92
ANALISIS LABA KOTOR SEBAGAI SALAH SATU ALAT DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL (Studi Kasus pada Perusahaan Indah Cemerlang Malang) SKRIPSI Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya DEWI SAFITRI WULANDARI NIM. 0310320041 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN MALANG 2007

Analisis Laba Kotor

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dokumen perusahaan

Citation preview

Page 1: Analisis Laba Kotor

ANALISIS LABA KOTOR SEBAGAI SALAH SATU ALAT

DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL (Studi Kasus pada Perusahaan Indah Cemerlang Malang)

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana

pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

DEWI SAFITRI WULANDARI

NIM. 0310320041

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN MALANG

2007

Page 2: Analisis Laba Kotor

MOTTO

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati nurani agar kamu bersyukur”

(An – Nahl: 78)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”

(Ar – Ra’d: 11)

“Perjuanganmu Terletak Pada Ambisi & Keinginanmu,

Perilaku & Kesabaranmu Ditentukan Oleh Imanmu”

Page 3: Analisis Laba Kotor

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar - benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

di dalam naskah ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh pihak

lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebut

dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur -

unsur jiplakan, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah

saya peroleh (S - 1) dibatalkan, serta diproses dengan peraturan perundang -

undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan Pasal 70)

Malang, April 2007

Nama : Dewi Safitri Wulandari

NIM : 0310320041

Page 4: Analisis Laba Kotor

iii

RINGKASAN

Dewi Safitri Wulandari, 2007, Analisis Laba Kotor Sebagai Salah Satu Alat Dalam Menetapkan Harga Jual (Studi Kasus pada Perusahaan Indah Cemerlang Malang), Pembimbing: Drs. Muhammad Saifi, M.Si & Dra. Zahroh Z.A., M.Si., 80 Hal + xi

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan ketatnya

persaingan sehingga menuntut para pengusaha untuk mencari cara agar tetap dapat mempertahankan eksistensinya di dalam dunia usaha. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan adalah melalui strategi penetapan harga melalui analisis laba kotor. Dimana pada perusahaan Indah Cemerlang Malang, harga yang dianggarkan lebih besar dibandingkan dengan realisasinya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi metode penetapan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan Indah Cemerlang Malang serta untuk mengetahui analisis laba kotor dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam menetapkan harga jual.

Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Adapun fokus penelitiannya adalah harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan, laba kotor, penjualan, serta harga pokok penjualan baik anggaran maupun realisasi. Sedangkan lokasi penelitian bertempat pada Perusahaan Indah Cemerlang Malang, Jl. Ronggonoto No.261 Singosari Malang. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan analisis laba kotor.

Berdasarkan analisis laba kotor dengan menggunakan metode anggaran yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat selisih yang menguntungkan pada selisih volume harga pokok sebesar Rp 605.699,00 dan selisih sales mix sebesar Rp 59.230,50. Sedangkan selisih yang tidak menguntungkan terdapat pada harga jual sebesar Rp 30.237.500,00, volume penjualan sebesar Rp 1.080.000,00 dan selisih harga pokok penjualan sebesar Rp 13.585.567,50.

Berdasarkan analisis laba kotor maka dapat diketahui bahwa selisih tidak menguntungkan yang paling besar terdapat pada harga jual. Hal itu dikarenakan perusahaan dalam menetapkan anggaran harga jual terlalu tinggi bila dibandingkan dengan harga jual oleh perusahaan yang sejenis lainnya. Sehingga pada realisasinya perusahaan menurunkan harga jualnya meskipun masih lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya. Harga jual yang tinggi itulah yang menyebabkan volume penjualan menjadi menurun. Analisis laba kotor dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam menetapkan harga jual, dengan melihat penyebab selisih yang terjadi. Sehingga diharapkan perusahaan dapat mengambil tindakan atas penyimpangan yang terjadi dan lebih hati – hati dalam menetapkan anggaran agar realisasinya sesuai dengan yang dianggarkan.

Page 5: Analisis Laba Kotor

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Laba Kotor Sebagai Salah Satu

Alat Dalam Menetapkan Harga Jual (Studi Kasus pada Perusahaan Indah

Cemerlang Malang).”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar -

besarnya kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan kesempatan bagi

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Suhadak, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya.

3. Bapak Prof. Dr. Bambang Swasto S., ME, selaku Ketua Jurusan

Aministrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

4. Bapak Drs. Wasis A. Latief, MP, selaku Sekretaris Jurusan Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

5. Bapak Drs. Muhammad Saifi, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing dan

ibu Dra. Zahroh Z.A, M.Si, selaku anggota komisi pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, kritik dan saran yang membangun

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Administrasi khususnya Jurusan

Administrasi Bisnis yang telah memberikan ilmunya, serta membantu

kelancaran proses belajar.

7. Bapak Abdul Rahman Zubaidi, selaku pimpinan Perusahaan Indah

Cemerlang Malang yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan

kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

Page 6: Analisis Laba Kotor

v

8. Mbak Chusmaini, selaku bagian administrasi dan pembukuan perusahaan

Indah Cemerlang Malang yang telah memberikan informasi, bimbingan,

pengarahan, saran dan penyempurnaan data selama melaksanakan

penelitian.

9. Kedua orang tua tercinta (ibu Suparmi dan (Alm.) bapak Riadi) serta

kakak tersayang ( mas Dyan Setyo Wahyudi) yang telah memberikan

dukungan moral dan material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Teman - teman seperjuangan, teman - teman Bisnis angkatan 2003, teman

- teman P3K2 Kopma, serta teman - teman Kertosentono 96A yang telah

memberikan dukungan dan semangatnya.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini , penulis

ucapkan terima kasih atas segala bantuannya.

12. Untuk semua ketulusan yang pernah hadir dalam hidup, yang telah

memberi arti yang sangat berharga.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, April 2007

Penulis

Page 7: Analisis Laba Kotor

vi

DAFTAR ISI

Halaman

MOTTO ................................................................................................... iii PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .......................................... iv RINGKASAN .......................................................................................... v KATA PENGANTAR ............................................................................. vi DAFTAR ISI ............................................................................................ viii DAFTAR TABEL .................................................................................... x DAFTAR GAMBAR/BAGAN ................................................................ xi BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ......................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ............................................................. 4 D. Kontribusi Penelitian ........................................................ 4 E. Sistematika Pembahasan .................................................. 4

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Anggaran

1. Pengertian Anggaran ................................................... 6 2. Jenis Anggaran ........................................................... 6 3. Tujuan Anggaran ........................................................ 8 4. Manfaat Anggaran ...................................................... 8

B. Harga 1. Pengertian Harga ........................................................ 9 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penetapan Harga Jual ................................................. 10 3. Metode Penetapan Harga Jual .................................... 13 4. Siklus Hidup Penetapan Harga ................................... 14 5. Hubungan Harga Jual dengan Harga Pokok Penjualan 16

C. Analisis Laba 1. Peranan Analisis Laba ................................................. 17 2. Analisis Laba Kotor ................................................... 18 3. Sebab-Sebab Perubahan Laba Kotor .......................... 27 4. Peranan Analisis Laba Kotor terhadap Penetapan

Harga Jual ..................................................................... 28

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................. 30 B. Fokus Penelitian ............................................................... 31 C. Lokasi Penelitian .............................................................. 31 D. Sumber Data ..................................................................... 32 E. Pengumpulan Data ........................................................... 32 F. Instrumen penelitian .......................................................... 33 G. Teknik Analisis Data ......................................................... 34

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan ...................................................... 36

Page 8: Analisis Laba Kotor

vii

2. Lokasi Perusahaan ....................................................... 36 3. Tujuan Perusahaan ...................................................... 38 4. Struktur Organisasi ..................................................... 39 5. Personalia .................................................................... 42 6. Proses dan Hasil Produksi ........................................... 44 7. Pemasaran ................................................................... 46 8. Keuangan .................................................................... 48

B. Analisis dan Interprestasi Data 1. Analisis Laba Kotor .................................................... 58 2. Analisis Selisih yang Terjadi ...................................... 72

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................... 78 B. Saran .................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: Analisis Laba Kotor

viii

DAFTAR TABEL

No Judul Hal.

1 Harga Jual Tahun 2005 Perusahaan Indah Cemerlang 2

2 Daftar Harga Paving Stone Perusahaan Sejenis Lainnya 3

3 Jumlah Karyawan Perusahaan Indah Cemerlang 42

4 Jumlah Karyawan Menurut Jenis Pekerjaan Perusahaan Indah Cemerlang

42

5 Kualitas Pendidikan Karyawan Perusahaan Indah Cemerlang 43

6 Jumlah Produksi Tahun 2004 – 2005 Perusahaan Indah Cemerlang

48

7 Kuantitas Penjualan Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2004 49 8 Kuantitas Penjualan Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2005 49 9 Jenis Biaya – Biaya Perusahaan Indah Cemerlang

Tahun 2004 - 2005 50

10 Laporan Harga Pokok Produksi Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2004

51

11 Anggaran Harga Pokok Produksi Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2005

52

12 Laporan Harga Pokok Produksi Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2005

53

13 Realisasi Laba Kotor Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2004 54 14 Anggaran Laba Kotor Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2005 54 15 Realisasi Laba Kotor Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2005 55 16 Volume Penjualan yang Sesungguhnya dengan Harga Menurut

Anggaran Perusahaan 55

17 Laporan Rugi Laba Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2004 – 2005

56

18 Perhitungan Harga Jual Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2005

57

19 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Tahun Dasar Perusahaan Indah Cemerlang

61

20 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Tahun Dasar dengan Memasukkan Selisih Sales Mix Perusahaan Indah Cemerlang

63

21 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Anggaran Perusahaan Indah Cemerlang

67

22 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Anggaran dengan Memasukkan Selisih Sales Mix Perusahaan Indah Cemerlang

69

23 Perbedaan Hasil Analisis Metode Tahun Dasar dengan Metode Anggaran Perusahaan Indah Cemerlang

71

24 Daftar Perbandingan Harga Paving Stone dan Tegel Tahun 2005 73

25 Prosentase Laba Perusahaan Indah Cemerlang tahun 2004 – 2005

76

Page 10: Analisis Laba Kotor

ix

DAFTAR GAMBAR/BAGAN

No Judul Hal.1 Faktor-Faktor yang Mempengruhi Penetapan Harga 12 2 Bagan Analisis Selisih Laba Kotor 26 3 Struktur Organisasi Perusahaan Indah Cemerlang 39 4 Proses Pembuatan Paving Stone Perusahaan Indah Cemerlang 46 5 Bagan Analisis Selisih Laba Kotor Perusahaan Indah Cemerlang 70

Page 11: Analisis Laba Kotor

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan semakin

ketatnya persaingan usaha baik dalam lingkup nasional, regional, maupun

internasional. Ketatnya persaingan ini, menuntut para pengusaha untuk mencari

cara agar tetap dapat mempertahankan eksistensinya di dalam dunia usaha. Agar

dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, maka perusahaan dituntut untuk

lebih inovatif dan memiliki strategi yang tepat dan cermat agar mampu bertahan

dalam persaingan.

Setiap perusahaan, di dalam menjalankan usahanya, baik yang bergerak

dalam bidang perdagangan, perindustrian maupun jasa, pasti mempunyai tujuan

tertentu, yaitu mendapatkan laba sebesar-besarnya dengan menggunakan sumber

daya yang dimiliki seefisien mungkin. Secara garis besarnya bahwa perusahaan di

dalam menjalankan usahanya selalu diharapkan berpedoman pada prinsip

ekonomi, yaitu berusaha mencari laba yang maksimal dengan biaya yang

seminimal mungkin.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen dalam

mencapai tujuan perusahaan adalah melalui strategi penetapan harga. Penetapan

harga memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing perusahaan. Strategi

harga dapat membawa pengaruh besar terhadap laba perusahaan, karena harga

mempengaruhi pendapatan dan biaya total. Banyak perusahaan yang

menggunakan strategi harga dengan tujuan agar dapat memperoleh laba dengan

cepat.

Pada suatu perusahaan, laba yang diharapkan seringkali tidak dapat dicapai

sesuai dengan targetnya, sedangkan ukuran yang sering dipakai untuk menilai

sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh karena

laba umumnya merupakan tujuan utama perusahaan. Laba akan diperoleh jika

dalam periode akuntansi yang sama jumlah pendapatan lebih besar daripada biaya

yang dikeluarkan. Untuk membantu perusahaan dalam menetapkan harga yang

sesuai, maka pihak manajemen dapat menggunakan suatu alat analisis yang

disebut analisis laba kotor. Rencana untuk mencapai laba yang diharapkan oleh

Page 12: Analisis Laba Kotor

2

perusahaan, maka perusahaan perlu membuat suatu anggaran. Dimana agar

anggaran dapat benar-benar efektif, maka sistem penganggaran yang baik harus

mencakup perencanaan dan pengendalian.

Perusahaan Indah Cemerlang Malang adalah perusahaan pabrikasi yang

bergerak di bidang industri bahan bangunan. Bahan bangunan mempunyai

prospek yang cukup cerah di Indonesia. Terbukti dengan semakin meningkatnya

permintaan konsumen terhadap bahan bangunan di Indonesia khususnya di

Malang dari tahun ke tahun. Perusahaan ini memiliki beberapa jenis produk yang

dipasarkan yaitu Paving Stone Segala Motif, Paving Stone Gross L/8, dan Paving

Stone Segi Enam. Perusahaan ini mengalami perkembangan yang cukup pesat

dengan tingkat penjualan yang terus meningkat pada tiap tahunnya. Namun pada

tahun 2005, perusahaan ini mengalami penurunan laba kotor dari tahun yang

dianggarkan sehingga mempengaruhi laba bersih yang ditargetkan oleh

perusahaan. Berdasarkan informasi dari perusahaan, penurunan tersebut

dikarenakan meningkatnya harga bahan baku pada tahun 2005. Selain itu, harga

produk yang dianggarkan dari perusahaan ini cenderung lebih tinggi dibandingkan

dengan realisasi yang terjadi. Berikut informasi yang diperoleh dari perusahaan

Indah Cemerlang mengenai harga jual yang dianggarkan dan realisasi pada tahun

2005 pada tabel 1, berikut ini:

Tabel 1 Harga Jual Tahun 2005

Perusahaan Indah Cemerlang

Jenis Produk Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) PS. Segala Motif 28.950,00 27.850,00 PS. Gross L/8 26.500,00 25.550,00 PS. Segi Enam 24.350,00 24.500,00

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

Faktor eksternal yang mungkin juga ikut mempengaruhi dalam penetapan

harga adalah seiring dengan majunya Perusahaan Indah Cemerlang telah banyak

pula berdiri pabrik paving stone lainnya di Malang yang menjadi pesaing bagi

perusahaan ini. Dengan semakin banyaknya pesaing, baik secara langsung

maupun tidak langsung maka akan menimbulkan persaingan di bidang produksi

bahan bagunan terutama paving stone dan di bidang penetapan harga produknya.

Page 13: Analisis Laba Kotor

3

Berikut disajikan informasi mengenai data harga jual paving stone pada

Perusahaan Karya Abadi Singosari Malang pada tabel 2, berikut ini:

Tabel 2 Daftar Harga Paving Stone

Perusahaan Yang Sejenis Lainnya

Jenis Barang

Perusahaan Karya Abadi

(Rp) Paving Stone Sgl. Motif 27.500,00 Paving Stone Gross L/8 25.500,00 Paving Stone Segi Enam 24.500,00 Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa harga jual yang dianggarkan oleh

Perusahaan Indah Cemerlang juga cenderung lebih tinggi apabila dibandingkan

dengan harga jual paving stone pada perusahaan yang sejenis lainnya, contohnya

pada Perusahaan Karya Abadi Malang. Oleh karenanya, strategi penetapan harga

sangat diperlukan oleh perusahaan Indah Cemerlang, terutama dalam

mengahadapi persaingan dengan perusahaan paving stone lainnya yang sejenis

khususnya yang ada di Malang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui

bagaimana analisis laba kotor dapat membantu perusahaan di dalam memutuskan

penetapan harga jual yang sesuai bagi perusahaan, agar laba yang dianggarkan

selama ini dapat terjadi. Untuk itu, skripsi ini mengambil judul ”Analisis Laba

Kotor Sebagai Salah Satu Alat Dalam Menetapkan Harga Jual.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui apakah analisis

laba kotor dapat dijadikan sebagai salah satu alat bagi perusahaan dalam

menetapkan harga jual produknya. Untuk itu, peneliti dapat merumuskan masalah,

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah metode harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan?

2. Apakah analisis laba kotor dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam

menetapkan harga jual?

Page 14: Analisis Laba Kotor

4

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban dari masalah yang diuraikan

diatas, yaitu :

1. Mengetahui metode penetapan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan.

2. Mengetahui penetapan harga jual melalui analisis laba kotor.

D. Kontribusi Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yaitu :

1. Aspek teoritis.

Sebagai bahan masukan atau sumber informasi dan bahan perbandingan

bagi pihak-pihak lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang

analisis laba kotor.

2. Aspek praktis.

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

perusahaan dalam merencanakan suatu anggaran serta dapat memberikan

gambaran pada perusahaan dalam rangka mengambil keputusan dalam

memecahkan masalah yang dihadapi.

E. Sistematika Pembahasan

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini berisi uraian mulai dari latar belakang penelitian,

perumusan masalah, tujuan dari penelitian yang dilakukan, dan

kontribusi penelitian yang meliputi aspek teoritis maupun aspek

praktis, serta sistematika pembahasan yang berupa garis besar dari isi

pada masing-masing bab.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang berkaitan

dengan analisis laba kotor sebagai salah satu alat dalam menetapkan

harga jual sehingga diperoleh landasan yang kuat di dalam

menganalisa data dan memecahkan masalah yang dihadapi serta

dapat membuat kesimpulan yang logis.

BAB III : Metode Penelitian

Pada bab ini memuat tentang jenis penelitian, fokus penelitian, lokasi

penelitian, sumber data, pengumpulan data, serta teknik analisis data.

Page 15: Analisis Laba Kotor

5

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan dan

berdasarkan teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka

data-data yang telah diperoleh akan dianalisa dan akan dicari

pemecahan dari masalah yang ada.

BAB V : Penutup

Pada bab ini penulis akan mencoba menarik kesimpulan dari apa

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dan mencoba memberikan

saran-saran yang mungkin berguna bagi kelangsungan hidup

perusahaan.

Page 16: Analisis Laba Kotor

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Anggaran

1. Pengertian Anggaran

Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan dan

sasaran dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan

dan sasaran tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi

sebagai akibat dari rencana kerja tersebut kemudian disusun dan dievaluasi

melalui proses penyususunan anggaran. Penyusunan anggaran merupakan

aspek penting bagi manajemen di dalam melakukan perencanaan bisnis

dalam perusahaan. Adapun pengertian anggaran menurut Horngren, Datar ,

dan Foster (2005: 214), Anggaran adalah (a) pernyataan kuantitatif suatu

rencana kegiatan yang dibuat manajemen untuk suatu periode tertentu dan

(b) alat yang membantu mengkoordinasikan hal-hal yang perlu dilakukan

guna mengimplementasikan rencana tersebut.

Menurut Mulyadi (2001: 488), Anggaran merupakan suatu rencana

kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter

standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu

tahun.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggaran

merupakan suatu rencana kegiatan suatu organisasi yang disusun secara

sistematis yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan

dalam unit moneter untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.

2. Jenis Anggaran

Setiap perusahaan memiliki kebijakan sendiri di dalam penyusunan

anggaran. Yang terpenting, anggaran harus dapat mencakup berbagai

periode waktu dan hal ini sangat tergantung kepada tipe anggaran yang akan

disusun. Oleh karena itu Nafarin (2000: 17), membedakan jenis anggaran

menjadi:

a. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari: 1) Anggaran Variabel

Yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran

Page 17: Analisis Laba Kotor

7

yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

2) Anggaran Tetap Yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

b. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari: 1) Anggaran Periodik

Adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode.

2) Anggaran Kontinu Adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat.

c. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari: 1) Anggaran Jangka Pendek (Anggaran Taktis)

Adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.

2) Anggaran Jangka Panjang (Anggaran Strategis) Adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.

d. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari: 1) Anggaran Operasional

Adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi laba. Anggaran operasional terdiri dari, anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran beban usaha, dan anggaran laporan rugi laba.

2) Anggaran Keuangan Adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan terdiri dari, anggaran kas, anggaran piutang, anggaran persediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca.

e. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari: 1) Anggaran Komprehensif

Merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.

2) Anggaran Partial Adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyususun bagian anggaran tertentu saja.

f. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari: 1) Appropriation Budget

Adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.

2) Performance Budget Adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biaya/beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.

Page 18: Analisis Laba Kotor

8

3. Tujuan Anggaran

Menurut Nafarin (2000: 12), tujuan penyusunan anggaran, yaitu :

a. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana.

b. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. c. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan

dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.. d. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai

hasil yang maksimal. e. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan

anggaran lebih jelas dan nyata terlihat. f. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan

yang berkaitan dengan keuangan.

4. Manfaat Anggaran

Anggaran merupakan suatu rencana kegiatan suatu organisasi yang

disusun secara sistematis yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya

dinyatakan dalam unit moneter untuk jangka waktu tertentu yang akan

datang. Jadi dari pengertian tersebut tersirat bahwa anggaran sebagai alat

perencanaan. Manfaat anggaran sebagai alat perencanaan dan juga anggaran

memiliki manfaat yang lainnya, dapat dijelaskan oleh Supriyono (2000: 18)

sebagai berikut :

a. Penyusunan anggaran merupakan kekuatan manajemen dalam menyusun

perencanaan, di mana manajemen melihat ke depan untuk menentukan

tujuan perusahaan yang dinyatakan di dalam ukuran finansial.

b. Anggaran dapat digunakan alat koordinasi berbagai kegiatan perusahaan,

misalnya koordinasi antara kegiatan penjualan dengan kegiatan produksi.

c. Implementasi anggaran dapat menciptakan alat untuk pengawasan

kegiatan perusahaan. Penyimpangan antara anggaran dengan realisasi

dihitung dan dianalisa, dan manajemen dapat mengetahui penyebab

adanya penyelewengan tersebut.

d. Berdasar teknik yang digunakan di dalam anggaran, manajemen dapat

memeriksa dengan seksama penggunaan sumber ekonomi yang dimiliki

perusahaan apakah dapat berdaya guna (efisien) dan berhasil guna

(efektif).

Page 19: Analisis Laba Kotor

9

e. Pemakaian anggaran mengakibatkan timbulnya suasana yang

bersemangat untuk memperoleh laba, timbul kesadaran tentang

pentingnya biaya sebelum dana disediakan. Tekanan anggaran bukan

semata-mata menekan biaya, akan tetapi adalah memaksimalkan laba

dalam jangka panjang, dan tambahan biaya akan dibenarkan apabila

biaya tersebut diperkirakan dapat meningkatkan laba.

f. Pemakaian anggaran dapat mendorong dipakainya standar sebagai alat

pengukur prestasi suatu bagian atau individu di dalam organisasi

perusahaan.

g. Pemakaian anggaran dapat membantu manajemen di dalam pengambilan

keputusan untuk memilih beberapa alternatif yang mungkin

dilaksanakan, misalnya : membuat atau membeli, membuat atau

menyewa, menolak atau menerima pesanan khusus, mendorong atau

mengurangi produk tertentu dan sebagainya.

B. Harga Jual

1. Pengertian Harga

Harga memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan,

karena harga berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan, dimana

penetapan harga dipergunakan oleh perusahaan untuk menetapkan harga jual

yang tepat dan harus dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Selain itu harga juga digunakan oleh perusahaan sebagai strategi bersaing.

Dalam hal ini dapat dikatakan juga bahwa, harga dari suatu produk yang

akan dijual sama dengan harga jual produk tersebut. Adapun pengertian dari

harga menurut Alma (2005: 169), Harga (price) adalah nilai suatu barang

yang dinyatakan dengan uang.

Menurut McCarthy & Perreault (1995: 155), Harga adalah apa yang

dikenakan untuk sesuatu.

Winardi (1992: 2) menjelaskan bahwa, Harga adalah jumlah nilai yang

dipertukarkan para konsumen untuk mencapai manfaat penggunaan barang-

barang atau jasa-jasa.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa harga

merupakan nilai suatu barang atau jasa yang dinyatakan dengan uang yang

Page 20: Analisis Laba Kotor

10

dipertukarkan oleh konsumen untuk mencapai manfaat dari penggunaan

barang atau jasa tersebut.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penetapan Harga Jual

Penentuan harga jual barang dan jasa merupakan suatu fungsi manajer

yang penting. Keputusan ini sulit dianalisis sebab banyak faktor yang saling

berinteraksi dalam penentuan harga jual. Keputusan penentuan harga jual

biasanya harus dibuat berulang-ulang karena harga jual dipengaruhi oleh

perubahan lingkungan eksternal maupun internal. Menurut Kotler &

Amstrong (2004: 433), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

penetapan harga, adalah:

a. Faktor Internal, yang terdiri dari:

1) Tujuan pemasaran

Sebelum menetapkan harga, perusahaan hendaknya memutuskan

strategi yang digunakan atas produk tersebut. Jika strategi telah

ditetapkan, maka perusahaan akan memilih pasar sasaran dan

memposisikan dirinya secara hati-hati. Setelah semuanya dilakukan,

maka strategi bauran pemsarannya, termasuk harga akan mudah

ditetapkan.

2) Strategi bauran pemasaran

Harga merupakan salah satu alat dari bauran pemasaran yang

digunakan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan pemasarannya.

Keputusan penetapan harga harus dikoordinasikan dengan

keputusan-keputusan desain produk, distribusi, dan promosi untuk

membentuk program pemasaran yang konsisten dan efektif. Berbagai

keputusan yang dibuat untuk variabel-variabel bauran pemasaran lain

dapat mempengaruhi berbagai keputusan dalam penetapan harga.

3) Biaya

Biaya merupakan landasan bagi harga yang ditetapkan

perusahaan atas produk-produknya. Perusahaan di dalam

menetapkan harga berkeinginan agar harga tersebut dapat menutup

semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi,

mendistribusikan, dan menjual produk tersebut dan dapat

Page 21: Analisis Laba Kotor

11

menghasilkan tingkat hasil investasi yang memadai atas semua

upaya dan resiko yang ditanggungnya. Biaya-biaya yang ditanggung

perusahaan dapat menjadi unsur penting dalam strategi penetapan

harga.

4) Pertimbangan organisasional

Manajemen harus menentukan siapa dalam organisasi tertentu

yang memutuskan dalam penetapan harga. Dalam perusahaan kecil,

harga sering ditetapkan oleh manajemen puncak, sedangkan pada

perusahaan besar, harga umumnya ditetapkan oleh manajer divisi

atau manajer lini produk. Lain halnya di pasar industri, tenaga

penjualan mungkin diijinkan untuk melakukan tawar-menawar

dengan para pelanggan dalam kisaran harga tertentu. Pihak-pihak

lain yang mempunyai pengaruh pada penetapan harga meliputi para

manajer penjualan, manajer produksi, manajer keuangan dan

akuntan.

b. Faktor Eksternal, yang terdiri dari:

1) Pasar dan permintaan

Biaya menjadi batas terendah harga sedangkan pasar dan

permintaan menjadi batas tertinggi harga. Baik konsumen maupun

pembeli industri akan menyeimbangkan harga produk atau jasa

dengan manfaat yang diperoleh apabila memiliki barang tersebut.

Dengan demikian, sebelum menetapkan harga, para pemasar harus

memahami hubungan antara harga produk dan permintaan akan

produk tersebut.

2) Biaya, harga, dan tawaran pesaing

Faktor eksternal lain yang mempengaruhi keputusan-keputusan

dalam penetapan harga adalah biaya dan harga pesaing serta reaksi

yang mungkin dilakukan oleh pesaing atas langkah-langkah

penetapan harga yang dilakukan perusahaan tertentu. Selain itu,

strategi penetapan harga, akan mempengaruhi sifat persaingan yang

dihadapinya.

Page 22: Analisis Laba Kotor

12

3) Faktor-faktor lingkungan lain

Ketika perusahaan menetapkan suatu harga, maka ia juga harus

mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam lingkungan

eksternalnya. Faktor-faktor ekonomi seperti, ledakan (boom) atau

resesi, inflasi dan tingkat suku bunga dapat mempengaruhi dalam

penetapan harga karena faktor-faktor tersebut baik biaya untuk

memproduksi produk maupun persepsi konsumen mengenai harga

dan nilai produk. Selain itu faktor pemerintah dan kepedulian sosial

juga memberi pengaruh eksternal terhadap penetapan harga. Dalam

menetapkan harga, penjualan jangka penek, pangsa pasar, sasaran

laba perusahaan mungkin terpaksa menjadi lebih sulit karena

pertimbangan-pertombangan kemasyarakatan yang lebih luas.

Gambar faktor – faktor yang mempengaruhi penetapan harga dapat

dilihat melalui gambar 1 berikut ini:

Gambar 1

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Sumber: Kotler & Amstrong (2004: 434)

Faktor-faktor Internal: Tujuan pemasaran Strategi bauran pemasaran Biaya Pertimbangan keorganisasian

Keputusan penetapan harga

Faktor-faktor Internal: Sifat pasar dan permintaan Persaingan Faktor-faktor lingkungan lain (perekonomian, pedagang perantara, dan pemerintah)

Page 23: Analisis Laba Kotor

13

Perubahan harga jual bertujuan agar harga jual yang baru dapat

mencerminkan biaya saat ini (current cost) atau biaya masa depan (future

cost), kondisi pasar, reaksi pesaing, laba atau return yang diinginkan dan

sebagainya. Dalam jangka panjang, harga jual yang ditentukan harus dapat

menghasilkan return masa depan yang cukup untuk menutup semua biaya

masa depan dan laba atau return masa depan yang diinginkan (Supriyono,

2001: 314).

3. Metode Penetapan Harga Jual

Cara penetapan harga dan penanganan masalah harga jual yang

digunakan oleh perusahaan memiliki banyak cara. Dalam perusahaan kecil,

harga sering ditentkan oleh manajemen teras, bukan oleh bagian pemasaran

atau bagian penjualan, sedangkan pada perusahaan besar penetapan harga

biasanya ditangani oleh para manajemr divisi atau manajer lini produk.

Metode penetapan harga jual menurut Mulyadi (2001: 348) dapat dibagi

menjadi:

a. Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing)

Metode penentuan harga jual normal seringkali disebut dengan

istilah cost-plus pricing, karena harga jual ini ditentukan dengan cara

menambah biaya masa yang akan datang dengan suatu presentase

markup (tambahan di atas jumlah biaya). Harga jual produk atau jasa

dalam keadaan normal ditentukan dengan formula sebagai berikut:

b. Penentuan Harga Jual dalam Cost-type Contract (Cost-type Contract

Pricing)

Cost-type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa

dimana pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga

yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh

produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar presentase

tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Jika dalam keadaan

normal, harga jual produk atau jasa yang akan dijual di masa yang akan

datang ditentukan dengan metode cost plus pricing, berdasarkan taksiran

biaya penuh sebagai dasar, dalam cost-type contract harga jual yang

dibebankan kepada customer dihitung berdasarkan biaya penuh

Page 24: Analisis Laba Kotor

14

sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan

memasarkan produk.

c. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (Special Order Pricing)

Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan

di luar pesanan reguler perusahaan. Biasanya customer yang melakukan

pesanan khusus ini meminta harga di bawah harga jual normal, bahkan

seringkali harga yang diminta oleh customer berada di bawah biaya

penuh, karena biasanya pesanan khusus mencakup jumlah yang besar.

Apabila harga yang diminta oleh pemesan (harga jual pesanan khusus)

lebih besar dari biaya diferensial yang berupa biaya variabel untuk

memproduksi dan memasarkan pesanan khusus, maka pesanan khusus

dapat dipertimbangkan untuk diterima.

d. Penentuan harga Jual yang Diatur dengan Peraturan Pemerintah

Harga jual yang diatur oleh peraturan pemerintah merupakan harga

jual untuk produk dan jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

pokok masyarakat luas yang didasarkan pada harga jual produk dan jasa

tersebut yang ditentukan berdasarkan biaya penuh masa yang akan

datang ditambah dengan laba yang diharapkan. Dalam penentuan harga

jual yang diatur oleh peraturan pemerintah, biaya penuh masa yang akan

datang yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual dihitung dengan

menggunakan pendekatan full costing saja, karena pendekatan dengan

variabel costing tidak diterima sebagai prinsip akuntansi yang lazim.

4. Siklus Hidup Penetapan Harga

Di dalam menetapkan harga, perusahaan perlu memperhitungkan siklus

hidup produk, sehingga suatu perusahaan dapat mengambil suatu pandangan

jangka panjang dalam penetapan harga. Strategi prusahaan yang digunakan

berdasarkan siklus hidup produk akan berbeda. Karena tiap produk yang

berbeda dan perusahaan yang berbeda akan menggunakan strantegi yang

berbeda pula, tergantung pada struktur pasar dan elastisitas permintaan.

Adapun siklus hidup produk menurut Hansen & Mowen (2001: 640) terdiri

dari:

Page 25: Analisis Laba Kotor

15

a. Tahap Pengembangan

Tahap ini pertama kali dilakukan. Selama tahap ini dilakukan, para

perancang dan insinyur merancang dan mengembangkan produk.

Pembiayaan sesuai sasaran (target costing) adalah yang paling mudah

dilakukan selama tahap pengembangan. Hal tersebut dikarenakan pada

titik ini, produk ada dalam prototip saja. Masih ada waktu untuk

pengujian pelanggan dan untuk memastikan bahwa yang dirancang

adalah produk yang tepat (sesuai dengan keinginan pelanggan). Serta

masih ada waktu untuk memastikan bahwa para pelanggan potensial

dapat memberikan perusahaan gambaran harga yang mereka inginkan

untuk produk tersebut. Dengan kata lain, selama tahap ini, sasaran

dikembangkan. Biaya rancangan dan pengembangan adalah nyata dan

dapat menjadi investasi yang besar dalam suatu produk baru.

b. Tahap Pengenalan

Pada tahap pengenalan, produk di produksi dan tersedia untuk

dijual. Penetapan harga selama tahap ini tergantung pada karakteristik

produk dan pasar. Suatu perusahaan dapat menggunakan strategi harga

rendah (a low price strategy) melaui penetrasi harga (penetration price)

atau strategi harga tinggi melalui price skimming. Penetrasi harga yaitu

penetapan harga suatu produk pada harga awal yang sangat rendah,

bahkan mungkin lebih rendah dari biaya, untuk membentuk pangsa pasar

secara cepat. Hal ini berguna ketika produk atau jasanya baru dan para

pelanggan memiliki ketidakpastian yang besar terhadap harganya.

Sedangkan strategi yang lain yaitu price skimming, dimana harga

yang tinggi ditetapkan pada awal siklus hidup produk. Strategi ini sangat

efektif digunakan ketika produknya baru, sekelompok kecil pelanggan

mengenal dengan baik nilai produk tersebut , dan perusahaan menikmati

keuntungan monopolistik. Perusahaan yang melakukan price skimming

mengharapkan menutup biaya riset dan pengembangan melalui harga

awal yang tinggi.

Page 26: Analisis Laba Kotor

16

c. Tahap Pertumbuhan

Pada tahap ini, siklus hidup produk dikarakterisasikan dengan

peningkatan yang cepat dalam penjualan dan produksi. Ketika pada

tahap pengenalan, perusahaan menggunakan penetrasi harga, maka tahap

pertumbuhan akan mendukung harga yang tinggi. Untuk produk-produk

manufaktur, harga yang tinggi dapat dihasilkan dari pemberian kupon

atau diskon. Kenyataan bahwa, pertumbuhan itu ada, menunjukkan

bahwa persaingan yang ada tidak bisa mengejar perusahaan yang

pertama kali meluncurkan produk tersebut atau bahwa pasar tidak cukup

luas untuk mengakomodasikan semua perusahaan dalam industri.

Sedangkan apabila pada tahap pengenalan, perusahaan menggunakan

strategi price skimming, maka pada tahap pertumbuhan harga dapat jatuh

tapi tidak banyak, semua itu tergantung pada kekuatan pasar.

d. Tahap Pematangan

Salah satu ciri siklus hidup produk dari tahap pematangan adalah

model-model produk jadi berlipat ganda. Sedikit perubahan pada produk

membantu kesegaran produk dan menarik pelanggan lama atau baru..

hasilnya adalah harga tetap terjaga pada tingkat yang tinggi seperti

halnya pada model produk awal.

e. Tahap Penurunan

Tahap penurunan dari siklus hidup produk berarti terjadinya

penurunan pendapatan untuk seluruh industri, biasanya terdapat

goncangan dan hanya sedikit perusahaan yang dapat bertahan. Harga

produk dapat menjadi tinggi, dan hanya sedikit pelanggan yang

menginginkan produk itu dengan setia. Perusahaan lainnya melihat dan

membebankan harga yang tinggi karena alternatif harga rendah tidak

memberikan tingkat pendapatan yang cukup untuk menjaga mereka

dalam bisnis tersebut. Hasilnya adalah perusahaan bertahan menikmati

laba yang tinggi dari produk tersebut.

5. Hubungan Harga Jual dengan Harga Pokok Penjualan

Selain penjualan, faktor yang menentukan analisis laba kotor adalah

harga pokok penjualan. Sama halnya dengan penjualan, harga pokok

Page 27: Analisis Laba Kotor

17

penjualan juga disebabkan oleh perubahan harga dan kuantitas produk yang

dijual. Hanya saja, perubahan harga disini adalah perubahan harga pokok

penjualan rata-rata per satuan produk.

Penentuan harga jual berasal dari harga pokok pnjualan barang tersebut.

Sedangkan harga pokok penjualan barang tersebut ditentukan oleh berapa

besar biaya yang dikorbankan untuk memperoleh atau untuk membuat

barang itu. Semakin tinggi atau besar nilai dari harga pokok penjualan, maka

semakin besar harga jual yang ditetapkan oleh suatu perusahaan terhadap

barang tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah atau kecil nilai

harga pokok penjualan maka harga jual yang dibebankan terhadap barang

tersebut menjadi semakin rendah atau kecil.

C. ANALISIS LABA

1. Peranan Analisis Laba

Laba merupakan tujuan utama perusahaan pada umumnya, dimana

selisih antara pendapatan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan disebut dengan laba. Untuk itu dalam menjalankan kegiatannya,

perusahaan harus merencanakan kegiatannya dengan seefektif dan seefisien

mungkin agar dapat dicapai laba sesuai dengan yang diharapkan.

Keberhasilan manajemen jangka pendek dapat dilihat dari laba yang

diperoleh dibandingkan dengan rencana laba yang ditetapkan sebelumnya.

Apabila terjadi penyimpangan realisasi laba dengan rencana laba perlu

dianalisis dan diselidiki sebab-sebabnya agar dapat bermanfaat bagi

perusahaan.

Peranan analisis laba menurut Supriyono (2000: 175) adalah sebagai

berikut:

a. Memberikan petunjuk elemen yang menyimpang, jumlah penyimpangan

dan pengaruhnya terhadap laba yang dicapai perusahaan, sebab

penyimpangan, letak terjadinya penyimpangan, pihak yang

bertanggungjawab dan penyimpangan dapat dikendalikan oleh pusat

kegiatan tertentu atau tidak.

Page 28: Analisis Laba Kotor

18

b. Memberikan petunjuk untuk anggaran laba periode berikutnya dengan

menyelidiki penyimpangan dan dapat dipakai untuk menilai ketepatan

rencana laba sebagai pengukur dan pengevaluasi realisasi laba.

2. Analisis Laba Kotor

Laba kotor merupakan bagian dari analisis laba. Adapun pengertian dari

analisis laba kotor menurut Supriyono (2000: 179) adalah memecah-mecah

atau mebagi menjadi bagian-bagian atau elemen-elemen yang lebih kecil

dengan tujuan untuk menentukan penyebab penyimpangan laba kotor dan

untuk mengetahui hubungan antara elemen-elemen tersebut.

Polimeni & Cashin (1986: 116) menyederhanakan pengertian dari

analisis laba kotor yaitu usaha menemukan sebab-sebab bertambahnya atau

berkurangnya laba kotor.

Jadi analisis laba kotor merupakan proses analisis berkelanjutan atas

penyimpangan yang terjadi melalui perbandingan antara pelaksanaan

rencana dengan realisasi laba kotor yang terjadi.

Berkaitan dengan pengertian diatas, maka perlu untuk diketahui elemen-

elemen apa saja yang membentuk laba kotor tersebut. Menurut Supriyono

(2000: 178), elemen-elemen laba kotor dapat dibagi menurut elemen-elemen

yang menentukan besarnya laba kotor sebagai berikut:

a. Elemen penghasilan penjualan, elemen ini ditentukan oleh besarnya: 1) Harga jual satuan. 2) Kuantitas atau volume penjualan.

b. Elemen harga pokok penjualan, elemen ini ditentukan oleh besarnya: 1) Harga pokok penjualan setiap satuan produk. 2) Kuantitas atau volume penjualan

Penyimpangan laba kotor adalah selisih antara laba kotor (dapat berupa

laba kotor yang dianggarkan, standar laba kotor, atau laba kotor tahun

sebelumnya) dengan realisasi laba kotor yang dicapai.

Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Supriyono (2000: 180 - 188)

elemen-elemen yang menentukan besarnya laba kotor dan analisis selisih

(penyimpangan) yang timbul, dengan anggapan bahwa rencana laba kotor

berupa anggaran laba kotor, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 29: Analisis Laba Kotor

19

a. Anggaran Laba Kotor dan Selisih Laba Kotor (Gross Profit

Budgeted dan Gross Profit Variances)

Anggaran laba kotor adalah laba kotor yang diharapkan akan dapat

dicapai pada periode anggaran atau periode akuntansi tertentu. Besarnya

anggaran laba kotor dapat dihitung dari anggaran penjualan dikurangi

anggaran harga pokok penjualan pada periode yang bersangkutan.

Selisih laba kotor adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara

realisasi laba kotor dibandingkan dengan anggaran laba kotor untuk

periode yang bersangkutan, yang dapat dihitung dengan rumus:

Dimana,

SLK = Selisih laba kotor

PS = Penjualan Sesungguhnya

HP S = Harga pokok penjualan sesungguhnya

AP = Anggaran penjualan

A HP = Anggaran harga pokok penjualan

LKS = Laba kotor sesungguhnya

ALK = Anggaran laba kotor

sifat selisih:

Selisih laba kotor tersebut dianalisis lebih lanjut menjadi elemen-

elemen selisih penjualan dan elemen harga pokok penjualan.

b. Anggaran Penjualan dan Selisih Penjualan (Sales Budget dan Sales

Variances)

Anggaran penjualan adalah penjualan yang diharapkan akan dapat

dicapai pada periode akuntansi atau periode anggaran tertentu. Besarnya

anggaran penjualan dapat dihitung dari kuantitas atau volume penjualan

SLK = (PS - HP S) – (AP – A HP) atau = LKS - ALK

Apabila, LKS > ALK, maka SLK menguntungkan (favorable) LKS < ALK, maka SLK merugikan (unfavorable)

Page 30: Analisis Laba Kotor

20

yang dianggarkan dikalikan dengan harga pasar satuan yang dianggarkan

dari setiap jenis produk atau barang dagangan yang dijual.

Selisih penjualan adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara

realisasi penjualan dibandingkan dengan anggaran penjualan untuk

periode yang bersangkutan. Selisih penjualan dapat dihitung dengan

rumus:

Dimana,

SP = Selisih penjualan

KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya

HJS = Harga jual satuan sesungguhnya

KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan

HJA = Harga jual satuan dianggarkan

PS = Penjualan sesungguhnya

PA = Penjualan dianggarkan

Sifat selisih:

Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya, ke dalam dua

macam selisih, yaitu:

1) Selisih Harga Jual (Sales Price variance)

Selisih harga jual adalah selisih penjualan yang ditimbulkan oleh

perbedaan antara harga jual sesungguhnya atau realisasi harga jual

dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan. Selisih harga jual

dapat dihitung sebagai berikut:

SP = (KS x HJS) – (KA x HJA) atau = PS - PA

Apabila PS >PA, maka SP menguntungkan (favourable) PS < PA, maka SP merugikan (unfavourable)

SHJ = (KS x HJS) – (KS x HJA) = KS (HJS - HJA)

Page 31: Analisis Laba Kotor

21

Dimana,

SHJ = Selisih harga jual

KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya

HJS = Harga jual satuan sesungguhnya

HJA = Harga jual satuan dianggarkan

Sifat selisih:

2) Selisih Kuantitas atau Volume Penjualan (Sales Quantity atau

Volume Variance)

Selisih kuantitas penjualan adalah selisih penjualan yang

disebabkan perbedaan antara kuantitas penjualan sesungguhnya atau

volume sesungguhnya dibandingkan dengan kuantitas penjualan

yang dianggarkan. Selisih kuantitas penjualan dapat dihitung sebagai

berikut:

Dimana:

SKP = Selisih kuantitas penjualan atau selisih volume penjualan

KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya

KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan

HJA = Harga jual satuan menurut anggaran

c. Anggaran Harga Pokok Penjualan dan Selisih Harga Pokok

Penjualan (Cost of Sales Budget dan Cost of Sales Variance)

Anggaran harga pokok penjualan adalah harga pokok penjualan yang

diharapkan akan terjadi untuk produk atau barang dagangan yang akan

dijual pada periode akuntansi tertentu atau periode anggaran atau yang

direncanakan. Besarnya harga pokok penjualan adalah harga pokok

penjualan per satuan dikalikan kuantitas atau volume penjualan yang

dianggarkan.

Apabila, HJS > HJA, maka SHJ menguntungkan (favourable) HJS < HJA, maka SHJ merugikan (unfavourable)

SKP = (KS x HJA) – (KA x HJA) = (KS - KA) HJA

Page 32: Analisis Laba Kotor

22

Selisih harga pokok penjualan adalah selish yang timbul karena

perbedaan harga pokok penjualan yang sesungguhnya (realisasi)

dibandingkan dengan harga pokok penjualan yang direncanakan atau

dianggarkan, atau standar atau periode sebelumnya. Selisih harga pokok

penjualan dapat dihitung dengan rumus:

Dimana:

SHP = Selisih harga pokok penjualan

KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya

H HP S = Harga-harga pkok penjualan satuan yang sesungguhnya

KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan

H HP A = Harga pokok penjualan per satuan dianggarkan

HP S = Harga pokok penjualan sesungguhnya

HP A = Harga pokok penjualan dianggarkan

Sifat selisih:

Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisa penyebabnya ke

dalam dua macam selisih, yaitu:

1) Selisih Harga-Harga Pokok Penjualan (Cost of Sales Price Variance)

Selisih harga pokok penjualan adalah selisih harga pokok

penjualan yang timbul disebabkan perbedaan antara harga-harga

pokok penjualan sesungguhnya dengan harga-harga pokok penjualan

yang dianggarkan atau standar, atau periode sebelumnya.

Untuk perusahaan yang menggunakan sistem harga pokok

standar, besarnya harga-harga pokok penjualan di laporan rugi-laba

dibebani sebesar standarnya, sehingga pada sistem ini tidak timbul

selisih harga-harga pokok penjualan karena selisih biaya produksi

telah dianalisa pada setiap elemen biaya produksi.

Selisih harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

SHP = (KS x H HP S) – (KA x HHP A) = HP S – HP A

Apabila, HP S > HP A, maka S HP merugikan (unfavourable) HP S < HP A, maka S HP menguntungkan (unfavourable)

Page 33: Analisis Laba Kotor

23

Dimana,

SHHP = Selisih harga-harga pokok

KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya

HHP S = Harga-harga pokok penjualan per satuan sesungguhnya

HHP A = harga-harga pokok penjualan per satuan dianggarkan

Sifat selisih:

2) Selisih Kuantitas atau Volume Harga Pokok Penjualan (Cost of sales

Quantity on Volume Variance)

Selisih kuantitas harga pokok penjualan adalah selisih harga

pokok penjualan yang timbulnya disebabkan perbedaan antara

kuantitas atau volume penjualan yang sesungguhnya dibandingkan

dengan kuantitas atau volume penjualan yang direncanakan atau

dianggarkan, atau standar atau periode sebelumnya.

Sifat selisih kuantitas penjualan akan selalu berlawanan dengan

sifat selisih kuantitas harga pokok penjualan, apabila selisih kuantitas

penjualan merugikan maka selisih kuantitas harga pokok penjualan

menguntungkan, apabila selisih kuantitas penjualan menguntungkan

maka selisih kuantitas harga pokok penjualan merugikan.

Selisih kuantitas harga pokok penjualan dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

Dimana,

SKHP = Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan

KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya

SHHP = (KS x HHP S) – (KS x HHP A) = KS (HHP S – HHP A)

Apabila, HHP S > HHP A, maka selisih merugikan (unfavourable) HHP S < HHP A, maka selisih menguntungkan (favourable)

SKHP = (KS x HHP A) – (KA x HHP A) = (KS - KA) HHP A

Page 34: Analisis Laba Kotor

24

HHP A = Harga-harga pokok penjualan per satuan dianggarkan

atau standar, atau periode sebelumnya.

KA = Kuantitas penjualan dianggarkan

Sifat selisih:

d. Selisih Kuantitas atau Volume Bersih (Net Quantity or Volume

Variance), Selisih Komposisi Penjualan (Sales Mix Variance) dan

Selisih Kuantitas Final (Final Sales Quantity Variance)

Selisih kuantitas bersih dapat dihitung dengan menjumlahkan selisih

kuantitas penjualan ditambah dengan selisih kuantitas harga pokok

penjualan.

Apabila perusahaan menjual barang dagangan atau produk lebih dari

satu macam, selisih kuantitas bersih dapat dianalisa lebih lanjut ke dalam

dua penyebab selisih, yaitu:

1) Selisih Komposisi atau Campuran Penjualan

Selisih komposisi penjualan adalah selisih yang timbulnya

disebabkan perbedaan antara laba kotor pada komposisi

sesungguhnya dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi yang

dianggarkan.

Rumus perhitungan selisih komposisi penjualan, di mana rencana

laba kotor didasarkan anggaran adalah sebagai berikut:

Dimana,

SKm P = Selisih komposisi penjualan

LKKm S = Laba kotor pada komposisi sesungguhnya

LKKm A = Laba kotor pada komposisi dianggarkan

KSJ = Kuantitas sesungguhnya setiap jenis produk yang dijual

LKAJ = laba kotor dianggarkan setiap jenis produk per satuan

TKS = Total kuantitas sesungguhnya

Apabila, KS > KA, maka SKHP merugikan (unfavourable) KS < KA, maka SKHP menguntungkan (favourable)

SKm P = LKKm S – LKKm A = (KSJ x LKAJ) – (TKS x

Page 35: Analisis Laba Kotor

25

LKR = Laba kotor rata-rata per satuan dianggarkan

Selisih komposisi penjualan dapat dihitung untuk setiap jenis

produk yang dijual dengan rumus sebagai berikut:

Dimana,

SKm P = Selisih komposisi penjualan

Km S = Komposisi sesungguhnya setiap jenis produk

Km A = Komposisi dianggarkan setiap jenis produk

LKA = Laba kotor diamggarkan setiap produk

Sifat Selisih:

2) Selsih Kuantitas Penjualan Final

Selisih kuantitas penjualan final adalah selisih yang timbulnya

disebabkan perbedaan antara laba kotor pada komposisi yang

dianggarkan dengan laba kotor yang dianggarkan untuk periode yang

bersangkutan.

Rumus perhitungan selisih kuantitas penjualan final apabila dasar

perbandingan adalah anggaran, yaitu:

Dimana,

SKPF = Selisih kuantitas penjualan final

TKS = Total kuantitas penjualan sesungguhnya

LKR = Laba kotor rata-rata dianggarkan

KA = Kuantitas penjualan dianggarkan setiap jenis produk

LKs A = Laba kotor satuan dianggarkan setuiap jenis produk

TKA = Total kuantitas penjualan dianggarkan

SKm P = (Km S – Km A) LKA

Apabila, Km S > Km A, maka SKm menguntungkan (favourable) Km S < Km A, maka SKm merugikan (unfavourable)

SKPF = (TKS x LKR) – (KA x LKs A) = (TKS X LKR) – (TKA X LKR) = (TKS – TKA) LKR

Page 36: Analisis Laba Kotor

26

Sifat selisih:

Berdasarkan analisis selisih diatas, maka dapat disusun bagan analisis

selisih laba kotor pada gambar 2 berikut ini:

Gambar 2

Bagan Analisis Selisih laba Kotor

Sumber: Supriyono (2000: 195)

Apabila, TKS > TKA, maka menguntungkan (favourable) TKS < TKA, maka merugikan (unfavourable)

Anggaran Laba Kotor

Laba Kotor Sesungguhnya

Selisih Harga Pokok Penjualan

Selisih Laba Kotor

Selisih harga Pokok penjualan

Selisih Penjualan

Selisih Kuantitas Penjualan

Selisih Harga Jual

Selisih Kuantitas Harga Pokok

Penjualan

Selisih Kuantitas Bersih

Selisih Kuantitas penjualan Final

Selisih komposisi penjualan

Page 37: Analisis Laba Kotor

27

3. Sebab-Sebab Perubahan laba Kotor.

Analisis perubahan laba kotor lebih memberikan manfaat apabila alat

pembandingnya adalah anggaran atau standar daripada apabila dibandingkan

dengan periode sebelumnya. Perubahan yang terjadi perlu diinvestigasi lebih

lanjut untuk menentukan penyebab adanya perubahan dan siapa yang

bertanggungjawab atas penyimpangan tersebut.

Menurut Supriyono (2000: 196), pada umumnya yang bertanggungjawab

terhadap penyimpangan adalah:

a. Selisih harga jual

Penyimpangan ini disebabkan karena perusahaan telah menjual

produknya dengan harga jual lebih besar atau lebih kecil dibandingkan

dengan harga jual yang direncanakan sebelumnya.

Tanggung jawab terhadap penyimpangan ini umumnya terletak pada

kepala departemen atau bagian pemasaran, yang memiliki wewenang

untuk menentukan harga jual.

b. Selisih kuantitas atau volume penjualan

Penyimpangan ini disebabkan karena perusahaan dapat menjual produk

dengan kuantitas lebih besar atau kecil dibandingkan dengan yang

direncanakan sebelumnya.

Tanggung jawab terhadap penyimpangan ini umumnya terletak pada

kepala departemen atau bagian pemasaran, karena kuantitas yang dijual

tergantung pada harga jual produk dan keaktifan bagian pemasaran

dalam menjual produk

c. Selisih harga pokok penjualan

Penyimpangan ini disebabkan karena harga pokok penjualan yang terjadi

lebih besar atau kecil dibandingkan dengan yang direncanakan

sebelumnya.

Tanggung jawab terhadap penyimpangan ini umumnya terletak pada

kepala departemen atau bagian produksi, karena selisih ini disebabkan

kegiatan di dalam berproduksi, dengan mengadakan investigasi terhadap

selisih tersebut.

Page 38: Analisis Laba Kotor

28

d. Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan.

Penyimpangan harga pokok penjualan sama dengan penyebab timbulnya

selisih kuantitas penjualan, oleh karena itu yang bertanggung jawab

terhadap selisih sama dengan selisih kuantitas penjualan, yaitu kepala

departemen atau bagian pemasaran.

4. Peranan Analisis Laba Kotor terhadap Penetapan Harga Jual

Analisis laba adalah suatu teknik analisis untuk mengukur tingkat

pelaksanaan laba yang dicapai oleh perusahaan dengan membandingkan laba

sesungguhnya dengan laba yang dianggarkan. Selisih dalam Laba Kotor

(Gross Profit) perlu dianalisis untuk mengetahui sebab-sebab selisih yang

terjadi, baik perubahan yang menguntungkan (favourable) maupun selisih

yang tidak menguntungkan (unfavourable) sehingga akan dapat diambil

kesimpulan dan diambil tindakan seperlunya untuk periode-periode

berikutnya

Pada dasarnya selisih laba kotor itu disebabkan oleh dua faktor, yaitu

faktor penjualan dan faktor harga pokok penjualan. Besar kecilnya hasil

penjualan dipengaruhi oleh kuantitas atau volume produk yang dapat dijual

dan harga jual per satuan produk tersebut. Selisih laba kotor karena adanya

selisih hasil penjualan dapat disebabkan karena adanya selisih harga jual per

satuan produk dan selisih kuantitas atau volume produk yang dijual atau

dihasilkan. Selisih harga jual per satuan produk dapat disebabkan karena

harga jual mengalami kenaikan ataupun penurunan. Penyimpangan terhadap

harga jual kemudian dianalisis dan dicari penyebabnya, sehingga

manajemen dapat melakukan perbaikan terhadap penyimpangan tersebut.

Penentuan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan juga dapat

mempengaruhi adanya selisih harga jual pada produk yang dihasilkan.

Setelah diketahui penyebab penyimpangan dari adanya selisih harga jual,

maka manajemen dapat mengevaluasi penyimpangan yang terjadi, sehingga

dapat diambil kesimpulan dan diambil tindakan seperlunya sehingga tidak

akan terulang pada periode berikutnya. Penetapan harga jual yang tepat

terutama pada kondisi persaingan yang semakin tajam dan perkembangan

permintaan yang terbatas akan mempengaruhi konsumen untuk membeli

Page 39: Analisis Laba Kotor

29

produk perusahaan. Sehingga hal ini dapat meningkatkan penerimaan

penjualan. Oleh karena itu manajemen dapat menggunakan analisis laba

kotor sebagai salah satu alat dalam menetapkan harga jual.

Page 40: Analisis Laba Kotor

30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan

fakta-fakta yang valid, reliabel, dan obyektif dalam menyelesaikan suatu masalah,

yang kemudian dianalisis melalui fakta yang didapat kemudian didukung oleh

teori-teori yang relevan sehingga didapatkan suatu kesimpulan dan keputusan dari

masalah tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu penelitian

dengan judul “Analisis Laba Kotor Sebagai Salah Satu Alat Dalam Menetapkan

Harga Jual”, maka dalam hal ini, peneliti menggunakan metode penelitian

deskriptif.

Menurut Sugiyono (2005: 11), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel

satu dengan variabel yang lain.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003: 54).

Tipe penelitian ini umumnya berkaitan dengan opini (individu, kelompok

atau organisasional), kejadian dan prosedur. Dengan metode deskriptif juga

diselidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan melihat hubungan antara

satu faktor dengan faktor yang lain, karenanya, metode deskriptif juga dinamakan

studi kasus (case study).

Dalam penelitian deskriptif apabila ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki,

teknik dan alat yang digunakan dalam meneliti serta tempat dan waktu penelitian

dilakukan, maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian studi kasus.

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002: 26 ), Studi kasus dan lapangan

(Case and Field Study), merupakan penelitian dengan karakterisitek masalah yang

berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta

Page 41: Analisis Laba Kotor

31

interaksinya dengan lingkungan. Subyek yang diteliti dapat berupa individu,

kelompok, lembaga, atau komunitas tertentu.

Sedangkan menurut Umar (2003: 56), Studi kasus merupakan penelitian yang

rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup

mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya.

Berdasarkan pengertian diatas tujuan penelitian studi kasus adalah

melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subyek tertentu untuk

memberikan gambaran yang lengkap mengenai subyek tertentu. Lingkup

penelitian kemungkinan berkaitan dengan suatu siklus kehidupan atau hanya

mencakup bagian tertentu yang difokuskan pada faktor-faktor tertentu atau unsur-

unsur dan kejadian secara keseluruhan.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini, meliputi :

1. Metode penetapan harga jual yang digunakan oleh perusahaan

2. Anggaran yang ditetapkan oleh perusahaan, yang meliputi:

a. Anggaran laba kotor

b. Anggaran penjualan

c. Anggaran harga pokok penjualan

3. Realisasi yang terjadi selama periode akuntansi pada perusahaan, yang

meliputi:

a. Realisasi laba kotor

b. Realisasi penjualan

c. Realisasi harga pokok penjualan

C. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah Perusahaan Indah

Cemerlang Malang, yang terletak di Jalan Ronggonoto No. 261 Singosari Malang.

Pemilihan lokasi penelitian ini dipilih karena pada tahun 2005 perusahaan ini

mengalami penurunan laba kotor dibandingkan dengan yang dianggarkan. Selain

itu, harga produk yang dianggarkan dari perusahaan ini lebih tinggi dibandingkan

Page 42: Analisis Laba Kotor

32

dengan perusahaan sejenis yang ada di Malang. Untuk itu, peneliti ingin

mengetahui peranan analisis laba kotor dapat membantu perusahaan dalam

menetapkan harga jual produknya. Sehingga harga jual yang ditetapkan oleh

perusahaan dapat bersaing dengan harga jual perusahaan sejenis lainnya.

D. Sumber Data

Data adalah sekumpulan fakta yang diperoleh melalui pengamatan

(observasi) langsung atau survei (Indriantoro & Supomo, 2002: 10). Sumber data

adalah subyek dari mana data diperoleh Indriantoro & Supomo (2002: 107).

Dalam penelitian ini, sumber data yang diperoleh peneliti terdiri atas:

1. Data Primer (Primary Data)

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) (Indriantoro &

Supomo, 2002: 146). Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara

individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),

kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian yang khusus dikumpulkan oleh

peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh

pihak lain) (Indriantoro & Supomo, 2002: 146). Data sekunder umumnya

berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip

(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Dalam

penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan berupa

Laporan Rugi Laba, anggaran dan realisasi laba kotor, anggaran dan realisasi

penjualan serta anggaran dan realisasi harga pokok penjualan.

E. Metode Pengumpulan Data

Menurut Indriantoro & Supomo (2002: 11) Pengumpulan data merupakan

bagian dari proses pengujian data yang berkaitan dengan sumber dan cara untuk

memperoleh data penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini, meliputi:

Page 43: Analisis Laba Kotor

33

1. Wawancara

Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau

pewawancara dengan si penjawab atau responden guna mendapatkan data dan

informasi yang dibutuhkan. Tanya jawab dilakukan secara langsung pada

karyawan bagian keuangan, produksi, dan pemasaran.

2. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat, mengumpulkan

laporan-laporan, catatan-catatan, dokumen-dokumen dan data pendukung

lainnya dari sumber-sumber data yang berkenaan dengan masalah yang

diteliti. Data dokumenter dapat berupa: faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil

rapat, memo, atau dalam bentuk laporan program. Data dokumenter memuat

apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi, serta siapa yang terlibat dalam

suatu kejadian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian biasa juga disebut dengan instrumen pengumpulan

data yang merupakan suatu alat atau instrumen yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang diperoleh guna menjawab masalah penelitian. Adapun

instrumen pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

a. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara adalah pedoman untuk melakukan tanya jawab

secara lisan kepada subyek penelitian. Subyek penelitian yang dimaksud

dalam poenelitian ini adalah pimpinan dan karyawan perusahaan.

b. Pedoman dokumentasi

Pedoman dokumentasi merupakan pedoman untuk mempelajari catatan-

catatan dari pihak yang terkait dengan penelitian ini yang berupa dokumen-

dokumen yang dapat berwujud catatan sejarah perusahaan, maupun laporan-

laporan perusahaan yang memuat informasi-informasi yang relevan bagi

penelitian ini. Pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini yaitu: bagian

keuangan dan pemasaran.

Page 44: Analisis Laba Kotor

34

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

kualitatif. Menurut Faisal (1995: 269), Penelitian yang menggunakan format

studi kasus, baik terhadap individu maupun kelompok, lazimnya

menggunakan analisis studi kualitatif, bukan analisis kuantitatif. Dalam hal

ini data kuantitatif bukannya ditolak, tetap hanya dijadikan sebagai salah satu

rujukan di dalam memahami atau memperoleh pengertian yang mendalam dan

komprehensif mengenai permasalahan yang diteliti. Pada penelitian ini

tahapan analisis data kualitatifnya berupa:

1. Membandingkan anggaran dengan realisasi yang terjadi, meliputi:

a. Selisih laba kotor

= Laba kotor sesungguhnya – Anggaran laba kotor

b. Selisih penjualan

= penjualan sesungguhnya – penjualan dianggarkan

1) Selisih harga jual

= Volume penjualan sesungguhnya (Harga jual satuan

sesungguhnya – Harga jual satuan dianggarkan)

2) Selisih kuantitas atau volume penjualan

= Harga jual satuan dianggarkan (Volume penjualan sesungguhnya

– volume penjualan dianggarkan)

c. Selisih harga pokok penjualan

= Harga pokok penjualan sesungguhnya – Harga pokok penjualan

dianggarkan

1) Selisih harga pokok penjualan

= Volume penjualan sesungguhnya (harga pokok penjualan

sesungguhnya - harga pokok penjualan dianggarkan)

2) Selisih volume harga pokok penjualan

= Harga pokok penjualan dianggarkan (Kuantitas penjualan

sesungguhnya – Kuantitas penjualan dianggarkan)

d. Selisih volume bersih

= Selisih volume penjualan + selisih volume harga pokok penjualan

1) Selisih komposisi penjualan

Page 45: Analisis Laba Kotor

35

= Laba kotor dianggarkan per produk (Komposisi sesungguhnya

per jenis produk – Komposisi dianggarkan per jenis produk)

2) Selisih kuantitas penjualan final

= (total kuantitas penjualan sesungguhnya – total kuantitas

penjualan yang dianggarkan) x laba kotor rata-rata dianggarkan.

2. Setelah selisih harga jual diketahui, kemudian dicari penyebab selisihnya,

kemudian dianalisa dan dicari pemecahannya, sehingga perusahaan dapat

mengambil tindakan yang seperlunya agar perusahaan dapat bertahan dan

dapat menjalankan usahanya di tengah kondisi apapun. Dengan penetapan

harga jual yang tepat maka perusahaan dapat meningkatkan kuantitas

penjualan sehingga laba perusahaan yang diharapkan pun dapat terjadi.

Page 46: Analisis Laba Kotor

36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan Indah Cemerlang adalah perusahaan yang didirikan oleh

bapak H. Abdul Rahman Zubaidi pada tahun 1981. Modal perusahaan

langsung dibiayai oleh pendirinya yang merupakan modal awal berdirinya

perusahaan.

Tujuan dari pendirian perusahaan ini adalah untuk memenuhi

kebutuhan paving stone bagi masyarakat umum, baik untuk kebutuhan

paving stone para pemborong maupun individu yang mendirikan bangunan

untuk keperluan pribadi. Dengan adanya prospek yang baik, serta

pengalaman bekerja selama 13 tahun pada perusahaan tegel terkemuka di

Malang, baik dalam kegiatan produksi maupun pemasarannya dan setelah

diperoleh persiapan yang matang, maka pada tahun 1981 kegiatan

perusahaan mulai dioperasikan di Arjosari Malang.

Walaupun modal tidak terlalu besar, perusahaan Indah Cemerlang

mengalami peningkatan baik berupa aset maupun mutu hasil produksinya.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, pada tanggal 6 Juli 1986

perusahaan Indah Cemerlang mendapat izin dari Pemerintah Daerah

Tingkat II Kota Madya Malang dengan Nomor 151/1986. Dengan semakin

meningkatnya kegiatan pembangunan perumahan, maka pihak perusahaan

bertujuan memperbesar kegiatan produksi dan memperluas daerah

pemasarannya dengan mendirikan pabrik di kecamatan Sukun pada tahun

1994. Dalam rangka mengembangkan usahanya, maka pada tahun 1998

pabrik yang semula ada di Arjosari dipindah ke Singosari.

2. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan adalah tempat dimana perusahaan menjalankan

aktivitasnya, baik itu aktivitas produksi maupun aktivitas administrasi.

Lokasi perusahaan merupakan salah satu unsur yang cukup penting untuk

dipertimbangkan sebelum mendirikan perusahaan.

Page 47: Analisis Laba Kotor

37

Lokasi Perusahaan Indah Cemerlang berada di jalan Ronggonoto No.

261 Singosari Malang, dan saat ini membuka cabang di jalan S. Supriyadi

No. 7 Sukun Malang. Adapun faktor pertimbangan pemilihan lokasi

adalah:

a. Kemudaham memperoleh bahan baku

Bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan sebagian besar

tersedia di sekitar wilayah Singosari, sehingga perusahaan dapat

memperoleh bahan baku dan bahan pembantu dengan mudah dan

murah.

b. Mempermudah transportasi

Sarana transportasi yang digunakan yaitu truk dan pick-up untuk

memperlancar transportasi pengiriman hasil produksi kepada

konsumen, perolehan bahan baku dari pemasok dan kebutuhan lainnya.

Untuk itu, perusahaan memilih lokasi di dekat jalan raya.

c. Menyerap tenaga kerja

Pemilihan lokasi disaerah tersebut untuk memberi kesempatan kerja

pada masyarakat sekitar dan tidak menutup kemungkinan bagi mereka

yang ingin mengembangkan pengetahuan yang dimiliki pada

perusahaan tersebut. Daerah sekitar perusahaan ini sangat

menguntungkan, karena tenaga kerja mudah di dapat dan relatif murah.

d. Relatif dekat dengan daerah pemasaran

Daerah pemasaran perusahaan antara lain, Malang, Pasuruan,

Surabaya, Probolinggo, Lumajang, dan Blitar. Perusahaan memilih

lokasi dekat dengan daerah pemasaran agar dapat melayani permintaan

konsumen dengan cepat, hasil-hasil produksi lebih cepat sampai di

pasar dan untuk meminimalkan biaya pengangkutan. Disamping itu,

tempat berdiri perusahaan merupakan wilayah pembangunan

perumahan sehingga dapat menjaring konsumen lebih banyak.

e. Penerangan dapat terpenuhi

Suatu perusahaan membutuhkan penerangan dan tenaga listrik dalam

aktivitas usahanya. Semakin besar perusahaannya, semakin banyak

menyerap tenaga listrik, otomatis membutuhkan biaya yang tidak

Page 48: Analisis Laba Kotor

38

sedikit. Untuk itu dipilih lokasi yang memudahkan memperoleh tenaga

listrik, sumber air, dan telepon guna memperlancar usahanya.

3. Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan merupakan hasil yang ingin dicapai oleh

perusahaan dalam jangka waktu tertentu, yang terbagi dalam dua bagian:

a. Tujuan Jangka Pendek

Tujuan jangka pendek perusahaan ini adalah:

1) Menjaga kualitas produk dan memenuhi selera konsumen

Memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumennya agar

kepercayaan yang selama ini dimiliki perusahaan tetap terjaga,

serta mengadakan pengawasan produk sebagai salah satu kegiatan

untuk mendapatkan produk akhir yang bersaing dengan produk lain

yang sejenis.

2) Menjaga kelancaran produksi

Dengan menjaga kelancaran proses produksi, diharapkan tidak

terjadi hambatan dan tidak terjadi penumpukan bahan baku dengan

jumlah dan waktu yang telah ditentukan.

3) Dalam bidang pemasaran, perusahaan berusaha menaikkan volume

penjualan serta hubungan baik dengan pihak luar untuk

memperluas daerah pemasaran atas produk yang dimiliki.

b. Tujuan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang perusahan Indah cemerlang meliputi:

1) Mencapai laba maksimum yaitu dengan tindakan antisipasi yang

tepat terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan kendala yang

dihadapi dalam aspek produksi, pemasaran serta keuangan agar

dapat memberi pencapaian laba maksimal sehingga kegiatan

perusahaan selalu dalam keadaan yang efisien.

2) Melaksanakan rencana ekspansi perusahaan dalam rangka

pengembangan perusahaan lebih lanjut sesuai dengan kemampuan

yang ada. Dari segi intern, dapat diartikan sebagai ekspansi yang

dilakukan dalam lingkungan perusahaan, yang meliputi

penambahan bangunan fisik dan lain-lain, dan dari segi ekstern

Page 49: Analisis Laba Kotor

39

berarti perluasan daerah pemasaran seperti membuka cabang atau

kegiatan lain yang menunjang pemasaran.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan hal yang penting bagi perusahaan

karena dengan adanya struktur organisasi yang baik maka hubungan antara

tujuan pekerja, tanggung jawab serta wewenang masing-masing bagian

akan lebih jelas, sehingga kelancaran kegiatan perusahaan akan lebih

terjamin. Hal tersebut akan dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi

waktu dan tenaga.

Struktur organisasi yang digunakan oleh Perusahaan Indah Cemerlang

adalah struktur organisasi berbentuk garis, yaitu wewenang mengalir dari

pimpinan perusahaan yaitu bapak H. Abdul Rahman Zubaidi, kepada

bawahannya dan bertanggung jawab lngsung pada pimpinan. Untuk lebih

jelasnya, maka dapat dilihat pada struktur organisasi dari Perusahaan

Indah Cemerlang pada gambar 3 berikut ini:

Gambar 3 Bagan Struktur Organisasi

Perusahaan Indah Cemerlang

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006.

Pimpinan

Bagian Adm. & Pembukuan

Bagian Produksi

Bagian Pemasaran

Bagian Personalia

Bagian Pengawasan

Bagian Gudang Bagian Teknik

Karyawan Karyawan Karyawan

Page 50: Analisis Laba Kotor

40

Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian

adalah sebagai berikut:

a. Direktur/ Pimpinan

1) Menentukan kebijakan untuk kepentingan perusahaan serta

menentukan target penjualan dan menentukan langkah-langkah

dalam penentuan target tersebut.

2) Menentukan perencanaan kerja atau aktivitas perusahaan.

3) Bertindak atas nama perusahaan dalam kegiatan yang menyangkut

keperluan perusahaan.

4) Mendelegasikan sebagian tugas dan tanggungjawab kepada

masing-masing bagian.

5) Memberikan balas jasa kepada karyawan sebagaimana mestinya.

b. Bagian Administrasi dan Pembukuan

1) Melaksanakan administrasi perusahaan berdasarkan ketentuan yang

telah ditetapkan pimpinan perusahaan.

2) Membuat perencanaan (anggaran) yang berkaitan dengan

pengeluaran keuangan yang berhubungan dengan kegiatan

perusahaan.

3) Mengatur masalah pegawai yang meliputi pemberian gaji dan

upah, penerimaan pegawai dan semua yang berhubungan dengan

kepegawaian.

4) Bertanggungjawab kepada pimpinan perusahaan terhadap kegiatan

administrasi perusahaan.

c. Bagian Produksi

1) Membantu pimpinan dalam mengadakan perencanaan bahan baku,

bahan pembantu, dan peralatan lainnya.

2) Mengatur dan mengawasi kegiatan produksi secara keseluruhan.

3) Mengatur kualitas dan kuantitas produksi.

d. Bagian Pemasaran

1) Mengatur sistem pemasaran yang baik.

2) Mencatat order dari pembeli.

Page 51: Analisis Laba Kotor

41

3) Menyiapkan order yang belum dipenuhi kepada pimpinan untuk

dipertimbangkan.

4) Mencari daerah pemasaran dan pelanggan baru untuk perluasan

daerah pemasaran.

e. Bagian Personalia

1) Mengatur jadwal kegiatan karyawan yang meliputi jam kerja, jam

istirahat, dan absensi karyawan.

2) Melaksanakan pertimbangan atas penerimaan dan penempatan

pegawai.

3) Mengadakan pengawasan terhadap keluar masuknya pegawai.

4) Bertanggung jawab atas masalah-masalah yang berhubungan

dengan karyawan.

f. Bagian Pengawas

1) Mengawasi segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan

operasional perusahaan.

2) Bertanggung jawab kepada bagian produksi atas wewenang yang

diberikan.

3) Mengatur para pekerja yang kurang disiplin dalam bekerja.

g. Bagian Gudang

1) Mengawasi dan mencatat keluar dan masuknya barang dari

gudang..

2) Bertanggung jawab atas barang-barang dalam gudang baik

keamanan maupun perawatannya.

h. Bagian Teknik

1) Mengadakan perawatan dan pemeliharaan serta mengadakan

perbaikan semua mesin maupun peralatan-peralatan yang dimiliki

oleh perusahaan.

2) Mengawasi penggunaan mesin maupun semua peralatan yang

digunakan oleh dalam proses produksi.

i. Karyawan

1) Melaksanakan kegiatan operasional perusahaan yang telah

ditentukan sesuai dengan bidangnya.

Page 52: Analisis Laba Kotor

42

2) Bertanggung jawab terhadap bagian yang membawahinya masing-

masing atas tugas yang telah diberikan kepadanya.

5. Personalia

a. Jumlah karyawan

Dalam melaksanakan aktivitas, perusahaan mempunyai sejumlah

tenaga kerja sebanyak 82 orang dengan perinciannya yang dapat dilihat

pada tabel 3 dan 4 berikut ini:

Tabel 3 Jumlah Karyawan Tahun 2005 Perusahaan Indah Cemerlang

No Jabatan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Pimpinan

Bagian Administrasi & Pembukuan

Bagian Produksi

Bagian Pemasaran

Bagian Personalia

Bagian Pengawasan

Bagian Gudang

Bagian Teknik

Karyawan

1 orang

2 orang

6 orang

6 orang

2 orang

4 orang

3 orang

2 orang

56 orang

Jumlah 82 orang

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

Tabel 4 Jumlah Karyawan Tenurut Jenis Pekerjaan Tahun 2005

Perusahaan Indah Cemerlang

No Jenis Jumlah 1 Karyawan Tetap 11 orang 2 Karyawan Harian 56 orang 3 Karyawan Borongan 15 orang

Jumlah 82 orang Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

b. Kualitas karyawan

Kualitas karyawan Perusahaan Indah Cemerlang dapat dilihat dalam

tabel 5 yang telah disusun berdasarkan tingkat pendidikan dari masing-

masing karyawan sebagai berikut:

Page 53: Analisis Laba Kotor

43

Tabel 5 Kualitas Pendidikan Karyawan tahun 2005

Perusahaan Indah Cemerlang

Status Pekerjaan Pendidikan SMP SMA Sarjana

Pimpinan - - 1 BagianAdministrasi & Pembukuan - - 2 Bagian Produksi - 4 2 Bagian Pemasaran - 3 3 Bagian Personalia - 1 1 Mandor Pengawas 1 2 1 Bagian Gudang 1 2 - Mandor Teknik - 1 1 Karyawan 56 - -

Jumlah 58

orang 13

orang 11

orang Sumber: Perusahaan Indah Cermelang, Malang, 2006

c. Sistem upah dan penggajian karyawan

Pada Perusahaan Indah Cemerlang pembayaran gaji dan upah

karyawan dibedakan sebagai berikut:

1) Karyawan Tetap

Pembayaran gaji untuk karyawan tetap dilaksanakan dan diberikan

setiap bulan sekali.

2) Karyawan Harian

Pembayaran upah untuk karyawan harian dilaksanakan dan

diberikan setiap akhir mingu tepatnya setiap hari sabtu.

3) Karyawan Borongan

Pembayaran upah untuk karyawan borongan didasarkan atas

jumlah hasil pekerjaan yang telah dilkukan.

d. Jam kerja karyawan

Pengaturan jam ketrja pada Perusahaan Indah Cemerlang adalah

sebagai berikut:

1) Hari Senin sampai Kamis, dan hari Sabtu

Jam kerja I : 08.00 - 12.00

Jam istirahat : 12.00 - 13.00

Jam Kerja II : 13.00 - 16.00

Page 54: Analisis Laba Kotor

44

2) Hari Jumat

Jam kerja I : 08.00 - 11.00

Jam istirahat : 11.00 - 13.00

Jam Kerja II : 13.00 - 16.00

6. Proses dan Hasil Produksi

a. Bahan yang digunakan

1) Bahan baku

Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pada

perusahaan ini, adalah sebagai berikut:

a) Semen

Merupakan salah satu bahan utama yang selalu digunakan

dalam proses produksi paving stone. Semen yang digunakan

adalah semen abu - abu (semen PC) dan sebagaian lagi semen

putih jika perlu.

b) Pasir

Merupakan bagian terpenting dalam pembuatan produk paving

stone.

c) Batu Teraso

Merupakan batu hasil pecahan dari marmer yang berfungsi

sebagai penghias pada permukaan paving stone.

d) Mill Stone

Merupakan batu teraso yang dipecah – pecah menjadi butir

teraso yang halus seperti semen. Mill stone sebagai adonan

sedangkan warna mill hanya sebagai variasi.

2) Bahan penunjang

Bahan penunjang yang digunakan dalam proses produksi adalah air

dan cat warna.

b. Peralatan yang digunakan

Beberapa mesin yang digunakan dalam proses produksi paving stone

adalah sebagai berikut:

Page 55: Analisis Laba Kotor

45

1) Mixer Machine

Yaitu mesin yang berfungsi sebagai penyampur adonan bahan yang

akan digunakan.

2) Mesin Multi Block

Yaitu mesin yang digunakan sebagai alat untuk mencetak adonan

menjadi produk menurut bentuk dan ukuran yang dikehendaki.

3) Conveyor Belt machine

Yaitu mesin yang berfungsi untuk membawa hasil cetakan dari

mesin multi block.

4) Selain mesin - mesin di atas, juga digunakan peralatan lain seperti

bak perendam, rak pengering, ayakan skep dan cangkul.

c. Proses produksi

1) Tahap I : Proses Pencampuran

Dalam proses pembuatan adonan paving stone perbandingan antara

semen dan pasir adalah sebagai berikut:

a) Lapisan muka mempunyai perbandingan 3 : 2.

b) Lapisan dasar mempunyai perbandingan 3 : 2 dari

perbandingan tersebut, ditambahkan air secukupnya dan cat

pewarna jika diperlukan.

2) Tahap II : Proses Pencetakan

Dalam proses ini, setelah adonan tercampur rata, maka adonan

tersebut sicetak atau dituangkan dalam alat cetak yang dikehendaki

dan dilanjutkan dengan pengepresan.

3) Tahap III : Proses Penyiraman

Pada taha ini, hasil cetakan yang telah ditata secara rapi lalu

dilakukan penyiraman selama kurang lebih tujuh hari dengan

tujuan untuk menjadikan barang tersebut kuat dan keras. Dan

setelah tahap ini selesai, maka paving stone siap dipasarkan.

Untuk lebih jelasnya, urutan - urutan produksi paving

stone dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini:

Page 56: Analisis Laba Kotor

46

Gambar 4 Proses Pembuatan Paving Stone Perusahaan Indah Cemerlang

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

d. Hasil Produksi

Hasil produksi yang dihasilkan oleh Perusahaan Indah Cemerlang

Malang, yaitu:

1) Paving stone segala motif

2) Paving stone gross blok L/8

3) Paving stone segi enam

7. Pemasaran

a. Daerah pemasaran

Daerah pemasaran hasil produksi perusahaan Indah Cemerlang Malang

meliputi Malang, Pasuruan, Surabaya, Probolinggo, Lumajang dan

Blitar.

Pasir Semen

Air

Proses Perendaman

Proses Pengeringan

Proses Pencetakan

Proses Pencampuran

Mill Stone

Proses Penambalan

Proses Gosok Halus Paving Stone

Page 57: Analisis Laba Kotor

47

b. Penentuan kebikasanaan harga jual

Dalam menentukan harga jual dari produksinya, perusahaan ini

memperhitungkan dengan cara seluruh biaya produksi yang

dikeluarkan untuk memproduksi tiap jenis paving stone ditambah

dengan prosentase laba yang diharapkan oleh perusahaan.

c. Saluran distribusi

Saluran distribusi yang dipakai oleh perusahaan ini adalah:

a. Saluran distribusi langsung

Produsen Konsumen

Perusahaan menggunakan saluran distribusi langsung untuk

konsumen di daerah malang dengan tujuan agar perusahaan dapat

berhubungan langsung dengan konsumen.

b. Saluran distribusi tidak langsung

Produsen Agen Konsumen

Perusahaan menggunakan saluran distribusi tidak langsung untuk

menyalurkan hasil produksinya kepada konsumen yang berada di

luar kota malang melalui agen atau pengecer, sehingga para

konsumen dapat menghemat ongkos transportasi.

d. Promosi

a. Promosi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan Indah

Cemerlang Malang meliputi pemberian pemasangan papan nama,

memberikan brosur dan pemberian hadiah berupa kalender, kaos

dan jam dinding.

e. Pesaing yang dihadapi

Perusahaan Indah Cemerlang dalam memasarkan hasil produksinya

mempunyai beberapa pesaing yang terdapat di wilayah Malang , antara

lain:

a. Perusahaan tegel dan paving stone ”Karya Abadi” Singosari -

Malang

b. Perusahaan tegel dan paving stone ”UPI” yang terletak Singosari -

Malang

Page 58: Analisis Laba Kotor

48

c. Perusahaan tegel dan paving stone ”Fass” yang terletak Sukun –

Malang

d. Perusahaan tegel dan paving stone ”Malang Indah” yang terletak

Gadang – Malang.

8. Keuangan

Berikut ini disajikan data keuangan perusahaan Indah Cemerlang

Malang yang berupa data produksi dan data penjualan tahun 2004 – 2005,

sebagai berikut:

a. Data Produksi

Jumlah produksi yang dihasilkan Perusahaan Indah Cemerlang

dari tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami peningkatan. Berikut

disajikan data jumlah produksi tahun 2004, anggaran 2005 dan

realisasi tahun 2005, pada tabel 6 berikut ini:

Tabel 6 Jumlah Produksi

Tahun 2004 - 2005 Perusahaan Indah Cemerlang

Jumlah Produksi (m2) Jenis Produk

Tahun 2004

Anggaran 2005

Tahun 2005

PS. Segala Motif 16.500 16.650 16.750 PS. Gross L/8 14.800 15.000 15.000 PS. Segi Enam 13.400 13.500 13.400 Total 44.700 45.150 45.150

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

b. Data Penjualan

1) Kuantitas Penjualan

Kuantitas penjualan Perusahaan Indah Cemerlang tahun 2004 ke

tahun 2005 berfluktuasi tergantung pada jenis produk yang

dihasilkan. Berikut pada tabel 7 dan tabel 8 disajikan rincian data

kuantitas penjualan per bulan pada perusahaan Indah Cemerlang,

yaitu:

Page 59: Analisis Laba Kotor

49

Tabel 7 Kuantitas Penjualan Tahun 2004

Perusahaan Indah Cemerlang

Bulan Jenis Produk

PS. Segala

Motif PS. Gross

L/8 PS. Segi

Enam Januari 1.300 1.250 1.100 Februari 1.550 990 1.225 Maret 1.450 1.375 950 April 1.050 1.245 1.075 Mei 1.575 1.100 1.250 Juni 1.515 1.425 1.160 Juli 1.350 1.030 1.150 Agustus 1.045 1.550 1.055 Sepetember 1.230 1.095 1.050 Oktober 1.435 1.230 1.100 November 1.100 1.425 1.200 Desember 1.750 985 975 Jumlah 16.350 14.700 13.290

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

Tabel 8 Kuantitas Penjualan Tahun 2005

Perusahaan Indah Cemerlang

Bulan Jenis Produk

PS. Segala

Motif PS.

Gross L/8 PS. Segi

Enam Januari 1.250 1.210 990 Februari 1.580 1.185 980 Maret 1.150 1.230 1.100 April 1.250 1.100 1.145 Mei 1.345 1.378 985 Juni 1.655 1.215 1.150 Juli 1.250 1.328 1.085 Agustus 1.175 1.085 1.310 Sepetember 1.450 1.230 1.140 Oktober 1.675 1.320 1.210 November 1.120 1.355 1.135 Desember 1.700 1064 1.020 Jumlah 16.600 14.700 13.250

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

2) Harga Pokok Penjualan

Sebelum melihat harga pokok penjualan, sebelumya disajikan

rincian dari biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya

Page 60: Analisis Laba Kotor

50

administrasi dan umum. Dimana biaya produksi merupakan unsur

dari harga pokok penjualan. Berikut disajikan jenis biaya yang

dikeluarkan oleh Perusahaan Indah Cemerlang dan Harga Pokok

Penjualan, yaitu pada tabel 9 berikut ini:

Tabel 9 Jenis Biaya - Biaya Tahun 2004 - 2005

Nama Biaya Tahun 2004 Tahun 2005

(Rp) (Rp) Pemakaian bahan baku 282.060.816,00 305.313.780,00Biaya TK langsung 335.920.600,00 349.235.250,00Biaya tidak langsung: Biaya TK tak langsung 39.080.000,00 39.580.000,00 Biaya listrik 7.924.000,00 8.221.744,00 Biaya bahan bakar 8.975.000,00 9.387.184,00 Biaya rep. & peml. mesin 7.372.000,00 7.850.000,00 Biaya telepon 3.882.000,00 3.960.872,00 Biaya peny. Mesin 3.500.000,00 3.500.000,00 Biaya peny. Gedung 1.820.000,00 1.820.000,00 Biaya peny. Peralatan 3.010.000,00 3.010.000,00 Biaya peny. kendaraan 770.000,00 770.000,00 Biaya bahan pembantu 4.972.500,00 5.006.400 Biaya lain - lain 2.765.000,00 3.012.250,00Total Biaya tak langsung 84.070.500,00 86.118.450,00Biaya operasi: Biaya adm. & umum: Gaji pegawai 15.120.000,00 15.440.000,00 Biaya Surat Menyurat 210.000,00 245.000,00 Lain - lain 910.000,00 936.800,00Total biaya adm. dan umum 16.240.000,00 16.621.800,00Biaya pemasaran: Gaji pegawai 26.208.000,00 26.208.000,00 Biaya penjualan 4.957.750,00 5.150.000,00 Biaya peny. kendaraan 770.000,00 770.000,00Total biaya pemasaran 31.935.750,00 32.128.000,00Total biaya keseluruhan 750.227.666 789.417.280,00

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

Page 61: Analisis Laba Kotor

51

Tabel 10 Laporan Harga Pokok Penjualan per Jenis Produk

Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2004

Keterangan Jenis Produk Jumlah

PS. SegalaMotif

(Rp) PS. Gross L/8

(Rp) PS. Segi Enam

(Rp) Pemakaian Bahan Baku 132.150.100,00 89.290.100,00 60.620.616,00 282.060.816,00 Biaya TKL 123.997.500,00 111.222.000,00 100.701.100,00 335.920.600,00 Jml. Biaya Tak Langsung 34.207.150,00 29.506.650,00 20.356.700,00 84.070.500,00 Biaya Produksi 290.354.750,00 230.018.750,00 181.678.416,00 702.051.916,00 Pers. Awal Barang Dlm Proses 1.590.600,00 926.390,00 1.199.690,08 3.716.680,08 291.945.350,00 230.945.140,00 182.878.106,08 705.768.596,08 Pers.Akhir Barang dalam Proses (3.990.600,00) (2.427.102,26) (1.950.000,00) (8.367.702,26) Harga Pokok Produksi 287.954.750,00 228.518.037,74 180.928.106,08 697.400.893,82 Pers. Awal Barang Jadi 2.400.039,64 1.500.750,00 750.300,00 4.651.089,64 Pers. Barang untuk Dijual 290.354.789,64 230.018.787,74 181.678.406,08 702.051.983,46 Pers. Akhir Barang Jadi (2.639.588,64) (1.554.180,74) (1.491.389,98 (5.685.159,36) Harga Pokok Penjualan 287.715.201,00 228.464.607,00 180.187.016,10 696.366.824,10

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

Page 62: Analisis Laba Kotor

52

Tabel 11 Anggaran Harga Pokok Penjualan per Jenis Produk

Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2005

Keterangan Jenis Produk Jumlah

PS. SegalaMotif

(Rp) PS. Gross L/8

(Rp) PS. Segi Enam

(Rp) Pemakaian Bahan Baku 137.651.950,00 96.607.200,00 68.133.877,00 302.393.027,00 Biaya TKL 125.124.750,00 112.725.000,00 100.701.100,00 338.550.850,00 Jml. Biaya Tak Langsung 34.707.150,00 29.906.650,00 20.956.700,00 85.570.500,00 Biaya Produksi 297.483.850,00 239.238.850,00 189.791.677,00 726.514.377,00 Pers. Awal Barang Dlm Proses 3.990.600,00 2.427.102,26 1.950.000,00 8.367.702,26 301.474.450,00 241.665.952,26 191.741.677,00 734.882.079,26 Pers. Akhir Barang Dlm Proses (6.630.153,96) (3.981.233,50) (3.441.426,29) (14.052.813,75) Harga Pokok Produksi 294.844.296,04 237.684.718,76 188.300.250,71 720.829.265,51 Pers. Awal Barang Jadi 2.639.588,64 1.554.180,74 1.491.389,98 5.685.159,36 Pers. Barang untuk Dijual 297.483.884,68 239.238.899,50 189.791.640,69 726.514.424,87 Pers. Akhir Barang Jadi (2.680.034,68) (2.392.388,50) (3.514.660,685) (8.587.083,87) Harga Pokok Penjualan 294.803.850,00 236.846.511,00 186.276.980,00 717.927.341,00

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

Page 63: Analisis Laba Kotor

53

Tabel 12 Realisasi Harga Pokok Penjualan per Jenis Produk

Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2005

Keterangan Jenis Produk Jumlah

PS. SegalaMotif

(Rp) PS. Gross L/8

(Rp) PS. Segi Enam

(Rp) Pemakaian Bahan Baku 138.451.650,00 97.726.300,00 69.135.830,00 305.313.780,00 Biaya TKL 129.561.250,00 116.025.000,00 103.649.000,00 349.235.250,00 Jml. Biaya Tak Langsung 34.889.800,00 30.089.300,00 21.139.350,00 86.118.450,00 Biaya Produksi 302.902.700,00 243.840.600,00 193.924.180,00 740.667.480,00 Pers. Awal Barang Dlm Proses 3.990.600,00 2.427.102,26 1.950.000,00 8.367.702,26 306.893.300,00 246.267.702,26 195.874.180,00 749.035.182,26 Pers. Akhir Barang Dlm Proses (6.630.243,15) (3.981.283,00) (3.441.439,42) (14.052.965,57) Harga Pokok Produksi 300.263.056,85 242.286.419,26 192.432.740,58 734.982.216,69 Pers. Awal Barang Jadi 2.639.588,64 1.554.180,74 1.491.389,98 5.685.159,36 Pers. Barang untuk Dijual 302.902.645,49 243.840.600,00 193.924.130,56 740.667.376,05 Pers. Akhir Barang Jadi (2.712.561,49) (4.876.812) (2.170.793,06) (9.760.166,55) Harga Pokok Penjualan 300.190.084,00 238.963.788,00 191.753.337,50 730.907.209,50

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

Page 64: Analisis Laba Kotor

54

c. Laba Kotor

Tabel 13 Realisasi Laba Kotor

Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2004

Jenis Volume Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor

(Unit) Harga (Rp) Jumlah (Rp) Harga (Rp) Jumlah (Rp) (Rp) PS. Segala Motif 16.350 26.400,00 431.640.000,00 17.597,26 287.715.201,00 143.924.799,00 PS. Gross L/8 14.700 23.800,00 349.860.000,00 15.541,81 228.464.607,00 121.395.393,00 PS. Segi Enam 13.290 22.000,00 292.380.000,00 13.558,09 180.187.016,10 112.192.983,90 Jumlah 44.340 1.073.880.000,00 696.366.824,10 377.513.175,90

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

Tabel 14 Anggaran Laba Kotor

Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2005

Jenis Volume Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor

(Unit) Harga (Rp) Jumlah (Rp) Harga (Rp) Jumlah (Rp) (Rp) PS. Segala Motif 16.500 28.950,00 477.675.000,00 17.866,90 294.803.850,00 182.871.150,00 PS. Gross L/8 14.850 26.500,00 393.525.000,00 15.949,26 236.846.511,00 156.678.489,00 PS. Segi Enam 13.250 24.350,00 322.637.500,00 14.058,64 186.276.980,00 136.360.520,00 Jumlah 44.600 1.193.837.500,00 717.927.341,00 475.910.159,00

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

Page 65: Analisis Laba Kotor

55

Tabel 15 Realisasi Laba Kotor

Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2005

Jenis Volume Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor

(Unit) Harga (Rp) Jumlah (Rp) Harga (Rp) Jumlah(Rp) (Rp) PS. Segala Motif 16.600 27.850,00 462.310.000,00 18.083,74 300.190.084,00 162.119.916,00 PS. Gross L/8 14.700 25.550,00 375.585.000,00 16.256,04 238.963.788,00 136.621.212,00 PS. Segi Enam 13.250 24.500,00 324.625.000,00 14.471,95 191.753.337,50 132.871.662,50 Jumlah 44.550 1.162.520.000,00 730.907.209,50 431.612.790,50

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

Tabel 16 Volume Penjualan yang Sesungguhnya dengan Harga Menurut Anggaran

Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2005

Jenis Volume Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor

(Unit) Harga (Rp) Jumlah (Rp) Harga (Rp) Jumlah (Rp) (Rp) PS. Segala Motif 16.600 28.950,00 480.570.000,00 17.866,90 296.590.540,00 183.979.460,00 PS. Gross L/8 14.700 26.500,00 389.550.000,00 15.949,26 234.454.122,00 155.095.878,00 PS. Segi Enam 13.250 24.350,00 322.637.500,00 14.058,64 186.276.980,00 136.360.520,00 Jumlah 44.550 1.192.757.500,00 717.321.642,00 475.435.858,00

Sumber: Data Diolah

Page 66: Analisis Laba Kotor

56

56

d. Laporan Rugi Laba

Laba bersih Perusahaan Indah Cemerlang pada tahun 2005 meningkat

dibandingkan tahun 2004. Berikut disajikan laporan rugi laba untuk

tahun 2004 dan tahun 2005 pada tabel 17, berikut ini:

Tabel 17 Laporan Rugi Laba

Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2004 – 2005

Keterangan Tahun 2004 Tahun 2005

(Rp) (Rp) Penjualan 1.073.880.000,00 1.162.520.000,00Harga Pokok Penjualan (696366824,10) (730907209,50)Laba Kotor 377.513.175,90 431.612.790,50Biaya Operasi: Biaya Pemasaran 31.935.750,00 32.128.000,00 Biaya Adm. & Umum 16.240.000,00 16.621.800,00Jumlah Biaya Operasi 48.175.750,00 48.749.800,00Laba Sebelum Pajak 329.337.425,90 382.862.990,50Pajak (73.801.227,77) (89.858.897,15)Laba Bersih 255.536.198,13 293.004.093,35

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

e. Metode Harga Jual yang Ditetapkan oleh Perusahaan

1) Penetapan Harga Jual Produk oleh Perusahaan

Penetapan harga merupakan salah satu masalah perencanaan

laba yang akan berpengaruh pada perolehan laba. Pihak

manajemen perusahaan akan berusaha mencari strategi yang

menguntungkan bagi perusahaan di dalam menetapkan harga jual

produknya. Perusahaan Indah Cemerlang di dalam menetapkan

harga jual produknya dihitung dengan cara menghitung seluruh

biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk ditambah

prosentase laba yang telah ditentukan oleh perusahaan. Tingkat

keuntungan yang ditetapkan oleh Perusahaan Indah Cemerlang

untuk tahun 2005 adalah berbeda – beda untuk setiap jenis

produknya. Untuk Paving Stone Segala Motif, tingkat

keuntungannya adalah sebesar 54 %. Sedangkan untuk Paving

Stone Gross L/8 adalah sebesar 57 %. Dan Paving Stone Segi

Page 67: Analisis Laba Kotor

57

57

Enam sebesar 69 %. Menurut perusahaan Indah Cemerlang tingkat

keuntungan ini ditentukan berdasarkan pengalaman.

Berdasarkan laporan harga pokok penjualan pada tabel 12

diatas diketahui bahwa biaya produksi perusahaan Indah

Cemerlang pada tahun 2005 untuk paving stone segala motif

sebesar Rp 302.902.700,00, untuk paving stone gross L/8 adalah

sebesar Rp 243.840.600,00, dan untuk memproduksi paving stone

segi enam, biaya produksinya sebesar Rp 193.924.180,00.

Berdasarkan informasi dari perusahaan, pada tahun 2005,

perusahaan Indah Cemerlang memproduksi paving stone segala

motif sebanyak 16.750 unit, sedangkan paving stone gross L/8

sebanyak 15.000 unit, serta paving stone segi enam sebanyak

13.400 unit. Sehingga harga jual per unit dapat dihitung seperti

tabel 18 berikut ini:

Tabel 18

Perhitungan Harga Jual tahun 2005 Perusahaan Indah Cemerlang

Jenis Produk

Keterangan PS. Segala

Motif PS. Gross L/8 Tegel Teraso (Rp) (Rp) (Rp) Biaya Produksi 302.902.700,00 243.840.600,00 193.924.180,00Dibagi Volume Produksi (m2) 16.750 15.000 13.400 HPP / unit 18.083,74 16.256,04 14.471,95Laba prosentase 0,54 0,57 0,69Laba prosentase x HPP / unit 9.765,00 9.266,00 9.986,00HPP / unit produk 18.083,74 16.256,04 14.471,95Harga jual / unit 27.849,00 25.522,00 24.458,00Harga jual / unit dibulatkan 27.850,00 25.550,00 24.500,00

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

2) Faktor - Faktor dalam Menetapkan Harga Jual

Dalam menetapkan harga jual produknya Perusahaan Indah

Cemerlang mempertimbangkan hal-hal berikut ini :

Page 68: Analisis Laba Kotor

58

58

a) Biaya

Dalam menetapkan harga faktor yang menjadi perhatian

utama bagi Perusahaan Indah Cemerlang adalah besarnya biaya

yang dikeluarkan untuk memproduksi paving stone tersebut.

Dimana perusahaan berharap bahwa harga yang ditetapkan dapat

menutupi biaya yang telah dikeluarkan dalam memproduksi

suatu jenis produk.

b) Keuntungan

Penetapan harga biasanya memperhitungkan tingkat

keuntungan yang ingin diperoleh. Semakin besar marjin

keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula harga

yang ditetapkan untuk konsumen. Untuk itu perusahaan Indah

Cemerlang berharap agar harga yang ditetapkan dapat

menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.

3) Kelemahan Harga Jual yang Digunakan oleh Perusahaan

Perusahaan dalam menentukan persentase laba untuk tahun

2005 sebesar 54 %, 57 %, dan 69 % dari biaya produksi

berdasarkan pengalaman, kemungkinan harga jual yang ditetapkan

oleh perusahaan saat ini lebih tinggi atau lebih rendah dari harga

jual yang seharusnya atau yang ditetapkan oleh perusahaan pesaing

lain.

A. Analisis dan Interprestasi Data

1. Analisis Laba Kotor

Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab II, analisis laba kotor ini

menyangkut 2 segi, yaitu penjualan dan harga pokok penjualan. Ditinjau

dari segi pejualan, maka akan berkaitan dengan harga (price) dan volume

penjualan. Demikian halnya dengan harga pokok penjualan, yang akan

terkait dengan volume dan harga pokok penjualan itu sendiri. Baik

penjualan maupun harga pokok penjualan akan ikut mempengaruhi

terhadap terjadinya perubahan laba kotor dari tahun ke tahun.

Dalam menganalisis laba kotor, akan digunakan dua metode, yaitu:

Page 69: Analisis Laba Kotor

59

59

a. Dengan membandingkan data dari salah satu tahun yang dipilih

sebagai tahun dasar (dalam hal ini adalah tahun 2004) dengan data dari

tahun yang akan dianalisis (tahun 2005).

b. Dengan menggunakan anggaran (budget) yang telah disusun dan

dibandingkan dengan data dari tahun yang akan dianalisis.

Untuk memperjelas permasalahan yang ada pada Perusahaan Indah

Cemerlang, maka akan diuraikan perhitungan analisis laba kotor dengan

metode pertama yang menggunakan tahun 2004 sebagai tahun dasar dan

tahun 2005 sebagai tahun yang dianalisis (berdasarkan tabel 13 dan 15).

A. Selisih Penjualan

Penjualan tahun 2005 = Rp 1.162.520.000,00

Penjualan tahun 2004 = Rp 1.073.880.000,00

Selisih Penjualan (favourable) = Rp 88.640.000,00

Selanjutnya selisih penjualan dapat dianalisa penyebabnya ke

dalam dua macam selisih, yaitu:

a. Perhitungan Selisih Harga Jual

Volume penjualan tahun 2005 dengan harga jual tahun 2005

adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 27.850,00 = Rp 462.310.000,00 PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 25.550,00 = Rp 375.585.000,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 24.500,00 = Rp 324.625.000,00

Rp 1.162.520.000,00

Volume penjualan 2005 dengan harga jual tahun 2004 adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 26.400,00 = Rp 438.240.000,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 23.800,00 = Rp 349.860.000,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 22.000,00 = Rp 291.500.000,00

Rp 1.079.600.000,00

Selisih harga jual (favourable) Rp 82.920.000,00

b. Perhitungan Selisih Volume Penjualan

Volume penjualan tahun 2005 dengan harga jual tahun 2004

adalah:

Page 70: Analisis Laba Kotor

60

60

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 26.400,00 = Rp 438.240.000,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 23.800,00 = Rp 349.860.000,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 22.000,00 = Rp 291.500.000,00

Rp 1.079.600.000,00

Volume penjualan tahun 2004 dengan harga jual tahun 2004

adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.350 x Rp 26.400,00 = Rp 431.640.000,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 23.800,00 = Rp 349.860.000,00

PS. Segi Enam : 13.290 x Rp 22.000,00 = Rp 292.380.000,00

Rp 1.073.880.000,00

Selisih volume penjualan (favourable) Rp 5.720.000,00

B. Selisih Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan tahun 2005 = Rp 730.907.209,50

Harga pokok penjualan tahun 2004 = Rp 696.366.824,10

Selisih harga pokok penjualan (unfavourable) = Rp 34.540.385,40

Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dapat dianalisa

penyebabnya ke dalam dua macam selisih, yaitu:

a. Perhitungan Selisih Harga Pokok

Volume penjualan tahun 2005 dengan harga pokok tahun 2005

adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 18.083,74 = Rp 300.190.084,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 16.256,04 = Rp 238.963.788,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 14.471,95 = Rp 191.753.337,50

Rp 730.907.209,50

Volume penjualan tahun 2005 dengan harga pokok tahun 2004

adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 17.597,26 = Rp 292.114.516,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 15.541,81 = Rp 228.464.607,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 13.558,09 = Rp 179.644.692,50

Rp 700.223.815,50

Page 71: Analisis Laba Kotor

61

61

Selisih harga pokok (unfavourable) Rp 30.683.394,00

b. Perhitungan Selisih Volume Harga Pokok

Volume penjualan tahun 2005 dengan harga pokok tahun 2004

adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 17.597,26 = Rp 292.114.516,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 15.541,81 = Rp 228.464.607,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 13.558,09 = Rp 179.644.692,50

Rp 700.223.815,50

Volume penjualan tahun 2004 dengan harga pokok tahun 2004

adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.350 x Rp 17.597,26 = Rp 287.715.201,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 15.541,81 = Rp 228.464.607,00

PS. Segi Enam : 13.290 x Rp 13.558,09 = Rp 180.187.016,10

Rp 696.366.824,10

Selisih volume harga pokok (unfavourable) Rp 3.856.991,40

Dari hasil analisis diatas, maka dapat memberikan keterangan tentang

selisihnya laba kotor. Perhitungan selisih – selisih tersebut apabila

diringkas akan nampak pada tabel 19 berikut ini:

Tabel 19 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Tahun Dasar

pada Perusahaan Indah Cemerlang

Jenis Selisih Pengaruh terhadap

Laba Kotor

Menambah

(Rp) Mengurangi

(Rp) Selisih Harga Jual (favourable) 82.920.000,00 Selisih Volume Penjualan (favourable) 5.720.000,00 Selisih Harga Pokok (unfavourable) 30.683.394,00Selisih Volume Harga Pokok (unfavourable) 3.856.991,40 88.640.000 34.540.385,40 Peningkatan Laba Kotor 54.099.614,60 88.640.000,00

Sumber: Data Diolah

Page 72: Analisis Laba Kotor

62

62

C. Selisih Kuantitas atau Volume Bersih

Selisih volume penjualan (favourable) = Rp 5.720.000,00

Selisih volume harga pokok (unfavourable) = Rp 3.856.991,40

Selisih volume bersih (favourable) = Rp 1.863.008,60

Selanjutnya selisih volume bersih (net income variance) dapat

dianalisis lebih lanjut dalam selisih sales mix dan selisih volume

penjualan akhir. Untuk itu perlu ditetapkan laba kotor rata-rata yang

direalisir dalam tahun dasar, yaitu:

unitRp

RptahunpenjualanunitJumlah

tahunkotorLaba

/054486,514.8340.44

90,175.513.3772004

2004

=

=

Setelah laba kotor rata – rata sudah diperoleh, maka selisih sales mix

dan volume penjualan akhir dapat dihitung sebagai berikut:

a. Selisih Komposisi Penjualan (Sales Mix Variance)

Volume penjualan tahun 2005 dengan harga jual tahun 2004:

PS. Segala Motif : 16.600 x Rp 26.400,00 = Rp 438.240.000,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 23.800,00 = Rp 349.860.000,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 22.000,00 = Rp 291.500.000,00

Rp 1.079.600.000,00

Volume penjualan tahun 2005 dengan harga pokok tahun 2004:

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 17.597,26 = Rp 292.114.516,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 15.541,81 = Rp 228.464.607,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 13.558,09 = Rp 179.644.692,50

Rp 700.223.815,50

Rp 379.376.184,50

Volume penjualan tahun 2005 dengan laba

kotor rata-rata tahun 2004:

(44.550 x Rp 8.514,054486) Rp 379.301.127,30

Selisih komposisi penjualan (favourable) Rp 75.057,20

Page 73: Analisis Laba Kotor

63

63

b. Selisih Volume Penjualan Akhir (Final Sales Quantity

Variance)

Volume penjualan tahun 2005 dengan laba

kotor rata – rata tahun 2004:

(44.550 x Rp 8.514,054486) Rp 379.301.127,30

Volume penjualan tahun 2004 dengan laba

kotor rata – rata tahun 2004:

(44.340 x Rp 8.514,054486) Rp 377.513.175,90

Selisih volume penjualan akhir (favourable) Rp 1.787.951,40

Perhitungan selisih – selisih harga tersebut di atas apabila diringkas

akan nampak pada tabel 20 berikut ini:

Tabel 20 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Tahun Dasar

dengan Memasukkan Selisih Sales Mix pada Perusahaan Indah Cemerlang

Jenis Selisih Pengaruh terhadap Laba

Kotor

Menambah

(Rp) Mengurangi

(Rp) Selisih Harga Jual (favourable) 82.920.000,00 Selisih Harga Pokok (unfavourable) 30.683.394,00Selisih Sales Mix (favourable) 75.057,20 Selisih Volume Penjualan Akhir (favourable) 1.787.951,40 84.783.008,60 30.683.394,00Peningkatan Laba Kotor 54.099.614,60 84.783.008,60

Sumber: Data Diolah

Langkah selanjutnya, penulis akan menggunakan anggaran (budget)

untuk melakukan perhitungan analisis laba kotor yaitu sesuai dengan

metode yang menggunakan anggaran (berdasarkan tabel 14 dan 15)

Dimana laba kotor tahun 2005 apabila dibandingkan dengan anggaran

mengalami penurunan.

Page 74: Analisis Laba Kotor

64

64

Berdasarkan tabel 14, laba kotor yang direalisir menurut anggaran

adalah sebesar Rp 475.910.159,00, sedangkan volume penjualannya

adalah 44.600 unit. Jadi rata – rata laba kotor menurut anggaran adalah:

unitRp

RptahunnDianggarkayangUnitJumlahtahunnDianggarkayangKotorLaba

/63137,670.10600.44

00,159.910.47520052005

=

=

Pada tabel 15, tercatat laba kotor yang direalisir pada tahun 2005 sebesar

Rp 431.612.790,50 dan volume penjualannya adalah 44.550 / unit. Jadi

rata- rata laba kotor menurut realisir rugi laba tahun 2005 adalah:

unitRp

RpTahunPenjualanVolume

TahunKotorLaba

/278126,688.9550.44

50,790.612.4312005

2005

=

=

Dalam tabel 16, laba kotor berdasarkan volume penjualan sesungguhnya

dengan harga jual menurut anggaran menunjukkan angka sebesar

Rp 475.435.858,00 dengan volume penjualan sebesar 44.550 unit. Jadi rata

- rata laba kotornya adalah sebesar:

9609,671.10550.44

00,858.435.475 RpRp= / unit

Jika memperhatikan anggaran rugi laba dan realisasi rugi laba maka

kita akan mengetahui bahwa terjadi penurunan terhadap laba kotor, yaitu:

Rp 475.910.159,00 – Rp 431.612.790,50 = Rp 44.297.368,50

Penurunan laba kotor disebabkan oleh dua elemen laba kotor yaitu

penjualan dan harga pokok penjualan. Untuk itu perubahan tersebut perlu

dianalisis dengan langkah – langkah sebagai berikut:

A. Selisih Penjualan

Penjualan sesungguhnya = Rp 1.162.520.000,00

Penjualan yang dianggarkan = Rp 1.193.837.500,00

Selisih Penjualan (unfavourable) = Rp 31.317.500,00

Selanjutnya selisih penjualan dapat dianalisa penyebabnya ke

dalam dua macam selisih, yaitu:

Page 75: Analisis Laba Kotor

65

65

a. Perhitungan Selisih Harga Jual

Volume penjualan sesungguhnya dengan harga jual sesungguhnya

adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 27.850,00 = Rp 462.310.000,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 25.550,00 = Rp 375.585.000,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 24.500,00 = Rp 324.625.000,00

Rp 1.162.520.000,00

Volume penjualan sesungguhnya dengan harga jual yang

dianggarkan adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 28.950,00 = Rp 480.570.000,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 26.500,00 = Rp 389.550.000,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 24.350,00 = Rp 322.637.500,00

Rp 1.192.757.500,00

Selisih harga jual (unfavourable) Rp 30.237.500,00

b. Perhitungan Selisih Volume Penjualan

Volume penjualan sesungguhnya dengan harga jual yang

dianggarkan adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 28.950,00 = Rp 480.570.000,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 26.500,00 = Rp 389.550.000,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 24.350,00 = Rp 322.637.500,00

Rp 1.192.757.500,00

Volume penjualan yang dianggarkan dengan harga jual yang

dianggarkan adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.500 x Rp 28.950,00 = Rp 477.675.000,00

PS. Gross L/8 : 14.850 x Rp 26.500,00 = Rp 393.525.000,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 24.350,00 = Rp 322.637.500,00

Rp 1.193.837.500,00

Selisih volume penjualan (unfavourable) Rp 1.080.000,00

Page 76: Analisis Laba Kotor

66

66

B. Selisih Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan sesungguhnya = Rp 730.907.209,50

Harga pokok penjualan yang dianggarkan = Rp 717.927.341,00

Selisih harga pokok penjualan (unfavourable) = Rp 12.979.868,50

a. Perhitungan Selisih Harga Pokok

Volume penjualan yang sesungguhnya dengan harga pokok yang

sesungguhnya adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 18.083,74 = Rp 300.190.084,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 16.256,04 = Rp 238.963.788,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 14.471,95 = Rp 191.753.337,50

Rp 730.907.209,50

Volume penjualan yang sesungguhnya dengan harga pokok yang

dianggarkan adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 17.866,90 = Rp 296.590.540,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 15.949,26 = Rp 234.454.122,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 14.058,64 = Rp 186.276.980,00

Rp 717.321.642,00

Selisih harga pokok (unfavourable) Rp 13.585.567,50

b. Perhitungan selisih volume harga pokok

Volume penjualan yang sesungguhnya dengan harga pokok yang

dianggarkan adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 17.866,90 = Rp 296.590.540,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 15.949,26 = Rp 234.454.122,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 14.058,64 = Rp 186.276.980,00

Rp 717.321.642,00

Volume penjualan yang dianggarkan dengan harga pokok yang

dianggarkan adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.500 x Rp 17.866,90 = Rp 294.803.850,00

PS. Gross L/8 : 14.850 x Rp 15.949,26 = Rp 236.846.511,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 14.058,64 = Rp 186.276.980,00

Rp 717.927.341,00

Selisih volume harga pokok (favourable) Rp 605.699,00

Page 77: Analisis Laba Kotor

67

67

Perhitungan selisih – selisih tersebut di atas bila diringkas akan

nampak pada tabel 21 berikut ini:

Tabel 21 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Anggaran

pada Perusahaan Indah Cemerlang

Jenis Selisih Pengaruh terhadap

Laba Kotor

Menambah

(Rp) Mengurangi

(Rp) Selisih Harga Jual (unfavourable) 30.237.500,00Selisih Volume Penjualan (unfavourable) 1.080.000,00Selisih Harga Pokok (unfavourable) 13.585.567,50Selisih Volume Harga Pokok (favourable) 605.699,00 605.699,00 44.903.067,50Penurunan Laba Kotor 44.297.368,50 44.903.067,50

Sumber: Data Diolah

C. Selisih Kuantitas atau Volume Bersih (Net Volume Variance)

Selanjutnya penulis akan menganalisis selisih volume bersih,

yaitu:

Selisih volume penjualan (unfavourable) = Rp 1.080.000,00

Selisih volume harga pokok (favourable) = Rp 605.699,00

Selisih volume bersih (unfavourable) = Rp 474.301,00

Selisih volume bersih ini kemudian dapat dianalisis lebih lanjut

dalam selisih sales mix dan selisih volume penjualan akhir.

a. Perhitungan Selisih Komposisi Penjualan (Sales Mix Variance)

Volume penjualan sesungguhnya dengan harga jual yang

dianggarkan adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 28.950,00 = Rp 480.570.000,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 26.500,00 = Rp 389.550.000,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 24.350,00 = Rp 322.637.500,00

Rp 1.192.757.500,00

Page 78: Analisis Laba Kotor

68

68

Volume penjualan yang sesungguhnya dengan harga pokok yang

dianggarkan adalah:

PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 17.866,90 = Rp 296.590.540,00

PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 15.949,26 = Rp 234.454.122,00

PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 14.058,64 = Rp 186.276.980,00

Rp 717.321.642,00

Rp 475.435.858,00

Volume penjualan sesungguhnya dengan laba

kotor rata-rata yang dianggarkan:

(44.550 x Rp 10.670,63137) Rp 475.376.627,50 Selisih komposisi penjualan (favourable) Rp 59.230,50

b. Perhitungan Selisih Penjualan Final (Final Sales Quantity

Variance)

Volume penjualan sesungguhnya dengan laba

kotor rata – rata yang dianggarkan:

(44.550 x Rp 10.670,63137) Rp 475.376.627,50 Volume penjualan yang dianggarkan dengan laba

kotor rata – rata yang dianggarkan:

(44.600 x Rp 10.670,63137) Rp 475.910.159,00

Selisih volume penjualan akhir (unfavourable) Rp 533.531,50

Perhitungan selisih – selisih harga tersebut di atas apabila

diringkas akan nampak pada tabel 22 berikut ini:

Page 79: Analisis Laba Kotor

69

69

Tabel 22 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Anggaran

dengan Memasukkan Selisih Sales Mix pada Perusahaan Indah Cemerlang

Jenis Selisih Pengaruh terhadap

Laba Kotor

Menambah

(Rp) Mengurangi

(Rp) Selisih Harga Jual (unfavourable) 30.237.500,00Selisih Harga Pokok (unfavourable) 13.585.567,50Selisih Sales Mix (favourable) 59.230,50 Selisih Volume Penjualan Akhir (unfavourable) 533.531,50 59.230,50 44.356.599,00Penurunan Laba Kotor 44.297.368,50 44.356.599,00

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat disusun skema

analisis laba kotor sebagai berikut:

Page 80: Analisis Laba Kotor

70

Gambar 5 Bagan Analisis Selisih Laba Kotor

Perusahaan Indah Cemerlang

Anggaran Laba Kotor

475.910.159,00

Laba Kotor Sesungguhnya 431.612.790,50

Selisih Kuantitas Penjualan

1.080.000,00 (Unfavourable)

Selisih Harga Jual

30.237.500,00 (unfavourable)

Selisih Harga Pokok Penjualan

12.979.868,50 (unfavourable)

Selisih Penjualan

31.317.500,00 (unfavourable)

Selisih Laba Kotor

44.297.268,50 (unfavourable)

Selisih Kuantitas

Bersih 474.301,00

(unfavourable) Selisih

Kuantitas HPP 605.699,00

(favourable)

Selisih Harga HPP

13.585.567,50 (Unfavourable)

Selisih Komposisi Penjualan 59.230,50

(favourable)

Selisih Kuantitas Penjualan

Final 533.531,50

(unfavourable)

Sumber: Data Diolah

Page 81: Analisis Laba Kotor

71

Perhitungan – perhitungan di atas telah memperlihatkan pada kita

tentang analisis laba kotor melalui dua metode yaitu: metode tahun dasar

dan metode anggaran. Dimana laba kotor tahun 2005 mengalami

peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sedangkan

apabila dibandingkan dengan anggaran, maka terjadi penurunan laba

kotor. Untuk lebih ringkasnya kesimpulan penyebab selisih dari kedua

metode tersebut dapat dilihat melalui tabel 23 berikut ini:

Tabel 23 Perbedaan Hasil Analisis Laba Kotor Metode tahun Dasar

dan Metode Anggaran

Jenis Selisih Pengaruh terhadap

Metode

Tahun Dasar Metode

Anggaran Selisih Harga Jual favourable Unfavourable Selisih Volume Penjualan favourable Unfavourable Selisih Harga Pokok unfavourable Unfavourable Selisih Volume Harga Pokok unfavourable Favourable Selisih Sales Mix favourable Favourable Selisih Volume Penjualan Akhir favourable Unfavourable

Sumber: Data Diolah

Dari perbedaan dan persamaan pada tabel 23 maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa penyebab meningkatnya laba kotor melalui metode

tahun dasar dikarenakan selisih yang menguntungkan pada harga jual,

volume penjualan, sales mix dan volume penjualan akhir. Sedangkan

penurunan laba kotor melalui metode anggaran disebabkan karena selisih

yang tidak menguntungkan pada harga jual, volume penjualan, harga

pokok dan volume penjualan akhir. Metode anggaran akan lebih baik

digunakan dalam menganalisis laba kotor, karena dengan anggaran yang

disusun baik merupakan petunjuk yang terbaik mengenai prestasi yang

seharusnya (Mulyadi, 1991: 141). Selain itu, dengan metode ini kita dapat

mengetahui kelemahan – kelemahan secara khusus yang ada selama

pelaksanaan operasi perusahaan pada periode 2005.

Page 82: Analisis Laba Kotor

72

2. Analisis Selisih yang Terjadi

Dari analisis laba kotor diatas, maka dibawah ini akan dijelaskan

selisih - selisih yang terjadi terutama yang menggunakan metode

anggaran, yaitu sebagai berikut:

a. Selisih harga jual menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan

(unfavourable), yang dapat disebabkan oleh:

1) Harga jual yang tidak stabil bila dibandingkan dengan perusahaan

sejenis lainnya.

2) Harga jual produk yang terlalu tinggi sehingga tidak mampu

bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.

b. Selisih volume penjualan menunjukkan selisih yang tidak

menguntungkan (unfavourable), yang dapat disebabkan oleh:

1) Promosi produk yang kurang baik sehingga daya beli konsumen

terhadap barang yang ditawarkan menjadi menurun.

2) Kurang adanya daya beli terhadap barang – barang yag ditawarkan.

c. Selisih harga pokok menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan

(unfavourable), yang dapat disebabkan oleh:

1) Naiknya biaya - biaya produksi

2) Pembelian bahan baku dengan harga yang tinggi

d. Selisih volume harga pokok menunjukkan selisih yang

menguntungkan (favourable), dapat disebabkan oleh:

1) Kapasitas mesin – mesin yang masih memungkinkan untuk

memproduksi barang

2) Keterampilan dari para pekerja

3) Jam kerja yang dipergunakan secara efektif dan efisien.

e. Selisih komposisi penjualan (sales mix) menunjukkan selisih yang

menguntungkan (favourable), yang mungkin disebabkan oleh beberapa

produk yang terjual dapat menutupi produk yang tidak dapat terjual

atau mengalami penurunan penjualan.

Berdasarkan hasil analisis di atas dan perumusan masalah yang terjadi

pada perusahaan Indah Cemerlang, maka dapat disimpulkan bahwa sebab -

Page 83: Analisis Laba Kotor

73

sebab timbulnya masalah penurunan laba kotor pada perusahaan tersebut

adalah:

a. Selisih harga jual yang menunjukkan selisih yang tidak

menguntungkan (unfavourable)

Selisih harga jual menunjukkan penurunan sebesar Rp

30.237.500,00. Selisih harga jual ini diakibatkan oleh tidak stabilnya

harga jual produk bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis di

daerah Malang. Perusahaan dalam menetapkan harga berdasarkan

anggaran teralalu tinggi dibandingkan dengan perusahaan sejenis

lainnya yang ada di Malang. Hal itu dilakukan bertujuan untuk

meningkatkan laba perusahaan. Namun pada realisasinya, perusahaan

harus menurunkan harga produknya, agar terjadi peningkatan volume

penjualan. Untuk menggambarkan kondisi tersebut, maka dapat

disajikan perbandingan harga barang yang serupa (jenis dan mutu

sama) yang berlaku pada perusahaan Indah Cemerlang dan perusahaan

sejenis lainnya di daerah Malang pada tahun 2005 pada tabel 24

berikut ini:

Tabel 24 Daftar Perbandingan Harga Paving Stone dan Tegel

Periode 31 Desember 2005

Jenis Barang

Perusahaan Indah Cemerlang

(Rp)

Perusahaan Lain yang Sejenis

(Rp) Paving Stone Sgl. Motif 28.950,00 27.500,00 Paving Stone Gross L/8 26.500,00 25.500,00 Paving Stone Segi Enam 24.350,00 24.500,00

Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006

b. Selisih volume penjualan menunjukkan selisih yang tidak

menguntungkan (unfavourable)

Kondisi ini diakibatkan oleh adanya penurunan volume penjualan pada

tahun 2005 terutama untuk produk paving stone Gross L/8 yang justru

dapat diharapkan memberi keuntungan yang lebih besar. Penurunan

penjualan ini karena munculnya perusahaan paving stone yang lebih

Page 84: Analisis Laba Kotor

74

disukai oleh konsumen untuk saat ini. Selain itu banyaknya perusahaan

sejenis yang telah memproduki produknya sesuai dengan tren mode

yang berlaku seperti dalam hal warna, bentuk, dan ukuran yang lebih

bervariasi dari apa yang ditawarkan oleh perusahaan Indah Cemerlang

pada periode yang bersamaan. Keberadaan pesaing ini semakin

memperketat persaingan sehingga bagi perusahaan yang belum siap

dalam menghadapinya maka akan mengalami kemunduran. Kondisi ini

dapat mengakibatkan adanya penurunan volume penjualan yang

terealisasi bila dibandingkan dengan volume penjualan menurut

anggaran.

c. Selisih harga pokok yang menunjukkan selisih yang tidak

menguntungkan (unfavourable)

Selisih harga pokok penjualan mengalami kerugian sebesar Rp

13.585.567,50. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan terhadap

biaya produksi pada tahun 2005. Kenaikan biaya produksi ini

diakibatkan semakin tingginya harga dari bahan baku apabila

dibandingkan dengan harga pada tahun 2004. Biaya produksi pada

tahun 2004 untuk produk paving stone segala motif adalah sebesar Rp

290.354.750,00, sedangkan pada tahun 2005 mengalami peningkatan

menjadi Rp 302.902.700,00, sedangkan untuk paving stone jenis gross

L/8 biaya produksi pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 230.018.750,00

dan pada tahun 2005 menjadi sebesar 243.840.600,00, sama halnya

untuk paving stone segi enam mengalami peningkatan biaya produksi

dari Rp 181.678.416,00 (tahun 2004) menjadi Rp 193.924.180,00

(untuk tahun 2005).

Selain itu perusahaan di dalam membuat anggaran biaya produksi

kurang memperhatikan kenaikan biaya secara tepat, sehingga biaya

produksi yang terjadi pada tahun 2005 lebih besar dibandingkan

dengan biaya produksi yang dianggarkan. Tinggi rendahnya biaya

produksi juga berpengaruh dalam mnetapkan harga jual.

Page 85: Analisis Laba Kotor

75

Setelah melihat sebab - sebab terjadinya penurunan laba kotor diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa penurunan yang paling besar terletak pada

selisih harga jual dibandingkan dengan selisih – selisih yang lain.

Penurunan laba kotor yang disebabkan oleh selisih harga jual pada

Perusahaan Indah Cemerlang yaitu sebesar Rp 30.237.500,00, selisih

volume penjualan adalah sebesar Rp 1.080.000,00 dan selisih harga pokok

penjualan adalah sebesar Rp 13.585.567,50.

Selisih harga jual yang sebesar Rp 30.237.500,00 dapat dianalisa lebih

lanjut berdasarkan besarnya selisih dari tiap jenis produk, yaitu sebagai

berikut:

a. PS. Sgl. Motif:

16.600 (Rp 27.850,00 – Rp 28.950,00) = Rp 18.260.000,00 (UF)

b. PS. Gross L/8:

14.700 (Rp 25.550,00 – Rp 26.500,00) = Rp 13.965.000,00 (UF)

c. PS. Segi Enam:

13.250 (Rp 24.500,00 – Rp 24.350,00) = Rp 1.987.500,00 (F)

Rp 30.237.500,00 (UF)

Setelah dihitung selisih harga jual dari masing - masing jenis produk,

maka dapat disimpulkan bahwa penurunan laba kotor yang disebabkan

oleh selisih harga jual sebesar Rp 30.237.500,00 disebabkan oleh masing -

masing produk menunjukkan selisih yang berbeda, yaitu: selisih harga jual

untuk PS. Segala Motif menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan

sebesar Rp 18.260.000,00, PS. Gross L/8 juga menunjukkan selisih yang

tidak menguntungkan sebesar Rp 13.965.000,00, sedangkan PS. Segi

Enam menunjukkan selisih yang menguntungkan sebesar Rp

1.987.500,00.

Selisih Produk A = Kuantitas Sesungguhnya Produk A ( Harga Jual Sesungguhnya Produk A – Harga Jual Produk A yang dianggarkan)

Page 86: Analisis Laba Kotor

76

Selisih harga jual yang terjadi pada perusahaan Indah cemerlang

berdasarkan anggaran, disebabkan karena perusahaan dalam menetapkan

anggaran kurang adanya pertimbangan - pertimbangan dalam memprediksi

kenaikan biaya produksi. Sehingga biaya yang dikeluarkan pada

realisasinya melebihi dari biaya yang dianggarkan.

Kemudian perusahaan di dalam menetapkan besarnya prosentase laba

yang dianggarkan, hanya didasarkan pada pengalaman dan juga

keuntungan yang ingin dicapai, kurang melihat kondisi pesaing. Karena

apabila perusahaan menetapkan prosentase laba hanya karena pengalaman

dan keuntungan yang ingin dicapai, maka perusahaan cenderung

memberikan prosentase laba yang besar, sehingga harga jual menjadi

tinggi melebihi harga dari pesaing. Dampak dari harga jual yang tinggi

tersebut, maka kuantitas penjualan akan menurun sehingga laba

perusahaan pun menjadi menurun. Oleh karena itu perusahaan Indah

Cemerlang pada realisasinya tahun 2005 menurunkan harga jualnya, selain

karena melihat kondisi pesaing juga untuk meningkatkan kuantitas

penjualan agar laba yang diharapkan dapat tercapai.

Di bawah ini dapat dilihat prosentase perbandingan laba pada tahun

2004, anggaran tahun 2005 serta realisasi tahun 2005 pada tabel 25,

berikut ini:

Tabel 25 Prosentase Laba

Perusahaan Indah Cemerlang

Jenis Produk Tahun 2004

Anggaran 2005

Realisasi 2005

PS. Segala Motif 50% 62% 54% PS. Gross L/8 53% 66% 57% PS. Segi Enam 62% 73% 69%

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat prosentase laba yang

diharapkan oleh perusahaan pada anggaran yang terlalu besar dari tahun

sebelumnya, yaitu tahun 2004. bahkan kenaikan prosentase laba yang

diharapkan mencapai rata – rata lebih dari 10 % tiap jenis produknya.

Page 87: Analisis Laba Kotor

77

Sedangkan yang terealisasi pada tahun 2005, kenaikan prosentase laba

hanya berkisar rata – rata 5 % tiap jenis produknya. Sehingga terjadi

selisih harga jual yang merugikan khususnya untuk jenis produk paving

stone segala motif dan paving stone gross L/8.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa,

analisis laba kotor dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam

menetapkan harga jual. Dimana setelah dianalisis selisih laba kotornya,

maka ditemukan selisih – selisih yang tidak menguntungkan yang

menyebabkan laba kotor menurun dari yang dianggarkan. Terutama selisih

yang diakibatkan oleh harga jual. Kemudian selisih – selisih tersebut

dianalisis lebih lanjut dan dicari penyebab penyimpangannya. Kemudian

perusahaan dapat mengambil tindakan atas penyimpangan untuk dicari

pemecahannya sehingga dapat meminimalkan penyimpangan yang terjadi,

yaitu dengan melakukan analisis lebih lanjut terhadap bagian atau biaya

apa yang menyebabkan terjadinya selisih, dan siapa pihak yang

bertanggung jawab terhadap penyimpangan tersebut sehingga dapat

dilakukan perbaikan di masa mendatang.

Dalam upaya meningkatkan laba kotor perusahaan sesuai dengan

anggaran, maka perusahaan perlu merencanakan anggaran biaya produksi

dengan lebih hati – hati dan perlu adanya pertimbangan – pertimbangan

agar biaya produksi yang dikeluarkan pada realisasinya tidak melebihi dari

yang dianggarkan. Karena tinggi rendahnya biaya produksi juga

mempengaruhi pada tinggi rendahnya harga jual. Selain itu juga

perusahaan harus lebih berhati – hati dalam menetapkan harga jual produk

yang dianggarkan, agar dapat terealisasi dengan baik dan dapat bersaing

dengan perusahaan lain yang sejenis. Dengan penetapan harga jual yang

tepat dan juga promosi yang baik, maka penjualan akan meningkat,

sehingga laba yang diharapkan pun dapat meningkat.

Page 88: Analisis Laba Kotor

78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan Indah

Cemerlang Malang, terdapat beberapa kesimpulan yang perlu dikemukakan.

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil analisis laba kotor menunjukkan bahwa:

a. Selisih harga jual menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan

(unfavourable) yang disebabkan oleh perusahaan terlalu tinggi dalam

menetapkan anggaran harga jual dibandingkan dengan perusahaan lain

yang sejenis.

b. Selisih volume penjualan menunjukkan selisih yang tidak

menguntungkan (unfavourable) yang disebabkan karena promosi

produk yang kuarang baik sehingga daya beli konsumen terhadap

barang yang ditawarkan menurun.

c. Selisih harga pokok menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan

(unfavourable) yang disebabkan oleh naiknya biaya – biaya yag

berkaitan langsung dengan produk yang dihasilkan seperti biaya bahan,

tenaga, dan lain – lain.

d. Selisih volume harga pokok menunjukkan selisih yang

menguntungkan (favourable) yang disebabkan oleh kapasitas mesin –

mesin yang masih baik digunakan, dan jam kerja karyawan yang

dipergunakan secara efektif dan efisien.

e. Selisih komposisi penjualan menunjukkan selisih yang

menguntungkan (favourable), yang dapat disebabkan oleh produk yang

mengalami peningkatan penjualan dapat menutupi jumlah produk yang

mengalami penurunan.

2. Berdasarkan selisih yang terjadi, selisih harga juallah yang mengalami

penurunan paling besar. Hal itu disebabkan karena perusahaan terlalu

tinggi dalam menetapakn prosentase laba yang dianggarkan dibandingkan

dengan harga dari perusahaan lain yang sejenis. Sehingga pada

realisasinya perusahaan tidak dapat menggunakan harga anggaran tersebut

Page 89: Analisis Laba Kotor

79

dikarenakan harga pesaing yang lebih rendah. Karena apabila perusahaan

tetap memberi prosentase laba seperti yang dianggarkan, maka volume

penjualan akan menurun drastis, dikarenakan penurunan permintaan, yang

disebabkan mahalnya harga produk.

3. Analisis laba kotor dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam

menetapkan harga jual. Dimana setelah dianalisis selisih laba kotornya,

maka ditemukan selisih – selisih yang tidak menguntungkan yang

menyebabkan laba kotor menurun dari yang dianggarkan. Terutama selisih

yang diakibatkan oleh harga jual. Kemudian selisih – selisih tersebut

dianalisis lebih lanjut dan dicari penyebab penyimpangannya. Kemudian

perusahaan dapat mengambil tindakan atas penyimpangan untuk dicari

pemecahannya sehingga dapat meminimalkan penyimpangan yang terjadi,

yaitu dengan melakukan analisis lebih lanjut terhadap bagian atau biaya

apa yang menyebabkan terjadinya selisih, dan siapa pihak yang

bertanggung jawab terhadap penyimpangan tersebut sehingga dapat

dilakukan perbaikan di masa mendatang.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tersebut, maka pemecahan masalah yang perlu

disampaikan antara lain:

1. Perusahaan perlu merencanakan anggaran biaya produksi dengan lebih

hati – hati dan perlu adanya pertimbangan – pertimbangan agar biaya

produksi yang dikeluarkan pada realisasinya tidak melebihi dari yang

dianggarkan. Karena tinggi rendahnya biaya produksi juga mempengaruhi

pada tinggi rendahnya harga jual.

2. Perusahaan hendaknya lebih memperhatikan dalam menetapkan harga

produknya. Harga yang ditetapkan tersebut haruslah mampu bersaing

dengan perusahaan lain yang sejenis agar kuantitas penjualan dapat

meningkat sehingga laba yang diharapkan oleh perusahaan pun dapat

tercapai.

3. Perusahaan di dalam menetapkan besarnya prosentase laba yang

diharapkan, selain didasarkan pada pengalaman dan juga keuntungan yang

ingin diacapai, hendaknya juga melihat kondisi pesaing. Karena apabila

Page 90: Analisis Laba Kotor

80

perusahaan menetapkan prosentase laba hanya karena pengalaman dan

keuntungan yang ingin dicapai, maka perusahaan cenderung memberikan

prosentase laba yang besar, sehingga harga jual menjadi tinggi melebihi

harga dari pesaing. Dampak dari harga jual yang tinggi tersebut, maka

kuantitas penjualan akan menurun sehingga laba perusahaan pun menjadi

menurun.

4. Perusahaan hendaknya perlu mengambil tindakan atas penyimpangan yang

terjadi untuk dicari pemecahannya sehingga dapat meminimalkan

penyimpangan yang terjadi, yaitu dengan melakukan analisis lebih lanjut

terhadap bagian atau biaya apa yang menyebabkan terjadinya selisih, dan

siapa pihak yang bertanggung jawab terhadap penyimpangan tersebut

sehingga dapat dilakukan perbaikan di masa mendatang.

Page 91: Analisis Laba Kotor

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2005. Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta. Faisal, Sanapiah. 1995. Format–Format Penelitian Sosial: Dasar-dasar dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Hansen, D. R. & Mowen, M. M. 2001. Manajemen Biayak Jakarta: Salemba Empat

Horngren, C. T, dkk. 2005. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial. Edisi 2. Jilid 1. Jakarta: PT. INDEKS. Indriantoro, N. dan Supomo, B. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE. Kotler, P. & Amstrong, G. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi 9. Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks. McCarthy & Perreault. 1995. Intisari Pemasaran: Sebuah Ancangan Manajerial Global. Jakarta: Binarupa Aksara. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Nafarin, M. 2000. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: salemba Empat.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Polimeni & Cashin. 1986. Teori dan Soal – Soal Akuntansi Biaya. Volume 2. Jakarta:

Erlangga

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.

Supriyono, R. A. 2000. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan. Edisi 2. Buku 2. Yogyakarta: BPFE. --------------------. 2001. Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE. Umar, H. 2003. Riset Akuntansi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Winardi. 1992. Harga dan Penetapan Harga dalam Bidang Pemasaran (Marketing). Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Page 92: Analisis Laba Kotor

CURRICULUM VITAE

Nama : Dewi Safitri Wulandari

Nomor Induk Mahasiswa : 0310320041

Tempat & Tanggal Lahir : Denpasar, 20 Desember 1984

Alamat Rumah : Jl. Pandu Gg. IIB No.4 Denpasar

Alamat Malang : Jl. Kertosentono 96 A Malang

Nomor Telepon : 085234100088 / (0341)570010

Email : [email protected]

Latar Belakang Pendidikan :

a. SDN 4 Sumerta (1991-1997).

b. SLTPN 8 Denpasar (1997-2000).

c. SMUN 3 Denpasar (2000-2003).

d. Universitas Brawijaya Malang, Fakultas Ilmu Administrasi Program Studi

Administrasi Bisnis (2003-2007).