Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Analisis Kualitas Koneksi Antara Wireless Protocol Nstreme dan
Nstreme version 2 (Nv2) Pada Wireless Mikrotik
Artikel Ilmiah
Peneliti:
Setyan Adi Cahya (672015033)
Dr. Indrastanti R. Widiasari, M.T.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2019
ii
Analisis Kualitas Koneksi Antara Wireless Protocol Nstreme dan
Nstreme version 2 (Nv2) Pada Wireless Mikrotik
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti:
Setyan Adi Cahya (672015033)
Dr. Indrastanti R. Widiasari, M.T.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2019
iii
iv
v
vi
1
Analisis Kualitas Koneksi Antara Wireless Protocol Nstreme dan
Nstreme version 2 (Nv2) Pada Wireless Mikrotik
Setyan Adi Cahya1, Indrastanti R. Widiasari2
Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
Jalan Dr. O. Notohamidjodjo, Blotongan, Sidorejo, Kota Salatiga, 50715
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstract
The development in communication scope nowadays creates many brand-new
creations of technology. One of them is wireless network technology (nirkabel) which is
beneficial in the way of data sending to obtain the maximum result. Mikrotik is a company
which develops the wireless protocol named Nstreme and Nstreme version 2 (Nv2). Those
wireless protocols which have been developed by proxy each have different quality
connections. Therefore, the aims of conducting this research is to analyze the quality of the
connection between the wireless protocol Nstreme and Nstreme version 2 (Nv2) on wireless
Mikrotik. to determine the causes of the difference quality of the connection between those two
protocols. This research was conducted by a method “point to point” using a Mikrotik wireless
router board device sxt lite5 5GHz as the medium. By having the analysis result of QoS
measurements and signal quality, it will recognize the causes of the difference in connection
quality. Where the Nstreme protocol acquires a better SNR value rather than the Nv2 protocol,
it is by reason of the interference received by the Nstreme protocol is lower than the Nv2
protocol. As its end, it concludes that the Nstreme protocol connection stability is better than
Nv2 protocol.
Keyword: Nstreme, Nstreme version 2 (Nv2), QoS, Signal quality, Wireless
Abstrak
Perkembangan komunikasi saat ini membuat terciptanya teknologi baru, salah satunya
teknologi jaringan nirkabel (wireless) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam
berkirim data agar memperoleh hasil yang maksimal. Mikrotik merupakan perusahaan yang
mengembangkan wireless protokol Nstreme dan Nstreme version 2 (Nv2). Wireless protokol
yang dikembangkan mikrotik masing – masing memiliki kualitas koneksi yang berbeda.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu menganalisis kualitas koneksi antara wireless
protokol Nstreme dan Nstreme version 2 (Nv2) pada wireless mikrotik, untuk mengetahui
penyebab perbedaan kualitas koneksi antara kedua protokol. Penelitian ini dilakukan dengan
cara point to point menggunakan perangkat mikrotik wireless routerboard sxt lite5 5GHz. Dari
hasil analisis pengukuran QoS dan kualitas sinyal, maka diketahui penyebab perbedaan kualitas
koneksi. Dimana protokol Nstreme memperoleh nilai SNR yang lebih baik dibandingkan
protokol Nv2, hal ini disebabkan gangguan yang diterima protokol Nstreme lebih rendah
daripada protokol Nv2 sehingga kestabilan koneksi protokol Nstreme lebih baik daripada
protokol Nv2.
Kata kunci: Kualitas sinyal, Nstreme, Nstreme version 2 (Nv2), QoS, Wireless
1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2 Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2
1. Latar Belakang Masalah Layanan komunikasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Hal
ini tak lepas dari banyaknya kebutuhan dalam berkirim data, terutama untuk
memperoleh hasil yang maksimal dalam transfer data. Perkembangan yang terjadi saat
ini membuat terciptanya teknologi baru. Komunikasi yang digunakan tidak hanya
melalui jaringan kabel, akan tetapi melalui jaringan nirkabel (wireless).
Teknologi jaringan nirkabel atau yang disebut wireless merupakan jaringan
yang memungkinkan dalam proses pengiriman informasi atau data antar host dilakukan
menggunakan frekuensi radio. Saat ini jaringan wireless memiliki standar protokol
yang umum digunakan yaitu 802.11 a/b/g/n. Mikrotik merupakan salah satu
perusahaan perangkat keras jaringan yang telah mengembangkan sebuah wireless
protokol yaitu Nstreme dan Nstreme version 2 (Nv2). Protokol Nstreme dan Nstreme
version 2 (Nv2) merupakan protokol baru yang diakui dapat meningkatkan kualitas link
perangkat yang terkoneksi. Kedua protokol tersebut merupakan proprietary protocol
yang mana hanya didukung oleh sesama perangkat mikrotik saja.
Dari beberapa wireless protokol yang dikembangkan mikrotik, masing-masing
memiliki kualitas koneksi yang berbeda. Kualitas koneksi berpengaruh terhadap
bandwidth yang dihasilkan oleh masing-masing protokol. Oleh sebab itu tujuan yang
dilakukan dalam penelitian ini yaitu menganalisis kualitas koneksi antara wireless
protokol Nstreme dan Nstreme version 2 (Nv2) dengan melakukan point to point antar
perangkat wireless mikrotik, untuk mengetahui penyebab perbedaan kualitas koneksi
dan bandwidth yang dihasilkan oleh masing-masing protokol yang terdapat di wireless
mikrotik.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang dilakukan mengenai perbandingan jaringan nirkabel antara
wireless protokol Nstreme version 2 (Nv2) dan 802.11 terdapat perbedaan kinerja dari
kedua protokol yang dipengaruhi dari kondisi jaringan. Protokol Nv2 memperoleh hasil
yang lebih baik dari segi parameter throughput, akan tetapi dari segi delay dan packet
loss protokol 802.11 lebih unggul dibandingkan protokol Nv2. Kesimpulan dari
penelitian yang dilakukan ialah pada protokol 802.11 lebih baik diaplikasikan untuk
kebutuhan transfer data yang tidak terlalu membutuhkan kecepatan transfer yang
tinggi, sedangkan protokol Nv2 lebih baik diaplikasikan untuk kebutuhan transfer data
yang cepat [3].
Dalam penelitian tentang analisis jaringan menggunakan QoS (Quality of
Service) khususnya adalah latency/delay dan throughput mampu memberikan analisis
jaringan yang baik, dimana aspek ini yang sering digunakan didalam analisis jaringan.
QoS didefinisikan sebagai sebuah mekanisme atau cara yang memungkinkan layanan
dapat beroperasi sesuai dengan karakteristiknya masing-masing dalam jaringan IP
(Internet Protocol). Terdapat nilai yang bagus dalam pengukuran yang dilakukan di
jam kantor dan jam pulang kantor dengan menggunakan aplikasi wireshark sebagai
tools pengukuran. Didapatkan pengukuran delay dengan indeks nilai 21,95ms (sangat
3
bagus), throughput dengan indeks nilai 37,72bps (sedang), untuk jitter indeks nilai 0
ms (sangat bagus) dan packet loss 0% (sangat bagus). Sedangkan pada jam pulang
kantor didapatkan hasil delay dengan indeks nilai 11,03ms (sangat bagus), throughput
dengan indeks nilai 63.31bps (sedang), untuk jitter indeks nilai 0 ms (sangat bagus)
dan packetloss 0% [9].
Dalam penelitian tentang analisis QoS (Quality of Service) terdapat beberapa
pengukuran yang dipakai, salah satunya pengukuran bandwidth dengan menggunakan
website speedtest.net. Dari pengukuran yang dilakukan didapatkan hasil rata-rata
bandwidth faktual sebesar 6 Mbps dari 24 Mbps bandwidth yang disediakan oleh
Penyedia jasa layanan internet [4].
Dalam penelitian mengenai analisis perancangan dan implementasi jaringan
wireless point to point. Melalui pengujian jaringan wireless point to point dapat
diketahui hal-hal yang berkaitan dengan pengiriman data serta pengaruh-pengaruh
eksternal yang menyebabkan terjadi perubahan. Jika terjadi kesalahan maka perlu
dilakukan perancangan ulang sampai target tercapai. Pada implementasi jaringan
wireless point to point yang dilakukan, memperoleh hasil pengujian yaitu terdapat
banyak interferensi dari wireless access point lain, sambungan berhasil dilakukan
dengan 0% packet loss, kekuatan sinyal -64,75 dBm, signal to noise 41,25 dB, client
connection quality 86,14%, dan throughput 11,15 Mbps [2].
QoS (Quality of Service) adalah kemampuan sebuah jaringan dalam
menyediakan kualitas layanan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan
karakteristik atau sifat dari suatu layanan. QoS memiliki tujuan untuk membantu user
dalam mengetahui kualitas layanan yang didapatkan. Adapun parameter yang dimiliki
QoS antara lain, bandwidth, delay, packet loss [1].
Bandwidth merupakan suatu ukuran waktu tertentu dalam suatu hari
menggunakan rute internet yang spesifik ketika sedang men-download suatu file [7].
Packet loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang
menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan
congestion pada jaringan [8].
Tabel 1 Kategori Packet loss versi TIPHON
Kategori Packet Loss
Sangat Bagus 0
Bagus 3 %
Sedang 15 %
Jelek 25 %
Untuk mengukur nilai Packet loss digunakan persamaan:
Packet loss = 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚−𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚𝑥 100
Delay adalah waktu yang dibutuhkan paket untuk mencapai tujuan, karena
adanya antrian, atau mengambil jalur yang lain untuk menghindari kemacetan. Delay
4
pada suatu jaringan akan menentukan langkah apa yang akan diambil ketika
memanajemen suatu jaringan. Ketika delay besar, dapat diketahui jaringan tersebut
sedang sibuk atau kemungkinan yang lain adalah kapasitas jaringan tersebut yang kecil
sehingga bisa dilakukannya tindakan pencegahan agar tidak terjadi overload. Misalkan
dengan memindahkan sebagian aliran data ke jalur lain atau memperbesar kapasitas
jaringan [8]. Tabel 2 Kategori Delay versi TIPHON
Kategori Besar Delay
Sangat Bagus < 150 ms
Bagus 150 – 300 ms
Sedang 300 – 400 ms
Jelek > 450 ms
Untuk mengukur nilai Delay digunakan persamaan:
Delay = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
Signal Strength (kekuatan sinyal) merupakan nilai ukuran sebuah koneksi
komputer yang terhubung ke internet baik melalui modem maupun jaringan wifi, kuat
sinyal akan berpengaruh dengan kecepatan koneksi jaringan internet dan terpengaruh
dengan adanya penghalang yang akan membuat sinyal mengalami penurunan [8].
Tabel 3 Standarisasi Signal Strength
Kategori Signal Strength Range
Sangat Bagus -57 to -10 dBm 75 - 100%
Bagus -75 to -58 dBm 40 - 74%
Sedang -85 to -76 dBm 20 - 39%
Jelek -95 to -86 dBm 0 - 19%
Client Connection Quality (CCQ) adalah nilai dalam persen yang menunjukkan
efektifitas penggunaan bandwidth yang digunakan (Data Rate) terhadap bandwidth
maksimum yang tersedia secara teoritis. Semakin bagus CCQ maka semakin tinggi
data rate yang didapatkan, nilai terbesar CCQ yaitu 100% sehingga semakin mendekati
100% maka semakin bagus CCQ yang diperoleh [2]. Untuk pengukuran nilai CCQ digunakan persamaan:
CCQ=𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑅𝑎𝑡𝑒 (𝑀𝑏𝑝𝑠)
𝐵𝑎𝑛𝑑𝑤𝑖𝑑𝑡ℎ (𝑀𝑏𝑝𝑠) 𝑥 100%
Signal to Noise Ratio merupakan perhitungan mengenai rasio perbandingan
antara sinyal yang berjalan dengan gangguan yang diterima. Jika kekuatan sinyal lebih
besar dari gangguan yang diterima, maka kecil kemungkinan gangguan tersebut
mempengaruhi kualitas sinyal pada perangkat, dan apabila gangguan yang diterima
5
sebanding dengan kekuatan sinyal maka perangkat penerima akan sulit menangkap
sinyal dengan baik [2].
Tabel 4 Standarisasi Signal to Noise Ratio
Kategori SNR
Excellent Signal 40 dB <
Very Good Signal 25 dB – 40 dB
Low Signal 15 dB – 25 dB
Very Low Signal 10 dB – 15 dB
No Signal 5 dB – 10 dB
Untuk pengukuran Signal to Noise Ratio (SNR) digunakan persamaan:
SNR = 10 log10 (𝑷𝑠𝑖𝑔𝑛𝑎𝑙
𝑷𝑛𝑜𝑖𝑠𝑒) = Psignal - Pnoise
Jaringan nirkabel atau biasa dikenal dengan wireless adalah sebuah media
komunikasi antar jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio untuk
melakukan pertukaran data. Pada jaringan wireless terdapat sebuah protokol yang
berfungsi untuk mengatur kecepatan pengiriman data. Protokol Nstreme dan Nstreme
version 2 (Nv2) merupakan sebuah protokol baru yang dikembangkan oleh Mikrotik
dan diakui dapat meningkatkan kualitas link pengangkat yang terkoneksi dan lebih
stabil. Kedua protokol tersebut merupakan proprietary protocol yang mana hanya
didukung oleh sesama perangkat Mikrotik saja [5].
koneksi point to point merupakan solusi untuk menghubungkan dua area yang
berjauhan dengan menggunakan metode nirkabel sehingga akan lebih hemat tanpa
penggunaan kabel yang banyak jika jarak yang harus ditempuh oleh kabel jauh.
Jaringan point to point dapat menghubungkan dua jalur melalui mode bridge [6].
Gambar 1 Point to point
3. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah analisis perbandingan wireless protokol
Nstreme dan Nstreme version 2 (Nv2) pada wireless mikrotik, dengan uji coba jaringan
wireless point to point menggunakan perangkat wireless mikrotik. Parameter
pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu QoS, dengan standar
pengukuran versi TIPHON.
6
Gambar 2 Tahapan Penelitian
1. Studi Literatur
Dalam penelitian ini, tahap awal yaitu studi literatur untuk menemukan
referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang akan
diteliti. Referensi yang berkaitan dengan topik penelitian diperoleh dari
jurnal, serta sumber-sumber lainnya.
2. Analisis Kebutuhan
Pada tahap yang kedua, dilakukan analisis kebutuhan yang terkait dalam
pembangunan jaringan wireless point to point, berupa perangkat atau
peralatan yang akan digunakan. Perangkat yang digunakan adalah wireless
routerboard sxt lite5 5GHz mikrotik, yang merupakan perangkat wireless
outdoor untuk jaringan point to point. Dua laptop yang digunakan dalam
menganalisis jaringan dan pengambilan data.
3. Perancangan
Pada tahap yang ketiga adalah tahap membangun model perancangan.
Perancangan yang dilakukan merupakan proses penerapan atau kegiatan
yang bertujuan untuk mengimplementasikan hasil analisis kebutuhan
kedalam suatu model rancangan, yang nantinya akan dilakukan pengujian
untuk membuktikannya. Oleh sebab itu, dibuatlah sebuah model rancangan
Studi Literatur
Analisis Kebutuhan
Perancangan
Pengujian dan Pengukuran
Analisis Hasil Pengukuran
Penulisan Laporan
Selesai
7
atau topologi agar penelitian dapat berjalan sesuai rencana. Topologi dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Topologi Point to point
4. Pengujian dan Pengukuran
Pada tahap keempat, dilakukan tahap pengujian dan pengukuran. Pengujian
pada penelitian ini yaitu mengimplementasikan hasil rancangan kedalam
model jaringan point to point yang nyata, supaya dapat dilakukan proses
analisis untuk memperoleh data dari kedua wireless protokol yang diuji.
Dalam pengukuran signal strength, signal to noise ratio (SNR), client
connection quality (CCQ) dan bandwidth menggunakan software winbox.
Parameter pengukuran QoS meliputi delay, dan packet loss menggunakan
software wireshark dari pengirim ke penerima (end to end) dengan sistem
operasi windows. Standar pengukuran yang digunakan yaitu standaisasi versi
TIPHON.
5. Analisis Hasil
Pada tahap kelima, dilakukan analisis hasil pengukuran yang diperoleh dari
parameter QoS meliputi bandwidth, delay, packet loss dan hasil pengukuran
kualitas sinyal meliputi signal strength, client connection quality (CCQ) dan
signal to noise ratio (SNR) dari protokol Nstreme dan Nstreme version 2
(Nv2), yang bertujuan untuk mengetahui penyebab perbedaan kualitas
koneksi dari masing-masing protokol.
6. Penulisan Laporan
Pada tahap terakhir dilakukan penulisan laporan dari hasil yang telah
dianalisis. Penulisan laporan bertujuan untuk mendokumentasikan
penelitian, hingga diperolehnya hasil dan kesimpulan dari penelitian
tersebut.
4. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan metodologi yang telah dibuat, mekanisme dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara streaming video menggunakan aplikasi VLC media player
(Video Lan Client). Sesuai topologi pada Gambar 3 file video berada pada laptop di
8
sisi AP (Access Point) dan untuk pemutar video dilakukan pada laptop di sisi client,
untuk membandingkan hasil dari masing-masing wireless protokol yang dimiliki
mikrotik yaitu wireless protokol Nstreme dan Nstreme version 2 (Nv2). Perangkat yang
digunakan untuk jaringan point to point adalah wireless routerboard mikrotik sxt lite5
5GHz.
Dalam melakukan analisis QoS dibutuhkan sebuah software untuk
mendapatkan data jaringan untuk dianalisis, software tersebut ialah wireshark.
Wireshark merupakan tools yang digunakan untuk menganalisis paket data jaringan,
wireshark juga disebut sebagai Network packet analyzer yang berfungsi memeriksa
atau menangkap paket -paket data jaringan kabel maupun wireless secara detail.
Pengambilan data dilakukan sebanyak 10 kali pengujian dengan durasi pengambilan
data masing - masing 1 menit setiap pengujiannya pada masing-masing wireless
protokol. Parameter yang digunakan dalam pengukuran QoS terdiri dari delay, packet
loss, dan untuk pengukuran signal strength, client connection quality (CCQ), signal to
noise ratio (SNR) dan bandwidth, software yang digunakan ialah winbox.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui pengukuran QoS dengan
parameter bandwidth, delay, packetloss dan pengukuran kualitas sinyal meliputi signal
strength, CCQ, Signal to Noise (SNR), didapatkan hasil perbandingan dari wireless
protokol Nstreme dan Nstreme verion 2 (Nv2) sebagai berikut:
Gambar 4 Diagram hasil pengukuran Delay
Pada Gambar 4 delay yang dihasilkan oleh wireless protokol Nstreme dan
wireless protokol Nv2 memiliki perbedaan yang tidak terlalu besar. Nilai delay yang
diperoleh Nstreme sebesar 0.03162575 ms dan protokol Nv2 sebesar 0.03110755 ms.
dapat disimpulkan bahwa protokol Nv2 mendapat nilai delay yang cukup baik daripada
protokol Nstreme. Semakin kecil delay yang dihasilkan maka kualitas jaringan semakin
bagus.
0.03162575
0.03110755
0.0308
0.031
0.0312
0.0314
0.0316
0.0318
Nstreme Nv2
Del
ay
( m
s )
Wireless Protocol
Hasil Delay
9
Gambar 5 Diagram hasil pengukuran Packetloss
Pada Gambar 5 dijelaskan bahwa hasil packet loss yang diperoleh protokol
Nstreme sebesar 8,51%, sedangkan protokol Nv2 sebesar 5,53%. Hasil yang didapatkan
menjelaskan bahwa protokol Nv2 memperoleh nilai packet loss yang lebih baik
dibandingkan protokol Nstreme. Ketika nilai packet loss suatu jaringan besar, dapat
dikatakan kinerja jaringan tersebut buruk.
Gambar 6 Diagram hasil pengukuran Bandwidth
Pada Gambar 6 dijelaskan bahwa bandwidth yang dihasilkan dari jaringan point
to point antara wireless AP (Access Point) dan wireless client yaitu 50,96 Mbps untuk
protokol Nstreme, sedangkan protokol Nv2 menghasilkan 54,91 Mbps. Hasil tersebut
menunjukan bahwa bandwidth yang dihasilkan protokol Nv2 lebih besar dibandingkan
protokol Nstreme.
8.51%
5.53%
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
Nstreme Nv2P
ack
etlo
ss (
%)
Wireless Protocol
Hasil Packetloss
50.96
54.91
48
50
52
54
56
Nstreme Nv2
Ba
nd
wid
th
Wireless Protocol
Hasil Bandwidth (Mbps)
10
Gambar 7 Diagram hasil pengukuran Signal Strength
Pada Gambar 7 dijelaskan bahwa signal strength yang dihasilkan oleh wireless
protokol Nstreme sebesar -62dBm, sedangkan wireless protokol Nv2 sebesar -59 dBm.
Protokol Nv2 memperoleh kekuatan sinyal yang lebih baik dibandingkan protokol
Nstreme. Jika nilai signal strength mendekati angka 0 maka kualitas jaringan tersebut
sangat baik.
Gambar 8 Diagram hasil pengukuran Client Connection Quality (CCQ)
Pada Gambar 8 dijelaskan bahwa nilai CCQ yang dihasilkan oleh wireless
protokol Nstreme sebesar 81% dan Nv2 sebesar 91%. Oleh sebab itu, dapat
disimpulkan bahwa protokol Nv2 memiliki nilai CCQ yang lebih bagus dibandingkan
protokol Nstreme. Ketika nilai CCQ semakin bagus maka data rate yang didapatkan
semakin tinggi.
-62
-59.8
-63
-62
-61
-60
-59
-58
Nstreme Nv2
Sig
nal
(d
Bm
)
Wireless Protocol
Hasil Signal Strength
81
91
75
80
85
90
95
Nstreme Nv2
CC
Q(%
)
Wireless Protocol
Hasil Pengukuran CCQ
11
Gambar 9 Diagram hasil pengukuran Signal to Noise Ratio (SNR)
Pada Gambar 9 dijelaskan bahwa nilai SNR yang dihasilkan wireless protokol
Nstreme sebesar 56,2 dB dan wireless protokol Nv2 menghasilkan nilai SNR sebesar
55,5 dB. Pada pengukuran SNR protokol Nstreme memiliki nilai SNR yang lebih baik
dibandingkan protokol Nv2. Jika nilai SNR yang didapatkan lebih tinggi maka
gangguan yang diterima semakin kecil.
5. Kesimpulan Dari hasil analisis jaringan point to point untuk mengetahui kualitas koneksi
antara wireless protokol Nstreme dan Nstreme version 2 (Nv2) menggunakan wireless
routerboard sxt lite5 5GHz Mikrotik, maka dapat disimpulkan bahwa nilai Signal to
noise ratio (SNR) mempengaruhi kualitas koneksi yang dihasilkan oleh wireless
protokol Nstreme dan Nstreme version 2 (Nv2). SNR merupakan perhitungan mengenai
seberapa besar gangguan yang diterima. Hal ini terlihat pada pengujian kualitas sinyal
yang dilakukan sebanyak 10 kali pengujian, pada kedua wireless protokol
menggunakan perangkat mikrotik. Protokol Nstreme memiliki nilai SNR sebesar 56,2
dB yang lebih baik dibandingkan protokol Nv2 dengan nilai SNR sebesar 55,5 dB, hal
ini disebabkan gangguan yang diterima protokol Nstreme lebih rendah dibandingkan
protokol Nv2 sehingga kestabilan protokol Nstreme lebih baik daripada protokol Nv2.
Untuk penelitian yang berikutnya, peneliti menyarankan untuk menambah parameter
pengukuran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Daftar Pustaka
[1] Cisco. (2012). Internetworking Technology Handbook, Quality of Service
Networking. http://docwiki.cisco.com diakses pada 8 November 2018
[2] Duskarnaen, F. (2017). Analisis, Perancangan, Dan Implementasi Jaringan
Wireless Point To Point antara kampus A dan Kampus B Universitas Negeri
Jakarta. Jurnal Pinter, Vol. 1, No. 2
[3] Hanan, R. F. (2017). Analisis Kinerja Wireless Protocol 802.11 dan Nstreme
Version 2 (Nv2) Pada Wireless Mikrotik. Jurnal Jarkom Vol. 6 No.1
56.2
55.5
55
55.5
56
56.5
Nstreme Nv2Sig
na
l to
No
ise
Ra
tio
(d
B)
Wireless Protocol
Hasil Signal to Noise Ratio (SNR)
12
[4] Lubis, R. S. (2014). Analisis Quality of Service (QoS) Jaringan Internet di
SMK Telkom Medan. SINGUDA ENSIKOM Vol.7 no 3
[5] Mikrotik. (2017). Artikel 802.11, Nstreme, & NV2 pada Wireless MikroTik.
http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=147# diakes pada 7 November 2018
[6] Moedjahedy, J. (2016). Implementasi Point to Point Jaringan Internet Nirkabel
di SMA Universitas Klabat. Cogito Smart Journal Vol. 2 No. 2
[7] Romadhon, P. P. (2014). Analisa Kinerja Jaringan Wireless Lan Menggunakan
Metode QoS dan RMA Pada PT Pertamina EP Ubep Ramba (Persero). Universitas
Bina Darma
[8] Setyawan, M. A. (2016). Analisis Kinerja Teknologi Jaringan Wireless Pada
Frekuensi 2.4 GHz Dalam Kondisi Ruangan Tertentu. Jurnal JARKOM Vol.4
No.1
[9] Wulandari, R. (2016). Analisis QoS (Quallity of Service) Pada Jaringan
Internet di UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon-LIPI. JuTiSi,
Vol.2 No. 2