193
i ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA-SISWI KELAS XI IPS SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA : SUATU KAJIAN PRAGMATIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Ephyfania Bahantwelu 151224047 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

i

ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA-SISWI

KELAS XI IPS SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA : SUATU

KAJIAN PRAGMATIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Ephyfania Bahantwelu

151224047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang menjadi teladan serta senantiasi membimbing,

memberkati dan menolong peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini

2. Bunda Maria yang selalu menuntun dan mendengarkan setiap permohonan

peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

3. Mama Maria Barek Aran yang selalu mendukung, mendoakan dan

memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

4. Kakak Marianus Bahantwelu dan Maria Imaculata Bahantwelu yang selalu

mendukung, memotivasi dan mendokan peneliti dalam menyelesaikan

skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

v

MOTTO

Mimpi tidak terwujud nyata melalui ilmu sihir.

Dibutuhkan keringat, tekad, dan kerja keras

(Colin Powell)

Agar sukses, kemauanmu untuk berhasil lebih besar dari ketakutanmu akan

kegagalan

(Bill Cosby)

Jika kamu belum mengalami frustasi, jangan berharap untuk bersukacita

(Zico - Blok B)

Bekerjalah sampai idolamu menjadi sainganmu

(G-Dragon - Bigbang)

Waktu Tuhan adalah waktu yang terbaik dan jalan Tuhan adalah jalan yang

menyelamatkan

(Peneliti)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

viii

ABSTRAK

Bahantwelu, Ephyfania. 2019. Analisis Penanda dan Fungsi Kesantunan

Berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Siswa-

Siswi Kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta : Suatu

Kajian Pragmatik. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini membahas tentang kesantunan berbahasa di ranah

pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penanda kesantunan

berbahasa berdasarkan prinsip kesantunan Leech, serta mendeskripsikan fungsi

kesantunan berbahasa menurut Rahardi dengan berdasarkan konteks dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa-siswi kelas XI IPS SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif.

Data diambil selama bulan Februari sampai Maret 2019. Teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, catat dan rekam.

Data kemudian diidentifikasi dan dianalisis menggunakan prinsip kesantunan

Leech dan fungsi kesantunan menurut Kunjana Rahardi.

Dari tuturan yang telah dianalisis, peneliti menemukan ada empat penanda

kesantunan berbahasa, yakni, (1) berhati-hati dalam pemilihan kata, (2)

memberikan tanggapan positif terhadap mitra tutur, (3) menanggapi pujian dari

mitra tutur dengan sifat rendah hati, (4) menerima masukan dari mitra tutur.

Selain menemukan penanda kesantunan, peneliti juga menemukan fungsi

kesantunan berbahasa, yakni, fungsi menyatakan informasi, fungsi menyatakan

perjanjian, fungsi pemberian izin, fungsi penjelasan, dan fungsi menyetujui.

Kata kunci: pragmatik, penanda kesantunan berbahasa, fungsi kesantunan

berbahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

ix

ABSTRACT

Bahantwelu, Ephyfania.2019. Analysis of markers and functions of politeness in

Indonesian Language learning for students of class XI IPS at SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta: A Pragmatic Study. Thesis. Yogyakarta:

Indonesian Language and Literature Education Study Program,

Faculty of Teacher and training education, Sanata Dharma

University

This research discussed language politeness in the realm of learning. This

research was aimed to describe language politeness markers based on Leech’s

politeness principles and to describe the function of politeness in language based

on the Searle category on the context in Indonesian language learning for

students of class XI IPS at SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. This research was

descriptive qualitative research. The data were collected from February to March

2019. The research data were collected using observation, recording, and note-

taking techniques. Then, data were identified and analyzed using Leech’s

politeness principles and politeness functions according to the Searle category.

From the analyzed speech, the researcher found that there were four

language politeness markers. The first was being careful in choosing words. The

second was giving positive responses to the speech partners. The third was

responding to the praise of the speech partners with humility. The fourth was

receiving input from the speech partners. In addition, there was impoliteness in

language markers, namely, firstly, the speakers did not respect the speech

partners. Secondly, the speakers did not want to be harmed. Thirdly, the speakers

were more concerned with their own ego. Fourthly, the speakers criticized

directly. Fifthly, the speakers disparaged speech partners. Sixthly, the speakers

boasted and praised themselves in front of the speech partners. From the results

of data analysis, the researcher also found the functions of politeness in language

namely firstly, assertive speech acts. Secondly, commissive speech acts. Thirdly,

impositive (impositif) and expressive speech acts. In addition, there was also a

function of impoliteness in language, namely assertive and expressive speech acts.

Keywords: Pragmatics, language politeness markers, the function of language

politeness.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan karena atas segala berkat dan kasih karunia-NYA sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Penanda dan Fungsi

Kesantunan Berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Siswa-Siswi

Kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta: Suatu Kajian Pragmatik”.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak pihak

yang memberikan bantuan, bimbingan, dan dukungan baik secara langsung

maupun tidak langsung sehingga skrisi dapat diselesaikan dengan baik. Maka dari

itu, pada kesempata ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku triangulator yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan

triangulasi data penelitian.

5. Benediktus Banik Pribadi, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian di

SMA tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

MOTTO ........................................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................. vii

ABSTRAK ................................................................................................ viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 3

1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

1.5. Ruang Lingkup.................................................................................. 5

1.6. Batasan Istilah ................................................................................... 5

1.7. Sistematika Penyajian ....................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 7

2.1 Penelitian yang Relevan ................................................................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

xiii

2.2 Landasarn Teori ................................................................................ 8

2.2.1 Pragmatik ................................................................................ 9

2.2.2 Konteks ................................................................................. 11

2.2.3 Definisi Kesantunan .............................................................. 15

2.2.4 Definisi Kesantunan Berbahasa ............................................ 16

2.2.6 Penanda Kesantunan Menurut Leech.................................... 18

2.2.7 Fungsi Kesantunan Berbahasa .............................................. 25

2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 32

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 32

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian..................................................... 33

3.3 Teknik pengumpulan data ................................................................ 33

3.4 Instrumen Penelitian ......................................................................... 34

3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................ 36

3.6 Triangulasi ........................................................................................ 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 39

4.1 Deskripsi Data ................................................................................... 39

4.2 Analisis Data ..................................................................................... 40

4.2.1 Analisis Penanda kesantunan Berbahasa dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Siswa-Siswi

Kelas XI IPS SMAPangudi Luhur

Yogyakarta Berdasrkan Prinsip Kesantunan .......................... 40

4.2.1.1 Penanda Maksim Kebijasanaan ........................... 40

4.2.1.2 Penanda Maksim Kedermawanan ........................ 47

4.2.1.3 Penanda Maksim Kerendahan Hati ..................... 54

4.2.1.4 Penanda Maksim Kesepakatan ............................ 56

4.2.3 Analisis Fungsi Kesantunan Berbahasa

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Siswa-Siswa

Kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ................... 65

4.2.3.1 Fungsi Tuturan dalam

Maksim Kebijaksanaan ........................................ 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

xiv

4.2.3.2 Fungsi Tuturan dalam

Maksim Kedermawanan ...................................... 72

4.2.3.3 Fungsi Tuturan dalam

Maksim Kerendahan Hati .................................... 78

4.2.3.4 Fungsi Tuturan dalam

Maksim Kesepakatan ........................................... 80

4.3 Pembahasan ........................................................................... 88

4.3.1 Penanda Kesantunan Berbahasa ............................. 88

4.3.3 Fungsi Kesantunan Berbahasa ................................ 94

BAB V PENUTUP......................................................................................98

5.1 Simpulan ........................................................................................ 98

5.2 Saran .............................................................................................. 99

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 100

BIODATA PENULIS ............................................................................... 102

LAMPIRAN ............................................................................................. 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

bahasa, seseorang dapat mengungkapan pikiran atau gagasan kepada orang lain.

Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa berinteraksi dengan orang lain. Oleh

karena itu, bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Sesuai

dengan fungsinya, bahasa mempunyai peran untuk menyampaikan pesan antar

manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Dalam berkomunikasi, menurut

Hendrikus (1991: 40) manusia melakukan proses pengalihan makna antar pribadi

atau tukar-menukar berita dalam sistem informasi, dengan demikian, manusia

seharusnya menggunakan bahasa yang santun, karena dalam proses komunikasi

tidak hanya satu pihak yang terlibat. Dengan bahasa yang santun seseorang dapat

menjaga harkat dan martabat dirinya dan menghormati mitra tutur sehingga proses

komunikasi dapat berjalan dengan lancar.

Bahasa merupakan cerminan kepribadian seseorang. Bahkan bahasa

merupakan cermin kepribadian bangsa. Artinya, melalui bahasa (yang digunakan),

seseorang atau bangsa dapat diketahui kepribadiannya (Pranowo, 2009: 3). Jika

seseorang berbahasa secara santun, maka hal itu akan mencerminkan

kepribadiannya yang baik. Akan tetapi, jika seseorang berbahasa secara tidak

santun, maka hal itu akan menunjukan bahwa ia mempunyai kepribadian yang

tidak baik. Dalam bertutur, penutur yang hendak menyampaikan maksud atau

pesan kepada mitra tutur yang menurutnya santun, belum tentu santun menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

2

mitra tuturnya. Oleh karena itu, dalam bertutur kata seseorang hendaknya

memperhatikan penggunaan kosa kata dengan baik. Hal ini bertujuan agar maksud

atau pesan yang ingin disampaikan kepada mitra tutur dapat diterima baik tanpa

menyinggung perasaan dari mitra tutur tersebut. Pemilihan dan penggunann diksi

dapat menjadi penentu dalam kesantunan berbahasa. Lebih spesifik Leech

membuat penanda yang dapat dijadikan penentu santun tidaknya pemakaian

bahasa. Penanda tersebut terlihat pada prinsip kesantunan berbahasa yang

dikemukakan oleh Lecch (1993: 206-207) yakni maksim kebijaksaan, maksim

kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan,

dan maksim kesimpatian. Selain itu, dalam bertutur juga harus memerhatikan

fungsi dari kesantunan berbahasa. Apabila penanda dan fungsi kesantunan

tersebut diterapkan dengan baik, maka komunikasi akan berjalan dengan lancar.

Dalam dunia pendidikan, keterampilan berbicara sangat diperlukan. Setiap

peserta didik harus dapat berbicara dengan baik agar proses pembelajaran di

dalam kelas dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, berbicara merupakan salah

satu keterampilan dalam berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik terlebih

dalam proses pembelajaran. Tentunya, di dalam proses pembelajaran, penerapan

bahasa yang santun sangat diperlukan.

Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti penggunaan bahasa siswa-siswi

kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia. Peneliti melakukan penelitian di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

khususnya kelas XI IPS karena, peneliti melihat bahwa penggunaan bahasa

siswa-siswa di sekolah tersebut masih kurang santun. Salah satu contoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

3

Penggunaan bahasa yang tidak santun dapat dilihat dari penggunaan kata “Dasar

goblok” yang diucapkan oleh seorang siswa kepada temannya sendiri karena

kurang mampu mengerjakan soal, merupakan kata yang menunjukkan

ketidaksantunan. Akibatnya, siswa akan merasa minder dan kurang percaya diri.

Contoh tuturan di atas merupakan salah satu tuturan yang melanggar prinsip

kesantunan Leech yakni melanggar maksim kesimpatian. Siswa yang menuturkan

tuturan tersebut tidak memberikan rasa simpati kepada temannya yang mengalami

kesulitan dalam mengerjakan soal. Kasus-kasus seperti inilah yang membuat

kesantunan berbahasa itu penting untuk dikaji agar dalam berkomunikasi dan

berinteraksi tidak terjadi kesalahpahaman.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengharapkan semoga melalui

penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk menggunakan

bahasa secara santun serat menerapkan fungsi kesantunan dengan baik dalam

berkomunikasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan utama dalam penelitian ini

adalah “Analisis Penanda dan Fungsi Kesantunan Berbahasa dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Siswa-Siswi Kelas XI IPS SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta: Suatu Kajian Pragmatik.” Berdasarkan rumusan masalah

utama tersebut, disusun submasalah sebagai berikut:

a. Penanda kesantunan berbahasa apa sajakah yang terdapat dalam tuturan

siswa-siswi kelas XI IPS dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

4

b. Fungsi kesantunan berbahasa apa sajakah yang terdapat dalam tuturan

siswa-siswi kelas XI IPS dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan Penanda kesantunan berbahasa yang terdapat dalam

tuturan siswa-siswi kelas XI IPS dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

b. Mendeskripsikan Fungsi kesantunan berbahasa yang terdapat dalam tuturan

siswa-siswi kelas XI IPS dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis

bagi para pembaca. Adapun manfaat teoritis dan praktis dalam penelitian ini

sebagai berikut:

a. Manfaat Teoretis

Secara teoritis, penelitian ini dapat membantu pembaca untuk

menambah informasi serta pengetahuan mengenai penanda kesantunan

berbahasa dan fungsi kesantunan berbahasa bagi siswa dalam proses

pembelajaran di kelas. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi acuan

dalam penelitian-penelitian dibidang pragmatik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

5

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada

pembaca untuk dapat berbahasa secara santun dalam kegiatan formal yakni

dalam lingkup pembelajaran di kelas.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya menyangkut penanda dan fungsi

kesantunan berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa-siswi

kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

1.6 Batasan Istilah

a. Pragmatik

Menurut Levinson (dalam Rahardi, 2005: 48) menjelaskan pragmatik

merupakan studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya.

Dengan kata lain, pragmatik merupakan studi bahasa yang mempelajari

makna kata yang terikat pada konteks.

b. Penanda kesantunan

Sebagai retorika interpersonal, pragmatik membutuhkan prinsip kesopanan

(politeness principle). Prinsip kesopanan ini berhubungan dengan peserta

percakapan, yakni diri sendiri (self) dan orang lain (others) Wijana,

1996:55).

c. Fungsi kesantunan

Dalam fungsi kesantunan berbahasa ini, bahasa tidak semata-mata

dimaksudkan dan digunakan untuk menyamapaikan informasi; namun juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

6

digunakan untuk membangun dan membina relasi antarwarga masyarakar

pemakai bahasa tersebut (Rahardi, 2005: 7).

d. Kesantunan berbahasa

Kesantunan berbahasa merupakan suatu penelitian kesantunan mengkaji

penggunaan bahasa (language use) dalam suatu masyarakat bahasa tertentu

(Rahardi, 2005: 35). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kesantunan

berbahasa adalah suatu kajian yang mengkaji tentang bagaiamana

penggunaan bahasa dalam suatu masyarakat.

1.7 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian ini terdiri dari Bab I. Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V

dan Daftar Pustaka. Bab I yaitu mengenai pendahuluan yang menguraikan latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang

lingkup penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II yaitu kajian

pustaka yang menguraikan kerangka teori.

Bab III yaitu metodologi penelitian. Bab ini berisi tentang hal-hal yang

berkaitan dengan metode dalam penelitian yang meliputi (1) jenis penelitian, (2)

sumber data, (3) teknik pengumpulan data, (4) instrumen penelitian (5) teknik

analisis data, dan (6) triangulasi data.

Bab IV yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini berisi tentang analisis

data dan pembahasan. Bab ini menguraikan deskripsi data dan pembahasan hasil

data sesuai dengan rumusan masalah yang sudah ditentukan. Bab V berisi tentang

kesimpulan, dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan penelitian yang relevan, landasan teori dan

kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi tentang tinjauan terhadap topik-

topik sejenis yang dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lain. Landasan teori berisi

tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan analisis dari penelitian ini

yang terdiri dari teori pragmatik, konteks, teori kesantunan, dan fungsi

kesantunan. Kerangka berpikir berisi tentang acuan yang berdasarkan pada

penelitian yang relevan dan landasan teori untuk menjawab rumusan masalah.

2.1 Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung proses pelaksanaa penelitian yang dilakukan, terdapat

tiga penelitian yang relevan dengan dengan penelitian ini yakni penelitian yang

dilakukan oleh Fendi Eko Prabowo yang berjudul Kesantunan Berbahasa Dalam

Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan

2014. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif dalam penelitian ini

Fendi Eko Prabowo mendeskripsikan tentang kesantunan berbahasa dan penanda

dari kesantunan berbahasa dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa PBSI

Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014.

Penelitian relevan yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh

Oktaviana Kurniawati yang berjudul Analisis Pemanfaatan Prinsip Kesantunan

Berbahasa pada Kegaiatan Diskusi Kelas Siswa Kelas XI SMAN 1 Sleman.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskripsi kualitatif. Oktaviana

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

8

Kurniawati mendeskripsikan pemakaian prinsip kesantunan berbahasa dan

pemanfaatannya dalam kegiatan diskusi siswa kelas XI SMAN 1 Sleman.

Penelitian relevan yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Puspa

Rinda Silalahi yang berjudul Analisis Kesantunan Berbahasa Siswa-Siswi di

Lingkungan Sekolah SMPN 5 Binjai. Penelitian ini merupakan jenis penelitian

deskripsi kualitatif. Dalam penelitian ini, Puspa mendeskripsikan semua tuturan

yang terjadi di lingkungan sekolah baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Dari ketiga penelitian yang relevan di atas, terdapat persamaan dan perbedaan

dengan penelitian peneliti. Adapun persamaan penelitian relavan dengan

penelitian peneliti terletak pada pengkajian kesantunan berbahasa, sedangkan

perbedaanya terletak pada objek penelitiannya. Penelitian dari Fendi Eko Prabowo

ini bersumber pada tuturan mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma

Angkatan 2014, Penelitian dari Oktaviana bersumber pada tuturan siswa kelas XI

SMAN 1 Sleman, Penelitian Puspa bersumber pada tuturan siswa-siswi SMPN 5

Binjai baik di dalam kelas maupun diluar kelas, sedangkan penelitian peneliti

bersumber pada tuturan siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Dari uraian

diatas membuktikan bahwa penelitian ini belum pernah dikaji dan penelitian ini

layak untuk diangkat sebagai penelitian.

2.2 Landasan Teori

Dalam landasan teori ini berisi tentang teori yang digunakan peneliti sebagai

acuan dalam menganalisis data. Teori yang digunakan oleh peneliti yakni, teori

pragmatik, konteks, kesantunan berbahasa, penanda kesantunan berbahasa

menurut Leech (1993) serta fungsi kesantunan berbahasa menurut Rahardi (2005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

9

2.2.1 Pragmatik

Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampikan oleh penutur dan

ditafisirkan oleh mitra tutur (pendengar), atau dapat dikatakan bahwa pragmatik

merupakan studi tentang maksud penutur. Menurut Parker (dalam Rahardi, 2005:

48-49), menyatakan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang

mempelajari struktur bahasa secara eksternal. Adapun yang dimaksud dengan hal

itu adalah bagaimana satuan lingual tertentu digunakan dalam komunikasi yang

sebenarnya. Studi tentang pragmatik mutlak dikaitkan dengan konteks yang

melatarbelakangi dan mewadahinya. Definisi yang disampaikan parker itu

selengkapnya dapat dilihat pada kutipan berikut : “Pragmatics is distinct from

grammar, which is the study of the internal structure of language. Pragmatics is

the study of how language is used to communicate”(Parker, 19986: 11), yang

berarti pragmatik berbeda dari tata bahasa, yang merupakan studi struktur bahasa

internal. Pragmatik adalah studi tentang bagaimana bahasa digunakan untuk

berkomunikasi. Tarigan (dalam Rahardi dkk, 2016: 18) menyatakan bahwa telaah

umum mengenai bagaimana konteks memengaruhi cara kita menafsirkan kalimat

disebut pragmatik. Teori tindak ujar adalah bagian dari pragmatik, dan pragmatik

sendiri merupakan bagian dari performansi linguistik. Pengetahuan mengenai

dunia adalah bagian dari konteks, dan dengan demikian pragmatik mencakup

bagaimana cara pemakai bahasa menerapkan pengetahuan dunia untuk

menginterpretasikan ujaran-ujaran. Menurut Levinson (dalam Rahardi, 2005: 48)

menjelaskan pragmatik merupakan studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa

dengan konteksnya. Konteks tuturan yang dimaksud telah tergramatisasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

10

terkodefisasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari struktur bahasanya. Jadi dapat

dikatakan bahwa dalam bertutur, penutur dan mitra tutur tidak terlepas dari

konteks, karena konteks tersebutlah yang meletarbelakngi terjadinya sebuah

tuturan.

Pragmatik dapat dikatakan sejajar dengan semantik. Akan tetapi, kedua

disiplin ilmu ini memiliki perbedaan yang mendasar. Makna yang dikaji semantik

adalah makna linguistik (linguistic meaning) atau makna semantik (semantic

sense), sedangkan makna yang dikaji pragmatik adalah maksud penutur (speaking

meaning) atau (speaker sense). Makna yang dikaji dalam pragmatik bersifat

terikat konteks, sedangkan makna yang dikaji dalam semantik bersifat bebas

konteks , Parker dalam Wijana (1996:3).

Anlisis tuturan (1) dan (2) dibawah ini mengilustrasikan pernyataan

tersebut.

1. “Minuman saya habis”

2. “Siska, pulpen saya di mana?”

Dilihat secara struktural, kedua tuturan tersebut merupakan tuturan berita

dan pertanyaan. Secara semantis, tuturan (1) bermakna “Seseorang kehabisan

minuman” dan tuturan (2) bermakna “Pulpennya berada di mana”. Tuturan (1)

menginformasikan sesuatu kepada lawan tutur, sedangkan penutur dalam tuturan

(2) ingin mendapatkan informasi dari mitra tuturnya. Kedua tuturan ini bisa

dianalisis secara pragmatik dengan mencermati konteks pemakaiannya akan

diperoleh hasil yang berbeda. Misalnya tuturan (1) dituturkan oleh seorang

pemuda kepada temannya pada waktu makan. Tuturan tersebut dituturkan bukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

11

semata-mata untuk menginformasikan sesuatu, tetapi dimaksudkan untuk

meminta minum kepada temannya. Demikian pula halnya bisa tuturan (2)

dituturkan oleh seorang siswa kepada temannya. Tuturan itu tidak bermaksud

mendapatkan informasi dari lawan tutur, melainkan dimaksudkan untuk meminta

mitra tutur mengambilkan pulpen.

Jadi, dapat dikatakan bahwa dalam melakukan studi pragmatik, seseorang

harus mengupayakan maksud dari penutur, baik yang diekspresikan secara

tersurat maupun yang diungkapkan secara tersirat di balik tuturan, juga konteks

yang terjadi saat tuturan berlangsung. Konteks diperlukan oleh pragmatik. Tanpa

konteks, analisis pragmatik tidak akan berjalan karena daya pragmatik itu

bergantung pada konteks yang berlangsung pada waktu tuturan yang diujarkan

dalam sebuah peristiwa tutur.

2.2.2 Konteks

Berbicara tentang pragmatik berarti berbicara tentang konteks. Untuk dapat

menafsirkan sebuah tuturan, maka diperlukan adanya konteks. Permasalahan

konteks dalam kaitannya dengan pragmatik merupakan bagian yang tidak boleh

terabaikan. Kajian pragmatik selalu terikat dengan masalah perilaku pemakaian

bahasa dalam konteks.

Mulyana (2005: 21) menyatakan bahwa konteks dapat dianggap sebagai

sebab dan alasan terjadinya suatu pembicaraan atau dialog. Segala sesuatu yang

berhubungan dengan tuturan, apakah itu berkaitan dengan arti, maksud, maupun

informasinya sangat bergantung pada konteks yang melatarbelakangi peristiwa

tuturan itu. Dalam pandangan ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, disetiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

12

tuturan selalu ada konteks yang mewadahinya, karena dengan konteks sebuah

tuturan dapat terjadi.

Wijana (dalam Rahardi, dkk (2016: 41) menyatakan bahwa semua latar

belakang pengetahuan yang dipahami bersama penutur dan lawan tutur. Semua

latar belakang pengetahuan (all background) yang dipahami bersama penutur dan

lawan tutur itulah yang sangat berguna dalam menafsirkan makna bentuk

kebahasaan tertentu yang hadir dalam pertuturan. Dalam paparan di atas dapat

disimpulkan bahwa penafsiran dari mitra tutur terhadap apa yang disampaiakn

oleh penutur sangat bergantung pada latar belakang pengetahuan yang dimiliki

keduanya. Jika penutur dan mitra tutur memiliki latar belakang pengetahuan yang

sama, maka maksud tuturan akan sangat mudah untuk ditafsir. Akan tetapi, jika

penutur dan mitra tutur memiliki pengetahuan yang berbeda, maka maksud

tuturan akan semakin sulit untuk ditafsir.

Menurut Zamzani (2007: 24), konteks secara pragmatik dapat dipandang

sebagai konteks yang antara lain meliputi identitas partisipan, parameter waktu

dan tempat peristiwa pertuturan. Konteks situasi atau konteks

pertuturan/percakapan terkait dengan berbagai aspek. Setidaknya, syarat

terjadinya suatu komunikasi ada tiga, yaitu, pembicara, lawan bicara, dan sandi

atau bahasa yang digunakan.

Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa pragmatik adalah studi bahasa

yang mendasari analisisnya pada konteks. Konteks yang dimaksud adalah latar

belakang pengetahuan yang dimiliki penutur dan lawan tutur yang menyertai dan

mewadahi sebuah pertuturan. Dengan mendasarkan pada gagasan Leech (1993:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

13

19-21) konteks yang semacam ini dapat disebut sebagai konteks situasi tutur.

konteks situasi tutr mencakup aspek-aspek berikut:

1. Penutur dan mitra tutur

Penutur dan mitra tutur merupakan orang yang terlibat dalam

komunikasi. Aspek-aspek yang perlu dicermati dari penutur dan mitra

tutur adalah jenis kelamin, umur, daerah asal, tingkat keakraban, dan latar

belakang sosial budaya yang dapat menjadi penentu hadirnya sebuah

makna tuturan. Konsep penutur dan lawan tutur juga mencakup penulis

dan pembaca apabila sebuah tuutran tuturan dikomunikasikan dengan

media tulisan. Penutur adalah orang yang bertutur, sedangkan mitra tutur

adalah orang yang menajdi sasarana atau laan tutur. Aspek-aspek yang

terkait dengan penutur dan mitra tutur di atas, dapat mempengaruhi daya

tangap mitra tutur, produksi tuturan serta pengungkapan maksud. Penutur

dan mitra tutur dapat saling memahami maksud tuturan apabila keduanya

mengetahui aspek-aspek tersebut.

2. Konteks sebuah tuturan

Konteks tuturan dalam penelitian linguistik mencakup semua aspek

fisik dan seting sosial yang relevan dengan sebuah tuturan. Konteks yang

bersifat fisik disebut koteks (cotext), sedangkan konteks seting sosial

disebut konteks. Dalam kerangka pragmatik, konteks merupakan suatu

pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan

mitra tutur yang membantu mitra tutur menafsirkan makna. Dengan

adanya konteks, seseorang dapat menafsirkan makna kata dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

14

Apabila dalam berkomunikasi, penutur dan mitra tutur mempunyai

pengetahuan latar belakang yang sama, maka makna bahasa dapat

ditafsirkan dengan mudah. Akan tetapi, jika penutur dan mitra tutur

memiliki latar belakang pengetahuan yang berbeda, maka penafsiran

makna bahasa akan sulit dilakukan.

3. Tujuan sebuah tuturan

Bentuk-bentuk tuturan yang muncul dilatarbelakangi oleh maksud

dan tujuan tertentu. Dengan kata lain, penutur dan mitra tutur terlibat

dalam suatu kegiatan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Secara

pragmatik, suatu bentuk tuturan dapat memiliki maksud dan tujuan

bermacam-macam. Sebaliknya satu maksud dan tujuan tuturan akan dapat

diwujudkan dengan bentuk tuturan yang berbeda-beda. Tujuan tuturan

adalah apa yang ingin dicapai penutur dengan melakukan tindakan

bertutur. Semua tuturan memiliki tujuan, hal tersebut memiliki arti bahwa,

tidak ada tuturan yang tidak mengungkapkan suatu tujuan. Bentuk-bentuk

tuturan yang diutarakan oleh penutur selalu dilatarbelakangi oleh maksud

dan tujuan tuturan. Dalam hubungan tersebut, bentuk tuturan yang

bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan suatu maksud,

sebaliknya, satu tuturan dapat menyatakan berbagai macam maksud.

4. Tuturan sebagai bentuk tindakan

Pragmatik menangani bahasa pada tingkatan yang lebih konkret

daripada tata bahasa. Tuturan disebut sebagai tindakan konkret (tindak

tutur) dalam suasana tertentu. Segala hal yang berkaitan dengannya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

15

seperti jati diri penutur, dan mitra tutur yang terlibat, waktu, dan tempat

dapat diketahui dengan jelas. Tuturan sebagai tindakan memiliki maksud

bahwa, tindak tutur merupakan sebuah tindakan. Menuturkan sebuah

tuturan dapat dilihat sebagai melakukan tindakan. Tuturan dapat dikatakan

sebagai sebuah tindakana atau aktivitas, karena dalam peristiwa tutur,

tuturan dapat menimbulkan efek, sebagaimana tindakan yang dilakukan

yang dilakukan oleh tangan atau bagaian tubuh lain yang dapat menyakiti

orang lain atau mengekspresikan tindakan.

5. Tuturan sebagai produk tindak verbal

Tuturan pada dasarnya adalah hasil tindak verbal dalam aktivitas

bertutur sapa. Oleh sebab itu, tuturan dibedakan dengan kalimat. Kalimat

adalah entitas produk struktural, sedangkan tuturan adalah produk dari

suatu tindak verbal yang muncul dari suatu pertuturan. Tuturan sebagai

produk tindak verbal merupakan tindakan mengekspresikan kata-kata atau

bahasa. Tuturan sebagai produk tindak verbal akan terlihat dalam setiap

percakapan lisan maupun tertulis antara penutur dan mitra tutur.

2.2.3 Definisi Kesantunan

Kesantunan bersifat relatif di dalam masyarakat. Ujaran tertentu bisa

dikatakan santun di dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, akan tetapi

dikelompok masyarakat lain bisa dikatakan tidak santun. Menurut Zamsani, dkk

(2010: 2), kesantunan merupakan perilaku yang diekspresikan dengan cara yang

baik atau beretika. Kesantunan merupakan fenomena kultural, sehingga apa yang

dianggap santun oleh suatu kultur mungkin tidak demikian halnya dengan kultur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

16

yang lain. Tujuan kesantunan, termasuk kesantunan berbahasa, adalah membuat

suasana berinteraksi menyenangkan, tidak mengancam muka dan efektif.

2.2.4 Definisi Kesantunan Berbahasa

Menurut Rahardi (2005: 35), penelitian kesantunan mengkaji penggunaan

bahasa (language use) dalam suatu masyarakat bahasa tertentu. Masyarakat tutur

yang dimaksud adalah masyarakat dengan aneka latar belakang situasi sosial dan

budaya yang mewadahinya. Adapun yang dikaji di dalam penelitian kesantunan

adalah segi maksud dan fungsi tuturan. Fraser melalui Rahardi (2005: 38-40)

menyebutkan bahwa sedikitnya terdapat empat pandangan yang dapat digunakan

untuk mengkaji masalah kesantunan dalam bertutur.

1. Pandangan kesantunan yang berkaitan dengan norma-norma sosial (the

social-norm view). Dalam pandangan ini, kesantunan dalam bertutur

ditentukan berdasarkan norma-norma sosial dan kultural yang ada dan

berlaku di dalam masyarakat bahasa itu. Santun dalam bertutur ini

disejajarkan dengan etiket berbahasa (language etiquette).

2. Pandangan yang melihat kesantunan sebagai sebuah maksim percakapan

(conversational maxim) dan sebagai sebuah upaya penyelamatan muka

(face-saving). Pandangan kesantunan sebagai maksim percakapan

menganggap prinsip kesantunan (politeness principle) hanyalah sebagai

pelengkap prinsip kerja sama (cooperative principle). Prinsip kesantunan

ini, terutama mengatur tujuan-tujuan relasional yang berkaitan erat dengan

upaya pengurangan friksi dalam interaksi personal antarmanusia pada

masyarakat bahasa tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

17

3. Pandangan ini melihat kesantunan sebagai tindakan untuk memenuhi

persyaratan terpenuhinya sebuah kontrak percakapan (conversational

contract). Jadi, bertindak santun itu sejajar dengan bertutur yang penuh

pertimbangan etiket berbahasa.

4. Pandangan kesantunan yang keempat berkaitan dengan penelitian

sosiolinguistik. Dalam pandangan ini, kesantunan dipandang sebagai

sebuah indeks sosial (social indexing). Indeks sosial yang demikian

terdapat dalam bentuk-bentuk referensi sosial (social reference),

(honorific), dan gaya bicara (style of speaking) (Rahardi, 2005: 40).

Menurut Chaer (2010: 10), secara singkat dan umum, ada tiga kaidah yang

harus dipatuhi agar tuturan kita terdengar santun oleh pendengar atau lawan tutur

kita. Ketiga kaidah itu adalah (1) formalitas (formality), (2) ketidaktegasan

(hesistancy), dan (3) kesamaan atau kesekawanan (equality or camaraderie). Jadi,

dengan singkat bisa dikatakan bahwa sebuah tuturan disebut santun kalau ia tidak

terdengar memaksa atau angkuh, tuturan itu memberi pilihan tindakan kepada

lawan tutur, dan lawan tutur itu menjadi senang. Sedangkan menurut Brown dan

Levinson (1978:11) menyatakan teori kesantunan berbahasa itu berkisar antara

nosi muka atau wajah (face), yakni “Citra diri” yang bersifat umum yang selalu

ingin dimiliki oleh setiap anggota masyarakat. Muka ini meliputi dua aspek yang

berkaitan yaitu muka negatif dan muka positif. Muka negatif mengacu pada citra

diri setiap orang yang berkeinginan agar dia dihargai dengan jalan

membiarkannya bebas melakukan tindakannya atau membiarkannya bebas dari

keharusan mengerjakan sesuatu. Adapun yang dimaksud dengan muka positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

18

adalah mengacu pada citra diri setiap orang yang berkeinginan agar apa yang

dilakukannya, apa yang dimilikinya, atau apa yang merupakan nilai-nilai yang ia

yakini diakui orang lain sebagai sutau hal yang baik, yang menyenangkan, dan

patut dihargai. Brown dan Levinson menyatakan bahwa konsep muka ini bersifat

universal.

2.2.5 Penanda Kesantunan Menurut Leech

Indikator adalah penanda yang dapat dijadikan penentu apakah pemakaian

bahasa Indonesai si penutur itu santun atau tidak. Wijana (1996: 55),

mengungkapkan bahwa sebagai retorika interpersonal, pragmatik membutuhkan

prinsip kesopanan (politeness principle). Prinsip kesopanan ini berhubungan

dengan dua peserta percakapan, yakni diri sendiri (self) dan orang lain (others).

Diri sendiri adalah penutur dan orang lain adalah lawan tutur.

Leech (1993) memandang prinsip kesantunan sebagai piranti untuk

menjelaskan mengapa penutur sering bertutur secara tidak langsung (indirect)

dalam mengungkapkan maksudnya. Penutur biasanya menggunakan implikatur.

Implikatur adalah apa yang tersirat dalam suatu ujaran. Jika dibedakan “apa yang

dikatakan” dan “apa yang dikomunikasikan”, implikatur termasuk yang

dikomunikasian. Namun, meskipun tidak harus menggunakan implikatur, tuturan

dapat dikatakan santun, jika ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:

a. Maksim kebijaksanaan (tact maxim)

Dalam maksim kebijaksanaan ini, (Leech, 1993: 2016) mengamanatkan

bahwa maksim kebijaksanaan haruslah membuat kerugian orang lain sekecil

mungkin dan buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin. Dalam bertutur,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

19

penutur harus memberikan tuturan yang menyenangkan hati mitra tutur. Dengan

kata lain, apa yang dikatakan oleh penutur harus memberikan keuntungan kepada

mitra tutur. Pendapat lain dikemukakan oleh Kunjono, dkk (2016: 59) yang

mengatakan bahwa di dalam maksim kebijaksanaan ini menjelaskan bahwa dalam

bertutur yang santun setiap peserta pertuturan haruslah selalu berusaha

meminimalkan kerugian kepada orang lain, dan memaksimalkan keuntungan

kepada orang lain pula. Dimensi yang ditujukan dalam maksim kebijaksanna ini

adalah dimensi orang lain atau others bukan dimensi diri sendiri self. Adapun

pendapat lain yang dikemukakan oleh Pranowo (2009: 103), menyatakan bahwa

maksim kebijaksanaan merupakan tuturan yang dapat memberikan keuntungan

kepada mitra tutur. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa, dalam bertutur penutur harus mengatakan sesuatu yang menyenangkan

hati mitra tutur, dan membuat mitra tutur merasa senang, dengan kata lain, tuturan

yang dituturkan penutur kepada mitra tutur harus memberikan keuntungan bagi

mitra tutur itu sendiri. Maksim ini dilaksanakan dengan bentuk tuturan impositif

dan komisif. Tuturan impositif adalah bentuk tuturan yang digunakan untuk

menyatakan perintah. Sedangkan tuturan komisif adalah tuturan yang berfungsi

untuk menyatakan janji, penawaran, (Leech, 1993:206). Berikut contoh tuturan

yang mengandung maksim kebijaksanaan:

Tuan rumah : “Silahkan makan dulu nak! Kami semua sudah

mendahuluimu”.

Tamu : “Wah, saya jadi tidak enak, Bu”

Konteks : Dituturkan oleh seorang ibu kepada seorang anak muda yang

sedang bertamu di rumah ibu tersebut. Pada saat itu, ia

harus berada di rumah ibu tersebut sampai malam karena

hujan sangat deras dan tidak segera reda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

20

dalam tuturan di atas, tampak jelas bahwa apa yang dituturkan tuan rumah

sangat memaksimalkan keuntungan bagi tamu. Penutur (tuan rumah) dengan baik

hati menawarkan makanan kepada mitra tutur (tamu). Orang-orang desa biasanya

sangat menghargai tamu, baik tamu yang datangnya secara kebetulan maupun

tamu yang sudah direncanakan terlebih dahulu kedatangannya. Bahkan, sering

kali ditemukan minuman dan makanan yang disajikan kepada tamu diupayakan

agar layak diterima dan dinikmati oleh tamu tersebut (Rahardi, 2005: 61).

b. Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim)

Maksim kedermawanan merupakan maksim yang mengharuskan penutur

untuk meminimalkan keuntungan diri sendiri dan memaksimalkan kerugian diri

sendiri. Maksim ini dituturkan dengan tuturan impositif dan komisif (Leech, 1993:

209). Jika maksim kebijasanaan berpusat pada orang lain, maka maksim

kedermawanan merupakan kebalikannya, yakni berpusat pada diri sendiri. Dalam

maksim ini, penutur harus berusaha membuat dirinya melakukan segala sesuatu

yang dikatakan mitra tutur. Penutur harus membuat dirinya mengerjakan apa yang

dikatakan mitra tutur, sekalipun apa yang dikatakan tersebut dipandang susah atau

sulit dilakukan, karena hal tersebut merupakan tuntutan dari maksim ini yakni

penutur harus memaksimalkan kerugian dirinya sendiri.

Pendapat lain dikemukakan oleh (Kunjono, dkk, 2016: 60) yang

menyatakan bahawa, dalam maksim kedermawanan atau generosity maxim

digariskan bahwa, agar tuturan seseorang dapat berciri sopan dan santun, tuturan

itu harus dibuat sesederhana dan sesimpel mungkin. Orang yang menuturkannya

pun harus bersikap rendah hati, tidak sebaliknya justru bersikap congkak dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

21

menyombongkan diri. Dengan menempatkan sosok dirinya pada posisi yang

berada di bawah atau di dalam posisi yang rendah itu artinya orang tersebut

bersikap baik, bersikap murah hati, dan bersikap sebagai dermawan terhadap

pihak lain. Pandangan lain dikemukan oleh Pranowo (2009: 103) yang

menyatakan bahwa tuturan lebih baik menimbulkan kerugian kepada penutur.

Berdasarkan pendapata ketiga ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam

bertutur, penutur harus membuat dirinya rugi sebanyak mungkin yakni dengan

memberikan tuturan yang bersifat membantu mitra tutur. Berikut contoh tuturan

yang mengandung maksim kedermawanan.

Anak kos A : ”Mari, saya cucikan baju kotormu! Pakaianku tidak banyak

kok yang kotor”.

Anak kos B : ”Tidak usah, Mbak. Nanti siang saya akan mencuci juga kok”

Konteks : Tuturan ini merupakan cuplikan pembicaraan antar anak kos

pada sebuah rumah kos di kota Yogyakarta. Anak yang satu

berhubungan demikian erat dngan anak yang satunya.

Di dalam tuturan di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa si A berusaha

memaksimalkan keuntungan pihak lain dengan cara menambahkan beban bagi

dirinya sendiri. Hal ini dilakukan dengan cara menawarkan bantuan dengan

mencucikan pakaian kotornya si B. Orang yang tidak suka membantu orang lain,

apalagi tidak pernah bekerja bersama dengan orang lain, akan dapat dikatakan

tidak sopan dan biasanya tidak akan mendapatkan banyak teman dipergaulan

keseharian hidupnya (Rahardi, 2005: 62) .

c. Maksim Pujian (Praise Maxim)

Maksim pujian mengharuskan penutur untuk meminimalkan kecaman

terhadap orang lain, dan memaksimalkan pujian kepada orang lain tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

22

(Leech,1993:211). Pada maksim ini aspek negatifnya yang lebih penting adalah

jangan mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan mengenai orang lain,

terutama mengenai mitra tutur. Dalam maksim ini, penutur dituntut untuk

memberikan pujian kepada mitra tutur atas apa yang capainya. Maksim ini

diungkapkan dengan bentuk tuturan ekspresif dan asertif. Berikut contoh tuturan

yang mengandung maksim pujian.

Dosen A : “Pak, aku tadi sudah memulai kuliah perdana untuk kelas Business

English.”

Doesen B : “Oya, tadi aku mendengar bahasa Ingrismu jelas sekali dari

sini.”

Konteks : Dituturkan oleh seorang dosen kepada temannya yang juga

seorang dosen dalam ruang kerja dosen pada sebuah perguruan

tinggi.

Pemberitahuan yang disampaikan dosen A terhadap rekannya dosen B pada

contoh di atas, ditanggapi dengan sangat baik bahkan disertai pujian atau

penghargaan oleh dosen A. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di dalam

pertuturan itu dosen B berprilaku santun terhadap dosen A (Rahardi, 2005: 63).

d. Maksim Kerendahan Hati

Dalam maksim kerendahan hati, (Leech, 1993: 214) mengatakan bahwa

Maksim kerendahan hati mengharuskan penutur untuk meminimalkan pujian

kepada dirinya sendiri, tetapi harus mengecam diri sendiri sebanyak mungkin.

Seperti halnya dengan maksim pujian, maksim ini juga diungkapkan dengan

bentuk tuturan ekspresif dan asertif. Pendapat lain dikemukakan oleh (Kunjana

dkk, 2016: 62) yang mengatakan di dalam maksim kerendahan hati ditegaskan

bahwa, agar dapat dikatakan santun, seseorang harus bersedia meminimalkan

pujian terhadap dirinya sendiri. Sebaliknya seseorang harus bersedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

23

memaksimalkan perendahan atau penjelekan pada dirinya sendiri. Berikut contoh

dari maksim kerendahan hati sebagai berikut :

Juri : “Terimalah hadiah yang kecil ini sebagai tanda penghargaan

kami”.

Pemenang : “Terima kasih atas hadiahnya”

Konteks : Penutur adalah seorang juri, dan tuturan tersebut terjadi di

tempat petandingan. Tuturan merupakan tanggapan yang

diberikan oleh juri berupa hadiah atas kemenangan dari salah

satu peserta lomba.

Tuturan yang dituturkan oleh penutur sesuai dengan maksim kerendahan

hati, karena penutur telah meminimalkan pujian kepada dirinya sendiri. Penutur

telah memberikan hadiah kepada mitra tutur yang telah menang dalam

pertandingan, hadiah yang diberikan penutur bisa saja merupakan hadiah yang

besar, akan tetapi dalam mengungkapkannya, penutur menggunakan kalimat yang

menunjukan bahwa hadiah yang diberikan tidak begitu berharga nilainya.

e. Maksim Kesepakatan

Maksim kesepakatan mengharuskan seseorang untuk memaksimalkan

kesepakatan dengan orang lain dan meminimalkan ketidaksepakatan dengan orang

lain. Maksim ini diungkapkan dengan tuturan asertif, Lecch (1993 : 207). Dalam

maksim ini, penutur harus mengupayakan kesepakatannya dengan mitra tutur.

Sesungguhnya di antara penutur dan mitra tutur itu harus ada kesamaan upaya

untuk saling memaksimalkan kecocokan dan meminimalkan ketidakcocokan.

Semakin banyak dimensi-dimensi kesesuaian atau kecocokan di antara kedua

belah pihak dalam praktik bertutur, harus dikatakan bahwa maksim kesepakatan

telah bersama-sama ditepati dan diupayakan demi tercapaiya kondisi kesantunan

(Kunjana dkk, 2016: 63). Contoh maksim kesepakatan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

24

Siswa A : “Ujiannya sangat sulit.”

Siswa B : “Betul, kepalaku sampai pusing.”

Konteks : Tuturan dituturkan oleh seorang siswa, dan tuturan terjadi di dalam

kelas tepat setelah ujian berakhir. Tuturan merupakan tanggapan

dari mitra tutur (siswa B) kepada penutur (siswa A) yang

menyatakan bahwa ujiannya sangat sulit.

Jawaban (B) telah memenuhi maksim ini dengan cara memaksimalkan

kesepakatan dengan (A). Mitra tutur menunjukan kesepakatannya dengan penutur

dengan mengatakan bahwa ujiannya memang sulit sampai kepalanya pusing.

f. Maksim Kesimpatian (Thy Maxim)

Maksim kesimpatian mengharuskan penutur dan mitra tutur memaksimalkan

rasa simpati dan meminimalkan rasa antipati diantara mereka. dalam maksim ini,

penutur harus memberikan dan menunjukan rasa simpati kepada mitra tutur atas

apa yang dialami mitra tutur (Leech, 1993: 2017). Maksim ini diperlukan untuk

mengungkapkan kesantunan karena setiap orang perlu bersimpati terhadap

prestasi serta terhadap musibah yang dialami oleh orang lain. Maksim

diungkapkan menggunakan tuturan asertif dan ekspresif. Berikut contoh dalam

maksim kesimpatisan:

Tuturan 1 : “Saya turut berdukacita atas meninggalnya ayahmu, kamu yang

sabar yah, kita sama-sama mendoakan beliau.”

Tuturan 2 : Iya terima kasih banyak

Konteks : Tuturan tersebut dituturkan oleh seorang siswa kepada temannya,

dan tuturan tersebut terjadi di rumah duka. Tuturan merupakan

tanggapan yang diberikan penutur terhadap musibah yang dialami

oleh temannya.

Tuturan di atas telah memenuhi maksim kesimpatisan karena penutur telah

memaksimalkan rasa simpati kepada mitra tutur. Contoh tuturan diatas merupakan

ucapan simpati dari penutur kepada salah satu temannya yang ayahnya meninggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

25

2.2.6 Fungsi Kesantunan Berbahasa

Fungsi kasantunan berbahasa tidak semata-mata dimaksudkan dan

digunakan untuk menyamapaikan infromasi; namun juga digunakan untuk

membangun dan membina relasi antarwarga masyarakat pemakai bahasa tersebut

(Rahardi, 2005: 7). Fungsi utama tuturan jika dilihat dari pihak penutur adalah

fungsi menyatakan (deklaratif), fungsi menanyakan (interogatif), fungsi menyuruh

(imperatif), fungsi eksklamatif, dan fungsi empatik (Rahardi, 2005: 74-86).

Berikut penjelasannya:

a. Fungsi menyatakan (deklaratif)

Fungsi menyatakan di dalam kajian gramatika dilakukan dalam bentuk

kalimat deklaratif, yakni kalimat yang menyampaikan berita atau keadaan di

sekeliling penutur. Dengan tuturan dalam kalimat deklaratif ini, penutur tidak

mengharapkan adanya komentar dari lawan tutur; juga memang memang tidak

ada kewajiban lawan tutur untuk mengomentarinya. Akan tetapi, bukan berarti

lawan tutur tidak boleh mengomentarinya. Kalimat deklaratif dalam bahasa

Indonesia dapat merupakan tuturan langsung dan tuturan tidak langsung.

Contoh:

A: Ibu menyahut, “Si Atik akan segera pulang dari jepang bulan depan.”

B: “Ibu menyahut dengan mengatakan bahwa Si Atik akan segera pulang

dari Jepang bulan depan.”

Konteks: Dituturkan oleh ibu Atik kepada suaminya ketika mereka bersama-

sama duduk dengan santai di serambi rumah mereka sambil membaca

koran.

Baik tuturan (A) mapun (B) kedunya mengandung maksud menyatakan atau

memberitahukan seseuatu. Dalam hal ini, informasi bahwa seseorang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

26

bernama Atik itu akan pulang dari negara Jepang. Dengan demikian, jelas bahwa

kedua kalimat itu merupakan kalimat deklaratif (Rahardi, 2005: 74-75).

b. Fungsi menanyakan (interogatif)

Tuturan dengan fungsi menanyakan dilakukan dalam bentuk kalimat

bermodus interogatif. Kalimat interogatif adalah kalimat yang mengandung

maksud menanyakan sesuatu kepada si mitra tutur. Dengan perkataan lain, apabila

seseorang penutur bermaksud mengetahui jawaban terhadap suatu hal atau suatu

keadaan, penutur akan bertutur dengan menggunakan kalimat interogatif kepada si

mitra tutur. Dalam bahasa Indonesia, terdapat paling tidak lima macam cara untuk

mewujudkan tuturan interogatif. Kelima macam cara itu sebagai berikut: (1)

dengan membalik urutan kalimat, (2) dengan menggunakan kata apa atau apakah,

(3) dengan menggunakan kata bukan atau tidak, (4) dengan mengubah intonasi

kalimat menjadi intonasi tanya, dan (5) dengan menggunakan kata-kata tanya

tertentu. Kalimat interogatif dapat dibedakan menjadi dua, yakni (1) kalimat

interogatif total dan (2) kalimat interogatif parsial. Kalimat interogatif total

dimaksudkan untuk menanyakan secara keseluruhan informasi yang terdapat

dalam pertanyaan. Lazimnya, kalimat interogatif total itu menanyakan kesetujuan

dan ketidaksetujuan mitra tutur. Dengan kata lain, kalimat interogatif total

menuntut dua kemungkinan tanggapan, yakni tanggapan mengiyakan (iya atau

sudah) dan tanggapan menidakkan (tidak, bukan, atau belum). Adapun kalimat

interogatif parsial adalah kalimat interogatif yang dimaksudkan untuk

menanyakan sebagain informasi yang terkandung di dalam pertanyaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

27

Contoh :

A: “Apakah surat permohonan bantuan ke negeri Belanda sudah diselesaikan?”

B: “Siapakah yang menyelesaikan surat permohonan bantuan ke negeri Belanda?”

Konteks: Kedua tuturan itu ditutrkan oleh seorang pimpinan pimpinan kepada

sekretarisnya pada saat mereka bersama-sama bekerja di ruang

pimpinan.

Tuturan (A) dianggap sebagai kalimat interogatif total karena tuturan itu

tidak mengharapkan jawaban yang hanya menanyakan sebagai dari kalimat

interogatif itu, melainkan menanyakan isi tuturan secara keselurahan. Sebaliknya,

tuturan (B) mengharapkan jawaban yang hanya merupakan bagian dari kalimat

interogatif. Oleh karena itu, kalimat tersebut disebut kalimat interogatif parsial

(Rahardi, 2005: 76-78).

c. Fungsi memerintah (imperatif)

Tuturan dengan fungsi memerintah dilakukan dalam kalimat bermodus

imperatif. Kalimat imperatif mengandung maksud memerintah atau meminta agar

mitra tutur melakukan suatu sebagaimana diinginkan penutur. Kalimat imperatif

dalam bahasa Indonesia dapat berkisar antara suruhan yang sangat keras atau

kasar sampai dengan permohonan yang sangat halus atau santun. kalimat

imperatif merupakan suruhan untuk melakukan sesuatu sampai larangan untuk

melakukan sesuatu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kalimat imperatif

dalam bahasa Indonesia itu kompleks dan banyak variasinya. Secara singkat,

menjadi lima macam, yakni (1) kalimat imperatif biasa, (2) kalimat imperatif

permintaan, (3) kalimat imperatif pemberian izin, (4) kalimat imperatif ajakan,

dan (5) kalimat imperatif suruhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

28

Contoh:

A: Monik tolong ambil botol minumku.”

Konteks: Dituturkan oleh teman Monik pada saat pada saat ia mau minum, tetapi

botol airnya tidak berada didekatnya

Dalam tuturan (A) menunjukan bahwa penutur meminta mitra tutur untuk

mengambil botol minumnya yang pada saat itu tidak berada di dekatnya. Tuturan

tersebut mengandung maksud meminta.

d. Fungsi Eksklamatif

Kalimat eksklamatif adalah kalimat yang dimaksudkan untuk menyatakan

rasa kagum. Karena kalimat eksklamatif menggambarkan suatu keadaan yang

mengundang kekaguman. Kalimat ini disusun dari kalimat deklaratif yang

berpredikat adjektiva. Ketentuan-ketentuan berikut dapat digunakan untuk

membentuk tuturan eksklamatif yakni, (1) susunan kalimat dibuat invensi, (2)

pertikel-nya melekat pada predikat yang telah diletekan di depan subjek, (3) kata

seru alangkah dan bukan main diletakan di posisi terdepan.

Contoh:

A: “Wah... Bukan main sopannya kedua penjaga makam Ibu Negara yang sebelah

utara itu.”

Konteks: Dituturkan oleh seorang pengunjung yang sudag berusia lanjut di

makam Ibu Negara. Tuturan itu disampaikan pada saat ia bersama

dengan temannya beranjak meninggalkan kompleks makam.

Dalam tuturan (A), penutur mengutarakan rasa kagunya terhadap kedua

penjaga makam Ibu Negara yang sangat sopan. Tuturan di atas menunjukan

bahwa penutur mengutarakan rasa kekagumannya kepada keadaan di sekitar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

29

e. Fungsi Empatik

Kalimat empatik adalah kalimat yang di dalamnya terkandung maksud

memberikan penekanan khusus. Dalam bahasa Indonesia, penekanan khusus itu

biasanya dikenakan pada bagian subjek kalimat. Penekanan khusus itu dapat

dilakukan dengan cara menambahkan informasi lebih lanjut tentang subjek itu.

Dengan demikian, terdapat dua ketentuan pokok yang dapat digunakan untuk

membentuk kalimat empatif dalam bahasa Indonesia, yakni (1) menambahkan

partikel-kah pada subjek dan (2) menambahkan kata sambung yang di belakang

subjek.

Contoh:

A: “Para pengurus kopma-lah yang pertama kali harus mempertanggungjawabkan

ketidakberesan uang dan barang dagangan itu”

Konteks: Dituturkan oleh seorang dosen kepada rekannya yang juga seorang

dosen pada sebuah kampus. Tuturan itu muncul karena pada saat itu

sedang ada kasus ketidakberesan keungan koperasi mahasiswa di

kampus itu.

Dalam tuturan (A) merupakan tuturan yang mengandung kalimat empatik.

Tuturan tersebut menunjukan bahawa penutur telaj memberikan penekanan pada

kata kopma yakni menambahkan partike kah.

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam kerangka berpikir, peneliti akan memberikan gambaran mengenai apa

yang peneliti lakukan. Penelitian ini dilatarbelakngi masalah-masalah siswa-siswi

kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang kurang mampu menggunakan

bahasa secara santun pada saat berkomunikasi khususnya dalam proses

pembelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti bisa merekam suara, membuat video

ataupun mencatat hasil pembicaraan siswa-siswi yang dianggap santun serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

30

fungsi tuturan santun selama proses pembelajaran berlangsung, antara siswa

dengan siswa dan siswa dengan guru. Berdasarkan judul yang diambil oleh

peneliti, pengetahuan ataupun teori yang mendukung dalam penelitian ini adalah

terori pragmatik, konteks, kesantunan, prinsip kesantunan dan fungsi kesantunan

dalam berkomunkasi. Berikut ini digambarkan hasil kerangka berpikir:

2.1 Kerangka Berpikir

ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN

BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAGI SISWA-SISWI KELAS XI IPS SMA PANGUDI LUHUR

YOGYAKARTA

KAJIAN

PRAGMATIK

FUNGSI KESANTUNAN

BERBAHASA MENURUT

KUNJANA RAHARDI

PENANDA

KESANTUNAN

LEECH

KESANTUNAN

BERBAHASA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam metode penelitian ini akan dibahas mengenai enam hal diantaranya (1)

jenis penelitian, (2) sumber data dan data penelitian, (3) teknik pengumpulan data,

(4) instrumen penelitian, (5) teknik analisis data, (6) triangulasi data. Keenam hal

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian penanda dan fungsi kesantunan berbahasa dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia bagi siswa-siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

ini, menggunakan jenis penelitian yaitu metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Metode deskpriptif yaitu metode paparan hasil temuan berdasarkan

fakta yang ada atau fenomena yang diperoleh berdasarkan data yang dikumpulkan

di lapangan. Menurut Moleong (2007: 6), penelitian kualitatif dimaksudkan untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya

prilaku, persepsi, tindakan, dll secara holistik dan dengan cara deskrispi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa. Pendekatan deskriptif kualitatif yang dimaksud

adalah penelitian yang akan memberikan berbagai gambaran mengenai penanda

kesantunan dan ketidasantunan berbahasa serta fungsi kesantunan dan

ketidaksantunan berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa-

siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kualitatif karena data yang digunakan sebagai objek dalam

32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

33

penelitian yaitu berupa tuturan dari siswa-siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta.

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPS SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan

penelitian terhadap tigas kelas yakni kelas XI IPS 1, XI IPS, dan XI IPS 3 yang

masing-masing kelas terdiri dari 30 siswa. Peneliti mulai mengambil data pada

tanggal, 13 February 2019 sampai dengan tanggal, 27 Maret 2019. Peneliti

melakukan pengambilan data tiga kali dalam seminggu, yakni pada hari Rabu,

Kamis, dan Jumat. Dalam melaukan penelitian, durasi yang digunakan peneliti

untuk mengambil data yaitu, dua jam dalam sekali pertemuan. Adapun data dalam

penelitian ini berupa tuturan dari siswa-siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan teknik observasi, rekam dan catat. Berikut uraian dari tiga teknik tersebut.

a. Teknik observasi

Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data, yakni peneliti

melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari

dekat kegiatan yang dilakukan. Dalam teknik observasi ini, peneliti akan

mengamati penggunaan bahasa dari siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam hal ini, peneliti akan

mengamati penggunaan tuturan yang mengandung penanda kesantunan yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

34

ada enam maksim serta fungsi kesantunan yakni ada lima fungsi. Selain itu,

peneliti juga mengamati konteks selama berinteraksi.

b. Teknik catat

Teknik catat merupakan teknik untuk mencatat data yang diperoleh dari

informan. Dalam melakukan teknik catat, peneliti sudah membekali diri dengan

membuat kartu data yang telah disediakan. Dalam teknik catat ini, peneliti akan

mencatat tuturan-tuturan yang mengandung prinsip kesantunan berbahasa serta

fungsi kesantunan berbahasa disertai konteksnya.

c. Teknik rekam

Teknik rekam digunakan untuk merekam tuturan yang terajadi di kelas.

Peneliti merekam menggunakan alat yang sudah peneliti sediakan yakni

menggunakan handphone. Tekni rekam ini digunakan peneliti untuk kembali

mendengar tuturan yang belum sempat dicatat.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab

permasalahan penelitian. Adapaun instrumen yang akan diguanakan peneliti

dalam melakukan penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan berbekal

pengetahuan pragmatik dengan fokus penanda dan fungsi kesantunan berbahasa.

Peneliti sebagai instrumen penelitian, memegang peranan yang sangat penting

dalam penelitian. Salah satu peran tersebut yakni dalam mengumpulkan data.

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik utama yaitu teknik

observasi. Dalam teknik observasi ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

35

penggunaan bahasa. Selain teknik observas, peneliti juga menggunakan teknik

catat, yakni mencatat tuturan-tuturan yang dituturkan oleh siswa dan guru yakni,

tuturan-tuturan yang diduga merupakan tuturan yang termasuk dalam enam

penanda kesantunan berbahasa dan lima fungsi kesantunan berbahasa. Selain

teknik observasi dan catat, peneliti juga melakukan teknik rekam untuk

mendengar kembali tuturan-tuturan yang belum sempat dicatat.

Sebagai bekal pengumpulan data, peneliti melengkapi diri dengan format

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Penanda kesantunan berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

bagi siswa-siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Data tuturan ......................................................................................

....................................................................................

Konteks ............................................................................................

...........................................................................................

Analisis ............................................................................................

............................................................................................

2. Fungsi kesantunan berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

bagi siswa-siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

36

Data tuturan ...................................................................................

...........................................................................................

konteks ................................................................................................

...........................................................................................

Analisis ...................................................................................................

..................................................................................................

3.5 Teknik Analisis Data

(Moleong 2006: 247) menyatakan bahwa proses analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara,

pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi,

dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan hasil observasi untuk menganalisis data tuturan.

Dalam penelitian kualitatif, data dianalisis pada saat pengumpulan data dan

setelah selesai pengumpulan data. Adapun analisis yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan metode deskpriptif, yakni metode yang berfungsi

untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti

melalui data yang sudah terkumpul sebagaimana adanya.

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan langkah sebagai

berikut:

a. Peneliti mengidentifikasi data

Identifikasi merupakan kegiatan mencari, menemukan, mengumpulkan,

meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari kebutuhan lapangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

37

Pada tahap identifikasi, peneliti mengidentifikasi penanda dan fungsi kesantunan

berbahasa yang dituturkan oleh siswa. Identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui

tuturan-tuturan mana yang masuk dalam penanda dan fungsi kesantunan dan yang

tidak termasuk.

b. Peneliti mengklasifikasi data

Klasifikasi data berguna untuk mengelompokan dan mengklasifikasikan data.

Setelah peneliti melakukan identifikasi data, peneliti kemudian mengelompokan

data tuturan berdasarkan prinsip kesantunan dan fungsi kesantunan. Klasifikasi

data bertujuan untuk mengetahui tuturan mana saja yang termasuk dalam penanda

kesantunan yang terdiri dari enam, yakni penanda maksim kebijaksanaan, maksim

kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan,

dan maksim kesimpatisan. Selain itu, untuk mengetahui tuturan mana saja yang

termasuk dalam fungsi kesantunan berbahasa, yakni fungsi menyatakan

(Deklaratif), fungsi menanyakan (interogatif), fungsi memerintah (imperatif),

fungsi eksklamatif, dan fungsi empatik.

c. Peneliti menginterpretasi data (pemaknaan data)

Interpretasi merupakan sebuah bentuk dari kegiatan untuk melakukan

penggabungan terhadap sebuah hasil dari analisis dengan berbagai macam

pertanyaan dan kriteria, maupun pada sebuah standar tertentu guna untuk dapat

mencipatakan sebuah makna. Peneliti menginterpretasi tuturan siswa untuk

mengetahui penanda dan fungsi yang terdapat dalam tuturan tersebut. Selain itu,

peneliti juga melihat respon yang diberikan siswa setelah guru memberikan

tuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

38

d. Melaporkan

Melaporkan merupakan catatan mengenai informasi mengenai data yang

diperoleh dan dikembangkan menjadi sebuah paragraf. Melaporkan menjadi tahap

akhir peneliti untuk mendeskripsikan data. Peneliti menjelaskan dalam kata-kata

mengenai penanda dalam kesantunan berbahasa serta fungsi dalam kesantunan

berbahasa itu sendiri.

3.6 Triangulasi Data

Penelitian penanda dan fungsi kesantunan berbahasa dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia bagi siswa-siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa keabsahan data yang telah

diperoleh dari hasil penelitian. Menurut Lexi J. Moleong (2006: 330), triangulasi

adalah teknik pemerikasaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data.

Dalam penelitian ini, peneliti membuat triangulasi dengan tujuan untuk

melakukan pengecekan terhadap validitas dan keterpercayaan hasil temuan.

Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan keahlian peneiliti lain untuk membantu mengurangi

ketidakcermatan dalam langkah pengumpulan data. Penelitia lainnya yang

melakukan pengecekan dalam triangulasi penelitian ini adalah pakar yang ahli

dalam bidang pragmatik yakni, Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Data penelitian berupa tuturan dari kegiatan pembelajaran siswa-siswi

kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan jangka waktu bulan

Februari-Maret 2019. Jumlah data yang di analisis sebanyak 20 tuturan. Data di

analisis berdasarkan prinsip kesantunan dengan kaidah kesantunan menurut Lecch

(1993) dan fungsi kesantunan menurut Kunjana Rahardi (2005).

Dalam kegiatan pembelajaran, diperlukan adanya komunikasi antara pendidik

dan peserta didik serta peserta didik dengan peserta didik. Dengan adanya

komunikasi proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Peneliti

menganalisis data berdasarkan kaidah yang ditetapkan oleh (Lecch 1993). Peneliti

menggunakan kaidah kesantunan Leech dan fungsi kesantunan menurut Kunjana

Rahardi (2005) karena, sub maksim Leech dan fungsi kesantunan Kunjana sesuai

dengan apa yang harus diperhatikan ketika dalam proses pembelajaran.

Untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran dengan baik, maka peserta

didik dalam berkomunikasi harus memperhatikan dan menggunakan maksim

kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati,

maksim kesepakatan, dan maksim kesimpatian yang sesuai dengan sub maksim

Leech (1993). Selain itu, harus memperhatikan fungsi kesantunan, yakni fungsi

menyatakan infromasi (deklaratif), menyatakan perjanjian (deklaratif), pemberian

izin (imperatif), penjelasan (deklaratif), dan menyetujui (imperatif).

39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

40

Berdasarkan hasil penelitian di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, peneliti

menemukan ada 50 tuturan. Triangulasi dilakukan oleh Dr. R. Kunjana Rahardi,

M. Hum. selaku dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Setelah ditriangulasi, data yang disetujui

sebanyak 48 tuturan.

4.2 Analisis Data

Hasil penelitian terhadap Penanda dan Fungsi Kesantunan Berbahasa dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Siswa-Siswi Kelas Xi IPS SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta sebagai berikut :

4.2.1 Analisis Penanda kesantunan berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia bagi Siswa-Siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta Berdasarkan Prinsip Kesantunan Leech.

Setalah melakukan penelitian, peneliti menemukan 4 penanda kesantunan

berbahasa siswa kelas XI IPS kepada guru SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Penanda kesantunan tersebut terdiri dari maksim kebijaksanaan, maksim

kedermawanan, maksim kerendahan hati, dan maksim ksesepakatan. Peneliti

mendeskripsikan penanda kesantunan berbahasa tersebut sebagai berikut:

4.2.1.1 Penanda Maksim Kebijaksaaan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kebijaksanaan dapat diartikan

sifat atau kepandaian dalam menggunakan akal budinya (pengalaman dan

pengetahuannya), arif tajam pemikiran dan mempunyai kejakapan atau berhati-

hati apabila apabila menghadapi kesulitan. Ketika bertutur, sifat bijaksana juga

harus diperhatikan agar proses komunikasi antara penutur dan mitra tutur dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

41

berjalan dengan lancar dan terasa santun. Gagasan untuk bertutur secara santun ini

dikemukan oleh Leech (1993) ke dalam 6 maksim salah satunya adalah maksim

kebijaksanaan, dimana penutur diharuskan untuk meminimalkan kerugian orang

lain dan memaksimalkan keuntungan orang lain agar tuturan menjadi santun.

Maksim kebijaksanaan mengamanatkan hendaknya penutur harus

mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan mamaksimalkan keuntungan bagi

orang lain ketika bertutur. Maksim ini diungkapkan dengan menggunakan ujaran

impositif dan komisif. Ujaran impositif adalah bentuk tuturan yang digunakan

untuk menyatakan perintah. Sedangkan tuturan komisif adalah tindak tutur yang

dipahami oleh penutur untuk meningkatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di

masa yang akan datang, dan tuturan ini berfungsi untuk menyatakan janji,

penawaran. Dengan berpedoman pada maksim ini, diharapkan proses komunikasi

dapat berjalan dengan baik dan tidak ada rasa saling menyakiti antara penutur dan

mitra tutur. Dalam lingkup formal, pematuhan terhadap maksim ini sering

dijumpai, salah satunya dalam proses pembelajaran di kelas seperti di bawah ini:

1. Penyaji : Pagi teman-teman

Peserta diskusi : Pagi....

Penyaji : Terima kasih atas kesempatanyya, di sini saya akan

menyampaikan judul proposal saya terlebih dahulu.

Saya minta perhatiannya yah. Jadi judul proposal

saya adalah tentang pengaruh penggunaan gadget bagi

prestasi belajar siswa. Sekian laporan saya, terima

kasih.

Koteks : Penutur adalah penyaji, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan tersebut ditujukan penutur penyaji) kepada

seluruh mitra tutur (peserta diskusi) ketika akan

membacakan hasil temuan mengenai judul proposal.

2. Siswa : Pak, judul saya penggunaan gadget di kalangan masyarakat.

Guru : Masalahmu apa ?

Siswa : Penggunaan gadget di zaman sekarang tu banyak pengaruh di

kalangan masyarakat, kaya bisa buat kecanduan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

42

Guru : Gadget itu apa sih, apakah laptop itu termasuk gadget juga?

Makanya coba buat lebih spesifik, gedgetnya apa? terus mau

cari pengaruhnya dari apa dan terhadap apa.

Siswa : Oke pak, nanti saya perbaiki lagi, terima kasih banyak pak.

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan tersebut merupakan tanggapan dari penutur (siswa)

kepada mitra tutur (guru) yang sudah memberikan masukan

kepada penutur (siswa) terkait dengan judul proposalnya.

3. Guru : Temukan hal-hal yang masih salah dalam KTI kaka tingkat.

Perhatikan dibagian isi, mulai judul, pendahuluan dan sebagainya.

Tujuan kalian saya minta buat analisis KTI ini biar kalian bisa tahu mana

hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis KTI.

Siswa : Baik pak, terima kasih atas arahannya, kami akan

mengerjakan sesuai dengan suruhan bapak.

konteks : Penutur adalah seorang siswa, dan tuturan terjadi di dalam

kelas. Tuturan merupakan tanggapan yang diberikan penutur

(siswa) kepada mitra tutur (guru) yang meminta mereka untuk

tidak berisik dan mulai menganalisis isi KTI (karya tulis

ilmiah) kaka tingkat.

4. Sisiwa : Pak saya mau tanya

Guru : Iya gimaan Ave mau tanya apa?

Sisiwa : Pak saya tu bingung menentukan antara judul saya pak

Guru : Judul kamu sekarang tentang apa?

Siswa : Tentang penggunaan teknologi yang memberikan kecanduan

pada anak zaman sekarang. Menurut bapak bisa gak yah itu

pak?

Guru : Semua masalah itu bisa dijadikan untuk bahan penelitian.

Punyamu ini bisa cuman kalimatmu mungkin diubah, misalnya

pengaruh penggunaan gadget bagi anak zaman sekarang

Siswa : Baik pak, saya akan ubah seperti yang bapak minta. Terima

kasih pak

Guru : Iya sama-sama. Sana kerjakan.

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan yang diberikan oleh penutur

(siswa) kepada mitra tutur (guru) yang menyatakan bahwa

perumusan kalimat dalam judul penelitian perlu diubah.

5. Guru : Kalau sudah selesai langsung di upload yah, waktu tinggal dikit

lagi. Jangan lupa di cek, siapa tau masih ada yang belum dikerjakan

Siswa : Syukurlah pak, untuk bapak ngasih tau jadi aku bisa tahu

kalau punyaku tinggal 1. Untung belum tak upload.

Makasih banyak pak Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan penutur (siswa)

kepada mitra tutur yang mengatakan bahwa sebelum tugas di

upload, harus di cek terlebih dahulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

43

Data tuturan (1) dituturkan oleh seorang siswa yang akan memaparkan

judul proposalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penutur menggunakan

diksi yang mencerminkan kesantunan ketika menuturkan pesannya yakni “Terima

kasih” yang berarti mencerminkan rasa hormat kepada mitra tutur (peserta

diskusi) selain itu dalam pengucapannya enak didengar. Hal ini dapat dilihat

dalam konteks, penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan

tersebut ditujukan kepada seluruh mitra tutur (peserta diskusi) ketika penutur akan

membacakan hasil temuan mengenai judul proposal. Data tuturan (1) tersebut

tentunya mematuhi prinsip kesantunan Leech. Khusunya maksim kebijaksanaan,

yakni tuturan haruslah membuat keuntungan bagi orang lain sebesar mungkin,

yang terlihat dari tuturan “Terima kasih atas kesempatanyya, di sini saya akan

menyampaikan judul proposal saya terlebih dahulu. Saya minta perhatiannya

yah.” Dalam tuturan tersebut, terlihat jelas penutur menggunakan diski yang

mencerminkan kesantunan yakni “Terima kasih atas kesempatannya,” yang

menunjukan bahwa penutur bermaksud untuk menghormati mitra tutur (peserta

diskusi).

Selanjutnya tuturan (2) dituturkan oleh seorang siswa ketika mendapat

jawaban dan masukan dari mitra tutur (guru) mengenai judul proposal yang

dibuat. Dalam bertutur, Penutur menggunakan diksi yang mencerminkan

kesantunan yakni, “Terima kasih banyak pak” ditujukan kepada mitra tutur (guru)

yang sudah memberikan masukan mengenai judul proposal dan tuturan tersebut

terikat pada konteks dimana penutur adalah seoarng siswa, dan tuturan terjadi di

dalam kelas. Tuturan tersebut merupakan tanggapan dari penutur (siswa) kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

44

mitra tutur (guru) yang sudah memberikan masukan kepada penutur (siswa)

terkait dengan judul proposalnya. Berdasarkan tuturan (2) diatas, penutur telah

mematuhi prinsip kesantunan Leech, khusunya maksim kebijaksanaan, yakni

tuturan haruslah membuat keuntungan bagi orang lain sebesar mungkin, yang

terlihat dari tuturan “Oke pak, nanti saya perbaiki lagi, terima kasih banyak pak.”

Jelas terlihat bahwa penutur menerima masukan dari mitra tutur (guru) dan

berjanji akan memperbaiki judul proposalnya, dan hal tersebut akan menimbulkan

perasaan senang bagi mitra tutur (guru) karena apa yang disampaikannya diterima

baik oleh penutur.

Selanjutnya data tuturan (3) dituturkan oleh siswa ketika mendapat arahan

yang diberikan oleh mitra tutur (guru) terkait dengan apa yang akan dikerjakan.

Dalam bertutur penutur menggunakan diksi yang mencerminkan kesantunan yakni

“Terima kasih” yang ditujukan kepada mitra tutur (guru) yang sudah memberikan

arahan mengenai apa yang harus dikerjakan dalam KTI (karya tulis ilmiah) milik

kaka tingkat, dan hal ini terikat dalam konteks penutur adalah seorang siswa, dan

tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan tanggapan yang diberikan

penutur (siswa) kepada mitra tutur (guru) yang meminta mereka untuk tidak

berisik dan mulai menganalisis isi KTI (karya tulis ilmiah) kaka tingkat. Tuturan

(3) tersebut tentunya mematuhi prinsip kesantunan Leech khusunya maksim

kebijaksanaan, yakni tuturan haruslah membuat keuntungan bagi orang lain

sebesar mungkin, yang terlihat dari tuturan “Baik pak terima kasih atas

arahannya, kami akan mengerjakan sesuai dengan suruhan bapak.” Dalam

tuturan tersebut jelas terlihat bahwa penutur (siswa) menerima arahan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

45

diberikan oleh mitra tutur (guru), dan dalam tuturan tersebut menandakan bahwa

penutur menghormati dan menghargai mitra tutur.

Dataran tuturan (4) dituturkan oleh siswa yang merespon pernyataan dari

guru yang mengatakan bahwa penutur harus mengubah rumusan kalimat dalam

masalahnya tersebut, serta mitra tutur (guru) juga memberikan contoh kalimatnya

Hal ini dapat di lihat dalam konteks, penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di

dalam kelas. Tuturan merupakan tanggapan yang diberikan oleh penutur (siswa)

kepada mitra tutur (guru) yang menyatakan bahwa perumusan kalimat dalam

judul penelitian perlu diubah. Data tuturan (4) dianggap sebagai bentuk tuturan

yang santun karena telah mematuhi prinsip kesantunan Leech khususnya maksim

kebijaksanaan, yakni penutur harus mamaksimalkan keuntungan bagi orang lain

ketika bertutur. Tuturan yang dianggap santun dapat dilihat dalam tuturan “Baik

pak, saya akan ubah seperti yang bapak minta. Terima kasih pak.” Dalam tuturan

tersebut, terlihat jelas bahwa penutur telah menerima masukan dari mitra tutur

untuk merumuskan kembali kalimat dalam masalah penelitian. Hal tersebut akan

membuat mitra tutur merasa senang karena apa yang disampaikan dapat diterima

baik oleh penutur. Tuturan di atas telah mematuhi maksim kebijaksanaan, karena

penutur telah mamaksimalkan keuntungan penutur ketika bertutur, yakni penutur

telah menerima masukan dari mitra tutur dan penutur telah menggunakan diksi

yang mencerminkan kesantunan yakni “Terima kasih pak.”

Data tuturan (5) dituturkan oleh siswa yang merespon pernyataan dari guru

yang mengatakan bahwa sebelum para siswa mengupload tugas, harap dicek

ulang siapa tahu ada yng terlewati untuk dikerjakan. Hal ini dapat di lihat dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

46

konteks penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan

merupakan respon yang diberikan penutur (siswa) kepada mitra tutur yang

mengatakan bahwa sebelum tugas di upload, harus di cek terlebih dahulu. Data

tuturan (5) merupakan tuturan yang dianggap santun karena mematuhi prinsp

kesantunan Leech khususnya maksim kebijaksanaan, yakni tuturan harus

memberikan keuntungan bagi mitra tutur sebanyak mungkin. Tuturan yang

dianggap santun dapat dilihat dalam tuturan “Syukurlah pak, untung bapak ngasih

tahu jadi aku bisa tau kalau punyaku tinggal 1. Untung belum tak upload.

Makasih banyak pak.” Dalam tuturan tersebut terlihat jelas bahwa penutur telah

memberikan jawaban yang mengurangi kerugian mitra tutur. jawaban yang

diberikan penutur akan menimbulkan perasaan senang oleh mitra tutur.

Dari hasil analisis data di atas, peneliti menemukan ada 5 tuturan yang

menerapkan maksim kebijaksanaan. Lima tuturan tersebut terdiri dari tuturan

yang dituturkan oleh penutur (penyaji) kepada mitra tutur (peserta diskusi), serta

tuturan yang dituturkan oleh penutur (siswa) kepada mitra tutur (guru). Dalam

bertutur, penutur telah menggunakan bahasa yang santun serta tuturannya

memberikan keuntungan bagi mitra tutur. Hal ini sejalan dengan apa yang

diamanatkan oleh Leech (1993) dalam maksim kebijaksanaan, yakni tuturan harus

meminimlkan kerugian mitra tutur dan memaksimalkan keuntungan mitra tutur

sebesar mungkin ketika bertutur. Dalam tuturan di atas, terlihat jelas bahwa apa

yang dituturkan oleh penutur telah memberikan keuntungan kepada mitra tutur.

Tuturan yang menerapkan maksim kebijaksanaan akan dikatakan sebagai bentuk

tuturan yang santun, dan dalam berkomunikasi jika seseorang menerapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

47

maksim kebijaksanaan maka akan dijamin proses komunikasi akan berjalan

dengan lancar.

4.2.1.2 Penanda Maksim Kedermawanan

Kedermawanan mempunyai arti sebagai kebaikan hati terhadap sesama

manusia atau kemurahan hati (KBBI). Melihat hal ini, apabila suatu tuturan

memerhatikan kebaikan hati atau kemurahan hati maka dapat dipastikan proses

komunikasi dapat berjalan dengan baik, karena bila antara penutur dan mitra tutur

sama-sama berbaik hati maka tuturan tidak akan melukai hati satu sama lain.

Leech mempunyai gagasan agar tuturan terasa santun salah satunya dengan

memerhatikan arti kedermawanan, yakni tuturan haruslah membuat keuntungan

diri sendiri sekecil mungkin dan buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin,

itulah yang dinamakan maksim kedermawanan (kerendahan hati). Dengan

mematuhi prinsip ini, maka tuturan akan semakin lebih santun baik dalam lingkup

sehari-hari atau formal.

Penutur yang mampu mematuhi maksim ini akan dianggap sebagai orang

yang tahu sopan santun dan pintar menghargai orang lain. Tuturan ini biasanaya

diujarkan dengan tuturan impositif dan komisif. Ujaran impositif adalah bentuk

tuturan yang digunakan untuk menyatakan perintah. Sedangkan tuturan komisif

adalah tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk meningkatkan dirinya

terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang, dan tuturan ini berfungsi

untuk menyatakan janji, penawaran. Apabila dalam suatu proses komunikasi,

penutur dan mitra tutur mematuhi maksim ini, maka dapat dipastikan proses

komunikasi akan berjalan dengan baik dan santun karena penutur dan mitra tutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

48

mempunyai keinganan untuk saling menghargai satu sama lain. Pematuhan

maksim kedermawanan ini dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari maupun

dalam lingkup formal, dalam lingkup formal pematuhan terhadap maksim ini

sering dijumpai , salah satunya dalam proses pembelajaran di kelas berikut ini :

6. Siswa 1 : Cak, ini yang dimaksud dengan kerangka teori itu apa sih?

Siswa 2 : Yah itu teori yang akan kamu gunakan. Kamu teorinya pake

apa ?

Siswa 1 : aku belum nemu dari tadi.

Siswa 2 : Sek yah tak selesaikan bagianku, habis tu baru aku bantu

carikan punyamu.

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari penutur (siswa 2)

terhadap respon atau jawaban yang diberikan oleh mitra

tutur (siswa 1) dimana ia belum menemukan teori yang

digunakan.

7. Siswa 1 : Judul ini gimana pak, bisa gak ? (berebutan untuk bertanya)

Guru : Satu-satu yah tanyanya, siapa yang lebih dulu ?

Siswa 1 : Yaudah itu dulu aja gak papa pak, habis tu baru aku.

Konteks : Penutur adalah seorang siswa, dan tuturan terjadi di dalam

kelas, tuturan merupakan tanggapan penutur (siswa 2)

terhadap respon mitra tutur (guru) yang meminta para siswa

untuk bertanya satu-satu.

8. Guru : Bagi yang tidak membawa format KTI, kalian bisa menggunakan

buku paket kalian saja. Silahkan kalian cari di buka paket, hal-hal apa

saja yang diperhatikan dalam menulis KTI.

Siswa 1 : Hito, aku gak bawa buku paketnya e, nanti kita gantian pake

yah. Habis kamu pake aku pinjam punyamu.

Siswa 2 : Yaudah Nggit, kamu pake aja dulu. Setelah kamu pake

baru aku aja gk papa.

Siswa 1 : Yah bener nih to? Makasih yah.

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan penutur (siswa 2) terhadap

pernyataan dari mitra tutur (siswa 1) yang menyatakan

bahwa ia tidak membawa buku paket dan akan meminjam

buku paket penutur.

9. Siswa 1: Zefa, ako boleh minta bantuan kamu gak?. Ini kok aku gak bisa

login komputernya yah. Waktunya tinggal dikit lagi dan aku belum

ngerjain lagi

Sisiwa 2 : Coba kamu pindah ke komputer lain

Sisiwa 1 : Sama aja Zef, yang lainnya apada eror

Sisiwa 2 : Oke bentar, aku upload punyaku bentar nanti aku

bantuin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

49

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan oleh penutur

(siswa 2) kepada mitra tutur (siswa 1) yang mengatakan

bahwa ia tidak bisa login di komputernya dan komputer

lainnya eror.

10. Sisiwa 1 : Cin, aku gak bawa EYD, nanti boleh gantian yah, aku pinjam

punyamu

Siswa 2 : Yaudah ni pake dulu aja.

Sisiwa 1 : Lah nanti kamu gimana?

Siswa 2 : Gampang nanti, kamu pake 30 menit abis tu gantian

Siswa 1 : Oke makasih yah

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan oleh penutur

(siswa 2) yang meminjamkan EYD miliknya kepada mitra

tutur (siswa 1)

11. Siswa 1 : Pak, ini kok komputer saya dari tadi gak mau login e

Guru : Coba kamu pindah ke komputer lain

Siswa 2 : Eh Gus, komputer di samping gue ni bisa. Ini lu login pake

komputer gue ni, biar gue pindah di sebelah

Siswa 1 : Eh yaudah aku yang di sebelah aja, kan kamu udh login

punyamu tadi.

Siswa 2 : Santai bro. Aku baru aja mau login. Sini loh

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan penutur (siswa 2)

kepada mitra tutur yang mengatakan bahwa komputernya

tidak bisa login.

Data tuturan (6) di tuturkan oleh seorang siswa ketika mengerjakan

proposal pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari konteks,

penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (siswa 2) terhadap respon atau jawaban yang diberikan

oleh mitra tutur (siswa 1) dimana ia belum menemukan teori yang digunakan.

Dalam tuturan (6) tersebut, penutur mematuhi prinsip kesantunan Leech khusunya

maksim kedermawanan yakni tuturan haruslah membuat keuntungan diri sendiri

sekecil mungkin dan buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin, yang terlihat

dalam tuturan “Sek yah tak selesaikan bagiaku, habis tu baru aku bantu carikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

50

punyamu.” Dalam tuturan tersebut, tuturan yang dituturkan penutur (siswa 2)

telah meminimlakan keuntungan bagi dirinya sendiri. Penutur (siswa 2)

menyatakan kesediaannya membantu mitra tutur (siswa 1) untuk mencari teori

yang akan mitra tutur gunakan, dan hal ini menunjukan bahwa penutur (siswa 2)

berusaha untuk meminimalkan keuntungan sendiri yakni dengan membantu mitra

tutur dalam mencari teorinya.

Data tuturan (7) dituturkan oleh seorang siswa ketika mendapat respon

dari mitra tutur (guru) yang meminta mereka untuk bertanya satu-satu. Hal ini

terlihat dalam konteks, penutur adalah seorang siswa dan tuturan terjadi di dalam

kelas, tuturan merupakan tanggapan penutur (siswa 1) terhadap respon mitra tutur

(guru) yang meminta para siswa untuk bertanya satu-satu. Dalam tuturan (7)

tersebut, penutur mematuhi prinsip kesantunan Leech khusunya maksim

kedermawanan yakni, tuturan harus membuat keuntungan diri sendiri sekecil

mungkin dan membuat kerugian diri sendiri sebesar mungkin yang terlihat dalam

tuturan “Yaudah itu dulu aja gak papa pak, habis tu baru aku.” Dalam tuturan

tersebut, terlihat jelas bahwa penutur (siswa 2) berusaha untuk meminimalkan

keuntungan bagi dirinya sendiri dengan menyatakan bahwa ia bersedia mengalah

dan mempersilahkan teman-temannya yang lain untuk bertanya terlebih dahulu

kepada guru. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi penutur (siswa 2) karena ia

harus menunggu giliran untuk bertanya.

Data tuturan (8) dituturkan oleh penutur (siswa 2) ketika mendapat

pernyataa dari mitra tutur (siswa 1) yang tidak membawa buku paket dan

meminjam buku paket milih penutur (siswa 2). Hal ini terlihat dalam konteks,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

51

penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan

tanggapan penutur (siswa 2) terhadap pernyataan dari mitra tutur (siswa 1) yang

menyatakan bahwa ia tidak membawa buku paket dan akan meminjam buku paket

penutur. Dalam tuturan (8) tersebut, penutur mematuhi prinsip kesantunan Leech

khusunya maksim kedermawanan yakni, tuturan haruslah membuat keuntungan

diri sendiri sekecil mungkin dan membuat kerugian diri sendiri sebesar mungkin

terlihat dalam tuturan “Yaudah Nggit, kamu pake aja dulu. Setelah kamu pake

baru aku aja gak papa.” Terlihat jelas bahwa dalam tuturan tersebut penutur

(siswa 2) berusaha untuk membuat keuntungan dirinya sekecil mungkin dengan

menyatakan bahwa ia akan meminjamkan buku paket miliknya kepada mitra tutur

(siswa 1) bahkan penutur mempersilahkan mitra tutur untuk menggunakan buku

paketnya terlebih dahulu. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi penutur karena

penutur akan ketinggalan dalam membaca dan memahami tentang format dalam

menulis KTI (karya tulis ilmiah).

Data tuturan (9) dituturkan oleh siswa 2 yang merespon pernyataan dari

siswa 1 yang mengatakan bahwa semua komputer lagi eror sehingga ia tidak bisa

login pada komputernya. Hal ini dapat dilihat pada konteks, penutur adalah siswa

dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan respon yang diberikan oleh

penutur (siswa 2) kepada mitra tutur (siswa 1) yang mengatakan bahwa ia tidak

bisa login di komputernya dan komputer lainnya eror. Data tuturan (9) dianggap

sebagai tuturan yang santun karena mematuhi prinsip kesantunan Leech khusunya

maksim kedermawanan, yakni penutur meminimalkan keuntungan diri sendiri dan

memaksimalkan kerugian diri sendiri. tuturan yang dianggap santun dapat di lihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

52

dalam tuutran “Oke bentar, aku upload punyaku bentar nanti aku bantuin.”

Dalam tuturan tersebut terlihat jelas bahwa penutur (siswa 2) mengatakan bahwa

ia akan membantu mitra tutur (siswa 1) untuk bisa membuat penutur dapat login

di komputernya. Hal ini menunjukan bahwa penutur siswa 2) telah

memaksimalkan kerugian dirinya sendiri, yakni dengan membantu mitra tutur

untuk login dalam dalam komputer penutur.

Data tuturan (10) dituturkan oleh siswa 2 yang merespon pernyataan dari

siswa 1 yang mengatakan bahwa ia tidak membawa EYD dan akan meminjam

EYD milik siswa 2. Hal ini dapat dilihat dalam konteks, penutur adalah siswa dan

tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan respon yang diberikan oleh

penutur (siswa 2) yang meminjamkan EYD miliknya kepada mitra tutur (siswa 1).

Data tuturan (10) merupakan tuturan yang dianggap santun karena mematuhi

prinsip kesantunan Leech khususnya maksim kedermawanan, yakni tuturan harus

membuat kerugian diri sendiri sebasar mungkin. Tuturan yang tidak santun dapat

dilihat dalam tuturan “Yaudah ni pake dulu aja.” Dalam tuturan tersebut, terlihat

jelas bahwa penutur berusaha membuat keuntungan diri sendiri sekecil mungkin

dengan mengatakan bahwa ia akan meminjamkan EYD miliknya kepada mitra

tutur, bahkan penutur memperslihakan mitra tutur untuk menggunakannya

terlebih dahulu. Hal ini akan membuat kerugian bagi penutur karena ia harus

menunggu untuk menggunakan EYD miliknya dalam mengerjakan tugas.

Data tuturan (11) dituturkan oleh siswa 2 yang merespon pernyataan dari

siswa 1 yang menyatakan bahwa ia tidak bisa login di komputernya. Hal ini dapat

dilihat dalam konteks, penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

53

Tuturan merupakan respon yang diberikan penutur (siswa 2) kepada mitra tutur

yang mengatakan bahwa komputernya tidak bisa login. Data tuturan (11)

dianggap sebagai bentuk tuturan yang santun karena telah mematuhi prinsip

kesantunan Leech khususnya maksim kedermawanan, yakni tuturan harus

membuat kerugian diri sendiri sebesar mungkin. Tuturan yang dianggap santun

dapat dilihat dalam tuturan “Eh Gus, komputer di samping gue ni bisa. Ini lu login

pake komputer gue ni, biar gue pindah di sebelah.” Dalam tuturan tersebut

terlihat jelas penutur (siswa 2) telah mengurangi keuntungan dirinya dengan

mengatakan kepada mitra tutur (siswa 1) untuk login pada komputer miliknya.

Penutur mempersilahkan mitra tutur untuk menggunakan komputer miliknya

untuk login. Hal ini menunjukan bahwa penutur telah membuat kerugian bagi

dirinya, yakni penutur mempersilahkan mitra tutur menggunakan komputer

miliknya dan ia harus pindah ke komputer lain untuk login, dan belum tentu

komputer yang digunakan penutur bisa login seperti yang di komputer miliknya

yang sudah ia berikan kepada mitra tutur.

Dari hasil analisis data di atas, peneliti menemukan ada 6 tuturan yang

menerapkan maksim kedermawanan ketika bertutur, yakni tuturan yang

dituturkan oleh penutur (siswa 2) kepada mitra tutur (siswa 1) serta tuturan yang

dituturkan oleh penutur (siswa) kepada mitra tutur (guru). Dalam bertutur, penutur

telah berusaha untuk membuat dirinya rugi sebanyak mungkin, dan hal ini sejalan

dengan apa yang diamanatkan oleh Leech (1993: 209) dalam maksim

kedermawanan, yani tuturan harus meminimalkan keuntungan diri sendiri dan

memaksimalkan kerugian diri sendiri sebanyak mungkin. Dalam tuturan di atas,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

54

penutur telah memaksimalkan kerugian dirinya sendiri yakni dengan membantu

mitra tutur, meminjamkan buku miliknya kepada mitra tutur serta

mempersilahkan mitra tutur untuk bertanya terlebih dahulu. Dalam

berkomunikasi, orang yang menerapkan maksim kedermawanan akan dipandang

sebagai orang yang rendah hati, serta akan membuat proses komunikasi berjalan

dengan lancar.

4.2.1.3 Penanda Maksim Kerendahan Hati

Maksim kerendahan hati diartikan sebagai maksim yang menuntut penutur

untuk memuji diri sendiri sedikit mungkin, dan mengecam diri sendiri sebanyak

mungkin, Leech (1993: 214). Seseorang yang dapat menaati maksim ini dapat

dipandang sebagai orang yang rendah hati dan tidak sombong. Dalam kehidupan

sehari-hari, tidak sedikit orang yang memuji dan mengunggulkan dirinya sendiri,

orang seperti itu akan dipandang menjadi orang yang tidak santun, dan sombong.

Apabila dalam tuturan sehari-hari dapat memaksimalkan maksim ini maka proses

komunikasi dapat menjadi santun.

Dalam komunkasi sehari-hari khusunya dalam lingkup formal, juga dapat

ditemukan pematuhan terhadap maksim ini. mereka yang bersifat rendah hati dan

tidak sombong akan menaati maksim ini. seperti halnya ditemukan peneliti dalam

proses pembelajaran berikut ini:

12. Guru : Ini Avi sudah selesai ngerjain, dan jawabannya benar semua. bagi

yang jawabannya masih salah, silahkan di cek di EYD

Siswa : Ah pak, jawaban saya juga masih ada yang salah kok. Tadi

cuman kebetulan aja benar

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan yang diberikan penutur

(siswa) kepada mitra tutur (guru) yang mengatakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

55

pekerjaan penutur sudah selesai dan jawabnnya benar

semua.

Data tuturan (12) dituturkan oleh siswa ketika merespon atau menanggapi

pernyataan dari mitra tutur (guru) yang menyatakan bahwa pekerjaan dari siswa

tersebut sudah selesai dan jawabannya benar semua. Hal ini terlihat dalam

konteks, penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan

merupakan tanggapan yang diberikan penutur (siswa) kepada mitra tutur (guru)

yang mengatakan bahwa pekerjaan penutur sudah selesai dan jawabnnya benar

semua. Data tuturan (12) telah mematuhi prinsip kesantunan Leech yakni maksim

kerendahan hati, dimana penutur diharapkan untuk meminimalkan pujian terhadap

diri sendiri dan mengecam diri sendiri sebanyak mungkin, yang terlihat dalam

tuturan “Ah pak, jawaban saya juga masih ada yang salah kok. Tadi cuman

kebetulan aja benar”. Dalam tuturan tersebut terlihat jelas bahwa penutur telah

meminimalkan pujian terhadap diri sendiri dan mengecam diri sendiri dengan

menyatakan jawabannya masih ada yang salah dan jawaban yang benar hanya

kebetulan semata. Dalam Tuturan tersebut terlihat jelas bahwa penutur telah

merendahkan diri dihadapan mitra tutur (guru) yang sudah memujinya karena

menjawab semua pertanyaan dengan benar.

Dari hasil analisis data di atas, peneliti menemukan ada 1 tuturan yang

menerapkan maksim kerendahan hati, yakni tuturan yang ditujukan oleh penutur

(siswa) kepada mitra tutur (guru). Peneliti hanya menemukan satu tuturan dalam

maksim kerendahan hati. Hal ini dikarenakan, dalam tuturan di kelas, penutur

(siswa) masih belum memiliki sifat kerendahan hati yang besar sehingga tuturan

untuk maksim ini masih sangat minim. Dalam bertutur, penutur telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

56

merendahkan dirinya dihadapan mitra tutur yakni dengan mengecam dirinya

sendiri, dan hal ini sejalan dengan apa yang diamanatkan Leech dalam maksim

kerendahan hati, yakni penutur harus memuji diri sendiri sedikit mungkin, dan

mengecam diri sendiri sebanyak mungkin. Tuturan di atas menunjukan bahwa

penutur telah memberikan kecaman terhadap dirinya sendiri yakni dengan

mengatakan bahwa jawaban benar yang ia dapatkan hanyalah sebuah kebetulan.

Dalam berkomunikasi, jika seseorang menerapkan maksim ini, maka orang

tersebut akan dipandang sebagai orang yang rendah hati dan tidak sombong.

4.2.1.4 Penanda Maksim Kesepakatan

Maksim kesepakatan diartikan sebagai maksim yang menuntut penutur

untuk sebanyak mungkin bersepakat dengan mitra tutur dan mengurangi

ketidaksepakatan dengan mitra tutur. Seseorang yang dapat menaati maksim ini

dipandang sebagai orang yang memerhatikan topik pembicaraan, dan dengan

menaati maksim ini pula percecokan dapat dimanimalisir. Misalnya dalam proses

komunikasi, ketika penutur dan mitra tutur mempunyai paham yang berbeda,

diharpkan agar mereka tidak saling berkonfrontasi, agar hubungan antara penutur

dan mitra tutur tetap baik dan harmonis. Tidak dipungkri, kadang antar penutur

dan mitra tutur pendapat atau argumen yang berbeda, tetapi alangkah baiknya

penutur dan mitra tutur saling berpikir jernih dan mencari titik tengahnya agar

menemukan suatu kesepakatan. Tentulah dengan hal tersebut, proses komunikasi

akan berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan konflik. Oleh karena itu,

maksim kesepakatan ini perlu diketahui dan ditaati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

57

Dalam komunkasi sehari-hari, dapat ditemukan pematuhan terhadap

maksim ini. Mereka yang mau berlapang dada dan mau mengalah akan menaati

maksim ini, seperti halnya yang ditemukan peneliti di dalam proses pembelajaran

berikut ini:

13. Siswa : Pak, kalau aku meneliti tentang pemikiran orang-orang tentang

anak-anak broken home itu bisa gak ?

Guru : Mending pengaruh kondisi keluarga terhadap prestasi siswa aja.

Monik : Oh iya pak, itu saja yang saya gunakan. Sepakat yah pak,

saya akan ubah judulnya seperti bapak sampaikan yah,

terima kasih pak.

Guru : Iya, gunakan itu saja.

Konteks : Penutur adalah seorang siswa. Tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari siswa ketika mendapat

masukan/sanggahan dari mitra tutur (guru)bahwa judul

proposal yang digunakan kurang tepat.

14. Siswa : Pak, rumusan masalah ini dalam bentuk pertanyaan yah, terus

semua kata tanya dimasukan semua yah ?

Guru : Iya bener sekali, misalnya bagaimanakah pengaruh penggunaan

gadget bagi remaja, terus bisa menggunakan kata tanya apa..

misalnya apa pengaruh penggunaan gadget. Cukup gunakan

kata tanya apa dan bagaiamana saja yah.

Siswa : Siap pak, makasih pak. Berarti fix yah pak saya cukup

gunakan kata tanya bagaiaman dan apa.

Guru : Iya, dilanjutkan yah

Konteks : Penutur adalah seorang siswa. Tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari siswa ketika mendapat

jawaban dari mitra tutur (guru) mengenai pertanyaan tentang

rumusan masalah dan kata tanya.

15. Guru: Nanti kalian menganalisis kebahasaan KTI kak tingkat kalian.

Tapi yang pertama kalian jangan membuka EYD dulu. Kerjakan

berdasarkan pengetahuan kalian saja dulu. Begitu yah. sepakat ?

Siswa : Siap pak, sepakat.

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan

merupapan respon yang diberikan oleh siswa kepada mitra

tutur (guru) yang menyatakan bahwa dalam mengerjakan

tugas mereka tidak boleh membuka EYD.

16. Guru : Kalian selesaikan pekerjaan kalian, bapak tinggal sebentar karena

harus ke ruang panitia USBN. Kerjakan dengan baik, jangan mengobrol

kesana-kemari. Saya di sana cuman cuman 5 menit, setelah itu saya

periksa semua pekerjaan kalian. Dikerjakan yah.

Siswa : Iya pak, kami akan mengerjakan dan tidak berisik, tenang

aja pak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

58

Guru : Oke.

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari penutur (siswa) kepada

mitra tutur (guru) yang meminta mereka untuk mengerjakan

tugas dan tidak berisik.

17. Siswa : Pak aku tu, pengen ngambil masalaah tentang pengaruh anak-

anak muda yang jarag ke gereja atau tidak ke gereja ituloh pak terus nanti

buat dapat kenapa gak gereja itu aku nyebarin kuisoner dan wawancara.

Guru : Itu bisa saja, terus nanti kamu bisa meyebarkan kuisoner atau

wawancara untuk mendaptkan kenapa mereka tidak gereja.

Siswa : Oh berarti hanya kuisoner dan wawancara saja yah pak

Guru: Iya kuisoner dan wawancara.

Siswa : Yaudah pak, berarti sepakat dengan kuisoner dan

wawancara saja yah pak.

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan penutur (siswa)

kepada mitra tutur (guru) yang mengatakan bahwa dalam

mengumpulkan data penutur menggunakan kuisoner dan

wawancara

18. Guru : Nanti kalian mengerjakan dengan tenang, bapak tinggal sebentar.

Di belakang ada mbak Ephy, jadi kalian harus jaga sikap yah.

Siswa : Iya pak, tenang aja. Kami akan jaga sikap kok.

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan penutur (siswa)

kepada mitra tutur (guru) yang mengatakan bahwa penutur

harus mengerjakan tugas dengan tenang.

19. Sisiwa : Pak judul saya tentang pengaruh pergaulan siswa pada

perkembangan diri. Itu bisa gak pak?

Guru : Iya.. nanti kamu mengamati untuk anak SMA atau SMP kamu

silahkan memilih itu.

Siswa : Kalau saya mengamati anak SMP gimana pak

Guru : Gini aja kamu mending amati anak SMA karena tingkat

pergaulannya sangat tinggi. Apalagi kamu bisa lihat teman-

teman kamu di sini kan

Siswa : Oh iya pak, berarti saya amati anak SMA saja yah pak,

makasih.

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari penutur (siswa) kepada

mitra tutur (guru)yang mengatakan bahwa penutur lebih baik

mengamati anak SMA saja dibanding dengan anak SMP.

20. Guru: Ini adalah tugas kedua kalian. Dan tugas ini akan bapak ambil

nilai. Kalian kerjakan berdasarkan suruhan yang sudah ada di komputer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

59

kalian masing-masing. Kalau ada yang tidak jelas, kalian bertanya ke

bapak, jangan tanya ke teman kalian

Sisiwa : Iya pak, siap laksanakan

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terajdi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan oleh penutur

(siswa) kepada mitra tuutr (guru) yang mengatakan bahwa

tugas dikerjakan berdasarkan arahan yang ada di komputer

dan jika ada pertanyaan yang tidak jelas, bisa beranya

langsung kepada mitra tutur.

Data tuturan (13) dituturkan oleh siswa ketika mendapat jawaban yang

diberikan oleh guru mengenai judul proposal. Hal ini terlihat dalam konteks,

penutur adalah seorang siswa tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan

tanggapan dari siswa ketika mendapat masukan/sanggahan dari mitra tutur (guru)

bahwa judul proposal yang digunakan kurang tepat. Data tuturan (13) dipandang

sebagai bentuk tuturan yang santun karena mengusahakan kesepakatan dengan

penutur (siswa) dan mitra tutur (guru), dengan hal ini baik penutur maupun mitra

tutur sama-sama menerima dan tidak menimbulkan perdebatan. Hal ini sejalan

dengan prinsip kesantunan Leech (1993: 217) khusunya maksim kesepakatan

yakni membuat kesepakatan diri dengan orang lain sebanyak mungkin, yang

terlihat dalam tuturan “Oh iya pak, itu saja yang saya gunakan. Sepakat yah pak,

saya akan ubah judulnya seperti bapak sampaikan yah, terima kasih pak. Dalam

tuturan tersebut terlihat jelas bahwa penutur (siswa) menyatakan kesepakatannya

dengan mitra tutur (guru) untuk mengubah judul proposal seperti yang disampikan

oleh mitra tutur. Tuturan yang dilontarkan penutur menunjukan bahwa penutur

bersepakat dengan mitra tutur untuk mengubah judul proposalnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

60

Data tuturan (14) dituturkan oleh siswa ketika mendapat jawaban yang

diberikan oleh guru mengenai rumusan masalah dan kata tanya yang digunakan.

Hal ini terlihat dalam konteks, penutur adalah seorang siswa dan tuturan terjadi di

dalam kelas. Tuturan merupakan tanggapan dari siswa ketika mendapat jawaabn

dari mitra tutur (guru) mengenai pertanyaan tentang rumusan masalah dan kata

tanya. Data tuturan (14) merupakan tuturan yang santun karena dalam bertutur

penutur (siswa) mengusahakan kesepakatan dengan mitra tutur (guru), yang

terlihat dalam tuturan “Siap pak, makasih pak. Berarti fix yah pak saya cukup

gunakan kata tanya bagaiaman dan apa.” Tuturan tersebut telah memenuhi

maksim kesantunan Lecch (1993: 217) khusunya maksim kesepakatan yakni

membuat kesepakatan diri dengan orang lain sebanyak mungkin. Dalam tuturan

tersebut terlihat jelas bahwa tuturan yang dilontarkan penutur menunjukan bahwa

penutur bersepakat dengan mitra tutur untuk menggunakan kata tanya apa dan

bagaiaman dalam merumuskan masalah dalam proposal, dan dengan hai ini baik

penutur maupun mitra tutur sama-sama menerima dan tidak menimbulkan

perdebatan.

Data tuturan (15) dtuturkan oleh siswa yang menanggapi pernyataan dari

mitra tutur (guru) untuk tidak membuka EYD pada saat mengerjakan tugas. Hal

ini terlihat dalam konteks, penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan oleh siswa kepada mitra tutur (guru)

yang menyatakan bahwa dalam mengerjakan tugas mereka tidak boleh membuka

EYD. Data tuturan (15) dipandang sebagai bentuk tuturan yang santun karena

mengusahakan kesepakatan antara penutur (siswa) dan mitra tutur (guru), dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

61

hai ini baik penutur maupun mitra tutur sama-sama menerima dan tidak

menimbulkan perdebatan. Hal ini sejalan dengan prinsip kesantunan Leech (1993:

217) khusunya maksim kesepakatan yakni membuat kesepakatan diri dengan

orang lain sebanyak mungkin, yang terlihat dalam tuturan “Siap pak, sepakat.”

Tuturan yang dilontarkan penutur menunjukan bahwa penutur (siswa) bersepakat

dengan mitra tutur (guru) untuk tidak membuka EYD pada saat mengerjakan

tugas.

Data tuturan (16) dituturkan oleh siswa yang menanggapi pernyataan dari

guru yang menyatakan bahwa para siswa harus mengerjakan tugas dengan baik

dan tidak boleh berisik. Hal ini terlihat dalam konteks, penutur adalah siswa dan

tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan tanggapan dari penutur (siswa)

kepada mitra tutur (guru) yang meminta mereka untuk mengerjakan tugas dan

tidak berisik. Data tuturan (16) dipandang sebagai bentuk tuturan yang santun

karena dalam tuturan tersebut penutur (siswa) mengusahakan kesepakatan dengan

mitra tutur (guru), yang terlihat dalam tuturan “Iya pak, kami akan mengerjakan

dan tidak berisik, tenang aja pak” Dalam tuturan tersebut, penutur (siswa) telah

mematuhi prinsip kesantunan Leech (1993: 217) khusunya maksim kesepakatan

yakni dalam bertutur, penutur harus membuat kesepakatan diri dengan orang lain

sebanyak mungkin. Dalam tuturan di atas, terlihat jelas bahwa penutur

menyatakan bahwa mereka sepakat dengan mitra tutur untuk mengerjakan tugas

dan tidak berisik, dan dengan hai ini baik penutur maupun mitra tutur sama-sama

menerima dan tidak menimbulkan perdebatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

62

Data tuturan (17) dituturkan oleh siswa yang merespon pernyataan dari

guru yang mengatakan bahwa untuk mengumpulkan data, cukup menggunakan

kuisoner dan wawancara. Hal ini dapat dilihat dalam konteks Penutur adalah

siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan respon yang

diberikan penutur (siswa) kepada mitra tutur (guru) yang mengatakan bahwa

dalam mengumpulkan data penutur menggunakan kuisoner dan wawancara. Data

tuturan (17) dipandang sebagai bentuk tuturan yang santun, karena dalam tuturan

tersebut, penutur (siswa) mengusahakan kesepakatan dengan mitra tutur (guru),

yang terlihat dalam tuturan “Yaudah pak, berarti sepakat dengan kuisoner dan

wawancara saja yah pak.” Dalam tuturan tersebut, penutur telah mematuhi

prinsip kesantunan Leech (1993: 217) khusunya maksim kesepakatan yakni dalam

bertutur, penutur harus membuat kesepakatan diri dengan orang lain sebanyak

mungkin. Dalam tuturan di atas, penutur telah menyatakan kesepakatannya

dengan mitra tutur untuk menggunakan kuisoner dan waancara dalam

mengumpulkan data. Hal ini akan membuat mitra tutur merasa senang, karena apa

yang dikatakannya diterim baik oleh penutur.

Data tuturan (18) dituturkan oleh siswa yang merespon pernyataan dari

guru yang menyatakan bahwa penutur harus mengerjakan tugas dengan tenang.

Hal ini dapat dilihat dalam konteks, penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di

dalam kelas. Tuturan merupakan respon yang diberikan penutur (siswa) kepada

mitra tutur (guru) yang mengatakan bahwa penutur harus mengerjakan tugas

dengan tenang. Data tuturan (18) dipandang sebagai tuturan yang santun, karena

dalam tuturan tersebut, penutur (siswa) mengusahakan kesepakatan dengan mitra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

63

tutur (guru), yang terlihat dalam tuturan “Iya pak, tenang aja. Kami akan jaga

sikap kok.” Dalam tuturan tersebut, penutur telah mematuhi prinsip kesantunan

Leech (1993: 217) khusunya maksim kesepakatan yakni dalam bertutur, penutur

harus membuat kesepakatan diri dengan orang lain sebanyak mungkin. Dalam

tuturan di atas, penutur telah menyatakan kesepakatannya dengan mitra tutur

untuk menjaga sikap saat mengerjakan tugas. Hal ini tentunya akan membuat

perasaan mitra tutur senang.

Data tuturan (19) dituturkan oleh siswa yang merespon pernyataan dari

guru yang mengatakan bahwa lebih baik mengamati anak SMA karena tingkat

pergaulan anak SMA lebih bebas. Hal ini dapat dilihat dalam konteks, penutur

adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan tanggapan

dari penutur (siswa) kepada mitra tutur (guru) yang mengatakan bahwa penutur

lebih baik mengamati anak SMA saja dibanding dengan anak SMP. Data tuturan

(19) dianggap sebagai bentuk tuturan yang santun, karena dalam tuturan tersebut,

penutur (siswa) mengusahakan kesepakatan dengan mitra tutur (guru), yang

terlihat dalam tuturan “Oh iya pak, berarti saya amati anak SMA saja yah pak,

makasih.” Dalam tuturan tersebut, penutur telah mematuhi prinsip kesantunan

Leech (1993: 217) khusunya maksim kesepakatan, yakni dalam bertutur, penutur

harus membuat kesepakatan diri dengan orang lain sebanyak mungkin. Dalam

tuturan di atas, penutur telah menyatakan kesepakatannya dengan mitra tutur

untuk mengamati siswa SMA dikarenakan tingkat pergaulan siswa SMA lebih

bebas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

64

Data tuturan (20) dituturkan oleh siswa yang merespon pernyataan dari

guru yang mengatakan bahwa, mereka harus mengerjakan tugas dengan baik

sesuai dengan suruhan yang ada di komputer, dan jika ada hal yang

dipertanyakan, mereka harus bertanya kepada guru bukan kepada teman. Hal ini

dapat dilihat dalam konteks penutur adalah siswa dan tuturan terajdi di dalam

kelas. Tuturan merupakan respon yang diberikan oleh penutur (siswa) kepada

mitra tuutr (guru) yang mengatakan bahwa tugas dikerjakan berdasarkan arahan

yang ada di komputer dan jika ada pertanyaan yang tidak jelas, bisa beranya

langsung kepada mitra tutur. Data tuturan (20) dianggap sebagai bentuk tuturan

yang santun, karena dalam tuturan tersebut, penutur (siswa) mengusahakan

kesepakatan dengan mitra tutur (guru), yang terlihat dalam tuturan “Iya pak, siap

laksanakan.” Dalam tuturan tersebut, penutur telah mematuhi prinsip kesantunan

Leech (1993: 217) khusunya maksim kesepakatan, yakni dalam bertutur, penutur

harus membuat kesepakatan diri dengan orang lain sebanyak mungkin. Dalam

tuturan di atas, penutur telah menyatakan kesepakatannya dengan mitra tutur

mengerjakan tugas sesuai suruhan yang ada di komputer, dan jika ada hal yang

membingungkan, mereka harus bertanya kepada guru bukan kepeda temannya.

Dari hasil analisi data di atas, peneliti menemukan ada 8 tuturan yang

menerapkan maksim kesepakatan, yakni tuturan yang ditujukan penutur (siswa)

kepada mitra tutur (guru). Dalam bertutur, penutur telah berusaha untuk

bersepakat dengan mitra tutur, dan hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan

oleh Leech dalam maksim kesepakatan, yakni penutur harus sebanyak mungkin

bersepakat dengan mitra tutur dan mengurangi ketidaksepakatan dengan mitra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

65

tutur. Tuturan di atas menunjukan hal yang demikian, yakni penutur dalam

berkomunikasi telah berusaha untuk bersepakat dengan mitra tutur. Orang yang

menerapkan maksim kesepakatan dalam berkomunikasi akan dipandang sebagai

orang yang memperhatikan topik pemicaraan, dan apabila maksim ini diterapkan

dengan baik, maka akan membuat proses komunikasi berjalan dengan lancar

tanpa adanya percecokan.

4.2.3 Analisis Fungsi Kesantunan Berbahasa dalam Tuturan Siswa-Siswi

Kelas XI IPS dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta Berdasarkan Kategori Searle.

Setelah melakukan penelitian, peneliti menemukan 4 fungsi kesantunan

berbahasa siswa kelas XI IPS kepada guru SMA Pangudu Luhur Yogyakarta.

Fungsi kesantunan tersebut terdiri dari fungsi menyatakan infomasi, fungsi

menyatakan perjanjian, fungsi pemberian izin, fungsi penjelasan dan fungsi

menyetujui. Peneliti mendeskripsikan fungsi kesantunan berbahasa tersebut

sebagai berikut:

4.2.3.1 Fungsi Tuturan (Menyatakan infromasi) dalam Maksim

Kebijaksaaan

Maksim kebijaksanaan mengamanatkan hendaknya penutur harus

mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan mamaksimalkan keuntungan bagi

orang lain ketika bertutur. Ketika bertutur, penutur harus menuturkan sesuau yang

memberikan keutungan bagi mitra tutur dan isi tuturannya harus menyenangkan

hati mitra tutur Leech (1993: 209). Dalam maksim kebijaksanaan ini, penutur

menemukan fungsi kesantunan berbahasa yang digunakan yakni fungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

66

menyatakan yang diwujudkan dengan menggunakan kalimat deklaratif yakni,

kalimat yang mengandung maksud memberitakan sesuatu kepada mitra tutur, dan

dapat berupa tuturan langsung maupun tuturan tidak langsung. Dalam fungsi

menyatakan ini, peneliti menemukan berbagai macam jenis fungsi menyatakan

yakni, menyatakan informasi, menyatakan perjanjian dan menyatakan keputusan.

Fungsi kesantunan menyatakan ini dapat ditemukan dalam tuturan sehari-hari

khususya dalam lingkup formal, seperti yang peneliti temukan dalam proses

pembelajaran di kelas seperti di bawah ini:

1. Penyaji : Pagi teman-teman

Peserta diskusi : Pagi....

Penyaji : Terima kasih atas kesempatanyya, di sini saya akan

menyampaikan judul proposal saya terlebih dahulu.

Saya minta perhatiannya yah. Jadi judul proposal

saya adalah tentang pengaruh penggunaan gadget

bagi prestasi belajar siswa. Sekian laporan saya,

terima kasih.

Koteks : Penutur adalah salah satu peserta diskusi, dan tuturan

terjadi di dalam kelas. Tuturan tersebut ditujukan

penutur penyaji) kepada seluruh mitra tutur (peserta

diskusi) ketika akan membacakan hasil temuan

mengenai judul proposal.

2. Siswa : Pak, judul saya penggunaan gadget di kalangan masyarakat.

Guru : Masalahmu apa ?

Siswa : Penggunaan gadget di zaman sekarang thu banyak pengaruh di

kalangan masyarakat, kaya bisa buat kecanduan.

Guru : Gadget itu apa sih, apakah laptop itu termasuk gadget juga?

Makanya coba buat lebih spesifik, gedgetnya apa? terus mau

cari pengaruhnya dari apa dan terhadap apa.

Siswa : Oke pak, nanti saya perbaiki lagi, terima kasih banyak pak.

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan tersebut merupakan tanggapan dari penutur (siswa)

kepada mitra tutur (guru) yang sudah memberikan masukan

kepada penutur (siswa) terkait dengan judul proposalnya.

3. Guru : temukan hal-hal yang masih salah dalam KTI kaka

tingkat.perhatikan dibagian isi, mulai judul, pendahuluan dan sebagainya.

Tujuan kalian saya minta buat analisis KTI ini biar kalian bisa tahu mana

hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis KTI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

67

Siswa : Baik pak, terima kasih atas arahannya, kami akan

mengerjakan sesuai dengan suruhan bapak.

konteks : Penutur adalah seorang siswa dan tuturan terjadi di dalam

kelas. Tuturan merupakan tanggapan yang diberikan penutur

(siswa) kepada mitra tutur (guru) yang meminta mereka untuk

tidak berisik dan mulai menganalisis isi KTI (karya tulis

ilmiah) kaka tingkat.

4. Sisiwa : Pak saya mau tanya

Guru : Iya gimaan Ave mau tanya apa?

Sisiwa : Pak saya tu bingung menentukan antara judul saya pak

Guru : Judul kamu sekarang tentng apa?

Siswa : Tentang penggunaan teknologi yang memberikan kecanduan

pada anak zaman sekarang. Menurut bapak bisa gak yah itu

pak?

Guru : Semua masalah itu bisa dijadikan untuk bahan penelitian.

Punyamu ini bisa cuman kalimatmu mungkin diubah. Misalnya

pengaruh penggunaan gadget bagi anak zaman sekarang

Siswa : Baik pak, saya akan ubah seperti yang bapak minta. Terima

kasih pak

Guru : Iya sama-sama. Sana kerjakan

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan yang diberikan oleh penutur

(siswa) kepada mitra tutur (guru) yang menyatakan bahwa

perumusan kalimat dalam judul penenlitian perlu diubah.

5. Guru : Kalau sudah selesai langsung di upload yah, waktu tinggal dikit

lagi. Jangan lupa di cek, siapa tau masih ada yang belum dikerjakan

Siswa : Syukurlah pak, untuk bapak ngasih tau jadi aku bisa tau

kalau punyaku tinggal 1. Untung belum tak upload.

Makasih banyak pak Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan penutur (siswa)

kepada mitra tutur yang mengatakan bahwa sebelum tugas di

upload, harus di cek terlebih dahulu.

Data tuturan (1) dituturkan oleh seorang siswa yang akan memaparkan

judul proposalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dalam

konteks, penutur adalah salah satu peserta diskusi dan tuturan terjadi di dalam

kelas. Tuturan tersebut ditujukan penutur (penyaji) kepada seluruh mitra tutur

(peserta diskusi) ketika akan membacakan hasil temuan mengenai judul proposal.

Data tuturan (1) tersebut mengandung fungsi tuturan yang bersifat menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

68

informasi yakni, tuturan yang menyatakan informasi keadaan sekitar penutur dan

dituturkan menggunakan kalimat deklaratif (Chaer, 2010: 80). Tuturan yang

menyatakan informasi dapat dilihat dalam tuturan “Terima kasih atas

kesempatanyya, di sini saya akan menyampaikan judul proposal saya terlebih

dahulu. Saya minta perhatiannya yah. Jadi judul proposal saya adalah tentang

pengaruh penggunaan gadget bagi prestasi belajar siswa. Sekian laporan saya,

terima kasih.” Dalam tuturan tersebut, penutur (siswa) hendak mempresentasikan

hasil kerjanya kepada seluruh mitra tutur. Penutur menyatakan infromasi tersebut

kepada seluruh mitra tutur bahwa ia akan menyampaikan judul proposalnnya dan

meminta mitra tutur untuk memperhatikannya. Tuturan di atas merupkan tuturan

yang menggunakan fungsi menyatakan informasi yang diwujudkan dalam kalimat

deklaratif.

Selanjutnya tuturan (2) dituturkan oleh seorang siswa ketika mendapat

jawaban dan masukan dari mitra tutur (guru) mengenai judul proposal yang

dibuat. Hal ini terlihat pada konteks, penutur adalah seoarang siswa dan tuturan

terjadi di dalam kelas. Tuturan tersebut merupakan tanggapan dari penutur (siswa)

kepada mitra tutur (guru) yang sudah memberikan masukan kepada penutur

(siswa) terkait dengan judul proposalnya. Data tuturan (2) mengandung fungsi

kesantunan berbahasa yakni, fungsi menyatakan perjanjian dengan menggunakan

kalimat deklaratif, yakni tuutran yang mengandung maksud memberitakan sesuatu

kepada mitra tutur (Rahardi, 2005: 74). Tuturan yang menggunakan fungsi

menyatakan perjanjain dapat dilihat dalam tuturan “Oke pak, nanti saya perbaiki

lagi. Terima kasih banyak pak atas masukannya.” Dalam tuturan tersebut terlihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

69

jelas bahwa Penutur (siswa) berjanji kepada mitra tutur (guru) untuk memperbaiki

judul proposal sesuai yang diarahkan oleh mitra tutur. Tuturan di atas menunjukan

bahwa, penutur telah memberikan janji kepada mitra tutur dan dituturkan

menggunakan kalimat deklaratif.

Selanjutnya data tuturan (3) dituturkan oleh siswa ketika mendapat arahan

yang diberikan oleh mitra tutur (guru) terkait dengan apa yang akan dikerjakan.

Hal ini terlihat dalam konteks, penutur adalah seorang siswa dan tuturan terjadi di

dalam kelas. Tuturan merupakan tanggapan yang diberikan penutur (siswa)

kepada mitra tutur (guru) yang meminta mereka untuk tidak berisik dan mulai

menganalisis isi KTI (karya tulis ilmiah) kaka tingkat. Tuturan (3) mengandung

fungsi kesantunan berbahasa yakni, fungsi menyatakan perjanjian yang

diwujudkan menggunakan kalimat deklaratif, yakni kalimat yang mengandung

maksud memberitakan sesuatu kepada mitra tutur (Rahardi, 2005: 74). Tuturan

yang mengandung fungsi menyatakan perjanjian dapat dilihat dalam tuturan

“Baik pak, terima kasih atas arahannya, kami akan mengerjakan sesuai dengan

suruhan bapak.” Dalam tuturan tersebut, penutur (siswa) mengatakan bahwa

mereka akan mengerjakan tugas sesuai dengan permintaan mitra tutur (guru) dan

hal tersebut berupa janji yang diberikan oleh penutur kepada mitra tutur untuk

mengerjakan tugas sesuai dengan arahan mitra tutur, dan dalam bertutur penutur

menggunakan tuturan yang sopan. Tuturan di atas menunjukan bahwa, penutur

menyatakan janji kepada mitra tutur dan tuturkan menggunakan kalimat

deklaratif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

70

Dataran tuturan (4) dituturkan oleh siswa yang merespon pernyataan dari

guru yang mengatakan bahwa penutur harus mengubah rumusan kalimat dalam

masalahnya tersebut, serta mitra tutur (guru) juga memberikan contoh kalimatnya.

Hal ini dapat di lihat dalam konteks penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di

dalam kelas. Tuturan merupakan tanggapan yang diberikan oleh penutur (siswa)

kepada mitra tutur (guru) yang menyatakan bahwa perumusan kalimat dalam

judul penenlitian perlu diubah. Data tuturan (4) mengandung fungsi kesantunan

berbahasa yakni, fungsi menyatakan perjanjian yang dituturkan menggunakan

kalimat deklaratif, yakni kalimat yang bermaksud memberitakan sesuatu kepada

mitra tutur. Tuturan yang mengandung fungsi menyatakan perjanjian dapat dilihat

dalam tuturan “Baik pak, saya akan ubah seperti yang bapak minta. Terima kasih

pak.” Dalam tuturan tersebut, terlihat jelas bahwa penutur (siswa) telah menerima

masukan dari mitra tutur (guru) untuk merumuskan kembali kalimat dalam

masalah penelitian dan berjanji untuk melakukan seperti yang diarahkan oleh

mitra tutur. Penutur telah berjanji dengan mitra tutur untuk mengubah kalimat

yang ia gunakan dalam merumuskan masalah penelitian. Tuturan di atas

menunjukan bahwa, penutur telah menyatakan perjanjiannya kepada mitra tutur

dan dituturkan menggunakan kalimat interogatif.

Data tuturan (5) dituturkan oleh siswa yang merespon pernyataan dari guru

yang mengatakan bahwa sebelum para siswa mengupload tugas, harap dicek

ulang siapa tahu ada yang terlewati untuk dikerjakan. Hal ini dapat dilihat dalam

konteks, penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan

merupakan respon yang diberikan penutur (siswa) kepada mitra tutur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

71

mengatakan bahwa sebelum tugas diupload, harus dicek terlebih dahulu. Data

tuturan (5) mengandung fungi kesantunan berbahasa yakni fungsi menyatakan

infromasi. Tuturan yang mengandung fungsi menyatakan informasi dapat dilihat

dalam tuutran “Syukurlah pak, untuk bapak ngasih tau jadi aku bisa tau kalau

punyaku tinggal 1. Untung belum tak upload. Makasih banyak pak.” Dalam

tuturan tersebut, terlihat jelas bahwa penutur telah menyadari bahwa tugas yang ia

kerjakan masih tersisa satu yang belum dikerjakan. Penutur menanggapi

pernyataan dari mitra tutur tersebut, dan tanggapan penutur mengisayratkan

bahwa ia akan menyelesaikan tugas yang belum diselesaikannya. Tuturan di atas

menunjukan bahwa, penutur telah menyatakan infromasi kepada mitra tutur dan

tuturkan dengan sopan menggunakan kalimat deklaratif.

Dari hasil analisis di atas, peneliti menemukan ada 2 tuturan yang

mengandung fungsi menyatakan informasi dan 3 tuturan yang mengandung fungsi

menyatakan perjanjian. Dalam tuturan (1 dan 5), penutur penutur menyatakan

bahwa ia akan mempersentasikan judul proposalnnya kepada mitra tutur dan

dalam tuturan (5) penutur menyatakan bahwa ia belum selesai mengerjakan tugas

yang diberikan, yakni tersisa satu tugas yang belum dikerjakannya. Adapun

tuturan yang mengandung fungsi kesantunan berbahasa yakni, fungsi menyatakan

perjanjian yang terlihat dalam tuturan (2,3,4). Dalam tuturan tersebut, penutur

menyatakan janjinya kepada mitra tutur dan tuturkan menggunakan kalimat

deklaratif yakni, kalimat yang mengandung maksud memberitakan sesuatu kepada

mitra tutur (Rahardi, 2005: 74).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

72

4.2.3.2 Fungsi Tuturan (memerintah, menyatakan) dalam Maksim

Kedermawanan

Maksim kedermawanan mengamanatkan agar penutur meminimalkan

keuntungan diri sendiri dan memaksimalkan kerugian diri sendiri. penutur yang

mampu mematuhi maksim ini akan dianggap sebagai orang yang tahu sopan

santun dan pintar menghargai orang lain (Leech, 1993: 209). Dalam maksim

kedermawanan ini, peneliti menemukan fungsi kesantunan berbahasa yang

digunakan, yakni fungsi memerintah yang diwujudkan menggunakan kalimat

imperatif, yakni kalimat yang mengandung maksud memerintah atau meminta

agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaiaman diinginkan penutur (Kunjana,

2005: 79). Dalam fungsi memerintah ini, peneliti menemukan salah satu jenis

fungsi memerintah, yakni fungsi pemberian izin. Selain menemukan fungsi

pemberian izin, peneliti juga menemukan fungsi kesantunan berbahasa yang lain

yakni, fungsi menyatakan yang bersifat menyataan perjanjian yang diwujudkan

menggunakan kalimat deklaratif.

Penggunaan fungsi kesantunan berbahasa yakni, fungsi pemberian izin dan

fungsi menyatakan perjanjian dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, salah

satunya dalam lingkup formal seperti yang peneliti temukan dalam dalam proses

pembelajaran di kelas berikut ini :

6. Siswa 1 : Cak, ini yang dimaksud dengan kerangka teori itu apa sih?

Siswa 2 : Yah itu teori yang akan kamu gunakan. Kamu teorinya pake

apa?

Siswa 1 : Aku belum nemu dari tadi.

Siswa 2 : Sek yah tak selesaikan bagianku, habis tu baru aku bantu

carikan punyamu.

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari penutur (siswa 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

73

terhadap respon atau jawaban yang diberikan oleh mitra

tutur (siswa 1) dimana ia belum menemukan teori yang

digunakan.

7. Siswa 1 : Judul ini gimana pak, bisa gk ? (berebutan untuk bertanya)

Guru : Satu-satu yah tanyanya, siapa yang lebih dulu ?

Siswa 1 : Yaudah itu dulu aja gk papa pak, habis tu baru aku.

Konteks : Penutur adalah seorang siswa, dan tuturan terjadi di dalam

kelas, tuturan merupakan tanggapan penutur (siswa 2)

terhadap respon mitra tutur (guru) yang meminta para siswa

untuk bertanya satu-satu.

8. Guru : Bagi yang tidak membawa format KTI, kalian bisa menggunakan

buku paket kalian saja. Silahkan kalian cari di buka paket, hal-hal apa

saja yang diperhatikan dalam menulis KTI.

Siswa 1 : Hito, aku gk bawa buku paketnya e, nanti kita gantian pake

yah. Habis kamu pake aku pinjam punyamu.

Siswa 2 : Yaudah Nggit, kamu pake aja dulu. Setelah kamu pake

baru aku aja gk papa.

Siswa 1 : Yah bener nih to? Makasih yah.

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan penutur (siswa 2) terhadap

pernyataan dari mitra tutur (siswa 1) yang menyatakan

bahwa ia tidak membawa buku paket dan akan meminjam

buku paket penutur.

9. Siswa 1: Zefa, aku boleh minta bantuan kamu gak. Ini kok aku gak bisa

login komputernya yah.. waktunya tinggal dikit lagi dan aku belum

ngerjain lagi

Sisiwa 2 : Coba kamu pindah ke komputer lain

Sisiwa 1 : Sama aja Zef, yang lainnya apada eror

Sisiwa 2 : Oke bentar, aku upload punyaku bentar nanti aku

bantuin. Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan oleh penutur

(siswa 2) kepada mitra tutur (siswa 1) yang mengatakan

bahwa ia tidak bisa login di komputernya dan komputer

lainnya eror.

10. Sisiwa 1: Cin, aku gak bawa EYD, nanti boleh gantian yah, aku pinjam

punyamu

Siswa 2 : Yaudah ni pake dulu aja.

Sisiwa 1 : Lah nanti kamu gimana?

Siswa 2 : Gampang nanti, kamu pake 30 menit abis tu gantian

Siswa 1 : Oke makasih yah

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan oleh penutur

(siswa 2) yang meminjamkan EYD miliknya kepada mitra

tutur (siswa 1)

11. Siswa 1 : Pak, ini kok komputer saya dari tadi gak mau login e

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

74

Guru : Coba kamu pindah ke komputer lain

Siswa 2 : Eh gus, komputer di samping gue ni bisa. Ini lu login pake

komputer gue ni, biar gue pindah di sebelah

Siswa 1 : Eh yaudah aku yang di sebelah aja, kan kamu udh login

punyamu tadi

Siswa 2 : Santai bro. Aku baru aja mau login. Sini loh

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan penutur (siswa 2)

kepada mitra tutur yang mengatakan bahwa komputernya

tidak bisa login

Data tuturan (6) di tuturkan oleh seorang siswa ketika mengerjakan

proposal pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari konteks,

penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (siswa 2) terhadap respon atau jawaban yang diberikan

oleh mitra tutur (siswa 1), dimana ia belum menemukan teori yang digunakan.

Data tuturan (6) mengandung fungsi kesantunan berbahasa yakni fungsi

menyatakan perjanjian yang diwujudkan dalam kalimat deklaratif, yakni kalimat

yang dimaksudkan untuk memberitakan sesuatu kepada mitra tutur (Rahardi,

2005: 74). Tuturan tersebut dapat dilihat dalam tuturan “Sek yah tak selesaikan

bagianku, habis tu baru aku bantu carikan punyamu.” Dalam tuturan tersebut

Penutur (siswa 2) mengatakan bahwa ia akan membantu mitra tutur (siswa 1)

untuk mencari materi yang akan digunakan dalam proposalnya. Terlihat jelas

bahwa penutur telah memberikan bantuan serta janji kepada mitra tutur untuk

membantu dalam mencari teori yang digunakan. Tuturan di atas menunjukan

bahwa penutur telah menyatakan janji kepada mitra tutur dan dituturkan

menggunakan kalimat deklaratif.

Data tuturan (7) dituturkan oleh seorang siswa ketika mendapat respon

dari mitra tutur (guru) yang meminta mereka untuk bertanya satu-satu. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

75

terlihat dalam konteks, penutur adalah seorang siswa dan tuturan terjadi di dalam

kelas. Tuturan merupakan tanggapan penutur (siswa 1) terhadap respon mitra

tutur (guru) yang meminta para siswa untuk bertanya satu-satu. Data tuturan (7)

mengandung fungsi kesantunan berbahasa yakni fungsi pemberia izin yang

diwujudkan dalam kalimat imperatif, yakni kalimat yang mengandung maksud

memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaiamana

diinginkan penutur (Rahardi, 2005: 79). Tuturan yang mengandung fungsi

pemberian izin dapat dilihat dalam tuturan “Yaudah itu dulu aja gak papa pak,

habis tu baru aku.” Dalam tuturan tersebut, Penutur (siswa 1) menyatakan

kesediannya untuk mempersilahkan temannya bertanya terlebih dahulu dan

menunggu gilirannya setelah temannya. Tuturan di atas menunjukan bahwa,

penutur telah memberikan izin kepada mitra tutur untuk bertanya terlebih dahulu

dan hal tersebut ditandai dengan kata “Yaudah itu dulu” yang diwujudkan

menggunakan kalimat imperatif.

Data tuturan (8) dituturkan oleh penutur (siswa 2) ketika mendapat

pernyataan dari mitra tutur (siswa 1) yang tidak membawa buku paket dan

meminjam buku paket milih penutur (siswa 2). Hal ini terlihat dalam konteks,

penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan

tanggapan penutur (siswa 2) terhadap pernyataan dari mitra tutur (siswa 1) yang

menyatakan bahwa ia tidak membawa buku paket dan akan meminjam buku paket

penutur. Data tuturan (8) mengandung fungsi kesantunan berbahasa yakni fungsi

pemberian izin yang diwujudkan menggunakan kalimat imperatif, yakni kalimat

yang mengandung maksud memerintah agar mitra tutur melakukan sesuatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

76

sebagaiamana diinginkan penutur. Tuturan tersebut dapat dilihat dalam tuturan

“Yaudah Nggit, kamu pake aja dulu. Setelah kamu pake baru aku aja gak papa.”

Dalam tuturan tersebut, Penutur (siswa 2) mengizinkan mitra tutur untuk

menggunakan buku paket miliknya terlebih dahulu. Hal ini ditandai dengan

penanda kesantunan yakni “Yaudah Nggit, kamu pake aja dulu.” Tuturan di atas

menunjukan bahwa penutur memberikan izin kepada mitra tutur dan dituturkan

menggunakan kalimat imperataif.

Data tuturan (9) dituturkan oleh siswa 2 yang merespon pernyataan dari

siswa 1 yang mengatakan bahwa semua komputer lagi eror sehingga ia tidak bisa

login pada komputernya. Hal ini dapat dilihat pada konteks, penutur adalah siswa

dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan respon yang diberikan oleh

penutur (siswa 2) kepada mitra tutur (siswa 1) yang mengatakan bahwa ia tidak

bisa login di komputernya dan komputer lainnya eror. Data tuturan (9)

mengandung fungsi kesantunan berbahasa yakni fungsi menyatakan perjanjian

yang diwujudkan dalam kalimat deklaratif. Fungsi tuturan yang menyatakan

perjanjian dapat dilihat dalam tuturan “Oke bentar, aku upload punyaku bentar

nanti aku bantuin.” Dalam tuturan tersebut penutur (siswa 2) menyatakan bahwa

ia akan membantu mitra tutur (siswa 1) untuk login pada komputer penutur,

dikarenakan penutur tidak bisa login. Dalam bertutur, penutur berjanji bahwa ia

akan membantu mitra tutur setelah ia mengupload tugasnya terlebih dahulu.

Tuturan tersebut berupa janji. Tuturan di atas menunjukan bahwa penutur telah

menyatakan janjinya kepada mitra tutur dan dituturkan menggunakan kalimat

deklaratif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

77

Data tuturan (10) dituturkan oleh siswa 2 yang merespon pernyataan dari

siswa 1 yang mengatakan bahwa ia tidak membawa EYD dan akan meminjam

EYD milik siswa 2. Hal ini dapat dilihat dalam konteks, penutur adalah siswa dan

tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan respon yang diberikan oleh

penutur (siswa 2) yang meminjamkan EYD miliknya kepada mitra tutur (siswa 1).

Data tuturan (10) menagndung fungsi kesantunan berbahasa yakni fungsi

pemberian izin yang diwujudkan dengan kalimat imperatif, yakni kalimat yang

dimaksud untuk memerintah mitra tutur melakukan sesuatu sebagaiamana

diinginkan mitra tutur (Rahardi, 2005: 79). Tuturan yang menggunakan fungsi

pemberian izin dapat dilihat dalam tuturan “Yaudah ni pake dulu aja.” Dalam

tuturan tersebut, penutur mengatakan bahwa, mitra tutur boleh menggunakan

EYD miliknya terlebih dahulu, setelah itu baru ia gunakan. Penutur memberikan

izin kepada mitra tutur untuk menggunakan buku EYD miliknya terlebih dahulu

dan tuturan tersebut dituturkan menggunakan kalimat imperatif.

Data tuturan (11) dituturkan oleh siswa 2 yang merespon pernyataan dari

siswa 1 yang menyatakan bahwa ia tidak bisa login di komputernya Hal ini dapat

dilihat dalam konteks, penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan penutur (siswa 2) kepada mitra tutur

yang mengatakan bahwa komputernya tidak bisa login. Data tuturan (11)

mengandung fungsi pemberian izin yang diwujudkan dalam kalimat imperatif,

yakni kalimat yang mengandung maksud memrintah atau meminta mitra tutur

untuk melakukan suatu sebagaiamana diinginkan penutur (Rahardi, 2005: 79).

Tuturan yang mengandung fungsi pemberian izin dapat dilihat dalam tuturan “Eh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

78

Gus, komputer di samping gue ni bisa. Ini lu login pake komputer gue ni, biar gue

pindah di sebelah.” Dalam tuturan tersebut, terlihat jelas penutur (siswa 2)

memberikan izin kepada mitra tutur (siswa 1) untuk menggunakan komputer

miliknya. Penutur mengatakan bahwa mitra tutur boleh menggunakan komputer

miliknya untuk login, dan mitra tutur akan pindak ke komputer lain. Tuturan di

atas menunjukan bahwa, penutur telah memberikan izin kepada mitra tutur dan

dituturkan menggunakan kalimat imperatif.

Dari hasil analisis di atas, peneliti menemukan dua tutuan yang

mengandung fungsi menyatakan janji yang dituturkan menggunakan kalimat

deklaratif dan empat tuturan yang mengandung fungsi pemberian izin yang

dituturkan menggunakan kalimat imperatif. Tuturan tersebut merupakan tuturan

yang ditujukan siswa kepada guru dan siswa kepada siswa. Dalam bertutur,

penutur telah berusaha untuk membantu mitra tutur, dan bantuan tersebut berupa

janji yang diberikan penutur kepada mitra tutur serta pemberian izin yang

diberikan penutur kepada mitra tutur untuk bertanya terlebih dahulu,

menggunakan buku EYD dan buku paket terlebih dahulu, serta menggunakan

komputer milik penutur. Tuturan di atas menunjukan bahwa, penutur telah

menyatakan janjinya kepada mitra tutur dan penutur memberikan izin kepada

mitra tutur.

4.2.3.3 Fungsi Tuturan (penjelasan) dalam Maksim Kerendahan Hati

Maksim kerendahan hati diartikan sebagai maksim yang menuntut penutur

untuk memuji diri sendiri sedikit mungkin, dan mengecam diri sendiri sebanyak

mungkin, (Leech, 1993: 207). Dalam maksim kerendahan hati, peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

79

menemukan fungsi kesantunn berbahasa yakni fungsi menyatakan dengan jenis

fungsi penjelesan yang diwujudkan menggunakan kalimat deklaratif, yakni

tuturan yang mengandung maksud memberitakan sesuatu kepada mitra tutur

(Kunjana, 2005: 74). Penggunaan fungsi penjelasan ini dapat ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari khusunya dalam lingkup formal, seperti yang ditemukan

peneliti dalam peneliti dalam proses pembelajaran berikut ini:

12. Guru : Ini Avi sudah selesai ngerjain, dan jawabannya benar semua. bagi

yang jawabannya masih salah, silahkan di cek di EYD

Siswa : Ah pak, jawaban saya juga masih ada yang salah kok. Tadi

cuman kebetulan aja benar

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan yang diberikan penutur

(siswa) kepada mitra tutur (guru) yang mengatakan bahwa

pekerjaan penutur sudah selesai dan jawabnnya benar

semua.

Data tuturan (12) dituturkan oleh siswa ketika merespon atau menanggapi

pernyataan dari mitra tutur (guru) yang menyatakan bahwa pekerjaan dari siswa

tersebut sudah selesai dan jawabannya benar semua. Hal ini terlihat dalam

konteks, penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan

merupakan tanggapan yang diberikan penutur (siswa) kepada mitra tutur (guru)

yang mengatakan bahwa pekerjaan penutur sudah selesai dan jawabnnya benar

semua. Data tuturan (12) mengandung fungsi tuturan yang memberikan

penjelasan atau keterangan yang menggunakan kalimat deklaratif (Chaer, 2010:

82). Tturan yang mengandung fungsi penjelesan dapat dilihat dalam tuturan “Ah

pak, jawaban saya juga masih ada yang salah kok. Tadi cuman kebetulan aja

benar.” Dalam tuturan tersebut, terlihat jelas bahwa penutur telah menjelaskan

kepada mitra tutur bahwa jawaban yang ia berikan masih ada yang salah, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

80

jawaban yang benar hanya kebetulan semata. Tuturan di atas menunjukan bahwa

penutur telah memberikan tuturan penjelesan kepada mitra tutur dan diwujudkan

menggunakan kalimat deklaratif.

Dari hasil analisis di atas, peneliti menemukan ada 1 mengandung fungsi

penjelasan yang dituturkan menggunakan kalimat deklaratif, yakni tuturan yang

ditujukan siswa kepada guru. Peneliti hanya menemukan satu fungsi tuturan

dalam maksim kerendahan hati. Hal ini dikarenakan, dalam bertutur di kelas

penutur (siswa) tidak memiliki sifat kerendahan hati yang membuat fungsi tuturan

dalam maksim ini sangat minim. Dalam tuturan di atas, penutur telah memberikan

penjelasan kepada mitra tutur bahwa, soal yang ia kerjakan masih ada yang salah,

dan jawaban yang benar hanya kebetulan semata. Tuturan di atas menunjukan

bahwa, penutur telah menyatakan penjelasannya kepada mitra tutur dan dituturkan

menggunakan kalimat deklaratif.

4.2.3.4 Fungsi Tuturan (menyetujui) dalam Maksim Kesepakatan

Maksim kesepakatan diartikan sebagai maksim yang menuntut penutur

untuk sebanyak mungkin bersepakat dengan mitra tutur dan mengurangi

ketidaksepakatan dengan mitra tutur (Leech, 1993: 2017). Dalam maksim

kesepakatan ini, penutur menemukan tuturan yang mengandung fungsi

menyetujui yang diwujudkan dalam kalimat imperatif, yakni tuturan yang

mengandung maksud memerintah atau meminta mitra tutur untk melakukan suatu

sebagaiaman diinginkan penutur (Rahardi, 2005: 79). Tuturan yang menyetujui

pada dasanya adalah, tuturan yang disampaikan oleh lawan tutur sebagai reaksi

atas tuturan yang dituturkan oleh penutur. Dalam kehidupan sehari-hari, fungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

81

tuturan menyetujui sering ditemukan terlebih dalam lingkup formal, seperti halnya

yang ditemukan peneliti di dalam proses pembelajaran berikut ini:

13. Siswa : pak, kalau aku meneliti tentang pemikiran orang-orang tentang

anak-anak broken home itu bisa gak ?

Guru : Mending pengaruh kondisi keluarga terhadap prestasi siswa aja.

Siswa : Oh iya pak, itu saja yang saya gunakan. Sepakat yah pak,

saya akan ubah judulnya seperti bapak sampaikan yah,

terima kasih pak.

Guru : Iya, gunakan itu saja.

Konteks : Penutur adalah seorang siswa. Tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari siswa ketika mendapat

masukan/sanggahan dari mitra tutur (guru)bahwa judul

proposal yang digunakan kurang tepat.

14. Siswa : Pak, rumusan masalah ini dalam bentuk pertanyaan yah, terus

semua kata tanya dimasukan semua yah ?

Guru : Iya bener sekali, misalnya bagaimanakah pengaruh penggunaan

gadget bagi remaja, terus bisa menggunakan kata tanya apa..

misalnya apa pengaruh penggunaan gadget. Cukup gunakan

kata tanya apa dan bagaiamana saja yah.

Siswa : Siap pak, makasih pak. Berarti fix yah pak saya cukup

gunakan kata tanya bagaimana dan apa.

Guru : Iya, dilanjutkan yah

Konteks : Penutur adalah seorang siswa. Tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari siswa ketika mendapat

jawaban dari mitra tutur (guru) mengenai pertanyaan tentang

rumusan masalah dan kata tanya.

15. Guru: Nanti kalian menganalisis kebahasaan KTI kaka tingkat kalian.

Tapi yang pertama, kalian jangan membuka EYD dulu. Kerjakan

berdasarkan pengetahuan kalian saja. Begitu yah. sepakat ?

Siswa : siap pak, sepakat.

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupapan respon yang diberikan oleh siswa

kepada mitra tutur (guru) yang menyatakan bahwa dalam

mengerjakan tugas mereka tidak boleh membuka EYD.

16. Guru : Kalian selesaikan pekerjaan kalian, bapak tinggal sebentar karena

harus ke ruang panitia USBN. Kerjakan dengan baik, jangan mengobrol

kesana-kemari. Saya di sana cuman cuman 5 menit, setelah itu saya

periksa semua pekerjaan kalian. Dikerjakan yah.

Siswa : Iya pak, kami akan mengerjakan dan tidak berisik, tenang

aja pak

Guru : Oke.

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari penutur (siswa) kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

82

mitra tutur (guru) yang meminta mereka untuk mengerjakan

tugas dan tidak berisik.

17. Siswa : Pak aku tu, pengen ngambil masalah tentang pengaruh anak-anak

muda yang jarag ke gereja atau tidak ke gereja ituloh pak terus nanti buat

dapat kenapa gak gereja itu aku nyebarin kuisoner dan wawancara

Guru : Itu bisa saja, terus nanti kamu bisa meyebarkan kuisoner atau

wawancara untuk mendaptkan kenapa mereka tidak gereja.

Siswa : Oh berarti hanya kuisoner dan wawancara saja yah pak

Guru: Iya kuisoner dan wawancara.

Siswa : Yaudah pak, berarti sepakat dengan kuisoner dan

wawancara saja yah pak.

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan penutur (siswa)

kepada mitra tutur (guru) yang mengatakan bahwa dalam

mengumpulkan data penutur menggunakan kuisoner dan

wawancara

18. Guru : Nanti kalian mengerjakan dengan tenang, bapak tinggal sebentar.

Di belakang ada mbak Ephy, jadi kalian harus jaga sikap yah.

Siswa : Iya pak, tenang aja. Kami akan jaga sikap kok.

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan penutur (siswa)

kepada mitra tutur (guru) yang mengatakan bahwa penutur

harus mengerjakan tugas dengan tenang.

19. Sisiwa : Pak judul saya tentang pengaruh pergaulan siswa pada

perkembangan diri. Itu bisa gak pak?

Guru : Iya.. nanti kamu mengamati untuk anak SMA atau SMP kamu

silahkan memilih itu.

Siswa : Kalau saya mengamati anak SMP gimana pak

Guru : Gini aja kamu mending amati anak SMA karena tingkat

pergaulannya sangat tinggi. Apalagi kamu bisa lihat teman-

teman kamu di sini kan

Siswa : Oh iya pak, berarti saya amati anak SMA saja yah pak,

makasih.

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari penutur (siswa) kepada

mitra tutur (guru)yang mengatakan bahwa penutur lebih baik

mengamati anak SMA saja dibanding dengan anak SMP.

20. Guru: Ini adalah tugas kedua kalian. Dan tugas ini akan bapak ambil

nilai. Kalian kerjakan berdasarkan suruhan yang sudah ada di komputer

kalian masing-masing. Kalau ada yang tidak jelas, kalian bertanya ke

bapak, jangan tanya ke teman kalian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

83

Sisiwa : Iya pak, siap laksanakan.

Konteks : Penutur adalah siswa dan tuturan terajdi di dalam kelas.

Tuturan merupakan respon yang diberikan oleh penutur

(siswa) kepada mitra tuutr (guru) yang mengatakan bahwa

tugas dikerjakan berdasarkan arahan yang ada di komputer

dan jika ada pertanyaan yang tidak jelas, bisa beranya

langsung kepada mitra tutur.

Data tuturan (13) dituturkan oleh siswa ketika mendapat jawaban yang

diberikan oleh guru mengenai judul proposa. Hal ini terlihat dalam konteks,

penutur adalah seorang siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan

merupakan tanggapan dari siswa ketika mendapat masukan/sanggahan dari mitra

tutur (guru) yang mengatakan bahwa judul proposal yang digunakan kurang tepat.

Data tuturan (13) mengandung fungsi tuturan menyetujui dan diwujudkan

menggunakan kalimat imperatif, yakni kalimat yang mengandung maksud

meminta agar mitra tutur melakukan suatu sebagaiaman diinginkan penutur

(Rahardi, 2005: 79). Tuturan yang mengandung fungsi menetujui dapat dilihat

dalam tuturan “Oh iya pak, itu saja yang saya gunakan. Sepakat yah pak, saya

akan ubah judulnya seperti bapak sampaikan yah, terima kasih pak.” Dalam

tuturan tersebut, terlihat jelas bahwa penutur (siswa) menyatakan bahwa dirinya

sepakat dan setuju dengan mitra tutur (guru) untuk mengubah judul proposalnya.

Tuturan di atas menunjukan bahwa, penutur telah menyatakan kesetujuan dengan

mitra tutur, dan tuturan tersebut dituturkan menggunakan kalimat imperatif.

Data tuturan (14) dituturkan oleh siswa ketika mendapat jawaban yang

diberikan oleh guru mengenai rumusan masalah dan kata tanya yang digunakan.

Hal ini terlihat dalam konteks, penutur adalah seorang siswa dan tuturan terjadi di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

84

dalam kelas. Tuturan merupakan tanggapan dari penutur ketika mendapat

jawaaban dari mitra tutur (guru) mengenai pertanyaan tentang rumusan masalah

dan kata tanya. Data tuturan (14) mengandung fungsi menyetujui yang

diwujudkan melalui kalimat imperatif, yakni kalimat yang mengandung maksud

meminta agar mitra tutur melakukan suatu sebagaiaman diinginkan penutur

(Rahardi, 2005: 79). Tuturan yang mengandung fungsi menyetujui dapat dilihat

dalam tuturan “Siap pak, makasih pak. Berarti fix yah pak saya cukup gunakan

kata tanya bagaiaman dan apa.” Dalam tuturan tersebut, penutur mengatakan

bahwa ia sepakat dan setuju dengan mitra tutur (guru) untuk menggunakan kata

tanya apa dan bagaiaman. Tuturan di atas menunjukan bahwa penutur telah

menyatakan kesetujuan dengan mitra tutur dan dituturkan menggunakan kalimat

imperatif.

Data tuturan (15) dtuturkan oleh siswa yang menanggapi pernyataan dari

mitra tutur (guru) untuk tidak membuka EYD pada saat mengerjakan tugas, dan

hal ini terlihat dalam konteks penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam

kelas. Tuturan merupakan respon yang diberikan oleh siswa kepada mitra tutur

(guru) yang menyatakan bahwa dalam mengerjakan tugas mereka tidak boleh

membuka EYD. Data tuturan (15) mengandung fungsi tuturan menyetujui dan

diwujudkan menggunakan kalimat imperatif, yakni kalimat yang mengandung

maksud meminta agar mitra tutur melakukan suatu sebagaiaman diinginkan

penutur (Rahardi, 2005: 79). Tuturan yang mengandung fungsi menyetujui dapat

dilihat dalam tuturan “siap pak, sepakat.” Dalam tuturan tersebut, penutur telah

menyatakan bahwa ia sepakat dan setuju dengan mitra tutur untuk tidak membuka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

85

EYD pada saat mengerjakan tugas. Tuturan di atas menunjukan bahwa, penutur

telah menyatakan kesetujuannya dengan mitra tutur dan dituturkan menggunakan

kalimat imperatif.

Data tuturan (16) dituturkan oleh siswa yang menanggapi pernyataan dari

guru yang menyatakan bahwa para siswa harus mengerjakan tugas dengan baik

dan tidak boleh berisik. Hal ini terlihat dalam konteks, penutur adalah siswa dan

tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan tanggapan dari penutur (siswa)

kepada mitra tutur (guru) yang meminta mereka untuk mengerjakan tugas dan

tidak berisik. Data tuturan (16) mengandung fungsi menyetujuidan diwujudkan

dengan kalimat imperatif, yakni kalimat yang mengandung maksud meminta agar

mitra tutur melakukan suatu sebagaiaman diinginkan penutur (Rahardi, 2005: 79).

Tuturan yang mengandung fungsi menyetujia dapat dilihat dalam tuturan “Iya

pak, kami akan mengerjakan dan tidak berisik, tenang aja pak” Dalam tuturan

tersebut, penutur (siswa) mengatakan bahwa mereka sepakat dan setuju dengan

mitra tutur (guru) untuk mengerjakan tugas selama mitra tutur pergi dan tidak

akan berisik. Tuturan di atas menunjukan bahwa, penutur telah menyatakan

kesetujuannya dengan mitra tutur dan dituturkan menggunakan kalimat imperatif.

Data tuturan (17) dituturkan oleh siswa yang merespon pernyataan dari

guru yang mengatakan bahwa untuk mengumpulkan data, cukup menggunakan

kuisoner dan wawancara. Hal ini dapat dilihat dalam konteks Penutur adalah

siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan respon yang

diberikan penutur (siswa) kepada mitra tutur (guru) yang mengatakan bahwa

dalam mengumpulkan data penutur menggunakan kuisoner dan wawancara. Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

86

tuturan (17) mengandung fungsi menyetujui yang diwujudkan dalam kalimat

imperatif, yakni kalimat yang mengandung maksud memerintah atau meminat

mitra tutur untuk melakukan suatu sebagaiamana diinginkan penutur (Rahardi,

2005: 79). Tuturan yang mengandung fungsi menyetujui dapat dilihat dalam

tuturan “Yaudah pak, berarti sepakat dengan kuisoner dan wawancara saja yah

pak.” dalam tuturan tersebut, penutur menyatakan bahwa ia setuju dengan mitra

tutur untuk mengumpulkan data menggunakan kuisoner dan wawancara. Tuturan

di atas menunjukan bahwa penutur telah menyatakan kesetujuannya dengan mitra

tutur dan dituturkan menggunakan kelimat imperatif.

Data tuturan (18) dituturkan oleh siswa yang merespon pernyataan dari

guru yang menyatakan bahwa penutur harus mengerjakan tugas dengan tenang.

Hal ini dapat dilihat dalam konteks, penutur adalah siswa dan tuturan terjadi di

dalam kelas. Tuturan merupakan respon yang diberikan penutur (siswa) kepada

mitra tutur (guru) yang mengatakan bahwa penutur harus mengerjakan tugas

dengan tenang. Data tuturan (18) mengandung fungsi menyetujui yang

diwujudkan dalam kalimat imperatif, yakni yakni kalimat yang mengandung

maksud meminta agar mitra tutur melakukan suatu sebagaiaman diinginka

penutur (Rahardi, 2005: 79). Tuturan yang mengandung fungsi menytetujui dapat

dilihat dalam tuturan “Iya pak, tenang aja. Kami akan jaga sikap kok.” Dalam

tuturan tersebut, penutur mengatakan bahwa mereka setuju dengan mitra tutur

untuk tidak berisik dan emnjaga sikap. Tuturan di atas menunjukan bahwa,

penutur telah menyatakan kesetujuan kepada mitra tutur dan dituturkan

menggunakan kalimat imperatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

87

Data tuturan (19) dituturkan oleh siswa yang merespon pernyataan dari

guru yang mengatakan bahwa lebih baik mengamati anak SMA karena tingkat

pergaulan anak SMA lebih bebas. Hal ini dapat dilihat dalam konteks, penutur

adalah siswa dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan merupakan tanggapan

dari penutur (siswa) kepada mitra tutur (guru) yang mengatakan bahwa penutur

lebih baik mengamati anak SMA saja dibanding dengan anak SMP. Data tuturan

(19) mengandung fungsi menyetujui dan diwujudkan dalam kalimat imperatif,

yakni yakni kalimat yang mengandung maksud meminta agar mitra tutur

melakukan suatu sebagaiaman diinginka penutur (Kunjana, 2005: 79). Tuturan

yang mengandung fungsi menyetujui dapat dilihat dalam tuturan “Oh iya pak,

berarti saya amati anak SMA saja yah pak, makasih.” Tuturan tersebut

menunjukan bahwa penutur telah setuju dengan mitra tutur untuk mengamati anak

SMA. Tuturan di atas menunjukan bahwa penutur telah menyatakan

kesetujuannya dengan mitra tutur dan dituturkan menggunakan kalimat imperatif.

Data tuturan (20) dituturkan oleh siswa yang merespon pernyataan dari

guru yang mengatakan bahwa, mereka harus mengerjakan tugas dengan baik

sesuai dengan suruhan yang ada di komputer, dan jika ada hal yang

dipertanyakan, mereka harus bertanyakepada guru bukan kepada teman. Hal ini

dapat dilihat dalam konteks penutur adalah siswa dan tuturan terajdi di dalam

kelas. Tuturan merupakan respon yang diberikan oleh penutur (siswa) kepada

mitra tuutr (guru) yang mengatakan bahwa tugas dikerjakan berdasarkan arahan

yang ada di komputer dan jika ada pertanyaan yang tidak jelas, bisa beranya

langsung kepada mitra tutur. Data tuturan (20) mengandung fungsi menyetujui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

88

dan diwujudkan dalam kalimat imperatif, yakni kalimat yang mengandung

maksud meminta agar mitra tutur melakukan suatu sebagaiaman diinginka

penutur (Rahardi, 2005: 79). Tuturan yang mengandung fungsi menyetujui dapat

dilihat dalam tuturan “Iya pak, siap laksanakan.” Dalam tuturan tersebut, penutur

menyatakan bahwa mereka setuju dengan mitra tutur untuk mengerjakan tugas

berdasarkan suruhan yang ada di komputer. Tuturan di atas menunjukan bahwa,

penutur telah menyatakan kesetujuannya dengan mitra tutur dan dituturkan

menggunakan kalimat imperatif.

Dari hasil analisis di atas, peneliti menemukan ada 8 tuturan yang

mengandung fungsi menyetujui, yakni tuturan yang ditujukan siswa kepada guru.

Dalam tuturan di atas, penutur menyatakan kesepakatanya dan setuju dengan

mitra tutur untuk melakukan apa yang dikatakan oleh mitra tutur. Penutur

menyatakan kesepakatannya dengan mitra tutur, dan penutur bersedia untuk

melakukan apa yang sudah disampaikan oleh mitra tutur. Tuturan di atas

menunjukan bahwa penutur telah menyatakan kesetujuan dan kesepakatannya

dengan mitra tutur.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Penanda Kesantunan Berbahasa

Dari analisis data, peneliti menemukan penanda kesantunan berbahasa

dalam kegiatan pembelajaran yang diperoleh dari tuturan yang mematuhi prinsip

kesantunan berbahasa. Penanda kesantunan dalam kegiatan pembelajaran di kelas

dapat membuat proses pembelajaran menjadi lancar. Penutur menemukan empat

penanda kesantuna berbahasa yang dapat membuat tuturan terasa santun ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

89

proses pembelajaran. Pertama, berhati-hati dalam pemilihan kata. Kedua,

memberikan tanggapan positif terhadap mitra tutur. Ketiga, menanggapi pujian

dari mitra tutur dengan sifat rendah hati. Keempat menerima masukan dari mitra

tutur.

1. Berhati-hati dalam pemilihan kata

Pemilihan kata menjadi hal yang penting dalam berkomunikasi. Pemilihan

kata yang salah dapat menyinggung dan melukai perasaan mitra tuturnya, maka

dalam proses komunikasi, seseorang harus berhati-hati dalam memilih kata yang

akan diungkapkan kepada mitra tuturnya. Terlebih dalam proses pembelajaran di

kelas, ketika hendak menyampaikan sesuatu, mengkritik atau memberikan

tanggapan, jika salah memilih kata akan menimbulkan kesalapahaman. Oleh

karena itu, diharapkan agar para siswa harus berhati-hati dalam memilih kata agar

proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

1) Evan : Pagi teman-teman...

Peserta diskusi : Pagi......

Evan : Terima kasih atas kesempatanyya, di sini saya akan

menyampaikan judul proposal saya terlebih

dahulu. Saya minta perhatiannya yah. Jadi judul

proposal saya adalah tentang pengaruh penggunaan

gadget bagi prestasi belajar siswa. Sekian laporan

saya, terima kasih.

Koteks : Penutur adalah salah satu peserta diskusi, dan tuturan

terjadi di dalam kelas. Tuturan tersebut ditujukan

penutur penyaji) kepada seluruh mitra tutur (peserta

diskusi) ketika akan membacakan hasil temuan

mengenai judul proposal.

sudah memberikan masukan kepada penutur

(siswa) terkait dengan judul proposalnya.

3) Guru: Temukan hal-hal yang masih salah dalam KTI kaka tingkat.

Perhatikan dibagian isi, mulai dari judul, pendahuluan dan sebaginya.

Tujuan kalian saya minta buat analisis KTI kaka tingkat ini, biar kalian

bisa tahu mana hal-hal yang haris diperhatikan dalam menulis KTI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

90

Siswa: Baik pak, terima kasih atas arahannya, kami akan

mengerjakan sesuai dengan suruhan bapak.

konteks : Penutur adalah seorang siswa, dan tuturan terjadi di dalam

kelas. Tuturan merupakan tanggapan yang diberikan penutur

(siswa) kepada mitra tutur (guru) yang meminta mereka untuk

tidak berisik dan mulai menganalisis isi KTI (karya tulis

ilmiah) kaka tingkat.

Data tuturan (1) dan (3) memperlihatkan bahwa penutur sangat berhati-

hati dalam memilih kata. Dalam tuturan (1), penutur hendak membacakan hasil

temuan mengenai judul proposal, dan diawal penutur terlebih dahulu

mengucapkan terima kasih karena sudah diberikan kesampatan. Selain itu,

penutur meminta para peserta untuk memperhatikan presentasinya dengan

menggunakan bahasa yang santun. Sedangkan dalam tuturan (3), penutur

menanggapi pernyataan dari mitra tutur yang meminta mereka untuk mengerjakan

tugas sesuai dengan apa yang disampaikan oleh mitra tutur. Dalam tuturan di atas,

penutur menggunakan diksi yang santun yakni “Terima kasih.” yang menandakan

bahwa penutur menghargai mitra tutur. Jadi pemilihan kata sangat perlu

diperhatikan dalam proses pembelajaran.

2. Memberikan tanggapan positif terhadap mitra tutur

Memberikan tanggapan positif ketika berkomunikasi dapat meminimalkan

terjadinya pertentangan. Terlebih dalam proses pembelajaran di kelas, dimana

ketika penutur hendak bertanya kepada mitra tutur mengenai hal-hal yang belum

diketahui, dan mitra tutur menanggapinya dengan memberikan jawaban bahkan

membantu mitra tutur untuk mencari jawaban. Selain itu, ketika penutur hendak

meminjam sesuatu dari mitra tutur, dan mitra tutur menanggapinya dengan

memberikan apa yang diminta oleh penutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

91

6. Siswa 1 : Cak, ini yang dimaksud dengan kerangka teori itu apa sih?

Siswa 2 : Yah itu teori yang akan kamu gunakan. Kamu teorinya pake

apa ?

Siswa 1 : Aku belum nemu dari tadi.Siswa 2 : Sek yah tak selesaikan

bagianku, habis tu baru aku bantu carikan punyamu.

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari penutur (siswa 2)

terhadap respon atau jawaban yang diberikan oleh mitra tutur

(siswa 1) dimana ia belum menemukan teori yang digunakan.

8. Guru: Bagi yang tidak membawa format KTI, kalian bisa menggunakan

buku paket kalian saja. Silahkan kalian cari di buka paket, hal-hal apa saja

yang diperhatikan dalam menulis KTI.

Siswa 1 : Hito, aku gk bawa buku paketnya e, nanti kita gantian pake

yah. Habis kamu pake aku pinjam punyamu

Siswa 2 : Yaudah Nggit, kamu pake aja dulu. Setelah kamu pake

baru aku aja gk papa.

Siswa 1 : Yang bener nihTo? Makasih yah.

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan penutur (siswa 2) terhadap

pernyataan dari mitra tutur (siswa 1) yang menyatakan

bahwa ia tidak membawa buku paket dan akan meminjam

buku paket penutur.

Data tuturan (6) dan (8) menunjukan bahwa penutur memberikan

tanggapan positif kepada mitra tutur. dalam tuturan (6) penutur menanggapi mitra

tutur yang belum menemukan teori yang digunakan dalam penelitian, dan penutur

mengatakan bahwa ia akan membantu mitra tutur untuk mencari teori yang

diguanakn. Sedangkan data tuturan (8), penutur menanggapi permintaan dari

mitra tutur yang hendak meminjam buku dari mitra tutur, dan mitra tutur pun

mengatakan bahwa ia akan meminjamkan buku kepada penutur. Hal seperti ini

akan akan sangat bermanfaat karena akan membuat proses pembelajaran menjadi

lancar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

92

3. Menanggapi pujian dari mitra tutur dengan sifat rendah hati

Tuturan dapat dikatakan santun apabila dalam tuturan tersebut penutur

mempunyai sifat rendah hati terhadap pujian yang diterima dalam berkomunikasi.

Seperti dalam proses pembelajaran, ketika siswa mendapat pujian dari guru

karena mendapat nilai yang bagus atau dapat mengerjakan tugas dengan baik,

siswa tersebut harus meresponnya dengan sifat yang rendah hati. Penutur tidak

boleh bersifat sombong dengan pujian yang diterima.

12. Guru: Ini Avi sudah selesai ngerjain, dan jawabannya benar semua. bagi

yang jawabannya masih salah, silahkan di cek di EYD

Siswa : Ah pak, jawaban saya juga masih ada yang salah kok. Tadi

cuman kebetulan aja benar

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan yang diberikan penutur

(siswa) kepada mitra tutur (guru) yang mengatakan bahwa

pekerjaan penutur sudah selesai dan jawabnnya benar

semua.

Data tuturan (12) menunjukan bahwa penutur bersifat rendah hati dan

tidak sombong dengan pujian yang ia terima. Penutur menanggapi pernyataan dari

mitra tutur yang memujinya karena dapat menjawab semua pertanyaan dengan

benar. Tanggapan yang diberikan penutur menunjukan bahwa penutur memilki

sifat redah hati dan tidak sombong akan pujian yang diterima. Hal ini akan

membuat mita tutur merasa senang.

4. Menerima masukan dari mitra tutur.

Tuturan dapat dikatakan santun apabila dalam proses komunikasi, penutur

dan mitra tutur sama-sama menerima masukan yang diberikan. Hal ini dapat

meminimalkan pertentangan. Seperti dalam proses pembelajaran, ketika siswa

hendak bertanya kepada guru mengenai tugas yang diberikan dan guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

93

memberikan masukan-masukan terkait dengan tugas tersebut, serta siswa dapat

menerima masukan itu maka akan menimbulkan perasaan senang bagi mitra tutur.

13. Siswa : Pak, kalau aku meneliti tentang pemikiran orang-orang tentang

anak-anak broken home itu bisa gk ?

Guru : Mending pengaruh kondisi keluarga terhadap prestasi siswa aja.

Siswa : Oh iya pak, itu saja yang saya gunakan. Sepakat yah pak,

saya akan ubah judulnya seperti bapak sampaikan yah,

terima kasih pak.

Guru : Iya, gunakan itu saja.

Konteks : Penutur adalah seorang siswa. Tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari siswa ketika mendapat

masukan/sanggahan dari mitra tutur (guru)bahwa judul

proposal yang digunakan kurang tepat.

14. Siswa : Pak, rumusan masalah ini dalam bentuk pertanyaan yah, terus

semua kata tanya dimasukan semua yah ?

Guru : Iya bener sekali, misalnya bagaimanakah pengaruh penggunaan

gadget bagi remaja, terus bisa menggunakan kata tanya apa..

misalnya apa pengaruh penggunaan gadget. Cukup gunakan

kata tanya apa dan bagaiamana saja yah.

Siswa : Siap pak, makasih pak. Berarti fix yah pak saya cukup

gunakan kata tanya bagaiaman dan apa.

Guru : Iya, dilanjutkan yah

Konteks : Penutur adalah seorang siswa. Tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari siswa ketika mendapat

jawaban dari mitra tutur (guru) mengenai pertanyaan tentang

rumusan masalah dan kata tanya.

Data tuturan (13) dan (14) menunjukan bahwa penutur mau menerima

masukan yang diberikan oleh mitra tutur. Data tuturan (13) menunjukan bahwa

penutur menerima masukan yang diberikan oleh mitra tutur terkait dengan judul

proposal yang digunakan. Sedangkan data tuturan (14) menunjukan bahwa

penutur menerima masukan yang diberikan oleh mitra tutur terkait dengan kata

tanya yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini tentunya akan menimbulkan

perasaan senang bagi mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

94

4.3.2 Fungsi Kesantunan Berbahasa

Dari analisis data, peneliti menemukan fungsi kesantunan berbahasa

dalam kegiatan pembelajaran yang diperoleh dari tuturan siswa-siswi. Fungsi

tuturan yang ditemukan oleh peneliti berupa fungsi kesantunan berbahasa. Dalam

pembelajaran, apabila menerapkan fungsi kesantunan berbahasa dengan baik,

maka, proses komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Peneliti menemukan ada

lima fungsi kesantunan berbahasa yang digunakan dalam pembelajaran, yakni

fungsi menyatakan informasi, fungsi menyatakan perjanjian, fungsi pemberian

izin, fungsi penjelasan, dan fungsi menyetujui

1. Fungsi menyatakan informasi

Tuturan dengan fungsi menyatakan infromasi tentang keadaan di sekitar,

dituturkan dengan menggunakan kalimat deklaratif yang santun yakni, kalimat

yang mengandung maksud memberitakan sesuatu kepada mitra tutur.

1. Penyaji : Pagi teman-teman

Peserta diskusi : Pagi....

Penyaji : Terima kasih atas kesempatanyya, di sini saya akan

menyampaikan judul proposal saya terlebih dahulu.

Saya minta perhatiannya yah. Jadi judul proposal

saya adalah tentang pengaruh penggunaan gadget

bagi prestasi belajar siswa. Sekian laporan saya,

terima kasih.

Koteks : Penutur adalah salah satu peserta diskusi, dan tuturan

terjadi di dalam kelas. Tuturan tersebut ditujukan

penutur penyaji) kepada seluruh mitra tutur (peserta

diskusi) ketika akan membacakan hasil temuan

mengenai judul proposal.

Dalam tuturan di atas menunjukan bahwa, penutur (penyaji) telah

menyatakan informasi kepada mitra tutur (peserta diskusi) mengenai judul

proposal yang telah ia buat. Tuturan di atas mmerupakan tuturan yang berisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

95

informasi dan dituturkan menggunakan kalimat deklaratif, yakni kalimat yang

dimaksud untuk memberitakan sesuatu kepada mitra tutur.

2. Fungsi menyatakan perjanjian

Tuturan dengan fungsi menyatakan perjanjian atau peringatan dituturkan

dengan menggunakan kalimat deklaratif yang santun santun yakni, kalimat yang

mengandung maksud memberitakan sesuatu kepada mitra tutur.

6. Siswa 1 : Cak, ini yang dimaksud dengan kerangka teori itu apa sih?

Siswa 2 : Yah itu teori yang akan kamu gunakan. Kamu teorinya pake

apa?

Siswa 1 : Aku belum nemu dari tadi.

Siswa 2 : Sek yah tak selesaikan bagianku, habis tu baru aku bantu

carikan punyamu.

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari penutur (siswa 2)

terhadap respon atau jawaban yang diberikan oleh mitra tutur

(siswa 1) dimana ia belum menemukan teori yang digunakan.

Dalam tuturan di atas menunjukan bahwa, penutur telah menyatakan

janjinya kepada mitra tutur untuk membantu mitra tutur mencari teori yang

penutur gunakan. Tuturan di atas merupakan tuturan yang menyatakan perjanjian

dan dituturkan menggunakan kalimat deklaratif.

3. Fungsi pemberian izin

Tuturan dengan fungsi pemberian izin dituturkan dengan menggunakan

kalimat imperatif, yakni kalimat yang mengandung maksud memerintah agar

mitra tutur melakukan suatu sebagaiamana diinginkan penutur.

8. Guru : Bagi yang tidak membawa format KTI, kalian bisa menggunakan

buku paket kalian saja. Silahkan kalian cari di buka paket, hal-hal apa saja

yang diperhatikan dalam menulis KTI.

Siswa 1 : Hito, aku gk bawa buku paketnya e, nanti kita gantian pake yah.

Habis kamu pake aku pinjam punyamu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

96

Siswa 2 : Yaudah Nggit, kamu pake aja dulu. Setelah kamu pake baru

aku aja gk papa.

Siswa 1 : Yah bener nih to? Makasih yah.

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas. Tuturan

merupakan tanggapan penutur (siswa 2) terhadap pernyataan

dari mitra tutur (siswa 1) yang menyatakan bahwa ia tidak

membawa buku paket dan akan meminjam buku paket penutur.

Dalam tuturan di atas menunjukan bahwa, penutur telah memberikan izin

kepada mitra tutur untuk menggunakan buka paket miliknya terlebih dahulu.

Tuturan di atas merupakan tuturan yang berfungsi untuk memberikan izin dan

dituutrkan menggunakan kalimat deklaratif.

4. Fungsi penjelasan

Tuturan dengan fungsi menyatakan penjelasan atau keterangan dilakukan

dengan menggunakan kalimat deklaratif, yakni kalimat yang mengandung maksud

memberitakan sesuatu kepada mitra tutur.

12. Guru : Ini Avi sudah selesai ngerjain, dan jawabannya benar semua. bagi

yang jawabannya masih salah, silahkan di cek di EYD

Siswa : Ah pak, jawaban saya juga masih ada yang salah kok. Tadi

cuman kebetulan aja benar

Konteks : Penutur adalah siswa, dan tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan yang diberikan penutur (siswa)

kepada mitra tutur (guru) yang mengatakan bahwa pekerjaan

penutur sudah selesai dan jawabnnya benar semua.

Dalam tuturan di atas menunjukan bahwa penutur telah memberikan

penjelasan kepada mitra tutur bahwa jawaban yang ia berikan masih ada yang

salah, dan jawaban yang benar tersebut hanya kebetulan semata. Tuturan di atas

merupakan tuturan yang berfungsi memberikan penjelasan dan dituturkan

menggunakan kalimat deklaratif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

97

5. Fungsi menyetujui

Tuturan yang menyetujui pada dasarnya adalah tuturan yang dituturkan

oleh lawan tutur sebagai reaksi atas tuturan yang dituturkan oleh penutur. Tuturan

yang berfungsi menyetujui merupakan tuturan yang menyatakan kesetujuan antara

apa yang disampaikan penutur dan lawan tutur.

13. Siswa : Pak, kalau aku meneliti tentang pemikiran orang-orang tentang

anak-anak broken home itu bisa gak ?

Guru : Mending pengaruh kondisi keluarga terhadap prestasi siswa aja.

Siswa : Oh iya pak, itu saja yang saya gunakan. Sepakat yah pak,

saya akan ubah judulnya seperti bapak sampaikan yah,

terima kasih pak.

Guru : Iya, gunakan itu saja.

Konteks : Penutur adalah seorang siswa. Tuturan terjadi di dalam kelas.

Tuturan merupakan tanggapan dari siswa ketika mendapat

masukan/sanggahan dari mitra tutur (guru)bahwa judul

proposal yang digunakan kurang tepat.

Tuturan di atas menunjukan bahwa, penutur bersepakat dan menyatakan

kesetujuannya dengan mitra tutur untuk mengubah judul proposalnnya seperti

yang sudah disampaikan mitra tutur. Tuturan di atas merupakan pernyataan

persetujuan penutur terhadap apa yang disampaikan mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

98

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan terhadap penelitian yang berjudul

Analisis Penanda dan Fungsi Kesantunan Berbahasa dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia Bagi Siswa-Siswi Kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta: Suatu Kajian Pragmatik. Peneliti menarik kesimpulan sebagai

berikut:

a. Peneliti menemukan penanda kesantunan berbahasa dalam kegiatan

pembelajaran di kelas yang diperoleh dari data tuturan yang mematuhi prinsip

kesantunan berbahasa. Peneliti menemukan empat penanda kesantunan

berbahasa yang membuat tuturan jadi terasa santun selama proses

pembelajaran di kelas. (1) berhati-hati dalam pemilihan kata, (2) memberikan

tanggapan positif terhadap mitra tutur, (3) menanggapi pujian dari mitra tutur

dengan sifat rendah hati, (4) menerima masukan dari mitra tutur.

b. Selain menemukan penanda kesantunan, peneliti juga menemukan fungsi

kesantunan berbahasa dalam tuturan siswa-siswi dalam proses pembelajaran

di kelas. Peneliti menemukan lima fungsi kesantunan berbahasa, yakni fungsi

menyatakan informasi, fungsi menyatakan perjanjian. Fungsi pemberian izin,

fungsi penjelasan, dan fungsi menyetujui.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

99

5.2 Saran

Penelitian ini masih mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti

mengajukan beberapa saran bagi para peneliti selanjutnya terutama yang

melakukan penelitian sejenis. Saran dari peneliti adalah sebagai berikut :

a. Peneliti ini hanya membahas prinsip kesantunan dari kaidah menutur Leech

(1993) sebagai penentu kesantunan dalam berkomunikasi. Peneliti ingin jika

ada penelitian yang sama, alangkah baiknya jika bisa menggunakan kaidah

dari ahli lain, serta meneliti apakah ada hubungan atau kesamaan antara

kaidah kesantunan ahli yang satu dengan yang lain, karena pasti ada sesuatu

yang sama dan berbeda yang pada akhirnya menentukan sebuah kesantunan.

b. Data yang diteliti sebaiknya tidak hanya dialog dalam suatu pembelajaran di

kelas, tetapi masih ada data lain yang bisa dijadikan objek penelitian seperti

proses pembelajaran yang menggunakan teknik atau metode lain yang masih

dalam lungkup formal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

100

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 1998. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:

Balai Pustaka.

Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta : Rineka Cipta

Cummings, Louise. 2007. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Hendrikus, Doni Wuwur.1991. Retorika Terampila Berpidato, Berdiskusi,

Beragumentasi, Bernegosiasi. Kanisius: Yogyakarta

Kurniawati, Oktaviana. 2012. Analisis Pemanfaatan Prinsip Kesantunan

Berbahasa Pada Kegiatan Diskusi Kelas XI SMAN1 Sleman. Versi

HTML dari file

http://eprints.uny.ac.id/25245/1/Oktafiana%20Kurniawati%20082012

41013.pdf

Lubis, A. Hamid Hasan. 2015. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: CV

Aangkasa

Leech, Geoffrey. Prinsip-Prinsip Pragmatik. 1993. Jakarta : Universitas Indonesia

Moleng. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Mulyona, deddy. 2017. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja

Rosdakrya

Mulyana. 2005. Kajian Wacana. Yogyakarta: Tiara Wicana

Nadar. 2009. Pragmatik dan penelitian pragmatik. Yogyakarta : GRAHA ILMU

Pranowo. 2009. Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Pranowo. 2009. Kesantunan Berbahasa Tokoh Masyarakat. Yogyakarta:

Universitas Sanata Daharma

Prabowo, Eko. 2014. Kesantunan Berbahasa Dalam Kegiatan Diskusi Mahasiswa

PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014. Versi HTML dari file

https://repository.usd.ac.id/4679/2/111224075_full.pdf

Rahardi, Kunjana dkk. 2016. Fenomena Ketidksantunan Berbahasa. Jakarta :

Erlangga

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

101

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Imperatif

Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga

Silalahi, Rinda. 2012. Analisis Kesantunan Berbahasa Siswa-Siswi Di

Lingkungan Sekolah SmpnBinjai. Versi HMTL dari file

http://www.academia.edu/27965357/ANALISIS_KESANTUNAN_BER

BAHASA_SISWA_I_DI_LINGKUNGAN_SEKOLAH_SMP_NEGERI

_5_BINJAI

Wijana, Putu dkk. 2009. Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta :Yuma Pustaka

Yule, George. 2006. PRAGMATIK. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Zamzani. 2007. Kajian Sosiopragmatik. Yogyakarta: Citra Pustaka

Zamzani, dkk. 2010. Pengembangan Alat Ukur Kesantunan Bahasa Indonesia

Dalam Interaksi Sosial Bersemuka Dan Non Bersemuka. Yogyakarta :

Universitas Negeri Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

102

BIODATA PENULIS

Ephyfania Bahantwelu lahir di Lewopulo, Adonara Timur,

tanggal 26 Oktober 1996. Ia menyelesaikan pendidikan

tingkat sekolah dasar di SD Santo Antonius Lewopulo

pada tahun 2009. Kemudian, ia melanjutkan studinya di

SMPN 2 Adonara Timur, kecamatan Witihama,

Kabupaten Flores Timur, dan tamat pada tahun 2012.

Pendidikan tingkat menengah atas ditempuhnya di SMAK Lamaholot Witihama.

Setelah menyelesaikan sekolah tingkat menengah atas, ia melanjutkan studi SI

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Masa pendidikan tersebut berakhir

pada tahun 2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

16

4

a. Anlisis Penanda Kesantunan Berbahasa

Maksim kebijaksanaan

No Data Tuturan Kontkes Penanda Fungsi Kesesuaian

Dengan Teori

(Triangulator)

Keterangan

Triangulator

Ya Tidak

51 Sisiwa : Pak saya mau tanya

Guru : Iya gimaan Ave mau

tanya apa?

Sisiwa : Pak saya tu

bingung

menentukan antara

judul saya pak

Guru : Judul kamu

sekarang tentang

apa?

Siswa : Tentang

penggunaan

teknologi yang

memberikan

kecanduan pada

anak zaman

sekarang. Menurut

bapak bisa gak yah

itu pak?

Guru : Semua masalah itu

bisa dijadikan untuk

bahan penelitian.

Punyamu ini bisa

cuman kalimatmu

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan

tanggapan yang

diberikan oleh

penutur (siswa)

kepada mitra tutur

(guru) yang

menyatakan

bahwa perumusan

kalimat dalam

judul penelitian

perlu diubah.

Penutur (siswa)

bersedia untuk

merumuskan kembali

kalimat dalam judul

proposalnya seperti

yang sudah

disampaikan oleh mitra

tutur (guru). dalam

bertutur, penutur

menggunakan diksi

yang mencerminka

kesantunan yakni

“Terima kasih” yang

ditujukan kepada mitra

tutur. tuturan tersebut

menunjukan bahwa

penutur bersedia untuk

mengganti kalimat

dalam merumuskan

judul proposalnya. Hal

ini mennadakan bahwa

penutur menghormati

dan menghargai mitra

tutur.

Tuturan tersebut

mengandung tindak

tutur komisif, yakni

penutur terikat pada

suatu tindakan di masa

depan. Dalam tuturan

tersebut, penutur

berjanji bahwa ia akan

mengubah kalimat

dalam judul

proposalnya sesuai

dengan apa yang

diarahkan oleh mitar

tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

16

5

mungkin diubah,

misalnya pengaruh

penggunaan gadget

bagi anak zaman

sekarang

Siswa : Baik pak, saya

akan ubah seperti

yang bapak minta.

Terima kasih pak

Guru : Iya sama-sama. Sana

kerjakan.

52 Guru : Kalau sudah selesai

langsung di upload

yah, waktu tinggal

dikit lagi. Jangan

lupa di cek, siapa

tau masih ada yang

belum dikerjakan

Siswa : Syukurlah pak,

untung bapak

ngasih tau jadi aku

bisa tahu kalau

punyaku tinggal 1.

Untung belum tak

upload. Makasih

banyak pak

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan respon

yang diberikan

penutur (siswa)

kepada mitra tutur

yang mengatakan

bahwa sebelum

tugas di upload,

harus di cek

terlebih dahulu.

Penutur (siswa)

mengatakan bahwa ia

bersyukur karena

karena bekum

mengupload tugasnya

kerana masih 1 soal

yang belum

dikerjakannya. Dalam

bertutur, penutur

(siswa) menggunakan

diksi yang

mencerminkan

kesantunan yakni

“Terima kasih”.

Tuturan tersebut

menunjukan bahwa

penutur menerima apa

yang disampaikan oleh

mitra tutur dan

meresponya dengan

memberikan tanggapan

Tuturan tersebut

dituturkan

menggunakan jenis

tindak tutur komisif,

yakni penutur terikat

pada suatu tindakan di

masa yang akan datang.

Tuturan tersebut

menunjukan bahwa

penutur akan

menyelesaikan tugas

yang belum ia kerjakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

16

6

yang positif.

Maksim Kedermawanan

No Data Tuturan Kontkes Penanda Fungsi Kesesuaian

Dengan Teori

(Triangulator)

Keterangan

Triangulator

Ya Tidak

53 Siswa 1: Zefa, aku boleh

minta bantuan

kamu gak. Ini kok

aku gak bisa login

komputernya yah.

waktunya tinggal

dikit lagi dan aku

belum ngerjain lagi

Sisiwa 2 : Coba kamu

pindah ke

komputer lain

Sisiwa 1 : Sama aja Zef,

yang lainnya

apada eror

Sisiwa 2 : Oke bentar, aku

upload punyaku

bentar nanti aku

bantuin.

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan respon

yang diberikan

oleh penutur

(siswa 2) kepada

mitra tutur (siswa

1) yang

mengatakan

bahwa ia tidak

bisa login di

komputernya dan

komputer lainnya

eror.

Penutur (siswa 2)

menyatakan bahwa ia

akan membantu mitra

tutur (siswa 1) untuk

login pada komputer.

Penutur berjanji bahwa

aia kan membantu mitra

tutur setelah ia

mengupload tugasnya.

Hal ini akan

menimbulkan kerugian

bagi mitra tutur karena

mitra tutur harus

membantu penutur.

Tuturan tersebut

mengandung tindak

tutur komisif yakni

tindak tutur yang

dipahami oleh penutur

untuk meningkatkan

dirinya terhadap

tindakan-tindakan di

masa yang akan datang,

dan tuturan ini

berfungsi untuk

menyatakan janji,

penawaran. Penutur

berjanji kepada mitra

tutur bahwa ia akan

membantunya untuk

login di komputer

setelah ia selesai

mengupload tugasnya.

54 Sisiwa 1 : Cin, aku gak

bawa EYD, nanti

boleh gantian yah,

aku pinjam

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

Penutur (siswa 2)

menawarkan EYD

miliknya kepada mitra

tutur untuk digunakan.

Tuturan tersebut

mengandung tindak

tutur komisif yakni

tindak tutur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

16

7

punyamu

Siswa 2 : Yaudah ni pake

dulu aja. Sisiwa 1 : Lah nanti kamu

gimana?

Siswa 2 : Gampang nanti,

kamu pake 30

menit abis tu

gantian

Siswa 1 : Oke makasih yah.

merupakan respon

yang diberikan

oleh penutur

(siswa 2) yang

meminjamkan

EYD miliknya

kepada mitra tutur

(siswa 1)

Hal ini akan membawa

kerugian bagi mitra

tutur karena ia harus

menunggu EYD untuk

digunakan mitra tutur

dan ia akan terlambat

dalam mengerjakan

tugasnya dikarenakan

EYD miliknya dipinjam

oleh mitra tutur.

dipahami oleh penutur

untuk meningkatkan

dirinya terhadap

tindakan-tindakan di

masa yang akan datang,

dan tuturan ini

berfungsi untuk

menyatakan janji,

penawaran. Tuturan di

atas menunjukan bahwa

penutur (siswa 2)

menawarkan kepada

mitra tutur (siswa 1)

untuk menggunakan

EYD terlebih dahulu.

55 Siswa 1 : Pak, ini kok

komputer saya

dari tadi gak mau

login e

Guru : Coba kamu pindah

ke komputer lain

Siswa 2 : Eh Gus,

komputer di

samping gue ni

bisa. Ini lu login

pake komputer

gue ni, biar gue

pindah di sebelah

Siswa 1: Eh yaudah aku

yang di sebelah

aja, kan kamu udh

login punyamu tadi

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan respon

yang diberikan

penutur (siswa 2)

kepada mitra tutur

yang mengatakan

bahwa

komputernya tidak

bisa login

Penutur (siswa 2)

menawarkan komputer

miliknya kepada mitra

tutur (siswa 1) untuk

digunakan dalam

mengerjakan tugas. Hal

ini akan memberikan

kerugian bagi mitra

tutur karena ia harus

pindah ke komputer

lain dan harus login

ulang pada komputer

lain.

Tuturan tersebut

mengandung tindak

tutur komisif yakni

tindak tutur yang

dipahami oleh penutur

untuk meningkatkan

dirinya terhadap

tindakan-tindakan di

masa yang akan datang,

dan tuturan ini

berfungsi untuk

menyatakan janji,

penawaran. Tuturan di

atas menunjukan bahwa

penutur menawarkan

komputer miliknya

kepada mitra tutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

16

8

Siswa 2 : Santai bro. Aku

baru aja mau login.

Sini loh

untuk digunakan dan

penutur mencari

komputer lain untuk

digunakan.

Maksim Kesepakatan

No Data Tuturan Kontkes Penanda Fungsi Kesesuaian

Dengan Teori

(Triangulator)

Keterangan

Triangulator

Ya Tidak

56 Siswa : Pak aku tu, pengen

ngambil masalaah

tentang pengaruh

anak-anak muda

yang jarag ke gereja

atau tidak ke gereja

ituloh pak terus

nanti buat dapat

kenapa gak gereja

itu aku nyebarin

kuisoner dan

wawancara

Guru : Itu bisa saja, terus

nanti kamu bisa

meyebarkan

kuisoner atau

wawancara untuk

mendaptkan kenapa

mereka tidak gereja

Siswa : Oh berarti hanya

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan respon

yang diberikan

penutur (siswa)

kepada mitra tutur

(guru) yang

mengatakan

bahwa dalam

mengumpulkan

data penutur

menggunakan

kuisoner dan

wawancara

Penutur (siswa)

menyatakan bahwa

teknik pengumpulan

data yang digunakan

adalah tekni kuisoner

dan wawancara seperti

yang sudah

disampaikan oleh mitra

tutur (guru). Tuturan

tersebut dipandang

sebagai bentuk tuturan

yang santun karena

mengusahakan

kesepakatan antara

penutur (siswa) dan

mitra tutur (guru),

dengan hai ini baik

penutur maupun mitra

tutur sama-sama

menerima dan tidak

Tuturan tersebut

menggunakan jenis

tindak tutur asertif,

yakni penutur terikat

pada kebenaran

proporisi yang

diungkapkan. Dalam

tuutran tersebut

menunjukan bahwa

penutur mengikuti apa

yang dikatakan oleh

mitra tutur. Penutur

menyakini bahwa apa

yang dikatakan oleh

mitra tutur itu

merupakan hal yang

tepat, sehingga ia

mengikutinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

16

9

kuisoner dan

wawancara saja yah

pak

Guru: Iya kuisoner dan

wawancara.

Siswa : Yaudah pak,

berarti sepakat

dengan kuisoner

dan wawancara

saja yah pak .

menimbulkan

perdebatan.

57 Guru : Nanti kalian

mengerjakan dengan

tenang, bapak

tinggal sebentar. Di

belakang ada mbak

Ephy, jadi kalian

harus jaga sikap yah

Siswa : Iya pak, tenang

aja. Kami akan

jaga sikap kok

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan respon

yang diberikan

penutur (siswa)

kepada mitra tutur

(guru) yang

mengatakan

bahwa penutur

harus mengerjakan

tugas dengan

tenang.

Penutur menyatakan

bahwa mereka akan

mengerjakan tugas

dengan tenang dan akan

menjaga sikap seperti

yang sudah perintahkan

oleh mitra tutur. tuturan

di atas menunjukan

bahwa penutur

mengusahakan

kesepakatan dengan

mitra tutur yakni

sepakat untuk

mengerjakan tugas

dengan tenang.

Tuturan tersebut

dituturkan menggunkan

jenis tindak tutur

ekspresif, yakni penutur

mengutarakan sikap

psikologisnya terhadap

keadaan di sekitar

Dalam tuturan tersebut,

penutur mengutarakan

sikapnya terhadap

pernyataan dari mitra

tutur. Penutur

mengatakan bahwa

mereka akan menjaga

sikap dan akan tenang.

58 Sisiwa : Pak judul saya

tentang pengaruh

pergaulan siswa

pada

perkembangan diri.

Itu bisa gak pak.

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan

tanggapan dari

Penutur (siswa 2)

menyatakan bahwa ia

akan mengamati siswa

SMA seperti yang

sudah disampaikan oleh

mitra tutur (guru).

Tuturan tersebut

dituturkan

menggunakan jenis

tindak tutur asertif,

yakni penutur terikat

pada kebenaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

17

0

guru : Iya.. nanti kamu

mengamati untuk

anak SMA atau SMP

kamu siilahkan

memilih itu.

Siswa : Kalau saya

mengamati anak

smp gimana pak

Guru : Gini aja kamu

mending amati anak

sma karena tingkat

pergaulannya sangat

tinggi. Apalagi

kamu bisa lihat

teman-teman kamu

di sini kan

Siswa : Oh iya pak, berarti

saya amati anak

SMA saja yah pak,

makasih.

penutur (siswa)

kepada mitra tutur

(guru)yang

mengatakan

bahwa penutur

lebih baik

mengamati anak

SMA saja

dibanding dengan

anak SMP

tuturan di atas

dipandang sebagai

tuturan yang santun

karena penutur

mengusahakan

kesepakatan dengan

mitra tutur, yakni

sepakat untuk

mengamati siswa SMA

seperti yang sudah

disampaikan mitra

tutur.

proposisi yang

diungkapna. Dalam

tuturan tersebut

menunjukan bahwa

penutur mengatakan ia

akan mengamati siswa

SMA seperti yang

disampaikan oleh mitra

tutur. Hal ini

menunjukan bahwa

penutur meyakini akan

kata-kata mitra tutur

sehingga ia

mengikutnya.

59 Guru: Ini adalah tugas

kedua kalian. Dan

tugas ini akan bapak

ambil nilai. Kalian

kerjakan

berdasarkan suruhan

yang sudah ada di

komputer kalian

masing-masing.

Kalau ada yang

tidak jelas, kalian

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terajdi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan respon

yang diberikan

oleh penutur

(siswa) kepada

mitra tuutr (guru)

yang mengatakan

bahwa tugas

Penutur (siswa)

menyatakan bahwa

mereka akan

mengerjakan tugas

sesuai dengan suruhan

yang ada di komputer,

dan apabila mereka

kebingungan mereka

harus bertanya ke guru

dan bukan ke teman.

Tuturan di atas

Tuturan tersebut

dituturkan

menggunakan jenis

tindak ekspresif, yakni

penutur mengutarakan

sikap psikologisnya

terhadap keadaan di

sekitar. Dalam tuturan

tersebut penutur

mengutarakan sikapnya

terhadap pernyataan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

17

1

bertanya ke bapak,

jangan tanya ke

teman kalian

Sisiwa : Iya pak, siap

laksanakan

dikerjakan

berdasarkan

arahan yang ada di

komputer dan jika

ada pertanyaan

yang tidak jelas,

bisa beranya

langsung kepada

mitra tutur.

dipandang sebagai

bentuk tuturan yang

santun, karena penutur

(siswa) mengusahakan

kesepakat dengan mitra

tutur.

dari mitra tutur. Penutur

mengatakan bahwa

mereka sepakat dengan

apa yang dikatakan oleh

mitra tutur.

b. Analisis Penanda Ketidaksantunan Berbahasa

Maksim kebijaksanaan

No Data Tuturan Kontkes Penanda Fungsi Kesesuaian

Dengan Teori

(Triangulator)

Keterangan

Triangulator

Ya Tidak

60 Guru : sekarang giliran Avi

untuk membacakan

masalah yang kamu

temui

Siswa : Masalah yang saya

temukan tentang

ketidkbersihan

penggunaan toilet

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan

tanggapan yang

diberikan oleh

penutur siswa)

Penutur menyatakan

bahwa kertas untuk

mengerjakan tugasnya

dicuri tetapi dia yang

disalahkan. Tuturan

tersebut dipandang

sebagai tuturan yang

tidak santun, karena

Tuturan tersebut

dituturkan

menggunakan jenis

tindak tutur ekspresif,

yakni penutur

mengungkapkan sikap

psikologisnya terhadap

keadaan di sekitar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

17

2

pak.

Guru : Iya coba

deskripsikan

Siswa : Pak tadi saya sudah

deskripsikan tapi

kertas saya hilang

pak, di ambil orang

saya gak tahu.

Guru : Lah terus, kamu

tidak ada usaha

untuk membuat

ulang? berarti kamu

tidak ada niat untuk

mengerjakan

Siswa : Lah piye pak,

orang kertas saya

dicuri kok saya

yang disalahin.

Gimana sih bapak

ni

kepada mitra tutur

(guru) yang

mengatakan

bahwa penutur

tidak mempunyai

niat untuk

menherjakan

tugas.

dalam bertutur, penutur

menggunakan notasi

yang tinggi dan dalam

tuturan tersebut penutur

menunjukan

kekesalnnya kepada

mitra tutur dan

tuturannya berisi

kecaman.

Dalam tuturan tersebut,

penutur mengutarakan

sikapnya terhadap apa

yang dikatakan oleh

mitra tutur. Tuturan

tersebut berisi kecaman

yang diberikan penutur

kepada mitra tutur.

61 Guru : Dikerjakan dengan

baik , dan jangan

ada yang membuka

EYD. Komputer

sudah ada di depan

mata kalian masing-

masing jadi jangan

tanya ke sana ke

mari

Siswa : Pak ini tu lagi

ngerjain, bapak

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan respon

yang diberikan

oleh penutur

(siswa) kepada

mitra tutur (guru)

yang menerangkan

mengenai tugas

Penutur menyatakan

bahwa ia tidak bisa

mengerjakan tugas

karena mitra tutur

banyak bicara. Tuturan

tersebut dipandang

sebagai tuturan yang

tidak santun karena

dalam bertutur penutur

menggunakan notasi

byang tinggi, dan isi

Tuturan tersebut

dituturkan

menggunakan jenis

impositif, yakni ilokusi

yang bertujuan

menghasilakn efek

berupa tindakan yang

dilakukan oleh mitra

tutur. dalam tuturan

tersebut penutur

meminta kepada mitra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

17

3

banyak bicara

jadi kami tu

malah bingung ni

yang dikerjakan.

tuturan tersebut

menyalahkan mitra

tutur, padahal mitra

tutur hanya

menerangkan tugas

yang dikerjakan.

tutur untuk berhenti

berbicara agar mereka

dapat mengerjakan

tugas dengan baik,

karena jika berbicara

terus, mereka

kebingungan dalam

mengerjakan tugas.

62 Siswa : Pak Banik saya

bingung pak nentuin

rumusan masalah

Guru : Masalahmu apa ?

Siswa : Tentang mengapa

siswa mendapat

nilai rendah dalam

ulangan itu pak.

Guru : Masalah itu bukan

dirumuskan dalam

bentuk pertanyaann.

Kalau yang begini

malah masuk

dirumusan masalah

Sisiwa: Lah terus piye?

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan

tanggapan yang

diberikan penutur

(siswa) kepada

mitra tutur yang

mengatakan

bahwa rumusan

masalah itu tidak

dirumuskan dalam

bentuk pertanyaan.

Penutur merespon

pernyataan dari mitra

tutur dengan

memberikan jawaban

yakni ia bertanya

kembali ini harus

bagaimana. Tuturan

tersebut dianggap

sebagai tuturan yang

tidak santun karena

dalam bertutur, penutur

menggunakan notasi

yang tinggi dan isi

tuturan tersebut

menunjukan bahwa

penutur tidak

mnghargai mitra tutur,

karena mitra tuutr

sudah menjelaskan

bagaiaman

merumuskan masalah

dalam penelitian, akan

tetapi penutur

meresponnya dengan

Tuutran tersebut

dituturkan

menggunakan jensi

tindak tutur eskpresif,

yakni penutur

mengutarakan sikapnya

terhadap keadaan di

sekitar. Dalam tuturan

tersebut, penutur

mengutarakan sikapnya

atas penjelesan dari

mitra tutur. Penutur

merespon penjelasan

dari mitra tutur dengan

menunjukan sifat

kekesalnnya yakni

dengan bertanya

kembali atas penjelasan

dari mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

17

4

jawaban yang tidak

sopan.

63 Guru : Ayo Cindy,

dikerjakan dulu.

Jangan ngobrol

sama temannya.

Kamu udh selesai

belum ?

Siswa : Lah belum lah.

Orang baru

ngerjain kok udah

ditanya. Piye to?

Guru : Makanya dikerjakan,

jangan ngomong

sendiri

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan

tanggapan yang

diberikan oleh

penutur (siswa)

kepada mitra tutur

(guru) yang

bertanay apakah

tugasnya sudah

selesai atau belum.

Penutur merespon

pertanyaan dari mitra

tutur dengan

mengatakan bahwa

tugasnya baru diberikan

tapi sudah bertanya

apakah sudah selesai

atau belum. Tuturan

tersebut dipandang

sebagai tuturan yang

tidak santun karena

dalam bertutur, penutur

menggunakan notasi

yang tinggi dan isi

tuturannya seolah-olah

mengecam mitra tutur.

Tuturan tersebut

dituturkan

menggunakan jenis

tindak tutur ekspresif,

yakni penutur

mengutarakan sikapnya

terhadap keadaan di

sekitar. Dalam tuutran

tersebut, penutur

mengutarakan

kekesalannya kepada

mitra tutur karena mitra

tutur menyanyakan

apakah mereka sudah

selesai mengerjakan

tugas.

64 Siswa : Pak ini tu kalau kata

bahasa inggris tu

ditulisnya biasa atau

di cetak miring

Guru : Coba kamu lihat di

EYD. Ada tidak

penjelsannya

Siswa : Lah aku ki gak

nemu, makanya

tanya. Huh ... Piye

to bapak ni!

Penutur adalah

siswa, dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan

tanggapan yang

diberikan oleh

penutur (siswa)

kepada mitra tutur

(guru) yang

mengatakan

bahwa cek di EYD

ada penjelasan

mengenai

Penutur merespon

pernyataan dari mitra

tutur dengan

mengatakan bahwa ia

tidak menemukan

jawabannya. Tuturan

tersebut dianggap

sebagai tuturan yang

tidak santun karena

dalam bertutur, penutur

menggunakan notasi

yang tinggi, dan isi

tuturan tersebut

memojokan mitra tutur

Tuturan tersebut

dituturkan

menggunakan jenis

tindak tutur ekspresif,

yakni penutur

mengutarakan sikapnya

terhadap keadaan di

sekitar. Dalam tuturan

tersebut penutur secara

tidak langsung

mengecam mitra tutur

karena mitra tutur

memintanya untuk

mengecek jawaban di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

17

5

penulisan kata

bahasa Inggris.

dan penutur secara

langsung menunjukan

kekesalannya kepada

mitra tutur.

EYD.

Maksim Kedermawanan

No Data Tuturan Kontkes Penanda Fungsi Kesesuaian

Dengan Teori

(Triangulator)

Keterangan

Triangulator

Ya Tidak

65 Guru : Kalau ada yang

bingung untuk

menentukan

masalah jangan

sungkan untuk

bertanya.

Siswa : Ini tu bingung

semua e pak, saya

jadi malas ngerjain

ni. Tugas yang di

kasih kok susuh

banget sih

Guru : Makanya itu saya

minta anda untuk

bertanya kalau

bingung.

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan

tanggapan dari

penutur (siswa)

kepada mitra tutur

(guru) yang

menyatakan

bahwa kalau

bingung

menentukan

masalah jangan

sungkan untuk

bertanya.

Penutur merespon

pernyataan mitra tutur

dengan mengatakan

bahwa ia malas

mengerjakan tugas

karena tugas yang

diberikan susah semua.

tuturan tersebut

dianggap sebagai

tututran yang tidak

santun, karena dalam

bertutur penutur secara

langsung menolak

untuk mengerjakan

tugas yang diberikan

oleh mitra tutur. Hal ini

tentunya akan membuat

mitra tutur merasa tidak

senang.

Fungsi tuturan yang

digunakan dalam

tuturan tersebut adalah

tindak tutur asertif

yakni penutur terikat

pada kebenaran

proposisi yang

diungkapkan. Dalam

tuturan di atas, penutur

mengeluh kepada mitra

tutur bahwa tugas

diberikan tersebut

susah. Penutur

mengatakan hal

demikia karena penutur

menyadari bahwa tugas

tersebut sangat

membingkan dan susah

sehingga ia menjadi

malas untuk

mengerjakannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

17

6

Maksim Kesepakatan

No

Data Tuturan Kontkes Penanda Fungsi Kesesuaian

Dengan Teori

(Triangulator)

Keterangan

Triangulator

Ya Tidak

66 Siswa : Pak, ini tu

masalahnya tentang

pengaruh merokok

bagi kalangan

remaja.

Guru : Cari masalah yang

lain, saya yakin

kamu hanya akan

kopas dari internet

untuk maslaah itu.

Karena ini masalah

umum.

Siswa : Lah gak mau pak,

saya gunakan ini

saja. Susah cari

masalah lain e.

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan respon

yang diberikan

penutur (siswa)

kepada mitra tutur

(guru) yang

mengatakan

bahwa penutur

harus mencari

maslaah lain.

Penutur merespon

pernyataan dari mitra

tutur dengan

mengatakan bahwa ia

tidak mau mengganti

masalah penelitian

seperti yang sudah

disampaikan mitra

tutur, karena akan

susah. Tututran tersebut

dipandang sebagai

tuturan yang tidak

santun, karena penutur

secara langsung

menolak untuk

melakukan apa yang

diperintahkan oleh

mitra tutur dan memilih

untuk mempertahankan

egonya sendiri.

Tuturan tersebut

dituturkan

menggunakan jenis

tindak tutur asertif

yakni penutur terikat

pada kebenaran

proposisi yang

diungkapkan. Dalam

tturan tersebut, penutur

menyatakan bahwa ia

menolak untuk

mengganti masalah.

Penutur mengelluh

bahwa mencari masalah

itu susah.

67 Guru: Kalau ada yang

belum mengambil

memfotocopy materi,

nanti kalian silahkan

mengunduh dan

fotocopy sendiri.

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan respon

yang diberikan

Penutur merespon

pernyataan dari mitra

tutur dengan

mengatakan bahwa ia

tidak mau mengunduh

materi dikarenakan

Tuturan tersebut

dituturkan

menggunakan jenis

tindak tutur asertif,

yakni apa yang

dikatakan penutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

17

7

Sisiwa : Gak mau pak,

ribet harus di

download dulu

oleh penutur

(siswa) kepada

mitra tutur (guru)

yang mengatakan

bahwa penutur

harus mengunduh

dan memfotocopy

materinya sendiri.

akan ribet. Tuturan

tersebut dianggap tidak

santun karena penutur

tidak mau melakukan

apa yang diperintahkan

oleh mitra tutur.

Penutur tidak mau

bersepekat dengan

mitra tutur dan hal ini

akan menimbulkan

perasaan tidak senang

bagi mitra tutur.

sudah ia yakni

kebenarannya. Dalam

tuturan tersebut,

penutur menyatakan

bahwa ia tidak mau

mengunduh materi

karena ribet.

68 Guru: Tadi di IPS 2 mereka

sudah bapak minta

mengerjakan tugas

yang harus di upload

di komputer hari ini.

kalian kemarin bapak

minta kalian

membawa EYD kan?

nah sekarang buka

komputer kalian,

kerjakan soal yang

ada di komputer

tersebut, tapi dengan

catatatn kalian tidak

boleh membuka EYD.

Kerjakan sebisa

kalian. Untuk

membuka eyd nanti di

tugas yang kedua

Siswa : Yah, gak mau pak.

Penutur adalah

siswa dan tuturan

terjadi di dalam

kelas. Tuturan

merupakan

tanggapan yang

diberikan penutur

(siswa) kepada

mitra tutur guru)

yang mengatakan

bahwa dalam

mengerjakan tugas

tidak boleh

membuka EYD.

Penutur merspon

pernyataan dari mitra

tutur dengan

mengatakan bahwa ia

akan membuka EYD ,

karena jika tidak

membukanya ia tidak

bisa mengerjakan tugas.

Tuturan tersebut

dianggap tidak santun,

karena penutur tidak

mau seppendapat

dengan mitra tutur, dan

menolak untuk

melakukan apa yang

diperintahkan mitra

tutur. Hal ini akan

menimbulkan

perdebatan antara

penutur dan mitra tutur.

Tuturan tersebut

dituturkan

menggunakan jenis

tindak tutur asertif,

yakni penutur terikat

pada kebenaran

proposisi yang

diungkapkan. Dalam

tuturan tersebut

menyatakan bahwa ia

akan tetap membuka

EYD karena jika ia

tidak membukanya

maka ia tidak bisa

mengerjakan tugas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

17

8

kalau gak bisa

buka saya gk bisa

jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA …repository.usd.ac.id/35241/2/151224047_full.pdf · ANALISIS PENANDA DAN FUNGSI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI