76
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, dagang maupun industri harus menyajikan laporan keuangan yang dapat memberikan informasi kepada pemakai lapoaran keuangan juga pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal, laporan arus kas, catatan dan laporan lain yang merupakan bagian dari laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah pedoman pokok penyusunan laporan keuangan maka perusahaan dan unit ekonomi lainnya diharuskan menyusun laporan arus kas sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode akuntansi. Tujuan dari laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama

Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

  • Upload
    wayyu

  • View
    37

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hahahah

Citation preview

Page 1: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, dagang maupun industri harus

menyajikan laporan keuangan yang dapat memberikan informasi kepada pemakai

lapoaran keuangan juga pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan

masing-masing. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan

perubahan modal, laporan arus kas, catatan dan laporan lain yang merupakan bagian

dari laporan keuangan.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah pedoman pokok penyusunan

laporan keuangan maka perusahaan dan unit ekonomi lainnya diharuskan menyusun

laporan arus kas sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk

setiap periode akuntansi. Tujuan dari laporan arus kas adalah untuk menyediakan

informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama satu

periode. Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu

periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan

menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan bagaimana penggunaannya.

Kegunaan informasi arus kas bersama dengan informasi laporan keuangan

lainnya adalah memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk

mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan

kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta arus kas dalam rangka adaptasi

Page 2: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas.

Laporan arus kas dari perusahaan dapat digunakan sebagai dasar dalam

menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang

ada atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan

dimasa yang akan datang, sedangkan bagi para kreditur dengan laporan tersebut

dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan

pinjamannya.

Laporan arus kas dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk

mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan karena dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang bersangkutan dengan kualitas penghasilan, sumber-sumber kas dari

operasi, bagaimana pembayaran kembali utang dilakukan, dan bagaimana

ketergantungan pada pembiayaan dari luar.

Laporan arus kas menyajikan efek pada kas disemua aktivitas operasi,

pendanaan dan investasi yang penting sehingga manajemen dapat melihat efek dari

sebagian besar kebijakan keputusannya yang telah diambil dalam angka-angka

dengan mereview laporan tersebut memperlihatkan suatu arus kas dari aktivitas

operasi cukup besar untuk membiayai secara intern semua keperluan modal yang

diproyeksikan daripada mengeluarkan utang jangka panjang. Jika perusahaan pernah

mengalami kekurangan kas, manajemen dapat menggunakan arus kas untuk melihat

mengapa hal tersebut terjadi, setelah melihat arus kas maka manajemen bisa

memutuskan untuk menghemat kas atau mengurangi pengeluaran kas.

2

Page 3: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

PT Karlindo Ika Tama sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang

jasa servis telepon seluler merek Motorola. Banyak hal yang dilakukan oleh

perusahaan dalam upaya untuk memperoleh laba yang maksimal yakni dengan

melakukan kegiatan promosi, memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen,

dan lain-lain. Dengan usaha yang dilakukan tersebut, nampak bahwa perusahaan

mampu meningkatkan laba perusahaan setiap tahun. Namun demikian apakah laba

yang diperoleh tersebut, dapat dikatakan bahwa manajemen perusahaan sudah efektif

dan efisien dalam pengelolaan kas perusahaan. Hal tersebut yang menjadi masalah

bagi perusahaan, sebab selama ini perusahaan hanya menilai kinerja perusahaan dari

segi jumlah laba yang diperoleh dalam satu periode akuntansi saja, dan belum

menyusun laporan arus kas serta menggunakan laporan arus kas dalam menilai

kinerja perusahaan. Laporan arus kas dapat digunakan sebagai alternatif dalam

menilai kinerja perusahaan.

Dengan adanya laporan arus kas, maka dapat diperoleh informasi mengenai

arus kas masuk, arus kas keluar serta sumber dan penggunaan kas selama periode

tertentu. Informasi ini, bila dipakai dengan pengungkapan dan informasi yang

berkaitan dengan laporan keuangan lain dapat membantu para investor, kreditur, dan

pihak lainnya untuk menetapkan kemampuan badan usaha dalam menghasilkan arus

kas bersih dimasa yang akan datang.

Dengan demikian penulis ingin membahas judul: “analisis kinerja keuangan

berdasarkan laporan arus kas.”

3

Page 4: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, rumusan masalah pokok

penelitian ini adalah bagaimana penilaian kinerja keuangan berdasarkan laporan arus

kas untuk mengukur sumber dan penggunaan dana perusahaan.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kas perusahaan.

2. Untuk mengetahui kinerja arus kas dan analisis rasio arus kas perusahaan yang

bersangkutan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain adalah :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti,

mahasiswa dan berbagai pihak yang menyangkut tentang ratio keuangan,

dimana dapat diaplikasikannya antara materi dan teori yang diperoleh

dibangku kuliah.

b. Dapat dijadikan acuan, pertimbangan dan informasi bagi PT Karlindo Ika

Tama dalam mengambil keputusan mengenai kinerja perusahaan baik SDM

maupun yang lainnya.

4

Page 5: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

BAB II

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus di mana

langsung mengadakan pengamatan pada PT Karlindo Ika Tama untuk mengetahui

pengelolaan sumber dan penggunaan kas perusahaan tersebut.

2.1. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan sebagai bahan

penelitian digunakan metode penelitian lapangan pada sebuah perusahaan yang

berlokasi di Makassar, yang bergerak dalam bidang jasa. Perusahaan ini dipilih

karena alasan aksesbilitas.

2.2. Jenis dan Sumber Data

2.1.1. Jenis Data

Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa keterangan-

keterangan secara tertulis dan ketentuan-ketentuan mengenai penilaian kinerja

keuangan yang diterapkan oleh perusahaan.

2.1.2. Sumber Data

Data sekunder yaitu data yang berasal dari administrasi perusahaan berupa

dokumen-dokumen.

5

Page 6: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

2.3. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penulisan ini untuk mengetahui kinerja

perusahaan adalah metode kuantitatif dengan cara menyusun laporan arus kas dari

aktivitas operasi, kas dari aktivitas investasi, dan kas dari aktivitas pendanaan serta

analisis rasio laporan arus kas.

2.4. Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan penulisan skripsi ini dibagi dalam enam bab dan setiap

bab terdiri dari beberapa sub bab. Pokok yang disajikan dalam tiap bab disusun

menurut sistematika, sebagai berikut :

Bab I: Pendahuluan

Bab ini memberikan gambaran umum meliputi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

Bab II: Metode Penelitian

Bab ini merupakan penjelasan dari teknik pengumpulan data, waktu dan

daerah atau tempat penelitian, sumber data, dan analisis serta sistematika penulisan.

Bab III: Landasan Teori

Bab ini menggambarkan kegunaan informasi arus kas, persyaratan laporan

arus kas dan analisis kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan arus kas.

Bab IV: Gambaran Umum Perusahaan

6

Page 7: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

Bab ini berisi gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah singkat

perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan job description perusahaan serta

operasional perusahaan.

Bab V: Pembahasan

Bab ini membahas mengenai analisis kinerja keuangan perusahaan

berdasarkan laporan arus kas.

Bab VI: Penutup

Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan dan hasil analisis dan pembahasan

yang telah dilakukan serta saran penulis sebagai bahan masukan bagi PT Karlindo

Ika Tama.

7

Page 8: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan sangat berguna bagi pemakai laporan keuangan, sebab

laporan keuangan menyajikan mengenai informasi keuangan suatu perusahaan.

Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara perusahaan dengan pemakai

laporan keuangan, adanya laporan keuangan tersebut pemakai laporan keuangan

dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut sehat atau tidak.

Laporan keuangan lengkap biasanya terdiri dari neraca, laporan rugi laba,

laporan perubahan posisi keuangan, catatan atas laporan keuangan, dan penjelasan

atas laporan keuangan tersebut. Neraca menyajikan posisi keuangan suatu

perusahaan, sedangkan laporan rugi laba menyajikan secara lengkap hasil yang

dicapai perusahaan dalam satu periode akuntansi. Namun demikian laporan

keuangan tersebut belum lengkap tanpa adanya catatan dan penjelasan atas laporan

keuangan tersebut. Catatan dan penjelasan atas laporan keuangan lengkap

dimaksudkan agar pemakai laporan keuangan dapat lebih memahami laporan

keuangan tersebut.

Untuk menghasilkan suatu laporan keuangan, tentunya membutuhkan proses

mulai dari pencatatan akuntansi dalam jurnal sampai pada penyusunan laporan

keuangan. Pengertian laporan keuangan dikemukakan oleh Ikatan Akuntansi

8

Page 9: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan, pada Kerangka Dasar Penyusunan

dan Penyajian Laporan Keuangan (1999:2 paragraf 07) adalah sebagai berikut :

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.”

Berdasarkan pengertian laporan keuangan tersebut, menjelaskan bahwa

laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

menyajikan posisi keuangan suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi.

Pengertian laporan keuangan juga dikemukakan oleh Jusup (1991:5) sebagai berikut:

“laporan keuangan adalah merupakan sumber informasi utama untuk

berbagai pihak di luar manajemen perusahaan yang bersangkutan.”

Laporan keuangan sering dipakai untuk menilai prestasi manajemen

perusahaan, sehingga kebenaran data yang dilaporkan manajemen dalam laporan

keuangan sangat diharapkan oleh pemakai laporan keuangan.

3.1.1 Neraca

Penyusunan laporan arus kas memerlukan adanya data keuangan perusahaan,

yang dapat dilihat pada neraca yang disajikan oleh perusahaan. Neraca yang

disajikan oleh manajemen perusahaan menunjukkan posisi keuangan perusahaan

yang telah dicapai dalam satu periode. Pengertian neraca yang dikemukakan oleh

Kieso dan Jerry J. Weygandt (1995:252) yaitu neraca memberikan informasi

9

Page 10: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan, kewajiban

kepada kreditor perusahaan, dan ekuitas pemilik dalam sumber daya bersih

perusahaan.

Neraca merupakan informasi keuangan yang menyangkut aktiva, kewajiban

dan modal perusahaan. Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan, maka

neraca merupakan salah satu unsur dari laporan keuangan. Neraca menyumbang

pada pelaporan keuangan dengan memberikan dasar untuk :

a. Perhitungan tingkat pengembalian.

b. Mengevaluasi struktur keuangan perusahaan.

c. Penilaian likuiditas dan fleksibilitas keuangan dari suatu perusahaan.

Neraca merupakan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk mengetahui

tingkat pengembalian investasi perusahaan, mengevaluasi struktur modal perusahaan,

dan menilai likuiditas dan fleksibilitas keuangan perusahaan.

Elemen-elemen dari neraca terdiri dari : harta, kewajiban, dan modal, harta

merupakan kemungkinan keuntungan ekonomi masa depan yang diperoleh atau

dikendalikan oleh kesatuan tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa

lalu. Kewajiban merupakan kemungkinan ekonomi masa depan yang timbul dari

kewajiban sekarang dari kesatuan tertentu untuk mentransfer harta atau memberikan

jasa kepada kesatuan lain di masa depan sebagai akibat dari transaksi atau kejadian

masa lalu. Ekuitas merupakan hak tersisa dalam harta suatu kesatuan yang tetap

tinggal setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas adalah

hak kepemilikan.

10

Page 11: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

3.1.2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dalam satu peiode tertentu. Laporan laba rugi penting bagi pemakai laporan

keuangan karena perhitungan laba rugi menyediakan informasi kepada investor dan

kreditur yang membantu mereka meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari

arus kas masa depan. Laporan laba rugi membantu pemakai laporan keuangan

meramlkan arus kas masa depan dalam beberapa cara yang berbeda. Pengertian dari

laporan rugi laba yang dikemukakan oleh Kieso dan Jerry J. Weygrandt (1995:177)

yaitu perhitungan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi

perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu.

Untuk melihat keberhasilan suatu perusahaan dalam periode tertentu, dapat

dilihat dari perhitungan laba rugi perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh

perusahaan, maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan sumber daya

yang dimiliki.

3.1.3. Pemakai Laporan Keuangan

Pemakai laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam

Standar Akuntansi Keuangan, pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian

Laporan Keuangan (1999:2 paragraf 09) adalah investor sekarang dan investor

potensial, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan,

pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Pemakai laporan

11

Page 12: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

keuangan tersebut menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa

kebutuhan informasi yang berbeda.

3.1.4. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar

Akuntansi Keuangan, pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan (1999:5) adalah sebagai berikut :

Paragraf 12. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

Paragraf 13. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan

bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak

menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh

keuangan dari kejadian ekonomi di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk

menyediakan informasi nonkeuangan.

Paragraf 14. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan

manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau

pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat

keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk

12

Page 13: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk

mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

3.1.5. Asumsi Dasar Laporan Keuangan

Asumsi dasar laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam

Standar Akuntansi keuangan, pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian

Laporan Keuangan (1999:6) adalah sebagai berikut :

1. Dasar Akrual

Laporan keuangan disusun atas dasar akrual, dengan dasar ini pengaruh

transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau

setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan

dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang

disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya

transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga

kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang merepresentasikan

kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan

menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling

berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha

perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan, karena itu perusahaan

diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara

13

Page 14: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan

keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang

digunakan harus diungkapkan.

3.1.6. Karakteristik Laporan Keuangan

Karakteristik laporan keuangan terdiri dari :

1. Dapat Dipahami

Laporan keuangan harus dapat dipahami dan setiap pembaca laporan

keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas

ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan

ketekunan yang wajar.

2. Relevan

Laporan keuangan harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam

proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi

peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil

evaluasi di masa lalu. Relevansi laporan keuangan harus memperhatikan materialitas

laporan keuangan. Relevansi laporan keuangan dipengaruhi oleh hakekat dan

materialitasnya. Penyusunan laporan keuangan harus memperhatikan unsur

materialitas, seperti persediaan yang ada dalam perusahaan harus sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

3. Keandalan

14

Page 15: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

Laporan keuangan yang dibuat harus dapat diandalkan pemakainya sebagai

penyajian yang tulus dan jujur. Keandalan laporan keuangan harus memenuhi

kriteria sebagai berikut :

a. Penyajian jujur. Agar dapat diandalkan, laporan keuangan harus menggambarkan

dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau

yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

b. Substanti mengungguli bentuk. Jika laporan keuangan dimaksudkan untuk

menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan,

maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan

realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

c. Netralitas. Laporan keuangan harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai,

dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.

d. Pertimbangan sehat. Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi

ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang

diragukan, prakiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas

jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui

dengan mengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan menggunakan

pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.

e. Kelengkapan. Laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan

biaya.

4. Dapat Dibandingkan

15

Page 16: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

Pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan

perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja

keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar

perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian damapak

keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara

konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk

perusahaan yang berbeda.

Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah

bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang

digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta

pengaruh perubahan tersebut. Para pemakai harus dimungkinkan untuk dapat

mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang diberlakukan untuk transaksi

serta peristiwa lain yang sama dalam sebuah perusahaan dari satu periode ke periode

lain dan dalam perusahaan yang berbeda. Ketaatan pada standar akuntansi keuangan,

termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan,

membantu pencapaian daya saing.

Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukan dengan keseragaman

semata-mata dan tidak seharusnya menjadi hambatan dalam memperkenalkan standar

akuntansi keuangan yang lebih baik. Perusahaan tidak perlu meneruskan kebijakan

akuntansi yang tidak lagi selaras dengan karakteristik kualitas relevansi dan

16

Page 17: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

keandalan. Perusahaan juga tidak perlu mempertahankan suatu kebijakan akuntansi

kalau ada alternatif lain yang lebih relevan dan lebih andal.

Berhubung pemakai ingin membandingkan posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan antar periode, maka perusahaan perlu menyajikan

informasi periode sebelumnya dalam laporan keuangan.

3.1.7. Pengakuan Unsur Laporan keuangan

Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi

defenisi unsur serta kriteria pengakuan pada point a dan b dalam neraca dan laporan

laba rugi. Pos yang memenuhi defenisi suatu unsur harus diakui kalau :

a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut

akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan.

b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun

dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi.

Adanya pengkajian apakah suatu pos memenuhi kriteria ini dan karenanya

memenuhi syarat untuk diakui dalam laporan laba rugi, perhatian perlu ditujukan

pada pertimbangan materialitas. Hubungan antara unsur berarti bahwa suatu pos

yang memenuhi defenisi dan kriteria pengakuan untuk unsur tersebut, misalnya suatu

aktiva secara otomatis memerlukan pengakuan unsur lain, misalnya penghasilan atau

kewajiban.

17

Page 18: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

3.2. Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

perusahaan tersebut dalam kondisi sehat atau tidak. Untuk mengetahui mengenai

keadaan suatu perusahaan, maka laporan keuangan perlu dianalisa dengan

menggunakan rasio-rasio keuangan seperti: rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio

solvabilitas, dan rasio aktivitas.

3.2.1. Prosedur Analisa Laporan Keuangan

Menganalisa laporan keuangan memerlukan langkah-langkah atau prosedur,

prosedur analisa laporan keuangan terdiri dari :

a. Menyusun kembali laporan keuangan bila terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki.

b. Mengadakan perhitungan-perhitungan berdasarkan metode dan teknik analisa

laporan keuangan.

c. Mengambil keputusan berdasarkan hasil perhitungan analisis yang telah

dilakukan.

3.2.2. Metode Analisa Laporan Keuangan

Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari

daripada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan untuk menentukan

posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang

bersangkutan. Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa

laporan keuangan yaitu :

18

Page 19: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

a. Analisa horizontal adalah dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan

untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui

perkembangannya. Metode horizontal ini disebut pula sebagai metode analisa

dinamis.

b. Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi

satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang

satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya

akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.

3.2.3. Teknik Analisa laporan Keuangan

Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah

sebagai berikut :

1) Analisa perbandingan laporan keuangan. Adalah metode dan teknik analisa

dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih,

dengan menunjukkan :

a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.

b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.

c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase.

d. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio.

e. Prosentase dari total.

Analisa dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

19

Page 20: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

2) Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan

dalam prosentase, adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui

tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap,

naik atau bahkan turun.

3) Laporan dengan presentase per komponen, adalah suatu metode analisa untuk

mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total

aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi

perongkosan yang terjadi pada hubungannya dengan jumlah penjualan.

4) Analisa rasio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-

pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

dari kedua laporan tersebut.

5) Analisa perubahan laba kotor, adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab

perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau

perubahan atas laba kotor suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk

periode tersebut.

6) Analisa Break Even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan

yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak

menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa

break even ini juga akan diketahui berbagai tingakt keuntungan atau kerugian

untuk berbagai tingkat penjualan.

20

Page 21: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

7) Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk

mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui

sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

8) Analisa sumber dan penggunaan kas adalah suatu analisa untuk mengetahui

sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber

serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. Dimana laporan sumber dan

penggunaan kas dalam buku ekonomi perusahaan sama dengan laporan arus kas

yang ada dalam buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

3.3. Pengertian Kas

Kas menurut pengertian sempit berarti uang, di dalam akuntansi istilah kas

mengandung pengertian yang lebih luas karena meliputi juga uang kertas, uang

logam, cek, wesel pos, simpanan di bank, dan segala sesuatu yang dapat disamakan

dengan uang. Kas terdiri dari uang kertas maupun uang logam dalam bentuk mata

uang rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang

sah. Setiap organisasi perusahaan, kas merupakan salah satu aktiva perusahaan yang

paling likuid. Elemen-elemen kas terdiri dari :

a. Uang tunai (uang kertas dan uang logam).

b. Cek, wesel pos, dan simpanan di bank.

c. Hal-hal lain yang dapat disamakan dengan uang.

Pengertian kas yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia

(1999:31.10) sebagai berikut: kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah

21

Page 22: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.

Termasuk pula dalam kas adalah mata uang rupiah yang ditarik dari peredaran dan

masih dalam masa tenggang untuk penukarannya ke Bank Indonesia.

Defenisi kas tersebut menjelaskan bahwa kas terdiri dari uang kertas dan uang

logam yang merupakan mata uang rupiah maupun valuta asing dan masih berlaku

sebagai alat pembayaran yang sah dan masih dalam masa tenggang untuk

penukarannya ke Bank Indonesia. Pengertian kas juga dikemukakan oleh Kieso dan

Jerry J. Weygrandt (1995:402) sebagai berikut: kas, harta yang paling likuid adalah

media pertukaran baku dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos

lainnya.

Dibandingkan dengan aktiva-aktiva yang lain, kas merupakan aktiva yang

paling mudah terjadi dari transaksi penyimpangan, sebab sebagian besar transaksi

perusahaan terdiri dari transaksi kas baik penerimaan kas maupun pengeluaran kas.

Kas merupakan aktiva yang paling likuid dalam organisasi perusahaan dan

merupakan dasar pengukuran dan akuntansi untuk semua pos yang ada dalam laporan

keuangan.

3.4. Laporan Arus Kas dan Prestasi Perusahaan

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai

laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk

menggunakan arus kas tersebut. Proses pengambilan keputusan ekonomi, para

22

Page 23: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.

Tujuan arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas

dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas. Laporan arus kas

terdiri dari penerimaan kas dan pengeluaran kas. Unsur-unsur penerimaan kas terdiri

dari:

a. Hasil penjualan tunai.

b. Hasil penagihan piutang.

c. Setoran modal.

d. Laba perusahaan.

e. Pinjaman dari pihak ketiga.

Sedangkan unsur-unsur pengeluaran kas terdiri dari :

a. Biaya-biaya operasional.

b. Pembelian aktiva tetap.

c. Investasi.

d. Pembayaran bunga pinjaman.

Laporan arus kas suatu perusahaan sangat berguna bagi pemakai laporan

keuangan. Laporan arus kas bagi pemakai laporan keuangan merupakan dasar untuk

menilai kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan

menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus

kas merupakan salah satu dari laporan keuangan lengkap perusahaan. Tujuan

23

Page 24: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

laporan arus kas perusahaan adalah memberi informasi historis mengenai perubahan

kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas

berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama satu periode

akuntansi.

Penilaian prestasi perusahaan dapat ditinaju dari sudut ekonomi perusahaan,

manajemen keuangan, pembelanjaan perusahaan, dan Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) No.2. Dari sudut ekonomi perusahaan, prestasi perusahaan dapat dilihat dari

perkembangan perusahaan yang dicapai selama kegiatan operasional perusahaan.

Aliran kas merupakan salah satu alternatif untuk mengukur prestasi perusahaan dari

segi manajemen keuangan. Dari sudut pembelanjaan perusahaan, prestasi

perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan dana

perusahaan seefisien mungkin. Sedangkan dari sudut Standar Akuntansi Keuangan

(SAK), prestasi keuangan dapat dilihat dari sumber dan penggunaan kas perusahaan.

3.5. Penyajian Laporan Arus Kas

Laporan arus kas dapat disusun dengan menggunakan metode langsung

maupun metode tidak langsung dengan mengklasifikasi kas berdasarkan aktivitas

operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

3.5.1. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

Penyajian laporan arus kas selama periode tertentu diklasifikasikan menurut

aktivitas operasi, dimana aktivitas operasi adalah aktivitas penghasilan utama

pendapatan perusahaan dan aktivitas lain. Arus kas dari aktivitas operasi terutama

24

Page 25: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

diperoleh dari aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu,

arus kas pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi

penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi

adalah:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.

b. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan lain.

c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.

d. Pembayaran kas kepada karyawan..

e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan

dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainrtya.

f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak pcnghasilan

kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari

aktivitas pendanaan dan investasi.

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk

tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

3.5.2. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi

Penyajian arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut

aktivitas investasi, dimana aktivititas investasi adalah perolehan dan pelepasan

aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan

sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan

25

Page 26: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas

masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan

aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang

dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak

berwujud dan aktiva jangka panjang Iain.

c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.

d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta

pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).

e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option

contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk

tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut

diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

Pelaporan arus kas dari aktivitas investasi, yang mana perusahaan harus

melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran

kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi.

3.5.3. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan

Penyajian laporan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan

menurut aktivitas pendanaan dimana aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang

mengakibatkan penambahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman

perusahaan. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan

26

Page 27: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa

depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal

dari aktivitas pendanaan adalah:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.

b. Pembayaran kas kepada para pemcgang saham untuk menarik atau

menebus saham perusahaan.

c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman wesel, hipotik dan pinjaman

lainnya.

d. Pelunasan pinjaman.

e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi

saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan

{finance lease).

Pelaporan arus kas dari aktivitas pendanaan adalah perusahaan harus

melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran

kas bruto yang berasal dari aktivitas pendanaan.

3.6. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

Perusahan harus melaporkan arus kas dari berbagai aktivitas dengan

menggunakan salah satu dari metode berikut ini:

1. Metode langsung.

Metode ini mengelompokkan kegiatan utama dari penerimaan kas bruto dan

pengeluaran kas bruto diungkapkan.

2. Metode tidak langsung.

27

Page 28: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

Metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari

transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau

pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan uasur

penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari berbagai aktivitas

dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasiikan informasi yang

berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasiikan

dengan metode tidak langsung. Penggunaan metode langsung, informasi mengenai

kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh.

Metode tidak langsung arus kas bersih dari aktivitas perusahaan ditentukan dengan

menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode

berjalan.

b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan

dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang

belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.

c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

Alat atau metode analisis yang paling tepat digunakan dalam menilai kinerja

manajemen dari laporan arus kas adalah metode tidak langsung.

28

Page 29: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

3.7. Analisis Laporan Arus Kas

Semakin banyaknya perusahaan yang mencantumkan laporan arus kas dalam

laporan keuangan tahunan, membuat penggunaan informasi laporan arus kas sebagai

alat analisis kinerja perusahaan semakin meningkat. Salah satu analisis kinerja

keuangan dengan menggunakan laporan arus kas adalah analisis rasio laporan arus

kas. Analisis laporan arus kas ini menggunakan komponen dalam laporan arus kas

dan komponen neraca dan laporan laba rugi sebagai alat analisis rasio.

1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)

Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar

kewajiban lancer. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan

kewajiban lancer.

AKO = Jumlah Arus Kas Operasi Hutang Lancar

2. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancer

berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi

ditambah dividen kas dibagi dengan hutang lancer.

CKHL = Arus Kas Operasi + Dividen Kas Hutang Lancar

3. Rasio Pengeluaran Modal (PM)

Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan

pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi

dibagi dengan pengeluaran modal.

29

Page 30: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

PM = Arus Kas Operasi Pengeluaran Modal

4. Rasio Total Hutang (TH)

Rasio ini menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan

asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Rasio ini

diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. Dengan mengetahui

rasio ini, kita bias menganalisis dalam jangka waktu berapa lama perusahaan akan

mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari

aktivitas operasional perusahaan.

TH = Arus Kas Operasi Total Hutang

30

Page 31: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan

PT Karlindo Ika Tama merupakan suatu badan usaha yang bergerak di bidang

jasa perbaikan telepon selular merek MOTOROLA, dimana PT Karlindo Ika Tama

merupakan bagian dari service center resmi MOTOROLA. PT Karlindo Ika Tama

merupakan service center resmi MOTOROLA pertama di kawasan Indonesia Timur,

yang terletak di jl.Dr.Ratulangi Komp.PDAM No.3 Makassar.

PT Karlindo Ika Tama mulai beroperasi sejak tanggal 3 Maret 2003 di bawah

pimpinan Bapak Ir. Romi A. Tandiari, MBA. selaku direktur. Perusahaan yang

berbentuk perseroan terbatas ini berstatus izin formal serta memnuhi syarat-syarat

pendirian badan usaha dengan SIUP dan SITU.

4.2. Struktur Organisasi Manajemen PT Karlindo Ika Tama

Setiap organisasi sangat memerlukan struktur organisasi, agar tidak terjadi

pekerjaan yang tidak terkontrol. Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing

bagian akan dapat dikontrol dengan adanya struktur organisasi yang baik. Struktur

organisasi juga memudahkan bagi manajemen perusahaan dalam melihat kinerja dari

masing-masing bagian yang ada dalam lingkungan organisasi perusahaan. Struktur

organisasi menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian agar dalam

pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi tumpang tindih.

31

Page 32: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

Jika struktur organisasi dijelaskan sesuai dengan konsep yang ada, maka kecil

kemungkinan terjadi kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja

yang berakibat kerugian pada perusahaan. Dalam struktur organisasi harus ada

koordinasi antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya agar tercapai saling

kontrol antar bagian dalam organisasi perusahaan untuk menjaga agar tidak terjadi

penyimpangan dalam pelaksanaan keuangan perusahaan. Misalnya bagian customer

service, harus dikontrol oleh supervisor dan bagian administrasi&umum, demikian

pula sebaliknya bagian administrasi&umum harus dikontrol oleh bagian customer

service dan supervisor agar ada kecocokan antara catatan pada bagian customer

service dengan bagian administrasi&umum.

Adapun struktur organisasi PT Karlindo Ika Tama adalah sebagai berikut :

Sumber : PT Karlindo Ika Tama

32

Page 33: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

STRUKTUR ORGANISASIPT KARLINDO IKA TAMA

Sumber: PT Karlindo Ika Tama

33

Page 34: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

4.3. Job Description

1. Direktur

Mengawasi kegiatan operasional sehari-hari

Menetapkan kebijakan-kebijakan baru yang dianggap penting

Membina hubungan baik dengan konsumen, supplier, pihak luar lainnya, dan

juga kepada seluruh karyawan

2. Wakil Direktur

Membantu direktur dalam menjalankan tugasnya

Bertanggung jawab kepada direktur

3. Kepala Toko

Mengawasi dan memeriksa kinerja bawahannya

Memeriksa laporan harian dari customer service dan teknisi

Bertanggung jawab kepada direktur

4. Administrasi dan Umum

Menginput data mengenai permintaan service customer ke komputer

Bertanggung jawab kepada direktur

Melakukan pemesanan sparepart

5. Kepala Keuangan

Memeriksa dan menyetujui laporan keuangan dari akuntan

Melakukan pemeriksaan ulang terhadap bukti-bukti yang ada

Bertanggung jawab kepada direktur

34

Page 35: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

6. Customer Service (CS)

Menerima order perbaikan telepon selular

Menerbitkan Service Order Form (SOF)

Memastikan bahwa telepon selular yang telah diperbaiki diambil kembali

oleh pemiliknya

Membuat laporan harian kepada supervisor mengenai arus keluar masuknya

telepon selular baik dari customer ke CS maupun dari CS ke customer

Bertanggung jawab kepada Supervisor

7. Teknisi

Mengerjakan perbaikan telepon seluler sesuai dengan komplain yang tercatat

pada SO kemudian mengembalikannya ke CS.

Melengkapi data mengenai kerusakan telepon seluler dan pergantian

sparepart yang dibutuhkan pada lembaran SOF.

Membuat laporan harian kepada supervisor mengenai arus keluar masuknya

telepon seluler baik dari CS ke teknisi maupun dari teknisi ke CS.

Membuat laporan harian kepada supervisor dan kepala gudang mengenai

jumlah dan jenis sparepart yang digunakan.

Bertanggung jawab kepada supervisor.

8. Kepala Gudang

Melakukan pengecekan antara laporan pemakaian sparepart dari teknisi

dengan kartu stock gudang.

35

Page 36: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

Mengecek persediaan sparepart dan meminta bagian administrasi untuk

melakukan pemesanan sparepart.

Memastikan persediaan sparepart cukup dipakai untuk sebulan.

Bertanggung jawab kepada supervisor.

9. Kasir

Membuat laporan penerimaan kas dan pengeluaran kas harian.

Menyetor uang ke bank.

Bertanggung jawab kepada Kepala Keuangan.

10. Accounting

Menginput seluruh berkas yang berhubungan dengan bagian keuangan

(membuat jurnal).

Menyusun laporan keuangan.

Bertanggung jawab kepada Kepala Keuangan.

11. Office Boy

Membersihkan kantor dan selalu menjaga kebersihan kantor.

Menyediakan minuman bagi atasan, karyawan serta tamu-tamu yang datang.

Membantu mengeposkan surat-surat.

4.4. Visi dan Misi Perusahaan

PT Karlindo Ika Tama mengemban tanggung jawab untuk memberikan hasil

terbaiknya bagi customer. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan usahanya PT

36

Page 37: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

Karlindo Ika Tama harus berpijak dan bertumpu pada visi dan misi perusahaan yang

dirumuskan sebagai berikut :

1. Visi

PT Karlindo Ika Tama adalah menjadi pusat servis telepon seluler merek

MOTOROLA terpercaya.

2. Misi

PT Karlindo Ika Tama mempunyai komitmen untuk memberikan jasa pelayanan

yang terbaik dan terpercaya bagi customer.

37

Page 38: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1. Laporan Keuangan

Salah satu syarat laporan keuangan yang baik adalah apabila laporan keuangan

tersebut disusun secara lengkap dan disertai dengan penjelasan-penjelasannya agar

pemakai laporan keuangan tersebut mengerti tentang laporan keuangan yang disusun

oleh bagian akuntansi. Lebih jelasnya bahwa laporan keuangan yang baik adalah

laporan keuangan yang informatif.

Laporan keuangan merupakan media bagi perusahaan untuk

mengkomunikasikan kondisi keuangan perusahaan kepada pemakai laporan

keuangan seperti: calon kreditur, calon investor, pemegang saham, fiskus, perbankan,

dan lain-lain. Data keuangan yang dibutuhkan untuk menghitung rentabilitas

perusahaan, adalah laporan keuangan, dimana laporan keuangan lengkap menyajikan

laba yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode serta sumber dana yang ada

dalam perusahaan. Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dengan

melihat laporan keuangan lengkap yang disajikan oleh perusahaan. Untuk

mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan baik atau tidak, dapat dilihat tingkat

efisiensi dan efektivitas yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode. Berikut

laporan keuangan perusahaan selama 3 (tiga) tahun terakhir yang terdiri dari neraca

dan laporan laba rugi :

38

Page 39: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

Tabel 5.1

MOTOROLA SERVICE CENTERPT Karlindo Ika Tama Cabang Makassar

NERACAPER 31 DESEMBER 2005

(DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2004 DAN 2003)

URAIAN 31 Desember 2005 31 Desember 2004 31 Desember 2003JUMLAH (Rp) JUMLAH (Rp) JUMLAH (Rp)

AKTIVA          AKTIVA LANCAR        Kas   11.355.000 7.875.000 5.256.000Bank   53.275.732 29.997.660 20.771.110Piutang Dagang   48.285.100 37.855.350 30.590.350Persediaan Sparepart   20.111.412 15.283.540 12.510.040  Total Aktiva Lancar   133.027.244 91.011.550 69.127.500         AKTIVA TETAP        Peralatan Kantor   13.775.000 13.775.000 13.775.000Peralatan Service   17.783.000 15.627.000 13.874.500Akumulasi Penyusutan   7.889.500 7.350.500 6.912.375  Total Aktiva Tetap   23.668.500 22.051.500 20.737.125         TOTAL AKTIVA   156.695.744 113.063.050 89.864.625                    HUTANG DAN EKUITAS        HUTANG        Hutang Dagang   31.765.000 27.362.500 24.797.150  Total Hutang   31.765.000 27.362.500 24.797.150         EKUITAS        Modal   50.000.000 50.000.000 50.000.000Laba Tahun Berjalan   30.113.450 15.524.200 15.067.475Laba Ditahan   44.817.294 20.176.350    Total Ekuitas   124.930.744 85.700.550 65.067.475         TOTAL HUTANG DAN EKUITAS 156.695.744 113.063.050 89.864.625           Sumber : PT Karlindo Ika Tama

Tabel 5.2

39

Page 40: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

MOTOROLA SERVICE CENTERPT Karlindo Ika Tama Cabang Makassar

LAPORAN LABA RUGIPERIODE 01 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2005

(DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA TAHUN 2004 DAN 2003)

URAIAN TAHUN 2005 TAHUN 2004 TAHUN 2003JUMLAH (Rp) JUMLAH (Rp) JUMLAH (Rp)

PENJUALAN      Penjualan Sparepart 75.762.500 52.633.000 47.332.500Service Handphone 43.405.000 36.250.000 34.855.000  TOTAL PENJUALAN 119.167.500 88.883.000 82.187.500HARGA POKOK PENJUALAN      Persediaan Awal 15.283.534 17.021.158 20.117.542Pembelian 21.754.078 9.357.382 26.470.966Barang Yang Siap Dijual 37.037.612 26.378.540 46.588.508Persediaan Akhir 20.111.412 15.283.540 17.021.158  HARGA POKOK PENJUALAN 16.926.200 11.095.000 29.567.350LABA KOTOR 102.241.300 77.788.000 52.620.150BIAYA ADMINISTRASI & UMUM      Biaya Gaji 56.287.000 52.176.000 30.732.500By. Bensin/Oli 550.000 270.000 137.500By. Listrik 2.170.700 1.803.900 1.125.650By. Telepon / Internet 3.346.600 2.820.500 1.580.850By. PDAM 205.100 138.000 105.700Iuran Sampah 420.000 385.000 247.500By. Kirim surat / Barang 888.000 450.000 324.000By. Fotocopy 66.000 27.500 22.700Perlengkapan Kantor 2.378.650 1.892.555 1.752.350Peralatan Kantor 507.700 237.520 187.900Perlengkapan Service 159.500 105.700 99.750By. Promosi 115.000 75.750 87.700By. Dapur 403.825 257.400 145.600By. Entertaiment 89.000 45.000 37.750Pajak Reklame 608.000 325.000 287.500Prive 3.955.100 1.275.500 725.000  TOTAL BIAYA ADMINISTRASI & UMUM 72.150.175 62.285.325 37.599.950LABA BERSIH OPERASIONAL 30.091.125 15.502.675 15.020.200PENDAPATAN & BEBAN LAIN-LAIN      Pendapatan Bunga Bank 147.325 136.525 101.275Biaya Bank 125.000 115.000 54.000  TOTAL PENDAPATAN & BIAYA LAIN-LAIN 22.325 21.525 47.275LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 30.113.450 15.524.200 15.067.475Sumber : PT Karlindo Ika Tama

40

Page 41: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

Berdasarkan data neraca dan laporan laba rugi diatas maka yang

diperbandingkan pada akhir tahun 2003-2005 yakni jumlah rupiah masing-masing

aktiva, hutang serta jumlah total masing-masing golongan aktiva, kewajiban dan

sebagainya. Pada tahun 2003 hingga tahun 2005 terjadi beberapa perubahan.

Adanya perubahan tersebut dapat diketahui bahwa aktiva untuk tahun 2003 mencapai

Rp.27.649.500,00 meningkat menjadi Rp.29.402.000,00 dengan total peningkatan

sebesar RP.1.752.500. Pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp.31.558.000,00

dengan total peningkatan sebesar Rp.2.156.000,00.

Disamping kas elemen aktiva lancar yang mengalami kenaikan adalah piutang

dagang dimana pada tahun 2003 sebesar Rp.30.590.350,00 pada tahun 2004 sebesar

Rp.37.855.350,00 dan pada tahun 2005 meningkat yaitu Rp.48.285.100,00.

Demikian pula halnya dengan persediaan sparepart yang mengalami peningkatan dari

tahun 2003-2004 sebesar RP.2.773.500,00 dan tahun 2004-2005 sebesar

Rp.4.827.872,00.

Pada kelompok hutang yang mengalami peningkatan adalah hutang dagang,

dimana peningkatan hutang dagang ini di tahun 2004 meningkat sebesar

Rp.2.565.350 dan di tahun 2005 telah meningkat sebesar Rp.4.402.500,00.

Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih perusahaan.

Selanjutnya pada penganalisaan laporan laba rugi yang diperbandingkan yaitu

periode 2003-2005 rata-rata menunjukkan peningkatan pada masing-masing sektor,

antara lain pendapatan operasi dimana pada tahun 2003 sebesar Rp.82.187.500,00

meningkat di tahun 2004 sebesar Rp.88.883.000,00 dan tahun 2005 meningkat

41

Page 42: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

menjadi Rp.119.167.500,00 hal ini berarti terjadi peningkatan pendapatan operasi di

tahun 2004 sebesar Rp.6.695.500,00 dan tahun 2005 sebesar Rp.30.284.500,00

sedangkan pada sektor biaya operasi juga mengalami peningkatan yaitu dari tahun

2003 sebesar Rp.37.599.950,00 tahun 2004 meningkat menjadi Rp.62.285.325,00

dan tahun 2005 menjadi Rp.72.150.175,00 yang berarti tahun 2004 mengalami

peningkatan sebesar Rp.24.685.375,00 dan tahun 2005 meningkat sebesar

Rp.9.864.850,00.

Bila diperhatikan dengan seksama dari pos-pos biaya pada PT Karlindo Ika

Tama ini boleh dikatakan bahwa peningkatan tidak terlalu besar sehingga laba bersih

perusahaan mengalami peningkatan yang baik. Bila dilihat dari segi kuantitas laba

perusahaan pada tahun 2003 Rp.15.067.475 mengalami sedikit peningkatan di tahun

2004 menjadi Rp.15.524.200,00 dan meningkat menjadi Rp.30.113.450,00 pada

tahun 2005. Hal ini berarti laba perusahaan mengalami peningkatan di tahun 2004

sebesar Rp.456.725,00 dan di tahun 2005 sebesar Rp.14.589.250,00.

Dengan demikian bahwa peningkatan yang terjadi pada masing-masing sektor

tersebut boleh dikatakan perusahaan PT Karlindo Ika Tama masih dikatakan baik

dalam mengelola keuangannya, meskipun dalam menghadapi kondisi perekonomian

yang tidak stabil, sedangkan peningkatan biaya-biaya operasional terjadi akibat

adanya penambahan aktivitas dalam perusahaan tersebut.

42

Page 43: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

5.2. Penilaian Kinerja Perusahaan Berdasarkan Laporan Arus Kas

Laporan arus kas dan setara kas dapat digunakan untuk mengukur kinerja

keuangan perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Berdasarkan data penerimaan

kas danpengeluaran kas, maka laporan arus kas dan setara kas dapat diidentifikasi

berdasarkan arus kas dan setara kas dari aktivitas operasi, arus kas dan setara kas dari

aktivitas pendanaan, dan arus kas dan setara kas dari aktivitas investasi.

Untuk mengidentifikasi kas dan setara kas berdasarkan masing-masing

aktivitas tersebut, maka harus dilihat apakah sumber kas atau penerimaan kas

tersebut merupakan hasil dari kegiatan operasional perusahaan, kegiatan investasi,

ataukah dari kegiatan pendanaan. Sebab untuk menyusun laporan arus kas dan setara

kas, harus dipisahkan antara kas dan setara kas yang diperoleh dari aktivitas

operasional, aktivitas pendanaan, dan aktivitas investasi. Laporan arus kas dan setara

kas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

43

Page 44: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

Tabel 5.3

MOTOROLA SERVICE CENTERPT Karlindo Ika Tama Cabang Makassar

LAPORAN ARUS KASPADA AKHIR PERIODE 31 DESEMBER 2005

(DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA TAHUN 2004)    TAHUN 2005 TAHUN 2004I ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI :

         Laba Bersih 30.113.450 15.524.200         Laba Sebelum Perubahan Modal Kerja 30.113.450 15.524.200  Penurunan (Kenaikan) Piutang Dagang 10.429.750 7.265.000  Kenaikan (Penurunan) Persediaan 4.827.872 2.773.500  Kenaikan (Penurunan) Hutang Dagang 4.402.500 2.565.350  Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 28.914.072 13.598.050       II ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI :      Penurunan (Kenaikan) Aktiva Tetap 2.156.000 1.752.500  Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 2.156.000 1.752.500       III ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN :      Kenaikan (Penurunan) Tambahan Modal - -  Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan - -  Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas 26.758.072 11.845.550  Kas dan Setara Kas pada Awal Periode 37.872.660 26.027.110  Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode 64.630.732 37.872.660       

Berdasarkan tabel 5.3 yakni laporan arus kas, nampak bahwa ada peningkatan

kas dan setara kas pada tahun 2005 sebesar Rp.26.758.072,00 dari tahun 2004,

sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan pada tahun 2005 cukup baik

dibanding tahun 2004. Peningkatan kas tersebut diperoleh dari aktivitas operasional

dan aktivitas pendanaan, sedangkan pengunaan kas dan setara kas untuk investasi

yakni pembelian aktiva tetap.

44

Page 45: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

5.3. Perhitungan dan Analisis Rasio Laporan Arus Kas

Berdasarkan informasi yang diperoleh dan laporan arus kas yang disusun,

rasio-rasio laporan arus kas dapat dihitung dan dianalisis.

Rasio Arus Kas Operasi (AKO)

AKO = Jumlah Arus Kas Operasi Hutang Lancar

AKO2004 = 13.598.050 27.362.500

= 0,49

AKO2005 = 28.914.072 31.765.000

= 0,91

Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)

CKHL = Arus Kas Operasi + Dividen Kas Hutang Lancar

CKHL2004 = 13.598.050 27.362.500

= 0,49

CKHL2005 = 28.914.072 31.765.000

= 0,91

Rasio Pengeluaran Modal (PM)

PM = Arus Kas Operasi Pengeluaran Modal

PM2004 = 13.598.050 1.752.500

45

Page 46: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

= 7,75

PM2005 = 28.914.072 2.156.000

= 13,41

Rasio Total Hutang (TH)

TH = Arus Kas Operasi Total Hutang

TH2004 = 13.598.050 27.362.500

= 0,49

TH2005 = 28.914.072 31.765.000

= 0,91

Rasio arus kas operasi pada tahun 2004 adalah sebesar 0,49 yang berarti untuk

setiap seratus rupiah hutang lancar dijamin dengan 49 rupiah arus kas operasi.

Sedangkan untuk tahun 2005, rasio arus kas operasi adalah sebesar 0,91 yang berarti

untuk setiap seratus rupiah hutang lancar dijamin dengan 91 rupiah dari kas operasi

perusahaan. Rasio tersebut menunjukkan bahwa rasio arus kas operasi berada di

bawah satu yang berarti terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar

hutang lancar, tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain.

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai cakupan arus kas terhadap hutang

lancar adalah sebesar 0,49 untuk tahun 2004 yang berarti kemampuan arus kas

operasi untuk membayar hutang lancar sebesar 0,49 kali, sedangkan untuk tahun

46

Page 47: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

2005 sebesar 0,91 yang berarti kemampuan arus kas operasi untuk membayar hutang

lancar sebesar 0,91 kali. Rasio yang rendah menunjukkan kemampuan yang rendah

dari arus kas operasi dalam menutup hutang lancar. Jika dilihat rasio pada tahun

2004 dan tahun 2005 terlihat bahwa terjadi penurunan dalam rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar semakin

rendah.

Dari hasil perhitungan rasio pengeluaran modal untuk tahun 2004 adalah 7,75

yang berarti bahwa kemampuan arus kas operasi dalam membiayai pengeluaran

modal sebesar 7,75 kali, sedangkan untuk tahun 2005 sebesar 13,41 kali. Rasio yang

rendah menunjukkan kemampuan yang rendah sedangkan rasio yang tinggi

menunjukkan kemampuan yang tinggi dari arus kas dalam membiayai pengeluaran

modal. Jika dibandingkan antara tahun 2004 dan tahun 2005 terlihat bahwa terjadi

peningkatan dalam rasio pengeluaran modal.

Rasio total hutang untuk tahun 2004 adalah sebesar 0,49 atau sebesar 49%

yang berarti total hutang perusahaan yang dijamin dengan arus kas operasi bersih

adalah sebesar 49%, sedangkan untuk tahun 2005 adalah 91%. Rasio yang cukup

rendah menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang kurang baik

dalam membayar semua kewajibannya dari arus kas yang berasal dari aktivitas

normal operasi perusahaan.

Dari perhitungan rasio arus kas untuk tahun 2004 dan tahun 2005, dapat

dilihat bahwa laba bersih perusahaan dan kas dari operasi meningkat. Meskipun total

kas meningkat, jumlah hutang dagang bertambah kas yang berasla dari operasi

47

Page 48: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

mengalami peningkatan. Ini berarti perusahaan tidak mengandalkan pendanaan dari

luar.

Jadi, dari perbandingan kedua laporan arus kas diatas, kinerja perusahaan

menghasilkan kas untuk kegiatan operasi meningkat dan persentase perusahaan untuk

kegiatan pendanaan meningkat. Untuk tahun 2005 perusahaan lebih banyak

menggunakan dananya untuk membayar hutang dagang.

48

Page 49: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Menurut laporan arus kas tahun 2004 dan 2005, tidak ada kas yang digunakan

untuk aktivitas investasi dan juga tidak ada aktivitas operasi dari aktivitas

investasi. Sebagian besar dan digunakan untuk membiayai aktivitas operasi dan

pendanaan.

b. Arus kas dari aktivitas operasi mengalami penurunan karena kinerja perusahaan

untuk menghasilkan kas dari aktivitas operasi meningkat. Perusahaan mampu

membayar hutangnya yang jatuh tempo tepat pada waktunya. Pembayaran

dividen belum dilakukan karena sebagian besar kas untuk aktivitas pendanaan

digunakan untuk membayar hutang dagang.

c. Analisis laporan arus kas dengan menggunakan rasio-rasio untuk menilai kinerja

perusahaan untuk menghasilkan laba dan ditekankan penggunaannya bagi

kepentingan pihak eksternal. Rasio-rasio tersebut dapat menyediakan informasi

yang berguna bagi investor dan kreditur yang ada sekarang maupun yang akan

datang dalam membuat keputusan mengenai investasi dan pemberian kredit.

d. Perusahaan mampu membiayai aktivitas operasinya. Pada tahun 2005

pengeluaran aktivitas operasi dari total arus kas penerimaan aktivitas operasi

49

Page 50: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

mengalami peningkatan berarti perusahaan tidak terlalu mengandalkan pendanaan

eksternal.

6.2. Saran-Saran

Setelah melakukan penelitian pada PT Karlindo Ika Tama di Makassar, maka

saran-saran yang diberikan adalah sebagai berikut :

a. PT Karlindo Ika Tama dapat menggunakan laporan arus kas dan setara kas

sebagai alat untuk menganalisis kinerja perusahaan dalam menghasilkan kas.

b. Perusahaan sebaiknya membuat membuat laporan arus kas yg dapat digunakan

untuk menganalisa kinerjanya.

c. Mempertahankan dan peningkatan prestasi yang telah dicapai selama ini.

50

Page 51: Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Arus Kas

Daftar Pustaka

Drs.Darsono, MBA., Akt., Ashari, S.E., Akt., Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta:Penerbit ANDI.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: SalembaEmpat.

Jusup, Al Haryono, 19991, Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid I, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Liberty, Yogyakarta.

Kieso, Donald E.and Jerry J. Weygrandt, 1995, Intermediate Accounting, Alih Bahasa: Herman Wibowo, Jilid I, Edisi Ketujuh, Cetakan Pertama, Binapura Aksara Jakarta.

Munawir, S., 1998, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Kedelapan, Penerbit: Liberty, Yogyakarta.

Suwardjono. 2002. Akuntansi Pengantar I. Yogyakarta: BPFE.

51