolah (tertawa)

Guru memfasilitasi peserta

didik soal dengan cara

memberikan pada saat les,

dan bisa menggadakan

(fotocopy), jika ingin

membawa pulang ke rumah

atau memilikinya.

Asriandi tidak pernah ikut

pengajian di sekolah pada

hari jumat, karena hari

154

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

N: Hmm... pengajian dimana?

P: na bilang pengajian hari jumat,bialngki

juga 7 kalika saya ke sekolah

N:kapan pengajian hari jumat. Na libur orang

hari jumat.

P: issengi. Ku bilang ini toh lain ku tanyakan

lain juga na jawabkanki

Seandainya anak pondokji (jawab salah

seorang guru yang duduk bersama bu

Raodah)

P: ini iyya, apalagi mau ku bilang. Anu benk

yng natemani benk(katanya) sanging(selalu)

anak-anak pake peci yang rajinka shalat

(tertawa)

N: hmm... cari-cari perhatianki, bohong-

bohongi.

P: tapi ini tidak tinggal sama orang tuanya

Asriandi kah?

N: sama neneknya itu

P: sama neneknya?

N: selama pisah bapak sama mamanya toh,

nda diperhatikanki, uang saja

jumat peserta didik libur

Asrinadi tidak bergaul

bersama ana-anak yang

memakai peci atau yang

rajin shalat

Asriandi tinggal bersama

neneknya

Asriandi mengancam

155

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

dikasihkankisama motor. Itumu dulu selalu na

bilang tidak sampai di rumah, tidak sampe ka

bu. Jadi e.. na ancam bapaknya suruh

belikanki motor, rajin maka ke sekolah,

padahal nalewati sekolah iyya

P: (tertawa) banna’ (nakal) pa iyya

N: ituji na bilang bapaknya, gara-gara itu na

datang bapaknya.

P: pernah datang bapaknya?

N: itu ku belikanki motor karena na bilang

kalau pergi tidak ada uangnya, tidak ada

kendaraannya. Dibelikanmi motor itu.

Dibelikanki motor lewatki lagi.

P; itu juga na bilang saya itu bu tidak ke

sekolahka kalau sakit jaka. Kalau tidak ke

sekolahka jaka (tertawa) anak-anak dih

N: nda bisa memang dipercaya anak-anak

ngomongnya. Itu muliadi tidak mentongmi.

Kalau Asriandi masih bisa komunikasi, kalau

muliadi tidak, tidak ada ngomongnya juga

biar ku tanya

bapaknya untuk

membelikannya motor, agar

ia rajin ke sekolah. Namun

ternyata setelah di belikan

motor, ia melewati sekolah

(bolos)

Bapak Asrindi pernah

datang ke sekolah karena

Asriandi sering bolos dan

tidak sampe di sekolah

semenjak di belikan motor

Alasan Asriandi tidak ke

sekolah jika sakit saja, tidak

bisa di percaya. Walaupun

bisa di ajak berkomuniksi

156

196

197

198

199

200

201

202

P: jadi itu Asriandi termasuk anak yang

mudah dinasehati dih atau bagaimana?

N: mauji dinasehati, tapi...mendengarji, Cuma

begitumi, itu hari tonji, besoknya laingi

senk,tidak mi lagi, mudah terpengaruh

P: maksih pale bu

N: ok sayang

tapi terkadang berbohong

Asriandi termasuk anak

yang susah di

nasehati,karena dia mudah

terpengaruh, hari ini

mendengar, besok tidak lagi

Subjek : Nadia (Peserta didik/sepupu Asriandi)

Waktu :Ahad, 06 Mei 2018

Tempat : Kelas X IPS A

No Narasi Koding

1

2

3

4

5

6

P: apakah benar bahwa asriandi sering

bergaul di hutan kotai dulu atau di makassar

N: nda tong kutaui

P: kira bilang ditauki.kira waktunya masih

jarang di kampung dimana tempat

bergaulnya.katanya di kota ,di hutankota

Apabila Asriandi keluar

hanya ke bapaknya di kolaka

157

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

begitu

N: kalau pergi di kota misalnya pergi di anu

(tettanya)..dikolaka

P:Di kolaka

N: di kolaka iye

P: tapi maksudnya nda seringki kalau

misalnya keluarki,keluar daerah keluarki

maksudnya ketempat lain begitu, bukan di

kampunya, dimana biasa pergi?

N: di situ bagian anuji, kalau misalnya pergi

paling jauh di sini ji ee (menunjuk) sana-

sananya pasar

P: pasar mana?

N: pasar baru

P: tapi na bilang, dia pergi ke anu...hutan kota

kayak PTB begitu atau ke makassar begitu.

Jadi ank punk di tauki?

N: nda ku tauki ka cari kerja kapang

(mungkin) begitu

P: waktu masih sekolah, baru dia katanya

Asriandi terserah dia ke sekolah, mau-

Asriandi sering keluar di

sekitar pasar dekat dari

kampungnya

Kemungkinan Asriandi

pergi kerja ke kota

Asriandi terserah kapan

dirinya ingin ke sekolah

158

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

maunya pi ke sekolah

Begitu orangnya.

N:Iyye

P:Kalau malam iyya ada ji dikampungta?

N:Asriandi?

P:Iyye

N:Nda Pernahmi keluar kalau malam

P:Nda,sebelumnya waktu masih nakak-

nakalnya

N:iyye sering

P:sering jalan dikampungta kalau malam?

N:iyye sering.diluar ji disini di pinggir sana

P:pinggir apa?

N:pinggir sanaee d panaikang

P:ohh panaikang.kalau itu dibilang 4 kali ji

datang begitu memang?

N:iyye

P:ehh...kalau menurutta kalau Asriandi

berbicara kepada orang lain itu bagaimana

caranya sopan atau tidak?

N: kalau sama orang tuaku sopan ji kalau

ditanya baek-baek sama orang tuaku kalau

Setelah mulai berubah,

Asriandi surah jarang keluar

malam keluyuran bersama

teman-temannya. Ia hanya

berada di sekitar

kampungnya di Panaikang

Asriandi sopan berbicara

kepada keluarganya atau

orang yang lebih tua darinya

159

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

misalnya bilangi ada atta ta na bilang iyye

begitu ji.

P: tapi kalau sama orang lain iyya?

N: nda tong itu ku tauki

P:kalau sama kita iyya?

N:baik ji sama saya

P:kalau sama temannya kalau diliat?

N:kalau sama temannya nd terlalau anu

P:nda terlalau baikki?

N:iyye

P:TK ki dulu itu Asriandi ka?

N:nda ku tauki ka

P:karna dia bilang nda TK bedeng

P:ini iyya,biasa diliat mageregaji dirumahnya

atau kerja

N:iyye

P:ohh.ada mentong anunya

N: disini di panaikang

P: kerjaki di situ?

N: itu dekat penjahit sendal sepatu

P: hmm...disitu biasa ma’ gergaji dih

Asriandi tidak sopan

berbicara kepada teman

sejawatnya

Sepupunya tidak mengetahui

apakah Asriandi TK atau

tidak

Asriandi kerja di pembuat

lemari di Panaikang,

sehingga ia sering

menggergaji

160

71

72

73

74

75

77

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

N: kerjai,

P: ohh, itumi ku tanya, belajar apaki di rumah

na bilang belajar, ma’ gergaji

P: yang pastinya kalau belajar , nda di

dampingi kalau belajar?

N: iyye

P: biasa ikut pengajian hari jumat di sini,

Asriandi...di sekolah?

N: dimana?

P: di sekolah

N: nda pernah ku rasa pengajian hari jumat

P: baru dia bilang, biasa ikut pengajain kalau

hari jumat

N: malam kapang(mungkin) dulu sama Rais

kapang (mungkin)

P: tidak ada, maen-maenki kapang (mungkin)

itu

P: kalau sekarang Asriandi tinggalnya sama

siapai?

N: sama Ye’ (nenek)nya

P: sama neneknya

Asriandi tidak didampingi

jika ingin belajar

Asriandi tidak pernah ikut

pengajian

Asriandi tinggal bersama

neneknya

161

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

P: kalau yang na temani bergaul, yang pake

peci atau yang shalat kah?

N: samaki kakakku juga

P: sebelum-sebelumnya, sebelum sama kakak

ta, kan belumpi berubah toh?sama siapai?

N: samaji kaka sepupunya apa

P: yang rajinka shalat/pake peci?

N: nda

P: hmm.. bru itu ji benk nda ke sekolah kalau

sakitki

N: biasa juga kalau nda n ke sekolah karena

ada disuruhkanki sama tettanya (bapaknya)

P: kalau gara-gara sakit, jarangji?

N: nda pernahji sakit Asriandi

P: jadi Asriandi, sering bergaul sama kakak ta

Rais?

N: iyye

P: hmm.. kakak ta sering na nasehati Asriandi

begitu?

N: iyye,

P: itu iyya kalau pulang sekolah, di rumahnya

Asriandi tidak bergaul

bersama anak yang sering

memakia peci atau anak

yang rajin shalat

Asriandi anak yang jarang

sakit,ia tidak ke sekolah jika

ada hal yang di suruhkan

oleh bapaknya

Sekarang Asriandi sering

bergaul bersama kakak

sepupunya yang sering

menasehatinya

Mendekati ujian , biasanya

162

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

tinggal sekarang mendekati ujian?

N: iyye, sering di rumahnya belajar

P: di rumah ta nginap/tinggal?

N: bukanji

P: maksudku, dimana biasanya bergaul

Asriandi kalau pulang sekolah, di rumahnya

saja?

N: biasa disini (Panaikang) terusji tinggal

kalau pulang sekolah

P: dimana di penjual sepatu?

N: di penjual lemari

P: jadi sekarang Asriandi kalau keluar

rumahki, di sekitar kampungmi?nda keluar ke

kotami toh?

N: iyye, ituji kalau di panggilki sama tettanya

P: pernah di ajak ee Asriandi shalat sama

kakakta?

N: ndaji kalau misalnya hari jumat dia sendiri

pergi

P: maksudnya kalau hari lain, diajak

shalat,biasa pergi shalat di liat?

Asriandi Sepulang sekolah

tinggal di rumahnya belajar

atau ke panaikang di d

penjual lemari bergaul

bersama temannya

Asriandi keluar rumah

hanya di sekitr kampungnya

bukan ke kota, ia ke kota

jika dipanggil oleh ayahnya

Asriandi pergi shalat jumat

sendiri, tanpa diajak oleh

kakak sepupunya

Nenek Asriandi biasanya

menyuruh Asriandi shalat

163

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

N: anu na ji, neneknya yang suruh shalat

P: eee...itu Asriandi kalau di nasehati, tidak

peduli kah atau bagaimana?

N: biasa ji kalau dinasehati sama Ye’

(neneknya) anuji mendengarkanji.. na

dengarji yang na bilang Ye’ (neneknya)

P: hmm.. di kolaka tinggal tettanya

(bapaknya)

N: sekarang di pulauki

P: duluji di kolaka. Makasih pale nah.

Asriandi mendengarkan apa

yang di perintahkan oleh

neneknya

Sekarang ayah Asriandi

tinggal di pulau (makassar)

bukan di kolaka

164

Dokumentasi

Observasi kegiatan Asriandi bersama teman-temannya saat istirahat

165

Wawancara awal dengan beberapa peserta didik

Observasi kegiatan belajar siswa

Wawancara dengan peserta didik

166

Kegiatan belajar di kelas IX C

Kegiatan belajar di kelas IX C

167

Wawancara dengan teman Asriandi

Kegiatan belajar

168

Peserta didik Si N (Nismawati)

169

Peserta didik Si A (Asriandi)