Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGAMANAN BANDAR
UDARA (STUDI DI BANDAR UDARA RAJA HAJI FISABILILLAH)
NASKAH PUBLIKASI
OLEH:
NURUL DIAN PANGHESTY
NIM.130563201001
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNG PINANG
2019
1
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGAMANAN BANDAR UDARA
(STUDI DI BANDAR UDARA RAJA HAJI FISABILILLAH)
Nurul Dian Panghesty; [email protected]
Dr. Rumzi Samin, S.Sos., M.Si; [email protected]
Alfiandri, S.Sos., M.Si; @gmail.com
(Prodi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Maritim Raja Ali Haji)
ABSTRAK
Bandar udara merupakan salah satu obyek vital tempat lalu-lintas
pergerakan manusia dan barang antar kota/pulau/Negara. Mengingat sedemikian
vitalnya fungsi bandara, maka setiap bandara perlu dikelola dengan sistem
pengamanan yang terintegrasi dan diperlukan adanya upaya pengamanan (security
control) untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban di Bandar
udara. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mengetahui manajemen risiko dalam
pengamanan Bandar udara Raja Haji Fisabilillah. Dalam pembahasan skripsi ini
peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Informan berjumlah 7 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun hasil penelitian Bandara
Raja Haji Fisabilillah telah terpenuhi sesuai ketentuan bandara baik dari segi
keamanan, fasilitas dibandara, digitalisasi termasuk kedalam primer atau biasa
sedangkan untuk yang advance atau lanjutan belum terpenuhi. Dan membawa
narkoba ke pesawat itu tidak membahayakan tetapi dilarang apabila tidak ada
lisensi khusus untuk membawa barang tersebut tetapi dikategorikan berbahaya
juga apabila digunakan di pesawat. Dan berdasarkan temuan yang ada
menunjukkan bahwa safety performance dibandara RHF adalah baik, terbukti
dengan tidak adanya insiden akibat runway excursion, runway incursion,
birdstrike, dan ground collisions. Tetapi untuk FOD perlu adanya perhatian
khusus untuk mengantisipasi adanya insiden akibat FOD, walau sudah dilakukan
mitigasi segera atas insiden yang ada, namun tetap waspada terhadap
kemungkinan accident – incident akibat FOD dibandara RHF pada tahun 2018.
Kesimpulan penelitian yaitu Peningkatan pengamanan di bandara harus disertai
Sumber Daya Manusia yang professional dan optimal, optimalisasi pengamanan
bandara sangat diperlukan agar semua pihak pengamanan bisa saling berintegrasi
dan mampu menanggulangi kemungkinan risiko yang akan terjadi.
Kata Kunci: Manajemen Risiko, Pengamanan Bandar Udara.
2
ABSTRACT
The airport is wrong one vital object place traffic movement human and
goods inter city / island / country. Remember in such a manner vital function
airport, then every airport need managed with system integrated security and
needed it is effort security ( security control) for prevent the occurrence
interference security dan order at airport. As for aim research this that is knowing
management risk in the airport security Raja Haji Fisabilillah. In discussion
essay this researcher use type research descriptive with approach qualitative.
Informant numbering 7 people. Technique data analisys used is data reduction,
data presentation, and withdrawal conclusion. As for results research Raja Haji
Fisabilillah have been fulfilled corresponding provisions airport well from facet
security, facilities compared to, digitizing including into the primary or normal
while for the advance or advanced not yet fulfilled. And bring drugs to the plane
that not endanger but banned if not there is licence special for bring goods that
but categorized as dangerous too if used in the plane. And based on existing
findings show that RHF airport safety performance is good, proven with not it is
incident due to runway excursion, runway incursion, birdstrike, and ground
collisions. But for FOD needs it is attention special for anticipacing it is incidents
there, but permanent alert to possible accident – incident due to FOD at RHF
airport on 2018. Conclusion research that is echancement security in airport
should accompanied source power professional human dan optimal, optimization
security airport very all that is needed party security can each other integrated
and able to tackle possibility risk that will happened.
Word Key: Management Risk, Security Airport.
PENDAHULUAN
Bandar udara (Airport) merupakan
salah satu obyek vital tempat lalu-
lintas pergerakan manusia dan
barang antar kota/pulau/Negara.
Bandara juga merupakan pusat
kegiatan ekonomi dan bisnis yang
mampu memberikan kontribusi
pendapatan Negara. Mengingat
sedemikian vitalnya fungsi bandara,
maka setiap bandara perlu dikelola
dengan sistem pengamanan yang
terintegrasi. Bandar udara adalah
salah satu obyek vital yang memiliki
risiko tinggi terhadap berbagai
bentuk ancaman dan gangguan
keamanan. Untuk itu, manajemen
pengamanan bandara memiliki
3
spesifikasi yang berbeda dengan
manajemen pengamanan perusahaan
lainnya. Manajemen pengamanan
bandara tidak hanya menyangkut
pengamanan terhadap aset tetapi juga
pengamanan terhadap jiwa manusia.
Berdasarkan Peraturan-peraturan
nasional mengenai penerbangan
meliputi:
Pertama, Berdasarkan
Keppres No. 63 Tahun 2004 tentang
Pengamanan Obyek Vital Nasional,
Bandar udara termasuk dalam
kategori obyek vital nasional. Dalam
pasal 1 ayat 1 disebutkan definisi
obyek vital nasional adalah
kawasan/lokasi, bangunan/instalasi
dan/atau usaha yang menyangkut
hajat hidup orang banyak,
kepentingan Negara dan/atau sumber
pendapatan Negara yang bersifat
strategis. Sedangkan dalam pasal 2
disebutkan bahwa obyek vital
nasional
yang bersifat strategis sebagaimana
dimaksud dalam pasal 1 ayat 1 harus
memenuhi salah satu, sebagian atau
seluruh ciri-ciri sebagai berikut:
Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan
bencana terhadap
kemanusiaan dan
pembangunan;
Ancaman dan gangguan
terhadapnya mengakibatkan
kekacauan transportasi dan komunikasi secara nasional;
dan/atau
Ancaman dan gangguan
terhadapnya mengakibatkan
terganggunya
penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
Kedua, Bandar udara menurut
undang-undang Nomor 1 Tahun
2009 tentang Penerbangan adalah
kawasan didaratan dan/atau perairan
dengan batas-batas tertentu yang
digunakan sebagai tempat pesawat
udara mendarat dan lepas landas,
naik turun penumpang, bongkar muat
4
barang, dan tempat perpindahan intra
dan antar moda transportasi yang
dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan
penerbangan serta fasilitas pokok
dan fasilitas penunjang.
Ketiga, dalam pasal 1 ayat 49
Undang-undang Penerbangan No.1
Tahun 2009, keamanan penerbangan
adalah suatu keadaan yang
memberikan perlindungan kepada
penerbangan dari tindakan melawan
hukum melalui keterpaduan
pemanfaatan sumber daya manusia,
fasilitas, dan prosedur.
Keempat, Pada pasal 1 ayat 1
Peraturan Pemerintah No.3 Tahun
2001 Keamanan dan keselamatan
penerbangan adalah suatu kondisi
untuk mewujudkan penerbangan
dilaksanakan secara aman dan
selamat sesuai dengan rencana
penerbangan, dan pasal 1 ayat 2
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun
2001 Keamanan penerbangan adalah
keadaan yang terwujud dari
penyelenggaraan penerbangan yang
bebas dari gangguan dan/atau
tindakan yang melawan hukum.
Pasal 52 menyatakan bahwa setiap
orang, barang, kendaraan yang
memasuki sisi udara, wajib melalui
pemeriksaan keamanan. Berdasarkan
Peraturan Internasional yaitu:
ANNEX 17 ICAO: Security
(Safeguarding International Civil
Aviation Againts Act Of Unlawfull
Interference). Dalam konteks sistem
koordinasi pengamanan Bandar
udara, maka saling ketergantungan
antar unit pengamanan memiliki arti
penting bagi organisasi, karena
menyangkut kelangsungan hidup
Bandar udara. Dalam konteks itulah
diperlukan adanya upaya
pengamanan (security control) untuk
5
mencegah terjadinya gangguan
keamanan dan ketertiban di Bandar
udara berupa penyusupan senjata,
bahan peledak, kejahatan seperti
pencurian barang bawaan
penumpang maupun pelanggaran
seperti membawa barang terlarang
(narkoba) atau bahan-bahan lain
yang mungkin digunakan untuk
melakukan gangguan melawan
hukum terhadap bandara dan
penerbangan.
Bandar udara (Bandara)
merupakan pintu gerbang lalu-lintas
manusia dan barang yang
masuk/keluar menjadi salah satu
pusat ekonomi dan bisnis yang
mengalami perkembangan cukup
signifikan. Salah satunya Peredaran
barang terlarang (narkoba)
merupakan sebuah tindak kejahatan
Internasional, Indonesia adalah surga
bagi pemasok dan tentunya
merupakan pasar narkoba yang
sangat menjanjikan. Upaya
penyaluran narkoba secara ilegal
dengan menggunakan orang sebagai
perantara penyaluran tersebut atau
disebut kurir kerap dilakukan untuk
dapat mengedarkan secara luas
narkoba ini, dan biasanya dilakukan
melalui bandar udara dan pelabuhan–
pelabuhan kedatangan internasional
dari luar negeri ke Indonesia maupun
pengiriman melalui jalur–jalur
transportasi umum dalam
negeri.Salah satunya hal ini terjadi di
Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah.
Berdasarkan data Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara
penumpang pesawat di Bandara
Internasional Raja Haji Fisabilillah
berkapasitas 350.000 orang pada
tahun 2017. Besarnya jumlah jasa
penerbangan dari tahun ke tahun
menimbulkan konsekuensi
6
meningkatnya risiko keamanan
penerbangan dan pengguna jasa
penerbangan. Dengan penerapan
manajemen risiko secara lengkap,
bandara memiliki suatu program
formal yang konsisten serta memadai
dalam mengorganisir sumber
dayanya. Dengan demikian,
perusahaan akan dapat mengelola
risiko diseluruh lapisan perusahaan
dan memastikan proses bisnis
bandara tersebut dapat berjalan
dengan lancar tanpa dipengaruhi oleh
ancaman dan gangguan keamanan
sistem. Dari uraian yang kita ketahui
di atas peneliti mengadakan
penelitian yang berfokus ke
keamanan Bandar udara itu sendiri
dan sebagai Bandar udara
Internasional pasti sangat
diperhatikan tingkat keamanan dan
bagaimana kinerja dan tanggung
jawab terhadap Bandar udara
tersebut. Jadi disini penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian yang
berjudul “Analisis Manajemen
Risiko Dalam Pengamanan Bandar
Udara ( Studi Di Bandar Udara Raja
Haji Fisabilillah )”.
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Untuk mendapatkan
pemahaman yang mendalam dan
khusus atas suatu fenomena serta
untuk dapat memahami manusia
dalam segala kompleksitasnya
sebagai makhluk subjektif, maka
metode penelitian kualitatif
merupakan metode yang paling
sesuai untuk digunakan. Metode
penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian data
yang dikumpulkan dan dinyatakan
dalam bentuk kata-kata yang disusun
dalam kalimat, misalnya dalam
kalimat hasil wawancara dan
7
observasi antara peneliti dengan
informan. Alasan untuk memilih
penelitian deskritif kualitatif ini
untuk memperdalam bahasa peneliti,
dimana peneliti dapat mencari semua
informasi serta mempermudah dalam
pembahasan peneliti.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada
Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah,
Jl. Adi Sucipto KM.12, Pinang
Kencana, Kota Tanjung Pinang.Dari
lokasi inilah penulis mengumpulkan
data-data yang diperlukan, yaitu data
mengenai “Analisis Manajemen
Risiko dalam Pengamanan Bandar
Udara (Studi di Bandar Udara Raja
Haji Fisabilillah). Mengingat
pentingnya keamanan sebuah
bandaramaka dari itu peneliti
tertarik untuk mengkaji analisis
manajemen risiko tersebut.
3. Informan
Subjek penelitian adalah
orang-orang yang mengetahui dan
memiliki berbagai informasi pokok,
menjadi informan yang akan
memberikan berbagai informasi yang
diperlukan selama proses penelitian.
Peneliti memilih informan yang
cocok untuk diwawancarai berkaitan
dengan penelitian. Diantaranya:
1) PLT Safety Risk and Quality
Control.
2) Petugas Aviation Security
(Avsec) atau kepolisian Bandar
Udara.
3) Penumpang pesawat.
4. Jenis Data
Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi:
a) Data Primer
Data primer adalah objek atau
dokumen yang dikumpulkan dari
8
peristiwa yang sebenarnya dalam
penelitian ini menggunakan hasil
wawancara sebagai data primer.Data
yang diperoleh secara langsung dari
informan penelitian melalui
wawancara dan konsultasi yang
berkaitan dengan masalah penelitian.
b) Data sekunder
Yaitu data pendukung yang
melengkapi data primer, yang
diperoleh melalui dokumen atau
laporan tertulis, dan data sekunder
adalah data yang dikumpulkan dari
beberapa sumber-sumber lain seperti
skripsi, buku-buku, dan internet yang
berkaitan dengan penelitian sebagai
data sekunder.
5. Teknik dan Alat Pengumpulan
Data
a) Observasi
Observasi adalah pengamatan dan
pencatatan terhadap gejala-gejala
yang diteliti (Sugiyono, 2009 :166).
Pengamatan dilaksanakan secara
langsung dilapangan, Observasi
adalah metode pengumpulan data
yang dilakukan secara sistematis dan
sengaja melalui pengamatan dan
pencatatan terhadap gejala objek
yang diselidiki atau diteliti.
Pengamat dan pencatatan terhadap
gejala-gejala yang diteliti, pengamat
melaksanakan secara langsung di
lapangan sesuai dengan penelitian.
Alat yang digunakan adalah daftar
ceklis.
b). Wawancara
Wawancara adalah pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui Tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu.
Peneliti melakukan wawancara
Tanya jawab secara langsung kepada
tokoh masyarakat dan dinas-dinas
9
yang bersangkutan terkait dengan
penelitian ini dan peneliti
menggunakan wawancara berupa
pertanyaan-pertanyaan yang
dilontarkan kepada informan terkait
dengan judul penelitian. Dalam hal
ini penulis menggunakan alat
pengumpulan data berupa pedoman
wawancara.
c). Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk
menemukan adanya catatan-catatan
peristiwa yang telah berlalu baik itu
dalam bentuk tulisan, gambar,
ataupun karya-karya monumental
dari seseorang dan pengutipan data
dari dokumen-dokumen yang ada
dalam lokasi peneliti, dokumen
tersebut bermaksud melengkapi data
dari hasil wawancara yang dilakukan
dengan informan. Adalah yang
digunakan adalah buku, foto, dan
kamera Hp.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Identifikasi Risiko
Ada beberapa indikasi risiko
yang terjadi di Bandar Udara Raja
Haji Fisabilillah seperti yang
disampaikan oleh Rahmat mengenai
osbtacle seperti belum tersampainya
informasi peraturan dibandara
kepada penumpang misalnya
larangan membawa powerbank dan
peralatan elektronik lainnya kedalam
pesawat, kurangnya disiplin
pengguna jasa Bandar udara
mengakibatkan ketidak teraturan
Bandar udara (lalu lintas, sistem antri
penumpang, kebersihan, keamanan,
ketertiban dan lain-lain). teknologi
X-Ray tidak dapat mendeteksi DG
(Dangerous Goods) dan pihak
bandara masih menggunakan cara
manual untuk mendeteksi barang
berbahaya tersebut, sosialisasi KKOP
(Kawasan Keselamatan Operasi
10
Penerbangan) kepada masyarakat
kurang baik hal ini karena dekatnya
bandara kerumah penduduk misalnya
kegiatan yang berpotensi
membahayakan seperti permainan
layang-layang, kegiatan yang
menimbulkan asap, penggunaan
frekuensi radio, penanaman pohon
yang mengundang burung dan
sebagainya. Kondisi sosial budaya
masyarakat disekitar Bandar Udara
Raja Haji Fisabilillah menimbulkan
dampak terhadap operasional
bandara misalnya:
1. Terdapat kegiatan pekerjaan
pengembangan kawasan sisi
darat (pekerjaan
pembangunan gedung kargo,
gedung administrasi, gedung
tower dan gedung PKP-PK).
1. Terdapat hangar milik TNI-
AL di sebelah kiri RESA Rw
04 dan di Runway
STA±1400.
2. Pembangunan rumah-rumah
penduduk di Approach area
Rw 04 serta jalan raya yang
berada tidak jauh dari ujung
Approach Light Rw 04.
3. Terdapat jalan umum
disebelah timur sejajar Rw
yang merupakan akses jalan
keluar masuk menuju
bandara.
4. Terdapat bukit diujung
landasan Rw 22 yang masih
obstacle.
(Sumber: PKPU TNJ
Airport).
2. Mengidentifikasi Bentuk-bentuk
Risiko
status Bandara Raja Haji
Fisabilillah dan seluruh bandara
Indonesia berada pada kondisi rawan
(kuning) artinya ada peningkatan
tingkat keamanan, selain itu pihak
Bandara sudah melakukan kerja
11
lapangan untuk mengurangkan
tingkat risiko dengan cara jika ada
penumpang yang tidak bunyi saat
melewati X-Ray maka akan
dilakukan random check tanpa
alasan. Jadi pengawasan lebih
konsen ke risiko-risiko yang punya
nilai tinggi.Jadi bandara raja haji
fisabilillah melakukan penilaian
risiko terhadap bandara nya sendiri,
artinya kadin avsec harus tahu risiko-
risiko dibandara nya. Beberapa
penyebab gangguan keamanan
dibandara yaitu kondisi sosial budaya
masyarakat disekitar Bandar Udara
Raja Haji Fisabilillah yang bisa
menimbulkan dampak terhadap
operasional bandara, foreign object
debris (FOD) yang bisa
menyebabkan risiko kecelakaan
pesawat saat take off/landing,
runway excursion,runway incursion,
bird strike, layang-layang dan
standing water. Lalu fasilitas yang
kurang baik, ada pagar DKT (Daerah
Keamanan Terbatas) yang mulai
jelek, pengawasan dibagian pintu
masuk di WTMD, X-Ray diperketat,
melalui inspeksi, test, dan pengujian
tersebut agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.jadi kadin
avsec harus mengidentifikasi setiap
bandara itu sendiri.
3. Menempatkan Ukuran-ukuran
Risiko
Sebagai langkah kesiapan
menghadapi keadaan darurat, Kantor
Cabang Bandara Raja Haji
Fisabilillah telah melaksanakan
Program Penanganan Keadaan
Darurat (PKD) yang dilaksanakan
dua tahun sekali.Dimana tugas dan
tanggung jawab dari peserta PKD
tertuang dalam dokumen Airport
Emergency Plan (AEP). Pengelolaan
K3 yang dilakukan berdasarkan pada
12
peraturan ketenagakerjaan,
sedangkan untuk meminimalisir
risiko dan mencegah terjadinya
insiden kecelakaan kerja, Bandara
Raja Haji Fisabilillah mengupayakan
lingkungan kerja yang aman dan
nyaman bagi karyawan dengan
memastikan seluruh unit operasi
memiliki sarana dan prasarana terkait
aspek keamanan dan keselamatan
kerja, serta terus melakukan
sosialisasi dan tindakan tegas dalam
rangka membudayakan sikap patuh
karyawan terhadap peraturan
perundang-undangan tentang
keselamatan kerja.
4. Analisis Risiko
pembawaan narkoba ke bandara
itu tidak berbahaya seperti membawa
bom dan kalaupun barang tersebut
lolos bukan tupoksi dari Avsec itu
sendiri dan tidak berdampak kepada
keamanan bandara, nah di Undang-
undang penerbangan yaitu ANNEX
18 tentang Dangerous Goodssudah
dijelaskan terkait larangan membawa
senjata tajam, dan barang-barang
terlarang karena ditakutkan yang
membawa barang tersebut
mengkonsumsi narkoba didalam
pesawat yang mengakibatkan
gangguan didalam pesawat dan jika
si pemakai menggunakan narkoba
lalu dia berimajinasi dan ingin
membunuh seseorang atau
membenturkan kepala didinding itu
yang berbahaya dan apabila
kedapatan hanya seorang yang
memakai masih bisa ditangani tetapi
jika separuh dari penumpang pesawat
itu yang membahayakan. Bandar
udara Raja Haji Fisabilillah sudah
pernah melakukan penangkapan dari
sindikat penyelundupan narkoba dan
itu merupakan kesadaran diri
mereka, sebuah bandara itu
13
merupakan pintu utama keluar masuk
seperti barang-barang tersebut
apalagi mengingat Bandar udara Raja
Haji Fisabilillah adalah bandara
Internasional di TanjungPinang. Jadi
pihak keamanan Avsec tidak pernah
mendapatkan sosialisasi atau
pelimpahan tanggung jawab terkait
barang-barang terlarang seperti
narkoba oleh Negara seperti BNN,
Bea Cukai itu tidak ada pelimpahan
tanggung jawab lebih ke kesadaran
pihak bandara itu sendiri, padahal
sebenarnya jika narkoba dipakai
didalam pesawat sangat mengganggu
kenyamanan para pengguna jasa
bahkan bisa bersifat membahayakan.
Meskipun begitu pihak keamanan
Bandar udara tetap waspada dan
bertindak cepat jika kedapatan ada
yang membawa barang-barang
terlarang tersebut.
5. Memutuskan Satu Alternatif
unit bandara pada patokannya
lebih kepada risiko yang punya nilai
tinggi, dan jika terjadi sebuah
permasalahan di bandara tersebut
atau risiko yang akan terjadi
alternatifnya disesuaikan berdasarkan
klasifikasi baik itu masalah atau
risiko nya ringan, sedang, rendah dan
disesuaikan dengan prosedur
dibandara yang panduannya
berdasarkan ASP. Mitigasinya
pengawasan lebih konsen ke risiko-
risiko yang punya nilai tinggi.Dalam
hal ini Executive General
Manager(EGM) bandara dalam
membuat suatu kebijakan atau
keputusan melalui rapat bersama
pihak-pihak bandara. Dalam rangka
perbaikan dan mengurangi risiko
yang terjadi dengan cara peningkatan
kinerja perusahaan bandara Raja Haji
Fisabilillah menetapkan indikator
14
kinerja utama untuk menelusuri
pencapaian dan efektivitas program
kerja melalui KPI Korporat, KPI
Individu, Capaian Kinerja Program
Investasi. Bandara Raja Haji
Fisabilillah melakukan hal-hal
berupa menganalisa seluruh aspek
pekerjaan perusahaan, mencari acuan
nilai dari berbagai macam aspek
yang dapat mewakili setiap aspek
pekerjaan berdasarkan ACRP dan
Benchmark perusahaan sejenis,
menentukan ukuran indikator yang
sesuai dan selaras dengan seluruh
elemen perusahaan. Untuk
memastikan bahwa perusahaan telah
mencapai hasil yang diharapkan dari
program kerja tersebut perusahaan
menyusun kontrak manajemen yang
merupakan turunan dari KPI
Korporasi yang akan dimonitor
secara rutin dan dilaporkan kepada
direksi setiap bulan dalam bentuk
laporan manajemen dan laporan
monitoring program, untuk
selanjutnya dilakukan evaluasi
capaian program kerja yang
mengalami kendala, kemudian
merumuskan solusi agar program
tersebut dapat tercapai.
6. Mengontrol Alternatif Yang
Dipilih Tersebut
pengaturan jangka panjang karena
merupakan pintu masuk pengguna
jasa untuk mendeteksi barang-barang
terlarang, pengaturan fasilitas dan
pelayanan terhadap pengguna jasa
juga termasuk pengaturan jangka
panjang tetapi untuk rencana jangka
panjang itu mereka terkendala di
anggaran, sebaliknya kalau untuk
strategi jangka pendek pihak bandara
Raja Haji Fisabilillah melakukan
sosialisasi bahaya bermain layang-
layang di area bandara dan kawasan
keselamatan operasi penerbangan
15
dan juga dengan memberdayakan
tenaga Teknisi Penerbangan (ATC,
AIS, Teknisi Navigasi Penerbangan
dan Komunikasi Penerbangan)
ataupun ada perkelahian atau pagar
bolong atau masalah-masalah kecil
bisa mereka tangani sendiri.
7. Evaluasi Risiko
bandara Raja Haji Fisabilillah
sedang melakukan peningkatan
digitalisasi di perusahaan tersebut
seperti sistem pengamanan data-data
dibandara yang namanya cyber
security dari serangan hacker,
meningkatkan jaringan internet
khususnya teknologi informasi
komputer agar bisa meningkatkan
layanan publik dan penumpang
merasa lebih antusias menggunakan
moda transportasi udara dan inovasi
lainnya jika ada yang ingin masuk ke
objek vital bandara tidak bisa masuk
sembarangan karena untuk masuk
harus mempunyai pass yang disertai
barcode ini termasuk salah satu
inovasi Bandar udara Raja Haji
Fisabililah. Sedangkan untuk sistem
pengamanan X-Ray harus sudah
multi view yang memiliki
kemampuan sistem pendeteksian
bahan peledak secara otomatis
merupakan salah satu inovasi dalam
meningkatkan digitalisasi dan
peningkatan IT dibidang keamanan
Bandar udara Raja Haji Fisabilillah.
Seharusnya selain ditunjang oleh
peralatan yang canggih, penanganan
keamanan dibandar udara tersebut
juga harus disertai oleh sumber daya
manusia yang professional. Para
avsec harus dibekali dengan
pendidikan dan latihan keamanan
dan keselamatan penerbangan untuk
menjamin aktifitas program
keamanan dan penerbangan.
16
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan telah terpenuhi sesuai
ketentuan Bandar udara Raja Haji
Fisabilillah baik dari segi keamanan,
fasilitas dibandara, digitalisasi
termasuk kedalam primer atau biasa
sedangkan untuk yang advance atau
lanjutan belum terpenuhi.Dan
membawa narkoba ke pesawat itu
tidak membahayakan tetapi dilarang
apabila tidak ada lisensi khusus
untuk membawa barang tersebut
tetapi dikategorikan berbahaya juga
apabila digunakan dipesawat, untuk
menangani kasus-kasus pembawaan
barang terlarang pihak Avsec sudah
melakukan pengaturan jangka
panjang terhadap X-Ray.
B. Saran
Adapun peran pemerintah
sebagai fasilitator untuk pemenuhan
fasilitas yang kurang di Bandar udara
tersebut, dan untuk pengguna jasa
banyak yang belum mengetahui dan
memenuhi peraturan-peraturan yang
ada di bandara karena masih ada
arogansi dari masyarakat setempat
seperti pejabat-pejabat pemerintahan
sebagian besar yang tidak mau
diperiksa padahal sudah ada
diperaturan bahwa yang tidak boleh
diperiksa itu hanya RI 1 dan RI 2.
Pengamanan sisi darat setiap
personel dalam menjalankan
tugasnya sesuai dengan ASP yang
berlaku agar obyek vital bandara
terjamin keamanan dan ketertiban
disisi wilayah bandara.
17
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Darmawi, Herman. 1994.
Manajemen Risiko. Jakarta:
Bumi Aksara
Fahmi, Irham. 2015. Manajemen
Risiko Teori, Kasus, dan
Solusi. Bandung:
Alfabeta
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen
Edisi 2. Cetakan
Kedelapanbelas.
Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Herujito, M. Yayat. 2001. Dasar-
dasar Manajemen. Jakarta:
PT. Grasindo.
Kountur, Ronny. 2008. Mudah
Memahami Manajemen
Risiko Perusahaan.Cetakan
pertama. Jakarta: Penerbit
PPm.
Manullang, M. 1996. Dasar-Dasar
Manajemen.Cetakan ke-15.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mastra, I Gusti Putu. 2013.
Manajemen
Kebandarudaraan ed. 2.
Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi
Penelitian Kualitatif Edisi
Revisi (Revisi). Bandung:
Remaja Kosda Karya.
Muchtarom, Zaini. 1996. Dasar-
Dasar Manajemen Dakwah.
Yogyakarta: Al-amin.
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen
Strategik Organisasi Non
Profit Bidang
Pemerintahan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University
Press.
Soedjadi. 1995. (Organization &
Management) Penunjang
Proses Manajemen.
Cetakan ke-8. Jakarta: PT
Gunung Agung.
Siagian, Sondang P. 2008.
Manajemen Stratejik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
------------------------. 2008. Sistem
Informasi Manajemen.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Soeharno. 2007. Ekonomi
Manajerial. Yogyakarta:
C.V. ANDI OFSET.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif
dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
-------------. 2012. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung:
Alfabeta.
Susilo, Leo J. 2017. Governance,
Risk Management, And
Compliance. Jakarta:
Grasindo.
Syafiie, Inu Kencana. 2006. Ilmu
Administrasi Publik. Edisi
Revisi. Cetakan Kedua.
Jakarta: Rineka Cipta.
JURNAL:
Eko Kristianto tahun 2003.“Analisis
risiko keamanan bandar
18
udara intenasional
Soekarno-Hatta”.
Nurhady tahun 2014. “Manajemen
Risiko Pada Bandara
Soekarno Hatta Berbasis
Iso 31000”.
Ginta Pedhiena tahun 2011. Dalam
Skripsinya yang berjudul
“Kewenangan Kantor
Otoritas Bandar Udara”
Lolo Kustoro tahun 2012. Dalam
skripsinya yang berjudul
“Kinerja Peralatan
Keamanan Bandara
Adisutjipto Yogyakarta”
UNDANG-UNDANG:
Undang-Undang Penerbangan No.1
tahun 2009, tentang Penerbangan.
Peraturan Perundang-undangan
Nomor 3 Tahun 2001 tentang
Keamanan dan Keselamatan
Penerbangan.