123
i ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA MTS PANGERAN DIPONEGORO SALAMAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020 DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN DARING (DALAM JARINGAN) SELAMA MASA PANDEMI VIRUS CORONA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Siti Nahiyatul Makrufah NIM. 23070160029 PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA MTS PANGERAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9480/1/Naskah Skripsi Revisi... · Analisis Kesulitan Guru Matematika MTs Pangeran Diponegoro

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA MTS PANGERAN

    DIPONEGORO SALAMAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020 DALAM

    MENERAPKAN PEMBELAJARAN DARING (DALAM JARINGAN)

    SELAMA MASA PANDEMI VIRUS CORONA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    Siti Nahiyatul Makrufah

    NIM. 23070160029

    PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

    ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA MTS PANGERAN

    DIPONEGORO SALAMAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020 DALAM

    MENERAPKAN PEMBELAJARAN DARING (DALAM JARINGAN)

    SELAMA MASA PANDEMI VIRUS CORONA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    Siti Nahiyatul Makrufah

    NIM. 23070160029

    PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    فَاِنَّ َمَع اْلُعْسِريُْسًرا

    اِنَّ َمَع اْلُعْسِريُْسًرا

    Artinya:”Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama

    kesulitan ada kemudahan.”(Q.S Al-Insyirah: 5-6)

    ىْءِمنِْينَ َوالَتَِهنُْىاَوالَتَْحَزنُْىاَواَْنتُُم ااْلَْعلَْىَن اِْنُكْنتُْم مُّ

    Artinya:”Dan janganlah kamu (merasa)lemah, dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu

    paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman.” (Q.S Ali Imran: 139)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahi robbil „alamiin, atas rahmat dan ridho Allah SWT, penelitian yang

    sederhana ini penulis persembahkan untuk:

    1. Bapak dan ibuku tercinta, Bapak Mustamil (alm) dan Ibu Durotus Sa‟adah (almh).

    Beliau adalah sepasang malaikat yang senantiasa selalu mendokan yang terbaik.

    2. Saudara-saudaraku Muhammad Nasrul Arif dan Siti Saroh beserta suami Khoirul

    Anwar, Ahmad Zakaria dan Muhammad Fanani yang selalu mendukung dan

    mendoakanku.

    3. Calon suamiku tercinta Robi Yudha Pradana yang selalu memberi semangat ketika

    aku lemah.

    4. Almaghfurlah Romo K. H Nasafi dan Ibu Nyai Asfiyah yang saya ta‟dzimi. Ilmu-

    ilmu yang telah beliau berikan takkan mampu kubalas dengan materi apapun.

    Semoga surga mempertemukan kita kembali.

    5. Keluarga besar pondok pesantren Nurul Asna khususnya gedung Khadijah dan

    terkhusus kamar 2 yang telah menemani tidurku selama di pondok.

    6. Para guru dan dosen, khususnya Bapak Prof. Dr. Winarno, S.Si,. M.Pd yang selalu

    membimbing demi terselesaikannya skripsi ini dan menjadi pelita dalam studiku.

    7. Sahabat-sahabatku Bagus Setyo Nugroho, Erika Isnaini dan Winda Marina yang

    selalu memberi semangat

    8. Keluarga besar YABISMILLAH IAIN Salatiga yang telah memberikan motivasi-

    motivasinya.

    9. Teman-teman PPL SMP Negeri 5 Salatiga dan KKN Banyudisi yang saya sayangi.

    10. Teman-teman seperjuagan Tadris Matematika angkatan 2016 khususnya kelas A

    yang telah memberi banyak kenangan .

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

    limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Sholawat

    serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW yang semoga

    mendapatkan syafaatnya kelak di hari kiamat.

    Skripsi ini dibuat untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

    kesarjanaan dalam Ilmu Tarbuyah di IAIN Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini, penulis

    mengucapkan terimakasih kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag selaku rector IAIN Salatiga

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur M.Ag selaku Dekan Fakultan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    IAIN Salatiga

    3. Bapak Prof. Dr. Winarno, S.Si., M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris

    Matematika sekaligus dosen pembimbing skripsi yang berkenan mengoreksi dan

    mengarahkan proses penyelesaian skripsi ditengah padatnya tugas.

    4. Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd selaku dosen pembimbing akademik, beserta bapak

    ibu dosen yang telah membimbing penulis selama masa studi.

    5. Bapak dan ibu dosen di IAIN Salatiga

    6. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan, inspirasi, aspirasi dan nasehat

    kepada penulis

    7. Teman-teman seperjuangan

  • x

    Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik

    dan saran yang besifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini

    dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.

    Salatiga, 15 Juli 2020

    Penulis

  • xi

    ABSTRAK

    Makrufah, Siti Nahiyatul. 2020. Analisis Kesulitan Guru Matematika MTs Pangeran

    Diponegoro Salaman Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam Menerapkan

    Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) Selama Masa Pandemi Virus Corona.

    Skripsi. Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. Winarno, S.Si.,

    M.Pd.

    Kata Kunci: Kesulitan Guru; Pembelajaran Daring; Virus Corona

    Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami

    oleh guru matematika selama melakukan pembelajaran daring. (2) Untuk mengetahui

    faktor munculnya kesulitan dalam melaksnaakan pembelajaran daring. (3) Untuk

    mengetahui cara atau alternatif yang digunakan untuk meminimalisir kesulitan yang

    dialami

    Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research) kualitatif

    dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi

    sumber data primer yakni wawancara dan sumber data sekunder yang dapat menunjang

    penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi

    dokumentasi.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dalam melaksanakan pembelajaran

    daring tersebut guru matematika mengalami beberapa kesulitan, diantaranya ada

    sebagian siswa yang tidak memiliki fasilitas seperti handphone android, keterbatasan

    sinyal, dan ada orang tua peserta didik yang kesulitan dalam membimbing anaknya.(2)

    Faktor yang mempengaruhi adanya kesulitan yaitu diantaranya yang dari sisi guru,

    beberapa guru termasuk guru matematika belum bisa menggunakan aplikasi-aplikasi

    terkini seperti google classroom dan lainnya sehingga hanya memakai group whatsapp,

    dari sisi siswa yaitu ada sebagian peserta didik yang tidak memiliki fasilitas

    pembelajaran daring seperti handphone android, paket data (bisa dikatakan sebagai

    faktor ekonomi), keterbatasan sinyal dan ada sebagian orang tua yang tidak memantau

    anaknya dalam belajar (3) Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang ada

    selama pelaksanaan pembelajaran daring yaitu diantaranya dengan menyediakan tugas

    offline, guru rutin melakukan komunikasi dengan orang tua peserta didik dan pengurus

    pondok pesantren serta pemberian fasilitas paket data kepada guru. Berdasarkan hasil

    penelitian tersebut dapat disimpukan bahwa kesulitan yang dihadapi guru matematika

    dalam menerapkan pembelajaran daring adalah kendala umum yang dapat dialami oleh

    guru lain, tidak ada kesulitan khusus yang hanya dialami oleh guru matematika.

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL LUAR .......................................................................................... i

    HALAMAN BERLOGO .................................................................................................. ii

    HALAMAN SAMPUL DALAM ..................................................................................... iii

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................................... vi

    HALAMAN MOTTO ..................................................................................................... vii

    HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiv

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1

    B. Fokus Penelitian ..................................................................................................... 4

    C. Tujuan Penlitian ..................................................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 5

    E. Penegasan Istilah .................................................................................................... 7

    F. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 10

    BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 13

    A. Landasan Teori ..................................................................................................... 13

    1. Analisis Kesulitan Guru Matematika ................................................................... 13

    2. Pembelajaran .................................................................................................... 21

    B. Kajian Pustaka ...................................................................................................... 37

    BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 42

    A. Jenis Penelitian ..................................................................................................... 42

  • xiii

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................... 43

    C. Sumber Data ......................................................................................................... 44

    D. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................................... 45

    E. Analisis Data ........................................................................................................ 51

    F. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................................... 53

    BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA .................................................................. 57

    A. Paparan Data ........................................................................................................ 57

    1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................................. 57

    2. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................................... 60

    B. Analisis Data ........................................................................................................ 71

    BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 78

    A. Simpulan .............................................................................................................. 78

    B. Saran ..................................................................................................................... 79

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 80

    LAMPIRAN ..................................................................................................................... 82

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... 106

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Instrumen Observasi ............................................................................ 83

    Lampiran 2 Pedoman Wawancara ........................................................................... 84

    Lampiran 3 Hasil Wawancara ................................................................................. 90

    Lampiran 4 Data Guru ............................................................................................. 99

    Lampiran 5 Data Sarana dan Prasarana ................................................................... 100

    Lampiran 4 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ......................................................... 101

    Lampiran 5 Surat Ijin Penelitia ................................................................................ 102

    Lampiran 6 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................................... 103

    Lampiran 7 Lembar Bimbingan Skripsi .................................................................. 104

    Lempiran 8 Daftar Nilai SKK ................................................................................. 105

    Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup .......................................................................... 106

    Lampiran 10 Foto Hasil Observasi .......................................................................... 107

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Adapaun cara

    mengetahui sesuatu dapat dilakukan dengan cara mendengar, melihat, merasa,

    dan sebagainya yang merupakan bagian dari alat indera manusia (Ahmad,

    2008: 15). Manusia diciptakan dengan akal pikiran yang paling sempurna

    daripada makhluk lain dan secara alamiah menggunakan akalnya untuk

    mengetahui segala hal. Sehubungan dengan hal itu, untuk mengembangkan

    pengetahuannya, manusia memerlukan suatu wadah yaitu pendidikan.

    Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

    kehidupan manusia, pendidikan berkembang begitu pesat sehingga menuntut

    setiap orang untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman terutama

    anak-anak usia pelajar yang harus menempuh pendidikan untuk bekal di

    kehidupan masa depannya.

    Metode atau model pembelajaran sangat diperlukan dalam dunia

    pendidikan termasuk dalam kegiatan belajar mengajar. Metode atau model

    pembelajaran dimaksudkan sebagai daya upaya pengajar atau guru dalam

    menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses

    mengajar agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan

    berhasil.

  • 2

    Matematika memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

    Banyak yang telah disumbangkan matematika bagi perkembangan peradaban

    manusia. Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat tidak lepas dari

    peranan matematika. Bisa dikatakan matematika adalah landasan utama sains

    dan teknologi., sehingga menguasai matematika merupakan salah satu jalan

    utama menuju tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari matematika seperti

    melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian

    dan pengukuran. Islam juga telah mengajarkan mengenai berhitung seperti

    yang tertera dalam Al-Quran surah Maryam ayat 94 berikut :

    ا ُهْم َعد ًّ لَقَْد اَْحَصاُهْم َوَعدَّ

    Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan

    menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.”

    Memahami ayat di atas, Islam telah mengajurkan untuk mempelajari

    ilmu tentang berhitung. Berhitung bukan hanya berlaku sebagai teori atau

    pengetahuan semata namun berhitung menjadi permasalahan yang akan

    dihadapi dalam kehidupan nyata dan manusia dituntut mampu menerapkannya

    dengan hitungan yang teliti (Azizah, 2018: 3).

    Menurut Rohayati, matematika memiliki kedudukan penting dalam

    dunia pendidikan. Tujuan dari pembelajaran matematika adalah terbentuknya

    kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan

  • 3

    berpikir logis, kritis, sistematis, dan objektif dalam memecahkan

    permasalahan baik dalam bidang matematika maupun bidang lain dalam

    kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan siswa dapat menerapkan konsep

    matematika dalam menghadapi perkembangan zaman (Sukmawati, 2016)

    Awal tahun 2020 ini telah terjadi pandemi virus corona yang mewabah

    di seluruh dunia termasuk Indonesia. Karena hal tersebut semua kegiatan di

    luar rumah termasuk sekolah ditiadakan untuk memutus rantai penularan virus

    sehingga untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar, semua dilakukan

    secara daring (dalam jaringan).

    Penggunaan internet untuk keperluan pendidikan yang semakin

    meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan

    bahwa dengan media ini dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar

    mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan

    karateristik internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan

    sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain yang telah dipergunakan

    sebelumnya seperti radio, televisi dan lain sebagainya. Namun melihat

    struktur alam di Indonesia dan penyebaran jaringan internet yang kurang

    merata, banyak guru dalam melakukan pembelajaran secara daring tentu

    mengalami kesulitan khususnya di Kecamatan Salaman Kabuaten Magelang

    yang struktur alamnya dikelilingi oleh bukit dan pegunungan, ditambah lagi

    letak MTs Pangeran Diponegoro Salaman yang berada di daerah pedesaan

    dengan dikelilingi oleh perbukitan Menoreh, hal itu dapat menghambat

  • 4

    jaringan internet yang kemungkinan besar dapat menjadi salah satu kesulitan

    dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring. Maka

    dari itu peneliti mengambil judul “Analisis Kesulitan Guru Matematika MTs

    Pangeran Diponegoro Salaman Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam

    Menerapkan Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) Selama Masa Pandemi

    Virus Corona”

    B. Fokus Penelitian

    Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil beberapa fokus penelitian

    sebagai berikut:

    1. Kesulitan apa saja yang dialami oleh guru matematika selama melakukan

    pembelajaran daring?

    2. Faktor apa saja yang mempengaruhi munculnya kesulitan dalam

    melakukan pembelajaran daring?

    3. Bagaimana cara atau alternatif apa yang digunakan untuk meminimalisir

    kesulitan yang dialami?

    C. Tujuan Penlitian

    Adapun tujuan yang henda dicapai oleh peneliti terhadap masalah yang

    sedang dikaji adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami oleh guru matematika

    selama melaukan pembelajaran daring.

  • 5

    2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi munculnya kesulitan dalam

    melakukan pembelajaran daring.

    3. Untuk mengetahui cara atau alternatif yang digunakan untuk

    meminimalisir kesulitan yang dialami.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran

    mengenai kesulitan guru matematika dalam menerapkan pembelajaran

    daring.

    2. Manfaat Praktis

    a. Lembaga IAIN Salatiga

    Sebagai tolak ukur lembaga guna mengetahui tentang kesulitan

    guru matematika dalam melaksanakan pembelajaran daring selama

    masa pandemi virus corona, menambah literasi yang berkaitan dengan

    hal terssebut sehingga akan menjadi sumber rujukan bagi civitas

    akademika yang akan melakukan penelitian terkait.

    b. Siswa

    Sebagai sumbangan pengetahuan kepada siswa mengenai

    kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru matematika dalam menerapkan

    pembelajaran daring selama masa pandemi.

  • 6

    c. Guru

    Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan evaluasi terkait

    pembelajaran daring, sehingga muncul program-program baru yang

    bisa mengurangi adanya kesulitan yang dihadapi oleh guru.

    d. Sekolah

    Sebagai bahan informasi dan evaluasi terkait pembelajaran

    daring sehingga muncul kebijakan dan program-program baru yang

    bisa mengurangi adanya kesulitan yang dihadapi oleh guru matematika

    ataupun guru yang lainnya.

    e. Peneliti

    Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah

    pengetahuan peneliti terkait kesulitan guru matematika dalam

    melakukan pembelajaran daring selama pandemi virus corona serta

    menjadikan peneliti untuk terus memotivasi diri agar selalu inovatif

    dalam melakukan pembelajaran.

    f. Pembaca

    Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi yang

    bermanfaat bagi pembaca terutama bagi peneliti, kalangan akademisi,

    lembaga pendidikan terkait sebagai pengetahuan mengenai kesulitan

    guru matematika dalam melakukan pembelajaran daringselama masa

    pandemi virus corona.

  • 7

    E. Penegasan Istilah

    Agar penelitian ini dapat mendeskripsikan dengan jelas dan tidak

    menimbulkan kesalahpahaman penafsiran, maka peneliti perlu memberikan

    penegasan. Berikut ini istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitian,

    yaitu:

    1. Kesulitan Guru Matematika

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesulitan berasal

    dari kata sulit yang berarti keadaan yang sulit, sesuatu yang sulit,

    kesukaran, kesusahan. Kesulitan juga dapat diartikan dengan munculnya

    kendala-kendala sehingga menimbulkan keadaan yang sulit atau sesuatu

    menjadi sulit dilakukan.

    Menurut Nata (2005) makna guru adalah seseorang yang memberikan

    pengetahuan, keterampilan atau pengalaman kepada orang lain. Selain itu

    Ramayulis berpendapat bahwa guru adalah orang yang bertanggung jawab

    membimbing peserta didik menjadi manusia yang manusiawi yang

    memanusiakan manusia, sehigga tugas utamanya yaitu mendidik,

    mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan menevaluasi

    muridnya dalam pendidikan (Elma, 2018:13).

    Menurut Suherman (2001) matematika adalah ilmu yang mempelajari

    tentang tata cara berpikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif

    maupun secara kualitatif. Pada matematika diletakkan dasar bagaimana

  • 8

    mengembangkan cara berpikir dan bertindak melalui aturan yang disebut

    dalil (dapat dibuktikan) dan aksioma (tanpa pembuktian). Pembelajaran

    matematika diharapkan berakhir dengan sebuah pemahaman siswa yang

    komprehensif dan holistik (lintas topic bahkan lintas bidang studi) tentang

    materi yang telah disajikan (Sardiman, 2008). Matematika merupakan

    salah satu mata pelajaran yang sangat pendting dalam dunia pendidikan di

    Indonesia. Matematika merupakan ilmu universal dan mendasari

    perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memajukan daya

    pikir serta analisa manusia. Matematika tergolong sebagai mata pelajaran

    abstrak oleh karena itu proses pembelajarannya membutuhkan perhatian

    serius dari semua pihak seperti guru, lingkungan, dan wali siswa, karena

    pembelajaran matematika merupakan proses dimana siswa secara aktif

    mengkonstruksi pengetahuan matematika (Lamote, 2017: 59).

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa

    pengertian kesulitan guru matematika yaitu kendala-kendala yang di alami

    oleh seorang guru matematika dalam mengajar atau mendidik peserta

    didiknya.

    2. Pembelajaran Daring

    Pembelajaran daring merupakan kegiatan pembelajaran yang

    memanfaatkan jaringan internet, LAN (Local Area Network), WAN (Wide

    Area Network) sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitasi serta

  • 9

    didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya (Waryanto, 2006:

    12)

    William mengemukakan bahwa pembelajaran daring merupakan

    koleksi besar komputer dalam jaringan yang saling terhubung sehingga

    banyak pengguna dapat berbagi sumber daya mereka yang luas.

    Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat diambil pengertian

    bahwa pembelajan daring merupakan kegiatan belajar mengajar yang

    memanfaatkkan jaringan internet sebagai medianya dan dapat dilakukan

    secara jarak jauh (Riyana: 15).

    3. Pandemi Virus Corona

    Pada 31 Desember muncul kasus serupa dengan pneumonia yang tidak

    diketahui di Wuhan, Cina. Kasus tersebut disebabkan oleh virus corona

    atau yang dikenal dengan COVID-19 ( Corona Virus Disease 2019).

    Karakteristik virus ini adalah kecepatan penyebaran yang tinggi

    berdasarkan data WHO (World Health Orgaization) yang diperoleh bahwa

    virus corona telah menjadi pandemi global di 216 negara seluruh dunia

    (Herliandry, 2020: 66).

    Pandemi virus corona adalah krisis kesehatan yang pertama dan

    terutama di dunia. Banyak negara memutuskan untuk menutup sekolah

    dan perguruan tinggi. Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat

    berdampak pada dunia ekonomi, tetapi kini dampaknya telah dirasakan

    juga oleh dunia pendidikan (Purwanto, 2020: 2).

  • 10

    Virus corona telah mewabah di Indonesia sejak awal Maret 2020

    hingga saat ini. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah

    Indonesia untuk mengurangi tingkat penyebaran virus corona seperti

    social distancing, physical distancing hingga pembatasan sosial berskala

    besar. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan untuk mengatasi penyebaran

    virus corona berdampak pada berbagai bidang khususnya pendidikan di

    Indonesia (Herliandry, 2020: 66)

    Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia

    dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan

    lembaga terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi

    peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses

    pendidikan pada lembaga pendidikan (Purwanto, 2020: 2-3).

    Mengingat masa pandemi, waktu, lokasi dan jarak menjadi

    permasalahan besar saat ini sehingga pembelajaran jarak jauh menjadi

    solusi untuk mengatasi kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran tatap

    muka. Krisis kesehatan yang diakibatkan oleh virus corona telah

    mempelopori pembelajaran daring secara serempak (Herliandry, 2020: 66)

    F. Sistematika Penulisan

    Agar hasil penulisan skripsi ini mudah dipahami, maka penulis

    menetapkan sistematika penulisannya tersebut untuk mengklasifikasikan

    persoalan-persoalan yang telah ada. Skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu

  • 11

    bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Adapun secara lebih rinci

    sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagian Awal

    Bagian awal ini meliputi sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan

    pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto,

    pembahasan, kata pengantar, abstrak, dafar isi, dan daftar lampiran.

    2. Bagian Inti

    Pada bagian ini terdiri dari beberapa Bab yang masing-masing terdari

    beberapa sub dengan susunan sebagai berikut:

    BAB I :PENDAHULUAN

    Pada Bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, fokus

    penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitan, penegasan istilah dan

    sistematika penulisan.

    BAB II :KAJIAN PUSTAKA.

    Pada Bab ini dipaparkan terkait landasan teoritis dan kajian pustaka.

    Pada subbab pertama landasan teoritis Analisis Kesulitan Guru

    Matematika meliputi: pengertian kesulitan guru matematika, tugas dan

    peran guru, faktor penyebab kesulitan guru. Selanjutnya tinjauan tentang

    pembelajaran meliputi: hakikat pembelajaran, tujuan pembelajaran,

    perencanaan pembelajaran, dan pembelajaran daring. Pada subbab kedua

    kajian pustaka berisi tentang telaah terhadap hasil penelitian terdahulu

    (prior research) yang relevan dengan penelitian ini

  • 12

    BAB III :METODOLOGI PENELITIAN.

    Pada bagian ini memuat tentang metode dan langkah-langkah secara

    operasional. Meliputi jenis penelitian dan pendekatan penelitian, lokasi

    penelitian, sumber data, jenis data, analisis data, dan pengecekan

    keabsahan data.

    BAB IV :HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA.

    Pada Bab ini disajikan data-data terkait, berisi paparan data dan

    analisis data. Paparan data meliputi deskripsi lokasi penelitian dan

    deskripsi data penelitian.

    BAB V :PENUTUP.

    Bab V merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran

    yang terkait dengan penelitian ini.

    3. Bagian Akhir

    Bagian akhir dari skripsi ini memuat daftar pustaka, lampiran-

    lampiran, dan daftar riwayat hidup penulis.

  • 13

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Analisis Kesulitan Guru Matematika

    Analisis kesulitan guru matematika merupakan suatu istilah untuk

    menggambarkan kegiatan memperoleh informasi berkenaan dengan

    kesulitan yang dihadapi oleh guru matematika dalam melaksanakan tugas-

    tugasnya.

    a. Pengertian Kesulitan Guru Matematika

    Kesulitan berasal dari kata sulit yang berarti keadaan yang

    sulit, sesuatu yang sulit, kesukaran, kesusahan

    (https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/kesulitan). Berdasarkan

    pengertian tersebut dapat dipahami bahwa kata kesulitan muncul

    akibat adanya haambatan-hambatan tertentu dalam mengerjakan

    sesuatu. Sementara guru adalah pribadi yang selalu digugu dan ditiru.

    Guru adalah profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru

    dan tidak dapat dilkukan oleh sembarang orang diluar pendidikan.

    Kata guru memiliki banyak sinonim kata seperti pendidik, pelatih,

    pengajar, trainer, tutor, dan lain sebagainya. Dimana tugas mereka

    adalah sama-sama mendidik dan mengajar peserta didiknya baik itu

    https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/kesulitan

  • 14

    dalam pendidikan formal ataupun informal. Djamarah (2000: 3)

    menyatakan bahwa Guru di dalam pandangan masyarakat adalah

    orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak

    harus dilembaga formal.

    Menurut Nata (2005: 113), guru yaitu seseorang yang

    memberikan pengetahuan, keterampilan atau pengalaman kepada

    orang lain. Ramayulis juga berpendapat bahwa guru adalah orang yang

    bertanggungjawab untuk membimbing peserta didik menjadi manusia

    yang manusiawi yang memanusiakan manusia sehingga tugas

    utamanya yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

    melatih, menilai dan mengevaluasi muridnya dalam pendidikan

    (Ramayulis, 2013: 4).

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tertulis bahwa guru

    adalah pendidik professional yang memiliki tugas utama mendidik,

    mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

    mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan

    formal, pendidikan dasar dan menengah (Peraturan Pemerintah RI,

    2008). Matematika sendiri merupakan salah satu mata pelajaran yang

    diajarkan di setiap jenjang sekolah dari sekolah dasar hingga

    perguruan tinggi.

  • 15

    Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil pengertian

    kesulitan guru matematika yaitu kendala-kendala yang dihadapi oleh

    guru matematika dalam melakukan pembelajaran.

    b. Tugas dan Peran Guru

    Menurut Usman dan Djamarah, tugas guru dikelompokkan

    menjadi tiga yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan

    tugas dalam bidang kemasyarakatan (Djamarah, 2000: 37)

    Pertama, tugas guru sebagai profesi yaitu seorang guru

    memiliki tugas untuk mengembangkan profesionalitas diri, mendidik,

    mengajar dan melatih anak didik sesuai perkembangan ilmu

    pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai pendidik, pengajar dan

    pelatih harus mampu meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai

    kehidupan, meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

    teknologi serta mengembangkan keterampilan dan menerapkannya

    dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perkembangan zaman.

    Kedua, tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah yakni

    guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi

    peserta didiknya. Guru juga harus mampu menarik simpatimya

    sehingga ia menjadi idola dan publik figur bagi siswa-siswanya.

    Pelajaran apapun yang disampaikan hendaknya dapat memberikan

    motivasi dan menjadi inspirasi bagi siswanya dalam belajar. Oleh

    karena itu perlu diperhatikan bagi seorang guru pada aspek

  • 16

    penampilan baik dalam berbusana maupun bersikap kepada para

    siswanya. Karena jika penampilan seorang guru tidak menarik baik

    dari segi berpakaian maupun dari sikap mengajarnya maka kegagalan

    pertama yang diperoleh adalah tidak tercpainya indikator

    pembelajaran. Sehingga seorang guru perlu memperhatikan

    perfomennya dalam mengajar karena guru adalah sosok public figur di

    kelas.

    Ketiga, tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, guru

    mempunyai tugas mendidik, melatih, dan mengajar masyarakat untuk

    menjadi warga negara yang bermoral dan berakhlak mulia. Karena

    pendidikan tidak hanya cukup dilakukan di dalam kelas atau

    lingkungan sekolah saja akan tetapi pendidikan adalah hak semua

    warga Negara baik itu kecil atau besar mereka berhak menerima dan

    memperoleh pendidikan. Sebagaimana yang tercantum dalam

    pembukaan UUD 1945 yaitu merasakan dan memperoleh pendidikan

    yang layak baik itu laki-laki atau perempuan, tua atau muda, besar atau

    kecil, semuanya memiliki hak yang sama dalam pendidikan.

    Pendidikan itu tidak hanya didapatkan dalam pendidikan formal saja,

    melainkan dapat diperoleh juga dalam pendidikan nonformal seperti

    pendidikan dalam keluarga ataupun masyarakat. Dengan demikian

    seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam

    mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa.

  • 17

    c. Faktor Penyebab Kesulitan Guru

    Menurut Uno, faktor penyebab kesulitan guru secara umum dapat

    dibagi menjadi dua yakni faktor internal dan faktor eksternal (Aulia,

    2018: 12).

    1) Faktor Internal

    Faktor internal sebagai penyebab kesulitan guru dalam

    pengertian ini adalah motivasi guru untuk senantiasa

    memenuhi tugasnya sebagai pelaksana kurikulum. Dengan

    melaksanakan pembelajaran berdasarkan tuntutan kurikulum

    tersebut serta kinginan belajar untuk mampu melaksanakan

    kewajiban tersebut secara kreatif dalam mencapai hasil yang

    optimal. Kreativitas guru menjadi faktor penentu dari terwujud

    atau tidaknya tugas tersebut.

    Guru adalah pelaksana langsung dari kurikulum di

    suatu kelas. Kemudian gurulah yang bertugas menganalisis

    tujuan berdasarkan apa yang tertuang dalam kurikulum resmi,

    mengembangkan alat evaluasi berdasarkan tujuan, merumukan

    bahan yang sesuai dengan isi kurikulum, merumuskan bahan

    yang sesuai dengan isi kurikulum, merumuskan bentuk

    kegiatan belajar yang dapat memberikan pengalaman belajar

    bagi peserta didik dalam melaksanakan apa yang telah

    diprogramkan kemudian gurulah yang langsung menghadapi

  • 18

    berbagai permasalahan yang muncul sehubungan dengan

    pelaksanaan kurikulum di kelas. Serta tugas gurulah yang

    mencarikan upaya memecahkan segala permasalahan yang

    dihadapi dan melaksanakan upaya itu.

    Sehubungan dengan pembinaan dan pengembangan

    kurikulum, permasalahan yang sering kali muncul dan harus

    dihadapi oleh guru yaitu diantaranya permasalahan yang

    berhubungan dengan isi materi/bahan pelajaran dan organisasi

    atau cara pelaksanaan dari kurikulum sertapermasalahan

    dalam hubungan dengan penyusunan kurikulum dan revisi/

    perbaikan kurikulum.

    2) Faktor Eksternal

    Faktor eksternal dapat dipahami sebagai dukungan dari

    luar guru yang dalam hal ini adalah lingkungan dan

    pembinaan kinerja untuk mampu memenuhi tugasnya

    melaksanakan pembelajaran berdasarkan tuntutan kurikulum

    secara optimal. Lingkungan dalam konteks kekinian nyatanya

    telah mengalami perkembangan yang pesat kaitannya dengan

    tantangan globalisasi.

    Guru sebagai suatu profesi yang menuntut keahlian

    dalam mengerjakan tugas-tugasnya maka harus mengerahkan

    kemampuan terbaik yang dimilikinya, namun guru juga

  • 19

    memiliki kebutuhan-kebutuhan melalui kerjanya. Kebutuhan-

    kebutuhan ini harus terpenuhi agar guru dapat bekerja dengan

    baik. Kimball Wiles dalam bukunya yang berjudul

    Supervision for Better Schools, membahas tentang apa yang

    sebenarnya diinginkan oleh guru-guru melalui kerjanya.

    Dalam uraian tersebut tersirat beberapa kebutuhan guru

    tentang lingkungan fisik dan sosial yang kondusif untuk

    menjalani tugasnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut

    diantaranya kondisi kerja yang menyenangkan, perlengkapan

    kerja, rasa diikutsertakan, perlakuan yang wajar dan jujur,dan

    rasa mampu. Pengakuan dan penghargaan atas sumbangan,

    ikut ambil bagian dalam pembuatan kebijakan sekolah,

    kesempatan mengembangkan “self respect”

    Guru juga perlu dibina dalam rangka meningkatkan

    kompetensinya sebagai pendidik. Secara terminologis,

    pembinaan guru sering diartikan sebagai serangkaian usaha

    bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud

    layanan professional yang dilakukan oleh kepala sekolah,

    penilik sekolah, pengawas, serta pembina lainnya untuk

    meningkatkan proses hasil dan hasil belajar.

    Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, pembinaan

    guru dalam supervisi yaitu serangkaian bantuan yang

  • 20

    berwujud layanan professional, layanan professional tersebut

    diberikan oleh orang yang lebih ahli (kepala sekolah, penilik

    ekolah, pengawas, dan ahli lainnya) kepada guru, maksud

    layanan professional tersebut adalah agar dapat meningkatkan

    kualitas proses dan hasil belajar sehigga tujuan pendidikan

    yang direncanakan dapat tercapai.

    Cooney , Davis dan Henderson ( 1975: 210) yang dikutip oleh

    Muslimah (2015: 49) mengungkapkan faktor-faktor yang

    menyebabkan kesulitan yaitu :

    1) Faktor Fisiologis

    Kesulitan yang dialami guru dapat disebabkan oleh faktor

    fisiologis, diantaranya karena gangguan penglihatan, pendengaran,

    dan organ gerak lainnya.

    2) Faktor Sosial

    Faktor sosial dalam lingkungan pembelajaran berpengaruh

    terhadap kesulitan yang dialami guru seperti interaksi sesama guru

    dan lingkungan pembelajaran.

    3) Faktor Emosional

    Faktor emosional mencakup kondisi psikologis, pola berpikir

    dan perasaan. Psikologis guru yang terbebani menjadi salah satu

    faktor kesulitan guru.

    4) Faktor Intelektual

  • 21

    Guru yang mengalami kesulitan disebabkan oleh intelektual

    umumnya melakukan kesalahan dalam konsep dan prinsip materi

    pelajaran.

    2. Pembelajaran

    a. Hakikat Pembelajaran

    Pembelajaran diambil dari kata belajar. Belajar merupakan

    suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

    Menurut Oemar Hamalik bahwa belajar adalah suatu proses perubahan

    tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Setelah

    melakukan proses belajar, biasanya seseorang akan menjadi lebih

    respek dan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap objek,

    makna, dan peristiwa yang dialaminya.

    Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi

    antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak

    dengan pendidik (Abdul Majid,2014: 15). Oleh karena itu dalam

    proses pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru

    sebagai salah satu sumber belajar, tetapi juga berinteraksi dengan

    keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan

    pembelajaran yang diinginkan.

    Pembelajaran menurut Dengeng dalam Hamzah B. Uno (2006:

    2) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Artinya dalam

  • 22

    pembelajaran terdapat kegiatan untuk memilih, menetapkan, dan

    mengembangkan metode atau model pembelajaran sesuai kondisi

    pengajaran yang akan dilakukan guru. Sedangkan menurut Robert

    Heinich yang dikutip oleh Benny A Pribadi (2009:30) pembelajaran

    merupakan sebuah sistem dengan komponen-komponen yang saling

    berkaitan untuk melakukan suatu sinergi yaitu mencapai tujuan

    pembelajaran yang telah ditetapkan.

    Menurut Martinis Yamin (2007:78) pembelajaran yang

    dilakukan antara guru dan siswa harus mengacu pada peningkatan

    aktivitas belajar siswa. Dengan melibatkan siswa berperan dalam

    kegiatan pembelajaran, berarti mengembangkan kapasitas belajar dan

    potensi yang dimiliki siswa secara penuh.

    Konsep pembelajaran lebih lengkap menurut Oemar Hamalik

    bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

    unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur

    yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia

    terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga

    lainnya, misalnya teaga laboratorium. Material meliputi buku-buku,

    papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video,

    perlengkapan audio visual juga computer. Prosedur meliputi jadwal

    dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan

    sebagainya (Muslimah, 2015: 34).

  • 23

    berdasarkan semua konsep pembelajaran di atas dapat

    disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses atau

    kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan peserta didik agat terjadi

    proses perolehan ilmu dan pengetahuan untuk mencapai tujuan

    pembelajaran dan kompetensi belajar. Tujuan pengajaran akan tercapai

    jika ada kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik. Oleh

    Karena itu, secara umum unsur-unsur dalam sistem pembelajaran

    minimal ada peserta didik, suatu tujuan, dan suatu prosedur kerja

    untuk mencapai tujuan (Muslimah, 2015:34)

    b. Tujuan Pembelajaran

    Tujuan (goals) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil

    pendidikan yang diinginkan. Tujuan pembelajaran dirancang untuk

    membentuk siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan

    pengalaman itu tingkah laku siswa agar memperoleh berbagai

    pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa akan

    bertambah, baik kualitas maupun kuantitas. Tingkah lalku yang

    dimaksud yaitu meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atas

    norma sebagai pengendali sikap dan perilaku.

    Kunci dalam menentukan tujuan pembelajaran adalah adanya

    kebutuhan peserta didik, mata pelajaran, dan guru. Suatu tujuan

    pembelajaran dapat dicapai dengan baik apabila terdapat faktor-faktor

    yang mendukungnya, seperti adanya media dan metode pembelajaran

  • 24

    yang tepat. Keberadaan media dan metode pembelajaran akan

    mempermudah guru maupun murid dalam menyampaikan ataupun

    menerima materi pelajaran. Menurut Hamalik suatu tujuan

    pembelajaran sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:

    1) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar,

    misalnya dalam situasi bermain peran,

    2) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat

    diukur dan dapat diamati,

    3) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki,

    misalnya: pada peta Pulau Jawa, siswa dapat mewarnai dan

    memberi label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.

    c. Perencanaan Pembelajaran.

    Menurut Majid, perencanaan adalah menyusun langkah-

    langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah

    ditentukan. Sedangkan perencanaan menurut Newman dalam buku

    Administrative Action Techniques of Organisation and Management

    yang dikutip oleh Majid mengemukakan bahwa, perencanaan adalah

    menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung

    rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari

    tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-

    metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan

    jadwal sehari-hari (Muslimah, 2015: 37).

  • 25

    Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses

    interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung

    yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran (Rusman,

    2011: 134). Maka secara umum perencanaan pembelajaran dapat

    diartikan sebagai suatu proses menyusun langkah-langkah yang akan

    dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan.

    Melaksanakan perencanaan pembelajaran guru perlu

    mempersiapkan perangkat yang harus dilaksanakan. Hidayat

    mengemukakan bahwa perangkat pembelajaran yang harus

    dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran antara lain:

    1) Memahami kurikulum

    2) Menguasai bahan ajar

    3) Menyusun program pengajaran

    4) Melaksanakan program pengajaran

    5) Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar

    yang tlah dilaksanakan.

    d. Pembelajaran Daring

    Menurut Molinda, pembelajaran daring dapat didefinisikan

    sebagai upaya menghubungkan pembelajar (peserta didik) dengan

    sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang

    secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling

    berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi secara langsung dan

  • 26

    secara tidak langsung. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran

    atau pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi

    telekomunikasi dan imformasi, misalnya internet,

    video/audiobroadcasting, video/audioconferencing, CD-ROM

    (Compact Disc Read Only Memory) secara langsung dan tidak

    langsung, semua media elektronik tersebut bertujuan membantu siswa

    agar bisa lebih menguuasai materi pelajaran (Santoso, 2017).

    Pembelajaran daring pertama kali dikenal karena pengaruh dari

    perkembangan pembelajaran berbasis elektronik (e-lerning) yang

    diperkenalkan oleh Universitas Illionis melaului sistem pembelajaran

    berbasis komputer (Hardiayanto). Pembelajaran daring merupakan

    suatu sistem yang dapat memfasilitasi siswa belajar lebih luas, lebih

    banyak an bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem

    tersebut siswa dapat belajar kapan saja dan diamana saja tanpa terbatas

    oleh jarak, ruang dan waktu. Materi pembelajaran yang dipelajari lebih

    bervariasi, tidak hanya dalam bentuk verbal, melainkan lebih

    bervariasi seperti visual, audio dan gerak. Secara umum pembelajaran

    daring lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian siswa dalam

    menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara daring.

    Menurut Curtis J. secara tersirat mengemukakan dalam survei

    Online Training in an Online World bahwa konsep pembelajaran

    daring sama artinya dengan e-learning. Menurut The Report of the

  • 27

    Commission on Technology and Adult Learning (2001) dalam Curtis J.

    (2002 : 29) defines e-learning as “instructional content or learning

    experiences delivered or enabledby electronic technology”.

    Online learning dapat dirumuskan sebagai “a large collection

    of computers in networks that are tied together so that many users can

    share their vast resources (William, 1999). Pengertian pembelajaran

    daring meliputi aspek perangkat keras (infrastruktur) berupa

    seperangkat komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan

    memiliki kemampuan untuk mengirimkan data baik berupa teks,

    pesan, grafis maupun suara.

    Pengertian pembelajaran daring bukan hanya berkaitan dengan

    perangkat keras saja, melainkan juga mencakup perangkat lunak

    berupa data yang dikirim dan disimpan, sewaktu-waktu dapat diakses.

    Beberapa komputer yang saling berhubungan satu sama lain dapat

    menciptakan fungsi sharing yang secara sederhana dapat disebut

    sebagai jaringan (networking).

    Mengingat pembelajaran daring sebagai metode atau sarana

    komunikasi yang mampu memberikan manfaat besar bagi kepentingan

    para peneliti pengajar, dan siswa maka para pengajar perlu memahami

    karakteristik atau potensi pembelajaran daring agar dapat

    memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan pembelajaran

    para siswanya. Keuntungan pembelajaran daring adalah media yang

  • 28

    menyenangkan sehingga menimbulkan ketertarikan siswa pada

    program-program daring.

    Pembelajaran daring di Indonesia mulai dirasakan dari proses

    pembelajaran mandiri melalui tugas-tugas yang diberikan.

    Pembelajaran mandiri lebih menekankan belajar melalui segala

    sumber yang dapat mendukung dengan bantuan seminimal mungkin

    dari orang lain. Perkembangan pembelajaran daring mulai kentara saat

    adanya pembelajaran jarak jauh. Melalui pembelajaran jarak jauh,

    pemerintah dapat mengatasi masalah pemerataan pendidikan untuk

    semua individu. Melalui pembelajaran jarak jauh proses pembelajaran

    dikombinasikan dengan e-learning, sejak saat itu pembelajaran daring

    terus berkembang di Indonesia.

    Pembelajaran daring di Indonesia berkembang dengan pesat. Pada

    awalnya pembelajaran daring masih dikombinasikan dengan

    pembelajaran konvensional untuk melatih siswa lebih mandiri. Melatih

    kemandirian belajar untuk siswa di Indonesia bukan suatu hal yang

    mudah karena sistem pembelajaran terdahulu (pola tradisional) yang

    beranggapan bahwa guru merupakan sumber belajar utama. Setelah

    siswa lebih mandiri barulah pembelajaran daring dapat dilakukan

    secara menyeluruh (Riyana: 14-16)

  • 29

    a. Ciri-Ciri Pembelajaran Daring

    Pembelajaran daring memiliki beberapa ciri-ciri secara umum.

    Ciri-ciri tersebut didasarkan atas gabungan dari beberapa teori dan

    pendekatan yang mendukung pembelajaran daring. Ciri-ciri

    pembelajaran daring menurut Flinders Univercity yaitu personal

    (pembelajaran individu), structured (terstruktur dan sistematis),

    active (mengutamakan keaktifan siswa) dan connective

    (keterhubungan).

    1) Pembelajaran Individu

    Salah satu keuntungan dari pembelajaran daring yaitu

    siswa dapat menciptakan sendiri suasana belajar yang nyaman

    dan sesuai keinginan. Dalam pembelajaran daring siswa akan

    belajar secara mandiri. Ada beberapa factor internal maupun

    eksternal yang mempengaruhi keberhasilan dari pembelajaran

    daring yang dilakukan oleh siswa. Faktor internal yang dapat

    mempengaruhi yaitu kecerdasan, rasa ingin tahu yang tinggi,

    motivasi, kepribadian dan lain sebagainya. Sedangkan faktor

    eksternal yang dapat mempengaruhi pembelajaran daring yaitu

    teknologi yang dipakai, lingkungan sekitar, kecepatan akses

    internet dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran daring siswa

    perlu menciptakan kehadiran guru, yang dapat digunakan

    sebagai kontrol untuk dirinya. Ketika peran guru tidak ada,

  • 30

    maka dapat memungkinkan adanya kemalasan siswa yang

    dapat mengakibatkan tidak berjalannya pembelajaran daring

    sesuai jadwal.

    2) Terstruktur dan Sistematis

    Guru menyiapkan silabus, materi pelajaran, media dan

    sumber belajar sebelum diadakannya kegiatan belajar mengajar

    secara daring. Semua kegiatan tersebut dilakukan secara

    terstruktur. Selain terstruktur secara teknis, materi pelajaran

    pun diatur sedemikian rupa agar terstruktur sesuai tingkatan

    kemampuan. Materi yang lebih mudah akan diberikan diawal

    pertemuan. Selain itu materi-materi yang dirasa sulit akan

    diberikan penjelasan dan contoh.

    3) Mengutamakan Keaktifan Siswa

    Proses belajar terjadi akibat adanya proses aktif dari

    siswa. Proses aktif sangat diperlukan dalam pembelajaran

    konvensional maupun pebelajaran daring. Pada pembelajaran

    daring memerlukan kegiatan aktif dari siswa.

    Cara mengaktifkan siswa dalam pembelajaran daring

    dapat menggunakan teknologi. Teknologi dipilih karena dapat

    memfasilitasi dan menyediakan berbagai hal yang dapat

    mengaktifkan siswa dengan menggunakan teknologi, guru

    dapat merancang beberapa aktifitas yang dapat membuat siswa

  • 31

    aktif baik dalam aktif berpikir, aktif bersosialosasi, maupun

    aktif dalam hal lainnya

    4) Keterhubungan

    Pembelajaran daring dikenal dengan pembelajaran

    mandiri. Pembelajaran daring masih memungkinkan adanya

    pertemuan antar siswa, bedanya pertmeuan dilakukan secara

    daring. Pembelajaran daring tidak merubah kebiasaan-

    kebiasaan yang terjadi pada pembelajaran konvensional seperti

    adanya pertemanan, ataupun interaksi dengan guru. Salah satu

    karakteristik pembelajaran daring yaitu adanya konektivitas.

    Pembelajaran daring menghubungkan antara siswa dan guru,

    siswa yang satu dengan lainnya, menghubungkan antar tim

    pengajar ataupun siswa dengan staf pendidik lainnya.

    Pembelajaran konektif didasarkan pada pembelajaran

    sosial dan teori pembelajaran konstruktivis, seperti yang

    dijelaskan oleh George Siemens. Menurutnya bahwa belajar

    tidak harus dipandang sebagai sutau peristiwa tetapi

    merupakan sebuah proses yang melibatkan antara memori,

    kognisi, emosi, keyakinan dan persepsi. Selain itu belajar dapat

    dilakukan dengan mengirim email, melihat blog, melakukan

    percakapan daring dan lain-lain. Melalui pembelajaran daring

    siswa akan terkoneksi dengan dunia maya. Siswa menemukan

  • 32

    banyak sumber belajar yang tidak terbatas. Dalam

    pembelajaran daring tidak adanya batasan ruang dan waktu

    sehingga siswa dapat belajar secara terkoneksi (Riyana : 28-

    30).

    b. Karakteristik Pembelajaran Daring

    Hardjito mengungkapkan bahwa internet dapat digunakan

    dalam setting pembelajaran di kelas karena mempunyai

    karakteristik yang khas, yaitu:

    1) Sebagai media interpersonal dan juga sebagai media massa

    yang memungkinkan terjadinyan komunikasi one to one

    maupun one to many

    2) Memiliki sifat interaktif

    3) Memungkinkan terjadinya komunikasi secara sinkron maupun

    komunikasi tertunda sehingga memungkinkan

    terselenggaranya ketiga jenis komunikasi yang merupakan

    syarat keterselenggarakannya suatu proses pembelajaran.

    Selain itu Soekartawi menambahkan bahwa pembelajaran

    daring memliki karakteristik sebagai berikut:

    1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana guru dan

    siswa, siswa dengan siswa, atau guru dengan guru dapat

    berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi

    oleh hal-hal yang protokoler.

  • 33

    2) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan

    computer network)

    3) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning

    materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh

    guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang

    bersangkutan memerlukannya.

    c. Bentuk Pembelajaran Daring

    Haughey menjelaskan bahwa terdapat tiga bentuk

    pembelajaran melalui internet (pembelajaran daring) sebagai dasar

    pengembangan sistem pembelajaran dengan mendayagunakan

    internet, yaitu: web course, web centric course dan web enhanced

    course (Waryanto, 2006: 14).

    1) Web Course

    Web course adalah penggunaan internet untuk

    keperluan pembelajaran, semua bahan ajar, diskusi, konsultasi,

    penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui

    internet.

    2) Web Centric Course

    Web centric course adalah pembelajaran dengan

    sebagian bahan belajar dan latihan disampaikan melalui

    internet sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi, dan

    latihan dilakukan secara tatap muka. Prosentase tatap muka

  • 34

    dalam web centric course lebih kecil dibandingkan prosentase

    belajar melalui internet

    3) Web Enhanced Course

    Web enhanced course adalah pemanfaatan internet

    untuk pendidikan untuk menunjang peningkatan kualitas

    kegiatan belajar mengajar di kelas, bentuk ini kegiatan

    pembelajaran utama adalah kegiatan tatap muka di kelas.

    Peranan internet dalam pembelajaran daring bentuk web

    enhanced course adalah menyediakan sumber-sumber yang

    sangat kaya dengan memberikan alamat-alamat atau membuat

    hubungan ke berbagai sumber belajar yang sesuai yang bisa

    diakses secara daring, untuk meningkatkan kuantitas dan

    memperluas kesempatan berkomunikasi antara pengajar dan

    peserta didik secara timbal balik. Web enhanced course dapat

    dikatakan sebagai langkah awal bagi institusi pendidikan yang

    akan menyelenggarakan pembelajaran berbasis internet

    (pembelajaran daring) sebelum menyelenggarakan

    pembelajaran dengan internet secara lebih kompleks seperti

    web course dan web centric course

    d. Membuat Kelas Daring

    Kelas daring merupakan nama dari kelas yang ada dalam

    pembelajaran daring. Kelas daring sering juga disebut sebagai

  • 35

    virtual classroom. Untuk menciptakan virtual classroom, terdapat

    beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan supaya kelas maya

    tersebut dapat menjadi wahana proses belajar yang efektif seperti

    dikemukakan Porter, pertimbangan tersebut adalah sebagai

    berikut:

    1) Kelas virtual tersebut harus dilengkapi dengan sumber belajar

    yang pada saat diperlukan siswa telah tersedia dan mudah

    diakses. Jika sumber tidak dapat disediakan, penyelenggara

    harus dapat menunjukkan di mana sumber belajar tersebut

    dapat dicari, sehingga dalam kelas maya harus ada atau

    dilengkapi dengan peralatan yang dapat digunakan untuk

    mencari dan mengirimkan pesan kepada guru atau sesama

    siswa.

    2) Kelas maya harus dapat memberikan harapan kepada siswa

    untuk terjadinya proses belajar dan menciptakan lingkungan

    yang kondusif untuk belajar.

    3) Kelas maya harus dapat menyatukan siswa dan guru supaya

    mereka bersikap terbuka untuk berbagi informasi dan bertukar

    gagasan.

    4) Kelas maya harus menyediakan ruang untuk percobaan dan

    penerapan. Kelas maya dirancang supaya siswa dapat berbagi

  • 36

    (share) hasil karya dan bertukar pengalaman dalam

    menerapkan pengetahuan yang diperolehnya.

    5) Kelas maya harus dapat memberikan penilaian terhadap kinerja

    siswa.

    6) Kelas maya harus dapat menjadi wahana kebebasan akademik.

    e. Keuntungan dan Keterbatasan Pembelajaran Daring

    Menurut Michael Molinda keterbatasan dan keuntungan

    pembelajaran daring yaitu sebagai berikut:

    1) Keuntungan

    a) Internet bisa memuat teks, audio, grafik, animasi video dan

    lain-lain.

    b) Bisa di updet informasi dan siswa bisa mengakses

    informasi tanpa batas.

    c) Siswa dapat mengakses informasi tanpa harus pergi jauh.

    d) Siswa dapat berkonsultasi dengan tenaga ahli dan bertukar

    pendapat dengan siswa lain.

    e) Berkomunikasi dengan mudah.

    f) Tidak terlalu mahal (murah).

    2) Keterbatasan

    a) Banyak materi internet yang tidak sesuai dengan materi

    siswa misalnya rokok, alkohol, pornografi dan lain-lain.

    b) Terjadi pembajakan atas hak cipta.

  • 37

    c) Sulit mencari informasi karena setiap hari ribuan web

    tumbuh.

    d) Membutuhkan tenaga teknisi untuk mengorganisir LAN

    (Local Area Network).

    e) Membutuhkan alat koneksi untuk dapat mengakses

    internet.

    f) Keterlambatan akses.

    g) Membutuhkan cara pandang kritis atas innformasi yang

    masuk.

    B. Kajian Pustaka

    Kajian pustaka merupakan penelitian untuk mempertajam metodologi,

    memperkuat kajian teoritis, dan memperoleh informasi mengenai penelitian

    sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti lain (Danim, 2001: 105)

    Setelah penulis membaca berbagai referensi yang relevan dengan judul

    yang akan diteliti penulis menemukan beberapa karya ilmiah yang memiliki

    judul atau objek yang hampir sama, diantaranya:

    1. Baiq Zuhaeratul (UIN Mataram, 2018) dalam skripsinya yang berjudul

    Analisis Kesulitan Guru dalam Menerapkan Pendekatan Saintifik di MIN

    I Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018. Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan kesulitan guru dalam

    menerapkan langkah kerja pendekatan saintifik diantaranya motivasi yang

  • 38

    kurang dalam mengembangkan pembelajaran dan jumlah siswa yang

    tinggi dalam satu rombongan belajar. Untuk dapat mengoptimalkan setiap

    langkah kerja dari pendekatan saintifik, guru diharapkan lebih

    memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

    Perbedaan penelitian di atas dengan pennelitian yang sedang dikaji

    terletak pada metode pembelajaran, tahun, dan lokasi penelitiannya.

    Penelitian di atas mengkaji tentang kesulitan guru dalam menerapkan

    pembelajaran dengan pendekatan saintifik sedangkan penelitian ini

    mengkaji tentang kesulitan guru matematika dalam menerapkan

    pembelajaran daring. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian

    yang sedang dikaji adalah sama-sama membahas tentang kesulitan yang

    dihadapi guru dalam melakukan pembelajaran. Kedua penelitian ini sama-

    sama memakai metode penelitian kualitatif

    2. Syarifuddin (UNNES, 2017) dalam skripsinya yang berjudul

    Pengembangan Sistem Pembelajaram Online di SMK NU Ungaran. Hasil

    peneltian ini menunjukkan bahwa pembelajaran online dinyatakan sangat

    layak dengan kriteria-kriteria kelayakan sangat layak baik dari seegi media

    yang menyatakan sangat baik denngan persentase 84% validasi materi

    oleh guru yang menyatakan sangat baik dengan persentase 83%, dan hasil

    angket uji coba oleh siswa dan guru menyatakan baik. Berdasar hasil

    tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran online (e-learning) layak

    dijadikan salah satu media pembelajaran di SMK NU Ungaran.

  • 39

    Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang sedang dikaji

    terletak pada fokus penelitian, tahun dan lokasi penelitian serta metode

    penelitian. Penelitian di atas mengkaji tentang pengembangan

    pembelajaran daring. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian

    yang sedang dikaji adalah sama-sama membahas tentang pembelajaran

    daring.

    3. Edi Santoso (Universitas Sebelas Maret, 2009) dalam tesisnya yang

    berjudul Pengaruh Pembelajaran Online terhadap Prestasi Belajar Kimia

    Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa pembelajaran online memberikan pengaruh yang leboih tinggi

    daripada pembelajaran dengan menggunakan media LKS terhadap prestasi

    belajar kimia, terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara jenjang

    kemampuan awal tinggi dengan jenjang kemampuan awal rendah terhadap

    prestasi belajar kimia siswa, tidak ada interaksi pengaruh yang signifikan

    antara jenis penggunaan media dengan jenjang kemampuan awal siswa

    terhadap prestasi belajar kimia siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa pembelajaran online dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi

    belajar. Kemampuan awal perlu diperhatikan dalam melaksanakan

    pembelajaran Kimia.

    Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang sedang dikaji

    adalah fokus penelitian, waktu dan tempat penelitian serta metode

  • 40

    penelitiannya. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang

    sedang dikaji adalah sama-sama membahas tentang pembelajaran daring.

    4. Anna Silviana Muslimah (Universitas Neggeri Yogyakarta, 2015) dalam

    skripsinya yang berjudul Analisis Kesulitan Guru SMA dalam

    Pembelajaran Ekonomi Berdasarkan Kurikulum 2013 MGMP di

    Kabupaten Sleman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru dalam

    melaukan tahapan peremcanaan dan pelaksanaan pembelajaran Ekonomi

    berdasarkan Kurikulum 2013 masuk dalam kategori tidak sulit. Sedangkan

    dalam melakukan penilaian pembelajaran ekonomi berdasarkan kurikulum

    2013 masuk dalam kategori cukup sulit, dimensi yang paling menyulitkan

    guru dalam pembelajaran Ekonomi berdasarkan kurikulum 2013 MGMP

    Ekonomi di Kabupaten Sleman adalah dimensi penilaian otentik. Guru

    laki-laki dan guru non PNS lebih sulit dalam melakukan tahapan

    perencanaan dan pelaksnanaan pembelajaran Ekonomi kurikulum 2013.

    Guru lulusan perguruan tinggi swasta dan guru yang

    mengimplementasikan kurikulum 2013 selama satu semester lebih sulit

    melaukan seluruh tahapan pembelajaran. Sedangkan guru sekolah swasta

    maupun negeri tidak terlalu berbeda signifikan dlam mempengaruhi

    tingkat kesulitan.

    Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang sedang dikaji

    adalah jika skripsi Anna Silviana mengkaji tentang kesulitan guru

    ekonomi dalam menerpkan kurikulum 2013 sedangkan penelitian ini

  • 41

    mengkaji tentang kesulitan guru matematika dalam menerapkan

    pembelajaran daring. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian

    yang sedang dikaji adalah sama-sama membahas tentang kesulitan guru

    dalam melakukan pembelajaran.

    5. Heri Retnawati (Universitas Negeri Yogyakarta, ) dalam jurnalnya yang

    berjudul Hambatan Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama dalam

    Menerapkan Kurikulum Baaru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    pelatihan dan sosialisasi belum dapat memberikan pemahaman yang baik

    dan menyeluruh mengenai kurikulum 2013. Guru kesulitan mengatur

    waktu pada perencanaan pembelajaran, merencanakan pembelajaran,

    merencanakan penilaian sikap, dan memilih pengetahuan dan

    keterampilan pada penyusunan instrument penilaian. Keterbatasan waktu

    dalam pelaksanaan pembelajaran, kesulitan berkaitan dengan perangkat

    pembelajaran dan ksulitan mengaktifkan siswa. Sistem penilaian yang

    rumit dan perlu waktu yang lama untuk menyusun laporan.

    Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang sedang dikaji

    adalah jika jurnal Heri Retnawati lebih menitikberatkan pada kesulitan

    penerapan kurikulum 2013 sedangkan penelitian ini lebih menitikberatkan

    pada kesulitan dalam menerapkan pembelajaran daring. Persamaan

    penelitian tersebut dengan penelitian yang sedang dikaji adalah sama-

    sama membahas tentang hambatan atau kesulitan guru matematika dalam

    melakukan pembelajaran.

  • 42

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian

    kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang

    terpenting dari sifat suatu barang jasa. Bogdan dan Taylor dalam Moleong

    (2014) menyatakan bahwa penelitian kulitatif sebagai prosedur penelitian

    yang meghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

    orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif merupakan

    penelitian yang menggunakan metode observasi, wawancara, analisis isi dan

    metode pengumpulan data lainnya untuk menyajikan respon-respon dan

    perilaku subjek.

    Moleong (2017: 6) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai

    penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

    dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan

    dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskiptif dalam bentuk kata-kata

    dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

    memanfaatkan berbagai metode alamiah.

    Penelitian yang digunakan disini adalah penelitian jenis lapangan

    (field research). Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang

    menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan

  • 43

    dalam penelitian ini bersifat deskriptif atau berupa kata-kata tertulis atau lisan

    dan perilaku dari orang-orang yang dapat diamati. Dengan demikian

    penelitian dengan menggunakan pendekatan ini dimaksudkan untuk

    mengumpulkan informasi keadaan yang sedang berlangsung.

    Penulis menggunakan pendekatan ini karena penulis bermaksud

    menulis secara mendalam terkait kendala-kendala yang dihadapi oleh guru

    matematika dalam menerapkan pembelajaran daring selama masa pandemi

    dengan terjun langsung di lapangan untuk mendpatkan data-data yang valid

    sehingga pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lokasi penelitian adalah letak di mana penelitian dilakukan untuk

    memperoleh data atau informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan

    penelitian ini. Lokasi yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian

    yaitu di MTs Pangeran Diponegoro Salaman Kabupaten Magelang Provinsi

    Jawa Tengah. Adapun waktu penelitian, peneliti mengadakan penelitian pada

    bulan Juli 2020 hingga penelitian ini dianggap selesai.

    Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah dikarenakan kondisi

    alamnya yang dikelilingi pegunungan sehingga memungkinkan adanya

    keterbatasan akses internet dan memungkinkan muncul banyak kesulitan

    dalam menerapkan pembelajaran secara daring. Oleh karena itu sangat

    mendukung untuk melakukan penelitian ini yang berjudul Analisis Kesulitan

  • 44

    Guru Matematika MTs Pangeran Diponegoro Salaman Tahun Pelajaran

    2019/2020 dalam Menerapkan Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi

    Virus Corona

    C. Sumber Data

    Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam

    penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer

    dan sekunder.

    1. Data Primer

    Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata

    yang diucapkan secara lisan, gerak gerik atau perilaku yang dilaukan oleh

    subyek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010: 22)

    Sumber data primer adalah data yang langsung diperoleh oleh peneliti

    dari sumber pertamanya. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini

    adalah kepala sekolah, waka kurikulum, dan guru matematika.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

    grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS (Short Message Service), dan

    lain-lain), foto-foto, film, rekaman video, dan benda-benda yang dapat

    memperkaya data primer (Arikunto, 2010: 22). Sedangkan sumber data

    sekuder adalah data yang diperoleh oleh peneliti sebagai data penunjang

    atau tambahan. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk

  • 45

    memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui

    wawancara. Adapun sumber data sekunder yang digunakan adalah berupa

    dokumentasi dan data-data lain di tempat penelitian.

    D. Prosedur Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

    1. Observasi

    Menurut Arikunto dkk (2008: 17) observasi adalah kegiatan

    pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek

    tindakan telah mencapai batasan. Menurut Fathoni (2006: 104), observasi

    adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu

    pengamatan, dengan disertai penncatatan-pencatatan terhadap keadaan

    atau perilaku objek sasaran. Observasi (observation) atau pengamatan

    merupakan suatu teknik mengumpulkan data dengan cara mengadakan

    pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat

    dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif. Observasi

    partisipatif, pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung.

    Observasi nonpartisipatif, pengamat tidak ikut dalam kegiatan, pengamat

    hanya berperan mengamati kegiatan (Sukmadinata, 2008: 216).

    Sementara dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan

    jenis observasi nonpartisipatif, yaitu peneliti mengumpulkan data melalui

  • 46

    pengamatan dan tidak terlibat langsung dalam kegiatan atau aktivitas

    objek yang diamati.

    Indikator yang diamati dari observasi tertulis sebagai berikut:

    a. Keadaan lingkungan MTs Pangeran Diponegoro Salaman

    b. Kebijkan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran daring selama

    masa pandemic virus corona

    2. Wawancara

    Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik

    pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif

    kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan

    dalam pertemuan tatap muka secara individual. Adakalanya wawancara

    juga dilakukan secara kelompok, kalau tujuannya untuk menghimpun data

    dari kelompok. Wawancara yang ditujukan untuk menghimpun data dari

    individu dilaksananakan secara individual (Sukmadinata, 2008: 216).

    Teknik pengumpulan data ini mendasarkan pada laporan tentang diri

    sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan

    keyakinan pribadi (Sugiono, 2014: 231). Wawancara dilakukan untuk

    memperoleh informasi langsung dari sumber data yang tidak dapat

    diperoleh dari observasi.

    Sebelum melaksanakan wawancara, peneliti menyiapkan instrument

    wawancara yang disebut pedoman wawancara (interview guide). Pedoman

    ini berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk

  • 47

    dijawab atau direspon oleh responden. Isi pertanyaan atau pernyataan

    mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi, atau

    evaluasi responden berkenaan denngan fokus masalah atau variable-

    variabel yang dikaji dalam penelitian. Bentuk prtanyaan atau penyataan

    bisa sangat terbuka sehigga responden mempunyai keleluasaan untuk

    memberi jawaban atau penjelasan. Pertanyaan atau pernyataan dalam

    pedoman wawancara bisa juga terstruktur, suatu pertanyaan atau

    pernyataan umum diikuti dengan pertanyaan atau pernyataan yang lebih

    khusus atau lebih terurai sehingga jawaban atau penjelasan dari responden

    menjadi lebih dibatasi da diarahkan. Untuk tujuan-tujuan tertentu sub

    pertanyaan atau pernyataan tersebut bisa sangat terstruktur sehingga

    jawaban menjadi singkat atau pendek bahkan membentuk instrument

    berbentuk ceklis.

    Dalam persiapan wawancara, selain penyusunan pedoman wawancara,

    hal penting lainnya yaitu membina hubungan baik dengan responden.

    Keterbukaan responden untuk memberikan jawaban atau respon secara

    objektif sangat ditentukan oleh hubungan baik yang tercipta antara

    pewawancara dan responden (Sukmadinata, 2008: 216)

    Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh penjelasan mengenai

    informasi dan data-data yang dibutuhkan terkait dengan pembelajaran

    matematika selama masa pandemi virus corona di MTs Pangeran

    Diponegoro Salaman. Melalui wawancara ini diharapkan peneliti

  • 48

    mendapatkan jawaban dan pengakuan berupa kata-kata apa adanya, serta

    ungkpan-ungkapan spontanitas yang unik/ khas dari narasumber yang

    bersangkutan yang memungkinkan memberikan tambahan dalam proses

    pengumpulan data dalam penelitian.

    Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara

    mendalam dimana proses Tanya jawab secara mendalam antara peneliti

    dengan informan guna memperoleh informasi yang lebih rinci sesuai

    dengan tujuan penelitian. Metode ini digunakan oleh peneliti guna

    mendapatkan penjelasan mengenai iformasi dan data-data yang dibutuhan

    terkait dengan penelitian ini. Data-data tersebut dapat berupa kutipan

    langsung, opini perasaan, dan pengetahuan subjek. Dalam hal ini peneliti

    akan melakukan wawancara dengan mempersiapkan beberapa pertanyaan

    yang sudah terstruktur untuk memperoleh jawaban yang meiputi berbagai

    permasalahan dalam penelitian dengan keterangan yang lebih mendalam.

    Adapun yang menjadi sasaran wawancara yang dilakukan oleh peneliti

    secara langsung, antara lain:

    a. Kepala sekolah MTs Pangeran Diponegoro Salaman

    Peneliti menggali informasi secara langsung dari narasumber

    mengenai kebijakan sekolah yang mendukung kegiatan pembelajaran

    secara daring di MTs Pangeran Diponegoro Salaman.

  • 49

    b. Waka Kurikulum MTs Pangeran Diponegoro Salaman

    Peneliti menggali informasi secara langsung dari narasumber

    mengenai kurikulum yang diterapkan dalam mendukung

    berlangsungnya pembelajaran daring selama masa pandemi virus

    corona di MTs Pangeran Diponegoro Salaman.

    c. Guru Matematika MTs Pangeran. Diponegoro Salaman

    Peneliti menggali informasi secara langsung dari narasumber

    mengenai proses berlangsungnya pembelajaran daring serta kesulitan

    yang dihadapi oleh guru matematika dan solusinya dalam

    melaksanakan pembelajaran daring selama masa pandemi virus corona

    di MTs Pangeran Diponegoro Salaman

    3. Studi Dokumentasi

    Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan

    mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti

    yang dilakukan oleh psikolog dalam meneliti perkembangan klien melalui

    catatan pribadinya. Metode ini dimaksudkan sebagai tambahan untuk

    bukti penguatan (Fathoni, 2006: 112). Hasil penelitian dari observasi atau

    wawancara memiliki kredibilitas atau dapat dipercaya apabila didukung

    oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada, tetapi

    perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang

    tinggi (Sugiono, 2014: 240).

  • 50

    Menurut Sukmadinata (2008 : 216) studi dokumentasi merupakan

    suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

    dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

    Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan

    fokus masalah.

    Metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa dokumentasi

    yang sudah berwujud dokumen. Peneliti mengumpulkan dokumentasi

    berupa dokumentasi tulisan dan gambar. Dokumentasi tulisan seperti

    profil sekolah, sarana prasarana sekolah, kondisi guru dan lain sebagainya.

    Sedangkan dokumentasi gambar berisi tentang kondisi sekolah.

    Adapun dalam penelitian ini, metode dokumentasi dilakukan dengan

    cara mengumpulkan data-data tertulis yang ada di MTs Pangeran

    Diponegoro Salaman dan literatur-literatur lain yang mendukung

    penelitian ini antara lain mengenai gambaran umum MTs Pangeran

    Diponegoro Salaman yang meliputi profil umum, tujuan yang ingin

    dicapai, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, sarana dan prasarana,

    serta data-data tentang proses pembelajaran daring selama masa pandemi

    virus corona di MTs Pangeran Diponegoro Salaman.

  • 51

    E. Analisis Data

    Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

    data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

    dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam

    unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,memilih mana yang

    penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

    mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2016: 244).

    Adapun dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah

    analisis data kualitatif deskriptif (non statistik) yaitu analisis data, proses

    penyusunan data, memilah, dan mengolah kata-kata tertulis atau lisan dari

    perilaku individu yang dapat diamati secara utuh. Pada penelitian ini,

    dilakukan dengan menggambarkan ataupun menguraikan data yang diperoleh

    dengan kata-kata atau kalimat dimana dengan analisis deskriptif ini peneliti

    berusaha memaparkan secara detail tentang hasil penelitian sesuai dengan data

    yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian.

    Proses yang dilakukan dalam teknik analisis data antara lain dengan

    tahap-tahap sebagai berikut:

    1. Pengumpulan Data (Data Collection)

    Pengumpulan data adalah peneliti mengumpulkan data penelitian yang

    banyak, dimana data tersebut diperoleh dari hasil observasi, wawancara

    dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti kepada objek penelitian

  • 52

    dalam hal ini adalah kepala sekolah, wakil kepala bidang kurikulum, dan

    guru matematika di MTs Pangeran Diponegoro Salaman.

    2. Reduksi Data

    Reduksi data merupakan analisis untuk menajamkan. Reduksi data

    dilakukan dengan menggolongkan data sedemikian rupa hingga dapat

    ditarik kesimpulan akhir. Setelah melakukan penelitian melalui teknik

    wawancara, teknik observasi dan teknik dokumentasi, peneliti

    mengumpulkan data-data yang diperoleh, serta memilih data-data utama

    yang sesuai dengan tema penelitian.

    Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

    memfokuskan pada hal-hal penting, dicari polanya. Dengan demikian,

    data yang yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

    mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

    (Endang, 2018: 172).

    3. Penyajian Data

    Penyajian data merupakan proses pengumpulan informasi yang

    disusun berdasarkan kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang

    diperoleh. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi

    terorganisirkan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga mudah dipahami

    dan merencanakan kerja selanjutnya. Pada tahap ini, penelti menyusun

    data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat dipahami.

  • 53

    4. Menarik Kesimpulan Data atau Verifikasi

    Langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles and Huberman

    adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

    dikemukakan masih bersifat sementara sehingga akan berubah bila tidak

    ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung tahap pengumpulan

    data berikutnya. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal

    didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, peneliti kembai ke

    lapangan untuk mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukakan

    bersifat kredibel (Endang, 2018: 174).

    Verifikasi dimaksudkan untuk menghasilkan kesimpulan yang valid.

    Sebagai analisis puncak, kegiatan ini dilakukan dengan meneliti kembali

    catatan-catatan selama penelitian, mengambil data pokok dan dapat

    disimpulkan.

    F. Pengecekan Keabsahan Data

    Terdapat empat kriteria yang digunakan dalam pengecekan keabsahan

    data yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),

    ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability) (Moleong,

    2017: 324). Pada penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan

    (credibility). Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan

    data secara akurat, agar tingkat kepercayaan penemuan dapat tercapai.

  • 54

    Maksudnya, untuk membuktikan bahwa pengamatan oleh peneliti sesuai

    dengan lapangan. Teknik yang dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Triangulasi

    Penelitian ini menggunakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas,

    ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

    berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiono, 2016:273-274). Dengan

    demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi

    waktu.

    a. Triangulasi Sumber

    Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

    dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

    Selanjutnya data tersebut dideskripsikan dan dikategorisasikan sesuai

    dengan persamaan dan perbedaan serta spesifikasinya. Data yang telah

    dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

    b. Triangulasi Teknik

    Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

    dengan cara mengecek data dari sumber yang sama dengan teknik

    yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek

    dengan dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas

    data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti

    melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan

  • 55

    atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dinggap benar. Atau

    mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda.

    c. Triangulasi Waktu

    Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

    dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari di saat narasumber

    masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih

    valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian

    kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan

    wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang

    berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka

    dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian

    datanya.

    2. Meggunakan Bahan Referensi

    Penggunaan bahan referensi sang