77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008) Skripsi Disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : NURUL AZIZTA NUGRAHENI F 0207097 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

  • Upload
    lekhue

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN

SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT

(Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

Skripsi

Disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

NURUL AZIZTA NUGRAHENI

F 0207097

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Page 3: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

…di dunia, mereka (orang-orang bertaqwa) sedikit sekali tidur di waktu malam dan di penghujung malam mereka selalu memohonkan ampunan… (Q.S. Adz-Dzariyat : 17-18) ..dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)… (Q.S. An-Najm : 39-40) .. dan Dia dapati engkau dalam kebimbangan dan kebingungan lalu Dia menunjukan jalan… (Q.S. Ad-Dhuha : 7) ..dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami, Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik… (Q.S. Al-Ankabut : 69)

Ku persembahkan kepada

Yang teristimewa………… Ibu, ibu, ibu dan Almarhum Bapakku Untuk kakaku Perdana Adhi N yang selalu gigih Serta Listyo Cahyo Purnomo yang selalu menyemangatiku Sebagai sebuah janji Agama, almamater dan guru-guruku, Suami dan anak-anakku kelak Dan pada semua orang yang telah berbuat

baik padaku...

Semoga pahala senantiasa menyertaimu

Page 5: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ” ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM

DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar

di BEI Periode 2001-2008)”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak, karena itu penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dra. Endang Suhari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Reza Rahardian, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Heru Agustanto, SE, ME, selaku pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dan atas

segenap kesempatan yang diberikan untuk berdiskusi banyak hal.

Page 6: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

5. Ibu Siti Khoiriyah, SE, M.Si selaku pembimbing akademik yang senantiasa

memberikan masukan-masukan yang membangun, serta pengarahan yang

sangat bermanfaat.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

7. Seluruh keluarga di rumah atas dukungan, doa, dan semangatnya selama ini.

8. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan

skripsi ini.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Nurul Azizta Nugraheni

Page 7: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………..

HALAMAN PERSETUJUAN …..………………………...................

HALAMAN PENGESAHAN ..………………………………............

HALAMAN PERSEMBAHAN ...………………………………........

KATA PENGANTAR ..…………………………………………........

DAFTAR ISI………………………………………………………......

DAFTAR TABEL……………………………………………………..

DAFTAR GAMBAR ..…………………………………………..........

ABSTRAK....…………………………………………………………..

ABSTRACT……………………………………………………….........

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………...……………………………….......

B. Pembatasan Masalah..............................................................

C. Perumusan Masalah .……………………………………….

D. Tujuan Penelitian …………………………………………..

E. Manfaat Penelitian …………………………………………

i

ii

iii

iv

v

vii

x

xi

xii

xiii

1

7

7

8

8

Page 8: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka...……………………….............................

1. Pasar Modal…………..………………….......................

2. Teori Efisiensi Pasar Modal............................................

3. Reverse Stock Split…………...…………………………

4. Motivasi yang terkait: Reverse Stock Split......................

a. Signaling Hypothesis………………………………...

b. Liqudity Hypothesis………………………………….

5. Even Study............................…………………………...

6. Return…………………………………………………..

7. Abnormal Return….……………………………………

8. Trading Volume Activity……………………………......

B. Penelitian Terdahulu..............................................................

C. Model Penelitian....................................................................

D. Hipotesis................................................................................

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian.....................................................

B. Periode Pengamatan ............................................................

C. Populasi dan Penentuan Sampel............................................

D. Sumber Data..........................................................................

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.......................

9

9

12

15

18

18

20

20

22

24

25

26

28

30

31

32

32

34

35

Page 9: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

F. Metode Analisis Data............................................................

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif ...............................................................

B. Pengujian Normalitas Data....................................................

C. Pengujian Hipotesis...............................................................

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan..............................................................................

B. Keterbatasan.........................................................................

C. Saran.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

39

42

46

47

62

63

63

65

68

Page 10: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

III.1

IV.1

IV.2

IV.3

IV.4

IV.5

IV.6

IV.7

Kriteria Pemilihan Sampel…………………………........

Daftar Perusahaan Sampel yang Memenuhi Kriteria

yang Melakukan Reverse Stock Split 2001-2008..............

Statistik Deskriptif Rata-Rata Abnormal Return dan

Trading Volume Activity .................................................

Hasil Pengujian Normalitas Data.....................................

Hasil Pengujian Rata-Rata Abnormal Return Sebelum

dan Sesudah Reverse Stock Split………….......................

Hasil Perbandingan Rata-Rata Abnormal Return

Sebelum dan Sesudah Reverse Stock Split…………........

Hasil Pengujian Rata-Rata Trading Volume Activity

Sebelum dan Sesudah Reverse Stock Split…………........

Hasil Perbandingan Rata-Rata Trading Volume Activity

Sebelum dan Sesudah Reverse Stock Split…………........

34

43

44

46

48

49

54

55

Page 11: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

II.1

III.1

Kerangka Pemikiran.............…………………………..

Periode Pengamatan Penelitian………..………………

29

32

Page 12: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH

REVERSE STOCK SPLIT

(Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

Nurul Azizta Nugraheni

F 0207097

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kinerja saham

sebelum dan sesudah reverse stock split, dengan menggunakan pendekatan abnormal return sebagai proksi dari kinerja saham dan trading volume activity untuk mengukur likuiditas saham. Penelitian ini menggunakan event study dimana dilakukan pengamatan terhadap rata-rata abnormal return dan rata-rata trading volume activity selama sepuluh hari sebelum, dan sepuluh hari sesudah pengumuman. Sampel yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2001 sampai 2008, sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari ICMD untuk mengetahui perusahaan yang melakukan aktivitas reverse stock split. Sedangkan data harga saham harian perusahaan, volume perdagangan saham harian, jumlah lembar saham yang diperdagangkan, dan IHSG diperoleh dari database PDBE UGM. Kriteria pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling dengan kriteria tertentu dari peneliti, sehingga diperoleh 18 perusahaan yang melakukan aktivitas reverse stock split. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode uji beda, untuk abnormal return menggunakan uji paired sample t-test karena data berdistribusi normal dan untuk trading volume activity menggunakan uji wilcoxson signed-rank test karena data tidak berdistribusi normal.

Hasil analisis yang dilakukan menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah reverse stock split. Dan untuk rata-rata trading volume activity juga tidak ditemukan perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah reverse stock split. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kinerja saham baik sebelum maupun sesudah reverse stock split yang dilihat dari rata-rata abnormal return dan trading volume activity. Keyword: abnormal return, event study,reverse stock split, trading volume activity

Page 13: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

ABSTRACT

ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH

REVERSE STOCK SPLIT

(Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

Nurul Azizta Nugraheni

F 0207097

This research is aimed to investigate and find out the differences between

stock performance before and after reverse stock split. This study was using abnormal return approaching method as a proxy in stock performance and trading volume activity to determine stock liquidity. This study was classified as an event study which observe abnormal return and trading volume activity in ten days before and ten days after announcement.

The sample of this study were companies which is listed in BEI from 2001

until 2008, so the data that is applied in this research comes form ICMD to know company doing activity of reverse stock split. While, the data of this research consist of day`s closing price, daily trading volume, the number of shares of the stock, and IHSG taken away from database PDBE UGM. Sampling criteria was using purposive sampling method along with specific criteria from researcher, then collected 18 company sample which perform reverse stock split activity. The hypothesis is tested using different test method, paired sample t-test for abnormal return methods cause data distribution is normal, and wilcoxson signed-rank test for trading volume activity cause data distribution is not normal.

The results from this study showed that there is unsignificant differences in

abnormal return in before and after reverse stock split. In trading volume activity mean is also founded unsignificant between before and after reverse stock split. It could be concluded that there is no differences in stock performance before and after reverse stock split, and showed by average abnormal return and trading volume activity. Keyword: abnormal return, event study,reverse stock split, trading volume activity

Page 14: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Informasi merupakan kebutuhan yang penting bagi investor dalam

mengambil keputusan investasi. Pengambilan keputusan investasi tersebut

berkaitan dengan pemilihan portfolio investasi yang menguntungkan dengan

tingkat resiko tertentu. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang

terjadi, sehingga apapun keputusan yang diambil oleh investor jika

berdasarkan pada informasi yang ada akan dapat mengurangi ketidakpastian

yang terjadi, dan keputusan yang diambil tersebut diharapkan akan sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (Fatmawati dan Marwan, 1999).

Hal ini dikarenakan harga saham merefleksikan informasi yang terdapat

di pasar modal. Dengan kata lain informasi yang masuk ke pasar akan

tercermin pada harga-harga saham. Pasar akan memproses informasi yang

relevan kemudian pasar akan mengevaluasi harga saham berdasarkan

informasi tersebut.

Dalam pasar modal, banyak sekali infomasi yang dapat diperoleh

investor baik informasi yang tersedia di publik atau pun informasi pribadi

(privat), salah satunya adalah informasi corporate action yang dilakukan oleh

perusahaan. Salah satu informasi yang dipublikasikan di pasar modal

diantaranya adalah pemecahan saham (stock split) dan penggabungan saham

(reverse stock split). Informasi ini dapat memiliki makna atau nilai jika

keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di

Page 15: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pasar modal, yang tercermin dalam perubahan harga saham dan volume

perdagangan.

Stock split adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan go

public untuk menaikkan jumlah saham yang beredar (Brigham dan Gapenski,

1992 : 506, seperti dikutip di Wang Sutrisno, 2000). Aktivitas tersebut

biasanya dilakukan pada saat harga dinilai terlalu tinggi sehingga akan

mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Dalam hal ini,

pemecahan saham mempunyai nilai bagus di pasar dan memperluas distribusi

kepemilikan saham, publik dan secara psikologis mampu menaikkan nilai

saham.

Penggabungan saham (reverse stock split) tidak dipahami

sebagaimana pemecahan saham (stock split), karena banyak yang percaya

bahwa memilih perusahaan untuk menggabungkan saham bertujuan untuk

meningkatkan image investor dan meningkatkan pemasaran saham (Han,

1995).

Reverse stock split sendiri merupakan kebalikan dari stock split, yaitu

peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham

yang beredar (Fatmawati dan Marwan, 1999). Dengan kata lain,

menggabungkan nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih besar

sesuai dengan rasio reverse stock split yang telah ditentukan, dengan tujuan

untuk membuat harga saham menjadi lebih tinggi dari sebelumnya,

mensejajarkan harga saham dengan saham-saham sejenis atau yang dianggap

memiliki karakteristik yang sama, dan membentuk harga saham yang lebih

Page 16: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

wajar. Dimana perubahan nilai nominal tersebut hanya mengakibatkan

pengurangan jumlah lembar saham, tetapi tidak mengubah nilai ekuitas

perusahaan. Karena dalam beberapa kasus harga saham yang rendah

mengindikasikan rendahnya kualitas dari saham tersebut, hal ini berbeda

dengan stock split yang justru memecah sahamnya agar nilai nominal dari

saham tersebut menjadi lebih kecil.

Stock split dan reverse stock split sendiri merupakan fenomena yang

masih menjadi teka-teki dibidang ekonomi karena kedua perilaku perusahaan

(corporate actions) tersebut sebenarnya tidak menambah nilai ekonomis bagi

perusahaan. Dengan kata lain, tidak akan mengurangi atau menambah nilai

investasi dari pemegang saham atau investor. Tindakan perusahaan tersebut

baik stock split maupun reverse stock split merupakan suatu kosmetika

saham, dalam arti bahwa tindakan perusahaan tersebut merupakan upaya

pemolesan saham agar kelihatan lebih menarik di mata investor.

Saham yang berada pada level yang jauh di bawah rentang harga

optimal, harga saham cenderung menunjukkan bahwa perusahaan emiten

tidak memiliki kinerja yang baik. Hal ini menyebabkan banyaknya investor

menghindari saham-saham tersebut. Untuk mencapai harga saham pada

rentang harga yang optimal, emiten dapat melakukan reverse stock split untuk

menaikan harga saham. Pada tingkat harga baru tersebut, saham dapat

menunjukkan kualitasnya sehingga dapat terdeteksi dan bisa mendapatkan

kepercayaan dari investor. Pada akhirnya, saham akan menjadi lebih likuid.

Page 17: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Adapun beberapa penelitian mengenai reverse stock split yang

dilakukan oleh perusahaan. Han (1995) melakukan penelitian tentang reverse

split yang diukur dengan abnormal return dan trading volume activity dan

hasilnya menunjukkan abnormal return negatif pada saat dan sesudah

pengumuman dan trading volume activity meningkat sesudah reverse.

Sedangkan Masse (1997) melakukan penelitian dengan menguji reaksi pasar

terhadap pengumuman stock split dan reverse split di Canada yang diukur

dengan abnormal return, hasilnya menunjukkan bahwa pasar bereaksi positif

terhadap pengumuman stock split dan reverse split.

Lihua (2002) dalam penelitiannya, mengatakan bahwa reverse stock

split merupakan jalan lain untuk menunjukan kepesimisan para manager

terhadap kemampuan untuk meningkatkan harga saham yang merupakan

hasil dari perbaikan pendapatan, apabila mereka optimis terhadap prospek

masa depannya mereka hanya mempunyai sedikit rangsangan untuk

meningkatkan harga saham secara buatan. Pengumuman dari adanya reverse

stock split ini oleh karena itu ditafsirkan sebagai informasi yang negatif. Hasil

dari penelitian ini yaitu bahwa reverse stock split menunjukan abnormal

return perusahaan yang negatif disekitar tanggal pengumuman dan

perusahaan-perusahaan kecil memberikan reaksi negatif yang lebih kuat. Lalu

mengapa perusahaan dengan suka rela mengirim sinyal negatif pada pasar

melalui reverse stock split, alasan yang mendukung mengapa perusahaan

melakukan reverse stock split adalah pada penelitian Han (1995) yaitu bahwa

reverse stock split dapat meningkatkan likuiditas saham.

Page 18: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Menurut Han (1995) pada saat perusahaan tersebut melakukan reverse

stock split maka biaya transaksi saham perusahaan tersebut harus menurun

karena saham yang diperdagangkan harganya menjadi tinggi. Disisi lain

pengurangan biaya transaksi itu perlu menjurus kepada perbaikan dari

likuiditas saham. Secara umum harga saham di bawah $5 tidak dapat dibeli

pada nilai margin disyaratkan. Sehingga dengan peningkatan harga saham

setelah reverse stock split dapat meningkatkan margin yang disyaratkan

dimana pada akhirnya nanti akan meningkatkan likuiditas saham.

Martell dan Webb (2005) mengadakan penelitian mengenai reverse stock

split yaitu dengan membandingkan kinerja saham sebelum dan sesudah split,

dimana harga menjadi sasaran yang jelas yaitu untuk memenuhi persyaratan

harga penawaran minimum serta untuk memenuhi syarat pemeliharaan saham

dan investasi kelembagaan. Penelitian ini menemukan bahwa kinerja setelah

reverse stock split pada pasar yang lemah rata-rata lebih baik dari pada pasar

yang kuat, selain itu juga menemukan bahwa reverse stock split sedikitnya

termotivasi untuk mempertahankan atau memperoleh kembali harga

penawaran yang minimum dihadapan keseluruhan kemunduran pasar dan

tidak semata-mata oleh kinerja yang lemah.

Seoyoung Kim et al (2008) menguji mengenai kinerja jangka panjang

pengembalian dengan adanya reverse stock split, juga menguji apakah pasar

secara ekonomis efisien yaitu dengan menetapkan apakah investor akan

mendapat abnormal return dengan short-selling perusahaan, serta menguji

keanehan pada hari setelah pemecahan saham ketika abnormal return negatif.

Page 19: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Selain itu penelitian ini membandingkan perusahaan satu dengan lainnya

dengan karakteristik yang sama, dimana menunjukan pergerakan harga yang

mengarah ke bawah serta juga pendapatan dan aliran kas operasi yang rendah.

Oleh karenanya pasar meng-underestimate reverse stock split untuk kinerja di

masa mendatang.

Sebagian besar reverse stock split bertujuan untuk menyelamatkan

saham dari keterpurukan karena harganya turun drastis atau harganya kurang

menarik karena terlalu kecil. Sinyal yang ingin ditunjukkan oleh emiten yang

melakukan reverse stock split adalah sinyal positif yang menandakan bahwa

sahamnya memiliki kualitas yang lebih dari harga yang ditunjukannya. Harga

yang rendah dengan mudah diasosiasikan dengan rendahnya kualitas, dengan

melakukan reverse stock split, perusahaan ingin menghindari persepsi

tersebut dan menunjukkan kinerja dan prospeknya. Di luar itu, perusahaan

kadang menggunakan reverse stock split sebagai alat untuk menarik perhatian

pasar (Melinda Safitri, 2006). Namun sinyal yang tersampaikan adalah sinyal

negatif berupa persepsi investor akan future earnings dan kemampuan

perusahaan untuk meningkatkan harga sahamnya di masa mendatang. Apabila

perusahaan memutuskan untuk melaksanakan reverse stock split, perusahaan

dianggap tidak optimis dalam menilai kinerjanya di masa mendatang.

Berdasarkan perbedaan hasil penelitian dari beberapa penelitian

terdahulu dan fakta di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian terhadap saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

khususnya yang telah melakukan aksi korporat reverse stock split untuk

Page 20: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja saham antara sebelum dan

sesudah reverse stock split. Oleh karenanya penulis ingin melakukan

penelitian tersebut dengan judul “Analisis Kinerja Saham Sebelum dan

Sesudah Reverse Stock Split (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di

BEI Periode 2001-2008)”.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini membatasi permasalahannya pada perusahaan-perusahaan

go-public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang melakukan reverse

stock split antara tahun 2001 sampai dengan tahun 2008.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dikemukakan

rumusan masalah mengenai analisis kinerja saham sebelum dan sesudah

reverse stock split sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan

sesudah reverse stock split ?

2. Apakah ada perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan

sesudah reverse stock split ?

Page 21: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang disusun maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan

sesudah reverse stock split.

2. Mengetahui perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum

dan sesudah reverse stock split.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi emiten, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan,

pertimbangan dan informasi dalam mengambil kebijakan dan keputusan

mengenai reverse stock split.

2. Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan

masukan dalam mengambil keputusan pada saat melakukan pembelian

atau penjualan saham ketika terjadi peristiwa reverse stock split.

3. Bagi akademisi, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dalam

melakukan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang mengenai

reverse stock split.

Page 22: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pasar Modal

Pasar modal secara umum diartikan sebagai pasar yang bersifat

abstrak dalam hal transaksi jual beli produknya. Dalam bentuk konkritnya,

produk yang diperjualbelikan di pasar modal berupa surat-surat berharga

di bursa efek.

Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal

dinyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek.

Bursa efek merupakan bentuk konkrit dari pasar modal. Dalam bursa

efek pemodal besar maupun pemodal kecil, baik perseorangan atau

lembaga dapat membeli dan menjual saham atau efek lainnya. Bursa efek

dalam arti sebenarnya adalah suatu sistem yang terorganisir dengan

mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas

secara langsung atau melalui wakil-wakilnya (Tandelilin, 2001).

Page 23: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Beberapa sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal adalah:

1) Saham

Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset – aset

perusahaan yang menerbitkan saham (Tandelilin, 2001). Wujud saham

adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga

tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan

yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu saham biasa dan saham preferen. Dimana saham

biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior

jika terdapat pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan

perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Sedangkan saham

preferen merupakan saham yang memiliki karateristik gabungan antara

obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap

(seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendapatkan hasil yang

dikehendaki investor serta memiliki hak yang lebih dahulu

memperoleh dividen.

2) Obligasi

Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam

jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor

sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran kembali nilai

par (par value) pada saat jatuh tempo. Jangka waktu obligasi yang

Page 24: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

ditetapkan berdasarkan perjanjian, obligasi yang dapat diterbitkan oleh

pemerintah, BUMN, BUMD maupun pihak swasta.

3) Derivatif dari efek

a) Right

Right menunjukkan bukti hak memesan terlebih dahulu yang

melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham

untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan oleh emiten,

sebelum saham-saham tersebut ditawarkan kepada pihak lain.

b) Waran

Waran adalah efek yang diterbitkan oleh emiten yang memberi hak

kepada pemegang saham untuk memesan saham dari emiten yang

bersangkutan pada harga tertentu, umumnya untuk 6 bulan hingga

5 tahun.

c) Dividen Saham

Keuntungan perusahaan dapat dibagi dalam bentuk tunai maupun

dividen saham. Alasan emiten membagikan dividen saham karena

emiten ingin menahan labanya untuk digunakan sebagai modal

kerja.

d) Sertifikat Reksa Dana

Reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun

dana dari masyarakat. Sedangkan yang dimaksud sertifikat reksa

dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemodal

menitipkan uang kepada manajer investasi sebagai pengelola dana

Page 25: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

untuk diinvestasikan baik di pasar modal atau pasar uang. Ada dua

jenis reksa dana yaitu reksa dana open end (terbuka), sertifikat ini

bisa dijual kembali pada manajer investasi, dan reksa dana close

end (tertutup), sertifikat ini tidak bisa dijual kembali pada manajer

investasi tetapi dijual ke pasar sekunder.

2. Teori Efisiensi Pasar Modal

Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan atau

ketidaksediaan informasinya saja, juga dilihat dari kecanggihan pelaku

pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisa dari informasi

yang tersedia. Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja

disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient

market), sedang pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan

pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang

tersedia disebut dengan efisiensi pasar secara keputusan (decisionally

efficient market ).

Pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar modal yang

sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang

mungkin terjadi dengan cepat dan akurat. Pemodal selalu memasukkan

informasi yang tersedia dalam keputusan mereka sehingga terefleksikan

pada harga yang mereka transaksikan (Robert Ang, 1997). Semakin cepat

informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar

modal tersebut maka akan sangat sulit bagi para pemodal untuk

memperoleh tingkat keuntungan di atas normal secara konsisten dengan

Page 26: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

melakukan transaksi perdagangan di bursa efek. Efisiensi dalam artian ini

sering disebut sebagai efisiensi pasar secara informasi (informationally

efficient market), yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi

yang tersedia. Jadi harga saham yang berlaku di pasar modal sudah

merefleksikan semua informasi yang tersedia (Jogiyanto, 2000).

Fama (1970) dalam Jogiyanto (2000) menyajikan tiga macam

bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari

informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang

dipublikasikan, dan informasi privat, sebagai berikut:

1) Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (weak form).

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah apabila harga – harga

dari sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa

lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah

terjadi. Efisiensi pasar dalam bentuk ini berkaitan dengan random

walk theory yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak

berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar dalam bentuk

efisiensi lemah, maka nilai – nilai masa lalu tidak dapat

dipergunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa

untuk pasar yang memiliki efisiensi dalam bentuk lemah, investor

tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan

keuntungan yang tidak normal.

Page 27: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2) Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (semi strong form).

Pasar dikatakan efisien setengah kuat apabila harga – harga

sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua

informasi yang dipublikasikan (all publicy available information)

termasuk informasi yang berada di laporan – laporan keuangan

perusahaan emiten. Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat,

maka tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat

menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan

keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama.

3) Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (strong form).

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat apabila harga – harga

sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua

informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar

efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor

ataupun grup dari investor yang mendapatkan keuntungan tidak

normal karena memperoleh informasi privat. Sedangkan dalam

efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market)

informasi yang diperoleh harus diolah lebih lanjut, karena

ketersediaan informasi saja tidak menjamin pasar akan efisien.

Untuk dapat mengolah informasi dengan benar maka pelaku pasar

harus canggih (sophisticated), harus dapat menginterpretasikan

informasi sebagai good atau bad news dengan tepat.

Page 28: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3. Reverse Stock Split

Penggabungan saham (reverse stock split) adalah sebuah kenaikan

harga saham perusahaan dan mengurangi jumlah saham yang beredar

(Martell dan Webb, 2005). Dengan kata lain reverse stock split

menggabungkan nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih besar

sesuai dengan rasio reverse stock split yang telah ditentukan, dimana

perubahan nilai nominal tersebut hanya mengakibatkan pengurangan

jumlah lembar saham, tetapi tidak mengubah nilai ekuitas perusahaan.

Almilia dan Kristijadi (2005) menjelaskan bahwa pada dasarnya

ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan:

1. Split-up atau forward split merupakan penurunan nilai nominal per

lembar saham yang dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah

saham yang beredar, misalnya pemecahan saham dengan rasio

2:1, 3:1, dan 4:1, 5:1.

2. Split-down atau reverse stock split merupakan peningkatan nilai

nominal per lembar saham sehingga mengakibatkan berkurangnya

jumlah saham yang beredar, misalnya pemecahan saham dengan

rasio 1:2, 1:3, 1:4.

Reverse stock split melibatkan subtitusi satu saham baru dari

sejumlah outstanding share tertentu dimana harga saham akan meningkat

setelah reverse stock split. Peningkatan harga saham tersebut akan

membantu mengubah persepsi pasar terhadap saham, menggerakan harga

saham pada posisi range yang diinginkan dan akan meningkatkan

Page 29: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

marketability saham (West&Broullette (1970) dan Lakonishok & Lev

(1987) dalam Han (1995)). Peningkatan dalam marketabilty saham akan

dapat meningkatkan likuiditas saham (Demsetz (1968) dalam Han

(1995)).

Di Amerika Serikat, reverse stock split merupakan langkah

penyelamatan yang dilakukan perusahaan emiten agar bisa memenuhi

persyaratan marginability untuk tetap menjaga status listing di

perdagangan pasar modal. Peraturan ini sudah diperkenalkan sejak tahun

1991 di Nasdaq. Hal ini dilakukan dengan menetapkan harga jual saham

minimum sebesar $1.00 pada pasar modal nasional maupun pasar Small

Cap (Martell dan Webb, 2005).

Pasar modal Indonesia, tidak terdapat harga jual saham minimum

yang harus dipenuhi untuk menghindari delisting. Keputusan Direksi

Bursa Efek Indonesia nomor Kep-308/BEJ/07.2004 mengenai delisting

dan relisting memuat gambaran kondisi emiten yang akan mengalami

delisting oleh bursa, yaitu emiten yang salah satunya “mengalami

kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif

terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat baik secara finansial

atau secara hukum” (Peraturan BEI, 2004).

Penggabungan saham (reverse stock split) tidak dipahami

sebagaimana pemecahan saham (stock split), karena banyak yang percaya

bahwa memilih perusahaan untuk menggabungkan saham bertujuan

Page 30: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

untuk meningkatkan image investor dan meningkatkan pemasaran saham

(Han, 1995).

Beberapa faktor yang mendorong emiten melakukan aksi korporat

reverse stock split diantaranya adalah untuk membuat harga saham

menjadi lebih tinggi dari sebelumnya, menyejajarkan harga saham

dengan saham-saham sejenisnya atau yang dianggap memiliki

karakteristik yang sama, menaikkan posisi saham dari saham yang masuk

kategori papan pengembangan ke papan utama, serta membentuk harga

saham yang lebih wajar (Susiyanto, 2004).

Menurut Amir Hamzah (2006), reverse stock split dapat

menimbulkan dampak dan risiko sebagai berikut :

1. Ada kemungkinan harga saham dipasar akan turun kembali

setelah reverse stock split. Penurunan harga saham yang

disebabkan oleh kondisi pasar adalah faktor yang tidak bisa

dihindari oleh setiap pemegang saham. Akan tetapi walaupun

terjadi penurunan harga saham karena kondisi ekonomi secara

umum, harga saham akan tetap berada diatas kriteria delisting

menurut peraturan BEI.

2. Ada kemungkinan terjadinya pecahan saham serta kepemilikan

saham kurang dari satu satuan perdagangan saham (odd lot).

Walaupun tujuan perusahaan melakukan reverse stock split bukan

hanya untuk misi penyelamatan agar terhindar dari delisting, persepsi

pasar akan hal ini adalah bahwa perusahaan yang melakukan reverse

Page 31: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

stock split adalah perusahaan dengan performance yang buruk. Bagi

investor reverse stock split menggambarkan ketidakpercayaan diri

perusahaan bahwa harga sahamnya akan naik dengan sendirinya tanpa

usaha apapun dari perusahaan. Hal ini memiliki efek negatif pada harga

saham, terutama selama hari-hari menjelang pengumuman reverse stock

split. Hasilnya, sering terdapat abnormal return yang negatif menjelang

pengumuman reverse stock split.

4. Motivasi yang Terkait : Reverse Stock Split

Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan

melakukan reverse stock split serta dampak yang ditimbulkan tertuang

dalam beberapa hipotesis, yakni signaling dan liquidity (Baker & Powell,

1993).

a. Signaling Hypothesis

Signaling theory menyatakan bahwa setiap event,

announcement, corporate action atau publikasi mengenai suatu

perusahaan baik yang disengaja maupun tidak, akan memiliki

muatan informasi sebagai suatu sinyal yang disampaikan ke pasar

(Najmudin, 2002). Begitu pula dengan event reverse stock split,

menurut signaling theory, bahwa melalui reverse stock split

manajemen perusahaan berusaha menyampaikan informasi atau

sinyal kepada investor mengenai prospek positif perusahaan di

masa mendatang (Spudeck dan Moyer (1985)).

Page 32: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Signaling hypothesis memprediksi bahwa setelah reverse

stock split jumlah pemegang saham akan semakin meningkat

karena reverse stock split merupakan salah satu sarana manajemen

untuk menyampaikan sinyal positif tentang prospek masa depan

perusahaan. Sinyal yang mungkin saja diberikan oleh perusahaan

kepada investor karena dengan adanya peningkatan harga saham,

maka hal ini akan membantu merubah persepsi pasar terhadap

saham menjadi lebih baik, dan bagi shareholder yang tidak

melakukan transaksi odd lot volume, terlihat adanya penurunan

transaction cost sehingga para investor akan berusaha untuk

menggerakan harga pada range yang diinginkan (Han, 1995).

Sinyal positif yang ingin ditunjukkan oleh emiten yang

melakukan reverse stock split adalah menandakan bahwa sahamnya

memiliki kualitas yang lebih dari harga yang ditunjukannya. Harga

yang rendah dengan mudah diasosiasikan dengan rendahnya

kualitas, dengan melakukan reverse stock split, emiten ingin

menghindari persepsi tersebut dan menunjukkan kinerja dan

prospeknya. Di luar itu, perusahaan kadang menggunakan reverse

stock split sebagai alat untuk menarik perhatian pasar (Melinda

Safitri, 2006).

Page 33: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b. Liquidity Hypothesis

Hipotesis ini disebutkan oleh Copeland (1979) dan dijadikan

salah satu alasan pelaksanaan split yang disebutkan oleh Van

Horne (2002) dalam Melinda Safitri (2006). Likuiditas menjadi

penting karena emiten menginginkan sahamnya dapat

diperdagangkan dengan mudah dan menghindari sahamnya

menjadi saham tidur. Saham tidur dekat dengan ancaman delisting.

Penelitian yang dilakukan oleh Han (1995), dan didukung

oleh beberapa peneliti lainnya, seperti Spudeck dan Moyer (1985),

Peterson dan Peterson (1992), menyatakan bahwa likuiditas

meningkat setelah reverse stock split. Salah satu motivasi

manajemen perusahaan melakukan reverse stock split adalah untuk

meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Dilaksanakannya

reverse stock split membawa saham kepada harga yang lebih

tinggi. Rentang ini, saham dapat menunjukkan kualitasnya

sehingga dapat terdeteksi dan mendapatkan kepercayaan dari

investor. Pada akhirnya, saham akan menjadi lebih likuid.

5. Event Study

Event study diartikan sebagai mempelajari pengaruh suatu

peristiwa terhadap harga saham di pasar, baik pada saat peristiwa itu

terjadi maupun beberapa saat setelah peristiwa itu terjadi (Mohamad

Samsul, 2006). Menurut Peterson (1989) dalam Poncowati (2005), event

Page 34: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan saham di pasar

modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return atau excess return

earned yang diperoleh pemegang saham dari adanya peristiwa tertentu,

seperti pengumuman laba, pengumuman merger, dan lain-lain.

Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa event study adalah

penyelidikan empiris terhadap hubungan antara harga-harga sekuritas

dengan kejadian-kejadian ekonomi.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa event

study dapat dipergunakan untuk melihat reaksi para investor di pasar

modal (dengan pergerakan harga saham) terhadap suatu peristiwa

tertentu.

Menurut Jogiyanto (2003), apabila pengumuman mengandung

informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi

pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar

ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang

bersangkutan. Reaksi ini diukur dengan menggunakan return sebagai

perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika

menggunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu

pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan

abnormal return kepada pasar dan begitu pula sebaliknya.

Page 35: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

6. Return

Return saham merupakan selisih harga saham pada hari ke-t

dengan harga saham hari ke t-1. Jika selisih harga ini positif berarti

investor mendapatkan keuntungan (capital gain), sebaliknya jika selisih

harga ini negatif maka investor mendapatkan kerugian dari harga saham

(capital loss).

Return biasa diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh oleh

investor dari investasi (Jogiyanto, 2000). Return dapat berupa actual

return ataupun expected return. Actual return merupakan return yang

telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Actual return

penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari

perusahaan serta sebagai dasar penentuan expected return untuk

mengukur risiko di masa yang akan datang. Actual return dapat diukur

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P

PPR

ti

titi

ti1,

1,,

,-

--

=

Keterangan :

Ri,t = Actual return saham i pada hari ke-t

Pi,t = Harga penutupan saham i pada hari ke-t

Pi,t-1 = Harga penutupan saham i hari ke t-1

Page 36: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Sedangkan expected return adalah return yang diharapkan akan

diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Penelitian Brown dan

Warner (1985) dalam Jogiyanto (2000) menyatakan bahwa expected

return merupakan return yang harus diestimasi. Mengestimasi expected

return dapat menggunakan tiga model:

1) Model Disesuaikan Rata-rata (Mean Adjusted Model)

Mean Adjusted Model menganggap bahwa expected return bernilai

konstan yang sama dengan rata-rata actual return sebelumnya

selama periode estimasi. Dalam model ini, expected return suatu

sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian actual

return sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi.

2) Model Pasar (Market Model)

Perhitungan expected return dengan model ini dilakukan melalui

dua tahapan, yaitu membentuk model ekspektasi dengan

menggunakan data realisasi selama periode estimasi return

estimasi. Kemudian menggunakan model ekspektasi ini untuk

mengestimasi expected return pada periode jendela. Model

ekspektasi dapat dibentuk dengan teknik regresi OLS (Ordinary

Least Square).

3) Model Disesuaikan Pasar (Market Adjusted Model)

Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik dalam

mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar

pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak

Page 37: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model

estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama

dengan return indeks pasar.

7. Abnormal Return

Abnormal return adalah selisih antara actual return dan expected

return yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah

terjadi kebocoran informasi sesudah informasi resmi diterbitkan

(Mohamad Samsul, 2006).

Abnormal return terdiri dari 2 macam yaitu: abnormal return

positif dan negatif. Abnormal return positif terjadi karena suatu

pengumuman dianggap mengandung informasi tentang adanya kabar

baik bagi para investor sehingga investor bereaksi positif. Reaksi positif

ini ditunjukkan dengan keputusan investor untuk melakukan pembelian /

permintaan terhadap sekuritas perusahaan yang melakukan suatu

pengumuman, akibatnya harga saham perusahaan tersebut meningkat

sehingga akan memberikan abnormal return positif. Abnormal return

positif terjadi jika actual return lebih besar daripada expected return.

Sedangkan, abnormal return negatif terjadi jika actual return lebih kecil

daripada expected return (Jogiyanto, 2003). Abnormal return negatif

terjadi ketika kandungan informasi yang terdapat pada suatu

pengumuman dinilai negatif (bad news) oleh pasar sehingga investor

bereaksi negatif. Reaksi negatif investor ditunjukkan dengan keputusan

Page 38: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

investor untuk melepaskan kepemilikannya terhadap sekuritas yang

melakukan suatu pengumuman. Keputusan investor tersebut akan

menyebabkan harga saham perusahaan tersebut mengalami penurunan,

sehingga memberikan abnormal return yang negatif kepada pasar.

8. Trading Volume Activity

Dalam pasar modal terdapat berbagai macam informasi yang dapat

mempengaruhi situasi di dalamnya. Reaksi pasar modal terhadap suatu

informasi dapat dilihat dengan menggunakan pendekatan trading volume

activity. Trading volume activity merupakan suatu instrumen yang dapat

digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu informasi

melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar

modal.

Tindakan jual beli di luar batas normal ini akan tercermin dalam

rata-rata trading volume activity saat pengumuman dan rata-rata di luar

pengumuman yang berbeda secara signifikan.

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan aktivitas volume

perdagangan yang signifikan antara sebelum dan sesudah reverse stock

split 2001-2008, maka digunakan kegiatan perdagangan saham melalui

indikator aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity atau

TVA) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 39: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai reverse stock split yang telah dilakukan, antara lain

sebagai berikut:

a. Lamoureux (1987) menemukan bahwa reverse stock split berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap abnormal return. Selain itu, likuiditas

saham meningkat pada saham yang mengalami reverse stock split.

b. Han (1995) melakukan penelitian tentang pengaruh reverse stock split

terhadap likuiditas saham selama tahun 1963-1990, dengan sampel

berjumlah 136 perusahaan, terdiri dari 61 perusahaan NYSE/AMEX dan

75 perusahaan NASDAQ, hasilnya menunjukkan bahwa terjadi abnormal

return negatif pada saat dan sesudah reverse stock split, dan volume

perdagangan meningkat setelah reverse stock split.

c. Masse (1997) menguji reaksi pasar terhadap pengumuman stock split dan

reverse stock split terhadap nilai perusahaan di Canada yang diukur

dengan abnormal return, dengan menggunakan sampel sebanyak 245

perusahaan yang melakukan stock split dan 59 perusahaan yang

melakukan reverse split. Hasilnya menunjukkan bahwa pasar saham

Canada bereaksi positif terhadap pengumuman stock split dan reverse

stock split.

d. Lihua (2002) melakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat reaksi

pasar karena adanya reverse stock split pada bursa efek Hongkong selama

1991-2001. Lihua Jing menemukan bahwa terdapat abnormal return

negatif sebesar (-1,86%) pada hari sebelum pengumuman reverse stock

Page 40: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

split pada perusahaan kecil di Hongkong. Hal ini mengidentifikasikan

adanya kebocoran informasi sebelum pengumuman saham. Penelitian ini

juga menyelidiki perubahan volume perdagangan akibat reverse stock

split. Pada penelitian ini ditemukan bahwa volume perdagangan meningkat

signifikan akibat reverse stock split. Hasil ini menunjukkan bahwa reverse

split dapat meningkatkan likuiditas saham. Hal ini sesuai dengan optimal

price range dan liquidity hipotesis yang mendasari dilakukannya reverse

stock split.

e. Ana Wafiyah (2005) melakukan penelitian untuk mengetahui reaksi pasar

pada pengumuman stock split dan reverse stock split, dengan

menggunakan abnormal return dan untuk menguji likuiditas saham

dengan menggunakan trading volume activity. Penelitian ini menggunakan

pendekatan event study, dimana dilakukan pengamatan terhadap abnormal

return dan aktifitas volume perdagangan selama lima hari sebelum, pada

saat dan lima hari sesudah pengumuman. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-

rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman, baik stock split

maupun reverse stock split. Sedangkan penelitian tentang aktifitas volume

perdagangan juga tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara

aktifitas volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split maupun

reverse stock split.

f. Melinda Savitri dan Dwi Martani (2006) menyelidiki pengaruh dari stock

split dan reverse stock split terhadap return saham dan volume

Page 41: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

perdagangan pada Bursa Efek Jakarta selama 2001-2005. Penelitian ini

memfokuskan pada efek yang dihasilkan stock split dan reverse stock split

terhadap return saham dan volume perdagangan. Mereka menemukan

abnormal return yang positif dan signifikan pada saat hari pengumuman

dan lima hari sebelum pengumuman stock split. Sedangkan abnormal

return yang negatif dan signifikan ditemukan pada saat hari pengumuman,

tiga hari dan dua hari sebelum pengumuman, serta hari setelah

pengumuman reverse stock split. Namun, pada hari sebelum pengumuman

reverse stock split justru ditemukan abnormal return yang positif dan

signifikan. Reverse stock split sendiri tidak memberikan dampak yang

signifikan pada volume perdagangan saham walaupun tetap terjadi

penurunan.

C. Model Penelitian

Untuk memberikan landasan teoritis yang memadai bagi penelitian,

diperlukan suatu kerangka pemikiran yang bersumber dari penalaran atas

sejumlah teori dan temuan penelitian terdahulu yang ada. Kerangka

pemikiran yang bersifat konseptual tersebut perlu dioperasionalisasikan agar

terukur dan mudah diinterprestasikan. Oleh karena itu, kerangka konseptual

yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan model

sebagai berikut:

Page 42: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja saham

sebelum dan sesudah reverse stock split akibat reaksi pasar, yang diukur

dengan abnormal return dan trading volume activity. Pada tahap awal

penelitian ini membandingkan abnormal return sebelum dan sesudah reverse

stock split. Langkah terakhir yang dilakukan adalah membandingkan trading

volume activity sebelum dan sesudah reverse stock split.

Kinerja Saham

Reverse Stock Split

Abnormal Return

Sebelum dan Sesudah

Peristiwa

Trading Volume Activity

Sebelum dan Sesudah

Peristiwa

Page 43: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah

disebutkan di atas dapat dibuat beberapa hipotesis penelitian yaitu :

Hipotesis 1 : Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal

return sebelum dan sesudah reverse stock split.

Hipotesis 2 : Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata trading

volume activity sebelum dan sesudah reverse stock split.

Page 44: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian event study, karena penelitian

ini hanya mengamati suatu kejadian tertentu pada periode tertentu dengan

mendasarkan pada pengamatan tanggal publikasi sebagai titik krisisnya.

Event yang akan dilakukan penelitian adalah penggabungan saham (reverse

stock split). Penelitian ini bersifat panel, karena dalam penelitian ini hanya

mengambil sampel waktu dan kejadian pada suatu saat tertentu. Penelitian ini

merupakan studi kasus pada Bursa Efek Indonesia.

Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah saham-saham

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan merupakan saham-saham yang

aktif diperdagangkan serta mengumumkan kebijakan reverse stock split di

tahun 2001 sampai 2008 namun tidak mengeluarkan kebijakan lainnya seperti

right issue, bonus share, atau pengumuman perusahaan lainnya. Kondisi

saham perusahaan tersebut juga tidak boleh dalam keadaan tidur (tidak terjadi

transaksi perdagangan saham).

Pembatasan ini dilakukan untuk menghindari adanya ambiguitas yang

disampaikan oleh informasi-informasi tersebut (Howe & Lin, 1992, seperti

dikutip dalam Wang Sutrisno, 2000).

Page 45: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

B. Periode Pengamatan

Periode waktu pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

terdiri dari 2 periode, yakni periode estimasi (estimation period) dan

peristiwa sebelum dan sesudah peristiwa (windows period). Estimation period

itu sendiri yaitu selama 120 hari bursa, sedangkan untuk windows period

selama 20 hari, windows period ini terdiri dari dua bagian, yaitu 10 hari

sebelum pengumuman, dan 10 hari setelah pengumuman. Windows period

dipilih 20 hari karena peristiwa yang diteliti dapat ditentukan dengan mudah

nilai ekonomisnya oleh para investor sehingga investor dapat bereaksi dengan

cepat, oleh sebab itu periode tidak perlu panjang dan pergerakan harga saham

yang terjadi diharapkan hanya dipengaruhi oleh event yang diamati saja.

Gambar III.1

Periode Pengamatan Penelitian

C. Populasi dan Penentuan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia yang melakukan reverse stock split selama tahun 2001 sampai

2008. Dengan demikian sampel dari penelitian ini dilakukan dengan metode

purposive sampling yaitu sampel diambil sesuai dengan kriteria yang

ditentukan oleh peneliti.

Windows period (20 hari bursa) t-10 t0 t+10 Estimation period (120 hari bursa)

Page 46: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Kriteria perusahaan yang menjadi sampel adalah :

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode Januari

2001 sampai dengan Desember 2008, dan datanya tersedia secara

lengkap untuk kebutuhan analisis.

2. Data yang digunakan sebagai sampel terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

serta data tersebut merupakan perusahaan yang melakukan aktivitas

reverse stock split pada Januari 2001 sampai dengan Desember 2008.

3. Tanggal pengumuman reverse stock split tersebut dapat diketahui dengan

pasti dari Bursa Efek Indonesia baik melalui Pusat Referensi Pasar

Modal maupun dari Indonesian Capital Market Directory ( ICMD).

4. Perusahaan tidak melakukan kebijakan lain atau corporate action lain

(misalnya merger, pembayaran deviden, right issue) selama windows

period .

5. Perusahaan harus telah listing setidaknya satu tahun sebelum periode

penelitian, untuk memastikan ketersediaan data.

6. Perusahaan yang sahamnya pada periode penelitian sangat jarang

diperdagangkan dikeluarkan dari sampel. Saham tersebut tidak

mengalami aktivitas perdagangan selama paling tidak satu minggu

berturut-turut (lima hari perdagangan) sehingga mempengaruhi

keakuratan penelitian.

7. Sampel yang telah melakukan split lebih dari satu kali, harus memiliki

jangka waktu setidaknya satu tahun sebelum melakukan split kembali.

Page 47: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Hal ini dilakukan untuk dapat menganalisis pengaruh dari reverse stock

split dalam periode satu tahun.

Perusahaan yang melakukan reverse stock split selama Januari

2001 sampai dengan Desember 2008 sebanyak 26 perusahaan, yang

kemudian diseleksi menurut kriteria-kriteria di atas sehingga menyisakan

18 perusahaan. Nama perusahaan yang termasuk ke dalam sampel dapat

dilihat pada lampiran 1 dan 2. Berikut Tabel III.1 yang menyajikan

metode kriteria pemilihan sampel.

Tabel III.1 Kriteria Pemilihan Sampel

D. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun

data dan sumber data yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

1. Data tanggal pengumuman (announcement date) reverse stock split

setiap perusahaan yang menjadi sampel berasal dari Indonesia Capital

Market Directory (ICMD) tahun 2001 sampai dengan 2008.

2. Data harga saham harian perusahaan, volume perdagangan saham

harian, jumlah lembar saham yang diperdagangkan, dan IHSG

Keterangan Jumlah

1. Perusahaan yang melakukan kebijakan reverse stock split 2001-2008

2. Perusahaan yang melakukan kebijakan lainnya (corporate action)

3. Perusahaan dengan likuiditas rendah

4. Perusahaan yang tidak mempunyai data lengkap

26

(1)

(7)

0

Total sampel yang digunakan dalam penelitian 18

Page 48: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

diperoleh dari database PDBE UGM (Pusat Data Bisnis Ekonomi

UGM).

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini variabel yang diteliti adalah kinerja saham

(sebagai variabel dependent), sedangkan variabel independent dalam

penelitian ini adalah pengumuman reverse stock split. Variabel dependent

(kinerja saham) tersebut diproksikan dengan dua hal, yaitu abnormal

return dan trading volume activity. Menurut Jogiyanto (2000) abnormal

return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi

terhadap return normal atau return yang diharapkan (expected return).

Dengan demikian abnormal return adalah selisih dari return

sesungguhnya dengan return yang diharapkan. Return sesungguhnya

merupakan return yang terjadi pada periode tertentu yang merupakan

selisih harga sekarang terhadap harga pada periode sebelumnya.

Sedangkan return yang diharapkan merupakan return yang diestimasi.

Proksi yang kedua penelitian ini adalah aktivitas volume perdagangan

(trading volume activity). Trading volume activity merupakan suatu

instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi investor di pasar

modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume

perdagangan di pasar. Ditinjau dari fungsi, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa aktivitas volume perdagangan merupakan variasi dari

event study yang mencerminkan keputusan investasi para investor.

Page 49: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dan pengukuran variabel ini didasarkan agar tidak

terjadi perbedaan persepsi dari tiap variabel yang akan diuji, sehingga

penjabaran definisi dan pengukuran dari tiap variabel perlu untuk

dilakukan.

a. Abnormal Return

Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang

sesungguhnya terjadi (actual return) terhadap expected return yang

merupakan return yang diharapkan oleh pihak investor. Dengan

demikian abnormal return atau return tidak normal adalah selisih

antara return yang sesungguhnya terjadi dengan expected return

(Jogiyanto, 2000).

Dalam penelitian ini untuk menghitung expected return didasarkan

pada return pasar (market model), yakni perhitungan return ekspektasi

dengan model ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu membentuk

model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama estimation

period expected return. Kemudian menggunakan model ekspektasi ini

untuk mengestimasi expected return pada windows period, dengan

windows period (periode peristiwa) selama 20 hari (10 hari sebelum

dan sesudah tanggal pengumuman reverse stock split 2001-2008) dan

estimation period selama 120 hari.

Alasan menggunakan market model dalam penelitian ini adalah

karena model ini memiliki kemampuan mendeteksi abnormal return

Page 50: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

yang lebih baik dibandingkan dengan model lainnya. Market model

memiliki potensi untuk menghasilkan tes statistik yang lebih kuat

dibandingkan dengan model statistik yang lebih sederhana (mean

adjusted model atau market adjusted model) (Jogiyanto, 2000).

Langkah-langkah untuk menghitung abnormal return dengan

market model adalah sebagai berikut:

1) Menghitung actual return saham

R ti , =1,

1,,

-

--

ti

titi

p

pp

Dimana :

R ti , = Actual return saham sekuritas i pada periode t

P ti , = Harga saham harian sekuritas i pada periode t

P 1, -ti = Harga saham harian sekuritas i pada periode t-1

2) Menghitung return pasar harian. Return pasar harian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, dengan rumus :

R tm , = 1,

1,,

-

--

ti

titi

IHSG

IHSGIHSG

Dimana :

R tm , = Return pasar pada periode t

IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t

IHSG 1-t = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t-1

3) Mengestimasi expected return selama periode estimasi. expected

return diestimasi dengan menggunakan market model, lamanya

Page 51: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

periode estimasi adalah 120 hari. Expected return selama periode

estimasi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

R ti , = a i + b i . R tm , + e ti ,

Dimana :

R ti , = Actual return saham i pada periode estimasi t

a I = Intercept untuk saham i

b I = Koefisien slope yang merupakan beta dari saham i

R tm , = Return indeks pasar pada periode estimasi t

e ti , = Kesalahan residu saham i pada periode estimasi t

4) Menghitung expected return pada windows period dengan

menggunakan alpha dan beta yang diperoleh dari hasil regresi

antara return saham dengan return pasar. Rumus yang digunakan

adalah :

tmti RRE ,11, .)( ba +=

5) Menghitung besarnya abnormal return (AR) dengan

mengurangkan actual return dengan expected return dengan

rumus:

AR ti , = R ti , - E(R ti , )

6) Menghitung rata-rata abnormal return yang merupakan rata-rata

return tidak normal pada periode peristiwa. Rumus yang

digunakan:

Page 52: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

AAR = n

ARt

ttiå

+=

-=

10

10,

Dimana :

AAR = Rata-rata abnormal return pada hari ke-t

AR ti , = Abnormal return saham i pada hari ke-t

b. Trading Volume Activity

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan trading volume

activity sebelum dan sesudah reverse stock split, maka digunakan

kegiatan perdagangan saham melalui indikator aktivitas volume

perdagangan (Trading Volume Activity atau TVA) yang dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

F . Metode Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat kenormalan distribusi

data variabel sehingga diketahui alat analisis apa yang akan digunakan

dalam pengujian, apakah akan menggunakan uji parametrik ataukah non-

parametrik. Alat uji normalitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji

kolmogorov-smirnov test. Kriteria yang digunakan adalah pengujian dua

sisi (two-tailed test) yaitu membandingkan p-value yang diperoleh dengan

Page 53: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

taraf signifikansi yang telah ditentukan (5%). Apabila p-value > 0,05 maka

data tersebut bisa dikatakan telah terdistribusi dengan normal p-value <

0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

2. Uji Beda Rata-Rata

Berdasarkan Santoso (2003), alat uji beda yang akan digunakan

tergantung dalam hasil uji normalitas data. Apabila data normal, teknik uji

beda tersebut dilakukan dengan menggunakan parametric test: paired

sample t test. Akan tetapi jika data tersebut terdistribusi tidak normal,

maka digunakan nonparametric test: wilcoxon signed rank test. Semua

program uji statistik tersebut terdapat dalam paket software SPSS 18. Data

yang diuji adalah data rata – rata abnormal return sebelum dan sesudah

peristiwa untuk hipotesis pertama, dan data rata – rata trading volume

activity sebelum dan sesudah peristiwa untuk hipotesis kedua.

3. Uji Hipotesis

Apabila setelah dilakukan uji normalitas data, dan hasilnya

menunjukan bahwa data terdistribusi normal maka untuk pengujian

hipotesisnya menggunakan statistik parametrik yakni uji paired sample t-

test, uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-

rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan (berhubungan).

Maksudnya disini adalah sebuah sampel tetapi mengalami dua perlakuan

yang berbeda. Pengujian ini dilakukan pada hipotesis pertama dan kedua.

Page 54: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Hipotesis pertama yaitu :

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal

return sebelum dan sesudah reverse stock split.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return

sebelum dan sesudah reverse stock split.

Hipotesis kedua yaitu :

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata trading

volume activity sebelum dan sesudah reverse stock split.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata trading volume

activity sebelum dan sesudah reverse stock split.

Kriteria Pengujian :

1) H0 diterima jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

2) H0 ditolak jika – t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

Atau bila berdasarkan probabilitas :

1) H0 diterima jika p-value > 0,05

2) H0 ditolak jika p-value < 0,05

Akan tetapi apabila setelah dilakukan pengujian normalitas dan

data terdistribusi tidak normal maka alat uji yang digunakan adalah

statistik nonparametrik yaitu wilcoxon signed-rank test, dengan kriteria

pengujian hipotesis sama seperti pada paired sample t-test.

Page 55: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kinerja saham sebelum

dan sesudah reverse stock split pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode

2001-2008. Kinerja saham perusahan diproksikan dengan abnormal return harian

saham dan trading volume activity yang diamati selama dua puluh hari periode

pengamatan (windows period) di sekitar peristiwa pengumuman reverse stock

split, yaitu pada 10-t sampai dengan 10+t .

Dalam bab ini akan disajikan analisis terhadap data penelitian dan

pengujian hipotesis yang dimulai dengan deskripsi data, uji normalitas data, uji

hipotesis penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Pengujian hipotesis yang

digunakan adalah uji paired sample t-test atau uji wilcoxon signed rank test untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return dan trading

volume activity sebelum dan sesudah reverse stock split. Pengujian data dengan

menggunakan software SPSS release 18.0 dan Microsoft Excel 2007.

A. Analisis Deskriptif

Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang berupa data

harga saham harian, indeks harga saham gabungan, volume perdagangan

saham harian, serta jumlah saham yang beredar. Berdasarkan kriteria

pengambilan sampel yang telah dikemukakan pada bab III dari 26 emiten

yang melakukan reverse stock split selama periode pengamatan (lihat

Lampiran I dan II), sesudah diseleksi menurut kriteria, maka diperoleh

Page 56: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

sampel sebanyak 18 perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut. Daftar 18

perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini dapat dilihat pada Tabel IV.1

sebagai berikut :

Tabel IV.1

Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria Yang Melakukan Reverse Stock Split tahun 2001 – 2008

Sumber: data sekunder yang diolah

No Kode

Perusahaan Nama Perusahaan

Jumlah Saham

Yang Beredar

Tanggal

Pengumuman

1 BDMN1 Bank Danamon Indonesia 24.534.610.000 17 Juli 2001

2 BNII Bank International Indonesia 9.186.552.894 13 Juni 2002

3 LPBN Bank Lippo 38.765.757.081 11 Desember 2002

4 BDMN2 Bank Danamon Indonesia 4.857.852.780 22 Januari 2003

5 SUBA Suba Indah 270.000.000 1 September 2003

6 BBNI Bank Negara Indonesia 13.148.870.526 23 Desember 2003

7 UNIT1 United Capital Indonesia 183.200.600 29 April 2004

8 BNGA Bank Niaga 7.746.360.652 21 Mei 2004

9 BNLI Bank Permata 7.743.125.924 8 Juni 2004

10 SIPD Sierad Produce 723.786.509 15 Oktober 2004

11 IIKP Inti Agri Resources 32.000.000 19 Januari 2005

12 BNBR1 Bakrie & Brothers 7.750.080.000 14 Maret 2005

13 LPLI Lippo E-net 450.166.463 28 Maret 2005

14 APIC Pan Pacific International 2.660.468.750 18 April 2005

15 UNIT2 United Capital Indonesia 183.200.600 30 Mei 2005

16 BKSL Sentul City 1.358.500.000 1 Agustus 2006

17 INPC Bank Artha Graha Internasional 29.937.859.677 10 Januari 2007

18 BNBR2 Bakri & Brothers 13.485.139.200 6 Maret 2008

Page 57: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tabel IV.2 berikut ini menyajikan ringkasan hasil analisis variabel

deskriptif atas variabel yang digunakan dalam penelitian. Data pada tabel

tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu rata – rata abnormal return (AAR),

dan rata-rata trading volume activity (ATVA), yang masing – masing

dirinci untuk sebelum peristiwa, sesudah peristiwa. Statistik deskriptif ini

berfungsi untuk memberikan gambaran umum tentang data yang akan

digunakan secara dasar untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini.

Tabel IV.2 Statistik Deskriptif Rata-Rata Abnormal Return dan Trading Volume

Activity

No.

Variabel

Penelitian N Minimum Maksimum Rata – rata

Standar

Deviasi

1 AAR sebelum 18 -0,029630 0,044560 0,00064667 0,019787158

2 AAR sesudah 18 -0,025650 0,067040 -0,00237722 0,023284513

3 ATVA sebelum 18 0,000014 0,028739 0,00260327 0,006805910

4 ATVA sesudah 18 0,000001 0,037709 0,00431111 0,009484373

Sumber: data sekunder yang diolah

Pada tabel di atas terdapat rata-rata, maksimum, minimum, dan

standar deviasi dari variabel-variabel penelitian dengan periode sebelum dan

sesudah reverse stock split, penjelasannya adalah sebagai berikut :

a) Variabel rata-rata abnormal return sebelum aktivitas reverse stock split

Nilai minimum abnormal return sebelum reverse stock split

sebesar (-2,96 %) terdapat pada perusahaan Pan Pacific International

sedangkan nilai maksimum sebesar (4,45%) terdapat pada perusahaan

Page 58: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Sierad Produce. Nilai rata-rata abnormal return sebelum reverse stock

split sebesar (0,06%) dengan nilai standar deviasi sebesar (1,98%).

b) Variabel rata-rata abnormal return sesudah aktivitas reverse stock split

Nilai minimum abnormal return sesudah reverse stock split

sebesar (-2,56%) terdapat pada Bank Artha Graha Internasional

sedangkan nilai maksimum sebesar (6,704%) terdapat pada perusahaan

Inti Agri Resources. Nilai rata-rata abnormal return sesudah reverse

stock split sebesar (-0,24%) dengan nilai standar deviasi sebesar (2,33%).

c) Variabel rata-rata trading volume activity sebelum reverse stock split

Nilai minimum trading volume activity sebelum reverse stock split

sebesar (0,000001) terdapat pada Bank Danamon Indonesia 2, sedangkan

nilai maksimum sebesar (0,028739) terdapat pada perusahaan Inti

Kapuas Arwana. Nilai rata-rata abnormal return sebelum reverse stock

split sebesar (0,00260328) dengan nilai standar deviasi sebesar

(0,006805893).

d) Variabel rata-rata trading volume activity sesudah reverse stock split

Nilai minimum trading volume activity sesudah reverse stock split

sebesar (0,000014) terdapat pada Bank Danamon Indonesia 1, sedangkan

nilai maksimum sebesar (0,037709) terdapat pada perusahaan Bakri &

Brothers 1 Nilai rata-rata abnormal return sesudah reverse stock split

sebesar (0,00431108) dengan nilai standar deviasi sebesar

(0,009484380).

Page 59: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

B. Pengujian Normalitas Data

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan metode

kolmogorov smirnov test sebagai prasyarat pengujian perbedaan dua rata-

rata dari kelompok observasi berpasangan. Jika data terdistribusi normal

dengan nilai signifikansi 2 tailed lebih besar dari α = 5% atau 0,05 maka

digunakan uji beda paired sample t test. Namun jika nilai signifikansi 2

tailed lebih kecil dari α = 5% atau 0,05 maka data tidak terdistribusi

normal, sehingga digunakan uji wilcoxon signed rank test. Hasil pengujian

normalitas data ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel IV.3 Hasil Pengujian Normalitas Data

Sumber : data sekunder yang telah diolah

Sesudah dilakukan uji normalitas pada data rata-rata abnormal

return diperoleh nilai p (asymptotic significant) sebesar 0.915 untuk

periode sebelum reverse stock split dan 0.281 sesudah reverse stock split.

Karena nilai kedua p (0.915 dan 0.281) > 0,05. Maka dapat disimpulkan

bahwa rata – rata abnormal return sebelum dan sesudah reverse stock split

berditribusi normal. Sedangkan pada data rata-rata trading volume activity

diperoleh nilai p (asymptotic significant) sebesar 0.005 untuk periode

One Sample Kolmogorov Smirnov Test

Variabel Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan

Rata-rata AR Sebelum 0.915 Normal

Rata-rata AR Sesudah 0.281 Normal

Rata-rata TVA Sebelum 0.005 Tidak normal

Rata-rata TVA Sesudah 0.010 Tidak normal

Page 60: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

sebelum peristiwa dan 0.010 sesudah peristiwa. Karena nilai kedua p

(0.005 dan 0.010) < 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa rata – rata

trading volume activity sebelum dan sesudah reverse stock split

berditribusi tidak normal.

C. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis Perbedaan Rata-Rata Abnormal Return Sebelum

dan Sesudah Reverse Stock Split

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal

return saham sebelum dan sesudah reverse stock split.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return

saham sebelum dan sesudah reverse stock split.

Hipotesis pertama dalam penelitian ini menguji perbedaan rata – rata

abnormal return sebelum reverse stock split dan rata - rata abnormal

return sesudah reverse stock split. Hipotesis pertama ini akan diuji

dengan menggunakan pendekatan uji beda rata – rata atau mean yaitu

dengan mempergunakan paired sample t-test, karena berdasarkan uji

kolmogorov smirnov data kedua rata – rata tersebut terdistribusi secara

normal. Hasil uji perbedaan rata – rata abnormal return yang

diperoleh oleh investor sebelum dan sesudah reverse stock split dapat

dilihat pada tabel IV.4 berikut:

Page 61: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel IV.4 Hasil Pengujian Rata-Rata Abnormal return Sebelum dan Sesudah

Reverse Stock Split

Keterangan Av. Abnormal

Return Sebelum Av.Abnormal

Return Sesudah

Mean 0.0006467 0.0197871

-0.0023772 0.0232845 Std. Deviation

t 0.431

Sig.(2-tailed) 0.672

Kesimpulan Ho diterima

Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel IV.4 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan rata – rata abnormal return sebelum reverse

stock split dengan rata – rata abnormal return sesudah reverse stock split.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi 2-tailed yang memiliki nilai

(0.672) lebih besar dari a = 5% atau 0.05.

Hal ini berarti bahwa hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif

ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rata – rata abnormal

return sebelum reverse stock split tidak berbeda secara signifikan dengan

rata – rata abnormal return sesudah reverse stock split.

Tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan tersebut berarti

pengumuman reverse stock split tidak mempengaruhi keputusan investor

dalam melakukan transaksi di pasar modal, yang dilihat dari rata-rata

abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman. Hal ini berarti

investor telah lebih dahulu mengantisipasi adanya informasi baru yang

dipublikasikan ke pasar, sehingga tidak mengubah preferensi investor

terhadap keputusan investasinya.

Page 62: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Secara rata-rata dari keseluruhan sampel ditemukan bahwa rata-rata

abnormal return sesudah reverse stock split sebesar (-0,24%) lebih kecil

dibandingkan dengan nilai rata-rata dari abnormal return sebelum reverse

stock split yang hanya sebesar (0,06%). Hal ini menunjukkan secara

keseluruhan abnormal return mengalami penurunan, namun secara

statistik penurunan tersebut tidak menunjukkan angka yang signifikan.

Dapat dilihat perbedaan yang tampak yang terjadi antara rata-rata

abnormal return per saham sebelum dan sesudah reverse stock split pada

tabel berikut:

Tabel IV.5 Perbandingan Rata-Rata Abnormal Return (AAR)

Sebelum dan Sesudah Reverse stock split

Kode Perusahaan

AAR Sebelum

AAR Sesudah

Tanda Keterangan Sig.2-tailed

Keterangan

BDMN1 -0,01126 0,00694 + meningkat ,567 Tidak signifikan

BNII 0,03797 -0,02080 - menurun ,287 Tidak signifikan

LPBN -0,00269 -0,01003 - menurun ,755 Tidak signifikan

BDMN2 -0,01644 -0,02103 - menurun ,856 Tidak signifikan

SUBA 0,01369 0,00123 - menurun ,859 Tidak signifikan

BBNI -0,00709 -0,00679 + meningkat ,983 Tidak signifikan

UNIT1 -0,00630 -0,00345 + meningkat ,944 Tidak signifikan

BNGA -0,00390 -0,01648 - menurun ,579 Tidak signifikan

BNLI -0,02672 0,00024 + meningkat ,507 Tidak signifikan

SIPD 0,04456 -0,01460 - menurun ,414 Tidak signifikan

IIKP 0,02084 0,06704 + meningkat ,695 Tidak signifikan

BNBR1 -0,01729 0,03999 + meningkat ,224 Tidak signifikan

LPLI 0,01136 0,00627 - menurun ,836 Tidak signifikan

APIC -0,02963 -0,01973 + meningkat ,775 Tidak signifikan

UNIT2 0,00286 -0,01489 - menurun ,086 Tidak signifikan

BKSL 0,00519 0,00647 + meningkat ,750 Tidak signifikan

INPC 0,00293 -0,02565 - menurun ,119 Tidak signifikan

BNBR2 -0,00644 -0,01752 - menurun ,328 Tidak signifikan

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 63: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Dalam tabel tersebut, secara umum dapat dikatakan bahwa semua

perusahaan yang melakukan reverse stock split mengalami penurunan

abnormal return. Dari 18 perusahaan yang dijadikan sampel hanya

terdapat delapan perusahaan saja yang mengalami peningkatan abnormal

return yakni Bank Danamon Indonesia 1, Bank Negara Indonesia , United

Capital Indonesia 1, Bank Permata, Inti Agri Resources, Bakrie &

Brothers 1, Pan Pacific Internasional, dan Sentul City.

Penurunan abnormal return pada perusahaan Sierad Produce lebih

besar dibandingkan dengan penurunan perusahaan lain yang melakukan

reverse stock split yakni sebesar (-5,91%). Abnormal return Sierad

Produce sebelum reverse stock split adalah sebesar (4,45%) menjadi

sebesar (-1,46%) sesudah reverse stock split.

Bank International Indonesia mengalami penurunan abnormal return

sebesar (-5,58%). Abnormal return Bank International Indonesia sebelum

reverse stock split adalah sebesar (3,79%) menjadi (-2,08%) sesudah

reverse stock split.

Bank Lippo mengalami penurunan abnormal return (-0,73%),

sebelum reverse stock split adalah sebesar (-0,26%) menjadi (-1,003%)

sesudah reverse stock split.

Bank Danamon untuk kedua kalinya pada tahun 2003 melakukan

reverse stock split mengalami penurunan abnormal return (-0,45%),

sebelum reverse stock split adalah sebesar (1,64%) menjadi (-2,1%).

Page 64: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Namun pada tahun 2001 untuk pertama kalinya melakukan reverse stock

split terjadi kenaikan abnormal return sebesar (1,82%).

Perusahaan Suba Indah mengalami penurunan abnormal return

sebesar (-1,24%), sebelum reverse stock split adalah sebesar (1,36%)

menjadi (0,12%) sesudah reverse stock split.

Perusahaan United Capital Indonesia pada tahun 2004 mengalami

peningkatan abnormal return sebesar (0,28%), sebelum reverse stock split

adalah sebesar (-0,63%) menjadi (-0,34%) sesudah reverse stock split,

kemudian untuk kedua kalinya melakukan reverse stock split pada tahun

2005 terjadi penurunan abnormal return sebesar (-1,77%).

Bank Niaga mengalami penurunan abnormal return (-1,26%),

sebelum reverse stock split adalah sebesar (0,39%) menjadi (-1,65%)

sesudah reverse stock split. Perusahaan Lippo E-net mengalami penurunan

abnormal return sebesar (-0,509%) sebelum reverse stock split adalah

sebesar (1,13%) menjadi (0,62%). Bank Artha Graha Internasional

mengalami penurunan abnormal return sebesar (-2,85%), sebelum reverse

stock split adalah sebesar (0,29%) menjadi sebesar (-2,56%) sesudah

reverse stock split.

Kenaikan abnormal return paling besar dibanding dengan

perusahaan lainnya terjadi pada perusahaan Bakrie & Brothers sebesar

(5,73%) ketika melakukan reverse stock split untuk pertama kalinya pada

tahun 2005. Kenaikan abnormal return dari (-1,73%) menjadi sebesar

(3,99%). Sedangkan untuk kedua kalinya melakukan reverse stock split

Page 65: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

pada tahun 2008 terjadi penurunan abnormal return dari (-0,64%) menjadi

(-1,75%). Kenaikan abnormal return paling rendah dialami oleh Bank

Negara Indonesia yakni sebesar (0,003%).

Bank Permata mengalami kenaikan abnormal return sebesar

(2,69%), sebelum reverse stock split adalah sebesar (-2,67%) menjadi

(0,02%) sesudah reverse stock split. Perusahaan Inti Agri Resources

mengalami kenaikan abnormal return sebesar (4,62%), sebelum reverse

stock split adalah sebesar (2,08%) menjadi (6,7%) sesudah reverse stock

split. Perusahaan Pan Pacific International mengalami kenaikan abnormal

return sebesar (0,99%), sebelum reverse stock split adalah (-2,96%)

menjadi (-1,97%) sesudah reverse stock split.

Perusahaan Sentul City mengalami peningkatan abnormal return

sebesar (0,13%), sebelum reverse stock split adalah sebesar (0,51%)

menjadi (0,64%).

Meskipun diketahui terdapat perbedaan rata-rata abnormal return

sebelum dan sesudah reverse stock split pada masing-masing saham,

namun perubahan tersebut menunjukkan angka yang tidak signifikan baik

dilihat secara rata-rata keseluruhan sampel maupun masing-masing saham.

Page 66: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2. Pengujian Hipotesis Perbedaan Rata-Rata Trading Volume Activity

Sebelum dan Sesudah Reverse Stock Split

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata trading

volume activity sebelum dan sesudah reverse stock split.

H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata trading volume

activity saham sebelum dan sesudah reverse stock split.

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode uji

wilcoxon signed rank test. Metode tersebut digunakan karena data-data

yang dianalisis merupakan data-data yang berdistribusi tidak normal.

Hipotesis yang kedua menguji perbedaan rata-rata trading volume activity

sebelum dan sesudah reverse stock split menggunakan alat uji non-

parametik yaitu wilcoxon signed rank-test. Dengan kriteria pengujian

untuk nilai asymptotic significance yaitu < 0.05 maka hipotesis nol akan

ditolak dan hipotesis alternatif 2 akan diterima atau dengan kata lain ada

perbedaan. Begitu pula sebaliknya jika asymptotic significance yaitu >

0.05, maka hipotesis nol akan diterima dan hipotesis alternatif 2 akan

ditolak maka dikatakan tidak ada perbedaan. Hasil pengujian perbedaan

rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah reverse stock split

ditunjukkan dalam tabel berikut :

Page 67: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel IV.6 Hasil Pengujian Rata-Rata Trading Volume Activity

Sebelum dan Sesudah Reverse Stock Split

Keterangan

Av. Trading Volume Activity Sebelum – Av. Trading Volume Activity Sesudah

Z -1.154

Asymp. Sig. (2-tailed) Kesimpulan

0.248 Ho diterima

Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas menunjukkan

perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah reverse

stock split secara statistik tidak signifikan dimana nilai signifikansi 2 tailed

(0.248) lebih besar dari α=5% atau 0,05 . Sehingga dapat disimpulkan H0

diterima bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata trading

volume activity sebelum dan sesudah reverse stock split.

Meskipun terjadi kenaikan rata-rata trading volume activity sebelum

dan sesudah reverse stock split dari 0,0026033 menjadi 0,0043111, akan

tetapi, secara statistik kenaikan tersebut tidak menunjukkan angka yang

signifikan. Dapat dilihat perbedaan yang tampak yang terjadi antara rata-

rata trading volume activity per saham sebelum dan sesudah reverse stock

split pada tabel berikut:

Page 68: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel IV.7 Perbandingan Rata-Rata Trading Volume Activity ( ATVA) Sebelum

dan Sesudah Reverse stock split

Kode Perusahaan

ATVA Sebelum

ATVA Sesudah

Tanda Keterangan Sig 2-tailed

Signifikansi

BDMN1 0,0000177 0,0000014 - menurun 0,017 Signifikan

BNII 0,0000244 0,0007085 + meningkat 0,005 Signifikan

LPBN 0,0014581 0,0002064 - menurun 0,013 Signifikan

BDMN2 0,0000141 0,0000172 + meningkat 0,959 Tidak signifikan

SUBA 0,0007866 0,0031456 + meningkat 0,059 Tidak signifikan

BBNI 0,0000456 0,0000437 - menurun 0,241 Tidak signifikan

UNIT1 0,0006635 0,0020510 + meningkat 0,139 Tidak signifikan

BNGA 0,0015864 0,0012964 - menurun 0,799 Tidak signifikan

BNLI 0,0000400 0,0000502 + meningkat 0,575 Tidak signifikan

SIPD 0,0003212 0,0004419 + meningkat 0,169 Tidak signifikan

IIKP 0,0287391 0,0012120 - menurun 0,074 Tidak signifikan

BNBR1 0,0022676 0,0377091 + meningkat 0,007 Signifikan

LPLI 0,0014493 0,0005529 - menurun 0,037 Signifikan

APIC 0,0009082 0,0013039 + meningkat 0,721 Tidak signifikan

UNIT2 0,0000159 0,0123804 + meningkat 0,005 Signifikan

BKSL 0,0000556 0,0000893 + meningkat 0,386 Tidak signifikan

INPC 0,0001228 0,0000044 - menurun 0,037 Signifikan

BNBR2 0,0083428 0,0163856 + meningkat 0,093 Tidak signifikan

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari tabel tersebut, dapat dikatakan bahwa sebanyak sebelas

perusahaan yang melakukan reverse stock split mengalami kenaikan

trading volume activity yang berarti juga peningkatan likuiditas saham,

dan terdapat tujuh emiten yang mengalami penurunan trading volume

activity yakni Bank Danamon Indonesia I, Bank Lippo, Bank Negara

Indonesia, Bank Niaga, Inti Agri Resources, Lippo E-net, Bank Artha

Graha Internasional.

Page 69: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Dari 18 sampel, terdapat tujuh emiten yang ditemukan memiliki

perbedaan trading volume activity yang signifikan antara sebelum dan

sesudah dilakukannya reverse stock split. Bank International Indonesia,

Bakrie & Brothers 1 dan United Capital Indonesia 2 mengalami kenaikan

trading volume activity yang signifikan. Perusahaan Lippo-E net, Bank

Artha Graha International, Bank Danamon Indonesia 1, dan Bank Lippo

mengalami penurunan trading volume activity yang signifikan.

Peningkatan trading volume activity Bakrie & Brothers 1 pada

tahun 2005 lebih besar dibandingkan dengan emiten lain yang juga

mengalami peningkatan. Trading volume activity Bakrie & Brothers I

sebelum mengalami reverse stock split adalah sebesar 0,0022676, sesudah

mengalami reverse stock split trading volume activity -nya meningkat

menjadi 0,0377091. Pada tahun 2008 ketika Bakrie &Brothers 2

melakukan reverse stock split untuk kedua kalinya terjadi kenaikan trading

volume activity sebesar 0,008 lebih kecil dibandingkan dengan ketika

pertama kalinya melakukan reverse stock split pada tahun 2005 mengalami

kenaikan sebesar 0,03544. Kenaikan trading volume activity paling rendah

dialami oleh Sentul City Tbk yakni sebesar 0,0000337.

Bank International Indonesia mengalami kenaikan trading volume

activity sebesar 0,0006841, sebelum reverse stock split adalah sebesar

0,0000244 menjadi 0,0007085 sesudah reverse stock split. Perusahaan

Suba Indah mengalami kenaikan trading volume activity sebesar 0,02359,

sebelum reverse stock split adalah sebesar 0,000078 menjadi 0,0031456

Page 70: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

sesudah reverse stock split. Bank Permata mengalami kenaikan trading

volume activity sebesar 0,0000102, sebelum reverse stock split adalah

sebesar 0,00004 menjadi 0,0000502 sesudah reverse stock split.

Perusahaan Sierad Produce mengalami kenaikan trading volume activity

sebesar 0,0000102, sebelum reverse stock split adalah sebesar 0,0003212

menjadi 0,0004419 sesudah reverse stock split. Perusahaan Pan Pacific

International juga mengalami kenaikan trading volume activity sebesar

0,0003957.

Bank Danamon 2 mengalami kenaikan trading volume activity

sebesar 0,0000031 pada tahun 2003, sebelum reverse stock split adalah

sebesar 0,0000244 menjadi 0,0007085 sesudah reverse stock split. Namun

pada tahun 2001 ketika pertama kalinya melakukan reverse stock split

terjadi penurunan trading volume activity sebesar -0,0000163.

Perusahaan United Capital Indonesia mengalami dua kali kenaikan

trading volume activity sesudah melakukan reverse stock split yakni pada

tahun 2004 dan 2005. Pada tahun 2004, United Capital Indonesia 1

kenaikan trading volume activity adalah sebesar 0,013876, sedangkan pada

tahun 2005 adalah sebesar 0,01236.

Perusahaan Inti Agri Resources mengalami penurunan trading

volume activity paling besar dibandingkan emiten lainnya yakni -0,02752,

sebelum reverse stock split adalah sebesar 0,0287 menjadi 0,001212

sesudah reverse stock split. Bank Lippo mengalami penurunan trading

volume activity sebesar -0,001251. Bank Negara Indonesia mengalami

Page 71: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

penurunan trading volume activity sebesar -0,00000019. Bank Niaga

mengalami penurunan trading volume activity sebesar -0,00029. Lippo E-

net mengalami penurunan trading volume activity sebesar -0,000896.

Bank Artha Graha Internasional mengalami penurunan trading volume

activity sebesar -0,0001184.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukan bahwa

tidak ditemukan perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return

sebelum dan sesudah reverse stock split. Tidak adanya perbedaan yang

signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah reverse stock

split, karena informasi yang tersedia terserap dengan baik oleh pasar

sehingga pasar cenderung melakukan penyesuaian terhadap

perkembangan informasi, karena informasi tersebar dengan baik dan

merata sehingga tidak ada yang dapat mempengaruhi pasar. Informasi

tersebut tercermin dalam pergerakan harga saham yang menyebabkan

rata-rata abnormal return yang diperoleh investor cenderung tidak

berbeda dengan rata-rata abnormal return sebelum reverse stock split.

Sehingga dapat dikatakan aktivitas reverse stock split tidak berpengaruh

terhadap abnormal return saham tersebut.

Berdasarkan nilai rata-ratanya, rata-rata dari abnormal return

sebelum reverse stock split adalah sebesar (0,06%), lebih besar

dibandingkan dengan nilai rata-rata dari abnormal return sesudah reverse

Page 72: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

stock split yang sebesar (-0,24%). Keadaan tersebut menunjukkan adanya

penurunan abnormal return sesudah pengumuman tersebut. Penurunan

ini terjadi karena investor menganggap bahwa reverse stock split adalah

berita buruk sehingga merespon pengumuman reverse ini sebagai

informasi negatif dan menjual sahamnya, sehingga mengakibatkan harga

saham turun dan pada akhirnya menurunkan return saham.

Namun penurunan abnormal return tersebut secara statistik

menunjukkan angka yang tidak signifikan, dengan demikian

pengumuman reverse stock split tidak mempengaruhi investor dalam

melakukan transaksi di pasar modal yang dilihat dari rata-rata abnormal

return saham sebelum dan sesudah reverse stock split.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Ana Wafiyah (2005) dimana

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return

sebelum dan sesudah peristiwa reverse stock split.

Dari hasil uji beda rata-rata trading volume activity sebelum dan

sesudah reverse stock split menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang signifikan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah

reverse stock split. Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara

trading volume activity sebelum dan sesudah reverse stock split ini dapat

disebabkan karena preferensi investor mengenai informasi kebijakan

reverse stock split dianggap tetap, baik sebelum maupun sesudah reverse

stock split. Sehingga reverse stock split tidak memberikan dampak yang

berarti terhadap trading volume activity tersebut.

Page 73: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Berdasarkan nilai rata-rata, trading volume activity setelah reverse

stock split lebih besar (0,002603) daripada sebelum reverse stock split

(0,004311) kenaikan trading volume activity disebabkan karena transaksi

menjadi lebih menarik karena dilaksanakannya reverse stock split

membawa saham kepada harga yang lebih tinggi. Namun kenaikan

tersebut secara statistik menunjukkan angka yang tidak signifikan.

Hasil pengujian trading volume activity ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Han (1995) dan Lihua Jing (2002) dimana

volume perdagangan meningkat signifikan setelah adanya reverse stock

split. Namun penelitian ini sejalan dengan Ana Wafiyah (2005) dimana

tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata trading volume activity

sebelum dan sesudah reverse stock split.

Dengan demikian secara keseluruhan uji hipotesis, dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kinerja saham baik sebelum

maupun sesudah reverse stock split yang dilihat dari rata-rata abnormal

return dan trading volume activity. Aktivitas reverse stock split ini tidak

mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan transaksi di pasar

modal, karena investor telah lebih dulu mengantisipasi adanya informasi

baru yang dipublikasikan ke pasar, sehingga tidak mengubah preferensi

investor terhadap keputusan investasinya.

Meskipun secara rata-rata keseluruhan menunjukan tidak adanya

perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan

sesudah reverse stock split dan rata-rata trading volume activity sebelum

Page 74: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

dan sesudah reverse stock split. Tetapi pada pengujian secara individual

mengenai trading volume activity ditemukan beberapa perusahaan yang

menunjukan adanya perbedaan yang signifikan.

Page 75: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang menyajikan seluruh rangkuman hasil

perhitungan dan analisis data sebagai suatu kesimpulan. Bab ini juga menyajikan

keterbatasan penelitian serta saran-saran yang dapat digunakan sebagai solusi

pengembangan penelitian mendatang.

A. Simpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap hipotesis yang dirumuskan

maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil uji beda rata-rata abnormal return, menunjukkan bahwa secara

statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return

sebelum dan sesudah reverse stock split pada tingkat a = 5 %. Hal ini

menunjukkan bahwa reverse stock split tidak mempengaruhi keputusan

investor dalam melakukan transaksi di pasar modal yang dilihat dari rata-

rata abnormal return saham sebelum dan sesudah reverse stock split.

2. Dari hasil uji beda rata-rata trading volume activity, menunjukkan bahwa

secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata trading

volume activity sebelum dan sesudah reverse stock split pada tingkat a = 5

%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas reverse stock split tidak

berpengaruh terhadap trading volume activity saham tersebut sehingga

tidak mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan transaksi di

Page 76: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

pasar modal yang dilihat dari rata-rata trading volume activity saham

sebelum dan sesudah pengumuman.

B. Keterbatasan

Dalam penelitian ini dihadapai beberapa keterbatasan yang perlu menjadi

perhatian pada penelitian yang akan dilakukan selanjutnya, yaitu :

1. Penelitian ini hanya melihat perbedaan kinerja saham antara sebelum dan

sesudah reverse stock split yang diproksikan dengan abnormal return dan

trading volume activity, belum mempertimbangkan variabel bid-ask

spread.

2. Sampel yang digunakan terlalu sedikit dikarenakan langkanya kebijakan

reverse stock split yang dilakukan oleh suatu emiten di Indonesia.

C. Saran

Dengan mempertimbangkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian di

atas, maka saran yang dapat direkomendasikan bagi penelitian selanjutnya

dan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

1. Bagi emiten, karena investor menganggap tindakan reverse stock split

sebagai sinyal negatif, sebaiknya ketika memutuskan untuk melakukan

reverse stock split diikuti dengan tindakan yang mampu mengurangi sinyal

negatif tersebut. Beberapa contoh tindakan yang dapat dilakukan adalah

sebagai berikut: (1) Mengembangkan dan melaksanakan rencana bisnis

yang tepat dan realistis, (2) Pengambilan keputusan rasio reverse stock

Page 77: ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH …/Analisis... · ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

split, sebaiknya disesuaikan dengan tujuan perusahaan, (3) Melakukan

komunikasi yang efektif dengan investor baik sebelum dan sesudah

reverse stock split, mengenai perkembangan perusahaan dalam konteks

rencana jangka panjang.

2. Bagi para investor, sebenarnya peristiwa reverse stock split tidak

mempunyai nilai ekonomis atau pengaruh terhadap kinerja investasinya,

sehingga disarankan agar investor tidak merespon peristiwa tersebut secara

berlebihan.

3. Untuk penelitan selanjutnya, dapat dilakukan dengan memperpanjang

periode estimasi dan menambah variabel bid-ask spread untuk mengukur

likuiditas.