20
1 Universitas Indonesia Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pada PT. Leighton Contractors Indonesia kurun waktu 2014-2015) Muhammad Teguh Hafizuddin, Eko Rizkianto S.E., M.E. Program Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis E-mail: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh jatuhnya harga batubara dan komoditi tambang lainnya yang menyebabkan jatuhnya perusahaan-perusahaan tambang, yang dahulu mendapatkan keuntungan yang sangat besar, hal tersebut disebabkan oleh sisi operasional yang boros terutama di proyek atas belanja biaya, selain itu sisi pengendalian atas pengeluaran perusahaan terutama di proyek kurang mendapat perhatian dari pemegang kepentingan di perusahaan, padahal keuangan proyek sangat signifikan mempengaruhi keuangan perusahaan. Dengan data-data yang ada dibuktikan banyak ketidaksesuaian yang dilakukan di proyek dan sangat berisiko terhadap keberlanjutan perusahaan. Kata Kunci: Kas, Bank, Manajemen Proyek, Tambang, Konstruksi, Pengendalian Internal Analysis of the Construction Project Bank and Cash Management (Case Study at PT. Leighton Contractors Indonesia periode 2014-2015) ABSTRACT This research is motivated by falling coal prices and commodities other mines that led to the collapse of mining companies, which used to get huge profits, it is caused by operational side is wasteful, especially in projects on shopping expenses, on the other side of the control over company expenses mainly in the project receive less attention from stakeholders in the company, whereas the project finance significantly affect the company's finances. With the data that is proven many mismatches is done in the project and a greatly increased risk of corporate sustainability. Key words: Cash, Banks, Project Management, Mining, Construction, Internal Control Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

1    

Universitas Indonesia  

Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pada PT. Leighton Contractors Indonesia kurun waktu

2014-2015)

Muhammad Teguh Hafizuddin, Eko Rizkianto S.E., M.E.

Program Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh jatuhnya harga batubara dan komoditi tambang lainnya yang menyebabkan jatuhnya perusahaan-perusahaan tambang, yang dahulu mendapatkan keuntungan yang sangat besar, hal tersebut disebabkan oleh sisi operasional yang boros terutama di proyek atas belanja biaya, selain itu sisi pengendalian atas pengeluaran perusahaan terutama di proyek kurang mendapat perhatian dari pemegang kepentingan di perusahaan, padahal keuangan proyek sangat signifikan mempengaruhi keuangan perusahaan. Dengan data-data yang ada dibuktikan banyak ketidaksesuaian yang dilakukan di proyek dan sangat berisiko terhadap keberlanjutan perusahaan. Kata Kunci: Kas, Bank, Manajemen Proyek, Tambang, Konstruksi, Pengendalian Internal

Analysis of the Construction Project Bank and Cash Management (Case Study at PT. Leighton Contractors Indonesia periode 2014-2015)

ABSTRACT

This research is motivated by falling coal prices and commodities other mines that led to the collapse of mining companies, which used to get huge profits, it is caused by operational side is wasteful, especially in projects on shopping expenses, on the other side of the control over company expenses mainly in the project receive less attention from stakeholders in the company, whereas the project finance significantly affect the company's finances. With the data that is proven many mismatches is done in the project and a greatly increased risk of corporate sustainability. Key words: Cash, Banks, Project Management, Mining, Construction, Internal Control

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 2: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

2    

Universitas Indonesia  

PENDAHULUAN

Perusahaan yang bergerak dibidang eksplorasi sumber daya alam selalu

dihubungkan dengan profit yang besar serta benefit yang diberikan ke karyawan

diatas rata-rata perusahaan lainnya. Indonesia kaya akan sumber daya alam,

perusahaan yang bergerak dibidang energi ini cukup banyak, dari yang berlabel

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Perusahaan swasta nasional, perusahaan

patungan lokal dengan asing (joint operation), dan juga yang murni penanaman

modal asing. Mereka berlomba-lomba mengeksplorasi sumber daya alam yang

ada di Indonesia. Berdasarkan data yang didapatkan dari Indonesia Mining

Association, Indonesia memiliki peringkat ke 6 terbesar akan sumber daya

tambang.

Sumber daya alam yang ada yaitu batubara, minyak, gas, emas, timah,

tembaga, dan nikel. Dengan banyaknya perusahaan tambang di Indonesia, banyak

memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia terutama daerah

yang terkena eksplorasi. Perusahaan-perusahaan tersebut bukan tidak memiliki

risiko atas operasinya di bidang tambang, yaitu mulai dengan perizinan yang tidak

mudah, syarat yang diberikan pemerintah, dan modal awal yang sangat besar.

Berbicara tentang eksplorasi sumber daya alam harus juga dikaitkan dengan

kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh eksplorasi tersebut, banyak

perusahaan yang tidak taat atas isu ini, hal ini disebabkan oleh cost recovery lahan

tambang menelan biaya yang dibilang tidak sedikit.

Sekilas berbisnis dibidang tambang sangat menguntungkan karena

permintaan atas hasil tambang sangat stabil, harga komoditas yang cenderung

stabil. Margin keuntungan yang sangat besar membuat banyak perusahaan yang

tidak mengkontrol biaya langsung maupun tidak langsungnya dengan baik,

apabila ditelaah lebih jauh perusahaan sangat boros dalam belanja biaya dan

tergolong gemuk dalam organisasinya, hal ini baru terlihat dan dirasakan

dampaknya oleh perusahaan saat harga komoditas yang terjun bebas. Biaya-biaya

tersebut tidak pernah diperkirakan sebelumnya.

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 3: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

3    

Universitas Indonesia  

Grafik 1.1 Grafik HBA & HPB (Januari 2011-Januari 2015)

Sumber: Direktorat Mineral dan Batubara, Kementrian ESDM RI yang diolah kembali

Pada tahun 2015 perusahaan yang paling memiliki dampak paling besar

adalah perusahaan yang bergerak ditambang minyak dan batubara karena harga

produknya yang turun hampir 50% dari tahun 2014. Perusahaan tambang batubara

terdiri dari Perusahaan pemilik lahan, kontraktor tambang utama, serta

perusahaan-perusahaan pendukung lainnnya. Perusahaan kontraktor tambang

menjadi faktor utama dalam bisnis tambang. Banyak perusahaan kontraktor

tambang dari yang berskala kecil hingga berskala besar. Beberapa kontraktor

tambang memiliki proyek-proyek yang sangat besar untuk dikelola, bahkan

kontraktor tambang tersebut mensubkontraktorkan kembali lahan yang

dikelolanya yang merupakan salah satu strategi perusahaan.

Dengan jatuhnya harga komoditas sangat mempengaruhi operasional

perusahaan kontraktor tambang, hampir semua perusahaan disektor tambang

melakukan efisiensi demi kelangsungan bisnis mereka, hal ini merupakan

kejadian luar biasa. Dapat juga sebut badai yang telah dimulai awal tahun 2014

hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda rebound kembali dalam sektor tambang,

banyak perusahaan batubara berhenti beroperasi dan merumahkan karyawannya

hingga harga batubara berada di level yang rasional. Meskipun bisnis sedang lesu,

perusahaan yang bergerak ditambang batubara sedang fokus menganalisis struktur

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 4: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

4    

Universitas Indonesia  

bisnis yang paing tepat, efisiensi perusahaan, melakukan evaluasi terhadap biaya-

biaya yang terdahulu serta melakukan audit atas proyek-proyek yang dijalankan.

Kerjasama kontraktor tambang dengan para perusahaan pemilik lahan

berdurasi jangka panjang dan bernilai puluhan hingga ratusan juta dollar dengan

manajemen yang baik seharusnya perusahaan dapat mengambil peluang yang

sangat besar dalam mengelola tambang tersebut, apabila tidak diperhitungkan

dengan matang maka dapat menyebabkan kerugian perusahaan yang sangat besar

ditambah lagi dengan bisnis tambang batubara yang tidak bersahabat. Fokus

perusahaan saat ini adalah dengan menekan operating cost dan overhead cost.

Berbeda dengan proyek kontraktor tambang, proyek kontraktor sipil tidak

dipengaruhi oleh harga komoditas tambang akan tetapi lebih fokus pada

pengelolaan proyek agar dapat menyelesaikan proyek sesuai dengan kesepakatan

dan tepat waktu, akan tetapi banyak proyek sipil yang dibangun tidak sesuai

dengan persyaratan yang ada, padahal biaya yang dikeluarkan sudah sesuai hal ini

sebenarnya menyebabkan kerugian bagi proyek, dan juga sudah diketahui bahwa

supplier konstruksi memiliki term of payment yang sangat singkat, karena bahan

baku bangunan yang termasuk consumable item, hal ini seharusnya menjadi fokus

pengelola proyek sipil dalam manajemen bank dan kas di proyek serta biaya-biaya

yang akan timbul,

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan studi kasus berupa analisis terhadap manajemen bank dan kas

yang ada di proyek konstruksi tambang dan konstruksi sipil, untuk biaya apakah

dana yang ditransfer dari kantor pusat ke proyek, apakah sudah sesuai dengan

peruntukannya atau dipaksakan demi kepentingan proyek yang sebenarnya adalah

risiko nyata yang tidak dirasakan oleh perusahaan.

Studi kasus ini sangat bermanfaat untuk melihat secara spesifik biaya-biaya

yang terjadi, bagaimana alokasi biaya yang dilakukan oleh proyek dalam

pengelolaan dana, kontrol apa yang dilakukan perusahaan atas biaya-biaya yang

timbul, melakukan indikasi atas biaya yang dianggap melewati batas. Studi kasus

ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik jenis biaya yang ada di

konstruksi tambang yang berbasis proyek, alokasi biaya yang ada, anggaran yang

ditetapkan, bagaimana kontrol atas biaya proyek yang terjadi di perusahaan

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 5: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

5    

Universitas Indonesia  

kontraktor tambang. Selain itu hasil analisis tidak hanya berguna bagi perusahaan

kontraktor tambang tapi perusahaan dibidang lainnya yang based on projects.

Dengan demikian, judul penelitian ini adalah “Analisis Manajemen Bank

dan Kas Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pada PT. Leighton Contractors

Indonesia kurun waktu 2013-2014)”.

LANDASAN TEORI DAN STANDAR OPERASIONAL PT LCI

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa : “Pengendalian

internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen,

dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai

tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini yaitu keandalan laporan

keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan

peraturan yang berlaku”.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001 : 319) pengertian pengendalian

internal adalah sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,

manajemen dan personel lainnya yang didesain untuk memberikan keyakinan

memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini yaitu keandalan

pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku,

efektifitas dan efisiensi operasi.

Dari pengertian pengendalian tersebut terdapat beberapa konsep dasar

sebagai berikut :

1. Pengendalian internal merupakan suatu proses pengendalian untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Pengendalian internal itu sendiri bukan

merupakan suatu tujuan.

2. Pengendalian internal dijalankan oleh orang. Pengendalian internal bukan

hanya terdiri dari pedoman kebijakan dari formulir, namun dijalankan oleh

orang dari setiap pemegang organisasi yang mencakup dewan komisaris,

manajemen dan personel lainnya.

3. Pengendalian internal dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan

memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 6: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

6    

Universitas Indonesia  

entitas keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian

internal dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian

tujuan pengendalian yang menyebabkan pengendalian internal tidak dapat

memberikan keyakinan mutlak.

4. Pengendalian internal ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling

berkaitan diantaranya pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.

5. Kas adalah harta atau aktiva yang paling lancar dalam kelompok aktiva

lancar. Dalam kenyataannya pos ini termasuk aktiva yang paling sering

mengalami perubahan atau mutasi. Hal ini terjadi karena hampir sebagian

besar transaksi yang dilakukan perusahaan akan mempengaruhi jumlah

kas.

6. Menurut Zaki Baridwan menyatakan bahwa yang termasuk dalam kas

menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima

untuk pelunasan utang, dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank

dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bentuk atau

tempat-tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu.

7. Menurut Haryono Jusup mengemukakan pengertian kas adalah sebagai

berikut : Kas adalah aktiva yang dimiliki dan digunakan pada hampir

semua perusahaan. Kas meliputi uang tunai (uang kertas maupun uang

logam), dan kertas-kertas berharga yang dapat disamakan dengan uang,

serta simpanan di bank yang dapat digunakan sewaktu-waktu (misalnya

rekening giro)”. Menurut Henry Simamora mengemukakan pendapatnya

tentang pengertian kas kecil adalah sebagai berikut : “Kas kecil (Petty

Cash) adalah dana yang dipakai untuk membayar pengeluaran-

pengeluaran yang nilainya relatif kecil”. Sementara menurut Zaki

Baridwan pengertian kas kecil adalah sebagai berikut :

8. “Dana kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar

pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis

bila dibayar dengan cek ”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

kas kecil adalah merupakan dana atau uang yang tersedia untuk membayar

pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil.

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 7: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

7    

Universitas Indonesia  

Standar Operasional PT Leighton Contractors Indonesia

PT Leighton Contractors Indonesia sudah mempunyai standar operasional

yang memadai untuk melaksanakan kegiatan operasinya, salah satunya adalah

standar yang digunakan dalam sistem keuangan dan administrasinya, standar yang

ada merupakan salah satu kontrol perusahaan dalam melaksanakan kegiatan

operasinya. Dibawah ini menjelaskan standar operasi tentang pengelolaan dan

administrasi bank dan kas kecil di kantor pusat maupun di proyek.

Bank

• Setiap permintaan uang keluar atau pembayaran dari bank, minimal harus

disetujui oleh dua orang dari tiga orang yang memiliki otorisasi (yang

memiliki otorisasi adalah direktur keuangan, manager keuangan, dan

manajer komersial)

• Setiap transaksi bank harus memiliki bank voucher yang dilampiri dengan

dokumen terkait secara lengkap

• Tidak ada toleransi terhadap ketidaklengkapan dokumen

• Permintaan dana dari proyek ke kantor pusat harus disetujui oleh Project

Manager dan Project Accounting Manager/Supervisor

• Kantor Pusat berhak menahan dana yang diminta proyek dengan alasan

tertentu sampai dinyatakan clear

• Pembayaran tagihan atas supplier, Hanya dilakukan di kantor pusat tanpa

terkecuali

• Semua tagihan atas supplier harus memiliki dokumen yang lengkap dan di

proses oleh a/p department sebelum naik ke pembayaran

• Bank Proyek dipergunakan hanya untuk menampung reimbursment petty

cash yang diminta

• Proyek wajib melaporkan semua transaksi banknya ke kantor pusat secara

periodik 1 bulan 2 kali (ditandatangani oleh masing-masing project

manager)

• Bank Report menggunakan template yang telah ada

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 8: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

8    

Universitas Indonesia  

Kas Kecil (Petty Cash)

• Proyek harus melaporkan kas kecilnya yang telah disetujui secara berkala

• Pengeluaran dari kas kecil tidak diperuntukkan untuk pembayaran tagihan

atas supplier

• Kas Kecil proyek harus memiliki floating yang diketahui kantor pusat

• Proyek harus bisa mengkontrol kas kecilnya dengan baik dan

mendokumentasikannya dengan jelas dan lengkap

• Reimbursement kas kecil berdasarkan laporan yang ada

• Petty Cash Report menggunakan template yang telah ada

METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

digunakan untuk dasar utama analisis dan data sekunder digunakan sebagai

landasan teori untuk memperkuat analisis. Data primer didapatkan dari bank

report, petty cash report, bank book, project cost report PT Leighton Contractors

Indonesia. Tahap penelitian meliputi :

1. Studi kepustakaan

Menggunakan buku teks, jurnal, dan artikel tentang manajemen kas dan

bank, biaya, anggaran, serta kontrol atas perusahaan.

2. Pengolahan data Project Report

Melakukan pengolahan data mentah dari PT Leighton Contractors

Indonesia, sehingga dapat dibaca sesuai dengan harapan penelitian ini,

menggambarkan pengelolaan dana di proyek, dan juga mengindikasikan

kesesuaian biaya tersebut.

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data Primer

Data Primer didapatkan dari PT Leighton Contractors Indonesia secara

resmi melalui izin tertulis untuk diolah kembali menjadi sebuah karya

penelitian. Data tersebut sudah berupa report akan tetapi harus diolah

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 9: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

9    

Universitas Indonesia  

kembali menjadi data yang diharapkan agar lebih mudah dianalisa oleh

penulis dan juga pembaca penelitian ini.

Data Sekunder

Menurut Malhotra (2007), data sekunder didefinisikan sebagai data

yang telah dikumpulkan sebelumnya yang berbeda dengan penelitan

yang dilakukan saat ini. Data sekunder diperoleh dari artikel-artikel

terkait, baik di majalah, surat kabar, jurnal ilmiah, maupun internet.

Untuk penelitian ini data sekunder dilakukan melalui studi pustaka

dengan cara membaca buku-buku referensi baik tercetak maupun

berupa dokumen digital, artikel-artikel, serta penelusuran internet yang

terkait dan mendukung penelitian.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian berupa studi kasus yaitu metode dimana para peneliti

fokus memahami objek pada suatu kasus tertentu, Yin (2003a, 2009) mengatakan

bahwa tujuan studi kasus tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan penelitian

tentang apa objek yang diteliti akan tetapi lebih menyeluruh dan komprehensif

tentang bagaimana dan mengapa objek tersebut sebagai dan dipandang menjadi

suatu kasus.

3.4 Metode Analisis Data

Data yang telah diolah akan dibagi dalam berbagai kategori lalu

dikomparasi dengan proyek yang ada di PT Leighton Contractors Indonesia. Lalu

dindikasikan dan dianalisis kegiatan operasi apa yang berkaitan dengan biaya

tersebut, kemudian apabila sangat material akan di breakdown dan dicari

alasannya. Selain dari dikomparasi dengan cost proyek dibandingkan juga dengan

harga pasar. Serta akan dilakukan pengecekan apakah ada biaya yang tidak sesuai

dengan pos nya.

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 10: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

10    

Universitas Indonesia  

HASIL ANALISIS DAN DATA

Profil Perusahaan PT Leighton Contractors Indonesia

PT Leighton Contractors Indonesia adalah perusahaan kontraktor tambang

dan sipil terkemuka di dunia, dengan status perusahaan PMA (Penanaman Modal

Asing) memiliki induk perusahaan di Hongkong dan mempunyai holding di

Australia, PT Leighton Contractors Indonesia sudah memulai operasinya di

Indonesia pada akhir tahun 80an dengan mengerjakan beberapa proyek konstruksi

tambang emas, mineral, batubara mulai dari studi kelayakan, pembangunan

infrastruktur, eksploitasi hingga perluasan tambang dan juga mengerjakan

berbagai proyek bangunan dan infrastruktur.

Perusahaan memiliki kontrak jangka panjang dalam proyek konstruksi

tambang, yang berarti perusahaan harus memperhatikan lingkungan, masyarakat,

karyawan untuk bisnis yang berkelanjutan. PT Leighton Contractors Indonesia

pada tahun 2014 memiliki 11 proyek aktif yaitu terdiri dari proyek konstruksi

tambang sebanyak 5 proyek dan 6 proyek kontruksi sipil yang berlokasi di

Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Jumlah tersebut cukup besar dan

berpotensi menghasilkan keuntungan yang besar apabila dikelola dengan baik.

PT Leighton Contractors Indonesia berusaha menyediakan layanan yang

komprehensif dan mempertahankan kualitas, produktivitas, dan juga efisiensi

yang tinggi dengan menetapkan target zero accident di semua proyek tambang

maupun sipil PT Leighton Contractors Indonesia.

4.2 Manajemen Bank dan Kas Proyek PT Leighton Contractors Indonesia

PT Leighton Contractors Indonesia memiliki beberapa proyek konstruksi

tambang serta konstruksi sipil di Indonesia, letak proyek-proyek tersebut ada yang

cukup di pedalaman dan jauh dari pusat kota. Oleh karena itu kegiatan operasi

perusahaan harus ditunjang dengan manajemen kas yang baik di proyek untuk

menunjang kegiatan proyek berjalan dengan lancar. Setiap proyek memiliki akun

bank proyek, yang setiap bulannya dikirimkan dana dari bank kantor pusat sesuai

dengan permintaan proyek. Selain dalam bank ada juga dalam bentuk kas kecil

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 11: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

11    

Universitas Indonesia  

(petty cash), dana kas kecil tersebut diambil dari bank proyek yang ada dan di

reimburse secara berkala. Dana dalam bank dan kas kecil tersebut hanya

diperbolehkan digunakan untuk menunjang operasional proyek dan ada batasan

maksimal yang boleh dibayarkan di proyek, untuk nominal yang besar tidak

diperbolehkan dibayar di proyek karena rentan penyalahgunaan.

Gambar 4.1 Alur permintaan dana dari proyek (Sesuai SOP)

Masing-masing proyek memiliki site accountant dan admin yang

bertanggung jawab atas bank report dan petty cash report secara berkala, report

tersebut harus dikirim ke Head Office terlebih dahulu melalui email setelah

mendapatkan persetujuan dari manajer proyek dan dokumen pendukungnya

menyusul. Dengan report inilah accountant di kantor pusat melakukan jurnal ke

sistem atas transaksi yang ada di proyek berdasarkan report yang ada, alokasi

biayanya sudah ditentukan oleh masing-masing proyek masuk pos biaya tertentu.

Accounting department HO tidak memiliki hak untuk mengubah cost yang

ada tanpa persetujuan Proyek, dikarenakan proyek telah membuat

Fund  Request  (Project  Manager  

Approved)  

Fund  Request  Approval  (HO)  

Project  Bank  

HO  Bank  Fund  Request  Confirmation  (HO)  

 

Petty  Cash  Expense  

Expense  

Fund  Transfer  

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 12: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

12    

Universitas Indonesia  

Gambar 4.2 Alur pencatatan transaksi keuangan di proyek

forecast report. Proyek dilarang melakukan pembayaran vendor melalui

bank maupun petty cash proyek, semua invoice (tagihan) harus dikirim dan di

proses di kantor pusat untuk pembayaran, proyek hanya berhak melakukan

verifikasi atas invoice tersebut dan memastikan semua invoice sudah memenuhi

syarat. Hal itu menghindari seperti purchase order yang menggantung, padahal

invoice-nya sudah dibayar di proyek, seakan-akan belum dibayar, terjadilah

double cost, hal itu sangat riskan bagi perusahaan. Selain itu fungsi kontrol

terhadap apa yang dibayar di proyek itu jauh lebih berkurang dan rawan

penyalahgunaan. Hal ini menjadi concern atas transaksi-transaksi yang terjadi di

proyek menggunakan bank proyek dan petty cash agar digunakan sesuai dengan

porsinya.

Gambar 4.3 Alur permintaan dana dari proyek (Pelaksanaan di Proyek)

Expense  

Petty  Cash  Report  &  Bank  Report  (Site  Accountant)  

Journal  into  System  (HO  Accountant)  

Fund  Request  (Project  Manager  

Approved)  

Fund  Request  Approval  (HO)  

Project  Bank  

HO  Bank  Fund  Request  Confirmation  (HO)  

 

Petty  Cash  Expense  

Expense  

Fund  Transfer  

Supplier  

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 13: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

13    

Universitas Indonesia  

4.2.1 Manajemen Bank dan Kas PT Leighton Contractors Indonesia tahun

2014 dan 2015

Dimulai tahun 2014 dunia energi seperti kena guncangan gempa yang

dahsyat, hampir harga semua komoditas tambang seperti minyak mentah (crude

oil), batubara jatuh terus menerus, hal ini menyebabkan kekhawatiran atas tidak

tertutupnya biaya yang timbul, dikarenakan biaya investasi awal dan juga

operasional di dunia tambang sangat besar. Terutama karena harga batu bara yang

jatuh banyak perusahaan pemilik tambang batu bara yang berhenti operasi karena

harga yang sangat tidak kompetitif, bahkan banyak perusahaan yang menggalakan

efisiensi terhadap perusahaan seperti menggalakan penghematan bahkan ada yang

sudah mencapai tahap merumahkan para karyawannya.

Grafik 4.1 Fund Transfer ke proyek PT Leighton Contractors Indonesia

tahun 2014

PT Leighton Contractors Indonesia juga salah satu perusahaan yang

terkena dampak atas situasi tersebut karena 3 dari 5 proyek tambangnya adalah

tambang batu bara sedangkan 2 lainnya adalah tambang emas dan perak. Terlihat

dengan penggunaan uang di proyek yang siklusnya menurun dari awal hingga

akhir tahun 2014 dan berlanjut di tahun 2015, dikarenakan berkurangnya

operasional dan kegiatan di proyek, berkurangnya target produksi, dan juga

 -­‐      2,000,000,000      4,000,000,000      6,000,000,000      8,000,000,000      10,000,000,000      12,000,000,000      14,000,000,000      16,000,000,000      18,000,000,000      20,000,000,000    

Total  Fund  Transfer  Ke  Proyek  2014  

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 14: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

14    

Universitas Indonesia  

adanya efisiensi. Saat harga komoditas (terutama batubara) masih bagus,

penggunaan uang di proyek sangat besar dan terkesan tidak di kontrol karena

margin keuntungan yang tinggi, dengan kondisi sekarang klien PT Leighton

Contractors Indonesia berisiko tidak dapat membayar jasa yang telah diberikan

PT Leighton Contractors Indonesia, karena klien menjual harga batubara sangat

rendah sedangkan kontrak yang ada, dalam waktu jangka panjang.

Efisiensi diterapkan di seluruh lini Bisnis PT Leighton Contractors

Indonesia mulai pertengahan 2014, ditambah isu merger dengan perusahaan

sejenis yang masih satu holding di Indonesia PT Leighton Contractors Indonesia

melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sumber daya manusia

(SDM) yang dianggap tidak diperlukan lagi karena menurunnya operasi di kantor

pusat maupun proyek. Di tahun 2015 sampai bulan Oktober juga terlihat sangat

menurunnya permintaan dana oleh proyek karena efek multiplier tersebut.

Grafik 4.2 Fund Transfer ke proyek PT Leighton Contractors Indonesia

tahun 2015

 -­‐    

 1,000,000,000    

 2,000,000,000    

 3,000,000,000    

 4,000,000,000    

 5,000,000,000    

 6,000,000,000    

 7,000,000,000    

 8,000,000,000    

 9,000,000,000    

Total  Fund  Transfer  Ke  Proyek  2015  

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 15: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

15    

Universitas Indonesia  

Tabel 4.1 Alokasi kas per Proyek PT Leighton Contractors Indonesia tahun 2014

Di tahun 2014 total permintaan dana proyek PT Leighton Contractors Indonesia

mencapai 124 miliar rupiah atau sekitar 10 juta dolar, yang menduduki 5 besar

hanya terdapat 1 proyek konstruksi tambang dan 4 proyek konstruksi sipil, hal ini

menandakan penggunaan dana proyek konstruksi sipil harus menjadi fokus PT

Leighton Contractors Indonesia, bagaimana manajemennya, dan juga yang

menjadi perhatian adalah proyek Marunda Graha Mineral yang permintaan dana

per tahunnya mencapai 46 miliar rupiah, di urutan ke dua yaitu proyek supreme

31 miliar rupiah, dan di urutan ke tiga adalah proyek Pirelli sebesar 16 miliar,

ketiga proyek tersebut meminta dana diatas 10 miliar per tahun pada tahun 2014.

Tabel  total  alokasi  cash  per  proyek  pada  tahun  2014

Rank Project Bank % Total  (IDR) USD*12.4401 Marunda  Graha  Mineral BNI  Muara  Teweh 37% 46,329,026,757             3,724,198.29      2 Supreme BNI  Lahat 25% 31,190,439,093             2,507,270.02      3 Pirelli BNI  Kalijati  Subang 13% 16,609,557,114             1,335,173.40      4 CCA  Semarang BNI  Ungaran 5% 6,349,790,854                   510,433.35              5 Fonterra BNI  Cikarang 5% 6,050,661,004                   486,387.54              6 MSJ BNI  Samarinda 3% 3,941,555,204                   316,845.27              7 Balikpapan  Support  Facility BNI  Balikpapan 2% 3,009,512,274                   241,922.21              8 Wahana BNI  Sungai  Danau 2% 2,702,920,362                   217,276.56              9 Toka  Tindung BNI  Manado 2% 2,447,750,801                   196,764.53              10 Caterpillar BNI  Batam 2% 2,248,473,106                   180,745.43              11 Martabe BNI  Padang  Sidempuan 2% 1,931,349,273                   155,253.16              12 CCA  Bali BNI  Denpasar 1% 1,195,405,394                   96,093.68                  

Total  Cost 100% 124,006,441,236         9,968,363.44      

Dec'31  14Kurs  Jual 12,502                                                                        Kurs  Beli 12,378                                                                        Average 12,440                                                                        

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 16: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

16    

Universitas Indonesia  

Tabel 4.3 Alokasi kas per Proyek PT LCI tahun 2015

(Sampai bulan Oktober)

Pada tahun 2015 total dana yang ditransfer ke proyek sampai bulan oktober hanya

54 miliar rupiah, estimasi sampai akhir tahun 2015 tak akan jauh di sekitar 60

miliar rupiah, hal ini hampir kurang dari 50% dibanding tahun lalu, karena

berkurangnya operasi, adanya efisiensi, dan kontrol pengeluaran atas dana di

proyek, serta ada beberapa proyek yang tahun 2014 cukup signifikan dalam

permintaan dana di proyek hanya menduduki peringkat ke 8, terlihat di tabel detil

di bawah bahwa permintaan dana di proyek pada tahun 2015.

Potential Loss dalam Manajemen Bank dan Kas PT Leighton Contractors

Indonesia

Setelah melakukan peninjauan atas masing-masing proyek atas

transaksinya di proyek dan aliran dananya maka potential loss terbesar adalah

kerugian atas Pajak Pertambahan Nilai Masukan (PPN In) yang berisiko

dibebankan ke biaya karena sudah terlambat dilaporkan atau faktur pajak cacat

dan tidak sesuai, hal ini diakibatkan karena pembayaran atas tagihan vendor yang

dibayar di proyek tanpa verifikasi yang memadai serta dokumentasi yang tidak

baik. Project Review tiap bulannya juga tidak memperbaiki kondisi karena hal

Tabel  total  alokasi  cash  per  proyek  pada  tahun  2014

Rank Project Bank % Total  (IDR) USD*12.6391 Marunda  Graha  Mineral BNI  Muara  Teweh 52% 28,200,923,545             2,067,667.98      2 Pirelli BNI  Kalijati  Subang 30% 16,443,931,837             1,205,655.24      3 Fonterra BNI  Cikarang 5% 2,568,277,754                   188,303.96              4 MSJ BNI  Samarinda 4% 1,984,027,832                   145,467.25              5 Wahana BNI  Sungai  Danau 3% 1,851,023,921                   135,715.52              6 Toka  Tindung BNI  Manado 3% 1,549,884,138                   113,636.20              7 Martabe BNI  Padang  Sidempuan 3% 1,441,531,143                   105,691.85              8 Supreme BNI  Lahat 1% 347,074,883                         25,447.24                  9 Balikpapan  Support  Facility BNI  Balikpapan 0.3% 152,283,060                         11,165.27                  10 Caterpillar BNI  Batam 0% -­‐                                                                     -­‐                                            11 CCA  Semarang BNI  Ungaran 0% -­‐                                                                     -­‐                                            12 CCA  Bali BNI  Denpasar 0% -­‐                                                                     -­‐                                            

Total  Cost 100% 54,538,958,113             3,998,750.50      

Oct'30  14Kurs  Jual 13,707                                                                        Kurs  Beli 13,571                                                                        Average 13,639                                                                        

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 17: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

17    

Universitas Indonesia  

tersebut tetap terjadi tiap bulannya. Berikut tabel simulasi minimum pontential

loss yang terjadi dalam tahun 2014 dan 2015 dengan asumsi 50% dana dan dari

proyek digunakan untuk membayar vendor dan 20% dari total PPN nya tidak

dapat dikreditkan karena Faktur pajak cacat dan atau terlambat. Asumsi yang

digunakan dalam hal ini sangat minimum akan tetapi potensi kerugian yang lebih

besar dilihat dari sangat besarnya uang yang dikelola proyek secara mandiri

karena kontrol atas dana perusahaan di proyek yang sangat lemah (terlampir

beberapa report yang menggambarkan pembayaran vendor secara tidak terkontrol

di proyek dan pembayaran gaji yang dilakukan secara mandiri di proyek.

Tabel 4.5 Potential Loss Proyek PT Leighton Contractors Indonesia tahun 2014

Tabel 4.6 Potential Loss Proyek PT Leighton Contractors Indonesia tahun 2015

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 18: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

18    

Universitas Indonesia  

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 19: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

19    

Universitas Indonesia  

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Disaat harga komoditas tambang terutama batubara sangat baik, margin

keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan tambang dan kontraktornya dalam

hal ini PT Leighton Contractors Indonesia sebagai kontraktor tambang sangatlah

besar, banyak hal-hal yang tidak diperhatikan oleh PT Leighton Contractors

Indonesia terutama tentang kegiatan dan aliran dana ke proyek, bagaimana sistem

dan alurnya, kebijakannya, karena dengan data yang ada menyatakan bahwa

bukan nominal yang sedikit karena mencapai sekitar 10 juta dolar setiap tahunnya.

Seharusnya tidak diperkenankan uang sebanyak itu masuk ke proyek dikelola

secara mandiri oleh proyek, karena kontrol yang sangat lemah atas eksistensi dan

akurasi atas transaksi yang ada di proyek. Hal ini rawan penyalahgunaan atas dana

yang ada, yang menyebabkan kerugian yang sangatlah besar disaat margin atas

bisnis tambang yang menurun dalam hal ini yang sangat jelas adalah pembayaran

tagihan atas supplier di proyek yang belum jelas validasinya yang risiko yang

telah terlihat adalah dari sisi pajak yang tidak dapat dikreditkan karena dokumen

pajak yang tidak pernah sampai ke kantor pusat atau terlambat dilaporkan.

Apabila di sandingkan dengan peraturan atas project fund request dan petty cash

reimbursment itu telah diatur dan ada, akan tetapi treatment yang diberlakukan

antar proyek berbeda dan tidak mengacu pada peraturan. Semenjak harga

komoditas hancur PT Leighton Contractors Indonesia melakukan efisiensi dan

baru sadar atas “kebocoran” dana yang terjadi selama ini.

Oleh karena itu didapatkan beberapa poin atas manajemen bank dan kas

PT Leighton Contractors Indonesia yaitu:

1. Standar Operasional tidak berlaku sebagai mana mestinya, karena banyak

pelanggaran yang terjadi atas penggunaan dana di proyek.

2. Pelanggaran Standar Operasional terjadi dan menjadi hal biasa di proyek.

3. Pelanggaran utama proyek adalah membayar vendor di proyek yang

seharusnya tidak diperbolehkan dengan alasan apapun.

Tabel 4.4 Rekapitulasi alokasi kas per proyek tahun 2015  

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016

Page 20: Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi

20    

Universitas Indonesia  

4. Project review tidak memberikan dampak positif karena tidak ada perubahan

apapun yang dilakukan manajemen proyek terkait pengelolaan dana di proyek

5. Potential Loss yang sangat besar adalah faktur pajak masukan atas tagihan

yang dibayar diproyek yang tidak dapat dikreditkan karena kurangnya

verifikasi atas tagihan dan faktur pajak tersebut (faktur pajak terlambat atau

cacat).

6. Seharusnya PT Leighton Contractors Indonesia harus memberikan perhatian

lebih atas penggunaan dana di proyek, karena dana yang digunakan bukanlah

dana yang sedikit dan sangat mempengaruhi keberlanjutan perusahaan.

5.2 Saran

PT Leighton Contractors Indonesia seharusnya melakukan pembenahan di

proses pengajuan fund request dan petty cash reimbursment dengan dasar

peraturan yang dibuat dengan budget yang telah diperkirakan tiap bulannya untuk

masing-masing proyek dan melalui otorisasi yang berlapis agar PT Leighton

Contractors Indonesia tidak loss control atas dana yang akan di transfer ke proyek,

memberikan kesadaran terhadap semua stakeholder atas risiko yang dapat timbul

atas pembiaran yang terjadi selama ini padahal peraturan sudah ada meskipun

belum detail.

DAFTAR REFERENSI

Alvin.A.Arens and James.K. Loebbecke, 2002, Alih Bahasa oleh Amir Abadi

Yusuf, Auditing An Integrated Approach, Salemba Empat : Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba

Empat : Jakarta

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

_______. 2008. Auditing, Edisi keenam, Buku satu dan dua, Salemba Empat, Jakarta

Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016