Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA MTS PANGERAN
DIPONEGORO SALAMAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020 DALAM
MENERAPKAN PEMBELAJARAN DARING (DALAM JARINGAN)
SELAMA MASA PANDEMI VIRUS CORONA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Siti Nahiyatul Makrufah
NIM. 23070160029
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
ii
iii
ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA MTS PANGERAN
DIPONEGORO SALAMAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020 DALAM
MENERAPKAN PEMBELAJARAN DARING (DALAM JARINGAN)
SELAMA MASA PANDEMI VIRUS CORONA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Siti Nahiyatul Makrufah
NIM. 23070160029
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
iv
v
vi
vii
MOTTO
فَاِنَّ َمَع اْلُعْسِريُْسًرا
اِنَّ َمَع اْلُعْسِريُْسًرا
Artinya:”Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan.”(Q.S Al-Insyirah: 5-6)
ىْءِمنِْينَ َوالَتَِهنُْىاَوالَتَْحَزنُْىاَواَْنتُُم ااْلَْعلَْىَن اِْنُكْنتُْم مُّ
Artinya:”Dan janganlah kamu (merasa)lemah, dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu
paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman.” (Q.S Ali Imran: 139)
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil „alamiin, atas rahmat dan ridho Allah SWT, penelitian yang
sederhana ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan ibuku tercinta, Bapak Mustamil (alm) dan Ibu Durotus Sa‟adah (almh).
Beliau adalah sepasang malaikat yang senantiasa selalu mendokan yang terbaik.
2. Saudara-saudaraku Muhammad Nasrul Arif dan Siti Saroh beserta suami Khoirul
Anwar, Ahmad Zakaria dan Muhammad Fanani yang selalu mendukung dan
mendoakanku.
3. Calon suamiku tercinta Robi Yudha Pradana yang selalu memberi semangat ketika
aku lemah.
4. Almaghfurlah Romo K. H Nasafi dan Ibu Nyai Asfiyah yang saya ta‟dzimi. Ilmu-
ilmu yang telah beliau berikan takkan mampu kubalas dengan materi apapun.
Semoga surga mempertemukan kita kembali.
5. Keluarga besar pondok pesantren Nurul Asna khususnya gedung Khadijah dan
terkhusus kamar 2 yang telah menemani tidurku selama di pondok.
6. Para guru dan dosen, khususnya Bapak Prof. Dr. Winarno, S.Si,. M.Pd yang selalu
membimbing demi terselesaikannya skripsi ini dan menjadi pelita dalam studiku.
7. Sahabat-sahabatku Bagus Setyo Nugroho, Erika Isnaini dan Winda Marina yang
selalu memberi semangat
8. Keluarga besar YABISMILLAH IAIN Salatiga yang telah memberikan motivasi-
motivasinya.
9. Teman-teman PPL SMP Negeri 5 Salatiga dan KKN Banyudisi yang saya sayangi.
10. Teman-teman seperjuagan Tadris Matematika angkatan 2016 khususnya kelas A
yang telah memberi banyak kenangan .
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Sholawat
serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW yang semoga
mendapatkan syafaatnya kelak di hari kiamat.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
kesarjanaan dalam Ilmu Tarbuyah di IAIN Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag selaku rector IAIN Salatiga
2. Bapak Prof. Dr. Mansur M.Ag selaku Dekan Fakultan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga
3. Bapak Prof. Dr. Winarno, S.Si., M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris
Matematika sekaligus dosen pembimbing skripsi yang berkenan mengoreksi dan
mengarahkan proses penyelesaian skripsi ditengah padatnya tugas.
4. Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd selaku dosen pembimbing akademik, beserta bapak
ibu dosen yang telah membimbing penulis selama masa studi.
5. Bapak dan ibu dosen di IAIN Salatiga
6. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan, inspirasi, aspirasi dan nasehat
kepada penulis
7. Teman-teman seperjuangan
x
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik
dan saran yang besifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Salatiga, 15 Juli 2020
Penulis
xi
ABSTRAK
Makrufah, Siti Nahiyatul. 2020. Analisis Kesulitan Guru Matematika MTs Pangeran
Diponegoro Salaman Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam Menerapkan
Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) Selama Masa Pandemi Virus Corona.
Skripsi. Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. Winarno, S.Si.,
M.Pd.
Kata Kunci: Kesulitan Guru; Pembelajaran Daring; Virus Corona
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami
oleh guru matematika selama melakukan pembelajaran daring. (2) Untuk mengetahui
faktor munculnya kesulitan dalam melaksnaakan pembelajaran daring. (3) Untuk
mengetahui cara atau alternatif yang digunakan untuk meminimalisir kesulitan yang
dialami
Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research) kualitatif
dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi
sumber data primer yakni wawancara dan sumber data sekunder yang dapat menunjang
penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dalam melaksanakan pembelajaran
daring tersebut guru matematika mengalami beberapa kesulitan, diantaranya ada
sebagian siswa yang tidak memiliki fasilitas seperti handphone android, keterbatasan
sinyal, dan ada orang tua peserta didik yang kesulitan dalam membimbing anaknya.(2)
Faktor yang mempengaruhi adanya kesulitan yaitu diantaranya yang dari sisi guru,
beberapa guru termasuk guru matematika belum bisa menggunakan aplikasi-aplikasi
terkini seperti google classroom dan lainnya sehingga hanya memakai group whatsapp,
dari sisi siswa yaitu ada sebagian peserta didik yang tidak memiliki fasilitas
pembelajaran daring seperti handphone android, paket data (bisa dikatakan sebagai
faktor ekonomi), keterbatasan sinyal dan ada sebagian orang tua yang tidak memantau
anaknya dalam belajar (3) Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang ada
selama pelaksanaan pembelajaran daring yaitu diantaranya dengan menyediakan tugas
offline, guru rutin melakukan komunikasi dengan orang tua peserta didik dan pengurus
pondok pesantren serta pemberian fasilitas paket data kepada guru. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat disimpukan bahwa kesulitan yang dihadapi guru matematika
dalam menerapkan pembelajaran daring adalah kendala umum yang dapat dialami oleh
guru lain, tidak ada kesulitan khusus yang hanya dialami oleh guru matematika.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR .......................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO .................................................................................................. ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ..................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ..................................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ..................................................................................................... 4
C. Tujuan Penlitian ..................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 5
E. Penegasan Istilah .................................................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 13
A. Landasan Teori ..................................................................................................... 13
1. Analisis Kesulitan Guru Matematika ................................................................... 13
2. Pembelajaran .................................................................................................... 21
B. Kajian Pustaka ...................................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 42
A. Jenis Penelitian ..................................................................................................... 42
xiii
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................... 43
C. Sumber Data ......................................................................................................... 44
D. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................................... 45
E. Analisis Data ........................................................................................................ 51
F. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................................... 53
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA .................................................................. 57
A. Paparan Data ........................................................................................................ 57
1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................................. 57
2. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................................... 60
B. Analisis Data ........................................................................................................ 71
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 78
A. Simpulan .............................................................................................................. 78
B. Saran ..................................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 80
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 82
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... 106
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Observasi ............................................................................ 83
Lampiran 2 Pedoman Wawancara ........................................................................... 84
Lampiran 3 Hasil Wawancara ................................................................................. 90
Lampiran 4 Data Guru ............................................................................................. 99
Lampiran 5 Data Sarana dan Prasarana ................................................................... 100
Lampiran 4 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ......................................................... 101
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitia ................................................................................ 102
Lampiran 6 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................................... 103
Lampiran 7 Lembar Bimbingan Skripsi .................................................................. 104
Lempiran 8 Daftar Nilai SKK ................................................................................. 105
Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup .......................................................................... 106
Lampiran 10 Foto Hasil Observasi .......................................................................... 107
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Adapaun cara
mengetahui sesuatu dapat dilakukan dengan cara mendengar, melihat, merasa,
dan sebagainya yang merupakan bagian dari alat indera manusia (Ahmad,
2008: 15). Manusia diciptakan dengan akal pikiran yang paling sempurna
daripada makhluk lain dan secara alamiah menggunakan akalnya untuk
mengetahui segala hal. Sehubungan dengan hal itu, untuk mengembangkan
pengetahuannya, manusia memerlukan suatu wadah yaitu pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, pendidikan berkembang begitu pesat sehingga menuntut
setiap orang untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman terutama
anak-anak usia pelajar yang harus menempuh pendidikan untuk bekal di
kehidupan masa depannya.
Metode atau model pembelajaran sangat diperlukan dalam dunia
pendidikan termasuk dalam kegiatan belajar mengajar. Metode atau model
pembelajaran dimaksudkan sebagai daya upaya pengajar atau guru dalam
menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
mengajar agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan
berhasil.
2
Matematika memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
Banyak yang telah disumbangkan matematika bagi perkembangan peradaban
manusia. Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat tidak lepas dari
peranan matematika. Bisa dikatakan matematika adalah landasan utama sains
dan teknologi., sehingga menguasai matematika merupakan salah satu jalan
utama menuju tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari matematika seperti
melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian
dan pengukuran. Islam juga telah mengajarkan mengenai berhitung seperti
yang tertera dalam Al-Quran surah Maryam ayat 94 berikut :
ا ُهْم َعد ًّ لَقَْد اَْحَصاُهْم َوَعدَّ
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan
menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.”
Memahami ayat di atas, Islam telah mengajurkan untuk mempelajari
ilmu tentang berhitung. Berhitung bukan hanya berlaku sebagai teori atau
pengetahuan semata namun berhitung menjadi permasalahan yang akan
dihadapi dalam kehidupan nyata dan manusia dituntut mampu menerapkannya
dengan hitungan yang teliti (Azizah, 2018: 3).
Menurut Rohayati, matematika memiliki kedudukan penting dalam
dunia pendidikan. Tujuan dari pembelajaran matematika adalah terbentuknya
kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan
3
berpikir logis, kritis, sistematis, dan objektif dalam memecahkan
permasalahan baik dalam bidang matematika maupun bidang lain dalam
kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan siswa dapat menerapkan konsep
matematika dalam menghadapi perkembangan zaman (Sukmawati, 2016)
Awal tahun 2020 ini telah terjadi pandemi virus corona yang mewabah
di seluruh dunia termasuk Indonesia. Karena hal tersebut semua kegiatan di
luar rumah termasuk sekolah ditiadakan untuk memutus rantai penularan virus
sehingga untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar, semua dilakukan
secara daring (dalam jaringan).
Penggunaan internet untuk keperluan pendidikan yang semakin
meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan
bahwa dengan media ini dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar
mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan
karateristik internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan
sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain yang telah dipergunakan
sebelumnya seperti radio, televisi dan lain sebagainya. Namun melihat
struktur alam di Indonesia dan penyebaran jaringan internet yang kurang
merata, banyak guru dalam melakukan pembelajaran secara daring tentu
mengalami kesulitan khususnya di Kecamatan Salaman Kabuaten Magelang
yang struktur alamnya dikelilingi oleh bukit dan pegunungan, ditambah lagi
letak MTs Pangeran Diponegoro Salaman yang berada di daerah pedesaan
dengan dikelilingi oleh perbukitan Menoreh, hal itu dapat menghambat
4
jaringan internet yang kemungkinan besar dapat menjadi salah satu kesulitan
dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring. Maka
dari itu peneliti mengambil judul “Analisis Kesulitan Guru Matematika MTs
Pangeran Diponegoro Salaman Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam
Menerapkan Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) Selama Masa Pandemi
Virus Corona”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil beberapa fokus penelitian
sebagai berikut:
1. Kesulitan apa saja yang dialami oleh guru matematika selama melakukan
pembelajaran daring?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi munculnya kesulitan dalam
melakukan pembelajaran daring?
3. Bagaimana cara atau alternatif apa yang digunakan untuk meminimalisir
kesulitan yang dialami?
C. Tujuan Penlitian
Adapun tujuan yang henda dicapai oleh peneliti terhadap masalah yang
sedang dikaji adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami oleh guru matematika
selama melaukan pembelajaran daring.
5
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi munculnya kesulitan dalam
melakukan pembelajaran daring.
3. Untuk mengetahui cara atau alternatif yang digunakan untuk
meminimalisir kesulitan yang dialami.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran
mengenai kesulitan guru matematika dalam menerapkan pembelajaran
daring.
2. Manfaat Praktis
a. Lembaga IAIN Salatiga
Sebagai tolak ukur lembaga guna mengetahui tentang kesulitan
guru matematika dalam melaksanakan pembelajaran daring selama
masa pandemi virus corona, menambah literasi yang berkaitan dengan
hal terssebut sehingga akan menjadi sumber rujukan bagi civitas
akademika yang akan melakukan penelitian terkait.
b. Siswa
Sebagai sumbangan pengetahuan kepada siswa mengenai
kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru matematika dalam menerapkan
pembelajaran daring selama masa pandemi.
6
c. Guru
Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan evaluasi terkait
pembelajaran daring, sehingga muncul program-program baru yang
bisa mengurangi adanya kesulitan yang dihadapi oleh guru.
d. Sekolah
Sebagai bahan informasi dan evaluasi terkait pembelajaran
daring sehingga muncul kebijakan dan program-program baru yang
bisa mengurangi adanya kesulitan yang dihadapi oleh guru matematika
ataupun guru yang lainnya.
e. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan peneliti terkait kesulitan guru matematika dalam
melakukan pembelajaran daring selama pandemi virus corona serta
menjadikan peneliti untuk terus memotivasi diri agar selalu inovatif
dalam melakukan pembelajaran.
f. Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi yang
bermanfaat bagi pembaca terutama bagi peneliti, kalangan akademisi,
lembaga pendidikan terkait sebagai pengetahuan mengenai kesulitan
guru matematika dalam melakukan pembelajaran daringselama masa
pandemi virus corona.
7
E. Penegasan Istilah
Agar penelitian ini dapat mendeskripsikan dengan jelas dan tidak
menimbulkan kesalahpahaman penafsiran, maka peneliti perlu memberikan
penegasan. Berikut ini istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitian,
yaitu:
1. Kesulitan Guru Matematika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesulitan berasal
dari kata sulit yang berarti keadaan yang sulit, sesuatu yang sulit,
kesukaran, kesusahan. Kesulitan juga dapat diartikan dengan munculnya
kendala-kendala sehingga menimbulkan keadaan yang sulit atau sesuatu
menjadi sulit dilakukan.
Menurut Nata (2005) makna guru adalah seseorang yang memberikan
pengetahuan, keterampilan atau pengalaman kepada orang lain. Selain itu
Ramayulis berpendapat bahwa guru adalah orang yang bertanggung jawab
membimbing peserta didik menjadi manusia yang manusiawi yang
memanusiakan manusia, sehigga tugas utamanya yaitu mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan menevaluasi
muridnya dalam pendidikan (Elma, 2018:13).
Menurut Suherman (2001) matematika adalah ilmu yang mempelajari
tentang tata cara berpikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif. Pada matematika diletakkan dasar bagaimana
8
mengembangkan cara berpikir dan bertindak melalui aturan yang disebut
dalil (dapat dibuktikan) dan aksioma (tanpa pembuktian). Pembelajaran
matematika diharapkan berakhir dengan sebuah pemahaman siswa yang
komprehensif dan holistik (lintas topic bahkan lintas bidang studi) tentang
materi yang telah disajikan (Sardiman, 2008). Matematika merupakan
salah satu mata pelajaran yang sangat pendting dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Matematika merupakan ilmu universal dan mendasari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memajukan daya
pikir serta analisa manusia. Matematika tergolong sebagai mata pelajaran
abstrak oleh karena itu proses pembelajarannya membutuhkan perhatian
serius dari semua pihak seperti guru, lingkungan, dan wali siswa, karena
pembelajaran matematika merupakan proses dimana siswa secara aktif
mengkonstruksi pengetahuan matematika (Lamote, 2017: 59).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
pengertian kesulitan guru matematika yaitu kendala-kendala yang di alami
oleh seorang guru matematika dalam mengajar atau mendidik peserta
didiknya.
2. Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring merupakan kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan internet, LAN (Local Area Network), WAN (Wide
Area Network) sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitasi serta
9
didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya (Waryanto, 2006:
12)
William mengemukakan bahwa pembelajaran daring merupakan
koleksi besar komputer dalam jaringan yang saling terhubung sehingga
banyak pengguna dapat berbagi sumber daya mereka yang luas.
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat diambil pengertian
bahwa pembelajan daring merupakan kegiatan belajar mengajar yang
memanfaatkkan jaringan internet sebagai medianya dan dapat dilakukan
secara jarak jauh (Riyana: 15).
3. Pandemi Virus Corona
Pada 31 Desember muncul kasus serupa dengan pneumonia yang tidak
diketahui di Wuhan, Cina. Kasus tersebut disebabkan oleh virus corona
atau yang dikenal dengan COVID-19 ( Corona Virus Disease 2019).
Karakteristik virus ini adalah kecepatan penyebaran yang tinggi
berdasarkan data WHO (World Health Orgaization) yang diperoleh bahwa
virus corona telah menjadi pandemi global di 216 negara seluruh dunia
(Herliandry, 2020: 66).
Pandemi virus corona adalah krisis kesehatan yang pertama dan
terutama di dunia. Banyak negara memutuskan untuk menutup sekolah
dan perguruan tinggi. Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat
berdampak pada dunia ekonomi, tetapi kini dampaknya telah dirasakan
juga oleh dunia pendidikan (Purwanto, 2020: 2).
10
Virus corona telah mewabah di Indonesia sejak awal Maret 2020
hingga saat ini. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah
Indonesia untuk mengurangi tingkat penyebaran virus corona seperti
social distancing, physical distancing hingga pembatasan sosial berskala
besar. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan untuk mengatasi penyebaran
virus corona berdampak pada berbagai bidang khususnya pendidikan di
Indonesia (Herliandry, 2020: 66)
Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia
dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan
lembaga terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi
peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses
pendidikan pada lembaga pendidikan (Purwanto, 2020: 2-3).
Mengingat masa pandemi, waktu, lokasi dan jarak menjadi
permasalahan besar saat ini sehingga pembelajaran jarak jauh menjadi
solusi untuk mengatasi kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran tatap
muka. Krisis kesehatan yang diakibatkan oleh virus corona telah
mempelopori pembelajaran daring secara serempak (Herliandry, 2020: 66)
F. Sistematika Penulisan
Agar hasil penulisan skripsi ini mudah dipahami, maka penulis
menetapkan sistematika penulisannya tersebut untuk mengklasifikasikan
persoalan-persoalan yang telah ada. Skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu
11
bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Adapun secara lebih rinci
sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Bagian awal ini meliputi sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto,
pembahasan, kata pengantar, abstrak, dafar isi, dan daftar lampiran.
2. Bagian Inti
Pada bagian ini terdiri dari beberapa Bab yang masing-masing terdari
beberapa sub dengan susunan sebagai berikut:
BAB I :PENDAHULUAN
Pada Bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, fokus
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitan, penegasan istilah dan
sistematika penulisan.
BAB II :KAJIAN PUSTAKA.
Pada Bab ini dipaparkan terkait landasan teoritis dan kajian pustaka.
Pada subbab pertama landasan teoritis Analisis Kesulitan Guru
Matematika meliputi: pengertian kesulitan guru matematika, tugas dan
peran guru, faktor penyebab kesulitan guru. Selanjutnya tinjauan tentang
pembelajaran meliputi: hakikat pembelajaran, tujuan pembelajaran,
perencanaan pembelajaran, dan pembelajaran daring. Pada subbab kedua
kajian pustaka berisi tentang telaah terhadap hasil penelitian terdahulu
(prior research) yang relevan dengan penelitian ini
12
BAB III :METODOLOGI PENELITIAN.
Pada bagian ini memuat tentang metode dan langkah-langkah secara
operasional. Meliputi jenis penelitian dan pendekatan penelitian, lokasi
penelitian, sumber data, jenis data, analisis data, dan pengecekan
keabsahan data.
BAB IV :HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA.
Pada Bab ini disajikan data-data terkait, berisi paparan data dan
analisis data. Paparan data meliputi deskripsi lokasi penelitian dan
deskripsi data penelitian.
BAB V :PENUTUP.
Bab V merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran
yang terkait dengan penelitian ini.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir dari skripsi ini memuat daftar pustaka, lampiran-
lampiran, dan daftar riwayat hidup penulis.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Analisis Kesulitan Guru Matematika
Analisis kesulitan guru matematika merupakan suatu istilah untuk
menggambarkan kegiatan memperoleh informasi berkenaan dengan
kesulitan yang dihadapi oleh guru matematika dalam melaksanakan tugas-
tugasnya.
a. Pengertian Kesulitan Guru Matematika
Kesulitan berasal dari kata sulit yang berarti keadaan yang
sulit, sesuatu yang sulit, kesukaran, kesusahan
(https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/kesulitan). Berdasarkan
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa kata kesulitan muncul
akibat adanya haambatan-hambatan tertentu dalam mengerjakan
sesuatu. Sementara guru adalah pribadi yang selalu digugu dan ditiru.
Guru adalah profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru
dan tidak dapat dilkukan oleh sembarang orang diluar pendidikan.
Kata guru memiliki banyak sinonim kata seperti pendidik, pelatih,
pengajar, trainer, tutor, dan lain sebagainya. Dimana tugas mereka
adalah sama-sama mendidik dan mengajar peserta didiknya baik itu
https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/kesulitan
14
dalam pendidikan formal ataupun informal. Djamarah (2000: 3)
menyatakan bahwa Guru di dalam pandangan masyarakat adalah
orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak
harus dilembaga formal.
Menurut Nata (2005: 113), guru yaitu seseorang yang
memberikan pengetahuan, keterampilan atau pengalaman kepada
orang lain. Ramayulis juga berpendapat bahwa guru adalah orang yang
bertanggungjawab untuk membimbing peserta didik menjadi manusia
yang manusiawi yang memanusiakan manusia sehingga tugas
utamanya yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi muridnya dalam pendidikan
(Ramayulis, 2013: 4).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tertulis bahwa guru
adalah pendidik professional yang memiliki tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan menengah (Peraturan Pemerintah RI,
2008). Matematika sendiri merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di setiap jenjang sekolah dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi.
15
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil pengertian
kesulitan guru matematika yaitu kendala-kendala yang dihadapi oleh
guru matematika dalam melakukan pembelajaran.
b. Tugas dan Peran Guru
Menurut Usman dan Djamarah, tugas guru dikelompokkan
menjadi tiga yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan
tugas dalam bidang kemasyarakatan (Djamarah, 2000: 37)
Pertama, tugas guru sebagai profesi yaitu seorang guru
memiliki tugas untuk mengembangkan profesionalitas diri, mendidik,
mengajar dan melatih anak didik sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai pendidik, pengajar dan
pelatih harus mampu meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
kehidupan, meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta mengembangkan keterampilan dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perkembangan zaman.
Kedua, tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah yakni
guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi
peserta didiknya. Guru juga harus mampu menarik simpatimya
sehingga ia menjadi idola dan publik figur bagi siswa-siswanya.
Pelajaran apapun yang disampaikan hendaknya dapat memberikan
motivasi dan menjadi inspirasi bagi siswanya dalam belajar. Oleh
karena itu perlu diperhatikan bagi seorang guru pada aspek
16
penampilan baik dalam berbusana maupun bersikap kepada para
siswanya. Karena jika penampilan seorang guru tidak menarik baik
dari segi berpakaian maupun dari sikap mengajarnya maka kegagalan
pertama yang diperoleh adalah tidak tercpainya indikator
pembelajaran. Sehingga seorang guru perlu memperhatikan
perfomennya dalam mengajar karena guru adalah sosok public figur di
kelas.
Ketiga, tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, guru
mempunyai tugas mendidik, melatih, dan mengajar masyarakat untuk
menjadi warga negara yang bermoral dan berakhlak mulia. Karena
pendidikan tidak hanya cukup dilakukan di dalam kelas atau
lingkungan sekolah saja akan tetapi pendidikan adalah hak semua
warga Negara baik itu kecil atau besar mereka berhak menerima dan
memperoleh pendidikan. Sebagaimana yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 yaitu merasakan dan memperoleh pendidikan
yang layak baik itu laki-laki atau perempuan, tua atau muda, besar atau
kecil, semuanya memiliki hak yang sama dalam pendidikan.
Pendidikan itu tidak hanya didapatkan dalam pendidikan formal saja,
melainkan dapat diperoleh juga dalam pendidikan nonformal seperti
pendidikan dalam keluarga ataupun masyarakat. Dengan demikian
seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam
mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa.
17
c. Faktor Penyebab Kesulitan Guru
Menurut Uno, faktor penyebab kesulitan guru secara umum dapat
dibagi menjadi dua yakni faktor internal dan faktor eksternal (Aulia,
2018: 12).
1) Faktor Internal
Faktor internal sebagai penyebab kesulitan guru dalam
pengertian ini adalah motivasi guru untuk senantiasa
memenuhi tugasnya sebagai pelaksana kurikulum. Dengan
melaksanakan pembelajaran berdasarkan tuntutan kurikulum
tersebut serta kinginan belajar untuk mampu melaksanakan
kewajiban tersebut secara kreatif dalam mencapai hasil yang
optimal. Kreativitas guru menjadi faktor penentu dari terwujud
atau tidaknya tugas tersebut.
Guru adalah pelaksana langsung dari kurikulum di
suatu kelas. Kemudian gurulah yang bertugas menganalisis
tujuan berdasarkan apa yang tertuang dalam kurikulum resmi,
mengembangkan alat evaluasi berdasarkan tujuan, merumukan
bahan yang sesuai dengan isi kurikulum, merumuskan bahan
yang sesuai dengan isi kurikulum, merumuskan bentuk
kegiatan belajar yang dapat memberikan pengalaman belajar
bagi peserta didik dalam melaksanakan apa yang telah
diprogramkan kemudian gurulah yang langsung menghadapi
18
berbagai permasalahan yang muncul sehubungan dengan
pelaksanaan kurikulum di kelas. Serta tugas gurulah yang
mencarikan upaya memecahkan segala permasalahan yang
dihadapi dan melaksanakan upaya itu.
Sehubungan dengan pembinaan dan pengembangan
kurikulum, permasalahan yang sering kali muncul dan harus
dihadapi oleh guru yaitu diantaranya permasalahan yang
berhubungan dengan isi materi/bahan pelajaran dan organisasi
atau cara pelaksanaan dari kurikulum sertapermasalahan
dalam hubungan dengan penyusunan kurikulum dan revisi/
perbaikan kurikulum.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal dapat dipahami sebagai dukungan dari
luar guru yang dalam hal ini adalah lingkungan dan
pembinaan kinerja untuk mampu memenuhi tugasnya
melaksanakan pembelajaran berdasarkan tuntutan kurikulum
secara optimal. Lingkungan dalam konteks kekinian nyatanya
telah mengalami perkembangan yang pesat kaitannya dengan
tantangan globalisasi.
Guru sebagai suatu profesi yang menuntut keahlian
dalam mengerjakan tugas-tugasnya maka harus mengerahkan
kemampuan terbaik yang dimilikinya, namun guru juga
19
memiliki kebutuhan-kebutuhan melalui kerjanya. Kebutuhan-
kebutuhan ini harus terpenuhi agar guru dapat bekerja dengan
baik. Kimball Wiles dalam bukunya yang berjudul
Supervision for Better Schools, membahas tentang apa yang
sebenarnya diinginkan oleh guru-guru melalui kerjanya.
Dalam uraian tersebut tersirat beberapa kebutuhan guru
tentang lingkungan fisik dan sosial yang kondusif untuk
menjalani tugasnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
diantaranya kondisi kerja yang menyenangkan, perlengkapan
kerja, rasa diikutsertakan, perlakuan yang wajar dan jujur,dan
rasa mampu. Pengakuan dan penghargaan atas sumbangan,
ikut ambil bagian dalam pembuatan kebijakan sekolah,
kesempatan mengembangkan “self respect”
Guru juga perlu dibina dalam rangka meningkatkan
kompetensinya sebagai pendidik. Secara terminologis,
pembinaan guru sering diartikan sebagai serangkaian usaha
bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud
layanan professional yang dilakukan oleh kepala sekolah,
penilik sekolah, pengawas, serta pembina lainnya untuk
meningkatkan proses hasil dan hasil belajar.
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, pembinaan
guru dalam supervisi yaitu serangkaian bantuan yang
20
berwujud layanan professional, layanan professional tersebut
diberikan oleh orang yang lebih ahli (kepala sekolah, penilik
ekolah, pengawas, dan ahli lainnya) kepada guru, maksud
layanan professional tersebut adalah agar dapat meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar sehigga tujuan pendidikan
yang direncanakan dapat tercapai.
Cooney , Davis dan Henderson ( 1975: 210) yang dikutip oleh
Muslimah (2015: 49) mengungkapkan faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan yaitu :
1) Faktor Fisiologis
Kesulitan yang dialami guru dapat disebabkan oleh faktor
fisiologis, diantaranya karena gangguan penglihatan, pendengaran,
dan organ gerak lainnya.
2) Faktor Sosial
Faktor sosial dalam lingkungan pembelajaran berpengaruh
terhadap kesulitan yang dialami guru seperti interaksi sesama guru
dan lingkungan pembelajaran.
3) Faktor Emosional
Faktor emosional mencakup kondisi psikologis, pola berpikir
dan perasaan. Psikologis guru yang terbebani menjadi salah satu
faktor kesulitan guru.
4) Faktor Intelektual
21
Guru yang mengalami kesulitan disebabkan oleh intelektual
umumnya melakukan kesalahan dalam konsep dan prinsip materi
pelajaran.
2. Pembelajaran
a. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran diambil dari kata belajar. Belajar merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Menurut Oemar Hamalik bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Setelah
melakukan proses belajar, biasanya seseorang akan menjadi lebih
respek dan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap objek,
makna, dan peristiwa yang dialaminya.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi
antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak
dengan pendidik (Abdul Majid,2014: 15). Oleh karena itu dalam
proses pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru
sebagai salah satu sumber belajar, tetapi juga berinteraksi dengan
keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
Pembelajaran menurut Dengeng dalam Hamzah B. Uno (2006:
2) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Artinya dalam
22
pembelajaran terdapat kegiatan untuk memilih, menetapkan, dan
mengembangkan metode atau model pembelajaran sesuai kondisi
pengajaran yang akan dilakukan guru. Sedangkan menurut Robert
Heinich yang dikutip oleh Benny A Pribadi (2009:30) pembelajaran
merupakan sebuah sistem dengan komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk melakukan suatu sinergi yaitu mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Menurut Martinis Yamin (2007:78) pembelajaran yang
dilakukan antara guru dan siswa harus mengacu pada peningkatan
aktivitas belajar siswa. Dengan melibatkan siswa berperan dalam
kegiatan pembelajaran, berarti mengembangkan kapasitas belajar dan
potensi yang dimiliki siswa secara penuh.
Konsep pembelajaran lebih lengkap menurut Oemar Hamalik
bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia
terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga
lainnya, misalnya teaga laboratorium. Material meliputi buku-buku,
papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video,
perlengkapan audio visual juga computer. Prosedur meliputi jadwal
dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan
sebagainya (Muslimah, 2015: 34).
23
berdasarkan semua konsep pembelajaran di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan peserta didik agat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan kompetensi belajar. Tujuan pengajaran akan tercapai
jika ada kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik. Oleh
Karena itu, secara umum unsur-unsur dalam sistem pembelajaran
minimal ada peserta didik, suatu tujuan, dan suatu prosedur kerja
untuk mencapai tujuan (Muslimah, 2015:34)
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan (goals) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil
pendidikan yang diinginkan. Tujuan pembelajaran dirancang untuk
membentuk siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan
pengalaman itu tingkah laku siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa akan
bertambah, baik kualitas maupun kuantitas. Tingkah lalku yang
dimaksud yaitu meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atas
norma sebagai pengendali sikap dan perilaku.
Kunci dalam menentukan tujuan pembelajaran adalah adanya
kebutuhan peserta didik, mata pelajaran, dan guru. Suatu tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan baik apabila terdapat faktor-faktor
yang mendukungnya, seperti adanya media dan metode pembelajaran
24
yang tepat. Keberadaan media dan metode pembelajaran akan
mempermudah guru maupun murid dalam menyampaikan ataupun
menerima materi pelajaran. Menurut Hamalik suatu tujuan
pembelajaran sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar,
misalnya dalam situasi bermain peran,
2) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat
diukur dan dapat diamati,
3) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki,
misalnya: pada peta Pulau Jawa, siswa dapat mewarnai dan
memberi label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.
c. Perencanaan Pembelajaran.
Menurut Majid, perencanaan adalah menyusun langkah-
langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Sedangkan perencanaan menurut Newman dalam buku
Administrative Action Techniques of Organisation and Management
yang dikutip oleh Majid mengemukakan bahwa, perencanaan adalah
menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung
rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari
tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-
metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan
jadwal sehari-hari (Muslimah, 2015: 37).
25
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses
interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung
yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran (Rusman,
2011: 134). Maka secara umum perencanaan pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu proses menyusun langkah-langkah yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan.
Melaksanakan perencanaan pembelajaran guru perlu
mempersiapkan perangkat yang harus dilaksanakan. Hidayat
mengemukakan bahwa perangkat pembelajaran yang harus
dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran antara lain:
1) Memahami kurikulum
2) Menguasai bahan ajar
3) Menyusun program pengajaran
4) Melaksanakan program pengajaran
5) Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar
yang tlah dilaksanakan.
d. Pembelajaran Daring
Menurut Molinda, pembelajaran daring dapat didefinisikan
sebagai upaya menghubungkan pembelajar (peserta didik) dengan
sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang
secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling
berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi secara langsung dan
26
secara tidak langsung. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran
atau pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan imformasi, misalnya internet,
video/audiobroadcasting, video/audioconferencing, CD-ROM
(Compact Disc Read Only Memory) secara langsung dan tidak
langsung, semua media elektronik tersebut bertujuan membantu siswa
agar bisa lebih menguuasai materi pelajaran (Santoso, 2017).
Pembelajaran daring pertama kali dikenal karena pengaruh dari
perkembangan pembelajaran berbasis elektronik (e-lerning) yang
diperkenalkan oleh Universitas Illionis melaului sistem pembelajaran
berbasis komputer (Hardiayanto). Pembelajaran daring merupakan
suatu sistem yang dapat memfasilitasi siswa belajar lebih luas, lebih
banyak an bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem
tersebut siswa dapat belajar kapan saja dan diamana saja tanpa terbatas
oleh jarak, ruang dan waktu. Materi pembelajaran yang dipelajari lebih
bervariasi, tidak hanya dalam bentuk verbal, melainkan lebih
bervariasi seperti visual, audio dan gerak. Secara umum pembelajaran
daring lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian siswa dalam
menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara daring.
Menurut Curtis J. secara tersirat mengemukakan dalam survei
Online Training in an Online World bahwa konsep pembelajaran
daring sama artinya dengan e-learning. Menurut The Report of the
27
Commission on Technology and Adult Learning (2001) dalam Curtis J.
(2002 : 29) defines e-learning as “instructional content or learning
experiences delivered or enabledby electronic technology”.
Online learning dapat dirumuskan sebagai “a large collection
of computers in networks that are tied together so that many users can
share their vast resources (William, 1999). Pengertian pembelajaran
daring meliputi aspek perangkat keras (infrastruktur) berupa
seperangkat komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan
memiliki kemampuan untuk mengirimkan data baik berupa teks,
pesan, grafis maupun suara.
Pengertian pembelajaran daring bukan hanya berkaitan dengan
perangkat keras saja, melainkan juga mencakup perangkat lunak
berupa data yang dikirim dan disimpan, sewaktu-waktu dapat diakses.
Beberapa komputer yang saling berhubungan satu sama lain dapat
menciptakan fungsi sharing yang secara sederhana dapat disebut
sebagai jaringan (networking).
Mengingat pembelajaran daring sebagai metode atau sarana
komunikasi yang mampu memberikan manfaat besar bagi kepentingan
para peneliti pengajar, dan siswa maka para pengajar perlu memahami
karakteristik atau potensi pembelajaran daring agar dapat
memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan pembelajaran
para siswanya. Keuntungan pembelajaran daring adalah media yang
28
menyenangkan sehingga menimbulkan ketertarikan siswa pada
program-program daring.
Pembelajaran daring di Indonesia mulai dirasakan dari proses
pembelajaran mandiri melalui tugas-tugas yang diberikan.
Pembelajaran mandiri lebih menekankan belajar melalui segala
sumber yang dapat mendukung dengan bantuan seminimal mungkin
dari orang lain. Perkembangan pembelajaran daring mulai kentara saat
adanya pembelajaran jarak jauh. Melalui pembelajaran jarak jauh,
pemerintah dapat mengatasi masalah pemerataan pendidikan untuk
semua individu. Melalui pembelajaran jarak jauh proses pembelajaran
dikombinasikan dengan e-learning, sejak saat itu pembelajaran daring
terus berkembang di Indonesia.
Pembelajaran daring di Indonesia berkembang dengan pesat. Pada
awalnya pembelajaran daring masih dikombinasikan dengan
pembelajaran konvensional untuk melatih siswa lebih mandiri. Melatih
kemandirian belajar untuk siswa di Indonesia bukan suatu hal yang
mudah karena sistem pembelajaran terdahulu (pola tradisional) yang
beranggapan bahwa guru merupakan sumber belajar utama. Setelah
siswa lebih mandiri barulah pembelajaran daring dapat dilakukan
secara menyeluruh (Riyana: 14-16)
29
a. Ciri-Ciri Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring memiliki beberapa ciri-ciri secara umum.
Ciri-ciri tersebut didasarkan atas gabungan dari beberapa teori dan
pendekatan yang mendukung pembelajaran daring. Ciri-ciri
pembelajaran daring menurut Flinders Univercity yaitu personal
(pembelajaran individu), structured (terstruktur dan sistematis),
active (mengutamakan keaktifan siswa) dan connective
(keterhubungan).
1) Pembelajaran Individu
Salah satu keuntungan dari pembelajaran daring yaitu
siswa dapat menciptakan sendiri suasana belajar yang nyaman
dan sesuai keinginan. Dalam pembelajaran daring siswa akan
belajar secara mandiri. Ada beberapa factor internal maupun
eksternal yang mempengaruhi keberhasilan dari pembelajaran
daring yang dilakukan oleh siswa. Faktor internal yang dapat
mempengaruhi yaitu kecerdasan, rasa ingin tahu yang tinggi,
motivasi, kepribadian dan lain sebagainya. Sedangkan faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi pembelajaran daring yaitu
teknologi yang dipakai, lingkungan sekitar, kecepatan akses
internet dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran daring siswa
perlu menciptakan kehadiran guru, yang dapat digunakan
sebagai kontrol untuk dirinya. Ketika peran guru tidak ada,
30
maka dapat memungkinkan adanya kemalasan siswa yang
dapat mengakibatkan tidak berjalannya pembelajaran daring
sesuai jadwal.
2) Terstruktur dan Sistematis
Guru menyiapkan silabus, materi pelajaran, media dan
sumber belajar sebelum diadakannya kegiatan belajar mengajar
secara daring. Semua kegiatan tersebut dilakukan secara
terstruktur. Selain terstruktur secara teknis, materi pelajaran
pun diatur sedemikian rupa agar terstruktur sesuai tingkatan
kemampuan. Materi yang lebih mudah akan diberikan diawal
pertemuan. Selain itu materi-materi yang dirasa sulit akan
diberikan penjelasan dan contoh.
3) Mengutamakan Keaktifan Siswa
Proses belajar terjadi akibat adanya proses aktif dari
siswa. Proses aktif sangat diperlukan dalam pembelajaran
konvensional maupun pebelajaran daring. Pada pembelajaran
daring memerlukan kegiatan aktif dari siswa.
Cara mengaktifkan siswa dalam pembelajaran daring
dapat menggunakan teknologi. Teknologi dipilih karena dapat
memfasilitasi dan menyediakan berbagai hal yang dapat
mengaktifkan siswa dengan menggunakan teknologi, guru
dapat merancang beberapa aktifitas yang dapat membuat siswa
31
aktif baik dalam aktif berpikir, aktif bersosialosasi, maupun
aktif dalam hal lainnya
4) Keterhubungan
Pembelajaran daring dikenal dengan pembelajaran
mandiri. Pembelajaran daring masih memungkinkan adanya
pertemuan antar siswa, bedanya pertmeuan dilakukan secara
daring. Pembelajaran daring tidak merubah kebiasaan-
kebiasaan yang terjadi pada pembelajaran konvensional seperti
adanya pertemanan, ataupun interaksi dengan guru. Salah satu
karakteristik pembelajaran daring yaitu adanya konektivitas.
Pembelajaran daring menghubungkan antara siswa dan guru,
siswa yang satu dengan lainnya, menghubungkan antar tim
pengajar ataupun siswa dengan staf pendidik lainnya.
Pembelajaran konektif didasarkan pada pembelajaran
sosial dan teori pembelajaran konstruktivis, seperti yang
dijelaskan oleh George Siemens. Menurutnya bahwa belajar
tidak harus dipandang sebagai sutau peristiwa tetapi
merupakan sebuah proses yang melibatkan antara memori,
kognisi, emosi, keyakinan dan persepsi. Selain itu belajar dapat
dilakukan dengan mengirim email, melihat blog, melakukan
percakapan daring dan lain-lain. Melalui pembelajaran daring
siswa akan terkoneksi dengan dunia maya. Siswa menemukan
32
banyak sumber belajar yang tidak terbatas. Dalam
pembelajaran daring tidak adanya batasan ruang dan waktu
sehingga siswa dapat belajar secara terkoneksi (Riyana : 28-
30).
b. Karakteristik Pembelajaran Daring
Hardjito mengungkapkan bahwa internet dapat digunakan
dalam setting pembelajaran di kelas karena mempunyai
karakteristik yang khas, yaitu:
1) Sebagai media interpersonal dan juga sebagai media massa
yang memungkinkan terjadinyan komunikasi one to one
maupun one to many
2) Memiliki sifat interaktif
3) Memungkinkan terjadinya komunikasi secara sinkron maupun
komunikasi tertunda sehingga memungkinkan
terselenggaranya ketiga jenis komunikasi yang merupakan
syarat keterselenggarakannya suatu proses pembelajaran.
Selain itu Soekartawi menambahkan bahwa pembelajaran
daring memliki karakteristik sebagai berikut:
1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana guru dan
siswa, siswa dengan siswa, atau guru dengan guru dapat
berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi
oleh hal-hal yang protokoler.
33
2) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan
computer network)
3) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning
materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh
guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang
bersangkutan memerlukannya.
c. Bentuk Pembelajaran Daring
Haughey menjelaskan bahwa terdapat tiga bentuk
pembelajaran melalui internet (pembelajaran daring) sebagai dasar
pengembangan sistem pembelajaran dengan mendayagunakan
internet, yaitu: web course, web centric course dan web enhanced
course (Waryanto, 2006: 14).
1) Web Course
Web course adalah penggunaan internet untuk
keperluan pembelajaran, semua bahan ajar, diskusi, konsultasi,
penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui
internet.
2) Web Centric Course
Web centric course adalah pembelajaran dengan
sebagian bahan belajar dan latihan disampaikan melalui
internet sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi, dan
latihan dilakukan secara tatap muka. Prosentase tatap muka
34
dalam web centric course lebih kecil dibandingkan prosentase
belajar melalui internet
3) Web Enhanced Course
Web enhanced course adalah pemanfaatan internet
untuk pendidikan untuk menunjang peningkatan kualitas
kegiatan belajar mengajar di kelas, bentuk ini kegiatan
pembelajaran utama adalah kegiatan tatap muka di kelas.
Peranan internet dalam pembelajaran daring bentuk web
enhanced course adalah menyediakan sumber-sumber yang
sangat kaya dengan memberikan alamat-alamat atau membuat
hubungan ke berbagai sumber belajar yang sesuai yang bisa
diakses secara daring, untuk meningkatkan kuantitas dan
memperluas kesempatan berkomunikasi antara pengajar dan
peserta didik secara timbal balik. Web enhanced course dapat
dikatakan sebagai langkah awal bagi institusi pendidikan yang
akan menyelenggarakan pembelajaran berbasis internet
(pembelajaran daring) sebelum menyelenggarakan
pembelajaran dengan internet secara lebih kompleks seperti
web course dan web centric course
d. Membuat Kelas Daring
Kelas daring merupakan nama dari kelas yang ada dalam
pembelajaran daring. Kelas daring sering juga disebut sebagai
35
virtual classroom. Untuk menciptakan virtual classroom, terdapat
beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan supaya kelas maya
tersebut dapat menjadi wahana proses belajar yang efektif seperti
dikemukakan Porter, pertimbangan tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Kelas virtual tersebut harus dilengkapi dengan sumber belajar
yang pada saat diperlukan siswa telah tersedia dan mudah
diakses. Jika sumber tidak dapat disediakan, penyelenggara
harus dapat menunjukkan di mana sumber belajar tersebut
dapat dicari, sehingga dalam kelas maya harus ada atau
dilengkapi dengan peralatan yang dapat digunakan untuk
mencari dan mengirimkan pesan kepada guru atau sesama
siswa.
2) Kelas maya harus dapat memberikan harapan kepada siswa
untuk terjadinya proses belajar dan menciptakan lingkungan
yang kondusif untuk belajar.
3) Kelas maya harus dapat menyatukan siswa dan guru supaya
mereka bersikap terbuka untuk berbagi informasi dan bertukar
gagasan.
4) Kelas maya harus menyediakan ruang untuk percobaan dan
penerapan. Kelas maya dirancang supaya siswa dapat berbagi
36
(share) hasil karya dan bertukar pengalaman dalam
menerapkan pengetahuan yang diperolehnya.
5) Kelas maya harus dapat memberikan penilaian terhadap kinerja
siswa.
6) Kelas maya harus dapat menjadi wahana kebebasan akademik.
e. Keuntungan dan Keterbatasan Pembelajaran Daring
Menurut Michael Molinda keterbatasan dan keuntungan
pembelajaran daring yaitu sebagai berikut:
1) Keuntungan
a) Internet bisa memuat teks, audio, grafik, animasi video dan
lain-lain.
b) Bisa di updet informasi dan siswa bisa mengakses
informasi tanpa batas.
c) Siswa dapat mengakses informasi tanpa harus pergi jauh.
d) Siswa dapat berkonsultasi dengan tenaga ahli dan bertukar
pendapat dengan siswa lain.
e) Berkomunikasi dengan mudah.
f) Tidak terlalu mahal (murah).
2) Keterbatasan
a) Banyak materi internet yang tidak sesuai dengan materi
siswa misalnya rokok, alkohol, pornografi dan lain-lain.
b) Terjadi pembajakan atas hak cipta.
37
c) Sulit mencari informasi karena setiap hari ribuan web
tumbuh.
d) Membutuhkan tenaga teknisi untuk mengorganisir LAN
(Local Area Network).
e) Membutuhkan alat koneksi untuk dapat mengakses
internet.
f) Keterlambatan akses.
g) Membutuhkan cara pandang kritis atas innformasi yang
masuk.
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan penelitian untuk mempertajam metodologi,
memperkuat kajian teoritis, dan memperoleh informasi mengenai penelitian
sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti lain (Danim, 2001: 105)
Setelah penulis membaca berbagai referensi yang relevan dengan judul
yang akan diteliti penulis menemukan beberapa karya ilmiah yang memiliki
judul atau objek yang hampir sama, diantaranya:
1. Baiq Zuhaeratul (UIN Mataram, 2018) dalam skripsinya yang berjudul
Analisis Kesulitan Guru dalam Menerapkan Pendekatan Saintifik di MIN
I Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan kesulitan guru dalam
menerapkan langkah kerja pendekatan saintifik diantaranya motivasi yang
38
kurang dalam mengembangkan pembelajaran dan jumlah siswa yang
tinggi dalam satu rombongan belajar. Untuk dapat mengoptimalkan setiap
langkah kerja dari pendekatan saintifik, guru diharapkan lebih
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Perbedaan penelitian di atas dengan pennelitian yang sedang dikaji
terletak pada metode pembelajaran, tahun, dan lokasi penelitiannya.
Penelitian di atas mengkaji tentang kesulitan guru dalam menerapkan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik sedangkan penelitian ini
mengkaji tentang kesulitan guru matematika dalam menerapkan
pembelajaran daring. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian
yang sedang dikaji adalah sama-sama membahas tentang kesulitan yang
dihadapi guru dalam melakukan pembelajaran. Kedua penelitian ini sama-
sama memakai metode penelitian kualitatif
2. Syarifuddin (UNNES, 2017) dalam skripsinya yang berjudul
Pengembangan Sistem Pembelajaram Online di SMK NU Ungaran. Hasil
peneltian ini menunjukkan bahwa pembelajaran online dinyatakan sangat
layak dengan kriteria-kriteria kelayakan sangat layak baik dari seegi media
yang menyatakan sangat baik denngan persentase 84% validasi materi
oleh guru yang menyatakan sangat baik dengan persentase 83%, dan hasil
angket uji coba oleh siswa dan guru menyatakan baik. Berdasar hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran online (e-learning) layak
dijadikan salah satu media pembelajaran di SMK NU Ungaran.
39
Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang sedang dikaji
terletak pada fokus penelitian, tahun dan lokasi penelitian serta metode
penelitian. Penelitian di atas mengkaji tentang pengembangan
pembelajaran daring. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian
yang sedang dikaji adalah sama-sama membahas tentang pembelajaran
daring.
3. Edi Santoso (Universitas Sebelas Maret, 2009) dalam tesisnya yang
berjudul Pengaruh Pembelajaran Online terhadap Prestasi Belajar Kimia
Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pembelajaran online memberikan pengaruh yang leboih tinggi
daripada pembelajaran dengan menggunakan media LKS terhadap prestasi
belajar kimia, terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara jenjang
kemampuan awal tinggi dengan jenjang kemampuan awal rendah terhadap
prestasi belajar kimia siswa, tidak ada interaksi pengaruh yang signifikan
antara jenis penggunaan media dengan jenjang kemampuan awal siswa
terhadap prestasi belajar kimia siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pembelajaran online dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi
belajar. Kemampuan awal perlu diperhatikan dalam melaksanakan
pembelajaran Kimia.
Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang sedang dikaji
adalah fokus penelitian, waktu dan tempat penelitian serta metode
40
penelitiannya. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang
sedang dikaji adalah sama-sama membahas tentang pembelajaran daring.
4. Anna Silviana Muslimah (Universitas Neggeri Yogyakarta, 2015) dalam
skripsinya yang berjudul Analisis Kesulitan Guru SMA dalam
Pembelajaran Ekonomi Berdasarkan Kurikulum 2013 MGMP di
Kabupaten Sleman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru dalam
melaukan tahapan peremcanaan dan pelaksanaan pembelajaran Ekonomi
berdasarkan Kurikulum 2013 masuk dalam kategori tidak sulit. Sedangkan
dalam melakukan penilaian pembelajaran ekonomi berdasarkan kurikulum
2013 masuk dalam kategori cukup sulit, dimensi yang paling menyulitkan
guru dalam pembelajaran Ekonomi berdasarkan kurikulum 2013 MGMP
Ekonomi di Kabupaten Sleman adalah dimensi penilaian otentik. Guru
laki-laki dan guru non PNS lebih sulit dalam melakukan tahapan
perencanaan dan pelaksnanaan pembelajaran Ekonomi kurikulum 2013.
Guru lulusan perguruan tinggi swasta dan guru yang
mengimplementasikan kurikulum 2013 selama satu semester lebih sulit
melaukan seluruh tahapan pembelajaran. Sedangkan guru sekolah swasta
maupun negeri tidak terlalu berbeda signifikan dlam mempengaruhi
tingkat kesulitan.
Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang sedang dikaji
adalah jika skripsi Anna Silviana mengkaji tentang kesulitan guru
ekonomi dalam menerpkan kurikulum 2013 sedangkan penelitian ini
41
mengkaji tentang kesulitan guru matematika dalam menerapkan
pembelajaran daring. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian
yang sedang dikaji adalah sama-sama membahas tentang kesulitan guru
dalam melakukan pembelajaran.
5. Heri Retnawati (Universitas Negeri Yogyakarta, ) dalam jurnalnya yang
berjudul Hambatan Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama dalam
Menerapkan Kurikulum Baaru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pelatihan dan sosialisasi belum dapat memberikan pemahaman yang baik
dan menyeluruh mengenai kurikulum 2013. Guru kesulitan mengatur
waktu pada perencanaan pembelajaran, merencanakan pembelajaran,
merencanakan penilaian sikap, dan memilih pengetahuan dan
keterampilan pada penyusunan instrument penilaian. Keterbatasan waktu
dalam pelaksanaan pembelajaran, kesulitan berkaitan dengan perangkat
pembelajaran dan ksulitan mengaktifkan siswa. Sistem penilaian yang
rumit dan perlu waktu yang lama untuk menyusun laporan.
Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang sedang dikaji
adalah jika jurnal Heri Retnawati lebih menitikberatkan pada kesulitan
penerapan kurikulum 2013 sedangkan penelitian ini lebih menitikberatkan
pada kesulitan dalam menerapkan pembelajaran daring. Persamaan
penelitian tersebut dengan penelitian yang sedang dikaji adalah sama-
sama membahas tentang hambatan atau kesulitan guru matematika dalam
melakukan pembelajaran.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang
terpenting dari sifat suatu barang jasa. Bogdan dan Taylor dalam Moleong
(2014) menyatakan bahwa penelitian kulitatif sebagai prosedur penelitian
yang meghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang menggunakan metode observasi, wawancara, analisis isi dan
metode pengumpulan data lainnya untuk menyajikan respon-respon dan
perilaku subjek.
Moleong (2017: 6) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskiptif dalam bentuk kata-kata
dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Penelitian yang digunakan disini adalah penelitian jenis lapangan
(field research). Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan
43
dalam penelitian ini bersifat deskriptif atau berupa kata-kata tertulis atau lisan
dan perilaku dari orang-orang yang dapat diamati. Dengan demikian
penelitian dengan menggunakan pendekatan ini dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi keadaan yang sedang berlangsung.
Penulis menggunakan pendekatan ini karena penulis bermaksud
menulis secara mendalam terkait kendala-kendala yang dihadapi oleh guru
matematika dalam menerapkan pembelajaran daring selama masa pandemi
dengan terjun langsung di lapangan untuk mendpatkan data-data yang valid
sehingga pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah letak di mana penelitian dilakukan untuk
memperoleh data atau informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan
penelitian ini. Lokasi yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian
yaitu di MTs Pangeran Diponegoro Salaman Kabupaten Magelang Provinsi
Jawa Tengah. Adapun waktu penelitian, peneliti mengadakan penelitian pada
bulan Juli 2020 hingga penelitian ini dianggap selesai.
Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah dikarenakan kondisi
alamnya yang dikelilingi pegunungan sehingga memungkinkan adanya
keterbatasan akses internet dan memungkinkan muncul banyak kesulitan
dalam menerapkan pembelajaran secara daring. Oleh karena itu sangat
mendukung untuk melakukan penelitian ini yang berjudul Analisis Kesulitan
44
Guru Matematika MTs Pangeran Diponegoro Salaman Tahun Pelajaran
2019/2020 dalam Menerapkan Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi
Virus Corona
C. Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer
dan sekunder.
1. Data Primer
Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata
yang diucapkan secara lisan, gerak gerik atau perilaku yang dilaukan oleh
subyek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010: 22)
Sumber data primer adalah data yang langsung diperoleh oleh peneliti
dari sumber pertamanya. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini
adalah kepala sekolah, waka kurikulum, dan guru matematika.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen
grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS (Short Message Service), dan
lain-lain), foto-foto, film, rekaman video, dan benda-benda yang dapat
memperkaya data primer (Arikunto, 2010: 22). Sedangkan sumber data
sekuder adalah data yang diperoleh oleh peneliti sebagai data penunjang
atau tambahan. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk
45
memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui
wawancara. Adapun sumber data sekunder yang digunakan adalah berupa
dokumentasi dan data-data lain di tempat penelitian.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Observasi
Menurut Arikunto dkk (2008: 17) observasi adalah kegiatan
pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai batasan. Menurut Fathoni (2006: 104), observasi
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu
pengamatan, dengan disertai penncatatan-pencatatan terhadap keadaan
atau perilaku objek sasaran. Observasi (observation) atau pengamatan
merupakan suatu teknik mengumpulkan data dengan cara mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat
dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif. Observasi
partisipatif, pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi nonpartisipatif, pengamat tidak ikut dalam kegiatan, pengamat
hanya berperan mengamati kegiatan (Sukmadinata, 2008: 216).
Sementara dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan
jenis observasi nonpartisipatif, yaitu peneliti mengumpulkan data melalui
46
pengamatan dan tidak terlibat langsung dalam kegiatan atau aktivitas
objek yang diamati.
Indikator yang diamati dari observasi tertulis sebagai berikut:
a. Keadaan lingkungan MTs Pangeran Diponegoro Salaman
b. Kebijkan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran daring selama
masa pandemic virus corona
2. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif
kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan
dalam pertemuan tatap muka secara individual. Adakalanya wawancara
juga dilakukan secara kelompok, kalau tujuannya untuk menghimpun data
dari kelompok. Wawancara yang ditujukan untuk menghimpun data dari
individu dilaksananakan secara individual (Sukmadinata, 2008: 216).
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan pada laporan tentang diri
sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan
keyakinan pribadi (Sugiono, 2014: 231). Wawancara dilakukan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumber data yang tidak dapat
diperoleh dari observasi.
Sebelum melaksanakan wawancara, peneliti menyiapkan instrument
wawancara yang disebut pedoman wawancara (interview guide). Pedoman
ini berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk
47
dijawab atau direspon oleh responden. Isi pertanyaan atau pernyataan
mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi, atau
evaluasi responden berkenaan denngan fokus masalah atau variable-
variabel yang dikaji dalam penelitian. Bentuk prtanyaan atau penyataan
bisa sangat terbuka sehigga responden mempunyai keleluasaan untuk
memberi jawaban atau penjelasan. Pertanyaan atau pernyataan dalam
pedoman wawancara bisa juga terstruktur, suatu pertanyaan atau
pernyataan umum diikuti dengan pertanyaan atau pernyataan yang lebih
khusus atau lebih terurai sehingga jawaban atau penjelasan dari responden
menjadi lebih dibatasi da diarahkan. Untuk tujuan-tujuan tertentu sub
pertanyaan atau pernyataan tersebut bisa sangat terstruktur sehingga
jawaban menjadi singkat atau pendek bahkan membentuk instrument
berbentuk ceklis.
Dalam persiapan wawancara, selain penyusunan pedoman wawancara,
hal penting lainnya yaitu membina hubungan baik dengan responden.
Keterbukaan responden untuk memberikan jawaban atau respon secara
objektif sangat ditentukan oleh hubungan baik yang tercipta antara
pewawancara dan responden (Sukmadinata, 2008: 216)
Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh penjelasan mengenai
informasi dan data-data yang dibutuhkan terkait dengan pembelajaran
matematika selama masa pandemi virus corona di MTs Pangeran
Diponegoro Salaman. Melalui wawancara ini diharapkan peneliti
48
mendapatkan jawaban dan pengakuan berupa kata-kata apa adanya, serta
ungkpan-ungkapan spontanitas yang unik/ khas dari narasumber yang
bersangkutan yang memungkinkan memberikan tambahan dalam proses
pengumpulan data dalam penelitian.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara
mendalam dimana proses Tanya jawab secara mendalam antara peneliti
dengan informan guna memperoleh informasi yang lebih rinci sesuai
dengan tujuan penelitian. Metode ini digunakan oleh peneliti guna
mendapatkan penjelasan mengenai iformasi dan data-data yang dibutuhan
terkait dengan penelitian ini. Data-data tersebut dapat berupa kutipan
langsung, opini perasaan, dan pengetahuan subjek. Dalam hal ini peneliti
akan melakukan wawancara dengan mempersiapkan beberapa pertanyaan
yang sudah terstruktur untuk memperoleh jawaban yang meiputi berbagai
permasalahan dalam penelitian dengan keterangan yang lebih mendalam.
Adapun yang menjadi sasaran wawancara yang dilakukan oleh peneliti
secara langsung, antara lain:
a. Kepala sekolah MTs Pangeran Diponegoro Salaman
Peneliti menggali informasi secara langsung dari narasumber
mengenai kebijakan sekolah yang mendukung kegiatan pembelajaran
secara daring di MTs Pangeran Diponegoro Salaman.
49
b. Waka Kurikulum MTs Pangeran Diponegoro Salaman
Peneliti menggali informasi secara langsung dari narasumber
mengenai kurikulum yang diterapkan dalam mendukung
berlangsungnya pembelajaran daring selama masa pandemi virus
corona di MTs Pangeran Diponegoro Salaman.
c. Guru Matematika MTs Pangeran. Diponegoro Salaman
Peneliti menggali informasi secara langsung dari narasumber
mengenai proses berlangsungnya pembelajaran daring serta kesulitan
yang dihadapi oleh guru matematika dan solusinya dalam
melaksanakan pembelajaran daring selama masa pandemi virus corona
di MTs Pangeran Diponegoro Salaman
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan
mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti
yang dilakukan oleh psikolog dalam meneliti perkembangan klien melalui
catatan pribadinya. Metode ini dimaksudkan sebagai tambahan untuk
bukti penguatan (Fathoni, 2006: 112). Hasil penelitian dari observasi atau
wawancara memiliki kredibilitas atau dapat dipercaya apabila didukung
oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada, tetapi
perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang
tinggi (Sugiono, 2014: 240).
50
Menurut Sukmadinata (2008 : 216) studi dokumentasi merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan
fokus masalah.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa dokumentasi
yang sudah berwujud dokumen. Peneliti mengumpulkan dokumentasi
berupa dokumentasi tulisan dan gambar. Dokumentasi tulisan seperti
profil sekolah, sarana prasarana sekolah, kondisi guru dan lain sebagainya.
Sedangkan dokumentasi gambar berisi tentang kondisi sekolah.
Adapun dalam penelitian ini, metode dokumentasi dilakukan dengan
cara mengumpulkan data-data tertulis yang ada di MTs Pangeran
Diponegoro Salaman dan literatur-literatur lain yang mendukung
penelitian ini antara lain mengenai gambaran umum MTs Pangeran
Diponegoro Salaman yang meliputi profil umum, tujuan yang ingin
dicapai, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, sarana dan prasarana,
serta data-data tentang proses pembelajaran daring selama masa pandemi
virus corona di MTs Pangeran Diponegoro Salaman.
51
E. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,memilih mana yang
penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2016: 244).
Adapun dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah
analisis data kualitatif deskriptif (non statistik) yaitu analisis data, proses
penyusunan data, memilah, dan mengolah kata-kata tertulis atau lisan dari
perilaku individu yang dapat diamati secara utuh. Pada penelitian ini,
dilakukan dengan menggambarkan ataupun menguraikan data yang diperoleh
dengan kata-kata atau kalimat dimana dengan analisis deskriptif ini peneliti
berusaha memaparkan secara detail tentang hasil penelitian sesuai dengan data
yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian.
Proses yang dilakukan dalam teknik analisis data antara lain dengan
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data (Data Collection)
Pengumpulan data adalah peneliti mengumpulkan data penelitian yang
banyak, dimana data tersebut diperoleh dari hasil observasi, wawancara
dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti kepada objek penelitian
52
dalam hal ini adalah kepala sekolah, wakil kepala bidang kurikulum, dan
guru matematika di MTs Pangeran Diponegoro Salaman.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan analisis untuk menajamkan. Reduksi data
dilakukan dengan menggolongkan data sedemikian rupa hingga dapat
ditarik kesimpulan akhir. Setelah melakukan penelitian melalui teknik
wawancara, teknik observasi dan teknik dokumentasi, peneliti
mengumpulkan data-data yang diperoleh, serta memilih data-data utama
yang sesuai dengan tema penelitian.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari polanya. Dengan demikian,
data yang yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya
(Endang, 2018: 172).
3. Penyajian Data
Penyajian data merupakan proses pengumpulan informasi yang
disusun berdasarkan kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang
diperoleh. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi
terorganisirkan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga mudah dipahami
dan merencanakan kerja selanjutnya. Pada tahap ini, penelti menyusun
data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat dipahami.
53
4. Menarik Kesimpulan Data atau Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles and Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara sehingga akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung tahap pengumpulan
data berikutnya. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, peneliti kembai ke
lapangan untuk mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukakan
bersifat kredibel (Endang, 2018: 174).
Verifikasi dimaksudkan untuk menghasilkan kesimpulan yang valid.
Sebagai analisis puncak, kegiatan ini dilakukan dengan meneliti kembali
catatan-catatan selama penelitian, mengambil data pokok dan dapat
disimpulkan.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Terdapat empat kriteria yang digunakan dalam pengecekan keabsahan
data yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),
ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability) (Moleong,
2017: 324). Pada penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan
(credibility). Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan
data secara akurat, agar tingkat kepercayaan penemuan dapat tercapai.
54
Maksudnya, untuk membuktikan bahwa pengamatan oleh peneliti sesuai
dengan lapangan. Teknik yang dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Triangulasi
Penelitian ini menggunakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas,
ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiono, 2016:273-274). Dengan
demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi
waktu.
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Selanjutnya data tersebut dideskripsikan dan dikategorisasikan sesuai
dengan persamaan dan perbedaan serta spesifikasinya. Data yang telah
dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data dari sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek
dengan dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas
data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan
55
atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dinggap benar. Atau
mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda.
c. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari di saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian
kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan
wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang
berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian
datanya.
2. Meggunakan Bahan Referensi
Penggunaan bahan referensi sang