Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 49
Analisis Kualitas Pelayanan terhadap Usaha Bisnis “Laundry”
Mochtar Luthfi, Fatmia Haspita. B
Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Makassar
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan usaha Salsa Laundry terhadap konsumen dan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan faktor-faktor pendukung usaha Salsa Laundry. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan, mengambil data dan wawancara terhadap informan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, metode penelitian ini berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai apa adanya atau hasil penelitian yang mendeskripsikan objek secara ilmiah, faktual dan sistematis. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah, analisis kualitas pelayanan terhadap usaha bisnis laundry yaitu kualitas pelayanan (keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik) untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hal ini memudahkan usaha dalam bidang jasa layanan cuci-setrika (laundry) dalam menjalankan usaha tersebut untuk berkembangnya suatu usaha bisnis laundry. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, konsumen, bisnis laundry LATAR BELAKANG
Bisnis secara umum berarti suatu kegiatan dagang, industri, atau keuangan. Semua kegiatan itu dihubungkan
dengan produksi dan pertukaran jasa atau barang, dan urusan-urusan keuangan yang bertalian dengan
kegiatan-kegiatan ini. Oleh karena itu, suatu perusahaan dalam salah satu cabang kegiatan, atau suatu
pengangkutan yang dihubungkan dengan kegiatan bisnis itu (Munir Fuady, 1996:02).
Richard Burton Simatupang dalam Bambang Sutiyoso, (2006 : 01) menyatakan bahwa secara luas kata bisnis
sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan secara teratur
dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan barang atau jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk
diperjual belikan, dipertukarkan, atau disewagunakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Bisnis merupakan aktivitas perdagangan, tetapi didalamnya meliputi pula unsur-unsur yang lebih luas, yaitu
pekerjaan, profesi, penghasilan, mata pencaharian dan keuntungan, serta dilakukan baik oleh perorangan
maupun perusahaan. Globalisasi saat ini telah mendorong terjadinya peningkatan interaksi dan transaksi
antara konsumen dan pelaku usaha, ditandai dengan semakin banyaknya para pelaku usaha yang beroperasi
di bidang usaha. Obyek dan bidang yang dijadikan transaksi bisnis antara konsumen dan pelaku usaha adalah
berkaitan dengan kebutuhan barang dan jasa baik makro maupun mikro.
Keberadaan bisnis usaha jasa laundry merupakan salah satu bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan oleh
pelaku usaha. Perkembangan masyarakat yang bertambah modern dan berpikir praktis beserta mode
pakaian yang semakin berkembang dengan kualitas bahan yang semakin baik tentunya melahirkan jenis
usaha jasa laundry yang juga kian maju, sehingga bisnis usaha laundry bermunculan di mana-mana baik dari
skala kecil hingga skala besar. Sebelumnya masyarakat mengenal usaha laundry hanya untuk kalangan
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 50
tertentu,dengan berbagai sistem yang diterapkan dalam usaha jasa laundry, salah satunya sistem kiloan yang
ditawarkan kepada konsumenya. Pangsa pasarnya pun bergeser, tidak hanya khusus melayani kalangan
tertentu, tetapi juga merambah kesemua lapisan konsumen.
Salah satu yang mendorong pelaku usaha memilih usaha jasa laundry adalah tidak terbatasnya keberadaan
konsumen dan dengan strata yang sangat bervariasi, sehingga menyebabkan beberapa pelaku usaha jasa
laundry tersebut melakukan kegiatan pemasaran dan distribusi produk jasa dengan cara seefektif mungkin
agar dapat mencapai konsumen yang sangat majemuk.
Kualitas pelayanan yang baik dari suatu usaha pencucian pakaian atau laundry merupakan hal paling utama
dalam memberikan kepuasan kepada konsumen. Kualitas pelayanan yang baik juga dapat memberikan citra
yang baik pada usaha laundry. Kualitas pelayanan dapat dilihat dari dimensi kehandalan, responsive,
jaminan, empati dan berwujud.
Salsa Laundry adalah usaha yang bergerak dalam bidang jasa laundry atau mencuci pakaian. Produk yang
ditawarkan oleh usaha ini berupa jasa mencuci pakaian, pengeringan pakaian dan menyetrika pakaian.
Konsumennya pun boleh di bilang cukup besar karena target market yang di sasar adalah mahasiswa,
pelajar, karyawan ataupun pekerja yang memiliki banyak aktifitas sehingga tidak memiliki waktu untuk
mencuci sendiri pakainnya.
Sebagai rencana pengembangan jasa laundry, maka kegiatan marketing sangat perlu di rencanakan dengan
baik agar menjadi efektifitas dan efisien. Perencanaan ini mengupayakan agar jasa pencucian pakaian
(laundry) yang ditawarkan itu dapat diterima pasar. Brand awareness (Kesadaran Merek) merupakan salah
satu elemen yang perlu dibangun untuk menciptakan kesadaran konsumen akan jasa laundry yang
ditawarkan.
Bagi masyarakat dinamis yang tinggal di kota besar cenderung menyerahkan pekerjaan rumahnya dengan
mangandalkan beberapa Jasa. Bukan karena mereka malas, tapi mereka memprioritaskan pekerjaan yang
bisa sendiri untuk dilakukan menyangkut faktor tenaga, waktu dan kebutuhan financial. Masalahnya jika
tidak memiliki waktu, apalagi bagi banyak mahasiswa yang hidup in the cost dan harus sambil bekerja juga,
karyawan/karyawati yang waktunya banyak dihabiskan dikantor full time, untuk urusan makan bisa pesan
cetering tapi bagaimana dengan mencuci pakaian. Tiap manusia pasti ingin bersih, rapi, bagus, dan nyaman.
Biasanya urusan cuci mencuci menjadi terbengkalai sehingga kebanyakak akan menggunakan jasa laundry
kiloan yang dibayar berdasarkan hitungan kilogram. Belum sesudah/selesai mencuci, masih ada tugas lain
yang menunggu seperti menjemur, menyetrika dan menyimpan dalam lemari masing-masing, apalagi
pekerjaan rumah lainnya yang harus mendapat perhatian juga.
Bisnis laundry kiloan yang semakin menjamur memiliki prospek bisnis yang cukup menarik. Bisnis laundry
atau yang dikenal dengan cuci-setrika banyak terdapat di rumah kontrakan dekat dengan pemukiman
penduduk, asrama atau kos-kosan bahkan ada yang terdapat di warung/ toko yang menawarkan jasa
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 51
tersebut. Yang menjadikan laundry kiloan ini special ialah harga jual jasa yang terjangkau, kualitas baik,
efektif, efisien, proses pencucian dipisah-pisah masing-masing konsumen (tidak dicampur), tempat usaha
yang mudah dijangkau konsumen, memiliki penampilan yang berbeda, memberikan kemudahan transaksi
bagi konsumen, serta memberikan layanan one day service (satu hari selesai).
Ketatnya persaingan dalam bisnis laundry saat ini membuat para pemilik usaha tersebut bersaing
dalam banyak hal agar dapat merebut pangsa pasar atau menciptakan peluang pasar baru untuk
meningkatkan penjualan. Dalam menciptakan minat beli ulang terhadap suatu produk atau jasa
tidaklah mudah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hal itu. Menurut Cronin,et.al (1992 :354)
Minat beli ulang adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan merespons positif terhadap kualitas
produk/jasa dari suatu perusahaan dan berniat mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut.
Pada persaingan di era globalisasi saat ini, perusahaan harus secara cermat dalam menetapkan harga
pada setiap produknya, karena penetapan harga pada sebuah produk akan berdampak langsung terhadap
tingkat permintaan produk tersebut. Bagi para konsumen, harga bukan hanya sekedar nilai tukar
barang atau jasa, tetapi konsumen selalu mengharapkan adanya timbal balik yang sesuai antara manfaat
produk yang akan mereka terima dengan pengorbanan yang mereka keluarkan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Kotler dan Amstrong (2001 : 439 ) yang menjelaskan harga sebagai sejumlah uang yang ditukarkan
untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen
tukarkan untuk sejumlah manfaat dengan cara memiliki atau menggunakan suatu barang dan jasa.
Perusahaan harus menyadari bahwa konsumen meginginkan untuk memperoleh harga yang pantas,
dimana konsumen merasa bahwa pengorbanan yang mereka keluarkan berupa biaya sebanding
dengan manfaat yang mereka peroleh. Minat beli ulang konsumen terhadap suatu produk sangat
dipengaruhi oleh penilaian mereka mengenai kelayakan harga dari produk itu sendiri. Hal ini
disebabkan karena konsumen hanya mampu memperkirakan harga berdasarkan pembelian pada
masa lampau. Dodds (1991:89) menyebutkan bahwa konsumen akan membeli suatu produk bermerek
jika harganya dipandang layak oleh mereka.
Selain faktor harga, lokasi juga memiliki andil penting dalam mempengaruhi kesuksesan sebuah bisnis.
Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiptono (2006:8) yang menyatakan bahwa lokasi menentukan
kesuksesan suatu jasa karena erat kaitannya dengan pasar potensial. Salah memilih lokasi dapat
berakibat fatal bagi perusahaan. Perusahaan harus menyadari sebelum konsumen mengambil suatu
keputusan pembelian terhadap suatu produk/ jasa, Konsumen akan sangat mempertimbangkan faktor
lokasi yang sesuai. Maka untuk itu para pelaku bisnis harus mempertimbangkan hal- hal strategis
dalam penentuan lokasi. Karena lokasi yang strategis berkaitan dengan minat beli konsumen dan pembelian
ulang dari konsumen terhadap suatu produk atau jasa.
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 52
Untuk meningkatkan minat beli ulang terhadap produk perusahaan, tentunya perusahaan perlu
melakukan strategi promosi. Salah satunya melalui promosi penjualan menurut Kotler dan Keller
(2008:604).
Promosi penjualan adalah berbagai kumpulan alat- alat insentif yang sebagian besar jangka pendek, yang
dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar
oleh konsumen. Kreativitas kegiatan promosi penjualan menjadi sesuatu yang sangat penting bagi pihak
manajemen. Faktor penting promosi penjualan dalam mewujudkan tujuan perusahaan meliputi pemberian
potongan harga ( diskon), mengadakan undian, memberikan imbalan bagi yang berlangganan berupa
merchandise, dsb.
Salsa Laundry yang berlokasi di jalan Perumnas Bung No.A/2 Makassar, selalu berusaha untuk
mengutamakan kepuasan pelanggan dan adanya perawatan khusus bagi pakaian yang mudah luntur
dengan harga yang ditawarkan Rp 4.000/kg. Selain itu, Salsa Laundry memakai deterjen bubuk dan
pewangi unggulan bikinan sendiri khas Salsa Laundry yang sesuai selera para pelanggan sehingga
menjadikan keunggulan bersaing tersendiri bagi Salsa Laundry. Keputusan pembelian akan banyak
ditentukan dari strategi yang digunakan Salsa Laundry. Harga kompetitif, lokasi dan kreativitas kegiatan
promosi penjualan menjadi sesuatu yang penting bagi pihak manajemen.
Persaingan akan terjadi ketika jumlah usaha jasa laundry semakin meningkat di masyarakat serta dapat
memberikan dampak negatif terhadap konsumen pada umumnya. Permasalahan di atas dapat
mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang. Pesaing yang akan
dihadapi oleh Salsa Laundry adalah perusahaan-perusahaan jasa laundry lainnya. Dalam menghadapi para
pesaingnya, Salsa Laundry telah menyiapkan strategi khusus, yaitu dengan harga jual jasa yang terjangkau,
kualitas baik, efektif, efisien, proses pencucian dipisah-pisah masing-masing konsumen (tidak dicampur),
tempat usaha yang mudah dijangkau konsumen, memiliki penampilan yang berbeda, memberikan
kemudahan transaksi bagi konsumen, serta memberikan layanan one day service (satu hari selesai).
Saat ini, bisnis laundry kiloan tidak sulit lagi ditemukan. Bisnis ini biasanya memilih lokasi di daerah yang
banyak terdapat rumah kos atau rumah kontrakan mahasiswa ataupun karyawan. Setiap bisnis laundry
menawarkan harga dan penawaran yang menarik, serta memberikan kualitas yang terbaik kepada
konsumennya.
Mengacu pada undang–undang yang mengatur secara tegas pelaku usaha dan konsumen yaitu
Undang–undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (yang
kemudian disebut UUPK). Ketentuan tersebut diberlakukan dengan pertimbangan guna mewujudkan
keseimbangan perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku usaha sehingga tercipta perekonomian yang
sehat.
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 53
Trend mencuci di laundry sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, selain dapat meringankan
pekerjaan cuci dan setrika, usaha laundry juga memberikan kualitas yang baik dengan harga terjangkau.
Dengan melihat manfaat dari usaha laundry ini bagi sebagian masyarakat, maka penulis ingin membuat
suatu perencanaan bisnis jasa dalam sebuah tugas akhir dengan judul “Analisis Kualitas Pelayanan
Terhadap Usaha Bisnis Laundry”
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2003 : 14), mendeskripsikan
“penelitian kualitatif” adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar. Metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dan situasi-situasi tertentu, termasuk tentang
hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Metode digunakan secara kualitatif yaitu metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. (Sugiyono, 2012 : 14)
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari sampai April 2017. Lokasi penelitian dilakukan di Salsa
Laundry , Jalan Perumnas Bung No.A/2 Makassar.
Sumber Data
Didalam penelitian ini terdapat dua jenis data yang diperlukan, yakni :
Data primer
Data primer adalah data yang didapat dari pihak pertama secara langsung.
Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau pihak ketiga.
Fokus dan Deskripsi Fokus
Fokus
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 54
Fokus penelitian adalah mengkaji kualitas pelayanan, faktor pendukung dan faktor penghambat usaha Salsa
Laundry.
Deskripsi fokus
1. Penelitian ini mendeskripsikan tentang kualitas pelayanan diantaranya : keandalan, daya tanggap,
jaminan, empati, dan bukti fisik.
2. Penelitian ini mendeskripsikan tentang faktor pendukung dan faktor penghambat pengembangan usaha
Salsa Laundry.
Informan Penelitian
Guna mendapatkan data sesuai dengan penelitian dan rumusan masalah maka informan Penelitian ini
sebanyak 8 orang. Adapun informan yang di wawancarai secara langsung adalah :
1. Pemilik usaha laundry (1 orang pemilik)
2. Karyawan (2 orang pekerja laundry)
3. Konsumen umum yang sering melakukan jasa laundry tersebut (5 orang konsumen)
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan,
maka untuk mendapatkan data yang valid peneliti melakukan pengumpulan data melalui :
Observasi
Menurut Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2012 : 145) mengemukakan bahwa observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dari segi proses pelaksanaannya,
observasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu observasi berperan serta (participant observation) dan observasi
non partisipan (non participant observation). Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah
direncanakan secara sistematik tentang “Analisis Kualitas Pelayanan terhadap Usaha Bisnis Laundry.”
Wawancara
Menurut Sugiyono (2012:137) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit / kecil.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktuk (peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
apa yang akan diperoleh) maupun tidak terstrukur (peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap sebagai pengumpul data) dan dapat dilakukan secara langsung
(tatap muka) maupun secara tidak langsung (melalui media seperti telepon).
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 55
Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang
relevan dengan tofik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Tujuan peneliti menggunakan metode ini
adalah untuk membuat uraian teoritik dan emperik yang berkaitan dengan faktor, indikator, variable, dan
parameter peneliti yang tercermin didalam masalah-masalah yang ingin dipecahkan.
Teknik Analisis Data
Dalam Sugiyono data yang telah dikumpulkan selanjutnya di analisis dengan menggunakan metode analisis
Intraktif dalam Milles dan Huberman (1992:17) dengan mengacu pada proses analisis data kualitatif model
interaktif dapat dikemukakan siklus analisis data interaktif dengan meliputi tahapan sebagai berikut :
Analisis Data Model Interaktif
1. Reduksi data (data reduction) berkaitan dengan proses pada penyerderhanaan data dengan cara
memilah-milah, mengelompokkan, mengarahkan memilih data-data pokok yang penting dan yang tidak
penting, dari berbagai sumber dan berbagai metode pengumpulan data guna menentukan tema dan
polanya serta mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga memudahkan kesimpulan-
kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi sesuai dengan fokus penelitian .
2. Data Display (Penyajian Data), dalam penyajian data ini penulis menyajikan temuan-temuan, kemudian
mengkomunikasikan dengan hal-hal yang menarik dari masalah yang diteliti, metode yang digunakan
dan pengintegrasiannya dengan teori.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi data, yang dimaksudkan untuk penentuan data akhir dan
keseluruhan proses pada tahap analisis, sehingga penulis membuat verifikasi dari analisis daya saing
usaha laundry.
Pengumpulan Data (data collection) Penyajian Data
(data display)
Penarikan
kesimpulan
dan Verifikasi
data
Reduksi Data (data reduction)
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 56
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Strategi Pemasaran
Harga
Pemilik Jasa laundry juga seringkali menempatkan harga yang mereka jasakan melalui timbangan kilo.
Dimana harga dalam hal ini menjadi faktor yang menentukan pasaran jasa, persaingan, dan rancangan
kualitas pelayanan usaha laundry ini, seperti yang dikemukakan oleh karyawan (Ibu Masnih).
“Soal harga menjadi yang utama dalam melakukan usaha dibidang jasa laundry, tetapi
sebelum kita menentukan harga kita lihat juga berapa harga jasa yang lain baik untuk
dipasarkan karena jika daftar harga yang lebih tinggi maka jasa yang kita berikan akan
dikalah bersaing dengan laundry-laundry yang lainnya. Karena jika kita lihat banyaknya
usaha-usaha laundry yang semakin tahun bertambah”. (wawancara 20 Mei 2017)
Tujuan penetapan harga bersifat fleksibel, dimana bisa disesuaikan sebelum menetapkan harga pedagang
harus mengetahui tujuan dari penetapan harga itu sendiri apabila tujuannya sudah jelas maka penetapan
harga dapat dilakukan dengan mudah.
Harga adalah segala sesuatu yang diberikan oleh konsumen untuk mendapatkan keunggulan yang
ditawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan (Cannon, dkk,2008:176). Pengertian lain harga adalah
sejumlah uang yang ditagihkan atas sesuatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para
konsumen untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Kotler dan
Amstrong,2008:345). Menurut Laksana (2008:105), harga adalah jumlah uang yang diperlukan sebagai
penukar berbagai kombinasi produk dan jasa.
Tabel 01 Daftar Harga Salsa Laundry
1. Kiloan
Jenis Cucian
Regular Express 12 jam Express 6 jam Express 3 jam
Tanpa Setrika
Setrika Tanpa Setrika
Setrika Tanpa Setrika
Setrika Tanpa Setrika
Setrika
Pakaian campuran 4.000 6.000 7.000 9.000 10.000 12.000 15.000 17.000 Pakaian Baby 6.000 8.000 10.000 12.000 13.000 15.000 17.000 19.000 Jeans ,Kemeja 5.000 7.000 8.000 10.000 11.000 13.000 16.000 18.000 Seprei 7.000 9.000 10.000 12.000 13.000 15.000 18.000 20.000 Selimut 8.000 10.000 11.000 13.000 14.000 16.000 19.000 21.000
GordenBedCover 9.000 11.000 12.000 14.000 15.000 17.000 22.000 24.000
Layanan Tambahan :
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 57
- Hanya Cuci (HC) Rp. 3.000/kg
- Hanya Kering (HK) Rp. 4.000/kg
- Hanya Setrika (HS) Rp. 4.000/kg
HS dan HK tidak Campuran Rp.5.000/kg
Sumber : Salsa Laundry
Catatan :
- Pakaian kiloan minimal 3 kg
- Selain pakaian minimal 2 kg
Tabel 02 Daftar Harga Salsa Laundry
Satuan
Jenis Cucian Reguler Express 12 jam Express 6 jam Express 3 jam
Pakaian harian 8.000 12.000 15.000 20.000
Kemeja 10.000 14.000 18.000 23.000
Jeans 12.000 15.000 20.000 25.000
Pakaian pesta 20.000 25.000 30.000 35.000
Gaun pesta 25.000 30.000 35.000 45.000
Pakaian pesta set 35.000 40.000 45.000 55.000
Jas 20.000 25.000 30.000 35.000
Semi jas 17.000 20.000 25.000 30.000
Jas exclusive 30.000 35.000 40.000 50.000
Jaket / sweeter 12.000 15.000 20.000 25.000
Boneka Jumbo : 50K, Besar : 30-40K, Sedang : 20K, Kecil : 15K
Tas Jumbo : 40K, Besar : 35K, Sedang : 20K, Kecil : 15K
Karpet 20.000/meter
Sumber : Salsa Laundry
Kualitas Pelayanan
Dalam suatu usaha bisnis untuk menjalankan aktivitasnya baik usaha bisnis bergerak dalam bidang jasa
maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan, dengan hal tersebut maka
perlu diterapkan strategi kualitas pelayanan jasa laundry, karena yang menjadi perhatian utama dalam
suksesnya perusahaan yaitu strategi kualitas pelayanan yang berkualitas. Berdasarkan hasil penilitian pada
Salsa Laundry Jl. Perumnas Bung No. A/2. Makassar, kita dapat mengetahui penerapan kualitas pelayanan
usaha laundry dan faktor – faktor yang menjadi kendala dalam kualitas pelayanan usaha laundry Salsa
sebagai berikut.
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 58
Menurut Tjiptono (2005:121) menyatakan bahwa “Kualitas jasa sebagai ukuran seberapa bagus tingkat
layanan yang diberikan sesuai dengan keinginan pelangggan.” Ada lima penentu kualitas jasa menurut
Parasuraman dalam Tjiptono dan Chandra (2005:133) yang dapat dirinci sebagai berikut:
Salsa Laundry berkembang sangat pesat dengan kualitas pelayanan yang diharapkan selama ini, usaha yang
bergerak dibidang Jasa Pelayanan Cuci dan Setrika. Hal ini sesuai dengan pernyataan pemilik usaha (
Musdalifah S.Ag ) beliau mengatakan :
“Kualitas pelayanan saya rasa sama seperti banyaknya usaha yang lain, hanya saja
bagaimana caranya agar menarik dan mempertahankan pelanggan dalam waktu jangka
panjang. Walaupun banyak usaha laundry yang bermunculan di sektikarnya, asalkan jasa
yang dipasarkan sesuai dengan harga dan promosi yang dilakukan.” (wawancara 01 Mei
2017)
Dalam penerapan kualitas pelayanan Salsa Laundry, inti utama dari penerapan kualitas pelayanan untuk
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hal ini memudahkan dalam menjalakan
usaha tersebut dan penentuan harga perkilo. ( Ibu Musdalifah S.Ag ), beliau mengatakan :
“Dalam hal penerapan , inti dari kualitas pelayanan sangat berperan penting dalam
kelangsunan usaha itu sendiri, hal ini dimaksudkan supaya pelanggan tetap memiliki
kesan tersendiri terhadap jasa yang kami tawarkan agar kedepannya tidak ada
konsumen yang mengeluh dengan jasa yang berikan”. (wawancara 03 Mei 2017)
Suksesnya usaha yang dijalankan tergantung pada pencapaian target pemasaran yang luas dan menciptakan
omset dengan memperhatikan kualitas pelayanan yang dijasakan.
Profil usaha
Mengenai profil perusahaan, Pemilik usaha ( Ibu Musdalifah S.Ag ) mengatakan :
“Salsa Laundry terhubung langsung dengan Sulawesi Laundry Community (SLM). Salsa
laundry ini mempunyai cabang di Alauddin dan di Mamuju, hal ini dilakukan untuk
berkembangnya bisnis usaha laundry ini. Selain laundry , adapun usaha galon yang saya
buka .” (wawancara 05 Mei 2017)
Menurut Zheithaml et al dalam Ariani (2009:180) menyederhanakan lima dimensi pokok yang dikenal
dengan SERQUAL (service quality) yang terdiri dari:
1. Keandalan (Reliability): Atribut yang ada dalam dimensi keandalan ini seperti memberikan pelayanan
akan masalah pelayanan dan memberikan pelayanan tepat waktu. Hubungan keandalan, terhadap
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 59
kepuasan pelanggan. Jadi layanan yang akurat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan termasuk
memiliki karyawan-karyawan yang handal dibidangnya, maka para pelanggan akan merasa puas
terhadap perusahaan. Seperti yang dikemukakan karyawan (Masnih) beliau mengatakan :
”Kami memberikan pelayanan yang penuh perhatian sesuai janji dan ketepatan waktu
laundry yang kami lakukan. Agar pelanggan kami puas dengan kualitas pelayanan kami.
Serta atribut-atribut yang ada di laundry kami lengkapi sesuai dengan perlengkapan dan
peralatan yang dibutuhkan” (wawancara 07 Mei 2017)
Pernyataan pelanggan (Haslindah) beliau mengatakan :
“Jasa yang diberikan sesuai dengan yang dijanjikan. Artinya ketepatan waktu
pengambilan pakaian.” (wawancara 08 Mei 2017)
Pernyataan pelanggan (Nurtati ) beliau mengatakan :
“Jasa yang secara tepat dan pembebanan biaya secara tepat.” (wawancara 08 Mei 2017)
2. Daya Tanggap: Daya tanggap berkenaan dengan kemampuan karyawan untuk membantu para
pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan saja jasa akan
diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat, apabila karyawan cepat tanggap melayani
pelanggan maka usaha bisnis akan mendapat simpati dari pelanggan itu sendiri, seperti yang
dikatakan pelanggan ( Megawati Putri):
“Ketanggapan meliputi kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang
cepat dan tepat kepada pelanggan. Misalnya juga menyediakan kotak saran, kartu
komentar dan lain-lain. Supaya keluhan kami (pelanggan) biasa diketahui, agar
kedepannya biasa memperbaiki apa yang menjadi kepuasan pelanggan.” (wawancara 09
Mei 2017)
Pernyataan pelanggan ( Nurtati ) beliau mengatakan :
“Yang dilakukan langsung oleh karyawan memberikan pelayanan dengan tepat dan
tanggap.” (wawancara 10 Mei 2017)
Pernyataan pelanggan ( Haslindah ) beliau mengatakan :
“Perhatian karyawan kepada pelanggan begitu cepat untuk menanggapi permintaan dan
pertanyaan.” (wawancara 10 Mei 2017)
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 60
3. Jaminan: Jaminan (assurance) mencakup kemampuan, kesopanan, bebas dari bahaya, resiko atau
keragu-raguan. Kemampuan para karyawan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan
kepada usaha. Hal ini meliputi komponen, antara lain :
a) Komunikasi (communication), yaitu secara terus menerus memberikan informasi kepada
pelanggan dalam bahasa dan penggunaan kata yang jelas sehingga para pelanggan dapat dengan
mudah mengerti apa yang diinformasikan karyawan serta dengan cepat dan tanggap menyikapi
keluhan dan complain dari para pelanggan.
b) Kredibilitas (credibility), perlunya jaminan atas suatu kepercayaan yang diberikan kepada
pelanggan, believability atau sifat kejujuran, menanamkan kepercayaan, memberikan
kredibilitas yang baik bagi usaha bisnis yang akan datang.
c) Keamanan (security), adanya suatu kepercayaan yang tinggi dari pelanggan akan pelayanan yang
diterima. Tentunya pelayanan yang diberikan mampu memberikan suatu jaminan kepercayaan.
d) Kompetensi (competence), yaitu keterampilan yang dimiliki dan dibutuhkan agar dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan dapat dilaksanakan dengan optimal.
e) Sopan santun (courtesy), dalam pelayanan adanya suatu nilai moral yang dimiliki oleh usaha
bisnis dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Jaminan akan kesopan santunan yang
ditawarkan kepada pelanggan sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.
Seperti yang dikemukakan pemilik (Ibu Musdalifah S.Ag) beliau mengatakan :
“Jaminan yang saya berikan kepada pelanggan adalah keamanan pakaian pelanggan,
yang dimana kami menjaga dan merawat kebersihan dan kualitas pakaian pelanggan.”
(wawancara 15 Mei 2017)
Pernyataan pelanggan ( Megawati Putri ) beliau mengatakan :
“Kepercayaan yang diberikan kepada kami dalam jasa laundry yang ditawarkan serta
kualitas pakaian.” (wawancara 16 Mei 2017)
Pernyataan pelanggan ( Nurtati ) beliau mengatakan :
“Adanya keyakinan kepada diri kami sebagai konsumen dibidang jasa laundry ini yang
dimana kebersihan pakaian terus diutamakan.” (wawancara 16 Mei 2017)
4. Empati (Empathy: Bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya
memahami keinginan konsumen dimana suatu perubahan diharapkan memiliki suatu pengertian dan
pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki
waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. Seperti yang dikatakan karyawan ( Masnih )
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 61
“Laundry ini buka pada setiap hari, mulai pukul 07.00 – 22.00 WIB. Sebelum pakaian
diserahkan kepada pelanggan pakaian harus dipastikan terlebih dahulu bahwa pakaian
sudah benar-benar bersih, wangi dan rapi. Setelah itu kemudian pakaian diserahkan
kepada pelanggan .” (wawancara 17 Mei 2017)
Pernyataan pelanggan ( Megawati Putri ) beliau mengatakan:
“Memberikan perhatian kepada kami selaku pelanggan secara individu. Termasuk juga
kepekaan akan kebutuhan kami.” (wawancara 18 Mei 2017)
Pernyataan pelanggan ( Haslindah ) beliau mengatakan :
“Selalu mengutamakan kebutuhan dan keinginan konsumen.” (wawancara 18 Mei 2017)
5. Bukti Fisik (Tangibles): Kemampuan suatu perusahaan dalam mewujudkan eksistensinya kepada
pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat
diandalkan secara keadaan lingkungan sekitarnya merupakan salah satu cara perusahaan jasa dalam
menyajikan kualitas layanan terhadap pelanggan. Beliau mengatakan (Ibu Musdalifah S.Ag):
“Menurut saya bukti fisik yang meliputi fasilitas fisik perlengkapan dan peralatan yang
dipergunakan (teknologi) serta penampilan karyawan laundry saya. ” (wawancara 19
Mei 2017)
Pernyataan pelanggan ( Megawati Putri ) beliau mengatakan :
“Peralatan yang digunakan Salsa laundry sangatlah lengkap. Dari mesin cuci sampai
pengemasan pakaian.” (wawancara 20 Mei 2017)
Pernyataan pelanggan ( Nurtati ) beliau mengatakan :
“Saya selaku pelanggan sangatlah puas atas kualitas yang diberikan jasa Salsa Laundry
ini. Begitupun dengan peralatan dan perlengkapannya.” (wawancara 20 Mei 2017)
Faktor Penduk ung dan Faktor Penghambat Berkembangnya Usaha Salsa Laundry
Dalam kegiatan usaha tentu terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha. Hal ini
tentu menjadi tantangan tersendiri bagi usaha laundry khususnya pemilik usaha bisnis Salsa laundry yang
ada di Jl.Perumnas Bung No.A/2 Makassar. Adapun faktor-faktor yang menjadi kendala dalam praktik
pemasaran yakni adanya faktor pendukung dan faktor penghambat.
Faktor pendukung
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 62
Faktor pendukung dalam berkembangnya usaha dibidang jasa laundry yang dikemukakan oleh pemilik Salsa
laundry (Ibu Musdalifah S.Ag) beliau mengatakan :
“Faktor pendukung dari berkembangnya usaha laundry yang dicapai selama ini tidak lain
dukungan dari segala pihak terutama kepala Sulawesi Laundry Community (SLC) dan
pelanggan yang senantiasa menggunakan jasa kami serta percaya akan kualitas
pelayanan yang kami berikan “. (wawancara 23 Mei 2017)
Dengan adanya dukungan tersebut maka Salsa laundry akan membuahkan hasil dari kualitas pelayanan
bisnis laundry dengan dukungan utama dari Sulawesi Laundry Community (SLC) yaitu dalam jasa cuci dan
setrika pakaian. Adapun faktor pendukung lainnya yaitu kesibukan masyarakat, waktu liburan, dan cuaca.
Sehingga proses berkembangnya usaha laundry ini pun berjalan sesuai dengan kondisi serta direncanakan
dalam kualitas pelayanan.
Faktor penghambat
Faktor penghambat dalam berkembangnya usaha tentu tidak lepas dari pemadaman listrik dan pesaing.
Seperti dikemukakan oleh (Ibu Musdalifah S.Ag) beliau mengatakan :
“Pemadaman listrik dan pesaing juga salah satu penghambat dalam kualitas pelayanan
yang kami berikan kepada pelanggan. Pemadaman listrik yang sering terjadi di Kota
Makassar ini terutama di daerah Jl.Perumnas Bung, hal ini menyebabkan tertundanya
pekerjaan dalam waktu yang cukup lama. Baru-baru ini sempat terjadi pemadaman
listrik setiap 2 jam sampai 3 jam dalam sehari pada malam atau siang hari. Serta
ketatnya persaingan usaha laundry yang ada di Jl.Perumnas Bung, apalagi dengan
adanya jasa melayani antar-jemput laundry pakaian yang diberikan jasa laundry
lainnya.).Laundry rumahan banyak ya di sekitar sini. Apalagi kan disini dekat dengan
kampus, banyak mahasiswa jadi banyak yang buka laundry. Pesaing utama yaitu laundry
yang paling dekat dengan laundry ibu seperti Laundryku dan Citra Laundry.” (wawancara
25 Mei 2017)
Faktor pendukung dan penghambat ini bias menjadi acuan bagi para pelaku bisnis laundry dalam bidang jasa
cuci dan setrika pakaian. Bagaimana agar jasa yang diberikan bias bersaing, juga dapat menetapkan harga
yang sesuai, memberikan wawasan yang luas dan mempromosikan kepada masyarakat tentang jasa yang
ditawarkannya. Khususnya Salsa Laundry di Jalan Perumnas Bung No.A/2 Makassar dalam mengembangkan
usaha bisnis melalui analisis kualitas pelayanan terhadap usaha bisnis laundry dengan mempertahankan apa
yang sudah dicapai.
KESIMPULAN DAN SARAN
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 63
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisis kualitas pelayanan terhadap usaha bisnis laundry, . Dalam penerapan kualitas pelayanan
bisnis laundry, inti utama dari penerapan yaitu kualitas pelayanan ( Keandalan, Daya Tanggap, Jaminan,
Empati, dan Bukti Fisik ) untuk mencapai sasaran- sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hal ini
memudahkan usaha dalam bidang jasa layanan cuci-setrika (laundry) dalam menjalankan usaha
tersebut untuk berkembangnya suatu usaha bisnis laundry.
2. Faktor pendukung dalam praktik usaha bisnis laundry adalah adanya kesibukan masyarakat yang
semakin meningkat, serta yang paling dominan yaitu dengan adanya faktor cuaca yang tidak menentu
yang sesering kali hujan.
3. Faktor penghambat dalam praktik usaha bisnis laundry yakni persaingan yang semakin ketat dan
masalah pemadaman listrik.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Diharapkan agar usaha bisnis Salsa Laundry selalu meningkatkan kualitas pelayanan terhadap usaha
laundry yang dijalankan dan diimbangi dengan harga yang terjangkau oleh pelanggan untuk mencapai
suatu peningkatan dan berkembangnya suatu usaha bisnis laundry .
2. Diharapkan agar kualitas layanan dibidang jasa laundry lebih baik lagi dari yang sudah ada di antara
masalah pemadaman listrik ini bias di atasi dengan menggunakan mesin generator dan banyaknya
pesaing-pesaing di jalan perumnas bung, dan dapat mempertahankan pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Manan. 1997. Teori dan Praktek Islam,Yogyakarta: PT. Amanah Bunda Sejahtera
Bambang Sutiyoso., 2006, Metode Penemuan Hukum,UII Press, Yogyakarta.
Cronin, J.Joseph Jr dan Steven Taylor,(1992),Measuring Service Quality : Reexamination and Extension,
Journal of Marketing.
Cannon, Joseph P., William D. Perreault Jr. dan Jerome McCarthy. 2008. Alih Bahasa : Diana Angelica dan Ria
Cahyani. Pemasaran Dasar-Dasar:Pendekatan Manajerial Global. Buku 2. Edisi 16. Salemba Empat.
Jakarta.
Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: PT. Sygma Examedia Arkanleema
David Chun.2009. Mandi Uang Bisnis Laundry Kiloan, Yogyakarta: Bela Siasat
Dodds, William, B., Kent, B, Monroe, and Dhruv Grewal., 1991, Effects of Price, Brand, and Store Information
on Buyers Product Evaluations, Journal of Marketing Research, Vol. 28, pp. 307-19.
Journal of Business Administration Vol 1 No 1- October 2018 Page 64
Erick Namara. 2007. 101 Peluang Bisnis Sampingan Bagi Karyawan, Yogyakarta: Media
Fandy Tjiptono. 2006. Manajemen Jasa. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi
Fandy Tjiptono,2005. Pemasaran Jasa, Malang: Bayumedia Publishing.
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, (2005), Manajemen Kualitas Jasa, Yogyakarta. ANDI
Freddy Rangkuti, 2003, Measuring Customer Satisfaction, cetakan kedua, Jakarta; Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama
Hisrich,R.D.,Peters,M.P.,danShepherdD.A.2008 Kewirausahaan Edisi 7 Edisi Bahasa Indonesia.Jakarta:
Salemba Empat
Hurlock, E. B. (1991). (a.b Istiwidayanti & Soedjarwo). Psikologi Perkembangan suatu Pendidikan Sepanjang
Rentang Kehidupan. (edisi kelima). Jakarta: Erlangga
Kotler, Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2008. Manajemen Pemasaran. Jilid Satu, Edisi Keduabelas, Cetakan
Ketiga. Penerbit Indeks.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1 dan 2. edisi Keduabelas.
Erlangga. Jakarta.
Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasasaran : Pendekatan Praktis. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Munir Fuady, 1996. Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, Buku Ketiga, Bandung : CitraAditya Bakti,
Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), cetakan 1, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1996
PressAgoeng Widyatmoko. 2009. Peluang Usaha Untuk Anak Muda, Jakarta: Media Kita,
Suryana, 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Prosess Menuju Sukses,Jakarta:Salemba Empat
Staw, B.M. (ed). 1991. Psychological Foundation of Organizational Behaviour. Illinois: Scott, Foreseman and
Company.
Undang–undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Zeithaml, Parasuraman. 2009. Service Quality : A Conceptual Framework For Understanding e-implication
for Future Research and Managerial Practice: Msi Monograph New York.
Zimmerer, TW dan Scarborough, NM, 1998, Essential of Entrepreneur and Small Business Management 2th .
Prentice Hall