245
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2020

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN

KULIT KABUPATEN MAGETAN

SKRIPSI

Oleh:

Yofita Putri Perwitasari

NIM.151510601158

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2020

Page 2: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

i

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN

KULIT KABUPATEN MAGETAN

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Jember

Oleh:

Yofita Putri Perwitasari

NIM.151510601158

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2020

Page 3: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

ii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahku Andi Yuana dan Ibuku Titi Windarti yang

telah memberikan seluruh cinta, kasih sayang, pengorbanan dan doa-doa yang

selalu mengiringi langkah dan keberhasilanku.

2. Adik-adikku tercinta Jovanka Adam dan Azam Muhamad Anugrah yang telah

memberikan cinta semangat, dukungan dan doa.

3. Guru-guruku sejak TK, SD, MTsN, MAN, serta dosen pengajar Fakultas

Pertanian Universitas Jember yang dengan ikhlas telah memberikan ilmu dan

bimbingan dengan penuh kesabaran dan dedikasi yang tinggi.

4. Almamater yang saya hormati dan saya banggakan, Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Page 4: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

iii

MOTTO

“Allah tidak akan membebani seseorang (hamba-Nya) melainkan sesuai dengan

kesanggupannya”

(Q.S. Al. Baqoroh: 286)

“Berjuang untuk orang lain itu akan memberikan semangat lebih untuk kita,

daripada berjuang untuk diri sendiri. Tapi terkadang kita harus bercermin dan

melihat diri kita sebagai orang ketiga yang juga harus dibahagiakan”.

(Dzawin Nur Ikram)

Page 5: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yofita Putri Perwitasari

NIM : 151510601158

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul

“Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Industri Kerajinan Kulit

di Sentra Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan” adalah benar-benar hasil karya

sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah

diajukan pada institusi mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya

bertanggungjawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah

yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan

dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika

ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember,23 Januari 2020

Yang Menyatakan,

Yofita Putri Perwitasari

NIM 151510601158

Page 6: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

v

SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN

KULIT KABUPATEN MAGETAN

Oleh :

Yofita Putri Perwitasari

NIM. 151510601158

Pembimbing:

Dosen Pembimbing Skripsi : Prof. Dr. Ir. Soetriono, MP.

NIP. 196403041989021001

Page 7: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

vi

PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Industri

Kerajinan Kulit di Sentra Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan” karya Yofita

Putri Perwitasari telah diuji dan disahkan pada:

Hari, tanggal :

Tempat : Fakultas Pertanian Universitas Jember

Dosen Pembimbing Skripsi

Prof. Dr. Ir. Soetriono, MP.

NIP 196403041989021001

Tim Penguji

Dosen Penguji I,

Ati Kusmiati SP., MP.

NIP 197809172002122001

Dosen Penguji II,

Agus Supriono, SP., M.Si.

NIP 196908111995121001

Mengesahkan,

Dekan,

Ir. Sigit Soeparjono, M.S., Ph.D.

NIP 196005061987021001

Page 8: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

vii

RINGKASAN

Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Industri Kerajinan Kulit

di Sentra Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan. Yofita Putri Perwitasari,

151510601158, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Jember.

Industri kerajinan kulit merupakan salah satu industri turunan dari

pemanfaatan hasil samping peternakan sapi potong, dimana hasil sampingnya

adalah kulit yang kemudian diolah menjadi kulit samak sehingga dapat digunakan

sebagai bahan baku kerajinan kulit. Kabupaten Magetan merupakan salah satu

sentra kerajinan kulit yang ada di Jawa Timur, terutama di Kawasan 2 berdasarkan

komoditi prioritas sapi potong yang terdapat pada Keputusan Menteri Pertanian

Nasional. Kabupaten Magetan memiliki 3 daerah sentra kerajinan kulit, yaitu: 1)

Kelurahan Selosari, 2) Kelurahan Mojopurno dan 3) Kelurahan Magetan.

Kelurahan Selosari merupakan sentra kerajinan alas kaki dari kulit. Indusrti

kerajinan alas kaki dari kulit ini mengolah beberapa produk seperti sepatu dan

sandal yang tentunya akan memberikan nilai tambah. Industri ini juga dekat dengan

bahan baku dan memberi batasan produksi setiap satu kali proses produksi,

sehingga akan mempengaruhi pendapatan dan biaya yang digunakan. Berdasarkan

hal tersebut penelitian bertujuan untuk mengetahui : (1) Pendapatan dan efisiensi

biaya produksi kerajinan alas kaki di sentra kerajinan kulit , (2) nilai tambah dari

produk kerajinan alas kaki di sentra kerajinan kulit, (3)Strategi pengembangan

industri kerajinan alas kaki di sentra kerajinan kulit.

Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan purposive method di sentra

kerajinan alas kaki dari kulit Kabupaten Magetan. Metode pengambilan sampel

menggunakan metode total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode

observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan

pada penelitian ini adalah deskriptif dan analitik. Rumusan masalah pertama,

pendapatan industri alas kaki menggunakan analisis pendapatan dan efisiensi

penggunaan biaya produksi menggunakan analisis R/C ratio. Rumusan masalah

Page 9: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

viii

kedua nilai tambah produk kerajinan alas kaki menggunakan pendekatan metode

Hayami, rumusan masalah ketiga menggunakan analisis AHP.

Hasil dari penelitian ini menunjukkkan bahwa: (1) Industri kerajinan alas

kaki dari kulit di sentra kerajinan kulit Kabupaten Magetan menunjukkan

pendapatan yang menguntungkan dengaan nilai R/C ratio > 1, (2) Produk kerajinan

alas kaki dari kulit yaitu sepatu wanita, sepatu pria, sandal wanita dan sandal pria

memberikan nilai tambah, dan (3) strategi pengembangan yang dinilai relative tepat

adalah pada kriteria produksi, namun dengan alternatif pelatihan ketrampilan

teknis.

Page 10: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

ix

SUMMARY

Value Added Analysis and Development Strategy of the Leather Craft

Industriy in Leather Craft Center of Magetan Regency, Yofita Putri

Perwitasari, 151510601158, Social Economics Departemen of Agricultural /

Agribussiness, Faculty of Agriculture, University of Jember.

The leather craft industry is one of the derivative industries from the

utilization of by-products of beef cattle farms, where the by-products are leather

which is then processed into leather, so that it can be used as a raw material for

leather craft. Magetan Regency is one of the leather craft centers in East Java,

especially in Region 2 basen on beef cattle priorty commodities contained in the

Decree of the Minister of Agriculure. Magetan Regency has 3 leather craft centers,

namely: 1) Selosari Village, 2) Mojopurno Village and 3) Magetan Village. Selosari

Village is a leather footwear center. This leather footwear handicraft industry

processes several products such as shoes and sandals which will certainly add value.

The industry is also close to raw materials and limits production every one time the

production process, so that it will affect the income and costs used. Based on this

research aims to determine: (1) Revenue and cost efficiency of footwear handicraft

production in leather craft centers, (2) added value of footwear handicraft products

in leather craft centers, (3) strategies for developing footwear handicraft industry in

centers leather craft.

The determination of study area was carried out using a purposive method in

the leather footwear center of Magetan Regency. The sampling method uses total

sampling methid. Data collection is done by observation, interviews, questionnaires

and documentation. Analysis of the data used in this study is descriptive and

analytic. The first problem statement, footwear industry income using income

analysis and efficiency of production costs ucing R/C ratio analysis. The second

problem formulation added value of footwear handicraft products uses the Hayami

method approach, the third problem formulation uses AHP analysis.

The results of thos study show that: (1) the leather footwear industry in

Magetan regency leather craft center shows a favorable income with an R/C raito >

Page 11: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

x

1, (2) leather footwear handicraft products namely women’ shoes, men’s shoes,

women’s sandals and men’s sandals provide added value, and (3) the development

strategy which is considered relatively appropriate is the production criteria, but

with alternatif technical skills training.

Page 12: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

xi

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Nilai

Tambah dan Strategi Pengembangan Industri Kerajinan Kulit di Sentra

Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ir. Sigit Soeparjono, M.S., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Jember;

2. M. Rondhi, S.P., M.P., Ph.D., selaku Koordinator Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Jember;

3. Prof. Dr. Ir. Soetriono, MP., selaku Dosen Pembimbing Skripsi, Ati Kusmiati

SP., MP., selaku Dosen Penguji I, dan Agus Supriono, SP., M.Si selaku Dosen

Penguji II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,

nasihat, saran, dan motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

4. Agus Supriono, SP., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi selama masa studi;

5. Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Andi Yuana dan Ibunda Titi Windarti

yang senantiasa memberikan semangat, motivasi, dan doa yang tiada henti

kepada saya. Adik-adik saya Jovanka Adam dan Azam Muhamad Anugrah,

serta keluarga besar saya yang selalu memberikan semangat dan doa kepada

saya;

6. Keluarga besar Sentra Kerajinan Kulit di Jalan Sawo Desa Selosari Kecamatan

Magetan dan keluarga besar Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(DISPERINDAG) Kabupaten Magetan yang telah mengizinkan dan

meluangkan waktunya untuk membantu saya dalam memperoleh data

penelitian selama di lapang dan penyelesaian skripsi ini;

Page 13: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

xii

7. Sahabat dan teman-teman saya Depi, Poni, Riska, Elia, Evina, Wiwid, Desti,

Khusnul, Eva, Nindy, alm. Yaqin yang telah memberikan semangat, motivasi,

dan banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini;

8. Teman-teman satu Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah memberikan semangat kepada saya selama ini;

9. Teman-teman seperjuangan Program Studi Agribisnis 2015 Fakultas Pertanian

Universitas Jember dan keluarga besar UKKM atas semangat dan kebersamaan

yang telah diberikan selama ini;

10. Teman-teman KKN 160 yang selalu memberi semangat, dan dorongan dalam

penyelesaian skripsi ini;

11. Teman-teman magang saya yang selalu memberi semangat dalam penyelesaian

skripsi ini;

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak.

Jember, 23 Januari 2020

Penulis

Page 14: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERSEMBAHAN .................................................................................................. ii

MOTTO ................................................................................................................ iii

PERNYATAAN .................................................................................................... iv

SKRIPSI ................................................................................................................. v

PENGESAHAN .................................................................................................... vi

RINGKASAN ...................................................................................................... vii

SUMMARY .......................................................................................................... ix

PRAKATA ............................................................................................................ xi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 9

1.3.1 Tujuan ........................................................................................ 9

1.3.2 Manfaat ...................................................................................... 9

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................ 10

2.2 Landasan Teori ......................................................................... 15

2.2.1 Kulit ......................................................................................... 15

2.2.2 Karakteristik Industri Kulit ...................................................... 17

2.2.3 Konsepsi Agroindustri ............................................................ 18

2.2.4 Teori Biaya .............................................................................. 19

2.2.5 Biaya Penyusutan ..................................................................... 21

2.2.6 Teori Penerimaan .................................................................... 23

2.2.7 Teori Pendapatan ..................................................................... 24

Page 15: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

xiv

2.2.6 Teori Nilai Tambah ................................................................. 26

2.2.7 Teori Manajemen Strategi ....................................................... 28

2.2.8 Analytical Hierarchy Process (AHP) ...................................... 30

2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 34

2.4 Hipotesis .................................................................................................... 39

BAB 3. METODE PENELITIAN ...................................................................... 40

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ..................................................... 40

3.2 Metode Penelitian ...................................................................................... 40

3.3 Metode Pengambilan Contoh ................................................................... 41

3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 42

3.5 Metode Analisis Data ................................................................................. 43

3.6 Definisi Operasional .................................................................................. 50

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 52

4.1 Gambaran Umum Industri Kerajinan Alas Kaki Dari Kulit di

Kabupaten Magetan ............................................................................... 52

4.2 Pendapatan Industri Alas Kaki dari Kulit di Kabupaten Magetan .... 64

4.3 Nilai Tambah Produk Kerajinan Alas Kaki yang Dihasilkan oleh

Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kulit Kabupaten Magetan ......... 100

4.4 Strategi Pengembangan Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kulit

Kabupaten Magetan .............................................................................. 104

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 111

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 111

5.2 Saran ......................................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 117

LAMPIRAN ....................................................................................................... 122

DOKUMENTASI……………………………………………………………216

Page 16: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Jumlah Perusahaan Mikro menurut 2-digit KBLI…………………… 2

1.2 Jumlah Perusahaan Kecil Menurut 2-digit KBLI……………………. 3

1.3 Jumlah Populasi Sapi Potong di Kawasan Nasional Jawa Timur

(ekor)………………………………………………………………… 4

1.4 Industri Kulit di Kabupaten Magetan pada Tahun 2015-2017……….. 6

2.1 Klasifikasi Bidang Industri Penyamakan Kulit Subbidang Proses

Produksi Penyamakan Kulit…………………………………………. 17

2.2 Tingkat Kepentingan………………………………………………… 33

3.1 Jumlah Informan (Expert)…………………………………………… 41

3.2 Prosedur Perhitungan Nilai Tambah Industri Kerajinan Kulit di

Kabupaten Magetan…………………………………………………. 45

3.3 Skala Dasar………………………………………………………….. 47

4.1 Industri Unggulan Menurut Sub Kategori di Kabupaten Magetam

Tahun 2016………………………………………………………….. 52

4.2 Biaya Produksi Industri UD. Praktis per Produksi…………………… 64

4.3 Pendapatan Industri UD. Praktis per Produksi………………………. 65

4.4 Biaya Produksi Industri Figha Shoes per Produksi…………………... 67

4.5 Pendapatan Industri Figha Shoes per Produksi………………………. 68

4.6 Biaya Produksi Industri UD. Sempurna per Produksi……………….. 69

4.7 Pendapatan Industri UD. Sempurna per Produksi…………………… 70

4.8 Biaya Produksi Industri Toko Sepatu Menink per Produksi…………. 71

4.9 Pendapatan Industri Toko Sepatu Menink per Produksi……………... 72

4.10 Biaya Produksi Industri Kartika Exclusive per Produksi…………….. 73

4.11 Pendapatan Industri Kartika Exclusive per Produksi………………… 74

4.12 Biaya Produksi Industri PS. Ireng per Produksi……………………… 75

4.13 Pendapatan Industri PS. Ireng per Produksi…………………………. 76

4.14 Biaya Produksi Industri Soldate Leather per Produksi……………… 77

4.15 Pendapatan Industri Soldate Leather per Produksi…………………... 78

Page 17: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

xvi

4.16 Biaya Produksi Industri Hidayah per Produksi……………………… 79

4.17 Pendapatan Industri Hidayah per Produksi………………………….. 80

4.18 Biaya Produksi Industri Rif’at per Produksi………………………… 80

4.19 Pendapatan Industri Rif’at per Produksi…………………………….. 82

4.20 Biaya Produksi Industri Nesha Shoes per Produksi…………………. 83

4.21 Pendapatan Industri Nesha Shoes per Produksi……………………… 84

4.22 Pendapatan Rata-rata Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kuli

Kabupaten Magetan dalam Satu Kali Proses Produksi……………… 84

4.23 Rata-Rata Pendapatan Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kuli

Kabupaten Magetan dalam Satu Kali Proses Produksi………………. 85

4.24 Efisiensi Penggunaan Biaya Kerajinan Alas Kaki dari Kulit pada UD.

Praktis per Produksi…………………………………………………. 86

4.25 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri Figha Shoes per Produksi... 88

4.26 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri UD. Sempurna per

Produksi................................................................................................ 89

4.27 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri Toko Sepatu Menink per

Produksi................................................................................................ 90

4.28 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri Kartika Exclusive per

Produksi................................................................................................ 91

4.29 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri PS. Ireng per Produksi...... 92

4.30 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri Soldate Leather per

Produksi................................................................................................ 93

4.31 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri Hidayah per Produksi........ 94

4.32 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri Rif’at per Produksi............ 95

4.33 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri Nesha Shoes per

Produksi................................................................................................ 96

4.34 Rata-rata Efisiensi Biaya Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kulit

Kabupaten Magetan dalam Satu Kali Proses Produksi………………. 97

4.35 Rata-Rata Efisiensi Penggunaan Biaya Produksi Industri Kerajinan

Alas Kaki dari Kulit Kabupaten Magetan……………………………. 98

4.36 Analisis nilai Tambah Produk Sepatu Wanita dan Sepatu Pria……… 100

4.37 Analisis Nilai Tambah Produk Sandal Wanita dan Sandal Pria……… 102

Page 18: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

xvii

4.38 Besaran Skala Perbandingan Antar Kriteria Pengembangan Industri

Kerajinan Alas Kaki di Sentra Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan… 105

4.39 Besaran Inkonsistensi Berdasarkan Kriteria Pengembangan Industri

Kerajinan Alas Kaki di Sentra Kerajinan Kabupaten Magetan……… 106

Page 19: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1.1 Jumlah Industri Kulit di Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi

pada Tahun 2018………………………………..…………………… 5

2.1 Struktur Hirarki AHP………………………………………………… 14

2.2 Kerangka Hirarki Proses Pengambilan Keputusan…………………... 15

2.3 Kurva TFC, TVC dan TC…………………………………………….. 21

2.4 Kurva TR, TC dan Pendapatan Bersih……………………………….. 25

2.5 Proses Manaejemn Strategi………………………………………….. 30

2.6 Bagan Hirarki………………………………………………………... 32

2.7 Skema Kerangka Pemikiran…………………………………………. 38

3.1 Matriks untuk Pembanding Berpasangan……………………………. 47

3.2 Kerangka Hirarki Proses Pengambilan Keputusan…………………... 49

Page 20: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Jumlah perusahaan mikro Menurut 2-digit KBLI….………………...... 118

2 Jumlah Perusahaan Kecil Menurut 2-digit KBLI……………………… 118

3 Populasi Sapi Potong di Jawa Timur (Kawasan Nasional).…………… 119

4 Jumlah Industri Kulit di Kabupaten Magetan…………………………… 119

5 Identitas Responden……………………………………………………. 120

6 Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit UD. Praktis….. 121

7 Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit FIGHA Shoes... 121

8 Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit UD. Sempurna.. 122

9 Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit MENINK…….. 122

10 Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki Kartika Exclussive………. 123

11 Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit PS. IRENG…… 123

12 Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit SOLDATE…… 124

13 Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit HIDAYAH…… 124

14 Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit RIF’AT………. 125

15 Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit NESHA………. 125

16 Biaya Penyusutan Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit…………….. 126

17 Biaya Bahan Baku……………………………………………………… 126

18 Biaya Tenaga Kerja Industri Alas Kaki dari Kulit…………………….. 128

19 Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit UD. Praktis……………. 129

20 Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit FIGHA Shoes…………... 130

21 Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit UD. Sempurna………… 131

22 Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit MENINK……………… 132

23 Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit Kartika Exclusive……… 133

24 Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit PS.IRENG…………….. 134

25 Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit SOLDATE……………... 135

26 Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit HIDAYAH……………. 136

27 Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit RIF’AT………………… 137

28 Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit NESHA………………… 138

Page 21: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

xx

29 Biaya Variabel (TVC) Sepatu Wanita Industri Alas Kaki dari Kulit….. 139

30 Biaya Variabel (TVC) Sepatu Laki-laki Industri Alas Kaki dari Kulit… 139

31 Biaya Variabel (TVC) Sandal Wanita Industri Alas Kaki dari Kulit…. 140

32 Biaya Variabel (TVC) Sandal pria Industri Alas Kaki dari Kulit………. 140

33 Total Biaya (TC) Sepatu Wanita dan pria Industri Alas Kaki dari

Kulit……………………………………………………………………. 141

34 Total Biaya (TC) SANDAL Wanita dan pria Industri Alas Kaki dari

Kulit…………………………………………………………………….. 141

35 Penerimaan Sepatu Wanita dan pria Industri Alas Kaki dari

Kulit……………………………………………………………………. 142

36 Penerimaan Sepatu Wanita dan pria Industri Alas Kaki dari

Kulit……………………………………………………………………. 142

37 Pendapatan Sepatu Wanita dan Sepatu pria Industri Alas Kaki dari

Kulit………………………………………………………………. 143

38 Pendapatan Sandal Wanita dan Sandal pria Industri Alas Kaki dari

Kulit……………………………………………………………….. 143

39 Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit UD. Praktis………………. 144

40 Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit Figha Shoes……………… 145

41 Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit UD. Sempurna…………… 146

42 Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit Menink…………………… 147

43 Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kartika Exclusive……………… 148

44 Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit PS. Ireng…………………. 149

45 Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit Soldate…………………… 150

46 Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit HIDAYAH………………. 151

47 Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit RIF’AT………………….. 152

48 Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit NESHA………………….. 153

49 Rata-Rata Nilai Tambah Industri Alas Kaki………………………….... 154

50 Skala Perbandingan Kepentingan Antar Kriteria Strategi

Pengembangan Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kulit di Kabupaten

Magetan……………………………………………………………….. 155

51 Tingkat Kepentingan Masing-Masing Kriteria Pengembangan Industri

Kerajinan Alas Kaki di Sentra Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan….. 192

52 Tingkat Kepentingan Masing-Masing Alternatif Strategi

Pengembangan Industri Kerajinan Alas Kaki di Sentra Kerajinan Kulit

Kabupaten Magetan…………………………………………………… 192

53 Kuesioner A…………………………………………………………… 193

53 Kuesioner B…………………………………………………………… 203

Page 22: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peternakan terbagi atas dua jenis, yaitu peternakan unggas dan peternakan

ruminansia. Peternakan unggas yang biasa dikonsumsi masyarakat seperti ayam,

puyuh dan itik. Peternakan unggas mampu memenuhi kebutuhan daging dan telur,

dengan hasil sampingnya bulu. Peternakan ruminansia terdiri dari hewan ternak

besar dan ternak kecil seperti sapi, kerbau dan kambing. Peternakan ruminansia

mampu memenuhi kebutuhan daging dan susu, dengan hasil sampingya seperti

kulit, tulang, dan tanduk. Menurut Wahyudi (2001:1), peternakan ruminansia

sebagai salah satu sub sektor pertanian dapat dijadikan suatu industri yang sangat

menguntungkan bagi masyarakat, dengan cara mengolah daging, susu, kulit, tulang

dan tanduk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu peternakan

ruminansia yang dapat dimanfaatkan hasil utama dan hasil sampingnya adalah

peternakan sapi potong.

Peternakan sapi potong memiliki hasil utama yaitu daging dan hasil samping

yaitu kulit. Peternakan sapi potong memiliki hasil ikutan atau produk hasil samping

yang masih sangat berpotensi besar di Indonesia, hal ini disebabkan masih

sedikitnya industri besar yang mengelola secara intensif (Setyaningsih, 2017: 75).

Peternakan sapi potong dapat menjadi pendukung adanya pengembangan industri

kerajinan kulit dan penyamakan kulit. Bahan kulit dapat diolah menjadi bahan kulit

mentah (perkamen) dan kulit samak (Rizky, 2016:1).

Kulit perkamen dapat digunakan untuk bahan pembuatan wayang kulit, sekat

buku, gantungan kunci dan hiasan dinding dengan menggunakan teknik tatah

sungging. Kulit samak dapat digunakan sebagai bahan kerajinan kulit seperti tas,

sepatu, ikat pinggang dan jaket. Industri penyamakan kulit merupakan pengolahan

kulit mentah menjadi lembaran-lembaran kulit. Menurut Rosilawati (2017:1),

industri penyamakan kulit mempunyai peranan penting dalam perekonomian

nasional. Industri penyamakan kulit juga berperan penting terhadap industri

kerajinan kulit, dimana sebagai pemasok bahan baku . Umumnya kerajianan kulit

Page 23: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

2

dilakukan industri atau pengusaha kerajinan dalam skala kecil dan mikro. Berikut

tabel jumlah perusahaan mikro dan kecil menurut 2-digit KBLI:

Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan Mikro Menurut 2-digit KBLI Tahun 2013-2015

No Industri

Rata-rata/

Tahun Rata-Rata Share

Rata-Rata

Pertumbuhan

% Rangking % Rangking

10 Makanan 1.202.507 37,80 1 21,23 7

11 Minuman 44.907,67 1,43 10 0,60 12

12 Pengolahan Tembakau 45.136,67 1,44 9 -5,61 18

13 Tekstil 22.7964,7 7,33 4 -23,32 22

14 Pakaian Jadi 30.1957,7 9,48 3 22,43 6

15 Kulit, Barang dari Kulit dan

Alas Kaki 26.750,33 0,84 11 41,04 3

16 Kayu, Gabus (Tidak termasuk

furniture) dan anyaman dari

Bambu, Rotan dsj 729.503 23,18 2 -3,16 17

17 Kertas dan Barang dari kertas 7.069,67 0,23 17 -25,12 23

18 Pencetakan dan Reproduksi

Media Rekaman 25.220,67 0,80 12 15,64 8

19 Produk dari Batu Bara dan

Pengilangan Minyak Bumi - 24 0,00 14

20 Bahan Kimia dan Barang dari

Bahan Kimia 20.775,67 0,66 13 0,17 13

21 Farmasi, Produk Obat Kimia

dan Obat Tradisional 5.425,667 0,17 18 -8,69 20

22 Karet, Barang dari Karet dan

Plastik 14.818 0,48 14 -28,74 24

23 Barang Galian Bukan Logam 224.616,3 7,09 5 9,99 9

24 Logam Dasar 11.334,33 0,34 15 847,40 1

25 Barang Logam, Bukan Mesin

dan Peralatannya 76.224 2,39 7 27,89 5

26 Komputer, Barang Elektronik

dan Optik 130,33 0,00 23 2,83 11

27 Peralatan Listrik 172,667 0,01 22 158,06 2

28 Mesin dan Perlengkapannya 950 0,03 21 37,55 4

29 Kendaraan Bermotor, trailer

dan Semi Trailer 1.676,67 0,05 20 -1,94 16

30 Alat Angkut Lainnya 5.053 0,16 19 -13,17 21

31 Furniture 114.346,7 3,61 6 7,58 10

32 Pengolahan Lainnya 73.782,33 2,34 8 -1,38 15

33 Jasa Reparasi dan Pemasangan

Mesin dan Peralatan 7.487 0,24 16 -8,38 19

Total 3.164.476

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018) (data diolah)

Berdasarkan tabel 1.1 mengenai jumlah industri mikro menurut 2-digit KBLI

industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki merupakan salah satu industri yang

memiliki pertumbuhan cukup baik pada tahun 2013-2015 dimana menduduki

rangking ke-tiga dengan rata-rata pertumbuhannya 41,04. Rata-rata jumlah industri

Page 24: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

3

setiap tahunnya 26.750,33 per tahun. Data tersebut menunjukkan bahwa industri

kulit, barang dari kulit memiliki potensi yang cukup baik pada industri mikro,

sehingga perlu adanya pengolahan yang intensif untuk mempertahankan dan

meningkatkan pertumbuhan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki.

Tabel 1.2 Jumlah Perusahaan Kecil Menurut 2-digit KBLI Tahun 2013-2015

No Industri Rata-rata/

Tahun Rata-Rata Share

Rata-Rata

Pertumbuhan

% Rangking % Rangking

10 Makanan 108.510,3 29,54 1 -12,77 10

11 Minuman 1.523,67 0,43 14 -21,18 14

12 Pengolahan Tembakau 18.721,00 5,78 6 18,56 5

13 Tekstil 14.658,33 3,65 9 -60,67 24

14 Pakaian Jadi 65311,67 17,58 2 -28,26 18

15 Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 15.995,67 4,39 7 -21,83 16

16 Kayu, Gabus (Tidak termasuk furniture)

dan anyaman dari Bambu, Rotan dsj 31.271,00 8,11 4 -32,36 20

17 Kertas dan Barang dari kertas 1.228,67 0,35 16 -12,20 9

18 Pencetakan dan Reproduksi Media

Rekaman 7.430,33 2,14 11 -20,01 13

19 Produk dari Batu Bara dan Pengilangan

Minyak Bumi 0 - 24 0,00 7

20 Bahan Kimia dan Barang dari Bahan

Kimia 2.452,67 0,65 12 -34,30 21

21 Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat

Tradisional 557,67 0,15 19 23,60 4

22 Karet, Barang dari Karet dan Plastik 1.760,33 0,51 13 -21,40 15

23 Barang Galian Bukan Logam 44.033 11,73 3 -31,21 19

24 Logam Dasar 305,67 0,09 21 81,43 2

25 Barang Logam, Bukan Mesin dan

Peralatannya 14.891,00 4,26 8 -9,59 8

26 Komputer, Barang Elektronik dan Optik 204,00 0,06 22 27,75 3

27 Peralatan Listrik 188,33 0,05 23 -49,93 22

28 Mesin dan Perlengkapannya 610,00 0,15 18 -50,54 23

29 Kendaraan Bermotor, trailer dan Semi

Trailer 1.385,67 0,41 15 -13,23 11

30 Alat Angkut Lainnya 904,67 0,27 17 7,63 6

31 Furniture 23.682,67 6,65 5 -15,32 12

32 Pengolahan Lainnya 10.292,33 2,87 10 -22,12 17

33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan

Peralatan 372,67 0,11 20 168,98 1

Total 366.291,3

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018) (data diolah)

Berdasarkan tabel 1.2 mengenai jumlah industri kecil menurut 2-digit KBLI

industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki merupakan salah satu industri yang

memiliki pertumbuhan tidak terlalu baik pada tahun 2013-2015 dimana rata-rata

pertumbuhannya -21,83 sehingga menduduki rangking ke-16 pada jumlah

perusahaan kecil. Data ini menunjukkan bahwa industri kecil kulit, barang dari kulit

Page 25: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

4

dan alas kaki perlu diperhatikan sehingga mampu untuk berkembang karena pada

industri mikro masih memiliki potensi yang cukup baik. Sentra industri kerajinan

kulit di Jawa Timur berada pada 2 wilayah yaitu Kabupaten Sidoarjo dan

Kabupaten Magetan. Perkembangan industri kulit ini dapat didukung dengan

adanya petern akan sapi potong.

Menurut Keputusan Menteri Pertanian No. 472/Kpts/RC.040/6/2018 tentang

Lokasi Kawasan Pertanian Nasional (2018:46), lokasi Kawasan Pertanian Nasional

dibagi berdasarkan komoditas prioritas. Komoditas prioritas peternakan menjadi

salah satu Kawasan pertanian nasional, dengan salah satu komoditasnya adalah sapi

potong. Kawasan pertanian nasional berdasarkan komoditas peternakan sapi potong

salah satunya adalah provinsi Jawa Timur yang terbagi menjadi 7 kawasan, yaitu:

1. Kawasan 1 : Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo

2. Kawasan 2 : Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi

3. Kawasan 3 : Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban

4. Kawasan 4 : Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang

5. Kawasan 5 : Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep

6. Kawasan 6 : Kabupaten Nganjuk

7. Kawasan 7 : Kabupaten Lamongan.

Sapi potong merupakan sumber utama untuk mendukung adanya industri

kulit. Berikut tabel jumlah populasi sapi potong di Kawasan Nasional Jawa Timur:

Tabel 1.3 Jumlah Populasi Sapi Potong di Kawasan Nasional Jawa Timur (ekor)

No Kab/Kota Rata-rata Rata-Rata Share*

Rata-rata

Pertumbuhan**

% Rangking % Rangking

1. Probolinggo 247.791,7 11,67 3 8,22 2

2. Kota Probolinggo 9.224,0 0,43 12 4,03 4

3. Magetan 108.274,7 5,11 9 1,54 9

4. Ngawi 82.573,0 3,89 11 0,55 12

5. Bojonegoro 187.162,7 8,81 6 8,15 3

6. Tuban 322.834,7 15,22 2 2,25 7

7. Bangkalan 196.399,7 9,26 5 2,34 6

8. Sampang 209.271,7 9,87 4 2,17 8

9. Pamekasan 165.922,0 7,81 7 12,46 1

10. Sumenep 353.209,0 16,66 1 1,19 11

11. Nganjuk 137.229,7 6,47 8 1,50 10

12. Lamongan 101.860,7 4,80 10 2,87 5

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018) data diolah

Page 26: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

5

Berdasarkan tabel 1.3 mengenai jumlah populasi sapi potong di K awasan

Nasional Jawa Timur Tahun 2014-2016 dimana Kawasan 2 (Kabupaten Magetan

dan Kabupaten Ngawi) yang memiliki rata-rata pertumbuhan yang kecil yaitu

Kabupaten Magetan 1,54 dan Kabupaten Ngawi 0,55 sehingga hanya menempati

rangking 9 dan 12. Data tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Magetan dan

Kabupaten Ngawi membutuhkan perhatian khusus untuk dapat meningkatkan

peternakan sapi potong, sehingga dapat dimanfaatkan hasil sampingnya yang

berupa kulit untuk kegiatan industri yang ada di Kawasan 2. Kawasan 2 merupakan

Kawasan yang terdapat sentra industri kerajinan kulit di Jawa Timur, dimana sentra

kerajinan kulit di Jawa Timur berada di Sidoarjo dan Kabupaten Magetan.

Menurut Hadinata (2014:174), Jawa Timur merupakan salah satu provinsi

yang mengandalkan UMKM dan koperasi dalam memajukan perekonomian

daerah. Salah satu UMKM yang mampu mendorong perekonomian daerah adalah

industri barang dari kulit. Berikut data jumlah industri kulit di Kabupaten Magetan

dan Kabupaten ngawi pada tahun 2018.

Gambar 1.1 Jumlah Industri Kulit di Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi

pada Tahun 2018

Sumber: BPS Kabupaten Magetan (data diolah) (2018:209-210) dan BPS

Kabupaten Ngawi (data diolah) (2018)

Berdasarkan gambar 1.1 mengenai jumlah industri kulit di Kabupaten

Magetan dan Kabupaten Ngawi, dapat diketahui bahwa Kabupaten Magetan

memiliki industri kerajinan kulit yang sebanyak 301 industri. Kabupaten Magetan

juga memiliki industri penyamakan kulit sebanyak 186. Industri penyamakan kulit

301

68

186

00

50

100

150

200

250

300

350

Kabupaten Magetan Kabupaten Ngawi

Jumlah Industri Kulit di Kabupaten Magetan dan Kabupaten

Ngawi

Kerajinan Kulit Penyamakan Kulit

Page 27: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

6

ini tentu mampu mendorong industri kerajinan kulit. Kabupaten Magetan memiliki

potensi dalam pengembangan industri kerajinan kulit karena adanya dukungan dari

industri penyamakan kulit. Adapun Kabupaten Ngawi memiliki 86 industri

kerajinan kulit, namun tidak memiliki industri penyamakan kulit.

Menurut Erawati dan Kirwani (2014:2), Kabupaten Magetan merupakan

salah satu daerah yang sudah menerapkan peraturan mengenai pembangunan

industri. Industri penyamakan kulit dapat disebut sebagai industri hulu dan industri

kerajinan kulit sebagai industri hilir. Keterkaitan antar industri diharapkan dapat

mengembangkan potensi daerah dan meningkatkan investasi serta dapat

memberikan pendapatan dengan adanya lapangan kerja. Industri penyamakan kulit

berada di daerah Lingkungan Industri Kulit (LIK), namun ada beberapa industri

penyamakan kulit yang berada diluar daerah tersebut. Pemusatan lokasi industri

kulit ini bertujuan untuk memudahkan pembinaan dan pendampingan oleh UPT

Industri Kulit dan Produk Kulit. UPT Industri Kulit dan Produk Kulit bertugas

untuk menaungi dan memajukan perusahan atau industri penyamakan kulit di LIK

penyamakan kulit. Hasil dari kulit samakan nantinya akan digunakan sebagai bahan

baku pada industri kerajinan kulit. Berikut data industri kulit di Kabupaten Magetan

tahun 2015-2017.

Tabel 1.4 Industri Kulit di Kabupaten Magetan pada Tahun 2015-2017

No Jenis Industri

Rata-

rata Rata-Rata Share*

Rata-rata

Pertumbuhan**

% Rangking % Rangking

1. Penyamakan Kulit 154,67 38,51 2 16,90 3

2. Alas Kaki dari kulit 233,33 58,59 1 9,09 4

3. Kerajinan Tatah ukir

Kulit 1 0,16 5 0 5

4. Kerajinan Tas dari

kulit 20 1,37 3 50 1

5. Kerajinan Dompet dari

Kulit 20 1,37 4 50 2

Sumber: * ) BPS Kabupaten Magetan (2018:209-210)

**) BPS Kabupaten Magetan 2017

***) BPS Kabupaten Magetan 2016

Berdasarkan tabel 1.4 mengenai industri kulit di Kabupaten Magetan, dapat

diketahui bahwa industri alas kaki dari kulit merupakan salah satu industri yang

memiliki pertumbuhan tidak terlalu baik pada tahun 2015-2017. Pada tahun 2016

Page 28: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

7

bahkan tidak terdapat pertumbuhan pada industri alas kaki dari kulit sedangkan

pada tahun 2017 mengalami pertumbuhan sebanyak 18,18% sehingga hanya

menempati ranking ke-5 dari semua jenis industri kulit yang ada di Kabupaten

Magetan. Data ini menunjukkan bahwa industri alas kaki dari kulit perlu perhatian

untuk bisa berkembang, mengingat Kabupaten Magetan merupakan salah satu

sentra industri kulit yang juga didukung dengan adanya penyamakan kulit.

Sentra industri kerajinan kulit di Kabupaten Magetan tersebar dalam 3

wilayah, yaitu: (a) Kelurahan Selosari, (b) Kelurahan Mojopurno dan (c) Kelurahan

Magetan. Salah satu sentra industri kerajinan kulit yang memiliki prospek

pengembangan yang baik berada di Kelurahan Selosari, dimana kelurahan ini

menjadi sentra kerajinan alas kaki dari kulit. Sentra yang berada di Kelurahan

Selosari ini memiliki karakteristik: Pertama, sentra ini berada di lokasi strategis

karena berada di jalan menuju ke tempat wisata, sehingga mudah dijangkau oleh

pengunjung. Kedua, sentra ini dekat dengan bahan baku yaitu kulit samakan hasil

industri penyamakan kulit. Pengolahan kulit samakan menjadi produk kreatif tentu

akan memberikan nilai tambah, sehingga dapat mempertahankan dan

meningkatkan kualitas produk olahan setengah jadi menjadi produk yang dapat

digunakan serta dapat meningkatkan nilai ekonomisnya.

Ketiga, alas kaki dari kulit sudah terkenal menjadi oleh-oleh khas daerah

Magetan. Ke-empat, kerajinan alas kaki dari kulit yang ada di sentra kerajinan kulit

ini beberapa proses pengolahannya masih handmade, namun ada beberapa bagian

produksi yang telah menggunakan teknologi.

Kelima, pengerajin alas kaki ini menjual produknya dengan cara pemesanan

secara eceran maupun dalam kuota besar. Ke-enam, produsen dari luar daerah

melakukan pemesanan kepada pengerajin di Magetan dengan menggunakan label

mereka sendiri, sehingga produk Magetan kurang terkenal di luar daerah sehingga

produk dari Magetan kurang bisa bersaing. Menurut pengerajin cara ini di nilai

lebih efektif daripada harus memajang di etalase. Hal ini juga karena daya beli

masyarakat Magetan terhadap alas kaki dari kulit ini masih rendah. Pengerajin juga

membuat toko untuk memajang produk di etalase, namun produk yang dipasang ini

kebanyakan hanya sebagai contoh model atau lebihan dari produk pesanan. Toko

Page 29: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

8

juga digunakan untuk menampung kerajinan dari beberapa pengerajin daerah lain

baik dari Magetan maupun dari luar daerah.

Harga yang ditawarkan pun bervariasi, untuk sepatu wanita berkisar Rp

50.000 –Rp 700.000 sedangkan untuk pria berkisar Rp 150.000 – Rp 1.200.000,

bergantung pada ukuran, jenis dan kerumitan pembuatannya. Hal ini dikarenakan

sentra industri kerajinan kulit dekat dengan bahan baku, sehingga biaya produksi

dapat diminimalisir. Namun, pengerajin membatasi pembuatannya setiap hari. Hal

ini tentu berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan, efisiensi biaya yang

digunakan, penerimaan hingga pendapatan industri alas kaki dari kulit.

Kerajinan alas kaki merupakan pengolahan lebih lanjut dari kulit samakan,

sehingga diharapkan mampu memberikan nilai tambah pada produk kulit samakan.

Saat ini kulit samakan belum bisa terserap penuh pada industri kerajinan kulit

nasional. Produk kulit samakan yang tidak terserap kemudian di ekspor dengan

harga Rp 25.000,- /feet pada 2018 (BPS, 2020:22). Padahal untuk menjadi bahan

baku di industri kerajinan kulit harganya bisa mencapai Rp 20.000,-/feet, dimana 1

lembar kulit sapi kira-kira 10-15 feet. Hal ini tentunya menarik untuk diulas untuk

mengetahui nilai tambah dari kulit samak atau barang setengah jadi menjadi produk

jadi seperti sepatu dan sandal.

Berdasarkan argument yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti sangat

tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan pendapatan dan efisiensi

penggunaan biaya pada industri kerajinan kulit di Kabupaten Magetan khususnya

di Kelurahan Selosari. Selain itu peneliti juga tertarik untuk mencermati bagaimana

nilai tambah yang diperoleh industri kerajinan kulit dari produk sepatu dan sandal

kulit serta ingin merumuskan alternatif strategi pengembangangan industri

kerajinan kulit di Kabupaten Magetan, agar lebih dapat berkembang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendapatan dan efisiensi biaya produksi pada industri kerajinan

alas kaki dari kulit di Sentra Kerajinan Kulit Kelurahan Selosari Kecamatan

Magetan Kabupaten Magetan?

Page 30: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

9

2. Bagaimana nilai tambah pada industri kerajinan alas kaki dari kulit di Sentra

Kerajinan Kulit Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan?

3. Bagaimana strategi pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di

Sentra Kerajinan Kulit Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten

Magetan?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

1. Untuk menganalisis pendapatan dan efisiensi penggunaan biaya produksi pada

industri kerajinan alas kaki dari kulit di Sentra Kerajinan Kabupaten Magetan.

2. Untuk menganalisis nilai tambah pada industri kerajinan kulit di Sentra

Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan.

3. Untuk merumuskan strategi pengembangan industri alas kaki dari kulit di

Sentra Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan.

1.3.2 Manfaat

1. Bagi pemerintah, sebagai referensi penyusunan kebijakan yang berkaitan

dengan pengembangan usaha industri kerajinan kulit di Kabupaten Magetan.

2. Bagi industri terkait, sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam

menjalankan dan mengembangkan usahanya.

3. Bagi peneliti, sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan dalam bidang

keilmuan yang dipelajari.

4. Bagi Ilmu Pengetahuan, sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya

yang ingin meneliti terkait industri kerajinan kulit di Kabupaten Magetan.

Page 31: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

10

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Wibowo (2009: 45-46), melakukan penelitian guna menganalisis pendapatan

dan efisiensi usaha industri kerajinan sepatu pada CV. Anugerah Jaya. Judul

Penelitiannya adalah “Analisis Kinerja dan Strategi Pengembangan Usaha

Kerajinan Sepatu di Kabupaten Bogor (Studi Kasus Pada CV. Anugerah Jaya, Desa

Suka Makmur, Kecamatan Ciomas)”. Setelah dilakukan analisis dengan

menggunakan pendekatan pendapatan dan efisiensi biaya (R/C ratio), ternyata

dapat diketahui bahwa usaha kerajinan sepatu pada CV. Anugerah Jaya

menguntungkan untuk diusahakan. Hasil dari analisis pendapatan menunjukkan

bahwa pendapatan yang diterima perusahaan kerajinan kulit sebesar

Rp. 117.091.555 per tahun mengindikasikan tingkat keuntungan yang diperoleh

perusahaan cukup tinggi. Hasil analisis efisiensi biaya menunjukkan bahwa usaha

kerajinan sepatu sudah efisien karena nilai R/C rasionya adalah 1,15 per tahun,

artinya setiap dikeluarkan biaya sebesar 1 satuan maka akan diperoleh penerimaan

sebesar 1,15 satuan.

Wahyudi et al. (2016:8-9), melakukan penelitian guna menganalisis

pendapatan dan efisiensi usaha agroindustri kerupuk kulit di Kelurahan Tuah

Karya. Judul penelitiannya adalah “Analisis Usaha Agroindustri Kerupuk Kulit

Sapi di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru”. Setelah

dilakukan analisis dengan menggunakan pendekatan pendapatan dan efisiensi biaya

(R/C ratio), ternyata dapat diketahui bahwa usaha agroindustri kerupuk kulit sapi di

Kelurahan Tuah Karya menguntungkan untuk diusahakan. Hasil dari analisis

pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan yang diterima pengusaha kerupuk

kulit sapi sebesar Rp 51.099.556,00 per bulan, dengan total penerimaan pengusaha

sebesar Rp 159.802.500,00 dan total biaya sebesar Rp 108.702.944,00 per bulan.

Hasil analisis efisiensi biaya menunjukkan bahwa usaha agroindustri kerupuk kulit

sapi sudah efisien karena nilai R/C rasio lebih dari 1 yaitu sebesar 1,47 berarti

bahwa dalam usaha agroindustri kerupuk kulit apabila dikeluarkan biaya sebesar 1

satuan maka akan diperoleh penerimaan sebesar 1,47 satuan.

Page 32: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

11

Kusmiyati (1999:73-74) melakukan penelitian guna menganalisis nilai

tambah industri kecil sepatu. Judul penelitiannya adalah “Analisis Nilai Tambah

Produksi dan Peranan Pemerintah Terhadap Pengembangan Industri Kecil Sepatu

(Joan’s Shoes dan PD. Karya Dian Shoes Cibaduyut, Bandung)”. Setelah dilakukan

analisis dengan menggunakan pendekatan Hayami, dapat diketahui nilai tambah

yang dilakukan pada industri sepatu Joan’s Shoes dan PD. Karya Dian Shoes

menunjukkan hasil yang berbeda, hal ini dikarenakan kedua industri memproduksi

jenis sepatu yang berbeda. Nilai tambah yang dihasilkan Joan’s Shoes untuk pasar

ekspor adalah sebesar Rp 15.955,54 atau 49,86 % dari nilai produk, sedangkan

untuk pasar domestik nilai tambah yang dihasilkan sebesar Rp 8.345,84 atau

33,38% dari nilai produk. Analisis nilai tambah yang dihasilkan PD. Karya Dian

Shoes adalah sebesar Rp 8.300,00 atau 18,44% dari nilai produk. Nilai tambah yang

dihasilkan PD. Karya Dian Shoes terlihat lebih kecil di banding Joan’s Shoes, hal

ini dikarenakan penetapan harga jual produk PD. Karya Dian Shoes untuk pasar

ekspor tidak berdasarkan nilai dolar, sehingga kenaikan biaya produksi yang terjadi

pada saat krisis sekarang ini tidak dapat tertutupi oleh harga jual.

Hardiyanti et al. (2015:10), melakukan penelitian guna menganalisis nilai

tambah usaha agroindustri kerupuk kulit di Kota Mataram. Judul penelitiannya

adalah “Analisis Nilai Tambah Agroindustri Kerupuk Kulit di Kota Mataram”.

Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan pendekatan Hayami, ternyata

dapat diketahui bahwa usaha agroindustri kerupuk kulit sapi di Kota Mataram

memberikan nlai tambah. Hasil dari analisis nilai tambah menunjukkan bahwa nilai

tambah yang diperoleh pada pengolahan kerupuk kulit adalah sebesar Rp 57.264,

artinya dengan menggunakan 1 kg bahan baku seharga Rp 23.567 dan biaya input

lain sebesar Rp 4.836 untuk setiap kg bahan baku, maka dapat menghasilkan 0,87

kg kerupuk kulit dengan nilai output kearupuk yang dihasilkan sebesar Rp 85.665

sehingga dapat meningkatkan nilai tambah kulit sapi sebesar Rp 57.263 dengan

rasio nilai tambah sebesar 66,84%.

Purwaningsih (2003:168) melakukan penelitian dengan judul “Penyusunan

Strategi Pengembangan Industri Penyamakan Kulit di Yogyakarta”, mengenai

strategi pengembangan industri penyamakan kulit di Yogyakarta dengan menyusun

Page 33: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

12

matriks strategi menggunakan metode SWOT yaitu: PEKU (Peluang-Kekuatan),

PEKA (Peluang-Kelemahan), AKU (Ancaman-Kekuatan) dan AKA (Ancaman-

Kelemahan). Faktor kekuatan yang dimiliki adalah (a) keterseediaan bahan baku,

(b) SDM tersedia, (c) keberadaan Lembaga Pendidikan, (d) keberadaan Balai Besar

Kulit, Karet dan Plastik. Faktor kelemahan industri penyamakan kulit yaitu (a)

kuantitas pasokan bahan baku terbatas, (b) kualitas pasokan bahan baku rendah,

industri pendukung belum berkembang, (c) kurangnya tenaga ahli, (d) kurangnya

akses pasar. Faktor peluang yang dimiliki yaitu (a) potensi pasar dalam dan luar

negeri masih terbuka lebar, (b) pemanfaatan kulit non-konvensional atau kulit

alternatif, dengan ancaman yaitu (a) adanya tuntutan produk ramah lingkungan, (b)

produksi bersih dan ISO 14000 dsb serta (c) munculnya pesaing baru.

Berdasarkan matriks strategi ini kemudian dikelompokkan menjadi 5

kelompok alternatif strategi yaitu: (1) Peningkatan kualitas dan kuantitas bahan

baku (kulit mentah) baik kulit konvensioal, non konvensional maupun kulit

alternatif (a. Peningkatan populasi ternak, b. peningkatan kemampuan pengulitan,

c. peningkatan kemampuan pengawetan kulit); (2) Pengembangan industri

pendukung (a. pengembangan industri bahan pembantu, b. pengembangan industri

mesin pengolah kulit); (3) Peningkatan kualitas SDM (a. Peningkatan ketrampilan

teknis, b. peningkatan kemampuan finishing, c. peningkatan pengetahuan tentang

pengolahan limbah dan e. peningkatan jumlah tenaga kerja terdidik); (4)

Pengembangan teknologi dan produksi (a. penerapan produksi bersih, b.

pengembangan teknologi finishing, c. peningkatan kualitas proses produksi;

(5)Pengembangan pasar (a. peningkatan promosi dan eksibisi, b. penyediaan

informasi pasar, c. pengembangan e-commerce, d. pengembangan kemitraan).

Berdasarkan ke-lima kelompok strategi tersebut dilakukan pembobotan

prioritas strategi menggunakan AHP, dengan hasil pembobotannya yaitu: (1)

Pengembangan industri pendukung, dengan alternatif strategi (0,288); (2)

Peningkatan kualitas dan kuantitas bahan baku (kulit mentah) baik kulit

konvensioal, non konvensional maupun kulit alternatif (0,276); (3) Peningkatan

kualitas SDM (0,264); (4) Pengembangan pasar (0,112) dan; (5) Pengembangan

teknologi dan produksi (0,061).

Page 34: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

13

Andriani et al. (2017:293-295), melakukan penetian dengan judul “Analisis

Pengambilan Keputusan Strategi Pengembangan Industri Kreatif Kulit Ikan Pari

Yogyakarta dengan Pendekatan SWOT dan AHP”, mengenai strategi

pengembangan industri kreatif kulit ikan pari di Yogyakarta memiliki faktor

internal dan eksternal. Faktor internal dan ekternal sendiri terbagi menjadi

Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor internal: faktor kekuatan yang

dimiliki adalah (a) SDM terpercaya dan berpengalaman, (b) mampu memberikan

layanan terbaik untuk customer, (c) memiliki variasi produk, (d) pendistribusian

produk ke negara lain, (e) ketersediaan bahan baku yang mudah, dengan kelemahan

yaitu: (a) hanya memiliki 1 showroom di rumah pribadi, (b) produk hanya terkenal

dikalangan pecinta kulit, (c) kurang maksimal pencapaian target dalam memenuhi

permintaan konsumen, (d) keterbatasan SDM. Faktor eksternal: faktor peluang

dimana (a) terdapat potensi pasar yang luas, (b) perkembangan teknologi yang

semakin pesat, (c) hubungan dengan pemasok berjalan baik, (d) tingkat permintaan

produk tinggi, namun memiliki ancaman yaitu (a) persaingan meningkat, (b) tidak

stabilnya harga bahan baku dan, (c) perubahan perilaku sosial masyarakat.

Strategi yang didapatkan adalah: (1) Strategi SO (a. membuat jalur distribusi

untuk memperluas pemasaran ke masyarakat, b. memanfaatkan perkembangan

teknologi dan dukungan pemerintah daerah untuk kegiatan promosi); (2) Strategi

ST (a. menambah inovasi produk sesuai trend, b. mempertahankan kualitas

produk); (3) Strategi WO (a. mem buka cabang baru, b. mengalokasikan dana untuk

katalog produk baru, c. melakukan publikasi di tempat yang sering dikunjungi calon

pembeli, d. mengadakan kerjasama antar pengusaha sejenis untuk memenuhi

permintaan pasar) dan; (4) Strategi WT (a. mengadakan expo untuk memperluas

pemasaran produk, b. memanfaatkan tenaga kerja sekitar dalam membantu proses

produksi dan c. mengadakan kerjasama dengan institusi lain dalam hal promosi).

Strategi yang didapatkan berdasarkan analisis SWOT dan kemudian

dilakukan pembobotan secara AHP adalah strategi pengembangan dengan

memanfaatkan kekuatan yang dimiliki UKM Kulit Pari untuk mengatasi ancaman

yang terdiri dari: (1) Menambah Inovasi produk sesuai dengan trend masyarakat

dan (2) mempertahankan kualitas produk agar mampu bersaing dengan produk lain.

Page 35: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

14

Darodjat (2014:40-43) melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan

Industri Tanduk Desa Pucang Kecamatan Secang Skala Mikro Kecil, Kabupaten

Magelang”, mengenai strategi pengembangan industri tanduk skala kecil

menggunakan pendekatan AHP. Kriteria yang digunakan pada penelitian ini adalah

(1) Produksi (a. melakukan pelatihan manajemen dan inovasi produk, b.

mempermudah pengadaan bahan baku, c. pemberian kredit dengan bunga lunak);

(2) Pemasaran (a. menyediakan fasilitas tempat penyajian produk (gallery), b.

membuka peluang pasar (keikutsertaan pameran)); (3) SDM (a. melakukan

pelatihan dalam meningkatan ketrampilan teknis, b. melakukaan pelatihan dalam

upaya membudayakan kewiraudahaan) dan; (4) Teknologi (a. memberikan bantuan

teknologi dengan harga terjangkau, b. memberikan bantuan teknologi pengolahan

limbah).

Aspek yang paling diutamakan berdasarkan hasil analisi AHP adalah aspek

produksi (0,501), aspek pemasaran (0,236), aspek SDM (0,171) dan aspek

teknologi (0,093). Prioritas pengembangan industri kerajinan tanduk skala mikro

kecil dilakukan dengan melakukan pelatihan manajemen dan inovasi produk,

mempermudah pengadaan bahan baku, serta menyediakan galeri. Pengembangan

industri kerajinan tanduk skala mikro dapat dilakukan dengan strategi

pemberdayaan yang melibatkan secara aktif pemerintah, swasta dan pelaku industri.

Prioritas strategi jangka panjang dan jangka pendek yang perlu dilakukan adalah

Pemilihan Strategi Pengembangan Industri Kreatif Kulit Pari

Yogyakarta

Strength Weakness Opportunities Threats

S1 S2 W2 S3 S4 S5 W1 W3 O4 O1 O3 O2 W4 T3 T2 T1

Strategi SO Strategi SO Strategi SO Strategi SO

Gambar 2.1 Struktur Hirarki AHP

Sumber : Andriani et al. (2017:293)

Page 36: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

15

memberikan pelatihan manajemen dan kreatifitas berproduksi, pelatihan penerapan

teknologi tepat guna dan partisipasi aktif dalam pameran produk kerajinan tanduk

skala nasional dan internasional.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Kulit

Menurut Marsudi dan Yunanto (2013:5), kulit adalah bagian terluar dari

struktur manusia, hewan atau tumbuhan. Kulit yang bisa digunakan dalam

pembuatan produk adalah kulit jadi, yaitu kulit yang sudah disamak atau diproses

menggunakan bahan kimia dengan takaran dan perhitungan waktu tertentu. Kulit

mempunyai sifat dan ciri yang unik yang tidak dimiliki oleh bahan yang lain. Satu

lembar kulit bisa memiliki sifat yang tidak sama. Kulit dikelompokkan menjadi 2,

yaitu kulit tersamak (jadi) dan kulit mentah. Kulit tersamak merupakan kulit yang

telah mengalami proses pengolahan penyamakan kulit. Kulit jenis ini digunakan

sebagai bahan baku industri persepatuan dan nonpersepatuan, pada umumnya

merupakan barang-barang terpakai. Kulit mentah merupakan kulit yang belum

mengalami pengolahan dengan bahan kimiawi. Jenis kulit ini digunakan untuk seni

tatah sungging sebagai bahan mentah.

Menurut Murtidjo (1990:115), kulit merupakan bahan baku industri, yang

tidak hanya dibutuhkan untuk industri dalam negeri, tetapi juga merupakan

komoditi ekspor yang menghasilkan devisa bagi negara. Sebagai komoditi yang

cukup baik, kulit sapi bias ditingkatkan kualitasnya. Perlu adanya penangan yang

Strategi Pengembangan Industri Tanduk Skala Mikro Kecil Kabupaten

Magetan

Produksi Produksi Produksi Produksi

A1 A2 A3 A6 A5 A4 A7 A8 A9

Gambar 2.2 Kerangka Hirarki Proses Pengambilan

Keputusan

Sumber : Darojat (2014:35)

Page 37: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

16

cukup baik, sehingga kulit memiliki daya guna dan memberikan nilai tambah, selain

sanggup menembus persaingan pasar.

Menurut Nugraha (2018: 6-7), kulit berdasarkan jenis hewan dan teksturnya

dibagi menjadi 7, yaitu:

1. Kulit sapi adalah material paling umum dipakai kriyawan dan pengerajin kulit.

Kulit sapi memiliki kekuatan dan ketahanan yang baik. Ciri utamanya yaitu

memiliki ketebalan asal 1,55 mm - 5 mm. luas area kulit sapi dewasa secara

utuh 40-55 kaki persegi. Kulit terbaik adalah pada sapi muda (calf), karena

tingkat kelenturan dan ketebalan yang cocok untuk jadi produk premium.

2. Kulit domba memiliki kelenturan dengan ketebalan di bawah kulit sapi (0,8

mm- 1,2 mm). teksturnya lentur dan tipis cocok sebagai bahan produk seperti

jaket kulit. Luas area kulit domba secara utuh berkisar 6-15 kaki persegi.

3. Kulit kambing memiliki tekstur yang mirip dengan kulit domba, namun sedikit

lebih kaku. Kulit kambing digunakan untuk bahan luar jika menginginkan

tekstur tipis dan agak padat, karena ketebalannya 0,8mm – 1,2mm dan luas area

6-15 kaki persegi.

4. Kulit kuda memiliki tekstur dengan kulit sapi, bagian terbaik adalah bagian

bokongnya. Beberapa perusahaan kulit terkenal di dunia menjadikan bagian ini

(shell cordovan) sebagai kulit andalan dari perusahaannya.

5. Kulit babi memiliki tekstur unik pada permukaannya, ciri khasnya terdapat 3

titik yang berkumpul di permukaan kulitnya. Kulit babi cenderung tipis dan

sangat lentur, biasa digunakan untuk lapisan dalam sepatu atau jaket kulit

hingga sarung tangan. Produk yang menggunakan kulit babi biasanya memiliki

label khusus “pigskin”.

6. Kulit ular memiliki tekstur tipis, kaku dan bersisik tipis. Kulit ular menjadi

istimewa karena tekstur dan warna yang spesifik. Kulit ular biasa ditemukan

sebagai ornament pada produk tas, sepatu dan ikat pinggang.

7. Kulit buaya memiliki tekstur yang kaku, bagian yang umum digunakan adalah

bagian perutnya. Kulit buaya adalah salah satu kulit langka mengingat buaya

adalah hewan yang dilindungi.

Page 38: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

17

2.2.2 Karakteristik Industri Kulit

Industri kulit meliputi industri penyamakan kulit, industri sepatu atau alas,

dan industri barang-barang yang terbuat dari bahan kulit. Industri penyamakan kulit

adalah industri yang mengolah bahan mentah (hides dan skins) menjadi kulit jadi

atau kulit tersamak (leather) dengan menggunakan bahan penyamak (Bapedal

dalam Syaf, 2005:11). Industri barang-barang kulit adalah yang mengelola kulit

samak menjadi barang untuk keperluan manusia seperti tas, koper, ikat pinggang,

sarung tangan, jaket kulit, wayang kulit serta hasil tatah dan ukir yang berasal dari

kulit perkamen (Wikanti dalam Syaf, 2005:12).

Menurut Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor

111 Tahun 2016 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Kulit, Barang dari Kulit dan

Alas Kaki Bidang Industri Penyamakan Kulit Subbidang Proses Produksi (2016:1),

industri penyamakan kulit merupakan industri inti dari industri kulit secara luas.

Industri ini dalam perkembangannya dituntut untuk lebih maju dan modern, karena

kualitas dan kuantitas kulit hasil dari proses penyamakan kulit akan berpengaruh

besar pada perkembangan industri kulit. Bidang industri penyamakan kulit terbagi

menjadi beberapa subbidang proses produksi penyamkan kulit seperti pada tabel

berikut:

Tabel 2.1 Klasifikasi Bidang Industri Penyamakan Kulit Subbidang Proses

Produksi Penyamakan Kulit.

Klasifikasi Kode Judul

Kategori C Industri Pengolahan

Golongan Pokok 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki

Golongan 151 Industri Kulit dan Barang dari kulit, termasuk

kulit buatan

Sub Golongan 1511 Industri Kulit dan Kulit buatan, termasuk

pencelupan kulit berbulu

Kelompok usaha 15112 Industri penyamakan kulit

Penjabaran

kelompok usaha

151120 Tidak ada penjabaran kelompok usaha dalam

KBLI

Sumber : Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI (2016:2)

Produk kerajnan kulit sesuai dengan perkembangan jaman dengan adanya

pengembangan desain, barang dan fungsinya. Produk fungsional seperti tas,

dompet, sepatu, ikat pinggang dan beberapa produk-produk baru yang berkembang

Page 39: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

18

sesuai kemajuan jaman. Pembuatan karya tersebut tidak terlepas dari bahan baku

dan bahan pembantu ( Marsudi dan Yunanto, 2015:137-138).

2.2.3 Konsepsi Agroindustri

Menurut Saragih dalam Awantara (2014:11), agroindustri didefinisikan

sebagai suatu kegiatan industri yang memanfaatkan produk primer hasil pertanian

sebagai bahan bakunya untuk diolah sedemikian rupa sehingga menjadi produk

baru baik yang bersifat setengah jadi hingga dapat dikonsumsi. Agroindustri

sebagai salah satu subsistem penting dalam sistem agribisnis, memiliki potensi

untuk mendorong pertumbuhan yang tinggi karena pangsa pasar yang besar dalam

produk nasional. Agroindustri memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku,

merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan.

Menurut Soetriono et al. (2010:11), agroindustri diartikan sebagai semua

kegiatan industri yang terkait erat dengan kegiatan pertanian. Agroindustri

mencakup beberapa kegiatan antara lain:

1. Industri pengolahan hasil pertanian dalam bentuk setengah jadi dan produk

akhir seperti industri minyak kelapa sawit, industri pengolahan karet.

2. Industri penanganan hasil pertanian segera, seperti industri pembekuan ikan.

3. Industri pengadaan sarana produksi pertanian seperti pupuk.

4. Industri pengadaan alat-alat pertanian dan agroindustri lainnya, seperti traktor

pertanian dan industri mesin pengolah minyak sawit.

Menurut Santoso (2013:2-5), terdapat lima alasan yang mendasari

agroindustri menjadi lokomotif pengembangan ekonomi nasional di masa depan,

yaitu: (1) Industri pengolahan mampu mentransformasikan keunggulan komparatif

menjadi keunggulan bersaing (kompetitif), yang pada akhirnya akan memperkuat

daya saing agribisnis Indonesia; (2) produknya memiliki nilai tambah dan pangsa

pasar yang besar sehingga kemajuan yang dicapai dapat mempengaruhi

pertumbuhan perekonomian nasioal secara keseluruhan; (3) memiliki keterkaitan

yang besar baik ke hulu maupun hilir sehingga mampu menarik kemajuan sektor

lainnya; (4) memiliki baris bahan baku lokal (keunggulan komparatif) yang dapat

diperbaharui sehingga terjamin sustainabilitasnya; (5) memiliki kemampuan untuk

Page 40: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

19

mentransformasikan struktur ekonomi nasional dari pertanian ke industri dengan

agroindustri sebagai motor penggeraknya.

Menurut Soetriono et al. (2006: 126-128), kegiatan agroindustri tetap akan

menghadapi berbagai tantangan, tantangan tersebut adalah: (1) keberhasilan usaha

peningkatan produksi menyebabkan adanya masalah surplus produksi, sehingga

pengolahan sisi penawaran dari produk pertanian masih membutuhkan perhatian

besar; (2) peningkatan penduduk pedesaan mendorong adanya fragmentasi yang

serius dalam kegiatan usaha pertanian seperti semakin kecilnya kepemilikan luas

lahan pertanian, sehingga agroindustri dengan skala kecil kurang efisien untuk

dikembangkan; (3) perkembangan globalisasi perekonomian yang terus bergulir;

(4) keterbatasan dalam ketersediaan sumberdaya manusia, terutama dilihat dari

tingkat ketrampilan dan pengetahuan serta kemampuan wiraswasta; (5)

keterbatasan teknologi yang secara khusus dikembangkan bagi kegiatan

agroindustri, khususnya yang berskala kecil di pedesaan; (6) infrastruktur dan

kelembagaan yang sekarang dikembangkan belum memberikan tunjangan yang

optimal bagi pengembangan agroindustri; (7) sosial budaya dan politik

menyebabkan manfaat yang diperoleh dari pengembangan agroindustri tidak

dirasakan sasaran pengembangan yaitu masyarakat pedesaan.

Menurut BPS (2019) perusahaan industri pengolahan dibagi menjadi 4

golongan yaitu:

1. Industri besar (tenaga kerja 100 orang atau lebih)

2. Industri Sedang (tenaga kerja 20-99 orang)

3. Industri Kecil (tenaga kerja 5-19 orang)

4. Industri Rumah tangga atau mikro (tenaga kerja 1-4 orang)

2.2.4 Teori Biaya

Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses

produksi, karena biaya langka dan harus digunakan seefisien mungkin agar

mendapatkan pendapatan yang optimal. Kegiatan produksi yang efisien adalah

kegiatan produksi yang dilakukan dengan menekan biaya serendah-rendahnya

dengan meningkatkan produksi setinggi-tingginya dan di investasikan sesuai hasil

Page 41: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

20

yang ingin dicapai pada akhir produksi. Biaya produksi merupakan pengeluaran

selama proses produksi meliputi pengeluaran yang dilakukan untuk faktor produksi

dan jasa yang digunakan selama proses produksi (Soetriono et al., 2017:75).

Menurut Sarifuddin dalam Zira’ah (2017: 209), biaya sesuai dengan sifatnya

dibedakan menjadi biaya eksplisit dan biaya implisit.

1. Biaya eksplisit

Biaya yang benar-benar nyata dikeluarkan, meliputi biaya sarana produksi,

tenaga kerja luar keluarga, penyusutan alat, perlengkapan dan sewa alat, serta

bunga modal pinjaman.

2. Biaya implisit

Biaya yang tidak nyata dikeluarkan tetapi biaya diperhitungkan, biaya ini

meliputi biaya tenaga kerja dalam keluarga dan bunga atas modal sendiri.

Menurut Hariyati (2007: 92-94), biaya dapat dibedakan menjadi 3 konsep:

1. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost)

Biaya ini digunakan untuk faktor produksi tetap. Biaya ini hanya memiliki arti

dalam jangka pendek, dimana faktor produksi yang digunakan merupakan

faktor produksi tetap. Jumlah biaya tetap ini tidak bergantung pada jumlah

produk yang dihasilkan.

2. Biaya Variabel Total (Total Variable Cost)

Biaya variabel dapat berupa uang tunai, barang atau nilai jasa, biaya ini

ditentukan oleh fungsi produksi atau produk total. Secara keseluruhan dapat

disimpulkan bahwa jika jumlah produk semakin banyak maka akan semakin

besar pula biaya variabel yang diperlukan.

3. Biaya Total (Total Cost)

Biaya total merupakan penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Tanpa

memperhatikan proses produksi langsung dengan kenaikan hasil bertambah

atau berkurang, secara umum dapat dikatakan bahwa, semakin banyak produk

yang dihasilkan semakin besar biaya yang digunakan. Kegunaan biaya total

yaitu untuk menentukan pendapatan dari suatu usaha. Apabila diperlihatkan

secara detail, kurva biaya total dicirikan pada saat produksi antara 0 – Y1.

Kurva biaya total meningkat dengan tambahan biaya yang semakin menurun,

Page 42: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

21

begitu sebaliknya. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan antara kurva biaya

dengan kurva produksi yang mengikuti hukum Law of Diminishing Return.

Gambar 2.3 Kurva TFC, TVC dan TC

Sumber: Hariyati (2007: 93)

Kurva FC mendatar menunjukkan bahwa besarnya biaya tetap tidak

tergantung pada jumlah produksi. Kurva VC membentuk huruf S terbalik,

menunjukkan hubungan terbalik antara tingkat produktivitas dengan besarnya

biaya. Kurva TC sejajar dengan kurva VC menunjukkan bahwa dalam jangka

pendek perubahan biaya total semata-mata ditentukan oleh perubahan biaya

variabel (Soetriono et al., 2017:76).

2.2.5 Biaya Penyusutan

Menurut Zaharuddin (2006:241), penyusutan merupakan salah satu biaya

yang akan mengurangi penghasilan bersih dari suatu laba usaha. Lebih

sederhananya penyusutan dikatakan suatu metode perhitungan pengembalian

modal bertahap atas dana yang diinvestaasikan pada barang modal. Penyusutan

dilakukan tehadap benda atau barang berwujud yang dimiliki perusahaan dalam

rangka mendapatkan penghasilan bersih dengan pemanfaatan benda tersebut.

TC

TVC

TFC

0 Y1 Y2 Produksi

Biaya / Cost

Page 43: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

22

Menurut Waluyo (2008:92-100), penyusutan atau jumlah disusutkan

(depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aset atau jumlah lain yang

didstribusikan untuk biaya dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisa. Jumlah

penyusutan akan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat

asset tetap berwujud menggunakan berbagai metode yang sistematis. Penggunaan

metode penyusutan mempersyaratkan adanya penggunaan yang konsisten tanpa

memandang tingkat profitabilitas perusahaan, sehingga diharapkan dapat

menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.

Metode penyusutan dapat digunakan sesuai dengan pengelompokkan menurut

beberapa kriteria:

1. Dasar Waktu

a. Metode Garis Lurus ( Straight Line Method)

Biaya penyusutan dialokasikan berdasar berjalannya waktu dalam jumlah-

jumlah yang sama selama masa manfaat asset tetap berwujud tersebut.

b. Metode Pembebanan Menurun

1) Metode Jumlah angka tahun (sun of the year digit method)

2) Metode Saldo Menurun / Saldo Menurun Ganda (Declining/ Double

Declining Balance Method)

2. Dasar Penggunaan

a. Metode Jam Jasa (Service Hours Method)

Penyusutan dihitung dengan mendasarkan pada teori bahwa pembelian asset

tetao ditunjukkan dari jumlah jam jasa langsung dan dalam metode ini

mengakui estimasi masa manfaat asset yang diukur dalam jam jasa.

Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Perhitungan Penyusutan

Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Perhitungan Penyusutan

Dasar Perhitungan Penyusutan = Harga Perolehan -/- Nilai Residu

Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Perhitungan Penyusutan

Dasar Perhitungan Penyusutan = Harga Sisa Buku Awal Periode

Tarif Penyusutan Per Jam = Harga Perolehan−Nilai Residu

𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑡𝑒𝑑 𝑆𝑒𝑟𝑣𝑖𝑐𝑒 𝐿𝑖𝑓𝑒

Page 44: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

23

b. Metode Unit Produksi (Productive Output Method)

3. Dasar Kriteria Lainnya

Penyusutan dapat dihitung dengan dasar jenis dan kelompok. Alokasi biaya

penyusutan tampak:

a. Tarif Penyusutan Grup

b. Tarif Penyusutan Gabungan

Menurut Alam (2007:234), aktiva tetap atau asset tetap yang dimiliki

perusahaan dan dipakai dalam kegiatan normal akan berkurang nilai ekonominya

secara berangsur-angsur. Berkurangnya nilai aktiva tersebut merupakan biaya yang

harus dicatat dalam laporan akuntansi yang dikenal dengan penyusutan. Penyusutan

dapat dihitung menggunakan beberapa metode. Metode yang paling umum

digunakan adalah metode penyusutan garis lurus (straight lines method), untuk

menghitung penyusutan dengna metode ini harus diketahui dulu nilai perolehan,

umur ekonomis dan nilai sisa (residu) aktiva.

2.2.6 Teori Penerimaan

Menurut Sitio dan Tamba (2001: 74-75), penerimaan tergantung dari

aktivitas: (1) penjualan atau permintaan atas output industri dan (2) harga produk.

Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan untuk dapat memaksimumkan

keuntungan. Penerimaan total (TR) dapat ditulis sebagai berikut:

TR = Q. P

Keterangan: TR = Total Revenue (Penerimaan Total)

Q = Jumlah (Quantity)

P = Harga (Price)

Tarif Penyusutan = Produksi Sebenarnya

Kapasitas Produksi

Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan

Dasar Penyusutan = Harga Perolehan

Tarif Penyusutan Grup =1

Taksiran Rata−rata Umur Grup Set

Tarif Penyusutan Gabungan=Total Penyusutan Grup Set Tiap Tahun

Total Harga Perolehan Grup Set 𝑥 100%

Page 45: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

24

Sifat penerimaan sangat berhubungan dengan unit barang yang dijual, jika

perusahaan tidak menghasilkan dan menjual barang maka penerimaan perusahaan

nol, sebaliknya semakin banyak jumlah barang terjual maka penerimaan semakin

besar, sehingga kurva penerimaan berupa garis lurus tak hingga. Namun, pada

beberapa kakus penerimaan justru makin menurun seiring bertambahnya jumlah

penjualan, hal ini tentu karena faktor permintaan atas barang dan juga keberhasilan

promosi. Istilah matematisnya adalah penerimaan yang semakin lama semakin

menurun nilainya seiring dengan bertambahnya penjualan adalah penerimaan

fungsi kuadrat, dimana penerimaan ini memiliki nilai ekstrim (Putong, 2015 :47).

2.2.7 Teori Pendapatan

Perusahaan merupakan organisasi yang bertujuan untuk memaksimumkan

keuntungan untuk tetap bertahan. Keuntungan ekonomis merupakan semua

penerimaan dikurangi seluruh biaya produksi. Perusahaan memiliki tujuan untuk

mencapai laba maksimum dengan memilih kombinasi input terbaik dengan tingkat

output paling menguntunkan. Perusahaan akan selalu memilih kuantitas dan harga

yang memiliki keuntungan ekonomis masksimum (Sumarsono, 1998: 108-109).

Pendapatan adalah total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau

suatu rumah tangga selama periode tertentu. Pendapatan akan menjadi lebih besar

apabila dapat menekan biaya variabel yang dikeluarkan diimbangi dengan produksi

yang tinggi. Secara sistematis analisi pendapatan dapat ditulis dan digambarkan

sebagai berikut (Soetriono et al., 2017:76):

Keterangan:

π = Pendapatan besrih (Rp)

TR = Total Penerimaan (Rp)

TC = Total Biaya (Rp)

P = Harga Persatuan (Rp)

Q = Produksi

TVC = Total Biaya Variabel (Rp)

TFC = Total Biaya Tetap (Rp)

π = TR – TC

TR = P. Q

TC = TFC + TVC

Page 46: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

25

π Q

1 Q

2 Q

3

Q

4

Q

5 Kuantita

s

c1 b1

a1

a2 b2

c2

T

C

T

R

0

Rp

2.2.5 Efisiensi Penggunaan Biaya Produksi

Menurut Soetriono (2017: 44), efisiensi memiliki arti penting mengingat

didalamnya terkandung pengertian untung rugi, yaitu membandingkan besarnya

biaya dengan besarnya nilai produksi yang diperoleh dari kegiatan produksi.

Masalah efisiensi dalam analisis ekonomi merupakan masalah penting karena dapat

bertindak sebagai alat ukur untuk menilai pemilihan-pemilihan dalam keputusan

berproduksi. Efisiensi diartikan sebagai perbandingan antara nilai hasil (output) dan

nilai masukan (input). Suatu metode produksi dapat dikatakan lebih efisien dari

metode lainnya, bila metode itu menghasilkan output yang lebih tinggi nilainya

untuk tingkat korbanan yang sama.

Menurut Soetriono et al. (2017: 93), efisiensi biaya merupakan salah satu

kriteria untuk menentukan sejauh mana usaha tersebut menguntungkan untuk

diusahakan. Efisiensi biaya suatu usaha dipengaruhi oleh total penerimaan (Total

Revenue) dan total biaya (Total Cost) yang dikeluarkan selama proses produksi.

Gambar 2.4 Kurvs TR, TC dan Pendapatan Bersih (Soetriono,

2017:77)

Page 47: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

26

Pencermatan terhadap kriteria ini baik manfaat (benefit) maupun biaya, dinyatakan

dalam nilai sekarang (present value).

Menurut Soekartawi (1995:85-86), R/C ratio adalah singkatan dari Return

Cost Ratio atau perbandingan antara penerimaan dan biaya. Nilai R/C ratio

menunjukkan besar pendapatan yang diterima untuk setiap rupiah yang digunakan

untuk kegiatan produksi. Tinginya nilai R/C ratio disebabkan oleh produksi yang

diperoleh dan harga komoditas yang sangat berpengaruh terhadap penerimaan

pelaku usaha. Secara matematik, hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:

a = R/C

R = PQ . Q

C = FC +VC

a ={( PQ . Q) / (FC +VC )}

Keterangan:

R = Penerimaan (Rp)

C = Biaya (Rp)

PQ = Harga output (Rp)

Q = Output (Produk)

FC = Biaya Tetap (Fixed Cost) (Rp)

VC = Biaya Variabel (Variable Cost) (Rp)

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. R/C Ratio >1, penggunaan biaya pada usaha tersebut efisien.

2. R/C Ratio <1, penggunaan biaya pada usaha tersebut tidak efisien.

3. R/C Ratio =1, penggunaan biaya pada usaha tersebut impas.

2.2.6 Teori Nilai Tambah

Menurut Marimin dan Maghfiroh (2010:129), konsep nilai tambah adalah

suatu perubahan nilai yang terjadi karena adanya perlakuan terhadap suatu input

pada suatu proses produksi. Arus peningkakatan nilai tambah komoditas pertanian

terjadi dari hulu ke hilir yang berawal dari petani dan berakhir di konsumen. Nilai

tambah secara kuantitatif dihitung dari peningkatan produktivitas, sedangkan nilai

tambah secara kualitatif dilihat dari meningkatnya kesempatan kerja, pengetahuan

dan ketrampilan SDM.

Page 48: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

27

Ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk

pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi

nilai tambah untuk pengolahannya diantaranya adalah faktor teknis. Faktor teknis

yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah bahan baku yang digunakan

dan tenaga kerja. Besarnya nilai tambah karena proses pengolahan didapat dari

pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai produk yang

dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja (Hayami et al., dalam Sudiyono,2002:149).

Nilai tambah merupakan nilai keuntungan dari proses pengolahan yang

diperoleh dari pengurangan nilai produk yang dihasilkan dengan biaya penunjang

(intermediate cost) tidak termasuk tenaga kerja manusia. Secara matematik, dapat

ditulis sebagai berikut:

Nilai Tambah = f { K, B, T, U, H, h, L}

Keterangan:

K = Kapasitas Produksi

B = Bahan baku yang digunakan

T = Tenaga kerja yang digunakan

U = Upah tenaga kerja

H = Harga output

h = Harga bahan baku

L = Nilai input lain (nilai dari semua korbanan yang terjadi selama proses

perlakuan untuk nilai tambah)

Menurut Sudiyono dalam Marimin dan Maghfiroh (2010: 130-131),

kelebihan dari analisis nilai tambah oleh Hayami adalah

1. Dapat diketahui besarnya nilai tambah

2. Dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik faktor produksi.

3. Dapat diterapkan di luar subsistem pengolahan.

Konsep pendukung dalam analisis nilai tambah menurut Hayami untuk

subsistem pengolahan sebagai berikut:

a. Faktor konveksi : jumlah output yang dihasilkan satu satuan input.

b. Koefisien tenaga kerja langsung, menunjukkan jumlah tenaga kerja langsung

yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input.

c. Nilai output, menunjukkan nilai output yang dihasilkan dari satuan input.

Page 49: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

28

2.2.7 Teori Manajemen Strategi

Menurut Yunus (2016:3-4), mengatakan bahwa manajemen strategi berbeda

dengan lainnya, manajemen strategi senantiasa menyikapi dinamika terjadinya

suatu perubahan lingkungan sehingga dapat berpengaruh terhadap implementasi

manajemen itu sendiri serta berupaya untuk merealisasikan tujuan yang telah

ditetapkan. Manajemen strategis memiliki sembilan tugas penting. Tugas penting

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai

maksud, filosofi dan sasaran perusahaan.

2. Melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal

perusahaan.

3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor persaingan dan

faktor kontekstual umum lainnya.

4. Menganalisis pilihan-pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara

menyesuaikan sumberdaya dengan lingkungan eksternal.

5. Mengidentifikasikan pilihan paling mendukung dengan cara mengevaluasi

setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan.

6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan

menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut.

7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai

dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan.

8. Mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumberdaya

yang dianggarkan, dimana penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur,

teknologi dan sistem penghargaan ditekankan.

9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan

keputusan di masa mendatang.

Menurut Anoraga (2004:358-360), masalah penetapan strategi perusahaan

sangat berhubungan dengan kondisi lingkungan yang ada atau dihadapi oleh

perusahaan. Perumusan strategi bersaing relative tidak mudah untuk

menghubungkan peusahaan dengan lingkungannya. Aspek utama dari lingkungan

per usahaan adalah industri-industri, dimana perusahaan tersebut bersaing. Struktur

Page 50: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

29

industri berpengaruh kuat dalam menentukan aturan persaingan, serta strategi yang

tersedia bagi perusahaan. Kekuatan di luar industri relative penting karena dapat

mempengaruhi semua perusahaan dalam suatu industri. Kuncinya terletak pada

kemampuan yang berlainan diantara perusahaan yang bersangkutan untuk

menanggulanginya. Strategi persaingan dihubungkan dengan daur hidup produk

yang berbeda untu masing-masing perusahaan. Keadaan yang tidak diinginkan

dirasakan ketika produk memasuki tahap penurunan. Alternatif strategi yang dapat

digunakan meliputi:

a. Strategi Kepeloporan, diarahkan untuk memanfaatkan industri yang sedang

menurun, yang strukturnya sedemikian rupa sehingga perusahaan-perusahaan

yang masih bertahan mempunyai potensi meraih keuntungan di atas rata-rata.

Perusahaan bertujuan untuk menjadi satu-satunya perusahaan yang bertahan.

b. Sasaran strategi ceruk (niche) adalah mengenai segmen dalam industri yang

sedang menurun, tidak saja mempertahankan permintaan yang stabil atau

menurun secara lambat, memiliki karakteristik structural yang memungkinkan

laba tertinggi. Perusahaan melakukan investasi guna membangun posisinya di

segmen ini.

c. Strategi panen, perusahaan berusaha mengoptimalkan arus kas dan bisnis

bersangkutan, dengan menghilangkan atau mengurangi investasi baru,

mengurangi pemeliharaan fasilitas serta memanfaatkan sisa kekuatan guna

menaikkan harga atau meraih manfaat dari keunggulan masa lalu.

d. Strategi Tarik diri segera, bersandar pada pemikiran, perusahaan dapat

memaksimalkan pengendalian investasi nettonya dengan menjual bisnis

tersebut secara dini dalam masa penurunan.

Menurut Sule dan Saefullah (2005: 135), perusahaan melakukan strategi

untuk memenangkan bisnis yang dijalankannya dan mempertahankan

keberlangsungan kehidupan perusahaan dalam jangka Panjang. Penyusunan

strategi memiliki 3 fase, yaitu penilaian keperluan penyusunan strategi, analisis

situsasi, pemilihan strategi kemudian di implementasikan. Penilaian keperluan

penyusunan strategi dapat dilakukan dengan menilai strategi yang sedang

dijalankan, baik buruknya, dan hasil yang diperoleh perusahaan dengan

Page 51: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

30

menggunankan strategi tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui perlu

atau tidaknya penyusunan strategi dan mengetahui strategi yang sesuai dengan

tuntutan lingkungan. Analisis situasi mengenai kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki organisasi sekaligus menganalisis peluang dan ancaman. Pemilihan

strategi, pada dasarnya alternatif strategi terbagi ke dalam 3 bagian besar, yaitu: (1)

strategi mengambil risiko (strategi yang cenderung menyerang atau agresif atau

agrresive or offensive strategy); (2) strategi menghindari risiko ( strategi bertahan

atau defensive strategy); (3) strategi yang memadukan antara mengambil risiko dan

menghindari risiko (turn-around strategy). Proses manajemen strategi dapat dilihat

dalam gambar 2.5.

Gambar 2.5. Proses Manajemen Strategi

Sumber: Sule dan Saefullah (2005: 137)

2.2.8 Analytical Hierarchy Process (AHP)

Menurut Falatehan (2016:1), Analytical Hierarcy Process (AHP) pada

dasarnya didesain untuk menangkap secara rasional persepsi orang yang

berhungungan erat dengan permasalahan tertentu melalui prosedur yang didesain

untuk sampai pada skala preferensi diantara berbagai set alternatif. Peralatan utama

dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya presepsi

manusia. Suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dipecah dalam

kelompok-kelompoknya, kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki. Model

AHP menggunakan presepsi manusia yang dianggap pakar atau ahli sebagai input

Penentuan tujuan

Penyusunan Strategi

Administrasi

Pengendalian Strategi

Perencanaan

Strategi

Implementasi

Strategi

Page 52: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

31

utamanya. Kriteria pakar atau ahli yang digunakan dalam analisis AHP lebih

mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan

akibat suatu masalah atau memiliki kepentingan terhadap masalah tersebut.

Falatehan (2016:2-4), mengungkapkan kelebihan dari model AHP adalah

kemampuannya yang dapat memecahkan masalah multiobjectives dan

multicriteria, karena adanya fleksibelitas tinggi terutama pada pembuatan

hirarkinya. Namun, model AHP juga memiliki kelemahan yang dapat berakibat

fatal jika keliru dalam membahasnya. Ketergantungan model ini adalah inputnya

berupa presepsi seorang pakar dan dapat membuat hasil akhir menjadi tidak berarti

jika pakar memberikan penilaian yang keliru. Kondisi ini ditambah dengan belum

adanya kriteria yang jelas untuk seorang pakar, membuat orang sering ragu-ragu

dalam menanggapi solusi yang dihasilkan model ini. Keragu-raguan ini tidak lain

diakibatkan oleh kenyataan bahwa setiap orang mempunyai presepsi yang berbeda

dengan orang lain. Karenanya untuk membuat AHP ini dapat diterima, perlu

diberikan batasan tegas dari seorang pakar serta meyakinkan masyarakat untuk

menganggap bahwa presepsi pakar dapat mewakili pendapat masyarakat, paling

tidak sebagian besar masyarakat.

Menurut Sumiyati et al. (2011:140), prinsip kerja AHP adalah

menyederhanakan suatu masalah kompleks yang tidak terstruktur, strategik dan

dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian

disesuaikan dengan tingkat kepentingan setiap variabel yang lain. Berdasarkan

berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan

variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil

pada sistem tersebut

Menurut Mulyono (1996:119-123), Analytical Hierarcy Process (AHP)

merupakan suatu teori umum tentang pengukuran, digunakan untuk menemukan

skala rasio baik dari perbanding pasangan yang diskrit maupun kontinyu.

Perbandingan- perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari suatu

skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relative. AHP

memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan

pada ketergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen strukturnya.

Page 53: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

32

Penyelesaian persoalan dengan AHP terdapat beberapa prinsip yang harus

dipahami, diantaranya adalah:

1. Decomposition

Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan decompotition yaitu

memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin

mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-

unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga

didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Ada dua jenis hirarki, yaitu

lengkap dan tidak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada suatu

tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak

demikian, dinamakan hirarki tidak lengkap.

Menurut Sari (2018: 130), dekomposisi masalah adalah langkah dimana suatu

tujuan (Goal) yang telah ditetapkan harus diuraikan secara sistematis kedalam

struktur yang menyusun rangkaian sistem hingga tujuan dapat dicapai secara

rasional. Kita harus mempertimbangkan agar kriteria yang dipilih benar-benar

mempunyai makna bagi pengambilan keputusan dan tidak memiliki makna

yang sama, sehingga kriteria yang sedikit dapat memberikan makna yang besar

terhadap tujuan. Apabila digambarkan dalam bentu bagan hirerki dapat dilihat

pada gambar 2.6:

Gambar 2.6 Bagan Hirarki

Sumber: Sari (2018:130)

Tujuan

Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria n

Pilihan 1

Pilihan 2

Pilihan 3

Pilihan 1

Pilihan 2

Pilihan 3

Pilihan 1

Pilihan 2

Pilihan 3

Pilihan 1

Pilihan 2

Pilihan 3

Hirarki 2

Hirarki 3

Hirarki 1

Page 54: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

33

Hirarki 1 adalah tujuan (goal) yang akan dicapai atau penyelesaian persoalan.

Hirarki 2 adalah apa saja yang harus dipenuhi oleh semua penyelesaian agar

layak untuk menjadi pilihan yang paling ideal dan Hirarki 3 adalah pilihan

penyelesaian masalah. Penetapan hirarki adalah sesuatu yang sangat

bergantung dari persoalan yang dihadapi (Sari, 2018:131).

2. Comperative Judgment

Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relative dua elemen

pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Penilaian

ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadao prioritas

elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih enak bila disajikan

dalam bentuk matriks pairwise comparison. Pertanyaan yang biasa diajukan

dalam penyusunan skala kepentingan adalah:

a. Elemen mana yang lebih (penting/disukai/mungkin/..)? dan

b. Berapa kali lebih (penting/ disukai/ mungkin/..)?si

Dalam penyusunan skala kepentingan ini, digunakan Patokan tabel tingkat

kepentingan.

Tabel 2.2 Tingkat Kepentingan

Tingkat

Kepentingan Definisi

1 Sama pentingnya dibanding yang lain

3 Moderat pentingnya dibanding yang lain.

5 Kuat pentingnya dibanding yang lain

7 Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain

9 Ekstrim pentingnya dibanding yang lain

2,4,6,8 Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan

Reciprocal Jika elemen i memiliki salah satu angka diatas ketika

dibandingkan elemen j, maka j memiliki nilai kebalikannya

ketika di banding elemen i.

Dalam penilaian kepentingan relative dua elemen berlaku aksioma

reciprocal (elemen i dinilai 3 kali lebih penting disbanding j, maka elemen j

harus sama dengan 1/3 kali pentingnya disbanding elemen i. Perbandingan dua

elemen yang sama akan menghasilkan angka 1 (sama penting). Jika terdapat n

elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran nxn.

Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks adalah n(n-

1)/2 karena matriksnya reciprocal dan elemen-elemen diagonal =1.

Page 55: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

34

3. Synthesis of Priority

Berdasarkan matriks pairwise comparison kemudian dicari eigen vector-nya

untuk mendapat local priority. Untuk mendapatkan global priority harus

dilakukan sintesa diantara local priority, karena matriks pairwise comparison

berada disetiap tingkat. Pengurutan elemen menurut kepentingan relative

melalui prosedur sintesa dinamakan priority setting.

4. Logical Consistency

Konsistensi memiliki 2 makna, pertama adalah obyek yang serupa dapat

dikelompokkan sesuai keseragaman dan relevansi. Kedua adalah menyangkut

tingkat hubungan antara obyek yang berdasar pada kriteria tertentu.

2.3 Kerangka Pemikiran

Industri merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk menciptakan

masyarakat yang mandiri. Industri kulit terbesar di kawasan 2 adalah di Kabupaten

Magetan, didukung dengan adanya industri penyamakan kulit yang ada di

Lingkungan Industri Kulit (LIK). Hasil dari LIK nantinya akan didistribusikan ke

Industri Kerajinan Kulit. Industri Kerajinan Kulit merupakan sebuah usaha untuk

mengubah kulit samakan menjadi barang-barang yang dapat digunakan.

Pengolahan bahan baku setengah jadi menjadi produk jadi tentu akan memberikan

nilai tambah, dimana hal tersebut dapat menambahkan nilai ekonomis dari suatu

produk. Produk alas kaki dari kulit ini sudah menjadi salah satu ciri khas dari

Kabupaten Magetan.

Kabupaten Magetan memiliki 3 sentra industri kerajinan kulit yaitu

Kelurahan Selosari, Kelurahan Mojopurno dan Kelurahan Magetan. Kelurahan

Selosari merupakan salah satu sentra yang cukup potensial. Sentra kerajinan yang

ada di Kelurahan Selosari ini merupakan sentra kerajinan alas kaki dari kulit. Sentra

ini berada di lokasi strategis karena berada di jalan menuju ke tempat wisata,

sehingga mudah dijangkau oleh pengunjung selain itu juga dekat dengan bahan

baku. Umumnya industri kerajinan kulit ini masih berskala rumah tangga atau kecil.

Tentunya penggunaan teknologi dalam proses pembuatan kerajinan kulit

menggunakan teknologi yang sederhana atau homemade.

Page 56: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

35

Saat ini produk homemade memang tengah menjadi perbincangan hangat

pada masyarakat. Kualitas yang ditawarkan oleh industri kerajinan kulit juga tidak

kalah dengan kualitas pabrikan seperti di Kabupaten Sidoarjo. Produk homemade

ini menjadi daya tarik sendiri bagi pengunjung karena konsumen nantinya akan

dapat memilih sendiri model produk yang diinginkan. Tentunya hal ini merupakan

prospek kerja yang menguntungkan bagi yang mampu membaca peluangnya.

Sistem penjualan yang dilakukan di sentra kerajinan alas kaki dari kulit ini lebih

mengarah pada pemesanan baik retail maupun dalam jumlah besar dan pemesan

dapat menggunakan label mereka sendiri, sehingga produk alas kaki kulit dari

Kabupaten Magetan kurang terkenal di konsumen akhir.

Pengerajin juga membuat toko untuk memajang produk di etalase, namun

produk yang dipasang ini kebanyakan hanya sebagai contoh model atau lebihan dari

produk pesanan. Toko juga digunakan untuk menampung kerajinan dari beberapa

pengerajin daerah lain baik di Magetan maupun di luar daerah. Sentra industri

kerajinan kulit dekat dengan bahan baku, sehingga biaya produksi dapat

diminimalisir. Pengerajin membatasi produksi septau sebanyak 10 pasang per hari

karena kurangnya SDM yang digunakan dan terbatasnya permintaan. Hal ini tentu

akan berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan, efisiensi biaya, penerimaan dan

pendapatan industri.

Tujuan pertama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan

dan efisiensi penggunaan biaya produksi pada industri kerajinan alas kaki dari kulit

di Kabupaten Magetan dengan menggunakan pendekatan analisis pendapatan dan

efisiensi penggunaan biaya produksi (R/C ratio). Seperti yang telah dilakukan oleh

Wibowo (2009) yang melakukan penelitian guna mengetahui pendapatan dan

efisiensi penggunaan biaya produksi pada industri kerajinan kulit sepatu pada CV.

Anugerah Jaya pendapatan usahanya menguntunkan dan sudah efisiennya dimana

hasil R/C rasio sudah lebih dari 1. Efisiensi biaya yang memiliki R/C ratio lebih

dari satu, yang artinya setiap pengeluaran satu rupiah biaya produksi maka akan

menerima lebih dari satu rupiah.

Tujuan kedua dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya nilai

tambah pada industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan dengan

Page 57: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

36

menggunakan pendekatan metode Hayami. Pendekatan tersebut digunakan untuk

mengetahui apakah industri kerajinan alas kaki dari kulit memiliki nilai tambah atau

belum. Seperti yang dilakukan oleh Kusmiyati (1999) yang melakukan penelitian

di industri kecil sepatu (joan’s Shoes dan PD. Karya Dian Shoes Cibaduyut,

Bandung) yang juga menggunakan pendekatan metode Hayami. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan analisis metode Hayami, industri

kecil sepatu memiliki nilai tambah meskipun berbeda, dimana Joan’s Shoes

memiliki nilai tambah untuk pasar ekspor seberar 49,86% dan pasar domestic

sebesar 33,38, sedangkan untuk PD. Karya Dian Shoes hanya memiliki nilai tambah

sebesar 18,44%. Hal ini disebabkan oleh penetapan harga yang dilakukan kedua

industri ini berbeda, Joan’s Shoes menetapkan harga ekspor berdasarkan dollar,

sedangkan PD. Karya Dian tidak, sehingga kenaikan biaya produksi tidak dapat

tertutupi oleh harga jual.

Tujuan ketiga dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui prioritas strategi

pengembangan industri kerajianan alas kaki dari kulit dengan melihat potensi yang

ada dan kemudian disusun alternatif-alternatif strategi. Penentuan prioritas strategi

pengembangan ini mengunakan pendekahan Analytical Hierarcy Process (AHP),

dimana alternatif strateginya didapatkan dari penelitian terdahulu dan dari peneliti.

Seperti yang telah dilakukan oleh Darojat (2014) yang menggunakan pendekatan

AHP pada industri tanduk skala mikro kecil dengan 4 kriteria pokok yaitu produksi,

pemasaran, SDM dan Teknologi.

Pada penelitian Andriani et al. (2017) dan Purwaningsih (2003)

menggunakan metode SWOT untuk mengetahui strategi pengembangannya dan

kemudian di prioritaskan menggunakan metode AHP, sedangkan penelitian ini

hanya menggunakan metode AHP dalam penentuan strategi dengan mengetahui

variabel- variabel yang menjadi masalah utama. Alternatif strategi diperoleh dari

beberapa penelitian terdahulu, antara lain: 1. Penelitian Darojat (2014): a.

melakukan pelatihan manajemen dan inovasi produk; b. pelatihan dalam

meningkatkan ketrampilan teknis; c. memberikan bantuan teknologi pengolahan

limbah; d. memberikan bantuan teknologi dengan harga terjangkau, 2. Penelitian

Purwaningsih (2003): a. pengembangan industri pengolah kulit; b. peningkatan

Page 58: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

37

pengetahuan tentang pengolahan limbah; c. penyediaan informasi pasar (katalog),

3. Penelitian Andriani (2017): a. mempertahankan kualitas produk, serta ada 2

alternatif strategi dari peneliti yang di dapat dari survei pendahuluan yaitu: a.

memanfaatkan promosi pemerintah daerah, b mengadakan balai latihan kerja

khusus kerajinan kulit. Strategi yang dirumuskan berdasarkan skala prioritas

menggunakan metode AHP. Hal ini diharapkan untuk mengetahui strategi yang

perlu dilakukan untuk mengembangkan industri kerajinan kulit di Kabupaten

Magetan. Berikut adalah kerangka pemikiran peneliti:

Page 59: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

38

38

Sentra industri kerajinan kulit di Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan

Produk Usaha Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kulit

Karakteristik:

1. Lokasi Industri Strategis

2. Dekat dengan bahan baku

3. Oleh-oleh khas Magetan

4. Produk Handmade

5. Pemesanan secara retail dan eceran

6. Branding Ulang

7. Harga ekspor kulit samak sama dengan harga jual nasional

Pendapatan Efisiensi penggunaan

biaya produksi Nilai Tambah Strategi

Pengembangan Hasil Penelitian Terdahulu:

1. Kusmiyati (1990) pada

industri kecil sepatu:

a. Nilai tambah pada Joan’s

Shoes : 49,86% untuk

pasar ekspor dan 33,38%

untuk pasar domestic

b. Nilai tambah pada PD.

Karya Dian Shoes:

18,44%.

2. Hardiyanti et al. (2015) pada

agroindustri kerupuk kulit

dengan nilai tambah yang

dihasilkan adalah 66,84%.

5 untuk

Hasil Penelitian Terdahulu:

1. Purwaningsih (2003), prioritas

pembobotan AHP:

a. Pengembangan industri pendukung

b. Peningkatan kualitas dan kuantitas

bahan baku

c. Peningkatan kualitas SDM

d. Pengembangan pasar

e. Pengembangan pasar

2. Andriani et al. (2017), alternatif strategi

yang digunakan:

a. Menambah inovasi produk sesuai

dengan trend masyarakat

b. Mempertahankan kualitas produk

3. Darojat (2014), kriteria strategi:

a. Produksi

b. Pemasaran

c. SDM

d. Teknologi

Π = TR-TC a = R/C VA = NP -IC

Kriteria:

1. Produksi

2. Pemasaran

3. SDM

4. Teknologi

Rumusan Alternatif Strategi Kebijakan Pengembangan Industri Kerajinan Kulit di Sentra Kerajinan Kulit

Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan

Gambar 2.7 Skema Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran

Analisis AHP

1. Penelitian Wibowo

(2009) pada usaha

kerajinan sepatu

memiliki nilai R/C

ratio sebesar 1,15.

2. Penelitian Wahyudi et

al. (2016) pada

agroindustri kerupuk

kulit memiliki nilai

R/C ratio 1,47

1. Penelitian Wibowo

(2009) pada usaha

kerajinan sepatu

memiliki pendapatan

yang menguntungkan

2. Penelitian Wahyudi

et al. (2016) pada

agroindustri kerupuk

kulit memiliki

pendapatan yang

menguntungkan

Page 60: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

39

2.4 Hipotesis

1. Pendapatan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Sentra Kerajinan Kulit

Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan menguntungkan.

2. Efisiensi penggunaan biaya pada industri kerajinan alas kaki dari kulit di Sentra

Kerajinan Kulit Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten

Kabupaten Magetan adalah efisien.

3. Nilai tambah produk kerajinan alas kaki dari kulit di Sentra Kerajinan Kulit

Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Kabupaten Magetan

adalah positif atau dapat memberikan nilai tambah.

Page 61: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

40

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive method).

Menurut Hamidi (2007:139), purposive method merupakan metode penentuan

daerah secara sengaja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang

diyakini mewakili semua unit analisis yang ada. Salah satu pertimbangannya adalah

Jalan Sawo Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan

merupakan salah satu daerah yang memiliki sentra kerajinan kulit. Daerah tersebut

dekat daerah Lingkungan Industri Kulit (LIK) yang bertujuan untuk mempermudah

koordinasi dan menambah kekuatan industri kulit mikro. Adanya industri kerajinan

kulit dapat memperbaiki ekonomi masyarakat, khususnya daerah Kabupaten

Magetan. Peneliti mengharapkan adanya nilai tambah yang tinggi dengan

penggunaan biaya produksi yang efisien serta dapat menentukan strategi yang tepat

terkait pengembangan industri kerajinan kulit. Berdasarkan pertimbangan tersebut,

peneliti akan melakukan penelitian di Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan

Kabupaten Magetan.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan metode

deskriptif dan metode analitik. Menurut Bungin (2005:44), metode deskriptif

bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau

berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian

berdasarkan apa yang terjadi. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan

data untuk memberi gambaran mengenai strategi pengembangan industri kerajinan

alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan. Metode analitik adalah metode

penyelesaian model matematika dengan rumus aljabar yang sudah biasa atau

dengan aturan-aturan kalkulus. Metode analitik dapat digunakan untuk menganalisa

pendapatan, efisiensi biaya produksi dan nilai tambah industri kerajinan alas kaki

dari kulit di Kabupaten Magetan.

Page 62: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

41

3.3 Metode Pengambilan Contoh

Metode penentuan responden pada penelitian ini yaitu menggunakan

metode total sampling. Menurut Sugiyono (2014:85), total sampling merupakan

teknik penentuan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan

mengambil total sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100 maka

seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Sampel yang digunakan untuk

menjawab rumusan masalah pertama dan kedua adalah 10 industri.

Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah ketiga menggunakan expert.

Responden yang terpilih dianggap expert atau mengetahui secara luas dan detail

mengenai objek yang akan diteliti oleh peneliti, sehingga hal tersebut dapat

memudahkan peneliti untuk memperoleh data informasi mengenai objek

penelitiannya. Kriteria penentuan informan atau expert:

1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi,

sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.

2. Merupakan mereka yang masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan

yang tengah diteliti.

3. Mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi

4. Penyampain informasi tidak merupakan informasi hasil kemasannya sendiri.

5. Mereka yang lebih menggairahkan menjadi semacam guru atau narasumber bagi

peneliti yang merupakan orang yang tergolong asing bagi peneliti.

Responden (Expert) yang dipilih untuk menjawab rumusan masalah ketiga

adalah:

Tabel 3.1 Jumlah Informan (Expert)

No. Expert Jumlah

(Orang)

1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan 1

2. Penyuluh 1

3. Ketua Sentra Industri Kerajinan Alas Kaki Kulit 1

4. Pengusaha Industri Kerajinan Alas Kaki Kulit 2

Jumlah 5

Page 63: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

42

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam sebuah

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan sebuah

data. Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk

mengumpulkan data yang ingin dipakai peneliti untuk sebuah penelitian baik

melalui angket, wawancara, observasi, dokumentasi dan sebagainya. Metode

pengumpulan data ini dapat berupa suatu pernyataan (statement) tentang sifat,

keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam 2 rangka mencapai tujuan

penelitian. Menurut Rianse dan Abdi (2012: 211-219), pengambilan data dalam

penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara,

kuesioner atau angket dan studi pustaka yang disertai dengan dokumentasi.

a. Observasi

Pengamatan merupakan alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselediki.

Observasi yang dilakukan dengan mengamati secara langsung pada kegiatan

industri kerajinan alas kaki dari kulit.

b. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan mencari bahan (keterangan dan pendapat)

melalui tanya jawab lisan dengan siapa saja yang diperlukan. Wawancara

diadakan untuk mengungkapkan latar belakang, motif-motif yang ada disekitar

masalah yang diobservasi. Sasaran dari teknik wawancara ini yaitu responden

yang dijadikan informan pada penelitian. Wawancara dapat dilakukan dengan

bentuk pertanyaaan lisan yang sesuai dengan permasalahan yang ada di dalam

penelitian yang dilakukan di Kabupaten Magetan. Informasi yang diharapkan

oleh peneliti adalah informasi mengenai kegiatan industri kerajinan alas kaki

dari kulit, biaya yang digunakan pengerajin untuk industri kerajinan alas kaki

dari kulit, pendapatan pengerajin industri alas kaki dari kulit, hambatan dan

peluang yang terjadi di industri kerajinan alas kaki dari kulit serta informasi

lain yang dapat menjawab permasalahan dari peneliti, sehingga akan diperoleh

data primer yang di dapat langsung dari lokasi penelitian.

Page 64: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

43

c. Kuisoner atau angket

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai

sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data, angket

disebarkan kepada responden, terutama pada penelitian survei. Tujuannya

untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitan dan

memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara serentak. Kuesioner ini

akan diberikan kepada responden yang dianggap menjadi expert dalam

penelitian mengenai permasalahan yang ada di industri kerajinan kulit

Kabupaten Magetan untuk mengetahui strategi yang perlu dilakukan.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan tertulis baik berupa foto, data sekunder maupun

rekaman tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lampau.

Metode dokumentasi ini dilakukan ketika peneliti melakukan wawancara, foto

bersama responden, melakukan observasi lapang dan mengcopy dokumen-

dokumen yang diperoleh dari sumber-sumber yang terkait, dengan melihat data

yang berada di badan pusat statistik (BPS), Dinas Perindustrian dan

Perdagangan mengenai produksi industri kerajinan kulit, buku dan jurnal

penelitian mengenai industri kerajinan kulit dan penelitian-penelitian

terdahulu. Berdasarkan studi dokumen maka peniliti mendapatkan data

sekunder dari pihak-pihak terkait.

3.5 Metode Analisis Data

Guna menguji rumusan masalah pertama tentang pendapatan dan efisiensi

biaya produksi industri kerajinan alas kaki dari kulit di sentra kerajinan kulit

Kabupaten Magetan dapat menggunakan analisis pendapatan dimana harus

mengetahui biaya investasi (penyusutan) serta menggunakan analisis R/C ratio.

Menurut Waluyo (2008:92), biaya penyusutan dialokasikan berdasar berjalannya

waktu dalam jumlah-jumlah yang sama selama masa manfaat asset tetap berwujud

tersebut. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus:

Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Perhitungan Penyusutan

Page 65: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

44

Pendapatan adalah total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau

suatu rumah tangga selama periode tertentu. Pendapatan akan menjadi lebih besar

apabila dapat menekan biaya variable yang dikeluarkan diimbangi dengan produksi

yang tinggi. Secara sistematis analisis pendapatan dapat ditulis dan digambarkan

sebagai berikut (Soetriono et al., 2017:76):

Keterangan:

π = Pendapatan bersih (Rp)

TR = Total Penerimaan (Rp)

TC = Total Biaya (Rp)

P = Harga Persatuan (Rp)

Q = Produksi

TVC = Total Biaya Variabel (Rp)

TFC = Total Biaya Tetap (Rp)

Menurut Soekartawi (1995:85-86), R/C ratio adalah singkatan dari Return

Cost Ratio atau perbandingan antara penerimaan dan biaya. Nilai R/C ratio

menunjukkan besar pendapatan yang diterima untuk setiap rupiah yang digunakan

untuk kegiatan produksi. Tinginya nilai R/C ratio disebabkan oleh produksi yang

diperoleh dan harga komoditas yang sangat berpengaruh terhadap penerimaan

pelaku usaha. Secara matematik, hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:

a = R/C

R = Py . Y

C = FC +VC

a ={( Py . Y) / (FC +VC )}

Keterangan:

R = Penerimaan

C = Biaya

Py = Harga output

Y = Output

FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)

VC = Biaya Variabel (Variable Cost)

π = TR – TC

TR = P. Q

TC = TFC + TVC

Page 66: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

45

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. R/C Ratio >1, penggunaan biaya pada usaha tersebut efisien.

2. R/C Ratio <1, penggunaan biaya pada usaha tersebut tidak efisien.

3. R/C Ratio =1, penggunaan biaya pada usaha tersebut impas.

Guna menguji rumusan masalah kedua tentang pendapatan dan efisiensi biaya

produksi industri kerajinan alas kaki dari kulit di sentra kerajinan kulit Kabupaten

Magetan dapat menggunakan metode Hayami.

Nilai Tambah = f { K, B, T, U, H, h, L}

Keterangan:

K = Kapasitas Produksi

B = Bahan baku yang digunakan

T = Tenaga kerja yang digunakan

U = Upah tenaga kerja

H = Harga output

h = Harga bahan baku

L = Nilai input lain (nilai dari semua korbanan yang terjadi selama proses

perlakuan untuk nilai tambah)

Tabel 3.2 Prosedur Perhitungan Nilai Tambah Insdustri Kerajinan Kulit di

Kabupaten Magetan

No Variabel Nilai

Output, Input dan Harga

1. Output (Pasang/Produksi) (1)

2. Bahan baku (Feet/Produksi) (2)

3. Tenaga kerja langsung (Jam/Produksi) (3)

4. 4. Faktor Konversi (4) = (1)/(2)

5. 5. Koefisien tenaga kerja (5) = (3)/(2)

6. 6. Harga Output (RP/pasang) (6)

7. 7. Upah Tenaga kerja langsung(RP/Jam) (7)

Penerimaan dan Keuntungan

8. 8 Harga bahan baku (Rp/) (8)

9. 9. Harga input lain (Rp/ Pasang) (9)

10. 10. Nilai produk (Rp/pasang) (10) =(4) x (6)

11. 11. b. 11a. Nilai tambah (Rp/pasang)

c. 11b. Rasio nilai tambah (%)

(11a) = (10)- (8) – (9)

(11b) = (11a)/ (10) x 100

12. 12. a. 12a. Pendapatan tenaga kerja (Rp/pasang)

b. 12b. Rasio tenaga kerja langsung (%)

(12a) = (5)x(7)

(12b) = (12a)/(11a) x 100

13. 13. a. 13a. Keuntungan (Rp/Pasang)

b. 13b. Rasio Keuntungan (%)

(13a) = (11a)- (12a)

(13b) = (13a)/(10) x 100

Sumber: Metode Hayami dalam Marimin dan Maghfiroh (2010).

Page 67: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

46

Berdasarkan tabel 3.2 terkait prosedur perhitungan nilai tambah dengan

metode Hayami dapat dijelaskan bahwa peneliti dapat mengetahui nilai tambah

suatu produk, jumlah pendapatan tenaga kerja dan keuntungan untuk pihakn

industri kerajinan kulit. Dapat dilihat bahwa keuntungan diperoleh dari nilai output

dikurangi nilai input dan biaya tenaga kerja untuk proses pengolahan kerajinan kulit

yang diformulasikan sebagai berikut:

VA = NP -IC

Keterangan:

VA = Value Added atau nilai tambah pada hasil olahan (Rp/Kg bahan baku)

NP = Product Value atau pengolahan hasil produkso (Rp/Kg bahan baku)

IC = Intermediate Cost atau biaya yang menunjang dalam proses produksi

selain biaya tenaga kerja (Rp/ Kg Bahan Baku)

Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan menjelaskan besarnya nilai

tambah yang diterima pada pengolahan kerajinan kulit. Adapun kriteria

pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. Apabila nilai tambah lebih dari 0 artinya industri tersebut dapat memberikan

nilai tambah.

2. Apabila nilai tambah kurang dari 0 artinya industri tersebut tidak dapat

memberikan nilai tambah.

Metode yang digunakan untuk menjawab pertanyaan ketiga mengenai

strategi pengembangan industri kerajinan kulit yaitu dengan analisis hirarki atau

Analitical Hierarcy Process (AHP). Menurut Mulyono ( 1996: 119-123) Analytical

Hierarcy Process (AHP) merupakan suatu teori umum tentang pengukuran,

digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbanding pasangan yang

diskrit maupun kontinyu. Perbandingan- perbandingan ini dapat diambil dari

ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan

dan preferensi relative. AHP memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari

konsistensi, pengukuran dan pada ketergantungan di dalam dan di antara kelompok

elemen strukturnya.

Menurut Saaty (1991: 84), pada penetapan prioritas elemen-elemen dalam

suatu pengambilan keputusan adalah dengan membuat pembanding berpasangan,

Page 68: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

47

yaitu: elemen-elemen dibandingkan berpasangan terhadap kriteria yang ditentukan.

Matriks merupakan bentuk yang paling disukai dalam pembanding berpasangan ini.

Matriks merupakan alat yang sederhana dan biasa dipakai serta memberi kerangka

untuk konsistensi, memperoleh informasi tambahan dengan jalan membuat segala

pembanding yang mungkin dan menganalisis kepekaan prioritas menyeluruh

terhadap perubahan dalam pertimbangan. Ancaman matriks ini secara unik

mencerminkan dwi segi prioritas: mendominasi dan didominasi. Susunan elemen-

elemen ini pada sebuah matriks seperti dalam gambar 3.1.

C A1 A2 . . . A14

A1 1

A2 1

.

.

.

A14 1

Gambar 3.1: Matriks untuk Pembanding Berpasangan

Sumber: Saatty (1991:84)

Tabel 3.3 Skala Dasar

Tingkat

Kepentingan Definisi

1 Sama pentingnya dibanding yang lain

3 Moderat pentingnya dibanding yang lain.

5 Kuat pentingnya dibanding yang lain

7 Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain

9 Ekstrim pentingnya dibanding yang lain

2,4,6,8 Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan

Reciprocal Jika elemen i memiliki salah satu angka diatas ketika

dibandingkan elemen j, maka j memiliki nilai kebalikannya

ketika di banding elemen i.

Dalam penilaian kepentingan relative dua elemen berlaku aksioma reciprocal

(elemen I dinilai 3 kali lebih penting disbanding j, maka elemen j harus sama

dengan 1/3 kali pentingnya disbanding elemen i. Perbandingan dua elemen yang

sama akan menghasilkan angka 1 (sama penting). Jika terdapat n elemen, maka

akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran nxn. Banyaknya penilaian

Page 69: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

48

yang diperlukan dalam menyusun matriks adalah n(n-1)/2 karena matriksnya

reciprocal dan elemen-elemen diagonal =1. Variabel yang digunakan dalam

metode AHP berdasarkan penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan

dalam penelitian ini. Variabel – variabel tersebut adalah:

1. Pelatihan manajemen dan inovasi produk, produk alas kaki tiap tahun akan

memiliki style yang berbeda sehingga penting untuk mengadakan manajemen

dan inovasi produk untuk mengikuti trend dan minat konsumen.

2. Mempertahankan kualitas produk, kualitas produk dapat ditentukan dari bahan

baku dan cara pengolahan sehingga perlu memperhatikan keduanya.

3. Memanfaatkan promosi Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah saat ini

melakukan promosi terhadap produk-produk asli daerah Magetan sehingga

perlu memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memperkenalkan produk

kerajinan alas kaki dari kulit.

4. Penyediaan informasi pasar (katalog), informasi pasar untuk konsumen dapat

diberikan ketika ada pameran atau promosi.

5. Pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan teknis, ketrampilan teknis perlu

diterapkan baik kepada pemiliki maupun karyawan.

6. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja, BLK diperlukan untuk meningkatkan

tenaga kerja yang terdidik dan mengurangi masa training.

7. Meningkatkan pengetahuan pengolahan limbah, limbah dari kerajinan kulit

saat ini tidak digunakan bahkan di berikan secara Cuma-Cuma kepada orang

lain.

8. Memberikan bantuan teknologi dengan harga terjangkau, bantuan teknologi ini

dilakukan oleh pemerintah setempat.

9. Memberikan bantuan teknologi pengolahan limbah, bantuan teknologi

pengolahan limbah digunakan untuk mengolah limbah agar dapat memberikan

nilai tambah yang lain bagi perusahaan.

10. Pengembangan industri mesin pengolah kulit, industri mesin pengolah kulit ini

merupakan alat penunjang utama bagi industri kerajinan kulit.

Page 70: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

49

Gambar 3.2. Kerangka Hirarki Proses Pengambilan Keputusan

Sumber: Darojat (2014:35)

Keterangan:

A1 = Melakukan Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk

A2 = Mempertahankan Kualitas Produk

A3 = Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah

A4 = Penyediaan informasi pasar (katalog)

A5 = Pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan teknis

A6 = Mengadakan Balai Latihan Kerja khusus kerajinan kulit

A7= Meningkatkan pengetahuan pengolahan limbah

A8= Memberikan bantuan teknologi dengan harga terjangkau

A9= Pengembangan industri pengolahan limbah

A10= Pengembangan industri mesin pengolah kulit

Strategi Pengembangan Industri

Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan

Produksi Pemasaran SDM Teknologi

A8 A9 A10 A1 A2 A5 A6 A7 A3 A4

49

Page 71: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

50

3.6 Definisi Operasional

1. Kulit merupakan hasil samping dari sapi yang digunakan untuk bahan baku

kerajinan kulit (lembar).

2. LIK merupakan Lingkungan Industri Kulit yang ada di Magetan yang

menaungi industri penyamakan kulit.

3. Industri penyamakan kulit merupakan industri pengolahan kulit mentah

menjadi bahan setengah jadi atau kulit samak.

4. Kulit tersamak merupakan hasil pengolahan kulit setengah jadi yang digunakan

untuk bahan baku industri kerajinan kulit dalam satuan feet.

5. Industri kerajinan kulit adalah industri yang melakukan pengolahan dari kulit

samak menjadi kerajinan seperti sandal, sepatu, tas dan ikat pinggang.

6. Skala industri alas kaki dari kulit adalah industri dengan skala kecil dan mikro.

7. Alas Kaki dari kulit merupakan kerajinan kulit berupa sandal atau sepatu yang

digunakan untuk melindungi kaki khususnya telapak kaki dalam satuan pasang.

8. Tenaga Kerja adalah orang yang sudah memasuki usia kerja dan bekerja pada

industri kerajinan alas kaki dari kulit.

9. Keuntungan ekonomis merupakan semua penerimaan dikurangi seluruh biaya

produksi kerajinan alas kaki kaki dari kulit dalam satuan Rp .

10. Penyusutan merupakan pengembalian modal secara bertahap terhadap alat atau

mesin-mesin produksi kerajinan alas kaki yang diinvestasikan dalam satuan Rp

11. Total penerimaan (Rp) yang diterima industri kerajinan kulit yang merupakan

perkalian antara produk alas kaki (pasang) yang dijual dengan harga jual (Rp).

12. Efisiensi usaha adalah perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total

yang digunakan pada industri kerajinan alas kaki dari kulit yang kemudian

dinyatakan dalam angka.

13. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan produk alas kaki dengan

total biaya produksi dalam satuan Rp.

14. Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses

produksi dalam satuan Rp.

15. Biaya variabel (TVC) adalah biaya yang dikeluarkan saat proses pengolahan,

biaya variabel dapat berupa bahan baku kulit dan lem dalam satuan Rp.

Page 72: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

51

16. Biaya Tetap (TFC) adalah biaya ynag tidak tergantung pada besar kecilnya

kuantitas, biaya tetap dapat berupa mesin-mesin untuk pembuatan alas kaki

dalam satuan Rp.

17. Faktor konversi yaitu perbandingan bahan baku kulit dalam satuan feet dengan

produk yang alas kaki yang dihasilkan dalam satuan pasang.

18. Nilai tambah produk kerajinan alas kaki dari kulit merupakan nilai produksi

hasil olahan kulit samak setelah dikurangi biaya total

19. Nilai produksi adalah nilai penjualan hasil produksi dari produk kerajinan

pertanian dinyatakan dalam satuan rupiah.

20. Intermediate cost adalah biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan alas kaki

selain biaya tenaga kera yang dinyatakan dalam satuan Rp.

21. BLK merupakan Balai Latihan Kerja yang dibutuhkan oleh industri alas kaki

kulit untuk mempersingkat masa training.

22. Strategi merupakan prioritas kriteria dan alternative yang digunakan untuk

pengembang industri kerajinan alas kaki dari kulit.

23. AHP adalah metode pengambilan keputusan yang digunakan dalam

menentukan strategi pengembangan industri kerajinan alas kaki.

Page 73: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

52

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Industri Kerajinan Alas Kaki Dari Kulit di Kabupaten

Magetan

4.1.1 Potensi Kegiatan Industri Kabupaten Magetan

Kabupaten Magetan merupakan daerah yang sedang berkembang. Terdapat

banyak unit usaha industri dengan berbagai skala baik industri besar, menengah,

kecil dan mikro. Memberdayakan industri pendorong berbahan baku lokal

utamanya dari produk pertanian menjadi salah satu kebijakan yang ada di RPJMD

Kabupaten Magetan. Industri yang tidak bergantung pada bahan baku impor

terbukti mampu bertahan terhadap krisis moneter (1998) dan krisis global (2008).

Hasil SE2016 menunjukkan bahwa industri yang berbasis pertanian dapat menjadi

salah satu sektor unggulan di Kabupaten Magetan. Berikut merupakan subkategori

industri unggulan di Kabupaten Magetan Tahun 2016:

Tabel 4.1 Industri Unggulan Menurut Sub Kategori di Kabupaten Magetan

Tahun 2016. No Sub Kategori Mikro Kecil Menengah dan

Besar

Usaha Tenaga

Kerja

Usaha Tenaga

Kerja

Usaha Tenaga

Kerja

1 Industri Kulit, Barang

dari Kulit dan Alas Kaki

317 674 100 812 6 163

2 Industri Kayu, Barang

dari Kayu dan Gabus dan

Industri Barang

Anyamana dari Bambu,

Rotan dan sejenisnya

10.616 12.506 60 466 2 315

Sumber: Sensus Ekonomi (2016: 72)

Berdasarkan tabel sub kategori industri unggulan di Kabupaten Magetan

dapat diketahui bahwa penyerapan tenaga kerja tertinggi berada pada industri kecil

yang kemudian diikuti industri mikro dan menengah hingga besar. Sub kategori

yang sering diusahakan juga pada industri mikro baik subkategori industri kulit,

barang dari kulit dan alas kaki maupun industri kayu, barang dari kayu dan gabus

dan industri barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya.

Page 74: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

53

Industri barang-barang dari kulit dan alas kaki dari kulit ini berada di kaki

gunung Lawu dengan ketinggian 600 - 1360 mdpl dengan luas 688,85 Km² yang

tepatnya berada di Kabupaten Magetan. Kabupaten Magetan memiliki 3 daerah

sentra kerajinan kulit yaitu daerah Sentra (1) yang memproduksi sepatu dan sandal

berada di Kelurahan Selosari, daerah Sentra (2) dan daerah Sentra (3) yang

memproduksi tas, dompet, koper dan ikat pinggang berada di Kelurahan Magetan

dan Kelurahan Mojopurno. Industri kerajinan kulit daerah Sentra (1) dipusatkan di

Jalan Sawo Kelurahan Selosari yang berada pada ± 1 Km arah barat Kota Magetan.

Industri kerajinan kulit pada awalnya ditujukan untuk pembuatan

perlengkapan berkuda dan berperang yang dipicu oleh berakhirnya perang

Diponegoro sehingga pengikut setia Pangeran Diponegoro yang tersebar ke

Kabupaten Magetan memulai usaha penyamakan kulit pada tahun 1830. Para

perajin kulit di Kabupaten Magetan mulai berani berkreasi dengan beragam model

kerajinan seperti sepatu kulit dan sandal kulit setelah kemerdekaan. Pada tahun

1950-1960-an mengalami masa-masa terbaik, namun pada tahun 1970-an industri

kulit Magetan mengalami penurunan karena penggunaan barang-barang berbahan

plastik serta kebijakan pemerintah yang memberi kebebasan ekspor kulit mentah

seluas-luasnya sehingga industri kerajinan kulit dalam negeri tidak berkembang.

4.1.2 Profil Industri UD. Praktis

UD. Praktis merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang

menjadi salah satu produsen alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan. UD. Praktis

mulai didirikan pada tahun 1989 dengan luas area usaha ±200m². Letak industri

UD.Praktis ini berada di Jalan Sawo no.09 Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan

Kabupaten Magetan. Lokasi tersebut dipilih karena dinilai strategis dimana terletak

dekat dengan Pasar, Jalan utama menuju wisata dan tempat bahan baku (LIK).

UD.Praktis merupakan produsen alas kaki dari kulit yang mengolah kulit box atau

kulit yang telah disamak sebelumnya di LIK,sehingga industri ini cukup mudah

untuk mendapatkan bahan baku dan bahan pendukung kegiatan industri lainnya.

UD. Praktis saat ini memiliki 24 tenaga kerja yang terdiri dari 20 tenaga

kerja pria pada bagian produksi dan 4 tenaga kerja perempuan pada bagian toko.

Page 75: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

54

UD. Praktis juga memiliki beberapa tenaga kerja yang tidak tetap pada bagian toko.

Tenaga kerja yang digunakan juga terdiri dari tenaga kerja harian, bulanan dan

Borongan. UD. Praktis memproduksi alas kaki sebanyak 6 kali dalam seminggu,

setiap satu kali proses produksi menghasilkan ±35 pasang baik sepatu, sandal, dll.

UD. Praktis mengalami peningkatan permintaan pada hari-hari tertentu seperti

Tahun Baru, Natal, Hari Raya Idul Fitri, Semester baru atau saat weekend. Proses

produksi alas kaki ini dilakukan selama 8 jam yaitu mulai pukul 07.00-17.00.

Pemasaran alas kaki industri UD. Praktis dilakukan dengan menjual sendiri

(etalase), melalui pedangang/ pengecer dan juga melalui sistem online. Pemasaran

produk juga dapat dipesan secara retail meskipun hanya 1 pasang, selain itu

pelanggan juga dapat memesan menggunakan model atau pola sendiri. Produk yang

dipasarkan melalui pedangan atau pengecer biasanya tidak menggunakan merk

UD.Praktis melainkan disesuaikan dengan permintaan pasar.

4.1.3 Profil Industri Figha Shoes

Figha Shoes mulai didirikan pada tahun 1988 dengan luas area usaha

±400m². Letak industri Figha Shoes ini berada di Jalan Sawo no.86 Kelurahan

Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan. Lokasi tersebut dipilih karena

merupakan tempat tinggal pemilik sehingga memudahkan untuk proses produksi

dan pengawasan. Figha Shoes merupakan produksen alas kaki dari kulit yang

mengolah kulit box atau kulit yang telah disamak sebelumnya di LIK,sehingga

industri ini cukup mudah untuk mendapatkan bahan baku dan bahan pendukung

kegiatan industri lainnya.

Figha Shoes saat ini memiliki 25 tenaga kerja yang terdiri dari 20 tenaga

kerja pria pada bagian produksi dan 5 tenaga kerja pria pada bagian toko. Tenaga

kerja yang digunakan juga terdiri dari tenaga kerja harian. Figha Shoes

memproduksi alas kaki sebanyak 6 kali dalam seminggu, setiap satu kali proses

produksi menghasilkan ±50 pasang baik sepatu, sandal, dll. Figha Shoes mengalami

peningkatan permintaan pada hari-hari besar atau libur Panjang. Proses produksi

pada industri ini dilakukan selama 8 jam yaitu mulai pukul 07.00-17.00.

Page 76: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

55

Pemasaran alas kaki industri Figha Shoes dilakukan dengan menjual sendiri,

melalui pedangang/ pengecer dan juga melalui sistem online. Pelanggan juga dapat

memesan produk meskipun hanya 1 pasang, selain itu pelanggan juga dapat

memesan menggunakan model atau pola sendiri. Produk yang dipasarkan melalui

pedangan atau pengecer biasanya tidak menggunakan merk Figha Shoes melainkan

disesuaikan dengan permintaan pasar. Pemasaran produk di wilayah lokal, pasar

dan juga menggunakan sistem kemitraan serta ke luar Kabupaten Magetan.

4.1.4 Profil Industri UD. Sempurna

UD. Sempurna mulai didirikan pada tahun 1980 dengan luas area usaha

±480m². Letak industri UD.Sempurna ini berada di Jalan Sawo Kelurahan selosari

Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan. Lokasi tersebut dipilih karena adanya

program pemerintah dimana pemerintah Kabupaten Magetan mengadakan

penyuluhan mengenai industri kerajinan kulit yang kemudian sekarang menjadi

salah satu sentra. UD.Sempurna merupakan produsen alas kaki dari kulit yang

mengolah kulit box atau kulit yang telah disamak sebelumnya di LIK,sehingga

industri ini cukup mudah untuk mendapatkan bahan baku dan bahan pendukung

kegiatan industri lainnya.

UD. Sempurna saat ini memiliki 13 tenaga kerja yang terdiri dari 10 tenaga

kerja pria pada bagian produksi dan 4 tenaga kerja perempuan pada bagian desain,

finishing dan toko. Tenaga kerja yang digunakan juga terdiri dari tenaga kerja

harian, bulanan dan Borongan. UD. Sempurna memproduksi alas kaki sebanyak 6

kali dalam seminggu, setiap satu kali proses produksi menghasilkan ±40 pasang

baik sepatu, sandal, dll. UD. Sempurna mengalami peningkatan permintaan pada

hari-hari tertentu seperti Hari Raya Idul Fitri dan penerimaan siswa baru. Proses

produksi dilakukan selama 8 jam yaitu mulai pukul 07.00-17.00.

Pemasaran alas kaki industri UD. Sempurna dilakukan dengan menjual

sendiri, melalui pedangang/ pengecer dan juga melalui sistem online. Pemasaran

produk juga dapat dipesan secara retail meskipun hanya 1 pasang, selain itu

pelanggan juga dapat memesan menggunakan model atau pola sendiri. Produk yang

dipasarkan melalui pedangan atau pengecer biasanya tidak menggunakan merk

Page 77: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

56

UD.Sempurna melainkan disesuaikan dengan permintaan pasar. Pemasaran

UD.Sempurna ini telah memasarkan produknya ke wilayah lokal dimana

tersedianya toko atau etalase dan juga ke luar Kabupaten Magetan. UD.Sempurna

selalu meningkatkan kualitas produk, mengembangkan inovasi produk dan

diferensiasi produk untuk mengatasi persaingan pasar.

4.1.5 Profil Toko Sepatu Menink

Toko Sepatu Menink mulai didirikan pada tahun 1994 dengan luas area

usaha ±100m². Letak industri Toko Sepatu Menink ini berada di Jalan Sawo no.33

Kelurahan selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan. Lokasi tersebut

dipilih karena merupakan tempat tinggal pemilik sehingga memudahkan dalam

pengawasan produksi. Toko Sepatu Menink merupakan produksen alas kaki dari

kulit yang mengolah kulit box atau kulit yang telah disamak sebelumnya di LIK,

sehingga industri ini cukup mudah untuk mendapatkan bahan baku dan bahan

pendukung kegiatan industri lainnya.

Toko Sepatu menink saat ini memiliki 11 tenaga kerja yang terdiri dari 10

tenaga kerja pria pada bagian produksi dan 1 tenaga kerja perempuan pada bagian

toko, sedangkan untuk bagian desain industri ini menggunakan tenaga kerja pemilik

usaha atau tenaga kerja dari dalam keluarga. Tenaga kerja yang digunakan juga

terdiri dari tenaga kerja bulanan dan Borongan. Toko Sepatu Menink memproduksi

alas kaki sebanyak 6 kali dalam seminggu, setiap satu kali proses produksi

menghasilkan ±35 pasang baik sepatu, sandal, dll. Toko Sepatu Menink mengalami

peningkatan permintaan pada hari-hari tertentu seperti lebaran dan penerimaan

siswa baru. Proses produksi alas kaki ini dilakukan selama 8 jam yaitu mulai pukul

07.00-17.00.

Pemasaran alas kaki industri Toko Sepatu Menink dilakukan dengan

menjual sendiri dan pesanan. Pemasaran produk juga dapat dipesan secara retail

meskipun hanya 1 pasang, selain itu pelanggan juga dapat memesan menggunakan

model atau pola sendiri. Wilayah pemasarannya masih di wilayah lokal yaitu di

Kabupaten Magetan.

Page 78: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

57

4.1.6 Profil Kartika Exclusive

Kartika Exclusive mulai didirikan pada tahun 1980 dengan luas area usaha

±200m². Letak industri Kartika Exclusive ini berada di Jalan Sawo no.81 Kelurahan

selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan. Lokasi tersebut dipilih karena

dinilai strategis dimana terletak dekat Jalan Utama menuju wisata sehingga

memudahkan pelanggan untuk singgah. Kartika Exclusive merupakan produsen

alas kaki dari kulit yang mengolah kulit box atau kulit yang telah disamak

sebelumnya di LIK, sehingga industri ini cukup mudah untuk mendapatkan bahan

baku dan bahan pendukung kegiatan industri lainnya.

Kartika Exclusive saat ini memiliki 9 tenaga kerja yang terdiri dari 7 tenaga

kerja pria pada bagian produksi dan 2 tenaga kerja perempuan pada bagian

Finishing dan toko. Tenaga kerja yang digunakan juga terdiri dari tenaga kerja

bulanan dan Borongan. Kartika Exclusive memproduksi alas kaki sebanyak 6 kali

dalam seminggu, setiap satu kali proses produksi menghasilkan ±20 pasang baik

sepatu, sandal, dll. Kartika Exclusive mengalami peningkatan permintaan pada hari-

hari tertentu seperti tahun ajaran baru. Proses produksi dilakukan selama 8 jam yaitu

mulai pukul 07.00-17.00.

Pemasaran alas kaki industri Kartika Exclusive dilakukan dengan menjual

sendiri dan melalui pedangang/ pengecer serta pesanan. Pemasaran produk juga

dapat dipesan secara retail meskipun hanya 1 pasang, selain itu pelanggan juga

dapat memesan menggunakan model atau pola sendiri. Wilayah pemasaran yaitu

wilayah lokal (Kabupaten Magetan) dan kemitraan dengan alasan lebih hemat

mudah dan adanya ikatan sosial. Kartika Exclusive juga belum memasarkan produk

pada pasar online, namun industri ini selalu membuat model yang beragam.

4.1.7 Profil PS. Ireng

PS. Ireng mulai didirikan pada tahun 1995 dengan luas area usaha ±40m².

Letak industri Ps. Ireng ini berada di Jalan Sawo no.38 Kelurahan selosari

Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan. Lokasi tersebut dipilih karena

merupakan tempat tinggal pemilik industri sehingga memudahkan dalam proses

produksi dan pengawasan dinilai strategis dan memiliki peluang pasar yang bagus.

Page 79: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

58

PS. Ireng merupakan produksen alas kaki dari kulit yang mengolah kulit box atau

kulit yang telah disamak sebelumnya di LIK,sehingga industri ini cukup mudah

untuk mendapatkan bahan baku dan bahan pendukung kegiatan industri lainnya.

PS. Ireng saat ini memiliki 5 tenaga kerja yang terdiri dari 5 tenaga kerja

pria pada bagian produksi (Upper dan Assembling) dan untuk tenaga kerja bagian

desain, finishing serta toko di lakukan oleh pemilik industri. Tenaga kerja yang

digunakan juga terdiri dari tenaga kerja Borongan. Ps. Ireng memproduksi alas kaki

sebanyak 6 kali dalam seminggu, setiap satu kali proses produksi menghasilkan ±15

pasang baik sepatu, sandal, dll. Proses produksi alas kaki ini dilakukan selama 8

jam yaitu mulai pukul 07.00-17.00.

Pemasaran alas kaki industri PS. Ireng dilakukan dengan menjual sendiri

(etalase), melalui pedangang/ pengecer dan pedagang besar. Pemasaran produk juga

dapat dipesan secara retail meskipun hanya 1 pasang. Wilayah pemasarannya masih

wilayah lokal dan juga mengikuti sistem kemitraan, dengan alasan lebih mudah dan

hemat serta adanya ikatan sosial.

4.1.8 Profil SOLDATE Leather

Soldate merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menjadi

salah satu produsen alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan. Soldate Leather

mulai didirikan pada tahun 2013 dengan luas area usaha ±72m². Letak industri

Soldate Leather ini berada di Jalan Sawo no.15 Kelurahan selosari Kecamatan

Magetan Kabupaten Magetan. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan tempat

tinggal pribadi sehingga memudahkan produksi. Soldate Leather merupakan

produsen alas kaki dari kulit yang mengolah kulit box atau kulit yang telah disamak

sebelumnya di LIK,sehingga industri ini cukup mudah untuk mendapatkan bahan

baku dan bahan pendukung kegiatan industri lainnya.

Soldate saat ini memiliki 4 tenaga kerja yang terdiri dari 3 tenaga kerja pria

pada bagian produksi dan 1 tenaga kerja perempuan pada bagian finishing. Tenaga

kerja yang digunakan juga terdiri dari tenaga Borongan. Soldate memproduksi alas

kaki sebanyak 6 kali dalam seminggu, setiap satu kali proses produksi

menghasilkan ±10 pasang baik sepatu, sandal, dll..

Page 80: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

59

Pemasaran alas kaki industri Soldate Leather dilakukan dengan sistem

online. Pemasaran produk juga dapat dipesan secara retail meskipun hanya 1

pasang, selain itu pelanggan juga dapat memesan menggunakan model atau pola

sendiri. Pemesanannya dapat melalui berbagai aplikasi seperti whatsapp dan

Instagram, sehingga dapat memahami permintaan pasar dan lebih tepat sasaran.

Usaha ini mengalami peningkatan ketika menjelang hari raya idul fitri. Namun

dengan adanya sistem tentu memiliki kendala yaitu bertemu dengan customer yang

tidak serius, sehingga perlu adanya DP (Down Payment) untuk pemesanan.

4.1.9 Profil Hidayah

Hidayah mulai didirikan pada tahun 2016 dengan luas area usaha ±10m².

Letak industri Hidayah ini berada di Jalan Sawo Kelurahan selosari Kecamatan

Magetan Kabupaten Magetan. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan tempat

tinggal pribadi dan strategis. Hidayah merupakan produksen alas kaki dari kulit

yang mengolah kulit box atau kulit yang telah disamak sebelumnya di LIK,sehingga

industri ini cukup mudah untuk mendapatkan bahan baku dan bahan pendukung

kegiatan industri lainnya.

Hidayah saat ini memiliki 2 tenaga kerja yang terdiri dari 2 tenaga kerja pria

pada bagian produksi. Hidayah menggunakan tenaga kerja dari dalam keluarga

untuk desain, finishing dan juga penjaga toko. Tenaga kerja yang digunakan juga

terdiri dari tenaga kerja Borongan. UD. Praktis setiap satu kali proses produksi

menghasilkan ±10 pasang baik sepatu, sandal, dll. Hidayah mengalami peningkatan

permintaan pada hari-hari tertentu seperti lebaran, liburan semester dan weekend.

Pemasaran alas kaki industri Hidayah dilakukan dengan menjual sendiri

(etalase) dan pemesanan. Pemasaran produk juga dapat dipesan secara retail

meskipun hanya 1 pasang, selain itu pelanggan juga dapat memesan menggunakan

model atau pola sendiri. Wilayah pemasaran produknya masih dalam cakupan lokal

yaitu daerah Kabupaten Magetan.

Page 81: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

60

4.1.10 Profil RIF’at

Rif’at mulai didirikan pada tahun 2000 dengan luas area usaha ±108m².

Letak industri Rif’at ini berada di Jalan Sawo no.43 Kelurahan selosari Kecamatan

Magetan Kabupaten Magetan. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan tempat

tinggal pribadi. Rif’at merupakan produsen alas kaki dari kulit yang mengolah kulit

box atau kulit yang telah disamak sebelumnya di LIK,sehingga industri ini cukup

mudah untuk mendapatkan bahan baku dan bahan pendukung lainnya.

Rif’at saat ini memiliki 2 tenaga kerja yang terdiri dari 2 tenaga kerja pria

pada bagian produksi, sedangkan untuk kegiatan desain, finishing dan menjaga toko

dilakukan oleh pemilik usaha. Tenaga kerja yang digunakan juga terdiri dari tenaga

kerja Borongan. Rif’at memproduksi alas kaki sebanyak 6 kali dalam seminggu,

setiap satu kali proses produksi menghasilkan ±15 pasang baik sepatu, sandal, dll.

Rif’at mengalami peningkatan permintaan pada hari-hari tertentu seperti Tahun

Baru, Natal, Hari Raya Idul Fitri, Semester baru atau saat weekend. Proses produksi

alas kaki ini dilakukan mulai pukul 08.00-16.00, karena biasanya dilakukan oleh

pemilik usaha sendiri kecuali jika pada hari-hari ramai.

Pemasaran alas kaki industri Rif,at dilakukan dengan menjual sendiri

(etalase) dan melalui pedangang/ pengecer. Pemasaran produk juga dapat dipesan

secara retail meskipun hanya 1 pasang, selain itu pelanggan juga dapat memesan

menggunakan model atau pola sendiri. Produk yang dipasarkan melalui pedangan

atau pengecer biasanya tidak menggunakan merk RIF’AT melainkan disesuaikan

dengan permintaan pasar.

4.1.11 Profil NESHA SHOES

NESHA SHOES mulai didirikan pada tahun 2008 dengan luas area usaha

±56m². Letak industri NESHA SHOES ini berada di Diponegoro 8B Kelurahan

selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan. Lokasi tersebut dipilih karena

merupakan tempat NESHA SHOES merupakan produksen alas kaki dari kulit yang

mengolah kulit box atau kulit yang telah disamak sebelumnya di LIK,sehingga

industri ini cukup mudah untuk mendapatkan bahan baku dan bahan pendukung

kegiatan industri lainnya.

Page 82: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

61

NESHA SHOES saat ini memiliki 2 tenaga kerja yang terdiri dari 2 tenaga

kerja pria pada bagian produksi, sedangkan kegiatan lain dilakukan oleh pemilik

usaha. Tenaga kerja yang digunakan juga terdiri dari tenaga kerja borongan.

NESHA SHOES memproduksi alas kaki sebanyak 3 kali dalam seminggu, setiap

satu kali proses produksi menghasilkan ±10 pasang baik sepatu, sandal, dll.

NESHA SHOES mengalami peningkatan permintaan pada hari-hari tertentu seperti

Tahun Baru, Natal, Hari Raya Idul Fitri, Semester baru atau saat weekend.

Pemasaran alas kaki industri NESHA SHOES dilakukan dengan menjual

sendiri (etalase) dan pesanan. Pemasaran produk juga dapat dipesan secara retail

meskipun hanya 1 pasang, selain itu pelanggan juga dapat memesan menggunakan

model atau pola sendiri. Produk yang dipasarkan melalui pedangan atau pengecer

biasanya tidak menggunakan merk NESHA SHOES melainkan disesuaikan dengan

permintaan pasar.

4.1.12 Struktur Organisasi

Industri kerajinan kulit di Kelurahan Selosari ini merupakan industri kecil

yang berbasis home industry, sehingga masih memiliki sistem manajemen yang

sangat sederhana. Usaha ini dikelola sendiri oleh Pemilik Usaha yang bertindak

sebagai manajer tunggal serta sebagai pemilik usaha. Industri Kerajinan Kulit

memiliki bagian yang bertanggung jawab pada masing-masing pekerjaan dalam

menjalankan proses produksinya, yaitu:

a. Pemilik yang menjadi manajer tunggal

Bertanggung jawab atas semua kegiatan yang berjalan dalam industrinya,

diantaranya: kebijakan pembelian bahan atau peralatan yang dibutuhkan,

menentukan kebijakan ke dalam dan ke luar industri serta mengawasi dan

memeriksa semua kegiatan operasional dan administrasi industri.

b. Bagian produksi

Bertanggung jawab dalam melaksanakan proses produksi dan

berkewajiban menjaga kualitas serta stabilitas produksi

Page 83: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

62

c. Bagian Keuangan dan Personalia

Bertanggung jawab mengatur dan mengawasi aliran keluar masuknya kas,

mencatat administrasi, serta mengelola kebutuhan dan mengawasi

kesejahteraan karyawan.

d. Bagian pemasaran

Bertanggung jawab melayani proses jual beli dengan pelanggan dan

memberikan seluruh keterangan yang dibutuhkan pelanggan mengenai produk

yang dipasarkan.

4.2.2 Proses Produksi

Industri Kerajinan Kulit memproduksi berbagai macam produk yang tebuat

dari kulit samak yang berupa produk sepatu dan sandal. Variasi produknya yaitu:

sepatu putra, sepatu putri, sandal putra, sandal putri, dll. Bahan baku dan bahan

penolong yang digunakan dalam proses produksi adalah:

a. Box kulit : bahan utama pembuatan sepatu dan sandal yang terbuat dari kulit

sapi yang telah diolah atau disamak.

b. Sol : alas atau dasar sepatu atau sandal.

c. Lining : digunakan untuk meningkatkan kenyamanan pemakai sepatu dan

membantu menambah umur sepatu, terbuat dari kulit imitasi yang melapisi

bagian dalam dari sepatu.

d. Insole : sebagai bantalan kaki (sol dalam)

e. Lem :

1) Lem Latex : digunakan pada proses upper (membentuk/menjahit pola)

2) Kuning : untuk mencetak bentuk paa proses Assembling atau tarik.

3) Primer : digunakan untuk lem dasar sol.

f. Paku : mempertahankan posisi upper yang sudah ditarik dan dibungkus

pada acuan sehingga tidak lepas.

g. Kain Keras: membentuk bagian depan dan belakang sepatu

h. Spons :

1) Spons 2mm: sebagai spons isi digunakan untuk semua produk

2) Spons 3mm: sebagai spons sol dalam digunakan untuk sandal

Page 84: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

63

i. Tiner : sebagai campuran semir atau gotan (pengencer)

j. Minyak (Primer): digunakan untuk membersihkan sol/ karet yang telah

diamplas.

k. Cat (Gotan): digunakan pada proses finishing untuk disemprotkan pada produk

l. Benang : digunakan untuk menjahit upper dan lining

m. Tamsin : penguat dasar atau alas, digunakan pada sepatu

n. Variasi : sebagai hiasan pada produk

Proses Pembuatan Sepatu atau Sandal adalah sebagai berikut:

a. Tahap gambar pola atau desain

Tahap desain dimulai dengan membuat gambar model sepatu atau sandal

yang telah dipesan atau yang akan dipasarkan. Model ini digambarkan pada

kertas karton yang kemudian disalin pada box kulit yang telah disediakan untuk

digunting dan masuk proses selanjutnya.

b. Tahap Upper atau pembuatan Kap

Menjahit kap sesuai pola dengan bantuan mesin jahit dan mesin seset

untuk kemudian dilanjutkan pada proses berikutnya.

c. Tahap Tarik atau Assembling

Membuat sepatu atau sandal sesuai dengan upper atau kap yang diterima

dan dirakit dengan sol yang sesuai. Perakitan menggunakan lem kuning untuk

mencetak atau menarik kap dengan sol. Lem latex digunakan sebagai dasar

sebelum penggunaan lem primer sebanyak 2 kali sebelum dirakit dengan sol.

d. Tahap Finishing

Setelah semua proses selesai, sepatu di press menggunakan mesin press

untuk menguatkan lem sementara sendal hanya menggunakan palu. Proses

selanjutnya menarik acuan dari sepatu atau sandal yang sudah jadi untuk

kemudian diwarna.

Page 85: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

64

4.2 Pendapatan Industri Alas Kaki dari Kulit di Kabupaten Magetan

4.2.1 Pendapatan Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kulit di Kabupaten Magetan

Pendapatan bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan yang

diperoleh industri kerajinan alas kaki dari kulit dalam melakukan kegiatan usaha

yang dijalankan. Besarnya pendapatan industri kerajinan alas kaki dapat dianalisis

menggunakan analisis pendapatan. Pendapatan dari industri kerajinan alas kaki dari

kulit dipengaruhi oleh beberapa unsur seperti biaya tetap, biaya variabel dan harga

jual produk yang dihasilkan, sehingga pendapatan setiap industri berbeda-beda.

Tabel 4.2 Biaya Industri UD. Praktis per Produksi

No Uraian Sepatu Wanita Sepatu Pria Sandal Wanita Sepatu Pria

Biaya % Biaya % Biaya % Biaya %

1 Biaya Tetap 33.896,86 2,48 21.570,73 2,41 21.570,73 3,04 9.244,60 3,01

2 Bahan Baku 440.000,00 32,18 350.000,00 39,08 210.000,00 29,64 105.000,00 34,17

3. Biaya Tenaga

Kerja:

a. Desain

b. Upper

c. Assembling

d. Finishing

e. Toko

37.459,93

82.500,00

88.000,00

17.187,50

56.666,67

2,74

6,03

6,44

1,26

4,14

23.838,14

52.500,00

56.000,00

50.000,00

56.666,67

2,66

5,86

6,25

1,22

6,33

19.070,52

52 .500,00

56.000,00

7.291,67

56.666,67

2,69

7,41

7,90

1,03

8,00

8.173,07

22.500,00

24.000,00

12.500,00

3.541,67

2,66

7,32

7,81

4,07

1,15

4. Biaya

Variabel

a. Sol

b. Lining

c. Insol

d. Lem

kuning

e. Lem

Primer

f. Lem Latex

g. Paku

h. Kain Keras

i. Spon

(2mm)

j. Spon

(3mm)

k. Thinner

l. Minyak

(Primer)

m. Variasi

n. Cat/Gotan

o. Benang

p. Tamsin

q. Listrik

165.000,00

85.800,00

132.000,00

16.500,00

27.500,00

11.000,00

11.000,00

41.250,00

8.250,00

-

5.280,00

8.140,00

55000,00

19.250,00

1.540,00

22.000,00

1934,13

12,07

6,28

9,66

1,21

2,01

0,80

0,80

3,02

0,60

-

0,39

0,60

4,02

1,41

0,11

0,61

0,14

105.000,00

42.000,00

84.000,00

10.500,00

17.500,00

7.000,00

7.000,00

8.750,00

5.250,00

-

3.360,00

5.180,00

-

12.250,00

980,00

14.000,00

1.230,81

11,73

4,69

9,38

1,17

1,95

0,78

0,78

0,98

0,56

-

0,38

0,58

-

1,37

0,11

1,56

0,14

105.000,00

-

70.000,00

10.500,00

17.500,00

7.000,00

7.000,00

-

5.250,00

5.250,00

3.360,00

5.180,00

35.000,00

12.250,00

980,00

-

1.230,81

14,82

-

9,88

1,48

2,47

0,99

0,99

-

0,74

0,74

0,47

0,73

4,94

1,73

0,14

-

0,17

45.000,00

-

30.000,00

4.500,00

7.500,00

3.000,00

3.000,00

-

2.250,00

2.250,00

1.440,00

2.220,00

15.000,00

5.250,00

420,00

-

527,49

14,64

-

9,76

1,46

2,44

0,98

0,98

0,73

0,73

0,47

0,72

4,88

1,71

0,14

-

0,17

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2019

Page 86: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

65

Berdasarkan tabel 4.2 mengenai biaya produksi alas kaki dari kulit pada

industri UD. Praktis dalam satu kali proses produksi, dimana bahan baku kulit

memiliki prosentase biaya terbesar pada pembuatan alas kaki, baik sepatu wanita

(32,18), sepatu pria (39,08), sandal wanita (29,64) dan sandal pria (34,17). Biaya

variabel menjadi biaya memiliki prosentasi terbanyak kedua. Hal ini disebabkan

karena biaya variabel bergantung dengan jumlah produk yang dihasilkan, kemudian

biaya tenaga kerja, dimana pada tahap upper dan assembling menjadi biaya

tebanyak. Hal ini disebabkan karena sistem pembayaran yang digunakan yaitu

sistem borongan, selanjutnya yaitu biaya tetap yang tidak bergantung pada jumlah

produk yang dihasilkan.

Tabel 4.3 Pendapatan Industri UD. Praktis per Produksi

No Uraian

Nilai Rata-

rata Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 11 7 7 3 7

2 Harga per Pasang 175.000 225.000 125.000 100.000 156.250

3 Total Penerimaan (Rp) 1.925.000 1.575.000 875.000 375.000 1.187.500

4 Total Biaya (Rp) 1.367.155 895.514 708.601 307.317 819.646,75

5 Pendapatan (Rp) 557.845 679.486 166.399 67.683 367.853,25

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Tabel 4.3 merupakan tabel pendapatan industri UD. Praktis dalam satu kali

proses produksi. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa dalam

satu kali proses produksi UD.Praktis dapat memproduksi sepatu wanita sebanyak

11 pasang dengan harga Rp 175.000,- per pasang, sehingga penerimaan yang

diperoleh UD. Praktis dalam satu kali proses sebesar RP 1.925.000,-. Total biaya

yang dikeluarkan UD. Praktis dalam satu kali produksi sepatu wanita sebesar Rp

1.367.155,- dan pendapatan dari produk sepatu wanita diperoleh dari pengurangan

penerimaan dengan total biaya yaitu sebesar Rp 557.845,-.

Pendapatan UD. Praktis pada produk sepatu pria setiap satu kali proses

produksi sebesar Rp 679.486,- diperoleh dari pengurangan penerimaan produk

sebesar Rp 1.575.000,- dengan total biaya produksi sebesar Rp 895.514,-.

Penerimaan sendiri diperoleh perkalian antara jumlah produksi sebesar 7 pasang

dengan harga per pasang sebesar Rp 225.000,-. Pendapatan sandal wanita pada

UD.Praktis sebesar 166.399, sedangkan pendapatan sandal pria sebesar Rp 67.683.

Page 87: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

66

Rata-rata jumlah produksi alas kaki dari kulit pada UD. Praktis sebesar 7 pasang

setiap produksi dengan rata-rata harga Rp 156.250,-. Penerimaan rata-rata industri

UD. Praktis sebesar Rp 1.187.500,- dengan biaya yang dikeluarkan oleh industri

sebesar Rp 819.646,75, sehingga pendapatan industri sebesar Rp 367.853,25.

Pendapatan pada industri UD. praktis berbeda pada setiap produknya, hal ini

disebabkan oleh perbedaan jumlah produk yang dihasilkan. Masing-masing produk

menggunakan jumlah bahan baku yang berbeda serta bahan pendukung yang

digunakan juga berbeda, sehingga penggunaan biaya yang diperlukan juga berbeda.

Sedangkan untuk harrga sepatu pria memiliki harga tertinggi dibanding dengan

sepatu wanita, sandal wanita dan sandal pria.

Hal-hal yang mempengaruhi perbedaan pendapatan dapat dilihat pada

beberapa faktor, yaitu: jumlah bahan baku, penggunaan lining, spon, kain keras dan

juga variasi. Pada produk sandal baik pria dan wanita tidak menggunakan lining,

sedangkan pada produk sepatu wanita dan sepatu pria menggunakan. Sebaliknya

produk sepatu hanya menggunakan spon 2mm dan kain keras, sedangkan pada

produk sandal pria dan sandal wanita menggunakan spon 3 mm namun tidak

menggunakan kain keras. Pada produk sepatu wanita, sandal wanita dan sandal pria

menggunakan variasi atau hiasan, sedangkan pada sepatu pria tidak menggunakan.

Penggunaan bahan pendukung lainnya ini menyebabkan total biaya yang

digunakan menjadi semakin banyak, sedangkan untuk harga produk tertinggi

adalah sepatu pria kemudian diikuti oleh sepatu wanita, sandal pria dan sandal

wanita. Jumlah produk yang dihasilkan menyebutkan bahwa sepatu wanita lebih

banyak diproduksi dibanding sepatu pria, sandal wanita dan sandal pria.

Penerimaan pada sepatu wanita memang tertinggi namun juga memiliki biaya yang

cukup tinggi sehingga pendapatannya masih dibawah sepatu pria. Penerimaan

sepatu pria masih dibawah sepatu wanita, namun pada biaya yang digunakan lebih

sedikit dibanding sepatu wanita, sehingga pendapatan yang diterima oleh produk

sepatu pria lebih tinggi.

Page 88: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

67

Tabel 4.4 Biaya Industri Figha Shoes per Proses Produksi

No Uraian Sepatu Wanita Sepatu Pria Sandal Wanita Sandal Pria

Biaya % Biaya % Biaya % Biaya %

1 Biaya Tetap 18.884,84 1,17 12.589,89 1,11 13.848,88 1,39 5.035,95 1,21

2 Bahan Baku 450.000,00 27,87 375.000,00 33,06 247.500,00 24,80 105.000,00 25,24

3 Tenaga

Kerja

a. Desain

b. Upper

c. Assem-

bling

d. Finishing

e. Toko

38.942,31

118.990,39

129.807,69

32.451,92

60.000,00

2,41

7,37

8,04

2,01

3,72

25.961,54

86.538,46

72.115,38

21.634,61

60.000,00

2,29

7,63

6,36

1,91

5,29

23.798,07

79.326,92

109.471,15

15.865,39

60.000,00

2,38

7,95

10,97

1,59

6,01

8.653,84

28.846,15

39.807,69

5.769,23

60.000,00

2,08

6,93

9,57

1,39

14,42

4 Variabel

a. Sol

b. Lining

c. Insole

d. Lem

kuning

e. Lem

Primer

f. Lem

Latex

g. Paku

h. Kain

Keras

i. Spon

(2mm)

j. Spon

(3mm)

k. Thinner

l. Minyak

(Primer)

m. Variasi

n. Cat/Gotan

o. Benang

p. Tamsin

q. Listrik

225.000,00

117.000,00

180.000,00

22.500,00

37.500,00

15.000,00

15.000,00

18.750,00

11.250,00

-

7.200,00

11.100,00

75.000,00

26.250,00

2.100,00

30.000,00

1.923,15

13,93

7,25

11,15

1,39

2,32

0,93

0,93

1,16

0,70

-

0,45

0,69

4,64

1,63

0,13

1,86

0,12

165.000,00

85.800,00

132.000,00

16.500,00

27.500,00

11.000,00

11.000,00

13.750,00

8.250,00

-

5.280,00

8.140,00

-

19.250,00

1.540,00

22.000,00

1.410,31

14,55

7,56

11,64

1,45

2,42

0,97

0,97

1,21

0,73

-

0,47

0,72

-

1,70

0,14

1,94

0,12

150.000,00

-

100.000,00

15.000,00

25.000,00

10.000,00

10.000,00

-

7.500,00

7.500,00

4.800,00

7.400,00

50.000,00

17.500,00

1.400,00

-

1.282,10

15,03

-

10,02

1,50

2,51

1,00

1,00

-

0,75

0,75

0,48

0,74

5,01

1,75

0,14

-

0,13

60.000,00

-

40.000,00

6.000,00

10.000,00

4.000,00

4.000,00

-

3.000,00

3.000,00

1.920,00

2.960,00

20.000,00

7.000,00

560,00

-

512,84

14,42

-

9,61

1,44

2,40

0,96

0,96

-

0,72

0,72

0,46

0,71

4,81

1,68

0,13

-

0,12

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.4 mengenai biaya produksi alas kaki dari kulit pada

industri Figha Shoes dalam satu kali proses produksi, dimana bahan baku kulit

memiliki prosentase biaya terbesar pada pembuatan alas kaki, baik sepatu wanita

(27,87), sepatu pria (33,06), sandal wanita (24,80) dan sandal pria (25,24). Biaya

variabel menjadi biaya memiliki prosentasi terbanyak kedua. Hal ini disebabkan

karena biaya variabel bergantung dengan jumlah produk yang dihasilkan, dimana

sol dan Insole menjadi biaya terbanyak. Kemudian biaya tenaga kerja, dimana pada

Page 89: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

68

tahap upper dan assembling menjadi biaya tebanyak. Selanjutnya yaitu biaya tetap

yang tidak bergantung pada jumlah produk yang dihasilkan.

Tabel 4.5 Pendapatan Industri Figha Shoes per Produksi

No Uraian

Nilai Rata-rata

Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 15 10 11 4 10

2 Harga per Pasang 175.000 200.000 100.000 125.000 150.000

3 Total Penerimaan (Rp) 2.625.000 2.000.000 1.100.000 500.000 1.556.250

4 Total Biaya (Rp) 1.614.650 1.134.222 997.931 416.066 1.040.717,3

5 Pendapatan (Rp) 1.010.350 865.778 102.069 83.934 515.532,75

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Tabel 4.5 merupakan tabel pendapatan industri FIGHA SHOES dalam satu

kali proses produksi. FIGHA SHOES memproduksi sepatu wanita sebanyak 15

pasang dengan harga sebesar Rp 175.000,- per pasang, sehingga memperoleh

penerimaan sebesar Rp 2.625.000,-. Biaya yang dibutuhkan untuk satu kali proses

produksi sepatu wanita adalah sebesar Rp 1.614.650,- sehingga pendapatan yang

diperoleh sebesar Rp 1.010.350,-. Produk sepatu pria diproduksi sebanyak 10

pasang setiap satu kali proses produksi dengan harga jual sebesar Rp 200.000,- dan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 2.000.000,-. Biaya yang digunakan untuk

proses pembuatan sepatu pria adalah sebesar Rp 1.134.222,- sehingga

menghasilkan pendapatan sebesar Rp 865.778,-.

Setiap satu kali proses produksi sebanyak 11 pasang sandal wanita dengan

harga Rp 100.000,- per pasang, sehingga penerimaan sebesar Rp 1.100.000.

Pendapatan dari produk sandal wanita adalah sebesar Rp 102.069,- dengan total

biaya sebesar Rp 997.931,-. Penerimaan produk sandal pria adalah sebesar Rp

500.000, karena dapat memproduksi sebanyak 4 pasang sandal pria dalam setiap

kali proses dengan harga Rp 125.000,-. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp

416.066 sehingga pendapatan dari produk sandal pria sebesar Rp 83.934.

Pendapatan rata-rata industri adalah sebesar Rp 515.532,75 dengan penerimaan

rata-rata 1.556.250 dan biaya rata-rata yang digunakan sebesar Rp 1.040.717,3.

Perbedaan pendapatan pada produk-produk yang dihasilkan disebabkan perbedaan

jumlah penggunaan bahan baku serta bahan lainnya.

Page 90: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

69

Tabel 4.6 Biaya Industri UD. Sempurna per Proses Produksi

No Uraian Sepatu Wanita Sepatu Pria Sandal Wanita Sandal Pria

Biaya % Biaya % Biaya % Biaya %

1 Biaya Tetap 21005,73 1,46 14.003,82 1,42 14.003,82 1,95 7.001,91 1,75

2 Bahan Baku 480.000,00 33,41 375.000,00 37,98 240.000,00 33,48 140.000,00 35,06

3 Tenaga

Kerja

a. Desain

b. Upper

c. Assem-

bling

d. Finishing

e. Toko

28.846,15

69.230,77

86.538,46

14.423,07

37.500,00

2,01

4,82

6,02

1,00

2,61

23.076,92

55.384,62

69.230,77

17.307,69

25.000,00

2,34

5,61

7,01

1,75

2,53

17.307,69

36.923,08

79.615,39

11.538,46

25.000,00

2,41

5,15

11,11

1,61

3,49

8.653,85

18.461,54

39.807,69

5.769,23

12.500,00

2,17

4,62

9,97

1,44

3,13

4 Variabel

a. Sol

b. Lining

c. Insole

d. Lem

kuning

e. Lem

Primer

f. Lem

Latex

g. Paku

h. Kain

Keras

i. Spon

(2mm)

j. Spon

(3mm)

k. Thinner

l. Minyak

(Primer)

m. Variasi

n. Cat/Gotan

o. Benang

p. Tamsin

q. Listrik

240.000,00

90.000,00

144.000,00

18.000,00

30.000,00

12.000,00

9.600,00

15.000,00

15.000,00

-

5.760,00

8.880,00

60.000,00

21.000,00

1.920,00

24.000,00

4.038,48

16,70

6,26

10,02

1,25

2,09

0,84

0,67

1,04

1,04

-

0,40

0,62

4,18

1,46

0,13

1,67

0,28

120.000,00

60.000,00

96.000,00

12.000,00

20.000,00

8.000,00

6.400,00

10.000,00

10.000,00

-

3.840,00

5.920,00

-

14.000,00

1.280,00

16.000,00

2.692,32

12,15

6,08

9,72

1,22

2,03

0,81

0,65

1,01

1,01

-

0,39

0,60

-

1,42

0,13

1,62

0,27

120.000,00

80.000,00

12.000,00

20.000,00

8.000,00

-

6.400,00

-

10.000,00

10.000,00

3.840,00

5.920,00

40.000,00

14.000,00

1.280,00

-

2.692,32

16,74

11,16

1,67

2,79

1,12

-

0,89

-

1,40

1,40

0,54

0,83

5,58

1,95

0,18

-

0,38

60.000,00

40.000,00

6.000,00

10.000,00

4.000,00

-

3.200,00

-

5.000,00

5.000,00

1.920,00

2.960,00

20.000,00

7.000,00

640,00

-

1.346,16

15,03

10,02

1,50

2,50

1,00

-

0,80

-

1,25

1,25

0,48

0,74

5,01

1,75

0,16

-

0,34

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.6 mengenai biaya produksi alas kaki dari kulit pada

industri UD. Sempurna dalam satu kali proses produksi, diketahui bahwa bahan

baku kulit menjadi prosentase biaya terbesar pada pembuatan alas kaki, baik sepatu

wanita (33,41%), sepatu pria (37,98%), sandal wanita (33,48%) dan sandal pria

(35,06%). Biaya variabel menjadi biaya yang memiliki prosentasi terbanyak kedua.

Hal ini disebabkan karena biaya variabel bergantung dengan jumlah produk yang

dihasilkan, dimana sol dan Insole menjadi biaya terbanyak pada biaya variabel.

Kemudian biaya tenaga kerja, dimana pada tahap upper dan assembling menjadi

Page 91: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

70

biaya tebanyak. Selanjutnya yaitu biaya tetap yang tidak bergantung pada jumlah

produk yang dihasilkan.

Tabel 4.7 Pendapatan Industri UD. Sempurna per Produksi

No Uraian

Nilai Rata-rata

Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 12 8 8 4 8

2 Harga per Pasang 175.000 200.000 100.000 125.000 150.000

3 Total Penerimaan (Rp) 2.100.000 1.600.000 800.000 500.000 1.250.000

4 Total Biaya (Rp) 1.436.743 987.448 716.761 399.264 885.054

5 Pendapatan (Rp) 663.257 612.552 83.239 100.736 364.946

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Tabel 4.7 merupakan tabel pendapatan UD. Sempurna setiap kali proses

produksi. UD. Sempurna dapat memproduksi 12 pasang sepatu wanita setiap kali

proses dengan harga sebesar Rp 175.000,-, sehingga mendapatkan penerimaan

sebesar Rp 2.100.000,-. Pendapatan dari produk sepatu wanita sebesar Rp 663.257

dengan total biaya sebesar Rp 1.436.743,-. Sepatu pria dapat diproduksi sebanyak

8 pasang setiap satu kali proses produksi dengan harga Rp 200.000,- per pasang dan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.600.000,-. Total biaya yang dikeluarkan

sebesar Rp 987.448,- dan memperoleh pendapatan Rp 612.552,-.

Pendapatan yang diperoleh pada produk sandal wanita adalah Rp 83.239,-

dengan memproduksi 8 sandal wanita, sedangkan produk sandal pria memperoleh

pendapatan sebesar Rp 100.736,- dengan memproduksi 4 sandal pria. Produksi UD.

Sempurna rata-rata menghasilkan 8 produk setiap satu kali proses produksi, dengan

harga jual rata-rata Rp 150.000,- sehingga penerimaan rata-rata adalah

Rp 1.250.000. Pendapatan rata-rata sebesar Rp 364.946,- dengan penggunaan biaya

rata-rata sebesar Rp 885.054,-. Pendapatan yang dihasilkan dari setiap produk

berbeda karena jumlah penggunaan bahan baku serta bahan pendukung yang

digunakan setiap produk berbeda. Penerimaan yang diperoleh oleh sepatu wanita

lebih tinggi dibanding penerimaan sepatu pria, namun penggunaan biaya sepatu

wanita lebih tinggi juga dibanding sepatu pria. Hal tersebut menjelaskan bahwa

pendapatan yang diterima oleh sepatu wanita akan lebih rendah dibanding

pendapatan pada sepatu pria.

Page 92: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

71

Tabel 4.8 Biaya Industri Toko Sepatu Menink per Proses Produksi

No Uraian Sepatu Wanita Sepatu Pria Sandal Wanita Sandal Pria

Biaya % Biaya % Biaya % Biaya %

1 Biaya Tetap 18.009,62 3,10 10.805,77 3,04 10.805,77 3,74 3.601,92 3,63

2 Bahan Baku 140.000,00 24,12 105.000,00 29,50 63.000,00 21,79 24.500,00 24,67

3 Tenaga

Kerja

a. Desain

b. Upper

c. Assem-

bling

d. Finishing

e. Toko

18.028,85

37.500,00

40.000,00

6.009,62

25.000,00

3,11

6,46

6,89

1,04

4,31

10.817,31

22.500,00

24.000,00

3.605,77

16.666,67

3,04

6,32

6,74

1,01

4,68

9.014,42

22.500,00

24.000,00

2.403,85

16.666,67

3,12

7,78

8,30

0,83

5,77

3.004,81

7.500,00

8.000,00

801,28

5.000,00

3,03

7,55

8,06

0,81

5,04

4 Variabel

a. Sol

b. Lining

c. Insole

d. Lem

kuning

e. Lem

Primer

f. Lem

Latex

g. Paku

h. Kain

Keras

i. Spon

(2mm)

j. Spon

(3mm)

k. Thinner

l. Minyak

(Primer)

m. Variasi

n. Cat/Gotan

o. Benang

p. Tamsin

q. Listrik

100.000,00

39.000,00

60.000,00

7.500,00

12.500,00

5.000,00

5.000,00

6.250,00

3.750,00

-

2.400,00

3.700,00

25.000,00

8.750,00

700,00

10.000,00

6.410,25

17,23

6,72

10,34

1,29

2,15

0,86

0,86

1,08

0,65

-

0,41

0,64

4,31

1,51

0,12

1,72

1,10

60.000,00

23.400,00

36.000,00

4.500,00

7.500,00

3.000,00

3.000,00

3.750,00

2.250,00

-

1.440,00

2.220,00

-

5.250,00

420,00

6.000,00

3.846,15

16,86

6,57

10,11

1,26

2,11

0,84

0,84

1,05

0,63

-

0,40

0,62

-

1,47

0,12

1,69

1,08

60.000,00

-

30.000,00

4.500,00

7.500,00

3.000,00

3.000,00

-

2.250,00

2.250,00

1.440,00

2.220,00

15.000,00

5.250,00

420,00

6.000,00

3.846,15

20,76

-

10,38

1,56

2,59

1,04

1,04

-

0,78

0,78

0,50

0,77

5,19

1,82

0,15

2,08

1,33

20.000,00

-

10.000,00

1.500,00

2.500,00

1.000,00

1.000,00

-

750,00

750,00

480,00

740,00

5.000,00

1.750,00

140,00

2.000,00

1.282,05

20,14

-

10,07

1,51

2,52

1,01

1,01

-

0,76

0,76

0,48

0,75

5,04

1,76

0,14

2,01

1,29

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.8 mengenai biaya produksi alas kaki dari kulit pada

industri Toko Sepatu Menink dalam satu kali proses produksi, dimana bahan baku

kulit memiliki prosentase biaya terbesar pada pembuatan alas kaki, baik sepatu

wanita (24,12%), sepatu pria (29,50%), sandal wanita (21,79%) dan sandal pria

(24,67%). Biaya variabel menjadi biaya memiliki prosentasi terbanyak kedua. Hal

ini disebabkan karena biaya variabel bergantung dengan jumlah produk yang

dihasilkan. Kemudian biaya tenaga kerja, dimana pada tahap upper dan assembling

Page 93: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

72

menjadi biaya tebanyak. Selanjutnya yaitu biaya tetap yang tidak bergantung pada

jumlah produk yang dihasilkan.

Tabel 4.9 Pendapatan Industri Menink Toko Sepatu per Produksi

No Uraian

Nilai Rata-rata

Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 5 3 3 1 3

2 Harga per Pasang 150.000 175.000 100.000 125.000 137.500

3 Total Penerimaan (Rp) 750.000 525.000 300.000 125.000 425.000

4 Total Biaya (Rp) 580.508 355.972 289.067 99.300 331.211,75

5 Pendapatan (Rp) 169.492 169.028 10.933 25.700 93.788,25

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Tabel 4.9 merupakan tabel pendapatan industri Menink Toko Sepatu dalam

satu kali proses produksi. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa

dalam satu kali proses produksi Menink Toko Sepatu dapat memproduksi sepatu

wanita sebanyak 5 pasang dengan harga Rp 150.000,- per pasang, sehingga

penerimaan yang diperoleh Menink Toko Sepatu dalam satu kali proses sebesar

Rp 750.000,-. Total biaya yang dikeluarkan Menink Toko Sepatu dalam satu kali

produksi sepatu wanita sebesar Rp 580.508,- dan pendapatan dari produk sepatu

wanita yaitu sebesar Rp 169.492,-.

Pendapatan Menink Toko Sepatu pada produk sepatu pria setiap satu kali

proses produksi sebesar Rp 169.028,- diperoleh dari pengurangan penerimaan

produk sebesar Rp 525.000,- dengan total biaya produksi sebesar Rp 355.972,-.

Penerimaan sendiri diperoleh perkalian antara jumlah produksi sebesar 3 pasang

dengan harga per pasang sebesar Rp 175.000,-. Pendapatan sandal wanita pada

Menink Toko Sepatu sebesar Rp 10.933, sedangkan pendapatan sandal pria sebesar

25.700,-. Rata-rata jumlah produksi alas kaki dari kulit pada Menink Toko Sepatu

sebesar 3 pasang setiap produksi dengan rata-rata harga Rp 137.500,-. Penerimaan

rata-rata industri Menink Toko Sepatu sebesar Rp 425.000,- dengan biaya yang

dikeluarkan oleh industri sebesar Rp 331.211,75, sehingga pendapatan rata-rata

Menink Toko Sepatu adalah sebesar Rp 93.788,25. Pendapatan yang dihasilkan

berbeda karena penggunaan jumlah bahan baku berbeda. Menink Toko Sepatu

menggunakan beberapa tenaga kerja dari dalam keluarga dalam proses produksi

sehingga dapat mengurangi biaya produksi dan menambah pendapatan.

Page 94: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

73

Tabel 4.10 Biaya Industri Kartika Exclussive per Proses Produksi

No Uraian Sepatu Wanita Sepatu Pria Sandal Wanita Sandal Pria

Biaya % Biaya % Biaya % Biaya %

1 Biaya Tetap 7.863,14 1,23 5.242,09 1,18 5.242,09 1,50 2.621,05 1,46

2 Bahan Baku 180.000,00 28,12 150.000,00 33,89 90.000,00 25,73 52.200,00 29,15

3 Tenaga

Kerja

a. Desain

b. Upper

c. Assem-

bling

d. Finishing

e. Toko

14.423,08

45.000,00

48.000,00

7.211,54

28.333,33

2,25

7,03

7,50

1,13

4,43

9.615,39

30.000,00

32.000,00

4.807,69

16.666,67

2,17

6,78

7,23

1,09

3,77

8.653,85

30.000,00

32.000,00

3.205,13

16.666,67

2,47

8,58

9,15

0,92

4,76

4.326,92

15.000,00

16.000,00

1.602,56

5.000,00

2,42

8,38

8,93

0,89

2,79

4 Variabel

a. Sol

b. Lining

c. Insole

d. Lem

kuning

e. Lem

Primer

f. Lem

Latex

g. Paku

h. Kain

Keras

i. Spon

(2mm)

j. Spon

(3mm)

k. Thinner

l. Minyak

(Primer)

m. Variasi

n. Cat/Gotan

o. Benang

p. Tamsin

q. Listrik

90.000,00

46.800,00

72.000,00

9.000,00

15.000,00

6.000,00

6.000,00

9.000,00

4.500,00

-

2.880,00

4.440,00

30.000,00

10.500,00

960,00

-

2.307,66

14,06

7,31

11,25

1,41

2,34

0,94

0,94

1,41

0,70

-

0,45

0,69

4,69

1,64

0,15

0,00

0,36

60.000,00

31.200,00

48.000,00

6.000,00

10.000,00

4.000,00

4.000,00

6.000,00

3.000,00

-

1.920,00

2.960,00

-

7.000,00

640,00

8.000,00

1.538,44

13,56

7,05

10,85

1,36

2,26

0,90

0,90

1,36

0,68

-

0,43

0,67

-

1,58

0,14

1,81

0,35

60.000,00

-

40.000,00

6.000,00

10.000,00

4.000,00

4.000,00

-

3.000,00

3.000,00

1.920,00

2.960,00

20.000,00

7.000,00

640,00

0,00

1.538,44

17,15

-

11,43

1,72

2,86

1,14

1,14

-

0,86

0,86

0,55

0,85

5,72

2,00

0,18

0,00

0,44

30.000,00

-

20.000,00

3.000,00

5.000,00

2.000,00

2.000,00

-

1.500,00

1.500,00

960,00

1.480,00

10.000,00

3.500,00

320,00

0,00

769,22

16,75

-

11,17

1,68

2,79

1,12

1,12

-

0,84

0,84

0,54

0,83

5,58

1,95

0,18

0,00

0,43

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.10 mengenai biaya produksi alas kaki dari kulit pada

industri Kartika Exclussive dalam satu kali proses produksi, dapat diketahui bahwa

bahan baku kulit memiliki prosentase biaya terbesar pada pembuatan alas kaki, baik

sepatu wanita (28,12%), sepatu pria (33,89%), sandal wanita (25,73%) dan sandal

pria (29,15%). Biaya variabel menjadi biaya memiliki prosentasi terbanyak kedua.

Hal ini disebabkan karena biaya variabel bergantung dengan jumlah produk yang

dihasilkan, dimana sol dan Insole menjadi biaya terbanyak. Kemudian biaya tenaga

kerja, dimana pada tahap upper dan assembling menjadi biaya tebanyak.

Page 95: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

74

Selanjutnya yaitu biaya tetap yang tidak bergantung pada jumlah produk yang

dihasilkan.

Tabel 4.11 Pendapatan Industri Kartika Exclusive per Produksi

No Uraian

Nilai Rata-rata

Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 6 4 4 2 4

2 Harga per Pasang 125.000 150.000 90.000 100.000 116.250

3 Total Penerimaan (Rp) 750.000 600.000 360.000 200.000 477.500

4 Total Biaya (Rp) 640.225 442.594 349.830 179.082 402.932,8

5 Pendapatan (Rp) 109.775 157.406 10.170 20.918 74.567,25

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Tabel 4.11 merupakan tabel pendapatan industri Kartika Exclusive dalam

satu kali proses produksi. Kartika Exclusive memproduksi sepatu wanita sebanyak

6 pasang dengan harga sebesar Rp 125.000,- per pasang, sehingga memperoleh

penerimaan sebesar Rp 750.000,-. Biaya yang dibutuhkan untuk satu kali proses

produksi sepatu wanita adalah sebesar Rp 640.225,- sehingga pendapatan yang

diperoleh sebesar Rp 109.775,-. Produk sepatu pria diproduksi sebanyak 4 pasang

setiap satu kali proses produksi dengan harga jual sebesar Rp 150.000,- dan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 600.000,-. Biaya yang digunakan untuk proses

pembuatan sepatu pria adalah sebesar Rp 442.594,- sehingga menghasilkan

pendapatan sebesar Rp 157.406,-.

Setiap satu kali proses produksi sandal wanita dapat memproduksi sebanyak

4 pasang dengan harga Rp 90.000,- per pasang, sehingga penerimaan sebesar

Rp 360.000. Pendapatan dari produk sandal wanita adalah sebesar Rp 10.170,-

dengan total biaya sebesar Rp 349.830,-. Penerimaan produk sandal pria adalah

sebesar Rp 200.000,-, karena Kartika Exclusive dapat memproduksi sebanyak 2

pasang sandal pria dalam tiap kali proses dengan harga sebesar Rp 100.000,-. Total

biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 179.082 sehingga pendapatan dari produk

sandal pria sebesar Rp 20.918. Pendapatan rata-rata yang diperoleh Kartika

Exclusive adalah sebesar Rp 74.567,25 dengan penerimaan rata-rata Rp 477.500

dan biaya rata-rata yang digunakan sebesar Rp 402.932,8,-. Kartika Exclusive

menggunakan tenaga kerja dari dalam keluarga yang dimana dapat mengurangi

biaya produksi dan menambah pendapatan industri ini.

Page 96: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

75

Tabel 12. Tabel Biaya Industri PS. Ireng per Produksi

No Uraian Sepatu Wanita Sepatu Pria Sandal Wanita Sandal Pria

Biaya % Biaya % Biaya % Biaya %

1 Biaya Tetap 11.258,78 2,09 6.755,27 2,00 6.755,27 2,54 2.251,76 2,36

2 Bahan Baku 150.000,00 27,91 112.500,00 33,32 67.500,00 25,35 26.250,00 27,52

3 Tenaga

Kerja

a. Desain

b. Upper

c. Assem-

bling

d. Finishing

e. Toko

18.028,85

37.500,00

40.000,00

6.009,62

25.000,00

3,35

6,98

7,44

1,12

4,65

10.817,31

22.500,00

24.000,00

3.605,77

16.666,67

3,20

6,66

7,11

1,07

4,94

9.014,42

22.500,00

24.000,00

2.403,85

16.666,67

3,39

8,45

9,01

0,90

6,26

3.004,81

7.500,00

8.000,00

801,28

8.333,33

3,15

7,86

8,39

0,84

8,74

4 Variabel

a. Sol

b. Lining

c. Insole

d. Lem

kuning

e. Lem

Primer

f. Lem

Latex

g. Paku

h. Kain

Keras

i. Spon

(2mm)

j. Spon

(3mm)

k. Thinner

l. Minyak

(Primer)

m. Variasi

n. Cat/Gotan

o. Benang

p. Tamsin

q. Listrik

65.000,00

39.000,00

60.000,00

7.500,00

12.500,00

5.000,00

5.000,00

7.500,00

3.000,00

-

2.400,00

3.700,00

25.000,00

8.750,00

800,00

-

4.487,20

12,09

7,26

11,16

1,40

2,33

0,93

0,93

1,40

0,56

-

0,45

0,69

4,65

1,63

0,15

-

0,83

39.000,00

23.400,00

36.000,00

4.500,00

7.500,00

3.000,00

3.000,00

4.500,00

1.800,00

-

1.440,00

2.220,00

-

5.250,00

480,00

6.000,00

2.692,32

11,55

6,93

10,66

1,33

2,22

0,89

0,89

1,33

0,53

-

0,43

0,66

-

1,55

0,14

1,78

0,80

39.000,00

-

30.000,00

4.500,00

7.500,00

3.000,00

3.000,00

-

1.800,00

1.800,00

1.440,00

2.220,00

15.000,00

5.250,00

480,00

0,00

2.692,32

14,65

-

11,27

1,69

2,82

1,13

1,13

-

0,68

0,68

0,54

0,83

5,63

1,97

0,18

0,00

1,01

13.000,00

-

10.000,00

1.500,00

2.500,00

1.000,00

1.000,00

-

600,00

600,00

480,00

740,00

5.000,00

1.750,00

160,00

0,00

897,44

13,63

-

10,49

1,57

2,62

1,05

1,05

-

0,63

0,63

0,50

0,78

5,24

1,83

0,17

0,00

0,94

Sumber : Data Primer diolah Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.12 mengenai biaya produksi alas kaki dari kulit pada

industri PS. Ireng dalam satu kali proses produksi, dimana bahan baku kulit

memiliki prosentase biaya terbesar pada pembuatan alas kaki, baik sepatu wanita

(27,91%), sepatu pria (33,32%), sandal wanita (25,35%) dan sandal pria (27,52%).

Biaya variabel menjadi biaya memiliki prosentasi terbanyak kedua. Hal ini

disebabkan karena biaya variabel bergantung dengan jumlah produk yang

dihasilkan, dimana sol dan Insole menjadi biaya terbanyak. Kemudian biaya tenaga

kerja, dimana pada tahap upper dan assembling menjadi biaya tebanyak.

Page 97: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

76

Selanjutnya yaitu biaya tetap yang tidak bergantung pada jumlah produk yang

dihasilkan.

Tabel 4.13 Pendapatan Industri PS. Ireng per Produksi

No Uraian

Nilai Rata-rata

Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 5 3 3 1 3

2 Harga per Pasang 120.000 150.000 100.000 100.000 117.500

3 Total Penerimaan (Rp) 600.000 450.000 300.000 100.000 362.500

4 Total Biaya (Rp) 537.434 337.627 266.523 95.369 309.238,75

5 Pendapatan (Rp) 62.566 112.373 33.477 4.631 53.261,25

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Tabel 4.13 merupakan tabel pendapatan PS. Ireng setiap kali proses produksi.

PS. Ireng dapat memproduksi 5 pasang sepatu wanita setiap kali proses dengan

harga sebesar Rp 120.000,-, sehingga mendapatkan penerimaan sebesar

Rp 600 .000,-. Pendapatan dari produk sepatu wanita sebesar Rp 62.566,- dengan

total biaya sebesar Rp 537.434,-. Sepatu pria dapat diproduksi sebanyak 3 pasang

setiap satu kali proses produksi dengan harga Rp 150.000,- per pasang dan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 450.000,-. Total biaya yang dikeluarkan

sebesar Rp 337.627,- dan memperoleh pendapatan Rp 112.373,-.

Pendapatan yang diperoleh pada produk sandal wanita adalah Rp 33.477,-

dengan memproduksi 3 sandal wanita, sedangkan produk sandal pria memperoleh

pendapatan sebesar Rp 4.631,- dengan memproduksi 1 sandal pria. Produksi PS.

Ireng rata-rata menghasilkan 3 produk setiap satu kali proses produksi, dengan

harga jual rata-rata Rp 117.500,- sehingga penerimaan rata-rata adalah Rp 362.500.

bPendapatan rata-rata sebesar Rp 53.261,75,- dengan penggunaan biaya rata-rata

sebesar Rp 309.238,25,-. PS. Ireng menggunakan beberapa tenaga kerja dari dalam

keluarga pada proses produksi sehingga dapat menambah pendapatan dan

mengurangi biaya produksi, selain itu juga mendapatkan bantuan berupa mesin

seset dan mesing jahit. Selain itu jumlah bahan baku yang digunakan juga dapat

mempengaruhi biaya yang dibutuhkan. Pada sepatu wanita, sandal wanita dan

sandal pria menggunakan variasi, sedangkan pada sepatu pria tidak menggunakan

variasi.

Page 98: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

77

Tabel 4.14 Biaya Industri Soldate Leather per Produksi

No Uraian Sepatu Wanita Sepatu Pria Sandal Wanita Sandal Pria

Biaya % Biaya % Biaya % Biaya %

1 Biaya Tetap 11.925,00 3,21 7.950,00 3,11 7.950,00 3,92 3.975,00 3,75

2 Bahan Baku 108.000,00 29,07 90.000,00 35,20 54.000,00 26,61 31.500,00 29,73

3 Tenaga

Kerja

a. Desain

b. Upper

c. Assem-

bling

d. Finishing

e. Toko

14.423,08

45.000,00

30.000,00

4.687,50

-

3,88

12,11

8,08

1,26

-

9.615,39

30.000,00

20.000,00

3.125,00

-

3,76

11,73

7,82

1,22

-

8.413,46

30.000,00

20.000,00

2.083,33

-

4,15

14,78

9,86

1,03

-

4.206,73

15.000,00

10.000,00

1.041,67

-

3,97

14,16

9,44

0,98

-

4 Variabel

a. Sol

b. Lining

c. Insole

d. Lem

kuning

e. Lem

Primer

f. Lem

Latex

g. Paku

h. Kain

Keras

i. Spon

(2mm)

j. Spon

(3mm)

k. Thinner

l. Minyak

(Primer)

m. Variasi

n. Cat/Gotan

o. Benang

p. Tamsin

q. Listrik

45.000,00

23.400,00

36.000,00

4.500,00

7.500,00

3.000,00

3.000,00

2.700,00

1.350,00

-

1.440,00

2.220,00

15.000,00

5.250,00

420,00

-

692,31

12,11

6,30

9,69

1,21

2,02

0,81

0,81

0,73

0,36

-

0,39

0,60

4,04

1,41

0,11

-

0,19

30.000,00

15.600,00

24.000,00

3.000,00

5.000,00

2.000,00

2.000,00

1.800,00

900,00

-

960,00

1.480,00

-

3.500,00

280,00

4.000,00

461,54

11,73

6,10

9,39

1,17

1,96

0,78

0,78

0,70

0,35

-

0,38

0,58

-

1,37

0,11

1,56

0,18

30.000,00

-

20.000,00

3.000,00

5.000,00

2.000,00

2.000,00

-

900,00

900,00

960,00

1.480,00

10.000,00

3.500,00

280,00

-

461,54

14,78

-

9,86

1,48

2,46

0,99

0,99

-

0,44

0,44

0,47

0,73

4,93

1,72

0,14

-

0,23

15.000,00

-

10.000,00

1.500,00

2.500,00

1.000,00

1.000,00

-

450,00

450,00

480,00

740,00

5.000,00

1.750,00

140,00

-

230,77

14,16

-

9,44

1,42

2,36

0,94

-

0,42

0,42

0,45

0,70

4,72

1,65

0,13

-

0,22

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.14 mengenai biaya produksi alas kaki dari kulit pada

industri Soldate Leather dalam satu kali proses produksi, dimana bahan baku kulit

samak menjadi biaya dengan prosentase terbesar pada pembuatan alas kaki, baik

sepatu wanita (29,07%), sepatu pria (35,20%), sandal wanita (26,61%) dan sandal

pria (29,73%). Biaya variabel menjadi biaya memiliki prosentasi terbanyak kedua.

Hal ini disebabkan karena biaya variabel bergantung dengan jumlah produk yang

dihasilkan, dimana sol dan Insole menjadi biaya terbanyak. Kemudian biaya tenaga

kerja, dimana pada tahap upper dan assembling menjadi biaya dengan prosentasi

Page 99: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

78

terbanyak setelah biaya variabel. Selanjutnya yaitu biaya tetap yang tidak

bergantung pada jumlah produk yang dihasilkan, dimana terdapat penyusutan pada

alat-alat yang digunakan.

Tabel 4.15 Pendapatan Industri Soldate Leather per Produksi

No Uraian

Nilai Rata-rata

Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 3 2 2 1 2

2 Harga per Pasang 175.000 250.000 135.000 150.000 177.500

3 Total Penerimaan (Rp) 525.000 500.000 270.000 150.000 361.250

4 Total Biaya (Rp) 371.511 255.674 202.928 105.964 234.019,25

5 Pendapatan (Rp) 153.489 224.326 67.072 44.036 122.230,75

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Tabel 4.15 merupakan tabel pendapatan pada industri Soldate Leather setiap

satu kali proses produksi. Soldate Leather mampu memproduksi sekitar 3 pasang

sepatu wanita dengan harga Rp 175.000 dan memperoleh penerimaan sebesar Rp

525.000,-. Total biaya yang digunakan sebesar Rp 371.511,- dan pendapatannya

sebesar Rp 153.489,-. Sepatu pria dapat diproduksi sebanyak 2 pasang dengan

harga jual sebesar Rp 250.000,- per pasang dan penerimaan sebesar Rp 500.000,-.

Pendapatan dari produk sepatu pria sebesar Rp 224.326 dengan total biaya yang

digunakan sebesar Rp 255.674.

Pendapatan dari produk sandal wanita pada industri Soldate Leather setiap

satu kali proses adalah sebesar Rp 67.072,-, sedangkan untuk produk sandal pria

sebesar Rp 44.036,-. Rata-rata pendapatan yang dihasilkan oleh industri Soldate

Leather setiap satu kali proses produksi adalah Rp 122.230,75 dengan rata-rata

penerimaan Rp 361.250 dan rata-rata biaya produksi sebesar Rp 234.019,3. Hal-hal

yang mempengaruhi perbedaan pendapatan dapat dilihat pada beberapa faktor,

yaitu: jumlah bahan baku, penggunaan lining, spon, kain keras dan juga variasi.

Pada produk sandal baik pria dan wanita tidak menggunakan lining,

sedangkan pada produk sepatu wanita dan sepatu pria menggunakan. Sebaliknya

produk sepatu hanya menggunakan spon 2mm dan kain keras, sedangkan pada

produk sandal pria dan sandal wanita menggunakan spon 3 mm namun tidak

menggunakan kain keras. Pada produk sepatu wanita, sandal wanita dan sandal pria

menggunakan variasi atau hiasan, sedangkan pada sepatu pria tidak menggunakan.

Page 100: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

79

Tabel 4.16 Biaya Industri Hidayah per Proses Produksi

No Uraian Sepatu Wanita Sepatu Pria Sandal Wanita Sandal Pria

Biaya % Biaya % Biaya % Biaya %

1 Biaya Tetap 6.878,12 2,23 4.585,42 2,12 4.585,42 2,86 2.292,71 2,57

2 Bahan Baku 81.000,00 26,22 75.000,00 34,62 45.000,00 28,04 26.250,00 29,45

3 Tenaga

Kerja

a. Desain

b. Upper

c. Assem-

bling

d. Finishing

e. Toko

14.423,08

21.000,00

21.000,00

4.687,50

9.000,00

4,67

6,80

6,80

1,52

2,91

9.615,39

14.000,00

14.000,00

3.125,00

6.000,00

4,44

6,46

6,46

1,44

2,77

8.413,46

14.000,00

14.000,00

2.083,33

6.000,00

45,24

8,72

8,72

1,30

3,74

4.206,73

7.000,00

7.000,00

1.041,67

3.000,00

4,72

7,85

7,85

1,17

3,37

4 Variabel

a. Sol

b. Lining

c. Insole

d. Lem

kuning

e. Lem

Primer

f. Lem

Latex

g. Paku

h. Kain

Keras

i. Spon

(2mm)

j. Spon

(3mm)

k. Thinner

l. Minyak

(Primer)

m. Variasi

n. Cat/Gotan

o. Benang

p. Tamsin

r. Listrik

39.000,00

23.400,00

36.000,00

4.500,00

7.500,00

3.000,00

3.000,00

1.800,00

1.350,00

-

1.440,00

2.220,00

15.000,00

5.250,00

420,00

6.000,00

576,93

12,63

7,58

11,65

1,46

2,43

0,97

0,97

0,58

0,44

-

0,47

0,72

4,86

1,70

0,14

1,94

0,19

26.000,00

15.600,00

24.000,00

3.000,00

5.000,00

2.000,00

2.000,00

1.200,00

900,00

-

960,00

1.480,00

-

3.500,00

280,00

4.000,00

384,62

12,00

7,20

11,08

1,38

2,31

0,92

0,92

0,55

0,42

-

0,44

0,68

-

1,62

0,13

1,85

0,18

26.000,00

-

20.000,00

3.000,00

5.000,00

2.000,00

2.000,00

-

900,00

900,00

960,00

1.480,00

10.000,00

3.500,00

280,00

0,00

384,62

16,20

-

12,46

1,87

3,12

1,25

1,25

-

0,56

0,56

0,60

0,92

6,23

2,18

0,17

0,00

0,24

13.000,00

-

10.000,00

1.500,00

2.500,00

1.000,00

1.000,00

-

450,00

450,00

480,00

740,00

-

1.750,00

140,00

-

192,31

14,58

-

11,22

1,68

2,80

1,12

1,12

-

0,50

0,50

0,54

0,83

-

1,96

0,16

-

0,22

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.16 mengenai biaya produksi alas kaki dari kulit pada

industri Hidayah dalam satu kali proses produksi, dimana bahan baku kulit

memiliki prosentase biaya terbesar pada pembuatan alas kaki,. Biaya variabel

menjadi biaya memiliki prosentasi terbanyak kedua. Hal ini disebabkan karena

biaya variabel bergantung dengan jumlah produk yang dihasilkan, dimana sol dan

Insole menjadi biaya terbanyak. Kemudian biaya tenaga kerja, dimana pada tahap

upper dan assembling menjadi biaya tebanyak. Selanjutnya yaitu biaya tetap yang

tidak bergantung pada jumlah produk yang dihasilkan.

Page 101: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

80

Tabel 4.17 Pendapatan Industri Hidayah per Produksi

No Uraian

Nilai

Rata-rata Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 3 2 2 1 2

2 Harga per Pasang 115.000 130.000 85.000 90.000 105.000

3 Total Penerimaan (Rp) 345.000 260.000 170.000 90.000 216.250

4 Total Biaya (Rp) 308.896 216.630 160.487 89.143 193.789

5 Pendapatan (Rp) 36.104 43.370 9.513 857 22.461

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Tabel 4.17 merupakan tabel pendapatan 4 produk dari industri Hidayah setiap

kali proses produksi. Pendapatan produk sepatu wanita sebesar Rp 36.104,- dengan

memproduksi sekitar 3 pasang dan harga sebesar Rp 115.000 sehingga memperoleh

penerimaan sebesar Rp 345.000,- serta menggunakan biaya sebesar Rp 308.896,-.

Produk sepatu pria memberikan pendapatan sebesar Rp 43.370,- dengan

memproduksi 2 pasang sepatu. Harga untuk 1 pasang sepatu pria berkisar Rp

130.000,- sehingga memberikan penerimaan sebesar Rp 260.000 dengan biaya

produksi sebesar Rp 216.630,-.

Pendapatan produk sandal wanita dengan produksi 2 pasang sandal adalah

sebesar Rp 9.513,-, sedangkan untuk produk sandal pria diproduksi sebanyak 1

pasang dengan pendapatan sebesar Rp 857,-. Rata-rata pendapatan yang didapatkan

oleh industri Hidayah sebesar Rp 22.461 dengan total penerimaan sebesar Rp

216.250,- dan rata-rata biaya produksi sebesar Rp 193.789,-. Pendapatan yang

diperoleh dari setiap produk berbeda, bergantung dengan jumlah bahan baku yang

digunakan serta penggunaan bahan-bahan pendukung lainnya. Hidayah

menggunakan beberapa tenaga kerja dari dalam keluarga dalam proses produksi

sehingga dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan dan menambah pendapatan.

Tabel 4.18 Biaya Industri Rif’at per Proses Produksi

No Uraian Sepatu Wanita Sepatu Pria Sandal Wanita Sandal Pria

Biaya % Biaya % Biaya % Biaya %

1 Biaya Tetap 9.566,24 1,98 5.739,74 1,71 5.739,74 2,18 1.913,25 2,07

2 Bahan Baku 160.000,00 33,14 120.000,00 35,69 72.000,00 27,34 28.000,00 30,35

3 Tenaga

Kerja

a. Desain

b. Upper

c.Assembling

d. Finishing

e. Toko

18.028,85

37.500,00

50.000,00

6.009,62

9.000,00

3,73

7,77

10,36

1,24

1,86

10.817,31

22.500,00

30.000,00

3.605,77

6.000,00

3,22

6,69

8,92

1,07

1,78

9.014,42

22.500,00

30.000,00

2.403,85

6.000,00

3,42

8,55

11,39

0,91

2,28

3.004,81

7.500,00

10.000,00

801,28

3.000,00

3,26

8,13

10,84

0,87

3,25

Page 102: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

81

Lanjutan Tabel 4.18 Biaya Industri Rif’at per Proses Produksi

4 Variabel

a. Sol

b. Lining

c. Insole

d. Lem

kuning

e. Lem

Primer

f. Lem

Latex

g. Paku

h. Kain

Keras

i. Spon

(2mm)

j. Spon

(3mm)

k. Thinner

l. Minyak

(Primer)

m. Variasi

n. Cat/Gotan

o. Benang

p. Tamsin

q. Listrik

70.000,00

25.000,00

60.000,00

7.500,00

12.500,00

5.000,00

5.000,00

4.500,00

2.250,00

-

2.400,00

3.700,00

-

8.750,00

800,00

10.000,00

1.851,85

14,50

5,18

12,43

1,55

2,59

1,04

1,04

0,93

0,47

-

0,50

0,77

-

1,81

0,17

2,07

0,38

39.000,00

15.000,00

36.000,00

4.500,00

7.500,00

3.000,00

3.000,00

2.700,00

1.350,00

-

1.440,00

2.220,00

15.000,00

5.250,00

480,00

6.000,00

1.111,11

11,60

4,46

10,71

1,34

2,23

0,89

0,89

0,80

0,40

-

0,43

0,66

4,46

1,56

0,14

1,78

0,33

37.500,00

-

30.000,00

4.500,00

7.500,00

3.000,00

3.000,00

-

1.800,00

1.350,00

1.440,00

2.220,00

15.000,00

5.250,00

480,00

-

1.111,11

14,24

-

11,39

1,71

2,85

1,14

1,14

-

0,68

0,51

0,55

0,84

5,70

1,99

0,18

-

0,42

13.000,00

-

10.000,00

1.500,00

2.500,00

1.000,00

1.000,00

-

600,00

450,00

480,00

740,00

5.000,00

1.750,00

160,00

-

370,37

14,09

-

10,84

1,63

2,71

1,08

1,08

-

0,65

0,49

0,52

0,80

5,42

1,90

0,17

-

0,40

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.18 mengenai biaya produksi alas kaki dari kulit pada

industri Rif’at dalam satu kali proses produksi, dimana bahan baku kulit memiliki

prosentase biaya terbesar pada pembuatan alas kaki,. Biaya variabel menjadi biaya

memiliki prosentasi terbanyak kedua. Hal ini disebabkan karena biaya variabel

bergantung dengan jumlah produk yang dihasilkan, dimana sol dan Insole menjadi

biaya terbanyak. Kemudian biaya tenaga kerja, dimana pada tahap upper dan

assembling menjadi biaya tebanyak. Selanjutnya yaitu biaya tetap yang tidak

bergantung pada jumlah produk yang dihasilkan. Penggunaan biaya ini tentunya

akan berpengaruh pada pendapatan industri tersebut.

Pendapatan dapat diketahui melalui pengurangan penerimaan dengan total

biaya, penerimaan sendiri diperoleh dari jumlah produk dikali harga. Harga untuk

masing-masing produk alas kaki dari kulit yang berbeda-beda, serta biaya yang

digunakan juga berbeda sehingga penerimaan dan pendapatan setiap produk juga

berbeda.

Page 103: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

82

Tabel 4.19 Pendapatan Industri Rif’at per Produksi

No Uraian

Nilai Rata-rata

Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 5 3 3 1 3

2 Harga per Pasang 125.000 175.000 100.000 100.000 125.000

3 Total Penerimaan (Rp) 625.000 525.000 300.000 100.000 387.500

4 Total Biaya (Rp) 482.857 336.214 263.309 92.270 293.662,5

5 Pendapatan (Rp) 142.143 188.786 36.691 7.730 93.387,5

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui pendapatan industri kerajinan alas

kaki dari kulit Rif’at setiap satu kali proses produksi. Setiap satu kali proses

produksi Rif’at dapat menghasilkan 5 pasang sepatu wanita dengan harga Rp

125.000,- sehingga memperoleh penerimaan sebesar Rp 625.000,-. Total biaya

yang digunakan sebesar Rp 482.857,- sehingga pendapatan dari sepatu wanita

sebesar Rp 142.143,-. Rif’at juga menghasilkan 3 pasang sepatu pria dengan kisaran

harga sebesar Rp 175.000,- dan penerimaan sebesar Rp 525.000,-. Pendapatan yang

dihasilkan dari sepatu pria pada industri ini sebesar Rp 188.786,- dengan biaya

produksi sebesar 336.214,-.

Rif’at juga dapat menghasilkan 3 pasang sandal wanita dan 1 pasang sandal

pria dengan pendapatan masing-masing sebesar Rp 36.691,- dan Rp 7.730,-.

Pendapatan rata-rata pada Rif’at yaitu sebesar Rp 93.387,5 dengan rata-rata biaya

produksi sebesar Rp 293.662,5 dan penerimaan sebesar Rp 387.500,-. Pendapatan

Rif’at juga masih bisa bertambah dikarenakan terdapat biaya tenaga kerja yang

digunakan dari dalam keluarga serta mendapatkan bantuan berupa mesin jahit,

mesin seset mesin press dan mesin embost.

Pendapatan pada industri Rif’at berbeda pada setiap produknya, hal ini

disebabkan oleh perbedaan jumlah produk yang dihasilkan. Masing-masing produk

menggunakan jumlah bahan baku yang berbeda serta bahan pendukung yang

digunakan juga berbeda, sehingga penggunaan biaya yang diperlukan juga berbeda.

Sedangkan untuk harrga sepatu pria memiliki harga tertinggi dibanding dengan

sepatu wanita, sandal wanita dan sandal pria.

Page 104: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

83

Tabel 4.20. Biaya Industri Nesha Shoes per Proses Produksi

No Uraian Sepatu Wanita Sepatu Pria Sandal Wanita Sandal Pria

Biaya % Biaya % Biaya % Biaya %

1 Biaya Tetap 6.426,75 2,01 4.284,50 1,87 4.284,50 2,16 2.142,25 2,09

2 Bahan Baku 78.000,00 24,38 65.000,00 28,36 39.000,00 19,67 22.750,00 22,18

3 Tenaga

Kerja

a. Desain

b. Upper

c. Assem-

bling

d. Finishing

e. Toko

10.817,31

45.000,00

45.000,00

3.605,77

9.000,00

3,38

14,07

14,07

1,13

2,81

7.211,54

30.000,00

30.000,00

2.403,85

6.000,00

3,15

13,09

13,09

1,05

2,62

6.009,62

30.000,00

30.000,00

1.602,56

6.000,00

3,03

15,13

15,13

0,81

3,03

3.004,81

15.000,00

15.000,00

801,28

3.000,00

2,93

14,62

14,62

0,78

2,92

4 Variabel

a. Sol

b. Lining

c. Insole

d. Lem

kuning

e. Lem

Primer

f. Lem

Latex

g. Paku

h. Kain

Keras

i. Spon

(2mm)

j. Spon

(3mm)

k. Thinner

l. Minyak

(Primer)

m. Variasi

n. Cat/Gotan

o. Benang

p. Tamsin

q. Listrik

45.000,00

7.500,00

36.000,00

4.500,00

7.500,00

3.000,00

2.400,00

2.070,00

2.070,00

-

1.440,00

2.220,00

15.000,00

5.250,00

420,00

6.000,00

1.153,83

14,07

2,34

11,25

1,41

2,34

0,94

0,75

0,65

0,65

-

0,45

0,69

4,69

1,64

0,13

1,88

0,36

30.000,00

5.000,00

24.000,00

3.000,00

5.000,00

2.000,00

1.600,00

1.380,00

1.380,00

-

960,00

1.480,00

-

3.500,00

280,00

4.000,00

769,22

13,09

2,18

10,47

1,31

2,18

0,87

0,70

0,60

0,60

-

0,42

0,65

-

1,53

0,12

1,75

0,34

30.000,00

-

20.000,00

3.000,00

5.000,00

2.000,00

1.600,00

-

1.380,00

1.380,00

960,00

1.480,00

10.000,00

3.500,00

280,00

-

769,22

15,13

-

10,09

1,51

2,52

1,01

0,81

-

0,70

0,70

0,48

0,75

5,04

1,77

0,14

-

0,39

15.000,00

-

10.000,00

1.500,00

2.500,00

1.000,00

1.000,00

-

690,00

690,00

480,00

740,00

5.000,00

1.750,00

140,00

-

384,61

14,62

-

9,75

1,46

2,44

0,97

0,97

-

0,67

0,67

0,47

0,72

4,87

1,71

0,14

-

0,37

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.20 mengenai biaya produksi alas kaki dari kulit pada

industri Rif’at dalam satu kali proses produksi, dimana bahan baku kulit memiliki

prosentase biaya terbesar pada pembuatan alas kaki,. Biaya variabel menjadi biaya

memiliki prosentasi terbanyak kedua. Hal ini disebabkan karena biaya variabel

bergantung dengan jumlah produk yang dihasilkan, dimana sol dan Insole menjadi

biaya terbanyak. Kemudian biaya tenaga kerja, dimana pada tahap upper dan

assembling menjadi biaya tebanyak. Selanjutnya yaitu biaya tetap yang tidak

Page 105: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

84

bergantung pada jumlah produk yang dihasilkan. Penggunaan biaya ini tentunya

akan berpengaruh pada pendapatan industri tersebut.

Tabel 4.21 Pendapatan Industri Nesha Shoes per Produksi

No Uraian

Nilai Rata-rata

Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 3 2 2 1 2

2 Harga per Pasang 120.000 150.000 100.000 115.000 121.250

3 Total Penerimaan (Rp) 420.000 300.000 200.000 115.000 258.750

4 Total Biaya (Rp) 319.877 229.195 198.246 102.573 212.472,25

5 Pendapatan (Rp) 40.123 70.805 1.754 12.427 31.227,25

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Tabel 4.11 merupakan tabel pendapatan Nesha Shoes setiap kali proses

produksi. Nesha Shoes dapat memproduksi 3 pasang sepatu wanita setiap kali

proses dengan harga sebesar Rp 120.000,-, sehingga mendapatkan penerimaan

sebesar Rp 420.000,-. Pendapatan dari produk sepatu wanita sebesar Rp 40.123,-

dengan total biaya sebesar Rp 319.877,-. Sepatu pria dapat diproduksi sebanyak 2

pasang setiap satu kali proses produksi dengan harga Rp 150.000,- per pasang dan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 300.000,-. Total biaya yang dikeluarkan

sebesar Rp 229.195,- dan memperoleh pendapatan Rp 70.805,-.

Pendapatan yang diperoleh pada produk sandal wanita adalah Rp 1.754,-

dengan memproduksi 2 sandal wanita, sedangkan produk sandal pria memperoleh

pendapatan sebesar Rp 12.427,- dengan memproduksi 1 sandal pria. Produksi

Nesha Shoes rata-rata menghasilkan 2 produk setiap satu kali proses produksi,

dengan harga jual rata-rata Rp 121.250,- sehingga penerimaan rata-rata adalah

258.750,-. Pendapatan rata-rata sebesar Rp 212.472,75,- dengan penggunaan biaya

rata-rata sebesar Rp 31.277,25,-. Nesha Shoes menggunakan beberapa tenaga kerja

dari dalam keluarga dalam proses produksi, sehingga mengurangi biaya produksi.

Tabel 4.22 Pendapatan Rata-rata Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kulit

Kabupaten Magetan dalam Satu Kali Proses Produksi

No Uraian

Nilai

UD.

Praktis

Figha

Shoes

UD.

Sempurna

Toko Sepatu

Menink

Kartika

Exclusive

1 Jumlah produksi (Pasang) 7 10 8 3 4

2 Harga per Pasang 156250 150.000 150.000 137.500 116.250

3 Total Penerimaan (Rp) 1187500 1.556.250 1.250.000 425.000 477.500

4 Total Biaya (Rp) 819646,8 1.040.717 885.054 331.211,75 402.932,75

5 Pendapatan (Rp) 367853,3 515.532,75 364.946 93.788,25 74.567,25

Page 106: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

85

No Uraian

Nilai

PS. Ireng Soldate

Leather

Hidayah Rif’at Nesha

Shoes

1 Jumlah produksi (Pasang) 3 2 2 3 2

2 Harga per Pasang 117.500 177.500 105.000 125.000 121.250

3 Total Penerimaan (Rp) 362.500 361.250 216.250 387.500 258.750

4 Total Biaya (Rp) 309.238,25 234.019,25 193.789 293.662,50 212.472,75

5 Pendapatan (Rp) 53.261,75 122.230,75 22.461 93.837,50 31.277,25

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2019

Tabel 4.22 merupakan tabel pendapatan rata-rata industri kerajinan alas kaki

dari kulit Kabupaten Magetan. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa

dari 10 industri yang mengolah kulit box atau kulit samak menjadi alas kaki

pendapatan paling tinggi adalah pada industri Figha Shoes dengan rata-rata

pendapatan sebesar Rp 515.532,75 per prodes produksi. Pendapatan paling rendah

adalah pada industri Hidayah dengan nilai rata-rata pendapatan sebesar Rp 22.461

per proses produksi.

Tabel 4.23 Rata-Rata Pendapatan Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kulit

Kabupaten Magetan dalam Satu Kali Proses Produksi

No Industri Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Pendapatan (Rp)

1 UD.Praktis 1.187.500 819.646,80 367.853,3

2 Figha Shoes 1.556.250 1.040.717,00 515.532,75

3 UD. Sempurna 1.250.000 885.054,00 364.946,00

4 Toko Sepatu Menink 425.000 331.211,75 93.788,25

5 Kartika Exclussive 477.500 402.932,75 74.567,25

6 PS. Ireng 362.500 309.238,25 53.261,75

7 Soldate Leather 361.250 234.019,25 122.230,75

8 Hidayah 216.250 193.789,00 22.461,00

9 Rif’at 387.500 293.662,50 93.837,50

10 Nesha Shoes 258.750 212.472,75 31.277,25

Jumlah 6.482.500 4.722.745,05 1.759.755,90

Rata-rata 648.250 472.274,50 175.975,59

Sumber : Data Primer diolah Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.23 dapat diketahui bahwa pendapatan yang diterima

pengerajin alas kaki di sentra kerajinan alas kaki dari kulit Kabupaten Magetan

setiap kali produksi rata-rata sebesar Rp 175.975,59. Artinya pengerajin masih

mendapatkan keuntungan setiap kali proses produksi. Pendapatan terbesar

diperoleh pada industri Figha Shoes yaitu sebesar Rp 515.532,75, sedangkan

pendapatan terendah pada Hidayah yaitu Rp 22.461,-. Perbedaan pendapatan ini

disebabkan oleh beberapa hal, seperti harga yang ditetapkan, jumlah produk yang

Page 107: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

86

dihasilkan, penggunaan jumlah bahan baku, bahan pendukung, biaya tenaga kerja

dan juga penyusutan alat. Penerimaan dapat menjadi tinggi ketika harga lebih tinggi

dan jumlah produk lebih banyak, sedangkan untuk penggunaan biaya semakin

rendah, sehingga memperoleh pendapatan yang tinggi.

Berdasarkan analisis pendapatan usaha industri kerajinan alas kaki dari kulit

Kabupaten Magetan dengan produk olahan sepatu wanita, sepatu pria, sandal

wanita dan sandal pria, dapat diketahui bahwa keempat produk tersebut

memberikan keuntungan untuk industri kerajinan alas kaki dari kulit Kabupaten

Magetan. Hal tersebut dikarenakan hasil penerimaan dapat menutupi sejumlah

biaya produksi yang dikeluarkan untuk setiap kali proses produksi. Pendapatan

olahan kulit box yang menjadi alas kaki yang menguntungkan juga sesuai dengan

penelitian sejenis yang dilakukan oleh Wibowo (2009: 45), yang menyatakan

bahwa usaha kerajinan sepatu menguntungkan. Berdasarkan hasil analisis dan

penelitian terdahulu terkait dengan pendapatan kerajinan alas kaki adalah sesuai

dengan hipotesis penelitian yaitu pendapatan industri kerajinan alas kaki dari kulit

di Kabupaten Magetan menguntungkan.

4.1.2 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kulit

Kabupaten Magetan

Analisis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan biaya yang

dihasilkan oleh industri kerajinan alas kaki dari kulit Kabupaten Magetan adalah

analisis R/C ratio. Analisis R/C ratio digunakan dengan membandingkan antara

total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan dalam suatu usaha.

Tabel 4.24 Efisiensi Penggunaan Biaya Kerajinan Alas Kaki dari Kulit pada UD.

Praktis per Produksi

No Uraian

Nilai Rata-rata

Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 11 7 7 3 7

2 Harga per Pasang 175.000 225.000 125.000 100.000 156.250

3 Total Penerimaan (Rp) 1.925.000 1.575.000 875.000 375.000 1.187.500

4 Total Biaya (Rp) 1.367.155 895.514 708.601 307.317 819.646,75

5 R/C ratio 1,41 1,76 1,23 1,22 1,41

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2019

Page 108: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

87

Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui bahwa semua produk dari

UD.Praktis memiliki R/C ratio lebih dari 1, dimana jika R/C ratio > 1 maka

penggunaan biaya pada usaha tersebut efisien. Nilai R/C ratio pada produk sepatu

wanita adalah sebesar 1,41 yang berarti setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka

akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,41, sehingga memperoleh keuntungan

sebesar 0,41 rupiah. Nilai R/C ratio pada produk sepatu adalah sebesar 1,76 yang

artinya setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka akan memperoleh penerimaan

sebesar Rp 1,76, sehingga keuntungan yang diperoleh adalah sebesar 0,76 rupiah.

Produk sandal wanita memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,23 yang berarti setiap

penggunaan biaya sebesar 1 rupiah akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,23

dan keuntungan sebesar 0,23 rupiah. Produk sandal pria juga menghasilkan nilai

R/C ratio sebesar 1,22 dengan arti bahwa setiap penggunaan 1 rupiah biaya

produksi menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,22 dan memberikan keuntungan

sebesar 0,22 rupiah.

Berdasarkan analisis efisiensi biaya kerajinan sepatu wanita, sepatu pria,

sandal wanita dan sandal pria pada UD.Praktis dapat diketahui bahwa keempat

produk kerajinan alas kaki telah efisien dalam penggunaan biaya produksi. Rata-

rata R/C ratio pada UD. Praktis adalah sebesar 1,41, dengan penggunaan biaya yang

paling efisien adalah pada produk sepatu pria dengan nilai R/C rasio sebesar 1,76.

Perbedaan efisiensi penggunaan biaya produksi tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor dari adanya perbedaan penggunaan bahan baku dimana pada

produk sepatu wanita membutuhkan 2 feet kulit samak dengan prosentase 32,18%.

Pengguanaan bahan baku pada produk sepatu pria sebesar 3 feet kulit samak dengan

prosentase 39,08%, sedangkan untuk sandal wanita dan pria membutuhkan 1,5 feet

(29,64%) dan 1,75 feet (34,17%). Selain penggunaan bahan baku, penggunaan

bahan-bahan lainnya juga berpengaruh, dimana pada sepatu, sandal wanita dan

sandal pria menggunakan variasi atau hiasan, sedangkan untuk produk sepatu pria

tidak menggunakan variasi. Variasi sendiri memberikan tambahan biaya pada

proses produksi sebesar 4,02%-4,94%. Selain itu produk sepatu wanita dan sepatu

pria tidak menggunakan spon 3mm, dimana pada produk sandal menggunakan spon

3mm dengan prosentase 0,74%.

Page 109: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

88

Tabel 4.25 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri Figha Shoes per Produksi

No Uraian

Nilai

Rata-rata Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 15 10 11 4 10

2 Harga per Pasang 175.000 200.000 100.000 125.000 150.000

3 Total Penerimaan (Rp) 2.625.000 2.000.000 1.100.000 500.000 1.556.250

4 Total Biaya (Rp) 1.614.650 1.134.222 997.931 416.066 1.040.717,3

5 R/C ratio 1,63 1,76 1,10 1,20 1,42

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.25 dapat diketahui bahwa semua produk dari Figha

Shoes memiliki R/C ratio lebih dari 1. Nilai R/C ratio pada produk sepatu wanita

adalah sebesar 1,63 yang berarti setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka akan

memberikan penerimaan sebesar Rp 1,63, sehingga memperoleh keuntungan

sebesar 0,63 rupiah. Nilai R/C ratio pada produk sepatu pria adalah sebesar 1,76

yang artinya setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka akan memperoleh penerimaan

sebesar Rp 1,76, sehingga keuntungan yang diperoleh adalah sebesar 0,98 rupiah.

Produk sandal wanita memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,10, sedangkan sandal pria

juga menghasilkan nilai R/C ratio sebesar 1,20.

Berdasarkan analisis efisiensi biaya kerajinan sepatu wanita, sepatu pria,

sandal wanita dan sandal pria pada Figha Shoes dapat diketahui bahwa keempat

produk kerajinan alas kaki telah efisien dalam penggunaan biaya produksi. Rata-

rata R/C ratio pada Figha Shoes adalah sebesar 1,42, dengan penggunaan biaya

paling efisien adalah pada produk sepatu pria dengan nilai R/C rasio sebesar 1,76.

Perbedaan efisiensi penggunaan biaya produksi tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor dari adanya perbedaan penggunaan bahan baku. Selain penggunaan

bahan baku, penggunaan bahan-bahan lainnya juga berpengaruh, dimana pada

sepatu, sandal wanita dan sandal pria menggunakan variasi, sedangkan untuk sepatu

pria tidak menggunakan variasi. Variasi memberikan tambahan biaya pada proses

produksi sebesar 4,64%-4,5,01%. Selain itu produk sepatu wanita dan sepatu pria

tidak menggunakan spon 3mm, dimana pada produk sandal menggunakan spon

3mm dengan prosentase 0,75%. Jumlah produk yang dihasilkan serta harga produk

juga dapat menentukan efisien tidaknya penggunaan biaya pada suatu proses

produksi, hal ini disebabkan oleh perbandingan penerimaan dan total biaya.

Page 110: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

89

Tabel 4.26 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri UD. Sempurna per Produksi

No Uraian

Nilai

Rata-rata Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 12 8 8 4 8

2 Harga per Pasang 175.000 200.000 100.000 125.000 150.000

3 Total Penerimaan (Rp) 2.100.000 1.600.000 800.000 500.000 1.250.000

4 Total Biaya (Rp) 1.436.743 987.448 716.761 399.264 885.054

5 R/C ratio 1,46 1,62 1,12 1,25 1,36

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.26 dapat diketahui bahwa semua produk dari

UD.Sempurna memiliki R/C ratio lebih dari 1, dimana jika R/C ratio > 1 maka

penggunaan biaya pada usaha tersebut efisien. Nilai R/C ratio pada produk sepatu

wanita adalah sebesar 1,46 yang berarti setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka

akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,46, sehingga memperoleh keuntungan

sebesar 0,46 rupiah. Nilai R/C ratio pada produk sepatu pria adalah sebesar 1,62

yang artinya setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka akan memperoleh penerimaan

sebesar Rp 1,62, sehingga keuntungan yang diperoleh adalah sebesar 0,62 rupiah.

Produk sandal wanita memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,12 yang berarti setiap

penggunaan biaya sebesar 1 rupiah akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,12

dan keuntungan sebesar 0,12 rupiah. Produk sandal pria juga menghasilkan nilai

R/C ratio sebesar 1,25 dengan arti bahwa setiap penggunaan 1 rupiah biaya

produksi menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,25 dan memberikan keuntungan

sebesar 0,25 rupiah.

Berdasarkan analisis efisiensi biaya kerajinan sepatu wanita, sepatu pria,

sandal wanita dan sandal pria pada UD.Sempurna dapat diketahui bahwa keempat

produk kerajinan alas kaki telah efisien dalam penggunaan biaya produksi. Rata-

rata R/C ratio pada UD. Sempurna adalah sebesar 1,36, dengan penggunaan biaya

yang paling efisien adalah pada produk sepatu wanita dengan nilai R/C rasio

sebesar 1,62. Perbedaan efisiensi penggunaan biaya produksi tersebut disebabkan

oleh beberapa faktor dari adanya perbedaan penggunaan bahan baku. Selain

penggunaan bahan baku, penggunaan bahan-bahan lainnya juga berpengaruh,

dimana pada sepatu, sandal wanita dan sandal pria menggunakan variasi, sedangkan

untuk sepatu pria tidak menggunakan variasi.

Page 111: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

90

Tabel 4.27 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri Toko Sepatu Menink per

Produksi

No Uraian

Nilai

Rata-rata Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 5 3 3 1 3

2 Harga per Pasang 150.000 175.000 100.000 125.000 137.500

3 Total Penerimaan (Rp) 750.000 525.000 300.000 125.000 425.000

4 Total Biaya (Rp) 580.508 355.972 289.067 99.300 331.211,75

5 R/C ratio 1,29 1,47 1,04 1,26 1,26

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.27 dapat diketahui bahwa semua produk dari Toko

Sepatu Menink memiliki R/C ratio lebih dari 1, dimana jika R/C ratio > 1 maka

penggunaan biaya pada usaha tersebut efisien. Nilai R/C ratio pada produk sepatu

wanita adalah sebesar 1,29 yang berarti setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka

akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,29, sehingga memperoleh keuntungan

sebesar 0,29 rupiah. Nilai R/C ratio pada produk sepatu pria adalah sebesar 1,47

yang artinya setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka akan memperoleh penerimaan

sebesar Rp 1,47, sehingga keuntungan yang diperoleh adalah sebesar 0,47 rupiah.

Produk sandal wanita memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,04 yang berarti setiap

penggunaan biaya sebesar 1 rupiah akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,04

dan keuntungan sebesar 0,04 rupiah. Produk sandal pria juga menghasilkan nilai

R/C ratio sebesar 1,26 dengan arti bahwa setiap penggunaan 1 rupiah biaya

produksi menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,26 dan memberikan keuntungan

sebesar 0,26 rupiah.

Berdasarkan analisis efisiensi biaya kerajinan sepatu wanita, sepatu pria,

sandal wanita dan sandal pria pada Toko Sepatu Menink dapat diketahui bahwa

keempat produk kerajinan alas kaki telah efisien dalam penggunaan biaya produksi.

Rata-rata R/C ratio pada Toko Sepatu Menink adalah sebesar 1,26, dengan

penggunaan biaya yang paling efisien adalah pada produk sepatu pria dengan nilai

R/C rasio sebesar 1,47. Perbedaan efisiensi penggunaan biaya produksi tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor dari adanya perbedaan penggunaan bahan baku.

Selain penggunaan bahan baku, penggunaan bahan-bahan lainnya juga

berpengaruh, dimana pada sepatu, sandal wanita dan sandal pria menggunakan

Page 112: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

91

variasi, sedangkan untuk sepatu pria tidak menggunakan variasi. Variasi

memberikan tambahan biaya pada proses produksi sebesar 4,31%-5,19%. Jumlah

produk yang dihasilkan serta harga produk juga dapat menentukan efisien tidaknya

penggunaan biaya pada suatu proses produksi, hal ini disebabkan oleh

perbandingan penerimaan dan total biaya.

Tabel 4.28 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri Kartika Exclusive per

Produksi

No Uraian

Nilai

Rata-rata Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 6 4 4 2 4

2 Harga per Pasang 125.000 150.000 90.000 100.000 116.250

3 Total Penerimaan (Rp) 750.000 600.000 360.000 200.000 477.500

4 Total Biaya (Rp) 640.225 442.594 349.830 179.082 402.932,8

5 R/C ratio 1,17 1,36 1,03 1,12 1,17

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.28 dapat diketahui bahwa nilai R/C ratio pada produk

sepatu wanita adalah sebesar 1,17 yang berarti setiap penggunaan 1 rupiah biaya

maka akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,17, sehingga memperoleh

keuntungan sebesar 0,17 rupiah. Nilai R/C ratio pada produk sepatu pria adalah

sebesar 1,36 yang artinya setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka akan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,36, sehingga keuntungan yang diperoleh

adalah sebesar 0,36 rupiah. Produk sandal wanita memiliki nilai R/C ratio sebesar

1,03 yang berarti setiap penggunaan biaya sebesar 1 rupiah akan memberikan

penerimaan sebesar Rp 1,03 dan keuntungan sebesar 0,03 rupiah. Produk sandal

pria juga menghasilkan nilai R/C ratio sebesar 1,12 dengan arti bahwa setiap

penggunaan 1 rupiah biaya produksi menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,12 dan

memberikan keuntungan sebesar 0,12 rupiah.

Berdasarkan analisis efisiensi biaya kerajinan sepatu wanita, sepatu pria,

sandal wanita dan sandal pria pada Kartika Exclusive dapat diketahui bahwa

keempat produk kerajinan alas kaki telah efisien dalam penggunaan biaya produksi.

Rata-rata R/C ratio pada Kartika Exclusive adalah sebesar 1,17, dengan penggunaan

biaya yang paling efisien adalah pada produk sepatu pria dengan nilai R/C rasio

sebesar 1,36.

Page 113: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

92

Perbedaan efisiensi penggunaan biaya produksi tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor dari adanya perbedaan penggunaan bahan baku. Selain penggunaan

bahan baku, penggunaan bahan-bahan lainnya juga berpengaruh, dimana pada

sepatu, sandal wanita dan sandal pria menggunakan variasi, sedangkan untuk sepatu

pria tidak menggunakan variasi. Variasi memberikan tambahan biaya pada proses

produksi sebesar 4,69%-5,58%. Selain itu produk sepatu wanita dan sepatu pria

tidak menggunakan spon 3mm, dimana pada produk sandal menggunakan spon

3mm dengan prosentase 0,86%. Jumlah produk yang dihasilkan serta harga produk

juga dapat menentukan efisien tidaknya penggunaan biaya pada suatu proses

produksi, hal ini disebabkan oleh perbandingan penerimaan dan total biaya.

Tabel 4.29 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri PS. Ireng per Produksi

No Uraian

Nilai

Rata-rata Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 5 3 3 1 3

2 Harga per Pasang 120.000 150.000 100.000 100.000 117.500

3 Total Penerimaan (Rp) 600.000 450.000 300.000 100.000 362.500

4 Total Biaya (Rp) 537.434 337.627 266.523 95.369 309.238,75

5 R/C ratio 1,12 1,33 1,13 1,05 1,16

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.29 dapat diketahui bahwa nilai R/C ratio pada produk

sepatu wanita adalah sebesar 1,12 yang berarti setiap penggunaan 1 rupiah biaya

maka akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,12, sehingga memperoleh

keuntungan sebesar 0,12 rupiah. Nilai R/C ratio pada produk sepatu pria adalah

sebesar 1,33 yang artinya setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka akan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,33, sehingga keuntungan yang diperoleh

adalah sebesar 0,33 rupiah. Produk sandal wanita memiliki nilai R/C ratio sebesar

1,13 yang berarti setiap penggunaan biaya sebesar 1 rupiah akan memberikan

penerimaan sebesar Rp 1,13 dan keuntungan sebesar 0,13 rupiah. Produk sandal

pria juga menghasilkan nilai R/C ratio sebesar 1,05 dengan arti bahwa setiap

penggunaan 1 rupiah biaya produksi menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,05 dan

memberikan keuntungan sebesar 0,05 rupiah.

Berdasarkan analisis efisiensi biaya kerajinan sepatu wanita, sepatu pria,

sandal wanita dan sandal pria pada PS. Ireng dapat diketahui bahwa keempat

Page 114: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

93

produk kerajinan alas kaki telah efisien dalam penggunaan biaya produksi. Rata-

rata R/C ratio pada PS.Ireng adalah sebesar 1,16, dengan penggunaan biaya yang

paling efisien adalah pada produk sepatu pria dengan nilai R/C rasio sebesar 1,33.

Perbedaan efisiensi penggunaan biaya produksi tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor dari adanya perbedaan penggunaan bahan baku. Selain penggunaan

bahan baku, penggunaan bahan-bahan lainnya juga berpengaruh, dimana pada

sepatu, sandal wanita dan sandal pria menggunakan variasi, sedangkan untuk sepatu

pria tidak menggunakan variasi. Jumlah produk yang dihasilkan serta harga produk

juga dapat menentukan efisien tidaknya penggunaan biaya pada suatu proses

produksi, hal ini disebabkan oleh perbandingan penerimaan dan total biaya.

Tabel 4.30 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri Soldate Leather per Produksi

No Uraian

Nilai Rata-rata

Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 3 2 2 1 2

2 Harga per Pasang 175.000 250.000 135.000 150.000 177.500

3 Total Penerimaan (Rp) 525.000 500.000 270.000 150.000 361.250

4 Total Biaya (Rp) 371.511 255.674 202.928 105.964 234.019,25

5 R/C ratio 1,41 1,96 1,33 1,42 1,53

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.30 dapat diketahui bahwa semua produk dari Soldate

Leather memiliki R/C ratio lebih dari 1, dimana jika R/C ratio > 1 maka penggunaan

biaya pada usaha tersebut efisien. Nilai R/C ratio pada produk sepatu wanita adalah

sebesar 1,41 yang berarti setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka akan memberikan

penerimaan sebesar Rp 1,41, sehingga memperoleh keuntungan sebesar 0,41

rupiah. Nilai R/C ratio pada produk sepatu pria adalah sebesar 1,96 yang artinya

setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka akan memperoleh penerimaan sebesar Rp

1,96, sehingga keuntungan yang diperoleh adalah sebesar 0,96 rupiah. Produk

sandal wanita memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,33 yang berarti setiap penggunaan

biaya sebesar 1 rupiah akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,33 dan

keuntungan sebesar 0,33 rupiah. Produk sandal pria juga menghasilkan nilai R/C

ratio sebesar 1,42 dengan arti bahwa setiap penggunaan 1 rupiah biaya produksi

menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,42 dan memberikan keuntungan sebesar

0,42 rupiah.

Page 115: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

94

Berdasarkan analisis efisiensi biaya kerajinan sepatu wanita, sepatu pria,

sandal wanita dan sandal pria pada Soldate Leather dapat diketahui bahwa keempat

produk kerajinan alas kaki telah efisien dalam penggunaan biaya produksi. Rata-

rata R/C ratio pada Soldate Leather adalah sebesar 1,53, dengan penggunaan biaya

yang paling efisien adalah pada produk sepatu pria dengan nilai R/C rasio sebesar

1,96. Efisiensi penggunaan biaya produksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor

dari adanya perbedaan penggunaan bahan baku. Selain penggunaan bahan baku,

penggunaan bahan-bahan lainnya juga berpengaruh, dimana pada sepatu, sandal

wanita dan sandal pria menggunakan variasi, sedangkan untuk sepatu pria tidak

menggunakan variasi.

Tabel 4.31 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri Hidayah per Produksi

No Uraian

Nilai

Rata-rata Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 3 2 2 1 2

2 Harga per Pasang 115.000 130.000 85.000 90.000 105.000

3 Total Penerimaan (Rp) 345.000 260.000 170.000 90.000 216.250

4 Total Biaya (Rp) 308.896 216.630 160.487 89.143 193.789

5 R/C ratio 1,12 1,20 1,06 1,01 1,09

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.31 dapat diketahui bahwa nilai R/C ratio pada produk

sepatu wanita adalah sebesar 1,12 yang berarti setiap penggunaan 1 rupiah biaya

maka akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,12, sehingga memperoleh

keuntungan sebesar 0,12 rupiah. Nilai R/C ratio pada produk sepatu pria adalah

sebesar 1,20 yang artinya setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka akan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,20, sehingga keuntungan yang diperoleh

adalah sebesar 0,20 rupiah. Produk sandal wanita memiliki nilai R/C ratio sebesar

1,06 yang berarti setiap penggunaan biaya sebesar 1 rupiah akan memberikan

penerimaan sebesar Rp 1,06 dan keuntungan sebesar 0,06 rupiah. Produk sandal

pria juga menghasilkan nilai R/C ratio sebesar 1,01 dengan arti bahwa setiap

penggunaan 1 rupiah biaya produksi menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,01 dan

memberikan keuntungan sebesar 0,01 rupiah.

Berdasarkan analisis efisiensi biaya kerajinan sepatu wanita, sepatu pria,

sandal wanita dan sandal pria pada Hidayah dapat diketahui bahwa keempat produk

Page 116: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

95

kerajinan alas kaki telah efisien dalam penggunaan biaya produksi. Rata-rata R/C

ratio pada Hidayah adalah sebesar 1,09, dengan penggunaan biaya yang paling

efisien adalah pada produk sepatu pria dengan nilai R/C rasio sebesar 1,20.

Perbedaan efisiensi penggunaan biaya produksi tersebut disebabkan oleh beberapa

faktor dari adanya perbedaan penggunaan bahan baku. Selain penggunaan bahan

baku, penggunaan bahan-bahan lainnya juga berpengaruh. Jumlah produk yang

dihasilkan serta harga produk juga dapat menentukan efisien tidaknya penggunaan

biaya pada suatu proses produksi, hal ini disebabkan oleh perbandingan penerimaan

dan total biaya.

Tabel 4.32 Efisiensi Penggunaan Biaya pada Industri Rif’at per Produksi

No Uraian

Nilai

Rata-rata Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 5 3 3 1 3

2 Harga per Pasang 125.000 175.000 100.000 100.000 125.000

3 Total Penerimaan (Rp) 625.000 525.000 300.000 100.000 387.500

4 Total Biaya (Rp) 482.857 336.214 263.309 92.270 293.662,5

5 R/C ratio 1,29 1,56 1,14 1,08 1,27

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.32 dapat diketahui bahwa nilai R/C ratio pada produk

sepatu wanita adalah sebesar 1,29 yang berarti setiap penggunaan 1 rupiah biaya

maka akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,29, sehingga memperoleh

keuntungan sebesar 0,29 rupiah. Nilai R/C ratio pada produk sepatu pria adalah

sebesar 1,56 yang artinya setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka akan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,56, sehingga keuntungan yang diperoleh

adalah sebesar 0,56 rupiah. Produk sandal wanita memiliki nilai R/C ratio sebesar

1,14 yang berarti setiap penggunaan biaya sebesar 1 rupiah akan memberikan

penerimaan sebesar Rp 1,14 dan keuntungan sebesar 0,14 rupiah. Produk sandal

pria juga menghasilkan nilai R/C ratio sebesar 1,08 dengan arti bahwa setiap

penggunaan 1 rupiah biaya produksi menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,08 dan

memberikan keuntungan sebesar 0,08 rupiah. Berdasarkan analisis efisiensi biaya

kerajinan alas kaki pada Rif’at dapat diketahui bahwa keempat produk kerajinan

alas kaki telah efisien dalam penggunaan biaya produksi. Rata-rata R/C ratio pada

Rif’at adalah sebesar 1,27, dengan penggunaan biaya yang paling efisien adalah

Page 117: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

96

pada produk sepatu pria dengan nilai R/C rasio sebesar 1,56. Perbedaan efisiensi

penggunaan biaya produksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor dari adanya

perbedaan penggunaan bahan baku. Selain penggunaan bahan baku, penggunaan

bahan-bahan lainnya juga berpengaruh, dimana pada sepatu, sandal wanita dan

sandal pria menggunakan variasi, sedangkan untuk sepatu pria tidak menggunakan

variasi. Variasi memberikan tambahan biaya pada proses produksi sebesar 4,64%-

5,70%. Selain itu produk sepatu wanita dan sepatu pria tidak menggunakan spon

3mm, dimana pada produk sandal menggunakan spon 3mm dengan prosentase

0,75%. Jumlah produk yang dihasilkan serta harga produk juga dapat menentukan

efisien tidaknya penggunaan biaya pada suatu proses produksi, hal ini disebabkan

oleh perbandingan penerimaan dan total biaya.

Tabel 4.23 Efisiensi Penggunaan Biaya Industri Nesha Shoes per Produksi

No Uraian

Nilai

Rata-rata Sepatu

Wanita

Sepatu

Pria

Sandal

Wanita

Sandal

Pria

1 Jumlah produksi (Pasang) 3 2 2 1 2

2 Harga per Pasang 120.000 150.000 100.000 115.000 121.250

3 Total Penerimaan (Rp) 420.000 300.000 200.000 115.000 258.750

4 Total Biaya (Rp) 319.877 229.195 198.246 102.573 212.472,25

5 R/C ratio 1,13 1,31 1,01 1,12 1,14

Sumber: Data Primer diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.23 dapat diketahui bahwa nilai R/C ratio pada produk

sepatu wanita adalah sebesar 1,13 yang berarti setiap penggunaan 1 rupiah biaya

maka akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,13, sehingga memperoleh

keuntungan sebesar 0,13 rupiah. Nilai R/C ratio pada produk sepatu pria adalah

sebesar 1,31 yang artinya setiap penggunaan 1 rupiah biaya maka akan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,31, sehingga keuntungan yang diperoleh

adalah sebesar 0,31 rupiah. Produk sandal wanita memiliki nilai R/C ratio sebesar

1,01 yang berarti setiap penggunaan biaya sebesar 1 rupiah akan memberikan

penerimaan sebesar Rp 1,01 dan keuntungan sebesar 0,01 rupiah. Produk sandal

pria juga menghasilkan nilai R/C ratio sebesar 1,12 dengan arti bahwa setiap

penggunaan 1 rupiah biaya produksi menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,12 dan

memberikan keuntungan sebesar 0,12 rupiah.

Page 118: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

97

Berdasarkan analisis efisiensi biaya kerajinan sepatu wanita, sepatu pria,

sandal wanita dan sandal pria pada Nesha Shoes dapat diketahui bahwa keempat

produk kerajinan alas kaki telah efisien dalam penggunaan biaya produksi. Rata-

rata R/C ratio pada Nesha Shoes adalah sebesar 1,14, dengan penggunaan biaya

paling efisien adalah pada produk sepatu pria dengan nilai R/C rasio sebesar 1,31.

Perbedaan efisiensi penggunaan biaya produksi tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor dari adanya perbedaan penggunaan bahan baku. Selain penggunaan

bahan baku, penggunaan bahan-bahan lainnya juga berpengaruh, dimana pada

sepatu, sandal wanita dan sandal pria menggunakan variasi, sedangkan untuk sepatu

pria tidak menggunakan variasi. Variasi memberikan tambahan biaya pada proses

produksi sebesar 4,69%-5,08%. Jumlah produk yang dihasilkan serta harga produk

juga dapat menentukan efisien tidaknya penggunaan biaya pada suatu proses

produksi, hal ini disebabkan oleh perbandingan penerimaan dan total biaya.

Tabel 4.34 Rata-rata Efisiensi Biaya Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kulit

Kabupaten Magetan dalam Satu Kali Proses Produksi

No Uraian

Nilai

UD.

Praktis

Figha

Shoes

UD.

Sempurna

Toko Sepatu

Menink

Kartika

Exclusive

1 Jumlah produksi (Pasang) 7 10 8 3 4

2 Harga per Pasang 156250 150.000 150.000 137.500 116.250

3 Total Penerimaan (Rp) 1187500 1.556.250 1.250.000 425.000 477.500

4 Total Biaya (Rp) 819646,8 1.040.717 885.054 331.211,75 402.932,75

5 R/C Ratio 1,41 1,42 1,36 1,26 1,17

No Uraian

Nilai

PS. Ireng Soldate

Leather

Hidayah Rif’at Nesha

Shoes

1 Jumlah produksi (Pasang) 3 2 2 3 2

2 Harga per Pasang 117.500 177.500 105.000 125.000 121.250

3 Total Penerimaan (Rp) 362.500 361.250 216.250 387.500 258.750

4 Total Biaya (Rp) 309.238,25 234.019,25 193.789 293.662,50 212.472,75

5 R/C ratio 1,16 1,53 1,09 1,27 1,14

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui bahwa nilai efisiensi biaya rata-rata

dari produk kerajinan alas kaki dari kulit memiliki R/C ratio lebih dari 1. UD.Praktis

memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,41, artinya setiap pengeluaran biaya produksi

sebesar 1 rupiah akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,41 sehingga

mendapatkan keuntungan sebesar 0,41 rupiah. Figha Shoes memiliki nilai R/C ratio

Page 119: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

98

sebesar 1,42, artinya setiap penggunaan biaya sebesar 1 rupiah akan diperoleh

penerimaan sebesar Rp 1,42 dan mendapatkan keuntungan sebesar 0,42 rupiah.

UD.Sempurna memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,36, artinya setiap pengeluaran

biaya produksi sebesar 1 rupiah akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,36

sehingga mendapatkan keuntungan sebesar 0,36 rupiah.Toko Sepatu Menink

memiliki rata-rata nilai R/C ratio sebesar 1,26, yang berarti bahwa setiap

pengeluaran 1 rupiah biaya produksi maka akan memperoleh penerimaan sebesar

Rp 1,26 dan keuntungan sebesar 0,26 rupiah.

Kartika Exclusive memiliki rata-rata nilai R/C ratio sebesar 1,17, hal ini

menunjukkan bahwa setiap penggunaan 1 rupiah biaya akan memperoleh

penerimaan sebesar Rp 1,17 dengan keuntungan sebesar 0,17 rupiah. Pada Ps. Ireng

rata-rata nilai R/C rationya sebesar 1,49 dimana setiap pengeluaran 1 rupiah biaya

maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,16 dengan keuntungan 0,16 rupiah.

Soldate Leather memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,53, artinya setiap pengeluaran

biaya produksi sebesar 1 rupiah akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,53

sehingga mendapatkan keuntungan sebesar 0,53 rupiah. Hidayah rata-rata nilai R/C

rationya sebesar 1,09 yang artinya setiap penggunaan biaya 1 rupiah maka

diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,09 dengan keuntungan sebesar 0,09 rupiah.

Rif’at memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,27, sedangkan Nesha Shoes memiliki rata-

rata nilai R/C ratio sebesar 1,14.

Tabel 4.35 Rata-Rata Efisiensi Penggunaan Biaya Produksi Industri Kerajinan

Alas Kaki dari Kulit Kabupaten Magetan

No Industri Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) R/C

Ratio

1 UD.Praktis 1.187.500 819.646,80 1,41

2 Figha Shoes 1.556.250 1.040.717,00 1,42

3 UD. Sempurna 1.250.000 885.054,00 1,36

4 Toko Sepatu Menink 425.000 331.211,75 1,26

5 Kartika Exclussive 477.500 402.932,75 1,17

6 PS. Ireng 362.500 309.238,25 1,16

7 Soldate Leather 361.250 234.019,25 1,53

8 Hidayah 216.250 193.789,00 1,09

9 Rif’at 387.500 293.662,50 1,27

10 Nesha Shoes 258.750 212.472,75 1,14

Rata-rata 648.250 472.274,50 1,28

Sumber : Data Primer diolah Tahun 2019

Page 120: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

99

Berdasarkan tabel 4.35. dapat dilihat bahwa nilai efisiensi biaya rata-rata dari

produk kerajinan alas kaki dari kulit memiliki R/C ratio 1,28, dimana artinya R/C

ratio lebih dari 1 maka penggunaan biaya pada usaha tersebut sudah efisien. Nilai

R/C ratio 1,28 menunjukkan bahwa setiap pengeluaran biaya produksi sebesar 1

rupiah akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,28 sehingga mendapatkan

keuntungan sebesar 0,28 rupiah. Nilai R/C ratio tertinggi diperoleh pada industri

Soldate Leather dengan nilai sebesar 1,53, sedangkan untuk nilai R/C ratio terendah

diperoleh pada industri Hidayah dengan nilai sebesar 1,09.

Hasil analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan biaya produksi memiliki

hasil yang berbeda pada nilai tertinggi, dimana pada pendapatan nilai tertinggi

diperoleh oleh industri Figha Shoes, sedangkan pada efisiensi penggunaan biaya

tertinggi diperoleh industri Soldate Leather. Hal ini disebabkan oleh perbedaan

penggunaan tenaga kerja, dimana pada industri Figha Shoes menggunakan sistem

pembayaran perbulan, sedangkan pada industri Soldate Leather sistem pembayaran

perbulan pada bagian desain dan finshing serta sistem borongan pada bagian upper

dan assembling. Industri Soldate Leather tidak menggunakan tenaga kerja untuk

bagian toko, karena fokus pemasarannya menggunakan sistem online. Hal ini tentu

mengurangi penggunaan biaya produksi, karena tenaga kerja bagian toko

memberikan tambahan biaya 3,72%- 14,42%.

Berdasarkan analisis efisiensi biaya pada industri kerajinan alas kaki dari

kulit Kabupaten Magetan dapat diketahui bahwa nilai R/C ratio pada produk

kerajinan alas kaki dari kulit adalah lebih besar dari 1. Nilai R/C ratio seluruh

produk alas kaki pada industri kerajinan alas kaki dari kulit Kabupaten Magetan

dapat dikatakan sudah efisien. Hasil amalisis tersebut juga sesuai dengan penelitian

Wibowo (2009: 46) yang menyatakan bahwa usaha kerajinan sepatu sudah efisien.

Hasil analisis dan penelitian terdahulu menyatakan bahwa pada industri kerajinan

alas kaki dari kulit penggunaan biayanya sudah efisien, sehingga hasil analisis

efisiensi penggunaan biaya produksi sudah seesuai dengan hipotesis penelitian

yaitu efisisensi penggunaan biaya pada industri kerajinan alas kaki dari kulit

Kabupaten Magetan adalah efisien.

Page 121: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

100

4.3 Nilai Tambah Produk Kerajinan Alas Kaki yang Dihasilkan oleh

Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kulit Kabupaten Magetan

Nilai tambah merupakan perubahan nilai yang terjadi karena adanya

perlakuan terhadap suatu input pada suatu proses produksi. Nilai tambah

merupakan proses pengolahan yang diperoleh dari pengurangan nilai produk yang

dihasilkan dengan biaya penunjang (intermediate cost) tidak termasuk tenaga kerja

manusia. Pada usaha kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan terdapat

sepuluh industri dengan 4 produk yang memiliki jumlah biaya tetap dan biaya

variabel yang berbeda, sehingga nilai tambah dari setiap produk juga berbeda.

4.3.1 Nilai Tambah Produk Sepatu Wanita dan Sepatu Pria

Produk sepatu wanita dan sepatu pria dapat menambah nilai produk kulit

samak . Nilai tambah sepatu dapat dilihat selengkapnya pada tabel 4.36.

Tabel 4.36 Analisis Nilait Tambah Produk Sepatu Wanita dan Sepatu Pria

No Analisis Nilai Tambah Formula Sepatu

Wanita

Sepatu Pria

1. Output (Pasang/Produksi) (a) 6,80 4,40

2. Input Bahan Baku (Feet/Produksi) (b) 13,60 13,10

3. Input Tenaga Kerja (HOK/Produksi) ( c) 1,29 1,08

4. Faktor Konversi (d) = (a)/(b) 0,50 0,34

5. Koefisien Tenaga Kerja ( e) = (c )/(b) 0,13 0,12

6. Harga Produk (Rp/Pasang) (f) 145.500,00 180.500,00

7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (g) 2.684,19 2.207,84

Penerimaan dan Keuntungan

(Rp/Feet)

8. Harga Bahan Baku (Rp/Feet (h) 15.950,00 15.950,00

9 Harga Input Lain (Rp/ Feet) (i) 26.092,29 15.753,66

10. Nilai Produk (Rp/Pasang) (j)=(d)x( f) 72.750,00 61.833,33

11. a. Nilai Tambah (Rp/feet) (k) = (j)–(h)–(i) 30.707,71 30.129,68

b. Rasio Nilai Tambah (%) (l)= (k/j)x 100 41,15 46,62

12 a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/feet) (m) = (e ) x (k) 369,65 270,91

b. Rasio Tenaga Kerja (%) (n)=(m/k)x100 1,39 1,03

13 a. Keuntungan (Rp/feet) (o)=(k)-(m) 30.338,06 29.858,77

b. Rasio Keuntungan (%) (p)=(o)/(j)x 100 40,61 46,16

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2019

Tabel 4.36 menunjukkan bahwa setiap pengolahan satu feet bahan baku kulit

box atau kulit samak akan menghasilkan 0,50 pasang sepatu wanita dan 0,34 pasang

sepatu pria, sehingga 2 feet bahan baku dapat menghasilkan 1 pasang sepatu wanita

dan 3 feet bahan baku dapat menghasilkan 1 pasang sepatu pria . Harga sepatu

wanita rata-rata Rp 145.500 dan sepatu pria rata-rata Rp 180.500 per pasang. Biaya

yang digunakan dalam pembuatan produk sepatu adalah biaya bahan baku dan

Page 122: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

101

biaya bahan input lain. Harga satu feet bahan baku kulit box Rp 15.950,- sedangkan

harga input lain untuk mengolah 1 feet bahan baku kulit box produk sepatu wanita

adalah sebanyak Rp 26.092,29 sedangkan sepatu pria sebanyak Rp 15.753,66.

Input tenaga kerja pembuatan sepatu wanita dan sepatu pria adalah masing-

masing sebesar 1,29 HOK dengan upah per HOK sebesar Rp 2.684,19. Nilai

koefisien tenaga kerja pada pembuatan sepatu wanita sebesar 0,13. Hasil koefisien

tenaga kerja menunjukkan bahwa rata-rata kebutuhan input tenaga kerja untuk

mengolah 1 feet bahan baku kulit box produk sepatu wanita adalah sebesar 0,13,

sedangkan nilai koefisien tenaga kerja pada pembuatan sepatu pria sebesar 0,12.

Hasil koefisen tenaga kerja ini menunjukkan bahwa rata-rata kebutuhan input

tenaga kerja untuk mengolah 1 feet bahan baku kulit box pada produk sepatu pria

sebesar 0,12. Pendapatan tenaga kerja langsung sebesar Rp 369,65 dan Rp 270,91

dengan rasio tenga kerja sebesar 1,39% dan 1,03%. Pendapatan yang diperoleh dari

produk sepatu wanita dan sepatu pria adalah sebesar Rp 30.338,06,39 dan Rp

29.858,77 atau sebesar 40,61% dan 46,16% dari nilai output yang dihasilkan.

Harga input bahan baku sepatu wanita dan sepatu pria adalah Rp 20.000 per

feet, sedangkan total harga input lain adalah Rp 26.092,29 per feet bahan baku

untuk sepatu wanita dan Rp 15.753,66 per feet bahan baku untuk sepatu pria. Nilai

produk yang dihasilkan pada sepatu wanita dan sepatu pria masing-masing sebesar

Rp 72.750,00 dan Rp 51.833,31. Nilai output dikurangi dengan total harga input

bahan baku dan total harga input lain sehingga menghasilkan nilai sebesar Rp

30.707,71 untuk sepatu wanita dan Rp 30.129,68 untuk sepatu pria. Rasio nilai

tambah yang dihasilkan per feet bahan baku sepatu wanita dan pria masing-masing

sebesar 41,15% dan 46,62% dari harga produk sepatu wanita dan pria.

Nilai tambah produk sepatu wanita dan pria dapat dianalisis dengan

mengurangkan nilai output yang dihasilkan dengan biaya-biaya yang digunakan

dalam proses produksi sepatu. Nilai tambah dapat diketahui dengan menjumlahkan

nilai pendapatan tenaga kerja langsung dengan tingkat keuntungan yang diterima

oleh industri. Produk sepatu wanita memperoleh nilai tambah sebesar Rp 30.707

per feet bahan baku atau 41,15% dari nilai output, sedangkan pada produk sepatu

Page 123: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

102

pria memperoleh nilai tambah sebesar Rp 30.129,68 per feet bahan baku atau

46,62% dari nilai output.

4.3.2 Nilai Tambah Produk Sandal Wanita dan Sandal Pria dari kulit

Produk sandal wanita dan sandal pria dapat menambah nilai produk kulit

samak . Nilai tambah sandal dapat dilihat selengkapnya pada tabel 4.37.

Tabel 4.37. Analisis Nilai Tambah Produk Sandal Wanita dan Sandal Pria

No Analisis Nilai Tambah Formula Sandal

Wanita

Sandal Pria

1. Output (Pasang/Produksi) (a) 4,50 1,90

2. Input Bahan Baku (Feet/Produksi) (b) 6,75 3,33

3. Input Tenaga Kerja (HOK/Produksi) ( c) 1,62 1,38

4. Faktor Konversi (d) = (a)/(b) 0,67 0,57

5. Koefisien Tenaga Kerja ( e) = (c )/(b) 0,34 0,58

6. Harga Produk (Rp/Pasang) (f) 102.000,00 115.500,00

7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (g) 3.536,25 3.176,03

Penerimaan dan Keuntungan

(Rp/Feet)

8. Harga Bahan Baku (Rp/Feet) (h) 15.950,00 15.950,00

9 Harga Input Lain (Rp/ Feet) (i) 28.574,39 24.768,02

10. Nilai Produk (Rp/Pasang) (j)=(d)x( f) 68.000,00 66.000,00

11. a. Nilai Tambah (Rp/Feet) (k) = (j) – (h) – (i) 23.475,61 25.281,98

b. Rasio Nilai Tambah (%) (l)= (k/j)x 100 33,53 37,76

12 c. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/Feet) (m) = (e ) x (k) 1.251,03 1.895,42

d. Rasio Tenaga Kerja (%) (n)=(m/k)x100 5,39 7,62

13 c. Keuntungan (Rp/Feet) (o)=(k)-(m) 22.224,58 23.386,56

d. Rasio Keuntungan (%) (p)=(o)/(j)x 100 31,69 34,85

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2019

Tabel 4.37 menunjukkan bahwa setiap pengolahan satu feet bahan baku kulit

box atau kulit samak akan menghasilkan 0,67 pasang sandal wanita dan 0,57 pasang

sandal pria, sehingga 1,5 feet bahan baku dapat menghasilkan 1 pasang sandal

wanita dan 1,75 feet bahan baku dapat menghasilkan 1 pasang sandal pria. Harga

sandal wanita rata-rata Rp 102.000 dan sandal pria rata-rata Rp 115.500 per pasang.

Biaya yang digunakan dalam pembuatan kulit box adalah biaya bahan baku dan

biaya bahan input lain. Harga satu feet bahan baku kulit box Rp 15.950,- sedangkan

harga input lain untuk mengolah 1 feet bahan baku kulit box produk sandal wanita

adalah sebesar Rp 28.574,39 sedangkan sandal pria sebesar Rp 24.768,02.

Input tenaga kerja pembuatan sandal wanita dan sandal pria adalah masing-

masing sebesar 1,62 HOK dengan upah per HOK sebesar Rp 3.536,25. Nilai

koefisien tenaga kerja pada pembuatan sandal wanita sebesar 0,34. Hasil koefisien

tenaga kerja menunjukkan bahwa rata-rata kebutuhan input tenaga kerja untuk

Page 124: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

103

mengolah 1 feet bahan baku kulit box produk sandal wanita adalah sebesar 0,34,

sedangkan nilai koefisien tenaga kerja pada pembuatan sandal pria sebesar 0,58.

Hasil koefisen tenaga kerja ini menunjukkan bahwa rata-rata kebutuhan input

tenaga kerja untuk mengolah 1 feet bahan baku kulit box pada produk sepatu pria

sebesar 0,58. Pendapatan tenaga kerja langsung sebesar Rp 1.251,03 dan

Rp 1.895,42 dengan rasio tenga kerja sebesar 5,39% dan 7,62%. Pendapatan yang

diperoleh dari produk sandal wanita dan sandal pria adalah sebesar Rp 22.224,58

dan Rp 23.386,56 atau sebesar 31,69% dan 34,85% dari nilai output yang

dihasilkan.

Harga input bahan baku sandal wanita dan sandal pria adalah Rp 15.950 per

feet, sedangkan total harga input lain adalah Rp 28.574,61 per feet bahan baku

untuk sepatu wanita dan Rp 15.950,00 per feet bahan baku untuk sandal pria. Nilai

produk yang dihasilkan pada sandal wanita dan sandal pria masing-masing sebesar

Rp 68.000,00 dan Rp 66.000,00. Nilai output dikurangi dengan total harga input

bahan baku dan total harga input lain sehingga menghasilkan nilai sebesar

Rp 23.475,61 untuk sandal wanita dan Rp 25.281,98 untuk sandal pria. Rasio nilai

tambah yang dihasilkan per feet bahan baku sandal wanita dan pria masing-masing

sebesar 33,53% dan 37,76% dari harga produk sandal wanita dan pria.

Nilai tambah produk sandal wanita dan pria dapat dianalisis dengan

mengurangkan nilai output yang dihasilkan dengan biaya-biaya yang digunakan

dalam proses produksi sepatu. Nilai tambah dapat diketahui dengan menjumlahkan

nilai pendapatan tenaga kerja langsung dengan tingkat keuntungan yang diterima

oleh industri. Produk sandal wanita memperoleh nilai tambah sebesar Rp 23.475,61

per feet bahan baku atau 33,53% dari nilai output, sedangkan pada produk sepatu

pria memperoleh nilai tambah sebesar Rp 25.281,98 per feet bahan baku atau

37,76% dari nilai output.

Berdasarkan hasil analisis nilai tambah dari produk kerajinan alas kaki berupa

sepatu wanita, sepatu pria, sandal wanita dan sandal pria yang diproduksi oleh

industri kerajinan alas kaki dari kulit Kabupaten Magetan memiliki nilai tambah

produk. Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusmiyati

(1999: 73-74) yang menyatakan bahwa kulit box atau kulit samak yang diolah

Page 125: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

104

menjadi sepatu akan memberikan nilai tambah. Produk kerajinan alas kaki dari kulit

memiliki nilai tambah dibuktikan dengan jumlah nilai output yang dihasilkan

ternyata lebih besar dibandingkan nilai total biaya yang digunakan untuk proses

produksi. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini sesuai dengan hipotesis

penelitian yaitu nilai tambah produk kerajinan kulit di Kabupaten Magetan adalah

positif atau memberikan nilai tambah.

Nilai tambah yang paling tinggi diperoleh dari produk sepatu wanita dengan

nilai tambah sebesar Rp 30.129,68 per feet bahan baku. Nilai tambah terendah

diperoleh dari produk sandal wanita dengan nilai tambah sebesar Rp 23.475,61 per

feet bahan baku. Hal ini disebabkan faktor konversi, koefisien tenaga kerja dan rasio

tenaga kerja pada sepatu pria paling rendah sehingga dapat memberikan rasio nilai

tambah lebih besar, sedangkan pada sandal wanita memiliki nilai paling tinggi

sehingga rasio nilai tambah yang dihasilkan lebih rendah dibanding produk lainnya.

4.4 Strategi Pengembangan Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kulit

Kabupaten Magetan

Kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan memang sudah menjadi

salah satu oleh-oleh khas dari Kabupaten Magetan, sehingga adanya sentra industri

kerajinan alas kaki dari kulit ini menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan

industri kerajinan alas kaki memiliki peluang usaha yang baik, karena produk-

produknya sangat diminati oleh pasar domestik maupun pasar internasional. Oleh

karena itu, masyarakat dan pemerintah berusaha untuk melakukan pengembangan

usaha kerajinan alas kaki dari kulit guna mendapatkan keuntungan untuk

peningkatan pendapatan baik rumah tangga maupun pendapatan daerah. Peneliti

mencoba membantu merumuskan strategi pengembangan industri kerajinan kulit

yang dirasa efektif dan efisien. Perumusan strategi ini menggunakan pendekatan

Analitycal Hierarcy Process (AHP).

AHP menentukan prioritas pilihan dengan menggunakan banyak kriteria dan

alternatif strategi. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 kriteria,

yaitu: (a) Produksi, (b) Pemasaran, (c) Sumber Daya Manusia (SDM), dan (d)

Teknologi. Alternatif strategi yang dianggap cukup berpengaruh guna

Page 126: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

105

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di sentra kerajinan kulit

Kabupaten Magetan yaitu: (a) melakukan pelatihan manajemen dan inovasi produk,

(b) mempertahankan kualitas produk, (c) memanfaatkan promosi pemerintah

daerah, (d) penyediaan informasi pasar (katalog), (e) pelatihan untuk meningkatkan

ketrampilan teknis, (f) mengadakan balai latihan kerja khusus kerajinan kulit, (g)

meningkatkan pengetahuan pengolahan limbah, (h) memberikan bantuan teknologi

dengan harga terjangkau, (i) pengembangan industri pengolahan limbah, (j)

pengembangan industri mesin pengolah kulit. Berdasarkan hasil komputasi dengan

bantuan software Expert Choice 11, maka hasil analisis sebagai berikut:

Tabel 4.38. Besaran Skala Perbandingan Antar Kriteria Pengembangan Industri

Kerajinan Alas Kaki di Sentra Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan

Kriteria Produksi Pemasaran SDM Teknologi

Produksi 2,825 3,177 3,063

Pemasaran 1,379 2,371

SDM 3,426

Teknologi Incon: 0,06

Berdasarkan tabel 4.38 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai skala

perbandingan yang diberikan oleh kelima expert penelitian adalah:

1. Baris Pertama

a. Kriteria Produksi 2,825 kali lebih penting dibandingkan kriteria

permasaran.

b. Kriteria produksi 3,177 kali lebih penting dibandingkan kriteria SDM.

c. Kriteria produksi 3,063 kali lebih penting dibandingkan kriteria teknologi.

2. Baris Kedua

a. Kriteria SDM 1,379 kali lebih penting dibanding kriteria pemasaran.

b. Kriteria pemasaran 2,371 kali lebih penting disbanding kriteria teknologi.

3. Baris Ketiga

a. Kriteria SDM 3,426 kali lebih penting dibandingkan kriteria teknologi

Berdasarkan angka rerata geometri skala kepentingan antar kriteria

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Sentra Kerajinan Kulit

Kabupaten Magetan, diperoleh hasil analisis sebagai berikut:

Page 127: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

106

Tabel 4.39 Besaran Inkonsistensi Berdasarkan Kriteria Pengembangan Industri

Kerajinan Alas Kaki di Sentra Kerajinan Kabupaten Magetan

PID Name Overall Goal: Strategi Pengembangan Industri Kerajinan Alas

Kaki di Kabupaten Magetan

#Factors 4

0 Facilitator -

1 Combined 0,06

2 X1 0,24

3 X2 0,08

4 X3 0,19

5 X4 0,22

6 X6 0,10

Berdasarkan tabel 4.39 dapat diketahui bahwa besaran indeks inkonsistensi

kelima expert penelitian terhadap kriteria pengembangan industri kerajinan kulit di

sentra kerajinan kulit Kabupaten Magetan berkisar antara 0,08 sampai 0,24 atau

sekitar 8% sampai 24%, dengan rerata geomotri indeks inkonsistensi sebesar 0,06

atau 6%. Besaran angka indeks inkonsistensi menunjukkan bahwa kurang dari 0,25

atau 25% yang artinya penilaian yang diberikan oleh masing-masing expert tidak

perlu dilakukan perbaikan ulang. Berdasarkan indeks inkonsistensi tersebut, dapat

diketahui besaran vektor prioritas pada masing-masing kriteria pengembanga

industri kerajinan alas kaki dari kulit di sentra kerajinan kulit Kabupaten Magetan.

Tabel 4.40 Tabel Pengambilan Keputusan Pengembangan Industri Kerajinan Alas

Kaki di Sentra Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan

Kriteria Pengembangan Besaran Vektor Prioritas

Produksi 0,490

Pemasaran 0,181

SDM 0,233

Teknologi 0,096

Hasil analisis menunjukkan bahwa kriteria produksi merupakan kriteria

pengembang dengan nilai vektor prioritas tertinggi dengan angka vektor prioritas

sebesar 0,490 kemudian diikuti oleh kriteria SDM (0,233), pemasaran (0,181) dan

teknologi (0,096), sehingga kriteria yang menjadi prioritas pengembangan industri

kerajinan alas kaki di sentra kerajinan kulit Kabupaten Magetan adalah kriteria

produksi. Sedangkan kriteria SDM, pemasaran dan teknologi menjadi kriteria

pendukung. Hasil komputasi software expert choice 11, diketahui tingkat besaran

vektor prioritas pada masing-masing alternatif.

Page 128: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

107

Strategi Pengembangan Industri

Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan

Produksi Pemasaran SDM Teknologi

A8 A9 A10 A1 A2 A5 A6 A7

A3 A4

0,149 0,068 0,077 0,165

0,131 0,189 0,056 0,087 0,038 0,040

Page 129: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

108

Keterangan

a. A5 (Pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan teknis)

Partisipan menilai bahwa pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan

teknis merupakan faktor utama yang harus dilakukan dalam

pengembangan industri kerajinan kulit di sentra kerajinan kulit

Kabupaten Magetan. Pelatihan ketrampilan teknis diperlukan untuk

perbaikan kualitas SDM, karena semakin tahun SDM yang bersedia

bekerja di industri kerajinan kulit semakin menurun. Oleh karena itu perlu

adanya ketrampilan teknis untuk SDM yang telah bekerja di industri

kerajinan kulit. Pelatihan ketrampilan teknis ini mencakup pelatihan

untuk kecakapan pengerajin dalam membuat kerajinan alas kaki pada

proses upper atau pembuatan kap, assembling dan juga finishing. Ketiga

proses ini memerlukan ketrampilan dari pengerajin untuk memudahkan

saat proses produksi. Selanjutnya alternatif strategi yang digunakan

adalah melakukan pelatihan manajemen dan inovasi produk yang dapat

menunjang alternatif ketrampilan teknis ini.

b. A2 (Mempertahankan Kualitas Produk)

Mempertahankan kualitas produk dinilai sebagai alternatif ketiga untuk

pengembangan industri kerajinan alas kaki di sentra kerajinan kulit

Kabupaten Magetan. Kualitas produk tentu akan mempengaruhi harga

produk dan kepercayaan konsumen terhadap produk alas kaki dari kulit

tersebut. Kualitas produk memiliki ciri-ciri yang awet, tidak terdapat

cacat produk dan nyaman digunakan.

c. A1 (Melakukan Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk)

Pelatihan manajemen dan inovasi produk menempati urutan kedua pada

pengembangan industri kerajinan alas kaki di sentra kerajinan kulit

Kabupaten Magetan. Pelatihan manajemen dan inovasi produk perlu

diadakan guna mengembangkan kemampuan perajin alas kaki dalam

pembuatan desain produk, sehingga produk yang dihasilkan dapat

mengikuti tren dan tetap menjadi pilihan konsumen. Alternatif

selanjutnya yaitu mempertahankan kualitas produk.

Page 130: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

109

d. A6 (Mengadakan Balai Latihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit)

Mengadakan balai latihan kerja khusus kerajinan kulit dinilai sebagai

alternatif strategi yang menempati urutan ke-empat pada pengembangan

industri kerajinan alas kaki di sentra kerajinan kulit Kabupaten Magetan.

Balai latihan kerja khusus kerajinan kulit ini sangat berperan penting guna

menumbuhkan kemauan masyarakat untuk mempelajari pembuatan

kerajinan kulit. Selama ini SDM dilatih setelah masuk pada industri,

sehingga kurang tersedianya perajin yang mumpuni. Adanya balai

pelatihan kerja khusus kerajinan kulit diharapkan bisa lebih efektif dan

dapat menyediakan tenaga kerja yang memadai untuk industri kerajinan

kulit.

e. A8 (Memberikan bantuan teknologi dengan harga terjangkau)

Memberikan bantuan teknologi dengan harga terjangkau dinilai menjadi

alternatif strategi kelima pada pengembangan industri kerajinan alas kaki

di sentra kerajinan kulit Kabupaten Magetan. Bantuan teknologi ini

diperlukan untuk meningkatkan produksi industri kerajinan alas kaki.

Bantuan teknologi diberikan oleh pihak dinas terkait dengan bergantian.

Bantuan teknologi yang selama ini diberikan oleh dinas terkait dengan

memberikan pada kelompok usaha dan diberikan secara bergilir. Bantuan

teknologi yang sudah di berikan seperti mesin jahit.

f. A3 (Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah)

Promosi Pemerintah Daerah dinilai sebagai alternatif strategi keenam

pada pengembangan industri kerajinan alas kaki di sentra kerajinan kulit

Kabupaten Magetan. Promosi pemerintah daerah biasanya dilakukan oleh

beberapa Dinas Pariwisata dengan mengadakan event expo, sehingga

dapat memperkenalkan produk daerah Kabupaten Magetan ke masyarakat

umum.

g. A4 (Penyediaan Informasi Pasar atau Katalog)

Penyediaan informasi pasar dinilai sebagai alternatif strategi ketujuh pada

pengembangan industri kerajinan alas kaki di sentra kerajinan kulit

Kabupaten Magetan. Penyediaan informasi atau katalog berperan untuk

Page 131: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

110

memberikan gambaran kepada konsumen untuk melakukan pemesanan

produk.

h. A7 (Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah)

Meningkatan pengetahuan pengolahan limbah dinilai sebagai alternatif

strategi kedelapan pada pengembangan industri kerajinan alas kaki di

sentra kerajinan kulit Kabupaten Magetan. Pengetahuan pengolahan

limbah berperan untuk meningkatkan nilai tambah pada limbah kerajinan

alas kaki yang berupa serpihan-serpihan kulit samak. Selama ini limbah

yang dihasilkan masih belum diolah kembali karena kurangnya

pengetahuan masyarakat dalam pengolahan limbah tersebut.

i. A10 (Pengembangan Industri Mesin Pengolah Kulit)

Pengembangan industri mesin pengolah kulit dinilai sebagai alternatif

strategi kesembilan pada pengembangan industri kerajinan alas kaki di

sentra kerajinan kulit Kabupaten Magetan. Pengembangan industri mesin

pengolah kulit berperan sebagai penunjang industri kerajinan kulit.

j. A9 (Pengembangan Industri Pengolahan Limbah)

Pengembangan industri pengolahan limbah dinilai sebagai alternatif

stratego terakhir pada pengembangan industri kerajinan alas kaki di sentra

kerajinan kulit Kabupaten Magetan. Pengembangan industri pengolahan

limbah berperan sebagai pengolah limbah dari industri kerajinan kulit,

sehingga mampu memberikan nilai tambah baru.

Page 132: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

111

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pendapatan dan efisiensi penggunaan biaya produksi pada usaha industri

kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan:

a. UD. Praktis:

Pada sepatu wanita menguntungkan dengan pendapatan sebesar

Rp 557.845,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,41, sedangkan sepatu pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 679.486,00 serta nilai R/C

ratio sebesar 1,76 Pada sandal wanita menguntunkan dengan pendapatan

sebesar Rp 166.339,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,23. Pada sandal pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 67.683,00 serta nilai R/C

Ratio sebesar 1,22

b. Figha Shoes:

Pada sepatu wanita menguntungkan dengan pendapatan sebesar

Rp 1.010.350 serta nilai R/C ratio sebesar 1,63, sedangkan sepatu pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 865.778,00 serta nilai R/C

ratio sebesar 1,76. Pada sandal wanita menguntunkan dengan pendapatan

sebesar Rp 102.069,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,10. Pada sandal pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 83.934,00 serta nilai R/C

Ratio sebesar 1,20.

c. UD. Sempurna:

Pada sepatu wanita menguntungkan dengan pendapatan sebesar

Rp 663.257,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,46, sedangkan pada sepatu

pria menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 612.552,00 serta nilai

R/C ratio sebesar 1,62. Pada sandal wanita menguntunkan dengan

pendapatan sebesar Rp 83.239,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,12. Pada

sandal pria menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 100.736,00

serta nilai R/C Ratio sebesar 1,25.

Page 133: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

112

d. Toko Sepatu Menink:

Pada sepatu wanita menguntungkan dengan pendapatan sebesar

Rp 169.492,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,29. Pada sepatu pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 169.028 serta nilai R/C

ratio sebesar 1,47. Pada sandal wanita menguntunkan dengan pendapatan

sebesar Rp 10.933,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,04. Pada sandal pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 25.700,00 serta nilai R/C

Ratio sebesar 1,26.

e. Kartika Exclusive:

Pada sepatu wanita menguntungkan dengan pendapatan sebesar

Rp 109.775,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,17.Pada sepatu pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 157.406,00 serta nilai R/C

ratio sebesar 1,36.Pada sandal wanita menguntunkan dengan pendapatan

sebesar Rp 10.170,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,03.Pada sandal pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 20.918,00 serta nilai R/C

Ratio sebesar 1,12

f. PS. Ireng:

Pada sepatu wanita menguntungkan dengan pendapatan sebesar

Rp 62.566,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,12. Pada sepatu pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 112.373,00 serta nilai R/C

ratio sebesar 1,33. Pada sandal wanita menguntunkan dengan pendapatan

sebesar Rp 33.477,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,13.Pada sandal pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesarRp 4.631,00 serta nilai R/C

Ratio sebesar 1,05

g. Soldate Leather:

Pada sepatu wanita menguntungkan dengan pendapatan sebesar

Rp 153.489,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,41.Pada sepatu pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 224.236,00 serta nilai R/C

ratio sebesar 1,96. Pada sandal wanita menguntunkan dengan pendapatan

sebesar Rp 67.072,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,33.Pada sandal pria

Page 134: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

113

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 44.036,00 serta nilai R/C

Ratio sebesar 1,42

h. Hidayah:

Pada sepatu wanita menguntungkan dengan pendapatan sebesar

Rp 36.104,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,17. Pada sepatu pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 43.370,00 serta nilai R/C

ratio sebesar 1,20. Pada sandal wanita menguntunkan dengan pendapatan

sebesar Rp 9.513,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,06. Pada sandal pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 857,00 serta nilai R/C

Ratio sebesar 1,01

i. Rif’at:

Pada sepatu wanita menguntungkan dengan pendapatan sebesar

Rp 142.143,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,29. Pada sepatu pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 188.786,00 serta nilai R/C

ratio sebesar 1,56. Pada sandal wanita menguntunkan dengan pendapatan

sebesar Rp 36.691,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,14. Pada sandal pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 7.730,00 serta nilai R/C

Ratio sebesar 1,08.

j. NESHA Shoes:

Pada sepatu wanita menguntungkan dengan pendapatan sebesar

Rp 40.123,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,13. Pada sepatu pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 70.805,00 serta nilai R/C

ratio sebesar 1,31. Pada sandal wanita menguntunkan dengan pendapatan

sebesar Rp 1.754,00 serta nilai R/C ratio sebesar 1,01. Pada sandal pria

menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 12.472,00 serta nilai R/C

Ratio sebesar 1,12.

k. – Pada Sepatu wanita yang memiliki pendapatan paling besar adalah

industri Figha Shoes yaitu sebesar Rp 1.010.350,00 serta memiliki nilai R/C

ratio tertinggi sebesar 1,96. Hal ini dikarenakan perbedaan penggunaan

biaya tenaga kerja, dimana pada sedangkan untuk industri yang memiliki

pendapatan paling rendah adalah Hidayah yaitu sebesar Rp 36.104,00,

Page 135: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

114

namun untuk efisiensi penggunaan biaya terendah yaitu PS. Ireng dengan

nilai R/c ratio 1,12.

- Pada Sepatu pria yang memiliki pendapatan paling besar adalah

industri Figha Shoes yaitu sebesar Rp 865.778,00, namun yang memiliki

nilai R/C ratio tertinggi sebesar 1,63, dimana setiap pengeluaran 1 rupiah

biaya maka akan mendapat penerimaan sebesar Rp 1,63 dengan

keuntungan yaitu Rp 0,63. sedangkan untuk industri yang memiliki

pendapatan paling rendah adalah Hidayah yaitu sebesar Rp 36.104,00,

namun untuk efisiensi penggunaan biaya terendah yaitu PS. Ireng dengan

nilai R/c ratio 1,12.

- Pada sandal wanita yang memilliki pendapatan paling tinggi adalah

industri UD. Praktis yaitu sebesar Rp 166.139,00, namun yang memiliki

nilai R/C ratio tertinggi adalah industri Soldate Leather yaitu sebesar 1,33.

Industri yang memiliki paling rendah adalah Nesha Shoes yaitu sebesar Rp

1.754,00 dengan nilai R/C ratio sebesar 1,01.

- Pada sandal pria yang memiliki pendapatan paling tinggi adalah

industri UD. Sempurna yaitu sebesar Rp 100.736,00, namun yang

memiliki nilai R/C ratio tertinggi adalah industri Soldate Leather yaitu

sebesar 1,42. Industri yang memiliki paling rendah adalah industri

Hidayah yaitu sebesar Rp 857 dengan nilai R/C ratio 1,01.

l. Dari semua produk sepatu wanita, sepatu pria, sandal wanita dan sandal

pria, sepatu wanita menjadi produk yang paling menguntungkan di 3

industri, karena harga sepatu wanita di ketiga industri ini lebih tinggi

dibanding dengan industri lainnya, namun pada 7 industri lainnya produk

sepatu pria menjadi produk yang memiliki pendapatan paling tinggi, karena

harga dari sepatu pria tinggi dengan penggunaan biaya variabel yang lebih

sedikit dibanding ketiga produk lainnya. Sedangkan untuk produk paling

rendah pendapatannya yaitu produk sandal pria, karena jumlah produk

yang diproduksi lebih sedikit dibanding 3 produk lainnya, namun

penggunaan biayanya sama dengan sandal wanita.

Page 136: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

115

m. Produk sepatu pria memiliki nilai efisiensi penggunaan biaya produksi

paling tinggi dengan nilai R/C ratio tertinggi yaitu 1,96 , yang artinya setiap

penggunaan biaya sebesar 1 rupiah maka akan mendapatkan penerimaan

sebesar Rp 1,96 dan keuntungan sebesar 0,96 rupiah. Sedangkan untuk

produk yang paling rendah efisiensi penggunaan biaya nya adalah sandal

wanita. Hal ini dikarenakan penggunaan biaya pada bahan input lain lebih

rendah, dimana sepatu pria tidak menggunakan variasi atau hiasan yang

memberikan tambahan biaya sebesar 4%-6%.

2. Produk kerajinan alas kaki dari kulit Kabupaten Magetan memberikan nilai

tambah. Nilai tambah tertinggi pada produk sepatu pria dengan rasio nilai

tambah sebesar 46,62% dengan nilai tambah sebesar Rp 30.129,60 per feet

bahan baku dimana artinya adalah nilai tambah dari produk sepatu wanita

setiap satu feet bahan baku adalah sebesar Rp 30.129,60 . Nilai tambah kedua

adalah produk sepatu wanita yang memiliki rasio nilai tambah sebesar 41,15%

dengan nilai tambah sebesar Rp Rp 30.707,71 per feet bahan baku. Nilai

tambah ketiga adalah produk sandal pria yang memiliki rasio nilai tambah

37,76% dengan nilai tambah sebesar Rp 25.281,98, sedangkan nilai tambah

terendah adalah produk sandal wanita yang memiliki rasio nilai tambah sebesar

33,53% dengan nilai tambah sebesar Rp 23.475,61.

Page 137: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

116

3. Strategi pengembangan yang dipandang relative tepat untuk industri kerajinan

kulit Kabupaten Magetan di Kabupaten Magetan adalah kriteria produksi

dengan bobot 0,490, kemudian kriteria SDM (0,233), kriteria pemasaran

(0,181) dan teknologi (0,096), sedangkan alternatif yang perlu diperhatikan

dari kriteria produksi adalah alternative mempertahankan kualitas produk

(0,165), dari kriteria pemasaran adalah alternative memanfaatkan promosi

pemerintah daerah (0,077), dari kriteteria SDM adalah alternative melakukan

pelatihan ketrampilan teknis (0,189), dari kriteria teknologi adalah alternative

bantuan teknologi dengan harga terjangkau (0,087).

5.2 Saran

1. Apabila industri kerajinan alas kaki dari kulit Kabupaten Magetan

menginginkan pendapatan, efisiensi penggunaan biaya dan nilai tambah yang

cenderung tinggi maka sebaiknya menambah produksi pada produk sepatu

pria, sedangkan untuk produk lain agar bisa memiliki pendapatan, nilai

efisiensi penggunaan biaya dan nilai tambah yang lebih tinggi sebaiknya

menekan pada biaya produksi atau meningkatkan harga dari produk.

2. Industri kerajinan alas kaki dari kulit Kabupaten Magetan sebaiknya

melakukan pelatihan ketrampilan teknis dalam proses upper atau pembuatan

kap, assembling dan finishing untuk SDM-nya sehingga dapat meningkatkan

kinerja dan kualitas produk, karena prioritas kriteria yang dipandang relative

tepat yaitu kriteria produksi .

Page 138: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

117

DAFTAR PUSTAKA

Alam. 2007. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI KTSP Standar Isi 2006. Jakarta:

Erlangga.

Andriani, F. Y., D. I. Astari., D. Budhiarti., dan K. M. Zachary. 2017. Analisis

Pengambilan Keputusan Strategi Pengembangan Industri Kreatif Kulit Ikan

Pari Yogyakarta dengan Pendekatan SWOT dan AHP. IENACO, 288-295.

Anoraga, P. 2004. Manajemen Bisnis. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Awantara, I. G. P. D. 2014. Sistem Manajemen Lingkungan: Perspektif

Agrokompleks. Yogyakarta: Deepublish.

Badan Pusat Statistik. 2018. Jumlah Industri Kecil dan Mikro Menurut 2-digit

KBLI. http://Bps.go.id [Diakses pada 11 Februari 2019]

Badan Pusat Statistik. 2018. Populasi Sapi Potong di Jawa Timur.

http://Bps.Jatim.go.id [Diakses pada 03 Maret 2019]

Badan Pusat Statistik. 2018. Kabupaten Ngawi dalam Angka 2018. Ngawi: Badan

Pusat Statistik.

Badan Pusat Statustik. 2016. Kabupaten Magetan dalam Angka 2015. Magetan:

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statustik. 2017. Kabupaten Magetan dalam Angka 2016. Magetan:

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statustik. 2018. Kabupaten Magetan dalam Angka 2017. Magetan:

Badan Pusat Statistik

Bungin, B. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Komunikasi, Ekonomi dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Darojat, N. I. 2014. Pengembangan Industri Tanduk Desa Pucang Kecamatan

Secang Skala Mikro Kecil, Kabupaten Magelang. Jejak, 7(1): 29-45.

Erawati, R. V., dan Kirwani. 2014. Kontribusi Industri Kerajinan Kulit Bagi

Pendapatan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan. JUPE, 2(3): 1-13.

Falatehan, A. F. 2016. Analytical Hierarchy Process (AHP) Teknik Pengambilan

Keputusan untuk Pembangunan Daerah. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Page 139: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

118

Hadinata, R. 2014. Analisis Strategi Pengerajin Kulit dalam Mengembangkan

Usaha (Studi Kasus di Sentra Industri Kerajinan Kulit Kelurahan Selosari

Magetan). JSEP,6(2):173-182.

Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang Press.

Hardiyanti, I., Suparmin dan Maryati, S. 2015. Analisis Nilai Tambah Agroindustri

Kerupuk Kulit di Kota Matar am.

Hariyati, Y. 2007. Ekonomi Mikro (Pendekatan Matematis dan Grafis). Jember:

CSS.

Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2016.

2016. Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori

Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Kulit, Barang dari Kulit dan

Alas Kaki Bidang Industri Penyamakan Kulit Subbidang Proses Produksi.

Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 472 Tahun 2018. 2018.

Lokasi Kawasan Pertanian Nasional.

Kusmiyati, Y. 1999. Analisis Nilai Tambah Produksi dan Peranan Pemerintah

Terhadap Pengembangan Industri Kecil Sepatu (Joan’s Shoes dan PD.

Karya Dian Shoes Cibaduyut, Bandung). Skripsi. Bogor: Jurusan Ilmu-Ilmu

Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Lubis, B.A., Rahmanta., dan Supriadi. 2014. Analisis Produksi Peternakan Sapi

dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Deli Serdang. Ekonom, 17(2):

54-67.

Marimin dan Maghfiroh, N. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam

Manajemen Rantai Pasok. Bogor: Unit Penerbit dan Percetakan IPB.

Marsudi dan Yunanto, D. 2013. Produk Kulit, Non Alas Kaki dan Non Busana.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan.

Mulyono, S. 1996. Teori Pengambilan Keputusan.Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia Jakarta.

Murtidjo, B. A. 1990. Seri Budi daya : Sapi Potong. Yogyakarta: Kanusius.

Nugraha, A. W. 2018. Belajar Membuat Kerajinan Tangan dari Kulit. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Page 140: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

119

Pradana, F. Y. 2012. Analisis Nilai Tambah Susu dan Strategi Pengembangan

Agroindustri Olahan Susu “Rumah Yoghurt” di Kota Batu. Skripsi. Jember:

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Purwaningsih, I. 2003. Penyusunan Strategi Pengembangan Industri Penyamakan

Kulit di Yogyakarta. Tek.Per.4(3):155-168.

Putong, I. 2015. Ekonomi Mikro: Konvensional dan Syariah.

Rianse, U., dan Abdi. 2012. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Teori dan

Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Rizky, A. M. 2016. Kerajinan Dompet Kulit Ikan Pari pada Usaha Kecil Menengah

“Pari Radja” Bantul Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi

Pendidikan Kriya Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Yogyakarta.

Rosilawati, I. 2017. Analisis Strategi Pemasaran Industri Penyamakan Kulit PT

Mandiri Karya di Kabupaten Garut. Skripsi. Bogor: Sekolah Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor.

Saaty, T. L. 1991. Pengambilan Keputusan-Bagi Para Pemimpin. Jakarta: PT.

Dharma Aksara Perkasa.

Santoso, I. 2013. Pengantar Agroindustri. Malang: Universitas Brawijaya Press

(UB Press)

Sari, F. 2018. Metode dalam Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Deepublish.

Setyaningsih, D. W. 2017. Nilai Ekonomis Kulit Sapi Sebagai Bahan Baku

Pembuatan Alas Kaki. Media Soerjo, 20(1): 74-84.

Sitio, A. dan Tamba H. 2001. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Jakarta: Rajawali Pers.

Soetriono., Suwandari, A. dan Rijanto. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian. Malang:

Banyumedia Publishing.

Soetriono. 2017. Daya Saing Pertanian dalam Tinjauan Analisis. Malang:

Intimedia.

Soetriono., Marta, F., Hidayat, A., dan Ratna, D. 2010. Daya Saing Agribisnis Kopi

Robusta Sebuah Prespektif Ekonomi. Malang: Surya Pena Gemilang.

Page 141: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

120

Soetriono., Marta, F., Hidayat, A., dan Ratna, D. 2017. Daya Saing Agribisnis Kopi

Robusta Sebuah Prespektif Ekonomi. Malang: Intimedia.

Sudiyono, I. 2002. Pemasaran Pertanian. Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&DI. Bandung:

Alfabeta, CV.

Sule, E. T., dan Saefullah, K. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana.

Sumarsono, S. 1998. Pengantar Ekonomi Bagian Mikro. Jember: Universitas

Jember.

Sumiyati., Sutiarso, L., Windia, I. W., dan Sudira, P. 2011. Aplikasi Analytical

Hierarchy Process (AHP) untuk penentuan Strategi Pengembangan Subak.

Agritech,31(2):138-145.

Syaf, A. H. 2005. Karakteristik Industri Pengolahan Kulit dan Dampak Limbah

Terhadap Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar (Studi Kasus

Sentra Industri Kulit Sukarageng Kabupaten Garut Jawa Barat). Tesis. Bogor:

Sekolah Pascarajana Institut Pertanian Bogor.

Syarif, M. S. H. M., Rauf, R. A., dan Howara, D. 2013. Analisis Nilai Tambah

Abon Sapi pada Industri Rumah Tangga Mutiara Hj. Mbok Sri di Kota PAlu.

Agrotekbis, 1(4): 370-376.

Wahyudi, D., Sayamar, E., dan Eliza. 2016.Analisis Usaha Agroindustri Kerupuk

Kulit Sapi di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.

Jom Faperta UR, 3(2):1-10.

Wahyudi, E. A. 2001. Strategi Pengembangan Industri Pengerajin Kulit Domba di

Sentra Industri Kulit Sukaregang Kabupaten Garut. Skripsi. Bogor: Jurusan

Sosial Ekonomi Industri Peternakan Fakultas Peternakan Institus Pertanian

Bogor.

Waluyo. 2008. Akuntansi Pajak. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Wibowo, A. 2009. Analisis Kinerja dan Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan

Sepatu di Kabupaten Bogor (Studi Kasus Pada Cv. Anugerah Jaya, Desa Suka

Makmur, Kecamatan Ciomas). Skripsi. Bogor: Departemen Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Yulia., L. M. Baga dan N. Tinaprilla. 2015. Peran dan Strategi Subsektor

Peternakan dalam Pembangunan Kabupaten Agam Sumatera Barat.

Agribisnis Indonesia, 3(2) : 159-176.

Page 142: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

121

Yunus, E. 2016. Manajemen Strategi. Yogyakarta: Andi Offset.

Zaharuddin, H. 2006. Menggali Potensi Wirausaha. Bekasi: CV Dian Anugerah

Prakasa.

Page 143: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

122

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jumlah perusahaan mikro Menurut 2-digit KBLI

No Industri 2013 2014 2015 Rata-rata

/ tahun

10 Makanan 1.008.890 1.125.425 1.473.205 1.202.507

11 Minuman 45.508 43.293 45.922 44.907,67

12 Pengolahan Tembakau 48.887 43.152 43.371 45.136,67

13 Tekstil 265.498 291.151 127.245 22.7964,7

14 Pakaian Jadi 240.833 304.418 360.622 30.1957,7

15 Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 17.326 30.789 32.136 26.750,33

16 Kayu, Gabus (Tidak termasuk furniture) dan

anyaman dari Bambu, Rotan dsj 728.786 784.753 674.970 729.503

17 Kertas dan Barang dari kertas 8.672 7.904 4.633 7.069,67

18 Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman 22.918 22.719 30.025 25.220,67

19 Produk dari Batu Bara dan Pengilangan

Minyak Bumi - - - -

20 Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia 20.181 22.065 20.081 20.775,67

21 Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat

Tradisional 5.607 6.206 4.464 5.425,667

22 Karet, Barang dari Karet dan Plastik 19.999 14.300 10.155 14.818

23 Barang Galian Bukan Logam 196.845 242.242 234.762 224.616,3

24 Logam Dasar 1.080 1.801 31.122 11.334,33

25 Barang Logam, Bukan Mesin dan

Peralatannya 61.801 67.825 99.046 76.224

26 Komputer, Barang Elektronik dan Optik 121 224 46 130,33

27 Peralatan Listrik 324 32 162 172,667

28 Mesin dan Perlengkapannya 633 1.265 952 950

29 Kendaraan Bermotor, trailer dan Semi Trailer 1.800 1.530 1.700 1.676,67

30 Alat Angkut Lainnya 5.537 5.546 4.076 5.053

31 Furniture 102.957 122.182 117.901 114.346,7

32 Pengolahan Lainnya 75.071 73.274 73.002 73.782,33

33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan

Peralatan 7.741 8.467 6.253 7.487

Total 2.887.015 3.220.563 3.385.851 3.164.476

sumber: BPS (2018)

Lampiran 2. Jumlah Perusahaan Kecil Menurut 2-digit KBLI

No Industri 2013 2014 2015 Rata-rata/

tahun

10 Makanan 158.651 73.066 93.814 108.510,3

11 Minuman 1.962 1.401 1.208 1.523,67

12 Pengolahan Tembakau 14.823 21.590 19.750 18.721,00

13 Tekstil 27.541 12.246 4.188 14.658,33

14 Pakaian Jadi 99.169 50.165 46.601 65.311,67

15 Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 22.824 12.477 12.686 15.995,67

16 Kayu, Gabus (Tidak termasuk furniture) dan

anyaman dari Bambu, Rotan dsj 53.130 20.729 19.954 31.271,00

17 Kertas dan Barang dari kertas 1.430 1.160 1.096 1.228,67

18 Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman 8.666 8.295 5.330 7.430,33

Page 144: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

123

No Industri 2013 2014 2015 Rata-rata/

tahun

19 Produk dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak

Bumi - - - 0

20 Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia 3.987 1.813 1.558 2.452,67

21 Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional 909 238 526 557,67

22 Karet, Barang dari Karet dan Plastik 1.999 2.790 492 17.60,33

23 Barang Galian Bukan Logam 69.017 33.324 29.758 44.033,00

24 Logam Dasar 310 146 461 305,67

25 Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya 17.934 12.749 13.990 14.891,00

26 Komputer, Barang Elektronik dan Optik 218 134 260 204,00

27 Peralatan Listrik 291 220 54 188,33

28 Mesin dan Perlengkapannya 1.178 394 258 610,00

29 Kendaraan Bermotor, trailer dan Semi Trailer 1.449 2.042 666 1.385,67

30 Alat Angkut Lainnya 839 903 972 904,67

31 Furniture 30.874 19.475 20.699 23.682,67

32 Pengolahan Lainnya 13.723 9.031 8.123 10.292,33

33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan

Peralatan 427 113 578 372,67

Total 532.351 284.501 283.022 366.291,3

Lampiran 3. Populasi Sapi Potong di Jawa Timur (Kawasan Nasional)

No. Kab/Kota Populasi Sapi Potong (ekor)

2014 2015 2016 Rata-rata

1. Probolinggo 224718 256249 262408 247791,7

2. Kota Probolinggo 8863 9217 9592 9224

3. Magetan 106913 107683 110228 108274,7

4. Ngawi 81373 84149 82197 82573

5. Bojonegoro 172673 186861 201954 187162,7

6. Tuban 314937 324295 329272 322834,7

7. Bangkalan 191245 197675 200279 196399,7

8. Sampang 203863 211176 212776 209271,7

9. Pamekasan 152045 155086 190635 165922

10. Sumenep 349081 353124 357422 353209

11. Nganjuk 134566 138522 138601 137229,7

12. Lamongan 99013 101790 104779 101860,7

Sumber: BPS (2018) data diolah

Lampiran 4. Jenis Industri Kulit di Kabupaten Magetan

No Jenis Industri 2015 2016 201

7

Rata-rata*

1. Penyamakan Kulit 139 139 186 154,67

2. Alas Kaki dari kulit 220 220 260 233,33

3. Kerajinan Tatah ukir Kulit TD 1 1 1

4. Kerajinan Tas dari kulit TD TD 20 20

5. Kerajinan Dompet dari Kulit TD TD 20 20

Sumber : BPS (2018)

Page 145: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

124

Lampiran 5. Identitas Responden

No Nama Responden Umur

(Tahun)

Pekerjaan Jumlah Anggota

Keluarga (Orang)

Nama Industri

1 Eko Patrianto 44 Wiraswasta 5 UD. Praktis

2 Figha Setya 30 Wiraswasta 6 FIGHA Shoes

3 Vivien Rahmawati 36 Wiraswasta 4 UD. Sempurna

4 Warsiyem 51 Wiraswasta 4 Toko Sepatu Menink

5 Suwito 60 Wirasawsta 4 Kartika Exclusive

6 Purwanto 47 Wiraswasta 4 PS. Ireng

7 Wulan Purnama Sari 33 Wiraswasta 6 SOLDATE

8 Triyono 45 Wiraswasta 3 HIDAYAH

9 Sugeng 52 Wiraswasta 6 Rif’at

10 Andik 40 Wiraswasta 4 NESHA SHOES

Page 146: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

125

Lampiran 6. Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit UD. Praktis

No Jenis Investasi Umur Ekonomis

(Tahun)

Jumlah

(Buah)

Harga (Rp) Sub Total

(Rp)

Biaya Penyusutan

/ Tahun (Rp)

Biaya Penyusutan /

Bulan (Rp)

Biaya Penyusutan

/ Produksi (Rp)

1 Mesin Press 20 1 5.500.000 5.500.000 275.000 22.916,67 881,41

2 Mesin Seset 20 3 8.000.000 24.000.000 1.200.000 100.000,00 3.846,15

3 Gerinda 10 2 3.000.000 6.000.000 600.000 50.000,00 1.923,08

4 Mesin Jahit 15 8 10.000.000 80.000.000 5.333.333 444.444,44 17.094,02

5 Mesin Emboss 20 1 4.000.000 4.000.000 200.000 16.666,67 641,02

6 Acuan 5 1000 120.000 120.000.000 24.000.000 2.000.000,00 76.923,07

7 Palu 5 16 50.000 800.000 160.000 13.333,33 512,82

8 Gunting 2 20 35.000 700.000 350.000 29.166,67 1.121,79

9 Cutter 2 2 30.000 60.000 30.000 2500,00 96,15

10 Meteran 5 9 10.000 90.000 18.000 1.500,00 57,69

11 Penggaris (30 cm) 5 3 35.000 105.000 21.000 1750,00 67,31

12 Penggaris ( 1 m) 5 4 60.000 240.000 48.000 4.000,00 153,85

13 Tanah 30 200 150.000 30.000.000 1.000.000 83.333,33 3.205,13

14 Pajak 1 1 415.000 415.000 415.000 34.583,33 1.330,13

TOTAL 1053 271.910.000 33.650.333 2.804.194,44 107.853,63

Lampiran 7. Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit FIGHA Shoes

No Jenis Investasi Umur Ekonomis

(Tahun)

Jumlah

(Buah)

Harga (Rp) Sub Total

(Rp)

Biaya Penyusutan

/ Tahun (Rp)

Biaya Penyusutan /

Bulan (Rp)

Biaya Penyusutan

/ Produksi (Rp)

1 Mesin Press 20 2 5.000.000 10.000.000 500.000 41.666,67 1.602,56

2 Mesin Seset 15 3 6.000.000 18.000.000 1.200.000 100.000,00 3.846,15

3 Mesin Jahit 10 9 3.000.000 27.000.000 2.700.000 225.000,00 8.653,85

4 Mesin Emboss 10 1 2.000.000 2.000.000 100.000 8.333,33 320.51

5 Mesin Kompresor 10 2 2.000.000 4.000.000 400.000 33.333,33 1.282,05

6 Mesin Amplas 10 3 6.000.000 18.000.000 300.000 25.000,00 961,54

7 Acuan 5 500 120.000 60.000.000 12.000.000 1.000.000 38.461,50

Page 147: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

126

No Jenis Investasi Umur Ekonomis

(Tahun)

Jumlah

(Buah)

Harga (Rp) Sub Total

(Rp)

Biaya Penyusutan

/ Tahun (Rp)

Biaya Penyusutan /

Bulan (Rp)

Biaya Penyusutan

/ Produksi (Rp)

8 Palu 5 18 50.000 900.000 180.000 15.000,00 576,92

9 Gunting 2 20 35.000 700.000 350.000 29.166,67 1.121,79

10 Cutter 2 2 30.000 60.000 30.000 2.500,00 96,15

11 Meteran 5 9 10.000 90.000 18.000 1.500,00 57,69

12 Penggaris (30 cm) 8 3 35.000 280.000 56.000 4.666,67 179,48

13 Tanah 31 400 125.000 50.000.000 1.612.903,2 134.408,6 5.169,56

14 Pajak 1 1 160.000 160.000 160.000 13.33,33 512,82

Total 978 176.190.000 19.640.237 1.636.686,38 62.949,50

Lampiran 8. Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit UD. Sempurna

No Jenis Investasi Umur Ekonomis

(Tahun)

Jumlah

(Buah)

Harga (Rp) Sub Total

(Rp)

Biaya Penyusutan

/ Tahun (Rp)

Biaya Penyusutan /

Bulan (Rp)

Biaya Penyusutan

/ Produksi (Rp)

1 Mesin Press 20 1 10.000.000 10.000.000 5.000.000 41.666,67 1.602,56

2 Mesin Seset 15 1 6.000.000 6.000.000 400.000 33.333,33 1.282,05

3 Gerinda 10 2 2.000.000 4.000.000 400.000 33.333,33 1.282,05

4 Mesin Jahit 15 6 4.000.000 24.000.000 1.600.000 133.333,33 5.128,21

5 Acuan 5 700 120.000 84.000.000 16.800.000 140.000,00 53.846,20

6 Palu 5 11 50.000 550.000 110.000 9.166,67 352,56

7 Gunting 2 13 35.000 455.000 227.500 18.958,30 729,17

8 Cutter 2 2 30.000 60.000 30.000 2.500,00 96,15

9 Meteran 5 6 10.000 60.000 12.000 1.000 38,46

10 Penggaris (30 cm) 5 4 35.000 140.000 28.000 2.333,33 89,74

11 Tanah 39 480 125.000 60.000.000 1.538.462 128.205 4.930,97

12 Pajak 1 1 200.000 200.000 200.000 16.666,67 641,03

Total 1.227 189.465.000 21.845.962 1.820.4971 70.019,10

Page 148: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

127

Lampiran 9. Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit MENINK

No Jenis Investasi Umur Ekonomis

(Tahun)

Jumlah

(Buah)

Harga (Rp) Sub Total

(Rp)

Biaya Penyusutan

/ Tahun (Rp)

Biaya Penyusutan /

Bulan (Rp)

Biaya Penyusutan

/ Produksi (Rp)

1 Mesin Press 15 1 4.000.000 4.000.000 266.666,7 22.222,22 854,71

2 Mesin Seset 15 1 5.000.000 5.000.000 333.333,3 27.777,78 1.068,38

3 Mesin Jahit 10 5 3.500.000 17.500.000 1.750.000 145.833,00 5.608,97

4 Mesin Gerinda 10 3 1.500.000 4.500.000 450.000 37.500,00 1.442,31

5 Mesin Label/Embost 15 1 2.500.000 2.500.000 166.666,7 13.888,89 534,19

6 Mesin Kompresor 15 1 5.000.000 5.000.000 333.333,3 27.777,78 1.068,38

7 Mesin Amplas 15 3 1.500.000 4.500.000 300.000 25.000,00 961,54

8 Acuan 5 500 120.000 60.000.000 12.000.000 1.000.000 38.461,50

9 Palu 5 16 50.000 500.000 100.000 83.333,33 320,51

10 Gunting 2 12 35.000 420.000 210.000 17.500,00 673,07

11 Cutter 2 2 30.000 60.000 30.000 2.500,00 96.15

12 Meteran 5 2 10.000 20.000 4.000 333,33 12,82

13 Penggaris (30 cm) 5 9 35.000 315.000 63.000 5.250,00 201,92

14 Tanah 25 100 125.000 12.500.000 500.000 41.666,67 1.602,56

15 Pajak 1 1 350.000 350.000 350.000 29.166,67 1.121,79

Total 651 117.165.000 16.857.000 1.404.750 54.028,85

Lampiran 10. Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit KARTIKA EXCLUSSIVE

No Jenis Investasi Umur Ekonomis

(Tahun)

Jumlah

(Buah)

Harga (Rp) Sub Total

(Rp)

Biaya Penyusutan

/ Tahun (Rp)

Biaya Penyusutan /

Bulan (Rp)

Biaya Penyusutan

/ Produksi (Rp)

1 Mesin Press 20 1 7.000.000 7.000.000 350.000,00 29.166,67 1.121,79

2 Mesin Seset 15 2 5.000.000 10.000.000 666.666,67 55.555,56 2.136,75

3 Mesin Gerinda 10 2 750.000 1.500.000 150.000,00 12.500,00 480,77

4 Mesin Jahit 15 3 1.500.000 4.500.000 300.000,00 25.000,00 961,54

5 Mesin Label/Emboss 10 1 2.500.000 2.500.000 250.000,00 20.833,33 801,28

Page 149: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

128

No Jenis Investasi Umur Ekonomis

(Tahun)

Jumlah

(Buah)

Harga (Rp) Sub Total

(Rp)

Biaya Penyusutan

/ Tahun (Rp)

Biaya Penyusutan /

Bulan (Rp)

Biaya Penyusutan

/ Produksi (Rp)

6 Acuan 5 250 120.000 30.000.000 6.000.000,00 500.000,00 19.230,77

7 Palu 5 7 50.000 350.000 70.000,00 5.833,33 224,36

8 Gunting 2 10 35.000 350.000 175.000,00 14.583,33 560,89

9 Cutter 2 1 30.000 30.000 15.000,00 1.250,00 48,08

10 Meteran 5 1 10.000 10.000 2.000,00 166,67 6,41

11 Penggaris (30 cm) 5 7 35.000 245.000 49.000,00 4083,33 157,05

12 Tanah 39 150 0 0 0 0 0

13 Pajak 1 1 150.000 150.000 150.000 12.500,00 480,77

Total 463 56.635.000 8.177.667 681.472,20 26.210,47

Lampiran 11. Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit PS. IRENG

No Jenis Investasi Umur Ekonomis

(Tahun)

Jumlah

(Buah)

Harga (Rp) Sub Total

(Rp)

Biaya Penyusutan

/ Tahun (Rp)

Biaya Penyusutan /

Bulan (Rp)

Biaya Penyusutan

/ Produksi (Rp)

1 Mesin Press 20 1 5.000.000 5.000.000 500.000 41.666,67 1.602,56

2 Mesin Seset 18 2(1*) 17.780.000 35.560.000 1.975.555 164.630,00 6.331,91

3 Mesin Gerinda 25 3 1.250.000 4.500.000 150.000 12.500,00 480,77

4 Mesin Jahit 25 3(1*) 12.500.000 37.725.000 1.509.000 125.750,00 4.836,54

5 Mesin Label (Sablon) 3 6 75.000 450.000 150.000 12.500,00 480,77

6 Acuan 5 250 120.000 30.000.000 6.000.000 500.000 19.230,8

7 Palu 5 5 50.000 250.000 50.000 4.166,67 160,26

8 Gunting 2 6 35.000 210.000 105.000 8.750,00 336,54

9 Cutter 2 1 30.000 30.000 15.000 1.250,00 48,08

10 Meteran 5 1 10.000 10.000 2.000 166,67 6,41

11 Penggaris (30 cm) 5 7 35.000 175.000 35.000 2.916,67 112,18

12 Tanah 24 40 130.000 5.200.000 216.666,67 18.055,56 694,44

13 Pajak 1 1 100.000 100.000 100.000 8.333,33 320,51

Total 324 118.460.000 10.558.222 879.852 33.480,50

Ket : (*) Bantuan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan

Page 150: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

129

Lampiran 12. Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit SOLDATE

No Jenis Investasi Umur Ekonomis

(Tahun)

Jumlah

(Buah)

Harga (Rp) Sub Total

(Rp)

Biaya Penyusutan

/ Tahun (Rp)

Biaya Penyusutan /

Bulan (Rp)

Biaya Penyusutan

/ Produksi (Rp)

1 Mesin Press 5 1 400.000 400.000 80.000 6.666,67 256,41

2 Mesin Gerinda 20 1 2.500.000 2.500.000 125.000 10.416,67 400,64

3 Mesin Label/Embost 5 1 350.000 350.000 70.000 5.833,33 224,36

4 Mesin Jahit 10 1 2.500.000 2.500.000 250.000 20.833,33 801,28

5 Acuan 5 200 120.000 24.000.000 4.800.000 400.000,00 15.384,60

6 Palu 5 3 50.000 150.000 30.000 2.500 96,15

7 Gunting 2 4 35.000 140.000 70.000 5.833,33 224,36

8 Cutter 2 1 30.000 30.000 15.000 1.250,00 48,07

9 Meteran 5 1 10.000 10.000 2.000 166,67 6,41

10 Penggaris (30 cm) 5 2 35.000 70.000 14.000 1.167,67 44,87

11 Tanah 6 72 0 0 0 0 0

12 Pajak 1 1 268.000 268.000 268.000 22.333,33 858,97

Total 228 30.418.000 5.724.000 477.000 18.346,20

Lampiran 13. Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit HIDAYAH

No Jenis Investasi Umur Ekonomis

(Tahun)

Jumlah

(Buah)

Harga (Rp) Sub Total

(Rp)

Biaya Penyusutan

/ Tahun (Rp)

Biaya Penyusutan /

Bulan (Rp)

Biaya Penyusutan

/ Produksi (Rp)

1 Mesin Jahit 5 1 2.500.000 2.500.000 500.000 41.666,67 1.602,56

2 Acuan 5 100 120.000 12.000.000 2.400.000 200.000 7.692,31

3 Palu 5 1 50.000 50.000 10.000 833,33 32,05

4 Gunting 2 1 35.000 35.000 17.500 1.458,33 56,09

5 Cutter 2 1 30.000 30.000 15.000 1.250,00 48,08

6 Meteran 5 1 10.000 10.000 2.000 166,67 6,41

7 Penggaris 5 1 35.000 35.000 7.000 583,33 22,44

8 Tanah 3 10 150.000 1.500.000 500.000 41.667,67 1.602,56

9 Pajak 1 1 100.000 100.000 100.000 8.33,33 320,51

Total 117 16.260.000 3.301.500 275.125,00 10.581,70

Page 151: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

130

Lampiran 14. Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit RIF’AT

No Jenis Investasi Umur Ekonomis

(Tahun)

Jumlah

(Buah)

Harga (Rp) Sub Total

(Rp)

Biaya Penyusutan

/ Tahun (Rp)

Biaya Penyusutan /

Bulan (Rp)

Biaya Penyusutan

/ Produksi (Rp)

1 Mesin Press 20 1* 5.000.000 5.000.000 250.000 20.833,33 801,28

2 Mesin seset 20 1* 6.000.000 6.000.000 300.000 25.000,00 961,54

3 Mesin Jahit 10 2(1*) 3.000.000 6.000.000 300.000 50.000,00 1.923,07

4 Mesin Label/Embost 20 1* 2.000.000 2.000.000 100.000 8.333,33 320,51

5 Acuan 5 250 120.000 30.000.000 6.000.000 500.000,00 19.230,08

6 Palu 5 2 50.000 100.000 20.000 1.666,67 64,10

7 Gunting 2 2 35.000 70.000 35.000 2.916,67 112,18

8 Cutter 2 1 30.000 30.000 15.000 1.250,00 48,07

9 Meteran 5 1 10.000 10.000 2.000 166,67 6,41

10 Penggaris 5 1 35.000 35.000 7.000 583,33 22,44

11 Tanah 9 108 130.000 14.040.000 1.560.000 130.000,00 5.000,00

12 Pajak 1 1 65.000 65.000 65.000 5.416,67 208,33

Total 371 63.350.000 8.954.000 746.167,00 28.698,70

Ket: *Bantuan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lampiran 15. Nilai Investasi Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit NESHA

No Jenis Investasi Umur Ekonomis

(Tahun)

Jumlah

(Buah)

Harga (Rp) Sub Total

(Rp)

Biaya Penyusutan /

Tahun (Rp)

Biaya Penyusutan /

Bulan (Rp)

Biaya Penyusutan /

Produksi (Rp)

1 Mesin seset 15 1 3.500.000 3.500.000 233.333 19.444,44 747,86

2 Mesin Jahit 10 1 3.000.000 3.000.000 300.000 25.000,00 961,54

3 Acuan 5 100 120.000 12.000.000 2.400.000 200.000,00 7.692,31

4 Palu 5 1 50.000 50.000 10.000 833,33 32,05

5 Gunting 2 1 35.000 35.000 17.500 1.458,33 56,09

6 Cutter 2 1 30.000 30.000 15.000 1.250,00 48,08

7 Meteran 5 1 10.000 10.000 2.000 166,67 6,41

8 Penggaris 5 1 35.000 35.000 7.000 583,33 22,43

9 Tanah 11 56 0 0 0 0 0

10 Pajak 1 1 100.000 100.000 100.000 8.333,33 320,51

Total 164 18.760.000 3.083.833 257.069,00 9.887,29

Page 152: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

131

Lampiran 16. Biaya Penyusutan Peralatan Industri Alas Kaki dari Kulit

No Nama Industri Nilai Investasi

(Rp)

Nilai Penyusutan/ Tahun

(Rp)

Nilai Penyusutan/ Bulan

(Rp)

Nilai Penyusutan/ Produksi (Rp)

1. UD. Praktis 271.910.000 33.650.333 2.804.194,44 107.853,63

2. FIGHA 176.190.000 19.640.237 1.636.686,38 62.949,50

3. UD. Sempurna 189.465.000 21.845.962 1.820.4971 70.019,10

4. Menink 117.165.000 16.857.000 1.404.750 54.028,85

5. Kartika Exclusive 56.635.000 8.177.667 681.472,20 26.210,47

6. PS. Ireng 118.460.000 10.558.222 879.852 33.480,50

7. Soldate 30.418.000 5.724.000 477.000 18.346,20

8. Hidayah 16.260.000 3.301.500 275.125,00 10.581,70

9. Rif’at 63.350.000 8.954.000 746.167,00 28.698,70

10. Nesha 18.760.000 3.083.833 257.069,00 9.887,29

Jumlah 1.058.613.000 131.792.754 27.367.287,02 422.055,94

Rata-rata 105.861.300 13.179.275 2.736.728,90 42.205,59

Lampiran 17. Biaya Bahan Baku

No Nama Industri Harga Kulit

(Rp/Feet)

Sepatu Wanita Sepatu Laki-Laki Sandal Wanita Sandal Laki-Laki

Jumlah Harga

(Rp/Pasang)

Jumlah Harga

(Rp/Pasang)

Jumlah Harga

(Rp/Pasang

Jumlah Harga

(Rp/Pasang

1 UD. Praktis 20.000 2 40.000 2,5 50.000 1,5 30.000 1,75 35.000

2 Figha Shoes 15.000 2 30.000 2,5 37.500 1,5 22.500 1,75 26.250

3 UD. Sempurna 20.000 2 40.000 2,5 50.000 1,5 37.500 1,75 43.750

4 Menink 14.000 2 28.000 2,5 35.420 1,5 21.000 1,75 24.500

5 Kartika Exclusive 15.000 2 30.000 2,5 37.500 1,5 22.500 1,75 26.250

6 PS. Ireng 15.000 2 30.000 2,5 37.500 1,5 22.500 1,75 26.250

7 Soldate 18.000 2 36.000 2,5 45.000 1,5 27.000 1,75 31.500

8 Hidayah 13.500 2 27.000 2,5 33.750 1,5 20.250 1,75 23.625

9 Rif’at 16.000 2 32.000 2,5 40.000 1,5 24.000 1,75 28.000

10 Nesha 13.000 2 26.000 2,5 32.500 1,5 19.500 1,75 22.750

Page 153: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

132

Lampiran 18. Biaya Tenaga Kerja Industri Alas Kaki dari Kulit

No Nama Industri Tenaga Kerja Total (Rp)

Produksi Finishing Toko

Jumlah

(Orang)

Upah/Produksi

(Rp)

Sub Total

(Rp)

Jumlah

(Orang)

Upah/Produksi

(Rp)

Sub Total

(Rp)

Jumlah

(Orang)

Upah/Produksi

(Rp)

Sub Total

(Rp)

1 UD. Praktis 18 260.884,62 853.269,20 2 50.000 50.000 19 80.666,67 586.666,67 1.539.936,89

2 FIGHA Shoes 17 69.230,77 1.176.923,07 3 69.230,77 207.692,31 5 60.000,00 300.000,00 1.684.615,38

3 UD. Sempurna 9 173.076,92 519.230,77 3 38.461,54 38.461,54 2 50.000,00 100.000,00 734.615,00

4 Menink 10(1*) 110.192,30 290.192,31 1(*) 38.461,54 38.461,54 1(*) 33.333,33 33.333,33 361.987,18

5 Kartika Exclusive 8(1*) 150.192,31 375.192,31 1(*) 38.461,54 38.461,54 1(*) 33.333,33 33.333,33 446.987,18

6 PS. IRENG 6(1*) 159.192,30 298.192,30 1(*) 38.461,54 38.461,54 1(*) 33.333,33 33.333,33 369.987,18

7 SOLDATE 3 307.692,31 307.692,31 1 50.000,00 50.000,00 0 0 0 357.692,31

8 HIDAYAH 3(1*) 197.692,31 197.692,31 1(*) 50.000,00 50.000,00 1(*) 24.000,00 24.000,00 271.692,31

9 RIF’AT 3(1*) 320.192,31 320.192,31 1(*) 38.461,00 38.461,54 1(*) 24.000,00 24.000,00 382.654,00

10 NESHA 3(1*) 357.692,31 357.692,31 1(*) 38.461,54 38.461,54 1(*) 24.000,00 24.000,00 300.000,00

TOTAL 47 2.106.038,46 4.696.269,20 9 449.999,47 588.461,55 26 362.666,67 1.158.666,66 6.450,167,43

RATA-RATA 11,75 210.603,85 469.626,92 2,25 44.999,95 58.846,16 6,50 36.266,66 115.866,66 645.016,74

Ket: (*) Tenaga Kerja dari Dalam Keluarga

Page 154: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

133

Lampiran 19. Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit UD. Praktis

No Jenis Bahan Satuan Harga

Sepatu Laki-Laki Sepatu Wanita Sandal Laki-Laki Sandal Wanita

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

1 Sol Pasang 15.000 1 15.000,00 1 15.000,00 1 15.000,00 1 15.000,00

2 Lining Meter 60.000 0,13 7.800,00 0,13 7.800,00 - 0 - 0

3 Insole Pasang 12.000 1 12.000,00 1 12.000,00 1 10.000,00 1 10.000,00

4 Lem Kuning Botol 15.000 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00

5 Lem Primer L 25.000 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00

6 Lem Latex Botol 10.000 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00

7 Paku Kg 20.000 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00

8 Kain Keras Meter 25.000 0,05 1.250,00 0,05 1.250,00 - 0 - 0

9 Spon 2mm Lembar 25.000 0,03 750,00 0,03 750,00 0,03 750,00 0,03 750,00

10 Spon 3mm Lembar 25.000 - 0 - 0 0,03 750,00 0,03 750,00

11 Thinner L 24.000 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00

12 Minyak

(Primer) L 37.000 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00

13 Cat/Gotan L 35.000 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,02 1.750,00

14 Benang Roll 7.000 0,02 140,00 0,02 140,00 0,02 140,00 0,02 140,00

15 Tamsin Pasang 2.000 1 2.000,00 1 2.000,00 - 0 - 0

16 Listrik Tahun 1.900.000 175,83 175,83 175,83 175,83

17 Variasi Pasang 5.000 - 0 1 5.000,00 1 5.000,00 1 5.000,00

TOTAL 46.285,83 55.585,83 40.785,83 40.785,83

Page 155: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

134

Lampiran 20. Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit FIGHA Shoes

No Jenis Bahan Satuan Harga

Sepatu Laki-Laki Sepatu Wanita Sandal Laki-Laki Sandal Wanita

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

1 Sol Pasang 15.000 1 15.000,00 1 15.000,00 1 15.000,00 1 15.000,00

2 Lining Meter 60.000 0,13 7.800,00 0,13 7.800,00 - 0 - 0

3 Insole Pasang 12.000 1 12.000,00 1 12.000,00 1 10.000,00 1 10.000,00

4 Lem Kuning Botol 15.000 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00

5 Lem Primer L 25.000 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00

6 Lem Latex Botol 10.000 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00

7 Paku Kg 20.000 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00

8 Kain Keras Meter 25.000 0,05 1.250,00 0,05 1.250,00 - 0 - 0

9 Spon 2mm Lembar 25.000 0,03 750,00 0,03 750,00 0,03 750,00 0,03 750,00

10 Spon 3mm Lembar 25.000 - 0 - 0 0,03 750,00 0,03 750,00

11 Thinner L 24.000 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00

12 Minyak

(Primer) L 37.000 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00

13 Cat/Gotan L 35.000 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,02 1.750,00

14 Benang Roll 7.000 0,02 140,00 0,02 140,00 0,02 140,00 0,02 140,00

15 Tamsin Pasang 2.000 1 2.000,00 1 2.000,00 - 0 - 0

16 Listrik Tahun 2.000.000 128,21 128,21 128,21 128,21

17 Variasi Pasang 5.000 - 0 1 5.000,00 1 5.000,00 1 5.000,00

TOTAL 48.038,21 51.038,21 40.738,21 40.738,21

Page 156: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

135

Lampiran 21. Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit UD. Sempurna

No Jenis Bahan Satuan Harga

Sepatu Laki-Laki Sepatu Wanita Sandal Laki-Laki Sandal Wanita

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

1 Sol Pasang 15.000 1 15.000,00 1 15.000,00 1 15.000,00 1 15.000,00

2 Lining Meter 60.000 0,13 7.800,00 0,13 7.800,00 - 0 - 0

3 Insole Pasang 12.000 1 12.000,00 1 12.000,00 1 10.000,00 1 10.000,00

4 Lem Kuning Botol 15.000 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00

5 Lem Primer L 25.000 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00

6 Lem Latex Botol 10.000 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00

7 Paku Kg 20.000 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00

8 Kain Keras Meter 25.000 0,05 1.250,00 0,05 1.250,00 - 0 - 0

9 Spon 2mm Lembar 25.000 0,05 1.250,00 0,05 1.250,00 0,05 1.250,00 0,05 1.250,00

10 Spon 3mm Lembar 25.000 - 0 - 0 0,05 1.250,00 0,05 1.250,00

11 Thinner L 24.000 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00

12 Minyak

(Primer) L 37.000 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00

13 Cat/Gotan L 35.000 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,02 1.750,00

14 Benang Roll 8.000 0,02 160,00 0,02 160,00 0,02 160,00 0,02 160,00

15 Tamsin Pasang 2.000 1 2.000,00 1 2.000,00 - 0 - 0

16 Listrik Bulan 350.000 336,54 336,54 336,54 336,54

17 Variasi Pasang 5.000 - 0 1 5.000,00 1 5.000,00 1 5.000,00

TOTAL 47.930,54 58.266,54 41.767,54 41.767,54

Page 157: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

136

Lampiran 22. Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit MENINK

No Jenis Bahan Satuan Harga

Sepatu Laki-Laki Sepatu Wanita Sandal Laki-Laki Sandal Wanita

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

1 Sol Pasang 20.000 1 20.000,00 1 20.000,00 1 20.000,00 1 20.000,00

2 Lining Meter 60.000 0,13 7.800,00 0,13 7.800,00 - 0 - 0

3 Insole Pasang 12.000 1 12.000,00 1 12.000,00 1 10.000,00 1 10.000,00

4 Lem Kuning Botol 15.000 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00

5 Lem Primer L 25.000 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00

6 Lem Latex Botol 10.000 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00

7 Paku Kg 20.000 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00

8 Kain Keras Meter 25.000 0,05 1.250,00 0,05 1.250,00 - 0 - 0

9 Spon 2mm Lembar 25.000 0,03 750,00 0,03 750,00 0,03 750,00 0,03 750,00

10 Spon 3mm Lembar 25.000 - 0 - 0 0,03 750,00 0,03 750,00

11 Thinner L 24.000 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00

12 Minyak

(Primer) L 37.000 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00

13 Cat/Gotan L 35.000 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,02 1.750,00

14 Benang Roll 7.000 0,02 140,00 0,02 140,00 0,02 140,00 0,02 140,00

15 Tamsin Pasang 2.000 1 2.000,00 1 2.000,00 - 0 - 0

16 Listrik Bulan 500.000 1.282,05 1.282,05 1.282,05 1.282,05

17 Variasi Pasang 5.000 - 0 1 5.000,00 1 5.000,00 1 5.000,00

TOTAL 54.192,05 59.192,05 46.892,05 46.892,05

Page 158: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

137

Lampiran 23. Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit Kartika Exclusive

No Jenis Bahan Satuan Harga

Sepatu Laki-Laki Sepatu Wanita Sandal Laki-Laki Sandal Wanita

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

1 Sol Pasang 15.000 1 15.000,00 1 15.000,00 1 15.000,00 1 15.000,00

2 Lining Meter 60.000 0,13 7.800,00 0,13 7.800,00 - 0 - 0

3 Insole Pasang 12.000 1 12.000,00 1 12.000,00 1 10.000,00 1 10.000,00

4 Lem Kuning Botol 15.000 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00

5 Lem Primer L 25.000 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00

6 Lem Latex Botol 10.000 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00

7 Paku Kg 20.000 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00

8 Kain Keras Meter 30.000 0,05 1.500,00 0,05 1.500,00 - 0 - 0

9 Spon 2mm Lembar 25.000 0,03 750,00 0,03 750,00 0,03 750,00 0,03 750,00

10 Spon 3mm Lembar 25.000 - 0 - 0 0,03 750,00 0,03 750,00

11 Thinner L 24.000 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00

12 Minyak

(Primer) L 37.000 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00

13 Cat/Gotan L 35.000 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,02 1.750,00

14 Benang Roll 8.000 0,02 160,00 0,02 160,00 0,02 160,00 0,02 160,00

15 Tamsin Pasang 2.000 1 2.000,00 1 2.000,00 - 0 - 0

16 Listrik Bulan 200.000 384,61 384,61 384,61 384,61

17 Variasi Pasang 5.000 - 0 1 5.000,00 1 5.000,00 1 5.000,00

TOTAL 48.565,61 51.565,61 41.015,61 41.015,61

Page 159: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

138

Lampiran 24. Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit PS.IRENG

No Jenis Bahan Satuan Harga

Sepatu Laki-Laki Sepatu Wanita Sandal Laki-Laki Sandal Wanita

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

1 Sol Pasang 13.000 1 13.000,00 1 13.000,00 1 13.000,00 1 13.000,00

2 Lining Meter 60.000 0,13 7.800,00 0,13 7.800,00 - 0 - 0

3 Insole Pasang 12.000 1 12.000,00 1 12.000,00 1 10.000,00 1 10.000,00

4 Lem Kuning Botol 15.000 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00

5 Lem Primer L 25.000 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00

6 Lem Latex Botol 10.000 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00

7 Paku Kg 20.000 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00

8 Kain Keras Meter 30.000 0,05 1.500,00 0,05 1.500,00 - 0 - 0

9 Spon 2mm Lembar 20.000 0,03 600,00 0,03 600,00 0,03 600,00 0,03 600,00

10 Spon 3mm Lembar 20.000 - 0 - 0 0,03 600,00 0,03 600,00

11 Thinner L 24.000 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00

12 Minyak

(Primer) L 37.000 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00

13 Cat/Gotan L 35.000 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,02 1.750,00

14 Benang Roll 8.000 0,02 160,00 0,02 160,00 0,02 160,00 0,02 160,00

15 Tamsin Pasang 2.000 1 2.000,00 1 2.000,00 - 0 - 0

16 Listrik Bulan 350.000 897,44 897,44 897,44 897,44

17 Variasi Pasang 5.000 - 0 1 5.000,00 1 5.000,00 1 5.000,00

TOTAL 46.927,44 49.927,27 40.227,27 40.227,27

Page 160: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

139

Lampiran 25. Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit SOLDATE

No Jenis Bahan Satuan Harga

Sepatu Laki-Laki Sepatu Wanita Sandal Laki-Laki Sandal Wanita

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

1 Sol Pasang 15.000 1 15.000,00 1 15.000,00 1 15.000,00 1 15.000,00

2 Lining Meter 60.000 0,13 7.800,00 0,13 7.800,00 - 0 - 0

3 Insole Pasang 12.000 1 12.000,00 1 12.000,00 1 10.000,00 1 10.000,00

4 Lem Kuning Botol 15.000 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00

5 Lem Primer L 25.000 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00

6 Lem Latex Botol 10.000 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00

7 Paku Kg 20.000 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00

8 Kain Keras Meter 18.000 0,05 900,00 0,05 900,00 - 0 - 0

9 Spon 2mm Lembar 15.000 0,03 450,00 0,03 450,00 0,03 450,00 0,03 450,00

10 Spon 3mm Lembar 15.000 - 0 - 0 0,03 450,00 0,03 450,00

11 Thinner L 24.000 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00

12 Minyak

(Primer) L 37.000 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00

13 Cat/Gotan L 35.000 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,02 1.750,00

14 Benang Roll 7.000 0,02 140,00 0,02 140,00 0,02 140,00 0,02 140,00

15 Tamsin Pasang 2.000 1 2.000,00 1 2.000,00 - 0 - 0

16 Listrik Bulan 60.000 230,77 230,77 230,77 230,77

17 Variasi Pasang 5.000 - 0 1 5.000,00 1 5.000,00 1 5.000,00

TOTAL 47.491,77 52.591,77 40.241,77 40.271,77

Page 161: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

140

Lampiran 26. Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit HIDAYAH

No Jenis Bahan Satuan Harga

Sepatu Laki-Laki Sepatu Wanita Sandal Laki-Laki Sandal Wanita

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

1 Sol Pasang 13.000 1 13.000,00 1 13.000,00 1 13.000,00 1 13.000,00

2 Lining Meter 60.000 0,13 7.800,00 0,13 7.800,00 - 0 - 0

3 Insole Pasang 12.000 1 12.000,00 1 12.000,00 1 10.000,00 1 10.000,00

4 Lem Kuning Botol 15.000 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00

5 Lem Primer L 25.000 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00

6 Lem Latex Botol 10.000 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00

7 Paku Kg 20.000 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00

8 Kain Keras Meter 12.000 0,05 600,00 0,05 600,00 - 0 - 0

9 Spon 2mm Lembar 15.000 0,03 450,00 0,03 450,00 0,03 450,00 0,03 450,00

10 Spon 3mm Lembar 15.000 - 0 - 0 0,03 450,00 0,03 450,00

11 Thinner L 24.000 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00

12 Minyak

(Primer) L 37.000 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00

13 Cat/Gotan L 35.000 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,02 1.750,00

14 Benang Roll 7.000 0,02 140,00 0,02 140,00 0,02 140,00 0,02 140,00

15 Tamsin Pasang 2.000 1 2.000,00 1 2.000,00 - 0 - 0

16 Listrik Bulan 50.000 192,31 192,31 192,31 192,31

17 Variasi Pasang 5.000 - 0 1 5.000,00 1 5.000,00 1 5.000,00

TOTAL 45.152,31 50.302,31 33.202,31 33.202,31

Page 162: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

141

Lampiran 27. Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit RIF’AT

No Jenis Bahan Satuan Harga

Sepatu Laki-Laki Sepatu Wanita Sandal Laki-Laki Sandal Wanita

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

1 Sol Pasang 16.000 1 16.000,00 1 14.000,00 1 13.000,00 1 12.500,00

2 Lining Meter 60.000 0,13 7.800,00 0,13 7.800,00 - 0 - 0

3 Insole Pasang 12.000 1 12.000,00 1 12.000,00 1 10.000,00 1 10.000,00

4 Lem Kuning Botol 15.000 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00

5 Lem Primer L 25.000 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00

6 Lem Latex Botol 10.000 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00

7 Paku Kg 20.000 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00

8 Kain Keras Meter 18.000 0,05 900,00 0,05 900,00 - 0 - 0

9 Spon 2mm Lembar 15.000 0,03 450,00 0,03 450,00 0,03 450,00 0,03 450,00

10 Spon 3mm Lembar 15.000 - 0 - 0 0,03 450,00 0,03 450,00

11 Thinner L 24.000 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00

12 Minyak

(Primer) L 37.000 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00

13 Cat/Gotan L 35.000 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,02 1.750,00

14 Benang Roll 8.000 0,02 160,00 0,02 160,00 0,02 160,00 0,02 160,00

15 Tamsin Pasang 2.000 1 2.000,00 1 2.000,00 - 0 - 0

16 Listrik Bulan 200.000 370,37 370,37 370,37 370,37

17 Variasi Pasang 5.000 - 0 1 5.000,00 1 5.000,00 1 5.000,00

TOTAL 45.850,37 46.450,37 38.550,37 38.050,37

Page 163: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

142

Lampiran 28. Biaya Lain-lain Industri Alas Kaki dari Kulit NESHA

No Jenis Bahan Satuan Harga

Sepatu Laki-Laki Sepatu Wanita Sandal Laki-Laki Sandal Wanita

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

Jumlah/

Pasang Biaya

1 Sol Pasang 15.000 1 15.000,00 1 15.000,00 1 15.000,00 1 15.000,00

2 Lining Meter 20.000 0,125 2.500,00 0,125 2.500,00 - 0 - 0

3 Insole Pasang 12.000 1 12.000,00 1 12.000,00 1 10.000,00 1 10.000,00

4 Lem Kuning Botol 15.000 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00 0,1 1.500,00

5 Lem Primer L 25.000 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00 0,1 2.500,00

6 Lem Latex Botol 10.000 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00 0,1 1.000,00

7 Paku Kg 20.000 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00 0,05 1.000,00

8 Kain Keras Meter 23.000 0,03 690,00 0,03 690,00 - 0 - 0

9 Spon 2mm Lembar 23.000 0,03 690 0,03 690,00 0,03 690,00 0,03 690,00

10 Spon 3mm Lembar 23.000 - 0 - 0 0,03 690,00 0,03 690,00

11 Thinner L 24.000 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00 0,02 480,00

12 Minyak

(Primer) L 37.000 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00 0,02 740,00

13 Cat/Gotan L 35.000 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,05 1.750,00 0,02 1.750,00

14 Benang Roll 7.000 0,02 140,00 0,02 140,00 0,02 140,00 0,02 140,00

15 Tamsin Pasang 2.000 1 2.000,00 1 2.000,00 - 0 - 0

16 Listrik Bulan 100.000 384,61 384,61 384,61 384,61

17 Variasi Pasang 5.000 - 0 1 5.000,00 1 5.000,00 1 5.000,00

TOTAL 42.175,61 47.175,61 40.675,61 40.875,61

Page 164: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

143

Lampiran 29. Biaya Variabel (TVC) Sepatu Wanita Industri Alas Kaki dari Kulit

No Nama Industri Biaya Bahan Baku

(Rp/ Produksi)

Biaya TK

(Rp/Produksi)

Biaya Lain-lain

(Rp/ Produksi)

Total

(Rp/Produksi)

1 UD. Praktis 440.000 281.814,10 611.444,13 1.333.258,23

2 FIGHA Shoes 450.000 380.192,31 765.573,15 1.595.765,46

3 UD. Sempurna 480.000 236.538,47 699.198,48 1.415.736,95

4 Menink 140.000 126.538,46 295.960,25 562.498,71

5 Kartika Exclusive 180.000 142.967,95 309.393,66 632.361,61

6 PS. IRENG 150.000 126.538,46 249.637,20 526.175,66

7 SOLDATE 108.000 94.110,58 157.475,31 395.585,89

8 HIDAYAH 81.000 70.110,58 150.906,93 302.017,51

9 RIF’AT 160.000 120.538,46 192.751,85 192.751,85

10 NESHA 78.000 113.423,08 122.026,83 313.449,91

TOTAL 2.267.000 1.692.772,50 3.554.367,80 7.514.140,24

RATA-RATA 226.700 169.277,25 355.436,78 355.436,79

Lampiran 30. Biaya Variabel (TVC) Sepatu Laki-laki Industri Alas Kaki dari Kulit

No Nama Industri Biaya Bahan Baku

(Rp/ Produksi)

Biaya TK

(Rp/Produksi)

Biaya Lain-lain

(Rp/ Produksi)

Total

(Rp/Produksi)

1 UD. Praktis 350.000 199.942,31 324.000,81 873.943,12

2 FIGHA Shoes 375.000 266.250,00 480.382,10 1.121.632,10

3 UD. Sempurna 400.000 190.000,00 383.444,32 973.444,32

4 Menink 105.000 77.589,74 162.576,15 345.165,89

5 Kartika Exclusive 150.000 93.089,74 194.262,44 437.352,18

6 PS. IRENG 112.500 77.589,74 140.782,32 330.872,06

7 SOLDATE 90.000 62.740,39 94.983,54 247.723,93

8 HIDAYAH 75.000 46.740,39 90.304,62 212.045,01

9 RIF’AT 120.000 72.923,08 137.551,11 330.474,19

10 NESHA 65.000 75.615,39 84.295,22 224.910,61

TOTAL 1.842.500 1.162.480,80 2.092.582,60 5.097.563,41

RATA-RATA 184.250 116.248,08 109.258,26 509.756,34

Page 165: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

144

Lampiran 31. Biaya Variabel (TVC) Sandal Wanita Industri Alas Kaki dari Kulit

No Nama Industri Biaya Bahan Baku

(Rp/ Produksi)

Biaya TK

(Rp/Produksi)

Biaya Lain-lain

(Rp/ Produksi)

Total

(Rp/Produksi)

1 UD. Praktis 210.000 191.529,00 285.500,81 687.029,81

2 FIGHA Shoes 247.500 288.461,54 448.120,31 984.081,85

3 UD. Sempurna 240.000 170.384,62 292.372,78 702.757,40

4 Menink 63.000 74.584,93 140.676,15 278.261,08

5 Kartika Exclusive 90.000 90.525,64 164.062,44 344.588,08

6 PS. IRENG 67.500 74.584,93 117.682,32 259.767,25

7 SOLDATE 54.000 60.496,80 80.481,54 194.978,34

8 HIDAYAH 45.000 44.496,80 66.404,62 155.901,42

9 RIF’AT 72.000 69.918,27 115.651,11 257.569,38

10 NESHA 39.000 73.612,18 81.349,22 192.961,40

TOTAL 1.128.000 1.138.594,71 1.792.301,30 4.058.896,01

RATA-RATA 112.800 113.859,47 179.230,13 405.889,60

Lampiran 32. Biaya Variabel (TVC) Sandal Laki-Laki Industri Alas Kaki dari Kulit

No Nama Industri Biaya Bahan Baku

(Rp/ Produksi)

Biaya TK

(Rp/Produksi)

Biaya Lain-lain

(Rp/ Produksi)

Total

(Rp/Produksi)

1 UD. Praktis 105.000 70.714,70 122.357,49 298.072,19

2 FIGHA Shoes 105.000 143.076,92 162.952,84 411.029,76

3 UD. Sempurna 140.000 85.192,31 167.070,16 392.262,47

4 Menink 24.500 24.306,09 46.892,05 95.698,14

5 Kartika Exclusive 52.500 41.929,49 82.031,22 176.460,71

6 PS. IRENG 26.250 27.639,42 39.227,44 93.116,86

7 SOLDATE 31.500 30.248,40 40.340,77 101.989,17

8 HIDAYAH 26.500 22.248,40 38.352,31 86.850,71

9 RIF’AT 28.000 24.306,09 38.050,37 90.356,46

10 NESHA 22.750 36.806,09 40.874,61 100.430,70

TOTAL 561.750 506.467,91 778.049,26 1.846.267,17

RATA-RATA 56.175 50.646,79 77.804,92 184.626,71

Page 166: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

145

Lampiran 33. Total Biaya (TC) Sepatu Wanita dan Laki-Laki Industri Alas Kaki dari Kulit

No Nama Industri

SEPATU WANITA SEPATU LAKI-LAKI

Total Biaya Tetap

(TFC) (Rp/Produksi)

Total Biaya Variabel

(TVC) (Rp/Produksi)

Total Biaya (TC)

(Rp/Produksi)

Total Biaya Tetap

(TFC) (Rp/Produksi)

Total Biaya Variabel

(TVC) (Rp/Produksi)

Total Biaya (TC)

(Rp/Produksi)

1 UD. Praktis 33.896,86 1.333.258,23 1.367.155 21.570,73 873.943,12 895.514,00

2 FIGHA Shoes 18.884,84 1.595.765,46 1.614.650 12.589,90 1.121.632,10 1.134.222,00

3 UD. Sempurna 21.005,73 1.415.736,95 1.436.743 14.003,82 973.444,32 987.448

4 Menink 18.009,62 562.498,71 580.508 10.805,77 345.165,89 355.972

5 Kartika Exclusive 7.863,14 632.361,61 640.225 5.242,09 437.352,18 442.594

6 PS. IRENG 11.258,78 526.175,66 537.434 6.755,27 330.872,06 337.627

7 SOLDATE 11.925,00 395.585,89 371.511 7.950,00 247.723,93 255.674

8 HIDAYAH 6.878,12 302.017,51 308.896 4.585,42 212.045,01 216.630

9 RIF’AT 9.566,24 192.751,85 482.857 5.739,74 330.474,19 336.214

10 NESHA 6.426,75 313.449,91 319.877 4.284,50 224.910,61 229.195

TOTAL 145.715,08 7.514.140,24 7.659.855,32 93.527,24 5.097.563,41 5.191.090,64

, RATA-RATA 14.572,51 355.436,79 765.985,53 9.352,72 509.756,34 519.109,06

Lampiran 34. Total Biaya (TC) SANDAL Wanita dan Laki-Laki Industri Alas Kaki dari Kulit

SANDAL WANITA SANDAL LAKI-LAKI

No Nama Industri Total Biaya Tetap

(TFC) (Rp/Produksi)

Total Biaya Variabel

(TVC) (Rp/Produksi)

Total Biaya (TC)

(Rp/Produksi)

Total Biaya Tetap

(TFC) (Rp/Produksi)

Total Biaya Variabel

(TVC) (Rp/Produksi)

Total Biaya (TC)

(Rp/Produksi)

1 UD. Praktis 21.570,73 687.029,81 708.601 9.244,60 298.072,19 307.317

2 FIGHA Shoes 13.848,89 984.081,85 997.931 5.035,96 411.029,76 416.066

3 UD. Sempurna 14.003,82 702.757,40 716.761 7.001,91 392.262,47 399.264

4 Menink 10.805,77 278.261,08 289.067 3.601,92 95.698,14 99.300

5 Kartika Exclusive 5.242,09 344.588,08 349.830 2.621,05 176.460,71 179.082

6 PS. IRENG 6.755,27 259.767,25 266.523 2.251,76 93.116,86 95.369

7 SOLDATE 7.950,00 194.978,34 202.928 3.975,00 101.989,17 105.964

8 HIDAYAH 4.585,42 155.901,42 160.487 2.292,71 86.850,71 89.143

9 RIF’AT 5.739,74 257.569,38 263.309 1.913,25 90.356,46 92.270

10 NESHA 4.284,50 192.961,40 198.246 2.142,25 100.430,70 102.573

TOTAL 94.786,23 4.058.896,01 4.153.682,23 40.080,40 1.846.267,17 1.886.347,57

, RATA-RATA 9.478,62 405.889,60 415.368,22 4.008,04 184.626,71 188.634,76

Page 167: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

146

Lampiran 35. Penerimaan Sepatu Wanita dan Laki-Laki Industri Alas Kaki dari Kulit

No Nama Industri

Sepatu Wanita Sepatu Laki-Laki

Volume Produksi

(Pasang/Produksi)

Harga

(Rp/Produksi)

Total Penerimaan

(Rp/Produksi)

Volume Produksi

(Pasang/Produksi)

Harga (Rp/Produksi) Total Penerimaan

(Rp/Produksi)

1. UD. Praktis 11 175.000 1.925.000 7 225.000 1.575.000

2. FIGHA Shoes 15 175.000 2.625.000 10 200.000 2.000.000

3. UD. Sempurna 12 175.000 2.100.000 8 200.000 1.600.000

4. Menink 5 150.000 750.000 3 175.000 525.000

5. Kartika Exclusive 6 125.000 750.000 4 150.000 600.000

6. PS. IRENG 5 120.000 600.000 3 150.000 450.000

7. SOLDATE 3 175.000 525.000 2 250.000 500.000

8. HIDAYAH 3 115.000 345.000 2 130.000 260.000

9. RIF’AT 5 125.000 625.000 3 175.000 525.000

10 NESHA 3 120.000 360.000 2 150.000 300.000

TOTAL 68 1.455.000 10.605.000 44 1.805.000 8.335.000

RATA-RATA 6,8 145.500 1.060.500 4,4 180.500 833.500

Lampiran 36. Penerimaan Sepatu Wanita dan Laki-Laki Industri Alas Kaki dari Kulit

No Nama Industri

Sandal Wanita Sandal Laki-Laki

Volume Produksi

(Pasang/Produksi)

Harga

(Rp/Produksi)

Total Penerimaan

(Rp/Produksi)

Volume Produksi

(Pasang/Produksi)

Harga (Rp/Produksi) Total Penerimaan

(Rp/Produksi)

1. UD. Praktis 11 125.000 875.000 3 125.000 375.000

2. FIGHA Shoes 15 100.000 1100.000 4 125.000 500.000

3. UD. Sempurna 12 100.000 800.000 4 125.000 500.000

4. Menink 5 100.000 300.000 1 125.000 125.000

5. Kartika Exclusive 6 90.000 360.000 2 100.000 200.000

6. PS. IRENG 5 100.000 300.000 1 100.000 100.000

7. SOLDATE 3 135.000 270.000 1 150.000 150.000

8. HIDAYAH 3 85.000 170.000 1 90.000 90.000

9. RIF’AT 5 100.000 300.000 1 100.000 100.000

10 NESHA 3 100.000 200.000 1 115.000 115.000

TOTAL 68 1.035.000 4.675.000 19 1.155.000 2.255.000

RATA-RATA 6,8 103.500 467.500 1,9 115.500 225.500

Page 168: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

147

Lampiran 37. Pendapatan Sepatu Wanita dan Sepatu Laki-Laki Industri Alas Kaki dari Kulit

No Nama Industri

Sepatu Wanita Sepatu Laki-Laki

Total Penerimaan (TR)

(Rp/Produksi)

Total Biaya (TC)

(Rp/Produksi)

Pendapatan

(Rp/Produksi)

R/C

Ratio

Total Penerimaan (TR)

(Rp/Produksi)

Total Biaya (TC)

(Rp/Produksi)

Pendapatan

(Rp/Produksi)

R/C

Ratio

1. UD. Praktis 1.925.000 1.367.155 557.845 1,41 1.575.000 895.514,00 679.486 1,76

2. FIGHA Shoes 2.625.000 1.614.650 1.010.350 1,63 2.000.000 1.134.222,00 865.778 1,76

3. UD. Sempurna 2.100.000 1.436.743 663.257 1,46 1.600.000 987.448 612.552 1,62

4. Menink 750.000 580.508 169.492 1,29 525.000 355.972 169.028 1,47

5. Kartika Exclusive 750.000 640.225 109.775 1,17 600.000 442.594 157.406 1,36

6. PS. IRENG 600.000 537.434 62.566 1,12 450.000 337.627 112.373 1,33

7. SOLDATE 525.000 371.511 153.489 1,41 500.000 255.674 244.326 1,96

8. HIDAYAH 345.000 308.896 36.104 1,12 260.000 216.630 43.370 1,20

9. RIF’AT 625.000 482.857 142.143 1,29 525.000 336.214 188.786 1,56

10 NESHA 360.000 319.877 40.123 1,13 300.000 229.195 70.805 1,31

TOTAL 10.605.000 7.659.855,32 2945145 8.335.000 5.191.090,64 3143909

RATA-RATA 1.060.500 765.985,53 294.514 833.500 519.109,06 314.391

Lampiran 38. Pendapatan Sandal Wanita dan Sandal Laki-Laki Industri Alas Kaki dari Kulit

No Nama Industri

Sandal Wanita Sandal Laki-Laki

Total Penerimaan (TR)

(Rp/Produksi)

Total Biaya (TC)

(Rp/Produksi)

Pendapatan

(Rp/Produksi)

R/C Ratio Total Penerimaan

(TR) (Rp/Produksi)

Total Biaya (TC)

(Rp/Produksi)

Pendapatan

(Rp/Produksi)

R/C Ratio

1. UD. Praktis 875.000 708.601 166.399 1,23 375.000 307.317 67.683 1,22

2. FIGHA Shoes 1100.000 997.931 102.069 1,10 500.000 416.066 83.934 1,20

3. UD. Sempurna 800.000 716.761 83.239 1,12 500.000 399.264 100.736 1,25

4. Menink 300.000 289.067 10.933 1,04 125.000 99.300 25.700 1,26

5. Kartika Exclusive 360.000 349.830 10.170 1,03 200.000 179.082 20.918 1,12

6. PS. IRENG 300.000 266.523 33.477 1,13 100.000 95.369 4.631 1,05

7. SOLDATE 270.000 202.928 67.072 1,33 150.000 105.964 44.036 1,42

8. HIDAYAH 170.000 160.487 9.513 1,06 90.000 89.143 857 1,01

9. RIF’AT 300.000 263.309 36.691 1,14 100.000 92.270 7.730 1,08

10 NESHA 200.000 198.246 1.754 1,01 115.000 102.573 12.427 1,12

TOTAL 4.675.000 4.153.682,23 521.318 2.255.000 1.886.347,57 368652,4

RATA-RATA 467.500 415.368,22 52.132 225.500 188.634,76 36.865

Page 169: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

148

Lampiran 39. Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit UD. Praktis

No Analisis Nilai Tambah Formula Sepatu Wanita Sepatu Laki-

Laki

Sandal Wanita Sandal Laki-

Laki

1. Output (Pasang/Produksi) (a) 11,00 7,00 7,00 3,00

2. Input Bahan Baku (Feet/Produksi) (b) 22,00 21,00 10,50 5,25

3. Input Tenaga Kerja (HOK/Produksi) ( c) 1,45 1,20 1,72 1,47

4. Faktor Konversi (d) = (a)/(b) 0,50 0,33 0,67 0,57

5. Koefisien Tenaga Kerja ( e) = (c )/(b) 0,07 0,06 0,16 0,28

6. Harga Produk (Rp/Pasang) (f) 175.000,00 225.000,00 125.000,00 125.000,00

7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (g) 2.561,96 2.152,59 3.083,95 2.676,64

Penerimaan dan Keuntungan

(Rp/Feet)

8. Harga Bahan Baku (Rp/ feet (h) 20.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00

9 Harga Input Lain (Rp/ feet) (i) 27.792,92 15.428,60 27.190,55 23.306,19

10. Nilai Produk (Rp/Pasang) (j)=(d)x( f) 87.500,00 75.000,00 83.333,33 71.428,57

11. a. Nilai Tambah (Rp/ feet) (k) = (j) – (h) –

(i) 39.707,09 39.571,40 36.142,78 28.122,38

b. Rasio Nilai Tambah (%) (l)= (k/j)x 100 45,38 52,76 43,37 39,37

12 e. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/feet) (m) = (e ) x (k) 168,86 123,01 505,18 749,46

f. Rasio Tenaga Kerja (%) (n)=(m/k)x100 0,43 0,31 1,40 2,66

13 e. Keuntungan (Rp/ feet) (o)=(k)-(m) 39.538,23 39.448,39 35.637,60 27.372,92

f. Rasio Keuntungan (%) (p)=(o)/(j)x 100 45,19 52,60 42,77 38,32

Page 170: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

149

Lampiran 40. Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit Figha Shoes

No Analisis Nilai Tambah Formula Sepatu Wanita Sepatu Laki-

Laki

Sandal Wanita Sandal Laki-

Laki

1. Output (Pasang/Produksi) (a) 15,00 10,00 11,00 4,00

2. Input Bahan Baku (Feet/Produksi) (b) 30,00 30,00 16,50 7,00

3. Input Tenaga Kerja (HOK/Produksi) ( c) 1,23 1,02 1,60 1,37

4. Faktor Konversi (d) = (a)/(b) 0,50 0,33 0,67 0,57

5. Koefisien Tenaga Kerja ( e) = (c )/(b) 0,04 0,03 0,10 0,20

6. Harga Produk (Rp/Pasang) (f) 175000,00 200000,00 100000,00 125000,00

7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (g) 2534,62 2130,00 3496,50 4087,91

Penerimaan dan Keuntungan

(Rp/Feet)

8. Harga Bahan Baku (Rp/ feet (h) 15000,00 15000,00 15000,00 15000,00

9 Harga Input Lain (Rp/ feet) (i) 25519,11 16012,74 40738,21 40738,21

10. Nilai Produk (Rp/Pasang) (j)=(d)x( f) 87500,00 66666,67 66666,67 71428,57

11. a. Nilai Tambah (Rp/ feet) (k) = (j) – (h) –

(i) 46980,90 35653,93 10928,46 15690,36

b. Rasio Nilai Tambah (%) (l)= (k/j)x 100 53,69 53,48 16,39 21,97

12 a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/feet) (m) = (e ) x (k) 103,92 72,42 339,05 800,06

b. Rasio Tenaga Kerja (%) (n)=(m/k)x100 0,22 0,20 3,10 5,10

13 a. Keuntungan (Rp/ feet) (o)=(k)-(m) 46876,98 35581,51 10589,40 14890,30

b. Rasio Keuntungan (%) (p)=(o)/(j)x 100 53,57 53,37 15,88 20,85

Page 171: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

150

Lampiran 41. Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit UD. Sempurna

No Analisis Nilai Tambah Formula Sepatu Wanita Sepatu Laki-

Laki

Sandal Wanita Sandal Laki-

Laki

1. Output (Pasang/Produksi) (a) 12,00 8,00 8,00 4,00

2. Input Bahan Baku (Feet/Produksi) (b) 24,00 24,00 12,00 7,00

3. Input Tenaga Kerja (HOK/Produksi) ( c) 1,19 0,90 1,40 1,20

4. Faktor Konversi (d) = (a)/(b) 0,50 0,33 0,67 0,57

5. Koefisien Tenaga Kerja ( e) = (c )/(b) 0,05 0,04 0,12 0,17

6. Harga Produk (Rp/Pasang) (f) 175000,00 200000,00 100000,00 125000,00

7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (g) 1971,15 1900,00 2839,74 2434,06

Penerimaan dan Keuntungan

(Rp/Feet)

8. Harga Bahan Baku (Rp/ feet (h) 20000,00 20000,00 20000,00 20000,00

9 Harga Input Lain (Rp/ feet) (i) 29133,27 15976,85 27845,03 23867,17

10. Nilai Produk (Rp/Pasang) (j)=(d)x( f) 87500,00 66666,67 66666,67 71428,57

11. a. Nilai Tambah (Rp/ feet) (k) = (j) – (h) –

(i) 38366,73 30689,82 18821,64 27561,41

b. Rasio Nilai Tambah (%) (l)= (k/j)x 100 43,85 46,03 28,23 38,59

12 a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/feet) (m) = (e ) x (k) 97,74 71,25 331,30 417,27

b. Rasio Tenaga Kerja (%) (n)=(m/k)x100 0,25 0,23 1,76 1,51

13 a. Keuntungan (Rp/ feet) (o)=(k)-(m) 38268,99 30618,57 18490,34 27144,14

b. Rasio Keuntungan (%) (p)=(o)/(j)x 100 43,74 45,93 27,74 38,00

Page 172: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

151

Lampiran 42. Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit Menink

No Analisis Nilai Tambah Formula Sepatu Wanita Sepatu Laki-

Laki

Sandal Wanita Sandal Laki-

Laki

1. Output (Pasang/Produksi) (a) 5,00 3,00 3,00 1,00

2. Input Bahan Baku (Feet/Produksi) (b) 10,00 9,00 4,50 1,75

3. Input Tenaga Kerja (HOK/Produksi) ( c) 1,45 1,22 1,84 1,58

4. Faktor Konversi (d) = (a)/(b) 0,50 0,33 0,67 0,57

5. Koefisien Tenaga Kerja ( e) = (c )/(b) 0,15 0,14 0,41 0,90

6. Harga Produk (Rp/Pasang) (f) 150000,00 175000,00 100000,00 125000,00

7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (g) 2530,77 2069,05 3314,88 3158,79

Penerimaan dan Keuntungan

(Rp/Feet)

8. Harga Bahan Baku (Rp/ feet (h) 14000,00 14000,00 14000,00 14000,00

9 Harga Input Lain (Rp/ feet) (i) 29596,03 18064,02 31261,37 26846,89

10. Nilai Produk (Rp/Pasang) (j)=(d)x( f) 75000,00 58333,33 66666,67 71428,57

11. a. Nilai Tambah (Rp/ feet) (k) = (j) – (h) –

(i) 31403,98 26269,32 21405,30 30581,69

b. Rasio Nilai Tambah (%) (l)= (k/j)x 100 41,87 45,03 32,11 42,81

12 a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/feet) (m) = (e ) x (k) 366,96 280,47 1355,42 2851,94

b. Rasio Tenaga Kerja (%) (n)=(m/k)x100 1,17 1,07 6,33 9,33

13 a. Keuntungan (Rp/ feet) (o)=(k)-(m) 31037,01 25988,85 20049,88 27729,75

b. Rasio Keuntungan (%) (p)=(o)/(j)x 100 41,38 44,55 30,07 38,82

Page 173: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

152

Lampiran 43. Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kartika Exclusive

No Analisis Nilai Tambah Formula Sepatu Wanita Sepatu Laki-

Laki

Sandal Wanita Sandal Laki-

Laki

1. Output (Pasang/Produksi) (a) 6,00 4,00 4,00 2,00

2. Input Bahan Baku (Feet/Produksi) (b) 12,00 12,00 6,00 3,50

3. Input Tenaga Kerja (HOK/Produksi) ( c) 1,29 1,08 1,65 1,42

4. Faktor Konversi (d) = (a)/(b) 0,50 0,33 0,67 0,57

5. Koefisien Tenaga Kerja ( e) = (c )/(b) 0,11 0,09 0,28 0,41

6. Harga Produk (Rp/Pasang) (f) 125000,00 150000,00 90000,00 100000,00

7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (g) 2382,78 1861,79 3373,08 2395,97

Penerimaan dan Keuntungan

(Rp/Feet)

8. Harga Bahan Baku (Rp/ feet (h) 15000,00 15000,00 15000,00 15000,00

9 Harga Input Lain (Rp/ feet) (i) 25782,81 16188,54 27343,74 23437,49

10. Nilai Produk (Rp/Pasang) (j)=(d)x( f) 62500,00 50000,00 60000,00 57142,86

11. a. Nilai Tambah (Rp/ feet) (k) = (j) – (h) –

(i) 21717,20 18811,46 17656,26 18705,37

b. Rasio Nilai Tambah (%) (l)= (k/j)x 100 34,75 37,62 29,43 32,73

12 a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/feet) (m) = (e ) x (k) 256,15 167,56 927,60 972,08

b. Rasio Tenaga Kerja (%) (n)=(m/k)x100 1,18 0,89 5,25 5,20

13 a. Keuntungan (Rp/ feet) (o)=(k)-(m) 21461,05 18643,90 16728,66 17733,29

b. Rasio Keuntungan (%) (p)=(o)/(j)x 100 34,34 37,29 27,88 31,03

Page 174: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

153

Lampiran 44. Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit PS. Ireng

No Analisis Nilai Tambah Formula Sepatu Wanita Sepatu Laki-

Laki

Sandal Wanita Sandal Laki-

Laki

1. Output (Pasang/Produksi) (a) 5,00 3,00 3,00 1,00

2. Input Bahan Baku (Feet/Produksi) (b) 10,00 9,00 4,50 1,75

3. Input Tenaga Kerja (Jam/Produksi) ( c) 1,30 1,15 1,71 1,42

4. Faktor Konversi (d) = (a)/(b) 0,50 0,33 0,67 0,57

5. Koefisien Tenaga Kerja ( e) = (c )/(b) 0,13 0,13 0,38 0,81

6. Harga Produk (Rp/Pasang) (f) 120000,00 150000,00 100000,00 100000,00

7. Upah Tenaga Kerja (Rp/Jam) (g) 2530,77 2069,06 3314,89 3158,79

Penerimaan dan Keuntungan

(Rp/Feet)

8. Harga Bahan Baku (Rp/Pasang (h) 15000,00 15000,00 15000,00 15000,00

9 Harga Input Lain (Rp/ Pasang) (i) 24963,72 15642,48 26151,63 22415,68

10. Nilai Produk (Rp/Pasang) (j)=(d)x( f) 60000,00 50000,00 66666,67 57142,86

11. a. Nilai Tambah (Rp/Pasang) (k) = (j) – (h) –

(i) 20036,28 19357,52 25515,04 19727,18

b. Rasio Nilai Tambah (%) (l)= (k/j)x 100 33,39 38,72 38,27 34,52

12 a. Pendapatan Tenaga Kerja

(Rp/Pasang)

(m) = (e ) x (k)

329,00 264,38 1259,66 2563,13

b. Rasio Tenaga Kerja (%) (n)=(m/k)x100 1,64 1,37 4,94 12,99

13 a. Keuntungan (Rp/Pasang) (o)=(k)-(m) 19707,28 19093,14 24255,38 17164,04

b. Rasio Keuntungan (%) (p)=(o)/(j)x 100 32,85 38,19 36,38 30,04

Page 175: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

154

Lampiran 45. Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit Soldate

No Analisis Nilai Tambah Formula Sepatu Wanita Sepatu Laki-

Laki

Sandal Wanita Sandal Laki-

Laki

1. Output (Pasang/Produksi) (a) 3,00 2,00 2,00 1,00

2. Input Bahan Baku (Feet/Produksi) (b) 6,00 5,00 3,00 1,75

3. Input Tenaga Kerja (HOK/Produksi) ( c) 1,29 1,08 1,62 1,39

4. Faktor Konversi (d) = (a)/(b) 0,50 0,40 0,67 0,57

5. Koefisien Tenaga Kerja ( e) = (c )/(b) 0,22 0,22 0,54 0,79

6. Harga Produk (Rp/Pasang) (f) 175000,00 250000,00 135000,00 150000,00

7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (g) 3921,27 3137,02 5041,40 4321,20

Penerimaan dan Keuntungan

(Rp/Feet)

8. Harga Bahan Baku (Rp/ feet (h) 18000,00 18000,00 18000,00 18000,00

9 Harga Input Lain (Rp/ feet) (i) 26245,89 15830,59 26827,85 22995,30

10. Nilai Produk (Rp/Pasang) (j)=(d)x( f) 87500,00 100000,00 90000,00 85714,29

11. a. Nilai Tambah (Rp/ feet) (k) = (j) – (h) –

(i) 43254,12 66169,41 45172,15 44718,99

b. Rasio Nilai Tambah (%) (l)= (k/j)x 100 49,43 66,17 50,19 52,17

12 a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/feet) (m) = (e ) x (k) 843,07 677,60 2722,36 3432,27

b. Rasio Tenaga Kerja (%) (n)=(m/k)x100 1,95 1,02 6,03 7,68

13 a. Keuntungan (Rp/ feet) (o)=(k)-(m) 42411,04 65491,81 42449,80 41286,72

b. Rasio Keuntungan (%) (p)=(o)/(j)x 100 48,47 65,49 47,17 48,17

Page 176: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

155

Lampiran 46. Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit HIDAYAH

No Analisis Nilai Tambah Formula Sepatu Wanita Sepatu Laki-

Laki

Sandal Wanita Sandal Laki-

Laki

1. Output (Pasang/Produksi) (a) 3,00 2,00 2,00 1,00

2. Input Bahan Baku (Feet/Produksi) (b) 6,00 6,00 3,00 1,75

3. Input Tenaga Kerja (HOK/Produksi) ( c) 1,29 1,08 1,62 1,39

4. Faktor Konversi (d) = (a)/(b) 0,50 0,33 0,67 0,57

5. Koefisien Tenaga Kerja ( e) = (c )/(b) 0,22 0,18 0,54 0,79

6. Harga Produk (Rp/Pasang) (f) 115000,00 130000,00 85000,00 90000,00

7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (g) 2217,02 1789,62 2883,12 2542,67

Penerimaan dan Keuntungan

(Rp/Feet)

8. Harga Bahan Baku (Rp/ feet (h) 13500,00 13500,00 13500,00 13500,00

9 Harga Input Lain (Rp/ feet) (i) 25076,16 15050,77 25568,21 18972,75

10. Nilai Produk (Rp/Pasang) (j)=(d)x( f) 57500,00 43333,33 56666,67 51428,57

11. a. Nilai Tambah (Rp/ feet) (k) = (j) – (h) –

(i) 18923,85 14782,56 17598,46 18955,82

b. Rasio Nilai Tambah (%) (l)= (k/j)x 100 32,91 34,11 31,06 36,86

12 a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/feet) (m) = (e ) x (k) 476,66 322,13 1556,88 2019,61

b. Rasio Tenaga Kerja (%) (n)=(m/k)x100 2,52 2,18 8,85 10,65

13 a. Keuntungan (Rp/ feet) (o)=(k)-(m) 18447,19 14460,43 16041,58 16936,22

b. Rasio Keuntungan (%) (p)=(o)/(j)x 100 32,08 33,37 28,31 32,93

Page 177: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

156

Lampiran 47. Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit RIF’AT

No Analisis Nilai Tambah Formula Sepatu Wanita Sepatu Laki-

Laki

Sandal Wanita Sandal Laki-

Laki

1. Output (Pasang/Produksi) (a) 5,00 3,00 3,00 1,00

2. Input Bahan Baku (Feet/Produksi) (b) 10,00 9,00 4,50 1,75

3. Input Tenaga Kerja (HOK/Produksi) ( c) 1,21 1,00 1,51 1,29

4. Faktor Konversi (d) = (a)/(b) 0,50 0,33 0,67 0,57

5. Koefisien Tenaga Kerja ( e) = (c )/(b) 0,12 0,11 0,34 0,74

6. Harga Produk (Rp/Pasang) (f) 125000,00 175000,00 85000,00 100000,00

7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (g) 2410,77 1944,62 3107,48 2777,84

Penerimaan dan Keuntungan

(Rp/Feet)

8. Harga Bahan Baku (Rp/ feet (h) 16000,00 16000,00 16000,00 16000,00

9 Harga Input Lain (Rp/ feet) (i) 23225,19 15283,46 25700,25 21743,07

10. Nilai Produk (Rp/Pasang) (j)=(d)x( f) 62500,00 58333,33 56666,67 57142,86

11. a. Nilai Tambah (Rp/ feet) (k) = (j) – (h) –

(i) 23274,82 27049,88 14966,42 19399,79

b. Rasio Nilai Tambah (%) (l)= (k/j)x 100 37,24 46,37 26,41 33,95

12 a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/feet) (m) = (e ) x (k) 291,70 216,07 1042,73 2047,66

b. Rasio Tenaga Kerja (%) (n)=(m/k)x100 1,25 0,80 6,97 10,56

13 a. Keuntungan (Rp/ feet) (o)=(k)-(m) 22983,11 26833,81 13923,69 17352,12

b. Rasio Keuntungan (%) (p)=(o)/(j)x 100 36,77 46,00 24,57 30,37

Page 178: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

157

Lampiran 48. Nilai Tambah Industri Alas Kaki dari Kulit NESHA

No Analisis Nilai Tambah Formula Sepatu Wanita Sepatu Laki-

Laki

Sandal Wanita Sandal Laki-

Laki

1. Output (Pasang/Produksi) (a) 3,00 2,00 2,00 1,00

2. Input Bahan Baku (Feet/Produksi) (b) 6,00 6,00 3,00 1,75

3. Input Tenaga Kerja (HOK/Produksi) ( c) 1,21 1,02 1,51 1,29

4. Faktor Konversi (d) = (a)/(b) 0,50 0,33 0,67 0,57

5. Koefisien Tenaga Kerja ( e) = (c )/(b) 0,20 0,17 0,50 0,74

6. Harga Produk (Rp/Pasang) (f) 120000,00 150000,00 100000,00 115000,00

7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (g) 3780,77 3024,62 4907,48 4206,41

Penerimaan dan Keuntungan

(Rp/Feet)

8. Harga Bahan Baku (Rp/ feet (h) 13000,00 13000,00 13000,00 13000,00

9 Harga Input Lain (Rp/ feet) (i) 23587,81 14058,54 27117,07 23357,49

10. Nilai Produk (Rp/Pasang) (j)=(d)x( f) 60000,00 50000,00 66666,67 65714,29

11. a. Nilai Tambah (Rp/ feet) (k) = (j) – (h) –

(i) 23412,20 22941,46 26549,59 29356,79

b. Rasio Nilai Tambah (%) (l)= (k/j)x 100 39,02 45,88 39,82 44,67

12 a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/feet) (m) = (e ) x (k) 762,46 514,19 2470,10 3100,73

b. Rasio Tenaga Kerja (%) (n)=(m/k)x100 3,26 2,24 9,30 10,56

13 a. Keuntungan (Rp/ feet) (o)=(k)-(m) 22649,74 22427,28 24079,50 26256,07

b. Rasio Keuntungan (%) (p)=(o)/(j)x 100 37,75 44,85 36,12 39,95

Page 179: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

158

Lampiran 49. Rata-Rata Nilai Tambah Industri Alas Kaki

No Analisis Nilai Tambah Formula Sepatu Wanita Sepatu Laki-

Laki

Sandal Wanita Sandal Laki-

Laki

1. Output (Pasang/Produksi) (a) 6,80 4,40 4,50 1,90

2. Input Bahan Baku (Feet/Produksi) (b) 13,60 13,10 6,75 3,33

3. Input Tenaga Kerja (HOK/Produksi) ( c) 1,29 1,08 1,62 1,38

4. Faktor Konversi (d) = (a)/(b) 0,50 0,34 0,67 0,57

5. Koefisien Tenaga Kerja ( e) = (c )/(b) 0,13 0,12 0,34 0,58

6. Harga Produk (Rp/Pasang) (f) 145500,00 180500,00 102000,00 115500,00

7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (g) 2684,19 2207,84 3536,25 3176,03

Penerimaan dan Keuntungan

(Rp/Feet)

8. Harga Bahan Baku (Rp/ feet (h) 15950,00 15950,00 15950,00 15950,00

9 Harga Input Lain (Rp/ feet) (i) 26092,29 15753,66 28574,39 24768,02

10. Nilai Produk (Rp/Pasang) (j)=(d)x( f) 72750,00 61833,33 68000,00 66000,00

11. a. Nilai Tambah (Rp/ feet) (k) = (j) – (h) –

(i) 30707,71 30129,68 23475,61 25281,98

b. Rasio Nilai Tambah (%) (l)= (k/j)x 100 41,15 46,62 33,53 37,76

12 a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/feet) (m) = (e ) x (k) 369,65 270,91 1251,03 1895,42

b. Rasio Tenaga Kerja (%) (n)=(m/k)x100 1,39 1,03 5,39 7,62

13 a. Keuntungan (Rp/ feet) (o)=(k)-(m) 30338,06 29858,77 22224,58 23386,56

b. Rasio Keuntungan (%) (p)=(o)/(j)x 100 40,61 46,16 31,69 34,85

Page 180: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

159

Lampiran 50. Skala Perbandingan Kepentingan Antar Kriteria Strategi

Pengembangan Industri Kerajinan Alas Kaki dari Kulit di

Kabupaten Magetan.

I. Skala Perbandingan Kepentingan Antara Kriteria Produksi dan Pemasaran

Expert

Skala Perbandingan

Input Pemasaran

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

II. Skala Perbandingan Kepentingan Antara Kriteria Produksi dan SDM

Expert

Skala Perbandingan

Produksi SDM

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √ √

X5 √

III. Skala Perbandingan Kepentingan Antara Produksi dan Teknologi

Expert

Skala Perbandingan

Produksi Teknologi

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

IV. Skala Perbandingan Kepentingan Antara Pemasaran dan SDM

Expert

Skala Perbandingan

Pemasaran SDM

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

V. Skala Perbandingan Kepentingan Antara Pemasaran dan Teknologi

Expert

Skala Perbandingan

Pemasaran Teknologi

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 181: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

160

VI. Skala Perbandingan Kepentingan Antara SDM dan Teknologi

Expert

Skala Perbandingan

SDM Teknologi

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

VII. Skala Perbandingan Kepentingan pada Kriteria Produksi Antara Sub

Kriteria (Alternatif)

a. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Mempertahankan

Kualitas Produk (A2)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A2

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

b. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Memanfaatkan

Promosi Pemerintah Daerah (A3)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A3

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

c. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Penyediaan

Informasi Pasar (Katalog) (A4)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

d. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 182: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

161

e. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Mengadakan Balai

Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

f. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Meningkatkan

Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4

X5 √

g. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Memberikan

Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

h. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Memberikan

Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

i. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Pengembangan

Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 183: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

162

j. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Memanfaatkan Promosi

Pemerintah Daerah (A3)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A3

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

k. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Penyediaan Informasi Pasar

(Katalog) (A4)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A4

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

l. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

m. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Mengadakan Balai

Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A4

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √ √

X4 √

X5 √

n. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Meningkatkan Pengetahuan

Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 184: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

163

o. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Memberikan Bantuan

Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

p. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Memberikan Bantuan

Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

q. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Pengembangan Industri

Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

r. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Penyediaan

Informasi Pasar (Katalog) (A4)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A4

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

s. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 185: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

164

t. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Mengadakan Balai

Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √ √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

u. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Meningkatkan

Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

v. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Memberikan

Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

w. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Memberikan

Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

x. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Pengembangan

Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 186: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

165

y. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

z. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Mengadakan Balai

Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

aa. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Meningkatkan

Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

bb. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Memberikan Bantuan

Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

cc. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Memberikan Bantuan

Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 187: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

166

dd. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Pengembangan

Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

ee. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Tekni (A5) dan

Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

ff. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

gg. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

hh. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Memberikan Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 188: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

167

ii. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

jj. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

kk. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

ll. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Pengembangan Industri Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

mm. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 189: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

168

nn. Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7) dan Memberikan

Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A7 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

oo. Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7) dan Memberikan

Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A7 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

pp. Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A7 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

qq. Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8) dan

Memberikan Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A8 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

rr. Pelatihan untuk Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga

Terjangkau (A8) dan Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit

(A10)

Expert

Skala Perbandingan

A8 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 190: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

169

ss. Memberikan Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A9 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

VIII. Skala Perbandingan Kepentingan pada Kriteria Pemasaran Antara Sub

Kriteria (Alternatif)

a. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Mempertahankan

Kualitas Produk (A2)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A2

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

b. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Memanfaatkan

Promosi Pemerintah Daerah (A3)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A3

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

c. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Penyediaan

Informasi Pasar (Katalog) (A4)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

d. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 191: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

170

e. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Mengadakan Balai

Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

f. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Meningkatkan

Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

g. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Memberikan

Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

h. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Memberikan

Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

i. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Pengembangan

Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 192: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

171

j. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Memanfaatkan Promosi

Pemerintah Daerah (A3)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A3

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

k. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Penyediaan Informasi

Pasar (Katalog) (A4)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A4

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

l. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

m. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Mengadakan Balai

Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

n. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Meningkatkan

Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 193: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

172

o. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Memberikan Bantuan

Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

p. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Memberikan Bantuan

Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

q. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Pengembangan Industri

Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

r. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Penyediaan

Informasi Pasar (Katalog) (A4)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A4

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

s. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 194: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

173

t. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Mengadakan Balai

Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

u. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Meningkatkan

Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

v. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Memberikan

Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

w. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Memberikan

Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

x. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Pengembangan

Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 195: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

174

y. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

z. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Mengadakan Balai

Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

aa. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Meningkatkan

Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

bb. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Memberikan Bantuan

Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

cc. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Memberikan Bantuan

Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 196: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

175

dd. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Pengembangan

Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

ee. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

ff. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

gg. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

hh. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Memberikan Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 197: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

176

ii. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

jj. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

kk. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

ll. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Pengembangan Industri Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

mm. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 198: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

177

nn. Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7) dan Memberikan

Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A7 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

oo. Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7) dan Memberikan

Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A7 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

pp. Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A7 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

qq. Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8) dan

Memberikan Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A8 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

rr. Pelatihan untuk Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga

Terjangkau (A8) dan Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit

(A10)

Expert

Skala Perbandingan

A8 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 199: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

178

ss. Memberikan Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A9 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

IX. Skala Perbandingan Kepentingan pada Kriteria SDM Antara Sub Kriteria

(Alternatif)

a. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Mempertahankan

Kualitas Produk (A2)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A2

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

b. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Memanfaatkan

Promosi Pemerintah Daerah (A3)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A3

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

c. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Penyediaan

Informasi Pasar (Katalog) (A4)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

d. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 200: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

179

e. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Mengadakan Balai

Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

f. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Meningkatkan

Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

g. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Memberikan

Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

h. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Memberikan

Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

i. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Pengembangan

Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 201: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

180

j. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Memanfaatkan Promosi

Pemerintah Daerah (A3)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A3

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

k. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Penyediaan Informasi Pasar

(Katalog) (A4)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A4

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

l. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

m. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Mengadakan Balai

Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

n. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Meningkatkan Pengetahuan

Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 202: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

181

o. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Memberikan Bantuan

Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

p. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Memberikan Bantuan

Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

q. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Pengembangan Industri

Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

r. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Penyediaan

Informasi Pasar (Katalog) (A4)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A4

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

s. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3

X4 √

X5 √

Page 203: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

182

t. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Mengadakan

Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

u. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Meningkatkan

Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

v. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Memberikan

Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

w. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Memberikan

Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

x. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Pengembangan

Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 204: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

183

y. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

z. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Mengadakan Balai

Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

aa. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Meningkatkan

Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

bb. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Memberikan Bantuan

Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

cc. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Memberikan Bantuan

Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 205: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

184

dd. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Pengembangan Industri

Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

ee. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

ff. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2

X3 √

X4 √

X5 √

gg. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

hh. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Memberikan Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 206: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

185

ii. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

jj. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

kk. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

ll. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Pengembangan Industri Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

mm. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 207: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

186

nn. Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7) dan Memberikan

Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A7 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

oo. Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7) dan Memberikan

Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A7 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

pp. Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A7 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

qq. Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8) dan

Memberikan Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A8 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

rr. Pelatihan untuk Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga

Terjangkau (A8) dan Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit

(A10)

Expert

Skala Perbandingan

A8 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 208: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

187

ss. Memberikan Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A9 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

X. Skala Perbandingan Kepentingan pada Kriteria Teknologi Antara Sub

Kriteria (Alternatif)

a. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Mempertahankan

Kualitas Produk (A2)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A2

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

b. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Memanfaatkan

Promosi Pemerintah Daerah (A3)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A3

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

c. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Penyediaan

Informasi Pasar (Katalog) (A4)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A4

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4

X5 √

d. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Tekni s (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4

X5 √

Page 209: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

188

e. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Mengadakan Balai

Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

f. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Meningkatkan

Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

g. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Memberikan

Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

h. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Memberikan

Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

i. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1) dan Pengembangan

Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A1 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 210: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

189

j. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Memanfaatkan Promosi

Pemerintah Daerah (A3)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A3

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

k. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Penyediaan Informasi Pasar

(Katalog) (A4)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A4

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

l. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

m. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Mengadakan Balai

Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A4

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

n. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Meningkatkan Pengetahuan

Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 211: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

190

o. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Memberikan Bantuan

Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

p. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Memberikan Bantuan

Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

q. Mempertahankan Kualitas Produk (A2) dan Pengembangan Industri

Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A2 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

r. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Penyediaan

Informasi Pasar (Katalog) (A4)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A4

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

s. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 212: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

191

t. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Mengadakan

Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √ √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

u. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Meningkatkan

Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

v. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Memberikan

Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

w. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Memberikan

Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

x. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3) dan Pengembangan

Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A3 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 213: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

192

y. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Pelatihan untuk

Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

z. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Mengadakan Balai

Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

aa. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Meningkatkan

Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

bb. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Memberikan Bantuan

Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

cc. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Memberikan Bantuan

Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 214: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

193

dd. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4) dan Pengembangan Industri

Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A4 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

ee. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A6

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

ff. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

gg. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

hh. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Memberikan Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 215: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

194

ii. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A5 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

jj. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A7

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

kk. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

ll. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Pengembangan Industri Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

mm. Mengadakan Balai Pelatihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A6 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 216: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

195

nn. Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7) dan Memberikan

Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

Expert

Skala Perbandingan

A7 A8

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

oo. Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7) dan Memberikan

Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A7 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

pp. Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A7 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

qq. Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8) dan

Memberikan Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

Expert

Skala Perbandingan

A8 A9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

rr. Pelatihan untuk Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga

Terjangkau (A8) dan Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit

(A10)

Expert

Skala Perbandingan

A8 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Page 217: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

196

ss. Memberikan Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9) dan

Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Expert

Skala Perbandingan

A9 A10

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 √

X2 √

X3 √

X4 √

X5 √

Lampiran 51. Tingkat Kepentingan Masing-Masing Kriteria Pengembangan

Industri Kerajinan Alas Kaki di Sentra Kerajinan Kulit Kabupaten

Magetan.

Lampiran 52. Tingkat Kepentingan Masing-Masing Alternatif Strategi

Pengembangan Industri Kerajinan Alas Kaki di Sentra Kerajinan

Kulit Kabupaten Magetan.

Page 218: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

197

Lampiran 53.Kuesioner A

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

KUISIONER A

JUDUL : Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Industri

Kerajinan Kulit di Sentra Kerainan Kulit Kabupaten

Magetan

LOKASI : Kabupaten Magetan

Identitas Responden

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Nama Industri :

Alamat :

Pekerjaan Utama :

Pekerjaan Sampingan :

Jumlah Anggota Keluarga :

Pewawancara

Nama : Yofita Putri Perwitasari

NIM : 151510601158

Hari/ Tanggal Wawancara :

Page 219: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

198

A. KONDISI UMUM AGROINDUSTRI

1. Apakah bentuk industri alas kaki dari kulit yang anda usahakan?

Jawab:..................................................................................................................

2. Sejak kapan industri tersebut didirikan?

Jawab:..................................................................................................................

3. Dimana lokasi industri alas kaki dari kulit yang anda jalankan?

Jawab:..................................................................................................................

4. Mengapa anda memilih lokasi tersebut?

Jawab:..................................................................................................................

5. Berapa luas area yang anda gunakan untuk usaha industri tersebut?

Jawab:..................................................................................................................

6. Apakah area yang anda gunakan milik pribadi atau sewa?

Jawab:..................................................................................................................

7. Apa alasan anda memilih untuk menjalankan industri alas kaki dari kulit?

Jawab:..................................................................................................................

8. Apakah usaha ini menjadi pekerjaan utama anda atau hanya usaha sampingan?

Jawab: .................................................................................................................

9. Apakah bapak mengusahakan usaha lain selain industri ini?

a. Ya b. Tidak

10. Jika ya, jenis pekerjaan apa yang anda usahakan?

Jawab: .................................................................................................................

11. Bagaimana struktur pengelolaan usaha pada industri alas kaki dari kulit?

Jawab: .................................................................................................................

12. Bagaiamana perkembangan industri anda sejak berdiri hingga saat ini?

Jawab:..................................................................................................................

13. Apakah dalam berusaha industri alas kaki dari kulit tersebut berdiri sendiri atau

bekerjasama dengan orang lain?

Jawab:..................................................................................................................

14. Jika ada, dengan siapakah industri anda miliki ini bekerjasama?

Jawab:..................................................................................................................

Page 220: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

199

15. Apakah nama usaha ini sudah terdaftar di Dinas terkait?

Jawab: .................................................................................................................

16. Berapakah jumlah tenaga kerja yang dimiliki industri alas kaki dari kulit?

Jawab: .................................................................................................................

17. Apa yang menjadi hambatan selama menjalankan usaha industri alas kaki dari

kulit?

Jawab: .................................................................................................................

18. Siapakah pengambil keputusan dalam industri anda?

Jawab: .................................................................................................................

B. PRODUKSI INDUSTRI ALAS KAKI DARI KULIT

a. Proses Pembuatan Sandal

1. Bahan baku apa saja yang anda perlukan dalam melakukan proses produksi?

a. Bahan baku utama: .......................................................................................

b. Bahan baku pendukung: ...............................................................................

2. Berapa jumlah bahan baku yang anda butuhkan dalam satu kali proses

produksi?

a. Bahan baku utama: .......................................................................................

b. Bahan baku pendukung: ...............................................................................

3. Apakah pengadaan bahan baku tergantung pemasok?

Jawab:..................................................................................................................

Alasan,.................................................................................................................

4. Apakah ada standard khusus yang anda tetapkan dalam memilih bahan baku?

Jawab: .................................................................................................................

5. Jika iya, standard apa saja yang anda tetapkan tersebut?

Jawab: .................................................................................................................

6. Apakah ketersediaan bahan baku bisa kontinyu?

Jawab: .................................................................................................................

7. Jika tidak bagaimana cara mengatasinya?

Jawab: .................................................................................................................

Page 221: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

200

8. Bagaimana sistem pembayaran pembelian bahan baku?

Jawab: .................................................................................................................

9. Siapa penentu harga bahan baku tersebut?

Jawab: .................................................................................................................

10. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat sandal kulit dalam satu

kali proses produksi?

Jawab: .................................................................................................................

11. Dalam satu minggu berapa kali proses produksi sandal kulit?

Jawab: .................................................................................................................

12. Bagaimana teknologi yang digunakan dalam proses produksi sandal kulit?

a. Tradisional, bagaimana Teknik pengolahannya? .........................................

b. Modern, bagaimana Teknik pengolahannya? ..............................................

13. Kendala apa yang sering dialami selama proses produksi sandal kulit?

Jawab: .................................................................................................................

14. Bagaimana cara anda mengatasinya?

Jawab: .................................................................................................................

15. Apa nama label produk sandal kulit yang dipasarkan?

Jawab: .................................................................................................................

16. Apakah harga produk sandal kulit dipasaran sering mengalami perubahan?

Jawab: .................................................................................................................

17. Berapa lama waktu kerja tenaga kerja yang anda gunakan dalam satu kali

proses produksi?

Jawab: .................................................................................................................

18. Apakah terdapat perbedaann waktu kerja untuk setiap tenaga kerja pada

masing-masing bidang pekeraan?

Jawab: .................................................................................................................

19. Bahan bakar apa saja yang anda gunakan untuk melakukan produksi?

Jawab: .................................................................................................................

20. Darimana anda memperoleh bahan bakar tersebut?

Jawab: .................................................................................................................

Page 222: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

201

21. Apakah anda pernah mengalami kesulitan dalam menjual produk?

Jawab: .................................................................................................................

22. Bagaimana cara anda mengatasinya?

Jawab: .................................................................................................................

23. Apakah anda pernah mengalami kerugian dalam usaha anda?

Jawab: .................................................................................................................

24. Jika ya, apa penyebab kerugian tersebut?

Jawab: .................................................................................................................

25. Berapa hasil produksi anda dalam satu kali proses produksi?

Volume produksi

(pasang)

Harga

(Rp/pasang)

Total (Rp) Penerimaan (Rp)

b. Proses Pembuatan Sepatu Kulit

1. Bahan baku apa saja yang anda perlukan dalam melakukan proses produksi?

a. Bahan baku utama: .......................................................................................

b. Bahan baku pendukung: ...............................................................................

2. Berapa jumlah bahan baku yang anda butuhkan dalam satu kali proses

produksi?

a. Bahan baku utama: .......................................................................................

b. Bahan baku pendukung: ...............................................................................

3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat sepatu kulit dalam satu

kali proses produksi?

Jawab: .................................................................................................................

4. Dalam satu minggu berapa kali proses produksi sepatu kulit?

Jawab: .................................................................................................................

5. Bagaimana teknologi yang digunakan dalam proses produksi sepatu kulit?

a. Tradisional, bagaimana Teknik pengolahannya? .........................................

b. Modern, bagaimana Teknik pengolahannya? ..............................................

6. Kendala apa yang sering dialami selama proses produksi sepatu kulit?

Page 223: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

202

Jawab: .................................................................................................................

7. Bagaimana cara anda mengatasinya?

Jawab: .................................................................................................................

8. Apakah harga produk sepatu kulit dipasaran sering mengalami perubahan?

Jawab: .................................................................................................................

9. Berapa hasil produksi anda dalam satu kali proses produksi?

Volume produksi

(pasang)

Harga

(Rp/pasang)

Total (Rp) Penerimaan (Rp)

C. PENGGUNAAN BIAYA PRODUKSI (satu kali proses produksi)

1. Biaya Tetap

a. Penyusutan peralatan

a b c d=(axb)/c

No Peralatan Harga

(Rp)

Jumlah Umur

Pemakaian

Umur

Ekonomis

Biaya Penyusutan

(Rp/bulan)

1. Mesin Press

2. Mesin Seset

3. Mesin Label

4. Mesin Gerinda

5. Mesin Jahit

6.

7.

8.

9.

10.

Jumlah

Page 224: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

203

b. Biaya tetap

No Uraian Jumlah/Tahun Harga

(Rp/Satuan)

Total/Tahun

1 Pajak

2 Listrik

3

4

Total Keseluruhan :

c. Biaya lain-lain: .............................................................................................

d. Total biaya tetap (TFC)= .............................................................................

2. Biaya Variabel

a. Biaya variabel bahan baku

No. Jenis Bahan Baku Satuan Jumlah Harga Total

1. Kulit

2. Sol

3.

4.

5.

6.

Jumlah

b. Biaya tenaga kerja

No Jenis Kegiatan Jam Kerja

/ hari

Jumlah TK

(jiwa)

Upah (Rp) Total

Lk Pr Lk Pr

1 Desain

2 Upper

3 Assembling

4 Finishing

5 Toko

6

7

Page 225: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

204

c. Biaya lain-lain

No. Jenis Bahan Baku Satuan Jumlah Biaya Persatuan Total

1. Purring

2. Liring

3. Insol

4. Paku

5. Kain Keras

6. Spons

7. Lem

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Jumlah

d. Total Biaya Variabel (TVC)= .....................................................................

3. Biaya Total (TC) = TFC + TVC = ...................................................................

4. Penerimaan

No Produk Jumlah

(Bulan)

Jumlah

(Tahun)

Harga (Rp/

Pasang)

Total penerimaan (Rp)

1. Sepatu

a. Laki-laki

b. Perempuan

2. Sandal

a. Laki-laki

b. Perempuan

3.

Total

D. MODAL

1. Darimana modal yang digunakan dalam menjalankan industri ini?

Jawab: .................................................................................................................

Page 226: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

205

2. Berapakan besarnya modal yang harus dikeluarkan dalam satu kali proses

produksi sandal kulit?

Jawab: .................................................................................................................

3. Berapakan besarnya modal yang harus dikeluarkan dalam satu kali proses

produksi sepatu kulit?

Jawab: .................................................................................................................

4. Apakah industri kerajinan alas kaki dari kulit yang dijalankan saat ini dirasa

sudah menguntungkan?

Jawab: .................................................................................................................

5. Apakah sudah melakukan pembukuan keuangan secara teratur?

Jawab: .................................................................................................................

E. PEMASARAN

1. Bagaimana sistem pemasaran yang dilakukan?

a. Dijual sendiri

b. Melalui pedagang/ pengecer

c. Lainnya ........................................................................................................

2. Mengapa memilih sistem pemasaran itu?

Jawab: .................................................................................................................

3. Berapa banyak anda menjual hasil kerajinan alas kaki dari kulit dalam sehari?

Jawab: .................................................................................................................

4. Bagaimana sistem pembayaran produk kerajinan alas kaki dari kulit?

Jawab: .................................................................................................................

5. Kepada siapa anda menjual hasil produksi kerajinan alas kaki dari kulit?

a. Pedagang besar

b. Pengecer

c. Lainnya, ........................................................................................................

6. Dimana anda menjual hasil produksi kerajinan alas kaki dari kulit tersebet?

a. Wilayah lokal (Desa atau Kecamatan setempat)

b. Pasar

c. Kemitraan

Page 227: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

206

d. Lainnya, ........................................................................................................

7. Mengapa anda menjual hasil produksi kerajinan alas kaki ke pihak tersebut?

a. Lebih mudah

b. Hemat biaya

c. Ikatan sosial

d. Lainnya, ........................................................................................................

8. Jenis transportasi apa yang digunakan untuk mendistribusikan produk?

Jawab: .................................................................................................................

9. Apa yang akan dilakukan terhadap produk yang tidak terjual?

Jawab: .................................................................................................................

10. Kendala apa saja yang dihadapi saat menjalankan proses pemasaran produk ?

Jawab: .................................................................................................................

11. Bagaimana solusi untuk menghadapi kendala tersebut?

Jawab: .................................................................................................................

12. Selama menjalankan usaha ini, kapan industri ini mendapatkan keuntungan

penjualan tertinggi?

Jawab: .................................................................................................................

F. KEBIJAKAN PEMERINTAH

1. Adakah kebijakan atau peraturan pemerintah yang berkaitan dengan industri

kerajinan alas kaki dari kulit?

Jawab: .................................................................................................................

2. Pernahkah mendapatkan bantuan dan pembinaan dari pemerintah atau

Lembaga perkembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit?

Jawab: .................................................................................................................

3. Bagaimana pengaruh adanya peraturan-peraturan atau kebijakan pemerintah

terhadap perkembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit?

Jawab: .................................................................................................................

4. Adakah penyuluhan atau pelatihan yang diberikan oleh pemerintah?

Jawab: .................................................................................................................

Page 228: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

207

Lampiran 54. Kuesioner AHP

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

KUISIONER B

JUDUL : Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Industri

Kerajinan Kulit di Sentra Kerajinan Kulit Kabupaten

Magetan

LOKASI : Kabupaten Magetan

Identitas Expert

Nama :

Umur :

Nama Industri :

Alamat :

Pekerjaan Utama :

Pekerjaan Sampingan :

Jumlah Anggota Keluarga :

Pewawancara

Nama : Yofita Putri Perwitasari

NIM : 151510601158

Hari/ Tanggal Wawancara :

Page 229: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

208

Penentuan Prioritas Strategi Pengembangan Industri Kerajinan Kulit di

Sentra Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan

Petunjuk Pengisian Kuisioner:

1. Penentuan prioritas elemen strategi pengembangan industri kerajinan alas kaki

dari kulit di sentra kerajinan kulit Kabupaten Magetan di nilai dengan skor antara

1 sampai dengan 9.

2. Skala tersebut merupakan angka perbandingan dari dua elemen yang

dibandingkan guna memperoleh tingkat kepentingan dari masing-masing

elemen yang ditentukan.

Skala 1 : elemen satu sama penting dengan elemen lainnya.

Skala 3 : elemen satu sedikit lebih penting dibanding elemen lainnya.

Skala 5 : elemen satu esensial atau sangat penting dibanding elemen lainnya.

Skala 7 : elemen satu jelas lebih penting dibanding elemen lainnya.

Skala 9 : elemen satu mutlak lebih penting dibanding elemen lainnya.

Skala (2, 4, 6, 8) : elemen satu mempunyai nilai diantara nilai elemen yang

berdekatan.

Penentuan Strategi Pengembangan Industri Kerajinan Kulit di Sentra

Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan

Tingkat 1:

Tingkat satu menunjukkan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin

dicapai adalah pengembangan industri alas kaki dari kulit di sentra kerajinan kulit

Kabupaten Magetan agar menjadi industri unggulan.

Tingkat 2:

Tingkat dua merupakan kriteria yang digunakan dalam pengembangan industri alas

kaki dari kulit di Kabupaten Magetan. Terdapat 4 kriteria yang digunakan dalam

pengembangan industri alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan, yaitu:

K1 : kriteria Produksi

K2 : kriteria Pemasaran

K3 : kriteria SDM

K4 : kriteria Teknologi

Page 230: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

209

Tabel Pengisian Tingkat Kepentingan Kriteria Pengembangan Industri

Kerajinan Alas Kaki dari Kulit di Sentra Kerajinan Kulit Kabupaten

Magetan

Kriteria

(K)

Skala Perbandingan Kriteria

(K)

2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

K1 K2

K1 K3

K1 K4

K2 K3

K2 K4

K3 K4

Tingkat 3:

Tingkat ketiga dalam struktur hirarki analisis AHP menunjukkan alternatif

yang digunakan dalam pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di

sentra kerajinan kulit Kabupaten Magetan guna meningkatkan industri kerajinan

alas kaki dari kulit. Terdapat 10 alternatif yang digunakan dalam pengembangan

industri kerajinan alas kaki dari kulit di sentra kerajinan kulit Kabupaten Magetan.

Kesepuluh alternatif tersebut antara lain:

a. Pelatihan Manajemen dan Inovasi Produk (A1)

b. Mempertahankan Kualitas Produk (A2)

c. Memanfaatkan Promosi Pemerintah Daerah (A3)

d. Penyediaan Informasi Pasar (Katalog) (A4)

e. Pelatihan untuk Meningkatkan Ketrampilan Teknis (A5)

f. Mengadakan Balai Latihan Kerja Khusus Kerajinan Kulit (A6)

g. Meningkatkan Pengetahuan Pengolahan Limbah (A7)

h. Memberikan Bantuan Teknologi dengan Harga Terjangkau (A8)

i. Memberikan Bantuan Teknologi Pengolahan Limbah (A9)

j. Pengembangan Industri Mesin Pengolahan Kulit (A10)

Page 231: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

210

Penentuan Bobot Perbandingan Antar Alternatif Pengembangan Industri

Kerajinan Alas Kaki dari Kulit di Sentra Kerajinan Kulit Kabupaten

Magetan:

1. Berdasarkan Kriteria Produksi

a. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A1 A2

A1 A3

A1 A4

A1 A5

A1 A6

A1 A7

A1 A8

A1 A9

A1 A10

b. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A2 A3

A2 A4

A2 A5

A2 A6

A2 A7

A2 A8

A2 A9

A2 A10

c. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A3 A4

A3 A5

A3 A6

A3 A7

Page 232: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

211

A3 A8

A3 A9

A3 A10

d. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A4 A5

A4 A6

A4 A7

A4 A8

A4 A9

A4 A10

e. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A5 A6

A5 A7

A5 A8

A5 A9

A5 A10

f. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A6 A7

A6 A8

A6 A9

A6 A10

g. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A7 A8

Page 233: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

212

A7 A9

A7 A10

h. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A8 A9

A8 A10

i. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A9 A10

2. Berdasarkan Kriteria Pemasaran

j. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A1 A2

A1 A3

A1 A4

A1 A5

A1 A6

A1 A7

A1 A8

A1 A9

A1 A10

k. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A2 A3

A2 A4

A2 A5

A2 A6

Page 234: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

213

A2 A7

A2 A8

A2 A9

A2 A10

l. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A3 A4

A3 A5

A3 A6

A3 A7

A3 A8

A3 A9

A3 A10

m. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A4 A5

A4 A6

A4 A7

A4 A8

A4 A9

A4 A10

n. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A5 A6

A5 A7

A5 A8

A5 A9

A5 A10

Page 235: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

214

o. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A6 A7

A6 A8

A6 A9

A6 A10

p. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A7 A8

A7 A9

A7 A10

q. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A8 A9

A8 A10

r. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A9 A10

3. Berdasarkan Kriteria SDM

s. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A1 A2

A1 A3

A1 A4

Page 236: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

215

A1 A5

A1 A6

A1 A7

A1 A8

A1 A9

A1 A10

t. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A2 A3

A2 A4

A2 A5

A2 A6

A2 A7

A2 A8

A2 A9

A2 A10

Page 237: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

216

u. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A3 A4

A3 A5

A3 A6

A3 A7

A3 A8

A3 A9

A3 A10

v. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A4 A5

A4 A6

A4 A7

A4 A8

A4 A9

A4 A10

w. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A5 A6

A5 A7

A5 A8

A5 A9

A5 A10

x. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A6 A7

A6 A8

Page 238: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

217

A6 A9

A6 A10

y. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A7 A8

A7 A9

A7 A10

z. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A8 A9

A8 A10

aa. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A9 A10

4. Berdasarkan Kriteria Teknologi

bb. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A1 A2

A1 A3

A1 A4

A1 A5

A1 A6

A1 A7

A1 A8

A1 A9

A1 A10

Page 239: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

218

cc. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A2 A3

A2 A4

A2 A5

A2 A6

A2 A7

A2 A8

A2 A9

A2 A10

dd. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A3 A4

A3 A5

A3 A6

A3 A7

A3 A8

A3 A9

A3 A10

ee. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A4 A5

A4 A6

A4 A7

A4 A8

A4 A9

A4 A10

ff. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Page 240: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

219

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A5 A6

A5 A7

A5 A8

A5 A9

A5 A10

gg. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A6 A7

A6 A8

A6 A9

A6 A10

hh. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A7 A8

A7 A9

A7 A10

ii. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A8 A9

A8 A10

jj. Menurut Bapak/ Ibu, alternatif manakah yang lebih penting dalam mendukung

pengembangan industri kerajinan alas kaki dari kulit di Kabupaten Magetan?

Alternatif

(A)

Skala Perbandingan Alternatif

(A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A9 A10

Page 241: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

220

DOKUMENTASI

Gambar 1. Contoh Produk Alas Kaki (Sepatu Dan Sandal Wanita)

Gambar 2. Kegiatan Pemindahan Pola Dari Kertas Ke Bahan Baku (Kulit Samak)

Page 242: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

221

Gambar 3. Kegiatan menjahit/ upper

Gambar 4. Contoh Pola Alas Kaki yang telah dijahit

Page 243: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

222

Gambar 5. Kegiatan Tarik atau Assembling

Gambar 6. Mesin Press

Page 244: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

223

Gambar 7. Kegiatan Finishing

Gambar 8. Wawancara dengan Ketua Sentra Industri di Jl. Sawo Kelurahan Selosari

Page 245: ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN …€¦ · INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI SENTRA KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Oleh: Yofita Putri Perwitasari NIM.151510601158

224

Gambar 9. Kegiatan Wawancara Bersama Responden dari Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Magetan

Gambar 10. Kegiatan Wawancara kepada salah satu pemilik industri