142
ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC ADDRESS ROUTING DAN FISHEYE STATE ROUTING DENGAN PENGIRIMAN PAKET DATA TCP DAN SCTP PADA VANET (VEHICULAR AD-HOC NETWORK) Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Oleh : Bagus Dwi Restiono 11150910000004 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1441 H

ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC ADDRESS

ROUTING DAN FISHEYE STATE ROUTING DENGAN

PENGIRIMAN PAKET DATA TCP DAN SCTP PADA VANET

(VEHICULAR AD-HOC NETWORK)

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer

Oleh :

Bagus Dwi Restiono

11150910000004

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1441 H

Page 2: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

i

ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC ADDRESS

ROUTING DAN FISHEYE STATE ROUTING DENGAN

PENGIRIMAN PAKET DATA TCP DAN SCTP PADA VANET

(VEHICULAR AD-HOC NETWORK)

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer

Oleh :

Bagus Dwi Restiono

11150910000004

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1441 H

Page 3: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ii

Page 4: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 5: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, Oktober 2019

Bagus Dwi Restiono

Page 6: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang

bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Bagus Dwi Restiono

NIM : 11150910000004

Program Studi : Teknik Informatika

Fakultas : Sains dan Teknologi

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan

kepada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti

Nonekslusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul:

ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC ADDRESS

ROUTING DAN FISHEYE STATE ROUTING DENGAN

PENGIRIMAN PAKET DATA TCP DAN SCTP PADA VANET

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak

menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data

(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilih Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Jakarta

Pada tanggal: Oktober 2019

Yang menyatakan

(Bagus Dwi)

Page 7: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas nikmat dan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Komputer Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Proses penyelesaian skripsi

ini tidak lepas dari berbagai bantuan, dukungan, saran, dan kritik yang telah penulis

dapatkan, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Imam Marzuki Shofi, MT selaku Ketua Program Studi

Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Siti Ummi Masruroh, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak

Andrew Fiade, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga

skripsi ini bisa selesai dengan baik.

4. Seluruh Dosen dan Staff Karyawan Fakultas Sains dan Teknologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu,

dukungan dan bantuan selama masa perkuliahan.

5. Kedua Orang tua dan keluarga penulis yang selalu mendo’ akan, dan

mendukung penulis dalam mengerjakan skripsi.

6. Karina Ayu Utami dan Pandu Arya Wicaksono sebagai kakak yang

selalu memberikan dorongan serta nasihat selama ini.

7. Kepada teman seperjuangan Teknik Informatika angkatan 2015,

khususnya TI-A yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, terima kasih atas semua kenangan dan kebersamaan selama

ini.

8. Daffa, Ilham, Udin, Salman sebagai teman satu atap yang selalu

mensupport serta memberikan semangat dalam masa perkuliahan.

Page 8: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

vii

9. Faisal, Aboy Rifky, Shofan, Mahfudz, M Ilham, Dafz dari kelompok

Squad Tnaga yang selalu memberikan bantuan serta motivasi dalam

masa perkuliahan.

10. Seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih jauh

dari sempurna. Apabila ada kebenaran dari penulisan ini maka kebenaran tersebut

datangnya dari Allah, tetapi apabila ada kesalahan dalam penulisan ini maka

kesalahan ini berasal dari penulis. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu. Penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu dan meridhai segala usaha kita.

Tangerang, Oktober 2019

Bagus Dwi Restiono

Page 9: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

viii

Nama : Bagus Dwi Restiono (11150910000004)

Program Studi : Teknik Informatika

Judul : Analisis Kinerja Multi-Path Dynamic Address Routing dan

Fisheye State Routing dengan Pengiriman Paket Data TCP

dan SCTP Pada VANET (Vehicular Ad-Hoc Network).

ABSTRAK

VANET (Vehicular Ad-hoc Network) merupakan jenis jaringan ad-hoc di mana

kendaraan berperan sebagai node. VANET memiliki karakteristik topologi yang

berubah-ubah disebabkan mobilitas dan kecepatan tinggi pada VANET yang dapat

diatasi menggunakan Routing Protocol. Namun banyaknya jenis routing protocol

jaringan wireless memerlukan sebuah pengujian kinerja sehingga didapatkan

routing protocol dengan hasil terbaik untuk diimplementasikan. Routing protocol

proaktif dipilih objek utama pengujian karna memiliki table routing yang

diharapkan dapat menyesuaikan karakteristik VANET. Pada penelitian ini

dilakukan pengujian kinerja terhadap dua routing protocol proaktif diantaranya

multi-path dynamic address routing dan fisheye state routing dengan pengiriman

paket data TCP dan SCTP pada vanet. Penelitian ini menggunakan tahapan-tahapan

metode simulasi dan beberapa program pendukung seperti NS2, Openstreetmap,

SUMO, NAM, Ms Excel. Parameter-parameter yang digunakan untuk pengujian

performa routing protocol yaitu packet delivery ratio, throughput, packetloss,

delay, dan energy. Berdasarkan pengujian dengan skenario 25, 50, dan 75 node

(kendaraan) diketahui bahwa FSR unggul pada parameter throughput, delay, dan

energy. Sedangkan MDART unggul pada parameter packet delivery ratio dan

packetloss.

Kata Kunci : Wireless, VANET , FSR, MDART, SCTP, TCP

Jumlah Daftar Pustaka : 58 (7 Buku referensi + 44 Jurnal + 7 Website)

Jumlah halaman : 6 BAB + XIX halaman + 122 halaman

Page 10: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ix

Name : Bagus Dwi Restiono (11150910000004)

Study Program : Informatics Engineering

Title : Performance Analysis of Multi-Path Dynamic Address

Routing and Fisheye State Routing by Sending TCP and

SCTP Data Packages on the VANET (Vehicular Ad-Hoc

Network).

ABSTRACT

VANET (Vehicular Ad-hoc Network) is a type of ad-hoc network in which the

vehicle acts as a node. VANET has the characteristics of a changing topology due

to mobility and high speed on VANET that can be overcome using the Routing

Protocol. However, many types of wireless network routing protocols require a

performance test so that the routing protocol with the best results is obtained.

Proactive routing protocol is selected as the main object of testing because it has a

routing table that is expected to adjust the characteristics of VANET. In this study,

performance testing of two proactive routing protocols including multi-path

dynamic address routing and fisheye state routing by sending TCP and SCTP data

packets on a vanet. This study uses stages of the simulation method and several

supporting programs such as NS2, OpenStreetmap, SUMO, NAM, Ms Excel. The

parameters used for testing the performance of the routing protocol are packet

delivery ratio, throughput, packet loss, delay, and energy. Based on testing with

scenarios 25, 50, and 75 nodes (vehicles) it is known that the FSR is superior in the

parameters of throughput, delay, and energy. Whereas MDART is superior in

packet delivery ratio and packet loss parameters.

Keywords : Wireless, VANET , FSR, MDART, SCTP, TCP

Bibliography : 58 (7 Books + 44 Journals + 7 Websites)

Number of Pages : 6 Chapters + XIX pages + 122 Pages

Page 11: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 8

1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 8

1.3.1 Metodologi .............................................................................................. 8

1.3.2 Proses ...................................................................................................... 8

1.3.3 Tools........................................................................................................ 9

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9

1.5 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 9

1.6 Metodologi Penelitian ................................................................................. 10

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 10

1.6.2 Metode Simulasi ................................................................................... 11

1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................. 11

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 13

2.1 Analisis ........................................................................................................ 13

2.2 Jaringan Komputer ...................................................................................... 13

2.3 Perangkat Jaringan....................................................................................... 14

2.3.1 Router.................................................................................................... 14

Page 12: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

xi

2.3.2 NIC (Network Interface Cards) ............................................................ 14

2.3.3 On Board Unit (OBU) .......................................................................... 15

2.3.4 Application Unit (AU) .......................................................................... 16

2.3.5 Road Side Unit (RSU)........................................................................... 17

2.4 Jaringan Ad-Hoc .......................................................................................... 18

2.5 Vehicular Ad-hoc Network .......................................................................... 19

2.5.1 Karakteristik VANET ........................................................................... 20

2.5.2 Pengaplikasian VANET ........................................................................ 21

2.6 Model Osi .................................................................................................... 24

2.6.1 Application Layer ................................................................................. 25

2.6.2 Presentation Layer ................................................................................ 25

2.6.3 Session Layer ........................................................................................ 25

2.6.4 Transport Layer .................................................................................... 25

2.6.5 Network Layer....................................................................................... 26

2.6.6 Data Link Layer .................................................................................... 26

2.6.7 Physical Layer ...................................................................................... 26

2.7 Model TCP/IP .............................................................................................. 26

2.7.1 Application Layer ................................................................................. 27

2.7.2 Transport Layer .................................................................................... 27

2.7.3 Internet Layer ....................................................................................... 27

2.7.4 Network Layer....................................................................................... 28

2.8 TCP (Transmission Control Protocol) ........................................................ 28

2.8.1 TCP Header .......................................................................................... 29

2.8.2 TCP Flag............................................................................................... 31

2.8.3 TCP Three Way Handshake .................................................................. 32

2.9 UDP (User Datagram Protocol) ................................................................. 32

2.9.1 UDP Header ......................................................................................... 33

2.10 SCTP (Stream Control Transmission Protocol) ....................................... 34

2.10.1 SCTP Header ...................................................................................... 34

2.11 IP Address .................................................................................................. 36

2.12 Routing ...................................................................................................... 36

Page 13: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

xii

2.13 Routing Protocol ....................................................................................... 37

2.13.1 Topology Based Protocols .................................................................. 37

2.13.2 Position Based Routing Protocols ...................................................... 39

2.13.3 Cluster Based Routing Protocols ........................................................ 40

2.13.4 Broadcast Routing Protocols .............................................................. 40

2.13.5 GeoCast Routing Protocols ................................................................ 41

2.14 MDART (Multipath Dynamic Address Routing) ...................................... 41

2.15 FSR (Fisheye State Routing) ..................................................................... 43

2.16 Quality of Service (QoS) ........................................................................... 43

2.16.1 Packet Delivery Ratio ......................................................................... 44

2.16.2 Packet Loss ......................................................................................... 44

2.16.3 Delay ................................................................................................... 45

2.16.4 Throughput.......................................................................................... 45

2.17 Energi ........................................................................................................ 46

2.18 Tools .......................................................................................................... 46

2.18.1 Open Street Map ................................................................................. 46

2.18.2 SUMO ................................................................................................. 47

2.18.3 Network Simulator 2 ........................................................................... 48

2.18.4 NAM ................................................................................................... 49

2.19 Metode Simulasi ........................................................................................ 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 51

3.1 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 51

3.2 Metode Simulasi .......................................................................................... 54

3.2.1 Problem Formulation ........................................................................... 54

3.2.2 Conceptual Model ................................................................................. 55

3.2.3 Input and Output Data........................................................................... 55

3.2.4 Modelling .............................................................................................. 55

3.2.5 Simulation ............................................................................................. 55

3.2.6 Verification and Validation .................................................................. 55

3.2.7 Experimentation .................................................................................... 56

3.2.8 Output Analysis .................................................................................... 56

Page 14: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

xiii

3.3 Alasan Menggunakan Metode Simulasi ...................................................... 56

3.4 Perangkat Penelitian .................................................................................... 56

3.5 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 57

3.6 Alur Penelitian ............................................................................................. 58

BAB IV IMPLEMENTASI DAN SIMULASI .................................................... 59

4.1 Problem Formulation ................................................................................... 59

4.2 Conceptual model ........................................................................................ 59

4.3 Input dan Output data .................................................................................. 60

4.3.1 Input ...................................................................................................... 60

4.3.2 Output ................................................................................................... 62

4.4 Modelling ..................................................................................................... 62

4.4.1 Skenario 1 ............................................................................................. 63

4.4.2 Skenario 2 ............................................................................................. 63

4.4.3 Skenario 3 ............................................................................................. 64

4.4.4 Skenario 4 ............................................................................................. 64

4.5 Simulation .................................................................................................... 64

4.5.1 Konversi file openstreetmap menjadi file simulasi SUMO .................. 65

4.5.2 Konfigurasi file vanet.tcl ...................................................................... 67

4.5.3 Konfigurasi Routing Protocol ............................................................... 68

4.5.4 Konfigurasi Transmission Protocol ...................................................... 68

4.5.5 Konfigurasi Node Sender dan Receiver ................................................ 69

4.6 Verification and Validation ......................................................................... 69

4.7 Experimentation .......................................................................................... 69

4.8 Output Analysis ........................................................................................... 69

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 70

5.1 Verification and Validation ......................................................................... 70

5.2 Experimentation .......................................................................................... 72

5.2.1 Uji Sintaks Simulasi.............................................................................. 72

5.2.2 Pengujian Node Sender dan Receiver ................................................... 73

5.2.3 Pengujian Transmission Protocol TCP dan SCTP ............................... 73

5.2.4 Pengujian Routing Protocol .................................................................. 75

Page 15: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

xiv

5.3 Output Analysis ........................................................................................... 79

5.3.1 Skenario 1 ............................................................................................. 79

5.3.2 Skenario 2 ............................................................................................. 85

5.3.3 Skenario 3 ............................................................................................. 90

5.3.4 Skenario 4 ............................................................................................. 95

5.3.5 Analisis Kinerja Keseluruhan ............................................................. 100

BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 110

6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 110

6.2 Saran .......................................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 112

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 118

Page 16: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia ................. 3

Gambar 1.2 Kecelakaan Lalu Lintas Kendaraan Bermotor .................................... 4

Gambar 2.1 Router ................................................................................................ 14

Gambar 2.2 Network Interface Card ..................................................................... 15

Gambar 2.3 Contoh On Board Unit ...................................................................... 16

Gambar 2.4 Application Unit (AU) ....................................................................... 17

Gambar 2.5 Road Side Unit (RSU) ....................................................................... 17

Gambar 2.6 Struktur Jaringan Wireless Ad-hoc network ...................................... 19

Gambar 2.7 Contoh Jaringan Vanet ...................................................................... 20

Gambar 2.8 Model TCP/IP dan Model OSI .......................................................... 27

Gambar 2.9 TCP Header....................................................................................... 29

Gambar 2.10 UDP Header .................................................................................... 33

Gambar 2.11 SCTP Header .................................................................................. 35

Gambar 2.12 MDART Routing Table ................................................................... 42

Gambar 2.13 Penyiaran packet pada protocol MDART ....................................... 42

Gambar 2.14 Contoh Skema Routing FSR ........................................................... 43

Gambar 2.15 Tampilan Openstreetmap ................................................................ 47

Gambar 2.16 Contoh Tampilan SUMO ................................................................ 48

Gambar 2.17 Contoh Tampilan Network Animator .............................................. 49

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................ 57

Gambar 3.2 Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................ 58

Gambar 4.1 Export real map yang dijadikan skema simulasi .............................. 60

Gambar 5.1 Verifikasi total kendaraan (25 node) pada aplikasi SUMO .............. 70

Gambar 5.2 Verifikasi total kendaraan (50 node) pada aplikasi SUMO .............. 71

Gambar 5.3 Verifikasi total kendaraan (75 node) pada aplikasi SUMO .............. 71

Gambar 5.4 Verifikasi kecepatan rata-rata maksimal kendaraan pada aplikasi

SUMO ................................................................................................................... 71

Gambar 5.5 Pengujian simulasi menggunakan NS2 ............................................. 72

Gambar 5.6 Pengiriman node sender ke receiver ................................................. 73

Gambar 5.7 Pengiriman ACK ............................................................................... 74

Page 17: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

xvi

Gambar 5.8 pengiriman paket TCP ....................................................................... 74

Gambar 5.9 Pengiriman paket SCTP .................................................................... 75

Page 18: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standarisasi Packet Delivery Ratio ....................................................... 44

Tabel 2.2 Standarisasi Packet Loss ....................................................................... 45

Tabel 2.3 Standarisasi End to End Delay .............................................................. 45

Tabel 2.4 Standarisasi Throughput ....................................................................... 46

Tabel 3.1 Studi Literatur Sejenis ........................................................................... 52

Tabel 3.2 Perbandingan Penelitian Sejenis ........................................................... 53

Tabel 4.1 Skenario perbedaan sender dan receiver .............................................. 61

Tabel 4.2 Skenario Simulasi 1 .............................................................................. 63

Tabel 4.3 Skenario Simulasi 2 .............................................................................. 63

Tabel 4.4 Skenario Simulasi 3 .............................................................................. 64

Tabel 4.5 Skenario Simulasi 4 .............................................................................. 64

Tabel 5.1 Hasil packet delivery ratio dalam % (FSR paket data SCTP) .............. 79

Tabel 5.2 Hasil throughput dalam kbps (FSR paket data SCTP) ......................... 81

Tabel 5.3 Hasil packet loss dalam % (FSR paket data SCTP) .............................. 82

Tabel 5.4 Hasil Delay dalam second (FSR paket data SCTP) .............................. 83

Tabel 5.5 Hasil energy dalam % (FSR paket data SCTP)..................................... 84

Tabel 5.6 Hasil packet delivery ratio % (MDART paket data SCTP) .................. 85

Tabel 5.7 Hasil throughput dalam kbps (MDART paket data SCTP) .................. 86

Tabel 5.8 Hasil packet loss dalam % (MDART paket data SCTP) ...................... 87

Tabel 5.9 Hasil Delay dalam second (MDART paket data SCTP) ....................... 88

Tabel 5.10 Hasil energy dalam % (MDART paket data SCTP) ........................... 89

Tabel 5.11 Hasil packet delivery ratio dalam % (FSR paket data TCP)............... 90

Tabel 5.12 Hasil throughput dalam kbps (FSR paket data TCP) .......................... 91

Tabel 5.13 Hasil packet loss dalam % (FSR paket data TCP) .............................. 92

Tabel 5.14 Hasil Delay dalam second (FSR paket data TCP) .............................. 93

Tabel 5.15 Hasil energy dalam % (FSR paket data TCP) ..................................... 94

Tabel 5.16 Hasil packet delivery ratio dalam % (MDART paket data TCP) ....... 95

Tabel 5.17 Hasil throughput dalam % (MDART paket data TCP)....................... 96

Tabel 5.18 Hasil packet loss dalam % (MDART paket data TCP) ....................... 97

Tabel 5.19 Hasil Delay dalam second (MDART paket data TCP) ....................... 98

Page 19: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

xviii

Tabel 5.20 Hasil energy dalam %(MDART paket data TCP) .............................. 99

Tabel 5.21 Hasil rata-rata packet delivery ratio SCTP dan TCP ........................ 100

Tabel 5.22 Hasil throughput (MDART paket data TCP) .................................... 101

Tabel 5.23 Hasil packet loss (MDART paket data TCP) .................................... 103

Tabel 5.24 Hasil Delay (MDART paket data TCP) ............................................ 104

Tabel 5.25 Hasil energy (MDART paket data TCP)........................................... 106

Tabel 5.26 Tabel Analisis Keseluruhan .............................................................. 108

Page 20: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

xix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 5.1 Hasil packet delivery ratio (FSR paket data SCTP) ............................ 80

Grafik 5.2 Hasil throughput (FSR paket data SCTP) ........................................... 81

Grafik 5.3 Hasil packet loss (FSR paket data SCTP)............................................ 82

Grafik 5.4 Hasil Delay (FSR paket data SCTP) .................................................... 83

Grafik 5.5 Hasil energy (FSR paket data SCTP) .................................................. 84

Grafik 5.6 Hasil packet delivery ratio (MDART paket data SCTP) ..................... 85

Grafik 5.7 Hasil throughput (MDART paket data SCTP) .................................... 86

Grafik 5.8 Hasil packet loss (MDART paket data SCTP) .................................... 87

Grafik 5.9 Hasil Delay (MDART paket data SCTP) ............................................ 88

Grafik 5.10 Hasil energy (MDART paket data SCTP) ......................................... 89

Grafik 5.11 Hasil packet delivery ratio (FSR paket data TCP) ............................ 90

Grafik 5.12 Hasil throughput (FSR paket data TCP) ............................................ 91

Grafik 5.13 Hasil packet loss (FSR paket data TCP) ............................................ 92

Grafik 5.14 Hasil Delay (FSR paket data TCP) .................................................... 93

Grafik 5.15 Hasil energy (FSR paket data TCP)................................................... 94

Grafik 5.16 Hasil packet delivery ratio (MDART paket data TCP) ..................... 95

Grafik 5.17 Hasil throughput (MDART paket data TCP) .................................... 96

Grafik 5.18 Hasil packet loss (MDART paket data TCP) .................................... 97

Grafik 5.19 Hasil Delay (MDART paket data TCP)............................................. 98

Grafik 5.20 Hasil energy (MDART paket data TCP) ........................................... 99

Grafik 5.21 Hasil rata-rata packet delivery ratio TCP dan SCTP ....................... 100

Grafik 5.22 Hasil rata-rata throughput TCP dan SCTP ...................................... 102

Grafik 5.23 Hasil rata-rata packetloss TCP dan SCTP ....................................... 104

Grafik 5.24 Hasil rata-rata delay TCP dan SCTP ............................................... 105

Grafik 5.25 Hasil rata-rata energy TCP dan SCTP ............................................. 106

Page 21: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi nirkabel atau wireless pada jaringan komputer dapat dikatakan

sangatlah penting. Hal ini disebabkan karna kemudahan implementasi dalam

memenuhi kebutuhan para pengguna koneksi jaringan komputer. Namun seiring

berkembangnya kebutuhan manusia dengan mobilitas kerja yang meningkat

dibutuhkan pula konektifitas yang memiliki mobilitas tinggi. Oleh karena itu

dibutuhkan jenis jaringan yang bisa diakses banyak pengguna sekaligus dan dapat

berkomunikasi tanpa bergantung pada topologi atau infrastruktur tertentu. Jaringan

nirkabel ad-hoc merupakan jaringan nirkabel yang akan banyak digunakan pada

masa mendatang. Hal tersebut disebabkan untuk membangun jaringan nirkabel ad-

hoc tidak memerlukan infrastruktur tetap. Jaringan nirkabel ad-hoc merupakan

suatu jaringan yang dibangun tanpa infrastruktur dimana masing-masing perangkat

dilengkapi dengan fitur penerima jaringan. Berbeda dengan jaringan jenis lain yang

memerlukan infrastruktur tetap (Firnanda, Arif, & Syahrial, 2017).

Dari waktu ke waktu pengguna jaringan nirkabel (wireless) semakin banyak

digunakan dibandingkan jaringan kabel. Salah satu pengembangan jaringan

wireless yaitu adanya teknologi bernama jaringan ad-hoc. Jaringan ad-hoc

merupakan solusi dimana perangkat bergerak (moblie) seperti laptop, tablet,

smartphone, dan sebagainya dapat saling berkomunikasi satu sama laintanpa

dukungan infrastruktur jaringan berupa acces point atau sarana pendukung

transmisi data (Sarah Devi Anggraini, Kukuh Nugroho, 2017). Mobilitas node

menyebabkan topologi jaringan berubah seiring waktu dan MANET secara dinamis

harus dapat menyesuaikan dengan adanya perubahan tersebut. Kinerja protokol dan

aplikasi MANET sangat dipengaruhi oleh frekuensi perubahan topologi. Teknologi

MANET saat ini sudah dikembangan ke dalam sektor transportasi, Tiap kendaraan

dapat memberi atau menerima informasi yang berkaitan dengan kondisi lalu lintas.

Masing-masing kendaraan yang dilengkapi perangkat wireless bergerak menempuh

Page 22: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

perjalanan dapat diasumsikan sebuah pergerakan node. Node yang bergerak ini,

membentuk jaringan ad-hoc yang disebut Vehicular Ad-hoc Networks (VANETs)

(Dimyati, Anggoro, & Wibisono, 2016).

VANET adalah salah satu subkelas dari MANET (Moblie Adhoc Network)

yang khusus digunakan sebagai teknologi jaringan moblie. VANET merupakan

salah satu jaringan yang mempengaruhi Intelegent Transportation System untuk

meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengendara (Muktiarto, Ajinegoro, &

Perdana, 2018).

VANET adalah jenis jaringan ad-hoc di mana kendaraan dan unit pinggir

jalan berperan sebagai node, memberikan informasi satu sama lain, seperti

peringatan keamanan dan informasi lalu lintas. VANET memiliki karakteristik

yang sedikit berbeda dari MANET, dengan demikian mobilitas model dalam

MANET tidak selalu sesuai ketika digunakan untuk VANET (Perdana, Munandi,

& Manurung, 2017). Perbedaan utama antara VANET dengan MANET yaitu

VANET merupakan jaringan ad-hoc yang diimplementasikan pada kendaraan

sebagai node yang bertindak sebagai router yang bergerak dengan mobilitas yang

sangat tinggi, sehingga menyebabkan topologi pada VANET berubah ubah dalam

jangka waktu yang singkat. VANET memungkinkan komunikasi antar kendaraan

saling terhubung dan bertukar informasi satu sama lain melalui Vehicle to Vehicle

(V2V), dan kendaraan berkomunikasi melewati infrastruktur jaringan melalui

Vehicle to Infrastructure (V2I) (Muktiarto et al., 2018).

Pada dasarnya, VANET merupakan jaringan ad-hoc yang tidak memiliki

pengetahuan tentang topologi jaringan yang berada disekitar mereka. Setiap node

hanya mengirimkan pengumuman kehadirannya dan menyadari keberadaan node

tetangganya secara otomatis dengan menggunakan broadcasting packets. Untuk

menemukan node tetangga yang terdekat, dibutuhkan adanya routing protocol yang

berfungsi untuk menentukan rute sesuai dengan karakteristiknya. Routing protocol

sangat berpengaruh terhadap performansi jaringan dan digunakan untuk

menghadapi tantangan terkait topologi jaringan yang dinamis.

Meskipun VANET termasuk subkelas dari MANET, terdapat beberapa

karakteristik perbedaan antara VANET dan MANET. Diantaranya mobilitas node

Page 23: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada VANET sangat tinggi dibanding MANET dan bergerak lebih dinamis

dibanding MANET yang cenderung diam (Adrian, Fahmizal, & Rosyid, 2018).

Perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun ke tahun

sangatlah pesat, karna itulah teknologi VANET perlu segera dipertimbangkan di

Indonesia, hal ini diperlihatkan dari data Badan Pusat Statistik pada gambar berikut.

Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia

(Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017)

Menurut (Badan Pusat Statistik, 2017) Dalam kurun setengah abad terakhir,

tepatnya 49 tahun, populasi kendaraan di Indonesia meningkat drastis. Menurut

data yang tercantum jumlah sepeda motor dan mobil penumpang naik dari 510,1

ribu unit pada 1968 menjadi 126,9 juta unit pada 2017. Dalam skala jumlah yang

lebih kecil, populasi mobil penumpang sebagai kendaraan pribadi juga meningkat.

Dari 3,8 juta unit pada kurun 1968-2003, jumlahnya naik menjadi 15,4 juta unit

hingga akhir 2017. Pemicu lonjakan sekitar empat kali lipat itu adalah kehadiran

mobil keluarga yang mampu menampung hingga 7 penumpang dalam kategori low

Page 24: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

multi purpose vehicle (LMPV). Satu penyebab lain adalah kehadiran fasilitas kredit

(leasing) sehingga masyarakat punya opsi pembelian.

Pesatnya perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia berdampak

kepada jumlah kecelakaan yang terjadi, teknologi keamanan pada transportasi di

Indonesia perlu ditingkatkan untuk mencegah bertambahnya jumlah kecelakaan

dari kecelakaan yang berdampak kecil sampai yang menelan korban jiwa.

Gambar 1.2 Kecelakaan Lalu Lintas Kendaraan Bermotor

(Sumber: Kepolisian RI, 2019)

Menurut gambar 1.2 data dari (Kepolisian RI, 2019) Setiap harinya, rata-rata

ada 289 kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada 2016. Jumlah ini meningkat dari

tahun sebelumnya, yaitu rata-rata 271 kejadian per harinya. Dari sisi kerugian,

jumlah korban meninggal pada 2016 mencapai 26.185 jiwa. Sedangkan, untuk

kerugian materi, pada 2016 totalnya sebesar Rp226.833 juta. Dengan kata lain per

Page 25: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kejadian kecelakaan, kerugiannya sebesar Rp2,14 juta. Berdasarkan data Korps

Lalu Lintas (Korlantas) Polri secara nasional, 27 ribu sampai 30 ribu orang

meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di jalanan yakni 56,87 persen

melibatkan kaum milenial yang 24,43 persen di antaranya ialah pelajar dan

mahasiswa.

Keunikan teknologi VANET ini dapat mengusulkan ketika sebuah kendaraan

masuk ke dalam jangkauan kendanraan (node) maka kendaaraan tersebut

mendapatkan data terbaru untuk wilayah tersebut (cuaca, halangan dll) sehingga

setelah dilakukan pemrosesan data dapat diketahui kondisi jalan di depan nya.

Maka ketika terdapat potensi bahaya berdasarkan dari data yang telah diolah, maka

pengemudi bisa mendapatkan peringatan dini (Ericka, Prakasa, & Prasetyo, 2017).

Permasalahan utama yang biasa terjadi pada lalu lintas di kota-kota besar

adalah kecelakaan lalu lintas. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh kepadatan

jumlah kendaraan dan kecepatan kendaraan. VANET yang menggunakan

kendaraan sebagai node nya tentu akan memerlukan implementasi routing protocol

yang sesuai dengan karakteristik jaringan nya (Anisia, Munadi, & Negara, 2018).

Pada penelitian ini untuk pengujian yang lebih akurat penulis mensimulasikan

VANET menggunakan real map yaitu daerah Ciledug Raya Kota Tangerang. Area

tersebut dipilih berdasarkan informasi dari Dinas Perhubungan kota Tangerang

tentang peningkatan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan peningkatan

ruas jalan di Kota Tangerang pada area tertentu yang semakin meningkat pesat

setiap tahunnya. jumlah roda empat mencapai 87.027, sedangkan sepeda motor

410.755 unit. Padahal panjang jalan yang ada di Kota Tangerang 555.36 Km dengan

jumlah penduduk 1.422.071 jiwa. (Tampubolon, 2017).

Routing Protocol pada VANET secara luas dikategorikan berdasarkan

informasi rute ke dalam reactive, proactive, hybrid dan berdasarakan strategi

transmisinya yaitu unicast, multicast, broadcast. Klasifikasi lain dari protokol

routing yaitu power aware routing protocol dan predictive mobility protocol yang

dirancang untuk pemanfaatan sumber daya terbatas yang efisien dan kualitas

peningkatan quality of service (Ahmad et al., 2018).

Page 26: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam penelitian ini penulis menggunakan routing protocol proactive

sebagai objek yang diujikan dan dianalisis. Hal ini disebabkan routing proactive

berpotensi untuk menyesuaikan karakteristik jaringan VANET, karna informasi

dalam routing disimpan dalam tiap node sehingga ketika ada perubahan dalam

suatu jalur, maka protokol jenis ini akan mencari jalur lain dengan cepat (Sharma

& Singh, 2014). Routing table akan terus diperbarui saat ada perubahan topologi

jaraingan atau pada interval waktu tertentu. Pada routing protocol ini node sumber

tidak perlu terus mencari rute terbaik untuk mengirim paket ke node penerima

(Kumar & Pagadala, 2017).

Kandidat potensial pada routing proactive untuk karakteristik jaringan

VANET adalah MDART (Multi-path Dynamic Address Routing), MDART dipilih

karna memiliki keunggulan pada fitur multi-path yang dapat memanfaatkan jalur

alternatif atau jalur-jalur berlebihan secara lebih optimal (Sharma & Singh, 2014).

Dan routing protocol potensial berikutnya yaitu FSR (Fisheye State Routing), FSR

memiliki karakteristik yang unik yaitu teknik fisheye yang digunakan sehingga

perutean dan peningkatan informasi hanya fokus di zona tertentu saja (Sitompul,

Negara, & Sanjoyo, 2018). Dengan karakteristik ini diharapkan dapat

meningkatkan nilai throughput yang tinggi dan konsumsi sumber daya yang lebih

rendah.

Pengiriman paket pada suatu jaringan diperlukan adanya transport protocol,

salah satunya adalah Transmission Control Protocol (TCP), TCP merupakan

protokol yang 75% banyak digunakan untuk layanan internet saat ini. Namun pada

protokol ini, ketika jaringan padat yang otomatis berdampak pada kongesti sangat

tinggi menyebabkan time-out dan akan mengirimkan retransmisi karena sifatnya

yang connection-oriented. Hal ini akan menyebabkan delay yang tinggi dan

berakibat turunnya throughput. Sedangkan UDP merupakan protokol yang

ditujukan untuk kecepatan pengiriman data tanpa memperhatikan adanya kontrol

konjesti dan koreksi kesalahan di dalam suatu jaringan. Namun akibat dari

kecepatan pengiriman data yang tidak dapat dikendalikan, protokol UDP akan

menggunakan seluruh bandwidth yang ada di dalam jaringan. (Mardiana &

Sahputra, 2017).

Page 27: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Parameter performansi digunakan sebagai suatu pengukuran tentang seberapa

baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan

sifat dari suatu layanan. Dengan parameter performansi, suatu jaringan dapat

memenuhi layanan yang berbeda menggunakan infrastruktur yang sama.

Parameter-parameter yang akan diujikan sesuai dengan standar TIPHON untuk

memenuhi pengujian kualitas layanan yang lebih baik (Sarah Devi Anggraini,

Kukuh Nugroho, 2017).

Demi mengatasi kelemahan pada transport TCP dan UDP mulailah

dikembangan protokol baru yaitu SCTP. Ini adalah protokol yang reliable mirip

dengan TCP, namun menyediakan fasilitas seperti multistreaming dan multi-

homing untuk unjuk kerja yang lebih baik dan redundansi. Protokol SCTP ini

diharapkan dapat menjembatani kelemahan-kelemahan yang dimiliki TCP dan

UDP (Mardiana & Sahputra, 2017).

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan jaringan

VANET yang fokus pada analisis performansi routing protocol yaitu yang

dilakukan oleh (Selvan & Kumar, 2019) yang berjudul “An optimized ad-hoc on

demand distance vector routing protocol for wireless networks”. Penelitian tersebut

hanya memakai 1 jenis routing protocol yaitu jenis reaktif, dengan durasi simulasi

selama 300 detik, penelitian ini menggunakan aplikasi NS-2.35 sebagai program

simulasi jaringan namun belum membatasi tingkat kecepatan node. Penelitian

selanjutnya oleh (Akkari Sallum, Dos Santos, Alves, & Santos, 2018) dengan judul

“Performance analysis and comparison of the DSDV, AODV and OLSR routing

protocols under VANETs”. Penelitian tersebut masih memiliki kekurangan yaitu

hanya menggunakan skema pengiriman TCP, simulasi berdurasi 100 detik dengan

packetsize sebesar 512 bytes. Selanjutnya ada penelitian oleh (Madhuri & Reddy,

2016) yang berjudul “Performance comparison of TCP, UDP and SCTP in a wired

network.” yang masih menggunakan wired network, penelitian ini memakai skema

pengiriman TCP, UDP, dan SCTP dengan aplikasi NS-2.35 sebagai program

simulasinya. Adapun penelitian (H. Kaur & Meenakshi, 2018) “Analysis of VANET

Geographic Routing Protocols on Real City Map” yang belum ada pengujian

parameter energy. Penelitian ini memberikan batasan maksimal pada mobilitas

Page 28: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

node sebesar 11m/s. Terakhir yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Draz, Ali,

Yasin, & Shaf, 2018) “Evaluation based analysis of packet delivery ratio for AODV

and DSR under UDP and TCP environment” yang membagi variasi node menjadi

25, 50, 75 node. Penelittian ini memiliki kekurangan belum adanya penggunaan

parameter Throughput, Packet Loss dan belum menggunakan skema pengiriman

SCTP.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis bertujuan melakukan penelitian

tentang pengujian kinerja routing protocol yang terdiri dari perutean (MDART) dan

(FSR) yang berjudul “Analisis Kinerja Routing Protocol MDART dan FSR dengan

Pengiriman Paket Data TCP Dan SCTP Di Jaringan VANET (Vehicular Ad-Hoc

Network)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah “Analisis Kinerja Multi-Path Dynamic Address Routing

Dan Fisheye State Routing Dengan Pengiriman Paket Data TCP Dan SCTP Di

Jaringan VANET (Vehicular Ad-Hoc Network)”

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pembatasan masalah terhadap

masalah penelitian yang akan dilakukan, yakni:

1.3.1 Metodologi

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah studi pustaka serta metode pengembangan sistem yang digunakan

adalah metode Simulasi.

1.3.2 Proses

Berikut ini adalah proses yang terdapat pada penelitian ini, yaitu :

1. Perancangan jaringan VANET hanya sampai tahap simulasi

jaringan sehingga tidak melakukan pengimplementasian

mengunakan alat.

Page 29: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Fokus membandingkan proactive routing, yang terdiri dari

(MDART) dan (FSR).

3. Skema pengiriman paket data hanya menggunakan protokol TCP

dan SCTP.

4. TCP dan SCTP pada skenario merupakan objek penelitian yang

berbeda sehingga hasil TCP dan SCTP tidak dibandingkan.

5. Perancangan VANET dibuat dengan skema peta Tangerang yaitu

di bagian Ciledug Raya.

6. Jenis kendaraan yang digunakan untuk simulasi pada penelitian ini

hanya mobil.

1.3.3 Tools

Berikut ini adalah tools yang penulis pergunakan, yaitu :

1. Sistem Operasi yang digunakan untuk melakukan simulasi adalah

Linux Ubuntu 18.04.2 (64 bit).

2. Aplikasi simulasi jaringan yang digunakan adalah NS2 (Network

Simulator 2) versi 2.35.all-in-one sebagai compiler dan NAM

(Network Animator) sebagai simulator hasil compile.

3. Pengambilan data Map skema lalu lintas Jalan Raya menggunakan

Open Street Map. Pembuatan simulasi lalu lintas menggunakan

Simulation Urban Mobility (SUMO).

4. Pengambilan data simulasi menggunakan AWK Script dan

penampilan garfik data parameter menggunakan MS. Excel.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja routing protocol

MDART dan FSR dengan pengiriman paket data TCP dan SCTP di jaringan

VANET

1.5 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang didapatkan dari penulisan ialah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Page 30: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1) Untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan strata satu (S1)

Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2) Sebagai tolak ukur ilmu penulis selama menuntut pendidikan di

Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bagi Universitas

1) Memberikan gambaran terhadap penerapan ilmu pengetahuan yang

telah diterima selama masa perkuliahan.

2) Menjadi literature karya ilmiah dalam ilmu teknologi di bidang

jaringan komputer.

3. Bagi Masyarakat

1) Dapat menambah referensi dalam pengembangan analisis kinerja

routing protocol (MDART) dan (FSR) dengan Pengiriman Paket

Data TCP Dan SCTP Di Jaringan VANET (Vehicular Ad-hoc

Network) pada Vehicular Ad-hoc Network (VANET)

1.6 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penulisan dan penelitian dibagi

menjadi dua, yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan. Berikut

penjelasan kedua metode tersebut:

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan analisis data dan penulisan skripsi ini, penulis

menggunakan 2 metode pengumpulan data, yaitu:

a. Studi Literatur

Studi literatur merupakan salah satu kegiatan penelitian yang berfungsi

sebagai landasan teori bagi penyelesaian masalah dalam penelitian yang

dilakukan.

Page 31: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.6.2 Metode Simulasi

Menurut (Fahri, Fiade, & Suseno, 2017), pada metode simulasi

jaringan meliputi beberapa tahapan yang akan dilakukan. Tahapan-tahapan

itu terdiri dari:

1. Problem Formulation

2. Conceptual Model

3. Input Output Data

4. Modelling

5. Simulation

6. Verification dan Validation

7.Experimentation

8. Output Analysis

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika yang dibuat pada tugas akhir ini akan dibagi dalam enam bagian,

yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang penulisan,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat,

metode dan sistematika penulisan yang merupakan gambaran

menyeluruh dari penulisan skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini membahas mengenai berbagai teori yang mendasari

analisis permasalahan yang berhubungan dengan pembahasan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi pembahasan atau pemaparan metode yang penulis

pakai dalam pencarian data maupun perancangan sistem yang

dilakukan pada penelitian.

Page 32: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV IMPLEMENTASI, SIMULASI, DAN EKSPERIMEN

Bab ini menjelaskan mengenai simulasi dari serangkaian analisa,

perancangan, sampai pada implementasi jaringan yang disusun

berdasarkan proses pengamatan dan pengembangan.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil dan pembahasan rancangan

simulasi jaringan dan tampilan aplikasinya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini kesimpulan dari hasil pembahasan seluruh bab serta

saran-saran yang kiranya dapat diperhatikan serta

dipertimbangkan untuk pengembangan sistem dimasa mendatang.

Page 33: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Analisis

Menurut (Mulyani, 2016), analisis merupakan teknik yang memuat sejumlah

kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilih suatu hal atau peristiwa menjadi

beberapa komponen dengan tujuan untuk mempelajari bagaimana komponen-

komponen tersebut saling bekerja dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.

2.2 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer

yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi

(surel, pesan instan), dan dapat mengakses informasi (peramban web). Tujuan dari

jaringan komputer adalah agar dapat mencapai tujuannya, setiap bagian dari

jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang

meminta/menerima layanan disebut klien (client) dan yang memberikan/mengirim

layanan disebut peladen (server). Desain ini disebut dengan sistem client-server,

dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan computer (Hidakyah, 2017).

Dua buah komputer yang masing-masing memiliki sebuah kartu jaringan,

kemudian dihubungkan melalui kabel maupun nirkabel sebagai medium transmisi

data, dan terdapat perangkat lunak sistem operasi jaringan yang akan membentuk

sebuah jaringan komputer yang sederhana. atau dua unit komputer dikatakan

terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data atau informasi, berbagi

resource yang dimiliki, seperti file, printer, media penyimpanan (harddisk, floppy

disk, cd-rom, flash disk, dll). Data yang berupa teks, audio maupun video bergerak

melalui kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam

jaringan computer dapat saling bertukar file atau data, mencetak pada printer yang

sama dan menggunakan hardware / software yang terhubung dalam jaringan secara

bersama-sama (Hidakyah, 2017).

Page 34: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3 Perangkat Jaringan

2.3.1 Router

Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket

data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah

proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3

(Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis

OSI. Sebuah router mampu mengirimkan data/informasi dari satu jaringan ke

jaringan lain yang berbeda. Router akan mencari jalur terbaik untuk

mengirimkan sebuah pesan yang berdasarkan atas alamat tujuan dan alamat

asal. Router mengetahui alamat masing-masing komputer di lingkungan

jaringan lokalnya (Sari, Herlina, Latipa; Sudarsono, Aji; Hayadi, 2013).

Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan

ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya.

Router dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN (Local Area

Network), sehingga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan

dengan baik (Sari, Herlina, Latipa; Sudarsono, Aji; Hayadi, 2013).

Gambar 2.1 Router

(Sumber: Sari, Herlina, Latipa; Sudarsono, Aji; Hayadi, 2013)

2.3.2 NIC (Network Interface Cards)

Kartu Jaringan (NIC) merupakan perangkat yang menyediakan media

untuk menghubungkan antara komputer, kebanyakan kartu jaringan adalah

kartu internal, yaitu kartu jaringan yang di pasang pada slot ekspansi di dalam

Page 35: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

komputer. Setiap kartu jaringan memiliki MAC address (Medium Access

Control) yang bersifat unik sebagai identitas, yang berarti tidak ada 2 buah

kartu jaringan yang memiliki MAC address yang sama (MADCOMS, 2015).

Gambar 2.2 Network Interface Card

(Sumber: Sari, Herlina, Latipa; Sudarsono, Aji; Hayadi, 2013)

2.3.3 On Board Unit (OBU)

On Board Unit merupakan perangkat WAVE (Wireless Access in

Vehicular Environments) biasanya dipasang pada kendaraan yang digunakan

untuk bertukar informasi dengan RSU atau dengan OBU lainnya. OBU terdiri

dari sebuah prosessor yang berisi memori baca/tulis yang berfungsi

menyimpan dan memulihkan informasi, antarmuka khusus untuk terhubung

ke OBU lainnya, dan perangkat jarigan untuk komunikasi nirkabel (Barskar

& Chawla, 2015).

Page 36: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.3 Contoh On Board Unit

(www.itsinternational.com, 2015)

2.3.4 Application Unit (AU)

Application Unit adalah perangkat WAVE (Wireless Access in

Vehicular Environments) yang dilengkapi di dalam kendaraan yang

menggunakan aplikasi yang disediakan oleh provider dengan menggunakan

kemampuan komunikasi dari OBU. AU dapat menjadi perangkat khusus

untuk aplikasi keamanan atau perangkat normal seperti Personal Digital

Assistant (PDA) untuk menjalankan internet, AU dapat dihubungkan ke OBU

melalui koneksi kabel atau nirkabel dan dapat berada dengan OBU dalam satu

unit fisik tunggal. Perbedaan antara AU dan OBU adalah AU berkomunikasi

dengan jaringan hanya dengan menggunakan OBU yang mengambil tugas

untuk semua fungsi mobilitas dan jaringan (Barskar & Chawla, 2015).

Page 37: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.4 Application Unit (AU)

(Sumber: Gillani, Shahzad, Qayyum, & Mehmood, 2014)

2.3.5 Road Side Unit (RSU)

RSU adalah perangkat gelombang yang biasanya diperbaiki di

sepanjang sisi jalan atau di lokasi khusus seperti di persimpangan atau di

dekat tempat parkir. RSU dilengkapi dengan satu perangkat jaringan untuk

komunikasi jarak pendek khusus, dan juga dapat dilengkapi dengan perangkat

jaringan lain sehingga dapat digunakan untuk tujuan komunikasi dalam

jaringan infrastruktur (Barskar & Chawla, 2015).

Gambar 2.5 Road Side Unit (RSU)

(Sumber: Siemens.com, 2018)

Page 38: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4 Jaringan Ad-Hoc

Jaringan adalah jembatan untuk pemrosesan berbagi informasi antar

komputer, saling terhubung dan dapat mengakses informasi dari website. Tujuan

dari jaringan komputer dapat saling bertukar informasi, setiap dari jaringan

komputer dapat memberikan layanan disebut sebagai server dan menerima layanan

disebut client, yang dapat memberikan layanan dan menerima layanan disebut

sebagi server (Mukhlishin, Rohmatullah, & Hariyani, 2018).

Jaringan ad-hoc adalah sekelompok perangkat komunikasi atau node yang

berkomunikasi satu sama lain tanpa topologi (infrastruktur) tetap. Maka dari itu

jaringan ad-hoc dapat didefinisikan sebagai jaaringan dinamis. Setiap node

memiliki kapasitas untuk berkomunikasi langsung dengan node lain. Jaringan ad-

hoc dapat dibuat dengan menggunakan teknologi nirkabel seperti Bluetooth, Wi-Fi

dll (Sharmila & Shanthi, 2016). Jaringan ad-hoc juga merupakan jaringan point to

point yang menggunakan jaringan lokal sebagai jembatan nya dan nirkabel sebagai

media transmisinya, karena jaringan ad-hoc menggunakan jaringan lokal maka

koneksi jaraknya pun terbatas tetapi jaringan ini lebih aman dikarenakan tidak

menggunakan koneksi internet atau jaringan publik. Jaringan ad-hoc ataupun ad-

hoc mode merupakan jaringan yang dapat menghubungkan perangkat wireless

dengan perangkat wireless lain nya tanpa membutuhkan AP ( akses point ) ataupun

router wireless. Perangat wireless yang beroperasi pada mode Ad-hoc mengizinkan

semua perangkat wireless dalam jangkauan dapat terhubung dan berkomunikasi

satu sama lain dengan catatan jenis keamanan nya harus sama dan satu jaringan

(Mukhlishin et al., 2018).

Page 39: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.6 Struktur Jaringan Wireless Ad-hoc network

(Zhu, Gao, & Liang, 2014)

2.5 Vehicular Ad-hoc Network

Menurut (Sitompul et al., 2018), VANET (Vehicular Ad-hoc Network)

merupakan bagian dari MANET (Moblie Ad-hoc Network). VANET menggunakan

jaringan wireless berbasis Ad-hoc yang diterapkan pada kendaraan bergerak.

Tujuan utama VANET adalah membantu kendaraan-kendaraan untuk dapat saling

berkomunikasi dan memelihara jaringan komunikasi diantara mereka tanpa

menggunakan central base station atau controller. VANET bertanggung jawab

untuk komunikasi antar kendaraan bergerak pada suatu lingkungan tertentu.

Sedangkan menurut (Ericka et al., 2017), VANET (Vehicular Adhoc Network)

memungkinkan terjadinya pengiriman data antar kendaraan secara nirkabel.

Dengan teknologi ini memungkinkan terjadinya komunikasi atau pertukaran data

antar kendaraan. Data akan dikirimkan melalui jaringan nirkabel dari kendaran

pengirim ke kendaraan di sekitar dan akan diteruskan hingga mencapai tujuan.

Selain mampu mengirimkan data antar kendaraan, pada teknologi ini juga

dimungkinkan terjadinya pengiriman data antara kendaran dengan infrastruktur

yang ada di pinggir jalan atau biasa disebut dengan Road Side Unit.

Page 40: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.7 Contoh Jaringan Vanet

(Ferronato & Trentin, 2017)

2.5.1 Karakteristik VANET

Jaringan VANET memiliki beberapa karakteristik khusus, menurut

(N. Saeed, R. U. Amin, A. S. Malik, M. K. Kasi, & B. Kasi, 2017)

karakteristik tersebut antara lain :

1. Topologi jaringan sangat dinamis: karena bersifat memiliki

kecepatan tinggi yang tinggi, VANET topologinya sering

berubah. Misalnya jika kecepatan dua kendaraan sekitar 60

mph, hubungan antara keduanya hanya dapat bertahan

kurang dari 10 detik.

2. Sering terjadi Pemutusan: dengan kecepatan tinggi dan

distribusi kendaraan yang tidak kontinu maka akan sering

terjadi pemutusan koneksi, atau koneksi akan bertahan pada

vehicle tersebut sampai ada kendaraan berikutnya.

3. Pemodelan Mobilitas: Pemodelan mobilitas adalah salah

satu hal membedakan antara VANET dengan MANET,

selain kecepatan dan mobilitas VANET yang lebih tinggi,

mobilitas pada VANET memiliki pola yang jelas yaitu

mobilitas kendaraan yang dibatasi oleh geografi atau bentuk

jalan yang sifatnya tetap.

Page 41: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Daya Baterai: Daya baterai pada VANET cenderung lebih

baik dari MANET karena ketersediaan daya/energi bersifat

berkelanjutan dalam bentuk baterai kendaraan.

5. Interaksi Dengan Sensor Onboard: Gerakan dan posisi

kendaraan saat ini dapat dengan mudah diketahui seperti

penggunan GPS.

6. Kendala Pengaplikasian: Pengaplikasian VANET pada

kendaraan pada umumnya sangat sulit, dibutuhkan analisis

mendalam agar nilai Quality of Service terpenuhi sehingga

pengiriman informasi tidak terlambat ataupun gagal.

7. Attenuation : Seperti pada gelombang radio pada umumnya

jaringan VANET juga dapat terkena dampak atenuasi seperti

penundaan, pemantulan, kehilangan paket, dll.

8. Jangkauan Transmisi : Jangkauan transmisi pada VANET

yang menggunakan arsitektur gelombang radio masih sangat

terbatas yaitu seluas 1 km namun teknologi tersebut masih

dapat ditingkatkan.

9. Dukungan Anonimitas : Proses interksi antar kendaraan

dengan VANET tidak seperti jaringan wireless lain di mana

VANET tidak perlu menggunakan otentikasi untuk

mengirimkan maupun menerima data.

2.5.2 Pengaplikasian VANET

Komunikasi antar kendaraan (V2V) maupun komunikasi

antara kendaraan dengan Infrastruktur (V2I) pada VANET memiliki

tujuan yang bermacam-macam. Secara garis besar menurut (N.

Saeed et al., 2017) terbagi menjadi tiga yaitu :

1) Pengaplikasian berorientasi keselamatan

Pengaplikasian ini ditujukan untuk pemantauan

jalan, lalu lintas, dan pertukaran informasi yang terdiri

dari:

Page 42: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Real-time Traffic : Aplikasi ini ditujukan untuk

memberikan informasi mengenai keadaan lalu

lintas terkini yang dapat digunakan untuk

menghindari kepadatan kendaraan dan

kemacetan lalu lintas.

b. Post-Crash Notification : Kendaraan yang

berada disekitar area kecelakaan dapat

membantu pihak patroli dengan mengirimkan

informasi kepada kendaraan lain sebagai

peringatan untuk tidak melewati daerah tersebut.

c. Cooperativ Message Transfer : kendaraan yang

digunakan dengan kecepatan rendah maupun

berhenti dapat bekontribusi untuk mengirimkan

informasi ke kendaraan lain, dapat pula

digunakan untuk mengautomisasi penggunaan

rem pada keadaan tertentu.

d. Road Hazard Control Notification :

Pengaplikasian ini dapat memberitahu informasi

mengenai kondisi jalan apabila terjadi bencana

secara tiba-tiba, contohnya longsor, gempa, dll.

e. Cooperativ Collision Warning :

Memperingatkan pengemudi yang berpotensi

untuk mengalami kecelakaan bila melewati suatu

jalan sehingga pengemudi dapat menggunakan

jalan lain.

f. Traffic Vigilance : Kamera pada Road Side

Unit (RSU) dapat digunakan untuk memantau

lalu lintas dan memeriksa apakah ada

pelanggaran hukum yang terjadi pada daerah

tersebut.

2) Pengaplikasian berorientasi kenyamanan

Page 43: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Route Diversions : Pengaplikasian ini sangat

membantu untuk merencanakan rute lain bila

terjadi kemacetan.

b. Electronic Toll Collection : Aplikasi ini dapat

membantu pengumpulan pembayaran tol secara

elektronik dan mengidentifikasi kendaraan

tersebut.

c. Parking Availability : Informasi mengenai

ketersediaan parkir dapat diterima pengemudi

yang ingin memarkir kendaraan mereka di

tempat tertentu. Pengaplikasian ini sangat

meningkatkan kepuasan pengemudi dan

mengurangi rasa stress ketika tidak adanya

tempat parkir.

d. Active Predicition : Pengemudi dapat

mengetahui kondisi fisik jalan sehingga dapat

menyesuaikan kecepatan sebelum memasuki

Kawasan jalan tersebut.

3) Pengaplikasian berorientasi komersil

a. Remote Vehicle Personalization/ Diagnostic :

dapat digunakan untuk mengunduh konfigurasi

kendaraan dan membagikannya pada lingkup

jaringan kendaraan.

b. Internet Access : Internet dapat diakses oleh

kendaraan melalui RSU. Pengemudi maupun

penumpang dapat mengakses konten video-

streaming pada saat bepergian.

c. Digital Map Downloading : Peta digital sangat

berguna seperti peta penunjuk jalan pada

umumnya. Pengemudi dapat mengunduh peta

tertentu dengan jaringan ini.

Page 44: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Real Time Video Relay : Digunakan sebagai

media hiburan, seperti menonton video maupun

film secara langsung.

e. Value-added Advertisement : Sebagai media

untuk mengiklankan informasi sebuah produk.

Contohnya ada produk makanan atau minuman

disekitar jalan yang sedang dilalui.

f. Environmental Benefits : Penggunaan untuk

penelitian mengenai kendaraan berbasis ramah

lingkungan sehingga mengurangi polusi

kendaraan pada umumnya.

g. Fuel Saving : Pengaplikasian VANET pada

pembayaran tol yang mengakibatkan tidak perlu

berhentinya kendaraan akan mengurangi

penggunaan bahan bakar.

h. Time Utilization : Dengan akses internet

pengemudi maupun penumpang dapat tetap

terhubung dengan pekerjaan maupun keluarga

sehingga dapat memanfaatkan waktu mereka

dalam kemacetan maupun dalam perjalanan.

2.6 Model Osi

Model OSI adalah sistem terbuka yang merupakan seperangkat protokol yang

memungkinkan dua sistem yang berbeda untuk berkomunikasi terlepas dari

arsitektur yang mendasarinya. Tujuan dari model OSI adalah untuk menunjukkan

bagaimana memfasilitasi komunikasi antara sistem mereka tanpa memerlukan

perubahan pada logika perangkat keras dan perangkat lunak yang mendasarinya

(Jahajee, Katlana, Khare, & Diwakar, 2015).

Model OSI juga merupakan kerangka kerja berlapis untuk merancang sistem

jaringan yang memungkinkan komunikasi antara semua jenis sistem komputer. Ini

terdiri dari 7 lapisan terpisah tetapi mereka terkait di suatu tempat, yang masing-

Page 45: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

masing mendefinisikan bagian dari proses memindahkan informasi di seluruh

jaringan (Jahajee et al., 2015).

2.6.1 Application Layer

Lapisan ini merupakan lapisan yang menyediakan layanan aplikasi

tertentu. Contoh, termasuk pembentukan dan pengelolaan panggilan untuk

aplikasi telepon (protocol SIP), mail service untuk penerusan e-mail dan

penyimpanan (protocol SMTP). Menyediakan layanan aplikasi tertentu.

Contoh, termasuk pembentukan dan pengelolaan panggilan untuk aplikasi

telepon (protocol SIP), mail service untuk penerusan e-mail dan penyimpanan

(protocol SMTP) (Marsic, 2013).

2.6.2 Presentation Layer

Lapisan ini bertugas memodifikasi pesan sehingga sesuai standar.

Terkadang disebut syntax layer karena berhubungan dengan syntax dan

semantic dari pertukaran data dengan node jaringan. Menerjemahkan antara

representasi data dan format untuk mendukung keadaan encoding system atau

arsitektur hardware yang berbeda (Marsic, 2013).

2.6.3 Session Layer

Lapisan ini berfungsi mengatur percakapan antara berbagai

pertukaran pesan terkait antara dua host untuk melacak perkembangan

komunikasi yang sedang berlangsung. Mengatur proses pembuatan,

mengontetikasi, mengatur, dan mengakhiri sesi percakapan (Marsic, 2013).

2.6.4 Transport Layer

Lapisan ini berfungsi menyediakan pengiriman pesan yang terpercaya

atau tepat dari ujung ke ujung, serta error recovery (Marsic, 2013).

Page 46: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6.5 Network Layer

Lapisan ini bertugas memindahkan paket antara sumber dan tujuan

dengan cara yang efisien (routing). Misal, pemilihan jalur terpendek atau

menyediakan koneksi yang berbeda jenis jaringan (Marsic, 2013).

2.6.6 Data Link Layer

Lapisan ini berfungsi mengatur bit menjadi paket atau frames, dan

menyediakan pertukaran paket antar node tetangga. Komunikasi dilakukan

dengan identifikasi MAC (Medium Access Control). MAC protokol

diperlukan untuk melakukan broadcast yang akan dikoordinasikan kepada

pengirim yang banyak (Marsic, 2013).

2.6.7 Physical Layer

Lapisan ini bertugas mengirim bit antara perantara fisik yang ada,

seperti kawat tembaga atau udara, dan untuk menyediakan spesifiksi mekanik

maupun elektrik (Marsic, 2013).

2.7 Model TCP/IP

TCP/IP merupakan standar komunikasi data yang digunakan dalam proses

tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain. TCP/IP merupakan

jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport pada

jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini

menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP

(IP Address) yang mengizinkan banyak komputer untuk dapat saling berhubungan

satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti

protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda untuk membentuk

jaringan yang berubah-ubah. Pada model TCP/IP terdapat empat lapisan yang

memiliki fungsionalitas masing-masing, yaitu : Physical Layer, Network Access,

Internet Layer, Transport Layer, Application Layer.

Page 47: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.8 Model TCP/IP dan Model OSI

(Hidayati & Suwadi, 2017)

2.7.1 Application Layer

Application layer adalah lapisan paling atas dari empat lapis model

TCP / IP. Dan lapisan ini menggabungkan tiga lapisan paling signifikan dari

model OSI yaitu application, presentation, dan session layer. Lapisan ini

berkaitan dengan interaksi manusia (user) dan bagaimana aplikasi perangkat

lunak diimplementasikan (Alotaibi, Fahaad Alrashidi, Naz, & Parveen,

2017).

2.7.2 Transport Layer

Lapisan transport adalah lapisan kedua dalam model TCP / IP,

bertanggung jawab atas aliran data antara dua host (klien dan server). Ini

menyediakan koneksi ujung ke ujung secara efisien (Alotaibi et al., 2017).

2.7.3 Internet Layer

Internet layer adalah lapisan ketiga dalam model TCP / IP, dan itu

setara dengan network layer dalam model OSI. Fungsi utama untuk internet

layer adalah untuk menangani komunikasi dari satu PC ke PC lainnya.

Lapisan ini bertanggung jawab untuk meminta dan mengirim paket dari

transport layer dengan mengetahui PC mana yang akan dikirimkan (Alotaibi

et al., 2017).

Page 48: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.7.4 Network Layer

Network layer adalah lapisan keempat dalam Protokol TCP / IP dan

bertanggung jawab atas pengiriman datagram dari host-ke-host. Kewajiban

utama network layer menghasilkan koneksi antara komputer sumber ke

komputer tujuan. Komunikasi di network layer adalah host ke host. Lapisan

jaringan bertanggung jawab untuk memilih rute terbaik untuk setiap paket,

merutekan paket dari sumber ke tujuan (Alotaibi et al., 2017).

2.8 TCP (Transmission Control Protocol)

TCP adalah protokol yang dapat dipercaya dan dirancang untuk menyediakan

alur data pada jaringan internet yang secara umum diketahui dengan kondisi tidak

dapat dipercaya serta dirancang untuk beradaptasi dengan peralatan jaringan

terhadap berbagai macam permasalahannya. Dirancangnya protokol ini untuk dapat

dipercaya karna TCP bersifat connection oriented dalam mengirimkan data. TCP

menjamin data yang terpercaya dengan menggunakan ARQ (Automatic Repeat

Request). ARQ akan mentransmisikan secara otomatis berdasarkan informasi gagal

diterimanya data ACK (Acknoledgement) dari penerima data. Untuk menjamin

kontrol efektif terhadap hambatan maka dilakukan dengan cara mengestimasi delay

dari transmisi round trip time secara akurat, sehingga dengan mempergunakan

informasi balasan dari jaringan tersebut maka dapat mendeteksi sebuah kemacetan

jaringan dan menyelesaikannya (Mardiana & Sahputra, 2017).

TCP sendiri memiliki beberapa karakteristik khusus yaitu (Syamsu, 2013):

1. Connection-oriented

Berorientasi sambungan (connection-oriented) yang mana

sebelum data dapat ditransmisikan antara dua host, dua proses yang

berjalan pada lapisan aplikasi harus melakukan negosiasi untuk

membuat sesi koneksi terlebih dahulu. Koneksi TCP ditutup dengan

menggunakan proses terminasi koneksi TCP (TCP connection

termination).

2. Reliable

Page 49: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Paket Data yang dikirim oleh protokol TCP ke tujuan

memiliki suatu urutan khusus yang dapat diterima penenerima

sesuai urutannya.

3. Full Duplex

Koneksi yang terjadi antara dua host TCP terdiri dari dua

buah jalur yaitu jalur keluar dan jalur masuk.

4. Flow Control

TCP menyediakan layanan flow control yang berguna untuk

mencegah data terlalu banyak dikirimkan pada satu waktu, yang

akhirnya membuat padat jaringan internetwork. layanan flow control

yang dimiliki oleh pihak pengirim secara terus menerus memantau

dan membatasi jumlah data yang dikirimkan pada satu waktu.

5. Segmentation

Data yang diterima dari lapisan sebelumnya oleh protokol

TCP akan dipecah menjadi menjadi beberapa bagian atau segmen

dengan ukuran byte.

2.8.1 TCP Header

Header dari TCP terdiri dari 10 buah field. Header tersebut

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.9 TCP Header

(Dordal, 2015)

Bagian bagian header TCP pada gambar diatas secara

singkat dapat dijelaskan sebagai berikut (Syamsu, 2013):

Page 50: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Source Port, mengindikasikan sumber protokol lapisan

aplikasi yang mengirimkan segmen TCP yang bersangkutan.

Gabungan antara field source IP Address dalam header IP

dan field source port dalam header TCP disebut juga socket

sumber.

b. Destination Port, mengindikasikan tujuan protokol lapisan

aplikasi yang menerima segmen TCP bersangkutan.

Gabungan antara field destination IP address dalam header

IP dan field destination port dalam field header TCP disebut

juga sebagai socket tujuan.

c. Sequence number, mengindikasikan nomor urut dari oktet

pertama data didalam sebuah segmen TCP yang hendak

dikirimkan. Field ini harus selalu diset, meskipun tidak ada

data (payload) dalam segmen.

d. Acknowledgment number, mengindikasikan nomor urut

dari oktet selanjutnya dalam aliran byte yang diharapkan

untuk diterima oleh si pengirim dari si penerima pada

pengiriman selanjutnya.

e. Data offset, mengindikasikan di mana data dalam segmen

TCP dimulai. Field ini juga dapat berarti ukuran dari header

TCP. Seperti halnya field header length dalam header IP,

field ini merupakan angka dari word 32 bit dalam header

TCP.

f. Reserved, direservasikan untuk digunakan pada masa depan.

Pengirim segmen TCP akan mengeset bit-bit ini kedalam

nilai 0.

g. Flags, mengindikasikan flag-flag TCP, yang terdiri dari :

URG (Urgent), ACK (Acknowledgment), PSH (Push), RST

(Reset), SYN (Synchronize), dan FIN (Finish).

h. Window, mengindikasikan jumlah byte tersedia yang

dimiliki oleh buffer host penerima segmen yang

Page 51: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bersangkutan. Buffer ini disebut sebagai receive buffer yang

digunakan untuk menyimpan byte stream yang datang.

Buffer penerima memberitahukan berapa banyak data yang

dapat diterima dengan sukses dari buffer pengirim. Buffer

penerima akan berisi nilai 0 bila semua field pada buffer

tersebut sudah terisi dengan tujuan untuk flow control pada

jaringan.

i. Checksum, mampu melakukan pengecekan integritas

segmen TCP (header dan payloadnya). Nilai Field checksum

akan diatur ke nilai 0 selama proses kalkulasi checksum.

j. Urgent pointer, menandakan lokasi data yang dianggap

“urgen” dalam segmen.

k. Options, berfungsi sebagai penampung beberapa opsi

tambahan TCP. Setiap opsi TCP akan memakan ruangan 32

bit sehingga ukuran header TCP dapat diindikasikan dengan

menggunakan field data offset.

2.8.2 TCP Flag

Flag merupakan tanda-tanda khusus yang menggambarkan

proses pada segmen TCP. Flag-Flag tersebut antara lain (Syamsu,

2013):

1. URG : Mengindikasikan bahwa beberapa bagian dari

segmen TCP mengandung data yang sangat penting.

2. ACK : Flag yang mengandung nilai oktet selanjutnya yang

diharapkan dalam koneksi. Flag ini selalu di set, kecuali pada

segmen pertama pada pembuatan sesi koneksi TCP.

3. PSH : Mengindikasikan bahwa isi dari TCP receive buffer

harus diserahkan kepada protokol lapisan aplikasi.

4. RST : Mengindikasikan bahwa koneksi yang dibuat akan

digagalkan.

Page 52: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. SYN : Mengindikasikan bahwa segmen TCP yang

bersangkutan mengandung Initial Sequence Number (ISN).

6. FIN : Menandakan bahwa pengirim segmen TCP telah

selesai mengirimkan data dalam sebuah koneksi TCP.

2.8.3 TCP Three Way Handshake

Proses pembuatan koneksi TCP disebut juga “Three Way

Handshake”. Tujuan metode ini adalah untuk melakukan

sinkronisasi terhadap nomor urut dan nomor acknowledgment yang

dikirimkan oleh kedua pihak dan saling bertukar ukuran TCP

window. Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut (Syamsu,

2013):

a. Host pertama akan mengirimkan sebuah segmen TCP dengan

flag SYN yang diaktifkan pada host kedua (penerima).

b. Host kedua akan meresponnya dengan mengirimkan segmen

acknowledgment dan juga SYN kepada host pertama.

c. Host pertama selanjutnya akan saling mulai bertukar data

dengan host kedua.

2.9 UDP (User Datagram Protocol)

Protokol ini untuk mendukung konsep jaringan berbasis IP. Telah diketahui

bahwa IP (internet protocol) sebagai protokol jaringan internet yang

mengkomunikasikan dua titik jaringan serta secara spesifik semua aplikasi dan

layanan terpengaruh port tetapi kondisi konsep jaringan IP tidak memberikan

jaminan. Jaminan tersebut adalah jaminan bahwa data akan tersampaikan pada

destination yang benar dan data tersampaikan dengan benar. Berbeda dengan TCP,

protokol UDP adalah protokol yang bersifat connectionless dalam mentransmisi

data dan tidak mengenal dalam pengecekan terhadap error pengiriman data.

Protokol UDP pada dasarnya hanya mengandung IP dengan tambahan header

singkat. Protokol UDP tidak melakukan sebuah proses kontrol alur data, kontrol

Page 53: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kesalahan ataupun pengiriman ulang terhadap kesalahan sehingga hanya

menyediakan interface ke protokol IP (Mardiana & Sahputra, 2017).

2.9.1 UDP Header

Header dari UDP terdiri dari 4 buah field. Header tersebut dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.10 UDP Header

a. Source Port

Source port digunakan sebagai identitas pengiriman

data namun sebenarnya source port tidak mutlak diperlukan

karena UDP tidak memerlukan jawaban.

b. Destination Port

Destination port juga digunakan sebagai identitas

pengiriman data. Nomor port ini adalah nomor yang dikenal

oleh aplikasi mesin remote yang juga dijadikan identitas

layanan.

c. Length

Panjang data diperlukan aplikasi di remote host

untuk memastikan kebenaran data transmisi dan untuk

melakukan pemeriksaan lapisan aplikasi terhadap validasi

data.

d. Checksum

Cheksum adalah satu satunya mekanisme UDP untuk

mendeteksi error pada pengiriman data (Syamsu, 2013).

Page 54: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.10 SCTP (Stream Control Transmission Protocol)

Stream Control Transmission Protokol (SCTP) adalah protokol yang

mendukung pertukaran data antara dua sisi secara tepat, meskipun hal ini mungkin

dapat diwakilkan dengan banyak IP address. Transmisi pada SCTP dapat

memberikan transmisi yang reliable, mampu mendeteksi data hilang, tidak terurut,

mengganda (duplikat), atau rusak. (Mardiana & Sahputra, 2017).

SCTP memiliki fitur multi-stream yang dapat mengirim data lebih banyak.

Fitur ini dapat meminimalisir pengiriman ulang paket sehingga dapat mengurangi

delay. Namun fitur multi-stream pada SCTP ini memakan bandwidth yang lebih

banyak dari TCP sehingga untuk jaringan yang memiliki sumber daya terbatas

justru akan menyebabkan sering terjadinya kegagalan pengiriman data. SCTP dapat

dicirikan sebagai pesan-berorientasi, yang berarti mengangkut urutan pesan

(masing-masing menjadi kelompok bytes), SCTP pengirim mengirimkan pesan

dalam satu operasi, dan bahwa pesan yang tepat akan diteruskan ke proses aplikasi

penerima dalam satu operasi (Mardiana & Sahputra, 2017).

2.10.1 SCTP Header

SCTP Header terbagi menjadi dua bagian yaitu common header dan

data chunk section. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini

(Juniper, 2019).

Page 55: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.11 SCTP Header

(juniper.net, 2019)

a. Source and Destination Port Number

Source port digunakan sebagai identitas pengiriman

data, sedangkan destination port digunakan sebagai identitas

penerima data. Host menggunakan destination port untuk

merutekan paket ke tujuan.

b. Verification Tag

Memverifikasi packet yang telah usang dengan dari

koneksi sebelumnya.

c. Checksum

Checksum menggunakan algoritma pengecekkan

untuk mendeteksi kesalahan yang mungkin telah terjadi saat

transmisi data.

d. Chunk Type

Chunk type mengidentifikasi jenis chunk pada chunk

value field.

e. Chunk Flags

Berisi 8 flag-bits yang definisinya dapat bervariasi

berdasarkan tipe chunk.

Page 56: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

f. Chunk Length and Value

Menentukan panjang total chunk dalam satuan byte.

field ini berukuran 2 byte.

2.11 IP Address

IP address adalah metode pengalamatan pada jaringan komputer dengan

memberikan sederet angka pada komputer (host), router atau peralatan jaringan

lainnya. IP address sebenarnya bukan diberikan kepada komputer (host) atau router,

melainkan pada interface jaringan dari host / router tersebut.

IP (Internet protocol) sendiri di desain untuk interkoneksi sistem komunikasi

komputer pada jaringan paket switched. Pada jaringan TCP/IP, sebuah komputer

diidentifikasi dengan alamat IP. Tiap-tiap komputer memiliki alamat IP yang unik,

masing-masing berbeda satu sama lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah

kesalahan pada transfer data. Terakhir, protokol data akses berhubungan langsung

dengan media fisik. Secara umum protokol ini bertugas untuk menangani

pendeteksian kesalahan pada saat transfer data, namun untuk komunikasi datanya,

IP mengimplementasikan dua fungsi dasar yaitu addressing dan fragmentasi

(Wardoyo, Ryadi, & Fahrizal, 2014).

2.12 Routing

Routing adalah proses menentukan rute dari host asal ke host tujuan. Routing

merupakan proses memindahkan data dari satu network ke network lain. Routing

menentukan kemana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan

(mrizqiariadi, 2014), Informasi yang dibutuhkan router dalam melakukan routing

yaitu:

1) Alamat tujuan/ destination address.

2) Mengenal sumber informasi.

3) Menemukan rute.

4) Pemilihan rute

5) Menjaga informasi routing

Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan

tujuannya yang kemudian ditempatkan pada tabel routing. Router akan berpatokan

Page 57: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada tabel ini, untuk memberitahu port yang akan digunakan untuk meneruskan

paket ke alamat tujuan (Jati, Nurwasito, & Data, 2018).

2.13 Routing Protocol

Menurut (Muktiarto et al., 2018), protokol merupakan sebuah aturan yang

bertugas mengatur setiap device untuk saling bertukar informasi melalui sebuah

media jaringan, sedangkan routing merupakan sebuah proses pemindahan

informasi dari pengirim ke penerima melalui sebuah jaringan. Sehingga protokol

routing sangat dibutuhkan untuk mengirimkan sebuah paket data dari node

pengirim ke node penerima, dengan melewati beberapa node penghubung

(intermediate node), dimana protokol routing bertugas untuk mencari rute terbaik

dari link yang akan dilalui. Pemilihan rute terbaik tersebut dipilih berdasarkan

beberapa pertimbangan seperti bandwith link dan jaraknya. Selain itu, protokol

routing juga bertugas untuk mengatur cara komunikasi dua node selama pertukaran

informasi. Menurut (Abu Taleb, 2018) terdapat bermacam-macam kategori Routing

protocol pada jaringan VANET.

2.13.1 Topology Based Protocols

Protokol ini mengacu pada cara yang digunakan untuk

menghubungkan berbagai komponen yang berbeda. Dalam VANET, tujuan

topology based protocol adalah untuk menemukan jalur terpendek antara

node sumber dan node tujuan. Oleh karena itu, semua informasi terkait

perutean disimpan dalam tabel perutean. Berdasarkan waktu yang sesuai

dengan tabel routing yang diperbarui, protokol berbasis topologi dapat dibagi

lagi menjadi tiga kategori yaitu proactive routing protocols, reactive routing

protocol, dan hybrid routing protocols.

a. Reactive routing protocol

Cara kerja routing protocol ini adalah diawali dengan tahapan

route discovery atau penemuan rute pada paket-paket yang

akan dikirimkan untuk mendapatkan rute terbaik dan tahapan

ini selesai ketika rute terbaik ditemukan (Kumar & Pagadala,

Page 58: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2017). Beberapa routing protocol yang termasuk dalam jenis

reactive diantaranya TORA, AODV, JARR, PGB, DSR.

Gambar 2.12 Reactive Routing Protocol

(Sumber: Dugaev, Matveev, Siemens, & Shuvalov, 2018)

b. Proactive routing protocol

Cara kerja routing protocol ini biasa disebut table driven

dimana node-node yang ada dalam suatu jaringan akan

memiliki serta mengelola routing table node lainnya yang ada

pada jaringan yang sama. Routing table akan terus diperbarui

saat ada perubahan topologi jaraingan atau pada interval waktu

tertentu. Pada routing protocol ini node sumber tidak perlu

terus mencari rute terbaik untuk mengirim paket ke node

penerima, namun cara kerja ini menyebabkan latensi yang

rendah (Kumar & Pagadala, 2017). Beberapa routing protocol

yang terrmasuk dalam jenis reactive diantaranya FSR, DSDV,

OLSR, DART.

Page 59: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.13 Proactive Routing Protocol

(Sumber: Dugaev, Matveev, Siemens, & Shuvalov, 2018)

c. Hybrid routing protocol

Protokol ini merupakan gabungan dari reactive routing

protocol dan proactive routing protocol. Routing protocol ini

dibuat untuk mengurangi kontrol overhead dari protokol

routing proaktif dan mengurangi latensi atau penundaan route

discovery dalam protokol routing reaktif (Kumar & Pagadala,

2017). Beberapa routing protocol yang terrmasuk dalam jenis

reactive diantaranya HARP dan ZRP.

Gambar 2.14 Hybrid Routing Protocol

(Sumber: Ravi & Kashwan, 2015)

2.13.2 Position Based Routing Protocols

Protokol yang termasuk dalam kategori ini didasarkan pada perolehan

posisi atau lokasi kendaraan dari berbagai sumber seperti peta, Global

Positioning System (GPS). Dengan demikian, sumber dan tujuan bergantung

pada informasi posisi node untuk mengirim dan menerima pesan. Dalam

Page 60: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kategori ini, tidak perlu menyimpan informasi tentang topologi, pemeliharaan

rute, dan penemuan. Oleh karena itu, lokasi dan penerusan paket adalah

bidang utama dari paket yang dikirimkan. Protokol dalam kategori didasarkan

pada penentuan kecepatan dan arah pergerakan node perantara untuk

mendapatkan informasi routing yang benar. Beberapa routing protocol yang

terrmasuk dalam jenis ini diantaranya GPSR, GSR, A-STAR.

2.13.3 Cluster Based Routing Protocols

Protokol ini didasarkan pada pembagian node dalam jaringan menjadi

kelompok-kelompok yang disebut cluster. Dengan demikian, node terdekat

membentuk sebuah cluster dengan satu kendaraan dipilih sebagai kepala

cluster. Ukuran cluster bervariasi tergantung pada kriteria yang digunakan

untuk membentuk cluster. Dengan kata lain, jumlah kendaraan, posisi

geografis kendaraan atau arah dan kecepatan gerakan dapat digunakan

sebagai metrik untuk membagi jaringan menjadi beberapa kelompok. Setelah

itu, node dalam sebuah cluster memilih kepala cluster yang akan bertanggung

jawab untuk mengelola cluster untuk mencapai komunikasi antar cluster.

Oleh karena itu, cluster tetangga terbaik dipilih untuk meneruskan data dalam

komunikasi antar cluster. Beberapa routing protocol yang terrmasuk dalam

jenis ini diantaranya LORACBF, TIBCRPH, CBDRP.

2.13.4 Broadcast Routing Protocols

Protokol-protokol ini digunakan ketika ada kebutuhan untuk berbagi

informasi dengan kendaraan yang berada di luar jangkauan node sumber

ketika bertukar informasi mengenai kondisi jalan dan dalam situasi darurat.

Dalam semua kasus, paket dikirim dan diteruskan ke semua node dalam

jaringan. Beberapa routing protocol yang terrmasuk dalam jenis ini

diantaranya BROADCOMM, UMB, VTRADE.

Page 61: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.13.5 GeoCast Routing Protocols

Routing Protocol yang termasuk dalam kategori ini didasarkan pada

penerusan atau penyebaran informasi ke area yang relevan atau terkait dengan

informasi yang sedang dikirim. Di sini, multicast berdasarkan posisi

digunakan untuk meneruskan paket ke zona relevansi (ZOR) yang berisi

kendaraan yang akan menerima pesan geocast. Dengan kata lain, protokol

routing geocast merutekan paket data yang berasal dari node sumber ke

semua node yang termasuk dalam zona relevansi. Beberapa routing protocol

yang terrmasuk dalam jenis ini diantaranya IVG, DG-CASTOR, DRG.

2.14 MDART (Multipath Dynamic Address Routing)

MDART didasarkan pada protokol routing jalur terpendek yang dikenal

sebagai DART. MDART memperluas protokol DART untuk menemukan beberapa

rute antara sumber dan tujuan. Dengan demikian, M-DART mampu meningkatkan

ruang alamat pada mobilitas node. Selain itu, fitur multi-path juga meningkatkan

kinerja dalam hal topologi statis berkat keragaman rute. Inti dari protokol MDART

ini terletak pada peningkatan informasi dalam routing disimpan dalam tiap node

sehingga ketika ada perubahan dalam suatu jalur, maka protokol ini akan mencari

jalur lain dengan cepat (Sharma & Singh, 2014).

M-DART memiliki dua aspek baru dibandingkan dengan protokol routing

multi-path lainnya. Pertama, rute-rute berlebihan yang ditemukan oleh MDART

tidak memerlukan komunikasi atau koordinasi tambahan. Kedua, M-DART

menemukan semua jalur berlebihan yang tersedia antara sumber dan tujuan .

MDART mengelola rute-rute berlebihan dilakukan dengan memanfaatkan

semaksimal mungkin informasi routing jalur alternatif yang sudah ada. Inti dari

protokol MDART adalah menjamin multiple path yang ditemukan adalah loopfree,

terurai, dan efisien dalam pencariannya. Aturan update rute pada MDART

dilakukan secara mandiri oleh tiap node (Sharma & Singh, 2014).

Page 62: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.15 MDART Routing Table

(Sumber: R. Kaur & Singh, 2015)

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa MDART mengelola 4

field dengan fungsi yang berbeda pada tabel routing yang dimiliki. Field yang

pertama yaitu sibling id yang merupakan identitas dari node tetangga terdekat.

Yang kedua next hop yaitu biaya lompatan yang dibutuhkan untuk mencapai node

tetangga. Kemudian yang ketiga network id berfungsi untuk pengenalan terhadap

jaringan yang sedang dimaintain. Sedangkan yang terakhir route log merupakan

informasi perutean yang digunakan untuk menghindari loop dan memanfaatkan

rute-rute redundan (R. Kaur & Singh, 2015).

Gambar 2.16 Penyiaran packet pada protocol MDART

(Sumber: Jain & Kushwah, 2016)

Gambar di atas menjelaskan bagaimana cara MDART melakukan proses

perutean. Protokol ini memiliki banyak jalur sehingga ia menyiarkan paket ke

semua tetangganya, kemudian simpul tersebut membalas dari salah satu jalur. Tidak

perlu mengirim data lagi dengan rute yang sama (Jain & Kushwah, 2016).

Page 63: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.15 FSR (Fisheye State Routing)

Fisheye State Routing (FSR) didasarkan pada routing proaktif. Karakteristik

"Fisheye" adalah bahwa informasi di zona fokus dapat ditangkap dengan jelas,

sedangkan informasi di luar zona fokus tidak jelas. FSR protokol routing

memanfaatkan fitur fisheye untuk menyiarkan routing yang memperbarui informasi

dengan frekuensi yang berbeda sehingga mengurangi routing overhead. FSR

protokol routing mendistribusikan informasi dengan menggunakan "Fisheye"

teknologi, dan tidak menyiarkan informasi routing update di seluruh jaringan,

sehingga mengurangi overhead yang disebabkan karena memperbarui informasi

(Sitompul et al., 2018).

Pendekatan fisheye akan membuat FSR akan lebih sering mempertukarkan

pesan dengan node tetangga dengan jarak terdekat atau masih dalam cakupan scope.

Penentuan rute pada protokol FSR akan sesuai dengan routing table untuk setiap

paketnya. Saat proses update rute dilakukan dengan pendekatan fisheye, node yang

berada dalam lingkup tidak akan kehilangan akurasinya (Purba, Primananda, &

Amron, 2018).

Gambar 2.17 Contoh Skema Routing FSR

(Sumber: Purba et al., 2018)

2.16 Quality of Service (QoS)

Quality of Service (QoS) merupakan kemampuan jaringan untuk

menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan. QoS dapat dijadikan

Page 64: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebagai ukuran untuk menentukan baik atau buruknya kinerja suatu jaringan

internet. Para meter-parameter yang yang digunakan untuk mengukur kinerja QoS

adalah packet loss, packet delivery ratio, dan throughput (Mukti, 2016).

2.16.1 Packet Delivery Ratio

Packet delivery ratio merupakan banyaknya paket yang diterima

selama proses transmisi ke tujuan. Paket diterima ketika satu atau lebih paket

data yang melewati suatu jaringan dan berhasil sampai tujuan (Dy, Jusak, &

Triwidyastuti, 2014).

Tabel 2.1 Standarisasi Packet Delivery Ratio

(Wulandari, 2016)

2.16.2 Packet Loss

Packet loss merupakan parameter yang menunjukkan banyaknya

jumlah paket yang hilang atau tidak sampai ke tujuan ketika melakukan

pengiriman data dari sumber ke tujuan. Semakin kecil nilai packet loss dalam

suatu jaringan maka semakin baik pula kinerja yang dimiliki jaringan tersebut

(Mukti, 2016).

Kategori Degredasi PDR (%) Indeks

Sangat Bagus 100 4

Bagus 97-100 3

Sedang 85-97 2

Jelek 75-85 1

Page 65: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2.2 Standarisasi Packet Loss

(Wulandari, 2016)

2.16.3 Delay

Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari

asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau

juga waktu proses yang lama (Wulandari, 2016). Menurut TIPHON besarnya

delay dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 2.3 Standarisasi End to End Delay

(Wulandari, 2016)

2.16.4 Throughput

Throughput merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui

bandwidth yang benar- benar diterima oleh client atau jumlah data yang

diterima dalam keadaan baik terhadap waktu total transmisi yang dibutuhkan

dari sumber ke penerima (Mukti, 2016).

Kategori Degredasi Packet Loss (%) Indeks

Sangat Bagus 0 4

Bagus 3 3

Sedang 15 2

Jelek 25 1

Kategori Latency Besar Delay (ms) Indeks

Sangat Bagus <150 ms 4

Bagus 150 ms s/d 300 ms 3

Sedang 300 ms s/d 450 ms 2

Jelek > 450 ms 1

Page 66: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2.4 Standarisasi Throughput

(Wulandari, 2016)

2.17 Energi

Energi adalah hal yang membuat segala sesuatu di sekitar kita terjadi - kita

menggunakan energi untuk semua hal yang kita lakukan. Energi ada di semua

benda: manusia, tanaman, binatang, mesin, dan elemen-elemen alam (matahari,

angin, air dsb). Energi menentukan kapasitas di mana semua obyek yang ada harus

melakukan tugasnya (Mandiri, 2013).

Ada banyak sumber-sumber energi utama dan digolongkan menjadi dua

kelompok. Pertama, energi konvensional yang merupakan energi yang diambil dari

sumber yang hanya tersedia dalam jumlah terbatas di bumi dan tidak dapat

diregenerasi. Sumber-sumber energi ini akan berakhir cepat atau lambat dan

berbahaya bagi lingkungan. Kedua, energi konvensional yaitu merupakan energi

yang diambil dari sumber yang hanya tersedia dalam jumlah terbatas di bumi dan

tidak dapat diregenerasi. Sumber-sumber energi ini akan berakhir cepat atau lambat

dan berbahaya bagi lingkungan (Mandiri, 2013).

2.18 Tools

2.18.1 Open Street Map

OpenStreetMap (OSM) adalah sebuah proyek berbasis web untuk

membuat peta seluruh dunia yang gratis dan terbuka, dibangun sepenuhnya

oleh sukarelawan dengan melakukan survey menggunakan GPS, mendigitasi

citra satelit, dan mengumpulan serta membebaskan data geografis yang

tersedia di publik.

Kategori Throughput Throughput Indeks

Terbaik >2.1 Mbps 5

Lebih Baik 1200 kbps - 2.1 Mbps 4

Baik 700 – 1200 kbps 3

Cukup Baik 338-700 kbps 2

Buruk 0-338 kbps 1

Page 67: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kontributor OSM dapat memiliki, memodifikasi, dan membagikan

data peta secara luas. Terdapat beragam jenis peta digital yang tersedia di

internet, namun sebagian besar memiliki keterbatasan secara legal maupun

teknis. Hal ini membuat masyarakat, pemerintah, peneliti dan akademisi,

inovator, dan banyak pihak lainnya tidak dapat menggunakan data yang

tersedia di dalam peta tersebut secara bebas. Di sisi lain, baik peta dasar OSM

maupun data yang tersedia di dalamnya dapat diunduh secara gratis dan

terbuka (OpenStreetMap, 2019).

Gambar 2.18 Tampilan Openstreetmap

(Sumber: OpenStreetMap.org)

2.18.2 SUMO

Simulation of Urban Mobility merupakan aplikasi simulasi open

source memungkinkan untuk mensimulasikan lalu lintas yang terdiri dari

kendaraan tunggal bergerak melalui jalan tertentu. Simulasi ini

memungkinkan untuk mengatasi manajemen lalu lintas dengan jumlah besar.

Setiap kendaraan dimodelkan secara eksplisit, memiliki rute sendiri, dan

bergerak secara individu melalui jalan tertentu (SUMO, 2019).

Dalam proses konversi aplikasi Simulation of Urban Mobility

menggunakan python bahasa pemrograman. Yang akan menghasilkan

beberapa file untuk menciptakan mobilitas node (kendaraan) seperti file .xml

yaitu file yang menggambarkan topologi dan geometri jaringan serta file

Page 68: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

.net.xml yang berisi banyak informasi yang dihasilkan seperti struktur di

dalam persimpangan dan logika jalan yang benar. Yang nantinya akan

dikonversi menjadi file mobility.tcl untuk mobilitas setiap node pada suatu

jaringan (SUMO, 2019).

Gambar 2.19 Contoh Tampilan SUMO

(Sumber: Deshmukh & Dorle, 2016)

2.18.3 Network Simulator 2

NS2 merupakan sebuah aplikasi simulasi yang bermanfaat dalam

mempelajari sifat dinamis dari jaringan komunikasi. Simulasi dari fungsi-

fungsi protokol jaringan kabel serta nirkabel dapat dilakukan menggunakan

NS2. Secara umum, NS2 menyediakan pengguna dengan cara menentukan

protokol jaringan tersebut dan mensimulasikan perilaku yang sesuai

(Issariyakul & Hossain, 2012).

NS2 menyajikan pengguna perintah-perintah yang dapat dieksekusi,

dengan menggunakan dua bahasa utama yaitu C ++ dan Object-oriented Tool

Command Language (OTcl). File yang diinput akan diproses oleh skrip otcl

dan file ini kemudian digunakan untuk simulasi serta sebagai hasilnya atau

Page 69: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

outputnya berupa file trace (.tr). File trace tersebut dapat dianalisis untuk

berbagai parameter yang ingin kita ukur. (Issariyakul & Hossain, 2012).

2.18.4 NAM

Network animator (Nam) adalah aplikasi animasi berbasis Tcl / TK

untuk melihat jejak simulasi jaringan dan jejak paket dunia nyata. Mendukung

tata letak topologi, animasi tingkat paket, dan berbagai alat pemeriksaan data.

NAM dimaksudkan sebagai animator pendamping untuk network simulator

2. Format file pada Network Animator berupa file bertipe .nam (Gautam &

Sen, 2015).

Gambar 2.20 Contoh Tampilan Network Animator

(Sumber: Deshmukh & Dorle, 2016)

2.19 Metode Simulasi

Simulasi diartikan sebagai cara mereproduksi kondisi dari suatu keberadaan

dengan menggunakan model dalam rangka studi pengenalan atau pengujian atau

pelatihan dan yang sejenis lainnya. Simulasi dalam bentuk pengolahan data

merupakan imitasi dari proses dan input ril yang menghasilkan data output sebagai

Page 70: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

gambaran karakteristik operasional dan keadaan pada sistem. simulasi

menghasilkan model representasi dari suatu proses atau operasi dan keadaan ril.

Model sebagai imitasi disusun dalam bentuk yang sesuai menyajikan sistem ril atas

hal- hal tertentu yang perlu direpresentasikan dengan maksud untuk menghadirkan

tiruan dari kegiatan dan sistem ril (Khotimah, 2015).

Menurut (Fahri et al., 2017), pada metode simulasi jaringan meliputi beberapa

langkah yang akan dilakukan yaitu problem formulation, conceptual model, input

output data, modeling, simulation, verification and validation, experimentation,

output analysis.

Page 71: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Untuk menyusun skripsi ini, perlu dilakukan beberapa tahapan untuk

mendapatkan hasil yang baik seperti dalam hal pengumpulan data dan informasi,

untuk itu diperlukan adanya proses untuk mengumpulkan data-data dan informasi

yang lengkap untuk mendukung proses penelitian ini.

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka

dan studi literatur sejenis tentang jaringan VANET, routing protocol MDART, FSR

dan transport protocol TCP dan SCTP.

Metode studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi-referensi yang

berkaitan dengan objek penelitian. Referensi yang diambil berupa buku, jurnal, dan

situs terpercaya yang didapat secara offline seperti perpustakaan, maupun online

dengan internet. Informasi yang didapat digunakan dalam penyusunan landasan

teori, metodologi penelitian serta pengembangan sistem serta data pendukung.

Pustaka yang dijadikan referensi penelitian ini terdiri dari 43 jurnal, 7 buku, dan 7

website.

Adapun metode pengumpulan data lainnya yaitu studi literatur yang

dilakukan dengan mengumpulkan jurnal penelitian yang sejenis dengan topik yang

diteliti dan membandingkannya. Perbandingan dilakukan untuk menghindari

kesamaan topik yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain. Perbandingan

tersebut juga mampu memberikan arah agar suatu topik penelitian dapat

dikembangkan.

Page 72: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

52

` UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 3.1 Studi Literatur Sejenis

No Judul Penelitian Penulis &

Tahun

Kelebihan Kekurangan

1 Performance

analysis and

comparison of

the DSDV,

AODV and

OLSR routing

protocols under

VANETs

(Akkari

Sallum et

al., 2018)

Menggunakan Skema VANET

paket data jenis TCP dengan

parameter PDR.

- Belum ada pengujian parameter

throughput, packetloss, delay.

2 An optimized

ad-hoc on

demand

distance vector

routing protocol

for wireless

networks

(Selvan &

Kumar,

2019)

Menggunakan pengembangan

routing protocol AODV yakni

ENAODV.

- Hanya menggunakan skema

pengiriman UDP.

3 Performance

comparison of

TCP, UDP and

SCTP in a wired

network

(Madhuri

& Reddy,

2016)

Menggunakan skema pengiriman

paket TCP dan SCTP

- Belum menggunakan wireless

adhoc network

4 Evaluation

based analysis

of packet

delivery ratio

for AODV and

DSR under

UDP and TCP

environment

(Draz et

al., 2018)

Menggunakan skema pengiriman

TCP dan UDP.

- Belum ada pengujian parameter

throughput, packetloss, delay,

dan energi.

5 Analysis of

VANET

geographic

routing

protocols on

real city map

(H. Kaur &

Meenakshi,

2018)

Menggunakan Skema jaringan

Vanet dengan real city map.

- Belum ada pengujian parameter

energi.

Page 73: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

53

` UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 3.2 Perbandingan Penelitian Sejenis

Penelitian

Routing Protocol Bentuk

Jaringan

Pengiriman

Paket

Quality of Services Packetsize Node Speed Duration Simulation

Tool

TCP SCTP PDR Tput Packetloss Delay Energy

1 AODV, DSDV,

OLSR

VANET x x x x x 200 bytes 30,40,50 Tidak

Diketahui

100 detik NS-3

2 AODV,

ENAODV

VANET x x x x 512 bytes 20,40,60 Tidak

Diketahui

300 detik NS-2.35

3 Wired dumbbell

topology

Wired

Network

x x Tidak

Diketahui

Tidak

Diketahui

Tidak

Diketahui

Tidak

Diketahui

NS-2.35

4 AODV, DSR VANET x x x x x 1000 bytes 25,50,75 Tidak

Diketahui

Tidak

Diketahui

NS-2

5 GPSR, A-STAR VANET x x x 1000 bytes 20,40,60 11 m/s 1200 detik NS-2

Penelitian

ini

FSR, MDART VANET 1000 bytes 25,50,75 14 m/s 300 detik NS-2.35

Page 74: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

54

` UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada tabel 3.1 dan 3.2 terdapat beberapa penelitian sejenis yang telah

dianalisis dan dijadikan perbandingan dengan penelitian ini. Terdapat beberapa

kekurangan yang ada kemudian dijadikan acuan untuk melakukan pengembangan

pada penelitian ini. Berdasarkan hasil studi literature sejenis, dapat disimpulkan

beberapa kelebihan yang ada pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan 2 proactive routing protocol yaitu FSR

dan MDART

2. Penelitian ini menggunakan skema pengiriman paket data TCP dan

SCTP.

Parameter pengujian pada penelitian ini melengkapi parameter penelitian

sebelumnya yang belum ada. Parameter pada penelitian ini yaitu packet delivery

ratio, throughput, packetloss, delay, energy.

3.2 Metode Simulasi

Metode simulasi yang penulis lakukan pada penelitian ini bertujuan untuk

menguji kinerja routing protocol terbaik pada jaringan VANET, dengan dilengkapi

skema pengiriman TCP dan SCTP sebagai transport protocol. Ada empat skenario

simulasi yang digunakan antara lain routing protocol MDART dengan pengiriman

TCP, simulasi routing protocol FSR dengan pengiriman TCP, simulasi routing

protocol MDART dengan pengiriman SCTP, dan simulasi routing protocol FSR

dengan pengiriman SCTP.

Penelitian ini menggunakan 5 kali percobaan pada source node yaitu node

sender dan node receiver dengan tujuan agar data yang diperoleh dari simulasi

bersifat rataan dan mendapatkan hasil yang lebih akurat. Selanjutnya data yang

diperoleh akan berupa nilai packet delivery ratio, packetloss, throughput, delay,

serta energy. Tahapan tahapan pengembangan pemodelan dan simulasi pada

penelitian adalah sebagai berikut:

3.2.1 Problem Formulation

Setelah mendapatkan informasi serta data dari studi pustaka dan studi

literature sejenis, penulis menyimpulkan bahwa permasalahan utama pada

penelitian ini adalah menganalisis serta mengevaluasi kinerja routing

protocol MDART dan routing protocol FSR dengan skema pengiriman paket

Page 75: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

55

` UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

TCP dan SCTP menggunakan parameter packet delivery ratio, packetloss,

throughput, delay, dan energy.

3.2.2 Conceptual Model

Pada tahap ini penulis mengilustrasikan konsep model simulasi,

terhadap sistem yang nyata. Pada penelitian ini penulis menggunakan

perangkat simulasi NS2.

3.2.3 Input and Output Data

Pada tahap ini penulis menentukan input serta output yang akan

digunakan pada simulasi. Input yang digunakan berupa atribut apa saja yang

diperlukan dalam simulasi. Sedangkan output merupakan kesimpulan dari

data berdasarkan permasalahan utama.

3.2.4 Modelling

Pada tahap ini penulis akan menentukan parameter yang akan

digunakan selama simulasi. Pada tahap ini dilakukan pembuatan skenario-

skenario yang akan dilakukan di dalam simulasi.

3.2.5 Simulation

Pada tahap ini penulis akan melakukan penerapan model yang telah

dilakukan pada tahap sebelumnya. Model VANET akan disimulasikan

melalui aplikasi SUMO. Proses simulasi akan dijalankan menggunakan NS2

(Network Simulator 2) dan direkam menggunakan NAM (Network

Animator). Proses analisa dilakukan setelah hasil dari simulasi selesai

dilakukan, lalu akan diolah menjadi data yang dibutuhkan.

3.2.6 Verification and Validation

Pada Tahap ini dilakukan pengecekkan model dan data yang akan

digunakan untuk simulasi, sehingga model dan data simulasi tersebut layak

digunakan dan dapat lanjut ke tahap berikutnya.

Page 76: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

56

` UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2.7 Experimentation

Pada tahap ini penulis akan melakukan percobaan dengan semua

skenario yang telah direncanakan.

3.2.8 Output Analysis

Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana penulis akan menganalisa

data hasil dari skenario-skenario yang sudah dilakukan. Data tersebut

didapatkan dengan cara tracing pada file .tr hasil simulasi menggunakan

Script AWK. Hasil trace tersebut di sajikan dalam bentuk grafik dengan MS.

Excel.

3.3 Alasan Menggunakan Metode Simulasi

Pada sebuah penelitian pengembangan sistem pada jaringan memiliki metode

yaitu Network Development Lifecycle (NDLC) dan metode Simulasi. NDLC terdiri

dari tahapan Analysis, Design, Simulation Prototyping, Implementation,

Monitoring, dan Management. Dalam penelitian ini penulis tidak memakai metode

NDLC dikarenakan beberapa alasan, antara lain :

1. Pada Penelitian yang menggunakan NDLC harus membuat prototipenya

terlebih dahulu sehingga pada penelitian ini penulis menggunakan

metode Simulasi yang berfokus pada eksperimen berupa banyak skenario

yang dikenakan terhadap jaringan yang dibentuk.

2. Penelitian ini merupakan implementasi berupa simulasi yang

menghasilkan data kemudian dianalisis dan bukan implementasi fisik

menggunakan alat sehingga lebih baik menggunakan metode Simulasi.

3. Hasil dan kesimpulan pada penelitian ini tidak bersifat kontinu sehingga

tidak memerlukan tahapan monitoring dan management dalam

perancangan sistem.

3.4 Perangkat Penelitian

Perangkat yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah sebuah laptop

Lenovo 80TQ dengan spesifikasi processor AMD A9-9400 Radeon R5 (2 CPUs),

~2.4GHz dan total RAM sebesar 4 GB.

Page 77: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

57

` UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.5 Kerangka Berpikir

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Page 78: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

58

` UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.6 Alur Penelitian

Gambar 3.2 Kerangka Berpikir Penelitian

Page 79: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

59

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN SIMULASI

4.1 Problem Formulation

Jaringan VANET memerlukan protokol perutean yang tepat agar paket data

yang dikirim dapat diterima dengan baik. Karakteristik VANET adalah memiliki

mobilitas node yang sangat tinggi dan pergantian topologi yang cepat, maka dari

itu dibutuhkan diperlukan routing protocol yang dapat menyesuaikan karakteristik

tersebut.

Untuk mengetahui dan menentukan protokol terbaik yang dapat bekerja

dengan karakteristik jaringan VANET maka diperlukan analisis kinerja dari dua

protokol perutean yang berbeda yaitu Multi-Path Dynamic Address Routing dan

Fisheye State Routing dengan dua jenis protokol pengiriman data yaitu TCP dan

SCTP.

Inti permasalahan dari penelitian ini adalah menganalisis dan mengevaluasi

kinerja dari routing protocol Multi-Path Dynamic Address Routing dan Fisheye

State Routing dengan pengiriman paket TCP dan SCTP pada jaringan Vehicular

Ad-hoc Network berdasarkan parameter Packet Delivery Ratio, throughput,

packetloss.

4.2 Conceptual model

Pembuatan konsep jaringan VANET dilakukan dengan cara mengambil

kondisi real map jalan raya serta lalu lintas yang akan menjadi wadah untuk

perangkat jaringan pada kendaraan (node). Hal ini dilakukan menggunakan aplikasi

pendukung Open Street Map.

Pada penelitian ini penulis menggunakan real map yaitu daerah Ciledug Raya

Kota Tangerang. Area tersebut dipilih berdasarkan informasi dari Dinas

Perhubungan kota Tangerang tentang peningkatan jumlah kendaraan di Kota

Tangerang yang semakin meningkat pesat setiap tahunnya (Tampubolon, 2017).

Proses export map dilakukan di situs https://www.openstreetmap.org/ kemudian

penulis mencari dan menseleksi secara manual luas lokasi yang akan dijadikan

simulasi jaringan VANET. Setelah diseleksi kemudian di export dan di download

Page 80: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dalam bentuk file ciledugraya.osm. Proses export real map dapat dilihat pada

gambar di bawah ini.

Gambar 4.1 Export real map yang dijadikan skema simulasi

4.3 Input dan Output data

4.3.1 Input

Terdapat atribut-atribut input yang diperlukan pada penelitian ini

yaitu:

1. Node

Simulasi jaringan VANET ini menggunakan

beberapa skenario jumlah node (kendaraan) yaitu 25 node,

50 node, dan 75 node. Perbedaan jumlah node tersebut

diharapkan dapat menggambarkan keadaan lalu lintas

sebenarnya pada area yang dipilih dimana memiliki kondisi

lalu lintas yang beragam yaitu 25 kendaraan untuk kondisi

lengang, 50 kendaraan kondisi sedang, dan 75 kendaraan

kondisi padat.

Page 81: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Role

Role pada kasus ini diartikan sebagai peran pada

sebuah node. Pada penelitian ini ada 2 role yang berbeda

yaitu node sender dan node receiver.

Pada penelitian ini pengiriman data melalui sender

dan penerimaan data oleh node receiver dilakukan dengan

menggunakan 5 percobaan terlihat pada table berikut;

Tabel 4.1 Skenario perbedaan sender dan receiver

Eksperimen Node Sender Node Receiver

1 1 8

2 1 17

3 2 6

4 4 14

5 11 23

3. Routing Protocol

Pada penelitian ini digunakan dua routing protocol

jenis proaktif. skenario routing protocol tersebut terdiri dari

MDART dan FSR.

4. Transmission Protocol

Pada penelitian ini penulis menggunakan dua jenis

transmission protocol. Pertama Transmission Control

Protocol (TCP) yang memiliki karakteristik berorientasi

sambungan dan dapat diandalkan. Dan Stream Control

Transmission Protokol (SCTP) yang memiliki fitur multi-

stream sehingga dapat mengirim data lebih banyak, namun

memakan bandwidth lebih banyak dari TCP.

Page 82: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Ukuran Paket

Pada penelitian ini ukuran paket merupakan besarnya jumlah

satuan data yang akan dikirim dalam satuan waktu tertentu.

Simulasi ini menggunakan ukuran paket sebesar 1000 bytes.

6. Luas Area

Luas area yang digunakan pada penelitian ini

berdasarkan peta yang sudah dikonversi yaitu X = 1400 m

dan Y = 900 m

7. Kecepatan Node

Kecepatan merupakan karakteristik pada jaringan

VANET, kecepatan yang digunakan pada penelitian ini

dengan rata-rata kecepatan maksimal 50 km/jam atau setara

dengan kurang lebih 14 m/s.

4.3.2 Output

Terdapat beberapa variabel output yang digunakan pada penelitian ini

berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditentukan. Beberapa

parameter tersebut terdiri dari packet delivery ratio, throughput, packetloss,

delay, dan energy.

4.4 Modelling

Pada tahap ini penulis akan membuat beberapa skenario agar data yang

didapatkan dapat dianalisa demi menentukan routing protocol mana yang terbaik

antara fisheye state rouring dan multipath dynamic address routing terhadap

pengiriman paket TCP dan SCTP dari setiap skenario. Agar memberikan hasil yang

valid, dibutuhkan skenario simulasi yang mencakup semua atribut penelitian

(Ericka et al., 2017). Maka dari itu, pada penelitian ini dibentuk 4 skenario awal

yang dapat mencakup seluruh atribut penelitian, diantaranya sebagai berikut:

Page 83: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4.1 Skenario 1

Tabel 4.2 Skenario Simulasi 1

4.4.2 Skenario 2

Tabel 4.3 Skenario Simulasi 2

Parameter Nilai

Jumlah Node 25, 50, 75 Node (Kendaraan)

Traffic Model SCTP

Routing protocol FSR

Node ( Sender-Receiver) 5 Eksperimen (1-8, 1-17, 2-6, 4-14,

11-23) diambil rata-rata

Packet size 1000 byte

Kecepatan <14m/s (<50 km/jam)

Waktu Simulasi 300 detik

Parameter Nilai

Jumlah Node 25, 50, 75 Node (Kendaraan)

Traffic Model SCTP

Routing protocol MDART

Node ( Sender-Receiver) 5 Eksperimen (1-8, 1-17, 2-6, 4-14,

11-23) diambil rata-rata

Packet size 1000 byte

Kecepatan <14m/s (<50 km/jam)

Waktu Simulasi 300 detik

Page 84: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4.3 Skenario 3

Tabel 4.4 Skenario Simulasi 3

4.4.4 Skenario 4

Tabel 4.5 Skenario Simulasi 4

4.5 Simulation

Sistem operasi yang digunakan untuk proses simulasi adalah Ubuntu 14.0.4

LTS versi 32 bit. Simulasi dilakukan berdasarakan lintasan jalan raya sesuai dengan

peta sungguhan di daerah Ciledug Raya kota Tangerang dari hasil tahapan

conceptual model. Dalam tahapan simulasi ini dilakukan langkah untuk

mengkonfigurasi file openstreetmap menjadi file simulasi yang dapat dijalankan

Parameter Nilai

Jumlah Node 25, 50, 75 Node (Kendaraan)

Traffic Model TCP

Routing protocol FSR

Node ( Sender-Receiver) 5 Eksperimen (1-8, 1-17, 2-6, 4-14,

11-23) diambil rata-rata

Packet size 1000 byte

Kecepatan <14m/s (<50 km/jam)

Waktu Simulasi 300 detik

Parameter Nilai

Jumlah Node 25, 50, 75 Node (Kendaraan)

Traffic Model TCP

Routing protocol MDART

Node ( Sender-Receiver) 5 Eksperimen (1-8, 1-17, 2-6, 4-14,

11-23) diambil rata-rata

Packet size 1000 byte

Kecepatan <14m/s (<50 km/jam)

Waktu Simulasi 300 detik

Page 85: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

oleh aplikasi SUMO dan perancangan simulasi berdasarkan skenario-skenario yang

sudah ditentukan.

4.5.1 Konversi file openstreetmap menjadi file simulasi SUMO

Pada tahap konversi file openstreetmap ciledugraya.osm menjadi file

simulasi yang dapat dijalankan pada aplikasi SUMO perlu dilakukan

beberapa langkah yang harus dilakukan.

1. Masukan file ciledugraya.osm kedalam folder dan beri

nama folder tersebut dengan nama map

2. Didalam folder map tambahkan file

osmPolyconvert.typ.xml yang diperoleh dari directory

folder instalasi SUMO

3. Setelah itu buka terminal ubuntu dan dalam keadaan root

pada directory map tersebut gunakan sintaks dibawah

untuk mengkonversi file ciledugraya.osm menjadi

vanet.net.xml

4. Kemudian setelah file vanet.net.xml muncul didalam

folder directory lakukan proses konversi kembali

meghasilkan file vanet.poly.xml

5. Setelah mendapatkan file vanet.poly.xml kemudian

lakukan proses konversi untuk mendapatkan file .rou.xml

dengan menggunakan file randomTrips.py dan

vanet.net.xml

netconvert --osm-files ciledugraya.osm

-o vanet.net.xml

polyconvert --osm-files vanet.osm --net-

file vanet.net.xml --type-file

osmPolyconvert.typ.xml -o vanet.poly.xml

Page 86: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sintaks diatas digunakan untuk membentuk

mobilitas secara random (vanet.rou.xml) menggunakan

randomTrips.py berdasarkan skema lintasan yang ditentukan

sebelumnya yaitu vanet.net.xml. Pada sintaks tersebut juga

dibentuk skenario berupa jumlah node dan kecepatan yang

digunakan. Total node pada sintaks diatas ditentukan dari

sintaks diatas adalah 25 node. Speed-exponent 14 berarti

kecepatan yang digunakan pada setiap node maksimum

sebesar 14 m/s atau setara dengan 50 km/jam kecepatan rata

rata pengendara sesuai aturan adalah 50 km/jam.

6. Buat sebuah text file dan lakukan penulisan Script

dibawah dan simpan ke dalam bentuk file vanet.sumo.cfg

python /usr/local/src/sumo-

1.0.1/tools/randomTrips.py -n

vanet.net.xml -r vanet.rou.xml --speed-

exponent 14 -e 25 -l

<configuration>

<input>

<net-file

value="vanet.net.xml"/>

<route-files value="vanet.rou.xml"/>

<additional-files

value="vanet.poly.xml"/>

</input>

<time>

<begin value="0"/>

<end value="300"/>

<step-length value="0.1"/>

</time>

</configuration>

Page 87: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sintaks diatas bertujuan untuk membentuk file yang

dijalankan oleh SUMO, di mana file tersebut akan

mengambil sumber sumber data dari vanet.net.xml,

vanet.rou.xml, dan vanet.poly.xml yang telah terbentuk

oleh proses konversi sebelumnya.

7. Hasil konversi diatas dengan nama file vanet.sumo.cfg

dapat dijalankan pada SUMO dengan menggunakan

sintaks pada directory file tersebut yaitu

8. Kemudian dikonversi menjadi vanet.sumo.xml

menggunakan sintaks

9. File sumo.xml kemudian dikonversi menjadi 3 file yang

terdiri dari activity.tcl, mobility.tcl, dan vanet.tcl

File tersebut nantinya akan ditambahkan oleh skenario

yang sudah dijelaskan pada tahap sebelumnya yaitu

penggunaan jenis routing protocol dan pengiriman TCP

maupun SCTP.

4.5.2 Konfigurasi file vanet.tcl

Pada konfiguarsi ini Network Simulator versi 2.35 digunakan untuk

kompilasi sintaks-sintaks pada file vanet.tcl yang terdiri dari pengaturan

sumo-gui vanet.sumo.cfg

sumo -c vanet.sumo.cfg --fcd-output

vanet.sumo.xml

-python /usr/local/src/sumo—

0.32.0/tools/traceExporter.py --fcd-input

vanet.sumo.xml --ns2config-output

vanet.tcl --ns2activity-output

activity.tcl --ns2mobility-output

mobility.tcl

Page 88: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

input-input yang diperlukan dan menghasilkan file map.tr dan file map.nam.

File map.nam akan menghasilkan hasil simulasi jaringan dalam bentuk

animasi dengan aplikasi pendukung NAM, sedangkan file map.tr akan

menyimpan informasi hasil simulasi jaringan. Dalam upaya penyajian yang

lebih baik penulis menampilkan hasil simulasi dalam bentuk grafik

menggunakan aplikasi pendukung Microsoft Excel.

4.5.3 Konfigurasi Routing Protocol

Penelitian ini menggunakan dua routing protocol yaitu MDART, dan

FSR. Konfigurasi skenario routing protocol dapat dilakukan dengan

memasang routing protocol patch dan mengganti nilai set val(rp) pada file

vanet.tcl dengan nama routing protocol yang ditentukan.

4.5.4 Konfigurasi Transmission Protocol

Penelitian ini menggunakan dua jenis transmission protocol untuk

skenario pengiriman paket data, yaitu TCP dan SCTP. Hal ini ditujukan untuk

menentukan routing protocol mana yang terbaik atau unggul dalam

melakukan pengiriman dengan dua jenis paket tersebut. Sintaks dua jenis

paket dapat dilihat di bawah ini.

#Konfigurasi Pengiriman TCP

set tcp [new Agent/TCP] ##Inisiasi Transmission protocol

set sink [new Agent/TCPSink] ##Inisiasi node

$ns_ attach-agent $node_(1) $tcp ##node sender

$ns_ attach-agent $node_(8) $sink ##node receiver

#Konfigurasi Pengiriman SCTP

set sctp [new Agent/SCTP] #Inisiasi Transmission protocol

set sink [new Agent/TCPSink] ##Inisiasi node

$ns_ attach-agent $node_(1) $tcp ##node sender

$ns_ attach-agent $node_(8) $sink ##node receiver

Page 89: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.5.5 Konfigurasi Node Sender dan Receiver

Penelitian ini menggunakan 5 kali eksperimen pada sender dan

receiver yang berbeda agar parameter-parameter pengujuan bersifat rataan

dan dapat meningkatkan akurasi pada output yang dihasilkan. Node sender

dan receiver yang diujicoba pada penelitian ini antara lain 1-8, 1-17, 2-6, 4-

14, 11-23.

4.6 Verification and Validation

Penjelasan dan pembahasan mengenai Verification and Validation dibahas

pada BAB V penelitian ini mengenai hasil dan pembahasan.

4.7 Experimentation

Penjelasan dan pembahasan mengenai Experimentation dibahas pada BAB V

penelitian ini mengenai hasil dan pembahasan.

4.8 Output Analysis

Penjelasan dan pembahasan mengenai Output Analysis dibahas pada BAB V

penelitian ini mengenai hasil dan pembahasan.

Page 90: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

70

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Verification and Validation

Inti daripada tahapan ini adalah untuk menentukan apakah model simulasi

yang dibuat pada tahapan-tahapan metode simulasi sebelumnya sudah sesuai atau

belum sesuai (terjadi kesalahan). Jika terdapat kesalahan pada model yang dibuat

maka akan dilakukan perbaikkan pada setiap tahapan metode simulasi. Sebaliknya,

jika tahapan-tahapan sebelumnya sudah sesuai dan tidak terjadi kesalahan maka

simulasi lanjut ke tahap berikutnya.

Verifikasi dilakukan menggunakan aplikasi pendukung SUMO (Simulation

Of Urban Mobility) untuk memperlihatkan jumah node dan kecepatan yang

diperoleh ketika menjalankan simulasi lalu lintas yang nantinya dikonversi menjadi

file dengan tipe vanet.tcl dan dikonfigurasi kembali dengan tambahan skenario

pergantian routing protocol , jenis paket data yang dikirimkan, dan node sender

serta node receiver. Apabila konfigurasi berhasil maka NS2 akan menghasilkan

file baru yaitu file map.nam yang digunakan untuk menampilkan animasi simulasi.

Gambar 5.1 Verifikasi total kendaraan (25 node) pada aplikasi SUMO

Page 91: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.2 Verifikasi total kendaraan (50 node) pada aplikasi SUMO

Gambar 5.3 Verifikasi total kendaraan (75 node) pada aplikasi SUMO

Gambar 5.4 Verifikasi kecepatan rata-rata maksimal kendaraan pada aplikasi SUMO

Page 92: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.1-5.3 memperlihatkan jumlah node (kendaraan) yang terbentuk

pada aplikasi SUMO sedangkan gambar 5.4 menunjukkan kecepatan rata-rata

maksimal yang ditempuh oleh setiap node pada pembuatan simulasi lalu lintas oleh

SUMO (Simulation Of Urban Mobility). Terlihat bahwa jumlah node yang

terbentuk terdiri dari 25, 50, dan 75 serta kecepatan rata-rata maksimal sebesar

10,05 m/s. Dari hasil simulasi lalu lintas menggunakan SUMO diatas dapat

divalidasi bahwa data node dan kecepatan yang digunakan sudah sesuai dengan

skenario yang ditentukan pada tahap penelitian sebelumnya.

5.2 Experimentation

Pada tahap ini penulis melakukan eksperimen dengan menguji skenario yang

telah dibentuk.

5.2.1 Uji Sintaks Simulasi

Tahap pengujian ini dilakukan untuk memeriksa sintaks di setiap file

vanet.tcl dan memastikan tidak terjadi error ketika dijalankan. Pengujian

dilakukan menggunakan aplikasi NS-2.35. Dalam menjalankan file vanet.tcl,

yaitu dengan membuka terminal dan menjalankan command “$ ns vanet.tcl”.

Gambar 5.5 Pengujian simulasi menggunakan NS2

Gambar tersebut menunjukan bahwa sintaks berjalan tanpa adanya

kesalahan atau error pada file vanet.tcl yang telah dikonfigurasi skenario

sehingga akan menghasilkan trace file map.tr dan video animator map.nam.

Page 93: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.2.2 Pengujian Node Sender dan Receiver

Pengujian dilakukan dengan aplikasi network animator untuk

membuka file map.nam yang menunjukan hasil simulasi dalam bentuk

animasi.

Gambar 5.6 Pengiriman node sender ke receiver

Dari gambar di atas dapat dilihat node (kendaraan) nomor 1 dengan

warna hijau yang berperan sebagai sender sedang melakukan pengiriman

paket ke node (kendaraan) nomor 8 dengan warna biru yang berperan sebagai

receiver.

5.2.3 Pengujian Transmission Protocol TCP dan SCTP

Tahap Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa dua proses

transmisi paket telah berjalan dengan baik. Adanya dua transmission protocol

TCP dan SCTP yang berbeda dapat diketahui routing protocol yang terbaik

pada setiap transmisi tersebut. Pengujian ini dapat dilakukan dengan bantuan

aplikasi network animator dengan menjalankan file map.nam yang

ditunjukkan pada animasi setiap paket yang dikirim.

Page 94: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.7 Pengiriman ACK

Gambar 5.8 pengiriman paket TCP

Gambar 5.7-5.8 menunjukkan tahapan proses pengiriman paket TCP

dari node sender ke receiver. Diawali dengan pengiriman dan penerimaan

ACK sebagai kesepakatan untuk melakukan pengiriman paket TCP.

Page 95: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.9 Pengiriman paket SCTP

Gambar 5. Menunjukkan proses pengiriman paket SCTP dari node

sender ke receiver pada aplikasi Network Animator (NAM).

5.2.4 Pengujian Routing Protocol

Tahap Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa dua proses

routing protocol telah berjalan dengan baik sesuai karakteristik masing-

masing. Pengujian ini dapat dilakukan dengan bantuan aplikasi network

animator dengan menjalankan file map.nam yang ditunjukkan pada animasi

setiap paket yang dikirim.

Page 96: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.10 MDART Routing

Pada gambar 5.10 ditunjukkan proses pengiriman paket rute dengan

keterangan “MDART” yang menjelaskan proses pencarian rute dari node

sender ke node receiver pada routing protocol MDART sedang berjalan.

Namun sesuai dengan karakteristik MDART yaitu teknik multipath pada

gambar tersebut paket routing MDART dikirim ke beberapa jalur dari node

sender ke node receiver sehingga ketika ada perubahan jalur dapat

mengandalkan jalur alternatif yang sudah ada.

Page 97: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.11 MDART Routing (2)

Gambar 5.12 MDART Routing (3)

Pada gambar 5.11 di atas dapat diketahui bahwa pengiriman paket

pada perutean MDART dari node sender (11) ke node receiver (23) pada

detik ke 75 melewati jalur yang dianggap terdekat dari sumber ke tujuan.

Namun sesuai karakteristik multipath pada MDART ketika ada perubahan

jalur yang disebabkan kerusakan dan sebagainya maka jalur alternatif yang

Page 98: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sudah disimpan dalam route log akan dipilih untuk menggantikan jalur

sebelumnya. Hal ini ditunjukkan pada gambar 5.12 dimana pada detik ke 79

pengiriman paket meggunakan jalur alternatif yang telah disimpan pada route

log yang dimiliki perutean MDART yang membuktikan fitur multipath

dibutuhkan pada simulasi ini.

Gambar 5.13 FSR Routing

Gambar 5.14 FSR Routing (2)

Pada gambar 5.13 ditunjukkan proses pengiriman paket (garis hitam)

dari node sender ke node receiver pada routing protocol FSR. Namun sesuai

dengan karakteristik FSR yaitu teknik fisheye pada gambar tersebut mengirim

paket dengan interval yang lama atau tidak sering, yang berarti node yang

Page 99: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dituju tidak ditangkap pada zona fokus perutean yang sedang berlangsung.

Namun pada berdasarkan gambar 5.14 ditunjukkan posisi node telah berubah

atau bergerak. Pada gambar tersebut paket dari node sender ke node receiver

dikirim lebih sering dari kondisi sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa

node yang dituju telah ditangkap di dalam zona fokus perutean sehingga paket

dapat dikirim dalam interval waktu yang lebih cepat sesuai dengan

karakteristik Fisheye State Routing.

5.3 Output Analysis

Tahap ini merupakan proses pengambilan dan analisa hasil simulasi dari

parameter yang telah ditentukan. Hasil simulasi didapatkan dari file simulasi

berformat .tr. Pengambilan data menggunakan script tambahan berformat .awk

yang bertugas dalam tracing data parameter sesuai urutan. Kumpulan Script

tersebut berisi code yang bertujuan untuk menampilkan data sesuai parameter dari

file .tr. Seluruh pengujian dilakukan dengan aplikasi NS2, NAM, MS.Excel.

5.3.1 Skenario 1

a. Packet Delivery Ratio

Tabel 5.1 Hasil packet delivery ratio dalam % (FSR paket data SCTP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 98.83 97.17 94.44

1 17 99.14 98.26 95.83

2 6 99.51 99.5 98.9

4 14 99.54 97.05 99.17

11 23 99.58 99.21 98.2

Rata-rata 99.32 98.23 97.3

Page 100: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Grafik 5.1 Hasil packet delivery ratio (FSR paket data SCTP)

Data pada tabel 5.1 dan grafik 5.1 diatas merupakan hasil parameter

packet delivery ratio dengan menggunakan routing protocol jenis proaktif

yaitu FSR dan pengiriman paket data SCTP yang dipengaruhi oleh perbedaan

node sender dan receiver serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada

simulasi. Dari hasil rata-rata didapatkan nilai PDR skenario FSR dengan

paket data SCTP pada 25 node sebesar 99.32%, 50 node sebesar 98.23%, dan

75 node sebesar 97.30%.

96

97

98

99

100

PDR FSR SCTP

25 node 50 node 75 node

Page 101: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Throughput

Tabel 5.2 Hasil throughput dalam kbps (FSR paket data SCTP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 449.28 116.85 28.1

1 17 730.82 519.51 80.97

2 6 741.34 514.25 317.3

4 14 710.54 261.5 288.91

11 23 744.37 605.93 81.86

Rata-rata 675.27 403.6 159.42

Grafik 5.2 Hasil throughput (FSR paket data SCTP)

Data pada tabel 5.2 dan grafik 5.2 diatas merupakan hasil parameter

throughput dengan menggunakan routing protocol jenis proaktif yaitu FSR

dan pengiriman paket data SCTP yang dipengaruhi oleh perbedaan node

sender dan receiver serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada

simulasi. Dari hasil rata-rata didapatkan nilai rata-rata throughput skenario

FSR dengan paket data SCTP pada 25 node sebesar 675.27 kbps, 50 node

sebesar 403.60 kbps, dan 75 node sebesar 159.42 kbps.

0

200

400

600

800

ThroughputFSR SCTP

25 node 50 node 75 node

Page 102: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Packet Loss

Tabel 5.3 Hasil packet loss dalam % (FSR paket data SCTP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 1.17 2.83 5.56

1 17 0.86 1.74 4.17

2 6 0.49 0.5 1.1

4 14 0.46 2.92 0.83

11 23 0.42 0.79 1.8

Rata-rata 0.68 1.75 2.69

Grafik 5.3 Hasil packet loss (FSR paket data SCTP)

Data pada tabel 5.3 dan grafik 5.3 diatas merupakan hasil parameter

packet loss dengan menggunakan routing protocol jenis proaktif yaitu FSR

dan pengiriman paket data SCTP yang dipengaruhi oleh perbedaan node

sender dan receiver serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada

simulasi. Dari hasil rata-rata didapatkan nilai packet loss skenario FSR

dengan paket data SCTP pada 25 node sebesar 0.68%, 50 node sebesar 1.75%,

dan 75 node sebesar 2.69%.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Packetloss FSR SCTP

25 node 50 node 75 node

Page 103: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

83

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Delay

Tabel 5.4 Hasil Delay dalam second (FSR paket data SCTP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 0.295 0.337 0.813

1 17 0.296 0.337 0.486

2 6 0.291 0.32 0.336

4 14 0.295 0.325 0.322

11 23 0.297 0.31 0.387

Rata-rata 0.294 0.325 0.468

Grafik 5.4 Hasil Delay (FSR paket data SCTP)

Data pada tabel 5.4 dan grafik 5.4 diatas merupakan hasil parameter

delay dengan menggunakan routing protocol jenis proaktif yaitu FSR dan

pengiriman paket data SCTP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender

dan receiver serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi.

Dari hasil rata-rata didapatkan nilai delay skenario FSR dengan paket data

SCTP pada 25 node sebesar 0.294s, 50 node sebesar 0.325s, dan 75 node

sebesar 0.468s.

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

Delay FSR SCTP

25 node 50 node 75 node

Page 104: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

84

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Energy

Tabel 5.5 Hasil energy dalam % (FSR paket data SCTP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 34.53 27.1 50.15

1 17 39.46 26.98 50.25

2 6 64.87 67.82 84.78

4 14 57.75 22.28 81.78

11 23 64.31 44.16 57.34

Rata-rata 52.18 37.66 64.86

Grafik 5.5 Hasil energy (FSR paket data SCTP)

Data pada tabel 5.5 dan grafik 5.5 diatas merupakan hasil parameter

energy dengan menggunakan routing protocol jenis proaktif yaitu FSR dan

pengiriman paket data SCTP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender

dan receiver serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi.

Dari hasil rata-rata didapatkan nilai energy skenario FSR dengan paket data

SCTP pada 25 node sebesar 52.18%, 50 node sebesar 37.66%, dan 75 node

sebesar 64.86%.

0

20

40

60

80

Energy FSR SCTP

25 node 50 node 75 node

Page 105: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

85

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.3.2 Skenario 2

a. Packet Delivery Ratio

Tabel 5.6 Hasil packet delivery ratio % (MDART paket data SCTP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 99.58 99.06 95.04

1 17 99.21 98.21 96.76

2 6 98.92 99.45 99.29

4 14 98.32 98 99.01

11 23 98.98 99.11 98.32

Rata-rata 99 98.76 97.68

Grafik 5.6 Hasil packet delivery ratio (MDART paket data SCTP)

Data pada tabel 5.6 dan grafik 5.6 diatas merupakan hasil parameter

packet delivery ratio dengan menggunakan routing protocol MDART dan

pengiriman paket data SCTP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender

dan receiver serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi.

Dari hasil rata-rata didapatkan nilai PDR skenario MDART dengan paket data

SCTP pada 25 node sebesar 99.00%, 50 node sebesar 98.76%, dan 75 node

sebesar 97.68%.

97

97.5

98

98.5

99

99.5

PDR MDART SCTP

25 node 50 node 75 node

Page 106: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

86

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Throughput

Tabel 5.7 Hasil throughput dalam kbps (MDART paket data SCTP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 687.64 281.27 55.6

1 17 515.6 122.24 78.35

2 6 523.77 482.99 353.14

4 14 254.37 152.89 307.71

11 23 494.74 290.49 203.59

Rata-rata 495.22 265.97 199.67

Grafik 5.7 Hasil throughput (MDART paket data SCTP)

Data pada tabel 5.7 dan grafik 5.7 diatas merupakan hasil parameter

throughput dengan menggunakan routing protocol MDART dan pengiriman

paket data SCTP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender dan receiver

serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi. Dari hasil rata-

rata didapatkan nilai throughput skenario MDART dengan paket data SCTP

pada 25 node sebesar 495.22 kbps, 50 node sebesar 265.97 kbps, dan 75 node

sebesar 199.67 kbps.

0

100

200

300

400

500

600

Throughput MDART SCTP

25 node 50 node 75 node

Page 107: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

87

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Packet Loss

Tabel 5.8 Hasil packet loss dalam % (MDART paket data SCTP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 0.42 0.94 4.96

1 17 0.79 1.79 3.24

2 6 1.08 0.55 0.71

4 14 1.68 2 0.99

11 23 1.02 0.89 1.68

Rata-rata 0.99 1.23 2.31

Grafik 5.8 Hasil packet loss (MDART paket data SCTP)

Data pada tabel 5.8 dan grafik 5.8 diatas merupakan hasil parameter

packet loss dengan menggunakan routing protocol MDART dan pengiriman

paket data SCTP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender dan receiver

serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi. Dari hasil rata-

rata didapatkan nilai packet loss skenario MDART dengan paket data SCTP

pada 25 node sebesar 0.99%, 50 node sebesar 1.23%, dan 75 node sebesar

2.31%.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

Packetloss MDART SCTP

25 node 50 node 75 node

Page 108: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

88

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Delay

Tabel 5.9 Hasil Delay dalam second (MDART paket data SCTP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 0.318 0.491 0.712

1 17 0.295 0.396 0.78

2 6 0.346 0.383 0.48

4 14 0.329 0.544 0.529

11 23 0.309 0.381 0.651

Rata-rata 0.319 0.439 0.63

Grafik 5.9 Hasil Delay (MDART paket data SCTP)

Data pada tabel 5.9 dan grafik 5.9 diatas merupakan hasil parameter

delay dengan menggunakan routing protocol MDART dan pengiriman paket

data SCTP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender dan receiver serta

beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi. Dari hasil rata-rata

didapatkan nilai delay skenario MDART dengan paket data SCTP pada 25

node sebesar 0.319s, 50 node sebesar 0.439s, dan 75 node sebesar 0.630s.

0

0.2

0.4

0.6

0.8

Delay MDART SCTP

25 node 50 node 75 node

Page 109: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

89

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Energy

Tabel 5.10 Hasil energy dalam % (MDART paket data SCTP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 68.68 61.38 66.02

1 17 67.07 38.81 66.35

2 6 60.19 75.46 86.11

4 14 49.13 44.25 86.84

11 23 70.03 59.78 89.96

Rata-rata 63.02 55.93 79.05

Grafik 5.10 Hasil energy (MDART paket data SCTP)

Data pada tabel 5.10 dan grafik 5.10 diatas merupakan hasil parameter

energy dengan menggunakan routing protocol MDART dan pengiriman

paket data SCTP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender dan receiver

serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi. Dari hasil rata-

rata didapatkan nilai energy skenario MDART dengan paket data SCTP pada

25 node sebesar 63.02%, 50 node sebesar 55.93%, dan 75 node sebesar

79.05%.

0

20

40

60

80

100

Energy MDART SCTP

25 node 50 node 75 node

Page 110: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

90

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.3.3 Skenario 3

a. Packet Delivery Ratio

Tabel 5.11 Hasil packet delivery ratio dalam % (FSR paket data TCP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 99.93 98.21 76.14

1 17 99.91 99.32 94.76

2 6 99.87 99.85 99.67

4 14 99.81 99.06 99.47

11 23 99.91 99.79 98.79

Rata-rata 99.88 99.24 93.76

Grafik 5.11 Hasil packet delivery ratio (FSR paket data TCP)

Data pada tabel 5.11 dan grafik 5.11 diatas merupakan hasil parameter

packet delivery ratio dengan menggunakan routing protocol jenis proaktif

yaitu FSR dan pengiriman paket data TCP yang dipengaruhi oleh perbedaan

node sender dan receiver serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada

simulasi. Dari hasil rata-rata didapatkan nilai PDR skenario FSR dengan

paket data TCP pada 25 node sebesar 99.88%, 50 node sebesar 99.24%, dan

75 node sebesar 93.76%.

96

97

98

99

100

PDR FSR TCP

25 node 50 node 75 node

Page 111: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

91

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Throughput

Tabel 5.12 Hasil throughput dalam kbps (FSR paket data TCP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 705.31 146.28 6.86

1 17 704.85 509.22 20.83

2 6 490.75 488.35 255.78

4 14 702.07 509.64 253.96

11 23 460.32 568.71 92.36

Rata-rata 612.66 444.44 125.95

Grafik 5.12 Hasil throughput (FSR paket data TCP)

Data pada tabel 5.12 dan grafik 5.12 diatas merupakan hasil parameter

throughput dengan menggunakan routing protocol jenis proaktif yaitu FSR

dan pengiriman paket data TCP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender

dan receiver serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi.

Dari hasil rata-rata didapatkan nilai throughput skenario FSR dengan paket

data TCP pada 25 node sebesar 612.66 kbps, 50 node sebesar 444.44 kbps,

dan 75 node sebesar 125.95 kbps.

0

200

400

600

800

Throughput FSR TCP

25 node 50 node 75 node

Page 112: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

92

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Packet Loss

Tabel 5.13 Hasil packet loss dalam % (FSR paket data TCP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 0.07 1.79 23.86

1 17 0.09 0.68 5.24

2 6 0.13 0.15 0.33

4 14 0.19 0.94 0.53

11 23 0.09 0.21 1.21

Rata-rata 0.11 0.75 6.23

Grafik 5.13 Hasil packet loss (FSR paket data TCP)

Data pada tabel 5.13 dan grafik 5.13 diatas merupakan hasil parameter

packet loss dengan menggunakan routing protocol jenis proaktif yaitu DSDV

dan pengiriman paket data TCP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender

dan receiver serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi.

Dari hasil rata-rata didapatkan nilai packet loss skenario FSR dengan paket

data TCP pada 25 node sebesar 0.11%, 50 node sebesar 0.75%, dan 75 node

sebesar 6.23%.

0

2

4

6

8

Packetloss FSR TCP

25 node 50 node 75 node

Page 113: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

93

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Delay

Tabel 5.14 Hasil Delay dalam second (FSR paket data TCP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 0.126 0.142 0.055

1 17 0.127 0.154 0.234

2 6 0.124 0.138 0.18

4 14 0.127 0.152 0.178

11 23 0.309 0.381 0.651

Rata-rata 0.162 0.193 0.259

Grafik 5.14 Hasil Delay (FSR paket data TCP)

Data pada tabel 5.14 dan grafik 5.14 diatas merupakan hasil parameter

delay dengan menggunakan routing protocol jenis proaktif yaitu FSR dan

pengiriman paket data TCP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender

dan receiver serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi.

Dari hasil rata-rata didapatkan nilai delay skenario FSR dengan paket data

TCP pada 25 node sebesar 0.162s, 50 node sebesar 0.193s, dan 75 node

sebesar 0.259s.

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

Delay FSR TCP

25 node 50 node 75 node

Page 114: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

94

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Energy

Tabel 5.15 Hasil energy dalam % (FSR paket data TCP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 64.79 27.65 46.01

1 17 62.43 27.95 48.6

2 6 52.64 68.71 81.39

4 14 33.6 22.76 82.33

11 23 66.48 44.15 62.24

Rata-rata 55.98 38.24 64.11

Grafik 5.15 Hasil energy (FSR paket data TCP)

Data pada tabel 5.15 dan grafik 5.15 diatas merupakan hasil parameter

energy dengan menggunakan routing protocol jenis proaktif yaitu FSR dan

pengiriman paket data TCP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender

dan receiver serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi.

Dari hasil rata-rata didapatkan nilai energy skenario FSR dengan paket data

TCP pada 25 node sebesar 55.98%, 50 node sebesar 38.25%, dan 75 node

sebesar 64.11%

0

20

40

60

80

Delay FSR TCP

25 node 50 node 75 node

Page 115: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

95

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.3.4 Skenario 4

a. Packet Delivery Ratio

Tabel 5.16 Hasil packet delivery ratio dalam % (MDART paket data TCP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 99.92 99.33 99.06

1 17 99.91 99.45 98.2

2 6 99.44 99.62 99.57

4 14 99.13 98.83 99.65

11 23 99.89 99.46 99.23

Rata-rata 99.65 99.33 99.14

Grafik 5.16 Hasil packet delivery ratio (MDART paket data TCP)

Data pada tabel 5.16 dan grafik 5.16 diatas merupakan hasil parameter

packet delivery ratio dengan menggunakan routing protocol MDART dan

pengiriman paket data TCP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender

dan receiver serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi.

Dari hasil rata-rata didapatkan nilai PDR skenario MDART dengan paket data

TCP pada 25 node sebesar 99.65%, 50 node sebesar 99.33%, dan 75 node

sebesar 99.14%.

98.8

99

99.2

99.4

99.6

99.8

PDR MDART TCP

25 node 50 node 75 node

Page 116: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

96

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Throughput

Tabel 5.17 Hasil throughput dalam % (MDART paket data TCP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 645.57 235.98 87.76

1 17 627.72 398.14 77.88

2 6 481.44 445.37 320.72

4 14 240.8 143.68 295.59

11 23 505.25 408.06 181.03

Rata-rata 500.15 326.24 192.59

Grafik 5.17 Hasil throughput (MDART paket data TCP)

Data pada tabel 5.17 dan grafik 5.17 diatas merupakan hasil parameter

throughput dengan menggunakan routing protocol MDART dan pengiriman

paket data TCP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender dan receiver

serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi. Dari hasil rata-

rata didapatkan nilai throughput skenario MDART dengan paket data TCP

pada 25 node sebesar 500.15 kbps, 50 node sebesar 326.24 kbps, dan 75 node

sebesar 192.59 kbps.

0

100

200

300

400

500

600

Throughput MDART TCP

25 node 50 node 75 node

Page 117: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

97

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Packet Loss

Tabel 5.18 Hasil packet loss dalam % (MDART paket data TCP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 0.08 0.67 0.94

1 17 0.09 0.55 1.8

2 6 0.56 0.38 0.43

4 14 0.87 1.17 0.35

11 23 0.11 0.54 0.77

Rata-rata 0.34 0.66 0.85

Grafik 5.18 Hasil packet loss (MDART paket data TCP)

Data pada tabel 5.18 dan grafik 5.18 diatas merupakan hasil parameter

packet loss dengan menggunakan routing protocol MDART dan pengiriman

paket data TCP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender dan receiver

serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi. Dari hasil rata-

rata didapatkan nilai packet loss skenario MDART dengan paket data TCP

pada 25 node sebesar 0.34%, 50 node sebesar 0.66%, dan 75 node sebesar

0.85%.

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

Packetloss MDART TCP

25 node 50 node 75 node

Page 118: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

98

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Delay

Tabel 5.19 Hasil Delay dalam second (MDART paket data TCP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 0.138 0.267 0.438

1 17 0.142 0.154 0.234

2 6 0.153 0.171 0.276

4 14 0.142 0.267 0.266

11 23 0.137 0.185 0.345

Rata-rata 0.142 0.208 0.311

Grafik 5.19 Hasil Delay (MDART paket data TCP)

Data pada tabel 5.19 dan grafik 5.19 diatas merupakan hasil parameter

delay dengan menggunakan routing protocol MDART dan pengiriman paket

data TCP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender dan receiver serta

beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi. Dari hasil rata-rata

didapatkan nilai delay skenario MDART dengan paket data TCP pada 25

node sebesar 0.142 s, 50 node sebesar 0.208 s, dan 75 node sebesar 0.311 s.

0

0.1

0.2

0.3

0.4

DelayMDART TCP

25 node 50 node 75 node

Page 119: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

99

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Energy

Tabel 5.20 Hasil energy dalam %(MDART paket data TCP)

Sender Receiver Jumlah node

25 node 50 node 75 node

1 8 69.59 66.31 71.23

1 17 67.76 40.34 61.28

2 6 62.6 76.43 87.53

4 14 46.8 41.62 88.67

11 23 70.81 62.62 87.62

Rata-rata 63.51 57.46 79.26

Grafik 5.20 Hasil energy (MDART paket data TCP)

Data pada tabel 5.20 dan grafik 5.20 diatas merupakan hasil parameter

energy dengan menggunakan routing protocol MDART dan pengiriman

paket data TCP yang dipengaruhi oleh perbedaan node sender dan receiver

serta beban traffic atau perbedaan jumlah node pada simulasi. Dari hasil rata-

rata didapatkan nilai konsumsi energy skenario MDART dengan paket data

TCP pada 25 node sebesar 63.51%, 50 node sebesar 57.46%, dan 75 node

sebesar 79.26%.

0

20

40

60

80

100

Energy MDART TCP

25 node 50 node 75 node

Page 120: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

100

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.3.5 Analisis Kinerja Keseluruhan

a. Packet Delivery Ratio

Tabel 5.21 Hasil rata-rata packet delivery ratio SCTP dan TCP

Jumlah

node

PDR SCTP (%) PDR TCP (%)

FSR MDART FSR MDART

25 node 99.32 99 99.88 99.65

50 node 98.23 98.76 99.24 99.33

75 node 97.3 97.68 93.76 99.14

Rata- rata 98.28 98.48 97.63 99.37

Grafik 5.21 Hasil rata-rata packet delivery ratio TCP dan SCTP

Data pada tabel 5.21 dan grafik 5.21 diatas merupakan hasil rata-rata

yang didapatkan pada parameter packet delivery ratio dengan menggunakan

dua routing protocol yang berbeda yaitu FSR dan MDART serta pengiriman

paket data dengan jenis SCTP dan TCP. Berdasarkan data di atas diketahui

bahwa nilai PDR kedua routing protocol semakin berkurang seiring dengan

kenaikan jumlah node atau vehicle. Hal ini terjadi karena semakin

bertambahnya node atau vehicle maka semakin banyak pula proses hop atau

lompatan yang dilakukan pada pengiriman paket data. Semakin banyaknya

90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101

25 node

50 node

75 node

Packet Delivery Ratio

MDART TCP FSR TCP MDART SCTP FSR SCTP

Page 121: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

101

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hop maka kecenderungan paket diterima pun akan berkurang karena

memungkinkan terjadinya kehilangan paket pada tiap lompatan.

Dari data di atas dapat diketahui Jika hasil parameter packet delivery

ratio dari rata-rata semua variasi jumlah node (25, 50, 75) routing protocol

MDART lebih baik pada kedua jenis pengiriman yaitu sebesar 98,48% pada

pengiriman paket SCTP dan 99,37% kbps pada pengiriman paket TCP.

Sedangkan routing protocol FSR hanya menghasilkan sebesar 98,28% pada

pengiriman paket SCTP dan 97,63% pada pengiriman TCP.

FSR memiliki nilai PDR lebih rendah karena jika node bergerak

semakin dengan mobilitas yang tinggi, maka jarak antar node akan semakin

jauh yang juga dapat menyebabkan FSR tidak memiliki informasi yang cukup

baik terhadap node yang berjauhan dari node sumber, karena karakteristik

yang dimiliki routing protocol FSR yaitu teknik fisheye yang memfokuskan

pengiriman terhadap node-node yang berada di dalam zona fokus atau biasa

disebut scope FSR. Sedangkan hal ini tidak terlalu berdampak pada routing

protocol MDART yang bersifat multipath yang cepat beradaptasi dengan

perubahan jalur pengiriman paket. Sehingga node yang berada pada jarak

yang membutuhkan banyak hop atau lompatan tetap dapat dikelola dengan

pemanfaatan jalur-jalur alternatif yang tersimpan di dalam route log milik

routing protocol MDART.

b. Throughput

Tabel 5.22 Hasil throughput (MDART paket data TCP)

Jumlah

node

Throughput SCTP (kbps) Throughput TCP (kbps)

FSR MDART FSR MDART

25 node 675.27 495.22 612.66 500.15

50 node 403.6 265.97 444.44 326.24

75 node 159.42 199.67 125.95 192.59

Rata-rata 412.76 320.29 394.35 339.66

Page 122: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

102

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Grafik 5.22 Hasil rata-rata throughput TCP dan SCTP

Data pada tabel 5.22 dan grafik 5.22 diatas merupakan hasil rata-rata

yang didapatkan pada parameter throughput dengan menggunakan dua

routing protocol yang berbeda yaitu FSR dan MDART serta pengiriman

paket data dengan jenis SCTP dan TCP. Berdasarkan data di atas diketahui

bahwa nilai throughput kedua routing protocol semakin berkurang seiring

dengan kenaikan jumlah node atau vehicle. Nilai throughput pada grafik

diatas terlihat semakin berkurang seiring dengan kenaikan jumlah node, hal

ini disebabkan presentasi paket yang diterima semakin berkurang sehingga

laju penerimaan data pun semakin berkurang.

Dari data di atas dapat diketahui Jika hasil parameter throughput dari

rata-rata semua variasi jumlah node (25, 50, 75) routing protocol FSR lebih

baik pada kedua jenis pengiriman yaitu sebesar 412,76 kbps pada pengiriman

paket SCTP dan 394,35 kbps pada pengiriman paket TCP. Sedangkan routing

protocol MDART hanya menghasilkan sebesar 320,29 kbps pada pengiriman

paket SCTP dan 339,66 kbps pada pengiriman TCP.

Routing protocol FSR dapat melayani proses pemilihan rute aliran

data lebih baik ketika jumlah node tidak terlalu banyak dikarenakan jumlah

0 100 200 300 400 500 600 700 800

25 node

50 node

75 node

Throughput

MDART TCP FSR TCP MDART SCTP FSR SCTP

Page 123: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

103

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

node penghubung yang berada di antara jangakauan scope sehingga node

yang aktif bertambah banyak. Maka dari itu FSR mendapat nilai throughput

yang tinggi pada skema 25 node dan 50 node. FSR sangat cocok untuk

topologi jaringan yang berubah secara dinamis dan dengan demikian

throughputnya tinggi dengan mobilitas node yang tinggi karena FSR dapat

mengurangi ukuran tabel routing yang dipertukarkan dengan

mempertahankan informasi tentang node lebih jauh Sedangkan MDART

unggul pada skema 75 node dengan jumlah hop yang lebih banyak. Karna

dengan karakter multipath MDART dapat mencakup node pada jaringan

secara keseluruhan tanpa scope tertentu.

c. Packet Loss

Tabel 5.23 Hasil packet loss (MDART paket data TCP)

Jumlah

node

Packetloss SCTP (%) Packetloss TCP (%)

FSR MDART FSR MDART

25 node 0.68 0.99 0.11 0.34

50 node 1.75 1.23 0.75 0.66

75 node 2.69 2.31 6.23 0.85

Rata-rata 1.71 1.51 2.36 0.62

0 1 2 3 4 5 6 7

25 node

50 node

75 node

Packetloss

MDART TCP FSR TCP MDART SCTP FSR SCTP

Page 124: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

104

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Grafik 5.23 Hasil rata-rata packetloss TCP dan SCTP

Data pada tabel 5.23 dan grafik 5.23 diatas merupakan hasil rata-rata

yang didapatkan pada parameter packetloss dengan menggunakan dua

routing protocol yang berbeda yaitu FSR dan MDART serta pengiriman

paket data dengan jenis SCTP dan TCP. Berdasarkan data di atas diketahui

bahwa nilai packetloss kedua routing protocol semakin bertambah seiring

dengan kenaikan jumlah node atau vehicle. Hal ini terjadi karena semakin

banyak jumlah node atau vehicle maka semakin banyak pula proses hop atau

lompatan yang dilakukan pada pengiriman paket data.

Dari data di atas dapat diketahui Jika hasil parameter packetloss dari

rata-rata semua variasi jumlah node (25, 50, 75), routing protocol FSR

menghasilkan nilai packetloss yang lebih tinggi pada kedua jenis pengiriman

yaitu sebesar 1,71% pada pengiriman paket SCTP dan 2,36% pada

pengiriman paket TCP. Sedangkan routing protocol MDART hanya

menghasilkan sebesar 1,51% pada pengiriman paket SCTP dan 0,62% pada

pengiriman TCP.

Semakin rendah packetloss semakin baik kualitas jaringan yang

dibentuk. Dalam kasus ini MDART menghasilkan packetloss yang lebih

rendah hal ini disebabkan karakteristik MDART yang lebih banyak

melakukan proses hop atau lompatan karna pengelolaan node yang merata di

seluruh jaringan dibanding FSR yang mempunyai scope yang lebih teurukur

terhadap setiap hop yang dilakukan, sehingga pada routing protocol FSR

paket-paket yang dikirim memiliki jarak yang optimal karna masuk dalam

zona fokus dari teknik fisheye yang dimiliki.

d. Delay

Tabel 5.24 Hasil Delay (MDART paket data TCP)

Jumlah

node

Delay SCTP (s) Delay TCP (s)

FSR MDART FSR MDART

25 node 0.294 0.319 0.162 0.142

Page 125: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

105

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

50 node 0.325 0.439 0.193 0.208

75 node 0.468 0.63 0.259 0.311

Rata-rata 0.362 0.463 0.205 0.22

Grafik 5.24 Hasil rata-rata delay TCP dan SCTP

Data pada tabel 5.24 dan grafik 5.24 diatas merupakan hasil rata-rata

yang didapatkan pada parameter delay dengan menggunakan dua routing

protocol yang berbeda yaitu FSR dan MDART serta pengiriman paket data

dengan jenis SCTP dan TCP. Berdasarkan data di atas diketahui bahwa nilai

delay kedua routing protocol semakin bertambah seiring dengan kenaikan

jumlah node atau vehicle. Hal ini terjasdi karena ketika jumlah node

bertambah semakin banyak akan menyebabkan kemacetan pada lingkungan

jaringan atau biasa disebut kongesti.

Dari data di atas dapat diketahui Jika hasil parameter delay dari rata-

rata semua variasi jumlah node (25, 50, 75), routing protocol MDART

menghasilkan nilai delay yang lebih tinggi pada kedua jenis pengiriman yaitu

sebesar 0,463s pada pengiriman paket SCTP dan 0,22s pada pengiriman paket

TCP. Sedangkan routing protocol FSR hanya menghasilkan sebesar 0,362s

pada pengiriman paket SCTP dan 0,205s pada pengiriman TCP.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

25 node

50 node

75 node

Delay

MDART TCP FSR TCP MDART SCTP FSR SCTP

Page 126: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

106

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Perbedaan parameter delay pada kedua routing protocol tidak jauh

berbeda, hal ini dikarenakan kedua routing memeliki karakter sifat proaktif

di mana pengiriman paket dilakukan tanpa harus ada proses permintaan

pengiriman paket dari sender dengan sinyal RREQ (Route Request) untuk

mendapatkan RREP (Route Reply) dari node receiver atau dikenal dengan

proses routing discovery yaitu proses penentuan rute dengan pengiriman

paket ke seluruh node. Proses pengiriman paket pada kedua routing protocol

menggunakan routing table yang telah terbentuk pada tiap node sehingga

pengiriman langsung dilakukan dan dapat mempersingkat waktu pengiriman

paket dari proses pengiriman hingga sampai ke tujuan.

e. Energy

Tabel 5.25 Hasil energy (MDART paket data TCP)

Jumlah

node

Energy SCTP (%) Energy TCP (%)

FSR MDART FSR MDART

25 node 52.18 63.02 55.98 63.51

50 node 37.66 55.93 38.24 57.46

75 node 64.86 79.05 64.11 79.26

Rata-rata 51.57 66 52.78 66.74

Grafik 5.25 Hasil rata-rata energy TCP dan SCTP

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

25 node

50 node

75 node

Energy

MDART TCP FSR TCP MDART SCTP FSR SCTP

Page 127: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

107

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Data pada tabel 5.25 dan grafik 5.25 diatas merupakan hasil rata-rata

yang didapatkan pada parameter energy dengan menggunakan dua routing

protocol yang berbeda yaitu FSR, dan MDART serta pengiriman paket data

dengan jenis SCTP dan TCP. Berdasarkan data di atas diketahui bahwa nilai

persentasi konsumsi energy kedua routing protocol memiliki nilai yang

fluktuatif atau tidak stabil. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti

posisi, mobilitas dan traffic yang ada pada jaringan VANET tersebut.

Dari data di atas dapat diketahui Jika hasil parameter energy dari rata-

rata semua variasi jumlah node (25, 50, 75), routing protocol MDART

menghasilkan nilai konsumsi energy yang lebih tinggi pada kedua jenis

pengiriman yaitu sebesar 66% pada pengiriman paket SCTP dan 66,74% pada

pengiriman paket TCP. Sedangkan routing protocol FSR hanya

menghasilkan nilai konsumsi sebesar 51,57% pada pengiriman paket SCTP

dan 52,78% pada pengiriman TCP.

Tingginya konsumsi energy pada routing protocol MDART

disebabkan karna fitur multipath yang membutuhkan sumber daya lebih

dalam proses pencarian rute terdekat. Sedangkan FSR yang sesuai dengan

karakteristiknya yaitu pengiriman paket hanya fokus ke dalam scope yang

dimiliki teknik fisheye, sehingga konsumsi energi tidak terpakai berlebihan

ketika letak sebuah node berada di luar scope routing FSR tersebut. FSR

dapat mengurangi ukuran tabel routing yang dipertukarkan dengan

mempertahankan informasi tentang node lebih jauh.

Page 128: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

108

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 5.26 Tabel Analisis Keseluruhan

Node

Quality of Services

Packet Delivery Ratio (%) Throughput (kbps) Packetloss (%)

Delay (second0 Energy (%)

Skenario FSR

SCTP

MDART

SCTP

FSR

TCP

MDART

TCP

FSR

SCTP

MDART

SCTP

FSR

TCP

MDART

TCP

FSR

SCTP

MDART

SCTP

FSR

TCP

MDART

TCP

FSR

SCTP

MDART

SCTP

FSR

TCP

MDART

TCP

FSR

SCTP

MDART

SCTP

FSR

TCP

MDART

TCP

25 node 99.32 99 99.88 99.65 675.27 495.22 612.66 500.15 0.68 0.99 0.11 0.34 0.294 0.319 0.162 0.142 52.18 63.02 55.98 63.51

50 node 98.23 98.76 99.24 99.33 403.6 265.97 444.44 326.24 1.75 1.23 0.75 0.66 0.325 0.439 0.193 0.208 37.66 55.93 38.24 57.46

75 node 97.3 97.68 93.76 99.14 159.42 199.67 125.95 192.59 2.69 2.31 6.23 0.85 0.468 0.63 0.259 0.311 64.86 79.05 64.11 79.26

Rata-Rata 98.28 98.48 97.63 99.37 412.76 320.29 394.35 339.66 1.71 1.51 2.36 0.62 0.362 0.463 0.205 0.22 51.57 66 52.78 66.74

Page 129: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

109

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

FSR dan MDART memiliki keunggulan masing-masing pada

parameter yang berbeda. Dari nilai rata-rata yang diambil dari setiap skenario

FSR memiliki kualitas lebih baik dengan kedua jenis pengiriman paket TCP

dan SCTP pada parameter throughput dengan nilai rata-rata sebesar 412,76

kbps pada pengiriman paket SCTP dan 394,35 kbps pada pengiriman paket

TCP, begitu juga parameter delay unggul dengan nilai rata-rata sebesar 0,362s

pada pengiriman paket SCTP dan 0,205s pada pengiriman paket TCP , dan

energy unggul dengan nilai rata-rata. konsumsi sebesar 51,57% pada

pengiriman paket SCTP dan 52,78% pada pengiriman TCP. Sedangkan

MDART memiliki kualitas lebih baik dengan kedua jenis pengiriman paket

TCP dan SCTP pada parameter packet delivery ratio unggul dengan nilai rata-

rata sebesar 98,48% pada pengiriman paket SCTP dan 99,37% kbps pada

pengiriman paket TCP, begitu juga parameter Packetloss unggul dengan nilai

rata-rata sebesar 1,51% pada pengiriman paket SCTP dan 0,62% pada

pengiriman TCP.

Page 130: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

110

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini yaitu proses pengujian kinerja routing protocol

FSR dan MDART dengan jenis pengiriman paket SCTP dan TCP menggunakan

parameter packet delivery ratio, throughput, packetloss, delay, dan energy dapat

disimpulkan:

a. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa routing protocol FSR dan MDART nilai

parameter packet delivery ratio dan throughput akan semakin menurun seiring

dengan pertambahan beban traffic atau jumlah node. Sedangkan nilai parameter

delay dan packetloss semakin tinggi seiring bertambahnya jumlah node

(kendaraan).

b. FSR memiliki kualitas lebih baik dengan kedua jenis pengiriman paket TCP dan

SCTP pada parameter throughput dengan nilai rata-rata sebesar 412,76 kbps

pada pengiriman paket SCTP dan 394,35 kbps pada pengiriman paket TCP,

begitu juga parameter delay unggul dengan nilai rata-rata sebesar 0,362s pada

pengiriman paket SCTP dan 0,205s pada pengiriman paket TCP , dan energy

unggul dengan nilai rata-rata. konsumsi sebesar 51,57% pada pengiriman paket

SCTP dan 52,78% pada pengiriman TCP.

c. MDART memiliki kualitas lebih baik dengan kedua jenis pengiriman paket

TCP dan SCTP pada parameter packet delivery ratio unggul dengan nilai rata-

rata sebesar 98,48% pada pengiriman paket SCTP dan 99,37% kbps pada

pengiriman paket TCP, begitu juga parameter Packetloss unggul dengan nilai

rata-rata sebesar 1,51% pada pengiriman paket SCTP dan 0,62% pada

pengiriman TCP.

Page 131: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

111

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dapat memberikan

rekomendasi untuk pengembangan selanjutnya, antara lain

a. Dapat menambahkan parameter pengujian yang dapat melengkapi Quality of

Service dari penelitian ini.

b. Dapat menggunakan jenis routing protocol yang berbeda seperti position based

routing protocol, cluster based routing protocol, dan lainnya.

c. Dapat memberikan variasi tambahan pada skenario simulasi seperti perbedaan

kecepatan, jenis MAC, packetsize, dan lainnya.

Page 132: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

112

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Abu Taleb, A. (2018). VANET routing protocols and architectures: An overview.

Journal of Computer Science, 14(3), 423–434.

https://doi.org/10.3844/jcssp.2018.423.434

Adrian, R., Fahmizal, & Rosyid, N. R. (2018). Peningkatan Kualitas Jaringan Pada

Vehicle Ad-Hoc Network Menggunakan Algoritma Simple K-Means.

Techno.COM, 17(3), 281–289.

Ahmad, M., Ali, S., Ali, A., Wahid, I., Ikram, A. A., Ahmad, M., … Ali, A. (2018).

State of the Art Routing Protocols in VANETs. Procedia Computer Science,

130(July), 689–694. https://doi.org/10.1016/j.procs.2018.04.121

Akkari Sallum, E. El, Dos Santos, G., Alves, M., & Santos, M. M. (2018).

Performance analysis and comparison of the DSDV, AODV and OLSR

routing protocols under VANETs. Proceedings of 2018 16th International

Conference on Intelligent Transport System Telecommunications, ITST 2018,

1–7. https://doi.org/10.1109/ITST.2018.8566825

Alotaibi, A. M., Fahaad Alrashidi, B., Naz, S., & Parveen, Z. (2017). Security issues

in Protocols of TCP/IP Model at Layers Level. International Journal of

Computer Networks and Communications Security, 5(5), 96–104. Retrieved

from www.ijcncs.org

Anisia, R., Munadi, R., & Negara, R. M. (2018). Analisis Performansi Routing

Protocol OLSR Dan AOMDV Pada Vehicular Ad Hoc Network (VANET).

Jurnal Nasional Teknik Elektro, 5(1), 87.

https://doi.org/10.25077/jnte.v5n1.204.2016

Austin. (2018). Siemens Mobility, Inc.’s roadside unit is first to receive OmniAir

Certification. Retrieved July 7, 2019, from Siemens Mobility, Inc. website:

https://press.siemens.com/global/en/pressrelease/siemens-mobility-incs-

roadside-unit-first-receive-omniair-certification?content[]=MO

Barskar, R., & Chawla, M. (2015). Vehicular Ad hoc Networks and its Applications

in Diversified Fields. International Journal of Computer Applications,

123(10), 7–11. https://doi.org/10.5120/ijca2015905510

Briantika, A. (2019). Kecelakaan Lalu Lintas Dalam Angka. Retrieved April 22,

2019, from tirto.id website: https://tirto.id/milenial-dominasi-kecelakaan-

kendaraan-bermotor-dju1

Deshmukh, A. R., & Dorle, S. S. (2016). Simulation of Urban Mobility (Sumo) For

Evaluating Qos Parameters For Vehicular Adhoc Network. IOSR Journal of

Electronics and Communication Engineering Ver. I, 11(1), 2278–2834.

https://doi.org/10.9790/2834-11113336

Page 133: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

113

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dimyati, M., Anggoro, R., & Wibisono, W. (2016). Pemilihan Node Rebroadcast

Untuk Meningkatkan Kinerja Protokol Multicast Aodv (Maodv) Pada Vanets.

JUTI: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi, 14(2), 198.

https://doi.org/10.12962/j24068535.v14i2.a572

Dordal, P. L. (2015). An Introduction to Computer Networks. In An Introduction to

Computer Networks (p. 872). https://doi.org/10.1684/bdc.2010.1223

Draz, U., Ali, T., Yasin, S., & Shaf, A. (2018). Evaluation based analysis of packet

delivery ratio for AODV and DSR under UDP and TCP environment. 2018

International Conference on Computing, Mathematics and Engineering

Technologies: Invent, Innovate and Integrate for Socioeconomic

Development, ICoMET 2018 - Proceedings, 2018-Janua(1), 1–7.

https://doi.org/10.1109/ICOMET.2018.8346385

Dugaev, D. A., Matveev, I. G., Siemens, E., & Shuvalov, V. P. (2018). Adaptive

Reinforcement Learning-Based Routing Protocol for Wireless Multihop

Networks. 2018 14th International Scientific-Technical Conference on Actual

Problems of Electronic Instrument Engineering, APEIE 2018 - Proceedings,

(October), 209–218. https://doi.org/10.1109/APEIE.2018.8545412

Dy, J. F., Jusak, & Triwidyastuti, Y. (2014). ANALISIS PERBANDINGAN

PROTOCOL ROUTING AD HOC UNTUK JARINGAN BERSKALA

BESAR. Journal of Control and Network Systems, 3(1), 105–111.

Ericka, J., Prakasa, W., & Prasetyo, K. W. (2017). Peningkatan Keberhasilan

Pengiriman Data pada Lingkungan VANET. Jurnal Teknologi Informasi, 8(2),

105–114.

Fahri, M., Fiade, A., & Suseno, H. B. (2017). Simulasi Jaringan Virtual Local Area

Network (Vlan) Menggunakan Pox Controller. Jurnal Teknik Informatika,

10(1), 1–6. https://doi.org/10.15408/jti.v10i1.6821

Ferronato, J. J., & Trentin, M. A. S. (2017). Analysis of Routing Protocols OLSR,

AODV and ZRP in Real Urban Vehicular Scenario with Density Variation.

15(9), 1727–1734.

Firnanda, A., Arif, T. Y., & Syahrial, S. (2017). Analisis TCP Cubic dan Simulasi

untuk Menentukan Parameter Congestion Window dan Throughput Optimal

pada Jaringan Nirkabel Ad Hoc. Jurnal Rekayasa Elektrika, 13(2), 65.

https://doi.org/10.17529/jre.v13i2.4874

Gautam, G., & Sen, B. (2015). Design and Simulation of Wireless Sensor Network

in NS2. International Journal of Computer Applications, 113(16), 14–16.

https://doi.org/10.5120/19910-2018

Gillani, S., Shahzad, F., Qayyum, A., & Mehmood, R. (2014). A Survey on Security

in Vehicular Ad Hoc Major Security Threats in VANETs. (February), 59–74.

Page 134: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

114

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hidakyah, M. (2017). MIKROTIK ROUTEROS. Jurnal Teknik Informatika, 1–22.

Hidayati, N., & Suwadi, S. (2017). Analisis Kinerja TCP/IP untuk Jaringan

Nirkabel Bergerak 3G di Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 5(2).

https://doi.org/10.12962/j23373539.v5i2.16345

Iman, M. (2018). populasi kendaraan di Indonesia meningkat drastis. Retrieved

April 22, 2019, from Beritagar.id website:

https://beritagar.id/artikel/berita/sepeda-motor-mendominasi-kendaraan-

pribadi

Issariyakul, T., & Hossain, E. (2012). Introduction to network simulator NS2. In

Introduction to Network Simulator NS2 (Vol. 9781461414).

https://doi.org/10.1007/978-1-4614-1406-3

Jahajee, M., Katlana, A., Khare, N., & Diwakar, P. (2015). IJESMR I nternational

J ournal OF E ngineering S ciences & M anagement R esearch IJESMR.

International Journal OF Engineering Sciences & Management Research,

2(10), 70–74.

Jain, V., & Kushwah, R. S. (2016). Review of Various VANET Protocols Using

NS-2 Simulator. International Journal of Computer Sciences and

Engineering, 4(7), 76–80.

Jati, W. S., Nurwasito, H., & Data, M. (2018). Perbandingan Kinerja Protocol

Routing Open Shortest Path First ( OSPF ) dan Routing Information Protocol

( RIP ) Menggunakan Simulator Cisco Packet Tracer. J-Ptiik, 2(8), 2442–

2448.

Kaur, H., & Meenakshi. (2018). Analysis of VANET geographic routing protocols

on real city map. RTEICT 2017 - 2nd IEEE International Conference on

Recent Trends in Electronics, Information and Communication Technology,

Proceedings, 2018-Janua, 895–899.

https://doi.org/10.1109/RTEICT.2017.8256727

Kaur, R., & Singh, K. P. (2015). An efficient multipath dynamic routing protocol

for mobile WSNs. Procedia Computer Science, 46(Icict 2014), 1032–1040.

https://doi.org/10.1016/j.procs.2015.01.014

Khotimah, B. K. (2015). Teori Simulasi dan Pemodelan : Konsep, Aplikasi, dan

Terapan. WADE GROUP.

Kumar, S., & Pagadala, P. K. (2017). Routing Protocols in Vehicular Ad Hoc

Networks. Telematics Communication Technologies and Vehicular Networks,

12(December), 206–228. https://doi.org/10.4018/978-1-60566-840-6.ch013

MADCOMS. (2015). Sistem Jaringan Komputer untuk Pemula. Andi Publisher.

Madhuri, D., & Reddy, P. C. (2016). Performance comparison of TCP, UDP and

Page 135: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

115

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SCTP in a wired network. Proceedings of the International Conference on

Communication and Electronics Systems, ICCES 2016.

https://doi.org/10.1109/CESYS.2016.7889934

Mandiri, P. (2013). Buku Panduan Energi yang Terbarukan (C. I. Energy, Ed.).

Kementerian Dalam Negeri RI.

Mardiana, Y., & Sahputra, J. (2017). Analisa Performansi Protokol TCP , UDP dan

SCTP. Jurnal Media Infotama, 13(2), 73–84.

Marsic, I. (2013). Computer Network Performance and Quality of Services.

Rutgers.

Mukhlishin, W., Rohmatullah, & Hariyani, Y. (2018). PERANCANGAN SISTEM

PAPAN INFORMASI DIGITAL PADA JARINGAN AD-HOC. E-

Proceeding of Applied Science, 4(3), 2772–2785.

Mukti, A. R. (2016). Studi Performa Migrasi Ipv4 Ke Ipv6 pada Metode Dual

Stack. Prosiding ANNUAL RESEARCH SEMINAR 2016, 3(12), 1–10.

Muktiarto, R., Ajinegoro, N., & Perdana, D. (2018). Analisis Kinerja Protokol

Routing AOMDV pada VANET dengan Serangan Rushing. ELKOMIKA,

6(2), 232–243.

Mulyani, S. (2016). Metode Analisis dan Perancangan Sistem. Bandung: Abdi

Sistematika.

N. Saeed, R. U. Amin, A. S. Malik, M. K. Kasi, & B. Kasi. (2017). Performance

Evaluation of AODV, DSDV and DSR Routing Protocols in Unplanned Areas.

Technical Journal, University of Engineering and Technology (UET) Taxila,

22(1), 143–150. https://doi.org/10.5121/ijdps.2012.3402

Network, J. in. (2019). Securing GTP and SCTP Traffic Feature Guide for Security

Devices. Retrieved July 23, 2019, from 1133 Innovation Way website:

https://www.juniper.net/documentation/en_US/junos/topics/topic-

map/security-gprs-sctp.html

OpenStreetMap. (2019). Tentang OpenStreetMap. Retrieved from

openstreetmap.id website: https://openstreetmap.id/about/tentang-

openstreetmap/

Purba, D. U., Primananda, R., & Amron, K. (2018). Analisis Kinerja Protokol Ad

Hoc On-Demand Distance Vector ( AODV ) dan Fisheye State Routing ( FSR

) pada Mobile Ad Hoc Network. Pengembangan Teknologi Informasi Dn Ilmu

Komputer, 2(7), 2626–2634.

Ravi, G., & Kashwan, K. R. (2015). A new routing protocol for energy efficient

mobile applications for ad hoc networks. Computers and Electrical

Engineering, 48, 77–85. https://doi.org/10.1016/j.compeleceng.2015.03.023

Page 136: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

116

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sarah Devi Anggraini, Kukuh Nugroho, E. F. C. (2017). Analisis Perbandingan

Performasi Protokol Routing AODV Dan DSR Pada Mobile Ad-Hoc Network

(MANET). 2nd Seminar Nasional IPTEK Terapan (SENIT), 112–118.

https://doi.org/10.22219/kinetik.v2i3.91

Sari, Herlina, Latipa; Sudarsono, Aji; Hayadi, B. H. (2013). Pengembangan

Jaringan Local Area Network Menggunakan Sistem Operasi Linux Redhat 9.

Jurnal Media Infotama, 9(1), 165–189.

https://doi.org/10.1109/ICWS.2011.40

Selvan, V. P., & Kumar, S. S. (2019). An optimized ad hoc on demand distance

vector routing protocol for wireless networks. Journal of Computer Science,

8(7), 1177–1183. https://doi.org/10.3844/jcssp.2012.1177.1183

Sharma, S., & Singh, G. (2014). Simulative Contemplation of AODV , AOMDV

and MDART Protocols. International Journal of Advanced Engineering

Research and Technology (IJAERT), 2(2), 73–78.

Sharmila, S., & Shanthi, T. (2016). A survey on wireless ad hoc network: Issues

and implementation. 1st International Conference on Emerging Trends in

Engineering, Technology and Science, ICETETS 2016 - Proceedings.

https://doi.org/10.1109/ICETETS.2016.7603071

Sitompul, G. G., Negara, R. M., & Sanjoyo, D. D. (2018). Analisis Performansi

Protocol Routing AODV dan FSR ( Studi Kasus : Skenario Jalan Raya ). E-

Proceeding of Engineering, 5(1), 267–274. Retrieved from

https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/home/catalog/id/141327/slug/anali

sis-performansi-protokol-routing-aodv-dan-fsr-pada-vanet-studi-kasus-

skenario-jalan-raya-.html

SUMO. (2019). Sumo at a Glance. Retrieved from DLR website:

https://sumo.dlr.de/userdoc/Sumo_at_a_Glance.html

Syamsu, S. (2013). Jaringan Komputer (Konsep dan Penerapannya) (I; E. Risanto,

Ed.). CV. Andi Offset.

Tampubolon, T. (2017). Jumlah Kendaraan Tak Sebanding Jalan, Kota Tangerang

Makin Macet. Retrieved July 24, 2019, from indopos.co.id website:

https://indopos.co.id/read/2017/11/27/118256/jumlah-kendaran-tak-

sebanding-jalan-kota-tangerang-makin-macet

Wardoyo, S., Ryadi, T., & Fahrizal, R. (2014). Analisis Performa File Transport

Protocol Pada Perbandingan Metode IPv4 Murni, IPv6 Murni dan Tunneling

6to4 Berbasis Router Mikrotik. Jurnal Nasional Teknik Elektro, 3(2), 106.

https://doi.org/10.25077/jnte.v3n2.74.2014

Wulandari, R. (2016). Analisis QoS (Quality of Service) Pada Jaringan Internet

(Studi Kasus : UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon - LIPI).

Jurnal Teknik Informatika Dan Sistem Informasi, 2, 162–172.

Page 137: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

117

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

www.itsinternational.com. (2015). The New System for Road Toll Payment.

Retrieved July 17, 2019, from https://www.itsinternational.com/event-

news/its-world-congress/2015/news/gmv-demonstrates-plug-and-play-

windshield-obu/

Zhu, L., Gao, W., & Liang, J. (2014). Research on Propagation Model of Malicious

Programs in Ad Hoc Wireless Network. Sensors and Transducers, 162(1), 85–

93.

Page 138: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

118

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 AWK Script

a. AWK script PDR, throughput, packetloss

#!/bin/awk –f {

event = $1

time = $3 # Make sure that "time" has a numeric type.

node_id = $5

pkt_size = $37

level = $19

if (time < 300) {

if (level == "AGT" && event == "s") {

sent++

if (!startTime || (time < startTime)) {

startTime = time

}}

if (level == "AGT" && event == "r") {

receive++

if (time > stopTime) {

stopTime = time

}

recvdSize += pkt_size

}}}

END {

printf("\nStart Time \t\t = %f\n", startTime);

printf("StopTime \t\t = %f\n",stopTime);

printf("Sent_packets \t\t = %d\n",sent);

printf("Received_packets \t = %d\n",receive);

printf("Packet loss \t\t = %.2f\n",((sent-

receive)/sent)*100);

printf("PDR \t\t\t = %.2f\n",receive/sent*100);

printf("Average Throughput[kbps] =

%.2f\n",(recvdSize/(stopTime-startTime))*(8/1000));

}

Page 139: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

119

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. AWK script delay dan energy

BEGIN {

send = 0;

recv = 0;

bytes = 0;

st = 0;

ft = 0;

rtr = 0;

delay = 0;

last_pkt_recv=0;

jitter=0;

j_count=0;

nodes=0;

}{

if ( $16 == "-Ne" )

{

if (initial_energy[$9] == "")

initial_energy[$9] = $17;

energy[$9] = $17;

if(nodes < $9)

nodes = $9;

}

if ( $19 == "RTR" && $1 == "s" && $35 != "cbr" && $35 !=

"udp" && $35 != "ack")

rtr++;

if ( $19 == "AGT" && $1 == "s")

{

if(send == 0)

st = $3;

ft = $3;

st_time[$41] = $3;

send++;

}

if ( $19 == "AGT" && $1 == "r")

{

if(recv == 0)

{

last_pkt_recv = $3;

}

else

{

jitter+=$3 - last_pkt_recv;

j_count++;

last_pkt_recv = $3

}

recv++;

bytes+=$37

ft_time[$41] = $3;

delay += ft_time[$41]-st_time[$41]

}

Page 140: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

120

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2 Mobility.tcl Script (3 node)

}

END {

total_energy = 0;

residual=0;

for (i=0;i<nodes;i++) {

residual_energy[i] = initial_energy[i] - energy[i];

total_energy+=residual_energy[i];

residual+=energy[i];

}

print "\nNRoverheads = " rtr / recv

print "Jitter = " jitter/j_count

print "Delay = " delay/recv

print "\nTotal_Energy_Consumption = " total_energy

print "Avg_Energy_Consumption = " total_energy/nodes

print "Overall Residual Energy = " residual

print "Avg Residual Energy = " residual/nodes

$node_(0) set X_ 961.88

$node_(0) set Y_ 413.4

$node_(0) set Z_ 0

$ns_ at 0.0 "$node_(0) setdest 961.88 413.4 0.00"

$ns_ at 0.1 "$node_(0) setdest 961.91 413.4 0.25"

$ns_ at 0.2 "$node_(0) setdest 961.95 413.4 0.49"

$node_(1) set X_ 1398.77

$node_(1) set Y_ 384.2

$node_(1) set Z_ 0

$ns_ at 0.2 "$node_(1) setdest 1398.77 384.2 0.00"

$ns_ at 0.3 "$node_(0) setdest 962.03 413.39 0.73"

$ns_ at 0.3 "$node_(1) setdest 1398.74 384.2 0.26"

$ns_ at 0.4 "$node_(0) setdest 962.13 413.38 0.99"

$ns_ at 0.4 "$node_(1) setdest 1398.69 384.21 0.50"

$ns_ at 0.5 "$node_(0) setdest 962.25 413.37 1.23"

$ns_ at 0.5 "$node_(1) setdest 1398.62 384.22 0.74"

$ns_ at 0.6 "$node_(0) setdest 962.39 413.36 1.44"

$ns_ at 0.6 "$node_(1) setdest 1398.53 384.24 0.97"

$node_(2) set X_ 1112.6

$node_(2) set Y_ 422.14

$node_(2) set Z_ 0

$ns_ at 0.6 "$node_(2) setdest 1112.6 422.14 0.00"

$ns_ at 0.7 "$node_(0) setdest 962.56 413.34 1.66"

$ns_ at 0.7 "$node_(1) setdest 1398.41 384.26 1.19"

$ns_ at 0.7 "$node_(2) setdest 1112.62 422.16 0.26"

$ns_ at 0.8 "$node_(0) setdest 962.75 413.33 1.89"

$ns_ at 0.8 "$node_(1) setdest 1398.28 384.29 1.41"

$ns_ at 0.8 "$node_(2) setdest 1112.65 422.2 0.51"

Page 141: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

121

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran di atas merupakan contoh 3 dari keseluran mobilitas node pada simulasi

yang dilakukan. Dari script di atas diketahui bahwa inisiasi pertama posisi node (0)

terletak pada koordinat (x,y) (961.88,413.4) dan selanjutnya pada baris berikutnya

dideskripsikan bahwa node (0) akan bergerak ke koordinat (x,y) (961.91,413.4)

pada detik ke 0.1 dengan kecepatan 0.25 m/s dan seterusnya.

Lampiran 3 Tampilan Ciledug Raya pada Aplikasi SUMO

Lampiran 4 Tampilan Simulasi pada Aplikasi NAM

a. 25 node

Page 142: ANALISIS KINERJA MULTI-PATH DYNAMIC …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47966...FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

122

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. 50 node

c. 75 node