77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DI KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Oleh : Prawitasari H 0306087 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

  • Upload
    hakhanh

  • View
    215

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI

LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS

DI KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Oleh :

Prawitasari

H 0306087

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Page 2: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS,

SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DI KUD MUSUK KABUPATEN

BOYOLALI

yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Prawitasari

H 0306087

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal : 20 April 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Wiwit Rahayu, SP. MP NIP. 19711109 199703 2 004

Anggota I

Mei Tri Sundari, SP. MSi NIP. 19780503 2005012 002

Anggota II

Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS NIP. 19570104 198003 2 001

Surakarta, April 2011

Mengetahui

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP. 19551217 198203 1 003

Page 3: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya. Akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari

Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas di KUD Musuk Kabupaten Boyolali ”.

Tulisan ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1)

pada Jurusan/Program Studi Sosial ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyelesaikan skripsi ini dengan usaha, bantuan, dan dorongan

dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

1. Ir. Agustono, M Si selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas

Pertanian Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Wiwit Rahayu, SP. MP, selaku dosen pembimbing akademik peneliti

sekaligus dosen pembimbing utama skripsi yang telah memberikan bimbingan

dan arahan peneliti sejak awal kuliah sampai dengan penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Mei Tri Sundari, SP. M Si, pembimbing pendamping skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS selaku penguji yang telah

memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepala Bappeda dan Kesbangpolinmas Kabupaten Boyolali yang telah

mempermudah perizinan pengumpulan data.

6. Koperasi Unit Desa (KUD) Musuk beserta seluruh pengurus ataupun anggota

koperasi yang telah memberikan semua keperluan informasi ataupun bantuan

dalam proses penyelesaian penulisan skripsi.

Page 4: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

7. Bapakku Alm. Purnadi dan Ibuku Endang Listyorini yang telah memberikan

dorongan secara moril dan materiil, dan berkat do’a dan dorongan yang

diberikan dengan tulus ikhlas sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi.

8. Adikku Candra Adi Buana, serta seluruh keluargaku, terima kasih atas do’a

dan dukungannya.

9. Teman-teman Teater Thoekoel FP UNS; Rosi, Hendro, Rhona, Kuning,

Ringgo, Eko, Eka, Ratna, Dwi, Farid, Andi, Juju, Achid, Frida, dan semuanya

yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan pengalaman,

pelajaran, dan kebahagiaan. Aku sayang kalian.

10. Gank G4UL ; Roro, Vika, Bagus Sugi, Habib, Amel, Hanif, Adi, Oji tanpa

kalian kampus terasa sepi. “Perkuat pusat Perbanyak Cabang”

11. Teman-temanku angkatan 2006. Semoga kita sukses bersama. Amin.

12. Pihak-pihak lain yang juga telah banyak membantu tetapi tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangatlah

penulis harapkan, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, April 2011

Penulis

(Prawitasari)

Page 5: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii

RINGKASAN ................................................................................................ ix

SUMMARY ................................................................................................... x

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Perumusan masalah ............................................................................. 2

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 4

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 5

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ................................................. 23

C. Hipotesis.............................................................................................. 24

D. Pembatasan Masalah ........................................................................... 24

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................................. 25

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian ..................................................................... 27

B. Metode Pengambilan Lokasi Penelitian .............................................. 27

C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 28

D. Metode Analisis Data .......................................................................... 28

1. Analisis Rasio ............................................................................... 28

2. Analisis Trend Dalam Prosentase ................................................. 30

3. Analisis Prosentase per Komponen ............................................... 31

Page 6: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

IV. KONDISI UMUM KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

A. Sejarah Berdirinya KUD Musuk ......................................................... 32

B. Tujuan KUD Musuk............................................................................ 33

C. Keorganisasian .................................................................................... 33

D. Keanggotaan........................................................................................ 35

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Rasio ..................................................................................... 38

1. Rasio Likuiditas ............................................................................ 38

2. Rasio Solvabilitas .......................................................................... 41

3. Rasio Rentabilitas ......................................................................... 46

B. Analisis Trend Dalam Prosentase ....................................................... 49

C. Analisis Persentase per Komponen ..................................................... 55

D. Pendapatan Peternak Sapi Perah di Kecamatan Musuk ...................... 63

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 66

B. Saran.............................................................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

1. Contoh Neraca Bentuk Akun ................................................................... 15

2. Contoh Neraca Bentuk Laporan ............................................................... 16

3. Contoh Laporan Rugi Laba Bentuk Single Step ...................................... 17

4. Contoh Laporan Rugi Laba Bentuk Multiple Step ................................... 18

5. Banyaknya Penerimaan Susu (liter) di Kabupaten Boyolali Tahun 2008 27

6. Jumlah Keanggotaan KUD Musuk dari Tahun 2005-2009 ...................... 36

7. Hasil Perhitungan Rasio Lancar KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ................................................................................................. 38

8. Hasil Perhitungan Rasio Cepat KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 ............................................................................................... 40

9. Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri Dengan Total Aktiva KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 .................................................. 42

10. Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri Dengan Aktiva Tetap KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 .................................................. 43

11. Hasil Perhitungan Rasio Total Hutang Dengan Total Aktiva KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 .................................................. 44

12. Hasil Perhitungan Rasio Total Hutang Dengan Modal Sendiri KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 .................................................. 45

13. Hasil Perhitungan Return of Investment (ROI) KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ....................................................................... 47

14. Hasil Perhitungan Return of Equity (ROE) KUD Musuk Kabupaten Boyolali tahun 2002-2006 ......................................................................... 48

15. Hasil Perhitungan Analisis Trend Dalam Prosentase Pada Neraca Keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ............................... 51

16. Hasil Perhitungan Analisis Trend Dalam Prosentase Pada Laporan Rugi Laba KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ............................... 53

17. Hasil Perhitungan Analisis Persentase Per Komponen Pada Neraca Keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 .............. 57

18. Hasil Perhitungan Analisis Persentase Per Komponen Pada Laporan Rugi Laba KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ...................... 61

19. Analisis Usahatani Sapi Perah di Kecamatan Musuk ............................... 63

Page 8: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

1. Bagan Kerangka Pemikiran ...................................................................... 24

2. Perkembangan Rasio Likuiditas KUD Musuk Tahun 2005-2009 ............ 41

3. Perkembangan Rasio Solvabilitas KUD Musuk Tahun 2005-2009 .......... 46

4. Perkembangan Rasio Rentabilitas KUD Musuk Tahun 2005-2009 ......... 49

Page 9: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

INTISARI

Prawitasari. H0306087. Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas di KUD Musuk Kabupaten Boyolali. Di bawah bimbingan Wiwit Rahayu SP, MP dan Mei Tri Sundari SP, MSi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja keuangan KUD Musuk ditinjau dari likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas, dan mengkaji perkembangan pos-pos dalam neraca dan laporan laba-rugi pada KUD Musuk di Kabupaten Boyolali. Metode dasar penelitian ini adalah metode deskriptif dan teknik pelaksanaannya adalah studi kasus di KUD Musuk Kabupaten Boyolali. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan keuangan KUD Musuk yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba dari tahun 2005-2009. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta analisis trend dalam prosentase dan persentase per komponen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari rasio likuiditas, rasio lancar memiliki rata-rata nilai sebesar 325% dan rasio cepat sebesar 303% menunjukkan posisi keuangan yang baik karena berada diatas standar yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan analisis solvabilitas, rasio modal sendiri dengan total aktiva memiliki nilai rata-rata sebesar 59%, rasio modal sendiri dengan aktiva tetap sebesar 389,79% , rasio total hutang dengan total aktiva sebesar 41%, dan rasio total hutang dengan modal sendiri bernilai rata-rata sebesar 69,74% yang menunjukkan bahwa kondisi keuangan KUD berada dalam keadaan baik. Dan ditinjau dari analisis rentabilitas, rata-rata nilai ROI sebesar 1,42% dan ROE sebesar 2,10%, menunjukkan nilai positif yang berarti sudah dapat menghasilkan laba, namun kurang karena masih dibawah dari standar. Kinerja keuangan berdasarkan analisis trend dan analisis persentase per komponen menunjukkan tendensi menurun dari tahun ke tahun. Penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan penjualan dan pendapatan pada laporan rugi laba. Penurunan penjualan dan pendapatan menyebabkan turunnya porsi SHU untuk tahun 2009 dibandingkan tahun dasar.

Page 10: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

ABSTRACT

Prawitasari. H0306087. Financial Analysis Based on Liquidity,

Solvency, and Remunative Ratio of Koperasi Unit Desa (KUD) Musuk in Boyolali Regency. Under tuition Wiwit Rahayu SP, MP dan Mei Tri Sundari SP, MSi. Agriculture Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. 2011.

The purposes of the research are to analyze the financial side by using analysis ratio which consist of liquidity ratio, solvency ratio, and remunative ratio, and to examine the development of entries in balance sheet to the KUD Musuk in Boyolali regency using trend analysis and common size percentage analysis. The method used for this research is descriptive method while the method used for the realization was survey method. Data used is secondary data. Analysis method used that is ratio analysis consisted of liquidity, solvability, rentability and activity ratio and also trend analysis and common size percentage analysis.

Result of research indicate that if seen from liquidity ratio, the current ratio has its average for five years about 325%, and quick ratio about 303%. It shows the position of financial was good because either due residing in the above standard used. Observed from solvency ratio, owners’ equity ratio with asset ratio has its average about 59%, owners’ equity ratio with fixed asset about 389,79%, liabilities total ratio with asset total about 41%, and liabilities total ratio with owners’ equity about 69,74%, shown the good position of its financial. The ability of the co-operation yield profit seen from ROI and ROE still lower because residing in below the standart which is about 1,42% average of ROI and about 2,10% of the ROE. Based on trend analysis and common size percentage analysis show existence of trend decreasing. It caused of degradation of totalizing sale and earnings. The degradation of totalizing sale and earnings caused the portion of SHU in 2009 decreased than the base year.

Page 11: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi adalah sebuah lembaga atau perkumpulan orang-orang yang

bekerjasama melakukan aktivitas ekonomi demi keuntungan bersama.

Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di

mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan

yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi biasanya dihitung

berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan

melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan

yang dilakukan oleh anggota (Anonim, 2009).

Koperasi memerlukan suatu manajemen yang baik agar mampu

mengimbangi badan usaha lain. Manajemen dalam perkoperasian sangat

penting karena termasuk lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya

lembaga bisnis karena manajemen merupakan salah satu unsur penting dalam

pengembangan dan efisiensi usaha koperasi. Salah satu koperasi yang

menunjang kegiatan dan kepentingan ekonomi bagi masyarakat adalah

Koperasi Unit Desa (KUD).

Koperasi yang bergerak di bidang pertanian ataupun peternakan dalam

hal ini koperasi unit desa, tidak hanya bergerak dalam hal produksi saja tetapi

berperan penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Koperasi adalah badan usaha yang sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang mempunyai ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas serta

menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat (Kartasaputra dkk, 2000)

Susu mengandung zat gizi bernilai tinggi yang dibutuhkan bagi

kehidupan masyarakat dari segala lapisan umur untuk menjaga pertumbuhan,

kesehatan, dan kecerdasan berpikir. Begitu pentingnya susu, sehingga dapat

dikatakan bahwa untuk membangun suatu bangsa yang cerdas dan sehat,

penyediaan susu bagi masyarakat merupakan hal yang mutlak. Konsumsi susu

nasional Indonesia sampai saat ini belum dapat dipenuhi melalui produksi

Page 12: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dalam negeri, sebagai akibat lambannya perkembangan agribisnis sapi perah.

Oleh karena itu, pengembangan agribisnis sapi perah dipandang perlu dipacu

agar produksi susu memenuhi permintaan konsumsi susu nasional. Agribisnis

sapi perah mengelola sarana dan prasarana pengelolaan produk karena sifat

komoditas susu yang cepat rusak pada suhu kamar. Dalam agribisnis sapi

perah, peternak tidak dapat lepas dari keberadaan koperasi. Keberadaan

koperasi susu pada agribisnis sapi perah adalah sebagai implementasi

kebijakan pemerintah dalam pengembangan agribisnis sapi perah.

(Rusdiana dan Sejati, 2009).

KUD Musuk adalah KUD serba usaha yang unit usaha unggulannya

diantaranya adalah unit usaha persusuan (penampungan susu sapi) dan ternak

sapi perah (penyediaan sapi perah sesuai pesanan peternak). KUD ini

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak khususnya anggotanya

yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah. Agar

KUD dapat mencapai tujuan, maka diperlukan evaluasi supaya KUD dapat

mengetahui kekurangannya dan meningkatkan perannya di masa mendatang

sehingga rakyat yang dalam hal ini peternak sebagai anggota KUD dapat

merasakan bagaimana KUD telah menjalankan tujuan, fungsi serta perannya.

Evaluasi yang dimaksud adalah bentuk dari evaluasi kinerja KUD tersebut.

Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian pada KUD Musuk

untuk mengetahui kinerja koperasi, pada khususnya kinerja keuangan pada

KUD tersebut sehingga dapat diketahui secara langsung perkembangan

koperasi melalui laporan keuangan pada KUD Musuk.

B. Perumusan Masalah

KUD merupakan salah satu koperasi yang ditetapkan berdasarkan

Inpres No. 2 tahun 1978 yang menetapkan agar KUD menjadi pusat atau

pelopor perekonomian pedesaan. Tentu saja anggota koperasi ini lebih

mengutamakan juga pada perkumpulan anggota masyarakat desa untuk

membangun perekonomian desa secara bersama-sama. Pencapaian tujuan

KUD untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya harus didukung oleh

manajemen yang baik.

Page 13: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Manajemen merupakan kebutuhan mutlak bagi suatu KUD. Manajemen

KUD sangat penting dalam pengelolaan koperasi karena dapat menentukan

maju mundurnya usaha KUD yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan

para pengurus KUD dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan

teknologi dan kemajuan ilmu lainnya, dan fleksibel dalam menyerap

pengetahuan yang positif guna perkembangan KUD.

KUD Musuk adalah KUD serba usaha dengan usaha yang menonjol

diantaranya adalah unit ternak sapi perah dan unit persusuan bagi warga yang

sebagian besar bermata pencaharian sebagai peternak di wilayah Kabupaten

Boyolali. KUD susu ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak

khususnya anggotanya. Dalam menjalankan usahanya KUD susu khususnya

pada KUD Musuk mendapatkan banyak tantangan. Salah satunya adanya

pihak swasta yang lebih berani memberikan harga lebih tinggi daripada harga

dari KUD Musuk. Masyarakat beranggapan akan memperoleh keuntungan

yang lebih apabila di jual di luar koperasi sehingga menyebabkan adanya

banyak pesaing-pesaing dalam usaha persusuan. Hal ini menyebabkan

pemasukan susu pada KUD mengalami penurunan yang nantinya akan

berdampak pada keuangan KUD Musuk sehingga agar dapat

mempertahankan usaha, perlu diterapkan manajemen koperasi yang tepat

dalam menjalankan usaha.

Salah satu pelaksanaan manajemen untuk melihat kondisi KUD Musuk

terletak pada unsur keuangannya. Kondisi keuangan yang baik akan

menunjukkan usaha-usaha KUD telah dilakukan secara efisien dan

memungkinkan KUD dapat melakukan perencanaan yang matang dimasa

yang akan mendatang. Untuk mengetahui kondisi keuangan KUD dapat

dilakukan analisis tentang kinerja keuangan. Dalam menganalisa dan menilai

posisi keuangan dan potensi atau kemajuan KUD, faktor-faktor yang paling

utama adalah likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Selain berpegang pada

standart rasio, hal lain yang perlu diperhatikan adalah trend atas prosentase

historis dan rasio dari perusahaan yang data keuangannya sedang dianalisa

Page 14: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

(Munawir, 1999). Berdasarkan uraian tersebut permasalahan yang dapat

dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kinerja keuangan KUD Musuk ditinjau dari likuiditas,

solvabilitas, dan rentabilitas?

2. Bagaimana perkembangan pos-pos dalam neraca pada KUD Musuk di

Kabupaten Boyolali?

C. Tujuan

Penelitian mengenai kinerja keuangan KUD Musuk ini bertujuan untuk :

1. Mengkaji kinerja keuangan KUD Musuk ditinjau dari likuiditas,

solvabilitas, dan rentabilitas.

2. Mengkaji perkembangan pos-pos dalam neraca dan laporan laba-rugi pada

KUD Musuk di Kabupaten Boyolali.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, sebagai syarat kelulusan dalam menempuh pendidikan strata

satu di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus

menerapkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah.

2. Bagi pihak manajemen KUD, penelitian ini diharapkan sebagai sumbang

saran untuk menyusun dasar perencanaan strategi operasional pada

periode yang akan datang.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat menjadi sumber tambahan referensi

dalam melakukan penelitian selanjutnya dan penelitian sejenis.

4. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran, bahan pertimbangan dan evaluasi terhadap

penetapan kebijakan, terutama kaitannya dengan pengembangan Koperasi

Unit Desa khususnya di Kabupaten Boyolali.

Page 15: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai Kinerja Keuangan Koperasi telah dilakukan

sebelumnya oleh Sari (2005) dengan judul “Analisis Keuangan KUD Susu

di Kabupaten Boyolali”. Peneliti menggunakan analisis rasio yang terdiri

dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio

aktivitas. Kemudian untuk mengkaji perkembangan pos-pos pada neraca

KUD Susu di Kabupaten Boyolali menggunakan analisis trend dan analisis

presentase per komponen. Hasil analisis rasio menunjukkan bahwa KUD

Susu di Kabupaten Boyolali memiliki tingkat likuiditas yang kurang

(masih dibawah standar), tingkat solvabilitas yang rendah, dan rentabilitas

KUD yang juga masih kurang ditandai dengan tingkat ROI dan ROE yang

kurang dari standar. Ditinjau dari rasio aktivitas, KUD Susu di Kabupaten

Boyolali masih belum efisisen dalam mengelola sumber daya yang

dimiliki ditandai dengan tingkat perputaran persediaan dan perputaran

piutang yang menurun. Dilihat dari analisis trend dan persentase terhadap

neraca dan laporan rugi-laba KUD Susu selama tahun 2000-2004

menunjukkan perkembangan posisi keuangan jangka pendek yang kurang

menguntungkan. Pada penelitian ini analisis laporan keuangan tidak dapat

digunakan oleh KUD yang bersangkutan karena analisis dilakukan secara

kumulatif pada semua KUD Susu di Kabupaten Boyolali sedangkan

keadaan keuangan per KUD berbeda-beda sehingga diperlukan analisis

laporan keuangan tiap-tiap KUD agar lebih memudahkan dalam

perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang.

Penelitian serupa dilakukan oleh Deritanti (2007), tentang kinerja

keuangan di KUD Mojosongo Kabupaten Boyolali. Peneliti menggunakan

analisis rasio likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aktivitas. Serta untuk

mengetahui perkembangan pada pos-pos neraca dan laporan rugi laba

ditinjau dari analisis trend dan persentase per komponen. Hasil penelitian

Page 16: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

menunjukkan bahwa jika dilihat dari rasio likuiditas, current ratio, quick

ratio dan cash rationya menunjukkan posisi yang baik karena berada

diatas standar yang digunakan, ini berarti koperasi mampu membayar

hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya.

Dilihat dari rasio solvabilitas, total debt to equity ratio dan total debt to

capital assets menunjukkan adanya peningkatan dan dapat memenuhi

standar yang berarti koperasi dapat menjamin hutangnya dengan modal

sendiri dan total aktiva yang dimiliki. Kemampuan koperasi menghasilkan

laba dilihat dari ROI dan ROE masih rendah karena berada dibawah

standar. Rasio aktivitas menunjukkan perputaran persediaan dan aktiva

tetap menunjukkan kecenderungan yang baik, tetapi perputaran total aktiva

dan perputaran piutang berada dibawah standar karena masih kurang

efektif dalam penggunaannya. Trend dalam prosentase pada neraca dan

laporan rugi laba secara umum menunjukkan adanya trend meningkat.

Berdasarkan kedua penelitian diatas, dapat diketahui alat analisis

yang digunakan adalah analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio aktivitas serta untuk mengkaji

perkembangan pos-pos pada neraca KUD menggunakan analisis trend

dalam prosentase dan analisis presentase per komponen. Alat analisis

tersebut hampir sama seperti yang digunakan oleh peneliti. Namun pada

penelitian ini, peneliti tidak menggunakan rasio aktivitas seperti yang

digunakan pada kedua penelitian diatas. Penelitian-penelitian tersebut

dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan gambaran tentang keadaan

keuangan pada KUD sehingga dapat membantu perencanaan manajemen

keuangan pada periode mendatang.

2. Susu

Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar susu

(mammae), baik dari binatang maupun dari buah dada seorang ibu. Dalam

segi gizi, susu merupakan makanan yang terbaik bagi manusia dan hewan

itu sendiri. Pada zaman dahulu, susu telah dipakai sebagai bahan pokok

Page 17: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

pangan manusia. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki

kelenjar susu, seperti sapi, kuda dan domba. Susu binatang (biasanya sapi)

juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt, es krim,

keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi

manusia (Sediaoetama, 2004).

Berdasarkan jumlah bakteri yang terdapat dalam susu, kualitas susu

di negara-negara barat dan maju lainnya digolongkan menjadi tiga macam,

yaitu :

a. Susu dengan kualitas baik atau kualitas A (No. 1) jika jumlah bakteri

yang terdapat dalam susu segar tidak lebih dari 100.000 setiap milliliter.

Bakteri-bakteri koli tidak lebih dari 10 /ml.

b. Susu kualitas B (No. 2, sedang) jika jumlah bakteri nya antara 100.000 –

1.000.000/ml, dan jumlah bakteri koli tidak lebih dari 10/ml.

c. Susu dengan kualitas C (No. 3, jelek) jika jumlah bakterinya lebih

daripada 1.000.000/ml (Saleh, 2004).

Menurut Mukhtar (2006), susu beserta produk-produk olahan susu

merupakan salah satu bahan kebutuhan pokok bagi bangsa-bangsa di

negara maju. Semakin tinggi tingkat kehidupan dan kesejahteraan suatu

bangsa, akan semakin besar pula tingkat konsumsi susu dan produk-

produk olahan susu. Susu mengandung tiga komponen yang karakteristik,

yaitu laktosa, protein, dan lemak susu, disamping bahan-bahan lainnya,

seperti air, mineral, dan vitamin. Susu bukan saja penting artinya sebagai

sumber protein dan energi dalam tubuh. Demikian pula tentang kandungan

vitaminnya, tiada bahan pangan yang mengandung begitu banyak vitamin

selain susu. Hal yang sama juga terhadap kandungan mineral, seperti

fosfor, kalium, kalsium, klorin, natrium, iodin, sulfur, seng, fluorin,zat besi

dan tembaga. Semuanya terdapat dalam susu sebagai garam-garam

mineral.

3. Koperasi

Menurut UU Koperasi No. 12 tahun 1992, Koperasi Indonesia

sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha berperan

Page 18: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur

berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam tata

perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas

asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Koperasi lahir pada permulaan abad ke 19, sebagai reaksi terhadap

sistem liberalisme ekonomi, yang pada waktu itu segolongan kecil

pemilik-pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat. Susunan

masyarakat kapitalis sebagai lanjutan dari liberalisme ekonomi,

membiarkan setiap individu bebas bersaing untuk mengejar keuntungan

sebesar-besarnya bagi individu, dan bebas pula mengadakan segala macam

kontrak tanpa intervensi pemerintah. Akibat dari sistem ekonomi tersebut,

golongan kecil pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat. Mereka

hidup berlebih-lebihan, sedang golongan besar dari masyarakat, yang

lemah kedudukan sosial ekonominya, makin terdesak. Pada saat itulah

tumbuh gerakan koperasi yang menentang aliran individualisme dengan

asas kerja sama dan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Bentuk

kerjasama melahirkan perkumpulan koperasi

(Widiyanti dan Sunindhia, 1998).

Bibit Koperasi di Indonesia tumbuh di Purwokerto tahun 1896.

Waktu itu pamong praja bernama R. Aria Wiria Atmaja mendirikan

sebuah bank yang diberi nama “Hulph-en Spaar Bank” (Bank Pertolongan

dan Simpanan). Bank itu dimaksudkan untuk menolong para

priyayi/pegawai negeri yang terjerat hutang pada lintah darat. Bank itu

meminjamkan kepada para pegawai negeri itu sendiri. Jadi, semacam

Koperasi Simpan Pinjam saat ini (Anoraga dan Ninik, 1998).

4. Koperasi Unit Desa

Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden No. 2/1978 tentang

BUUD/KUD, penjenisan koperasi di Indonesia mengalami perubahan lagi,

yaitu Koperasi-koperasi Unit Desa (KUD) yang aneka usaha. Itulah

sebabnya banyak koperasi di pedesaan, seperti Koperta yang beramalgasi

menjadi KUD. Apabila dilihat dari kegiatan usahanya, KUD adalah

Page 19: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

koperasi aneka usaha, baik dari segi fungsi ekonomi yang dilakukan

maupun dari komoditi yang diperdagangkan. Oleh sebab itu KUD adalah

aneka usaha dalam pengertian aneka fungsi dan aneka komoditi atau dapat

disebut sebagai koperasi serba usaha (all purpose cooperative)

(Edilius dan Sudarsono, 1996).

Menurut Anoraga dan Widiyanti (1998), Koperasi Unit Desa (KUD)

adalah upaya pendekatan koperasi pada petani melalui penyatuan

(amalgasi) beberapa koperasi pertanian yang kecil-kecil dan sangat banyak

jumlahnya di pedesaan.

Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan salah satu pilar

perekonomian yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian

nasional. Namun, sejak dikeluarkan Inpres No. 18 Tahun 1998, KUD tidak

lagi menjadi koperasi tunggal di tingkat kecamatan. Program-program

pemerintah untuk membangun masyarakat pedesaan, seperti distribusi

pupuk, benih, dan pengadaan gabah, yang awalnya dilakukan melalui

KUD selanjutnya diserahkan pada mekanisme pasar. Hal inilah yang

kemudian mengakibatkan lebih dari 5.400 KUD di Indonesia secara umum

mengalami penurunan kinerja dan tidak sedikit yang hanya tinggal papan

nama. Meskipun demikian, tidak sedikit pula KUD yang bertahan, bahkan

berkembang (Humas UGM, 2010).

5. Koperasi Susu

Pengembangan susu sapi perah diatur dalam INPRES No. 1/1985

yaitu mengenai pengembangan persusuan dilakukan untuk membangun

dan membina usaha persusuan agar mampu meningkatkan produksi susu

dalam negeri dan susu olahan dengan mutu yang baik dan harga terjangkau

oleh masyarakat sekaligus untuk mengurangi impor susu serta

meningkatkan kesejahteraan petani ternak sapi perah pada khususnya dan

meningkatkan gizi masyarakat pada umumnya. Pada tahap awal

pengembangan susu sapi perah ini dikembangkan sistem kemitraan, yaitu

antara peternak, koperasi unit desa (KUD) dan industri pengolah susu

(IPS). Dalam kemitraan ini terjadi kebijakan kepastian pasar dan harga,

Page 20: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

yaitu adanya kewajiban industri pengolah susu untuk menyerap susu sapi

perah domestik (Mukhsin, 2002).

Koperasi susu merupakan lembaga resmi pemerintah untuk

penyaluran dana untuk kredit investasi bagi peternak dan penyaluran bibit

sapi perah khususnya impor, untuk dibagikan kepada anggota sebagai

pinjaman. Setiap peternak yang menjadi anggota koperasi memperoleh

layanan tersebut. Kewajiban peternak anggota adalah wajib menjual

seluruh produk susu segar kepada koperasi dengan harga yang ditetapkan

oleh koperasi dan IPS (Yusdja, 2005).

Usaha agribisnis susu adalah salah satu usaha yang telah

dilaksanakan koperasi sejak tahun 1948. Kegiatan ini merupakan usaha

andalan KUD dan koperasi susu, untuk tujuan menyelamatkan produksi

susu rakyat dan menambah pendapatan petemak. Susu merupakan

komoditas yang mudah rusak, mempunyai resiko tinggi, karena itu perlu

penanganan yang hati-hati dan spesialisasi. Spesialisasi menumbuhkan

kemampuan dan keahlian yang baik dimana keahlian memerlukan

kompetensi yang dapat dipelajari melalui pendidikan yang teratur dan

berkesinambungan (Panggabean, 2010).

6. Laporan Keuangan

Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil

yang telah dicapai oleh perusahaan, perlu adanya laporan keuangan dari

perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah

hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan

dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas

perusahaan tersebut (Munawir, 1999).

Laporan keuangan utama yang dihasilkan dari proses akuntansi

adalah neraca dan laporan rugi laba. Neraca dibuat dengan maksud untuk

menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada suatu saat tertentu,

sedangkan laporan rugi laba menggambarkan hasil-hasil usaha yang

dicapai dalam suatu periode tertentu. Pada umumnya kedua laporan ini

Page 21: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

disusun setahun sekali (tahunan), namun tidak jarang dijumpai pula

perusahaan yang menyusun laporan keuangan tiap kuartal, bahkan tiap

bulan (Jusup, 2003).

Laporan finansiil memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansiil

suatu perusahaan, di mana Neraca (Balance Sheet) mencerminkan nilai

aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi

laba (Income Statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama

suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun

(Riyanto, 2001).

a. Neraca

Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada

suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku

ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau

tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet

(Munawir, 1999).

Neraca atau sering disebut juga laporan posisi keuangan adalah

suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan), kewajiban

dan modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat

tertentu. Judul suatu neraca terdiri atas nama organisasi, nama

laporan, dan tanggal neraca. Badan atau isi laporan terdiri atas tiga

bagian yaitu aktiva, kewajiban dan modal (Jusup, 2003).

1) Aktiva

Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan

perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-

pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus

dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang

tidak berwujud lainnya misalnya goodwill, hak paten, hak

menerbitkan dan sebagainya (Munawir, 1999).

Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian

yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.

Page 22: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a) Aktiva lancar (current asset) adalah uang kas dan aktiva

lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan

menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi pada periode

berikutnya.

Yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah:

i. Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan untuk

membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam

pengertian kas adalah cek yang diterima dari para

langganan dan simpanan perusahaan di Bank dalam

bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank

yang dapat diambil kembali setiap saat diperlukan oleh

perusahaan.

ii. Investasi jangka pendek adalah investasi yang sifatnya

sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk

memanfaatkan uang kas yang sementara belum

dibutuhkan dalam operasi. Yang termasuk dalam investasi

jangka pendek adalah deposito di bank, surat-surat

berharga yang berwujud saham, obligasi, sertifikat bank,

dan surat hipotek.

iii. Piutang wesel atau tagihan perusahaan kepada pihak lain

yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang

diatur dalam undang-undang.

iv. Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain sebagai

akibat adanya penjualan dagangan secara kredit.

v. Persediaan adalah semua barang-barang yang sampai

tanggal neraca masih di gudang atau belum laku dijual.

(Munawir, 1999)

b) Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang memiliki umur

kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai

umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis

dalam satu kali perputaran operasi perusahaan), yang termasuk

Page 23: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

aktiva tidak lancar adalah investasi jangka panjang, aktiva

tetap, aktiva tetap tidak berwujud, beban yang ditangguhkan

dan aktiva lain-lainnya (Munawir, 1999).

i. Investasi jangka panjang bertujuan untuk mengadakan

pengawasan terhadap kebijaksanaan atau kegiatan

perusahaan lain, untuk memperoleh pendapatan yang tetap

secara terus menerus, membentuk suatu dana untuk tujuan

tujuan tertentu, dan untuk membina hubungan baik dengan

perusahaan lain.

ii. Aktiva tetap berujud merupakan aktiva yang mempunyai

umur ekonomis lama, digunakan dalam kegiatan usaha dan

tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kondisi

normal. Yang termasuk aktiva tetap berujud meliputi tanah,

bangunan, mesin pabrik, kendaraan dan peralatan kantor.

iii. Aktiva tak berujud merupakan aktiva yang secara fisik

tidak mempunyai wujud tetapi mempunyai manfaat

ekonomis bagi pemiliknya di masa yang akan datang,

meliputi patent, hak cipta, merk dagang, goodwill, waralaba

dan lain-lain.

iv. Beban yang ditangguhkan menunjukkan adanya

pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka

panjang. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain

biaya pemasaran, biaya pembukaan perusahaan, biaya

penelitian.

v. Aktiva lain-lain merupakan aktiva yang tidak termasuk

kategori aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva

tetap berujud dan aktiva tak berujud, meliputi piutang

jangka panjang, gedung dalam penyelesaian

(Munawir, 1999).

Page 24: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2) Hutang

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada

pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan

sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor

(Munawir, 1999).

a) Hutang lancar menurut Munawir (1999) meliputi:

i. Hutang dagang, adalah hutang yang timbul karena adanya

pembelian barang dagangan secara kredit.

ii. Hutang wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji

tertulis untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu

pada waktu tertentu di masa yang akan datang.

iii. Hutang pajak, baik pajak untuk perusahaan maupun pajak

pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas negara.

iv. Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya-biaya yang

sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.

v. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo adalah

sebagian (seluruh) hutang jangka panjang yang sudah

menjadi hutang jangka pendek karena harus segera

dilakukan pembayarannya.

vi. Penghasilan yang diterima dimuka adalah penerimaan uang

untuk penjualan barang/jasa yang belum direalisir.

b) Hutang jangka panjang yaitu segala kewajiban seperti hipotek,

surat obligasi, pinjaman bersyarat dan sebagainya, yang akan

dilunasi dalam waktu lebih dari setahun sejak tanggal

pinjaman. Hutang jangka panjang meliputi obligasi, hipotek

atau wesel jangka panjang (Gill dan Chatton, 2003).

3) Modal

Menurut Munawir (1999), modal adalah hak atau bagian yang

dimiliki perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal

saham), surplus dan laba yang ditahan.

Page 25: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Neraca dapat disajikan dengan bentuk skontro (Account form)

dimana semua aktiva tercantum di sebelah kiri dan hutang serta modal

di sebelah kanan, dan be ntuk vertikal (Report Form). Neraca bentuk

vertikal ini semua aktiva terletak di bagian atas yang selanjutnya

diikuti dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, serta

modal.

Tabel 1. Contoh neraca bentuk akun

PT INDIRASARI N e r a c a

31 Desember 1978

AKTIVA (dalam ribuan) PASSIVA (dalam ribuan) Aktiva Lancar

Kas 545.5 Pihutang wesel 500.0 Persediaan 951.2 Persekot biaya 46.0 Piutang dagang 1.324.2 Jumlah aktiva lancar 3.366.9

Hutang Lancar Hutang dagang 655.0 Hutang wesel 150.0 Hutang gaji 312.0 Jumlah hutang lancar 1.117.0

Aktiva Tetap Tanah 200.0 Bangunan 1.600.0 Alat-alat kantor 700.0 Akumulasi Penyusutan (378.5) Jumlah aktiva tetap 2.121.5

Hutang Jangka Panjang Hutang Obligasi 600.0 Jumlah hutang jangka panjang 600.0

Modal Modal saham 2.000.0 Laba yang ditahan 1.771.4 3.771.4

Total Aktiva 5.488.4

Total Passiva 5.488.4

Sumber: (Munawir, 1999)

Page 26: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Tabel 2. Contoh neraca bentuk laporan

PT INDIRASARI N e r a c a

31 Desember 1978

AKTIVA (dalam ribuan) Aktiva Lancar

Kas 545.5 Pihutang wesel 500.0 Persediaan 951.2 Persekot biaya 46.0 Piutang dagang 1.324.2 Jumlah aktiva lancar 3.366.9

Aktiva Tetap Tanah 200.0 Bangunan 1.600.0 Alat-alat kantor 700.0 Akumulasi Penyusutan (378.5) Jumlah aktiva tetap 2.121.5

TOTAL AKTIVA 5.488.4 PASSIVA Hutang Lancar

Hutang dagang 655.0 Hutang wesel 150.0 Hutang gaji 312.0 Jumlah hutang lancar 1.117.0

Hutang Jangka Panjang

Hutang Obligasi 600.0 Jumlah hutang jangka panjang

600.0 Modal

Modal saham 2.000.0 Laba yang ditahan 1.771.4

3.771.4 TOTAL PASSIVA 5.488.4

Sumber: (Munawir, 1999)

b. Laporan Rugi Laba

Laporan rugi laba merupakan ikhtisar dari pendapatan (revenue)

dan beban-beban (expenses) untuk suatu periode waktu atau masa

tertentu. Dengan kata lain, laporan ini menunjukkan hasil usaha atau

kinerja perusahaan pada kurun waktu tertentu (Dunia, 2008).

Laporan laba rugi harus diberi judul, yang terdiri atas nama

perusahaan, nama laporan (dalam hal ini “Laporan Rugi Laba”), dan

periode laporan. Isi laporan rugi laba terdiri atas tiga komponen pokok,

yaitu pendapatan, biaya, dan laba atau rugi. Pendapatan adalah aliran

Page 27: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

penerimaan kas atau harga lain yang diterima dari konsumen sebagai

hasil penjualan barang atau pemberian jasa. Biaya merupakan harga

pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi untuk

menghasilkan pendapatan. Sedangkan laba (atau rugi) adalah selisih

lebih (atau kurang) antara pendapatan dan biaya (Jusup, 2003).

Bentuk laporan rugi laba yang biasa digunakan adalah sebagai

berikut:

1) Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua

penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu

kelompok, sehingga untuk menghitung rugi atau laba bersih hanya

memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap

total penghasilan.

2) Bentuk Multiple Step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan

yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara

umum.

Tabel 3. Contoh laporan rugi laba bentuk single step

PT SARI INDAH

Laporan Rugi Laba

31 Desember 1978 (dalam ribuan)

Penjualan Netto Rp 2.800 Harga Pokok Penjualan Rp 1.940 (-)

Laba Penjualan Rp 860 Biaya Penjualan Rp 430 Biaya Administrasi Rp 190(+)

Biaya Operasi Rp 620 Laba Operasi Rp 240 Pendapatan lain-lain Rp 50(+) Pendapatan Netto Rp 290

Sumber: (Munawir, 1999)

Page 28: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Tabel 4. Contoh laporan rugi laba bentuk multiple step

PT PANGGUNG SARI

Laporan Rugi Laba

31 Desember 1978 (dalam ribuan)

Penjualan bruto Rp 74.220 Potongan/retur penjualan Rp 2.000 (-) Penjualan netto Rp 72.200 Harga pokok penjualan Rp 51.000 (-)

Laba penjualan Rp 21.220 Biaya-biaya operasi

Biaya penjualan Rp 4.240 Biaya umum dan administrasi Rp 8.770 (+)

Laba bersih operasionil Rp 13.010 (-) Laba Usaha Rp 8.210 Penghasilan sewa Rp 3.000(+) Laba Bersih Rp 11.210

Sumber: (Munawir, 1999)

7. Analisis Kinerja Keuangan

a. Analisis Rasio

Analisis rasio menurut Munawir (1999), menggambarkan suatu

hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu

jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan

alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan

gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu

perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan

dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

Angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi

tiga, yaitu rasio-rasio likuiditas, rasio-rasio solvabilitas, dan rasio-

rasio rentabilitas.

1. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus

segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu

memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti

perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid”, dan perusahaan

Page 29: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada

waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat

pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada

hutang lancarnya ataupun hutang jangka pendek (Munawir, 1999).

Likuiditas badan usaha berarti kemampuan perusahaan untuk

dapat menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat

memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih. Likuiditas

dapat diketahui dari neraca pada suatu saat antara lain dengan

membandingkan jumlah aktiva lancar di satu pihak, dengan utang

lancar di lain pihak, hasil perbandingan tersebut disebut “current

ratio” (Riyanto, 2001).

a. Current Ratio

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (margin of

safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahan untuk

membayar hutang-hutang tersebut. Standar current ratio = 200%.

Current ratio = %100 x Lancar HutangLancar Aktiva

b. Quick Ratio

Juga disebut sebagai Acid Test Ratio sebagai ukuran

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban

dengan tidak memperhitungkan persediaan. Rasio ini mengukur

kemampuan yang sesungguhnya untuk memenuhi hutang-

hutangnya tepat pada saatnya. Standar Quick Ratio > 1 (Riyanto,

2001).

Quick Ratio = %100Lancar Hutang

persediaan -lancar Aktiva´

(Munawir, 1999).

2. Rasio Solvabilitas

Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut

Page 30: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun

jangka panjang (Munawir, 1999).

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya pada

saat perusahaan tersebut dilikuidasi.

Solvabilitas = HutangJumlah AktivaJumlah

(Riyanto, 2001).

a. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva

Menunjukkan seberapa besar aktiva koperasi yang

dibiayai modal sendiri maupun modal pinjaman. Perhitungan

rasio menggunakan rumus di bawah ini :

Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva = Aktiva TotalSendiri Modal

(Munawir, 1999).

Ukuran standar rasio ini adalah 0,5 (Suwandi, 1985).

b. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap

Sejauh mana modal sendiri koperasi membiayai aktiva

tetap, dinyatakan sebagai perbandingan antara modal sendiri

dengan aktiva tetap. Perhitungan rasio menggunakan rumus di

bawah ini :

Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap = Tetap Aktiva

Sendiri Modal

(Munawir, 1999)

c. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva

Sejauh mana nilai dari total aktiva yang dimiliki dibiayai

oleh hutang. Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang

total terhadap total aktiva. Perhitungan rasio menggunakan

rumus di bawah ini :

Page 31: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva = Aktiva TotalHutang Total

(Munawir, 1999).

Nilai rasio yang baik adalah < 0,5 (Suwandi, 1985).

d. Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri

Menunjukkan perbandingan antara total hutang terhadap

modal sendiri. Nilai rasio yang baik adalah = 1. Perhitungan

rasio menggunakan rumus di bawah ini :

Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri = Sendiri Modal

Hutang Total

(Munawir, 1999).

3. Rasio Rentabilitas

Rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

meghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu

perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan

menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian

rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan

memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu

periode dengan jumlah aktiva ataupun jumlah modal perusahaan

tersebut (Munawir, 1999).

1) Rentabilitas Ekonomis

Rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan

menghasilkan laba dari modal sendiri yang digunakan untuk

menghasilkan laba tersebut (Riyanto, 1995). Menurut

Munawir (1999) Rentabilitas Ekonomis disebut juga Return of

Investment (ROI) adalah rasio profitabilitas yang dimaksudkan

untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan

keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang

digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan.

Page 32: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Rentabilitas Ekonomis = % 100 x aktiva Total

bungadan pajak sebelum Laba

(Munawir, 1999)

Standar yang digunakan untuk menilai ROI adalah 0,05.

Semakin tinggi nilainya maka kemampuan menghasilkan

labanya semakin baik (Suwandi, 1985).

2) Rentabilitas Modal Sendiri

Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan

menghasilkan laba dari sejumlah modal sendiri yang

digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas

modal sendiri disebut juga sebagai Return on Equity (ROE).

Rentabilitas Modal Sendiri = % 100 x sendiri Modal

bungadan pajak setelah Laba

(Munawir, 1999)

Standar yang digunakan untuk menilai ROE adalah 0,15. Semakin

tinggi nilainya maka kemampuan menghasilkan labanya semakin

baik (Suwandi, 1985).

b. Analisis Trend Dalam Prosentase

Analisis dengan trend ratio menunjukkan suatu pos

mempunyai kecenderungan atau arah yang menurun, meningkat

atau tetap serta menunjukkan kecenderungan yang menguntungkan

atau tidak menguntungkan. Untuk dapat menghitung trend yang

dinyatakan dalam prosentase, diperlukan dasar pengukurnya atau

tahun dasarnya. Biasanya data atau laporan keuangan dari tahun

yang paling awal dalam laporan yang dianalisa tersebut dianggap

sebagai tahun dasar (base year). Trend yang dimaksud adalah

menunjukkan hubungan antara masing-masing pos suatu tahun

dengan tahun dasarnya (Munawir, 1999).

c. Analisis Persentase Per Komponen

Laporan keuangan dengan persentase per komponen atau

common size statement adalah metode analisis untuk mengetahui

Page 33: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

persentase investasi pada masing-masing pos aktiva terhadap total

aktivanya, masing-masing pos pasiva terhadap total pasivanya serta

pos-pos rugi laba terhadap total penjualan nettonya (Munawir,

1999).

Apabila laporan keuangan disajikan dalam prosentase-

prosentase, yaitu prosentase dari masing-masing pos aktiva

terhadap total aktivanya masing-masing dan pos pasiva terhadap

total pasivanya serta pos-pos rugi laba terhadap total penjualan

nettonya, maka akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang

dapat digunakan sebagai pembanding. Laporan yang disajikan atau

dinyatakan dalam prosentase-prosentase ini disebut Common size

statement (Riyanto, 1995).

Analisis ini membandingkan pos-pos laporan keuangan

dengan pos tertentu dalam laporan yang sama dan dalam periode

yang sama. Angka yang digunakan sebagai dasar adalah total

aktiva dan pasiva untuk pos-pos dalam neraca dan total penjualan

untuk pos perhitungan rugi laba. Analisis ini dilakukan pada 5

periode keuangan.

Xm = 100% x QQ

i

r

Dimana :

Xm = hasil analisis pos tertentu

Qr = nilai rupiah pos yang dianalisis

Qi = nilai rupiah angka dasar

(Munawir, 1999).

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Kinerja keuangan suatu koperasi dapat diketahui berdasarkan keadaan

laporan keuangannya yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi tiap

periodenya. Kedua laporan ini kemudian dianalisis menggunakan analisis

rasio (likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas), analisis trend dan analisis

presentase per komponen. Berdasarkan analisis-analisis tersebut akan dapat

Page 34: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

diketahui kondisi keuangan pada periode yang dianalisis dan perkembangan

pos-pos keuangan (pos-pos pada aktiva dan pasiva) sehingga dapat membantu

pihak-pihak yang bersangkutan dalam mengambil keputusan finansial pada

tahun mendatang. Kerangka berfikir pada analisis kinerja keuangan KUD

Musuk dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Diduga kinerja keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali ditinjau dari

likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas baik.

D. Pembatasan Masalah

1. Sudut pandang kinerja keuangan dipandang dari segi analisis rasio

keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali.

2. Penelitian berdasarkan Laporan Rapat Anggota Tahunan KUD Musuk

Kabupaten Boyolali.

Analisis Rasio § Likuiditas § Solvabilitas § Rentabilitas

Analisis Keuangan Analisis Perkembangan Pos-Pos

Analisis Persentase Per Komponen

KUD Musuk Kabupaten Boyolali

Laporan Keuangan 1. Neraca 2. Laporan Rugi Laba

Analisis Trend dalam Prosentase

Kinerja Keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali

Page 35: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. Data yang dianalisis adalah laporan laba rugi dan neraca KUD Musuk

selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 2005-2009.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Kinerja keuangan adalah keadaan keuangan KUD yang diukur

menggunakan analisis rasio likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, analisis

trend dan analisis presentase per komponen.

2. Analisis rasio merupakan alat analisis yang dapat menjelaskan atau

memberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi

keuangan koperasi, pada penelitian ini adalah KUD Musuk.

3. Likuiditas adalah kemampuan KUD Musuk untuk memenuhi kewajiban

finansial jangka pendek.

4. Rentabilitas adalah kemampuan KUD Musuk untuk menghasilkan

keuntungan dari modal yang dimilikinya.

5. Solvabilitas adalah kemampuan KUD Musuk membayar segala kewajiban

finansialnya baik yang jangka pendek maupun jangka panjang.

6. Analisis trend dalam prosentase adalah alat analisis untuk menunjukkan

kecenderungan posisi keuangan KUD Musuk selama lima periode.

7. Analisis presentase per komponen adalah perhitungan keuangan dengan

membandingkan pos-pos dalam laporan keuangan, yaitu prosentase dari

masing-masing pos aktiva terhadap total aktivanya masing-masing dan pos

pasiva terhadap total pasivanya serta pos-pos rugi laba terhadap total

penjualan nettonya.

8. Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal

dari koperasi unit desa pada suatu saat tertentu.

9. Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh KUD Musuk yang

ditunjukkan dalam pos modal, surplus dan laba ditahan.

10. Aktiva Lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan

untuk dicairkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi pada periode

berikutnya. Pada penelitian ini yang termasuk aktiva lancar adalah kas dan

bank, simpanan jangka pendek, piutang anggota, piutang non anggota,

piutang lain-lain, penyisihan piutang jangka pendek, persediaan.

Page 36: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

11. Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi

KUD Musuk.

12. Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif

permanen atau jangka panjang (lebih dari satu tahun). Pada penelitian ini

yang termasuk aktiva tidak lancar adalah tanah, bangunan, kendaraan,

perlengkapan, akumulasi penyusutan.

13. Hutang adalah semua kewajiban keuangan KUD Musuk kepada pihak lain

yang belum terpenuhi.

14. Laba usaha (Sisa Hasil Usaha) adalah keuntungan bersih yang diperoleh

dari hasil usaha KUD Musuk selama satu tahun.

15. Pos adalah bagian dari neraca yang terdiri dari aktiva dan pasiva.

16. Komponen pada penelitian ini adalah seluruh bagian dari neraca dan

laporan laba rugi.

17. Tahun dasar merupakan tahun yang paling normal di antara tahun-tahun

yang dianalisa atau tahun yang paling awal dalam deretan laporan

keuangan yang dianalisa. Pada penelitian ini, tahun dasar adalah tahun

2005.

Page 37: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran

atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat. Data yang dikumpulkan

mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (Nazir, 2003).

Teknik pelaksanaan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi

kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan

dengan suatu fase spesifik. Studi kasus memusatkan perhatian pada suatu

kasus secara intensif dan mendetail. Subyek yang diselidiki terdiri dari satu

unit (atau satu kesatuan unit) individu, kelompok, lembaga atau masyarakat

yang dipandang sebagai kasus (Nazir, 2003).

B. Metode Pengambilan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di KUD Musuk karena KUD Musuk mulai tahun

1992 hingga saat ini dinyatakan sebagai KUD Mandiri Teladan Tingkat

Nasional, memiliki kelengkapan data-data keuangan sebagai bahan analisis,

serta atas dasar dari rekomendasi Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI)

Kabupaten Boyolali. KUD Musuk terletak di Kecamatan Musuk yang

merupakan daerah penghasil susu sapi kedua terbesar di Kabupaten Boyolali

yang ditunjukkan pada Tabel 5, dimana para peternak sapi perah

menyalurkan hasil produksinya ke KUD Musuk Kabupaten Boyolali.

Tabel 5. Banyaknya Penerimaan Susu (liter) di Kabupaten Boyolali Tahun 2008

No Wilayah dan KUD Penerimaan Susu dari KUD 1 Kecamatan Selo 900.000 2 Kecamatan Ampel 1.260.000 3 Kecamatan Cepogo 5.400.000 4 Kecamatan Musuk 11.520.000 5 Kecamatan Boyolali 900.000 6 Kecamatan Mojosongo 12.420.000

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali, 2008.

Page 38: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yaitu data yang diperoleh dari laporan keuangan KUD Musuk yang terdiri

dari neraca dan laporan rugi laba dari tahun 2005-2009, Dinas Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah Kabupaten Boyolali, BPS Kabupaten Boyolali, GKSI

Kabupaten Boyolali, serta sumber-sumber lain yang menunjang penelitian

ini.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca dan laporan rugi

laba dari tahun 2005-2009 serta data lain yang relevan dengan tujuan

penelitian.

D. Metode Analisis Data

1. Analisis Rasio

Analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui kinerja keuangan

KUD adalah dengan analisis likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas dari

KUD.

1. Ukuran dasar likuiditas adalah sebagai berikut :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio Lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan

hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi untuk

membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar.

Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio lancar adalah :

Rasio Lancar = %100 x Lancar HutangLancar Aktiva

Standar current ratio = 200%.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat adalah perbandingan antara aktiva lancar

dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini

menunjukkan kemampuan koperasi untuk membayar hutang yang

harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid.

Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio cepat adalah :

Page 39: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Rasio Cepat= %100Lancar Hutang

persediaan -lancar Aktiva´

Standar Quick Ratio > 100%

2. Analisis solvabilitas

a. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva

Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva menunjukkan

seberapa besar aktiva koperasi yang dibiayai modal sendiri maupun

modal pinjaman. Perhitungan rasio menggunakan rumus di bawah

ini :

Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva = Aktiva TotalSendiri Modal

Ukuran standar rasio ini adalah 0,5.

b. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap

Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap menunjukkan

sejauh mana modal sendiri koperasi membiayai aktiva tetap,

dinyatakan sebagai perbandingan antara modal sendiri dengan

aktiva tetap. Perhitungan rasio menggunakan rumus di bawah ini :

Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap = Tetap Aktiva

Sendiri Modal

Nilai rasio yang baik adalah > 1,5

c. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva

Rasio Total Hutang dengan total aktiva menunjuukan sejauh

mana nilai dari total aktiva yang dimiliki dibiayai oleh hutang.

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang total terhadap

total aktiva. Perhitungan rasio menggunakan rumus di bawah ini :

Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva = Aktiva TotalHutang Total

Nilai rasio yang baik adalah < 0,5.

d. Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri

Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri menunjukkan

perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri.

Page 40: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Perhitungan rasio menggunakan rumus di bawah ini Rasio Total

Hutang dengan Modal Sendiri = Sendiri Modal

Hutang Total

Nilai rasio yang baik adalah = 1.

3. Analisis rentabilitas

a. Rentabilitas ekonomis

Rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan untuk

menghasilkan SHU (Sisa Hasil Usaha) dari keseluruhan modal,

baik modal asing maupun modal sendiri, yang digunakan untuk

menghasilkan SHU. Rumus yang digunakan untuk mencari

rentabilitas ekonomis yaitu :

Rentabilitas ekonomis = % 100 x aktiva Total

bungadan pajak sebelum SHU

Standar yang digunakan untuk menilai ROI adalah 0,05

b. Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan untuk

menghasilkan SHU dari sejumlah modal sendiri yang digunakan

untuk menghasilkan SHU. Rumus yang digunakan untuk mencari

rentabilitas modal sendiri yaitu :

Rentabilitas Modal Sendiri = % 100 x sendiri Modal

bungadan pajak setelah SHU

Standar yang digunakan untuk menilai ROE adalah 0,15

2. Analisis Trend Dalam Prosentase

Analisis trend dalam prosentase bertujuan untuk melihat

perkembangan tiap-tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan dalam

lima periode analisis, yaitu dari tahun 2005-2009. Analisis trend dalam

prosentase merupakan metode atau teknik analisis untuk mengetahui

tendensi keadaan keuangan apakah menunjukan tendensi naik, turun atau

tetap.

Page 41: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Xn = 100% x QQ

b

a

Keterangan:

Xn = nilai indeks pos tertentu pada tahun yang dianalisis

Qa = nilai rupiah pos tertentu pada tahun yang dianalisis

Qb = nilai rupiah pos tertentu pada tahun dasar

3. Analisis Prosentase per Komponen

Analisis prosentase per komponen adalah metode analisis untuk

mengetahui prosentasi investasi pada masing-masing aktiva terhadap total

aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalan dan komposisi

perongkosan yang dihubungkan dengan jumlah penjualannya. Analisis ini

membandingkan pos-pos laporan keuangan dengan pos tertentu dalam

laporan yang sama dan dalam periode yang sama. Angka yang digunakan

sebagai dasar adalah total aktiva dan pasiva untuk pos-pos dalam neraca

dan total penjualan untuk pos perhitungan rugi laba. Analisis ini dilakukan

pada 5 periode keuangan.

Xm = 100% x QQ

i

r

Dimana :

Xm = hasil analisis pos tertentu

Qr = nilai rupiah pos yang dianalisis

Qi = nilai rupiah angka dasar

Page 42: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

IV. KONDISI UMUM KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

A. Sejarah Berdirinya KUD Musuk

KUD Musuk berdiri berdasarkan Inpres No : 4 Tahun 1973, tentang

BUUD/KUD di Desa Kembangsari Musuk oleh peternak sapi potong yang

berjumlah 30 orang.

KUD Musuk berdiri pada tahun 1973 dengan berbadan hukum No.

8463b/BH/PAD/KWK.II/XII/96 tertanggal 31 Desember 1996. KUD ini

terletak di lereng Gunung Merapi yang mempunyai ketinggian 250-1200 m, di

atas permukaan laut, tepatnya di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

Kecamatan Musuk merupakan daerah yang memiliki potensi usaha peternakan

sapi perah, sehingga sangat berperan bagi penduduk di Kecamatan Musuk

yang sebagian bermatapencaharian sebagai petani dan peternak sapi perah,

terutama membantu dalam permodalan dan proses pemasaran.

KUD Musuk pada awal berdirinya pada tahun 1973 masih berbentuk

BUUD dan hanya beranggotakan 30 orang dan hanya memiliki 1 unit usaha

yaitu saprotan (sarana produksi tanaman). Pada tahun 1980 KUD Musuk

mendapatkan bantuan dari Presiden RI yaitu berupa kredit sapi potong dan

sapi perah. Kemudian seiring waktu unit usaha yang dikembangkan bertambah

antara lain pengembangan kredit candak kulak (KCK). Pada tahun 1985 KUD

mulai membudidayakan sapi perah dan dari hasil budidaya tersebut

memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan KUD ini. Sekitar tahun

1990 KUD Musuk mampu menampung susu dari para peternak mencapai 33-

34 ton per hari. Dan KUD ini berkembang menjadi KUD susu terbesar di

Jateng, dan pada tahun yang sama KUD Musuk menerima piagam sebagai

KUD Mandiri dari Menteri Koperasi RI, atas keberhasilannya mencapai

tingkat kemandirian. Pada tahun 1991 mendapat penghargaan sebagai KUD

Mandiri Terbaik Tingkat Nasional dan mulai tahun 1992 hingga saat ini

dinyatakan sebagai KUD Mandiri Teladan Tingkat Nasional.

Page 43: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

B. Tujuan KUD Musuk

KUD Musuk mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Ikut aktif melaksanakan program pemerintah dalam rangka pembangunan

ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan.

2. Membimbing, membina dan mengarahkan anggota (masyarakat)

pedesaan untuk melaksanakan kegiatan secara kooperatif.

3. Menciptakan tiga sehat koperasi, yaitu sehat organisasi, sehat manajemen

dan sehat usaha.

C. Keorganisasian

1. Rapat Anggota Tahunan

Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan alat perlengkapan

organisasi yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat

Anggota Tahunan ini diselenggarakan minimal satu kali dalam satu tahun

sebagai pertanggungjawaban pengurus terhadap anggota. Rapat anggota

mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menetapkan Anggaran Dasar atau perubahannya dan kebijaksanaan

umum.

b. Memilih atau mengangkat dan memberhentikan pengurus dan badan

pengawas.

c. Menetapkan rencana kerja, anggaran belanja, pengesahan neraca dan

kebijaksanaan pengurus.

d. Membagikan SHU pada anggota.

e. Hal-hal lain yang ditetapkan oleh Anggaran Dasar.

2. Pengurus

Pengurus KUD Musuk dipilih dari dan oleh anggota dengan masa

jabatan lima tahun. Pengurus terdiri dari Ketua I dan II, Sekretaris,

Bendahara dan Pembantu Umum. Pengurus bertanggung jawab kepada

rapat anggota. Pengurus koperasi mempunyai tugas dan tanggung jawab

sebagai berikut:

a. Memimpin organisasi dan usaha koperasi serta mewakili koperasi di

muka dan di luar pengadilan.

Page 44: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Melaksanakan keputusan rapat anggota, baik yang menyangkut

bidang-bidang organisasi maupun usaha.

c. Memberikan pelayanan kepada anggota dalam usahanya

memperoleh peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.

d. Mempertanggung jawabkan hal-hal yang dikerjakan selama

menjabat sebagai pengurus dan mempunyai kewajiban melaporkan

hal tersebut kepada Rapat Anggota Tahunan (RAT).

e. Melaporkan secara tertulis kepada badan pengawas.

f. Mengambil tindakan yang dianggap perlu dan tanggung jawab

kepentingan dan kemanfaatan koperasi.

g. Mengadakan daftar anggota pengurus menurut ketentuan yang telah

ditetapkan.

h. Menjaga kerukunan anggota.

3. Badan Pengawas

Badan Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dengan masa

kerjanya lima tahun, jumlahnya ada tiga orang. Jabatan badan pengawas

tidak boleh merangkap dengan jabatan sebagai pengurus, agar ada

pemisahan yang tegas antara pengawas dan tugas pelaksanaan. Badan

Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota.

Badan pengawas koperasi bertugas sebagai berikut:

a. Melakukan pegawasan terhadap seluruh kebijaksanaan dan

pengelolaan koperasi.

b. Mengamati perkembangan dan pertumbuhan koperasi.

c. Membuat laporan tertulis mengenai hasil pengawasannya.

d. Badan pengawas memiliki wewenang sebagai berikut:

e. Mengamati, meneliti, mengawasi dan memeriksa semua catatan yang

ada pada koperasi sekurang-kurangnya tiga bulan sekali.

f. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

g. Mengadakan pemeriksaan sewaktu-waktu mengenai bidang

keuangan dan persediaan barang serta kekayaan perusahaan.

Hasil pengawasan badan pengawas dirahasiakan pada pihak ketiga.

Page 45: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4. Unit Usaha

Untuk melayani dan memenuhi kebutuhan anggota dan masyarakat,

KUD Musuk memiliki berbagai unit usaha antara lain:

a. Unit Usaha Susu

Mengurus pelayanan pengelolaan susu dari anggota untuk

kebutuhan anggota.

b. Unit Usaha Simpan Pinjam

Usaha perkreditan dilaksanakan untuk membantu permodalan

bagi para anggota yang mempunyai mata pencaharian: peternak sapi

perah, bakul, dan pedagang dengan cara yang sangat mudah untuk

mendapatkan kredit atau pinjaman.

c. Unit Usaha Ternak

Mengusahakan dan mengadakan kredit sapi perah yang

dibutuhkan oleh peternak sapi perah dan pengadaan pakan

konsentrat.

d. Unit Usaha Angkutan

Mengurus pelayanan dan penyediaan sarana jasa angkutan

barang untuk memudahkan anggota dalam pengiriman susu kepada

KUD.

e. Unit Usaha Waserda

Mengurus pelayanan tentang penyediaan dan penyaluran

sarana-sarana produksi dan kebutuhan pokok sehari-hari.

f. Unit Usaha Saprotan

Menyediakan berbagai sarana produksi tanaman untuk

kebutuhan anggota.

g. Unit Usaha Listrik

Melaksanakan pencatatan atas penerimaan pembayaran listrik

pedesaan dari anggota.

D. Keanggotaan

Anggota KUD Musuk adalah warga yang bertempat tinggal di wilayah

koperasi dan sekitarnya. Warga yang dimaksudkan adalah warga dengan mata

Page 46: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

pencaharian sebagai petani, bakul/pedagang, pengrajin, pengusaha, pengawai

negeri sipil/TNI, peternak dan yang mendapat pelayanan dari koperasi.

KUD Musuk memiliki wilayah kerja se-wilayah Kecamatan Musuk

yang terdiri dari 20 desa. Perkembangan keanggotaan per desa KUD Musuk

adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Jumlah Anggota KUD Musuk dari Tahun 2005-2009

No Desa Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 1 Musuk 574 573 572 572 572 2 Sukorame 313 313 313 312 310 3 Pusporenggo 322 322 321 321 320 4 Sukorejo 900 897 897 893 892 5 Kebon Gulo 383 378 378 376 376 6 Pager Jurang 506 506 505 505 505 7 Ringin Larik 642 641 639 638 638 8 Kembang Sari 575 571 570 563 562 9 Sruni 1.146 1.145 1.143 1.141 1.141 10 Karangkendal 426 430 430 430 430 11 Keposong 650 651 651 651 651 12 Lanjaran 447 448 445 438 438 13 Cluntang 311 311 311 311 311 14 Mriyan 215 215 215 215 215 15 Karanganyar 851 851 848 848 848 16 Sangub 112 112 112 112 112 17 Jemowo 462 461 457 457 454 18 Sumur 663 665 665 665 665 19 Lampar 564 564 564 563 563 20 Dragan 364 362 362 362 362

Jumlah 10.426 10.416 10.398 10.373 10.365 Sumber: Data KUD Musuk

Jumlah keanggotaan KUD Musuk dari tahun ke tahun mengalami

penurunan karena meninggalnya anggota. Santunan kepada anggota KUD

yang meninggal dunia sebesar Rp.15.000,-

Pada tahun 2009, KUD Musuk mengikutsertakan pengurus dan

karyawan untuk mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan yang

diselenggarakan oleh DinasKop dan UKM baik tingkat kabupaten maupun

propinsi. Selain pelatihan juga diadakan studi banding. Pelatihan yang diikuti

Page 47: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

antara lain Pelatihan Persusuan, Pelatihan Akuntansi dan Manajemen,

Pelatihan Peternakan, Pelatihan Perpajakan dan studi banding.

Kepengurusan KUD Musuk periode 2005-2009 dengan susunan sebagai

berikut ini:

1. Ketua I : H. Sri Kuntjoro

2. Sekretaris : Tukino, Spd

3. Bendahara : Sardjono

4. Pembantu Bid. Usaha : Sumadi

5. Pembantu Bid. Organisasi : Siswo Suwandi

Susunan Badan Pengawas Periode 2005-2009 sebagai berikut ini:

1. Ketua : Subitar

2. Anggota : Sukoyo, SE

: Sutiyono, Spd

KUD Musuk memiliki seorang manajer dan 7 Kabag Unit dibantu oleh

67 karyawan dengan pembagian tugas sebagai berikut :

1. Manager : Dalinu

2. Juru Buku : Bandi, SE

3. Kasir : Triyono

4. Kabag. Unit Susu : Sumanto

5. Kabag. Unit Simpan Pinjam : Suswati

6. Kabag. Angkutan : Wijiyanto

7. Kabag. Unit Ternak : H. M. Lasim

8. Kabag. Unit Waserda : Harjono

9. Kabag. Unit Saprotan : Juari

10. Kabag. Listrik : Giatini

Page 48: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Rasio

Analisis Rasio merupakan salah satu alat analisis yang digunakan

untuk mengukur kinerja keuangan di KUD Musuk. Angka-angka rasio

pada dasarnya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu rasio likuiditas,

solvabilitas, dan rentabilitas.

a. Rasio Likuiditas

Likuiditas berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan

untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi.

Untuk mengukur besarnya rasio likuiditas dapat dilakukan dengan

menganalisis rasio lancar dan rasio cepat pada laporan keuangan

KUD.

1) Rasio Lancar

Rasio lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar

dengan hutang lancar. Rasio lancar menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk membayar hutang keuangannya dalam jangka

pendek. Berikut adalah hasil perhitungan Rasio lancar:

Tabel 7. Hasil Perhitungan Rasio Lancar KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009

Tahun

Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Rasio Lancar (%)

Standar

(1) (2) (3) (4 = 2/3 x 100%)

(5)

2005 2.780.667.894,75 953.956.688,78 291%

2006 3.265.409.821,55 972.694.064,07 336%

2007 3.239.614.811,95 877.983.362,61 369% 200%

2008 3.732.398.132,31 1.051.847.920,90 355%

2009 3.780.733.459,47 1.387.332.905,70 273%

Rata-rata 3.359.764.824,01 1.048.762.988,41 325%

Sumber: Analisis Data Sekunder

Dari Tabel 7 maka dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Rasio

lancar adalah sebesar 325 % yang artinya Rp 1,00 hutang lancar

dijamin dengan Rp 3,25 aktiva lancar. Rasio lancar pada KUD

Page 49: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Musuk terlihat baik karena nilai yang didapatkan pada 5 tahun

terakhir sudah melebihi standar yaitu 200%. Rasio lancar tertinggi

diperoleh pada tahun 2007 sebesar 369%. Pada tahun 2008 dan

2009 nilai rasio lancar mengalami penurunan yaitu 355% pada

tahun 2008 dan turun 279% pada tahun 2009.

Secara umum, nilai rasio lancar di KUD Musuk tergolong

baik karena telah memenuhi standar yaitu 200%. Hal ini

menunjukkan bahwa koperasi telah mampu membayar semua

hutangnya dalam jangka pendek dan resiko mengalami

kebangkrutan juga mengecil. Berdasarkan perkembangan nilai

rasio lancar dari tahun 2005 sampai 2009, terjadi penurunan senilai

18% meskipun terjadi fluktuasi nilai rasio lancar pada tahun

sebelumnya. Penurunan ini terjadi karena bertambahnya

pengambilan hutang lancar yang cukup besar pada GKSI dan

sedikitnya penambahan aktiva lancar yang disebabkan oleh KUD

tidak lagi menyediakan makanan ternak yang dimulai pada tahun

2007, sehingga banyaknya persediaan berkurang dan hal ini sangat

berpengaruh pada jumlah aktiva lancar.

2) Rasio Cepat

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan koperasi dalam

memenuhi hutang keuangannya dengan tidak memperhitungkan

persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama

untuk direalisasikan menjadi kas karena perlu dijual terlebih

dahulu. Rasio ini lebih tajam daripada rasio lancar karena hanya

membandingkan aktiva yang sangat likuid dengan hutang lancar.

Berikut adalah hasil dari perhitungan rasio cepat:

Page 50: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 8. Hasil Perhitungan Rasio Cepat KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009

S

Sumber: Analisis Data Sekunder

Dilihat dari perkembangannya dalam Tabel 8, nilai rasio

cepat selalu berada diatas 100 % yang menunjukkan bahwa nilai

rasio cepat KUD Musuk Kabupaten Boyolali tergolong baik.

Secara keseluruhan, berdasarkan data selama 5 tahun terjadi

fluktuasi rasio lancar. Dari tahun 2005 nilai rasio cepat menaik

sampai pada puncaknya di tahun 2007 yaitu sebesar 366% yang

berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp 3,66 aktiva

lancar tanpa persediaan. Pada tahun 2008 nilai rasio cepat turun

menjadi 342% dan semakin menurun pada tahun 2009 yaitu

sebesar 271%.

Nilai rasio cepat pada tahun 2005 – 2009 bernilai lebih dari

100% dan dapat dikatakan bahwa KUD dalam keadaan baik. Nilai

rasio cepat yang baik ini dapat menarik para kreditur untuk

memberikan pinjaman karena kreditur menghendaki agar koperasi

dapat membayar hutang keuangannya secara cepat dengan

tersedianya alat-alat likuid yang cukup. Persediaan tidak

dimasukkan dalam perhitungan rasio cepat karena memerlukan

waktu yang cukup lama untuk dicairkan menjadi uang kas.

Berdasarkan perkembangan nilai rasio cepat dari tahun 2005 ke

2009 terjadi peningkatan yaitu sebesar 24,16% , meskipun terjadi

Tahun

Aktiva Lancar

Persediaan

Hutang Lancar

Quick Ratio (%)

Standar

1

2

3

4

5=(2-3)/4 x 100 %

6

2005 2.780.667.894,75 422.012.744,50 953.956.688,78 247%

2006 3.265.409.821,55 462.768.744,50 972.694.064,07 288%

2007 3.239.614.811,95 24.961.481,00 877.983.362,61 366% > 100%

2008 3.732.398.132,31 136.462.771,00 1.051.847.920,90 342%

2009 3.780.733.459,47 15.332.605,00 1.387.332.905,70 271%

Rata-rata 3.359.764.824,01 212.307.669,20 1.048.762.988,41 303%

Page 51: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

penurunan nilai rasio cepat sejak tahun 2008. Penurunan rasio

cepat ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah hutang lancar.

Adanya penambahan hutang ternak yang cukup besar pada GKSI,

hutang GKSI pusat, dan hutang usaha sapi perah III pada tahun

2008 menyebabkan pertambahan jumlah hutang lancar yang cukup

besar dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan pada hasil analisis maka dapat digambarkan nilai

rasio likuiditas pada KUD Musuk selama 5 tahun adalah sebagai

berikut:

Gambar 2. Perkembangan Rasio Likuiditas KUD Musuk Tahun 2005-2009

KUD Musuk berdasarkan nilai rasio likuiditasnya tergolong

dalam kategori baik yang artinya KUD Musuk mampu membayar

hutang-hutangnya tepat pada waktunya atau pada saat ditagih.

b. Rasio Solvabilitas

Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk

pengukuran rasio solvabilitas, dapat diketahui berdasarkan alat-alat

analisis sebagai berikut :

1) Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan seberapa besar aktiva koperasi yang

dibiayai modal sendiri. Semakin besar rasio ini berarti semakin

besar pula total aktiva dipenuhi dengan modal sendiri.

Page 52: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 9. Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri Dengan Total Aktiva KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009

Tahun

Modal Sendiri

Total Aktiva

Rasio Modal Sendiri dengan total Aktiva

Standar

1 2 3 4 = 2/3 x 100%

5

2005 5.368.850.140,27 8.668.902.567,86 62%

2006 5.422.981.973,91 8.912.987.277,29 61%

2007 5.480.511.533,18 9.251.473.714,68 59% 50%

2008 5.512.143.444,07 9.729.873.999,20 57%

2009 5.557.705.454,08 9.868.277.876,01 56%

Rata-rata 5.468.438.509,10 9.286.303.087,01 59%

Sumber: Analisis Data Sekunder

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa nilai rasio modal

sendiri dengan total aktiva tergolong baik karena telah memenuhi

standar sebesar 50% dengan rata-rata 59%. Nilai rasio modal

sendiri dengan total aktiva cenderung turun dari tahun ke tahun.

Dapat dilihat nilai rasio tertinggi dicapai pada tahun dasar yaitu

tahun 2005 sebesar 62% yang berarti setiap Rp 1,00 modal sendiri

digunakan untuk membiayai Rp 0,62 total aktiva. Nilai rasio

terendah dicapai pada tahun 2009 sebesar 56%.

Secara keseluruhan nilai rasio modal sendiri dengan total

aktiva menunjukkan nilai yang baik yaitu lebih dari 50%. Semakin

tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang

digunakan untuk membiayai aktiva koperasi. Dilihat dari nilai rasio

modal sendiri dengan total aktiva KUD Musuk dari tahun ke tahun

selalu mengalami penurunan.

2) Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap

Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal sendiri koperasi

membiayai aktiva tetap, dinyatakan sebagai perbandingan antara

modal sendiri dengan aktiva tetap.

Page 53: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 10. Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri Dengan Aktiva Tetap KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009

Tahun

Modal Sendiri

AktivaTetap

Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap

Standar

1 2 3 4 = 2/3 x 100%

5

2005 5.368.850.140,27 1.617.764.447,61 331,87%

2006 5.422.981.973,91 1.367.800.144,24 396,47%

2007 5.480.511.533,18 1.493.559.290,23 366,94% > 150%

2008 5.512.143.444,07 1.348.452.006,39 408,78%

2009 5.557.705.454,08 1.249.289.282,04 444,87%

Rata-rata 5.468.438.509,10 1.415.373.034,10 389,79%

Sumber: Analisis Data Sekunder

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa nilai rasio modal

sendiri dengan aktiva tetap mengalami fluktuasi. Nilai rata-rata

rasio sebesar 389,79%. Nilai rasio ini menunjukkan bahwa untuk

setiap Rp 1,00 aktiva tetap yang dimiliki maka Rp 3,8979

disediakan oleh modal sendiri, dengan demikian aktiva tetap yang

dimiliki seluruhnya didukung oleh modal sendiri. Pada tahun 2007,

nilai rasio menurun sedikit dari tahun sebelumnya yaitu 366,94%

dari 396,47%. Nilai rasio tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu

sebesar 444,87%. Secara keseluruhan nilai rasio modal sendiri

terhadap aktiva tetap di KUD Musuk tergolong baik karena telah

melebihi standar 150%.

Berdasarkan hasil analisis, nilai rasio modal sendiri dengan

aktiva tetap pada KUD Musuk mengalami peningkatan dari tahun

ke tahun. Pada tahun 2005 diketahui nilai rasio mencapai 331,87%,

yang berarti bahwa setiap Rp 100,00 aktiva tetap yang ada, telah

dibiayai oleh modal sendiri sebesar Rp 331, 87. Secara umum rasio

modal sendiri dengan aktiva tetap pada KUD Musuk sudah sesuai

dengan standar 150%, hal ini menunjukkan bahwa aktiva tetap

seluruhnya telah dibiayai oleh modal sendiri sehingga tidak

Page 54: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

menimbulkan tekanan pada likuiditas koperasi pada saat

pembayaran hutang tiba.

3) Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan sejauh mana nilai dari total aktiva yang

dimiliki dibiayai oleh hutang. Rasio ini merupakan perbandingan

antara hutang total terhadap total aktiva. Semakin kecil rasio ini

semakin baik, karena semakin kecil jumlah aktiva yang dibiayai

oleh hutang sehingga kreditur akan tertarik memberikan pinjaman

pada KUD.

Tabel 11. Hasil Perhitungan Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009

Sumber: Analisis Data Sekunder

Dilihat dari perkembangannya dalam Tabel 11, nilai rasio

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata 41%.

Dari tahun 2005 nilai rasio meningkat sampai pada puncaknya di

tahun 2009 yaitu sebesar 43,68% yang berarti setiap dari Rp 1,00

jumlah aktiva total yang dimiliki KUD sebesar Rp 0,4368 dibiayai

oleh hutang. Rasio total hutang dengan total aktiva pada KUD

Musuk tergolong baik karena sesuai dengan standar yang

digunakan, yaitu kurang dari 50%.

Rasio total hutang dengan total aktiva dari tahun 2005-2009

pada KUD Musuk menunjukkan kenaikan yang signifikan. Nilai

rasio yang berada dibawah 50 % menunjukkan kemampuan

Tahun

Total Hutang

Total Aktiva

Rasio

Standar

1 2 3 4 = 2/3 x 100%

5

2005 3.300.052.427,59 8.668.902.567,86 38,07%

2006 3.490.005.303,38 8.912.987.277,29 39,16%

2007 3.770.962.181,50 9.251.473.714,68 40,76% < 50 %

2008 4.217.730.555,13 9.729.873.999,20 43,35%

2009 4.310.572.421,93 9.868.277.876,01 43,68%

Rata-rata 3.817.864.577,91 9.286.303.087,01 41,00%

Page 55: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

perusahaan membayar hutang jangka pendek dan jangka panjang

dengan jaminan total aktivanya.

4) Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri

Rasio total hutang dengan modal sendiri menunjukkan

perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri. Nilai

rasio ini penting bagi kreditur karena dapat mengetahui

kemampuan KUD Musuk di Kabupaten Boyolali membayar bunga

dan pinjaman.

Tabel 12. Hasil Perhitungan Rasio Total Hutang Dengan Modal Sendiri KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009

Tahun

Total Hutang

Modal Sendiri

Rasio

Standar

1 2 3 4 = 2/3 x 100%

5

2005 3.300.052.427,59 5.368.850.140,27 61,47%

2006 3.490.005.303,38 5.422.981.973,91 64,36%

2007 3.770.962.181,50 5.480.511.533,18 68,81% < 100%

2008 4.217.730.555,13 5.512.143.444,07 76,52%

2009 4.310.572.421,93 5.557.705.454,08 77,56%

Rata-rata 3.817.864.577,91 5.468.438.509,10 69,74%

Sumber: Analisis Data Sekunder

Berdasarkan Tabel 12 diatas dapat diketahui bahwa nilai rasio

total hutang dengan modal sendiri pada KUD Musuk sudah

tergolong baik karena telah memenuhi standar yaitu kurang dari

100%. Semaikin kecil nilai rasio total hutang dengan modal sendiri

maka semakin baik, karena menunjukkan bahwa semua hutang

yang dimiliki KUD Musuk dapat dijamin sepenuhnya oleh modal

sendiri. Pada KUD Musuk, nilai rasio ini meningkat dari tahun ke

tahun, namun masih tergolong baik karena masih memenuhi

standar. Dapat dilihat nilai rasio terendah dicapai pada tahun 2005

yaitu sebesar 61,47% dan yang tertinggi dicapai pada tahun 2009

sebesar 77,56% yang berarti setiap Rp 100,00 modal sendiri

digunakan untuk membiayai Rp 77,56 total hutang.

Page 56: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Secara umum, nilai rasio total hutang dengan modal sendiri

berada di bawah standar yaitu 100%. Pada tahun dasar, nilai rasio

mencapai 61,47% yang berarti setiap Rp 61,47 modal sendiri

digunakan untuk menjamin Rp 1,00 hutang koperasi. Nilai rasio

yang berada dibawah 100% menunjukkan bahwa koperasi masih

memiliki kelebihan modal sendiri atas hutangnya.

Berdasarkan pada hasil analisis maka dapat digambarkan nilai

rasio solvabilitas pada KUD Musuk selama 5 tahun adalah sebagai

berikut:

Gambar 3. Perkembangan Rasio Solvabilitas KUD Musuk Tahun 2005-2009

Berdasarkan analisis solvabilitas, rasio modal sendiri dengan total

aktiva, rasio modal sendiri dengan aktiva tetap, rasio total hutang

dengan total aktiva, dan rasio total hutang dengan modal sendiri berada

dalam keadaan baik karena telah memenuhi standar. Keadaan

solvabilitas yang baik menunjukkan KUD Musuk telah dapat

memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya dengan tepat waktu.

Hal ini dapat lebih menarik kreditur jangka panjang untuk

meminjamkan modal kepada KUD Musuk.

c. Rasio Rentabilitas

Rasio Rentabilitas diukur untuk mengetahui kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva atau modal. Penilaian

Page 57: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

rentabilitas menggunakan dua cara, yaitu rentabilitas ekonomi dan

rentabilitas modal sendiri.

1) Rentabilitas Ekonomis/ Return of Investment (ROI)

Rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan untuk

menghasilkan laba dari keseluruhan modal, baik modal asing

maupun modal sendiri, yang digunakan untuk menghasilkan SHU.

Tabel 13. Hasil Perhitungan Return of Investment (ROI) KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009

Tahun

SHU sebelum pajak

Total Aktiva

ROI

Standar

1 2 3 4 = 2/3 x 100%

5

2005 149.236.402,82 8.668.902.567,86 1,72%

2006 148.700.377,93 8.912.987.277,29 1,67%

2007 144.316.821,14 9.251.473.714,68 1,56% 5%

2008 106.979.881,81 9.729.873.999,20 1,10%

2009 105.370.373,01 9.868.277.876,01 1,07%

Rata-rata 130.920.771,34 9.286.303.087,01 1,42%

Sumber: Analisis Data Sekunder

Dari tabel 13 dapat diketahui rata-rata ROI adalah sebesar

1,42 % yang menunjukkan bahwa setiap Rp 100,00 total aktiva

yang digunakan dalam usaha koperasi akan menghasilkan laba

sebesar Rp 1,42. ROI terbesar dicapai pada tahun 2005 yaitu

sebesar 1,72 %. Nilai ROI terus menurun pada tahun 2006 sampai

2009 yaitu sebesar 1,07%. Secara keseluruhan ROI dari KUD

belum dapat memenuhi standar yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu sebesar 5 % hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

koperasi dalam menghasilkan SHU sebelum pajak dari total

aktivanya masih kurang.

Analisa rentabilitas ekonomis atau yang sering disebut

Return of Investment (ROI), adalah salah satu bentuk dari alat

analisis yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam

aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam

Page 58: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

menghasilkan laba (SHU). Pada KUD Musuk dari tahun 2005 –

2009, nilai ROI yang dicapai selalu bernilai positif. Nilai positif

dalam ROI memiliki arti bahwa koperasi telah dapat menghasilkan

laba dari total aktiva yang dimiliki. Meskipun demikian, nilai ROI

pada KUD Musuk kurang memenuhi standar, yaitu 5%. Hal ini

menunjukkan bahwa KUD kurang efisien dalam menggunakan

aktiva untuk menghasilkan laba.

2) Rentabilitas Modal Sendiri/ Return of Equity (ROE)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam meningkatkan SHU melalui penggunaan seluruh

modal sendiri.

Tabel 14. Hasil Perhitungan Return of Equity (ROE) KUD Musuk Kabupaten Boyolali tahun 2005-2009

Tahun

SHU setelah pajak

Modal Sendiri

ROE

Standar

1 2 3 4 = 2/3 x 100%

5

2005 130.882.545,17 5.368.850.140,27 2,44%

2006 120.397.234,39 5.422.981.973,91 2,22%

2007 128.397.183,27 5.480.511.533,18 2,34% 15%

2008 97.687.845,61 5.512.143.444,07 1,77%

2009 95.776.173,01 5.557.705.454,08 1,72%

Rata-rata 114.628.196,29 5.468.438.509,10 2,10%

Sumber: Analisis Data Sekunder

Dari tabel 14 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai ROE

adalah sebesar 2,10 % yang berarti setiap Rp 100,00 modal sendiri

yang digunakan akan menghasilkan laba sebesar Rp 2,10. Nilai

ROE pada KUD Musuk selama 5 tahun mengalami penurunan.

Pada tahun 2007 nilai ROE sempat meningkat dari tahun

sebelumnya yaitu sebesar 2,34%. Nilai ROE terendah dicapai pada

tahun 2009 yaitu sebesar 1,72%. Secara keseluruhan, nilai ROE

pada KUD Musuk tergolong buruk karena kurang dari standar

yang ditentukan, yaitu 15%. Hal ini menunjukkan kemampuan

Page 59: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

KUD dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba

belum efisien.

Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan koperasi

untuk menghasilkan laba dari sejumlah modal sendiri yang

digunakan. Rentabilitas modal sendiri lebih sering dikenal dengan

sebutan ROE (Return of Equity). Seperti pada hasil analisis ROI,

nilai ROE pada KUD Musuk juga masih dibawah standar 15%. Hal

ini menunjukkan bahwa koperasi belum mampu mengembalikan

investasi modal secara baik.

Berdasarkan pada hasil analisis maka dapat digambarkan nilai

rasio rentabilitas pada KUD Musuk selama 5 tahun adalah sebagai

berikut:

Gambar 4. Perkembangan Rasio Rentabilitas KUD Musuk Tahun 2005-2009

Berdasarkan analisis rentabilitas pada KUD Musuk, diketahui

bahwa koperasi kurang dapat menghasilkan laba secara efisien. Hal ini

dapat mempengaruhi para investor untuk tidak menanamkan modalnya

ke koperasi karena kurang menghasilkan laba.

B. Analisis Trend Dalam Prosentase

Analisis trend dalam prosentase bertujuan untuk melihat

perkembangan tiap-tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan dalam

lima periode analisis, yaitu dari tahun 2005-2009. Analisis trend

Page 60: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

merupakan metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan

keuangan apakah menunjukkan tendensi naik, turun atau tetap.

a. Trend Dalam Prosentase pada Neraca

Analisis trend dalam prosentase menunjukkan suatu pos

memiliki kecenderungan menurun, meningkat, atau tetap, serta

menunjukkan kecenderungan yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan. Pada analisis trend neraca, dapat diketahui keadaan

tiap-tiap pos pada neraca berdasarkan tahun dasar. Hasil perhitungan

analisis trend dalam prosentase pada neraca adalah sebagai berikut:

Page 61: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 15. Hasil Perhitungan Analisis Trend Dalam Prosentase Pada

Neraca Keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009

Pos-Pos

Analisis Trend

2006 2007 2008 2009 Aktiva Lancar Kas dan Bank 368,82% 125,14% 108,77% 190,46% Simpanan Jangka Pendek 199,47% 22,54% 112,48% 112,67% Piutang Anggota 99,61% 116,42% 132,52% 130,57% Piutang Bukan Anggota 98,77% 443,14% 472,34% 536,08% Piutang lain-lain 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Penyisihan PTT 108,33% 118,15% 129,63% 143,33% Persediaan 109,66% 5,91% 32,34% 3,63% Jumlah Aktiva Lancar 117,43% 116,50% 134,23% 135,96% Investasi Jangka Panjang Simpanan pada puskud 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Simpanan pada Inkud 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Simpanan pada GKSI 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Penyertaan 100,00% 20,60% 20,60% 20,60% Jumlah Investasi Jangka Panjang 100,00% 98,53% 98,53% 98,53% Aktiva Tetap Tanah 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Bangunan 100,00% 102,11% 102,11% 102,11% Kendaraan 84,57% 92,71% 87,72% 87,58% Peralatan 100,00% 100,00% 103,67% 108,05% Akumulasi Penyusutan 109,45% 106,46% 117,06% 127,71% Jumlah Aktiva Tetap 84,55% 92,32% 83,35% 77,22% Aktiva Lain-lain 100,44% 112,77% 118,94% 127,87% Aktiva dititipkan 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Aktiva titipan 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Hutang Titipan 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% TOTAL AKTIVA 102,82% 106,72% 112,24% 113,84%

Hutang Lancar Hutang bukan anggota 70,78% 59,46% 176,30% 434,47% Hutang Bank 100,00% 100,00% 99,87% 99,87% Dana-dana SHU 106,20% 108,57% 115,63% 91,72% Simpanan Anggota 69,99% 159,03% 302,77% 370,59% Biaya YMH Dibayar 139,63% 80,40% 55,16% 19,01% Jumlah Hutang Lancar 101,96% 92,04% 110,26% 145,43% Hutang Jangka Panjang Hutang Bank 97,11% 77,46% 76,63% 76,63% Hutang Bukan Anggota 113,95% 177,09% 409,26% 445,10% Hutang Anggota 111,43% 137,13% 111,50% 86,43% Jumlah Hutang Jangka Panjang 107,30% 123,31% 134,94% 124,60% Ekuitas Simpanan Pokok 99,66% 115,06% 97,61% 97,52% Simpanan Wajib 106,46% 109,51% 116,57% 120,84% Cadangan 101,10% 101,96% 103,05% 103,87% SHU Tahun berjalan 91,99% 98,10% 74,64% 73,18% Jumlah Ekuitas 101,01% 102,08% 102,67% 103,52% TOTAL HUTANG DAN EKUITAS 102,82% 106,72% 112,24% 113,84%

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 1)

*Penyisihan PTT : Penyisihan piutang tak tertagih *Biaya YMH Dibayar : Biaya yang masih harus dibayar *Simpanan pada Puskud : Simpanan pada pusat KUD *Simpanan pada Inkud : Simpanan pada induk KUD

Pada aktiva lancar yang terdiri dari pos kas, simpanan jangka

pendek, piutang anggota, piutang bukan anggota, penyisihan piutang

Page 62: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

tidak tertagih dan persediaan mengalami perubahan tiap tahunnya. Kas

dan bank memiliki trend yang meningkat dari dari tahun dasarnya,

yaitu tahun 2005. Simpanan jangka pendek tertinggi pada tahun 2006

yaitu mencapai 199,47% dan kemudian menurun drastis sebesar

22,54% pada tahun 2007. Kemudian simpanan jangka pendek

menunjukkan trend meningkat pada tahun 2008 dan 2009. Piutang

anggota dan bukan anggota meningkat dari tahun ke tahun seiring

dengan bertambahnya jumlah anggota KUD Musuk. Investasi jangka

panjang dari KUD Musuk berupa simpanan pada Puskud, Inkud,

GKSI, dan penyertaan. Simpanan pada Puskud, Inkud dan GKSI tidak

mengalami perubahan. Penyertaan mengalami trend turun mulai dari

tahun 2007 sebesar 20,60% dan konstan sampai tahun berjalan.

Aktiva tetap yang dimiliki oleh koperasi yaitu tanah, bangunan,

kendaraan, peralatan dan akumulasi penyusutan bangunan dan

peralatan. Aktiva tanah tidak bertambah. Bangunan mengalami trend

naik karena nilai bangunan bertambah karena bangunan telah

mengalami pembangunan lebih lanjut. Kendaraan mengalami trend

turun. Peralatan mengalami trend naik karena adanya penambahan

peralatan. Jumlah akumulasi penyusutan bertambah sesuai dengan

bertambahnya aktiva tetap yang dimiliki oleh KUD. Aktiva lain-lain

mengalami trend yang meningkat tiap tahunnya nilai tertinggi dicapai

pada tahun 2009 yaitu sebesar 127,87%. Aktiva yang dititipkan, aktiva

titipan dan hutang titipan tidak mengalami perubahan.

Pada pos hutang lancar, hutang bukan anggota dan simpanan

anggota meningkat tajam pada tahun 2009. Hal ini dikarenakan

bertambahnya anggota baru pada KUD Musuk. Hutang bank memiliki

trend yang cenderung turun. Dana-dana SHU menunjukkan tendensi

yang meningkat sampai tahun 2008 hingga mencapai 115,63%, namun

turun drastis pada tahun 2009 yaitu mencapai 91,72%. Biaya yang

masih harus dibayar menunjukkan trend yang terus menurun dari tahun

ke tahun.

Page 63: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Pos hutang jangka panjang menunjukkan trend meningkat dari

tahun 2006 sampai 2008 dan menurun pada tahun 2009. Komponen

hutang bank dari tahun ke tahun menunjukkan trend menurun, hal ini

karena koperasi telah membayar sebagian besar hutang bank. Hutang

bukan anggota menunjukkan tendensi meningkat dari tahun ke tahun.

Hutang anggota bersifat fluktuatif dari tahun ke tahun dengan nilai

trend terkecil adalah pada tahun 2009 sebesar 86,43%.

Simpanan pokok selalu berubah-ubah setiap tahun hal ini

dikarenakan adanya anggota yang keluar atau masuk ke KUD Musuk.

Sedangkan simpanan wajib bertambah dari tahun ke tahun. Cadangan

menunjukkan trend yang selalu menurun. SHU tahun berjalan

menurun karena menurunnya usaha KUD Musuk.

b. Trend Dalam Prosentase Pada Laporan Rugi Laba

Analisis prosentase per komponen adalah metode analisis untuk

mengetahui prosentasi investasi pada masing-masing aktiva terhadap

total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalan dan

komposisi biaya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah

penjualannya. Berikut adalah hasil analisa trend dari laporan rugi laba.

Tabel 16. Hasil Perhitungan Analisis Trend Dalam Prosentase Pada Laporan Rugi Laba KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009

Pos-pos

Analisis Trend

2006 2007 2008 2009

Penjualan dan Pendapatan 88,15% 101,20% 147,45% 28,61%

Harga Pokok Penjualan 88,49% 103,63% 152,76% 16,45%

Hasil Usaha Bruto 85,21% 80,23% 101,68% 133,49%

Beban Usaha 97,28% 96,96% 105,42% 139,30%

Hasil Usaha -84,65% -155,24% 49,07% 51,63%

Pendapatan lain-lain 609,35% 747,59% 127,61% 123,07%

Beban lain-lain 302,05% 40,21% 48,45% 91,29%

SHU sebelum taksiran pajak 99,64% 96,70% 71,68% 70,61%

Taksiran beban pajak 154,21% 86,74% 50,63% 52,27%

Sisa Hasil Usaha 91,99% 98,10% 74,64% 73,18%

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 2)

Page 64: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Penjualan dan pendapatan mengalami trend naik dari tahun 2005

sampai 2008 hingga mencapai 147,45%, namun kemudian turun

drastis pada tahun 2009 yaitu mencapai 28,61%. Harga pokok

penjualan juga mengalami trend yang meningkat dan menurun drastis

pada tahun 2009. Hasil usaha selalu berubah-ubah karena tergantung

dari besarnya penjualan yang dikurangi oleh besarnya harga pokok

penjualan. Beban usaha meningkat dari tahun ke tahun sesuai dengan

perkembangan koperasi. Hasil usaha sempat bernilai minus sebesar -

84,65% pada tahun 2006 dan -155,24% pada tahun 2007 dibandingkan

dengan 2005 dan meningkat dari tahun 2008 sebesar 49,07% dan 51,63

pada tahun 2009. Pendapatan lain-lain mengalami trend meningkat

sampai tahun 2007 kemudian menurun pada tahun 2008 sampai 2009.

Sisa Hasil Usaha mengalami trend menurun karena adanya penurunan

pada pos-pos rugi laba yang lain yang pada akhirnya menyebabkan

penurunan SHU. Nilai SHU yang terbesar dicapai pada tahun 2006

sebesar 91,99% sedangkan yang terkecil pada tahun 2009 yaitu

mencapai 73,18%

Berdasarkan hasil dari analisis trend pada neraca KUD Musuk tahun

2005-2009, kas dan bank mengalami peningkatan trend dibandingkan

dengan tahun dasarnya, namun pada tahun 2008 terjadi penurunan kas dan

bank dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan pengambilan pada kas

untuk digunakan sebagai tambahan simpanan jangka pendek. Dapat dilihat

pada prosentase simpanan jangka pendek meningkat dari 22,54% menjadi

112,48%. Piutang anggota dan piutang bukan anggota memiliki trend

meningkat sesuai dengan berkembangnya KUD Musuk dalam memberikan

kredit simpan pinjam dan berkembangnya unit waserda. Penyisihan

piutang tidak tertagih mengalami trend naik dan merupakan 0,5 % dari

piutang akhir periode kecuali piutang sapi dan KUT (Kredit Usaha Tani).

Persediaan mengalami trend naik turun dari tahun ke tahun. Persediaan

merupakan saldo dari persediaan waserda.

Page 65: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Investasi jangka panjang pada KUD Musuk terdiri dari simpanan

pada Puskud, Inkud dan GKSI serta penyertaan. Simpanan pada Puskud,

Inkud dan GKSI tidak mengalami perubahan trend dari tahun ke tahun

karena merupakan simpanan pokok keanggotaan pada organisasi tersebut.

Sedangkan pada penyertaan terjadi penurunan pada tahun 2007 karena

KUD tidak lagi berinvestasi pada BPR Bank Bali.

Pada pos aktiva tetap yang dimiliki oleh koperasi, tanah tidak

bertambah karena koperasi tidak mengadakan pembelian tanah baik untuk

perluasan usaha maupun investasi. Bangunan memiliki trend naik karena

adanya pembangunan tempat pelayanan. Kendaraan dan peralatan

mengalami trend turun karena adanya pengurangan jumlah kendaraan yang

menunjang operasional KUD. Jumlah akumulasi penyusutan bertambah

sesuai bertambahnya aktiva tetap yang dimiliki oleh KUD. Peningkatan

aktiva tetap ini tidak diimbangi dengan peningkatan penjualan yang lebih

besar sehingga hal ini menandakan pengelolaan terhadap aktiva kurang

efisien.

Pada tahun 2008 terjadi lonjakan trend pada hutang bukan anggota

dari 59,46% menjadi 176,30%. Hal ini terjadi karena pada tahun 2008

KUD mengambil tambahan hutang pada GKSI pusat dan hutang pada

pihak III yaitu Armada Finance untuk investasi koperasi dalam bentuk sapi

perah dan bangunan baru. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan trend

karena meningkatnya hutang pada GKSI.

Pada pos hutang jangka panjang, hutang bank dan hutang anggota

memiliki trend menurun. Hal ini disebabkan oleh pembayaran hutang-

hutang pada beberapa pihak sehingga nilai dari hutang bank dan hutang

anggota menurun. Sedangkan hutang bukan anggota meningkat tajam

karena pada tahun 2008 KUD Musuk mengambil pinjaman pada GKSI

Pusat. Hal serupa dilakukan pada tahun 2009, pihak KUD mengambil

tambahan pinjaman GKSI 2009 untuk investasi pada koperasi.

Simpanan pokok berkurang karena ada pengurangan jumlah anggota

yang berdampak pada pengambilan simpanan pokok. Sedangkan simpanan

Page 66: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

wajib bertambah. Dana cadangan mengalami trend naik, pada tahun akhir

meningkat karena adanya tambahan pada cadangan koperasi mulai tahun

2008. SHU tahun berjalan semakin menurun sesuai dengan penurunan

usaha.

Secara umum terjadi peningkatan yang sangat drastis pada pos-pos

tertentu pada tahun 2006 dari tahun 2005. Hal ini dikarenakan data pada

tahun 2006 tidak stabil. Ada beberapa komponen seperti kas dan bank,

simpanan jangka pendek, piutang anggota, persediaan, dan piutang lain-

lain tidak didukung bukti fisik atas kepemilikan sejumlah uang tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, data pada tahun 2006 dinyatakan tidak wajar.

Pada tahun 2007 semua komponen-komponen tersebut telah dapat

dipertanggungjawabkan oleh pihak KUD sehingga kebanyakan trend

dalam neraca dan laporan rugi laba menurun dibandingkan tahun

sebelumnya. Kemudian pada tahun 2009 terjadi penurunan trend yang

sangat drastis pada laporan rugi laba. Hal ini disebabkan KUD mengalami

penurunan penjualan susu. Penurunan ini berkaitan dengan campur tangan

broker yang berani memberikan harga yang lebih mahal untuk susu dari

peternak daripada harga yang diberikan KUD pada peternak. Sehingga

banyak produk susu yang dijual namun tidak melalui KUD. Penurunan

penjualan dan pendapatan ini menyebabkan turunnya porsi SHU untuk

tahun 2009 dibandingkan tahun dasar.

C. Analisis Prosentase per Komponen

a. Persentase per Komponen Neraca

Metode analisis persentase per komponen disajikan pada Tabel

17 dengan prosentase investasi pada masing-masing pos aktiva

terhadap total aktivanya, dan masing-masing pos pasiva terhadap total

pasivanya.

Page 67: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 17. Hasil Perhitungan Analisis Persentase Per Komponen Pada Neraca Keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009

Pos-pos

Analisis per Komponen 2005 2006 2007 2008 2009

Aktiva Lancar Kas dan Bank 1,80% 6,47% 2,12% 1,75% 3,02% Simpanan Jangka Pendek 0,50% 0,97% 0,11% 0,50% 0,49% Piutang Anggota 24,09% 23,33% 26,27% 28,44% 27,63% Piutang Bukan Anggota 1,78% 1,71% 7,37% 7,47% 8,36% Penyisihan lain-lain 0,37% 0,36% 0,35% 0,33% 0,33% Piutang PTT (1,33%) (1,40%) (1,47%) (1,53%) (1,67%) Persediaan 4,87% 5,19% 0,27% 1,40% 0,16% Jumlah Aktiva Lancar 32,08% 36,64% 35,02% 38,36% 38,31% Investasi Jangka Panjang Simpanan pada puskud 0,03% 0,02% 0,02% 0,02% 0,02% Simpanan pada Inkud 12,64% 12,30% 11,85% 11,26% 11,11% Simpanan pada GKSI 4,68% 4,55% 4,39% 4,17% 4,11% Penyertaan 0,33% 0,32% 0,06% 0,06% 0,06% Jumlah Investasi Jangka Panjang 17,68% 17,19% 16,32% 15,52% 15,30% Aktiva Tetap Tanah 2,89% 2,81% 2,71% 2,58% 2,54% Bangunan 10,73% 10,44% 10,27% 9,76% 9,63% Kendaraan 9,60% 7,90% 8,34% 7,51% 7,39% Peralatan 10,26% 9,98% 9,62% 9,48% 9,74% Akumulasi Penyusutan (14,83%) (15,79%) (14,80%) (15,47%) (16,64%) Jumlah Aktiva Tetap 18,66% 15,35% 16,14% 13,86% 12,66% Aktiva Lain-lain 24,43% 23,86% 25,81% 25,89% 27,44% Aktiva dititipkan 7,15% 6,96% 6,70% 6,37% 6,28% Aktiva titipan 24,21% 23,54% 22,68% 21,57% 21,26% Hutang Titipan (24,21%) (23,54%) (22,68%) (21,57%) (21,26%) TOTAL AKTIVA 100% 100% 100% 100% 100% HUTANG DAN EKUITAS Hutang Lancar Hutang bukan anggota 1,78% 1,22% 0,99% 2,79% 6,77% Hutang Bank 6,25% 6,08% 5,86% 5,56% 5,48% Dana-dana SHU 0,80% 0,83% 0,81% 0,82% 0,65% Simpanan Anggota 0,26% 0,17% 0,38% 0,69% 0,84% Biaya YMH Dibayar 1,92% 2,61% 1,45% 0,95% 0,32% Jumlah Hutang Lancar 11,00% 10,91% 9,49% 10,81% 14,06% Hutang Jangka Panjang Hutang Bank 8,35% 7,89% 6,06% 5,70% 5,62% Hutang Bukan Anggota 3,11% 3,45% 5,16% 11,33% 12,15% Hutang Anggota 15,60% 16,91% 20,05% 15,50% 11,85% Jumlah Hutang Jangka Panjang 27,06% 28,24% 31,27% 32,54% 29,62% Ekuitas Simpanan Pokok 0,13% 0,13% 0,14% 0,12% 0,11% Simpanan Wajib 1,50% 1,55% 1,54% 1,55% 1,59% Cadangan 58,79% 57,81% 56,17% 53,98% 53,64% SHU Tahun berjalan 1,51% 1,35% 1,39% 1,00% 0,97% Jumlah Ekuitas 61,93% 60,84% 59,24% 56,65% 56,32% TOTAL HUTANG DAN EKUITAS 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 3)

Pada pos aktiva yang diperbandingkan pada total aktivanya, pos

aktiva lancar memberikan nilai terbesar terhadap total aktiva. Pada pos

Page 68: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

aktiva lancar, komponen kas meningkat dari tahun 2005 sebesar 1,80%

menjadi 6,47% pada tahun 2006. Namun prosentase kas menurun pada

tahun selanjutnya sampai tahun 2008 sebesar 1,75%. Pada tahun 2009,

komponen kas meningkat lagi prosentasenya sebesar 3,02%. Simpanan

jangka pendek menunjukkan prosentase sebesar 49% pada tahun 2009,

menurun 0,01% dari tahun dasar. Piutang anggota memberikan

sumbangan terbesar pada aktiva lancar. Secara signifikan nilai piutang

anggota meningkat 3,54% pada tahun 2009 dari tahun dasar, meskipun

prosentase ini menurun 0,81% dari tahun sebelumnya. Piutang bukan

anggota mengalami kenaikan yang sangat besar sehingga mencapai

8,36% pada tahun 2009. Nilai penyisihan lain-lain sebenarnya selalu

konstan dari tahun ke tahun namun karena peningkatan nilai total

aktiva dari tahun ke tahun menyebabkan prosentase dari penyisihan

lain-lain menurun. Penyisihan piutang tak tertagih meningkat hingga

mencapai 1,67% pada tahun akhir penelitian. Komponen persediaan

menunjukkan penurunan yang signifikan, proporsi yang diberikan pada

tahun terakhir terhadap total aktiva adalah sebesar 0,16%.

Pada pos investasi jangka panjang, prosentase terhadap total

aktiva semakin menurun dari tahun ke tahun hingga mencapai 15,30%.

Simpanan pada puskud, inkud dan GKSI bernilai konstan namun

karena meningkatnya nilai total aktiva tiap tahunnya, maka

prosentasenya semakin menurun. Pada komponen penyertaan, proporsi

pada tahun 2007 sampai tahun 2009 menurun menjadi 0,6% dari tahun

sebelumnya yaitu 0,32%.

Pada pos aktiva tetap, proporsi tanah menurun dari tahun 2005

sebesar 2,89% sampai ke tahun 2009 sebesar 2,54%. Hal serupa juga

terjadi pada komponen bangunan yang terus menurun tiap tahunnya.

Proporsi kendaraan secara keseluruhan menurun, meskipun pada tahun

2008 sempat meningkat dari tahun 2007 yaitu sebesar 8,34%.

Akumulasi penyusutan mengalami peningkatan sesuai dengan

peningkatan total aktiva tetap.

Page 69: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Aktiva lain mengalami penurunan pada tahun 2006 yaitu 24,43%

pada tahun 2005 menjadi 23,86% pada tahun 2006. Pada tahun 2007

proporsi meningkat menjadi 25,81%, 25,89% pada tahun 2008 dan

mencapai 27,44% pada tahun 2009. Aktiva dititipkan, aktiva titipan

dan hutang dititipkan memiliki nilai yang sama tiap tahunnya sehingga

nilai proporsinya menurun mengikuti pertambahan nilai total

aktivanya.

Dalam pos hutang lancar, hutang bukan anggota mengalami

kenaikan yang cukup besar sehingga nilai proporsinya terhadap total

pasiva juga semakin meningkat. Nilai proporsi pada hutang bukan

anggota yang terbesar dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 6,77%

sedangkan yang terkecil adalah pada tahun 2007 yaitu 0,99%. Hutang

bank mengalami penurunan yang menyebabkan proporsi terhadap total

pasiva juga menurun. Dana-dana SHU berfluktuasi dari tahun ke tahun

dengan nilai proporsi yang terkecil dicapai pada tahun 2009 sebesar

0,65%. Simpanan anggota menunjukkan peningkatan yang signifikan

hingga mencapai 0,84% pada tahun 2009. Biaya yang masih harus

dibayar yang merupakan besarnya pajak yang harus dibayar dan

komponen ini mengalami penurunan dengan nilai terkecil sebesar

0,32% pada tahun 2009 dan terbesar pada tahun 2006 sebesar 2,61%.

Pos hutang jangka panjang merupakan pos yang memberikan

proporsi terbesar pada total pasiva dengan nilai proporsi yang terkecil

diperoleh pada tahun 2005 sebesar 27,06% dan yang terbesar dicapai

pada tahun 2008 sebesar 32,54%. Dalam pos hutang jangka panjang,

komponen hutang anggota merupakan komponen yang memberikan

proporsi terbesar. Hutang bank mengalami penurunan dari tahun ke

tahun hingga mencapai 5,62% pada tahun 2009, sedangkan hutang

bukan anggota selalu meningkat tiap tahunnya.

Simpanan pokok berkurang seiring dengan penurunan jumlah

anggota koperasi. Simpanan wajib prosentasenya meningkat tiap

tahunnya sehingga prosentasenya mencapai 1,59%. Cadangan

Page 70: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

mengalami penurunan dari tahun ke tahun dan prosentasenya terhadap

total pasiva terus menurun. SHU tahun berjalan juga mengalami

penurunan sehingga pada tahun akhir SHU tahun berjalan mencapai

0,97%.

Pada pos aktiva, proporsi kas tertinggi dicapai pada tahun 2006

yaitu sebesar 6,47% yang berarti bahwa setiap Rp 100,00 total aktiva,

kas memberikan kontribusi sebesar Rp 6,47. Namun keadaan keuangan

pada Tahun 2006 tidak stabil sehingga kurang dapat diketahui

keakuratannya. Piutang anggota memberikan proporsi terbesar

terhadap total aktiva. Hal ini kurang menguntungkan posisi keuangan

jangka pendek KUD karena peningkatan pos ini diikuti juga dengan

peningkatan pos penyisihan piutang tak tertagih tiap tahunnya.

Simpanan pada Puskud, Inkud dan GKSI sebenarnya tidak mengalami

perubahan tetapi proporsinya terhadap total aktiva mengalami

penurunan karena adanya peningkatan total aktiva. Penyertaan

mengalami penurunan mulai tahun 2007 karena koperasi sudah tidak

lagi memiliki investasi pada BPR Bank Bali. Aktiva tetap berupa tanah

sebenarnya tidak berubah namun karena total aktiva yang terus

bertambah tiap tahunnya, maka proporsi dari tanah terhadap total

aktiva menurun.

Hutang Bank yang mengalami penurunan juga menyebabkan

proporsi terhadap total pasiva menurun. Dana SHU terlihat semakin

menurun dari tahun ke tahun seiring dengan penurunan SHU tahun

berjalan. Simpanan pokok berkurang seiring dengan penurunan jumlah

anggota koperasi. Sedangkan simpanan wajib semakin bertambah

untuk perkembangan KUD. Proporsi hutang jangka panjang yang

menurun pada tahun 2009 akan mempermudah KUD dalam

pembayaran hutang jangka panjangnya. Proporsi modal sendiri

terhadap total pasiva lebih besar daripada proporsi hutang terhadap

total pasiva. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi sebagian besar

membiayai operasinya dengan modal sendiri. Dana cadangan

Page 71: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

merupakan komponen yang memberikan proporsi tertinggi terhadap

total pasiva. Dana cadangan mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun tetapi prosentasenya terhadap total pasiva terus menurun. SHU

tahun berjalan semakin menurun karena berkurangnya penjualan dari

tahun ke tahun oleh KUD Musuk.

b. Persentase per Komponen Laporan Rugi Laba

Analisis persentase per komponen pada laporan rugi laba

dilakukan dengan cara membandingkan seluruh pos-pos pada laporan

rugi laba terhadap pos Penjualan dan Pendapatan.

Tabel 18. Hasil Perhitungan Analisis Persentase Per Komponen Pada Laporan Rugi Laba KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009

Pos-pos

Analisis per Komponen 2005 2006 2007 2008 2009

Penjualan dan Pendapatan 100% 100% 100% 100% 100%

Harga Pokok Penjualan 89,61% 89,96% 91,76% 92,84% 51,53%

Hasil Usaha Bruto 10,39% 10,04% 8,24% 7,16% 48,47%

Beban Usaha 9,70% 10,70% 9,29% 6,93% 47,23%

Hasil Usaha 0,69% -0,66% -1,06% 0,23% 1,24%

Pendapatan lain-lain 0,26% 1,82% 1,95% 0,23% 1,13%

Beban lain-lain 0,04% 0,12% 0,01% 0,01% 0,12%

SHU sebelum taksiran pajak 0,92% 1,04% 0,88% 0,45% 2,26%

Taksiran beban pajak 0,11% 0,20% 0,10% 0,04% 0,21%

Sisa Hasil Usaha 0,80% 0,84% 0,78% 0,41% 2,05%

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 4)

Hasil analisis persentase per komponen dari laporan rugi laba

dapat dilihat pada Tabel 18 diatas. Harga pokok penjualan merupakan

pos yang memiliki proporsi terbesar dalam penjualan dan pendapatan.

Besarnya harga pokok penjualan menunjukkan kecilnya keuntungan

yang dapat diambil oleh KUD. Besarnya harga pokok penjualan

meningkat dari tahun 2005 sebesar 89,61% menjadi 89,96% pada

tahun 2006. Peningkatan ini menyebabkan penurunan nilai pada pos

hasil usaha bruto pada tahun 2006. Harga pokok penjualan meningkat

hingga tahun 2008 sebesar 92,84%, namun pada tahun 2009 nilai pos

ini menurun drastis hingga 51,53% yang diikuti oleh meningkatnya

Page 72: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

hasil usaha bruto sebesar 48,47%. Karena adanya penurunan harga

penjualan pokok pada tahun 2009, maka sangat berpengaruh pada nilai

SHU sebelum pajak. Nilai SHU sebelum taksiran pajak pada tahun

2009 meningkat sebesar 1,81% dari tahun sebelumnya. Beban usaha,

pendapatan lain-lain dan beban lain-lain selalu berubah-ubah setiap

tahunnya.

Harga pokok penjualan selalu memiliki proporsi terbesar

terhadap total penjualan dan pendapatan. Hal ini dikarenakan harga

pokok penjualan merupakan besarnya biaya yang harus dikeluarkan

untuk menjalankan unit-unit usaha yang ada di KUD (Unit usaha Susu,

Unit Usaha Waserda). Pada akhir tahun 2009, terlihat proporsi harga

pokok penjualan menurun dari tahun- tahun sebelumnya. Hal ini

dikarenakan jumlah penjualan susu yang menurun drastis dari tahun

sebelumnya. Jumlah pendapatan lain-lain dari tahun ke tahun

mengalami penurunan namun bila dibandingkan prosentase terhadap

total penjualan dan pendapatan, pendapatan lain-lain mengalami

peningkatan 0,87% dari tahun dasar. Taksiran beban pajak meningkat

sesuai dengan besarnya SHU sebelum taksiran pajak. SHU pada tahun

berjalan mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu

mencapai 2,05%. Komponen penyusunan harga pokok penjualan dan

beban usaha tertinggi adalah unit usaha susu yang merupakan unit

usaha utama KUD.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, dapat diketahui

kinerja keuangan KUD Musuk berdasarkan analisis rasio likuiditas telah

menunjukkan posisi keuangan yang telah memenuhi standar, KUD Musuk

juga berada dalam posisi keuangan yang baik dilihat dari analisis

solvabilitasnya. Sedangkan berdasarkan analisis rentabilitas, kinerja

keuangan KUD Musuk masih tergolong buruk, karena KUD Musuk belum

mampu menghasilkan SHU yang sesuai standar.

Page 73: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

D. Pendapatan Peternak Sapi Perah di Kecamatan Musuk

Pendapatan pada KUD Musuk sebagian besar berasal dari perolehan

penjualan susu. Susu diperoleh dari peternak yang menjadi anggota KUD

Musuk. Susu dari peternak diambil menggunakan mobil box dari KUD

Musuk setiap hari pada waktu pagi dan sore hari. Peternak dalam

menjalankan usahanya tidak dapat lepas dari keadaan KUD.

Peternak sapi perah di daerah Kecamatan Musuk masih merupakan

usaha ternak sambilan yang masih perlu dikembangkan. Kebanyakan para

peternak bermatapencaharian utama sebagai petani. Hasil perhitungan

usahatani sapi perah di Kecamatan Musuk dapat dilihat pada Tabel 19 :

Tabel 19. Analisis Usahatani Sapi Perah di Kecamatan Musuk

No

Jumlah Sapi

Produktif (ekor)

Produksi susu/hr (liter)

Harga /liter (Rp)

Penerimaan /hr

(Rp)

Penerimaan /bl

(Rp)

Total biaya (Rp)

Pendapatan (Rp)

1 7 60 2.850 171.000 5.130.000 3.218.444,44 1.911.555,56

2 3 10 2.850 28.500 855.000 398.138,89 456.861,11

3 6 22 2.850 62.700 1.881.000 1.679.527,78 201.472,22

4 1 10 2.850 28.500 855.000 496.000,00 359.000,00

5 4 20 2.850 57.000 1.710.000 1.369.805,56 340.194,44

6 5 40 2.850 114.000 3.420.000 3.261.621,79 158.378,21

7 3 20 2.850 57.000 1.710.000 260.038,46 1.449.961,54

8 3 30 2.850 85.500 2.565.000 1.790.038,46 774.961,54 Rata-rata 4 26,5 2.850 75.525 2.265.750 1.559.201,92 706.548,08

Sumber : Analisis Data Primer

Dari 8 peternak responden, rata-rata peternak di Kecamatan Musuk

memiliki 4 ekor sapi perah produktif (laktasi). Produksi susu rata-rata per

sapi adalah 5 – 15 liter per hari. Banyak sedikitnya produksi susu per sapi

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pemberian jenis pakan,

lingkungan, umur sapi, dan keadaan sapi tersebut.

Seluruh susu yang dihasilkan peternak dijual ke KUD Musuk dengan

harga Rp 2850 per liter. KUD Musuk sebagai penentu harga dan peternak

sebagai price taker. Penerimaan didapat dari banyaknya produksi susu per

hari dikalikan harga susu per liter. Penerimaan per bulan diperoleh dengan

asumsi sapi perah memproduksi susu setiap hari selama 30 hari.

Page 74: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Penerimaan tertinggi diperoleh pada peternak dengan jumlah sapi laktasi

terbanyak, hal ini berarti penerimaan sangat dipengaruhi oleh skala usaha.

Total biaya hanyalah biaya-biaya yang benar-benar dikeluarkan. Pada

penelitian kali ini biaya yang dikeluarkan adalah biaya pakan, biaya

penyusutan alat, biaya obat-obatan, dan biaya inseminasi buatan. Biaya

pakan meliputi pembelian bekatul, konsentrat, ampas, ketela pohon. Pakan

seperti hijauan tidak dimasukkan dalam perhitungan biaya karena peternak

mendapatkan hijauan dari mengumpulkan di lahan sendiri ataupun orang

lain tanpa mengeluarkan biaya. Sebagian peternak juga tidak membeli

ketela pohon karena memakai hasil dari tegalan milik sendiri. Biaya

penyusutan alat disertakan dalam perhitungan total biaya karena alat-alat

yang dipakai pada proses produksi memiliki nilai ekonomis dan tidak

dapat dipakai selamanya. Biaya penyusutan yang dihitung adalah

penyusutan kandang, penyusutan ember, penyusutan milk can, dan

penyusutan saringan. Biaya obat-obatan dihitung dengan asumsi tiap sapi

yang dimiliki dapat mengalami masalah kesehatan sekali dalam setahun,

dengan biaya Rp 50.000 tiap pengobatan. Sedangkan biaya inseminasi

buatan sebesar Rp 30.000,00.

Dari besarnya penerimaan yang diperoleh dan besarnya total biaya

yang dikeluarkan oleh peternak, maka dapat diketahui besarnya

pendapatan dari usaha ternak di Kecamatan Musuk. Berdasarkan analisis

data dari 8 responden didapatkan nilai pendapatan perbulan sebesar

Rp 706.548,08 dengan rata-rata skala pemilikan ternak sebesar 4 ekor.

Efisiensi usaha dapat dihitung dari perbandingan antara besarnya

penerimaan dan biaya yang digunakan untuk berproduksi yaitu dengan

menggunakan R/C Rasio. Semakin besar R/C rasio maka akan semakin

besar pula keuntungan yang diperoleh peternak. Kriteria yang digunakan

dalam penentuan efisiensi usaha adalah:

R/C > 1 berarti usaha ternak sapi perah yang dijalankan sudah efisien,

R/C = 1 berarti usaha ternak sapi perah belum efisien atau usaha

mencapai titik impas,

Page 75: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

R/C < 1 berarti usaha industri ternak sapi perah tidak efisien

(Soekartawi,1991). Nilai R/C rasio pada usaha ternak berdasarkan 8

responden adalah 1,45. Berdasarkan kriteria dari Soekartawi, maka usaha

ternak sapi perah di Kecamatan Musuk sudah efisien.

Page 76: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Koperasi Unit Desa (KUD)

Musuk, maka kesimpulan yang dipeoleh adalah sebagai berikut:

1. Kondisi keuangan jangka pendek KUD Musuk dilihat dari likuiditasnya

(rasio lancar dan rasio cepat) menunjukkan posisi yang baik karena berada

di atas standar yang digunakan dalam penelitian ini. Kondisi keuangan

jangka panjang dilihat dari solvabilitasnya menunjukkan posisi yang baik

dan telah memenuhi standar, hal ini membuktikan bahwa koperasi telah

dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya secara tepat waktu.

Berdasarkan analisis solvabilitas, rasio modal sendiri dengan total aktiva,

rasio modal sendiri dengan aktiva tetap, rasio total hutang dengan total

aktiva, dan rasio total hutang dengan modal sendiri berada dalam keadaan

baik. Hal ini menunjukkan bahwa KUD telah dapat memenuhi kewajiban

panjangnya secara tepat waktu. Ditinjau dari analisis rentabilitas, nilai ROI

dan ROE, kinerja keuangan KUD Musuk menunjukkan nilai positif yang

berarti sudah dapat menghasilkan laba, namun kurang efektif karena

kurang dari standar.

2. Keadaan pos-pos dalam neraca pada KUD Musuk menunjukkan pos aktiva

menunjukkan trend naik tiap tahunnya, yang berarti bahwa keuangan KUD

Musuk mengalami perkembangan tiap tahunnya. Sedangkan pada laporan

rugi laba terlihat tendensi trend yang terus menurun dari tahun ke tahun

sehingga hasil SHU yang dicapai juga lebih sedikit. Dari hasil persentase

per komponen terlihat semakin tahun tendensi SHU tahun berjalan

semakin kecil karena semakin kecilnya total penjualan dan pendapatan

dari tahun ke tahun.

Page 77: analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

B. Saran

1. Berdasarkan keadaan KUD Musuk yang telah dapat menghasilkan laba

namun kurang efektif, maka perlu adanya perbaikan mutu pada para

peternak agar lebih dapat menghasilkan susu yang berkualitas sehingga

pihak KUD dan peternak sama-sama untung. Perbaikan mutu ini dapat

diusahakan dengan cara pemberian penyuluhan secara berkala tentang

pemeliharaan sapi perah yang tepat.

2. Semakin kecilnya pendapatan dikarenakan produk (susu) yang masuk

semakin menurun. Pihak KUD sebaiknya lebih waspada tentang adanya

broker (pemutus rantai pemasaran) sehingga dapat mengantisipasi

terjadinya kendala susu tidak masuk ke KUD. Dan hendaknya para

pengurus dan pengawas KUD dapat memberikan perhatian lebih pada

masalah ini sehingga masalah serupa tidak akan muncul di kemudian hari.