Upload
siti-munawwaroh-al-kubro
View
164
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ISSN 2337-6384 JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari 2013
67
ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL “CINTA SUCI ZAHRANA” KARYA
HABIBURRAHMAN EL-SHIRAZY
Vicky Choirul Abidin
(Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Abstrak: Penelitian terhadap novel Cinta Suci Zahrana karya El-Shirazy
memfokuskan dalam mencari nilai-nilai moral yang terdapat dalam kandungan
bacaan novel Cinta Suci Zahrana yang mampu menjadikannya sebagai motivasi
untuk menghadapi kehidupan sehari-hari. Yaitu kehidupan anak manusia yang
tak lepas dari berbagai ujian dan godaan tetapi ia selalu sabar atas segala cobaan
yang dialaminya. Bahkan selalu tegar, rajin bekerja dan rajin pula belajar untuk
mencapai cita-cita yang didambakannya. Rumusan masalah dalam penelitian ini,
yaitu peneliti mampu mendeskripsikan nilai moral (1) kesabaran, (2) tawakkal,
(3) taat ibadah (4) penolong, (5) rajin bekerja dan belajar, (6) pengendalian diri,
(7) penyesalan yang terdapat dalam novel Cinta Suci Zahrana karya El-Shirazy.
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif karena datanya bersifat kualitatif , yaitu berupa kata-kata,
bukan kalimat. teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kajian pustaka. Hal ini karena sumber data bersifat literal hermeneutik-
fenomenologis dan data bersifat ideografis yang merupakan hasil penghayatan
dan pemahaman arti secara mendalam dan mencukupi.
Kata Kunci: Analisis, Nilai Moral, Novel
PENDAHULUAN
Nilai moral dalam karya sastra dapat
dipandang sebagai amanat, pesan,atau
message. Bahkan unsur amanat dalam karya
sastra sebenarnya merupakan gagasan yang
mendasari diciptakannya karya sastra. Ajaran
moral dalam karya sastra seringkali tidak
secara langsung disampaikan, tetapi melalui
hal-hal yang sifatnya amoral dulu. Hal ini
sesuai apa yang dikenal dengan adanya suatu
tahapan katarsis pada pembaca karya sastra.
Meskipun sebelum pada tahapan katartis,
pembaca atau penonton dipersilahkan untuk
menikmati dan menyaksikan peristiwa-
peristiwa yang sebetulnya tidak dibenarkan
secara moral. Jadi untuk menuju tatanan
kehidupan yang berupa nilai moral, seringkali
menonton harus melalui proses menyaksikan
adegan yang tidak sejalan dengan kepentingan
nilai-nilai moral.
Inti dari nilai hidup dan kehidupan
sebenarnya suatu upaya menata diri agar
menjadi orang yang baik, yakni orang yang
bersih hatinya. Memang sebenarnya manusia
dilahirkan di muka bumi ini, dalam keadaaan
suci. Oleh karena itu, setiap manusia dalam
jiwanya selalu menghendaki atau memiliki
kecendrungan menuju ke arah yang baik, atau
sesuai dengan tatanan nilai-nilai kemanusiaan.
Salah satu wujud tatanan nilai kemanusiaan,
adalah nilai yang bertalian dengan masalah
moral.
Moral termasuk dalam dimensi
aksiologis, yaitu system nilai hidup (life value
ISSN 2337-6384 JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari 2013
68
system), yang berbicara tentang baik-buruk,
benar-salah, adil-curang, jujur-dusta dan
seterusnya. Pada dasarnya moral meliputi dua
tahapan tindakan manusia; pertama nilai yang
bersifat transenden yang masih bersifat
abstrak, filosofis, metafisis yang masih berupa
ide vital (vital ideas) dan aspek tersebut masih
pada taraf kesadaran pikiran dan persaan
manusia mengenai nilai hidup dan kehidupan
yang disebut kesadaran etika, tahapan ini
masih belum berwujud dalam sikap dan
perilaku (Icksan, 2002:26).
Selanjutnya, apabila seseorang telah
bersikap atau berperilaku atas kesadaran dan
didorong atau dimotifasi oleh kesadaran etika
tersebut, maka dikatakan bahwa orang
tersebut telah bersikap serta bertindak
(bermoral). Dengan kata lain, orang yang
bermoral adalah orang yang bersikap atau
bertindak atas dorongan moralnya atau moral
authority, dan itu harus terjadi melalui proses
self determination, diputuskan sendiri secara
bebas. Bukan karena terpaksa atau paksaan
dari luar.
Sejalan dengan uraian di atas,
diketahui bahwa semakin banyak fenomena-
fenomena yang terjadi sekarang di tengah
masyarakat yang terkadang tidak
mengindahkan perilaku-perilaku yang
menyimpang. Sebagai contoh masalah moral
yang terdapat dalam novel “Cinta Suci
Zahrana”, karya Habiburrahman El-Shirazy.
Kisah di dalam novel ini merupakan potret
kehidupan anak manusia yang tak lepas dari
berbagai ujian dan godaan. Sebagai contoh
tokoh Zahrana dalam novel Cinta Suci
Zahrana. Dia selalu sabar atas segala cobaan
yang dialaminya. Bahkan selalu tegar, rajin
bekerja dan rajin pula belajar untuk mencapai
cita-cita yang didambakannya.
Tak ayal jika El-Shirazy dikenal sebagai
novelis ternama di Indonesia maupun di luar
negeri, baik di Asia maupun di Eropa.
Memang banyak yang mengakui bahwa Dia
sebagai sastrawan yang cukup produktif.
Banyak karya-karyanya yang disukai
kalangan remaja, karena novel-novelnya
dapat menambah wawasan yang luas.
Wawasan tentang kehidupan kalangan remaja
yang sedang mengalami pertumbuhan
kejiwaannya.
Kelebihan novel Cinta Suci Zahra-
na adalah mengangkat hakikat hidup dan
kehidupan yang sebenarnya. Tokoh Zahrana
mencerminkan seorang muslimah yang baik
budi, sederhana dan bersahaja, banyak nilai
moral yang dapat diambil dari tokoh Zahrana
dan juga berbagai peristiwa dalam novel ini.
Kasih sayang terhadap orang tuanya maupun
rekan-rekannya, ketekunan bekerja dan
belajar, kejujuran, tanggung jawab yang
dimiliki, serta nilai-nilai kehidupan lainnya.
Sehubungan dengan hal di atas, penulis
tertarik untuk mengambil judul “Analisis
Nilai Moral dalam Novel “Cinta Suci
Zahrana” Karya Habiburrahman El-Shirazy.”
Sehingga tujuan utama penelitian ini untuk
mendeskripsikan Ekspresi Nilai Moral dalam
novel Cinta Suci Zahrana karya
Habiburrahman El-Shirazy dimana nilai
moral itu penting untuk dipelajari dan
diimplementasikan dalam kehidupan.
METODE
Tujuan utama penelitian ini untuk
mendeskripsikan Ekspresi Nilai Moral dalam
novel Cinta Suci Zahrana karya
Habiburrahman El-Shirazy. Sesuai dengan
tujuan penelitian tersebut, penelitian ini
dilakukan dengan rancangan penelitian
deskriptif kualitatif. Pemakaian rancangan ini
dipandang sesuai dengan karaktristik
penelitian ini, yaitu latar alamiah (natural
setting) sebagai sumber data, data berupa data
deskriptif dan bukan kuantitatif yang berarti
tidak melakukan pengukuran berupa angka
atau koefisien yang memerlukan analisis
statistik, bersifat eksploratif, dan tidak dalam
rangka menguji hipotesis yang sebelumnya
telah disusun oleh peneliti secara pragmatis.
Agar hasil penelitian baik dan dapat
dipertanggungjawabkan diperlukan data yang
benar-benar baik pula. Dalam penelitian yang
menggunakan rancangan kualitatif dikenal
konsep kesahihan (validitas) dan keterandalan
(reliabilitas) untuk menentukan kualitas data.
Kedua konsep tersebut identik dengan konsep
keabsahan data dalam penelitian yang
menggunakan rancangan kualitatif. Tentu saja
ISSN 2337-6384 JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari 2013
69
pemakaian konsep itu disesuaikan dengan
tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigma
penelitian kualitatif.
Sesuai dengan rancangan penelitian ini,
untuk menjaga keterandalan data dilakukan
kegiatan pengecekan data, yaitu (1) peneliti
membaca rujukan secara berulang-ulang
untuk mendapatkan pemahaman yang
maksimal, (2) peneliti berinteraksi secara aktif
dengan sumber data, (3) data dikumpulkan
dari hal yang diduga sebagai representasi
budaya Jawa melalui penandaan, pengkodean,
dan penulisan, (4) pengamatan dan
pengecekan terus menerus, mendalam, dan
berkesinambungan oleh peneliti selama
proses penelitian, (5) peneliti berusaha
menajamkan hasil aktivitas analisis dengan
mendiskusikannya dengan para profesional
atau pakar dan yang dianggap memahami arah
dan karakteristik penelitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang akan disajikan pada bagian
ini adalah data yang memuat aspek-aspek
moral sebagai salah satu unsur pembentuk
novel Cinta Suci Zahana karya
Habiburrahman El-Shirazy tersebut.
Berdasarkan pendekatan yang digunakan oleh
penulis dalam menganalisis novel, maka
diharapkan dapat mengungkapkan aspek
moral secara terperinci dan jelas. Aspek moral
yang dimaksud yaitu kesabaran, tawakkal,
taat beribadah, penolong, rajin bekerja dan
belajar, mampu mengendalikan diri, dan
penyesalan. Hal ini dimaksudkan untuk
memperkuat analisis, berikut akan dikutipkan
beberapa isi novel.
a. Kesabaran
Kesabaran adalah sebuah keutamaan
yang menghiasi diri seorang mukmin, di mana
seseorang mampu mengatasi berbagai
kesusahan dan tetap berada dalam ketaatan
kepada Allah meskipun kesusahan dan cobaan
itu begitu dahsyat. Nilai kesabaran dapat
dilihat pada sikap sabar yang dimiliki oleh
Zahrana dalam menghadapi ayahnya yang
memaksa dia tuk segera menerima lamaran
dari Pak Karman, sebenarnya ia ingin
menceritakan kebejatan Pak Karman kepada
ayahnya tetapi ia menganggap biar waktu
yang mengungkapnya.
“Bapak tidak tahu sih siapa sebenarnya
Pak Karma .”
“Bapak tau, dia dekan kamu.”
Dada Zahrana sesak, ia ingin
menceritakan semua kebejatan Pak
Karman. (H182 P5)
Berdasarkan uraian di atas, maka
seorang mukmin harus senantiasa bersabar
dan mengharap dengan sangat keridhan Allah
SWT., serta mencita-citakan untuk mendapat
pahala-Nya dan segala sesuatu yang
disediakan bagi orang-orang yang sabar.
b. Tawakkal
Seseorang yang memiliki sifat tawakkal
akan merasakan ketenangan, ketentraman, dan
senantiasa merasa mantap dan optimis dalam
bertindak. Di samping itu, juga akan
mendapatkan kekuatan spiritual, serta
keperkasaan luar biasa yang dapat
mengalahkan segala kekuatan yang bersifat
material. Juga merasakan kerelaan yang
penuh atas segala yang dikehendaki dan
dicita-citakannya. Seperti dalam potongan
cerita ketika Zahrana bangkit dari
keterpurukan dan ia mencoba untuk tawakal
kepada Allah SWT.
“Kita semua milik Allah dan akan
kembali kepada Allah. Kita semua
tunduk pada takdir-Nya. Yang paling
berkuasa di atas segalanya adalah
Allah SWT.”
Sejak itu, Zahrana nyaris tidak pernah
meninggalkan shalat malam. Ia
labuhkan segala keluhkesah dan
deritanya kepada Yang Maha
Menciptakan.
Ia pasrahkan dirinya secara total
kepada Allah. Dalam keheningan
malam ia berdoa.
“Ya Robbi, ikhtiar sudah hamba
lakukan, sekarang kepada-Mu hamba
kembalikan semua urusan. Ya Rabbi,
aku berlindung kepada-Mu dari semua
kejahatan yang terjadi di atas muka
bumi ini. Ya Rabbi, aku memohon
kepada-Mu segala kebaikan yang
Engkau ketahui. Dan aku berlindung
ISSN 2337-6384 JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari 2013
70
kepada-Mu dari segala hal buruk yang
Engkau ketahui. (H259 P1)
c. Taat Beribadah
Ibadah di dalam syariat Islam
merupakan tujuan akhir yang dicintai dan
diridhai-Nya, karena Allah menciptakan
manusia, mengutus para Rasul dan
menurunkan kitab-kitab suci-Nya. Orang
yang melaksanakannya dipuji dan yang
enggan melaksanakannya dicela. Di antara
keutamaan ibadah bahwasanya ibadah
menyucikan jiwa dan membersihkannya, dan
mengangkat ke derajat tertinggi menuju
kesempurnaan manusiawi.
Dalam novel yang mengajak Zahrana
untuk memakai kerudung. Sampai saat
berumah tangga Lina tetap beriman dengan
tetap puasa senin kamis.
“Lho ini kan hari senin. Biasanya kamu
kan puasa.” Seru Bu Nuriyah.
“Iya buka puasa di sini dulu baru
pulang ya Nak.” Pinta Pak Munajat.
“Saya ingin sekali buka puasa di sini
Bu. Tapi mohon maaf, saya sudah janji
sama Mas Andi untuk berbuka puasa
bersama Mas Andi di kantor. Ini masih
ada dua puluh menit, insya Allah bisa
terkejar.”
“ Ya sudah kalau begitu. Kau memang
harus menepati janjimu. Jangan sampai
suamimu kecewa. Salam buat Andi ya.”
Kata Bu Nuriyah. (H45P5)
d. Penolong
Sebagai mahluk sosial, manusia tidak
dapat hidup sendirian. Meski segalanya telah
dimiliki, harta benda yang berlimpah
sehingga setiap yang telah diinginkan maka
dengan mudah dapat terpenuhi, tetapi jika
hidup sendirian tanpa orang lain yang
menemani tentu akan kesepian pula.
Kebahagiaan pun tak pernah dirasakan.
Seperti yang terdapat dalam novel Cinta Suci
Zahrana tokoh Lina merupakan sahabat baik
Zahrana yang mampu menguatkan mental
sahabatnya yang depresi karena calon
suaminya dan ayahnya tercinta meninggal
dunia.
“Lebih baik aku mati saja Lin. Aku
nyaris tidak kuat!” katanya dalam
pelukan Lina dengan terisak-isak.
“Sebut nama Allah ya Rana! Sebut
nama Allah! Ingatlah Allah!
Bersabarlah! Mintalah kepada Allah
agar musibah ini diberi ganti yang lebih
baik.” Lina mencoba menguatkan.
(H250 P3)
e. Rajin Bekerja dan Belajar
Dengan bekerja keras seseorang atau
setiap manusia akan mendapatkan yang
diinginkan meski dalam melakukannya
bersusah payah. Tidak hanya bekerja keras
yang diutamakan, tetapi juga harus diimbangi
dengan rasa ikhlas. Karena dengan rajin
bekerja keras dan belajar yang diimbangi
dengan rasa ikhlas maka akan terlihat mudah.
Tokoh Zahrana sangat berusaha untuk rajin
belajar dan bekerja untuk meningkatkan drajat
kedua orang tuanya khususnya ayahnya yang
hanya bekerja sebagai pesuruh di kantor
kelurahan di daerah Semarang.
Sebagai anak semata wayang ia tidak
mau dimanja-manja. Ia belajar dan
bekerja keras tiada henti siang dan
malam demi mengangkat derajat kedua
orang tuanya. Ia ingin menunjukkan
bukti terbaik kepada mereka. Ia ingin
menjadi anak yang bisa mikul duwur
mendem jero. (H2 P1)
f. Mampu Mengendalikan Diri
Di dalam kehidupan bermasyarakat
sehari-hari terdapat nilai dan norma yang
berlaku secara umum serta harus dihormati
dan dijalankan sebagai warga masyarakat
yang baik. Hukum pun ada untuk mengatur
warga masyarakatnya secara paksa untuk
mengendalikan setiap manusia yang ada di
masyarakat tersebut. Sikap mampu
mengendalikan diri, dimiliki oleh Zahrana
saat ia rela mengorbankan tawaran jadi dosen
UGM dan memilih menjadi dosen swasta
hanya untuk memenuhi keinginan orang
tuanya.
“Ah, itu tidak benar. Kau tau itu Lin.
Aku rela hanya jadi dosen swasta
padahal aku ditawari sebagai dosen
UGM dan akan di sekolahkan ke luar
negeri kan karena aku sangat
memikirkan mereka.”
“Ya aku tau itu. Aku sangat senang kau
mengerti mereka. Tapi saat ini ada
ISSN 2337-6384 JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari 2013
71
yang sangat mereka inginkan, dan
keinginan mereka bukan melihat kau
wisuda lagi atau menerima
penghargaan ini dan itu. Bagi mereka
apa yang ia lihat dari putrinya sudah
sangat cukup. Mereka sudah sangat
bangga padamu. Mereka hanya ingin
melihat satu hal padamu.”
g. Penyesalan
Penyesalan adalah perasaan yang harus
dirasakan dalam hidup. Karena dengan
menyesal (bagi yang berpikir), seseorang akan
berusaha menjadi lebih baik lagi, dan
meminimalisasi kesalahan dalam hidupnya.
Belajar dari kesalahan, itulah yang akan
seseorang perbuat setelah menyesal. Rasa
menyesal adalah rasa yang wajib dirasakan.
Menyesal juga jangan berlarut-larut. Jangan
dijadikan kesalahan itu beban yang sulit, tapi
jadikanlah tantangan serta uji kesabaran agar
diri menjadi lebih baik lagi. Seseorang akan
berpikir, lalu melakukan perenungan,
kemudian timbullah tekad untuk menjadi
lebih baik lagi. Insya Allah, jika tekad dan
usaha itu baik, maka orang tersebut akan bisa
mendapatkan kebaikan yang haqiqi.
Sifat menyesal dalam novel Cinta Suci
Zahrana tokoh Zahrana sangat menyesal saat
ia menekuri takdirnya, kenapa dia menolak
setiap laki-laki yang ingin menyuntingnya, ia
bingung apa yang ia kejar selama ini? Kenapa
tidak dapat berpikir dewasa?
Kenapa juga ketika ia lulus S1 ia tidak
langsusng menikah? Padahal saat itu,
temannya satu angkatan si Yuyun
menawarkan kakaknya yang sudah membuka
kios pakaian dalam di Pasar Bringharjo Joga.
Saat itu kenapa ia sangat tinggi hati. Ia masih
mengganggap rendah pekerjaan jualan sandal
jepit, pakaian dalam, topi, dompet dan
sejenisnya. Sekarang kakaknya Yuyun itu
sudah punya toko pakaian dan sepatu yang
lumayan besar di Jogja. Akhirnya ia menikah
dengan seorang santriwati dari Pesantren Al-
Munawwir, Krapyak. Dan sekarang sudah
membuka SDIT di Sleman.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis data dari novel
Cinta Suci Zahrana mengandung nilai-nilai
moral sebagai sebuah novel yang memuat
gambaran pandangan yang tersaji dalam
akurasi data dalam novel Cinta Suci Zahrana
pandangan moral yang dimakasud dirinci
dalam nilai-nilai moral.
Sebagai karya sastra, novel memliki
keterkaitan erat terhadap reaksi kehidupan
masyarakat sehingga slogan yang mengatakan
sastra adalah cerminan masyarakat dipandang
merupakan keniscayaan untuk mengungkap
nilai-nilai moral yang diteliti dalam skripsi ini
mengandung aspek ajaran yang dimaksud.
a. Kesabaran
Kesabaran adalah sebuah keutamaan
yang menghiasi diri seorang mukmin, di mana
seseorang mampu mengatasi berbagai
kesusahan dan tetap berada dalam ketaatan
kepada Allah meskipun kesusahan dan cobaan
itu begitu dahsyat.
b. Tawakkal
Seseorang yang memiliki sifat tawakkal
akan merasakan ketenangan, ketentraman, dan
senantiasa merasa mantap dan optimis dalam
bertindak. Di samping itu, juga akan
mendapatkan kekuatan spiritual, serta
keperkasaan luar biasa yang dapat
mengalahkan segala kekuatan yang bersifat
material. Juga merasakan kerelaan yang
penuh atas segala yang dikehendaki dan
dicita-citakannya. Seperti dalam potongan
cerita ketika Zahrana bangkit dari
keterpurukan dan ia mencoba untuk tawakal
kepada Allah SWT.
c. Taat Beribadah
Ibadah di dalam syariat Islam
merupakan tujuan akhir yang dicintai dan
diridhai-Nya, karena Allah menciptakan
manusia, mengutus para Rasul dan
menurunkan kitab-kitab suci-Nya. Orang
yang melaksanakannya dipuji dan yang
enggan melaksanakannya dicela. Di antara
keutamaan ibadah bahwasanya ibadah
menyucikan jiwa dan membersihkannya, dan
mengangkat ke derajat tertinggi menuju
kesempurnaan manusiawi. Dalam novel yang
mengajak Zahrana untuk memakai kerudung.
Sampai saat berumah tangga Lina tetap
beriman dengan tetap puasa senin kamis.
ISSN 2337-6384 JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari 2013
72
d. Penolong
Sebagai mahluk sosial, manusia tidak
dapat hidup sendirian. Meski segalanya telah
dimiliki, harta benda yang berlimpah
sehingga setiap yang telah diinginkan maka
dengan mudah dapat terpenuhi, tetapi jika
hidup sendirian tanpa orang lain yang
menemani tentu akan kesepian pula.
Kebahagiaan pun tak pernah dirasakan.
e. Rajin Bekerja dan Belajar
Dengan bekerja keras seseorang atau
setiap manusia akan mendapatkan yang
diinginkan meski dalam melakukannya
bersusah payah. Tidak hanya bekerja keras
yang diutamakan, tetapi juga harus diimbangi
dengan rasa ikhlas. Karena dengan rajin
bekerja keras dan belajar yang diimbangi
dengan rasa ikhlas maka akan terlihat mudah.
f. Mampu Mengendalikan Diri
Di dalam kehidupan bermasyarakat
sehari-hari terdapat nilai dan norma yang
berlaku secara umum serta harus dihormati
dan dijalankan sebagai warga masyarakat
yang baik. Hukum pun ada untuk mengatur
warga masyarakatnya secara paksa untuk
mengendalikan setiap manusia yang ada di
masyarakat tersebut.
g. Penyesalan
Penyesalan adalah perasaan yang harus
dirasakan dalam hidup. Karena dengan
menyesal (bagi yang berpikir), seseorang akan
berusaha menjadi lebih baik lagi, dan
meminimalisasi kesalahan dalam hidupnya.
Belajar dari kesalahan, itulah yang akan
seseorang perbuat setelah menyesal. Rasa
menyesal adalah rasa yang wajib dirasakan.
Menyesal juga jangan berlarut-larut.
Jangan dijadikan kesalahan itu beban yang
sulit, tapi jadikanlah tantangan serta uji
kesabaran agar diri menjadi lebih baik lagi.
Seseorang akan berpikir, lalu melakukan
perenungan, kemudian timbullah tekad untuk
menjadi lebih baik lagi. Insya Allah, jika
tekad dan usaha itu baik, maka orang tersebut
akan bisa mendapatkan kebaikan yang haqiqi.
Berdasarkan hasil analisis
dalampenelitian ini, penulis dapat memberi
saran: (1) Bagi mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
hendaknya melestarikan sastra dan
mengembangkannya melalui pendekatan
moral. (2) Bagi penikmat sastra, bacalah
sastra dengan menghayati dan memahami apa
yang ingin disampaikan pengarang dalam
karyanya. (3) Bagi guru Bahasa Indonesia,
hendaknya membina peserta didik melalui
karya sastra untuk membentuk karakter atau
kepribadian siswa yang bermoral. (4) Bagi
siswa, pelajarilah ilmu sastra untuk
mengembangkan karakter diri melalui watak
tokoh yang bermoral dalam karya sastra
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, M. Mahmud. 2005. Nilai Moral.
(online)
(http://kajiansastra.blogspot.com/2011/08/ana
lisis nilai moral dalam novel.html di
akses 18 agustus).
Aminuddin. 1990. Sekitar Masalah Sastra,
Beberapa Model dan Prinsip
Pengembangannya. Malang : YA3
Bogdan dan Biklen. 1982. Qualitative
Researcth in Education,an Introduction
to Theory and Method. Boston: Allyn
and Bacon
Darmadi. 2006. Dasar Konsep Pendidikan
Moral, Landasan Konsep dan
Implementasinya.Bandung: Penerbit
Alfabeta
Icksan. 2002. Dasar-Dasar Apresiasi Sastra.
Malang: FKIP Universitas Islam
Malang Press
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael.
1984. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip
Dasar Sastra. Bandung: Penerbit
Angkasa
Esten, Mursal. 1988. Sastra Jalur Kedua.
Padang: Penerbit Angkasa Raya
Poerwadarminta, W.J.S. 1989. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka