8
1  Abs t rak   Penyusunan PDRB suatu daerah merupakan salah satu upaya daerah tersebut dalam memberikan informasi yang jelas tentang gambaran pembangunan ekonomi, situasi, kondisi dan potensi suatu daerah sehingga memudahkan pemerintah maupun pihak swasta dalam menentukan kebijakan pembangunan di daerah tersebut. PDRB biasanya diukur setiap tahun dan setiap daerah memiliki perhitungan masing-masing, begitu juga di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai salah satu kota wisata yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun wisatawan asing, maka PDRB di wilayah tersebut diperlukan pengendalian supaya tetap terjaga dan dikatakan makmur. Seperti provinsi lainnya, D.I Yogyakarta juga terdiri dari beberapa kabupaten/kota. Pada setiap kabupaten/kota tersebut dapat dihitung PDRB yang diperoleh, dimana perhitungan biasanya dilakukan setiap tahun. Sehingga untuk mengetahui pengaruh kabupaten/kota dan tahun perhitungan PDRB terhadap nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar konstan maka perlu dilakukan pengujian. Pengujian yang dilakukan yaitu dengan pengujian MANOVA satu arah (One Way  ) dan pengujian dua arah (Two way  ) dimana sebelumnya perlu dilakukan pengujian asumsi normal multivariat dan homogenitas varians terlebih dahulu. Berdasarkan pengujian MANOVA One Way   diketahui bahwa faktor kabupaten/kota berpengaruh sangat kecil terhadap perhitungan PDRB sedangkan untuk pengujian MANOVA Two Way   diperoleh bahwa baik faktor kabupaten/kota, faktor tahun, dan interaksi keduanya berpengaruh sangat kecil terhadap nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. K at a Kunci    PD R B , K ab up at e n/ kota , N orm al Multivari at , Homogenitas varians, MANOVA One Way, MANOVA Two Way. I. PENDAHULUAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan  jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu atau merupakan jumlah nilai  barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam suatu wilayah. Keadaan ekonomi suatu daerah dapat terlihat dari PDRB daerah tersebut. PDRB dapat mencerminkan kondisi dan pencapaian aktivitas atau kinerja perekonomian daerah. Informasi ini sangat dibutuhkan guna mendukung setiap kebijakan yang akan diambil oleh para decision maker (pengambil keputusan) mulai dari tingkat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan di suatu daerah. Penyusunan PDRB suatu daerah merupakan salah satu upaya daerah tersebut dalam memberikan informasi yang jelas tentang gambaran pembangunan ekonomi, situasi, kondisi dan  potensi suatu daerah sehingga memudahkan pemerintah maupun pihak swasta dalam menentukan kebijakan  pembangunan di daerah tersebut. Hal tersebut sebagai alasan penting setiap daerah untuk selalu mengendalikan PDRB yang dihasilkan setiap waktu. PDRB biasanya diukur setiap tahun dan setiap daerah memiliki perhitungan masing-masing, begitu juga di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai salah satu kota wisata yang  banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun wisatawan asing, maka PDRB di wilayah tersebut diperlukan  pengendalian supaya tetap terjaga dan dikatakan makmur. Seperti provinsi lainnya, D.I Yogyakarta juga terdiri dari  beberapa kabupaten/kota. Pada setiap kabupaten/kota tersebut dapat dihitung PDRB yang diperoleh, dimana  perhitungan biasanya dilakukan setiap tahun. Berdasarkan keadaan tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah letak wilayah memberikan pengaruh terhadap PDRB di D.I Yogyakarta. Begitu juga dengan keadaan setiap tahun di wilayah tersebut apakah antara tahun satu dengan yang lainnya memberikan pengaruh terhadap PDRB yang dihasilkan setiap wilayah. Pengukuran ini dilakukan supaya kedepannya pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat. Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan dua jenis PDRB yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. Dimana setiap PDRB diukur untuk tahun 2006 hingga 2007 di tiga kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mengetahui pengaruh tahun dan wilayah tersebut terhadap PDRB maka dilakukan menggunakan uji  Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA). Sehingga untuk melakukan pengujian tersebut, sebelumnya diperlukan uji asumsi normal multivariat dan homogenitas. Dengan begitu diharapkan diketahui pengaruh wilayah dan tahun terhadap PDRB di Daerah Istimewa Yogyakarta. II. TINJAUAN PUSTAKA  A. Uji Asumsi untuk Data Multivariat Asumsi yang harus dipenuhi sebelum menganalisis data multivariat antara lain data pada variabel bebas harus  berdistribusi normal multivariat dan adanya kesamaan matriks varians-kovarians antarpopulasi [5]. Oleh karena itu  perlu dilakukan pengujian asumsi untuk mengetahui apakah data memenuhi kedua asumsi tersebut. 1. Uji Normalitas Multivariat Untuk memeriksa data apakah berdistribusi normal multivariat, dapat dilihat dari Q-Q plot  antara  square distance (d 2  j  ) dengan nilai quantil dari distribusi Chi- Square . . Jika hasil plot menggambarkan garis lurus maka data tersebut dapat dinyatakan sebagai normal multivariat [3].  M u lt i v ar i a t e A n a ly s i s Of Va r i a n c e  (MANOVA) Untuk Data PDRB Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta Wahyuni Resmi (1311100043) (1)  dan Indah Kurnia Putri (1311100047) (2)  (1)(2) Jurusan Statistika, FMIPA, ITS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail  : (1) [email protected]; (2) [email protected]

Analisis Multivariat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul1

Citation preview

  • 1

    AbstrakPenyusunan PDRB suatu daerah merupakan salah satu upaya daerah tersebut dalam memberikan

    informasi yang jelas tentang gambaran pembangunan

    ekonomi, situasi, kondisi dan potensi suatu daerah

    sehingga memudahkan pemerintah maupun pihak

    swasta dalam menentukan kebijakan pembangunan di

    daerah tersebut. PDRB biasanya diukur setiap tahun

    dan setiap daerah memiliki perhitungan masing-masing,

    begitu juga di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai

    salah satu kota wisata yang banyak dikunjungi

    wisatawan lokal maupun wisatawan asing, maka PDRB

    di wilayah tersebut diperlukan pengendalian supaya

    tetap terjaga dan dikatakan makmur. Seperti provinsi

    lainnya, D.I Yogyakarta juga terdiri dari beberapa

    kabupaten/kota. Pada setiap kabupaten/kota tersebut

    dapat dihitung PDRB yang diperoleh, dimana

    perhitungan biasanya dilakukan setiap tahun. Sehingga

    untuk mengetahui pengaruh kabupaten/kota dan tahun

    perhitungan PDRB terhadap nilai PDRB atas dasar

    harga berlaku dan PDRB atas dasar konstan maka perlu

    dilakukan pengujian. Pengujian yang dilakukan yaitu

    dengan pengujian MANOVA satu arah (One Way) dan

    pengujian dua arah (Two way) dimana sebelumnya perlu

    dilakukan pengujian asumsi normal multivariat dan

    homogenitas varians terlebih dahulu. Berdasarkan

    pengujian MANOVA One Way diketahui bahwa faktor

    kabupaten/kota berpengaruh sangat kecil terhadap

    perhitungan PDRB sedangkan untuk pengujian

    MANOVA Two Way diperoleh bahwa baik faktor

    kabupaten/kota, faktor tahun, dan interaksi keduanya

    berpengaruh sangat kecil terhadap nilai PDRB atas

    dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga

    konstan.

    Kata KunciPDRB, Kabupaten/kota, Normal Multivariat, Homogenitas varians, MANOVA One Way, MANOVA

    Two Way.

    I. PENDAHULUAN

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan

    jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha

    dalam suatu daerah tertentu atau merupakan jumlah nilai

    barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

    ekonomi dalam suatu wilayah. Keadaan ekonomi suatu

    daerah dapat terlihat dari PDRB daerah tersebut. PDRB

    dapat mencerminkan kondisi dan pencapaian aktivitas atau

    kinerja perekonomian daerah. Informasi ini sangat

    dibutuhkan guna mendukung setiap kebijakan yang akan

    diambil oleh para decision maker (pengambil keputusan)

    mulai dari tingkat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

    hasil-hasil pembangunan di suatu daerah. Penyusunan

    PDRB suatu daerah merupakan salah satu upaya daerah

    tersebut dalam memberikan informasi yang jelas tentang

    gambaran pembangunan ekonomi, situasi, kondisi dan

    potensi suatu daerah sehingga memudahkan pemerintah

    maupun pihak swasta dalam menentukan kebijakan

    pembangunan di daerah tersebut.

    Hal tersebut sebagai alasan penting setiap daerah untuk

    selalu mengendalikan PDRB yang dihasilkan setiap waktu.

    PDRB biasanya diukur setiap tahun dan setiap daerah

    memiliki perhitungan masing-masing, begitu juga di Daerah

    Istimewa Yogyakarta. Sebagai salah satu kota wisata yang

    banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun wisatawan

    asing, maka PDRB di wilayah tersebut diperlukan

    pengendalian supaya tetap terjaga dan dikatakan makmur.

    Seperti provinsi lainnya, D.I Yogyakarta juga terdiri dari

    beberapa kabupaten/kota. Pada setiap kabupaten/kota

    tersebut dapat dihitung PDRB yang diperoleh, dimana

    perhitungan biasanya dilakukan setiap tahun. Berdasarkan

    keadaan tersebut maka dilakukan penelitian untuk

    mengetahui apakah letak wilayah memberikan pengaruh

    terhadap PDRB di D.I Yogyakarta. Begitu juga dengan

    keadaan setiap tahun di wilayah tersebut apakah antara

    tahun satu dengan yang lainnya memberikan pengaruh

    terhadap PDRB yang dihasilkan setiap wilayah. Pengukuran

    ini dilakukan supaya kedepannya pemerintah dapat

    mengambil kebijakan yang tepat.

    Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan

    dua jenis PDRB yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan

    PDRB atas dasar harga konstan. Dimana setiap PDRB

    diukur untuk tahun 2006 hingga 2007 di tiga kabupaten/kota

    Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mengetahui pengaruh

    tahun dan wilayah tersebut terhadap PDRB maka dilakukan

    menggunakan uji Multivariate Analysis Of Variance

    (MANOVA). Sehingga untuk melakukan pengujian

    tersebut, sebelumnya diperlukan uji asumsi normal

    multivariat dan homogenitas. Dengan begitu diharapkan

    diketahui pengaruh wilayah dan tahun terhadap PDRB di

    Daerah Istimewa Yogyakarta.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Uji Asumsi untuk Data Multivariat Asumsi yang harus dipenuhi sebelum menganalisis data

    multivariat antara lain data pada variabel bebas harus

    berdistribusi normal multivariat dan adanya kesamaan

    matriks varians-kovarians antarpopulasi [5]. Oleh karena itu

    perlu dilakukan pengujian asumsi untuk mengetahui apakah

    data memenuhi kedua asumsi tersebut.

    1. Uji Normalitas Multivariat

    Untuk memeriksa data apakah berdistribusi normal

    multivariat, dapat dilihat dari Q-Q plot antara square

    distance (d2j) dengan nilai quantil dari distribusi Chi-

    Square(0.5

    ). Jika hasil plot menggambarkan garis lurus

    maka data tersebut dapat dinyatakan sebagai normal

    multivariat [3].

    Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) Untuk

    Data PDRB Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta Wahyuni Resmi (1311100043)(1) dan Indah Kurnia Putri (1311100047)(2)

    (1)(2)Jurusan Statistika, FMIPA, ITS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

    Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

    e-mail : (1)[email protected]; (2)[email protected]

  • 2

    (4)

    Uji hipotesis :

    H0 : data berdistribusi normal multivariat.

    H1 : data tidak berdistribusi normal multivariat.

    Pemeriksaan normal multivariat dilakukan dengan

    langkah-langkah sebagai berikut [3].

    1. Menghitung nilai square distance (d2j) untuk setiap pengamatan

    2 = [ ]

    1[ ], j = 1,2, , n

    2. Mengurutkan nilai d2j seluruh pengamatan yang diperoleh dari perhitungan di atas sedemikian hingga

    (1)2 (2)

    2 ()2

    3. Membuat Q-Q plot atau Chi-Square plot dengan nilai

    d2(j) sebagai sumbu X dan nilai kuantil atas ;(

    0.5

    )

    2

    sebagai sumbu Y.

    Kriteria gagal tolak H0, yang berarti data berdistribusi

    normal multivariat, secara visual dapat dilihat dari Q-Q plot

    yang terbentuk. Jika plot membentuk garis lurus maka data

    mengikuti distribusi normal. Selanjutnya, kriteria pemenuhan

    asumsi normal multivariat dapat diketahui melalui statistik

    uji yang dirumuskan sebagai berikut [3].

    = (())(())

    =1

    (())2

    =1

    (())2

    =1

    Daerah penolakan : Tolak H0 jika rQ< rn,

    Dimana rQ adalah koefisien korelasi antara() = ;(0.5

    )

    2

    dan () = ()2 , dan rn, merupakan titik kritis Q-Q plot

    pada tabel uji koefisien korelasi untuk normalitas.

    2. Uji Kesamaan Matriks Varians-Kovarians Pemeriksaan kesamaan matriks varians kovarians antara

    dua populasi atau lebih dilakukan dengan Boxs M test yang dirumuskan sebagai berikut [4].

    Uji Hipotesis :

    H0 : 1 = 2 = = k = (matriks kovarians bersifat multivariat homoskedastisitas)

    H1 : minimal ada satu i j (matriks kovarians tidak bersifat multivariat homoskedastisitas)

    Statistik Uji: = (1 ), dimana :

    = [1

    (1)

    1

    (1)] [

    22+31

    6(+1)(1)]

    = [ ( 1) ] ln|| [( 1) ln||]

    =1

    ( 1){(1 1)1 + (2 1)2 +

    + ( 1)}

    Daerah Kritis : Tolak H0 jika C >()2

    dengan =1

    2( + 1)( 1)

    B. Analisis Ragam Multivariat (MANOVA) Yang dimaksud dengan MANOVA (multivariate

    analysis of variance) adalah suatu pengembangan lebih

    lanjut dari analisis ragam univariate atau yang lebih dikenal

    sebagai analisis ragam (analysis of variance = ANOVA).

    Jika dalam ANOVA hanya dikaji pengaruh berbagai

    perlakuan yang dicobakan terhadap respons tunggal (satu

    buah variabel respons), maka dalam MANOVA dikaji

    pengaruh dari berbagai perlakuan yang dicobakan terhadap

    respons ganda (lebih dari satu variabel respons). Dengan

    kata lain MANOVA menganalisis hubungan antara vektor

    va-riabel respon (Y) yang diduga dipengaruhi oleh beberapa

    perlakuan (treatment). MANOVA terbagi menjadi beberapa

    macam analisis yang penting, antara lain sebagai berikut.

    1. One-Way Multivariate Analysis of Variance (MANOVA Satu Arah)

    Model One-Way MANOVA adalah sebagai berikut.

    = + + (8) Dimana

    = 1, 2, , ; = 1, 2, , = matriks nilai pengamatan (respon) dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.

    = matriks nilai rata-rata populasi. = matriks pengaruh dari perlakuan ke-i terhadap respon. = matriks residual atau pengaruh error yang timbul pada ulangan ke-j pada perlakuan ke-i yang diasumsikan bebas

    dan berdistribusi Np(0, ) untuk data multivariat. Untuk menguji apakah ada perbedaan pengaruh

    perlakuan yang signifikan terhadap beberapa variabel

    respon, hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.

    H0 : 1 = 2 = ... = t = 0 H1 : minimal ada satu i 0 , i = 1,2,...,t Statistik uji :

    Gambar 1. Tabel statistik uji untuk one-way MANOVA

    Dimana * adalah nilai Wilks Lambda yang dihitung menggunakan rumus :

    =||

    |+| (9)

    dengan B dan W masing-masing adalah matrik jumlah

    kuadrat dan cross product antar kelompok dan dalam

    kelompok yang memiliki derajat bebas g-1 dan nl-g.

    = ( )( )=1

    =1 (10)

    = =1 ( )( ) (11)

    xlj : vektor pengamatan ke-l pada kelompok j

    xj : vektor rata-rata kelompok ke-j

    nl : jumlah individu kelompok pada kelompok ke-l

    : vektor rata-rata semua kelompok Daerah Kritis : Tolak H0 jika Wilks Lambda lebih besar dari Fv1,v2(), dengan derajat bebas seperti yang tertera pada

    Gambar 1. Tabel 1. One-Way MANOVA

    Sumber

    Variasi Matrik Jumlah Kuadrat

    Derajat

    Bebas (db)

    Perlakuan B =

    g

    l

    llln1

    )')(( XXXX g-1

    Residual

    (Error) W =

    g

    l

    n

    j

    lljllj

    l

    1 1

    )')(( XXXX

    g

    l

    l gn1

    Total

    Terkoreksi B + W =

    g

    l

    n

    j

    ljlj

    l

    1 1

    )')(( XXXX

    g

    l

    ln1

    1

    (3)

    (5)

    (6)

    (7)

  • 3

    2. Two-Way Multivariate Analysis of Variance (MANOVA Dua Arah)

    Analisis MANOVA dua arah merupakan

    pengembangan dari MANOVA dua arah. Apabila semua uji

    asumsi terpenuhi, maka untuk membandingkan adakah

    terdapat efek interaksi antar faktor 1 dan faktor 2 untuk data

    multivariate biasa digunakan uji MANOVA dua arah.

    Model dari MANOVA dua arah adalah sebagai berikut: = + + + () + (12)

    dimana = 1, 2, , ; = 1, 2, , . = matriks nilai pengamatan (respon) dari perlakuan ke-i

    dan ulangan ke-j

    = matriks nilai rataan umum = matriks pengaruh dari faktor 1 pada level ke-i terhadap

    respon

    = matriks pengaruh dari faktor 2 pada level ke-j terhadap respon

    () = matriks pengaruh faktor interaksi antara 1 pada level ke-i dan faktor 2 pada level ke-j terhadap respon

    = matriks residual atau pengaruh error yang berdistribusi Np(0, ) untuk data multivariat.

    Tabel 2.2 Two-Way MANOVA

    Sumber

    Variasi Matrik Jumlah Kuadrat

    Derajat

    Bebas

    (db)

    Faktor 1 SSPfac1 =

    g

    l l

    lbn

    1 .

    .

    )'(

    )(

    XX

    XX g-1

    Faktor 2 SSPfac2 =

    b

    k k

    kgn

    1 .

    .

    )'(

    )(

    XX

    XX b-1

    Interaksi SSPint =

    g

    l

    kllk

    kllk

    b

    k

    n

    1

    ..

    ..

    1

    )'(

    )(

    XXXX

    XXXX (g-1)x

    (b-1)

    Residual

    (error) SSPres =

    g

    l

    b

    k

    lklkr

    n

    r

    lklkr

    1 1 1

    )'()( XX gb(n-1)

    Total

    Terkoreksi SSPcor =

    g

    l

    b

    k

    lkr

    n

    r

    lkr

    1 1 1

    )'()( XX gbn-1

    a. Untuk mengetahui adakah terdapat efek faktor 1 pada data

    multivariat dua arah biasa digunakan uji two way

    MANOVA dengan hipotesis sebagai berikut :

    H0 : 1 = 2 = ... = g = 0 H1 : minimal terdapat satu i 0 , i = 1,2,...,g. Statistik uji yang digunakan adalah Wilks Lambda:

    resfac

    res

    SPPSPP

    SPP

    1

    *

    (13) (2.11)

    Daerah Kritis : Tolak H0 jika

    )(

    *ln2

    )1(1)1(

    )1(2 pgX

    gpngb

    )(

    *ln2

    )1(1)1(

    )1(2 pgX

    gpngb

    b. Untuk mengetahui adakah terdapat efek faktor 1 pada data

    multivariat dua arah biasa digunakan uji two way

    MANOVA dengan hipotesis sebagai berikut

    H0 : 1 = 2 = ... = b = 0 H1 : minimal terdapat satu j 0 , j = 1,2,...,b. Statistik uji yang digunakan adalah Wilks Lambda:

    resfac

    res

    SPPSPP

    SPP

    2

    *

    (14)

    Daerah Kritis : Tolak H0 jika

    )(

    *ln2

    )1(1)1(

    )1(2 pgX

    gpngb

    )(

    *ln2

    )1(1)1(

    )1(2 pgX

    gpngb

    c. Untuk mengetahui adakah terdapat efek interaksi faktor 1

    dan faktor 2 pada data multivariat menggunakan uji two way

    MANOVA dengan hipotesis sebagai berikut.

    H0 : ()11 = ()12 = ... = ()gb = 0 H1 : minimal terdapat satu ()ij 0, i = 1,2,...,g dan j = 1, 2, ..., b.

    III. METODOLOGI PENELITIAN

    A. Sumber Data

    Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data

    sekunder yang diperoleh dari Tesis yang berjudul

    Pendekatan Fixed Effect Model Dan Two Stage Least Square Untuk Pemodelan Nilai Tambah Sektoral

    Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta oleh Mohamad Ardi Kintoni (1308201032). Tesis ini terdapat di Ruang Baca

    Statistika. Data tesis tersebut didapatkan dari hasil publikasi

    BPS terkait data PDRB (Produk Daerah Regional Bruto).

    B. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua

    tipe yaitu variabel prediktor dan variabel respon. Untuk

    variabel prediktor yaitu kabupaten/kota di D.I Yogyakarta

    dan tahun perhitungan PDRB di D.I Yogyakarta. Dimana

    untuk kabupaten/kota yang digunakan terdiri dari tiga level

    yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kota

    Yogyakarta. Sedangkan untuk tahun perhitungan PDRB

    digunakan tahun 2006, 2007, dan 2008. Kemudian untuk

    variabel respon yang digunakan adalah PDRB atas dasar

    harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan.

    Penggunaan dua variabel respon tersebut karena perhitungan

    PDRB di Indonesia memang berbeda antara harga berlaku

    dan harga konstan. PDRB tersebut dihitung untuk enam

    lapangan usaha, yaitu terdiri dari pertanian, pertambangan

    dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas, dan air

    bersih, bangunan, perdagangan, hotel, dan restoran,

    angkutan dan komunikasi, keuangan, real estate, dan jasa

    perusahaan serta jasa-jasa. Sehingga dengan adanya variabel

    respon dan variabel prediktor diharapkan dapat diketahui

    ada tidaknya pengaruh kabupaten/kota dan tahun terhadap

    besarnya PDRB.

    C. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut.

    1. Melakukan identifikasi data yang diperoleh menjadi variabel prediktor dan variabel respon. Variabel

    prediktornya yaitu kabupaten/kota (Kabupaten Sleman,

    Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta) dan tahun

    perhitungan PDRB (tahun 2006, 2007, dan 2008).

    Kemudian variabel respon yang digunakan yaitu

    PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar

    harga konstan.

    2. Melakukan pengujian asumsi normal multivariat dan uji homogenitas varians data PDRB atas dasar harga

    berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan.

    3. Melakukan pengujian MANOVA satu arah dimana faktor yang akan diuji adalah kabupaten/kota

    perhitungan PDRB di D.I Yogyakarta. Setelah

    melakukan pengujian satu arah tersebut diharapkan

    menghasilkan keputusan apakah level dari

    kabupaten/kota perhitungan PDRB menghasilkan efek

    yang signifikan atau tidak.

  • 4

    4. Melakukan pengujian MANOVA dua arah (two way) dimana faktor yang akan diuji adalah kabupaten/kota

    (Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kota

    Yogyakarta) dan tahun perhitungan PDRB (tahun

    2006, 2007, dan 2008). Setelah melakukan pengujian

    dua arah tersebut diharapkan menghasilkan keputusan

    apakah ada pengaruh model dari kedua faktor dan

    interaksi antar dua faktor tersebut.

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada saat melakukan analisis multivariat, terlebih dahulu

    harus memenuhi asumsi berdistribusi normal dan

    homoskedastisitas matriks varian-kovarians. Setelah

    melakukan pengujian asumsi maka dilakukan analisis

    mengenai Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA)

    untuk One Way dan Two Way. Berikut ini analisis

    multivariat yang digunakan pada data dengan variabel

    respon PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar

    harga konstan yang dilakukan dengan dua faktor yaitu tahun

    perhitungan PDRB dengan level tahun 2006, 2007, dan

    2008 serta kabupaten/kota di D.I Yogyakarta dengan level

    Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kota

    Yogyakarta.

    A. Pengujian Asumsi Normal Multivariat Pada Variabel Respon

    Analisis untuk mengetahui asumsi data berdistribusi

    normal untuk variabel respon berupa PDRB atas dasar harga

    berlaku dan PDRB atas dasar konstan dengan melihat nilai

    koefisien korelasi sebagai berikut.

    H0 : Data PDRB atas dasar berlaku dan PDRB atas dasar

    harga konstan berdistribusi multivariat normal.

    H1 : Data PDRB atas dasar berlaku dan PDRB atas dasar

    harga konstan tidak berdistribusi normal.

    = 0,05 Daerah kritis :

    Tolak H0 jika dengan tingkat signifikan lebih kecil dari

    , yang diperoleh dari tabel titik kritis Q-Q plot. Perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan

    bantuan software Minitab. Hasil yang diperoleh adalah

    sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Koefisien Korelasi untuk Data Variabel Respon

    Koefisien Korelasi rn,

    0,976 0,9842

    Berdasarkan tabel 1 mengenai koefisien korelasi untuk

    data variabel respon diperoleh koefisien korelasi sebesar

    0,976. Kemudian untuk nilai tabel dengan sebesar 0,05 dan jumlah pengamatan sebesar 81 data variabel respon

    diperoleh nilai 81;0,05 yaitu 0,9842. Apabila dibandingkan dengan nilai tabel maka diperoleh koefisien korelasi bernilai

    lebih kecil dibandingkan nilai tabel titik kritis Q-Q plot

    sehingga disimpulkan tolak H0 atau data variabel respon

    tidak berdistribusi normal multivariat. Sehingga untuk dapat

    dilakukan analisis multivariat tahap selanjutnya maka

    asumsi normal multivariat diasumsikan terpenuhi.

    B. Pengujian Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) One Way

    Pengujian MANOVA satu arah digunakan untuk

    mengetahui pengaruh suatu faktor berpengaruh atau tidak

    terhadap variabel respon. Sebelum melakukan pengujian ini

    perlu diketahui bahwa data memenuhi asumsi distribusi

    normal dan asumsi homogenitas varians. Dimana dalam

    pengujian ini digunakan variabel respon yaitu PDRB atas

    dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan.

    Sedangkan variabel prediktor yang digunakan yaitu

    kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan tiga

    level yaitu kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kota

    Yogyakarta. Berikut ini pengujian homogenitas varians

    untuk pengujian MANOVA satu arah.

    H0 : 1 = 2 (Matriks kovarians bersifat homogenitas varians)

    H1 : 1 2 (Matriks kovarians tidak bersifat homogenitas varians)

    = 0,05 Daerah kritis :

    Tolak H0 jika p-value < Perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan

    bantuan software SPSS. Hasil yang diperoleh adalah sebagai

    berikut. Tabel 2. Boxs Test Pada MANOVA One Way

    Boxs M 9,972

    F 1,600

    df1 6

    df2 151632

    p-value 0,142

    Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwasanya nilai

    Boxs M sebesar 9,972 dan untuk p-value dihasilkan nilainya sebesar 0,142. Nilai ini ternyata lebih besar dari sehingga disimpulkan gagal tolak H0 atau matriks kovarians antara

    data variabel respon pada pengujian MANOVA satu arah

    (One Way) bersifat homogenitas varians. Kemudian untuk

    asumsi normal multivariat diasumsikan terpenuhi. Sehingga

    pengujian MANOVA satu arah (One Way) dapat dilakukan

    sebagai berikut.

    H0 : 1 = 2 = 3 = 0 H1 : minimal terdapat satu 0 = 0,05 Daerah kritis : Tolak H0 jika p-value <

    Perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan

    bantuan software SPSS. Tabel MANOVA satu arah (One

    Way) yang dihasilkan adalah sebagai berikut. Tabel 3. MANOVA One Way

    Source of

    variation

    Matrix of sum of squares and

    cross products

    Degrees of

    fredom

    Perlakuan

    Residual

    (error)

    [2,184 1012 1,288 1012

    1,288 1012 7,603 1011]

    [3,619 1013 1,952 1013

    1,952 1013 1,105 1013]

    2

    78

    Total

    (corrected) [3,838 1013 2,081 1013

    2,081 1013 1,181 1013] 80

    Setelah didapatkan tabel MANOVA maka dilakukan

    pengujian dengan melihat tiga aspek yaitu p-value, uji Wilks

    Lambda, dan Partial Eta Square. Ketiga aspek tersebut

    dapat diperoleh dengan bantuan software SPSS sebagai

    berikut. Tabel 4. Statistik Uji MANOVA One Way

    Wilks Lambda p-value Partial Eta Square

    0,933 0,250 0,034

    Berdasarkan tabel 4 mengenai statistik uji untuk

    MANOVA satu arah (One Way) didapatkan nilai p-value

    sebesar 0,250. Nilai p-value tersebut lebih besar dari sehingga disimpulkan gagal tolak H0 atau pengaruh level

    dari faktor kabupaten/kota tersebut tidak signifikan terhadap

    perhitungan PDRB di D.I Yogyakarta.

  • 5

    Selanjutnya apabila dilihat dari nilai Wilks Lambda

    diperoleh nilai sebesar 0,933 yang mana nilai ini mendekati

    1, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor kabupaten/kota

    dengan tiga level yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten

    Bantul, dan Kota Yogyakarta memberikan pengaruh yang

    cukup kecil terhadap besarnya nilai PDRB atas dasar harga

    berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan.

    Kemudian untuk nilai Partial Eta Square didapatkan

    nilai sebesar 0,034. Nilai Partial Eta Square tersebut sangat

    kecil sehingga menunjukkan pengaruh faktor

    kabupaten/kota yang cukup kecil terhadap besarnya nilai

    PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga

    konstan. Berdasarkan ketiga statistik uji tersebut ternyata

    didapatkan kesimpulan yang sama yaitu pengaruh dari

    faktor kabupaten/kota di D.I Yogyakarta memberikan

    pengaruh tidak signifikan atau pengaruh yang kecil terhadap

    perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas

    dasar harga konstan.

    C. Pengujian Multivariate Analysis Of Variance

    (MANOVA) Two Way

    Pengujian MANOVA dua arah digunakan untuk

    mengetahui pengaruh beberapa faktor berpengaruh atau

    tidak terhadap variabel respon. Sebelum melakukan

    pengujian ini perlu diketahui bahwa data memenuhi asumsi

    distribusi normal dan asumsi homogenitas varians. Dimana

    dalam pengujian ini digunakan variabel respon yaitu PDRB

    atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga

    konstan. Sedangkan variabel prediktor yang digunakan ada

    dua yaitu kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta

    dengan tiga level yaitu kabupaten Sleman, Kabupaten

    Bantul, dan Kota Yogyakarta serta variabel prediktor yang

    kedua yaitu tahun perhitungan PDRB dengan tiga level yaitu

    tahun 2006, 2007, dan 2008. Berikut ini pengujian

    homogenitas varians untuk pengujian MANOVA dua arah.

    H0 : 1 = 2 (Matriks kovarians bersifat homogenitas varians)

    H1 : 1 2 (Matriks kovarians tidak bersifat homogenitas varians)

    = 0,05 Daerah kritis :

    Tolak H0 jika p-value < Perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan

    bantuan software SPSS. Hasil yang diperoleh adalah sebagai

    berikut. Tabel 5. Boxs Test Pada MANOVA Two Way

    Boxs M 19,167

    F 0,717

    df1 24

    df2 15845,434

    p-value 0,839

    Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwasanya nilai

    Boxs M sebesar 19,167 dan untuk p-value dihasilkan nilainya sebesar 0,839. Nilai ini ternyata lebih besar dari sehingga disimpulkan gagal tolak H0 atau matriks kovarians

    antara data variabel respon pada pengujian MANOVA dua

    arah (Two Way) bersifat homogenitas varians. Kemudian

    untuk asumsi normal multivariat diasumsikan terpenuhi.

    Setelah uji asumsi terpenuhi maka analisis multivariat dapat

    dilakukan. Berikut tabel MANOVA dua arah (Two Way)

    dapat diperoleh dengan bantuan software SPSS.

    Tabel 6. MANOVA Two Way

    Source of

    variation

    Matrix of sum of squares and

    cross products d.f

    Faktor 1:

    Kabupaten/kota

    Faktor 2:

    Tahun

    Interaksi

    Residual (error)

    [2,184 1012 1,288 1012

    1,288 1012 7,603 1011]

    [7,461 1011 1,523 1011

    1,523 1011 3,118 1010]

    [2,065 1010 4,980 109

    4,980 109 1,262 109]

    [3,543 1013 1,937 1013

    1,937 1013 1,102 1013]

    2

    2

    4

    72

    Total (corrected) [3,838 1013 2,081 1013

    2,081 1013 1,181 1013] 80

    Setelah didapatkan tabel MANOVA maka dilakukan

    pengujian pengaruh faktor kabupaten/kota, faktor tahun

    perhitungan PDRB, dan interaksi antara faktor

    kabupaten/kota dengan tahun perhitungan PDRB. Berikut

    pengujian pengaruh faktor kabupaten/kota terhadap PDRB

    atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga

    konstan.

    H0 : 1 = 2 = 3 = 0 H1 : minimal terdapat satu 0 = 0,05 Daerah kritis : Tolak H0 jika p-value <

    Pengujian ini dengan melihat tiga aspek yaitu p-value,

    uji Wilks Lambda, dan Partial Eta Square. Ketiga aspek

    tersebut dapat diperoleh dengan bantuan software SPSS

    sebagai berikut. Tabel 7. Statistik Uji Untuk Faktor Kabupaten/Kota

    Wilks Lambda p-value Partial Eta Square

    0,933 0,289 0,034

    Berdasarkan tabel 7 mengenai statistik uji untuk faktor

    kabupaten/kota didapatkan nilai p-value sebesar 0,289. Nilai

    p-value tersebut lebih besar dari sehingga disimpulkan gagal tolak H0 atau pengaruh level dari faktor

    kabupaten/kota tersebut tidak signifikan terhadap

    perhitungan PDRB di D.I Yogyakarta.

    Selanjutnya apabila dilihat dari nilai Wilks Lambda

    diperoleh nilai sebesar 0,933 yang mana nilai ini mendekati

    1, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor kabupaten/kota

    dengan tiga level yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten

    Bantul, dan Kota Yogyakarta memberikan pengaruh yang

    cukup kecil terhadap besarnya nilai PDRB atas dasar harga

    berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan.

    Kemudian untuk nilai Partial Eta Square didapatkan

    nilai sebesar 0,034. Nilai Partial Eta Square tersebut sangat

    kecil sehingga menunjukkan pengaruh faktor

    kabupaten/kota yang cukup kecil terhadap besarnya nilai

    PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga

    konstan. Berdasarkan ketiga statistik uji tersebut ternyata

    didapatkan kesimpulan yang sama yaitu pengaruh dari

    faktor kabupaten/kota di D.I Yogyakarta memberikan

    pengaruh tidak signifikan atau pengaruh yang kecil terhadap

    perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas

    dasar harga konstan. Langkah selanjutnya melakukan

    pengujian pengaruh faktor kedua. Berikut pengujian

    pengaruh faktor tahun perhitungan PDRB terhadap nilai

    PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga

    konstan.

  • 6

    H0 : 1 = 2 = 3 = 0 H1 : minimal terdapat satu 0 = 0,05 Daerah kritis : Tolak H0 jika p-value <

    Pengujian ini dengan melihat tiga aspek yaitu p-value,

    uji Wilks Lambda, dan Partial Eta Square. Ketiga aspek

    tersebut dapat diperoleh dengan bantuan software SPSS

    sebagai berikut. Tabel 8. Statistik Uji Untuk Faktor Tahun Perhitungan PDRB

    Wilks Lambda p-value Partial Eta Square

    0,816 0,006 0,096

    Berdasarkan tabel 8 mengenai statistik uji untuk faktor

    kabupaten/kota didapatkan nilai p-value sebesar 0,006. Nilai

    p-value tersebut lebih kecil dari sehingga disimpulkan tolak H0 atau pengaruh level dari faktor tahun perhitungan

    PDRB tersebut signifikan terhadap perhitungan PDRB di

    D.I Yogyakarta.

    Selanjutnya apabila dilihat dari nilai Wilks Lambda

    diperoleh nilai sebesar 0,816 yang mana nilai ini mendekati

    1, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor tahun perhitungan

    PDRB dengan tiga level yaitu tahun 2006, 2007, dan 2008

    memberikan pengaruh yang cukup kecil terhadap besarnya

    nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar

    harga konstan.

    Kemudian untuk nilai Partial Eta Square didapatkan

    nilai sebesar 0,096. Nilai Partial Eta Square tersebut sangat

    kecil sehingga menunjukkan pengaruh faktor tahun

    perhitungan PDRB yang cukup kecil terhadap besarnya nilai

    PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga

    konstan. Berdasarkan ketiga statistik uji tersebut ternyata

    didapatkan nilai p-value memberikan kesimpulan yang

    berbeda dengan kesimpulan dari pengujian nilai Wilks

    Lambda dan Partial Eta Square. Selanjutnya untuk

    mengetahui ada tidaknya interaksi antara faktor

    kabupaten/kota dan tahun perhitungan PDRB terhadap nilai

    PDRB atas dasar berlaku dan PDRB atas dasar harga

    konstan maka dilakukan pengujian terhadap interaksi

    sebagai berikut.

    H0 : ()11 = ()12 = = ()33 = 0 H1 : minimal terdapat satu () 0 = 0,05 Daerah kritis : Tolak H0 jika p-value <

    Pengujian ini dengan melihat tiga aspek yaitu p-value,

    uji Wilks Lambda, dan Partial Eta Square. Ketiga aspek

    tersebut dapat diperoleh dengan bantuan software SPSS

    sebagai berikut. Tabel 9. Statistik Uji Untuk Faktor Interaksi

    Wilks Lambda p-value Partial Eta Square

    0,995 1,000 0,003

    Berdasarkan tabel 9 mengenai statistik uji untuk

    interaksi antara faktor kabupaten/kota dan faktor tahun

    perhitungan PDRB didapatkan nilai p-value sebesar 1,000.

    Nilai p-value tersebut lebih besar dari sehingga disimpulkan gagal tolak H0 atau pengaruh interaksi tersebut

    tidak signifikan terhadap perhitungan PDRB di D.I

    Yogyakarta.

    Selanjutnya apabila dilihat dari nilai Wilks Lambda

    diperoleh nilai sebesar 0,995 yang mana nilai ini mendekati

    1, sehingga dapat dikatakan bahwa interaksi antara faktor

    kabupaten/kota dengan faktor tahun perhitungan PDRB

    memberikan pengaruh yang cukup kecil terhadap besarnya

    nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar

    harga konstan.

    Kemudian untuk nilai Partial Eta Square didapatkan

    nilai sebesar 0,003. Nilai Partial Eta Square tersebut sangat

    kecil sehingga menunjukkan pengaruh interaksi yang cukup

    kecil terhadap besarnya nilai PDRB atas dasar harga berlaku

    dan PDRB atas dasar harga konstan. Berdasarkan ketiga

    statistik uji tersebut ternyata didapatkan kesimpulan yang

    sama yaitu pengaruh dari interaksi antara faktor

    kabupaten/kota dengan level Kabupaten Sleman, Kabupaten

    Bantul, dan Kota Yogyakarta dengan faktor tahun

    perhitungan PDRB dengan level tahun 2006, 2007, dan

    2008 memberikan pengaruh tidak signifikan atau pengaruh

    yang kecil terhadap perhitungan PDRB atas dasar harga

    berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan.

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan penelitian terhadap data PDRB di D.I

    Yogyakarta yang terdiri dari variabel prediktor yaitu

    kabupaten/kota dengan level kabupaten Sleman, Kabupaten

    Bantul, dan Kota Yogyakarta serta tahun perhitungan PDRB

    dengan level tahun 2006, 2007, dan 2008 didapatkan hasil

    bahwa data tersebut tidak memenuhi asumsi normal

    multivariat, tetapi untuk bisa dilanjutkan analisis multivariat

    maka diasumsikan berdistribusi normal. Kemudian uji

    asumsi lainnya yaitu uji homogenitas varians, dimana baik

    dalam pengjian MANOVA One Way dan MANOVA Two

    Way menghasilkan matriks kovarians yang memenuhi

    asumsi homogenitas varians. Selanjutnya pada pengujian

    MANOVA One Way menghasilkan kesimpulan bahwa

    faktor kabupaten/ kota mempunyai pengaruh yang kecil

    terhadap PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas

    dasar harga konstan. Sedangkan pada pengujian MANOVA

    Two Way didapatkan bahwa berdasarkan nilai p-value untuk

    faktor kabupaten/kota dan interaksi faktor kabupaten/kota

    dengan faktor tahun perhitungan sama-sama menghasilkan

    hasil yang tidak signifikan sedangkan untuk faktor tahun

    perhitungan PDRB berpengaruh signifikan. Kemudian

    apabila pada MANOVA Two Way diuji dengan melihat nilai

    Wilks Lambda dan Partial Eta Square maka antara faktor

    kabupaten/kota, faktor tahun perhitungan PDRB, dan

    interaksi kedua faktor tersebut menghasilkan kesimpulan

    bahwa ketiganya mempunyai pengaruh yang kecil terhadap

    nilai PDRB atas dasar berlaku dan PDRB atas dasar

    konstan.

    Oleh karena itu untuk menghasilkan hasil yang lebih

    baik maka pada analisis selanjutnya sebaiknya dilakukan

    analisis yang pengujian asumsi normal multivariat dan

    homogenitas varians semuanya terpenuhi. Selain itu untuk

    bisa mengetahui faktor-faktor yang memang memberikan

    pengaruh signifikan terhadap besarnya nilai PDRB atas

    dasar berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan maka

    dapat dilakukan pengujian lebih lanjut dengan menggunakan

    variabel prediktor lainnya yang diduga berpengaruh

    terhadap perhitungan PDRB.

  • 7

    LAMPIRAN

    Lampiran 1

    Kabupaten/kota

    Kab. Bantul Kab. Sleman Kota Yogyakarta

    HB HK HB HK HB HK

    Tahun

    2006

    1228440 814742 1249521 924603 28772 21351

    58096 34000 33174 18899 451 270

    1114022 568064 1375949 873294 797702 529450

    59220 27127 109177 45439 145225 60741

    679952 381915 1012596 554572 623423 362187

    974715 624196 1933836 1126189 1715860 1146083

    394076 219535 554646 300628 1393144 862341

    356659 193399 931652 539620 1107768 607748

    857286 436668 1698316 925816 1920294 982333

    2007

    1348018 838545 1332265 923422 28751 19209

    64077 35023 62566 32998 497 279

    1228352 582328 1505155 890912 866747 539154

    67967 29294 124511 50203 158783 64197

    814190 413693 1213362 601267 740368 390323

    1100094 659401 2191823 1204716 1908299 1188152

    440421 234814 604012 321854 1508399 910568

    398161 202511 1061179 567159 1269579 651968

    948369 453340 1877320 961049 2118045 1012551

    2008

    1587482 880148 1627084 987480 29893 18140

    71679 35829 60714 30372 506 258

    1392054 596187 1648909 904474 964476 543050

    83561 31675 140301 52789 183821 65488

    951861 437151 1425093 642538 854814 412972

    1289407 702353 2531630 1276918 2196401 1253026

    509703 248779 679689 339243 1684221 984783

    459309 212888 1221238 598190 1503554 696816

    1073924 473049 2118626 1006243 2381480 1046615

    Lampiran 2

    Program Macro Minitab

    macro

    qq x.1-x.p

    mconstant i n p t chis

    mcolumn d x.1-x.p dd pi q ss tt

    mmatrix s sinv ma mb mc md

    let n=count(x.1)

    cova x.1-x.p s

    invert s sinv

    do i=1:p

    let x.i=x.i-mean(x.i)

    enddo

    do i=1:n

    copy x.1-x.p ma;

    use i.

    transpose ma mb

    multiply ma sinv mc

    multiply mc mb md

    copy md tt

    let t=tt(1)

    let d(i)=t

    enddo

    set pi

    1:n

    end

    let pi=(pi-0.5)/n

    sort d dd

    invcdf pi q;

    chis p.

    plot q*dd

    invcdf 0.5 chis;

    chis p.

    let ss=dd

  • 8