Upload
jimmy-sean-hutauruk
View
7.185
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA
TAHUN 1983-2003
SKRIPSI
ditulis oleh :
Nama : Thomas Budiman Syah
No. Mahasiswa : 01 313 181
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Bidang Konsentrasi : Ekonomi Internasional
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA 2005
i
ANALISIS PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA
TAHUN 1983-2003
SKRIPSI
ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Ekonomi Pembangunan ,
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
oleh :
Nama : Thomas Budiman Syah
No. Mahasiswa : 01 313 181
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Bidang Konsentrasi : Ekonomi Internasional
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA 2005
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
“Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila kemudian
hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, saya sanggup menerima
hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku”.
Yogyakarta, 28 November 2005
Penulis,
Thomas Budiman Syah
iii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI
ANALISIS PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA
TAHUN 1983-2003
oleh :
Nama : Thomas Budiman Syah
No. Mahasiswa : 01 313 181
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Bidang Konsentrasi : Ekonomi Internasional
Yogyakarta, 28 November 2005 Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing
( Drs. Nurferiyanto,M,Si )
iv
BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI BERJUDUL
ANALISIS PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA
Disusun Oleh : Thomas Budiman Syah
Nomor Mahasiswa : 01 313 181
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan LULUS
Pada tanggal : 20 Desember 2005
Pembimbing Skripsi : Drs. Nurferiyanto,M,Si
………………..
Penguji 1 : Drs. Agus widarjono, MA
………………..
Penguji 2 : Drs. Diana Wijayanti, M.Si
………………..
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Drs. Suwarsono Muhammad, M.A
v
ABSTRAKSI Ivestasi merupakan unsur utama dalam pembangunan ekonomi suatu
negara untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang di kehendaki, maka diperlukan sejumblah Investasi tertentu yang di biayai dengan tabungan nasional. Di negara-negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia tidak mempunyai sumber dana yang cukupguna membiayai pembangunan negrinya. Terbatasnya akumulasi berupa kapital tabungan di dalam negri. Selain itu di karenakan oleh rendahnya produktivitas, dan tingginya konasumsi. Sejalan dengan sasaran pembangunan bahwa sasaran pembangunan di titik beratkan di bidang ekonomi yaitu penataan swastanisasi nasional yang mengarah pada penguatan, peningkatan, perluasan dan penyebaran sektor swasta keseluruh wilayah Indonesia, maka investasi kesektor swasta adalah pendukung pembangunan nasional untuk mencapai tujuan-tujuaan pembangunan nasional. Kebijakan pembangunan Indonesia mencakup pengembangan iklim usaha dan investasi, peninkatan swasta nasional pengembangan usaha kecil dan menengah .
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang
memberikan kesehatan, kesabaran, kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “ANALISIS PENANAMAN MODAL
ASING DI INDONESIA”, yang ditujukan untuk melengkapi persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi UII.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca dengan
tujuan untuk menyempurnakan skripsi ini sangat di harapakan dan diterima
dengan senang hati. Dalam menyelesaikan tugas ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan baik bersifat bimbingan, petunjuk maupun kesempatan berdiskusi. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. H. Suwarsono, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Nurferyyanto,M,Si, selaku dosen pembimbing yang telah
dengan sabar memberi pengarahan dan bimbingan dalam proses
penyusunan skripsi ini, dan Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
vii
3. Karyawan Bang Indonesia,dan Kariawan BPS makasi atas dukungannya
dan datanya.
4. Terimakasih buuat anak2 NONGKRONG, Jadun, Dadang, Xubil, Rudi,
Angga, Zadi, Rani, Lili, Sunai, Lufi, Sifa, dan semua featuring na.dan
rekan-rekan barak makasih. Tampa dukungan kalian aku ngaakan begini
skarang ini. Ngak lupa buat anak-anak EP semuana makasihya.
5. Teman teman ku di studio Niko, Arif, Iksan, Doni. Makasih yah selau
saling pengertian dan meberi masukan yang bayak bangat buat aku.
6. Makasih bangat buat Pakcik, Ganda, Gugun, Akto, Timbul, yang ada
buat nemanin aku.buat anak-anak uswatun Mamat, Aris,Bucek,Dico,
Luluk senang bisa kenalan amakalian.
7. Buat adek-adek ku Gusti, Lina, Metha, Dian, Datik, Puput, Nisa n the
gank, makasi bangat.
8. Makasih buat Mbak (Anisa) yang bayak memberi aku motifasi buat aku
kuliah sampai sekarang ini dan mencoba buat hidup lebih berarti, buat
adek juga.dan Keluarga Magelang makasih bangat.
9. Dewi, Diana, Dian, Rurin, makasih yah dukungannya dan juga
nasehatna. Sari, mas danang makasih juga. Tidak lupa buat anak ku neila
makasih.
10. kepada semua pihak yang ngag dapat disebutin disini mohon maaf dan
makasih banyak atas dukunganna.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua
pihak dalam proses menerapkan ilmu yang penulis dapatkan di bangku kuliah,
viii
paling tidak skripsi ini diharapkan mampu membantu kemajuan ilmu
pengetahuan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk lebih menyempurnakan skripsi ini dimasa mendatang penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak dengan harapan agar
dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, Januari 2006 Penulis
(Thomas Budiman Syah)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini khusus untuk :
Papa dan Mama tercinta yang selalu
mengiringi setiap langkahku dengan
do’a..
Semua saudara dan sahabat yang
selalu membantuku dalam segala hal.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DEPAN SKRIPSI ................................................... ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.......................................... v
ABSTRAKSI .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 5
1.3. Batasan Masalah dan Asumsi .............................................................. 5
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
1.5. Metode Penelitian................................................................................. 6
BAB II. TUJUAN UMUM SUBYEK PENELITIAN ............................... 15
2.1. Gambaran Umum Tentang Penanaman Modal Asing.......................... 15
x
2.2. Pengertian Penanaman Modal Asing .................................................. 15
2.3. Peran Investasi Asing Bagi Perekonomia Indonesia............................ 39
2.4. Perkembangan Investasi Asing di Indonesia Masa Sebelum Krisis .... 21
BAB III. KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 25
3.1. Aditya Praatyo (Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi swasta di
Indonesia) ............................................................................................ 25
3.2. Gita Adriani (Kredit Investasi Pada Sektor Industri ) ... ...................... 26
BAB IV. LANDASAN TEORI ...................................................................... 27
4.1. Teori Penanaman Modal Asing............................................................ 27
4.1.1. Michel P. Todaro...................................................................... 29
4.2. Teori Investasi ...................................................................................... 30
4.2.1. Teori Konsep Marginal Efficiency of Capital............................ 30
4.2.2. Teori klasik Pengaruh Tingkat Bunga Terhadap Investasi........ 32
4.2.3. Teori Keyenes Pengaruh Tingkat bunga terhadap investasi...... 33
4.2.4. Teori Harrod-Domar tentang investasi....................................... 33
4.3. Pengertian Penanaman Modal Asing ................................................... 34
4.3.1. Badan Usaha Modal Asing....................................................... 40
4.4. Produk Domestik Bruto........................................................................ 41
4.5. Suku Bunga........................................................................................... 47
4.5.1. Suku Bunga Domestik................................................................ 48
4.5.2. Suku Bunga Internasional........................................................... 49
xi
4.6. Hipotesis............................................................................................... 49
BAB V. METODE PENELITIAN............................................................... 51
5.1. Sumber Data ......................................................................................... 51
5.2. Metode Analisis.................................................................................... 51
5.2.1. Uji t............................................................................................. 52
5.2.2. Uji f............................................................................................ 53
5.2.3. Uji Asumsi Klasik...................................................................... 54
5.2.3.1. Uji Multikolinearitas ...................................................... 54
5.2.3.2. Uji Autokorelasi ............................................................. 55
5.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas................................................... 56
BAB VI. ANALISIS PEMBAHASAN.......................................................... 57
6.1. Deskripsi Data....................................................................................... 57
6.2. Analsis Data.......................................................................................... 57
6.3. Hasil analisis PAM............................................................................... 58
6.4. Hasil Analisis Klasik............................................................................ 59
6.4.1. Uji Autokorelasi......................................................................... 59
6.4.2. Uji Heteroskadastisitas............................................................... 59
6.4.3. Uji Multikoliniearitas................................................................. 61
6.5. Uji F Statistik....................................................................................... 62
6.6. Hasil Uji Square (Uji R2)...................................................................... 63
6.7. Hasil Uji Regresi Secara Parsial T-Statistik (t-hitung)......................... 64
6.8. Pembahasan.......................................................................................... 67
xii
BAB VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI................................................. 70
7.1. Kesimpulan............................................................................................ 70
7.2. Implikasi................................................................................................ 72
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Penanaman Modal Asing Di Indonesia ..................................................... 3
2.1 Perkembangan Investasi asing di Indonesia .............................................. 22
6.1 Ringkasan Hasil Analisis PAM.................................................................. 58
6.2 Hasil Uji White Heteroskedastisitas ......................................................... 60
6.3 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................................ 61
6.4 Hasil Uji F .................................................................................................. 62
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
6.1 Kurva Uji Koefisien Secara Serentak ....................................................... 63
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Ivestasi merupakan unsur utama dalam pembangunan ekonomi suatu
negara untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang di kehendaki, maka
diperlukan sejumblah Investasi tertentu yang di biayai dengan tabungan
nasional. Di negara-negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia
tidak mempunyai sumber dana yang cukup guna membiayai pembangunan
negrinya. Terbatasnya akumulasi berupa kapital tabungan di dalam negri.
Selain itu dikarenakan oleh rendahnya produktivitas, dan tingginya konasumsi.
Sejalan dengan sasaran pembangunan bahwa sasaran pembangunan di titik
beratkan di bidang ekonomi yaitu penataan swastanisasi nasional yang
mengarah pada penguatan, peningkatan, perluasan dan penyebaran sektor
swasta keseluruh wilayah Indonesia, maka investasi ke sektor swasta adalah
pendukung pembangunan nasional untuk mencapai tujuan-tujuan
pembangunan nasional. Kebijakan pembangunan Indonesia mencakup
pengembangan iklim usaha dan investasi, peningkatan swasta nasional
pengembangan usaha kecil dan menengah .
Secara umum, sesuai dengan strategi pembangunan ekonomi yang telah
di rumuskan dalam GBHN 1999-2004, kebijakan industri, perdagangan dan
investasi di arahkan untuk meningkatkan daya saing global. Sebagai
penjabarannya, dalam proses 2000-2004 telah dirumuskan strategi untuk
1
membangun industri berdasarkan prinsip efisiensi yang di dukung oleh
peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan tekhnologi untuk
memperkuat landasan pembangunan meningkatkan daya saing nasional.
Strategi tersebut meliputi : pengembangan ekspor, pengembangan industri
berkeunggulan kompetitif, penguatan industri pasar, pengembangan pariwisata,
dan peningkatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Khusus untuk program
pengembangan Investasi, dalam jangka pendek kebijakan diarahkan untuk
menurunkan hambatan prosedural dan permasalahan likuiditas dan memperluas
investasi nonkuota. Dalam jangka menengah- panjang, kebijakan diarahkan
untuk meningkatkan kualitas prasarana dan sarana pengembangan investasi
untuk mendukung kegiatan produksi dan distribusi dalam negri ke sisistem
perdagangan bebas international.
Dalam pelaksanaannya berbagai kebijakan tersebut belum banyak
memberikan hasil yang diharapkan.pencanangan tahun 2003 sebagai tahun
investasi Indonesia oleh pemerintah belum mampu mendorong kegiatan
investasi secara berarti. Berbagai permasalahan masih dihadapi oleh dunia
usaha, seperti masalah regulasi ketenagakerjaan yang kurang konduktif,
kebijakan investasi dan sektoral yang tumpang tindih, baik antara daerah
maupun antar pusat dan daerah yang terutama terkait sengan penerapan
otonomi daerah, keunggulan insentif bagi investor, termasuk insentif
perpajakan, kondisi keamanan yang belum konduktif dibeberapa daerah
tertentu, ekonomi biaya tinggi, serta prosedur birokrasi yang panjang dan
berbelit. Kondisi ini di perburuk oleh minimnya pengembangan infrastruktur
2
akibat keterbatasan dana pemerintah. Hal lain yang perlu segera di benahi
adalah masalah kepastian hukum diberbagai tingkatan, antara lain yang terkait
dengan upaya peningkatan kinerja pengadilan niaga dan penyelesaian RUU
penanaman modal.
Dilihat dari periode sebelum dan sesudah krisis peran investasi baik
yang Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami penningkatan yang pesat.
Selama periode 1990-an laju pertumbuhan investasi asing rata-rata pertahun 7
persen, dan mengalami pertumbuhan yang cukup besar , mencapai angka 2,509
juta dollar Amerika serikat
Tabel 1.1
Penanaman Modal Asing di Indomesia Tahun 1993-2003
Tahun PMA 1993 8,141,8
1994 23,724,8
1995 39,914,7
1996 29,931,4
1997 31,842,9
1998 13,563,1
1999 10,890,6
2000 15,413,1
2001 15,043,9
2002 9,744,1
2003 13,207,2
Sumber: Statistik Ekonomi Indonesia.
3
Pada tabel diatas pada tahun 1997 Penanaman Modal Asing di
Indonesia mengalami kemunduran yang sangat drastis. Proporsi Penanaman
Modal Asing di dalam PDB dan pesatnya pertumbuhan investasi tidak berarti
pembangunan ekonomi berjalan dengan baik dan begitu pula sebaliknya,
karena yang penting bukan besarnya investasi dalam nilai uang atau jumlah
proyek, tetapi bagaimana efisiensi atau produktivitas dari investasi tersebut.
Investasi merupakan kegiatan untuk mentransformasikan sumber daya
potensial menjadi kekuatan ekonomi riil. Sumber daya alam yang ada di
masing-masing daerah diolah dan dimamfaatkan untuk meningkatkan
kemakmuran seluruh rakyat secara adil dan merata. Namun dalam
memanfaatkan sumberdaya alam perlu memperhatikan kelestarian dan
keseimbangan lingkungan hidup bagi pembangunan. Peranan investasi di
indonesia cedung meningkat sejalan dengan banyaknya dana yang di butuhkan
untuk melanjutkan pembangunan nasional. Investasi merupakan suatu faktor
yang kursial bagi kelangsungan proses pembangunan ekonomi, atau
pertumbuhan ekonomi jangka panjang pembangunan ekonomi melibatkan
kegiatan-kegiatan produksi di semua sektor ekonomi.
sesuai dengan berbagai permasalahan diatas yang telah di uraikan,
maka penulis dalam penelitian ini akanm engambil judul “ANALISIS
PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA”.
4
1.2. Rumusan masan masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan dalam penelitian ini adalah
bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada
sector Pennanaman Modal Asing di Indonesia.
1.3. Batasan masalah dan asumsi
mengingat banyak faktor yang mempengaruhi turun naiknya Investasi
asing di Indonesia, maka agar permasalahan tidak meluas, dalam penelitian ini
pembahasannya dibatasi pada: periode yang di teliti adalah pada tahun 1983
sampai dengan 2003. periode ini diambil karena periode ini investasi di
Indonesia mengalami perubahan yang sangat drastis dikarenakan dampak dari
krisis moneter pada tahu 1998-sampai sekarang ini, dan periode per satu tahun.
1.4. Tujuan
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi di
Indonesia khususnya di bidang Penanaman Modal Asing (PMA).
2. Penelitian ini bertujuan sebagai bahan infomasi untuk penelitian-penelitian
selanjutnya
5
1.5. Metodologi Penelitian
• Metode pengumpulan data
1. Jenis data
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dengan data
tahunan yang meliputi Penanaman Modal Asing (PMA), Suku bunga
domestik, suku bunga internasional dan pendapatan domestik bruto.
2. Sumber data
• Data diperoleh dari
1. Statistik ekonomi keuangan Indonesia berbagai tahun
2. Statistik keuangan Indonesia
3. Indikator ekonomi berbagai tahun
4. BPS (Indikator Ekonomi Indonesia), Berbagai edisi
5. Sumber sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini
1.5.1. Metode Analisa
1. Analisa deskriptif
Yaitu metode analisa dengan cara mendiskripsikan faktor-
faktor yang berhubungan dengan permasalahan yang dimaksud
sebagai mendukung hasil untuk menjawab tujuan dari penelitian .
2. Analisis kualitatif
Yaitu metode analisa yang mengunakan rumus-rumus dan
tehnik perhitungan yang dapat digunakan untuk menganalisa
masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini
menggunakan data runtut waktu (time series). Dalam penelitian ini
6
cara penaksiran yang digunalan adalah Ordinary Last Square
(regresi kuadrat terkecil)
3. Alat analisis
Untuk mendapatkan gambaran lebih terperinci mengenai
investasi swasta pada pemerintah dalam studi empiris ini akan
diketengahkan beberapa metode dasar sebagai berikut.
4. Metode analisis
Berkaitan dengan studi empiris ini, untuk menganalisis data
yang bdiperoleh, model dasar dari persamaan estimasi OLS akan
dikembangkan menjadi model dinamis dan menaksir model
investasi berdasarkan model penyesuaian parsial Partial
Adjusment Model (PAM) .
Persamaan estimasi OLS yang digunakan adalah :
Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3
Dimana :
Y : Penanaman Modal Asing (Milyar Rupiah)
X1 : PDB Indonesia (Milyar Rupiah)
X2 : Suku Bunga Domestik (%)
X3 : Suku Bunga Internasinal (%)
Y-1: Penanaman Modal Asing Sebelumnya (Milyar Rupiah)
7
Variabel X1,X2,X3,(Y-1) adalah variabel bebas
(Indipenden Variable) sedangkan Variabel tak bebas (dependen
variable) yang digunakan adalah Y.
Berdasarkan persamaan estimasi OLS diatas, kemudian
akan dikembangkan menjadi model dinamis untuk menaksir tingkat
Investasi berdasarkan model penyesuaian (partial adjusment model
atau PAM). Model ini sudah lebih dari dua dekade digunakan
dengan dengan sukses untuk analisa ekonomi. Pendekatan ini juga
diterapkan di Indonesia dan menumbuhkan beberapa keberhasilan
atau (Insukindro, 1990; 93-94 ).
Sebagimana di ketahui, didalam model PAM dimasukkan
unsur kelembaman (lag) dari variabel dependennya sehingga
modelnya adalah sebagai berikut:
Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + Y(-1)
1.5.1.1. Uji t – Statistik
Pengujian terhadap variabel-variabel indipendent
secara parsial (individu) digunakan untuk melihat signifikansi
dan pengaruh variabel indipenden secara individu terhadap
variasi independen lainnya. Hipotesis yang digunakan :
Ho : Bi < 0 ; berarti variabel independen tidak mempengaruhi
variabel dependen
H1 : B1> 0 ; berarti variabel independen mempengaruhi
variabel dependen
8
1. jika t – hitung >t – tabel ( df = n-k ) maka Ho ditolak.
2. jika t – hitung <t – tabel ( df = n –k ) maka Ho diterima
1.5.1.2. Uji f – Statistik
Pengujian terhadap variabel-variabel indipenden
secara bersama-sama yang di lakukan untuk melihat pengaruh
variabel indipenden secara individu terhadap variabel
dependen.
Bila hasil pengujian menunjukan nilai
1. Ho : β1 = β2 = β3 = 0 maka variabel independen secara
bersama – sama tidak mempengaruhi variabel dependen.
2. Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0,l maka variabel independen secara
bersama –sama mempengaruhi variabel dependen.
dengan menggunakan tabel f-statistik diperoleh ;
1. jika f – hitung < f – tabel, maka Ho diterima.
2. jika f – hitung > f- tabel, maka Ho ditolak.
1.5.1.3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini untuk melihat apakah model yang diteliti
terkena penyimpangan klasik atau tidak. Maka penggandaan
pemeriksaan terhadap peyimpangan asumsi klasik tersebut
harus dilakukan.
Asumsi yang harus dipenuhi dalam penggunaan model
OLS dalam asumsi klasik adalah
9
1. Ei merupakan �ariable random dan mengikuti distribusi
normal dengan kesalahan 0/ ∑Ei = 0.
2. varian bersyarat dan Ei adalah konstan atau
homoskedastisitas.
3. tidak ada autokorelasi.
4. tidak ada multikolerasi diantara variable independen.
1.5.1.3.1. Uji Multikolinearritas
Pada mulanya multikolinearitas berarti
adanya hubungan yang sempurna atau pasti diantara
beberapa atau semua variabel yang menjelaskan
model regresi. Untuk regresi k- variabel, meliputi
variabel yang menjelaskan X1,X2,X3…..Xk
(dimana X1 = 1 untuk semua pengamatan
mengikuti unsur interseo) suatu hubungan linier
yang pasti dikatakan pada apabila kondisi berikut
ini dipenuhi;
Β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 +…….βk Xk + Ui =0
Dimana Ui adalah kesalahan stokhastik.
Untuk mengetahui adanya multikolinearitas,
karena multikolinearitas merupakan kombinasi
linear yang pasti atau mendekati pasti dari variabel
yang menjelaskan lainnya. Salah satu cara untuk
10
mengetahuin hubungan antara variabel X atau
dengan variabel X yang lainnya adalah dengan
meregresi tiap Xi sisa variabel X dan menghitung
R2 yang cocok, yang bisa di sebut sebagai R2 (uji
klein). Pengjian terhadap masing-masing variabel
independent tersebut digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh korelasinya (R2 variabel) yang
didapat, kemudian di bandingkan dengan R kuadrat
yang didapat dari hasil regresi secara bersama-sama
variabel independen. Jika diperoleh R2 variabel
yang melebihi R2 pada model regresi, maka dari
model regresi tersebut terdapat multikolinearitas.
Sebaliknya apabila R2 regresi lebih besar dari R2
variabel maka ini menunjukan tidak terdapat
multikolinearitas pada model regresi yang diuji.
Secara formulasi adalah sebagai berikut:
R2 Xi Xj < R2 Xij
1.5.1.3.2. Uji Autokorelasi
Untuk melihat apakah ada hubungan antara
residual time series (antara waktu) pada model OLS
yang digunakan sehingga hasil estimasi menjadi
bias maka perlu diidentifikasikan kemudian
11
terjadinya autokorelasi pada empiris yang
digunakan. Identifikasi tersebut di lakukan dengan
melihat nilai Durbin-watson (DW) dari hasil
estimasi apakah berada pada daerah autokorelasi
atau tidak..jika d < dl atau (4 – dl ), maka hipotesis
0 ditolak, dengan pilihan pada alternatif yang
berarti terdapat autokorelasi. Jika d diantara dl dan
du atau diantara (4 – du) maka hipotesis 0 diterima
yang berarti tidak ada autokorelasi.
1.5.1.3.3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji bahwa varian (error term)
dari data observasi dalam penelitian ini sama
(homogen) untuk semua variabel terikat dengan
variabel bebas sehingga hasil estimasi tidak bias,
maka perlu diidentifikasi melalui uji
heteroskedastisitas. Untuk membuktikan apakah
data observasi dalam penelitian ini terbebas dari
pengaruh heteroskedastisitas atau memenuhi
asumsi-asumsi homoskedastisitas, maka ditempuh
melalui uji White.
12
1.6. Sistematika penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bagian dari bab ini membahas dan menguraikan dari latar belakang
permasalaahan, rumusan rumausan masalah yang diteliti oleh penulis
sebagai bahan acuan,bab ini membahas beberapa poin sebagai berikut;
1. Latar belakang masalah
2. Rumusan masalah
3. Batasan masalah
4. Tujuan penelitian
5. Manfaat penelitian
BAB II : TUJUAN UMUM SUYEK PENELITIAN
Bagian ini membahas tentang sejarah perkembangan singkat tentang
perkembangan investasi di Indonesia, perkembangan obyek yang
diamati, dan instrumen-instrumen yang terkait.
BAB III : KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian ini mengemukakan tentang teori-teori normatif yang
mendasari dan relevan dengan penelitian ini. Serta
mendokumentasikan dan mengkaji hasil penelitian yang pernah ada
yang hampir serupa dengan penelitian yang akan dialakukan
BAB IV : LANDASAN TEORI
Bagian ini diuraikan berbagai teori, konsep dan anggapan dasar
tentang Teori Investasi.
13
BAB V : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang data, metode analisis data serta pengujian
hipotesi.
BAB VI : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bagian ini mengemukakan analisa data, pengujian hipotesis serta
pembahasan tentang hasil hipotesis.
BAB VII : KESIMPULAN
7.1 Kesimpulan
7.2 Implikasi Penelitian
DFTAR PUSTAKA
14
BAB II
TUJUAN UMUM SUBYEK PENELITIAN
2.1. Gambaran Umum Tantang Penanaman Modal Asing
Modal asing salah satu persyaratan pertumbuhan ekonomi. Dimana
peningkatan pertumbuhan perekonomian biasanya didorong oleh masuknya
modal asing. Negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia biasanya
memiliki problem besar berkenaan dengan kelangkaan modal pembangunan.
Investasi asing yang memacu pada akuisisi perusahaan-perusahaan
asing dan pembiayaan serta pengolahan berbagai usaha baru di luar negeri serta
berusaha untuk berperan ke dalam suatu perusahaan dengan cara membeli
saham dari perusahaan tersebut.
2.2. Pengertian Penanaman Modal Asing
Investasi asing merupakan kegiatan untuk upaya mentransformasikan
sumber daya potensial menjadi salah satu kekuatan ekonomi riil. Sumber daya
yang dimaksut adalah sumber daya daerah yang diolah dan di mamfaatkan
untuk meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat secara adil dan merata.1
Istilah penanman modal sebenarnya terjemahan bahasa asing yaitu : Investment.
Peranan modal asing atau investasi asing, seringkali dipergunakan dalam artian
yang berbeda-beda. Perbedaan penggunaan istilah investasi terletak pada
cakupan dari makna yang dimaksudkan. Berikut beberapa defenisi yang
dikemukakan beberapa ahli yang masing-masing sangat diwarnai oleh
15
prespektifnya.”pengertian penanaman modal di dalam undang-undang hanya
meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau
berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang yang digunakan untuk
menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti bahwa pemilik modal secara
langsung menanggung resiko penanaman modal tersebut.”1
Kesimpulan dari devenisi Direct Investasi yaitu berupa penanaman
modal atau investor diberikan keleluasaan pengusahaan dan penyelenggaraan
pimpinan dari perusaahan di mana modalnya ditanam, dalam arti bahwa penam
modal mempunyai pengsahaan atas modal. Jadi bahwa penenaman modal
langsung itu artinya digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia.
Investasi asing (Foreign Investment) dibagi kedalam dua komponen,
pertama; Investasi langsung (Direct Investment) yang melalui para investor
berpartisipasi dalam manajemen perusahaan untuk meperoleh imbalan
manajemen perusahaan untuk memperoleh imbalan dari modal yang mereka
tanamkan. Kedua; investasi portofolio (Portofolio Investment ), yakni
pembelian saham dan obligasi yang semata-mata tujuannya untuk meregug
hasil dari dana yang ditanamkan. Investasi langsung yang melalui para investor
berpartisipasi dalam manajemen perusahaan untuk memperoleh imbalan dari
modal yang mereka tanamkan. Investasi asing langsung (FDI) adalah
kepemilikan dan kendali asset asing. Dalam prakteknya, FDI biasanya
melibatkan kepemilikan, sebagian atau keseluruhannya perusahaan di sebuah
negara asing.
16
Investasi asing ynag langsung juga terjadi di mana aliansi strategi
membuat berbagai sasaran tertentu tidak dapat diraih. Adakalanya perusahaan
tidak dalam posisi mengendalikan penggunaan dan eksplotasi tegnologi mereka
melalui usaha patungan atau lisensi, perusahaan yang keunggulan
kompetitifnya tergantung pada hak paten dan bentuk-bentuk proteksi serupa
termasuk dalam kategori ini. Investasi asing langsung dapat memberikan
peluang pendayagunaan yang lebih efisien.
Kecendrungan semakin terbentuknya Indonesia terhadap investasi
langsung selama ini, mencerminkan pragmatisme yang mewarnai arah
pembangunan perekonomian kita, ketika dihadapkan pada pemilihan antara
hutang luar negeri atau investasi asing, adalah lebih rasional untuk memilih
investasi asing, terutama atas dasar lebih rendah tingkat resiko. Investasi asing
langsung sifatnya permanen atau jangka panjang, juga memberi andil terhadap
alih teghnologi, alih keterampilan manajemen dan membuka lapangan kerja
baru. Dibandingkan dengan investasi portofolio yang melalui bursa efek
dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi.
Investasi asing langsung memiliki beberapa kelebihan antara lain,
pertama; investasi asing langsung lebih memberikan rasa aman bagi tuan
rumah (Host Country) dari resiko-resiko yang terjadi akibat perkembangan
perekonomian kontemporer yang seringkali dramatis, terutama akibat
perubahan apresiasi mata uang. (Kuntjoro Jakti, Ekonomi Politik di Asia
Pasifik, Jakarta, Erlangga,1995, hal.128). Kedua ,investasi asing langsung
17
dapat mengarahkan tenaga kerja , modal, dan teghnologi dengan cara dan
tindakan yang dapat disaingi oleh bentuk operasi lainnya.
Tetapi investasi asing langsung bukanlah satu-satunya faktor yang
mentransformasikan hubungan ekonomi seluruh dunia. Investasi portofolio
juga secara aktif menghubungkan ekonomi ke berbagai negara dan juga tumbuh
dengan cepat. Bahkan dalam pengertia dollar, arus investasi portifolio, yaitu
perpindahan uang secara internasional untuk mencari keuntungan besar dalam
pasar mata uang dan pasar finansial, jauh melampaui investasi asing langsung.
Investasi Asing portofolio (Foreign Portofolio Investment , FPI) adalah
investasi oleh individu, perusahaan atau badan hukum (misalnya pemeritah
lokal dan nasional dalam berbagai instrumen finansial asing (umpamanya
obligasi pemerintah, saham asing) FPI tidak melibatkan pengendalian
kepemilikan perusahaan dalam entitas bisnis asing. Perlu ditarik garis
perbedaan antara investasi portofolio dan investasi asing langsung. FPI
mengacu kepada pembelian saham di dalam perusahaan, biasanya melalui
bursa efek, dangan tujuan mendapatkan hasil imbalan dari dana yang di
tanamkan. FPI merupakan perhatian utama bagi komunitas finansial
internasional, pasar internasional. Di lain pihak melakukan investasi langsung
juga guna menciptakan atau memperluas kepemilikan permanen (permanent
invterest) dalam sebuah perusahan. Investasi asing langsung juga merujuk pada
partisipasi manajemen dan juga pengendalian yang efektif. Yang lebih penting
adalah transfer teghnologi, keahlian manajemen, proses produksi, perbaikan
dan pemasaran, serta sumber daya lainnya. Perbedaan koseptual antara
18
investasi asing langsung dengan investasi portofolio adalah bahwa FDI
membutuhkan kendalioleh pemodal sedangkan FPI adalah pasif tidak
membutuhkan upaya manajemen oleh investor., (Henri Simamora, Majemen
Pemasaran Internasional, Jakarta, Salemba Empat, 2000, hal.421-423).
2.3. Peran Investasi Asing Bagi Perekonomian Indonesia
Penanaman modal asing merupakan salah satu unit kerja yang
dialkukan oleh salah satu unit kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak baik
itu merupakan badan hukum, individu, kelompok atau sebuah negara dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku di negara tuan rumah. Investasi asing
tersebut dilakukan pada umumnya untuk memperoleh keuntungan baik yang
memberikan dana maupun negara tuan rumah sehingga kedua belah pihak yang
melakukan kegiatan investasi bersama-sama tidak ada yang merasa dirugikan.
Untuk itu investasi yang dilakukan harus dengan bayak pertimbangan misalnya,
stabilitas politik, stabilitas ekonomi, negara tuan rumah sangat diperhitungkan
dalam proprsi investasi asing di salah satu negara.
PMA sebagai salah satu asset yang yang menunjang pembangunan
nasional karena pada hakekatnya antara investasi dan pendapatan nasional
demikian eratnya dan penting, karena bila adanya konduksi yang menyebabkan
berkurangnya konsumsi, maka pendapatan makin banyak. Kenaikan
pendapatan dan Employment belum dapat menguntungkan apabila investasi
berkurang dalam hal ini penanaman modal asing. Sehingga peran investasi
mempunyai nilai yang sangat tinggi pada pendapatan dan determinan
19
Employment. Adanya investasi asing di dalam masyarakat pertama-tama akan
sangat membantu dan menambah kesempatan kerja, sehingga pendapatan
masyarakatpun bertambah begitu juga dalam jaringan yang lebih luas dimana
akan menambah pendapatan nasional suatu negara.
Banyak negara-negara sedan berkembang, termasuk Indonesia, semakin
tergantung pada arus modal asing, baik dalam bentuk pinjaman, bantuan
(hibah), dan investasi dalm bentuk FDI maupun FPI. Hal ini disebabkan karena
sangat membutuhkan dan untuk investasi, sedangkan sumber dana dalam negeri
sangat terbatas, (Tulus T.H. Tambunan, DR, Loc.cit.hal 42). Keadaan Indonesia
sebelum masa krisis dapat dikatakan dinamis, dengan pertumbuhan ekonomi
yang rata-rata 7,5 persen. Nilai ini untuk negara berkembang merupakan
dinamis. Dan dengan nilai ini di pengaruhi oleh banyak faktor kegiatan
ekonomi, yang satunya kegiatan investasi, (BERNAS, 31 Oktober 2000).
Selain menambah pendapatan nasional, kegiatan investasi akan
medorong kegiatan ekspor, dimana dengan memproduksi barang-barang.
Dengan adanya kegiatan produksi maka terciptalah kesempatan kerja dan
pendapatan masyarakat meningkat, yang selanjutnya menciptakan atau
meningkatkan permintaan pasar. Pasar berkembang, berarti juga volume
kegiatan produksi, kesempatan kerja dan pendapatan di dalam negeri
meningka. Dan seterusnya, maka tercitalah pertumbuhan ekonomi.
Keuntungan bagi Indonesia adalah dengan adanya kegiatan investasi,
maka negara tidak melakukan sendiri eksplotasi sumber daya alam yang
berguna untuk konsumsi rakyatya. Hal ini jelas mengurangi biaya pemerintah
20
apabila pemerintah sendiri melakukan hal tersebut, bahkan dapat mengatasi
masalah pengaguran, dengan dibukanya lapangan kerja baru.
Walaupun investasi bukan merupakan sumber pembentukan PDB yang
dominan jika dibandingkan dengan perkembangan konsumsi rumah tangga
pada periode yang sama, namun mampu memberikan kontribusi terhadap
pembentukan PDB. Pada tahun 1993 PDB 26,4 persen dan di tahun 1997
meningkat menjadi 32,3 persen, suatu peningkatan sebesar 22,1.
Antara kedua variabel tersebut mengidentifikasikan adanya suatu
korelasi positif. Halini meyakinkan bahwa salah satu sumber luar negeri sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi atau bahkan menjadi lokomotif
bagi proses pembangunan ekonomi di hampir setiap negara adalah PMA.
2.4. Perkembangan Investasi Asing di Indonesia Masa Sebelum Krisis Moneter
Adanya berbagai skema perkembangan yang dapat digunakan untuk
menggambarkan tahap-tahap dari perkembangan investasi asing di Indonesia
sejak dikeluarkannya undang-undang penanaman modal pada tahun 1967
hingga sebelum terjadinya krisis ekonomi padatahun 1997. investasi di tanah
air, baik PMA maupun PNDN, cukup membesarkan hati. Tidak sedikit investor
dalam negeri dengan penuh gairah menanamkan modalnya baik sendirti
maupun patungan dengan investor asing. Namun harus diakui bahwa sesalahan
kebijakan dan kekurangan tepatan perhitungan, tidak sedikit investasi yang
sekarang justru menimbulkan masalah.
21
Sejak orde lama tumbang tahun 1966 di bawah pemerintahan Soeharto,
perkembangan PMA yang di mulai tahun 1967 di indonesia bergerak dari
angka 12 proyek yang dikerjakan dengan angka investasi sebesar 207, 1 milyar.
Pelan-pelan Orde Baru menampakan diri sebagai negara yang dapat dipercaya
untuk menanamkan modal. Berikut ini gambarkan perkembangan PMA periode
tahun 1967-1997 sebelum terjadinya krisis moneter.
Tabel 2.1
Perkembangan investasi asing di Indonesia
Tahun 1967-1997
(dalam milyar rupiah)
PMA PMA Tahun Proyek Nilai Tahun Proyek Nilai 1967 12 207,1 1982 31 2,416,9 1968 35 264,4 1983 46 2,470,8 1969 37 127,5 1984 23 1,096,9 1970 83 166,8 1985 45 853,2 1971 62 287,2 1986 93 847,6 1972 47 163 1987 130 1,520,3 1973 69 233,8 1988 145 4,410,7 1974 53 542,4 1989 294 4,713,5 1975 24 1.145,00 1990 432 8,751,1 1976 22 221 1991 376 8,778,0 1977 20 197 1992 305 10,232,0 1978 23 207,1 1993 330 8,142,9 1979 13 246,6 1994 451 27,353,3 1980 20 1,074,4 1995 799 39,944,7 1981 24 706 1996 959 29,928,5
1997* 790 33,832,5 Sumber : bisnis Indonesia, 4 September 2000
Catatan : Dibalik luar sektor migas, perbankan, Lembaga non Bank
Sewa Guna Usaha.*hingga juli 1997.
22
Dari tabel di atas secara umum perkembangan investasi asing di
indonesia pada tahun 1967 awal Orede baru hingga 1997. Mengalami
peningkatan yamg signifikan. Peningkatan yang sangat drastis pada daat itu
sehingga Indonesia diproyeksikan akan menjadi salah satu “Macan Asia”
mengikuti jejak Singapura. Pertumbuhan nilai investasi ini mecapai puncaknya
pada tahun 1996-1997 dengan nilai investasi sebesar 33.832.5 milyar rupiah.
Untuk menutupi devisa, pemerintah juga harus mencari dana baru,
khususnya pinjaman non komersil. Sedangkan untuk tujuan ekonomi jangka
panjang Indonesia, membutuhkan lebih dari sekedar menutup kekurangan
devisa. Sementara itu tabungan dalam negeri rendah sekali, dalam jangka
pendek Indonesia tidak akan dapat menciptakan investasi pembangunan yang
besar dengan menambah sumber-sumber sendiri tampa perombakan struktur
ekonomi dan politik secara besar-besaran. Jadi cara yang tepat untuk menutup
kekurangan tersebut adalah mengerahkan investasi modal asing yang di
sediakan oleh masyarakat bisnis internasional.
Sementara dalam menghadapi desakan desakan ekonomi maka perlu
menjalin hubungan dengan luar negri yang dapat meringankan beban
pembangunan, khusus dengan negara barat dan jepang yang tergabung dalam
IGGI (inter-Govermmental Group on Indonesia) serat bantuan dari IMF juga
Bank Dunia. Sebagai kosekuensinya pada periode awal Orde Baru pemerintah
mengijinkan bantuan luar negeri ke badan-badan Internasional tersebut
mengalir ke Indonesia. Selain itu pemerintah juga mengupayakan untuk
menarik investasi asing dengan masa bebas pajak dari daya tarik lainya yang di
23
atur dalam UU PMA 1 januari 1967. dengan demikian pemerintah membuka
seluas-luasnya kesempatan bagi modal asing untuk mengadakan investasi.
Pengalaman Indonesia selama ini menunjukan betapa pentingnya
investasi bagi kelangsungan pembangunan atau pertumbuhan ekonominya.
Berdasarkan data BPS, sejak awal tahun 2000 PDB memang mengalami
pertumbuhan yang positif. Namin laju pertumbuhannya sangat rendah, terutama
jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan yang dialami Indonesia pra
krisis.(Soehartono Sagir, Ekonomi Indonesia, Gagasan, Pemikiran dan polemik,
IQRA, Bandung, 1982.hal 7).
24
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah 3.1. Aditya Praatyo (1996)
Penelitian yang berkaitan dengan investasi adalah penelitian yang di
lakukan oleh Aditya Prawatyo (1996) dengan mengambil judul “ Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia “ dalam penelitiannya
tersebut Aditya menganalisis pengaruh variabel-variabel Produk Domestik
Bruto PDB), Impor Barang Modal dan Bahan Baku (MB,MBB), ditingkat
sukubunga didalam negri (SBD), jumblah uang yang beredar (JUB),
pengeluaran pemerintah (PP), serta kebijaksanaan deregulasi pemerintah (D)
terhadap investasi swasta (PMDN + PMA). Dari penelitian tersebut di peroleh
hasil sebagai berikut: variabel (PDB) berpengaruh secaranyata terhadap
investasi swasta di Indonesia. Variabel impor barang modal dan bahanbaku
tidak signifikan mempengaruhi investasi swasta. Hal tersebut di sebabkan
karena nilai impor sesungguhnya sudah tercakup didalam Produk Domestik
Bruto. Sedangkan tingkat suku bunga dalam negri berpengaruh secara negatif
dan elastis terhadap investasi swasta tanah air. Sebaliknya kenaikan suku bunga
di luar negeri akan berdampak positif bagi investasi swasta di Indonesia. Dan
ternyata pemerintah masih berperan penting sebagai motor penggerak investasi
di Indonesia, hal ini di tunjukan dengan pengaruh pengeluaran pemerintah yang
signifikan mempengaruhi investasi swasta.
25
3.2. Gita Adriani (2001)
Penelitian ini menyelidiki bagaimana pengaruh tingkat bunga
pendapatan Domesti Bruto (PDB), terhadap kredit investasi pada sektor industri
oleh bank-bank pemerintah di Indonesia. Alat analisis tingkat bunga (R).
Mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kredit investasi pada
sektor industri (PDB) mempunya pengaruh yang positif dan signifikan terhadp
kreditb investasi pada sektor industri KI (-1). Dari kesimpulan yang ditarik di
atas maka untuk menigkatkan kredit investasi pada sektor industri oleh bank-
bank pemerintah maka usaha-usaha yang harus dilakukan adalah peningkatan
PDB berpengaruh elastisitas terhadap kredit investasi pada sektor industri oleh
bank-bank pemerintah. PBD yang menunjukan kinerja perekonomian suatu
negara dapat di tingkatkan dengan penciptaan. Iklim yang kondusif bagi
perekonomian suatu negara dapat di tingkatkan dengan penciptaan iklim yang
kondusif bagi pembangunan sektor industri. Kredit investasi sebelumnya sangat
mempengaruhi pada perekonomian Indonesia pada saat ini. Dengan kredit
Investasi sebalumnya akan mempengaruhi kredit investasi pada sektor industri
di Indonesia dan dapat pula sebagai tolak ukur keberhasialn kredit investasi
yang ada saat ini. Fluktuasi tingkat suku bunga walaupun tidak terlalu
berpengaruh pada minat distributor atau investor asing dalam penanaman
modalnya di Idonesia. Secara tidal langsung harus dijaga kestabilannya, karena
dampak yang diakibatkannya terhadap perekonomian secara makro cukup
besar. Dalam hal ini tentunya akan menjadi pertimbangan bagi investor asing
untuk ber investor di Indonesia.
26
BAB IV
LANDASAN TEORI
4.1. Teori Penanaman Modal Asing (PMA)
Studi statistik terbesar yang di lakukan oleh Guptadan Islam (1983)
menemukan tabungan domestik jauh lebih penting dari pada modal asing, baik
secara kuantitatif maupun dalam menentukan pertumbuhan. Dengan perbedaan
bentuk modal asing, mereka menemukan bahwa baik bantuan luarnegri maupun
penanaman modal asing secara langsung berkontribusi positif terhadap
pertumbuhan.(kitchen, 1988,hal 170). Studi-studi cross-country maupun analisa
time-series atas dampak bantuan luar negri dan arus modal asing masuk
terhadap tabungan domestik dan pertumbuhan ekonaomi menunjukan
hubungan yang tidakdapat disimpulkan. Studi Rahmadan (1968), landau
(1971), Weisskopt (1972), Papanek (1978). Dan Gupta (1975) dalam dalam
beberapa kelompok negara dan periode waktu yang berbeda, menhasilkan
hubungan negatif antara arus bantuan masuk dengan proporsi tabungan
domestik, tetapi hanya untuk beberapa negara Amerikalatin saja. Selain itu
studi yang menggunakan perincian negara penerima dan pemberi bantuan
menunjukan bahwa dampak pertumbuhan dari bantuan bervariasi untuk negara-
negara penerima (Gulati, 1978 dan Mosley 1980). Hanya negara-negara miskin
yang menujukan hubungan positif antara bantuan luar negri dengan
pertumbuhan pendapatan. Sementara di negara-negara maju menunjukan
bahwa hubungan yang negatif tetapi tidak signifikan. Disamping itu Dowling
27
dan Himenz juga melakukan analisis regresi dengan mengunakan sample
pooling-data time-series dan cross-country untuk negara-negara Asia selama
tahun 1970-an. Hasil penelitian ini sangat mendukung hipotesis bahwa bantuan
luar negri berkontribusi cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi, seperti
tabungan domestik dan aliran masuk modal swasta (Dowling dan Hiemenz,
1983 dan kitchen,1988). Hal lain yang mendukung hipotesis bahwa
pertumbuhan ekonomi dengan cepat di negara-negara Asia mampu
menggunakan bantuan secara efektif. Arus modal asing memberi kontribusi
terhadap terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara investasi langsung asing
berkontribusi terhadap pertumbuhan baik melalui pembentukan kapital maupun
peningkatan efisiensi investasi.
Arus bersih modal asing menyimpulkan bahwa arus modal asing masuk
ke Indoneasia dalam periode 1970-1986 berpengaruh positif terhadap tabungan
domestik , artinya arus bersih modal asing telah menjadi substitusi tabungan
domestik di Indonesia, bukan sebagai komplemen bukan penambah. Hasil ini
juga sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chanery dan strout
(1979), Griffin dan Enos (1970), hojman (1986), Donad (1982), dan Weisskoff
(1972) yang menunjukan bahwa peranan modal asing berpengaruh negatif
terhadap tabungan domestik di berbagai negara sedang berkembang, di
samping itu arus modal asing juga berhubungan negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi, walaupun secara statistik tidak signifikan (Arif dan Susano, 1987,
hal. 8-31). Hasil penelitian untuk 12 negara di Amerika latin menunjukan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara rasio bantuan luarnegri
28
terhadap GNP dengan pertumbuhan ekonomi akan tetapi tandanya negatif.
Artinya, semakin tinggi arus modal asing semakin menurun laju pertumbuhan
di negara-negra penerima.
4.1.1. Michael P. Todaro
Menurut analisis ini penanaman modal asing merupakan sesuatu
yang sangat positif, karena haltersebut mengisi kekurangan tabungan
yang dapat dihimpun dari dalam negri, menambah cadangan defisa,
memperbesar penerimaan pemerintah dan mengembangkan keaahlian
manajerial bagi perekonomiaan di negara penarimanya. Harrod-Domar
yang mengemukakan adanya suatu bentuk hubungan output-nya,g,
mmelalui persamaan g = s : k ; adapun k adalah rasio modal-output.
Bila sasaran pertumbuhan output nasional adalah g di targetkan sebesar
7 persen pertahundan rasio modal output sama dengan 3, maka tingkat
tabungan yamg dibutuhkan negara tersebut adalah sebesar 21 persen
(ini karena s = g x k ). Jika jumblah tabungan domestik yang dapat di
mobilisir hanya mencapai 16 persen dari GDP, maka terdapat
“kesenjangan tabungan “ (saving gap) sebesar 5 persen. Seandainya
negara tersebut dapat mengisi kekurangan tersebut dengan sumber-
sumber fonansial luar negri maka negara tersebut akan lebih berpeluang
dalam mencapai sasaran pertumbuhan itu.
Dengan demikian, hal yang pertama dan yang palin sering
disebut-sebut sebagai sumbangan positif penanaman modal asing
terhadap pembangunan nasional di negara panarimanya adalah peranan
29
dalam mengisi kekosongan atau kekurangan sumber daya antara tingkat
investasi yang di targetkan dengan jumblah actual tabungan domestik
yang dapat dimobilisasikan. Hanya sayangnya, seperti yang telah kita
temukan dalam kasus industri subtitusi impor, dalam kenyataannya
dampak keseluruhan dari di perolehnya perusahaan multinasional
mendirikan cabang-cabang usaha yang kemudian juga dilindungi
tembok kuota serta protektif tariff seringkali memperburuk saldo neraca
pembanyaran dan neraca modal dari tuan rumah. Defisit tersebut
biasanya di sebabkan diakibatkan oleh derasnya impor barang-barang
modal dan barang-barang setengahjadi dan terlau besarnya porsi
keuntungan yang dikirim kembali kekantor pusat mereka, biaya-biaya
manajemen yang di bebankan kepada negara tuan rumah, pembanyaran
royalty, serta beban bunga pinjaman dari perbankan.
4.2. Teori Investasi
4.2.1. Teori Konsep Marginal Efficiency of Capital
Dalam teori makro Keynes keputusan apakah suatu Investasi
akan di laksanakan atau tidak, tergantung pada perbandingan antara
besarnya keuntungan yang di harapkan (yang menyatakan dalam
persentase satuan waktu waktu) di suatu pihak dan biaya penggunaan
dana atau tingkat bunga di pihaklain. Apabila tingkat bunga yang
berlaku di pasar uang sebesar 2% setiap bulan (atau 24% setahun),
sedangkan keuntungan yang di harapkan sebesar 50% maka investasi
30
tersebut masih menguntungkan karena keuntungan (kotor) yang di
harapkan 50% jadi melebihi ongkos pendanaan dapat di katakana 50%-
24% = 26% pertahun untuk 10 tahun. Maka jika pengusaha tersebut
“rasional” investasi tersebut akan dilaksanakan
Secara ringkas :
1. Jika keuntungan yang diharapkan (MEC) lebih besar dari pada
tingkat bunga, maka investasi di laksanakan.
2. jika MEC lebih kecil dari pada tingkat bunga maka investasi tidak
dilaksanakan.
3. Jika MEC = tingkat bunga maka investasi bias di laksanakan dan
bias juga tidak
Dari uraian di atas, di ketahui bahwa berapa tingkat pengeluaran
investasi yang di harapkan oleh para investasi di tentuakan oleh dua hal
yaitu tinkat suku bunga yang berlaku dan marginal efficiency of capital.
Perilaku makro para investor ini biasanya di ringkas dalam satu bentuk
fungsi marginal efficiency of capital atau fungsi investasi.
Tiga hal yang perlu di garis bawahi mengenai fungsi investasi
pertama funsi tersebut mempunyai slope, yang negative, artinya
semakin rendah tingkat bunga semakin besar pula tingkat pengeluaran
investasi yang di inginkan. Kedua, dalam kenyataan fungsi tersebut sulit
untuk di peroleh sebab posisinya sangat stabil (mudah berubah dalam
jangka waktu yang sangat singkat). Kelebihan fungsi investasi ini akan
segera dapat di pahami karena posisinya sangat tergantung pada nilai
31
MEC dari proyek-proyek yang ada dan bahwa MEC adalah keuntungan
yang di harapkan oleh investor. Ketiga, yang perlu ditekankan adalah
hubungan teori Keynes dengan kenyataan, khususnya masalah
tersedianya dana investasi.
4.2.2. Teori klasik pengaruhnya tingkat bunga terhadap investasi
Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga.
Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat
untuk menabung. Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi
masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi
pengeluaran untuk investasi guna menambah tabungan.
Investasi juga tergantung atau merupakan fungsi dari tingkat
bunga. Makin tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan
investasi juga semakin kecil. Alasan seseorang pengusaha akan
menambah pengeluaran investasi, apabila keuntungan yang diharapkan
dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayar untuk
dana investasi. Yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana (cost
of Capital). Makin rendah tingkat bunga pengusaha akan lebih
terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana
yang juga makin kecil. Tingkat bunga dan keadaan keseimbangan
(artinya tidak ada dorongan untuk naik atau turun) akan tercapai apabila
keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.
32
4.2.3. Teori Keynes pengaruhnya tingkat bunga terhadap investasi
Keynes mempunyai pandangan yang berbeda tingkat, tingkat
bunga, katanya merupakan suatu fenomena moneter artinya tinkat
bunga di tentukan oleh penawaran dan permintaan uang. (ditentukan
dalam pasar uang). Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan
mempengaruhi keinginan mengadakan investasi dan dengan demikian
akan mempengaruhi GNP (Nopirin 1995: 90-91).
Menurut Keynes, uang adalah salah satu bentuk yang dimiliki
oleh seseorang (portofolio). Seperti halnya kekayaan dalam bentuk
tabungan, saham atau surat berharga lainnya, keputusan masyarakat
mengenai bentuk susunan atau komponen dari pada kekayaan mereka
besar dari kekayaan masyarakat akan di wujutkan dalam bentuk
uangkas, tabungan atau surat berharga yang akan menentukan tinginya
tingkat bunga. Tingkat bunga disini adalah tingkat bunga rata-rata dari
segala macam surat berharga yang beredar dalam masyarakat.
4.2.4. Teori Harrod-Domar tentang ivestasi
Teori investasi Harrod-Domar merupakan teori makro investasi
dalam jangka panjang. Menurut Harrod-Domar pengeluaran investasi
mempunyai proses cmultipiler dan terhadap penawaran agregat melaui
pengaruhnya terhadap kapasitas produksi.
Setiap ada peningkatan stok capital masyarakat (k)
meningkatkan pola kemampuan masyarakat untuk menghasilkan output
33
potensi (y). Hubungan antara stok capital (k) dengan output potensial
(y) merupakan hubungan ekonomis secara langsung, di sebut capital
output rasio (COR). Missalnya jika 3 rupiah total di perlukan untuk
menghasilkan output total 1 rupiah maka setiap tambahan bersih pada
stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan kenaikan output total
sesuai dengan rasio modal output tersebut.
Harrod-Domar menitik beratkan bahwa akumulasi capital
mempunyai peranan ganda yaitu menimbulkan pendapatan dan
memperbesar persediaan capital . Secara sederhana teori Harrod-
Domar, misalnya pada suatu keseimbangan pada tingkat
fullemployment income, maka untuk memilihara keseinbangan dari
tahun ke tahun di butuhkan jumblah pengeluaran, karna investasi
tersebut harus cukup untuk menyerap kenaikan output yang di
timbulkan.
4.3. Pengertian Penanaman Modal Asing
Dalam undang-undang No. 1 tahun 1967 ditegaskan bahwa pengertian
penanaman modal asing di dalam undang-undang ini hanyalah meliputi
penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau
berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang ini dan yang digunakan untuk
menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara
blangsung menanggung risiko dari penanaman modal tersebut. Investasi asing
merupakan kegiatan untuk upaya mentransformasikan sumber daya potensial
34
menjadi salah satu kekuatan ekonomi riil. Sumber daya yang dimaksut adalah
sumber daya daerah yang diolah dan di mamfaatkan untuk meningkatkan
kemakmuran seluruh rakyat secara adil dan merata.
Istilah penanman modal sebenarnya terjemahan bahasa asing yaiyu :
Investment. Peranan modal asing atau investasi asing, seringkali dipergunakan
dalam artian yang berbeda-beda. Perbedaan penggunaan istilah investasi
terletak pada cakupan dari makna yang dimaksudkan. Berikut beberapa defenisi
yang dikemukakan beberapa ahli yang masing-masing sangat diwarnai oleh
prespektifnya.”pengertian penanaman modal di dalam undang-undang ini
hanya meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan
menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang ini dan yang
digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti bahwa
pemilik modal secara langsung menanggung resiko penanaman modal
tersebut.”1
Kesimpulan dari devenisi Direct Investasi yaitu berupa penanaman
modal atau investor diberikan keleluasaan pengusahaan dan penyelenggaraan
pimpinan dari perusaahan di mana modalnya ditanam, dalam arti bahwa penam
modal mempunyai pengsahaan atas modal. Jadi bahwa penenaman modal
langsung itu artinya digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia.
Investasi asing (Foreign Investment) dibagi kedalam dua komponen, pertama;
Investasi langsunag (Direct Investment) yang melalui para investor
berpartisipasi dalam manajemen perusahaan untuk meperoleh imbalan
manajemen perusahaan untuk memperoleh imbalan dari modal yang mereka
35
tanamkan. Kedua; investasi portifolio (Portofolio Investment), yakni pembelian
saham dan obligasi yang semata-mata tujuannya untuk meregug hasil dari dana
yang ditanamkan. Investasi langsung yang melalui para investor berpartisipasi
dalam manajemen perusahaan untuk memperoleh imbalan dari modal yang
mereka tanamkan. Investasi asing langsung (FDI) adalah kepemilikan dan
kendali asset asing. Dalam prakteknya, FDI biasanya melibatkan kepemilikan,
sebagian atau keseluruhannya perusahaan di sebuah negara asing.
Investasi merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan
atau mempertahankan stok barang modal yang terdiri dari mesin, pabrik, kantor
dan produk-produk tahan lama lainnya yang digunakan dalam proses produksi
(Mulyadi, 1990, hal.268).
Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan
didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto,
2003, hal: 5). Selain itu investasi dapat juga diartikan sebagai pengeluaran oleh
sektor produsen swasta untuk pembelian barang-barang atau jasa-jasa guna
penambahan stok barang dan peralatan perusahaan (Boediono, 1986, hal.40).
Menurut Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, Investasi adalah
pengeluaran yang dilakukan oleh para penanam modal yang menyangkut
penggunaan sumber-sumber seperti peralatan, gedung, peralatan produksi dan
mesin-mesin baru lainnya atau persediaan yang diharapkan akan memberikan
keuntungan dari investasi tersebut.
Komarudin (1983) memberikan pengertian investasi yaitu:
a) Suatu tindakan membeli barang-barang modal.
36
b) Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan
dimasa yang akan datang.
c) Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi, atau surat penyertaan
lainnya.
Investasi menghimpun akumulasi modal dengan membangun sejumlah
gedung dan peralatan yang berguna bagi kegiatan produktif, maka output
potensial suatu bangsa akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka
panjang juga akan meningkat. Jelas dengan demikian bahwa investasi
memainkan peranan penting dalam menentukan jumlah output dan pendapatan.
Kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi adalah hasil biaya
investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan
mengenai masa depan (Samuelson dan Nordhaus, 1993, hal.183).
Faktor-faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi dimasa
depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang
paling mudah berubah. Usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang
dilakukan dalam satu tahun tertentu yang digolongkan sebagai investasi,
meliputi pengeluaran atau pembelanjaan untuk:
1. Seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang modal dan
membelanjakan untuk mendirikan industri-industri.
2. Pengeluaran masyarakat untuk mendirikan tempat tinggal.
3. Pertambahan dalam nilai stok barang-barang perusahaan yang berupa
bahan mentah, barang yang belum diproses dan barang jadi.
37
Penanaman modal asing langsung merupakan investasi yang
dilakukan oleh swasta asing ke suatu negara tertentu. Bentuknya dapat berupa
cabang perusahaan multinasional, lisensi, joint venture, atau lainnya. Selain
berupa penanaman modal asing langsung, penanaman modal asing swasta dapat
juga berupa penanaman modal portofolio. Penanaman modal jenis ini
merupakan penanaman modal dalam bentuk pemilikan surat-surat pinjaman
jangka panjang dan saham-saham dari perusahaan-perusahaan yang terdapat di
negara-negara berkembang, jadi hanyalah berupa penyertaan dalam pemilikan
perusahaan dan bukan penguasaan kegiatan perusahaan sehari-hari (Sukirno,
1981, hal.381).
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan
yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal
(capital market). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli
aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan yang biasanya diperoleh
melalui bank komersial, dapat berupa tabungan di bank atau sertifikat deposito
(Jogiyanto, 2003, hal: 8).
Jenis penanaman modal asing swasta asing lainnya adalah pinjaman
ekspor yang merupakan pinjaman jangka pendek yaitu memberikan
kesempatan kepada pengusaha-pengusaha atau badan-badan pemerintah di
negara-negara berkembang untuk membeli alat-alat modal dan peralatan dalam
bentuk kredit yang harus di bayar dalam jangka waktu yang di tentukan
(Sukirno, 1981, hal.382).
38
Manfaat yang bisa diharapkan dari suatu paket modal asing berupa
penyerapan tenaga kerja, alih teknologi, pelatihan manajerial dan perolehan
devisa. Adanya penanaman modal asing dapat mengatasi keterbelakangan
teknologi yang terlihat pada biaya rata-rata produksi yang tinggi dan
produktivitas tenaga kerja yang rendah, dikarenakan tenaga kerja yang kurang
terampil dan usangnya peralatan modal, maka dengan mendirikan perussahaan-
perusahaan di negara-negara berkembang dengan teknologi yang mereka
gunakan akan jauh lebih baik, sehingga akan mempercepat proses
memperkenalkan teknologi baru. Di samping itu perusahaan-perusahaan
tersebut membawa tenaga-tenaga manajemen yang lebih profesional dan
berkualitas sehingga dalam jangka panjang dapat melatih masyarakat pribumi
mendapat keahlian dalam bidang-bidang yang diusahakan. Manfaat lainnya
adalah berupa penyerapan tenaga kerja, karena dengan didirikannya perusahaan
baru, maka kesempatan kerja akan menjadi lebih luas dan kemampuan
perusahaan-perusahaan asing dalam menggunakan teknologi akan
menyebabkan tingkat produktivitasnya tinggi oleh karenanya, mereka akan
membayar gaji yang lebih tinggi. Pemerintah dapat juga memperoleh
keuntungan berupa pemungutan pajak atas keuntungan yang diperoleh dan
royalti yang dibayar perusahaan-perusahaan asing dalam pengusahaan
kekeayaan alam yang dimiliki negara tersebut.
Penanaman modal asing memberikan peranan dalam pembangunan
ekonomi di negara-negara sedang berkembang hal ini terjadi dalam berbagai
bentuk. Modal asing mampu mengurangi kekurangan tabungan dan melalui
39
pemasukan peralatan modal dan bahan mentah, dengan demikian menaikkan
laju pemasukan modal. Selain itu tabungan dan investasi yang rendah
mencerminkan kurangnya modal di negara keterbelakangan teknologi.
Bersamaan dengan modal uang dan modal fisik, modal asing yang membawa
serta keterampilan teknik, tenaga ahli, pengalaman organisasi, informasi pasar,
teknik-tekink produksi maju, pembaharuan produk dan lain-lain. Selain itu juga
melatih tenaga kerja setempat pada keahlian baru. Semua ini pada akhirnya
akan mempercepat pembangunan ekonomi negara terbelakang.
Sebagai dampak dari penanaman modal asing, kita dapat mengatakan
bahwa pengadaan prasarana negara, pendirian industri baru, pemanfaatan
sumber-sumber baru, kesemuanya cenderung meningkatkan kesempatan kerja
dalam perekonomian. Dengan kata lain impor modal menciptakan lebih banyak
pekerjaan. Keadaan semacam ini adalah suatu keuntungan dengan adanya
penanaman modal asing.
4.3.1. Badan Usaha Modal Asing
Pemerintah menetapkan perincian bidang-bdang usaha yang
terbuka bagi modal asing menurut perioritas, dan menentukan syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh penanamam modal asing dalam tiap-
tiap usaha tersebut. Perincian menurut urutannya perioritas ditetapkan
tiapkali pada waktu pemerintah menyusun rencana-rencana
pembangunan jangka menengah dan jangka panjang, dengan
memperhatikan perkembangn ekonomi serta tehknologi. Bidang usaha
tertutup untuk penanaman modal asing secara penguasaan penuh ialah
40
biadang-bidang yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak adalah: pelabuhan-pelabuhan, produksi, transmisi dan
distribusi tenaga listrik untuk umum, telekomunikasi, pelayaran,
penerbangan, air minum, kereta api umum, pembangkit tenaga atom,
mass media. Bidang-bidang yang menduduki peranan penting dalam
pertahanan negara antara lain produksi senjata, mesiu, alat-alat peledak
dan peralatan perang dilarang sama sekali bagi modal asing. Penanaman
modal asing di bidang pertahanan didasarkan pada suatu kerjasama
dengan pemerintah atas dasar kontrak karya atau bentuk lain sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.�ystem kerjasama atas
dasar kotrak atau dalam bentuk lain dapat dilaksanakan dalam didang-
bidang usaha lain yang akan di tentukan oleh pemerintah. Untuk
memperlancar pelaksanaan pembangunan ekonomi maka pemerintah
menentukan bentuk-bentuk kerjasama antara modal asing dan modal
nasional yang paling menguntungkan untuk tiap bidang usaha. Mungkin
bentuk kerjasama ini9 berujud kontrak karya, joint venture,atau bentuk
lainnya.
4.4. Produk Domestik Bruto ( PDB )
Pendapatan nasinal merupakan nilai produksi barang-barangdan jasa
yang dihasilkan suatu perekonomian (negara) dalam waktu satu tahun. Ada 3
metode perhitungan yaitu metode produsi (nilai tambah) metode pendapatan,
dan motode pengeluaran. Menurut metode produksi, pendapatan nasional
41
dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa
yang dihasilkan oleh setiap sektor produktif dalam suatu negara selama periode
tertentu. Di Indonesia periode tertentu tersebut adalah suatu kalender dan
sektor-sektor produktif dibagi menjadi sektor yaitu: pertanian, industri
pengolahan, pertambangan dan penggalian, listrik, air, gas, bangunan,
pengangkutan komunikasi, perdagangan, bank, dan lembaga keuangan, sewa
rumah, pertanahan. Dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan sektor-sektor tersebut
selama satu tahun fiskal disebut Gross Domestic Product (GDP) atau Gross
National Product (GNP) yang dalam dalam bahasa Indonesia disebut Produk
domestik bruto atau produk nasional bruto (PNB).
Salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari PDB
(Produk Domestik Bruto). Produk Domestik Bruto adalah produk barang dan
jasa total yang dihasilkan dalam perekonomian suatu negara di dalam masa satu
tahun. PDB didalamnya merupakan pendapatan faktor produksi milik bangsa
Indonesia yang berada di dalam negeri ditambah milik bangsa asing di dalam
negeri. PDB dihitung biasanya dengan menggunakan dua keterangan menurut
patokan harga yang dipakai yaitu:
Harga Konstan
PDB = HKXX
HBX
IHKPDB*100
Harga Berlaku
PDB = HBX 100* XHKX IHKPDB
42
Dimana:
Hk : Harga Konstan X
HB : Harga Berlaku X
IHK : Indeks Harga Konsumen
100 : Indeks Harga Konsumen Tahun Dasar
X : Tahun tertentu.
PDB menurut harga berlaku, nilai barang dan jasa dihitung berdasarkan
pada tahun yang bersangkutan, yang berarti termasuk kenaikan harga-harga.
Sedangkan menurut harga konstan, nilai barang dan jasa yang dihasilkan
dihitung berdasarkan pada tahun dasar tertentu, cara perhitungan atas dasar
harga konstan ini menghilangkan pengaruh inflasi yang dikatakan
menunjukkan nilai riil (nyata).
PDB dapat dipahami melalui cara penghitungan pendapatan nasional
seperti berikut dibawah ini (Suseno Triyanto, 1983, hal.16)
GNP = GDP + F
NNP = GNP – D
NI = NNP – Nit
Dimana:
GNP : Produk nasional bruto = PNB
GDP : Produk domestic bruto = PDB
NI : Produk nasional neto = PNN
43
F : Pendapatan neto terhadap luar negeri atas faktor-faktor
produksi, yaitu selisih antara pendapatan orang-orang
Indonesia yang bekerja di luar negeri dan orang-orang asing
yang bekerja di Indonesia.
D : Penyusutan
Nit : Pajak tak langsung neto, yaitu selisih antara pajak tak langsung
dengan subsidi.
NI : Pendapatan nasional (Y)
Jika ketiga persamaan tersebut digabungkan, akan didapat persamaan
sebagai berikut:
GDP = NI + Nit + D – F
Kenaikan pendapatan perkapita mungkin menaikkan standar hidup riil
masyarakat. Bisa terjadi bahwa sementara pendapatan riil perkapita meningkat,
akan tetapi konsumsi perkapita menurun. Meningkatnya pendapatan
masyarakat akan mengakibatkan tingkat tabungan meningkat. Hal ini akan
menjadikan salah satu bentuk akumulasi modal melalui tabungan masyarakat
yang pada akhirnya akan digunakan pemerintah dalam membiayai
pembangunan di negaranya.
Christopher Pass dan Bryan Lowes mengemukakan GDP (Gross
Domestic Product) [Produk Domestik Bruto/PDB] yaitu total nilai uang dari
semua barang (Goods), jasa (Service) yang diproduksi dalam suatu
perekonomian selama satu tahun. PDB dapat diukur dengan tiga cara, yaitu:
44
a) Jumlah nilai tambah dari industri dalam memproduksi output dalam satu
tahun (metode output).
b) Jumlah semua pendapatan yang diterima dari hasil produksi output
selama satu tahun (metode pendapatan).
c) Jumlah semua pengeluaran domestik untuk barang dan jasa selama satu
tahun (metode pengeluaran).
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu
negara dalam suatu periode tertentu adalah data PDB (Produk Domestik Bruto)
berdasarkan harga konstan (riil) yang digunakan untuk menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun
menggunakan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran
konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor) atau
dengan perolehan perhitungan sebagai berikut: PDB=(C+G+I+(X-M)).
Dimana petumbuhan ekonomi tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang
sangat mempengaruhi penanaman modal asing ke dalam negeri.
Untuk menghitung angka-angka PDB ada tiga pendekatan yang dapat
digunakan, yaitu:
1) Menurut Pendekatan Produksi, PDB adalah jumlah nilai tambah atas
barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah
suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit
produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan
usaha (sektor) yaitu: 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan,
2. Pertambangan dan Penggalian, 3. Industri Pengolahan, 4. Listrik, Gas
45
dan Air bersih, 5. Bangunan, 6. Perdagangan, Hotel dan restoran, 7.
Pengangkutan dan Komunikasi, 8. Keuangan, Persewan dan Jasa
Perusahaan, 9. Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap
sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor.
2) Menurut Pendekatan Pendapatan, PDB merupakan jumlah balas jasa yang
diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses
produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji,
sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, semuanya sebelum dipotong
pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini PDB
mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak
langsung dikurangi subsidi).
3) Menurut Pendekatan Pengeluaran, PDB adalah semua komponen
permintaan akhir yang terdiri dari: 1. Pengeluaran konsumsi rumahtangga
dan lembaga swasta nirlaba, 2. konsumsi pemerintah, 3. pembentukan
modal tetap domestik Bruto, 4. Perubahan stok, 5. ekspor neto (ekspor
neto merupakan ekspor dikurangi impor).
Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka
yang sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa
akhir yang dihasilkan dan harus sama dengan jumlah pendapatan untuk faktor-
faktor produksi. PDB yang dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDB
yang dihasilkan atas dasar harga pasar, karena didalamnya sudah dicakup pajak
tak langsung neto.
46
4.5. Suku Bunga
Pengertian tingkat suku bunaga adalah nilai atau harga dari suatu
penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu, menurut teori klasik bunga
adalah “harga” dari penggunaan uang atau “sewa” atas penggunaan uang untuk
jangaka waktu tertentu. Pengertian tinagkat suku bunga sebagai harga dapat di
asumsikan sebagai harga yang harus di bayar apabila pertukaran antara suatu
rupiah sekarang dengan satuan rupiah nanti. Para penabung dan investor
bertemu di pasar leonable funds dari proses tawar menawar antara mereka
akhirnya akan menghasilkan tingkat bunga keseimbangan S=1 (Boediyono
1985).
Pengaruh besarnya tingkat suku bunga terhadap investasi masyarakat,
baik mengunakan pendekatan yang sederhana maupun pendekatan yang lebih
umum menghasilkan kesimpulan yang sama, yaitu bahwa investasi merupakan
fungsi tingkat bunga. Dalam arti meningkatnya tingkat bunga (r)
mengakibatkan berkurangnya pengeluaran investasi. Dan sebaliknya
menurunnya tingkat bunga mengakibatkan bertambahnya pengeluaran
investasi.
Suku bunga adalah harga dana yang dapat dipinjam (loanable Funds)
besarnya ditentukan oleh preferensi dan sumber pinjaman berbagai pelaku
ekonomi pasar.
Suku bunga tidak hanya dipengaruhi perubahan preferensi para pelaku
ekonomi, dalam hal peminjaman dan pemberian pijaman, tetapi dipengaruhi
47
perubahan daya beli uang. Karena suku bunga pasar dan suku bunga yang
berlaku berubah dari waktu kewaktu.
Suku bunga adalah salah satu faktor yang menentukan besar kecilnya
investasinya yang diperlukan oleh masyarakat. Adapun hubungan tingkat
bunga dengan investasi adalah negati. Bahwa dengan menurunnya bunga dalam
hal ini akan menaikan permintaan investasi. Seorang mau membayar bunga
untuk dana tersebut digunakan untuk kegiatan yang nantinya di harapkan bisa
menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari pada jumblah yang di
investasikan. Kelebihan penerimaan pengeluaran (yaitu; keuntungan) inilah
yang merupakan daya tarik bagi investor untuk membayar bunga. Dengan lain
perkataan bunga bibayar karena dana tersebut pruduktif.
4.5.1 Alasan pemilihan variable suku bunga
4.5.1.1. Suku Bunga Domestik
Kebijakan tingkat suku bunga merupakan bagian dari
upaya untuk merangsang terjadinya akumulasi modal dalam
berbagai sector pembangunan. Meningkatanya modal akan
membuka peluang bagi seluruh sector pembangunanuntuk
meningk. Keyakinan inilah yang menyebabkan pemerintah
berupaya mengeluarkan kebijakan tingkat suku bunga untuk
meningkatkan investasi tersebut. Melaui kebijakan ini kinerja
investasi menunjukan perkembangan yang positif
(Sastrawardoyo, 1994). Pada tahun 1994 melaui PP No 20
48
tahun, pemerintah bahkan memperoleh investasi di kuasai oleh
95% PMA
4.5.1.2. Suku Bunga Internasional
Perubahan bunga internasional relatif beresiko dan
juga mempunyai potensi nbesar dalam mempengaruhi tingkat
potensi besar dalam mempengaruhi tingkat Investasi. Bukti
empiris menunjukan bahwa pengeluaran untuk investasi pada
umumnya adalah inelastic terhadap tingkat bunga. Fakta ini
dalah di sebabkan bunga merupakan pinjaman bagi pera
investor pada perbankan internasional. Oleh karena itu suku
bunga memiliki pengaruh terhadap Penanaman Modal Asing.
4.6. Hipotesis
Hipotesa yang di ajukan dalam penelitian ini adalah
1. H1 : Ada pengaruh PDB, Suku bunga Domestik, dan Suku bunga
Internasional secara bersama-saman terhadap penanman modal asing
di Indonesia.
2. H2 : Ada pengaruh PDB terhadap penanaman modal asing di Indonesia
3. H3 : Ada pengaruh Suku Bunga Domestik terhadap penanaman modal
asing di Indonesia.
4. H4 :Ada pengaruh Suku Bunga Internasional terhadap penanaman modal
asing di Indonesia.
49
5. H5 : Ada pengaruh penanamn modal asing sebelumnya terhadap
penanaman modal asing di Indonesia.
50
BAB V
METODE PENELITIAN
5.1. Sumber Data
Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian data
sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan teori-teori dari buku-
buku bacaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data-data
tersebut dikeluarkan oleh Bank Indonesia (Statistik Keungan Ekonomi
Indonesia) dan BPS. Data yang digunakan bersifat tahunan dan meliputi kurun
waktu 1983-2003.
5.2. Metode Analisis
Berkaitan dengan studi empiris ini, untuk menganalisis data yang
diperoleh, model dasar dari persamaan estimasi OLS akan dikembangkan
menjadi model dinamis dan menaksir model Penanaman Modal Asing (PMA)
berdasarkan model penyesuaian parsial Partial adjusment model (PAM).
Persamaan estimasi OLS yang di gunakan adalah :
Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 (Y-1)
Dimana :
Y : Penanaman Modal Asing ( % pertahun)
X1 : PDB (juta Rupiah)
X2 : Sukubunga Domestik (% Pertahun)
X3 : Suku Bunga Internasional (% Pertahun)
51
Y-1 : Penanaman Modal Asing Tahun Sebelumnya (% Pertahun)
Variabel X1, X2, X3, Y-1 adalah variabel bebas (Independent
variable ), sedangkan variabel tak bebas (dependent variable) yang digunakan
adalah Y.
Berdasarkan persamaan estimasi OLS diatas, kemudian akan
dikembangkan menjadi model dinamis untuk menaksir Penanaman Modal
asing berdasarkan model penyesuaian parsial (Partial adjusment model atau
PAM). Model ini sudah lebih dari dua dekade digunakan dengan sukses untuk
analisa ekonomi. Pendekatan ini juga diterapkan di Indonesia dan
menumbuhkan beberapa keberhasilan (Insukindro, 1990; 93 -94).
Sebagaimana di ketahui, di dalam model PAM dimasukkan unsur
kelembaman (Lag) dari variebel dependennya sehingga modelnya adalah
sebagai berikut :
Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 Y ( -1 )
5.2.1. Uji t
Pengujian terhadap variabel-variabel independent secara parsial
(Individu) digunakan untuk melihat signifikansi dan pengaruh variabel
independen secara individu terhadap variasi variabel independen lainya
. Pengujian uji t ini adalah sebagai berikut :
.t hitung = )( iSE
iβ
β
Hipotesis yang digunakan :
Ho : Bi < 0 ; berarti variabel independen tidak mempengaruhi variabel
dependen.
52
H1 : Bi > 0 ; berarti variabel independen mempengaruhi variabel
dependen.
1. jika t – hitung > t – tabel ( df = n- k ) maka Ho ditolak.
2. Jika t – hitung < t – tabel ( df = n – k ) maka Ho diterima.
5.2.2. Uji f
Pengujian terhadap variabel-variebel independen secara
bersama-sama yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel
independen secara individu terhadap variabel dependen. Perhitunganya
adalah sebagai berikut
.f hitung = )/()1(
)1/(2
2
KnRKR
−−−
Bila hasil pengujian menunjukkan nilai :
1. Ho : β1 = β2 = β3 = 0 maka variabel independen secara bersama-
sama tidak mempengarui variabel dependen.
2. Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, maka variabel independen secara bersama-
sama mempengarui variabel dependen.
Dengan menggunakan tabel f – statistik diperoleh :
1. jika f – hitung < f – tabel, maka Ho diterima.
2. jika f – hitung > f – tabel, maka Ho ditolak.
53
5.2.3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini untuk melihat apakah model yang diteliti terkena
penyimpangan klasik atau tidak. Maka pengadaan pemeriksaan
terhadap penyimpangan asumsi klasik tersebut harus dilakukan.
Asumsi yang harus dipenuhi dalam penggunaan model OLS
dalam asumsi klasik adalah :
1. Ei merupakan variabel random dan mengikuti distribusi normal
dengan kesalahan 0/ ∑Ei = 0.
2. Varian bersyarat dan Ei adalah konstan atau homoskedastisitas.
3. Tidak ada autokorelasi.
4. Tidak ada multikolinearitas diantara variabel independen.
5.2.3.1. Uji Multikolinearitas
Pada mulanya multikolinearitas berarti adanya
hubungan yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau
semua variabel yang menjelaskan model regresi. Untuk regresi
k – variabel, meliputi variabel yang menjelaskan X1, X2, X3. .
. . . Xk (dimana X1 =1 untuk semua pengamatan
memungkinkan unsur intersep) suatu hubungan linier yang
pasti dikatakan ada apabila kondisi berikut ini dipenuhi:
β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 +. . . . + βk Xk + Ui = 0
dimana Ui adalah kesalahan stokhastik.
Untuk menguji adanya multikolinearitas, karena
multikolinearitas merupakan kombinasi linear yang pasti atau
54
mendeteksi pasti dari variabel yang menjelaskan lainya. Salah
satu cara untuk mengetahui hubungan antara variabel X satu
dengan variabel X yang lainya adalah dengan meregresi tiap
Xi sisa variabel X dan menghitung R² yang cocok, yang bisa
disebut sebagai R² (uji Klein). Pengujian terhadap masing-
masing variabel independent tersebut digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh korelasinya (R² variabel) yang
didapat, kemudian dibandingkan dengan R² yang didapat dari
hasil regresi secara bersama-sama variabel independen. Jika
diperoleh R² variabel yang melebihi R² pada model regresi,
maka dari model regresi tersebut terdapat multikolinearitas.
Sebaliknya apabila R² regresi lebih besar dari R² variabel
maka ini menunjukkan tidak terdapat multikolinearitas pada
model regresi yang diuji. Secara formulasi adalah sebagai
berikut :
R² Xi Xj < R² Xij.
5.2.3.2. Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui apakah suatu model regresi
mengalami gejala autokorelasi atau tidak, maka dapat
dilakukan dengan menggunakan uji serial LM test. Untuk
mengatasi adanya autokorelasi perlu dilakukan perbaikan,
tergantung pada sifat ketergantungan diantara gangguan (ei),
55
tetapi karena gangguan tidak bisa diamati, maka praktek yang
biasa dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa
gangguan tadi ditimbulkan oleh mekanisme yang masuk akal.
Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi dilakukan
dengan uji hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa tidak
ada autokorelasi, dengan pedoman :
Apabila X² hitung (obs*R-square) > X² tabel, maka
menolak hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa ada
autokorelasi.
Apabila X² hitung (obs*R-square) < X² tabel, maka
menerima hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa
tidak ada autokorelasi.
5.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji bahwa varian (error term) dari data
observasi dalam penelitian ini sama (homogen) untuk semua
variabel terikat dengan variabel bebas sehingga hasil estimasi
tidak bias, maka perlu diidentifikasi melalui uji
heteroskedastisitas. Untuk membuktikan apakah data
observasi dalam penelitian dalam penelitian ini terbebas dari
pengaruh heteroskedastisitas atau memenuhi asumsi – asumsi
homoskedastisitas, maka ditempuh melalui uji White.
56
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
merupakan data time series atau data runtun waktu sebanyak 21 observasi,
yaitu mulai tahun 1983 sampai dengan tahun 2003. Data diperoleh dari Badan
Pusat Statistik (BPS) dan Statistik Keuangan Ekonomi Bank Indonesia
berbagai tahun penerbitan.
Penelitian ini menggunakan tiga variabel idependen, yaitu Produk
Domestik Bruto (PDB), Suku Bunga Domestik,Suku Bunga Internasional
sedangkan variabel dependennya adalah Laju Penanaman Modal Asing (PMA).
Data PMA diambil dari data akhir PMA tiap tahunnya.
6.2. Analisis Data
Analisis data ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar pengaruh
Produk Domestik Bruto (PDB),,Tingkat Suku Bunga Domestik (R) ,dan
Tingkat Suku Bunga Internasional (I) berpengaruh terhadap Penanaman Modal
Asing (PMA) di Indonesia.
Model analisis yang digunakan adalah model penyesuaian parsial
(Partial adjusment model atau PAM). Sebagaimana di ketahui, di dalam model
PAM dimasukkan unsur kelembaman (Lag) dari variebel dependennya
sehingga modelnya adalah sebagai berikut :
57
Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β5 Y ( -1 )
Dimana :
Y : Penanaman Modal Asing ( % pertahun )
X1 : PDB ( juta Rupiah)
X2 : Suku bunga Domestik ( % pertahun )
X3 : Suku Bunga Internasional ( % pertahun)
6.3. Hasil Analisis PAM
Tabel 6.1
Ringkasan Hasil Analisis PAM
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 10/13/05 Time: 11:21 Sample: 1983 2003 Included observations: 21 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2616.554 2916.757 0.897076 0.3830 X1 0.008797 0.005015 1.753963 0.0986 X2 -56.54951 50.42613 -1.121433 0.2787 X3 -343.9402 372.9984 -0.922096 0.3702 Y_1 0.623906 0.194464 3.208336 0.0055 R-squared 0.807886 Mean dependent var 3932.571 Adjusted R-squared 0.759858 S.D. dependent var 4996.804 S.E. of regression 2448.648 Akaike info criterion 18.64872 Sum squared resid 95934003 Schwarz criterion 18.89741 Log likelihood -190.8115 F-statistic 16.82102 Durbin-Watson stat 2.070932 Prob(F-statistic) 0.000014 Sumber: Hasil Perhitungan Komputer Program Eviews
Hasil estimasi PAM diatas sebelum diinterpretasikan perlu diuji
apakah terbebas dari gangguan asumsi klasik apa tidak.
58
6.4. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsiklasik yang dilakukan adalah uji autokorelasi, uji normalitas
dan uji linieritas.
6.4.1. Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi digunakan uji
serial correlation LM test dengan menggunakan lag 1 yang hasilnya
dapat dilihat pada tampilan dibawah ini.
Dari uji autokorelasi tersebut diatas menunjukan bahwa
ditemukan nilai X²-hitung = 0.812106< X²-tabel = 2,70554 dengan df =
1 dan α = 0.10, dengan demikian hasil uji dengan menggunakan uji
serial correlation LM test tidak terdapat adanya penyakit asumsi klasik
(autokorelasi).
6.4.2. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas
digunakan white heteroskedasticity baik dengan menggunakan cross
term maupun no cross term yang hasilnya dapat dilihat pada tampilan
dibawah ini.
59
Tabel 6.2
Hasil Uji White Heteroskedastisitas
White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.023113 Probability 0.524367 Obs*R-squared 14.80031 Probability 0.391940 Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 10/13/05 Time: 11:23 Sample: 1983 2003 Included observations: 21 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 48115317 1.01E+08 0.478338 0.6493 X1 -347.1666 498.3697 -0.696604 0.5121 X1^2 0.000823 0.002024 0.406567 0.6984 X1*X2 -12.14537 10.23293 -1.186890 0.2801 X1*X3 28.60883 86.88825 0.329260 0.7531 X1*Y_1 -0.009971 0.130573 -0.076363 0.9416 X2 8946136. 10789768 0.829131 0.4388 X2^2 13483.86 27054.41 0.498398 0.6359 X2*X3 -944203.2 1302007. -0.725191 0.4956 X2*Y_1 -180.9793 511.9471 -0.353512 0.7358 X3 -26737982 20738419 -1.289297 0.2448 X3^2 2493702. 1916281. 1.301324 0.2409 X3*Y_1 1089.335 3925.526 0.277500 0.7907 Y_1 -3156.761 33450.94 -0.094370 0.9279 Y_1^2 0.247728 1.240452 0.199708 0.8483 R-squared 0.704776 Mean dependent var 4568286. Adjusted R-squared 0.015922 S.D. dependent var 10262017 S.E. of regression 10179995 Akaike info criterion 35.28556 Sum squared resid 6.22E+14 Schwarz criterion 36.03164 Log likelihood -355.4983 F-statistic 1.023113 Durbin-Watson stat 1.805402 Prob(F-statistic) 0.524367 Sumber: Hasil Perhitungan Program Eviews (Lampiran hal 19)
Dari hasil uji heteroskedastisitas diatas menggunakan cross term,
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang mengatakan ada masalah
60
heteroskedastisitas dalam model empiris yang digunakan dapat
diterima, karena nilai (Obs*R-squared = X²-hitung) = 14.80031< (X²-
tabel) = 23,6848 dengan df = 14 dan α = 0.05, dengan demikian hasil
uji dengan menggunakan uji heteroskedasticity (cross term) tidak
terdapat adanya penyakit asumsi klasik (heteroskedastisitas).
6.4.3. Uji Multikolinieritas
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas digunakan
uji correlation yang hasilnya dapat dilihat pada tampilan dibawah ini.
Tabel 6.3
Hasil Uji Multikolinearitas
Y X1 X2 X3
Y 1.000000 0.702011 -0.192080 -0.688246
X1 0.702011 1.000000 0.148532 -0.526483
X2 -0.192080 0.148532 1.000000 0.098814
X3 -0.688246 -0.526483 0.098814 1.000000
Y_1 0.866171 0.656541 -0.152129 -0.685468
Sumber: Perhitungan Program Eviews (lampiran hal 20-24)
Dari uji miltikolinearitas tersebut diatas menunjukkan bahwa
apabila hasilnya < 0.85 yang berarti bahwa volume impor tidak terdapat
adanya penyakit asumsi klasik (multikolinearitas).
Meskipun ada 1 (Y_1) variabel yang terkena multikolinieritas,
hasil regresi PAM pada penelitian ini masih termasukkategori BLUE
61
(Best Linier Unbiase Estimation) karena untukmemperoleh estimator
yang BLUE tidak mensyaratkan asumsi tidakadanya korelasi antar
variabel independen (Agus Widarjono, 2005: 139).
6.5. Uji F Statistik
Uji F digunakan untuk menguji hipotesisis apakah secara bersama-sama
variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen Laju Inflasi . Dari hasil perhitungan komputer program Eviews dapat
disusun tabel uji F seperti berikut.
TABEL 6.4
HASIL UJI F (UJI KOEFISIEN REGRESI SECARA SERENTAK)
F Stat
(hitung)
DF F tabel
α 5%
Proba
bilitas
Keterangan Kesimpulan
16.82102 k-1= 4 ;
n-k= 17
2,96 0.000014 F stat > F tabel F signifikan
Sumber: Perhitungan Program Eviews (lampiran hal )
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut
Ho: β1 = β2 = βi=0, artinya variabel independen secara bersama-sama
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
62
Ha: β1 ≠ β2 ≠ βi≠0, artinya variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
GAMBAR 6.2
KURVA UJI KOEFISIEN SECARASERENTAK (UJI F)
Ho ditolak
F tab 5%-9;8 F hitung
=2,96 =16,82102
Pada Gambar diatas tampak nilai F hitung = 16,82102 berada pada
daerah penolakan Ho yaitu lebih dari F tabel pada derajat kebebasan
pembilang k-1 (5-1) =4 lawan penyebut n-k (21-4)=17 yaitu 2,96 maka H nol
ditolak atau hasil uji F signifikan. Atau karena Probabilitas F =0.000014 lebih
kecil dari 0,05 atau kurang dari 5% maka uji F signifikan. Artinya dapat
dikatakan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen Laju Inflasi
6.6. Hasil Uji R Square (Uji R²)
Koefisien determinasi (R square atau R2 ) menunjukkan ketepatan
prediksi atau proporsi variabel tak bebas yang mampu dijelaskan oleh variabel
63
bebas secara bersama-sama. Dari hasil regresi PAM diperoleh nilai koefisien
determinasi (R square) =. 0.807886 Ini artinya 80,7 % penanaman Modal
Asing dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh Variabel PDB, Suku Bunga
Domestik,dan Suku Bunga Internasinal secara bersama-sama. Sedang yang
19,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian
ini.
6.7. Hasil Uji Regresi Secara Parsial T-Statistik (t-hitung)
Koefisien regresi yang diperoleh dari Estimasi menggunakan Model
PAM (Partial Adjusment Model) dapat diinterpretasikan sebagai berikut.
6.7.1. PDB
T-statistik X1 = 1.753963, probabilitas = 0.0986, dengan
koefisien korelasi = 0.008797.
Berdasarkan hasil olah data brobabilitas PDB sebesar 0.0986
lebih kecil dari derajat kepercayaan 0,1 artinya PDB berpengaruh
signifikan dan positif terhadap PMA. pada taraf α 10% Tanda
parameter untuk variabel PDB adalah positip yang berarti peningkatan
perubahan PDB 1 Milyard rupiah akan berpengaruh terhadap
Penanaman Modal Asing. Ini di karnakan PDB yang cendrung stabil
mengambarkan perekonomian yang meningkat bagi suatu negara.
Penigkatan PDB merupakan penikatan kesejahtraan bagi suatu negara
yang menggambarkan situasi perekonomian yang meningkat dan
penigkatan fasilitas bagi penanaman modal asing di Indonesia. Apabila
64
PDB meningkat maka setiap penanaman modal asing memiliki prospek
ke arah yang lebih baik arenakan kestabilan perekonomian dari suatu
negara yang di cerminkan dengan meningkatnya PDB. Semakin tinggi
meningkat pertumbuhan ekonomi (PDB) semakin mendorong laju
Penanaman Modal Asing.
6.7.2. SUKU BUNGA DOMESTIK
T-statistik X2 = -1.121433, probabilitas = 0.2787, dengan
koefisien korelasi = -56.54951.
Berdasarkan hasil olah data probabilitas Suku Bunga Domestik
sebesar 0.2787 lebih besar dari derajat kepercayaan 0,1 artinya Suku
Bunga Domestik tidak berpengaruh signifikan terhadap PMA. Hal ini
di karenakan perubahan dari tingkat suku bunga domestik tidak
memberikan dampak yang berarti bagi penanaman modal asing di
Indonesia. Krena suku bunga domestik bukan merupakan jaminan bagi
penanaman modal asing secara keseluruahan. Tingkat perubahan suku
bunga yang rendah atau tinggi tidak begitu berdampak bagi penanaman
modal asing. Ini mungkin juga di karenakan Indonesia merupakan
negara sedang berkembang yang merupakan lahan yang tepat bagi
penanaman modal bagi negara-negara maju yang sedang
mengembangkan perekonomiannya. Tingkat suku bunga tidak
berpengaruh di karenakan juga penanaman modal asing di Indonesia di
lakukan secara langsung. . Investasi asing langsung sifatnya permanen
65
atau jangka panjang, juga memberi andil terhadap alih tekhnologi, alih
keterampilan manajemen dan membuka lapangan kerja baru.
Dibandingkan dengan investasi portofolio yang melalui bursa efek
dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi. Oleh
karena itu tingkat suku bunga domestik tidak berpengaruh signifikan
terhadap penanaman modal asing di Indonesia.
6.7.3. SUKU BUNGA INTERNASIONAL
T-statistik X3 = -0.922096, probabilitas = 0.3702, dengan
koefisien korelasi = -343.9402.
Berdasarkan hasil olah data probabilitas Suku Bunga
Internasional sebesar 0.3702 lebi besar dari derajat kepercayaan 0,1
artinya Suku Bunga Internasional tidak berpengaruh terhadap PMA.
Suku bunga tidak terpengaruh perubahan tingakt suku bunga
internasional cendrung relatif stabil. Maksutnya dalah suku bunga
internasional tidak menjadi pertimbangan bagi para invesstor untuk
menanamkan modalnya di Indonesia karena pinjaman pada perbankan
internasional memeliki bunga yang cendrung stabil perubahannya, para
investor asing cendrung memperhatikan vaktor resiko dan
pertumbuhan perekonomian dan stabilitas keamanan di Indonesia.
66
6.7.4. PMA sebelumnya
T-statistik Y_1 = 3.208336, probabilitas = 0.0055, dengan
koefisien korelasi = 0.623906.
Berdasarkan hasil olah data brobabilitas PMA Sebelumnya
sebesar 0,005 lebih kecil dari derajat kepercayaan 0,1 artinya PMA
Sebelumnya berpengaruh signifikan dan positif terhadap PMA.
Penanaman modal Asing periode sebelumnya berpengaruh signifikan di
karenakan penanaman modal asing periode sebelumnya merupakan
patokan bagi penanaman modal asing periode selanjutnya. Penanaman
modal asing periode sebelumnya memberikan gambaran-gambaran dan
masukan bagi investor asing yang akan menanamkan modalnya di
Indonesia. Jadi penanaman modal asing periode sebelumnya sangat
mempengaruhi secara signifikan dan positif terhadap penanaman modal
asing.
6.8. Pembahasan
Untuk melakukan estimasi menggunakan model PAM. Berdasarkan
pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan terhadap model PAM penelitian
faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing ternyata
memenuhi asumsi linieritas, residual berdistribusi normal, tidak terdapat
autokorelasi, dan tidak terdapat heteroskedastisitas. Meskipun dari uji
multikolinieritas terdapat variabel yang terkena multikolinieritas, tetapi hasil
67
estimasi masih dapat dikategorikan BLUE karena multikolinieritas tidak
mempengaruhi BLUE tidaknya hasil estimasi (Agus Widarjono, 2005: 139).
Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan model PAM variabel
penelitian yang signifikan mempengaruhi perubahan laju Penanaman Modal
Asing di Indonesia adalah adalah variabel PDB dan variabel Penanaman
Modal Asing Sebelumnya artinya semakin tinggi meningkat pertumbuhan
ekonomi (PDB) dan total Penanaman Modal Asing Sebelumnya semakin
mendorong laju Penanaman Modal Asing.
Ketidaksesuaian hasil penelitian ini karena Penanaman Modal Asing
sebagai suatu fenomena ekonomi makro bersifat sangat mudah berubah yang
tidak hanya disebabkan oleh variabel-variabel ekonomi belaka tetapi juga
disebabkan oleh variabel sosial ekonomi politi. Apalagi periode pengamatan
dalam penelitian ini meliputi periode awal sampai pasca krisis moneter 1997-
2002. Saat terjadi krisis moneter. Perubahan penanaman Modal Asing tidak
Hanya dipengaruhi oleh variabel-variabel dalam peneliitian ini tetapi lebih
disebabkan oleh faktor diluar ekonomi dan naiknya kurs rupiah terhadap dollar
Amerika. Kenyataan ini sesuai dengan teori inflasi yaitu Paritas Daya Beli
yang dikemukanan oleh Gustav Casell tahun 1922 (Kelana 1996:273,
Khalwaty, 2000: 237) yang mengandung 2 pengertian, yaitu pengertian
absolut dan relatif. Secara relatif prosentase perubahan kurs keseimbangan
diantara mata uang dalam negeri dan mata uang luar negeri merupakan
nisbah/perbandingan antara perubahan harga dalam negeri dan prosentase
perubahan harga luar negeri sehingga perubahan kurs tersebut mencerminkan
68
perbedaan tingkat inflasi dua negara. Dalam Paritas Daya Beli
proporsionalilas tingkat harga dan nilai tukar hanya terjadi jika goncangan
yang mengubah tingkat harga dan nilai tukar merupakan suatu goncangan
moneter. Selain itu juga di pengaruhi oleh ber bagai kebijakan oleh pemerintah
yang mengatur tentang mekanisme Penanaman Modal Asing di Indonesia.
69
BAB VII
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil studi dan analisis yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji PAM untuk mengestimasi Laju laju Penanaman Modal Asing di
Indonesia terbukti linier. Hasil uji asumsi klasik diketahui bahwa model
yang digunakan termasuk kategori BLUE karena terbebas dari gangguan
autokorelasi dan heteroskedastisitas sehingga model dalam penelitian ini
dapat digunakan mengestimasi secara valid.
2. Berdasarkan pengujian serempak dengan menggunakan uji F menunjukkan
bahwa variabel independen PDB, suku bunga domestik,suku bunga
internasional dan Penenman Modal Asing periode sebelumnya secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Laju
Inflasi dengan nilai F hitung 16.82102. Proporsi perubahan variabel
penanaman modal asing yang dapat diselaskan oleh variabel bebas secara
bersama-sama adalah 80,7 % (koefisien determinasi R2 = 0.807886).
3. Berdasarkan pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Variabel PDB berpengaru signifikan dan positif bagi penanaman
modal asing di Indonesia. menyimpulkan bahwa PDB (pertumbuhan
ekonomi) mempengaruhi PMA (penanaman modal asing) yang masuk
70
ke Indonesia. PDB (pertumbuhan ekonomi) di Indonesia yang telah
menciptakan daya tarik bagi masuknya modal asing artinya PDB
berpengaruh sangat significant terhadap masuknya modal asing ke
Indonesia.
2. Variabel tingkat suku bunga domestik tidak berpengaruh signifikan
terhadap penanaman Modal Asing. dikarnakan memberikan dampak
yang berarti bagi penanaman modal asing di Indonesia. Krena suku
bunga domestik bukan merupakan jaminan bagi penanaman modal
asing secara keseluruahan. Tingkat perubahan suku bunga yang
rendah atau tinggi tidak begitu berdampak bagi penanaman modal
asing.
3. Variabel Suku bunga internasional tidak mempengaruhi penanaman
modal asing secara singnifikan di karenakan perubahan tingkat suku
bunga internasional tidak mengakibatkan dampak yamg berarti bagi
penanaman modal asing di Indonesia ini di sebabkan suku bunga di
Indonesia sangat di pengaruhi tingkat suku bunga beberapa negara
maju saja.
4. Variabel Penanaman modal Asing periode sebelumnya berpengaruh
signifikan di karenakan penanaman modal asing periode sebelumnya
merupakan patokan bagi penanaman modal asing periode selanjutnya.
71
7.2. Implikasi/Saran
Kesimpulan hasil penelitian diatas memberi implikasi sebagai berikut
1. PDB berpengaruh positip signifikan terhadap Laju Penanaman Modal
Asing di Indonesia. Sebagai indikator tingkat pertumbuhan ekonomi
PDB tetap perlu ditingkatkan untuk meningkatkan penanaman Modal
Asing dalam tingkat yang wajar karena dengan laju Penanaman Modal
Asing yang wajar, sektor riil akan tetap bergairah dan memberikan
peluang-peluang peningkatan mutu kesejartaan masyarakat.
2. Penanaman Modal Asing sebelumnya sangat berpengaruh signifikan
terhadap penanaman modal asing periode berikutnya. Pemerintah
seharusnya sangat menjaga kestabilan penanman modal asing karena
akan berdampak pada penanman modal asing selanjutnya.
3. Untuk mengendalikan laju Penanaman Modal Asing pemerintah harus
memperkuat struktur perekonomiannya sehingga tidak rentan terhadap
goncangan. Selain itu pemerintah juga harus meningkatkan kestabilan
sosial politik dan keamanan karena laju inflasi sangat rentan terhadap hal
ini.
72