116
ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA UJUNG KARYA MOCHTAR LUBIS SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Hardiyani Windari 1111013000084 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA UJUNG

KARYA MOCHTAR LUBIS SERTA IMPLIKASINYA

TERHADAP PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Hardiyani Windari

1111013000084

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

LEMBAR PENGESAIIAN SKRIPSI

ANALI$S LATAR DALAM NOVEL IALAN TAK AT}A AJWG

KARYA MOCHTAR, LTJBIS SERTA IMPLIKA,ST}IYA

TERIIADAP PEMBEI,AJARAN APRESIASI SASTRA DI

SEKOLAII MENENGAE ATAS (SMA)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tmbiyah dan Keguruan

untuk lvIerlen&hi Persyaratan Memperoleh Gelar Ssrlarn Peadidika$ (S,Pd.)

Oleh

Hardivani Wi*dari

I\rIM. 1111013000084

JURUS$I PENDIDIKAI\I BAIIASA DAI\I SASTRA INDOFTESIA

FAKULTAS ILMU TARBTYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIT IIIDAYATI]LL"A,II

JAKARTA

2015

Mengetahui,

Dosen Pemlfmhing

A/l/ ,.4/'l\/ [c,Ahmrd Bahtier. M.Eum.

IIIIP. r97501182m9n tD02

Page 3: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

LE',MBAR PENGESAHA}I

Skripsi beq'udul 66Analisis Latar dalam Novel Jalan Tak Ada Ujung KaryaMochtar Lubis serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Apresiasi Sastra diSMA", disusun oleh Hardiyani Windari, Nomor Induk Mahasiswa:1111013000084, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSyarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqosah pada

tanggal 12 Oktober 2075, di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulisberhak memperoleh gelar Sarjana S-1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia.

Jakarta, l2 Oktober 2015

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)

Makyun Subuki. M.Hum.NIP. 19800305 200901 I 015

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Dona Aii Karunia Putra. M.A.NIP. 19840409 20110l 1 015

Penguji INovi Diah Haryanti. M.Hum.NIP. 19841t26 20t503 2 007

Penguji IIRosida Erowati, M.Hum.NIP. 19771030 200801 2 009

Tanggal Tanda Tangan

l%-"

l\:v^i 0,,#'

e*l qol(lto

23/,o us

rflnout'. t. "'.....'..

Mengetahui:

Page 4: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

KEiIENTERTAN AGAITiAUIN JAKARTAFITKJt. lr. H. Jtflda tlo S5 eiilnd 15412 ln&nega

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

Tgl.Terbit : 1Maret2010No. Revisi: : 01

Hal 1t1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tan

Nama

Tempat/Tgl.Lahir

NIM

Jurusan / Prodi

Judul Skripsi

gan di bawah ini,

Hardiyani Windari

Tangerang/O4 September I 993

I l l r013000084

Pendidikan Bahasa dan Sasta Indonesia

Analisis Latar dalam Novel Jalan Tak Ada Ujung Karya

Mochtar Lubis serta Implikasinya terhadap Pembelajaran

Apresiasi Sasta di SekolahMenengah Atas (SMA)

Dosen Pembimbing : Ahmad Bahtiar, M.Hum.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

NIM. r1r1013000084

Jakart4 15 September 2015

Page 5: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

i

ABSTRAK

Hardiyani Windari. NIM: 1111013000084. “Analisis Latar dalam Novel Jalan

Tak Ada Ujung Karya Mochtar Lubis Serta Implikasinya terhadap Pembelajaran

Apresiasi Sastra di Sekolah Menengah Atas”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Pembimbing: Ahmad Bahtiar, M.Hum.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar yang tergambar

dalam novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis dengan melakukan

analisis objektif dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di sekolah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan

pendekatan kualitatif. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam analisis

novel Jalan Tak Ada Ujung adalah pendekatan objektif dengan tinjauan sosiologi

sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar bukan saja mengenai tempat,

waktu dan keadaan sosial di dalam novel. Tetapi latar juga berkaitan dengan

karakter tokoh di dalam cerita, latar berkaitan dengan waktu peristiwa dan dalan

novel Jalan Tak Ada Ujung memiliki latar sosial tentang keadaan ekonomi dan

juga kondisi politik. Ditinjau dengan sosiologi sastra terdapat relevansi dengan

peristiwa di luar karya sastra yang merupakan refleksi dari peristiwa yang terjadi

pada masa novel Jalan Tak Ada Ujung dibuat. Melalui penelitian ini peserta didik

akan mengetahui bahwa dalam memahami sebuah novel, latar dapat menciptakan

setiap kemunculan peristiwa yang terdapat pada cerita dalam novel. Penelitian

tentang analisis latar dapat diimplikasikan dalam pembelajaran apresiasi sastra di

Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai upaya memberikan pengetahuan lebih

mendalam terhadap latar dalam materi analisis unsur intrinsik.

Kata Kunci: Latar, Novel Jalan Tak Ada Ujung, Mochtar Lubis.

Page 6: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

ii

ABSTRACT

Hardiyani Windari. NIM: 1111013000084. "Analysis of the setting in the Novel

the road with no end by Mochtar Lubis as well as implications for Literary

appreciation of Learning in Senior High School". The Department of Language

and Indonesian Literature Education, Faculty of Tarbiya and Teacher Sciences.

State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Mentor: Ahmad

Bahtiar, M. Hum.

This study aims to describe the setting reflected in the novel A Road with

No End novel by Mochtar Lubis did an analysis of the objective and the

implications for learning literature in school. The methods used in this research is

descriptive, qualitative approach. While the approach used in the analysis of the

novel A Road with No End is an objective approach with literaty sociology study.

Based on the results of the research that has been done, it was found that the

setting is not just about place, time and social circumstances in the novel. But

also with regard to the character of the character in the story, the setting related to

time and events in the novel A Road with No End of social setting about economy

and also political conditions. Reviewed by sociology of literature there is

relevance to the events outside of literary works that are a reflection of events

taking place during the novel A Road with No End is created. Through these

studies the learners will know in understanding a novel, the setting can create

each occurrence of the events in the story in the novel. Research about analysis

setting can be implied in a literary appreciation of learning in Senior High School

in an effort to give more in-depth knowledge against the setting of the intrinsic

elements of the analysis in the material.

Keywords: Setting, Novel of A Road with No End, Mochtar Lubis

Page 7: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur ke hadirat Ilahi Robbi Yang

Maha Kuasa akan segala sesuatu, pencipta segala yang dikehendaki-Nya dan

pemberi rahmat serta karunia, sehingga proses penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan. Salawat dan salam semoga senantiasa Allah Swt. limpahkan kepada

Nabi Muhammad saw., keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir

zaman.

Ide penulisan skripsi ini berawal dari mata kuliah “sejarah sastra” saat

membahas tentang novel Jalan Tak Ada Ujung yang digunakan penulis sebagai

tugas akhir semester, dari situlah penulis berusaha mendalami kembali dengan

menganalisis novel tersebut. Akhirnya dalam pencarian, penulis menemukan

bahasan tentang latar yang terdapat dalam novel. Proses penyusunan skripsi ini

menggunakan beberapa kajian. Kajian-kajian tersebut digunakan sebagai alat

untuk menganalisis novel Jalan Tak Ada Ujung dengan asumsi bahwa adanya

keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya sastra tidak

lepas dari konteks sosialnya. Skripsi berjudul “Analisis Latar dalam Novel Jalan

Tak Ada Ujung Karya Mochtar Lubis serta Implikasinya terhadap Pembelajaran

Apresiasi Sastra di Sekolah Menengah Atas” ini merupakan tugas akhir yang

harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana.

Dalam pengerjaan skripsi ini, penulis tidak dapat terlepas dari bantuan,

bimbingan dan dukungan pribadi-pribadi yang senantiasa mendampingi dan

membimbing dalam proses penyelesaian skripsi sebagai tugas akhir menempuh

Strata satu.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

iv

2. Makyun Subuki, M. Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ahmad Bahtiar, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan

bimbingan dan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

4. Dosen-dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang dengan

senang hati membagi ilmu dan memberikan arahan kepada penulis selama

penyusunan skripsi.

5. Bapak Harno dan Ibu Sri Winda, orangtuaku tercinta, yang selalu menguatkan

hati dan pikiran ketika lemah dan lelah, yang tak hentinya memberikan kasih

sayang, perhatian, pengertian, motivasi, semangat, serta doa untuk setiap

langkah penulis dalam menuntut ilmu dan menyelesaikan skripsi. Terimakasih

yang tak terhingga untuk mereka.

6. Dhandi Laksono, Haris Tri Suseto dan Bayu Adji Ramadhan, adik-adikku

tersayang terima kasih atas waktu canda dan tawa ketika rasa penat

menghampiri.

7. Said Kurniawan, S.Kom., yang selalu memberikan perhatian, dukungan, doa

dan juga meluangkan waktunya untuk membantu penulis hingga

terselesaikannya skripsi ini.

8. Risma Nurpadilah dan Aprilia Dwi Permatasari, sahabat yang selalu

meluangkan waktu, teman berbagi keluh kesah terima kasih atas saran,

dukungan dan doa kalian.

9. Sahabat-sahabat tercinta dan seperjuangan Widiyowati Tria Rani Astuti, Rifqi

Faizah, Amanah Ari Rachmanita, Aminah Ratna Ningsih, Silviani Marlinda

dan Hadiyati Wulan Dani yang telah meluangkan waktu untuk saling

mendoakan dan saling membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Teman-teman mahasiswa Jurusan PBSI, khususnya kelas C angkatan 2011

atas segala pengalaman, dukungan dan doa.

Page 9: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

v

Terima kasih pula kepada semua pihak yang telah membantu proses

penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, semoga

Allah membalas kebaikan yang telah diberikan serta senantiasa memberikan

kemudahan bagi kita semua. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi

penulis dan umumnya bagi pembaca, serta dapat memberikan sumbangsih bagi

khazanah ilmu pengetahuan.

Jakarta, 04 September 2015

Penulis

Page 10: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT.. ................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR.. .................................................................................. iii

DAFTAR ISI.. ................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR... ................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Identitas Masalah…. ................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 6

D. Perumusan Masalah ................................................................. 6

E. Tujuan Penulisan ...................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

G. Metode Penelitian..................................................................... 8

1. Sumber Data/Objek Penelitian. .......................................... 9

2. Teknik Pengumpulan Data. ................................................ 9

3. Teknik Analisis Data. ......................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Novel ........................................................................................ 11

1. Pengertian Novel ............................................................... 11

2. Jenis-jenis Novel. ............................................................... 12

3. Unsur-unsur Intrinsik Novel… .......................................... 16

4. Unsur Ekstrinsik Novel. ..................................................... 24

5. Sosiologi Sastra. ................................................................. 25

B. Penelitian Relevan .................................................................... 27

Page 11: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

vii

BAB III BIOGRAFI PENGARANG

A. Biografi Pengarang................................................................... 30

B. Penghargaan ............................................................................. 31

C. Pemikiran Mochtar Lubis ......................................................... 32

D. Pembicaraan Beberapa Karya Mochtar Lubis.......................... 35

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sinopsis Novel Jalan Tak Ada Ujung. .................................... 38

B. Analisis Objektif Novel Jalan Tak Ada Ujung. ...................... 40

1. Tema.. ................................................................................ 40

2. Alur.................................................................................... 41

3. Tokoh dan Penokohan ....................................................... 48

4. Latar .................................................................................. 57

5. Sudut Pandang ................................................................... 71

6. Gaya Bahasa. ..................................................................... 72

7. Amanat. ............................................................................. 73

C. Analisis Latar dalam Novel Jalan Tak Ada Ujung ................. 74

1. Hubungan dengan Tema.................................................... 74

2. Hubungan Penokohan ....................................................... 75

3. Hubungan Waktu Peristiwa ............................................... 79

4. Hubungan dengan Kondisi Sosial Ekonomi...................... 81

5. Hubungan dengan Sosial Politik ....................................... 83

D. Implikasi Terhadap Pembelajaran Apresiasi Sastra

di Sekolah ............................................................................... 85

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................... 89

B. Saran ......................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 91

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Alur Novel Avontur

Gambar 2 Alur Novel Psikologis

Gambar 3 Alur Novel Detektif

Gambar 4 Alur Novel Sosial dan Novel Politik

Gambar 5 Alur Novel Kolektif

Page 13: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 Surat Pernyataan Uji Referensi

Lampiran 4 Daftar Uji Referensi

Lampiran 5 Profil Penulis

Page 14: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra harus dipandang dalam hubungan yang tak terpisahkan

dengan kehidupan masyarakat, latar belakang unsur sejarah dan sosial

yang mempengaruhi pengarang.1Karya sastra merupakan suatu cerminan

atau gambaran keadaan yang terjadi di masyarakat. Seorang pengarang

membuat karya sastra karena ia menangkap keadaan di masyarakat.

Masyarakat dan kehidupannya ini dijadikan suatu sumber data untuk

penulisan karya sastra. Realita yang ada dalam masyarakat diangkat dan

diceritakan dalam sebuah karya sastra.

Proses penciptaan (produksi karya sastra) serta penyebaran dan

penggandaannya sastra melibatkan berbagai macam pihak. Pencipta karya

sastra, yakni pengarang, berdasarkan kreativitas, imajinasi, dan kerjanya

menuliskan atau menciptakan suatu karya. Bagi banyak orang, karya sastra

menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran, tentang apa

yang baik dan buruk. Ada pesan yang sangat jelas disampaikan, ada pula

yang bersifat tersirat secara halus. Karya sastra juga dapat dipakai untuk

menggambarkan apa yang ditangkap sang pengarang tentang kehidupan di

sekitarnya. Sastra merupakan media komunikasi, yang melibatkan tiga

komponen, yakni pengarang sebagai pengirim pesan, karya sastra sebagai

pesan itu sendiri, dan penerima pesan yakni pembaca karya sastra maupun

pembaca yang tersirat dalam teks atau yang dibayangkan oleh

pengarangnya.

Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara

langsung turut serta membangun cerita. Unsur yang dimaksud, misalnya

peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan,

bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain.

1 Robert Escarpit, Sosiologi Sastra, terj. Ida Sundari Husen, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2005) h. 8

Page 15: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

2

Latar menunjukkan pada tempat, yaitu lokasi di mana cerita itu

terjadi, waktu, kapan cerita itu terjadi dan lingkungan sosial-budaya,

keadaan kehidupan bermasyarakat tempat tokoh dan peristiwa terjadi.

Sebagaimana dikemukakan di atas, latar terdiri dari 3 (tiga) unsur yaitu

tempat, waktu dan lingkungan sosial-budaya. Latar yang berisi tentang

sejarah Indonesia terdapat dalam kumpulan cerita pendek karya Idrus yang

berjudul Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma. Dalam kumpulan cerita

pendek tersebut terdapat 2 latar waktu yang berbeda masa, yaitu masa

masa penjajahan Jepang dan setelah kemerdekaan.

Salah satu novel yang menarik latarnya adalah novel Jalan Tak

Ada Ujung karya Mochtar Lubis yang juga berisi tentang sejarah

Indonesia. Latar atau setting dalam novel tersebut menggambarkan

keadaan sosial masyarakat Indonesia pada tahun 1946-1947 yang

mencakup latar fisik yaitu latar tempat dan waktu yang berlatarkan

pascakemerdekaan, juga terdapat di dalamnya yaitu latar sosial saat

terjadinya revolusi. Mochtar Lubis menangkap apa yang terjadi pada masa

itu. Ketika itu Indonesia yang sudah merdeka karena kedatangan sekutu

yang membuat Jepang menyerah. Kedatangan sekutu disambut dengan

sikap netral oleh pihak Indonesia, karena diketahui bahwa tugas sekutu

hanyalah untuk membebaskan tawanan perang serta melucuti pasukan

Jepang. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa dalam pasukan sekutu

terdapat serdadu Belanda dan aparat Netherland Indies Civil

Administration (NICA) yang terang-terangan bermaksud menegakkan

kembali pemerintah Hindia Belanda.2 Kedatangan sekutu yang diikuti

dengan Belanda atau NICA mempengaruhi kondisi sosial budaya,

ekonomi, politik, dan pendidikan di Indonesia. Pasukan Belanda

bersenjata tank, dibantu oleh pasukan udara yang kuat, langsung

menyusup ke dalam wilayah Republik Indonesia. Dalam dua minggu,

Belanda berhasil menguasai hampir semua kota besar dan kota-kota

penting di Jawa Barat dan Jawa Timur.3

2 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI.

(Jakarta: Balai Pustaka, 2008) h.186 3 George McTurnan Kahin. Nasionalisme dan Revolusi Indonesia, terj. Tim Komunitas Bambu

, (Depok: Komunitas Baru, 2013) h.305

Page 16: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

3

Pada karya Mochtar Lubis yang berjudul Jalan Tak Ada Ujung,

penulis mengkaji analisis latar (setting) dalam novel tersebut dengan

menggunakan tinjauan sosiologi sastra. Dengan latar (setting) dalam novel

tersebut, Mochtar Lubis ingin menceritakan tentang apa yang terjadi di

Indonesia pada masa setelah proklamasi. Melalui karya sastra yang dibuat

dengan latar cerita tentang pascakemerdekaan bangsa Indonesia akan

memberikan pengetahuan lebih kepada pembaca, tentang fakta yang

disampaikan melalui karya sastra.

Terkait analisis novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis

yang pernah dilakukan sebelumnya, terdapat tesis dan skripsi yang

menjadikan novel JTAU karya Mochtar Lubis sebagai objek penelitian.

Dengan judul “Pandangan Kemanusiaan Mochtar Lubis”, “Tinjauan

Psikologis Tokoh”, dan “Patriotisme dalam Novel JTAU”.4 Terdapat jurnal

yang menganalisis novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis.

Jurnal tersebut menganalisa pola struktur cerita dari Jalan Tak Ada Ujung

karya Mochtar Lubis. Dari sisi struktur ceritanya, plot dari JTAU dan

kesatuan maknanya dihasilkan dengan menghubungkan bagian peristiwa,

orang dan latar belakang secara dekat. Makna kehidupan diinterpretasikan

Guru Isa sebagai ketakutan yang amat sangat dapat mengembangkan

makna lebih lanjut dan selanjutnya menghadirkan makna kehidupan

merusak pikiran.5

Sastra mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata,

maka pengajaran sastra harus dipandang sebagai sesuatu yang penting

yang patut menduduki tempat yang selayaknya. Pengajaran sastra jika

dilakukan dengan cara yang tepat, maka pengajaran sastra dapat juga

memberikan sumbangan terhadap keberhasilan dalam proses belajar dan

mengajar. 6

Hal ini juga berhubungan dengan konsep Horace tentang

dulce dan utile, yakni bahwa sastra itu indah dan bermanfaat. Maka dalam

hal ini, sastra dapat berguna untuk mengajarkan sesuatu, yaitu melalui

pendidikan sastra khususnya di mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia di sekolah.

4 Tesis, Agus R. Sarjono, “Citra Rumah dalam Novel Jalan Tak Ada Ujung Mochtar Lubis dan

Keluarga Gerilya Pramoedya Ananta Toer” Program Studi Ilmu Susastra, Universitas Indonesia,

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. 2002. Selanjutnya mengenai Judul Skripsi lainnya terdapat

dalam BAB II pada penelitian relevan. 5 Charles Butar-butar, Analisis Struktur pada Novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar

Lubis, Indonesia Scientific Journal Database, 6, 2008, h.338 6 B. Rahmanto. Metode Pengajaran Sastra. (Yogyakarta: Kanisius, 1988) h.15

Page 17: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

4

Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah memilih atau

menentukan bahan pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu

siswa mencapai kompetensi yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh

kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, bahan pembelajaran

hanya ditulis secara garis besar dalam materi pokok. Dalam kompetensi

tersebut, siswa diharapkan dapat mengembangkan potensinya sesuai

dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya.7

Tugas gurulah untuk

menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan pembelajaran

yang lengkap.

Selama ini guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di

Sekolah Menengah Atas (SMA) cenderung menggunakan teknik atau

metode pembelajaran secara teoretik dan monoton sehingga menimbulkan

kebosanan dan ketidaktertarikan siswa untuk belajar mata pelajaran ini.

Padahal dari pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia ini guru diharapkan

bisa lebih mengeksplorasikan cara pengajarannya untuk lebih

mengenalkan siswa kepada sejarah tentang Indonesia yang di ceritakan

melalui karya sastra. Oleh karena itu, siswa dituntut berpikir kritis dan

menggunakan imajinasinya dalam usaha menganalisis karya sastra dan

mengapresiasi sastra.

Selain hanya teori, siswa juga harus memiliki pengalaman sastra,

misalnya dengan membaca karya sastra atau membuat karya sastra.

Sebagai contoh, untuk memperoleh teori tentang unsur-unsur dalam novel

atau karya sastra lain, seorang guru harus memperkenalkan novel tersebut

dengan cara mengkaji dan mengapresiasinya. Dalam sastra dimanfaatkan

antara realitas sejarah dengan rekaan. Fungsinya adalah mempertegas

kebenaran dan ketepatan isi cerita seluruhnya dalam rangka membawa

message (pesan) teksnya.8 Dengan mengajak siswa untuk mengapresiasi

karya sastra dapat juga memberikan pengetahuan baru bahwa peristiwa

7 Depdiknas, Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan

Standar Nasional Pendidikan, 2006), h. 107. 8 Sugihastuti. Teori Apresiasi Sastra. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007) h.168

Page 18: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

5

yang terjadi dalam kehidupan nyata dapat pula tergambarkan melalui

karya sastra, dalam hal ini adalah novel.

Maka dari penjabaran tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul penelitian “Analisis Latar dalam Novel Jalan Tak

Ada Ujung Karya Mochtar Lubis serta Implikasinya terhadap

Pembelajaran Apresiasi Sastra di Sekolah Menengah Atas”. Tinjauan

sosiologi sastra digunakan untuk mengkaitkan kondisi keadaan di luar

karya sastra dengan apa yang diceritakan dalam novel. Diharapkan dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dalam materi apresiasi sastra tidak hanya

memberikan pengetahuan tentang unsur-unsur yang terdapat dalam novel,

melainkan dapat juga mengkaitkan sejarah dengan cerita dalam novel

Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut, penelitian ini difokuskan pada

latar yang tergambarkan dalam cerita pada novel Jalan Tak Ada Ujung

karya Mochtar Lubis yang menggambarkan Indonesia di tahun 1946-1947

atau tepatnya saat Indonesia pascakemerdekaan.

1. Belum adanya analisis novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar

Lubis terkait latar fisik maupun latar sosial Indonesia

pascakemerdekaan.

2. Belum adanya analisis karya sastra mengenai perjuangan

pergerakan nasional bangsa Indonesia yang tergambarkan dalam

latar (setting) yang terdapat dalam novel Jalan Tak Ada Ujung

karya Mochtar Lubis.

3. Kurangnya metode yang dilakukan guru dalam materi

pembelajaran apresiasi sastra dalam pelajaran Bahasa Indonesia di

Sekolah Menengah Atas (SMA).

4. Kurangnya bahan pembelajaran apresiasi sastra Indonesia di

Sekolah Menengah Atas (SMA).

Page 19: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

6

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah,

pembatasan masalah pada penelitian ini adalah, penulis mengkaji dan

memaparkan “Analisis Latar dalam Novel Jalan Tak Ada Ujung Karya

Mochtar Lubis serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Apresiasi Sastra

di SMA”

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan

masalah seperti telah diuraikan di atas maka diperlukan suatu perumusan

masalah dalam penelitian ini, adapun perumusan masalahnya sebagai

berikut:

1. Bagaimana latar yang tergambarkan dalam novel Jalan Tak Ada

Ujung karya Mochtar Lubis?

2. Bagaimana implikasi novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar

Lubis terhadap pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia di SMA?

E. Tujuan Penulisan

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan

penelitian ini sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan latar yang tergambarkan dalam novel Jalan Tak

Ada Ujung karya Mochtar Lubis.

2. Mendeskripsikan implikasi novel Jalan Tak Ada Ujung karya

Mochtar Lubis terhadap pembelajaran Apresiasi Sastra di SMA.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Memberikan pengetahuan dalam mengkaji salah satu unsur

pembangun cerita novel yakni latar yang terdapat dalam novel

Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis.

Page 20: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

7

b. Memberikan pengetahuan tentang keadaan sosial dan politik zaman

pascakemerdekaan.

c. Memberikan pengetahuan mengenai hasil kajian tentang latar

dalam novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di

Sekolah Menengah Atas (SMA).

2. Manfaat Praktis

a. Siswa SMA, dengan adanya pembelajaran karya sastra diharapkan

meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis sebuah karya

sastra yang berhubungan dengan keadaan sosial di luar karya sastra

tersebut.

b. Diharapkan penelitian ini juga berguna bagi para peneliti lain yang

ingin melakukan penelitian dengan tema yang sejenis.

c. Dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai alternatif bahan

pembelajaran apresiasi sastra di sekolah/madrasah, untuk

meningkatkan kemampuan apresiasi siswa dalam pembelajaran

sastra. Terutama dalam mengapresiasi sebuah karya yang diangkat

berdasarkan sejarah yang terjadi di Indonesia dan dapat menambah

pengetahuan bagi siswa.

d. Dapat menambah pengetahuan pembaca tentang kesusastraan

pascakemerdekaan.

G. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian

kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara,

Page 21: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

8

pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Sedangkan deskripsi yaitu berupa

kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.9

Metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu prosedur yang menggunakan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari objek yang diamati.

Dalam hal ini objek yang diamati adalah novel Jalan Tak Ada Ujung karya

Mochtar Lubis dan implikasinya terhadap pembelajaran apresiasi sastra di

SMA.

Metode ini dimaksud untuk memberikan gambaran, analisis dan

penjabaran secara objektif agar dapat mengungkapkan hubungan antar

unsur-unsur cerita di dalam teks dan dapat menggambarkan sejarah

Indonesia yang terkandung di dalamnya. Metode ini digunakan untuk

menggambarkan hal-hal faktual yang terdapat dalam karya sastra sehingga

pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai sejarah Indonesia

yang terkandung dalam latar pada novel Jalan Tak Ada Ujung karya

Mochtar Lubis.

Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis novel ini adalah

pendekatan objektif lalu juga ditinjau berdasarkan sosiologi sastra yang

penelitiannya dipusatkan kepada keterkaitan dengan yang terjadi di luar

karya sastra. Lalu jenis penelitian yang akan peneliti pergunakan adalah

penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah

serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data

pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan

sosiologi sastra dengan menghubungkan cerita dalam novel Jalan Tak Ada

Ujung dengan keadaan sosial, yakni pergerakan perjuangan yang

tergambar pada latar cerita dalam novel tersebut dan latar kejadian pada

cerita dalam novel, yaitu pada zaman pascakemerdekaan Indonesia 1946-

1947.

9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009) h.

4&11

Page 22: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

9

1. Sumber Data/Objek Penelitian

a. Data Primer

Data penelitian ini bersumber pada novel Jalan Tak Ada

Ujung karya Mochtar Lubis diterbitkan oleh Yayasan Obor

Indonesia dan merupakan cetakan kelima pada 2002.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh

secara tidak langsung atau lewat perantara, tetapi masih berdasar

pada kategori konsep yang akan dibahas. Sumber data sekunder

yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari karya tulis

ilmiah, buku-buku, dan juga artikel dari koran.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah

untuk mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan oleh peneliti adalah dengan membaca teks sastra dalam

hal ini novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis kemudian

menyimak secara seksama untuk pada akhirnya peneliti melakukan

pencatatan. Langkah berikutnya penelitian kepustakaan berkenaan

dengan kajian latar (setting) dalam novel.

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu cara yang digunakan untuk

menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh

agar data-data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh peneliti,

tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian

itu.

Setelah data terkumpul, lalu dianalisis berdasarkan pendekatan

sosiologi sastra untuk mengungkapkan pokok masalah yang diteliti

sehingga dapat diperoleh kesimpulannya.

Page 23: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

10

Metode penulisan yang dipakai adalah analisis teks dengan awal

penulisan dimulai mengenai pembahasan secara intrinsik tentang

cerita tersebut untuk melihat secara lebih jelas permasalahan-

permasalahan yang timbul dalam cerita serta pendukung-

pendukung isi penceritaan berupa penokohan, alur, latar, tema dan

gaya bahasa. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembahasan mengenai

unsur intrinsik lebih mendalam tentang latar dari cerita tersebut

dengan keadaan yang relevan berdasarkan latar dalam cerita pada

novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis.

Page 24: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Novel

Dalam pembicaraan karya sastra rekaan atau imajinasi kita dapat

membaginya menjadi tiga bagian, yakni fiksi, puisi, dan drama. Orang

sering menggolongkan hasil-hasil sastra menjadi prosa dan puisi.

Termasuk prosa di dalamnya adalah novel, cerita pendek, dan esai.

1. Pengertian Novel

Kata novel berasal dari kata Latin novellus yang diturunkan pula

dari kata novies yang berarti “baru”. Dikatakan baru karena bila

dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama,

dan lain-lain, maka jenis novel ini muncul kemudian.1 Novel

merupakan suatu bentuk karya sastra. Novel atau prosa rekaan adalah

kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu, dengan

peranan, latar serta tahapan dalam rangkaian cerita tertentu yang

bertolak dari hasil imajinasi (dan kenyataan) sehingga menjalin suatu

cerita.2 Novel adalah suatu cerita yang fiktif dalam panjang yang

tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak, serta adegan kehidupan,

yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak

kacau atau kusut.3

Pada hakikatnya sastra menyajikan gambaran kehidupan, dan

kehidupan itu sendiri dan sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial

dan fenomena sosial itu bersifat konkret yang terjadi di sekeliling kita

sehari-hari. Karya sastra adalah karya yang dimaksudkan oleh

pengarang sebagai karya sastra, berwujud karya sastra, dan diterima

1 Henry Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa, 2011) h.167

2 Aminuddin dalam Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008)

h. 125-126 3 Tarigan, op.cit., h,164

Page 25: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

12

oleh masyarakat sebagai karya sastra.4 Novel tidak melukiskan

kenyataan, tetapi menampilkan segala macam hubungan dan kaitan

yang kita kenal kembali, berdasarkan pengalaman kita sendiri

mengenai kenyataan. Itulah sebabnya mengapa teks novel sangat

cocok untuk melukiskan segi-segi yang khas dalam kenyataan.5

Novel adalah produk masyarakat. Novel berada di masyarakat

karena novel dibentuk oleh anggota masyarakat berdasarkan desakan-

desakan emosional atau rasional dalam masyarakat.6 Dengan

melukiskan sebuah peristiwa yang jarang terjadi, maka teks sastra

dapat memperlihatkan masalah-masalah yang berlaku umum, atau

suatu aspek umum dari suatu kehidupan manusia umumnya.

Dapat dikatakan bahwa novel adalah salah satu bentuk karya sastra

yang mempunyai unsur-unsur intrinsik untuk membangun ceritanya.

Novel bisa diangkat dari berbagai tema dari realita kehidupan yang

terjadi di masyarakat. Bahasa yang digunakan juga bahasa sehari-hari

dengan penggarapan unsur-unsur intrinsik yang lengkap.

2. Jenis-jenis Novel

Menurut Mochtar Lubis, novel itu ada bermacam-macam, antara

lain:7

a. Novel Avontur

Dalam KBBI, avontur berarti petualangan. Novel avontur

adalah novel yang menjelaskan cerita dengan memusatkan pada

seorang lakon atau pemeran utama. Pengalaman pemeran utama

dinilai dari awal hingga akhir.

A B C---------------------------- Z

* * * * * *

Gambar 1. Alur novel avontur

4 Wahyudi Siswanto. op.cit., h. 92.

5 Jan Van Luxemburg, dkk., Pengantar Ilmu Sastra, Terj. Dick Hartoko, (Jakarta: Gramedia,

1996) h.23 6 Wijaya Heru Santosa dan Sri Wahyuningtyas, Pengantar Apresiasi Prosa, (Surakarta: Yuma

Pustaka, 2010) h.47 7 Tarigan, op.cit., h.165-169

Page 26: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

13

Gambar di atas adalah gambar bentuk novel avontur, yang

dipusatkan pada seorang lakon atau hero utama. Pengalaman lakon

mulai pada titik A, dan melalui pengalam-pengalaman yang lain

(titik-titik B,C,D, dan seterusnya) hingga ke titik Z, yang

merupakan akhir cerita. Titik itu biasanya pada novel avontur

adalah heroine atau lakon wanita. Sering titik-titik B, C, D, dan

seterusnya itu merupakan rintangan-rintangan bagi lakon untuk

mencapai tujuan, yaitu Z. Novel Maryam karya Okky Madasari

termasuk dalam novel avontur.

b. Novel Psikologis

Novel psikologis berisi cerita mengutamakan pemeriksaan

seluruhnya dari pikiran-pikiran para pelakunya.

A B C D E

* * * * *

Gambar 2. Alur novel psikologis

Gambar di atas menunjukkan bentuk novel psikologis.

Perhatian tidak ditujukan pada avontur yang berturut-turut terjadi

(baik avontur lahir maupun rohani), tetapi lebih diutamakan

pemeriksaan seluruhnya dari semua pikiran-pikiran para pelaku,

yang dalam gambar ditunjukkan oleh A, B, C, D, E, dan

seterusnya. Novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis

termasuk dalam novel psikologis.

c. Novel Detektif

Dalam novel ini, mengungkapkan bagian-bagian cerita untuk

membongkar rahasia kejahatan dan bukti-bukti yang dijadikan

jalan untuk mencapai penyelesaian cerita. Dalam cerita

mengutamakan pelacakan (clue) atau tanda bukti.

Page 27: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

14

Gambar 3. Alur novel detektif

Bentuk novel seperti gambar di atas biasa terdapat dalam cerita

detektif. Setiap anak panah merupakan sebuah clue atau tanda

bukti, baik dalam rupa seorang pelaku maupun tanda-tanda lain,

dan setiap anak panah ini (kecuali yang sengaja dipergunakan

untuk meragukan pikiran para pembaca), menunjukkan jalan

mencapai penyelesaian cerita. Contoh novel detektif yang terkenal

adalah karya-karya dari Agatha Chistie.

d. Novel Sosial dan Novel Politik

Novel sosial dan novel politik memiliki kesamaan, baik pelaku

pria dan wanita tenggelam dalam masyarakat, dalam kelasnya atau

golongannya. Dengan adanya kepentingan di antara masing-

masing golongan yang pada suatu waktu akan bentrok,

pemogokan, keributan, dan revolusi.

Dalam novel ini persoalan ditinjau bukan dari sudut persoalan

orang-orang sebagai individu, tetapi persoalan ditinjau melengkapi

persoalan golongan-golongan masyarakat. Reaksi setiap golongan

terhadap masalah-masalah yang timbul, dan pelaku hanya

digunakan sebagai pendukung jalan cerita saja.

A

B

Gambar 4. Alur novel sosial dan novel politik

Gambar di atas adalah gambar bentuk novel sosial. Kedua

garis A dan B merupakan tenaga atau kepentingan masing-masing

golongan yang pada suatu waktu akan bentrok, berbenturan,

Page 28: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

15

keributan, revolusi dan sebagainya. Novel Pulang karya Laila S.

Chudori termasuk dalam novel sosial dan novel politik.

e. Novel Kolektif

Novel kolektif merupakan bentuk novel yang paling sukar dan

banyak seluk-beluknya.

Gambar 5. Alur novel kolektif

Dalam novel kolektif, individu sebagai pelaku tidak

dipentingkan. Novel kolektif tidak terutama membawa “cerita”,

tetapi lebih mengutamakan cerita masyarakat sebagai suatu

totalitas suatu keseluruhan. Novel seperti ini mencampuradukkan

pandangan antropologis dan sosiologis dengan cara mengarang

novel atau roman. Contohnya adalah novel Sang Pencerah karya

Akmal Nasery Basral.

3. Unsur-Unsur Intrinsik Novel

Novel yang utuh terdiri dari berbagai unsur pembentuknya.

Secara garis besar berbagai macam unsur tersebut dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik. Kedua unsur inilah yang sering disebut para kritikus

dalam rangka mengkaji dan membicarakan novel atau karya sastra

pada umumnya.

Unsur instrinsik adalah unsur-unsur pembangun karya sastra

yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri.

……………………………………………………..

……………………………………………………..

……………………………………………………..

Page 29: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

16

Melalui unsur instrinsik dapat ditemukan informasi-informasi yang

membangun karya sastra tersebut.

a. Tokoh, Watak, dan Penokohan

Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam

cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita.

Sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan.

Tokoh dalam karya rekaan selalu mempunyai sifat, sikap, tingkah

laku atau watak-watak tertentu. Pemberian watak pada tokoh suatu

karya oleh sastrawan disebut perwatakan.8

Watak atau karakter menurut Stanton, dibagi menjadi dua

konteks. Konteks pertama, karakter merujuk kepada individu-

individu yang muncul dalam cerita. Konteks kedua, karakter

merujuk pada percampuran dari berbagai kepentingan, keinginan,

emosi, dan prinsip moral dari individu-individu.9

b. Tema

Brooks dalam Tarigan mengatakan bahwa tema adalah

pandangan hidup tertentu atau perasaan tertentu mengenai

kehidupan atau rangkaian nilai-nilai tertentu yang membentuk atau

membangun dasar atau gagasan utama dari suatu karya sastra.10

Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema

berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan

karya rekaan yang diciptakannya. Tema merupakan kaitan

hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan

pengarangnya.11

Tema merupakan gagasan pokok yang ingin

disampaikan pengarang dalam karya sastranya. Tema biasanya

8 Siswanto, Op. Cit. h. 142

9 Robert Stanton, Teori Fiksi, terj. Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007) h.33 10

Tarigan, op. cit., h.125 11

Siswanto, op. cit., h. 161

Page 30: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

17

selalu berkaitan dengan pengalaman kehidupan sosial, cinta,

ideologi, religious dan sebagainya. Dengan demikian, tema adalah

bagian dari suatu cerita yang menggambarkan kondisi emosi dan

kejiwaan pengarang yang membentuk dasar gagasan utama sebuah

cerita.

c. Alur

Alur atau Plot merupakan rangkaian peristiwa dalam suatu

cerita rekaan. Rangkaian peristiwa direka dan dijalin dengan

seksama membentuk alur yang menggerakan jalannya cerita

melalui rumitan ke arah klimaks dan selesaian. Plot atau alur

memiliki beberapa tahapan yaitu tahap pengenalan, tahap

pemunculan konflik, klimaks, peleraian dan tahap penyelesaian.12

1) Tahap Pengenalan

Tahap pengenalan adalah tahap peristiwa dalam suatu cerita

yang memperkenalkan tokoh atau latar cerita. Ciri yang

dikenalkan dari tokoh ini, misalnya nama, asal, fisik, dan

sifatnya.

2) Tahap Pemunculan Konflik

Tahap konflik adalah tikaian, ketegangan, pertentangan

antara dua kepentingan di dalam cerita rekaan. Pertentangan ini

dapat terjadi dalam diri satu tokoh, antara dua tokoh, antara

tokoh dan masyarakat atau lingkungannya, antara tokoh dan

alam, serta antara tokoh dan Tuhan.

3) Tahap Komplikasi

Bagian tengah alur atau cerita rekaan atau drama yang

mengembangkan tikaian. Dalam tahap ini konflik yang terjadi

semakin tajam karena berbagai sebab dan berbagai

kepentingan yang berbeda dari setiap tokoh.

12 Ibid, h.159

Page 31: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

18

4) Tahap Klimaks

Bagian alur cerita yang melukiskan puncak ketegangan,

terutama dipandang dari segi tanggapan emosional pembaca.

5) Tahap Peleraian

Pada tahap ini peristiwa-peristiwa yang terjadi

menunjukkan perkembangan ke arah penyelesaian.

6) Tahap Penyelesaian

Tahap akhir suatu cerita rekaan. Dalam tahap ini semua

masalah dapat diuraikan, kesalahpahaman dijelaskan.

d. Latar atau Setting

Latar yang dimaksud dalam karya sastra naratif adalah

tempat dan suasana lingkungan yang mewarnai peristiwa. Ke

dalamnya mencakup lokasi peristiwa dan sosial budaya

setempat. Perlu diperhatikan adalah hubungan latar dengan

peran tokoh.13

Tidak semua jenis latar cerita itu ada di dalam

cerita rekaan. Dalam cerita rekaan, mungkin saja yang

menonjol hanya latar waktu dan latar tempat. Pengambaran

latar ini ada yang secara terperinci atau ada pula yang tidak.

Hal itu semua, dilihat dari bagaimana sastrawan menciptakan

karya fiksinya.

Latar ini biasanya diwujudkan dengan menciptakan kondisi-

kondisi yang melengkapi cerita. Baik dalam dimensi waktu

maupun tempatnya, suatu latar bisa diciptakan dari tempat dan

waktu imajiner ataupun faktual. Hal yang paling menentukan

bagi keberhasilan suatu latar, selain deskripsinya, adalah

bagaimana novelis memadukan tokoh-tokohnya dengan latar di

mana mereka melakoni perannya.14

13

Atmazaki, Ilmu Sastra: Teori dan Terapan, (Padang: Angkasa Raya, 1990) h.62 14

Furqonul Aziez dan Abdul Hasim, Menganalisis Fiksi: Sebuah Pengantar, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2010) h.74

Page 32: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

19

1) Hakikat Latar

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu,

menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu sejarah,

dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa

yang diceritakan.15

Latar memberikan pijakan cerita secara

konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan

realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang

seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Pembaca dapat

merasakan dan menilai kebenaran, ketepatan, dan aktualisasi

latar yang diceritakan.

2) Penekanan Unsur Latar

Penekanan latar dapat mencakup ketiga unsur sekaligus atau

hanya satu-dua unsur saja. Unsur latar yang ditekankan akan

berpengaruh terhadap elemen fiksi yang lain, khususnya alur

dan tokoh. Jika elemen tempat mendapat penekanan dalam

sebuah novel, ia akan dilengkapi dengan sifat khas keadaan

geografis setempat yang mencirikannya, yang disebut sebagai

Landmark, yang berbeda dengan tempat-tempat yang lain.16

Penekanan peranan waktu juga banyak ditemui dalam

berbagai karya fiksi di Indonesia. Elemen waktu biasanya

dikaitkan dengan peristiwa faktual, peristiwa sejarah, yang

dapat mempengaruhi pengembangan plot dan penokohan.

Peristiwa-peristiwa sejarah tertentu yang diangkat ke dalam

cerita fiksi memberikan landasan waktu secara konkret.17

Plot

dan tokoh cerita tinggal menyesuaikannya dan kadang-kadang

seolah-olah membuat tokoh menjadi tidak berdaya

menghadapinya sebab hal itu memang di luar jangkauan

pemikirannya.

15

Burhan Nurgiantoro. op. cit., h. 302 16

Ibid, h.310 17

Ibid, h.311

Page 33: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

20

3) Latar dan Unsur Fiksi yang Lain

Sastra merupakan produk budaya yang menggambarkan

aktivitas sosial masyarakat yang diwakili oleh tokoh-tokohnya

dalam suatu Setting dan waktu tertentu.18

Latar dengan penokohan mempunyai hubungan yang erat

dan bersifat timbal balik. Bahkan, barangkali tidak berlebihan

jika dikatakan bahwa karakter seseorang akan dibentuk oleh

keadaan latarnya. Dapat dikatakan bahwa sifat-sifat dan

tingkah laku tertentu yang ditunjukkan oleh seorang tokoh

mencerminkan dari mana dia berasal. Tokoh akan

mencerminkan latar.19

Penokohan dan pengaluran memang

tidak hanya ditentukan oleh latar, namun setidaknya peranan

latar harus diperhitungkan.

Latar dalam kaitannya dengan hubungan waktu, akan

berpengaruh terhadap cerita dan pemlotan, khususnya waktu

yang dikaitkan dengan unsur kesejarahan. Peristiwa-peristiwa

yang diceritakan dalam sebuah novel, jika ada hubungan

dengan peristiwa sejarah, harus tidak bertentangan dengan

kenyataan sejarah itu. Hal ini penting sebab pembaca akan

menjadi sangat kritis terhadap masalah yang demikian.20

4) Unsur Latar

Latar memiliki tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu dan

sosial yang masing-masing menawarkan permasalahan yang

berbeda, namun ketiganya saling berkaitan dan saling

mempengaruhi. Ketiga unsur pokok tersebut sebagai berikut:21

18

Heru Kurniawan, Teori, Metode, dan Aplikasi Sosiologi Sastra, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2012) h. 3 19

Nurgiantoro. op.cit., h.313 20

Ibid, h.315 21

Ibid, h.227-237

Page 34: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

21

a) Latar Fisik

Latar fisik adalah tempat dalam wujud fisik yaitu

bangunan, daerah, dan sebagiannya. Latar fisik dibagi

menjadi dua bagian yaitu latar tempat dan latar waktu.

Karena latar tempat secara jelas menunjuk pada lokasi

tertentu, yang dapat dilihat dan dirasakan kehadirannya,

disebut sebagai latar fisik. Keadaan yang agak berbeda

adalah latar yang dihubungkan dengan waktu. Latar waktu

jelas tidak dapat dilihat, namun bekas kehadirannya dapat

dilihat pada tempat-tempat tertentu berdasarkan waktu

kesejarahannya.22

(1) Latar tempat. Dalam sebuah novel, latar menyarankan

kepada lokasi terjadinya peristiwa. Tempat yang

dipergunakan biasanya menggunakan nama-nama

tertentu, inisial tertentu, juga mungkin lokasi tertentu

tanpa nama jelas.

(2) Latar waktu. Berhubungan dengan “kapan” terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Masalah “kapan”

dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang

berkaitan dengan peristiwa sejarah. Latar waktu dapat

bermakna ganda: di satu pihak menyaran pada waktu

penceritaan, waktu penulisan cerita, dan di lain pihak

menunjuk pada waktu dan urutan waktu yang terjadi

dan dikisahkan dalam cerita.

b) Latar sosial. Unsur ini menyaran pada hal-hal yang

berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat

di suatu tempat, berupa kebiasaan hidup, adat istiadat,

tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan

bersikap, serta keadaan sosial lainnya seperti status sosial

tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah atau

atas.

22

Ibid, h.304

Page 35: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

22

e. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang

ceritanya. Dari tempat itulah sastrawan bercerita tentang tokoh,

peristiwa, tempat, waktu dan gayanya sendiri.23

Sudut pandang memiliki tipe tersendiri sesuai dengan

tujuannya, tipe-tipe sudut pandang tersebut, yaitu:24

1) Orang Pertama-utama, yaitu sang karakter utama bercerita

dengan kata-katanya sendiri.

2) Orang Pertama-sampingan, adalah cerita dituturkan oleh

satu karakter bukan utama (sampingan)

3) Orang Ketiga-terbatas, yaitu dengan cara pengarang

mengacu pada semua karakter dan memosisikannya sebagai

orang ketiga tetapi hanya menggambarkan apa yang dapat

dilihat, didengar, dan dipikirkan oleh satu orang karakter

saja.

4) Orang Ketiga-tidak terbatas, pengarang mengacu kepada

setiap karakter dan memosisikannya sebagai orang ketiga

dengan begitu pengarang juga dapat membuat beberapa

karakter, seperti melihat mendengar atau berpikir.

f. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara seorang pengarang menyampaikan

gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah

yang mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat

menyentuh emosi pembaca.25

23

Siswanto, op.cit., h.151 24

Stanton, op.cit., h.53-54 25

Siswanto, op.cit., h.158

Page 36: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

23

g. Amanat

Amanat adalah pesan atau nasihat merupakan kesan yang

ditangkap pembaca setelah membacanya.26

Saat

mengungkapkan masalah apa yang terjadi kehidupan dan

kemanusiaan lewat karya prosanya, pengarang berusaha

memahami secara dalam keseluruhan masalah itu secara

internal yang dihubungkannya dengan keberadaan suatu

individu maupun dalam hubungan antara individu dengan

kelompok masyarakatnya.

4. Unsur Ekstrinsik Novel

Unsur berikutnya dalam pembangun sebuah novel adalah unsur

ekstrinsik. Sebagai mana dikatakan Burhan, bahwa unsur ekstrinsik

merupakan sebuah unsur yang berada di luar bagian dari karya sastra

tetapi mempengaruhi bangunan cerita sebuah karya sastra.27

Seperti

latar belakang atau biografi pengarang dan situasi atau kondisi sosial-

budaya yang mempengaruhi.

Meskipun unsur ekstrinsik berada di luar karya sastra bukan berarti

tidak penting, karena unsur itulah yang sangat berpengaruh terhadap

totalitas cerita yang dihasilkan. Karya sastra memang pada umumnya

lebih peka terhadap persoalan sosial suatu masyarakat pada suatu masa

tertentu, sebab ada keleluasaan untuk menggunakan bahasa dan kata

untuk melukiskan, menguraikan, dan menafsirkan lewat adegan,

situasi, dan tokoh-tokoh yang bermacam ragam watak dan latar

belakangnya. 28

Unsur-unsur itu pulalah yang berpengaruh besar

terhadap cerita yang dihasilkan dan dengan adanya unsur ekstrinsik

maka dalam karya tersebut akan dapat terungkap cara pengarang dalam

menangkap situasi sosial yang terjadi pada zamannya. Dari pengertian

tersebut dapat dikatakan bahwa novel merupakan cerita rekaan yang

26

Ibid., h.62 27

Nurgiantoro, op.cit., h.23 28

Andre Hardjana, Kritik Sastra: Sebuah Pengantar, (Jakarta: Gramedia, 1983) h.78

Page 37: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

24

menyajikan tentang aspek kehidupan manusia. Novel juga tidak hanya

dikatakan sebagai alat hiburan, tetapi juga sebagai bentuk dari segi-

segi kehidupan serta nilai-nilai yang terkandung di dalam kehidupan

masyarakat. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal

mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran

realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut.

Hal tersebut dapat dikatakan sebagai bagian dari unsur ekstrinsik dari

sebuah novel.

5. Sosiologi Sastra

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra untuk

mengkaji novel yang akan diteliti, maka dari itu perlu dijelaskan

mengenai sosiologi sastra.

Terlebih dahulu akan dibahas pengertian dari sosiologi. Secara

etimologi kata sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu sosio/socius

(yang berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman, masyarakat) dan

logi/logos (bersabda, perkataan, perumpamaan). Jadi, sosiologi

merupakan ilmu mengenai asal-usul dan pertumbuhan masyarakat atau

ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antar manusia dalam

masyarakat yang bersifat umum, rasional dan empiris.29

Sedangkan kata sastra berasal dari akar kata sas (Sansekerta) yang

berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk dan instruksi.

Akhiran tra yang berarti latar atau sasaran. Jadi, sastra merupakan

kumpulan atal untuk mengajar, atau dengan kata lain, sastra sebagai

buku petunjuk juga sebagai buku pengajaran yang baik.30

Sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang bersifat

reflektif. Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin

melihat sastra sebagai cermin kehidupan masyarakat. Asumsi dasar

penelitian sosiologi sastra adalah kelahiran sastra tidak dalam

29

Nyoman Khuta Ratna, Paradigma Sosiologi Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),

cet.II, h.1 30

Ibid.,

Page 38: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

25

kekosongan sosial. Kehidupan sosial akan menjadi pemicu lahirnya

sastra baru. Karya sastra yang berhasil atau sukses yaitu yang mampu

merefleksikan zamannya.31

Terdapat tiga paradigma pendekatan dalam sosiologi sastra, yaitu

sosiologi pengarang, sosiologi karya sastra, dan sosiologi pembaca.32

Pertama, sosiologi pengarang; inti dari analisis sosiologi pengarang ini

adalah memaknai pengarang sebagai bagian dari masyarakat yang

telah menciptakan karya sastra. Oleh karena itu, pemahaman terhadap

pengarangnya menjadi kunci utama dalam memahami relasi sosial

karya sastra dengan masyarakat, tempat pengarang bermasyarakat.

Kedua, sosiologi karya sastra; analisis sosiologi yang kedua ini

berangkat dari karya sastra. Artinya, analisis terhadap aspek sosial

dalam karya sastra dilakukan dalam rangka untuk memahami dan

memaknai hubungan dengan keadaan sosial masyarakat di luarnya.

Ketiga, sosiologi pembaca; kajian terhadap sosiologi pembaca berarti

mengkaji aspek nilai sosial yang mendasari pembaca dalam memaknai

karya sastra.

Sosiologi sastra adalah model penelitian interdisiplin yang

mengaitkan karya sastra dengan masyarakat. Maka, model penelitian

dilakukan dengan tiga macam,33

sebagai berikut:

1) Menganalisis masalah-masalah sosial yang terkandung dalam

karya sastra itu sendiri kemudian menghubungkannya dengan

kenyataan yang pernah terjadi. Pada umumnya disebut sebagai

unsur ekstrinsik sastra, model hubungan yang terjadi disebut

refleksi.

2) Sama seperti di atas, tetapi dengan cara menemukan hubungan

antar struktur, bukan aspek-aspek tertentu, dengan model

hubungan yang bersifat dialektika.

31

Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra. (Yogyakarta: CAPS. 2013), h.77 32

Kurniawan, op.cit., h. 11 33

Nyoman Khuta Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009), h.339-340

Page 39: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

26

3) Menganalisis karya sastra dengan tujuan untuk memperoleh

informasi tertentu. Model analisis yang pada umumnya

menghasilkan penelitian karya sastra sebagai gejala kedua.

Pada prinsipnya, menurut Laurenson dan Swingewood dalam buku

Metodologi Penelitian Sastra, terdapat tiga perspektif berkaitan

dengan sosiologi sastra, yaitu: (1) penelitian yang memandang karya

sastra sebagai dokumen sosial yang di dalamnya merupakan refleksi

situasi pada masa sastra tersebut diciptakan, (2) penelitian yang

mengungkap sastra sebagai cermin situasi sosial penulisnya, dan (3)

penelitian yang menangkap sastra sebagai manifestasi peristiwa sejarah

dan keadaan sosial budaya.34

Ketiga hal tersebut dapat berdiri sendiri-

sendiri dan atau diungkapkan sekaligus dalam suatu penelitian

sosiologi sastra. Hal ini tergantung kemampuan penelitibuntuk

menggunakan salah satu perspektif atau ketiga-tiganya sekaligus.

B. Penelitian Relevan

Penelitian terhadap novel Jalan Tak Ada Ujung pernah dilakukan

oleh mahasiswa Universitas Sanata Dharma dengan judul skripsinya

“Pandangan Kemanusiaan Mochtar Lubis dalam Novel Jalan Tak Ada

Ujung: Sebuah Kajian Sosiologi Sastra” oleh Raden Rosa Dewi

mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas

Sanata Dharma tahun 2007. Hasil dari penelitiannya adalah sebagai

berikut: (1) struktur tekstual (alur). Berdasarkan struktur lahir novel Jalan

Tak Ada Ujung memiliki 35 sekuen dan alur yang digunakan adalah maju.

(2) pandangan kemanusiaan Mochtar Lubis dalam novel Jalan Tak Ada

Ujung, meliputi nilai kemanusiaan utama dan nilai kemanusiaan

pendukung. Nilai kemanusiaan utama yaitu nilai keberanian, yang meliputi

(a) nilai kemanusiaan Guru Isa menghadapi perjuangan, (b) nilai

keberanian Guru Isa menghadapi krisis ekonomi, (c) nilai keberanian Guru

Isa menghadapi impotensinya, dan (d) nilai keberanian Guru Isa

menghadapi perselingkuhan.

34

Endraswara, op.cit., h.79

Page 40: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

27

Penelitian terhadap novel Jalan Tak Ada Ujung juga pernah diteliti

oleh mahasiswa Universitas Pancasakti Tegal dengan judul skripsinya

adalah “Tinjauan Psikologis Tokoh Novel Jalan Tak Ada Ujung Karya

Mochtar Lubis dan Implikasinya dalam Pembelajaran Sastra Di SMA”

yang ditulis Aditya Candra Jun Soekarno mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma tahun 2014. Kajian psikologi yang

menonjol dalam novel Jalan Tak Ada Ujung Karya Mochtar Lubis adalah

aspek psikologi kepribadian tokoh dengan jumlah kutipan tujuh belas

kutipan, aspek psikologi tingkah laku tokoh dengan jumlah tiga kutipan,

dan aspek psikologi sifat tokoh dengan jumlah dua puluh kutipan.

Penelitian terhadap novel Jalan Tak Ada Ujung juga pernah diteliti

oleh mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo dengan judul skripsinya

adalah “Patriotisme dalam Novel Jalan Tak Ada Ujung Karya Mochtar

Lubis” yang ditulis Asni Alimun mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas

Negeri Gorontalo tahun 2014. Hasil dari penelitiannya adalah tokoh Hazil

dan Rachmat yang berani melemparkan bom pada para tentara Belanda,

dan Tuan Hamidy sebagai juragan beras yang menyumbangkan truknya

untuk kepentingan kemerdekaan. Para tokoh menggambarkan memiliki

sikap patriotisme. Sikap patriotisme yaitu rela berkorban, menempatkan

persatuan dan kesatuan, berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah.

Penelitian lain terkait novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar

Lubis juga pernah dilakukan pada Tesis yang ditulis oleh Agus R. Sarjono

berjudul “Citra rumah dalam novel 'Jalan tak ada ujung' Mochtar Lubis

dan 'Keluarga Gerilya' Pramoedya Ananta Toer” Universitas Indonesia,

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, tahun 2002. Hasil penelitiannya yaitu,

Rumah dalam KG bukan rumah yang baik. Buruknya rumah KG

disebabkan oleh perilaku dan sosok kaum tua keluarga Gerilya, yakni

kopral Paidjan (sang ayah) dan Amilah (Sang Ibu). Meskipun demikian,

peluang untuk menjadikan rumah keluarga gerilya sebagai rumah yang

baik dan membuat krasan masih terbuka di tangan kaum muda. Namun,

revolusi kemerdekaan membuat semua kaum muda keluarga gerilya

memilih untuk merelakan hancurnya rumah mereka demi rumah yang

lebih besar dan lebih mulia yakni nasion. Hal yang berbeda terjadi pada

JTU. Pada dasarnya rumah keluarga Guru Isa adalah rumah yang baik.

Page 41: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

28

Namun revolusi menebarkan ketakutan pada Guru Isa yang menyebabkan

isa mengalami impotensi. Impotensi guru Isa menjadikan rumah mereka

sekedar menjadi rumah tanpa rasa krasan. Situasi ini diperparah oleh

perselingkuhan Fatimah dengan Hazil, sahabat Guru Isa. buruk secara

moral, dan tidak memiliki idealisme, sementara kaum muda digambarkan

sebagai sosok yang penuh idealisme dan cita-cita. Penelitian tentang latar (setting) pernah dilakukan oleh mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat dengan judul skripsinya

adalah “Analisis Latar (setting) dalam novel Larasati Karya Pramoedya

Ananta Toer” yang ditulis Adianto mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Sumatera Barat. Hasil penelitiannya yaitu: (1) latar tempat dalam novel

Larasati karya Pramoedya Ananta Toer bervariasi. Latar tempat yaitu di

daerah Yogyakarta dan Jakarta yaitu di rumah, di kamar, di jalan, di rumah

sakit, di gedung, di pinggir jalan, di rumah orang Arab, dan lain-lain. (2)

latar waktu seperti pada waktu pagi hari, pada waktu sore hari, malam hari

yang menegangkan dan pada tahun-tahun tertentu yang dapat menonjolkan

suasana tertentu dalam novel, (3) Latar sosial yang ditampilkan di dalam

novel Larasati sangat berpengaruh pada kehidupan tokoh dalam novel.

Melihat penelitian sebelumnya terhadap novel Jalan Tak Ada

Ujung, penelitian tentang ”Analisis Latar dalam Novel Jalan Tak Ada

Ujung Karya Mochtar Lubis serta Implikasinya terhadap Pembelajaran

Apresiasi Sastra Indonesia di SMA” Penelitian ini mencari gambaran latar

yang terdapat dalam novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis

selain itu mengkaitkan hasil penelitian tersebut dengan pembelajaran

sastra di sekolah. Implikasi tersebut berupa Rencana Pembelajaran Sastra

tentang Materi Intrinsik Novel. Bahan pembelajaran dilakukan melalui

pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Page 42: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

29

BAB III

BIOGRAFI PENGARANG

A. Biografi Pengarang

Mochtar Lubis, pengarang ternama ini dilahirkan pada 7 Maret

1922 di Padang. Setelah tamat HIS Sungai Penuh, Mochtar Lubis sekolah

ekonomi di Kayutanam pimpinan M. Syafei, di Kayutanam diajarkan pula

untuk mengembangkan bakat melukis, mematung, bermusik dan

sebagainya. Sejak zaman Jepang ia telah aktif dalam lapangan penerangan.

Ia turut mendirikan Kantor Berita ‘Antara’, kemudian mendirikan dan

memimpin Harian Indonesia Raya yang telah dilarang terbit. Ia

mendirikan majalah sastra Horison bersama kawan-kawannya. Pada waktu

pemerintahan rezim Soekarno, ia dijebloskan ke dalam penjara hampir 9

tahun lamanya dan baru dibebaskan pada tahun 1966.

Selain sebagai wartawan, ia dikenal sebagai sastrawan. Mochtar

Lubis merupakan pengarang yang karya-karyanya harus dilihat dalam

hubungan dengan Angkatan 45. Cerita-cerita pendeknya dikumpulkan

dalam buku Si Jamal (1950) dan Perempuan (1956). Sedangkan novelnya

yang telah terbit: Tidak Ada Esok (1950), Jalan Tak Ada Ujung (1952)

yang mendapat hadiah sastra dari Badan Musyawarah Kebudayaan

Nasional (BMKN), Senja di Jakarta yang mula-mula terbit dalam bahasa

Inggris dengan judul Twilight in Jakarta (1963) dan terbit dalam bahasa

Melayu pada tahun 1964. Selain itu, romannya yang mendapat sambutan

luas dengan judul Harimau! Harimau! (Pustaka Jaya 1975) telah

mendapat hadiah dari Yayasan Buku Utama sebagai buku terbaik tahun

1975. Sedangkan Maut dan Cinta (Pustaka Jaya 1971) mendapat hadiah

Yayasan Jaya Raya.

Kadang-kadang ia pun menulis esai dengan nama samaran Savitri

dan juga menterjemahkan beberapa karya sastra asing seperti Tiga Cerita

dari Negeri Dollar (1950), Kisah-kisah dari Eropa (1952). Pada 1950 ia

Page 43: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

30

mendapat hadiah atas laporannya tentang Perang Korea dan 1966

mendapat hadiah Magsaysay untuk karya-karya jurnalistiknya.1

Di zaman Jepang Mochtar Lubis bekerja sebagai anggota tim yang

memonitor siaran radio sekutu di luar negeri. Sebagai wartawan dia

berpindah dari Medan ke Jakarta. Dia memperoleh pengakuan sebagai

wartawan waktu menjabat sebagai ketua pengarang surat kabar bebas

Indonesia Raya, dia berani menentang konsepsi-konsepsi politik Soekarno

dengan garang, hingga mengakibatkan dia ditahan di rumah dan dalam

penjara antara tahun 1957 hingga 1966. Sebelum ini, dia telah banyak

mengelilingi dunia, dan kisah-kisah kunjungannya yang bersifat

kewartawanan sebagian dikumpulkan dalam buku-buku tersendiri. Buku-

buku tersebut merupakaan bacaan yang baik. Hal ini bukan saja karena

fakta-fakta yang terkandung, tetapi juga karena penyampaiannya yang

menarik. Malah dalam karya-karya sastranya didapati bahwa

kewartawanan dalam dirinya itu tak pernah tidak ada.2

B. Penghargaan

1. Bidang Pers

Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2004,

menganugerahkan bintang tanda jasa kepada tokoh pers Mochtar Lubis

(alm). Mochtar Lubis dinilai telah memberikan pengabdian luar biasa

kepada Negara. Tanda Bintang Mahaputera merupakan tanda jasa

tertinggi setelah Bintang Republik Indonesia. Ia diberi penghargaan

tidak dinilai berdasarkan pengabdiannya kepada pemerintah, tetapi

kepada negara.3

1 Mochtar Lubis. Jalan Tak Ada Ujung. (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.2003) h. 166-167

2 A. Teeuw. Sastra Baru Indonesia. Cet. 1 (Flores: Indonesia Nusa Indah, 1980) h.261

3 Harian Tempo, “Mochtar Lubis Dianugerahi Bintang Mahaputera”, edisi Minggu, 15

Agustus 2004.

Page 44: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

31

2. Bidang Sastra

Mochtar Lubis terpilih sebagai sastrawan pertama penerima Hadiah

Sastra “Chairil Anwar” yang baru pertama kali diselenggarakan.

Hadiah ini merupakan penghargaan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ),

bahkan sebagai pengakuan atas mutu karya-karyanya. Penyerahan

hadiah berlangsung dalam sebuah upacara yang dirancang khusus di

Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki. 4

Menurut pihak DKJ, Mochtar Lubis terpilih sebagai orang pertama

penerima hadiah karena dua alasan. Alasan pertama adalah, totalitas

karya-karyanya telah sangat memperkaya khazanah sastra Indonesia.

Alasan kedua yaitu karya-karyanya secara khusus memuat realita

sosial, diwarnai dengan wawasan tentang manusia Indonesia dengan

berbagai dimensinya yang digambarkan cukup tajam dengan

penguasaan masalah hampir tanpa cacat.

Buku fiksinya Jalan Tak Ada Ujung meraih Hadiah Sastra BMKN,

disusul hadiah sama untuk Perempuan-Perempuan. Bukunya

Harimau-Harimau mendapat Hadiah Sastra Yayasan Buku Utama.

C. Pemikiran Mochtar Lubis

1. Kebebasan Kreatif

Sebagai sastrawan, Mochtar Lubis melihat bahwa sastra Indonesia

sebenarnya kaya dengan pengarang potensial. Yang kurang katanya

adalah iklim kreatif menyeluruh, artinya iklim sehat yang bisa

menggerakan seluruh masyarakat. Ia menganggap seniman cukup

kreatif dalam berbagai bidang penciptaan. Tapi, karya sastra katanya

terbelenggu oleh berbagai pembatasan baik dari dalam maupun luar.

Hambatan luar dalam itu bermuara pada suatu hal, yaitu ketakutan.

“Penerbit ngeri menerbitkan dan mengedarkan karya-karya yang

mengritik keadaan sosial politik atau kekuasaan, pengarang tidak

4 Kompas, “Hadiah Sastra Chairil Anwar untuk Sastrawan Mochtar Lubis”, edisi Sabtu, 15

Agustus 1992.

Page 45: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

32

berani menulisnya,” tuturnya. “Itu sebabnya tak ada kita baca karya

fiksi yang menyoroti realita sosial semacam itu, yang bisa menciptakan

gambaran nyata tentang kondisi sosial budaya kita.” Sastrawan dan

wartawan terkemuka yang juga melukis ini, mengatakan berbagai

hambatan itu bukan kesalahan 25 tahun orde baru saja, tapi juga Orde

Lama selama 20 tahun. Keduanya melakukan hal serupa, misalnya

melarang berbagai buku.

Meski demikian, ia optimis sastra Indonesia modern tetap

berkembang dengan munculnya banyak pengarang baru yang berbakat.

Ia mengharapkan agar majalah sastra tidak lagi hanya sebuah yaitu

Horison saja, tetapi muncul berbagai majalah sastra yang terbit dari

berbagai kota seperti Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan

Ujungpandang. Dengan demikian walaupun baru merupakan “sastra

media masa” perkembangannya bisa dipercepat. “Bagaimana

pengarang muda bergairah kalau menunggu lebih dari satu tahun untuk

melihat karyanya terbit?” katanya.5

2. Hadiah Sastra

Menurut pihak Dewan Keseniasn Jakarta (DKJ), alasan pokok

penyelenggaraan hadiah sastra adalah bahwa sastra akan terus

memberi kontribusinya dalam kehidupan sosial, khususnya bagi

dinamika kehidupan intelektual. Mereka juga mengharap hadiah ini

menjadi semacam simbol, bahwa kehadiran sastra bermakna dan

penting dalam kehidupan sosial. Isma Savitri, ingin menyelenggarakan

hadiah sastra ini menjadi tradisi.

Sebelum ini DKJ memang pernah menyelenggarakan Hadiah

Sastra, tapi tidak rutin, dengan model memilih karya terbaik pada

tahun yang berjalan. Untuk membuat penyelenggaraan menjadi tradisi

bukan saja dibutuhkan dana, tapi juga aturan main termasuk kriteria

pemilihan yang lebih sempurna. Dengan demikian, kata Sawitri,

5 Ibid

Page 46: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

33

siapapun penilainya nanti, sikap lembaga pemberi hadiah tidak

berubah. Dengan kriteria sementara kali ini, para penilai yang bekerja

adalah para sastrawan DKJ yaitu Isma savitri, Abrar Yusra, Leon

Agusta, Slamet Sukirnanto, ditambah HB. Jassin dan Hamsad

Rangkuti.

Menurut penyair Isma Sawitri, Ketua Komite Sastra DKJ, dalam

menanggapi karya-karya Mochtar Lubis ada alasan lebih khusus, yaitu

Mochtar Lubis konsisten mencipta dalam kurun waktu cukup panjang.

Setiap karyanya merefleksikan gejala dan gejolak zamannya.6

Sebagai pengarang Mochtar Lubis, tidak pernah bosan

memperjuangkan kehidupan sastra Indonesia, sejak zaman revolusi,

sampai pada masa Orde Baru, memang pantas mendapatkan hadiah

tertinggi dalam bidang sastra. Budayawan dan wartawan yang juga

pernah menerima Hadiah Magsaysay dari pemerintah Pilipina (1966),

dinilai selain teguh dalam pendiriannya, juga selalu bersikap jujur dan

ksatria dalam memperjuangkan hak dan martabat manusia.

Terkait hadiah sastra yang diberikan, Mochtar Lubis mengatakan

hadiah itu membuatnya merenung. Mochtar Lubis mengatakan “Tiap

kali meraih suatu penghargaan saya selalu bertanya, ‘Apa benar?’ Saya

tidak pernah berpikir untuk mendapat hadiah kalau membuat karangan.

Saya mengarang karena ingin menyampaikan sesuatu kepada rakyat

banyak, bukan untuk merebut hadiah”. Tambahnya, “Saya malah

merenung kalau menghadapi hal seperti ini. Saya mengulas

kekurangan-kekurangan karya saya. Tapi rasanya saya beruntung,

karena saya memang tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah

saya hasilkan. Dengan itu saya tetap berusaha untuk menulis lebih baik

lagi. Kalau puas, itu artinya saya berhenti.”

6 Ibid

Page 47: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

34

3. Karakter Mochtar Lubis

Sikapnya kerap kali direpresentasikan baik dalam karya, pendapat

atau perbuatan. Salah satu karya yang begitu kental menggambarkan

sikapnya adalah Jalan Tak Ada Ujung. Lewat tokoh Guru Isa, ia

mengatakan bahwa tak ada orang yang berani kerena semua orang

selalu diliputi rasa takut. Dalam sebuah peristiwa, Guru Isa dipukul

dan disiksa. Namun, ia justru menemukan kenyataan yang menrik

bahwa antara kesakitan badan dan kecemasan jiwa tidak ada hubungan

yang langsung. Sikap ini terlihat dari caranya yang berani dalam

mengungkapkan kebenaran baik dalam tulisan maupun dalam karya-

karyanya, jusnalistik atau sastra.7

Mochtar Lubis adalah seorang sastrawan dan budayawan yang

berani menerima penyiksaan fisik dan mental akibat sikapnya,

memberitakan hal-hal yang sensitive bahkan terhadap tokoh yang

kelewat “agung” dalam pemerintahan Republik Indonesia pada elite

dan lembaga struktural di pemerintahan Soekarno dan Soeharto.

Sekalipun untuk hal itu dia harus menerima keluar-masuk penjara.

D. Pembicaraan Beberapa Karya Mochtar Lubis

Sastrawan tidak hanya menghibur pembaca melalui karyanya, tetapi

juga menyodorkan berbagai ragam kehidupan yang penting direnungkan

kemudian dipahami bersama-sama. Karya-karya sastra seperti novel, cerita

pendek, puisi dan esai, merupakan dunia tersendiri yang banyak

mempersoalkan mengenai eksistensi manusia serta nilai-nilai

kehidupannya dari berbagai aspek. Dengan demikian, memahami sebuah

karya sastra berarti seseorang itu telah berhasil menyelusup ke dalam

dunia pengarang.

Beberapa karya fiksi Mochtar Lubis, khususnya dalam dekade tujuh

puluhan, banyak memberikan sumbangan kepada pembaca. Sumbangan

7 Harian Sinar Harapan, “Idealisme Bersastra dan Melawan Takut: Pelajaran dari Mochtar

Lubis”, edisi Sabtu, 14 Agustus 2004.

Page 48: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

35

yang dimaksud di sini tidak terlepas dari moralitas manusia dalam

kaitannya sebagai suatu bangsa yang perlu cita-cita. Mochtar Lubis

mengangkat persoalan moralitas dalam karya-karyanya sebagai usaha

menumbuhkan jiwa yang berbudaya bagi setiap manusia di dalam

melaksanakan fungsi kehidupannya. Pada umumnya karya-karya Mochtar

Lubis mampu berbicara secara wajar tentang manusia dalam perang,

manusia dan kebangsaan. Hal itu tidak mengherankan sebab Mochtar

Lubis sendiri pernah terlibat dalam peristiwa-peristiwa revolusi. Suatu

peristiwa yang cukup dahsyat dalam pengalaman hidup manusia.

Pengalaman-pengalaman itu mempengaruhi jiwa Mochtar Lubis sehingga

tidak sedikit novel atau cerita pendeknya yang cenderung menonjolkan

aspirasi dan ide-ide si pengarang itu sendiri.8

Bentuk pengungkapan yang diterapkan Mochtar Lubis dalam karya-

karyanya sebenarnya masih lebih akrab dengan masyarakat pembaca

dibanding dengan cara yang ditempuh oleh Iwan Simatupang dan Putu

Wijaya. Kalau Iwan dan Putu masing-masing bertolak dari sudut pandang

filsafat dan psikologi, maka Mochtar Lubis nampak masih bertahan pada

sudut pandang sosiologis dan budaya masyarakat. Titik tolak inilah yang

membedakan mereka di dalam sistem penggarapan novel. Selain itu,

orientasi mereka pun tidak sama. Orientasi Mochtar Lubis jelas tidak

mengarah kepada penemuan bentuk penggarapan, melainkan bagaimana

ide cerita itu mudah dipahami oleh masyarakat pembaca. Karena itulah

sehingga Mochtar Lubis menggunakan karya sastra sebagai media untuk

menyampaikan amanah, gagasan atau ide-ide kemanusiaannya kepada

masyarakat.

Sebagai sastrawan, Mochtar Lubis memiliki kepekaan batin terhadap

gejala-gejala yang muncul di sekitarnya. Baik berupa gejala

kemasyarakatan maupun yang lebih mendasar lagi, yakni gejala

kemanusiaan. Kegelisahan, kegembiraan, kesedihan dan ketakutan yang

8 Pedoman Rakyat, 02 Februari 1984. “Pembicaraan Singkat Beberapa Karya Mochtar

Lubis”.

Page 49: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

36

tidak pernah lepas dari eksistensi hidup manusia, merupakan persoalan

yang cukup menarik bagi pengarang. Dikatakan menarik sebab gejala-

gejala seperti itu merupakan Jalan Tak Ada Ujung bagi sejarah kehidupan

manusia. Dalam karya lainnya yang berjudul Kuli Kontrak. Cerita ini

menuturkan kekhawatiran tokoh “sang Ayah” kepada anaknya.9

Dalam novel Jalan Tak Ada Ujung (1952) dapat kita lihat bagaimana

masalah ketakutan yang dialami oleh tokoh Isa berhasil diangkat oleh

Mochtar Lubis sebagai persoalan manusia secara universal. Isa, dalam

novel tersebut, adalah wujud dari sekian juta anak manusia yang pernah

atau sedang mengalami persoalan-persoalan hidup yang serba kompleks,

penuh ketidakpastian, sebagaimana halnya di dalam suasana peperangan

(revolusi).

9 Harian Sinar Harapan, Loc.cit.

Page 50: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

37

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sinopsis Novel Jalan Tak Ada Ujung

Jakarta, pascakemerdekaan menjadi kota yang mencekam. Serdadu-

serdadu Belanda kembali datang untuk merebut kembali kemerdekaan

yang sudah didapat Bangsa Indonesia. Mereka datang dengan

kekejamannya, menembaki siapa saja yang tidak bersalah. Selama

berbulan-bulan Jakarta menjadi kota yang penuh ancaman, setiap

penduduk tidak bisa beraktivitas dengan aman dan nyaman dikala siang

hari dan tidur pun selalu penuh dengan ketakutan, ketakutan kalau-kalau

serdadu Belanda datang tiba-tiba atau ketakutan akan peluru yang

menembus kulit mereka.

Guru Isa adalah seorang yang penuh dengan rasa takut, bukan hanya

takut dengan keadaan yang sedang tejadi di Jakarta, tetapi juga takut

terhadap pikiran-pikiran yang ditimbulkan oleh dirinya sendiri. Guru Isa

mempunyai seorang istri bernama Fatimah dan juga memiliki satu anak

angkat bernama Salim. Guru Isa dan Fatimah tidak dikaruniai anak karena

Guru Isa mengidap penyakit impotensi.

Saat Guru Isa hendak berangkat ke sekolah untuk mengajar, terjadi

penyerangan yang dilakukan oleh serdadu Belanda, Guru Isa bertemu

dengan Hazil, seorang pemuda pemberani yang penuh semanagat

nasionalisme, pemuda yang tidak ingin bangsanya ditindas kembali oleh

orang-orang asing, yang pada saat terjadi penembakan dia salah satu

pemuda yang memiliki senjata pistol, bukan hanya untuk membalas

tembakan dari serdadu Belanda melainkan juga untuk melindungi dirinya.

Mereka berteman karena merasa cocok dalam satu hal bukan dalam

semangat nasionalisme melainkan dalam seni musik. Hazil lalu mengajak

Guru Isa ikut dalam kelompoknya melawan serdadu Belanda, Hazil

ternyata mempunyai banyak teman yang tergabung dalam pemuda-pemuda

Page 51: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

38

yang siap melawan serdadu Belanda. Hazil bersama temannya Rahmat,

Otong, Kiran, dan Imam telah merancang sebuah rencana

menyelundupkan senjata yang mereka sembunyikan untuk dibawa ke

Karawang, menyembunyikannya dari serdadu dan dipakai saat

penyerangan yang akan dilakukan Hazil terhadap serdadu Belanda.

Sudah banyak tetangga dan orang-orang yang dikenal oleh Guru Isa

pergi untuk pindah keluar kota, pindah ke tempat yang mereka anggap

lebih aman untuk dijadikan tempat tinggal, jauh dari ancaman tembakan

yang datang dengan tiba-tiba. Dapat tidur lebih nyenyak dibandingkan saat

mereka tinggal di Jakarta.

Guru Isa tidak bisa menolak, dengan terpaksa ia ikut ke dalam

kelompok yang menginginkan revolusi, walaupun penuh dengan ketakutan

tetapi Guru Isa selalu menyembunyikan ketakutannya itu di hadapan Hazil

dan teman-temannya. Tiba saatnya penyerangan yang sudah direncanakan

dilaksanakan. Hazil, Rahmat, dan Guru Isa akan menyerang serdadu

Belanda dengan granat di bioskop Rex di Senen, Jakarta. Hazil dan

Rahman bertugas melempar granat ke bioskop, sedangkan Guru Isa

bertugas melihat kondisi dan situasi setelah Hazil dan Rahmat

melaksanakan tugasnya. Setelah kejadian pembalasan di bioskop Hazil,

Rahmat dan juga Guru Isa berpencar demi keamanan mereka semua. Hazil

dan Rahmat pergi keluar kota sedangkan Guru Isa dengan ketakutan dan

penuh cemas kembali ke rumahnya.

Setelah beberapa minggu penyerangan di bioskop Hazil datang

menemui Guru Isa mengabarkan bahwa Rahmat telah tertangkap oleh

serdadu Belanda dan Hazil pun memberi tahu bahwa kini ia sedang dicari-

cari pula oleh serdadu Belanda, mengingatkan Guru Isa agar selalu

berhati-hati kalau-kalau serdadu Belanda datang ke rumahnya.

Serdadu Belanda pun datang ke rumah Guru Isa membawanya ke

markas, sampai di markas Guru Isa disiksa agar mengakui apa yang sudah

direncanakannnya oleh Hazil dan Rahmat yang pada saat itu sudah

tertangkap, Guru Isa tetap bungkam dan penuh memar karena dipukuli

Page 52: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

39

oleh serdadu-serdadu, saat Guru Isa tidak sadarkan diri ia dibawa ke

sebuah ruangan jeruji, saat sadarkan diri ia melihat Hazil dengan muka

yang sudah penuh luka akibat disiksa, Hazil hanya berucap kata maaf

kepada Guru Isa, dan di tempat itu Hazil menghembuskan nafas yang

terakhir dan akhirnya Guru Isa dibebaskan.

B. Analisis Objektif Novel Jalan Tak Ada Ujung Karya Mochtar Lubis

1. Tema

Tema dari novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis adalah

mengenai rasa takut tentang eksistensi sebagai manusia. Manusia

selalu ketakutan dalam hidupnya, takut terhadap banyak hal dan hal

tersebut juga dapat dilihat dengan jelas pada semboyan buku itu yang

dipetik dari Jules Romains yang terdapat pada halaman awal.

“Apakah yang harus kita punyai, agar kita bebas dari ketakutan?”

Dalam hal ini, rasa takut itu ialah rasa takut yang terdapat dalam

kehidupan Guru Isa, seorang guru biasa yang dengan tidak sepenuh

hati terpaksa turut serta dalam perjuangan rahasia menentang musuh-

musuh asing. Ketakutan yang dialami Guru Isa lantaran keadaan sosial

pada saat itu yang membuat ia terpaksa menahan rasa takutnya.

“Engkau tahu mengapa akau terima? Bukan karena semangat

revolusiku berapi-api, semangat cinta tanah airku berapi-api, aku

memang cinta tanah air, tetapi dalam darahku tidak ada atau belum

ada itu tradisi yang mendorong aku berkorban darah dan jiwa untuk

tanah air, untuk itu aku belum pernah hidup dalam tanah air yang

mesti dibela dengan darah, jadi jika ada orang berkata mempunyai

semangat seperti ini, maka itu semangat palsu dan dibikin-bikin.

Aku terima karena aku takut. Dan aku bertambah takut setelah

menerimanya.”1

Keterlibatan Guru Isa dalam revolusi tidak didasari semangat

patriotisme dan nasionalisme untuk merebut kemerdekaan, melainkan

karena ketakutanya yang senantiasa menteror jiwanya sehingga tanpa

1 Mochtar Lubis, Op. Cit, h.74

Page 53: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

40

sadar ia menerima segala amanah perjuangan yang dibebankan

kepadanya.

Rasa takut tidak hanya dirasakan oleh Guru Isa, hampir semua

tokoh mengalami ketakutannya masing-masing. Termasuk ketakutan

yang dialami oleh Fatimah saat Guru Isa ditangkap oleh Polisi.

“Hatinya takut, bercampu pahit.”2

Takut yang dialami Fatimah lantaran Guru Isa yang ditangkap oleh

polisi, memang dia tidak lagi mencintai Guru Isa tapi kini dia harus

menyadari bahwa tidak ada lagi orang yang mencari nafkah untuk

dirinya dan Salim.

Hazil memiliki rasa takut, hanya saja Hazil mampu untuk melawan

takutnya, dalam perjuangan dia bukanlah seseorang yang ingin

menuai pujian dari apa yang dilakukannya. Hazil berjuang demi

bangsanya, demi terlepas dari penjajahan yang dilakukan bangsa asing

terhadap bangsanya. Dapat dilihat pada penokohan bagian Hazil.

Ketakutan juga dialami oleh Mr. Kamarudin, Ayah Hazil, saat

mengetahui dan merelakan anak satu-satunya pergi untuk berjuang

melawan Belanda.

“Haziiiilll kembaliii!”3

“Dalam teriak itu tersembunyi perasaan yang lebih besar dari

kemarahan.” 4

Mr. Kamarudin tidak sanggup menahan Hazil untuk tidak pergi

berperang melawan Belanda. Teriakannya saat ingin menahan Hazil

untuk tidak pergi meninggalkan dirinya, terselip rasa takut jika anak

satu-satunya tak akan pernah kembali, takut kehilangan Hazil untuk

selamanya.

Salim, anak usia 4 tahun juga mengalami ketakutannya sendiri. Dia

takut saat tidur dalam kamar yang gelap. Dapat dilihat pada

penokohan bagian Salim.

2 Ibid, h.153

3 Ibid, h. 20

4 Ibid, h.20

Page 54: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

41

2. Alur

Alur dalam novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis

adalah alur maju, atau dapat dikatakan alur yang menceritakan

rangkaian peristiwa kejadian yang akan datang.

a. Pengenalan Cerita

Pengenalan cerita dalam novel ini adalah diawali dengan

keterangan waktu yaitu pada Jakarta tahun 1946. Dalam

pengenalan cerita dalan novel JTAU sudah menggambarkan

kondisi Jakarta yang penuh ancaman.

“jalan-jalan kosong dan sepi. Beberapa orang bergegas lari dari

hujan. Dan lari dari ancaman yang telah lama memeluk seluruh

kota.”5

Dilanjutkan dengan kejadian tiga anak kecil yang sedang

bermain layang-layang, beberapa orang opas yang hendak

berangkat kerja mampir ke warung Pak Damrah, terdapat pula

tukang becak dan tukang loak di warung untuk sekedar minum kopi

atau membicarakan tentang serbuan-serbuan yang dilakukan oleh

serdadu-serdadu Belanda.

“Di warung Pak Damrah enam orang sedang duduk minum-

minum. Empat orang opas Kantor Kotapraja di Kebon sirih.

Mereka hendak masuk kerja.”6

“Kemaren kampung Tanah Tinggi digeledah lagi sama si ubel-

ubel,” cerita tukang loak, mulutnya penuh pisang goreng.

Tukang beca yang sedang menghirup kopinya yang panas,

menghapus mulutunya dengan lengan kirinya yang kotor.”7

b. Pemunculan Konflik Awal

Pemunculan konflik awal terjadi saat serdadu Belanda

menyerang dari arah Kebon Sirih menuju warung Pak Damrah di

Gang Jaksa. Serdadu Belanda menyerang dengan bertubi-tubi

terlebih lagi jika mereka melihat ada seseorang yang berlari,

serdadu Belanda menembaki siapa saja yang melintas, tembakan

5 Ibid, h.1

6 Ibid, h.3

7 Ibid, h.3

Page 55: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

42

yang tidak tentu arah, tidak peduli kepada siapa pun peluru yang

mereka hempaskan bersarang.

“Tiba-tiba suara gemuruh mengejutkan, orang berteriak, siaap!

Siaaapp! Dari arah Kebon Sirih dua buah truk penuh berisi

serdadu memakai topi masuk ke Gang Jaksa.”8

“Melihat mereka lari, serdadu-serdadu di atas truk itu mulai

menembak. Letusan senapan dan sten mengoyak udara jalan

yang sunyi itu.”9

Dari tembakan yang dilepaskan oleh serdadu Belanda, dua orang

opas dan satu anak kecil yang masih memegang benang

layangannya menjadi korban tembakan. Mereka semua mati

sebelum pertolongan datang. Tukang beca terkena tembakan di

kakinya dan terus mengerang kesakitan.

Setelah mereka melihat sudah beberapa orang tersungkur ke

jalan tidak berdaya, serdadu-serdadu tersebut masih saja

menembaki dan mencaci maki.

“Tiga menit kemudia truk itu masih menembak-nembak juga ke

kiri dan ke kanan, sambil berteriak-teriak memaki-maki,

“Mampus lu, anjing Sukarno! Mau merdeka? Ini merdeka!” dan

sten-gun dan senapan ditembakkan tidak tentu arah.”10

Setelah beberapa menit kejadian penembakan dan serdadu-

serdadu telah pergi, pemuda-pemuda yang membawa senjata, yang

bersembunyi di balik rumah memberanikan diri untuk keluar

menolong korban yang berjatuhan, beberapa ada yang menelpon

mobil ambulans, beberapa ada yang menggotong anak kecil yang

sudah tidak bergerak ke tepi jalan dan beberapa berkumpul di

warung Pak Damrah untuk mencari tahu siapa saja korban yang

terkena tembakan.

Saat terjadi penembakan di Gang Jaksa, Guru Isa sedang dalam

perjalanan menuju sekolah tempat ia mengajar di Tanah Abang.

8 Ibid, h.5

9 Ibid, h.6

10 Ibid, h.6

Page 56: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

43

Ketika itu terjadi pula penembakan dan kali ini serangan yang

dilakukan oleh serdadu Belanda tidak hanya lewat peluru-peluru

yang ditembaki tak tentu arah dari truk, mereka juga melakukan

penggeledahan ke dalam rumah.

“Hands up!” perintah serdadu Sikh dengan garang. Belum

sempat Guru Isa berdiri dan menaikkan tangannya, ketika pintu

belakang ditendang pula terbuka, dan tiga orang serdadu masuk.

Guru Isa berdiri mengangkat tangannya, dan dengan cepat

seorang serdadu menggeledah badannya. Isa tidak membawa

senjata, dan dia disuruh berdiri di tengah kamar.11

c. Komplikasi

Dalam tahapan ini konflik yang terjadi semakin tajam karena

berbagai sebab dan berbagai kepentingan yang berbeda dari setiap

tokoh. Di dalam novel JTAU tahap komplikasi terjadi ketika Guru

Isa mengenal Hazil seorang pemuda pemberani bersenjata pistol

dan mereka berteman karena keduanya memiliki selera musik yang

sama. Dari pertemanan mereka Hazil mengajak Guru Isa hadir

dalam rapat untuk berperang melawan kebengisan serdadu

Belanda yang selama ini mengancam kota. Hazil sudah resah dia

ingin segera membalaskan dendamnya dengan menyerang balik

serdadu Belanda.

“Tidak banyak yang diingatnya dari rapat yang penuh

bersemangat itu. Semua orang bersumpah berani mati dan berani

berkorban untuk kemerdekaan.”12

Hazil tidak hanya mengajak Guru Isa tetapi juga mengajak

teman-temannya yang lain untuk ikut dalam perjuangan melawan

serdadu Belanda. Hazil sering sekali memimpin rapat untuk

perjuangan. Tidak hanya itu Hazil juga mengatur strategi dalam

menyeludubkan senjata keluar kota, senjata yang akan digunakan

untuk melakukan penyerangan balik terhadap serdadu Belanda.

11

Ibid, h.11 12

Ibid, h.39

Page 57: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

44

“Ini bisa berbahaya,” kata Hazil, “kita pergi mengambil senjata

dan membawanya ke Manggarai. Di sana kita sembunyikan dan

kemudian akan diselundupkan ke Karawang.” 13

d. Klimaks

Klimaks pada novel ini adalah pada saat serdadu melakukan

penyerangan tanggal dua puluh satu. Hazil melakukan balas

dendam. Hazil, Rakhmat dan juga Guru Isa melaksanakan

pembalasan dari yang sudah mereka rencanakan. Mereka akan

melempar granat atau bom tangan ke bioskop Rex di Pasar Senen.

Di tempat itu terdapat beberapa serdadu Belanda, Hazil dan

Rakhmat pun melempar granat itu dan mengenai beberapa serdadu

Belanda.

“Mereka akan melempar granat tangan itu bersama-sama, dan

kemudian lari. Melempar granat ke tengah-tengah serdadu

Belanda yang berdesak-desak keluar dari bioskop.”14

Saat setelah mereka melalukan penyerangan balik terhadap

serdadu Belanda. Hazil, Rakhmat dan Guru Isa berpencar, Hazil

memberitahu Isa kalau untuk beberapa hari mereka tidak akan

bertemu sampai nanti situasi aman. Setelah penyerangan itu Guru

Isa kembali ke rumah dengan perasaan yang takut, padahal dia

hanya bertugas melihat situasi, Hazil dan Rakhmat yang melempar

granat tersebut. Setelah beberapa hari Guru Isa membaca surat

kabar yang mengabarkan bahwa salah satu pelaku pelemparan

granat di bioskop Rex telah tertangkap. Berita tersebut seketika

mengejutkan Guru Isa, tidak diberiathu nama dalam berita itu,

Guru Isa cemas, takut dan menebak-nebak siapa yang sudah

tertangkap.

“Karena itu berita yang dibacanya amat menakutkannya, dan

melandanya sebagai sambaran kilat: Seorang dari pelempar

granat tertangkap.”15

13

Ibid, h.78 14

Ibid, h.129 15

Ibid, h.148

Page 58: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

45

Tidak lama dari berita yang dibaca Guru Isa tentang pelaku

pelemparan granat yang tertangkap. Guru Isa dijemput oleh polisi

militer dan membawanya ke sebuah markas, Guru Isa pun sadar

mengapa ia dibawa, di sana ia diberikan banyak pertanyaan tentang

penyerangan-penyerangan yang dilakukannya bersama Hazil. dan

ditahan dalam sebuah ruangan, di ruangan tersebut ia melihat Hazil

dengan muka yang pucat, penuh bekas pukulan.

“Mulutnya telah pecah-pecah. Dua buah giginya atas telah

hilang. Dikeningnya luka besar yang mongering. Dan mukanya

pucat dan kurus. Matanya merah, urat-uratnya gembung

berdarah.” 16

Guru Isa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan, dia tidak

ingin memberitahu polisi, lantas ia disiksa dan dipaksa untuk

memberikan seluruh informasi tentang perjuangan yang dilakukan

bersama Hazil, tapi Guru Isa tidak menjawab, ia disiksa hingga

pingsan.

“Kemudian dia hanya merasa tiba-tiba sesuatu yang besar, yang

berat dan keras memukul dadanya dan tulang dadanya serasa

remuk. Jantungnya menjerit perih, dan ketika tendangan kedua

datang, akhirnya dia hanyut dalam kegelapan.”17

e. Peleraian atau Antiklimaks

Peleraian atau antiklimaks dalam novel ini adalah setelah

penyikasaan yang didapat oleh Hazil dan Guru Isa, membuat Hazil

akhirnya menyerah dan mengakui semua perbuatannya,

menceritakan seluruhnya yang telah dia lakukan untuk perjuangan

melawan Serdadu Belanda.

“Hazil menceritakan semuanya. Sebuah tempeleng di kepalanya

sudah cukup untuk menyuruhnya bercerita.”18

16

Ibid, h.158 17

Ibid, h.160 18

Ibid, h.162

Page 59: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

46

Setelah pengakuan Hazil, Guru Isa sedih melihat pemuda yang

dikenalnya dulu seorang yang penuh gairah, pemberontak, dan

yang berani melawan serdadu Belanda atau NICA, kini lemah tak

berdaya.

“Dan dia merasa sedih buat Hazil. Hazil yang muda yang duduk

bersandar tembok di ujung, tidak pernah berkata-kata, dengan

mata yang redup, pipi yang cekung dan pucat pasi. Dan tiba-tiba

Guru Isa tahu, bahwa Hazil akan mati.”19

f. Penyelesaian

Tahap penyelesaian dalam novel ini adalah terlepasnya rasa

takut yang dimiliki oleh Guru Isa. Dia seperti telah belajar hidup

bersama rasa takut seolah-olah sepak-terjang musuhnya itu

merupakan pembebasan bagi dirinya, dan dia dibebaskan dari

penjara. Seperti pada kutipan berikut:

“Dan ketika Guru Isa mendengar derap sepatu datang ke pintu

kamar mereka, dia merasa damai dengan rasa takutnya yang

timbul. Dia tahu teror mereka tidak akan bisa menyentuhnya

lagi. Dia telah bebas.”20

3. Tokoh dan Penokohan

Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam cerita pada novel JTAU

karya Mochtar Lubis. Tokoh utamanya adalah Guru Isa dan Hazil.

Adapun yang lain adalah tokoh-tokoh tambahan.

a. Guru Isa

Guru Isa adalah tokoh utama dalam novel ini, ia digambarkan

sebagai seorang Guru berusia 35 tahun.

“Kemudian jadi guru tahun-tahun sebelum Perang Dunia Kedua.

Waktu itu dia masih muda. Berumur 31 tahun. Sekarang

umurnya telah tiga puluh lima tahun.”21

Terkait usia Guru Isa, menunjukkan bahwa Guru Isa adalah

seorang yang mengalami masa pendewasaan saat Belanda

19

Ibid, h.164 20

Ibid, h.165 21

Ibid, h.25

Page 60: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

47

menjajah. Hal tersebut mempengaruhi sikapnya yang selalu

menerima segala perintah yang diberikan kepadanya. Penerimaan

keadaan secara kompromi pada masa penjajahan Belanda

dilakukan oleh kaum intelektual Indonesia sebelum perang, dalam

hal ini adalah Guru Isa. Pada satu pihak, mungkin saja Guru Isa

sadar akan perjuangan kemerdekaan, Guru Isa memang tidak

menjadi pejuang yang militan, tapi profesinya sebagai guru dapat

memberikan pendidikan semangat kemerdekaan kepada anak

didiknya.

Guru Isa digambarkan sebagai tokoh yang memiliki rasa takut,

bukan hanya takut dengan keadaan yang sedang terjadi, bukan

hanya takut kepada serdadu Belanda yang sedang mengancam

setiap penduduk, terkadang ketakutannya juga ditimbulkan sendiri

oleh pikiran-pikirannya, menimbulkan kekhawatiran yang belum

tentu terjadi. Guru Isa juga merupakan seorang Guru yang lembut

yang tidak suka dengan kekerasan, seperti dalam kutipan berikut;

“Aku takut sebenarnya, Fat,”katanya,“tidak pernah aku

berorganisasi seperti ini. Main senjata lagi. Memakai pistol saja

aku tidak tahu. Tetapi kalau tidak ikut, engkau tahu apa yang

akan orang katakana.”22

Penggambaran tentang Guru Isa juga dikuatkan oleh

bagaimana ia melewati masa kecilnya yang sama sekali tidak

mengenal kekerasan. Tidak pernah berlaku kasar kepada siapa pun.

Hal ini seperti pada kutipan berikut.

“Semenjak dia melewati masa kanak-kanak yang tidak suka

berkelahi, maka Guru Isa selama hidupnya tidak pernah

memakai kekerasan terhadap orang lain. Atau mengalami

dirinya ditundukkan dengan kekerasan badan oleh orang lain.

Tinjunya tidak pernah dikepalkan untuk memukul orang. Dan

tinju orang tidak pernah memukul biru dikulit mukanya.”23

22

Ibid, h.39 23

Ibid, h. 28

Page 61: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

48

Ketakutan yang dialami oleh Guru Isa tidak hanya saat Guru

Isa dalam keadaan sadar, saat dalam keadaan tertidur, istrinya

sering mendengar Guru Isa menjerit ketakutan.

“Dia tidak tahu bahwa aku sering mendengar dia menjerit

dalam mimpinya dan mengucapkan kata-kata yang

menunjukkan ketakutannya.”24

Guru Isa juga memiliki kesabaran yang dilandaskan

kesadarannya yang tidak bisa memberikan kebahagiaan lahir dan

batin kepada istrinya. Hal tersebut terlihat saat dia mengetahui

bahwa istrinya telah selingkuh dengan Hazil sahabatnya sendiri..

Seperti pada kutipan berikut:

“Dan ketika dia mulai mengerti, mula-mula dia amat marah.

Marah dan ingin menghancurkan Hazil dan Fatimah.”25

Semula ia marah, tetapi akhirnya dia bersikap menerima apa

yang dilakukan Fatimah lantaran ia sadar bahwa ia tak bisa

membahagiakan Fatimah selama hidupnya

b. Fatimah

Fatimah adalah istri Guru Isa, Fatimah adalah orang yang

bersikap kasihan termasuk kepada suaminya sendiri, walau

hubungan Fatimah dan Guru Isa tidak lagi harmonis namun

Fatimah masih menghormati Guru Isa sebagai suaminya. Fatimah

selalu bersikap baik, walau sebenarnya dia tidak bahagia hidup

bersama Guru Isa.

“Dia amat benci dan sedih melihat sinar mata Fatimah yang

tiada mengandung kasih dan cinta. Hanya sinar mata seorang

asing yang merasa belas kasihan kepada orang lain. Tidak ada

lagi yang lain. Yang lebih dalam dan lebih mesra.”26

Fatimah merasa dirinya tidak bahagia hidup bersama Guru Isa,

Fatimah bertahan dengan Guru Isa lantara ia kasihan. Fatimah

24

Ibid, h. 119 25

Ibid, h.124 26

Ibid, h.59

Page 62: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

49

sadar bahwa rumah tangganya tak lagi harmonis layaknya sebuah

keluarga. Fatimah tak lagi mencintai Guru Isa.

“Apa yang tinggal dari perkawinan kita kalau demikian?” Guru

Isa bertanya malam itu.

Dan Fatimah menjawab, “Aku akan menjadi istri yang baik

bagimu. Hanya itu.”

“Tidak ada cinta?” desak Guru Isa.

“Tidak ada cinta,” jawabnya.27

Fatimah hanya ingin menjadi istri yang baik, perlakuan baik

yang dilakukan sebatas menyiapkan segala yang diperlukan Guru

Isa, seperti menyiapkan makana dan minumnya. Namun,

kebaikannya tidak diimbangkan dengan kesetiaannya sebagai

seorang istri. Fatimah berani berselingkuh dengan Hazil dan

Fatimah tidak menyesali perbuatan yang dilakukannya dengan

Hazil.

“Fatimah merasa senang. Dia tidak merasa sesuatu

penyesalan.”28

Tidak adanya penyesalan yang dirasakan Fatimah tentang

hubungannya dengan Hazil. Hal tersebut menunjukkan bahwa

selama ini Fatimah begitu lama menahan hasrat birahinya lantaran

hal tersebut tidak dapatkan dari Guru Isa yang mengidap penyakit

impotensi. Bagaimanapun juga seorang istri selalu ingin diberikan

kebahagiaan lahir dan batin, termasuk salah satunya adalah

kepuasan birahinya. Kebahagiaan itu tidak didapati dengan Guru

Isa, Fatimah merasa senang lantaran Hazil mampu memberikan

kepuasan birahinya dan tak ada penyesalan bagi Fatimah.

c. Hazil

Hazil adalah seorang pemuda pemberani, keras kepala dan

memiliki tekad yang kuat, Hazil juga digambarkan mempunyai

badan yang kurus dan perokok. Hazil adalah pemuda yang

27

Ibid, h.61 28

Ibid, h.118

Page 63: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

50

memimpin kelompoknya untuk menyerang Serdadu Belanda, yang

menyusun rencana dalam kegiatan revolusi.

“Berikan pistol itu ke sini!” perintahnya.

Hazil mundur selangkah.

“Jangan Ayah! Kita perlu senjata untuk perjuangan

kemerdekaan.”29

Hazil sangat bersemangat dalam hal perjuangan, dia terus

meyakinkan kepada kawan-kawannya tentang perjuangan yang

sedang ia lakukan: membebaskan diri dari Belanda.

“Dalam perjuangan kemerdekaan ini, tidak ada tempat pikiran

kacau dan ragu-ragu,” kata Hazil….”Sekali kita memilih

perjuangan, maka itu jalan tak ada ujungnya. Dan kita, engkau,

aku, semuanya telah memilih jalan perjuangan.”30

Hazil juga memiliki rasa takut, hanya saja Hazil mampu untuk

melawan takutnya, dalam perjuangan dia bukanlah seseorang yang

ingin menuai pujian dari apa yang dilakukannya.

“Saya juga takut mana ada orang yang tidak takut? Tapi ini

perjuangan harus dijalankan. Karena pemberontakan terus biar

dibawa mati, adalah satu kemenangan. Musuh tidak bisa kuasai

selama-lamanya.”

Hazil berjuang demi bangsanya, demi terlepas dari penjajahan

yang dilakukan bangsa asing terhadap bangsanya.

d. Salim

Salim anak laki-laki berumur empat tahun, anak angkat

Fatimah dan Guru Isa. Seorang anak yang masih polos dan hanya

takut saat tidur dengan kamar yang gelap.

“Demikian anak pungut mereka, laki-laki kecil, Salim, berumur

empat tahun, datang ke dalam penghidupan mereka.”31

“Salim, mengapa engkau menangis? Mimpi?” Suaranya sendiri

agak gemetar, tetapi tidak dirasakannya.

29

Ibid, h. 20 30

Ibid, h. 49 31

Ibid, h. 30

Page 64: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

51

Ketakutan Salim pada kamar yang gelap, memang banyak

dirasakan oleh anak seusia Salim. Ketakutannya karena mimpi atau

membayangkan hal-hal yang menyeramkan.

“Salim takut…,” katanya perlahan-lahan.

“Takut? Apa yang engkau takutkan?” tanyanya lembut.

“Salim takut tidur sendiri dalam gelap,” jawab anak itu.

“Kalau pakai lampu engkau takut juga?”

Salim menggelengkan kepalanya. Guru Isa berdiri, dan

memutar knop listrik. Salim tersenyum berterimakasih

kepadanya.32

Ketakutan yang dialami oleh Salim adalah ketakutan yang

terjadi pada anak usia 4 tahun yang belum begitu mengerti tentang

kondisi peperangan yang terjadi yang dia takutkan hanya saat tidur

dengan kamar yang gelap.

e. Rakhmat

Seorang pemuda anggota Laskar Rakyat dari Bekasi yang juga

teman Hazil, membantu Hazil dalam revolusi, selalu menurut

dengan rencana yang dibuat oleh Hazil, tidak sekalipun ia tidak

setuju dengan apa yang direncanakan oleh Hazil.

“Sekarang Guru Isa dapat memperhatikan Rakhmat lebih

terang dan jelas. Sebaya dengan Hazil. Sekilas Guru Isa

terpikir, muda-muda benar anak-anak yang berevolusi ini.”33

Dari penggambaran tentang Rakhmat dapat dikatakan bahwa,

kaum muda menjadi penggerak revolusi, yang melakukan

perlawanan agar bangsanya tak dijajah kembali.

f. Mr. Kamarudin

Ayah dari Hazil, berumur enam puluh tahun yang juga

merupakan pensiunan dari Kepala Landraad. Seorang Ayah yang

tidak pernah mendukung anaknya dalam revolusi melawan

serdadu NICA.

“Engkau mau bertempur? Berapa kali Ayah sudah melarang.

Engkau jangan campur-campur dengan bertempur-tempur! Apa

engkau pikir engkau bisa menang dengan pistol kecil itu?”34

32

Ibid, h. 143-144 33

Ibid, h. 80

Page 65: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

52

Mengatakan bahwa apa yang dilakukan anaknya adalah hal

yang sia-sia. Ternyata alasan mengapa Mr. Kamaruddin melarang

Hazil berperang bukan karena mengakui serdadu NICA lebih kuat

melainkan kekhawatiran akan keselamatan anak satu-satunya itu.

Mr. Kamaruddin menggerakan tangannya hendak

menyentakkan pistol itu dari tangan anaknya. Tapi Hazil cepat

berbalik, berbalik, dan ketika dia tiba di pintu pagar rumah, dan

melihat ke kiri ke kanan memeriksa jalan yang kosong, teriak

ayahnya mengejarnya, “Haziiiilll kembaliii!”35

“Dalam teriak itu tersembunyi perasaan yang lebih besar dari

kemarahan.” 36

Perasaan kesayangan kepada ayah pada anak, dan rasa takut

mengetahui anaknya pergi menemui bahaya maut. Dalam teriak itu

juga tersembunyi rasa takut yang dipendamkannya jauh-jauh di

dalam hatinya. Takut melihat perubahan pada diri anaknya sendiri.

g. Serdadu Belanda (NICA)

Tidak memiliki belas kasihan, kasar, dan menembaki siapa saja

yang tidak bersalah. Menggeledah atau melakukan penyerangan

kapanpun mereka siap. Seperti pada beberapa kutipan berikut.

“Tiba-tiba suara gemuruh mengejutkan, orang berteriak, siaap!

Siaaapp! Dari arah Kebon Sirih dua buah truk penuh berisi

serdadu memakai topi masuk ke Gang Jaksa.”37

Tiga menit kemudia truk itu masih menembak-nembak juga ke

kiri dan ke kanan, sambil berteriak-teriak memaki-maki,

“Mampus lu, anjing Sukarno! Mau merdeka? Ini merdeka!”

dan sten-gun dan senapan ditembakkan tidak tentu arah.38

Tidak hanya melakukan penyerangan tiba-tiba dengan

menembaki siapa saja yang lari, serdadu Belanda juga melakukan

penggeledahan, dengan masuk ke dalam rumah dan memeriksa lalu

dengan berlaku kasar.

“Hands up!” perintah serdadu Sikh dengan garang. Belum

sempat Guru Isa berdiri dan menaikkan tangannya, ketika pintu

belakang ditendang pula terbuka, dan tiga orang serdadu

34

Ibid, h. 19 35

Ibid, h. 20 36

Ibid, h.20 37

Ibid, h.5 38

Ibid, h.6

Page 66: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

53

masuk. Guru Isa berdiri mengangkat tangannya, dan dengan

cepat seorang serdadu menggeledah badannya. Isa tidak

membawa senjata, dan dia disuruh berdiri di tengah kamar.39

h. Abdullah

Supir yang membawa truk Tuan Hamidi untuk mengantarkan

Guru Isa dan Hazil membawa senjata. Dullah tidak takut dan tidak

keberatan membantu mereka membawa senjata walau apa yang

dilakukannya itu berbahaya jika ketahuan oleh serdadu NICA.

“Engkau tahu kita mau bawa apa?”

Dullah tertawa menyeringai, hingga keluar giginya yang besar-

besar dan kuning kotor. Dia meludah ke jalan, memukul

tangannya ke setir, dan berkata, “Bawa apa saja, saya ikut pak!”

“Ini bisa berbahaya,” kata Hazil, “kita pergi mengambil senjata

dan membawanya ke Manggarai. Di sana kita sembunyikan dan

kemudian akan diselundupkan ke Karawang. Engkau masih

berani?”

Dullah berkata, “Kalau Bapak Guru dan Bapak berani mengapa

saya tidak berani?”40

Keberanian Abdullah membantu Hazil dalam menyeludupkan

senjata, secara tidak langsung menjadi seseorang yang ikut

membantu dan terlibat dalam revolusi.

i. Ontong, Kiran, dan Imam

Teman Hazil dan Rakhmat yang membantu menyembunyikan

senjata. Namun Ontong mempunyai sikap seperti algojo,

membunuh orang tanpa jelas alasannya, hanya karena Ontong

mengganggap orang yang dibunuh merupakan mata-mata.

Sedangkan Kiran dan Imam tidak banyak digambarkan tentang

mereka, mereka adalah pengikut Ontong yang menuruti perintah

Ontong.

“Ontong yang duduk di sebelah kiri Hazil adalah rupa buaya

Senen yang jika dibayangkan oleh Guru Isa haruslah berupa si

Ontong ini. Raut muka yang kasar, hampir persegi empat,

kening yang sempit, rambut yang lurus dan kasar seperti ijuk,

bibir yang tebal lonjong, dan mata yang merah berapi-api. Dia

hanya memakai celana katok hitam, dan kemeja seperti kemeja

kelasi berstrip-strip yang telah using. Pahanya yang besar dan

39

Ibid, h.11 40

Ibid, h.78

Page 67: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

54

gemuk terlihat telanjang, kotor, penuh panau. Kepalanya diikat

dengan sehelai kain belacu merah. Di pinggangnya terselip

golok.”41

Tidak hanya terlihat kumal dan kotor, Ontong juga dengan

mudah berbuat hal yang keji lantaran menuduh seseorang sebagai

mata-mata.

“Ontong ini benar algojo. Kita semua tidak ada yang berani

potong. Dia yang potong,” kata Kiran

“Kita buang ke dalam sumur. Ini masih bau, kamu berdua tidak

tutup benar,” kata Otong memarahi Kiran dan Imam.42

Ontong dengan penampilannya yang kumal, menunjukkan

karakternya yang dianggap sebagai algojo oleh teman-temannya.

Ontong menjadi cerminan latar sosial yang terjadi pada saat itu,

menjadi seseorang yang dengan mudahnya membunuh orang lain

yang dicurigai sebagai mata-mata musuh. Pembunuhan keji yang

tidak selayaknya dilakukan tanpa alasan atau bukti yang kuat.

j. Kapten Muda

Sesampainya Guru Isa di markas polisi militer, dibawanya Guru

Isa kesebuah ruangan yang sudah ada kapten muda yag siap

memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai penyerangan di

bioskop rex. Kapten muda ini siap memberikan pukulan jika Guru

Isa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan.

“Kita sudah tahu semuanya,” katanya memberi ingat, suaranya

menajam dan mengandung ancaman, “kamu lebih baik

mengaku. Kawan yang sudah tertangkap telah mengakui

semuanya.”

“Dia memandang dengan kehilangan akal kepada kapten itu.

Lidahnya menjadi kaku, dia tidak bisa berkata sesuatu apa. Di

dadanya seakan sebuah gendang besar dipukul keras-keras,

gedebuk-gedebuk, semakin lama semakin keras. Dan kemudian

semuanya menjadi gelap baginya. Guru Isa jatuh pingsan.”43

41

Ibid, h.79-80 42

Ibid, h.82 43

Ibid, h.157

Page 68: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

55

Penyiksaan yang dilakukan oleh Kapten Muda, bukan karena dia

berlaku kasar, tetapi memang hal tersebut selalu dilakukan aparat

saat yang dituduh tidak memberikan penjelasan yang dibutuhkan.

4. Latar

a. Latar Waktu

1) September-Desember 1946

Pada tahun 1946 keadaan Kota Jakarta yang sedang

menghadapi ancaman dari NICA, penyerangan dan

penembakan gencar dilakukan oleh NICA.

“Jakarta. Bulan September 1946. Pagi. Tiga orang kanak-

kanak kecil sedang bermain-main di jalan Gang Jaksa.”44

“Melihat mereka lari, serdadu-serdadu di atas truk itu mulai

menembak. Letusan senapan dan sten mengoyak udara jalan

yang sunyi itu.”45

Sejak awal-awal penyerangan yang dilakukan oleh serdadu

NICA, pemuda setempat tidak tinggal diam, mereka

menyiapkan peralatan untuk berjaga diri dari serangan yang

datang.

“Mereka titipkan dua pistol dan lima granat tangan padaku,

disimpan dalam keranjang loak, dan aku pergi duduk

menunggu geledahan habis dekat truk si ubel-ubel”46

“Bukan takut sama si ubel-ubel, tetapi sama pemuda. Mereka

ancam gua bakal disiap kalau tidak mau sembunyikan

senjata. Setelah si ubel-ubel pergi, mereka datang dan ambil

kembali. Baru gua lega.”47

Di bulan November, pertemanan Guru Isa dan Hazil semakin

akrab, mereka menyatu tidak hanya karena mereka menyukai

44

Ibid, h.2 45

Ibid, h.6 46

Ibid, h.4 47

Ibid,

Page 69: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

56

musik, tapi pada bulan ini mereka bersatu dalam organisasi

yang melawan serdadu NICA. Seperti pada kutipan berikut:

“Gesekan biolamu, meskipun belum lancar dan mahir,

mengandung tenaga, kata Guru Isa kepada Hazil memuji.”48

Di bulan ini semua anggota yang tergabung dalam organisasi

perjuangan mulai mengadakan rapat, mereka menyusun

rencana menyeludupkan senjata.

“Pemuda-pemuda di Kebon Sirih berkumpul, dan karena dia

menjadi wakil ketua panitia keamanan rakyat, maka dia

dipanggil hadir.”49

“Kita pergi mengambil senjata dan membawanya ke

Manggarai. Di sana kita sembunyikan dan kemudian akan

diselundupkan ke Karawang.”50

Hal tersebut memberikan penjelasan bahwa rakyat sudah

mulai mengatur siasat, mereka saling membantu dalam

perjuangan melawan Belanda, mereka tidak lagi akan tinggal

diam saat serdadu yang semakin hari semakin bertindak sesuka

hati mereka.

“Sebagai kebanyakan orang di hari-hari pertama revolusi itu,

Guru Isa belum menganalisa benar-benar kedudukannya,

kewajibannya dan pekerjaannya dalam revolusi. Selama ini

dia membiarkan dirinya dibawa arus. Arus semangat rakyat

banyak.”51

Di akhir tahun ini menjadi tahun awal-awal revolusi.

Semangat perjuangan melawan serdadu NICA dilakukan oleh

Hazil dan teman-temannya, Hazil ada seorang pemuda

pemberani, berani melakukan apapun demi tanah air. Seperti

pada kutipan berikut:

“Ini musik hidupku. Ini perjuanganku. Ini jalan tak ada ujung

yang kutempuh. Ini revolusi yang kita mulai. Revolusi hanya

alat mencapai kemerdekaan. Dan kemerdekaan juga hanya

48

Ibid, h.37 49

Ibid, h.38 50

Ibid, h.78 51

Ibid, h.27

Page 70: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

57

alat memperkaya kebahagiaan dan kemuliaan penghidupan

manusia-manusia.”52

Selama berbulan-bulan, pada tahun 1946 Guru Isa terpaksa

harus menyesuaikan diri dengan keadaan yang membuat dia

harus ikut serta dalam perjuangan dan mengatur siasat bersama

Hazil dan teman-temannya melawan serdadu NICA.

2) Januari-April 1947

Pada awal tahun 1947, semakin banyak orang-orang yang

mengatasnamakan perjuangan tetapi mereka malah mencari

keuntungan untuk dirinya sendiri. Bahkan mereka juga

memeras sesama rakyat Indonesia yang sedang berjuang

membebaskan diri dari Belanda.

“Tapi perlahan-lahan aku lihat bertambah banyak orang yang

memakai perjuangan untuk kedok mencari untung bagi

dirinya sendiri. Banyak pula yang telah mulai memeras

rakyat, minta beras, sapi, uang. Dan kekejaman-kekejaman

yang berlaku.”53

Pada tahun ini, tidak hanya semangat revolusi yang kian

bertambah dari masyarakat. Namun, beberapa orang berjuang

mengatasnamakan revolusi sebagai kedok mereka yang hanya

ingin memeras rakyat.

“Saya maksud mau pindah saja ke Purwakarta. Sama orang

tua. Tidak tahan terus-terus begini. Saban malam tidak bisa

tidur. Sebentar-sebentar geledahan.”54

Keadaan yang makin hari seperti itu membuat orang-orang

terdekat Guru Isa mulai ketakutan, mereka tidak tahan dengan

kondisi yang saat itu sedang terjadi. Salah satunya adalah Guru

Saleh yang merupakan teman Guru Isa di sekolah, dia

52

Ibid, h.46 53

Ibid, h.97 54

Ibid, h.94

Page 71: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

58

memutuskan untuk pindah keluar kota yang dia rasa cukup

aman untuk menjalani kehidupan.

“Guru Isa baru kembali dari sekolah. Ketika dia sedang

membuka bajunya di kamar, Fatimah masuk ke kamar tidur

dari dapur dan berkata, “Is, engkau tahu, Tuan Hamidi di

sebelah telah pergi mengungsi ke Yogya. Hanya tinggal

pamannya yang menjaga rumah.”55

Saat Guru Isa mengetahui bahwa tetangganya juga menyusul

jejak Guru Saleh yang mengungsi keluar kota karena tidak

tahan dengan ancaman yang terjadi di Jakarta, Guru Isa engga

mengikuti jejak teman-temannya yang mengungsi, dia

menganggap bahwa ancaman di luar kota sama besarnya

dengan ancaman yang terjadi di Jakarta.

Dalam tahun ini terjadi pula tepatnya pada bulan Maret 1947

terjadi peristiwa Perjanjian Linggarjati. Seperti pada kutipan

berikut:

“Jadi meskipun persetujuan Linggarjati telah diparap, orang

di dalam tidak percaya akan berhasil.”56

Perjanjian Linggarjati dibuat Belanda lantaran Belanda sudah

mengetahui banyak rakyat yang sudah bergerak dan

menyiapkan diri untuk melawan. Adanya perjanjian itu

dilakukan sebagai bentuk upaya Belanda menghalau rakyat

menjadi kaum revolusi.

3) Pagi

Saat pagi hari, waktu saat banyak orang ingin menghirup

udara pagi dengan santai, tapi hal ini tidak terjadi karena

serdadu NICA menyerang tanpa mengenal waktu. Saat itu Mr.

Kamarudin ingin menikmati pagi dengan duduk di teras

rumahnya, menghirup udara pagi yang sejuk, tapi yang di dapat

55

Ibid, h.108 56

Ibid, h.100

Page 72: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

59

adalah pagi yang penuh gemuruh suara senapan yang

dilancarkan oleh serdadu NICA.

“Persetan! Sumpahnya. “Kenapa mesti saban pagi mesti ada

tembakan? Dunia ini sudah mau kiamat. Orang semua sudah

gila.”57

“Pagi-pagi pukul lima serdadu-serdadu itu telah bersiap-siap.

Serdadu-serdadu berlompatan turun, dan mulai mengadakan

pengurungan di kampung sekitar pabrik itu.58

Penyarangan yang dilakukan Serdadu Belanda pagi hari

karena di pagi hari, semua orang mulai keluar rumah untuk

melakukan aktivitas. Ketika Serdadu Belanda melakukan

penyerangan akan semakin banyak korban yang berjatuhan,

itulah yang diinginkan oleh serdadu Belanda.

4) Siang

Ketika Hazil, Guru Isa, dan Rakhmat hendak

menyelundupkan senjata untuk dibawa ke Karawang, mereka

mengatur siasat agar penyelundupan senjata ini berhasil,

mereka tidak melakukannya pada siang hari.

“Jika kita angkat terang-terang, siang-siang, maka tidak

seorang juga serdadu Inggris yang akan curiga kita membawa

mesiu,” tulis Hazil dalam suratnya.”59

Rencana penyelundupan senjata tidak akan menarik perhatian

jika dilakukan pada siang hari, karena siang hari segala

aktivitas yang orang lakukan akan dianggap sebagai kegiatan

yang tidak mencurigakan.

5) Malam

Pada waktu malam hari, saat semua orang ingin melepaskan

penatnya dan menghilangkan lelahnya setelah sehari

57

Ibid, h.19 58

Ibid, h.102 59

Ibid, h.72

Page 73: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

60

beraktifitas, mereka selalu dikhawatirkan oleh bunyi senapan

yang belum juga usai.

“Gemuruh tembakan-tembakan di seluruh kota tidak

berkurang seperti malam-malam biasa.”60

Guru Isa, Hazil, dan juga Rakhmat akan melancarkan rencana

penyerangan terhadap serdadu Belanda dengan melemparkan

granat ke arah mereka. Hal ini menjadi pembalasan dendam

mereka terhadap serdadu Belanda yang selama ini banyak

menyerang rakyat.

“Malam di Pasar Senen. Malam Minggu. Di Kramatplein

amat ramainya…., Mereka akan melemparkan granat tangan

itu bersama-sama, dan kemudian lari. Melempar granat ke

tengah-tengah serdadu-serdadu Belanda yang berdesak-desak

keluar dari bioskop.”61

Penyerangan yang dilakukan oleh Guru Isa, Hazil, dan

Rakmat pada malam hari tidak dengan alasan, mereka memilih

menyerang dengan melempar granat ke arah serdadu Belanda

disaat serdadu Belanda sedang tidak menjalankan tugas mereka

dan sedang menghabiskan waktu untuk bersenang-senang

disaat itulah Hazil dan Rakhmat menyerang.

Keadaan di waktu pagi, siang, dan malam menunjukkan

bahwa setiap hari rakyat mengalami kondisi darurat dan keadaan

yang tidak normal dari bangun tidur hingga ingin kembali tidur.

Kondisi pada saat itu menunjukkan bahwa sepanjang hari rakyat

harus diliputi rasa cemas, takut dan gelisah terhadap penyerangan

yang dilakukan oleh serdadu Belanda yang tidak mengenal waktu.

60

Ibid, h.63 61

Ibid, h.128-129

Page 74: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

61

b. Latar Tempat

Jakarta, kota besar yang penuh ancaman dari serdadu NICA.

Kedatangan mereka menjadi ancaman bagi siapa saja yang tak

bersalah, serdadu NICA tidak mengenal ampun, di Jakarta, saat

waktu bermain bagi anak-anak pun, mereka bermain dengan penuh

ancaman penyerangan yang dilakukan oleh serdadu NICA.

“Jakarta. Bulan September 1946. Pagi. Tiga orang kanak-

kanak kecil sedang bermain-main di jalan Gang Jaksa.”62

“Melihat mereka lari, serdadu-serdadu di atas truk itu mulai

menembak. Letusan senapan dan sten mengoyak udara jalan

yang sunyi itu.”63

Karena sebagian besar serdadu NICA bermarkas di Jakarta,

yang lebih sering menjadi lokasi penyerangan NICA yaitu di

daerah Jakarta Pusat yang kemudian tempatnya lebih

dispesifikasikan sebagai berikut:

1) Kebon Sirih

Di jalan tidak luput dari serangan yang dilakukan oleh

serdadu NICA, penembakan yang dilakukan oleh serdadu itu

menewaskan satu anak kecil yang sedang bermain layang-

layang.

“Kebon Sirih ketika orang mulai berteriak siap. Dengan

tidak berpikir mereka melompat, hendak lari masuk ke

pekarangan rumah di tepi jalan. Melihat mereka lari, serdadu-

serdadu di atas truk itu mulai menembak.”64

“Seorang mengangkat anak kecil yang kena tembak itu dan

membaringkannya di atas pinggir jalan. Benang layang-

layangnya masih tergenggam dalam tangannya yang kecil

dan kotor itu. Dia tidak bergerak-gerak lagi.”65

62

Ibid, h.2 63

Ibid, h.6 64

Ibid, h.6 65

Ibid, h.7

Page 75: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

62

2) Tanah Tinggi

Menjadi salah satu tempat yang diserang oleh serdadu NICA.

“Kemaren kampung Tanah Tinggi digeledah lagi sama si

ubel-ubel,” cerita tukang loak, mulutnya penuuh pisang

goreng.”66

“Aku tolong tiga orang pemuda kemaren di Tanah Tinggi,”

kata tukang loakmeneruskan ceritanya.67

3) Gang Jaksa

Tempat penyerangan yang dilakukan oleh NICA.

“Ketika tembakan pertama di Gang Jaksa itu memecah

kesunyian pagi Guru Isa sedang berjalan kaki menuju

sekolahnya di Tanah Abang.”68

4) Kebon Sirih Wetan Gang I

Tempat ini juga menjadi lokasi yang serbu oleh serdadu

NICA, seiap serdadu NICA melintas mereka selalu

melepaskan tembakan. Tidak peduli sekalipun yang mereka

tembak perempuan ataupun anak-anak.

“Perempuan yang menggendong anak itu bergegas lari,

masuk dan menghilang ke dalam Kebon Sirih Wetan Gang

I.”69

5) Laan Holle dan Jalan Asam Lama

Jalan ini juga tidak luput dari penyerangan yang dilakukan

oleh serdadu-serdadu.

“Teriak siap! Siaaap! Yang gemuruh itu disambut oleh

kampung-kampung sekitar Laan Holle dan Jalan Asam Lama,

hingga akhirnya kedua jalan besar itu sunyi pula.”70

66

Ibid, h.3 67

Ibid, h.4 68

Ibid, h.5 69

Ibid, h.7 70

Ibid, h.8

Page 76: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

63

6) Tanah Abang

Tempat Guru Isa menjual buku tulis yang ada di sekolah. Hal

ini dia lakukan karena untuk mendapatkan uang,

memberikannya kepada Fatimah untuk biaya makan sehari-

hari.

“Setelah menjual buku tulis kepada warung Tionhoa di Pasar

Tanah Abang, Guru Isa bergegas pulang.”71

7) Sekolah

Selama penyerangan yang dilakukan oleh serdadu NICA,

Guru Isa selalu mendapati sekolah tempat ia mengajar sepi,

tidak ada murid yang datang, teman-teman sesama guru pun

lekas pulang.

“Guru Isa memejamkan telinganya. Sekolah itu sepi. Guru-

guru lain sudah pulang. Dia merasa kepalanya agak

pening.”72

8) Di Kelas

Saat Guru Isa masuk ke dalam kelas, ia mendapati kelas

kosong tidak ada satu murid pun yang masuk, hal ini terjadi

karena serdadu NICA sering kali melakukan penyerangan.

“Langkahnya agak tegap, ketika dia masuk ke dalam kelas.

Seakan-akan kelas itu tidak kosong, tetapi penuh dengan

murid-murid yang menunggu kedatangannya. Perasaannya

yang segar itu tidak berkurang melihat kelas yang kosong dan

sepi.”73

9) Warung Pak Damrah

Dalam tempat ini sering menjadi tempat yang ramai saat jam-

jam orang berangkat kerja, terdapat sebuah warung tempat

orang-orang yang hendak kerja mampir sebentar untuk sarapan,

mereka bercerita tentang serdadu NICA.

71

Ibid, h.99 72

Ibid, h.23 73

Ibid, h.25

Page 77: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

64

“Di warung Pak Damrah enam orang sedang duduk minum-

minum.”74

“Empat orang opas kantor Kotapraja di Kebon Sirih. Mereka

hendak masuk kerja, dan singgah setiap pagi di sana minum

secangkir kopi dan makan sepotong dua potong pisang

goreng.”75

10) Rumah Guru Isa

Hazil selalu datang ke rumah Guru Isa, mereka berteman

baik, bahkan di rumah Guru Isa mereka membicarakan tentang

perjuangan, atau kadang hanya sekedar bermain musik

bersama.

“Sejak saat itu Hazil kerap datang ke rumahnya. Dan

perlahan-lahan dalam dua bulan yang terakhir ini mulai

tumbuh semacam persahabatan antara mereka.”76

11) Asam Reges

Tempat Hazil dan Rakhmat menyembunyikan senjata untuk

diseludupkan ke luar kota.

“Barang-barang itu disimpan di Asam Reges, dan harus

mereka bawa ke Manggarai. Di Manggarai akan di

sembunyikan di ruamah seorang kawan, dan berangsur-

angsur akan diselundupkan ke Karawang di dalam

lokomotif.”77

“Ke mana kita sekarang pak?” katanya.

“Asam Reges, depan pabrik limun,” kata Hazil.78

12) Manggarai

Setelah mengambil senjata di Asam Reges kemudian mereka

menaruhnya kembali di rumah seorang kawan di Manggarai,

dari situ akan dibawa dengan kereta menuju Karawang Bekasi.

“Truk disuruh berhenti oleh Hazil di sebuah rumah di jalan

samping di belakang tempat pemandian Manggarai.”79

74

Ibid, h.3 75

Ibid, h.3 76

Ibid, h.39 77

Ibid, h.72 78

Ibid, h.77 79

Ibid, h.86

Page 78: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

65

13) Karet

Tempat serdadu NICA melakukan penyerangan tidak hanya

kepada rakyat biasa, namun juga kepada polisi.

“Engkau ingat serbuan NICA ke dalam pos pilisi di Karet?

Aku ada di sana. Semua polisi yang dalam pos itu habis

ditembak dan dipancung.”80

14) Gang Sentiong

Tempat serdadu NICA melakukan penggeledahan di rumah-

rumah, tidak hanya penggeledahan, tetapi serdadu NICA juga

melakukan penyiksaan kepada orang tua. Penyiksaan itu

dilakukan karena dia kenal dengan Rakhmat dan menceritakan

pekerjaan Rakhmat kepada mereka.

“Serdadu nica mengadakan penggeledahan di Gang Sentiong.

Orang tua di rumah itu ikut terbawa dengan beberapa orang

muda lain. Tetapi dia menceritakan semua pekerjaan

Rakhmat kepada mereka. Cerita orang tua dari Gang

Sentiong yang ditangkap dan disiksa Belanda itu, membuat

Guru Isa berdebar-debar.”81

15) Restoran

Tempat Hazil, Rakhmat, dan Guru Isa menunggu untuk

melancarkan aksinya di bioskop Rex.

“Guru Isa telah lama merasa perutnya dingin. Dia ingin dia

seribu kilo meter jauhnya dari restoran itu, dan dari bioskop

Rex.”82

16) Biosop Rex di Pasar Senen

Hazil dan Rakhmat melancarkan rencananya untuk

membalaskan dendam kepada serdadu NICA dengan

melemparkan granat ke arah serdadu-serdadu yang keluar dari

bioskop.

“Malam di Pasar Senen. Malam minggu. Di Kramatplein

amat ramainya. Bioskop yang hanya main satu kali pada sore

80

Ibid, h.92 81

Ibid, h.113 82

Ibid,

Page 79: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

66

hari, karena jam malam yang diperlekas telah hampir

keluar.”83

“Mereka akan melempar granat tangan itu bersama-sama, dan

kemudian lari. Melempar granat ke tengah-tengah serdadu-

serdadu Belanda yang berdesak-desak keluar dari bioskop.”84

17) Laan Trivelli

Setelah penyerangan yang dilakukan oleh Hazil, Rakhmat,

dan juga Guru Isa di bioskop, walaupun Guru Isa tidak ikut

ambil bagian dari pelemparan itu,namun Hazil berhasil

ditangkap dan mengatakan siapa saja yang terlibat dalam

organisasi perjuangan. Guru Isa ditangkap dan dibawa k

markas. Di tempat itu Guru Isa di siksa karena tidak menjawab

pertanyaan yang diberikan.

“Dia dimasukkan di kamar kecil di tangsi polisi militer di

Laan Trevelli. Kamar itu kosong. Hanya untuk dia sendiri.

Tidak ada meja, tidak ada kursi, tidak ada bale-bale, tidak ada

tikar. Jendelanya berjeriji besi.”85

Kapten muda itu sudah mengetahui segalanya dan ditempat

ini Guru Isa dipriksa agar mengakui dan memberikan

keterangan terkait dengan perjuangan yang dilakukannya

bersama Hazil. Di tempat ini pula Guru Isa di siksa hingga

hilang kesadarannya.

“Kita sudah tahu semuanya,” katanya memberi ingat,

suaranya menajam dan mengandung ancaman, “kamu lebih

baik mengaku. Kawan yang sudah tertangkap telah mengakui

semuanya.”

“Dia memandang dengan kehilangan akal kepada kapten itu.

Lidahnya menjadi kaku, dia tidak bisa berkata sesuatu apa. Di

dadanya seakan sebuah gendang besar dipukul keras-keras,

gedebuk-gedebuk, semakin lama semakin keras. Dan

kemudian semuanya menjadi gelap baginya. Guru Isa jatuh

pingsan.”86

83

Ibid, h.128 84

Ibid, h.129 85

Ibid, h.155 86

Ibid, h.157

Page 80: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

67

Terkait latar tempat yang terdapat dalam novel JTAU adalah

latar tempat yang bersifat latar tipikal. Latar tipikal memiliki dan

menonjolkan sifat khas latar tertentu, baik yang menyangkut unsur

tempat, waktu dan sosial-budaya.87

Tempat-tempat yang terdapat

dalam novel JTAU adalah lokasi penyerangan serdadu Belanda.

Sehingga kondisi yang tergambar dari latar tempat menunjukkan

kondisi penuh ancaman dari NICA di wilayah Jakarta.

Lokasi yang menjadi tempat serdadu Belanda melakukan

penyerangan adalah lokasi yang pada tahun 1946-1947 telah

berubah nama dari Batavia menjadi Jakarta. Pergantian nama

tersebut dilakukan oleh pihak Jepang saat mengalahkan penjajahan

Belanda pada tahun 1942. Jakarta dijadikan markas besar serdadu

NICA. Karena sejak zaman Vereenigde Oost-indische Compagnie

(VOC), dari kota inilah VOC mengendalikan perdagangan dan

kekuasaan militer dan politiknya di Nusantara. Kembalinya

Belanda ke Jakarta karena ingin menduduki kembali pemerintahan

yang mereka bangun.

Pasukan Belanda bersenjata tank, dibantu oleh pasukan udara

yang kuat, langsung menyusup ke dalam wilayah Republik

Indonesia. Dalam dua minggu, Belanda berhasil menguasai hampir

semua kota besar dan kota-kota penting di Jawa Barat dan Jawa

Timur.88

Belanda menempatkan pasukan-pasukannya di tempat

yang strategis. Agresi Belanda yang sering terjadi di wilayah

Jakarta sebagai upaya Belanda untuk memperluasan wilayah

kekuasaannya ke daerah Jawa Barat.

c. Latar Sosial

Latar sosial pada novel ini adalah keadaan sosial yang

menunjukkan kondisi pada waktu itu harga sembako yaitu beras

87

Nurgiyantoro, op. cit., h.308 88

George McTurnan Kahin. loc.cit.

Page 81: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

68

yang makin mahal untuk dibeli oleh rakyat, bukan hanya itu

beraspun susah untuk di dapat. Seperti pada kutipan berikut.

“Kasih saya beras dua liter,” katanya pada anak Baba Tan yang

menjaga warung. Anak itu membungkus beras dua liter dan

diletakkannya di atas meja di depan perempuan itu.

“Enam rupiah!”

“Ah, naik lagi. Kemaren dulu juga seringgit,” bantah perempuan

itu.

“Beras susah masuk sekarang,” anak itu membela harganya.89

Kehidupan sosialnya pun rakyat yang selalu penuh ancaman

atau takut serangan atau penggeledahan yang dilakukan oleh

serdadu NICA. Parahnya lagi adalah orang dengan mudahnya

mengecap siapa saja yang menolak untuk ikut dalam perjuangan

akan dianggap sebagai mata-mata dan ada beberapa orang yang

bukan merupakan seorang serdadu berlaku keji dengan berani

membunuh seseorang lainnya lantaran hanya dituduh sebagai mata-

mata tanpa bukti yang kuat. Seperti pada kutipan berikut.

“Tidak perlu engkau takut, Is,” kata Fatimah membalas,

“bukankah semua orang ikut? Kalau engkau tidak ikut, jangan-

jangan nanti kita di cap mata-mata musuh lagi. Engkau tahu

betapa mudahnya orang dipotong kerena soal yang bukan-bukan

saja.”90

Latar sosial yang terjadi pada saat itu, memberikan pengaruh

terhadap sikap Guru Isa. Membuat Guru Isa yang memiliki rasa

takut yang amat besar, terpaksa menjadi anggota organisasi

perjuangan. Dia pencinta damai selama hidupnya dia tidak pernah

berkelahi, dia takut dengan hal-hal yang berbau kekerasan, di sisi

lain Guru Isa takut dengan keadaan, berlatarkan cerita pada saat

serdadu-serdadu NICA kerap melakukan penyerangan,

penembakan dan penggeledahan, membuat orang yang menolak

berjuang dalam revolusi dianggap sebagai mata-mata lalu akan

dibunuh.

89

Lubis, op.cit, h.5 90

Ibid, h.39

Page 82: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

69

“Dua orang perempuan Tionghoa. Kita potong tiga hari yang

lalu. Ketangkep lagi lewat di kampung. Diperiksa tidak mau

mengaku, katanya mau menagih hutang. Hutang apa, hah, terus

dibeginiin. “Dia menggerakkan tangannya seakan orang yang

hendak mencabut golok, kemudian dengan jari telunjuknya

digoresnya lehernya.”91

Kutipan di atas juga sebagai bukti betapa kejamnya seseorang

yang belum terbukti sebagai mata-mata tetapi dengan mudahnya

mereka mengambil tindakan keji seperti itu. Perlakuan yang tidak

seharusnya dilakukan terhadap manusia.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya.

Dari tempat itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa,

tempat, waktu dengan gayanya sendiri.92

Sudut pandang novel ini

adalah orang ketiga serba tahu. Mochtar Lubis sebagai pengarang

berada di luar cerita tetapi mengetahui semua yang ada dalam novel

ini, yang mengetahui segala hal tentang semua tokoh, peristiwa, dan

tindakan. Seperti contoh berikut:

“Sebenarnya dia tidak suka dan amat enggan hadir. Tidak ada

dalam jiwanya kegembiraan membicarakan cara-cara mengawal

kampung pada malam hari, mengatur siasat pembelaan, dan

sebagainya. Melihat anak-anak muda itu membawa pistol timbul

rasa kecut hatinya. Tetapi, bagaimana dia akan menolak? Jika

ditolaknya, dia akan disyak dan dimusuhi orang sekampung. Lebih

hebat dia mungkin dituduh mata-mata musuh.”93

Walaupun sudut pandang yang digunakan adalah orang yang

berada di luar cerita, namun sudut pandang dalam novel JTAU

mampu menceritakan serangkaian peristiwa yang terjadi dalam alur

cerita dan mampu menggambarkan ketakutan yang dialami Guru Isa

selama kurang lebih satu tahun, yaitu pada tahun 1946-1947.

91

Ibid, h.82 92

Nurgiyantoro, op. cit., hlm 151 93

Lubis. op.cit. h.38

Page 83: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

70

“Peluh dingin membasahi dada, perut dan sepanjang tulang

punggung Guru Isa. Dia ingin menjerit, menangis, melolong, dan

lari, lari dan lari. Tetapi dia tidak menjerit. Tidak menangis. Tidak

melolong. Dan tidak habisnya dia bertanya dalam hatinya mengapa

dia sampai di sini.”94

6. Gaya Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam novel JTAU karya Mochtar Lubis

adalah bahasa keseharian. Tidak banyak kata atau kaliamat-kalimat

yang menggunakan perumpamaan atau bahasa yang indah dalam setiap

dialog atau saat mendeskripsikan keadaan. Penggunaan perumpamaan

lebih tepatnya dalah penggunaan majas personifikasi terdapat di

dalamnya saat menggambarkan kekhawatiran yang dirasakan Guru Isa.

Seperti pada kutipan berikut:

“Kemudian dia sadar, bahwa suara berisik-bisik yang didengarnya

hanyalah desau angin dan nangka yang bergeser-geser dihembus

angin”95

Personifikasi adalah majas yang yang mengkaitkan sifat-sifat

manusiawi pada suatu benda mati sehingga seolah-olah memiliki sifat

seperti benda hidup. Kata bergeser-geser pada kutipan tersebut dalam

kenyataannya hanya dapat dilakukan oleh manusia. Kutipan tersebut

dirasakan oleh Guru Isa saat dia mencemaskan suara malam yang

dianggapnya merupakan serbuan yang akan dilakukan oleh serdadu

Belanda.

Saat menyampaikan ketakutannya, Guru Isa menggunakan bahasa

yang membuat lawan bicaranya memahami betapa takutnya dia dengan

situasi yang dia hadapi saat itu dengan bahasa keseharian yang mudah

dipahami dan tegas saat diucapkan. Menunjukkan bahwa Guru Isa ikut

dalam organisasi perjuangan hanya karena terpaksa, dia takut dengan

keadaan pada masa revolusi ini. Karena ini adalah novel tentang

94

Ibid, h.129 95

Ibid, h.142

Page 84: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

71

perjuangan, adapula penggunaan bahasa yang kasar seperti pada

kutipan berikut:

“Mampus lu, anjing Sukarno! Mau merdeka? Ini merdeka!” dan

sten-gun dan senapan ditembakkan tidak tentu arah.96

“Persetan! Sumpahnya. “Kenapa mesti saban pagi mesti ada

tembakan? Dunia ini sudah mau kiamat. Orang semua sudah

gila.”97

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa untuk

mendeskripsikan segala tentang tokoh dan peristiwa yang terjadi

dalam novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis jauh dari

penggunaan estetika bahasa atau kata-kata indah.

7. Amanat

Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah selama kita

memiliki sebuah keinginan, cita-cita, ataupun sebuah pengharapan

selama itu pula terdapat jalan yang harus dilalui walau tidak mudah,

tetap harus yakin bahwa kita akan mendapatkan hasil dari apa yang

kita perjuangkan. Jangan biarkan rasa takut menghentikan kita dalam

sebuah perjuangan, karena rasa takut yang muncul bukan hanya faktor

yang sedang terjadi tetapi juga rasa takut itu mucul dari dalam diri

kita. Bahwa setiap orang memiliki rasa takutnya masing-masing,

hanya bagaimana caranya kita dapat mengatasi ketakutan yang hadir

dalam diri sendiri dan melawannya, mengatasi dengan melakukan

yang terbaik sebisa yang dapat kita lakukan. Seperti pada kutipan

berikut:

“Manusia mesti belajar menguasai ketakutannya. Merasa takut

adalah satu perasaan yang sehat, dan kerja kita adalah melawan

rasa takut.”98

96

Ibid, h.6 97

Ibid, h.19 98

Ibid, h.120

Page 85: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

72

C. Analisis Latar dalam Novel Jalan Tak Ada Ujung Karya Mochtar

Lubis

Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal itu

penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan

suasana tertentu seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Latar juga

mempunyai hubungan dengan unsur novel yang lain.

1. Hubungan dengan Tema

Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan

sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan

yang diciptakan.99

Kaitan tema dengan latar tempat yaitu Kota Jakarta yang diliputi

ancaman penyerangan dan penyerbuan yang dilakukan oleh serdadu

Belanda pada tahun 1946-1947. Rasa takut dialami oleh Guru Saleh

dan juga Tuan Hamidi.

“Saya maksud mau pindah saja ke Purwakarta. Sama orang tua.

Tidak tahan terus-terus begini. Saban malam tidak bisa tidur.

Sebentar-sebentar geledahan.”100

“Is, engkau tahu, Tuan Hamidi di sebelah telah pergi mengungsi ke

Yogya. Hanya tinggal pamannya yang menjaga rumah.”101

Keadaan yang terjadi di Jakarta membuat orang-orang terdekat

Guru Isa memilih pergi, pindah ke luar kota yang aman dibanding

dengan Jakarta. Mereka meninggalkan kota karena takut menjadi

korban kebrutalan serdadu Belanda.

Tema berkaitan dengan unsur novel yang lain, salah satunya terkait

dengan latar. Karena, tema yang dibangun pengarang dalam

menciptakan karya sastra harus didukung oleh latar yang menguatkan

tema. Tema yang terdapat dalam novel Jalan Tak Ada Ujung adalah

rasa takut. Rasa takut yang tidak hanya dialami oleh tokoh utama yaitu

Guru Isa dan Hazil, namun juga rasa takut yang dialami oleh banyak

tokoh.

99

Siswanto, op.cit, h.161 100

Ibid, h.94 101

Ibid, h.108

Page 86: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

73

2. Hubungan Penokohan

Latar yang dimaksudkan adalah tempat dan suasana lingkungan

yang mewarnai peristiwa. Ke dalamnya tercakup lokasi peristiwa,

suasana lokasi, sosial budaya setempat, dan bahkan suasana hati

tokoh. Yang perlu diperhatikan adalah hubungan antara latar dengan

peran yang dimainkan oleh tokoh.102

Karakter seseorang akan

dibentuk oleh keadaan latarnya. Dalam novel Jalan Tak Ada Ujung

berlatarkan cerita pada saat awal revolusi yaitu tepatnya pada tahun

1946-1947, di mana serdadu Belanda atau lebih dikenal dengan NICA

menjadi ancaman di Jakarta, novel ini yang lebih mendominasi adalah

tokoh Guru Isa dan Hazil, mereka memiliki karakter yang berbeda.

Guru Isa seorang yang menginginkan ketenangan. Hazil, pemuda yang

pemberontak dan memiliki semangat untuk perjuangan yang

dipilihnya.

“Melihat anak-anak muda itu membawa pistol tumbuh rasa kecut

hatinya. Tetapi bagaimana ia akan menolak? Jika ditolaknya, dia

akan disyak dan dimusuhi orang sekampung. Lebih hebat dia

mungkin dituduh mata-mata musuh.”103

Latar sosial yang terjadi pada saat itu, memberikan pengaruh

terhadap sikap Guru Isa. Membuat Guru Isa yang memiliki rasa takut

yang amat besar, terpaksa menjadi anggota organisasi perjuangan. Dia

pencinta damai selama hidupnya dia tidak pernah berkelahi, dia takut

dengan hal-hal yang berbau kekerasan, di sisi lain Guru Isa takut

dengan keadaan, berlatarkan cerita pada saat serdadu-serdadu NICA

kerap melakukan penyerangan, penembakan dan penggeledahan,

membuat orang yang menolak berjuang dalam revolusi dianggap

sebagai mata-mata lalu akan dibunuh.

“Aku takut sebenarnya Fat, katanya. Tidak pernah aku

berorganisasi seperti ini. Main senjata. Memakai pistol saja aku

102

Atmazaki. loc. cit, 103

Lubis, op. cit, h.38

Page 87: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

74

tidak tahu. Tetapi kalau tidak ikut, engkau tahu apa akan kata

orang.”

“Tidak perlu engkau takut, Is,” kata Fatimah membalas, “bukankah

semua orang ikut? Kalau engkau tidak ikut, jangan-jangan nanti

kita di cap mata-mata musuh lagi. Engkau tahu betapa mudahnya

orang dipotong kerena soal yang bukan-bukan saja.”104

Karakter Guru Isa selain berkaitan dengan latar cerita yang terjadi

pada novel JTAU, juga berkaitan dengan profesinya sebagai seorang

Guru. Pendidikan dan tugas Guru menyebabkan ia mengutamakan

sikap-sikap tertentu. Misalnya, Guru Isa mengutamakan pengajaran

yang lemah lembut. Ia mesti mengutamakan pendidikan ke arah

kebaikan, sehingga pembunuhan binatang pun akan dianggap kejam

olehnya.

“Engkau lihat, aku seorang Guru. Aku tidak suka pada kekerasan.

Semenjak dahulu aku tidak pernah ikut berkelahi. Aku benci

berkelahi. Aku anggap berkelahi pekerjaan kasar dan orang biadab.

Tetapi mereka pilih aku menjadi salah seorang pemimpin.” 105

Dari kutipan berikut menunjukkan bahwa Guru Isa ikut dalam

organisasi perjuangan hanya karena terpaksa, dia takut dengan

keadaan pada masa revolusi ini. Rasa takut yang dialami oleh Guru Isa

adalah rasa takut yang terdapat dalam kehidupan Guru Isa, seorang

guru biasa yang sepanjang tahun 1946-1947 dengan tidak sepenuh

hati, terpaksa turut serta dalam perjuangan menentang musuh-musuh

asing.

“Engkau tahu mengapa aku terima? Bukan karena semangat

revolusiku berapi-api, semangat cinta tanah airku berapi-api, aku

memang cinta tanah air, tetapi dalam darahku tidak ada atau belum

ada itu tradisi yang mendorong aku berkorban darah dan jiwa untuk

tanah air, untuk itu aku belum pernah hidup dalam tanah air yang

mesti dibela dengan darah, jadi jika ada orang berkata mempunyai

semangat seperti ini, maka itu semangat palsu dan dibikin-bikin.

104

Ibid, h.39 105

Ibid, h.73

Page 88: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

75

Aku terima karena aku takut. Dan aku bertambah takut setelah

menerimanya.”106

Di satu sisi yang lain profesi Guru Isa dapat menguntungkan bagi

organisasi yang dipelopori oleh Hazil. Profesinya sebagai guru

memungkinkan gerak-gerik yang dilakukan Guru Isa dalam

perjuangan melawan Belanda tidaklah diketahui atau dicurigai.

“Dia ikut jadi anggota jaga kampung. Malahan karena

kedudukannya sebagai guru, maka dia menjadi wakil ketua panitia

keamanan rakyat di kampungnya, dan menjadi penasehat Badan

Keamanan Rakyat, lebih terkenal dengan nama BKR.”107

“Alangkah terkejutnya dia, ketika dia terpilih menjadi kurir,

pengantar senjata dan surat-surat di dalam kota Jakarta. Alasan-

alasan pemuda-pemuda itu ialah, karena dia guru sekolah, maka

orang tidak akan curiga padanya.”108

Karakter berbeda ditunjukkan oleh Hazil, seorang pemuda yang

pemberani dan pemberontak. Pemberontakan yang dilakukan Hazil

adalah saat ia tidak mendengarkan perkataan Ayahnya untuk tidak

berjuang melawan Belanda.

“Jangan Ayah! Kita perlu senjata ini untuk perjuangan

kemerdekaan.”

“Kemerdekaan? Nah!” Sumpah Mr. Kamaruddin.

“Kamu anak-anak muda sudah gila. Apa engkau pikir kamu bisa

menang berperang melawan Belanda? Berontak-berontak seperti

orang gila!”109

Kedatangan Belanda pada saat itu membuat Hazil memilih jalan

perjuangan, membela tahan air lantaran ia tidak ingin bangsanya

dijajah kembali. Dengan gigih ia berjuang, melakukan perlawanan

atau mengatur strategi dalam perjuangannya.

“Ini jalan perjuanganku. Ini jalan tak ada ujung yang kutempuh. Ini

revolusi yang kita mulai. Revolusi hanya alat mencapai

kemerdekaan.”110

106

Ibid, h.74 107

Ibid, h.27 108

Ibid, h.39 109

Ibid, h.20 110

Ibid, h.46

Page 89: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

76

“Manusia Indonesia sebagai gerombolan dapat dijajah oleh

Belanda lebih dari 350 tahun. Itu massa begitu saja tidak ada

artinya. Gerombolan pun hanya dapat bergerak karena ada

individu-individu yang dapat mengangkat diri mereka di atas

gerombolan-gerombolan itu. Maka musikku bukan musik

gerombolan, tetapi musik manusia seorang-seorang.”111

Apa dilakukan Hazil, ia tidak begitu memperdulikan berapa banyak

orang yang mengikuti jejaknya, berjuang melawan serdadu Belanda

pada saat itu, yang dia lakukan hanyalah menjalankan apa yang sudah

menjadi pilihannya.

“Ini bisa berbahaya,” kata Hazil, “Kita pergi mengambil senjata

dan membawanya ke Manggarai. Di sana kita sembunyikan dan

kemudian akan diselundupkan ke Karawang. Engkau Masih

berani?”112

“Dan ketika Hazil kemudian berkata, bahwa yang akan melempar

granat ialah Rakhmat dan dia, dan Guru Isa perlu ikut hanya untuk

melihat apa mereka berhasil.”113

Hazil dapat dikatakan sebagai penggerak perjuangan melawan

serdadu NICA, ia yang mengatur siasat dan rencana dalam melawan

serdadu Belanda dengan mengatur untuk menyeludupkan senjata

keluar kota dan melakukan penyerangan kepada serdadu Belanda

dengan melemparkan granat ke arah mereka.

Berdasarkan perbadaan antara Guru Isa dengan Hazil juga

berdasarkan usia mereka yang berbeda. Guru Isa relatif tua sedangkan

Hazil relatif muda dan juga seorang bujang. Maka, Guru Isa seorang

yang menjadi dewasa pada masa ketenangan sebelum kedatangan

Jepang, sehingga tak heran kalau ia menginginkan ketenangan. Hal

yang berbeda dengan Hazil yang mengalami pendewasaan pada masa

pendudukan Jepang dan revolusi, sehingga ia memang terbiasa pada

kehidupan yang resah. Guru Isa terpaksa menjadi kaum revolusioner

111

Ibid, h.47 112

Ibid, h.78 113

Ibid, h.131

Page 90: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

77

lantaran keadaan sosial yang menuntutnya, sedangkan Hazil memilih

menjadi pejuang revolusi karena ingin terbebas dari ancaman NICA.

3. Hubungan Waktu Peristiwa

Latar atau setting novel setelah kemerdekaan berbicara tentang

masa ditulisnya yaitu tahun 50-an, meskipun setengah dari setting

kekinian itu berupa pula setting masa yang belum lama berlaku, yakni

kisah-kisah revolusi.114

Peristiwa-peristiwa sejarah tertentu yang

diangkat ke dalam cerita fiksi memberikan landasan waktu secara

konkret. Segala sesuatu yang menyangkut hubungan waktu, langsung

atau tidak langsung, harus berkesesuaian waktu sejarah yang menjadi

acuannya. Hal ini terjadi pada novel Jalan Tak Ada Ujung karya

Mochtar Lubis pertama kali terbit yaitu pada tahun 1952, namun cerita

di dalamnya berlatarkan cerita pada tahun 1946-1947.

Novel JTAU berlatarkan saat Belanda atau yang dikenal dengan

NICA kembali ke Indonesia untuk melakukan penjajahan kembali.

Namun, semangat revolusi pada cerita ini tergambarkan oleh peran

Hazil, Guru Isa, dan Rakhmat yang berjuang melawan serdadu yang

mengancam kota. Dalam novel JTAU secara jelas digambarkan

penyerangan yang dilakukan oleh NICA, seperti pada kutipan berikut;

“Tapi setelah Belanda menyerang tanggal dua puluh satu yang lalu,

maka sekarang kita harus bergerak dalam kota.”115

Hal tersebut dalam sejarah Indonesia memang benar terjadi. Sekitar

bulan Mei 1947 pihak Belanda sudah memutuskan bahwa mereka

harus menyerang Republik secara langsung. Pada tanggal 20 Juli 1947

tengah malam pihak Belanda melancarkan ‘aksi polisional’. Pasukan-

pasukan bergerak dari Jakarta dan Bandung untuk menduduki Jawa

114

Jacob Sumardjo. Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977. (Bandung: Alumni, 1999)

h.41 115

Lubis. op.cit, h.122

Page 91: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

78

Barat (tidak termasuk banten), dan dari Surabaya untuk menduduki

Madura dan Ujung Timur.116

Latar dalam kaitannya dengan hubungan waktu, langsung tidak

langsung, akan berpengaruh terhadap cerita dan pemlotan atau alur

cerita, khususnya waktu yang dikaitkan dengan unsur kesejarahan.117

Terkait dengan latar waktu yang terdapat dalam novel JTAU karya

Mochtar Lubis memberikan pengaruh terhadap alur yang terdapat

dalam cerita. Alur yang terdapat dalam novel Jalan Tak Ada Ujung

karya Mochtar Lubis yaitu alur maju, dimana kisah yang diceritakan

bersifat kronologis, yaitu peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti

oleh peristiwa-peristiwa berikutnya. Hal tersebut diperkuat oleh latar

waktu setelah terjadinya peristiwa perjanjian Linggarjati, Belanda

justru menunjukkan agresinya dengan menyerang pada tanggal dua

puluh satu, klimaksnya adalah Hazil, Rakhmat dan juga Guru Isa

melaksanakan pembalasan dari yang sudah mereka rencanakan.

Mereka akan melempar granat atau bom tangan ke bioskop Rex di

Pasar Senen. Di tempat itu terdapat beberapa serdadu Belanda, Hazil

dan Rakhmat pun melempar granat itu dan mengenai beberapa

serdadu Belanda.

Novel JTAU merupakan novel yang menceritakan peristiwa-

peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa sejarah. Karena jika

latar cerita dengan hubungan waktu tidaklah sesuai, maka novel

tersebut merupakan novel anakronisme, yaitu ketidaksesuaian latar

waktu dalam cerita yang menjadi acuannya yang berupa waktu dalam

realitas sejarah.

4. Hubungan dengan Kondisi Sosial Ekonomi

Datangnya kembali Belanda pascakemerdekaan mempengaruhi

keadaan ekonomi di Indonesia, hal ini tergambar pula pada novel

116

M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

1995) h.338 117

Nurgiyantoro, op. cit., h.313

Page 92: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

79

Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis. Dalam novel ini keadaan

ekonomi yang karut marut sesuai dengan keadaan kondisi ekonomi

masyarakat pada saat itu, yang tejadi adalah kekurangan akan

kebutuhan pokok mengakibatkan barang susah didapat seperti halnya

beras dan mengalami lonjakan harga yang tinggi. Seperti pada kutipan

berikut;

“Kasih saya beras dua liter,” katanya pada anak Baba Tan yang

menjaga warung.

“Enam rupiah!”

“Ah, naik lagi. Kemaren dulu juga seringgit.” Bantah perempuan

itu.

“Beras susah masuk sekarang.”118

Keadaan yang membuat harga beras melonjak juga dikuatkan oleh

pernyataan Tuan Hamidi yang menjadi saudagar beras yang

mengalami kesulitan dalam pemasokan beras.

“Selamat pagi, Tuan Hamidy,” Katanya membalas senyum ramah,

dan dia berhenti, “bagaimana beras dari Karawang?” tanyanya.

“Minggu ini tidak sekarung yang bisa masuk. Semuanya ditahan di

Cikarang.”119

Mahalnya harga beras dan sulitnya mendapatkan kebutuhan pokok

mengakibatkan masyarakat kecil hanya bisa mengharapkan hutang

beras untuk makan sehari-hari.

“Saya ngutang saja,” sahut perempuan itu, dan tangannya

menjangkau bungkusan beras.

“Tidak boleh bon lagi sekarang,” kata Baba Tan dari pintu warung.

“Tapi saya langganan lama.”

“Ya, tapi sekarang semua susah, saya juga banyak yang susah.

Tidak bisa kasih hutang. Tidak bisa!”120

Keadaan sulit seperti itu juga dirasakan oleh Guru Isa yang

merupakan seorang guru namun gajinya tidak cukup untuk untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Belum lagi setiap hendak berangkat

118

Lubis. Op.Cit, h. 5 119

Ibid, h.66 120

Ibid, h.5

Page 93: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

80

kerja, Fatimah selalu mengharapkan Guru Isa pulang dengan

membawa uang untuk membeli kebutuhan makan esok.

“Kalau hari ini engkau tidak dapat uang, aku tidak tahu lagi ke

mana harus menghutang beras,” kata Fatimah padanya. “Gula pun

telah habis. Kepada Bibi Tatang aku telah menghutang beras lima

liter. Belum aku ganti sudah seminggu. Sedanga aku berjanji

mengembalikannya dalam dua hari. Membon di warung susah

benar sekarang. Hutang pada tukang sayur telah lama amat tidak

dibayar.”121

Sehingga untuk memenuhi kebutuahn pokok kehidupannya Guru

Isa melakukan tindakan di luar norma seperti mencuri. Kesulitan

ekonomi membuat ia mencuri buku di sekolahnya. Padahal, Guru Isa

dikenal sebagai seorang yang lembut, orang yang baik-baik dan tidak

mengenal kekerasan.

Guru Isa berdiri dan pergi ke lemari menyimpan buku-buku yang

telah diperiksanya. Ketika dia hendak menutup lemari kembali,

tiba-tiba pandangannya terpaut pada bungkusan buku-buku tulis

yang baru….Sesuatu berkata, bahwa dengan mengambil dan

menjual beberapa puluh buku itu dia akan dapat uang.

Guru Isa tertegun. Perkelahian terjadi dalam hatinya. Tiba-tiba dia

merasa malu pada dirinya, bahwa pikirannya sendiri menyuruh ia

mencuri.

Ia sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah perbuatan yang tidak

seharusnya dilakukan oleh seorang guru, tapi apa daya untuk

menghidupi dirinya dan keluarganya, tindakan ini ia lakukan walau

terselip rasa malu.

“Aku juga telah jatuh begitu rendah, mencuri dari sekolahku

sendiri,” pikir Guru Isa amat pahit dan amat malu.

“Ambillah barang sepuluh atau lima belas, tidak ada orang yang

akan tahu.” pikirannya menyuruh mencuri.

“Dijual sebentar laku di toko Tionghoa di Pasar Tanah Abang itu.

Dapat terjuang tujuh rupiah setengah sebuah. Sepuluh dapat uang

tujuh puluh lima rupiah. Lumayan.”

“Mulutnya rasanya kering. Dan dengan tangan tangan yang

gemetar Guru Isa membuku bungkusan buku-buku tulis baru itu,

diambilnya sepuluh, dan kemudian lemari ditutup kembali. Buku

121

Ibid, h.65

Page 94: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

81

tulis yang baru itu cepat-cepat dan tergesa-gesa dimasukkannya ke

dalam tasnya. Baru setelah tas dikuncinya, dia merasa lega

sedikit.”122

Guru Isa terpaksa mencuri buku di sekolahnya. Ia menjual buku

tersebut, sedangkan uangnya untuk makan. Keadaan ekonomi pada

pada saat itu membuat Guru Isa sampai tidak hanya sekali saja

mencuri. Saat persediaan makan di rumahnya habis, Guru Isa mencuri

lagi. Keadaan ekonomi pada saat itu mempengaruhi kesejahteraan

masyarakat, mereka harus hidup seadanya bahkan kesusahan, terlebih

lagi dalam keadaan ekonomi sulit pada tahun 1946-1947 masyarakat

dihadapkan oleh serangan atau perang yang dilakukan oleh NICA.

5. Hubungan Sosial Politik

Pada tahun 1946-1947 latar waktu yang terdapat dalam novel Jalan

Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis, Indonesia sedang berjuang

mempertahankan kemerdekaan yang sudah didapat, hal tersebut

terjadi karena kembalinya Belanda untuk merebut kembali

kemerdekaan yang sudah didapat. Pada novel Jalan Tak Ada Ujung

diceritakan perjuangan politik generasi muda mempertahankan

kemerdekaan yang telah berhasil diraihnya. Tokoh Guru Isa ikut andil

dalam perjuangan tersebut. Ia bergabung dalam organisasi perjuangan

laskar rakyat. Guru Isa mengikuti revolusi dan menjadi bagian dari

BKR (Badan Keamanan Rakyat). Pada masa itu BKR adalah badan

resmi yang di bentuk oleh pemerintah untuk menjaga keamanan

rakyat.

“Sebagai kebanyakan orang dihari-hari pertama revolusi itu, Guru

Isa belum menganalisa benar-benar kedudukannya, kewajibannya

dan pekerjaannya dalam revolusi. Selama ini ia membiarkan

dirinya dibawa arus. Arus semangat rakyat banyak. Arus pikiran-

pikiran dan kata-kata yang deras keluar dari macam-macam orang.

Dia ikut jadi anggota jaga kampung. Malahan karena

kedudukannya sebagai guru, maka ia menjadi wakil ketua panitia

122

Ibid, h.68-69

Page 95: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

82

keamanan rakyat di kampungnya, dan menjadi penasihat Badan

Keamanan Rakyat, lebih terkenal dengan nama BKR.”123

Tidak hanya membentuk organisasi, Hazil bersama Guru Isa dan

Rakhmat membuat rencara lain yaitu menyeludupkan senjata ke luar

kota, hal tersebut mereka lakukan untuk persediaan di luar kota,

karena kaum revolusioner seperti Hazil, Guru Isa, dan Rakhmat

mengambil langkah politik menyerang di luar kota yang tidak terlalu

kuat pertahanan dari tentara Belanda.

“Ini bisa berbahaya,” kata Hazil, “kita pergi mengambil senjata dan

membawanya ke Manggarai. Di sana kita sembunyikan dan

kemudian akan diselundupkan ke Karawang.”

“Kalau mau perang juga bukan di Jakarta lagi,” kata Hazil. “Di sini

kita tidak bisa perang. Musuh terlalu kuat. Karena itu sekarang kita

bikin persediaan di luar kota. Sebab itu senjata-senjata mesti

dikirim ke luar kota.”124

Langkah politik tidak hanya dilakukan oleh Hazil dan Guru Isa,

Belanda pun memiliki strategi politik dengan membuat perjanjian

linggarjati. Perjanjian ini digunakan untuk memecah halangan yang

muncul dari rakyat. Mereka menipu rakyat dengan iming-iming

perdamaian. Rakyat merasa damai setelah penandatanganan perjanjian

Linggarjati. Rakyat berharap dengan adanya perjanjian tersebut

kondisi Indonesia tidak kacau lagi dan dapat hidup damai.

“Bukankah persetujuan Linggarjati sudah ditandatangani. Masa

kita msih terus berperang? Bukankah kita disuruh berdamai?” ….

Ketika perjanjian Linggarjati ditandatangani dengan upacara yang

hebat tanggal 25 Maret yang lalu, maka sebentar Guru Isa

mengecap sejuk udara kebebasan.”125

Padahal perjanjian Linggarjati sebenarnya digunakan oleh Belanda

untuk menipu dunia Internasional.

“Linggarjati dipakai Belanda hanya untuk menipu dunia

internasional saja. Kita mesti lekas bersiap-siap.” Hazil memukul-

mukul meja dengan tangannya.”126

123

Ibid, h.27 124

Ibid, h.78 125

Ibid, h.106 126

Ibid, h.107

Page 96: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

83

Perjanjian Linggarjati menghendaki pembentukan sistem federasi,

ditetapkan secara jelas bahwa sistem itu merupakan hasil kerja sama

antara Belanda dan Republik. Van Mook secara sepihak menciptakan

suatu sistem federasi yang sesuai ketetapan-ketetapan yang ia rasa

cocok. Kaum Republiken melihat sistem yang mulai ia bangun tak

ubahnya kebijakan memcahbelah dan menguasai yang terselubung

rapi dan yang pada akhirnya direncanakan sebagai upaya hegemoni

Belanda atas seluruh Indonesia.127

Meskipun Perjanjian Linggarjati telah disepakati, namun hal itu

tidak meruntuhkan niat Hazil untuk membebaskan Indonesia dari

Belanda. Hazil tetap menjalankan rencananya untuk menyerang

serdadu Belanda, bersama dengan Rakhmat dan Guru Isa mereka

menyerang serdadu Belanda dengan melemparkan granat di Bioskop

Rex yang saat itu banyak terdapat serdadu Belanda.

D. Implikasi Terhadap Pembelajaran Apresiasi Sastra di Sekolah

Novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis dapat dimanfaatkan

menjadi bahan pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah Menengah Atas

(SMA) yaitu disesuaikan dengan fungsi, unsur-unsur dan ketepatan

pemilihan bahan ajar sehingga dapat diterapkan dalam silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal itu dilakukan agar bahan

ajar yang disampaikan kepada peserta didik dapat tersampaikan dengan

baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Tujuan pengajaran apresiasi sastra sebenarnya dapat dikembalikan

kepada pemahaman hakikat cipta sastra itu sendiri. Dalam hal ini sastra

dipandang sebagai rekaman usaha manusia (sastrawan) untuk

mengekspresikan dan mengkomunikasikan gagasannya dengan harapan

manusia, impian, cita-cita, perasaan, pikiran, pengalaman dan

hubungannya dengan masyarakat. Tujuan umum tersebut harus dapat

127

Kahin, Op.Cit., h.278-279

Page 97: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

84

dijabarkan oleh guru menjadi tujuan-tujuan yang lebih khusus yang hasil

pencapaiannya akan menghasilkan berbagai aspek unit pengajaran yang

menyarankan aktivitas siswa.128

Mengekspresikan karya sastra dengan demikian berarti menanggapi

sastra dengan kemampuan afektif yang di satu pihak peka terhadap nilai-

nilai yang dikandung karya yang bersangkutan, baik yang tersurat maupun

yang tersirat. Di lain pihak, kepekaan tanggapan tersebut berupaya

memahami nilai yang diperoleh dari bacaan dengan konteks

persoalannya.129

Pembelajaran apresiasi karya sastra, khususnya pada novel berfungsi

sebagai cara memotivasi siswa agar dapat belajar secara optimal.

Penggunaan novel JTAU sebagai bahan pembelajaran menarik siswa untuk

mengetahui keadaan sejarah pada masa setelah kemerdekaan. Siswa

diharapkan agar dapat lebih tertarik untuk mengembangkan daya

imajinasinya dengan bahan pembelajaran karya sastra bernuansa sejarah

yang belum diketahui sebelumnya, terlebih lagi siswa dapat mengkaitkan

latar pada novel JTAU dengan peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi

pada masa itu. Dari segi latar waktu, tempat dan juga latar sosial pada

novel JTAU menceritakan tentang keadaan masyarakat pada tahun 1946-

1947, tidak hanya itu dalam kurun waktu yang terdapat dalam novel JTAU

mereka juga mendapatkan semangat dalam mempertahankan kemerdekaan

yang sudah didapat Indonesia namun Belanda atau NICA datang kembali

dan melakukan penyerangan terhadap rakyat sipil. Dalam proses

mengapresiasi sastra siswa akan mengetahui bahwa karya sastra bukan

hanya karya rekaan atau fiksi yang dibuat, tetapi juga dapat berisikan

informasi sejarah atau merefleksikan berdasarkan zaman sastra itu dibuat.

Hakikat pengajaran ialah memperkenalkan kepada siswa nilai-nilai

yang dikandung karya sastra dan mengajak siswa ikut menghayati

128

Mukhsin Ahmadi. Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi

Sastra. (Malang: Yayasan Asah Asuh Asih, 1990) h.87-88 129

Bambang Kaswanti Purwo. Bulir-Bulir Sastra dan Bahasa. (Yogyakarta: Kanisius, 1991) h.

58

Page 98: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

85

pengalaman-pengalaman yang disajikan itu. Secara khusus, pengajaran

sastra bertujuan mengembangkan kepekaan siswa terhadap nilai-nilai

indrawi, nilai akali, nilai afektif, nilai keagamaan, dan nilai sosial.130

Dalam bentuknya yang paling sederhana, pembinaan apresiasi sastra

membekali siswa dengan keterampilan mendengarkan, membaca, menulis,

dan berbicara.

Nilai-nilai yang dapat diambil dari novel JTAU adalah nilai

keberanian dalam berjuang mempertahankan tanah air yang dilakukan

Hazil untuk melawan musuh asing, terdapat pula kerja sama yang baik

untuk saling tolong-menolong dan yang terpenting adalah dalam novel

JTAU keberanian melawan rasa takut, karena semua orang memiliki

ketakutannya masing-masing. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat

diapliksikan oleh siswa, untuk saling bekerja sama dan tolong-menolong

sesama teman maupun orang disekitarnya.

Berbagai metode dicetuskan untuk melaksanakan tugas pengajaran

seefektif mungkin, baik metode dasar yang bersifat umum maupun metode

yang khusus untuk kondisi siswa dan juga kondisi kelas tertentu dan juga

mata pelajaran tertentu. Namun, pada kenyataannya di lapangan

menunjukkan bahwa kunci keefektifan pengajaran terletak pada cara

komunikasi yang terjalin antara guru dan siswa. Agar bahan pembelajaran

tersebut dapat dipelajari oleh siswa dengan baik maka diperlukan metode

pengajaran yang sesuai. Beberapa metode pembelajaran, yaitu metode

ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan. Kombinasi keempat metode

tersebut secara bergantian dengan tujuan agar siswa tidak mudah jenuh dan

dari metode tersebut diharapakan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan

dengan efektif dan mencapai tujuan dari pembelajaran.

Metode ceramah dimaksudkan untuk memberikan penjelasan atau

informasi mengenai bahan pembelajaran yang akan dibahas dalam diskusi,

sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai. Dalam kegiatan diskusi ini terdapat

130

Ibid, h.61

Page 99: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

86

proses mempresentasikan hasil kerja kelompok, tidak hanya itu perwakilan

anggota harus berdialog terkait kutipan yang digunakan. Dilanjutkan

proses tanya jawab dari siswa satu ke siswa yang lain atau dapat juga tanya

jawab antara guru dengan siswa. Pada akhir kegiatan diskusi, siswa

diberikan beberapa tugas yang harus dikerjakan baik saat itu juga ataupun

dikerjakan di rumah. Maksudnya untuk mengetahui hasil yang dicapai

siswa melalui diskusi tersebut. Dengan demikian, tugas ini sekaligus

merupakan umpan balik bagi guru terhadap hasil diskusi dan proses tanya

jawab yang dilakukan siswa.

Bahan pembelajaran ini diterapkan pada pembahasan materi yang

sesuai dengan panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Dalam KTSP terdapat Kompetensi Dasar yang mengamati siswa

untuk terampil dalam memahami novel. Di kelas XI (sebelas) semester

ganjil pada Standar Kompetensi 6 (keenam) (memahami berbagai hikayat,

novel Indonesia/novel terjemahan) kompetensi dasar 6.2 (menganalisis

unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan).

Page 100: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

87

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari sejumlah uraian yang dilakukan oleh penulis, mengenai latar atau

setting dalam novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis dan

pemanfaatannya sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah

Menengah Atas (SMA), maka dapat disimpulkan:

1. Novel Jalan Tak Ada Ujung (JTAU) karya Mochtar Lubis berhasil

merefleksikan zaman revolusi melalui latar atau setting pada tahun

1946-1947, pada saat itu adalah masa kembalinya Belanda atau NICA

yang ingin kembali menguasai Indonesia setelah Indonesia merdeka.

Novel JTAU dapat dikatakan sebagai dokumen sejarah bangsa

Indonesia berupa karya sastra, pada saat itu latar atau setting yang

terdapat dalam novel memaparkan banyak tentang peristiwa yang

terjadi di berbagai tempat dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun

saat keberadaan NICA di Indonesia, tidak hanya itu dalam novel JTAU

juga menjelaskan latar sosial berupa keadaan ekonomi dan politik pada

saat kembalinya Belanda ke Indonesia. Pada saat itu pergerakan

nasional dilakukan oleh kaum muda untuk memberontak dan melawan

serdadu NICA, para kaum revolusioner pada saat itu membentuk

kelompok perlawanan dengan mendirikan sebuah organisasi. Bentuk

perlawanan lainnya adalah dengan berjuang melawan serdadu NICA

dengan aksi penyerangan yang dilakukan kaum revolusioner pada

masa itu.

2. Karya sastra sebagai salah satu bahan pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia memiliki peran yang cukup besar dalam menyampaikan

pesan atau amanat yang ingin disampaikan penulisnya kepada

pembaca. Amanat itu antara lain, semangat perjuangan nasional

terhadap bangsa dan Negara kepada peserta didik. Salah satu

Page 101: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

88

kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam mata pelajaran

bahasa dan sastra Indonesia adalah memahami karya sastra.

Pemahaman tentang latar atau setting dalam novel JTAU menjadi

penting dalam pembelajaran apresiasi sastra. Tujuan dari pengajaran

novel JTAU agar siswa dapat mengetahui latar waktu, tempat, sosial

yang mencakup keadaan ekonomi dan politik pada saat itu dengan

mengkaitkan dengan peristiwa yang benar terjadi pada saat itu. Selain

itu, lewat karya sastra dapat meelatih peserta didik untuk berpikir logis

dan memperoleh pengetahuan baru yaitu mendapatkan informasi

tentang sejarah bangsa Indonesia. Berdasarkan hal itu, novel Jalan Tak

Ada Ujung karya Mochtar Lubis sebagai karya sastra yang menjadi

dokumen sejarah perjuangan revolusioner saat melawan serdadu NICA

dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di

sekolah.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka ada beberapa saran

yang penulis ajukan:

1. Penelitian yang membahas tentang latar atau setting yang terdapat

dalam novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis masih jauh dari

sempurna, oleh sebab itu penelitian-penelitian yang mengangkat

masalah serupa masih perlu dilakukan. Pernyataan tersebut berkaitkan

dengan esensi penelitian yang pada hakekatnya adalah suatu

penyempurnaan yang bersifat melengkapi penelitian-penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya.

2. Guru diharapkan tuntas dalam menyampaikan teori mengenai analisis

unsur intrinsik karya sastra, karena pembahasan mengenai karya sastra

tidak bisa dilepaskan dari unsur-unsur pembentuknya.

Page 102: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

89

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Mukhsin. Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan

Apresiasi Sastra. Malang: Yayasan Asah Asuh Asih. 1990.

Atmazaki. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: Angkasa Raya. 1990.

Aziez, Furqonul dan Abdul Hasim. Menganalisis Fiksi: Sebuah Pengantar.

Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.

Butar-butar, Charles. Analisis Struktur pada Novel Jalan Tak Ada Ujung karya

Mochtar Lubis. Indonesia Scientific Journal Database. Vol.6, 2008.

Depdiknas, Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006.

Endraswara, Suwardi. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS. 2013.

Escarpit, Robert. Sosiologi Sastra, terj. Ida Sundari Husen. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia. 2005.

Hardjana, Andre. Kritik Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia. 1983.

Harian Sinar Harapan. “Idealisme Bersastra dan Melawan Takut: Pelajaran dari

Mochtar Lubis”. Edisi Sabtu, 14 Agustus 2004.

Harian Tempo. “Mochtar Lubis Dianugerahi Bintang Mahaputera”. Edisi Minggu,

15 Agustus 2004.

Kahin, George McTurnan. Nasionalisme dan Revolusi Indonesia. Terj. Tim

Komunitas Bambu. Depok: Komunitas Baru. 2013.

Kurniawan, Heru. Teori, Metode, dan Aplikasi Sosiologi Sastra. Yogyakarta:

Graha Ilmu. 2012.

Kompas. “Hadiah Sastra Chairil Anwar untuk Sastrawan Mochtar Lubis”. Edisi

Sabtu, 15 Agustus 1992.

Lubis, Mochtar. Jalan Tak Ada Ujung. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.2003.

Luxemburg, Jan Van dkk. Pengantar Ilmu Sastra. Terj. Dick Hartoko. Jakarta:

Gramedia. 1996.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2009.

Page 103: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

90

Nurgiantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press. 2013.

Oesman, Boen S. “Pembinaan Apresiasi Sastra Dalam Proses Belajar Mengajar”

dalam Bambang Kaswanti Purwo (ed). Bulir-Bulir Sastra dan Bahasa.

Yogyakarta: Kanisius. 1991.

Pedoman Rakyat. “ Pembicaraan Singkat Beberapa Karya Fiksi Mochtar Lubis”.

Edisi 02 Februari 1984.

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional

Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka. 2008.

Rahmanto, B. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. 1988.

Ratna, Nyoman Khuta. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2009.

_____. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2009.

Ricklefs, M.C. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press. 1995.

Santosa, Wijaya Heru dan Sri Wahyuningtyas. Pengantar Apresiasi Prosa.

Surakarta: Yuma Pustaka. 2010.

Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Grasindo, 2008.

Stanton, Robert. Teori Fiksi. Terj. Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.

Sugihastuti. Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.

Sumardjo, Jacob. Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977. Bandung: Alumni.

1999.

Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. 2011.

Teeuw, A. Sastra Baru Indonesia. Cet. 1. Flores: Indonesia Nusa Indah. 1980.

Page 104: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Budi Mulia Ciledug

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI/1 (satu)

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 x pertemuan)

A. Standar kompetensi

6. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan.

B. Kompetensi dasar

6.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik novel Indonesia/novel terjemahan.

C. Indikator KD

1. Siswa mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan,

sudut pandang, gaya bahasa, latar, dan amanat) novel Jalan Tak Ada Ujung

karya Mochtar Lubis

2. Siswa mampu memahami latar yang terjadi dalam cerita pada novel Jalan Tak

Ada Ujung karya Mochtar Lubis dan mengkaitkan peristiwa yang terjadi pada

tahun 1946-1947.

3. Siswa mampu mengkaitkan latar yang terdapat dalam novel dengan peristiwa

yang benar terjadi dalam sejarah Indonesia.

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu menganalisis unsur-unsur intrinsic dan mampu memahami latar

yang terjadi pada cerita dalam novel JTAU dan mengetahui apa saja peristiwa

yang terjadi pada latar waktu novel tersebut.

Page 105: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

E. Target Penanaman Karakter

Dapat dipercaya (Trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian (Respect)

Tekun (Diligence)

Tanggung jawab (Responsibility)

Berani (Courage)

Percaya diri (Self-Confident)

Santun (Polite)

E. Materi Pembelajaran

Memahami novel dan unsur-unsur yang terdapat dalam novel.

F. Metode Pembelajaran

1. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan.

2. Strategi : observasi, eksplorasi, dan implementasi.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan 1

Tahap

Kegiatan Waktu

(menit)

Kegiatan

Awal

Guru memberi salam dan memeriksa kesiapan

kelas.

Guru menjelaskan materi yang akan dibahas dan

tujuannya.

Guru memberikan apersepsi.

Guru membagi siswa ke dalam beberapa

kelompok.

10’

Page 106: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

Kegiatan

Inti

Guru menjelaskan tentang novel Indonesia

Guru menjelaskan tentang unsur intrinsik novel

dan mengklasifikasikan latar yang terdapat dalam

novel.

Guru dan siswa bertanya jawab mengenai unsur

intrinsik novel dan klasifikasikan latar yang

terdapat dalam novel

Guru memberikan contoh penggalan novel untuk

dianalisis unsur-unsur intrinsiknya

Guru menjelaskan cara mengklasifikasikan latar

yang terdapat dalam novel.

Siswa secara berkelompok membaca novel

kemudian menentukan unsur intrinsik dan latar

yang terdapat dalam novel.

Guru menugaskan kepada siswa secara

berkelompok untuk menganalisis unsur-unsur

intrinsik dan latar yang terdapat dalam novel Jalan

Tak Ada Ujung.

Guru memberikan novel Jalan Tak Ada Ujung

untuk tugas kelompok.

Perwakilan kelompok menyampaikan hasil kerja

kelompoknya.

Guru memberi penguatan terhadap hasil kerja

yang disampaikan siswa.

55’

Kegiatan

Akhir

Siswa dan guru membuat kesimpulan akhir materi

hari ini

Guru menindaklanjuti pelajaran pada pertemuan

berikutnya.

10’

Page 107: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

Guru menyampaikan salam penutup

Guru dan siswa merancang pembelajaran yang

akan datang.

Pertemuan 2

Kegiatan Waktu

Kegiatan

Awal

Guru memberi salam dan memeriksa kesiapan

kelas

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai

Guru dan siswa bertanya jawab tentang tugas

kelompok yang diberikan pada pertemuan

sebelumnya

10’

Kegiatan

Inti

Siswa berkelompok mendiskusikan tugas

rumahnya dengan bimbingan guru

Guru mengarahkan proses diskusi

Masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil tugas rumahnya secara bergantian

Kelompok lain memberikan tanggapan tentang

hasil analisis dari kelompok lain

Seluruh siswa bertanya jawab mengenai hasil

analisis

55’

Kegiatan

Penutup

Guru memberikan penilaian

Siswa dan guru membuat kesimpulan akhir materi

hari ini

Guru menyampaikan salam penutup

15’

Page 108: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

H. Sumber Belajar/ Alat/ Bahan

1. Buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XI

2. Novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis

3. Sumber lain yang mendukung, seperti buku, majalah, artikel dll.

I. Penilaian Hasil Belajar

Indikator

Penilaian

Teknik Bentuk

Instrumen

Instrumen

1. Siswa menganalisis unsur-

unsur intrinsik novel

2. Siswa dapat

mengidentifikasi latar atau

setting yang terdapat dalam

novel

3. Mampu mengkaitkan

peristiwa yang benar-benar

terjadi berdasarkan latar

waktu pada novel

Tes

Tertulis

Penugasan

1. Bacalah novel

Jalan Tak Ada

Ujung, kemudian

menganalisis

unsur intrinsik

2. Kemukakan latar

yang terdapat

dalam novel

3. Mengkaitkan

latar dengan

peristiwa sejarah

yang benar terjadi

J. Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskroran

1. Jelaskan unsur-unsur intrinsik dalam novel!

No. Aspek Skor

1. Tepat dan disertai kutipan 5

2. Tepat dan tidak disertai kutipan 4

3. Kurang tepat dan disertai kutipan 3

4. Kurang tepat dan tidak disertai kutipan 2

Page 109: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

2. Jelaskan Macam-macam latar yang digunakan dalam novel tersebut!

No. Aspek Skor

1. Tepat dan disertai kutipan 5

2. Tepat dan tidak disertai kutipan 4

3. Kurang tepat dan disertai kutipan 3

4. Kurang tepat dan tidak disertai kutipan 2

3. Peristiwa apa saja yang terdapat dalam novel yang sesuai dengan peristiwa

sejarah!

No. Aspek Skor

1. Tepat dan disertai kutipan 5

2. Tepat dan tidak disertai kutipan 4

3. Kurang tepat dan disertai kutipan 3

4. Kurang tepat dan tidak disertai kutipan 2

Perhitungan Nilai Akhir

Skor yang diperoleh

Nilai = x 100=

Skor Maksimum

Jakarta, Agustus 2015

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMA Budi Mulia

Dr. H. Moh. Suryadi Syarif, S.E.,M.M.

Guru Bidang Studi

Hardiyani Windari

Page 110: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

1r

Nomor : Un.O lff. l/KM .01.3t..1!.?.l.DOt4La.p. : -Hal : Bimbingan Skripsi

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Tembusan:1. Dekan FITK2. Mahasiswa ybs

Kepada Yth.Ahmad Bahtiar, M. HumPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.

As s alamu' al aikum wr.w b

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II(materi/teknis) penulisan Skripsi mahasiswa:

Hardiyani Windari

I I I 1013000084

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

VII (Tujuh)

: Nasionalisme Dalam Novel Jalan Tak Ada ujung karya MochtarLubis dan rmplementasinya Terhadap pemberajaran Bahasa danSastra fndonesia di SMA.

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal I Desember2014 , abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judultersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungiJurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan setesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang

selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat.perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was s al amu' alailatm wr -wb.

Jakarta, 3 Desember 2014

nesla

KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. b. H. JuaNa No 95 Ciputat 15412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-08iTgl. Terbit : 1 Maret 2010

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Ketua Jurusan. Buhuru dan Sastraj

\

Page 111: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

llr

f;.'r6.In'Vi:it

ls

LEMBAR UJI RDFERENSI

Seluruh referensi yang digsnakan dalam penelitian slaipsi berjudul "Analisis

Latar dalm Novel Jalan Tak Ada (IjungKarya Mochar Lubis serta lmplikasinya

terhadap Pembelajaran Apresiasi Sastra di Sekolatr Menengah Atas (SMA)" yang

disusun oleh HARDIYANI WINDARI, NIM 11il013000084, Jurusan

Perdidikan Bahasa dan Sastra Indonesiq Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Kegrruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah disetujui

kebenarannya oleh dosen pembimbing skrip'si pada selasa, 15 September 2015.

Jakarta, 15 September 201 5

DosenPembimbing

//(L^/ t(,'l

Ahmad Bahtiar. M.Hum.

NIP. 19760118 200912 I 002

I!::..: t.

ii,"it

Page 112: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

I!

:" $'

' Daftar Referensi

a

No Referensi HalamanBuku ParafPembimbing

1. Robert Escarpit. Sosiologi Sa.stra,

ted. Ida Sundari Husen, Jakarta:Yayasan Obor lndonesi4 2005.

I,\

2. Burhan Nurgiantoro. TeoriPengkajian Filcsi, Yogyakarta:1:^i^L f,r.^l^ rT-.:-,^-^:+-, T)-^^^ nn ra\JA.J.III MA.rr4 r,JtlrVvrtraJ/ r rv!D, /-WLJ.

23,151,302-304 &ano 11rJVA.J IJ 1

3. Marwati Djoened Poesponegorodan Nugroho Notosusanto. SejamhNasionai lncionesia t/l. (Jakarta:Balai Pustaka, 2008)

96

4. George McTurnan Kahin.Nasionalisme dan RevolusiIndonesia, terj. Tim KomunitasBambu. Depok: Komunitas Baru,2013.

305 & 278-279

,\

t B. Rahmanto. Metode PengajaranSastra. Yogyakarta: Kanisius, 1 988. 15 A

6. Depdiknas, Standar Isi untukSatuan Pendidikan Dasor danMenengah, Jakarta: Badan StandarNasional Pendidikan, 20A6.

107

A7. Sugihastuti. Teari Apresiasi Sastra.

Yogyakarta: Fustaka Pelaia,r, 2W7. l6R A8. Lexy J. Moleong, Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung:D.a*oi. D^.,1-1-^-,^ ,)nn0rwrrr4J(a r\vrsanJ 4. -vw ).

4& II ,1

Page 113: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

qtI

i.

,+9. Henry Guntur Tarigan. Prinsip-

Prinsip Dasar Sastra, Bandung:Angkasa,2011.

12s &,164-t69

/-,10, Wahyudi Siswanto. Pengantar

Teori Sastra. Jakarta: PT.Grasindo,2008.

92, 142,151, 159-159& t6t

A11. Jan Yan Luxqmburg, dkk.

Pengantar llmu Sastra. Terj. DickHartoko. Jakarta: Gramedia" 1996. 8

12. Wrjaya Heru Santosa dan SriWahyuningtyas. PengantarApresiasi Prosa. Surakarta: YumaPustaka.2010.

47

4I? R.obert Stanton, Tccri Fihc;, teq.

Sugihastuti dan Rossi Abi AlIrsyad. Yogyakarta: PustakaPelajar,20A7.

33 & 53-54

frt4. Atmazaki. Ilmu Sastra: Teori dan

Terapan. Padang: Angkasa Raya,1990.

62

E15. Furqonul Aziez dan Abdul Hasim,

Mengonalisis Fiksi: SebuahPengantar. Bogor: GhaliaIndonesia,20i0.

74

E16. Heru Kurniawan, Tenri, Metode,

dan Aplikasi Sosiologi Sastra.Yogyakarta: Graha llmu, 20 I 2.

3& t1 E17. Andre Hardjana. Kritik Sastra.

Sebuah Pengantar. JakartaGramedia, 1983.

78

A18. Nyoman Khuta Ratna, Paradigma

Sos i ol ogi Sastr a, Yogyakarta:Pustaka Pelaiar. 20A9. cet.Il.

I

Page 114: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

:F

iiis

f.

t

rDi

ti

t

19. Suwardi Endraswara, MetadologiPenelrtian Sastra. Yogyakarta:CAPS.2OI3,

77-79

A20. Nyoman Khuta Ratna, Teori,

Metode, dan Telmik PenelitianSastra, Yogyakarta: PustakaPelajar,2009.

339-340

A21. Mochtar Lubis. Jhlan Tak Ada

Wmg Jakarta:Yayasan Oborlndonesia.2003.

1-8, 11, lg-20,23,25,27-28,30,37-39,46-47,59,61,65-66,69-69,73-74,7',1,79,79,80 82 86 e? 94 e799, 100, 102, 106,107, 109, 113, 119,l22,l2g-129, 131,'14? 14R 1{r 1{{157, 164-165, 166-167

,4

22. A. Teeuw Sastra Baru Indonesia.(aat 1 trl^-^^. f-,{^-^^:^ IrL,^^\-/vL. r, I lvrvD, itriJiJiiusiai i.tUsA

Indah, 1980.

141/,w I I./.). l-{tgiau T^*^^ "\l[^^L+^o T.rLi-,rq, turt t etttpu. rVlvvttai'a iJijuis

Dianugerahi Bintang Mahaputera",edisi Minggu, 15 Agustus 2004.

tI 4L+. Konrpus. "Hacliah Sasfu'a Ciiairii

Anwar unfuk Sastrawan MochtarLubis", edisi Sabtu, 15 Agustus1992.

I

h25. Harian Sinar Harapan. "Idealisme

Bersastra dan Melawan Takut:Peiajaran dari iviochtnr Lubis",edisi Sabtu, 14 Agustus 2004.

\

Page 115: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

I r*"t;fi[*ff'nE

Ict,rg5I

tlaLhi::

I

I

l-

\

26. Pedoman Rakyat. " PembicaraanSingkat Beberapa Karya FiksiMochtar Lubis". Edisi 02 Februari1984.

I

A27. Jacob Sumardio. Konteks Sosial

Novel Indonesia 1920-1977.Bandung: Alumni, 1999.

4t A28 M.C. Ricklefs. Sejarah Indonesia

Modern. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press, I 995.

338 A29. M,:khsin Alumadi. St"at egi Be I aj ar-

Me ngaj ar K e t eramp i I an B erb ahas adan Apresiasi Sastra. Malang:Yayasan Asah Asuh Asih, 1990.

57-58 h30. Boen S. Oesman '?embinaan

Apresiasi Sastra Dalam ProsesBelaj ar Mengajat'' dalam BambangKas'wanti Pui**o (ed). Bulir-BulirSastra dan Bahasa. Yogyakartra:Kanisius, 1991.

58

1

Page 116: ANALISIS LATAR DALAM NOVEL JALAN TAK ADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29012/3... · keterkaitan latar dengan unsur intrinsik lainnya dalam novel dan karya

PROFIL PENULIS

Hardiyani Windari lahir di Tangerang

pada 04 September 1993. Riwayat

pendidikannya dimulai dari SDN

Paninggilan 04 Ciledug, SMP Negeri 219

Jakarta Barat, dan SMA Budi Mulia

Ciledug. Kemudian melanjutkan

pendidikannya di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan mengambil

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

Tujuan utamanya menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta adalah untuk ikut perperan terhadap kemajuan bangsa melalui

pendidikan. Putri dari Bapak Harno dan Ibu Sri Winda mempunyai impian

untuk menjadi seorang guru dan anak yang bermanfaat bagi kedua orang

tua dan keluarga yang dicintainya. Semoga karya pertamanya ini skripsi

dengan judul “Analisis Latar dalam Novel Jalan Tak Ada Ujung Karya

Mochtar Lubis serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Apresiasi Sastra

di Sekolah Menengah Atas (SMA)” menjadi awal dari kesuksesan yang

akan mendatang.