Upload
rendy-ivaniar-sh
View
915
Download
23
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Menganalisis konstitusi singapura sesuai dengan klasifikasi dari CF Strong
Citation preview
ANALISIS KONSTITUSI SINGAPURA
DALAM KLASIFIKASI KONSTITUSI DARI CF.STRONG
MakalahDisusun Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah
Teori KonstitusiSemester Genap Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
Disusun Oleh :
RENDY IVANIAR
(NIM. 0910110213)
KELAS A
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
0
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunia yang tiada henti
hingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Salam dan shalawat bagi
junjungan kita, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam beserta segenap
keluarga dan sahabat serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
(UTS) mata kuliah Teori Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
Karya tulis ini dapat diselesaikan atas bantuan beberapa pihak, untuk itu penulis
sampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Sihabudin, S.H.,M.H. Dekan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
dan jajarannya.
2. Dr. Ali Syafaat, SH, MH. selaku dosen mata kuliah yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis ini.
Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan yang berlipat.
3. Kedua orang tua atas doa restu dan segala pengorbanan kepada penulis.
4. Rekan-rekan di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tempat kami belajar
menyalurkan ide serta gagasan penulis.
5. Rekan-rekan di Forum Kajian dan Penelitian Hukum (FKPH) tempat kami
belajar dan berdiskusi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga masukan dan kritik akan selalu penulis harapkan untuk memperbaiki
karya tulis ini. Semoga Allah SWT mengampuni kesalahan kita dan
berkenan menunjukkan jalan yang benar.
1
Malang, 6 April 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konstitusi atau yang juga disebut grondwet menempati tata urutan peraturan
perundang-undangan tertinggi dalam Negara.1Dalam sejarahnya, timbulnya
Negara konstitusional merupakan proses sejarah yang panjang dan selalu menarik
untuk dikaji bersama. Konstitusi yang dipandang sebagai kerangka politik untuk
menjalankan kehidupan pemerintahan mulai disusun sejak zaman yunani. Sejak
saat itu kesadaan akan konstitusi terus berkembang hingga lahirnya The
constitusional of The United States of Amerika pada tanggal 17 September 1787
mendorong lahirnya constitusional states (Negara konstitusi) dibeberapa belahan
dunia, baik Negara dalam bertuk republic maupun monarki (constitusional
monarch).
Konstitusi sebagai undang-undang dasar atau hukum dasar baru muncul
bersamaan dengan berkembangnya system demokrasi perwakilan sebagai
pemenuhan kebutuhan rakyat.2 Konstitusi negara dirasa kurang memuat
pengaturan hal pembatasan penguasa dan pengakuan hak sipil rakyat, oleh karena
itu keilmuan terkait konstitusi terus berkembang dan menuju kesempurnaan.
Begitu pentingnya suatu konstitusi membuatnya tidak lepas dari pergolakan
politik ketiga kekuasaan Negara yang diungkapkan oleh Montesque yaitu trias
politika eksekutif, legislative dan yudikatif. Negara-negara yang ada didunia
dibedakan berdasarkan variasi komposisi dari besarnya kewenangan diantara
ketiga kekuasaan tersebut.3 Untuk membedakan dengan cara mengklasifikasikan
sesuai dengan kekhasan struktural organisasi pemerintahannya harus ditemukan
dulu kesamaan atribut yang dimiliki oleh semua negara konstitusional modern.
Dalam hal ini atribut yang pasti dimiliki oleh suatu negara adalah eksekutif,
legislatif dan yudikatif.
1M. Laica Marzuki, 2010. Konstitusi dan Konstitusionalisme. Jurnal Konstitusi, Vol.7/No.4 hlm. 1 2Prof Dahlan Thaib dkk, 2011, Teori Dan Hukum Konstitusi.Jakarta, Raja Grafindo, hal 53CF Strong. 2010. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern. Bandung, Nusa Media, hlm 14
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang akan menjadi dasar klasifikasi konstitusi Singapura sesuai
dengan klasifikasi CF Stong?
2. Bagaimana analisis konstitusi Singapura sesuai dengan klasifikasi dari CF
Strong?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memaparkan yang akan menjadi dasar klasifikasi konstitusi
Singapura sesuai dengan klasifikasi CF Stong
2. Untuk menganalisis Konstitusi Singapura sesuai dengan klasifikasi dari
CF.Strong
D. Manfaat Penulisan
1 Masyarakat mengetahui Konstitusi Singapura secara komprehensif
sebagai bahan ajaran untuk pembelajaran.
2 Pemerintah dapat menjadikannya sebuah perbandingan sehingga dapat
melakukan evaluasi terhadap konstitusi di Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Klasifikasi Konstitusi Singapura Sesuai Dengan Klasifikasi CF
Strong
1. Bentuk Negara tempat konstitusi diberlakukan
Meskipun ada bermacam-macam jenis negara kesatuan dan negara federal,
tidak ada negara konstitusional dimasa kini yang sama sekali bentuk
negaranya yang tidak termasuk diantara kategori tersebut.4 Dapat
dikatakan semua negara konstitusional modern ini termasuk dalam salah
satu dari kedua kelompok bentuk negara, antara negara kesatuan dan
negara federal.
2. Bentuk Konstitusi Itu Sendiri
Pada era perkembangan hukum modern saat ini masih berkembang sebuah
pendapat bahwa konstitusi dibedakan menjadi kontitusi dalam bentuk
tertulis dan tidak tertulis, akan tetapi menurut CF Strong pembedaan ini
sungguh sangat keliru, karena tidak ada konstitusi yang benar-benar
berbentuk tertulis dan juga benar-benar murni tidak tertulis. Semakin
berkembangnya peradaban membuat sebuah konvensi dapat dikatakan
sebuah konstitusi yang diakui bersama dalam negara dengan konstitusi
tertulis. Selain itu dari segi bentuknya konstutsi dapat dibedakan menjadi
konstitusi bersifat fleksibel atau kaku. Dasar dari pembedanya adalah
apakah dalam perubahannya konstitusi tersebut memerlukan suatu
mekanisme khusus atau sama dengan perubahan norma hukum lainnya.
3. Bentuk Lembaga Legislatif
Beberapa cara pengklasifikasian berdasarkan system kerja lembaga
legislative dapat dilakukan. Pertama legislative dapat diagi menurut
system pemilihan untuk memilih anggota majelis rendah atau satu-satunya
4 CF Strong. 2010. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern.Studi perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk. Bandung, Nusa Media, hlm 87
4
majelis dalam system unicameral. Kedua berdasarkan pemilihan majelis
tinggi, dan Ketiga harus diperhatikan bahwa beberapa konstitusi
kontemporer memberikan pemilih kekuasaan dalam bebagai keadaan
untuk melaksanakan direct popular check.5
4. Bentuk lembaga ksekutif
Disemua Negara konstitusional, ada suatu pemeriksaan atau batasan
terhadap kekuasaan yang dimiliki dan dijalankan oleh eksekutif. Rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tentu tempat dimana Eksekutif
mempertanggungjawabkannya. Akan tetapi permasalahan yang timbul
sekaran apakah eksekutif bertanggung jawab langsung pada parlemen dan
palemen mempunyai kekuasaan untuk membubarkan eksekutif jika
kehilangan terhadap badan itu atau bertanggung jawab kepada parlemen
akan tetapi pertanggungjawaban eksekutif dalam waktu tertentu kepada
badan yang lebih luas maka disebut eksekutif non parlementer.6
5. Bentuk lembaga Yudikatif
Dasar klasifikasi terakhi adalah bedasarkan kekuasaan peradilan atau
yudikatif. Hampir sama dengan pembedaan lainnya, pembedaan
berdasarkan system peradilan dipengaruhi oleh dua doktrin dan aliran
besar mengenai perkembangan hukum didunia, yaitu system hukum rule
of law dan system hukum rechtstaat. Kebanyakan penyebaan system
hukum dari kedua jenis ini melalui Negara jajahan masing-masing Negara
walau tidak menutup kemungkinan pula berbeda karena Negara bekas
jajahan lebih memilih jenis peradilannya masing-masing.
5 Ibied, hlm 966 Ibied, hlm 98
5
2.2 Analisis Konstitusi Singapura Sesuai Dengan Klasifikasi Dari CF Strong
2.2.1 Negara Singapura merupakan Negara Kesatuan
Jenis dari suatu Negara tidak lepas dari sejarah ataupun keadaan geografis
Negara tersebut. Singapura dengan luas daerah yang sempit sudah tentu bukan
sebagai Negara federal ataupun federasi, walaupun dalam sejarahnya singapura
pernah menjadi Negara federasi bersama Malaysia dan borneo. Akan tetapi sesuai
perkembangan maka singapura muncul secara independen menjadi Negara
kesatuan dengan berada di antara Negara-negara ASEAN lainnya.
Singapura yang merupakan bekas Negara jajahan Inggris menyebabkan
singapura mengadopsi system westminster seperti Inggris yaitu dalam Sistem
Westminster kepala negara secara teoritis dan faktual merupakan kekuasaan
tertinggi eksekutif, sedangkan raja hanya simbolik, jika di Singapura, Perdana
Menteri adalah pemegang kekuasaan tertinggi di eksekutif sedangkan Presidennya
hanya simbolik sebagai pengganti raja yang ada di Inggris, system wesminister
mempunya ciri2 antara lain :
a. Perdana Menteri mengangkat menteri yang bertanggung jawab pada
parlemen
b. Mengenal adanya partai oposisi
c. Lower House/Common House sebagai penyeimbang pemerintah
d. Parlemen dapat dibubarkan kapan saja
Pada tahun 1965 setelah 2 tahun singapura menjadi Negara federasi dengan
Malaysia akhirnya kesatuan itu gagal karena berbagai alasan, mulai dari masalah
internal seperti rasial dan politik juga factor external yaitu dorongan dari
Indonesia dan vietnam. Kesemuanya ini, ditambah dengan ancaman dan ledakan
kekerasan rasial serta ancaman komunis yang sekalipun telah berkurang, telah
memicu pemisahan Singapura dari Malaysia pada tanggal 9 Agustus 1965.
Perjanjian tentang Kemerdekaan Singapura yang diberi nama The Independence
of Singapore Agreement mendeklarasikan bahwa,
6
“… Singapura akan selamanya merupakan negara demokratis yang berdaulat dan merdeka yang didirikan berdasarkan prinsip-prinsip kemerdekaan, keadilan dan berusaha mencapai kesejahteraan serta kebahagiaan bagi warganegaranya dalam masyarakat yang lebih adil dan setara”.
Oleh karena itu pada tahun itu juga terjadi pemilu pertama
dilaksanakan dan pada tahun itu pula parlemen berhasil menyusun konstitusi
dengan mendeklarasikan diri sebagai Negara kesatuan dengan bentuk
pemerintahan republic. CF Strong berpendapat sifat penting dari Negara
kesatuan yaitu (1) Supremasi parlemen pusat dan (2) Tidak ada badan
berdaulat tambahan.
Begitu juga singapura yang telah memiliki kedua sifat tersebut.
Singapura hanya memiliki satu pemerintahan pusat yang dijalankan oleh
perdana menteri yang dipilih oleh presiden dan sifat penting yang kedua dari
Negara kesatuan adalah tidak adanya badan yang berdaulat lain seperti di
Negara federal. Di Singapura pemerintahan pusat mempunya kedaulatan dan
kekuasaan penuh untuk mengatur dan menguusi semua wilayah
kedaulatannya.
2.2.2 Bentuk Konstitusi Itu Sendiri
Klasifikasi berdasarkan bentuk suatu konstitusi adalah dengan
membedakan apakan konstitusi itu tertulis (written constitution) atau tidak
tertulis (unritten constitution) dan konstitusi itu bersifat fleksibel atau rigid.
Untuk menemukan hal tersebut saya aan memaparkan bentuk dan ciri dari
kostitusi singapura terlebih dahulu.
Jika melihat Negara Singapura tentunya kita mengetahui bahwa
singapura mempunyai konstitusi tertulis (written constitution) yaitu konstitusi
yang dituangan dalam suatu teks dokumen atau beberapa dokumen formal
baik dokumen tersebut mempunyai keistimewaan dengan berkedudukan
tertinggi ataupun sama dengan norma lainnya.
Walaupun saat kita melihat sejarah singapura sebagai Negara jajahan
Inggris yang notabene tidak memiliki konstitusi secara tertulis akan tetapi
7
singapura mempunyai dorongan untuk menciptakan bentuk konstitusinya sendiri
secara tertulis pada tahun 1965 yang dibuat oleh parlemennya. Konstitusi
singapura dibagi menjadi 14 bagian penting, yaitu :
1. Pendahuluan
2. Republic dan Konstitusi
3. Perlindungan kedaulatan republic singapura
4. Fundamental kebebasan
5. Pemerintah
6. Legislatif
7. Dewan Kepresidenan untuk hak minoritas
8. Kehakiman
9. Pelayanan Publik
10. Kewarganegaaan
11. Ketentuan Keuangan
12. Khusus kekuasaan terhadap kekuasaan subversi dan darurat
13. Ketentuan Umum
14. Ketentuan Transisi
Akan tetapi menurut CF Strong bahwa pembedaan konstitusi secara
tertulis atau tidak ini adalah sesuatu hal yang tidak nyata, karena sesungguhnya
menurutnya tidak ada dalam suatu negara yang benar-benar mempunyai konstitusi
tertulis dan benar-benar mempunyai kontitusi yang tidak tertulis.7 Memang
kadang ada manfaatnya untuk membedakan kontitusi itu berbentuk tertulis atau
tidak.
Selain dilihat bentuknya dari konstitusi tersebut tertulis atau tidak,
klasifikasi dari bentuk konstiusi juga bias dilihat dari konstitusi tersebut memiliki
sifat fleksibel atau rigid. Ini tidak berhubungan sama sekali jika mengatakan
konstitusi fleksibel berarti tidak tertulis dan konstitusi rigid berarti tertulis, karena
sangat mungkin juga konstitusi fleksibel ternyata berbentuk tertulis begitu pula
sebaliknya.
7 CF Strong. 2010. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern.Studi perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk. Bandung, Nusa Media, hlm 88
8
Dasar perbedaan konstitusi itu bersifat fleksibel atau rigid terletak pada
proses pembentukan dan perubahannya. Jika konstitusi tersebut ternyata caa
perubahannya sama dengan proses pembuatan hukum biasa maka dikatakan
fleksibel, akan tetapi jika proses perubahannya ternyata mempunyai mekanisme
khusus tersendiri dan terkesan rumit maka konstitusi tersebut dapat dikatakan
bersifat rigid/ kaku.
Sifat konstitusi disingapura dapat dikatakan hamper sama dengan
konstitusi Indonesia. Konstitusi singapura mengamanatkan bahwa setiap peraturan
yang bertentangan dengan Konstitusi adalah batal demi hukum. Selain itu
mekanisme perubahan dan amandemen konstitusi singapura juga memiliki
prosedur khusus yang menuurt hemat penulis sangat rumit karena harus melawati
proses referendum.
Article 8 Amendments by Two-thirds Majority8
(1) A Bill for making an amendment to this Part shall not be passed by Parliament unless it has been supported, at a national referendum, by not less than two-thirds of the total number of votes cast by electors registered under the Parliamentary Elections Act.
Ketentuan-ketentuan dalam konstitusi hanya dapat dirubah berdasarkan
persetujuan 2/3 suara dari jumlah total Anggota Parlemen terpilih. Sehubungan
dengan perubahan-perubahan konstitusional tertentu untuk mengubah wewenang-
wewenang memutuskan dari Presiden Terpilih dan ketentuan-ketentuan tentang
kemerdekaan fundamental, disyaratkan juga persetujuan dari sedikitnya 2/3 dari
jumlah total suara yang diambil oleh para pemilih (electorate) dalam suatu
referendum nasional. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa konstitusi singapura
bersifat kaku.
CF Strong berpendapat9 bahwa ciri utama dari konstitsi kaku adalah
adanya pembatasan terhadap kekuasaan legislative oleh suatu kekuasaan dilua
kekuasaan lembaga tersebut. Pada kasusu seperti ini berarti ada hukum yang lebih
tinggi dai hukum legislative biasa, yaitu hukum konstitusi yang merupakan
kesepakatan resmi tertinggi dari pembentuk konstitusi yang biasanya disebut
majelis konstitusi.
8 Konstitusi Singapura pasal 8 ayat (1)9 CF Strong. 2010. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern.Studi perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk. Bandung, Nusa Media, hlm 207
9
Motode utama perubahan konstitusi modern menurut CF Strong adalah :
1. Melalui lembaga legislative biasa, tetapi dibawah batasan-batasan
tertentu.
2. Melalui rakyat lewat refrendum
3. Melalui suaa mayoritas dari seluruh unit Negara federal.
4. Melalui konvensi istimewa.
Sedangkan Singapura sendiri cara perubahan konstitusinya merupakan perpaduan
antara poin 1 dan poin 2 diatas. Perubahannya/ amandemen melalui lembaga
legislative dengan suara minimal 2/3, sedangkan jika menyangkut amandemen
yang berhubungan dengan kemerdekaan fundamental, maka harus melalui proses
referendum.
2.2.3 Klasifikasi Berdasarkan Legislatif
Di Negara Singapura menganut system westminister dengan perdana
menteri sebagai kepala pemerintahan yang diambil dai artai yang berhasil
memenangkan setengah suaa di parlemen. Singapura menganut system multi
partai sepeti di Indonesia. Secara garis besar fungsi legislative di Singapura di
pegang oleh MP (Members of Parlemen) dan tidak menutup kemungkinan juga
seperti di Indonesia presiden juga mempunyai fungsi legislative.
Members of parlemen di Singapura terdiri dari 94 orang, dimana 84 orang
melalui pemilihan dari dan 10 orang lainnya terdiri dari perwakilan dan
independen. Berbeda dengan Indonesia, singapura memakai system unicameral/
satu kamar, yang artinya perlemen tidak dibagi lagi dalam tingkatan seperti di
Indonesia yang memakai system dua kamar yaitu MPR dan DPR.
Dalam buku yang ditulis oleh CF Strong terjadi banyak perdebatan antara
system legislative yang memakai satu kamar dengan yang memakai system dua
kamar. Menurut penulis memang cukup banyak kelebihan dan kelemahan dari
masing-masing system legislative tersebut, dan juga cukup banyak bukti
kegagalan system satu kamar yang diungkapkan oleh CF Strong, seperti
kegagalan yang dialami oleh Turki, Inggris dan Prancis, akan tetapi negaa-negara
yang menganut hukum progresif seperti selandia baru, Denmark dan finlandia
10
ternyata juga memakai system satu kamar.10 Oleh karena itu menurut penulis yang
lebih penting dalam menentukan pemakaian system satu kamar atau dua kamar
terletak pada dimana keefisiensian ketatanegaraan suatu Negara dan tidak
mungkin setiap negara mempunyai karakteristik dan permasalahan politik yang
sama. Tidak menutup kemungkinan pula jika suatu legislative yang memakai
system dua kamar yang jika pemilihan anggota kamar kedua melampaui control
demokratis, ketika tuntutan pemilih menjadi semakin kuat, kekuasaan kamar
kedua akan berkurang, otoritas setara akan hilang dan muncul tuntutan kamar
kedua dihapuskan atau di reformasi.11
Oleh karena itu menurut hemat penulis tidak masalah jika singapura
memakai system satu kamar dalam legislatifnya, karena fungsinya pun tidak jauh
beda dengan legislative dua kamar. Fungsi legislative pada Negara Singapura
adalah :
1 Sebagai pembuat peraturan perundang-undangan
2 Mengontrol keuangan dan anggaran belanja Negara
3 Sebagai pengontrol lembaga eksekutif dalam mengambil keputusan
4 Perubahan dan amandemen konstitusi Singapura
2.2.4 Klasifikasi Berdasarkan Eksekutif
Perkembangan zaman membuat urusan pemerintah semakin banyak, dan
menyebabkan pula pergesaran fungsi-fungsi lembaga Negara. Akibat jumlah
undang-undang yang sangat banyak, maka pelaksaannya pun lembaga legislative
tidak bias mngerjakannya sendirian, sehingga memberi lembaga eksekutif
kekuasaan yang luas kepada pihak pelaksana untuk membuat peraturan
pelaksanaan.
Selain itu tugas eksekutif modern tidak hanya menjalankan undang-
undang, namun dalam banyak kasus juga dapat mengajukan kebijakan yang
selanjutnya disetujui oleh lembaga legislative.12 Maka dapat dikatakan bahwa 10 Pada mulanya republic turki pada saat didirikan pada tahun 1923 oleh Kemal Ataturk memiliki lembaga legislative satu kamar, akan tetapi pada tahun 1961 memutuskan untuk membentuk lembaga legislative yang terdiri dari dua majelis, majelis nasional dan senat. Begitu pula di Inggris saat pemerintahan Cromwell.11 CF Strong. 2010. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern.Studi perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk. Bandung, Nusa Media, hlm 26712 Ibied, hlm 319
11
lembaga eksekutif mempunyai peranan yang paling penting dalam menjalankan
konstitusi modern.
CF Strong membagi eksekutif menjadi dua macam, yaitu (1) eksekutif
parlementer dan juga eksekutif nonparlementer. Eksekutif parlementer artinya
adalah eksekutif yang dijalankan oleh parlemen dan bertanggungjawab langsung
pada parlemen, dan eksekutif non parlementer adalah eksekutif yang berada di
luar kendali parlemen.13
Prinsip eksekutif parlementer disebarkan oleh Negara Inggris melalui
Negara-negaa jajahannya ketika daerah tersebut menerima status dominin melalui
pemberian kuasa pemerintah yang bertanggungjawab. Pemerintahan yang
bertanggungjawab tak hanya berarti berarti memperoleh kebebasan untuk
melaksanakan undang-undang, akan tetapi eksekutif juga akan dikendalikan oleh
wakil-wakil rakyat yang dipilih sendiri.
Pada system politik di singapura posisi cabinet berada dibawah perdana
menteri yang dipilih oleh presiden. Para menteri dan badan pemerintahan terkait
bertanggungjawab membuat peraturan pelaksanaan undang-undang. Tidak ada
pemisahan wewenang secara tegas antara Badan Eksekutif dengan Badan
Legislatif. Dari segi komposisi, para anggota Kabinet dipilih dari Anggota
Parlemen (Members of Parliament).14 Para Sekretaris Parlemen (Parliamentary
Secretaries) selanjutnya dipilih dari para Anggota Parlemen untuk membantu
kerja para Menteri. Selanjutnya, para Menteri dan badan-badan pemerintah yang
terkait bertanggung jawab membuat peraturan-peraturan di tingkat yang lebih
rendah sebagai pelaksanaan dari peraturan induk yang telah diundangkan oleh
Parlemen.
Singapura sendiri yang merupakan bekas jajahan Inggris menganut pula
eksekutif parlementer dalam hal ini eksekutif yang beertugas menjalankan
pemerintahan adalah perdana menteri, akan tetapi juga telah termodifikasi
disesuaikan dengan perpolitikan di Singapura. Eksekutif dalam hal ini presiden
juga mempunyai kekuasaan yang luas seperti yang tertulis pada pasal 21 ayat (2)
konstitusi Singapura.
13 Ibied, hlm 32114 www.singaporelaw.sg (diakses 6 April 2012)
12
(2) The President may act in his discretion in the performance of the following functions:15
(a) the appointment of the Prime Minister in accordance with Article 25;(b) the withholding of consent to a request for a dissolution of Parliament;(c) the withholding of assent to any Bill under Article 22e, 22h, 144 (2) or
148a;(d) the withholding of concurrence under Article 144 to any guarantee or loan
to be given or raised by Government;(e) the withholding of concurrence and approval to the appointments and
budgets of the statutory boards and Government companies to which Articles 22a and 22c, respectively, apply;
(f) the disapproval of transactions referred to in Article 22b (7), 22d (6), or 148g;
(g) the withholding of concurrence under Article 151 (4) in relation to the detention or further detention any person under any law or ordinance made or promulgated in pursuance of Part XII;
(h) the exercise of his functions under section 12 of the Maintenance of Religious Harmony Act; and
(i) any other function the performance of which the President is authorized by this Constitution to act discretion.
Walaupun presiden hanya sebagai symbol, akan tetapi presiden juga mempunyai
kewenangan yang tinggi, seperti :
1. Presiden dapat menyetujui atau menolak anggaan keuangan yang
dilakukan pemerintahan jika terdapat kurang dari 2/3 suara parlemen
2. Menolak pengangkatan jaksa agung yang direkomendasikan
3. Dapat menolak rancangan undang-undang yang tidak disetujui lebih dari
2/3 parlemen
4. Memiliki hak pengawasan terhadap lembaga keuangan maupun
pertahanan Negara dalam mengambil keputusan.
2.2.5 Klasifikasi Berdasarkan Yudikatif
Terdapat dua golongan system peradilan besar di dunia ini, yang
dipengaruhi juga oleh aliran rechtstaat dan rule of law. Aliran rechtstaat yang
dipunggawai oleh prancis yang dahulu dalam sejarahnya raja-raja sering
mengeluarkan peraturan yang sewenang-wenang, sehingga masyarakat banyak
menuntut para penguasa yang mengeluarkan kebijakan sewenang-wenang
tersebut. Untuk melindungi para penguasa maka dibuatlah sebuah peradilan
15 Konstitusi Singapura
13
administrasi untuk mengadili sendiri para penguasa tersebut. Rechtstaat
mempunyai ciri-ciri (1) Pembagian Kekuasaan, (2) Peradilan yang Independen,
(3) Human Right dan (4) Peradilan Administrasi
Berbeda dengan sejarah lahirnya Negara penganut rule of law yang tidak
mempunyai peradilan administrasi karena sangat mengedepankan kesamaan
dihadapan hukum. Rue of law sendiri mempunya ciri-ciri (1) Equality Before The
Law, (2) Supremasi of Law, (3) Human Right. DIkaenakan sangat
mengedepankan persamaan dihadapan hukum maka hakim di Negara penganut
rule of law ini adalah pelindung hak individu terakhir pada setiap kasus yang
mungkin timbul. Eksekutif sendiri tidak dapat mempengaruhi sikap pengadilan
terhadap pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pejabat Negara.16
Jika kita membandingkan dengan system peradilan singapura, maka dapat
dipastikan bahwa singapura menganut system Rule of Law dan tidak mengenal
peradilan administrasi. Hakim di Singapura adalah arbiter baik dari segi hukum
maupun fakta. Sistem juri (jury system) telah secara keras dibatasi di Singapura
dan akhirnya dihapuskan sepenuhnya pada tahun 1970. Wewenang yudisial
diberikan kepada Mahkamah Agung/Supreme Court (yang terdiri dari Pengadilan
Banding Singapura/Singapore Court of Appeal dan Pengadilan Tinggi/High
Court) dan kepada Pengadilan-pengadilan Yang Lebih Rendah/Subordinate
Courts.
Pengadilan tertinggi di Singapura adalah Pengadilan Banding permanen,
yang menangani kasus-kasus banding baik perdata maupun pidana, yang berasal
dari Pengadilan Tinggi/High Court dan pengadilan-pengadilan Yang Lebih
Rendah. Selain itu terdapat pula suatu Tribunal Konstitusional khusus juga telah
dibentuk yang berada di bawah yurisdiksi Mahkamah Agung, untuk menangani
pertanyaan-pertanyaan yang berdampak pada ketentuan-ketentuan konstitusional
yang diserahkan oleh Presiden Terpilih.
BAB III
PENUTUP
16 CF Strong. 2010. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern.Studi perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk. Bandung, Nusa Media, hlm 391
14
A. Kesimpulan
1. Pengklasifikasian yang dibuat oleh CF Strong adalah dari segi (1) Bentuk
Negara tempat konstitusi diberlakukan yaitu berbentuk kesatuan atau
federal, (2) Bentuk Konstitusi Itu Sendiri yang terdiri dari konstitusi itu
tertulis atau tidak tertulis dan fleksibel atau rigid, (3) Bentuk Lembaga
legislatif yang satu kamar ata dua kamar, (4) Bentuk lembaga eksekutif
yang bersifat eksekutif parlementer atau non parlementer, (5) Bentuk
lembaga Yudikatif yang bersystem rule of law atau rechstaat.
2. Berdasarkan (1) Bentuk Negara tempat konstitusi diberlakukan maka
Singapura menganut system Negara Kesatuan, (2) Berdasarkan Bentuk
Konstitusi Itu Sendiri maka konstitusi Singapura termasuk konstitusi
tertulis dan rigid, (3) Berdasarkan Bentuk Lembaga legislatif maka
Singapura menganut system legislative satu kamar, (4) Berdasarkan
Bentuk lembaga eksekutif maka Singapura mengant sifat eksekutif
parlementer, (5) Bedasarkan Bentuk lembaga Yudikatif maka SIngapura
bersystem rule of law.
DAFTAR PUSTAKA
CF Strong. 2010. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern. Bandung: Nusa Media
15
M. Laica Marzuki, 2010. Konstitusi dan Konstitusionalisme. Jurnal Konstitusi, Vol.7/No.4
Prof Dahlan Thaib dkk, 2011, Teori Dan Hukum Konstitusi. Jakarta: Raja Grafindo
www.singporelaw.og
16