Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI
BAWANG MERAH VARIETAS KAPUR DAN VARIETAS
BIMA
DI DESA BANTI KECAMATAN BARAKA
KABUPATEN ENREKANG
ZULKAIDA
105960193415
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKUTLAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI BAWANG
MERAH VARIETAS KAPUR DAN VARIETAS BIMA
DI DESA BANTI KECAMATAN BARAKA
KABUPATEN ENREKANG
ZULKAIDA
105960193415
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKUTLAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Komparatif
Pendapatan Petani Bawang Merah Varietas Kapur dan Varietas Bima Di
Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang adalah benar merupakan
hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Makassar, Januari 2020
Zulkaida
105960193415
ABSTRAK
ZULKAIDA.105960193415. Analisis Komparatif Pendapatan Petani Bawang
Merah Varietas Kapur dan Varietas Bima Di Desa Banti Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang, Dibimbing oleh ARIFIN FATTAH dan KHAERIYAH
DARWIS.
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan produksi dan
pendapatan usahatani bawang merah varietas kapur dan varietas bima di Desa
Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus hingga bulan Oktober 2019.
Dimana data primer diperoleh dari 27 responden yang diambil dari orang yang
sama antara bawang merah varietas kapur dan bawang merah varietas bima
dengan menggunakan penentuan sampel simple random sampling dari populasi
259 petani yang diambil 10%. Sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor
Desa Banti, Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.
Data diolah dengan menggunakan analisis komparatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa
bawang merah varietas kapur lebih unggul dimana varitas kapur mampu
menghasilkan anakan umbi yang banyak dan dapat tumbuh pada dataran rendah
maupun tinggi dan mampu bertahan saat curah hujan tinggi, dibandingkan dengan
bawang merah varitas bima yang menghasilkan anakan umbi yang sedikit tetapi
ukurannya besar. Biaya produksi dan pendapatan usahatani bawang merah
varietas kapur memiliki pendapatan lebih besar yaitu rata-rata Rp.56.194.152/ha
Dibandingkan dengan bawang merah varietas bima yang memiliki pendapatan
rata-rata Rp.42.646.753/ha.
Kata Kunci : Analisis, Komparatif, Pendapatan, Bawang Merah.
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Salawat dan salam tak
lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SWT beserta para keluarga, sahabat dan
para pengikutnya yang masih setia terhadap ajarannya, sehingga penulis dapat
menyelesakan skripsi yang berjudul “Analisis Komparatif Pendapatan Petani
Bawang Merah Varietas Kapur dan Varietas Bima di Desa Banti Kecamatan
Baraka Kabupaten Enrkang”
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akhir untuk memperoleh gelar
sarjana pada jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitan Muhammadiyah
Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih, kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Muh. Arifin Fatta S,P.,M.P selaku pembimbing I dan Ibu
Khaeriyah Darwis, S.P.,M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga skripsi dapat diselesaikan.
2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi.,M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati,S.P.,M.P Selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitan Muhammadiyah Makassar.
4. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis dan staf pegawai di Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu
kepada penulis.
5. Tekhusus buat Ayahanda Rahman dan Ibunda Nurlia tercinta yang banyak
memberikan doa, dorongan, perhatian, dan kasih sayangnya dengan tulus
selama ini dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik
moril maupun material sehinggah skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Kepada pihak pemerintah Kabupaten Enrekang khususnya kepala Desa Banti
beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian di tempat tersebut.
7. Para penulis buku dan karya tulis ilmiah lainnya yang saya jadikan sebagai
referensi dalam penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman angkatan 2015 Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa memberikan masukan
yang berarti dalam penyusunan skripsi ini yang penulis tidak dapat sebut satu
persatu.
9. Kepada sahabat-sahabat tercinta Risnayanti, Renita Angraini dan Yaumil
yang selalu memberikan semangat dan masukan yang menghilangkan stres
dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak
kekuranganan dan masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran, kritik
yang membangun senantiasa penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan apat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Makassar, 2020
Zulkaida
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL . ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KOMISI PENGUJI ......................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN................................................................................ iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6
2.1 Usahatani Bawang Merah ............................................................. 6
2.2 Konsep Produksi ........................................................................... 7
2.3 Biaya dan Pendapatan ................................................................... 9
2.4 Kerangka Pikir .............................................................................. 11
III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 13
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 13
3.2 Teknik Penentuan Sampel ............................................................ 13
3.3 Jenis dan Sumber data .................................................................. 13
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 14
3.5 Teknik Analisis Data .................................................................... 15
3.6 Definisi Operasional ..................................................................... 17
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................................. 19
4.1 Letak Geografis .............................................................................. 19
4.2 Kondisi Demografis ........................................................................ 20
4.2.1 Penduduk Berdasarkan Pembagian Wilayah ............................... 20
4.2.2 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................ 21
4.2.3 Penduduk Berdasarkan Usia Penduduk ....................................... 22
4.2.4 Penduduk Berdasrkan Mata Pencaharian .................................... 23
4.2.5 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................ 25
4.3 Sarana dan Prasarana ...................................................................... 26
4.4 Kondisi Pertanian .......................................................................... 27
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 28
5.1 Karakteristik Petani ........................................................................ 28
5.1.1 Umur Petani ................................................................................. 28
5.1.2 Pendidikan ................................................................................... 29
5.1.3 Pengalaman Berusahatani ............................................................ 30
5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga ..................................................... 31
5.1.5 Luas Lahan .................................................................................. 32
5.2 Perbandingan Produksi Usahatani Bawang Merah Varietas Kapur
Dan Varietas Bima.......................................................................... 34
5.3 Perbandingan Biaya Produksi Usahatani Bawang Merah Varietas
Kapur Dan Varietas Bima Dengan uji t (t test) .............................. 39
5.4 Perbandingan Pendapatan Usahatani Bawang Merah Antara
Varietas Kapur Dan Varietas Bima ................................................ 41
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 42
6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 42
6.2 Saran ................................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pembagian Dusun Desa Banti
Kecamatan Baraka Kabupatem Enrekang................................................ 21
2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Banti
Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang ................................................. 22
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Penduduk Desa Banti Kecamatan
Baraka Kabupaten Enrekang .................................................................... 23
4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Desa Banti
Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang ................................................. 24
5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Banti
Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang ................................................. 26
6. Sarana dan Prasarana di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang .................................................................................................. 27
7. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani Bawang Merah
Varietas Kapur Dan Varietas Bima di Desa Banti Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang ................................................................................ 29
8. Tingkat Pendidikan Petani Bawang Merah Varietas Kapur Dan
Varietas Bima di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang .. 30
9. Pengalaman Berusahatani Petani Bawang Merah Varietas Kapur Dan
Varietas Bima di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang .. 31
10. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Bawang Merah Varietas Kapur
Dan Varietas Bima di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang .................................................................................................. 32
11. Luas Lahan Petani Bawang Merah Varietas Kapur Dan Varietas Bima
di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang .......................... 33
12. Rata-Rata Biaya Produksi dan Pendapatan per Hektar Petani Bawang
Merah Varietas Kapur di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang .................................................................................................. 35
13. Rata-Rata Biaya Produksi dan Pendapatan per Hektar Petani Bawang
Merah Varietas Bima di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang .................................................................................................. 37
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 13
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Kuesioner Penelitian ................................................................................
2. Identitas Responden .................................................................................
3. Tabulasi Hasil Penelitian Usahatani Bawang Merah Antara Varietas
Kapur Dan Varietas Bima di Desa Banti .................................................
4. Hasil Analisis Uji t Perbandingan Biaya Produksi Perhektar Usahatani
Bawang Merah Antara Varietas Kapur Dan Varietas Bima di Desa
Banti .........................................................................................................
5. Hasil Analisis Uji t Perbandingan Pendapatan Perhektar Usahatani
Bawang Merah Antara Varietas Kapur Dan Varietas Bima di Desa
Banti .........................................................................................................
6. Dokumentasi Penelitian ...........................................................................
7. Surat Izin Penelitian .................................................................................
8. Riwayat Hidup .........................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor unggulan utama yang harus
dikembangkan oleh pemerintah. Pemerintah memiliki peran untuk memajukan
sumberdaya petani agar kesejahteraan petani semakin meningkat. Pemerintah
dapat meningkatkan produksi pertanian dengan menyediakan sarana produksi
pertanian seperti bibit/benih yang memiliki sertifikat standar nasional, pupuk dan
obat-obatan yang memadai. Untuk itu, pemerintah perlu menyediakan sarana
produksi dengan mutu yang baik guna meningkatkan produksi pertanian
(Swastika, 2003).
Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan salah satu komuditas
utama bernilai ekonomi tinggi, sehingga pembudidayaan menyebar hamper di
semua wilayah di Indonesia. Cakupan pembudidayaan yang luas dan tingginya
minat petani terhadap bawang merah disebabkan oleh daya adaptasinya yang luas,
yaitu mulai dari ketinggian 0 sampai 1000 m di atas permukaan laut
(Rusdi&Asaad.Muh, 2016).
Beberapa provinsi yang merupakan penghasil bawang merah di Indonesia
yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi
Selatan dan Sulawesi Utara. Bawang merah merupakan salah satu komuditas
sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi di tinjau dari sisi pemenuhan
konsumsi nasional, sumber penghasilan petani, dan potensinya sebagai penghasil
devisa Negara. Bawang merah digunakan sebagai bumbu masak dan bermanfaat
untuk kesehatan, untuk mengobati kanker, dan penyakit berbahaya
lainnya.Bawang merah juga dijadikan sebagai sumber antioksida yang sangat
ampuh untuk memerangi radikal bebas di dalam tubuh (Nurhapsa, Kartini,
&Arham, 2015).
Walaupun bawang merah ini hanya merupakan sayuran rempah, yang
berarti, hanya diperlukan dalam jumlah kecil, namun setiap orang menggemarinya
dan hampir setiap masakan memerlukannya, maka tidak mengherankan apabila
bawang merah ini memegang peranan penting dalam perdagangan komuditas
sayuran.
Pada musim panen harga bawang merah relatif rendah , sebaliknya pada
waktu diluar musim panen harganya cukup tinggi sampai dapat mencapai sepuluh
kali lipatnya.
Permintaan dan kebutuhan bawang merah yang terus meningkat setiap
tahunnya belum dapat diikuikuti oleh peningkatan produksinya. Hal ini
disebabkan oleh faktor bebas dalam hal budidaya tanaman seperti keragaman jenis
tanah, pengendalia hama, penyakit, dan gulma, serta penanganan pascapanen yang
belum tepat (Ambarwati dan Prapto 2003). Hal ini yang turut rendahnya hasil
bawang merah adalah belum banyak tersedia varietas unggul yang sesuai dengan
lingkungan setempat serta belum menyebarnya paket teknologi budidaya hasil-
hasil penelitian para peneliti ke tingkat petani.
Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan salah satu
daerah yang sebagian besar penduduknya adalah bermata pencaharian sebagai
petani dan merupakan salah satu daerah penghasil bawang merah. Daerah
penghasil bawang merah ini, terutama terletak di Desa Banti Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang.Yang hampir semua penduduknya menanam bawang merah
ketika musim tanam tiba dan menjadikannya sebagai produk unggulan, sehingga
besar sekali harapan mereka untuk memperoleh pendapatan yang layak dari hasil
usaha tani bawang merah tersebut.
Dalam budidaya bawang merah langkah awal yang harus dilakukan adalah
pemilihan bibit yang berkualitas unggul, dengan bibit bawang merah yang
berkualitas unggul maka dapat menghasilkan bawang merah yang melimpah.
Selain itu bibit unggul yang dipilih harus tetap tahan terhadap hama, penyakit,
cuaca, dan suhu, serta tahan terhadap perubahan iklim. Dalam pemilihan bibit
bawang merah, pilih bibit bawang merah yang ukurannya sedang disamping harga
bibit yang relatif menengah dan tidak terlalu mengeluarkan biaya.
Bibit menentukan keunggulan dari suatu komuditas.Bibit yang unggul
cenderung menghasilkan produk yang berkualitas baik.Sehingga semakin unggul
bibit komuditas pertanian, maka semakin tinggi produksi produksi tanaman yang
dicapa. Pendapat dari Sukiyono (2004) juga menjelaskan bahwa faktor
penggunaan bibit merupakan faktor produksi yang paling besar pengaruhnya
dalam usahatani.
Varietas benih untuk budidaya bawang merah cukup banyak.Ada benih
lokal hingga benih hibrida impor.Bentuk benihnya ada yang biji ada juga yang
berupa umbi.Kebanyakan budidaya bawang merah di sentra-sentra produksi
menggunakan umbi sebagai benih seperti halnya varietas Kapur dan juga varietas
Bima yang domain di tanam para petani di Kabupaten Enrekang terkhusus di Desa
Banti Kecamatan Baraka.Benih bawang merah yang baik berasal dari umbi yang
dipanen tua, lebih dari 80 hari untuk dataran rendah dan 100 hari untuk dataran
tinggi.Benih bawang merah yang baik setidaknya telah disimpan 2-3 bulan.
Ukuran benih sekitar 1,5-2 cm dengan bentuk yang bagus, tidak cacat, berwarna
merah tua mengkilap.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji
dan meneliti tentang tanaman bawang merah di Desa Banti Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul:
“Analisis Komparatif Pendapatan Petani Bawang Merah Varietas Kapur
dan Varietas Bima Di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan
masalah yang dapat diangkat adalah sebagai berikut :
1. Berapa pendapatan usahatani bawang merah pada varietas kapur dan
varitas bima di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang ?
2. Bagaimana perbandingan pendapatan petani bawang merah pada varietas
kapur dan varietas bima di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang ?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pendapatan petani bawang merah pada varietas kapur
dan varietas bima di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.
2. Untuk membandingkan pendapatan petani bawang merah pada varietas
kapur dan varietas bima di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang.
1.3.2 Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti, menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai
penerapan teori yang telah didapat dari mata kuliah yang telah diterima
kedalam penelitian yang sebenarnya.
2. Bagi petani, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam penggunaan varietas bibit pada usahatani bawang merah.
3. Bagi pemerintah Kabupaten Enrekang, penelitian ini dapat memberikan
referensi dalam mengelola usahatani bawang merah di Kabupaten
Enrekang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usahatani Bawang Merah
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam
sekitarnya sebagai modal sehingga member manfaat yang sebaik-
baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang
mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi selektif dan seefisien
mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal
mungkin.Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengusahakan
dan mengkoodinir faktor produksi seperti lahan dan alam sekitar sebagai modal
agar memberikan manfaat yang baik (Suratiyah, 2009).
Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang ilmu yang
mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara
efektif dan efesien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu
tertentu.Dikatakan efektif bila petani produsen produsen dapat mengalokasikan
sumberdaya dengan sebaik-baiknnya. Dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber
daya tersebut menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau
input(Soekartawi,2006).
Lebih dijelaskan usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan
mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal
sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara
petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan
fakto-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut
memberikan pendapatan semaksimal mungkin.
Usahatani bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan budidaya
yang dilakukan dan sebagai bahan evaluasi faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap keberhasilan usaha.
Bawang merah merupakan salah satu tanaman hortikultura yang
digunakan sebagai salah satu bahan yang tidak dapat dipisahkan dari masakan
makanan sehari-hari seluruh masyarakat Indonesia. Bawang merah merupakan
salah satu komuditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi, baik ditinjau
dari sisi pemenuhan konsumsi nasional, sumber penghasilan petani, maupun
potensinya sebagai penghasilan petani, maupun potensinya sebagai penghasil
devisa Negara.(Mona, Tety, & Shore, 2016).
Bawang Merah (Allium ascalonium. L), merupakan tanaman hortikultura
yang mempunyai peluang pasar yang besar dalam sub sektor agribisnis. Dua
alasan yang mendasar yaitu bawang merah yang banyak di manfaatkan sebagai
bumbu dalam melezatkan makanan dan sebagai bahan obat-obatan, serta
mempunyai harga jual yang cukup baik. Dari hasil analisis Depertemen Kesehatan
RI menunjukan bahwa dari setiap 100 gram umbi bawang merah mengandung 39
gram kalori, 1,5 gram protein, 0,3 mg vitamin B, 2 mg vitamin C dan 88 gram air
(Rukmana dan Rahmat, 1995). Lain pihak usahatani bawang merah merupakan
usaha yang banyak menuntut biaya dan tenaga, baik untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi maupun untuk petani terutama musim kemarau mengingat bawang
merah dapat menghasilkan keuntungan yang cukup memadai.(Wiwid, 2014).
Varietas bawang merah yang ditanam di Indonesia cukup banyak
macamnya, tetapi umumnya produksi varietas tersebut masih rendah (kurang dari
10 ton/ha).Beberapa hal yang membedakan varietas bawang merah satu dengan
yang lain biasanya didasarkan pada bentuk, ukuran, warna, kekenyala, aroma,
umbi, umur tanam, ketahanan terhadap terhadap penyakit serta hujan, dan lain-
lain.
2.2 Konsep Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara
mengkombinasikan faktor-faktor produksi kapital, tenaga kerja, teknologi, manag
erial skill.Produksi atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu
barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila bila memberikan manfaat
baru atau lebih dari semula. Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara input
dan output. Produksi merupakan usaha untuk meningkatkan manfaat dengan cara
mengubah bentuk (form utility), memindahkan tempat (place utility), dan
menyimpan (store utility). Hubungan teknis yang dimaksud adalah bahwa
produksi hanya bisa dilakukan dengan menggunakan faktor produksi yang
dimaksud.
Secara umum produksi dapat diartikan sebagai kegiatan optimalisasi dari
faktor-faktor produksi seperti, tenaga kerja, modal, dan lain-lainnya oleh
perusahaan untuk menghasilkan produk berupa barang-barang dan jasa-jasa.
Secara teknis, kegiatan produksi dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa
input untuk menghasilkan sejumlah output. Dalam pengertian ekonomi, produksi
didefenisikan sebagai usaha manusia untuk menciptakan atau menambah daya
atau nilai guna dari suatu barang atau benda untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk
mengubah faktor produksi (input) menjadi hasil produksi (output). Produksi
menggunakan sumber daya untuk menciptakan barang atau jasa yang sesuai untuk
digunakan.Dalam teori produksi, produksi adalah suatu kegiatan untuk menambah
nilai guna pada suatu barang.Produksi diukur sebagai “tingkat hasil produksi
(output) perperiode waktu” karena merupakan konsep aliran. Proses produksi
dapat didefenisikan sebagai kegiatan yang meningkatkan kesamaan antara pola
permintaan barang atau jasa kuantitas, bentuk ukuran, panjang dan distribusi
barang atau jasa tersedia bagi pasar.
Teori produksi merupakan teori pemilihan atas berbagai alternatif,
terutama menyangkut keputusan yang diambil oleh seorang produsen dalam
menentukan pilihan atas alternatif-alternatif yang ada. Produsen berusaha dalam
memaksimalkan produksi yang dapat dicapainya dengan suatu kendala biaya
tertentu agar dapat dihasilkan keuntungan yang maksimal. Produksi adalah suatu
kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengkombinasikan faktor-
faktor produksi kapital, tenaga kerja, teknologi, managerial skill. Produksi atau
memproduksi adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan
suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari
bentuk semula.
2.3 Biaya dan Pendapatan
A. Biaya
Biaya dalam kegiatan usahatani oleh petani ditunjukan untuk
menghasilkan pendapatan yang tinggi bagi usahatani yang dikerjakan.Dengan
mengeluarkan biaya maka petani mengharapkan pendapatan yang setinggi-
tingginya melalui tingkat produksi yang tinggi.Biaya produksi merupakan jumlah
dari biaya tetap yang berlangsung berkaitan dengan jumlah tanaman yang
dihasilkan diatas lahan, biaya ini harus dibayar apakah menghasilkan sesuatu atau
tidak, termasuk didalamnya aalah sewa lahan, pajak lahan, pembayaran kembali
pinjaman dan biaya hidup.
Menurut Soekartawi (2006), biaya produksi adalah semua pengeluaran
yang harus dikeluarkan produsen untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan
bahan-bahan penunjang lainnya yang akan didayagunakan agar produksi yang
direncanakan dapat terwujud dengan baik.
Biaya usahatani dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed
cost) dan biaya tidak tetap (variable cost) :
1. Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang relative jumlahnya dan
harus dikeluarkan walaupun produk yang dihasilkan banyak atau sedikit.
Biaya ini meliputi pajak, penyusutan alat-alat produksi, bunga pinjaman
sewa tanah dan lain-lain.
2. Biaya tidak tetap (variable cost) merupakan biaya yang sifatnya berubah-
ubah tergantung besar kecilnya produksi yang dihasilkan. Biaya ini
meliputi biaya tenaga kerja, biaya saprodi dan lain-lain. Biaya variable ini
sifatnya berubah sesuai dengan besarnya produksi.
B. Pendapatan
Pendapatan keluarga petani adalah pendapatan yang diperoleh dari
kegiatan usahatani ditambah dengan pendapatan rumah tangga yang berasal dari
luar usahatani.Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan tingkat kekayaan
dan besarnya modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar mencerminkan
tersediannya dana yang cukup dalam usahatani. Rendahnya pendapatan
menyebabkan menurunnya investasi dan upaya pemupukan modal.
Pendapatan yaitu penerimaan setelah dikurangi dengan biaya tenaga kerja
dalam keluarga.Sebelum menghitung keuntungan, perlu dipahami bahwa terdapat
dua tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga
(TKLK).Petani umumnya jarang menghitung tenaga kerja dalam keluarga
(TKDK) sehingga dalam menghitung keuntungan usahataninya kurang tepat.Perlu
diingat bahwa anggota keluarga yang ikut bekerja dalam usahatani perlu dihargai
tenaganya, seperti ketika petani menggunakan/mengupah tenaga kerja luar
keluarga (TKLK). Dengan demikian akan terlihat jelas pengeluaran tenaga kerja
secara keseluruhan, baik tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja
luar keluarga (TKLK) (Suratiyah, 2006).
Pendapatan usahatani menurut Gustiyana (2003), bahwa pendapatan dapat
dibagi menjadi dua pengertian, yaitu :
a. Pendapatan kotor, yaitu pendapatan yang diperoleh petani dalam
usahataninya selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil
penjualan atau pertukaran hasil produksi yang dinilai dalam rupiah
berdasarkan harga persatuan berat pada pemungutan hasil.
b. Pendapatan bersih, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam
satu tahun dikurangi dengan biaya produksi. Biaya produksi meliputi biaya
rill tenaga kerja dan biaya rill sarana produksi.
Menurut Soekartawi (2006), pendapatan sebagai selisih antara total pener
imaan dengan total biaya yang dikeluarkan dalam satu usahatani.Total penerimaan
merupakan hasil perkalian dari jumlah produksi yang dihasilkan dengan nilai/harg
a produk tersebut, sedangkan biaya total adalah semua biaya yang dikeluarkan
dalam suatu usahatani. Pendapatan rumah tangga petani bersumber dari dalam
usahatani dan pendapatan luar usahatani.Pendapatan dari dalam usahatani meliput
ipendapatan dari tanaman yang diusahakan oleh petani. Sedangkan usahatani bers
umber dari pendapatan selain usahatani yang diusahakan.
Pd = TR – TC
Keterangan:
Pd = Pendapatan Usahatani
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
TC = Total Cost (Total Biaya)
2.4 Kerangka Pikir
Kerangka berfikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan antar konsep
dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang
disusun dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait. Kerangka pikir ini
digunakan sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan peneliti yang
diangkat. Atau, bisa diartikan sebagai mengalirkan jalan pikiran menurut
kerangka logis (countruct logic) atau kerangka konseptual yang relevan untuk
menjawab penyebab terjadinya masalah. Untuk membuktikan kecermatan
penelitian, dasar dari teori tersebut perlu diperkuat hasil-hasil penelitian terdahulu
yang relevan.
Secara sistematis kerangka pemikiran yang akan dilakukan dalam kegiatan
ini dapat dilihat pada bagan berikut :
Gambar 1. Skema kerangka pikir Analisis Komparatif Pendapatan Petani Bawang
Merah Varietas Kapur dan Varietas Bima di Desa Banti Kecamatan
Baraka Kabupaten Enrekang.
USAHATANI BAWANG MERAH
Bibit Varietas Kapur Bibit VarietasBima
Produksi Produksi Biaya Produksi
Harga Input
Pendapatan Pendapatan Harga Output
Analisis Komparatif
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini laksanaakan di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang. Lokasi penelitian ini dipilih dengan sengaja (Purposive) dengan
mempertambangkan daerah tersebut merupakan daerah penghasil bawang merah.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober 2019
di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
Populasi petani bawang merah yang ada di Desa Banti Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang yaitu sebanyak 259 petani, penentuan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode simple random sampling (pengambilan
sampel acak sederhana) dengan jumlah sampel sebanyak 27 petani, yang diambil
10% dari populasi petani bawang merah.
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian yaitu data kuantatif.Dimana
data kuantitatif merupakan suatu data yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka,
misalnya biaya-biaya yang digunakan, jumlah produksi, penerimaan dan lain
sebagainya.
3.3.2 Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari petani bawang merah di
Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaen Enrekang, dimana data yang
ditanyakan adalah data yang berkaitan dengan usahatani bawang merah
diantaranya variabel input produksi (bibit, pupuk, herbisida, tenaga kerja, dan
peralatan), harga input, jumlah produksi, dan data lainnya yang berhubungan
dengan penelitian ini dan informan kunci di lokasi penelitian (pakar).
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah
ada seperti data yang diperoleh dari Istantsi terkait (BPS Kabupaten
Enrekang), Kantor Desa Banti dan sumber-sumber lain.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang harus digunakan
dalam mengadakan suatu penelitian, agar mendapat data sesuai dengan apa yang
diinginkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Observasi adalah pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung
keadaan responden dan keadaan yang terjadi di daerah penelitian yaitu Desa
Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.
2. Wawancara merupakan pengumpulan data dengan melakukan serangkaian
wawancara langsung terhadap responden yaitu petani untuk memperoleh
informasi atau data-data yang perlukan mengenai identitas responden, biaya
usahatani serta penerimaan di Desa Banti.
3. Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data melalui keterangan secara tertulis
yaitu keterangan yang diperoleh dari responden terkait dengan penelitian yang
dilakukan yang merupakan dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan
penelitian serta mengambilan gambar berupa foto-foto.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data
komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingka
n. Penelitian ini digunakan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua
atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti berdasarkan kerangka
pemikiran tertentu.
Untuk mencapai hasil tujuan penelitia dan menguji kebenaran digunakan
beberapa metode analisis data sebagai berikut :
a. Fungsi pendapatan
Menurut Suekartawi (2006) besarnya pendapatan dapat dihitung
menggunakan rumus :
a) Pd = TR-TC
Dimana :
Pd = Pendapatan Usahatani
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
Rumus untuk mencari penerimaa, (Soekartawi, 2006)
b) TR = Y. Py
Dimana :
TR = Total Penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam usahatani
Py = Harga Y
Rumus untuk mencari Total Cost, (Soekartawi, 2006)
c) TC = FC + VC
Dimana :
TC = Total Cost
FC = Fixed Cost
VC = Variabel Cost
b. Uji t
Untuk mengetahui perbandingan yang terjadi antara pendapatan petani
bawang merah pada varietaskapuh dan varietasbima dilakukan dengan
menggunakan uji-t (uji statistic t hitung) dengan rumus t hitung :
t hitung =x1 x2
t hitung=
√
keterangan :
X1 = Rara-rata pendapatan UT Varietas Kapur
X2 = Rata-rata pendapatan UT VarietasBima
dan = Jumlah sampel
S = Simpangan baku populasi perbedaan rata-
rata(standar deviasi)
3.6 Definisi Operasional
Untuk mempermudah dalam pengambilan data dan informasi pada
penelitian ini, maka digunakan definisi atau konsep perasional sebagai berikut:
1. Usahatani adalah kegiatan mengalokasikan sumberdaya yang ada secara
efektif dan efesien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada
waktu tertentu.
2. Petani adalah seseorang yang bergerak dibidang pertanian, utamanya dengan
cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan
memelihara tanaman, dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman
tersebut.
3. Bawang merah merupakan varietas tumbuhan berumbi yang dapat hidup di
dataran tinggi.
4. Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara men
gkombinasikan faktor-faktor produksi kapital, tenaga kerja, teknologi,
managerial skill.
5. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang
dikeluarkan dalam usahatani.
6. Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan
dalam proses peoduksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau
barang.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Letak Geografis
Desa Banti merupakan salah satu dari 15 Desa di Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak 8 km kearah timur
dari ibu kota Kecamatan Baraka. Desa Banti dibentuk pada tahun 1965 dengan
luas wilayah Desa Banti ± 7.5 atau ±7,5 ha.
Secara geografis Desa Banti terletak di dataran tinggi dan, yang
berbatasan dengan desa lain dalam satu Kecamatan, dengan desa antar Kecamatan
dalam satu Kabupaten.
Adapun batas-batas dimaksud adalah :
a. Sebelah Utara : Desa Parinding Kecamatan Baraka
b. Sebelah Timur : Desa Janggurara Kecamatan Baraka
c. Sebelah Selatan : Desa Tobalu Kecamatan Enreknag
d. Sebelah Barat : Desa Perangian Kecamatan Baraka
Kehidupan kemasyarakatan penduduk Desa Banti, meskipun
bersandingan dengan penduduk desa lain baik berasal dari satu Kecamatan
maupun diluar wilayah Kecamatan, tetap menjaga nilai-nilai, harkat dan martabat
penduduk desa lain, serta saling hormat menghormati, bantu membantu serta
menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan untuk saling bergantung dan
membutuhkan dengan yang lain.
Iklim Desa Banti sebagaiman desa-desa lain di wilayah Indonesia
mempunyai musim kemarau dan penghujan hal tersebut mempunyai pengaruh
langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Banti Kecamatan Baraka.
Jarak Desa Banti ke Ibukota Kecamatan sekitar ± 8 km dengan lama jarak
tempuh ke Ibukota Kecamatan dengan kendaraan bermotor 30 menit sedangkan
jarak ke Ibukota Kabupaten dengan kendaraan bermotor sekitar 1.5 jam
sedangkan jarak ke Ibukota Provinsi 296 km dengan lama jarak tempuh ke
Ibukota Provinsi dengan kendaraan bermotor sekitan ± 7 jam.
4.2. Kondisi Demografis
Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam
pembangunan khususnya di wilayah Desa Banti. Dalam hal ini universal
penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati
hasil pembangunan. Dalam kaitan peran penduduk tersebut, kualitas mereka perlu
ditingkatkan dan pertumbuhan serta mobilitasnya harus dikendalikan.
Pertumbuhan penduduk yang tidak stabil setiap tahun, di satu sisi benjadi
beban pembangunan karena ruang gerak untuk produktivitas masyarakat makin
rendah, apalagi jika tidak diikuti peningkatan pendidikan yang dapat menciptakan
lapangan kerja. Memang tidak selamanya pertumbuhan penduduk membawa
dampak negatif, malahan menjadi positif jika dapat diberdayakan secara baik
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Begitu pula dengan persebaran
penduduk yang tidak merata dapat menimbulkan berbagai permasalahn.
4.2.1 Penduduk Berdasarkan Wilayah Desa
Desa Banti Merupakan Desa yang cukup luas di Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang sehingga desa ini memiliki pembagian wilayah menjadi 4
dusun yang yang apat diliat pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pembagian Dusun Desa Banti Kecamatan
Baraka Kabupaten Enrekang 2019.
No Nama Dusun Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Dusun Darrah 382 21,13
2 Dusun Tampaan 570 31,53
3 Dusun Ledan 472 26,11
4 Dusun Buntu Sangbua 384 21,23
Jumlah 1.808 100
Sumber: Profil Desa Banti, 2019
Berdasarkan tabel 1. Penduduk Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang 2019 jumlah penduduk berdasarkan dusun, yang memiliki penduduk
terbanyak yaitu pada Dusun Tampaan dengan jumlah jiwa sebanyak 570 jiwa
dengan persentase 31,53% hal tersebut dikarenakan dusun tersebut juga
merupakan dusun yang terluas. Sedangkatn dusun dengan penduduk terendah
yaitu pada Dusun Darrah dengan jumlah jiwa 382 jiwa dengan persentase 21,13%
hal tersubut dikarenakan luas wilayah yang tidak terlalu luas.
4.2.2 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk merupakan salah satu paktor utama yang menentukan
kualitas perkembangan sumber daya manusia di dalam masyarakat, dalam dunia
kerja jenis kelamin sangat sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Penduduk
di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dapat dikelompokkan
berdasarkan jenis kelamin.
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk berasarkan jenis kelamin
yang ada di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dapat diliat pada
tabel 2.
Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Banti Kecamatan
Baraka Kabupaten Enrekang 2019.
No Jenis kelamin Jumlah (jiwa) Persentase(%)
1 Laki-laki 943 52,16
2 Perempuan 865 47,84
Total 1.808 100
Sumber: Profil Desa Banti, 2019
Berdasarkan tabel 2. Penduduk Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang 2019 jumlah penduduk laki-laki sebanyak 943 jiwa dengan persentase
52,16% sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 865 jiwa dengan
persentase 47,84%, jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih banyak hal
ini dikarenakan angka kelahiran laki-laki lebih banyak dibandingkan angka
kelahiran perempuan dan laki-laki juga merupakan seseorang yang akan berperan
penting dalam memenuhi kebutuhan di dalam keluarga.
4.2.3 Penduduk Berdasarkan Usia Penduduk
Usia penduduk menentukan produktif atau tidaknya dalam bekerja, usia
mudah lebih produktif dalam bekerja karena masih mempunyai fisik yang kuat
sehingga cenderung mempunyai pendapatan yang besar begitupun sebaliknya usia
tua tidak produktif dalam bekerja karena fisiknya yang sudah melemah sehingga
kekuatan untuk bekerja sudah berkurang.
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk berdasarkan komposisi
usia penduduk Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dapat dilihat
pada tabel 3
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Penduduk Desa Banti Kecamatan
Baraka Kabupaten Enrekang 2019.
No Usia (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 0-6 112 6,19
2 7-12 157 8,68
3 13-18 215 11,89
4 19-25 457 25,28
5 26-35 358 19,80
6 36-55 136 7,52
7 56-65 219 12,11
8 66-75 118 6,53
9 >75 36 1,99
Jumlah 1.808 100
Sumber: Profil Desa Banti, 2019
Berdasarkan tabel 3, jumlah penduduk terbanyak pada usia 26-35 tahun
dengan jumlah penduduk sebanyak 358 dengan presentase 19,80%, hal ini karena
pada usia tersebut termasuk dalam usia yang produktif dalam berusahatani
sehingga pendapatan yang diperoleh pun semakin meningkat dan pada usia
tersebut fisik masih kuat dan mampu untuk bekerja. Jumlah penduduk paling
sedikit pada usia >75 tahun dengan jumlah penduduk 36 orang dengan presentase
sebesar 1,99% pada usia tersebut termasuk dalam golongan yang sudah tidak
produktif lagi untuk bekerja.
4.2.3 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Sumber pendapatan masyarakat di Desa Banti Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang tergolong berbeda-beda. Pendapatan yang diperoleh
seseorang bisa baik apabila pencahariannya juga baik begitupun sebaliknya bila
pendapatan seseorang sedikit berarti pencahariaannya yang kurang baik.
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk berdasarkan mata
pencaharian di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dapat dilihat
pada tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Banti
Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang 2019.
No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Belum/tidak bekerja 137 7,57
2 Mengurus rumah tangga 165 9,12
3 Pelajar/Mahasiswa 330 18,25
4 Pensiunan 7 0,38
5 Pegawai Negeri Sipil/PNS 15 0,82
6 Anggota TN1 1 0,05
7 Kepolisian RI (Polri) 3 0,16
8 Wiraswasta 128 7,07
9 Petani/perkebun 812 44,91
10 Transportasi 5 0,27
11 Kontruksi 3 0,16
12 Karyawan Swasta 21 1,16
13 Karyawan BUMN 1 0,05
14 Karyawan Honoer 23 1,27
15 Buruh tani 10 0,55
16 Tukang cukur 2 0,11
17 Tukang kayu 8 0,44
18 Tukang jahit 1 0,05
19 Guru 31 1,71
20 Bidan 6 0,33
21 Perawat 2 0,11
22 Sopir 10 0,55
23 Pedagang 15 0,82
24 Perangkat Desa 10 0,55
25 Kepala Desa 1 0,05
26 Wiraswasta 30 1,65
Total 1.808 100
Sumber: Profil Desa Banti, 2019
Berdasarkan tabel 4, jumlah penduduk Desa Banti dengan mata
pencaharian terbanyak yaitu pada mata pencaharian petani dengan jumlah 812
petani dengan presentase sebanyak 44,91% hal ini dikarenakan rata-rata penduduk
Desa Banti memiliki lahan pertanian sehingga petani merupakan pekerjaan yang
berpotensi besar untuk meningkatkan ekonomi keluarga.Sedangakan jumlah
penduduk dengan mata pencaharian terendah yaitu anggota TNI, Polri, kontruksi,
karyawan BUMN, tukang jahit, tukang cukur dan perawat hal ini dikarenakan
pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang hanya bisa didapatkan oleh orang-
orang tertentu saja.
4.2.4 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai ukuran untuk
menggambarkan standar hidup penduduk dalam suatu desa. Pendidikan
diharapkan akan apat menambah produktivitas penduduk. Pendidikan merupakan
salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang berperan
meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi kualitas masyarakat maka semakin
baik kualitas sumberdayanya.
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk berdasarkan tingkat
pendidikan di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dapat dilihat
pada tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Banti
Kecamatan Baraka Kabuparen Enrekang 2019.
No Tingkat pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 Tamat SD/sederajat 105 6,07
2 Tamat SMP/sederajat 423 24,46
3 Tamat SMA/sederajat 1074 62,12
4 Sarjana 127 7,34
Total 1.729 100
Sumber: Profil Desa Banti, 2019
Berdasarkan tabel 5, jumlah penduduk tingkat pendidikan Desa Banti yang
terbanyak yaitu tamat SMA/sederajat dengan jumlah 1074 jiwa dengan persentase
sebanyak 62,12% hal tersebut dikarenakan paktor ekonomi yang rendah sehingga
tidak bisa melanjutkan ke tinggat pendidikan yang lebih tinggi dan tingkat
pendidikan sedikit yaitu tamat SD/sederajat dengan jumlah 105 jiwa dengan
persentase 6,07% saja.
4.3 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di Desa Banti cukup memadai. Hal ini dikarenakan
tuntutan pemerintah agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat desa.Sarana dan
prasarana Desa Banti dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Sarana dan Prasarana di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang tahun 2019
No Sarana dan Prasarana Jumlah (unit)
1 Kantor Desa 1
2 Puskesmas Pembantu 1
3 Posyandu 2
4 Gedung TK 2
5 Gedung SD 2
6 Gedung SMP 1
7 Mesjid 5
8 Jalan Desa 1
9 Lapangan Olahraga 1
Sumber: Profil Desa Banti, 2019
Berdasarkan tabel 6, sarana dan prasarana yang ada di Desa Banti yaitu
kantor desa sebanyak 1 unit, puskesmas pembantu sebanyak 1 unit, posyandu
sebanyak 2 unit, gedung TK sebanyak 2 unit, gedung SD sebanyak 2 unit, gedung
SMP sebanyak 1 unit, mesjid sebanyak 5 unit, jalan desa sebanyak 1 unit, dan
lapangan olahraga sebanyak 1 unit.
4.4 Kondisi Pertanian
Lahan pertanian berupa lahan sawah yang subur terbentang luas tersebar
disetian dusun. Hal ini berpotensi untuk dapat meningkatkan jumlah produksi
pertanian dengan cara meningkatkan intensifikasi budidaya dengan sentuhan
teknologi yang tepat. Sedangkan lahan perkebunan seriap tahunnya menghasilkan
bawang merah, kol, cabe, tomat, dan lain-lain.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Petani merupakan orang yang melakukan usaha dalam bidang pertanian
untuk kebutuhan pangan, agar dapat mengetahui tentang usaha dalam bidang
pertanian, maka diperlukan data identitas seseorang. Responden merupakan suatu
hal yang sangat penting dan diperlukan untuk membantu dalam proses penelitian.
Identitas petani yang diuraikan dalam pembahasan ini berikut
menggambarkan berbagai aspek keadaan petani yang diduga memiliki hubungan
antara karakteristik petani dengan keragaman saluran yang digunakan oleh petani
di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Adapun berbagai aspek
yang dimaksud adalah:Umur, Pendidikan, Pengalaman Berusahatani, Tanggungan
Keluarga, dan Luas Lahan. Karakteristik tersebut secara tidak langsung dapat
mempengaruhi produksi usahatani.
5.1.1 Umur Petani
Umur petani merupakan salah satu faktor penting dalam usahatani.
Kemampuan fisik petani dalam mengola usahataninya sangat dipengaruhi oleh
umur petani. Semakin tua usia petani, maka kemampuan kerjanya relatif menurun.
Walaupu disisi lain petani yang berusia tua biasanya lebih banyak memiliki
pengalaman untuk mengolah usahataninya dibanding dengan petani yang berusia
muda biasanya kurang memiliki pengalaman, untuk mengimbangi kekurangan
tersebut dia lebih dinamis, yakni berani menanggung resiko untuk memperoleh
pengalaman baru dalam berusahatani.
Petani yang relatif tua, mempunyai kapasitan pengolahan usahatani yang
lebih matang dan memiliki banyak pengalaman. Umur petani responden bervariasi
sehingga untuk mengetahui tingkat umur dan presentase petani responden dapat
dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik Petani Bawang Merah Varietas Kapur Dan Varietas Bima
Berdasarkan Tingkat Umur Petani Di Desa Banti Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang.
No Umur Responden Jumlah Persentase (%)
1 32-37 5 18,51
2 38-43 5 18,51
3 44-49 6 22,22
4 50-55 6 22,22
5 56-61 2 7,42
6 62-67 3 11,11
Jumlah 27 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Berdasarkan tabel 7, menunjukan bahwa klasifikasi umur responden petani
bawang merah pada Varitas Kapur dan Varietas Bima terbanyak pada usia 44-49
dan 50-55 tahun dengan jumlah yang sama yaitu sebanyak 6 orang dengan
persentase sebesar 22,22% karena pada usia tersebut merupakan usia yang
produktif dalam berusahatani, pada usia terendah yaitu pada tahun 56-61 yaitu
sebanyak 2 orang dengan persentase 7,42% pada usia tersebut merupakan petani
yang kurang produktif dalam berusahatani karena fisiknya sudah melemah.
5.1.2 Pendidikan
Tingkat pendidikan petani merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan usahatani pada bawang merah. Semakin tinggi
tingkat pendidikan petani maka akan semaki mudah petani menerima inovasi
teknologi baru, sehingga petani dapat meningkatkan maupun mengembangkan
usahataninya. Karakteristik petani bawang merah di Desa Banti Kecamatan
Baraka Kabupaten Enrekang berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada
tabel 8.
Tabel 8. Karakteristik Petani Bawang Merah Varietas Kapur dan Varietas Bima di
Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Tamat SD 3 11,11
2 Tamat SLTP 4 14,81
3 Tamat SLTA 18 66,67
4 Sarjana 2 7,41
Jumlah 27 100
Sumber: Data primer setelah diolah, 2019
Berdasarkan tabel 8, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani
responden yang tamat SD sebanyak 3 orang dengan persentase sebesar 11,11%
dan yang tamat SLTP sebanyak 4 orang dengan persentase 13,81% masih
termasuk kurang sedangkan yang tamat SLTA sebanyak 18 orang dengan
persentase 66,67% merupakan yang tertinggi karena disebabkan oleh faktor
ekonomi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi, sedangkan tingkat pendidikan sedikit yaitu sarjana sebanyak 2
orang dengan persentase 7,41% karena yang mempunyai kemampuan ke jenjang
lebih tinggi hanya 2 orang.
5.1.3 Pengalaman Berusahatani
Pengalaman petani dalam berusahatani bawang merah secara tidak
langsung dapat mempengaruhi penggunaan faktor produksi. Petani yang memiliki
pengalaman lebih lama mampu merencankan penggunaan faktor produksi maupun
kegiatan usahatani. Semakin lama pengalaman petani dalam berusahatani bawang
merah maka kemungkinan petani semakin efisien dalam menggunakan faktor
produksi.
Tabel 9. Karakteristik Petani Bawang Merah Varietas Kapur dan Varietas Bima di
Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Berdasarkan
Pengalaman Bertani
No Pengalaman Berusahatani
(Tahun)
Jumlah
(Jiwa)
Persentase (%)
1 10-15 8 29,62
2 16-21 6 22,22
3 22-27 5 18,52
4 28-33 6 22,22
5 34-39 1 3,70
6 40-45 1 3,70
Jumlah 27 100
Sumber: data primer setelah diolah, 2019
Berdasarkan tabel 9, menunjukan bahwa pengalaman berusahatani bawang
merah terbanyak yaitu 10-15 tahun yaitu sebanyak 8 orang dengan persentase
sebesar 29,62% karena pengalaman berusahatani dalam jangka tahun seperti itu
merupakan petani yang masih produktif, pada kurun waktu 16-21 dan 28-23 tahun
memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 6 orang dengan persentase 22,22%,
kurun waktu 22-27 sebanyak 5 orng dengan persentase 18,52% dan yang terakhir
dalam kurun waktu 34-39 dan 40-41 tahun memiliki jumlah yang saama yaitu 1
orang dengan persentase 3,70%.
5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga petani cenderung turut berpengaruh pada
kegiatan operasional usahatani, karena keluarga yang relatif besar merupakan
sumber tenaga keluarga. Keadaan tanggungan petani bawang merah di Desa Banti
Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Adapun jumlah tanggungan keluarga
petani Bawang Merah Varietas Kapur dan Bawang Merah Varietas Bima dapat
dilihan pada tabel 10.
Tabel 10. Karakteristik Petani Bawang Merah Varietas Kapur dan Varietas Bima
di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Berdasarkan
Tanggungan Keluarga
No Jumlah Tanggungan
Keluarga (Orang)
Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 1-2 5 18,52
2 3-4 9 33,33
3 5-6 12 44,44
4 7-8 1 3,70
Jumlah 27 100
Sumber: data primer setelah diolah , 2019
Berdasarkan tabel 10, menunjukan jumlah tanggungan keluarga petani
bawang merah terbanyak yaitu 5-6 orangsebanyak 12 orang dengan persentase
44,44% sedangkan jumlah tanggungan sedikit yaitu pada 6-7 orang yaitu hanya
ada 1 dengan persentase 3,70% sedangkan jumlah tanggungan keluarga 1-2 orang
sebnyak 5 orang dengan persentase 18,52% dan tanggungan keluarga 3-4 orang
sebanyak 9 orang dengan persentase 33,33%.
5.1.5 Luas Lahan
Lahan sebagai tempat berlangsungnya aktifitas bercocok tanam
merupakan salah satu faktor produksi di dalam usahatani. Luas lahan usahatani
yang di usahakan oleh setiap petani bervariasi, dimana petani yang memiliki lahan
lebih luas akan cenderung memperoleh produksi yang lebih besar dibandingkan
petani yang luas lahannya kecil. Untuk mengetahui luas lahan yang diusahakan
petani bawang merah dapat dilihan pada tabel 11.
Tabel 11. Karakteristik Petani Bawang Merah Varietas Kapur dan Varietas Bima
di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Berdasarkan Luas
Lahan.
No Luas Lahan (ha) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 0,50-1,00 19 70,37
2 1,50-2,00 8 29,63
3 2,50-3,00 - -
Jumlah 27 100
Sumber: data primer setelah diolah, 2019
Berdasarkan tabel 11, menunjukan bahawa luar lahan petani bawang
merah Bibit Varietas Kapur dan Bibit Varietas Bima terbanyak yaitu 0,50-1,00 ha
dengan jumlah petani 19 orang dengan persentase 70,37% karena lahan petani di
Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang memang cukup luas sehingga
banyak petani yang memiliki lahan yang cukup luas. Dengan lahan yang luas
maka petani bawang merah bisa mengkatkan hasil produksi pertanian. Sedangkan
luas lahan yang sedikit yaitu 1,50-2,00 ha dengan jumlah petani 8 orang dengan
persentase 29,63%.
5.2 Perbandingan Produksi Usahatani Bawang Merah Antara Varietas
Kapur Dan Varietas Bima.
Bawang merah varietas kapur merupakan varietas bawang merah yang
berasal dari daerah Nganjuk yang jumlah produksinya tergolong tinggi, yakni
mencapai 14 ton/ha dengan banyaknya anakan 9-16 umbi/rumpun. Varietas ini
merupakan varietas bawang merah yang tahan terhadap curah hujan yang tinggi,
dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi, sedangkan varietas bima
merupakan varietas bawang merah yang berasal dari daerah Brebes, dengan
jumlah produksi 10 ton/ha banyaknya anakan umbi 7-12 umbi/rumpun varietas ini
lebih cocok ditanam daerah dataran rendah.
Biaya merupakan peranan yang sangat penting dalam melakukan suatu
usahatani. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk usahatani menentukan
besarnya pula hasil produksi yang akan dihasilkan. Jenis biaya yang digunakan
analisis biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang
dihasilkan oleh petani dalam melakukan usahatani bawang merah yang besarnya
tidak mempengaruhi besarnya produksi dan dinyatakan dalam satuan rupiah,
yang temasuk dalam biaya tetap yaitu meliputi penyusutan alat dan pajak.
Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besarnya dapat mempengaruhi
besarnya produksi dan dinyatakan dalam satuan rupiah, yang tergolong biaya
variabel yaitu benih, pupuk, pestisida, dan upah tenaga kerja.
Penerimaan usahatani adalah hasil perkalian dari produksi yang diperoleh
dengan harga jual. Jumlah produksi adalah hasil yang diperoleh dari usahataninya,
sedangkan harga jual adalah nilai atau harga dari usahatani per satuan produksi.
Suatu usahatani dikatakan berhasil apabila situasi pendapatan memenuhi
persyaratan yaitu cukup untuk membayar semua sarana produksi, upah tenaga
kerja atau bentuk lainnya selama produksi.
Pendapatan adalah selisih antaran penerimaan dan semua biaya.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibat
aktivitas normal perusahaan selama satu periode yang mengakibatkan kenaikan
modal dan tidak berassal dari konntribusi penanaman modal. Berdasarkan hasil
analisis yang telah dikeluarkan dengan menghimpun semua data yang telah
diperoleh dari responden, maka diperoleh hasil seperti pada Tabel 12-13 produksi
antara Varitas Kapur dan Varietas Bima dibawah ini.
Tabel 12. Rata-Rata Biaya Produksi Dan Pendapatan per Hektar Petani Bawang
Merah Varietas Kapur di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang.
Uraian Jumlah (unit) Harga Per Unit
(Rp)
Nilai (Rp)
1. Produksi (kg) 5.727 14.476 82.419.476
2. Biaya Variabel
Benih (kg) 303 26.292 7.887.640
Urea (kg) 84 2.022 168.165
SP36 170 2.730 460.112
KCL 62 7.382 449.757
ZA 109 1.921 206.367
Tenaga kerja
Persiapan Lahan 11 70.000 870.412
(HKO)
Penanaman (HKO) 8 50.000 406.367
Panen (HKO) 20 70.000 1.381.648
Pengendalian OPT
(HKO)
1 70.000 78.652
3. Biaya Tetap
Penyusutan Alat
(Rp)
- - 722.063
Pajak (Rp) - - 50.000
Pendapatan (Rp) 56.194.152
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Berdasarkan tabel 12, .dapat diketahui bahwa jumlah produksi usahatani
bawang merah Varietas Kapur 5.727/ hektar dengan harga Rp.14.476/kg jumlah
penerimaan sebesar Rp, 82.419.476/hektar. Adapun biaya variabel berupa benih
Rp.7.887.640/hektar, Pupuk Urea 84 kg/hektar dengan harga Rp.2.022 /kg dengan
nilai Rp.168.165 /hektar, untuk Pupuk SP36 170 kg/hektar dengan harga 2.730/kg
dengan nilai Rp.460.112/ hektar, dan untuk Pupuk ZA sebanyak 109 kg/hektar
dengan harga Rp.1.921/kg dengan nilai Rp. 206.367/ hektar.
Biaya tenaga kerja meliputi persiapa lahan yaitu 11 HKO/hektar dengan
biaya Rp.70.000/HKO dengan nilai sebesar Rp.870.412/hektar, untuk penanaman
sebesar 8 HKO/hektar dengan biaya Rp.50.000/HKO dengan nilai sebesar
Rp.406.467/hektar, dan yang paling banyak menggunakan tenaga kerja yaitu pada
saat panen karena pada saat panen petani menginginkan agar cepat selesai adapun
tenaga kerja yang digunakan yaitu sebanyak 20 HKO/hektar dengan biaya
Rp.70.000/HKO dengan nilai Rp.1.381.648/hektar, dan yang paling sedikit
menggukan tenaga kerja yaitu pada saat pengendalian OPT karena tenaga kerja
yang digunakan yaitu 1 HKO/hektar dengan biaya Rp.70.000/hektar dengan biaya
Rp.78.652/hektar. Adapun biaya tetap yang dikeluarkan yaitu penyusutan alat
sebesar Rp.722.063/hektar.
Pendapatan yang diperoleh petani bawang merah pada Varietas Kapur
yaitu sebesar Rp. 56.194.152/hektar. Biaya yang paling besar dikeluarkan dalam
usahatani bawang merah yaitu biaya pada tenaga kerja terutama pada saat panen
karena tenaga kerja yang dibutuhkan cukup banyak.
Tabel 13. Rata-Rata Biaya Produksi Dan Pendapatan per Hektar Petani Bawang
Merah Varietas Bima di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang.
Uraian Jumlah (unit) Harga Per Unit
(Rp)
Nilai (Rp)
1. Produksi (kg) 4.247 16.504 69.563.910
2. Biaya Variabel
Benih (kg) 303 29.292 8.787.878
Urea (kg) 84 2.022 168.165
SP36 170 2.730 460.112
KCL 62 7.382 449.757
ZA 109 1.921 206.367
Tenaga kerja
Persiapan Lahan
(HKO)
11 70.000 870.412
Penanaman (HKO) 8 50.000 406.367
Panen (HKO) 20 70.000 1.381.648
Pengendalian OPT
(HKO)
1 70.000 78.652
3. Biaya Tetap
Penyusutan Alat - - 722.063
(Rp)
Pajak (Rp) - - 50.000
Pendapatan (Rp) 42.646.753
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Berdasarkan tabel 13 . dapat diketahui bahwa produksi usahatani bawang
merah varietas bima sebesar Rp.4.274/hektar dengan harga Rp.16.504/kg dengan
jumlah penerimaan sebesar Rp.69.563.910/hektar. Adapun yang meliputi biaya
variabel yaitu benih 303 kg/hektar dengan harga Rp.26.292/kg dengan nilai
Rp.8.787.878/hektar, pupuk Urea 84 kg/hektar dengan harga Rp.2.022/kg dengan
nilai Rp.168.165/hektar, pupuk SP36 170 kg/hektar dengan harga Rp.2.730 /kg
dengan nilai Rp.460.112/hektar, pupuk KCL 62 kg/hektar dengan harga
Rp.7.382/kg dengan nilai Rp.449757/hektar, dan pupuk ZA 109 kg/hektar dengan
harga Rp.1.921/kg dengan nilai Rp.206.367/hektar.
Biaya tenaga kerja untuk usahatani bawang merah yaitu meliputi persiapan
lahan sebesar 11 HKO/hektar dengan harga Rp.70.000/HKO dengan nilai
Rp.870.412 /hektar, penanaman 8 HKO/hektar dengan harga Rp.50.000/HKO
dengan nilai Rp.406.367/hektar, dan untuk tegana kerja pada saat panen jumlah
HKO cukup banyak dikarenakan petani menginginkan agar proses panen bisa
cepat selesai adapun jumlahnya sebesar 20 HKO/hektar dengan harga
Rp.70.000/HKO dengan nilai Rp.1.381.648/hektar, pengendalian OPT 1
HKO/hektar dengan harga Rp.70.000/HKO dengan nilai Rp.78.652/hektar.
Adapun biaya tetap dalam hal ini yaitu penyusutan alat sebesar Rp.722.063/hektar
dan pajak lahan yang dibayar yaitu Rp.50.000/hektar/tahun.
Pendapatan yang dipeloleh petani bawang merah varietas bima yaitu
sebesar Rp. 42.646.753/hektar. Dalam usahatani bawang merah biaya yang paling
besar dikeluarkan yaitu pada saat panen karena tenaga kerja yang dibutuhkan
cukup banyak.
5.3 Perbandingan Biaya Produksi Usahatani Bawang Antara Varietas
Kapur Dan Varietas Bima Dengan Uji t (t test) Atau Uji Beda Nyata.
Perrhitungan biaya produksi Bawang Merah antara Varietas Kapur dan
Varietas Bima akan dilakukan dengan menjumlah seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk membeli sarana produksi, membayar upah tenaga kerja luar keluarga, pajak,
dan nilai penyusutan alat-alat pertanian selanjutnya masing-masing biaya produksi
dibandingkan, kemudian diuji dengan uji beda rata-rata (uji t/independent sample
t test), dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho : X1 < X2 : Biaya produksi usahatani bawang merah Varietas Kapur lebih
kecil daripada usahatani bawang merah Varietas Bima
Ha : X1 > X2 : Biaya produksi usahatani bawang merah Varietas Kapur lebih
besar atau sama dengan Varietas Bima.
t hitung=
√
Dimana:
X1 = Rata-rata biaya produksi usahatani Varietas Kapur
X2 = Rata-rata biaya produksi usahatani Varietas Bima
S = Variasi rata-rata gabungan
n1 = Jumlah sampel petani Varietas Kapur
n2 = Jumlah sampel petani Varietas Bima
Jika t hit > t tab, maka keputusannya adalah menolak ho yang berarti
bahwa biaya produksi usahatani bawang merah Varietas Kapur lebih kecil
dibandingkan dengan usahatani bawang merah Varietas Bima.
Jika t hit < t tab, maka keputusannya adalah menerima ho yang berarti
bahwa biaya produksi usahatani bawang merah Varietas Kapur lebih kecil
dibandingkan dengan usahatani bawang merah Varietas Bima .
Produksi adalah mengkombinasikan berbagai input atau masukan untuk
menghasilkan output. Untuk mengetahui perbedaan produksi antara Bibit Kapur
dan Varietas Bima dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14.Perbandingan Biaya Per Hektar Produksi Usahatani Bawang Merah
Antara Vaietas Kapur Dan Varietas Bima Di Desa Banti.
Petani Produksi (Rp/ha) t hitung t tabel
Varietas Kapur 25.524.661 -0,76 2,05
Varietas Bima 26.890.673
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Berdasarkan hasil analisis uji t, ternyata t hitung lebih kecil dari t tabel.
Hal ini berarti bahwa biaya produksi usahatani bawang merah Variatas Kapur
lebih kecil dibandingkan dengan biaya produksi usahatani bawang merah Varietas
Bima. Biaya produksi usahatani bawang merah Varietas Kapur sebesar
Rp25.524.661/hektar, sedangkan biaya produksi usahatani bawang merah Varietas
Bima sebesar Rp.26.890.673/hektar, maka keputusannya adalah menerima ho
yang berarti bahwa biaya produksi usahatani bawang merah Varietas Kapur lebih
kecil dibandingkan dengan usahatani bawang merah Varietas Bima.
5.4 Perbandingan Pendapatan Usahatani Bawang Merah Antara Varietas
Kapur Dan Varietas Bima Di Desa Banti
Untuk mengetahui besarnya pendapatan dari usahatani bawang merah
antara varietas kapur dan varietas bima, maka rumus yang digunakan yaitu
sebagai berikut:
Pd = TR-TC
Dimana: Pd = Pendapatan Usahatani
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda
rata-rata, dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho : X1 < X2 : Pendapatan usahatani bawang merah Varietas Kapur lebih kecil
dari pendapatan petani bawang merah Varietas Bima.
Ha : X1 ≥ X2 : Pendapatan usahatani bawang merah Varietas Kapur lebih besar
atau sama dengan pendapatan usahatani bawang merah Varietas
Bima.
Jika t hit > t tab, maka keputusannya adalah menolak Ho yang berarti
bahwa pendapatan usahatani bawang merah Varietas Kapur lebih besar
dibandingkan dengan usahatani bawang merah Varietas Bima.
Jika t hit < tab, maka keputusannya adalah menerima Ho yang berarti
bahwa pendapatan usahatani bawang merah Varietas Kapur lebih kecil
dibandingkan usahatani bawang merah Varietas Bima.
Pendapatan usahatani merupakan hasil dari penerimaan dikurangi dengan
biaya produksi. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan usahatani bawang
merah antara Varietas Kapur dengan Varietas Bima dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 15, Perbandingan Pendapatan Usahatani Bawang Merah Antara Varietas
Kapur Dan Varietas Bima Di Desa Banti.
Petani Pendapatan t hitung t tabel
Varietas Kapur 56.194.152 1,89 2,05
Varietas Bima 42.646.753
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Berdasarkan analisis uji t, ternyata t tabel lebih besar dari t hitung. Hal ini
berarti bahwa hasilnya berbeda tetapi tidak signifikan dimana pendapatan Varietas
Kapur lebih besar dari Varietas Bima. Pendapatan Varietas Kapur sebesar
Rp.56.194.152 sedangkan pendapatan Varietas Bima sebesar Rp.42.646.753.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas tentang perbandingan
usahatani bawang merah antara Bibit Varietas Kapur dan Bibit Varietas Bima
dapat ditarik kesimpulan :
1. Pendapatan usahatani bawang merah Bibit Varietas Kapur rata-rata sebesar
Rp.56.194.152/hektar, sedangkan pendapatan usahatani bawang merah Bibit
Varietas Bima Rp.42.646.753/hektar
2. Berdasarkan hasil analisis uji t terbukti pendapatan usahatani bawang merah
Bibit Varietas Kapur lebih besar dibandingkan pendapatan usahatani bawang
merah Bibit Varietas Bima.
6.2 Saran
Adapun saran dari penulis untuk pihak yang terkait yaitu sebagai berikut :
1. Untuk petani
Sebagai penghasil bawang merah sebaiknya usahatani bawang merah lebih
dikembangkan dan diperhatikan lagi sistem pemeliharaannya agar dapat
meningkatkan hasil produksi yang lebih baik lagi.
2. Untuk pemerintah
Sebaiknya melakukan program pembinaan kelompok tani tentang bagaimana
pemeliharaan yang baik dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan serta
pemberian bantuan seperti bibit, pupuk serta bantuan-bantuan lainnya agar
tetap diperhatikan.
3. Untuk peneliti selanjutnya
Diharapkan agar lebih teliti dalam melihat masalah yang dihadapi petani dan
memberikan solusinya terkait dengan usahatani tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwari E, Prapto Y. 2003. Keragaman stabilitas hasil bawang merah. J Ilmu
Pertanian 10 (2): 1-10
Gustiyana. 2003. Analisis Pendapatan Dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Produksi Usahatani. Skripsi. Depertemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian. Fakultas Pertanian.
Mona, H., Tety, E., & Shorea, K. 2016. 1, 2 , 2. Jom Faperta, 3(1)
Rukmana, Rahmat. 1995. Bawang Merah Budidaya dan Pengolahan Pascapanen.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Rusdi,&Asaad.Muh. 2016. Uji Adaptasi Empat Varietas Bawang Merah Di
Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara The Adaptation Of Four S
hallot Varieties in East Kolaka District, Southeast Sulawesi .
The komuditas utama bernilai ekonomi tinggi, daya adaptasinya yang
luas , yaitu. Jurnal Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian,
19(3), 243-252.
Nurhapsa, Kartini, &Arham. 2015. Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani
Bawang Merah Di Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Jurnal
GalungTropika, 4(3), 137-143
Samadi, B dan B. Cahyono. 2005. Intensifikasi Budidaya Bawang Merah. Kanisi
us.Yogyakarta.
Soekartawi, 2006. Analisis Pendapatan dan Biaya Produksi Usahatani.Penebar
Swadaya. Jakarta.
Soekartawi, 2006.Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pembangunan Usahatani
Kecil.UI Press, Jakarta.
Sukiyono.2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan
Usahatani Bawang Merah. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Institut
Pertanian. Bogor.
Suratiyah, 2006.Ilmu Usahatani.Penebar Swadaya. Jakarta.
Swastika, D. K. S. 2003. Com self-suffucuency in Indonesia : The past 30 years
and future prospect. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Wiwid, A. 2014. Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Bawang Merah
Lokal Tinombo Di Desa Lombok Kecamatan Tinombo Kabupaten Parigi
Mouting. E-J. Agrotekbis 2 (5), 2 (5), 533-538.
Lampiran 1. Identitas Responden Petani Bawang Merah
No Nama
Responden
Umur
(Tahun)
Pendidikan
Terakhir
Pengalaman
Usahatani
(Tahun)
Jumlah
Tanggungan
Keluarga
(Orang)
Luas
Lahan
(Ha)
1 Iskandar 40 SLTA 15 4 0,50
2 Hasan 57 SLTA 20 4 0,50
3 Hasriadi 37 SLTA 10 2 1,00
4 Syamsul 52 SLTA 30 5 1,00
5 Hasia 63 SLTP 25 1 1,50
6 Abdul Majid 50 SLTP 20 6 1,00
7 Una 60 SD 30 5 1,50
8 Ansar 45 SLTA 25 5 2,00
9 Haswan 38 SLTP 12 2 0,80
10 Tamrin 46 SLTA 32 3 1,00
11 Ilham 37 SLTA 16 4 0,50
12 Hawang 62 S1 31 5 0,50
13 Parno 36 SLTA 30 5 1,00
14 Haidir 52 S1 23 6 1,40
15 Mancu 62 SLTA 40 3 1,20
16 Ali Wardana 43 SLTA 17 3 1,30
17 Sulaeman 50 SLTA 25 4 2,00
18 Samsul 45 SD 15 2 1,00
19 Hasrul 42 SD 15 3 1,00
20 Sapril 37 SLTA 10 2 0,50
21 Sulihin 44 SLTA 20 5 0,50
22 Mustamin 51 SLTA 35 7 0,50
23 Dahlan 47 SLTP 25 6 0,50
24 Nawir 32 SLTA 10 4 1,00
25 Rusli 46 SLTA 15 5 0,50
26 Lodang 53 SLTA 30 5 1,00
27 Agus 40 SLTA 20 6 1,50
Jumlah 1267
596 112 26,70
Rata-rata 47
22 4 0,99
Minimum 32
10 1 0,50
Maksimum 63
40 7 2,00
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Lampiran 2. Rekapitulasi biaya total pada usahatani bawang merah Varietas Kapur (Benih)
No
Responden
Luas Lahan
(ha)
Benih
Kg Rp/Unit Nilai (Rp)
1 0,50 300 26.000 7.800.000
2 0,50 250 26.000 6.500.000
3 1,00 500 26.000 13.000.000
4 1,00 300 26.000 7.800.000
5 1,50 300 26.000 7.800.000
6 1,00 500 26.000 13.000.000
7 1,50 700 26.000 18.200.000
8 2,00 750 26.000 19.500.000
9 0,80 300 26.000 7.800.000
10 1,00 300 26.000 7.800.000
11 0,50 300 26.000 7.800.000
12 0,50 300 26.000 7.800.000
13 1,00 350 26.000 9.100.000
14 1,40 400 26.000 10.400.000
15 1,20 300 26.000 7.800.000
16 1,30 700 26.000 18.200.000
17 2,00 900 26.000 23.400.000
18 1,00 550 26.000 14.300.000
19 1,00 800 26.000 20.800.000
20 0,50 300 26.000 7.800.000
21 0,50 200 26.000 5.200.000
22 0,50 150 26.000 3.900.000
23 0,50 200 26.000 5.200.000
24 1,00 450 26.000 11.700.000
25 0,50 250 26.000 6.500.000
26 1,00 500 26.000 13.000.000
27 1,50 700 26.000 18.200.000
Jumlah 26,70 11.550 702.000 300.300.000
Rata-rata 0,99 300 26.000 7.800.000
Per ha
303 26.292 7.887.640
Lampiran 3. Rekapitulasi biaya total pada usahatani bawang merah Varietas Kapur (Biaya Pupuk)
Biaya Pupuk
Total Biaya Pupuk Pupuk Urea Pupuk SP 36 Pupuk KCL Pupuk ZA
Kg Rp/Kg Nilai(Rp) Kg Rp/Kg Nilai(Rp) Kg Rp/kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp)
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
100 2.000 200.000 200 2.700 540.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 1.295.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
100 2.000 200.000 200 2.700 540.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 1.295.000
100 2.000 200.000 200 2.700 540.000 60 7.300 438.000 100 1.900 190.000 1.368.000
120 2.000 240.000 200 2.700 540.000 60 7.300 438.000 100 1.900 190.000 1.408.000
150 2.000 300.000 300 2.700 810.000 80 7.300 584.000 150 1.900 285.000 1.979.000
80 2.000 160.000 150 2.700 405.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 1.120.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
75 2.000 150.000 100 2.700 270.000 75 7.300 547.500 100 1.900 190.000 1.157.500
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
65 2.000 130.000 100 2.700 270.000 65 7.300 474.500 100 1.900 190.000 1.064.500
80 2.000 160.000 200 2.700 540.000 70 7.300 511.000 100 1.900 190.000 1.401.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
90 2.000 180.000 200 2.700 540.000 80 7.300 584.000 100 1.900 190.000 1.494.000
200 2.000 400.000 400 2.700 1.080.000 100 7.300 730.000 200 1.900 380.000 2.590.000
100 2.000 200.000 200 2.700 540.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 1.295.000
125 2.000 250.000 300 2.700 810.000 75 7.300 547.500 100 1.900 190.000 1.797.500
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
80 2.000 160.000 200 2.700 540.000 80 7.300 584.000 100 1.900 190.000 1.474.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
80 2.000 160.000 200 2.700 540.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 1.255.000
150 2.000 300.000 300 2.700 810.000 100 7.300 730.000 150 1.900 285.000 2.125.000
2245 54.000 4.490.000 4550 72.900 12.285.000 1645 197.100 12.008.500 2900 51.300 5.510.000 34.293.500
83 2.000 166.296 169 2.700 455.000 61 7.300 444.759 107 1.900 204.074 1.270.130
84 2.022 168.165 170 2.730 460.112 62 7.382 449.757 109 1.921 206.367 1.284.401
Lampiran 4. Rekapitulasi biaya total pada usahatani bawang merah Varietas Kapur (Biaya Pengendalian OPT)
Pengendalian OPT
Total Biaya Antracol Kenrel Ziflo
Liter Rp/Unit Nilai (Rp) Liter Rp/Unit Nilai (Rp) Liter Rp/Unit Nilai (Rp)
1 125000 125000 1 165.000 165.000 1 150.000 150.000 440.000
1 125000 125000 1 150.000 150.000 1 150.000 150.000 425.000
1 125000 125000 1,5 160.000 240.000 1,5 150.000 225.000 590.000
2 120000 240000 1 165.000 165.000 2 150.000 300.000 705.000
2 120000 240000 1 165.000 165.000 1 150.000 150.000 555.000
1 125000 125000 1 165.000 165.000 1 155.000 155.000 445.000
2 125000 250000 1 160.000 160.000 1 150.000 150.000 560.000
1 120000 120000 1,5 165.000 247.500 1,5 150.000 225.000 592.500
1 125000 125000 1,5 160.000 240.000 2 155.000 310.000 675.000
1 125000 125000 1 160.000 160.000 1 150.000 150.000 435.000
2 120000 240000 1 165.000 165.000 1 145.000 145.000 550.000
1 125000 125000 1,5 160.000 240.000 2 150.000 300.000 665.000
1 125000 125000 1 160.000 160.000 1 150.000 150.000 435.000
2 125000 250000 1 160.000 160.000 1 150.000 150.000 560.000
1 120000 120000 1 165.000 165.000 1 155.000 155.000 440.000
1 125000 125000 1 160.000 160.000 1,5 155.000 232.500 517.500
2 125000 250000 1 160.000 160.000 1 150.000 150.000 560.000
1 125000 125000 1,5 160.000 240.000 1 150.000 150.000 515.000
1 120000 120000 1 165.000 165.000 1 155.000 155.000 440.000
2 125000 250000 1 160.000 160.000 1 155.000 155.000 565.000
1 125000 125000 1 165.000 165.000 2 150.000 300.000 590.000
1 120000 120000 1 165.000 165.000 1 145.000 145.000 430.000
2 120000 240000 1 160.000 160.000 1 150.000 150.000 550.000
2 120000 240000 1,5 160.000 240.000 1,5 155.000 232.500 712.500
1 120000 120000 1 165.000 165.000 1 155.000 155.000 440.000
1 125000 125000 1 165.000 165.000 1 155.000 155.000 445.000
2 125000 250000 1 165.000 165.000 2 150.000 300.000 715.000
37 3325000 4550000 30 4.375.000 4.857.500 34 4.085.000 5.145.000 14.552.500
1 123148 168519 1 162.037 179.907 1 151.296 190.556 538.981
1 124531,84 170412 1 163.858 181.929 1 152.996 192.697 545.037
Lampiran 5. Rekapitulasi biaya total pada usahatani bawang merah Varietas Kapur (Tenaga Kerja)
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Hari Orang Nilai HKO (Rp) Hari Orang Nilai HKO (Rp) Hari Orang Nilai HKO (Rp) Hari Orang Nilai HKO Hari Orang Nilai HKO
1 11 770,000 1 6 300,000 1 25 1,750,000 1 1 70,000 1 4 280,000 3,170,000 12,335,000
1 15 1,050,000 1 9 450,000 1 8 560,000 1 1 70,000 1 5 350,000 2,480,000 10,330,000
2 5 700,000 1 15 750,000 1 23 1,610,000 1 1 70,000 1 4 280,000 3,410,000 18,295,000
1 10 700,000 1 8 400,000 1 20 1,400,000 1 1 70,000 1 3 210,000 2,780,000 12,210,000
1 20 1,400,000 1 8 400,000 1 10 700,000 2 1 140,000 1 3 210,000 2,850,000 12,500,000
1 10 700,000 1 10 500,000 1 35 2,450,000 1 1 70,000 1 4 280,000 4,000,000 18,813,000
1 9 630,000 1 7 350,000 1 15 1,050,000 1 1 70,000 2 4 560,000 2,660,000 22,828,000
2 5 700,000 1 9 450,000 1 21 1,470,000 2 1 140,000 2 3 420,000 3,180,000 25,251,500
1 12 840,000 1 4 200,000 1 18 1,260,000 1 1 70,000 1 5 350,000 2,720,000 12,315,000
1 13 910,000 1 11 550,000 1 26 1,820,000 1 1 70,000 2 3 420,000 3,770,000 12,930,000
1 9 630,000 1 7 350,000 1 15 1,050,000 1 1 70,000 1 4 280,000 2,380,000 11,887,500
1 20 1,400,000 1 9 450,000 1 15 1,050,000 1 1 70,000 1 5 350,000 3,320,000 12,710,000
2 6 840,000 1 8 400,000 1 21 1,470,000 1 1 70,000 1 3 210,000 2,990,000 13,589,500
1 15 1,050,000 1 8 400,000 1 25 1,750,000 1 1 70,000 2 4 560,000 3,830,000 16,191,000
1 13 910,000 1 15 750,000 1 10 700,000 1 1 70,000 1 5 350,000 2,780,000 11,945,000
1 9 630,000 1 5 250,000 1 22 1,540,000 1 1 70,000 1 3 210,000 2,700,000 22,911,500
1 18 1,260,000 1 6 300,000 1 30 2,100,000 2 1 140,000 2 4 560,000 4,360,000 30,910,000
2 5 700,000 1 13 650,000 1 21 1,470,000 1 1 70,000 1 5 350,000 3,240,000 19,350,000
1 17 1,190,000 1 7 350,000 1 25 1,750,000 1 1 70,000 1 5 350,000 3,710,000 26,747,500
2 6 840,000 1 9 450,000 1 25 1,750,000 1 1 70,000 1 4 280,000 3,390,000 12,680,000
1 5 350,000 1 4 200,000 1 20 1,400,000 1 1 70,000 1 3 210,000 2,230,000 8,945,000
1 7 490,000 1 5 250,000 1 10 700,000 1 1 70,000 1 5 350,000 1,860,000 7,115,000
1 16 1,120,000 1 5 250,000 1 21 1,470,000 1 1 70,000 1 5 350,000 3,260,000 9,935,000
1 9 630,000 1 6 300,000 1 10 700,000 1 1 70,000 1 4 280,000 1,980,000 15,866,500
1 13 910,000 1 7 350,000 1 10 700,000 1 1 70,000 1 3 210,000 2,240,000 10,105,000
1 11 770,000 1 9 450,000 1 21 1,470,000 1 1 70,000 1 4 280,000 3,040,000 17,740,000
1 16 1,120,000 1 7 350,000 1 25 1,750,000 1 1 70,000 1 5 350,000 3,640,000 24,680,000
32 305 23,240,000 27 217 10,850,000 27 527 36,890,000 30 27 2,100,000 32 109 8,890,000 81,970,000 431,116,000
1 11 860,741 1 8 401,852 1 20 1,366,296 1 1 77,778 1 4 329,259 3,035,926 15,967,259
1 11 870,412 1 8 406,367 1 20 1,381,648 1 1 78,652 1 4.08 332,959 3,070,037 16,146,667
Jumlah Biaya
Variabel
Total Biaya
TKMenanam (Rp. 50.000)/Hari Panen (Rp. 70.000)/HariPersiapan Lahan (Rp. 70.000)/Hari Pengenalian OPT(Rp.70.000
Tenaga Kerja
Pemupukan (Rp.70.000
Lampiran 6. Rekapitulasi Biaya Total pada Usahatani Bawang Merah Varietas Bima (Benih)
No
Responden
Luas Lahan
(ha)
Benih
Kg Rp/Unit Nilai (Rp)
1 0,50 300 29.000 8.700.000
2 0,50 250 29.000 7.250.000
3 1,00 500 29.000 14.500.000
4 1,00 300 29.000 8.700.000
5 1,50 300 29.000 8.700.000
6 1,00 500 29.000 14.500.000
7 1,50 700 29.000 20.300.000
8 2,00 750 29.000 21.750.000
9 0,80 300 29.000 8.700.000
10 1,00 300 29.000 8.700.000
11 0,50 300 29.000 8.700.000
12 0,50 300 29.000 8.700.000
13 1,00 350 29.000 10.150.000
14 1,40 400 29.000 11.600.000
15 1,20 300 29.000 8.700.000
16 1,30 700 29.000 20.300.000
17 2,00 900 29.000 26.100.000
18 1,00 550 29.000 15.950.000
19 1,00 800 29.000 23.200.000
20 0,50 300 29.000 8.700.000
21 0,50 200 29.000 5.800.000
22 0,50 150 29.000 4.350.000
23 0,50 200 29.000 5.800.000
24 1,00 450 29.000 13.050.000
25 0,50 250 29.000 7.250.000
26 1,00 500 29.000 14.500.000
27 1,50 700 29.000 20.300.000
Jumlah 26,70 11.550 783.000 334.950.000
Rata-rata 0,99 300 29.000 8.700.000
Per ha
303 29.292 8.787.878
Lampiran 7. Rekapitulasi biaya total pada usahatani bawang merah Varietas Bima (Biaya Pupuk)
Biaya Pupuk Total Biaya Pupuk
Pupuk Urea Pupuk SP 36 Pupuk KCL Pupuk ZA
Kg Rp/Kg Nilai(Rp) Kg Rp/Kg Nilai(Rp) Kg Rp/kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp)
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
100 2.000 200.000 200 2.700 540.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 1.295.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
100 2.000 200.000 200 2.700 540.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 1.295.000
100 2.000 200.000 200 2.700 540.000 60 7.300 438.000 100 1.900 190.000 1.368.000
120 2.000 240.000 200 2.700 540.000 60 7.300 438.000 100 1.900 190.000 1.408.000
150 2.000 300.000 300 2.700 810.000 80 7.300 584.000 150 1.900 285.000 1.979.000
80 2.000 160.000 150 2.700 405.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 1.120.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
75 2.000 150.000 100 2.700 270.000 75 7.300 547.500 100 1.900 190.000 1.157.500
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
65 2.000 130.000 100 2.700 270.000 65 7.300 474.500 100 1.900 190.000 1.064.500
80 2.000 160.000 200 2.700 540.000 70 7.300 511.000 100 1.900 190.000 1.401.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
90 2.000 180.000 200 2.700 540.000 80 7.300 584.000 100 1.900 190.000 1.494.000
200 2.000 400.000 400 2.700 1.080.000 100 7.300 730.000 200 1.900 380.000 2.590.000
100 2.000 200.000 200 2.700 540.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 1.295.000
125 2.000 250.000 300 2.700 810.000 75 7.300 547.500 100 1.900 190.000 1.797.500
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
80 2.000 160.000 200 2.700 540.000 80 7.300 584.000 100 1.900 190.000 1.474.000
50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 925.000
80 2.000 160.000 200 2.700 540.000 50 7.300 365.000 100 1.900 190.000 1.255.000
150 2.000 300.000 300 2.700 810.000 100 7.300 730.000 150 1.900 285.000 2.125.000
2245 54.000 4.490.000 4550 72.900 12.285.000 1645 197.100 12.008.500 2900 51.300 5.510.000 34.293.500
83 2.000 166.296 169 2.700 455.000 61 7.300 444.759 107 1.900 204.074 1.270.130
84 2.022 168.165 170 2.730 460.112 62 7.382 449.757 109 1.921 206.367 1.284.401
Lampiran 8. Rekapitulasi biaya total pada usahatani bawang merah Varietas Bima (Pengendalian OPT)
Pengendalian OPT
Total Biaya Antracol Kenrel Ziflo
Liter Rp/Unit Nilai (Rp) Liter Rp/Unit Nilai (Rp) Liter Rp/Unit Nilai (Rp)
1 125000 125000 1 165.000 165.000 1 150.000 150.000 440.000
1 125000 125000 1 150.000 150.000 1 150.000 150.000 425.000
1 125000 125000 1,5 160.000 240.000 1,5 150.000 225.000 590.000
2 120000 240000 1 165.000 165.000 2 150.000 300.000 705.000
2 120000 240000 1 165.000 165.000 1 150.000 150.000 555.000
1 125000 125000 1 165.000 165.000 1 155.000 155.000 445.000
2 125000 250000 1 160.000 160.000 1 150.000 150.000 560.000
1 120000 120000 1,5 165.000 247.500 1,5 150.000 225.000 592.500
1 125000 125000 1,5 160.000 240.000 2 155.000 310.000 675.000
1 125000 125000 1 160.000 160.000 1 150.000 150.000 435.000
2 120000 240000 1 165.000 165.000 1 145.000 145.000 550.000
1 125000 125000 1,5 160.000 240.000 2 150.000 300.000 665.000
1 125000 125000 1 160.000 160.000 1 150.000 150.000 435.000
2 125000 250000 1 160.000 160.000 1 150.000 150.000 560.000
1 120000 120000 1 165.000 165.000 1 155.000 155.000 440.000
1 125000 125000 1 160.000 160.000 1,5 155.000 232.500 517.500
2 125000 250000 1 160.000 160.000 1 150.000 150.000 560.000
1 125000 125000 1,5 160.000 240.000 1 150.000 150.000 515.000
1 120000 120000 1 165.000 165.000 1 155.000 155.000 440.000
2 125000 250000 1 160.000 160.000 1 155.000 155.000 565.000
1 125000 125000 1 165.000 165.000 2 150.000 300.000 590.000
1 120000 120000 1 165.000 165.000 1 145.000 145.000 430.000
2 120000 240000 1 160.000 160.000 1 150.000 150.000 550.000
2 120000 240000 1,5 160.000 240.000 1,5 155.000 232.500 712.500
1 120000 120000 1 165.000 165.000 1 155.000 155.000 440.000
1 125000 125000 1 165.000 165.000 1 155.000 155.000 445.000
2 125000 250000 1 165.000 165.000 2 150.000 300.000 715.000
37 3325000 4550000 30 4.375.000 4.857.500 34 4.085.000 5.145.000 14.552.500
1 123148 168519 1 162.037 179.907 1 151.296 190.556 538.981
1 124531 170411 1 163.858 181.929 1 152.996 192.697 545.037
Lampiran 9. Rekapitulasi biaya total pada usahatani bawang merah Varietas Bima (Tenaga Kerja)
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Hari Orang Nilai HKO (Rp) Hari Orang Nilai HKO (Rp) Hari Orang Nilai HKO (Rp) Hari Orang Nilai HKO Hari Orang Nilai HKO
1 11 770,000 1 6 300,000 1 25 1,750,000 1 1 70,000 1 4 280,000 3,170,000 13,235,000
1 15 1,050,000 1 9 450,000 1 8 560,000 1 1 70,000 1 5 350,000 2,480,000 11,080,000
2 5 700,000 1 15 750,000 1 23 1,610,000 1 1 70,000 1 4 280,000 3,410,000 19,795,000
1 10 700,000 1 8 400,000 1 20 1,400,000 1 1 70,000 1 3 210,000 2,780,000 13,110,000
1 20 1,400,000 1 8 400,000 1 10 700,000 2 1 140,000 1 3 210,000 2,850,000 13,400,000
1 10 700,000 1 10 500,000 1 35 2,450,000 1 1 70,000 1 4 280,000 4,000,000 20,313,000
1 9 630,000 1 7 350,000 1 15 1,050,000 1 1 70,000 2 4 560,000 2,660,000 24,928,000
2 5 700,000 1 9 450,000 1 21 1,470,000 2 1 140,000 2 3 420,000 3,180,000 27,501,500
1 12 840,000 1 4 200,000 1 18 1,260,000 1 1 70,000 1 5 350,000 2,720,000 13,215,000
1 13 910,000 1 11 550,000 1 26 1,820,000 1 1 70,000 2 3 420,000 3,770,000 13,830,000
1 9 630,000 1 7 350,000 1 15 1,050,000 1 1 70,000 1 4 280,000 2,380,000 12,787,500
1 20 1,400,000 1 9 450,000 1 15 1,050,000 1 1 70,000 1 5 350,000 3,320,000 13,610,000
2 6 840,000 1 8 400,000 1 21 1,470,000 1 1 70,000 1 3 210,000 2,990,000 14,639,500
1 15 1,050,000 1 8 400,000 1 25 1,750,000 1 1 70,000 2 4 560,000 3,830,000 17,391,000
1 13 910,000 1 15 750,000 1 10 700,000 1 1 70,000 1 5 350,000 2,780,000 12,845,000
1 9 630,000 1 5 250,000 1 22 1,540,000 1 1 70,000 1 3 210,000 2,700,000 25,011,500
1 18 1,260,000 1 6 300,000 1 30 2,100,000 2 1 140,000 2 4 560,000 4,360,000 33,610,000
2 5 700,000 1 13 650,000 1 21 1,470,000 1 1 70,000 1 5 350,000 3,240,000 21,000,000
1 17 1,190,000 1 7 350,000 1 25 1,750,000 1 1 70,000 1 5 350,000 3,710,000 29,147,500
2 6 840,000 1 9 450,000 1 25 1,750,000 1 1 70,000 1 4 280,000 3,390,000 13,580,000
1 5 350,000 1 4 200,000 1 20 1,400,000 1 1 70,000 1 3 210,000 2,230,000 9,545,000
1 7 490,000 1 5 250,000 1 10 700,000 1 1 70,000 1 5 350,000 1,860,000 7,565,000
1 16 1,120,000 1 5 250,000 1 21 1,470,000 1 1 70,000 1 5 350,000 3,260,000 10,535,000
1 9 630,000 1 6 300,000 1 10 700,000 1 1 70,000 1 4 280,000 1,980,000 17,216,500
1 13 910,000 1 7 350,000 1 10 700,000 1 1 70,000 1 3 210,000 2,240,000 10,855,000
1 11 770,000 1 9 450,000 1 21 1,470,000 1 1 70,000 1 4 280,000 3,040,000 19,240,000
1 16 1,120,000 1 7 350,000 1 25 1,750,000 1 1 70,000 1 5 350,000 3,640,000 26,780,000
32 305 23,240,000 27 217 10,850,000 27 527 36,890,000 30 27 2,100,000 32 109 8,890,000 81,970,000 465,766,000
1 11 860,741 1 8 401,852 1 20 1,366,296 1 1 77,778 1 4 329,259 3,035,926 17,250,593
1 11 870,412 1 8 406,367 1 20 1,381,648 1 1 78,652 1 4.08 332958.8015 3,070,037 17,444,419
Pengenalian OPT(Rp.70.000Panen (Rp. 70.000)/HariPersiapan Lahan (Rp. 70.000)/Hari Menanam (Rp. 50.000)/Hari Pemupukan (Rp.70.000
Tenaga KerjaJumlah Biaya
Variabel
Total Biaya
TK
Lampiran 10. Biaya Penyusutan Alat-Alat Untuk Usahatani (Cangkul)
No
Responden
Luas
Lahan
Cangkul
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp/Unit) Nilai (Rp/Unit)
Umur
Ekonomi
s
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp/Unit)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
1 0,50 1 90.000 90.000 3 40.000 16.666
2 0,50 2 90.000 180.000 8 30.000 7.500
3 1,00 2 95.000 190.000 10 30.000 6.500
4 1,00 3 100.000 300.000 5 40.000 12.000
5 1,50 4 95.000 380.000 4 30.000 16.250
6 1,00 2 95.000 190.000 7 50.000 6.428
7 1,50 1 100.000 100.000 4 45.000 13.750
8 2,00 2 100.000 200.000 6 30.000 11.666
9 0,80 1 90.000 90.000 4 30.000 15.000
10 1,00 2 95.000 190.000 4 40.000 13.750
11 0,50 1 100.000 100.000 7 40.000 8.571
12 0,50 1 90.000 90.000 5 20.000 14.000
13 1,00 2 85.000 170.000 6 30.000 9.166
14 1,40 1 100.000 100.000 8 50.000 6.250
15 1,20 2 90.000 180.000 4 30.000 15.000
16 1,30 1 100.000 100.000 3 45.000 18.333
17 2,00 1 95.000 95.000 3 50.000 15.000
18 1,00 3 80.000 240.000 9 20.000 6.666
19 1,00 3 90.000 270.000 6 20.000 11.666
20 0,50 1 100.000 100.000 3 40.000 20.000
21 0,50 2 100.000 200.000 5 50.000 10.000
22 0,50 1 95.000 95.000 5 35.000 12.000
23 0,50 1 95.000 95.000 6 30.000 10.833
24 1,00 3 80.000 240.000 10 20.000 6.000
25 0,50 1 100.000 100.000 3 40.000 20.000
26 1,00 2 90.000 180.000 4 40.000 12.500
27 1,50 2 100.000 200.000 3 50.000 16.666
Jumlah 26,70 48 2.540.000 4.465.000 145 975.000 332.161
Rata-rata 0,99 2 94.074 165.370 5 36.111 12.302
Maksimum 2,00 4 100.000 380.000 10 50.000 20.000
Minimum 0,50 1 80.000 90.000 3 20.000 6.000
Lampiran 11. Biaya Penyusutan Alat-Alat Untuk Usahatani (sprinkler/kincir air)
Sprinkler/kincir Air
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp/Unit) Nilai (Rp/Unit)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp/Unit)
Nilai Penyusutan
(Rp/Unit)
80 7.000 560.000 5 3.000 800
80 7.000 560.000 5 3.000 800
100 5.000 500.000 5 2.000 600
125 7.000 875.000 5 3.000 800
150 7.500 1.125.000 7 2.500 714
100 7.000 700.000 6 3.000 666
150 7.000 1.050.000 3 3.000 1.333
200 7.000 1.400.000 7 2.500 642
90 7.000 630.000 7 3.000 571
100 6.000 600.000 5 4.000 400
80 7.000 560.000 4 3.000 1.000
80 7.500 600.000 6 2.000 916
100 6.000 600.000 4 3.000 750
80 7.000 560.000 5 3.000 800
120 7.000 840.000 7 3.000 571
130 7.000 910.000 4 3.000 1.000
200 6.000 1.200.000 8 2.500 437
100 7.500 750.000 5 2.000 1.100
100 7.000 700.000 5 3.000 800
80 7.000 560.000 4 3.000 1.000
80 7.000 560.000 7 3.000 571
80 7.500 600.000 5 4.000 700
60 7.000 420.000 5 3.000 800
100 7.000 700.000 4 2.000 1.250
80 7.000 560.000 5 3.000 800
100 7.000 700.000 3 3.000 1.333
150 6.000 900.000 5 4.000 400
2.895 185.000 19.720.000 141 78.500 21.554
107 6.852 730.370 5 2.907 798
200 7.500 1.400.000 8 4.000 1.333
60 5.000 420.000 3 2.000 400
Lampiran 12. Biaya Penyusutan Alat-Alat Untuk Usahatani (Sekop)
Sekop
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp/Unit) Nilai (Rp/Unit)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa Nilai Penyusutan
(Rp/Tahun)
2 80.000 160.000 6 40.000 6.666
1 85.000 85.000 3 40.000 15.000
2 110.000 220.000 5 45.000 13.000
1 87.000 87.000 3 40.000 15.666
2 80.000 160.000 2 50.000 15.000
3 85.000 255.000 4 35.000 12.500
1 85.000 85.000 8 30.000 6.875
1 70.000 70.000 8 37.000 4.125
1 80.000 80.000 5 30.000 10.000
2 75.000 150.000 5 30.000 9.000
1 100.000 100.000 5 45.000 11.000
2 85.000 170.000 4 30.000 13.750
1 85.000 85.000 4 35.000 12.500
1 90.000 90.000 5 40.000 10.000
2 85.000 170.000 8 40.000 5.625
2 80.000 160.000 5 35.000 9.000
1 85.000 85.000 4 30.000 13.750
1 70.000 70.000 4 30.000 10.000
2 80.000 160.000 5 35.000 9.000
1 85.000 85.000 5 30.000 11.000
1 85.000 85.000 5 28.000 11.400
2 100.000 200.000 4 37.000 15.750
2 87.000 174.000 5 23.000 12.800
1 80.000 80.000 4 30.000 12.500
1 85.000 85.000 5 25.000 12.000
1 85.000 85.000 4 30.000 13.750
2 80.000 160.000 5 28.000 10.400
40 2.284.000 3.396.000 130 928.000 302.057
1 84.593 125.778 5 34.370 11.187
3 110.000 255.000 8 50.000 15.750
1 70.000 70.000 2 23.000 4.125
Lampiran 13. Biaya Penyusutan Alat-Alat Untuk Usahatani (pipa)
Pipa
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp/Unit) Nilai (Rp/Unit)
Umur Ekonomis
(Tahun) Nilai Sisa
Nilai Penyusutan
(Rp/Unit)
150 35.000 5.250.000 7 10.000 1.857
80 45.000 3.600.000 10 10.000 1.500
135 35.000 4.725.000 7 8.000 2.142
90 45.000 4.050.000 8 13.000 2.125
240 45.000 10.800.000 8 15.000 1.500
63 40.000 2.520.000 4 15.000 2.400
100 45.000 4.500.000 7 10.000 2.142
95 40.000 3.800.000 6 12.000 2.500
120 35.000 4.200.000 8 10.000 2.500
200 45.000 9.000.000 5 10.000 4.000
110 45.000 4.950.000 6 5.000 3.333
61 40.000 2.440.000 6 10.000 2.833
140 30.000 4.200.000 10 12.000 1.800
90 40.000 3.600.000 4 10.000 3.750
105 30.000 3.150.000 4 10.000 5.000
85 45.000 3.825.000 7 5.000 2.571
120 45.000 5.400.000 8 10.000 1.875
150 45.000 6.750.000 8 10.000 1.875
100 35.000 3.500.000 7 15.000 2.142
93 40.000 3.720.000 8 10.000 1.625
75 45.000 3.375.000 8 10.000 2.500
80 40.000 3.200.000 6 10.000 2.500
100 45.000 4.500.000 8 10.000 1.875
150 40.000 6.000.000 10 10.000 1.500
95 40.000 3.800.000 7 12.000 2.571
67 45.000 3.015.000 5 10.000 4.000
110 45.000 4.950.000 8 10.000 1.875
3.004 1.105.000 122.820.000 190 282.000 66.291
111 40.926 4.548.889 7 10.444 2.455
240 45.000 10.800.000 10 15.000 5.000
61 30.000 2.440.000 4 5.000 1.500
Lampiran 14. Total Biaya Tetap Bawang Merah
Total Nilai
Peralatan
Total Penyusutan
Alat Traktor Pajak Transportasi
Total Biaya
Tetap
6.060.000 25.989 900.000 50.000 25.000 7.060.989
4.425.000 24.800 900.000 50.000 25.000 5.424.800
5.635.000 22.242 900.000 50.000 20.000 6.627.242
5.312.000 30.591 900.000 50.000 25.000 6.317.591
12.465.000 33.464 900.000 50.000 25.000 13.473.464
3.665.000 21.994 1.500.000 50.000 18.000 5.254.994
5.735.000 24.100 900.000 50.000 25.000 6.734.100
5.470.000 18.933 1.800.000 50.000 25.000 7.363.933
5.000.000 28.071 900.000 50.000 10.000 5.988.071
9.940.000 27.150 900.000 50.000 15.000 10.932.150
5.710.000 23.904 900.000 50.000 10.000 6.693.904
3.300.000 31.499 900.000 50.000 25.000 4.306.499
5.055.000 24.216 950.000 50.000 25.000 6.104.216
4.350.000 20.800 900.000 50.000 20.000 5.340.800
4.340.000 26.196 900.000 50.000 20.000 5.336.196
4.995.000 30.904 900.000 50.000 15.000 5.990.904
6.780.000 31.062 1.800.000 50.000 18.000 8.679.062
7.810.000 19.641 900.000 50.000 25.000 8.804.641
4.630.000 23.608 1.800.000 50.000 25.000 6.528.608
4.465.000 33.625 900.000 50.000 25.000 5.473.625
4.220.000 24.471 600.000 50.000 25.000 4.919.471
4.095.000 30.950 900.000 50.000 20.000 5.095.950
5.189.000 26.308 600.000 50.000 20.000 5.885.308
7.020.000 21.250 900.000 50.000 25.000 8.016.250
4.545.000 35.371 900.000 50.000 25.000 5.555.371
3.980.000 31.583 900.000 50.000 25.000 4.986.583
6.210.000 29.341 1.200.000 50.000 20.000 7.509.341
150.401.000 722.063 27.350.000 1.350.000 581.000 180.404.063
5.570.407 26.743 1.012.963 50.000 21.519 6.681.632
12.465.000 35.371 1.800.000 50.000 25.000 13.473.464
3.300.000 18.933 600.000 50.000 10.000 4.306.499
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
lampiran 15. total biaya
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
1 12,335,000 7,060,989 19,395,989 13,235,000 7,060,989 20,295,989
2 10,330,000 5,424,800 15,754,800 11,080,000 5,424,800 16,504,800
3 18,295,000 6,627,242 24,922,242 19,795,000 6,627,242 26,422,242
4 12,210,000 6,317,591 18,527,591 13,110,000 6,317,591 19,427,591
5 12,500,000 13,473,464 25,973,464 13,400,000 13,473,464 26,873,464
6 18,813,000 5,254,994 24,067,994 20,313,000 5,254,994 25,567,994
7 22,828,000 6,734,100 29,562,100 24,928,000 6,734,100 31,662,100
8 25,251,500 7,363,933 32,615,433 27,501,500 7,363,933 34,865,433
9 12,315,000 5,988,071 18,303,071 13,215,000 5,988,071 19,203,071
10 12,930,000 10,932,150 23,862,150 13,830,000 10,932,150 24,762,150
11 11,887,500 6,693,904 18,581,404 12,787,500 6,693,904 19,481,404
12 12,710,000 4,306,499 17,016,499 13,610,000 4,306,499 17,916,499
13 13,589,500 6,104,216 19,693,716 14,639,500 6,104,216 20,743,716
14 16,191,000 5,340,800 21,531,800 17,391,000 5,340,800 22,731,800
15 11,945,000 5,336,196 17,281,196 12,845,000 5,336,196 18,181,196
16 22,911,500 5,990,904 28,902,404 25,011,500 5,990,904 31,002,404
17 30,910,000 8,679,062 39,589,062 33,610,000 8,679,062 42,289,062
18 19,350,000 8,804,641 28,154,641 21,000,000 8,804,641 29,804,641
19 26,747,500 6,528,608 33,276,108 29,147,500 6,528,608 35,676,108
20 12,680,000 5,473,625 18,153,625 13,580,000 5,473,625 19,053,625
21 8,945,000 4,919,471 13,864,471 9,545,000 4,919,471 14,464,471
22 7,115,000 5,095,950 12,210,950 7,565,000 5,095,950 12,660,950
23 9,935,000 5,885,308 15,820,308 10,535,000 5,885,308 16,420,308
24 15,866,500 8,016,250 23,882,750 17,216,500 8,016,250 25,232,750
25 10,105,000 5,555,371 15,660,371 10,855,000 5,555,371 16,410,371
26 17,740,000 4,986,583 22,726,583 19,240,000 4,986,583 24,226,583
27 24,680,000 7,509,341 32,189,341 26,780,000 7,509,341 34,289,341
jumlah 431,116,000 180,404,063 611,520,063 465,766,000 180,404,063 646,170,063
Biaya Total
Bibit Varietas Bima
Jumlah Biaya
Variabel
NO Jumlah Biaya
Tetap
Jumlah Biaya
Variabel
Jumlah Biaya
Tetap
Biaya Total
Bibit Varietas Kapur
Lampiran 16. Luas Lahan, Produksi dan Penerimaan Usahatani Bawang Merah
No
Responden
Luas
Lahan(Ha)
Produksi Bawang Merah (Kg) Harga Per
Kg(Rp)
Penerimaan
(Rp)
Luas
Lahan (ha)
Produksi Bawang Merah (Kg) Harga per
Kg(Rp)
Penerimaan
(Rp) Varietas Kapur Varietas Bima
1 0,50 3.000 14.000 42.000.000 0,50 2.800 15.000 42.000.000
2 0,50 3.000 14.000 42.000.000 0,50 2.700 16.000 43.200.000
3 1,00 10.000 17.000 170.000.000 1,00 5.000 20.000 100.000.000
4 1,00 3.600 15.000 54.000.000 1,00 2.100 18.000 37.800.000
5 1,50 4.500 15.000 67.500.000 1,50 3.700 17.000 62.900.000
6 1,00 3.800 13.000 49.400.000 1,00 3.000 15.000 45.000.000
7 1,50 11.000 13.000 143.000.000 1,50 7.000 15.000 105.000.000
8 2,00 13.500 13.000 175.500.000 2,00 11.300 15.000 169.500.000
9 0,80 3.800 15.000 57.000.000 0,80 2.600 18.000 46.800.000
10 1,00 3.900 15.000 58.500.000 1,00 2.600 18.000 46.800.000
11 0,50 2.700 14.000 37.800.000 0,50 2.300 16.000 36.800.000
12 0,50 1.800 13.000 23.400.000 0,50 1.600 15.000 24.000.000
13 1,00 5.000 13.000 65.000.000 1,00 3.500 15.000 52.500.000
14 1,40 4.200 13.000 54.600.000 1,40 3.700 15.000 55.500.000
15 1,20 3.700 14.000 51.800.000 1,20 2.000 15.000 30.000.000
16 1,30 7.000 13.500 94.500.000 1,30 5.800 15.000 87.000.000
17 2,00 13.000 16.000 208.000.000 2,00 11.600 18.000 208.800.000
18 1,00 9.000 15.000 135.000.000 1,00 7.000 17.000 119.000.000
19 1,00 7.000 15.000 105.000.000 1,00 5.000 16.000 80.000.000
20 0,50 3.000 15.000 45.000.000 0,50 2.800 17.000 47.600.000
21 0,50 3.000 14.000 42.000.000 0,50 2.800 16.000 44.800.000
22 0,50 3.000 13.000 39.000.000 0,50 2.800 15.000 42.000.000
23 0,50 1.800 16.000 28.800.000 0,40 1.000 17.000 17.000.000
24 1,00 8.600 13.000 111.800.000 1,00 5.000 15.000 75.000.000
25 0,50 2.000 15.000 30.000.000 0,50 1.500 16.000 24.000.000
26 1,00 7.000 15.000 105.000.000 1,00 5.000 17.000 85.000.000
27 1,50 11.000 15.000 165.000.000 1,50 7.200 17.000 122.400.000
Jumlah 26,70 152.900 386.500 2.200.600.000 26,70 113.400 439.000 1.850.400.000
Rata-rata 0,99 5.663 14.315 81.503.704 0,99 4.200 16.259 68.533.333
Per hektar
5.727 14.476 82.419.476
4.247 16.442 69.303.371
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Lampiran 17 . Penerimaan, Biaya Total, dan Pendapatan Petani Bawang Merah antara Varietas Kapur dan Varietas Bima.
No Responden Luas Lahan
(Ha)
Bibit Varietas Kapur Bibit Varietas Bima
Penerimaan (Rp) Biaya Total (Rp) Pendapatan (Rp) Penerimaan (Rp) Biaya Total (Rp) Pendapatan (Rp)
1 0.50 42,000,000 19,395,989 22,604,011 42,000,000 20,295,989 21,704,011
2 0.50 42,000,000 15,754,800 26,245,200 43,200,000 16,504,800 26,695,200
3 1.00 170,000,000 24,922,242 145,077,758 100,000,000 26,422,242 73,577,758
4 1.00 54,000,000 18,527,591 35,472,409 37,800,000 19,427,591 18,372,409
5 1.50 67,500,000 25,973,464 41,526,536 62,900,000 26,873,464 36,026,536
6 1.00 49,400,000 24,067,994 25,332,006 45,000,000 25,567,994 19,432,006
7 1.50 143,000,000 29,562,100 113,437,900 105,000,000 31,662,100 73,337,900
8 2.00 175,500,000 32,615,433 142,884,567 169,500,000 34,865,433 134,634,567
9 0.80 57,000,000 18,303,071 38,696,929 46,800,000 19,203,071 27,596,929
10 1.00 58,500,000 23,862,150 34,637,850 46,800,000 24,762,150 22,037,850
11 0.50 37,800,000 18,581,404 19,218,596 36,800,000 19,481,404 17,318,596
12 0.50 23,400,000 17,016,499 6,383,501 24,000,000 17,916,499 6,083,501
13 1.00 65,000,000 19,693,716 45,306,284 52,500,000 20,743,716 31,756,284
14 1.40 54,600,000 21,531,800 33,068,200 55,500,000 22,731,800 32,768,200
15 1.20 51,800,000 17,281,196 34,518,804 30,000,000 18,181,196 11,818,804
16 1.30 94,500,000 28,902,404 65,597,596 87,000,000 31,002,404 55,997,596
17 2.00 208,000,000 39,589,062 168,410,938 208,800,000 42,289,062 166,510,938
18 1.00 135,000,000 28,154,641 106,845,359 119,000,000 29,804,641 89,195,359
19 1.00 105,000,000 33,276,108 71,723,892 80,000,000 35,676,108 44,323,892
20 0.50 45,000,000 18,153,625 26,846,375 47,600,000 19,053,625 28,546,375
21 0.50 42,000,000 13,864,471 28,135,529 44,800,000 14,464,471 30,335,529
22 0.50 39,000,000 12,210,950 26,789,050 42,000,000 12,660,950 29,339,050
23 0.50 28,800,000 15,820,308 12,979,692 17,000,000 16,420,308 579,692
24 1.00 111,800,000 23,882,750 87,917,250 75,000,000 25,232,750 49,767,250
25 0.50 30,000,000 15,660,371 14,339,629 24,000,000 16,410,371 7,589,629
26 1.00 105,000,000 22,726,583 82,273,417 85,000,000 24,226,583 60,773,417
27 1.50 165,000,000 32,189,341 132,810,659 122,400,000 34,289,341 88,110,659
Rata-rata 0.99 81,503,704 22,648,891 58,854,812 68,533,333 23,932,225 44,601,109
Per Hektar 82,419,476 22,903,373 59,516,103 69,303,371 24,201,126 45,102,245
Lampiran 18 . Penerimaan, Biaya Total, dan Pendapatan Petani Bawang Merah antara Varietas Kapur dan Varietas Bima per Hektar
Bibit Varietas Kapur per Hektar Bibit Varietas Bima per Hektar
Penerimaan (Rp/Ha) Total Biaya (Rp/Ha) Pendapatan (Rp/Ha) Penerimaan (Rp/Ha) Total Biaya (Rp/Ha) Pendapatan (Rp/Ha)
84,000,000 38,791,978 45,208,022 84,000,000 40,591,978 43,408,022
84,000,000 31,509,600 52,490,400 86,400,000 33,009,600 53,390,400
170,000,000 24,922,242 145,077,758 100,000,000 26,422,242 73,577,758
54,000,000 18,527,591 35,472,409 37,800,000 19,427,591 18,372,409
45,000,000 17,315,643 27,684,357 41,933,333 17,915,643 24,017,691
49,400,000 24,067,994 25,332,006 45,000,000 25,567,994 19,432,006
95,333,333 19,708,067 75,625,267 70,000,000 21,108,067 48,891,933
87,750,000 16,307,717 71,442,284 84,750,000 17,432,717 67,317,284
71,250,000 22,878,839 48,371,161 58,500,000 24,003,839 34,496,161
58,500,000 23,862,150 34,637,850 46,800,000 24,762,150 22,037,850
75,600,000 37,162,808 38,437,192 73,600,000 38,962,808 34,637,192
46,800,000 34,032,998 12,767,002 48,000,000 35,832,998 12,167,002
65,000,000 19,693,716 45,306,284 52,500,000 20,743,716 31,756,284
39,000,000 15,379,857 23,620,143 39,642,857 16,237,000 23,405,857
43,166,667 14,400,997 28,765,670 25,000,000 15,150,997 9,849,003
72,692,308 22,232,618 50,459,689 66,923,077 23,848,003 43,075,074
104,000,000 19,794,531 84,205,469 104,400,000 21,144,531 83,255,469
135,000,000 28,154,641 106,845,359 119,000,000 29,804,641 89,195,359
105,000,000 33,276,108 71,723,892 80,000,000 35,676,108 44,323,892
90,000,000 36,307,250 53,692,750 95,200,000 38,107,250 57,092,750
84,000,000 27,728,942 56,271,058 89,600,000 28,928,942 60,671,058
78,000,000 24,421,900 53,578,100 84,000,000 25,321,900 58,678,100
57,600,000 31,640,616 25,959,384 34,000,000 32,840,616 1,159,384
111,800,000 23,882,750 87,917,250 75,000,000 25,232,750 49,767,250
60,000,000 31,320,742 28,679,258 48,000,000 32,820,742 15,179,258
105,000,000 22,726,583 82,273,417 85,000,000 24,226,583 60,773,417
110,000,000 21,459,561 88,540,439 81,600,000 22,859,561 58,740,439
80,810,826 25,241,053 55,569,773 68,764,788 26,591,888 42,172,900
81,718,813 25,524,661 56,194,152 69,537,426 26,890,673 42,646,753
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Lampiran 19. Analisis Uji t
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Bibit 1 Bibit 2 Bibit 1 Bibit 2
X1 X2 Y1 Y2
38,791,978 40,591,978 45,208,022 43,408,022
31,509,600 33,009,600 52,490,400 53,390,400
24,922,242 26,422,242 145,077,758 73,577,758
18,527,591 19,427,591 35,472,409 18,372,409
17,315,643 17,915,643 27,684,357 24,017,691
24,067,994 25,567,994 25,332,006 19,432,006
19,708,067 21,108,067 75,625,267 48,891,933
16,307,717 17,432,717 71,442,284 67,317,284
22,878,839 24,003,839 48,371,161 34,496,161
23,862,150 24,762,150 34,637,850 22,037,850
37,162,808 38,962,808 38,437,192 34,637,192
34,032,998 35,832,998 12,767,002 12,167,002
19,693,716 20,743,716 45,306,284 31,756,284
15,379,857 16,237,000 23,620,143 23,405,857
14,400,997 15,150,997 28,765,670 9,849,003
22,232,618 23,848,003 50,459,689 43,075,074
19,794,531 21,144,531 84,205,469 83,255,469
28,154,641 29,804,641 106,845,359 89,195,359
33,276,108 35,676,108 71,723,892 44,323,892
36,307,250 38,107,250 53,692,750 57,092,750
27,728,942 28,928,942 56,271,058 60,671,058
24,421,900 25,321,900 53,578,100 58,678,100
31,640,616 32,840,616 25,959,384 1,159,384
23,882,750 25,232,750 87,917,250 49,767,250
31,320,742 32,820,742 28,679,258 15,179,258
22,726,583 24,226,583 82,273,417 60,773,417
21,459,561 22,859,561 88,540,439 58,740,439
25,241,053 26,591,888 55,569,773 42,172,900
Biaya Total (Rp/Ha) Pendapatan (Rp/Ha) t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
X1 X2
Mean 24356332.56 25690531.14
Variance 3.95589E+13 4.33436E+13
Observations 27 27
Pooled Variance 4.14513E+13
Hypothesized Mean Difference 0
df 52
t Stat -0.761409879
P(T<=t) one-tail 0.224925858
t Critical one-tail 1.674689154
P(T<=t) two-tail 0.449851716
t Critical two-tail 2.006646761
t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
Y1 Y2
Mean 56336376.11 42509989.42
Variance 8.97624E+14 5.35613E+14
Observations 27 27
Pooled Variance 7.16619E+14
Hypothesized Mean Difference 0
df 52
t Stat 1.897717476
P(T<=t) one-tail 0.031645673
t Critical one-tail 1.674689154
P(T<=t) two-tail 0.063291347
t Critical two-tail 2.006646761
Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Wawancara Petani Responden
Gambar 2. Tanaman Bawang Merah
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Enrekang/Baraka pada tanggal 20 Maret 1997
dari pasangan Rahman dan Nurlia. Penulis merupakananak pertama
dari tiga bersaudara.
Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah TK Pertiwi Baraka dan
lulus pada tahun 2003, SDN 20 Baraka dan lulus pada tahun 2009,
SMPN 1 Baraka dan lulus pada tahun 2012, SMA Model Negeri 5 Enrekang dan lulus pada
tahun 2015. Pada tahun yang sama penulis lolos seleksi masuk di perguruan tinggi pada
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah magang di PT. SURYA RAYA
LESTARI di Mamuju Tengah pada tahun 2018.
Tugas akhir perkuliahan diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul ”Analisis
Komparatif Pendapatan Petani Bawang Merah Varietas Kapur Dan Varietas Bima Di Desa
Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang”