26
ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA (KEDELAI) KERJASAMA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN KUPANG DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG KUPANG DESEMBER 2006

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA

(KEDELAI)

KERJASAMA

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN KUPANG

DENGAN

LEMBAGA PENELITIAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

KUPANG DESEMBER 2006

Page 2: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbagai strategi, kebijakan dan program-program pembangunan di Kabupaten

Kupang yang tertuang di dalam Rencana Strategik (Renstra) secara nyata dirancang

dengan mempertimbangkan jumlah, kualitas dan sebaran potensi sumberdaya yang

dimiliki. Situasi ini semakin penting pada era otonomi daerah, di mana pada satu sisi

memberikan peluang dan keleluasaan yang cukup besar bagi daerah dalam merancang

pelaksanaan pembangunan daerah/wilayahnya. Akan tetapi pada sisi yang lain

merupakan tantangan tersendiri, sebagai akibat daerah harus mampu menumbuh

kembangkan kreativitasnya terutama berupa upaya-upaya nyata dalam mempercepat

kemajuan pembangunan daerah/wilayahnya.

Dalam bidang ekonomi, saat ini kegiatan investasi swasta baik PMDN maupun

PMA di Kabupaten Kupang masih sangat terbatas. Sampai dengan akhir bulan Mei 2005

jumlah perusahaan yang mendapatkan Surat Persetujuan (SP) Penanaman Modal

sebanyak 15 perusahaan PMDN namun yang aktif berproduksi hanya 2 (dua) perusahaan

dengan realisasi investasi sebesar Rp. 1,722,985,293,245 dari rencana investasi sebesar

Rp. 3,227,943,380,000. Sedang untuk PMA sebanyak 8 perusahaan yang mendapatkan

Surat Persetujuan namun hanya 1 (satu) perusahaan yang aktif beroperasi dengan

realisasi investasi sebesar US $ 8,155,400.

Jumlah tenaga kerja yang terserap untuk PMA dan PMDN pada kegiatan investasi

di atas, masing-masing sebanyak 498 orang dan 324 orang. Pada hal kegiatan investasi

merupakan salah satu kegiatan yang dapat dengan cepat mendorong pertumbuhan

ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Rendah dan terbatasnya kegiatan investasi di

daerah ini, diduga akibat kurang/terbatasnya promosi atas berbagai potensi dan peluang

investasi/usaha terutama sektor dan komoditas-komoditas yang unggul di daerah ini. Di

samping iklim usaha dan berbagai kebijakan yang ada belum secara kondusif mampu

mendorong untuk tumbuh dan berkembangnya berbagai kegiatan investasi di daerah ini.

Page 3: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

2

Untuk mengatasi fenomena di atas, diperlukan adanya kegiatan investasi di wilayah

Kabupaten Kupang sebagai bentuk substitusi impor atau peningkatan ekspor, sekaligus

memperbesar peluang manfaat untuk berkembangnya berbagai kegiatan produksi di

wilayah ini. Bagi Kabupaten Kupang, kebijakan dan peluang investasi/usaha sangat

diharapkan kepada sektor primer (pertanian, perkebunan, dan perikanan) dengan

pertimbangan bahwa sebaran dan penyerapan tenaga kerja di sektor ini lebih bersifat

massal serta didukung oleh potensi sumberdaya yang ada. Di samping itu, keterlibatan

masyarakat di Kabupaten Kupang pada sektor primer masih lebih tinggi dibandingkan

dengan sektor industri dan jasa lainnya.

Salah satu jenis komoditas yang diperkirakan dapat dikembangkan sebagai suatu

komoditas unggul adalah kedelai. Hal ini disebabkan tersedianya potensi sumberdaya

lahan dan manusia yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang pengembangan komoditas

ini. Demikian juga bahwa secara nasional kebutuhan akan jenid produk ini masih cukup

tinggi, sehingga diperkirakan bahwa peluang pasarnya cukup baik.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka kegiatan pengkajian komoditas kedelai

dan peluang usahanya di Kabupaten Kupang merupakan langkah strategis sebagai

wahana informasi ekonomi dan promosi praktis bagi para investor/pengusaha dan atau

calon investor/pengusaha.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari kegiatan pengkajian komoditas kedelaidan peluang

usahanya, adalah :

1. Mengkaji potensi dan peluang usaha kedelai sebagai informasi kepada calon

investor/pengusaha bahwa di daerah Kabupaten Kupang.

2. Menyediakan informasi awal bagi calon investor tentang peluang usaha kedelai.

3. Sebagai informasi untuk dijadikan obyek penelitian lebih detail.

Page 4: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

3

1.3. Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan pengkajian ini, meliputi antara lain :

1. Potensi bahan baku/Sumberdaya

2. Lokasi

3. Sarana dan prasarana pendukung investasi

4. Analisis produksi

5. Analisis ekonomi

6. Aspek pemasaran

7. Aspek lingkungan

8. Aspek Legalitas.

1.4. Pendekatan Dan Metodologi

1.4.1. Pendekatan Umum

Pendekatan umum yang digunakan untuk mencapai tujuan dari kegiatan pengkajian

ini adalah melalui pengumpulan data sekunder dan primer. Data sekunder bersumber dari

berbagai hasil-hasil penelitian sebelumnya dan atau laporan-laporan institusional kedelai

pada sejumlah sektor produksi yang ada. Sektor produksi yang dimaksud, tidak saja pada

kelompok sektor primer akan tetapi juga mencakup kelompok sektor sekunder dan

tersier.

Jenis data sekunder yang dibutuhkan untuk keperluan penyusunan profil investasi

ini antara lain menyangkut potensi produksi, potensi kebutuhan pasar baik lokal/domestik

maupun pasar ekspor, potensi ketersediaan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia,

harga produk untuk pasar lokal/domestik dan ekspor.

Data primer berumber dari pelaku usaha yang telah ada baik di tingkat masyarakat

maupun perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam memproduksi dan perdagangan

kedelai.

1.4.2. Metoda Survei dan Teknik Sampling

Metoda survei yang diterapkan adalah dengan teknik wawancara dan observasi atau

supervisi langsung pada lokasi obyek pengembangan kedelaikeprok. Pengarahan

Page 5: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

4

wawancara serta ketepatan pengumpulan data yang dibutuhkan, berpedoman pada daftar

pertanyaan terstruktur.

Teknik penetapan sampling lokasi/wilayah dilakukan secara purposive didasarkan

pada potensi dan daya dukung pengembangan komoditi tersebut.

1.4.3. Teknik Analisis Data

1.4.3.1. Teknik Analisis Keunggulan

Sebelum dilakukan analisis kelayakan investasi, terlebih dahulu dilakukan analisis

keunggulan terhadap komoditas yang dikaji dengan menggunakan teknik pembobotan

dan skoring. Pembobotan terhadap kriteria-kriteria yang berhubungan dengan komditas

dan peluang usaha ditetapkan berdasarkan tingkat kepentingan terhadap kegiatan

investasi. Skoring yang gunakan adalah 1 (rendah), 2 (sedang) dan 3 (tinggi) untuk setiap

kriteria. Nilai keunggulan dari komoditas berdasarkan setiap kriteria diperoleh dari bobot

dikali skor. Nilai keunggulan terrendah = 250 dan tertinggi = 750. Suatu komoditas

dikatakan Tinggi keunggulannya jika memperoleh nilai keunggulan > 625 – 750, Sedang

dengan nilai keunggulan > 375 – 625, dan Rendah dengan nilai keunggulan 250 – 375.

1.4.3.2. Teknik Analisis Kelayakan Investasi Sesuai dengan maksud dan tujuan dari kegiatan ini, maka digunakan pendekatan

analisis keunggulan dan dilanjutkan dengan analisis kelayakan pengembangan melalui

perhitungan Net Present Value (NPV); Net B/C Ratio, Internal Rate of Return (IRR);

Rate of Return On Investment (ROI); Payback Period (PBP); dan Break Even Point

(BEP).

Secara matematis, formulasi perhitungan untuk masing-masing kriteria di atas,

adalah sebagai berikut :

( )∑= +

−=

n

tttt

iCB

NPV0 1

di mana : NPV = nilai Net Present Value; Bt = Benefit pada tahun ke- t; Ct = Biaya pada

tahun ke-t; t = lamanya waktu/umur investasi; i=Tingkat bunga yang berlaku.

( )121 iiNPVNPV

NPViIRR −−

+= −+

+

Page 6: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

5

di mana : IRR = Nilai Internal Rate of Return; i1 = Faktor discount (tingkat bunga)

pertama di mana diperoleh NPV positip; i2 = Faktor discount (tingkat bunga) pertama di

mana diperoleh NPV negatif.

=

== n

t

n

t

NegatipNPV

PositipNPVRatioC/BNet

0

0

Suatu usaha/investasi dikatakan layak dan menguntungkan untuk dikembangkan

apabila secara finansial memiliki nilai Net B/C Ratio > 1; NPV > 0; dan nilai IRR >

Social discount rate.

Sedang untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan bagi aliran tunai

yang dihasilkan oleh suatu kegiatan investasi untuk menutup semua biaya/ modal

awalnya, digunakan kriteria Payback Period (PBP) yang dihitung dengan menggunakan

formula :

REAnnualCFInCapPBP 1

==

di mana : In Cap = modal awal yang dikeluarkan; Annual Cap = aliran tunai bersih per

tahun; R = tingkat pengembalian modal (equity)

Rate of Return On Investment (ROI), merupakan sebuah ukuran terhadap

kemampuan investasi dalam menghasilkan laba bersih yang diformulasikan sebagai

berikut :

%xTI

NOIATROI 100=

di mana NOIAT = laba bersih setelah pajak dan TI = total investasi.

Break Even Point (BEP), merupakan sebuah pengukuran untuk mengetahui berapa volume/kapasitas produksi minimum agar investasi itu tidak menderita rugi tetapi juga belum memperoleh keuntungan/laba, yang diformulasikan sebagai berikut :

TPxTH

TBVTBTBEP +=

di mana TBT = total biaya tetap; TBV = total biaya variable; TH = total harga; dan TP = total produksi.

Page 7: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

6

BAB II TINJAUAN ASPEK TERKAIT

2.1. Potensi Sumberdaya

Untuk mengembangkan suatu komoditas pertanian sangat diperlukan dukungan

sumberdaya alam, yang meliputi sumberdaya lahan dan air, serta sumberdaya manusia

dalam jumlah maupun kualitas yang memadai.

2.1.1. Sumberdaya Lahan

Secara nasional sumberdaya lahan yang dimanfaatkan sebagai areal

pengembangan jenis komoditas ini tercermin dari luas panen yang terus mengalami

penurunan sebesar 16,66% antara tahun 1998-2001 (Ariani, 2003). Sementara untuk

NTT antara tahun 2002 sampai 2005 rata-rata perkembangan luas panen mengalami

penurunan sebasar minus 10,52%. Pada tahun 2002 luas panen kedelai di NTT seluas

3.613 ha semantara tahun 2005 hanya seluas 2.093 ha. Sistuasi ini memnunjukkan bahwa

secara umum terjadi penurunan luas areal panen baik pada aras nasional maupun di NTT.

Khusus ketersediaan luas areal untuk pengembangan komoditas kedele di Kabupaten

Kupang, dapat dikatakantidak tersedia informasi yang spesifik bahkan sampai tahun

2004, luas areal panen kedelai hanya tercatat 1 ha.

Rendahnya luas areal untuk pengembangan komoditas kedelai di Kabupaten

Kupang juga berkaitan erat dengan pilihan usaha petani serta pola pemanfaatan lahan

terutama areal lahan kering dan tadah hujan. Dengan demikian untuk menduga

ketersediaan areal potensial dapat ditelusuri melalui luasan areal lahan sawah dan lahan

kering wilayah Kabupaten Kupang (Tabel 2.1). Mendasarkan pada kenyataan tentang

pola pemanfaatan lahan untuk pengembangan komoditas kedelai di banyak sentra

produksi di Jawa yakni dengan memanfaatkan areal lahan basah dan lahan kering dalam

bentuk pola tanam yang teratur, maka ketersediaan areal lahan sawah dan lahan kering

yang tersebar di Kabupaten Kupang diduga sebagai areal potensial yang dapat digunakan

sebagai basis pengembangan jenis komoditas ini di Kabupaten Kupang.

Page 8: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

7

Tabel 2.1 Luas dan Sebaran Areal Panen Kedelai, Lahan Sawah dan Lahan Kering Menurut

Kecamatan di Kabupaten Kupang

No

Nama Kecamatan

Luas Lahan Sawah (Ha)

Luas Lahan Kering (Ha)

1 Raijua 10 3.699 2 Sabu Barat 1.107 17.637 3 Hawu mehara 27 6.509 4 Sabu Timur 332 11.052 5 Sabu Liae 11 5.695 6 Semau 138 24.671 7 Kupang Barat 282 12.335 8 Nekamese 193 12.051 9 Kupang Tengah 1.736 18.537 10 Amarasi 300 15.183 11 Amarasi Barat 0 24.075 12 Amarasi Selatan 180 17.094 13 Amarasi Timur 175 16.110 14 Kupang Timur 8.945 25.539 15 Amabi Oefeto Timur 915 20.149 16 Sulamu 2.385 24.627 17 Fatuleu 622 98.153 18 Takari 586 58.065 19 Amfoang Selatan 174 48.008 20 Amfoang Barat Daya 63 16.697 21 Amfoang Utara 2.042 46.379 22 Amfoang Barat Laut 108 42.651 Jumlah 20.331 Rata-rata 924

Sumber : Kupang Dalam Angka, Tahun 2004, BPS Kabupaten Kupang.

2.1.2. Sumberdaya Air

Air merupakan salah satu sumberdaya penunjang penting bagi pengembangan

usahatani tanaman termasuk komoditas kedelai. Sumber air bisa saja berasal dari air

permukaan yang merupakan limpasan curah hujan serta air tanah.

Data tahun 2005 menunjukkan bahwa jumlah jaringan irigasi yang telah dibangun

di Kabupaten Kupang sebanyak 11 daerah irigasi (DI) sederhana yang mengairi areal

seluas 3.564 ha dan mencakup wilayah-wilayah kecamatan Sabu Barat, Kupang Barat,

Nekamese, Kupang Tengah, Taebenu, Amarasi Timur, Kupang Timur, Amabi Oefeto,

Takari, Amfoang Selatan, dan Amfoang Timur. Jaringan irigasi tersebut memanfaatkan

Page 9: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

8

sumber air dari bendung/bendungan dan cek dam. Sementara untuk mengembangkan

areal lahan tadah hujan dan lahan kering lainnya, pemanfaatan curah hujan langsung pada

saat musim tanam yang biasanya berlangsung antara bulan November s/d April.

Rendahnya curah hujan yang hanya berkisar antara 21,9 – 463,8 mm/tahun, menjadikan

pilihan akan komoditas tanaman yang rendah kebutuhan air menjadi prioritas dalam hal

ini jenis komoditas sayur-sayuran termasuk komoditas kedelai.

2.1.3. Sumberdaya Manusia

Untuk menunjang keberhasilan serta keberlanjutan usahatani tanaman sangat

dibutuhkan ketersediaan sumberdaya manusia sebagai sumber prinsipal tenaga kerja.

Untuk itu jumlah dan kualitas sumberdaya manusia perlu ditelusuri secara cermat terkait

dengan perencanaan pengembangan usahatani komoditas kedelai.

Sampai tahun 2004, persentase angkatan kerja yang bekerja di sektor

primer/pertanian sebanyak 84,95%. Sementara yang bekerja di sektor sekunder dan

tersier masing-masing sebesar 5,08% dan 9,95%. Kondisi ini menunjukkan bahwa

ketergantungan masyarakat di kabupaten Kupang umumnya dan khususnya angkatan

kerja pada sektor primer masih cukup besar. Dengan demikian pengembangan cabang-

cabang usaha yang berbasis pertanian masih merupakan tuntutan yang harus terus

dikembangkan kedepan.

Namun demikian jika ditelusuri lebih jauh, tampaknya bahwa kendala

pengembangan sumberdaya petani masih terkait dengan rendahnya tingkat pengetahuan

dan keterampilannya. Kondisi ini justru akan sangat memperlemah proses adopsi dan

inovasi teknologi usahatani kedepan.

2.2. Lokasi Pengembangan

Data tahun 2004 menunjukkan bahwa pengembangan usahatani kedelai di

Kabupaten Kupang hanya seluas 1 ha dengan total produksi 1 ton. Namun demikian jika

diasumsikan bahwa pengembangan jenis komoditas ini bisa saja memanfaatkan areal

lahan sawah dan atau lahan kering yang ada, maka secara potensial lokasi pengembangan

komoditas kedelai di Kabupaten Kupang dapat mencakup hampir sebagian besar wilayah

kecamatan yang ada

Page 10: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

9

2.3. Sarana dan Prasarana

Penelusuran tentang ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pengembangan

komoditas tanaman mutlak diperlukan mengingat keberhasilan usaha sangat ditentukan

oleh jumlah, kualitas dan tingkat penyebaran berbagai sarana dan prasarana tersebut.

Dalam kajian ini beberapa jenis sarana dan prasarana yang diamati meliputi sarana dan

prasarana perhubungan, listrik/penerangan, lembaga keuangan, pendidikan, perdagangan

dan kesehatan.

2.3.1. Perhubungan

Untuk mencapai bagian wilayah-wilayah kecamatan di Kabupaten Kupang, dapat

dikatakan bukan merupakan kendala, sebagai akibat hingga saat ini telah tersedia sarana

dan prasarana perhubungan secara memadai.

Bagi kecamatan yang terletak di daratan Timor, umumnya dapat ditempuh melalui

jalur perhubungan darat dengan kondisi permukaan jalan yang relatif baik, yakni dari

perkerasan sampai beraspal. Demikian juga hingga saat ini tersedia sarana angkutan

umum yang secara reguler melayani dari dan ke wilayah kecamatan-kecamatan.

Sementara itu wilayah kecamatan yang terletak di pulau Sabu dan Semau, untuk

mencapainya dapat ditempuh dengan menggunakan jalur perhubungan darat dengan

menggunakan jasa pelayaran niaga yang melayanai secara reguler. Khusus untuk pulau

Sabu, selain perhubungan laut, juga dapat ditempuh dengan menggunakan jasa

penerbangan, yang hingga saat ini tersedia 1 kali penerbangan dalam seminggu.

Sedangkan untuk mencapai kecamatan semau, hanya menggunakan transportasi laut,

dengan lama pelayaran hanya 10 menit.

2.3.2. Listrik/Penerangan

Pelayanan listrik/penerangan sudah dapat menjangkau seluruh wilayah kecamatan

walaupun hingga saat ini hanya sebatas pusat/ibukota kecamatan. Sumber pembangkit

listrik/penerangan langsung ditangani oleh PT. PLN.

Kondisi ini diperkirakan cukup penting dalam mendukung kelancaran berbagai

kegiatan atau aktivitas ekonomi produktif yang dilaksanakan di tingkat wilayah dan

masyarakat/sektor suasta.

Page 11: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

10

2.3.3. Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan yang dimaksud meliputi unit usaha perbankan dan kelompok-

kelompok usaha ekonomi yang membantu kelancaran sistem keuangan pedesaan.

Keberadaan lembaga keuangan penting dalam membantu permasalahan pembiayaan

usahatani pedesaan serta kelancaran transaksi bisnis lainnya.

Lembaga perbankan yang hingga saat ini melayani berbagai transaksi bisnis di

tingkat kecamatan adalah Bank Rakyat Indonesia dalam bentuk unit pelayanan yang

berlokasi di pusat kecamatan. Di tingkat masyarakat, tersedia lembaga atau kelompok

usaha seperti KSP, UEB, UEP dan lembaga koperasi yang selama ini berperan dalam

mengatasi berbagai kebutuhan masyarakat dan usaha produktif lainnya melalui berbagai

bantuan permodalan baik modal investasi maupun modal kerja.

2.3.4. Pendidikan

Kualitas sumberdaya manusia dan penduduk terkait erat dengan derajad pendidikannya. Sementara kesempatan untuk meraih jenjang pendidikan yang lebih baik terkait erat dengan aksesibilitas terhadap prasarana pendidikan yang ada, faktor ekonomi masyarakat serta kesadaran akan pentingnya aspek pendidikan tersebut. Mengacu pada pemahaman tersebut, maka sebaran prasarana pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah berikut spesialisasi prasarana pendidikan terutama menengah umum dan kejuruan mutlak diketahui.

Sampai tahun 2004, dapat dikatakan bahwa penyebaran prasarana pendidikan Sekolah Dasar (SD) telah tersedia di semua wilayah Kecamatan di Kabupaten Kupang, sementara Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) hanya beberapa wilayah kecamatan yang belum tersedia parasarana jenjang pendidikan ini (Tabel 2.2).

Perbandingan antara jumlah prasarana dan sarana pendidikan menengah kejuruan (SMK) dengan pendidikan menengah umum memperlihatkan bahwa relatif ketersediaan prasarana pendidikan menengah umum masih lebih dominan. Prasarana SMK hanya terdapat di kecamatan Kupang Timur dalam hal ini pendidikan menengah kejuruan di bidang pertanian. Situasi ini apabila dikaitkan dengan penguasaan keterampilan SDM termasuk yang terkait dengan keterampilan pengelolaan usahatani di pedesaan masih merupakan kendala yang perlu diatasi. Terutama jika harapan perbaikan penguasaan pengetahuan dan keterampilan berusaha di tingkat masyarakat dan petani khususnya untuk lebih baik lagi.

Page 12: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

11

Tabel 2.2 Jumlah dan Sebaran Prasarana Pendidikan Menurut Kecamatan

di Kabupaten Kupang

No Nama Kecamatan Pendidikan SD

Pendidikan SLTP

Pendidikan SMU

Pendidikan SMK

1 Raijua 3 0 0 02 Sabu Barat 15 0 2 03 Hawu Mehara 8 0 0 04 Sabu Timur 7 0 1 05 Sabu Liae 5 0 0 06 Semau 6 0 1 07 Kupang Barat 7 2 1 08 Nekamese 8 0 0 09 Kupang Tengah 13 3 0 010 Amarasi 11 5 1 011 Amarasi Barat 11 1 1 012 Amarasi Selatan 8 2 0 013 Amarasi Timur 7 1 0 014 Kupang Timur 18 1 2 115 Amabi Oefeto Timur 9 1 0 016 Sulamu 10 0 0 017 Fatuleu 25 0 0 018 Takari 16 0 0 019 Amfoang Selatan 13 1 0 020 Amfoang Barat Daya 3 0 0 021 Amfoang Utara 10 1 1 022 Amfoang Barat Laut 7 0 0 0

Jumlah 222 18 10 1Sumber : Kupang Dalam Angka, Tahun 2004, BPS Kabupaten Kupang.

2.3.5. Kesehatan

Simetrik dengan aspek pendidikan, kesehatan juga memegang peranan penting

terhadap ketersediaan SDM secara berkualitas. Jumlah dan penyebaran sarana dan

prasarana kesehatan di kecamatan–kecamatan basis pengembangan komoditas bawang

merah telah tersedia prasarana puskesmas dan puskesmas pembantu. Puskesmas

umumnya berlokasi di pusat/ibukota kecamatan, sementara puskesmas pembantu

umumnya berlokasi di desa-desa lainnya di dalam wilayah kecamatan tersebut (Tabel

2.3).

Page 13: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

12

Tabel 2.3 Jumlah dan Sebaran Prasarana Kesehatan Menurut Kecamatan

di Kabupaten Kupang

Kecamatan Puskesmas

Puskesmas

Pembantu

Balai Pengobatan (BKIA)

Polindes Jumlah

01. Raijua 02. Sabu Barat 03. Hawu Mehara 04. Sabu Timur 05. Sabu Liae 06. Semau 07. Kupang Barat 08. Nekamese 09. Kupang Tengah 10. Taebenu 11. Amarasi 12. Amarasi Barat 13. Amarasi Selatan 14. Amarasi Timur 15. Kupang Timur 16. Amabi Oefeto Timur 17. Sulamu 18. Fatuleu 19. Takari 20. Amfoang Selatan 21. Amfoang Barat Daya 22. Amfoang Utara 23. Amfoang Barat Laut

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 4 5 6 6 9 6 6 4 5 4 7 3 3 9 5 4 8 8 6 2 7 5

0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 4 1 2 2 0 1 2 4 0 1 2 0 1 5 2 0 4 0 1 0 2 0

5 9 7 9 9

10 8 9

12 6 7

10 5 5

15 8 5

13 9 8 3

10 6

Jumlah 23 112 4 39 179 Sumber : Kupang Dalam Angka, Tahun 2006, BPS Kabupaten Kupang.

Dari Tabel 2.3 memperlihatkan bahwa jumlah Puskesmas sebanyak 23 buah,

sementara puskesmas pembantu sebanyak 112 buah. Selain kedua jenis prasarana

tersebut, tersedia juga BKIA dan Polindes masing-masing sebanyak 4 buah da 39 buah.

Kendala utama yang masih dirasakan berkaitan erat dengan jumlah tenaga medis

dan para medis yang umumnya tersedia dengan rasio yang cukup besar dibanding dengan

jumlah penduduk yang harus dilayani. Situasi ini tentunya akan berpengaruh terhadap

percepatan dan ketepatan pelayanan kesehatan yang harus diterima oleh masyarakat.

Page 14: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

13

2.3.6. Perdagangan

Ketersediaan prasarana perdagangan secara lokal merupakan dorongan penting

dalam menggairahkan kelancaran perdagangan barang dan jasa termasuk komoditas hasil

pertanian yang dihasilkan masyarakat dan wilayah tersebut. Prasarana yang dimaksud

meliputi pasar kecamatan/desa, toko dan kios. Akan tetapi bahwa ketersediaan fasilitas

perdagangan yang ada tidak secara eksplisit dan spesifik memperdagangkan berbagai

input produksi (obat-obatan dan pupuk) bagi pemenuhan kebutuhan usahatani.

Pada semua wilayah pusat kecamatan telah tersedia fasilitas pasar tradisional dan

juga toko/kios dengan jumlah yang bervariasi serta jenis rpoduk yang dipasarkan.

2.4. Analisis Produksi

Produksi dan produktivitas komoditas kedelai yang mampu dihasilkan oleh

masyarakat dan wilayah di NTT umumnya dan Kabupaten Kupang khususnya

merupakan dasar acuan penting untuk mengambil keputusan apakah potensi yang tersedia

mampu menopang usaha komoditas tersebut kedepan. Demikian juga bahwa situasi

produksi dan tingkat kebutuhan secara nasional merupakan faktor determinan yang cukup

kuat mempengaruhi keputusan untuk mendorong pengembangan dan peningkatan

produksi di tingkat lokal.

Puslitbang Sosek Pertanian tahun 2000 melakukan proyeksi penawaran dan

permintaan kedelai nasional antara tahun 2002 sampai tahun 2010, di mana diperkirakan

bahwa laju pertumbuhan penawaran mengalami pertumbuhan yang negatif sebesar –

0,8% per tahun, sementara permintaan mengalam pertumbuhan sebesar 2,3% per tahun

(Tabel 2.4). Ini berarti bahwa terjadi kesenjangan yang cukup besar antara penawaran dan

permintaan kedelai nasional, sehingga masih diperlukan kerja keras termasuk upaya

mengembangkan jenis komoditas ini pada sentra produksi baru yang selama ini hanya

terbatas di pulau Jawa.

Page 15: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

14

Tabel 2.4 Proyeksi Penawaran dan Permintaan Kedelai Nasional (000 ton)

Tahun Penawaran Permintaan Kesenjangan 2002 1.301 2.549 - 1.2482003 1.290 2.610 - 1.3202004 1.280 2.673 - 1.3932005 1.270 2.737 - 1.4672006 1.259 2.802 - 1.5422007 1.249 2.868 - 1.6182008 1.239 2.934 - 1.6952009 1.230 3.002 - 1.7732010 1.220 3.071 - 1.851

Pertumb. (%/thn) - 0,8 2,3Sumber : Puslitbang Sosek Pertanian, 2000

Gambaran fenomena di atas pada hakekatnya merupakan tantangan yang perlu

disikapi melalui upaya perluasan areal dan peningkatan produksi dan produktivitas

terutama pada sentra-sentra produksi baik di Jawa maupun luar Jawa dalam hal ini

termasuk NTT. Kabupaten Kupang diharapkan dapat memberikan peran yang cukup

signifikan dalam membantu pemenuhan produksi nasional. Akan tetapi fakta dan data

memperlihatkan bahwa sampai tahun 2004, produksi kedelai di Kabupaten Kupang hanya

sebesar 1 ton yang dihasilkan dari areal yang sangat sempit yakni hanya 1 ha atau kurang

lebih 0,04% dari total produksi kedelai di NTT yang pada tahun yang sama telah

mencapai 2.368 ton (Tabel 2.5).

Fakta yang ada memberikan pemahaman bahwa kontribusi produksi komoditas ini

di wilayah Kabupaten Kupang sangatlah terbatas, di mana hal ini diduga karena animo

masyarakat untuk mengembangkannya sangat rendah. Demikian juga bahwa untuk saat

ini peluang pengembangan kedelai di Kabupaten Kupang sebagai satu jenis komoditas

yang dapat diandalkan bagi peningkatan pendapatan masyarakat dan wilayah masih sulit

dilaksanakan.

Page 16: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

15

Tabel 2.5 Rata-rata Produksi dan Produktivitas Kedelai di NTT tahun 1996-2004

Rata-rata Produksi Produksi Tahun Kw/ha Perkemb (%) Ton Perkemb (%)

1996 8,31 11,25 4.279 1,581997 8,18 -1,56 4.294 0,35 1998 7,58 -7,33 2.918 - 32,031999 7,28 -3,96 5.753 97,15 2000 8,54 17,31 3.017 - 47,562001 8,2 -3,98 1.648 - 45,372002 8,29 1,10 2.995 81,72 2003 9,6 15,80 4.033 34,65 2004 10,26 6,88 2.368 - 41,282005 10,46 1,95 2.189 - 7,55

Sumber : Statistik Pertanian NTT, Tahun 2005

2.5. Analisis Pasar

Fenomena pasar komoditas kedelai nasional sangat ditentukan oleh kinerja produksi

domestik dan kegiatan impor. Kinerja produksi yang dimaksud terutama ditunjukkan oleh

kemampuan produksi pada sentra-sentra produksi nasional, sementara jumlah impor

sangat ditentukan oleh tingkat permintaan domestik baik untuk berbagai kebutuhan baik

konsumsi, benih dan industri. Data Departemen pertanian, Direktorat Jenderal Bina Bina

Usahatani dan Pengolahan Hasil Pertanian bahwa sampai tahun 2001 secara nasional

menunjukkan adanya disparitas neraca perdagangan kedelai dan hasil ikutan/olahannya.

Tampak bahwa jumlah dan macam bentuk/produk ikutan/olahan kedelai yang diimpor

lebih banyak dibanding ekspor yang hanya terbatas tepung kedelai. Antara tahun 1990-

2001, laju impor masing-masing 6,8%/thn untuk kedelai kuning, 15,5% untuk kedelai

hitam dan 25,1% untuk bungkil kedelai (Tabel 2.5).

Tingginya impor merupakan penggambaran tentang ketidakcukupan produksi

dalam negeri untuk mengimbangi permintaan yang terus meningkat. Permintaan

dimaksud untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi dan industri pengolahan bahan

makanan dalam negeri (industri tahu/tempe), juga industri pakan ternak yang

memanfaatkan kedelai sebagai bahan baku (bungkil kedelai).

Page 17: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

16

Tabel 2.5 Perkembangan Impor dan Ekspor Nasional Kedelai dan Hasil Olahannya

antara tahun 1990-2001 Impor (000 ton)

Tahun Kedelai Kuning Kedelai Hitam Bungkil Kedelai

Ekspor Tepung Kedelai (000 ton)

1990 526,3 14,7 5,3 01991 631,0 40,3 19,3 0,31992 687,6 6,6 170,6 2,31993 200,2 23,2 361,1 0,91994 628,2 74,8 498,6 3,01995 496,9 36,8 681,9 0,61996 743,5 2,8 942,3 01997 590,0 26,4 868,8 01998 348,3 0 668,4 01999 1.302 td td td2000 1.278 td td td2001 1.136 td td tdLaju

(%/thn) 6,8 15,5 25,1

Sumber : Dirjen Bina Usahatani dan Pengolahan Hasil yang disitir Ariani, 2003 Keterangan : td = tidak tersedia data

Gambaran ketimpangan neraca perdagangan seperti yang ditampilkan pada Tabel

2.5 di atas, mengisyaratkan bahwa pemenuhan kebutuhan permintaan domestik masih

terbuka apabila kita berharap untuk menghemat devisa akibat surplus impor yang terjadi.

Untuk itu perluasan areal tanam dan areal panen yang disertai dengan peningkatan

produktivitas hasil merupakan solusi yang dapat ditempuh kedepan. Akan tetapi bahwa

peran kontribusi produksi kedelai di tingkat masyarakat dan wilayah Kabupaten Kupang

diperkirakan akan menghadapi banyak kendala. Salah satu faktor yang diduga kuat

mempengaruhi adalah faktor animo masyarakat untuk mengembangkan jenis komoditas

ini, walaupun dari sisi penyerapan pasar regional dan nasional diperkirakan masih

terbuka luas.

2.6. Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sosial dan ekonomi

masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keputusan

mengembangkan suatu jenis komoditas secara lebih baik.

Page 18: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

17

Mandasarkan pada gambaran dan situasi produksi kedelai di Kabupaten Kupang

saat ini dapat dikatakan bahwa rancangan pengembangannya kedepan akan banyak

menghadapi kendala. Hal ini disebabkan selain animo masyarakat juga terkait dengan

ketersediaan areal yang saat ini tidak diprioritaskan untuk mengembangkan kedelai.

Dengan demikian untuk mengaktualisasikan upaya mengembangkan kedelai di

Kabupaten Kupang masih diperlukan persiapan dan upaya penyuluhan yang lebih intensif

dalam rangka pemasyarakatan pengembangan kedelai secara lebih masal.

Dari aspek ekonomi masyarakat, dapat dikatakan bahwa kendala yang masih

dihadapi berhubungan dengan luas penguasaan dan pengusahaan lahan, serta penguasaan

modal baik modal investasi maupun modal kerja. Fakta lapangan menunjukkan bahwa

rataan penguasaan dan pengusahaan berbagai jenis komoditas hanya seluas 0,25 ha per

RT petani. Situasi ini di tingkat lokal diatasi dengan menerapkan sistem bagi hasil antara

pemilik lahan dengan petani yang miskin lahan.

Mengacu pada aspek lingkungan sosial dan ekonomi masyarakat di atas, maka

dapat dismpulkan bahwa upaya pengembangan komoditas kedelai dalam suatu sistem

bisnis yang menguntungkan bagi masyarakat dan wilayah di kecamatan-kecamatan yang

diperkirakan dapat dijadikan sebagai sentra produksi di Kabupaten Kupang dapat saja

dikembangkan secara lebih baik, misalnya melalui investasi, penyuluhan, dan perbaikan

sistem budidaya yang ada.

2.7. Aspek Legalitas

Ditinjau dari aspek legal formal untuk pengurusan berbagai izin investasi dan

pembukaan usaha budidaya dan atau pengembangan komoditas kedelai di Kabupaten

Kupang bukan merupakan kendala yang berarti. Hal ini disebabkan telah tersedia

berbagai perangkat aturan daerah berikut kemudahan pengurusan perizinannya.

Secara ringkas berbagai bentuk perizinan yang menjadi acuan pengurusan terkait

izin investasi di Kabupaten Kuapng dapat diikuti pada Tabel 2.6. Dapat dijelaskan bahwa

pada prinsipnya izin investasi yang menyertai keinginan untuk mengembangkan

komoditas ini dalam suatu manajemen bisnis yang lebih menguntungkan, terkait

langsung dengan berbagai peraturan yang bersifat nasional demikian juga berbagai

peraturan daerah sebagai wujud desentralisasi termasuk di bidang investasi.

Page 19: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

18

Tabel 2.6

Jenis Perizinan Untuk Pengembangan Usaha Budidaya Kedelai Di Kabupaten Kupang

Jenis Perizinan Lembaga Yang

Berwenang Waktu Yang Diperlukan

Perkiraan Biaya

Keterangan

Izin Pemerintah Pusat : a. ASP b. APIT c. RPTK d. SP Pabean Barang

Modal e. SP Pabean Bahan

Baku f. IUT

Disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku

Izin di daerah : a. Lokasi Pemerintah

Kabupaten Kupang

3 bulan

b. Izin HGU Pemerintah Kabupaten

Kupang dan Instansi terkait

lainnya

1-2 minggu

Rp.2.500,-/m2

Jika semua peresyaratan

telah terpenuhi

c. IMB Pemerintah Kabupaten

Kupang dan Instansi terkait

lainnya

2-3 hari Sesuai Ketetapan

Jika semua peresyaratan

telah terpenuhi

Page 20: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

19

BAB III ANALISIS KEUNGGULAN KOMODITAS

3.1. Kriteria Keunggulan

Pemilihan dan penetapan suatu komoditas sebagai produk unggulan paling tidak

memenuhi beberapa kriteria. Secara teoritis dan praktis, Daryanto (2003) melaporkan

beberapa kriteria keunggulan suatu produk atau komoditas yakni :

1. Mampu menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi wilayah tersebut. Komoditi

tersebut memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan produksi,

pendapatan dan pengeluaran.

2. Memiliki keterkaitan ke depan (forward linkage) dan ke belakang (backward linkage)

yang kuat, baik antara sesama komoditi unggulan maupun dengan komoditi lainnya.

3. Mampu bersaing dengan komoditi sejenis dari wilayah lain di pasar nasional, dan

international, baik dalam harga, mutu, maupun layanan.

4. Memiliki keterkaitan dengan wilayah lain dalam hal pasar maupun sumber pasokan

bahan baku.

5. Memiliki status teknologi yang terus meningkat untuk pengembangan inovasi dan

adopsi teknologi baru.

6. Mampu menyerap tenaga kerja bermutu secara optimal sesuai dengan skala

produksinya

7. Mampu bertahan dalam jangka panjang

8. Mampu bertahan dengan adanya gejolak yang ditimbulkan oleh lingkungan baik

internal dan eksternal

9. Memperoleh dukungan dalam pengembangannya dalam hal pembiayaan,

infrastruktur, keamanan, sosial budaya, informasi dan peluang pasar, kelembagaan,

fasilitas insentif, serta dukungan lainnya.

10. Mampu menjamin kelestarian sumberdaya dan lingkungan.

Page 21: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

20

Mengacu pada kriteria keunggulan, serta didasarkan pada fakta lapangan dari

pengusahaan komoditas kedelai di wilayah Kabupaten Kupang saat ini dilakukan analisis

keunggulan dengan pendekatan skoring. Adapun prinsip penetapan bobot terhadap

kriteria yang dipilih disesuaikan dengan tingkat kepentingan dari masing-masing kriteria

serta sifat produksi dari komoditas yang akan dinilai. Demikian juga klasifikasi skoring

dibedakan atas tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1).

Berdasarkan hasil multiplikasi antara bobot dari masing-masing kriteria dengan

nilai skornya, selanjutnya dilakukan penilaian terhadap keunggulan dari komoditas yang

dianalisis. Keputusan tentang tingkat keunggulan komoditas adalah tinggi, jika total nilai

> 625; sedang jika 375 < nilai skor < 625, dan rendah jika nilai skor < 375. Dengan

pemahaman ini, maka hasil analisis terhadap tingkat keunggulan komoditas kedelai di

wilayah Kabupaten Kupang, tersaji pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Hasil Perhitungan Kriteria Keunggulan Komoditas Kedelai Di Kabupaten Kupang

NO

KRITERIA KEUNGGULAN

BOBOT

SKOR

TOTAL NILAI

1 Produktivitas 25 1 252 Permintaan pasar lokal 35 2 703 Peluang ekspor 40 1 404 Luas lahan potensial 10 1 105 Sumberdaya manusia 10 1 106 Perhubungan 10 2 207 Lembaga keuangan 10 2 208 Penerangan 10 1 109 Backward linkage 20 1 2010 Forward linkage 20 2 4011 Skala usaha 10 1 1012 Penyerapan Tenaga Kerja 30 2 6013 Peran dalam kebijakan nasional 10 2 2014 Ketersediaan teknologi 10 1 10

Jumlah 365 Sumber : Hasil Analisis, 2006

Page 22: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

21

Dari tampilan informasi pada Tabel 3.1 memperlihatkan bahwa total nilai yang

diperoleh sebesar 365 atau lebih rendah dari standar klasifikasi keunggulan yakni 375

untuk klasifikasi keunggulan yang rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

komoditas kedelai di Kabupaten Kupang untuk saat ini bukan merupakan suatu

komoditas yang memiliki daya keunggulan untuk dikembangkan bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat dan wilayah.

Namun demikian harus diakui bahwa ketidakunggulan dari jenis komoditas ini

bukan bersifat permanen akan tetapi dapat saja berubah. Faktor yang diduga kuat terkait

dengan beberapa kriteria dengan nilai skor antara rendah sampai sedang. Ini berarti

bahwa untuk mengaktualisasikannya diperlukan upaya-upaya serius terutama dengan

mengatasi berbagai kendala yang masih dihadapi, seperti terkait minimnya infrastruktur,

teknologi budidaya yang masih rendah termasuk rendahnya kualitas sumberdaya petani

saat ini. Selain itu bahwa faktor kesiapan masyarakat seperti rendahnya animo

masyarakat untuk mengembangkan jenis komoditas ini merupakan faktor penentu utama

lainnya, sehingga persiapan masyarakat untuk bersedia mengembangkan komoditas

kedelai perlu dilakukan, termasuk upaya promosi bisnis secara terus menerus dan

konsisten.

3.2. Peluang Usaha

Membahas mengenai peluang usaha suatu produk atau komoditas, pada hakekatnya

dapat didekati dengan melakukan kajian terhadap prospek pengembangan dan peluang

pemanfaatan produk jika ditinjau dalam konteks sebagai suatu usaha bisnis, maupun

tingkat kepentingan komoditas tersebut baik kaitannya kedepan dan kebelakang.

Syafaat, dkk (2005) melaporkan hasil analisisnya bahwa secara nasional

diperkirakan permintaan akan meningkat sebesar 5,8% per tahun sebagai akibat

meningkatnya pertumbuhan penduduk sebesar 1,8% per tahun, sementara pertumbuhan

konsumsi sebesar 4,5% per kapita per tahun. Sementara itu secara aktual produksi kedelai

nasional hanya meningkat sebesar 1,62% per tahun yang disumbang dari pertumbuhan

produktivitas sebesar 1,77% sementara pertumbuhan luas areal tanam sebesar negatif

0,14% per tahun. Dari gambaran situasi yang ada dapat disimpulkan bahwa masih

Page 23: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

22

tersedia peluang untung mengembangkan jenis komoditas ini terutama pada wilayah

sentra produksi baru, dalam hal ini wilayah-wilayah di luar Jawa.

Selanjutnya bahwa pengetahuan tentang peluang penggunaan produk merupakan

cerminan untuk mengkaji peluang usaha jenis komoditas bersangkutan kedepan. Khusus

komoditi kedelai, terlihat bahwa secara nasional memperlihatkan tingkat penggunaan

yang negatif sebesar -0,8% per tahun untuk penggunaannya sebagai bahan pakan ternak,

industri pangan/non pangan dan tercecer. Demikian juga bahwa ketersediaan untuk

konsumsi penduduk mengalami pertumbuhan yang negatif sebesar – 2,18% (Tabel 3.2).

Tabel 3.2 Perkembangan Penggunaan Kedelai antara Tahun 1990-2001

Tahun Untuk Bahan Pakan (000 ton) Untuk Konsumsi (kg/kapita/tahun) 1990 161 10,5 1991 182 11,1 1992 231 12,6 1993 230 11,8 1994 210 11,2 1995 191 11,0 1996 169 11,1 1997 145 9,0 1998 225 6,3 1999 284 11,7 2000 154 10,4 2001 133 8,8

Perkembangan (%/thn) - 0,8 -2,18

Sumber : Neraca Bahan Makanan berbagai tahun, yang disitir Ariani (2003).

Rendahnya permintaan kedelai untuk digunakan sebagai bahan baku pakan, industri

pangan/non-pangan demikian juga untuk konsumsi di satu sisi menyebabkan gairah

berproduksi petani penghasil domestik semakin rendah, di sisi lain justru membuka

peluang meningkatnya impor sebagai wujud subsitusi produksi yang terjadi. Kondisi ini

jika secara terus menerus berlangsung justru akan semakin memperlemah keuangan

negara sekaligus menciptakan ketergantungan yang terus menerus terhadap produk

kedelai dari negara importir.

Mensikapi situasi yang terjadi, seyogianya diperlukan berbagai upaya terobosan

dengan mengalihkan ketergantungan impor kepada promosi ekspor melalui peningkatan

Page 24: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

23

luas areal tanam dan peningkatan produksi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

kegiatan usaha dan atau pengembangan usaha kedelai dalam suatu manajemen bisnis di

Kabupaten Kupang sebagai suatu sentra produksi alternatif bisa saja dipertimbangkan,

asalkan dilakukan pengentasan terhadap berbagai faktor kendala baik yang bersifat teknis

maupun sosial ekonomi. Kendala teknis dimaksud terkait erat dengan perluasan areal

tanam, penyediaan sarana dan prasarana penunjang produksi secara lebih baik dan

penerapan teknologi produksi yang menguntungkan. Sementara kendala sosial ekonomis

seperti animo dan kesiapan masyarakat untuk bersedia mengembangkan jenis komoditas

ini, bisa saja dengan penerapan strategi penyuluhan yang kontinyu yang disertai dengan

pengembangan demo plot secara nyata di lapangan.

Page 25: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

24

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan temuan analisis dan pembahasan yang ada, ditarik beberapa

kesimpulan yaitu :

1. Ketiadaan informasi yang spesifik mengenai sebaran areal dan jumlah produksi

kedelai di Kabupaten Kupang merupakan titik lemah dalam merencanakan usaha

pengembangan di masa yang akan datang.

2. Secara nasional masih tersedia peluang pengembangan komoditas kedelai yang

ditandai dengan lebih tingginya volume dan nilai impor kedelai untuk pemenuhan

berbagai kebutuhan dalam negeri. Hal ini disebabkan ketersediaan pasokan yang

dihasilkan di dalam negeri (aspek suplai) belum mencukupi laju permintaan yang ada

(aspek demand). Gambaran ini mengisyarakatkan bahwa pada hakekatnya upaya

pengembangan sentra produksi kedelai yang baru di luar Jawa termasuk Kabupaten

Kupang sebenarnya bisa saja dikembangkan.

3. Kelemahan utama belum berkembangnya usaha budidaya dan pengembangan

komoditas kedelai di Kabupaten Kupang, diiduga terkait erat dengan rendahnya

animo masyarakat untuk mengembangkan jenis komoditas ini akibat mahalnya biaya

produksi, di samping penguasaan teknologi yang terbatas yang dapat merangsang

mesyarakat untuk mengembangkannya.

4. Gambaran fenomena dan rendahnya dukungan sarana dan prasarana penunjang

produksi yang ada, menyebabkan untuk saat ini komoditi kedelai bukanlah salah satu

komoditi yang unggul dan dapat dikembangkan secara masal dalam suatu sistim

bisnis yang menguntungkan.

Page 26: ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PELUANG USAHA KEDELAI INVES Kedelai_.pdf · Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai 2 Untuk mengatasi fenomena di atas, ... dengan perencanaan pengembangan

Analisis Keunggulan Dan Kelayakan Kedelai

25

4.2. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka yang perlu dipertimbangkan kedepan

apabila kita berharap agar wilayah Kabupaten Kupang dapat berkontribusi sebagai

wilayah potensial dalam mengembangkan komoditas kedelai adalah perlu upaya

pengentasan terhadap berbagai faktor kendala baik yang bersifat teknis maupun sosial

ekonomi. Kendala teknis dimaksud terkait erat dengan perluasan areal tanam, penyediaan

sarana dan prasarana penunjang produksi secara lebih baik dan penerapan teknologi

produksi yang menguntungkan. Sementara kendala sosial ekonomis seperti animo dan

kesiapan masyarakat untuk bersedia mengembangkan jenis komoditas ini, bisa saja

dengan penerapan strategi penyuluhan yang kontinyu yang disertai dengan

pengembangan demo plot secara lebih nyata di lapangan.