6
ISSN 2337-6384 JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari 2013 67 ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL “CINTA SUCI ZAHRANA” KARYA HABIBURRAHMAN EL-SHIRAZY Vicky Choirul Abidin (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Abstrak: Penelitian terhadap novel Cinta Suci Zahrana karya El-Shirazy memfokuskan dalam mencari nilai-nilai moral yang terdapat dalam kandungan bacaan novel Cinta Suci Zahrana yang mampu menjadikannya sebagai motivasi untuk menghadapi kehidupan sehari-hari. Yaitu kehidupan anak manusia yang tak lepas dari berbagai ujian dan godaan tetapi ia selalu sabar atas segala cobaan yang dialaminya. Bahkan selalu tegar, rajin bekerja dan rajin pula belajar untuk mencapai cita-cita yang didambakannya. Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu peneliti mampu mendeskripsikan nilai moral (1) kesabaran, (2) tawakkal, (3) taat ibadah (4) penolong, (5) rajin bekerja dan belajar, (6) pengendalian diri, (7) penyesalan yang terdapat dalam novel Cinta Suci Zahrana karya El-Shirazy. Untuk memperoleh hasil yang diharapkan penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena datanya bersifat kualitatif , yaitu berupa kata-kata, bukan kalimat. teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka. Hal ini karena sumber data bersifat literal hermeneutik- fenomenologis dan data bersifat ideografis yang merupakan hasil penghayatan dan pemahaman arti secara mendalam dan mencukupi. Kata Kunci: Analisis, Nilai Moral, Novel PENDAHULUAN Nilai moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat, pesan,atau message. Bahkan unsur amanat dalam karya sastra sebenarnya merupakan gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra. Ajaran moral dalam karya sastra seringkali tidak secara langsung disampaikan, tetapi melalui hal-hal yang sifatnya amoral dulu. Hal ini sesuai apa yang dikenal dengan adanya suatu tahapan katarsis pada pembaca karya sastra. Meskipun sebelum pada tahapan katartis, pembaca atau penonton dipersilahkan untuk menikmati dan menyaksikan peristiwa- peristiwa yang sebetulnya tidak dibenarkan secara moral. Jadi untuk menuju tatanan kehidupan yang berupa nilai moral, seringkali menonton harus melalui proses menyaksikan adegan yang tidak sejalan dengan kepentingan nilai-nilai moral. Inti dari nilai hidup dan kehidupan sebenarnya suatu upaya menata diri agar menjadi orang yang baik, yakni orang yang bersih hatinya. Memang sebenarnya manusia dilahirkan di muka bumi ini, dalam keadaaan suci. Oleh karena itu, setiap manusia dalam jiwanya selalu menghendaki atau memiliki kecendrungan menuju ke arah yang baik, atau sesuai dengan tatanan nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu wujud tatanan nilai kemanusiaan, adalah nilai yang bertalian dengan masalah moral. Moral termasuk dalam dimensi aksiologis, yaitu system nilai hidup (life value

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL “CINTA SUCI ZAHRANA” KARYA.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL “CINTA SUCI ZAHRANA” KARYA.pdf

ISSN 2337-6384 JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari 2013

67

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL “CINTA SUCI ZAHRANA” KARYA

HABIBURRAHMAN EL-SHIRAZY

Vicky Choirul Abidin

(Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)

Abstrak: Penelitian terhadap novel Cinta Suci Zahrana karya El-Shirazy

memfokuskan dalam mencari nilai-nilai moral yang terdapat dalam kandungan

bacaan novel Cinta Suci Zahrana yang mampu menjadikannya sebagai motivasi

untuk menghadapi kehidupan sehari-hari. Yaitu kehidupan anak manusia yang

tak lepas dari berbagai ujian dan godaan tetapi ia selalu sabar atas segala cobaan

yang dialaminya. Bahkan selalu tegar, rajin bekerja dan rajin pula belajar untuk

mencapai cita-cita yang didambakannya. Rumusan masalah dalam penelitian ini,

yaitu peneliti mampu mendeskripsikan nilai moral (1) kesabaran, (2) tawakkal,

(3) taat ibadah (4) penolong, (5) rajin bekerja dan belajar, (6) pengendalian diri,

(7) penyesalan yang terdapat dalam novel Cinta Suci Zahrana karya El-Shirazy.

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan penelitian ini menggunakan metode

deskriptif kualitatif karena datanya bersifat kualitatif , yaitu berupa kata-kata,

bukan kalimat. teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kajian pustaka. Hal ini karena sumber data bersifat literal hermeneutik-

fenomenologis dan data bersifat ideografis yang merupakan hasil penghayatan

dan pemahaman arti secara mendalam dan mencukupi.

Kata Kunci: Analisis, Nilai Moral, Novel

PENDAHULUAN

Nilai moral dalam karya sastra dapat

dipandang sebagai amanat, pesan,atau

message. Bahkan unsur amanat dalam karya

sastra sebenarnya merupakan gagasan yang

mendasari diciptakannya karya sastra. Ajaran

moral dalam karya sastra seringkali tidak

secara langsung disampaikan, tetapi melalui

hal-hal yang sifatnya amoral dulu. Hal ini

sesuai apa yang dikenal dengan adanya suatu

tahapan katarsis pada pembaca karya sastra.

Meskipun sebelum pada tahapan katartis,

pembaca atau penonton dipersilahkan untuk

menikmati dan menyaksikan peristiwa-

peristiwa yang sebetulnya tidak dibenarkan

secara moral. Jadi untuk menuju tatanan

kehidupan yang berupa nilai moral, seringkali

menonton harus melalui proses menyaksikan

adegan yang tidak sejalan dengan kepentingan

nilai-nilai moral.

Inti dari nilai hidup dan kehidupan

sebenarnya suatu upaya menata diri agar

menjadi orang yang baik, yakni orang yang

bersih hatinya. Memang sebenarnya manusia

dilahirkan di muka bumi ini, dalam keadaaan

suci. Oleh karena itu, setiap manusia dalam

jiwanya selalu menghendaki atau memiliki

kecendrungan menuju ke arah yang baik, atau

sesuai dengan tatanan nilai-nilai kemanusiaan.

Salah satu wujud tatanan nilai kemanusiaan,

adalah nilai yang bertalian dengan masalah

moral.

Moral termasuk dalam dimensi

aksiologis, yaitu system nilai hidup (life value

Page 2: ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL “CINTA SUCI ZAHRANA” KARYA.pdf

ISSN 2337-6384 JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari 2013

68

system), yang berbicara tentang baik-buruk,

benar-salah, adil-curang, jujur-dusta dan

seterusnya. Pada dasarnya moral meliputi dua

tahapan tindakan manusia; pertama nilai yang

bersifat transenden yang masih bersifat

abstrak, filosofis, metafisis yang masih berupa

ide vital (vital ideas) dan aspek tersebut masih

pada taraf kesadaran pikiran dan persaan

manusia mengenai nilai hidup dan kehidupan

yang disebut kesadaran etika, tahapan ini

masih belum berwujud dalam sikap dan

perilaku (Icksan, 2002:26).

Selanjutnya, apabila seseorang telah

bersikap atau berperilaku atas kesadaran dan

didorong atau dimotifasi oleh kesadaran etika

tersebut, maka dikatakan bahwa orang

tersebut telah bersikap serta bertindak

(bermoral). Dengan kata lain, orang yang

bermoral adalah orang yang bersikap atau

bertindak atas dorongan moralnya atau moral

authority, dan itu harus terjadi melalui proses

self determination, diputuskan sendiri secara

bebas. Bukan karena terpaksa atau paksaan

dari luar.

Sejalan dengan uraian di atas,

diketahui bahwa semakin banyak fenomena-

fenomena yang terjadi sekarang di tengah

masyarakat yang terkadang tidak

mengindahkan perilaku-perilaku yang

menyimpang. Sebagai contoh masalah moral

yang terdapat dalam novel “Cinta Suci

Zahrana”, karya Habiburrahman El-Shirazy.

Kisah di dalam novel ini merupakan potret

kehidupan anak manusia yang tak lepas dari

berbagai ujian dan godaan. Sebagai contoh

tokoh Zahrana dalam novel Cinta Suci

Zahrana. Dia selalu sabar atas segala cobaan

yang dialaminya. Bahkan selalu tegar, rajin

bekerja dan rajin pula belajar untuk mencapai

cita-cita yang didambakannya.

Tak ayal jika El-Shirazy dikenal sebagai

novelis ternama di Indonesia maupun di luar

negeri, baik di Asia maupun di Eropa.

Memang banyak yang mengakui bahwa Dia

sebagai sastrawan yang cukup produktif.

Banyak karya-karyanya yang disukai

kalangan remaja, karena novel-novelnya

dapat menambah wawasan yang luas.

Wawasan tentang kehidupan kalangan remaja

yang sedang mengalami pertumbuhan

kejiwaannya.

Kelebihan novel Cinta Suci Zahra-

na adalah mengangkat hakikat hidup dan

kehidupan yang sebenarnya. Tokoh Zahrana

mencerminkan seorang muslimah yang baik

budi, sederhana dan bersahaja, banyak nilai

moral yang dapat diambil dari tokoh Zahrana

dan juga berbagai peristiwa dalam novel ini.

Kasih sayang terhadap orang tuanya maupun

rekan-rekannya, ketekunan bekerja dan

belajar, kejujuran, tanggung jawab yang

dimiliki, serta nilai-nilai kehidupan lainnya.

Sehubungan dengan hal di atas, penulis

tertarik untuk mengambil judul “Analisis

Nilai Moral dalam Novel “Cinta Suci

Zahrana” Karya Habiburrahman El-Shirazy.”

Sehingga tujuan utama penelitian ini untuk

mendeskripsikan Ekspresi Nilai Moral dalam

novel Cinta Suci Zahrana karya

Habiburrahman El-Shirazy dimana nilai

moral itu penting untuk dipelajari dan

diimplementasikan dalam kehidupan.

METODE

Tujuan utama penelitian ini untuk

mendeskripsikan Ekspresi Nilai Moral dalam

novel Cinta Suci Zahrana karya

Habiburrahman El-Shirazy. Sesuai dengan

tujuan penelitian tersebut, penelitian ini

dilakukan dengan rancangan penelitian

deskriptif kualitatif. Pemakaian rancangan ini

dipandang sesuai dengan karaktristik

penelitian ini, yaitu latar alamiah (natural

setting) sebagai sumber data, data berupa data

deskriptif dan bukan kuantitatif yang berarti

tidak melakukan pengukuran berupa angka

atau koefisien yang memerlukan analisis

statistik, bersifat eksploratif, dan tidak dalam

rangka menguji hipotesis yang sebelumnya

telah disusun oleh peneliti secara pragmatis.

Agar hasil penelitian baik dan dapat

dipertanggungjawabkan diperlukan data yang

benar-benar baik pula. Dalam penelitian yang

menggunakan rancangan kualitatif dikenal

konsep kesahihan (validitas) dan keterandalan

(reliabilitas) untuk menentukan kualitas data.

Kedua konsep tersebut identik dengan konsep

keabsahan data dalam penelitian yang

menggunakan rancangan kualitatif. Tentu saja

Page 3: ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL “CINTA SUCI ZAHRANA” KARYA.pdf

ISSN 2337-6384 JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari 2013

69

pemakaian konsep itu disesuaikan dengan

tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigma

penelitian kualitatif.

Sesuai dengan rancangan penelitian ini,

untuk menjaga keterandalan data dilakukan

kegiatan pengecekan data, yaitu (1) peneliti

membaca rujukan secara berulang-ulang

untuk mendapatkan pemahaman yang

maksimal, (2) peneliti berinteraksi secara aktif

dengan sumber data, (3) data dikumpulkan

dari hal yang diduga sebagai representasi

budaya Jawa melalui penandaan, pengkodean,

dan penulisan, (4) pengamatan dan

pengecekan terus menerus, mendalam, dan

berkesinambungan oleh peneliti selama

proses penelitian, (5) peneliti berusaha

menajamkan hasil aktivitas analisis dengan

mendiskusikannya dengan para profesional

atau pakar dan yang dianggap memahami arah

dan karakteristik penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang akan disajikan pada bagian

ini adalah data yang memuat aspek-aspek

moral sebagai salah satu unsur pembentuk

novel Cinta Suci Zahana karya

Habiburrahman El-Shirazy tersebut.

Berdasarkan pendekatan yang digunakan oleh

penulis dalam menganalisis novel, maka

diharapkan dapat mengungkapkan aspek

moral secara terperinci dan jelas. Aspek moral

yang dimaksud yaitu kesabaran, tawakkal,

taat beribadah, penolong, rajin bekerja dan

belajar, mampu mengendalikan diri, dan

penyesalan. Hal ini dimaksudkan untuk

memperkuat analisis, berikut akan dikutipkan

beberapa isi novel.

a. Kesabaran

Kesabaran adalah sebuah keutamaan

yang menghiasi diri seorang mukmin, di mana

seseorang mampu mengatasi berbagai

kesusahan dan tetap berada dalam ketaatan

kepada Allah meskipun kesusahan dan cobaan

itu begitu dahsyat. Nilai kesabaran dapat

dilihat pada sikap sabar yang dimiliki oleh

Zahrana dalam menghadapi ayahnya yang

memaksa dia tuk segera menerima lamaran

dari Pak Karman, sebenarnya ia ingin

menceritakan kebejatan Pak Karman kepada

ayahnya tetapi ia menganggap biar waktu

yang mengungkapnya.

“Bapak tidak tahu sih siapa sebenarnya

Pak Karma .”

“Bapak tau, dia dekan kamu.”

Dada Zahrana sesak, ia ingin

menceritakan semua kebejatan Pak

Karman. (H182 P5)

Berdasarkan uraian di atas, maka

seorang mukmin harus senantiasa bersabar

dan mengharap dengan sangat keridhan Allah

SWT., serta mencita-citakan untuk mendapat

pahala-Nya dan segala sesuatu yang

disediakan bagi orang-orang yang sabar.

b. Tawakkal

Seseorang yang memiliki sifat tawakkal

akan merasakan ketenangan, ketentraman, dan

senantiasa merasa mantap dan optimis dalam

bertindak. Di samping itu, juga akan

mendapatkan kekuatan spiritual, serta

keperkasaan luar biasa yang dapat

mengalahkan segala kekuatan yang bersifat

material. Juga merasakan kerelaan yang

penuh atas segala yang dikehendaki dan

dicita-citakannya. Seperti dalam potongan

cerita ketika Zahrana bangkit dari

keterpurukan dan ia mencoba untuk tawakal

kepada Allah SWT.

“Kita semua milik Allah dan akan

kembali kepada Allah. Kita semua

tunduk pada takdir-Nya. Yang paling

berkuasa di atas segalanya adalah

Allah SWT.”

Sejak itu, Zahrana nyaris tidak pernah

meninggalkan shalat malam. Ia

labuhkan segala keluhkesah dan

deritanya kepada Yang Maha

Menciptakan.

Ia pasrahkan dirinya secara total

kepada Allah. Dalam keheningan

malam ia berdoa.

“Ya Robbi, ikhtiar sudah hamba

lakukan, sekarang kepada-Mu hamba

kembalikan semua urusan. Ya Rabbi,

aku berlindung kepada-Mu dari semua

kejahatan yang terjadi di atas muka

bumi ini. Ya Rabbi, aku memohon

kepada-Mu segala kebaikan yang

Engkau ketahui. Dan aku berlindung

Page 4: ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL “CINTA SUCI ZAHRANA” KARYA.pdf

ISSN 2337-6384 JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari 2013

70

kepada-Mu dari segala hal buruk yang

Engkau ketahui. (H259 P1)

c. Taat Beribadah

Ibadah di dalam syariat Islam

merupakan tujuan akhir yang dicintai dan

diridhai-Nya, karena Allah menciptakan

manusia, mengutus para Rasul dan

menurunkan kitab-kitab suci-Nya. Orang

yang melaksanakannya dipuji dan yang

enggan melaksanakannya dicela. Di antara

keutamaan ibadah bahwasanya ibadah

menyucikan jiwa dan membersihkannya, dan

mengangkat ke derajat tertinggi menuju

kesempurnaan manusiawi.

Dalam novel yang mengajak Zahrana

untuk memakai kerudung. Sampai saat

berumah tangga Lina tetap beriman dengan

tetap puasa senin kamis.

“Lho ini kan hari senin. Biasanya kamu

kan puasa.” Seru Bu Nuriyah.

“Iya buka puasa di sini dulu baru

pulang ya Nak.” Pinta Pak Munajat.

“Saya ingin sekali buka puasa di sini

Bu. Tapi mohon maaf, saya sudah janji

sama Mas Andi untuk berbuka puasa

bersama Mas Andi di kantor. Ini masih

ada dua puluh menit, insya Allah bisa

terkejar.”

“ Ya sudah kalau begitu. Kau memang

harus menepati janjimu. Jangan sampai

suamimu kecewa. Salam buat Andi ya.”

Kata Bu Nuriyah. (H45P5)

d. Penolong

Sebagai mahluk sosial, manusia tidak

dapat hidup sendirian. Meski segalanya telah

dimiliki, harta benda yang berlimpah

sehingga setiap yang telah diinginkan maka

dengan mudah dapat terpenuhi, tetapi jika

hidup sendirian tanpa orang lain yang

menemani tentu akan kesepian pula.

Kebahagiaan pun tak pernah dirasakan.

Seperti yang terdapat dalam novel Cinta Suci

Zahrana tokoh Lina merupakan sahabat baik

Zahrana yang mampu menguatkan mental

sahabatnya yang depresi karena calon

suaminya dan ayahnya tercinta meninggal

dunia.

“Lebih baik aku mati saja Lin. Aku

nyaris tidak kuat!” katanya dalam

pelukan Lina dengan terisak-isak.

“Sebut nama Allah ya Rana! Sebut

nama Allah! Ingatlah Allah!

Bersabarlah! Mintalah kepada Allah

agar musibah ini diberi ganti yang lebih

baik.” Lina mencoba menguatkan.

(H250 P3)

e. Rajin Bekerja dan Belajar

Dengan bekerja keras seseorang atau

setiap manusia akan mendapatkan yang

diinginkan meski dalam melakukannya

bersusah payah. Tidak hanya bekerja keras

yang diutamakan, tetapi juga harus diimbangi

dengan rasa ikhlas. Karena dengan rajin

bekerja keras dan belajar yang diimbangi

dengan rasa ikhlas maka akan terlihat mudah.

Tokoh Zahrana sangat berusaha untuk rajin

belajar dan bekerja untuk meningkatkan drajat

kedua orang tuanya khususnya ayahnya yang

hanya bekerja sebagai pesuruh di kantor

kelurahan di daerah Semarang.

Sebagai anak semata wayang ia tidak

mau dimanja-manja. Ia belajar dan

bekerja keras tiada henti siang dan

malam demi mengangkat derajat kedua

orang tuanya. Ia ingin menunjukkan

bukti terbaik kepada mereka. Ia ingin

menjadi anak yang bisa mikul duwur

mendem jero. (H2 P1)

f. Mampu Mengendalikan Diri

Di dalam kehidupan bermasyarakat

sehari-hari terdapat nilai dan norma yang

berlaku secara umum serta harus dihormati

dan dijalankan sebagai warga masyarakat

yang baik. Hukum pun ada untuk mengatur

warga masyarakatnya secara paksa untuk

mengendalikan setiap manusia yang ada di

masyarakat tersebut. Sikap mampu

mengendalikan diri, dimiliki oleh Zahrana

saat ia rela mengorbankan tawaran jadi dosen

UGM dan memilih menjadi dosen swasta

hanya untuk memenuhi keinginan orang

tuanya.

“Ah, itu tidak benar. Kau tau itu Lin.

Aku rela hanya jadi dosen swasta

padahal aku ditawari sebagai dosen

UGM dan akan di sekolahkan ke luar

negeri kan karena aku sangat

memikirkan mereka.”

“Ya aku tau itu. Aku sangat senang kau

mengerti mereka. Tapi saat ini ada

Page 5: ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL “CINTA SUCI ZAHRANA” KARYA.pdf

ISSN 2337-6384 JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari 2013

71

yang sangat mereka inginkan, dan

keinginan mereka bukan melihat kau

wisuda lagi atau menerima

penghargaan ini dan itu. Bagi mereka

apa yang ia lihat dari putrinya sudah

sangat cukup. Mereka sudah sangat

bangga padamu. Mereka hanya ingin

melihat satu hal padamu.”

g. Penyesalan

Penyesalan adalah perasaan yang harus

dirasakan dalam hidup. Karena dengan

menyesal (bagi yang berpikir), seseorang akan

berusaha menjadi lebih baik lagi, dan

meminimalisasi kesalahan dalam hidupnya.

Belajar dari kesalahan, itulah yang akan

seseorang perbuat setelah menyesal. Rasa

menyesal adalah rasa yang wajib dirasakan.

Menyesal juga jangan berlarut-larut. Jangan

dijadikan kesalahan itu beban yang sulit, tapi

jadikanlah tantangan serta uji kesabaran agar

diri menjadi lebih baik lagi. Seseorang akan

berpikir, lalu melakukan perenungan,

kemudian timbullah tekad untuk menjadi

lebih baik lagi. Insya Allah, jika tekad dan

usaha itu baik, maka orang tersebut akan bisa

mendapatkan kebaikan yang haqiqi.

Sifat menyesal dalam novel Cinta Suci

Zahrana tokoh Zahrana sangat menyesal saat

ia menekuri takdirnya, kenapa dia menolak

setiap laki-laki yang ingin menyuntingnya, ia

bingung apa yang ia kejar selama ini? Kenapa

tidak dapat berpikir dewasa?

Kenapa juga ketika ia lulus S1 ia tidak

langsusng menikah? Padahal saat itu,

temannya satu angkatan si Yuyun

menawarkan kakaknya yang sudah membuka

kios pakaian dalam di Pasar Bringharjo Joga.

Saat itu kenapa ia sangat tinggi hati. Ia masih

mengganggap rendah pekerjaan jualan sandal

jepit, pakaian dalam, topi, dompet dan

sejenisnya. Sekarang kakaknya Yuyun itu

sudah punya toko pakaian dan sepatu yang

lumayan besar di Jogja. Akhirnya ia menikah

dengan seorang santriwati dari Pesantren Al-

Munawwir, Krapyak. Dan sekarang sudah

membuka SDIT di Sleman.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data dari novel

Cinta Suci Zahrana mengandung nilai-nilai

moral sebagai sebuah novel yang memuat

gambaran pandangan yang tersaji dalam

akurasi data dalam novel Cinta Suci Zahrana

pandangan moral yang dimakasud dirinci

dalam nilai-nilai moral.

Sebagai karya sastra, novel memliki

keterkaitan erat terhadap reaksi kehidupan

masyarakat sehingga slogan yang mengatakan

sastra adalah cerminan masyarakat dipandang

merupakan keniscayaan untuk mengungkap

nilai-nilai moral yang diteliti dalam skripsi ini

mengandung aspek ajaran yang dimaksud.

a. Kesabaran

Kesabaran adalah sebuah keutamaan

yang menghiasi diri seorang mukmin, di mana

seseorang mampu mengatasi berbagai

kesusahan dan tetap berada dalam ketaatan

kepada Allah meskipun kesusahan dan cobaan

itu begitu dahsyat.

b. Tawakkal

Seseorang yang memiliki sifat tawakkal

akan merasakan ketenangan, ketentraman, dan

senantiasa merasa mantap dan optimis dalam

bertindak. Di samping itu, juga akan

mendapatkan kekuatan spiritual, serta

keperkasaan luar biasa yang dapat

mengalahkan segala kekuatan yang bersifat

material. Juga merasakan kerelaan yang

penuh atas segala yang dikehendaki dan

dicita-citakannya. Seperti dalam potongan

cerita ketika Zahrana bangkit dari

keterpurukan dan ia mencoba untuk tawakal

kepada Allah SWT.

c. Taat Beribadah

Ibadah di dalam syariat Islam

merupakan tujuan akhir yang dicintai dan

diridhai-Nya, karena Allah menciptakan

manusia, mengutus para Rasul dan

menurunkan kitab-kitab suci-Nya. Orang

yang melaksanakannya dipuji dan yang

enggan melaksanakannya dicela. Di antara

keutamaan ibadah bahwasanya ibadah

menyucikan jiwa dan membersihkannya, dan

mengangkat ke derajat tertinggi menuju

kesempurnaan manusiawi. Dalam novel yang

mengajak Zahrana untuk memakai kerudung.

Sampai saat berumah tangga Lina tetap

beriman dengan tetap puasa senin kamis.

Page 6: ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL “CINTA SUCI ZAHRANA” KARYA.pdf

ISSN 2337-6384 JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari 2013

72

d. Penolong

Sebagai mahluk sosial, manusia tidak

dapat hidup sendirian. Meski segalanya telah

dimiliki, harta benda yang berlimpah

sehingga setiap yang telah diinginkan maka

dengan mudah dapat terpenuhi, tetapi jika

hidup sendirian tanpa orang lain yang

menemani tentu akan kesepian pula.

Kebahagiaan pun tak pernah dirasakan.

e. Rajin Bekerja dan Belajar

Dengan bekerja keras seseorang atau

setiap manusia akan mendapatkan yang

diinginkan meski dalam melakukannya

bersusah payah. Tidak hanya bekerja keras

yang diutamakan, tetapi juga harus diimbangi

dengan rasa ikhlas. Karena dengan rajin

bekerja keras dan belajar yang diimbangi

dengan rasa ikhlas maka akan terlihat mudah.

f. Mampu Mengendalikan Diri

Di dalam kehidupan bermasyarakat

sehari-hari terdapat nilai dan norma yang

berlaku secara umum serta harus dihormati

dan dijalankan sebagai warga masyarakat

yang baik. Hukum pun ada untuk mengatur

warga masyarakatnya secara paksa untuk

mengendalikan setiap manusia yang ada di

masyarakat tersebut.

g. Penyesalan

Penyesalan adalah perasaan yang harus

dirasakan dalam hidup. Karena dengan

menyesal (bagi yang berpikir), seseorang akan

berusaha menjadi lebih baik lagi, dan

meminimalisasi kesalahan dalam hidupnya.

Belajar dari kesalahan, itulah yang akan

seseorang perbuat setelah menyesal. Rasa

menyesal adalah rasa yang wajib dirasakan.

Menyesal juga jangan berlarut-larut.

Jangan dijadikan kesalahan itu beban yang

sulit, tapi jadikanlah tantangan serta uji

kesabaran agar diri menjadi lebih baik lagi.

Seseorang akan berpikir, lalu melakukan

perenungan, kemudian timbullah tekad untuk

menjadi lebih baik lagi. Insya Allah, jika

tekad dan usaha itu baik, maka orang tersebut

akan bisa mendapatkan kebaikan yang haqiqi.

Berdasarkan hasil analisis

dalampenelitian ini, penulis dapat memberi

saran: (1) Bagi mahasiswa Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

hendaknya melestarikan sastra dan

mengembangkannya melalui pendekatan

moral. (2) Bagi penikmat sastra, bacalah

sastra dengan menghayati dan memahami apa

yang ingin disampaikan pengarang dalam

karyanya. (3) Bagi guru Bahasa Indonesia,

hendaknya membina peserta didik melalui

karya sastra untuk membentuk karakter atau

kepribadian siswa yang bermoral. (4) Bagi

siswa, pelajarilah ilmu sastra untuk

mengembangkan karakter diri melalui watak

tokoh yang bermoral dalam karya sastra

tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, M. Mahmud. 2005. Nilai Moral.

(online)

(http://kajiansastra.blogspot.com/2011/08/ana

lisis nilai moral dalam novel.html di

akses 18 agustus).

Aminuddin. 1990. Sekitar Masalah Sastra,

Beberapa Model dan Prinsip

Pengembangannya. Malang : YA3

Bogdan dan Biklen. 1982. Qualitative

Researcth in Education,an Introduction

to Theory and Method. Boston: Allyn

and Bacon

Darmadi. 2006. Dasar Konsep Pendidikan

Moral, Landasan Konsep dan

Implementasinya.Bandung: Penerbit

Alfabeta

Icksan. 2002. Dasar-Dasar Apresiasi Sastra.

Malang: FKIP Universitas Islam

Malang Press

Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael.

1984. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip

Dasar Sastra. Bandung: Penerbit

Angkasa

Esten, Mursal. 1988. Sastra Jalur Kedua.

Padang: Penerbit Angkasa Raya

Poerwadarminta, W.J.S. 1989. Kamus Umum

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka