31
ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005 sampai dengan 2010) Ndaru Hesti Cahyaningrum Drs. A. Mulyo Haryanto, M.Si ABSTRACT This research wants to examine the effects of Working Capital to Total Asset (WCTA), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TAT), and Net Profit Margin (NPM) to profit growth of manufacture company. The sampling technique used in this research is purposive sampling, with some criteria, those are: (1) the manufacture company listed in JSX in research period and still operating consistenly in the research period; (2) the avaliable of financial statement as the research period; (3) the manufactur company has not negative profit. The result of this research shows that the data has fulfill the classical asumption, such as: no multicolinearity, no autocorrelation, no heteroscedasticity and distributed normally. From the regression analysis, found that partially Total Asset Turnover (TAT) and Net Profit Margin (NPM) variable, have a negative significant to profit growth of manufacture company, while Working Capital to Total Asset (WCTA) and Debt to Equity Ratio (DER) doesn’t have influence to profit growth of manufacture company. From the research also known that those four variables (WCTA, DER, TAT, and NPM) simoultaneously have an influence to profit growth of manufacture company. The prediction percentage of those variable simoultaneously are 33,5%. Keywords: Working Capital to Total Asset (WCTA), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM), and profit growth.

ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

  • Upload
    lytu

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM

MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA

(Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2005 sampai dengan 2010)

Ndaru Hesti Cahyaningrum

Drs. A. Mulyo Haryanto, M.Si

ABSTRACT

This research wants to examine the effects of Working Capital to Total

Asset (WCTA), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TAT), and Net

Profit Margin (NPM) to profit growth of manufacture company.

The sampling technique used in this research is purposive sampling, with

some criteria, those are: (1) the manufacture company listed in JSX in research

period and still operating consistenly in the research period; (2) the avaliable of

financial statement as the research period; (3) the manufactur company has not

negative profit.

The result of this research shows that the data has fulfill the classical

asumption, such as: no multicolinearity, no autocorrelation, no heteroscedasticity

and distributed normally. From the regression analysis, found that partially Total

Asset Turnover (TAT) and Net Profit Margin (NPM) variable, have a negative

significant to profit growth of manufacture company, while Working Capital to

Total Asset (WCTA) and Debt to Equity Ratio (DER) doesn’t have influence to

profit growth of manufacture company. From the research also known that those

four variables (WCTA, DER, TAT, and NPM) simoultaneously have an influence

to profit growth of manufacture company. The prediction percentage of those

variable simoultaneously are 33,5%.

Keywords: Working Capital to Total Asset (WCTA), Debt to Equity Ratio (DER),

Total Asset Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM), and profit growth.

Page 2: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat pada umumnya mengukur keberhasilan suatu perusahaan

berdasarkan dari kinerjanya. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan

keuangan yang disajikan secara teratur setiap periode (Juliana dan Sulardi, 2003).

Brigham dan Enhardt (2003) menyatakan bahwa informasi akuntasi mengenai

kegiatan operasi perusahaan dan posisi keuangan perusahaan dapat diperoleh dari

laporan keuangan. Informasi akuntansi dalam laporan keuangan sangat penting

bagi para pelaku bisnis seperti investor dalam pengambilan keputusan.

Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan

pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi dikatakan relevan jika

dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka

dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa yang akan datang,

menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

Untuk dapat menginterpretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan

tujuan dan kepentingan pemakainya telah dikembangkan seperangkat teknik

analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Salah satu

teknik tersebut yang diaplikasikan dalam praktek bisnis adalah analisis rasio

keuangan.

Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut

temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan, khususnya yang menyangkut

kegunaannya dalam memprediksi laba yang akan datang. Alasan pemilihan laba

akuntansi dikarenakan laba mencerminkan kinerja perusahaan, dari ukuran laba

maka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Working Capital to Total Assets memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010?

Page 3: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

2. Apakah Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010?

3. Apakah Total Assets Turnover memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010?

4. Apakah Net Profit Margin memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dilakukannya penelitian

ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh Working Capital to Total Assets, secara parsial

terhadap pertumbuhan laba

2. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio, secara parsial terhadap

pertumbuhan laba

3. Untuk menganalisis pengaruh Total Assets Turnover, secara parsial terhadap

pertumbuhan laba

4. Untuk menganalisis pengaruh Net Profit Margin, secara parsial terhadap

pertumbuhan laba

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Bagi Emiten

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar

pertimbangan di dalam pengambilan keputusan dalam bidang keuangan terutama

dalam rangka memaksimumkan laba perusahaan dengan memperhatikan faktor-

faktor yang diteliti dalam penelitian ini.

2. Bagi Investor

Page 4: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan di dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI).

LANDASAN TEORI

1. Pertumbuhan Laba

Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang

berkaitan dengan pendapatan tersebut. Perbandingan yang tepat atas pendapatan

dan biaya tergambar dalam laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan

tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan

merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber

daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah

pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba

periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba

pada periode sebelumnya (Takarini dan Ekawati, 2003).

2. Rasio keuangan

Rasio keuangan dikelompokkan dengan istilah yang berbeda-beda, sesuai

dengan tujuan analisisnya. Brigham dan Daves (2001) dalam Meythi (2005)

menggolongkan rasio keuangan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas

(leverage ratio), rasio aktivitas dan rasio profitablitas. Weygandt et. al (1996)

dalam Meythi (2005) menggolongkan rasio keuangan kedalam tiga macam rasio

likuiditas, profitabilitas dan solvency. Secara umum, rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio

profitabilitas (Riyanto, 1995).

1) Rasio Likuiditas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan

kewajiban jangka pendeknya (kurang dari satu tahun). Menurut Munawir (2004),

rasio likuiditas dapat dibagi menjadi tiga:

a. Current Ratio (CR) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar

Page 5: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

b. Quick Ratio (QR) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan

terhadap hutang lancar.

c. Working Capital to Total Asset (WCTA) yaitu perbandingan antara aktiva

lancar dikurangi hutang lancar terhadap jumlah aktiva.

Dalam penelitian ini rasio likuiditas diproksikan dengan WCTA, karena

menurut peneliti sebelumnya, rasio ini yang paling berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba.

WCTA dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyanto, 1995).

WCTA = (aktiva lancar - hutang lancar)

jumlah aktiva

Aktiva lancar berupa kas, persediaan dan trade receivables (pendapatan

dari dagang). Hutang lancar berupa trade payable, taxes payable dan current

maturities of long term debt. Jumlah aktiva merupakan penjumlahan dari aktiva

lancar dengan aktiva tetap (ICMD 2010).

2) Rasio Solvabilitas/Leverage

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini dapat diproksikan dengan (Ang, 1997,

Mahfoedz, 1994 dan Ediningsih, 2004):

a. Debt Ratio (DR) yaitu perbandingan antara total hutang dengan total asset

b. Debt to Equity Ratio (DER) yaitu perbandingan antara jumlah hutang lancar

dan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri

c. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER) yaitu perbandingan antara hutang

jangka panjang dengan modal sendiri.

d. Times Interest Earned (TIE) yaitu perbandingan antara pendapatan sebelum

pajak (earning before tax, selanjutnya disebut EBIT) terhadap bunga hutang

jangka panjang.

e. Current Liability to Inventory (CLI) yaitu perbandingan antara hutang lancar

terhadap persediaan.

f. Operating Income to Total Liability (OITL) yaitu perbandingan antara laba

operasi sebelum bunga dan pajak (hasil pengurangan dari penjualan bersih

dikurangi harga pokok penjualan dan biaya operasi) terhadap total hutang.

Page 6: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini rasio leverage diproksikan dengan DER, karena

menurut peneliti sebelumnya, rasio ini yang paling berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba.

DER dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyanto, 1995).

DER = Total hutang

Modal sendiri

Total hutang merupakan penjumlahan dari hutang lancar dengan hutang

jangka panjang. Modal sendiri merupakan sumber dana yang berasal dari pemilik

perusahaan.

3) Rasio Aktivitas

Menurut Ang (1997) rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi

perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran

(turnover) dari aktiva-aktiva. Rasio aktivitas dapat diproksikan dengan:

a. Total Asset Turnover (TAT) yaitu perbandingan antara penjualan bersih dengan

jumlah aktiva

b. Inventory Turnover (IT) yaitu perbandingan antara harga pokok penjualan

dengan persediaan rata-rata

c. Average Collection Period (ACP) yaitu perbandingan antara piutang rata-rata

dikalikan 360 dibanding dengan penjualan kredit.

d. Working Capital Turnover (WCT) yaitu perbandingan antara penjualan bersih

terhadap modal kerja.

Dalam penelitian ini rasio aktivitas diproksikan dengan Total Asset

Turnover (TAT), karena menurut peneliti sebelumnya, rasio ini yang paling

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

TAT dapat dirumuskan sebagai berikut (Ang, 1997).

TAT = Penjualan

Total Aktiva

Penjualan bersih (net sales) merupakan hasil penjualan bersih selama satu

tahun. Total aktiva merupakan penjumlahan dari total aktiva lancar dan aktiva

tetap.

4) Rasio Profitabilitas

Page 7: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (1994), rasio profitabilitas/rentabilitas digunakan

untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan dalam menggunakan aktivanya,

efisiensi ini dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan. Rasio

profitabilitas dapat diproksikan dengan:

a. Net Profit Margin (NPM) yaitu perbandingan antara laba bersih setelah pajak

(NIAT) terhadap total penjualannya.

b. Gross Profit Margin (GPM) yaitu perbandingan antara laba kotor terhadap

penjualan bersih.

c. Return on Asset (ROA) yaitu perbandingan antara laba setelah pajak dengan

jumlah aktiva.

d. Return on Equity (ROE) yaitu perbandingan antara laba setelah pajak terhadap

modal sendiri.

Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diproksikan dengan NPM, karena

menurut peneliti sebelumnya, rasio-rasio ini yang paling berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba.

NPM dapat dirumuskan sebagai berikut (Ang, 1997).

NPM = laba bersih setelah pajak

penjualan bersih

Laba bersih setelah pajak dihitung dari laba sebelum pajak penghasilan

dikurangi pajak penghasilan. Penjualan bersih menunjukkan besarnya hasil

penjualan yang diterima oleh perusahaan dari hasil penjualan barang-barang

dagangan atau hasil produksi sendiri (Reksoprayitno, 1991).

Teori-teori yang mendukung penelitian ini :

1. Du Pont System

Suatu sistem analisa yang dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan

antara return on investment, asset turnover, dan profit margin sering disebut “Du

Pont System”. Return on Investment (ROI) adalah rasio keuntungan sesudah

pajak terhadap jumlah investasi (aktiva) sehingga dalam du pont system

diperhitungkan juga bunga dan pajak (Bambang Riyanto, 1995). Menggunakan

hubungan antara perputaran aktiva dengan profit margin, maka ROI atau ROA

adalah hasil kali profit margin dengan perputaran aktiva.

Page 8: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

ROA = Profit Margin x Perputaran Aktiva

Untuk menaikkan ROA suatu perusahaan bisa memilih dengan menaikkan

profit margin dan mempertahankan perputaran aktiva, dengan menaikkan

perputaran aktiva dan mempertahankan profit margin, atau dengan cara keduanya

(Hanafi & Halim, 2005). Oleh karena itu penting untuk dapat mengetahui

bagaimana cara-cara untuk menaikkan profit margin maupun perputaran aktiva.

2. Analisis Pertumbuhan Laba

a. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan

kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon

investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya

menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak

dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil

yang akan diperoleh dari investasi dan resiko yang harus ditanggung.

b. Analisis Teknikal

Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau

catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk

memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati

perubahan laba di masa lalu.

3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu

perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan. Pada dasarnya, laporan keuangan

merupakan hasil dari proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari

kejadian-kejadian yang bersifat keuangan dengan cara setepat-tepatnya sebagai

alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan

dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Hanafi dan Halim (2005), ada

tiga bentuk laporan keuangan yang pokok yaitu Neraca, Laporan Rugi Laba dan

Laporan Aliran Kas.

4. Analisis Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya

dilakukan untuk melihat prospek dan resiko perusahaan. Analisis laporan

Page 9: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

keuangan dapat dibagi menjadi tiga jenis: intracompany basis (perbandingan

internal perusahaan untuk mendeteksi adanya perubahan-perubahan keuangan

perusahaan atau trend yang signifikan), intercompany basis (perbandingan dengan

perusahaan lain yang dapat memberikan gambaran posisi kompetitif perusahaan

yang bersangkutan) dan industry average (perbandingan dengan rata-rata industri

dari industri yang sama dengan perusahaan yang akan dianalisis).

5. Analisa Rasio Keuangan

Dennis (2006) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan

metode yang paling baik digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi

keuangan perusahaan secara keseluruhan. Analisis ini berguna sebagai analisis

intern bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil keuangan yang telah

dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis ekstern bagi

kreditur dan investor untuk menentukan kebijakan pemberian kredit dan

penanaman modal suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan ini dapat dibagi atas

dua jenis berdasarkan variate yang digunakan dalam analisis, yaitu (Ang, 1997) :

1. Univariate Ratio Analysis

Univariate Ratio Analysis merupakan analisis rasio keuangan yang

menggunakan satu variate didalam melakukan analisis.

2. Multivariate Ratio Analysis

Multivariate Ratio Analysis merupakan analisis rasio keuangan yang

menggunakan lebih dari satu variate di dalam melakukan analisis.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian serta telaah pustaka, dan juga penelitian-penelitian terdahulu, maka

variabel yang mempengaruhi Return saham dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Working Capital to Total Asset (WCTA)

WCTA yang semakin tinggi menunjukkan modal operasional perusahaan

besar dibandingkan dengan jumlah aktivanya (total assets). Modal kerja yang

besar akan memperlancar kegiatan operasi perusahaan sehingga perusahaan

mampu membayar hutangnya, dengan demikian pendapatan yang diperoleh

Page 10: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

meningkat (Reksoprayitno, 1991). Semakin besar WCTA akan meningkatkan laba

yang selanjutnya akan mempengaruhi peningkatan pertumbuhan laba. Hal ini

menunjukkan bahwa WCTA berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba satu

tahun yang akan datang.

2. Debt to Equity Ratio (DER)

Semakin tinggi DER menunjukkan semakin tinggi penggunaan hutang

sebagai sumber pendanaan perusahaan. Hal ini dapat menimbulkan resiko yang

cukup besar bagi perusahaan ketika perusahaan tidak mampu membayar

kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo, sehingga akan mengganggu kontinuitas

operasi perusahaan. Selain itu, perusahaan akan dihadapkan pada biaya bunga

yang tinggi sehingga dapat menurunkan laba perusahaan. Hal ini menunjukkan

bahwa DER berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba.

3. Total Assets Turnover (TAT)

TAT menunjukkan efisiensi penggunaan seluruh aktiva (total assets)

perusahaan untuk menunjang penjualan (sales) (Ang, 1997). Semakin besar TAT

menunjukkan perusahaan efisien dalam menggunakan seluruh aktiva perusahaan

untuk menghasilkan penjualan bersihnya. Semakin cepat perputaran aktiva suatu

perusahaan, maka pendapatan yang diperoleh meningkat sehingga laba yang

didapat besar (Ang, 1997). Jadi, TAT berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

laba.

4. Net Profit Margin (NPM)

NPM menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

pendapatan bersihnya terhadap total penjualan bersihnya (Riyanto, 1995). NPM

yang semakin besar menunjukkan bahwa semakin besar laba bersih yang

diperoleh perusahaan dari kegiatan penjualan. Dengan laba bersih yang besar,

bertambah luas kesempatan bagi perusahaan untuk memperbesar modal usahanya

tanpa melalui hutang-hutang baru, sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi

meningkat (Reksoprayitno, 1991). Hal ini menunjukkan bahwa NPM berpengaruh

positif terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan.

Maka kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Page 11: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

HIPOTESIS PENELITIAN

H1 : Working Capital to Total Asset berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

laba.

H2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba.

H3 : Total Assets Turnover berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.

H4 : Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat dan empat variabel

bebas.

1. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba.

Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang

dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode

sebelumnya. Pertumbuhan laba dirumuskan sebagai berikut:

Pertumbuhan Laba = Yt – Yt-1

Yt-1

2. Variabel Bebas (X)

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Working Capital to Total Asset (WCTA)

Working Capital to Total Asset (H1+)

Debt to Equity Ratio (H2-)

Total Assets Turnover (H3+)

Net Profit Margin (H4+)

PertumbuhanLaba

Page 12: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

WCTA merupakan salah satu rasio likuiditas yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar perusahaan, sehingga

mampu membayar utang jangka pendeknya tepat pada waktu yang dibutuhkan

(Machfoedz, 1999). WCTA merupakan perbandingan antara aktiva lancar

dikurangi hutang lancar terhadap jumlah aktiva. WCTA dapat dirumuskan sebagai

berikut (Riyanto, 1995).

WCTA = (aktiva lancar - hutang lancar)

jumlah aktiva

b. Debt to Equity Ratio (DER)

DER merupakan salah satu rasio solvabilitas yang mencerminkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan

oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.

DER merupakan perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri. DER

dapat dirumuskan sebagai berikut (Ang,1997).

DER = Total hutang

Modal sendiri

c. Total Assets Turnover (TAT)

TAT merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang

diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. TAT memperlihatkan proporsi antara

penjualan bersih dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. TAT dapat dirumuskan

sebagai berikut (Ang,1997):

Total Assets Turnover = Penjualan Bersih

Total aktiva

d. Net Profit Margin (NPM)

NPM merupakan keuntungan neto yang dihasilkan dari setiap rupiah

volume usaha. NPM memperlihatkan proporsi antara laba bersih setelah pajak

dengan penjualan bersih dari suatu perusahaan. NPM dapat dirumuskan sebagai

berikut (Ang,1997) :

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak x 100%

Penjualan Bersih

Page 13: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode

dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data sekunder

dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan di BEI. Laporan keuangan

perusahaan tercantum dalam ICMD 2006, ICMD 2007, ICMD 2008, ICMD 2009,

ICMD 2010, ICMD 2011.

Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan metode yang digunakan untuk mengolah

dan memprediksi hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Adapun

model yang digunakan dari regresi linear berganda yaitu:

Yt = β0 + β1 X1(t-1) + β2 X2(t-1) + β3 X3(t-1) + β4 X4(t-1) + e1

Dimana:

Yt = Pertumbuhan laba

X1(t-1) = Working Capital to Total Assets

X2(t-1) = Debt to Equity Ratio

X3(t-1) = Total Assets Turnover

X4(t-1) = Net Profit Margin

β0 = Konstanta

e1 = variabel pengganggu

1. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau

tidak. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji

statistik. Namun demikian, hanya dengan menganalisis grafik, hal ini dapat

membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Untuk itu dilakukan

pula melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui

Kolmogorov-Smirnov test (K-S).

Page 14: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005), uji ini digunakan untuk mengetahui apakah

terdapat korelasi di antara variabel-variabel independen dalam model regresi

tersebut. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Jika terdapat korelasi antara variabel independen, maka

variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi

dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lain.

Konsekuensi adanya autokorelasi dalam model regresi adalah variance sample

tidak dapat menggambarkan variance populasinya sehingga model regresi yang

dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada

nilai independen tertentu (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat

dilakukan uji statistik melalui uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2005).

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dilakukan

dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan

residualnya (SRESID). Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang

cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting.

Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan

hasil, salah satunya dengan uji Glejser (Ghozali, 2005).

Page 15: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

2. Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan pengujian normalitas dan pengujian atas asumsi-

asumsi klasik, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian atas hipotesis 1

(H1) sampai dengan hipotesis 4 (H4).

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen, terbatas. Sebaliknya, nilai R2 yang mendekati satu menandakan

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan oleh variabel dependen (Ghozali, 2005).

Uji Statistik F

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh WCTA, DER, TAT,

dan NPM terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia secara simultan. Langkah–langkah yang dilakukan adalah (Gujarati,

1999) :

a. Merumuskan Hipotesis (Ha)

Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen

terhadap variabel dependen (pertumbuhan laba) secara simultan.

b. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 (α=0,05)

c. Membandingkan F hitung dengan F tabel

Nilai F hitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1999):

F hitung = (1-R ) / (N-k)

R / (k-1)

dimana:

R2 = Koefisien Determinasi

k = Banyaknya koefisien regresi

N = Banyaknya Observasi

1. Bila F hitung < F tabel, variabel independen secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Page 16: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

2. Bila F hitung > F tabel, variabel independen secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel dependen.

d. Berdasarkan Probabilitas

Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika probabilitas

kurang dari 0,05

Uji Statistik t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh WCTA, DER, TAT,

dan NPM terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia secara individual. Oleh karena itu uji t ini digunakan untuk menguji

hipotesis Ha1, Ha2, Ha3, Ha4. Langkah–langkah pengujian yang dilakukan

adalah sebagai berikut (Gujarati, 1999) :

a. Merumuskan hipotesis (Ha)

Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen

terhadap variabel dependen (pertumbuhan laba) secara parsial.

b. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05

Membandingkan t hitung dengan t tabel,. Jika t hitung lebih besar dari t tabel

maka Ha diterima.

Nilai t hitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1999) :

T hitung = Koefisien Regresi

Standar Deviasi

1. Bila –ttabel < -thitung dan thitung < ttabel, variabel independen secara individu

tak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Bila thitung > ttabel dan –t hitung < -t tabel, variabel independen secara

individu berpengaruh terhadap variabel dependen.

c. Berdasarkan probabilitas

Ha akan diterima jika nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 (α)

d. Menentukan variabel independen mana yang mempunyai pengaruh paling

dominan terhadap variabel dependen. Hubungan ini dapat dilihat dari koefisien

regresinya.

Page 17: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Statistik Deskriptif

Deskripsi variabel Penelitian data awal

(n = 315)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

WCTA 315 -.9641 .8558 0.2419 .2318965

DER 315 .06 8.44 1.1152 .97134

TAT 315 .22 3.2430 1.3230 .53235

NPM 315 .00 .55 0.0651 .06684

DLABA 315 -.99843 57.79623 0.8890 3.86023806

Valid N (listwise) 315

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa pertumbuhan laba

terendah (minimum) adalah -0,99843 atau -99,843% dan pertumbuhan laba

tertinggi (maximum) adalah 57,79623 atau 5779,623%. Nilai rata-rata (mean) dari

pertumbuhan laba sebesar 0,8890 atau 88,90% dengan tingkat penyimpangan

(standar deviation) sebesar 3,86023806 atau 386,023806%. Hasil perbandingan

tingkat penyimpangan dengan rata-ratanya (koefisien variasi) yang begitu besar

yaitu 434,22% menunjukkan tingginya fluktuasi data dari variabel pertumbuhan

laba selama periode pengamatan.

Nilai WCTA terendah (minimum) adalah -0,9641 atau -96,41% dan nilai

tertinggi (maximum) adalah 0,8558 atau 85,58%. Nilai rata-rata (mean) dari

WCTA sebesar 0,2419 atau 24,19% dengan tingkat penyimpangan (standar

deviation) sebesar 0,2318965 atau 23,18965%. Hasil perbandingan tingkat

penyimpangan dengan rata-ratanya (koefisien variasi) yang besar yaitu 95,86%

menunjukkan tingginya fluktuasi data dari variabel WCTA selama periode

pengamatan.

Nilai DER terendah (minimum) adalah 0,06 atau 6% dan nilai tertinggi

(maximum) adalah 8,44 atau 844%. Nilai rata-rata (mean) dari DER sebesar

1,1152 atau 111,52% dengan tingkat penyimpangan (standar deviation) sebesar

0,97134 atau 97,134%. Hasil perbandingan tingkat penyimpangan dengan rata-

Page 18: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

ratanya (koefisien variasi) yang besar yaitu 87,1% menunjukkan fluktuasi data

yang cukup tinggi dari variabel DER selama periode pengamatan.

Nilai TAT terendah (minimum) adalah 0,22 atau 22% dan nilai tertinggi

(maximum) adalah 3,2430 atau 324,3%. Nilai rata-rata (mean) dari TAT sebesar

1,3230 atau 132,30% dengan tingkat penyimpangan (standar deviation) sebesar

0,53235 atau 53,235%. Hasil perbandingan tingkat penyimpangan dengan rata-

ratanya (koefisien variasi) yang cenderung rendah yaitu 40,24% menunjukkan

bahwa data dari variabel TAT cenderung stabil selama periode pengamatan.

Nilai NPM terendah (minimum) adalah 0,00 atau 0% dan nilai tertinggi

(maximum) adalah 0,55 atau 55%. Nilai rata-rata (mean) dari NPM sebesar

0,0651 atau 6,51% dengan tingkat penyimpangan (standar deviation) sebesar

0,06684 atau 6,684%. Hasil perbandingan tingkat penyimpangan dengan rata-

ratanya (koefisien variasi) yang begitu besar yaitu 102,67% menunjukkan

tingginya fluktuasi data dari variabel NPM selama periode pengamatan.

2. Pengujian Asumsi Klasik

A. Uji Normalitas

Hasil Uji Normalitas (Data Awal)

(n = 315)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 315

Normal Parametersa,b

Mean 0.0000000

Std. Deviation 3.75161512

Most Extreme

Differences

Absolute .284

Positive .284

Negative -.238

Kolmogorov-Smirnov Z 5.047

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 19: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

Hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap 315 data awal

menunjukkan bahwa semua variabel belum menunjukkan sebagai model yang

normal yang ditunjukkan dengan nilai sig Z < 0,05.

Grafik Histogram (Data Awal)

.

Normal Probability Plot (Data Awal)

Analisis grafik diatas menunjukkan bahwa data tidak normal. Untuk

memperoleh hasil terbaik maka dilakukan transformasi normal agar data menjadi

lebih normal dengan menggunakan natural logarithm (Ln) (Ghozali, 2005).

Page 20: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

Hasil Uji normalitas (Data setelah Transformasi Ln)

(n = 199)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 199

Normal Parametersa

Mean .0000000

Std. Deviation 1.11468609

Most Extreme Differences Absolute .059

Positive .059

Negative -.058

Kolmogorov-Smirnov Z .831

Asymp. Sig. (2-tailed) .495

a. Test distribution is Normal.

Hasil pengujian normalitas setelah Transformasi Ln menunjukkan bahwa

semua variabel mencapai normal yang ditunjukkan dengan nilai sig Z > 0,05 pada

observasi sebanyak 199 buah.

Grafik Histogram (Data setelah Transformasi Ln)

Page 21: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

Grafik Plot (Data setelah Transformasi Ln)

Dari Gambar diatas, terlihat bahwa titik-titik variabel berada di sekitar

garis Y=X atau menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti

arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal.

Dengan demikian sampel tersebut memenuhi syarat untuk dilakukan penelitian

lebih lanjut.

B. Uji Multikolinearitas

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1(Constant)

Ln.WCTA .709 1.410

Ln.DER .577 1.733

Ln.TAT .996 1.004

Ln.NPM .740 1.351

a. Dependent Variable: Ln.DLABA

Tolerance value > 0,1 dan VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa

keempat variabel independen tersebut tidak terdapat hubungan multikolinearitas

dan dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba selama periode

pengamatan.

Page 22: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

C. Uji Autokorelasi

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .590a

.348 .335 1.12612 2.021

a. Predictors: (Constant), Ln.NPM, Ln.TAT, Ln.WCTA, Ln.DER

b. Dependent Variable: Ln.DLABA

Hasil pengujian Durbin Watson pada Tabel 4.7 yang menunjukkan bahwa

nilai Durbin Watson (Dw) adalah 2,021 sedangkan nilai du adalah 1,810. Dapat

diasumsikan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi ini. Hal ini

dikarenakan nilai Durbin Waston berada diantara nilai du (batas bawah) dan 4 –

du = 2,190 (batas atas) yaitu 1,810 2,021 2,190.

D. Uji Heteroskedastisitas

Diagram Scatter Plot

Dengan melihat grafik scatterplot, terlihat titik-titik menyebar secara acak,

serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat

diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model

regresi yang digunakan.

Page 23: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .691 .213 3.245 .001

Ln.WCTA .048 .053 .077 .916 .361

Ln.DER -.014 .078 -.016 -.174 .862

Ln.TAT -.105 .127 -.059 -.830 .408

Ln.NPM -.084 .051 -.136 -1.643 .102

a. Dependent Variable: AbsRes

Berdasarkan tabel diatas koefisien parameter untuk semua variabel

independen yang digunakan dalam penelitian tidak ada yang signifikan pada

tingkat 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam persamaan regresi yang

digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Berganda

A. Koefisien Determinasi (R2)

Nilai R2

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .590a

.348 .335 1.12612

a. Predictors: (Constant), Ln.NPM, Ln.TAT, Ln.WCTA, Ln.DER

b. Dependent Variable: Ln.DLABA

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil besarnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen yang dapat diterangkan oleh model

persamaan ini adalah sebesar 33,5% dan sisanya sebesar 66,5% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

B. Uji Statistik F

Page 24: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa keempat variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

laba. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F sebesar 0,000 yang lebih kecil dari

tingkat signifikasinya yakni sebesar 0,05.

Hasil Regresi Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 131.326 4 32.832 25.889 .000a

Residual 246.020 194 1.268

Total 377.346 198

a. Predictors: (Constant), Ln.NPM, Ln.TAT, Ln.WCTA, Ln.DER

b. Dependent Variable: Ln.DLABA

C. Uji Statistik t

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi t yang

ditunjukkan oleh Sig dari t pada Tabel dengan tingkat signifikansi yang diambil,

dalam hal ini 0,05. Jika nilai Sig dari t < 0,05 maka variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Hasil Regresi Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.511 .344 -7.308 .000

Ln.WCTA -.042 .085 -.034 -.496 .620

Ln.DER .231 .126 .140 1.837 .068

Ln.TAT -.624 .204 -.177 -3.054 .003

Ln.NPM -.560 .082 -.459 -6.810 .000

a. Dependent Variable: Ln.DLABA

Page 25: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

4. Pengujian Hipotesis

A. Hipotesis 1 (H1)

Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel

WCTA sebesar -0,042 dengan nilai signifikansi sebesar 0,620.

Tidak signifikannya WCTA menunjukkan ternyata bahwa meskipun

perusahaan cukup likuid untuk pelunasan kewajiban jangka pendek dimasa depan,

namun bilamana perusahaan masih memerlukan recovery terhadap kinerja yang

diderita dan perlu ekspansi dimasa depan, maka kesehatan likuiditas jangka

pendek belum cukup mampu untuk meningkatkan pertumbuhan laba.

Pada variabel ini, tanda negatif koefisien regresinya menunjukkan bahwa

WCTA yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan memperoleh

laba (rentabilitas), karena sebagian modal kerja tidak berputar atau mengalami

pengangguran.

B. Hipotesis 2 (H2)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel DER memiliki nilai

signifikansi sebesar 0,068 dengan nilai koefisien regresi untuk variabel DER

sebesar 0,231.

Tidak signifikannya DER menunjukkan bahwa berdasarkan data empiris

yang ada dan dari hasil penelitian yang diperoleh naik dan turunnya rasio DER

tidak mempengaruhi besarnya pertumbuhan laba. Sekalipun suatu perusahaan

cukup solvabel untuk membayar semua utang-utangnya, tetapi perusahaan

tersebut masih harus bekerja untuk memperbaiki solvabilitasnya apabila pada

suatu waktu harus menghadapi kesukaran finansial.

Koefisien regresi yang positif pada variabel DER menggambarkan bahwa

DER yang semakin tinggi menunjukkan adanya tambahan modal sendiri. Apabila

tambahan modal sendiri itu dialokasikan pada aktiva relatif lebih besar daripada

tambahan utang maka kegiatan operasional perusahaan tersebut akan berjalan

lancar sehingga labanya akan meningkat dan pertumbuhan labapun akan

mengalami peningkatan.

C. Hipotesis 3 (H3)

Page 26: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel TAT

sebesar -0,624, dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,003.

Variabel TAT berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba berarti

naik turunnya rasio TAT berpengaruh terhadap besarnya pertumbuhan laba.

Tanda negatif koefisien regresi pada variabel TAT menunjukkan pengaruh yang

negatif terhadap pertumbuhan laba. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan

semakin besarnya rasio TAT perusahaan manufaktur maka pertumbuhan laba

akan menurun. Berdasarkan hasil penelitian rasio TAT yang tinggi pada tahun

sebelumnya justru akan menurunkan pertumbuhan laba perusahaan pada tahun

berikutnya, hal ini dikarenakan perilaku dari rata-rata perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Apabila pada tahun ini rasio TAT tinggi

maka perusahaan tidak perlu bekerja keras untuk meningkatkan pertumbuhan laba

pada tahun berikutnya. Namun sebaliknya, apabila rasio TAT tahun ini rendah,

maka perusahaan akan berusaha meningkatkan kinerjanya agar mampu

meningkatkan pertumbuhan laba pada tahun berikutnya.

D. Hipotesis 4 (H4)

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi

untuk variabel NPM sebesar -0,560 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.

Variabel NPM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba berarti

naik turunnya rasio NPM berpengaruh terhadap besarnya pertumbuhan laba.

Variabel NPM dalam penelitian ini mempunyai pengaruh negatif terhadap

pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa rasio NPM yang

tinggi pada tahun ini justru akan menurunkan pertumbuhan laba pada tahun

berikutnya, begitu pula sebaliknya, rasio NPM yang rendah pada tahun ini akan

meningkatkan pertumbuhan laba pada tahun berikutnya. Hal ini dikarenakan

untuk menjaga kestabilan trend laba perusahaan maka perusahaan tersebut

melakukan manajemen laba, sehingga apabila laba perusahaan tahun ini naik

maka perusahaan tidak perlu meningkatkan pertumbuhan laba pada tahun

berikutnya. Sedangkan apabila laba perusahaan tahun ini mengalami penurunan,

maka perusahaan akan meningkatkan pertumbuhan laba pada tahun berikutnya.

Page 27: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Seluruh variabel independen dalam penelitian ini hanya menyumbang

33,5% dari keseluruhan variabel independen yang seharusnya ada seperti terlihat

pada nilai adjusted R2. Artinya masih terdapat 66,5% variabel-variabel

independen lain yang belum diketahui dan diteliti secara ilmiah mempengaruhi

pertumbuhan laba. Selain itu penelitian ini tidak dapat berlaku secara umum

karena hanya dapat digeneralisasi pada objek yang diteliti dan pada periode

amatan, tidak pada objek yang lain.

Implikasi Kebijakan

1. Bagi investor

Dengan mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel terhadap

pertumbuhan laba yang dianalisis dalam penelitian ini, maka investor dapat lebih

memperhatikan dalam menentukan strategi investasinya. Dimana dalam penelitian

ini variabel yang berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba

adalah TAT dan NPM. Karena dalam hal ini variabel TAT dan NPM berpengaruh

negatif, maka para investor harus memperhatikan ketika manajemen menaikkan

atau menurunkan pertumbuhan laba pada tahun berikutnya. Apabila tahun ini

variabel TAT maupun NPM tinggi, maka sebaiknya investor tidak membeli

saham karena pertumbuhan laba nya akan menurun pada tahun berikutnya. Begitu

pula apabila terjadi sebaliknya.

2. Bagi kreditur

Bagi para kreditur sebelum memutuskan untuk menerima atau menolak

permintaan kredit dari perusahaan, harus terlebih dahulu melihat pertumbuhan

laba perusahaan tersebut pada tahun berikutnya dengan memperhatikan rasio

keuangan khususnya dalam penelitian ini adalah variabel TAT dan NPM yang

berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan

manufaktur. Apabila variabel TAT maupun NPM tinggi pada tahun ini, maka

kreditur seharusnya tidak memberikan kredit kepada perusahaan tersebut karena

Page 28: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

kurang mendapatkan jaminan dari perusahaan yang akan menurunkan

pertumbuhan laba pada tahun berikutnya.

Saran

1. Pada waktu yang akan datang diharapkan penelitian dapat lebih

memperhatikan perilaku dari manajemen perusahaan yang memiliki

kecenderungan apabila pertumbuhan laba perusahaan tinggi pada tahun ini

maka perusahaan akan menurunkan pertumbuhan laba pada tahun berikutnya.

2. Menambahkan faktor-faktor ekonomi negara secara makro seperti: tingkat

inflasi, pertumbuhan ekonomi, kebijakan pemerintah serta kondisi politik

ekonomi negara.

Page 29: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia.

Angkoso, Willy. 2005. Pengaruh Debt Ratio dan Return On Equity TerhadapPertumbuhan Laba. Skripsi Jurusan Ekonomi UNNES.

Asyik, Nur Fadjrih dan Soelistyo, 2000,”Kemampuan Rasio Keuangan dalamMemprediksi Laba”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.15, No.3.

Brigham, Eugene, F dan Michael C, Enhardt., 2003, Financial ManagementTheory and Practice 11th Edition, Thomson and SouthWestern Credit,New York, Nov./Dec., Vol.108, Iss. 10; pg. 62, 1 pgs.

Chariri dan Imam Ghozali. 2003. Teori Akuntansi. Semarang: UNDIP.

Dennis, Michael. 2006. “Key Financial Rastios for The Credit Department”,Business.

Dwi Raharja, Ivon dan Linda Kusumaning, 2005, “Analisis Rasio Keuangandalam Memprediksi Perubahan Laba dimasa yang akan Datang PadaPerusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ ”, Akuntansi danTeknologi Informasi , Vol. 4, No.2, November.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 1999. Basic Econometrics. New York : Mc Graw Hill Inc.

Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. UPPAMP YKPN.

Hapsari, Epri Ayu. 2007. Analisis Rasio Keuangan untuk MemprediksiPertumbuhan Laba. Thesis Program Studi Manajemen UNDIP.

Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Teori Akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Indarti, Iin, 2002, “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan LabaEmiten di BEJ Tahun 1997-1999 ”, ASSETS, Vol.4, h. 107-120, Juni.

Juliana, Roma Uly dan Sulardi, 2003, ”Manfaat Rasio Keuangan DalamMemprediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur ”, Jurnal Bisnis &Manajemen, Vol. 3, No.2.

Page 30: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

Machfoedz, Mas’ud, 1999, “Pengaruh Krisis Moneter Pada Efisiensi PerusahaanPublik di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,Vol. 14, No. 1.

Meythi, 2005, “Rasio Keuangan yang paling baik Untuk MemprediksiPertumbuhan Laba: Suatu studi Empiris Pada Perusahaan ManufakturYang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.XI No. 2, September.

Nugroho, Augustinus Heri, dkk. 2003. “Evaluasi Terhadap Alternatif-AlternatifPenilaian Kinerja Perusahaan”. ANTISIPASI. Vol. 7, No. 2.

Reksoprayitno, Soediyono. 1991. Analisis Laporan Keuangan: Analisis Rasio.Yogyakarta : Liberty.

Riyanto, Bambang, 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4,Yogyakarta : BPFE.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan KeuanganPerusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suprihatmi dan Wahyuddin, 2003, “Pengaruh Rasio Keuangan TerhadapKemampuan Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan-PerusahaanManufaktur Yang Terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta”, JurnalManajemen Dayasaing, Vol.4, No.2.

Suwarno, Agus Endro, 2004, “Manfaat Informasi Rasio Keuangan DalamMemprediksi Perubahan Laba (Studi Empiris terhadap PerusahaanManufaktur Go Publik di Bursa Efek Jakarta)”. Jurnal Akuntansi danKeuangan, Vol. 3, No. 2.

Takarini, Nurjanti dan Erni Ekawati, 2003, “Analisis Rasio Keuangan dalamMemprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur di PasarModal Indonesia”, Ventura, Vol. 6 No. 3.

Ou, Jane A., 1990, “The Information Content of Nonearnings AccountingNumbers as Earnings Predictors”, Journal of Acounting Research, Vol.2, No. 1, Spring.

Institute For Economic and Financial Research (ECFIN), Indonesian CapitalMarket Directory 2006, Jakarta.

Institute For Economic and Financial Research (ECFIN), Indonesian CapitalMarket Directory 2007, Jakarta.

Institute For Economic and Financial Research (ECFIN), Indonesian CapitalMarket Directory 2008, Jakarta.

Page 31: ANALISIS MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM ...eprints.undip.ac.id/35673/1/JURNAL_SKRIPSI.pdfmaka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. 1.2 Rumusan Masalah

Institute For Economic and Financial Research (ECFIN), Indonesian CapitalMarket Directory 2009, Jakarta.

Institute For Economic and Financial Research (ECFIN), Indonesian CapitalMarket Directory 2010, Jakarta.

Institute For Economic and Financial Research (ECFIN), Indonesian CapitalMarket Directory 2011, Jakarta.