Upload
zenia
View
7
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KRITIS ARTIKEL
Enhancing Conceptual Understanding and Critical Thinking withExperiential Learning: A Case Study with Biological Control
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah PBM Biologi 1 Yang dibina oleh Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D
dan Dr. Sri Endah Indriwati, M.Pd
OLEH:
ZENIA LUTFI KURNIAWATI
140341807283
Kelas D
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PASCASARJANA
PENDIDIKAN BIOLOGI
Maret 2015
ANALISIS KRITIS ARTIKEL
Enhancing Conceptual Understanding and Critical Thinking withExperiential Learning: A Case Study with Biological Control
Bibliography:
Chanchaichaovivat, Arun, Bhinyo Panijpan, and Pintip Ruenwongsa. 2009. Enhancing Conceptual Understanding and Critical Thinking with Experiential Learning: A Case Study with Biological Control. Asian Journal of Food and Agro-Industry, Spessial Issue: Hlm. 424-443. (Online), (Http://www.ajofai.info), diakses 14 Maret 2015.
Judul:
Enhancing Conceptual Understanding and Critical Thinking withExperiential Learning: A Case Study with Biological Control
Latar belakang :
Kegiatan sangat membantu dalam melakukan pembelajaran sains
utamanya praktikum. Praktikum dapat menjembtani antara ilmu sains yang
dipelajari dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Praktikum dapat
membantu siswa memahami konsep yang dikaji pada sains melalui percobaan
yang dilakukan. Sayangnya pada beberapa sekolah pembelajaran sains kurang
berisi kegiatan praktikum. Hal ini menjadi saah satu sebab siswa banyak
mengalami kegagalan dalam memahami konsep sains.
Berpikir kritis dianggap sebagai salah satu indikator kualitas belajar
siswa. Saat ini banyak reformasi pembelajaran dilakukan, yaitu berpendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, mendorong diberlakukanya pembelajaran
berbasis diskoveri, refleksi serta eningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis merupakan suatu kemampuan dimana siswa
menggunakan metode saintifik untuk mempelajari atau menginvestigasi alam.
Berpikir kritis dapat terlihat dari aspek bagaimana mereka mencari dan
memahami batasan dan kekuatan dari suatu data-data. Diharapkan dengan
memiliki kemampuan berpikir kritis siswa dapat mempertimbangkan kekuatan
dan kelemahan perspektif yang berbeda untuk menyelesaikan masaah,
meningkatkan kesempatan untuk menemukan solusi terbaik.
Kegiatan praktikum merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang
dapat membentu siswa untuk membangun pengetahuan yang akan dimilikinya.
Kegiatan praktikum merupakan salah satu metode pada pendekatan
konstruktivistik. Kegiatan praktikum mengakomodasi gaya belajar siswa yang
membutuhkan kegiatan sensoris dan kegiatan fisik dalam belajar. Terdapat empat
model dimana pengetahuan didapatkan melalui pengalaman, yaitu pengalaman
nyata, observasi dan refleksi, pembentukan konsep abstrak dan mengujinya pada
siatuasi baru. Pengalaman nyata dapat memunculkan kreasi konsep yang
terintegrasi dengan observasi yang telah dilakukan hingga menyusun teori logis.
Kegiatan praktikum tidak hanya untuk memotivasi dan meningkatkan
hasil belajar kognitif saja namun juga dapat membuat siswa menjadi pembelajar
aktif serta meningkatkan motivasi intrinsik bagi siswa untuk belajar lebih banyak.
Kegiatan praktikum dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
mengaplikasikan konsep pada situai baru dan meningkatkan tanggung jawab
sosial dan keualitas pribadi siswa.
Materi yang dapat digunakan untuk kegiatan praktikum yang juga dapat
meningkatkan kemapuan siswa berpikir kritis adalah materi pengendalian hayati.
Pengendalian hayati melibatkan hubungan erat antara variabe lingkungan dan
interaksi ganda anatara individu dan lingkungan. Pemilihan materi juga
dikarenakan keterkaitan akan dapat memunculkan koneksi yang baik antara
pengetahuan di sekolah dengan fenomena di alam nyata. Kegiatan yang dapat
dilakukan sangat bervariasi. pengendalian hayati yang dapat diberikan pada siswa
pendidikan dasar dapat berupa hewan seperti serangga, cacing, dst. yang meliputi
bagaimana mereka bekerja dan baaimana kedudukanya dalam ekosistem. Pada
siswa tingkat lanjut dapat ditingkatkan menjadi makhluk mikroorganisme seperti
kapang dan bakteri tentang bagaiamana perananya di alam dan bagaimana mereka
bekerja.
Masalah :
Permasalahan yang dimunculkan pada penelitian yang dilakukan diantranya
adalah:
1. Bagaimana desain kegiatan praktikum yang dapat membantu siswa
membangun pengetahuan tentang pengedalian hayat?
2. Apa yang diperoleh siswa setealh melakukan kegiatan praktikum
3. Bagaimaan penelitian ini dapat membantu siswa meningkatkan
kemampuan berpikir kritis?
4. Apa sajakah perilaku siswa selama kegiatan praktikum pengendalian
hayati.
Variabel :
Terikat : Hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir kritis
Bebas : Kegiattan praktikum proyek siswa
Kontrol : Kemampuan siswa, sekolah yang sama.
Jenis Penelitian: quasy eksperiment
Prosedur:
Penelitian dilakukan pada dua kelas yaitu kelas kontrol yang diajar
dengan metode konvensional dan kelas lain yang digunakan sebagai kelas
eksperimen. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan ialah guru melakukan
demonstrasi, kemudian meminta siswa menrancang suatu penelitian, guru
mendampingi siswa melakukan penelitian, siswa melakukan diskusi kelas, siswa
diminta menganalisis suatu artikel dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru
dimana pertanyaan yang diberikan mengarahkan siswa untuk dapat berpikir kritis
dan siswa diminta untuk menyusun suatu peta konsep.
Analisis Data:
Pada peneilitian ini analisis data dilakukan terhadap soal dan hasil pretest
postes yang dianalisis tingkat kesulitan, uji beda, realibilitas dan validitas. data
lain dianalisis statistik yaitu menggunakan uji beda.
Fakta Unik:
Kegiatan praktikum dpat memberikan sumbangan yang besar bagi cara belajar
dan cara siswa memperoleh pengetahuan serta memahami konsep
Kegiatan praktikum dapat membantu siswa memiliki kemampuan berpikir
kritis melalui hubungan yang terdapat pada konsep pembelajaran dengan
fenomena yang ada di dunia nyata.
Siswa diberi perlakuan kegiatan praktikum dalam pembelajaran memiliki nilai
hasil belajar kognitif dan kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang belajar dengan metode konvensional.
Peta konsep dari siswa yang belajar dengan praktikum memiliki lebih banyak
kohubungan dan keterkaitan antar konsepnya dan tidak hanya menuliskan
tentang apa yang ada di buku namun juga mengintegrasikanya dengan
pengetahuan yang diperoleh melalui praktikum.
Siswa dapat memunculkan berbagai ide praktikum yang kreatif.
Melalui kegiatan praktikum dipadu kaji literatur siswa dapat mengaplikasikan
pengatahuan dan konsep yang didapatnya untuk menyelesaikan berbagai
masalah terutama masalah lingkungan di sekitar siswa
Siswa pada berbagai jenjang dapat dibelajarkan untuk memiliki kemampuan
berpikir kritis. kemampuan berpikir kritis siswa didapatkan melalui dorongan
guru yang memberikan pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa
untuk dapat berikir kritis.
Kesimpulan :
Kegiatan praktikum dipadu dengan analisis artikel dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan juga kemampuan siswa berpikir kritis. Peta konsep dapat
digunakan untuk melihat kemampuan siswa antara baik dari segi pemahaman
konsep maupun dari sisi kemampuan berpikir kritis.
Pertanyaan yang muncul :
1. Bagi siswa di Indonesia, syarat apa saja yang harus dimiliki sekolah agar
siswa dapat melakukan pembelajaran seperti pada artikel?
2. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran demikian di
Indonesia?
3. Bagaimana format penilaian peta konsep pada penelitian yang dilakukan?
4. Bagaimana cara mendorong agar semua siswa pada kelompok aktif dalam
melakukan kegiatan praktikum?
5. Selain materi pengendalian hayati yang terintegrasi dengan materi
ekosistem, materi apakah yang dapat dilakukan dengan metode demikian?
Hal yang Dipelajari dan Refleksi
Melalui artikel ini saya mempelajari bagaimana pengaruh praktikum terhadap cara
siswa memperoleh pengatahuan. wawasan say juga bertambah tentang berpikir
kritis. Saya semakin menyadari pentingnya kemampuan berikir kritis bagi siswa.
Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan memiliki banyak manfaat
terutama untuk menyelesaikan permasalahan. Saya mengidentifikasi bahwa
pembelejaran seperti yang dilakukan di negara Thailand ini dapat diterpkan pada
siswa SMA kelas X di Indonesia namun dengan syarat yaitu sekolah harus
memiliki fasilitas lab minimal memiliki mikroskop, cawan petri, jarum inokulasi,
alat sterilisasi medium dan alat (biasanya digunakan presto). Siswa yang
bagaimana yang dapat dibelajarkan dengan metode ini? menurut saya semua
siswa dapat dibelajarkan dengan metode ini hanya saja tingkat kesabaran guru
harus ditingkatkan disesuaikan dengan kemampuan siswa. Praktikum tentang
mikroorganisme dan perananya dalam pengendalian hayati sungguh tidak pernah
terpikir dalam benak saya dalam membelajarkan ekosistem. Tema ini merupakan
tema baru bagi saya. Percobaan yang dilakukan ini mendorong timbulnya
berbagai macam ide lain di benak saya, diantaranya membelajarkan siswa tentang
ekosistem yang tercemar pupuk dan tercemar detergen. Bagaimana keberadaan
makhluk air ayng ada di dalamnya. melalui kegiatan praktikum demikian, sangat
saya harapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa untuk peduli terhadap
lingkungan.